4 KONDISI UMUM PULAU TARAKAN
|
|
- Liana Pranata
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 4 KONDISI UMUM PULAU TARAKAN 4.1 Kondisi Geografis dan Luas Wilayah Asal mula penamaan Tarakan berasal dari bahasa Tidung (suku/kaum nelayan), yaitu tarak yang berarti bertemu dan ngakan berarti makan. Jadi, tarakan bermakna adalah tempat bertemunya para nelayan untuk beristirahat makan, maupun untuk keperluan lainnya. Kota ini pada awalnya adalah perkampungan kecil para nelayan, kemudian berkembang menjadi kota setelah ditemukan dan dieksploitasi sumber-sumber minyak buminya pada tahun 1896 oleh perusahaan perminyakan milik Pemerintah Hindia Belanda Bataafsche Pettroleum Maatschappij (BPM). Seiring dengan meningkatnya aktivitas eksploitasi minyak bumi di Pulau Tarakan tersebut, maka mulailah berdatangan penduduk dari daerah sekitarnya dan dari luar daerah baik itu sebagai tenaga kerja yang dibawa oleh Belanda maupun mereka mengadu nasib karena terpikat untuk mencari rezeki. Tarakan dibentuk sesuai dengan Kepres RI. No.22 tahun 1963 sebagai wilayah Kecamatan, kemudian berubah menjadi Kota Administratif sesuai dengan PP.No.47 Tahun 1981 dan kemudian ditingkatkan menjadi Kotamadya berdasarkan UU RI.No.29 Tahun 1997 yang peresmiannya dilakukan pada tanggal 15 Desember 1997, sekaligus sebagai hari jadi Kota Tarakan. Kota Tarakan terletak dibagian utara Propinsi Kalimantan Timur yang merupakan pintu gerbang pembangunan wilayah utara Kalimantan Timur setelah Kota Balikpapan. Kota Tarakan merupakan kota pulau secara geografis terletak pada Bujur Timur serta diantara Lintang Utara, terdiri dari 2 (dua) pulau yaitu Pulau Tarakan dan Pulau Sadau. Kota Tarakan mempunyai luas 657,33 km 2 dimana 38,2% nya atau 250,8 km 2 berupa daratan dan sisanya sebanyak 61,8% atau 406,53 km 2 berupa lautan. Di bagian utara berbatasan dengan pesisir pantai Kecamatan Pulau Bunyu Kabupaten Bulungan dan disebelah selatan berbatasan dengan pesisir pantai Kecamatan Tanjung Palas Kabupaten Bulungan. Sedangkan disebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Pulau Bunyu Kabupaten Bulungan dan Laut Sulawesi. Dan disebelah barat berbatasan dengan pesisir pantai Kecamatan Sesayap Kabupaten Bulungan. Letak dan posisi Pulau Tarakan dapat dilihat pada Gambar 11. Adanya perkembangan dan pemekaran wilayah sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 23 Tahun 1999, maka Kota Tarakan yang
2 33 sebelumnya terdiri dari 3 kecamatan dimekarkan menjadi 4 kecamatan dan 18 kelurahan. Keempat kecamatan tersebut adalah Tarakan Timur, Tarakan Tengah, Tarakan Barat dan Tarakan Utara. Disamping itu berdasarkan UU No.22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah, status desa yang ada di Kota Tarakan seluruhnya berubah menjadi kelurahan. Undang-undang tersebut juga mengubah penyebutan Kotamadya Tarakan menjadi Kota Tarakan. Kota Tarakan terbagi atas 4 kecamatan dan 20 kelurahan, yang masing luasnya dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Jumlah dan luas wilayah kecamatan dan kelurahan di Kota Tarakan Kecamatan Tarakan Timur 58,01 km 2 1. Kelurahan Lingkas Ujung 1,16 km 2 2. Kelurahan Gunung Lingkas 3,19 km 2 3. Kelurahan Mamburungan 18,90 km 2 4. Kelurahan Kampung Empat 11,39 km 2 5. Kelurahan Kampung Enam 23,37 km 2 6. Kelurahan Mamburungan Timur - 7. Kelurahan Pantai Amal - Kecamatan Tarakan Tengah 1. Kelurahan Selumit Pantai 2. Kelurahan Selumit 3. Kelurahan Sebengkok 4. Kelurahan Pamusian 5. Kelurahan Kampung Satu Skip Kecamatan Tarakan Barat 1. Kelurahan Karang Balik 2. Kelurahan Karang Rejo 3. Kelurahan Karang Anyar 4. Kelurahan Karang Anyar Pantai 5. Kelurahan Karang Harapan Kecamatan Tarakan Utara 1. Kelurahan Juata Permai 2. Kelurahan Juata Kerikil 3. Kelurahan Juata Laut 55,54 km 2 0,48 km 2 0,43 km 2 1,48 km 2 2,54 km 2 50,61 km 2 27,89 km 2 0,76 km 2 0,80 km 2 5,61 km 2 8,51 km 2 12,21 km 2 109,36 km 2 10,59 km 2 14,23 km 2 84,54 km 2 Kecamatan Tarakan Utara merupakan kecamatan terluas diantara kecamatan lain di Kota Tarakan dengan luas 109,36 km 2 atau sekitar 43,6% dari luas Kota Tarakan. Sedangkan Kecamatan Tarakan Barat termasuk kecamatan yang paling kecil jika dilihat dari luasnya. Luas Kecamatan Tarakan Barat hanya 27,89 km 2 atau 11,12% dari luas daratan Kota Tarakan.
3 34 Gambar 11 Peta Pulau Tarakan Kota Tarakan menduduki posisi yang strategis, khususnya dalam konteks Propinsi Kalimantan Timur antara lain karena : a. Kota Tarakan merupakan pusat pengembangan wilayah terpadu pembangunan utama bagian utara Kalimantan Timur meliputi : Kota Tarakan dan sekitarnya, Malinau-Sesayap-Tanjung Selor dan sekitarnya, Nunukan dan sekitarnya, sertatanjung Redeb dan sekitarnya, sehinga menjadikan Tarakan sebagai penggerak pertumbuhan Wilayah Utara Propinsi Kalimantan Timur. b. Sebagai pintu gerbang kedua Provinsi Kalimantan Timur setelah Kota Balikpapan bagi lalu lintas pelayaran dan penerbangan. c. Merupakan kota transit manusia, barang-barang dan jasa sebelum menyebar maupun didistribusikan ke daerah hinterlandnya (Kabupaten Berau, Nunukan, Bulungan dan Malinau). d. Dari lingkup internasional, Tarakan tidak saja sebagai pusat transit perdagangan antar pulau di Kalimantan Timur bagian utara, bahkan menjadi pusat transit perdagangan bebas antara Indonesia-Malaysia-Filipina,
4 35 sehingga dalam menyonsong perdagangan bebas sangat berdekatan dengan negara tetangga. e. Kota Tarakan juga memiliki eksebilitas tinggi terhadap kota-kota lain untuk memudahkan usaha-usaha didalam kegiatan pemasaran dan pengembangan kegiatan dan distrbusi barang dan jasa karena aspek geo-politik, geostrategis, dan geo-ekonomi yang sangat baik. 4.2 Topografi Berdasarkan kondisi topografis, Kota Tarakan merupakan area datar hingga berbukit, pada dorsal pulau ini terdapat perbukitan memanjang melengkung kearah Barat Laut Tenggara dengan ketinggian sekitar 110 meter dpl. Kelerengan bervariasi antara 2,5-50% dengan kelerengan rata-rata sekitar 3%. Lembah-lembah dengan tebing terjal dijumpai pada bagian hulu dengan ketinggian tebing relatif sedang. Disisi Barat dan Timur perbukitan mengalir beberapa sungai atau alur dengan cabang dan anak-anak sungai yang relative pendek hingga mencapai tepi laut atau dataran. Tebing-tebing di perbukitan menunjukkan intensitas erosi yang tinggi. Perbukitan tersebut dikelilingi oleh dataran banjir, dataran sungai, dan dataran pantai. Di beberapa tempat, khususnya di bagian utara pulau terdapat rawa-rawa atau genangan. Kawasan dataran dengan ketinggian kurang dari 7 meter mencakup luasan sekitar 65% dari seluruh luas Pulau Tarakan. Sedangkan tingkat kelerengan lahan berkisar antara 0-40%. Lereng atau kemiringan lahan merupakan salah satu factor yang perlu diperhatikan dalam menentukan layak atau tidaknya suatu wilayah untuk budidaya. 4.3 Fisiografi Wilayah fisiografi Kota Tarakan dikelompokan dalam lima satuan fisiografik yaitu : a. Wilayah endapan pasir pantai (beaches) yaitu daerah punggung pasir di pantai pesisir dengan bentuk wilayah dasar, variasi lereng dari 2% dan perbedaan tinggi < 2 m. b. Wilayah rawa pasang surut (tidal swamp) yaitu daerah daratan rendah ditepi pantai yang selalu ditumbuhi hutan mangrove dan nipah, bentuk wilayah datar dengan variasi lereng < 2% dan perbedaan tinggi <2 m.
5 36 c. Wilayah dataran (plain) yaitu daerah endapan, dataran karst, dataran basalt dengan wilayah bergelombang <40% dengan beda ketinggian <50 meter. d. Wilayah dataran alluvial yaitu daerah dataran dari proses pengendapan baik di daerah muara maupun daerah pedalaman. Bentuk wilayah datar dengan variasi lereng <2 meter. e. Wilayah berbukit (hill) yaitu daerah bukit endapan dan ultra basalt, sistem punggung sedimen, metaorf dan kerucut vulkanik yang berpotongan dengan pola drainase radial. Bentuk wilayah bergelombang/bergunung, variasi lereng 16-60% dan beda ketinggian meter. 4.4 Morfologi Kota Tarakan merupakan daerah datar hingga berbukit yang tersebar dalam beberapa kelas ketinggian. Kawasan pantai Kota Tarakan memiliki kondisi topografi yang cenderung datar. Luas kota Tarakan pada daerah pengaruh pasang surut sebesar ha (11,71%) dengan kelas ketinggian 0-7 meter. Untuk daerah dataran pantai luasannya mencapai ha (35,65%) pada ketinggian 7-25 meter. Kedua kelas ketinggian ini tersebar mulai garis pantai hingga ke bagian tengah pulau. 4.5 Morfologi Daerah Aliran Sungai Umumnya daerah aliran sungai di Pulau Tarakan berupa sungai-sungai kecil dengan lebar antara 1-7 meter, kedalaman air tidak lebih dari 0,5 meter. Sungai-sungai yang mengalir di Pulau Tarakan umumnya pendek-pendek. Hulu sungai terdapat di tengah pulau, sebagian mengalir ke pantai barat pulau dan sebagian lagi mengalir ke pantai timur Pulau Tarakan. Sungai-sungai yang bermuara di bagian barat pulau adalah Sungai Bengawan, Sungai Peniki, Sungai Sesanip, Sungai Pamusian, Sungai Selipi dan Sungai Amal. Selain itu terdapat sungai-sungai yang mengalir ke pantai utara, yaitu Sungai Bunyu, Sungai Maja, dan Sungai Selayang. Sungai yang tergolong besar dan alirannya terus-menerus sepanjang musim adalah Sungai Pamusian. Daerah aliran sungai di Pulau Tarakan dapat dilihat pada Gambar Debit Sungai dan Sedimentasi Sungai-sungai yang mengalir di Pulau Tarakan umumnya sempit dan pendek. Pada saat kemarau aliran sungai umumnya kering atau sangat sedikit,
6 37 sedangkan pada musim penghujan debit air cukup besar. Luasan daerah aliran sungai dan debit aliran maksimum masing-masing sungai dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Inventarisasi sungai Pulau Tarakan (2009) No. Nama Sungai Luas DPS Debit Maks (km 2 ) (m 3 /dtk) 1 Sungai Binalatung 22,591 1,973 2 Sungai Pamusian 23,82 0,204 3 Sungai Kampung Bugis/Karang Anyar 5,641 0,493 4 Sungai Persemaian 14,779 1,29 5 Sungai Semunti 8,976 0,784 6 Sungai Maya 15,066 1,316 7 Sungai Mangatal 10,422 0,91 8 Sungai Selayung 8,366 0,731 9 Sungai Siaboi 20,492 1, Sungai Keterangan 17,245 1, Sungai Hanjulung 6,634 0, Sungai Kuli 4,268 0, Sungai Kampung Baru 3,821 0, Sungai Amal Baru 3,468 0, Sungai Batu Mapan 3,138 0, Sungai Slipi/Mambulua 1,441 0, Sungai Bunyu/Tanjung Batu 2,025 0, Sungai Mentogog 4,944 0, Sungai Nangitan 2,336 0, Sungai Buaya 23,82 2,08 21 Sungai Sesanip 6,676 0, Sungai Bengawan 12,363 1,08 23 Sungai Belalung 9,737 0,85 24 Sungai Bunyu 7,578 0,662 Permukaan tanah Pulau Tarakan umumnya mengandung pasir dan lempung. Karena kestabilan lereng yang rendah, penebangan pohon, dan curah hujan yang tinggi mengakibatkan terjadinya sedimentasi (pendangkalan) di dalam sungai. Adanya sedimentasi pada aliran ini dapat mengakibatkan kekeruhan yang mempengaruhi kualitas sungai.
7 38 Gambar 12 Peta Daerah Aliran Sungai Pulau Tarakan 4.7 Curah Hujan Rata-rata Curah hujan di suatu tempat antara lain dipengaruhi oleh keadaan iklim, keadaan geografis dan pertemuan/perputaran arus udara (BMKG, 2009). Oleh karena itu, jumlah curah hujan beragam menurut bulan dan letak stasiun pengamat. Curah hujan Kota Tarakan sangat beragam dari waktu ke waktu. Catatan curah hujan bulanan sepanjang tahun 2008 disajikan pada Tabel 5. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari sebesar 443,6 mm dan rata-rata hujan terendah sebesar 206,6 mm terjadi pada bulan Oktober. Sedangkan ratarata curah hujan sepanjang tahun 2008 tercatat sebesar 330,8 mm. Namun dalam tahun-tahun terakhir ini, keadaan musim di Kalimantan Timur termasuk Kota Tarakan kadang tidak menentu. Pada bulan-bulan yang seharusnya turun hujan dalam kenyataannya tidak turun hujan sama sekali, begitu juga sebaliknya.
8 39 Tabel 5 Curah hujan dan hari hujan Kota Tarakan tahun 2008 Bulan Curah hujan (mm) Hari hujan Penyinaran matahari (%) Tekanan udara (mb) Januari 443, ,1 Februari 293, ,1 100,1 Maret 404, ,1 1010,4 April 377, ,1 1009,8 Mei 375, ,8 1010,3 Juni 320, ,8 1010,9 Juli 312, ,9 1010,5 Agustus 208, ,7 1010,9 September 309, ,8 1011,0 Oktober 206, ,7 1011,0 November 426, ,2 1010,3 Desember 291, , , , ,9 1010, , ,1 1010, , ,9 1010, , ,0 1011, , ,4 1009, , ,2 1009,7 4.8 Penggunaan Lahan di Kota Tarakan Jenis penutupan lahan tahun 2008 didapatkan dari interpretasi citra satelit Landsat TM 5 tahun 2008 dan dikoreksi dengan data satelit resolusi dangat tinggi (quickbird) untuk beberapa wilayah. Penutupan lahan dikalsifikasikan menjadi 11 kelas seperti tersaji pada Tabel 6. Dari hasil tersebut, Kota Tarakan masih mempunyai jenis tutupan lahan hutan primer seluas 31,1% dari seluruh total wilayahnya, terutama di Kecamatan Tarakan Barat, Kecamatan Tarakan Tengah dan Kecamatan Tarakan Utara. Sedangkan untuk hutan mangrove hanya terdapat di Kecamatan Tarakan Tengah dan Kecamatan Tarakan Timur dengan luas sekitar 312,9 ha atau sekitar 1,2% dari seluruh wilayah. Sebaran masingmasing jenis tutupan dapat dilihat pada Gambar 13. Tabel 6 Jenis dan tutupan lahan Pulau Tarakan tahun 2008 Penutupan Lahan 2008 Luas (ha) Luas (%) Hutan mangrove 312,9 1,2 Hutan primer 7788,0 31,1 Ladang 4522,0 18,0 Ladang bersemak 3537,1 14,1 Lahan terbangun 2892,6 11,5 Perkampungan 465,4 1,9 Rawa 16,5 0,1 Rawa bersemak 190,4 0,8 Semak belukar 1999,5 8,0 Tambak 2327,4 9,3 Tanah terbuka 1028,3 4,1 Total 25080,0 100,0
9 40 Gambar 13 Penutupan lahan Pulau Tarakan (2008) 4.9 Kependudukan Penduduk Kota Tarakan mendiami wilayah pulau secara menyebar, namun yang dominan dan terpadat pada kawasan pantai Kota Tarakan terdapat di Lingkas Ujung, Selumit Pantai, Karang Anyar Pantai, yang sebagian besar
10 41 merupakan pendatang dari Sulawesi. Kepadatan sedang terdapat pada Juata Laut, karena sebagian penduduk merupakan nelayan tambak yang hanya menjadikan Kota Tarakan sebagai tempat singgah dan istirahat. Sementara itu, untuk daerah Mamburungan sebagian besar merupakan korban eks kebakaran yang berasal dari Selumit Pantai. Jumlah anggota keluarga yang bekerja pada masing-masing kawasan 1-3 orang dan sebagian besar memiliki pendidikan hanya sampai tingkat Sekolah Dasar. Jumlah penduduk Kota Tarakan berdasarkan data BPS Kota Tarakan seperti pada Tabel 7. Tabel 7 Jumlah penduduk Kota Tarakan Tahun Tarakan Tarakan Tarakan Tarakan Total Barat Timur Tengah Utara (jiwa) Kondisi Infrastruktur Perumahan Jumlah total bangunan rumah di Kota Tarakan tahun 2006 adalah unit. Sebaran perumahan per kecamatan belum merata. Jumlah rumah terbanyak berada di Kecamatan Tarakan Barat yaitu sebanyak unit dan jumlah rumah terkecil di Kecamatan Tarakan Utara sebanyak unit. Sedangkan untuk skala kelurahan, jumlah rumah terbanyak terdapat di Kelurahan Karang Anyar yaitu unit dan jumlah terkecil di Kelurahan Mamburungan Timur sebanyak 291 unit. Berdasarkan jenis konstruksinya sebagian besar rumah di Kota Tarakan merupakan rumah non permanen, yaitu sebanyak unit. Sementara rumah permanen berjumlah unit, dan rumah semi permanen sebanyak 332 unit. Banyaknya jumlah rumah non permanen di Kota Tarakan karena tipologi bangunan merupakan jenis rumah panggung dan terbuat dari kayu. Sistem struktur yang digunakan sebagai konstruksi bangunan adalah struktur rangka kayu, konstruksi dinding dan lantai papan kayu, sedangkan atap sebagian besar menggunakan atap seng dan sebagian kecil atap sirap. Konstruksi panggung umumnya terletak diatas air/tepi pantai dan sungai, untuk mengantisipasi air pasang dan binatang buas.tipologi perumahan yang berada di daratan, secara
11 42 umum lebih variatif bentuk konstruksinya, baik konstruksi rumah panggung maupun konstruksi pondasi batu. Tipologi bangunan rumah di daratan umumnya sudah lebih modern dengan jenis rumah yang berdinding tembok bata dan beratap genteng. Jenis rumah ini umumnya merupakan rumah-rumah baru atau perumahan yang dibangun oleh pengembang Kondisi Infrastruktur Air Bersih Kebutuhan air bersih saat ini dilayani oleh PDAM Kota Tarakan. Saat ini PDAM memiliki 4 (empat) buah IPA seperti pada Gambar 14. Gambar 14 Peta pembagian zona pelayanan air minum PDAM PDAM Kota Tarakan telah berdiri semenjak tahun 1980 dan merupakan cabang PDAM Kabupaten Bulungan yang beribukota di Tanjung Selor. Jadi, PDAM Kota Tarakan ini telah berusia 32 tahun. Kota Tarakan yang berbatasan dengan lautan mengakibatkan rentannya kondisi/kualitas air tanah maupun air permukaan. Padahal, kuantitas air bersih yang dibutuhkan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah dan taraf hidup masyarakatnya.
12 43 Adapun sumber air baku yang dimanfaatkan oleh PDAM Kota Tarakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih adalah : (1) Sungai Kampung Bugis untuk instalasi pengolahan air Kampung Bugis, (2) Sungai Sesanip untuk instalasi pengolahan air di Persemaian, (3) Sungai Semunti untuk instalasi pengolahan air Juata Laut, (4) Sungai Binalatung untuk instalasi pengolahan air Kampung Satu. Kapasitas total IPA PDAM terpasang sebesar 400 liter/detik, namun kapasitas efektifnya hanya sebesar 269 liter/detik (PDAM Tarakan, 2009). Jumlah produksi air bersih sebesar ,52 m 3 dan air yang didistribusikan sebesar ,17 m 3. Sedangkan kehilangan air air cukup tinggi yaitu sebesar ,97 m 3 atau 40,5%. Sumber air bersih lainnya adalah air sumur dan mata air. Dari data PDAM tahun 2003, terdata secara keseluruhan terdiri dari 378 mata air sumur, serta 162 unit pompa tangan seperti yang disajikan pada Tabel 8. Tabel 8 Sumber air baku alami Kota Tarakan (2003) No Kecamatan Pemanfaatan Sumber Air Mata Air (Sumur) Air Tanah Dangkal (pompa tangan) 1 Tarakan Timur Tarakan Tengah Tarakan Barat Tarakan Utara Total
2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah
2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur dengan ibukota Samarinda berdiri pada tanggal 7 Desember 1956, dengan dasar hukum Undang-Undang
Lebih terperinci28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec
BAB III KONDISI UMUM LOKASI Lokasi penelitian bertempat di Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Kota Banjarbaru, Kabupaten Kota Banjarmasin, dan Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan
Lebih terperinciKONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau. Wilayahnya mencakup daratan bagian pesisir timur Pulau Sumatera dan wilayah kepulauan,
Lebih terperinciGambar 9. Peta Batas Administrasi
IV. KONDISI UMUM WILAYAH 4.1 Letak Geografis Wilayah Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Selatan pada koordinat 6 56'49'' - 7 45'00'' Lintang Selatan dan 107 25'8'' - 108 7'30'' Bujur
Lebih terperinciBAB II KONDISI UMUM LOKASI
6 BAB II KONDISI UMUM LOKASI 2.1 GAMBARAN UMUM Lokasi wilayah studi terletak di wilayah Semarang Barat antara 06 57 18-07 00 54 Lintang Selatan dan 110 20 42-110 23 06 Bujur Timur. Wilayah kajian merupakan
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.
IV. GAMBARAN UMUM A. Kondisi Umum Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. Luas wilayah Kabupaten Lampung Tengah sebesar 13,57 % dari Total Luas
Lebih terperinciKONDISI UMUM WILAYAH STUDI
16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 1997 TENTANG PEMBENTUKAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TARAKAN
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 1997 TENTANG PEMBENTUKAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa berhubung
Lebih terperinciBAB II KONDISI WILAYAH STUDI
II-1 BAB II 2.1 Kondisi Alam 2.1.1 Topografi Morfologi Daerah Aliran Sungai (DAS) Pemali secara umum di bagian hulu adalah daerah pegunungan dengan topografi bergelombang dan membentuk cekungan dibeberapa
Lebih terperinciKONDISI UMUM BANJARMASIN
KONDISI UMUM BANJARMASIN Fisik Geografis Kota Banjarmasin merupakan salah satu kota dari 11 kota dan kabupaten yang berada dalam wilayah propinsi Kalimantan Selatan. Kota Banjarmasin secara astronomis
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
53 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Selat Rupat merupakan salah satu selat kecil yang terdapat di Selat Malaka dan secara geografis terletak di antara pesisir Kota Dumai dengan
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI DAERAH STUDI
BAB II 2.1. Tinjauan Umum Sungai Beringin merupakan salah satu sungai yang mengalir di wilayah Semarang Barat, mulai dari Kecamatan Mijen dan Kecamatan Ngaliyan dan bermuara di Kecamatan Tugu (mengalir
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Umum 4.1.1. Letak Geografis dan Batas Administrasi Kota Jambi sebagai pusat wilayah dan Ibukota Provinsi Jambi, secara geografis terletak pada koordinat 01 32 45
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
38 IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Letak Hutan Mangrove di Tanjung Bara termasuk dalam area kawasan konsesi perusahaan tambang batubara. Letaknya berada di bagian pesisir timur Kecamatan Sangatta
Lebih terperinci4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN
4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Sukabumi 4.1.1 Letak geografis Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Provinsi Jawa Barat dengan jarak tempuh 96 km dari Kota Bandung dan 119 km
Lebih terperinciKARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi
III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Fisiografi 1. Letak Wilayah Secara Geografis Kabupaten Sleman terletak diantara 110 33 00 dan 110 13 00 Bujur Timur, 7 34 51 dan 7 47 30 Lintang Selatan. Wilayah
Lebih terperinciKONDISI UMUM. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 12. Peta Adminstratif Kecamatan Beji, Kota Depok
IV. KONDISI UMUM 4.1 Lokasi Administratif Kecamatan Beji Secara geografis Kecamatan Beji terletak pada koordinat 6 21 13-6 24 00 Lintang Selatan dan 106 47 40-106 50 30 Bujur Timur. Kecamatan Beji memiliki
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dengan DKI Jakarta yang menjadi pusat perekonomian negara.
45 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kota Bandar Lampung merupakan sebuah kota yang menjadi ibukota provinsi Lampung, Indonesia. Kota Bandar Lampung pintu gerbang Pulau Sumatera. Sebutan ini layak
Lebih terperinciIII. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1. Letak Geografis dan Administrasi Pemerintahan Propinsi Kalimantan Selatan memiliki luas 37.530,52 km 2 atau hampir 7 % dari luas seluruh pulau Kalimantan. Wilayah
Lebih terperinciBAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta Kondisi Geografis
BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta 3.1.1. Kondisi Geografis Mengacu kepada Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Akhir Masa Jabatan 2007 2012 PemProv DKI Jakarta. Provinsi DKI Jakarta
Lebih terperinciKONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN
KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN Luas dan Letak Wilayah Kota Sintang memiliki luas 4.587 Ha yang terdiri dari 3 Bagian Wilayah Kota (BWK) sesuai dengan pembagian aliran Sungai Kapuas dan Sungai Melawi. Pertama,
Lebih terperinciKONDISI W I L A Y A H
KONDISI W I L A Y A H A. Letak Geografis Barito Utara adalah salah satu Kabupaten di Propinsi Kalimantan Tengah, berada di pedalaman Kalimantan dan terletak di daerah khatulistiwa yaitu pada posisi 4 o
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Wilayah Administratif Kabupaten Tanggamus
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gambaran Umum Kabupaten Tanggamus 1. Wilayah Administratif Kabupaten Tanggamus Secara geografis wilayah Kabupaten Tanggamus terletak pada posisi 104 0 18 105 0 12 Bujur Timur dan
Lebih terperinciStadia Sungai. Daerah Aliran Sungai (DAS)
Stadia Sungai Sungai adalah aliran air di permukaan tanah yang mengalir ke laut. Dalam Bahasa Indonesia, kita hanya mengenal satu kata sungai. Sedangkan dalam Bahasa Inggris dikenal kata stream dan river.
Lebih terperinci4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR
4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.
Lebih terperinciPETA SUNGAI PADA DAS BEKASI HULU
KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Sub DAS pada DAS Bekasi Hulu Berdasarkan pola aliran sungai, DAS Bekasi Hulu terdiri dari dua Sub-DAS yaitu DAS Cikeas dan DAS Cileungsi. Penentuan batas hilir dari DAS Bekasi
Lebih terperinci4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Kondisi Geografis Kota Makassar secara geografi terletak pada koordinat 119 o 24 17,38 BT dan 5 o 8 6,19 LS dengan ketinggian yang bervariasi antara 1-25 meter dari
Lebih terperinciBAB IV KONDISI UMUM LOKASI
26 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI 4.1 Kota Yogyakarta (Daerah Istimewa Yogyakarta 4.1.1 Letak Geografis dan Administrasi Secara geografis DI. Yogyakarta terletak antara 7º 30' - 8º 15' lintang selatan dan
Lebih terperinciKONDISI UMUM LOKASI. Gambaran Umum Kabupaten Cirebon
KONDISI UMUM LOKASI Gambaran Umum Kabupaten Cirebon Letak Administrasi Kabupaten Cirebon Kabupaten Cirebon merupakan salah satu wilayah yang terletak di bagian timur Propinsi Jawa Barat. Selain itu, Kabupaten
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM KOTA TANGERANG SELATAN
GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANG SELATAN Letak Geografis dan Luas Wilayah Kota Tangerang Selatan terletak di timur propinsi Banten dengan titik kordinat 106 38-106 47 Bujur Timur dan 06 13 30 06 22 30 Lintang
Lebih terperinciSecara Geografis Propinsi Lampung terletak pada kedudukan Timur-Barat. Lereng-lereng yang curam atau terjal dengan kemiringan berkisar antara 25% dan
IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITMN 4.1 Geografi Propinsi Lampung meliputi areal seluas 35.288,35 krn2 termasuk pulau-pulau yang terletak pada bagian sebelah paling ujung tenggara pulau Sumatera. Propinsi
Lebih terperinciKONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
23 IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis dan Batas Wilayah Kabupaten Tabalong merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di Provinsi Kalimantan Selatan dengan ibukota Tanjung yang mempunyai
Lebih terperinciBAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Secara Geografis Kota Depok terletak di antara Lintang
BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Letak, Luas dan Batas Wilayah Secara Geografis Kota Depok terletak di antara 06 0 19 06 0 28 Lintang Selatan dan 106 0 43 BT-106 0 55 Bujur Timur. Pemerintah
Lebih terperinci4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
33 4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kondisi Umum Kepulauan Seribu Wilayah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu terletak di sebelah Utara Teluk Jakarta dan Laut Jawa Jakarta. Pulau Paling utara,
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1981 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA ADMINISTRATIF TARAKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 47 TAHUN 1981 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA ADMINISTRATIF TARAKAN PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa berhubung dengan perkembangan dan kemajuan yang pesat dalam Wilayah Propinsi Daerah
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi
IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik 4.1.1 Wilayah Administrasi Kota Bandung merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat. Kota Bandung terletak pada 6 o 49 58 hingga 6 o 58 38 Lintang Selatan dan 107 o 32 32 hingga
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Propinsi Sulawesi Tenggara
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Umum Propinsi Sulawesi Tenggara 4.1.1 Kondisi Geografis Propinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) terletak di Jazirah Tenggara Pulau Sulawesi, terletak di bagian selatan
Lebih terperinciFaktor penyebab banjir oleh Sutopo (1999) dalam Ramdan (2004) dibedakan menjadi persoalan banjir yang ditimbulkan oleh kondisi dan peristiwa alam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bencana alam tampak semakin meningkat dari tahun ke tahun yang disebabkan oleh proses alam maupun manusia itu sendiri. Kerugian langsung berupa korban jiwa, harta
Lebih terperinciIII. KEADAAN UMUM LOKASI
III. KEADAAN UMUM LOKASI Penelitian dilakukan di wilayah Jawa Timur dan berdasarkan jenis datanya terbagi menjadi 2 yaitu: data habitat dan morfometri. Data karakteristik habitat diambil di Kabupaten Nganjuk,
Lebih terperinciGEOMORFOLOGI BALI DAN NUSA TENGGARA
GEOMORFOLOGI BALI DAN NUSA TENGGARA PULAU BALI 1. Letak Geografis, Batas Administrasi, dan Luas Wilayah Secara geografis Provinsi Bali terletak pada 8 3'40" - 8 50'48" Lintang Selatan dan 114 25'53" -
Lebih terperinciKONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian ini meliputi wilayah Kota Palangkaraya, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Katingan, Kabupaten
Lebih terperinciBab 3. Deskripsi Daerah Penelitian
Bab 3 Deskripsi Daerah Penelitian 25 III.1. Pengantar Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Aluh-Aluh, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, dengan mengambil studi kasus praktik pendidikan dan pembelajaran
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH KONDISI GEOGRAFIS Kota Batam secara geografis mempunyai letak yang sangat strategis, yaitu terletak di jalur pelayaran dunia internasional. Kota Batam berdasarkan Perda Nomor
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM
BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Lokasi Kesampaian Daerah Daerah penelitian secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kampung Seibanbam II, Kecamatan Angsana, Kabupaten Tanah Bumbu, Propinsi Kalimantan Selatan.
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Kendari dengan Ibukotanya Kendari yang sekaligus Ibukota Propinsi
70 V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1 Letak Geografis Kota Kendari dengan Ibukotanya Kendari yang sekaligus Ibukota Propinsi Sulawesi Tenggara, secara geografis terletak dibagian selatan garis katulistiwa
Lebih terperinciKEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti secara geografis terletak pada koordinat antara sekitar 0 42'30" - 1 28'0" LU dan 102 12'0" - 103 10'0" BT, dan terletak
Lebih terperinciKONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN
21 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Umum Fisik Wilayah Geomorfologi Wilayah pesisir Kabupaten Karawang sebagian besar daratannya terdiri dari dataran aluvial yang terbentuk karena banyaknya sungai
Lebih terperinciDATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN I. Luas Wilayah ** Km2 773, ,7864
DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN 2016 KELOMPOK DATA JENIS DATA : DATA UMUM : Geografi DATA SATUAN TAHUN 2015 SEMESTER I TAHUN 2016 I. Luas Wilayah
Lebih terperinciKARAKTERISTIK WILAYAH
III. KARAKTERISTIK WILAYAH A. Karakteristik Wilayah Studi 1. Letak Geografis Kecamatan Playen terletak pada posisi astronomi antara 7 o.53.00-8 o.00.00 Lintang Selatan dan 110 o.26.30-110 o.35.30 Bujur
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi
69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.
Lebih terperinciKARAKTERISTIK PANTAI GUGUSAN PULAU PARI. Hadiwijaya L. Salim dan Ahmad *) ABSTRAK
KARAKTERISTIK PANTAI GUGUSAN PULAU PARI Hadiwijaya L. Salim dan Ahmad *) ABSTRAK Penelitian tentang karakter morfologi pantai pulau-pulau kecil dalam suatu unit gugusan Pulau Pari telah dilakukan pada
Lebih terperinciBAB 3 TINJAUAN WILAYAH
P erpustakaan Anak di Yogyakarta BAB 3 TINJAUAN WILAYAH 3.1. Tinjauan Umum Daerah Istimewa Yogyakarta 3.1.1. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu
Lebih terperinciBAB I KONDISI FISIK. Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Lombok Tengah PETA ADMINISTRASI
BAB I KONDISI FISIK A. GEOGRAFI Kabupaten Lombok Tengah dengan Kota Praya sebagai pusat pemerintahannya merupakan salah satu dari 10 (sepuluh) Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara
Lebih terperinciKARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas
III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas wilayah Kabupaten Kuningan secara keseluruhan mencapai 1.195,71
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan adalah suatu proses menentukan apa yang ingin dicapai di masa yang akan datang serta menetapkan tahapan-tahapan yang dibutuhkan untuk mencapainya. Perencanaan
Lebih terperinciIDENTIFIKASI POTENSI GEOGRAFIS DESA
4 IDENTIFIKASI POTENSI GEOGRAFIS DESA Deskripsi Singkat Topik : Pokok Bahasan Waktu Tujuan : MENGENALI POTENSI GEOGRAFIS DESA : 1 (satu) kali tatap muka pelatihan selama 100 menit. : Membangun pemahaman
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KONSERVASI LAHAN TERHADAP EROSI PARIT/JURANG (GULLY EROSION) PADA SUB DAS LESTI DI KABUPATEN MALANG
Konservasi Lahan Sub DAS Lesti Erni Yulianti PENGEMBANGAN KONSERVASI LAHAN TERHADAP EROSI PARIT/JURANG (GULLY EROSION) PADA SUB DAS LESTI DI KABUPATEN MALANG Erni Yulianti Dosen Teknik Pengairan FTSP ITN
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM WILAYAH Bujur Timur dan Lintang Utara, dengan batas. Utara : Kabupaten Siak dan Kabupaten Kampar
V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Keadaan Umum Kota Pekanbaru Kota Pekanbaru merupakan ibukota dari Provinsi Riau yang terletak di Pulau Sumatera. Secara geografis Kota Pekanbaru terletak pada koordinat 101
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan yang rentan terhadap dampak perubahan iklim. Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang termasuk rawan
Lebih terperinciMITIGASI BENCANA ALAM II. Tujuan Pembelajaran
K-13 Kelas X Geografi MITIGASI BENCANA ALAM II Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami banjir. 2. Memahami gelombang pasang.
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Kabupaten Lampung Selatan Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar pokok Undang-Undang Dasar 1945. Dalam Undang-Undang Dasar
Lebih terperinciES R K I R P I S P I S SI S S I TEM
69 4. DESKRIPSI SISTEM SOSIAL EKOLOGI KAWASAN PENELITIAN 4.1 Kondisi Ekologi Lokasi studi dilakukan pada pesisir Ratatotok terletak di pantai selatan Sulawesi Utara yang termasuk dalam wilayah administrasi
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan
64 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kota Bandar Lampung Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah yang dijadikan sebagai pusat kegiatan pemerintahan, politik, pendidikan,
Lebih terperinciV. DESKRIPSI LOKASI DAN SAMPEL PENELITIAN. Kelurahan Kamal Muara merupakan wilayah pecahan dari Kelurahan
V. DESKRIPSI LOKASI DAN SAMPEL PENELITIAN Kelurahan Kamal Muara merupakan wilayah pecahan dari Kelurahan Kapuk, Kelurahan Kamal dan Kelurahan Tegal Alur, dengan luas wilayah 1 053 Ha. Terdiri dari 4 Rukun
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
45 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta merupakan dataran rendah dan landai dengan ketinggian rata-rata 7 meter di atas permukaan laut, terletak pada posisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. musim hujan, mengingat hampir semua kota di Indonesia mengalami banjir.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banjir merupakan kata yang sangat popular di Indonesia, khususnya dalam musim hujan, mengingat hampir semua kota di Indonesia mengalami banjir. Permasalahan banjir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi produksi pertanian (Direktorat Pengelolaan Air, 2010).
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Air merupakan salah satu komponen penting untuk kehidupan semua makhluk hidup di bumi. Air juga merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kebutuhan
Lebih terperinciBAB III: DATA DAN ANALISA PERENCANAAN
BAB III: DATA DAN ANALISA PERENCANAAN 3.1 Data Lokasi Gambar 30 Peta Lokasi Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 62 1) Lokasi tapak berada di Kawasan Candi Prambanan tepatnya di Jalan Taman
Lebih terperinciBAB IV. GAMBARAN UMUM. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Oleh karena itu,
BAB IV. GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Kota Bandar Lampung 1. Profil Wilayah Kota Bandar Lampung Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Oleh karena itu, selain merupakan pusat kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. TINJAUAN UMUM
BAB I PENDAHULUAN 1.1. TINJAUAN UMUM Kota Tarakan terdiri dari 4 kecamatan dan 18 kelurahan. Keempat kecamatan tersebut adalah Tarakan Timur, Tarakan Tengah, Tarakan Barat dan Tarakan Utara. Luas wilayah
Lebih terperinciKARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" - 110º31'08" Bujur Timur. Di
IV. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai lima Kabupaten dan satu Kotamadya, salah satu kabupaten tersebut adalah Kabupaten Bantul. Secara geografis,
Lebih terperinciBAB III KOTA PALEMBANG
BAB III KOTA PALEMBANG 3.1. Secara Fisik 3.1.1. Letak Geografis dan Luas Wilayah Palembang merupakan ibukota Provinsi Sumatera Selatan dan sekaligus sebagai kota terbesar serta pusat kegiatan sosial ekonomi
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah
IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Kota Bandar Lampung Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah yang dijadikan sebagai pusat kegiatan pemerintahan, politik,
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN
BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN 3.1. Tinjauan Umum Kota Yogyakarta Sleman Provinsi Derah Istimewa Yogyakarta berada di tengah pulau Jawa bagian selatan dengan jumlah penduduk 3.264.942 jiwa,
Lebih terperincidua benua dan dua samudera. Posisi unik tersebut menjadikan Indonesia sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara yang dilewati oleh garis katulistiwa di apit oleh dua benua dan dua samudera. Posisi unik tersebut menjadikan Indonesia sebagai daerah pertemuan
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN LOKASI. 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Kulon Progo sebagai Wilayah Sasaran Proyek
BAB III TINJAUAN LOKASI 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Kulon Progo sebagai Wilayah Sasaran Proyek 3.1.1 Kondisi Administratif Kabupaten Kulon Progo Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu kabupaten dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
I-1 BAB I 1.1 Latar Belakang Daerah Aliran Sungai (DAS) Pemali merupakan bagian dari Satuan Wilayah Sungai (SWS) Pemali-Comal yang secara administratif berada di wilayah Kabupaten Brebes Provinsi Jawa
Lebih terperinciGambar 5. Peta Citra Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi
54 IV. DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN IV.1. Deskripsi Umum Wilayah yang dijadikan objek penelitian adalah kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Propinsi Jawa Barat. Kecamatan Muara Gembong berjarak
Lebih terperinciPROFIL KABUPATEN / KOTA
PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA TARAKAN KALIMANTAN TIMUR KOTA TARAKAN ADMINISTRASI Profil Wilayah Asal mula penamaan Tarakan berasal dari bahasa Tidung (suku/kaum nelayan), yaitu tarak yang berarti bertemu
Lebih terperinciKEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Administrasi Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Selatan pada koordinat 6º56'49'' - 7 º45'00'' Lintang Selatan dan 107º25'8'' - 108º7'30'' Bujur Timur
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN
35 IV. GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN A. Kabupaten Lampung Barat Menurut Pemerintah Kabupaten Lampung Barat (2011) bahwa Kabupaten Lampung Barat dengan ibukota Liwa merupakan pemekaran dari Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelabuhan adalah daerah perairan yang terlindung terhadap gelombang, yang dilengkapi dengan fasilitas terminal laut meliputi dermaga dimana kapal dapat bertambat untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan yang lain, yaitu masing-masing wilayah masih dipengaruhi oleh aktivitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesisir (coast) dan pantai (shore) merupakan bagian dari wilayah kepesisiran (Gunawan et al. 2005). Sedangkan menurut Kodoatie (2010) pesisir (coast) dan pantai (shore)
Lebih terperinciBAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak dan Luas DAS/ Sub DAS Stasiun Pengamatan Arus Sungai (SPAS) yang dijadikan objek penelitian adalah Stasiun Pengamatan Jedong yang terletak di titik 7 59
Lebih terperinciTINGKAT KERAWANAN BENCANA TSUNAMI KAWASAN PANTAI SELATAN KABUPATEN CILACAP
TINGKAT KERAWANAN BENCANA TSUNAMI KAWASAN PANTAI SELATAN KABUPATEN CILACAP Lailla Uswatun Khasanah 1), Suwarsito 2), Esti Sarjanti 2) 1) Alumni Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Keguruan dan
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
31 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Geografis Wilayah Secara astronomis, wilayah Provinsi Banten terletak pada 507 50-701 1 Lintang Selatan dan 10501 11-10607 12 Bujur Timur, dengan luas wilayah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN - 1 -
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG DAN PERMASALAHAN Kota Semarang sebagai ibukota propinsi Jawa Tengah merupakan sebuah kota yang setiap tahun mengalami perkembangan dan pembangunan yang begitu pesat.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM
BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Profil Perusahaan PT. Cipta Kridatama didirikan 8 April 1997 sebagai pengembangan dari jasa penyewaan dan penggunaan alat berat PT. Trakindo Utama. Industri tambang Indonesia yang
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pulau Panjang (310 ha), Pulau Rakata (1.400 ha) dan Pulau Anak Krakatau (320
28 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak dan Luas Kepulauan Krakatau terletak di Selat Sunda, yaitu antara Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Luas daratannya sekitar 3.090 ha terdiri dari Pulau Sertung
Lebih terperinciBAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kota Yogyakarta 4.1.1 Sejarah dan Perkembangan Kota Yogyakarta Kota Yogyakarta terletak di Pulau Jawa, 500 km ke arah selatan dari DKI Jakarta, Ibukota Negara
Lebih terperinciHIDROSFER. Lili Somantri,S.Pd Dosen Jurusan Pendidikan Geografi UPI
HIDROSFER Lili Somantri,S.Pd Dosen Jurusan Pendidikan Geografi UPI Disampaikan dalam Kegiatan Pendalaman Materi Geografi SMP Bandung, 7 September 2007 Peserta workshop: Guru Geografi SMP Siklus Air Dari
Lebih terperinciKAJIAN PEMANFAATAN LAHAN PADA DAERAH RAWAN LONGSOR DI KECAMATAN TIKALA KOTA MANADO
Sabua Vol.6, No.2: 215-222, Agustus 2014 ISSN 2085-7020 HASIL PENELITIAN KAJIAN PEMANFAATAN LAHAN PADA DAERAH RAWAN LONGSOR DI KECAMATAN TIKALA KOTA MANADO Arifin Kamil 1, Hanny Poli, 2 & Hendriek H. Karongkong
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan Embung Logung Dusun Slalang, Kelurahan Tanjungrejo, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus
BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Dalam rangka peningkatan taraf hidup masyarakat dan peningkatan sektor pertanian yang menjadi roda penggerak pertumbuhan ekonomi nasional, pemerintah berupaya melaksanakan
Lebih terperinciWALIKOTA TARAKAN PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA TARAKAN TAHUN
S A L I N A N WALIKOTA TARAKAN PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA TARAKAN TAHUN 2012-2032 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN, Menimbang
Lebih terperinciSETDIJEN PERHUBUNGAN DARAT
Sekilas Kondisi Geografis Provinsi Kalimantan Utara merupakan Provinsi ke-34 di Indonesia dan merupakan provinsi termuda dari seluruh Provinsi yang ada di Indonesia. Letak Geografis Provinsi Kalimantan
Lebih terperinci0 BAB 1 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
0 BAB 1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara geografis Kota Semarang terletak di pantai utara Jawa Tengah, terbentang antara garis 06 o 50 07 o 10 Lintang Selatan dan garis 110 o 35 Bujur Timur. Sedang
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
43 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Biofisik 4.1.1 Letak dan Luas Wilayah Letak Kota Ambon sebagian besar berada dalam wilayah Pulau Ambon yang secara geografis berada pada posisi astronomis
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang
43 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Keadaan Umum Kecamatan Sragi a. Letak Geografis Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang ada di
Lebih terperinci