BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Bermain Bola Basket Dewasa ini olahraga bola basket menjadi olahraga yang sangat kompetitif dengan perangkat peraturan yang semakin lengkap yang diberlakukan untuk seluruh dunia. Meskipun demikian, inti permainan bola basket cukup sederhana, yaitu suatu permainan antara dua tim dimana masingmasing tim saling melempar bola ke dalam ring atau jala basket tim lawan untuk mencetak atau mendapatkan nilai. Mereka yang bermain bola basket dapat menempati posisi mana pun dilapangan yang tidak ditempati oleh pemain lawan serta bisa mengarahkan bola pada posisi mana saja. Para pemain juga boleh berusaha untuk mendapatkan serta menguasai bola ketika permainan sedang berlangsung. Untuk itu dalam permainan bola basket perlu partisipasi yang maksimal dimana para pemainya terus menerus terlibat dalam permainan. Menurut Agus Margono (2010:9) menyatakan bahwa: Setiap orang dalam melakukan aktivitas jasmani atau berolahraga mempunyai tujuan yang berbeda-beda. Kesenangan ataupun keinginan dari seseorang untuk bermain bola basket tidak selalu sama tujuannya, ada orang-orang yang ingin berolahraga dengan bermain bola basket sekedar hanya untuk rekreasi dalam waktu-waktu yang senggang dan terluang saja, tetapi ada pula mereka yang sejak mulai bermain bola basket telah bertujuan untuk menjadi pemain yang ulung dan mahir. Bermain bola basket memiliki perbedaan tujuan dari dari sudut pandang setiap orang yang memainkan permainan ini. Baik untuk pendidikan, untuk prestasi, hiburan dan pengisi waktu luang. Dari pernyataan ini, dapat diketahui bahwa permainan bola basket adalah permainan yang sangat popular dan telah dimainkan dan dinikmati oleh masyarakat dunia. adapun prinsip permainan bola basket yang dikemukakan oleh Agus Margono (2010:6) yang 7

2 8 mengemukakan bahwa Pada prinsipnya permainan bola basket dapat dimainkan oleh setiap orang, baik anak-anak, remaja, orang dewasa, maupun orang tua yang usianya diatas lima puluh tahun. Berdasarkan pernyataan-pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian bola basket secara umum adalah salah satu jenis permainan bola besar yang dimainkan dua tim berbeda yang setiap timnya berjumlah lima orang pemain, baik berumur muda, remaja, ataupun tua, baik pria maupun wanita dan memiliki tujuan yang sama yaitu untuk memasukan bola kedalam ring lawan sebanyak-banyaknya. 2. Teknik Dasar Bermain Bola Basket Menguasai teknik-teknik dasar bermain bola basket adalah sesuatu yang wajib, baik dalam konteks permainan maupun pembelajaran hal ini bertujuan agar pada saat bermain bola basket sesungguhnya dapat memainkan perananya dengan unsur gerak yang benar dan efektif. Adapun teknik-teknik dasar bermain bola basket adalah : a. Mengoper Bola (Passing) Passing adalah teknik dasar yang harus dikuasai dalam bermain bola basket. Dengan melakukan passing maka bola akann dapat berpindah dari pemain satu ke pemain lainya. Menurut Agus Salim (2008:57) menyatakan bahwa Passing atau mengoper bola adalah salah satu kemampuan yang paling mendasar dari permainan bola basket. Mengoper adalah cara paling efektif untuk menggerakan bola dari satu bagian ke bagian lain dari lapangan tanpa kehilangan penguasaan terhadap bola. Ada tiga macam passing dalam bermain bola basket yaitu : 1) Operan Setinggi dada (Chest pass)

3 9 Teknik lemparan dada ini adalah lemparan yang umum digunakan dalam bermain bola basket. Menurut Agus Salim (2008:57) Lemparan dada (Chest pass) adalah lemparan dua tangan yang dilakukan dari depan dada dan lemparan ini efektif untuk jarak dekat. Gambar 2.1 Lemparan dada (Chest Pass) (Sumber: Danny Kosasih, 2008:28) 2) Operan dari Atas Kepala (Overhead Pass) Menurut Agus Salim (2008:58) operan dari atas kepala adalah lemparan dengan menggunakan kedua tangan yang digunakan untuk menghindari lawan, biasanya digunakan untuk mengoper teman dengan jarak jauh. Selain itu lemparan ini digunakan jika pemain lebih tinggi dari lawan ketika berada dalam penjagaan ketat dari lawan. Gambar 2.2 Mengoper Bola dari Atas Kepala (Sumber: Danny Kosasih, 2008:29)

4 3) Operan Bola Pantulan (Bounce pass) Menurut Agus Salim (2008:59) menyatakan bahwa bola pantulan yaitu : 10 operan Dilakukan dengan dua tangan dalam posisi bola di depan dada. Lemparan ini biasanya dilakukan untuk operan jarak pendek. Sering dilakukan ketika bermain bertahan yang lebih tinggi dan lengannya terjulur keatas. Sehingga ketika bola dilempar ke bawah bola akan memantul diatas lantai dekat kaki. Lemparan ini harus dilakukan dengan cepat agar tidak tertahan/terserobot lawan. Gambar 2.3 Mengoper Bola Pantulan ( b. Teknik Dasar Menerima Bola (Catching) Dalam permainan bola basket terdapat teknik dasar mengoper (passing), mengoper merupakan teknik dasar melemparkan bola kepada teman untuk menyusun suatu pola penyerangan. Bola dilemparkan dari satu pemain kepada pemain lain dengan teknik tertentu. Dengan adanya pemain yang melemparkan bola kepada pemain lain tentu saja pemain yang diberi umpan mempunyai tugas untuk menerima bola dengan baik. Agar dapat menerima bola dengan baik dalam berbagai posisi dan situasi, pemain harus menguasai teknik dasar menerima bola dengan baik.

5 11 Gambar 2.4 Menerima Bola (Sumber: Danny Kosasih, 2008:33) c. Teknik Dasar Menggiring Bola (Dribble) Menggiring bola adalah gerakan membawa bola ke segala arah dengan cara dipantulkan. Menggiring bola tidak diperkenankan dengan dua tangan, melainkan hanya dengan satu tangan. Menggiring bola merupakan salah satu unsur penting dalam permainan bola basket karena memiliki banyak kegunaan. Selain untuk menerobos pertahanan lawan, menggiring bola juga dapat dilakukan untuk mengatur tempo permainan, menjauhkan bola dari lawan, serta suatu cara untuk menciptakan peluang serangan untuk dapat mendekati ring basket dan mencetak angka. Menggiring bola dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan menggiring bola tinggi dan menggiring bola rendah.

6 12 d. Teknik Dasar Menembak (Shooting) Gambar 2.5 Teknik Dasar Menggiring Bola (Dribble) (Sumber: Agus Margono, 2010:19) Menembak merupakan gerakan yang sangat penting dalam permainan bola basket. Dalam permainan bola basket, menembak merupakan gerakan penentu dari serangkaian gerakan teknik dasar dalam permainan bola basket. Dengan demikian untuk dapat mencetak angka, pemain harus bisa memasukkan bola ke dalam ring dengan cara menembak. Maka dari itu menembak merupakan salah satu unsur gerakan terpenting dalam permainan bola basket. Menurut Nuril Ahmadi (2007:18-20) mengemukakan bahwa Usaha memasukkan bola ke keranjang diistilahkan dengan menembak, dapat dilakukan dengan satu tangan, dua tangan, dan lay up. 1) Tembakan satu tangan (one hand shoot) Sikap badan pada waktu akan menembak bola: berdiri tegak, kaki sejajar atau kaki kanan di depan (bagi yang tidak kidal), kaki kiri di belakang, sementara lutut ditekuk. Bola dipegang dengan tangan kanan di atas kepala dan di depan dahi, siku tangan kanan ditekuk ke depan, tangan kiri membantu memegang bola agar tidak jatuh dan berfungsi untuk menjaga keseimbangan, serta pandangan ditujukan ke keranjang (ring basket). Kemudian bola ditembakkan ke keranjang basket dengan gerakan siku, badan, dan lutut diluruskan secara serempak.pada waktu tangan lurus, bola dilepaskan, jari-jari dan pergelangan tangan diaktifkan.

7 13 Gambar 2.6 Sikap Menembak Satu Tangan (Danny Kosasih, 2008:50) 2) Tembakan dua tangan Sikap badan pada waktu akan melakukan tembakan adalah: badan tegak, keduakaki dibuka sejajar. Kedua lutut ditekuk. Bola dipegang dengan kedua belah tangan atas dan di depan dahi. Kedua siku ditekuk, pandangan diarahkan ke keranjang basket yang menjadi sasaran tembakan. Bola ditembakkan ke keranjang basket dengan bantuan dorongan, lengan (siku), badan dan lutut diluruskan secara serempak. Pada waktu bola lepas, jari-jari tangan dan pergelangan tangan diaktifkan, artinya digerakkan ke atas ke depan dan ke bawah. Jadi jalannya bola ke atas, ke depan, dan akhirnya ke bawah menuju ke keranjang. Gambar 2.7 Sikap Menembak dengan Dua Tangan (Nuril Ahmadi 2007: 20)

8 3) Tembakan lay-up 14 Menurut Nuril Ahmadi (2007:19) mengemukakan bahwa Tembakan lay-up adalah tembakan yang dilakukan dengan jarak dekat sekali dengan keranjang basket, hingga seolah-olah bola itu diletakkan ke dalam keranjang basket yang didahului dengan gerak dua langkah. Tembakan lay-up merupakan tembakan yang mempunyai peluang besar untuk mencetak angka karena dilakukan dengan jarak yang dekat dengan ring basket. Tembakan lay-up diawali dengan gerakan melangkah mendekati ring basket dengan dua langkah gerakan dan pada akhir langkah diakhiri dengan tolakan setinggi-tingginya untuk mendekati ring basket dan kemudian tangan diluruskan mendekati ring basket untuk memasukkan bola ke dalam ring basket. Usahan pantulan bola berada pada kotakan yang ada pada papan pantul. Ketika memantulkan bola pada papan pantul, bola jangan terlalu keras agar supaya bola tidak memantul keras dan keluar dari ring basket. Menurut Nuril Ahmadi (2007:20) mengemukakan bahwa: Teknik dasar melakukan lay-up shoot dapat dilakukan sebagai berikut: 1) Bila tolakan pertama dengan kaki kanan maka langkah pertama dengan kaki kiri dan langkah kedua dengan kaki kanan atau sebaliknya. Gambar 2.8 Dua Langkah Sebelum Melakukan Lay-Up (Sumber: Nuril Ahmadi, 2007:20)

9 15 2) Ketika melakukan latihan lay-up, biasakan berlari dengan langkah lebar dengan badan condong ke depan. Kemudian berilah tanda dan rintangan agar dapat melangkahkan kaki sesuai dengan langkah lay-up, langkah pertama lebar dan langkah kedua pendek dan diakhiri dengan lompatan setinggi-tingginya. 3) Langkah pertama harus lebar dan badan condong ke depan untuk memperoleh jarak maju sejauh mungkin dan memelihara keseimbangan. Langkah kedua pendek dengan maksud mempersipkan diri untuk membuat awalan agar menolakkan kaki sekuat-kuatnya supaya memperoleh lompatan setinggi-tingginya. 4) Lompatan terakhir harus setinggi-tingginya dengan maksud mendekatkan diri dengan keranjang basket, dan menghilangkan kecepatan ke depan. 5) Setelah langkah kaki terakhir, kaki ditolakkan sekuatkuatnya agar dapat mencapai titik tinggi sedekat mungkin dengan keranjang basket. Pada saat berhenti pada titik tertinggi, luruskan tangan memegang bola ke atas, dan pada saat berhenti lepaskan tangan kiri yang membantu memegang bola, serta lecutkan pergelangan tangan yang memegang bola (tangan kanan) hingga jalannya bola tidak kencang. 3. Belajar dan Pembelajaran a. Pengertian Belajar Gambar 2.9 Langkah Lay-up (Sumber: Danny Kosasih, 2008:50) Nana Sudjana (2008: 28) berpendapat bahwa, belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai

10 bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah laku, keterampilannya, kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada pada individu. Belajar tidak hanya memliki arti yang sempit menurut hamdani (2011:20) belajar yaitu : Suatu proses yang dilakukan secara sadar untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu ini sendiri didalam interaksi dengan lingkungan yang terkait dengan lingkungannya yang terkait dengan aspek kognitif, psikomotorik dan afektif. Sedangkan pembelajaran menurut Dimyati&Mudjiono (2009: 157) bahwa proses yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa dalam belajar bagaimana belajar memperoleh dan memproses pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran bukan sekedar transfer ilmu dari guru kepada siswa, melainkan suatu proses kegiatan, yakni terjadi interaksi antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa. Pada sebuah sistem, unsur yang membentuk sistem itu saling memiliki keterkaitan untuk mencapai sebuah tujuan. b. Ciri-ciri dan Tujuan Belajar Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang lebih baik. Hal ini artinya, dalam kegiatan belajar terdapat ciri-ciri di dalamnya. Aunurrahman (2012: 35) menyatakan, Beberapa ciri umum kegiatan belajar sebagai berikut: 1) Belajar menunjukkan suatu aktivitas pada diri seseorang yang disadari atau disengaja. 2) Belajar merupakan interaksi individu dengan lingkungan. 3) Hasil belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku. 16

11 Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, seseorang dikatakan belajar apabila kegiatan belajar tersebut disadari atau disengaja, berinteraksi dengan lingkungannya dan terjadi perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam dirinya. Perubahan dari hasil belajar inilah yang merupakan tujuan dari kegiatan belajar. Menurut Gagne yang dikutip Aunnurrahman (2012:47) ada lima macam tujuan atau hasil belajar yaitu : 1) Keterampilan intelektual atau keterampilan prosedural yang mencakup belajar diskriminasi, konsep, prinsip dan pemecahan masalah yang kesemuanya diperoleh melalui materi yang disajikan oleh guru di sekolah. 2) Strategi kognitif, yaitu kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah baru dengan jalan mengatur proses internal masing-masing individu dalam memperhatikan, mengingat dan berpikir. 3) Informasi verbal, yaitu kemampuan untuk mendeskripsikan sesuatu dengan kata-kata dengan jalan mengatur informasiinformasi yang relevan. 4) Keterampilan motorik, yaitu kemampuan untuk melaksanakan dan mengkoordinasikan gerakan-gerakan yang berhubungan dengan otot. 5) Sikap, yaitu suatu kemampuan internal yang mempengaruhi tingkah laku seseorang didasari oleh emosi, kepercayaankepercayaan serta faktor intelektual. Hal senada dikemukakan Bloom, Krathwol & Simpson yang dikutip Aunurrahman (2012:48-49) bahwa, Tingkatan jenis perilaku belajar terdiri dari tiga ranah atau kawasan yaitu : 1) Kognitif terdiri enam jenis perilaku yaitu : pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi. 2) Ranah afektif terdiri lima perilaku yaitu: penerimaan, partisipasi, penilaian, organisasi dan pembentukan. 3) Ranah psikomotor, terdiri tujuh perilaku yaitu: persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan dan kreativitas. Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, tujuan kegiatan belajar meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik yang lebih baik dari sebelumnya. Ketiga aspek tersebut merupakan satu 17

12 18 kesatuan yang saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Seseorang diakatakan telah belajar apabila terjadi perubahan yang lebih baik dari sebelumnya baik aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. c. Prinsip-prinsip Belajar Prinsip belajar dapat diartikan sebagai pandangan-pandangan mendasar dan dianggap penting yang dijadikan sebagai pegangan di dalam melaksanakan kegiatan belajar. Prinsip-prinsip belajar bermanfaat untuk memberikan arah tentang apa saja yang sebaiknya dilakukan oleh guru agar para siswa dapat berperan aktif di dalam proses pembelajaran. Mengingat beberapa hal yang dapat menjadikan kerangka dasar bagi penerapan prinsip-prinsip belajar dalam proses pembelajaran menurut Davies yang dikutip Aunurrahman (2012:113) adalah sebagai berikut: 1) Hal apapun yang dipelajari murid, maka ia harus mempelajarinya sendiri. Tidak seorangpun yang dapat melakukan kegiatan belajar tersebut untuknya 2) Setiap murid belajar menurut tempo (kecepatannya) sendiri dan untuk setiap kelompok umur, terdapat variasi dalam kecepatan belajar. 3) Seorang murid belajar lebih banyak bilamana setiap langkah segera diberikan penguatan (reinforcement) 4) Penguasaan secara penuh dari setiap langkah-langkah pembelajaran, memungkinkan murid belajar secara lebih berarti. 5) Apabila murid diberikan tanggung jawab untuk mempelajari sendiri, maka ia lebih termotivasi untuk belajar, dan ia akan belajar dan mengingat lebih baik. Beberapa prinsip belajar yang dapat dijadikan pegangan guru di dalam pelaksanaan proses pembelajaran dan diyakini memberikan pengaruh bagi pencapaian hasil belajar diantaranya adalah; (1) prinsip perhatian dan motivasi, (2) prinsip transfer dan retensi, (3) prinsip keaktifan, (4) prinsip keterlibatan langsung, (5) prinsip pengulangan, (6)

13 prinsip tantangan, (7) prinsip balikan dan penguatan, (8) prinsip perbedaan individual. d. Pengertian Pembelajaran Dimyati & Mudjiono (2009:157) menyatakan bahwa, pembelajaran adalah proses yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa dalam belajar bagaimana belajar memperoleh dan memproses pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Menurut Wina Sanjaya (2011: 9) menyatakan bahwa : Perencanaan pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan hasil berpikir secara rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu, serta rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan sebagai upaya pencapaian tujuan tersebut dengan memanfaatkan segala potensi dan sumber belajar yang ada. Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran bukan sekedar transfer ilmu dari guru kepada siswa, melainkan suatu proses kegiatan, yakni terjadi interaksi antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa. Pada sebuah sistem, unsur yang membentuk sistem itu saling memiliki keterkaitan untuk mencapai sebuah tujuan. 19 e. Komponen Pembelajaran. Komponen-komponen dalam belajar dan mengajar menurut Nana Sudjana (2013: 30) adalah sebagai berikut: 1) Tujuan proses pengajaran 2) Materi atau bahan pelajaran 3) Metode dan alat yang digunakan dalam proses pengajaran 4) Penilaian dalam proses pengajaran Tujuan pembelajaran merupakan hal yang paling penting dalam proses pengajaran sebagai indikator keberhasilan pembelajaran. Bahan pelajaran diharapkan dapat melengkapi dan mendukung tercapainya tujuan pembelajaran. Metode dan alat berfungsi sebagai jembatan atau media pelajaran terhadap tujuan yang ingin dicapai, sehingga harus efektif dan

14 efisien. Sedangkan penilaian berperan untuk mengukur tercapai tidaknya tujuan pengajaran. Sedangkan menurut Wina Sanjaya (2011:9) menyatakan bahwa komponen sistem pembelajaran adalah sebagai berikut: f. Hasil Belajar a. Siswa sebagai subjek dalam pembelajaran dijadikan pusat dari segala kegiatan. Artinya perencanaan dan desain pembelajaran disesuaikan dengan kondisi siswa yang bersangkutan, baik sesuai dengan kemampuan dasar, minat dan bakat, motivasi belajar, dan gaya belajar siswa itu sendiri. b. Tujuan adalah komponen terpenting dalam pembelajaran setelah komponen siswa sebagai subjek belajar. Tujuan merupakan persoalan tentang visi dan misi suatu lembaga pendidikan. c. Kondisi adalah berbagai pengalaman belajar yang dirancang agar siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Pengalaman belajar harus mendorong siswa aktif belajar baik secara fisik maupun nonfisik. d. Sumber belajar berkaitan dengan segala sesuatu yang memungkinkan siswa dapat memperoleh pengalaman belajar meliputi: lingkungan fisik seperti tempat belajar, bahan dan alat yang dapat digunakan, personal seperti guru, petugas perpustakaan dan ahli media, siapa saja yang berpengaruh baik langsung maupun tidak langsung untuk keberhasilan dalam pengalaman belajar. e. Hasil belajar berkaitan dengan pencapaian dalam memperoleh kemampuan sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan. Tugas utama guru dalam kegiatan ini adalah merancang instrumen yang dapat mengumpulkan data tentang keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran. Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa mempelajari sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Hasil belajar merupakan suatu cara menetapkan kuantitas dan kualitas hasil belajar. Hal ini dikarenakan tujuan pengajaran merupakan deskripsi tentang hasil belajar yang seharusnya dicapai oleh siswa, maka 20

15 penilaian hasil belajar harus mengacu kepada isi rumusan tujuan pengajaran itu. Atas dasar itu dapat pula dinyatakan, penilaian hasil belajar merupakan suatu cara untuk mengidentifikasi tingkat pencapaian tujuan pengajaran oleh siswa. Dimyati & Mudjiono (2009:3) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Menurut Gagne dikutip Aunnurahman (2012:47), ada lima macam hasil belajar berikut ini : 1) Keterampilan intelektual atau keterampilan prosedural yang mencakup belajar deskriminasi, konsep prinsip, dan pemecahan masalah yang kesemuanya diperoleh melalui materi yang disajikan guru disekolah. 2) Strategi kognitif, yaitu kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah baru dengan jalan mengatur proses internal masing-masing individu dalam memperhatikan, mengingat dan berikir. 3) Informasi verbal, yaitu kemampuan untuk mendeskripsikan sesuatu dengan kata-kata dengan jalan mengatur informasiinformasi yang relevan. 4) Keterampilan motorik, yaitu keterampilan untuk melakukan dan mengkoordinasikan gerakan-gerakan yang berhubungan dengan otot. 5) Sikap, yaitu suatu kemampuan internal yang memperngaruhi tingkah laku seseorang didasari emosi, kepercayaankepercayaan, serta faktor intelektual. Jadi, Dalam pembelajaran bola basket yang ingin dicapai dapat dikategorikan menjadi tiga bidang yakni bidang kognitif, bidang afektif dan bidang psikomotorik. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Kunandar (2013: 61) hasil belajar adalah kompetensi atau kemampuan tertentu baik kognitif, afektif maupun psikomotorik yang dicapai atau dikuasai peserta didik setelah mengikuti proses belajar mengajar. Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan pencapaian bentuk perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif dan psikomotorik dari proses belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu. 21

16 4. Model Pembelajaran Kooperatif a. Pengertian Model Pembelajaran Keberhasilan dalam proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan guru dalam mengembangkan dan mengaplikasikan modelmodel pembelajaran yang menitik beratkan pada peningkatan intensitas keterlibatan siswa secara efektif dalam proses pembelajaran. Menurut Joyce & Weil yang dikutip Rusman (2013: 133) menyatakan bahwa model pembelajaan adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain. Aunurrahman (2012:146) berpendapat bahwa : Model pembelajaran dapat diartikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para guru untuk merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran. Agus Suprijono (2012: 46) menyatakan bahwa, Model pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas maupun tutorial. Sedangkan menurut Arends yang dikutip Agus Suprijono (2012:46) berpendapat bahwa model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk didalamnya tujuan-tujuan pembelajaran tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Berdasarkan pernyataan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa model pembelajaran adalah suatu desain pembelajaran yang digunakan pengajar dalam kegiatan pembelajaran untuk mempermudah siswa untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah dirumuskan. 22

17 23 b. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran Kooperatif adalah teknik pengelompokan yang di dalamnya siswa bekerja terarah pada tujuan belajar bersama dalam kelompok kecil yang umumnya terdiri dari 4-6 orang. Menurut Nurul Hayati yang dikutip Rusman (2013:203) Pembelajaran Kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam satu kelompok kecil untuk saling berinteraksi. Sedangkan Menurut Sanjaya yang dikutip Rusman (2013:203) Cooperatif merupakan kegiatan belajar siswa yang dilakukan dengan cara berkelompok. Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Sedangkan Menurut Slavin yang dikutip dalam Rusman (2013: 201) mengatakan bahwa, pembelajaran kooperatif menggalakkan siswa berinteraksi secara aktif dan positif dalam kelompok. Ini membolehkan pertukaran ide dan pemeriksaaan ide sendiri dalam suasana yang tidak terancam, sesuai dengan falsafah kontruktivisme Dari pendapat dari beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang menitik beratkan terciptanya kerjasama antar siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki kemampuan yang berbeda-beda tujuan belajar yang telah dirumuskan. c. Unsur Pembelajaran Kooperatif untuk mencapai Menurut Roger & David Johson yang dikutip Rusman (2013 : 212) ada lima unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif (cooperatif learning), yaitu sebagai berikut: 1) Prinsip ketergantungan positif (positive interdependence), yaitu dalam pembelajaran kooperatif, keberhasilan dalam penyelesaian tugas tergantung pada usaha yang dilakukan oleh

18 kelompok tersebut. Keberhasilan kerja kelompok ditentukan oleh kinerja masing-masing anggota kelompok. Oleh karena itu, semua anggota dalam kelompok akan merasakan mereka saling ketergantungan. 2) Tanggung jawab personal (individual accountability), yaitu keberhasilan kelompok sangat tergantung dari masing-masing anggota kelompoknya. Oleh karena itu,setiap anggota kelompok mempunyai tugas dan tanggung jawab yang harus dikerjakan dalam kelompok tersebut. 3) Interaksi tatap muka (face to face promotion interaction), yaitu memberikan kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka melakukan interaksi dan diskusi untuk saling memberi dan menerima informasi dari anggota kelompok lain 4) Partisipasi dan komunikasi (participation comunication), yaitu melatih siswa untuk dapat berpartisipasi aktif dan berkomunikasi dalam kegiatan pembelajaran 5) Evaluasi proses kelompok, yaitu menjadwalkan waku khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja mereka, agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif. 24 d. Tujuan Pembelajaran Kooperatif Slavin (2005: 33) menyatakan bahwa, tujuan yang paling penting dari pembelajaran kooperatif adalah untuk memberikan para siswa pengetahuan, konsep, kemampuan, dan pemahaman yang mereka butuhkan supaya bisa menjadi anggota masyarakat yang bahagia dan memberikan kontribusi. Pembelajaran ini dirumuskan untuk meningkatkan partisipasi siswa, memberikan kesempatan dan pengalaman kepada siswa untuk saling mengungkapkan pendapat yang mereka miliki, mengajarkan siswa belajar hidup bermasyarakat saling membutuhkan dan bekerja secara gotong royong untuk mencapai tujuan bersama.

19 25 e. Jenis-jenis Pembelajaran Kooperatif Untuk mencapai tujuan pembelajaran ada tiga strategi yang biasa dilakukan yaitu bersifat individualistik, kompetitif, dan kooperatif. Tujuan pembelajaran bersifat kooperatif terjadi apabila dalam upaya mencapai tujuan itu dikerjakan secara bersama-sama antara siswa dengan siswa dalam satu kelompok yang saling membantu satu dengan lainnya. Ketika dua orang bekerjasama memikul balok, maka kegagalan salah satu berarti kegagalan bagi lainnya. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Rusman (2013: ) menyatakan bahwa ada beberapa macammacam pembelajaran kooperatif, adalah sebagai berikut : 1) Model Student Teams Achievement Division (STAD) 2) Model Jigsaw 3) Investigasi Kelompok (Group Investigation) 4) Model Membuat Pasangan (Make a Match) 5) Model Struktural 6) Model Teams Games Tournament (TGT) 5. Model pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments Isjoni (2009:83) menyatakan pengertian pembelajaran kooperatif TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar 4 sampai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan suku atau ras berbeda. Slavin (2005:163) menyatakan bahwa : Secara umum TGT sama dengan STAD kecuali satu hal: TGT menggunakan turnamen akademik, dan menggunakan kuis-kuis dan sistem skor kemajuan individu, dimana para siswa berlomba

20 sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain yang kinerja akademik sebelumnya setara seperti mereka. Hal yang senada diungkapkan oleh Rusman (2013:225) berdasarkan apa yang diungkapkan oleh Slavin, maka model pembelajaran kooperatif tipe TGT memiliki ciri-ciri sebagai berikut : a.siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil; b.games tournament; c. penghargaan kelompok. Menurut Saco yang dikutip Rusman (2013:224) dalam TGT siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh skor bagi tim mereka masing-masing Model pembelajaran Teams Games Tournaments menekankan pada pencapaian tujuan dan kesuksesan kelompok dengan berdasarkan pada kerja-kerja anggota kelompok. tujuan dan kesuksesan kelompok tidak hanya dalam hal memahami suatu pelajaran, hanya menyelesaikan suatu masalah tetapi juga mempelajari sesuatu secara kelompok. Setelah belajar dalam kelompoknya masing-masing anggota kelompok yang setingkat kemampuanya akan dipertemukan dalam suatu pertandingan/turnamen yang dikenal dengan tournament table yang diadiakan disetiap akhir pokok bahasan atau akhir pekan. Skor yang didapat akan memberikan kontribusi rata-rata skor kelompok. Berdasarkan pernyataan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments adalah pembelajaran yang membentuk 4 sampai 6 siswa dalam kelompokkelompok kecil yang heterogen, dimana dalam materi pembelajarannya tersaji dalam bentuk games dan tournaments antar kelompok sehingga terdapat unsur teams reinforcement yang bertujuan untuk terciptanya pembelajaran aktif dan menyenangkan agar kesuksesan belajar dapat tercapai secara keseluruhan bersama kelompok 26

21 b. Komponen Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments Menurut Slavin yang dikutip Rusman ( ) pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments terdiri dari lima langkah tahapan yaitu : 1) Penyajian Kelas (Class Presented) Penyajian kelas dalam pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) tidak berbeda dengan pengajaraan biasa atau pengajaran klasikal oleh guru, hanya pengajaran lebih difokuskan pada materi yang sedang dibahas saja. Dengan demikian mereka akan memperhatikan dengan serius selama pengajaran penyajian kelas berlangsung sebab setelah ini mereka harus mengerjakan games akademik dengan sebaik-baiknya dengan skor mereka yang akan menentukan skor kelompok mereka. 2) Kelompok (Teams) Kelompok disusun dengan beranggotakan 4-6 orang yang mewakili percampuran dari berbagai keragaman dalam kelas seperti kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau etnik. 3) Permainan (Games) Games disusun dan dirancang dari materi yang relevan dengan materi yang disajikan untuk menguji pengetahuan yang diperoleh mewakili masing-masing kelompok. 4) Kompetisi (Tournaments) Tournaments adalah beberapa macam games yang dipertandingkan. Biasanya dilaksanakan pada akhir minggu atau akhir unit pokok bahasan. 5) Pengakuan Team (Rekognition) Pengakuan kelompok dilakukan dengan memberi pengahargaan berupa hadiah atau sertifikat atas usaha yang telah dilakukan kelompok selama belajar sehingga mencapai kriteria yang telah bersama. 27

22 28 Gambar 2.10 Penempatan Meja Teams Games Tournaments (Sumber : Slavin, 2005:168) 6. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments dalam Pembelajaran Bermain Bola Basket Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments pada dasarnya membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 anggota tiap kelompok. Ciri khusus dari model ini adalah adanya pembagian kelompok secara heterogen, dimana pembagian kelompok dibagi berdasarkan kemampuan yang setara antara kelompok satu dengan kelompok lainya. Selain itu ciri khusus lainya adalah materi pembelajaran bermain bola basket yang meliputi dribbling, passing-catching, dan Shooting yang disajikan dalam bentuk games dan dikompetisikan antar kelompok sesuai dengan kemampuan setiap anggota kelompok satu dengan kelompok lain (homogen). Berikut adalah langkah-langkah aplikasi model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments dalam pembelajaran permainan bola basket : a) Penyajian Kelas (Class Presented) Guru menjelaskan kepada seluruh siswa tentang diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments, sebagai suatu variasi model pembelajaran dan guru menjelaskan kepada siswa tentang skema atau pola kerjasama antara siswa dalam suatu kelompokkelompok kecil. Dalam aplikasi model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments dalam materi bermain bola basket akan di bagi menjadi :

23 29 Gambar 2.11 Pembagian Sub Materi Bermain Bola Basket b) Membagi Kelompok (Teams) Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil, dimana dalam satu kelompok terdapat 4 siswa berkemampuan akademik berbeda (heterogen) dalam kelompok-kelompok kecil. Dalam pembagian kelompok pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments harus seimbang antara kelompok satu dengan yang lainya, hal ini bertujuan agar saat pembelajaran terdapat team yang setara berdasarkan kemampuan setiap kelompok. Ket : : guru : siwa kemampuan tinggi : siswa kemampuan sedang : siswa kemampuan sedang : siswa kemampuan rendah Gambar 2.12 pembagian kelompok heterogen

24 30 c) Games (Permainan) Dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments dalam pembelajaran bermain bola basket adalah menyajikan materi yaitu dribbling, passing-catching, shooting kedalam beberapa permainan antar kelompok. Permainan (games) yang dimaksud adalah dribbling zig-zag estafet, passing-catching estafet, shooting kedalam keranjang teman. (1) Dribbling zig-zag Estafet Seperti hal nya dribbling berlari biasa, tetapi dalam dribbling zigzag estafet guru memberikan challenge/rintangan kepada setiap kelompok agar lebih menarik dan siswa dapat bekerjasama untuk menyelesaikan rintangan tersebut. Rintangan dalam dribbling estafet ini berupa cone yang telah ditata oleh guru secara sejajar, setiap siswa harus melakukan dribbling secara zig-zag melewati cone. (2) Passing-catching Estafet Games passing-cathcing dalam prakteknya dibagi dalam 3 bentuk teknik dasar passing yaitu chest pass estafet sejajar, bounce pass estafet zig-zag, dan over head pass estafet. Dalam ketiga games ini dibutuhkan kerjasama dalam kelompok dan koordinasi gerak yang baik pada setiap siswa (3) Shooting Keranjang Kawan Games shooting keranjang kawan adalah perpaduan antara free throw yang dilakukan secara individual dengan kemampuan kooperatif antar siswa dalam kelompok. Dalam prateknya salah satu siswa di setiap kelompok memegang keranjang, dan siswa yang lain bersiap untuk melakukan free throw kearah keranjang tersebut. hal ini dilakukan secara bergantian. Games dikerjakan berdasarkan kerjasama dalam kelompok sistematika games lebih jelasnya akan terlampir dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

25 31 d) Tournaments (Kompetisi Antar Kelompok) Dari berbagai macam games bermain bola basket yang telah dijelaskan diatas, lalu dikompetisikan antar kelompok-kelompok heterogen yang sudah dibagi oleh guru. Disinilah ciri yang membedakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments dengan pembelajaran kooperatif lain. e) Rokognition (Pengakuan Kelompok) Pengakuan kelompok dilaksanakan diakir kegiatan pembelajaran. yaitu berupa penghargaan reward diberikan kepada kelompok yang mendapat poin paling banyak dalam setiap kompetisi games yang telah di lakukan dan dipertandingkan antar kelompok.

26 32 B. Kerangka Berpikir Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktifitas jasmani yang dilaksanakan untuk meningkatkan kesegaran jasmani, keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat. Artinya pendidikan jasmani tidak hanya pada aspek jasmani semata tetapi juga aspek kognitif, afektif dan juga psikomotor. Dalam melaksanakan pembelajaran pendidikan jasmani seorang guru harus aktif menciptakan suasana pembelajaran yang sebaik mungkin agar motivasi belajar siswa dapat meningkat. Tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik dengan kemampuan seorang guru membangkitkan motivasi siswa dalam belajar. Berhasil atau tidaknya pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor diantaranya adalah faktor guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, karena guru secara langsung dapat mempengaruhi, membina dan meningkatkan kecerdasan serta keterampilan siswa. Untuk mengatasi permasalahan di atas dan guna mencapai tujuan pendidikan secara maksimal, peran guru sangat penting dan diharapkan guru mampu menyampaikan semua mata pelajaran yang tercantum dalam proses pembelajaran secara tepat dan sesuai dengan konsep-konsep mata pelajaran yang akan disampaikan. Pemilihan model pembelajaran yang diberikan guru sangat penting agar siswa dapat termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran. Dengan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament yang banyak melakukan berbagai macam games dan bertanding antar kelompok yang telah dibentuk secara heterogen. Dengan begitu akan menumbuhkan motivasi, khususnya motivasi ekstrinsik siswa untuk bersaing dengan teman-temannya secara fair play. Pendidikan jasmani dan kesehatan yang diajarkan di sekolah memiliki peranan penting yaitu memberikan kesempatan peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang terpilih dilakukan secara sistematis. Banyak sekali

27 33 permasalahan terkait tentang pembelajaran penjas yang menyebabkan hasil belajar penjas tidak tercapai maksimal. Sehingga didalam pembelajaran penjas perlu dicoba untuk menerapkan model pembelajaran yang bisa merangsang minat siswa utnuk mengikuti pembelajaran. Terbukti model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournaments) dapat meningkatkan hasil belajar penjas. Sebagaimana yang termuat dalam beberapa jurnal skripsi berikut: (Fitriantono. M. R.,2015; Prasetyo Angga, 2014; Ovanda Debby, 2015; Suryahadi Dhenny, 2014). Dengan penerapan model belajar Team Games Tournament pada pembelajaran bermain bola basket, maka akan membantu guru untuk menjelaskan teknik-teknik dasar dalam bermain bola basket pada siswa. Sehingga dengan model belajar ini, guru akan dapat lebih mudah memberi penjelasan tentang teknik dasar dalam bermain bola basket, disamping itu siswa akan lebih antusias dan tertarik pada pembelajaran, serta tidak merasa jenuh pada saat pembelajaran berlangsung. Secara sederhana, kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

28 34 Kondisi Awal Pembelajaran penjas masih menggunakan pembelajaran konvensional (ceramah) a. Siswa kurang tertarik dan kurang memperhatikan materi yang diberikan. b. Siswa bosan dan kurang termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. c. Hasil belajar bermain bola basket siswa masih rendah. Tindakan Menerapkan model pembelajaran kooperatif Teams Games Tournaments (TGT) pada pembelajaran bermain bola basket Siklus I: peneliti bersama dengan guru melaksanakan pengajaran yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan permainan bola basket melalui penerapan model pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT). Kondisi Akhir Motivasi siswa untuk belajar permainan bola basket meningkat, sehingga hasil belajar permaian bola basket pun juga meningkat sesuai dengan target yang ditetapkan. Siklus II: peneliti bersama dengan guru melaksanakan upaya perbaikan dari siklus I, untuk meningkatkan kemampuan permainan bola basket melalui penerapan model pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT). Gambar 2.13 Alur kerangka berfikir

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Teori

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Teori BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Belajar dan Pembelajaran a. Pengertian Belajar Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan setiap orang melalui aktivitas yang dilakukan sehari-hari. Menurut Abdillah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani dan kesehatan yang diajarkan di sekolah memiliki peranan penting yaitu memberikan kesempatan peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMA Negeri 1 Godean : Penjasorkes : XII/Satu : Permainan Bola Basket : 6 JP (6 X 45 menit) A.

Lebih terperinci

Materi Permainan Bola Basket Lengkap

Materi Permainan Bola Basket Lengkap ateri Permainan Bola Basket (Penjasorkes) Lengkap ~Permainan bola basket awalnya di ciptakan oleh Dr. James Naismith, Beliau adalah seorang guru olahraga yang berasal dari kanada yang mengajar di salah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Permainan bola basket memiliki

I. PENDAHULUAN. banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Permainan bola basket memiliki I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bola basket adalah salah satu cabang olahraga yang termasuk populer dan banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Permainan bola basket memiliki karakteristik tersendiri,

Lebih terperinci

II. KAJIAN TEORI. 2.1 Belajar dan Pembelajaran Pengertian Belajar dan Pembelajaran. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui

II. KAJIAN TEORI. 2.1 Belajar dan Pembelajaran Pengertian Belajar dan Pembelajaran. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui II. KAJIAN TEORI 2.1 Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Pengertian Belajar dan Pembelajaran Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan

Lebih terperinci

I. KAJIAN PUSTAKA. manusia dan menghasilkan pola-pola prilaku individu yang bersangkutan.

I. KAJIAN PUSTAKA. manusia dan menghasilkan pola-pola prilaku individu yang bersangkutan. I. KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani Pendidikan Jasmani merupakan bagian dari pendidikan (secara umum) yang berlangsung melalui aktifitas yang melibatkan mekanisme gerak tubuh manusia dan menghasilkan

Lebih terperinci

Teknik Dasar Permainan Bola Basket Beserta Gambarnya

Teknik Dasar Permainan Bola Basket Beserta Gambarnya Teknik Dasar Permainan Bola Basket Beserta Gambarnya A. PASSING DAN CATCHING Passing atau operan adalah memberikan bola ke kawan dalam permainan bola basket. Cara memegang bola basket adalah sikap tangan

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH. B. Tujuan Mata Kuliah

SILABUS MATA KULIAH. B. Tujuan Mata Kuliah A. Identitas Mata Kuliah 1. Nama Mata Kuliah : Bolabasket 2. Kode Mata Kuliah : JK 205 3. Bobot : 2 (dua) SKS 4. Jenjang Program : S1 5. Semester : III 6. Status Mata Kuliah : MKKP 7. jumlah Pertemuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) tanggung jawab, kejujuran, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) tanggung jawab, kejujuran, persaingan sehat dan keterlibatan belajar. 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. KAJIAN TEORI 2.1.1. Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) Belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif memungkinkan siswa dapat belajar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif memungkinkan siswa dapat belajar lebih santai

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Menurut Nurhadi (2004: 112), pembelajaran kooperatif adalah pendekatan

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Menurut Nurhadi (2004: 112), pembelajaran kooperatif adalah pendekatan 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Menurut Nurhadi (2004: 112), pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PENDEKATAN TAKNIS DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA BASKET

PERBANDINGAN PENDEKATAN TAKNIS DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA BASKET 1 A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan jasmani merupakan salah satu pendidikan yang berfungsi untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Pendidikan jasmani penting dilakukan karena

Lebih terperinci

TEKNIK DASAR PERMAINAN BOLA BASKET. Agus Sultoni

TEKNIK DASAR PERMAINAN BOLA BASKET. Agus Sultoni Didaktikum : Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16, No. 5, Oktober 2015 ISSN 2087-3557 SMP Negeri 1 Comal Kab. Pemalang, Jawa Tengah Abstrak Tujuan penelitian untuk mengetahui peningkatan kemampuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Berkaitan dengan penelitian ini, peneliti akan menunjukkan beberapa hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pembelajaran akan berlangsung baik hingga mencapai hasil yang baik pula.

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pembelajaran akan berlangsung baik hingga mencapai hasil yang baik pula. BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Metode Jigsaw Secara umum metode merupakan suatu cara untuk melangsungkan proses belajar mengajar sehingga tujuan dapat dicapai. Metode

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Kajian Teori Hakikat Pembelajaran Matematika Menurut H.W. Fowler dalam Pandoyo (1997:1) Matematika merupakan mata

BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Kajian Teori Hakikat Pembelajaran Matematika Menurut H.W. Fowler dalam Pandoyo (1997:1) Matematika merupakan mata 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Kajian Teori 1.1.1 Hakikat Pembelajaran Matematika Menurut H.W. Fowler dalam Pandoyo (1997:1) Matematika merupakan mata pelajaran yang yang bersifat abstrak, sehingga dituntut

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan, mata pelajaran ini

TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan, mata pelajaran ini II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Pendidikan Jasmani Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan, mata pelajaran ini berorientasi pada pelaksanaan misi pendidikan melalui aktivitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Teori

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Teori BAB II KAJIAN PUSTAKA 1. Belajar dan Pembelajaran A. Kajian Teori a. Pengertian Belajar Menurut Abdillah yang dikutip Aunurrahman (2009 : 35) Belajar adalah suatu usaha sadar yang dikemukakan oleh individu

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. hasil belajar. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku

LANDASAN TEORI. hasil belajar. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku LANDASAN TEORI A. Hasil Belajar Bahasa Indonesia 1. Definisi Hasil belajar Belajar dan mengajar sebagai suatu proses mengandung tiga unsur, yaitu: tujuan pengajaran (instruksional), pengalaman (proses)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penghayatan nilai - nilai (sikap mental emosional sportivitas spiritual

I. PENDAHULUAN. penghayatan nilai - nilai (sikap mental emosional sportivitas spiritual I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai -

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. dan kemantapan mental setiap pemainya. Ahmadi (2007: 33)

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. dan kemantapan mental setiap pemainya. Ahmadi (2007: 33) BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 KajianTeori 2.1.1 Hakikat Permainan Bola Basket Permainan bola basket adalah permainan yang banyak menuntut kesiapan dan kemantapan mental setiap pemainya. Ahmadi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Kajian Tentang Model Pembelajaran Cooperative Learning a. Pengertian Model Pembelajaran Menurut Agus Suprijono (2009: 46) mengatakan bahwa model pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Model Pembelajaran TGT Ismail (2002:12) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran mengutamakan adanya kerja sama, yakni

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Teori

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Teori BAB II KAJIAN PUSTAKA 1. Permainan Bola Basket a. Perngertian Bola Basket A. Kajian Teori Permainan bola basket merupakan permainan beregu yang dimainkan oleh dua regu baik putra maupun putri yang masing-masing

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dunia dan menjadi permainan di era modern. Setiap regu untuk dapat

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dunia dan menjadi permainan di era modern. Setiap regu untuk dapat 1 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1. Hakikat Permainan Bola Basket Menurut Roji ( 2004 : 20 ) bahwa permainan bola basket adalah permainan yang cepat, dinamis, menarik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Engkos Koswara, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Engkos Koswara, 2013 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani tidak dapat dipisahkan dari unsur permainan maupun bermain. Sesuai dengan keadaan Pendidikan Jasmani pada masa sekarang,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Teori

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Teori BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Permainan Bola Basket a. Pengertian Bola Basket Bola basket adalah permainan bola besar yang dimainkan secara berkelompok yang dimainkan oleh dua tim yang masing-masing

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. maupun sebagai anggota kelompok yang dilakukan secara sadar dan. kemampuan, keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan

I. PENDAHULUAN. maupun sebagai anggota kelompok yang dilakukan secara sadar dan. kemampuan, keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan jasmani adalah proses mendidik seseorang sebagai perseorangan maupun sebagai anggota kelompok yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran 1. Pengertian Model Pembelajaran Model pembelajaran merupakan salah satu faktor penting dalam pembelajaran yang digunakan oleh guru demi tercapainya keberhasilan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Sehubungan dengan keberhasilan belajar, Slameto (1991: 62) berpendapat. bahwa ada 2 faktor yang mempengaruhi belajar siswa.

BAB II KAJIAN TEORI. Sehubungan dengan keberhasilan belajar, Slameto (1991: 62) berpendapat. bahwa ada 2 faktor yang mempengaruhi belajar siswa. BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu proses yang ditandai adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat disetiap kegiatan-kegiatan olahraga. Secara umum pembinaan olahraga di Indonesia diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat disetiap kegiatan-kegiatan olahraga. Secara umum pembinaan olahraga di Indonesia diarahkan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga sekarang ini telah menjadi kebutuhan setiap individu, karena melakukan kegiatan olahraga yang baik dan benar serta berkesinambungan dapat meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Bola basket dimainkan oleh dua regu dan masing-masing regu terdiri atas

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Bola basket dimainkan oleh dua regu dan masing-masing regu terdiri atas BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Permainan Bola Basket Bola basket dimainkan oleh dua regu dan masing-masing regu terdiri atas 5 pemain. Setiap regu berusaha untuk dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang. dengan menggunakan tenaga manusia kini sudah banyak diganti dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang. dengan menggunakan tenaga manusia kini sudah banyak diganti dengan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang demikian pesat dan canggih, sehingga segala sesuatu yang semula dikerjakan dengan menggunakan

Lebih terperinci

2015 HUBUNGAN ANTARA POWER TUNGKAI, KOORDINASI MATA DAN TANGAN DENGAN KETEPATAN JUMP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

2015 HUBUNGAN ANTARA POWER TUNGKAI, KOORDINASI MATA DAN TANGAN DENGAN KETEPATAN JUMP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLA BASKET BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bola basket merupakan salah satu olahraga yang paling populer di dunia. Penggemarnya yang berasal dari segala usia merasa bahwa permainan bola basket

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Nuritia Septiantry, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Nuritia Septiantry, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga Bola Basket merupakan cabang olahraga yang populer diseluruh dunia. Olahraga ini telah banyak digemari orang-orang baik di Indonesia maupun negara-negara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. memeriksa informasi dengan aturan yang ada dan merevisinya bila perlu. 1

BAB II KAJIAN TEORI. memeriksa informasi dengan aturan yang ada dan merevisinya bila perlu. 1 9 BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoritis 1. Pembelajaran Kooperatif Teori yang melandasi pembelajaran kooperatif adalah teori konstruktivisme. Pada dasarnya pendekatan teori konstruktivisme dalam belajar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Efektivitas Pembelajaran Efektivitas berasal dari bahasa inggris yaitu Effective yang berarti berhasil, tepat atau manjur. Eggen dan Kauchak (dalam Artanti,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu kata efektif juga dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA. berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu kata efektif juga dapat 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Efektivitas Pembelajaran Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan jasmani telah menjadi bagian dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan maksud untuk mengubah perilaku peserta didik. Dalam hal ini sebagaimana dikemukakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1 Model Pembelajaran Kooperatif Menurut Rusman (2011:201) Teori yang melandasi pembelajaran kooperatif adalah teori kontruktivisme. Soejadi dalam Teti Sobari,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional, pasal 1 ayat (1) dikemukakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. nasional, pasal 1 ayat (1) dikemukakan bahwa : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial adalah mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang didasarkan pada bahan kajian geografi, ekonomi, sosiologi, antropilogi,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Keterampilan a. Pengertian Keterampilan Keterampilan dapat menunjukkan pada aksi khusus yang ditampilkan atau pada sifat dimana keterampilan itu dilaksanakan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan olahraga perlu terus dilakukan untuk itu pembentukan sikap dan

BAB I PENDAHULUAN. dan olahraga perlu terus dilakukan untuk itu pembentukan sikap dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaksanaan pendidikan jasmani dan olahraga merupakan sebuah investasi jangka panjang dalam upaya pembinaan mutu sumber daya manusia. Karena itu, upaya pembinaan bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang diajarkan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Soreang. Meskipun

BAB I PENDAHULUAN. yang diajarkan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Soreang. Meskipun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lay up shoot merupakan salah satu teknik dalam permainan bolabasket yang diajarkan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Soreang. Meskipun tidak spesifik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. latihan ini dilakukan secara berulang-ulang dan tuntutan yang semakin dipersulit

BAB II KAJIAN PUSTAKA. latihan ini dilakukan secara berulang-ulang dan tuntutan yang semakin dipersulit BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Hakikat Latihan Variasi a. Latihan Latihan merupakan realisasi atau pelaksanaan dari materi atau bentuk-bentuk latihan yang telah direncanakan sebelumnya, realisasi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku siswa akibat adanya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku siswa akibat adanya II. TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku siswa akibat adanya peningkatan pengetahuan, keterampilan, kemauan, minat, sikap, kemampuan untuk berpikir logis, praktis,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. memasukkan bolabasket (keranjang) sendiri (Dedy Sumiyarsono, 2002: 1).

BAB II KAJIAN PUSTAKA. memasukkan bolabasket (keranjang) sendiri (Dedy Sumiyarsono, 2002: 1). BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Permainan Bolabasket Permainan bolabasket adalah permainan yang menggunakan bola besar, yang dimainkan dengan tangan dan bertujuan memasukkan bola sebanyak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berkualitas adalah melalui pendidikan. Pendidikan adalah upaya yang. negara. Pada negara-negara yang baru berkembang pendidikan

I. PENDAHULUAN. berkualitas adalah melalui pendidikan. Pendidikan adalah upaya yang. negara. Pada negara-negara yang baru berkembang pendidikan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu faktor yang dapat mempersiapkan sumberdaya manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan. Pendidikan adalah upaya yang dikerjakan secara sadar oleh manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah kegiatan proses pembelajaran. Kegiatan proses pembelajaran akan

BAB I PENDAHULUAN. adalah kegiatan proses pembelajaran. Kegiatan proses pembelajaran akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Banyak perhatian

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERKELOMPOK DAN BERPASANGAN TERHADAP KEMAMPUAN GERAK DASAR CHEST PASS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERKELOMPOK DAN BERPASANGAN TERHADAP KEMAMPUAN GERAK DASAR CHEST PASS PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERKELOMPOK DAN BERPASANGAN TERHADAP KEMAMPUAN GERAK DASAR CHEST PASS DALAM BERMAIN BASKET PADA SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 7 BANDAR LAMPUNG Skripsi NINUK SUHARTATI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahwa mutu pendidikan sangat tergantung pada kualitas guru dan model

BAB I PENDAHULUAN. bahwa mutu pendidikan sangat tergantung pada kualitas guru dan model BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakikatnya merupakan upaya untuk mengembalikan dan meningkatkan aktifitas guru dan siswa. Para ahli pendidikan telah menyadari bahwa mutu pendidikan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori. 1. Aktivitas Belajar. Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori. 1. Aktivitas Belajar. Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Aktivitas Belajar Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya di lingkungan itu" (Piaget dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Anak- anak pada umumnya memiliki kecenderungan ingin selalu bergerak. Bergerak bagi anak- anak merupakan salah satu bagian yang sangat penting di dalam hidupnya. Berbagai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran secara simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran secara simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran secara simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Dalam makna yang lebih kompleks

Lebih terperinci

II. KERANGKA TEORITIS. 2.1 Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) yang efektif untuk kelompok kecil. Model ini menunjukkan efektivitas untuk

II. KERANGKA TEORITIS. 2.1 Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) yang efektif untuk kelompok kecil. Model ini menunjukkan efektivitas untuk II. KERANGKA TEORITIS A. Tinjauan Pustaka 2.1 Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang efektif untuk kelompok kecil. Model

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. Permainan bola basket merupakan permainan beregu yang terdiri dari 2 tim

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. Permainan bola basket merupakan permainan beregu yang terdiri dari 2 tim BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Permainan Bola Basket Permainan bola basket merupakan permainan beregu yang terdiri dari 2 tim dimana kedua tim saling

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Kajian Teori

BAB II LANDASAN TEORI. A. Kajian Teori BAB II LANDASAN TEORI 1. Bola Basket a. Permainan Bola Basket A. Kajian Teori Permainan bola basket ditemukan pada bulan Desember 1981 oleh Dr. A. James Naismith seorang anggota sekolah pelatihan YMCA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS Tinjauan Tentang Belajar dan Hasil Belajar

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS Tinjauan Tentang Belajar dan Hasil Belajar BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Tinjauan Tentang Belajar dan Hasil Belajar Belajar merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yang vital dalam usahanya untuk mempertahankan hidup

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu dalam bentuk tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Lebih terperinci

FORMAT RPP. Kompetensi Dasar : Melakukan teknik menyundul bola dengan baik. Siswa dapat Melakukan teknik menyundul bola dengan baik A.

FORMAT RPP. Kompetensi Dasar : Melakukan teknik menyundul bola dengan baik. Siswa dapat Melakukan teknik menyundul bola dengan baik A. Mata Pelajaran : PENJASORKES 2 Beban Belajar : 2 SKS Pertemuan (Minggu) ke : 1 Alokasi waktu : 2 X 45 menit FORMAT RPP Standar Kompetensi : 1. Mempraktikkan keterampilan permainan olahraga sepak bola dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik,

Lebih terperinci

BAB 1 PERMAINAN BOLA BESAR

BAB 1 PERMAINAN BOLA BESAR BAB 1 PERMAINAN BOLA BESAR A. Peraturan Dasar Permainan Bola Basket Setiap permainan tentunya memiliki peraturan tersendiri. Sekarang, Anda akan mendalami berbagai peraturan dan strategi yang lebih terperinci.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan pemerintah melalui kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan pemerintah melalui kegiatan 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan yang dilakukan di dalam maupun di luar sekolah yang berlangsung seumur hidup.tujuan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. subjek dengan lingkungannya dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. subjek dengan lingkungannya dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu proses psikis yang berlangsung dalam interaksi antara subjek dengan lingkungannya dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengatahuan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Model Cooperative Learning

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Model Cooperative Learning 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Model Cooperative Learning 2.1.1 Pengertian Model Cooperative Learning Cooperative learning dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan nama pembelajaran kooperatif. Cooperative

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan manusia Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang tinggi dalam proses belajar, tidak sekedar aktivitas fisik semata. Siswa

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang tinggi dalam proses belajar, tidak sekedar aktivitas fisik semata. Siswa II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori Belajar aktif, ditunjukkan dengan adanya keterlibatan intelektual dan emosional yang tinggi dalam proses belajar, tidak sekedar aktivitas fisik semata. Siswa diberi

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN 2012/2013 Achmad Hasbi Ash Shiddiq. Program studi pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Kooperatif Menurut E. Slavin (2008), pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok, siswa dalam suatu kelas dijadikan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN TEHNIK DASAR PERMAINAN BOLA VOLLI OLEH SUARDI. B

PEMBELAJARAN TEHNIK DASAR PERMAINAN BOLA VOLLI OLEH SUARDI. B PEMBELAJARAN TEHNIK DASAR PERMAINAN BOLA VOLLI OLEH SUARDI. B Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktifitas jasmani dan direncanakan secara sistimatis dan bertujuan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN TINGKAT PEMAHAMAN SISWA DALAM PELAJARAN EKONOMI SMA PADA ERA MEA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN TINGKAT PEMAHAMAN SISWA DALAM PELAJARAN EKONOMI SMA PADA ERA MEA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN TINGKAT PEMAHAMAN SISWA DALAM PELAJARAN EKONOMI SMA PADA ERA MEA Widyo Pramono Universitas Negeri Surabaya widyo@rocketmail.com

Lebih terperinci

PERBANDINGAN HASIL TEMBAKAN ANTARA DRIBBLE JUMP SHOOT DENGAN PASSING JUMP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

PERBANDINGAN HASIL TEMBAKAN ANTARA DRIBBLE JUMP SHOOT DENGAN PASSING JUMP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLA BASKET 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini permainan bola basket sangat berkembang dengan baik di indonesia, olahraga bola basket merupakan olahraga yang menggunakan bola besar di dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar Aunurrahman ( 2012 : 35 ) belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktifitas jasmani yang dilaksanakan untuk meningkatkan kesegaran jasmani, keterampilan motorik, pengetahuan

Lebih terperinci

KAJIAN PUSTAKA. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang

KAJIAN PUSTAKA. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang II. KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. basket terbuka antar klub di setiap wilayah yang rata-rata pemainnya

BAB I PENDAHULUAN. basket terbuka antar klub di setiap wilayah yang rata-rata pemainnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bola basket dewasa ini sangat digemari kalangan pelajar di Indonesia terbukti banyak diadakan turnamen antar pelajar baik itu tingkat SLTP, SMU/SMA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI Belajar Menurut Pendekatan Konstruktivisme. gambaran serta inisiatif peserta didik. 6 Pendekatan

BAB II KAJIAN TEORI Belajar Menurut Pendekatan Konstruktivisme. gambaran serta inisiatif peserta didik. 6 Pendekatan 8 BAB II KAJIAN TEORI 2.2. Belajar Menurut Pendekatan Konstruktivisme Brooks and Brooks menyatakan, konstruktivis adalah suatu pendekatan dalam belajar mengajar yang mengarahkan pada penemuan suatu konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan prestasi akademik yang tinggi.selain itu pendidikan jasmani yang

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan prestasi akademik yang tinggi.selain itu pendidikan jasmani yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan rangkaian aktivitas jasmani, bermain dan berolahraga untuk membangun peserta didik yang sehat dan kuat sehingga dapat menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan bagian penting dari proses pendidikan. Artinya, pendidikan jasmani bukan hanya dekorasi atau ornament yang ditempel pada program

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran kontekstual dengan sistem pengajaran pembelajaran kooperatif dapat didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lufty Bella Dina Hakiky, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lufty Bella Dina Hakiky, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bola basket adalah salah satu olahraga paling popular di dunia. Bola basket sudah berkembang pesat sejak pertama kali diciptakan pada akhir abad ke- 19. Dr. James Naismith,

Lebih terperinci

BAB l PENDAHULUAN. cocok untuk ditonton karena biasa dimainkan di ruang tertutup dan hanya. pemain ketika memantulkan atau melempar bola tersebut.

BAB l PENDAHULUAN. cocok untuk ditonton karena biasa dimainkan di ruang tertutup dan hanya. pemain ketika memantulkan atau melempar bola tersebut. BAB l PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bola basket adalah olahraga untuk semua orang. Walaupun bola basket adalah olahraga anak muda dengan pemain terbanyak pria remaja, namun bola basket dimainkan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PERKEMBANGAN NEGARA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PERKEMBANGAN NEGARA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 4 No. 1 Maret 2017, hal 39-44 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PERKEMBANGAN NEGARA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT Hj. Annisa NIP.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melainkan hanya menggunakan talk and chalk (berbicara dan kapur tulis), sementara

BAB I PENDAHULUAN. melainkan hanya menggunakan talk and chalk (berbicara dan kapur tulis), sementara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu realita yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari bahwasannya di dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) pada bidang studi Pendidikan Jasmani, masih banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, persepsi yang sempit dan keliru terhadap pendidikan jasmani akan mengakibatkan nilai-nilai

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DALAM PEMBELAJARAN IPA

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DALAM PEMBELAJARAN IPA Juhji 9 MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DALAM PEMBELAJARAN IPA Oleh: Juhji 1 Abstrak. Tujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran digunakan guru sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran digunakan guru sebagai BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran 1. Pengertian Model Pembelajaran Model pembelajaran adalah unsur penting dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan 8 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Makna Belajar Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 KajianTeori 2.1.1 Hasil Belajar Hasil belajar menurut Anni ( 2004:4 ) merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar Hasil belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belajar tertentu memberikan prestasi belajar yang baik. Untuk mendapat hasil

BAB I PENDAHULUAN. belajar tertentu memberikan prestasi belajar yang baik. Untuk mendapat hasil 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah serangkaian aktivitas untuk menciptakan suatu kondisi yang dapat membantu, memberi rangsangan, bimbingan, pengarahan dan dorongan kepada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR CHEST PASS

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR CHEST PASS UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR CHEST PASS BOLA BASKET MELALUI VARIASI PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS X SMA SWASTA NURANI BELAWANTAHUN AJARAN 2015/2016 Andi Nur Abady Dosen STOK Bina Guna Medan Abstrak

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar Pengertian prestasi belajar menurut Slameto (2003: 10) yaitu sebagai suatu perubahan yang dicapai seseorang setelah mengikuti proses belajar. Perubahan ini meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional di bidang pendidikan adalah upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional di bidang pendidikan adalah upaya untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional di bidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia, dalam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hamalik (2001, 37) belajar adalah memperoleh. pengetahuan melalui alat indra yang disampaikan dalam bentuk perangsang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hamalik (2001, 37) belajar adalah memperoleh. pengetahuan melalui alat indra yang disampaikan dalam bentuk perangsang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Pembelajaran Matematika Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2001, 37) belajar adalah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Pembelajaran kooperatif adalah bagian dari strategi pembelajaran yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Pembelajaran kooperatif adalah bagian dari strategi pembelajaran yang 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Pembelajaran kooperatif adalah bagian dari strategi pembelajaran yang melibatkan siswa bekerja secara kolaboratif

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. bertanding untuk mendpatkan point. merupakan suatu cabang olahraga dimana hampir semua unsur gerakan

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. bertanding untuk mendpatkan point. merupakan suatu cabang olahraga dimana hampir semua unsur gerakan BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakekat Permainan Bola Basket Permainan bola basket adalah olaharaga bola berkelmompok yang terdiri atas dua team beranggotakan masing-masing

Lebih terperinci