BAB II DASAR TEORI. dengan akurasi 95 %. infrared. b. Obstacle Detection and Avoidance Autonomous Car [6](K. Vasavi M. V. S.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II DASAR TEORI. dengan akurasi 95 %. infrared. b. Obstacle Detection and Avoidance Autonomous Car [6](K. Vasavi M. V. S."

Transkripsi

1 BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas beberapa dasar teori yang menjadi dasar dan acuan untuk membuat dan merealisasikan sistem. Teori tersebut terdiri dari kajian pustaka, aturan dasar pertandingan, landasan teori yang membahas mengenai mikrokontroler ATmega324A, infrared proximity sensor, ultrasonik sensor SRF04, sensor garis dan konsep dasar sistem. 2. KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Berikut adalah beberapa kajian pustaka dan landasan teori yang dapat mendukung pembuatan skripsi Tinjauan Pustaka a. Ultrasonic and Infrared Sensors Performance in a Wireless Obstacle Detection System [5](Baharuddin Mustapha, Aladin Zayegh, Rezaul K. Begg 2013) Pada jurnal ini, penulis berusaha untuk membuat prototipe alat yang dapat mendeteksi obstacle / penghalang menggunakan sensor ultrasonik dan sensor infrared. Alat ini dibuat bagi orang yang sudah tua dan bagi yang memiliki kesulitan dalam melihat sehingga memudahkan mereka untuk mengetahui bila di depannya ada penghalang. Hasilnya, sudah mampu mendeteksi benda dengan warna yang berbeda-beda maupun material yang berbeda-beda dengan tingkat akurasi mencapai 95 persen sesuai dengan tabel 2.1. Tabel 2.1. Pengelompokkan Tinjaun Pustaka Judul dan event Penulis Tujuan dan Metode Hasil Ultrasonic and 1. Baharuddin Mendeteksi jarak Berhasil Infrared Sensors Mustapha obstacle / penghalang mendeteksi Performance in a 2. Aladin tanpa menyentuh penghalang Wireless Obstacle Zayegh penghalang tersebut dengan warna dan Detection System 3. Rezaul menggunakan sensor material yang K. Begg ultrasonik dan sensor berbeda-beda infrared. dengan akurasi 95 %. b. Obstacle Detection and Avoidance Autonomous Car [6](K. Vasavi M. V. S. Praveen 2014) 5

2 Jurnal ini berisi mengenai pendeteksian obstacle yang diterapkan pada mobil untuk meningkatkan keamanan dalam berkendara. Penerapan sistem deteksi ini baru diterapkan pada prototipe mobil otomatis yang mendapat sumber energi dari baterai dan panel surya. Pendeteksian obstacle menggunakan IR sensor dan data diolah dengan mikrokontroller 8051, kemudian outputnya berupa relay untuk mengendalikan motor. Obstacle sudah dapat dideteksi dengan baik dengan menggunakan IR sensor. Untuk pengembangan ke depannya dapat untuk mengetahui jarak dengan menggunakan sensor ultrasonik dan untuk mengenali bentuk object dengan menggunakan image processing. c. Desain Perangkat Lunak Pengukuran Jarak antara Bidang Kamera dan Objek Target Menggunakan Metode Triangulasi Computer Stereo Vision[7](Andri Bangun Raharjo 2014) Pada Jurnal ini, dibuat sebuah perangkat lunak untuk mengukur jarak kamera dan objek sebenarnya dengan metode triangulasi komputer stereo vision. Komputer stereo vision adalah metode mengekstraksi informasi data dari gambar digital yang didapat dari kamera dengan membandingkan objek dari sudut pandang yang berbeda maka dapat diperoleh informasi 3d dari objek. Dengan menggunakan stereo vision maka sensor-sensor lain pada robot dapat dikurangi dengan tidak mengurangi fungsi dari robot. Pengambilan citra objek target dari sebuah kubus hitam dengan layar putih menggunakan webcam dengan posisi membentuk segitiga. Hasilnya didapat bahwa kamera dapat mendeteksi layaknya mata manusia dimana bila terlalu dekat atau jauh gambar akan blur, disini didapat gambar paling optimal bila benda berada sejauh 36 cm dari kamera Landasan Teori Metode Triangulasi dan Scanning Dalam trigonometri dan geometri dasar, triangulasi adalah proses mencari koordinat dan jarak sebuah titik dengan cara menghitung panjang sisi segitiga yang berhadapan dengan titik yang dicari tersebut dengan bantuan dua buah titik referensi, dan mengukur kedua sudut antara garis pada titik referensi dan garis panjang sisi segitiga yang menuju titik yang dicari. Prinsip triangulasi pada sensor ditunjukkan pada gambar 2.1. berikut. 6

3 La Lb A f X Gambar 2.1. Prinsip Triangulasi [8] La = Jarak lensa sensor ke objek boneka A. Lb= Jarak lensa sensor ke objek boneka B. A = Jarak antara transmitter dan receiver. f = Jarak lensa ke receiver. X = Jarak titik lensa ke pantulan di Position Sensing Detector (PSD) Dengan menerapkan prinsip bahwa segitiga sebangun memiliki perbandingan sisi yang sama maka didapat :... (2.1) Sehingga didapat rumus 2.2 dari persamaan rumus 2.1 sebagai berikut : X = (2.2) 7

4 γ L Gambar 2.2. Penerapan Triangulasi pada Robot Gambar 2.2 menunjukkan penerapan metode triangulasi pada robot. Prinsip peletakkan sensor secara triangulasi dapat ditentukan dengan menghitung koordinat dan jarak yang diinginkan dari robot ke boneka agar robot tidak menabrak boneka. Dari sudut deteksi maksimal sensor infrared proximity kiri didapat sudut α, dan sensor infrared proximity kanan mendapatkan sudut β. Gambar 2.3. Hukum Sinus Dengan hukum sinus seperti pada gambar 2.3., maka pada gambar 2.2. dapat ditentukan jarak antar sensor, dimana bila sudut titik yang dicari adalah γ, maka sisi L (jarak antara sensor) dapat dicari dengan rumus 2.3 berikut:. (2.3). (2.4) =. (2.5) L =. (2.6) Dengan mensubstitusikan rumus 2.4 ke rumus 2.3, didapat rumus 2.5 yang dapat diubah menjadi rumus 2.6, untuk mencari nilai L digunakan rumus

5 d = jarak robot ke boneka. L = jarak antar dua buah sensor infrared proximity. γ = sudut yang terbentuk dari sinar pantul dan sinar datang. = sudut antara sensor dengan sisi robot. Metode Scanning adalah metode mendeteksi suatu objek dengan mengambil data terus menerus dari berbagai sudut yang berbeda. Metode ini dapat diterapkan sbb : Untuk pengukuran jarak Mapping: dengan melakukan scan dengan sensor ultrasonik secara memutar. (untuk memetakan objek disekitar robot) Doorway chair Robot Length of Echo chair Scan moving from left to right Gambar 2.4. Scanning Sensor Ultrasonik SRF04 dan Grafik Hasil Scanning [9] Didapat hasil bahwa bila kursi yang ada di dekat robot terdeteksi maka kembalian nilai SRF04 kecil dan ketika SRF04 depan menghadap ke pintu maka nilai kembaliannya besar sesuai dengan grafik pada gambar Aturan Pertandingan KRPAI 2016 dilaksanakan berdasarkan aturan yang diadopsi dari Trinity College Fire Fighting Home Robot Contest (TCFFRC) dimana aturan tersebut berbeda dengan aturan pada tahun 2015 kemarin yang menggunakan sistem battle. Berikut adalah aturan yang terdapat pada peraturan TCFFCR [1] : 1. Model perlombaan menggunakan sistem time trial dimana robot yang tercepat memadamkan api yang akan menang, selain itu ada pula nilai bonus yang bisa diambil. 9

6 2. Menggunakan sebuah lapangan yang terdiri dari 4 buah room seperti terlihat di Gambar Bonus-bonus yang dapat diambil untuk memperkecil nilai waktu adalah : a. Dua buah mode start dengan score yang berbeda yaitu non arbitrary start atau arbitrary start (opsional / score *0.6). b. Selain itu ada bonus lain seperti room factor, dengan aturan : -terdapat api pada room pertama yang dikunjungi (score*1) -terdapat api pada room kedua yang dikunjungi (score*0.85) -terdapat api pada room ketiga yang dikunjungi (score*0.5) -terdapat api pada room keempat yang dikunjungi (score*0.35) Sedangkan bila mengambil arbitrary start maka room start dianggap room pertama dan room factor diitung bila robot sudah masuk lebih dari setengah badan robot. c. Non-air extinguisher adalah bonus score*0.75 yang akan didapat bila memadamkan lilin selain menggunakan angin. d. Furniture bersifat opsional dan bila diambil akan memperoleh bonus score*0.75. e. Return Trip dinyatakan berhasil dan memperoleh bonus score*0.8 apabila robot dapat kembali ke tempat asal, dengan syarat bila mengecek room yang bukan homenya maka robot tidak boleh masuk lebih dari setengah bagian badan robot. 4. Lapangan terbuat dari papan multipleks dengan tebal 2 cm. Bentuk dan ukuran lapangan pertandingan dapat dilihat pada gambar 2.5. Gambar 2.5. Bentuk dan Ukuran Lapangan [2]. 10

7 Dog Obstacle Aturan pertandingan mengadopsi dari aturan Trinity College Fire Fighting Home Robot Contest. Obstacle yang digunakan berupa boneka anjing atau kucing yang akan menghalangi 50 70% lebar lorong sesuai dengan aturan dari Trinity College Fire Fighting Home Robot Contest. Disini obstacle wajib ada bukan merupakan bonus yang bisa diambil atau tidak. Jika menyentuh boneka tidak ada penalti, tetapi menggeser boneka lebih dari 1 cm akan mendapat penalti. Jika melewati boneka maka akan didiskualifikasi. Berat boneka 500 gr. Hanya terdapat 1 boneka pada tiap kali trial dengan kandidat letak boneka yang dapat dilihat pada gambar 2.6 [2]. Gambar 2.6. Bentuk dan Kandidat Letak Boneka Furniture Furniture merupakan sebuah pilihan atau opsional, namun bila diambil akan mendapat bonus pengkali sebesar Furniture bertujuan untuk mensimulasikan benda-benda yang berada di suatu ruangan dan untuk menguji kemampuan maneuver robot di dalam suatu ruangan dalam rangka bergerak mendekati api. Furniture berbentuk silinder berwarna kuning terang (R:255, G:255, B:0) terbuat dari potongan pipa PVC/paralon berdiameter 11 cm dengan tinggi 30 cm. Silinder paralon ini kemudian dicor dengan adukan semen dan pasir supaya menjadi berat dan agar tidak mudah tergeser/jatuh jika tertabrak robot. Gambar 2.7 menunjukkan bentuk dan warna dari furniture yang digunakan. [2] 11

8 30 cm (R:255, G:255, B:0) 11 cm Gambar 2.7. Bentuk, Ukuran dan Warna Furniture Di bagian bawah furniture akan diberi alas yang berfungsi mendeteksi pergeseran furniture saat tertabrak robot dimana bila furniture bergeser lebih dari 5 cm maka akan dikenakan pinalti. Alas ini berbentuk lingkaran berdiameter 21 cm terbuat dari plat alumunium (tebal cm) yang bagian atasnya dilapisi karbon berwarna hitam dop (R:0, G:0, B:0) dan bagian bawahnya dilapisi alas karet anti slip. Alas furniture berjumlah 4 buah sesuai dengan gambar 2.8 berikut [2]. Tampak atas Kertas karton hitam (0,5 mm) Plat aluminium (1,5-2 mm) Tampak samping 4 mm (maks) Alas karet anti slip (1 mm) 21 cm Gambar 2.8. Bentuk, Ukuran dan Warna Alas Furniture Mikrokontroler ATmega324A Mikrokontroler adalah sebuah chip kecil yang memiliki fungsi spesifik dibandingkan dengan personal computer (PC). Chip tersebut terdiri dari Central Processing Unit (CPU), Random Access Memory (RAM), Read Only Memory (ROM), I/O Port, Serial I/O, timer dan clock circuit. 12

9 Pada tugas akhir digunakan mikrokontroler ini dikarenakan spesifikasi yang dimiliki cukup untuk dapat memproses sensor maupun mengolah algoritma dari robot. Spesifikasi yang dimiliki oleh ATmega324A adalah sebagai berikut [10]: 1. Memori flash sebesar 32 KB KB EEPROM KB SRAM. 4. Tiga buah timer/counter. 5. Delapan saluran 10-bit ADC. 6. Serial USART. 7. Interupsi internal/external saluran input/output (PORTA, PORTB, PORTC, PORTD). Gambar 2.9. Konfigurasi Pin Mikrokontroler ATmega324A Beberapa tambahan keterangan gambar 2.9 mengenai pin ATmega324A. 1. A.0-A.7 adalah port A yang dapat digunakan sebagai saluran input/output serta memiliki fungsi khusus sebagai port Analog to Digital Converter (ADC). 2. B.0-B.7 adalah port B yang dapat digunakan sebagai saluran input/output serta memiliki fungsi khusus seperti SPI, chip clock oscilator dan timer/counter. 3. C.0-C.7 adalah port C yang dapat digunakan sebagai saluran input/output serta memiliki fungsi khusus sebagai komunikasi protokol I 2 C. 13

10 4. D.0 - D.7 adalah port D yang dapat digunakan sebagai saluran input/output serta memiliki fungsi khusus sebagai komparator analog, timer/counter, dan komunikasi serial (USART). 5. VCC adalah pin yang digunakan untuk memberi masukan daya sebesar 5 volt. 6. AREF adalah pin masukan tegangan referensi ADC. 7. GND adalah pin ground. 8. AVCC adalah pin untuk masukan tegangan ADC Infrared Proximity Sensor Infrared Proximity Sensor adalah sensor yang dapat merasakan keberadaan suatu benda tanpa menyentuh benda tersebut yaitu dengan menggunakan infrared. Sensor ini hanya dapat mendeteksi apakah ada benda yang menghalangi atau tidak ada, sensor tidak dapat mengetahui jarak ke benda tersebut. Transmiter dan receiver yang ada di dalam sensor tersebut menghadap kearah yang sama, dimana receiver akan menerima pantulan sinar infrared dari transmitter. Gambar 2.10 menunjukkan bentuk sensor infrared proximity yang digunakan. Spesifikasi Infrared Proximity Sensor sebagai berikut [11]: Jarak deteksi 3cm 80cm. Sudut Deteksi : 15 0 atau kurang Tegangan 5 volt DC. Waktu Respon < 2 ms Arus beban maks 100mA. Diameter : 18mm, panjang : 45mm. Bekerja pada temperature : o C Merah +5v, Kuning Sinyal, Hitam GND Gambar Infrared Proximity Sensor (E18-D80NK) 14

11 Distance Ultrasonic Sensor (SRF04) SRF04 adalah sensor yang dapat mengukur jarak benda atau objek yang ada di depannya. Sensor ini bekerja dengan sinyal ultrasonik (40KHz) dengan mengirimkan pulsa selama 10 mikrodetik. Sinyal akan dipantulkan ke objek yang ada di depan sensor tersebut dan akan diterima oleh modul yang sama. Waktu yang ditempuh untuk proses pemancaran sinyal disebut echo. Echo berbentuk sinyal high pada keluaran modul sensor, lamanya sinyal echo ini akan menunjukkan jarak benda terhadap sensor. Lebar pulsa echo antara 100 mikrodetik 18 milidetik dan sebanding dengan jarak 3 sentimeter 3 meter. Sensor jarak SRF04 digunakan sebagai sensor untuk mengetahui dimana letak boneka. Sensor ini dipilih karena mempunyai spesifikasi yang sesuai dengan kebutuhan tugas akhir ini. Gambar 2.11 menunjukkan bentuk sensor yang digunakan. Spesifikasi yang dimiliki SRF04 diantaranya [12]: 1. Bekerja pada level tegangan 5 volt. 2. Arus yang dibutuhkan miliampere. 3. Mengukur jarak antara 3 sentimeter 3 meter. 4. Keluaran berupa tegangan TTL. 5. Dimensi 43 mm x 20 mm x 17 mm. Gambar Distance Ultrasonic Sensor (SRF04) Data data dari sensor SRF04 ini adalah sebagai berikut: Tabel 2.2. Data-Data Sensor SRF04 dalam cm. Jarak Data Data Perbedaan Jarak Data Data Perbedaan Benda Sensor Sensor (cm) Benda Sensor Sensor (cm) (cm) (cm) (cm) (cm) ,2 0, ,8 0, ,2 0, ,6 0, ,9 0, ,7 0, ,2 0, ,6 0,6 15

12 ,3 0, ,7 0, ,2 0, ,4 0, ,2 0, ,4 0, ,4 0, ,2 0, ,2 0, ,3 0, ,2 0, ,4 0, ,5 0, ,4 0, ,5 0, ,8 0, , ,8 0, ,9 0, ,2 0, ,9 0, ,2 0, ,9 0, ,1 0, ,6 0, ,6 0, ,4 0, ,9 0, ,5 0, , ,4 0, , ,2 0, ,3 0, ,3 0, , ,2 0, ,6 0, ,6 0, ,2 0, ,4 0, ,3 3,3 Data sensor dalam cm tersebut didapat rumus perhitungan sebagai berikut : 1. Contoh perhitungan pada jarak 10 cm. (blok warna abu-abu pada tabel) 16

13 2. Contoh perhitungan pada jarak 30 cm. 3. Contoh perhitungan pada jarak 100 cm. Perbedaan ralat yang cukup jauh dikarenakan adanya ralat penggaris dan ralat mata dari pengukur. Selain itu juga dikarenakan adanya pembulatan saat perhitungan serta nilai dari SRF04 disimpan pada tipe data integer sehingga angka dibelakang koma tidak ditampilkan sehingga semakin jauh jarak yang diukur ralat juga semakin besar, hal ini terlihat pada table untuk jarak > 1 meter maka ralat perbedaan semakin besar pula. Namun karena ralat untuk jarak dibawah 1 meter masih dibawah 1 cmdan untuk jarak > 1 meter ralat beberapa cm tersebut tidak akan terlalu membuat perbedaan maka sensor ini sudah cukup baik untuk melakukan wall following Sensor Garis Sensor garis menggunakan photodioda dan LED serta rangkaian resistor seperti pada gambar Fungsi dari sensor ini adalah mendeteksi garis putih yang diibaratkan seperti pintu pada room yang berbeda dengan lantai ruang ataupun lorong yang berwarna hitam atau abu-abu. Gambar Rangkaian Sensor Garis. Pada rangkaian diatas, apabila LED memancarkan cahaya ke permukaan bidang berwarna hitam maka intensitas cahaya yang akan diterima photodioda kecil 17

14 dikarenakan warna hitam bersifat menyerap cahaya. Hal ini menyebabkan resistansi pada photodioda akan menjadi besar (diasumsikan tak terhingga) dan mengakibatkan tidak ada arus yang masuk ke output. Sedangkan sebaliknya, bila cahaya memantul pada bidang putih maka intensitas cahaya yang diterima photodioda besar sehingga menyebabkan resistansi pada photodioda akan menjadi kecil dan mengakibatkan ada arus yang masuk ke output. Sehingga, akan ada tegangan pada output yang bermacam-macam tergantung pada warna permukaan bidang yang dipantulkan oleh LED dan diterima photodioda[8]. Tegangan-tegangan output yang bermacam-macam ini akan diolah datanya dengan Atmega324. Dengan memanfaatkan fasilitas ADC 10-bit pada Atmega324, tegangan output yang analog akan dikonversikan ke digital. Sehingga, nilai-nilai tiap mengenai permukaan tertentu akan terbaca. Pada robot digunakan 7 buah sensor garis yang diletakkan sepanjang tubuh robot, dan berada pada bagian bawah robot. Penggunaan tujuh buah sensor garis supaya robot mudah membedakan antara garis putih pintu ruangan atau juring Home. Untuk sensor depan kiri (persegi) dipindahkan ke bagian depan (lingkaran) karena dengan peletakkan sensor yang jauh di depan lebih memudahkan dalam pendeteksian home maupun garis, dimana bila terdapat garis maka warna hitam akan terdeteksi oleh sensor depan kemudian akan dicek sensor yang lain apakah ada putih atau tidak sementara untuk home, warna putih yang didapat oleh sensor depan. Peletakan tujuh buah sensor garis dapat dilihat pada gambar

15 1 X Gambar Letak 7 Buah Sensor Garis. Keterangan sebagai berikut : 1. Sensor Depan 2. Sensor Depan Kanan 3. Sensor Depan Tengah 4. Sensor Tengah Kiri 5. Sensor Tengah Kanan 6. Sensor Belakang Kiri 7. Sensor Belakang Kanan X. Sensor Depan Kiri yang telah dipindahkan ke bagian depan (No. 1) 19

16 Sensor garis tersebut dibaca pada mikrokontroller melalui adc 10 bit dengan menggunakan vref sebesar 5v. Keluaran tersebut dibaca dan menghasilkan range antara dimana 0 berarti tegangan hasil dari sensor adalah 0v yang mana diperoleh ketika sensor membaca kondisi putih dan 1023 bila hasil tegangan dari sensor sebesar 5v dimana ketika itu sensor sedang membaca hitam. Data berikut memiliki satuan sampel per sekon. Data data yang didapat dari sensor garis adalah sebagai berikut: Tabel 2.3. Data-Data Sensor Garis. Depan Depan Kanan Depan Tengah Tengah Kiri Tengah Kanan Belakang Kiri Belakang Kanan Putih Hitam Abu Dari data didapat bahwa warna hitam dan putih sudah dapat dibedakan oleh ketujuh sensor tersebut, yang menjadi masalah adalah nilai sensor tersebut cukup dekat untuk warna hitam dan abu-abu. Oleh karena itu, tidak digunakan untuk mendeteksi abu-abu Konsep Dasar Sistem Berikut adalah penjelasan mengenai blok diagram sistem beserta penjelasannya yang digunakan untuk tugas akhir. Bagian dari diagram blok berikut yang akan di gunakan untuk tugas akhir adalah bagian yang ditandai dengan background warna biru. Sedangkan untuk bagian kuning sudah dikerjakan oleh Jati Wasesa ( ) serta untuk bagian abu-abu telah dikerjakan oleh Christian Dani ( ). 20

17 Diagram Blok Infrared Proximity Sensor Sensor Jarak SRF04 Mikrokontroler Sensor Compass Start Stop TPA81 dan Flame Sensor UVTron White Line Detector Photodiode Array Battery Lipo 3s 2200 mah Mikrokontroler Utama Extinguisher (Water Sprayer) Mic Mikrokontroler Servo Controller (SSC-32) 18 Servo Motor Gambar Diagram Blok Sistem Sistem Pendeteksi boneka dan furniture oleh Adi Gunawan / Sistem Pengenalan Ruang oleh Jati Wasesa / Motion dengan Servo Controller SSC-32 oleh Christian Dani / Blok diagram pada gambar 2.14 dibagi menjadi beberapa bagian dimana terdapat pengendali mikrokontroler utama sebagai pengolah algoritma dan pengendali utama dan mikrokontroler sensor sebagai pengolah data sensor, selain itu terdapat pula penggerak / aktuator dan sumber daya listrik serta extinguisher. 21

18 1. Mikrokontroler Utama Fungsi dari mikrokontroler ini adalah sebagai pengendali utama / otak bagi robot yang memproses algoritma serta menerima data digital dari mikrokontroler sensor kemudian mengeksekusi perintah dengan menggerakkan aktuator dan memberikan feedback ke mikrokontroler sensor melalui jalur USART1 (pin TX ke RX). 2. Mikrokontroler Sensor Mikrokontroler ini berfungsi untuk mengolah data yang didapat oleh sensorsensor kemudian mengirimkannya berupa data digital ke mikrokontroler utama melalui jalur USART1 (pin TX ke RX). Berikut adalah beberapa perangkat keras sensor yang diolah datanya pada mikrokontroler ini : a. Tombol Start / Stop dan Sound Activation Tombol menggunakan switch kaki 2 yang akan tersambung bila ditekan, start digunakan untuk menggerakkan robot bila sound activation tidak berfungsi, sementara stop digunakkan untuk menghentikan robot. Untuk sound activation menggunakan mic yang dihubungkan dengan driver yang akan menangkap suara dengan frekuensi antara KHz. b. Sensor Jarak Terdapat 2 buah sensor jarak yaitu : - Sensor ultrasonik (SRF04) ini digunakan untuk mendeteksi adanya dinding, sehingga berguna bagi robot untuk dapat melakukan wall following. - Infrared Proximity Sensor Sensor IR ini digunakan untuk mendeteksi adanya obstacle. Data dari sensor ini akan dibaca dan diolah di mikrokontroler sensor. c. Sensor Garis Digunakan untuk mendeteksi garis putih yang merupakan tanda dari adanya room. Sensor garis menggunakan photodiode dan LED warna putih. Data dari sensor ini akan diolah oleh mikrokontroler sensor. d. Sensor Pendeteksi Api Sensor yang digunakan ada 3 macam : 22

19 -TPA81 digunakan untuk mengetahui titik api, mengembalikan nilai analog, modul sensor ini diakses dengan jalur i 2 c. Digunakan untuk pointing karena jangkauan sensor memusat pada daerah yang kecil. -UVtron digunakan untuk mengetahui ada atau tidak api di dalam suatu room. Mengembalikan nilai 1 bila terdeteksi api dan 0 bila tidak ada api. Jangkauan luas sehingga robot bisa mendeteksi api walaupun hanya sebagian badan robot yang masuk room. -Flame Sensor digunakan untuk membantu mendeteksi api pada jarak yang jauh dan jangkauan yang kecil, sehingg dari jauh robot bisa mengetahui kira-kira letak dari api lilin. 3. Penggerak / aktuator Penggerak berupa 18 buah servo yang dikontrol menggunakan Servo Controller dan menggunakan ATmega8 sebagai pengolah proses penghitungan. Servo controller akan mendapatkan perintah dari pengendali utama untuk melakukan suatu gerak tertentu, yang mana perintah tersebut akan diproses oleh ATMega8 untuk dikalkulasi, lalu akan memberikan perintah kepada SSC-32 yang akan mengirimkan sinyal kepada servo untuk bergerak menuju sudut yang telah didapat dari perhitungan. 4. Pemadam Api Pemadaman api menggunakan extinguisher berupa water sprayer. Water sprayer tersebut dikendalikan oleh sebuah driver yang akan memberikan arus langsung dari sumber listrik bila mendapat logika high dari mikrokontroler. 5. Sumber Daya Sumber daya keseluruhan menggunakan sebuah battery LiPo 3s 2200mAh yang dibagi menjadi 2 bagian, bagian pertama akan masuk ke UBEC atas untuk diregulasi tegangannya menjadi 5 volt, tegangan 5 volt akan digunakan untuk menyuplai mikrokontroler dan sensor sensor sedangkan tegangan 6 volt digunakan untuk menyuplai servo. 23

Mikrokontroler difungsikan sebagai pengendali utama dari sistem yang berguna untuk membaca data sensor, mengolah data dan kemudian memberikan

Mikrokontroler difungsikan sebagai pengendali utama dari sistem yang berguna untuk membaca data sensor, mengolah data dan kemudian memberikan BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan membahas mengenai beberapa teori dan alat-alat pendukung yang digunakan sebagai acuan untuk merealisasikan sistem. Teori-teori yang digunakan dalam pembuatan skripsi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Pada bab ini akan dibahas teori-teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merancang algoritma.

BAB II DASAR TEORI. Pada bab ini akan dibahas teori-teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merancang algoritma. BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas teori-teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merancang algoritma. 2.1. Mikrokontroler ATMega 128 Mikrokontroler merupakan sebuah sistem komputer

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Kajian Pustaka

BAB II DASAR TEORI 2.1. Kajian Pustaka BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas beberapa teori yang mendukung skripsi. Teori-teori yang digunakan dalam pembuatan skripsi ini terdiri dari kajian pustaka, konsep dasar sistem yang mendukung

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini berisi penjelasan mengenai perancangan sistem baik bagian mekanik, perangkat lunak dan algoritma robot, serta metode pengujian yang akan dilakukan. 3.1. Perancangan Mekanik

Lebih terperinci

Kata kunci: robot berkaki, sensor jarak ultrasonik, sensor proksimitas inframerah, scanning, triangulasi

Kata kunci: robot berkaki, sensor jarak ultrasonik, sensor proksimitas inframerah, scanning, triangulasi Penggunaan Sensor Jarak Ultrasonik dan Sensor Proksimitas Inframerah dengan Metode Scanning dan Triangulasi untuk Mendeteksi Furnitur dan Boneka pada KRPAI Berkaki Daniel Santoso 1, Deddy Susilo 2, Adi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1. Modul Mikrokontroler ATMega 128

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1. Modul Mikrokontroler ATMega 128 BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas teori-teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merancang navigasi robot yang menerapkan logika fuzzy. 2.1. Mikrokontroler ATMega 128 Mikrokontroler

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai bentuk perancangan mekanik robot, perangkat lunak dari algoritma pengenalan ruang robot, serta metode pengujian robot. 3.1. Perancangan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan mekanik robot, perangkat lunak dari algoritma robot, serta metode pengujian robot. 3.1. Perancangan Mekanik Robot Bagian ini

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan mekanik robot, perangkat lunak dari algoritma robot, serta metode pengujian robot. 3.1. Perancangan Mekanik Robot Bagian ini

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. bentuk api dan lapangan pertandingan pada KRPAI. Pemadam Api (Setyawan, D.E dan Prihastono, 2012) [2]

BAB II DASAR TEORI. bentuk api dan lapangan pertandingan pada KRPAI. Pemadam Api (Setyawan, D.E dan Prihastono, 2012) [2] BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas beberapa teori yang mendukung skripsi. Teori-teori yang digunakan dalam pembuatan skripsi ini terdiri dari kajian pustaka, konsep dasar sistem yang mendukung

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem

BAB III PERANCANGAN. Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras, perangkat lunak dari algoritma robot, serta metode pengujian robot. 3.1. Sistem Kontrol Robot Kontrol utama robot

Lebih terperinci

Kata kunci: Algoritma identifikasi ruang, robot berkaki enam, sensor jarak, sensor fotodioda, kompas elektronik

Kata kunci: Algoritma identifikasi ruang, robot berkaki enam, sensor jarak, sensor fotodioda, kompas elektronik Pengembangan Robot Berkaki Enam yang dapat Mengidentifikasi Ruang pada Map Kontes Robot Pemadam Api Indonesia menggunakan Algoritma Pengenalan Karakter Ruang Daniel Santoso 1, Deddy Susilo 2, Jati Wasesa

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai konsep dasar sistem, perancangan mekanik robot, perangkat lunak dari algoritma robot, serta metode pengujian robot. 2.1.Konsep Dasar Sistem

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem deteksi keberhasilan software QuickMark untuk mendeteksi QRCode pada objek yang bergerak di conveyor. Garis besar pengukuran

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI Dalam bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan pembuatan aplikasi dengan menggunakan metodologi perancangan prototyping, prinsip kerja rangkaian berdasarkan

Lebih terperinci

MOTOR DRIVER. Gambar 1 Bagian-bagian Robot

MOTOR DRIVER. Gambar 1 Bagian-bagian Robot ACTION TOOLS OUTPUT INFORMATION MEKANIK MOTOR MOTOR DRIVER CPU SISTEM KENDALI SENSOR Gambar 1 Bagian-bagian Robot Gambar 1 menunjukkan bagian-bagian robot secara garis besar. Tidak seluruh bagian ada pada

Lebih terperinci

ROBOT CERDAS BERKAKI PEMADAM API

ROBOT CERDAS BERKAKI PEMADAM API 168 Jupii: ROBOT CERDAS BERKAKI PEMADAM API ROBOT CERDAS BERKAKI PEMADAM API Keen Jupii 1), Ferry A.V. Toar 2) E-mail: te_02002@yahoo.com, toar@mail.wima.ac.id. ABSTRAK Pembuatan robot cerdas ini di latar

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada Bab III ini akan diuraikan mengenai perancangan perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk membangun sistem keamanan rumah nirkabel berbasis mikrokontroler

Lebih terperinci

ROBOT CERDAS PEMADAM API MENGGUNAKAN PING ULTRASONIC RANGE FINDER DAN UVTRON FLAME DETECTOR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 128

ROBOT CERDAS PEMADAM API MENGGUNAKAN PING ULTRASONIC RANGE FINDER DAN UVTRON FLAME DETECTOR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 128 ISSN 1412 3762 http://jurnal.upi.edu/electrans ELECTRANS, VOL.12, NO.1, MARET 2013, 29-38 ROBOT CERDAS PEMADAM API MENGGUNAKAN PING ULTRASONIC RANGE FINDER DAN UVTRON FLAME DETECTOR BERBASIS MIKROKONTROLER

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Mikrokontroler Tipe Atmega 644p

BAB II DASAR TEORI 2.1. Mikrokontroler Tipe Atmega 644p BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas beberapa teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merealisasikan sistem dan penjelasan mengenai perangkat-perangkat yang digunakan untuk merealisasikan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource,

BAB II DASAR TEORI. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource, BAB II DASAR TEORI 2.1 ARDUINO Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560 BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori penunjang yang diperlukan dalam merancang dan merealisasikan skripsi ini. Bab ini dimulai dari pengenalan singkat dari komponen elektronik utama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang, identifikasi masalah, perumusan masalah, tujuan, pembatasan masalah, spesifikasi alat, dan sistematika penulisan laporan tugas akhir. I.1 Latar

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 21 BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1 Gambaran umum Perancangan sistem pada Odometer digital terbagi dua yaitu perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perancangan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari alat akuisisi data termokopel 8 kanal. 3.1. Gambaran Sistem Alat yang direalisasikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada pengerjaan tugas akhir ini metode penelitian yang dilakukan yaitu. dengan penelitian yang dilakukan.

BAB III METODE PENELITIAN. Pada pengerjaan tugas akhir ini metode penelitian yang dilakukan yaitu. dengan penelitian yang dilakukan. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. METODE PENELITIAN Pada pengerjaan tugas akhir ini metode penelitian yang dilakukan yaitu sebagai berikut : Studi literatur, yaitu dengan mempelajari beberapa referensi yang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 31 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Air ditampung pada wadah yang nantinya akan dialirkan dengan menggunakan pompa. Pompa akan menglirkan air melalui saluran penghubung yang dibuat sedemikian

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN Pada bab ini akan dijelaskan konsep dasar sistem keamanan rumah nirkabel berbasis mikrokontroler menggunakan modul Xbee Pro. Konsep dasar sistem ini terdiri dari gambaran

Lebih terperinci

BAB II ROBOT PENYAPU LANTAI

BAB II ROBOT PENYAPU LANTAI BAB II ROBOT PENYAPU LANTAI Bab ini menjelaskan gambaran keseluruhan dari robot penyapu lantai yang akan dibuat seperti ditunjukkan Gambar 2.1. Secara fisik, robot penyapu lantai ini terdiri dari bagian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

APLIKASI ROBOT PEMADAM API DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR FLAME DETECTOR BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA8535 DAN DIDUKUNG BAHASA PEMROGRAMAN C

APLIKASI ROBOT PEMADAM API DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR FLAME DETECTOR BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA8535 DAN DIDUKUNG BAHASA PEMROGRAMAN C APLIKASI ROBOT PEMADAM API DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR FLAME DETECTOR BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA8535 DAN DIDUKUNG BAHASA PEMROGRAMAN C Haris Tri Saputra AMIK Tri Dharma Pekanbaru Email : haristrisaputra@rocketmail.com

Lebih terperinci

Perancangan Robot Pemadam Api Divisi Senior Berkaki

Perancangan Robot Pemadam Api Divisi Senior Berkaki 112 JURNAL ILMIAH SEMESTA TEKNIKA Vol. 14, No. 2, 112-116, November 2011 Perancangan Robot Pemadam Api Divisi Senior Berkaki (Robot Design Senior Division Fire Legged) LATIF HIDAYAT, ISWANTO, HELMAN MUHAMMAD

Lebih terperinci

BAB IV UJI COBA DAN ANALISIS SISTEM

BAB IV UJI COBA DAN ANALISIS SISTEM BAB IV UJI COBA DAN ANALISIS SISTEM Untuk mengetahui kehandalan dan keberhasilan dari sistem yang kita buat, maka diperlukan pengujian terhadap terhadap komponen komponen pembangun sistem terutama sensor

Lebih terperinci

BAB III ANALISA SISTEM

BAB III ANALISA SISTEM BAB III ANALISA SISTEM 3.1 Gambaran Sistem Umum Pembuka pintu otomatis merupakan sebuah alat yang berfungsi membuka pintu sebagai penganti pintu konvensional. Perancangan sistem pintu otomatis ini merupakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas teori-teori dasar yang digunakan untuk merealisasikan suatu sistem penjejak obyek bergerak. 2.1 Citra Digital Citra adalah suatu representasi (gambaran),

Lebih terperinci

BAB III TEORI PENUNJANG. Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di

BAB III TEORI PENUNJANG. Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di BAB III TEORI PENUNJANG 3.1. Microcontroller ATmega8 Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di dalamnya terkandung sebuah inti proccesor, memori (sejumlah kecil RAM, memori

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ROBOT PENGIKUT GARIS DAN PENDETEKSI HALANG RINTANG BERBASIS MIKROKONTROLER AVR SKRIPSI

RANCANG BANGUN ROBOT PENGIKUT GARIS DAN PENDETEKSI HALANG RINTANG BERBASIS MIKROKONTROLER AVR SKRIPSI 1 RANCANG BANGUN ROBOT PENGIKUT GARIS DAN PENDETEKSI HALANG RINTANG BERBASIS MIKROKONTROLER AVR SKRIPSI Oleh Wahyu Adi Nugroho NPM. 0734210306 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Masalah Dalam perancangan sistem otomatisasi pemakaian listrik pada ruang belajar berbasis mikrokontroler terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Dengan memahami konsep dasar dari sistem meteran air digital yang telah diuraikan pada bab sebelumnya yang mencakup gambaran sistem, prinsip kerja sistem dan komponen komponen

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Dalam bab ini akan dibahas mengenai proses perancangan mekanik pembersih lantai otomatis serta penyusunan rangkaian untuk merealisasikan sistem alat. Dalam hal ini

Lebih terperinci

b. Sistem Pengendali Lengan Robot dengan Interfacing Java Berbasis Atmega8535 [2] Pada jurnal ini penulis membahas mengenai sistem pengendalian

b. Sistem Pengendali Lengan Robot dengan Interfacing Java Berbasis Atmega8535 [2] Pada jurnal ini penulis membahas mengenai sistem pengendalian BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas beberapa teori yang mendukung skripsi. Teori-teori yang digunakan dalam pembuatan skripsi ini terdiri dari kajian pustaka, konsep dasar sistem yang mendukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi adalah suatu sistim yang di ciptakan dan dikembangkan untuk membantu atau mempermudah pekerjaan secara langsung atau pun secara tidak langsung baik kantor,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai beberapa hal dasar tentang bagaimana. simulasi mobil automatis dirancang, diantaranya adalah :

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai beberapa hal dasar tentang bagaimana. simulasi mobil automatis dirancang, diantaranya adalah : BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan dibahas mengenai beberapa hal dasar tentang bagaimana simulasi mobil automatis dirancang, diantaranya adalah : 1. Menentukan tujuan dan kondisi pembuatan simulasi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Dalam bab ini akan dibahas mengenai proses perancangan mekanik pintu gerbang otomatis serta penyusunan rangkaian untuk merealisasikan sistem alat. Dalam hal ini sensor

Lebih terperinci

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Diagram Blok Sistem Blok diagram dibawah ini menjelaskan bahwa ketika juri dari salah satu bahkan ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1. Smartphone Android Sony Xperia Mini st15i

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1. Smartphone Android Sony Xperia Mini st15i BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas beberapa teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merealisasikan sistem. 2.1.Kemampuan Mendasar Robot Penyerang Humanoid Soccer Selain kemampuan dasar

Lebih terperinci

FAQ KRPAI 2017 Rev.0-3 April 2017

FAQ KRPAI 2017 Rev.0-3 April 2017 FAQ KRPAI 2017 Rev.0-3 April 2017 Q: Apakah yang menjadi acuan rule KRPAI 2017? A: Trinity College Fire-Fighting Home Robot Contest (TCFFHRC) 2017 Rules V1.0, Oct16, 2016 Q: Apakah ada perbedaan antara

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini memuat hasil pengamatan dan analisis untuk mengetahui kinerja dari rangkaian. Dari rangkaian tersebut kemudian dilakukan analisis - analisis untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. mana sistem berfungsi sesuai dengan rancangan serta mengetahui letak

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. mana sistem berfungsi sesuai dengan rancangan serta mengetahui letak BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Langkah pengujian bertujuan untuk mendapatkan data-data sejauh mana sistem berfungsi sesuai dengan rancangan serta mengetahui letak kesalahan bila sistem yang dibuat ternyata

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA BAB IV Pengujian Alat dan Analisa BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA 4. Tujuan Pengujian Pada bab ini dibahas mengenai pengujian yang dilakukan terhadap rangkaian sensor, rangkaian pembalik arah putaran

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN 3.1 Perancangan Perangkat Keras ( Hardware Mikrokontroler BS2p40

BAB III PERANCANGAN 3.1 Perancangan Perangkat Keras ( Hardware Mikrokontroler BS2p40 BAB III PERANCANGAN 3.1 Perancangan Perangkat Keras (Hardware) 3.1.1 Mikrokontroler BS2p40 Kemudahan dalam pengembangan program karena menggunakan bahasa tingkat tinggi menjadi faktor utama dalam pemilihan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dijelaskan tentang pengujian dimensi robot, algoritma dari robot yang telah dibuat dan analisis mengenai kinerja dari algoritma tersebut. 4.1. Pengujian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Dalam bab ini akan dibahas mengenai prinsip kerja rangkaian yang disusun untuk merealisasikan sistem alat, dalam hal ini Bluetooth sebagai alat komunikasi penghubung

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 RANCANGAN PERANGKAT KERAS 3.1.1. DIAGRAM BLOK SISTEM Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem Thermal Chamber Mikrokontroler AT16 berfungsi sebagai penerima input analog dari sensor

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan dan Implementasi Pemotong Rumput Lapangan Sepakbola Otomatis dengan Sensor Garis dan Dinding ini, terdapat beberapa masalah

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN Gambaran Alat

BAB III PERANCANGAN Gambaran Alat BAB III PERANCANGAN Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai perancangan dan realisasi sistem bagaimana kursi roda elektrik mampu melaksanakan perintah suara dan melakukan pengereman otomatis apabila

Lebih terperinci

Tutorial Eagle. Berikut jendela baru

Tutorial Eagle. Berikut jendela baru Tutorial Eagle 1. Membuat schematic baru Buka eagle yang sudah diinstal, kemudian buat new schematic dengan klik file new schematic - maka akan muncul window baru tempat menggambar schematic Berikut jendela

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Bab ini membahas tentang teori atau hukum rangkaian elektronika dan teori komponen komponen yang digunakan sebagai alat bantu atau penunjang pada proses analisa Photodioda. Pembahasan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik robot. Sedangkan untuk pembuatan perangkat

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C.

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C. BAB II DASAR TEORI 2.1 ARDUINO Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang.

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas tentang perancangan sistem yang dibuat dimana diantaranya terdiri dari penjelasan perancangan perangkat keras, perancangan piranti lunak dan rancang bangun

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O, dimana

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O, dimana BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino Uno R3 adalah papan pengembangan mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

Lebih terperinci

PROTOTIPE PENGEREMAN OTOMATIS UNTUK MOBIL LISTRIK

PROTOTIPE PENGEREMAN OTOMATIS UNTUK MOBIL LISTRIK PROTOTIPE PENGEREMAN OTOMATIS UNTUK MOBIL LISTRIK Noer Soedjarwanto 1, Osea Zebua 2 Abstrak Teknologi transportasi dengan menggunakan energi listrik semakin berkembang. Mobil listrik semakin banyak digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1PHOTODIODA Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1PHOTODIODA Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1PHOTODIODA Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan dioda biasa, komponen elektronika ini akan mengubah cahaya menjadi arus listrik. Cahaya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelah pembuatan modul maka perlu dilakukan pendataan melalui proses

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelah pembuatan modul maka perlu dilakukan pendataan melalui proses BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Dan Pengukuran Setelah pembuatan modul maka perlu dilakukan pendataan melalui proses pengujian dan pengukuran. Tujuan dari pengujian dan pengukuran yaitu mengetahui

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Identifikasi Kebutuhan Proses pembuatan alat penghitung benih ikan ini diperlukan identifikasi kebutuhan terhadap sistem yang akan dibuat, diantaranya: 1. Perlunya rangkaian

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam perancangan dan implementasi wajah animatronik berbasis mikrokontroler ini menggunakan beberapa metode rancang bangun yang pembuatannya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kepustakaan dan

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kepustakaan dan BAB III MEODE PENELIIAN DAN PERANCANGAN SISEM 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah studi kepustakaan dan penelitian laboratorium. Studi kepustakaan dilakukan sebagai penunjang

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA 4.1 Tujuan Tujuan dari pengujian alat pada tugas akhir ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kinerja sistem yang telah dibuat dan untuk mengetahui penyebabpenyebab ketidaksempurnaan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini dibahas tentang pembuatan dan pengujian komponenkomponen sensor pada konveyor berbasis Mikrokontroler Arduino Uno. Pembahasan meliputi pembuatan sistem mekanik, pembuatan

Lebih terperinci

Tachometer Berbasis Mikrokontroler AT Mega 8 Dilengkapi dengan Mode Hold

Tachometer Berbasis Mikrokontroler AT Mega 8 Dilengkapi dengan Mode Hold Seminar Tugas Akhir Juni 06 Tachometer Berbasis Mikrokontroler AT Mega 8 Dilengkapi dengan Mode Hold (Tera Hanifah Al Islami, Andjar Pudji, Triana Rahmawati ) ABSTRAK Tachometer adalah suatu alat ukur

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Definisi Perancangan Perancangan adalah proses menuangkan ide dan gagasan berdasarkan teoriteori dasar yang mendukung. Proses perancangan dapat dilakukan dengan cara pemilihan

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER Yoyo Somantri dan Egi Jul Kurnia

MIKROKONTROLER Yoyo Somantri dan Egi Jul Kurnia MIKROKONTROLER Yoyo Somantri dan Egi Jul Kurnia Mikrokontroler Mikrokontroler adalah sistem komputer yang dikemas dalam sebuah IC. IC tersebut mengandung semua komponen pembentuk komputer seperti CPU,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras Pada bab ini menjelaskan perangkat keras yang digunakan dalam membuat tugas akhir ini. Perangkat keras yang digunakan terdiri dari modul Arduino

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik robot. Sedangkan untuk pembuatan perangkat

Lebih terperinci

EMDEDDED ARRAY SENSOR UNTUK LINE FOLLOWING ROBOT

EMDEDDED ARRAY SENSOR UNTUK LINE FOLLOWING ROBOT Seminar Mesin elektrik dan elektronika daya(smed) 2005 hal IA-3 EMDEDDED ARRAY SENSOR UNTUK LINE FOLLOWING ROBOT Akhmad Hendriawan Jurusan Teknik Elektronika Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Kampus

Lebih terperinci

SISTEM PENGHITUNG JUMLAH BARANG OTOMATIS DENGAN SENSOR ULTRASONIK

SISTEM PENGHITUNG JUMLAH BARANG OTOMATIS DENGAN SENSOR ULTRASONIK SISTEM PENGHITUNG JUMLAH BARANG OTOMATIS DENGAN SENSOR ULTRASONIK Christoforus Yohannes Staf Pengajar Teknik Elektro Universitas Hasanuddin, Makassar ABSTRAK Pada penelitian ini akan dirancang sebuah counter

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS 3.1. Pendahuluan Perangkat pengolah sinyal yang dikembangkan pada tugas sarjana ini dirancang dengan tiga kanal masukan. Pada perangkat pengolah sinyal

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. AVR(Alf and Vegard s Risc processor) ATMega32 merupakan 8 bit mikrokontroler berteknologi RISC (Reduce Instruction Set Computer).

BAB II DASAR TEORI. AVR(Alf and Vegard s Risc processor) ATMega32 merupakan 8 bit mikrokontroler berteknologi RISC (Reduce Instruction Set Computer). BAB II DASAR TEORI Bab ini menjelaskan konsep dan teori dasar yang mendukung perancangan dan realisasi sistem. Penjelasan ini meliputi mikrokontroler AVR, perangkat sensor, radio frequency, RTC (Real Time

Lebih terperinci

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 Dwisnanto Putro, S.T., M.Eng. MIKROKONTROLER AVR Jenis Mikrokontroler AVR dan spesifikasinya Flash adalah suatu jenis Read Only Memory yang biasanya diisi dengan program

Lebih terperinci

Vol.15 No.2. Agustus 2013 Jurnal Momentum ISSN : X RANCANG BANGUN ROBOT SOLVING MAZE DENGAN ALGORITMA DEPTH FIRST SEARCH

Vol.15 No.2. Agustus 2013 Jurnal Momentum ISSN : X RANCANG BANGUN ROBOT SOLVING MAZE DENGAN ALGORITMA DEPTH FIRST SEARCH RANCANG BANGN ROBOT SOVING MAZE DENGAN AGORITMA DEPTH FIRST SEARCH Yultrisna ST.,MT*), Andi Syofian ST.,MT**) *)Politeknik niversitas Andalas Padang **)Institut Teknologi Padang ABSTRAK Robot Solving Maze

Lebih terperinci

PERANCANGAN ROBOT OKTAPOD DENGAN DUA DERAJAT KEBEBASAN ASIMETRI

PERANCANGAN ROBOT OKTAPOD DENGAN DUA DERAJAT KEBEBASAN ASIMETRI Asrul Rizal Ahmad Padilah 1, Taufiq Nuzwir Nizar 2 1,2 Jurusan Teknik Komputer Unikom, Bandung 1 asrul1423@gmail.com, 2 taufiq.nizar@gmail.com ABSTRAK Salah satu kelemahan robot dengan roda sebagai alat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari modifikasi kelistrikan pada kendaraan bermotor, perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan tentang perancangan dari perangkat keras dan perangkat lunak pada alat ini. Dimulai dengan uraian tentang perangkat keras dilanjutkan dengan uraian

Lebih terperinci

BAB III MIKROKONTROLER

BAB III MIKROKONTROLER BAB III MIKROKONTROLER Mikrokontroler merupakan sebuah sistem yang seluruh atau sebagian besar elemennya dikemas dalam satu chip IC, sehingga sering disebut single chip microcomputer. Mikrokontroler merupakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pengerjaan tugas akhir ini bertempat di laboratorium Terpadu Teknik Elektro

III. METODE PENELITIAN. Pengerjaan tugas akhir ini bertempat di laboratorium Terpadu Teknik Elektro III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Pengerjaan tugas akhir ini bertempat di laboratorium Terpadu Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung pada bulan Desember 2013 sampai

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI AREA PARKIR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 16

SISTEM INFORMASI AREA PARKIR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 16 SISTEM INFORMASI AREA PARKIR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 16 Alfa Anindita. [1], Sudjadi [2], Darjat [2] Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Semarang Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus UNDIP Tembalang,

Lebih terperinci

Tugas Akhir PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK PADA KENDARAAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 OLEH : PUTU TIMOR HARTAWAN

Tugas Akhir PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK PADA KENDARAAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 OLEH : PUTU TIMOR HARTAWAN Tugas Akhir PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK PADA KENDARAAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNDIKSHA OLEH : PUTU TIMOR HARTAWAN

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat pengukur tinggi bensin pada reservoir SPBU. Dalam membuat suatu sistem harus dilakukan analisa mengenai

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM. didapat suatu sistem yang dapat mengendalikan mobile robot dengan PID

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM. didapat suatu sistem yang dapat mengendalikan mobile robot dengan PID BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM Pada bab ini akan dibahas hasil analisa pengujian yang telah dilakukan, pengujian dilakukan dalam beberapa bagian yang disusun dalam urutan dari yang sederhana menuju

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN. Gambar 4. 1 Blok Diagram Alarm Rumah.

BAB IV PERANCANGAN. Gambar 4. 1 Blok Diagram Alarm Rumah. BAB IV PERANCANGAN 4.1 Perancangan Sebelum melakukan implementasi diperlukan perancangan terlebih dahulu untuk alat yang akan di buat. Berikut rancangan alat Alarm rumah otomatis menggunakan mikrokontroler

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource,

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource, BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN 2.1 Arduino Uno R3 Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik

Lebih terperinci

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535 3 PENERAPAN FILM Ba 0,55 Sr 0,45 TiO 3 (BST) SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535 23 Pendahuluan Indonesia sebagai negara agraris

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Pendahuluan Dalam bab ini akan dibahas pembuatan seluruh sistem perangkat dari Sistem Interlock pada Akses Keluar Masuk Pintu Otomatis dengan Identifikasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam perancangan instrumen elektrik drum menggunakan sensor infrared berbasis mikrokontroler ini menggunakan beberapa metode rancang bangun yang

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan BAB III PEMBUATAN ALAT 3.. Pembuatan Dalam pembuatan suatu alat atau produk perlu adanya sebuah rancangan yang menjadi acuan dalam proses pembuatanya, sehingga kesalahan yang mungkin timbul dapat ditekan

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan diuraikan tentang proses pengujian sistem yang meliputi pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun secara keseluruhan, dan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM. Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM. Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja sistem, baik secara keseluruhan ataupun kinerja dari bagian-bagian sistem pendukung. Perancangan

Lebih terperinci