BAB III. RCFA adalah metode pemecahan masalah menggunakan cara step by step

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III. RCFA adalah metode pemecahan masalah menggunakan cara step by step"

Transkripsi

1 BAB III RCFA 3.1 RCFA (Root Cause Failure Analysis) RCFA adalah metode pemecahan masalah menggunakan cara step by step dalam mengungkap penyebab dasar dari suatu kegagalan atau kerusakan. Metode RCFA bersifat reaktif karena hanya bisa dilakukan ketika suatu system atau peralatan sudah mengalami kerusakan. Apakah itu Root Cause? Root Cause adalah penyebab atau alasan yang paling dasar terjadinya suatu kerusakan atau kegagalan, jika dihilangkan, akan mencegah peristiwa kegagalan berulang kembali. Root Cause dibagi tiga : Fisik Komponen atau material yang mengalami kerusakan atau kegagalan Human Tindakan atau keputusan seseorang yang mengarah ke peristiwa kerusakan atau kegagalan fisik Latent Alasan mengapa tindakan atau keputusan yang dibuat seseorang menyebabkan kerusakan atau kegagalan. Langkah dalam metoda RCFA adalah : Ruang Lingkup (Scoping) Metode dimulai dengan sebuah ruang lingkup dari kerusakan atau failure. Ruang lingkup pertama tama mengevaluasi konsekuensi dari kerusakan 37

2 dan resikonya. Evaluasi resiko mengidentifikasi konsekuensi apa yang terjadi jika kerusakan tejadi kembali. Dengan melakukan hal tersebut menjadikan kita memahami konsekensi terburuk, masuk akal dan mengatasi atau menghilangkan konsekuensi itu. Ruang lingkup juga mempertimbangkan kejadian kerusakan alami dan langsung mengupayakan untuk melibatkan fungsi internal dan eksternal yang diperlukan.fungsi internal, seperti Departemen K3, Asuransi, Komunikasi dan sebagainya, atau fungsi eksternal seperti badan yurisdiksi, mungkin diperlukan untuk berpartisipasi didalam melakukan investigasi.pada beberapa kasus, pengawasan dalam sebuah investigasi diperlukan dan kebijakan yang tepat dalam menentukan ruang lingkup menjamin tepatnya langkah yang diambil. Tujuan akhir dari ruang lingkup menentukan level formalitas.level yang kecil, secara relatif kejadian kerusakan yang sederhana sering langsung menggunakan metode investigasi oleh fasilitator atau analis local. Tidak umum pada kerusakan yang kompleks, atau yang melibatkan banyak pihak internal dan eksternal, menggunakan fasilitator eksternal dan berpengalaman untuk memberikan pendekatan yang bias. Dalam beberapa kasus, ketua analis ini berasal dari sebuah sumber eksternal seperti badan yuridiksi. Memelihara bukti dan mengumpulkan data (Preserving evidence and collecting data) Memelihara bukti dan mengumpulkan data adalah langkah yang paling penting didalam RCFA. Terlalu sering kita bekerja didalam lingkungan 38

3 fokus pada perbaikan dan mengembalikan peralatan beroperasi kembali secepat mungkin. Dalam sekejap, bukti penting sudah hilang atau berubah. Tanpa pemeliharaan bukti dan pengumpulan data yang efektif, sebuah RCFA menjadi panjang, mengidentifikasi akar penyebab yang salah, mengarah pada pemborosan sumber daya, dan menjadikan kerusakan terulang kembali. Mengembangkan kemampuan dasar menggunakan best practice kelihatannya adalah sebuah tanggung jawab yang tepat bagi semua operasi lapangan, staf mekanik, dan kontraktor. Individu individu ini umumnya : - mempunyaipengalaman yang lebih dengan peralatan - berada pertama dilokasi ketika kerusakan terjadi - berpartisipasi didalam perbaikan dan atau pembersihan Tugas umum selama proses ini termasuk : - mengkoordinasi kegiatan untuk memelihara bukti dan mengumpulkan bukti dilokal dan diluar seperti bengkel reparasi, lab, dan lain lain - mewawancarai pihak pihak terkait, membuat catatan, dan pernyataan dari saksi mata - memfoto unit, lokasi kejadian, kerusakan, dan semua tingkatan dari pembongkaran - menangani part, termasuk metode pembongkaran, pemotongan atau pembakaran untuk menghindari berubahnya bukti, dan pelestarian / pengepakan. 39

4 - mengumpulkan data book, log book, data alarm, gambar, manual, dan lain lain. Karena begitu banyak tingkatan dilibatkan dalam pembongkaran, perbaikan, dan analisa lab, wajar jika langkah ini memerlukan waktu beberapa minggu. Pengorganisasian (Organizing) Mengorganisasi tim analisis biasanya terjadi selama pemeliharaan bukti tetapi kadang kadang selesai ketika kerusakan sudah bisa diketahui dengan lebih baik. Umumnya, tim analisis terdiri dari sebuah Fasilitator atau Ketua Analis bertanggung jawab untuk mengatur tim analisis melalui tingkatan analysis dan mendokumentasikan temuan / rekomendasi. Pesertanya adalah individu individu dengan pengalaman dengan peralatan (pabriknya, fabrikasi, aplikasi, operasi, service, dan pemeliharaan). RCFA mengalir dengan lebih baik dan akan lebih efektif ketika pesertanya memiliki pelatihan dasar didalam proses RCFA. Analisa (Analyzing) Langkah selanjutnya adalah analisa. Salah satu metode analisa adalah Metode Sequence of Event. Analisis sequence of events sangat berguna untuk : - memudahkan masalah yang sudah diketahui sequence of events mengarah ke peristiwa kerusakan, 40

5 - masalah rumit dimana kombinasi akar penyebab dan pendekatan untuk menentukan penyebab mana yang akan dihilangkan untuk memutuskan rantai, - membuat timeline dan identifikasi peristiwa mana membutuhkan alat analisis lain seperti logic tree - ini memerlukan pemahaman apa yang dapat dikontrol, dan hasil outcome dari control, aksi, atau respon Dengan pendekatan : 1. Petakan sequence of events yang mengarah ke kerusakan, 2. Untuk setiap peristiwa, tentukan apakah bisa dikontrol, dan jika bisa, alternatif apa yang ada untuk merubah yang telah terjadi, 3. Bandingkan semua alternatif dan identifikasi mana yang dapat diterapkan untuk dapat memutus rantai peristiwa, 4. Buat rekomendasi untuk akar fisik, human, dan laten yang berkontribusi ke sequence of events 41

6 Gambar 3.1 Sequence of Events Metode analisis yang lain menggunakan Logic Tree. Sangat cocok untuk masalah yang rumit dan ambigu dengan banyak akar penyebab. Analisa diatur dengan membuat sebuah logic tree menggunakan struktur dan pertanyaan sederhana. Pertanyaan ini digunakan untuk : - pertama menentukan peristiwa kerusakan pada puncak tree - mengidentifikasi kemungkinan penyebab kegagalan - mencoba hipotesis - menggunakan bukti dan data yang ada 42

7 Gambar 3.2 Logic Tree Langkah - langkah ini menerangkan metode yang digunakan pada hampir setiap proses RCFA. Namun tidak semua langkah ini digunakan oleh individu yang sama. Penting bahwa RCFA dilihat sebagai sebuah metode pemecahan masalah. Untuk melakukan analisa pemecahan masalah pada gangguan transformator Turbin Uap Unit 3 dengan metode RCFA diperlukan data data pendukung. Data data tersebut diperoleh dari : 1. Data operasi transformator 2. Riwayat transformator 3. Data pengujian DGA 4. Data electrical test 5. Inspeksi visual transformator 43

8 3.2 Pengambilan Data Data data yang dibutuhkan di dalam proses analisa pemecahan masalah diambil dengan cara: 1. Data operasi transformator Data ini didapatkan dari bagian operasi sebelum terjadinya gangguan pada transformator. Data operasi transformator antara lain adalah: beban generator, suhu minyak transformator, suhu belitan transformator, level minyak, status fan dan pompa transformator, tegangan dan arus generator, tegangan dan arus eksitasi generator, dan rangkuman alarm sebelum terjadi gangguan. 2. Riwayat transformator Data ini didapatkan dari name plate dan buku panduan operasi dan pemeliharaan transformator. 3. Data pengujian DGA Data ini berisi kandungan gas gas terlarut pada minyak transformator. Nilai komposisi gas terlarut didapat dari hasil pengujian laboratorium. Selanjutnya komposisi gas - gas terlarut pada minyak transformator akan diinterpretasikan guna mengidentifikasi terjadinya kerusakan pada transformator. Standar interpretasi DGA : 44

9 Interpretasi IEC Rasio Gas Identifikasi Fault Gambar 3.3 IEC Mineral Oil-Impregnated electrical equipment in service Guide to the interpretation of dissolved and free gases analysis Individu Gas Rate/day Tindakan Rate Diatas Limit (Inspeksi/Perbaikan ) Interpretasi IEEE Std.C Key Gas Method (Identifikasi Jenis Fault) Tindakan Rate Diatas Limit (Inspeksi/Perbaikan) Gambar 3.4 IEEE Std C IEEE Guide for Interpretation of Gases Generated in Oil-Immersed Transformer 45

10 4. Data electrical test Data electrical test didapatkan dari hasil pengukuran transformator yang dilakukan menggunakan alat ukur. Item electrical test yang dilakukan adalah : a. Hambatan isolasi Pengukuran hambatan isolasi belitan merupakan sebuah metode untuk mendeteksi kerusakan isolasi. Ini dapat dijadikan sebuah penunjuk kecenderungan kerusakan isolasi namun nilai yang didapatkan tidak secara langsung menunjukkan tingkat kerusakannya. Hambatan isolasi belitan transformator sangat sensitif dengan air sehingga dapat digunakan untuk mengetahui tingkat penyerapan air. Gambar 3.3 menunjukkan toleransi dari hambatan isolasi trafo. Pengukuran dengan cara memutus terminal transformator dari jaringan dan mengukur hambatan isolasi antara setiap belitan dengan pentanahan, dan setiap belitan dengan belitan lainnya sehingga diketahui kondisi isolasi belitan trafo (pada kasus tertentu pentanahan dapat diketahui dari beroperasinya relay ground). Jika pentanahan atau kontak benar terjadi hambatan isolasi akan bernilai hampir 0 ohm. Alat ukur yang digunakan adalah megger V DC dengan arus minimal 1 ma. Cara pengukurannya adalah pengukuran antara bushing HV dengan LV, bushing HV ground/body dan bushing LV dengan ground/body, lama pengukurannya masing-masing 1 menit. 46

11 Gambar 3.3 Toleransi tahanan isolasi transformator b. Polaritation Index Tujuannya untuk memastikan bahwa transformator tahan terhadap tegangan lebih. Cara pengujiannya seperti pengujian hambatan isolasi tetapi dilakukan pencatatan sebanyak 30 kali masing masing setiap 1 menit. Dengan membandingkan hasil test menit ke 10 dengan menit ke 1 kondisi isolasi dapat diketahui berdasarkan tabel dibawah ini. Tabel 3.1 Referensi Nilai Polarisasi Index Polaritas Index Kondisi isolasi Kurang dari 1 - Berbahaya 1,0 1,1 - Kurang 1,1 1,25 - Meragukan 1,25 2,0 - Cukup Lebih dari 2,0 - Bagus 47

12 c. Tan Delta Isolasi transformator merupakan bahan dielektrik yang berfungsi untuk memisahkan dua bagian yang bertegangan, misalnya antara kumparan dengan tangki transformator. Transformator dengan isolasinya ini dapat dimodelkan sebagai rangkaian kapasitor yang pararel dengan resistor. Kapasitor yang sempurna apabila dicatu tegangan bolak balik maka arusnya akan tertinggal sebesar 90 derajat terhadap tegangannya, tetapi karena adanya disipasi daya (dimodelkan sebagai resistor R) maka beda sudut antara arus dan tegangannya lebih kecil dari 90 derajat. Berikut ini diagram vektornya. Gambar 3.4 Rangkaian ekivalen transformator dengan isolasinya dan diagram vektor tegangan terhadap arus Daya yang terdisipasi pada resistor dapat dinyatakan dengan : PD = Ir2.R = V. I cos Ø = V.I sin δ = V. ω.c.v. sin δ/cos δ PD = V2. ω.c. tan δ (3.1) 48

13 Tan δ menyatakan faktor rugi rugi daya, besaran inilah yang menjadi indikasi besarnya daya yang terdisipasi, semakin besar nilai tangen delta maka semakin besar daya yang terdisipasi yang berarti kualitas isolasi semakin buruk. Pengujian tangen delta transformator dapat menggunakan beberapa alat uji dari beberapa vendor seperti Megger, Omicron, Doble, Tettex dll. Langkah awal sebelum melakukan pengujian adalah membebaskan transformator dari tegangan dengan melepas sambungan ke busbar, kemudian memasang pentanahan temporer pada trnsformator agar proses pengujian berjalan aman. Bersihkan bushing dan hubung singkat antar terminal primer, sekunder dan tersier dengan menggunakan bare konduktor atau kabel lurus. Berikut ini rangkaian untuk pengujian transformator tiga fasa. Gambar 3.5 Rangkaian pengujian tangen delta 49

14 Pada pengujian tangen delta beberapa mode yang sering digunakan antara lain : Gambar 3.6 Center Tap Bushing untuk Pengujian Tan Delta Mode GST (Grounded Speciment Test), yakni mode pengujian tangen delta yang mana kapasitansi uji yang digunakan sebagai referensi pengukuran adalah kapasitansi obyek yang diuji terhadap ground. Mode GSTg (Grounded Speciment Test Guard), yakni mode pengujian tangen delta yang mana kapasitansi uji yang digunakan sebagai referensi pengukuran adalah kapasitansi obyek yang diuji terhadap ground dan memblok/membatasi kapasitansi obyek lain (guard) yang mempengaruhi kapasitansi obyek uji. Mode UST (Ungrounded Speciment Test), yakni mode pengujian tangen delta yang mana kapasitansi uji yang digunakan sebagai referensi pengukuran adalah kapasitansi antara dua obyek yang sama sekali tidak terhubung dengan ground. Hot Collar, Mode pengukuran ini sangat efektif untuk mengetahui lokasi keretakan pada porcelain, pemburukan atau kontaminasi pada permukaan 50

15 bushing seperti lapisan tipis compound, cairan atau sisa compound yang menempel pada bushing. Berikut ini rangkain pengujian dengan metode hot collar : Gambar 3.7 Hot Collar Mode pada Pengujian Tan Delta Rekomendasi dari Doble untuk pengujian Hot Collar adalah power dissipasi kurang dari 0.1 watt dengan tegangan uji 10 kv, dan untuk pengujian beberapa bushing yang setipe maka arus pengujian sama. Apabila diperoleh disipasi daya naik maka mungkin terjadi kontaminasi pada bushing. Sedangkan bila arus mengalami penurunan maka kemungkinan penyebabnya adanya void pada bushing atau tingkat minyak bushing terlalu rendah. Berdasarkan literatur Doble untuk transformator baru dapat dinyatakan dalam kondisi baik bila nilai hasil uji tangen delta kurang dari 0.5 % sedangkan transformator yang sudah beroperasi berdasarkan standar ANSI C , interpretasi hasil uji tangen deltanya sebagai berikut : 51

16 Tabel 3.2 Referensi nilai tangen delta Dissipation Factor (DF) Interpretasi DF < 0,5 % Good 0,5 % < DF < 0,7% Deteriorated 0,5 % < DF < 1,0 % dan terus naik Investigasi DF > 1,0 % Bad Pengujian tangen delta efektif digunakan untuk mengetahui proses pemburukan isolasi tegangan tinggi. Untuk mengetahui terjadinya kerusakan mekanik pada bushing (retakan) dapat dilakukan pengujian hot collar. Gambar 3.8 Doble M

17 Gambar 3.9 Pengujian tan delta bushing d. Transformer Turn Ratio Tujuannya untuk mendeteksi adanya hubung singkat pada lilitan trafo didalam belitan yang sama. Caranya dengan menginjeksi tegangan pada belitan sisi tegangan tinggi kemudian diukur tegangan induksi pada belitan sisi tegangan rendah. Rasio tegangan yang didapatkan pada pengukuran dibandingkan dengan ratio tegangan pada nameplate. Deviasi rasio tegangan yang bisa diterima maksimal 0,5 %. e. Excitation Current Tujuannya mendeteksi gangguan pada inti/core (terjadi shorted lamination), shorted pada belitan. Caranya belitan sisi HV diinjeksi tegangan sampai 10 kv. Sedangkan belitan sisi LV diposisikan open. Evaluasi pengukuran dengan membandingkan antar fasa atau dengan pengukuran sebelumnya. Fasa terluar memiliki nilai yang sama sampai 53

18 batas 5%. Fasa tengah lebih rendah dari fasa terluar sampai dengan 30%. f. Tahanan belitan Prinsip dasarnya adalah menginjeksi arus DC ke belitan yang akan diukur, kemudian membaca jatuh tegangan pada belitan tersebut. Sumber arus DC harus stabil. Berdasarkan rumus untuk tegangan DC pada transformator dibawah ini: v = I * R + (L di/dt).. (3.2) dimana, v = tegangan sepanjang belitan trafo I = Arus DC melalui belitan trafo R = hambatan belitan trafo L = induktansi belitan trafo di/dt = perubahan besarnya arus (ripple) Anggaplah alat penguji memiliki sumber arus yang sangat stabil (tidak ada ripple), sehingga di/dt nol dan istilah L (di/dt) juga nol. Pengujian hambatan belitan pada transformator sangat penting dengan tujuan: Menghitung komponen I R (kerugian penghantar) Menghitung temperatur belitan pada akhir siklus pengujian temperatur 54

19 Mendeteksi gangguan pada tap selektor, diverter switch, broken konduktor, broken paralel strand, short winding disk, short winding layer, koneksi bushing yang kurang baik Hasil uji tidak boleh melebihi 1% dari hasil uji pabrik (sebagai referensi). Perbedaan pengukuran antar fasa dalam batasan 2% 3%. Pengukuran harus mencapai kestabilan pembacaan (biasanya mencapai 10 menit untuk tahanan belitan yang kecil). 5. Inspeksi visual transformator Data ini berisi beberapa item pengecekan dan pengetestan transformator dan alat bantu transformator. Item pengecekan dan pengetestan tersebut antara lain : - General cleanliness - No leakage at body, conservator, radiator, accessories, and line pipe - No leakage at HV, LV, and neutral bushing - Bushing clean and good condition - Check oil level for tank, conservator, and bushing - Check the gas relay (bucholz) - Check pressure relief device relay - Moisture absorber in dry and good condition - Cooling fans operate properly - Check and cleaning earthing connection 55

20 - Check all termination and tighten - Check oil circulating pump and oil flow indication - Check oil condition - Fuction test for control loop - Visual check corrosion part - Check protection equipment - Check and cleaning control panel - Check alarm and protection 3.3 Pengolahan Data Setelah semua data dari hasil pengukuran didapatkan, maka data tersebut akan diolah dan dianalisa dengan metode RCFA untuk mencari penyebab relay pressure relief device bekerja. Proses analisa yang dilakukan pada : 1. Data operasi transformator Dari trend data operasi transformator sebelum terjadi gangguan apakah ada lonjakan atau fluktuasi beban ataupun arus generator. Apakah cooling fan dan oil circulating pump transformator beroperasi normal sebelum terjadi gangguan. 2. Riwayat transformator Apakah sebelumnya pernah terjadi masalah yang sama? Berapa usia kerja dari transformator tersebut? 56

21 3. Data pengujian DGA Apakah ada kenaikan trend gas gas terlarut dari data sebelumnya? Gas apakah yang cenderung mengalami kenaikan secara signifikan. Dari komposisi individual gas dan gas ratio, akan didapatkan jenis fault dari transformator. 4. Data electrical test Dari hasil pengujian dan pengukuran beberapa item electrical test akan dibandingkan berdasarkan rekomendasi standar IEEE C Inspeksi visual transformator Pengecekan dan pengetesan menyeluruh dari sisi eksternal transformator. 57

Pengujian Tangen Delta Trafo dan Bushing Kasus khusus Tangen Delta Negatif Oleh : Arief Setyowibowo

Pengujian Tangen Delta Trafo dan Bushing Kasus khusus Tangen Delta Negatif Oleh : Arief Setyowibowo Pengujian Tangen Delta Trafo dan Bushing Kasus khusus Tangen Delta Negatif Oleh : Arief Setyowibowo PT PLN (Persero) P3B Jawa Bali Email : arief_setyo@pln-jawa-bali.co.id Abstrak Isolasi trafo merupakan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA GANGGUAN TRANSFORMATOR TURBIN UAP UNIT 3 PLTGU MUARA KARANG BLOK 2 DENGAN METODE RCFA

TUGAS AKHIR ANALISA GANGGUAN TRANSFORMATOR TURBIN UAP UNIT 3 PLTGU MUARA KARANG BLOK 2 DENGAN METODE RCFA TUGAS AKHIR ANALISA GANGGUAN TRANSFORMATOR TURBIN UAP UNIT 3 PLTGU MUARA KARANG BLOK 2 DENGAN METODE RCFA Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENENTUAN VECTOR GROUP

BAB III METODE PENENTUAN VECTOR GROUP BAB III METODE PENENTUAN VECTOR GROUP 3.1 Pengujian Vector Group Transformator Salah satu pengujian yang dilakukan pada transformator adalah pengujian vector group transformator. Pengujian vector group

Lebih terperinci

Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ANALISA MINYAK TRANSFORMATOR PADA TRANSFORMATOR TIGA FASA DI PT X

Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ANALISA MINYAK TRANSFORMATOR PADA TRANSFORMATOR TIGA FASA DI PT X ANALISA MINYAK TRANSFORMATOR PADA TRANSFORMATOR TIGA FASA DI PT X Badaruddin, Fery Agung Firdianto Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana Jakarta Email: bsulle@gmail.com

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR DAYA PADA GARDU INDUK 150 kv SRONDOL PT. PLN (PERSERO) P3B JAWA BALI REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG

PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR DAYA PADA GARDU INDUK 150 kv SRONDOL PT. PLN (PERSERO) P3B JAWA BALI REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR DAYA PADA GARDU INDUK 150 kv SRONDOL PT. PLN (PERSERO) P3B JAWA BALI REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG Hadha Alamajibuwono 1, Dr. Ir. Hermawan, DEA 2 1 Mahasiswa dan 2

Lebih terperinci

BAB III DEFINISI DAN PRINSIP KERJA TRAFO ARUS (CT)

BAB III DEFINISI DAN PRINSIP KERJA TRAFO ARUS (CT) BAB III DEFINISI DAN PRINSIP KERJA TRAFO ARUS (CT) 3.1 Definisi Trafo Arus 3.1.1 Definisi dan Fungsi Trafo Arus (Current Transformator) yaitu peralatan yang digunakan untuk melakukan pengukuran besaran

Lebih terperinci

ANALISA PENGUJIAN TAHANAN ISOLASI TRAFO DAYA 10MVA 70/20KV PADA GARDU INDUK TALANG RATU PT.PLN (PERSERO) PALEMBANG

ANALISA PENGUJIAN TAHANAN ISOLASI TRAFO DAYA 10MVA 70/20KV PADA GARDU INDUK TALANG RATU PT.PLN (PERSERO) PALEMBANG ANALISA PENGUJIAN TAHANAN ISOLASI TRAFO DAYA 10MVA 70/20KV PADA GARDU INDUK TALANG RATU PT.PLN (PERSERO) PALEMBANG LAPORAN AKHIR Disusun Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Pada

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR TENAGA PADA PLTU TAMBAK LOROK UNIT III

Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR TENAGA PADA PLTU TAMBAK LOROK UNIT III Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR TENAGA PADA PLTU TAMBAK LOROK UNIT III, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek OFFLINE PREVENTIVE MAINTENANCE TRANSFORMATOR TENAGA PADA PLTGU TAMBAK LOROK BLOK 1

Makalah Seminar Kerja Praktek OFFLINE PREVENTIVE MAINTENANCE TRANSFORMATOR TENAGA PADA PLTGU TAMBAK LOROK BLOK 1 Makalah Seminar Kerja Praktek OFFLINE PREVENTIVE MAINTENANCE TRANSFORMATOR TENAGA PADA PLTGU TAMBAK LOROK BLOK 1 1 Mahasiswa dan 2 Hafrizal Lazuardi Susiawan. 1, Karnoto, ST, MT. 2 Dosen Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN TRANSFORMATOR TENAGA 150 KV DI GARDU INDUK APP DURIKOSAMBI

BAB IV PERAWATAN TRANSFORMATOR TENAGA 150 KV DI GARDU INDUK APP DURIKOSAMBI BAB IV PERAWATAN TRANSFORMATOR TENAGA 150 KV DI GARDU INDUK APP DURIKOSAMBI 4.1 Trafo Step Up 150 kv PT. PLN Durikosambi Gardu Induk Durikosambi berjenis gardu induk Switchyard, yakni gardu induk yang

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR DAYA PADA GARDU INDUK 150 kv SRONDOL

ANALISIS PENGUKURAN DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR DAYA PADA GARDU INDUK 150 kv SRONDOL Makalah Seminar Kerja Praktek ANALISIS PENGUKURAN DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR DAYA PADA GARDU INDUK 150 kv SRONDOL Gunara Fery Fahnani. 1, Karnoto ST, MT. 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

Pengujian Transformator

Pengujian Transformator Pengujian Transformator Pengujian transformator dilaksanakan menurut SPLN 50-1982 dengan melalui tiga macam pengujian, sebagaimana diuraikan juga dalam IEC 76 (1976), yaitu : - Pengujian Rutin Pengujian

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN MINYAK TRANSFORMATOR PADA MINYAK TRANSFORMATOR NOMOR 4 DI GARDU INDIK KEBASEN ABSTRAK

PEMELIHARAAN MINYAK TRANSFORMATOR PADA MINYAK TRANSFORMATOR NOMOR 4 DI GARDU INDIK KEBASEN ABSTRAK PEMELIHARAAN MINYAK TRANSFORMATOR PADA MINYAK TRANSFORMATOR NOMOR 4 DI GARDU INDIK KEBASEN Yudi Yantoro, Sabari D3 Teknik Elektro Politeknik Harapan Bersama Jl Dewi Sartika No 71 Tegal Telp/Fax (0283)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam menyelesaikan permasalahan pada tugas akhir ini, diambil beberapa langkah yang tergabung menjadi sebuah metode analisis. Berikut ini adalah uraian detail langkahlangkah

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN. Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti

BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN. Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti 6 BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN 2.1 Sistem Tenaga Listrik Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti PLTA, PLTU, PLTD, PLTP dan PLTGU kemudian disalurkan

Lebih terperinci

BAB III PENGAMAN TRANSFORMATOR TENAGA

BAB III PENGAMAN TRANSFORMATOR TENAGA BAB III PENGAMAN TRANSFORMATOR TENAGA 3.1. JENIS PENGAMAN Trafo tenaga diamankan dari berbagai macam gangguan, diantaranya dengan peralatan proteksi (sesuai SPLN 52-1:1983) Bagian Satu, C) : Relai Buchollz

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... KATA PENGANTAR... HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... KATA PENGANTAR... HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... KATA PENGANTAR... HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... ABSTRAK... i ii iii iv v vii ix x I. PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

Bahan Ajar Ke 1 Mata Kuliah Analisa Sistem Tenaga Listrik. Diagram Satu Garis

Bahan Ajar Ke 1 Mata Kuliah Analisa Sistem Tenaga Listrik. Diagram Satu Garis 24 Diagram Satu Garis Dengan mengasumsikan bahwa sistem tiga fasa dalam keadaan seimbang, penyelesaian rangkaian dapat dikerjakan dengan menggunakan rangkaian 1 fasa dengan sebuah jalur netral sebagai

Lebih terperinci

BAB III. Tinjauan Pustaka

BAB III. Tinjauan Pustaka BAB III Tinjauan Pustaka 3.1 Pengertian Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem Distribusi Merupakan Bagian dari sistem tenaga listrik.sistem distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari

Lebih terperinci

Bab IV Studi Kasus Penilaian Kondisi IBT -1 dan IBT-2 GITET Kembangan

Bab IV Studi Kasus Penilaian Kondisi IBT -1 dan IBT-2 GITET Kembangan Bab IV Studi Kasus Penilaian IBT -1 dan IBT-2 GITET Kembangan 4.1. Pendahuluan Penilaian ini dilakukan pada IBT-1 dan IBT-2 PT.PLN (Persero) GI Kembangan. Berikut ini keterangan Trafo yang akan dilakukan

Lebih terperinci

TRANSFORMATOR. Bagian-bagian Tranformator adalah : 1. Lilitan Primer 2. Inti besi berlaminasi 3. Lilitan Sekunder

TRANSFORMATOR. Bagian-bagian Tranformator adalah : 1. Lilitan Primer 2. Inti besi berlaminasi 3. Lilitan Sekunder TRANSFORMATOR PENGERTIAN TRANSFORMATOR : Suatu alat untuk memindahkan daya listrik arus bolak-balik dari suatu rangkaian ke rangkaian lainnya secara induksi elektromagnetik (lewat mutual induktansi) Bagian-bagian

Lebih terperinci

BAB III PENGAMANAN TRANSFORMATOR TENAGA

BAB III PENGAMANAN TRANSFORMATOR TENAGA 41 BAB III PENGAMANAN TRANSFORMATOR TENAGA 3.1 Pengamanan Terhadap Transformator Tenaga Sistem pengaman tenaga listrik merupakan sistem pengaman pada peralatan - peralatan yang terpasang pada sistem tenaga

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN ALMARI KONTROL

PEMELIHARAAN ALMARI KONTROL PEMELIHARAAN ALMARI KONTROL Yudi Yantoro,Sabari D3 Teknik Elektro Politeknik Harapan Bersama Jl Dewi Sartika No 71 Tegal Telp/Fax (0283) 352000 ABSTRAK Dilapangan dijumpai juga kasus Almari Kontrol Transformator-Almari

Lebih terperinci

BAB II SALURAN DISTRIBUSI

BAB II SALURAN DISTRIBUSI BAB II SALURAN DISTRIBUSI 2.1 Umum Jaringan distribusi adalah salah satu bagian dari sistem penyaluran tenaga listrik dari pembangkit listrik ke konsumen. Secara umum, sistem penyaluran tenaga listrik

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN TRAFO 1 PHASA 50 KVA

PEMELIHARAAN TRAFO 1 PHASA 50 KVA PEMELIHARAAN TRAFO 1 PHASA 50 KVA Soehardi ABSTRAK Dilapangan dijumpai juga kasus trafo-trafo yang bermasalah, baik dari awal perencanaan, prosedur pemeliharaan bahkan pemeliharaan yang kurang baik sehingga

Lebih terperinci

ENERGY IS OUR BUSINESS. Transformer Test. Himawan Samodra Pauwels Trafo Asia Temperature Rise TRANSFORMING YOUR NEEDS INTO SOLUTIONS

ENERGY IS OUR BUSINESS. Transformer Test. Himawan Samodra Pauwels Trafo Asia Temperature Rise TRANSFORMING YOUR NEEDS INTO SOLUTIONS ENERGY IS OUR BUSINESS Transformer Test Himawan Samodra Pauwels Trafo Asia 1 General Tujuan Transformer Test : Untuk memverifikasi seberapa jauh transformer memenuhi requirement tertentu (loading capability,

Lebih terperinci

BAB IV PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI

BAB IV PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI BAB IV PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI 4.1 Pengerian dan Tujuan Pemeliharaan Pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi adalah serangkaian tindakan atau proses kegiatan untuk mempertahankan kondisi dan

Lebih terperinci

Oleh : Achmad Muchdianto NRP :

Oleh : Achmad Muchdianto NRP : IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO MENGGUNAKAN METODE FAUT TREE ANALYSIS (FTA) DAN FAILURE MODE, EFFECT AND CRITICALLITY ANALYSIS PADA INSTALASI LISTRIK 150 KV DI PLTU PT PJB UP GRESIK Oleh : Achmad

Lebih terperinci

Care and Maintenance System Generator Transformer 20KV-150KV

Care and Maintenance System Generator Transformer 20KV-150KV ELECTRICIAN Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro Care and Maintenance System Generator Transformer 20KV-150KV Didik Aribowo¹, Romi Wiryadinata², Daniel Alexander YH 3 SINKEN Research Group, Teknik Elektro,

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PERALATAN TENAGA LISTRIK SUB-BIDANG PENGENDALIAN DAN JAMINAN MUTU

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PERALATAN TENAGA LISTRIK SUB-BIDANG PENGENDALIAN DAN JAMINAN MUTU STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PERALATAN TENAGA LISTRIK SUB-BIDANG PENGENDALIAN DAN JAMINAN MUTU DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK

Lebih terperinci

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB 252 Oleh Vigor Zius Muarayadi (41413110039) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana Sistem proteksi jaringan tenaga

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PROTEKSI TEGANGAN TINGGI

BAB III SISTEM PROTEKSI TEGANGAN TINGGI BAB III SISTEM PROTEKSI TEGANGAN TINGGI 3.1 Pola Proteksi Gardu Induk Sistem proteksi merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu instalasi tenaga listrik, selain untuk melindungi peralatan utama

Lebih terperinci

BAB II PRINSIP DASAR TRANSFORMATOR

BAB II PRINSIP DASAR TRANSFORMATOR BAB II PRINSIP DASAR TRANSFORMATOR 2.1 UMUM Transformator (trafo ) merupakan piranti yang mengubah energi listrik dari suatu level tegangan AC lain melalui gandengan magnet berdasarkan prinsip induksi

Lebih terperinci

ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TRAFO TENAGA 60 MVA SHORT CIRCUIT ANALYSIS OF POWER TRANSFORMER 60 MVA

ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TRAFO TENAGA 60 MVA SHORT CIRCUIT ANALYSIS OF POWER TRANSFORMER 60 MVA Techno, ISSN 1410-8607 Volume 16 No. 2, Oktober 2015 Hal. 125 130 ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TRAFO TENAGA 60 MVA SHORT CIRCUIT ANALYSIS OF POWER TRANSFORMER 60 MVA Eka Purwito dan Fitrizawati* Program

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN. Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 32 BAB III METODE PENELITIAN Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah minyak sawit (palm oil) dapat digunakan sebagai isolasi cair pengganti minyak trafo, dengan melakukan pengujian

Lebih terperinci

BAB III METODE EVALUASI PENGUJIAN BELITAN TRAFO DISTRIBUSI

BAB III METODE EVALUASI PENGUJIAN BELITAN TRAFO DISTRIBUSI BAB III METODE EVALUASI PENGUJIAN BELITAN TRAFO DISTRIBUSI 3.1 Analisa Kondisi Trafo Dalam Keadaan Offline Analisa offline merupakan analisa yang diperlukan untuk mengetahui kondisi kesehatan trafo distribusi

Lebih terperinci

TRANSFORMATOR DAYA & PENGUJIANNYA

TRANSFORMATOR DAYA & PENGUJIANNYA TRANSFORMATOR DAYA & PENGUJIANNYA Transformator tenaga adalah suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi untuk menyalurkan tenaga/daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK 3.1 Tahapan Perencanaan Instalasi Sistem Tenaga Listrik Tahapan dalam perencanaan instalasi sistem tenaga listrik pada sebuah bangunan kantor dibagi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transformator Tenaga Transformator merupakan peralatan listrik yang berfungsi untuk menyalurkan daya/tenaga dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya. Transformator

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain, melalui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar-Dasar Sistem Proteksi 1 Sistem proteksi adalah pengaman listrik pada sistem tenaga listrik yang terpasang pada : sistem distribusi tenaga listrik, trafo tenaga, transmisi

Lebih terperinci

Pemasangan Kapasitor Bank untuk Perbaikan Faktor Daya

Pemasangan Kapasitor Bank untuk Perbaikan Faktor Daya Ahmad Yani, Pemasangan... Pemasangan untuk Perbaikan Faktor Daya Ahmad Yani Staf Pengajar Teknik Elektro STT-Harapan email: yani.ahmad34@yahoo.com Abstrak seri dan parallel pada system daya menimbulkan

Lebih terperinci

Evaluasi Ground Fault Relay Akibat Perubahan Sistem Pentanahan di Kaltim 1 PT. Pupuk Kaltim

Evaluasi Ground Fault Relay Akibat Perubahan Sistem Pentanahan di Kaltim 1 PT. Pupuk Kaltim Evaluasi Ground Fault Relay Akibat Perubahan Sistem Pentanahan di Kaltim 1 PT. Pupuk Kaltim Istiqomah-2206100013 Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Keputih-Sukolilo,

Lebih terperinci

D. Relay Arus Lebih Berarah E. Koordinasi Proteksi Distribusi Tenaga Listrik BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN B. SARAN...

D. Relay Arus Lebih Berarah E. Koordinasi Proteksi Distribusi Tenaga Listrik BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN B. SARAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... v MOTTO... vi HALAMAN PERSEMBAHAN... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR TABEL... xiv INTISARI...

Lebih terperinci

SISTEM PROTEKSI RELAY

SISTEM PROTEKSI RELAY SISTEM PROTEKSI RELAY SISTEM PROTEKSI PADA GARDU INDUK DAN SPESIFIKASINYA OLEH : WILLYAM GANTA 03111004071 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015 SISTEM PROTEKSI PADA GARDU INDUK

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Transformator merupakan suatu peralatan listrik yang berfungsi untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Transformator merupakan suatu peralatan listrik yang berfungsi untuk II. TINJAUAN PUSTAKA A. Transformator Transformator merupakan suatu peralatan listrik yang berfungsi untuk memindahkan dan mengubah tenaga listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya,

Lebih terperinci

PROTEKSI SISTEM TRANSMISI TERHADAP GANGGUAN TANAH. Oleh : Fitrizawati ABSTRACT

PROTEKSI SISTEM TRANSMISI TERHADAP GANGGUAN TANAH. Oleh : Fitrizawati ABSTRACT PROTEKSI SISTEM TRANSMISI TERHADAP GANGGUAN TANAH Oleh : Fitrizawati ABSTRACT Protection is needed to protect each element from system and also to secure it as soon as possible from the disturbance which

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. melalui gandengan magnet dan prinsip induksi elektromagnetik [1].

BAB II DASAR TEORI. melalui gandengan magnet dan prinsip induksi elektromagnetik [1]. BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu rangkaian listrik ke rangkaian listrik lainnya melalui gandengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN. fasa dari segi sistim kelistrikannya maka dilakukan pengamatan langsung

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN. fasa dari segi sistim kelistrikannya maka dilakukan pengamatan langsung BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN 4.1 Umum Untuk menganalisa kegagalan pengasutan pada motor induksi 3 fasa dari segi sistim kelistrikannya maka dilakukan pengamatan langsung ( visual ) terhadap motor induksi

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN RELE PENGAMAN PADA TRANSFORMATOR. Yudi Yantoro, Sabari

PEMELIHARAAN RELE PENGAMAN PADA TRANSFORMATOR. Yudi Yantoro, Sabari PEMELIHARAAN RELE PENGAMAN PADA TRANSFORMATOR Yudi Yantoro, Sabari D3 Teknik Elektro Politeknik Harapan Bersama Jl Dewi Sartika No 71 Tegal Telp/Fax (0283) 352000 ABSTRAK Dilapangan dijumpai juga kasus

Lebih terperinci

Gangguan pada Sistem Distribusi Daya. (Faults)

Gangguan pada Sistem Distribusi Daya. (Faults) Gangguan pada Sistem Distribusi Daya (Faults) Pendahuluan Gangguan pada sistem tenaga listrik : Berbahaya (bisa membunuh) Dapat mengakibatkan kebakaran Gangguan pada tegangan (atau penurunan kualitas daya)

Lebih terperinci

: Laboratorium Uji, PT Hartono Istana Teknologi : Jl. Raya Semarang Demak km. 9, Semarang, Jawa Tengah Telp. (024) Faks.

: Laboratorium Uji, PT Hartono Istana Teknologi : Jl. Raya Semarang Demak km. 9, Semarang, Jawa Tengah Telp. (024) Faks. AMANDEMEN LAMPIRAN SERTIFIKAT AKREDITASI LABORATORIUM NO. LP-260-IDN Nama Laboratorium Alamat : Laboratorium Uji, PT Hartono Istana Teknologi : Jl. Raya Semarang Demak km. 9, Semarang, Jawa Tengah Penandatangan

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktik ANALISIS PENGUKURAN DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR DAYA DI PT. PLN (PERSERO) P3B JAWA BALI APP SEMARANG

Makalah Seminar Kerja Praktik ANALISIS PENGUKURAN DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR DAYA DI PT. PLN (PERSERO) P3B JAWA BALI APP SEMARANG Makalah Seminar Kerja Praktik ANALISIS PENGUKURAN DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR DAYA DI PT. PLN (PERSERO) P3B JAWA BALI APP SEMARANG Bayu Arie Wibowo (L2F006018) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem tenaga listrik DC Arus listrik searah dikenal dengan singkatan DC (Direct Current). Sesuai dengan namanya listrik arus searah itu mengalir ke satu jurusan saja dalam

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS RENCANA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB III PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS RENCANA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK BAB III PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS RENCANA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 3.1 TAHAP PERANCANGAN DISTRIBUSI KELISTRIKAN Tahapan dalam perancangan sistem distribusi kelistrikan di bangunan bertingkat

Lebih terperinci

ANALISIS DETEKSI KEADAAN MINYAK TRANSFORMATOR DENGAN METODE GAS TERLARUT MENGGUNAKAN PERALATAN DISSOLVE GAS ANALISYS ( DGA)

ANALISIS DETEKSI KEADAAN MINYAK TRANSFORMATOR DENGAN METODE GAS TERLARUT MENGGUNAKAN PERALATAN DISSOLVE GAS ANALISYS ( DGA) ANALISIS DETEKSI KEADAAN MINYAK TRANSFORMATOR DENGAN METODE GAS TERLARUT MENGGUNAKAN PERALATAN DISSOLVE GAS ANALISYS ( DGA) SURYA DARMA Dosen Tetap Yayasan Pada Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan tentang gangguan pada sistem tenaga listrik, sistem proteksi tenaga listrik, dan metoda proteksi pada transformator daya. 2.1 Gangguan dalam Sistem Tenaga

Lebih terperinci

BAB 2 GANGGUAN HUBUNG SINGKAT DAN PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB 2 GANGGUAN HUBUNG SINGKAT DAN PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK BAB 2 GANGGUAN HUBUNG SINGKAT DAN PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK 2.1 PENGERTIAN GANGGUAN DAN KLASIFIKASI GANGGUAN Gangguan adalah suatu ketidaknormalan (interferes) dalam sistem tenaga listrik yang mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB IV RELAY PROTEKSI GENERATOR BLOK 2 UNIT GT 2.1 PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI (PJB) MUARA KARANG

BAB IV RELAY PROTEKSI GENERATOR BLOK 2 UNIT GT 2.1 PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI (PJB) MUARA KARANG BAB IV RELAY PROTEKSI GENERATOR BLOK 2 UNIT GT 2.1 PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI (PJB) MUARA KARANG 4.1 Tinjauan Umum Pada dasarnya proteksi bertujuan untuk mengisolir gangguan yang terjadi sehingga tidak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang lain, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang lain, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transformator Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain,

Lebih terperinci

Bab III Penilaian Kondisi

Bab III Penilaian Kondisi Bab III Penilaian Kondisi 3.1. Latar Belakang Penggunaan Penilaian Kondisi 3.1.1. Pengertian Penilaian Kondisi Penilaian Kondisi merupakan suatu metode penilaian terhadap suatu obyek yang berdasarkan pada

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI Sistem Tenaga Listrik Tegangan Menengah. adalah jaringan distribusi primer yang dipasok dari Gardu Induk

LANDASAN TEORI Sistem Tenaga Listrik Tegangan Menengah. adalah jaringan distribusi primer yang dipasok dari Gardu Induk II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Tenaga Listrik Tegangan Menengah Sistem Distribusi Tenaga Listrik adalah kelistrikan tenaga listrik mulai dari Gardu Induk / pusat listrik yang memasok ke beban menggunakan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA KENAIKAN COMBUSTIBLE GAS MINYAK ISOLASI TRANSFORMATOR TENAGA 150 KV GT 2.2 PLTGU BLOK 2 MUARA KARANG

TUGAS AKHIR ANALISA KENAIKAN COMBUSTIBLE GAS MINYAK ISOLASI TRANSFORMATOR TENAGA 150 KV GT 2.2 PLTGU BLOK 2 MUARA KARANG TUGAS AKHIR ANALISA KENAIKAN COMBUSTIBLE GAS MINYAK ISOLASI TRANSFORMATOR TENAGA 150 KV GT 2.2 PLTGU BLOK 2 MUARA KARANG Diajukan guna melengkapi sebagai syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. 4.1 ETAP (Electrical Transient Analyzer Program) Vista, 7, dan 8. ETAP merupakan alat analisa yang komprehensif untuk

BAB IV ANALISA DATA. 4.1 ETAP (Electrical Transient Analyzer Program) Vista, 7, dan 8. ETAP merupakan alat analisa yang komprehensif untuk BAB IV ANALISA DATA 4.1 ETAP (Electrical Transient Analyzer Program) ETAP merupakan program analisa grafik transient kelistrikan yang dapat dijalankan dengan menggunakan program Microsoft Windows 2000,

Lebih terperinci

1.3. Current Transformer (CT)

1.3. Current Transformer (CT) 1.3. Current Transformer (CT) Untuk pemasangan alat-alat ukur dan alat -alat proteksi / pengaman pada instalasi tegangan tinggi, menengah dan rendah diperlukan trafo pengukuran. Fungsi CT : Memperkecil

Lebih terperinci

BAB III PENGAMBILAN DATA

BAB III PENGAMBILAN DATA BAB III PENGAMBILAN DATA Didalam pengambilan data pada skripsi ini harus di perhatikan beberapa hal sebagai berikut : 3.1 PEMILIHAN TRANSFORMATOR Pemilihan transformator kapasitas trafo distribusi berdasarkan

Lebih terperinci

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR ARUS (CURRENT TRANSFORMER / CT)

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR ARUS (CURRENT TRANSFORMER / CT) PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR ARUS (CURRENT TRANSFORMER / CT) Oleh : Agus Sugiharto Abstrak Seiring dengan berkembangnya dunia industri di Indonesia serta bertambah padatnya aktivitas masyarakat,

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. ANALISA PENGGUNAAN DAN PENYETINGAN RELAI DIFFERENSIAL PADA TRAFO STEP UP 11,5/150 kv di PLTGU BLOK I U.P MUARA KARANG

TUGAS AKHIR. ANALISA PENGGUNAAN DAN PENYETINGAN RELAI DIFFERENSIAL PADA TRAFO STEP UP 11,5/150 kv di PLTGU BLOK I U.P MUARA KARANG TUGAS AKHIR ANALISA PENGGUNAAN DAN PENYETINGAN RELAI DIFFERENSIAL PADA TRAFO STEP UP 11,5/150 kv di PLTGU BLOK I U.P MUARA KARANG Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN JARINGAN TEGANGAN RENDAH. G. Suprijono. D3 Teknik Elektro Politeknik Harapan Bersama Jl Dewi Sartika No 71 Tegal Telp/Fax (0283)

PEMELIHARAAN JARINGAN TEGANGAN RENDAH. G. Suprijono. D3 Teknik Elektro Politeknik Harapan Bersama Jl Dewi Sartika No 71 Tegal Telp/Fax (0283) PEMELIHARAAN JARINGAN TEGANGAN RENDAH G. Suprijono D3 Teknik Elektro Politeknik Harapan Bersama Jl Dewi Sartika No 71 Tegal Telp/Fax (0283) 352000 ABSTRAK Dilapangan dijumpai juga kasus Jaringan Tegangan

Lebih terperinci

1. Proteksi Generator

1. Proteksi Generator 1. Proteksi Generator Generator merupakan sumber energi listrik didalam sistem tenaga listrik, maka perlu diproteksi dari semua gangguan jangan sampai mengalami kerusakan karena kerusakan generator akan

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek ANALISA JENIS KEGAGALAN TRANSFORMER BERDASARKAN HASIL UJI DGA DENGAN METODE ROGER S RATIO PLTU TAMBAK LOROK

Makalah Seminar Kerja Praktek ANALISA JENIS KEGAGALAN TRANSFORMER BERDASARKAN HASIL UJI DGA DENGAN METODE ROGER S RATIO PLTU TAMBAK LOROK Makalah Seminar Kerja Praktek ANALISA JENIS KEGAGALAN TRANSFORMER BERDASARKAN HASIL UJI DGA DENGAN METODE ROGER S RATIO PLTU TAMBAK LOROK Muhammad Faishal A. R. (L2F 007 051) Jurusan Teknik Elektro Universitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Transformator Transformator atau transformer atau trafo adalah suatu peralatan listrik elektromagnetik statis yang berfungsi untuk memindah dan mengubah energi listrik

Lebih terperinci

Voltage sag atau yang sering juga disebut. threshold-nya. Sedangkan berdasarkan IEEE Standard Voltage Sag

Voltage sag atau yang sering juga disebut. threshold-nya. Sedangkan berdasarkan IEEE Standard Voltage Sag 2.3. Voltage Sag 2.3.1. Gambaran Umum Voltage sag atau yang sering juga disebut sebagai voltage dip merupakan suatu fenomena penurunan tegangan rms dari nilai nominalnya yang terjadi dalam waktu yang singkat,

Lebih terperinci

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC)

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) DAYA ELEKRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) 1. Daya Sesaat Daya adalah energi persatuan waktu. Jika satuan energi adalah joule dan satuan waktu adalah detik, maka satuan daya adalah joule per detik yang disebut

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. lain, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi

BAB 2 DASAR TEORI. lain, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi BAB DASAR TEORI. Umum Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian ke rangkaian listrik yang lain, melalui suatu gandengan magnet

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gangguan yang Terjadi pada SKTT Gangguan yang terjadi pada saluran kabel tegangan tinggi (SKTT) umumnya bersifat permanen dan diikuti kerusakan sehingga diperlukan perbaikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. melakukan kerja atau usaha. Daya memiliki satuan Watt, yang merupakan

BAB II LANDASAN TEORI. melakukan kerja atau usaha. Daya memiliki satuan Watt, yang merupakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Daya Daya adalah energi yang dikeluarkan untuk melakukan usaha. Dalam sistem tenaga listrik, daya merupakan jumlah energi yang digunakan untuk melakukan kerja atau

Lebih terperinci

BAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR)

BAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR) 27 BAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR) 4.1 Umum Sistem proteksi merupakan salah satu komponen penting dalam system tenaga listrik secara keseluruhan yang tujuannya untuk menjaga

Lebih terperinci

BAB II GENERATOR SINKRON

BAB II GENERATOR SINKRON BAB II GENERATOR SINKRON 2.1 Pendahuluan Generator arus bolak balik berfungsi mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga listrik arus bolak balik. Generator arus bolak balik sering disebut juga sebagai alternator,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Daya 2.1.1 Pengertian Daya Daya adalah energi yang dikeluarkan untuk melakukan usaha. Dalam sistem tenaga listrik, daya merupakan jumlah energi yang digunakan untuk melakukan

Lebih terperinci

ANALISA TEMPERATUR MINYAK TERHADAP KINERJA TRANSFORMATOR DI UNIT 6 PLTG PAYA PASIR LAPORAN TUGAS AKHIR

ANALISA TEMPERATUR MINYAK TERHADAP KINERJA TRANSFORMATOR DI UNIT 6 PLTG PAYA PASIR LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA TEMPERATUR MINYAK TERHADAP KINERJA TRANSFORMATOR DI UNIT 6 PLTG PAYA PASIR LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma 3 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB III PLTU BANTEN 3 LONTAR

BAB III PLTU BANTEN 3 LONTAR BAB III PLTU BANTEN 3 LONTAR UBOH Banten 3 Lontar merupakan Pembangkit Listrik Tenaga Uap yang memiliki kapasitas daya mampu 315 MW sebanyak 3 unit jadi total daya mampu PLTU Lontar 945 MW. PLTU secara

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 PENGERTIAN Berdasarkan IEV (International Electrotechnical Vocabulary) 441-14-20 disebutkan bahwa Circuit Breaker (CB) atau Pemutus Tenaga (PMT) merupakan peralatan saklar /

Lebih terperinci

BAB III PROTEKSI GANGGUAN TANAH PADA STATOR GENERATOR. Arus gangguan tanah adalah arus yang mengalir melalui pembumian. Sedangkan

BAB III PROTEKSI GANGGUAN TANAH PADA STATOR GENERATOR. Arus gangguan tanah adalah arus yang mengalir melalui pembumian. Sedangkan BAB III PROTEKSI GANGGUAN TANAH PADA STATOR GENERATOR III.1 Umum Arus gangguan tanah adalah arus yang mengalir melalui pembumian. Sedangkan arus yang tidak melalui pembumian disebut arus gangguan fasa.

Lebih terperinci

PROSEDUR PENGUJIAN TAHANAN ISOLASI TRAFO

PROSEDUR PENGUJIAN TAHANAN ISOLASI TRAFO PROSEDUR PENGUJIAN TAHANAN ISOLASI TRAFO 1. Tujuan Percobaan : Untuk mengetahui kondisi isolasi trafo 3 fasa Untuk mengetahui apakah ada bagian yang hubung singkat atau tidak 2. Alat dan Bahan : Trafo

Lebih terperinci

Teknik Tenaga Listrik (FTG2J2)

Teknik Tenaga Listrik (FTG2J2) Teknik Tenaga Listrik (FTG2J2) Kuliah 4: Transformator Ahmad Qurthobi, MT. Engineering Physics - Telkom University Daftar Isi Transformator Ideal Induksi Tegangan pada Sebuah Coil Tegangan Terapan dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Untuk menjaga agar faktor daya sebisa mungkin mendekati 100 %, umumnya perusahaan menempatkan kapasitor shunt pada tempat yang bervariasi seperti pada rel rel baik tingkat

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN GENERATOR PADA PLTA JELOK UBP MRICA

PEMELIHARAAN GENERATOR PADA PLTA JELOK UBP MRICA Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN GENERATOR PADA PLTA JELOK UBP MRICA Herda Dwi Cahyanova (L2F 008 132) Email: cahyanovaht@yahoo.com Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain, melalui suatu

Lebih terperinci

Standar Pengujian Peralatan Transformator

Standar Pengujian Peralatan Transformator Standar Pengujian Peralatan Transformator Fahmi Arif Kurnia Rahman Jurusan Teknik Elektro POLINES Jl. Prof. H. Sudarto, S. H. Tembalang Semarang 50275 INDONESIA Abstrak Transformer atau trafo merupakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem tenaga listrik adalah kumpulan atau gabungan dari komponenkomponen atau alat-alat listrik seperti generator, transformator, saluran transmisi,

Lebih terperinci

BAB II GAS INSULATED SWITCHGEAR ( GIS ) GIS yang sekarang telah menggunakan Gas SF6 ( Sulfur Hexafluoride )

BAB II GAS INSULATED SWITCHGEAR ( GIS ) GIS yang sekarang telah menggunakan Gas SF6 ( Sulfur Hexafluoride ) BAB II GAS INSULATED SWITCHGEAR ( GIS ) 2.1 SEJARAH GIS GIS yang sekarang telah menggunakan Gas SF6 ( Sulfur Hexafluoride ) sebagai media isolasi, menjadikannya sebagai sebuah teknologi yang maju dan telah

Lebih terperinci

Transformator : peralatan listrik elektromagnetik statis yang berfungsi untuk memindahkan dan mengubah daya listrik dari suatu rangkaian listrik ke ra

Transformator : peralatan listrik elektromagnetik statis yang berfungsi untuk memindahkan dan mengubah daya listrik dari suatu rangkaian listrik ke ra TRANSFORMATOR Transformator : peralatan listrik elektromagnetik statis yang berfungsi untuk memindahkan dan mengubah daya listrik dari suatu rangkaian listrik ke rangkaian listrik lainnya,dengan frekuensi

Lebih terperinci

PERBAIKAN REGULASI TEGANGAN

PERBAIKAN REGULASI TEGANGAN JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER PERBAIKAN REGULASI TEGANGAN Distribusi Tenaga Listrik Ahmad Afif Fahmi 2209 100 130 2011 REGULASI TEGANGAN Dalam Penyediaan

Lebih terperinci

Transformator (trafo)

Transformator (trafo) Transformator (trafo) ф 0 t Transformator adalah : Suatu peralatan elektromagnetik statis yang dapat memindahkan tenaga listrik dari rangkaian a.b.b (arus bolak-balik) primer ke rangkaian sekunder tanpa

Lebih terperinci

BAB 3 PENGOLAHAN DATA

BAB 3 PENGOLAHAN DATA BAB 3 PENGOLAHAN DATA 3.1 Kerja Paralel Transformator Tiga Fasa Untuk memperoleh sistem tenaga listrik yang stabil, beberapa transformator dioperasikan kerja paralel, tujuannya untuk menghasilkan tenaga

Lebih terperinci

atau pengaman pada pelanggan.

atau pengaman pada pelanggan. 16 b. Jaringan Distribusi Sekunder Jaringan distribusi sekunder terletak pada sisi sekunder trafo distribusi, yaitu antara titik sekunder dengan titik cabang menuju beban (Lihat Gambar 2.1). Sistem distribusi

Lebih terperinci

PENGGUNAAN RECLOSER. Sutikno. D3 Teknik Elektro Politeknik Harapan Bersama Jl Dewi Sartika No 71 Tegal Telp/Fax (0283) ABSTRAK

PENGGUNAAN RECLOSER. Sutikno. D3 Teknik Elektro Politeknik Harapan Bersama Jl Dewi Sartika No 71 Tegal Telp/Fax (0283) ABSTRAK PENGGUNAAN RECLOSER Sutikno D3 Teknik Elektro Politeknik Harapan Bersama Jl Dewi Sartika No 71 Tegal Telp/Fax (0283) 352000 ABSTRAK Dilapangan dijumpai juga kasus recloser yang bermasalah, baik dari awal

Lebih terperinci

1.KONSEP SEGITIGA DAYA

1.KONSEP SEGITIGA DAYA Daya Aktif, Daya Reaktif dan Dan Pasif 1.KONSEP SEGITIGA DAYA Telah dipahami dan dianalisa tentang teori daya listrik pada arus bolak-balik, bahwa disipasi daya pada beban reaktif (induktor dan kapasitor)

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.

BAB II TRANSFORMATOR. magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. BAB II TRANSFORMATOR II.1 Umum Transformator atau trafo adalah suatu peralatan listrik yang dapat memindahkan energi listrik atau memindahkan dan mengubah energi listrik bolakbalik dari satu level ke level

Lebih terperinci