KATA PENGANTAR. prestasi kerja yang telah diwujudkan oleh jajaran Direktorat Rumah Swadaya.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA PENGANTAR. prestasi kerja yang telah diwujudkan oleh jajaran Direktorat Rumah Swadaya."

Transkripsi

1

2 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia dan rahmatnya Laporan Kinerja Direktorat Rumah Swadaya Tahun 2016 dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Suatu tata pemerintahan yang baik membutuhkan adanya penerapan prinsip-prinsip transparansi dan akuntabilitas. Sebagai perwujudan dua prinsip tersebut, Direktorat Rumah Swadaya telah menerapkan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang bermuara pada Laporan Kinerja sebagai cerminan kinerja yang diwujudkan pada setiap akhir tahun anggaran. Laporan Kinerja Direktorat Rumah Swadaya Tahun 2016 disusun dalam rangka memenuhi Perpres No. 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, sebagai wujud pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi sesuai visi dan misi Direktorat Rumah Swadaya dalam kurun waktu tahun Laporan ini disajikan untuk memberikan gambaran terperinci tentang pelaksanaan tugas dan informasi terkait capaian kinerja berdasarkan target kinerja yang ditetapkan untuk periode Tahun 2016, yang mencakup keberhasilan maupun hambatan yang kami dialami. Dengan harapan pihak-pihak yang berkepentingan dengan Direktorat Rumah Swadaya dapat memperoleh gambaran tentang prestasi kerja yang telah diwujudkan oleh jajaran Direktorat Rumah Swadaya. Di masa mendatang Direktorat Rumah Swadaya akan melakukan berbagai langkah untuk lebih menyempurnakan pelaporan ini agar prinsip transparansi dan akuntabilitas yang ingin diwujudkan bersama dapat tercapai dan pada akhirnya dapat menciptakan good governance di lingkungan Direktorat Rumah Swadaya khususnya dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pada umumnya. Tingkat pencapaian sasaran dan tujuan serta hasil yang diperoleh pada tahun 2016 berorientasi pada pencapaian visi dan misi yang telah ditetapkan serta mengacu kepada kebijakan pemerintah dalam rangka percepatan program pembangunan rumah swadaya. Keberhasilan pada Tahun 2016 dan target RPJMN tahun dapat dijadikan tolok ukur dalam penetapan kebijakan pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat kedepannya. Laporan Kinerja Direktorat Rumah Swadaya Tahun 2016 ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada seluruh jajaran organisasi dalam melakukan berbagai langkah perbaikan yang diperlukan guna meningkatkan kinerja di masa mendatang. Demikian Laporan Kinerja ini dibuat, kami ucapkan terima kasih atas semua pihak yang telah membantu Direktorat Rumah Swadaya untuk mencapai kinerja saat ini. Jakarta, Januari 2017 Direktur Rumah Swadaya i Johny F.S. Subrata NIP T

3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GRAFIK... iv DAFTAR DIAGRAM... v DAFTAR GAMBAR... v BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Struktur Organisasi Isu Strategis Sistematika Penyajian BAB II PERENCANAAN KINERJA Rencana Strategis Direktorat Rumah Swadaya Tahun Perjanjian Kinerja Tahun Metode Pengukuran Target Direktorat Rumah Swadaya Tahun BAB III KAPASITAS ORGANISASI Sumber Daya Manusia Sarana dan Prasarana DIPA Tahun BAB IV AKUNTABILITAS KINERJA Capaian Kinerja Organisasi Perbandingan Kinerja Organisasi Analisis Kinerja Organisasi Efisiensi dan Efektivitas Evaluasi Manfaat BAB V PENUTUP Permasalahan Langkah Ke Depan ii T

4 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Sasaran Penunjang dan Uraian Kegiatan Direktorat Rumah Swadaya Tabel 2.2 Rencana Penanganan BSPS Tahun Berdasarkan RPJMN Tabel 2.3 Rencana Penanganan BSPS Tahun Sesuai Dengan Kemampuan Anggaran. 21 Tabel 2.4 Kegiatan Pemberdayaan Perumahan Swadaya Sesuai RPJMN Tabel 2.5 Perjanjian Kinerja Direktorat Rumah Swadaya Tahun Tabel 2.6 Pengukuran Kinerja Tabel 2.7 Indikator Kinerja Ditjen Penyediaan Perumahan Tabel 2.8 Target Fisik Pembangunan Rumah Swadaya Tahun 2016 Sesuai Renstra Es. II Tabel 2.9 Target Fisik Pembangunan Rumah Swadaya Tahun 2016 Sesuai PK Tahun Tabel 3.1 Daftar PNS Satker Direktorat Rumah Swadaya Tabel 3.2 Daftar Non-PNS Satker Direktorat Rumah Swadaya Tabel 3.3 Daftar PNS dan Non-PNS SatkerPengembangan Rumah Swadaya Strategis Tabel 3.4 Daftar Alat Pendukung Pada BMN T.A Tabel 3.5 DIPA Satker Direktorat Rumah Swadaya Tahun Tabel 3.6 DIPA Satker Pengembangan Rumah Swadaya Strategis Tahun Tabel 3.7 DIPA PPK Rumah Swadaya di SNVT Provinsi Tahun Tabel 4.1 Perjanjian Kinerja Direktorat Rumah Swadaya Tahun Tabel 4.2 Output Kegiatan Subdit Perencanaan Teknis dan Standardisasi Tabel 4.3 Output Kegiatan Subdit Fasilitasi Pendataan dan Verifikasi Tabel 4.4 Rekapitulasi Data RTLH Nasional Tabel 4.5 Rasio Perbandingan Total Rekapitulasi RTLH Terhadap Total BDT Tabel 4.6 Informasi Backlog Berdasarkan Segmentasi BDT RTLH Tabel 4.7 Alokasi Penanganan RTLH Tahun Tabel 4.8 Alokasi Penanganan RTLH Tahun Tabel 4.9 Peningkatan Kualitas Dengan Pelaksanaan Melalui Satuan Kerja Strategis Tabel 4.10 Output Kegiatan Subdit Pelaksanaan Bantuan Rumah Swadaya Tabel 4.11 Besaran Dana Bantuan Pembangunan Baru untuk 8 lokasi studi Tabel 4.12 Besaran Bantuan Peningkatan Kualitas untuk 8 Lokasi Studi Tabel 4.13 Permasalahan dan Tindak Lanjut dalam Pelaksanaan BSPS Tahun Tabel 4.14 Output Kegiatan Subdit Pemberdayaan dan Kemitraan iii

5 Tabel 4.15 Output Kegiatan Layanan Manajerial Rumah Swadaya Tabel 4.16 Jadwal Penyusunan Laporan Kinerja Direktorat Rumah Swadaya TA Tabel 4.17 Target dan Realisasi BSPS T.A Tabel 4.18 Jumlah SK BSPS T.A Tabel 4.19 Realisasi Pembangunan Baru Rumah Swadaya TA iii Tabel 4.20 Rincian Realisasi Pembangunan Baru Rumah Swadaya TA Tabel 4.21 Realisasi Peningkatan Kualitas Rumah Swadaya Strategis TA Tabel 4.22 Rincian Realisasi Peningkatan Kualitas Rumah Swadaya Strategis TA Tabel 4.23 Rincian Realisasi Peningkatan Kualitas Rumah Swadaya di SNVT TA Tabel 4.24 Realisasi Anggaran Seluruh Satker di Direktorat Rumah Swadaya TA Tabel 4.25 Realisasi Anggaran Satker Direktorat Rumah Swadaya TA Tabel 4.26 Realisasi Anggaran Satker Pengembangan Rumah Swadaya Strategis TA Tabel 4.27 Realisasi Anggaran PPK Rumah Swadaya di SNVT Provinsi TA Tabel 4.28 Perbandingan Realisasi Tahun 2015 dan Tahun DAFTAR GRAFIK Grafik 4.1 Grafik Rekapitulasi Data RTLH Nasional Grafik 4.2 Persentase Rumah Tangga yang Menghuni Rumah dan Lahan Milik Orang Lain Grafik 4.3 Segmentasi Berdasarkan Usia Kepala Keluarga Grafik 4.4 Segmentasi Berdasarkan Jenis Kelamin Kepala Keluarga Grafik 4.5 Realisasi Pembangunan Baru Rumah Swadaya TA Grafik 4.6 Realisasi Peningkatan Kualitas Rumah Swadaya TA Grafik 4.7 Realisasi Anggaran Seluruh Satker di Direktorat Rumah Swadaya TA Grafik 4.8 Realisasi Anggaran Satker Direktorat Rumah Swadaya TA Grafik 4.9 Realisasi Anggaran Satker Pengembangan Rumah Swadaya Strategis TA Grafik 4.10 Realisasi Anggaran PPK Rumah Swadaya di SNVT Provinsi TA iii iv

6 DAFTAR DIAGRAM Diagram 3.1 Jumlah SDM Direktorat Rumah Swadaya Sceara Keseluruhan Diagram 3.2 Tingkat Pendidikan PNS di Lingkungan Direktorat Rumah Swadaya Diagram 3.3 Tingkat Pendidikan Non PNS di Lingkungan Direktorat Rumah Swadaya DAFTAR GAMBAR iv Gambar 1.1 Kondisi Rumah Tidak Layak Huni di Indonesia... 2 Gambar 1.2 Struktur Organisasi Satuan Kerja Direktorat Rumah Swadaya... 4 Gambar 1.3 Struktur Organisasi Satuan Kerja Pengembangan Rumah Swadaya Strategis... 7 Gambar 1.4 Struktur Organisasi SNVT di Tingkat Provinsi Gambar 3.1 DIPA Satuan Kerja Direktorat Rumah Swadaya TA Gambar 3.2 DIPA Satuan Kerja Pengembangan Rumah Swadaya Strategis TA Gambar 4.1 Sertifikat Uji Coba Fasilitator Gambar 4.2 Laporan Kinerja Direktorat Rumah Swadaya TA Gambar 4.3 Peta Sebaran Realisasi BSPS TA Gambar 4.4 Mekanisme Penyaluran BSPS TA v

7

8

9 Laporan Kinerja Direktorat Rumah Swadaya Tahun Anggaran 2016 merupakan perwujudan dari akuntabilitas pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat Rumah Swadaya dalam mendukung terwujudnya good governance berdasarkan peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Selain itu, Laporan Kinerja Direktorat Rumah Swadaya juga merupakan pertanggungjawaban atas visi dan misi yang dijabarkan dalam Rencana Strategis yang mengacu pada RPJMN Tahun dan Renstra Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun Untuk mencapai visi dan misi tersebut, Direktorat Rumah Swadaya mempunyai dua sasaran strategis yang terdapat dalam Perjanjian Kinerja Direktorat Rumah Swadaya Tahun 2016 sebagai berikut: 1. Sasaran Strategis 1 : Keswadayaan masyarakat untuk peningkatan kualitas dan pembangunan rumah/hunian yang layak dan terjangkau bagi MBR dalam lingkungan yang aman, sehat, teratur, dan serasi. 2. Sasaran Strategis 2 : Pembangunan rumah dan peningkatan kualitas rumah swadaya. Secara umum, capaian kinerja dari sasaran I telah mencapai target yaitu 100%. Sedangkan, capaian kinerja dari sasaran II yaitu terbangunnya rumah swadaya dalam bentuk Pembangunan Baru mencapai 100,7% (1.007 unit) dan Peningkatan Kualitas yang mencapai 103,5% ( unit) yang artinya telah melampaui target dan dapat dikategorikan dalam nilai AA (Sangat Memuaskan). Untuk capaian kinerja keuangan mencapai 94,83% dan dapat dikategorikan dalam nilai AA (Sangat Memuaskan). Dalam melaksanakan kegiatan Direktorat Rumah Swadaya yang salah satunya adalah kegiatan BSPS, konsep BSPS tersebut perlu dipahami oleh seluruh masyarakat maupun stakeholder yang terlibat dalam pelaksanaan tersebut. Koordinasi dan kerjasama yang intensif dengan para pemangku kepentingan baik di pusat maupun daerah perlu lebih

10 ditingkatkan, sehingga kegiatan BSPS dapat berjalan dengan baik, tepat sasaran, dan tepat waktu. Segala upaya perlu ditingkatkan dalam rangka meningkatkan kinerja organisasi dimasa yang akan datang sehingga diharapkan Direktorat Rumah Swadaya senantiasa dapat menjadi Unit Kerja Eselon II dengan performa tinggi (high performance unit) di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat secara umum dan Direktorat Jenderal penyediaan Perumahan pada khususnya. 01

11

12

13 02 PERENCANAAN KINERJA 03 KAPASITAS ORGANISASI AKUNTABILITAS KINERJA 05 PENUTUP 1.1. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance) memerlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil, bersih dan bertanggung jawab. Dalam rangka mendorong hal tersebut, diperlukan penyelenggaraan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang terintegrasi dari sistem perencanaan, penganggaran, pelaksanaan serta evaluasi kinerja dan kegiatan yang kemudian dituangkan dalam Laporan Kinerja (LapKin). LapKin disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsi yang telah diamanatkan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan seluruh sumber dayanya, meliputi Sumber Daya Manusia, sarana dan prasarana serta anggaran. Selain itu LapKin juga disusun untuk memperoleh ukuran keberhasilan dari pencapaian suatu tujuan dan sasaran strategis organisasi yang digunakan untuk perbaikan kinerja yang akan datang. Sebagaimana diamanatkan dalam pasal 28 H Amandemen UUD 1945, rumah merupakan salah satu hak dasar rakyat, oleh karena itu setiap warga negara berhak untuk mendapatkan tempat tinggal dan lingkungan hidup yang baik, sehat, nyaman, dan aman. Selain berfungsi sebagai hunian atau tempat tinggal rumah juga berfungsi sebagai sarana pembinaan keluarga yang mendukung perikehidupan, sebagai pusat pendidikan keluarga, persemaian budaya, dan penyiapan generasi muda serta sebagai pencerminan diri pribadi dalam upaya peningkatan taraf hidup, pembentukan watak, karakter, dan kepribadian bangsa. BAB I PENDAHULUAN Direktorat Rumah Swadaya merupakan unit Kerja Eselon II yang berada di bawah unit organisasi Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan dan dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh 3 (tiga) Satuan Kerja Direktorat Rumah Swadaya, Satuan Kerja Pengembangan Rumah Swadaya Strategis dan Satuan Kerja Non Vertikal di tingkat provinsi. Untuk menunjang tugas pokok dan fungsi dalam penyelenggaraannya selama periode Kabinet Kerja dari Tahun , Direktorat Rumah Swadaya didukung dengan sejumlah dana 1 T

14 02 PERENCANAAN KINERJA 03 KAPASITAS ORGANISASI AKUNTABILITAS KINERJA 05 PENUTUP telah menerapkan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang bermuara pada Laporan Kinerja sebagai cerminan kinerja yang diwujudkan pada setiap akhir tahun anggaran. Hal tersebut berdasarkan pada Peraturan Presiden No. 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan setiap Instansi Pemerintah sebagai unsur penyelenggara negara untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaaan tugas dan fungsinya. Sebagai tindak lanjut atas amanat Perpres No. 29 Tahun 2014, MenPanRB mengatur tata cara penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dengan diterbitkannya Permenpan No. 12 Tahun 2015 mengenai petunjuk teknis perjanjian kinerja, pelaporan kinerja dan tata cara reviu atas Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Menurut data statistik sebagian besar masyarakat membangun rumahnya secara swadaya, artinya perumahan swadaya menjadi tumpuan sebagian besar rakyat Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2014 terdapat 3,4 juta unit Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) dan pada tahun 2015 berkurang menjadi 2,51 juta unit RTLH (Berdasarkan data BPS Tahun 2015). Sedangkan, berdasarkan konsep kepemilikan, backlog perumahan pada tahun 2014 sebesar 13,5 juta unit dan pada tahun 2016 berkurang menjadi 11,4 juta unit (Sumber: Perpres No.2 Tahun 2015 tentang RPJMN ). Berdasarkan konsep penghunian, backlog perumahan sebesar 7,6 juta unit. Artinya, terdapat sekitar 5,9 juta keluarga yang sudah menghuni di rumah yang bukan miliknya (sewa). (Sumber: Perpres No.2 Tahun 2015 tentang RPJMN ). 1 Gambar 1.1 Kondisi Rumah Tidak Layak Huni di Indonesia T

15 02 PERENCANAAN KINERJA 03 KAPASITAS ORGANISASI AKUNTABILITAS KINERJA 05 PENUTUP Dalam proses pembangunan rumah swadaya yang layak huni khususnya bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), diwujudkan dengan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) yang telah dilaksanakan sejak tahun 2006 sampai dengan tahun 2016 dan mengalami perubahan kebijakan sebanyak empat kali, yaitu Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 08 tahun 2006, Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 14 tahun 2011, Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 06 tahun 2013, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 39 tahun 2015, dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 13 Tahun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat telah menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 13/PRT/M/2016 yang mengatur tentang Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya yang diharapkan dapat mendorong Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) untuk memiliki rumah layak huni serta lingkungan yang aman yang dibangun dalam bentuk pembangunan rumah baru atau peningkatan kualitas KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI 1. Kedudukan Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor: 15/PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Direktorat Rumah Swadaya merupakan unit kerja di bawah unit organisasi Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan dan bertanggung jawab kepada Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. 2. Tugas Pokok Direktorat Rumah Swadaya mempunyai tugas menyiapkan perumusan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang rumah swadaya. 3. Fungsi Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Rumah Swadaya menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang rumah swadaya; b. Koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang rumah swadaya; 3 T

16 02 PERENCANAAN KINERJA 03 KAPASITAS ORGANISASI AKUNTABILITAS KINERJA 05 PENUTUP c. Pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan dibidang rumah swadaya, dan d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat STRUKTUR ORGANISASI Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat merupakan penggabungan (merger) dua Kementerian, yaitu Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian Perumahan Rakyat. Oleh karena itu dalam penyusunan kelembagaan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat selain memperhatikan hal tersebut diatas juga mengacu pada Undangundang No. 39 tahun 2008 tentang Kementerian Negara. Peraturan Presiden No. 165 tahun 2014 tentang Penataan Tugas dan Fungsi Kabinet Kerja, dan Keputusan Presiden No. 121/P tahun 2014 tentang Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode Untuk melaksanakan tugas pokok fungsi berdasarkan peraturan tersebut, Direktorat Rumah Swadaya dibantu oleh 3 (tiga) Satuan Kerja, yaitu: 1. Satuan Kerja Direktorat Rumah Swadaya Struktur Organisasi Satker yang ada di Direktorat Rumah Swadaya adalah sebagai berikut: Gambar 1.2 Struktur Organisasi Satker Direktorat Rumah Swadaya Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 15/PRT/M/ T

17 02 PERENCANAAN KINERJA 03 KAPASITAS ORGANISASI AKUNTABILITAS KINERJA 05 PENUTUP Satuan Kerja Direktorat Rumah Swadaya terdiri dari lima (5) Sub Direktorat dan satu (1)_Sub Bagian: a. Sub Direktorat Perencanaan Teknik dan Standardisasi Sub Direktorat Perencanaan Teknik dan Standardisasi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perencanaan teknik bantuan penyediaan rumah swadaya serta penyusunan standar rumah swadaya. Dalam melaksanakan tugasnya Sub Direktorat Perencanaan Teknik dan Standardisasi menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan perencanaan teknik dan program bantuan penyediaan rumah swadaya dan b. penyiapan penyusunan standar rumah swadaya dan penyiapan standar bantuan penyediaan rumah swadaya. b. Sub Direktorat Fasilitasi Pendataan dan Verifikasi Sub Direktorat Fasilitasi Pendataan dan Verifikasi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan fasilitasi pendataan dan verifikasi data backlog rumah swadaya dan Rumah Tidak Layak Huni. Dalam melaksanakan tugasnya Sub Direktorat Fasilitasi Pendataan dan Verifikasi menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan bahan fasilitasi pendataan backlog rumah swadaya dan Rumah Tidak Layak Huni dan b. penyiapan bahan verifikasi data backlog rumah swadaya dan Rumah Tidak Layak Huni. c. Sub Direktorat Fasilitasi Pemberdayaan dan Kemitraan Sub Direktorat Fasilitasi Pemberdayaan dan Kemitraan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan fasilitasi pemberdayaan masyarakat hasil pendataan dan fasilitasi akses kemitraan untuk mendapat bantuan penyediaan rumah swadaya. Dalam melaksanakan tugasnya Sub Direktorat Fasilitasi Pemberdayaan dan Kemitraan menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan fasilitasi peningkatan keswadayaan masyarakat hasil pendataan backlog rumah swadaya dan Rumah Tidak Layak Huni termasuk penyiapan fasilitasi 5 T

18 02 PERENCANAAN KINERJA 03 KAPASITAS ORGANISASI AKUNTABILITAS KINERJA 05 PENUTUP penyertifikatan hak atas tanah milik calon penerima bantuan penyediaan rumah swadaya dan b. penyiapan fasilitasi akses kemitraan untuk mendapat bantuan penyediaan rumah swadaya. d. Sub Direktorat Pelaksanaan Bantuan Stimulan Sub Direktorat Pelaksanaan Bantuan Stimulan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan fasilitasi pelaksanaan bantuan stimulan penyediaan rumah swadaya. Dalam melaksanakan tugasnya Sub Direktorat Pelaksanaan Bantuan Stimulan menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan fasilitasi penerima bantuan dalam pelaksanaan bantuan stimulan penyediaan rumah swadaya dan b. penyiapan fasilitasi pendampingan pelaksanaan bantuan stimulan penyediaan rumah swadaya. e. Sub Direktorat Pemantauan dan Evaluasi Sub Direktorat Pemantauan dan Evaluasi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan dan pemanfaatan fasilitasi dan bantuan stimulan penyediaan rumah swadaya. Dalam melaksanakan tugasnya Sub Direktorat Pemantauan dan Evaluasi menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan pemantauan pelaksanaan bantuan stimulan penyediaan rumah swadaya dan b. penyiapan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan bantuan stimulan penyediaan rumah swadaya. f. Subbagian Tata Usaha Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan pelaksanaan urusan kepegawaian, keuangan, perlengkapan, rumah tangga, administrasi barang milik negara, tata naskah dinas, dan kearsipan serta menyiapkan bahan pelaksanaan pelayanan kepada pimpinan dalam rangka mendukung kinerja pimpinan dan melakukan kegiatan penatausahaan pimpinan. 6 T

19 02 PERENCANAAN KINERJA 03 KAPASITAS ORGANISASI AKUNTABILITAS KINERJA 05 PENUTUP 2. Satuan Kerja Pengembangan Rumah Swadaya Strategis Struktur Organisasi Satuan Kerja Pengembangan Rumah Swadaya Strategis adalah sebagai berikut: KEPALA SATUAN KERJA PENGEMBANGAN RUMAH SWADAYA STRATEGIS PPK PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PPK RUMAH SWADAYA BENDAHARA PENGELUARAN PP - SPM JABATAN FUNGSIONAL UMUM A. Kepala Satuan Kerja Tugas : a. Menyusun DIPA; Gambar 1.3 Struktur Organisasi Satuan Kerja Pengembangan Rumah Swadaya Strategis b. Menetapkan panitia/pejabat yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan dan pengelola anggaran/keuangan; c. Menetapkan rencana pelaksanaan kegiatan dan rencana penarikan dana; d. Memberikan supervisi dan konsultansi dalam pelaksanaan kegiatan dan penarikan dana; e. Mengawasi penatausahaan dokumen dan transaksi yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan dan anggaran, dan f. Menyusun laporan keuangan dan kinerja atas pelaksanaan anggaran sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 7 T

20 02 PERENCANAAN KINERJA 03 KAPASITAS ORGANISASI AKUNTABILITAS KINERJA 05 PENUTUP B. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Tugas: a. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan dan rencana penarikan dana berdasarkan DIPA meliputi: 1) Menyusun jadwal waktu pelaksanaan kegiatan termasuk rencana penarikan dananya; 2) Menyusun perhitungan kebutuhan UP/TUP sebagai dasar pembuatan SPP-UP/TUP; 3) Mengusulkan revisi POK/DIPA kepada KPA. b. Menerbitkan surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa c. Membuat, menandatangani dan melaksanakan perjanjian/kontrak dengan Penyedia Barang/Jasa; d. Melaksanakan kegiatan swakelola; e. Memberitahukan kepada kuasa BUN atas perjanjian/kontrak yang dilakukannya; f. Mengendalikan pelaksanaan perjanjian/kontrak meliputi: 1) Menetapkan rencana pelaksanaan pengadaan barang/jasa; 2) Memastikan terpenuhinya kewajiban pembayaran kepada Negara oleh pihak yang mempunyai hak tagih kepada Negara; 3) Memastikan ketepatan jangka waktu penyelesaian tagihan kepada Negara; 4) Menetapkan besaran uang muka yang akan dibayarkan kepada penyedia barang/jasa untuk: Mobilisasi alat dan tenaga kerja; Pembayaran uang tanda jadi kepada pemasok barang/material; dan/atau Persiapan teknis lain yang diperlukan bagi pelaksanaan pengadaan barang/jasa. g. Menguji dan menandatangani surat bukti mengenai hak tagih kepada Negara, pengujian dilakukan terhadap: 1) Kebenaran materiil dan keabsahan surat-surat bukti mengenai hak tagih kepada Negara; dan/atau 2) Kebenaran dan keabsahan dokumen/surat keputusan yang menjadi persyaratan/kelengkapan pembayaran belanja pegawai; 3) Syarat-syarat kebenaran dan keabsahan jaminan uang muka; 8 T

21 02 PERENCANAAN KINERJA 03 KAPASITAS ORGANISASI AKUNTABILITAS KINERJA 05 PENUTUP 4) Tagihan uang muka berupa besaran uang muka yang dapat dibayarkan sesuai kelengkapan dokumen tagihan; 5) Kebenaran perhitungan tagihan; 6) Kebenaran data pihak yang berhak menerima pembayaran atas beban APBN; 7) Kesesuaian spesifikasi teknis dan volume barang/jasa sebagaimana yang tercantum dalam perjanjian/kontrak dengan barang/jasa yang diserahkan oleh penyedia barang/jasa; 8) Kesesuaian spesifikasi teknis dan volume barang/jasa sebagaimana yang tercantum pada dokumen serah terima barang/jasa dengan dokumen perjanjian/kontrak; 9) Kebenaran, keabsahan serta akibat timbul dari penggunaan surat bukti mengenai hak tagih kepada Negara; 10) Ketepatan jangka waktu penyelesaian pekerjaan sebagaimana yang tercantum pada dokumen serah terima barang/jasa dengan dokumen perjanjian/kontrak; h. Membuat dan menandatangani SPP; i. Melaporkan pelaksanaan/penyelesaian kegiatan kepada KPA berupa: 1) Laporan pelaksanaan kegiatan; 2) Laporan penyelesaian kegiatan; 3) Laporan penyelesaian tagihan kepada Negara; 4) Laporan bulanan yang memuat: Perjanjian/kontrak dengan penyedia barang/jasa yang telah ditandatangani; Tagihan yang belum dan telah disampaikan penyedia barang/jasa; Tagihan yang belum dan telah diterbitkan SPPnya; dan Jangka waktu penyelesaian tagihan. j. Menyerahkan hasil pekerjaan pelaksanaan kegiatan kepada KPA dengan Berita Acara Penyerahan; k. Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan kegiatan; l. Melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang berkaitan dengan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja Negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 9 T

22 02 PERENCANAAN KINERJA 03 KAPASITAS ORGANISASI AKUNTABILITAS KINERJA 05 PENUTUP C. Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar (PP-SPM) Tugas: a. Menguji kebenaran SPP beserta dokumenpendukung, meliputi: 1) Kelengkapan dokumen pendukung SPP: Kesesuaian penandatangan SPP dengan specimen tanda tangan PPK; Kebenaran pengisian format SPP; Kesesuaian kode BAS pada SPP dengan DIPA /POK /Rencana Kerja Anggaran Satuan Kerja; Ketersediaan pagu sesuai BAS pada SPP dengan DIPA/POK/Rencana Kerja Anggaran Satker. 2) kebenaran formal dokumen/surat keputusan yang menjadi persyaratan/kelengkapan pembayaran belanja pegawai; 3) kebenaran formal dokumen/surat bukti yang menjadi persyaratan/kelengkapan sehubungan dengan pengadaan barang/jasa; 4) kebenaran pihak yang berhak menerima pembayaran pada SPP sehubungan dengan perjanjian/kontrak/surat keputusan; 5) kebenaran perhitungan tagihan serta kewajiban di bidang perpajakan dari pihak yang mempunyai hak tagih; 6) kepastian telah terpenuhinya kewajiban pembayaran kepada negara oleh pihak yang mempunyai hak tagih kepada negara; 7) kesesuaian prestasi pekerjaan dengan ketentuan pembayaran dalam perjanjian/kontrak. b. menolak dan mengembalikan SPP, apabila SPP tidak memenuhi persyaratan untuk dibayarkan; c. membebankan tagihan pada mata anggaran yang telah disediakan; d. menerbitkan SPM, meliputi : 1) mencatat pagu, realisasi belanja, sisa pagu, dana UP/TUP, dan sisa dana UP/TUP pada kartu pengawasan DIPA; 2) menandatangani SPM; 3) memasukkan Personal Identification Number (PIN) PPSPM sebagai tanda tangan elektronik pada ADK SPM 10 T

23 02 PERENCANAAN KINERJA 03 KAPASITAS ORGANISASI AKUNTABILITAS KINERJA 05 PENUTUP e. menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen hak tagih; f. melaporkan pelaksanaan pengujian dan perintah pembayaran kepada KPA, meliputi : 1) jumlah SPP yang diterima; 2) jumlah SPM yang diterbitkan; 3) jumlah SPP yang tidak dapat diterbitkan SPM. D. Bendahara Pengeluaran Tugas: a. melaksanakan tugas kebendaharaan atas uang/surat berharga yang berada dalam pengelolaannya, yang meliputi: 1) Uang/surat berharga yang berasal dari UP dan Pembayaran LS melalui Bendahara Pengeluaran; 2) Uang/surat berharga yang bukan berasal dari UP, dan bukan berasal dari Pembayaran LS yang bersumber dari APBN. b. Melaksanakan tugas kebendaharaan Bendahara Pengeluaran, meliputi: 1) menerima, menyimpan, menatausahakan, dan membukukan uang/surat berharga dalam pengelolaannya; 2) melakukan pengujian dan pembayaran berdasarkan perintah PPK; 3) menolak perintah pembayaran apabila tidak memenuhi persyaratan untuk dibayarkan; 4) melakukan pemotongan/pemungutan penerimaan Negara dari pembayaran yang dilakukannya; 5) menyetorkan pemotongan/pemungutan kewajiban kepada negara ke kas negara; 6) mengelola rekening tempat penyimpanan UP; 7) menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) kepada Kepala KPPN selaku kuasa BUN; 8) melaksanakan pembayaran setelah dilakukan pengujian atas perintah pembayaran yang meliputi: meneliti kelengkapan perintah pembayaran yang diterbitkan oleh PPK; pemeriksaan kebenaran atas hak tagih, meliputi: o pihak yang ditunjuk untuk menerima pembayaran; 11 T

24 02 PERENCANAAN KINERJA 03 KAPASITAS ORGANISASI AKUNTABILITAS KINERJA 05 PENUTUP o nilai tagihan yang harus dibayar; o jadwal waktu pembayaran; dan menguji ketersediaan dana yang bersangkutan; pemeriksaan kesesuaian pencapaian keluaran antara spesifikasi teknis yang disebutkan dalam penerimaan barang/jasa dan spesifikasi teknis yang disebutkan dalam dokumen perjanjian/kontrak; pemeriksaan dan pengujian ketepatan penggunaan kode mata anggaran pengeluaran (akun 6 digit). 3. SNVT di Tingkat Provinsi (33 Provinsi) Struktur Organisasi Satuan Non Vertikal di tingkat provinsi adalah sebagai berikut: SNVT di Provinsi: MENTERI PUPR Pengguna Anggaran/Barang DIRJEN PENYEDIAAN PERUMAHAN Pembantu Pengguna Anggaran/Barang Atasan Kepala Satker DIREKTUR RUMAH SWADAYA Pembantu Atasan Kepala Satker KEPALA DINAS BIDANG PUPR Atasan Langsung Kepala Satker KEPALA SNVT Kepala Satker/Kuasa Penggunaan Anggaran/Barang Pejabat Penguji SPM Bendahara Pengeluaran Pejabat Pembuat Pejabat Pejabat Pembuat Pembuat Komitmen Komitmen Pejabat Pelaporan Pembantu Pembantu Pembantu UAKPA UAKPB E-Monitoring Gambar 1.4 Struktur Organisasi SNVT di Tingkat Provinsi Petugas Gudang dan Persediaan 10 PPK Rumah Swadaya adalah PPK penyelenggara BSPS di Pusat atau PPK Provinsi yang dibantu oleh pihak ketiga, mempunyai tugas: a. Melakukan seleksi calon penerima bantuan; b. Menetapkan penerima BSPS; c. Menyalurkan bantuan; 12 T

25 02 PERENCANAAN KINERJA 03 KAPASITAS ORGANISASI AKUNTABILITAS KINERJA 05 PENUTUP d. Melakukan perikatan dengan penerima BSPS dan/atau pihak ketiga (antara lain bank/pos penyalur, penyedia barang/jasa); e. Melakukan pengawasan dan pengendalian, dan f. Melakukan tindak turun tangan terhadap Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) ISU STRATEGIS Potensi dan permasalahan secara umum yang terkait dengan penyelenggaraan perumahan rakyat adalah laju pertumbuhan penduduk Indonesia yang pesat menyebabkan kebutuhan akan rumah dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Sementara dari sisi ketersediaan akan rumah belum mampu memenuhi peningkatan tersebut. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) target pembangunan perumahan adalah mengurangi backlog perumahan yang angkanya mencapai 13,5 juta (Tahun 2016 ini menjadi 11,4 juta) atau sebesar 22% rumah tangga yang telah menghuni rumah tetapi bukan milik sendiri. Selain itu pembangunan perumahan juga diarahkan untuk menyelesaikan backlog penghunian sebesar 7,6 juta unit serta ditambah 2,51 juta unit Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) yang perlu ditingkatkan kualitas rumahnya beserta akses sarana dan prasarana serta utilitas perumahan. Adanya ketimpangan antara pasokan (supply) dan kebutuhan (demand) masih menjadi persoalan utama dalam penyediaan infrastruktur dasar khususnya bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), keterbatasan kapasitas pengembang (developer) yang belum didukung oleh regulasi yang bersifat insentif ditambah rendahnya daya beli (affordability) MBR dalam membangun ataupun membeli rumah menjadi salah satu penyebab utama masih banyaknya MBR yang belum tinggal di rumah yang layak huni. Hal tersebut berpotensi menyebabkan degradasi kualitas permukiman dan menciptakan permukiman kumuh baru. Terlebih dalam pembangunan perumahan di area perkotaan (urban area) yang terkendala dengan pengadaan lahan. Keadaan tersebut menyebabkan pemenuhan hunian yang layak dan didukung oleh sarana, prasarana, dan utilitas perumahan yang memadai perlu mendapatkan perhatian khusus oleh pemerintah. 13 T

26 02 PERENCANAAN KINERJA 03 KAPASITAS ORGANISASI AKUNTABILITAS KINERJA 05 PENUTUP Sementara itu, kontribusi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti Perumnas dalam pembangunan rumah untuk MBR masih belum optimal dan dihadapkan pada persaingan dengan pengembang perumahan. Demikian halnya dengan Bank Tabungan Negara (BTN) dan Sarana Multigriya Finansial (SMF) yang diharapkan dapat menjadi katalisator pembiayaan perumahan bagi MBR masih memerlukan tambahan likuiditas. Permasalahan-permasalahan tersebut tidak terlepas dari peran berbagai pihak dalam pembangunan perumahan. Masyarakat, Dunia usaha dan Pemerintah Daerah memiliki peran yang sangat besar dalam pembangunan. Pemerintah Daerah memegang peranan penting dalam penyediaan perumahan khususnya bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah. Peran tersebut meliputi pendataan, perencanaan, pelaksanaan hingga pengawasan dan pengendalian pelaksanaan pembangunan perumahan dan kawasan permukiman. Sebagai contoh, pemerintah daerah perlu memberikan dukungan dalam bentuk kesiapan sarana dan prasarana serta pembebasan tanah bagi pembangunan perumahan. Dukungan pemerintah daerah tersebut perlu ditingkatkan dalam kerangka sinergi pusat dan daerah. Disamping itu, masyarakat dan dunia usaha termasuk BUMN yang bergerak dibidang infrastruktur perumahan dan kawasan permukiman perlu diberdayakan sehingga mampu memaksimalkan potensi dan kontribusi dalam peningkatan pemenuhan kebutuhan akan rumah. Peran Dunia Usaha di sini seharusnya dapat menjadi investor dan generator pengembangan kawasan permukiman. Sedangkan Masyarakat perlu dibina secara terorganisir dan ditempatkan sebagai aktor penting pembangunan. Di sisi lain, terdapat tantangan penyediaan perumahan, yaitu: 1. Dukungan kebijakan bidang perumahan dan kawasan permukiman belum memadai; 2. Koordinasi dan kelembagaan pembangunan perumahan kurang optimal; 3. Terbatasnya dan mahalnya harga bahan bangunan untuk pembangunan perumahan; 4. Pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan pembangunan perumahan masih kurang maksimal, dan 5. Belum terintegrasinya infrastruktur perumahan. 14 T

27 02 PERENCANAAN KINERJA 03 KAPASITAS ORGANISASI AKUNTABILITAS KINERJA 05 PENUTUP 1.5. SISTEMATIKA PENYAJIAN Laporan Kinerja Direktorat Rumah Swadaya merupakan perwujudan pertanggungjawaban atas kinerja Direktorat Rumah Swadaya pada tahun anggaran tahun Laporan ini Sebagai tolok ukur keberhasilan capaian kinerja (performance result) tahun 2016 yang berdasarkan pada Perjanjian Kinerja (performance agreement) tahun 2016 dan capaian kinerja tahun sebelumnya. Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja diharapkan dapat menjadi suatu acuan teridentifikasinya langkah-langkah untuk perbaikan di masa yang akan datang dalam rangka perbaikan strategis untuk mencapai sasaran yang diharapkan. Penyusunan Laporan Kinerja Direktorat Rumah Swadaya mengacu pada Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 12 Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Sistematika penyajian Laporan Kinerja Direktorat Rumah Swadaya Tahun 2016 adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, latar belakang, dengan penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic issued) yang dihadapi oleh organisasi Direktorat Rumah Swadaya serta sistematika penyajian dalam penyusunan laporan kinerja ini. BAB II PERENCANAAN KINERJA Pada bab ini dijelaskan secara ringkas dokumen perencanaan yang menjadi dasar pelaksanaan program, kegiatan, dan anggaran Direktorat Rumah Swadaya tahun 2016 yang meliputi Rencana Strategis Direktorat Rumah Swadaya Tahun , Perjanjian Kinerja Tahun 2016, Metode Pengukuran antara target dan realisasi serta target Direktorat Rumah Swadaya tahun 2016 sesuai dengan Renstra. 15 T

28 02 PERENCANAAN KINERJA 03 KAPASITAS ORGANISASI AKUNTABILITAS KINERJA 05 PENUTUP BAB III KAPASITAS ORGANISASI Pada bab ini dijelaskan secara ringkas mengenai Sumber Daya Manusia, Sarana Prasarana yang ada di lingkungan direktorat, dan DIPA tahun yang bersangkutan. BAB IV AKUNTABILITAS KINERJA Pada bab ini disajikan capaian kinerja Direktorat Rumah Swadaya untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi serta diuraikan realisasi anggaran yang digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen perjanjian kinerja. BAB IV PENUTUP Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja Direktorat Rumah Swadaya tahun 2016, permasalahan serta langkah yang diperlukan bagi perbaikan kinerja di masa yang akan datang. LAMPIRAN: 1. Perjanjian Kinerja (PK) Tahun DIPA Tahun Pelaporan Triwulan kepada Kantor Staf Presiden (KSP) 4. Dokumentasi Peningkatan Kualitas (PK) Tahun Dokumentasi Pembangunan Baru (PB) Tahun T

29

30

31 01 PENDAHULUAN 03 KAPASITAS ORGANISASI AKUNTABILITAS KINERJA 05 PENUTUP PERENCANAAN KINERJA BAB II PERJANJIAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS TAHUN Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Rumah Swadaya adalah rencana lima tahunan yang menggambarkan visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, dan program yang mengacu kepada Rencana Strategis Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan. Renstra Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan merupakan turunan dari Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tahun yang telah disetujui oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang menggambarkan visi, misi, tujuan, sasaran lengkap dengan indikator pencapaian sasaran serta cara mencapai tujuan yang terdiri dari kebijakan, program, dan kegiatan. a. Visi Sejalan dengan Visi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun dan arah kebijakan pembangunan perumahan dalam mendukung perumahan rakyat Indonesia yang berdaulat dan mandiri melalui terpenuhinya akses Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) terhadap hunian yang layak, maka Direktorat Rumah Swadaya mendukung penuh visi Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan menetapkan, yaitu: Setiap Orang/Keluarga/Rumah Tangga Indonesia Menempati Rumah Yang Layak Huni. Pencapaian visi tersebut memerlukan komitmen dari seluruh pemangku kepentingan di bidang perumahan mengingat intensitas dan kompleksitas permasalahan yang harus ditangani. Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan melalui Direktorat Rumah Swadaya menjadi salah satu pemangku kepentingan dalam pencapaian visi tersebut memiliki kewenangan sebagai regulator, fasilitator maupun pelaksana pembangunan perumahan sehingga terpenuhi kebutuhan rumah layak huni bagi setiap keluarga Indonesia. b. Misi Misi Direktorat Rumah Swadaya mendukung misi Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan yang merupakan rumusan upaya-upaya yang akan dilaksanakan selama T

32 01 PENDAHULUAN 03 KAPASITAS ORGANISASI AKUNTABILITAS KINERJA 05 PENUTUP PERENCANAAN KINERJA periode Renstra dalam mencapai visi serta mendukung upaya pencapaian target pembangunan nasional, berdasarkan mandat yang diemban oleh Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sebagaimana yang tercantum di dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 13.1/Prt/M/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun , amanat RPJMN tahap ketiga serta perubahan kondisi lingkungan strategis yang dinamis adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan iklim yang kondusif dalam kebijakan penyediaan perumahan; 2. Mempercepat penyediaan dan pembangunan perumahan rakyat yang dilengkapi dengan prasarana, sarana dan utilitas yang memadai untuk mendukung layanan infrastruktur dasar dan hunian yang layak dalam rangka mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia sejalan dengan prinsip infrastruktur untuk semua ; 3. Mempercepat penyediaan perumahan dan pembangunan infrastruktur perumahan rakyat secara terpadu dari pinggiran didukung pemanfaatan teknologi dan industri konstruksi yang berkualitas untuk pembangunan perumahan dalam rangka keseimbangan pembangunan antardaerah, terutama di kawasan tertinggal, kawasan perbatasan Negara, dan daerah paska bencana atau konflik dan kawasan maritim/nelayan dalam kerangka NKRI; 4. Meningkatkan dayaguna sumberdaya perumahan secara optimal, dan 5. Meningkatkan koordinasi dan kelembagaan pelaksanaan kebijakan pembangunan perumahan melalui peningkatan peran pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya dalam pembangunan perumahan. c. Kegiatan Dalam rangka mewujudkan Program Direktorat Rumah Swadaya perlu dijabarkan kedalam Kegiatan Pemberdayaan Perumahan Swadaya yaitu: a) Meningkatnya keswadayaan masyarakat berpenghasilan rendah untuk membangun rumah yang layak dan terjangkau dalam lingkungan yang aman, sehat, teratur dan serasi. b) Meningkatnya jumlah rumah yang terfasilitasi melalui program pembangunan baru maupun Peningkatan Kualitas secara swadaya. d. Tujuan Tujuan Direktorat Rumah Swadaya merupakan rumusan kondisi yang hendak dituju di T

33 01 PENDAHULUAN 03 KAPASITAS ORGANISASI AKUNTABILITAS KINERJA 05 PENUTUP PERENCANAAN KINERJA akhir perode perencanaan. Tujuan Direktorat Rumah Swadaya secara umum adalah menurunkan angka kekurangan rumah (backlog) sebesar unit dan mengentaskan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) sebesar unit yang harus ditangani selama kurun waktu Tahun Lebih lanjut tujuan tersebut dijabarkan sebagai berikut: a) Meningkatkan pengembangan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan untuk mendorong terciptanya iklim yang kondusif dalam pembangunan perumahan, termasuk dukungan kebijakan penyediaan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah. b) Menyelenggarakan penyediaan perumahan untuk memenuhi kebutuhan hunian yang layak, melalui fasilitasi pembangunan baru dan peningkatan kualitas rumah layak huni, yang didukung prasarana, sarana dan utilitas yang memadai. c) Meningkatkan peran pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya dalam pembangunan perumahan. e. Sasaran Strategis Sasaran strategis yang hendak dicapai oleh Direktorat Rumah Swadaya sebagai penjabaran dari tujuan adalah: 1. Meningkatnya pengembangan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan, penyusunan kebijakan, program dan anggaran, kerjasama, data dan informasi serta evaluasi kinerja pengembangan perumahan; 2. Terwujudnya keswadayaan masyarakat untuk peningkatan kualitas dan pembangunan rumah/hunian yang layak bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dalam lingkungan yang aman, sehat, teratur dan serasi. Untuk mencapai dua sasaran strategis tersebut didukung oleh kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Direktorat Rumah Swadaya sebagai berikut: No. Sasaran Penunjang Uraian Kegiatan Menyusun rencana teknik dan standarisasi di bidang penyelenggaraan rumah swadaya Menyiapkan fasilitasi pendataan dan verifikasi data backlog rumah swadaya dan Rumah Tidak Layak Huni di bidang rumah swadaya. 1. Menyiapkan penyusunan rencana teknik di bidang penyelenggaraan bantuan rumah swadaya. 2. Menyiapkan penyusunan standarisasi di bidang penyelenggaraan bantuan rumah swadaya 1. Menyiapkan fasilitasi pendataan backlog rumah swadaya dan Rumah Tidak Layak Huni dibidang penyelenggaraan bantuan rumah swadaya. T

34 01 PENDAHULUAN 03 KAPASITAS ORGANISASI AKUNTABILITAS KINERJA 05 PENUTUP PERENCANAAN KINERJA No. Sasaran Penunjang Uraian Kegiatan Menyiapkan fasilitasi pemberdayaan masyarakat dan fasilitasi kemitraan di bidang penyelenggaraan bantuan rumah swadaya. Menetapkan Penerima Bantuan dan pendampingan dalam pelaksanaan bantuan stimulan di bidang penyelenggaraan rumah swadaya. Meningkatkan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan dan pemanfaatan bantuan di bidang penyelenggaraan rumah swadaya 2. Menyiapkan verifikasi data backlog rumah swadaya dan Rumah Tidak Layak Huni di bidang penyelenggaraan bantuan rumah swadaya 1. Menyiapkan fasilitasi pemberdayaan masyarakat hasil pendataan backlog rumah swadaya dan Rumah Tidak Layak Huni. 2. Menyiapkan fasilitasi akses kemitraan untuk mendapat bantuan di bidang penyelenggaraan rumah swadaya. 1. Menyiapkan penerima bantuan dalam pelaksanaan bantuan stimulan di bidang penyelenggaraan rumah swadaya. 2. Mendampingi dalam pelaksanaan bantuan stimulan di bidang penyelenggaraan rumah swadaya. 1. Menyiapkan pemantauan pelaksanaan dan pemanfaatan bantuan di bidang penyelenggaraan bantuan rumah swadaya. 2. Menyiapkan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan dan pemanfaatan bantuan dibidang penyelenggaraan rumah swadaya. Tabel 2.1 Sasaran Penunjang dan Uraian Kegiatan Direktorat Rumah Swadaya Untuk mencapai sasaran strategis yang direncanakan dalam Renstra Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan memerlukan komitmen dari seluruh pemangku kepentingan di bidang perumahan mengingat intensitas dan kompleksitas permasalahan yang harus ditangani. Direktorat Rumah Swadaya sebagai salah satu unit kerja eselon II yang bertanggung jawab atas capaian kinerja yang diharapkan dapat mewujudkan keswadayaan masyarakat untuk membangun atau meningkatkan kualitas rumahnya agar terciptanya rumah/hunian yang layak bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dalam lingkungan yang aman, sehat, teratur dan serasi berupa Pembangunan Baru sebanyak unit rumah dan Peningkatan Kualitas sebanyak unit rumah dalam rangka menurunkan angka backlog 7,6 juta unit rumah dan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) sebesar 2,51 juta unit rumah. Berikut ini merupakan target program/kegiatan Direktorat Rumah Swadaya Tahun T

35 01 PENDAHULUAN 03 KAPASITAS ORGANISASI AKUNTABILITAS KINERJA 05 PENUTUP PERENCANAAN KINERJA KEGIATAN SASARAN RPJMN RPJMN TOTAL Pembangunan Baru Rumah Swadaya (PB) 20,000 45,000 50,000 60,000 75, ,000 Peningkatan Kualitas Rumah Swadaya (PK) 65, , , , ,000 1,500,000 Total 85, , , , ,000 1,750,000 Tabel 2.2 Rencana Penanganan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Tahun Berdasarkan RPJMN TARGET BERDASARKAN KEMAMPUAN ANGGARAN KEGIATAN RESOURCE ENVELOPE TOTAL Pembangunan Baru Rumah Swadaya (PB) 20, ,000 17,500 10, ,000 Peningkatan Kualitas Rumah Swadaya (PK) 50, ,000 50,000 16, ,000 Total 70, ,000 67,500 26, ,000 Tabel 2.3 Rencana Penanganan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Tahun Sesuai Dengan Kemampuan Anggaran Untuk mencapai target yang maksimum sebagaimana yang ditetapkan dalam RPJMN maka diperlukan langkah-langkah untuk menggali potensi pembiayaan rumah swadaya dengan melakukan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi atau Kabupaten/Kota serta sumber pembiayaan lainnya untuk melakukan program yang serupa dan melakukan pemberdayaan masyarakat secara swadaya koordinasi/kerjasama dengan pemangku kepentingan yang terkait dengan perumahan sehingga dapat melampaui target yang sudah direncanakan dalam RPJMN. Sementara itu, untuk program/kegiatan Pemberdayaan Perumahan Swadaya adalah sebagaimana tertuang dalam tabel 2.4 berikut. T

36 01 PENDAHULUAN 03 KAPASITAS ORGANISASI AKUNTABILITAS KINERJA 05 PENUTUP PERENCANAAN KINERJA KEGIATAN PEMBERDAYAAN PERUMAHAN SWADAYA Dokumen/ Laporan TARGET Sasaran Kegiatan Keswadayaan masyarakat untuk peningkatan kualitas dan pembangunan rumah/hunian yang layak dan terjangkau bagi MBR dalam lingkungan yang aman, sehat, teratur dan serasi Perencanaan Teknis Pengembangan Perumahan Swadaya. Pembinaan Pendataan Rumah Swadaya. Pembinaan Pemberdayaan MBR dalam Penyediaan Rumah Swadaya. Pembinaan Pelaksanaan Pengembangan Perumahan Swadaya. Pemantauan dan Evaluasi Pengembangan Rumah Swadaya Dokumen Dokumen Dokumen Laporan Laporan Layanan Perkantoran Laporan TOTAL (Dokumen) TOTAL (Laporan) Tabel 2.4 Kegiatan Pemberdayaan Perumahan Swadaya Sesuai RPJMN 2.2. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Perjanjian Kinerja (Performance Agreement) merupakan komitmen yang dinyatakan oleh Direktorat Rumah Swadaya untuk satu tahun anggaran dalam suatu pernyataan tertulis demi melaksanakan amanat yang terdapat pada Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, di dalamnya memuat seluruh target kinerja yang hendak dicapai pada tahun 2016 serta berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Adapun Perjanjian Kinerja Direktorat Rumah Swadaya Tahun 2016 dapat dilihat pada tabel di bawah ini: T

37 01 PENDAHULUAN 03 KAPASITAS ORGANISASI AKUNTABILITAS KINERJA 05 PENUTUP PERENCANAAN KINERJA Sasaran Program/ Kegiatan Indikator Kinerja Target (1) (2) (3) PROGRAM PENGEMBANGAN PERUMAHAN Kegiatan Pemberdayaan Perumahan Swadaya 1. Keswadayaan masyarakat untuk peningkatan kualitas dan pembangunan rumah /hunian yang layak dan terjangkau bagi MBR dalam lingkungan yang aman, sehat, teratur, dan serasi. 1. Rencana Teknis Perumahan Swadaya 2. Pendataan dan Verifikasi Rumah Swadaya 3. Penyiapan dan Pendampingan Pelaksanaan Bantuan 4. Pemberdayaan dan Kemitraan 5. Layanan Manajerial Rumah Swadaya 3 Rencana 3 Layanan 3 Laporan 3 Laporan 40 Laporan 2. Pembangunan rumah dan peningkatan kualitas rumah swadaya 1. Jumlah Pembangunan Baru Rumah Swadaya 2. Jumlah Peningkatan Kualitas Rumah Swadaya Unit Unit Tabel 2.5 Perjanjian Kinerja Direktorat Rumah Swadaya Tahun METODE PENGUKURAN Pengukuran pencapaian sasaran digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi & misi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Pengukuran yang dimaksud merupakan hasil dari suatu penilaian yang sistematik dan didasarkan pada indikator kinerja yang berupa indikator masukan (input), keluaran (output), dan hasil (outcome). Penilaian tersebut tidak terlepas dari proses yang merupakan kegiatan mengolah masukan menjadi keluaran atau penilaian dalam proses penyusunan kebijakan/program/ kegiatan yang dianggap penting dan berpengaruh terhadap pencapaian sasaran. Perhitungan persentase pencapaian target baik dalam pencapaian kegiatan maupun pencapaian sasaran adalah sebagai berikut: % Pencapaian Target = Realisasi x 100% Rencana Pengukuran kinerja Direktorat Rumah Swadaya mengacu pada Permen PAN-RB Nomor 12 Tahun 2015 yang disajikan dalam tabel berikut ini: T

38 01 PENDAHULUAN 03 KAPASITAS ORGANISASI AKUNTABILITAS KINERJA 05 PENUTUP PERENCANAAN KINERJA No Kategori Nilai Angka Interpretasi 1. AA > Sangat Memuaskan 2. A >80 90 Memuaskan 3. BB >70 80 Sangat Baik 4. B >60 70 Baik 5. CC >50 60 Cukup (Memadai) 6. C >30-50 Kurang 7. D 0-30 Sangat Kurang Tabel 2.6 Pengukuran Kinerja Direktorat Rumah Swadaya sebagai unit kerja dari Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan berkontribusi dalam pencapaian Indikator Kinerja Ditjen periode tahun sesuai dengan periode Renstra adalah sebagai berikut: INDIKATOR KINERJA TOTAL Menurunnya kekurangan tempat tinggal (backlog) dan menurunnya Rumah Tidak Layak Huni Persentase penurunan kekurangan tempat tinggal (backlog) berdasarkan perspektif menghuni Persentase penurunan Rumah Tidak Layak Huni 0,63 2,01 2,75 2,83 2,96 11,18 1,47 5,15 13,24 12,50 11,76 44,12 Tabel 2.7 Indikator Kinerja Ditjen Penyediaan Perumahan dalam Mengurangi Backlog dan RTLH 2.4. TARGET TAHUN 2016 Sesuai dengan Renstra Direktorat Rumah Swadaya Tahun , Target Pembangunan Baru dan Peningkatan Kualitas pada Tahun 2016 adalah sebagai berikut: No Jenis Kegiatan Jumlah (Unit) 1. Pembangunan Baru Peningkatan Kualitas Total PB+PK Tabel 2.8 Target Fisik Pembangunan Rumah Swadaya Tahun 2016 Sesuai Dengan Renstra Direktorat Rumah Swadaya T

39 01 PENDAHULUAN 03 KAPASITAS ORGANISASI AKUNTABILITAS KINERJA 05 PENUTUP PERENCANAAN KINERJA Berikut adalah target fisik Pembangunan Baru dan Peningkatan Kualitas Rumah Swadaya Tahun 2016 sesuai dengan Perjanjian Kinerja Direktorat Rumah Swadaya Tahun : No Jenis Kegiatan Jumlah (Unit) 1. Pembangunan Baru Peningkatan Kualitas SNVT Strategis Total PB+PK Tabel 2.9 Target Fisik Pembangunan Rumah Swadaya Tahun 2016 Sesuai Perjanjian Kinerja Tahun Indikator Kinerja dalam Perjanjian Kinerja disesuaikan dengan 01 Alokasi Anggaran dari Pemerintah T

40

41 AKUNTABILITAS KINERJA 05 PENUTUP KAPASITAS ORGANISASI BAB III KAPASITAS ORGANISASI 3.1 SUMBER DAYA MANUSIA Sumber daya manusia aparatur merupakan bagian dari administrasi publik yang berperan sangat strategis dan kritikal dalam pencapaian target-target pembangunan infrastruktur Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Kondisi ideal yang diharapkan dari SDM aparatur Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat adalah independen dan netral; berkompeten; produktif; berintegritas; berkesejahteraan; berorientasi pelayanan dan kinerja; dan akuntabel. Ke depan diperlukan perubahan pola pikir (mindset) dari Aparatur Sipil Negara (ASN) yaitu dari dilayani menjadi melayani; dari orientasi proses menjadi orientasi outcome; dari menunggu menjadi menjemput; dari inkompeten menjadi kompeten; dari rumit dan tidak fleksibel menjadi sederhana; serta dari koruptif menjadi bersih. Direktorat Rumah Swadaya memiliki Sumber Daya Manusia sejumlah 134 orang yang terdiri dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak 69 orang dan Non Pegawai Negeri Sipil sebanyak 65 Orang. Berikut adalah diagram dari jumlah SDM Direktorat Rumah Swadaya secara keseluruhan: Jumlah SDM Keseluruhan Diagram 3.1 Jumlah SDM Direktorat Rumah Swadaya Secara Keseluruhan Berikut adalah tingkat pendidikan PNS di lingkungan Direktorat Rumah Swadaya yang disajikan dalam bentuk diagram lingkaran: T

42 AKUNTABILITAS KINERJA 05 PENUTUP KAPASITAS ORGANISASI SLTP, 2 SD, 2 D3, 2 SLTA, 5 SMK, 5 S2, 24 S1, 29 Diagram 3.2 Tingkat Pendidikan Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Direktorat Rumah Swadaya Berikut adalah tingkat pendidikan Non PNS di lingkungan Direktorat Rumah Swadaya yang disajikan dalam bentuk grafik: SMK, 4 SLTP, 1 S2, 1 D3, 4 SLTA, 9 D4, 1 S1, 45 Diagram 3.3 Tingkat Pendidikan Non PNS di Lingkungan Direktorat Rumah Swadaya Berikut adalah Daftar nama Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang ada di lingkungan Direktorat Rumah Swadaya: T

43 AKUNTABILITAS KINERJA 05 PENUTUP KAPASITAS ORGANISASI Daftar Pegawai Negeri Sipil dan Jabatan Direktorat Rumah Swadaya No. Nama Lengkap Jabatan 1 Ir. Raden Johny Fajar Sofyan Subrata, MM Direktur Rumah Swadaya 2 Atik Niene Nierani, Ir., M.Si. Jabatan Fungsional 3 Sri Nurhayati, Ir, MM Jabatan Fungsional 4 Agusny Gunawan, Drs., MM. Kepala Sub Direktorat Fasilitasi Pendataan dan Verifikasi 5 Roch Dianto, Ir., Dipl.Soc,Sci, MM Kepala Sub Direktorat Pemantauan dan Evaluasi 6 Lilik Priyanto Hartadi, Ir., M.E. Kepala Subdit. Perencanaan Teknik dan Standarisasi 7 Tofik Khaerudin, Drs., M.M. Staf Sub Direktorat Perencanaan Teknik dan Standardisasi 8 Dedi Sunardi, SE, M.Si Staf Sub Direktorat Perencanaan Teknik dan Standardisasi 9 Bisma Staniarto, ST, M.Sc. Kepala Sub Direktorat Pelaksanaan Bantuan Stimulan 10 Sutji Mintarti, Ir., MT. Kepala Seksi Fasilitasi Kemitraan 11 Nanik Setiawati, Dra. Kepala Sub DirektoratFasilitasi Pemberdayaan dan Kemitraan 12 Bambang Resti Irawan, S.Sos, MUM Kepala Seksi Pelaksanaan Wilayah I 13 Rustomo, S.S.T, M.T. Kepala Seksi Pemantauan 14 Mariani, ST, MT Kepala Seksi Standarisasi 15 Niken Nawangsasi, Ir, MT Kepala Seksi Fasilitasi Pendataan 16 Kethut Djadi Hervianianto, S.Sos, MT Kepala Seksi Perencanaan Teknik 17 Arviansyah, Ir Staf Sub Direktorat Pelaksanaan Bantuan Stimulan 18 Musrifah, ST, MT Kepala Seksi Fasilitasi Pemberdayaan Masyarakat 19 Warijan, S.Sos Staf Sub Direktorat Pemantauan dan Evaluasi 20 Ridwan Dibya Sudartha, SE Kepala Seksi Pelaksanaan Wilayah II 21 Rr. Gunarti, S.Sos, M.Si Staf Sub Direktorat Fasilitasi Pemberdayaan dan Kemitraan 22 Haris Sudaryono, SST, M.Si Kasubag Tata Usaha Direktorat Rumah Swadaya 23 Prakarsa Yoga, ST, MT Kepala Seksi Verifikasi 24 Arwan Setiawan, A.Md Staf Sub Direktorat Fasiitasi Pendataan dan Verifikasi 25 Paryadi Staf Sub Direktorat Pelaksanaan Bantuan Stimulan 26 Maritje Wattimena, A.Md Staf Sub Direktorat Pelaksanaan Bantuan Stimulan 27 Muhammad Anggit Kadri, ST Kepala Seksi Evaluasi dan Pelaporan 28 Satrio Yudarianto, SH, MKn Staf Sub Bagian Tata Usaha Direktorat Rumah Swadaya 29 Edy Rianto, BE, ST Staf Sub Bagian Tata Usaha Direktorat Rumah Swadaya 30 Rahmat Arta, S.Tr Staf Sub Bagian Tata Usaha Direktorat Rumah Swadaya 31 Agus Salim Staf Sub Direktorat Fasiitasi Pendataan dan Verifikasi 32 Rina Nur Utami, ST Staf Sub Direktorat Fasilitasi Pemberdayaan dan Kemitraan 33 Rita Meilina Sari, ST, M.Si Staf Subdit Perencanaan Teknik dan Standardisasi 34 Ditya Adipurna, SE, M.Si Staf Sub Bagian Tata Usaha Direktorat Rumah Swadaya 35 Iwan Kusuma Setiawan, ST Staf Sub Bagian Tata Usaha Direktorat Rumah Swadaya 36 Vien Sulistyorini, SE Staf Sub Bagian Tata Usaha Direktorat Rumah Swadaya 37 Eka Parlita Dewi, SE Staf Sub Direktorat Fasilitasi Pemberdayaan dan Kemitraan 38 Dyah Anggraini, ST Staf Sub Direktorat Pemantauan dan Evaluasi 39 Suci Handayani, SH, MH Staf Subdit Perencanaan Teknik dan Standardisasi 40 Popy Afriyanti, ST Staf Sub Direktorat Fasiitasi Pendataan dan Verifikasi 41 Puspa Yunita, S.Ars Staf Subdit Perencanaan Teknik dan Standardisasi 42 Sri Puji Lestari, ST Staf Subdit Perencanaan Teknik dan Standardisasi 43 Yusnini Amelia, S.Sos Staf Sub Bagian Tata Usaha Direktorat Rumah Swadaya 44 Trias Puspita Anggarsari, ST Staf Sub Direktorat Fasiitasi Pendataan dan Verifikasi 45 Nilam Widuri Prabarani, ST. Staf Sub Direktorat Pemantauan dan Evaluasi T

44 AKUNTABILITAS KINERJA 05 PENUTUP KAPASITAS ORGANISASI Daftar Pegawai Negeri Sipil dan Jabatan Direktorat Rumah Swadaya No. Nama Lengkap Jabatan 46 R.A Utami Mindasari, ST. Staf Sub Direktorat Pelaksanaan Bantuan Stimulan 47 Sahri Staf Sub Bagian Tata Usaha Direktorat Rumah Swadaya 48 Sakino Staf Sub Bagian Tata Usaha Direktorat Rumah Swadaya 49 Huri Herwoko Staf Sub Direktorat Pelaksanaan Bantuan Stimulan 50 Didin Muslihat Staf Sub Bagian Tata Usaha Direktorat Rumah Swadaya 51 Ruknan Staf Sub Direktorat Fasilitasi Pemberdayaan dan Kemitraan Tabel 3.1 Daftar PNS Satker Direktorat Rumah Swadaya Berikut adalah Daftar nama Non PNS yang ada di lingkungan Direktorat Rumah Swadaya: Daftar Non Pegawai Negeri Sipil dan Jabatan Direktorat Rumah Swadaya No. Nama Lengkap Jabatan 1 Akhmad Rifqi, S.Geo Staf Seksi Perencanaan Teknik 2 Rendy Trigantara, SH Staf Seksi Perencanaan Teknik 3 Jaenudin Suharto, SE Staf Seksi Standardisasi 4 Rizqih Zatmiko, S.Si Staf Seksi Fasilitasi Pemberdayaan Masyarakat 5 Dewi Wulandari, ST Staf Seksi Fasilitasi Kemitraan 6 Miyarto, Amd Staf Seksi Pelaksanaan Wilayah I 7 Dwi Santoso, SE Staf Seksi Pelaksanaan Wilayah I 8 Dwi Pambudi, A.md Staf Seksi Pelaksanaan Wilayah II 9 Faisal Febriyanto, ST Staf Seksi Pelaksanaan Wilayah II 10 Hadiwijaya, S.AB Staf Seksi Pemantauan 11 Farah Andalusia, SE.M.Si Staf Seksi Pemantauan 12 Novrialdi, ST Staf Seksi Evaluasi dan Pelaporan 13 M.Indra Suryadi, SE Staf Seksi Evaluasi dan Pelaporan 14 Duwi Andriyani, ST Staf Tata Usaha Direktorat Rumah Swadaya 15 Juli Hartini,SAP Staf Tata Usaha Direktorat Rumah Swadaya 16 Ahmad Kurtubi Staf Tata Usaha Direktorat Rumah Swadaya 17 Nurkholis Staf Tata Usaha Direktorat Rumah Swadaya 18 Riswanto, SAP Staf PPK Rumah Swadaya Wilayah III 19 Ir. Teuku Raimul Handri Staf Seksi Pemantauan 20 Shilmi Budiarti, S.Hum Staf Kasubdit Pemantauan dan Evaluasi 21 Sri Setianingsih Staf Tata Usaha Direktorat Rumah Swadaya 22 Ibnu Faisal Staf Tata Usaha Direktorat Rumah Swadaya 23 Iwan Fauzi Staf Tata Usaha Direktorat Rumah Swadaya 24 Agus Rianto Staf Tata Usaha Direktorat Rumah Swadaya 25 Abimanyu Wibowo, S.Kom Staf PPK Rumah Swadaya Wilayah I T

45 AKUNTABILITAS KINERJA 05 PENUTUP KAPASITAS ORGANISASI Daftar Non Pegawai Negeri Sipil dan Jabatan Direktorat Rumah Swadaya 26 Adhi Satrio Utomo S, S.Kom Staf Tata Usaha Direktorat Rumah Swadaya 27 Tobirin,SE Staf Seksi Rencana Teknik 28 Friest Panangian Sianturi, SM Staf Seksi Pelaksanaan Wilayah I 29 Rizka Arum Wulandari, SE Staf Tata Usaha Direktorat Rumah Swadaya 30 Adhika Santyabudi, S.Kom Staf Tata Usaha Direktorat Rumah Swadaya 31 Nika Syariana, S.Pd Staf Tata Usaha Direktorat Rumah Swadaya 32 Yuni Lumayanti, SP Staf Tata Usaha Direktorat Rumah Swadaya 33 Fabian Yunianto, A.Md Staf Tata Usaha Direktorat Rumah Swadaya 34 Ahmad Subur Staf Tata Usaha Direktorat Rumah Swadaya 35 Detia andini Staf Tata Usaha Direktorat Rumah Swadaya 36 Astria Rahmania, S.Kom Staf Tata Usaha Direktorat Rumah Swadaya 37 Atik Ernawati, S.Pd Staf Tata Usaha Direktorat Rumah Swadaya 38 Budi Hermawan, S.Kom Staf PPK Rumah Swadaya 39 Sigit Purwana Yudha Staf Subdit Pemantauan dan Evaluasi Tabel 3.2 Daftar Non-PNS Satker Direktorat Rumah Swadaya Berikut adalah Daftar nama Pegawai dan Jabatan yang ada di lingkungan Satuan Kerja Pengembangan Rumah Swadaya Strategis: Daftar Pegawai dan Jabatan Satuan Kerja Pengembangan Rumah Swadaya Strategis No. Nama Status Jabatan 1 Heru Cokro, ST, M.Si PNS Kepala Satuan Kerja Pengembangan Rumah Swadaya Strategis 2 Widy Ramadhan Atmojokusumo, SE PNS PPK Randal Satker Pengembangan Rumah Swadaya Strategis 3 Sumarno, ST PNS PPK Swadaya Satker Pengembangan Rumah Swadaya Strategis 4 Mochamad Anwar, SE PNS PPSPM Satker Bantuan Rumah Swadaya 5 Mochamad Fadella PNS Staf Verifikasi Pengujian Satker Bantuan Rumah Swadaya 6 Afiah, S.Sos PNS Asisten Keuangan Satker Pengembangan Rumah Swadaya Strategis 7 Dian Mangiring Arika, ST PNS Kepala Urusan Teknis Perencanaan dan Pengendalian 8 Andi Sulham, S.Kom PNS Bendahara Pengeluaran Satker Bantuan Rumah Swadaya 9 Dahrinal, SE PNS Unit BMN Satker Pengembangan Rumah Swadaya Strategis 10 Elvanirwan, ST PNS Unit Monitoring dan Unit Penerima Hasil Pekerjaan T

46 AKUNTABILITAS KINERJA 05 PENUTUP KAPASITAS ORGANISASI Daftar Pegawai dan Jabatan Satuan Kerja Pengembangan Rumah Swadaya Strategis No. Nama Status Jabatan 11 Arief Waluyo Prihatmoko, SE PNS Unit SAI Satker Pengembangan Rumah Swadaya Strategis 12 Ahmad Fahmi, ST PNS Kepala Urusan Teknik PPK Wilayah Satu Satker Pengembangan Rumah Swadaya Strategis 13 Iwan Gunawan PNS Staf Bendahara Satker Pengembangan Rumah Swadaya Strategis 14 Sutendi PNS Staf Bendahara Satker Pengembangan Rumah Swadaya Strategis 15 Katman PNS Staf PPK Adminstrasi Umum Satker Bantuan Rumah Swadaya 16 Ade Suhendi PNS Kepala Urusan Administrasi dan Umum Satker Pengembangan Rumah Swadaya Strategis 17 Kasdali PNS IT Penerima Hasil Pekerjaan Satker Pengembangan Rumah Swadaya Strategis 18 Mesir PNS Pembukuan & Pelaporan data SAK Satker Pengembangan Rumah Swadaya Strategis 19 Eli Ariyanti, S.Kom Non PNS Tenaga Ahli Muda Administrasi Umum 20 Erwin Wahyudinata, S.Kom Non PNS Tenaga Ahli Muda Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah 21 Khamdan Ubaidillah, ST Non PNS Analis Teknik 22 Priyan Hadianto, ST Non PNS Tenaga Ahli Muda Sistem Informasi Manajemen 23 Retno Andriyani, SAP Non PNS Pelaksana Verifikasi Administrasi Keuangan 24 Rieke Mutiasari, SAP Non PNS Tenaga Ahli Muda Administrasi Umum 25 Dwi Muhammad Lutfi, S.Psi Non PNS Pelaksana Pemberdayaan Masyarakat 26 Fara Dilla Fairuz, S.Ikom Non PNS Pelaksana Verifikasi Administrasi Keuangan 27 Rifky Bimantoro A, S.IKom Non PNS Pelaksana Pengawasan dan Pengendalian 28 Ardiansyah, SE Non PNS Tenaga Ahli Muda Manajemen 29 Djamaluddin anwari Non PNS Pelaksana Pengawasan dan Pengendalian 30 Arif Rokhman Non PNS Pelaksana Pengawasan dan Pengendalian 31 Triyatno. SE Non PNS Pelaksana Pengawasan dan Pengendalian 32 Anna Andari Rahmi, ST Non PNS Pelaksana Verifikasi Administrasi Keuangan 33 Dias Djalu Tantular Non PNS Penyusun Pelaporan dan Monev 34 Agnes Seftianus, Smb Non PNS Tenaga Ahli Muda Manajemen/Pemberdayaan 35 Eko Yuliansyah, ST Non PNS Analis Teknik 36 Dhea Evelina Septiarini Non PNS Pengadministrasi Umum 37 Achmad Fauzi, Amd Non PNS Pelaksana Pengawasan dan Pengendalian 38 Agung Ramadhan Non PNS Pengadministrasi Umum 39 Rendi Tri Susanto Non PNS Penyusun Pelaporan dan Monev 40 Harry Nugraha Non PNS Pengolah Data dan Informasi 41 Ali Subhi Non PNS Pramubakti T

47 AKUNTABILITAS KINERJA 05 PENUTUP KAPASITAS ORGANISASI Daftar Pegawai dan Jabatan Satuan Kerja Pengembangan Rumah Swadaya Strategis No. Nama Status Jabatan 42 Amaral Non PNS Pengemudi 43 Irham Rizky Firsandi Non PNS Pramubakti 44 Fuad Riadi Non PNS Pengemudi Tabel 3.3 Daftar PNS dan Non PNS Satker Pengembangan Rumah Swadaya Strategis 3.2 SARANA DAN PRASARANA Perkembangan dan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi semakin meningkat dan berpengaruh positif pada sistem kinerja pegawai sejalan dengan Reformasi Birokrasi sejak 20 yang terus diperbaiki sistemnya. Juga diterbitkannya peraturan, perundangan dan regulasi yang terus di-update sesuai dengan kondisi kekinian pengelolaan barang milik negara termasuk juga adanya kerjasama antar kementerian antar pihak dalam pengelolaan BMN Kementerian PUPR. Tantangan yang dihadapi adalah perlunya peningkatan penataan aset barang milik negara, akuntabilitas dari transparansi penyelenggaraan pembangunan, keterbukaan informasi publik, pemeliharaan citra positif kementerian, peningkatan layanan sarana dan prasarana kementerian serta meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap layanan publik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang baik. Pengelolaan barang milik negara yang ada di lingkungan Direktorat Rumah Swadaya menggunakan fasilitas sarana dan prasarana Kementerian PUPR yang dimanfaatkan sejak mulai penggabungan Kementerian PU dan Kemenpera menjadi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 15 tahun 2015 tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 15/PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Laksana Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Tantangan yang dihadapi adalah perlunya peningkatan penataan aset barang milik negara, akuntabilitas dari transparansi penyelenggaraan pembangunan, keterbukaan informasi publik, pemeliharaan citra positif kementerian, peningkatan layanan sarana dan prasarana kementerian serta meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap layanan publik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang baik. Berikut ini adalah daftar barang T

48 AKUNTABILITAS KINERJA 05 PENUTUP KAPASITAS ORGANISASI keseluruhan yang digunakan di Direktorat Rumah Swadaya TA 2016 sebagai penunjang kinerja, yaitu: No. Jenis Barang Merk Jumlah 1. Lemari Arsip 8 2. Lemari Besi/Metal New Yiron 2 3. Rak Kayu Langley 1 4. Lemari Display Tacita 2 5. Alat Penghancur Kertas Secure 7 6. Laser Pointer Logitech Wireless 7 7. LCD Projector/Infocus Infocus Projector dan EPSON Projector Portable 9 8. Alat Perekam Suara Sony ICD-PX Meja Kerja Kayu Logan Meubelair lainnya Armani, Quincy, Twain Televisi Samsung Curved Smart 40 inch Kaca Hias Demelza Karpet Stafa Carpet Bracket Standing Standing Bracket Custom 2 Peralatan 15. Alat Rumah Tangga BENHIL F3409, DAMLAN, BEA 12 Lainnya 16. Uninterruptible Power APC 7 Supply (UPS) 17. Handy Talky (HT) Motorola Faximile Panasonic Target Drone DJJ Phantom 4 Combo Extra Battery Kamera Digital Nikon Layar Proyektor Brite Motorized 84 dan JK Screen 70 (178 x 3 178) 22. P.C unit HP Pavilion dan Apple imac, Idea center ic Laptop Lenovo Notebook Lenovo dan HP Pavilion Monitor LG Printer Canon, HP Laserjet Pro 400, HP Color Laserjet 37 Pro, Fuji Xerox, dan Epson L-350 (All In) 27. Scanner Brother Modem D-Link 8 Tabel 3.4 Daftar Alat Pendukung Pada BMN T.A di Lingkungan Direktorat Rumah Swadaya 3.3 DIPA TAHUN 2016 SATUAN KERJA Pada tahun 2016, anggaran yang terdapat pada Satker Direktorat Rumah Swadaya telah mengalami empat kali perubahan disebabkan terdapat pemotongan anggaran untuk T

49 AKUNTABILITAS KINERJA 05 PENUTUP KAPASITAS ORGANISASI tujuan penghematan, berikut adalah perubahan DIPA pada Satker Direktorat Rumah Swadaya: 1. DIPA awal pada tanggal 7 Desember 2015 Jumlah anggaran kegiatan Direktorat Rumah Swadaya berdasarkan DIPA awal adalah sejumlah Rp ,- 2. Revisi ke-1 pada tanggal 22 Februari 2016 Jumlah anggaran kegiatan Direktorat Rumah Swadaya berdasarkan DIPA revisi ke-1 adalah sejumlah Rp ,- 3. Revisi ke-2 pada tanggal 26 Mei 2016 Jumlah anggaran kegiatan Direktorat Rumah Swadaya berdasarkan DIPA revisi ke-2 Satker Direktorat Rumah Swadaya adalah sejumlah Rp ,- 4. Revisi ke-3 pada tanggal 22 September 2016 Jumlah anggaran kegiatan Direktorat Rumah Swadaya berdasarkan DIPA revisi ke-3 Satker Direktorat Rumah Swadaya adalah sejumlah Rp ,- (DIPA terlampir) 5. Self Blocking (Desember 2016) Jumlah anggaran kegiatan Satker Direktorat Rumah Swadaya setelah Self-Blocking adalah sejumlah Rp ,- (PAGU Efektif) Gambar 3.1 DIPA Satker Direktorat Rumah Swadaya T.A 2016 Berikut adalah rincian DIPA Satker Direktorat Rumah Swadaya pada setiap PPK di lingkungan Satker Direktorat Rumah Swadaya: T

50 AKUNTABILITAS KINERJA 05 PENUTUP KAPASITAS ORGANISASI No Kegiatan PAGU DIPA (Rp.) 1 Rencana Teknis Perumahan Swadaya a. Standardisasi Pengembangan Rumah Swadaya b. Penyusunan Program dan Anggaran Tahunan Direktorat Rumah Swadaya - Pengendalian Pelaksanaan Infrastruktur Daerah Sub Bidang Perumahan 2 Pendataan dan Verifikasi Rumah Swadaya a. Pembinaan Pendataan Rumah Swadaya - Pengembangan Sistem Informasi Pendataan RTLH b. Pembinaan Verifikasi Usulan Rumah Swadaya c. Penyusunan Data Base Bantuan Rumah Swadaya 2006 s/d Penyiapan dan Pendampingan Pelaksanaan Bantuan a. Koordinasi Persiapan Pelaksanaan Bantuan Rumah Swadaya b. Pembinaan Pelaksana Bantuan Rumah Swadaya - Pengembangan Pelaksanaan Bantuan Rumah Swadaya c. Pendampingan Pelaksanaan Kegiatan Rumah Swadaya Pemberdayaan dan Kemitraan a. Pembinaan Pendampingan Masyarakat Pra Pelaksanaan Rumah Swadaya - Sertifikasi dan Database Fasilitator Perumahan Swadaya b. Kemitraan Antar Pelaku terkait dalam mendukung pembangunan Rumah Swadaya 5 Layanan Manajerial Rumah Swadaya a. Pemantauan dan Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Rumah Swadaya Iklan Layanan Masyarakat tentang Bantuan Rumah Swadaya Pemantauan dan Evaluasi Pengembangan Rumah Swadaya - Penyusunan Pedoman Pemantauan dan Evaluasi Pengembangan Rumah Swadaya - Evaluasi Kebijakan Pengembangan Rumah Swadaya b. Penatausahaan Perkantoran Penatausahaan Direktorat Rumah Swadaya Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran - Pengadaan Peralatan dan Mesin TOTAL Tabel 3.5 DIPA Satker Direktorat Rumah Swadaya Tahun 2016 Setelah Self-Blocking SATUAN KERJA PENGEMBANGAN RUMAH SWADAYA STRATEGIS T

51 AKUNTABILITAS KINERJA 05 PENUTUP KAPASITAS ORGANISASI Pada Tahun 2016, anggaran yang terdapat pada Satker Pengembangan Rumah Swadaya Strategis adalah sebesar Rp ,- (DIPA terlampir) Gambar 3.2 DIPA Satker Pengembangan Rumah Swadaya Strategis T.A 2016 Berikut adalah rincian DIPA Satker Pengembangan Rumah Swadaya Strategis T.A 2016: No Kegiatan PAGU DIPA (Rp.) 1 Pembangunan Baru Rumah Swadaya Pembangunan Baru Rumah Swadaya Peningkatan Kualitas Rumah Swadaya Bantuan Peningkatan Kualitas Rumah Swadaya Layanan Manajerial Rumah Swadaya a. (Randal) Pendampingan, Pengawasan, dan Pengendalian Pelaksanaan Bantuan b. (Randal) Administrasi Umum c. (Swadaya) Pendampingan, Pengawasan, dan Pengendalian Pelaksanaan Bantuan d. (Swadaya) Pembinaan Teknis Bantuan Rumah swadaya Layanan Perkantoran Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran TOTAL Tabel 3.6 DIPA Satker Pengembangan Rumah Swadaya Strategis Tahun 2016 T

52 AKUNTABILITAS KINERJA 05 PENUTUP KAPASITAS ORGANISASI SNVT DI PROVINSI Berikut adalah rincian DIPA PPK Rumah Swadaya di Provinsi (DIPA terlampir): No Kegiatan Unit PAGU DIPA (Rp.) 1 PPK PROVINSI ACEH PPK PROVINSI SUMATERA UTARA PPK PROVINSI SUMATERA BARAT PPK PROVINSI RIAU PPK PROVINSI KEPULAUAN RIAU PPK PROVINSI JAMBI PPK PROVINSI BENGKULU PPK PROVINSI SUMATERA SELATAN PPK PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PPK PROVINSI LAMPUNG PPK PROVINSI JAWA BARAT PPK PROVINSI BANTEN PPK PROVINSI JAWA TENGAH PPK PROVINSI DI YOGYAKARTA PPK PROVINSI JAWA TIMUR PPK PROVINSI BALI PPK PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PPK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PPK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PPK PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PPK PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PPK PROVINSI KALIMANTAN TIMUR T

53 AKUNTABILITAS KINERJA 05 PENUTUP KAPASITAS ORGANISASI No Kegiatan Unit PAGU DIPA (Rp.) 23 PPK PROVINSI KALIMANTAN UTARA PPK PROVINSI SULAWESI UTARA PPK PROVINSI SULAWESI BARAT PPK PROVINSI SULAWESI TENGAH PPK PROVINSI SULAWESI TENGGARA PPK PROVINSI SULAWESI SELATAN PPK PROVINSI GORONTALO PPK PROVINSI MALUKU PPK PROVINSI MALUKU UTARA PPK PROVINSI PAPUA PPK PROVINSI PAPUA BARAT TOTAL Tabel 3.7 DIPA PPK Rumah Swadaya di SNVT Provinsi Tahun 2016 T

54

55 BAB IV AKUNTABILITAS KINERJA 4.1 Capaian Kinerja Organisasi Akuntabilitas kinerja merupakan kewajiban suatu unit kerja atau pimpinan suatu organisasi dalam mempertanggungjawabkan dan menjelaskan capaian kinerja yang telah dilaksanakan sesuai dengan program, tujuan, dan sasaran yang telah direncanakan dalam kurun waktu satu tahun. Kinerja yang telah dilaksanakan oleh Direktorat Rumah Swadaya selaku unit kerja eselon II disampaikan ke unit organisasi eselon I untuk dilaporkan menjadi Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan. Untuk mencapai indikator kinerja diperlukan kebijakan yang mendukung program rumah swadaya berupa regulasi yang dijadikan pedoman dalam melaksanakan kegiatan Direktorat Rumah Swadaya dalam tahun 2016 yaitu Permen PUPR No. 13 Tahun 2016 tentang Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya. Direktorat Rumah Swadaya juga mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan No. 168/PMK tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada Kementerian/Lembaga yang mengamanatkan bahwa pengguna anggaran berkewenangan untuk menetapkan pedoman umum pengelolaan dan pertanggungjawaban belanja bantuan sosial sehingga program tersebut dapat dilaksanakan tepat sasaran dan tepat waktu serta dapat dipertanggungjawabkan. Untuk mencapai sasaran tahun 2016, Direktorat Rumah Swadaya telah membuat Rencana Kinerja Tahunan yang terdiri dari 2 sasaran dan 7 indikator kinerja. Setelah DIPA disetujui maka Direktorat Rumah Swadaya membuat Perjanjian Kinerja untuk Tahun Anggaran 2016 yang tertuang dalam tabel 4.1 di bawah ini: Sasaran Program/ Kegiatan Indikator Kinerja Target (1) (2) (3) PROGRAM PENGEMBANGAN PERUMAHAN Kegiatan Pemberdayaan Perumahan Swadaya 1. Keswadayaan masyarakat untuk peningkatan kualitas dan pembangunan rumah /hunian yang layak dan terjangkau bagi MBR dalam lingkungan yang aman, sehat, teratur, dan serasi. 1. Rencana Teknis Perumahan Swadaya 2. Pendataan dan Verifikasi Rumah Swadaya 3. Penyiapan dan Pendampingan Pelaksanaan Bantuan 4. Pemberdayaan dan Kemitraan 5. Layanan Manajerial Rumah Swadaya 3 Rencana 3 Layanan 3 Laporan 3 Laporan 40 Laporan 2. Pembangunan rumah dan peningkatan kualitas rumah swadaya 1. Jumlah Pembangunan Baru Rumah Swadaya 2. Jumlah Peningkatan Kualitas Rumah Swadaya Unit Unit Tabel 4.1 Perjanjian Kinerja Direktorat Rumah SwadayaTahun

56 a. REALISASI FISIK Berikut adalah penjabaran mengenai capaian kinerja Direktorat Rumah Swadaya Tahun 2016: Sasaran I Keswadayaan masyarakat untuk peningkatan kualitas dan pembangunan rumah/hunian yang layak dan terjangkau bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dalam lingkungan yang aman, sehat, teratur, dan serasi. Rencana Teknis Perumahan Swadaya Kegiatan Target Realisasi Persentase 1. Standardisasi Pengembangan Rumah Swadaya 1 rencana 1 rencana 100% 2. Penyusunan Program dan Anggaran Tahunan 2 rencana 2 rencana 100% Direktorat Rumah Swadaya - Pengendalian Pelaksanaan Infrastruktur (1 laporan) (1 laporan) 100% Daerah Sub Bidang Perumahan TOTAL 3 rencana 3 rencana 100% Tabel 4.2 Output Kegiatan Subdit Perencanaan Teknis dan Standardisasi Pencapaian pada tabel diatas didukung dengan rincian pelaksanaan pekerjaan sebagai berikut: 1. STANDARDISASI PENGEMBANGAN RUMAH SWADAYA Kegiatan Standardisasi Pengembangan Rumah Swadaya dilaksanakan untuk menyempurnakan konsep, khususnya peraturan dan dukungan lainnya yang akan dijadikan sebagai pedoman pelaksanaan program Direktorat Rumah Swadaya. Kegiatan tersebut antara lain: 40

57 a. Revisi PermenPUPR Nomor 39/PRT/M/2015 tentang Perubahan Atas Permenpera Nomor 06 Tahun 2013 tentang Prosedur Pelaksanaan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya; b. Masukan terhadap Revisi PermenPUPR Nomor 47/PRT/M/2015 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur; c. Penyusunan Modul Rumah Layak Huni dan Sehat serta Tahan Gempa yang berisikan kriteria dan tahap pembangunan rumah layak huni agar dapat dipahami oleh masyarakat menengah bawah/berpenghasilan rendah dan pihak yang terlibat dalam pembangunan rumah secara swadaya; d. Standar Operasional Prosedur (SOP) di lingkungan Direktorat Rumah Swadaya; e. Penyusunan Kamus Kompetensi Teknis Direktorat Rumah Swadaya; f. Penyusunan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP), dan g. Kajian Kebutuhan Produk Hukum di lingkungan Direktorat Rumah Swadaya. Melalui pelaksanaan kegiatan Standardisasi Pengembangan Rumah Swadaya ini dihasilkan keluaran (output) sebagai berikut: 1. Keluaran Kualitatif Terselenggaranya Kegiatan Standardisasi Pengembangan Rumah Swadaya. 2. Keluaran Kuantitatif a. Dokumen Laporan Akhir Pelaksanaan Standardisasi Pengembangan Rumah Swadaya; b. Draft Revisi PermenPUPR Nomor 39/PRT/M/2015 tentang Perubahan Atas Permenpera Nomor 06 Tahun 2013 tentang Prosedur Pelaksanaan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya; c. Masukan terhadap Revisi PermenPUPR Nomor 47/PRT/M/2015 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur; d. Penyusunan Modul Rumah Layak Huni; e. Standar Operasional Prosedur (SOP) di Lingkungan Direktorat Rumah Swadaya; f. Kamus Kompetensi Teknis Direktorat Rumah Swadaya; g. Penyusunan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP); dan h. Penyusunan kajian kebutuhan produk hukum di lingkungan Direktorat Rumah Swadaya. Tahapan pelaksanaan kegiatan sampai dengan menghasilkan keluaran/output adalah sebagai berikut: 1. Tahapan Persiapan - Penyiapan rencana kerja; - Inventarisasi dan pengumpulan bahan pendukung; - Pelaksanaan penyusunan Standardisasi Pengembangan Rumah Swadaya; 41

58 - Analisis terhadap data-data yang dikumpulkan di lapangan, dan - Koordinasi/pertemuan/FGD dalam rangka pembahasan maupun menjaring masukan. 2. Tahapan Pelaksanaan - Penyiapan masukan teknis menjadi naskah akademik draft revisi peraturan dan bahan dukungan lainnya (modul, dll); - Inventarisasi lembaga/institusi dan perorangan yang akan dijadikan sebagai narasumber dalam pemberian bahan masukan terhadap draft revisi peraturan tersebut dan kegiatan dukungan lainnya; - Pelaksanaan konsultasi/uji publik dari substansi/materi draft revisi peraturan tersebut dan kegiatan dukungan lainnya; - Evaluasi dan penyempurnaan substansi draft revisi peraturan tersebut dan kegiatan dukungan lainnya; - Penyepakatan terhadap substansi dan format penulisan draft revisi peraturan dan kegiatan dukungan lainnya, dan - Pelaporan pelaksanaan penyusunan draft revisi peraturan dan kegiatan dukungan lainnya. 3. Evaluasi Pelaksanaan Standardisasi Pengembangan Rumah Swadaya Melaksanakan evaluasi terhadap pelaksanaan penyusunan standardisasi dan kegiatan dukungan lainnya. 4. Penyusunan Laporan Pelaksanaan/Akhir. DOKUMENTASI KEGIATAN STANDARDISASI PENGEMBANGAN RUMAH SWADAYA Pembahasan Internal Revisi PermenPUPR 39/PRT/M/2015 tentang Perubahan atas Permenpera Nomor 06 Tahun 2013 Pembahasan Internal Revisi PermenPUPR 39/PRT/M/2015 tentang Perubahan atas Permenpera Nomor 06 Tahun

59 Pembahasan Revisi PermenPUPR 39/PRT/M/2015 tentang Perubahan atas Permenpera Nomor 06 Tahun 2013 dengan Bagian Hukum dan Biro Hukum Asistensi draft Revisi PermenPUPR 39/PRT/M/2015 tentang Perubahan atas Permenpera Nomor 06 Tahun 2013 dengan Biro Hukum, Setjen KemenPUPR Pembahasan Internal Terhadap Masukan PermenPUPR Nomor 47/PRT/M/2015 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan DAK Bidang Infrastruktur (Subbidang Perumahan) dengan Konsultan Pengendalian DAK Subbidang Perumahan Pembahasan dengan Bagian Hukum Setditjen Penyediaan Perumahan terhadap Masukan Revisi Nomor 47/PRT/M/2015 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan DAK Bidang Infrastruktur (Subbidang Perumahan) Pembahasan Terhadap Masukan PermenPUPR Nomor 47/PRT/M/2015 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan DAK Bidang Infrastruktur (Subbidang Perumahan) dengan Kementerian Dalam Negeri Pembahasan/Penyusunan Kamus Kompetensi Teknis 43

60 Diskusi terkait dengan Identifikasi Kebutuhan Produk Pengaturan Internal Direktorat Rumah Swadaya Pembahasan Draft Buku I Kebutuhan Produk Pengaturan Internal Direktorat Rumah Swadaya Pelaksanaan TOF Penilaian Prestasi Pegawai/SKP 2. PENYUSUNAN PROGRAM DAN ANGGARAN TAHUNAN Maksud dilaksanakannya kegiatan ini adalah agar tersusunnya Rencana Kerja (Renja) Direktorat Rumah Swadaya Tahun 2017 dan RKA-KL Tahun Anggaran 2017, sedangkan tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendapatkan acuan pelaksanaan program dan kegiatan Tahun 2017, sekaligus tersusunnya RKA-KL Tahun Anggaran Pelaksanaan kegiatan Penyusunan Program dan Anggaran Tahunan Direktorat Rumah Swadaya diharapkan dapat menghasilkan keluaran/output sebagai berikut: 1. Indikator Keluaran (Kualitatif) Terselenggaranya fungsi perencanaan dan penganggaran yang baik sehingga tugas pokok dan fungsi Direktorat Rumah Swadaya yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. 44

61 2. Keluaran (Kuantitatif) Keluaran (output) dari kegiatan ini adalah tersusunnya dokumen Rencana Kerja Tahunan Direktorat Rumah Swadaya Tahun 2017 dan dokumen RKA-KL Tahun Anggaran Adapun tahapan pelaksanaan kegiatan untuk mencapai output di atas adalah sebagai berikut: 1. Mempelajari dan menelaah Renstra Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun ; 2. Mempelajari dan menelaah Renstra Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan Tahun ; 3. Melakukan evaluasi dan analisis terhadap pelaksanaan program/kegiatan tahun sebelumnya; 4. Rapat dan konsinyasi persiapan penyusunan anggaran (internal); 5. Menyusun Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2017 dengan menjaring masukan hasil kesepakatan program, kegiatan dan pendanaan pusat dan daerah melalui proses Pra Konreg, Rakortek, Konsultasi Regional (Konreg), Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas), Kunjungan kerja ke daerah, dan lain-lain yang sifatnya untuk perencanaan dan penganggaran didaerah; 6. Menyusun Rencana Kerja Direktorat Rumah Swadaya untuk Tahun 2017; 7. Menyusun RKA-KL Tahun Anggaran 2017, dan 8. Menyusun laporan pelaksanaan/akhir. DOKUMENTASI KEGIATAN PENYUSUNAN PROGRAM DAN ANGGARAN TAHUNAN Rapat Persiapan Penyusunan Anggaran Pra Konreg Kementerian PUPR 45

62 Rakortek Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan Persiapan Musrenbangnas Musrenbangnas Trilateral Meeting Penyusunan Renja 2017 Penelahaan RKA-KL

63 Penyerahan DIPA PENGENDALIAN PELAKSANAAN INFRASTRUKTUR DAERAH SUB BIDANG PERUMAHAN Maksud dari kegiatan ini adalah memfasilitasi SKPD Kabupaten/Kota penerima Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Infrastruktur Sub Bidang Perumahan untuk dapat melaksanakan kegiatan pembangunan Infrastruktur daerah agar dapat berjalan dengan baik, efektif, efisien dan akuntabel. Sedangkan, tujuannnya adalah agar terwujudnya penyediaan perumahan swadaya yang layak huni dan sehat serta mencegah permukiman kumuh di lokasi daerah tertinggal, perbatasan dan pulau terluar. Dana Alokasi Khusus (DAK) perumahan merupakan upaya pendanaan alternatif Ditjen Penyediaan Perumahan untuk menutup gap target RPJMN sebanyak unit dengan kemampuan APBN yang hanya sekitar unit. DAK Perumahan Tahun 2016 bersumber dari jenis dana DAK Infrastruktur Publik Daerah (IPD) yang dilaksanakan dalam rangka pencegahan perumahan kawasan permukiman kumuh di daerah tertinggal, perbatasan serta kawasan pulau-pulau kecil terluar. Kabupaten/Kota yang melaksanakan DAK Perumahan Tahun 2016 berjumlah 73 Kab/Kota dengan Alokasi anggaran Rp. 214,05 Miliar atau sebanyak unit. Kegiatan ini diharapkan menghasilkan keluaran/output, antara lain: 1. Indikator Keluaran Kualitatif Terlaksananya pemantauan, analisis, advis/bimbingan teknis dan evaluasi serta pelaporan terhadap kinerja pelaksanaan pembangunan infrastruktur daerah sub bidang perumahan melalui DAK Tahun Anggaran 2016 serta masukan pelaksanaan DAK Subbidang Perumahan Indikator Keluaran Kuantitatif 47

64 1) Tersusunnya laporan hasil realisasi pelaksanaan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya di lokasi kabupaten/kota tertinggal, perbatasan dengan negara tetangga, dan pulau kecil/terluar. 2) Analisa kajian atas petunjuk teknis yang ada terhadap implementasi pelaksanaan di lapangan sebagai bahan masukan pelaksanaan infrastruktur daerah subbidang perumahan tahun ) Laporan Excecutive Summary, hasil pelaksanaan best practice pelaksanaan Infrastruktur Daerah Subbidang Perumahan. Dari hasil sampling di 7 (tujuh) lokasi yang dilakukan pengendalian Dana Alokasi Khusus (DAK) Sub Bidang Perumahan, didapatkan beberapa kesimpulan dan rekomendasi sebagai berikut: 1. Kesimpulan: a. Pelaksanaan DAK Sub Bidang Perumahan dengan kegiatan BSPS telah mengikuti petunjuk teknis yang ada tetapi fasilitasi pembinaan dan pengendalian dari pemerintah pusat dan provinsi belum cukup optimal kepada pemerintah kabupaten/kota penerima DAK; b. Proses pencairan anggaran DAK didaerah dilakukan melalui mekanisme pengelolaan keuangan daerah, tetapi juga masih ada daerah yang tidak melaksanakan hal tersebut dikarenakan dasar hukum pencairan anggaran tersebut belum dapat diterapkan; c. Pada umumnya penerima manfaat merasakan kegiatan ini sangat bermanfaat dan membantu masyarakat agar bisa menempati rumah yang layak huni; d. Dari 73 kabupaten/kota penerima bantuan belum ada 50% kabupaten/kota yang telah menyelesaikan kegiatan, hal ini akan berdampak anggarannya masuk kedalam SILPA; e. Struktur organisasi yang membidangi perumahan sebagian besar masih berada pada posisi pengawas (Eselon IV) sehingga fokus pekerjaan dan koordinasi dengan pusat tidak maksimal; f. Kurangnya pemahaman daerah dalam melaporkan progres pekerjaan Tahun 2016 melalui aplikasi E-Monitoring DAK, sehingga masih ada beberapa Kabupaten/Kota yang belum melakukan pelaporan Tahun 2016; g. Belum dibentuk koordinasi pusat dan Tim Teknis penyelenggaraan DAK Perumahan, dan h. Lokasi rumah swadaya yang akan dibantu tidak sesuai dengan proposal awal yang telah diajukan. 48

65 2. Berdasarkan hal tersebut di atas, diperlukan upaya/langkah-langkah dalam rangka membina daerah pelaksana DAK Perumahan, sebagai berikut: a. Peraturan atau Juknis yang dibuat harus melihat mekanisme pelaksanaan anggaran di daerah yang telah diatur dalam Permendagri; b. Perlu dibatasi harga satuan unit rumah yang dibantu agar tidak menghilangkan mekanisme swadaya masyarakat dari kegiatan ini; c. Daerah yang menunda pelaksanaan DAK Sub Bidang Perumahan Tahun 2016, agar dapat direalisasikan ke tahun 2017 dan dapat dijalankan sesuai peraturan yang berlaku; d. Optimalisasi peran SNVT Penyediaan Perumahan Provinsi dalam membina dan memberikan advis secara teknis; e. Menyampaikan surat pemberitahuan kepada Kepala Daerah untuk segera melaporkan pelaksanaan Tahun 2016; f. Perlu adanya pelatihan penggunaan aplikasi E-Monitoring DAK bagi Kabupaten/Kota; g. Segera menyusun draft Tim Teknis penyelenggaraan DAK sebagai masukan dalam penyusunan tim koordinasi pusat; h. Lokasi bantuan yang tidak sesuai dengan proposal awal akan diupayakan melalui dana alternatif lain, dan i. Melakukan koordinasi, evaluasi, dan pemantauan terhadap pelaksanaan baik melalui FGD maupun kunjungan lapangan. DOKUMENTASI KEGIATAN PENGENDALIAN PELAKSANAAN INFRASTRUKTUR DAERAH SUB BIDANG PERUMAHAN Monitoring Pelaksanaan DAK Sub Bidang Perumahan di Kabupaten Natuna 49

66 Monitoring Pelaksanaan DAK Sub Bidang Perumahan di Kabupaten Sangihe Indikator 2 Fasilitasi Pendataan dan Verifikasi Rumah Swadaya Kegiatan Target Realisasi Persentase Fasilitasi Pendataan dan Verifikasi Rumah Swadaya 1. Pembinaan Pendataan Rumah Swadaya - Pengembangan Sistem Informasi Pendataan RTLH 3. Pembinaan Verifikasi Usulan Rumah Swadaya 4. Penyusunan Data Base Bantuan Rumah Swadaya 2006 s/d Layanan (1 Laporan) 1 Layanan (1 Laporan) 100% 100% 1 Layanan 1 Layanan 100% 1 Layanan 1 Layanan 100% TOTAL 3 Layanan 3 Layanan 100% Tabel 4.3 Output Kegiatan Subdit Fasilitasi Pendataan dan Verifikasi Pencapaian pada tabel diatas didukung dengan rincian pelaksanaan pekerjaan sebagai berikut: 1. PEMBINAAN PENDATAAN RUMAH SWADAYA Kegiatan Pembinaan Pendataan Rumah Swadaya dilaksanakan untuk menyediakan basis data (database) Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) yang valid dan terkini (up to date) untuk membantu pemerintah pusat dan daerah (provinsi dan kabupaten/kota), masyarakat dan 50

67 pemangku kepentingan lainnya (stakeholder) dalam rangka peningkatan kualitas rumah dan permukiman. Hasil melalui kegiatan ini adalah terkumpulnya database Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) Tahun 2016 yang telah diverifikasi tingkat desa/kelurahan, tingkat kecamatan, tingkat kabupaten/kota, hingga tingkat provinsi sebagai dasar dilakukannya proses klasifikasi dan proses kategorisasi RTLH. Untuk melaksanakan kegiatan Pembinaan Pendataan Rumah Swadaya, digunakan beberapa perangkat kegiatan diantaranya Sistem Informasi Pendataan. Sistem Informasi Pendataan RTLH merupakan layanan pengelolaan data RTLH yang dibangun dan dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan perangkat pendataan pada Sub Direktorat Fasilitasi Pendataan dan Verifikasi Direktorat Rumah Swadaya. Sistem Informasi pendataan RTLH berfungsi sebagai perangkat (tool) dalam mendukung kegiatan penjaringan data RTLH dan monitoring serta evaluasi dalam pelaksanaan kegiatan pendataan RTLH. Penilaian kinerja pembinaan pendataan rumah swadaya didasarkan kepada jumlah RTLH yang telah dikumpulkan dan diinput ke dalam Sistem Informasi Pendataan RTLH sebagai perangkat dalam menyimpan dan mengolah data. Jumlah data Rumah Tidak Layak Huni dari Basis Data Terpadu adalah sebanyak data, dengan jumlah angka backlog sebesar RPJMN tahun menyebutkan bahwa salah satu sasaran pembangunan perumahan tahun adalah peningkatan kualitas RTLH untuk 1,5 Juta rumah tangga dan bantuan stimulan pembangunan baru rumah swadaya untuk rumah tangga. Setidaknya diperlukan data Rumah Tidak Layak Huni dalam 5 tahun atau data kepala keluarga yang menghuni Rumah Tidak Layak Huni setiap tahunnya. Berdasarkan angka tersebut, rasio perbandingan jumlah data yang telah didapatkan oleh sub Direktorat Fasilitasi Pendataan dan Verifikasi terhadap angka yang ditargetkan oleh RPJMN adalah 972%. Target RPJMN Pembangunan Baru Rumah Swadaya sejumlah unit merupakan upaya dalam penanganan angka backlog. Rasio kebutuhan data pencapaian target RPJMN tersebut terhadap total data backlog yang telah dikumpulkan oleh Sub Direktorat Fasilitasi Pendataan dan Verifikasi pada tahun 2016 adalah sebesar 71,9% atau masih terdapat kekurangan data sejumlah Jika dibandingkan dengan kebutuhan data pembangunan baru setiap tahunnya yaitu per tahun, pencapaian data backlog pada tahun 2016 telah memenuhi target 359 %. 51

68 Berikut adalah rincian perhitungan persentase pencapaian target outcome dari subdirektorat Fasilitasi Pendataan dan Verifikasi: Outcome Kegiatan: 1. Rekapitulasi data RTLH Nasional dapat digambarkan sebagaimana pada grafik berikut: No Provinsi Jumlah Basis Data Terpadu 1 Bangka Belitung 3,300 2 Kepulauan Riau 3,591 3 Kalimantan Utara 5,848 4 D.I. Yogyakarta 10,728 5 Kalimantan Timur 12,966 6 Maluku Utara 19,251 7 Gorontalo 19,864 8 Bali 20,401 9 Papua Barat 22, Sulawesi Utara 29, Bengkulu 31, Jambi 34, Kalimantan Tengah 38, Sulawesi Barat 41, Kalimantan Selatan 41, Maluku 44, Sulawesi Tenggara 47,183 52

69 No Provinsi Jumlah Basis Data Terpadu 18 Riau 47, Sumatera Barat 60, Nusa Tenggara Barat 67, Sulawesi Tengah 79, Banten 84, Lampung 93, Sulawesi Selatan 102, Aceh 103, Sumatera Selatan 127, Kalimantan Barat 132, Sumatera Utara 192, Jawa Barat 284, Papua 302, Jawa Timur 303, Jawa Tengah 307, Nusa Tenggara Timur 340,6 Total Data 3,056,498 Tabel 4.4 Tabel Rekapitulasi Data RTLH Nasional Nusa Tenggara Timur Jawa Timur Jawa Barat Kalimantan Barat Aceh Lampung Sulawesi Tengah Sumatera Barat Sulawesi Tenggara Kalimantan Selatan Kalimantan Tengah Bengkulu Papua Barat Gorontalo Kalimantan Timur Kalimantan Utara Bangka Belitung - 200, ,000 Grafik 4.1 Grafik Rekapitulasi Data RTLH Nasional 53

70 2. Pada tabel berikut ditampilkan rasio perbandingan total Rumah Tidak Layak Huni terhadap Total BDT untuk masing-masing provinsi. No Provinsi Data BDT Data RTLH BDT Rasio Dalam % 1. Bangka Belitung ,0% 2. Kepulauan Riau ,5% 3. Kalimantan Utara ,3% 4. D.I. Yogyakarta ,9% 5. Kalimantan Timur ,6% 6. Maluku Utara ,0% 7. Gorontalo ,1% 8. Bali ,6% 9. Papua Barat ,1% 10. Sulawesi Utara ,2% 11. Bengkulu ,7% 12. Jambi ,9% 13. Kalimantan Tengah ,9% 14. Sulawesi Barat ,2% 15. Kalimantan Selatan ,8% 16. Maluku ,8% 17. Sulawesi Tenggara ,0% 18. Riau ,9% 19. Sumatera Barat ,1% 20. Nusa Tenggara Barat ,3% 21. Sulawesi Tengah ,4% 22. Banten ,8% 23. Lampung ,7% 24. Sulawesi Selatan ,3% 25. Aceh ,6% 26. Sumatera Selatan ,0% 27. Kalimantan Barat ,6% 28. Sumatera Utara ,9% 29. Jawa Barat ,2% 30. Papua ,4% 31. Jawa Timur ,3% 32. Jawa Tengah ,9% 33. Nusa Tenggara Timur ,9% Total Data Tabel 4.5 Rasio Perbandingan Total Rumah Tidak Layak Huni Terhadap Total BDT 54

71 Informasi Backlog Berdasarkan Segmentasi BDT RTLH No Provinsi Backlog Data BDT RTLH Persentase 1. Gorontalo 2,444 19,864 12% 2. Maluku 5,061 44,287 11% 3. Maluku Utara 2,181 19,251 11% 4. Jawa Tengah 29, ,111 9% 5. Sulawesi Utara 2,705 29,449 9% 6. Sulawesi Tenggara 3,984 47,183 8% 7. Sulawesi Selatan 8, ,234 8% 8. Banten 7,035 84,135 8% 9. Papua Barat 1,839 22,783 8% 10. Bangka Belitung 243 3,300 7% 11. Nusa Tenggara 24, ,6 7% Timur 12. Kalimantan Barat 9, ,328 7% 13. Sulawesi Tengah 5,453 79,934 7% 14. Kalimantan Utara 396 5,848 7% 15. Sulawesi Barat 2,775 41,255 7% 16. Jawa Barat 19, ,797 7% 17. Bengkulu 2,123 31,770 7% 18. Kalimantan Timur ,966 6% 19. Sumatera Barat 3,870 60,825 6% 20. Kalimantan Tengah 2,423 38,276 6% 21. DI Yogyakarta ,728 6% 22. Jambi 2,083 34,214 6% 23. Bali 1,240 20,401 6% 24. Jawa Timur 18, ,062 6% 25. Kepulauan Riau 181 3,591 5% 26. Kalimantan Selatan 1,787 41,386 4% 27. Sumatera Selatan 5, ,871 4% 28. Aceh 4, ,945 4% 29. Riau 1,828 47,550 4% 30. Nusa Tenggara 2,466 67,579 4% Barat 31. Lampung 2,686 93,752 3% 32. Sumatera Utara 3, ,082 2% 33. Papua 1, ,695 1% TOTAL % Tabel 4.6 Informasi Backlog Berdasarkan Segmentasi BDT RTLH 3. Hasil pengolahan terhadap segmentasi Basis Data Terpadu dapat ditampilkan sebagaimana diagram-diagram berikut: a. Persentase Rumah Tangga yang Menghuni Rumah dan Lahan Milik Orang Lain 55

72 Grafik 4.2 Persentase Rumah Tangga yang Menghuni Rumah dan Lahan Milik Orang Lain b. Segmentasi Berdasarkan Usia Kepala Keluarga Grafik 4.3 Segmentasi Berdasarkan Usia Kepala Keluarga 56

73 c. Segmentasi Berdasarkan Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga Grafik 4.4 Segmentasi Berdasarkan Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga DOKUMENTASI KEGIATAN PEMBINAAN PENDATAAN RUMAH SWADAYA Kegiatan Bimbingan Teknis Pendataan RTLH di Aceh Kegiatan Bimbingan Teknis Pendataan RTLH di Banten 57

74 Penandatanganan Pakta Integritas Penandatanganan Pakta Integritas 2. PEMBINAAN VERIFIKASI DAN USULAN RUMAH SWADAYA Kegiatan Pembinaan Verifikasi Usulan Rumah Swadaya dilaksanakan dalam rangka mengumpulkan data RTLH seluruh Indonesia yang terverifikasi sehingga dapat dikelompokkan dengan cara mengklasifikasikan data RTLH yang dimiliki Direktorat Rumah Swadaya, sesuai dengan sasaran program sebagai dasar penyusunan kebijakan, perencanaan, pemograman dan penganggaran serta pemantauan dan evaluasi dalam pelaksanaan peningkatan kualitas rumah dan permukiman. Hasil kegiatan ini adalah tersusunnya dokumen laporan yang terdiri dari laporan awal dan laporan akhir yang berisi informasi penetapan alokasi dan lokasi penyaluran Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS). Dengan adanya pembinaan verifikasi usulan rumah swadaya dapat diketahui kedinamisan data RTLH dan karakter-karakternya sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan dalam membuat kebijakan baru untuk penanganan Rumah Tidak Layak Huni. Selama tahun 2016 dalam kegiatan Pembinaan Verifikasi Usulan Rumah Swadaya telah menetapkan pengalokasian penanganan rumah tidak layak huni sebesar unit untuk ditangani tahun 2016 dan unit untuk ditangani pada tahun Pengalokasian penanganan RTLH Tahun 2016 Berikut adalah rincian pengalokasian penanganan Rumah Tidak Layak Huni untuk tahun 2016 : unit melalui SNVT untuk peningkatan kualitas unit melalui satuan kerja strategis untuk peningkatan kualitas dan pembangunan baru. 58

75 NO PROVINSI KABUPATEN/KOTA KECAMATAN/DISTRIK DESA/KELURAHAN JUMLAH 1 ACEH ,000 2 BALI ,000 3 BANGKA BELITUNG ,485 4 BANTEN ,980 5 BENGKULU ,000 6 D.I. YOGYAKARTA ,140 7 GORONTALO ,203 8 JAMBI ,197 9 JAWA BARAT , JAWA TENGAH , JAWA TIMUR , KALIMANTAN BARAT , KALIMANTAN SELATAN , KALIMANTAN TENGAH , KALIMANTAN TIMUR , KALIMANTAN UTARA , KEPULAUAN RIAU , LAMPUNG , MALUKU , MALUKU UTARA , NUSA TENGGARA BARAT , NUSA TENGGARA TIMUR , PAPUA , PAPUA BARAT , RIAU , SULAWESI BARAT , SULAWESI SELATAN ,142 59

76 NO PROVINSI KABUPATEN/KOTA KECAMATAN/DISTRIK DESA/KELURAHAN JUMLAH 28 SULAWESI TENGAH , SULAWESI TENGGARA , SULAWESI UTARA , SUMATERA BARAT , SUMATERA SELATAN , SUMATERA UTARA ,468 TOTAL ,767 96,113 Tabel 4.7 Alokasi Penanganan RTLH Tahun Pengalokasian penanganan tahun 2017 Berikut adalah rincian pengalokasian penanganan rumah tidak layak huni untuk tahun 2017 : a unit pelaksanaan melalui SNVT NO PROVINSI KABUPATEN/ KOTA KECAMATAN/ DISTRIK DESA/ KELURAHAN ACEH SUMATERA UTARA RIAU KEPULAUAN RIAU JAMBI SUMATERA BARAT SUMATERA SELATAN KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BENGKULU LAMPUNG BANTEN JAWA BARAT UNIT 2,500 2,500 2,500 1,500 2,500 3,500 3,000 2,000 2,000 3,000 2,500 6,000 60

77 NO PROVINSI KABUPATEN/ KOTA KECAMATAN/ DISTRIK DESA/ KELURAHAN JAWA TENGAH DI YOGYAKARTA JAWA TIMUR BALI KALIMANTAN BARAT KALIMANTAN TENGAH KALIMANTAN TIMUR KALIMANTAN SELATAN KALIMANTAN UTARA SULAWESI UTARA GORONTALO SULAWESI TENGAH SULAWESI TENGGARA SULAWESI SELATAN SULAWESI BARAT MALUKU MALUKU UTARA NUSA TENGGARA BARAT NUSA TENGGARA TIMUR PAPUA BARAT PAPUA UNIT 5,000 1,500 6,500 2,000 4,000 2,000 2,500 2,500 1,500 3,600 2,000 3,500 3,000 4,500 2,000 3,000 3,000 3,400 4,000 3,500 3,500 JUMLAH , ,000 Tabel 4.8 Alokasi Penanganan RTLH Tahun 2017 b unit peningkatan kualitas dengan pelaksanaan melalui satuan kerja strategis unit pengalokasian kumuh unit pengalokasian KSPN unit pengalokasian pembangunan baru 61

78 NO PROVINSI KABUPATEN/ KOTA KECAMATAN/ DISTRIK DESA/ KELURAHAN UNIT 1 ACEH SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT SUMATERA SELATAN LAMPUNG BANTEN JAWA BARAT JAWA TENGAH DI YOGYAKARTA JAWA TIMUR KALIMANTAN BARAT KALIMANTAN SELATAN SULAWESI TENGGARA SULAWESI TENGAH SULAWESI SELATAN MALUKU NUSA TENGGARA BARAT NUSA TENGGARA TIMUR TOTAL ,184 Tabel 4.9 Peningkatan Kualitas Dengan Pelaksanaan Melalui Satuan Kerja Strategis Selama tahun 2016 dalam kegiatan Pembinaan Verifikasi Usulan Rumah Swadaya telah menetapkan pengalokasian penanganan rumah tidak layak huni sebesar unit untuk ditangani tahun 2016 dan unit untuk ditangani pada tahun

79 DOKUMENTASI KEGIATAN PEMBINAAN VERIFIKASI USULAN RUMAH SWADAYA Pendampingan verifikasi usulan RTLH RTLH di Desa Kohod RTLH di Desa Kohod Koordinasi dengan Dinas PU Kabupaten Kendal dan RTLH di Kabuapten Kendal Koordonasi dengan Bappeda Kota Surakarta Verifikasi RTLH DI KAWASAN Tanjung Lesung, Pandeglang Banten Koordinasi dengan SKPD Kota Pontianak Contoh RTLH yang telah mendapatkan BSPS 63

80 R Koordinasi dengan SKPD Kelurahan Meranti Pandak TLH di Meranti Pandak Koordinasi di Lombok untuk membahas penanganan RTLH di kawasan Pariwisata bagi 5 provinsi Contoh RTLH di kawasan pariwisata mandalika 3. PENYUSUNAN DATABASE BANTUAN STIMULAN PERUMAHAN SWADAYA 2006 S/D 2015 Maksud dari kegiatan penyusunan database bantuan rumah swadaya adalah untuk melakukan pengumpulan data bantuan yang telah dialokasikan oleh Pemerintah sejak tahun 2006 hingga tahun Tujuan dari kegiatan penyusunan database bantuan rumah swadaya ini adalah mendapatkan gambaran nyata, utuh dan berkesinambungan dari pelaksanaan bantuan rumah swadaya atau hasil dari operasionalisasi kebijakannya. Dalam pelaksanaan bantuan rumah swadaya mulai tahun 2006 sampai dengan tahun 2015 menggunakan Permenpera dan Permen PUPR, sebagaimana terurai di bawah ini: 1. Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 08/PERMEN/M/2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Pemberian Stimulan untuk Perumahan Swadaya Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah Melalui Lembaga Keuangan Mikro/Lembaga Keuangan Non Bank. 64

81 2. Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 14/PERMEN/M/2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah. Diundangkan di Jakarta pada tanggal 11 Agustus Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Nomor 06/PERMEN/M/2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya. Diundangkan di Jakarta pada tanggal 5 Juli Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 39/PRT/M/2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Nomor 06/PERMEN/M/2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya. Diundangkan di Jakarta pada tanggal 11 Agustus Indikator 3 Penyiapan dan Pendampingan Pelaksanaan Bantuan Kegiatan Target Realisasi Penyiapan dan Pendampingan Pelaksanaan Bantuan 1. Koordinasi Persiapan Pelaksanaan Bantuan Rumah Swadaya 2. Pembinaan Pelaksana Bantuan Rumah Swadaya - Pengembangan Pelaksanaan Bantuan Rumah Swadaya Persentase (%) 1 Laporan 1 Laporan Laporan (1 Laporan) 1 Laporan (1 Laporan) 3. Pendampingan Pelaksanaan Kegiatan Rumah Swadaya 1 Laporan 1 Laporan 100 TOTAL 3 Laporan 3 Laporan Tabel 4.10 Output Kegiatan Subdit Pelaksanaan Bantuan Rumah Swadaya 1. KOORDINASI PERSIAPAN PELAKSANAAN BANTUAN RUMAH SWADAYA Maksud dari Kegiatan Penyiapan dan Pendampingan Pelaksanaan Bantuan yaitu terselenggaranya seluruh tahapan penyiapan dan pendampingan pelaksanaan bantuan dalam program BSPS Tahun Anggaran Keluaran (Output) dari kegiatan ini adalah: a. Terlaksananya kegiatan Persiapan Pelaksanaan Bantuan Rumah Swadaya Tahun 2016; b. Terwujudnya kesamaan persepsi dari para pelaksana program BSPS terkait mekanisme pelaksanaan; 65

82 c. Terbangunnya pengawasan dan pengendalian pelaksanaan BSPS oleh Pemerintah Daerah; d. Terbangunnya sinergi program penyediaan perumahan swadaya bagi masyarakat berpenghasilan rendah; e. Terbentuknya koordinasi antar Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah; f. Terlaksananya kegiatan sosialisasi Rancangan Peraturan Menteri PUPR Tahun 2016 tentang BSPS kepada para penyelenggara program; g. Adanya pengetahuan dan penyamaan persepsi tentang Rancangan Peraturan Menteri PUPR tentang BSPS 2016, dan h. Terlaksananya program pelaksaanaan sosialisasi demi terciptanya Rancangan Peraturan Menteri PUPR tentang BSPS DOKUMENTASI KEGIATAN KOORDINASI PERSIAPAN PELAKSANAAN BANTUAN RUMAH SWADAYA Paparan dari Ir. Hardi Simamora, MPL Paparan dari Bpk. Bisma Staniarto, ST, M.Sc selaku Kasubdit Pelaksanaan Bantuan Stimulan Direktorat Rumah Swadaya Paparan dari Ir. Hardi Simamora, MPL selaku Direktur Rumah Swadaya Paparan dari Bpk. Bisma Staniarto, ST, M.Sc 66

83 Pembukaan dan Arahan dari Bpk. Syarif Burhanuddin selaku Dirjen Penyediaan Perumahan Sesi Acara Penutupan dan Foto bersama 2. PEMBINAAN PELAKSANA BANTUAN RUMAH SWADAYA Maksud dari Kegiatan Pembinaan Pelaksana Bantuan Rumah Swadaya ini yaitu untuk memberikan pemahaman kepada para pelaksana program terkait tahapan dan mekanisme pelaksanaan BSPS Tahun 2016 serta tata cara pengisian dan penggunaan format format kelengkapan administrasi kegiatan BSPS Tahun Keluaran (Output) dari kegiatan ini adalah: a. Terlaksananya kegiatan Pembinaan Pelaksana Bantuan Rumah Swadaya Tahun 2016 kepada para pelaksana program di daerah, dan b. Terlaksananya kegiatan BSPS Tahun 2016 yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku demi tercapainya hasil kegiatan yang tepat sasaran, tepat guna dan tepat waktu. Rencana tindak lanjut terkait pelaksanaan program BSPS Tahun 2016 adalah sebagai berikut: a. Koordinasi antara antara Pemerintah Pusat, SNVT dan SKPD Provinsi dipercepat dengan segera, agar pelaksanaan kegiatan dapat segera dilakukan. b. Pemerintah Daerah segera melakukan persiapan pengusulan tim teknis dan nama fasilitator. c. Penyiapan administrasi perlu dipersiapkan dengan lebih baik dan lebih efektif. d. Pelaksanaan pelatihan Fasilitator sebaiknya dilakukan sebelum pencairan dana BSPS. e. Dilakukan percepatan pelaksanaan kegiatan BSPS. 67

84 DOKUMENTASI KEGIATAN PEMBINAAN PELAKSANA RUMAH SWADAYA Penyampaian Materi Tentang Kebijakan BSPS T.A 2016 oleh Ibu Ir. Atik Niene Nierani, M.Si dan Ibu Dra. Nanik Setiawati Kontrak Belajar yang dipandu oleh Tim dari KMProv Penyampaian Materi tentang Mekanisme BSPS oleh Bpk. Sentot (Team Leader) Simulasi Penyusunan Laporan dan Perhitungan RAB Penyampaian materi Penyaluran dana BSPS oleh Bank Penyalur yang disampaikan oleh Bank BTN Presentasi hasil penyusunan laporan dan perhitungan RAB Pengembangan Pelaksanaan Bantuan Rumah Swadaya Tujuan dari dilaksanakannya kegiatan ini adalah tersedianya analisa terkait pelaksanaan program Bantuan Rumah Swadaya secara tepat dan akurat sehingga dapat dipakai sebagai bahan acuan bagi penyusunan kebijakan. Keluaran yang akan dihasilkan dari kegiatan ini, berupa: 68

85 1. Laporan yang memuat hasil analisis terhadap pelaksanaan Bantuan Rumah Swadaya di daerah sejak tahun 2009 sampai dengan tahun Laporan/informasi kepada pimpinan dan/atau instansi lain yang membutuhkannya terkait pelaksanaan Bantuan Rumah Swadaya Bahan/materi berupa panduan/pedoman dan leaflet dalam setiap tahapan pelaksanaan program Bantuan Rumah Swadaya Tahun Anggaran Kesimpulan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah: 1. Gambaran pelaksanaan Bantuan Rumah Swadaya tahun Berdasarkan hasil analisis Pelaksanaan Bantuan Rumah Swadaya tahun 2006 sampai dengan 2015 dapat disimpulkan 6 (enam) poin berikut: 1) Adanya ketegasan Pemerintah Daerah dalam menentukan calon penerima BSPS disesuaikan dengan kriteria Calon Penerima Bantuan seperti; WNI. WNI yang menguasai tanah dan memiliki rumah dalam kondisi tidak layak huni, MBR berpenghasilan sebanyak-banyaknya 30% diatas upah minimum provinsi setempat. 2) Fasilitator harus menjelaskan bahwa Kecukupan minimal luas bangunan adalah 36 m 2. Pembangunan rumah harus disesuaikan dengan budget yang diperoleh dari BSPS dan swadaya dari pemilik rumah. 3) Dalam pembuatan kebijakan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah tingkat provinsi dan pemerintah tingkat kabupaten/kota harus saling mendukung dan dalam ABPD adanya dana pendamping terkait perumahan masyarakat. 4) Program BSPS kedepannya harus menjamin persyaratan kesehatan untuk penghuninya yang dimulai dari penerima individu dan lebih luasnya secara komunal. Dengan kata lain konsep pembuatan atau perbaikan PSU harus menjadi satu kesatuan dalam program BSPS beriringan dengan kegiatan PB maupun PK. 5) Perlu diatur kewenangan Pemerintah Pusat ialah sebagai tim perumus kebijakan, mensosialisasikan kebijakan, menetapkan petunjuk teknis, mengkonsep strategi pelaksanaan dan pencapaian BSPS dan melakukan evaluasi dari kegiatan BSPS. 6) Permen No. 13 Tahun 2016 tidak dijelaskan sumber dana. Apabila pemerintah pusat tidak menguraikan di dalam kebijakan bahwa dana juga bersumber dari APBD maka Pemerintah Daerah ditingkat Provinsi, Kabupaten/Kota sulit untuk memasukkan anggaran pendamping BSPS disebabkan tidak semua aparatur daerah memahami program kerja BSPS. 69

86 2. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya. Faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan kualitas rumah/hunian sebagai berikut: 1) Lokasi/geografis 2) Kultur/budaya 3) Adat istiadat/kebiasaan masyarakat 4) Tingkat ketersediaan bahan bangunan 5) Kondisi infrastruktur daerah 6) Akses lokasi rumah dengan jalan utama 7) Sarana transportasi dalam pengangkutan material 8) Kebijakan pusat dan daerah baik tingkat I maupaun tingkat II 9) Fasilitator 10) Peran SNVT dan Tim Teknis Kabupaten/kota 11) Peran perangkat tingkat kecamatan dan kelurahan/desa 12) Peran ketua kelompok 13) Pendapatan dan pengeluaran MBR dalam waktu 1 bulan 14) Perbankan 15) Besaran dana swadaya 3. Besaran Bantuan Rumah Swadaya yang layak diberikan kepada MBR. Besaran dana bantuan Pembangunan Baru untuk 8 lokasi studi berdasarkan hasil perhitungan IKK provinsi adalah sebagai berikut: Tabel 4.11 Besaran dana bantuan Pembangunan Baru untuk 8 lokasi studi berdasarkan hasil perhitungan IKK provinsi 70

87 Keterangan : Besaran PB diperoleh dari 66,22% total RAB Pekerjaan Sipil (Pondasi, Struktur, Dinding lantai, Pintu/jendela & Atap). Besaran bantuan Peningkatan Kualitas untuk 8 lokasi (rumah permanen) studi adalah: Tabel 4.12 Besaran Bantuan Peningkatan Kualitas Untuk 8 Lokasi (Rumah Permanen) Studi Besaran dana peningkatan kualitas dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu: a. Besaran bantuan untuk rusak berat adalah 60% PB b. Besaran bantuan untuk rusak sedang adalah 45% PB c. Besaran bantuan untuk rusak ringan adalah 30% PB 3. PENDAMPINGAN PELAKSANAAN KEGIATAN RUMAH SWADAYA Maksud dari Kegiatan Pendampingan Pelaksanaan Kegiatan Rumah Swadaya ini yaitu untuk: a. Memberikan pemahaman kepada para pelaksana program terkait tahapan dan mekanisme pelaksanaan BSPS Tahun 2016; b. Memberikan pemahaman terhadap tata cara pengisian dan penggunaan format format kelengkapan administrasi kegiatan BSPS Tahun 2016; c. Memberikan pemahaman kepada para pelaksana program terkait ketaatan prosedur; d. Memberikan pemahaman kepada para pelaksana program terkait output kegiatan, dan e. Memberikan bantuan pemecahan/solusi terhadap kendala/permasalahan di lapangan. Keluaran (Output) dari kegiatan ini adalah: a. Terlaksananya kegiatan Pendampingan Pelaksanaan Kegiatan Rumah Swadaya Tahun 2016 kepada para pelaksana program di daerah; 71

88 b. Terlaksananya kegiatan BSPS Tahun 2016 yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku demi tercapainya hasil kegiatan yang tepat sasaran, tepat guna dan tepat waktu, dan c. Terlaksananya kegiatan BSPS dengan baik dan terbangunnya rumah layak huni dan terhuni oleh penerima bantuan. Permasalahan yang timbul serta rencana tindak lanjut dalam pelaksanaan BSPS Tahun 2016 adalah sebagai berikut: No Bidang/Aspek Permasalahan Penanganan Rencana Tindak Lanjut 1 Pendampingan masyarakat 2 Kontruksi : a. Penyusunan Dokumen Teknis Kontruksi b. Pelaksanaan Teknis Kontruksi 3 Sistem Informasi Rumah Swadaya (SIRUS): a. Pelaporan b. Pengisian data SIRUS 4 Koordinasi dengan pemangku kepentingan Program lebih berorientasi pada hasil fisik dan siklus program jangka pendek sehingga pemberdayaan dan pendampingan kurang optimal a. Latar belakang Fasilitator yang rata2 pendidikan nonteknik b. Perbedaan type ukuran luas bangunan c. Gotong royong agak susah dan bergantian menyulitkan terutama krn tidak ada upah d. Upah tukang yang hrs swadaya a. Pelaporan masih manual dengan format yang ada b. Belum efektifnya pemahaman terhadap website di kalangan Korfaswil c. Belum efektifnya konsultasi a. Respons SKPD msh kurang b. Pemahaman Pemangku Kepentingan 5 SK Alokasi Belum adanya kepastian dari kuota MBR sasaran membuat sulitnya pemetaan personil Korfaswil dan fasiitator Perlu intensitas pendampingan Fasilitator dan Korfas a. Korfaswil lebih intens memberikan pembekalan dlm bentuk coaching clinic b. Menyamaratakan prototype dari sisi kategori PK dan ukuran luas 36 m2 minimal c. Optimalisasi sosialisasi dan diseminasi dlm setiap koordinasi dg tim teknis di desa a. KMS membuat back up data manual untuk memudahkan input data apabila korfaswil kesulitan mengisi data via website b. KMS meminta TA SIM KMP lebih membuka diri untuk a. Intensitas koordinasi lbh intensif b. Perlunya persepsi yang sama terkait target dan rencana kerja pelaksanaan Disiapkan Korfaswil cadangan untuk menjamin terpenuhinya sebaran alokasi wilayah sasaran Monitoring dan evaluasi lebih intensif terutama saat dan paska proyek a. Setiap 2 minggu sekali Korfaswil melakukan koordinasi dg seluruh fasilitator b. Perlu dukungan teknis dlm bentuk konsultasi dan dilakukan oleh KMS melalui komunikasi intensif c. Penguatan terhadap consensus yang disepakati oleh masyarakat sasaran a. SIRUS perlu ada saluran komunikasi online untuk melayani konsultasi input data dr korfaswil b. Perlu ada rakor khusus untuk TA SIM dan Korfaswil a. Dukungan Kementerian PUPERA untuk mensosialisasikan ke pihak SKPD b. Optimalisasi diseminasi dan informasi RKTL pelaksanaan BSPS Strategis KMS pro aktif koordinasi terkait dengan SK Alokasi Tahap 3 untuk memenuhi MBR Tabel 4.13 Permasalahan dan Tindak Lanjut dalam Pelaksanaan BSPS Tahun 2016 Lingkup dari Kegiatan Pendampingan Pelaksanaan Kegiatan Rumah Swadaya ini meliputi: a. Bimbingan Teknis terkait pelaksanaan BSPS kepada SNVT Provinsi, Tim Koordinasi Provinsi, Tim Teknis Kab/Kota, Koordinator Fasilitator, Tenaga Fasilitator Lapangan, Kelompok Penerima Bantuan, Penerima bantuan, Bank Penyalur dan Toko Bangunan. Bimbingan teknis ini terdiri dari: Sosialisasi Pendampingan Pembuatan Proposal Pengendalian dan pengawasan Pelaksanaan Bantuan b. Rapat koordinasi dengan pihak pihak terkait. 72

89 Adapun kesimpulan dari Kegiatan Pendampingan Pelaksanaan Kegiatan Rumah Swadaya Tahun 2016 ini, yaitu: Terlaksananya kegiatan Pendampingan Pelaksanaan Kegiatan Rumah Swadaya Tahun 2016; Terlaksananya kegiatan BSPS sesuai mekanisme dan jadwal yang telah direncanakan; Terwujudnya kesamaan persepsi dari para pelaksana program BSPS terkait mekanisme pelaksanaan; Terwujudnya kesamaan persepsi dari para pelaksana program BSPS terkait tahapan pelaksanaan BSPS; Terwujudnya pemahaman terhadap pengunaan dan pengisian format dalam pelaksanaan BSPS; Terbentuknya koordinasi antara tim SNVT, Koordinator Provinsi, Tim Teknis Kab/Kota, Korfas dan TFL; Perlu adanya percepatan pelaksanaan kegiatan BSPS. DOKUMENTASI PENDAMPINGAN PELAKSANAAN KEGIATAN RUMAH SWADAYA Kegiatan Sosialisasi di Desa/Kelurahan Peserta Sosialisasi tentang Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya 73

90 Format Proposal Permohonan Bantuan Hasil Verifikasi Proposal Sosialisasi Mengenai Pelaksanaan BSPS Tahun 2016 Sosialisasi Mengenai Pelaksanaan BSPS Tahun 2016 Pengawasan Kegiatan Pembangunan fisik (30%) Pengawasan Kegiatan Pembangunan fisik (100%) 74

91 Indikator 4 Pemberdayaan dan Kemitraan Pemberdayaan dan Kemitraan Kegiatan Target Realisasi Persentase (%) 1. Pembinaan Pendampingan Masyarakat Pra Pelaksanaan Rumah Swadaya - Sertifikasi dan Database Fasilitator Perumahan Swadaya 2. Kemitraan Antar Pelaku terkait dalam mendukung pembangunan Rumah Swadaya 2 Laporan (1 Laporan) 2 Laporan (1 Laporan) Laporan 1 Laporan 100 TOTAL 3 Laporan 3 Laporan 100 Tabel 4.14 Output Kegiatan Subdit Pemberdayaan dan Kemitraan Adapun rincian kegiatan dari capaian tersebut yaitu sebagai berikut: 3. PEMBINAAN PENDAMPINGAN MASYARAKAT PRA PELAKSANAAN RUMAH SWADAYA a) Pembinaan Fasilitator Rumah Swadaya Maksud dari kegiatan pembinaan fasilitator rumah swadaya adalah untuk membekali Koordinator Fasilitator dan Tenaga Fasilitator Lapangan tentang kegiatan BSPS agar tepat sasaran, tepat waktu, tepat penggunaan/pemanfaatan dan tepat pelaporan. Adapun tujuan dari kegiatan pembinaan fasilitator rumah swadaya adalah: a) Meningkatkan kapasitas peserta dalam memahami kebijakan BSPS; b) Tercapai kesamaan pandang antar pelaku tenaga fasilitator lapangan terhadap pendekatan, konsep, dan mekanisme BSPS; c) Meningkatkan kapasitas peserta dalam melakukan kegiatan sosialisasi, verifikasi, pengorganisasian dan penyusunan proposal, dan d) Meningkatkan kapasitas peserta dalam pelaporan hasil kegiatan BSPS. Tahapan Pekerjaan a) Penyiapan bahan pemberdayaan dilakukan dengan mereviu modul pemberdayaan hasil kegiatan pemberdayaan sebelumnya. Penyusunan bahan pembinaan fasilitator rumah 75

92 swadaya disusun oleh Subdit Fasilitasi Pemberdayaan dan Kemitraan bersama dengan Konsultan Manajemen Pusat (KMP). Adapun bahan materi yang disajikan sebagai berikut: (1) Materi Kebijakan Pelaksanaan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (2) Rumah Layak Huni dan Konstruksi Rumah Sederhana (3) Pendampingan dalam Pelaksanaan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (4) Identifikasi dan Verifikasi Calon Penerima Bantuan (5) Pengorganisasian Calon Penerima Bantuan (6) Penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB) (7) Penyusunan Proposal Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (8) Buku Kerja Pendampingan DOKUMENTASI KEGIATAN PEMBINAAN FASILITATOR RUMAH SWADAYA Pembinaan Fasilitator di Yogyakarta Peserta Pembinaan Fasilitator di Yogyakarta Pembinaan Fasilitator di Mataram Peserta Pembinaan Fasilitator di Mataram 76

93 Pembinaan Fasilitator di Padang Peserta Pembinaan Fasilitator di Padang Pembinaan Fasilitator di Palu Peserta Pembinaan Fasilitator di Palu Pembinaan Fasilitator di Bandung Peserta Pembinaan Fasilitator di Bandung Pembinaan Fasilitator di Makassar Peserta Pembinaan Fasilitator di Makassar 77

94 Pembinaan Fasilitator di Mamuju Peserta Pembinaan Fasilitator di Mamuju b) Supervisi Pendampingan Calon Penerima Bantuan Rumah Swadaya T-1 Pelaksanaan supervisi pendampingan dilakukan di 2 (dua) provinsi yaitu Provinsi Jawa Barat dan Lampung. 1) Supervisi di Provinsi Jawa Barat (a) Kabupaten Subang rencana alokasi sebanyak 300 unit terdiri dari 6 kecamatan dan 7 desa. (b) Kabupaten Tasikmalaya rencana alokasi sebanyak 300 unit terdiri dari 6 kecamatan dan 7 desa. (c) Kabupaten Kuningan dengan alokasi sebanyak 400 unit terdiri dari 1 kecamatan dan 4 desa. (d) Hasil supervisi sebagai berikut : i. Sudah dilakukan sosialisasi oleh fasilitator dan aparat desa ii. CPB belum mengetahui bantuan dalam bentuk tabungan dan cara pembayaran ke toko material iii. CPB belum memahami tahapan pelaksanaan BSPS iv. CPB sanggup berswadaya v. CPB diminta untuk mulai menabung baik berupa uang maupun bahan bangunan vi. CPB siap melaksanakan BSPS secara gotong royong 2) Supervisi di Provinsi Lampung (a) Kabupaten Mesuji rencana alokasi sebanyak 5 unit terdiri dari 6 kecamatan dan 9 desa. (b) Kabupaten Pringsewu rencana alokasi 397 unit terdiri dari 4 kecamatan dan 9 desa. (c) Kabupaten Lampung Timur rencana alokasi 513 unit terdiri dari 4 kecamatan dan 9 desa. 78

95 (d) Hasil supervisi sebagai berikut : i. Telah dilakukan sosialisasi oleh fasilitator ii. CPB sudah mengetahui bantuan dalam bentuk tabungan dan cara pembayaran ke toko material iii. CPB sanggup untuk berswadaya iv. CPB paham dan tahu komponen yang akan diperbaiki dan jenis bahan bangunan apa yang dibutuhkan untuk perbaikan tersebut. DOKUMENTASI KEGIATAN SUPERVISI PENDAMPINGAN Supervisi di Subang Supervisi di Subang Supervisi di Subang Supervisi di Subang Supervisi di Kuningan Supervisi di Kuningan 79

96 Supervisi di Kuningan Supervisi di Kuningan b) Sertifikasi dan Database Fasilitator Perumahan Swadaya Kegiatan sertifikasi dan database fasilitator dilakukan secara kontraktual oleh PT. Rekadaya Sentramandiri selama masa kerja 6 (enam) bulan dari bulan Mei Oktober ) Maksud kegiatan adalah melakukan penyusunan database fasilitator dan uji coba sertifikasi fasilitator perumahan swadaya. 2) Tujuan kegiatan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan rumah swadaya. 3) Tahapan Pekerjaan a) Penyiapan Materi Uji Coba Sertifikasi Materi uji coba sertifikasi disusun berdasarkan SKKNI Nomor 314 Tahun 2011 tentang Tenaga Pendamping Masyarakat (TPM) Perumahan Swadaya yang mengatur panduan standarisasi kompetensi kerja bagi TPM dan Permen PUPR No.13 tahun 2016 tentang BSPS. Adapun materi yang diberikan: (1) Kebijakan BSPS (2) Pemberdayaan (3) Teknis Konstruksi b) Pelaksanaan Uji Coba Sertifikasi Fasilitator Uraian pelaksanaan uji coba sertifikasi fasilitator yaitu penyegaran materi dan uji praktek serta uji tertulis. 1) Untuk penyegaran materi, materi yang disampaikan adalah: a) Kebijakan BSPS dan Pemberdayaan b) Teknis Konstruksi 2) Uji Praktek dan Uji Tertulis a) Uji praktek sosialisasi, melakukan sosiasliasi BSPS dengan peserta yang lain berperan sebagai calon penerima bantuan b) Uji praktek computer, membuat RAB dan surat permohonan 80

97 c) Uji tertulis, peserta diberikan soal pilihan ganda sebanyak 50 soal dan dikerjakan dalam waktu 60 menit. Adapun bukti keikutsertaan peserta uji coba sertifikasi yaitu diberikan surat keterangan yang ditandatangani oleh Direktur Rumah Swadaya. Gambar 4.1 Sertifikat Uji Coba Fasilitator c) Penyusunan Database Fasilitator (Aplikasi e-tpm) Sistem database fasilitator dinamakan e-tpm, terdiri atas 2 bagian yaitu backend (untuk kebutuhan verifikasi data calon fasilitator) dan frontend (untuk kebutuhan registrasi dan mengubah biodata dan portfolio dari fasilitator yang telah teregistrasi). Dengan aplikasi ini TPM yang terdiri atas Fasilitator, Supervisor dan Advisor dapat melakukan akses terhadap sistem. Saat ini masih menunggu untuk proses migrasi ke Pusdatin. DOKUMENTASI KEGIATAN UJI COBA FASILITATOR Uji Coba Sertifikasi Fasilitator di Padang Peserta Uji Coba Sertifikasi Fasilitator di Padang 81

98 Uji Coba Sertifikasi Fasilitator di Makassar Peserta Uji Coba Sertifikasi Fasilitator di Makassar Uji Coba Sertifikasi Fasilitator di Bandung Peserta Uji Coba Sertifikasi Fasilitator di Bandung Pembinaan Fasilitator di Palembang Peserta Pembinaan Fasilitator di Palembang 3. KEMITRAAN ANTAR PELAKU TERKAIT DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN RUMAH SWADAYA Maksud dari kegiatan ini adalah menemukan model-model kemitraan yang dapat dikembangkan dalam mendukung penyelenggaraan perumahan swadaya. Tujuan kegiatan adalah memberikan pemahaman atas pentingnya perumahan terhadap para mitra pemangku kepentingan yang terkait dalam mendukung rumah swadaya. 82

99 Tahapan Pelaksanaan a) Evaluasi hasil kerja sama tahun-tahun sebelumnya. b) Identifikasi dukungan para pemangku kepentingan yang terkait perumahan swadaya. c) FGD Kemitraan Rumah Swadaya. DOKUMENTASI KEGIATAN FGD KEMITRAAN RUMAH SWADAYA FGD Kemitraan Rumah Swadaya di Yogyakarta FGD Kemitraan Rumah Swadaya di Yogyakarta FGD Kemitraan Rumah Swadaya di Palembang FGD Kemitraan Rumah Swadaya di Palembang Kemitraan Rumah Swadaya di Surabaya FGD Kemitraan Rumah Swadaya di Surabaya 83

100 Indikator 5 Layanan Manajerial Rumah Swadaya Kegiatan Target Realisasi Layanan Manajerial Rumah Swadaya a. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Rumah Swadaya b. Iklan Layanan Masyarakat tentang Bantuan Rumah Swadaya c. Pemantauan dan Evaluasi Pengembangan Rumah Swadaya Penyusunan Pedoman Pemantauan dan Evaluasi Pengembangan Rumah Swadaya Persentase (%) 1 Laporan 1 Laporan Laporan 1 Laporan Laporan 1 Laporan 100 (1 Laporan) (1 Laporan) 100 Evaluasi Kebijakan Pengembangan Rumah (1 Laporan) (1 Laporan) 100 Swadaya d. Penatausahaan Direktorat Rumah Swadaya 1 Laporan 1 Laporan 100 Laporan Kegiatan dari 33 PPK Rumah Swadaya di 33 Laporan 33 Laporan 100 SNVT Provinsi Laporan Kegiatan dari Satker Pengembangan 3 Laporan 3 Laporan 100 Rumah Swadaya Strategis TOTAL 40 Laporan 40 Laporan 100 Tabel 4.15 Output Kegiatan Layanan Manajerial Rumah Swadaya Adapun rincian kegiatan dari capaian tersebut yaitu sebagai berikut: 1. Laporan Kinerja Direktorat Rumah Swadaya (LapKin) Gambar 4.2 Laporan Kinerja Direktorat Rumah Swadaya TA

101 Penilaian kinerja didasarkan pada keluaran atau hasil dari suatu kegiatan yang telah dicapai, sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan kualitas dan kuantitas yang terukur. Oleh karena itu, Laporan Kinerja Direktorat Rumah Swadaya Tahun 2016 dibuat dalam rangka perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta pengelolaan sumber daya dan pelaksanaan kebijakan, baik yang berupa pertanggungjawaban keberhasilan maupun kegagalan pelaksanaan misi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam rangka memenuhi Perpres No. 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Disamping itu juga diharapkan dapat dijadikan sebagai umpan balik (feedback) dalam rangka peningkatan kinerja Direktorat Rumah Swadaya dimasa yang akan datang. Untuk mendukung penyusunan Laporan Kinerja diperlukan dokumen berupa Rencana Strategis, Rencana Aksi, Rencana Kinerja Tahunan (RKT), DIPA, dan Perjanjian Kinerja (PK). Adapun jadwal penyusunan Laporan Kinerja Direktorat Rumah Swadaya (Eselon II) Tahun 2016 adalah sebagai berikut: Tabel 4.16 Jadwal Penyusunan Laporan Kinerja Direktorat Rumah Swadaya TA

102 DOKUMENTASI KEGIATAN PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA Kegiatan Penyusunan LAKIP Direktorat Rumah Swadaya Kegiatan Penyusunan LAKIP Direktorat Rumah Swadaya 2. IKLAN LAYANAN MASYARAKAT TENTANG BANTUAN RUMAH SWADAYA Produksi bahan/media promosi tentang Bantuan Rumah/Perumahan Swadaya merupakan salah satu kegiatan untuk meningkatkan peran pemerintah daerah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam menunjang program pemerintah. Pembuatan bahan/media promosi diperlukan dalam rangka menunjang kegiatan perumahan swadaya dengan pola kemitraan atau kerja sama antar lembaga (pemerintah pusat, pemerintah daerah, bank/pos dan lainlain). Keluaran (output) dari kegiatan ini adalah: Tersedianya bahan/materi publikasi kepada masyarakat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota berupa film dokumenter, buku promosi, leaflet dan banner berkaitan penyelenggaraan perumahan swadaya khususnya untuk BSPS. 1. Sebuah video film dokumenter yang menampilkan program BSPS dengan durasi maksimal 5 menit dengan memiliki kualitas informasi yang akurat, aktual dan dikemas dengan menarik dalam CD/DVD sebanyak 10 (sepuluh) keping; 2. Satu set buku promosi (10 buku), leaflet (100 lembar) dan banner (10 lembar) tentang batuan perumahan swadaya; 3. Laporan hasil pelaksanaan Laporan Pendahuluan dan Laporan Akhir hasil pelaksanaan pekerjaan masing-masing 5 (lima) eksemplar 86

103 Outcome Terpenuhinya hak setiap warga orang/warga negara memperoleh informasi, dan meningkatnya pemahaman para pelaku pembangunan perumahan swadaya secara umum maupun pelaksanaan BSPS secara spesifik. Hasil dari penyusunan Iklan Layanan Masyarakat tentang Bantuan Perumahan Swadaya berupa Video yang dikemas dalam CD, Buku, Banner, dan Leaflet. Video Iklan Layanan Masyarakat tentang Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya sendiri memiliki durasi 11 menit, dengan isi yang menceritakan tentang apa itu BSPS dan bagaimana mekanisme serta bagaimana tanggapan dari pelaku yang terlibat dalam bantuan ini dan tanggapan masyarakat penerima bantuan, sedangkan buku dan banner dan leaflet lebih berisi tentang gambaran umum Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya dan mekanismenya. Berikut gambar dari hasil penyusunan iklan tersebut. CD Leaflet Leaflet Booklet 87

104 Booklet Booklet Booklet Booklet Booklet 88

105 DOKUMENTASI KEGIATAN PEMBUATAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Tim bersama tim media dan SKPD Kabupaten Tulungagung berkoordinasi untuk menyiapkan dan membicarakan rundown acara kegiatan keesokan harinya Penyambutan Direktur Rumah Swadaya oleh Bupati Tulungagung di kediaman dinas pendopo Bupati Koordinasi antara Bupati Tulungagung, Direktur Rumah Swadaya dan tim Acara makan bersama Direktur Rumah Swadaya, Bupati dan tim Persiapan mengambil gambar untuk testimoni Bupati Tulungagung Pengambilan gambar testimoni Bupati Tulungagung mengenai kegiatan BSPS Penyambutan Direktur Rumah Swadaya dan Bupati Tulungagung pada acara sosialisasi BSPS di Kab. Tulungagung 89

106 Direktur Rumah Swadaya, Bupati Tulungagung dan para peserta kegiatan sosialisasi BSPS tahun 2016 menyanyikan lagu Indonesia Raya Para peserta kegiatan kegiatan sosialisasi BSPS tahun 2016 Sambutan oleh Direktur Rumah Swadaya Dalam Acara Sosialisasi BSPS Tahun 2016 di Kab. Tulungagung Sambutan oleh Bupati Tulungagung Dalam Acara Sosialisasi BSPS Tahun 2016 di Kab. Tulungagung Pengambilan gambar testimoni penerima bantuan dalam acara sosialisasi kegiatan BSPS Tahun 2016 Pengambilan gambar ketika pembukaan rekening penerima bantuan melalui Bank Jatim selaku Bank Penyalur Kunjungan lapangan Bupati beserta Direktur Rumah Swadaya ke salah satu rumah penerima bantuan yang masih dalam proses pembangunan Kunjungan lapangan Bupati beserta Direktur Rumah Swadaya ke salah satu rumah penerima bantuan yang rumahnya sudah selesai dibangun 90

107 Pengambilan gambar ketika salah satu penerima bantuan menerima bahan bangunan dari toko bahan bangunan Pengambilan gambar untuk testimoni salah satu penerima bantuan yaitu Bapak Suwarno beserta anaknya Pengambilan gambar untuk testimoni salah satu penerima bantuan di rumahnya Kunjungan lapangan Bupati beserta Direktur Rumah Swadaya ke salah satu rumah penerima bantuan yang masih dalam proses pembangunan 3. PEMANTAUAN DAN EVALUASI PENGEMBANGAN RUMAH SWADAYA Kegiatan Pemantauan dan Evaluasi Pengembangan Rumah Swadaya dilaksanakan dalam rangka pengamatan perkembangan pelaksanaan rencana pembangunan, pengidentifikasian serta antisipasi permasalahan yang timbul dan/atau akan timbul untuk diambil tindakan sedini mungkin serta perbandingan antara realisasi dan rencana. Kegiatan ini bertujuan mendapatkan umpan balik bagi kebutuhan program yang sedang berjalan dan perbaikan program yang akan datang untuk mengetahui kesenjangan antara perencanaan dan target. Dengan mengetahui kebutuhan ini pelaksanaan program dapat menyesuaikan dengan memanfaatkan umpan balik tersebut. Umpan balik dari sebuah program akan dipergunakan dalam perbaikan dan penyesuaian komponen-komponen yang 91

108 tidak maksimal dalam pelaksanaan program yang dituangkan dalam bentuk laporan hasil pelaksanaan kegiatan. Keluaran yang akan dihasilkan dari kegiatan adalah untuk menentukan apakah prestasi kerja itu memenuhi standar yang sudah ditentukan dengan melakukan evaluasi, yaitu mengukur kegiatan yang sudah dilakukan dengan standar yang harus dicapai dan tersedianya sistem informasi manajemen monitoring dan evaluasi perumahan swadaya. Selanjutnya hasil tersebut berupa saran dan rekomendasi sebagai tindaklanjut dari kegiatan monitoring dan evaluasi dan hasilnya menjadi laporan tentang usulan perbaikan program yang berupa laporan yang terdiri dari Laporan Pendahuluan dan Laporan Akhir yang dicetak masingmasing sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar. Berdasarkan hasil kunjungan lapangan kepada objek sasaran fisik dan melakukan wawancara dengan Penerima Bantuan dengan menggunakan kuesioner sebagai alat bantu kerja, penyebaran kuisioner kepada Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD), Konsultan Manajemen Prov (KMProv) untuk mendapatkan informasi terkait pelaksanaan BSPS, mengidentifikasi permasalahan dan keberhasilan, serta berbagai aspek faktual yang dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan rekomendasi terhadap efisiensi dan efektifitas program BSPS maupun sebagai umpan balik terhadap kegunaan, manfaat dan dampak program BSPS kedepannya. Kesimpulan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah sebagai berikut: 1. Penerima Bantuan a. Ketepatan Sasaran i. Masyarakat Berpenghasilan Rendah dan UMP Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 13/PRT/M/2016 tentang Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya, Bab IV pasal 13, perseorangan penerima BSPS merupakan MBR yaitu bukan masyarakat miskin dan berpenghasilan maksimal sebesar UMP setempat, sementara belum/tidak ada batasan bawah terkait penghasilan penerima bantuan. Perlu adanya ketegasan tentang penghasilan, bahwa tidak selalu identik dengan pekerjaan formal, jika dikaitkan dengan kepemilikan asset (ladang, tambak hewan ternak, dsb), atau dimungkinkan tentang kriteria MBR terkait kemampuan ekonomi didasarkan pada rata-rata pengeluaran perkapita perbulan. Berdasarkan literatur terkait status sosial dan ekonomi masyarakat serta merujuk kriteria MBR maka: 92

109 51,4% penerima bantuan tidak sesuai kriteria MBR (49,7% penerima bantuan tergolong masyarakat miskin dan 1,7% penerima bantuan merupakan kelompok masyarakat berpenghasilan menengah). Dari persyaratan berpenghasilan maksimal UMP setempat 24,4% penerima bantuan berpenghasilan di atas UMP setempat. Beracuan kepada Pedoman Pelaksanaan BSPS Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 39/PRT/M/2015, Bagian kedua, Kriteria Bantuan, Paragraf 1, Kriteria Penerima Bantuan, Pasal 4, huruf b: Kriteria penerima bantuan adalah MBR dengan penghasilan di bawah UMP minimum provinsi rata-rata nasional atau masyarakat miskin sesuai dengan data dari Kementerian Sosial, maka terdapat 267 penerima bantuan (7,3%) yang berpenghasilan di atas UMP rata-rata nasional tahun ii. WNI yang sudah berkeluarga dan Memiliki atau Menguasai tanah Semua penerima bantuan telah berkeluarga dengan rata-rata setiap rumah dihuni oleh 4 orang (pembulatan dari 3,7 orang). Legalitas tanah tempat penerima bantuan membangun rumah 73,4% berupa surat keterangan dari Kepala Desa/Lurah dan hanya 26,6% Legalitas tanah berwujud sertifikat dari BPN. iii. Diutamakan yang telah memiliki keswadayaan Terdapat penerima bantuan dengan keswadayaan yang cukup besar sehingga memberikan kesan bahwa penerima BSPS ini tidak tergolong MBR (50 Juta juta) b. Ketepatan Penggunaan i. 95,7% penerima bantuan menggunakan dana BSPS untuk menggantikan komponen non struktural Atap, Lantai dan Dinding, 35,3% diantaranya melakukan peningkatan kualitas kamar mandi/wc dengan dana swadaya. ii. Masih ditemui 11,9% penerima bantuan menggunakan asbes sebagai bahan Atap. iii. Tingkat kerusakan. 72,9% rumah penerima bantuan masuk dalam kategori kerusakan berat (kerusakan pada komponen non struktural atap, lantai dinding) dan 27,1% termasuk kategori rusak sedang (kerusakan dua komponen diantara 3 komponen non struktural). c. Kecukupan Minimal Luas & Kesehatan Penghuni i. Kecukupan Minimal luas 93

110 Dengan luas rumah rata-rata setelah pembangunan dan jumlah penghuni rata-rata sebanyak 4 orang, maka diperoleh angka kecukupan minimal luas 12,2 m2/anggota keluarga. ii. Kesehatan Penghuni Terjadi penurunan jumlah rumah tanpa jamban keluarga sebelum pelaksanaan BSPS dari 34,1% menjadi 16,9%. iii. Sumber air bersih keluarga 26,6% Penerima BSPS yang menggunakan sumber air bersih jaringan/pam (penerima bantuan di perkotaan), 62,5% menggunakan air sumur, 3,7% menggunakan sumber air permukaan dan ditemui 7,2% penerima bantuan menggunakan air hujam sebagai sumber air bersih. iv. Jarak Septic Tank terhadap sumber air bersih 23,5% penerima bantuan memiliki septic tank berjarak kurang dari 10 m dari sumber air bersih keluarga, 27,6% dibuang langsung ke sarana umum dan hanya 42,2% yang membangun septic tank sesuai dengan standar kesehatan yang ditentukan (>10 m dari sumber air bersih). v. Sumber Penerangan Rumah 94,3% rumah penerima bantuan yang menggunakan sumber energi listrik dari PLN dengan 35,5% diantaranya tidak bermeteran PLN. 5,7% menggunakan listrik tidak bersumber dari PLN. vi. Pencahayaan 25% rumah penerima bantuan dengan pencahayaan belum memenuhi standar yang ditentukan, yaitu luas bukaan pencahayaan ruangan kurang dari 10% luas dinding. vii. Penghawaan Luas bukaan penghawaan dibeberapa daerah disesuaikan dengan kondisi iklim setempat. Tanpa memperhatikan hal ini 77% rumah penerima bantuan telah membuat penghawaan yang memenuhi syarat kesehatan yaitu dengan bukaan >5% luas lantai. Terdapat 23% rumah penerima bantuan dengan luas bukaan yang belum memenuhi syarat rumah sehat. d. Ketepatan Pelaksanaan i. Pelaksana Pembangunan Pembentukan Kelompok Penerima Bantuan (KPB) belum berfungsi seperti harapan. Tingkat kegotong-royongan penerima BSPS dalam pelaksanaan pembangunan rumah relatif kecil yaitu 42,1%. 94

111 Dalam pelaksanaan pembangunan, secara umum penerima bantuan mengandalkan tenaga tukang yaitu sebesar 72,7% dan 62,3% melibatkan anggota keluarga. ii. Kehandalan Bangunan 52,2% penerima bantuan membangun rumahnya dengan menggunakan rangka beton bertulang. 22,4% menggunakan rangka kayu, 28,2% membangun rumah tanpa rangka struktur, dan 0,4% membangun rumah menggunakan rangka bambu. iii. Acuan Pelaksanaan Pembangunan 22% penerima bantuan membangun rumahnya tidak mengacu pada RAB dan Gambar Teknis jika memiliki swadaya besar. Penerima bantuan dengan dana swadayanya terbatas, cenderung melaksanakan pembangunan rumah sesuai dengan RAB dan Gambar Teknis (29%). 40% Penerima bantuan yang hanya beracuan pada RAB. 9% penerima bantuan membangun rumah hanya beracuan pada gambar teknis saja (jika memiliki dana lebih dari RAB semula). 2. Pelaku BSPS (Data Sekunder) a. Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) 1) TFL kurang pengalaman di bidang pemberdayaan dan kurang menguasai teknis bangunan/pekerjaan konstruksi; 2) Besaran gaji TFL BSPS lebih kecil dibandingkan fasilitator dari program/kegiatan instansi Pemerintah lainnya dan standar gaji TFL BSPS sama besar nominal di seluruh wilayah Indonesia, tanpa mempertimbangkan beban yang ada (kesulitan/keterjangkauan lokasi) yang membutuhkan operasional mobilisasi tinggi; 3) Masih ditemui 1 TFL yang mendampingi lebih dari 50 PB; 4) Masih ditemui TFL yang tidak berdomisili di wilayah dampingan; 5) Masa pelatihan fasilitator terlalu singkat; 6) Komposisi TFL dalam BSPS hanya terdiri dari 1 (satu) orang yang sekaligus menangani bidang pemberdayaan dan teknik. b. Koordinator Fasilitator (Korfas) Kriteria untuk Koordinator Fasilitator Kab/Kota belum ada dalam Permen 13/PRT/M/2016 c. Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu (SNVT) 1) Di beberapa daerah terindikasi koordinasi yang lemah antara PPK dan Kasatker dalam pelaksanaan BSPS; 95

112 2) Koordinasi antara SNVT dan SKPD dibeberapa daerah dilaporkan sangat lemah mengakibatkan kesulitan dalam melakukan koordinasi kerja; 3) Di beberapa lokasi SK PPK tentang Penerima Bantuan terlambat; 4) Pengunduran diri PPK yang telah di lantik dan di tetapkan di tengah pelaksanaan BSPS sangat mengangu kelancaran tahapan-tahapan pelaksanaan BSPS dan hal ini seharusnya tidak boleh terjadi. d. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) 1) Untuk dapat mengalokasikan program/dana dampingan, beberapa daerah terkendala dengan belum adanya payung hukum yang mendasari. 2) Sebagian besar penerima bantuan membangun rumah di atas tanah yang belum memiliki: legalitas hak atas tanah (sertifikat BPN), kebutuhan air bersih, sumber penerangan yang legal, kamar mandi/wc yang sehat dan jarak pembuangan air kotor/kotoran tidak sehat. 3) Perlu adanya Sinergisitas antara Dirjen Cipta Karya dan Dirjen Penyediaan Perumahan Kemen PUPR terkait pemenuhan kebutuhan fasilitas RTLH, Sanitasi dan PSU lainnya yang mendukung kebutuhan hidup masyarakat yang layak karena untuk penanganan kumuh dan RTLH masih kurang terorganisasi dengan baik. e. Tim Teknis 1) Tim Teknis kurang dalam melakukan pengawasan dan pengendalian. 2) Tim Teknis kurang melakukan pembinaan terhadap fasilitator dan PB. 3) Tim Teknis kurang dalam melakukan koordinasi dengan para pihak yang menjadi bagian BSPS. f. Bank Penyalur 1) Di beberapa daerah Bank Penyalur tidak ada/terlambat dalam menyampaikan laporan pertanggung jawaban /progres mingguan/ bulanan kepada Satker/PPK di daerah; 2) Cabang Bank Penyalur tidak ada di semua kabupaten/kota, sehingga proses pencairan dana harus ke Kabupaten/Kota/Ibukota provinsi; 3) Keterbatasan personil dari Bank Penyalur mengakibatkan penarikan terkendala. g. Toko Bahan Bangunan 1) Di beberapa daerah sering terjadi Keterlambatan dropping material karena kurangnya armada pengangkut barang, kelangkaan material, keterbatasan modal dan keraguan supplier tentang kepastian dana BSPS; 2) Terlambatnya penyaluran bahan bangunan karena lokasi PB yang sulit dijangkau; 96

113 3) Adanya perbedaan harga di setiap daerah, karena berbagai faktor, salah satunya karena kondisi geografis; 4) Sering Berubahnya DRPB2, perubahan pada DRPB2 mengakibatkan berubahnya harga satuan material sehingga mengahambat dan memperlambat proses pelaksanaan BSPS; 5) Administrasi Toko Bangunan tidak lengkap; h. Penerima Bantuan 1) Terbatasnya dana swadaya; 2) Pengetahuan PB tentang BSPS masih rendah; 3) Agar PB Melakukan pembangunan rumah berdasarkan prioritas, karena masih terdapat penerima bantuan yang lebih memprioritaskan pekerjaan finishing dinding sementara lantai masih berupa tanah; 4) Masih ditemui penerima bantuan menggunakan asbes sebagai atap rumah; 5) Pembangunan Rumah PB yang tidak sesuai dengan perencanaan, masih ditemui PB yang merelokasi bangunan dari lokasi rumah semula dan rumah lama yang tidak layak huni masih terbangun; 6) Pelaksanaan pembangunan di saat bersamaan menimbulkan kesulitan mendapatkan tenaga tukang; 7) Tingkat kegotong-royongan dalam pelaksanaan pembangunan fisik sangat rendah; 8) Adat budaya kepercayaan bulan/hari baik tertentu sehingga menghambat pelaksanaan membangunan. i. Permen No. 13/PRT/M/2016 1) Daftar Rencana Pembelian Bahan Bangunan (DRPB2) Tahap I/II (Format II 12): Tertulis Oleh Penerima Bantuan Dengan Upah Kerja, padahal DRPB2 ini dibuat juga untuk yang tanpa upah kerja. j. Peraturan-Peraturan 1) Permen no 13/PRT/M/2016 dengan Petunjuk Teknis dijadikan satu, sehingga terjadi beberapa kerancuan; 2) Agar prosedur BSPS strategis dan BSPS regular disamakan sehingga tidak timbul kecemburuan antara calon penerima bantuan; 3) Prinsip tuntas kelurahan atau kecamatan harus sinergis antara program pusat, provinsi dan kota; 4) Kriteria rusak ringan, sedang dan berat belum terdefinisi dengan jelas sehingga menimbulkan kerancuan saat penetapan tingkat kerusakan. Belum ada nilai 97

114 kerusakan yang terukur (skala kerusakan) dengan nilai atau skala berapa komponen bangunan didefinisikan mengalami kerusakan. 5) Data RTLH belum menginformasikan segmentasi pemilik/penghuni terkait status sosial, ekonomi, keberdayaan/pengetahuan teknis, bankable/non-bankable dll, yang dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam merumuskan model penanganan perumahan swadaya. 6) Perlu dilakukan pemantauan (mendokumentasikan) kegiatan Pemda (Provinsi, Kab/Kota) dan lembaga lain yang telah melaksanakan pembangunan perumahan swadaya, berapa jumlah, persentase capaian progres dan model penanganan/praktek terbaik dalam rangka memenuhi sasaran dan target RPJMN DOKUMENTASI KEGIATAN PEMANTAUAN DAN EVALUASI RUMAH SWADAYA Kegiatan Pemantauan dan Evaluasi BSPS Tahun 2016 di Lombok Kegiatan Pemantauan dan Evaluasi BSPS Tahun 2016 di Kendari Penyusunan Pedoman Pemantauan dan Evaluasi Pengembangan Rumah Swadaya Kegiatan ini dilaksanakan untuk menyusun pedoman pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan/implementasi kebijakan fasilitasi pembangunan perumahan swadaya di semua kegiatan baik fisik maupun non fisik yang dilaksanakan oleh Direktorat Rumah Swadaya di Pusat dan daerah. Fungsi dari pedoman Pemantauan dan Evaluasi ini adalah sebagai acuan bagi Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota untuk kegiatan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan 98

115 pengembangan rumah swadaya dan manfaat dari pedoman Pemantauan dan Evaluasi ini adalah: 1. Terwujudnya ketepatan implementasi pengembangan rumah swadaya 2. Terumuskan rekomendasi tindak lanjut upaya peningkatan kinerja kebijakan bidang perumahan swadaya. Kegiatan ini dimaksudkan untuk membantu memberikan pedoman atau acuan dalam pemantauan dan evaluasi sehingga tetap pada alur program yang sudah direncanakan, serta memudahkan pelaksana monitoring dan evaluasi dalam melaksanakan tugasnya di lapangan. Keluaran yang dihasilkan adalah tersusunnya dokumen hasil penyusunan pedoman pemantauan dan evaluasi pengembangan rumah swadaya. DOKUMENTASI KEGIATAN PENYUSUNAN PEDOMAN PEMANTAUAN DAN EVALUASI PENGEMBANGAN RUMAH SWADAYA Workshop Kegiatan Penyusunan Pedoman Pemantauan dan Evaluasi Workshop Kegiatan Penyusunan Pedoman Pemantauan dan Evaluasi Evaluasi Kebijakan Pengembangan Rumah Swadaya Kegiatan ini dilaksanakan untuk melakukan evaluasi kebijakan pengembangan rumah swadaya atas pelaksanaan/implementasi kebijakan fasilitasi pembangunan perumahan swadaya. Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk koordinasi dan diskusi/fgd baik di lingkungan Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan di Pusat dan lembaga/instansi pusat lainnya yang berkaitan dengan kegiatan pengembangan rumah swadaya serta kunjungan dan koordinasi dengan pemerintah daerah, dalam rangka evaluasi kinerja kebijakan. Melakukan evaluasi pelaksanaan kebijakan 99

116 pengembangan rumah swadaya dilapangan dan penyusunan dokumen serta pembuatan pelaporan atas hasil kegiatan. Keluaran yang dihasilkan adalah tersusunnya dokumen hasil evaluasi kebijakan pengembangan rumah swadaya. Hasil Evaluasi Kebijakan Pengembangan Rumah Swadaya adalah sebagai berikut: a. Program BSPS berhasil mencapai target sasaran (Renstra), tepat sasaran, tepat waktu dan cost-effective dilihat dari unit cost dan pelaksanaan fisik yang efektif (gotong royong), namun terbatas pada komponen fisik atap, lantai, dinding (aladin). b. Program BSPS sangat efektif dalam menstimulasi tingkat keswadayaan masyarakat, namun efisiensi cakupan dan jangkauan dari program belum optimal terutama dalam hal: sebaran perkotaan dan perdesaan, jumlah penerima bantuan per provinsi/kabupaten/kota, alokasi anggaran serta tingginya biaya perencanaan dan manajemen. c. Program BSPS telah menjangkau masyarakat miskin (perdesaan), meningkatkan nilai tambah bagi penerima bantuan dan kualitas rumah yang layak, namun belum menjangkau kelompok masyarakat yang tidak memiliki tanah dan bangunan rumah, belum diikuti peningkatan ekonomi dan ketergantungan terhadap program sejenis. d. Penguatan dan ekspansi Program BSPS untuk meningkatkan target sasaran, alokasi anggaran, cakupan program dan sebaran per provinsi & kabupaten/kota melalui perluasan kriteria penerima bantuan, perluasan fitur program mencakup fisik (aladin), non fisik (pemberdayaan ekonomi, peningkatan kapasitas, pembiayaan perumahan, dan lain-lain). e. Peningkatan peran pemerintah daerah (kabupaten/kota) dalam pengelolaan program (local government lead) sesuai dengan prinsip desentralisasi, cost effectiveness dan high eficiency, dilakukan dengan memperjelas peran Pusat dalam alokasi sumberdaya dan peran Daerah mulai dari pendataan RTLH, penentuan penerima bantuan, perencanaan, fasilitasi (kerjasama dengan Perguruan Tinggi lokal), survei kampung sendiri, supervisi teknis, dan lain-lain. f. Penguatan kelembagaan di masyarakat tidak terbatas pada pelaksanaan program BSPS namun lebih luas dalam pengelolaan pembangunan desa/kelurahan, dilakukan dengan melihat peran dan fungsi kelembagaan yang sudah ada, misalnya: BKM, KSM, Pengelola Dana Desa dan lain-lain. 100

117 g. Membuka peluang kolaborasi dengan program-program perumahan dan infrastruktur permukiman lainnya dan menggabungkan pendekatan kawasan dengan rumah tangga dalam konsep satu data yang terpadu (one data policy), misalnya: memperkuat kerjasama dalam satu kawasan dengan program NUSP2, KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh), SANIMAS, PAMSIMAS, dll. DOKUMENTASI KEGIATAN EVALUASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN RUMAH SWADAYA Rapat Workshop Pembahasan Evaluasi Kebijakan Pengembangan Rumah Swadaya Rapat Penyusunan Laporan Akhir Kegiatan Evaluasi Kebijakan Pengembangan Rumah Swadaya 4. PENATAUSAHAAN Memenuhi tuntutan good governance menuju Aparatur Negara yang bersih dan berwibawa di bidang penyediaan perumahan, khususnya penyediaan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah untuk dapat mendiami rumah layah huni. Menunjang pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Direktorat Rumah Swadaya agar dapat berjalan dengan tertib, aman dan lancar untuk mendapatkan hasil kerja yang baik, tepat waktu, tepat pemanfaatan dan tepat sasaran serta memicu peningkatan etos kerja pegawai di lingkungan Direktorat Rumah Swadaya yang lebih produktif. Meningkatkan kapasitas pegawai di lingkungan Direktorat Rumah Swadaya dengan upaya berupa : Memberikan bekal pengetahuan kepada seluruh pegawai di lingkungan Direktorat Rumah Swadaya. Membangun kemajuan bersama di lingkungan Direktorat Rumah Swadaya. Meningkatkan motivasi, loyalitas, integritas, daya saing dan produktifitas kerja pegawai di lingkungan Direktorat Rumah Swadaya. 101

118 Menjalin persaudaraan dan kebersamaan di lingkungan Direktorat Rumah Swadaya. Membentuk pegawai di lingkungan Direktorat Rumah Swadaya yang profesional, memiliki sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada pelayanan serta pemberdayaan masyarakat dan siap pakai dalam pelaksanaan tugas sesuai dengan kedudukan, tugas dan fungsinya dengan dilandasi kepribadian dan etika kedinasan. Membagi tugas yang jelas guna menghindari terjadinya tumpang tindih (over lapping) dalam pelaksanaan tugas serta optimalisasi pelaksanaan tugas. Menunjang operasional pelaksanaan kegiatan pertemuan yang meliputi rapat biasa maupun tertutup terkait materi substansi Direktorat Rumah Swadaya. DOKUMENTASI KEGIATAN PENATAUSAHAAN Peserta Sosialisasi Tata Naskah Dinas Elektronik Peserta Sosialisasi Kearsipan Peserta Pendidikan dan Pelatihan Fungsional Pengangkatan Arsiparis Tingkat Ahli 102

119 Peserta Bimbingan Teknik Training of Facilitators (TOF) Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan TA 2016 dan Rencana Kegiatan TA 2017 Peserta Sosialisasi Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Motivasi Kinerja dan Kerjasama 103

120 Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Motivasi Kinerja dan Kerjasama Peserta Workshop Pengelolaan Pegawai ASN secara elektronik dengan e-hrm PUPR Peserta Finalisasi Sistem Monitoring Kinerja Pegawai dengan Penyempurnaan Data Kepegawaian Direktorat ke dalam Aplikasi Sistem Piagam Penghargaan Pengelolaan BMN Tahun 2016 dengan peringkat Terbaik ke 3 dalam rangka Puncak Peringatan Hari Bakti PU ke 71 Tahun

121 a Penerima Penghargaan Pegawai Teladan 2016 dengan kriteria Pejabat Administrator Terbaik, Pejabat Pengawas Terbaik dan Pejabat Fungsional Umum Terbaik dalam rangka rangkaian acara Peringatan Hari Bakti PU ke 71 Tahun

122 Sasaran II Pembangunan Rumah dan Peningkatan Kualitas Rumah Swadaya Dari Sasaran ke-ii Direktorat Rumah Swadaya, berikut ini adalah target dan realisasi fisik BSPS Tahun Anggaran 2016 yang disajikan dalam tabel: No Kegiatan Target (Sesuai PK) Realisasi Persentase Realisasi (%) 1. Pembangunan Baru Rumah Swadaya ,7% 2. Peningkatan Kualitas Rumah Swadaya ,5% - Strategis ,5% - SNVT % TOTAL PB + PK ,5% Tabel 4.17 Target dan Realisasi BSPS T.A

123 Gambar 4.3 Peta Sebaran Realisasi BSPS TA PENDAHULUAN 02 PERENCANAAN KINERJA Berikut adalah peta sebaran realisasi BSPS Tahun Anggaran 2016: 107

124 Proses Penyaluran BSPS Tahun Anggaran 2016 Pada tahun 2016, terdapat perubahan dari Permen PUPR 39/PRT/M/2015 menjadi Permen PUPR 13/PRT/M/2016 tentang Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS). Perubahan mekanisme terdapat pada adanya Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu (SNVT) di setiap provinsi. Berikut adalah flow chart mekanisme penyaluran BSPS sesuai dengan Permen No. 13 Tahun 2016: Gambar 4.4 Mekanisme Penyaluran BSPS T.A 2016 Alokasi Calon Penerima Bantuan Setelah dilakukan penetapan alokasi BSPS Tahun 2016 oleh Dirjen Penyediaan Perumahan, maka alokasi Calon Penerima Bantuan diserahkan kembali ke daerah (SNVT) untuk dilakukan validasi keakuratan data. Setelah SNVT melakukan validasi kemudian alokasi tersebut ditetapkan oleh PPK Rumah Swadaya di setiap provinsi. Berikut ini adalah alokasi akhir penetapan penerima bantuan sesuai dengan SK yang diterbitkan: 108

125 No. Satuan Kerja Jumlah SK (unit) PB PK Total 1. Strategis SNVT TOTAL Tabel 4.18 Jumlah SK BSPS T.A 2016 Pembangunan Rumah Indikator 1 Pembangunan Baru unit Pembangunan Baru (PB) Pembangunan Baru yang selanjutnya disingkat PB adalah kegiatan pembangunan rumah layak huni di atas tanah matang yang jelas statusnya. Besaran bantuan untuk Pembangunan Baru adalah sebesar Rp25 juta - Rp 30 juta. PB meliputi kegiatan: 1. Pembangunan baru pengganti Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) dengan tingkat kerusakan total; atau 2. Pembangunan rumah baru di atas kavling tanah matang. Berikut ini adalah realisasi Pembangunan Baru Rumah Swadaya pada tahun 2016 yang disajikan dalam bentuk tabel dan grafik: No Kegiatan Target (Sesuai PK) Realisasi 1. Pembangunan Baru Rumah Swadaya Persentase (%) 100% 100,7% Tabel 4.19 Realisasi PB Rumah Swadaya T.A

126 Pembangunan Baru Pembangunan Baru Target Realisasi Grafik 4.5 Realisasi PB Rumah Swadaya T.A 2016 No. PROVINSI PB (UNIT) 1 PROVINSI SUMATERA BARAT 62 2 PROVINSI LAMPUNG 2 3 PROVINSI JAWA BARAT PROVINSI JAWA TENGAH 96 5 PROVINSI JAWA TIMUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PROVINSI SULAWESI SELATAN 23 8 PROVINSI SULAWESI TENGGARA 4 9 PROVINSI SULAWESI UTARA 1 10 PROVINSI GORONTALO PROVINSI MALUKU UTARA 120 TOTAL 1,007 Tabel 4.20 Rincian Realisasi PB Rumah Swadaya T.A

127 Indikator 2 Peningkatan Kualitas unit Peningkatan Kualitas yang selanjutnya disingkat PK adalah upaya perbaikan bagian-bagian atau komponen rumah yang sudah tidak layak. PK meliputi kegiatan: 1. PK ringan dari RTLH dengan tingkat kerusakan ringan atau tidak terpenuhi kesehatan bangunan dengan besaran bantuan sebesar Rp. 7,5 juta; 2. PK sedang dari RTLH dengan tingkat kerusakan sedang dengan besaran bantuan sebesar Rp.10 juta; dan 3. PK berat dari RTLH dengan tingkat kerusakan berat dengan besaran bantuan sebesar Rp.15 juta. Berikut ini adalah realisasi Peningkatan Kualitas Rumah Swadaya pada tahun 2016: Rumah Swadaya Strategis No Kegiatan Target (Sesuai PK) Realisasi 1 Peningkatan Kualitas Rumah Swadaya Persentase (%) 100% 101,5% Tabel 4.21 Realisasi PK Rumah Swadaya Strategis T.A 2016 No. PROVINSI PK (UNIT) 1 PROVINSI SUMATERA UTARA PROVINSI SUMATERA BARAT PROVINSI SUMATERA SELATAN PROVINSI JAMBI PROVINSI RIAU PROVINSI LAMPUNG

128 No. PROVINSI PK (UNIT) 8 PROVINSI JAWA BARAT 4,187 9 PROVINSI JAWA TENGAH 4, PROVINSI JAWA TIMUR 2, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PROVINSI KALIMANTAN BARAT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PROVINSI SULAWESI SELATAN 1, PROVINSI SULAWESI TENGAH 1, PROVINSI SULAWESI TENGGARA PROVINSI SULAWESI UTARA PROVINSI GORONTALO PROVINSI MALUKU UTARA 184 TOTAL Tabel 4.22 Rincian Realisasi PK Rumah Swadaya Strategis T.A

129 SNVT di 33 Provinsi No Kegiatan Target (Unit) Realisasi (Unit) 1 PPK PROVINSI ACEH PPK PROVINSI SUMATERA UTARA PPK PROVINSI SUMATERA BARAT PPK PROVINSI RIAU PPK PROVINSI KEPULAUAN RIAU PPK PROVINSI JAMBI PPK PROVINSI BENGKULU PPK PROVINSI SUMATERA SELATAN PPK PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PPK PROVINSI LAMPUNG PPK PROVINSI JAWA BARAT PPK PROVINSI BANTEN PPK PROVINSI JAWA TENGAH PPK PROVINSI DI YOGYAKARTA PPK PROVINSI JAWA TIMUR PPK PROVINSI BALI PPK PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PPK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PPK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PPK PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PPK PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PPK PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PPK PROVINSI KALIMANTAN UTARA

130 No Kegiatan Target (Unit) Realisasi (Unit) 24 PPK PROVINSI SULAWESI UTARA PPK PROVINSI SULAWESI BARAT PPK PROVINSI SULAWESI TENGAH PPK PROVINSI SULAWESI TENGGARA PPK PROVINSI SULAWESI SELATAN PPK PROVINSI GORONTALO PPK PROVINSI MALUKU PPK PROVINSI MALUKU UTARA PPK PROVINSI PAPUA PPK PROVINSI PAPUA BARAT Total Persentase (%) Tabel 4.23 Realisasi PK Rumah Swadaya di SNVT T.A 2016 Peningkatan Kualitas Peningkatan Kualitas Target Realisasi Grafik 4.6 Realisasi PK Rumah Swadaya di SNVT T.A

131 REALISASI KEUANGAN Sesuai dengan PAGU Tahun 2016, total anggaran untuk Direktorat Rumah Swadaya setelah mengalami selfblocking yaitu sebesar Rp ,- dan terealisasi sebesar Rp ,- atau sebesar 94,78%. No. Satuan Kerja PAGU Realisasi Rp. % 1. Direktorat Rumah Swadaya ,23 2. Satker Pengembangan ,96 Rumah Swadaya Strategis 3. SNVT Penyediaan ,43 Perumahan di 33 Provinsi (PPK Rumah Swadaya) TOTAL ,83 Tabel 4.24 Realisasi Anggaran Seluruh Satker di Direktorat Rumah Swadaya T.A 2016 Grafik 4.7 Realisasi Anggaran Seluruh Satker di Direktorat Rumah Swadaya T.A 2016 A. Satuan Kerja Direktorat Rumah Swadaya Berikut adalah realisasi keuangan Satker Direktorat Rumah Swadaya pada setiap PPK yang disajikan dalam bentuk tabel dan grafik: 115

132 No. PPK PAGU Realisasi Rp. % 1. Perencanaan Teknis dan ,03 Standardisasi 2. Fasilitasi Pendataan Dan Verifikasi ,65 Rumah Swadaya 3. Pelaksanaan Bantuan Stimulan ,64 4. Fasilitasi Pemberdayaan Dan ,62 Kemitraan 5. Pemantauan Dan Evaluasi ,65 6. Penatausahaan ,20 TOTAL ,23 Tabel 4.25 Realisasi Anggaran Satker Direktorat Rumah Swadaya T.A 2016 Grafik 4.8 Realisasi Anggaran Satker Direktorat Rumah Swadaya T.A 2016 B. Satuan Kerja Pengembangan Rumah Swadaya Strategis Berikut adalah realisasi keuangan Satker Pengembangan Rumah Swadaya Strategis yang disajikan dalam bentuk tabel dan grafik No. Kegiatan PAGU (Rp.) Realisasi Rp. % 1. Pembangunan Baru Rumah Swadaya 2. Peningkatan Kualitas Rumah Swadaya ,28 116

133 3. Layanan Manajerial Rumah Swadaya ,88 4. Penatausahaan ,26 TOTAL ,96 Tabel 4.26 Realisasi Anggaran Satker Pengembangan Rumah Swadaya Strategis T.A 2016 Grafik 4.9 Realisasi Anggaran Satker Pengembangan Rumah Swadaya Strategis T.A 2016 C. SNVT (PPK Rumah Swadaya) Berikut adalah realisasi keuangan PPK Rumah Swadaya di SNVT Provinsi yang disajikan dalam bentuk tabel dan grafik: No Kegiatan PAGU DIPA (Rp.) Realisasi Rp. % 1 PPK PROVINSI ACEH ,99 2 PPK PROVINSI SUMATERA UTARA ,44 3 PPK PROVINSI SUMATERA BARAT ,69 4 PPK PROVINSI RIAU ,18 5 PPK PROVINSI KEPULAUAN RIAU ,62 6 PPK PROVINSI JAMBI ,93 117

134 No Kegiatan PAGU DIPA (Rp.) Realisasi Rp. % 7 PPK PROVINSI BENGKULU ,43 8 PPK PROVINSI SUMATERA SELATAN ,17 PPK PROVINSI KEPULAUAN BANGKA ,95 9 BELITUNG 10 PPK PROVINSI LAMPUNG ,06 11 PPK PROVINSI JAWA BARAT ,18 12 PPK PROVINSI BANTEN ,37 13 PPK PROVINSI JAWA TENGAH ,86 14 PPK PROVINSI DI YOGYAKARTA ,24 15 PPK PROVINSI JAWA TIMUR ,90 16 PPK PROVINSI BALI ,06 17 PPK PROVINSI NUSA TENGGARA ,06 BARAT 18 PPK PROVINSI NUSA TENGGARA ,34 TIMUR 19 PPK PROVINSI KALIMANTAN BARAT ,34 20 PPK PROVINSI KALIMANTAN TENGAH ,32 21 PPK PROVINSI KALIMANTAN SELATAN ,73 22 PPK PROVINSI KALIMANTAN TIMUR ,41 23 PPK PROVINSI KALIMANTAN UTARA ,82 24 PPK PROVINSI SULAWESI UTARA ,06 25 PPK PROVINSI SULAWESI BARAT ,34 26 PPK PROVINSI SULAWESI TENGAH ,92 27 PPK PROVINSI SULAWESI TENGGARA ,50 28 PPK PROVINSI SULAWESI SELATAN PPK PROVINSI GORONTALO ,50 30 PPK PROVINSI MALUKU PPK PROVINSI MALUKU UTARA ,50 32 PPK PROVINSI PAPUA ,24 33 PPK PROVINSI PAPUA BARAT ,84 118

135 No Kegiatan PAGU DIPA (Rp.) Realisasi Rp. % TOTAL ,43 Tabel 4.27 Realisasi Anggaran PPK Rumah Swadaya di SNVT Provinsi Grafik 4.10 Realisasi Keuangan PPK Rumah Swadaya di SNVT Provinsi 4.2 Perbandingan Kinerja Organisasi a. Perbandingan Kinerja Tahun 2016 Dengan Tahun Sebelumnya Berikut adalah perbandingan kinerja Direktorat Rumah Swadaya pada Tahun 2016 dengan tahun sebelumnya yaitu Tahun 2015 dilihat dari target dan realisasi pembangunan fisik rumah swadaya (Pembangunan Baru dan Peningkatan Kualitas): 119

136 No Jenis Kegiatan Pembangunan Baru Peningkatan Kualitas Target Realisasi Perse ntase Target Realisasi Perse ntase , , ,5 TOTAL , ,5 Tabel 4.28 Perbandingan Kinerja Tahun 2015 dan Tahun 2016 Dibandingkan dengan tahun sebelumnya target dan realisasi Pembangunan Baru dan Peningkatan Kualitas pada tahun 2016 ini mengalami peningkatan karena anggaran dari pemerintah untuk BSPS ini juga bertambah. Pada Tahun Anggaran 2016, Pembangunan Baru mengalami penurunan target karena berdasarkan pendataan dari daerah, alokasi calon penerima bantuan untuk Pembangunan Baru hanya sebanyak unit, sedangkan alokasi penerima bantuan untuk Peningkatan Kualitas meningkat. b. Perbandingan Kinerja Direktorat Rumah Swadaya Dengan Kinerja Organisasi/Instansi Sejenis Selain program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) yang berasal dari dana APBN dan dilaksanakan oleh unit kerja Direktorat Rumah Swadaya, Pemerintah Daerah juga melaksanakan program sejenis yang berasal dari dana APBD Provinsi maupun Kabupaten/kota, meskipun tidak semua provinsi melakukan hal tersebut. Provinsi yang juga melakukan kegiatan sejenis seperti BSPS, diantaranya adalah: Provinsi Nusa Tengara Barat melakukan Program Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni/Rumah Kumuh. Program ini dimulai Tahun 2012 dengan jumlah unit rumah dengan total dana yang dialokasikan Pemerintah Provinsi sebesar Rp. 20 Milyar. Awalnya bantuan perbaikan rumah kumuh ini berupa perseorangan atau masing-masing kepala keluarga tetapi seiring adanya perubahan anggaran, bantuan dana perbaikan rumah bagi warga miskin diberikan melalui kelompok yang dibentuk di setiap desa. Dana perbaikan disalurkan langsung ke rekening kelompok. Dana ini akan dikelola secara swadaya oleh masyarakat penerima, apa yang menjadi 120

137 kebutuhan diadakan bersama. Model konsepnya adalah gotong royong dan dikerjakan bersama-sama oleh masyarakat di desa setempat. Provinsi Jawa Timur melalui Program Renovasi Rumah Tidak Layak Huni untuk masyarakat. Program tersebut telah berlangsung sejak tahun jumlah renovasi RTLH yang didanai oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur selama periode telah dilakukan terhadap unit rumah. Kegiatan ini merupakan kerjasama Pemerintah Provinsi Jawa Timur dengan Kodam V/Brawijaya. Provinsi Jawa Barat melalui Program Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) yang dimulai pada tahun Program bedah rumah warga miskin di Jawa Barat pada Tahun 2012 menyentuh KK dan pada Tahun 2013, program menyasar unit. Tahun 2016 Pemerintah Provinsi Jawa Barat membangun rumah swadaya. Setiap warga yang ingin merenovasi rumah serta punya tenaga untuk membangun sendiri, dialokasikan Rp 15 juta per rumah. DIPA anggaran Satuan Kerja Penyediaan Perumahan Jawa Barat sepanjang 2016 sebesar Rp 131,7 miliar. Provinsi Sulawesi Selatan melalui Program Renovasi Rumah Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang dimulai pada tahun Persyaratan mutlak untuk rumah MBR yang direnovasi di antaranya tidak melanggar tata ruang, baik sempadan bangunan maupun sungai serta tanah harus milik pribadi dan bukan sewa yang dibuktikan melalui sertifikat. Program renovasi rumah menjadi layak huni itu ditujukan untuk memberikan stimulan bagi para pemilik rumah yang belum memenuhi persyaratan kelayakan seperti ketiadaan sanitasi, bahan pembangun rumah hingga strukturnya. 4.3 Analisis Kinerja Organisasi Realisasi Fisik Berdasarkan sasaran I dalam Perjanjian Kinerja Direktorat Rumah Swadaya, capaian keseluruhan indikator telah mencapai target (100%). Dari target 40 laporan terealisasi 40 laporan yang berarti capaian sasaran 1 dikategorikan dalam nilai AA (Sangat Memuaskan). Untuk sasaran II dalam Perjanjian Kinerja Direktorat Rumah Swadaya, capaian keseluruhan indikator telah melampaui target 103,5% dan dapat dikategorikan dalam nilai AA (Sangat Memuaskan). Indikator kinerja I yaitu Pembangunan Baru Rumah Swadaya, dari target unit, jumlah unit terealisasi sebesar unit (100,7%). Dalam proses penyaluran, 121

138 Pembangunan Baru awalnya ditargetkan sebanyak unit. Namun setelah dilakukan verifikasi, terdapat penerima bantuan, yang awalnya mendapatkan bantuan Rp30 juta, ternyata hanya memerlukan Rp25 juta. Kondisi ini menyebabkan terdapat sisa dana, yang selanjutnya digunakan untuk menambah unit rumah. Oleh karena itu, jumlah unit yang ditetapkan dalam SK, disalurkan dan dimanfaatkan adalah sebanyak unit untuk Pembangunan Baru. Sedangkan, indikator kinerja II yaitu Peningkatan Kualitas Rumah Swadaya, dari target unit, jumlah yang terealisasi unit (realisasi 103,5%), yang terdiri dari rumah swadaya strategis sebanyak unit dan reguler (SNVT) sebanyak unit. Jumlah unit Peningkatan Kualitas Rumah Swadaya Strategis direncanakan sebanyak unit. Namun, setelah dilakukan verifikasi terhadap usulan dari daerah, terdapat potensi optimalisasi dana sesuai dengan kebutuhan perbaikan komponen rumah (peningkatan kualitas ringan, sedang dan berat). Kondisi ini disebabkan adanya beberapa penerima bantuan yang mengalami perubahan alokasi dana bantuan karena pada awalnya diusulkan sebagai kategori rusak sedang atau berat, namun setelah diverifikasi, ternyata usulan rumah mereka termasuk kategori rusak ringan atau sedang, sehingga terdapat sisa dana yang dapat dioptimalkan untuk menambah jumlah unit rumah. Berdasarkan hal ini, terdapat unit yang ditetapkan dalam SK, sedangkan yang disalurkan adalah sebanyak unit karena terdapat 100 CPB di Kabupaten Belu yang mengundurkan diri karena belum siap melaksanakan BSPS pada tahun 2016 dan meminta untuk dijadikan penerima BSPS Tahun Namun, jumlah yang termanfaatkan adalah sebanyak unit dengan 210 penerima bantuan yang tidak dapat memanfaatkan dana BSPS disebabkan beberapa alasan, seperti penerima bantuan meninggal dunia dan tidak mempunyai ahli waris, sudah pernah memperoleh bantuan dari program lain, mengundurkan diri karena alasan pribadi (bercerai, pindah ke desa lain, rumah sudah layak huni dan tidak sanggup berswadaya) serta 8 orang di Kabupaten Nganjuk mengundurkan diri karena rumahnya sudah layak huni. Untuk PK Reguler yang ditangani SNVT Provinsi ditargetkan sebanyak unit sesuai Perjanjian Kinerja awal, tetapi terjadi pengurangan alokasi Provinsi Bangka Belitung dan Provinsi Papua, sehingga dilakukan revisi terhadap Perjanjian Kinerja dan target yang direncanakan menjadi sebanyak unit. Setelah dilakukan verifikasi, jumlah unit yang ditetapkan dalam SK adalah sebanyak unit, sedangkan yang termanfaatkan adalah sebanyak unit. 122

139 Selama pelaksanaan kegiatan BSPS terdapat beberapa kendala seperti adanya keterlambatan SK Penerima Bantuan karena PPK Rumah Swadaya mengundurkan diri, distribusi bahan bangunan terhambat karena ketersediaan material bangunan dan faktor cuaca, penerima bantuan jarang berada di rumah karena aktivitas bekerja di luar daerah, dan lokasi rumah penerima bantuan yang sulit dijangkau seperti terletak di daerah kepulauan maupun pegunungan. Sedangkan, kendala terbesar yang dialami selama pelaksanaan BSPS di daerah Papua adalah masalah komunikasi (susah sinyal), yang menyebabkan penyampaian laporan menjadi terlambat. Berdasarkan pencapaian kinerja Tahun 2016 dan dalam rangka mendukung sasaran program Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan, yaitu Menurunnya kekurangan tempat tinggal (backlog) dan menurunnya Rumah Tidak Layak Huni, Direktorat Rumah Swadaya berkontribusi sebesar 0,0133% untuk menurunkan angka Backlog dari target 0,22% dalam PK Ditjen Penyediaan Perumahan, dengan perhitungan sebagai berikut: Target Target Swadaya x 100% = x 100% = 0,0131% Total Backlog 7,6 juta Realisasi Realisasi Swadaya x 100% = x 100% = 0,0133% Total Backlog 7,6 juta Sehingga kontribusi Direktorat Rumah Swadaya untuk mendukung sasaran program Ditjen Penyediaan Perumahan dalam rangka menurunkan angka backlog adalah 0,0133% > 0,0131% Sedangkan, dalam rangka mendukung sasaran program Ditjen Penyediaan Perumahan untuk menurunkan angka RTLH, Direktorat Rumah Swadaya berkontribusi sebesar 2,75% dari target 3,4 juta unit, dengan perhitungan sebagai berikut: 123

140 Target Target Swadaya x 100% = x 100% = 2,75% Total RTLH 3,4 juta Realisasi Realisasi Swadaya x 100% = x 100% = 2,85% Total RTLH 3,4 juta Sehingga kontribusi Direktorat Rumah Swadaya untuk mendukung sasaran program Ditjen Penyediaan Perumahan dalam rangka menurunkan angka backlog adalah 2,85% > 2,75% Keuangan Rincian PAGU Tahun 2016 untuk Direktorat Rumah Swadaya terdiri dari anggaran untuk Satker Direktorat Rumah Swadaya, Satker Pengembangan Rumah Swadaya Strategis dan anggaran untuk SNVT di provinsi. Pada Tahun Anggaran 2016, anggaran untuk Satker Direktorat Rumah Swadaya telah mengalami empat kali revisi DIPA yang disebabkan adanya penghematan anggaran dan Self-Blocking. PAGU awal untuk Satker Direktorat Rumah Swadaya adalah sebesar Rp ,- dan dilakukan penghematan, sehingga anggaran menjadi Rp ,-. Setelah itu, terjadi Self-Blocking, sehingga anggaran Satker Direktorat Rumah Swadaya Tahun 2016 menjadi Rp ,- dan terealisasi sebesar Rp ,- (98,23%). Sedangkan, untuk PAGU anggaran Satker Pengembangan Rumah Swadaya Strategis dan SNVT Provinsi tidak terdapat penghematan dan self-blocking. Dari PAGU sebesar Rp ,- terealisasi sebesar Rp ,- (95,96%) dan untuk PPK Rumah Swadaya di SNVT Provinsi adalah sebesar Rp ,- terealisasi sebesar Rp ,- (94,43%). Untuk anggaran bantuan rumah swadaya strategis yang tersalurkan adalah sebesar Rp ,- dan dana yang termanfaatkan sebesar Rp ,- sehingga terdapat sisa dana yang tidak termanfaatkan sebesar Rp ,- dan dikembalikan ke kas negara. 124

141 Sesuai dengan PAGU Tahun 2016, total anggaran untuk Direktorat Rumah Swadaya setelah mengalami self-blocking adalah sebesar Rp ,- dan terealisasi sebesar Rp ,- atau sebesar 94,78%. Hal tersebut menandakan bahwa realisasi keuangan Direktorat Rumah Swadaya Tahun Anggaran 2016 dapat dikategorikan AA (Sangat Memuaskan). 4.4 Efisiensi dan Efektivitas Menurut KBBI, efisiensi adalah kemampuan dalam melakukan pekerjaan dengan tepat dan baik (dengan menghemat tenaga, waktu, dan biaya). Menurut Effendy, efektivitas adalah tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya merupakan sebuah pengukuran dimana suatu target telah tercapai sesuai dengan apa yang telah direncanakan (Effendy, 1989:14). Mengacu pada pendapat tersebut, kinerja Direktorat Rumah Swadaya dapat dikatakan sudah efektif dan efisien karena realisasi penyaluran BSPS untuk Pembangunan Baru telah mencapai 100,7% dan PK mencapai 103,5% yang artinya telah melampaui target. Dilihat dari segi Sumber Daya Manusia yang ada di Direktorat Rumah Swadaya, adanya ketidaksesuaian antara bidang pekerjaan dengan tingkat pendidikan Sumber Daya Manusia yang tersedia dan berdasarkan pekerjaan yang dilaksanakan oleh masing-masing pegawai, tiap orang memiliki pekerjaan yang cukup banyak sehingga dapat mempengaruhi kinerja pegawai dalam penyelesaian pekerjaan. Hal tersebut menandakan bahwa dari segi SDM di Direktorat Rumah Swadaya belum efektif dan efisien. 4.5 Evaluasi Manfaat Sesuai dengan amanat Perpres nomor 13 tahun 2009 tentang koordinasi penanggulangan kemiskinan yang berbasis bantuan, salah satunya adalah perlindungan terhadap rumah tangga miskin yang meliputi pangan, sanitasi dan kebutuhan air bersih yang pelaksanaannya berbasis pemberdayaan masyarakat dan dilaksanakan secara berkelompok. Berdasarkan hal tersebut, Direktorat Rumah Swadaya mendukung penuh visi Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan, yaitu Setiap Orang/Keluarga/Rumah Tangga Indonesia Menempati Rumah Yang Layak Huni. Untuk mencapai visi tersebut, kegiatan dilakukan melalui Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS), yaitu Pembangunan Baru (PB) dan Peningkatan Kualitas (PK) pada tahun Dari target yang telah ditetapkan, realisasi kegiatan BSPS telah melampaui jumlah target. Sesuai dengan pengukuran kinerja, 125

142 Direktorat Rumah Swadaya dalam pelaksanaan BSPS tahun 2016 telah mencapai kinerja yang sangat baik. Kegiatan BSPS ini juga telah memberikan dampak yang positif diantaranya adalah: 1. Meningkatnya prakarsa serta swadaya Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) agar mampu membangun atau meningkatkan kualitas rumahnya dari Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) menjadi Rumah Layak Huni (RLH) dengan membuat perbaikan pada atap, lantai dan dinding maupun MCK sehingga tercipta lingkungan yang sehat; 2. Mendorong MBR untuk bertanggung jawab dan bersungguh-sungguh dalam penggunaan dana yang diberikan negara agar mereka dapat menempati dan memiliki tempat tinggal yang layak; 3. Adanya peningkatan kapasitas dan kemampuan kelompok masyarakat dalam rangka pembangunan perumahan swadaya berbasis komunitas dengan cara MBR secara berkelompok melaksanakan kegiatan BSPS ini mulai dari membentuk Kelompok Penerima Bantuan (KPB), menentukan/menunjuk tempat pembelian dan membelanjakan bahan bangunan, serta melaksanakan pembangunan secara berkelompok dan bergotong-royong; 4. Adanya pendayagunaan bantuan secara optimal sehingga mampu mereduksi persentase jumlah RTLH dalam suatu desa/kelurahan secara signifikan; 5. Mendorong pelaku-pelaku lain terutama Pemerintah Daerah untuk berkontribusi dalam penanganan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) seperti munculnya program Pemda yang berkaitan dengan penanganan RTLH atau minimal Pemda ikut terlibat/mendampingi proses pelaksanaan BSPS; 6. Dilihat dari aspek sosial, BSPS mampu mendorong pihak lain seperti misalnya Babinsa dan TNI yang ikut membantu dalam pelaksanaan program BSPS. 7. Program BSPS telah mampu menurunkan 6 kriteria dari 14 kriteria pra sejahtera menurut Badan Pusat Statistik. Ke 6 kriteria yang telah dikurangi dengan program BSPS adalah: 1. Luas lantai bangunan rumah tempat tinggal penerima BSPS lebih dari 8 m 2 per orang (11,4 m 2 /orang) 2. Lantai rumah penerima BSPS tidak ada yang terbuat dari tanah/bambu/kayu murahan (89,5% menggunakan rabat beton; 5,3% terbuat dari keramik; 5,2% menggunakan bahan kayu berkualitas) 3. Jenis dinding rumah tempat tinggal penerima BSPS tidak terbuat dari bambu/rumbia/kayu berkualitas rendah/tembok tanpa diplester (53,1% berbahan 126

143 batubata; 28,0% berbahan batako; 17,6% berbahan kayu berkualitas; 1,3% menggunakan seng; 0,1% menggunakan simpai) dan tidak ada dinding rumah yang terbuat dari bambu. 4. Hanya 16,9% rumah penerima bantuan yang tidak memiliki fasilitas buang air besar keluarga. 5. Semua rumah penerima BSPS telah menggunakan sumber penerangan rumah menggunakan listrik (58,7% bermeteran PLN, 35,6 tanpa meteran PLN; 5,7% menggunakan sumber energi surya atau diesel) 6. Hanya 10,5% keluarga penerima BSPS yang menggunakan sumber air minum sungai/air hujan, 26,6% menggunakan sumber air jaringan dan 62,5% menggunakan sumber air bersih dari sumur terlindung. Dengan telah terkuranginya 6 indikator keluarga prasejahtera, maka keluarga penerima bantuan BSPS tergolong dalam keluarga prasejahtera III. 127

144

145 01 PENDAHULUAN 02 PERENCANAAN 03 KAPASITAS ORGANISASI PENUTUP BAB V PENUTUP 5.1 PERMASALAHAN Permasalahan yang dialami Direktorat Rumah Swadaya selama melaksanakan kegiatan pada Tahun Anggaran 2016 adalah sebagai berikut: 1) SNVT, SKPD Kabupaten/Kota dan Tim Teknis a. Kurangnya peran pemerintah daerah setempat dalam mendukung pelaksanaan BSPS, salah satunya dalam melaksanakan monitoring dan evaluasi; b. Tim teknis Kabupaten/Kota dinilai kurang kooperatif dengan SNVT, dan c. Waktu pelaksanaan BSPS dinilai sangat pendek. 2) Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) a. SKPD hanya mengusulkan seleksi oleh PPK; b. TFL hasil rekrutmen kurang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diharapkan dan sesuai dengan persyaratan yang dikehendaki, seperti pengetahuan tentang rumah swadaya, struktur bangunan, pendampingan masyarakat dan lainnya, dan c. TFL jarang berada di tempat karena memiliki pekerjaan di tempat lain. 3) Toko Bahan Bangunan a. Permasalahan mobilisasi dan distribusi bahan bangunan di daerah, yang disebabkan oleh: Lokasi toko bahan bangunan jauh dari lokasi penerima bantuan sehingga mengakibatkan keterlambatan pengiriman dan menghambat pelaksanaan fisik; Mahalnya harga bahan bangunan terkirim; Keamanan penyalur ketika mendistribusikan bahan bangunan ke penerima bantuan; Toko bahan bangunan tidak menyalurkan sesuai waktu yang dijadwalkan dan jumah yang disepakati, dan b. Tingginya tingkat harga bahan bangunan (melebihi SHBJ Kab/Kota), salah satunya di daerah pedalaman; c. Faktor cuaca seperti musim hujan yang dapat menghambat penyaluran/penyediaan bahan bangunan; d. Keterbatasan ketersediaan bahan bangunan di beberapa daerah, disebabkan beberapa hal, yaitu: T

146 01 PENDAHULUAN 02 PERENCANAAN 03 KAPASITAS ORGANISASI PENUTUP Tahap pelaksanaan fisik BSPS yang bersamaan dengan pelaksanaan program APBN dan APBD lainnya; Kuantitas produksi bahan bangunan yang terbatas dan out of stock apabila terdapat proyek pemerintah yang berjalan secara bersamaan, seperti kayu dan material lainnya. 4) Bank Penyalur a. Bank terlambat dalam mencairkan dan menyalurkan dana, umumnya disebabkan oleh: Kurang SDM pendukung Bank penyalur tidak memiliki cabang di kabupaten/kota Kondisi ini menyebabkan terlambatnya pemindahbukuan antara bank penyalur dengan toko bahan bangunan dan keterlambatan dalam distribusi bahan bangunan. b. Bank penyalur (BTN) melakukan pencairan tunai langsung ke penerima bantuan. 5) Penerima Bantuan a. Penerima bantuan memiliki pekerjaan lain, seperti buruh dan petani, sehingga tidak dapat berpartisipasi penuh dalam pelaksanaan kegiatan; b. Penerima bantuan tidak komitmen dan sulit didorong untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan fisik; c. Minimnya kesadaran untuk bergotong royong; d. Penerima bantuan belum menyadari pentingnya memiliki rumah layak huni; e. Penerima bantuan tidak mampu melaksanakan pekerjaan sendiri, sehingga harus menunggu tukang, sedangkan SDM tukang sangat terbatas; f. Minimnya swadaya masyarakat, terutama karena kebutuhan dana untuk upah tukang, dan g. Terjadinya kecemburuan sosial antara penerima bantuan dengan masyarakat yang tidak memperoleh bantuan. 6) Pendataan dan Pemerintah Pusat a. Data usulan kabupaten/kota tidak sesuai dengan data dalam Basis Data Terpadu (TNP2K); b. Program BSPS dinilai masih asing bagi penerima bantuan karena mereka terbiasa dengan program bedah rumah yang diberikan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota; c. SK penetapan lokasi yang terlambat dan tidak bersamaan untuk tiap provinsi; d. Minimnya waktu untuk sosialisasi program; e. Perlunya merevisi Permen No. 13/2016, salah satunya terkait force major; T

147 01 PENDAHULUAN 02 PERENCANAAN 03 KAPASITAS ORGANISASI PENUTUP f. Pihak penyelenggara belum mengerti/sadar hak dan kewajibannya dalam mendukung penyelenggaraan BSPS; g. Beberapa kabupaten belum memiliki jaringan internet yang stabil, sehingga menghambat proses pelaporan melalui e-monitoring, dan 5.2 LANGKAH KE DEPAN Untuk meningkatkan kinerja Direktorat Rumah Swadaya di tahun yang akan datang, maka beberapa upaya yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: 1) SNVT, SKPD Kabupaten/Kota dan Tim Teknis a. Penguatan Tim Teknis Kabupaten/Kota; b. Perlu adanya pembentukan Satker BSPS di tiap Kabupaten/Kota; c. Perlu melakukan koordinasi dengan Bupati/Walikota terkait pelaksanaan BSPS di wilayahnya; d. Perlu adanya penyusunan mekanisme reward dan sanksi untuk meningkatkan kinerja SKPD dan Tim Teknis; e. Penyempurnaan peraturan perundang-undangan dan penyusunan juklak dan juknis terkait peran tiap pelaku dalam pelaksanaan BSPS; f. Tahap penyiapan pelaksanaan BSPS sebaiknya dilaksanakan pada periode T-1, sehingga tidak akan menghambat pelaksanaan fisik/konstruksi, dan g. Tim Teknis perlu memastikan bahwa bantuan dari pemterintah harus sampai dan diterima oleh penerima bantuan dengan aman dan sesuai peruntukannya. 2) Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) a. Perlu menerapkan reward dan sanksi untuk meningkatkan kinerja TFL; b. Proses seleksi penerimaan TFL dan Korfas sesuai ketentuan dan diberikan pembekalan terkait pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam melaksanakan tugasnya, dan c. Penyusunan juklak dan juknis (buku saku) TFL, meliputi tata cara pendampingan, teknis perbaikan/pembangunan dan lainnya 3) Toko Bahan Bangunan a. Pemilihan toko bahan bangunan yang berada dekat lokasi penerima; b. Mekanisme khusus untuk wilayah yang memiliki keterbatasan jumlah toko bahan bangunan dan wilayah yang memerlukan biaya transportasi yang tinggi untuk mendistribusikan bahan bangunan ke lokasi penerima; c. Mekanisme penerapan sanksi, apabila toko bahan bangunan tidak menepati jadwal dan jumlah yang telah disepakati; T

148 01 PENDAHULUAN 02 PERENCANAAN 03 KAPASITAS ORGANISASI PENUTUP d. Perlunya pengembangan mekanisme sharing dana antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah; e. Tahap penyiapan dilaksanakan pada T-1 dan percepatan penerbitan SK alokasi; f. Pemanfaatan teknologi sederhana yang mudah dipahami dan diaplikasikan untuk pembangunan perumahan secara swadaya, seperti teknologi rumah instan dan material alternatif lainnya dapat bekerjasama dengan Puslitbangkim; g. Sosialisasi terkait struktur teknis bangunan, dan h. Percepatan penerbitan SK alokasi. 4) Bank Penyalur a. Pemilihan bank penyalur yang memiliki cabang di tiap kabupaten/kota dan berada dekat lokasi penerima, dan b. Meningkatkan pengawasan kinerja, komunikasi dan koordinasi dengan bank penyalur. 5) Penerima Bantuan a. Fasilitator memiliki peran untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait pentingnya rumah layak huni, aspek gotong royong dan keswadayaan masyarakat; b. Pengembangan materi publikasi dan sosialisasi, terutama mengenai rumah layak huni dan rumah sehat; c. Penerapan mekanisme sanksi berjenjang untuk seluruh penyelenggara BSPS, dan d. Pengembangan mekanisme sharing dana dengan SKPD daerah, terutama untuk upah tukang. 6) Pendataan dan Pemerintah Pusat a. Data/informasi RTLH berdasarkan program dapat digunakan sebagai update data TNP2K; b. Sosialisasi melalui media cetak dan elektronik; c. Program BSPS perlu disosialisasikan melalui TV Swasta/TV Pemerintah agar masyarakat mengetahui program swadaya; d. Perlu dilakukan publikasi visual dari awal pelaksanaan kegiatan sampai akhir; e. Tahap penyiapan dilaksanakan pada T-1 dan percepatan penerbitan SK alokasi; f. Penyempurnaan Permen No. 13/2016 dengan memasukkan unsur force major, mekanisme reward dan sanksi, spesifikasi teknis untuk bahan bangunan, mekanisme sharing dana, mekanisme khusus untuk wilayah dengan koneksi internet tidak stabil, wilayah dengan karakteristik biaya mobilisasi yang tinggi dan wilayah dengan karakteristik khusus lainnya; g. Perlu dilakukan penyusunan juklak, juknis dan buku saku BSPS; T

149 01 PENDAHULUAN 02 PERENCANAAN 03 KAPASITAS ORGANISASI PENUTUP h. Perlu dilakukan peningkatan sosialisasi dan publikasi terkait program; i. Mekanisme pengawasan melekat dan penerapan sanksi, setelah dilakukan komunikasi, dan j. Mekanisme penyampaian laporan via online (apabila sinyal mendukung) dan manual melalui surat. T

150

KEMENAG. Perbendaharaan Negara. Pejabat. Pencabutan.

KEMENAG. Perbendaharaan Negara. Pejabat. Pencabutan. No.1740, 2014 KEMENAG. Perbendaharaan Negara. Pejabat. Pencabutan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PEJABAT PERBENDAHARAAN NEGARA PADA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Kondisi rumah. tidak layak huni pada tahun 2014, sebesar. 3,4 juta unit.

Kondisi rumah. tidak layak huni pada tahun 2014, sebesar. 3,4 juta unit. Kondisi rumah tidak layak huni pada tahun 2014, sebesar 3,4 juta unit. (sumber: Proyeksi Data Indikator Perumahan dan Kesehatan Lingkungan (Inperkesling) Tahun 2011, BPS) Direktorat Jenderal Penyediaan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BALAI BESAR TEKNOLOGI KEKUATAN STRUKTUR SELAKU KUASA PENGGUNA ANGGARAN NOMOR }$

KEPUTUSAN KEPALA BALAI BESAR TEKNOLOGI KEKUATAN STRUKTUR SELAKU KUASA PENGGUNA ANGGARAN NOMOR }$ KEPUTUSAN KEPALA BALAI BESAR TEKNOLOGI KEKUATAN STRUKTUR SELAKU KUASA PENGGUNA ANGGARAN NOMOR }$ TAHUN 2OI4 TENTANG PENETAPAN PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN DAN PR]ABAT PENANDATANGAN SURAT PERINTAH MEMBAYAR

Lebih terperinci

KEPALA BALAI MESIN '"-Jff:}JfilK. PRODUKSI DAN otomasi SELAKU KUASA PENGGUNA ANGGARAN NOMOR L7 TAHUN 2AT4 TENTANG

KEPALA BALAI MESIN '-Jff:}JfilK. PRODUKSI DAN otomasi SELAKU KUASA PENGGUNA ANGGARAN NOMOR L7 TAHUN 2AT4 TENTANG Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) KEPALA BALAI MESIN '"-Jff:}JfilK SELAKU KUASA PENGGUNA ANGGARAN NOMOR L7 TAHUN 2AT4 TENTANG PRODUKSI DAN otomasi PENETAPAN PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN DAN PEJAE}AT

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PENGUJIAN DAN PEMBAYARAN TAGIHAN

KONSEP DASAR PENGUJIAN DAN PEMBAYARAN TAGIHAN KONSEP DASAR PENGUJIAN DAN PEMBAYARAN TAGIHAN 1 Menjelaskan dasar hukum pengujian dan pembayaran tagihan Menjelaskan Lingkup Bahasan Pengujian dan Pembayaran Tagihan Menerapkan Paradigma dan prinsip Pengelolaan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.1481, 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Keuangan. Pejabat Perbendaharaan. Pencabutan.

BERITA NEGARA. No.1481, 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Keuangan. Pejabat Perbendaharaan. Pencabutan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1481, 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Keuangan. Pejabat Perbendaharaan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

[RENCANA AKSI DIREKTORAT RUMAH SWADAYA]

[RENCANA AKSI DIREKTORAT RUMAH SWADAYA] TAHUN 2016 0 KATA PENGANTAR Rencana Aksi merupakan kegiatan yang wajib dilaksanakan oleh masing-masing unit organisasi dan unit kerja sebelum melaksanakan tugas dan kegiatannya. Direktorat Rumah, sebagai

Lebih terperinci

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL POLITIK DAN PEMERINTAHAN UMUM BOGOR, 1 FEBRUARI 2016

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL POLITIK DAN PEMERINTAHAN UMUM BOGOR, 1 FEBRUARI 2016 AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI PELAPORAN KEUANGAN TERKAIT PELAKSANAAN DEKONSENTRASI TAHUN ANGGARAN 2016 Oleh Kepala Bagian Keuangan Setditjen Politik dan Pemerintahan Umum BOGOR, 1 FEBRUARI 2016 KEMENTERIAN

Lebih terperinci

LANDASAN HUKUM KEUANGAN DANA DEKONSENTRASI

LANDASAN HUKUM KEUANGAN DANA DEKONSENTRASI AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI PELAPORAN KEUANGAN TERKAIT PELAKSANAAN DEKONSENTRASI TAHUN ANGGARAN 2016 Oleh Kepala Bagian Keuangan Setditjen Politik dan Pemerintahan Umum BOGOR, 1 FEBRUARI 2016 KEMENTERIAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2013 TENTANG PEJABAT PERBENDAHARAAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

KEPALABALAIJARINGANINFORMASIILMUPENGETAHUANDANTEKNOLOGI SELAKU KUASA PENGGUNA ANGGARAN,

KEPALABALAIJARINGANINFORMASIILMUPENGETAHUANDANTEKNOLOGI SELAKU KUASA PENGGUNA ANGGARAN, BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI IBPPTI KEPUTUSAN KEPALABALAIJARINGANINFORMASIILMUPENGETAHUANDANTEKNOLOGI SELAKU KUASA PENGGUNA ANGGARAN NOMOR II TAHUN 2OT4 TENTANG PENETAPANPEJABATPEMBUATKOMITMENDANPEJABATPENANDATANGAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

2013, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA. BAB I KETENTUAN UMU

2013, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA. BAB I KETENTUAN UMU No.103, 2013 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN NEGARA. Pelaksanaan. APBN. Tata Cara. (Penjelesan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5423) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1191, 2012 KEMENTERIAN KEUANGAN. Pembayaran. Pelaksanaan APBN. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 190/PMK.05/2012 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

KEBIJAKAN dan STRATEGI PENYEDIAAN PERUMAHAN TA

KEBIJAKAN dan STRATEGI PENYEDIAAN PERUMAHAN TA KEBIJAKAN dan STRATEGI PENYEDIAAN PERUMAHAN TA 2015-2019 DIREKTORAT PERENCANAAN PENYEDIAAN PERUMAHAN DIREKTORAT JENDERAL PENYEDIAAN PERUMAHAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 1 LANDASAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105/PMK.05/2013 TENTANG MEKANISME PELAKSANAAN ANGGARAN PENANGGULANGAN BENCANA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105/PMK.05/2013 TENTANG MEKANISME PELAKSANAAN ANGGARAN PENANGGULANGAN BENCANA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105/PMK.05/2013 TENTANG MEKANISME PELAKSANAAN ANGGARAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. KEMENRISTEK-DIKTI. Pejabat Perbendaharaan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. KEMENRISTEK-DIKTI. Pejabat Perbendaharaan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA No. 1671, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENRISTEK-DIKTI. Pejabat Perbendaharaan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2015 TENTANG PEJABAT

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam No.2077, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNP2TKI. Pelaksanaan APBN. TA 2017. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

8ew. 2. Keputusan... KEPALA UNIT PELAKSANA TEKNIS PENGEMBANGAN StrNI DAN TtrKNOLOGI SELAKU KUASA PENGGUNA ANGGARAN,

8ew. 2. Keputusan... KEPALA UNIT PELAKSANA TEKNIS PENGEMBANGAN StrNI DAN TtrKNOLOGI SELAKU KUASA PENGGUNA ANGGARAN, 8ew..."'* -" *"-'ii' ;iai)an pl :t\,,4.._,_,.. \(jxa\.ltan oan tjlillttar,an tfkn()l {f.il i{:ltrprr KEPUTUSAN KEPALA UNIT PELAKSANA TEKNIS PENGEMBANGAN SENI DAN TEKNOLOGI KERAMIK DAN PORSELIN BALI SELAKU

Lebih terperinci

UPT LABORATORIUM AERO-GAS DTNAMIKA DAN GETARAN

UPT LABORATORIUM AERO-GAS DTNAMIKA DAN GETARAN UPT LABORATORIUM AERO-GAS DTNAMIKA DAN GETARAN KEPUTUSAN KEPALA UNIT PELAKSANA TEKNIS LABORATORIUM AERO-GAS DINAMIKA DAN GETARAN SELAKU KUASA PENGGUNA ANGGARAN ',, NOMOR32TAHIJN,,2g11", TENTANG PENETAPAN

Lebih terperinci

LIN GKUN GAN. KEPALA "^r^,mffi#,

LIN GKUN GAN. KEPALA ^r^,mffi#, t" 7 KEPALA "^r^,mffi#, LIN GKUN GAN SELAKU KUASA PENGGUNA ANGGARAN NoMoR,O TAHUN 2OT4 TENTANG PENETAPAN PE.JABAT PEMBUAT KOMITMEN DAN PEJABAT PENANDATANGAN SURAT PERINTAH MEMBAYAR KEPALA BALAI TEKNOLOGI

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN DAN ANGGARAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Struktur Kepegawaian Kementerian Pemuda dan Olahraga

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Struktur Kepegawaian Kementerian Pemuda dan Olahraga BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Struktur Kepegawaian Kementerian Pemuda dan Olahraga Berdasarkan Daftar Urut Kepangkatan (DUK) dari Bagian Kepegawaian, jumlah

Lebih terperinci

TA 2016 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERENCANAAN PENYEDIAAN PERUMAHAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

TA 2016 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERENCANAAN PENYEDIAAN PERUMAHAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERENCANAAN PENYEDIAAN PERUMAHAN TA 2016 DIREKTORAT JENDERAL PENYEDIAAN PERUMAHAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT KATA PENGANTAR Puji Syukur kita panjatkan kehadirat

Lebih terperinci

Jakarta, Desember Direktur Rumah Umum dan Komersial

Jakarta, Desember Direktur Rumah Umum dan Komersial Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkah dan hidayahnya sehingga Laporan Kinerja Direktorat Rumah Umum dan Komersial Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Lebih terperinci

2017, No Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan dan Anggaran di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri; Mengingat : 1

2017, No Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan dan Anggaran di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri; Mengingat : 1 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.962, 2017 KEMENDAGRI. Pelaksanaan Kegiatan dan Anggaran. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

2 Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia; 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lemba

2 Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia; 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lemba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1916, 2014 KEMENHUB. Anggaran. Administrasi. Pelaksanaan. Tata Cara. Perubahan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 80 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2016 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2015 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Anggaran. Rehabilitasi. Rekonstruksi. Nanggroe Aceh Darussalam. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Anggaran. Rehabilitasi. Rekonstruksi. Nanggroe Aceh Darussalam. Pedoman. No.103, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Anggaran. Rehabilitasi. Rekonstruksi. Nanggroe Aceh Darussalam. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94/PMK.05/2009

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 62, 2013 KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Kegiatan. Anggaran. Pelaksanaan. Pedoman. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah No.1183, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BSN. SAKIP. Pelaksanaan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM AKUNTABILITAS INSTANSI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2, 2012 KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Urusan Pemerintah. Pelimpahan dan Penugasan. Tahun Anggaran 2012. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.55/MenLHK/Setjen/Kum.1/6/2016 TENTANG PEDOMAN UMUM PENYALURAN BANTUAN LAINNYA YANG MEMILIKI KARAKTERISTIK BANTUAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN DAN ANGGARAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU KEPUTUSAN WALIKOTA BATU NOMOR: 180/8/KEP/ /2013 TENTANG

WALIKOTA BATU KEPUTUSAN WALIKOTA BATU NOMOR: 180/8/KEP/ /2013 TENTANG WALIKOTA BATU KEPUTUSAN WALIKOTA BATU NOMOR: 180/8/KEP/422.012/2013 TENTANG PENUNJUKANN PEJABAT PENGELOLA KEUANGAN DANA BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN KOTA BATU TAHUN ANGGARAN 2013 WALIKOTA BATU, Menimbang

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1344, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pemerintahan. Pelimpahan. Penugasan. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2012 TENTANG PELIMPAHAN DAN

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2070, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. APBN. Otoritas Jasa Keuangan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 269/PMK.05/2014 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN, PENCAIRAN,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.231, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ARSIP NASIONAL. Pengelolaan APBN. Tahun Anggaran 2013. Petunjuk Pelaksanaan. PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG

Lebih terperinci

2017, No dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf

2017, No dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.295, 2017 KEMEN-LHK. Penyaluran Bantuan Lainnya. Karakteristik Bantuan Pemerintah. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 34 /PB/2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA PROGRAM

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SELAKU KUASA PENGGUNA ANGGARAN, Menimbang : a.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SELAKU KUASA PENGGUNA ANGGARAN, Menimbang : a. EADAII PEI{GI(A'IAX DAT PEIIERAPAN TEKTIOI.oGI (BPPT) KEPUTUSAN SEKRETARIS UTAMA/ SELAKU KUASA PENGGUNA ANGGARAN TENTANG PENETAPAN PE.JABAT PEMBUAT KOMITMEN DAN PRIABAT PENANDATANGAN SURAT PERINTAH MEMBAYAR

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1339, 2015 KEMEN-PUPR. Perumahan Swadaya. Bantuan Stimulan. Pedoman. Perubahan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39/PRT/M/2015

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI 2015-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KATA PENGANTAR Rencana strategis (Renstra) 2015 2019 Biro Hukum dan Organisasi

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.905, 2015 KEMENDESA-PDT-Trans. Urusan Pemerintahan. Ditjen Pembangunan Dan Pemberdayaan Masyarakat Desa. TA 2015. Pelimpahan. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH

Lebih terperinci

2015, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244) sebagaimana t

2015, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244) sebagaimana t No.33, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAGRI. Urusan Pemerintahan. Tahun 2015. Penugasan. Pelimpahan. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PELIMPAHAN

Lebih terperinci

2015, No Pembayaran Tunjangan Kinerja Bagi Pegawai di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaim

2015, No Pembayaran Tunjangan Kinerja Bagi Pegawai di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaim BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1420, 2015 KEMEN-KKP. Tunjangan Kinerja. Pembayaran. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26/PERMEN-KP/2015 TENTANG

Lebih terperinci

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 201

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 201 No.403, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPU-PR. BSPS. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07/PRT/M/2018 2018 TENTANG BANTUAN STIMULAN PERUMAHAN

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL,DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL,DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL,DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam No.1809, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-DPDTT. SAKIP. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Melaksanakan urusan keuangan di lingkungan Direktorat Jenderal.

Melaksanakan urusan keuangan di lingkungan Direktorat Jenderal. - 101-1. NAMA JABATAN : Kepala Bagian Keuangan 2. IKHTISAR JABATAN : Melaksanakan urusan keuangan di lingkungan Direktorat Jenderal. 3. TUJUAN JABATAN : Terwujudnya pengelolaan keuangan yang efektif dan

Lebih terperinci

2015, No penetapan pejabat perbendaharaan dan mekanisme pengujian keuangan lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan; d. bahwa berdasa

2015, No penetapan pejabat perbendaharaan dan mekanisme pengujian keuangan lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan; d. bahwa berdasa BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1193, 2015 KEMEN LHK. Penetapan. Pejabat Perbendaharaan. dan Mekanisme Pengujian Keuangan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

2017, No Pinjaman atas Beban Bagian Anggaran Kementerian Negara/Lembaga; d. bahwa Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199/PMK.05/2011 tentang Pem

2017, No Pinjaman atas Beban Bagian Anggaran Kementerian Negara/Lembaga; d. bahwa Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199/PMK.05/2011 tentang Pem BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1619, 2017 KEMENKEU. Pembayaran Jasa Bank Penatausaha. Penerusan Pinjaman PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 164/PMK.05/2017 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN

Lebih terperinci

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang TATA CARA PEMBAYARAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang TATA CARA PEMBAYARAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang TATA CARA PEMBAYARAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN

Lebih terperinci

Laporan Kinerja KPPN Bandar Lampung 2015

Laporan Kinerja KPPN Bandar Lampung 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Penjelasan Umum Organisasi Laporan Kinerja KPPN Bandar Lampung tahun 2015 disusun sebagai bentuk perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan kinerja dalam mencapai sasaran strategis

Lebih terperinci

PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA

PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA LAMPIRAN IV PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 /PRT/M/2018 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI KEMENTERIAN PEKERJAAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.24/Menhut-II/2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.24/Menhut-II/2013 TENTANG 1 PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.24/Menhut-II/2013 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN MENTERI KEHUTANAN SEBAGAI PENGGUNA ANGGARAN /BARANG KEPADA SEKRETARIS JENDERAL, DAN TUGAS,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.239, 2014 KEMENDAG. Dekonsentrasi. Perdagangan. Gubernur. Pelimpahan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74/M-DAG/PER/12/2013 TENTANG PELIMPAHAN

Lebih terperinci

- 1 - REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

- 1 - REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA - 1 - SALINAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG S etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) atau Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran.

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 162/PMK.05/2013 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 162/PMK.05/2013 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 162/PMK.05/2013 TENTANG KEDUDUKAN DAN TANGGUNG JAWAB BENDAHARA PADA SATUAN KERJA PENGELOLA ANGGARAN PENDAPATAN

Lebih terperinci

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuang

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuang No.1646, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Dana Cadangan JKN. Penyediaan, Pencairan, dan Pertanggungjawaban. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 167 /PMK.02/2017 TENTANG TATA

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS DAN WEWENANG GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH DI WILAYAH PROVINSI DENGAN

Lebih terperinci

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lemba

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lemba No.1210, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN KKP. Tunjangan Kinerja. Pembayaran. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37/PERMEN-KP/2014 TENTANG TATA CARA

Lebih terperinci

PELAKSANAAN ANGGARAN BANTUAN PEMERINTAH PADA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA (Sesuai Peraturan Menkeu Nomor-168/PMK.05/2015)

PELAKSANAAN ANGGARAN BANTUAN PEMERINTAH PADA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA (Sesuai Peraturan Menkeu Nomor-168/PMK.05/2015) KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PELAKSANAAN ANGGARAN BANTUAN PEMERINTAH PADA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA (Sesuai Peraturan Menkeu Nomor-168/PMK.05/2015) Disampaikan dalam Rakornas Program Pamsimas

Lebih terperinci

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia Arsip Nasional Republik Indonesia LEMBAR PERSETUJUAN Substansi Prosedur Tetap tentang Pencairan Anggaran Belanja di Lingkungan Arsip Nasional Republik Indonesia telah saya setujui. Disetujui di Jakarta

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.645, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Uang Makan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 /PMK.05/2016 TENTANG UANG MAKAN BAGI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.300, 2014 BNPB. Keuangan. Beban APBN. Pertanggungjawaban. Pengelolaan. Petunjuk Pelaksanaan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.300, 2014 BNPB. Keuangan. Beban APBN. Pertanggungjawaban. Pengelolaan. Petunjuk Pelaksanaan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.300, 2014 BNPB. Keuangan. Beban APBN. Pertanggungjawaban. Pengelolaan. Petunjuk Pelaksanaan. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 4 TAHUN 2014

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah P E M E R I N T A H P R O V I N S I J A W A T E N G A H LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2016 DINAS BINA MARGA PROVINSI JAWA TENGAH Semarang 2017 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji

Lebih terperinci

KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI KEPUTUSAN KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA SEKRETARIAT KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI,

KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI KEPUTUSAN KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA SEKRETARIAT KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI, KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI KEPUTUSAN RISET DAN TEKNOLOGI NOMOR 07 /KPA-SM/Kp/IX/2013 TENTANG PENETAPAN PEJABAT PENGELOLA ANGGARAN KEGIATAN RESEARCH AND INNOVATION IN SCIENCE AND TECHNOLOGY PROJECT

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN, KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Komplek Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jl. Jenderal Sudirman, Senayan Jakarta 10270 Telp. 5725058, 57906195

Lebih terperinci

KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI KEPUTUSAN KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA SEKRETARIAT KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI, NOMOR 08 /KPA-SM/Kp/X/2013

KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI KEPUTUSAN KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA SEKRETARIAT KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI, NOMOR 08 /KPA-SM/Kp/X/2013 KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI KEPUTUSAN RISET DAN TEKNOLOGI NOMOR 08 /KPA-SM/Kp/X/2013 TENTANG PENETAPAN PEJABAT PENGELOLA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA KEGIATAN TEKNOLOGI UNGGULAN DAN KEBENCANAAN

Lebih terperinci

2016, No Negara/Pemerintah Daerah beserta perubahannya sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dalam perkembangannya perlu dilakukan penyesuaian d

2016, No Negara/Pemerintah Daerah beserta perubahannya sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dalam perkembangannya perlu dilakukan penyesuaian d BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1088, 2016 KEMENKEU. PPLN. Penarikan. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121/PMK.05/2016 TENTANG TATA CARA PENARIKAN PENERUSAN

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.491, 2015 KEMENKOMINFO. Akuntabilitas Kinerja. Pemerintah. Sistem. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13

Lebih terperinci

2017, No Pengelolaan Perbatasan Negara Lingkup Badan Nasional Pengelola Perbatasan Tahun Anggaran 2017; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 T

2017, No Pengelolaan Perbatasan Negara Lingkup Badan Nasional Pengelola Perbatasan Tahun Anggaran 2017; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 T BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.764, 2017 BNPP. Pelimpahan sebagian Urusan dan Penugasan. TA 2017. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN

Lebih terperinci

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang selanjutnya disingkat

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang selanjutnya disingkat BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1233, 2015 KEMENKEU. APBN. Perwakilan RI. Luar Negeri. Pelaksanaan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 160/PMK.05/2015 TENTANG TATA CARA

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI - 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA DI BADAN INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN INFORMASI

Lebih terperinci

2015, No perlu menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tentang Bantuan Uang Muka Bagi Masyarakat Berpenghasilan Renda

2015, No perlu menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tentang Bantuan Uang Muka Bagi Masyarakat Berpenghasilan Renda BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1477, 2015 KEMENPU-PR. Aksesibilitas Kredit. Rumah Subsidi. Masyarakat Berpenghasilan Rendah. Bantuan. Uang Muka. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Lebih terperinci

2 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Ev

2 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Ev BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1040, 2014 KEMENPOLHUKAM. Kinerja Instansi Pemerintah. Akuntabilitas. Sistem. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : P.37/Menlhk-Setjen/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : P.37/Menlhk-Setjen/2015 TENTANG PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.37/Menlhk-Setjen/2015 TENTANG TATA CARA PENETAPAN PEJABAT PERBENDAHARAAN DAN MEKANISME PENGUJIAN KEUANGAN LINGKUP KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.746, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Hibah. Millenium Challenge Corporation. Pengelolaan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 124/PMK.05/2012 TENTANG MEKANISME

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT RUMAH SWADAYA TAHUN ANGGARAN

RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT RUMAH SWADAYA TAHUN ANGGARAN RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT RUMAH SWADAYA TAHUN ANGGARAN 2015-2019 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL PENYEDIAAN PERUMAHAN KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan

Lebih terperinci

2015, No Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2015 tentang Asuransi Sosial Prajurit Tentara Nasional Indonesia, Anggota Kepoli

2015, No Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2015 tentang Asuransi Sosial Prajurit Tentara Nasional Indonesia, Anggota Kepoli No. 2006, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Dana Iuran. Jaminan. Kecelakaan Kerja. Kematian. TNI. POLRI. ASN. Lingkungan KEMHAN dan POLRI. Penyediaan. Pencairan. Pertanggungjawaban PERATURAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 207/PMK.02/2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 207/PMK.02/2014 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 207/PMK.02/2014 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN, PENCAIRAN, DAN PERTANGGUNGJAWABAN DANA ONGKOS ANGKUT BERAS

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN UMUM MEKANISME PELAKSANAAN ANGGARAN BANTUAN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL TAHUN 2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

4 Nama Jabatan bawahan - langsung 5 Rumusan Tugas Membantu Kepala Kantor / Satuan Kerja dalam menguji, menerbitkan dan menandatangani Surat Perintah

4 Nama Jabatan bawahan - langsung 5 Rumusan Tugas Membantu Kepala Kantor / Satuan Kerja dalam menguji, menerbitkan dan menandatangani Surat Perintah 2 Nama Jabatan Kepala satuan kerja/kuasa pengguna anggaran/direktur 3 Unit Kerja Atasan Pengguna Anggaran (Menteri Pendidikan Nasional) 4 Nama Jabatan bawahan 1. Pejabat Pembuat Komitmen 2. Pejabat Penerbit

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN PENANGANAN PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

KEBIJAKAN DAN PENANGANAN PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KEBIJAKAN DAN PENANGANAN PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN Oleh: R.D Ambarwati, ST.MT. Bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup

Lebih terperinci

Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik

Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.353, 2016 KEMENPU-PR. Pertanggungjawaban Anggaran. Verifikasi. Juklak. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08

Lebih terperinci

4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104,

4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, 4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 5.

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA LAPORAN KINERJA DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA LAPORAN KINERJA DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KINERJA 205 DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN 2 KINERJA 205 KINERJA 205 DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat :

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat : BAB I PENDAHULUAN I.1 KONDISI UMUM ORGANISASI B agian Hukum dibentuk berdasarkan Keputusan Kepala BSN Nomor 965/BSN-I/HK.35/05/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Standardisasi Nasional. Bagian

Lebih terperinci

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 31/M-DAG/PER/7/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

Peraturan Menteri Keuangan. Nomor 190/PMK.05/2012 tentang TATA CARA PEMBAYARAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

Peraturan Menteri Keuangan. Nomor 190/PMK.05/2012 tentang TATA CARA PEMBAYARAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang TATA CARA PEMBAYARAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN

Lebih terperinci