IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN"

Transkripsi

1 34 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Kondisi Fisik Geografi dan Administrasi Kota Sukabumi secara geografis terletak di bagian selatan Jawa Barat (106º º45 10 Bujur Timur dan 6º º50 44 Lintang Selatan) di kaki Gunung Gede dan Gunung Pangrango dengan ketinggian 584 m dpl. Secara historis Kota Sukabumi dibangun oleh Pemerintah Hindia Belanda sebagai Burgerlijk Bestuur (1914) dengan status Gemeenteraad Van Sukabumi yang bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada orang-orang Belanda dan Eropa sebagai pengelola perkebunan di wilayah Kabupaten Sukabumi, Cianjur dan Lebak. Memasuki era kemerdekaan dengan dibentuknya sistem pemerintahan daerah, Kota Sukabumi termasuk kedalam kategori kota kecil yang disebut sebagai Kotapraja, Kotamadya dan terakhir menjadi Kota yang memiliki areal ha yang terdiri dari 2 (dua) kecamatan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 3 Tahun 1995, Kota Sukabumi mengalami perluasan menjadi 4.800,23 ha dan pemekaran wilayah menjadi 7 (tujuh) kecamatan, yaitu Kecamatan Cikole, Cibeureum, Citamiang, Lembursitu, Warudoyong, Baros dan Gunung Puyuh yang terdiri dari 33 (tiga puluh tiga) kelurahan Kota Sukabumi berjarak 120 km dari Ibukota Negara (Jakarta) atau 96 km dari Ibukota Provinsi Jawa Barat (Bandung) sehingga pergerakan orang dan barang dari kota-kota tersebut ke Kota Sukabumi cukup tinggi. Kedekatan jarak dengan dua kota besar tersebut juga membuka kesempatan kepada Kota Sukabumi untuk mengembangkan diri sebagai pusat pelayanan berkualitas di bidang perdagangan, pendidikan dan kesehatan yang merupakan visi Kota Sukabumi dengan didukung oleh tenaga profesional, kelengkapan sarana dan prasarana perekonomian, jasa pendidikan dan kesehatan berskala pelayanan regional. Batas-batas wilayah Kota Sukabumi adalah : Sebelah Utara Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi Sebelah Selatan Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi Sebelah Barat Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi Sebelah Timur Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi

2 35 Posisi Kota Sukabumi dalam Konstelasi Regional Jawa Barat berada pada posisi strategis karena berada di antara pusat pertumbuhan megaurban Jabodetabek dan Bandung Raya sehingga menjadi salah satu kawasan andalan dari 8 kawasan andalan di Jawa Barat yang berpotensi untuk pengembangan agribisnis, pariwisata dan bisnis kelautan yang berwawasan lingkungan dengan memanfaatkan modal investasi untuk menghasilkan daya saing global, serta menjadi motivator untuk memacu perkembangan wilayahnya juga mendorong pertumbuhan wilayah-wilayah disekitarnya (hinterland) (Bappeda, 2008). Peta wilayah administrasi Kota Sukabumi ditampilkan pada Gambar 4 sedangkan kecamatan dan kelurahan yang berada dalam wilayah administrasi Kota Sukabumi tertera pada Tabel 7. Gambar 4. Peta Administrasi Wilayah Kota Sukabumi

3 36 Tabel 7. Kecamatan dan Kelurahan dalam Wilayah Administrasi Kota Sukabumi No. Kecamatan Luas (ha) Jumlah Kelurahan Kelurahan 1 Baros Sudajaya Hilir Jaya Mekar Jaya Raksa Baros 2 Lembursitu Lembursitu Situmekar Cipanengah Cikundul Sindangsari 3 Cibeureum Sindangpalay Limusnunggal Babakan Cibeureum Hilir 4 Citamiang Cikondang Gedongpanjang Nanggeleng Citamiang Tipar 5 Warudoyong Warudoyong Nyomplong Benteng Dayeuhluhur Sukakarya 6 Gunung Puyuh Gunungpuyuh Karamat Sriwedari Karangtengah 7 Cikole Selabatu Gunungparang Kebonjati Cikole Cisarua Subangjaya Sumber : Kota Sukabumi Dalam Angka Tahun Kondisi Iklim Kota Sukabumi terletak di kaki Gunung Gede sebelah selatan dengan suhu udara yang relatif sejuk berkisar antara Celcius. Rata-rata curah hujan tertinggi tahun 2009 terjadi pada Bulan Desember dengan curah hujan 386 mm (14 hari hujan, rata-rata curah hujan 28 mm), sedangkan terendah pada Bulan Agustus dengan curah hujan 0 mm (0 hari hujan, rata-rata curah hujan 0 mm), atau dengan kata lain tidak terjadi hujan pada bulan tersebut (BPS Kota Sukabumi, 2010).

4 Topografi dan Kemiringan Lereng Wilayah Kota Sukabumi merupakan lereng selatan dari Gunung Gede dan Gunung Pangrango, yang berada pada ketinggian 584 meter di atas permukaan laut pada bagian selatan dan 770 meter di atas permukaan laut bagian utara. Sedangkan di bagian tengah mempunyai ketinggian rata-rata 650 meter dari permukaan laut. Bentuk bentangan alam Kota Sukabumi berupa perbukitan bergelombang dengan sudut lereng beragam (Bappeda, 2011). Wilayah Kota Sukabumi didominasi oleh kemiringan lereng 0 2% dengan luas mencapai 2.237,51 ha atau sekitar 45,62% dari luas kota dan kemiringan lereng 2 15% mencapai 2.560,14 ha atau sekitar 52,20% dari luas kota. Selanjutnya, sekitar 2% dari luas Kota Sukabumi terdiri dari wilayah yang memiliki kemiringan lereng 15% hingga kemiringan lereng > 40% Jenis Tanah Jenis tanah di wilayah Kota Sukabumi termasuk jenis Latosol. Jenis tanah ini telah berkembang atau terjadi diferensiasi horizon, kedalaman dalam, tekstur lempung, struktur remah hingga gumpal, konsistensi gembur hingga agak teguh, warna coklat merah hingga kuning (Bappeda, 2011) Hidrologi Kondisi air tanah di wilayah Kota Sukabumi dan sekitarnya untuk kebutuhan sehari-hari secara umum cukup tersedia. Sumbernya berasal dari air tanah, mata air dan air tanah tertekan. Sebaran akuifer dengan produktivitas tinggi terdapat di sekitar Kota Sukabumi dengan sebaran paling dominan mulai dari barat hingga ke timur. Di bagian utara merupakan zona air tanah dengan akuifer berproduktifitas sedang dan berpenyebaran luas. Bagian selatan merupakan zona akuifer yang produtivitasnya rendah hingga langka. Sungaisungai yang mengalir di Kota Sukabumi baik sungai besar maupun sungai kecil dapat dilihat pada Tabel 8 (Bappeda, 2011).

5 38 Tabel 8. Nama Sungai yang Melintas di Kota Sukabumi No. Nama Sungai Panjang (m) 1 Cimandiri Ceger Cisuda Tonjong Cipanengah Cipelang Cibeureum Cibitung Cisarua Cisaray Tipar Cikapek Cigunung Cupelang Leutik - 15 Ciseupan Ciwalung Cipada Selakaso Ciaul Babakan Jampang Cipasir Ciseureuh Cijambe Cibandung Cipicung 591 Sumber : Draft RTRW Kota Sukabumi Tahun Sosial dan Budaya Demografi Berdasarkan data jumlah penduduk dalam Kota Sukabumi dalam Angka Tahun 2010, jumlah penduduk Kota Sukabumi tercatat sebanyak jiwa yang terdiri dari penduduk laki-laki (50,56%) dan penduduk perempuan (49,44%) (Tabel 9) sehingga perbandingan penduduk laki-laki dengan perempuan Kota Sukabumi sebesar 102,26%.

6 39 Tabel 9. Jumlah Penduduk Kota Sukabumi Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa) Laki-laki Perempuan Jumlah Persentase (%) Baros Citamiang Warudoyong Gunungpuyuh Cikole Lembursitu Cibeureum Jumlah Sumber : Kota Sukabumi Dalam Angka Tahun 2010 Berdasarkan jumlah penduduk Kota Sukabumi pada akhir tahun 2009 sejumlah jiwa, maka rata-rata jumlah penduduk per km 2 di Kota Sukabumi adalah 5.879,75. Kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk tertinggi adalah Kecamatan Citamiang (11.312,62 jiwa/km²) dimana hal ini dimungkinkan karena luas wilayah Kecamatan Citamiang paling kecil (4.04 km 2 ) dibandingkan kecamatan yang lain dan merupakan wilayah yang dekat dengan pusat perbelanjaan. Sedangkan kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk terendah adalah Kecamatan Cibeureum (3.446,86 jiwa/km²). Kepadatan penduduk Kota Sukabumi Tahun 2009 tertera pada Gambar 5.

7 Kepadatan Penduduk Kota Sukabumi Tahun , , , , , , ,86 Kepadatan Penduduk (Jiwa/km2) Gambar 5. Kepadatan Penduduk Kota Sukabumi Tahun 2009 Berdasarkan mata pencaharian, jumlah penduduk terbanyak adalah penduduk yang bekerja sebagai pedagang/wiraswasta ( jiwa) dan penduduk yang bekerja sebagai pegawai swasta ( jiwa), sedangkan yang paling sedikit jumlahnya adalah penduduk yang bekerja sebagai TNI dan POLRI (1.122 jiwa). Letak Kota Sukabumi yang strategis yaitu berada pada jalur lintasan Ibu Kota Provinsi Jawa Barat (Bandung) dengan Ibu Kota Negara (Jakarta) serta didukung oleh infrastruktur yang cukup memadai, menjadikan Kota Sukabumi sebagai salah satu tujuan para migran dari berbagai daerah untuk datang dan tinggal baik sebagai penanam modal maupun sebagai pencari kerja. Secara ekonomi hal tersebut menguntungkan Kota Sukabumi karena dapat menciptakan lapangan kerja baru serta dapat meningkatkan pendapatan baik dari sektor jasa, perdagangan dan sektor lainnya, namun demikian masuknya para migran juga harus diimbangi oleh penyediaan sarana perumahan, penyediaan air bersih dan infrastruktur pendukung lainnya. Ditinjau dari aspek kesehatan, dengan adanya para migran tersebut berpotensi membawa penyakit dan masalah kesehatan lainnya.

8 Pendidikan Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kecerdasan dan keterampilan, sehingga kualitas sumber daya manusia sangat tergantung dari kualitas pendidikan. Pembangunan pendidikan dititikberatkan pada peningkatan mutu serta perluasan kesempatan belajar, terutama pada jenjang pendidikan dasar. Pada saat ini di Kota Sukabumi terdapat 63 Taman Kanak-Kanak, 110 Sekolah Dasar, 31 SLTP, 12 SMU dan 19 SMK yang meliputi sekolah negeri dan swasta. Sementara itu murid yang tertampung di TK pada tahun 2009/2010 sebanyak siswa, murid SD sebanyak siswa, murid SLTP negeri sebanyak siswa, murid SLTP swasta sebanyak siswa, murid SMU negeri dan swasta sebanyak siswa dan sebanyak murid SMK negeri dan swasta (BPS, 2010). Jumlah penduduk usia sekolah dan jumlah sekolah menurut tingkat pendidikan masing-masing tertera pada Gambar 6 dan Gambar SD (7 12) SLTP (13 15) SLTA (16 18) 0 Gambar 6. Jumlah Penduduk Usia Sekolah Menurut Kecamatan Tahun 2009

9 Taman Kanak-Kanak Sekolah Dasar SLTP SMU SMK Gambar 7. Jumlah Sekolah Menurut Tingkat Pendidikan di Kota Sukabumi Tahun Ajaran 2009/2010 Salah satu indikator yang dapat dijadikan sebagai bahan informasi untuk mengukur keberhasilan dibidang pendidikan adalah dengan melihat tingkat partisipasi masyarakat terhadap pendidikan. Tingkat partisipasi terhadap pendidikan terdiri dari 3 (tiga) komponen yaitu : 1. Angka Partisipasi Sekolah, yaitu akses penduduk terhadap berbagai fasilitas pendidikan yang tersedia, disamping kemampuan ekonomi yang merupakan faktor utama. Angka ini menunjukkan jumlah anak usia sekolah yang bersekolah di suatu daerah. 2. Angka Partisipasi Kasar (APK), merupakan perbandingan antara jumlah murid pada jenjang pendidikan tertentu (SD, SLTP, SLTA dan sebagainya) dengan penduduk kelompok usia sekolah yang sesuai dan dinyatakan dalam persentase. Angka ini menunjukkan jumlah anak yang bersekolah di suatu jenjang pendidikan tertentu pada wilayah tertentu. 3. Angka Partisipasi sekolah Murni (APM), merupakan proporsi penduduk pada suatu kelompok umur tertentu yang bersekolah pada tingkat sesuai dengan usianya. Angka partisipasi sekolah merupakan ukuran daya serap sistem pendidikan terhadap penduduk usia sekolah. Nilai masing-masing angka partisipasi pendidikan tertera pada Tabel 10.

10 43 Tabel 10. Angka Partisipasi Sekolah Menurut Usia Sekolah di Kota Sukabumi Tahun Angka Partisipasi Usia Sekolah (tahun) APS APK APM Sumber : Inkesra, 2009 Hasil pendidikan yang dicapai pada penduduk dewasa dicerminkan dengan tingkat pendidikan yang ditamatkan. Tingginya pendidikan yang dapat dicapai oleh rata-rata penduduk suatu daerah secara spesifik mencerminkan taraf intelektualitas serta kualitas sumber daya manusia di daerah tersebut. Tingkat pendidikan yang ditamatkan tertera pada Tabel 11. Tabel 11. Persentase Penduduk Usia 10 Tahun Keatas Menurut Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin di Kota Sukabumi Tahun Jenis Kelamin Usia Sekolah Laki-Laki Perempuan Total Tdk/Blm Pernah Sekolah Tidak Tamat SD SD SLTP SLTA Diploma/Universitas Jumlah Sumber : Inkesra (2009) Kemampuan membaca dan menulis (baca tulis) merupakan ketrampilan minimum yang dibutuhkan oleh penduduk untuk dapat menuju hidup sejahtera. Tingkat kemampuan membaca dan menulis masyarakat Kota Sukabumi pada tahun 2009 sudah relatif baik yaitu sebesar 97,32%. Hal ini berarti masih terdapat 2,68% yang masih buta huruf (Bappeda dan BPS Kota Sukabumi, 2009).

11 Ketenagakerjaan Pembangunan ekonomi atau lebih tepatnya pertumbuhan ekonomi merupakan prasyarat bagi tercapainya pembangunan manusia. Melalui pembangunan ekonomi akan dapat ditingkatkan produktivitas dan pendapatan penduduk dengan penciptaan kesempatan kerja. Dari sisi ketenagakerjaan, dinamika pertumbuhan ekonomi akan disertai pula oleh tranformasi struktur ketenagakerjaan baik dari sisi lapangan pekerjaan, status maupun jenis pekerjaan. Penduduk merupakan sumber angkatan kerja, sehingga profil ketenagakerjaan merupakan gambaran kondisi demografi. Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi dengan sendirinya akan mencerminkan laju pertumbuhan angkatan kerja yang tinggi pula. Cepatnya laju pertumbuhan angkatan kerja apabila tanpa dibarengi kesempatan kerja yang memadai tentunya akan menimbulkan. berbagai persoalan sosial ekonomi. Angkatan kerja adalah sebagian penduduk yang berusia 15 tahun ke atas yang siap terlibat dalam kegiatan ekonomi produktif. Mereka yang dapat diserap oleh pasar kerja digolongkan sebagai bekerja, sedangkan yang tidak atau belum terserap oleh pasar kerja tetapi sedang berusaha untuk mendapatkan pekerjaan digolongkan sebagai penganggur (terbuka). Sementara itu yang bukan angkatan kerja, yaitu mereka yang kegiatan utamanya adalah mengurus rumah tangga, sekolah, atau mereka yang tidak mampu melakukan kegiatan. Persentase angkatan kerja menurut kegiatan utama dan jenis kelamin di Kota Sukabumi tertera pada Tabel 12. Tabel 12. Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Kegiatan Utama dan Jenis Kelamin di Kota Sukabumi Tahun 2009 Kegiatan Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Total Angkatan Kerja Bekerja Mencari Pekerjaan Bukan Angkatan Kerja Sekolah Mengurus Rumah Tangga Lain-lain Jumlah-jumlah Sumber : Inkesra (2009)

12 45 Komposisi penduduk yang bekerja menurut lapangan usaha, sektor perdagangan, hotel dan restoran masih menjadi pilihan penduduk terbanyak sehingga penyerapan tenaga kerja di sector tersebut masih tinggi. Sedangkan untuk sektor pertanian berhubung ketersediaan lahan di Kota Sukabumi terbatas, penyerapan tenaga kerja di sektor tersebut terbilang rendah. Indikasi lain yang terjadi pada pola penyerapan tenaga kerja di sector perdagangan, hotel dan restoran ini adalah adanya kemajuan ekonomi yang mengarah kepada peningkatan produktivitas tenaga kerja. Hal ini dimungkinkan karena mereka yang bekerja disektor perdagangan, hotel dan restoran cenderung memiliki tingkat produktivitas yang relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan mereka yang bekerja pada sektor pertanian (Bappeda dan BPS Kota Sukabumi, 2009). Persentase angkatan kerja menurut lapangan pekerjaan utama di Kota Sukabumi tertera pada Tabel 13. Tabel 13. Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama di Kota Sukabumi Tahun 2009 Lapangan Usaha Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Total 1. Pertanian, Kehutanan, Perburuan Industri Pengolahan Perdagangan, Hotel dan Restoran Jasa-jasa Lainnya Jumlah Sumber : Inkesra (2009) 4.3. Perekonomian Salah satu indikator ekonomi makro yang dapat digunakan untuk melihat tingkat perkembangan dan struktur ekonomi di suatu daerah adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dimana PDRB disajikan atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2009 mencapai 4,39 trilyun rupiah, sedangkan atas dasar harga konstan 2000 mencapai 1,81 trilyun rupiah. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan bila dibandingkan dengan tahun 2008, dimana PDRB atas dasar harga berlaku tercatat sebesar 3,17 trilyun rupiah dan PDRB atas dasar harga konstan 2000 sebesar 1,7 trilyun rupiah. Kontribusi masing-masing sektor perekonomian terhadap PDRB ditampilkan pada Gambar 8 sedangkan distribusi persentase PDRB Kota

13 46 Sukabumi atas dasar harga berlaku dan harga konstan 2000 tahun ditampilkan pada Tabel 14. 7% 15% 4% 0% 6% 1% 5% Perikanan, Peternakan, Kehut anan & Perikanan Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, gas & air bersih 16% Bangunan 46% Perdagangan, hotel, dan restoran Pengangkutan & komunikasi Keuangan, persewaan & jasa perusahaan Jasa-jasa Gambar 8. Kontribusi Sektor Perekonomian Terhadap PDRB Tahun 2009 Tabel 14. Distribusi Persentase PDRB Kota Sukabumi Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan Tahun No. Lapangan Usaha B K B K B K B K 1 Perikanan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 2 Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, gas dan air bersih Bangunan Perdagangan, hotel, dan restoran 7 Pengangkutan dan komunikasi 8 Keuangan, perewaan dan jasa perusahaan Jasa-jasa B = Atas Dasar Harga Berlaku ; K = Atas Dasar Harga Konstan Sumber : Kota Sukabumi Dalam Angka Tahun 2010

14 47 Berdasarkan kontribusi terhadap perekonomian di wilayah Kota Sukabumi, sektor yang memberikan kontribusi terbesar terhadap PDRB adalah dari sektor perdagangan, hotel dan restoran, yaitu mencapai 45,70%. Berikutnya adalah sektor pengangkutan dan komunikasi serta sektor jasa-jasa yang masingmasing memberikan kontribusi sebesar 15,89% dan 14,71% Kondisi Penataan Ruang dan Sarana Prasarana Daerah Kondisi Penataan Ruang Perencanaan struktur ruang Kota Sukabumi mempertimbangkan beberapa hal yaitu : a. Pengelompokan kawasan fungsional kota yang memberikan pengaruh sangat kuat terhadap struktur ruang dan pengembangan ekonomi. Kawasan fungsional tersebut adalah perdagangan, industri, pemerintahan /perkantoran, pelayanan sosial, terminal dan kawasan pertanian/hijau. b. Pembentukan struktur ruang diarahkan untuk mewujudkan ruang kota yang serasi antara fungsi-fungsi sosial ekonomi dengan fungsi lingkungan (kawasan lindung/ruang terbuka). c. Perkembangan fisik kota yang tadinya sentralistik (concentric) dirubah menjadi pengembangan dengan banyak pusat secara menyebar diantaranya dengan memanfaatkan daya tarik jalan lingkar selatan untuk mengembangkan salah satu pusat kegiatan baru berskala regional. d. Untuk meningkatkan akses antar simpul pelayanan dan antar kawasan fungsional, dikembangkan jaringan jalan sistem sekunder baik peningkatan jalan lama maupun pembangunan jalan baru. Untuk memacu perkembangan kota, meningkatkan pelayanan sosial ekonomi terhadap masyarakat, mengatasi berbagai persoalan ruang dan memeratakan pembangunan, Kota Sukabumi menetapkan 7 (tujuh) Bagian Wilayah Kota (BWK) dimana Pusat Kota yang saat ini sudah terbentuk tetap dipertahankan sebagai kawasan pusat kota dan ditetapkan dalam satu Bagian Wilayah Kota (BWK II) yang meliputi Kecamatan Cikole. Secara garis besar pembagian BWK di Kota Sukabumi terdiri dari :

15 48 a. BWK I meliputi Kecamatan Gunung Puyuh dengan fungsi kawasan untuk perumahan dengan luas 548 Ha, b. BWK II (pusat kota) meliputi Kecamatan Cikole dengan fungsi kawasan untuk perdagangan dan jasa, pemerintahan /perkantoran, perumahan dan pariwisata dengan luas 708 Ha, c. BWK III meliputi Kecamatan Cibeureum dengan fungsi kawasan untuk Industri, perdagangan dan perumahan dengan luas 877 Ha, d. BWK IV meliputi Kecamatan Citamiang dengan fungsi kawasan untuk perdagangan dan perumahan dengan luas 404 Ha, e. BWK V meliputi Kecamatan Warudoyong dengan fungsi kawasan untuk Industri, perdagangan dan perumahan dengan luas 762,231 Ha, f. BWK VI meliputi Kecamatan Baros dengan fungsi lahan untuk perdagangan dan jasa, perumahan serta pariwisata dengan luas 612 Ha, g. BWK VII meliputi Kecamatan Lembursitu dengan fungsi lahan untuk perumahan, perdagangan dan pariwisata dengan luas 889 Ha. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap pelaksanaan program pembangunan Kota Sukabumi Tahun , telah direkomendasikan untuk menyempurnakan strategi penataan ruang Kota Sukabumi dari pola Pertumbuhan Jamak (dengan 7 BWK) menjadi pola Bipolar (2 kutub) yaitu Kota Sukabumi bagian utara dan Kota Sukabumi bagian selatan. Dalam aspek penataan ruang terdapat isu strategis yang berpengaruh terhadap pembangunan yaitu belum optimalnya pemanfaatan ruang. Berdasarkan perkembangan yang ada, aspek penataan ruang di Kota Sukabumi diarahkan untuk memacu perkembangan kota, meningkatkan pelayanan sosial ekonomi terhadap masyarakat, mengatasi berbagai persoalan ruang dan memeratakan pembangunan. Dominasi pemanfaatan ruang kota mencakup hasil pembangunan yang saat ini memiliki nilai strategis bagi pembangunan ekonomi dan sosial budaya yang didukung oleh sistem jaringan prasarana dan sarana lingkungan, sebagai salah satu modal dasar utama bagi kehidupan dan penghidupan masyarakat yang berkesinambungan. Tata ruang Kota Sukabumi sampai dengan saat ini masih dikatakan baik dan berkembang searah dengan perencanaan maupun yang tidak

16 49 terencana. Namun demikian dalam kurun waktu tahun , pola pemanfaatan ruang Kota Sukabumi harus lebih efektif dan efisien karena akan menjadi semakin terbatasnya lahan yang ada di perkotaan. Selain itu yang tidak kalah pentingnya adalah Penegakan Hukum (laws enforcement) terhadap setiap pelanggaran dalam penggunaan lahan sehingga keseimbangan aktifitas dapat tetap dipertahankan (Bappeda, 2008) Sarana dan Prasarana Daerah Kondisi sarana dan prasarana di Kota Sukabumi saat ini masih belum optimal kualitas ataupun cakupan pelayanannya, sehingga belum memadai dalam menopang pembangunan sektor riil di Kota Sukabumi termasuk untuk mendorong sektor produksi serta pengembangan wilayah. Kondisi sarana dan prasarana wilayah dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu aspek transportasi, sumber daya air, telekomunikasi dan listrik. a. Aspek Transportasi Berdasarkan data pembangunan fasilitas jalan di Kota Sukabumi, panjang jalan negara di Kota Sukabumi pada Tahun 2006 mencapai 8,5 km dalam kondisi baik, jalan provinsi mencapai 15,09 km dalam kondisi baik, sedangkan panjang jalan kota mencapai 142,532 km dengan rincian 43,118 km dalam kondisi baik, 45,567 km dalam kondisi sedang, dan sepanjang 53,847 km dalam kondisi rusak. Sampai sekarang, upaya pemenuhan kondisi jalan yang baik masih terus ditingkatkan. Untuk menunjang pergerakan orang dan barang, Kota Sukabumi memiliki 1 Terminal Tipe A dan 1 (satu) Terminal Tipe B. Nama terminal, tipe, luas dan pengelola terminal di Kota Sukabumi tertera pada Tabel 15.

17 50 Tabel 15. Gambaran Terminal Di Kota Sukabumi Tahun 2007 No. Nama Terminal Tipe Luas (ha) Instansi Pengelola 1 Sudirman A 5 Dishub/UPTD Terminal 2 Lembursitu B 4.5 Dishub/UPTD Terminal 3 Subangjaya Sub- Dishub/UPTD - Terminal Terminal 4 Bungbulang Sub- Dishub/UPTD - Terminal Terminal Sumber : RPJMD Kota Sukabumi Tahun Keterangan Terdapat rencana relokasi Terminal Sudirman ke Wilayah Selatan (Jalan lingkar Selatan) Dari kondisi di lapangan saat ini Terminal Sudirman merupakan pusat pergerakan dan tujuan utama dari kendaraan angkutan umum dalam dan luar Kota Sukabumi. Pesatnya perkembangan angkutan umum penumpang yang ada mengakibatkan lokasi terminal yang ada tidak mampu lagi menampung kendaraan umum pada jam-jam tertentu (peak hours). Pada kondisi ini kendaraan angkutan umum banyak menunggu (antri) di luar lokasi terminal hingga cukup menyulitkan dalam pengaturan jalur kendaraan. Disamping itu melimpahnya kendaraan mengakibatkan kemacetaan pada ruas jalan dari dan menuju terminal. Demikian halnya dengan kondisi di dalam terminal, padatnya penumpang yang berangkat dan tiba di Terminal Sudirman menjadikan tempat menaikkan dan menurunkan penumpang tersebut terasa kurang nyaman. Berdasarkan kondisi tersebut, Pemerintah Kota Sukabumi mengeluarkan kebijakan untuk merelokasi Terminal Sudirman ketempat yang lebih baik / strategis di wilayah Jalan Lingkar, dengan bangunan fisik terminal yang representatif. b. Penyediaan Sarana Air Bersih Kebutuhan air bersih Kota Sukabumi dipenuhi oleh dua jenis sumber, yaitu melalui sistem perpipaan yang dikelola oleh PDAM Kota Sukabumi dan melalui sistem non-perpipaan, masyarakat yang belum terlayani oleh jaringan PDAM didalam memenuhi kebutuhan air bersihnya dilakukan dengan memanfaatkan sumber air bersih lain, diantaranya : mata air, sumur gali, sumur pompa, dan hidrant umum, selain itu pula masih terdapat masyarakat yang masih menggunakan air sungai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

18 51 Data jumlah penduduk yang menggunakan air bersih di Kota Sukabumi dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Jumlah Penduduk yang Menggunakan Air Bersih di Kota Sukabumi Tahun Uraian Tahun KK memiliki sumur gali KK memakai PDAM 10/ KK memakai sumur pompa KK pengguna mata air KK pengguna air perpipaan KK pengguna Air Sungai/Danau 7. Jumlah Sumber : RPJMD Kota Sukabumi Tahun Jumlah KK yang dilayani oleh PDAM mencapai KK atau sebesar 23.84%. Namun demikian pada Tahun 2006 PDAM dihadapkan pada permasalahan sumber air baku yakni dengan terjadinya penurunan produksi air dari kapasitas design. Penurunan produksi air ini diantaranya dipengaruhi oleh semakin berkurangnya daerah tangkapan air akibat perubahan fungsi lahan disekitar area sumber serta intensitas dan frekuensi hujan. Potensi sumber air dari berbagai sumber saat ini pada umumnya dalam kondisi maksimum yaitu sebesar 505 lt/detik, sedangkan pada kondisi minimumnya adalah sebesar 234 Lt/detik. c. Telekomunikasi dan Listrik Secara umum keberadaan jaringan listrik sudah mencakup semua kelurahan yang ada di Kota Sukabumi. Tetapi belum semua warga bisa merasakan layanan listrik karena berbagai faktor seperti faktor kondisi alam yang tidak memadai dan faktor kemampuan ekonomi masyarakat yang terbatas. Jumlah pengguna jaringan listrik di Kota Sukabumi tertera pada Tabel 17.

19 52 Tabel 17. Jumlah Pengguna Jaringan Listrik di Kota Sukabumi Tahun Uraian Tahun Keluarga Pengguna Listrik Jumlah Keluarga Pengguna Listrik PLN Jumlah Keluarga yang Belum Memakai Listrik Penerangan Jalan Utama Jenis Penerangan Jalan Jumlah Sumber : RPJMD Kota Sukabumi Tahun Prasarana Telekomunikasi di Kota Sukabumi pada dasarnya sudah dapat melayani seluruh wilayah Kota Sukabumi baik telepon rumah (fixed phone) maupun seluler dan wartel, sebagai gambaran jumlah prasarana komunikasi di Kota Sukabumi dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18. Jumlah Prasarana Telekomunikasi di Kota Sukabumi Tahun Uraian Tahun Jumlah Keluarga Pelanggan Telepon Jumlah Warpostel Kantor Pos Jumlah Sumber : RPJMD Kota Sukabumi Tahun

4 KONDISI UMUM WILAYAH

4 KONDISI UMUM WILAYAH 25 4 KONDISI UMUM WILAYAH 25 Kondisi Fisik Geografi dan Administrasi Kota Sukabumi secara Geografis terletak di bagian selatan Jawa Barat pada koordinat 106 45 50 Bujur Timur dan 106 45 10 Bujur Timur,

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 53 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Perkembangan Wilayah Kota Sukabumi Identifikasi tingkat perkembangan wilayah di Kota Sukabumi dilakukan pada unit wilayah kelurahan dan kecamatan yang dilihat dari nilai

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Laju Pertumbuhan PDRB ADHK 2000 menurut Kab/ Kota di Provinisi Jawa Barat (Persen)

LAMPIRAN. Laju Pertumbuhan PDRB ADHK 2000 menurut Kab/ Kota di Provinisi Jawa Barat (Persen) 74 L A M P I R A N 75 LAMPIRAN Lampiran 1 Laju Pertumbuhan PDRB ADHK 2000 menurut Kab/ Kota di Provinisi Jawa Barat (Persen) No Kabupaten/ Kota Tahun 2009 2010 2011 1 Kota. Bandung 8,34 8,45 8,73 2 Kab.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT 2.1. Gambaran Umum 2.1.1. Letak Geografis Kabupaten Sumba Barat merupakan salah satu Kabupaten di Pulau Sumba, salah satu

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA SUKABUMI. Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada

BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA SUKABUMI. Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada 4.1. Profil Wilayah BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA SUKABUMI Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 49 29 Lintang Selatan dan 6 0 50 44

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 31 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Geografis Wilayah Secara astronomis, wilayah Provinsi Banten terletak pada 507 50-701 1 Lintang Selatan dan 10501 11-10607 12 Bujur Timur, dengan luas wilayah

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Sejarah Kota Bekasi Berdasarkan Undang-Undang No 14 Tahun 1950, terbentuk Kabupaten Bekasi. Kabupaten bekasi mempunyai 4 kawedanan, 13 kecamatan, dan 95 desa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Perkembangan Sejarah menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi yang pertama dibentuk di wilayah Indonesia (staatblad Nomor : 378). Provinsi Jawa Barat dibentuk

Lebih terperinci

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar Bupati Murung Raya Kata Pengantar Perkembangan daerah yang begitu cepat yang disebabkan oleh semakin meningkatnya kegiatan pambangunan daerah dan perkembangan wilayah serta dinamisasi masyarakat, senantiasa

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Kondisi Wilayah Letak Geografis dan Wilayah Administrasi Wilayah Joglosemar terdiri dari kota Kota Yogyakarta, Kota Surakarta dan Kota Semarang. Secara geografis ketiga

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

IV. KONDISI UMUM WILAYAH 29 IV. KONDISI UMUM WILAYAH 4.1 Kondisi Geografis dan Administrasi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 50-7 50 LS dan 104 48-104 48 BT dengan batas-batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Letak Geografis Kabupaten Bandung terletak di Provinsi Jawa Barat, dengan ibu kota Soreang. Secara geografis, Kabupaten Bandung berada pada 6 41 7 19 Lintang

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH 51 BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1 Kondisi Geografis Kota Bogor 4.1.1 Letak dan Batas Wilayah Kota Bogor terletak diantara 106 derajat 43 30 BT dan 30 30 LS 6 derajat 41 00 LS serta mempunyai ketinggian

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA 31 KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA Administrasi Secara administratif pemerintahan Kabupaten Katingan dibagi ke dalam 11 kecamatan dengan ibukota kabupaten terletak di Kecamatan

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak antara 116-117

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 5.1 Geografis dan Administratif Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 0 50 7 0 50 Lintang Selatan dan 104 0 48 108 0 48 Bujur Timur, dengan batas-batas

Lebih terperinci

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 69 mengamanatkan Kepala Daerah untuk menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang

Lebih terperinci

BAB IV PROFIL DAN PERENCANAAN WILAYAH DI KOTA SUKABUMI

BAB IV PROFIL DAN PERENCANAAN WILAYAH DI KOTA SUKABUMI 71 BAB IV PROFIL DAN PERENCANAAN WILAYAH DI KOTA SUKABUMI 4.1 Administrasi Kota Sukabumi secara geografis terletak di bagian selatanprovinsi Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 44 Keterbatasan Kajian Penelitian PKL di suatu perkotaan sangat kompleks karena melibatkan banyak stakeholder, membutuhkan banyak biaya, waktu dan tenaga. Dengan demikian, penelitian ini memiliki beberapa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS IIV.1 Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Ngawi saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi lima tahun ke depan perlu mendapat

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI 4.1 Keadaan Umum Provinsi Jambi secara resmi dibentuk pada tahun 1958 berdasarkan Undang-Undang No. 61 tahun 1958. Secara geografis Provinsi Jambi terletak antara 0º 45

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xix BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen RPJMD

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 20 BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 3.1. SITUASI GEOGRAFIS Secara geografis, Kota Bogor berada pada posisi diantara 106 derajat 43 30 BT-106 derajat 51 00 BT dan 30 30 LS-6 derajat 41 00 LS, atau kurang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SUKABUMI

PEMERINTAH KOTA SUKABUMI PEMERINTAH KOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SUKABUMI TAHUN 2008-2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 39 KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Letak Geografis dan Administrasi Kabupaten Deli Serdang merupakan bagian dari wilayah Propinsi Sumatera Utara dan secara geografis Kabupaten ini terletak pada 2º 57-3º

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum Dasar hukum penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2016, adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang

Lebih terperinci

2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik. A. Kondsi Geografis

2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik. A. Kondsi Geografis 2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik A. Kondsi Geografis Kabupaten Bolaang Mongondow adalah salah satu kabupaten di provinsi Sulawesi Utara. Ibukota Kabupaten Bolaang Mongondow adalah Lolak,

Lebih terperinci

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Sukabumi 4.1.1 Letak geografis Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Provinsi Jawa Barat dengan jarak tempuh 96 km dari Kota Bandung dan 119 km

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.. Luas Wilayah Kota Tasikmalaya berada di wilayah Priangan Timur Provinsi Jawa Barat, letaknya cukup stratgis berada diantara kabupaten Ciamis dan kabupaten Garut.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA SUKABUMI TAHUN

PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA SUKABUMI TAHUN PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2011-2031 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SUKABUMI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan kecamatan hasil

III. METODE PENELITIAN. kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan kecamatan hasil III. METODE PENELITIAN A. Gambaran Umum Kecamatan Kemiling. Kondisi Wilayah Kecamatan kemiling merupakan bagian dari salah satu kecamatan dalam wilayah kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Kondisi Geografis Luas wilayah Kota Bogor tercatat 11.850 Ha atau 0,27 persen dari luas Propinsi Jawa Barat. Secara administrasi, Kota Bogor terdiri dari 6 Kecamatan, yaitu

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota 66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandarlampung 1. Letak Geografis Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota Bandarlampung memiliki luas wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyampaian laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD merupakan amanah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5. 1. Letak Geografis Kota Depok Kota Depok secara geografis terletak diantara 106 0 43 00 BT - 106 0 55 30 BT dan 6 0 19 00-6 0 28 00. Kota Depok berbatasan langsung dengan

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 53 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Selat Rupat merupakan salah satu selat kecil yang terdapat di Selat Malaka dan secara geografis terletak di antara pesisir Kota Dumai dengan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-5

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA SUKABUMI

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA SUKABUMI BAB III GAMBARAN UMUM KOTA SUKABUMI 3.1 Kebijakan Kota Sukabumi Dalam Kebijakan pengembangan wilayah Provinsi Jawa Barat yang diwujudkan melalui pembagian 6 Wilayah Pengembangan (WP) untuk meningkatkan

Lebih terperinci

Kota Sukabumi Dalam Angka 2015 Badan Pusat Statistik Kota Sukabumi Kota Sukabumi Dalam Angka 2015 ISSN : 0215.6016 Nomor Publikasi : 32726.1502 Katalog BPS : 1102001.3272 Ukuran Buku : 21 cm x 15 cm Jumlah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur Provinsi Kalimantan Timur terletak pada 113 0 44-119 0 00 BT dan 4 0 24 LU-2 0 25 LS. Kalimantan Timur merupakan

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah 5.1. Kondisi Geografis BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT Propinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 o 50 ' - 7 o 50 ' Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan

Lebih terperinci

KONDISI UMUM. Bogor Tengah, Bogor Timur, Bogor Barat, Bogor Utara, Bogor Selatan, dan Tanah Sareal (Gambar 13).

KONDISI UMUM. Bogor Tengah, Bogor Timur, Bogor Barat, Bogor Utara, Bogor Selatan, dan Tanah Sareal (Gambar 13). 28 IV. KONDISI UMUM 4.1 Wilayah Kota Kota merupakan salah satu wilayah yang terdapat di Provinsi Jawa Barat. Kota memiliki luas wilayah sebesar 11.850 Ha yang terdiri dari 6 kecamatan dan 68 kelurahan.

Lebih terperinci

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 92 IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 4.1. Kota Bekasi dalam Kebijakan Tata Makro Analisis situasional daerah penelitian diperlukan untuk mengkaji perkembangan kebijakan tata ruang kota yang terjadi

Lebih terperinci

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ)

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Kota Bogor mempunyai luas wilayah km 2 atau 0.27 persen dari

V. GAMBARAN UMUM. Kota Bogor mempunyai luas wilayah km 2 atau 0.27 persen dari V. GAMBARAN UMUM 5.1. Kondisi Geografis Kota Bogor mempunyai luas wilayah 118 50 km 2 atau 0.27 persen dari luas propinsi Jawa barat. Secara geografis, Kota Bogor terletak diantara 106 derajat 43 30 BT-106

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 41 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung 1. Keadaan Umum Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi di Republik Indonesia dengan areal daratan seluas 35.288 km2. Provinsi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Kondisi Geografis Daerah Kota Bengkulu merupakan ibukota dari Provinsi Bengkulu dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah 35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah Provinsi Lampung adalah 3,46 juta km 2 (1,81 persen dari

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i BAB I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-2 1.3 Hubungan RPJMD dengan Dokumen Perencanaan Lain... I-4 1.4 Sistematika Penulisan... I-5

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan indikator ekonomi makro yang dapat digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan pembangunan ekonomi suatu daerah. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Majalengka

Lebih terperinci

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian Curah hujan Kecamatan Babulu rata-rata 242,25 mm pada tahun 2010 Kecamatan Babulu memiliki luas 399,46 km 2. Secara geografis berbatasan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI. Administrasi

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI. Administrasi KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI Administrasi Secara administrasi pemerintahan Kabupaten Sukabumi dibagi ke dalam 45 kecamatan, 345 desa dan tiga kelurahan. Ibukota Kabupaten terletak di Kecamatan

Lebih terperinci

IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 5 IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN.1. Kondisi Geografi dan Topografi Provinsi Papua Barat awalnya bernama Irian Jaya Barat, berdiri atas dasar Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang pembentukan Provinsi

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografis Kabupaten Kubu Raya merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 84 meter diatas permukaan laut. Lokasi Kabupaten Kubu Raya terletak pada posisi

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH Nilai (Rp) BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH Penyusunan kerangka ekonomi daerah dalam RKPD ditujukan untuk memberikan gambaran kondisi perekonomian daerah Kabupaten Lebak pada tahun 2006, perkiraan kondisi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada 104 35-105

Lebih terperinci

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12 BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Konsekuensi logis sebagai negara kesatuan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA Keadaan Geografis dan Kependudukan

GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA Keadaan Geografis dan Kependudukan 41 IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA 4.1. Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Jakarta adalah ibu kota Negara Indonesia dan merupakan salah satu Provinsi di Pulau Jawa. Secara geografis, Provinsi

Lebih terperinci

A. Gambaran Umum Daerah

A. Gambaran Umum Daerah Pemerintah Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Daerah K ota Bandung terletak di wilayah Jawa Barat dan merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat, terletak di antara 107º Bujur Timur dan 6,55 º

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM 51 BAB IV GAMBARAN UMUM A. Keadaan Geografis 1. Keadaan Alam Wilayah Kabupaten Bantul terletak antara 07 o 44 04 08 o 00 27 Lintang Selatan dan 110 o 12 34 110 o 31 08 Bujur Timur. Luas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH JAWA BARAT SELATAN

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH JAWA BARAT SELATAN BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH JAWA BARAT SELATAN Bab sebelumnya telah memaparkan konsep pembangunan wilayah berkelanjutan dan indikator-indikatornya sebagai landasan teoritis sekaligus instrumen dalam

Lebih terperinci

BAB IV KONTEKS LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONTEKS LOKASI PENELITIAN 27 BAB IV KONTEKS LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Kabupaten Kuningan 4.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kuningan terletak di ujung Timur Laut Provinsi Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan Provinsi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen... I-7 1.4.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. IV. GAMBARAN UMUM A. Kondisi Umum Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. Luas wilayah Kabupaten Lampung Tengah sebesar 13,57 % dari Total Luas

Lebih terperinci

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 16. Tabel 4. Luas Wilayah Desa Sedari Menurut Penggunaannya Tahun 2009

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 16. Tabel 4. Luas Wilayah Desa Sedari Menurut Penggunaannya Tahun 2009 33 BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 16 4.1 Keadaan Wilayah Desa Sedari merupakan salah satu desa di Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang. Luas wilayah Desa Sedari adalah 3.899,5 hektar (Ha). Batas

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan 78 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pesawaran Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan UU No.33 Tahun 2007 yang diundangkan pada tanggal 10 Agustus

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006 BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006 4.1. Gambaran Umum inerja perekonomian Jawa Barat pada tahun ini nampaknya relatif semakin membaik, hal ini terlihat dari laju pertumbuhan ekonomi Jawa

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1 Wilayah Administrasi dan Letak Geografis Wilayah administrasi Kota Tasikmalaya yang disahkan menurut UU No. 10 Tahun 2001 tentang Pembentukan Pemerintah Kota Tasikmalaya

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Kelurahan Karangrejo Karangrejo adalah salah satu Kelurahan di Kecamatan Metro Utara Kota Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1 LATAR BELAKANG... I-1 2.1 MAKSUD DAN TUJUAN... I-2 1.2.1 MAKSUD... I-2 1.2.2 TUJUAN... I-2 1.3 LANDASAN PENYUSUNAN...

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Daerah Istimewa Yogyakarta 1. Kondisi Fisik Daerah Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara 7.33-8.12 Lintang Selatan dan antara 110.00-110.50 Bujur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tentang Pemerintahan Daerah, Pemerintahan Daerah telah diberikan kewenangan untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut

Lebih terperinci

BAB III Gambaran Umum BAPPEDA Kabupaten Sukabumi. derajat Bujur Timur dan 60 derajat 57 sampai 70 derajat 25 Lintang

BAB III Gambaran Umum BAPPEDA Kabupaten Sukabumi. derajat Bujur Timur dan 60 derajat 57 sampai 70 derajat 25 Lintang 33 BAB III OBYEK LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 3.1.1 Gambaran Umum BAPPEDA Kabupaten Sukabumi Kabupaten Sukabumi terletak antara 106 derajat 49 sampai 107 derajat Bujur Timur dan 60 derajat 57 sampai 70

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM KABUPATEN KUNINGAN, KECAMATAN CIBEUREUM, CIBINGBIN, DAN CIGUGUR

BAB 3 GAMBARAN UMUM KABUPATEN KUNINGAN, KECAMATAN CIBEUREUM, CIBINGBIN, DAN CIGUGUR BAB 3 GAMBARAN UMUM KABUPATEN KUNINGAN, KECAMATAN CIBEUREUM, CIBINGBIN, DAN CIGUGUR Bab ini terbagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama akan menjelaskan mengenai gambaran umum Kabupaten Kuningan dan bagian

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografi dan Iklim Kota Madiun Gambar 4.1. Peta Wilayah Kota Madiun Kota Madiun berada di antara 7 o -8 o Lintang Selatan dan 111 o -112 o Bujur Timur. Kota Madiun

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara geografis wilayah Kota Bandar Lampung berada antara 50º20 -

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara geografis wilayah Kota Bandar Lampung berada antara 50º20 - 56 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Geografis dan Administrasi Secara geografis wilayah Kota Bandar Lampung berada antara 50º20-50º30 LS dan 105º28-105º37 BT dengan luas wilayah 197,22 km

Lebih terperinci

BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT

BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT 1.1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) beserta Komponennya Angka Partisipasi Kasar (APK) SLTP meningkat di tahun 2013 sebesar 1.30 persen dibandingkan pada tahun

Lebih terperinci

PROGRAM PEMANFAATAN RUANG BERDASARKAN INDIKASI PROGRAM UTAMA LIMA TAHUNAN Waktu Pelaksanaan No Program Utama Lokasi

PROGRAM PEMANFAATAN RUANG BERDASARKAN INDIKASI PROGRAM UTAMA LIMA TAHUNAN Waktu Pelaksanaan No Program Utama Lokasi LAMPIRAN IV : PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI NOMOR : 11 TAHUN 2012 TENTANG : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2011-2031 PROGRAM PEMANFAATAN RUANG BERDASARKAN INDIKASI PROGRAM UTAMA LIMA TAHUNAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas (Irawan dan Suparmoko 2002: 5). pusat. Pemanfaatan sumber daya sendiri perlu dioptimalkan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas (Irawan dan Suparmoko 2002: 5). pusat. Pemanfaatan sumber daya sendiri perlu dioptimalkan agar dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan laju dari pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh suatu negara untuk memperkuat proses perekonomian menuju perubahan yang diupayakan

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM. Secara visualisasi wilayah administrasi dapat dilihat dalam peta wilayah Kabupaten Lebak sebagaimana gambar di bawah ini

BAB V GAMBARAN UMUM. Secara visualisasi wilayah administrasi dapat dilihat dalam peta wilayah Kabupaten Lebak sebagaimana gambar di bawah ini 69 BAB V GAMBARAN UMUM 5.1 Letak Geografis dan Luas Wilayah Kabupaten Lebak terletak antara 6º18-7º00 Lintang Selatan dan 105º25-106º30 Bujur Timur, dengan luas wilayah 304.472 Ha (3.044,72 Km²) yang terdiri

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah provinsi di Indonesia, yang terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris dengan kekayaan hayati yang melimpah, hal ini memberikan keuntungan bagi Indonesia terhadap pembangunan perekonomian melalui

Lebih terperinci

Daftar Tabel. Halaman

Daftar Tabel. Halaman Daftar Tabel Halaman Tabel 3.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kab. Sumedang Tahun 2008... 34 Tabel 3.2 Kelompok Ketinggian Menurut Kecamatan di Kabupaten Sumedang Tahun 2008... 36 Tabel 3.3 Curah Hujan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Administrasi Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Selatan pada koordinat 6º56'49'' - 7 º45'00'' Lintang Selatan dan 107º25'8'' - 108º7'30'' Bujur Timur

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 48 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Utara 1. Kondisi Geografis Kabupaten Lampung Utara merupakan salah satu dari 14 kabupaten/kota yang ada di Propinsi Lampung. Kabupaten

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 24 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Keadaan Wilayah dan Potensi Sumber daya Alam Desa Cikarawang adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan luas wilayah 2.27

Lebih terperinci

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH P erpustakaan Anak di Yogyakarta BAB 3 TINJAUAN WILAYAH 3.1. Tinjauan Umum Daerah Istimewa Yogyakarta 3.1.1. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM. A. Letak Geografis, Iklim

BAB IV KONDISI UMUM. A. Letak Geografis, Iklim 27 BAB IV KONDISI UMUM A. Letak Geografis, Iklim Kabupaten Bungo terletak di bagian Barat Provinsi Jambidengan luas wilayah sekitar 7.160 km 2. Wilayah ini secara geografis terletak pada posisi 101º 27

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan ekonomi adalah proses yang dapat menyebabkan pendapatan perkapita sebuah

Lebih terperinci