BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN"

Transkripsi

1 132 BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN A. Konsep Dasar Sesuai dengan pembahasan elaborasi tema pada bab sebelumnya, kata kunci konsep dasar perancangan Pusat Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan NARKOBA ini adalah aman dan nyaman. Aman disini bukan hanya memberikan pengawasan bagi pasien dari pengaruh luar melainkan memberikan pengawasan bagi pasien dari pengaruh dirinya sendiri. Pengaruh luar yang biasa terjadi yaitu berupa tekanan untuk menggunakan kembali NARKOBA dari para pengedar yang masih aktif dan pengaruh dirinya sendiri yaitu berupa tindakan-tindakan negatif seperti bunuh diri. Teori Pengawasan Alami Oscar Newman dan Teori Kenyamanan Edward T.Hall yang telah dijelaskan sebelumnya dalam elaborasi tema sesuai dengan konsep dasar aman dan nyaman ini. Dengan penerapan pengawasan alami, diharapkan pasien cukup merasa terawasi tanpa merasa tertekan kejiwaannya. Hal ini juga akan meningkatkan sistem keamanan di dalam bangunan guna menghindari hal-hal negatif yang mungkin dilakukan pasien. Kenyamanan yang dibentuk merupakan tanggapan terhadap kondisi psikologis pasien. Dengan penciptaan kondisi lingkungan dan fisik bangunan yang tanggap terhadap kondisi psikologis pasien, diharapkan dapat tercipta sugesti positif dalam diri pasien sehingga terbentuk suasana nyaman dalam ketidaknyamanan dan pada akhirnya, proses penyembuhan pun menjadi lebih efektif. B. Konsep Perencanaan Tapak Konsep perencanaan tapak memiliki fungsi yang sangat penting dalam menciptakan suasana lingkungan serta keterkaiatan suatu bangunan dengan bangunan lainnya. Sesuai dengan konsep dasar perancangan Aman & Nyaman, konsep tapak juga harus dapat mengimplementasikan konsep dasar tersebut. Akbar Raditya Permana, 2015 PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

2 133 Berdasarkan hasil analisis tapak lingkungan dan analisis bangunan yang sebelumnya telah dilakukan, didapatkan kesimpulan sebagai berikut : 1. Pemintakatan Pada area tapak Pusat Rehabilitasi, area bangunan dikelompokan menjadi beberapa bagian sebagai berikut : Privat Tabel 5. 1.Pengelompokan Zona pada Tapak Zona Nama Bangunan Besaran (%) Semi Publik Publik Servis Pelayanan Detoksifikasi Pelayanan Rehabilitasi Psikologis Sarana Penunjang Rehabilitasi Pelayanan Umum UGD Rawat Jalan Rumah Dinas Masjid Umum Asrama Perawat IPAL GENSET TPSS IPSRS 24 % 20% 49% 7% Akbar Raditya Permana, 2015 PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

3 134 Gambar Konsep Pemintakatan Tapak Pada Pusat Rehabilitasi Penyalahgunaan NARKOBA Pria yang dirancang, tidak sembarang orang dapat masuk ke wilayah ini. Untuk tetap menjaga kemanan, zona privat rehabilitasi diletakan paling jauh dari akses utama untuk menjaga kemanan pasien dari pengaruh luar. Sementara zona semi publik yang digunakan sebagai pelayanan pertama pada pasien diletakan pada bagian depan untuk memudahkan akses pasien yang baru datang berobat. Area publik diletakkan pada area yang terpisah dari kawasan rehabilitasi karena area ini dikhususkan bagi fasilitas staf. Perletakan zona servis disesuaikan dengan perletakan massa bangunan utama dan pintu masuk kawasan. Akbar Raditya Permana, 2015 PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

4 Sirkulasi dan Parkir Gambar Konsep Sirkulasi dan Parkir Pada Pusat Rehabilitasi ini, sirkulasi tapak memiliki peran dalam menciptakan kemanan bagi pasien. Untuk membentuk sistem keamanan yang baik, diperlukan sirkulasi bangunan yang memadai. Pintu masuk menuju tapak terletak pada bagian selatan, hal ini dikarenakan tingginya pengunjung yang datang dari arah selatan yaitu dari arah jalan utama. Sedangkan pintu keluar tapak berada pada bagian utara. Sirkulasi dalam tapak Pusat Rehabilitasi ini terbagai menjadi 2 jenis, yaitu sirkulasi bagi pengunjung baik pejalan kaki maupun pengendara kendaraan bermotor dan sirkulasi servis. Sirkulasi untuk pengunjung hanya terletak pada bagian depan tapak yaitu pada area semi publik. Hal ini bertujuan untuk memaksimalkan sistem keamanan bagi pasien. Sedangkan sirkulasi servis dibuat mengelilingi setiap zona dengan tujuan meminimalisir terjadinya penumpukan kendaraan dan juga untuk menciptakan Akbar Raditya Permana, 2015 PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

5 136 sistem pengawasan alami terhadap bangunan dikelilinginya. Area Parkir sendiri terletak pada area depan tapak (timur) yaitu pada lahan GSB dengan tujuan untuk memaksimalkan penggunaan lahan. C. Konsep Perancangan Bangunan Berdasarkan hasil analisis dan kaji banding, diketahui bahwa pengobatan bagi korban penyalahgunaan NARKOBA dilakukan melalui beberapa tahap. Tahapantahapan inilah yang dijadikan sebagai dasar perancangan bangunan. Tahapantahapan tersebut yaitu Pelayanan Umum, Pelayanan UGD, Pelayanan Detoksifikasi, Pelayanan Rehabilitasi Psikologis, Pelayanan Rehabilitasi Sosial dan Pelayanan Rawat Jalan. Setiap pelayanan yang diberikan memiliki karakteristik yang berbeda. Oleh karena itu untuk memaksimalkan karakteristik tersebut, bangunan pun dibedakan bedasarkan jenis tahapan pelayanan. Gambar Konsep Perancangan Bangunan Akbar Raditya Permana, 2015 PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

6 137 Selain hal tersebut, dengan dibedakannya jenis bangunan ini, fungsi kegiatan didalam bangunan pun menjadi lebih maksimal dan hirarki ruang pun menjadi lebih jelas. Berdasarkan hal tersebut, terbentuklah bentuk dasar bangunan yaitu bentuk bundar yang mengalir sesuai dengan tahapan pelayanan rehabilitasi. D. Konsep Modul Perancangan Sesuai dengan standar ruang bangunan rumah sakit menurut Neufert, terdapat modul spesial untuk bangunan rumah sakit yaitu 120 cm. Namun, dikarenakan modul ini terlalu kecil untuk ruangan yang membutuhkan area-area besar seperti ruang operasi maka modul yang digunakan adalah kelipatan dari 120 cm yaitu 720 cm x 720 cm. Pemilihan modul 720 cm ini merupakan kelipatan dari standar ukuran minimal pada ruang tindakan dan ruang intensif yaitu 240 cm sehingga penempatan area tindakan dan area intensif menjadi lebih maksimal. Gambar Standar Ukuran Minimal Ruang Tindakan dan Ruang Intensif (Sumber: Metric Handbook Planning 3 rd edition & Neufert Data Arsitek) E. Konsep Bentuk, Fungsi, Ruang Interior 1. Konsep Bentuk Bentuk dasar bangunan utama Pusat Rehabilitasi ini adalah lingkaran. Bentuk lingkaran merupakan respon terhadap tahapan kegiatan rehabilitasi yang dilalui pasien. Disisi lain, bentuk lingkaran juga memiliki karakteristik Akbar Raditya Permana, 2015 PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

7 138 terpusat dan menimbulkan pengawasan ke segala arah sehingga sesuai dengan konsep dasar kemananan dan kenyamanan. Gambar Konsep Bentuk Lingkaran Gambar Konsep Bentuk Lingkaran Bentuk lingkaran ini mengalami perubahan berdasarkan respon terhadap analisis tapak yang telah dilakukan dan kemudian diputuskan dan dianggap menjadi solusi terbaik. Berikut merupakan tahapan perubahan tersebut: Akbar Raditya Permana, 2015 PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

8 139 Gambar Konsep Transformasi 1 (Sumber: Analisis Penulis,2015) Bentuk dasar lingkaran pada awalnya diberikan ketebalan kearah dalam untuk menciptakan batas antara area yang akan dijadikan massa bangunan dengan yang bukan. Gambar Konsep Transformasi 2 (Sumber: Analisis Penulis,2015) Setelah terbentuk area massa bangunan, area tersebut kemudian diberikan ketinggian sesuai dengan tinggi bangunan yang telah diperkirakan sehingga tercipta massa bangunan yang memiliki volume. Akbar Raditya Permana, 2015 PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

9 140 Gambar Konsep Transformasi 3 (Sumber: Analisis Penulis,2015) Massa bangunan yang telah terbentuk kemudian dibagi menjadi 6 bagian sesuai dengan tahapan pelayanan rehabilitasi yaitu Pelayanan Umum, UGD, Pelayanan Detoksifikasi, Pelayanan Rehabilitasi Psikologis, Pelayanan Rehabilitasi Sosial, dan Pelayanan Rawat Jalan. Besaran massa bangunan setiap bagian pun disesuaikan dengan besaran ruang yang telah dilakukan pada analisis besaran ruang sebelumnya. Gambar Konsep Transformasi 4 (Sumber: Analisis Penulis,2015) Akbar Raditya Permana, 2015 PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

10 141 Pembagian massa bangunan juga disesuaikan dengan pemintakan yang telah dilakukan sebelumnya yaitu area privat berada pada bagian belakang dan area semi publik berada pada bagian depan. Gambar Konsep Transformasi 5 Kemudian terdapat bagian yang dihilangkan sehingga bangunan menjadi terpisah satu sama lain. Pemisahan bangunan ini dilakukan untuk memaksimalkan kegiatan didalam bangunan dan membentuk hirarki bangunan dengan jelas. Selain itu, pemisahan massa bangunan ini juga merespon terhadap kondisi tapak yaitu arah angin. Gambar Konsep Transformasi 6 Akbar Raditya Permana, 2015 PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

11 142 Setelah terbentuk pemisahan bangunan, massa bangunan tersebut dibuat merespon kondisi tapak seperti arah rotasi matahari, view, dan sirkulasi di dalam tapak sehingga terdapat pergeseran letak massa bangunan dan perubahan arah bangunan. Gambar Konsep Transformasi Bentuk Atap Pada bagian atap massa bangunan mengambil bentuk dasar atap sunda yaitu tagog anjing, bentuk atap ini mengalami pemisahan dan permainan ketinggian atap sehingga tercipta bentukan atap yang dinamis. Gambar Konsep Muka Depan Akbar Raditya Permana, 2015 PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

12 143 (Sumber : Analisis Penulis,2015) Muka depan bangunan harus diatur sedemikian rupa agar tetap menarik dan dapat menimbulkan kesan positif baik bagi pasien maupun masyarakat Permainan bentuk dan ukuran kusen jendela dapat menimbulkan kesan tidak formal dan tidak kaku sehingga dapat mengubah persepsi orang tentang penyalahgunaan NARKOBA. Permainan bata ekspos ditambah dengan permainan maju mundur kolom dan dinding dapat dilakukan agar bangunan tetap menarik. Penggunaan bata ekspos ini juga menimbulkan kesan alami antara bangunan dengan lingkungan sekitar. Akbar Raditya Permana, 2015 PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

13 Fungsi Gambar Fungsi Bangunan a. Pemintakatan Gedung Pelayanan Umum dan Rawat Jalan Akbar Raditya Permana, 2015 PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

14 145 Gambar Pemintakatan Gedung Pelayanan Umum dan Rawat Jalan b. Pemintakatan Gedung Detoksifikasi dan UGD Gambar Pemintakatan Gedung Detoksifikasi dan UGD c. Pemintakatan Gedung Rehabilitasi Psikologis Akbar Raditya Permana, 2015 PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

15 146 Gambar Pemintakatan Gedung Rehabilitasi Psikologis d. Pemintakatan Rehabilitasi Sosial Gambar Pemintakatan Gedung Rehabilitasi Sosial Akbar Raditya Permana, 2015 PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

16 Ruang Interior Sesuai dengan tema yang akan diterapkan, terdapat beberapa penekanan dalam perancangan ruang interior bangunan Pusat Rehabilitasi ini. Adapun penekanan-penekanan tersebut yaitu : a. Ukuran ruang, disesuaikan dengan aktivitas yang terjadi dan kondisi psikologis pasien dalamnya. Sedangkan untuk bentuk, disesuaikan dengan perilaku yang ditimbulkan oleh pasien seperti penggunaan bentuk lengkung yang bertujuan mengurangi sudut dan akan menimbulkan kesan dinamis, riang dan gembira. b. Penerapan peralatan disesuaikan dengan kebutuhan dan aktivitas pengguna. c. Warna yang digunakan dalam ruangan harus menimbulkan nilai positif sehingga dapat mengubah dan mempengaruhi perilaku negatif. Tabel Persepsi Warna Bagi Manusia Warna Kesan Jarak Kesan Kehangatan Stimulasi Mental Biru Menjauh Dingin Tenang Hijau Menjauh dingin-netral sangat tenang Merah Dekat Hangat Sangat membangkitkan Jingga Sangat dekat sangat hangat Kuning Dekat sangat hangat Coklat sangat dekat Netral semangat Membangkitkan semangat Ungun sangat dekat Dingin Agresif, menekan (Sumber : Kuliah Arsitektur Perilaku pertemuan ke-3 tentang Antropometri, Ergonomi, dan Perilaku Spasial oleh Tutin Aryanti, Ph.D) d. Beberapa ruangan pada area detoksifikasi dibuat kedap suara sehingga pasien dapat beraktivitas dengan baik. e. Suhu, sangatlah berpengaruh terhadap kenyamanan seseorang didalam ruangan. Untuk memaksimalkan aliran udara di dalam ruangan digunakan AC central. Akbar Raditya Permana, 2015 PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

17 148 f. Pencahayaan dapat mempengaruhi psikologis pasien. Ruang dengan pencahayaan yang minim menciptakan suasana yang malas sedangkan ruang dengan pencahayaan yang berlebihan menyebabkan silau sehingga pasien akan merasa tidak nyaman. Gambar Sketsa Interior Kamar Inap Detoksifikasi Akbar Raditya Permana, 2015 PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

18 149 Gambar Sketsa Interior Ruang Isolasi Akbar Raditya Permana, 2015 PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

19 1. Karakter Ruang a. Gedung Pelayanan Umum Tabel Konsep Karakter Ruang Gedung Pelayanan Umum Ruang Keamanan Ruang Karakter Ruang Keterangan R. Penerimaan Sedang Terbuka/menerima, Nyaman Secara garis besar, area pelayanan R. Pendaftaran Rendah Terbuka,Informatif R. Administrasi/ Umum Sedang Tertutup, tidak semua orang dapat masuk R. Kepala Tinggi Tertutup R. Pemeriksaan Rendah Tenang Awal (Dokter Umum) R. Tunggu Rendah Terbuka, Nyaman Kantin Rendah Terbuka Wc Rendah Tertutup Janitor Rendah Tertutup b. Gedung UGD (Unit Gawat Darurat) (Sumber: Analisis Penulis,2015) Tabel Konsep Karakter Ruang Gedung UGD umum ini haruslah mencerminkan nilai positif sehingga pandangan awal pasien yang masuk menjadi lebih tenang. Sebisa mungkin area penerimaan ini terkesan seperti kondisi rumah yang hangat. Warna-warna yang digunakan pada area ini yaitu warna hangat seperti warna merah, jingga, kuning, coklat. Selain itu, pada area ini juga digunakan warna putih guna memberikan kesan bersih, terbuka dan menimbulkan persepsi ruang yang luas. Ruang Keamanan Ruang Karakter Ruang Keterangan R. Tindakan UGD Tinggi Tertutup, tenang Pada ruangan ini, kondisi ruang haruslah tenang sehingga psikologis pasien yang sedang dirawat tidak terganggu. Warna 148

20 yang digunakan untuk menimbulkan suasana tenang yaitu warna biru dan hijau. Namun, dengan penggunaan warna tersebut juga, ruangan akan menimbulkan suasana dingin oleh karena itu diperlukan pula pengaturan suhu pada ruangan ini. R. Perawat UGD Sedang Tertutup - R. Dokter Jaga Sedang Tertutup Ruang dokter dibuat nyaman sehingga dokter dapat beristirahat dengan benar. Selain itu, pada ruangan ini juga harus menimbulkan kesan akrab sehingga dokter dapat bersosialisasi dengan dokter lainnya dengan nyaman. Warna yang akan digunakan pada area ini yaitu warna yang dapat membangkitkan semangat namun tidak menimbulkan kesan hangat dan dingin sehingga dokter akan tetap merasa fit. Oleh karena itu dipilihlah warna coklat dengan tambahan lantai bertekstur kayu guna menimbulkan kesan hangat dan akrab. Wc Rendah Tertutup - 149

21 Janitor Rendah Tertutup - c. Gedung Detoksifikasi Tabel Konsep Karakter Ruang Gedung Detoksifikasi Ruang Keamanan Ruang Karakter Ruang Keterangan R. Penerimaan Sedang Terbuka/menerima, Informatif Pada area penerimaan ini, ruangan haruslah mencerminkan nilai positif sehingga pandangan awal pasien yang masuk menjadi lebih tenang. Sebisa mungkin area penerimaan ini terkesan seperti kondisi rumah yang hangat. Warna-warna yang digunakan pada area ini yaitu warna hangat seperti warna merah, jingga, kuning, coklat. Selain itu, pada area ini juga digunakan warna putih guna memberikan kesan bersih, terbuka dan menimbulkan persepsi ruang yang luas. R. Tunggu Rendah Terbuka, Nyaman - R. Konseling Sedang Terbuka, Rileks Pada ruangan ini, diperlukan R. Psikiater Sedang Tertutup suasana ruang yang nyaman serta menimbulkan kesan akrab, sehingga pasien yang datang tidak akan merasa takut. Warna yang dapat digunakan pada area ini yaitu warna-warna hangat seperti 150

22 warna merah, kuning, jingga, dan coklat. Untuk mendukung kesan tersebut juga, digunakanlah tektur kayu sehingga selain hangat, ruangan juga akan terkesan akrab. Kamar Inap Tinggi Tenang, nyaman Pada ruangan ini, pasien dipisah per ruangan. Hal ini bertujuan untuk memudahkan pengawasan. Pemisahan ruangan ini juga disesuaikan dengan kondisi psikologis pasien. R. Isolasi Tinggi Hening Ruangan ini merupakan ruangan yang digunakan untuk pasienpasien dengan tingkat kecanduan tinggi yang masih belum dapat menahan emosinya. Pada ruangan ini, hanya terdapat tempat tidur dan wc kecil pada bagian pojok ruangan. Bukaan yang digunakanpun yaitu bukaan vertikal sehingga pasien pun akan merasakan kedakatannya dengan sang pencipta. Kesan yang harus ditimbulkan pada ruangan ini yaitu kesan dingin sehingga pasien dapat merenung, merefleksikan diri, bahkan dapat mengontrol emosinya. Warna yang sesuai dengan kesan yang akan 151

23 ditimbulkan pada ruangan ini yaitu warna hijau karena warna ini akan menimbulkan kesan yang sangat tenang dan membuat ruangan menjadi lebih luas. R. Periksa Medis Sedang Terbuka, Tenang - Laboratorium Tinggi Tertutup Pada area ini, haruslah terhindar dari cahaya matahari langsung. Ruangan pun dibuat tertutup untuk mencegah terjadinya kontaminasi lewat udara. Warna yang digunakan pada area ini yaitu warna putih karena warna ini dapat memberikan kesan bersih dan terang sehingga dapat memaksimalkan penggunaan cahaya buatan. R. Dokter Tinggi Tertutup Ruang dokter dibuat nyaman sehingga dokter dapat beristirahat dengan benar. Selain itu, pada ruangan ini juga harus menimbulkan kesan akrab sehingga dokter dapat bersosialisasi dengan dokter lainnya dengan nyaman. Warna yang akan digunakan pada area ini yaitu warna yang dapat membangkitkan semangat namun tidak menimbulkan kesan hangat 152

24 dan dingin sehingga dokter akan tetap merasa fit. Oleh karena itu dipilihlah warna coklat dengan tambahan lantai bertekstur kayu guna menimbulkan kesan hangat dan akrab. Stasiun Perawat Tinggi Tertutup Stasiun perawat diletakkan berdekatan dengan kamar inap pasien untuk memudahkan akses. Tekstur kayu digunakan pada ruangan ini guna menimbulkan suasana akrab antara pasien dan perawat. R. Perawat Tinggi Tertutup Ruang perawat dibuat nyaman sehingga perawat dapat beristirahat dengan benar. Selain itu, pada ruangan ini juga harus menimbulkan kesan akrab sehingga perawat dapat bersosialisasi dengan perawat lainnya dengan nyaman. Warna yang akan digunakan pada area ini yaitu warna yang dapat membangkitkan semangat Oleh karena itu dipilihlah warna-warna hangat seperti merah, kuning, jingga, dan coklat. R.Staf Tinggi Tertutup Ruangan ini harus dapat R. Kepala Bagian Tinggi Tertutup menimbulkan suasana tenang 153

25 R. Rapat Tinggi Tertutup sehingga staf dapat bekerja dengan fokus. Warna yang dapat digunakan pada area ini yaitu warna putih karena warna ini memberikan kesan tenang dan menimbulkan kesan ruangan yang luas sehingga staf pun dapat beraktivitas dengan nyaman. Untuk menimbulkan kesan akrab antar sesama staf, pada lantai ruangan ini digunakan lantai bertekstur kayu. Pantri Rendah Terbuka - R. Linen Rendah Tertutup - Wc Tinggi Tertutup Wc pada area detoksifikasi ini perlu mendapatkan pengawasan yang sangat ketat dengan resiko sisi kemanusiaan pasien dikurangi, karena pada tahap ini pasien masih belum dapat mengontrol dirinya. Janitor Tinggi Tertutup - Pada bagian pelayanan detoksifikasi ini juga, kamar inap pasien terbagi menjadi 3 kelompok (Kamar Inap A, Kamar Inap B, Kamar Inap C) yang di dasarkan terhadap penggolongan efek jenis zat yang digunakan oleh pasien. Berikut merupakan pengelompokan kamar inap tersebut. 154

26 Tabel Pengelompokan Kamar Inap Gedung Detoksifikasi Efek Amfetamin Alkohol Kokain Benzodiazepi n Kanabis Opioda Volatile Substance Susah tidur x x x x X x x Berbicara berlebihan x x x Cemas x x Berperilaku kasar x x x X x x Paranoid x x x X x Psikosis (halusinasi) x x X x Sulit berkonsentrasi x x x X x x Rasa senang tinggi x x x x Depresi x x x X x Pandangan Kabur x x Fotophobia (takut cahaya) Hiperakuisis (sensitif suara) x x Kamar Inap A Kamar Inap B Kamar Inap C Nyaman untuk tidur Nyaman untuk tidur Nyaman untuk tidur Kedap suara Penggunaan warna cerah pada Ruangan cukup besar dinding Ruang tidak terlalu besar Ruangan tertutup (minim cahaya) Pencahayaan yang baik Pencahayaan yang baik Kedap suara Material/furniture yang tidak membahayakan Material/furniture yang tidak Pasien pada ruangan ini mebutuhkan Pasien pada ruangan ini membutuhkan 155

27 membahayakan Pasien pada ruangan ini membutuhkan suasana yang tenang dengan ruangan yang tidak terlalu besar karena pasien cenderung berbicara berlebihan. Warna yang pada area ini yaitu warna kuning karena warna ini dapat menimbulkan kesan ruangan menjadi lebih dekat, suasana tenang, dan membuat ruangan menjadi lebih terang. d. Gedung Rawat Jalan ketenangan yang sangat tinggi karena pasien sangat sensitif terhadap suara yang ada disekitarnya. Oleh karena itu, warna yang dapat digunakan pada area ini yaitu warna jingga karena warna ini dapat menimbulkan kesan ruangan yang sangat tenang. Tabel Konsep Karakter Ruang Gedung Rawat Jalan suasana ruangan yang tenang ditambah dengan luas ruangan yang cukup besar karena pasien pada ruangan ini cenderung memiliki rasa senang yang tinggi sehingga mereka cenderung beraktivitas berlebihan. Warna yang digunakan pada area ini yaitu warna hijau karena warna ini menimbulkan kesan jarak yang jauh sehingga ruangan terasa lebih besar namun tetap menimbulkan susana tenang. Ruang Keamanan Ruang Karakter Ruang Keterangan R. Penerimaan Sedang Terbuka/menerima, Informatif Pada area penerimaan ini, ruangan haruslah mencerminkan nilai positif sehingga pandangan awal pasien yang masuk menjadi lebih tenang. Sebisa mungkin area penerimaan ini terkesan seperti kondisi rumah yang hangat. Warna-warna yang digunakan pada area ini yaitu warna hangat seperti warna merah, jingga, kuning, coklat. Selain itu, pada area ini juga digunakan warna putih guna memberikan kesan 156

28 bersih, terbuka dan menimbulkan persepsi ruang yang luas. R. Pendaftaran Rendah Terbuka,Informatif Ruangan ini harus menimbulkan kesan akrab sehingga pasien merasa terperhatikan saat melakukan pendaftaran. Warna coklat dengan tektur kayu dapat menimbulkan kesan sangat dengan dan akrab. R.Administrasi/ Sedang Umum R. Kepala Bagian Tinggi Tertutup R. Staff Tinggi Tertutup R. File Tinggi Tertutup Tertutup, tidak semua orang dapat masuk Ruangan ini harus dapat menimbulkan suasana tenang sehingga staf dapat bekerja dengan fokus. Warna yang dapat digunakan pada area ini yaitu warna putih karena warna ini memberikan kesan tenang dan menimbulkan kesan ruangan yang luas sehingga staf pun dapat beraktivitas dengan nyaman. Untuk menimbulkan kesan akrab antar sesama staf, pada lantai ruangan ini digunakan lantai bertekstur kayu. Pantri Rendah Terbuka - R. Psikososial Sedang Terbuka, nyaman Pada ruangan ini, diperlukan R. Ketergantungan NARKOBA Sedang Terbuka, nyaman suasana ruang yang nyaman serta R. Spesialis penyakit dalam Sedang Terbuka, nyaman menimbulkan kesan akrab, R. Penyakit syaraf Sedang Terbuka, nyaman sehingga pasien yang datang tidak R. Penyakit jiwa Sedang Terbuka, nyaman akan merasa takut. Warna yang 157

29 R. Terapi rumatan metadon Sedang Terbuka, nyaman dapat digunakan pada area ini R. konseling Sedang Terbuka, nyaman yaitu warna-warna hangat seperti warna merah, kuning, jingga, dan coklat. Untuk mendukung kesan tersebut juga, digunakanlah tektur kayu sehingga selain hangat, ruangan juga akan terkesan akrab. R. radiologi Sedang Terbuka, nyaman Pada area medis ini, digunakan R. farmasi Sedang Terbuka, nyaman warna yang menimbulkan kesan R. Fisioterapi Sedang Terbuka, nyaman bersih dan terang sehingga nilai R. Gigi Sedang Terbuka, nyaman positif timbul dalam diri pasien. R. Radiologi Sedang Terbuka, nyaman Warna yang digunakan yaitu warna putih. Selain itu, pada ruangan ini tetap harus menimbulkan kesan akrab agar pasien tidak merasa ketakutan oleh karena itu digunakan pula tektur kayu baik pada lantai maupun pada langit-langit. R. Perawat Tinggi Tertutup Ruang perawat dibuat nyaman sehingga perawat dapat beristirahat dengan benar. Selain itu, pada ruangan ini juga harus menimbulkan kesan akrab sehingga perawat dapat bersosialisasi dengan perawat lainnya dengan nyaman. Warna yang akan digunakan pada area ini yaitu warna yang dapat 158

30 membangkitkan semangat Oleh karena itu dipilihlah warna-warna hangat seperti merah, kuning, jingga, dan coklat. R. Linen Rendah Tertutup - R. Dokter Tinggi Tertutup Ruang dokter dibuat nyaman sehingga dokter dapat beristirahat dengan benar. Selain itu, pada ruangan ini juga harus menimbulkan kesan akrab sehingga dokter dapat bersosialisasi dengan dokter lainnya dengan nyaman. Warna yang akan digunakan pada area ini yaitu warna yang dapat membangkitkan semangat namun tidak menimbulkan kesan hangat dan dingin sehingga dokter akan tetap merasa fit. Oleh karena itu dipilihlah warna coklat dengan tambahan lantai bertekstur kayu guna menimbulkan kesan hangat dan akrab. R. Konseling Sedang Terbuka, Rileks Pada ruangan ini, diperlukan R. Psikiater Tinggi Tertutup suasana ruang yang nyaman sehingga dapat mempengaruhi kondisi psikologis pasien. Wc Sedang Tertutup - 159

31 Janitor Rendah Tertutup - e. Gedung Rehabilitasi Psikologis Tabel Konsep Karakter Ruang Gedung Rehabilitasi Psikologis Ruang Keamanan Ruang Karakter Ruang Keterangan R. Penerimaan Sedang Terbuka/menerima, Informatif Pada area penerimaan ini, ruangan haruslah mencerminkan nilai positif sehingga pandangan awal pasien yang masuk menjadi lebih tenang. Sebisa mungkin area penerimaan ini terkesan seperti kondisi rumah yang hangat. Warna-warna yang digunakan pada area ini yaitu warna hangat seperti warna merah, jingga, kuning, coklat. Selain itu, pada area ini juga digunakan warna putih guna memberikan kesan bersih, terbuka dan menimbulkan persepsi ruang yang luas. R. Resepsionis Tinggi Informatif, terbuka - R. Pengelola TInggi Tertutup - R. Periksa Sedang Terbuka, Tenang Ruang dokter dibuat nyaman R. Dokter Tinggi Tertutup sehingga dokter dapat beristirahat dengan benar. Selain itu, pada ruangan ini juga harus menimbulkan kesan akrab sehingga dokter dapat 160

32 bersosialisasi dengan dokter lainnya dengan nyaman. Warna yang akan digunakan pada area ini yaitu warna yang dapat membangkitkan semangat namun tidak menimbulkan kesan hangat dan dingin sehingga dokter akan tetap merasa fit. Oleh karena itu dipilihlah warna coklat dengan tambahan lantai bertekstur kayu guna menimbulkan kesan hangat dan akrab. R. Rapat Tinggi Tertutup - R. Konseling Sedang Terbuka, Rileks Pada ruangan ini, diperlukan R. Psikiater Tinggi Tertutup suasana ruang yang nyaman serta menimbulkan kesan akrab, sehingga pasien yang datang tidak akan merasa takut. Warna yang dapat digunakan pada area ini yaitu warna-warna hangat seperti warna merah, kuning, jingga, dan coklat. Untuk mendukung kesan tersebut juga, digunakanlah tektur kayu sehingga selain hangat, ruangan juga akan terkesan akrab. R. Bersama Sedang Nyaman Pada area ini, ruangan dibuat luas sehingga pasien dapat beristirahat setelah melakukan kegiatan kesehariannya. Warna yang 161

33 R. Konsultasi Kelompok digunakan pada area ini yaitu warna biru, karena warna ini dapat menimbulkan suasana ruang yang tenang sehingga dapat mengembalikan kondisi pasien setelah beraktifitas seharian. Sedang Terbuka, Rileks Pada ruangan ini, diperlukan suasana ruang yang nyaman serta menimbulkan kesan akrab, sehingga pasien yang datang tidak akan merasa takut. Warna yang dapat digunakan pada area ini yaitu warna-warna hangat seperti warna merah, kuning, jingga, dan coklat. Untuk mendukung kesan tersebut juga, digunakanlah tektur kayu sehingga selain hangat, ruangan juga akan terkesan akrab. R. Makan Sedang Terbuka, Rileks Pada ruang makan diletakan pada bagian luar bangunan sehingga tercipta suasana yang natural. Pantri Sedang Terbuka - Laundri Sedang Terbuka - T. Jemur Tinggi Terbuka - Wc Sedang Tertutup Wc pada area Rehabilitasi Psikologis ini perlu mendapatkan pengawasan yang cukup ketat namun tetap memperhatikan sisi kemanusiaan pasien, karena pada 162

34 tahap ini pasien sudah mulai bisa mengontrol dirinya. Janitor Rendah Tertutup - f. Gedung Rehabilitasi Sosial Tabel Konsep Karakter Ruang Gedung Rehabilitasi Sosial Ruang Keamanan Ruang Karakter Ruang Keterangan R. Penerimaan Sedang Terbuka/menerima, Informatif Pada ruangan ini, diperlukan suasana ruang yang nyaman serta menimbulkan kesan akrab, sehingga pasien yang datang tidak akan merasa takut. Warna yang dapat digunakan pada area ini yaitu warna-warna hangat seperti warna merah, kuning, jingga, dan coklat. Untuk mendukung kesan tersebut juga, digunakanlah tektur kayu sehingga selain hangat, ruangan juga akan terkesan akrab. R. Resepsionis Tinggi Informatif, terbuka - R. Pengelolaan Tinggi Tertutup - R. Rapat Tinggi Tertutup - R. Konseling Sedang Terbuka, Rileks Pada ruangan ini, diperlukan R. Pertemuan Tinggi Tertutup, tenang suasana ruang yang nyaman serta Keluarga menimbulkan kesan akrab, R. Serbaguna Tinggi Tertutup, tenang sehingga pasien yang datang tidak akan merasa takut. Warna yang dapat digunakan pada area ini 163

35 yaitu warna-warna hangat seperti warna merah, kuning, jingga, dan coklat. Untuk mendukung kesan tersebut juga, digunakanlah tektur kayu sehingga selain hangat, ruangan juga akan terkesan akrab. R. Pelatihan Tinggi Terbuka, nyaman - Wc Tinggi Tertutup Wc pada area rehabilitasi sosial ini pengawasan dilakukan hanya antara pasien dengan pasien karena pada tahap ini pasien dirasa sudah dapat mengontrol dirinya. Janitor Rendah Tertutup - 164

36 165 F. Konsep Struktur dan Konstruksi Struktur yang digunakan pada bangunan-bangunan utama menerapkan sistem rangka dengan penggunaan kolom dan balok beton bertulang. Hal ini didasarkan kepada kebutuhan jumlah lantai dan kemudahan dalam proses pembangunan. Gambar Konsep Struktur dan Konstruksi (Sumber : Analisis Penulis,2015) Modul yang dipakai pada bangunan ini yaitu 720m x 720m, namun dikarenakan bangunan yang dirancang hanya berjumlah 1 lantai maka besaran kolom yang digunakan adalah 25cm x 25cm, sedangkan balok menggunakan ukuran 15cm x 20cm. Pada bagian atap menggunakan material baja H dengan sistem baja truss dengan gording baja kanal C. Pada bagian pondasi menggunakan pondasi batu kali. G. Konsep Bahan Bangunan Pada bagian kolom bangunan, digunakan bahan bangunan beton bertulang. Pada bagian dinding terdapat 2 jenis bahan bangunan yaitu bata dan bata ekspos. Bahan bangunan bata digunakan pada dinding bagian dalam sedangkan bata ekspos digunakan pada dinding bagian luar. Selain itu, terdapat beberapa ruangan yang menggunakan vinyl kayu pada beberapa bagian dinding untuk menciptakan

37 166 suasana ruang. Pada bagian atapnya sendiri digunakan penutup atap berbahan aspal atau yang biasa dikenal dengan merk tegola. Material penutup atap jenis ini lebih fleksibel sehingga dapat menyesuaikan dengan bentuk atap yang melengkung. H. Konsep Pencahayaan dan Penghawaan Sistem pencahayaan dan penghawaan pada bangunan ini diutamakan menggunakan sistem bukaan alami. Penggunaan jendela dengan sistem sirkulasi silang pada setiap ruangan diharapkan mampu menghemat pemakaian listrik didalam bangunan dan menciptakan susasana alami. Meskipun demikian, terdapat beberapa ruangan yang sengaja dibuat dengan jendela mati guna memaksimalkan sistem keamanan bagi pasien. Gambar Sistem AC Central (Sumber : Untuk sistem penghawaan terbagi menjadi 2 jenis yaitu sistem penghawaan alami menggunakan bukaan dari jendela dan sistem AC Central. Penggunaan AC Central ini ditempatkan pada ruangan-ruangan yang minim bukaan alami seperti area detoksifikasi. Penggunaan AC Central ini juga untuk memudahkan pengaturan oleh perawat.

38 167 I. Konsep Utilitas Sumber air bersih berasal dari sumur artesis, yang kemudian ditampung di dalam bak reservoir yang berada pada area dengan kontur tertinggi sehingga dapat dialirkan menggunakan pipa secara langsung ke setiap ruangan menggunakan gaya gravitasi. Air hujan yang turun dari tritisan atap akan jatuh pada rabat air yang kemudian diserap ke dalam tanah dan untuk sistem pengolahan air limbah digunakan sistem dengan skema sebagai berikut : Diagram Skema Utilitas Air Limbah (Sumber : Analisis Penulis,2015)

39 168 J. Konsep Elektrikal Sistem elektrikal menggunakan sumber utama dari PLN ditambah dengan generator set ketika listrik padam. Adapun skema elektikal pada bangunan rehabilitasi ini adalah sebagai berikut : Diagram Skema Distribusi Elektrikal Keterangan : ATS : Automatic Switch Tranfer, alat pengubah jalur ketika aliran listrik mati. EMD : Electrical Main Distribution, pusat distribusi listrik sebelum ke unit bangunan dan unit ruang. K. Konsep Perancangan Lansekap Penataan lansekap memiliki peranan yang mendukung terciptanya suasana yang sesuai dengan fungsi sekitar. Peranan tersebut adalah : 1. Tanaman Peneduh. Elemen lansekap yang digunakan sebagai tanaman peneduh adalah pohon yang memiliki tajuk sekitar 3-10 meter. Pohon peneduh ini ditempatkan di beberapa lokasi yang dianggap memerlukan bayangan pohon untuk menghindari sinar matahari langsung seperti area parkir, area olahraga, area rehabilitasi, dan area berkumpul. Pohon peneduh yang cocok digunakan pada area parkir yaitu pohon yang memiliki tajuk sekitar 8-10 meter dengan ketinggian pohon sekitar 10 meter.

40 169 Jenis pohon yang digunakan adalah pohon angsana (Pterocarpus indicus) dan Trembesi (Albizia Saman). Gambar Pohon Angsana (Pterocarpus indicus) (Sumber: Gambar Pohon Trembesi (Albizia Saman) (Sumber : Sedangkan pohon yang cocok digunakan pada area olahraga dan berkumpul yaitu pohon yang memiliki tajuk tidak lebih dari 3 meter sehingga memungkinkan penggunanya dapat beteduh setelah berolahraga dan menciptakan suasana akrab antar pasien. Jenis pohon yang dapat digunakan adalah pohon dadap merah (Erythrina crista-galli).

41 170 Gambar Pohon Dadap Merah (Erythrina crista-galli) (Sumber : Penggunaan pohon peneduh pada area yang berdekatan dengan pelayanan rehabilitasi bertujuan untuk menciptakan efek bayangan sehingga menciptakan suasana rileks bagi pasien. Selain itu, suasana rileks ini juga dapat timbul dari suara gesekan pohon-pohon. Pohon yang cocok digunakan pada area ini adalah pohon dengan tajuk lebar sekitar 8-10 meter, memiliki percabangan diatas 3 meter, dan memiliki daun-daun kecil salah satunya yaitu pohon asam kranji (Dialium Indium). Gambar Asam Kranji (Dialium Indium) (Sumber : JpGkAicNou4/TesbSMbd0zI/AAAAAAAACAc/1LFyzIPf708/s1600/erithrina01.png)

42 Tanaman Pembatas Penunjuk pembatas yang dimaksud adalah tanaman yang dijadikan sebagai pembatas visual dan pembatas akses. Untuk pembatas visual dan akses dapat digunakan pohon cemara (casuarinaceae) dan tanaman jenis perdu seperti pohon soka (Ixora javanica). Gambar Pohon Cemara (Casuarinaceae) (Sumber : Gambar Tanaman Soka (Ixora Javanica) (Sumber : JpGkAicNou4/TesbSMbd0zI/AAAAAAAACAc/1LFyzIPf708/s1600/erithrina01.png)

BAB V KONSEP. Tabel Pemintakatan Tapak No Zona Nama Bangunan Besaran (%) 1 Publik Bangunan Utama Pedodonti Area parkir

BAB V KONSEP. Tabel Pemintakatan Tapak No Zona Nama Bangunan Besaran (%) 1 Publik Bangunan Utama Pedodonti Area parkir 80 BAB V KONSEP A. Konsep Dasar Konsep terfokus pada upaya pembentukkan kesan serta perilaku khususnya pasien demi tercapainya kepuasan pasien serta kesembuhan yang menyeluruh, tidak hanya dari segi fisik

Lebih terperinci

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115 BAB I PENDAHULUAN Laporan perancangan ini sebagai tindak lanjut dari Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur dan menjadi satu rangkaian dengan perancangan fisik Rumah sakit Islam Madinah

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN A. Konsep Dasar Penyakit merupakan salah satu penyebab stres, jika penyakit itu terus-menerus menempel pada tubuh seseorang, dengan kata lain penyakit itu sulit

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SAKIT JIWA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SAKIT JIWA BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SAKIT JIWA V.1. Konsep Pengolahan Site Hal yang dibahas pada konsep pengolahan site adalah mengenai konsep penzoningan kelompok-kelompok ruang yang telah

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 158 BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN A. Konsep Dasar Diagram 5.1. Konsep Dasar Konsep dasar dari perancangan Rumah Sakit Jantung ini merujuk pada tema Healing Environment yang mengedepankan aspek

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERANCANGAN 6.1 Konsep Utama Perancanaan Youth Center Kota Yogyakarta ini ditujukan untuk merancang sebuah fasilitas pendidikan non formal untuk menghasilkan konsep tata ruang dalam dan luar

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 28 Pusat Rehabilitasi Bagi Pengguna Narkoba Di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN A. Konsep Pelaku dan Kegiatan. Konsep Pelaku Pelaku kegiatan yang beraktivitas

Lebih terperinci

2015 PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA

2015 PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perancangan Korban dari penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) atau yang biasa dikenal sebagai NARKOBA (Narkotika dan Obat berbahaya)

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan 6.1.1 Bentuk Tata Massa Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo pada uraian bab sebelumnya didasarkan pada sebuah

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Rumah Sakit Orthopaedi (RSO) di Kota Malang yang terletak di jalan Panji Suroso menerapkan konsep analogi kerangka tangan. aspek yang diterapkan dalam perancangan ini

Lebih terperinci

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG V. KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam merancang sebuah sekolah mengengah luar biasa tunanetra ialah dengan cara membuat skenario perancangan pada desain yang

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. perancangan tapak dan bangunan. Dalam penerapannya, terjadi ketidaksesuaian

BAB VI HASIL RANCANGAN. perancangan tapak dan bangunan. Dalam penerapannya, terjadi ketidaksesuaian BAB VI HASIL RANCANGAN Hasil perancangan yang menggunakan konsep dasar dari prinsip teritorial yaitu privasi, kebutuhan, kepemilikan, pertahanan, dan identitas diaplikasikan dalam perancangan tapak dan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Dasar Perancangan Perancangan Rumah sakit Sulianti Saroso ini menggunakan tema Arsitektur sirkulasi. Hal ini ditekankan pada : 1. Pemisahan akses dari dan ke instalasi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang. BAB V KONSEP V. 1. KONSEP DASAR PERENCANAAN Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di awal, maka konsep dasar perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Menciptakan sebuah ruang

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo di Kabupaten Trenggalek menggunakan tema Organik yang merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP RANCANGAN

BAB VI KONSEP RANCANGAN BAB VI KONSEP RANCANGAN Lingkup perancangan: Batasan yang diambil pada kasus ini berupa perancangan arsitektur komplek Pusat Rehabilitasi Penyandang Cacat Tubuh meliputi fasilitas terapi, rawat inap, fasilitas

Lebih terperinci

BAB V HASIL RANCANGAN

BAB V HASIL RANCANGAN BAB V HASIL RANCANGAN 5.1 RENCANA TAPAK Pencapaian melalui tapak melalui jalan R. E. Martadinata dapat diakses oleh pejalan kaki, kendaraan umum, maupun kendaraan pribadi. Jalan dengan lebar 8 m ini, dapat

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP DASAR Konsep dasar dalam perancangan hotel ini adalah menghadirkan suasana alam ke dalam bangunan sehingga tercipta suasana alami dan nyaman, selain itu juga menciptakan

Lebih terperinci

BAB V 5.1. Konsep Dasar Konsep dasar dari perancangan Pusat Rehabilitasi Medik ini adalah menciptakan suasana nyaman yang membuat pasien merasa baik. Artinya jika pasien merasa baik, maka pasien akan lebih

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Tapak 5.1.1 Perletakan Bangunan Adapun konsep tapak diuraikan sebagai berikut: Bangunan RSO ini bermassa banyak Letak bangunan diberi jarak dengan jalan raya Rawat inap

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN 160 BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar yang di gunakan dalam perancangan ini adalah konsep yang berlandaskan pada tema sustainable building. Perancangan ini mengambil prinsip sustainable

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek wisma atlet ini menggunakan pendekatan behavior/perilaku sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah Di Sidoarjo dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin menurun.

Lebih terperinci

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

BAB V. KONSEP PERANCANGAN BAB V. KONSEP PERANCANGAN A. KONSEP MAKRO 1. Youth Community Center as a Place for Socialization and Self-Improvement Yogyakarta sebagai kota pelajar dan kota pendidikan tentunya tercermin dari banyaknya

Lebih terperinci

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep perancangan mengacu pada karakteristik arsitektur organik, yaitu 1. Bukan meniru bentuk dari alam tapi mengembangkan prinsip yang ada di alam Mengembangkan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP RANCANGAN

BAB V KONSEP RANCANGAN BAB V KONSEP RANCANGAN 5.1 Ide Awal Pertimbangan awal saat hendak merancang proyek ini adalah : Bangunan ini mewadahi keegiatan/aktivitas anak yang bias merangsang sensorik dan motorik anak sehingga direpresentasikan

Lebih terperinci

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1. Konsep perencanaan 6.1.1. Pelaku dan kategori kebutuhan ruang, dan Besaran Ruang. 6.1.1.1. Pelaku Dan Kategori Kebutuhan Ruang Dari analisis yang telah dilakukan

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Griya seni dan Budaya Terakota ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Re-Inventing Tradition

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Penjelasan konsep dibagi menjadi dua bagian yaitu: A. Konsep Tapak yang meliputi: a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi b. Sirkulasi e. Orientasi c. Lingkungan f. Skyline

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini menggunakan pendekatan sustainable design sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP TAPAK DAN RUANG LUAR IV.1.1 Pengolahan Tapak dan Ruang Luar Mempertahankan daerah tapak sebagai daerah resapan air. Mempertahankan pohon-pohon besar yang ada disekitar

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. 5.1 Konsep Tapak Bangunan Pusat Pengembangan dan Pelatihan Mesin Industri Zoning

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. 5.1 Konsep Tapak Bangunan Pusat Pengembangan dan Pelatihan Mesin Industri Zoning Handrail diperlukan di kedua sisi tangga dan harus ditancapkan kuat ke dinding dengan ketinggian 84.64 cm. 6. Pintu Ruangan Pintu ruang harus menggunakan panel kaca yang tingginya disesuaikan dengan siswa,

Lebih terperinci

Bab IV. Konsep Perancangan

Bab IV. Konsep Perancangan Bab IV. Konsep Perancangan 4. 1 Kosep Dasar Konsep dasar perancangan perpustakaan ini adalah bangunan yang memperhatikan kenyamanan penggunanya serta mencerminkan fungsinya baik sebagai bangunan perpustakaan

Lebih terperinci

Bab V Konsep Perancangan

Bab V Konsep Perancangan Bab V Konsep Perancangan A. Konsep Makro Konsep makro adalah konsep dasar perancangan kawasan secara makro yang di tujukan untuk mendefinisikan wujud sebuah Rest Area, Plasa, dan Halte yang akan dirancang.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Building form Bentuk dasar yang akan digunakan dalam Kostel ini adalah bentuk persegi yang akan dikembangkan lebih lanjut.

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Tema Healing Environment tidak hanya diterapkan pada desain bagian luar

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Tema Healing Environment tidak hanya diterapkan pada desain bagian luar BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Dasar Tema Healing Environment tidak hanya diterapkan pada desain bagian luar (tata ruang luar) tetapi juga bagian dalam (tata ruang dalam) bangunan. Inti dari konsep

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Hasil Rancangan menggunakan konsep Serenity in Fluidity yang dijelaskan

BAB VI HASIL RANCANGAN. Hasil Rancangan menggunakan konsep Serenity in Fluidity yang dijelaskan BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1. Hasil Rancangan Kawasan Hasil Rancangan menggunakan konsep Serenity in Fluidity yang dijelaskan dalam bab sebelumnya, yaitu dengan menggunakan lingkungan yang tenang dengan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan Pusat Studi dan Budidaya Tanaman Hidroponik ini adalah Arsitektur Ekologis. Adapun beberapa nilai-nilai Arsitektur Ekologis

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang didasarkan dengan perilaku manusia merupakan salah satu bentuk arsitektur yang menggabungkan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar WARNA HEALING ENVIRONMENT. lingkungan yang. mampu menyembuhkan. Gambar 4. 1 Konsep Dasar

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar WARNA HEALING ENVIRONMENT. lingkungan yang. mampu menyembuhkan. Gambar 4. 1 Konsep Dasar BAB IV: KONSEP 4.1. Konsep Dasar WARNA HEALING ENVIRONMENT lingkungan yang mampu menyembuhkan SUASANA Menghubungkan ruang luar dengan ruang dalam terutama pada area yang difokuskan untuk kesembuhan pasien.

Lebih terperinci

Bab IV. Konsep Perancangan

Bab IV. Konsep Perancangan Bab IV Konsep Perancangan 4.1 Konsep Perancangan Konsep perancangan pada proyek ini didasari oleh tinjauan data mengenai sifat dan karakteristik pasien, dimana beberapa dari pasien dewasa maupun anak-anak

Lebih terperinci

KONSEP PERANCANGAN RUMAH SAKIT KHUSUS PARU

KONSEP PERANCANGAN RUMAH SAKIT KHUSUS PARU BAB IV KONSEP PERANCANGAN RUMAH SAKIT KHUSUS PARU 4.1. Tema Desain Penderita TB maupun penderita penyakit paru lainnya akan memiliki perasaan dan pikiran negatif, bahkan setelah sembuh penderita penyakit

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN Konsep perancangan bangunan didapatkan dari hasil studi literatur dan lapangan berdasarkan topik terkait. Penjelasan pemikiran penulis pada pendekatan konsep yang telah

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI PROYEK. : Pusat Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan NARKOBA Pria : Arsitektur Perilaku

BAB III DESKRIPSI PROYEK. : Pusat Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan NARKOBA Pria : Arsitektur Perilaku 36 BAB III DESKRIPSI PROYEK A. Nama Proyek Proyek Tema Status Proyek Pemilik Proyek Sumber Dana Lokasi : Pusat Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan NARKOBA Pria : Arsitektur Perilaku : Fiktif : Swasta :

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil perancangan merupakan aplikasi dari konsep ekowisata pada pengembangan kawasan agrowisata sondokoro yang meliputi bebera aspek, diantaranya: 6.1. Dasar Pengembangan Dasar

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 KONSEP DASAR Museum kereta api merupakan bangunan yang mewadahi aktivitas memajang / memamerkan lokomotif, dan menampung pengunjung museum dan aktivitas yang terjadi dalam

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Konsep dasar ini tidak digunakan untuk masing-masing ruang, tetapi hanya pada ruang-ruang tertentu. 1. Memperkenalkan identitas suatu tempat Karena

Lebih terperinci

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. rancangan terdapat penambahan terkait dengan penerapan tema Arsitektur

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. rancangan terdapat penambahan terkait dengan penerapan tema Arsitektur BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Taman Pintar dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang publik yang semakin menurun, salah satunya adalah Taman Senaputra di kota Malang. Seperti

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP. Langkah-langkah untuk menerapkan Konsep Green Hospital, yaitu :

BAB IV KONSEP. Langkah-langkah untuk menerapkan Konsep Green Hospital, yaitu : BAB IV KONSEP IV.1. Konsep Dasar Green Hospital merupakan rumah sakit yang berwawasan lingkungan dan jawaban atas tuntutan kebutuhan pelayanan dari pelanggan rumah sakit yang telah bergeser ke arah pelayanan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Data Proyek Gambar 5.1 RUTRK Tapak Luas Lahan : 10.150 m 2 KDB : 20% x 10.150 m 2 = 2.030 m 2 KLB : 2,5 x 10.150 m 2

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Utama Perencanaan Panti Sosial Bina Remaja Yogyakarta ini bertujuan merancang sebuah fasilitas pembinaan remaja dengan menghasilkan konsep tata ruang yang mendukung

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY 81 BAB V KESIMPULAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Keterkaitan Konsep dengan Tema dan Topik Konsep dasar pada perancangan ini yaitu penggunaan isu tentang Sustainable architecture atau Environmental

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan BAB VI HASIL RANCANGAN Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan perancangan. Batasan-batasan perancangan tersebut seperti: sirkulasi kedaraan dan manusia, Ruang Terbuka Hijau (RTH),

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan 5.1.1 Aspek Fungsional Pengelompokan berdasarkan area aktivitas besar : Pelatihan pelatihan kerja (teori&praktek) uji sertifikasi,informasi

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1. Program Ruang Jenis ruang dan kebutuhan luasan ruang kelompok utama Pusat Informasi Budaya Baduy dapat dilihat pada tabel

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik mengaplikasikan konsep metafora gelombang yang dicapai dengan cara mengambil karakteristik dari gelombang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Yang menjadi dasar dari perencanaan dan perancangan Mesjid di Kebon Jeruk adalah : Jumlah kapasitas seluruh mesjid pada wilayah

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 51 BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN A. Konsep Perancangan Tapak 1. Pemintakatan Tapak Gambar 23. Pemintakatan tapak ( sumber : Hasil perencanaan, 2015 ) Pemintakatan area publik berhadapan langsung

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1. Rancangan Kawasan Perancangan kawasan mengacu pada sebuah konsep dari arsitektur perilaku yang telah diintegrasikan dengan nilai-nilai keislaman. Konsep perancangan kawasan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur,

BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur, BAB V KONSEP 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah sebagai tempat menerima pendidikan dan mengasah keterampilan yaitu mengambil

Lebih terperinci

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa OUT Sekolah Pembelajaran Terpadu SMP-SMA 45 BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk dari sebuah pendekatan dari arsitektur

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN BAB 4 KONSEP PERANCANGAN 4.1 Ide Awal Ide awal rancangan bangunan perpustakaan ini adalah bangunan sebagai fitur taman. Masyarakat yang menggunakan ruang terbuka kota/taman Maluku ini dapat sekaligus menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal BAB IV KONSEP 4.1 Ide Awal Kawasan Manggarai, menurut rencana pemprov DKI Jakarta akan dijadikan sebagai kawasan perekonomian yang baru dengan kelengkapan berbagai fasilitas. Fasilitas utama pada kawasan

Lebih terperinci

BAB V HASIL RANCANGAN

BAB V HASIL RANCANGAN BAB V HASIL RANCANGAN 5.1 Perancangan Tapak 5.1.1 Pemintakatan Secara umum bangunan dibagi menjadi beberapa area, yaitu : Area Pertunjukkan, merupakan area dapat diakses oleh penonton, artis, maupun pegawai.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. lingkungan maupun keadaan lingkungan saat ini menjadi penting untuk

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. lingkungan maupun keadaan lingkungan saat ini menjadi penting untuk BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Lingkungan Setelah melakukan analisis lingkungan, maka konsep lingkungan yang diterapkan adalah Konsep Interaksi. Konsep Interaksi merupakan konsep

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Letak Geografis Site Site yang akan dibangun berlokasi di sebelah timur Jalan Taman Siswa dengan koordinat 07 o 48 41.8 LS 110 o 22 36.8 LB. Bentuk site adalah persegi panjang

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa BAB 6 HASIL PERANCANGAN 6.1. Hasil Perancangan Hasil perancangan Pusat Seni dan Kerajinan Arek di Kota Batu adalah penerapan konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental, BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar perancangan Hasil perancangan sentra industri batu marmer adalah penerapan dari tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental, Social dan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. Gambar 5. 1 Konsep Dasar. Sumber: dokumentasi pribadi, 2015

BAB V KONSEP. Gambar 5. 1 Konsep Dasar. Sumber: dokumentasi pribadi, 2015 87 BAB V KONSEP A. Konsep Dasar Gambar 5. 1 Konsep Dasar Sumber: dokumentasi pribadi, 2015 Pada umumnya terminal bus memiliki 3 permasalahan utama yaitu sirkulasi silang, tindak kriminalitas dan polusi.

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Hasil rancangan adalah output dari semua proses dalam bab sebelumnya

BAB VI HASIL RANCANGAN. Hasil rancangan adalah output dari semua proses dalam bab sebelumnya BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Hasil Rancangan Hasil rancangan adalah output dari semua proses dalam bab sebelumnya yang telah dijelaskan, sebuah hasil yang menjawab permasalahan dalam suatu perancangan melalui

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan dalam perancangan kembali pasar

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan dalam perancangan kembali pasar BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan yang digunakan dalam perancangan kembali pasar tradisional di Kabupaten Jember menggunakan konsep extending tradisional. Pada bab-bab sebelumnya telah dijelaskan

Lebih terperinci

mempunyai sirkulasi penghuninya yang berputar-putar dan penghuni bangunan mempunyai arahan secara visual dalam perjalanannya dalam mencapai unit-unit

mempunyai sirkulasi penghuninya yang berputar-putar dan penghuni bangunan mempunyai arahan secara visual dalam perjalanannya dalam mencapai unit-unit BAB VI KESIMPULAN Dari hasil analisa konsep hemat energi pada bangunan tinggi rumah sakit kanker di Surabaya dalam usaha untuk menghemat energi, yang diperoleh melalui kajian literatur, preseden, analisa

Lebih terperinci

Perancangan Pusat Rehabilitasi Pengguna Narkoba di Kabupaten Malang ABSTRAK Perancangan Pusat Rehabilitasi Pengguna Narkoba di Kabupaten Malang

Perancangan Pusat Rehabilitasi Pengguna Narkoba di Kabupaten Malang ABSTRAK Perancangan Pusat Rehabilitasi Pengguna Narkoba di Kabupaten Malang Perancangan Pusat Rehabilitasi Pengguna Narkoba di Kabupaten Malang Tema: Healing Environment Khikmatus Amaliyah Jurusan Teknik Arsitektur Fakultas Sains dan Teknologi UIN MALIKI Malang Jl.Gajayana no.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Bentukan Dasar Bangunan Bentuk massa bangunan terdiri terdiri dari susunan kubus yang diletakan secara acak, bentukan ruang yang kotak menghemat dalam segi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan merupakan proses pengambilan keputusan dalam melakukan desain pengembangan kawasan Agrowisata berdasarkan analisis perancangan. Konsep perancangan tersebut di

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN PRINSIP TEMA Keindahan Keselarasan Hablumminal alam QS. Al-Hijr [15]: 19-20 ISLAM BLEND WITH NATURE RESORT HOTEL BAB V KONSEP PERANCANGAN KONSEP DASAR KONSEP TAPAK KONSEP RUANG KONSEP BENTUK KONSEP STRUKTUR

Lebih terperinci

RESORT DENGAN FASAILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB V KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep dasar perancanagan. 5.2 Konsep perancangan

RESORT DENGAN FASAILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB V KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep dasar perancanagan. 5.2 Konsep perancangan BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep dasar perancanagan Konsep dasar perancangan Resort dengan Fasilitas Meditasi ialah untuk mendukung potensi wisata pantai di Anyer. Memaksimalkan pengolahan ruang dalam

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Umum Perancangan V.1.1. Dasar Perancangan Rusun dan pasar di Jakarta Barat merupakan bangunan yang bersifat sosial dan komersial dimana bangunan nantinya

Lebih terperinci

REDESAIN RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI DI SURAKARTA

REDESAIN RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI DI SURAKARTA REDESAIN RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI DI SURAKARTA ZONIFIKASI Dasar pertimbngan Potensi site Kemungkinan pengelohan Tuntutan kegiatan UTILITAS Konsep utilitas pada kawasan perencanaan meliputi : 1. Terjadinya

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan meliputi pembahasan mengenai pemanfaatan penghawaan dan pencahayaan alami pada City Hotel yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Tapak perancangan merupakan area yang berada jauh dari kota. Lokasi ini

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Tapak perancangan merupakan area yang berada jauh dari kota. Lokasi ini BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Tapak 5.1.1 Pemilihan Tapak Tapak perancangan merupakan area yang berada jauh dari kota. Lokasi ini dipilih karena dapat meningkatkan perasaan kembali ke alam dan menyepi

Lebih terperinci

03 PEMBAHASAN PERSOALAN DESAIN

03 PEMBAHASAN PERSOALAN DESAIN 03 PEMBAHASAN PERSOALAN DESAIN AKSESIBILITAS 31 Pada bab pembahasan ini akan memaparkan kritik desain yang dikaji bedasarkan hasil dari pendekatan masalah yang dikaji dengan teori mengenai aspek psikologi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep perancangan dilakukan untuk memudahkan kita dalam merancangan

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep perancangan dilakukan untuk memudahkan kita dalam merancangan BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan Konsep perancangan dilakukan untuk memudahkan kita dalam merancangan sebuah bangunan. Hasil konsep perancangan didapatkan dari out put yang ada di analisa

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum

BAB V KONSEP. marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum BAB V KONSEP 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan sentra industri batu marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum dalam Three Dimension Sustainability:

Lebih terperinci

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut : BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan mixed use building adalah kebutuhan akan hunian yaitu rumah susun bagi masyarakat menengah

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini memiliki sebuah konsep berasal dari obyek yang dihubungkan dengan baju muslim yaitu Libasuttaqwa (pakaian taqwa)

Lebih terperinci

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1. Hasil Rancangan Tapak Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

Lebih terperinci

BAB V KAJIAN PUSTAKA. Pekalongan ini adalah arsitektur humanis. Latar belakang penekanan/

BAB V KAJIAN PUSTAKA. Pekalongan ini adalah arsitektur humanis. Latar belakang penekanan/ BAB V KAJIAN PUSTAKA 5.1. Kajian Teori Penekanan/ Tema Desain Arsitektur Humanis Tema desain pada proyek Rumah Sakit Jiwa di Kabupaten Pekalongan ini adalah arsitektur humanis. Latar belakang penekanan/

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar Perancangan Pusat Pemasaran Mebel di Kota Pasuruan ini adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian konsep perancangan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 47 BAB V KONSEP PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1. Program Dasar Perencanaan Program dasar perencanaan terdiri atas kelompok ruang, program ruang, dan tapak terpilih. Kelompok ruang merupakan kegiatan

Lebih terperinci

4.1 IDE AWAL / CONSEPTUAL IDEAS

4.1 IDE AWAL / CONSEPTUAL IDEAS BAB IV KONSEP DESAIN 4.1 IDE AWAL / CONSEPTUAL IDEAS Beberapa pertimbangan yang muncul ketika hendak mendesain kasus ini adalah bahwa ini adalah sebuah bangunan publik yang berada di konteks urban. Proyek

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam konsep dasar pada perancangan Fashion Design & Modeling Center di Jakarta ini, yang digunakan sebagai konsep dasar adalah EKSPRESI BENTUK dengan

Lebih terperinci

2015 RUMAH SAKIT KHUSUS JANTUNG KOTA BANDUNG

2015 RUMAH SAKIT KHUSUS JANTUNG KOTA BANDUNG 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perancangan Dewasa ini kehidupan modern telah menjadi prioritas utama bagi sebagian besar masyarakat di Indonesia, khususnya kalangan masyarakat ekonomi menengah dan

Lebih terperinci

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG. sirkulasi/flow, sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan sbb :

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG. sirkulasi/flow, sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan sbb : BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG 4.1. Program Ruang Besaran ruang dan kapasitas di dalam dan luar GOR Basket di kampus Undip Semarang diperoleh dari studi

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya 165 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1. Dasar Rancangan Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep dan analisa yang terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya sebagai

Lebih terperinci

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep program dasar perencanaan dan perancangan yang merupakan hasil dari pendekatan perencanaan dan perancangan, yang berupa segala sesuatu mengenai kebutuhan

Lebih terperinci

[STASIUN TELEVISI SWASTA DI JAKARTA]

[STASIUN TELEVISI SWASTA DI JAKARTA] 5.1. Konsep Dasar BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep Dasar yang akan di terapkan pada bangunan Stasiun Televisi Swasta ini berkaitan dengan topik Ekspresi Bentuk, dan tema Pendekatan ekspresi bentuk pada

Lebih terperinci