HUBUNGAN KARAKTERISTIK INTERNAL EKSTRNAL DAN PERSEPSI DENGAN KEPUASAN PENDENGAR TERHADAP PROGRAM TALKSHOW

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN KARAKTERISTIK INTERNAL EKSTRNAL DAN PERSEPSI DENGAN KEPUASAN PENDENGAR TERHADAP PROGRAM TALKSHOW"

Transkripsi

1 HUBUNGAN KARAKTERISTIK INTERNAL EKSTRNAL DAN PERSEPSI DENGAN KEPUASAN PENDENGAR TERHADAP PROGRAM TALKSHOW (Kasus Pelanggan PLN dan PDAM yang Mendengarkan RRI Bogor) DEWI ANGGRAYNI l SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

2 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul HUBUNGAN KARAKTERISTIK INTERNAL, EKSTERNAL DAN PERSEPSI DENGAN KEPUASAN PENDENGAR TERHADAP PROGRAM TALKSHOW RRI BOGOR (Kasus Pelanggan PLN dan PDAM Yang mendengarkan RRI Bogor) adalah karya saya sendiri dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal dari atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebut dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir tesis ini. Bogor, Juli Dewi Anggrayni I ii

3 ABSTRACT Dewi Anggrayni. Correlation between Audience Characteristics, Perception and Satisfaction Towards Talkshow Program in RRI (Case the customer of PLN and PDAM whom listening to RRI Bogor). Under Supervision AMIRUDDIN SALEH and DJOKO SUSANTO Radio Republik Indonesia (RRI) was one of many kind of tools that used in the independence period. RRI in forced in order to play the important role as a Public Broadcasting Institution, in other hand RRI also forced to gives a balance information to the society. The most important role of RRI is to extend the develompent program from the government to the society. One of the RRI s program is Talkshow with several public institution such as PLN and PDAM. This research was conducted to answer several objectives such as: (1) To indetify the satisfaction level from the audience toward the talkshow program in RRI. (2) To analyze the connection between internal charactersitics and the satisfaction level from the audience toward RRI talkshow (3) to To analyze the connection between external charactersitics and the satisfaction level from the audience toward RRI talkshow. And the last purpose (4) to analyze the connection between the exposureness of RRI and the satisfaction level from the audience toward RRI talkshow. Data was collected using questionnaire and was taken from May June. This research produced several findings. Finding/result from this research shows that the majority of audience aged between 39 52, with majority college level graduate, have been a subscriber PDAM for 8-12 years and 2 11 years for PLN, listening to RRI ranged from 6 to 7 times a week with time of listening less then 130 minutes each listening activity, have a good perception toward the resource person and also the services provided by PLN and PDAM. The finding tells us, majority of audience satisfied with the talkshow program. In the internal characteristics there is a quite strong correlation between the time of subscription and the satisfaction level. Mean while in the there is also a strong correlation between the perception toward the resource person, service from PLN and PDAM with the satisfaction level. Key word: Correlation, Characteristics, Perception and Satisfaction iii

4 RINGKASAN Dewi Anggrayni. HUBUNGAN KARAKTERISTIK INTERNAL, EKSTERNAL DAN PERSEPSI DENGAN KEPUASAN PENDENGAR TERHADAP PROGRAM TALKSHOW RRI BOGOR(Kasus Pelanggan PLN dan PDAM Yang mendengarkan RRI Bogor). Dibimbing oleh AMIRUDDIN SALEH dan DJOKO SUSANTO. Radio Republik Indonesia adalah salah satu alat perjuangan bangsa dalam merebut, mempertahankan dan mengisi kemerdekaan. RRI dituntut agar dapat memainkan perannya sebagai lembaga penyiaran publik di negeri ini. RRI pun dituntut untuk mampu memainkan perannya menjadi alat yang berada pada posisi yang seadil-adilnya Artinya, RRI diharapkan mampu menampung aspirasi masyarakat sebagai pendengarnya untuk kemudian menyalurkannya kepada instansi terkait seperti yang diharapkan pendengarnya. Hal sebaliknya pun harus terjadi, RRI harus mampu memainkan perannya menginformasikan program-program pembangunan yang diluncurkan pemerintah melalui instansi-instansi terkait. RRI adalah satusatunya radio yang menyandang nama negara, siarannya ditujukan untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat di seluruh wilayah negara kesatuan Republik Indonesia. Salah satu program acara RRI Bogor adalah talkshow (dialog interaktif) bersama sejumlah instansi yang ada di wilayah Bogor khususnya yang berhubungan dengan pelayanan publik. Acara Talkshow yang disiarkan di programa 1 setiap Selasa dan Kamis pukul 8.30 pagi. Program ini khusus diisi oleh instasi PLN dan PDAM dengan substansi informasi seputar hal-hal yang berkaitan dengan layanan publik dari dua instansi tersebut dikemas dengan acara, penyiar atau announcer yang kreatif dan lebih komunikatif. Tujuan Penelitian ini adalah (1) Mengidentifikasi Tingkat kepuasan pendengar terhadap program talkshow PLN dan PDAM di RRI Bogor. (2) Menganalisis hubungan karakteristik internal dengan tingkat kepuasan pendengar terhadap program talkshow PLN dan PDAM di RRI Bogor. (3) Menganalisis hubungan frekuensi dan intensitas mendengarkan RRI Bogor dengan Tingkat kepuasan pendengar terhadap program talkshow PLN dan PDAM di RRI Bogor. (4) Menganalisis hubungan persepsi terhadap narasumber, dan pelayanan PLN dan PDAM dengan Tingkat kepuasan pendengar terhadap program talkshow PLN dan PDAM di RRI Bogor. Pengumpulan Data dilakukan dengan pengisian kuesioner oleh para responden yang akan terbagi ke dalam empat bagian yaitu karaktersitik individu pendengar pelanggan PLN dan iv

5 PDAM, karaktersitik eksternal dan internal pendengar, persepsi pendengar terhadap narasumber dan pelayanan PLN dan PDAM, kepuasan terhadap talkshow PDAM dan PLN di RRI Bogor. Data diperoleh menggunakan tekhnik pengumpulan data melalui: Studi dokumentasi, pengamatan langsung (observasi), wawancara mendalam (in depth interview). Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Pendengar terbanyak berumur antara tahun, berpendidikan perguruan tinggi, berlangganan PDAM selama 8 12 tahun, berlangganan PLN selama 2 11 tahun, mendengarkan RRI sebanyak 6 7 kali seminggu, dengan waktu mendengarkan RRI selama menit, memiliki persepsi yang baik terhadap narasumber baik PLN dan PDAM, dan puas terhadap pelayanan yang diberikan PLN maupun PDAM. (2) Sebagian besar pedengar puas dengan program talkshow PLN dan PDAM yang disiarkan oleh RRI Bogor. (3) Pada karakteristik individu hanya lama berlangganan PLN yang memiliki hubungan nyata dengan kepuasan; persepsi terhadap narasumber PLN dan PDAM. Persepsi terhadap pelayanan PLN dan PDAM memiliki hubungan nyata dengan kepuasan pendengar program talkshow PDAM. (4) Program siaran talkshow yang disiarkan RRI bersama PLN dan PDA Bogor membantu instansi PLN dan PDAM dalam memberikan pelayanan yang aksimal kepada pelanggannya. Secara tidak langsung program siaran talkshow dapat menjadi motivator bagi PLN aupun PDAM untuk terus memperbaiki pelayanannya kepada pelanggan mereka. Saran penelitian ini adalah: (1) Baik PLN dan PDAM perlu meningkatkan frekuensi penyiaran di RRI karena kebutuhan listrik dan kebutuhan air bersih menjadi isu penting yang sering menjadi permasalahan; (2) Minimal PDAM dan PLN harus bekerja sama dengan RRI dalam rangka meningkatkan pelayanan bagi pelanggan setia PLN dan PDAM; (3) RRI Bogor perlu meningkatkan kualitas siaran mereka. Khususnya program siaran talkshow, dengan berbagai strategi yang dilakukan RRI diyakini akan dapat membangun kepercayaan pendengar terhadap RRI sebagai lembaga pelayanan publik.;(4) RRI Bogor perlu melakukan koordnasi lebih dalam dengan PLN maupun PDAM. v

6 @Hak Cipta milik IPB, Tahun 2011 Hak Cipta Dilindungi Undang Undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam bentuk apapun tanpa izin IPB vi

7 HUBUNGAN KARAKTERISTIK INTERNAL, EKSTERNAL DAN PERSEPSI DENGAN KEPUASAN PENDENGAR TERHADAP PROGRAM TALKSHOW RRI BOGOR (Kasus Pelanggan PLN dan PDAM Yang mendengarkan RRI Bogor) Dewi Anggrayni l Tesis Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Mayor Komunikasi Pembangunan Pertanian Pedesaan SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011 i

8 HALAMAN PERSETUJUAN Judul Penelitian : Hubungan Karakteristik Internal, Eksternal, dan Persepsi dengan Kepuasan Pendengar terhadap Program Talkshow di Radio RRI Bogor (Kasus Pelanggan PLN dan PDAM yang Mendengarkan RRI Bogor) Nama Mahasiswa Nomor Induk Mayor : Dewi Anggrayni : I : Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan Disetujui Komisi Pembimbing Dr. Ir. Amiruddin Saleh, MS Ketua Prof (Ris). Dr. Djoko Susanto, SKM Anggota Diketahui, Koordinator Mayor Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan Dekan Sekolah Pascasarjana Dr. Ir. Djuara P. Lubis, MS Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc.Agr viii

9 DAFTAR ISI Halaman COVER... PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI... ABSTRAK... RINGKASAN... HAK CIPTA... LEMBAR PENGESAHAN... PRAKATA... RIWAYAT HIDUP... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv vi viii ix xi xii xv xvi xvii PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang Penelitian... 1 Masalah Penelitian... 4 Tujuan Penelitian... 6 Kegunaan Penelitian... 7 TINJAUAN PUSTAKA... 8 RRI, Radio Publik Milik Bangsa... 8 Komunikasi dan Komunikasi Pembangunan Komunikasi Organisasi Komunikasi Massa Penggunaan Media dan Gratifikasi Komunikasi Massa dalam Pelayanan Publik Radio sebagai Lembaga Penyiaran Publik Teknik Penyiaran Sumber/Komunikator/Penyiar Program Siaran Radio Elemen-elemen Proses Komunikasi Penyiaran Radio Humas xii

10 Program Interaktif Pelayanan Publik Stimulus dan Respons Media Audiens dan Instansi KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS Kerangka Berpikir Hipotesis Penelitian METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Data dan Instrumentasi Validitas dan Reliabilitas Instrumen Validitas instrumen Reliabilitas instrument Pengumpulan Data Analisis Data Definisi Operasional HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum RRI Bogor Aktivitas Siaran RRI Bogor Proses Penyampaian Materi Talkshow RRI Gambaran Umum PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) Gambaran Umum PLN (Perusahaan Listrik Negara) Karakteristik Internal Pendengar Umur Responden Status Pernikahan Jenis Kelamin Tingkat Pendidikan Lama Berlangganan Karakteristik Eksternal Pendengar Frekwensi Mendengarkan RRI dalam Seminggu Intensitas Mendengarkan RRI dalam Seminggu Persepsi Pendengar Persepsi Terhadap Narasumber PLN Persepsi Terhadap Narasumber PDAM Persepsi Terhadap Pelayanan PDAM Persepsi Terhadap Pelayanan PLN Kepuasan Pendengar Hubungan Karakteristik Internal dengan Kepuasan terhadap Program talkshow xiii

11 Hubungan Karakteristik Eksternal Pendengar dengan Kepuasan terhadap Program Talkshow Hubungan Persepsi Pendengar dengan Kepuasan terhadap Program talkshow SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xiv

12 DAFTAR TABEL No. Judul Halaman 1. Segmentasi audiens menurut Morrissan (2006) Uji Valisitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian Distribusi Responden Menurut Karakteristik Internal Pendengar Distribusi Responden Menurut karakteristik Eksternal Penengar Distribusi Responden Menurut Persepsi Kepuasan Pendengar Hubungan Karakteristik Internal Pendengar dengan Kepuasan terhadap Talkshow PDAM dan PLN Hubungan Karakteristik Eksternal Pendengar dengan Kepuasan terhadap Talkshow PDAM dan PLN Hubungan Karakteristik Eksternal Pendengar dengan Kepuasan terhadap Talkshow PDAM dan PLN xv

13 DAFTAR GAMBAR No. Judul Halaman 1. Kerangka berpikir hubungan karaktersitik internal, eksternal dan persepsi terhadap kepuasan pendengar program talkshow di RRI Bogor xvi

14 PRAKATA Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT. atas rahmat dan karunia-nya jualah, penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik. Tesis dengan judul hubungan karakteristik internal, eksternal, dan persepsi dengan kepuasan pendengar terhadap program talkshow di radio RRI bogor disusun sebagai salah satu syarat bagi mahasiswa Sekolah Pascasarjana pada Program Studi Komunikasi Pembanguan Pertanian dan Pedesaan (KMP) untuk memperoleh gelar Magister Sains. Penelitian dan penyusunan tesis ini dapat diselesaikan atas bantuan dari semua pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1. Komisi Pembimbing yaitu Dr. Ir. Amirruddin Saleh, M.S. (Ketua) dan Prof (Ris) Dr. Djoko Susanto, SKM (anggota) atas bimbingan, masukan dan sarannya mulai dari penyususan proposal, pelaksanaan penelitian hingga penyusunan tesis ini. 2. Ketua Program Studi KMP PPs IPB Bapak Dr Djuara P. Lubis, M.S. beserta semua staf pengajar yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis. 3. Sekretarian KMP, terutama Ibu Lia yang telah berbaik hati dan bersabar memberikan pelayanan yang prima terhadap penulis. 4. Pengelola RRI BOGOR, PLN, dan PDAM KOTA BOGOR. 5. Orang tua Mardiah dan Syarifuddin, adik-adik, dan anak anakku Kalissa, M.Dzaki dan Maura yang selalu memberikan insprasi dan semangat kepada penulis, terimakasih tak terhingga atas dukungan dan doanya selama penulis menyelesaikan pendidikan Magister (S2). 6. Teman teman di Elshinta dan RRI yang telah memperkenalkan arti perjuangan pada penulis. Bapak Stefanus, Mohaical yunus. 7. Teman Teman KMP seperjuangan yang tidak dapat disebutkan satu persatu. (Terutama teman teman KMP 2009: Yoga, Dini, Rahma, Opi, Denta, Sardi, Susy, Asma) ix

15 Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan laporan ini. Oleh karena itu dengan segala keterbukaan saran dan kritik tetap diharapkan guna kesempurnaan laporan penelitian ini. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin. Bogor, Juli 2011 Dewi Anggrayni x

16 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Kota Padang pada tanggal 26 November 1978 dari pasangan Mardiah dan Syarifuddin, sebagai putri pertama dari empat bersaudara. Usai menyelesaikan Sekolah Menengah Umum (SMU) di SMUN 5 Padang di tahun 1997, penulis hijrah ke Bogor Jawa Barat. Semenjak tahun 1997 penulis telah aktif menjadi reporter di sejumlah media. Terakhir penulis aktif sebagai reporter di Radio Elshinta. Pada tahun 2005 penulis menyelesaikan sarjana ekonomi di Universitas Ibnu Khaldun (UIKA) Bogor. Tahun 2007 penulis melanjutkan Strata-II di Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan Mayor Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan. Hingga saat ini Penulis masih aktif sebagai jurnalis di radio Elshinta. Penulis terdaftar sebagai aktifis lingkungan hidup WALHI Eksekutif Nasional Jakarta. XI

17 PENDAHULUAN Latar belakang Penelitian Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi yang melahirkan konsekueansi logis bagi dunia penyiaran radio, maka dengan perkembangan daya pikir seorang manusia menuntut dunia media lebih cerdas sebagai sumber informasi. Televisi memiliki kelebihan dari radio, yakni televisi lebih bersifat audio-visual, radio hanya auditori saja, Meskipun demikian, radio melebihi televisi dalam hal daya jangkauannya yang lebih jauh (tanpa satelit komunikasi) dan mudahnya penyampaian suatu pesan. Selain itu radio cenderung lebih cepat dibandingkan televisi dalam penyampaian informasinya. Penyiaran radio sebagai media sering menjadi alat penghubung dalam kehidupan sehari-hari (Prayudha, 2004). Radio diharapkan tidak hanya menyajikan hiburan, tetapi juga dapat menyediakan informasi-informasi yang dapat diterima dan dimanfaatkan khalayaknya untuk kegiatan yang produktif, sekaligus meningkatkan pengetahuan khalayak, sehingga dengan sendirinya masyarakat diharapkan lebih kritis terhadap program-program pembangunan. Hal ini semakin penting sejalan dengan semakin intensifnya upaya memanfaatkan radio sebagai alat ataupun media komunikasi pembangunan di Indonesia. Penyiaran radio bisa dijadikan sebagai kekuatan utama media untuk hubungan kepentingan yang baik maupun kepentingan yang buruk bagi masyarakat. Acara-acara yang ditawarkan oleh penyiaran radio biasanya mencerminkan need and wants yang bernilai bagi masyarakat. Penyiaran radio terus-menerus dalam menyiarkan program yang menjadi perhatian pendengar akan menimbulkan nilai dan hasrat bagi kepentingan masyarakat yang berarti ada kesesuaian antara harapan pendengar dan stasiun penyiaran radio. Penyiaran radio menjadi alat penting sebagai media periklanan. Radio Republik Indonesia adalah salah satu alat perjuangan bangsa dalam merebut, mempertahankan dan mengisi kemerdekaan. Sejumlah sumberdaya manusia RRI saat ini yang keseluruhannya merupakan pegawai negeri sipil yang lekat dengan aturan kepegawaian, jam kerja kepangkatan serta birokrasi, maka

18 2 RRI merupakan bagian tidak terpisahkan dari komunikasi dan informasi bagi masyarakat Indonesia.. RRI dituntut agar dapat memainkan perannya sebagai lembaga penyiaran publik di negeri ini. RRI pun dituntut untuk mampu memainkan perannya menjadi alat yang berada pada posisi yang seadil-adilnya Artinya, RRI diharapkan mampu menampung aspirasi masyarakat sebagai pendengarnya untuk kemudian menyalurkannya kepada instansi terkait seperti yang diharapkan pendengarnya. Hal sebaliknya pun harus terjadi, RRI hasus mampu memainkan perannya menjalankan program-program pembangunan yang diluncurkan pemerintah melalui instansi-instansi terkait. RRI adalah satu-satunya radio yang menyandang nama negara, siarannya ditujukan untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat di seluruh wilayah negara kesatuan Republik Indonesia. RRI yang berdiri 24 hari setelah kemerdekaan Republik Indonesia yaitu 11 September 1945, mempunyai peran besar dalam perjuangan kemerdekaan dan dalam perjalanan negeri ini, pendiri RRI adalah Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu Pendiri Bangsa. Setelah selama 32 tahun RRI menjadi corong pemerintah, maka berdasar UU No.32 tahun 2002, RRI berubah menjadi Lembaga Penyiaran Publik yang bersifat independen, netral dan tidak bersifat komersial yang tugasnya adalah memberikan pelayanan siaran informasi, pelestarian budaya, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol sosial dan menjaga citra positif bangsa di dunia Internasional. RRI merupakan badan hukum yang didirikan oleh negara yang berdasarkan PP No 12 tahun 2005 kedudukannya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden RI. Revitalisasi RRI menjadikannya sebagai lembaga pelayanan publik, yang menyebabkan RRI melakukan revitalisasi pemancar. RRI merevitalisasi pemancar dan studio jaringan berita Nasional Pro 3 untuk meningkatkan daya jangkau dan kualitas siaran, mengingat secara geografis Indonesia terdiri dari ribuan pulau yang semua harus terlayani. Hal ini dimaksudkan agar tercapai keadilan informasi khususnya untuk masyarakat di daerah terdepan dan terpencil yang tidak terlayani oleh media lain. Revitalisasi ini penting untuk Pemilu 2009 sekaligus krisis ekonomi global tahun Sebagai Lembaga Penyiaran Publik program siaran RRI memberikan

19 3 hak masyarakat mengetahui berbagai informasi dan hak masyarakat untuk menyampaikan aspirasi. Salah satu upaya untuk mengubah kepentingan masyarakat, memberikan pelayanan, informasi pendidikan dan hiburan kepada semua lapisan masyarakat di seluruh Indonesia, RRI selalu melakukan kontrol sosial dalam masyarakat dengan salah satu cara menyajikan informasi-informasi yang aktual dan terpercaya dan juga melaksanakan fungsinya sebagai radio republik. Menghadapi persaingan yang semakin kuat, saat ini RRI masih menyajikan lagu-lagu yang cenderung keluaran di era 70-an, berita-berita dan informasi yang disajikan bukan lagi berita-berita aktual, RRI bukan lagi tempat informasi yang dibutuhkan, dan mendengar siaran RRI tidak sebagus daya pancar siaran non RRI. Radio Republik Indonesia cenderung hilang-timbul suaranya. Ini semua menambah audience semakin berkurang minatnya untuk mendengar siaran RRI. Teknik penyajian RRI cenderung monoton dan kurang kreatif seperti radioradio swasta lainnya. Saat ini radio bukan hanya untuk mendapatkan dan menyiarkan berita dan informasi saja, namun dengan perkembangan hiburan di seluruh lapisan masyarakat, radio saat ini justru dijadikan sebagai sarana hiburan. Lagu-lagu pop masa kini, dengan pembawaan yang menarik dari seorang penyiar dalam membawa acara, menjadikan sebuah frekuensi radio yang dicari oleh audience. Oleh karena itu RRI Bogor, mengadakan perubahan-perubahan, khususnya perubahan acara dan lagu-lagu yang disiarkan di RRI. Salah satu program acara RRI Bogor adalah talkshow (dialog interaktif) bersama sejumlah instansi yang ada di wilayah Bogor khususnya yang berhubungan dengan pelayanan publik. Acara talkshow yang disiarkan di programa 1 setiap Selasa dan Kamis pukul 8.30 pagi. Program ini khusus diisi oleh instasi PLN dan PDAM dengan substansi informasi seputar hal-hal yang berkaitan dengan layanan publik dari dua instansi tersebut dikemas dengan acara, penyiar atau announcer yang kreatif dan lebih komunikatif. Setiap orang yang berkecimpung dalam dunia radio siaran, seperti penyiar, wartawan radio dan komentator radio atau yang menggunakan radio siaran sebagai sarana untuk menyebarkan informasinya dan melancarkan persuasifnya

20 4 seperti pemimpin partai politik, kepala jawatan, pengusaha dan sebagainya, perlu memahami ilmu komunikasi (Prayudha, 2004). Aplikasi lagu-lagu yang disajikan sangat bervariasi seperti lagu-lagu era tahun 1980an sampai dengan yang sedang hits saat ini. Program talkshow bukan hanya sekedar menyampaikan informasi, tetapi program ini dapat menarik minat, bahkan secara tidak langsung dapat mengarahkan perilaku khalayaknya. Oleh karena itu program siaran ini selain berperan dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik dengan dibantu oleh instansi-instansi terkait sebagai narasumber, juga dapat berperan untuk memberikan pelayanan jasa informasi kepada publik untuk memenuhi kebutuhan pendengar yang mengakibatkan suatu kepuasan pendengar terhadap pelayanan jasa instansi-instansi yang terkait melalui program siaran ini juga berfungsi sebagai wadah untuk menampung dan menyampaikan keluhan masyarakat serta mengontrol tindakan atau respons instansi terhadap keluhan masyarakat yang disampaikan oleh program siaran tersebut. Untuk mewujudkan peran RRI sebagai media siaran publik bagi masyarakat Kota Bogor, diperlukan peran serta masyarakat maupun instansi yang terlibat sebagai narasumber pada program talkshow di RRI Bogor. Berfungsinya peran tiga elemen ini secara tidak langsung akan membawa masyarakat kepada percepatan pembangunan. Kemudahan masyarakat dalam mengakses informasi melalui siaran radio akan mempermudah instansi memenuhi kebutuhan masyarakat. Sekaligus menjadi tolok ukur instansi untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat. Masalah Penelitian Pengaruh yang ditimbulkan oleh penyiaran radio terhadap kejadiankejadian sosial di masyarakat sangat bervariatif. Salah satunya adalah pengaruh dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, stasiun penyiaran radio selalu mencoba menyiarkan program-program menariknya untuk ditempatkan pada waktu kebiasaan mendengar setiap hari. Penyiaran radio bisa membuktikan peranannya untuk mempengaruhi atau membujuk aksi massa sosial, agar berpartisipasi atau terlibat dalam satu kegiatan tertentu (on air maupun off air).

21 5 Menurut sejarah awal radio, ketika penyiaran radio mulai bisa diterima oleh orang Amerika, cenderung mendukung nilai-nilai sosial tertentu untuk menciptakan berbagai trend sosial. Program penyiaran radio, dengan pesan-pesan iklan langsung dan informasi-informasi implisit menggunakan pendekatan untuk memasukkan nilai-nilai sosial yang dimainkan dalam naskahnya kepada pendengar. Bersama-sama dengan pers, film dan televisi, penyiaran radio telah menunjukkan keberhasilan dengan memberikan banyak nilai-nilai sosial. Penyiaran radio juga mengarahkan standarisasi dan penyederhanaan Bahasa Inggris. Hal ini menjadi trend sosial yang pertama kali tercatat di abad yang lalu. Media komunikasi massa penyiaran radio, menekankan komunikasi yang singkat dan sederhana, walaupun pada kenyataannya sekarang ini terkadang sulit untuk mengarahkan pendengar menyimak dan mengikuti ulasan-ulasan program yang durasinya lebih dari lima belas menit. Padahal dulu sangat biasa bagi seorang narasumber untuk dapat menahan pendengar sampai hampir satu jam menjelaskan argumentasinya dengan durasi yang panjang (Prayudha, 2004). Penyiaran radio juga memiliki pengaruh yang sangat besar pada masyarakat dengan menjelaskan tentang peranan dan tindakan atau respons instansi-instansi terkait dalam hal pelayanan jasa untuk publik yang bisa diudarakan, dengan mendiskusikan sebuah isu yang menarik akan menjadi semakin penting dalam pemikiran masyarakat. Isu-isu tersebut diharapkan dapat sesuai dengan kebutuhan sehingga dapat menimbulkan kepuasan publik. Salah satu media komunikasi siaran yang digunakan untuk acara siaran RRI Bogor adalah program talk show (dialog interaktif). Program ini, merupakan sarana yang menampung keluhan-keluhan masyarakat di Bogor kemudian disampaikan ke instansi-instansi terkait dan setelah itu mengontrol tindakan atau respons perbaikan terhadap keluhan masyarakat dari instansi tersebut. Program ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan publik yang diformat secara kreatif baik format program siaran maupun penyiaran. Hal ini dapat mengakibatkan minat pendengar yang kurang tertarik menjadi lebih tertarik sehingga pendengar akan mau mendengarkan informasi yang disajikan dari instansi terkait. Tentunya hal ini di dukung oleh isu-isu yang sedang hangat di masyarakat.

22 6 Peningkatan mutu pelayanan publik di wilayah Kota Bogor khususnya dipengaruhi juga oleh faktor karakteristik publik, kebutuhan dan harapan publik akan kinerja institusi-institusi pelayanan publik. PLN dan PDAM adalah dua instansi yang melibatkan pelayanan publik, yang secara rutin bekerja sama dengan RRI melalui program siaran talkshow ini. PLN maupun PDAM menjadikan program siaran ini sebagai sarana menampung keluhan pelanggan mereka. Berdasarkan uraian di atas, maka dirumuskan beberapa masalah penelitian yang hendak ditemukan jawabannya, yakni: 1. Bagaimana tingkat kepuasan pendengar terhadap program talkshow PLN dan PDAM di RRI Bogor? 2. Seberapa besar hubungan karakteristik internal pendengar dengan tingkat kepuasan pendengar terhadap program talkshow PLN dan PDAM di RRI Bogor? 3. Seberapa besar hubungan frekuensi dan intensitas mendengarkan RRI Bogor dengan tingkat kepuasan pendengar terhadap program talkshow PLN dan PDAM di RRI Bogor? 4. Seberapa besar hubungan persepsi terhadap narasumber, persepsi terhadap pelayanan PLN dan PDAM dengan tingkat kepuasan pendengar terhadap program talkshow PLN dan PDAM di RRI Bogor? Tujuan Penelitian Penelitian ini ditujukan untuk menjelaskan bagaimana hubungan respons pendengar terhadap program talkshow di radio RRI Bogor, dengan pelayanan publik di wilayah Kota Bogor. Secara rinci penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengidentifikasi tingkat kepuasan pendengar terhadap program talkshow PLN dan PDAM di RRI Bogor. 2. Menganalisis hubungan karakteristik internal dengan tingkat kepuasan pendengar terhadap program talkshow PLN dan PDAM di RRI Bogor. 3. Mengkaji hubungan frekuensi dan intensitas mendengarkan RRI Bogor dengan tingkat kepuasan pendengar terhadap program talkshow PLN dan PDAM di RRI Bogor.

23 7 4. Mengkaj hubungan persepsi terhadap narasumber, dan pelayanan PLN dan PDAM dengan tingkat kepuasan pendengar terhadap program talkshow PLN dan PDAM di RRI Bogor. Kegunaan Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai maka diharapkan hasil penelitian ini dapat berguna bagi pihak-pihak yang terlibat. Kegunaannya yaitu: 1. Bahan masukan bagi RRI Bogor untuk mengembangkan kuantitas dan kualitas program siaran talkshow dalam rangka pelayanan publik di wilayah Kota Bogor dengan lebih baik sehingga dapat memperbaiki dan memajukan RRI Bogor. 2. Bahan informasi dalam pengembangan pembuatan suatu program siaran pada seluruh cabang Radio Republik Indonesia dan radio swasta lainnya. 3. Bahan masukan bagi instansi PLN dan PDAM dalam hal peningkatan pelayanan masyarakat menjadi lebih baik dari sebelumnya. 4. Bahan kajian untuk ilmu komunikasi lebih lanjut, khususnya mengenai peran radio dalam komunikasi pembangunan.

24 8 TINJAUAN PUSTAKA RRI, Radio Publik Milik Bangsa RRI adalah satu-satunya radio yang menyandang nama negara, siarannya ditujukan untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat di seluruh wilayah negara kesatuan Republik Indonesia. RRI yang berdiri 24 hari setelah kemerdekaan Republik Indonesia yaitu 11 September 1945, mempunyai peran besar dalam perjuangan kemerdekaan dan dalam perjalanan negeri ini, Pendiri RRI adalah bapak-bapak dan Ibu-Ibu Pendiri Bangsa. Setelah selama 32 tahun RRI menjadi corong pemerintah, maka berdasar UU No.32 tahun 2002, RRI berubah menjadi Lembaga Penyiaran Publik yang bersifat independen, netral dan tidak bersifat komersial yang tugasnya adalah memberikan pelayanan siaran informasi, pelestarian budaya, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol sosial dan menjaga citra positif bangsa di dunia Internasional. RRI merupakan badan hukum yang didirikan oleh negara yang berdasarkan PP 12 tahun 2005 kedudukannya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden RI. RRI merevitalisasi pemancar dan studio jaringan berita Nasional Pro 3 untuk meningkatkan daya jangkau dan kualitas siaran mengingat secara geografis Indonesia terdiri dari ribuan pulau yang semua harus terlayani. Hal ini dimaksudkan agar tercapai keadilan informasi khususnya untuk masyarakat di daerah terdepan dan terpencil yang tidak terlayani oleh media lain. Revitalisasi ini penting untuk Pemilu 2009 sekaligus krisis ekonomi global tahun Sebagai Lembaga Penyiaran Publik, Program Siaran RRI memberikan hak masyarakat mengetahui berbagai informasi dan hak masyarakat untuk menyampaikan aspirasi. Seluruh unsur negara dilayani oleh RRI baik eksekutif (Pemerintah), legislatif (DPR-MPR, DPD) yudikatif (MK, MA), pada tingkat pusat dan daerah, dunia swasta, dan masyarakat melalui penyelenggaraan (RRI, 2011) : 1. Siaran informasi yang akurat dan terpercaya; 2. Program siaran pendidikan untuk memperkuat pembentukan karakter bangsa (nation building) dan mendorong persatuan dan kesatuan bangsa (Pro 4);

25 9 3. Program budaya untuk melestarikan dan mempertahankan identitas bangsa yang diharapkan menjadi pembawa bendera (flag carrier) dari bangsa ini (Pro 4). 4. Program-program siaran untuk daerah perbatasan untuk menjaga informasi di daerah perbatasan; 5. Program-program siaran untuk kelompok minoritas, agar permasalahan mereka dapat terangkat di permukaan; 6. Siaran hiburan yang sehat untuk memberikan ruang bagi anak-anak dan pemuda dalam mengembangkan bakat dan kreativitas melalui RRI; 7. Siaran kontrol sosial yang lebih menekankan pada solusi, memberi pemahaman pada pendengar dan mengurangi ketidak pastian akan masalahmasalah bangsa; 8. Menyelenggarakan siaran yang berperspektif gender; 9. Menyelenggarakan siaran untuk menyukseskan Pemilu 2009 melalui program dialog interaktif, debat, profil, monolog, sport, feature. Siaran pemilu RRI bersifat independen, netral, berimbang dan adil, yang dimaksud dengan adil adalah memberikan pelayanan pada semua partai politik, adil dalam frekuensi penyiaran, durasi, format dan isi siaran; 10. Menyelenggarakan siaran yang memberikan inspirasi dan pemberdayaan rakyat untuk mendorong ekonomi rakyat melalui siaran pedesaan, teknologi tepat guna kegiatan usaha nelayan, pertanian, kerajinan, dll, siaran ini penting untuk menghadapi krisis ekonomi global. Programa Berdasarkan UU No. 32 tahun 2002 tentang Penyiaran, RRI melayani seluruh lapisan masyarakat di wilayah NKRI, untuk itu masing-masing RRI mempunyai tiga programa ( Pro 1, Pro 2, Pro 3 ) dan pada 10 RRI memiliki Pro 4. RRI merupakan radio yang mempunyai jaringan siaran terbesar yaitu 60 stasiun dengan 191 programa di Indonesia dan berdasarkan penelitian yang diselenggarakan Universitas Indonesia pada tahun 2003 RRI menjangkau 83% penduduk Indonesia. Kelompok Pemerhati RRI sebagai bentuk partisipasi publik, masyarakat membentuk kelompok pemerhati RRI yang merupakan pendengar dari masyarakat umum, LSM, petani, nelayan, anggota DPR/DPRD, pemda, perusahaan swasta. Pemerhati ini terdapat di masing-masing stasiun RRI yang

26 10 jumlahnya mencapai ratusan bahkan ribuan orang yang secara rutin aktif memberikan masukan, mengevaluasi program dan ikut mengisi program siaran. Pada sebagian stasiun RRI kelompok pemerhati ini juga menyelenggarakan pelatihan-pelatihan untuk teknologi tepat guna, usaha kerajinan, pengolahan bahan makanan yang hasilnya dipromosikan melalui RRI. Penghargaan RRI melalui penyelenggaraan siaran telah mendapat beberapa penghargaan/award dalam satu tahun terakhir, antara lain : 1. Pariwisata budaya award untuk acara Nostalgic Tourism di daerah perbatasan Morotai, penghargaan diberikan oleh Departemen Budaya dan Pariwisata (Pro 3 Jakarta); 2. BMG award untuk siaran informasi tentang cuaca yang diberikan oleh Badan Meteorologi dan Geofisika (Pro 3 Jakarta ); 3. ABU award untuk siaran dokumenter 2 Tahun Lumpur Lapindo,,penghargaan diberikan oleh Asia Pacific Broadcasting Union (RRI Surabaya); 4. Rekor MURI untuk peserta parade grup band terbanyak 157 peserta dan rekor radio terlama menyiarkan parade band 23 jam 15 menit (RRI Cirebon); 5. Juara 1 dan 2 siaran dialog interaktif, tentang perempuan dalam rangka Hari Ibu 2009, yang diselenggarakan oleh Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan (RRI Manokwari dan RRI Ambon); 6. Adam Malik award untuk siaran Internasional, penghargaan diberikan oleh Departemen Luar Negeri (The Voice of Indonesia). Sidang Umum ABU Tanggal 19 s/d 25 Nopember 2008 merupakan saat bersejarah bagi RRI dalam kiprah di tingkat Internasional karena RRI dipercaya sebagai penyelenggara dan tuan rumah sidang umum Asia Pacific Broadcasting Union, dihadiri sekitar 600 orang pimpinan radio dan televisi sedunia. Sidang komisi program menerima usul RRI, yaitu tentang Green Radio, jurnalisme damai, Tourism dan Terorism diangkat menjadi rekomendasi dari sidang umum untuk dilaksanakan. Komisi teknik merekomendasikan migrasi analog ke digital. Selain topik-topik lain yang sangat aktual untuk perkembangan dunia penyiaran. Dalam pelaksanaan sidang umum ABU selama seminggu pada acara makan siang dan makan malam disuguhkan gelar budaya dari berbagai daerah di Indonesia

27 11 sumbangan dari pemda Jayapura, Sintang, Palangkaraya, Medan, Padang, Surabaya, Yogyakarta, Bogor, Madiun dan Jakarta. Hal ini dapat dimanfaatkan sebagai diplomasi budaya dan promosi wisata karena ditampilkan reog Ponorogo dan permainan angklung bersama semua peserta dan beberapa bentuk kesenian lainnya. Presiden ABU dan pimpinan delegasi menghargai penyelenggaraan ABU GA di Bali dengan Unqualified Success (tidak ada bandingnya) dengan Sidang Umum sebelumnya. Kerjasama RRI Sejak Mei 2008, RRI menjalin kerjasama dengan Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia (PRSSNI) dan Asosiasi Radio Siaran Swasta Lokal Indonesia (ARSSLI) berupa siaran bersama dan relay untuk siaran berita dan siaran untuk kepentingan bangsa. RRI juga menjalin kerjasama dengan lembaga penyiaran asing yaitu RTM, RTB, NHK, Radio Turki, Radio Swedia, Deutchwelle, Radio Korea, Radio Australia, dan Radio China. Sekali di udara tetap di udara. Komunikasi dan komunikasi pembangunan. Wood (2007) memberikan definisi komunikasi sebagai proses di mana orang membagi informasi, ide-ide dan perasaan. Proses tersebut tidak hanya melibatkan percakapan dan penulisan, tetapi juga melibatkan bahasa tubuh, perilaku individu dan gaya, lingkungan fisik-segala sesuatu yang dapat menambah pengertian pada pesan. Hal ini dipertegas bahwa komunikasi adalah sebuah proses yang sistematik di mana individu-individu berinteraksi dengan dan melalui simbol-simbol untuk menciptakan dan menginterpretasikan arti. Pengertian tersebut mempunyai empat kata kunci, yakni proses, sistematik, simbol dan arti. Komunikasi adalah sistemik karena komunikasi berhubungan dengan susunan yang teratur yang saling berinteraksi antar bagiannya sehingga dapat memberikan dampak pada bagian lainnya. Komunikasi menggunakan simbol. Fokus komunikasi yang terakhir adalah arti, dan arti adalah jantungnya komunikasi. Stoner et.al (2003) mengartikan komunikasi adalah proses yang dipergunakan oleh manusia untuk mencari kesamaan arti lewat transmisi pesan simbolik. Definisi tersebut menarik pada tiga butir, yakni: (1) komunikasi melibatkan dua orang atau lebih, (2) komunikasi termasuk kesamaan arti, yang berarti bahwa manusia harus menyetujui definisi istilah yang mereka gunakan dan

28 12 (3) komunikasi termasuk simbol-gerakan badan, suara, huruf, angka dan kata hanya dapat mewakili atau mendekati ide yang mereka maksudkan untuk dikomunikasikan. Menurut McKenna (2004) kata communicated berasal dari kata latin communicare yang berarti membagi atau menyamakan. Tujuan utama komunikasi adalah mengekspresikan pikiran, ide dan perasaan kepada orang lain dengan maksud terciptanya saling pengertian. Komunikasi mempunyai tujuan antara lain: (1) memahami orang lain, (2) supaya gagasan dapat diterima orang lain dan (3) menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu. Namun, apabila komunikasi dipandang dari arti yang lebih luas yakni sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai tukar-menukar data dan ide maka fungsinya dalam sistem sosial adalah sosialisasi, memajukan kehidupan, motivasi, perdebatan dan diskusi, pendidikan, hiburan dan integrasi. Dapat dikatakan bahwa komunikasi merupakan suatu inovasi yang diterima oleh masyarakat melalui proses komunikasi. Mereka mengartikan komunikasi pembangunan sebagai komunikasi yang berisikan pesan atau message (pesan pembangunan). Quebral dan Gomes (1976) mengatakan bahwa komunikasi pembangunan merupakan disiplin ilmu dan praktikum komunikasi dalam konteks negara yang sedang berkembang, terutama komunikasi untuk perubahan sosial yang terencana. Komunikasi pembangunan bertujuan untuk meningkatkan pembangunan manusia yang berarti menghapuskan kemiskinan, pengangguran dan ketidak adilan. Komunikasi pembangunan diartikan sebagai suatu komitmen untuk meliput secara sistematik masalah pembangunan yang dihadapi suatu bangsa (Nasution, 2006; Saleh, 2006). Pembangunan harus dilihat dalam karakter kholistik, tidak ada pembangunan yang mengabaikan produktivitas dan pertumbuhan, tetapi pertumbuhan harus diimbangi dengan reformasi struktural yang tidak menghambat daya produktivitas masyarakat. Pada waktu yang sama, hal itu harus didukung oleh keseluruhan tindakan yang menjamin keadilan, menjamin peningkatan kualitas hidup serta menjamin hak asasi manusia dan kebebasan demokrasi (Jayaweera, 1989 dalam Saleh, 2006)

29 13 Komunikasi ialah proses penyampaian informasi suatu pesan dari sumber kepada penerima, dengan tujuan timbulnya respons dari penerima sehingga melahirkan kesamaan (Berlo, 1960). Komunikasi interpersonal menurut DeVito (2007), adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan antara dua orang atau kelompok kecil dengan beberapa efek dan umpan balik. Dalam situasi antar pribadi, proses komunikasi dapat berlangsung secara diologis yang memungkinkan terjadinya interaksi. Mereka yang terlibat (partisipan) melakukan dua peran sekaligus, sebagai peran pembicara dan sebagai penerima, secara bergantian melalui proses tatap muka. Komunikasi Organisasi Tubbs dan Moss (1996) memberikan definisi yang lebih ringkas, yakni komunikasi insani yang terjadi dalam konteks organisasi karena manusialah yang berkomunikasi bukan organisasi. Saluran komunikasi formal adalah suatu cara komunikasi yang didukung dan mungkin dikendalikan oleh manajer (Stoner et al. 2003; Purwanto, 2006). Lebih lanjut Purwanto (2006) menyebutkan bahwa saluran ini terdiri dari dua macam, yakni komunikasi vertikal dan komunikasi lateral. Komunikasi vertikal terdiri dari komunikasi ke atas dan ke bawah lewat rantai komando organisasi, sedangkan komunikasi lateral biasa disebut sebagai komunikasi ke samping. Komunikasi publik adalah pertukaran pesan dengan sejumlah orang yang berada dalam organisasi atau yang di luar organisasi, secara tatap muka atau melalui media. Tujuan umum dari komunikasi publik adalah memberikan informasi kepada sejumlah orang mengenai organisasi misalnya mengenai aktivitas organisasi dan hasil produksi organisasi. Selain itu komunikasi publik juga bertujuan untuk menjalin hubungan antara organisasi dengan masyarakat di luar organisasi seperti pemakai jasa organisasi, pemakai hasil produksi organisasi dan masyarakat umumnya. Komunikasi publik juga dapat digunakan untuk memberikan hiburan kepada sejumlah orang, seperti menceritakan pengalaman yang menyenangkan kepada orang banyak (Muhammad, 2004).

30 14 Komunikasi Massa Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner (Rakhmat, 2007), yakni komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. Definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. Jadi sekalipun komunikasi itu disampaikan kepada khalayak yang banyak, seperti rapat akbar di lapangan luas yang dihadiri oleh ribuan, bahkan puluhan ribu orang, jika tidak menggunakan media massa, maka itu bukan komunikasi masa. Media komunikasi yang termasuk media massa adalah: radio siaran dan televisi keduanya dikenal sebagai media elektronik; surat kabar dan majalah keduanya disebut sebagai media cetak; serta media film. Film sebagai media komunikasi massa adalah film bioskop. Menurut Rogers (2005) komunikasi massa dapat didefinisikan sebagai proses komunikasi yang berlangsung dimana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya massal melalui alat-alat yang bersifat mekanis seperti radio, televisi, surat kabar dan film. Komunikasi massa merupakan sejenis kekuatan sosial yang dapat menggerakkan proses sosial ke arah suatu tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Mengetahui secara cepat tepat dan terperinci mengenai kekuatan sosial yang dimiliki oleh komunikasi massa dan hasil yang dapat dicapainya dalam menggerakkan proses sosial tidaklah mudah. Oleh karena itu, efek atau hasil yang dapat dicapai oleh komunikasi yang dilaksanakan melalui berbagai media (lisan, tulisan, visual/audio visual) perlu dikaji melalui metode tertentu yang bersifat analisis psikologi dan analisis sosial. Analisis psikologi adalah kekuatan sosial yang merupakan hasil kerja dan berkaitan dengan watak serta kodrat manusia. Sedangkan analisis sosial adalah peristiwa sosial yang terjadi akibat komunikasi massa dengan pengguna media massa yang sangat unik serta kompleks (Elvinaro et al.,2007).

31 15 Menurut Freidson dalam Kuswarno (1993) bahwa khalayak yang banyak dan tersebar itu dinyatakan dengan istilah sejumlah populasi, dan populasi tersebut merupakan representasi dari berbagai lapisan masyarakat. Pesan artinya tidak hanya ditujukan untuk kelompok orang tertentu, melainkan untuk semua orang. Ciri komunikasi massa yang lain yaitu adanya unsur keserempakan penerimaan pesan oleh komunikan, pesan dapat mencapai pada saat yang sama kepada semua orang yang mewakili berbagai lapisan masyarakat. Individu tidak akan mungkin berbagi pengetahuan atau pengalaman dengan orang lain tanpa komunikasi. Adapun komunikasi memiliki enam unsur, yakni (Mufid, 2005): 1. Komunikasi melibatkan hubungan seseorang dengan orang lain atau lingkungannya. 2. Proses, yakni aktivitas yang nonstatis, bersifat terus-menerus 3. Pesan, yaitu tanda (signal) atau kombinasi tanda yang berfungsi sebagai stimulus atau pemicu bagi penerima tanda. 4. Saluran (channel), yakni wahana dimana tanda dikirim, bisa bersifat visual (dapat dilihat), aural (dapat didengar),atau keduanya. 5. Gangguan (noise), yakni segala sesuatu yang dapat membuat pesan menyimpang. 6. perubahan, yakni komunikasi menghasilkan perubahan pada pengetahuan, sikap atau tindakan orang-orang yang terlibat dalam proses komunikasi. Komunikasi tidak hanya bersifat individu, kelompok ataupun organisasi, akan tetapi juga bersifat massa. Definisi paling sederhana tentang komunikasi massa, yakni mass communication is massages communicated through a mass medium to a large number of people (komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang) (Bittner, 1980 dalam Rakhmat, 2007). Selain itu, Rakhmat (2007) mengungkapkan bahwa komunikasi massa sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.

32 16 Dalam khasanah ilmu komunikasi dikenal ilmu komunikasi massa yang dikemukakan oleh beberapa ahli, yaitu teori jarum hipodermik (model komunikasi S-R), model komunikasi Lasswell, model komunikasi DeFleur dan model komunikasi Dominick (Morissan, 2006). Model komunikasi jarum hipodemik dan lasswell menunjukkan pesan yang selalu bergerak secara liniar (satu arah), dimulai dari komunikator hingga berakhir pada efek. Hal yang membedakan adalah bahwa teori lasswell lebih berupaya menggambarkan komponen-komponen yang terlibat dalam proses komunikasi secara lebih lengkap. DeFleur dalam Mulyana (2001) yang memasukkan umpan balik (bersifat terbatas - delayed effects) untuk memberikan kemungkinan kepada komunikator dapat lebih efektif mengadaptasikan komunikasinya. Pendapat lain dikemukakan oleh Morissan (2006) bahwa proses komunikasi massa tidak selalu diawali dengan komunikator, tetapi bias juga diawali dengan adanya peristiwa. Umpan balik (feedback) dalam komunikasi dapat diartikan sebagai respon, dan servomekanism internal. Sebagai respon, umpan balik adalah pesan yang dikirim dari penerima ke sumber. Umpan balik sebagai peneguhan (reinforcement) adalah respon yang diperteguh akan mendorong orang untuk mengulang respon tersebut. Umpan balik sebagai servomekanisme adalah sikap yang diperoleh melalui belajar yang kemudian diinternalisasikan dalam diri individu sebagai mekanisme yang menstabilkan perilaku individu (Fisher dalam Rakhmat, 2007). Adapun berbagai penggunaan dan pemuasan terhadap media dapat dikelompokkan dalam empat tujuan (Morissan, 2006), yaitu: a. Pengetahuan, seseorang menggunakan media massa untuk mengetahui atau memperoleh informasi tentang sesuatu. b. Hiburan, Kebutuhan dasar lainnya pada manusia adalah hiburan dan orang mencari hiburan salah satunya melalui media massa. c. Kepentingan sosial. Isi media menjadi perbincangan yang hangat dan memberi kesamaan landasan untuk membicarakan masalah sosial. d. Pelarian. Orang menggunakan media massa untuk mengatasi rintangan antara mereka dengan orang lain, atau menghindari aktivitas lain.

33 17 Penggunaan Media dan Gratifikasi Hubungan antara komunikasi pribadi dan komunikasi bermedia tetap merupakan bidang penelitian yang penting. Mereka yang mempelajari hubungan antara komunikasi massa dan komunikasi interpersonal menekankan bahwa media yang kita perhatikan merupakan bagian integral dari dunia interpersonal. Suatu perbandingan mengenai bagaimana berbagai media dan sumber-sumber komunikasi antarpersonal digunakan menunjukkan bahwa media dan sumbersumber antarpersonal mempunyai fungsi serupa. Pakar-pakar lainnya berpendapat bahwa generasi sebagai penanda hubungan manusia berdasarkan waktu tidak seakurat kelompok-kelompok berdasarkan hubungan media. Media menyatakan bahwa kita membedakan antara generasi pascakomputer dan bahwa perbedaan dalam generasi-generasi kurang berkaitan dengan usia daripada dengan computer dan efeknya atas pandangan dunia. Dalam kaitan ini, orang-orang yang mengetahui computer mempunyai pandangan yang berbeda tentang informasi publik dan informasi privat dengan mereka yang tidak mengetahui komputer. Berdasarkan pandangan ini, dua pertanyaan dapat dikemukakan: Pertama, berkaitan dengan alasan-alasan kita memilih suatu medium dan bukan medium lainnya dan yang kedua, media mana yang dapat menjadi alternatif untuk satu sama lainnya. Penelitian mengenai menonton televisi menunjukkan beberapa pola demografis: kaum wanita cenderung menggunakan televisi sebagai teman; orangorang lebih muda menonton televisi untuk menghabiskan waktu,kelompok usia menengah menonton televisi untuk menghabiskan waktu dan mencari informasi, dan kaum lebih tua menonton untuk mencari informasi. Namun kaum lebih tua yang tinggal dalam rumah tangga yang lebih besar, mereka kurang cenderung mencari persahabatan dengan menyalakan televisi; kaum lebih tua yang

34 18 berinteraksi banyak dengan yang lainnya menggunakan televisi untuk bersantai, memperoleh hiburan, dan mendapatkan topik-topik percakapan. Fungsi media massa sebagai suatu bentuk sosial dan memungkinkan kita untuk mengelola banyak masalah sosial dan mempengaruhi bagaimana kita mengalami aspek-aspek kehidupan kita sehari-hari. Keputusan menggunakan saluran-saluran komunikasi massa merupakan suatu proses dua bagian: pertama, kita diajari motivasi apa yang dapat dipuaskan setiap medium; kemudian, berdasarkan informasi yang kita miliki bersama, masing-masing dari kita membuat pilihan perseorangan. Meskipun pilihan ini merupakan keputusan pribadi, persepsi kita mengenai apa yang ditawarkan media yang berbeda relatif konsisten: kita cenderung mempunyai citra yang stabil mengenai gratifikasi setiap medium yang dipersepsikan sebagai film, buku, surat kabar, dan sebagainya (Tubbs & Moss, 1996). Citra tersebut tidak bergantung dari apakah kita sendiri menggunakan medium itu atau apakah kita menilainya bagi kita sendiri atau bagi orang lain. Media dapat membantu melakukan tugas-tugas komunikasi antara lain adalah (Schramm, 2005): a. Media massa dapat memperluas wawasan. Masyarakat tradisional benar-benar menerima sebuah keajaiban media. Bangsa Afrika mengatakan bahwa media adalah sebuah keajaiban, karena media dapat membawa seseorang kembali ke dalam posisi yang lebih tinggi dan dapat membuat seseorang kembali ke dalam posisi yang rendah. Media membiarkan seseorang melihat dan mendengar dimanapun pernah berada, mengetahui setiap orang yang belum pernah mereka ketahui, membangun Negara untuk mengerti bagaimana kehidupan masyarakat negara tersebut serta mengubah masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern. b. Media massa dapat memfokuskan pehatian kita. Dalam masyarakat modern, kebanyakan gambaran kehidupan kita berasal dari media massa. Masyarakat tradisional berubah menjadi masyarakat modern dimulai dengan bergantung pada media massa. Tiga kebutuhan penting yang didapat dari media massa adalah siapa yang penting, siapa yang berbahaya dan siapa yang menarik.

35 19 c. Media massa dapat mengumpulkan aspirasi. Kasus dalam sebuah keluarga yang telah bekerja keras untuk mencapai sebuah standarisasi kehidupan mereka dalam menikmati atau untuk memiliki artikel yang hana mereka baca atau dengar tentang sebuah gambar untuk memotivasi masyarakat agar percaya bahwa media massa akan dapat meraih aspirasi audiens mereka dalam membangun suatu budaya sebaik mungkin. d. Media massa dapat menciptakan iklim pembangunan. Kontribusi media massa dalam hal substansi adalah memberikan berbagai macam informasi yang tersedia untuk pembangunan masyarakat. Media memperluas wawasan, membantu membangun empati, memfokuskan perhatian pada suatu masalah dan tujuan pembangunan dapat diraih aspirasi personal dan nasional. Seluruh hal-hal ini dapat dilakukan secara langsung dan menciptakan iklim informasi dalam stimulasi pembangunan. e. Media massa sebagai guru. Praktik teknologi baru dan perilaku baru dapat diadopsi dari media massa. Pada kasus talkshow RRI dengan narasumber PLN dan PDAM yang disiarkan selama tiga bulan terakhir. Topik talkshow tiga bulan terakhir mengupas tentang pembayaran tagihan PDAM online, cara mengatur pemakaian air PDAM, dimana pelanggan PDAM mendapatkan informasi mengenai pemasangan baru PDAM. PLN mengambil tema talkshow yang membahas program program PLN serta pelayanan pelangganan PLN, program PLN prabayar, topic ini membahas mengenai pengaturan tagihan listrik dan keuntungannya bagi pelanggan.. Pembahasan lainnya adalah mengenai keluhan pelanggan PLN secara umum. Komunikasi Massa Dalam Pelayanan Publik Sebagian besar pesan yang disampaikan media massa terlewatkan dari perhatian khalayak. Kita tidak menyadari bahwa perhatian kita telah menjadi persaingan sangat ketat dari mereka yang mengirimkan pesan. Kondisi ini menjadikan kita sangat selektif bahkan menolak untuk memberikan perhatian terhadap berbagai pesan yang datang kepada kita. Beberapa pesan mungkin bisa menarik perhatian kita, namun lebih sedikit lagi pesan yang mampu memberikan

36 20 efek atau dampak. Dampak komunikasi massa kemudian menyebut orang-orang semacam ini sebagai khalayak yang keras kepala (Moleong, 2006). Pesan komunikasi massa berlangsung satu arah dan memiliki tanggapan balik yang lambat (tertunda) dan sangat terbatas. Dengan perkembangan teknologi komunikasi yang begitu cepat, khususnya media massa elektronik seperti radio dan televisi maka umpan balik dari khalayak bisa dilakukan dengan cepat kepada penyiar. Sifat penyebaran pesan melalui media massa berlangsung begitu cepat, serempak dan luas. Jarak dan waktu dapat diatasi serta tahan lama bias didokumentasikan. Dari segi ekonomi, biaya produksi komunikasi massa cukup mahal dan memerlukan dukungan tenaga kerja relatife banyak untuk mengelolanya (McQuail, 2006). Pada masa lalu kegiatan mengirimkan pesan dianggap sama dengan komunikasi atau dengan kata lain mengirimkan pesan adalah sama dengan berkomunikasi. Pandangan ini mendapat dukungan paling kuat dari praktisi pelayanan publik alasannya adalah karena kegiatan pelayanan publik lebih banyak pada kegiatan mengumpulkan guntingan artikel Koran atau mengumpulkan bukti siaran iklan radio dan televisi yang menayangkan pesan promosi mengenai organisasi atau perusahaan yang bersangkutan. Berkomunikasi dengan khalayak sasaran (target public) yang diinginkan pada kenyataannya bahkan jauh lebih rumit. Jika seseorang mempelajari komunikasi maka ia mempelajari mengenai bagaimana orang berhubungan dengan orang lain, kelompok orang, organisasi dan masyarakat yang saling mempengaruhi satu sama lainnya, namun juga dipengaruhi, memberitahu dan diberitahu, mengajarkan dan diajarkan, menghibur dan dihibur melalui tanda-tanda tertentu. Konsep komunikasi membutuhkan proses komunikasi dua arah (two-way-process) dimana pengirim dan penerima pesan berkomunikasi dalam konteks kerangka acuan (frame of reference), hubungan dan situasi sosial mereka masing-masing (Schramm, 2005; Morissan, 2006). Delay purpose effect dalam komunikasi massa bisa diminimalisasi, maka perlu dibuat suatu upaya pendekatan dengan source. Oleh karena itu, kita perlu mempelajari beberapa teori effek komunikasi massa antara lain adalah sebagai berikut (Severin & Tankard, 2005); a. The Bullet Theory (Teori Peluru).

37 21 Teori bullet juga diketahui sebagai teori jarum hipodemik atau teori mekanisme S-R yang berpandangan bahwa adanya kekuatan besar untuk komunikasi massa. Pandangan ini dipengaruhi oleh kekuatan propaganda yang muncul dalam perang dunia satu. Ketika banyak orang takut pada tipe kepemimpinan Hitler yang akan mengangkat kekuatan Amerika Serikat melalui penggunaan komunikasi massa. Meskipun teori ini lebih banyak dikesampingkan oleh penelikti komunikasi massa, beberapa publik masih ada yang percaya sampai pada hari ini. b. The Limited Effects Model (Model Efek Terbatas). Model efek terbatas dimulai sejak tahun beberapa peneliti mengarahkan pandangan untuk komunikasi massa sebagai efek kecil yang efektif dalam pemberian informasi, tetapi tidak dalam merubah perilaku. Faktor-faktor mediasi yang termasuk dalam proses selektif antara lain adalah persepsi selektif, eksposur selektif dan pengulangan selektif. c. The Moderate Effects Model (Model Efek Moderat). Karakter model efek moderat telah dilakukan sejak tahun hal ini termasuk dalam beberapa pendekatan yaitu paradigma mencari informasi, penggunaan media dan gratifikasi, agenda setting dan teori norma budaya.pendekatanpendekatan ini memiliki beberapa asumsi: 1. Model efek terbatas menyingkirkan efek komunikasi massa yang kecil, dalam situasi komunikasi massa yang tepat dan memiliki efek yang penting. 2. Komunikasi massa memiliki efek pada perilaku dan pendapat yang tergantung pada beberapa variabel yang menemukan efek yang lebih besar. 3. Penelitian terdahulu memiliki satu sisi dalam mengkonsep apa yang komunikasi massa lakukan untuk audiens? kemudian untuk pertanyaan penting lainnya, apa yang audiens lakukan dengan komunikasi massa? 4. Penilitian terdahulu telah mempelajari efek dalam jangka pendek pada komunikasi massa yang hamper meluas ke dalam jangka panjang. d. The Powerful Effects Model (Model Efek Kekuatan). Komunikasi massa memiliki efek kekuatan jika digunakan dalam suatu program atau kampanye yang dipersiapkan berdasarkan prinsip-prinsip teoriteori komunikasi. Beberapa prinsip yang penting terlihat pada pengulangan

38 22 pesan dalam beberapa waktu daripada satu pesan yang memiliki efek berhubungan nyata (meskipun terdapat pengecualian). Hal ini penting untuk mengidentifikasi dan fokus pada target audiens yang obyektif pada sebuah kampanye yang seharusnya diidentifikasi secara khusus dan pesan dihubungkan dengan hal obyektif sehingga teori komunikasi massa dapat digunakan dalam pembangunan tema, pesan dan media yang memiliki efek kekuatan pada opini publik. Radio sebagai Lembaga Penyiaran Publik Salah satu bentuk komunikasi, yakni penyiaran, merupakan komunikasi massa dasar yang telah terbukti efektivitasnya. Tanpa komunikasi dasar, manusia tidak mungkin mendistribusikan mutu pesan ke banyak penerima secara global. Penyiaran ini juga melalui media yang merupakan organisasi untuk menyebarkan informasi berupa produk budaya atau pesan yang mempengaruhi dan mencerminkan budaya dalam masyarakat (Syarchic, 2008) Sejarah perkembangan munculnya radio sebagai salah satu media penyiaran bermula sebelum perang dunia I meletus. Reginald Fessenden dengan bantuan perusahaan General Electric Corporation (GEC), Amerika berhasil menciptakan pembangkit gelombang radio kecepatan tinggi yang dapat mengirimkan suara manusia dan juga musik. Sementara itu, tabung hampa udara berhasil pula diciptakan sehingga menjadi penerima gelombang radio menjadi lebih mudah. Pada awalnya, radio cenderung diremehkan dan perhatian kepada penemuan baru itu hanya terpusat alat teknologi transmisi. Radio lebih banyak digunakan oleh militer dan pemerintahan untuk kebutuhan penyampaian informasi dan berita. Radio lebih banyak dimanfaatkan para penguasa untuk tujuan yang berkaitan dengan ideologi dan politik secara umum. Peran radio dalam menyampaikan pesan mulai diakui pada tahun 1909 ketika informasi yang dikirimkan melalui radio berhasil menyelamatkan seluruh penumpang kapal laut yang mengalami kecelakaan dan tenggelam. Radio menjadi medium yang teruji dalam menyampaikan informasi yang cepat dan akurat sehingga semua orang mulai melirik media ini.

39 23 Pesawat radio pertama kali diciptakan memiliki bentuk yang besar dan tidak menarik. Radio sulit digunakan karena menggunakan tenaga listrik dari baterai yang berukuran besar sehingga untuk menggunakannya membutuhkan kesabaran dan pengetahuan elektronik yang memadai. Pada tahun 1926, perusahaan manufaktur radio berhasil memperbaiki kualitas produknya. Pesawat radio sudah menggunakan tenaga listrik yang ada di rumah sehingga lebih praktis menyerupai peralatan furniture (RRI, 2011) Stasiun radio pertama muncul pada tahun 1926 ketika seorang ahli teknik bernama Frank Conrad di Pittsburgh, Amerika Serikat yang hanya sebagai bagian dari hobi, membangun sebuah pemancar radio di garasi rumahnya. Conrad menyiarkan lagu-lagu, mengumumkan hasil olahraga, dan menyiarkan instrumen musik yang dimainkan putranya sendiri. Dalam waktu singkat, Conrad berhasil mendapat banyak pendengar dan lokasi pemancar tersebut hingga saat ini masih mengudara sebagai stasiun tertua di Amerika, bahkan mungkin di dunia. Di Indonesia, pada tahun 1945 tercatat seorang amatir radio bernama Gunawan yang berhasil menyiarkan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia dengan menggunakan pemancar radio sederhana buatan sendiri. Tindakan itu sangat dihargai pemerintah Indonesia dan radio tersebut menjadi benda yang tidak ternilai harganya bagi sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia yang hingga saat ini disimpan di Museum Nasional Indonesia. Radio merupakan alat komunikasi penting sejak negara ini baru berdiri. Kepemilikan pesawat radio meningkat dengan pesat hingga mencapai setengah juta yang berlisensi pada pertengahan tahun 1950-an. Radio digunakan secara luas di bidang pendidikan, terutama pendidikan politik, seperti mempersiapkan para calon pemilih untuk pemilu pertama pada tahun Sampai terbentuknya orde baru, telah terdapat 39 stasiun Radio Republik Indonesia (RRI) di seluruh Indonesia yang menyiarkan lebih dari satu juta radio berlisensi. Kota-kota besar menerima program dalam bahasa daerah dan program buatan lokal tanpa adanya televisi (hingga 1962). Dengan tingkat melek huruf yang sangat rendah dan adanya pers yang relatif beragam dan bebas, RRI merupakan medium pemerintah paling terpusat dan paling utama dan memobilisasi opini publik (Mufid, 2005).

40 24 Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan tahun 2003, kekuatan stasiun radio publik dan swasta di Indonesia diklasifikasikan dalam empat kelas, yaitu (Morissan, 2006): 1) Kelas A, diperuntukkan bagi radio siaran di Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta dengan Effective Radiated Power (ERP) antara 15 kw sampai dengan 63 kw dan wilayah layanan maksimum 30 km dari pusat kota. 2) Kelas B, diperuntukkan bagi radio siaran di Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta atau Ibu Kota Privinsi dengan ERP antara dua kw sampai dengan 15 kw dan wilayah layanan maksimum 20 km dari pusat kota. 3) Kelas C, diperuntukkan bagi radio siaran di Kota lainnya dengan ERP maksimum empat kw dan wilayah layanan maksimum 12 km dari pusat kota. 4) Kelas D, untuk siaran radio komunikasi dengan ERP maksimum 50 W dan wilayah layanan maksimum 2,5 km dari lokasi stasiun pemancar. Teknik Penyiaran Perkembangan teknologi komunikasi telah melahirkan masyarakat yang makin besar tuntutannya akan hak untuk mengetahui dan hak untuk mendapatkan informasi. Informasi telah menjadi kebutuhan bagi masyarakat dan telah menjadi komoditas penting dalam kehidupan masyarakat. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi telah membawa implikasi terhadap dunia penyiaran, termasuk penyiaran di Indonesia. Penyiaran sebagai penyalur informasi dan bentuk pendapat umum, perannya semakin strategis, terutama dalam mengembangkan kehidupan demokratis. Penyelenggaraan penyiaran tidak terlepas dari kaidah-kaidah umum penyelenggaraan telekomunikasi yang berlaku secara universal. Penyiaran mempunyai kaitan erat dengan spektrum frekuensi radio dan orbit satelit geostasioner yang merupakan sumberdaya alam yang terbatas sehingga pemanfaatannya perlu diatur secara efektif dan efisien. Kata siaran merupakan padanan dari kata broadcast dalam bahasa Inggris. Undang-undang penyiaran memberikan pengertian siaran sebagai pesan atau rabgkaian pesan dalam bentuk suara, gambar, atau suara dan gambar atau

41 25 yang berbentuk grafis, karakter, baik yang bersifat interaktif maupun tidak, yang dapat diterima melalui perangkat penerima siaran. Sementara penyiaran yang merupakan padanan kata broadcasting memiliki pengertian sebagai kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran atau sarana tranmisi di udara, di laut atau di antariksa dengan menggunakan spectrum frekuensi radio (sinyal radio) yang berbentuk gelombang elektromagnetik yang merambat melalui udara, kabel dan/atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran. Terdapat lima syarat dalam melakukan penyiaran, yaitu: (Morissan, 2006) 1. Harus tersedia spektrum frekuensi radio. 2. Harus ada sarana pemancaran/ transmisi. 3. Harus adanya perangkat penerima siaran (receiver). 4. Haruis adanya siaran (program atau acara). 5. harus dapat diterima secara serentak/ bersamaan. Terdapat dua pelajaran yang dipelajari dari beberapa pengamatan, dimana bantuan yang kurang dari pemerintah di sekitar dunia dalam krisis konfrontasi dalam sektor financial yang dipergunakan untuk praktik regulasi penyiaran yakni: (1) dorongan yang kuat untuk pasar bebas kapitalisme, (2) global ekonomi. Dua pelajaran di atas memiliki tujuan untuk menyediakan arahan bagaimana membuat sebuah kebijakan legal dan bingkai kerja peraturan yang dapat mengkontribusikan penghargaan pada ketertarikan publik dalam kebijakan penyiaran dan demokrasi karena membangun sebuah sistem penyiaran berdasarkan pada pertimbangan pasar yang tidak bisa melayani publik. Belajar dari pengalaman internasional dapat menjadi pilihan yang penting. Pandangan seorang Habermasian pada ketertarikan publik dalam dunia penyiaran adalah sebagai alat mediasi, pembangkit dan menawarkan insentif. Kehidupan publik memiliki tiga aspek yaitu: pemerintah yang baik, komunikasi partisipatif dan budaya pluralisme (Jamal, 2009). Penyiaran suara dan akuntabilitas disusun menjadi empat bagian antara lain: (1) perkenalan yang menyediakan sebuah latar belakang teori dan menghadirkan sebuah kebijakan survei perbandingan internasional pada sebuah

42 26 dasar regional. (2) arahan untuk menciptakan sebuah lingkungan yang membolehkan perawatan yang bebas, (3) fokus pada kebijakan penyiaran, (4) bibliography dengan daftar untuk masa depan dan penelitian yang lebih jauh (Schejter, 2009). Sumber/Komunikator/Penyiar Penyiar yang berperan sebagai komunikator atau sumber dalam menyampaikan pesan berperan sangat penting. Penyiar adalah seseorang yang menyampaikan informasi untuk audiens sebagai pesan atau rangkaian pesan dalam bentuk suara, gambar, atau suara dan gambar atau yang berbentuk grafis, karakter, baik yang bersifat interaktif maupun tidak, yang dapat diterima melalui perangkat penerima siaran. Pada saat komunikator berkomunikasi yang berpengaruh tidak hanya apa yang ia katakan, tetapi juga keadaan dia sediri. Pendengar tidak hanya memperhatikan apa yang ia katakan tetapi juga akan memperhatikan siapa yang mengatakan. Karakteristik penyiar sebagai penyebar informasi mencakup kredibilitas, atraksi, kekuasaan. Kredibilitas adalah seperangkat persepsi komunikan tentang sifat-sifat komunikator, kredibilitas itu masalah persepsi, kredibilitas berubah bergantung pada pelaku persepsi (komunikan), unsur yang dibahas, dan situasi. Hovland dan Weiss dalam Rakhmat (2007) menyebut ethos sebagai kredibilitas yang terdiri dari dua unsur, yakni expertise (keahlian) dan trustworthiness atau (dapat dipercaya). Atraksi menyangkut kemampuan komunikator berinteraksi terhadap komunikan dengan melakukan suatu strategi tertentu sehingga pesan dapat disampaikan dengan baik. Kekuasaan, yakni kemampuan komunikator dalam mempengaruhi komunikan untuk mau melaksanakan apa yang disampaikan. Program Siaran Radio Setiap program siaran harus mengacu pada pilihan format siaran tertentu seiring makin banyaknya stasiun penyiaran dan makin tersegmennya audiens.

43 27 Format siaran diwujudkan dalam bentuk prinsip-prinsip dasar tentang apa, untuk siapa, dan bagaimana proses pengolahan suatu siaran hingga dapat diterima audiens. Ruang lingkup format siaran tidak saja menentukan bagaimana mengelola program siaran (programming) tetapi juga bagaimana memasarkan program siaran itu (marketing). Program siaran adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiensnya yang disajikan dengan sedemikian rupa agar dapat menarik minat audiens untuk mengikuti siaran yang dipancarkan stasiun penyiaran radio maupun televisi. Format siaran dapat ditentukan dari berbagai aspek, misalnya aspek demografis audiens, seperti kelompok umur, jenis kelamin, profesi, hingga geografi. Pada stasiun penyiaran radio terdapat beberapa format, misalnya radio anak-anak, remaja, muda, dewasa dan tua. Berdasarkan profesi, perilaku, atau gaya hidup terdapat radio berformat professional, intelektual, petani, buruh, mahasiswa, nelayan dan sebagainya (Gazali et al., 2003). Secara umum program radio terdiri atas dua jenis yakni musik dan informasi. Kedua jenis program ini kemudian dikemas dalam berbagai bentuk yang pada intinya harus bisa memenuhi kebutuhan audiens dalam hal musik dan informasi. Pengemasan bentuk program tersebut terdiri dari (Morissan, 2006): 1) Berita radio yang merupakan laporan atau peristiwa atau pendapat yang penting atau menarik. Format penyajian berita radio terdiri atas siaran langsung (live report) dan siaran tunda. 2) Perbincangan radio yang merupakan kombinasi antara seni berbicara dan seni wawancara. Tiga bentuk program perbincangan yang banyak digunakan oleh stasiun radio adalah: a. one-on-one-show, yakni perbincangan saat pewawancara dan narasumber mendiskusikan suatu topik dengan dua posisi mikrofon terpisah di ruang studio yang sama. b. Panel discussion, pewawancara sebagai moderator hadir bersama sejumlah narasumber. c. Call in show, program perbincangan yang hanya melibatkan telepon dan pendengar dengan topik yang telah ditetapkan oleh penyiar radio.

44 28 3). Infotainment radio, merupakan singkatan dari informasion dan entertainment yang berarti suatu kombinasi sajian siaran informasi dan hiburan atau sajian yang bersifat menghibur. Terdapat tiga bentuk infotainment radio yang popular di Indonesia (Morissan, 2006) adalah: a. Info entertainment, penyampaian informasi dari dunia hiburan dengan diselangi pemutaran lagu. b. Infotainment, menyampaikan informasi, promosi, dan sejenisnya dari dunia hiburan yang topiknya menyatu atau senada dengan lagu-lagu atau musik yang diputar. c. Information dan entertainment, sajian informasi khususnya berisi beritaberita actual dilengkapi perbincangan yang tidak selalu dari khasanah dunia hiburan, diselingi pemutaran lagu, iklan dan sebagainya. 4). Jingel radio atau radio air promo, merupakan gabungan musik dan kata yang mengidentifikasi keberadaan sebuah stasiun radio. Menurut Dominick dalam Morissan (2006), format stasiun penyiaran radio ketika diterjemahkan dalam kegiatan siaran harus sampai dalam empat wilayah, yaitu: (1) Kepribadian (personality) penyiar dan reporter. (2) Pilihan musik dan lagu. (3) Pilihan musik dan gaya bertutur (talk). (4) Spot atau kemasan iklan, jingel radio dan bentuk-bentuk promosi acara radio lainnya. Pada umumnya, tujuan program adalah untuk menarik dan mendapatkan sebanyak mungkin audiens. Adapun element keberhasilan suatu program, yakni: (1) Konflik yang mampu menahan audiens. (2) Durasi siaran yang dapat bertahan selama mungkin. (3) kesukaan terhadap pembawa acara yang membuat audiens merasa nyaman. (4) Konsistensi suatu program terhadap tema dan karakter pemain. (5) Energi yang mampu menahan audiens untuk tidak mengalihkan perhatiannya kepada hal-hal lain. (6) Timing atau waktu penayangan yang cocok atau sesuai dengan zamannya. (7) sesuaikan program terhadap sesuatu yang digandrungi (trend) di tengah masyarakat (Morissan, 2006). Pembuatan program siaran radio membutuhkan kerjasama tim antar bidang. Radio selalu terdiri atas tiga bidang kerja (Astuti, 2008): 1. Produksi.

45 29 Tugas kru produksi adalah menghasilkan program untuk diudarakan. Kru produksi terdiri atas sound engineer (mengurusi masalah suara, memilihlatar musik terbaik, mengkombinasikan bunyi-bunyian dan lain-lain), copywriter (penulis naskah), produser, penyiar, dan reporter (pada radio yang memiliki program jurnalisme radio); 2. Marketing. Tugas kru marketing adalah menjual atau memasarkan program kepada pihak lain (dengan imbalan berupa airtime untuk memasang iklan, kesempatan untuk branding, dan lain-lain). Istilah marketing dalam lembaga penyiaran mungkin tak dikenal, tetapi tetap ada posisi tertentu yang bertugas menghubungkan radio dengan pihak luar seperti staf humas yang memiliki tugas yang sama untuk memasarkan program radio. 3. Teknis. Bagian teknis bertugas mendukung aspek teknis dalam memproduksi program, maupun dalam mengoperasikan radio. Radio adalah media yang sangat tergantung pada alat dan teknologi khusus. Penggunaan radio untuk pembangunan dapat menjadi sebuah media massa yang telah diperkenalkan untuk informasi dan tujuan persuasive. Sejak tahun 1965 Prancis (OCORA - Office de Coorperacion Radiophonic) dengan ORTF, RFI dan AUBECAM. Peranan radio adalah untuk menginformasikan, pendidikan dan menghibur. Bagaimanapun radio memiliki fungsi yang multiguna. Hal ini dapat melalui pesan terdahulu, meningkatkan kemampuan pada pemanggilan dan mengorganisasikan kelompok dan organisasi, memperbesar forum dialog sosial, menyediakan kapasitas pembangunan yang efektif pada komunitas, meraih kesadaran dan pengetahuan isu komunitas, membawa suara masyarakat untuk tingkat yang lebih tinggi pada struktur politik dan menggerakkan komunitas untuk persyaratan produksi radio dan format-format dapat diadaptasikan untuk penggunaan khusus dan obyektif (Mefalopulos & Kamlongera, 2004). Dasar pendekatan radio menurut Mefalopulos dan Kamlongera (2004):

46 30 a. Radio pendidikan. Wilayah radio pendidikan adalah menyediakan ilmu pengetahuan dan instruksi pada isu khusus. Hal ini dapat digunakan untuk pendidikan formal. Berbagai macam program biasanya ditulis dan disiapkan oleh orang khusus setelah diinvestigasi dan isu disusun dalam pertanyaan. Radio dapat juga digunakan secara efektif sebagai sebuah media dalam kampanye pendidikan pada isu-isu relevan yang terkumpul. b. Dokumentasi dan Radio Budaya. Melaporkan dan menyediakan testimonial pada aspek kehidupan komunitas. Radio ini digunakan untuk menggambarkan perhatian pada komunitas untuk isu khusus, masalah dan solusi mereka. Investigasi jurnalistik juga menggunakan pendekatan ini. Jurnalis, peneliti sosial dan praktisi komunikasi adalah salah satu yang biasanya memproduksi tipe program ini, sering mengadopsi sebuah pendekatan pengamatan partisipan untuk mencatat isu yang akurat dan obyektif. c. Radio partisipatif. Radio yang mengimplikasikan penggunaan radio untuk masyarakat bahkan jika dalam dua jarak yang terdahulu beberapa setuju pada ketertiban masyarakat, partisipasi penuh telah dialami. Cara mengevaluasi sebuah program radio menurut Mefalopulos dan Kamlongera (2004) dengan pretest dilakukan untuk meyakinkan apakah itu akurat dan mudah untuk dimengerti. Pertanyaan-pertanyaan di bawah ini disediakan dengan sebuah arahan untuk memperbaiki dan pretest terhadap skrip, di antaranya adalah: (1) Apakah poin pesan dari program jelas dan tegas? (2) Apakah saya telah melakukan keadilan pada isu? (3) Apakah informasinya akurat? (4) Apakah saya memiliki sebuah pengenalan yang kuat dan akhir yang kuat? (5) Apakah saya telah memiliki kata-kata yang benar dan bahasa yang jelas didengar oleh telinga? (6) Apakah saya memiliki cukup kata-kata dan berkata dengan lebih efektif? (7) Apakah mudah untuk diikuti? (8) Apakah tertarik untuk mengikuti program-program yang terbaru seluruhnya? (9) Apakah memiliki sebuah langkah yang baik?

47 31 (10) Respons apa yang saya perkirakan? (11) Apakah pendengar mendapatkan apa yang dibutuhkan? (12) Apakah saya telah menggunakan slogan-slogan atau jingel-jingel? Elemen-elemen Proses Komunikasi Penyiaran Radio Media radio memiliki sifat dan karakteristik yang mengandalkan indera pendengaran dalam menerima pesan atau informasi, menggunakan unsur-unsur dunia realita untuk dapat memberikan pengalaman konkrit kepada pendengarnya, memiliki kecepatan dan urutan penyajian yang bersifat kaku sehingga setiap pendengar atau peserta belajar harus mengikuti pesan dengan cepat dan urutan penyajian yang sama tidak mungkin dikontrol pendengar, dan tidak memberikan kesempatan kepada pendengar untuk melakukan tindakan atau respons pada saat menerima pesan atau informasi yang disampaikan oleh media tersebut (Habib, 1997). Oleh karena itu, radio dapat dikelompokan sebagai media yang menguasai ruang tetapi tidak menguasai waktu. Artinya, siaran dari suatu media radio dapat diterima di mana saja dalam jangkauan pancarannya (menguasai ruangan) tetapi siarannya tidak dapat dilihat kembali (tidak menguasai waktu) (Morissan, 2006). Laporan jurnalistik radio memiliki tiga elemen suara yang harus ada dan terdengar oleh pendengar, yaitu narasi yang dituturkan reporter atau penyiar, rekaman wawancara dengan narasumber, dan rekaman atmosfir yaitu suara asli peristiwa (Morissan, 2006). Humas Majelis Humas Dunia (World Assembly of Public Relation) mendefinisikan humas sebagai seni dan ilmu sosial dalam menganalisa kecenderungan, memperkirakan akibat-akibat, memberikan saran kepada pimpinan perusahaan serta melaksanakan program tindakan terencana yang melayani baik kepentingan organisasi dan khalayaknya. Menurut Jefkins dalam Morissan (2006) terdapat begitu banyak definisi humas, namun ia sendiri memberikan batasan humas yaitu sesuatu yang merangkum keseluruhan komunitas yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar antara suatu organisasi dengan semua khalayak dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian. Menurutnya,

48 32 humas pada intinya senantiasa berkenan dengan kegiatan penciptaan pemahaman melalui pengetahuan, dan melalui kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan akan muncul suatu dampak yakni perubahan yang positif. Menurut Dominick dalam Morissan (2006) bahwa humas mencakup hal-hal sebagai berikut: 1. Humas memiliki kaitan erat dengan opini publik. Pada satu sisi, praktisi humas berupaya untuk mempengaruhi publik agar memberikan opini yang positif bagi organisasi atau perusahan namun pada sisi lain humas berupaya mengumpulkan informasi dari khalayak, menginterprestasikan informasi itu dan melaporkannya kepada manajemen jika informasi itu memiliki pengaruh terhadap keputusan manajemen. 2. Humas berkaitan erat dengan komunikasi. Praktisi humas bertanggung jawab menjelaskan tindakan perusahaan kepada khalayak yang berkepentingan dengan organisasi atau perusahan. Khalayak yang berkepentingan akan selalu dengan apa saja yang dilakukan perusahaan. Praktisi humas harus memberikan perhatian terhadap pikiran dan perasaan khalayak terhadap organisasi. Humas harus menjadi saluran arus bolak-balik antara organisasi dan khalayaknya. Organisasi pada dasarnya berhubungan dengan berbagai macam khalayak. Secara umum khalayak humas terbagi atas khalayak internal seperti: karyawan, organisasi buruh serta pemegang saham yang namanya tercatat pada perusahaan dan khalayak eksternal seperti: badan atau instansi pemerintahan, dealer, pemasok, masyarakat sekitar, media massa dan pemegang saham yang tidak tercatat pada daftar pemegang saham. 3. Humas merupakan fungsi manajemen. Humas berfungsi membantu manajemen dalam menetapkan tujuan yang hendak dicapai serta menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang berubah, humas juga harus secara rutin memberikan saran kepada manajemen. Humas harus memiliki kegiatan yang terencana dangan baik.

49 33 Bagian humas harus mampu mengorganisir dan mengarahkan dirinya untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Program interaktif Dalam dunia siaran radio kebebasan mengeluarkan pendapat atau pikiran yang di tampung dalam wadah program interaktif merupakan salah satu program radio yang sangat popular di alam demokrasi ini. Pembicaraan banyak didasarkan dari telepon masuk yang melibatkan presenter maupun narasumber. Pembicaraan dalam dialog intraktif yang terbangun antara pendengar presenter maupun narasumber pada dasarnya di warnai dengan adu argumen atas pendapat maupun pemikiran mereka. Topik dalam dialog biasanya mengenai hal-hal yang sedang hangat dibicarakan. Fasilitas yang tersedia biasanya meliputi: 1. Menjawab telepon yang masuk baik yang disiarkan ataupun tidak. 2. Menerima beberapa telepon yang masuk secara sekaligus tiga atau lebih pendengar secara bersamaan. 3. Menjawab telepon masuk dan dikirimkan kepada penyiar dengan link khusus 4. Mampu menerima telepon dua secara bergantian sambil di siarkan 5. Mengatur telepon dari studio. Program interaktif harus direncanakan secara matang, adapun langkah dan persiapannya adalah sebagai berikut. 1. Tentukan formatnya Format yang sederhana adalah yang langsung ditangani presenter atau pembawa acara di studio. Presenter akan menyiarkan kapan program dialog tersebut akan disiarkan, sehingga pada saat program berlangsung pendengar sudah mengetahuinya. 2. Memilih topik

50 34 Topik merupakan program interaktif yang menjadi penentu suksesnya sebuah program interaktif, sehingga pembuatan topik haruslah sesuai dengan isu yang sedang terjadi di masyarakat. 3. Lakukan riset Riset adalah syarat mutlak untuk sebuah program interaktif. Agar program tersebut benar-benar dapat berbekas di hati pendengar, dan membawa manfaat bagi yang seluas-luasnya bagi masyarakat. 4. Tentukan narasumbernya Memilih narasumber adalah bagian terpenting lainnya dalam program siaran dialog interaktif. Pengasuh program siaran dituntut untuk dapat menyiapkan narasumber yang mengusai topik yang akan dibahas dalam program siaran dialog tersebut. Pada dasarnya konsep dialog interaktif di tiap media elektronik adalah sama. Hanya saja setiap media memiliki standarisasi penyiaran yang berbedabeda, baik televisi maupun radio. Narasumber dan presenter menjadi sumber kunci suksesnya sebuah dialog interaktif pada media elektronik. Tentunya didukung dengan tim kreatif yang unggulan yang bekerja di belakang layar. Pelayanan Publik Konsep dasar dalam memuaskan pelanggan/pelayanan publik, minimal mengacu pada (1) keistimewaan yang terdiri dari sejumlah keistimewaan produk, baik keistimewaan langsung maupun keistimewaan atraktif yang dapat memenuhi keinginan pelanggan dan dengan demikian dapat memberikan kepuasan dalam penggunaan produk itu. (2) kualitas terdiri dari segala sesuatu yang bebas dari kekurangan atau kerusakan. Acuan dari kualitas seperti dijelaskan di atas menunjukkan bahwa kualitas selalu berfokus pada kepentingan/kepuasan pelanggan (customer focused quality), sehingga dengan demikian produk-produk didesain, diproduksi, serta pelayanan diberikan untuk memenuhi keinginan pelanggan (Triatmojo, 2007). Pelayanan publik mengacu pada segala sesuatu yang menentukan kepuasan pelanggan, suatu produk yang dihasilkan baru dapat dikatakan

51 35 berkualitas apabila sesuai dengan keinginan pelanggan, dapat dimanfaatkan dengan baik serta diproduksi dengan cara yang baik dan benar (Triatmojo, 2007). Keberhasilan suatu instansi baik pemerintah maupun swasta dapat diukur dari kinerjanya. Suatu instansi dapat dinyatakan berhasil apabila mampu mewujudkan tujuannya (Hakim, 2005). Sejalan dengan hal tersebut di atas, maka untuk memenuhi keinginan masyarakat (pelanggan). Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (MENPAN) dalam keputusannya nomor: 81/1995 menegaskan bahwa pelayanan yang berkualitas hendaknya sesuai dengan sendi-sendi sebagai berikut: (1) Aspek biaya, dalam arti bahwa prosedur/tata cara pelayanan pembiayaan diselenggarakan secara mudah, lancar, cepat dan tidak berbelit-belit serta dipahami dan dilaksanakan. (2) Aspek pelayanan, menyangkut: (a) prosedur/tata cara pelayanan umum, (b) persyaratan pelayanan umum, baik teknis maupun administratif, (c) unit kerja atau pejabat yang bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan umum, (d) rincian biaya/tarif pelayanan umum dan tata cara pembayarannya, (e) jadwal waktu penyelesaian pelayanan umum, (f) hak dan kewajiban baik dari pemberi maupun penerima pelayanan umum berdasarkan bukti-bukti penerimaan permohonan/kelengkapannya, sebagai alat untuk memastikan pemrosesan pelayanan umum, (g) pejabat yang menerima keluhan pelanggan (masyarakat). (3) Aspek kemanusiaan, dalam arti bahwa proses serta hasil pelayanan umum dapat memberikan keamanan dan kenyamanan serta dapat memberikan kepastian hukum. Keadilan yang merata dalam arti cakupan atau jangkauan pelayanan umum harus diusahakan seluas mungkin dengan distribusi yang merata dan diperlakukan secara adil. (4) Keterbukaan (transparansi), dalam arti bahwa prosedur/tata cara, persyaratan, suatu kerja/pejabat penanggung jawab pemberi pelayanan umum, waktu penyelesaian dan rincian biaya/tarif dan hal-hal lain yang berkaitan dengan proses pelayanan umum wajib diinformasikan secara terbuka agar mudah diketahui dan dipahami oleh masyarakat, baik diminta maupun tidak diminta. (5) Efisien dan Ekonomis, meliputi: (a) Persyaratan pelayanan umum hanya dibatasi pada hal-hal yang berkaitan langsung dengan pencapaian sasaran pelayanan dengan tetap memperhatikan keterpaduan antara persyaratan dengan produk pelayanan umum yang diberikan, (b) Dicegah adanya pengulangan pemenuhan kelengkapan persyaratan, dalam hal proses

52 36 pelayanannya mempersyaratkan kelengkapan persyaratan dari satuan kerja/instansi pemerintah lain yang terkait. Ekonomis dalam arti pengenaan biaya pelayanan umum harus ditetapkan secara wajar dengan memperhatikan: (a) Nilai barang atau jasa pelayanan umum dengan tidak menuntut biaya yang tinggi di luar kewajiban, (b) Kondisi dan kemampuan pelanggan (masyarakat) untuk membayar secara umum, (c) Ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, (6) Tepat tindakan, dalam arti pelaksanaan pelayanan umum dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. (7) Rasionalisasi pegawai, suatu hal dalam memandang kinerja pegawai dalam bekerja yang dilakukan secara obyektif. Pelayanan publik atau pelayanan umum profesional dapat didefinisikan sebagai segala bentuk jasa pelayanan baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh instansi pemerintah di pusat, daerah dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan yang disesuaikan dengan lima dimensi dalam menilai suatu mutu pelayanan (Lupiyoadi, 2006), yaitu: a) Reliability. Kemampuan untuk memberikan pelayanan yang sesuai dengan janji yang ditawarkan. b) Responsiveness (pelayanan yang cepat dan tepat). Respons atau kesigapan karyawan dalam membantu pelanggan dan memberikan pelayanan yan cepat dan tanggap, yang meliputi : kesigapan karyawan dalam melayani pelanggan, kecepatan karyawan dalam menangani transaksi, dan penanganan keluhan atau pasien. c) Assurance (jaminan atau keyakinan). Meliputi kemampuan karyawan atas: pengetahuan terhadap produk secara tepat, kualitas keramahtamahan, perhatian dan kesopanan anggota pelayanan, ketrampilan dalam memeberikan informasi, kemempuan dalam memberikan keamanan di dalam memanfaatkan jasa yang ditawarkan, dan kemampuan dalam menanamkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan. Dimensi kepastian atau jaminan ini merupakan gabungan dari dimensi:

53 37 1) Kompetensi (Competence), artinya keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan untuk melakukan pelayanan. 2) Kesopanan (Courtesy), yang meliputi keramahan, perhatian dan sikap para karyawan. 3) Kredibilitas (Credibility) meliput i hal-hal yang berhubungan dengan kepercayaan kepada perusahaan, seperti reputasi, prestasi dan sebagainya. d) Emphaty. Perhatian secara individual yang diberikan perusahaan kepada pelanggan seperti kemudahan untuk menghubungi perusahaan, kemampuan karyawan untuk berkomunikasi dengan pelanggan, dan kebutuhan pelanggannya. Dimensi Emphaty ini merupakan penggabungan dari dimensi: 1) Akses (Acces), meliputi kemudahan untuk memanfaatkan jasa yang ditawarkan perusahaan. 2) Komunikasi (Communication), merupakan kemampuan melakukan komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada pelanggan atau memperoleh masukan dari pelanggan. 3) Pemahaman para pelanggan (Understanding the Customer), meliputi usaha perusahaan untuk mengetahui dan memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan. e) Tangibels (bukti fisik). Meliputi penampilan fasilitas fisik seperti gedung dan ruangan front office, tersedianya tempat parkir, kebersihan dan kenyamanan ruangan, kelengkapan peralatan komunikasi dan penampilan karyawan. Pelayanan publik umumnya dibagi dalam dua kategori sesuai dengan tingkat kepentingan kebutuhan warga Negara, yakni kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder (Murphy dan Hildebrant, 1988). Pelayanan pihak primer merujuk kepada semua jenis layanan dari sebuah instansi baik pemerintah maupun swasta untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat mutlak dari seorang warga Negara. KTP bersifat mutlak bagi setiap warga Negara yang sudah memenuhi syarat terutama

54 38 dari segi usia (18 tahun ke atas). Pemenuhan layanan air bersih, listrik dan transportasi juga merupakan kebutuhan layanan yang bersifat mutlak bagi setiap orang. Sebaliknya, pelayanan publik sekunder merujuk kepada semua layanan yang tidak mutlak bagi seorang warga Negara, semisal kebutuhan hiburan dan sejenisnya. Kesadaran pelanggan atau nilai-nilai kualitas pelayanan yang baik, kesadaran masyarakat tentang hak-hak mereka dalam menerima pelayanan publik secara layak, dan masalah nilai-nilai hak azasi manusia yang menjadi bagian pelayanan publik baik secara filosofis maupun dalam praktiknya, secara keseluruhan membentuk sifat kritis pelangganan masyarakat untuk tidak begitu saja menerima layanan yang cacat. Berdasarkan pada tuntutan lingkungan tersebut, maka pemberdayaan pelayanan publik akan lebih bermakna ketika perubahan-perubahan yang terjadi di dalamnya terkait dengan peningkatan kualitas pelayanan yang mengacu pada pemuasan kebutuhan pelanggan atau masyarakat. Secara internal perubahan-perubahan tersebut seharusnya juga memberikan kesempatan bagi individu-individu pelaksana pelayanan publik untuk berubah (Rahayu, 2006). Proses persepsi publik melalui kata-kata dan frase yang digunakan untuk bertahan. Hal ini menunjukkan bahwa pemberi tanggapan akan membuat kesimpulan tentang persepsi personal yang menggunakan agenda setting sebagai bingkai kerja teoritis. Media dapat menjadi bukti untuk membentuk persepsi publik. Efek kognitif diperoleh dari fakta yang ada sekarang ini di antara masyarakat yang terjadi dalam lingkungan hidup (Valenzuela & Correa, 2009). Stimulus dan Respons Suatu stimulus didefinisikan sebagai setiap peristiwa yang dapat diinderai oleh seorang individu. Suatu stimulus adalah setiap hal yang dapat diterima oleh seseorang melalui salah satu alat inderanya. Apapun juga yang dapat menghasilkan penginderaan dalam organisme manusia. Jika x ada, dan organisme manusia dapat menginderainya (melihatnya, mendengarnya, merabanya dan sebagainya), jika x adalah suatu stimulus. Respons didefinisikan berdasarkan stimulus dengan berdasarkan seseorang individu yang mengamati suatu stimulus,

55 39 maka suatu respons adalah setiap hal yang dilakukan oleh individu sebagai hasil pengamatannya atas stimulus. Suatu proses adalah suatu rantai organisme individu terhadap suatu stimulus, atau tingkah laku yang ditimbulkan oleh perangsang atau stimulus. Organisme dapat dan memang menerima sejumlah besar stimulus. Sebagai akibat dari penampilan berbagai stimulus, organisme dapat dan memang menghasilkan sejumlah besar respons. Kekuatan sesuatu hubungan stimulus-respons tertentu sebagian oleh seberapa jauh stimulus akan menghasilkan respons yang sama. Jika organisme membuat suatu respons tertentu (X) terhadap suatu stimulus tertentu (A), hubungan antara A dan X akan diperkuat bilamana organisme tidak memberikan respons X kepada stimulus yang lain. Hubungan juga akan diperkuat antara A dan X jika organisasi tidak membuat respons yang lain terhadap A juga (Zid, 2000). Secara fisiologis, keseimbangan memungkinkan kita untuk menyesuaikan diri kita kepada lingkungan fisik. Sejalan dengan itu, keseimbangan psikologis menghasilkan keinginan untuk ketetapan struktur dalam pengamatan kita. Manusia tidak hanya memaksakan pengaruh dengan jalan memaksakan struktur dalam lingkungan juga berusaha mempengaruhi dengan membuat berbagai struktur yang dipaksakan konsisten untuk orang lain. Argumen inilah diperoleh konsep ganjaran kepercayaan. Manusia mengamati suatu respons sebagai menyenangkan atau memberikan kepercayaan, dalam hal ini bahwa membantu untuk mengembangkan penstrukturan yang konsisten atas dunianya. Orang akan memperhatikan stimulus tertentu yang diharapkan akan berguna dalam menstrukturkan lingkungannya dan menghindari apa saja yang dia pandang tidak bermanfaat. Baik konsep kepercayaan telah ditafsirkan begitu sempit oleh beberapa orang ahli pemikir atau teori. Bila mengatakan bahwa manusia mendekati situasi komunikasi dengan suatu sikap apa yang akan berguna untuk diri saya atau sikap bagaimana hal ini bisa mengembangkan minat untuk diri sendiri, kita tidak bermaksud untuk membatasi diri kita sendiri kepada suatu konsep hedonistis yang sempit, lawan rasa sakit, walaupun hal tersebut juga penting. Apa yang diperoleh dari situasi komunikasi tergantung pada penilaian sendiri. Masyarakat dan kebudayaan di mana kita

56 40 berada, kemampuan syarat sendiri untuk ketegangan yang lama, toleransi waktu yang dimiliki yang membenarkan kepercayaan dapat ditunda. Apa yang telah ditemukan ialah bahwa konsep kepercayaan perlu dilihat sebagai akibat dari semua kemungkinan pengaruhnya dan dilihat penerima sebagai akibat respons. Beberapa akibat ini bersifat segera dan jelas, sedang yang lain mungkin ditunda dan kurang jelas. Salah satu dari dimensi yang penting untuk mempengaruhi adalah kebutuhan organisme untuk mengurangi ketegangan internalnya dengan mengembangkan suatu struktur yang tepat untuk lingkungan di mana dia berbuat. Dalam semua kasus itu, kepercayaan harus didefinisikan dalam konteks orang yang membuat respons. Apa yang menyenangkan untuk sumber mungkin menggantungkan untuk penerima. Ganjaran dapat dilihat sebagai hasil penjumlahan antara faktor positif dan faktor negatif yang terdapat dalam respons yang diinginkan. Dalam komunikasi yang efektif menekankan pentingnya faktor positif dan mengurangi banyakbanyak faktor negatif. Jika faktor positif bertambah dan faktor minus berkurang, maka komunikasi lebih efektif. Sebagai kesimpulan dapat dikatakan bahwa tujuan pokok manusia dalam berkomunikasi adalah untuk mempengaruhi dirinya, lingkungan sosial dan fisiknya. Suatu respons bersifat menyenangkan dan dapat diberi kepercayaan,. Keterbukaan proses komunikasi itu sendiri mempengaruhi tingkah laku sumber atau bisa dikatakan sebagai motivator. Apa dan bagaimana sumber berkomunikasi tergantung kepada kemampuannya untuk melakukan analisis apa yang telah kita terangkan. Dengan kata lain, tingkah laku komunikasinya dipengaruhi oleh berapa banyak ia mengetahui tentang sikapnya sendiri, ciri-ciri penerimanya, cara-cara ia menghasilkan atau memperlakukan pesan-pesan, jenis pemilihan saluran komunikasinya dan sebagainya. Pengetahuan komunikasi mempengaruhi tingkah laku komunikasi dalam memotivasi penerima pesan. Media Audiens dan Instansi Media audiens dapat diartikan sebagai sekumpulan orang yang menjadi penerima atau pembaca, pendengar, pemirsa berbagai media, atau komponen isinya (McQuil, 2006). Audiens dalam penyiaran yang beragam ini kemudian disegmentasikan atau dikelompokkan ke dalam kotak-kotak yang lebih homogen

57 41 karena dengan sifatnya yang sangat heterogen pada Tabel 1. Akan sulit bagi media penyiar untuk melayani semua (Morissan, 2006). Segmentasi diperlukan agar media penyiaran dapat melayani audiensnya secara lebih baik, melakukan komunikasi yang lebih persuasif, yang terpenting adalah memuaskan kebutuhan dan keinginan audiens yang ingin dituju. Pengelola media penyiaran harus memilih satu atau beberapa segmen audiens saja yang memiliki karakter yang sama dari seluruh penduduk Indonesia yang menjadi audiens media penyiaran. Memahami siapa audiensnya, maka pengelola media penyiaran dapat menentukan bagaimana cara menjangkaunya, program apa yang dibutuhkan dan bagaimana mempertahankan audiens dari media pesaing. Audiens memiliki keterdedahan yang berbeda terhadap media massa, yakni dipengaruhi oleh perilaku seseorang dalam mencari dan menerima informasi, serta berkaitan dengan frekuensi penggunaan media massa serta kebiasaan menggunakan media massa (Kamanjaya, 2007). Menurut Burton (2005) ide pada sebuah suasana publik disarankan oleh Jurgen Habernas dan dibagi dengan tempat dimana informasi akan dipertukarkan dan terdapat debat publik. Hal ini dapat dikatakan bahwa tempat akan disediakan oleh media dalam publik dan demokrasi. Media telah dilihat sebagai sebuah mekanisme untuk penyiaran audiens. Anggota-anggota audien tidak berinteraksi dengan yang lainnya dengan contoh yaitu teater film. Suasana publik dilihat dari sebuah kenyataan yang terjadi bahwa penyiar selalu memiliki cadangan untuk diri mereka sendiri dengan menggunakan kekuatan kontrol editorial. Efek media berlanjut untuk dikonsumsi dalam suasana khusus di rumah merupakan bagian yang paling banyak. Audiens dibentuk sebagai kelompok individu konsumen. Hubungan pola yang dominan adalah hubungan antara anggota-anggota, audiens dan para produser. Audiens akan berinteraksi dalam mendiskusikan mengenai apa yang mereka lihat di sinema atau yang mereka dengar di radio.

58 42 Tabel 1. Segmentasi audiens menurut Morissan (2006) Segmentasi Deskripsi Demografis Audiens dibedakan berdasarkan karakteristik demografi, seperti usia, gender, pendidikan, pekerjaan, status sosial ekonomi, dsb. Geografis Audiens dibedakan berdasarkan wilayah tempat tinggalnya, misalnya wilayah dalam suatu Negara (Indonesia Barat, Indonesia Timur), pulau, provinsi, kota dan desa. Geodemografis Konsumen yang tinggal di suatu wilayah geografis tertentu diyakini memiliki karakter demografis yang sejenis (namun wilayah geografis harus sesempit mungkin, misalnya kawasan-kawasan pemukiman atau kelurahan). Psikografis Segmentasi berdasarkan gaya hidup dan kepribadian manusia. Instansi adalah sebutan kolektif meliputi suatu kerja/satuan organisasi kementerian/departemen, lembaga pemerintahan non departemen, kesekretariatan lembaga tinggi Negara, dan instansi pemerintah lainnya, baik pusat maupun daerah, termasuk Badan Usaha Milik Negara, Badan Hukum Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah.

59 43 KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS Kerangka Berpikir Merujuk pada teori Lasswell dalam Bungin (2008) yang mengungkapkan bahwa proses komunikasi meliputi who says what to whom in what channel with what effect atau siapa berkata apa kepada siapa dengan menggunakan saluran apa serta menimbulkan pengaruh apa. Teori ini tidak hanya membahas sekedar proses penyampaian pesan dari sumber ke penerima tetapi juga pengaruh yang ditimbulkan dari pola komunikasi tersebut. Rakhmat (2007) mengatakan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi perilaku manusia, yakni faktor psikologis (faktor yang timbul dari dalam diri sendiri/personal) dan faktor sosial (faktor yang datang dari luar individu/ environmental). Salah satu acara yang ada di RRI Bogor adalah Program talk show. Format program ini dikemas secara kreatif dan menyajikan informasi yang aktual, hiburan, Human Interest, Breaking News, Human Touch, Talk Show yang mengetengahkan berbagai topik dari berbagai instansi, serta menampung keluhankeluhan publik terhadap instansi-instansi yang terkait. Instansi-instansi tersebut diantaranya adalah PLN dan PDAM dengan adanya format seperti itu, program ini diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan publik/instansi PLN dan PDAM tersebut. Menyampaikan suatu pesan, karakteristik materi atau program acara merupakan faktor yang paling penting. Pada umumnya, tujuan program adalah untuk menarik dan mendapatkan audiens sebanyak mungkin. Adapun elemen keberhasilan suatu program yakni konflik, durasi, kesukaan, konsistensi, energi, timing dan trend. Materi siaran yang tidak terencana dengan baik hanya akan sia-sia karena tidak akan tepat sasaran. Agar materi dapat diterima, dimanfaatkan dan diaplikasikan oleh petani maka materi hendaknya memiliki sifat yang diperlukan oleh masyarakat tani, sesuai dengan kemampuan sasaran, mengena pada perasaan, anggota mendapatkan keuntungan ekonomis, mengesankan, mendorong ke arah kegiatan, dan dapat membujuk sasaran. Kesemuanya itu dirangkum menjadi sifat materi siaran (Elisa, 2007).

60 44 Bagaimana pun karakteristik dari pelanggan PDAM dan PLN yang mendengarkan menjadi salah satu faktor penting karena karakteristik internal yang melekat pada pelanggan tersebut dapat memberikan perbedaan dalam memberikan respons kepuasan terhadap talkshow yang dilakukan oleh RRI. Khalayak menyebabkan pihak stasiun radio harus menentukan segmentasi pendengarnya untuk menentukan sasaran dalam menerima pesan yang disampaikan. Hal ini yang kemudian memunculkan format acara siaran yang diwujudkan dalam bentuk prinsip dasar tentang apa, untuk siapa, dan bagaimana proses pengolahan suatu agar diterima di masyarakat. Segmentasi pendengar juga dapat berguna dalam menghasilkan suatu respons. Akibat suatu respons tidak selamanya positif. Respons yang sama bisa juga menghasilkan akibat yang negatif. Kepercayaan, kualitas pelayanan, keterbukaan/transparansi dan motivator merupakan beberapa faktor-faktor yang dapat menentukan respons positif maupun negatif. Persepsi menjadi faktor penting juga yang memberikan dasar bagi pelanggan untuk merespons terhadap suatu acara talkshow, ditenggarai persepsi terhadap narasumber menjadi pertimbangan tersendiri yang mempengaruhi kepuasan pelanggan, karena narasumber merupakan tonggak terdepan dari keberhasilan acara talkshow, selain narasumber, persepsi terhadap pelayanan dari PDAM dan PLN juga memberikan pengaruh terhadap kepuasan seorang konsumen. Mutu pelayanan (quality of service) yang profesional selalu diharapkan dan didambakan oleh setiap orang. Mutu pelayanan sebuah pemerintahan dan swasta dapat diartikan sebagai sifat-sifat pelayanan yang dihasilkan oleh pemerintah dan swasta tersebut, yang dapat menyerupai atau melebihi kebutuhan atau harapan masyarakat pelanggannya. Makin sesuai suatu pelayanan dipersepsikan oleh masyarakat pelanggannya, makin baik mutu pelayanan tersebut. Sementara itu, mutu pelayanan pemerintah dan swasta seringkali pula membentuk image masyarakat terhadap pemerintah dan swasta yang bersangkutan. Banyak image negatif yang terbentuk muncul karena ketidakpuasan masyarakat dengan pelayanan yang diberikan pemerintah dan swasta. Oleh karena itu, suatu hal yang tepat apabila mutu pelayanan dijadikan indikator penilaian kinerja pemerintah dan swasta (Yudoyono dalam Asmawi, 2006).

61 45 Kualitas atau mutu pelayanan suatu instansi pemerintahan dan swasta yang profesional dapat diketahui dengan mengukur tingkat kepuasan masyarakat pelanggan terhadap pelayanan yang diterima dari aparatur instansi pemerintahan dan swasta tersebut. Instansi yang dimaksud adalah rumah sakit PLN dan PDAM Cabang Bogor. Pelayanan publik profesional dari kedua instansi tersebut melalui program dialog interaktif di RRI Bogor (talk show) diperoleh dengan mengukur tingkat kepuasan masyarakat pendengar RRI terhadap pelayanan program talkshow, yang dilihat dari penyiar/pembawa acara, materi yang dibahas, waktu siar, dan gelombang siar. Karakteristik Internal (X1) X1. Umur Pendengar X2. Status Pendengar X3. Tingkat Pendidikan X4. Jenis Kelamin Pendengar X5. Lama jadi pelanggan Karakteristik Eksternal X6. Frekuensi mendengarkan RRI X7. Intensitas mendengarkan RRI Kepuasan pendengar terhadap talkshow PLN dan PDAM (Y). Penyiar/ Pembawa acara. Materi talkshow Gelombang siar Waktu siar X8. Persepsi terhadap narasumber Talkshow X9. Persepsi terhadap pelayanan PDAM dan PLN Gambar 1. Kerangka berpikir hubungan karaktersitik internal, eksternal dan persepsi terhadap kepuasan pendengar program talkshow di RRI Bogor

62 46 Hipotesis Penelitian H1: Terdapat hubungan nyata antara karakteristik individu dengan kepuasan pendengar terhadap program talkshow PLN dan PDAM di RRI. H2: Terdapat hubungan nyata antara Karakteristik Eksternal dengan kepuasan pendengar terhadap program talkshow PLN dan PDAM di RRI. H3: Terdapat hubungan nyata antara Persepsi terhadap Narasumber talkshow dan Pelayanan PDAM dan PLN dengan kepuasan pendengar terhadap program PLN dan PDAM di RRI.

63 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini di lakukan dengan pendekatan kuantitatif dengan didukung pendekatan kualitatif berupa catatan-catatan lapangan (feeld note) yang mendukung informasi dari narasumber. Penelitian yang bertujuan mengevalusi dan menjelaskan hubungan antar peubah-peubah penelitian melalui pengujian hipotesa (Singarimbun dan Efendy). Peubah bebas terdiri dari karakteristik individu dan faktor eksternal dan persepsi pendengar terhadap narasumber talkshow. Sedangkan peubah terikat adalah kepuasan terhadap talkshow PLN dan PDAM. Metode penelitian dilakukan dengan cara pengumpulan data dan informasi dari pendengar melalui kuisioner, dengan dibatasi pada sampel sebagai keterwakilan dari populasi. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia kawasan Bogor, Tepatnya di Jln. Raya Pangrango 34 dan PLN Bogor di Jln. Raya Pajajaran no. 383 dan PDAM Kota Bogor di Jalan Siliwangi no 121 Bogor. lokasi-lokasi ini dipilih secara purposive (sengaja) berdasarkan pertimbangan sebagai berikut: (1) RRI Bogor merupakan stasiun radio yang sudah cukup lama berdiri yakni pada tanggal 25 Juli 1968 sehingga telah memiliki pendengar setia dalam jumlah yang banyak; (2) PLN merupakan instansi pemerintah yang melakukan pelayanan publik dalam memenuhi kebutuhan penerangan masyarakat dan turut membantu pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat; (3) PDAM merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diberi tugas untuk mengelola kebutuhan air minum masyarakat. (4) Pendengar talkshow RRI yang berlangganan PLN dan PDAM. Sementara itu untuk responden penelitian wilayahnya dipilih berdasarkan data pendengar aktif program talkshow PLN dan PDAM. Pengambilan dan pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Februari-Mei 2011 untuk penjajagan, penyempurnaan panduan pertanyaan, dan pengumpulan data, kemudian dilanjutkan dengan pengolahan data dan penyusunan hasil penelitian pada bulan Juni-Juli 2011.

64 48 Populasi dan Sampel Populasi penelitian adalah seluruh pendengar aktif program talkshow PLN dan PDAM yang disiarkan oleh RRI Kota Bogor. Untuk sampel dalam penelitian dipilih 30 orang pendengar aktif program talkshow. Data responden diperoleh dari RRI Bogor. 30 orang akan dipilih secara acak sederhana dengan pertimbangan 30 orang merupakan batas minimum sampel agar menyebar normal. Sementara itu untuk memperkaya penjelasan yang bersifat kuantitatf maka akan di pilih subyek penelitian dan key informan adalah pendengar yang berlangganan PLN dan PDAM yang terlibat dalam program talkshow di RRI Bogor. Pendengar yang menyampaikan keluhan selama berlangsungnya talkshow. Pendengar yang terlibat dalam talkshow RRI bersama PLN dan PDAM berdomisili di tiga kecamatan yang ada di kota Bogor. Adapun tiga kecamatan tersebut adalah Bogor Barat, Bogor Utara dan Kecamatan Tanah Sareal. Dari tiga kecamatan tersebut 9 orang berasal dari Bogor Barat, 7 orang berasal dati Bogor Utara dan 4 orang berasal dari kecamatan Tanah sareal kota Bogor. Data dan Instrumentasi Jenis data terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui instrumen kuesioner yang dibagikan kepada responden yaitu pendengar setia dan aktif RRI yang mendengarkan program talkshow tersebut. Sementara itu data primer juga akan diperoleh dari wawancara dengan instansi PDAM dan PLN Bogor yang menggunakan panduan pertanyaan dari peneliti melalui. Sedangkan data sekunder melalui wawancara terfokus dengan beberapa orang staf LPP RRI Bogor, buku panduan pelaksanaan program siaran RRI, data-data dari RRI Bogor mengenai pendengar dialog bersama PLN dan PDAM, serta dokumen lain dari beberapa instansi terkait seperti surat keputusan, surat edaran dan informasi tentang profil instansi seperti gambar srtuktural organisasi dan domumen penting lainnya. Selain itu juga melakukan observasi dengan pengamatan secara langsung ke PLN dan PDAM Bogor. Kuisioner sebagai instrumentasi yang dibangun dalam penelitian ini terdiri dari empat bagian, yaitu :

65 49 1. Karakteristik internal pendengar terdiri atas umur pendengar, status pendengar,tingkat pendidikan, jenis kelamin pendengar, lama menjadi pelanggan. 2. Karakteristik eksternal terdiri atas frekuensi mendengarkan RRI Bogor, intensitas mendengarkan RRI Bogor. 3. Persepsi terhadap narasumber talkshow, persepsi terhadap pelayanan PLN dan PDAM 4. Kepuasan terhadap talkshow PLN dan PDAM terdiri atas penyiar/atau pembawa acara, materi talkshow, gelombang siar, waktu siar. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Validitas Instrumen Validitas instrumen adalah suatu tingkatan yang menunjukan pengukuran yang tepat meliputi validitas isi dan validitas konstruk. Validitas isi diupayakan dengan cara mencermati isi instrumen yang mewakili seluruh aspek yang dinyatakan sebagai kerangka konsep. Validitas dalam di dalam penelitian ini didapat dengan jalan menyesuaikan pertanyaan-pertanyaan dan pernyataan instrumen berdasarkan indikator - indikator yang dibuat berdasarkan konsep yang ada, termasuk juga melalui konsultasi dengan dosen pembimbing. Uji validitas pada penelitian ini rencananya akan dilakukan dengan teknik korelasi product moment Pearson. Perhitungan dengan menggunakan teknik korelasi product moment, menggunakan rumus sebagai berikut: r = [ N N( X 2 XY ) ( X Y ) 2 2 ( X ) ][ N Y ( Y ) Keterangan : r = Nilai koefisien validitas X = Skor pertanyaan pertama Y = Total Skor XY = Skor pertanyaan pertama dikalikan skor total N = Jumlah responden 2 ]

66 50 Reliabilitas Instrumen Reliabilitas instrumentasi merupakan suatu konsep yang dapat mengetahui sejauh mana suatu alat pengukuran (Instrumen penelitian) dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Ancok dalam Singarimbun & Effendi, 1995). Teknik yang digunakan dalam perhitungan reliabilitas sebagai alat ukur yaitu teknik belah dua atau split half dengan mengkorelasikan jawaban belahan pertama (ganjil) dan belahan kedua (genap). r tot ( r ) 2 tt = 1 + r tt Keterangan : r.tot = Angka koefisien reliabilitas keseluruhan item r.tt= Angka korelasi belahan pertama dan belahan kedua Uji validitas dan reliabilitas mempergunakan bantuan software SPSS. Hasil uji dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Uji Validitas dan reliabilitas instrumen penelitian No Peubah penelitian Koefisien Koefisien validitas (r) reliabilitas (α) 1 Karakteristik internal 0,7628 0, Karakteristik eksternal 0,7518 0, Persepsi terhadap narasumber 0,8290 0,7500 talkshow 4 Persepsi terhadap pelayanan 0,8247 0,7091 PDAM dan PLN 5 Kepuasan terhadap talkshow 0,8610 0,7877 PDAM dan PLN Nilai r 11 didapat dari hasil uji reliabilitas terhadap setiap faktor dari kepuasan terhadap talkshow PDAM dan PLN (Karakteristik eksternal, Karakteristik internal, Persepsi terhadap narasumber talkshow, Persepsi terhadap pelayanan PDAM dan PLN) sebesar 0,782. Nilai tersebut bila dibandingkan dengan nilai t tabel untuk responden 10 orang (n = 10; db = 8; α = 0,05) sebesar 0,632, bila α = 0,01 sebesar 0,765, maka nilai r 11 (0,782) lebih besar dari r tabel (0,765 atau 0,632) dengan kesimpulan kuesioner reliabel.

67 51 Pengumpulan Data Data yang diambil adalah data dari hasil pengisian kuesioner oleh para responden yang akan terbagi ke dalam empat bagian yaitu kuesioner mengenai karaktersitik individu pelanggan, mengenai karaktersitik eksternal pelanggan, mengenai persepsi pelanggan terhadap narasumber dan terhadap pelayanan PDAM dan PLN. Analisis Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini diolah dan dianalisis dengan prosedur sebagai berikut: (a) Analisis statistik deskriptif dilakukan terhadap karakteristik internal pelanggan, karakteristik eksternal dan persepsi pelanggan dan kepuasan pelanggan terhadap talkshow RRI tentang PLN dan PDAM. (b) Analisis statistik non-parametrik, yaitu untuk mengetahui nilai hubungan antara karakteristik internal pelanggan, karakteristik eksternal pelanggan, persepsi pelanggan dengan kepuasan pelanggan terhadap program talkshow acara PLN dan PDAM di RRI, menggunakan program SPSS versi 17 dan Uji Koefisien Kontingensi dan korelasi rank Spearman. a. Chi Square dengan rumus sebagai berikut: 2 χ = k n Keterangan : ( Οij Εij) i= 1 j= 1 Ε ij 2 X 2 O E k n ij ij = Koefisien korelasi chi square = Frekuensi yang termasuk pada tiap sel (i,j) = Frekuensi yang diharapkan dalam sel (i,j) = Jumlah baris = jumlah kolom

68 52 b. Untuk menganalisis keeratan hubungan peubah pada Uji Chi Square dilakukan dengan menghitung koefisien kontingensinya dengan rumus sebagai berikut : 2 χ C = n + 2 χ Keterangan : C = Nilai Koefisien Kontingensi X 2 n = sampel c. rank Spearman = Hasil Chi Square hitung r s = 6 n n 2 di i= 1 2 ( n 1) Keterangan : r s = Koefisien rank Spearman di = Beda antara dua variabel berpasangan n = Sampel 1 dan 6 = Bilangan koefisien Definisi Operasional Definisi operasional dan beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Karakteristik Internal Pelanggan (X 1 ) Karakteristik Internal pelanggan adalah gambaran tentang sifat sifat atau ciri ciri pribadi yang dimiliki responden sampel penelitian ini, meliputi ciri ciri pribadi (internal) sebagai berikut: X 1 X 2. Umur adalah lama hidup responden pada saat penelitian dilakukan, dinyatakan dalam tahun yang diukur berdasarkan skala rasio.. Tingkat Pendidikan adalah lama responden duduk di bangku sekolah formal yang diukur berdasarkan skala ordinal. Tidak tamat SD Tamat SD (Rendah)

69 53 X 3 X 4 X Tamat SLTP Tamat SLTA (Sedang) Tamat Perguruan Tinggi (Tinggi). Status Pelanggan adalah keadaan pelanggan apakah tergolong sudah berkeluarga atau belum berkeluarga, akan diukur dengan skala nominal. Jenis Kelamin adalah kondisi biologis seorang pelanggan apakah 5 tergolong laki laki atau perempuan, peubah ini akan diukur dengan skala nominal.. Lama Bekerja menjadi pedengar, yaitu total waktu responden menjadi pelanggan dari Radio Republik Indonesia. Peubah ini akan diukur dengan skala ordinal. 2. Karakteristik Eksternal Pelanggan X 6 X 7. Frekuensi mendengarkan RRI adalah berapa kali dalam sehari seorang pelanggan mengenarkan RRI. Peubah ini akan diukur dengan skala ordinal. Intensitas mendengarkan RRI adalah waktu yang diluangkan oleh pelanggan dalam satu kali mendengarkan RRI. Peubah ini akan diukur dengan skala ordinal. 3. Persepsi Pelanggan X 8 X. Persepsi pelanggan terhadap narasumber talkshow adalah cara 9 pandang pelanggan dalam melihat narasumber dalam acara tersebut. Peubah ini akan diukur dengan skala ordinal. Persepsi pelanggan terhadap pelayanan PLN dan PDAM adalah cara pandang pedengar dalam melihat pelayanan yang diberikan oleh PLN dan PDAM. Peubah ini akan diukur dengan skala ordinal.. 1. Kepuasan pelanggan terhadap program talkshow RRI tentang PLN dan PDAM (Y 1 ) adalah tingkat puasnya seorang pelanggan terhadap program talkshow yang disiarkan oleh RRI. Peubah ini akan diukur dengan skala ordinal. Berdasarkan indikator: Penyiar atau Pembawa Acara Topik atau Materi yang disampaikan Gelombang Sinyal Radio Waktu Siar

70 54

71 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum RRI Bogor Tonggak sejarah RRI Bogor diawali pada tanggal 25 juli 1968, Walikota Bogor pada waktu itu achmad Syam menyerahkan radio Daerah Bogor (RBD) kepada Direktorat Radio. Sebelumnya, didahului dengan terbitnya SK walikota Bogor nomer 2360/6/1968 tertanggal 13 mei 1968, Walikota Bogor menyerahkan penguasaan gedung jalan pangrango 20 Bogor kepada Direktorat radio untuk digunakan oleh RRI Bogor, akan tetapi peresmiannya baru dilakukan pada tanggal 4 Agustus 1968 oleh Dirjen RTF mewakili Mentri Penerangan RI. RRI Bogor mempunyai peranan penting sebagai media penyiaran radio, lewat RRI Bogor Mempunyai peranan penting sebagai media penyiaran radio, lewat RRI Bogor disiarkan berita-berita internasional, nasional maupun lokal, pesan-pesan pembangunan, seni budaya maupun siaran pendidikan dan keagamaan. Untuk berita lokal selain bahasa indonesia juga disirkan dalam bahasa sunda. Sebelum meresmikan diresmikan menjadi RRI Bogor, RBD pernah menempati dan mengudara dari jalan Pangrango nomer 8 yang merupakan rumah tinggal dan di kelola keluarga R. Suryanto Kamarwan, kemudian dari jalan Pangrango 8 pindah kejalan Pangrango 30, dan sekarang menjadi jalan Pangrango 34. ( gedung tetap hanya saja terjadi perubahan nomer gedung yang dilakukan oleh dinas perumahan kota Bogor di tahun 1980). Visi RRI Bogor adalah menjadi radio publik milik bangsa, acuan informasi terpercaya dan hiburan yang sehat, pemberdaya masyarakat, perekat budaya bangsa, sejahtera dan unggul secara nasional, bertaraf internasional. Misi RRI Bogor adalah sebagai berikut ; 1. Memberikan layanan informasi yang terpercaya bagi masyarakat guna memenuhi hak masyarakat untuk memperoleh akses informasi melalui proses kerja standar jurnalisme profesional yang bersandar pada prinsip akurat dan berimbang serta berorientasi pada keharmonisan dan kedamaian. 2. Menjadi wahana kontrol sosial melalui program siaran yang memberikan ruang yang cukup bagi masyarakat untuk menyampaikan pendapat, kritik terhadap

72 55 suprastruktur politik guna mendorong terciptanya penyelenggaraan negara yang baik. 3. Menjadikan program siaran pendidikan sebagai pemberdayaan masyarakat dan mendorong proses demokratisasi yang bertumpu kepada hak masyarakat untuk dapat mengemukakan pendapat dan tetap berpegang pada kaidah hukum dan prinsip masyarakat madani. 4. Menjadikan program siaran kebudayaan sebagai perekat sosial dan keberagaman budaya Indonesia guna memajukan kebudayaan nasional dengan menumbuhkembangkan unsur budaya lokal, di tengah arus budaya global. 5. Menjadikan program siaran hiburan, wahana hiburan yang sehat bagi keluarga Indonesia dan mampu mendorong kreatifitas masyarakat. 6. Menyelenggarakan siaran siaran melayani kebutuhan kelompok minoritas dalam masyarakat. 7. Menyelenggarakan program siaran yang mendorong pemahaman persepsi tentang gender sesuai nilai budaya bangsa. 8. Memanfaatkan dan tanggap terhadap perkembangan teknologi media penyiaran yang efektif, efisien serta menjamin kenyamnan dan kemudahan masyarakat mendengarkan siaran RRI. 9. Menyelenggarakan siaran internasional bagi masyarakat Indonesia diluar negeri dan memberikan informasi tentang Indonesia ke dunia internasional. 10. Memberikan pelayanan jasa terkait kegiatan penyiaran sesuai kebutuhan masyarakat secara profesional guna menambah pendapatan lembaga untuk menunjang kebutuhan operasional siaran dan meningkatkan kesejahteraan karyawan. Aktivitas Siaran RRI Bogor RRI Bogor merupakan satu-satunya radio yang menggunakan nama Negara Indonesia dan siarannya ditujukan bukan hanya untuk masyarakat Bogor namun juga untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat negara kesatuan Republik Indonesia. Hal ini juga didukung oleh kepala LPP RRI Lembaga Penyiaran Publik RRI bersifat independen, RRI bertugas memberikan pelayanan siaran informasi, pelestarian budaya, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol sosial dan menjaga citra positif bangsa Indonesia.

73 56 Program siaran RRI sebagai lembaga penyiaran publik senantiasa meberikan hak kepada masyarakat untuk mengetahui berbagai informasi dan menyampaikan segala aspirasi masyarakat yang diimplementasikan melalui penyelenggaraan : a. Program informasi yang akurat dan terpercaya. b. Program siaran pendidikan dan budaya. c. Program siaran untuk kelompok minoritas agar masalah mereka terangkat kepermukaan. d. Program kontrol sosial untuk memberikan solusi dan pemahaman kepada pendengar dan mengurangi ketidak pastian akan masalah bangsa. e. Program dialog interaktif (talkshow) dengan semua lapisan masyarakat. Saat ini RRI sebagi lembaga penyiaran publik memerlukan kreatifitas untuk membuat lembaga ini lebih baik lagi. Karena sejak ditetapkannya RRI sebagi lembaga pelayanan publik di tahun 2002 sesuai dengan undang-undang Nomer 32 tahun2002 ketua Dewan pengawas RRI mengungkapan kepada tiap individu di RRI Bogor saya berpesan; Jangan bertanya apa yang dapat diberikan RRI kepada saya, melainkan bertanyalah apa yang dapat saya berikan kepada RRI Bogor. Inilah tekad yang harus ditanamkan seluruh stakeholders RRI Bogor. Proses Penyampaian materi siaran Talkshow RRI Dalam ilmu komunikasi ada suatu rangkaian proses yang harus dilalui, dimulai dari sumber/lingkungan, pesan, media yang digunakan, sasaran, efek dan feedback (Effendy 2007). Sebelum pesan diterima oleh pendengar, dilakukan rapat evaluasi untuk mendapatkan topik yang tepat dan kemudian disiarkan. Hal ini di lakukan agar pesan dapat tepat pada sasaran yang dituju. Topik yang diangkat bisa berasal dari buku perpustakaan, bahan seminar dan pelatihan, saran pendengar melalui telepon, sms, fax, serta hasil penjajakan terkini langsung dilapangan. RRI Bogor merupakan organisasi yang tidak berdiri sendiri. Setiap sumber yang disampaikan adalah bentuk kerjasama dengan instansi atau organisasi lain. Topik talkshow biasanya dipilih berdasarkan kesepakatan bersama, lalu disiarkan melalui radio pemancar serta perangklat lainnya kepada pendengar dari berbagai kalangan. Program talkshow disiarkan pada programa 1 RRI yang menyajikan informasi aktual, hiburan, human interst,

74 57 breaking news, human touch, infotaiment. Berbagai topik disajikan dalam program ini yang berlangsung pada pukul 08:00 hingga 10:00 setiap harinya. Pesan yang disampaikan pada program talkshow tentunya bertujuan untuk membantu kenbutuhan informasi masyarakat dan diharapkan mendapatkan efek bagi pendengar yang terlibat langsung pada program talkshow yang disiarkan RRI Bogor. Untuk memastikan pesan tersebut sampai kepada pendengar maka dikondisikan proses komunikasi dyadic, dengan menggunakan media telepon, sms dan fax agar mendapatkan feedback secara langsung (saat acara berlangsung) maupun tidak langsung (setelah acara berlangsung). Feedback ini merupakan respons berupa pertanyaan, komentar, masukan, maupun ususlan topik materi selanjutnya, agar RRI Bogor dapat menyesuaikan strategi yang ditempuh sesuai dengan kebutuhan pendengar. Materi ini kemudian diterima oleh pihak perencana program untuk kemudian didiskusikan kembali dimeja evaluasi siaran. Gambaran Umum PDAM ( Perusahaan Daerah Air Minum) Kota Bogor yang dahulu dikenal dengan nama buitenzorg telah mempunyai sistem pelayanan air minum sejak tahun 1981 yang dibangun oleh Pemerintah Belanda saat itu dengan memanfaatkan sumber mata air Kota Batu yang terletak di daerah Kabupaten Bogor dengan jarak 7 km dari Kota Bogor. Nama perusahaan Air Minum pada waktu itu adalah Gemeentre Waterleiding Buitenzorg dan sumber air Kota Batu merupakan cikal bakal keberadaan Perusahaan Daerah Air Minum Kota Bogor. Sejalan dengan perkembangan zaman terhitung sejak April 1977 pengelolaan air minum di Kota Bogor berubah status Perusahaan Daerah milik Pemerintah Kota Bogor dengan nama Perusahaan Minum Tirta Pakuan Kota Bogor. Daerah pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Pakuan Kota Bogor adalah wilayah Kota Bogor yang telah mengalami perluasan wilayah pada tahun 1995 sehingga tanggung jawab PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor semakin bertambah. Perusahaan Daerah Air Minum ini terletak di Jalan Siliwangi no. 121 Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat. Saat ini jaringan air minum PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, untuk wilayah Kota Bogor sebelum perluasan sudah terjangkau seluruhnya. Sedangkan untuk wilayah perluasan baru terjangkau 39%, tidak mungkin terjangkau 30% dan

75 58 sisa yang masih harus dilayani 31%. Sebagian wialyah perluasan masih dilayani oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Jumlah pelanggan PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor berjumlah pelanggan. PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor dalam mengolah air bersih untuk memenuhi kebutuhan masyrakat Kota Bogor mempunyai visi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor sebagai perusahaan terdepan dalam bidang pelayanan air berdasarkan nilai kejujuran, etika, dan keadilan. Kedudukan, tugas pokok dan fungsi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor telah diatur dalam keputusan Walikota No 56 tahun 2002 tentang susunan organisasi dan tata kerja PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, yaitu sebagai berikut: A. Kedudukan 1. Perusahaan daerah adalah unsur pelaksana Pemerintah Kota Bogor di bidang pengelolaan air minum untuk mencapai daya guna dan hasil guna yang sebaik baiknya. 2. Perusahaan daerah dipimpin oleh direksi yang terdiri dari direktur utama yang dibantu oleh dua orang direktur yang bertanggung jawab kepada walikota melalui 13 divisi pengawasan. 3. Anggota direksi diangkat dan diberhentikan oleh walikota. B. Tugas Pokok 1. Memenuhi pendistribusian kebutuhan air minum masyarakat Kota Bogor secara memadai, adil dan merata serta berkesinambungan yang memenuhi prasyarat untuk setiap jenis pemakai. 2. Memberikan air yang cukup pada setiap tempat dan sistem penyediaan untuk pencegahan kebakaran. 3. Mengkoordinir pembangunan air minum yang diintegrasikan pada aktivitas perkembangan ekonomi daerah. 4. Menjadikan perusahaan daerah ini benar benar enguntungkan dan mampu mengembangkan diri sesuai dnegan tugas dan fungsi sehingga menambah pendapatan daerah secara tidak langsung dan langsung. 5. Melakukan usaha usaha pengembangan perushaaan daerah serta mengusulkan dan mencari bantuan modal.

76 59 C. Fungsi Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud diatas, perusahaan daerah mempunyai fungsi: 1. Fungsi ekonomi yaitu sebagai public utility meningkatkan kemampuan pelayanan dan kewajiban lainnya dengan cara pengelolaan berdasarkan asas ekonomi perusahaan. 2. Fungsi sosial yaitu sebagai public utility yang memproduksi air minum yang merupakan kebutuhan pokok manusia senantiasa dituntu untuk dapat memenuhi kebutuhan seluruh lapisan masyarakat dari semua golongan masyarakat dengan memberlakukan tarif air minum yang disesuaikan dengan kondisi atau fungsi tempat pelanggan dan juga memberikan subsidi silang. Gambaran Umum PLN (Perusahaan Listrik Negara) Berawal diakhir abad ke 19, perkembangan ketenagalistrikan di Indonesia mulai ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda yang bergerak dibidang pabrik gula dan pabrik teh mendirikan pembangkit listrik untuk keperluan sendiri. Antara tahun terjadi peralihan pengelolaan perusahaan-perusahaan Belanda tersebut oleh Jepang, setelah Belanda menyerah kepada pasukan tentara Jepang diawal Perang Dunia II. Proses peralihan kekuasaan kembali terjadi diakhir Perang Dunia II pada Agustus 1945, saat Jepang menyerah kepada Sekutu. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh para pemuda dan buruh listrik melalui delegasi Buruh/Pegawai Listrik dan Gas yang bersama-sama dengan Pimpinan KNI Pusat berinisiatif menghadap Presiden Soekarno untuk menyerahkan perusahaanperusahaan tersebut kepada Pemerintah Republik Indonesia. Pada 27 Oktober 1945, Presiden Soekarno membentuk Jawatan Listrik dan Gas dibawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga dengan kapasitas pembangkit tenaga listrik sebesar 157,5 MW. Pada tanggal 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-PLN (Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak dibidang listrik, gas dan kokas yang dibubarkan pada tanggal 1 Januari Pada saat yang sama, Dua perusahaan negara yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN)

77 60 sebagai pengelola tenaga listrik milik negara dan Perusahaan Gas Negara (PGN) sebagai pengelola gas diresmikan. Pada tahun 1972, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.17, status Perusahaan Listrik Negara (PLN) ditetapkan sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara dan sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PKUK) dengan tugas menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum. Seiring dengan kebijakan Pemerintah yang memberikan kesempatan kepada sektor swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan listrik, maka sejak tahun 1994 status PLN beralih dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dan juga sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PKUK) dalam menyediakan listrik bagi kepentingan umum hingga sekarang. Karakteristik Internal Pendengar Dari penelitian yang dilakukan ditemukan beberapa karakteristik pendengar radio RRI. Sebanyak 30 responden yang memberikan keterangan, diduga mempengaruhi tingkat kepuasan responden dalam mendapatkan informasi melalui program talkshow yang disiarkan RRI Bogor. Penulis membagi karakteristik pendengar berdasarkan status pernikahan, jenis kelamin, tingkat pendidikana, lama berlanggannan PDAM maupun PLN, frekwensi mendengarkan RRI dan intensitas mendengarkan RRI. Umur Responden Sebagian besar pendengar yang menjadi responden pada penelitian ini memiliki kisaran umur tahun sebanyak 56,67 %. Umur rata-rata pemuda pada penelitian adalah 50 tahun. Pendengar yang memiliki kisaran umur tahun terdapat sebanyak 26,67 %, sementara itu jumlah pendengar yang memiliki kisaran umur adalah sebesar 16,67 %. Mayoritas pendengar memiliki kisaran umur antara tahun, hal ini menunjukan bahwa responden pada penelitian ini memiliki umur yang tidak muda lagi, karena lebih banyak dari pendengar adalah mereka yang sudah dewasa dan memiliki hubungan langsung dengan PLN maupun PDAM, pemuda belum memiliki orientasi terkait dengan PLN dan PDAM sehingga pada penelitian ini lebih banyak ditemui pendengar yang memiliki usia tidak muda lagi.

78 61 Tabel. 3. Distribusi Responden Menurut Karakterstik Internal Pendengar Karakteristik Internal Pendengar Umur Status Pernikahan Menikah Tidak Pernah Menikah Pernah Menikah Jenis Kelamin Laki Laki Perempuan Tingkat Pendidikan Sarjana Diploma SLTA SLTP SD Lama Berlanggaan Berlangganan PLN Baru (2 11 thn) Sedang (12 21 thn) Lama (22-31) Berlangganan PDAM Baru (2 11 thn) Sedang (12 21 thn) Lama (22-31 Keterangan: n = 30 Orang Jumlah (Orang) Pendengar RRI Persentase (%) 26,67 56,67 16,67 76, ,3 76,7 23,3 46,7 13,3 23,3 13,3 3, , ,7 Status Pernikahan Status pernikahan dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu: menikah tidak menikah dan pernah menikah. Hasil penelitian tersaji dalam Tabel 3. Pada Tabel 3 dapat dilihat jumlah persentase pendengar yang menikah sebesar 76,7%, dari penelitian yang dilakukan penulis melihat jumlah pendengar yang menikah lebih besar kebutuhannya untuk mendapatkan informasi dari siaran talkshow PLN dan PDAM yang disiarkan RRI. Namun pada status pendengar yang tidak menikah di temukan sebesar 10% pendengar yang mendengarkan program siaran talkshow RRI.

79 62 Jenis Kelamin Dalam penelitian ini jenis kelamin mempengaruhi tingkat kepuasan pendengar dalam mendengarkan program siaran talkshow RRI. Berdasarkan jenis kelamin di bedakan menjadi dua kategori. Laki-laki dan perempuan seperti yang tergambar pada Tabel 3. Dari tabel dapat dilihat jumlah pendengar yang mendengarkan talkshow adalah 30 orang responden. Jumlah pendengar laki-laki jauh lebih tinggi di bandingkan pendengar perempuan. Untuk laki laki sebesar 76 %. Sedangkan perempuan hanya sebesar 23,3%. Hal ini mungkin laki-laki memiliki kebutuhan lebih tinggi akan informasi dibandingkan perempuan. Kebutuhan laki-laki menyimak program siaran talkshow RRI diperkirakan karena laki-laki sebagai kepala keluarga merasa perlu mendapatkan informasi melalui program talkshow PLN dan PDAM yang di siarkan RRI. Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan yang mempengaruhi kepuasan pendengar pada penelitian ini dibagi menjadi lima bagian. Yaitu : Sarjana, SLTA. SLTP, SD, Diploma. Data tersebut tergambar pada Tabel 3. Dari Tabel 3. dapat dilihat tingkat pendidikan masing-masing pendengar berbeda. Penulis mengidentifikasi tingkat pendidikan mempengaruhi kepuasan pendengar akan kebutuhan informasi yang disiarkan melalui program talkshow RRI bersama PLN dan PDAM. Sebanyak 46,7% pendengar yang latar belakang pendidikan mereka adalah sarjana lebih membutuhkan informasi talkshow RRI bersama PLN dan PDAM. Pendengar SLTA hanya sebesar 23,3% kebutuhan mendengarkan informasinya. Untuk pendengar dengan latar belakang SLTP jumlahnya hanya sebesar 13,3 %. Persentase terendah ada pada pendengar yang berpendidikan SD yaitu sebesar 3,3 %. Lama Berlangganan Lama berlangganan ternyata juga mempengaruhi tingkat kepuasan pendengar mendapatkan informasi dari program talkshow PLN PDAM yang disiarkan RRI Bogor. Seperti yang tergambar pada Tabel 3. Pada Tabel dijelaskan pendengar yang telah berlangganan selama 2 hingga 11 tahun terdapat 60%. Pendengar yang telah berlangganan selama 11 hingga 21 tahun sebesar 20%. Sedangkan pendengar yang sudah berlangganan PLN lebih dari 21 tahun sebesar

80 63 20%. Sementara itu untuk pelanggan PDAM. Pada tabel terlihat pendengar yang telah berlangganan selama 4 tahun jumlahnya sebesar 23,3%. Ini terlihat lebih kecil dibandingkan pendengar yang telah berlangganan selama 4 hingga 8 tahun. Yaitu sebesar 20%. Terlihat ditabel pendengar yang telah berlangganan 8 hingga 12 tahun jumlahnya sebesar 56,7%. Karakteristik Eksternal Pendengar Penulis membagi karakteristik eksternal pendengar berdasarkan atas frekuensi mendengarkan RRI Bogor dan Intensitas Mendengarkan RRI Bogor. Tabel. 4. Distribusi Responden Menurut Karakterstik Eksternal Pendengar Karakteristik Eksternal Pendengar Frekuensi Mendengarkan RRI Rendah (4 5 Kali/Minggu) Sedang (5-6 Kali/Minggu) Tinggi (6-7 Kali/Minggu) Intensitas Mendengarkan RRI Rendah ( Menit) Sedang ( Menit) Tinggi ( Menit) Keterangan: n = 30 Orang Jumlah (Orang) Pendengar RRI Persentase (%) 20 16,7 63,3 76,67 16,67 6,67 Frekuensi Mendengarkan RRI dalam Seminggu Frekuensi mendengarkan RRI masing masing pendengar berbeda-beda. Sebesar 20% pendengar mendengarkan radio RRI sebanyak 4 hingga 5 kali dalam satu pekannya. Sedangkan yang mendengarkan RRI 5 hingga 6 kali tiap minggunya sebesar 16,67% pendengar saja. Sebanyak 63,3 % pendengar selalu mendengarkan radio RRI selama satu minggu penuh. Data ini dapat dilihat dalam lampiran Tabel 4 yang dibuat penulis pada saat melakukan penelitian. Dari 30 orang pendengar yang diwawancarai penulis sebanyak 19 orang (sekitar 63,3 % ) pendengar menyatakan merasa wajib untuk mendengarkan RRI Bogor. Intensitas mendengarkan RRI dalam seminggu Dari 30 orang responden yang ada, penulis melihat kebutuhan pendengar mendengarkan RRI berkisar mulai dari 45 menit hingga 300 menit per minggunya. Pada tabel terlihat bahwa sebanyak 76,67% pendengar mendengarkan

81 64 radio mulai dari 45 menit hingga 130 menit. Sedangkan sebanyak 16,67 % responden mendengarkan RRI mulai dari 131 menit hingga 216 menit. Pendengar yang paling lama dalam mendengarkan informasi yang disiarkan RRI sebesar 6,67% saja. Dan pendengar ini mendengarkan informasi RRI rata-rata dalam tiap minggunya selama 217 hingga 300 menit. Persepsi Pendengar Persepsi pendengar untuk program talkshow RRI bersama PLN dan PDAM tergambar pada Tabel 5 berikut. Tabel. 5. Distribusi Responden Menurut Persepsi Persepsi Pendengar Rataan Skor* Persepsi terhadap Narasumber Narasumber PLN Narasumber PDAM 2,86 2,85 Persepsi Terhadap Pelayanan Pelayanan PLN Pelayanan PDAM 2,97 2,93 *Kisaran Skor: 1-1,75 = tidak puas; 1,76-2,5 = kurang puas; 2,51-3,25 = puas; 3,26 4 = sangat puas Persepsi terhadap Narasumber PLN Persepsi pendengar terhadap narasumber PLN dibagi menjadi empat kategori. Yaitu: tidak baik, kurang baik, baik, dan sangat baik. Adapun penjelasan dari data tersebut tergambar pada Tabel 5. Pada Tabel terlihat tidak ada pendengar yang menilai narasumber talkshow PLN di RRI di nilai tidak baik oleh pendengar. Namun di tabel tergambar 3,3 % pendengar menilai kurang baik terhadap narasumber PLN. Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 30 pendengar, sebanyak 93,3% memiliki persepsi yang baik kepada narasumber PLN, sisanya sebesar 3,3% pendengar menilai narasumber PLN sangat baik dalam memberikan pelayanan kepada pelanggannya. Persepsi Narasumber PDAM Untuk narasumber PDAM pendengar yang berlangganan PDAM dibagi menjadi empat kategori. Tidak puas, kurang puas puas dan sangat puas. Adapun mengenai tingkat kepuasan pendengar terhadap peyanan narasumber PDAM

82 65 tergambar pada tabel berikut. Pada tabel tergambar sebanyak 10% pendengar kurang puas dengan narasumber PDAM. Pendengar mengeluhkan pelayanan PDAM tersebut. Namun persentase pendengar pelanggan PDAM yang medengarkan talkshow PDAM di RRI cukup tinggi yaitu 83,33%. Dan 6,67 % diantaranya sangat puas dengan pelayanan PDAM sebagai narasumber talkshow RRI. Persepsi terhadap Pelayanan PDAM Dari tabel tergambar kepuasan pelanggan terhadap pelayanan PDAM tidak jauh berbeda dengan kepuasan pendengar saat mendengarkan narasumber PDAM menjadi narasumber dalam program talkshow RRI. Tidak ada pendengar yang tidak puas akan pelayanan PDAM. Tetapi sebanayk 6,67% pendengar kurang puas dengan pelayanan PDAM. Sedangkan 83,33% pelanggan PDAM mengaku puas dengan pelayanan PDAM. Dan 10% diantaranya sangat puas dengan pelayanan PDAM Persepsi terhadap Pelayanan PLN Persepsi pelanggan PLN terhadap PLN dalam penelitian ini tergambar pada tabel berikut. Pada tabel tergambar tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan PLN sebesar 83,33%. 13,33 % diantaranya mengaku sangat puas dengan pelayanan PLN. Tidak ada pelanggan yang mengaku tidak puas dengan pelayanan PLN. Namun 3,33% diantaranya mengaku kurang puas dengan pelayanan PLN. Seperti yang digambarkan pada Tabel 4 berikut ini. Kepuasan Pendengar Kepuasan pendengar untuk program talkshow RRI bersama PLN dan PDAM tergambar pada Tabel 6 berikut. Tabel 6 Kepuasan Pendengar Kepuasan Pendengar Rataan Skor* Kepuasan Terhadap Penyiar Talkshow 3,03 Kepuasan Terhadap Materi Talksow 2,90 Kepuasan Terhadap Gelombang Talksow 3,03 *Kisaran Skor: 1-1,75 = tidak puas; 1,76-2,5 = kurang puas; 2,51-3,25 = puas; 3,26 4 = sangat puas

83 66 Dari Tabel 6. Dapat diterangkan bahwa responden banyak puas dengan penyiar talkshow dan gelombang siaran. Hal tersebut ditunjukan oleh besarnya rataan skor (3,03), sementara kepuasan untuk materi dan waktu talkshow adalah sebesar 2.90 dan 2,91 yang terkategorikan puas. Jika ditarik suatu kesimpulan maka kepuasan responden terkategorikan puas terhadap program talkshow yang disiarkan oleh RRI Bogor. Hubungan Karakteristik Internal dengan Kepuasan terhadap Program talkshow Hubungan antara karakteristik internal pendengar dengan kepuasan disajikan dalam Tabel 7 berikut. Tabel 7. Hubungan Karakteristik Internal Pendengar dengan Kepuasan terhadap Program Talkshow PDAM dan PLN Karakteristik Internal Koefi sien kore rasi Kepuasan Pendengar terhadap : Penyiar Materi Talkshow Waktu siaran Gelombang RRI Umur rs 0,299 0,189 0, 043 0,197 Status pendengar X , Tingkat pendidikan rs 0,217 0,234 0,211 0,033 Jenis kelamin X 2 0, Lama berlangganan PLN r s 0,335* 0,108 0,213 0,274 Lama berlangganan PDAM r s 0,183 0,273 0,431** 0,297 Keterangan : *berhubungan nyata pada p < 0,05 r s = koefisien rank Sperman **berhubungan sangat nyata pada p< 0,01 X= koefisien chi-square Tabel 7 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat nyata antara lama berlangganan PLN dengan kepuasan pendengar terhadap penyiar sebesar 0,335*. Data ini menunjukkan bahwa semakin lama pendengar berlangganan PLN maka tingkat kepuasan terhadap talkshow PLN semakin baik. Dari hasil pengamatan di lapangan ditemukan bahwa para penyiar RRI Bogor pandai menarik minat pendengar untuk mengikuti acaranya. Selain itu bila dilihat dari karakkteristik pendengar yang berlanganan PLN terlihat bahwa pelanggan PLN yang lebih lama berlangganana PLN akan merasa tinggi tingkat kepuasannya. Karena semakin seseorang lama belangganan PLN maka pelanggan itu akan

84 67 semakin memiliki kebutuhan yang tinggi akan informasi dari PLN dimana dalam hal ini terwakili oleh penyiar dalam memandu acara talkshow PLN. Dengan adanya talkshow kebutuhan pendengar akan informasi semakin terpenuhi. Dari hasil penelitian ini juga ditemukan bahwa terdapat hubungan yang sangat nyata antara lama berlangganan PDAM dengan kepuasan pendengar terhadap waktu siaran sebesar 0,431**. Ini menunjukkan bahwa semakin lama berlangganan PDAM maka semakin puas pula terhadap waktu siaran talkshow PDAM di RRI Bogor. Hal ini disebabkan oleh pelanggan-pelanggan PDAM yang mengikuti talkshow merasa puas dengan waktu siaran yang dibagi sebagai berikut: 20 menit untuk penyampaian materi oleh narasumber, 10 menit untuk selingan iklan, dan siasanya sebanyak 15 menit untuk tanya jawab. Selain itu, dari hasil analisis statistik ditemukan seluruh peubah penelitian menunjukkan nilai korelasi yang positif walaupun tidak terbukti secara nyata. Hal ini menunjukkan bawa terdapat hubungan yang positif antara peubah karakteristik internal dengan kepuasan pendengar mengikuti acara talkshow di RRI Bogor. Hubungan Karakteristik Eksernal Pendengar dengan Kepuasan terhadap Program talkshow Hubungan antara karakteristik eksteral pendengar dengan kepuasan disajikan dalam Tabel 8 berikut. Tabel 8. Hubungan Karakteristik Eksternal Pendengar dengan Kepuasan terhadap Program Talkshow PDAM dan PLN Karakteristik Eksternal Frekuensi Mendengarkan RRI Intensitas Mendengarkan RRI Hubungan (r s ) Kepuasan Pendengar terhadap Penyiar Materi Talkshow Waktu Siaran 0,091 0,096 0,039-0,037 Keterangan : *berhubungan nyata pada p < 0,05 Sperman 0,113 Gelombang RRI 0,115 0,332* - 0,135 r s = koefisien rank Tabel 8 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang nyata antara intensitas mendengarkan RRI dengan kepuasan pendegar terhadap waktu siaran sebesar 0,332*. Data ini menunjukkan bahwa semakin sering pendengar

85 68 mengikuti acara talkshow di RRI Bogor maka semakin puas pula terhadap waktu siaran. Hal ini disebabkan oleh pelanggan pelanggan yang sering mengikuti acara talkshow telah mengetahui dengan pasti kapan disiarkan, bagaimana pembagian waktunya, dan kapan saatnya untuk bertanya dalam kegiatan tersebut. Berbeda dengan pendengar yang jarang mengikuti acara tersebut. Berdasarkan nilai koefisien korelasi frekwensi mendengarkan RRI dengan peubah kepuasan pendengar menunjukkan hubungan yang positif, walaupun secara statistik tidak terbukti secara nyata. Ini berarti semakin banyak frekwensi mendengarkan RRI maka tingkat kepuasan pendengar akan semakin baik. Berbeda dengan peubah intensitas mendengarkan RRI. Apabila dilihat dari nilai korelasinya terdapat nilai yang negative (tidak nyata) bila dilihat hubungannya dengan kepuasan pendengar dalam hal materi talkshow dan gelombang RRI. Data ini menunjukkan bahwa semakin sering mendengar RRI maka nilai kepuasan pendengar semakin menurun terhadap materi talkshow maupun gelombang RRI. Data ini bisa dijelaskan karena ada rasa jenuh dengan materi yang kadang kala adalah berupa materi ulangan yang sudah pernah diikutinya. Dalam hal gelombang maka dapat disimpulkan belum ada perubahan yang berarti kualitas gelombang RRI Bogor selama ini sehingga pendengar merasa perlu ada perubahan kualitas gelombang RRI sehingga dapat mengikuti acara talkshow dengan memuaskan. Hubungan Persepsi Pendengar dengan Kepuasan terhadap Program talkshow Tabel 9 menunjukkan terdapat hubungan yang nyata antara persepsi pendengar terhadap narasumber PLN dengan tingkat kepuasan pendengar pada penyiar talkshow (0,406*). Ini berarti semakin baik persepsi pendengar terhadap narasumber PLN maka tingkat kepuasan pendengar pada penyiar talkshow juga semakin baik. Hal ini berarti peranan penyiar untuk membangkitkan minat (interes) pendengar sangat dibantu oleh kredibilitas seorang narasumber. Tidak jauh berbeda dengan persepsi pendengat terhadap narasumber PLN, persepsi pendengar terhadap narasumber PDAM juga menjunjukkan hubungan yang sangat nyata dengan kepuasan pendengar terhadap penyiarnya. Kedua data

86 69 ini mengindikasikan bahwa begitu pentingnnya peranan seorang narasumber untuk menumbuhkan nilai kepuasan kepada pendengarnya. Data ini juga menunjukkan bahwa jika seorang narasumber yang tampil dalam acara talkshow akan memudahkan peranan seorang penyiar dalam memandu acara. Karena dengan datangnya seorang narasumber yang bermutu, maka kebutuhan akan informasi pendengar dapat terpuaskan. Tabel 9. Hubungan Karakteristik Eksternal Pendengar dengan Kepuasan terhadap Program Talkshow PDAM dan PLN Kepuasan Pendengar Persepsi Pendengar Penyiar Materi Talkshow Waktu Siaran Gelombang RRI Narasumber PLN 0,406* 0,099 0, 218 0, 254 Narasumber PDAM 0,466** 0,103 0,258 0,224 Pelayanan PLN 0,006 0,042 0,390* 0,154 Pelayanan PDAM 0,403* 0,230 Keterangan : *berhubungan nyata pada p < 0,05 Sperman 0,066 0,079 r s = koefisien rank Persepsi pendengar terhadap pelayanan PLN berhubungan nyata dengan kepuasan pendengar terhadap waktu siaran (0,390*). Ini berarti semakin baik persepsi pendengar terhadap pelayanan PLN maka semakin puas pula pendengar terhadap waktu siaran. Hal ini dapat dijelaskan bahwa jika pendengar telah berpandangan bahwa pelayanan PLN memuaskan maka berapapun waktu yang disediakan dalam acara talkshow akan dapat memuaskan pelanggan. Bilia dilihat hubungan persepsi pendengar terhadap pelayanan PDAM menunjukkan hubungan yang nyata dengan kepuasan pendengar terhadap penyiar talkshow (0,403*). Ini menunjukkan bahwa semakin baik persepsi pendengar terhadap pelayanan PDAM maka kepuasan pendengar terhadap penyiarnya juga akan semakin baik. Ini berarti bahwa seorang penyiar akan merasa terbantu jika audiennya telah memiliki persepsi yang baik terhadap sesuatu yang akan dibawakan dalam acara talkshow. Tabel 9 menunjukkan tingkat hubungan persepsi pendengar dengan kepuasan pendengar secara umum menunjukkan hubungan yang positif.

87 70 Walaupun tidak seluruhnya menunjukkan hubungan yang nyata. Namun dari data ini dapat disimpulkan bawa semakin baik persepsi pendengar maka tingkat kepuasannya juga akan semakin tinggi.

88 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil temuan di lapangan, maka disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Tingkat kepuasan pendengar terhadap program talkshow PLN dan PDAM di RRI Bogor berada pada kategori puas. Hal ini dapat dilihat dari rataan skor kepuasan pendengar terhadap penyiar talkshow sebesar 3,0 yang berada pada kategori puas. Sedangkan rataan skor kepuasan pendengar talkshow terhadap materi dan waktu siaran masing masing sebesar 2,90 dan 2,91 yang keduanya berada pada kategori puas. 2. Hubungan karakteristik internal pendengar dengan tingkat kepuasan pendengar terhadap program talkshow PLN dan PDAM di RRI Bogor menunjukkan nilai yang positif. Ini berarti semakin baik karakteristik pendengar maka semakin tinggi pula tinggkat kepuasannya pada acara talkshow PLN dan PDAM di RRI Bogor. Terdapat hubungan yang sangat nyata antara lama berlangganan PLN dengan kepuasan pendengar terhadap penyiar sebesar 0,335*. Ini berarti semakin lama pendengar berlangganan PLN maka tingkat kepuasan terhadap talkshow PLN semakin baik. Selain itu terdapat hubungan yang sangat nyata antara lama berlangganan PDAM dengan kepuasan pendengar terhadap waktu siaran sebesar 0,431**. Ini menunjukkan bahwa semakin lama berlangganan PDAM maka semakin puas pula terhadap waktu siaran talkshow PDAM di RRI Bogor. 3. Berdasarkan nilai koefisien korelasi frekwensi mendengarkan RRI dengan peubah kepuasan pendengar menunjukkan hubungan yang positif, walaupun secara statistik tidak terbukti secara nyata. Ini menunjukkan bahwa semakin banyak frekwensi mendengarkan RRI maka tingkat kepuasan pendengar akan semakin tinggi. Berbeda dengan peubah intensitas mendengarkan RRI. Apabila dilihat dari nilai korelasinya terdapat nilai yang negative (tidak nyata) bila dilihat hubungannya dengan kepuasan pendengar dalam hal materi talkshow dan gelombang RRI. Data ini menunjukkan bahwa semakin sering mendengar RRI maka nilai kepuasan pendengar semakin menurun terhadap materi talkshow maupun gelombang RRI.

89 72 4. Terdapat hubungan yang nyata antara persepsi pendengar terhadap narasumber PLN dengan tingkat kepuasan pendengar pada penyiar talkshow (0,406*). Ini berarti semakin baik persepsi pendengar terhadap narasumber PLN maka tingkat kepuasan pendengar pada penyiar talkshow juga semakin baik. Tidak jauh berbeda dengan persepsi pendengat terhadap narasumber PLN, persepsi pendengar terhadap narasumber PDAM juga menjunjukkan hubungan yang sangat nyata dengan kepuasan pendengar terhadap penyiarnya. Kedua data ini mengindikasikan bahwa begitu pentingnnya peranan seorang narasumber untuk menumbuhkan nilai kepuasan kepada pendengarnya. Persepsi pendengar terhadap pelayanan PLN berhubungan nyata dengan kepuasan pendengar terhadap waktu siaran (0,390*). Ini berarti semakin baik persepsi pendengar terhadap pelayanan PLN maka semakin puas pula pendengar terhadap waktu siaran. Bila dilihat hubungan persepsi pendengar terhadap pelayanan PDAM menunjukkan hubungan yang nyata dengan kepuasan pendengar terhadap penyiar talkshow (0,403*). Ini menunjukkan bahwa semakin baik persepsi pendengar terhadap pelayanan PDAM makan kepuasan pendengar terhadap penyiarnya juga akan semakin baik. Tingkat hubungan persepsi pendengar dengan kepuasan pendengar secara umum menunjukkan hubungan yang positif. Walaupun tidak seluruhnya menunjukkan hubungan yang nyata. Namun dari data ini dapat disimpulkan bahwa semakin baik persepsi pendengar maka tingkat kepuasannya juga akan semakin tinggi. Saran Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas, maka disarankan hal-hal sebagai berikut: 1. RRI Bogor perlu menjaga kualitas siaran talkshow PLN dan PDAM yang ada karena telah menunjukkan tingkat kepuasan yang baik dikalangan pendengar, bahkan perlu menambahkan materi yang lebih menyentuh kebutuhan pendengar, selain itu kualitas gelombang siaran juga masih dirasakan perlu untuk ditingkatkan untuk mendapatkan kepuasan pendengar. 2. Mengingat pentingnya kredibilitas seorang narasumber dalam acara talkshow PLN dan PDAM di RRI Bogor dalam menentukan tingkat kepuasan pendengar, maka

90 73 dalam hal ini disarankan baik pada PDAM maupun PLN agar mengirimkan narasumber yang bermutu dan yang benar benar terlirbat dan menguasai materi yang disiarkan, karena narasumber menjadi factor penting penentu kepuasan pendengar terhadap acara tersebut. 3. RRI bogor dipandang perlu untuk meningkatkan kualitas koordinasi yang lebih baik dengan PLN maupun PDAM agar kebutuhan informasi masyarakat dapat terpenuhi, sehingga pesan yang ingin disampaikan PLN maupun PDAM dapat diterima dengan baik oleh pendengar.

91 DAFTAR PUSTAKA Asmawi, Kajian tentang Revitalisasi Pemerintahan Nagari Ke arah Peningkatan Mutu Pelayanan Kepada Masyarakat di Propinsi Sumatere Barat [disertasi]. Bogor : Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Astuti, SI. 2008, jurnalisme Radio Teori dan Praktik. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Berlo, DK The Process of communication: An Introduction to Theory and Practice. New York: Holt Rinehart and Winston. Inc. Bungin, B Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana Media Group. Burton, G Media and Society. New York: Open University Press Coleman, JS Dasar-Dasar Teori Sosial. Bandung Nusa Media Denzin, NK Interpretive Biography: Qualitative Resaerch Method Series 17. USA: Sage Publications DeVito, JA The Interpersonal communication Book. Edisi ke-11. USA: Pearson Education. Effendy, OU Radio Siaran Teori dan Prakter. Bandung Mandar Maju. Elisa Pembangunan Sumber Daya manusia [Terhubung Berkala]. [juli 2009] Elvinaro, A, Komala L, Karlinah S Komunikasi Massa Suatu Pengantar- Edisi Revisi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Gazali, E, Menayang V, Hidayat DN, Triputra, P Konstruksi Sosial Industri Penyiaran. Jakarta: Departemen Ilmu Komunikasi Fisip UI. Habib Z Prinsip-prinsip Komunikasi dalam Mengemas Pesan Pendidikan Melalui Radio [Tesis]. Jakarta: Sekolah Pasca Sarjana Universitas Indonesia. Hakim, AR Pemberdayaan Masyarakat Miskon Melalui Penguatan Kelembagaan Kredit Mikro di Kelurahan Rangkapanjaya Baru, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok, Propinsi Jawa Barat. [Tesis]. Institut Pertanian Bogor. Irwanto, Focused Group Discussion (FGD) Sejarah Pengantar Praktis. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Jamal, A Mediaas Counter Hegemonic Strategy: The Communicative Action of The Arab Minority in Israel http/ [diakses 11 Oktober 2009]. Siaran Radio Agri FM di Institut Pertanian Bogor.[Skrips]i. Institut Pertanian Bogor. Kuswarno, E Hubungan Karakteristik Demografis dengan Motif Kognitif dan Afeksi Penggunaan Radio dan Televisi pada Masyarakat desa

92 75 Padasuka, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor. [Tesis]. Institut Pertanian Bogor. Lupiyodi, R Manajemen Pemasaran Jasa Service Marketing Manajemen. Jakarta:Salemba Empat Metalopulos P, Kamlongera C Participatory Communication Staretegy Design. Edisi ke 3. Rome Food and Agriculture Organization. Mufid, M Komunikasi dan Regulasi Penyiaran. Edisi 1. Jakarta Kencana dan UIN Press. Muhammad, A Komunikasi Organisasi. Bumi Aksara. Jakarta Mulyana, D Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Remaja Rosdakarya. Bandung. Murphy, HA & Hildebrant HW Effective Business Communications. USA. McGraw Hill Inc. Moleong LJ Metode Penelitian Kualitatif. Edisi Refisi. Bandung : Remaja Rosdakarya. Morissan, M Public Relations: Strategi Mengelola Radio dan Televisi Jakarta : Ramadina Prakarsa. Nasution, Z Komunikasi Pembangunan : Pengenalan teori dan penerapannya.edisi Revisi. Jakarta: Raja grafindo Persada. McKenna C Powerful Comunication skills: Berkomunikasi Secara Cerdas. Jakarta: Alex Media Komputindo. McQuail, D Teori Kounikasi Massa: Suatu Pengantar [Terjemahan Dharma A Rama]. Jakarta. Erlangga. Theory of Mass Communication. Prayudha Radio Suatu Pengantar Untuk praktik Wacana dan Praktik Penyiaran. Malang. Banyumedia Purwanto, D Komunikasi Bisnis: Surabaya: Erlangga Quebral, Gomes Manifesto For Development Communication. [RRI] Radio Republik Indonesia Profil pusat pemberitaan Radio Republik Indonesia. [di akses 10 maret 2011]. Rahayu A Pemberdayaan Puskesmas Berdasarkan Pengukuran Kinerja. Tesis. Institut Pertanian Bogor. Rakhmat J Psikologi Komunikasi. Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Rogers EM, Communication Technology. The New Media in Society. The Free Press. New York Saleh, A Tingkat Penggunaan Media Massa dan Peran Komunikasi Anggota Kelompok Peternak. Disertasi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

93 76 Schejter, AM Book Review: Steve Buckley, Krezentiaduer, Toby Mendel, and Sean. Broadcasting, Voice, and Accountability: A public Interest Approach To Policy, Law and Regulation. Schramm W Mass Media and National Development. Calivornia Unesco Paris: Standford University press. Severin WJ, Tankard JRJW Communication Theories. New York: Hustings House Publisher. Singarimbun M Membentuk Penelitian Survei. LP3ES. Jakarta Stoner, J, Freeman RE, Gilbert DR Manajemen. Edisi Ke 2. Gramedia Grup. Jakarta. Syarchic, YM Efektivitas Program Penyuluhan Pertanian Melalui Siaran Radio: Petani Pendengar Siaran Radio Pertanian Ciawi. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Triatmojo Pelayanan Publik dan Konsep Tentang Kepuasan Pelanggan [ [diakses 7 Juli 2010]. Tubb, S.L. Moss, S Human Communication: Prinsip Prinsip Dasar. Bandung Remaja Rosdakarya. Valenzuela S, Correa T Press Converage and Public Opinion on Women Candidates: The Case of Chile s Michelle Bachelet. Http// [diakses 11 Oktober 2009]. Wood, J Cation Theories in Action an Introduction. Edition USA : Thamson Wadsworth. [diakses 12 juli 2011] [diakses 12 juli 2011] Zid M Perbedaan Respon Lapisan-Lapisan masyarakat desa Pertanian Terhadap Krisis Monetert; Studi Kasus di Desa Cipayung Kec. Lemah abang Kabupaten Bekasi[tesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

94 77 Lampiran 1. Kuisioner penelitian KUESIONER HUBUNGAN KARAKTERISTIK INTERNAL, EKSTERNAL, DAN PERSEPSI DENGAN KEPUASAN PENDENGAR TERHADAP PROGRAM TALKSHOW DI RADIO RRI BOGOR (Kasus pelanggan PLN dan PDAM yang Mendengarkan talkshow RRI Bogor) Kuesioner ini dibuat dalam rangka penyusunan tugas akhir Dewi Anggrayni mahasiswa Program Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Semua informasi yang bapak ibu berikan akan terjaga keharahasiaannya dan digunakan untuk kepentingan penyusunan tesis. Atas kerjasamanya saya ucapkan terimakasih. IDENTITAS RESPONDEN Nama Lengkap anda : Tanggal Pengisian : No : MAYOR KOMUNIKASI PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN PEDESAAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

PENDAHULUAN Latar belakang Penelitian

PENDAHULUAN Latar belakang Penelitian PENDAHULUAN Latar belakang Penelitian Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi yang melahirkan konsekueansi logis bagi dunia penyiaran radio, maka dengan perkembangan daya pikir seorang manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Radio merupakan salah satu media informasi sebagai unsur dari proses

BAB I PENDAHULUAN. Radio merupakan salah satu media informasi sebagai unsur dari proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Radio merupakan salah satu media informasi sebagai unsur dari proses komunikasi, dalam hal ini sebagai media massa. Radio mempunyai sifat khas yang menjadi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA RRI, Radio Publik Milik Bangsa

TINJAUAN PUSTAKA RRI, Radio Publik Milik Bangsa 8 TINJAUAN PUSTAKA RRI, Radio Publik Milik Bangsa RRI adalah satu-satunya radio yang menyandang nama negara, siarannya ditujukan untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat di seluruh wilayah negara kesatuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial manusia atau masyarakat. Aktifitas komunikasi dapat terlihat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial manusia atau masyarakat. Aktifitas komunikasi dapat terlihat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktifitas komunikasi karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan tatanan kehidupan sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas komunikasi karena komunikasi merupakan bagian penting dari sistem dan tatanan kehidupan sosial manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) Mass communication is

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) Mass communication is BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner (rakhmat,2003:188), yakni: komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyiaran merupajan sebuah proses untuk menyampaikan siaran yang di

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyiaran merupajan sebuah proses untuk menyampaikan siaran yang di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyiaran merupajan sebuah proses untuk menyampaikan siaran yang di awali dengan penyiapan materi atau konsep, lalu proses produksi atau pengambilan gambar dan juga

Lebih terperinci

RESPONS INSTANSI TERHADAP PROGRAM KIWARI RRI BOGOR DALAM PELAYANAN PUBLIK (Studi kasus: Rumah Sakit PMI dan PT TASPEN Bogor)

RESPONS INSTANSI TERHADAP PROGRAM KIWARI RRI BOGOR DALAM PELAYANAN PUBLIK (Studi kasus: Rumah Sakit PMI dan PT TASPEN Bogor) RESPONS INSTANSI TERHADAP PROGRAM KIWARI RRI BOGOR DALAM PELAYANAN PUBLIK (Studi kasus: Rumah Sakit PMI dan PT TASPEN Bogor) 36 Oleh : CAHYA MAYDIANA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini, perkembangan teknologi semakin berkembang dengan cepat dan pesat. Semakin maju kemampuan teknologi maka juga berpengaruh pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Abad ini disebut abad komunikasi massa. Komunikasi telah mencapai satu tingkat dimana orang mampu berbicara dengan jutaan manusia secara serentak dan serempak.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesan secara massal, dengan menggunakan alat media massa. Media. massa, menurut De Vito (Nurudin, 2006) merupakan komunikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. pesan secara massal, dengan menggunakan alat media massa. Media. massa, menurut De Vito (Nurudin, 2006) merupakan komunikasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi massa menjadi sebuah kekuatan sosial yang mampu membentuk opini publik dan mendorong gerakan sosial. Secara sederhana, komunikasi diartikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di dunia ini mengalami perkembangan, mulai dari informasi, teknologi, gaya hidup, dan lain sebagainya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era saat ini, masyarakat modern dituntut untuk mendapatkan sebuah informasi yang aktual dan akurat. Informasi tersebut dapat diperoleh melalui beberapa media penyiaran.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media informasi yang berkaitan dengan masyarakat pada zaman yang modern saat

BAB I PENDAHULUAN. Media informasi yang berkaitan dengan masyarakat pada zaman yang modern saat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Media informasi yang berkaitan dengan masyarakat pada zaman yang modern saat ini sangat menunjang mobilitas dan gaya hidup konsumen. Konsumen cenderung memiliki

Lebih terperinci

BUPATI LAMPUNG BARAT PROVINSI LAMPUNG

BUPATI LAMPUNG BARAT PROVINSI LAMPUNG SALINAN BUPATI LAMPUNG BARAT PROVINSI LAMPUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN PENYELENGGARAAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO SWARA PRAJA FM DENGAN

Lebih terperinci

MEDIA RELATIONS. Pokok Bahasan TV RELEASE. Dewi S. Tanti, M.I.Kom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi

MEDIA RELATIONS. Pokok Bahasan TV RELEASE. Dewi S. Tanti, M.I.Kom. Modul ke:  Fakultas Ilmu Komunikasi Modul ke: 09 Fakultas Ilmu Komunikasi MEDIA RELATIONS Pokok Bahasan TV RELEASE Dewi S. Tanti, M.I.Kom. Program Studi Public Relations http://mercubuana.ac.id POKOK BAHASAN TV Release: Perbedaan Release

Lebih terperinci

S A L I N A N KEPUTUSAN KOMISI PENYIARAN INDONESIA NOMOR 007/SK/KPI/5/2004 TENTANG

S A L I N A N KEPUTUSAN KOMISI PENYIARAN INDONESIA NOMOR 007/SK/KPI/5/2004 TENTANG S A L I N A N KEPUTUSAN KOMISI PENYIARAN INDONESIA NOMOR 007/SK/KPI/5/2004 TENTANG PEDOMAN SIARAN KAMPANYE DALAM PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN DI LEMBAGA PENYIARAN KOMISI PENYIARAN INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia Broadcasting (penyiaran) adalah dunia yang selalu menarik

BAB I PENDAHULUAN. Dunia Broadcasting (penyiaran) adalah dunia yang selalu menarik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia Broadcasting (penyiaran) adalah dunia yang selalu menarik perhatian bagi masyarakat khususnya di Indonesia. Televisi memiliki keunggulan yang menyebabkan masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi adalah media yang paling mudah dijangkau oleh berbagai kalangan, baik kalangan atas, menengah, maupun kalangan bawah. Harga televisi yang ramah di kantung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan kebutuhan dasar manusia. Sejak lahir dan selama proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan komunikasi. Tindakan

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL DAN SUARA NARATOR VIDEO TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG AIR BERSIH BERBASIS GENDER NURMELATI SEPTIANA

PENGARUH MODEL DAN SUARA NARATOR VIDEO TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG AIR BERSIH BERBASIS GENDER NURMELATI SEPTIANA PENGARUH MODEL DAN SUARA NARATOR VIDEO TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG AIR BERSIH BERBASIS GENDER NURMELATI SEPTIANA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN SIKAP KARYAWAN DALAM USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN SIKAP KARYAWAN DALAM USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN SIKAP KARYAWAN DALAM USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH (Kasus Perusahaan Peternakan Rian Puspita Jaya Jakarta Selatan) SKRIPSI EVA SUSANTI PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Manusia tidak akan pernah terlepas dari komunikasi. Dimanapun kita, apapun yang kita lakukan, dan bagaimana bentuknya, kita pasti melakukan proses komunikasi dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa adalah sarana informasi yang menjadi bagian terpenting dalam kehidupan manusia saat ini. Media massa adalah media komunikasi dan informasi yang melakukan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL TELEVISI KABUPATEN SINJAI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL TELEVISI KABUPATEN SINJAI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL TELEVISI KABUPATEN SINJAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi sekarang ini terlihat sangat pesat. Perkembangan ini tidak hanya melahirkan era informasi global tetapi

Lebih terperinci

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA dan BUPATI JEMBRANA

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA dan BUPATI JEMBRANA BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENDIRIAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO ANANTA PRAJA SWARA FM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjawab pertanyaan berikut: Who Say What In Which Channel To Whom With

BAB I PENDAHULUAN. menjawab pertanyaan berikut: Who Say What In Which Channel To Whom With 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Harold D. Lasswell menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan berikut: Who Say What In Which Channel To Whom With What Effect? (siapa mengatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat jaman sekarang membutuhkan suatu media massa seperti surat kabar, majalah, buku, radio, TV, dan film. Media massa memiliki arti yang bermacam-macam

Lebih terperinci

RRI Milik Publik Setelah 65 Tahun

RRI Milik Publik Setelah 65 Tahun RRI Milik Publik Setelah 65 Tahun Jodhi Yudono Senin, 13 September 2010 05:48 WIB - Kompas.com DHONI SETIAWAN/KOMPAS.com Gedung Radio Republik Indonesia (RRI), Jakarta Pusat. Oleh Petrus Suryadi Sutrisno

Lebih terperinci

KEBIJAKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA DEWAN PENGAWAS LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA DEWAN PENGAWAS LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA KEBIJAKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA 2010 2015 DEWAN PENGAWAS LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA KEBIJAKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA 2010-2015

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam melakukan aktivitas komunikasi sehari-hari, setiap individu membutuhkan berbagai informasi. Pakar komunikasi Kincaid dan Schramm menegaskan bahwa untuk dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui kawat maupun secara elektromagnetik tanpa kawat.

BAB I PENDAHULUAN. melalui kawat maupun secara elektromagnetik tanpa kawat. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi seperti yang dikatakan oleh Onong Uchyana Effendy adalah media komunikasi jarak jauh dengan penayangan gambar dan pendengaran suara, baik melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar belakang masalah Proses komunikasi pada hakekatnya adalah suatu proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Secara umum,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Media massa merupakan sarana untuk menyampaikan informasi kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. Media massa merupakan sarana untuk menyampaikan informasi kepada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Media massa merupakan sarana untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat. Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesanpesan dari sumber kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat

BAB I PENDAHULUAN. yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi adalah penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Komunikasi merupakan bagian yang penting yang tidak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seperti yang kita ketahui media massa saat ini mengalami perkembangan yang begitu cepat dan pesat. Ditandai dengan bermunculan berbagai macam media massa, baik itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide,

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan komunikasi sebagai wadah untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide, emosi, keterampilan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2012

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2012 NOMOR 5 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO LUHAK NAN TUO FM DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjangkau publik guna meningkatkan pencitraan, kepercayaan, kekuatan dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjangkau publik guna meningkatkan pencitraan, kepercayaan, kekuatan dan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Media Relations adalah relasi yang dibangun dan dikembangkan dengan media untuk menjangkau publik guna meningkatkan pencitraan, kepercayaan, kekuatan dan tercapainya

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2012 NOMOR : 7 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2012 NOMOR : 7 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2012 NOMOR : 7 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO GEMILANG KABUPATEN MAGELANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan inti dari kehidupan. Dalam hidup, apa saja yang kita

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan inti dari kehidupan. Dalam hidup, apa saja yang kita BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan inti dari kehidupan. Dalam hidup, apa saja yang kita lakukan perlu melibatkan aktivitas yang disebut komunikasi. Komunikasi dapat dilakukan

Lebih terperinci

BUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO GEMILANG KABUPATEN MAGELANG

BUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO GEMILANG KABUPATEN MAGELANG BUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO GEMILANG KABUPATEN MAGELANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAGELANG, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan minat terhadap efek pesan yang disampaikan melalui media massa telah berkembang sejak sebelum abad ke 20. Hal ini disebabkan perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gaya hidup sehat untuk kehidupan sehari-hari. Di dalam komunikasi ada beberapa unsur yakni sumber pesan (source),

BAB I PENDAHULUAN. gaya hidup sehat untuk kehidupan sehari-hari. Di dalam komunikasi ada beberapa unsur yakni sumber pesan (source), BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat khususnya remaja sering melupakan pentingnya kesehatan dan gaya hidup sehat. Dimana para remaja sering melupakan dan tidak perduli

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Ada empat macam golongan media, antara lain media antarpribadi,

Lebih terperinci

KUESIONER HUBUNGAN KARAKTERISTIK INTERNAL, EKSTERNAL, DAN PERSEPSI DENGAN KEPUASAN PENDENGAR TERHADAP PROGRAM TALKSHOW DI RADIO RRI BOGOR

KUESIONER HUBUNGAN KARAKTERISTIK INTERNAL, EKSTERNAL, DAN PERSEPSI DENGAN KEPUASAN PENDENGAR TERHADAP PROGRAM TALKSHOW DI RADIO RRI BOGOR 77 Lampiran 1. Kuisioner penelitian KUESIONER HUBUNGAN KARAKTERISTIK INTERNAL, EKSTERNAL, DAN PERSEPSI DENGAN KEPUASAN PENDENGAR TERHADAP PROGRAM TALKSHOW DI RADIO RRI BOGOR (Kasus pelanggan PLN dan PDAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan salah satu unsur utama dalam segala kegiatan kehidupan manusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi sangat erat kaitannya dengan segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Public Relations (PR) berperan dalam menentukan seorang sosok brand ambassador

BAB I PENDAHULUAN. Public Relations (PR) berperan dalam menentukan seorang sosok brand ambassador BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Hal yang Peneliti coba dalami dalam skripsi ini adalah seberapa jauh seorang Public Relations (PR) berperan dalam menentukan seorang sosok brand ambassador

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup tanpa adanya informasi dan komunikasi yang ia jalani di lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. hidup tanpa adanya informasi dan komunikasi yang ia jalani di lingkungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam masyarakat modern seperti sekarang ini, peranan dan pengaruh informasi dan komunikasi sangat terasa. Tidak ada kegiatan yang dilakukan didalam dan oleh masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya teknologi dan komunikasi saat ini mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi tersebut dapat dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era yang semakin dikuasai oleh teknologi dan informasi seperti saat ini, menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Di era yang semakin dikuasai oleh teknologi dan informasi seperti saat ini, menuntut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era yang semakin dikuasai oleh teknologi dan informasi seperti saat ini, menuntut manusia untuk selalu mengetahui dan mengikuti perkembangan berbagai informasi.

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2009 NOMOR : 15 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2009 NOMOR : 15 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2009 NOMOR : 15 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL (LPPL) RADIO MANDIRI KOTA CILEGON DENGAN

Lebih terperinci

MOTIF DAN KEPUASAN AUDIENCE TERHADAP PROGRAM ACARA SEKILAS BERITA DI BANTUL RADIO 89.1 FM YOGYKARTA YUNIATI PATTY / YOHANES WIDODO

MOTIF DAN KEPUASAN AUDIENCE TERHADAP PROGRAM ACARA SEKILAS BERITA DI BANTUL RADIO 89.1 FM YOGYKARTA YUNIATI PATTY / YOHANES WIDODO MOTIF DAN KEPUASAN AUDIENCE TERHADAP PROGRAM ACARA SEKILAS BERITA DI BANTUL RADIO 89.1 FM YOGYKARTA YUNIATI PATTY / YOHANES WIDODO PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cara yang ditempuh untuk dapat berkomunikasi seperti melalui media massa,

BAB I PENDAHULUAN. cara yang ditempuh untuk dapat berkomunikasi seperti melalui media massa, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi terjadi dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Banyak cara yang ditempuh untuk dapat berkomunikasi seperti melalui media massa, telepon, surat dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Radio Republik Indonesia (RRI) adalah satu-satunya stasiun radio yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. Radio Republik Indonesia (RRI) adalah satu-satunya stasiun radio yang dimiliki oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Radio Republik Indonesia (RRI) adalah satu-satunya stasiun radio yang dimiliki oleh Negara Kesatua Republik Indonesia (NKRI). Radio ini memiliki slogan sekali

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan utama dari pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan utama dari pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara khusus, hal ini berarti meningkatkan Sumber Daya Manusia. Salah satu masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lagi bagi seluruh masyarakat di dunia. Peristiwa komunikasi yang diamati sangat

BAB I PENDAHULUAN. lagi bagi seluruh masyarakat di dunia. Peristiwa komunikasi yang diamati sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peristiwa-peristiwa komunikasi adalah peristiwa yang sudah tidak asing lagi bagi seluruh masyarakat di dunia. Peristiwa komunikasi yang diamati sangat luas dan kompleks

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semenjak media massa dikenal mampu menjangkau khalayak dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semenjak media massa dikenal mampu menjangkau khalayak dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semenjak media massa dikenal mampu menjangkau khalayak dengan wilayah yang luas, pertumbuhan media dari waktu kewaktu semakin menunjukan peningkatan. Keberadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya berbagai media (channel) yang berguna dalam menyampaikan pesan.

BAB I PENDAHULUAN. adanya berbagai media (channel) yang berguna dalam menyampaikan pesan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan media komunikasi pada era modern ini memungkinkan orang-orang di seluruh dunia untuk dapat berkomunikasi. Hal ini terjadi karena adanya berbagai media

Lebih terperinci

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO PUBLIK KOTA DENPASAR

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO PUBLIK KOTA DENPASAR WALIKOTA DENPASAR PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO PUBLIK KOTA DENPASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DENPASAR, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya komunikasi adalah unsur pokok dalam suatu organisasi karena

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya komunikasi adalah unsur pokok dalam suatu organisasi karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya komunikasi adalah unsur pokok dalam suatu organisasi karena didalam organisasi terdapat interaksi sosial yang dilandasi adanya pertukaran makna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi massa merupakan jenis komunikasi yang ditujukan kepada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi massa merupakan jenis komunikasi yang ditujukan kepada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi massa merupakan jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim melalui media cetak atau elektronis

Lebih terperinci

STIKOM SURABAYA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia Surabaya merupakan

STIKOM SURABAYA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia Surabaya merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia Surabaya merupakan sebuah radio Pemerintahan dan berstatus stasiun penyiaran bertipe B. RRI atau Radio Republik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Uses and Gratification adalah teori yang menjelaskan bahwa orang secara aktif mencari media dan muatan (isi) tertentu untuk menghasilkan sebuah kepuasan (West dan H.

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENYEBARAN INFORMASI DI BIDANG PERTANIAN MELALUI PERPUSTAKAAN DIGITAL

EFEKTIVITAS PENYEBARAN INFORMASI DI BIDANG PERTANIAN MELALUI PERPUSTAKAAN DIGITAL EFEKTIVITAS PENYEBARAN INFORMASI DI BIDANG PERTANIAN MELALUI PERPUSTAKAAN DIGITAL (Kasus Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian) SITI MARYAM SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Tingkat kesukaan atau afektif merupakan salah satu komponen proses komunikasi massa yaitu efek. Efek adalah hasil yang dicapai dari usaha penyampaian pernyataan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. berasal dari kata Latin communicatio, dan bersumber dari kata. communis yang berarti sama. Sama di sini maksudnya adalah sama

BAB II KAJIAN PUSTAKA. berasal dari kata Latin communicatio, dan bersumber dari kata. communis yang berarti sama. Sama di sini maksudnya adalah sama BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Komunikasi Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 3TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 3TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 3TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL INFO RADIO PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 2 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 2 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA SALINAN NOMOR : 2 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO KABUPATEN MAJALENGKA

Lebih terperinci

BAB I. komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of mass. communication (media komunikasi massa).

BAB I. komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of mass. communication (media komunikasi massa). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Terdapat banyak definisi tentang komunikasi massa yang telah dikemukakan oleh para ahli. Komunikasi massa adalah komunikasi yang terdiri dari media cetak dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial sangatlah penting untuk bisa berkomunikasi secara global

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial sangatlah penting untuk bisa berkomunikasi secara global BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era yang sudah semakin maju ini, perkembangan teknologi dan komunikasi membuat semua lapisan masyarakat dunia mengikuti perkembangan tersebut dan menjadikan mereka

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 14 ayat (10), Pasal 15,

Lebih terperinci

Baru sulit diperoleh, kecuali pada media bawah tanah (underground). Pada

Baru sulit diperoleh, kecuali pada media bawah tanah (underground). Pada 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan informasi dan komunikasi dari masa ke masa semakin maju dan berkembang semakin pesat, seiring peran media massa yang tidak hanya sebagai media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Televisi dibandingkan dengan media massa lainnya seperti radio, surat kabar, majalah, buku dan sebagainya, tampaknya memiliki sifat istimewa. Televisi merupakan gabungan

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENYIARAN

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENYIARAN SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENYIARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DAN IKLIM ORGANISASI DENGAN KINERJA PENYULUH KEHUTANAN TERAMPIL

HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DAN IKLIM ORGANISASI DENGAN KINERJA PENYULUH KEHUTANAN TERAMPIL HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DAN IKLIM ORGANISASI DENGAN KINERJA PENYULUH KEHUTANAN TERAMPIL (Kasus di Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat) HENDRO ASMORO SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan media massa saat ini, khususnya media elektronik televisi telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan media massa saat ini, khususnya media elektronik televisi telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan media massa saat ini, khususnya media elektronik televisi telah mengalami kemajuan yang sangat pesat, seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi.

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BLORA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI BLORA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO GAGAK RIMANG KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi-informasi, baik berupa berita maupun hiburan masyarakat. Pers di

BAB I PENDAHULUAN. informasi-informasi, baik berupa berita maupun hiburan masyarakat. Pers di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada mulanya radio dikenal sebagai media hiburan bukan media informasi dan pendidikan, namun sejak bergulirnya era reformasi radio semakin bebas menyajikan berita pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Media massa memiliki tiga fungsi dasar, yaitu fungsi informatif, fungsi edukatif, dan fungsi hiburan. Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk

Lebih terperinci

PENGARUH BUDAYA KOREAN POP DALAM TAYANGAN TOP KPOP TV TERHADAP PERILAKU REMAJA DI BSD, KENCANA LOKA BLOK F1

PENGARUH BUDAYA KOREAN POP DALAM TAYANGAN TOP KPOP TV TERHADAP PERILAKU REMAJA DI BSD, KENCANA LOKA BLOK F1 PENGARUH BUDAYA KOREAN POP DALAM TAYANGAN TOP KPOP TV TERHADAP PERILAKU REMAJA DI BSD, KENCANA LOKA BLOK F1 Villia Octariana Putri Binus University, Jakarta, Indonesia Abstrak TUJUAN PENELITIAN Alasan

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA TENGAH

BUPATI BANGKA TENGAH BUPATI BANGKA TENGAH SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO SELAWANG SEGANTANG KABUPATEN BANGKA TENGAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

ANALISIS ISI PROGRAM TELEVISI LOKAL BERJARINGAN DI BANDUNG (STUDI PADA PROGRAM KOMPAS TV, TVRI, DAN IMTV)

ANALISIS ISI PROGRAM TELEVISI LOKAL BERJARINGAN DI BANDUNG (STUDI PADA PROGRAM KOMPAS TV, TVRI, DAN IMTV) ANALISIS ISI PROGRAM TELEVISI LOKAL BERJARINGAN DI BANDUNG (STUDI PADA PROGRAM KOMPAS TV, TVRI, DAN ) Fathania Pritami Prodi S1 Ilmu Komunikasi, Fakultas Komunikasi dan Bisnis, Universitas Telkom Jl. Telekomunikasi

Lebih terperinci

PENGARUH PRESENTER TAYANGAN TALK SHOW HITAM PUTIH DITRANS 7 TERHADAP MINAT MENONTON (STUDI TERHADAP SISWA-SISWI SMA ADVENT JAKARTA PUSAT) SKRIPSI

PENGARUH PRESENTER TAYANGAN TALK SHOW HITAM PUTIH DITRANS 7 TERHADAP MINAT MENONTON (STUDI TERHADAP SISWA-SISWI SMA ADVENT JAKARTA PUSAT) SKRIPSI PENGARUH PRESENTER TAYANGAN TALK SHOW HITAM PUTIH DITRANS 7 TERHADAP MINAT MENONTON (STUDI TERHADAP SISWA-SISWI SMA ADVENT JAKARTA PUSAT) SKRIPSI Oleh Ika Windarti 1100056041 DISUSUN OLEH : UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini teknologi dan informasi berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini teknologi dan informasi berkembang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi sekarang ini teknologi dan informasi berkembang dengan pesat, begitu juga dengan teknologi informasi dan komunikasi yang perkembangannya mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap individu berusaha untuk mengenal dan mencari jati dirinya, mengetahui tentang orang lain, dan mengenal dunia luar atau selalu mencari tahu mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Perkembangan era komunikasi pada saat ini sudah semakin maju. Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Perkembangan era komunikasi pada saat ini sudah semakin maju. Masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan era komunikasi pada saat ini sudah semakin maju. Masyarakat mulai mengandalkan segala sesuatu yang serba instan dalam pemenuhan kebutuhan mereka.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO PESONA FM KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya media massa masyarakat pun bisa dapat terpuaskan.

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya media massa masyarakat pun bisa dapat terpuaskan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam komunikasi, tentu kita mengenal tentang komunikasi massa. Dalam hal ini faktor keserempakan merupakan ciri utama dalam komunikasi massa. Adapun hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi antar umat manusia satu sama lain. Komunikasi begitu sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi antar umat manusia satu sama lain. Komunikasi begitu sangat penting 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan kehidupan manusia di dunia tidak terlepas dari proses komunikasi, dimulai sejak perolehan bahasa dan tulisan yang digunakan sebagai alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Komunikasi merupakan bagian yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat manusia. Oleh karena itulah, ilmu komunikasi saat ini telah berkembang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi terus berkembang seiring dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai kebutuhan pokok,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi didunia telah berkembang sangat pesat. Didorong dengan kemajuan manusia untuk dapat berfikir lebih modern dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh. masyarakat. Kebutuhannya itu dapat terpenuhi bila mengkonsumsi produk

BAB I PENDAHULUAN. dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh. masyarakat. Kebutuhannya itu dapat terpenuhi bila mengkonsumsi produk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi sekarang ini, arus informasi yang aktual, akurat dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh masyarakat. Kebutuhannya itu dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial. Pendek kata, komunikasi adalah bagian dimensi sosial yang khusus membahas

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial. Pendek kata, komunikasi adalah bagian dimensi sosial yang khusus membahas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan bagian dari pola interaksi unsur-unsur dalam sistem sosial. Pendek kata, komunikasi adalah bagian dimensi sosial yang khusus membahas pola

Lebih terperinci

KOMUNIKASI POLITIK DALAM MEDIA MASSA

KOMUNIKASI POLITIK DALAM MEDIA MASSA KOMUNIKASI POLITIK DALAM MEDIA MASSA Dari berbagai pendapat para pakar, komunikasi massa didefenisikan jenis komunikasi yang ditujukan pada sejumlah besar khalayak yang heterogen dan anonim melalui media

Lebih terperinci