BAB IV GAMBARAN UMUM TENTANG MENONTON SINETRON BAWANG MERAH BAWANG PUTIH DI RCTI DAN PERILAKU KEAGAMAAN REMAJA DI KECAMATAN CEPIRING KABUPATEN KENDAL

Transkripsi

1 BAB IV GAMBARAN UMUM TENTANG MENONTON SINETRON BAWANG MERAH BAWANG PUTIH DI RCTI DAN PERILAKU KEAGAMAAN REMAJA DI KECAMATAN CEPIRING KABUPATEN KENDAL 4.1 Wilayah Kecamatan Cepiring Letak Geografis Secara geografis Kecamatan Cepiring terletak dalam wilayah pembantu Bupati Weleri, Kabupaten Kendal, Propinsi Jawa Tengah. Adapun batas-batas wilayah Kecamatan Cepiring adalah sebagai berikut : - Sebelah utara, dibatasi oleh laut Jawa - Sebelah selatan, dibatasi oleh Kecamatan Gemuh - Sebelah barat, dibatasi oleh Kecamatan Kangkung - Sebelah timur, dibatasi oleh Kecamatan Patebon Jarak dari kota Cepiring ke beberapa kota sebagai berikut : - Dari kota propinsi Jawa Tengah, berjarak 37 km - Dari kota kabupaten Kendal berjarak 7 km - Dari kota kecamatan Patebon berjarak 3 km - Dari kota kecamatan Gemuh berjarak 5 km - Dari kota kecamatan Kangkung berjarak 4 km - Dari kota kecamatan Weleri berjarak 12 km Wilayah kecamatan Cepiring terdiri dari 15 desa, kelima belas desa tersebut yakni :

2 47 1. Pandes 9. Damarsari 2. Podosari 10. Juwiring 3. Botomulyo 11. Kaliayi 4. Gondang 12. Kalirandu Gede 5. Karangsuno 13. Korowelang Kulon 6. Cepiring 14. Korowelang Anyar 7. Karangayu 15. Margorejo 8. Sidomulyo Dilihat dari topografis (bentang lahan) kecamatan Cepiring merupakan daerah dataran rendah dan sebagian wilayah berpantai dengan ketinggian 3 sampai 11 meter dari permukaan laut. Dilihat dari penggunaannya tanah di kecamatan Cepiring sebagian besar digunakan untuk pertanian (sawah) yakni seluas 15,14 km 2 (50,35%) dan yang terkecil digunakan untuk hutan dan perkebunan yakni seluas 0,00 km 2 (0,00 %) Adapun perincian penggunaan tanah di Kecamatan Cepiring adalah sebagai berikut : Tabel 1 Luas Wilayah Kecamatan Cepiring dirinci menurut penggunaan No Penggunaannya Luas (km 2 ) Prosentase (%) 1. Tanah sawah 15,14 50,35 2. Tanah pekarangan 5,92 19,68 3. Tanah tegalan 0,15 0,51 4. Tambak dan kolam 1,75 5,82 5. Hutan 0,00 0,00

3 48 6. Perkebunan 0,00 0,00 7. Lain-lain 7,11 23,64 Jumlah 30,07 100,00 Sumber : Statistik Kecamatan Cepiring Kondisi Demografis Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Secara keseluruhan jumlah penduduk di Kecamatan Cepiring adalah orang, yang kesemuanya adalah warga negara Indonesia (WNI). Dilihat dari jenis kelamin, jumlah penduduk laki-laki dan perempuan hampir seimbang, yakni laki-laki berjumlah orang dan perempuan berjumlah orang. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel berikut. Tabel 2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Prosentase (%) 1. Laki-laki ,45 2. Perempuan ,05 Jumlah Sumber : Monografi Kecamatan Cepiring, Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Ditinjau dari jumlah penduduk berdasarkan penggolongan usia, maka sebagian besar penduduk di

4 49 Kecamatan Cepiring adalah usia dewasa (30 29 tahun) yakni orang. Secara terperinci jumlah penduduk berdasarkan golongan usia ini bisa dilihat pada tabel berikut. Tabel 3 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Umur Laki-laki Perempuan Jumlah keatas Jumlah Sumber : Statistik Kecamatan Cepiring Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Mata pencaharian penduduk Kecamatan Cepiring bermacam-maca, yakni petani, buruh tani, nelayan, pengusaha, dan lain-lain. Tetapi pada umumnya mereka bekerja pada sektor pertanian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

5 50 Tabel 4 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian No Mata Pencaharian Jumlah (Orang) 1. Petani Buruh Tani Nelayan Pengusaha Buruh Industri / Bangunan Jumlah Sumber : Statistik Kecamatan Cepiring 2004 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar penduduk di Kecamatan Cepiring memiliki mata pencaharian sebagai buruh tani dan petani. Kondisi tersebut didukung oleh luasnya lahan sawah sebesar 15,14 km 2, yang digunakan sebagai tempat bekerja sebagian besar penduduknya di Kecamatan Cepiring. Dengan melihat mata pencaharian masyarakat di Kecamatan Cepiring yang sebagian besar adalah petani, maka bisa dilihat ketergantungan mereka terhadap alam sangat tinggi, juga terhadap yang menciptakan alam (Tuhan) Jumlah Penduduk Menurut Agama yang Dianut Masyarakat di Kecamatan Cepiring mayoritas beragama Islam, yakni sebanyak orang. Sebanyak 149 orang beragama Kristen Katholik, sebanyak 113 orang beragama Kriseten Protestan, sebanyak 12 orang beragama Budha. Perinciannya sebagai berikut :

6 51 Tabel 5 Jumlah Penduduk Menurut Agama yang Dianut No Agama Jumlah 1. Islam Kristen Protestan Kristen Katholik Hindu - 5. Budha 12 Jumlah Sumber : Statistik Kecamatan Cepiring Jumlah Tempat Ibadah di Kecamatan Cepiring Tempat ibadah di Kecamatan Cepiring bermacammacam, yakni masjid, mushola / langgar, dan gereja. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 6 Jumlah Tempat Ibadah di Kecamatan Cepiring No Tempat Ibadah Jumlah 1. Masjid Mushola / Langgar Gereja 1 4. Kuil/Pura 0 Jumlah 144 Sumber : Statistik Kecamatan Cepiring Banyaknya Televisi, Radio, Listrik PLN dan Telephon Kecamatan Cepiring Ditinjau dari banyaknya televisi, radio, listrik PLN dan telephon di Kecamatan Cepiring diketahui bahwa masyarakat

7 52 banyak yang memiliki televisi yaitu berjumlah dibanding dengan yang memiliki radio yaitu berjumlah 1.748, sedangkan untuk listrik PLN dan telephon datanya tidak tersedia. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 7 Banyaknya Televisi, Radio, Listrik PLN dan Telephon Kecamatan Cepiring No Desa TV Radio Listrik PLN Telephon 1. Pandes Podosari Botomulyo Gondang Karangsuno Cepiring Karangayu Sidomulyo Data tidak tersedia 9. Damarsari Juwiring Kaliayu Kalirandugede Korowelang Kulon Korowelang Anyar Margorejo Jumlah Kondisi Keagamaan Remaja Kecamatan Cepiring Berdasarkan data yang diperoleh dari BPS mengenai jumlah pemeluk agama Islam dan jumlah sarana ibadah terlihat bahwa religiositas masyarakat kecamatan Cepiring tergolong baik. Hal ini dibuktikan dengan mayoritas penduduk

8 53 yang beragama Islam sejumlah (99,73%) dan 147 sarana peribadatan yang terdiri dari masjid dan mushalla. Sebagai penganut agama Islam, pada umumnya mereka berusaha meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaannya melalui kegiatan keagamaan yang ada. Dari hasil pengamatan di lapangan, di kecamatan Cepiring ini juga terdapat beberapa kegiatan keagamaan, antara lain: 1. Sholat berjama ah Sholat berjamaah di kecamatan Cepiring dilakukan setiap sholat fardhu (wajib) tiba, yakni dhuhur, ashar, magrib, isya dan subuh. Waktu yang paling banyak didatangi para jama ah adalah waktu sholat magrib. Karena ketika magrib tiba, masyarakat telah selesai dengan rutinitas pekerjaan mereka, sehingga waktu magrib telah ditradisikan sebagai waktu yang penuh dengan nuansa keagamaan (sholat, dzikir, tadarus dan lain-lain). 2. Belajar baca tulis al-qur an Kecamatan Cepiring hampir disetiap desanya memiliki madrasah diniyah, lembaga tersebut adalah tempat belajar dan mengembangkan baca tulis al-qur an. Namun secara umum, para orang tua juga membina keagamaan putra putrinya di rumah masing-masing disamping putra putrinya belajar baca al-qur an di tempat para ustad (kyai). Seperti mengenalkan huruf-huruf al Qur an, do a-do a dan sebagainya.

9 54 3. Pengajian untuk remaja Setiap desa di kecamatan Cepiring hampir terbentuk suatu organisasi islam remaja, sebagai wadah pembinaan keorganisasian dan keagamaan remaja, misalnya saja IRMA (Ikatan Remaja Masjid). Para remaja ini biasanya mengadakan kegiatan rutin seperti yasinan, tahlilan, dan lain-lain. Kegiatan ini biasanya diadakan setiap minggu, 2 minggu sekali maupun sebulan sekali. Sedangkan pengajian yang sifatnya insidental adalah pengajian yang diselenggarakan dalam rangka memperingati hari besar agama islam, seperti: maulid nabi, isra mi raj, halal bihalal dan lain-lain. Biasanya peringatan-peringatan hari besar tersebut diselenggarakan secara akbar. 4.2 Sinopsis Sinetron "Bawang Merah Bawang Putih" di RCTI "Cerita ini terjadi di masa kini, mengambil pesan moral cerita rakyat "Bawang Merah Bawang Putih". Certita ini mengenai dua gadis cantik siswa SMA yang sama, dan bertetangga, Alya siswa cerdas yang pernah berperan sebagai Bawang Putih dalam operette Bawang Merah Bawang Putih, dan Siska, yang berperan sebagai Bawang Merah dalam operette yang sama. Sukses besar operet itu, membuat nama Bawang Merah dan Bawang Putih menempel pada kedua gadis tersebut dalam lingkungan keseharian mereka di sekolah. Sebagai gadis-gadis remaja, kehidupan mereka di sekolah penuh romantika. Baik Bawang Merah mempunyai kelompok atau geng yang terdiri dari Tia, Lani dan beberapa lainnya, sedangkan yang termasuk dalam geng Bawang Putih, adalah Rita, Eli dan beberapa lainnya. Siska hidup bersama ibunya, seorang janda karena perceraian. Suntaya, ayah Siska adalah seorang pegawai negeri yang selalu didorong istrinya untuk bisa membawa keluarga mereka ke tingkat kehidupan mewah, sehingga terpaksa melakukan korupsi, dan akibatnya dia dihukum penjara, serta sebagian hartanya yang bisa ditelusuri polisi, disita. Sejak itu, kehidupan

10 mereka terpuruk. Alya, hidup bersama bahagia dalam kemewahan bersama orang tuanya. Ayahnya, Indra adalah pengusaha sukses yang hampir selalu berkeliling ke mancanegara, sementara Yasmin, ibunya adalah seorang ibu rumah tangga yang ramah dan baik kepada siapapun. Peran Siska sebagai Bawang Merah dalam operette itu berlanjut ke dalam kehidupan mereka. Si Bawang Merah dan ibunya Rika, diam-diam iri kepada keluarga Bawang Putih. Tapi, Rika sangat pandai bersandiwara sehingga keluarga baik hati seperti Alya dan kedua orang tuanya itu tidak menyadari kebencian yang tersembunyi dan semakin membesar dalam hati Siska dan ibunya. Kebencian Bawang Merah terhadap Bawang Putih bertambah besar, ketika Ferdi, seorang siswa baru, pindahan luar kota, jatuh hati kepada Bawang Putih. Ferdi yang sebetulnya anak orang kaya, tetapi lari dari rumahnya dan memilih hidup sederhana di Jakarta, karena tidak tahan terhadap sikap ayahnya yang diktator. Dengan berbagai cara, Bawang Merah berusaha menjauhkan Ferdi dari Bawang Putih sehingga sering terjadi salah pengertian antara Bawang Merah dengan Ferdi. Sementara itu, Rika menggunakan berbagai cara untuk menghancurkan keluarga Yasmin. Rika begitu lihai bersandiwara sehingga di mata Yasmin, Rika bukan hanya sekedar tetangga, melainkan sudah dia anggap sebagai saudara sendiri. Yasmin tidak segan-segan memberikan bantuan apa saja, terutama bantuan ekonomi. Tetapi, di belakang Yasmin, Rika dengan lihai meracuni Indra dengan hasutan-hasutan sampai akhirnya Indra terpengaruh dan sering cekcok dengan istrinya. Dalam salah satu percekcokan, Yasmin begitu sedihnya dituduh suaminya yang bukan, padahal dia sama sekali tidak seperti yang dituduhkan, sehingga Yasmin mengatakan, kalau dia terus dituduh tanpa dasar, dia akan bunuh diri. Begitu lihainya Rika, sehingga Indra merasa bahwa Rika lebih baik daripada Yasmin. Akhirnya Rika mendapat kesempatan untuk memberikan racun kepada Yasmin, setelah Indra pergi sehabis bertengkar hebat dengan istrinya. Yasmin pingsan dan akhirnya meninggal di rumah sakit. Sebelum meninggal, Yasmin yang sempat sadar dan memberitahukan anaknya agar lebih hati-hati terhadap Rika, justru disalahtafsirkan oleh Bawang Putih. Dia mengira, ibunya minta dia menerima Rika dalam kehidupannya. Begitu Yasmin meninggal, kehidupan Bawang Putih berubah seratus delapan puluh derajat. Rika dengan lihai terus meracuni pikiran Indra sehingga akhirnya Rika menikah dengan Indra dan pindah bersama Bawang Merah ke rumah Indra. Sejak saat itu, kehidupan Bawang Putih tertekan dan menderita. Namun penderitaan itu tidak membuat Bawang Putih berubah menjadi orang yang berhati kotor. Penderitaan yang dia hadapi dengan ikhlas, pasrah, dan tabah, serta tetap berpegang kepada sikap baik, membuat dia diberkati Tuhan dengan hal-hal yang luar biasa. Dia memiliki kepekaan dan sahabat yang tidak terlihat oleh siapapun. Tetapi, tidak ada kejahatan yang abadi. Kebaikan akhirnya menang atas kejahatan. Bawang Putih akhirnya hidup bahagia dan Bawang Merah serta Rika harus menerima akibat dari dosa-dosa serta kejahatan mereka.( 55

11 Deskripsi Data Menonton Sinetron "Bawang Merah Bawang Putih" di RCTI dengan Perilaku Keagamaan Penelitian ini penulis mengambil 5 desa di Kecamatan Cepiring Kabupaten Kendal, yang meliputi Desa Damarsari, Cepiring, Juwiring, Kaliayu dan Kalirandu. Untuk mengetahui sejauhmana pengaruh pesan dakwah dalam sinetron "Bawang Merah Bawang Putih" di RCTI terhadap perilaku keagamaan remaja, akan penulis paparkan dari kegiatan riset melalui tabeltabel yang diambil dari data-data responden. Tujuan dari penelitian ini sesuai dengan yang tertulis pada bab I, maka data-data yang dibutuhkan adalah : a. Data tentang menonton sinetron "Bawang Merah Bawang Putih" di RCTI b. Data tentang perilaku keagamaan remaja di Kecamatan Cepiring Kabupaten Kendal. Adapun untuk mengetahui lebih jelasnya tentang data tersebut, dapat diketahui melalui jawaban angket yang disebar pada responden. Angket yang digunakan adalah angket yang mempunyai alternatif jawaban yaitu a,b, dan c, yang masing-masing nilai dari alternatif tersebut adalah sebagai berikut : - Jawaban a mempunyai nilai 3 - Jawaban b mempunyai nilai 2 - Jawaban c mempunyai nilai 1 Angket data menonton sinetron "Bawang Merah Bawang Putih" di RCTI terdiri dari 15 item, dan angket tentang perilaku keagamaan remaja terdiri 15 item. Sehingga jumlah keseluruhan 30 item pertanyaan.

12 Data Tentang Menonton Sinetron Bawang Merah Bawang Putih di RCTI Untuk lebih jelasnya penulis paparkan dalam bentuk tabel yang merupakan nilai seluruh item dari seluruh hasil angket, yang terdiri dari 100 responden. Tabel 8 Nilai Hasil Angket Menonton Sinetron "Bawang Merah Bawang Putih" di RCTI Jawaban Nilai X No. Res Jumlah A B C

13

14

15 Data tentang Perilaku Keagamaan Remaja Untuk lebih jelasnya penulis paparkan dalam bentuk tabel yang merupakan nilai seluruh item dari seluruh hasil angket, yang terdiri dari 100 responden. Tabel 9 Nilai Hasil Angket Perilaku Keagamaan Remaja di Kecamatan Cepiring Kabupaten Kendal No. Res Jawaban Nilai Y A B C Jumlah

16

17