PENGUATAN PENANAMAN NILAI DEMOKRATIS PADA SISWA-SISWI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI PECANGAAN DI BAWU JEPARA SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGUATAN PENANAMAN NILAI DEMOKRATIS PADA SISWA-SISWI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI PECANGAAN DI BAWU JEPARA SKRIPSI"

Transkripsi

1 PENGUATAN PENANAMAN NILAI DEMOKRATIS PADA SISWA-SISWI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI PECANGAAN DI BAWU JEPARA SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan pada Universitas Negeri Semarang Oleh ERLINA SAFITRI NIM JURUSAN POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015 i

2 ii

3 iii

4 iv

5 MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto: Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguhsungguh (urusan) yang lain dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap. (Q.S. Al-Insyiroh 6-8). Pendidikan mempunyai akar yang pahit, tapi buahnya manis (Aristoteles). Persembahan: Alhamdulillah, karya sederhana ini saya persembahkan kepada : Kedua orang tua saya tercinta Bapak H.Muhdi dan Ibu Hj. Sulastri. Terimakasih atas keringat dan doa yang engkau curahkan selama ini, serta kasih sayang yang tak mungkin tergantikan. Kedua adik saya Denny Saifun Nuha dan M. Robby Agus Setiawan. Terimakasih atas semangat dan motivasi yang diberikan. v

6 PRAKATA Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Penguatan Penanaman Nilai Demokratis Pada Siswa-siswi Madrasah Tsanawiyah Negeri Pecangaan Di Bawu Jepara. Skripsi ini disusun dalam rangka menyelesaikan studi strata satu untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Politik dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan serta kerjasama dari semua pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang. 2. Dr. Subagyo, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang. 3. Drs. Slamet Sumarto, M.Pd., Ketua Jurusan Politik dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang. 4. Prof. Dr. Maman Rachman, M.Sc., Dosen pembimbing I, yang telah dengan tulus ikhlas memberikan bimbingan, dukungan, dan bantuan selama proses penyusunan skripsi ini. 5. Dr. Eko Handoyo, M.Si., Dosen pembimbing II, yang telah dengan tulus ikhlas memberikan bimbingan dan petunjuk serta dorongan semangat sehingga terselesaikannya skripsi ini. 6. Kepala MTs N Pecangaan di Bawu Jepara yang telah berkenan memberikan izin untuk bisa mengadakan penelitian di MTs N Pecangaan di Bawu Jepara. 7. Wakil kepala madrasah, Guru PPKn, Pembina OSIS, Pembina PMR dan siswasiswi MTs N Pecangaan di Bawu Jepara yang telah membantu, dan memfasilitasi selama penelitian berlangsung. 8. Orang tua saya serta kedua adik saya yang telah memotivasi dan mendoakan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. vi

7 vii

8 SARI Safitri, Erlina Penguatan Penanaman Nilai Demokratis Pada Siswa-Siswi Madrasah Tsanawiyan Negeri Pecangaan Di Bawu Jepara. Skripsi, Jurusan Politik dan Kewarganegaraan. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Prof. Dr. Maman Rachman, M.Sc. Pembimbing II Dr. Eko Handoyo, M.Si. 102 halaman. Kata kunci: Penguatan, Penanaman, Nilai demokratis Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 mengamatkan pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia yang harus menjiwai semua bidang pembangunan. Dalam ranah demokrasi, nilai-nilai demokrasi yang dianut oleh negara Indonesia merupakan penegasan dari sila-sila yang terdapat dalam pancasila. Namun, kini nilai-nilai demokratis mulai memudar dalam diri masyarakat. Masyarakat Indonesia yang terbiasa sopan dan santun dalam berperilaku dan melaksanakan musyawarah untuk mufakat dalam menyelesaikan masalah, serta bersikap toleran dan gotong royong mulai cenderung berubah menjadi homogen kelompok-kelompok yang saling mengalahkan. Sekolah sebagai lembaga pendidikan sejatinya adalah untuk membangun dan mengembangkan potensi manusia agar memiliki karakter, integritas, dan kompetensi yang bermakna dalam kehidupan. Tujuan penelitian : 1) untuk mengetahui bentukbentuk penguatan penanaman nilai demokratis pada siswa-siswi di MTs N Pecangaan di Bawu Jepara, 2) untuk mengetahui penguatan penanaman niali demokratis pada siswa-siswi di MTs N Pecangaan di Bawu Jepara dalam hal perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Metode penelitian yang digunakan berupa metode penelitian kualitatif. Lokasi penelitian di MTs N Pecangaan di Bawu Jepara. Subjek penelitian adalah kepala madrasah, pengurus OSIS, pengurus PMR, guru PPKn dan para siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah adalah observasi (pengamatan), wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan secara induktif, yaitu dimulai dari lapangan atau fakta empiris dengan cara terjun ke lapangan. Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan secara bersamaan dengan proses pengumpulan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: bentuk penguatan penanaman nilai demokratis di MTs N Pecangaan di Bawu Jepara melalui dua kegiatan yaitu intrakurikuler (PPKn) dan ekstrakurikuler (OSIS, PMR). Dalam kegiatan intrakurikuler (PPKn) guru mempersiapkan perencanaan pembelajaran serta menanamkan nilai-nilai demokratis dalam pembelajaran, meliputi (1) nilai komitmen dan tanggung jawab, (2) nilai kerjasama, (3) nilai bebas berpendapat dan menghormati kebebasan, (4) nilai memahami keanekaragaman. Dalam kegiatan ektrakurikuler OSIS yaitu kegiatan menabung suara dan kitobah, sedangkan dalam kegiatan PMR dengan adanya seminar. Penguatan penanaman nilai demokratis dalam viii

9 hal perencanaan dengan guru membuat perencanaan pembelajaran yang terdiri dari silabus, RPP, dan media. Dalam pelaksanaan kegiatan intrakurikuler guru mengimplementasikan RPP yang di buat. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dilakukan di dalam kelas dan di luar kelas. Dalam kegiatan ekstrakurikuler OSIS adanya pemilihan umum ketua OSIS secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil. Evaluasi pembelajaran guru menggunakan penilaian sikap selama proses belajar mengajar dan penilaian dalam ulangan baik lisan maupun tertulis. Saran yang dapat peneliti berikan terkait hasil penelitian (1) Untuk kepala Madrasah sebagai supervisi diharapkan dapat lebih mengecek kelengkapan perangkat pembelajaran guru terkait dengan penanaman nilai demokratis di MTs N Pecangaan di Bawu Jepara. (2) Untuk guru diharapkan dapat mengatur dan melaksanakan penanaman nilai-nilai demokratis baik di dalam kelas maupun di luar kelas. (3) Bagi madrasah diharapkan dapat lebih memfasilitasi siswa-siswi dalam melakukan kunjungan ke gedung DPRD terkait dengan penguatan penanaman nilai demokratis pada siswa. ix

10 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL i PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii PENGESAHANKELULUSAN... iii PERNYATAAN... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN... v PRAKATA... vi SARI... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR BAGAN xiii DAFTAR TABEL xiv DAFTAR LAMPIRAN... xv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 6 C. Tujuan Penelitian... 7 D. Manfaat Penelitian... 7 E. Batasan Istilah... 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Nilai Demokratis Nilai Pengertian Demokratis B. Nilai-Nilai demokrasi C. Prinsip Demokrasi D. Konsep Pendidikan Demokrasi 27 E. Menanamkan Nilai Demokrasi Dalam pembelajaran.. 29 x

11 BAB III BAB IV F. Konsep Pembelajaran Perencanaan Proses Pembelajaran Pelaksanaan Pembelajaran Evaluasi Pembelajaran G. Kerangka Berpikir. 37 METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian B. Lokasi Penelitian C. Fokus Penelitian D. Sumber Data Penelitian Data Primer Data Sekunder E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data Metode Observasi Wawancara Dokumentasi F. Keabsahan Data G. Metode Analisis Data H. Prosedur Penelitian 50 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Gambaran Lokasi Penelitian Gambaran Umum Subjek Penelitian Bentuk-Bentuk Penguatan Penanaman Nilai Demokratis Pada Siswa-Siswi MTs N Pecangaan di Bawu Jepara 62 xi

12 a. Intrakurikuler (PPKn) 63 b. Ekstrakurikuler (OSIS, PMR) Penguatan Penanaman Nilai Demokratis Pada Siswa-Siswi MTs N Pecangaan di Bawu Jepara dalam Hal Perencanaan, Pelaksanaan, dan Evaluasi a. Perencanaan Penguatan Penanaman Nilai Demokratis b. Pelaksanaan Penguatan Penanaman Nilai Demokratis. 79 1) Pelaksanaan penguatan penanaman nilai demokratis dalam pembelajaran PPKn ) Pelaksanaan penguatan penanaman nilai demokratis dalam ekstrakurikuler OSIS. 85 c. Evaluasi Penguatan Penanaman Nilai Demokratis B. Pembahasan BAB V PENUTUP A. Simpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xii

13 DAFTAR BAGAN Bagan 1: Kerangka Berpikir Bagan 2 :Tahap Analisis Data Miles dan Huberman xiii

14 DAFTAR TABEL Tabel 1: Daftar Jumlah Peserta Didik MTs N Pecangaan di Bawu Jepara 59 xiv

15 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Surat penetapan dosen pembimbing skripsi Lampiran 2 Surat permohonan survey awal Lampiran 3 Surat ijin penelitian Lampiran 4 Surat keterangan selesai penelitian Lampiran 5 Instrumen Penelitian Lampiran 6 Pedoman wawancara dan hasil wawancara Lampiran 7 Kisi-kisi lembar observasi dan hasil observasi Lampiran 8 Silabus Lampiran 9 RPP Lampiran 10 Media Power Point xv

16 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Membahas demokrasi berarti menghadapkan pada suatu kompleksitas permasalahan klasik, fundamental, namun tetap aktual. Dikatakan klasik karena masalah demokrasi sudah menjadi fokus perhatian dalam wacana filsafati semenjak zaman Yunani Kuno, dan telah diterapkan di Polish Atena. Fundamental karena hakikat demokrasi menyentuh nilai-nilai dasar kehidupan tentang apa dan bagaimana sistem kehidupan itu akan dipergunakan dimana manusia sendiri menjadi subjek dan sekaligus dijadikan objeknya. Aktual karena dewasa ini demokrasi menjadi setiap dambaan setiap bangsa dan negara untuk menerapkannya, termasuk bangsa Indonesia dalam era reformasi ini (Suyahmo, 2014: 1). Demokrasi memang merupakan suatu kerja kultural, sosial, dan politik sekaligus, tetapi demokrasi juga merupakan perkara membangun sikap mental, spirit, yang merupakan nilai dari demokrasi itu sendiri semisal kesamaan, toleransi, dan kebebasan. Demokrasi memang bersangkutan dengan nilai kebebasan, tetapi kebebasan yang berlandaskan dengan sesuai peraturan yang telah berlaku. 1

17 2 Negara Indonesia adalah negara yang menganut sistem demokrasi yang menekankan pada kepentingan rakyat, seperti halnya konsep demokrasi menurut Abraham Lincoln. Hakikat demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat (Government of the people, by the people, and for the people) (Zamroni, 2013 : 11). Hal tersebut juga tercantum dalam konstitusi negara Indonesia yaitu pada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia pasal 1 ayat 2 yang berbunyi Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-undang. Konsep tersebut sudah jelas bahwa rakyat mempunyai kedaulatan dan pemerintahlah yang menjalankan apa yang menjadi kehendak atau keinginan rakyat. Disamping itu, corak khas demokrasi di Indonesia, yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, yang dimuat dalam pembukaan Undang-undang Dasar. Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 mengamatkan pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia yang harus menjiwai semua bidang pembangunan. Dalam ranah demokrasi, nilai-nilai demokrasi yang dianut oleh negara Indonesia merupakan penegasan dari sila-sila yang terdapat dalam pancasila. Namun, kini nilai-nilai demokratis mulai memudar dalam diri masyarakat. Masyarakat Indonesia yang terbiasa sopan dan santun dalam berperilaku dan melaksanakan musyawarah untuk mufakat dalam menyelesaikan masalah, serta bersikap toleran dan gotong royong mulai cenderung berubah menjadi homogen kelompok-kelompok yang saling mengalahkan.

18 3 Sekolah sebagai lembaga pendidikan sejatinya adalah untuk membangun dan mengembangkan potensi manusia agar memiliki karakter, integritas, dan kompetensi yang bermakna dalam kehidupan. Selama ini pendidikan masih terjebak pada pandangan praktik yang tidak membangun pembelajaran yang memperkaya nilai-nilai kemanusiaan, keluhuran, kejujuran, dan keadaban. Hal itu terbukti dengan masih banyaknya permasalahan-permasalah di negeri ini yang berkaitan dengan nilai karakter (Hanun, 2013). Menurut Zamroni (2013: 33) pendidikan harus mampu melahirkan manusia-manusia yang demokratis. Tanpa manusia-manusia yang memegang teguh nilai-nilai demokrasi, masyarakat yang demokratis hanya akan merupakan impian belaka. Kehidupan masyarakat yang demokratis harus didasarkan pada kesadaran warga bangsa atas ide dan cita-cita demokrasi yang melahirkan kesadaran dan keyakinan bahwa hanya dalam masyarakat yang demokratislah dimungkinkan warga bangsa untuk memaksimalkan kesejahteraan dan kebebasan. Penanaman nilai demokrasi salah satunya dapat dilakukan dengan pendidikan demokrasi pada siswa misalnya melalui pembelajaran di kelas yaitu melalui pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan sebagai salah satu mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter. Namun itu dirasa tidaklah cukup, oleh karena itu untuk melengkapi adanya pengaplikasian nilai demokrasi sekolah memberikan wadah adanya organisasi. Organisasi tersebut sebagai tempat bagi para siswa dalam belajar menerapkan perilaku demokrasi seperti yang telah diajarkan di sekolah.

19 4 Pada prinsipnya, pendidikan demokrasi adalah suatu proses, di mana siswa berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang akan mempengaruhi kehidupan sekolah. Lewat partisipasi ini, para siswa akan berinteraksi dengan guru dan pendidik yang lain untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang lebih baik (Zamroni, 2013: 20). Dalam lingkup nasional, pembangunan bidang pendidikan diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional sebagaimana tersurat dalam Undangundang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yakni: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada TuhanYang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang bertanggung jawab (Kementerian Pendidikan Nasional, 2003: 8). Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTs N) Pecangaan di Bawu Jepara merupakan lembaga formal yang merupakan tempat berlangsungnya proses pembelajaran berbasis agama. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan merupakan suatu proses terjadinya perubahan tingkah laku sesuai dengan visi misi yang ditetapkakan. Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTs N) Pecangaan di Bawu Jepara merupakan salah satu sekolah jenjang menengah pertama yang menonjolkan aspek agama.

20 5 MTs N Pecangaan di Bawu Jepara terdiri dari kelas reguler dan kelas unggulan. Kelas unggulan merupakan kelas yang benar-benar siswa pilihan, sedangkan kelas reguler merupakan kelas biasa pada umumnya. Tidak dapat dipungkiri, masih ditemukan sebagian siswa MTs N Pecangaan di Bawu Jepara terutama siswa kelas reguler yang perlu mendapatkan penguatan penanaman nilai demokratis. Kenyatannya memang masih dijumpai, misalnya dalam pembelajaran di dalam kelas-kelas tertentu kebebasan berpendapat serta kepercayaan pada siswa masih dibilang rendah, masih dijumpai adanya pengelompokanpengelompokan siswa berdasarkan status sosial, di dalam kegiatan diskusi masih dijumpai adanya siswa yang ingin memaksakan kehendak, serta kerjasama dalam pembelajaran yang masih kurang. Terutama pada siwa kelas VII yang merupakan peralihan dari sekolah dasar ke sekolah menengah pertama. Siswa cenderung masih takut untuk berbicara di depan kelas, kepercayaan diri masih kurang, serta takut untuk menyampaikan pendapatnya karena salah (hasil wawancara dengan guru PPKn, tanggal 7 Januari 2015). Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, tidak terlihat adanya kotak saran bagi siswa sebagai tempat menampung aspirasi bagi siswa, sehingga siswa kurang bisa berperan aktif dalam menyampaikan pendapatnya pada madrasah. Dari fakta-fakta di atas, dapat dikatakan bahwa penguatan penanaman nilai demokratis sangat perlu ditanamkan pada siswa MTs N Pecangaan di Bawu Jepara. MTs N Pecangaaan di Bawu Jepara berusaha menanamkan nilai-nilai religi pada siswa, kemudian membangun fasilitas sekolah yang memadai guna

21 6 menunjang kegiatan pembelajaran siswa sehingga mencetak lulusan yang berprestasi. Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTs N) Pecangaan di Bawu Jepara menunjukkan bahwa ketaatan pada agama dan Tuhan sangat penting, namun untuk tanpa mengesampingkan yang menjadi latar negara ini bahwa Indonesia adalah negara demokrasi, selain mengajarkan materi pembelajaran, nilai-nilai agama yang kuat, dan juga nilai demokratis yang juga penting untuk ditanamkan pada siswa-siswi agar dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Hal itu menunjukkan adanya keseimbangan antara agama dan negara. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan penguatan penanaman nilai demokratis siswa sehingga mendorong saya untuk mengangkat suatu judul PENGUATAN PENANAMAN NILAI DEMOKRATIS PADA SISWA-SISWI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTs N) PECANGAAN DI BAWU JEPARA. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah bentuk-bentuk penguatan penanaman nilai demokratis pada siswa-siswi di MTs N Pecangaan di Bawu Jepara? 2. Bagaimanakah penguatan penanaman nilai demokratis pada siswa-siswi di MTs N Pecangaan di Bawu Jepara dalam hal perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi?

22 7 C. TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Bentuk-bentuk penguatan penanaman nilai demokratis pada siswa-siswi di MTs N Pecangaan di Bawu Jepara. 2. Penguatan penanaman nilai demokratis pada siswa-siswi di MTs N Pecangaan di Bawu Jepara dalam hal perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. D. MANFAAT PENELITIAN 1) Manfaat Teoretis Penelitian ini diharapkan memberikan informasi mengenai penanaman nilai demokratis di Madrasah Tsanawiyah Negeri Pecangaan di Bawu Jepara. Berkaca pada teori demokrasi yang sudah ada yang terkait dengan nilai-nilai demokrasi (Suyahmo, 2012: 9-10), penelitian ini dapat menjelaskan cara penguatan penanaman nilai demokratis yang dilakukan oleh MTs N Pecangaan di Bawu yang diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan untuk perkembangan dan kemajuan dunia pendidikan. 2) Manfaat Praktis a. Bagi sekolah, dapat memberikan informasi dan gambaran kepada semua warga sekolah tanpa terkecuali tentang penguatan penanaman nilai demokratis di Madrasah Tsanawiyah Negeri Pecangaan di Bawu Jepara. b. Bagi guru, untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai pentingnya penanaman nilai demokratis dan mengintegrasikan nilai

23 8 demokratis dalam kegiatan intrakurikuler yaitu belajar mengajar maupun dalam kegiatan ekstrakurikuler dalam kaitannya ini adalah OSIS. c. Bagi peneliti, untuk menambah pengetahuan dan wawasan sehingga dapat dilakukan penelitian lanjutan dan dapat dijadikan pengalaman sebagai calon pendidik sehingga dapat digunakan bekal saat menjadi pendidik kelak. E. BATASAN ISTILAH Ruang lingkup permasalahan perlu dipertegas agar penelitian lebih terarah, maka istilah-istilah dalam judul penelitian ini perlu diberi batasan: 1. Penguatan Penguatan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai proses, cara, perbuatan menguati atau menguatkan (KBBI, 2008: 746). Yang dimaksud penguatan dalam penelitian ini adalah suatu mempertahankan atau menguatakan yang dilakukan oleh MTs N Pecangaan di Bawu dalam menguatkan nilai demokratis pada siswa. 2. Penanaman Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, penanaman adalah proses, cara, perbuatan menanam, menanami atau menanamkan (KBBI, 2008: 1392). Yang dimaksud penanaman dalam penelitian ini adalah suatu usaha yang dilakukan oleh MTs N Pecangaan di Bawu dalam menanamkan nilai demokratis dalam rangka menumbuhkan dan membentuk kepribadian yang baik pada peserta didik.

24 9 3. Nilai Nilai adalah (1) harga; (2) angka kepandaian; (3) banyak sedikitnya isi, kadar, mutu; (4) sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan; (5) suatu yang menyempurnakan manusia sesuai hakikatnya (KBBI, 2008: 963). 4. Demokratis Demokratis adalah bersifat demokrasi, berciri demokrasi (KBBI, 2008: 310). Yang dimaksud demokratis dalam penelitian ini adalah suatu usaha mengetahui kehidupan dalam sehari-hari yang bersifat dan bercirikan demokrasi di MTs N Pecangaan di Bawu Jepara. Penelitian ini mengkaji tentang penguatan penanaman nilai demokratis pada siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTs N) Pecangaan di Bawu. Penguatan dalam hal ini dimaknai sebagai tingkah laku individu yang perlu diperkuat. Penanaman dalam hal ini merupakan proses, dan cara dalam rangka menumbuhkan nilai-nilai demokrasi berdasarkan pada nilai-nilai demokrasi sesuai dengan teori yang ada. Sedangkan demokratis adalah kehidupan yang bersifat demokrasi yang dikaitkan dengan perilaku siswa baik dalam kegiatan pelajaran PPKn (intrakurikuler) dan kegiatan OSIS (ekstrakurikuler). Madrasah Tsanawiyah Negeri Pecangaan di Bawu Jepara merupakan lembaga formal yang merupakan tempat berlangsungnya proses pembelajaran berbasis agama.

PENGELOLAAN PANTI ASUHAN AL-RIFDAH SEMARANG DALAM PEMENUHAN HAK ANAK SKRIPSI

PENGELOLAAN PANTI ASUHAN AL-RIFDAH SEMARANG DALAM PEMENUHAN HAK ANAK SKRIPSI PENGELOLAAN PANTI ASUHAN AL-RIFDAH SEMARANG DALAM PEMENUHAN HAK ANAK SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan pada Universitas Negeri Semarang Oleh LINDA KHUSNUL

Lebih terperinci

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X IS SMA NEGERI 5 TEGAL TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X IS SMA NEGERI 5 TEGAL TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI PENGARUH DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X IS SMA NEGERI 5 TEGAL TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: Safitri

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Joko Mardiyanto NIM

SKRIPSI. Oleh Joko Mardiyanto NIM i KONTRIBUSI PROGRAM PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP TERHADAP PENINGKATAN LIFESKILL PADA WARGA BELAJAR LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN SANDANG JAYA DI KECAMATAN BANGIL KABUPATEN PASURUAN SKRIPSI Oleh Joko Mardiyanto

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah untuk merangsang manusia agar dapat

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah untuk merangsang manusia agar dapat I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah untuk merangsang manusia agar dapat mengembangkan potensi diri, sehingga dapat didayagunakan dalam kehidupan baik sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS PEMANFAATAN SUDUT BACA DI LINGKUNGAN SEKOLAH GUNA MENUMBUHKAN BUDAYA LITERASI PADA SISWA DI SD NEGERI POLOMARTO

ANALISIS PEMANFAATAN SUDUT BACA DI LINGKUNGAN SEKOLAH GUNA MENUMBUHKAN BUDAYA LITERASI PADA SISWA DI SD NEGERI POLOMARTO ANALISIS PEMANFAATAN SUDUT BACA DI LINGKUNGAN SEKOLAH GUNA MENUMBUHKAN BUDAYA LITERASI PADA SISWA DI SD NEGERI POLOMARTO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah tumpuan sebuah bangsa menuju persaingan global. Di dalam pendidikan banyak aspek yang saling mempengaruhi satu sama lain, antara lain pemerintah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan Indonesia merupakan inti utama untuk menunjang pengembangan sumber daya manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan

Lebih terperinci

INTEGRASI NILAI-NILAI DEMOKRASI DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 13 YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SKRIPSI

INTEGRASI NILAI-NILAI DEMOKRASI DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 13 YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SKRIPSI INTEGRASI NILAI-NILAI DEMOKRASI DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 13 YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

PERAN GURU SOSIOLOGI DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA N 1 SEYEGAN

PERAN GURU SOSIOLOGI DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA N 1 SEYEGAN PERAN GURU SOSIOLOGI DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA N 1 SEYEGAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi

Lebih terperinci

Oleh: RIAN PUTERI SAYEKTI WIBOWO A

Oleh: RIAN PUTERI SAYEKTI WIBOWO A MUATAN DAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER SALING MENGHARGAI (Analisis Isi pada Buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII SMP/MTs Kurikulum 2013 serta Pelaksanaannya di SMP Negeri 1 Surakarta)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah mempunyai tugas penting dalam menyiapkan siswa-siswi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah mempunyai tugas penting dalam menyiapkan siswa-siswi untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan tempat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Sekolah mempunyai tugas penting dalam menyiapkan siswa-siswi untuk kehidupan bermasyarakat.

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI Wahyu Nur Aida Universitas Negeri Malang E-mail: Dandira_z@yahoo.com Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang selalu menjadi suatu paradigma yang sangat kental bagi setiap orang tua.

BAB I PENDAHULUAN. yang selalu menjadi suatu paradigma yang sangat kental bagi setiap orang tua. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah merupakan lingkungan kedua setelah keluarga yang menjadi sarana belajar bagi seorang individu. Sekolah merupakan suatu lingkungan formal yang di dalamnya terdapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan salah satu kebutuhan manusia yang mendasar. Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting guna membangun manusia yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), baik itu di dalam maupun di luar ruang kelas. Dalam KBM seorang pendidik akan selalu berusaha

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI MORAL SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA DALAM ETIKA PROFESI GURU DI SMP NEGERI 2 BOYOLALI

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI MORAL SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA DALAM ETIKA PROFESI GURU DI SMP NEGERI 2 BOYOLALI IMPLEMENTASI NILAI-NILAI MORAL SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA DALAM ETIKA PROFESI GURU DI SMP NEGERI 2 BOYOLALI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan sebuah usaha yang ditempuh oleh manusia dalam rangka memperoleh ilmu yang kemudian dijadikan sebagai dasar untuk bersikap dan berperilaku. Karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era zaman sekarang, pendidikan merupakan salah satu aspek utama yang memiliki peranan penting dalam mempersiapkan sekaligus membentuk generasi muda. Di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, dunia pendidikan menghadapi berbagai masalah yang sangat kompleks yang perlu mendapatkan perhatian bersama. Fenomena merosotnya karakter kebangsaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan manusia untuk merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan penting dalam proses

Lebih terperinci

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA KELOMPOK 2: 1. Hendri Salim (13) 2. Novilia Anggie (25) 3. Tjandra Setiawan (28) SMA XAVERIUS BANDAR LAMPUNG 2015/2016 Hakikat Warga Negara Dalam Sistem Demokrasi Warga Negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah proses perubahan atau pendewasaan manusia, berawal dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak biasa menjadi biasa, dari tidak paham menjadi pahan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Veny Rosita Febriratna NIM

SKRIPSI. Oleh Veny Rosita Febriratna NIM PENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IIA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TEMA SIKAP DEMOKRATIS MELALUI PENERAPAN METODE SIMULASI DENGAN MEDIA GAMBAR DI SDN SUMBERSARI 01 JEMBER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini telah menjadi perhatian yang sangat besar

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini telah menjadi perhatian yang sangat besar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia pendidikan saat ini telah menjadi perhatian yang sangat besar terutama pendidikan dari tingkat dasar dan menengah. Bahkan ranah pendidikan saat ini menuai berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sejatinya adalah untuk membangun dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sejatinya adalah untuk membangun dan mengembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sejatinya adalah untuk membangun dan mengembangkan potensi manusia agar memiliki karakter, integritas, dan kompetensi yang bermakna dalam kehidupan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membangun banyak ditentukan oleh kemajuan pendidikan. secara alamiah melalui pemaknaan individu terhadap pengalaman-pengalamannya

BAB I PENDAHULUAN. membangun banyak ditentukan oleh kemajuan pendidikan. secara alamiah melalui pemaknaan individu terhadap pengalaman-pengalamannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Setiap bentuk aspek kehidupan manusia baik pribadi, keluarga, kelompok maupun

Lebih terperinci

PERANAN GERAKAN PRAMUKA DALAM MENANAMKAN SIKAP SOSIAL PADA SISWA KELAS VII MTs NEGERI SURAKARTA II TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PERANAN GERAKAN PRAMUKA DALAM MENANAMKAN SIKAP SOSIAL PADA SISWA KELAS VII MTs NEGERI SURAKARTA II TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PERANAN GERAKAN PRAMUKA DALAM MENANAMKAN SIKAP SOSIAL PADA SISWA KELAS VII MTs NEGERI SURAKARTA II TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sesungguhnya memiliki modal besar untuk menjadi sebuah bangsa yang maju, adil, makmur, berdaulat, dan bermartabat. Hal itu didukung oleh sejumlah fakta

Lebih terperinci

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa banyak perubahan di seluruh aspek kehidupan manusia. Pada masa sekarang ini sangat dibutuhkan masyarakat

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII A SMP N I KALIKAJAR KABUPATEN WONOSOBO

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII A SMP N I KALIKAJAR KABUPATEN WONOSOBO PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII A SMP N I KALIKAJAR KABUPATEN WONOSOBO SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana tercantum di dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana tercantum di dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang mendukung kemajuan bangsa dan Negara sebagaimana tercantum di

Lebih terperinci

OSIS dengan cara seperti pemilihan umum yang secara langsung dan semua siswa dapat memberikan hak suaranya untuk memilih dan dipilih serta melakukan

OSIS dengan cara seperti pemilihan umum yang secara langsung dan semua siswa dapat memberikan hak suaranya untuk memilih dan dipilih serta melakukan ABSTRAK Sanusi, Ahmad. 2012. Penerapan demokrasi di lingkungan siswa SMP Negeri 17 Malang. Skripsi. Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Drs.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter kepada generasi penerus bangsa yang berakar pada nilai karakter dari budaya bangsa dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sebagai salah satu proses perubahan pada pembentukan sikap, kepribadian dan keterampilan manusia untuk menghadapi masa depan. Dalam proses pertumbuhan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena pendidikan adalah upaya manusia untuk memperluas dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dalam

Lebih terperinci

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan berlangsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum merupakan salah satu unsur yang memberikan kontribusi dalam meningkatkan potensi peserta didik. Salah satu permasalahan yang terjadi pada Kurikulum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau sekelompok orang untuk mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan karakter siswa yang diharapkan bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Venty Fatimah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Venty Fatimah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia adalah makhluk sosial, seperti yang dikemukakan Aristoteles (Budiyanto, 2004: 3) Manusia adalah zoon piliticon atau makhluk yang pada dasarnya selalu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) salah satu isinya mengacu pada nilai-nilai ketuhanan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik, melatih dan mengembangkan kemampuan siswa guna mencapai tujuan pendidikan nasional

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masalah pendidikan menjadi hal yang utama bahkan mendapat perhatian dari

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masalah pendidikan menjadi hal yang utama bahkan mendapat perhatian dari BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai kegiatan pembelajaran telah dilakukan manusia dalam pelaku pendidikan. Pendidikan merupakan suatu sistem yang harus di jalankan secara terpadu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Melalui pendidikan, seseorang dapat semakin berkembang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran yang menjadikan seseorang mengerti atas suatu hal yang mana sebelumnya seseorang tersebut belum mengerti. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila tidak terbentuk begitu saja dan bukan hanya diciptakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila tidak terbentuk begitu saja dan bukan hanya diciptakan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara masalah ideologi bangsa Indonesia, tentu tidak terlepas dari Pancasila. Sebagai dasar filsafat serta ideologi bangsa dan negara Indonesia, Pancasila

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing,

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, 1 I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik, melatih dan mengembangkan kemampuan siswa guna mencapai tujuan pendidikan nasional

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari berbagai keragaman sosial, suku bangsa, kelompok etnis, budaya, adat istiadat, bahasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan wahana pendidikan formal dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai peserta didik yang mampu melahirkan nilai-nilai pancasila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan sarana untuk membentuk peserta didik sebagai generasi penerus bangsa yang lebih berkualitas. Hal ini bertujuan untuk membentuk kepribadian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejarah dunia menunjukkan bahwa Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejarah dunia menunjukkan bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah dunia menunjukkan bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) memegang peranan penting dalam menentukan kemajuan suatu bangsa disegala bidang, ekonomi, politik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan kehidupan dalam masyarakat bangsa dan Negara, karena dengan pendidikan dapat meningkatkan

Lebih terperinci

TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MAKALAH DEMOKRASI PANCASILA INDONESIA

TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MAKALAH DEMOKRASI PANCASILA INDONESIA TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MAKALAH DEMOKRASI PANCASILA INDONESIA Disusun Oleh: Nama : Maria Alfonsa Chintia Dea P. NIM : A12.2013.04844 Kelompok : A12.6701 FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI SISTEM

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai drajat Sarjana S- 1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai drajat Sarjana S- 1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PSIKOMOTORIK SISWA PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di Kelas VII SMP Muhammadiyah 4 Sambi Boyolali Tahun Pelajaran 2013/2014) SKRIPSI Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mempercepat modernisasi dalam segala bidang. Berbagai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin kuat sejalan dengan

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

SKRIPSI Untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SIKAP SPIRITUAL PADA KURIKULUM 2013 DALAM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di SMA Negeri 2 Karanganyar Tahun Pelajaran 2013/2014)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan tanpa manusia, organisasi tidak akan berfungsi. Sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. dan tanpa manusia, organisasi tidak akan berfungsi. Sumber daya manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberhasilan organisasi sangat ditentukan oleh sumber daya manusia yang ada pada organisasi tersebut. Sumber daya manusia merupakan motor penggerak, dan tanpa manusia,

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21

PEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21 PEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21 Machful Indra Kurniawan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh: PENGARUH INTENSITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Generasi muda adalah generasi penerus bangsa. Membangun manusia Indonesia diawali dengan membangun kepribadian kaum muda. Sebagai generasi penerus, pemuda harus

Lebih terperinci

Oleh: MUKHLIS ARGA ADITYA A

Oleh: MUKHLIS ARGA ADITYA A NILAI-NILAI KESADARAN HUKUM DALAM FILM KITA VERSUS KORUPSI (Analisis Semiotik dalam Perspektif PPKn) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai tanggungjawab untuk mendidik peserta didiknya. Sekolah menyelenggarakan proses belajar mengajar dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi semua orang. Pendidikan bersifat umum bagi semua orang dan tidak terlepas dari segala hal yang berhubungan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KARAKTER CERDAS FORMAT KELOMPOK (PKC - KO) DALAM MEMBENTUK KARAKTER PENERUS BANGSA

PENDIDIKAN KARAKTER CERDAS FORMAT KELOMPOK (PKC - KO) DALAM MEMBENTUK KARAKTER PENERUS BANGSA PENDIDIKAN KARAKTER CERDAS FORMAT KELOMPOK (PKC - KO) DALAM MEMBENTUK KARAKTER PENERUS BANGSA Ramtia Darma Putri tyadhuarrma27@gmail.com Universitas PGRI Palembang Erfan Ramadhani erfankonselor@gmail.com

Lebih terperinci

PENGERTIAN DEMOKRASI Demokrasi berasal dari kata Yunani demos dan kratos. Demos artinya rakyat. kata kratos berarti pemerintahan.

PENGERTIAN DEMOKRASI Demokrasi berasal dari kata Yunani demos dan kratos. Demos artinya rakyat. kata kratos berarti pemerintahan. PENGERTIAN DEMOKRASI Demokrasi berasal dari kata Yunani demos dan kratos. Demos artinya rakyat. kata kratos berarti pemerintahan. Jadi, demokrasi berarti pemerintahan rakyat,yaitu pemerintahan yang rakyatnya

Lebih terperinci

PROFIL CALON PRESIDEN IDEAL MENURUT PERSPEKTIF SISWA PEMILIH PEMULA DI SMA NEGERI SE-KOTA YOGYAKARTA MENJELANG PILPRES 2014 SKRIPSI

PROFIL CALON PRESIDEN IDEAL MENURUT PERSPEKTIF SISWA PEMILIH PEMULA DI SMA NEGERI SE-KOTA YOGYAKARTA MENJELANG PILPRES 2014 SKRIPSI PROFIL CALON PRESIDEN IDEAL MENURUT PERSPEKTIF SISWA PEMILIH PEMULA DI SMA NEGERI SE-KOTA YOGYAKARTA MENJELANG PILPRES 2014 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari waktu ke waktu. Kemajuan suatu bangsa diukur dari tingkat kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. dari waktu ke waktu. Kemajuan suatu bangsa diukur dari tingkat kemajuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menuntut ilmu adalah kewajiban setiap manusia yang telah dimulai sejak dilahirkan hingga ke liang lahat. Oleh sebab itu, setiap manusia wajib untuk belajar baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia sebagai negara berkembang dalam pembangunannya membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia Indonesia yang pada

Lebih terperinci

PERSEPSI GURU MATEMATIKA SMP SE-KECAMATAN WELAHAN KABUPATEN JEPARA MENGENAI PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN SKRIPSI

PERSEPSI GURU MATEMATIKA SMP SE-KECAMATAN WELAHAN KABUPATEN JEPARA MENGENAI PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN SKRIPSI PERSEPSI GURU MATEMATIKA SMP SE-KECAMATAN WELAHAN KABUPATEN JEPARA MENGENAI PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini, secara berturut-turut akan diuraikan tentang hal-hal berikut : latar belakang penelitian; identifikasi masalah; rumusan masalah; tujuan penelitian; manfaat penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan nilai, yang akan menjadi penolong dan penentu umat manusia dalam menjalani kehidupan, dan sekaligus untuk

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1 PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1 Oleh Drs. H. Syaifuddin, M.Pd.I Pengantar Ketika membaca tema yang disodorkan panita seperti yang tertuang dalam judul tulisan singkat

Lebih terperinci

PERAN ORANG TUA DALAM PENANAMAN NILAI-NILAI BUDI PEKERTI PADA ANAK

PERAN ORANG TUA DALAM PENANAMAN NILAI-NILAI BUDI PEKERTI PADA ANAK PERAN ORANG TUA DALAM PENANAMAN NILAI-NILAI BUDI PEKERTI PADA ANAK (Studi Eksplorasi pada Anak Pegawai Negeri dan Anak Petani di Desa Kaling Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar Tahun 2012) SKRIPSI

Lebih terperinci

KORELASI ANTARA KONDISI SOSIAL EKONOMI KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS TINGGI DI SDN AJUNG 03 KECAMATAN AJUNG SKRIPSI

KORELASI ANTARA KONDISI SOSIAL EKONOMI KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS TINGGI DI SDN AJUNG 03 KECAMATAN AJUNG SKRIPSI KORELASI ANTARA KONDISI SOSIAL EKONOMI KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS TINGGI DI SDN AJUNG 03 KECAMATAN AJUNG SKRIPSI Oleh: Devi Amalia Lisalamah NIM. 090210204053 PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Untuk memenuhi sebagaian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.

Untuk memenuhi sebagaian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PADA SISWA TUNAGRAHITA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS LUAR BIASA KELAS X/C (Studi Kasus di SLB Negeri Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014) SKRIPSI Untuk

Lebih terperinci

PERANAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN DALAM MENANGGULANGI KESULITAN BELAJAR PAI

PERANAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN DALAM MENANGGULANGI KESULITAN BELAJAR PAI PERANAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN DALAM MENANGGULANGI KESULITAN BELAJAR PAI (Studi Siswa MTs N Tanon Kabupaten Sragen) SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan cara untuk mencerdaskan bangsa yang sesuai dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai tujuan pendidikan nasional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm. 6. 2

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm. 6. 2 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan karakter saat ini memang menjadi isu utama pendidikan, selain menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak anak bangsa. Dalam UU No 20 Tahun 2003

Lebih terperinci

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATERI AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 SD TERBITAN TIGA SERANGKAI SKRIPSI

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATERI AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 SD TERBITAN TIGA SERANGKAI SKRIPSI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATERI AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 SD TERBITAN TIGA SERANGKAI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter saat ini memang menjadi isu utama pendidikan, selain menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak anak bangsa. Dalam UU No 20 Tahun 2003

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan di tanah air selalu dilakukan. Hal ini dimaksudkan agar dapat menciptakan proses pembelajaran yang dapat mengembangkan

Lebih terperinci

PEMAHAMAN DAN KESIAPAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER

PEMAHAMAN DAN KESIAPAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER PEMAHAMAN DAN KESIAPAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER (Studi Kasus Pada Guru Di Sekolah SMA Muhammadiyah 4 Kartasura) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. yang mempengaruhi kehidupan manusia. Di dalam proses pembelajaran, guru

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. yang mempengaruhi kehidupan manusia. Di dalam proses pembelajaran, guru BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan pendidikan tidak terlepas dari kecenderungan globalisasi yang mempengaruhi kehidupan manusia. Di dalam proses pembelajaran, guru mempunyai peran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah tertuang dalam fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional, yaitu Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan 1 BAB I PENDAHULUHAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan harus ditanamkan dalam satuan pendidikan, karena pendidikan karakter sebagai dasar pendidikan

Lebih terperinci

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) KURIKULUM 2013 KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) / MADRASAH TSANAWIYAH (MTS) KELAS VII - IX MATA PELAJARAN : ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) Nama Guru NIP/NIK Sekolah : : : 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah mengungkapkan Pancasila sebagai jiwa seluruh rakyat Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah mengungkapkan Pancasila sebagai jiwa seluruh rakyat Indonesia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah mengungkapkan Pancasila sebagai jiwa seluruh rakyat Indonesia, memberi kekuatan hidup serta membimbing dalam mengejar kehidupan lahir batin yang semakin baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan Islam menurut Suyanto (2008: 83) adalah terbentuknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan Islam menurut Suyanto (2008: 83) adalah terbentuknya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan Islam menurut Suyanto (2008: 83) adalah terbentuknya insan kamil yang di dalamnya memiliki wawasan kaffah agar mampu menjalankan tugas-tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan jaman yang semakin maju dibidang ilmu maupun teknologi akan membawa dampak kemajuan diberbagai bidang kehidupan, oleh karena itu diperlukan

Lebih terperinci

STUDI KASUS PENERAPAN KONSELING AGAMA TERHADAP

STUDI KASUS PENERAPAN KONSELING AGAMA TERHADAP STUDI KASUS PENERAPAN KONSELING AGAMA TERHADAP RESISTENSI SISWA KEPADA GURU DENGAN PENDEKATAN BEHAVIORISTIK,RASIONAL EMOTIF TERAPI DAN CLIENT CENTERED DI KELAS VIIIC MTs KEDUNGOMBO BUARAN MAYONG JEPARA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yang berkembang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang.

I. PENDAHULUAN. karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang. 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan

Lebih terperinci

PERAN PEMBELAJARAN PKn DAN KEGIATAN KEPRAMUKAAN DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA DI MAN 1 YOGYAKARTA SKRIPSI

PERAN PEMBELAJARAN PKn DAN KEGIATAN KEPRAMUKAAN DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA DI MAN 1 YOGYAKARTA SKRIPSI PERAN PEMBELAJARAN PKn DAN KEGIATAN KEPRAMUKAAN DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA DI MAN 1 YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek penting bagi perkembangan sumber daya manusia, sebab pendidikan merupakan wahana atau salah satu instrumen yang digunakan bukan saja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai. keterampilan-keterampilan pada siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai. keterampilan-keterampilan pada siswa. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang yang berada dalam lingkungan kehidupan tertentu. 1 Tingkah laku seseorang yang menggambarkan baik dan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK PALEBON SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK PALEBON SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK PALEBON SEMARANG Disusun oleh: Nama : MARTINA DWI PERMATASARI NIM : 7101409062 Program Studi : Pendidikan Administrasi Perkantoran FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. beragam mempunyai perbedaan antar wilayah. Hubungan hidup antar sesama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. beragam mempunyai perbedaan antar wilayah. Hubungan hidup antar sesama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara demokratis yang memiliki berbagai macam suku, agama, ras, adat-istiadat, dan budaya yang majemuk. Penduduk Indonesia yang beragam mempunyai

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. UPAYA MENINGKATKAN SIKAP DISIPLIN DAN PRESTASI BELAJAR PKn MATERI MENUNJUKKAN SIKAP TERHADAP GLOBALISASI DI LINGKUNGANNYA MELALUI STRATEGI ACTION LEARNING DENGAN MEDIA VIDEO PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan PENANAMAN NILAI-NILAI TANGGUNG JAWAB DAN KEMANDIRIAN PADA ANAK DI LINGKUNGAN PANTI ASUHAN (Studi Kasus di Yayasan Yatim Muhammadiyah di Desa Kliteh, Kecamatan Sragen Tengah, Kabupaten Sragen) SKRIPSI Untuk

Lebih terperinci