PENDAHULUAN BAB I. A. Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENDAHULUAN BAB I. A. Latar Belakang"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini tibalah pada saat di mana hampir seluruh dimensi kehidupan dituntut menyesuaikan diri dengan segala perubahan yang serba cepat. Hal ini merupakan dampak dari adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang. Di dalam dunia ekonomi dan bisnis adanya kondisi pergeseran pasar yang semakin terpecah menyebabkan sebuah perusahaan tidak hanya cukup mengonsentrasikan diri pada kegiatan peningkatan efisiensi produksi, kinerja terunggul atau penawaran fitur yang inovatif saja melainkan bagaimana cara perusahaan dapat berinteraksi dan berhubungan dengan pelanggan melalui teknologi informasi yang mumpuni menjadi tantangan baru bagi perusahaan untuk menentukan siklus hidup perusahaan kedepannya. Penerapan customer relationship management atau manajemen hubungan pelanggan perlu diterapkan pada sebuah perusahaan sebagai sarana perusahaan dapat berinteraksi dan membina hubungan jangka panjang dengan pelanggan. Diharapkan dengan penerapan CRM, perusahaan dapat memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan terhadap produk atau jasa layanan yang akan diberikan perusahaan kepada pelanggan. Dengan penerapan customer relationship management perusahaan akan lebih mudah menciptakan kepuasaan hingga mempertahankan loyalitas pelanggan terhadap perusahaan, yang pada akhirnya akan meningkatkan keuntungan bagi perusahaan. Pada penelitian ini, peneliti ingin mendeskripsikan mengenai salah satu perusahaan BUMN di Indonesia dalam mempertahankan loyalitas pelanggannya. PT Telkom Tbk atau biasa dikenal dengan Telkom, adalah salah satu perusahaan yang bergerak pada bisnis pelayanan telekomunikasi terbesar di Indonesia. Dari beberapa jasa layanan telekomunikasi yang dikembangkan oleh Telkom satu diantaranya adalah layanan Telkom Flexi atau sering dikenal dengan Flexi. Flexi 1

2 merupakan salah satu produk telekomunikasi Fixed Wireless Acces (FWA) milik Telkom yang berbasis teknologi CDMA (Code Division Multiple Acces). Telkom Flexi adalah telepon bergerak terbatas dalam satu area code yang memiliki fitur limited mobility. Telkom Flexi merupakan jaringan akses nirkabel terbesar di Indonesia yang hanya membebankan pelanggan dengan dasar tarif secara umum lebih rendah daripada tarif layanan operator GSM (Global System for Mobile Communication). Seiring persaingan antar operator telekomunikasi yang semakin terbuka, adanya perubahan pola perilaku masyarakat dalam mengakses media komunikasi serta meningkatnya penggunaan perangkat ponsel cerdas yang disertai perkembangan aplikasi berbasis internet yang semakin canggih, menyebabkan pertumbuhan bisnis Telkom Flexi perlu ditingkatkan. Hal ini dikarenakan teknologi CDMA yang digunakan sebagai basis layanan Flexi semakin tidak dapat dikembangkan. Maka, Telkom menghentikan layanan CDMA Flexi dan melakukan upgrade ke layanan GSM Telkomsel. Setelah resmi dikeluarkannya kebijakan pemerintah mengenai penataan frekwensi jaringan bergerak seluler, yakni PM No.30 Tahun 2014 dan KM No.934 Tahun 2014 tentang Penataan Pita Frekwensi dan Pengalihan Izin Penggunaan Frekwensi 800 Mhz, Telkom pun mulai melakukan upgrade layanan Flexi ke Telkomsel. Alasan dipilihnya Telkomsel dikarenakan Telkomsel merupakan adalah salah satu anak perusahaan PT Telkom Tbk dengan kepemilikan saham sebesar 65%, hal ini dimaksudkan agar memudahkan dalam pengalihan jalur lini bisnis perusahaan. Upgrade layanan Flexi ke Telkomsel tersebut tengah berlangsung sejak bulan Oktober 2014 hingga bulan Juni 2015 di seluruh wilayah Telkom di Indonesia. Seluruh pelanggan Flexi melakukan upgrade layanan ke Telkomsel secara bertahap di setiap plasa Telkom terdekat. Demi mencegah larinya pelanggan ke pesaing lain dan membantu proses upgrade layanan, penerapan customer relationship management dimanfaatkan untuk mempertahankan loyalitas pelanggan terhadap perusahaan. Maka, peneliti tertarik untuk meneliti Bagaimana penerapan dan pengelolaan customer relationship management PT Telkom Tbk Witel Yogyakarta dalam 2

3 mempertahankan loyalitas pelanggannya terkait upgrade layanan Flexi ke Telkomsel? B. Rumusan Masalah Dari penjabaran latar belakang dan gambaran fenomena yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah yang menjadi fokus penelitian ini adalah: Bagaimana penerapan dan pengelolaan customer relationship management PT Telkom Tbk Witel Yogyakarta dalam mempertahankan loyalitas pelanggannya terkait upgrade layanan Flexi ke Telkomsel? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui penerapan customer relationship management yang diterapkan oleh Telkom khususnya wilayah Telkom Yogyakarta dalam mempertahankan loyalitas pelanggan terkait upgrade layanan Flexi ke Telkomsel. 2. Untuk mengetahui kegunaaan komunikasi pemasaran dalam penerapan dan pengelolaan customer relationship management dalam mempertahankan loyalitas pelanggan. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis: Dapat menjadi wacana tambahan dan acuan dalam dunia akademis yang dijadikan sebagai referensi pembelajaran ilmu pengetahuan di bidang komunikasi pemasaran terkait customer relationship management yang diterapkan oleh suatu perusahaan serta efektifitasnya kepada pelanggan. 2. Manfaat praktis: Dapat memberikan masukan yang berarti bagi perusahaan untuk menentukan strategi yang tepat dalam penerapan strategi customer relations secara efektif, serta bagi pembaca dan masyarakat penelitian ini 3

4 diharapkan dapat menambah pemahaman serta wawasan tentang pentingnya strategi customer relationhip management sebagai strategi suatu perusahaan dalam berinteraksi dan mengidentifikasi pelanggan. E. Kerangka Pemikiran Penelitian ini akan membahas mengenai bagaimana costumer relationship management akan mempengaruhi loyalitas pelanggan. Costumer relationship management tersebut akan digunakan untuk menciptakan dan mempertahankan hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan antara perusahaan dengan pelanggan. Sehingga akan tercipta hubungan bisnis yang erat dan terbuka serta terjalin komunikasi dua arah diantara keduanya. Dengan demikian loyalitas pelanggan dan kepuasan pelanggan terhadap produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan dapat dipertahankan. Berikut merupakan paparan kerangka pemikiran yang akan diuraikan lebih lanjut oleh peneliti untuk mengkaji costumer relationship management dalam mempertahankan loyalitas pelanggan. Kerangka pemikiran tersebut akan digunakan sebagai panduan untuk menganalisis upgrade layanan Flexi ke Telkomsel PT Telkom Tbk Witel Yogyakarta. 1. Berorientasi Pelanggan Perusahaan dapat dikatakan telah berorientasi kepada pelanggan jika strategi perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya telah didasarkan pada pemahaman mengenai kebutuhan pelanggan. Strategi perusahaan yang berorientasi pelanggan sengaja dibentuk untuk memberikan kemudahan bagi pelanggan, memiliki fokus pemenuhan maupun keinginan pelanggan, mendesain dan mengarahkan semua potensi yang ada untuk melayani pelanggan. Perusahaan akan berusaha bergerak proaktif untuk menanggapi keluhan maupun respon pelanggan. Perusahaan yang berorientasi pada pelanggan akan memanfaatkan informasi mengenai pelanggan untuk dapat menciptakan nilai yang tertinggi bagi pelanggan. Strategi tersebut akan dilengkapi dengan suatu metode evaluasi pengukuran hasil yang bertujuan 4

5 untuk mengukur tingkat keberhasilan dari hasil penerapan strategi tersebut Chen dan Popovich (2003). Menurut Buttle (2004) perusahaan yang mengutamakan pelanggan seperti itu senantiasa belajar tanpa lelah menyesuaikan langkah-langkah mereka dengan tuntutan pelanggan dan situasi persaingan bisnis. Untuk itu diperlukan suatu cara yang tepat supaya perusahaan dapat mengidentifikasi dan berhubungan dengan pelanggan, sehingga mampu melayani mereka dengan lebih cepat dan tepat. Demi menghasilkan hubungan yang bersinergi diantara perusahaan dengan pelanggan maka perusahaan perlu berinteraksi dengan lebih dekat dan personal dengan pelanggan melalui berbagai saluran yang tersedia. 2. Customer Relationship Management 2.1 Pengertian dan Konsep Dasar Customer Relationship Management Menurut Payne, Adrian dan Frow (2005) customer relationship management atau manajemen hubungan pelanggan adalah suatu pendekatan strategis yang berfokus pada usaha untuk meningkatkan nilai bagi stakeholder melalui pengembangan hubungan dengan key customer dan costumer segment. Sedangkan menurut Kotler dan Keller (2009) manajemen hubungan pelanggan merupakan proses pengelolaan informasi tentang pelanggan dan custumer touch point secara cermat untuk memaksimalkan loyalitas pelanggan. Swift (2000) beranggapan bahwa manajemen hubungan pelanggan sebagai pendekatan untuk memahami dan mempengaruhi perilaku pelanggan melalui serangkaian aktifitas komunikasi untuk meningkatkan kesetiaan dan profitabilitas pelanggan. Sedangkan Buttle (2004) menjelaskan lebih rinci mengenai customer relationship management atau manajemen hubungan pelanggan yakni sebuah strategi inti dalam bisnis yang mengintegrasi proses-proses dan fungsi-ungsi internal dengan semua jaringan eksternal untuk menciptakan serta mewujudkan nilai bagi para pelanggan sasaran secara profitabel. CRM didukung oleh data pelanggan yang berkualitas dan teknologi informasi. Di 5

6 dalam kultur yang berorientasi pada pelanggan, semua sumber daya akan dialokasikan untuk mendukung semua langkah yang dapat meningkatkan nilai perusahaan di mata pelanggan, termasuk sistem ganjaran (reward sistem) yang dapat meningkatkan perilaku positif para karyawan yang bermuara pada kepuasan pelanggan, serta peningkatan sistem pengumpulan, penyebarluasan, dan aplikasi informasi tentang pelanggan guna menunjang berbagai aktivitas perusahaan dalam kondisi pasar yang bergerak dinamis dan dapat berubah. Jadi dapat disimpulkan bahwa costumer relationship management merupakan sebuah pendekatan strategis perusahaan berupa sebuah kegiatan yang berfokus pada usaha menjalin interaksi atau pengembangan hubungan dengan key costumer dan costumer segment. Pendekatan strategis perusaahaan tersebut terdiri dari sistem pengumpulan, penyebarluasan hingga pengoperasian aplikasi informasi pelanggan yang telah diproses oleh perusahaan. Semua sumber daya perusahaan baik fungsi internal maupun eksternal akan dialokasikan guna mendukung langkah dalam menciptakan kepuasan pelanggan, sehingga perusahaan dapat meningkatkan atau mempertahankan loyalitas pelanggan terhadap perusahaan. Diharapkan dengan adanya costumer relationship management tersebut dapat menunjang berbagai aktivitas bisnis perusahaan dalam menghadapi kondisi pasar yang bergerak dinamis dan dapat berubah ubah. 2.2 Proses Penyusunan dan Komponen Customer Relationship Management CRM memiliki sebuah proses atau alur yang saling terkait terdiri dari proses perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi. Rababah dan Ibrahim (2011) mengemukakan salah satu model proses penyusunan CRM yakni sebagai berikut: 6

7 Gambar 1.1: Model Proses Customer Relationship Management Mengembangkan customer strategy : Target market Segmentasi Perbedaan strategi untuk masingmasing target pelanggan Menentukan tujuan hubungan pelanggan : Kepuasan Loyalitas Nilai Pelanggan Menghitung kemampuan perusahaan : Sejauh mana orientasi perusahaan terhadap pelanggan Kesiapan anggaran Ketersediaan data Mengukur efektifitas program : Mengukur pencapaian tujuan Mengukur kontribusi program pada strategi pelanggan Melihat peningkatan data mengenai pelanggan Melihat potensi untuk mengembangkan program Melakukan esekusi program CRM : Berdasarkan strategi yang digunakan Fokus pada tujuan hubungan pelanggan Membangun data pelanggan Penyesuaian perusahaan dengan tujuan hubungan pelanggan : Menentukan program manajemen hubungan pelanggan Sumber : Rababah dan Ibrahim (2011) Dalam bagan tersebut proses penyusunan rencana penerapan CRM berpedoman pada bagaimana strategi perusahaan berpijak dan menempatkan hubungan pelanggan. Perusahaan akan mengawali proses tersebut dengan menentukan target pasar maupun segmen pelanggan yang akan dibidik, kemudian setelah target pelanggan ditentukan perusahaan akan menentukan tujuan penerapan CRM yang disesuaikan dan diperhitungkan dengan kemampuan perusahaan seperti diantaranya adalah ketersediaan data maupun anggaran perusahaan. Pengelolaan informasi mengenai data pelanggan yang tersimpan dalam database akan dimanfaatkan untuk dasar penyusunan hingga pengelolaan esekusi program CRM. Untuk mengukur tingkat keberhasilan pelaksanaan program CRM, maka dilakukan proses evaluasi dengan cara membandingkan antara pencapaian hasil dengan tujuan awal yang telah ditetapkan sebelumnya. 7

8 2.3 Tahapan Utama dari Rantai Nilai CRM a. Analisis portofolio pelanggan. Tahap ini melibatkan analisis terhadap basis data informasi pelanggan secara aktual dan potensial untuk mengidentifikasi pelanggan mana yang ingin dilayani di masa datang. Dengan adanya analisis portofolio pelanggan, perusahaan akan dengan mudah mengetahui prospek mana yang dapat dikategorikan sebagai hot prospek untuk ditawari berbagai produk perusahaan. Tujuan dari analisis ini adalah untuk memisahkan antara pelanggan potensial dengan pelanggan yang masih manjadi sub-sub bagian sehingga proposisi nilai dari CRM akan dapat dikembangkan untuk masingmasing kelompok tersebut. b. Keintiman pelanggan. Pada tahap ini dikenali dan akan teridentifikasi kolom informasi pelanggan yang digunakan pada catatan pelanggan seperti kontak pelanggan, identitas, riwayat, tuntutan, harapan, dan pilihan pelanggan. Pada tahapan ini data pelanggan akan dikembangkan untuk fungsi CRM selanjutnya. Fungsi-fungsi CRM tersebut dapat digolongkan menjadi CRM analitis dan operasional. Data pelanggan dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan strategis seperti pelanggan mana yang harus dilayani dan menjawab saat atau waktu yang tepat untuk berkomunikasi dengan pelanggan. c. Pengembangan jaringan yakni untuk mengidentifikasi, menjelaskan dan mengelola hubungan dengan anggota jaringan dalam perusahaan. Hal ini termasuk organisasi organisasi dan orang orang yang berkontribusi pada penciptaan dan penyampaian maupun penyebaran proposisi nilai untuk pelanggan terpilih. Jaringan dapat mencakup anggota dari luar seperti supplier, mitra dan pemilik /investor, dan juga pihak internal yang terpenting yaitu pegawai. Pada tahapan pengembangan jaringan para aktor terkait di dalam jaringan bisnis tersebut melakukan 8

9 koordinasi dan mengatur bagaimana strategi dalam menjalankan aktivitas tersebut. d. Pengembangan proposisi nilai. Tahap ini melibatkan pengidentifikasian sumber-sumber nilai bagi pelanggan, penciptaan suatu proposisi dan pengalaman yang memenuhi kebutuhan, harapan, dan pilihan mereka. Pada tahapan ini perusahaan akan menawarkan peningkatan nilai kepada pelanggan dengan menyampaikan solusi yang terbaik bagi permasalahan pelanggan. Penggunaan internet dan database pelanggan akan dapat disesuaikan untuk strategi komunikasi pemasaran yang tepat. Strategi komunikasi pemasaran tersebut akan digunakan untuk menyampaikan nilai kepada pelanggan dengan tingkat segmen tertentu melalui media tertentu. e. Mengelola siklus hidup pelanggan. Siklus hidup pelanggan adalah perjalanan pelanggan dari status suspek menjadi pendukung. Pengelolaaan siklus hidup membutuhkan perhatian pada proses dan struktur. Proses tersebut berkaitan dengan bagaimana perusahan mulai mengerjakan proses-proses penting dari penguasaan, perawatan dan pengembangan pelanggan, serta bagaimana perusahaan mengukur kinerja dari implementasi CRM-nya, sedangkan struktur berkaitan dengan bagaimana perusahaan akan mengorganisasi dirinya untuk mengelola hubungan pelanggan. Pada tahapan ini perusahaan akan menggunakan strategi alternatif untuk dapat mempertahankan pelanggan. Sebuah strategi perawatan pelanggan akan digunakan sebagai upaya perusahaan dalam membentuk komitmen pelanggan. Ada empat bentuk strategi perawatan pelanggan yang digunakan antara lain: memenuhi dan melampaui harapan pelanggan, mencari cara untuk menambah nilai, membina ikatan dengan pelanggan, dan menciptakan komitmen emosional. Sebagai tambahan terhadap perawatan pelanggan 9

10 pengembangan pelanggan ditujukan untuk menambah nilai pelanggan dengan menjual penawaran tambahan atau pengganti kepada pelanggan. Kelima tahap utama dari rantai nilai CRM tersebut akan mewakili fase tataran CRM seperti CRM strategis, CRM analitis dan CRM operasional. Analisis portofolio pelanggan (customer portofolio anlysis-cpa) dan keintiman pelanggan (customer intimacy-ci) merupakan bagian dari tataran CRM analitis. CPA melibatkan penggunaan data pelanggan dan pasar untuk memutuskan pelanggan mana yang akan dilayani, sedangakan CI melibatkan pemahaman pelanggan dan kebutuhannya. Pengembangan jaringan dan pengembangan proposisi difokuskan pada pembangunan atau penguasaaan sumber daya untuk menciptakan dan menyampaikan nilai kepada pelanggan. Dalam hal ini, pengelolaan siklus hidup pelanggan adalah penerapan CRM dengan menguasi dan mempertahankan pelanggan, sekaligus mengembangkan nilainya Buttle (2004). Tahapan tersebut dilakukan secara berulang dan reflektif. Berulangulang artinya dilakukan secara terus-menerus karena hal tersebut bukanlah proses sekali jadi yang membawa kepada sebuah strategi yang dapat diterapkan selamanya, sedangkan bersifat reflektif artinya bahwa ada saling ketergantungan maju dan mundur diantara kelima tahap tersebut. Sebagai contoh jika analisis tahap pertama (analisis portofolio pelanggan) mengarah pada sebuah keputusan tentang pelanggan mana yang akan dilayani oleh perusahaan, keputusan tersebut secara otomatis akan menentukan komposisi nilai pada tahap keempat. Jika perusahaan tidak memiliki kompetensi untuk menyampaikan proposisi nilai yang diinginkan oleh pelanggan (baik secara sendirian atau secara kemitraan dengan organisasi lain) maka perusahaan tersebut perlu mengulas kembali keputusan target pasarnya. Pada setiap tahapan di dalam nilai rantai CRM diperlukan beberapa peralatan dan proses sebagai faktor pendukung tahapan-tahapan tersebut Buttle (2004). 10

11 2.4 Faktor Pendukung Rantai CRM Menurut Buttle (2004) faktor tersebut antara lain adalah pimpinan, budaya, data dan teknologi informasi (IT), SDM, dan proses. Faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi masing-masing tahapan nilai rantai CRM. a. Pimpinan, diperlukan untuk membimbing perusahaan di masa mendatang dan menetapkan orientasi (pasar) pelanggan, penjualan produk, atau orientasi produksi. Pimpinan akan memutuskan dan mengarahkan bagaimana proyek tersebut dapat berjalan dengan optimal, serta membantu dalam memprioritaskan proyek CRM, dimana sebuah perusahaan yang akan terlibat dalam suatu proyek berskala besar secara bersamaan juga menjalankan bisnis sehari hari. Dalam pelaksanaan program CRM pimpinan akan memberikan pengawasan terhadap jalannya program, perkembangan seluruh proyek, ketepatan waktu, dan kontribusi dari komponen tersebut. b. Budaya dan organisasi, pada dasarnya merupakan sebuah nilai yang melekat pada setiap individu dalam memahami fungsi organisasi yang akan mencerminkan sikap yang akan ditonjolkan ketika menjalankan bisnis. Nilai-nilai tersebut akan dipegang kuat dan diungkapkan berupa segala tindakan dalam menjalankan bisnis baik berupa norma, simbol, ritual maupun sistem formal organisasi tersebut. Budaya organisasi akan membawa dampak bagaimana pelaku bisnis dan perusahaan akan mengarahkan atau memperlakukan pelanggan. Bahkan ketika perilaku pelaku bisnis bertatap muka langsung dengan pelanggan dalam aktivitas seperti pemasaran, penjualan, maupun pelayanan yang akan memberikan dampak yang sangat besar terhadap pemahaman pelanggan tentang kepuasan dan nilai yang ingin dibentuk oleh perusahaan terhadap pelanggan bahkan terhadap niat pembelian pelanggan di masa mendatang. 11

12 c. Data dan teknologi informasi, penggunaan CRM yang efektif dalam sebuah organisasi membutuhkan kesiapan teknologi CRM pendukung yang sesuai. Kondisi utama selanjutnya yang mendukung penerapan CRM adalah data dan teknologi. Peran akan pentingnya data pelanggan yang berkualitas, penguasaan dalam penyimpanan, peningkatan, perawatan, pendistribusian, dan penggunaan informasi pelanggan merupakan elemen yang sangat penting bagi strategi CRM. Persyaratan data untuk strategi CRM ditentukan oleh keputusan dan kegiatan yang dibuat dan dilakukan dalam kelima tahapan utama rantai nilai CRM. Tugas pada tahapan analisis potofolio pelanggan merupakan salah satu tahapan dalam menganalisis pelanggan-pelanggan yang akan dilayani di masa depan. Pada tahap keintiman dengan pelanggan data tentang pelanggan yang telah dipilih akan membantu perusahaan untuk membangun hubungan yang lebih erat dan lebih lama dengan perusahaan. Selanjutnya data pelanggan diperlukan untuk keberhasilan pengembangan proposisi nilai untuk pelanggan yang telah ditetapkan sebelumnya. Prosisisi nilai tersebut merupakan penawaran yang diberikan oleh perusahaan dengan mitra jaringan yang akan berupaya untuk memenangkan dan mempertahankan pelanggan terpilih. Sedangkan pada siklus hidup pelanggan akan melibatkan manajemen untuk mengelola pelanggan pada perpindahan nilai, mengembangkan dan menerapkan rencana perawatan pelanggan dan berusaha memenangkan kembali pelanggan yang bernilai jika pelanggan berpindah ke suplier lain. Data pelanggan memungkinkan tugas-tugas tersebut dilakukan, di mana data informasi pelanggan tersebut akan bermanfaat untuk dikembangkan pada sebuah penguassaan pelanggan yang cerdas. Teknologi informasi manajemen hubungan pelanggan membentuk sebuah fondasi di mana rantai nilai pelanggan yang sedang dibangun dan mencakup sebuah arsitektur berkinerja tinggi melalui banyak jalur komunikasi untuk meningkatkan nilai dan mempertahankan pelanggan. 12

13 d. SDM, merupakan elemen yang paling penting dalam kinerja strategi CRM. Hal ini dikarenakan keterampilan dan pengetahuan serta sikap seseorang dalam pelaku organisasi yang menjalankan bisnis sangat menentukan tingkat keberhasilan strategi CRM. SDM diperlukan untuk menegembangkan strategi CRM, memilh solusi dan mengoperasikan teknologi informasi sebagai alat pendukung strategi CRM, SDM lintas fungsi akan saling berkooordinasi satu sama lain untuk menjalankan CRM. Dalam pembuatan dan penyimpanan database pelanggan SDM diperlukan dalam mengidentifikasi serta menganalisis informasi pelanggan kedalam sebuah data yang tersusun rapi dan sistematis. SDM akan mendesain perencanaan proses pemasaran, penjualan hingga pelayanan serta memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap kepuasaan dan perawatan pelanggan ketika mereka berinteraksi dengan pelanggan. e. Proses, merupakan kondisi pendukung keempat bagi penyampaian CRM. Proses merupakan segala sesuatu yang dilakukan oleh perusahaan. Dari perspektif CRM proses perlu dirancang dan dioperasikan sehingga mereka berkontribusi bagi penciptaan nilai atau setidaknya tidak merusak nilai yang telah diciptakan bagi pelanggan. Proses dapat dibagi menjadi beberapa kategori, yakni vertikal dan horizontal baik front-office dan back-office serta primer dan sekunder. Proses vertikal adalah proses yang seluruhnya terletak di dalam fungsi bisnis, sebagai contoh proses penguasaan pelanggan berada di seluruhnya di departemen pemasaran. Proses horizontal bersifat lintas fungsional seperti proses pengembangan produk baru meliputi kelompok penjualan, pemasaran, keuangan, penelitian, dan pengembangan. Proses front-office atau front-stage adalah prosesproses yang berhadapan dengan pelanggan, contohnya proses manajemen keluhan. Proses back-office atau back-stage adalah proses pengadaan. Banyak proses yang menggunakan front-office dan back- 13

14 office, contohnya proses pemenuhan pesanan. Bagian pelayanan pemesanan dari proses tersebut ada pada front-office serta bagian penjadwalan produksi ada pada back- office. Terdapat perbedaan antara proses primer dan sekunder. Proses primer memberikan dampak yang besar pada biaya dan pendapatan perusahaan sedangkan untuk proses sekunder adalah sebaliknya. CRM strategis bertujuan untuk membangun sebuah organisasi yang dirancang untuk menciptakan dan menyampaikan nilai kepada pelanggan secara konsisten dan lebih baik daripada pesaing. Peran utama dari CRM operasional adalah otomatisasi proses penjualan, pemasaran dan pelayanan perusahaan. Sedangkan CRM analitis menerapkan proses termasuk proses manajemen kampanye. Dengan demikian, identifikasi proses-proses kunci untuk perspektif CRM ini sangat penting sehingga mereka berkontribusi kepada tujuan CRM. Tujuan tersebut dapat mencakup kepuasaan pelanggan, perawatan pelanggan, pengurangan biaya pelayanan, kepemilikan produk pelanggan, efektivitas kampanye pemasaran, dan efisiensi satuan penjualan. 3. Loyalitas Menurut Buttle (2004) perilaku pelanggan yang loyal (behavioral loyalty) diukur berdasarkan perilaku daya beli pelanggan yang ditunjukkan dengan tingginya frekwensi pelanggan datang ke sebuah toko atau membeli suatu produk. Sementara itu sikap loyal (attitudinal loyalty) diukur dengan mengacu kepada komponen komponen sikap seperti keyakinan, perasaan dan hendak untuk melakukan pembelian. Pelanggan yang lebih menyukai salah satu supplier, melibatkan diri dengan bisnis supplier itu serta berkomitmen untuk berbelanja disana dikategorikan sebagai pelanggan yang bersikap loyal. Secara konseptual loyalitas pelanggan menurut Oliver (1999) adalah komitmen yang dipegang teguh oleh pelanggan untuk melakukan pembelian ulang secara konsisten meskipun terjadi perubahan situasi pasar yang berpotensi menyebabkan perubahan perilaku pembelian. Dalam konsep 14

15 tersebut dijelaskan bahwa ketika seorang pelanggan telah mencapai pada titik kesetiaan berarti pelanggan tersebut tidak akan mudah berganti ke merek lain karena pengaruh di sekitarnya. Bahkan pelanggan yang loyal akan mereferensikan perusahaan dan produknya kepada orang-orang disekitarnya. Seperti yang disampaikan oleh Rousan (2010) yang menyatakan bahwa loyalitas pelanggan tercapai ketika seorang pelanggan akan kembali atau akan terus memilih produk yang sama atau produk dari perusahaan yang sama dan membuat referensi tentang produk tersebut kepada orang lain dengan membentuk word of mouth dan publisitas positif tentang perusahaan dan produknya. Jadi dapat disimpulkan bahwa loyalitas pelanggan adalah sebuah perilaku pelanggan yang telah memutuskan untuk berkomitmen melakukan pembelian sebuah produk secara berulang dan konsisten. Komitmen tersebut ditandai dengan sikap percaya dan tidak mudah berganti ke merek lain meskipun terjadi perubahan situasi pasar yang menyebabkan perubahan perilaku pembelian. Titik loyalitas pelanggan berada pada saat pelanggan telah membuat referensi tentang produk maupun jasa tersebut kepada orang lain dengan membentuk word of mouth dan publisitas positif tentang perusahaan dan produknya. 3.1 Tahap Pembentukan Loyalitas Konsumen Gambar 1.2: Faktor Pembentukan Loyalitas Pelanggan Perceived Quality Perceived Value Product Atribut Costumer Relationship Trustworthi-ness Costumer Satisfaction Costumer Retention Costumer Loyalty Sumber : Bagram dan Khan (2012) 15

16 Bagan di atas menggambarkan bahwa loyalitas pelanggan terbentuk melalui beberapa tahapan. Untuk mencapai pelanggan yang loyal, perusahaan perlu memberikan nilai yang dalam bagan di atas dikatakan sebagai perceived value. 1 Nilai tersebut akan berdampak pada tingkat kepuasan pelanggan. Menurut Kotler dan Keller (2009) tingkat kepuasan ini bisa dilihat salah satunya dengan mengukur seberapa besar keinginan pelanggan untuk merekomendasikan produk kepada teman atau orang-orang di sekitarnya. Sedangkan ingatan pelanggan terhadap perusahaan dan produknya dibentuk oleh atribut produk dan kedekatan hubungan antara perusahaan dengan pelanggan dan keterpercayaan perusahaan di mata pelanggan. Terlihat bahwa hubungan pelanggan menjadi salah satu faktor yang nantinya akan berujung pada loyalitas pelanggan. Sedangkan menurut Cheng dan Yeung (2008) memaparkan model lain mengenai hubungan antara loyalitas pelanggan dengan faktor lain yang mempengaruhinya sebagai berikut: Gambar 1.3: Hubungan Antara Loyalitas Pelanggan dengan Berbagai Faktor yang Mempengaruhi Service Quality Corporate Image Customer Loyalty Costumer Satisfaction Switching Cost Price Perception Sumber: Cheng dan Yeung (2008) 1 Costumer Perceived Value (CPV) adalah perbandingan antara semua keuntungan yang dirasakan pelanggan dengan semua biaya yang dikeluarkan untuk mendapat keuntungan tersebut. (Kotler dan Keller, 2009:60) 16

17 Dalam model tersebut perubahan harga dan persepsi mengenai harga serta citra perusahaan menjadi faktor yang turut mempengaruhi terbentuknya loyalitas pelanggan disamping kualitas layanan dan kepuasan terhadap layanan perusahaan. Griffin (2002) dalam Hurriyati (2010) membagi tahapan pembentukan loyalitas sebagai berikut: a. Suspects, meliputi semua orang yang akan membeli barang atau jasa perusahaan tetapi belum tahu apapun mengenai perusahaan dan barang atau jasa yang ditawarkan. b. Prospects, adalah orang-orang yang memiliki kebutuhan produk atau jasa tertentu dan mempunyai kemampuan untuk membelinya. c. Disqualified prospect, yaitu prospect yang telah mengetahui keberadaan atau jasa tertentu, tetapi tidak mempunyai kebutuhan akan barang atau jasa tersebut. d. First time customer, yaitu pelanggan yang membeli untuk pertama kalinya. e. Repeat customer, yaitu pelanggan yang telah melakukan pembelian suatu produk dua kali atau lebih. f. Clients, clients membeli semua barang atau jasa yang ditawarkan di mana barang tersebut adalah barang yang mereka butuhkan. g. Advocate seperti halnya clients, advocate juga membeli barang atau jasa yang ditawarkan dan yang mereka butuhkan, serta melakukan pembelian secara teratur. Selain itu mereka mendorong temantemannya untuk membeli barang atau menggunakan jasa perusahaan tersebut. Sedangkan menurut Buttle (2004) ada beberapa perusahaan yang menggunakan model Dwyer atau tangga nilai (value ladder atau value staircase) dalam upaya mereka menempatkan kesetiaan pelanggan dalam berbisnis dengan mereka. Tangga nilai yang menggambarkan riwayat pelanggan tersebut adalah sebagai berikut: 17

18 a. Suspect, apakah pelanggan itu cocok dengan profil target market? b. Prospect, pelanggan sesuai dengan profil yang dimaksud dan perusahaan melakukan langkah-langkah pendekatan awal. c. Pelanggan perdana, pelanggan yang melakukan pembelian pertama. d. Pelanggan ulang, pelanggan yang melakukan pembelian tambahan. e. Pelanggan mayoritas, pelanggan memilih perusahaan sebagai supplier pilihan mereka. f. Pelanggan setia, pelanggan yang tak berpindah ke supplier lain dan menunjukkan sikap amat positif kepada perusahaan. g. Pendukung, pelanggan yang mendatangkan pemasukan tambahan berkat referensi lisan mereka yang mendatangkan pelanggan- pelanggan baru lainnya. F. Kerangka Konsep Dengan pemaparan kerangka pemikiran diatas peneliti akan memilih konsep kunci untuk menyusun kerangka konsep yang sesuai untuk menganalisis permasalahan pokok pada penelitian. Kerangka konsep ini akan digunakan sebagai panduan dalam menyusun pembahasan dan analisis data hingga kesimpulan penelitian. Kerangka konsep pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 18

19 PT TELKOM Tbk Witel YOGYAKARTA Gambar 1.4: Bagan Kerangka Konsep Penelitian Berorientasi Pelanggan Mengembangkan strategi pelanggan: Target Market Menentukan tujuan hubungan pelanggan: Loyalitas Menghitung kemampuan perusahaan : Mengukur efektifitas program : Mengukur pencapaian tujuan Mengukur kontribusi program pada strategi pelanggan Melihat peningkatan data mengenai pelanggan Pengukuran tahapan pembentukan loyalitas : Model Dwyer atau tangga nilai pelanggan setia (value ladder atau value staircase) Sejauh mana orientasi perusahaan terhadap pelanggan Ketersediaan Data Kesiapan Anggaran Tahapan esekusi program CRM : Analisis Portofolio Keintiman Pelanggan Pengembangan Jaringan Pengembangan Proporsi Nilai Mengelola siklus pelanggan Sumber: Diolah dari Berbagai Referensi Terkait Obyek Penelitian Penelitian ini dibangun melalui konsep yang dimulai dengan adanya penurunan permintaan pasar terhadap produk Telkom Flexi yang berimbas pada siklus hidup bisnis Flexi sebagai layanan operator berbasis CDMA. Telkom Flexi dinyatakan semakin kalah bersaing dengan kompetitor lain yang memiliki kualitas fitur layanan yang jauh lebih baik. Dengan demikian demi meningkatkan kualitas layanan akses infomasi dan komunikasi pelanggannya, Telkom pun mulai menghentikan layanan Flexi dan segera melakukan upgrade layanan Flexi menjadi Telkomsel. Demi meningkatkan nilai kepada pelanggan diperlukan penerapan CRM yang memiliki pendekatan strategis terhadap upaya pengembangan hubungan dengan key customer dan costumer segment, Payne dan Frow (2005). Penerapan CRM tersebut akan digunakan sebagai sebuah pendekatan dalam memahami dan mempengaruhi perilaku pelanggan melalui serangkaian aktivitas komunikasi untuk meningkatkan kesetiaan maupun profitabilitas pelanggan, Swift (2000). Penerapan CRM akan digunakan oleh perusahaan guna membantu dalam 19

20 mengidentifikasi pelanggan dengan tepat. Tahapan utama dari rantai nilai CRM tersebut terdiri dari: 1. Analisis Portofolio Pelanggan Pengumpulan profil target pelanggan yang tersimpan dalam database akan dianalisis sebagai basis informasi pelanggan secara aktual. Pada analisis portofolio pelanggan ada beberapa ranah (kolom) informasi penting mengenai pelanggan yang terdiri dari: data pelanggan, riwayat pemakaian pelanggan maupun sejarah transaksi pelanggan terhadap perusahaaan akan dianalisis untuk menentukan pelanggan potensial. 2. Keintiman Pelanggan Pada tahapan keintiman pelanggan ini perusahaan akan mengenali target pelanggan yang perusahaan inginkan. Data pelanggan seperti identitas, riwayat dan kontak pelanggan akan terhubung secara on line melalui contact management yang memudahkan perusahaan menghubungi pelanggan yang bersangkutan. Tak hanya itu, pelanggan akan lebih mudah berkomunikasi dengan perusahaan untuk memperoleh informasi mengenai produk atau jasa yang akan ditawarkan perusahaan. 3. Tahap Pengembangan Jaringan Pada tahapan ini perusahaan akan mengidentifikasi, menjelaskan, dan mengelola hubungan antara pelanggan dengan anggota jaringan dalam perusahaan. Hal ini termasuk organisasi-organisasi dan orang-orang yang berkontribusi pada penciptaan nilai untuk pelanggan. Jaringan dapat mencakup anggota dari luar seperti mitra dan petugas CSR. Data pelanggan yang telah teridentifikasi tersebut akan dikelola lebih lanjut guna melakukan tahapan pengembangan proposisi nilai. 4. Tahap Pengembangan Proposisi Nilai Setelah informasi pelanggan teridentifikasi selanjutnya perusahaan akan mengembangkan nilai pelanggan. Pada tahapan ini perusahaan akan berusaha membuka ruang interaksi dengan pelanggan melalui beberapa saluran media 20

21 komunikasi, selanjutnya pelanggan akan di proses untuk melaksanakan upgrade layanan Flexi ke Telkomsel. 5. Mengelola Siklus Hidup Pelanggan Tahapan terakhir dari proses CRM ini adalah pengelolaan siklus hidup pelanggan, yakni tahapan di mana perusahaan mengupayakan pelanggan menjadi lebih loyal terhadap perusahaan dengan cara memberikan tambahan benefit atau keuntungan sebagai penghargaan bagi pelanggan yang menunjukkan loyalitasnya terhadap perusahaan. upaya tersebut dimaksudkan agar perusahaan dapat memenangkan loyalitas pelanggan sehingga pelanggan dapat dipertahankan. Tahapan-tahapan tersebut akan digunakan untuk menjadi dasar penerapan customer relationship management baik dalam tataran analitis sebagai pengembangan data pelanggan maupun CRM operasional yang akan diarahkan pada tujuan untuk mempertahankan loyalitas pelanggan terhadap perusahaan. Di mana loyalitas tersebut didahului oleh pembentukan kepuasan pelanggan terhadap perusahaan beserta produknya, Bagram dan Khan (2012). Sedangkan menurut Kotler dan Keller (2009) tingkat kepuasan tersebut dapat dilihat dengan mengukur seberapa besar keinginan pelanggan untuk tetap menggunakan produk dan tidak berpindah ke merek lain serta bersedia merekomendasikan produk kepada orang lain yang ada di sekitarnya. Dengan demikian setelah customer relationship management diterapkan, perusahaan akan dapat mengukur sejauh mana tingkatan loyalitas pelanggan terhadap perusahaan sesuai dengan tangga nilai menurut Buttle (2004). G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Pada penelitian ini peneliti akan menggunakan metode penelitian Studi Kasus (Case Study). Metode penelitian ini adalah bagian dari metode kualitatif yang hendak menganalisis suatu kasus tertentu secara lebih 21

22 mendalam dengan melibatkan beberapa sumber informasi terkait. Studi kasus merupakan sebuah metode penelitian yang memusatkan pada sebuah kasus tunggal secara intensif dan rinci. Dalam penelitian kualitatif studi kasus dipandang dapat mengumpulkan informasi yang memadai tentang fakta atau keterangan dari seseorang/ kelompok/ organisasi yang sengaja diteliti. Pada penelitian ini hanya melibatkan satu kasus tunggal dan satu lingkungan saja dan dalam periode tertentu. 2. Objek Penelitian Objek pada penelitian ini adalah penerapan dan pengelolaan customer relationship management yang diterapkan oleh Witel Yogyakarta, kantor pusat Kota Baru dalam mempertahankan loyalitas pelanggan Flexi terkait upgrade layanan Flexi ke Telkomsel. Fenomena ini mencangkup proses penyusunan, pelaksanaan hingga evaluasi. 3. Waktu dan Tempat a. Waktu Pelaksanaan waktu penelitian ini adalah Bulan Juni Pada waktu tersebut adalah waktu dimana proses upgrade layanan Flexi ke Telkomsel masih berlangsung, dan pada Bulan Juni 2015 tersebut adalah Bulan berakhirnya masa upgrade Flexi ke Telkomsel. Sehingga peneliti mendapatkan data mengenai proses evaluasi berjalannya upgrade layanan. b. Tempat Penelitian Penelitian ini berlokasi di Jl. Yos Sudarso No. 09, Kota Baru Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia Telp. (0274) Sumber Data Dalam penelitian ini peneliti membutuhkan dua sumber data yakni data primer dan sekunder. Data primer merupakan data yang diambil dari proses penyusunan customer relationship management Telkom Witel Yogyakarta 22

23 terkait upgrade layanan Flexi ke Telkomsel seperti wawancara mendalam dan observasi langsung, sedangkan sekunder adalah data tambahan untuk mendukung penelitian yakni aktivitas pengelolaan customer relationship management berupa dokumen maupun data sekunder lainnya. Sumber data tersebut antara lain adalah: a. Wawancara Mendalam (Indepth Interview) Peneliti akan melakukan wawancara kepada pihak informan menggunakan interview guide yang telah disusun oleh peneliti. Informan yang akan dipilih oleh peneliti adalah informan yang dinilai memiliki kredibilitas terhadap informasi maupun data valid terkait obyek penelitian. Informan dipilih melalui teknik purpose sampling, yakni peneliti memilih informan secara cermat hingga relevan. Informan tersebut antara lain adalah pihak internal Telkom Witel Yogyakarta terkait pelaksanaan CRM tersebut dan pihak yang terkait langsung dalam penanganan pelaksanaan customer relationship management. b. Dokumen Dokumen yang akan digunakan oleh peneliti adalah dokumen yan memiliki hubungan langsung dengan proses penyusunan program pengelolaan obyek penelitian antara lain berupa fakta yang tersimpan dalam bentuk surat, catatan harian, arsip foto, hasil rapat, cenderamata, jurnal kegiatan, buku-buku, literatur, dan website, maupun sumber lain yang relevan dengan masalah yang diteliti. c. Observasi Obsevasi pada penelitian ini dilakukan dengan mengamati secara langsung proses upgrade layanan Flexi ke Telkomsel di plasa Telkom Witel Yogyakarta. Dengan mengamati langsung proses tersebut secara lebih detail maka diharapkan peneliti dapat menyaksikan sendiri 23

24 interaksi antara Telkom Witel Yogyakarta dengan pelanggan yang melakukan upgrade layanan. 5. Validitas Data Guna menjamin keabsahan data yang diperoleh maka peneliti akan menggunakan teknik triangulasi data yang memanfaatkan sesuatu diluar data tersebut sebagai pembanding Moloeng (2001). Didalam pengecekan kembali hasil data terhadap derajat kepercayaan, maka peneliti akan membandingkan data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan hasil pengamatan langsung di lapangan. Selanjutnya peneliti akan membandingkan saran maupun kritik materi yang didapat dari hasil studi pustaka, teori maupun pendapat akademisi. 6. Teknik Analisis Data untuk Penelitian Studi Kasus Proses analisis data dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan tahapan analisis data interaktif Miles dan Huberman yang menekankan pada tiga komponen yakni reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan, Pawito (2007). Setelah semua data yang dibutuhkan oleh peneliti terkumpul peneliti akan menggunakan teknik analisis kronologis, dimana peneliti akan melakukan pemetaan suatu fenomena berdasarkan urutan proses terjadinya. Proses tersebut akan dipetakan kemudian dibandingkan dengan proses berdasarkan kerangka teoritis yang disusun, Yin (2006). Teknik analisis ini akan digunakan dalam memetakan proses kronologis pengelolaan customer relationship management PT Telkom Tbk Witel Yogyakarta yang kemudian akan dibandingkan dengan proses customer relationship management atau manajemen hubungan pelanggan secara teoritis menurut Rababah dan Ibrahim (2011). Untuk mendapatkan paparan analisis secara umum mengenai kronologis proses perencanaan, esekusi hingga evaluasi program CRM maka dalam penelitian ini akan dilanjutkan dengan teknik penjodohan pola. Teknik penjodohan pola ini akan digunakan guna mencocokan data yang ditemukan secara empiris dalam penelitian, dengan pola yang telah diprediksi secara teoritis, Yin (2006). Dengan demikian peneliti akan lebih mudah 24

25 memetakan kronologis secara lebih mendalam tahapan dalam pengelolaan program CRM Telkom Witel Yogyakarta. Diharapkan dengan menggunakan teknik-teknik tersebut peneliti dapat menghasilkan peta pengelolaan CRM yang mendalam dan menyeluruh mengenai pemaparan tahapan-tahapan CRM, yang di mulai dari tahap pengembangan strategi pelanggan, menentukan tujuan hubungan pelanggan, analisis orientasi perusahaan kepada pelanggan, menentukan program CRM, tahapan esekusi program CRM, pengukuran tahapan pembentukan loyalitas hingga mengukur evaluasi efektifitas CRM dalam mempertahankan loyalitas pelanggan. Tabel 1.1 Tabel Tahapan Analisis Data Penelitian No Tahapan Sumber Data yang Dibutuhkan Output 1. Klasifikasi Data Data hasil wawancara, Kelompok data berdasarkan tahapan observasi langsung, dan pengelolaan program CRM mulai analisis dokumen. dari proses perencanaan, pelaksanaan, hingga metode evaluasi yang digunakan oleh PT Telkom Tbk Witel Yogyakarta. 2. Imprestasi Data Data telah dikelompokkan Deskripsi komperhensif tentang berdasarkan tahapan relasi antar data yang telah pengelolaan program CRM. digabungkan dan dianalisis. 3. Komparasi Data Deskripsi komprehensif antar Data dinyatakan valid. untuk Uji data. Validitas dengan Triangulasi Data 4. Perumusan Hasil Data valid hasil uji triangulasi. Temuan berbentuk paparan Analisis deskriptif hasil dari analisis yang terstruktur dan teruji valid. 25

Rantai Nilai Manajemen Hubungan Pelanggan

Rantai Nilai Manajemen Hubungan Pelanggan Rantai Nilai Manajemen Hubungan Pelanggan Kajian CRM Strategies Tataran CRM Operasional Analitis CRM Strategies Pandangan top-down tentang CRM sebagai strategi bisnis paling penting yang mengutamakan konsumen

Lebih terperinci

Manajemen Hubungan Pelanggan (CRM)

Manajemen Hubungan Pelanggan (CRM) Manajemen Hubungan Pelanggan (CRM) Strategies Tataran CRM Operasional Analitis CRM Strategies Pandangan top-down tentang CRM sebagai strategi bisnis paling penting yang mengutamakan konsumen dan bertujuan

Lebih terperinci

Muhammad Bagir S.E., M.T.I

Muhammad Bagir S.E., M.T.I Muhammad Bagir S.E., M.T.I Latar Belakang Fakta menunjukkan : Diperlukan biaya enam kali lebih besar untuk menjual kepada pelanggan baru daripada pelanggan yang pernah membeli (pelanggan lama) Pelanggan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PEMASARAN NILAI PELANGGAN, KEPUASAN PELANGGAN LOYALITAS PELANGGAN

MANAJEMEN PEMASARAN NILAI PELANGGAN, KEPUASAN PELANGGAN LOYALITAS PELANGGAN MANAJEMEN PEMASARAN NILAI PELANGGAN, KEPUASAN PELANGGAN LOYALITAS PELANGGAN Pendahuluan Dasar dari orientasi pemasaran yang dibentuk dengan baik adalah hubungan pelanggan yang kuat Pemasar harus berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri seperti industri telekomunikasi, transportasi, perbankan dan perhotelan

BAB I PENDAHULUAN. industri seperti industri telekomunikasi, transportasi, perbankan dan perhotelan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi menyebabkan Industri jasa yang terdiri dari berbagai macam industri seperti industri telekomunikasi, transportasi, perbankan dan perhotelan berkembang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian CRM CRM adalah suatu strategi bisnis yang mengintegrasikan proses dan fungsi bisnis untuk meningkatkan kepuasan dan menjaga hubungan dengan pelanggan untuk jangka waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beragam pilihan bentuk teknologi dan kecanggihannya. dalam melakukan kegiatan, dengan teknologi komunikasi dapat

BAB I PENDAHULUAN. beragam pilihan bentuk teknologi dan kecanggihannya. dalam melakukan kegiatan, dengan teknologi komunikasi dapat BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kebutuhan akan teknologi, baik itu teknologi informasi maupun telekomunikasi sangat tinggi dari mulai golongan menengah kebawah dan golongan menengah ke atas.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. CRM bukanlah konsep yang dapat diterima atau tidak. CRM bukan pula konsep yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. CRM bukanlah konsep yang dapat diterima atau tidak. CRM bukan pula konsep yang BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Customer Relationship Management (CRM) CRM bukanlah konsep yang dapat diterima atau tidak. CRM bukan pula konsep yang baru ditemukan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Perkembangan industri, teknologi informasi dan komunikasi berdampak pada pasar dan persaingan lintas industri yang menjadi semakin dinamis. Pertumbuhan bisnis tergantung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain dari telepon seluler bertambah seiring dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. lain dari telepon seluler bertambah seiring dengan semakin BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Penelitian Kemajuan teknologi di bidang telepon selular membantu sektor telekomunikasi saat ini tak hanya menjadi kebutuhan masyarakat umum tetapi juga menjadi ladang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia memiliki keinginan dan kebutuhan untuk. memuaskan hidupnya dimana dalam memuaskan kebutuhan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia memiliki keinginan dan kebutuhan untuk. memuaskan hidupnya dimana dalam memuaskan kebutuhan manusia 1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya manusia memiliki keinginan dan kebutuhan untuk memuaskan hidupnya dimana dalam memuaskan kebutuhan manusia sangat beraneka ragam karena untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah Bab 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi komunikasi selular merupakan salah satu sarana komunikasi yang mampu menyediakan komunikasi secara cepat dan kapan saja. Seiring

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, menjadikan komunikasi sangat penting di zaman modern saat ini. Sarana komunikasi sangat memudahkan manusia

Lebih terperinci

10 c. Persepsi sikap terhadap penggunaan (attitude) d. Persepsi minat perilaku (behavioral intention to use) Persepsi pengguna terhadap manfaat teknol

10 c. Persepsi sikap terhadap penggunaan (attitude) d. Persepsi minat perilaku (behavioral intention to use) Persepsi pengguna terhadap manfaat teknol BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Model Penerimaan Teknologi Technology Acceptance Model (TAM) merupakan salah satu model yang dibangun untuk menganalisis dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era persaingan yang semakin ketat khususnya pada industri

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era persaingan yang semakin ketat khususnya pada industri BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era persaingan yang semakin ketat khususnya pada industri telekomunikasi dan teknologi informasi, perusahaan perlu untuk melakukan evaluasi menyeluruh dan melakukan

Lebih terperinci

CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT (CRM) SOFTWARE FROM SAP

CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT (CRM) SOFTWARE FROM SAP CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT (CRM) SOFTWARE FROM SAP Karya Ilmiah E Business Sujiwo (09.11.3212) STMIK AMIKOM YOGYAKARTA ABSTRAK Karya ilmiah e-business ini berisikan uraian mengenai lingkungan bisnis

Lebih terperinci

Customer Relationship Management (CRM) Software dari SAP Fitur & Fungsi Sistem CRM: Marketing Software

Customer Relationship Management (CRM) Software dari SAP Fitur & Fungsi Sistem CRM: Marketing Software Customer Relationship Management (CRM) Software dari SAP Fitur & Fungsi Sistem CRM: Marketing Software disusun oleh Satrya Nurrachman 09.11.2820 Kelas : E-Bisnis 2 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya berbagai macam alat komunikasi yang semakin memudahkan penggunanya

BAB I PENDAHULUAN. adanya berbagai macam alat komunikasi yang semakin memudahkan penggunanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, telekomunikasi telah menjadi hal yang sangat penting bagi masyarakat. Perkembangan teknologi telekomunikasi yang semakin pesat memunculkan adanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bauran Pemasaran Jasa Pemasaran dalam suatu perusahaan akan menghasilkan kepuasan pelanggan serta kesejahteraan konsumen dalam jangka panjang sebagai kunci untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perkembangan Pengguna Internet di Indonesia dan Penetrasinya

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perkembangan Pengguna Internet di Indonesia dan Penetrasinya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Internet telah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia saat ini. Semakin canggihnya gadget dan teknologi nirkabel, semakin meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern ini, industri telekomunikasi bukanlah hal asing lagi bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern ini, industri telekomunikasi bukanlah hal asing lagi bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman modern ini, industri telekomunikasi bukanlah hal asing lagi bagi masyarakat modern saat ini. Seiring dengan perkembangan zaman dan majunya teknologi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Bidang perbankan merupakan salah satu bidang yang mendapat perhatian pemerintah karena bank merupakan salah satu sumber permodalan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi begitu kompleks dan begitu penuh dengan istilah-istilahnya. Pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. menjadi begitu kompleks dan begitu penuh dengan istilah-istilahnya. Pemasaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia pemasaran pada era globalisasi sekarang ini telah menjadi begitu kompleks dan begitu penuh dengan istilah-istilahnya. Pemasaran pada dasarnya adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (TELKOM) merupakan perusahaan penyelenggara bisnis T.I.M.E ( Telecommunication, Information, Media and Edutaiment)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan dasar dari setiap aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan dasar dari setiap aspek kehidupan BAB I 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN Kemajuan suatu negara didasarkan atas seberapa jauh ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikuasai oleh negara tersebut. Hal ini sangat beralasan dikarenakan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memposisikan produknya sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pasar. variabel yang mempengaruhi kepercayaan terhadap produk.

BAB I PENDAHULUAN. memposisikan produknya sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pasar. variabel yang mempengaruhi kepercayaan terhadap produk. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsumen merupakan sasaran utama yang perlu diperhatikan oleh produsen atau perusahaan karena setiap konsumen mempunyai persepsi dan sikap yang berbeda-beda atas suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era ini, industri sepeda motor menjadi salah satu jenis usaha yang sedang mengalami pertumbuhan. Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan penjualan pasar

Lebih terperinci

BABA II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. yang sangat berarti pada kualitas pelayanan sehingga mempengaruhi pada tingkat

BABA II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. yang sangat berarti pada kualitas pelayanan sehingga mempengaruhi pada tingkat BABA II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1. Pengertian Kualitas Pelayanan Kualitas pelayanan adalah keunggulan yang di harapkan dan mengendalikan atas tingkat keunggulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan yang pesat di bidang teknologi komunikasi saat

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan yang pesat di bidang teknologi komunikasi saat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan yang pesat di bidang teknologi komunikasi saat ini tidak hanya menjadi kebutuhan untuk masyarakat umum saja akan tetapi juga menjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Industri Telekomunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Industri Telekomunikasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1.1 Industri Telekomunikasi Persaingan industri telekomunikasi, beberapa tahun terakhir semakin ketat. Hal ini terbukti dari budget belanja iklan industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan sebuah investasi yang tak ternilai harganya. Pada saat ini begitu banyaknya berdiri rumah sakit-rumah sakit maupun tempat perawatan kesehatan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. canggih berdampak pada semakin cepatnya terjadinya perubahan pada

BAB I PENDAHULUAN. canggih berdampak pada semakin cepatnya terjadinya perubahan pada BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Dewasa ini, pesatnya perkembangan teknologi yang semakin canggih berdampak pada semakin cepatnya terjadinya perubahan pada lingkungan usaha dan hal ini juga terjadi

Lebih terperinci

Manajemen Hubungan Pelanggan (CRM) Pertemuan 1 Konsep Dasar

Manajemen Hubungan Pelanggan (CRM) Pertemuan 1 Konsep Dasar (CRM) Pertemuan 1 Konsep Dasar Pengertian Customer Relationship Management (selanjutnya disingkat CRM) didefinisikan sebagai sebagai suatu rangkaian aktifitas sistematik yang terkelola sebagai usaha untuk

Lebih terperinci

Minggu-15. Product Knowledge and Price Concepts

Minggu-15. Product Knowledge and Price Concepts Product Knowledge and Price Concepts Minggu-15 Membangun Nilai, Kepuasan dan Loyalitas Pelanggan (2) (building customer value, satisfaction, and loyalty) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Further Information

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, produk atau jasa yang bersaing dalam pasar semakin banyak

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, produk atau jasa yang bersaing dalam pasar semakin banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi, produk atau jasa yang bersaing dalam pasar semakin banyak dan beragam akibat adanya keterbukaan pasar, sehingga terjadilah persaingan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, banyak perubahan yang diakibatkan era globalisasi. Perubahan yang cepat dan dinamis di segala bidang seperti di bidang teknologi, budaya, ekonomi, sosial,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Telkomsel, XL Axiata, Indosat, Bakrie Telecom, Mobile-8, Natrindo, Sampoerna

BAB I PENDAHULUAN. Telkomsel, XL Axiata, Indosat, Bakrie Telecom, Mobile-8, Natrindo, Sampoerna BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri di bidang telepon seluler di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat. Menurut catatan ATSI (Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia), Terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi Internet telah banyak dimanfaatkan dalam berbagai organisasi, khususnya di dunia usaha. Internet menyediakan banyak kelebihan dalam dunia usaha, seperti tersedianya

Lebih terperinci

Customer Relationship Management (CRM) Software from SAP

Customer Relationship Management (CRM) Software from SAP Customer Relationship Management (CRM) Software from SAP DI SUSUN OLEH : NAMA : Endar Setiyo Pertomo NIM : 09.11.3376 KELAS : S1TI-11 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat Telkom Flexi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat Telkom Flexi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sejarah Singkat Telkom Flexi Telkom Flexi atau yang dikenali sebagai Flexi adalah salah satu produk telepon fixed wireless yang dikeluarkan oleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era modern sekarang, setiap manusia dituntut untuk semakin efektif dan efisien bahkan semakin cerdas dalam melakukan segala macam kegiatan yang dilakukan. Oleh

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Jasa Jasa sering dipandang sebagai suatu fenomena yang rumit. Kata jasa itu sendiri mempunyai banyak arti, dari mulai pelayanan personal (personal service)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Memasuki era globalisasi ini, teknologi pun telah merambat secara luas ke bidang komunikasi. Hadirnya telepon seluler (handphone) memberikan gaya hidup

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Hospitality Hospitality merupakan proses hubungan antara guest dan host, yaitu tindakan atau kebiasaan yang hospitable dimana penyambutan atau jamuan terhadap guests,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis ini, mereka saling bersaing dalam mendapatkan perhatian dan tempat di hati

BAB I PENDAHULUAN. bisnis ini, mereka saling bersaing dalam mendapatkan perhatian dan tempat di hati 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dalam bisnis layanan jasa transportasi udara pada saat ini benar-benar berkembang sangat pesat. Banyak perusahaan penerbangan yang turut serta meramaikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tajam antar perusahaan. Dengan adanya kemajuan teknologi yang juga terus

BAB 1 PENDAHULUAN. tajam antar perusahaan. Dengan adanya kemajuan teknologi yang juga terus BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengaruh pasar global yang melanda dunia memberikan peluang dan tantangan bisnis bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Pasar global akan terus memperluas produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya terbatas dikalangan bisnis saja tetapi juga merambah dikalangan

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya terbatas dikalangan bisnis saja tetapi juga merambah dikalangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi yang canggih dan cepat menyebabkan perluasan dan persaingan yang semakin ketat di Industri Telekomunikasi. Alat komunikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis jasa tempat hiburan dan permainan untuk keluarga di Indonesia cukup menjanjikan, mengingat tingkat kebutuhan hiburan dan tempat rekreasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin tingginya tingkat pendidikan, ilmu pengetahuan, pesatnya

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin tingginya tingkat pendidikan, ilmu pengetahuan, pesatnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan semakin tingginya tingkat pendidikan, ilmu pengetahuan, pesatnya teknologi kedokteran serta kondisi sosial ekonomi masyarakat semakin meningkat

Lebih terperinci

Enterprise Resource Planning

Enterprise Resource Planning MODUL PERKULIAHAN Enterprise Resource Planning Supply Chain Management and Customer Relationship Management Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Sistem Informasi Sistem Informasi 04 MK18046

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN Persaingan layanan fixed wireless access (FWA) berbasis teknologi Code Division Multiple Access (CDMA) di Indonesia semakin ketat. Di Indonesia ada 3 operator FWA yaitu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam usaha untuk menarik konsumen untuk menggunakan atau mengkonsumsi barang

BAB I PENDAHULUAN. dalam usaha untuk menarik konsumen untuk menggunakan atau mengkonsumsi barang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era modern seperti saat ini, sebuah perusahaan dihadapkan dengan banyak sekali tantangan dalam perjalanan bisnis dari sebuah perusahaan. Setiap perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan dalam dunia usaha semakin ketat, terlebih dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan dalam dunia usaha semakin ketat, terlebih dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini persaingan dalam dunia usaha semakin ketat, terlebih dengan semakin meningkatnya kebutuhan dan keinginan konsumen. Hal ini menyebabkan perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan bermunculannya operator-operator jasa telekomunikasi baik lokal maupun

BAB I PENDAHULUAN. dengan bermunculannya operator-operator jasa telekomunikasi baik lokal maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri telekomunikasi merupakan salah satu jenis yang menyediakan produk intangible dan saat ini telah memasuki kondisi persaingan yang jauh lebih ketat dengan bermunculannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Customer loyalty atau kesetiaan pelanggan merupakan faktor yang harus

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Customer loyalty atau kesetiaan pelanggan merupakan faktor yang harus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Customer loyalty atau kesetiaan pelanggan merupakan faktor yang harus dipertimbangkan oleh setiap perusahaan, terutama perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tidak pasti dan turbulen baik dari sisi teknologi, regulasi, pasar maupun

I. PENDAHULUAN. tidak pasti dan turbulen baik dari sisi teknologi, regulasi, pasar maupun I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lanskap bisnis telekomunikasi mengalami perubahan yang sangat cepat, tidak pasti dan turbulen baik dari sisi teknologi, regulasi, pasar maupun persaingan. Dari sisi teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasabahnya. Banyak sekali strategi-strategi perbankan yang di tonjolkan

BAB I PENDAHULUAN. nasabahnya. Banyak sekali strategi-strategi perbankan yang di tonjolkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Persaingan bisnis perbankan di Indonesia yang semakin tajam ini menuntut setiap bank agar mampu mempertahankan dan menjaga loyalitas nasabahnya. Banyak sekali

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. PT. BIKA SOLUSI PERDANA adalah perusahaan yang bergerak. pelanggan dan pihak yang berkepentingan lainnya (stakeholder), PT.

BAB IV PEMBAHASAN. PT. BIKA SOLUSI PERDANA adalah perusahaan yang bergerak. pelanggan dan pihak yang berkepentingan lainnya (stakeholder), PT. BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. BIKA SOLUSI PERDANA adalah perusahaan yang bergerak dibidang jasa konsultasi dan pelatihan sistem manajemen dan teknologi. Perusahaan ini beroperasi dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun terus meningkat seiring perkembangan jaman. Selain itu didukung

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun terus meningkat seiring perkembangan jaman. Selain itu didukung 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi komunikasi saat ini tidak hanya menjadi kebutuhan masyarakat umum tetapi juga menjadi ladang bisnis yang prospektif. Bisnis operator selular dari tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menunjang aktivitas sehari-hari untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menunjang aktivitas sehari-hari untuk itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini, teknologi merupakan suatu hal yang dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menunjang aktivitas sehari-hari untuk itu pengetahuan masyarakat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut American Marketing Association (AMA) mendefinisikan merek sebagai:

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut American Marketing Association (AMA) mendefinisikan merek sebagai: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Merek (brand) Menurut American Marketing Association (AMA) mendefinisikan merek sebagai: Nama, istilah, tanda, lambang, atau desain, atau kombinasinya, yang dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. Berdasarkan rumusan di atas, maka penulis mengemukakan teori, pendapat

BAB II KERANGKA TEORI. Berdasarkan rumusan di atas, maka penulis mengemukakan teori, pendapat BAB II KERANGKA TEORI Berdasarkan rumusan di atas, maka penulis mengemukakan teori, pendapat ataupun gagasan yang dapat dijadikan sebagai landasan berpikir dalam penelitian ini. 2.1 Bauran pemasaran Setiap

Lebih terperinci

commit to user 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Pemasaran Menurut Kotler (2009 : 5) pemasaran adalah mengidentifikasi

commit to user 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Pemasaran Menurut Kotler (2009 : 5) pemasaran adalah mengidentifikasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Pemasaran Menurut Kotler (2009 : 5) pemasaran adalah mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. Sedangkan menurut beliau, manajemen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (TELKOM) merupakan perusahaan penyelenggara informasi dan telekomunikasi (InfoComm) serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pemasaran

TINJAUAN PUSTAKA Pemasaran II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemasaran Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Layanan jasa telekomunikasi di Indonesia telah disediakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Layanan jasa telekomunikasi di Indonesia telah disediakan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Layanan jasa telekomunikasi di Indonesia telah disediakan oleh perusahaan milik negara mulai tahun 1961. Pengembangan dan modernisasi atas infrastruktur telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Manusia mempunyai banyak kebutuhan yang harus dipenuhi, baik

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Manusia mempunyai banyak kebutuhan yang harus dipenuhi, baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia mempunyai banyak kebutuhan yang harus dipenuhi, baik kebutuhan yang bersifat biogenetik seperti rasa lapar dan haus maupun kebutuhan yang bersifat

Lebih terperinci

BAB III DEFINISI MASALAH

BAB III DEFINISI MASALAH BAB III DEFINISI MASALAH 3.1 Latar Belakang Masalah Tantangan dunia usaha semakin lama semakin berat dan rumit karena dinamika yang terjadi di pasar. Kebutuhan dan selera konsumen terus mengalami perubahan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis baik yang bergerak di bidang jasa dan non jasa semakin ketat dan meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. bisnis baik yang bergerak di bidang jasa dan non jasa semakin ketat dan meningkat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan berjalannya waktu hingga era globalisasi ini persaingan bisnis baik yang bergerak di bidang jasa dan non jasa semakin ketat dan meningkat. Persaingan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak tahun 2000 hingga saat ini, industri telekomunikasi di Indonesia merupakan industri yang tingkat pertumbuhannya sangat pesat dibandingkan dengan perindustrian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis di setiap perusahaan. Pada masa ini, praktik pemasaran telah berkembang

BAB I PENDAHULUAN. bisnis di setiap perusahaan. Pada masa ini, praktik pemasaran telah berkembang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemasaran merupakan kegiatan yang memiliki peran besar dalam aktivitas bisnis di setiap perusahaan. Pada masa ini, praktik pemasaran telah berkembang menuju arah yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Customer loyalty atau loyalitas konsumen adalah hal yang sangat penting bagi setiap perusahaan. Konsumen yang loyal akan selalu membeli dan menggunakan produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis daya saing..., 1 Rani Nur'aini, FT UI, 2009 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Analisis daya saing..., 1 Rani Nur'aini, FT UI, 2009 Universitas Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manfaat kompetisi yang semakin ketat di sektor telekomunikasi kini mulai dirasakan oleh masyarakat luas. Persaingan teknologi dan persaingan bisnis antar-operator telah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian yang dilakukan penulis ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif percaya bahwa kebenaran adalah dinamis dan dapat ditemukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan lingkungan bisnis akhir-akhir ini muncul suatu gejala dimana

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan lingkungan bisnis akhir-akhir ini muncul suatu gejala dimana 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam perkembangan lingkungan bisnis akhir-akhir ini muncul suatu gejala dimana semakin banyak dan beragamnya produk - produk yang ditawarkan oleh perusahaan pada

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Menurut kamus Oxford Advanced Leaner s Dictionary of Current English istilah research, yang berarti melakukan penyelidikan dalam aturan untuk menemukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Kesetiaan pelanggan pada merek adalah kunci bagi perusahaan untuk memenangkan persaingan. Untuk memperoleh pelanggan, suatu perusahaan harus mengeluarkan

Lebih terperinci

PERILAKU KONSUMEN DAN KEPUASAN PELANGGAN PERTEMUAN 9 MANAJEMEN PEMASARAN MUHAMMAD WADUD

PERILAKU KONSUMEN DAN KEPUASAN PELANGGAN PERTEMUAN 9 MANAJEMEN PEMASARAN MUHAMMAD WADUD PERILAKU KONSUMEN DAN KEPUASAN PELANGGAN PERTEMUAN 9 MANAJEMEN PEMASARAN MUHAMMAD WADUD POKOK BAHASAN PENGERTIAN PERILAKU KONSUMEN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN TAHAP-TAHAP DALAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap telekomunikasi menjadi semakin meningkat. Mobilitas masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. terhadap telekomunikasi menjadi semakin meningkat. Mobilitas masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia yang semakin maju sekarang ini, kebutuhan manusia terhadap telekomunikasi menjadi semakin meningkat. Mobilitas masyarakat semakin tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia telekomunikasi di Indonesia pada era globalisasi dewasa ini

BAB I PENDAHULUAN. Dunia telekomunikasi di Indonesia pada era globalisasi dewasa ini BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia telekomunikasi di Indonesia pada era globalisasi dewasa ini mengalami perkembangan yang cukup pesat. Seiring dengan kemajuan dan kecanggihan teknologi telekomunikasi

Lebih terperinci

TUGAS UJIAN MID SEMESTER E-BISNIS

TUGAS UJIAN MID SEMESTER E-BISNIS TUGAS UJIAN MID SEMESTER E-BISNIS Disusun Oleh : Nama : Heriska Wibowo Pramono NIM : 09.11.2955 Kelas : 09-S1TI-06 Dosen : M. Suyanto, Prof. Dr, M.M. STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011/2012 ABSTRAK SAP CRM menyediakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesatnya di segala bidang. Penyebab kondisi ini karena Indonesia sedang

BAB I PENDAHULUAN. pesatnya di segala bidang. Penyebab kondisi ini karena Indonesia sedang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi atau komunikasi di Indonesia sudah sedemikian pesatnya di segala bidang. Penyebab kondisi ini karena Indonesia sedang memasuki dunia globalisasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan akses internet saat ini sangat pesat. Diawali dengan masuknya

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan akses internet saat ini sangat pesat. Diawali dengan masuknya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan akses internet saat ini sangat pesat. Diawali dengan masuknya internet sekitar tahun 1994, saat ini pemakai internet di indonesia sudah mencapai 16 juta,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai lebih dari 240 juta pelanggan pada akhir tahun 2011 lalu. naik 60 juta

BAB I PENDAHULUAN. mencapai lebih dari 240 juta pelanggan pada akhir tahun 2011 lalu. naik 60 juta 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam era perdagangan bebas atau dalam persaingan yang sangat ketat dimana konsumen menjadi lebih dinamis dalam memilih suatu produk. Perkembangan bisnis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan pesat dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi, bidang telekomunikasi juga mengalami kemajuan yang cukup pesat. Komunikasi merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja Customer Relationship Management (CRM) berbasis perilaku

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja Customer Relationship Management (CRM) berbasis perilaku BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja Customer Relationship Management (CRM) berbasis perilaku konsumen merupakan suatu cara untuk memahami perilaku konsumen secara keseluruhan pada suatu pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran sebagai salah satu kegiatan utama perusahaan, dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran sebagai salah satu kegiatan utama perusahaan, dilakukan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemasaran sebagai salah satu kegiatan utama perusahaan, dilakukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaannya. Pemasaran dapat didefinisikan dari dua aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi profit tentunya mempunyai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi profit tentunya mempunyai tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan sebagai suatu organisasi profit tentunya mempunyai tujuan ideal yang harus dicapai. Dalam usaha pencapaian ini perusahaan memiliki aktifitas pemasaran sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. raksasa, yaitu PT Telkomsel (Telekomunikasi Seluler) dan PT Satelindo (Satelit

BAB I PENDAHULUAN. raksasa, yaitu PT Telkomsel (Telekomunikasi Seluler) dan PT Satelindo (Satelit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri telekomunikasi seluler di Indonesia baru saja memasuki babak baru. Lima tahun pertama kehadirannya di Indonesia di dominasi oleh dua operator selular raksasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan. Perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang ada di negara kita

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan. Perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang ada di negara kita BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang ada di negara kita yang memiliki peran sangat penting yaitu sebagai penunjang kegiatan perekonomian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Pemasaran Perusahaan merupakan hal yang penting dalam upaya untuk memberikan kepuasan terhadap kebutuhan konsumen. Dalam setiap perusahaan, aktivitas dibidang pemasaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bergantung pada penggunaan teknologi dan informasi. Saat ini, semua lapisan

BAB I PENDAHULUAN. bergantung pada penggunaan teknologi dan informasi. Saat ini, semua lapisan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan perekonomian yang terjadi saat ini sangat bergantung pada penggunaan teknologi dan informasi. Saat ini, semua lapisan masyarakat di Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasasalahan Pada era sekarang ini baik di Indonesia maupun di luar negeri terjadi perkembangan teknologi yang sangat pesat, terutama untuk produk handphone. Berbagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Fenomena persaingan yang ada telah membuat para pengusaha

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Fenomena persaingan yang ada telah membuat para pengusaha 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomena persaingan yang ada telah membuat para pengusaha menyadari suatu kebutuhan untuk mengeksploitasi sepenuhnya aset-aset mereka demi memaksimalkan kinerja

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Kepuasan konsumen merupakan hal penting bagi suatu perusahaan. Maka

BAB II LANDASAN TEORI. Kepuasan konsumen merupakan hal penting bagi suatu perusahaan. Maka 11 BAB II LANDASAN TEORI A. Kepuasan konsumen Kepuasan konsumen merupakan hal penting bagi suatu perusahaan. Maka sering terlihat slogan-slogan Pelanggan adalah raja. Kata kepuasan (satisfaction) berasal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan website dalam memasarkan suatu produk atau jasa merupakan salah satu cara dalam pemasaran yang baik untuk suatu perusahaan. Website adalah salah satu layanan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Penelitian

Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Penelitian 1 Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Penelitian Tugas utama pemerintah adalah melayani kebutuhan masyarakatnya melalui lembaga-lembaganya. Salah satunya melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dimana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Grand Theory Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan hasil modifikasi yang terdiri dari beberapa teori yang saling berkaitan dan saling berhubungan. 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. waktu ke waktu. Hal ini ditunjukkan dengan semakin banyaknya perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. waktu ke waktu. Hal ini ditunjukkan dengan semakin banyaknya perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perekonomian pada umumnya senantiasa mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Hal ini ditunjukkan dengan semakin banyaknya perusahaan yang bergerak dalam bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Era seperti sekarang ini yang ditandai oleh revolusi teknologi komunikasi dan informasi telah mengakibatkan terjadinya perubahan (change) yang luar biasa. Adanya

Lebih terperinci