BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Transkripsi

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Suatu negara melakukan pembangunan untuk memajukan bangsa dan meningkatkan kesejahteraan rakyatnya, hal ini harus dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan. Untuk melakukan pembangunan tersebut tentu negara membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dana tersebut dikumpulkan pemerintah dari setiap potensi sumber daya yang ada di negara tersebut, baik dari hasil sumber daya alam yang ada maupun iuran dari masyarakat (Leanitha, 2013). Penerimaan negara yang sangat berperan penting adalah pajak. Pajak merupakan sektor terbesar yang menjadi sumber untuk meningkatkan pembangunan negara, oleh karena itu pemerintah berupaya untuk memaksimalkan penerimaan dari sektor pajak. Seperti yang dinyatakan dalam Undang Undang KUP Nomor 16 Pasal 1 ayat 1 yaitu, pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Membayar pajak merupakan suatu bentuk kewajiban masyarakat dalam membantu pembiayaan negara, dimana pembiayaan tersebut terjadi secara terus menerus. Oleh karena itu dibutuhkan kesadaran dan kejujuran dari Wajib Pajak dalam melakukan pelaksanaan hak dan kewajiban perpajakannya. Salah satu kegiatan yang dikenakan pajak adalah atas kegiatan impor Barang Kena Pajak. Impor adalah kegiatan memasukan barang dari luar daerah Indonesia atau dikenal juga dengan sebutan daerah pabean ke dalam daerah Indonesia atau dalam daerah pabean (Berata, 2014). Dalam kegiatan impor Barang Kena Pajak, pajak yang dikenakan oleh pemerintah antara lain Bea Masuk, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penghasilan Pasal 22 dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah untuk barang impor yang tergolong barang mewah. Bea masuk adalah pungutan negara atas barang impor yang tujuan utamanya adalah untuk membatasi masuknya barang impor dalam rangka perlindungan produk dalam negeri (Jafar, 2014). Bea masuk dikenakan bilamana suatu negara memiliki produk sejenis yang dibuat di dalam negeri dimana produk tersebut perlu 1

2 2 perlindungan dalam waktu tertentu hingga dapat bersaing secara bebas dengan produk yang berasal dari luar negeri. Pajak Pertambahan Nilai adalah pajak tidak langsung yang dikenakan pada setiap pertumbuhan nilai atas transaksi penyerahan barang atau jasa kena pajak dalam pendistribusiannya dari produsen dan konsumen di Daerah Pabean (Rendi, 2013). Menurut Undang-Undang Dasar No. 42 tahun 2009 Pasal 7 Pajak Pertambahan Nilai umumnya adalah 10% dari nilai Dasar Pengenaan Pajak (DPP). Sedangkan untuk Pajak Penghasilan Pasal 22 atas impor adalah pajak penghasilan yang dikenakan pada saat dilaksanakannya impor barang dari luar Daerah Pabean ke dalam wilayah pabean. Menurut Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 175/PMK.011/2013 Pasal 2 ayat 1a yaitu, tarif Pajak Penghasilan Pasal 22 atas impor adalah 2,5% dari Nilai Impor untuk perusahaan yang memiliki API (Angka Pengenal Impor), sedangkan tarif 7,5% dari Nilai Impor untuk perusahaan yang tidak memiliki API. Dalam kegiatan impor tersebut perusahaan supplier lebih sering menggunakan mata uang asing atas nilai barang yang ditagih kepada perusahaan buyer, sedangkan di dalam perpajakan nilai yang digunakan harus dalam mata uang rupiah. Hal tersebut yang membuat perusahaan melakukan pencatatan selisih kurs. Kurs sendiri memiliki pengertian sebagai nilai tukar mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain. Sedangkan selisih kurs (exchange difference) menurut PSAK No. 10 adalah selisih yang dihasilkan dari pelaporan jumlah unit mata uang asing yang sama dalam mata uang pelaporan pada kurs yang berbeda. PT Kinglab Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang sering melakukan kegiatan impor dalam memenuhi persediaan barangnya. Transaksi pembelian barang lokal jarang dilakukan. Oleh karena pembelian impor tersebut, transaksi dengan menggunakan mata uang asing sering dilakukan. Dalam perpajakan Indonesia laporan keuangan perusahaan haruslah disajikan dalam mata uang rupiah, atas hal tersebut PT. Kinglab Indonesia harus mengakui adanya selisih kurs. Direktur Jendral Pajak memberikan dua pilihan bagi Wajib Pajak dalam melakukan pencatatan selisih kurs, yaitu dengan menggunakan kurs tetap dan kurs akhir tahun, dengan syarat Wajib Pajak tersebut mempunyai sistem pembukuan yang diselenggarakan dengan taat asas. Dalam melakukan impor PT. Kinglab Indonesia tidak melakukan pengurusan pabean sendiri, PT. Kinglab Indonesia memberikan kuasa kepada Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan (PPJK). Atas hal tersebut penulis ingin mengetahui bagaimana pencatatan selisih kurs yang dilakukan PT.

3 3 Kinglab Indonesia, dan apakah perhitungan, penyetoran dan pelaporan atas Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas impor sudah sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka penulis menetapkan penelitian ini dengan judul ANALISIS PENCATATAN SELISIH KURS ATAS IMPOR DAN PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 22 ATAS IMPOR PADA PT KINGLAB INDONESIA. Dengan pembahasan ini diharapkan penulis dapat memahami pencatatan selisih kurs dengan benar serta menganalisis penerapan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas Impor sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, ada beberapa identifikasi masalah yang akan menjadi topik pembahasan, sebagai berikut: 1. Bagaimana perlakuan dan pencatatan selisih kurs atas persediaan barang dan hutang dari kegiatan impor pada PT Kinglab Indonesia? 2. Apakah perhitungan dan penyetoran, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penghasilan Pasal 22 PT Kinglab Indonesia pada tahun sudah sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku? 3. Apakah pelaporan Pajak Masukan atas impor pada Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai sudah sesuai dengan ketentuan pajak yang berlaku? 1.3 Ruang Lingkup Penelitian Dalam penelitian ini penulis akan membatasi pembahasan masalah yang akan dibahas untuk memudahkan proses penelitian. Penulis menganalisa perlakuan dan pencatatan selisih kurs atas impor serta menganalisa perhitungan, penyetoran dan pelaporan atas Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penghasilan Pasal 22 impor tahun 2011, 2012, 2013 pada PT Kinglab Indonesia yang mana sebagai Wajib Pajak Badan.

4 4 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui bagaimana perlakuan dan pencatatan selisih kurs atas persediaan barang dan hutang pada kegiatan impor PT Kinglab Indonesia. 2. Menganalisa apakah perhitungan dan penyetoran Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penghasilan Pasal 22 pada PT Kinglab Indonesia tahun sudah sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku. 3. Mengetahui apakah pelaporan Pajak Masukan atas impor pada Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai atas Pajak Masukan sudah sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku. Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dikemukakan diatas, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat antara lain : a. Bagi Peneliti Untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dari hasil perkuliahan dan menambah wawasan terkait pencatatan selisih kurs dan penerapan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penghasilan pasal 22 atas impor. b. Bagi Perusahaan Memberikan pengetahuan dan informasi untuk mengoreksi jika terdapat kesalahan dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. c. Bagi Akademik Sebagai sumber referensi dan menambah ilmu pengetahuan yang dimiliki mengenai bagaimana pencatatan selisih kurs atas impor dilakukan dan tata cara perhitungan, penyetoran serta pelaporan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas impor sesuai undang-undang yang berlaku. 1.5 Ringkasan Metodologi Penelitian Dalam penyusunan skripsi ini, Metodologi yang digunakan penulis memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian kualitatif. 2. Sumber data yang digunakan adalah data primer. 3. Kedalaman riset yang diteliti bersifat mendalam karena hanya melibatkan satu objek saja (studi kasus).

5 5 4. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah pengamatan langsung (observation), wawancara (interview) dan dokumentasi (documentation). 5. Lingkungan penelitian yang digunakan adalah lingkungan rill (field research). 6. Unit analisis yang dalam penelitian ini adalah perusahaan. 1.6 Sistematika Penulisan Penelitian yang berjudul Analisis Pencatatan Selisih Kurs atas Impor dan Penerapan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas Impor Pada PT Kinglab Indonesia memiliki lima bab penulisan. Secara garis besar akan diuraikan sebagai berikut: BAB 1 : PENDAHULUAN Bab ini terdiri dari beberapa sub bab, yaitu latar belakang penelitian, identifikasi masalah, ruang lingkup penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, ringkasan metodologi penelitian, dan sistematika penulisan. BAB 2 : LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Bab ini merupakan landasan teori yang menjadi dasar dalam menguraikan masalah yang akan dibahas. Bab ini menjelaskan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan penelitian ini, yaitu teori tentang impor, selisih kurs, Bea Masuk, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas impor sebagai dasar acuan untuk menjawab identifikasi masalah yang sudah ada di bab sebelumnya. Dalam bab ini penulis mendapatkan informasiinformasi tersebut dari peninjauan kepustakaan dan informasi lain yang berhubungan dengan penelitian. BAB 3 : OBJEK DAN METODE PENELITIAN Bab ini berisi mengenai objek penelitian yang menjelaskan tentang gambaran umum perusahaan, visi misi, struktur organisasi dan bidang usaha PT Kinglab Indonesia yang dijadikan sebagai objek penelitian, serta menjelaskan tentang desain penelitian dan metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini. BAB 4 : ANALISIS DAN BAHASAN Bab ini berisi tentang analisis dan pembahasan yang penulis lakukan mengenai pencatatan selisih kurs dan penerapan Pajak

6 6 Pertambahan Nilai dan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas impor tahun 2011, 2012, 2013 pada PT Kinglab Indonesia. BAB 5 : SIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan atas analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, serta berisi tentang saran dari hasil penelitian yang bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan, terutama untuk PT Kinglab Indonesia sebagai objek penelitian.