BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODOLOGI PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 DESAIN Penelitian ini menggunakan desain cross sectional untuk menilai hubungan linear peningkatan MPV dengan skor APACHE II sebagai prediktor mortalitas pasien sepsis berat di RSUP H. ADAM MALIK MEDAN. 3.2 TEMPAT DAN WAKTU Tempat Penelitian ini dikerjakan di Rumah Sakit Haji Adam Malik Waktu Oktober 2015 sampai dengan sampel terpenuhi. 3.3 POPULASI DAN SAMPEL Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien sepsis berat yang baru masuk ke Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik sejak Oktober 2015 sampai dengan sampel terpenuhi Sampel Seluruh sampel sepsis berat yang memenuhi kriteria inklusi. 44

2 KRITERIA INKLUSI DAN EKSKLUSI Kriteria Inklusi Berumur > 18 tahun Pasien bersedia menjadi sampel penelitian 3.5 PERKIRAAN BESAR SAMPEL Untuk menentukan besar sampel tunggal minimal pada uji hipotesis dengan menggunakan koefisien korelasi (r), maka rumus yang digunakan adalah : n = zα + zβ 0.5 ln 1 + r / 1 r n = ,5In /(1 0,34) Dengan : n = besar sampel Z = 1,96 (adalah deviat baku pada 0,05 ) = tingkat kemaknaan (0,05 ) Z = 0,842 (adalah deviat baku pada 20% ) 1 = power (80%) r = perkiraan koefisien korelasi (0,34). Dari perhitungan diatas maka didapatkan besar sampel untuk penelitian ini adalah sebesar 76 orang. Sampel diambil dengan menggunakan teknik consecutive sampling.

3 ALAT DAN BAHAN Alat Pemeriksaan darah lengkap dengan alat Cell Dyne 3700 Lembar observasi pasien. Lembar hasil laboratorium klinik. Lembar penjelasan tentang penelitian Lembar persetujuan ikut dalam penelitian. Lembar penilaian skor APACHE II Alat tulis. Plester hypapix Spuit 3 cc dan spuit 10 cc Bahan Heparin Sodium (inviclot) Alkohol 70% Sarung tangan steril Kassa steril Povidone Iodine 10% Tabung serum ( 1 buah ) Torniquet 3.7 CARA KERJA 1. Penelitian ini dilakukan setelah mendapat informed consent dan disetujui oleh komisi etik penelitian bidang kesehatan Fakultas Kedokteran dan Rumah Sakit Haji Adam Malik. 2. Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang dirawat di RSUP H. Adam Malik Medan pada bulan september 2015 sampai sampel terpenuhi. 3. Relawan (PPDS Anestesi tahap III) dilatih untuk melakukan seleksi pasien sesuai kriteria penelitian melalui anamnese (gejala, riwayat

4 48 penyakit terdahulu, riwayat pemakaian obat), pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang lainnya, dan selanjutnya peneliti mengkonfirmasi ulang apakah memang sampel memenuhi kriteria penelitian. 4. Pengambilan spesimen darah pasien yang sudah diseleksi oleh relawan dilakukan oleh paramedis laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan. 5. Pengambilan spesimen darah untuk darah lengkap diambil dalam satu spesimen yang sama pada hari yang sama setelah pasien dinyatakan memenuhi kriteria penelitian oleh relawan. 6. Setelah spesimen didapat lalu dianalisa,berapa nilai MPV yang diperoleh serta skor APACHE II.

5 KERANGKA KERJA Populasi Sepsis berat HARI I Kriteria inklusi DIDIAGNOSA SEPSIS BERAT PENGUKURAN NILAI MPV SAMPEL PENGUKURAN SKOR APACHE II PENINGKATAN MPV PENINGKATAN SKOR APACHE II MORTALITAS ANALISA Software SPSS 17 ANALISIS UNIVARIAT UJI DISKRIMINASI ANALISIS BIVARIAT UJI KOLMOGOROF - SMIRNOF Sensitivitas, Spesifisitas, PPV, NPV, LR, ROC, AUC Uji korelasi Pearson distribusi normal Uji korelasi Spearmen distribusi tidak normal Regresi Linear 3.9 IDENTIFIKASI VARIABEL Variabel Tergantung : Nilai skor APACHE II Variabel Bebas : Nilai MPV.

6 DEFINISI OPERASIONAL Mean Platelet Volume ( MPV ) merupakan suatu hitungan matematis yang menggambarkan ukuran rata-rata trombosit (variasi ukuran sel). Darah dengan antikoagulan EDTA segera dilakukan pemeriksaan darah lengkap dan morfologi trombosit ( MPV ) menggunakan alat Cell Dyne 3700 dan diindentifikasi dari blood film dengan pewarnaan Giemsa. Nilai MPV akan diperoleh dalam bentuk numerik. Nilai normal MPV : ,2 fl. Skor APACHE II Skor APACHE II adalah hasil penjumlahan dari 12 variabel fisiologis (acute physiologic score) (APS), umur dan riwayat penyakit kronik. Untuk setiap variabel fisiologis, nilainya dicatat pada 24 jam pertama. Variabel variabel yang masuk dalam sistem skor APACHE II dan bobot nilainya didefinisikan sebagai berikut: A. Variabel fisiologis terdiri dari 12 bagian, yaitu : 1. Suhu tubuh ( C ): suhu tubuh perifer, pilih nilai terburuk ( rendah atau tinggi ) dalam 24 jam : 29 (4), 30-31,9 (3), 32-33,9 (2), 34-35,9(1), 36-38,4 (0), 38,5-38,9 (1), (3), 41(4). 2. Tekanan arteri rata-rata ( (2diastolik + sistolik ) / 3) : nilai terburuk (rendah atau tinggi) dalam 24 jam : 49 (4), (2), (0), (2), (3), 160 (4). 3. Laju nadi ( semenit ): dipilih nilai terburuk (rendah atau tinggi) dalam 24 jam: 39(4), 40-54(3), (2), (0), (2), (3), 180(4). 4. Laju nafas (semenit,dengan atau tanpa ventilasi mekanik): dipilih nilai terburuk (rendah atau tinggi ) dalam 24 jam: <5(4), 6-9(2), 10-11(1), 12-24(0), 25-34(1), 35-49(3), 50(4). 5. Oksigenasi (A-aDO 2 atau PaO 2 )

7 51 a) Bila FiO 2 >0.5 :A-aDO 2 : <200(0), (2), (3), 500 (4),dengan A-aDO 2 =((760-47) x FiO 2 PaCO 2 PaO 2 ) PaO 2 dan PaCO 2 dalam mmhg. b) Bila FiO 2 <0.5 : PaO 2 (mmhg): <55(4), 55-60(3),61-70(1), >70(0). c) Bila tidak ada analisis gas darah,nilai serum HCO 3 (vena) :> 52 (4), (3), 32-40,9(1),22-31,9(0), (2), (3), <15(4). 6. ph darah arteri : 7,15 (4), 7, (3), 7,25-7,32(2),7,33-7,49(0),7,5-7,59(1), 7,6-7.69(3), 7.7 (4). 7. Natrium serum (mmol/l ):pilih nilai terburuk, (tinggi atau rendah) dalam 24 jam : 110 (4), (3), (2), (0), (1), (2), (3), 180 (4). 8. Kalium serum (mmol/l) : pilih nilai terburuk, (tinggi atauredah) dalam 24 jam: <2,5(4), 2,5-2,9 (2), 3,0-3,4 (1), 3,5-5,5 (0), 5,6-5,9 (1), 6,0-6,9(3), 7(4). 9. Kreatinin serum (mg/dl) : nilainya digandakan pada penderita gagal ginjal akut :<0,6 (2), 0,6-1,4 (0), 1,5-1,9(2), 2,0-3,4(3), 3,5(4). 10. Hematokrit (%):<20(4),20-29 (2), 30-45,9(0), (1), 50-59,9(2), 60(4). 11. Leukosit (per mm 3 ): pilih nilai terburuk baik tinggi maupun rendah : <1000 (1), (2), (0), (1), (2), 40000(4). 12. Skala koma Glasgow (GCS) : pilih nilai terendah selama 24 jam,tanpa sedasi ; nilainya adalah 15 GCS ( contoh :GCS 9 maka nilainya adalah 15-9=6). B. Umur pasien dalam tahun dibulatkan sampai ulang tahun terakhir :<40 (0), (2), (3), (5), 75 (6). C. Insufisiensi organ kronik : jika terdapat insufisiensi organ kronik maka diberikan tambahan 5 angka bagi pasien paska operasi gawat darurat

8 52 dan medis non operasi. Yang termasuk insufisiensi organ kronis adalah : penyakit hati (sirosis dengan hipertensi portal atau ensefalopati), penyakit kardiovaskular ( dengan keterbatasan aktivitas fisik / FC 4 ), penyakit paru (hipoksemia atau hiperkarbia kronik atau polisitemia atau hipertensi pulmonal > 40 mmhg), insufisiensi ginjal (pasien dengan dialisis kronis ), gangguan imunitas ( pasien dengan terapi atau penyakit depresi sistem imun). Areas of mottled skin Areas of mottled skin adalah daerah kulit yang mengalami bercak-bercak merah atau ungu. Capillary refilling time Capillary refilling time adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengisi kembali kapiler yang kosong. Normalnya < 3 detik. Renal replacement therapy Renal replacement therapy adalah terapi pengganti ginjal digunakan untuk mendukung kehidupan pasien dengan gagal ginjal, termasuk di dalamnya adalah hemodialisa, peritoneal dialisa, hemofiltrasi, dan transplantasi ginjal. Disseminated intravascular coagulation (DIC) DIC adalah suatu gangguan trombohemoragik sistemik yang kompleks termasuk pembentukan fibrin di intravaskular dan konsumsi dari prokoagulan dan trombosit. Kondisi klinis akhir ditandai dengan koagulasi intravaskular dan pendarahan. Acute lung injury - acute respiratory distress syndrome (ALI-ARDS) ALI- ARDS didefinisikan sebagai berikut: Onset akut Infiltrate bilateral pada RX dada

9 53 Tidak ada bukti gagal jantung kongestif (Pulmonary Wedge Pressure < 18 mmhg) PaO 2 / FiO 2 < 300 mmhg = ALI PaO 2 / FiO 2 < 200 mmhg = ARDS Cardiac disfunction Cardiac disfunction adalah gangguan disfungsi jantung yang didapati dari hasil ekokardiografi. Sensitifitas:memperlihatkan kemampuan alat diagnostik untuk mendeteksi penyakit. Kemungkinan bahwa hasil uji diagnostik akan positif bila dilakukan pada sekelompok subjek yang sakit. Consecutive sampling adalah semua subyek yang datang dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subyek yang diperlukan terpenuhi. Spesifisitas : Menunjukkan kemampuan alat diagnostik utk menentukan bahwa subjek tidak sakit. Kemungkinan bahwa hasil uji diagnostik akan negatif bila dilakukan pada sekelompok subjek yang sehat. Positive Predictive Value (Nilai prediktif positif): Probabilitas seseorang menderita penyakit apabila uji diagnostiknya positif. = A : (A+B) Negative Predictive Value (Nilai prediktif negatif): Probabilitas seseorang tidak menderita penyakit apabila uji diagnostiknya negatif. = D : (C+D) Likelihood ratio positif (LR+): Menunjukkan berapa besar kemungkinan suatu test memberikan hasil positif pada orang yang sakit dibandingkan pada orang sehat. = { a/(a+c)} / {b/(b+d)} = sensitifitas / (1- spesifisitas) Likelihood ratio negatif (LR-) : Menunjukkan berapa besar kemungkinan suatu test memberikan hasil negatif pada orang yang sakit dibandingkan pada orang sehat.

10 54 = { c/(a+c)} / {d/(b+d)} = (1- sensitifitas ) / spesifisitas) 3.11 RENCANA MANAJEMEN DAN ANALISIS DATA 1. Setelah data yang diperlukan telah terkumpul, kemudian data tersebut diperiksa kembali tentang kelengkapannya sebelum ditabulasi dan diolah. Lalu data tersebut diolah dengan menggunakan software analisa data. 2. Analisis Univariat, untuk mengetahui deskripsi karakteristik masingmasing variabel dan dinilai dengan frekuensi, rerata dengan standar deviasi. Pada analisis univariat juga dilakukan uji normalitas data nilai Mean Platelet Volume dengan skor APACHE II menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. 3. Uji diskriminasi, dilakukan untuk menentukan kemampuan nilai MPV dalam membedakan pasien mana yang kemungkinan mortalitasnya tinggi dengan menghitung sensitifitas, spesifisitas, nilai prediksi positif, nilai prediksi negatif, likelihood ratio yang kemudian dinyatakan dengan receiver operating curve (ROC), luas daerah di bawah kurva (Area Under the Curve) merupakan indeks keseluruhan nilai estimasi. Mendekati 1(satu) berarti kekuatan estimasi semakin baik, dibawah 0.5 berarti kekuatan estimasinya semakin buruk.

11 55 4. Analisis Bivariat untuk menentukan hubungan antara variabel prediktor nilai MPV dengan skor APACHE II. Dilakukan dengan menggunakan uji korelasi Pearson bila data diatas berdistribusi normal. Bila tidak normal digunakan uji korelasi Spearman. Untuk menganalisa hubungan linier antara nilai MPV dan skor APACHE II digunakan regresi linier. 5. Interval kepercayaan 95% dengan nilai p <0,05 dianggap bermakna secara signifikan MASALAH ETIKA Penelitian ini dilakukan setelah mendapat ijin dari komisi etik penelitian bidang kesehatan Fakultas Kedokteran dan RSUPHAM. Pasien ataupun keluarga pasien sebelumnya diberi penjelasan tentang tujuan dan manfaat dari penelitian ini. Kemudian diminta mengisi formulir kesediaan subjek penelitian (informed consent). Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah tindakan yang sudah lazim dan dikerjakan sesuai standar serta bersifat observasi.

12 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Karakteristik Demografi Penelitian ini diikuti oleh sebanyak 76 subyek yang telah memenuhi kriteria inklusi. Subyek berjenis kelamin laki-laki sebanyak 42 orang (55,3%) dengan rerata umur 48,58 tahun. Subyek sebagian besar berasal dari departemen bedah digestif (30,3%). Lebih dari sebagian subyek dengan gagal ginjal akut (61,8%) dan dengan insuffisiensi organ kronis sebanyak 41 orang (53,9%). Tabel 4.1 Karakteristik Demografi Subyek Penelitian Karakteristik Demografi n = 76 Jenis Kelamin, n (%) Laki-laki 42 (55,3) Perempuan 34 (44,7) Umur, rerata (SB), tahun 48,58 (14,37) Departemen, n (%) Bedah Digestif 23 (30,3) Bedah Plastik 2 (2,6) Bedah Saraf 2 (2,6) Bedah Urologi 13 (17,1) Interna 19 (25) Kardiologi 4 (5,3) Neurologi 3 (3,9) Obgyn 1 (1,3) Orthopedi 1 (1,3) Pulmonologi 8 (10,5) Gagal Ginjal Akut, n (%) Ya 47 (61,8) Tidak 29 (38,2) Insufisiensi Organ Kronis, n (%) Ya 41 (53,9) Tidak 35 (46,1) 55

13 Karakteristik Klinis dan Laboratorium Tabel 4.2 berikut menjelaskan hasil pemeriksaan dan laboratorium kimia darah. Hasil pengukuruan MPV dan skor APACHE II tertera pada tabel tersebut. Tabel 4.2 Karakteristik Klinis dan Laboratorium Karakteristik Klinis dan Laboratorium Rerata SB Min - Mak p* MPV, rerata (SB), fl 9,80 0, ,2 0,029 APACHE II, rerata (SB) 19,64 6, ,026 *Kolmogorov Smirnof Rerata MPV diketahui 9,80 fl dengan nilai terendah 8 fl dan tertinggi 11,2 fl. Untuk hasil pengukuran skor APACHE II didapatkan nilai terendah adalah 8 dan tertinggi 34 dengan rerata 19, Nilai Diagnostik MPV dan Skor APACHE II untuk Memprediksi Mortalitas Menggunakan Kurva ROC Nilai MPV dalam studi ini tidak memiliki kemampuan untuk memprediksi terjadinya mortalitas pada pasien yang mengalami sepsis berat (p>0,05). Dari hasil analisis menggunakan kurva ROC diperoleh bahwa area di bawah kurva (AUC) ROC adalah 58,2% (95% CI: 45,1% - 71,2%; p = 0,223). Sedangkan untuk skor APACHE II memiliki kemampuan yang sedang (AUC=70,45%) untuk memprediksi mortalitas. Dari hasil analisis menggunakan kurva ROC diperoleh bahwa area di bawah kurva (AUC) ROC adalah 70,4% (95% CI: 58,6% - 82,2%; p = 0,002). Hasil analisa ini dapat dilihat berdasarkan kurva ROC yang terlampir pada gambar 4.1 dibawah ini

14 57 APACHE II MPV Gambar 4.1 Kurva ROC MPV dan Skor APACHE II Nilai Sensitifitas, Spesifisitas, dan Cut Off Point Skor APACHE II terhadap Mortalitas Sensitifitas Spesifisitas Gambar 4.2 Kurva sensitifitas dan spesifisitas Skor APACHE II terhadap Mortalitas Berdasarkan kurva sensitifitas dan spesifisitas pada gambar 4.2 maka diperoleh nilai Cut Off untuk APACHE II adalah 19. Dengan menggunakan cut

15 58 off point 19 maka didapatkan nilai sensitivitas APACHE II adalah 65,9% dan spesifisitas 65,7%. Tabel 4.3 Sensitivitas, spesifisitas, positive dan negative predictive value dari APACHE II terhadap Mortalitas Mortalitas APACHE II Sensitifitas Spesifisitas NPP NPN Ya Tidak ,9 65,7 69,2 62,2 < Nilai Prediksi Positif (NPP) APACHE II adalah sebesar 69,2% dan Nilai Prediksi Negatif (NPN) adalah 62,2% Menggunakan Nilai Cut Off 25 Berdasarkan nilai cut off = 25 diperoleh sensitiftas APACHE II dalam memprediksi mortalitas hanya sebesar 29,3% dengan spesifisitas mencapai 97.1%. Nilai prediksi positif adalah sebesar 92,3% dan nilai prediksi negatif mencapai 54%. Tabel 4.4 Sensitivitas, spesifisitas, positive dan negative predictive value dari APACHE II terhadap Mortalitas dengan Cut Off 25 Mortalitas APACHE II Sensitifitas Spesifisitas NPP NPN Ya Tidak > ,3% 97,1% 92,3% 54%

16 Korelasi MPV dan Skor APACHE II 4.5. Hasil analisis korelasi MPV dan skor APACHE II ditampilkan dalam tabel Tabel 4.5 Korelasi MPV dan APACHE II APACHE II P r (Korelasi) MPV 0,006 0,314 Dengan menggunakan uji korelasi Spearman menunjukkan bahwa terdapat korelasi lemah yang signifikan (p=0,006) antara MPV dan APACHE II dengan nilai r (korelasi) = 0,314. Tanda positif nilai korelasi menandakan bahwa peningkatan nilai MPV akan diikuti pula dengan peningkatan skor APACHE II. APACHE II Gambar 4.3 Grafik Scatterplot Korelasi MPV dan APACHE II

17 Perbedaan Nilai MPV dan APACHE II berdasarkan Terjadinya Mortalitas Tabel 4.6 Perbedaan Nilai MPV dan APACHE II berdasarkan terjadinya mortalitas Mortalitas p* Ya Tidak MPV, rerata (SB), fl 9,92 (0,64) 9,66 (0,84) 0,222 APACHE II, rerata (SB) 21,76 (6,81) 17,17 (5,46) 0,002 *Mann Whitney Rerata MPV pada kelompok subyek yang meninggal adalah 9,92 fl dan pada kelompok subyek yang tidak meninggal adalah 9,66 fl. Tidak ditemukan perbedaan rerata MPV yang signifikan antara subyek sepsis yang meninggal dan yang hidup. Hasil berbeda ditunjukkan oleh skor APACHE II. Rerata APACHE II pada kelompok subyek yang meninggal jauh lebih tinggi yaitu 21,76 dibandingkan kelompok subyek sepsis yang masih hidup yaitu 17,17. Dengan mengggunakan uji Mann Whitney ditemukan perbedaan rerata APACHE II yang signifikan antara dua kelompok subyek (p=0,002).

18 BAB 5 PEMBAHASAN Prediktor mortalitas pada pasien yang dirawat di UPI merupakan hal yang penting untuk menentukan tindakan perawatan selanjutnya. Banyak penelitian telah dilakukan untuk mencari prediktor mortalitas yang akurat terhadap pasienpasien yang dirawat di UPI. Sistem skor APACHE II merupakan sistem skoring yang telah diakui kesahihannya dalam memprediksi mortalitas pasien di UPI. Namun dalam tatalaksananya penilaian skor APACHE II begitu kompleks dengan banyak variabel yang harus diperiksa dan ini akan sangat berpengaruh terhadap lamanya hasil yang diperoleh serta pembiayaan yang dikeluarkan akan lebih tinggi. Nilai Mean Platelet Volume ( MPV ) adalah salah satu indikator prognosis yang juga digunakan pada pasien sakit kritis di UPI. Untuk kasus sepsis peningkatan MPV juga dihubungkan dengan suatu keluaran yang buruk. Dalam beberapa penelitian lain menunjukkan sitokin seperti interleukin-3 (IL-3), atau interleukin-6 (IL-6) pada pasien sepsis mempengaruhi ploidi megakariosit dan dapat menyebabkan produksi trombosit yang lebih reaktif dan berukuran lebih besar. Dan hal ini yang menggambarkan peningkatan MPV. Penelitian ini diikuti oleh 76 subyek yang telah memenuhi kriteria inklusi. Subyek berjenis kelamin laki-laki sebanyak 42 orang (55,3%) dengan rerata umur 48,58 tahun. Sebagian besar subyek (23,7%) bekerja sebagai wiraswasta dengan pendidikan terbanyak adalah S1 sebanyak 26 orang (34,2%). Batak merupakan suku terbanyak (47,4%) dan beragama Islam sebanyak 41 orang (53,9%). Subyek sebagian besar berasal dari departemen bedah digestif (30,3%). Lebih dari sebagian subyek dengan gagal ginjal akut (61,8%) dan dengan insufisiensi organ kronis sebanyak 41 orang (53,9%). Dalam penelitian ini nilai MPV tidak memiliki kemampuan untuk memprediksi terjadinya mortalitas pada pasien yang mengalami sepsis berat (p>0,05). 61

19 62 Dari hasil analisis menggunakan kurva ROC diperoleh bahwa area di bawah kurva (AUC) ROC adalah 58,2% (95% CI: 45,1% - 71,2%; p = 0,223). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh sadaka dkk tahun 2014 serta kukukardali dkk tahun 2010 bahwa nilai MPV tidak menggambarkan korelasi yang signifikan sebagai prediktor mortalitas pada pasien sepsis. Hal ini disimpulkan dalam penelitian sebelumnya karena MPV hanya potensial digunakan sebagai prediktor pada fase awal timbulnya sepsis ketika pengaktifan dari sistem koagulasi sangat dominan, namun tidak pada keadaan sepsis berat ataupun syok sepsis dimana pada tahap ini faktor koagulasi banyak yang sudah mengalami deplesi atau bahkan sampai pada tahap penurunan jumlah trombosit. Sehingga sangat dibutuhkan penelitian lanjutan yang membandingkan nilai MPV pada pasien SIRS, sepsis, sepsis berat, dan syok sepsis. Faktor perancu lain yang bisa mempengaruhi hasil dari MPV adalah jumlah sampel yang terbatas, perbedaan karakteristik pasien, teknik pengambilan darah yang berbeda untuk memperoleh nilai MPV, serta alat penunjang diagnostik untuk memperoleh nilai MPV tidak bisa dihomogenisasi sesuai dengan penelitian lain yang memperoleh hasil signifikan. Selain dari itu banyak faktor juga yang dapat mempengaruhi peningkatan langsung dari MPV. Contohnya pada penderita diabetes mellitus, pasien stroke, kelainan infark jantung yang pernah diteliti dan menunjukkan pengaruh yang signifikan dari nilai MPV. Dikarenakan alasan itu maka dibutuhkan kriteria eksklusi yang lebih sensitif untuk menghindarkan faktor perancu yang dapat mempengaruhi nilai MPV. Berbeda dengan penelitian Eberhardt dkk tahun 2013 sebagai kesimpulan dalam penelitian tersebut bahwa nilai MPV bisa digunakan sebagai prediktor mortalitas pada pasien sepsis dengan (AUC) ROC adalah 71 %. Hal ini mungkin sangat dipengaruhi oleh jumlah sampel yang jauh lebih besar seperti yang telah dijelaskan diatas. Dalam penelitian ini skor APACHE II juga ikut dianalisa. Skor APACHE II memiliki kemampuan yang sedang (AUC=70,45%) untuk memprediksi mortalitas menurut hasil penelitian ini. Dari hasil analisis menggunakan kurva ROC diperoleh bahwa area di bawah kurva (AUC) ROC adalah 70,4% (95% CI: 58,6% - 82,2%; p = 0,002), sehingga dapat dihitung sensitivitas, spesifisitas dan cut off point. Berdasarkan kurva sensitifitas dan spesifisitas yang tertera pada hasil

20 63 penelitian maka diperoleh Cut Off point untuk APACHE II adalah 19. Dengan menggunakan cut off point 19 maka didapatkan nilai sensitivitas APACHE II adalah 65,9% dan spesifisitas 65,7%. Nilai Prediksi Positif (NPP) APACHE II adalah sebesar 69,2% dan Nilai Prediksi Negatif (NPN) adalah 62,2%. Dengan menggunakan Cut Off 25, sensitifitas APACHE II dalam memprediksi mortalitas sebesar 29,3% dengan spesitifitas mencapai 97,1%. Pada penelitian yang dilakukan oleh Zhou dkk dengan cut off APACHE II > 25 diperoleh sensitivitas 84,6% dan spesitifitas 74,1% dengan AUC 80,8% (95% CI: 70,4% - 91,2%; p < 0,001). Hal ini juga sangat dipengaruhi oleh jumlah sampel yang terbatas, perbedaan karakteristik pasien, tidak homogennya sistem pelayanan kesehatan, dan teknik pengambilan darah serta kalkulasi yang berbeda dengan penelitian yang dilakukan serta tidak adanya kriteria eksklusi seperti halnya untuk mendapatkan nilai MPV, sehingga hal hal tersebut dapat mempengaruhi angka mortalitas pasien yang menggunakan standar skor APACHE II. Penelitian ini juga melihat korelasi antara nilai MPV dengan skor APACHE II. Dan diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa terdapat korelasi lemah yang signifikan (p=0,006) antara MPV dan APACHE II dengan nilai r (korelasi) = 0,314. Tanda positif nilai korelasi menandakan bahwa peningkatan nilai MPV akan diikuti pula dengan peningkatan skor APACHE II. Hal ini sangat sesuai dengan penelitian kukukardali dkk yang juga menunjukkan korelasi antara MPV dan skor APACHE II (r: 0.34, p< 0.05). Dari pembahasan di atas didapatkan bahwa penelitian dengan hipotesa dimana ada hubungan antara nilai MPV dengan skor APACHE II pada pasien sepsis berat di RSUP H. Adam Malik Medan didapati hasil yang signifikan secara statisik, namun MPV belum bisa digunakan sebagai prediktor mortalitas pada pasien sepsis berat karena hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai MPV tidak menunjukkan korelasi dengan angka mortalitas pasien secara statistik.

21 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 KESIMPULAN 1. Nilai MPV tidak dapat dijadikan alternatif untuk menggantikan skor APACHE II sebagai prediktor mortalitas pasien sepsis berat yang dirawat di RSUPHAM. 2. Nilai MPV tidak menunjukkan korelasi yang signifikan terhadap angka mortalitas (p>0,05) 3. Skor APACHE II dapat dijadikan prediktor mortalitas pasien sepsis berat di RSUPHAM. Dimana secara statistik didapatkan cut off point dari skor APACHE II adalah 19 dengan sensitifitas 65,9 % dan spesifisitas 65,7 %. 6.2 SARAN 1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk membedakan nilai MPV pada pasien SIRS, sepsis, sepsis berat, dan syok septik. Karena dari penelitian sebelumnya disimpulkan bahwa nilai MPV tidak signifikan sebagai prediktor mortalitas. Dimana peningkatan MPV dikatakan hanya didapati pada fase awal sepsis dan akan menurun kembali pada fase dimana faktor koagulasi banyak yang mengalami deplesi yaitu pada keadaan sepsis berat maupun syok septik. Hal ini perlu dibuktikan dengan beberapa penelitian selanjutnya. 2. Untuk mendapatkan data yang valid mengenai nilai MPV sebagai prediktor mortalitas perlu dipertimbangkan beberapa faktor perancu yang dapat mempengaruhi nilai MPV. Hal ini dianggap penting memasukkan beberapa kriteria eksklusi untuk meminimalisir timbulnya bias penelitian. 64

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian ini menggunakan desain kohort prospektif untuk menilai hubungan linear defisit basa arteri pada jam ke-0 dan jam ke-24.dengan skor APACHE II sebagai

Lebih terperinci

LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP PENELITI

LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP PENELITI LAMPIRAN Lampiran 1 RIWAYAT HIDUP PENELITI Nama : dr. Boyke Marthin Simbolon Tempat / Tgl Lahir : Medan, 6 Maret 1977 Agama : Katolik Alamat rumah : Jl. Kopi Raya 2 No.14 Perumnas Simalingkar Medan Nama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Dalam. 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini telah dilakukan di

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 44 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain uji diagnostik untuk membandingkan sensitivitas dan spesifisitas antara serum NGAL dan serum cystatin C dalam mendiagnosa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kariadi Semarang pada periode Maret Juni neutrofil limfosit (NLR) darah tepi sebagai indikator outcome stroke iskemik

BAB III METODE PENELITIAN. Kariadi Semarang pada periode Maret Juni neutrofil limfosit (NLR) darah tepi sebagai indikator outcome stroke iskemik BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini mencakup bidang Neurologi dan Hematologi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian 3.1.1 Ruang Lingkup Keilmuan Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Dalam dan Ilmu Bedah. 3.1.2 Ruang Lingkup Waktu

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 30 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Intensive Cardiovascular Care Unit dan bangsal perawatan departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskuler RSUD Dr. Moewardi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah ilmu penyakit saraf.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah ilmu penyakit saraf. 35 BAB III METODE PENELITIAN III.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian adalah ilmu penyakit saraf. III.2. Jenis dan rancangan penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional

Lebih terperinci

BAB 3 METODA PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Syaraf. RSUP Dr. Kariadi Semarang pada periode Desember 2006 Juli 2007

BAB 3 METODA PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Syaraf. RSUP Dr. Kariadi Semarang pada periode Desember 2006 Juli 2007 50 BAB 3 METODA PENELITIAN 3.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Syaraf 3.2. Tempat dan waktu penelitian Penelitian akan dilakukan di Bangsal Rawat Inap UPF Penyakit

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian observasional analitik adalah penelitian yang

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Pada periode penelitian dijumpai 41 orang penderita stroke iskemik akut

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Pada periode penelitian dijumpai 41 orang penderita stroke iskemik akut BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1. Karakteristik subyek penelitian Pada periode penelitian dijumpai 41 orang penderita stroke iskemik akut yang dirawat di Instalasi Rawat Inap Bagian Penyakit Saraf RSUP Dr. Kariadi

Lebih terperinci

RINGKASAN. Penyakit hati kronis merupakan masalah kesehatan masyarakat, tetapi sering tidak diketahui, karena tidak menunjukkan gejala untuk

RINGKASAN. Penyakit hati kronis merupakan masalah kesehatan masyarakat, tetapi sering tidak diketahui, karena tidak menunjukkan gejala untuk RINGKASAN Penyakit hati kronis merupakan masalah kesehatan masyarakat, tetapi sering tidak diketahui, karena tidak menunjukkan gejala untuk waktu yang sangat lama, dan baru terdeteksi ketika fibrosis telah

Lebih terperinci

ARTIKEL PENELITIAN. M. Teguh Prihardi, Achsanuddin Hanafie, Soejat Harto

ARTIKEL PENELITIAN. M. Teguh Prihardi, Achsanuddin Hanafie, Soejat Harto Jurnal Anestesi Perioperatif [JAP. 2016;4(3): 177 82] Hubungan Nilai Mean Platelet Volume (MPV) dengan Skor APACHE II sebagai Prediktor Mortalitas pada Pasien Sepsis Berat di Rumah Sakit Umum Pusat Haji

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain penelitian 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain penelitian cross sectional. Sampel diambil secara consecutive sampling dari data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Pada penelitian ini, ruang lingkup keilmuan yang digunakan adalah Ilmu Patologi Klinik 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 1) Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Saraf. Penelitian dilakukan di Bangsal Rawat Inap Penyakit Saraf RS Dr.

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Saraf. Penelitian dilakukan di Bangsal Rawat Inap Penyakit Saraf RS Dr. 36 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Saraf 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di Bangsal Rawat Inap Penyakit Saraf RS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian belah lintang (Cross Sectional) dimana

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian belah lintang (Cross Sectional) dimana 39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian belah lintang (Cross Sectional) dimana dimana antara variabel bebas dan terikat diukur pada waktu yang bersamaan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain penelitian cross sectional. Sampel diambil secara consecutive sampling dari data pasien

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik-observasional dengan desain

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik-observasional dengan desain 49 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitik-observasional dengan desain penelitian cross sectional yang bertujuan untuk menggali apakah terdapat perbedaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitis kategorik-numerik tidak

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitis kategorik-numerik tidak III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitis kategorik-numerik tidak berpasangan yang menggambarkan perbedaan kadar kreatinin serum pasien diabetes melitus tipe

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian A.1. Ruang Lingkup Keilmuan Ruang lingkup keilmuan penelitian ini adalah Ilmu Bedah khususnya tentang appendisitis. A.2. Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan suatu observasional, analitik, studi kasus kontrol untuk melihat perbandingan akurasi skor wells dengan skor padua dalam memprediksi

Lebih terperinci

sebanyak 23 subyek (50%). Tampak pada tabel 5 dibawah ini rerata usia subyek

sebanyak 23 subyek (50%). Tampak pada tabel 5 dibawah ini rerata usia subyek BAB 4 HASIL PENELITIAN Penelitian telah dilaksanakan dari bulan Oktober 2011 sampai dengan Desember 2011 di instalasi rawat jalan Ilmu Penyakit Saraf RSUP Dr.Kariadi Semarang. Pengambilan subyek penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang SMF Kardiologi dan Kedokteran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang SMF Kardiologi dan Kedokteran BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang SMF Kardiologi dan Kedokteran Vaskular serta SMF Rehabilitasi Medik. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah di bidang Ilmu Kardiologi dan

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah di bidang Ilmu Kardiologi dan BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah di bidang Ilmu Kardiologi dan Kedokteran Vaskuler. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di Instalasi

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Telah dilakukan penelitian pada 32 pasien stroke iskemik fase akut

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Telah dilakukan penelitian pada 32 pasien stroke iskemik fase akut 44 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 KARAKTERISTIK SUBYEK PENELITIAN Telah dilakukan penelitian pada 32 pasien stroke iskemik fase akut nondiabetik yang menjalani rawat inap di bangsal Penyakit Saraf RS Dr.Kariadi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitik dengan pendekatan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitik dengan pendekatan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitik dengan pendekatan Cross Sectional, dimana data antara variabel independen dan dependen akan dikumpulkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan penelitian ini mencakup bidang Ilmu Patologi

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan penelitian ini mencakup bidang Ilmu Patologi BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian ini mencakup bidang Ilmu Patologi Klinik, dan Ilmu Gizi Klinik. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Bedah Digestif

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Bedah Digestif BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Bedah Digestif 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni 2014 di RSUP Dr.

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Neurologi dan Imunologi.

BAB IV METODE PENELITIAN. 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Neurologi dan Imunologi. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Neurologi dan Imunologi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Instalasi Rawat

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN. sedang-berat yang memenuhi kriteria sebagai subyek penelitian. Rerata umur

BAB 4 HASIL PENELITIAN. sedang-berat yang memenuhi kriteria sebagai subyek penelitian. Rerata umur 56 BAB 4 HASIL PENELITIAN Pada penelitian ini dijumpai 52 penderita cedera kepala tertutup derajat sedang-berat yang memenuhi kriteria sebagai subyek penelitian. Rerata umur penderita adalah 31,1 (SD 12,76)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Tiga puluh empat penderita stroke iskemik dengan komplikasi pneumonia

BAB IV HASIL PENELITIAN. Tiga puluh empat penderita stroke iskemik dengan komplikasi pneumonia 43 BAB IV HASIL PENELITIAN IV. 1. Karakteristik subyek penelitian Tiga puluh empat penderita stroke iskemik dengan komplikasi pneumonia yang dirawat di instalasi rawat inap bagian penyakit saraf, unit

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode analitik komparatif dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode analitik komparatif dengan 43 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode analitik komparatif dengan pendekatan Cross Sectional, dimana data antara variabel independen dan dependen akan dikumpulkan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitik dengan desain

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitik dengan desain III. METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitik dengan desain penelitian Cross Sectional, dimana data antara variabel independen dan dependen akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Departemen Neurologi FK USU / RSUP Haji Adam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Departemen Neurologi FK USU / RSUP Haji Adam BAB III METODE PENELITIAN III.1. TEMPAT DAN WAKTU Penelitian dilakukan di Departemen Neurologi FK USU / RSUP Haji Adam Malik Medan dari tanggal 13 Februari 2015 sampai dengan 01 April 2016. III.2. SUBJEK

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak, khususnya

BAB 4 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak, khususnya BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak, khususnya Perinatologi dan Neurologi. 4.. Waktu dan tempat penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penyakit Dalam sub bagian Infeksi Tropis. Bagian /SMF Ilmu Penyakit Dalam RSUP Dr. Kariadi Semarang mulai 1

BAB IV METODE PENELITIAN. Penyakit Dalam sub bagian Infeksi Tropis. Bagian /SMF Ilmu Penyakit Dalam RSUP Dr. Kariadi Semarang mulai 1 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Disiplin ilmu yang terkait dengan penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam sub bagian Infeksi Tropis 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian Berdasarkan landasan teori, dibuat kerangka konsep penelitian sebagai berikut: Variabel Independen Variabel Dependen Edukasi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain penelitian cross

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain penelitian cross 43 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain penelitian cross sectional dengan tujuan menentukan kadar ureum serum sebelum dan sesudah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Neurologi.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Neurologi. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Neurologi. 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di RSUP Dr. Kariadi Semarang dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infeksi bakteri yang berkembang menjadi sepsis yang merupakan suatu respon tubuh dengan adanya invasi mikroorganisme, bakteremia atau pelepasan sitokin akibat pelepasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sindrom klinik ini terjadi karena adanya respon tubuh terhadap infeksi, dimana

BAB I PENDAHULUAN. Sindrom klinik ini terjadi karena adanya respon tubuh terhadap infeksi, dimana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sepsis merupakan suatu sindrom kompleks dan multifaktorial, yang insidensi, morbiditas, dan mortalitasnya sedang meningkat di seluruh belahan dunia. 1 Sindrom klinik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kejadiannya secara internasional diperkirakan lebih dari 3000 orang dalam 1 juta

BAB 1 PENDAHULUAN. kejadiannya secara internasional diperkirakan lebih dari 3000 orang dalam 1 juta BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Efusi pleura merupakan suatu keadaan yang cukup sering dijumpai. Angka kejadiannya secara internasional diperkirakan lebih dari 3000 orang dalam 1 juta populasi

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak

BAB 4 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak khususnya penyakit Infeksi dan Penyakit Tropik dan Bagian Mikrobiologi Klinik RSUP dr.kariadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. B. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Posyandu lansia desa Bibis

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini melingkupi bidang Anestesiologi. Penelitian ini dimulai sejak tanggal 28 Mei 2014 hingga 28 Juni 2014.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini melingkupi bidang Anestesiologi. Penelitian ini dimulai sejak tanggal 28 Mei 2014 hingga 28 Juni 2014. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang lingkup penelitian Penelitian ini melingkupi bidang Anestesiologi. 4.2 Waktu dan tempat penelitian Tempat melaksanakan: Bagian rekam medis RSUP Dr.Kariadi Semarang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sakit kritis nondiabetes yang dirawat di PICU (Pediatric Intensive Care Unit)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sakit kritis nondiabetes yang dirawat di PICU (Pediatric Intensive Care Unit) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hiperglikemia sering terjadi pada pasien kritis dari semua usia, baik pada dewasa maupun anak, baik pada pasien diabetes maupun bukan diabetes. Faustino dan Apkon (2005)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik-komparatif,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik-komparatif, 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik-komparatif, yakni mempelajari perbandingan variabel-variabel dengan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

PGK dengan HD IDWG BIA PHASE ANGLE

PGK dengan HD IDWG BIA PHASE ANGLE BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1 Kerangka Konsep PGK dengan HD Etiologi Compliance (Kepatuhan Pasien, kualitas HD) Asupan cairan Asupan Garam dan nutrisi IDWG BIA Komposisi cairan Status

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Selama penelitian didapatkan subjek penelitian sebesar 37 penderita kritis yang mengalami hiperbilirubinemia terkonjugasi pada hari ketiga atau lebih (kasus) dan 37 penderita

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang ilmu kedokteran khususnya Ilmu Fisiologi dan Farmakologi-Toksikologi. 4.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan menggunakan desain penelitian cross sectional ialah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. data sekaligus pada satu saat (Notoatmodjo, 2011). Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Kelurahan Kecamatan Tanjung

III. METODE PENELITIAN. data sekaligus pada satu saat (Notoatmodjo, 2011). Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Kelurahan Kecamatan Tanjung 32 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode analitik-komparatif dengan pendekatan Cross Sectional, dimana obyek penelitian hanya diobservasi sekali dan pengukuran dilakukan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak, khususnya

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak, khususnya BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak, khususnya Sub Bagian Neurologi dan Sub Bagian Infeksi dan Penyakit Tropik. 3.2. Tempat

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian uji klinis double blind randomized

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian uji klinis double blind randomized 36 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian uji klinis double blind randomized controlled trial untuk melihat penurunan kadar interleukin-6 setelah pemberian cairan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif-analitik dengan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif-analitik dengan III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif-analitik dengan pendekatan cross sectional, dengan data yang menyangkut variabel bebas dan variabel

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pengambilan data primer dari pasien cedera kepala tertutup derajat sedang berat

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pengambilan data primer dari pasien cedera kepala tertutup derajat sedang berat 46 BAB 3 METODE PENELITIAN 3. 1 Desain penelitian Penelitian ini merupakan study prognostik dengan desain kohort. Pengambilan data primer dari pasien cedera kepala tertutup derajat sedang berat yang dirawat

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. Kelompok penelitian dibagi menjadi dua kelompok sebagai berikut:

BAB 4 METODE PENELITIAN. Kelompok penelitian dibagi menjadi dua kelompok sebagai berikut: BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain eksperimental. Kelompok penelitian dibagi menjadi dua kelompok sebagai berikut: Kelompok I : chlorhexidine

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian ilmu penyakit dalam yang menitikberatkan pada

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian ilmu penyakit dalam yang menitikberatkan pada BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian ilmu penyakit dalam yang menitikberatkan pada gambaran prevalensi dan penyebab anemia pada pasien penyakit ginjal

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu Penyakit Dalam, sub ilmu Pulmonologi dan Geriatri. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Tempat peneltian ini adalah

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ginjal-Hipertensi, dan sub bagian Tropik Infeksi. RSUP Dr.Kariadi, Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr.

BAB IV METODE PENELITIAN. Ginjal-Hipertensi, dan sub bagian Tropik Infeksi. RSUP Dr.Kariadi, Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Dalam, sub bagian Ginjal-Hipertensi, dan sub bagian Tropik Infeksi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Sepsis adalah suatu kumpulan gejala inflamasi sistemik (Systemic Inflammatory

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Sepsis adalah suatu kumpulan gejala inflamasi sistemik (Systemic Inflammatory BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sepsis dan Gagal Sistem Organ Multipel Sepsis adalah suatu kumpulan gejala inflamasi sistemik (Systemic Inflammatory Response Syndrome / SIRS) yang disebabkan oleh infeksi,

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah eksperimental dengan rancangan pre and post

BAB 4 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah eksperimental dengan rancangan pre and post BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Desain penelitian Jenis penelitian adalah eksperimental dengan rancangan pre and post test design sehingga dapat diketahui perubahan yang terjadi akibat perlakuan. Perubahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang bersifat analitik prospektif dengan time series design. 3.2. Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sepsis menimbulkan suatu respon imun yang berlebihan oleh tubuh

BAB I PENDAHULUAN. Sepsis menimbulkan suatu respon imun yang berlebihan oleh tubuh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepsis menimbulkan suatu respon imun yang berlebihan oleh tubuh terhadap suatu infeksi. 1 Ini terjadi ketika tubuh kita memberi respon imun yang berlebihan untuk infeksi

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan uji klinis dengan metode Quasi Experimental dan

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan uji klinis dengan metode Quasi Experimental dan BAB III. METODE PENELITIAN A. RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini merupakan uji klinis dengan metode Quasi Experimental dan menggunakan Pretest and posttest design pada kelompok intervensi dan kontrol.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 38 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu penyakit saraf dan genetika 3.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di RSUP Dr.

Lebih terperinci

4. HASIL 4.1 Karakteristik pasien gagal jantung akut Universitas Indonesia

4. HASIL 4.1 Karakteristik pasien gagal jantung akut Universitas Indonesia 4. HASIL Sampel penelitian diambil dari data sekunder berdasarkan studi Acute Decompensated Heart Failure Registry (ADHERE) pada bulan Desember 2005 Desember 2006. Jumlah rekam medis yang didapat adalah

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Gambar 3. Rancang Bangun Penelitian N R2 K2. N : Penderita pasca stroke iskemik dengan hipertensi

BAB 3 METODE PENELITIAN. Gambar 3. Rancang Bangun Penelitian N R2 K2. N : Penderita pasca stroke iskemik dengan hipertensi 51 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Rancang Bangun Penelitian Jenis Penelitian Desain Penelitian : Observational : Cross sectional (belah lintang) Gambar 3. Rancang Bangun Penelitian R0 K1 R0 K2 R1 K1 R1 K2

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 38 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah kasus kontrol, kelompok kasus adalah preeklamsi dan kelompok kontrol adalah kehamilan normal, yang secara

Lebih terperinci

Penelitian ini merupakan penelitian observasional belah lintang ( ) dimana antara variabel bebas dan terikat diukur pada waktu yang. bersamaan. 3.2.

Penelitian ini merupakan penelitian observasional belah lintang ( ) dimana antara variabel bebas dan terikat diukur pada waktu yang. bersamaan. 3.2. Penelitian ini merupakan penelitian observasional belah lintang ( bersamaan. ) dimana antara variabel bebas dan terikat diukur pada waktu yang 3.2. H0A0 H0A1 H1A0 N H1A1 H2A0 H2A1 H3A0 H3A1 Keterangan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan selama kurun waktu 6 bulan, yaitu antara bulan

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan selama kurun waktu 6 bulan, yaitu antara bulan 79 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 KARAKTERISTIK RESPONDEN PENELITIAN Penelitian telah dilaksanakan selama kurun waktu 6 bulan, yaitu antara bulan September 2010 sampai dengan bulan Februari 2011 di Poli Rawat

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 35 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Farmakologi. Ruang lingkup penelitian mencakup bidang Anestesiologi dan 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di instalasi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ngablak Kabupaten Magelang dari bulan Maret 2013.

BAB IV METODE PENELITIAN. Ngablak Kabupaten Magelang dari bulan Maret 2013. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Fisiologi Kedokteran dan Ilmu Farmakologi-Toksikologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Saraf.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Saraf. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Saraf. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Bagian Rekam Medik RSUP Dr. Kariadi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. mengaitkan bidang Ilmu Penyakit Dalam, khususnya bidang infeksi tropis yaitu. Rumah Sakit Umum Pusat dr. Kariadi Semarang.

BAB IV METODE PENELITIAN. mengaitkan bidang Ilmu Penyakit Dalam, khususnya bidang infeksi tropis yaitu. Rumah Sakit Umum Pusat dr. Kariadi Semarang. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Anak dengan mengaitkan bidang Ilmu Penyakit Dalam, khususnya bidang infeksi tropis yaitu

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang keilmuan penelitian ini adalah ilmu anestesiologi dan terapi intensif.

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang keilmuan penelitian ini adalah ilmu anestesiologi dan terapi intensif. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Bidang keilmuan penelitian ini adalah ilmu anestesiologi dan terapi intensif. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Instalasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah RSUP Dr. Kariadi Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah RSUP Dr. Kariadi Semarang. 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian respirologi. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu kesehatan anak, sub ilmu 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitis kategorik-numerik tidak berpasangan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitis kategorik-numerik tidak berpasangan III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitis kategorik-numerik tidak berpasangan yang menggambarkan perbedaan profil trigliserida (TG) pasien diabetes melitus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan pengambilan data cross-sectional. Adapun sumber data yang. dengan kriteria inklusi dan eksklusi.

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan pengambilan data cross-sectional. Adapun sumber data yang. dengan kriteria inklusi dan eksklusi. 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah deskriptif - analitik komparatif dengan pendekatan pengambilan data cross-sectional. Adapun sumber data yang digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di SMF Ilmu Kesehatan Anak Sub Bagian Perinatologi dan. Nefrologi RSUP dr.kariadi/fk Undip Semarang.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di SMF Ilmu Kesehatan Anak Sub Bagian Perinatologi dan. Nefrologi RSUP dr.kariadi/fk Undip Semarang. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian dilakukan di SMF Ilmu Kesehatan Anak Sub Bagian Perinatologi dan Nefrologi RSUP dr.kariadi/fk Undip Semarang. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 34 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Rancangan penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah kohort prospektif. 4.2 Waktu dan tempat penelitian Penelitian dimulai pada bulan Oktober 2005 sampai Mei

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu Penyakit Dalam, sub ilmu Pulmonologi dan Geriatri. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Tempat peneltian ini adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pasien penyakit ginjal kronik ini mencakup ilmu penyakit dalam.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pasien penyakit ginjal kronik ini mencakup ilmu penyakit dalam. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian mengenai hubungan lama hemodialisis dengan kualitas hidup pasien penyakit ginjal kronik ini mencakup ilmu penyakit dalam. 3.2 Tempat

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. dan Penyakit Kandungan dan Ilmu Patologi Klinik. Penelitian telah dilaksanakan di bagian Instalasi Rekam Medis RSUP Dr.

BAB IV METODE PENELITIAN. dan Penyakit Kandungan dan Ilmu Patologi Klinik. Penelitian telah dilaksanakan di bagian Instalasi Rekam Medis RSUP Dr. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini termasuk dalam lingkup penelitian bidang Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan dan Ilmu Patologi Klinik. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

Rumus Pearson Product Moment.(19)

Rumus Pearson Product Moment.(19) 1 = Konstanta 3. Analisa Data Analisa data dimaksudkan sebagai kegiatan yang bertujuan mengetahui hubungan antara variabel. Teknik analisa yang digunakan adalah: a. Analisa Univariat. Analisa distribusi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional, dimana data pengukuran tekanan darah dan mean arterial blood

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ICU RSUP dr. Kariadi Semarang.

BAB 4 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ICU RSUP dr. Kariadi Semarang. 25 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah ICU RSUP dr. Kariadi Semarang. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di Instalasi Rekam Medik,

Lebih terperinci

BAB. 3. METODE PENELITIAN. : Cross sectional (belah lintang)

BAB. 3. METODE PENELITIAN. : Cross sectional (belah lintang) BAB. 3. METODE PENELITIAN 3.1 Rancang Bangun Penelitian Jenis Penelitian Desain Penelitian : Observational : Cross sectional (belah lintang) Rancang Bangun Penelitian N K+ K- R+ R- R+ R- N : Penderita

Lebih terperinci

OSMOLALITAS PLASMA SEBAGAI ALTERNATIF APACHE II UNTUK PREDIKTOR MORTALITAS PADA PASIEN KRITIS YANG DIRAWAT DI ICU RSUP SANGLAH

OSMOLALITAS PLASMA SEBAGAI ALTERNATIF APACHE II UNTUK PREDIKTOR MORTALITAS PADA PASIEN KRITIS YANG DIRAWAT DI ICU RSUP SANGLAH OSMOLALITAS PLASMA SEBAGAI ALTERNATIF APACHE II UNTUK PREDIKTOR MORTALITAS PADA PASIEN KRITIS YANG DIRAWAT DI ICU RSUP SANGLAH NI PUTU WARDANI MADE WIRYANA PUTU PRAMANA SUARJAYA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Perinatologi RSUP Dr. Kariadi / FK Undip Semarang.

BAB IV METODE PENELITIAN. Perinatologi RSUP Dr. Kariadi / FK Undip Semarang. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Divisi Perinatologi RSUP Dr. Kariadi / FK Undip Semarang. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

TES DIAGNOSTIK (DIAGNOSTIC TEST)

TES DIAGNOSTIK (DIAGNOSTIC TEST) TES DIAGNOSTIK (DIAGNOSTIC TEST) Oleh: Risanto Siswosudarmo Departemen Obstetrika dan Ginekologi FK UGM Yogyakarta Pendahuluan. Test diagnostik adalah sebuah cara (alat) untuk menentukan apakah seseorang

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang keilmuan Obstetri dan Ginekologi.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang keilmuan Obstetri dan Ginekologi. BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang keilmuan Obstetri dan Ginekologi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini bertempat di Instalasi Rekam Medik

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam khususnya Gerontologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Patologi Klinik.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Patologi Klinik. 27 BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Patologi Klinik. 1.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium basah Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian 4.1.1 Ruang lingkup keilmuan Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah bidang ilmu Mikrobiologi Klinik dan ilmu penyakit infeksi. 4.1.2 Ruang

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Geriatri. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam khususnya Ilmu 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

HUBUNGAN TEKANAN DARAH SISTOLIK PADA PENDERITA INFARK MIOKARD AKUT SEGMEN ST ELEVASI ONSET < 12 JAM SAAT MASUK DENGAN MORTALITAS DI RSUP H.

HUBUNGAN TEKANAN DARAH SISTOLIK PADA PENDERITA INFARK MIOKARD AKUT SEGMEN ST ELEVASI ONSET < 12 JAM SAAT MASUK DENGAN MORTALITAS DI RSUP H. HUBUNGAN TEKANAN DARAH SISTOLIK PADA PENDERITA INFARK MIOKARD AKUT SEGMEN ST ELEVASI ONSET < 12 JAM SAAT MASUK DENGAN MORTALITAS DI RSUP H. ADAM MALIK TESIS MAGISTER Oleh ARY AGUNG PERMANA NIM : 117115004

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam khususnya Ilmu

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam khususnya Ilmu BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam khususnya Ilmu Geriatri dan Ilmu Kesehatan Jiwa. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan belah lintang (crosssectional)

BAB IV METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan belah lintang (crosssectional) BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Desain penelitian Jenis penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan belah lintang (crosssectional) dimana peneliti melakukan pengukuran variabel pada saat tertentu. Setiap

Lebih terperinci