GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lokasi Penelitian
|
|
- Hadi Irawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 22 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Lokasi Penelitian Kondisi Geografis Desa Dukuhrejo merupakan bagian dari wilayah lingkar tambang PT Arutmin Indonesia Site Batulicin yang termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Mantewe, Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan dengan luas sekitar 134 Ha. Jarak dari desa ke kota provinsi sekitar ± 300 km yang dapat ditempuh dengan perjalanan darat sekitar ± 420 menit, sedangkan jarak dari desa ke kota kabupaten sekitar ± 65 km yang dapat ditempuh dengan perjalanan darat sekitar ± 90 menit dan dari kota kecamatan jaraknya sekitar ± 7 km dapat ditempuh ± 15 menit. Desa Dukuhrejo ini berbatasan dengan: Utara Selatan Barat Timur : Desa Hampang : Desa Mantawakan Mulia : Desa Rejosari : Desa Mantawakan Mulia Desa Dukuhrejo merupakan daerah yang memiliki topografi lahan yang berbukit dan bergunung yang mengakibatkan suhu di daerah ini cukup kering dan dingin. Ada sekitar 40 persen dari total luas lahan Desa Dukuhrejo berbukit dan bergunung sedangkan, 60 persen merupakan dataran. Desa Dukuhrejo dikelilingi oleh Kawasan Budidaya Hutan Produksi Tetap (KBHP), Kawasan Hutan Produksi Terbatas (KBHPT), Kawasan Budidaya Lahan Kering (KBLK), Kawasan Budidaya Tanaman Tahunan (KBTT), kawasan hutan lindung, dan kawasan pertambangan batubara PT Arutmin Indonesia Site Batulicin. Desa Dukuhrejo ini terdiri dari 3 dusun dengan 13 RT, terdapat 4 atau 5 RT disetiap dusunnya. Sebagian kecil lahan Desa Dukuhrejo ini dimanfaatkan penduduk sebagai area pertanian dan peternakan lepas. Luas lahan yang digunakan untuk pertanian hanya sekitar 399 Ha atau sebesar 35,18 persen dari total luas lahan Desa Dukuhrejo. Sedangkan hewan ternak seperti sapi, kerbau, kambing, dan ayam digembalakan secara lepas di sekitar desa. Pada umumnya
2 usaha pertanian yang dijalankan di Desa Dukuhrejo adalah padi dan palawija lahan kering. Tabel 2. Luas Lahan Menurut Peggunaanya di Desa Dukuhrejo Tahun 2011 No Peruntukan Lahan Luasan (Ha) Sawah tadah hujan Perkebunan Pemukiman Fasilitas umun Hutan Pertambangan Galian C: pasir Lahan tidak produktif Sumber: Data Desa Dukuhrejo tahun Jumlah Penduduk dan Mata Pencaharian Berdasarkan data monografi Desa Dukuhrejo tahun 2011, penduduk Desa Dukuhrejo adalah masyarakat transmigran tahun 1981 dari daerah Jawa. Jumlah penduduk di Desa Dukuhrejo adalah 488 jiwa terdiri dari 813 jiwa laki-laki dan 675 jiwa perempuan. Total jiwa tersebut terbagi kedalam 316 Kepala Keluarga. Populasi penduduk Desa Dukuhrejo terbagi kedalam empat kategori suku, yaitu suku jawa, banjar, dayak, dan bugis. Suku jawa menjadi mayoritas wilayah ini dengan presentasi 93 persen dari total jumlah penduduk, hal ini dikarenakan wilayah Desa Dukuhrejo merupakan daerah trans tahun 198 Beberapa kategori populasi menurut daerah asal seperti tercantum dalam Tabel 3. Tabel 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Daerah Asal Atau Suku Tahun 2011 No Daerah Asal/Suku Jumlah Penduduk (Jiwa) Presentasi (%) Jawa Banjar Dayak Bugis ,0 6,0 0,2 0,8 Sumber: Data Desa Dukuhrejo tahun 2011 Berdasarkan kelompok umur jumlah usia produktif (usia kerja) lebih banyak dari pada usia non produktif. Berdasarkan BPS Survei Angkatan Nasional (Sakernas) tahun 2011 populasi terbagi kedalam dua kelompok umur yaitu bukan usia produktif kelompok umur dibawah 15 tahun dan usia produktif kelompok umur 15 tahun keatas. Tidak semua penduduk di desa lokasi penelitian termasuk dalam usia kerja yang tergolong dalam angkatan kerja yang aktif secara ekonomi. 23
3 Masyarakat Desa Dukuhrejo jika dilihat dari jumlah usia produktifnya menunjukkan sumber tenaga kerja yang cukup banyak, sehingga memungkinkan dilakukannya pembangunan di bidang pertanian khususnya sektor perkebunan yang sesuai dengan keadaan alam wilayah ini. Tabel 4. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Desa Dukuhrejo Tahun 2011 No Kelompok Umur (tahun) Laki-laki Perempuan Jumlah Jiwa keatas Total Sumber: Data Desa Dukuhrejo tahun 2011 Berdasarkan data dari desa sejarah mata pencaharian penduduk Desa Dukuhrejo diawali dengan kedatangan masyarakat trans jawa pada tahun 198 Pada tahun sekitar 60 persen masyarakat Desa Dukuhrejo sepenuhnya bekerja sebagai petani. Sedangkan pada tahun 1997 sudah mulai terjadi pergeseran mata pencaharian yaitu sekitar 60 persen masyarakat Desa Dukuhrejo bekerja sebagai penebang kayu hutan. Selanjutnya pada tahun 2005 masyarakat Desa Dukuhrejo sekitar 70 persen bekerja sebagai penambang batubara. Namun pada tahun 2011 masyarakat Desa Dukuhrejo sekitar 90 persen bekerja sebagai penebang kayu dan penambang batubara. Hanya sekitar 10 persen masyarakat Desa Dukuhrejo yang pekerjaan utamanya sebagai petani, itu pun dengan ditopang oleh pekerjaan sebagai penebang kayu dan penambang batubara Pendidikan Komposisi penduduk menurut jenjang pendidikan menggambarkan tingkat kemajuan suatu wilayah dalam pembangunan terutama terkait dengan kualitas sumberdaya manusia. Adapun dari 1488 jumlah penduduk yang tercatat dalam data Desa Dukuhrejo, sebanyak 13,22 persen penduduk Desa Dukuhrejo tidak sekolah; 19,0 persen penduduk Desa Dukuhrejo tidak tamat Sekolah Dasar; 54,66 persen penduduk Desa Dukuhrejo tamat Sekolah Dasar atau setaranya; 9,52 persen penduduk Desa Dukuhrejo tamat SLTP atau setaranya; 1,42 persen penduduk Desa Dukuhrejo tamat PT atau setaranya; dan 2,13 persen tamat
4 25 pesantren. Kondisi pendidikan masyarakat yang tergolong rendah tersebut mengakibatkan rendahnya kualitas sumberdaya manusia yang tinggal di Desa Dukuhrejo. Meskipun pada saat sekarang kondisi sudah semakin berkembang, namun hanya sebagian kecil penduduk yang sadar pendidikan hingga jenjang menengah dan tinggi. Sumber: Data Desa Dukuhrejo tahun 2011 Gambar 2. Persentase Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Dukuhrejo Tahun 2011 Masyarakat Desa Dukuhrejo beranggapan bahwa tanpa ijazah siapa pun bisa mencari nafkah dengan menebang kayu di hutan atau sebagai penambang batubara dengan hasil yang sangat menjanjikan. Filosofi sing penting awak fisik sehat 1 menjadi landasan mereka untuk mencari nafkah sebagai penebang kayu hutan dan penambang batubara. Kondisi ini memunculkan pandangan di masyarakat bahwa sekolah bukanlah hal yang krusial, karena untuk bisa mengambil kayu hutan dan menambang batubara bukan membutuhkan ijazah. 3. Sarana dan Prasarana Desa Secara umum sarana dan prasarana penunjang kegiatan sehari-hari masyarakat Desa Dukuhrejo masih sangat terbatas. Jalan yang menghubungkan di dalam desa tersebut adalah jalan batu dan jalan tanah sepanjang 7,8 km. Jalan batu merupakan jalan yang kondisinya paling aman dibandingkan jalan yang masih berupa jalan tanah, karena jika musim hujan jalan yang berupa tanah liat tersebut rawan menimbulkan kecelakaan. Jalan yang menghubungkan antara desa dengan 1 Yang penting secara fisik badan sehat
5 26 kota kecamatan adalah sebagian jalan aspal yang baru dibangun setahun yang lalu dan sebagian masih jalan batu. Sedangkan jalan yang menghubungkan antar desa atau antar blok adalah jalan aspal yang juga baru dibangun setahun yang lalu. Sarana transportasi yang digunakan oleh masyarakat untuk kota kabupaten adalah angkot atau disana disebut taksi 2. Taksi ini biasanya hanya beroperasi sekali ke Desa Dukuhrejo untuk mengangkut warga Dukuhrejo yang ingin ke pasar di kecamatan Simpang Empat atau ke kota kabupaten. Waktu beroperasi yaitu, pada pagi hari antara jam WIT. Sarana di bidang pendidikan di Desa Dukuhrejo adalah satu Taman Kanak-kanak (TK), satu Sekolah Dasar (SD), dan satu Sekolah Menengah Pertama (SMP). Pada sarana keagamaan terdapat satu buah masjid, 10 buah langgar atau surau. Sarana kesehatan yang terdapat di Desa Dukuhrejo yaitu satu buah posyandu, satu bidan desa, 7 kader posyandu aktif, satu dukun bayi yang sudah terlatih dan 5 dukun bayi yang belum terlatih. Selain itu, kondisi PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat) tatanan rumah tangga jika diamati masih banyak keluarga yang belum menjalankan PHBS tersebut secara benar dan menyeluruh, terutama dalam hal merokok, kebiasaan hidup bersih dan penggunaan jamban sehat. Pada bidang pemerintahan, sarana yang ada adalah sebuah balai desa, sedangkan untuk fasilitas olahraga terdapat tiga buah yaitu lapangan sepak bola, lapangan bulu tangkis, dan lapangan volly. Sarana listrik di Desa Dukuhrejo baru terpasang pada tahun 2009 dengan kapasitas 900 KVA, sedangkan untuk sarana jembatan ada 7 buah jembatan yang terbuat dari kayu ulin dan 1 buah jembatan dari beton. 5. Kondisi Sosial Masyarakat Desa Dukuhrejo Kegiatan sosial budaya di Desa Dukuhrejo tidak terlalu beragam. Kebanyakan masyarakat Desa Dukuhrejo merupakan masyarakat trans tahun 1981 dari daerah jawa seperti, jawa tengah dan jawa timur sehingga meminimalisir konflik di desa. Masyarakat jawa mendominasi jumlah penduduk yaitu 93 persen dari total penduduk. Sedangkan suku banjar, dayak, dan bugis hanya 6,8 persen 2 Nama angkot yang dimanfaatkan penduduk Desa Dukuhrejo untuk ke pasar di Kec. Simpang Empat atau ke kota kabupaten. Biasanya hanya beropersi ke Dukuhrejo pada pagi hari antara pukul yang hanya satu-tiga angkot saja setiap harinya.
6 27 dari total jumlah penduduk. Berbeda dengan kasus masyarakat trans lainnya, di Desa Dukuhrejo kekeluargaannya sangat kuat. Bahu membahu satu sama lain menjadi perhatian mereka terutama dalam hal bertahan hidup di DesaDukuhrejo. Desa Dukuhrejo notabenya merupakan lokasi baru bagi mereka dengan kondisi lingkungan yang cukup berbeda dari daerah asal. Biasanya mereka saling bahu membahu dalam hal kesempatan bekerja. Kesamaan nasib perjuangan sebagai masyarakat trans yang harus memilih untuk meninggalkan daerah asal dan keluarga menyebabkan kehidupan bertetangga menjadi seperti dengan saudara sendiri. Hal tersebut yang membentuk kehidupan sosial diantaranya terasa solid dan memiliki rasa kebersamaan yang tinggi. Malam hari pada sekitar pukul 200 WIT toko-toko dan warung sudah tutup dan suasana di Desa Dukuhrejo mulai sepi. Hanya beberapa warung saja yang masih buka. Warung tersebut merupakan tempat para pemuda dan warga Desa Dukuhrejo yang pulang dari bekerja menebang kayu hutan dan menambang batubara. Berkumpul untuk bersosialisasi sekaligus menjaga keamanan daerah mereka sendiri. Sebanyak 99,43 persen dari jumlah total penduduk Desa Dukuhrejo beragama Islam. Sisanya sebesar 0,57 persen dari jumlah total penduduk Desa Dukuhrejo beragama katolik. Setiap hari Jum at pada jam WIT ibu-ibu di Desa Dukuhrejo melakukan hafsian 3 rutin per dusun. Lokasi pengajian ditentukan dari hasil kocokan arisan yang telah dibuat. Berbeda dengan ibu-ibu, untuk bapak-bapak di Desa Dukuhrejo melakukan kegiatan rutin yasinan pada malam hari yaitu, jam WIT. Metode yang digunakan untuk menentukan lokasi yasinan sama yaitu dengan pengocokan. Selain itu, pada hari rabu jam WIT ibu-ibu di Desa Dukuhrejo melakukan kegiatan rutinitas latihan menggunakan rebana dengan beberapa lagu baru. Pelatih rebana didatangkan dari blok atau desa tetangga. Lokasi pelatihan juga dipilih dengan cara dikocok menggunakan sistem arisan. Masjid yang ada di Desa Dukuhrejo mempunyai Dewan Keluarga Masjid (DKM). Tanggung jawab 3 Pengajian yasinan secara rutin setiap hari jum at yang dilakukan oleh ibu-ibu di Desa Dukuhrejo dilengkapi dengan penampilan kelompok rebana.
7 28 DKM adalah mengurusi kegiatan-kegiatan masjid, keuangan, serta pembangunan sarana dan prasarana masjid tersebut. Lembaga Pengembangan Masyarakat (LPM) di Desa Dukuhrejo kurang aktif sepenuhnya dalam membantu perkembangan desa atau tidak sepenuhnya melakukan peranan yang cukup bagi penduduk desa. Hal ini dikarenakan ketua LPM kurang memiliki kemampuan untuk memimpin dan memahami tugas atau perannya. Pelatihan yang diadakan oleh Corpoporate Social Responsibility (CSR) PT Arutmin Indonesia Site Batulicin sebagai ketua LPM kurang berhasil, sehingga setiap diadakan program-program pemberdayaan masyarakat oleh CSR PT Arutmin Indonesia mengalami kegagalan atau kurang berhasil sepenuhnya. Kepala Desa Dukuhrejo dipilih oleh masyarakat. Tidak ada warga yang berminat untuk mencalonkan diri. Sehingga warga meminta kepada Aripin sebagai lurah desa kembali. Walaupun pada saat pendaftaran pencalonan kepala desa telah diperpanjang, tidak ada juga warga yang mendaftar. Hal ini terjadi juga pada perangkat desa, tidak ada pengganti atau penerusnya. Masyarakat Desa Dukuhrejo masih menggunakan bahasa jawa. Dalam kehidupan sehari-hari bahasa jawa tersebut dikombinasikan dengan bahasa banjar. Bahasa jawa masih digunakan dalam kehidupan sehari-hari dikarenakan mayoritas yang tinggal di Desa Dukuhrejo adalah masyarkat yang berasal dari jawa. Penduduk Desa Dukuhrejo tidak terstrata kedalam beberapa lapisan masyarakat. Meskipun pemasukan pendapatan antara masyarakat yang bekerja sebagai petani dengan masyarakat yang bekerja sebagai penebang kayu hutan dan penambang batubara secara signifikan sangat berbeda. Warga Desa Dukuhrejo sangat membaur dan tidak ada perbedaan antara yang berpenghasilan rendah dan tinggi. Bentuk rumah dan kepemilikan barangbarang pun tidak berbeda secara signifikan atau hampir memiliki kemiripan. Sehingga tidak bisa dibedakan antara warga yang berpenghasilan tinggi dengan yang berpenghasilan rendah.
8 29 Pertambangan Batubara PT Arutmin Indonesia PT Arutmin Indonesia mendapatkan Izin Usaha Pertambangan (IUP) dari pemerintah Republik Indonesia melalui Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) No.J2/Ji.DU/45/1981 pada tanggal 2 November 1981 mencakup 19 daerah usaha dengan luas area pertambangan ,25 ha. Sedangkan untuk luas pertambangan PT Arutmin Indonesia Site Batulicin menurut Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara adalah seluas ha. Berdasarkan Kepmenhut No: SK469/Menhut-II/2008 tanggal 23 Desember 2008, PT Arutmin Indonesia diberikan izin pinjam pakai kawasan penunjangnya seluas 3.291,30 ha dan jalan angkutan batubara 41,16 ha. Berdasarkan peta RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) Provinsi Kalimantan Selatan (Perda Provinsi Nomor 9 Tahun 2000) sebagian besar wilayah tambang PKP2B PT Arutmin Indonesia Site Batulicin berada dalam kawasan hutan produksi, selebihnya ada juga yang termasuk dalam kawasan hutan produksi konversi, kawasan budidaya tanaman perkebunan, serta kawasan budidaya tanaman perkebunan lahan kering. Areal pertambangan batubara PT Arutmin Indonesia Site Batulicin berdasarkan Peta Kawasan hutan Produksi Kalimantan Selatan (SK Menhutbun Nomor 453/Kpts/-II/1999) terdiri atas kawasan budidaya hutan produksi tetap, kawasan budidaya hutan produksi terbatas, kawasan hutan produksi konversi, serta sebagian kecil merupakan areal penggunaan lain. Keadaan lahan dalam kawasan tersebut sebelum dilakukan proses pertambangan telah dimanfaatkan oleh masyarakat untuk bercocok tanam padi, berkebun, dan lainnya. Dalam proses pembukaan tambang terlebih dahulu harus melakukan pembebasan lahan tersebut dari masyarakat terkait berdasarkan peraturan pemerintah Indonesia. PT Arutmin Indonesia Site Batulicin mulai melakukan aktivitas pertambangan pada tahun Desa Dukuhrejo termasuk ke dalam wilayah ring 2 dari kawasan lingkar tambang PT Arutmin Indonesia Site Batulicin. Kegiatan penambangan tidak hanya dilakukan oleh PT Arutmin Indonesia, akan tetapi dilakukan juga oleh puluhan perusahaan yang tidak memiliki IUP yang beroperasi secara illegal di area IUP PT Arutmin Indonesia Site Batulicin. Aktivitas
9 30 pertambangan tanpa izin (Peti) tersebut dilakukan juga dalam skala perorangan di dalamnya termasuk penduduk Desa Dukuhrejo. Masyarakat Desa Dukuhrejo tersebut melakukan aktivitas pertambangan batubara secara illegal pada KM 17, KM 25, dan KM 47 dimulai dari tahun Pengusahaan Hutan PT Kodeco PT Kodeco beroperasi dari tahun 1970 di kawasan hutan Kalimantan Selatan berdasarkan SK HPH No. 339/Kpts/Um/12/1968 pada tanggal 11 Desember Luas areal sebesar ha pada kawasan hutan Batulicin- Bangkalan. Pada tahun 2003 PT Kodeco mengalami pailit atau kebangkrutan. Hal ini sesuai dengan keputusan Mahkamah Agung RI No. 010 PK/N/ 2003 tanggal 20 Oktober 2003 PT Kodeco Batulicin Plywood telah dinyatakan dalam keadaan pailit. Rekapitulasi hasil inventarisasi tegakan kayu sebelum penebangan untuk tahun 2002 pada hutan tanah kering yaitu: Kelas diameter cm : Pohon = 175,66 m 3 2. Kelas diameter cm : Pohon = 2.635,30 m 3 3. Kelas diameter cm : Pohon = 4.811,03 m 3 4. Kelas diameter 60 cm : Pohon = ,01 m 3 Jenis pohon dibedakan menjadi dua yaitu jenis pohon yang dilindungi dan jenis pohon yang dapat ditebang. Jenis pohon yang dilindungi diantaranya adalah mengaris, durian dan petai. Sisanya adalah jenis pohon yang dapat ditebang yaitu kelompok pohon meranti (meranti, keruing, nyatoh, mersawa, anglai), kelompok pohon kayu indah (sinampar, sumpung, sungkai, ulin), dan kelompok pohon rimba campuran (binuang, medang, tarap, kuranji, putat, bayur, kasai, dan kayu lainnya). Pada tahun 2003 jumlah masyarakat Desa Dukuhrejo semakin bertambah dalam kegiatan penebangan hutan. Pada tahun 2007 PT Kodeco sudah tidak beroperasi. Hal ini dikarenakan sudah tidak ada tegakan kayu dengan diameter di atas 70 cm. Namun demikian sisa-sisa tegakan kayu berdiameter 70 cm masih merupakan daya tarik ekonomi bagi warga Desa Dukuhrejo.
10 31 Aktivitas penebangan hutan yang dilakukan oleh masyarakat Desa Dukuhrejo termasuk ke dalam kegiatan illegal, karena kawasan hutan yang digunakan adalah kawasan hutan (produksi) negara. Berdasarkan keterangan yang diberikan oleh Bappeda, masyarakat Desa Dukuhrejo melakukan kegiatan penebangan hutan pada kawasan hutan diantaranya di Kawasan Budidaya Hutan Produksi Tetap (KBHP) dan Kawasan Budidaya Hutan Produksi Terbatas (KBHPT). Umur Karakteristik Responden Data primer yang diperoleh di lapangan menunjukkan bahwa umur responden beragam antara 26 sampai dengan 64 tahun. Klafisikasi responden berdasarkan umur tersaji dalam tabel di bawah ini: Tabel 5. Jumlah dan Persentase Responden Desa Dukuhrejo, Kecamatan Mantewe, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan Tahun 2012 No Kelompok Umur (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%) ,0 32,5 42,5 Total Umur maksimal responden di Desa Dukuhrejo yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 64 tahun. Menurut Rusli (1995), penduduk usia kerja didefinisikan sebagai penduduk yang berumur antara tahun. Merujuk dari pengertian tersebut maka seluruh responden dalam penelitian di Desa Dukuhrejo 100 persen tergolong dalam penduduk angkatan kerja yang aktif secara ekonomi (economically active population). 2. Pendidikan Formal Tingkat pendidikan responden yang dimaksud dalam penelitian ini diukur berdasarkan tingkat pendidikan formal yang pernah diikuti. Kategori tingkat pendidikan responden di Desa Dukuhrejo terbagi menjadi lima kelompok yaitu: tidak bersekolah, SD tapi tidak tamat, tamat SD, tamat SMP, dan tamat SMA.
11 Data lengkap tentang pendidikan responden Desa Dukuhrejo dipaparkan dalam Tabel 6. Mayoritas responden Desa Dukuhrejo adalah hanya sampai pada tamat SD atau termasuk kategori tingkat pendidikan rendah. Jika dipersentasekan yaitu 77,5 persen responden mengenyam pendidikan rendah dan hanya 22,5 persen yang mengenyam pendidikan menengah keatas. Profesi sebagai petani, penebang kayu hutan, dan penambang batubara merupakan pekerjaan yang tidak memandang dari tingginya tingkat pendidikan yang dimiliki penduduk, tetapi lebih pada kesehatan dan kemampuan secara fisik untuk dapat bertahan pada medan yang keras. Tabel 6. Jumlah dan Persentase Responden Desa Dukuhrejo Kalimantan Selatan Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2012 No Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%) Tidak Bersekolah SD Tidak Tamat Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA ,5 15,0 55,0 20,0 2,5 Total Penduduk disana beranggapan bahwa pendidikan itu mahal dan lebih baik langsung bekerja membantu keluarga. Dengan demikian dapat memberikan kontribusi pendapatan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga. Seperti dikatakan seorang responden yang bernama Bapak Hsn (37 tahun) berikut ini: Mbak, jar urang sakulah itu larang banar tebaik bagawi gasan keluarga wan kebutuhan sehari-hari. (sekolah itu mahal lebih baik langsung bekerja saja membantu keluarga di rumah dengan begitu bisa langsung menghasilkan uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari). 3. Jumlah Tanggungan Pengklafikasian jumlah tanggungan dalam keluarga responden Desa Dukuhrejo dikelompokkan menjadi empat kategori berdasarkan rata-rata di lapangan. Keempat kategori tersebut yaitu 32 jumlah tanggungan satu, jumlah tanggungan dua, jumlah tanggungan tiga, dan jumlah tanggungan empat sampai dengan enam. Klafisikasi responden berdasarkan jumlah tanggungan rumah tangganya dipaparkan pada Tabel 7.
12 Tabel 7. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Jumlah Tanggungan dalam Rumah Tangga Desa Dukuhrejo Tahun 2012 No Jumlah Tanggungan (Orang) Jumlah Responden Persentase (%) ,0 30,0 37,5 12,5 Total Berdasarkan pada tabel di atas diketahui bahwa sebaran jumlah yang menjadi tanggungan responden hampir merata. Perbedaan antar kategori tidak terlalu jauh. Responden dengan jumlah tanggungan satu orang berjumlah 20 persen. Sedangkan responden dengan jumlah tanggungan dua orang berjumlah 30 persen dan responden dengan jumlah tanggungan tiga orang sebesar 37,5 persen. Sisanya sebesar 12,5 persen merupakan responden yang memiliki jumlah tanggungan empat sampai dengan enam orang. Banyaknya anggota rumah tangga yang ditanggung menjadi salah satu alasan yang menuntut kepala rumah tangga untuk dapat meningkatkan pendapatannya dari hasil penebangan kayu 4 dan Penambangan batubara 5. Selain itu juga dengan meningkatkan hasil produksi pertaniannya. Selain jumlah tanggungan, pola konsumsi rumah tangga juga menjadi pengaruh pola nafkah masyarakat Dukuhrejo Jumlah Persil dan Luas Tanah Pengklasifikasian jumlah persil dan luas tanah rumah tangga responden dikelompokkan atas tiga kategori berdasarkan rata-rata di lapangan. Jumlah persil kurang dari sama dengan dua, jumlah persil tiga sampai dengan lima, dan jumlah persil lebih dari lima. Pada pengklasifikasian luas tanah responden rumah tangga yaitu, luas tanah produktif dan tidak produktif kedalam tiga kelompok. Pengkelompokan luas tanah produktif yaitu kurang dari sama dengan satu, luas tanah dua hektar, dan luas tanah lebih besar dari dua hektar. Sedangkan pada pengelompokan luas tanah tidak produktif yaitu luas tanah kurang dari sama 4 Suatu pekerjaan menebang kayu di hutan, kemudian melanjutkan dengan memotong kayu menjadi bagian-bagian tertentu agar dapat dimuat kedalam truk. 5 Suatu pekerjaan mengambil batubara denagn menggunakan peralatan tradisional seperti cangkul dan linggis.
13 dengan dua hektar, luas tanah tiga sampai dengan empat hektar, dan luas tanah lebih dari empat hektar. Klasifikasi responden berdasarkan jumlah persil dan luas tanah rumah tangga dapat dilihat pada Tabel 8 dan Tabel 9. Tabel 8. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Jumlah Persil Lahan yang Dimiliki Rumah Tangga Desa Dukuhrejo Tahun 2012 No Jumlah Persil Jumlah Responden Persentase (%) > ,5 37,5 5,0 Total Rumah tangga pada responden memiliki persil lahan lebih dari satu persil. Hal ini menunjukkan bahwa kepemilikan lahan tidak menjadi masalah bagi rumah tangga untuk melakukan usaha pertanian, akan tetapi sebagian besar dari mereka tidak memilih usaha pertanian tersebut (Tabel 8). Tabel 9. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Jumlah Luas Lahan yang Dimiliki Rumah Tangga Desa Dukuhrejo Tahun 2012 Jumlah Persentase No Kategori Lahan Luas Lahan Lahan Produktif 1 ha 1ha < L 2ha >2 ha Responden (%) 27,5 25,0 47,5 2. Lahan Tidak Produktif 2ha 11 27,5 2ha < L 4ha 16 40,0 >4ha 13 32,5 Total Rata-rata luas lahan yang tidak produktif lebih besar atau lebih luas dari pada lahan yang produktif. Hal ini menunjukkan bahwa usaha pertanian tidak menjadi pilihan utama bagi masyarakat Desa Dukuhrejo (Tabel 9) Lama Tinggal Lama tinggal menunjukan berapa lama seseorang masyarakat telah tinggal dan menetap sebagai penduduk Desa Dukuhrejo yang dihitung dalam satuan tahun. Pengklasifikasian lama tinggal responden dikelompokkan menjadi empat bagian yaitu: kurang dari sama dengan 10 tahun, tahun, tahun,
14 dan lebih dari 30 tahun. Adapun secara lengkap tentang lama tinggal responden disajikan pada Tabel 10. Tabel 10. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Lama Tinggal di Desa Dukuhrejo Tahun 2012 No Lama Tinggal (Th) Jumlah Responden Persentase (%) > ,0 2,5 55,0 32,5 Total Mayoritas responden di Desa Dukuhrejo termasuk kedalam kategori lama tinggal antara 21 tahun sampai dengan 30 tahun sebanyak 22 orang atau 55 persen. Klasifikasi paling lama tinggal di Desa Dukuhrejo ada pada rentang waktu tahun. Kondisi yang menyebabkan banyaknya pada rentan kurun waktu tersebut adalah masyarakat Desa Dukuhrejo merupakan masyarakat trans pada tahun 1981-an. Meskipun sekarang ada yang keluar masuk, tetapi tidak terlalu banyak. 35
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Dataran Tinggi Dieng kurang lebih berada di ketinggian 2093 meter dari permukaan laut dan dikelilingi oleh perbukitan. Wilayah Dieng masuk ke
Lebih terperinciGambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH. Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara
Sumber: Chapman, D. J (2004) Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1 Kondisi Geografis dan Administratif Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
24 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Keadaan Wilayah dan Potensi Sumber daya Alam Desa Cikarawang adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan luas wilayah 2.27
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,
V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini berbatasan dengan Desa Bantarjati
Lebih terperinciLOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada
IV. LOKASI PENELITIAN A. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada dinaungan Kecamatan Sungkai Utara Kabupaten Lampung Utara Berdasarkan Perda
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM. administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur.
V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Berdasarkan Data Potensi Desa/ Kelurahan (2007), Desa Tlekung secara administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur. Desa
Lebih terperinciBatas-batas Desa Pasir Jambu adalah sebagai berikut:
KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Biofisik 4.1.1 Letak dan Aksesibilitas Berdasarkan buku Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Purwakarta (21) Dinas Kehutanan Purwakarta merupakan
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Margosari adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Pagelaran Utara
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Desa Margosari Desa Margosari adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Pagelaran Utara Kabupaten Pringsewu. Desa Margosari dibuka pada tahun 1953 berdasarkan
Lebih terperinciSUMBER, STRUKTUR DAN STRATEGI NAFKAH RUMAH TANGGA DESA DUKUHREJO
SUMBER, STRUKTUR DAN STRATEGI NAFKAH RUMAH TANGGA DESA DUKUHREJO 36 1. Sumber Lapangan Pekerjaan dan Struktur Nafkah Rumah Tangga Desa Dukuhrejo Ada delapan sumber nafkah rumah tangga responden Desa Dukuhrejo
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :
54 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Tata Guna Lahan Kabupaten Serang Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : a. Kawasan pertanian lahan basah Kawasan pertanian lahan
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki
65 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis dan Luas Wialayah Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan yang berlokasi pada dua Desa yaitu Desa Bumi Restu dan
Lebih terperinciIV KONDISI UMUM KAWASAN PERENCANAAN
16 IV KONDISI UMUM KAWASAN PERENCANAAN 4.1 Administrasi dan Geografis Secara administratif Pit Ata terletak di tiga desa yaitu Desa Batuharang, Desa Gunung Raya dan Desa Produksi. Ketiga desa ini terdaftar
Lebih terperinciV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
18 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Desa Gorowong Desa Gorowong merupakan salah satu desa yang termasuk dalam Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Lokasi dan Kondisi Geografis Desa Citapen Lokasi penelitian tepatnya berada di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Berdasarkan data Dinas
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
19 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kondisi Geografi Desa Sipak merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor dengan luas wilayah 558 194 ha. Desa Sipak secara geografis terletak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Deskripsi Wilayah. 1. Kelurahan/Desa. Desa Giripanggung merupakan salah satu desa yang
BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi Wilayah 1. Kelurahan/Desa Desa Giripanggung merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunung Kidul dengan luas wilayah...hektar. Berdasarkan Data
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan
78 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pesawaran Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan UU No.33 Tahun 2007 yang diundangkan pada tanggal 10 Agustus
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN
43 IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis 1. Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Kudus secara geografis terletak antara 110º 36 dan 110 o 50 BT serta 6 o 51 dan 7 o 16 LS. Kabupaten Kudus
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM. Desa Taman Sari merupakan bagian dari Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten
IV. GAMBARAN UMUM A. Geografis Desa Taman Sari merupakan bagian dari Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Luas Desa Taman Sari adalah seluas 2.118 ha/m2. meliputi lahan pemukiman
Lebih terperinciV GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS
V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS 5.1. Karakteristik Wilayah Kabupaten Bogor memiliki kuas wilayah 299.428,15 hektar yang terbagi dari 40 kecamatan. 40 kecamatan dibagi menjadi tiga wilayah yaitu wilayah
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Timur Provinsi Lampung. Desa ini memiliki luas hektar. Desa yang terdiri
27 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Biofisik dan Tata Guna Lahan Desa Margasari terletak di Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung Timur Provinsi Lampung. Desa ini memiliki luas 1.702
Lebih terperinciBAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan
BAB II DESA PULOSARI 2.1 Keadaan Umum Desa Pulosari 2.1.1 Letak Geografis, Topografi, dan Iklim Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Provinsi
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI 4.1 Letak dan Luas Desa Curug Desa Curug merupakan sebuah desa dengan luas 1.265 Ha yang termasuk kedalam wilayah Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN
34 BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 4.1. Desa Karimunjawa 4.1.1. Kondisi Geografis Taman Nasional Karimunjawa (TNKJ) secara geografis terletak pada koordinat 5 0 40 39-5 0 55 00 LS dan 110 0 05 57-110
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI. Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat
28 BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI A. Sejarah Singkat Kelurahan Way Dadi Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat berbatasan dengan wilayah Bandar Lampung maka pada
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum dan Geografis Penelitian dilakukan di Desa Lebak Muncang, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung. Desa Lebak Muncang ini memiliki potensi yang baik dalam
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Profil Kelurahan Mulyaharja 4.1.1. Keadaan Umum Kelurahan Mulyaharja Kelurahan Mulyaharja terletak di Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat.
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan
77 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada 104 552-105 102 BT dan 4 102-4 422 LS. Batas-batas wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat secara geografis
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Kelurahan Karangrejo Karangrejo adalah salah satu Kelurahan di Kecamatan Metro Utara Kota Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. pemerintahan Propinsi Lampung di Bandar Lampung adalah 77 km.
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kecamatan Sendang Agung merupakan salah satu bagian wilayah Kabupaten Lampung Tengah Propinsi Lampung, terletak pada 104 0 4905 0 104 0 56 0 BT dan 05 0 08 0 15 0 LS,
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
26 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Keadaan Geografis Desa Karacak Desa Karacak merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini
Lebih terperinciPROFIL DESA CIHIDEUNG ILIR. Kondisi Geografis. Struktur Kependudukan. ]. k
13 PROFIL DESA CIHIDEUNG ILIR Profil Desa Cihideung Ilir memuat informasi mengenai desa yang dijadikan tempat penelitian. Adapun informasi yang tersaji dalam bab ini adalah mengenai kondisi geografis Desa
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota
66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandarlampung 1. Letak Geografis Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota Bandarlampung memiliki luas wilayah
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG. memiliki luas lahan pertanian sebesar 3.958,10 hektar dan luas lahan non
IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG A. Letak Geografis Wilayah Kecamatan Srumbung terletak di di seputaran kaki gunung Merapi tepatnya di bagian timur wilayah Kabupaten Magelang. Kecamatan Srumbung memiliki
Lebih terperinciBAB III MENELUSURI WILAYAH DAN MASYARAKAT DESA RENDENG. berbatasan dengan Desa Tileng, Sebelah Timur Desa Malo dan sebelah barat
BAB III MENELUSURI WILAYAH DAN MASYARAKAT DESA RENDENG A. Kondisi Geografis Desa Rendeng Secara Administrasi Desa Rendeng terletak sekitar 1 Km dari Kecamatan Malo, kurang lebih 18 Km dari Kabupaten Bojonegoro,
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
25 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Kondisi Fisik Desa Desa Pusakajaya merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Pusakajaya, Kabupaten Subang, Propinsi Jawa Barat, dengan
Lebih terperinciIV.GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Gedung Aji memiliki luas wilayah sekitar 114,47 km 2 beribukota di
40 IV.GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis dan Luas Wilayah Kecamatan Gedung Aji memiliki luas wilayah sekitar 4,47 km beribukota di Kampung Gedung Aji yang berjarak 36 km dari Ibu Kota Kabupaten
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.
V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Petir, sebelah Selatan berbatasan dengan
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. sekitar 4 Km dari Kabupaten Gunungkidul dan berjarak 43 km, dari ibu kota
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Piyaman merupakan salah satu Desa dari total 14 Desa yang berada di Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul. Desa Piyaman berjarak sekitar
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Profil Desa Desa Jambenenggang secara admistratif terletak di kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Wilayah Kabupaten Sukabumi yang terletak
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km
IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kecamatan Berbah 1. Lokasi Kecamatan Berbah Kecamatan Berbah secara administrasi menjadi wilayah bagian dari Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, terletak
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN
BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis dan Demografis Desa Petir merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Jumlah penduduk Desa
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak dan Keadaan Fisik Desa penelitian ini merupakan salah satu desa di Kabupaten Banyumas. Luas wilayah desa ini sebesar 155,125 ha didominasi oleh hamparan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. kabupaten yang salah satu dari 14 Desa Kelurahan pada awalnya merupakan
29 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Desa Teluk Mesjid Desa Teluk Mesjid adalah suatu wilayah di kecamatan Sungai Apit kabupaten yang salah satu dari 14 Desa Kelurahan pada awalnya merupakan
Lebih terperinciKEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak
IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kabupaten Belitung Timur adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Bangka Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak tanggal 25 Februari
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah. dari kantor Kabupaten Wonogiri sekitar 30 km.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisiografis a. Letak, Luas dan Batas Wilayah Desa Punduh Sari merupakan bagian dari wilayah administratif di Kecamatan Manyaran
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km,
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Desa Megamendung Desa Megamendung merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Secara geografis, Desa
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang
BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang 1. Keadaan Fisik a. Letak 62 Kelurahan Proyonangan Utara merupakan kelurahan salah satu desa pesisir di Kabupaten Batang Provinsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. wawancara, curah pendapat, serta mengacu buku profil desa dan profil Dusun
BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi Wilayah Berdasarkan hasil survey dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan untuk mengetahui lokasi dari Dusun Pudak, Desa Terbah, baik melalui wawancara, curah pendapat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kembang dari Desa Nglegi. Hasil surveinya adalah sebagai berikut: Sebelah Selatan : Desa Bandung, Kecamatan Playen
BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi Wilayah Berdasarkan hasil survei dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan untuk mengetahui lokasi dari Dusun Kembang Desa Nglegi, baik melalui wawancara, curah pendapat,
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jogonayan merupakan salah satu desa dari 16 desa yang ada di Kecamatan
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Wilayah Desa Jogonayan 1. Kondisi Geografis dan Administrasi Jogonayan merupakan salah satu desa dari 16 desa yang ada di Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang.
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota
IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota Pekanbaru yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah
Lebih terperinciV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN
V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Gambaran Umum Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi Gambaran umum Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi dalam penelitian ini dihat
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa
V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Barat. Secara geografis, wilayah Kabupaten Karawang terletak antara 107
Lebih terperinciBAB I PROFIL WILAYAH A. Deskripsi Wilayah 1. Pedesaan/ Desa Ngoro-Oro a. Data Geografis b. Data Demografi
BAB I PROFIL WILAYAH A. Deskripsi Wilayah Berdasarkan hasil survei dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan untuk mengetahui lokasi dari Desa Ngoro-Oro, baik melalui wawancara, curah pendapat,
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Lokasi dan Topografi Kabupaten Donggala memiliki 21 kecamatan dan 278 desa, dengan luas wilayah 10 471.71 kilometerpersegi. Wilayah ini
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI
23 GAMBARAN UMUM LOKASI Bab ini menjelaskan keadaan lokasi penelitian yang terdiri dari kondisi geografis, demografi, pendidikan dan mata pencaharian, agama, lingkungan dan kesehatan, potensi wisata, pembangunan
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan
47 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan 1. Letak geografis, topografi, dan pertanian Kabupaten Lampung Selatan Wilayah Kabupaten Lampung Selatan
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Keadaan Kecamatan Pangean Kecamatan Pangean merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Kuantan Singingi yang mempunyai jumlah penduduk.6 jiwa dengan
Lebih terperinciBAB I PROFIL WILAYAH
BAB I PROFIL WILAYAH A. Deskripsi Wilayah 1. Dusun a. Data Geografis 1) Lokasi, Nama dan Luas Padukuhan Padukuhan Pudak terletak di perbukitan yang terletak pada 324 meter di atas permukaan laut. Terdiri
Lebih terperinciBAB III MONOGRAFI KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT
62 BAB III MONOGRAFI KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT 3.1.Letak Geografi 3.1.1. Luas Wilayah Kecamatan bungus teluk kabung merupakan salah satu kecamatan di kota padang,
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang
70 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografis Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM. A. Keadaan Umum Wilayah Kelurahan Tanjung Ratu Ilir. Ratu Ilir terdiri dari 7 (tujuh) dusun. Ketujuh dusun tersebut ialah :
IV. GAMBARAN UMUM A. Keadaan Umum Wilayah Kelurahan Tanjung Ratu Ilir 1. Lokasi Kelurahan Tanjung Ratu Ilir Kelurahan Tanjung Ratu Ilir merupakan salah satu kelurahan yang ada di kecamatan Way Pengubuan,
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Lokasi dan Kondisi Fisik Kecamatan Berbah 1. Lokasi Kecamatan Berbah Kecamatan Berbah secara administratif menjadi wilayah Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
28 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Luas Wilayah Kelurahan Pasir Mulya merupakan salah satu Kelurahan yang termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor. Dengan luas wilayah
Lebih terperinciBAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
36 BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Ngawi secara geografis terletak pada koordinat 7º 21 7º 31 LS dan 110º 10 111º 40 BT. Batas wilayah Kabupaten
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di dua desa yakni Desa Pagelaran dan Desa Gemah
52 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kecamatan Pagelaran Penelitian ini dilakukan di dua desa yakni Desa Pagelaran dan Desa Gemah Ripah Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu. Desa Pagelaran
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM DESA BATUR KECAMATAN GADING DAN PRAKTEK HUTANG PANENANAN KOPI BASAH. 1. Sejarah Desa Batur Kecamatan Gading
BAB III GAMBARAN UMUM DESA BATUR KECAMATAN GADING DAN PRAKTEK HUTANG PANENANAN KOPI BASAH A. Letak Geografis Desa Kecamatan 1. Sejarah Desa Batur Kecamatan Gading Desa Batur terletak di Kecamatan Gading,
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM POTENSI WILAYAH
V. GAMBARAN UMUM POTENSI WILAYAH 5.1. Kondisi Umum Kecamatan Leuwisadeng Kecamatan Leuwi Sadeng merupakan kecamatan yang terletak di Leuwi Sadeng, Kabupaten Bogor. Kecamatan Leuwi Sadeng terdiri dari 8
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN Bab ini akan mengemukakan hasil temuan data pada lokasi yang berfungsi sebagai pendukung analisa permasalahan yang ada. 4.. Gambaran Umum Desa Pulorejo 4... Letak geografis
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah
39 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisiografis a. Letak, Luas dan Batas Wilayah Letak geografis Kabupaten Landak adalah 109 40 48 BT - 110 04 BT dan 00
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. km dari pusat pemerintahan kecamatan. Desa Talang Mulya mempunyai luas 654
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Demografi Desa 1. Letak dan Luas wilayah Desa Talang Mulya merupakan salah satu desa pemekaran dari Desa Hurun Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran yang terletak
Lebih terperinciBAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN
BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN 5.1. Usia Usia responden dikategorikan menjadi tiga kategori yang ditentukan berdasarkan teori perkembangan Hurlock (1980) yaitu dewasa awal (18-40), dewasa madya (41-60)
Lebih terperinciBAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN
BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN 23 Gambaran penelitian yang dimuat dalam bab ini merupakan karakteristik dari sistem pertanian yang ada di Desa Cipeuteuy. Informasi mengenai pemerintahan
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak dan Keadaan Geografi Daerah Penelitian Desa Perbawati merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Batas-batas
Lebih terperinciSTATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.
STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Statistik Daerah Kecamatan Air Dikit 214 Halaman ii STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Nomor ISSN : - Nomor Publikasi
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan
24 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak dan Luas Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Desa Merak Belantung
Lebih terperinciBAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR. membuat sungai dari sebelah barat (Sungai Sampan), sedang yang muda
31 BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR A. Sejarah Desa Sempor Pada jaman dahulu kala ada dua orang putra Eyang Kebrok, namanya belum diketahui mendapat perintah untuk membuat sungai. Putra yang tua membuat
Lebih terperinciNO KATALOG :
NO KATALOG : 1101002.3510210 STATISTIK DAERAH KECAMATAN WONGSOREJO 2013 Katalog BPS : 1101002.3510210 Ukuran Buku Jumlah Halaman : 25,7 cm x 18,2 cm : vi + Halaman Pembuat Naskah : Koordinator Statistik
Lebih terperinciGEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian
GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian Curah hujan Kecamatan Babulu rata-rata 242,25 mm pada tahun 2010 Kecamatan Babulu memiliki luas 399,46 km 2. Secara geografis berbatasan
Lebih terperinciBAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten
BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1 Letak Geografis Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng dengan jarak kurang lebih 18 km dari ibu kota Kabupaten Buleleng
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH Bab ini berisikan gambaran umum wilayah yaitu Kelurahan Purwawinangun Kecamatan Kuningan yang meliputi kondisi geografis, kependudukan, kondisi perekonomian, kondisi fasilitas
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan kecamatan hasil
III. METODE PENELITIAN A. Gambaran Umum Kecamatan Kemiling. Kondisi Wilayah Kecamatan kemiling merupakan bagian dari salah satu kecamatan dalam wilayah kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG
BAB I LATAR BELAKANG A. Deskripsi Wilayah 1. Profil Desa Bantarjo merupakan salah satu pedukuhan yang berada di Desa Banguncipto Kecamatan Sentolo Kabupaten Kulonprogo Yogykarata, luas wilayah 96.5 ha,
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Awal terbentuknya Desa Margo Mulyo Pada tahun 1960 terjadi bencana alam
IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN A. Kondisi Desa 1. Sejarah Desa Awal terbentuknya Desa Margo Mulyo Pada tahun 1960 terjadi bencana alam gunung berapi di Magelang Kecamatan Serumbung Jawa tengah. Pada
Lebih terperinciBAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.
43 BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. Kecamatan Sragi merupakan sebuah Kecamatan yang ada
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Perawang Barat maju pesat dalam pembangunan maupun perekonomian, hal ini didukung
BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis dan Demografis Sejarah Desa Perawang Barat adalah salah satu Desa hasil dari pemekaran dari Desa Induk yaitu Desa Tualang berdasarkan peraturan
Lebih terperinciIV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas
IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah 1. Keadaan Geografis Kabupaten Lampung Tengah merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Tengah dari Kabupaten Lampung Barat di Provinsi Lampung. 2. Potensi Sumber Daya Alam dan Mata Pencarian
45 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Pekon Kampung Jawa 1. Potensi Pekon Kampung Jawa Pekon Kampung Jawa merupakan salah satu wilayah Kecamatan di Pesisir Tengah dari Kabupaten Lampung
Lebih terperinciKatalog : STATISTIK DAERAH KECAMATAN BOTIN LEOBELE DALAM ANGKA
Katalog :1101002.5321080 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BOTIN LEOBELE DALAM ANGKA 2016 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BOTIN LEOBELE DALAM ANGKA 2016 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BOTIN LEOBELE DALAM ANGKA 2016 ISSN
Lebih terperinci3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis
3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Penelitian dilakukan di dua kabupaten di Provinsi Jambi yaitu Kabupaten Batanghari dan Muaro Jambi. Fokus area penelitian adalah ekosistem transisi meliputi
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 4.1.1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.14 sampai dengan 105, 45 Bujur Timur dan 5,15
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. luas wilayah 1060 Ha. Dahulu desa ini bernama desa Prambanan, dan kemudian
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Desa Bukit Intan Makmur Bukit intan makmur adalah salah satu Desa di Kecamatan Kunto Darussalam Kabupaten Rokan Hulu adalah Exs Trans Pir Sungai Intan
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografi Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105,14 sampai dengan 105,45 Bujur Timur dan 5,15 sampai
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program wajib belajar sembilan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Semua data yang telah berhasil dikumpulkan oleh peneliti selama melakukan penelitian akan disajikan pada bab ini. Data tersebut merupakan data tentang partisipasi
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Sendayan, Desa Naga Beralih, dan Desa Muara Jalai.
36 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 1.1. Keadaan Geografis 4.1.1. Letak, Luas dan Batas Wilayah Desa Sungai Jalau merupakan salah satu desa yang termasuk dalam Kecamatan Kampar Utara, Kecamatan Kampar
Lebih terperinciBAB V STRUKTUR AGRARIA DAN STATUS PENGUASAAN LAHAN
BAB V STRUKTUR AGRARIA DAN STATUS PENGUASAAN LAHAN 29 Bab perubahan struktur agraria ini berisi tentang penjelasan mengenai rezim pengelolaan TNGHS, sistem zonasi hutan konservasi TNGHS, serta kaitan antara
Lebih terperinciKONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan data monografi Desa Sukorejo (2013) menunjukkan keadaan
IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN Berdasarkan data monografi Desa Sukorejo (2013) menunjukkan keadaan alam, keadaan pendududuk, keadaan sarana perekonomia dan keadaaan pertanian di Desa Sukerojo adalah
Lebih terperinci