BAB II TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA DALAM AL-QUR AN. Secara bahasa toleransi berasal dari bahasa Inggris tolerance yang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA DALAM AL-QUR AN. Secara bahasa toleransi berasal dari bahasa Inggris tolerance yang"

Transkripsi

1 BAB II TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA DALAM AL-QUR AN A. Pengertian Toleransi Secara bahasa toleransi berasal dari bahasa Inggris tolerance yang artinya kesabaran dan kelapangan dada. 1 Dalam kamus Internasional toleransi berasal dari kata tolereren yaitu bersikap toleran atau membiarkan dengan sadar 2 terhadap perbedaan orang lain, baik pada masalah agama, kepercayaan, ekonomi dan sosial. Secara terminologi, menurut Nasaruddin Umar, lapang dada merupakan sikap batin yang lahir dari kesabaran. Filosofi dan watak yang tersimpan (berada) di balik lapang dada adalah untuk menciptakan kemaslahatan, untuk keselamatan dan kerukunan antar pemeluk agama. 3 Dalam kamus besar bahasa Indonesia, toleran ialah bersifat atau bersikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dsb) yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri. Sedangkan toleransi adalah 1). Sifat atau sikap toleran yaitu dua kelompok yang berbeda kebudayaan itu saling berhubungan dengan penuh. 2). Batas ukur untuk penambahan atau pengurangan yang masih 1 John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1976), hlm, Osman Raliby, Kamus Internasional, (Jakarta: N.V. Bulan Bintang, 1982), hlm, Nasarruddin Umar, Deredikalisasi Pemahaman al-qur an dan Hadis, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2014), hlm

2 20 diperbolehkan. 3). Penyimpangan yang masih dapat diterima di pengukuran kerja. 4 Dari beberapa definisi di atas, penulis menyimpulkan bahwa toleransi adalah sikap atau tingkah laku dari seseorang untuk menerima perbedaan orang lain, baik pendapat, agama, kepercayaan, ekonomi dan sosial, demi terciptanya kerukunan bersama. B. Toleransi Antar Umat Beragama Dalam berbagai kajian tentang konflik sosial keagamaan menyebutkan, bahwa semula konflik sosial keagamaan disebabkan karena persoalan ekonomi dan kepentingan politik. Eskalasi konflik meningkat karena pihak yang bertikai pada derajat rendah melibatkan sentimen keagamaan dan pada derajat tertinggi telah menggunakan doktrin keagamaan untuk pembenaran atas tindakan yang dilakukan. Sentiment agama dan penggunaan doktrin keagamaan sebagai dasar legitimasi mendapat dukungan yang cepat dan luas dari masyarakat, sehingga akhirnya konflik meluas dan menjelma menjadi kekerasan. Terlepas dari apapun faktor yang menyertai, peristiwa konflik dengan kekerasan harus dicegah dan diatasi serta dihentikan demi terwujudnya toleransi umat beragama yang dilandasi oleh kehidupan yang harmonis. Departemen agama, sebagai salah satu organ pemerintahan yang bertugas untuk melaksanakan pembangunan bidang agama memiliki 4 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Cet Ke-4. (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2012), hlm

3 21 kebijakan dan strategi agar tercapai toleransi kehidupan beragama yang baik. Kebijakan tersebut berlandaskan pada berbagai peraturan yang mendukung yang tertuang dalam Perpres No. 7 tahun tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Dua arah kebijakan pokok di bidang agama tersebut ialah: 1. Peningkatan kualitas pelayanan dan pemahaman beragama serta kehidupan beragama, dan; 2. Peningkatan kerukunan intern dan antar umat beragama. Atas dasar dua arah kebijakan tersebut, disusun enam program di bidang agama, yaitu: 1. Peningkatan pemahaman, penghayatan, pemahaman, dan pengembangan nilai-nilai agama. 2. Peningkatan pendidikan agama dan pendidikan keagamaan. 3. Peningkatan pelayanan kehidupan beragama. 4. Pengembangan lembaga-lembaga sosial keagamaan dan lembaga pendidikan keagamaan. 5. Penelitian dan pengembangan agama, dan 6. Peningkatan kerukunan umat beragama. 5 Memperhatikan enam program di bidang agama oleh Departemen Agama, sebagai tampak di atas, maka program Penelitian dan Pengembangan Agama dan Peningkatan Kerukunan Umat Beragama, hendaknya bisa ditautkan. Program di bidang agama ini yang harus diupayakan untuk di 5 Anik Farida, Kebijakan dan Strategi Kerukunan Umat Beragama Berbasis Data Set Kekerasan Atas Nama Agama di Indonesia (Jakarta: Penamas. No. 3. Juni. XXI. 2008), hlm

4 22 transformasikan ke dalam masyarakat modern supaya tercipta suasana yang kondusif bagi kehidupan beragama. Sebagai dasar dalam mewujudkan sikap toleransi dan kerukunan hidup antar umat beragama, sebagaimana Intruksi Presiden Republik Indonesia yang telah memberikan tugas untuk dilaksanakan oleh menteri agama yaitu: 1. Membimbing dan mengarahkan seluruh umat beragama agar masuk dalam kerangka pelaksanaan Pancasila dan Undang-undang dasar Mengarahkan supaya seluruh umat beragama di Indonesia menjadi faktor yang membantu usaha pemantapan stabilitas dan ketahanan nasional. 3. Menghilangkan segala keraguan dan kecurigaan yang sudah berjalan hamper sejak awal kemerdekaan antar umat agama dan pemerintah, sehingga akhirnya umat beragama dan pemerintah dapat bersama-sama membangun bangsa dan negara berdasarkan Pancasila. Serangkaian dengan tugas tersebut, Menteri Agama RI menetapkan tiga prioritas Naional dan pembinaan kehidupan beragama yang meliputi: 1. Menetapkan Ideologi dan falsafah Pancasila dalam kehidupan umat beragama dan di lingkungan aparatur Departemen Agama. 2. Membantu usaha memantapkan stabilitas dan ketahanan nasional dengan membina Tiga Kerukunan Hidup yaitu: a. Kerukunan intern umat beragama b. Kerukunan antar umat beragama c. Kerukunan antar umat beragama dengan pemerintah

5 23 3. Meningkatkan partisipasi umat beragama dalam mengsukseskan dan mengamalkan pelaksanaan di segala bidang yang berkesinambungan. 6 Intruksi Presiden dan Menteri Agama RI di atas merupakan usaha untuk memantapkan terciptanya toleransi hidup antar umat beragama. C. Prinsip-prinsip Toleransi Antar Umat Beragama Islam adalah agama yang erat kaitannya dengan urusan alam dan kemanusiaan. Islam memuat tentang pesan dan cara yang amat dalam dan cerdas posisinya ada bersama manusia tanpa ruang dan waktu. Oleh sebab itu, nas-nas yang terdapat dalam al-qur an atau ajarannya berbicara kepada hati dan akal manusia. Islam melalui al-qur an lahir untuk memenuhi spiritualitas dan rasionalitas manusia yang merupakan dua unsur yang dimiliki oleh setiap manusia. Rasionalisme beragama dalam konteks ini adalah memahami agama dengan aktualisasi ajaran ke dalam perilaku sehari-hari. Rasionalisasi beragama dapat melahirkan sikap saling menghargai dan tidak arogan. Bila dikaitkan dengan kerukunan agama mengandung prinsip: Pertama, bahwa Islam itu menolak semua bentuk pemaksaan kehendak. Kedua, menafikan hal-hal yang sangat bertentangan. Ketiga, terbuka dengan bukti baru atau berlawanan yang akan melindungi umat dari sikap literalis, fanatis dan konservatisme yang dapat menimbulkan stagnasi serta anarkisme. Dan hal inilah yang akan membuat umat cenderung kepada sikap intelektual. 6 Departemen Agama RI, Pedoman Dasar Kerukunan Hidup Antar Umat Beragama, (Jakarta: Proyek Pembinaan Kerukunan Beragama, 1979), hlm. 7-8.

6 24 Prinsip di atas, menunjukkan bahwa ajaran agama merupakan proses penalaran. Sebagai seorang muslim tidak boleh berpikir dogmatis. Sebagai orang beragama harus selalu terbuka terhadap sesuatu yang baru, bentuk baru, temuan baru dalam ilmu pengetahuan. 7 Dalam konteks kehidupan beragama sering terjadi ketersinggungan antar pemeluk agama dan untuk menghindari itu semua dalam berkeyakinan dan menjalankan agama masing-masing harus bebas dari sikap memaksa atau merasa keyakinan paling benar. Dalam Islam ada hak-hak yang dijamin antara lain hak untuk memilih agama serta keyakinan sesuai keinginan. Sebagaimana dalam surah Yunūs (10): 99): Dan jikalau Rabmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang ada di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kau (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya.(qs. Yunūs [10]: 99). Ayat di atas menyebutkan bahwa memilih agama dan keyakinan bebas dari pemaksaan. Beragama bertujuan untuk menciptakan sikap saling menghormati dan saling menghargai bukan untuk memaksa kehendak. Ini merupakan prinsip dalam beragama, terdapat nilai tinggi di dalam ayat ini yakni kebebasan memeluk agama, memuliakannya, menghargai kehendak, pemikirannya dan perasaanya serta membiarkannya mengurus urusannya sendiri. Prinsip kebebasan merupakan ciri manusia yang paling spesifik dan 7 Nasaruddin Umar, Deredikalisasi Pemahaman al-qur an dan Hadis, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2014), hlm

7 25 asasi Islam mengutamakan kebebasan dan melindungi haknya sebagai manusia. Agama boleh menawarkan jalan kebenaran, tapi tidak boleh merasa paling benar agama boleh menawarkan kemenangan, tapi tidak boleh cenderung ingin menang sendiri. 8 D. Tugas dan Tanggung Jawab Umat Beragama Dalam konteks kehidupan bermasyarakat dan bernegara, bahwa tugas dan tanggung jawab pemerintah sebagai sebagai pemimpin formal dan tokohtokoh agama sebagai pemimpin non-formal memiliki tugas serta tanggung jawab yang besar. Pemerintah perlu menegakkan peraturan yang ada dan mendorong terciptanya suasana kerukunan, sedangkan tokoh-tokoh agama perlu menyadari bahwa mereka itu sendiri bisa menjadi sumber konflik yang sangat potensial. Setiap gerakan protes (protest movement) tidak akan terjadi tanpa munculnya seseorang atau beberapa orang yang mampu memanipulasi atau mentransformasi keluhan massa ke dalam bentuk gerakan protes. Tentu saja, peranan semacam itu hanya bisa dilakukan setidak-tidaknya oleh lapisan menengah, seperti tokoh-tokoh agama, dalam komunitas tersebut. Gerakan tersebut bisa berwarna lunak, seperti pengunjingan dan kecurigaan atau berwarna keras seperti pengrusakan rumah ibadah atau bahkan penganiayaan. Dengan demikian, ada tiga hal yang perlu dilakukan oleh tokoh-tokoh agama. Pertama, ialah usaha pemahaman terhadap ajaran agama secara menyeluruh dan tepat, serta menghilangkan distorsi historis akibat 8 Nasaruddin Umar, Deredikalisasi Pemahaman al-qur an dan Hadis, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2014), hlm

8 26 pengalaman pahit di masa-masa yang lalu. Pemahaman seperti ini harus ditransformasikan ke dalam sikap massa. Kedua, ialah usaha untuk menghindari penyalahgunaan agama untuk kepentingan tertentu dan pengkaitan dengan faktor lain yang potensial menjadi sumber ketegangan, misalnya ketimpangan sosial. Ketiga, ialah usaha untuk melakukan kerja sama dalam menangani masalah-masalah kemanusiaan. 9 E. Toleransi Antar Umat Beragama dalam al-qur an Islam memberikan perhatian khusus terhadap agama lain yaitu agama Kristen dan Yahudi, karena Islam mempunyai hubungan yang erat dengan agama tersebut. Begitu juga Islam mengakui bahwa kedua agama ini berasal dari satu sumber, yaitu bersumber dari tuhan yang maha Esa. Oleh karena itu, Islam memerintahkan pada umatnya agar bersikap toleran kepada orang lain dan pemeluk agama lain, hal ini terdapat pada ayat-ayat al-qur an. Diantaranya: 1. QS. al-mumtāhānāh ayat 8 Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil Syafiq A. Mughni, Nilai-nilai Islam: Perumusan Ajaran dan Upaya Aktualisasi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), hlm Departemen Agama RI, Mushāf al-azhār: al-qur an dan Terjemahnya, (Bandung: Penerbit Hilal, 2010), hlm. 550

9 27 Ayat ini merupakan keringanan dari Allah Ta ala untuk membina hubungan silaturrahim dengan orang-orang yang tidak memusuhi kaum mukminin dan tidak pula memerangi mereka. 11 Firman-nya: tidak memerangi kamu menggunakan bentuk mudhāri. Ini dipahami oleh M. Quraish Shihab dengan makna mereka secara faktual sedang memerangi kamu, sedang kata yang berarti dalam serta mengandung isyarat bahwa ketika itu mitra bicara bagaikan berada dalam wadah tersebut sehingga tidak ada dari keadaan mereka yang berada di luar wadah itu. dengan kata fi addin / dalam agama tidaklah termasuk peperangan yang disebabkan karena kepentingan duniawi yang tidak ada hubungannya dengan agama dan tidak termasuk pula siapa pun yang tidak secara faktual memerangi umat Islam. Antara lain pada masa Nabi yakni suku Khūza āh demikian juga wanita-wanita dan Ahl adz-dzimmāh (penduduk negeri dari Ahl al- Kitāb yang membayar pajak). Berbuat baik terhadap mereka adalah salah satu bentuk akhlak mulia. 12 Syaikh Imam Al Qurthubi menafsirkan kata untuk berbuat baik lafazh berada pada posisi jarr karena menjadi bādal dari lafazh. Maksudnya, Allah tidak melarang kalian untuk berbuat baik kepada orang-orang yang tidak memerangi kalian, yaitu kabilah Khuza ah, dimana mereka telah berdamai dengan Nabi dimana mereka 11 Syaikh Imam al Qurthubi, Tāfsir al Qurthubi, terjemahan Dudi Rosyadi dkk, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2009), hlm M. Quraish Shihab, Tāfsir al-misbāh: Pesan, Kesan dan Keserasian al-qur'an. Cet. Ke-4. (Jakarta: Lentera Hati, 2006), hlm

10 28 tidak akan memerangi beliau dan tidak pula akan membantu seseorang menentang beliau. 13 Menurut Hamka kata tuqsīthu terambil dari kata qīsth yang berarti adil. Sebenarnya arti dari qīsthi lebih luas dari Adil, karena adil adalah khusus menghukum saja, menjatuhkan keputusan, sehingga yang tidak bersalah disalahkan juga. Qīsth adalah lebih luas, mencakup pergaulan hidup. Tegasnya jika kita berbuat baik dengan tetangga sesama Islam, maka dengan tetangga yang bukan Islam hendaknya kita berbuat baik juga. Jika kita kepada tetangga sesama Islam mengantarkan makanan yang enak, maka hendaknya kita qīsth, yaitu hantari pula makanan kepada tetangga yang berlainan agama. Jika mereka di dalam kesedihan, tunjukanlah kepada mereka bahwa kita pun turut bersedih. 14 Ahli-ahli tafsir menyatakan bahwa ayat ini adalah muhkāmah, artinya berlaku untuk selama-lamanya, tidak dimansuhkan. Dalam segala zaman hendaknya kita berbuat baik dan bersikap adil serta jujur kepada orang yang tidak memusuhi kita dan tidak bertindak mengusir kita dari kampung halaman kita. Kita diwajibkan menunjukan budi Islam kita yang tinggi. 15 Dari penafiran QS. al-mumtāhānah ayat 8 di atas, al-qur an menggambarkan bahwa toleransi antar umat beragama yang baik adalah: 13 Syaikh Imam Al Qurthubi, Tāfsir al Qurthubi, terjemahan Dudi Rosyadi, dkk. (Jakarta: Pustaka Azzam, 2009), hlm Hamka, Tāfsir al Azhār Juz XXVIII. Cet. Ke-2. (Jakarta: Pustaka Panji Mas, 2000), hlm Hamka, Tāfsir al Azhār Juz XXVIII. Cet. Ke-2. hlm. 106.

11 29 a. Tidak ada larangan menjalin hubungan baik dengan siapapun, bahkan dengan orang Non Muslim (Yahudi dan Nasrani) selama mereka tidak memusuhi agama dan masyarakat Islam serta membantu musuh-musuh umat Islam. b. Disarankan memberi bantuan kepada orang Non Muslim yang membutuhkan kapan dan dimanapun mereka berada selagi bantuan itu tidak mengakibatkan dampak yang merugikan bagi umat Islam. c. Islam adalah agama Rāhmatān Lil Alāmin yang membawa kedamaian bagi seluruh alam. Bahkan, walaupun dalam keadaan peperangan, Islam tetap memerintahkan kejujuran tingkahlaku dan perlakuan yang adil. d. Adil dalam Islam memiliki arti yang lebih luas, mencakup pergaulan hidup. Tegasnya jika kita berbuat baik dengan tetangga sesama orang Islam, maka dengan tetangga yang bukan Islam (Yahudi dan Nasrani) hendaknya kita berbuat baik juga. Jika kita kepada tetangga sesama Islam mengantarkan makanan yang enak, maka hendaknya kita qīsth, yaitu hantari pula makanan kepada tetangga yang berlainan agama. Jika mereka di dalam kesedihan, tunjukanlah kepada mereka bahwa kita pun turut bersedih. 2. QS. al-mumtāhānah Ayat 9

12 30 Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka Itulah orang-orang yang zalim. Firman Allah Ta ala Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama. 16 Menurut Syaikh Imam Al Qurthubi maksudnya, orang-orang yang menyusahkan kalian karena agama. Dan mengusir kamu dari negerimu, mereka adalah penduduk Makkah yang pembangkang, Dan membantu. Maksudnya, membantu (orang lain) untuk mengusirmu dan mereka adalah kaum musyrikin Makkah. Menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Lafazh berada pada posisi jarr karena menjadi Bādal dari kata sebelumnya yang terdapat pada kalimat Untuk berbuat baik Departemen Agama RI, al-qur an dan Terjemahnya, (Bandung: Diponegoro, 2003), hlm.

13 31 Dan barang siapa menjadikan mereka sebagian kawan. Maksudnya, menjadikan mereka sebagai kawan, penolong dan kekasih. Maka mereka itulah orang-orang yang zalim. 17 Allah memvonis kepada kaum muslimin yang menjadikan orang-orang kafir sebagai kawan dan penolong, padahal mereka memusuhi orang-orang yang beriman, sebagai orang-orang zalim. Sedangkan menurut Sayyid Qutbh di antara makna zalim itu adalah syirik. Seperti dapat dirujuk kepada firman Allah, 18 sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah kezaliman yang besar. 19 (Luqman: 13). Dari uraian penafsiran QS. al-mumtāhānah ayat 9 diatas, al-qur an menggambarkan dengan keras bahwa larangan untuk menjalin hubungan antar umat beragama yaitu: a. Allah melarang seseorang untuk menjalin hubungan dengan orangorang yang menyusahkan karena agama dan memusuhi agama serta menghancurkan umat Islam. b. Tidak dianjurkan memberi bantuan kepada orang yang memusuhi agama dan masyarakat Islam serta membantu musuh-musuh umat Islam. 17 Syaikh Imam Al Qurthubi, Tāfsir al Qurthubi, terjemahan Dudi Rosyadi, dkk. (Jakarta: Pustaka Azzam, 2009), hlm Sayyid Qutbh, Tāfsir fi Zhilālil-Qur an, terjemahan As ad Yasin, dkk. (Jakarta: Gema Insani Press, 2004), hlm Departemen Agama RI, al-qur an dan Terjemahnya, (Bandung: Diponegoro, 2003), hlm. 329.

14 32 c. Allah melaknat kepada orang Islam yang menjadikan orang-orang kafir sebagai kawan dan penolong, padahal mereka memusuhi orangorang yang beriman, sebagai orang-orang zalim. d. Allah tidak menyukai orang- orang yang zalim, karena di antara makna zalim itu adalah syirik. 3. QS. al-kāfirun Ayat 1-6. ق ل ي ا أ ي ه ا ال ك اف ر ون ١ ل ا أ ع ب د م ا ت ع ب د ون ٢ و ل ا أ نت م ع اب د ون م ا أ ع ب د ٣ و ل ا أ ن ا ع اب د م ا ع ب دت م ٤ و ل ا أ نت م ع اب د ون م ا أ ع ب د ٥ ل ك م د ين ك م و ل ي د ين ٦ Katakanlah Hai orang-orang kafir! Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang kamu sembah. Untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku. 20 Kata ق ل / katakanlah, dicantumkan pada awal ayat di atas walau jika anda mendiktekan sesuatu kepada orang lain agar dia mengucapkan sesuatu. Anda tidak harus mengulangi kata Katakanlah, hal ini untuk menunjukkan bahwa Rasulullah saw tidak mengurangi sedikit pun dari wahyu yang beliau terima, walaupun dari segi lahiriah kelihatannya kata itu tidak berfungsi. 21 Menurut tafsiran Ibnu Katsir sebagaimana dikutip oleh Hamka bahwa arti ayat yang kedua: Aku tidak menyembah apa yang kamu sembah, ialah menafikan perbuatan (nafyul fi li). Artinya bahwa 20 Departemen Agama RI, al-qur an dan Terjemahnya, (Bandung: Diponegoro, 2003), hlm M. Quraish Shihab, Tāfsir al-misbāh: Pesan, Kesan dan Keserasian al-qur'an. (Jakarta: Lentera Hati, 2002), hlm. 575.

15 33 perbuatan begitu tidaklah pernah aku kerjakan. Dan tidak pula kamu menyembah apa yang aku sembah. (ayat 3). Artinya persembahan kita ini sekali-kali tidak dapat diperdamaikan atau digabungkan. Karena yang aku sembah hanyalah Allah kan kalian menyembah kepada benda; yaitu kayu atau batu yang kamu buat sendiri dan kamu besarkan sendiri. Dan aku bukanlah penyembah sebagaimana kamu menyembah. (ayat 4). Dan kamu bukanlah pula penyembah sebagaimana aku menyembah. (ayat 5). Maka selain dari yang kita sembah itu berlain; kamu menyembah berhala aku menyembah Allah Yang Maha Esa, maka cara kita menyembah pun lain pula. Kalau aku menyembah Allah maka Aku melakukan shalat di dalam syarat rukun yang telah di tentukan. Sedang kamu menyembah berhala itu sangatlah berbeda dengan cara aku menyembah Allah. Oleh sebab itu, maka tidaklah dapat agama kita di campur menjadi satu: Untuk kamulah agama kamu, dan untuk akulah agamaku. (ayat 6). 22 Menurut M. Quraish Shihab, ayat di atas merupakan pembedaan secara jelas antara keislaman dan kekufuran sekaligus meletakkan dasar utama bagi terciptanya kerukunan antar pemeluk agama atau kepercayaan yang intinya adalah mempersilahkan masing-masing melaksanakan ajaran agama dan kepercayaannya tanpa saling mengganggu. 22 Hamka, Tāfsir al Azhār Juz XXX. (Jakarta: Pustaka Panji Mas, 1982), hlm

16 34 Sedangkan tujuan diturunkannya ayat tersebut adalah untuk menciptakan hubungan harmonis dalam kehidupan masyarakat plural tanpa penyatuan atau pencampurbauran ajaran agama-agama. 23 Pelajaran yang dapat di ambil dari QS. al-kāfirun ayat 1-6, yaitu: a. Seseorang harus konsisten / berpegang teguh pada keyakinan keagamaannya. Keyakinan itu harus terhujam kukuh ke dalam hati dan pikiran, sehingga apapun yang terjadi, keyakinan tersebut tidak boleh goyah sepanjang zaman. b. Tidak dibenarkan mengubah, menambah, atau mengurangi praktikpraktik ibadah ritual yang diterima dari Nabi saw, karena itu cara peribadatan kaum musyrik yang berbeda dengan tuntunan Nabi saw.walaupun dengan tujuan sama, tetap saja tidak dibenarkan. c. Perlunya pengakuan eksistensi penganut aneka agama dan kepercayaan secara timbale balik, bukan pengakuan kebenaran ajaran / keyakinan mereka. d. Islam adalah Islam dan kekufuran adalah kekufuran, jangan paksakan pertemuannya. Dengan pengakuan eksistensi itu secara de facto, masing-masing pihak dapat melaksanakan apa yang dianggapnya benar dan baik, tanpa memutlakan pendapat kepada orang lain, tetapi sekaligus tanpa mengabaikan keyakinan masing-masing. 23 M. Quraish Shihab, al-lubāb: Makna, Tujuan, dan Pelajaran dari Surah-surah al-qur'an. Cet. Ke-1. (Jakarta: Lentera Hati, 2012), hlm. 771.

17 35 e. Absolutisitas ajaran agama yang dianaut masing-masing adalah sikap jiwa ke dalam, tidak menuntut pernyataan atau kenyataan ke luar terhadap mereka yang tidak meyakininya QS. al-maidah Ayat 2. و ت ع او ن ىا ع ل ال بر و الت ق ى ي و ال ت ع او ن ىا ع ل اإل ث م و ال ع د و ان.Bertolong-tolonglah kamu dalam berbuat kebaikan dan taqwa dan janganlah kamu bertolong-menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan. 25 Menurut Hamka kalimat Ta awanu ialah dari pokok kata (mashdar) Mu awānah yang berarti bertolong-tolongan, bantu membantu. Sedangkan perintahkan hidup bertolong-tolongan dalam membina al- Birru, yaitu segala ragam maksud yang baik dan berfaedah, yang di dasarkan kepada menegakkan taqwa, yaitu mempererat hubungan dengan tuhan. Dan ditengah bertolong-tolongan atas berbuat dosa dan menimbulkan permusuhan dan menyakiti sesama manusia. Tegasnya merugikan orang lain, kemudian di penutupan ayat tersebut pula: Dan taqwalah kamu sekalian kepada Allah, sesungguhnya Allah adalah sangat keras siksanya. 26 Syaikh Imam Al Qurthubi menambahkan bahwa ayat di atas terputus atau terpisah dari ayat sebelumnya. Perintah untuk saling tolongmenolong dalam mengerjakan kebajikan dan taqwa ini merupakan perintah bagi seluruh manusia. Yakni, hendaklah sebagian kalian 24 M. Quraish Shihab, al-lubāb: Makna, Tujuan, Dan Pelajaran Dari Surah-surah al-qur'an. Cet. Ke-1. (Jakarta: Lentera Hati, 2012), hlm Departemen Agama RI, al-qur an dan Terjemahnya, (Bandung: Diponegoro, 2003), hlm Hamka, Tāfsir al-azhār Juz VI. (Jakarta: Pustaka Panji Mas, 1984), hlm. 114.

18 36 menolong sebagian yang lain. Berusahalah untuk mengerjakan apa yang Allah perintahkan dan mengaplikasikannya. Jauhilah apa yang Allah larang dan hindarilah. 27 Sedangkan menurut M. Quraish Shihab, ayat di atas merupakan prinsip dasar dalam menjalin kerjasama dengan siapapun, selama tujuannya adalah kebajikan dan ketaqwaan. 28 Dari beberapa penafsiran QS. al-mumtāhānah ayat 8-9 di atas, menggambarkan bahwa toleransi antar umat beragama yang baik adalah: 1. Tidak ada larangan menjalin hubungan baik dengan siapapun, bahkan dengan orang non Muslim (Yahudi dan Nasrani) selama mereka tidak memusuhi agama dan masyarakat Islam serta membantu musuh-musuh umat Islam. 2. Disarankan memberi bantuan kepada orang non Muslim yang membutuhkan kapan dan dimanapun mereka berada selagi bantuan itu tidak mengakibatkan dampak yang merugikan bagi umat Islam. 3. Islam adalah agama Rāhmatān Lil Alāmin yang membawa kedamaian bagi seluruh alam. Bahkan, walaupun dalam keadaan peperangan, Islam tetap memerintahkan kejujuran tingkahlaku dan perlakuan yang adil. 4. Adil dalam Islam memiliki arti yang lebih luas, mencakup pergaulan hidup. Tegasnya jika kita berbuat baik dengan tetangga sesama orang Islam, maka dengan tetangga yang bukan Islam (Yahudi dan Nasrani) 27 Syaikh Imam Al Qurthubi, Tāfsir al Qurthubi, terjemahan Dudi Rosyadi, dkk. (Jakarta: Pustaka Azzam, 2008), hlm M. Quraish Shihab, Tāfsir al-misbāh: Pesan, Kesan dan Keserasian al-qur'an. Cet. Ke-4. (Jakarta: Lentera Hati, 2006), hlm. 13.

19 37 hendaknya kita berbuat baik juga. Jika kita kepada tetangga sesama Islam mengantarkan makanan yang enak, maka hendaknya kita qīsth, yaitu hantari pula makanan kepada tetangga yang berlainan agama. Jika mereka di dalam kesedihan, tunjukanlah kepada mereka bahwa kita pun turut bersedih. 5. larangan seseorang untuk menjalin hubungan dengan orang yang menyusahkan karena agama dan memusuhi agama serta menghancurkan umat Islam. 6. Allah melaknat kepada orang Islam yang menjadikan orang-orang kafir sebagai kawan dan penolong, padahal mereka memusuhi orang-orang yang beriman, sebagai orang-orang zalim. 7. Allah tidak menyukai orang- orang yang zalim, karena di antara makna zalim itu adalah syirik. Ayat-ayat toleransi agama di atas seperti halnya QS. al-kāfirun ayat 1-6, menunjukkan bahwa Islam senantiasa mengajarkan dan menegakkan hidup berdampingan secara damai dalam kehidupan bermasyarakat serta menciptakan ketentraman hidup di muka bumi. Landasan tersebut adalah suatu kebijaksanaan Allah dalam mengatur hubungan antar manusia yang berbeda agama dan kepercayaan. Kemudian pelajaran yang dapat dipetik dari penafsiran QS. al- Maidah ayat 2 di atas jelaslah bahwa sikap tolong-menolong tidak hanya pada kaum muslimin tetapi dianjurkan tolong-menolong pada semua manusia baik itu yang beragama Islam maupun yang beragama non

20 38 Muslim. Selain itu juga muslim dianjurkan untuk berbuat kebaikan dimuka bumi ini dengan sesama makhluk Tuhan dan tidak diperbolehkan untuk berbuat kejahatan pada manusia. Di situ dikatakan untuk tidak memusuhi sesamanya. Selain itu juga dilarang tolong-menolong dalam perbuatan yang tidak baik.

BAB IV ANALISIS PEMAHAMAN DAN IMPLEMENTASI TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA. maka dalam bab ini peneliti kemukakan secara garis besar mengenai

BAB IV ANALISIS PEMAHAMAN DAN IMPLEMENTASI TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA. maka dalam bab ini peneliti kemukakan secara garis besar mengenai BAB IV ANALISIS PEMAHAMAN DAN IMPLEMENTASI TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA Dalam bab sebelumnya telah di uraikan tentang toleransi antar umat beragama di Desa Jolotigo Kecamatan Talun Kabupaten Pekalongan,

Lebih terperinci

PERSATUAN DAN KERUKUNAN

PERSATUAN DAN KERUKUNAN PERSATUAN DAN KERUKUNAN PENGERTIAN PERSATUAN DAN KESATUAN A. PERSATUAN Dari segi bahasa persatuan berarti gabungan, ikatan atau kumpulan. Sedangkan menurut istilah persatuan adalah kumpulan individu manusia

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA DALAM AL-QURAN TELAAH PENDIDIKAN ISLAM

BAB IV ANALISIS TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA DALAM AL-QURAN TELAAH PENDIDIKAN ISLAM BAB IV ANALISIS TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA DALAM AL-QURAN TELAAH PENDIDIKAN ISLAM A. Hakikat Toleransi dalam Al-Quran Telaah Pendidikan Islam Allah telah membimbing manusia kepada toleransi melalui

Lebih terperinci

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 285

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 285 Tafsir Depag RI : QS 002 - Al Baqarah 285 آم ن الر س ول ب م ا ا ن ز ل ا ل ي ه م ن ر ب ه و ال م و م ن ون ك ل آم ن ب الل ه و م ل اي ك ت ه و ك ت ب ه و ر س ل ه ل ا ن ف ر ق ب ي ن ا ح د م ن ر س ل ه و ق ال وا

Lebih terperinci

Standar Kompetensi : 4. Membiasakan perilaku terpuji.

Standar Kompetensi : 4. Membiasakan perilaku terpuji. Standar Kompetensi : 4. Membiasakan perilaku terpuji. Kompetensi Dasar: 4.1 Menjelaskan pengertian persatuan dan maksud persatuan umat Islam 4.2 Menjelaskan pengertian dan maksud kerukunan antar umat beragama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam UUD RI Tahun 1945 pasal 31 ayat 1 menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, dan ayat 3 menegaskan bahwa pemerintah mengusahakan

Lebih terperinci

ISLAM DAN TOLERANSI. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. MUHAMMAD ALVI FIRDAUSI, S.Si, MA. Modul ke: Fakultas TEHNIK

ISLAM DAN TOLERANSI. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. MUHAMMAD ALVI FIRDAUSI, S.Si, MA. Modul ke: Fakultas TEHNIK Modul ke: ISLAM DAN TOLERANSI Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Fakultas TEHNIK MUHAMMAD ALVI FIRDAUSI, S.Si, MA Program Studi TEHNIK INFORMATIKA www.mercubuana.ac.id ق ل ي أ ي ھ ا ٱل

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beragama itu dimungkinkan karena setiap agama-agama memiliki dasar. damai dan rukun dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. beragama itu dimungkinkan karena setiap agama-agama memiliki dasar. damai dan rukun dalam kehidupan sehari-hari. 1 BAB I A. Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN Dengan tumbuhnya pengetahuan tentang agama-agama lain, menimbulkan sikap saling pengertian dan toleran kepada orang lain dalam hidup sehari-hari, sehingga

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Islam Bab 11 ISLAM DAN TOLERANSI

Pendidikan Agama Islam Bab 11 ISLAM DAN TOLERANSI Modul ke: 13 Pendidikan Agama Islam Bab 11 ISLAM DAN TOLERANSI Fakultas Teknik Alimudin, S.Pdi, M.Si Program Studi Teknik Industri www.mercubuana.ac.id PENGANTAR Toleransi beragama adalah sikap sabar dan

Lebih terperinci

Post

Post اليهود والنصارى هم بنو ا سراي يل.. Yahudi dan Kristen adalah bani Israel (Ya qub) As بسم االله الرحمن الرحيم والصلاة والسلام على جدي محمد رسول االله وا له الا طهار وجميع ا نبياء االله وا لهم الا طهار لا

Lebih terperinci

Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi.

Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi. Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi. اقتباس المشاركة: 81532 من الموضوع: Allah Berkompetisi mencintai adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah Usaha sadar yang dengan sengaja dirancang dan direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

PERAYAAN NATAL BERSAMA

PERAYAAN NATAL BERSAMA BIDANG SOSIAL DAN BUDAYA 5 PERAYAAN NATAL BERSAMA Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia, setelah : Memperhatikan : Menimbang : 1. Perayaan Natal Bersama pada akhir-akhir ini disalahartikan oleh sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada Allah. Allah berfirman dalam Qs.Al-hujurat ayat 13 :

BAB I PENDAHULUAN. kepada Allah. Allah berfirman dalam Qs.Al-hujurat ayat 13 : BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Al-Qur an adalah kitab yang sempurna dan tidak ada kekurangan di dalamnya, menjelaskan bagaimana tata cara berhubungan dengan sesama umat manusia. Allah menciptakan

Lebih terperinci

Hukum Menyekolahkan Anak di Sekolah Non-Muslim

Hukum Menyekolahkan Anak di Sekolah Non-Muslim Hukum Menyekolahkan Anak di Sekolah Non-Muslim Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah mendapatkan pertanyaan dari majalah SuaraAisyiyah berkenaan dengan hukum menyekolahkan anak di sekolah

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Al-Quran yang ditelaah melalui konsep Pendidikan Islam, penulis menemukan

BAB V PENUTUP. Al-Quran yang ditelaah melalui konsep Pendidikan Islam, penulis menemukan BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan pembahasan tentang toleransi antar umat beragama dalam Al-Quran yang ditelaah melalui konsep Pendidikan Islam, penulis menemukan beberapa kesimpulan, diantaranya mengenai

Lebih terperinci

PENYERANGAN AMERIKA SERIKAT DAN SEKUTUNYA TERHADAP IRAK

PENYERANGAN AMERIKA SERIKAT DAN SEKUTUNYA TERHADAP IRAK 31 PENYERANGAN AMERIKA SERIKAT DAN SEKUTUNYA TERHADAP IRAK FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 2 Tahun 2003 Tentang PENYERANGAN AMERIKA SERIKAT DAN SEKUTUNYA TERHADAP IRAK Majelis Ulama Indonesia, setelah

Lebih terperinci

TOLERANSI BERAGAMA MENURUT PANDANGAN HAMKA DAN NURCHOLISH MADJID

TOLERANSI BERAGAMA MENURUT PANDANGAN HAMKA DAN NURCHOLISH MADJID TOLERANSI BERAGAMA MENURUT PANDANGAN HAMKA DAN NURCHOLISH MADJID SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Perbandingan Agama (Ushuluddin) Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi

Lebih terperinci

KONSEP TOLERANSI DAN KEBEBASAN BERAGAMA

KONSEP TOLERANSI DAN KEBEBASAN BERAGAMA KONSEP TOLERANSI DAN KEBEBASAN BERAGAMA Abu Bakar UIN Sultan Syarif Kasim Riau jambuair58@gmail.com Abstrak Toleransi merupakan suatu sikap atau perilaku manusia yang mengikuti aturan, di mana seseorang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. A. Penafsiran M. Quraish Shihab Surah al-nisa> ayat 119. mereka (mengubah ciptaan Allah) lalu benar-benar mereka akan mengubahnya).

BAB IV ANALISIS. A. Penafsiran M. Quraish Shihab Surah al-nisa> ayat 119. mereka (mengubah ciptaan Allah) lalu benar-benar mereka akan mengubahnya). 84 BAB IV ANALISIS A. Penafsiran M. Quraish Shihab Surah al-nisa> ayat 119 Dalam penafsiran ayat و آلم ر ن ه م ف ل ي غ ي ر ن خ ل ق الل ه (dan akan saya suruh mereka (mengubah ciptaan Allah) lalu benar-benar

Lebih terperinci

BAB III PENAFSIRAN AYAT 33 SURAT MARYAM

BAB III PENAFSIRAN AYAT 33 SURAT MARYAM A. Penafsiran Ibn Kathi>r BAB III PENAFSIRAN AYAT 33 SURAT MARYAM و الس ل م ع ل ي ي و م و ل د ت و ي و م أ م وت و ي و م أ ب ع ث ح ي ا Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekali. Selain membawa kemudahan dan kenyamanan hidup umat manusia.

BAB I PENDAHULUAN. sekali. Selain membawa kemudahan dan kenyamanan hidup umat manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era global, plural, multikultural seperti sekarang setiap saat dapat saja terjadi peristiwa-peristiwa yang tidak dapat terbayangkan dan tidak terduga sama

Lebih terperinci

ISBN:

ISBN: Muhammad Farid Wajdi, Lc. 2017, PT Elex Media Komputindo, Jakarta Hak cipta dilindungi undang undang Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit PT Elex Media Komputindo Kompas - Gramedia, Anggota IKAPI, Jakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cipta, 1992), hlm Sriyono, Teknik Belajar Mengajar Dalam CBSA, (Jakarta: Rineka

BAB I PENDAHULUAN. Cipta, 1992), hlm Sriyono, Teknik Belajar Mengajar Dalam CBSA, (Jakarta: Rineka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan strategi cara belajar siswa aktif merupakan suatu fenomena, terlepas dari besar kecilnya kadar keaktifan siswa dalam belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. samawi lain yang datang sebelumnya. Allah Swt. mewahyukan al-quran kepada

BAB I PENDAHULUAN. samawi lain yang datang sebelumnya. Allah Swt. mewahyukan al-quran kepada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama Islam merupakan agama samawi yang sempurna diantara agama samawi lain yang datang sebelumnya. Allah Swt. mewahyukan al-quran kepada Nabi Muhammad saw sebagai

Lebih terperinci

KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA. Irma Septina P. Finka Fitri Astika Alfyanti Cahyaningsih KELOMPOK 6 PENGERTIAN TOLERANSI

KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA. Irma Septina P. Finka Fitri Astika Alfyanti Cahyaningsih KELOMPOK 6 PENGERTIAN TOLERANSI KERUKUNAN PENGERTIAN DALAM DI ANTAR UMAT KELOMPOK 6 Irma Septina P. Finka Fitri Astika Alfyanti Cahyaningsih DALAM DI Menurut Bahasa Latin Tolerare berarti bertahan atau memikul. Toleran diartikan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan dan perkembangan pendidikan sejalan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga perubahan akhlak pada anak sangat dipengaruhi oleh pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis merupakan negara yang kaya dibandingkan dengan negara yang lainnya, hal ini dapat dibuktikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengamalkan dan menjadikan Islam sebagai pandangan hidup. 1

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengamalkan dan menjadikan Islam sebagai pandangan hidup. 1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Zakiyah Daradjat, pendidikan Islam ialah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan primer manusia sebagai makhluk sosial bahkan pada situasi tertentu,

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan primer manusia sebagai makhluk sosial bahkan pada situasi tertentu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial diharapkan mampu memiliki sikap dan hubungan yang baik ketika hidup bersama dalam berbagai situasi dan kondisi apapun. Adanya interaksi

Lebih terperinci

Dengan nama Allah yang maha pengasih, maha penyayang, dan salam kepada para Rasul serta segala puji bagi Tuhan sekalian alam.

Dengan nama Allah yang maha pengasih, maha penyayang, dan salam kepada para Rasul serta segala puji bagi Tuhan sekalian alam. Imam Nasser Muhammad Al-Yamani 18-11 - 1430 AH 06-11 - 2009 AD 12:41 am Tuhanmu Tidak Pernah Zhalim Kepada Siapapun Dengan nama Allah yang maha pengasih, maha penyayang, dan salam kepada para Rasul serta

Lebih terperinci

Kesadaran Akan Keberadaan. Ahmad Munir

Kesadaran Akan Keberadaan. Ahmad Munir Kesadaran Akan Keberadaan Ahmad Munir Segala puji bagi Allah, kami memujinya, memohon pertolongannnya, dan ampunannya, kami berlindung kepada Allah dari kejahatan diri diri kami, dan dari kejelekan amalan

Lebih terperinci

MAKNA DUA KALIMAT SYAHADAT DAN KONSEKUENSINYA

MAKNA DUA KALIMAT SYAHADAT DAN KONSEKUENSINYA MAKNA DUA KALIMAT SYAHADAT DAN KONSEKUENSINYA Jama ah Jum at rahimakumullah Setiap muslim pasti bersaksi, mengakui bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasulullah, tapi tidak semua muslim memahami hakikat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agama. Sistem ekonomi Islam merupakan suatu sistem ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. agama. Sistem ekonomi Islam merupakan suatu sistem ekonomi yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang universal yang sangat memperhatikan segala aspek kesetaraan masalah egiologi, politik, ekonomi spiritual di dalam kehidupan. Masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN UPAH DENGAN KULIT HEWAN KURBAN DI DESA JREBENG KIDUL KECAMATAN WONOASIH KABUPATEN PROBOLINGGO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN UPAH DENGAN KULIT HEWAN KURBAN DI DESA JREBENG KIDUL KECAMATAN WONOASIH KABUPATEN PROBOLINGGO BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN UPAH DENGAN KULIT HEWAN KURBAN DI DESA JREBENG KIDUL KECAMATAN WONOASIH KABUPATEN PROBOLINGGO Setelah memberikan gambaran tentang praktik pengupahan kulit

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA BAB IV ANALISIS DATA A. Kerukunan Antarumat Beragama di Kelurahan Kandangan Kerukunan umat beragama adalah hubungan sesama umat beragama yang dilandasi toleransi, saling pengertian, saling menghormati,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan masalah fundamental dalam pembangunan bangsa dan merupakan bekal yang harus dimiliki oleh setiap generasi muda agar kelak dapat menghadapi

Lebih terperinci

ISLAM DAN TOLERANSI. ABDUL RACHMAN, S.S., M.Pd.I. Modul ke: Fakultas TEKNIK. Program Studi Teknik Industri.

ISLAM DAN TOLERANSI. ABDUL RACHMAN, S.S., M.Pd.I. Modul ke: Fakultas TEKNIK. Program Studi Teknik Industri. Modul ke: ISLAM DAN TOLERANSI Fakultas TEKNIK ABDUL RACHMAN, S.S., M.Pd.I Program Studi Teknik Industri www.mercubuana.ac.id Masjid Al-Aqsa, sebuah nama masjid bersejarah di Kudus, Jawa Tengah memang kurang

Lebih terperinci

Wallahu A lam bisshawab Wa shallallahu ala nabiyyina Muhammadin wa ala aalihi wa shahbihi wa sallam

Wallahu A lam bisshawab Wa shallallahu ala nabiyyina Muhammadin wa ala aalihi wa shahbihi wa sallam BANTAHAN TERHADAP TULISAN SYUBHAT: Ajaran Tauhid Wahabi Muhammad bin Abdul Wahab ajaran Islam Ekstrem dan Radikal?Oleh Al-Ustadz Muhammad bin Umar As-Sewed hafidzahullahu ta ala Syubhat?Pada tanggal 15

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pendidikan adalah laksana eksperimen yang tidak pernah selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ajaran yang sangat sempurna dan memuat berbagai aspek-aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. ajaran yang sangat sempurna dan memuat berbagai aspek-aspek kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai agama pembawa rahmat bagi seluruh alam, Islam hadir dengan ajaran yang sangat sempurna dan memuat berbagai aspek-aspek kehidupan manusia. Islam tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk mencerdaskan kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan dan diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas.hampir semua orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan masyarakat adalah orang-orang dewasa, orang-orang yang. dan para pemimpin formal maupun informal.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan masyarakat adalah orang-orang dewasa, orang-orang yang. dan para pemimpin formal maupun informal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan interaksi antara pendidik dan peserta didik, untuk mencapai tujuan pendidikan, yang berlangsung dalam lingkungan pendidikan. Pendidikan dalam lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa bantuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa bantuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Setiap individu berinteraksi dengan individu lainnya. Interaksi ini disebut dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TERHADAP PENGAMBILAN KEUNTUNGAN PADA PENJUALAN ONDERDIL DI BENGKEL PAKIS SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TERHADAP PENGAMBILAN KEUNTUNGAN PADA PENJUALAN ONDERDIL DI BENGKEL PAKIS SURABAYA BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TERHADAP PENGAMBILAN KEUNTUNGAN PADA PENJUALAN ONDERDIL DI BENGKEL PAKIS SURABAYA A. Analisis terhadap Praktek Pengambilan Keuntungan pada Penjualan Onderdil di Bengkel

Lebih terperinci

Dari segi bahasa : menutupi atau mengingkari.

Dari segi bahasa : menutupi atau mengingkari. Kufur Syirik Nifaq Dari segi bahasa : menutupi atau mengingkari. Dari segi istilah : bermaksud hati tertutup atau terkunci daripada mendapat hidayah Allah SWT. Kufur adalah tidak mempercayai Allah SWT,

Lebih terperinci

Dengan nama Allah, maha pengasih dan penyayang. Salam kepada semua Nabi dari yang terdahulu hingga yang akhir.

Dengan nama Allah, maha pengasih dan penyayang. Salam kepada semua Nabi dari yang terdahulu hingga yang akhir. SYRIA: Tidak Untuk Invasi Asing di dunia Arab, Takutlah pada Allah wahai para pemimpin Arab! 12-09-2013-05:45 AM Dengan nama Allah, maha pengasih dan penyayang. Salam kepada semua Nabi dari yang terdahulu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK SIMPAN PINJAM PEREMPUAN PADA PNPM MP DI DESA IMA AN KECAMATAN DUKUN KABUPATEN GRESIK STUDI ANALISIS KOMPILASI HUKUM

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK SIMPAN PINJAM PEREMPUAN PADA PNPM MP DI DESA IMA AN KECAMATAN DUKUN KABUPATEN GRESIK STUDI ANALISIS KOMPILASI HUKUM BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK SIMPAN PINJAM PEREMPUAN PADA PNPM MP DI DESA IMA AN KECAMATAN DUKUN KABUPATEN GRESIK STUDI ANALISIS KOMPILASI HUKUM EKONOMI SYARIAH Berdasarkan penjelasan yang terdapat

Lebih terperinci

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 7/MUNAS VII/MUI/11/2005 Tentang PLURALISME, LIBERALISME DAN SEKULARISME AGAMA

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 7/MUNAS VII/MUI/11/2005 Tentang PLURALISME, LIBERALISME DAN SEKULARISME AGAMA 12 Pluralisme, Liberalisme, DAN Sekularisme Agama FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 7/MUNAS VII/MUI/11/2005 Tentang PLURALISME, LIBERALISME DAN SEKULARISME AGAMA Majelis Ulama Indonesia (MUI), dalam

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH A. Analisis Terhadap Klaim Asuransi Dalam Akad Wakalah Bil Ujrah. Klaim adalah aplikasinya oleh peserta untuk memperoleh

Lebih terperinci

Maka dirikanlah shalat karena Rabbmu; dan berkorbanlah. (QS. al-kautsar:2)

Maka dirikanlah shalat karena Rabbmu; dan berkorbanlah. (QS. al-kautsar:2) Ditulis oleh slam Center FATWA-FATWA PLHAN (18) Hukum Menyembelih untuk selain Allah Pertanyaan: Apakah hukum menyembelih untuk selain Allah? Jawaban: Sudah kami jelaskan dalam kesempatan lain bahwa tauhid

Lebih terperinci

Pesan Damai Yang Tak Sejuk

Pesan Damai Yang Tak Sejuk Pesan Damai Yang Tak Sejuk Tuesday, March 15, 2016 https://www.itsme.id/pesan-damai-yang-tak-sejuk/ it's me - Sangatlah menyedihkan melihat bagaimana Al-Qur an digunakan oleh sebagian para pemimpin Muslim

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan menuju kedewasaan serta pembentukan manusia

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan menuju kedewasaan serta pembentukan manusia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan menuju kedewasaan serta pembentukan manusia seutuhnya.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK Praktik sewa menyewa pohon yang terjadi di Desa Mayong merupakan suatu perjanjian yang sudah lama dilakukan dan

Lebih terperinci

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 284

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 284 Tafsir Depag RI : QS 002 - Al Baqarah 284 ل ل ه م ا ف ي الس م او ات و م ا ف ي ال ا ر ض و ا ن ت ب د وا م ا ف ي ا ن ف س ك م ا و ت خ ف وه ي ح اس ب ك م ب ه الل ه ف ي غ ف ر ل م ن ي ش اء و ي ع ذ ب م ن ي ش اء

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bergaul satu sama lain. Dalam pergaulan di masyarakat, interaksi sesama manusia

BAB I PENDAHULUAN. bergaul satu sama lain. Dalam pergaulan di masyarakat, interaksi sesama manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Secara fitrah manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang saling bergantung satu sama lain. Dengan fitrah tersebut, maka manusia akan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PEMBIAYAAN MUDHARABAH DENGAN SISTEM KELOMPOK DI BMT KUBE SEJAHTERA KRIAN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PEMBIAYAAN MUDHARABAH DENGAN SISTEM KELOMPOK DI BMT KUBE SEJAHTERA KRIAN SIDOARJO BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PEMBIAYAAN MUDHARABAH DENGAN SISTEM KELOMPOK DI BMT KUBE SEJAHTERA KRIAN SIDOARJO A. Analisis Terhadap Akad Pembiayaan Mudharabah Dengan Sistem Kelompok di BMT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam kehidupan masyarakat. Ahli psikologi pada umumnya sependapat bahwa dasar pembentukan akhlak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan mendidik hingga pada akhirnya terjadi keseimbangan antara fisik dan mental.

BAB I PENDAHULUAN. dan mendidik hingga pada akhirnya terjadi keseimbangan antara fisik dan mental. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah masalah yang penting untuk diperhatikan bersama oleh semua pihak, baik pemerintah, orang tua maupun masyarakat. Pendidikan merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PANDANGAN M. QURAISH SHIHAB DAN AHMAD MUSTHOFA AL-MARAGH TENTANG SUNNATULLAH DALAM SURAT AL-FATH AYAT 23

BAB IV ANALISIS PANDANGAN M. QURAISH SHIHAB DAN AHMAD MUSTHOFA AL-MARAGH TENTANG SUNNATULLAH DALAM SURAT AL-FATH AYAT 23 64 BAB IV ANALISIS PANDANGAN M. QURAISH SHIHAB DAN AHMAD MUSTHOFA AL-MARAGH TENTANG SUNNATULLAH DALAM SURAT AL-FATH AYAT 23 A. Penafsiran surat al-fath ayat 23 Menurut Quraish Shihab M. Quraish Shihab,

Lebih terperinci

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR: AL-QURAN KOMPETENSI DASAR Menganalisis kedudukan dan fungsi al-quran dalam agama Islam Mengidentifikasi berbagai karakteristik yang melekat pada al-quran INDIKATOR: Mendeskripsikan kedudukan dan fungsi

Lebih terperinci

IPTEK, DAN SENI DALAM ISLAM 1. Konsep Ipteks Dalam Islam a. Pengetahuan dan ilmu pengetahuan Pengetahuan : segala sesuatu yang diketahui manusia

IPTEK, DAN SENI DALAM ISLAM 1. Konsep Ipteks Dalam Islam a. Pengetahuan dan ilmu pengetahuan Pengetahuan : segala sesuatu yang diketahui manusia IPTEK, DAN SENI DALAM ISLAM 1. Konsep Ipteks Dalam Islam a. Pengetahuan dan ilmu pengetahuan Pengetahuan : segala sesuatu yang diketahui manusia melalui tangkapan pancaindera, intuisi, firasat atau yang

Lebih terperinci

Di antaranya pemahaman tersebut adalah:

Di antaranya pemahaman tersebut adalah: MENYOAL PEMAHAMAN ATAS KONSEP RAHMATAN LI AL- ÂLAMÎN Kata Rahmatan li al- Âlamîn memang ada dalam al-quran. Namun permasalahan akan muncul ketika orang-orang menafsirkan makna Rahmatan li al- Âlamîn secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertentu saja, melainkan seluruh individu yang mengaku dirinya muslim. 1

BAB I PENDAHULUAN. tertentu saja, melainkan seluruh individu yang mengaku dirinya muslim. 1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dakwah merupakan bagian penting dalam mempertahankan keberlangsungan hidup agama Islam, tidak mungkin Islam dapat bertahan di tengah masyarakat bila tidak

Lebih terperinci

5 Oktober 2011 AAEI ITB K-07

5 Oktober 2011 AAEI ITB K-07 1 2 ASSALAMU ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH... 3 Gina Maulia (10510064) Dewi Ratna Sari (10510028) KELOMPOK 3 Nilam Wahyu Nur Sarwendah (10510051) Widya Tania Artha (10510026) Kartika Trianita (10510007)

Lebih terperinci

TETANGGA Makna dan Batasannya حفظه هللا Syaikh 'Ali Hasan 'Ali 'Abdul Hamid al-halabi al-atsari

TETANGGA Makna dan Batasannya حفظه هللا Syaikh 'Ali Hasan 'Ali 'Abdul Hamid al-halabi al-atsari TETANGGA Makna dan Batasannya حفظه هللا Syaikh 'Ali Hasan 'Ali 'Abdul Hamid al-halabi al-atsari Publication : 1437 H_2016 M Tetangga: Makna dan Batasannya حفظه هللا Syaikh 'Ali Hasan al-halabi Disalin

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TOLERANSI ATAR UMAT BERAGAMA DI KALANGAN SISWA DI SMA NEGERI 3 PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS TOLERANSI ATAR UMAT BERAGAMA DI KALANGAN SISWA DI SMA NEGERI 3 PEKALONGAN BAB IV ANALISIS TOLERANSI ATAR UMAT BERAGAMA DI KALANGAN SISWA DI SMA NEGERI 3 PEKALONGAN Setelah penulis mengumpulkan data penelitian di lapangan tentang toleransi antar umat beragama di kalanga siswa

Lebih terperinci

Iman Kepada KITAB-KITAB

Iman Kepada KITAB-KITAB Iman Kepada KITAB-KITAB رمحو هللا Syaikh Muhammad bin Shalih al-utsaimin Publication : 1437 H, 2016 M Iman Kepada KITAB-KITAB Oleh : Syaikh Muhammad bin Shalih al-utsaimin Disalin dari Kitab 'Aqidah AhlusSunnah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya. Manusia membutuhkan rambu-rambu lalu lintas yang memberinya

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya. Manusia membutuhkan rambu-rambu lalu lintas yang memberinya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup sendirian, karena ada sekian banyak kebutuhan yang tidak dapat dipenuhinya sendiri. Petani memerlukan baju

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. diantara ajaran tersebut adalah mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. diantara ajaran tersebut adalah mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Islam adalah agama yang universal, yang mengajarkan kepada manusia mengenai berbagai aspek kehidupan, baik duniawi maupun ukhrawi. Salah

Lebih terperinci

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 286

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 286 Tafsir Depag RI : QS 002 - Al Baqarah 286 ل ا ي ك ل ف الل ه ن ف س ا ا ل ا و س ع ه ا ل ه ا م ا ك س ب ت و ع ل ي ه ا م ا اك ت س ب ت ر ب ن ا ل ا ت و اخ ذ ن ا ا ن ن س ين ا ا و ا خ ط ا ن ا ر ب ن ا و ل ا ت ح

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. politik, sosial, dan lain sebagainya. Permasalahan-permasalahanan tersebut kerap

BAB I PENDAHULUAN. politik, sosial, dan lain sebagainya. Permasalahan-permasalahanan tersebut kerap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyaknya permasalahan kehidupan telah mengakibatkan tekanan yang berat pada sebagian besar masyarakat Indonesia seperti permasalahan ekonomi, politik, sosial, dan lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain. Seperti: orang kaya membutuhkan orang miskin, orang miskin membutuhkan orang kaya, orang kuat membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an menganjurkan manusia untuk beriman dan berilmu pengetahuan sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Al- Mujadalah ayat 11: ي أ ه ي اا ذ ل ي ن ا م ن و ا ا ذ اق

Lebih terperinci

DI ANTARA SIFAT-SIFAT TERPUJI ASY-SYAIKH RABI AL-MADKHALI - HAFIZHAHULLAH-

DI ANTARA SIFAT-SIFAT TERPUJI ASY-SYAIKH RABI AL-MADKHALI - HAFIZHAHULLAH- dibunuh, mayoritas umat Islam menurut Wahabi Salafi adalah musyrik karena tidak mengikuti ajaran tauhid versi Muhammad bin Abdul Wahhab. Sementara yang tidak syirik hanya golongan yang sefaham dengan tauhid

Lebih terperinci

STUDI KOMPARASI KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR AN SISWA KELAS VIII ANTARA YANG BERASAL DARI MI DAN YANG BERASAL DARI SD DI MTs YAKTI TEGALREJO MAGELANG

STUDI KOMPARASI KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR AN SISWA KELAS VIII ANTARA YANG BERASAL DARI MI DAN YANG BERASAL DARI SD DI MTs YAKTI TEGALREJO MAGELANG STUDI KOMPARASI KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR AN SISWA KELAS VIII ANTARA YANG BERASAL DARI MI DAN YANG BERASAL DARI SD DI MTs YAKTI TEGALREJO MAGELANG Disusun Oleh : Mas udi NIM: 093111368 FAKULTAS TARBIYAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis di mushaf

BAB I PENDAHULUAN. diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis di mushaf 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an merupakan kitab suci bagi umat Islam. Secara definitif, Al- Qur an dirumuskan sebagai kalam Allah SWT yang merupakan mukjizat yang diturunkan (diwahyukan)

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa sesungguhnya manusia membutuhkan pendidikan dalam

Lebih terperinci

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM A. Dasar Pertimbangan Hakim Mahkamah Agung Terhadap Putusan Waris Beda Agama Kewarisan beda agama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu materi yang tertuang dalam mata pelajaran fiqih adalah shalat. Shalat sebagai salah satu ibadah maghdah mempunyai kedudukan yang sangat penting. Salat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan dan berhubungan dengan manusia. 1 Sebagai makhluk pribadi, ia

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan dan berhubungan dengan manusia. 1 Sebagai makhluk pribadi, ia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia pada hakikatnya adalah makhluk sosial dan makhluk pribadi. Sebagai makhluk sosial, manusia hidup memerlukan bantuan orang lain, bahkan manusia baru akan menjadi

Lebih terperinci

Menerangkan pengertian akhlak mahmudah. Menjelaskan skop-skop akhlak mahmudah. Mengklasifikasikan akhlak mahmudah dalam Islam

Menerangkan pengertian akhlak mahmudah. Menjelaskan skop-skop akhlak mahmudah. Mengklasifikasikan akhlak mahmudah dalam Islam BAB 3: AKHLAK MAHMUDAH HASIL PEMBELAJARAN Menerangkan pengertian akhlak mahmudah Menjelaskan skop-skop akhlak mahmudah Mengklasifikasikan akhlak mahmudah dalam Islam 3.1 Pengertian Akhlak Mahmudah Perkataan

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM JUAL BELI IKAN DENGAN PERANTAR PIHAK KEDUA DI DESA DINOYO KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM JUAL BELI IKAN DENGAN PERANTAR PIHAK KEDUA DI DESA DINOYO KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN 58 BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM JUAL BELI IKAN DENGAN PERANTAR PIHAK KEDUA DI DESA DINOYO KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN A. Analisis Terhadap Praktek Sistem Jual Beli Ikan Dengan Perantara

Lebih terperinci

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

HADITS TENTANG RASUL ALLAH HADITS TENTANG RASUL ALLAH 1. KEWAJIBAN BERIMAN KEPADA RASULALLAH ح دث ني ي ون س ب ن ع ب د الا ع ل ى أ خ ب ر اب ن و ه ب ق ال : و أ خ ب ر ني ع م ر و أ ن أ اب ي ون س ح دث ه ع ن أ بي ه ر ي ر ة ع ن ر س ول

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makhluk-makhluk lainnya, oleh karena dia dibekali akal pikiran, dan ilmu. didik dengan segala lingkungan dan sepanjang hayat.

BAB I PENDAHULUAN. makhluk-makhluk lainnya, oleh karena dia dibekali akal pikiran, dan ilmu. didik dengan segala lingkungan dan sepanjang hayat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan oleh Allah SWT dalam bentuk yang sebaik-baiknya, bahkan merupakan makhluk yang paling mulia jika dibandingkan dengan makhluk-makhluk lainnya,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN STANDARISASI TIMBANGAN DIGITAL TERHADAP JUAL BELI BAHAN POKOK DENGAN TIMBANGAN DIGITAL

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN STANDARISASI TIMBANGAN DIGITAL TERHADAP JUAL BELI BAHAN POKOK DENGAN TIMBANGAN DIGITAL BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN STANDARISASI TIMBANGAN DIGITAL TERHADAP JUAL BELI BAHAN POKOK DENGAN TIMBANGAN DIGITAL A. Analisis hukum islam terhadap praktek jual beli bahan pokok dengan timbangan digital

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berikannya sebuah kelebihan tersebut manusia tidak hanya diam. Akan tetapi. wajib melaksanakan segala perintah dan larangan Allah.

BAB I PENDAHULUAN. berikannya sebuah kelebihan tersebut manusia tidak hanya diam. Akan tetapi. wajib melaksanakan segala perintah dan larangan Allah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk Allah yang paling sempurna, karena memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lain. Allah memberi sebuah kelebihan dengan memberi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sulit diterima bahkan mustahil diamalkan (resistensi) 4. Dan yang lebih parah,

BAB I PENDAHULUAN. sulit diterima bahkan mustahil diamalkan (resistensi) 4. Dan yang lebih parah, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Quran diwahyukan Allah untuk menjadi petunjuk (huda) dan pembeda (al-furqan) antara kebenaran dan kebatilan, sekaligus menjadi pedoman dan kebanggaan umat

Lebih terperinci

Pengasih dan Pembenci, keduanya hukumnya haram. Pertanyaan: Apakah hukumnya menyatukan pasangan suami istri dengan sihir?

Pengasih dan Pembenci, keduanya hukumnya haram. Pertanyaan: Apakah hukumnya menyatukan pasangan suami istri dengan sihir? Pengasih dan Pembenci, keduanya hukumnya haram Pertanyaan Apakah hukumnya menyatukan pasangan suami istri dengan sihir? Jawaban ni hukumnya haram dan tidak boleh. ni dinamakan athaf (pengasih, pelet),

Lebih terperinci

Nawaqidhul Islam: Matan dan Terjemah Pustakasyabab.blogspot.com

Nawaqidhul Islam: Matan dan Terjemah Pustakasyabab.blogspot.com 0 Nawaqidhul Islam Matan dan Terjemah Judul Asli Pembatal Islam Matan dan Terjemah س ن ق ن ن قا ض قا Penulis ا ا ل م ي ل ا ل ي ا ا ل ل ا م ى ا ي ي Cetakan Mutunul Hifzh lil Qashimi Edisi Terjemah Nawaqidhul

Lebih terperinci

PEMBINAAN MENTAL GENERASI MUDA MENGHADAPI ERA GLOBALISASI

PEMBINAAN MENTAL GENERASI MUDA MENGHADAPI ERA GLOBALISASI PEMBINAAN MENTAL GENERASI MUDA MENGHADAPI ERA GLOBALISASI و ل ت ك ن م ن ك م أ م ة ي د ع ون إ ل ا ل ي و ي م ر ون ب ل م ع ر وف و ي ن ه و ن ع ن ال م ن ك ر و أ ول ى م ال م ون ) 104 ( Dan hendaklah diantara

Lebih terperinci

TEMA KAJIAN. 7. Penduduk surga dan neraka akan mendapatkan balasannya masing-masing

TEMA KAJIAN. 7. Penduduk surga dan neraka akan mendapatkan balasannya masing-masing 2/3/2011 0 BACAAN 22011 1 TEMA KAJIAN 1. Orang kafir diseru untuk masuk neraka 2. Penduduk neraka saling menyalahkan antar satu dengan yang lain 3. Orang yang mendustakan ayat-ayat Allah tidak akan dibukakan

Lebih terperinci

TAFSIR SURAT AN-NAS Oleh: Abdul Aziz Abdul Wahid, Lc.

TAFSIR SURAT AN-NAS Oleh: Abdul Aziz Abdul Wahid, Lc. Materi Halaqah Tarbawiyah Tamhidi TAFSIR SURAT AN-NAS Oleh: Abdul Aziz Abdul Wahid, Lc. QS. AN-NAAS : 1-6 Tahsin Tilawah Tarjamah lafzhiyah T a f s i r ) 2( ق ل أ ع وذ ب ر ب الن اس )1( م ل ك الن اس )

Lebih terperinci

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SURAT LUQMAN AYAT (Kajian Tafsir Al Misbah, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Fi Zhilalil Qur an)

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SURAT LUQMAN AYAT (Kajian Tafsir Al Misbah, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Fi Zhilalil Qur an) NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SURAT LUQMAN AYAT 12-19 (Kajian Tafsir Al Misbah, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Fi Zhilalil Qur an) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

Iman Kepada Kitab-Kitab Allah Syaikh Dr. Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abdul Lathif

Iman Kepada Kitab-Kitab Allah Syaikh Dr. Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abdul Lathif Iman Kepada Kitab-Kitab Allah Syaikh Dr. Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abdul Lathif Publication : 1436 H, 2015 M Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah Oleh : Syaikh Dr. Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abd. Lathif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan pada dasarnya. tidak hanya menyampaikan dan memberi hafalan. Pendidikan yang ideal

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan pada dasarnya. tidak hanya menyampaikan dan memberi hafalan. Pendidikan yang ideal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagi kehidupan manusia saat ini, pendidikan merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan pada dasarnya membimbing, mendidik, dan mengarahkan ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. guna meraih bekal-bekal keilmuan untuk keberlangsungan hidupnya. Islam

BAB I PENDAHULUAN. guna meraih bekal-bekal keilmuan untuk keberlangsungan hidupnya. Islam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sesuatu yang esensial bagi kehidupan manusia. Melalui pendidikan, manusia dapat melakukan aktivitas belajar guna meraih bekal-bekal keilmuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpedoman penuh pada Al-Qur an dan As-Sunnah. Hukum-hukum yang melandasi

BAB I PENDAHULUAN. berpedoman penuh pada Al-Qur an dan As-Sunnah. Hukum-hukum yang melandasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ekonomi Islam atau Ekonomi berbasis Syariah adalah sebuah sistem ekonomi yang memiliki tujuan utama untuk kesejahteraan umat. Sistem ekonomi syariah berpedoman penuh

Lebih terperinci