BAB II DASAR TEORI SISTEM PENGKONDISIAN UDARA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II DASAR TEORI SISTEM PENGKONDISIAN UDARA"

Transkripsi

1 BAB II DASAR TEORI SISTEM PENGKONDISIAN UDARA 2.1 Pengenalan Mesin Pendingin Mesin pendingin adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk suatu proses pendinginan, dengan cara menyerap dan memindahkan sejumlah panas. Prinsip dasar dari mesin pendingin didasarkan atas kenyataan bahwa suatu zat cair dapat diuapkan pada suhu berapa saja yang diinginkan, dengan cara merubah tekanan di permukaan zat cair tersebut. Sebagai contoh jika kita memanaskan air di pantai (tekanan tinggi) dan di puncak gunung (tekanan rendah), kita akan mendapatkan kenyataan bahwa air yang kita masak di pantai akan lebih lambat mendidih (100 o C) dibandingkan dengan yang di puncak gunung (85 o C). Berarti semakin rendah tekanan yang diberlakukan terhadap zat cair maka semakin cepat menguap. Berdasarkan sifat fisika, bahwa suatu fluida jika mengalami perubahan fasa, maka fluida itu akan menyerap atau melepaskan sejumlah kalor sebesar kalor latennya. Dalam proses penguapan suatu fluida, kalor laten penguapannya dapat diambil dari fluida itu sendiri atau dari sumber panas disekitarnya. Bila kalor laten penguapannya diambil dari fluida itu sendiri yaitu dengan cara menurunkan tekanannya, maka suhu fluida itu akan turun. Jika diambil dari medium sekitarnya, maka akan terjadi perpindahan panas dari medium sekitarnya ke fluida tersebut, sehingga suhu disekitarnya menjadi turun. Agar dalam proses pendinginan suatu medium dapat berlangsung, maka diperlukan fluida yang dapat menguap pada suhu relatif rendah dan pada tekanan yang relatif tinggi. Fluida yang digunakan disebut refrigeran. Banyak zat yang

2 digunakan sebagai refrigeran antara lain Ammonia, Methyl chloride, R-12, R-22, R- 134a dan lain-lain. Sifat-sifat yang dikehendaki dari suatu refrigeran : a. Kalor laten penguapan harus tinggi. b. Tekanan pengembunannya rendah, sebab refrigeran dengan tekanan kondensasi tinggi memerlukan kompresor yang besar. c. Tekanan penguapannya lebih tinggi dari tekanan atmosfir, sehingga bila terjadi kebocoran udara luar tidak dapat masuk ke dalam sistem. d. Stabil, tidak bereaksi dengan material yang digunakan, tidak korosif. e. Tidak boleh beracun dan berbau. f. Tidak boleh mudah terbakar dan meledak. g. Mudah didapat dan harganya murah. Sebagai contoh, sebuah tabung yang berisi ammonia cair (titik didihnya - 33 o C, tekanan 1 atm) yang dialirkan melalui suatu koil. Udara yang akan didinginkan dilewatkan melalui koil. Ammonia yang mengalir melalui koil akan mengambil panas dari udara sehingga udara yang melewati koil suhunya menjadi lebih rendah dari semula sedangkan ammonia sendirinya akan menguap menjadi gas dan dibuang begitu saja. Cara kerja sistem ini tidak efisien dan mempunyai kekurangan, seperti : a. Suhu penguapan refrigeran tergantung pada tekanan medium disekitarnya, sehingga jumlah kalor yang diserap terbatas. b. Proses pendinginan tidak dapat dikontrol. c. Refrigeran tidak dapat dipakai untuk proses berulang sehingga menjadi mahal. d. Refrigeran yang terbuang ke udara bebas dapat merusak lingkungan dan kesehatan.

3 Untuk mengatasi hal-hal tersebut maka harus dapat menggunakan refrigeran secara terus-menerus. Agar refrigeran dapat digunakan secara berulang-ulang zat tersebut harus dapat dicairkan kembali. Berdasarkan sifat-sifat fisika zat cair di atas uap refrigeran dapat diembunkan kembali pada temperatur beberapa saja dengan menggunakan tekanan dari uap tersebut. Selain mengatur tekanan, juga dibutuhkan medium lain untuk menerima kalor laten yang dikeluarkan selama kondensasi. Medium yang biasa digunakan adalah air atau udara. Untuk mengatasi hal ini, maka dibuat suatu sistem pendinginan dengan menggunakan beberapa komponen yang dapat mensirkulasikan refrigeran. Ada 4 komponen utama pada mesin pendingin, yaitu : 1. Evaporator 2. Kompresor 3. Kondensor 4. Katup ekspansi Skema dari rangkaian keempat komponen tersebut adalah sebagai berikut :

4 Gambar 2.1. Skema rangkaian utama mesin pendingin Dan sistem pendinginan mempunyai siklus yang digambarkan pada P-h diagram seperti yang digambarkan di bawah ini : Panas di buang dikondensor 3 2 Jatuh tekan melalui katup ekspansi 4 1

5 Gambar 2.2 Siklus refrigerasi dalam diagram P-h Keterangan: 4 1 : Evaporator Disini terjadi penguapan refrigeran cair menjadi refrigeran gas (uap) karena di evaporator terjadi pengambilan panas ruangan yang ingin di kondisikan. Prosesnya berlangsung dengan tekanan (P) dan temperatur tetap atau konstan. 1 2 : Kompresor Kompresor digunakan untuk menaikkan tekanan uap refrigeran sampai mencapai temperatur pengembun diatas temperatur media pendinginnya. Prosesnya berlangsung dengan entropi konstan. 2 3 : Kondensor

6 Terjadi pengembunan refrigeran didalam kondensor. Dimana uap refrigeran berubah menjadi cairan karena panas refrigeran uap diambil oleh media pendinginnya. Prosesnya berlangsung dengan tekanan dan temperatur konstan. 3 4 : Katup ekspansi Terjadi proses penurunan tekanan dari refrigeran sehingga secara langsung juga langsung menurunkan temperatur sehingga siap untuk dilewatkan ke evaporator untuk mengambil panas ruangan. Pada proses ini tidak terjadi pertukaran panas dan entalpi (h) konstan. 2.2 Kompresor Kompresor merupakan alat yang menyebabkan sirkulasi pada sistem pendinginan yang mana akan menimbulkan perbedaan tekanan udara antara evaporator dan kondensor. Fungsi kompresor dalam mesin pendingin adalah untuk menghisap uap tekanan rendah dan suhu rendah dari evaporator kemudian menekan uap tersebut, sehingga menjadi uap dengan tekanan dan suhu yang tinggi, lalu dialirkan ke kondensor. Penggolongan kompresor dapat didasarkan pada metode kompresi dan konstruksinya Berdasarkan Metode Kompresinya Positive Displacement Compressor (Kompresor Positif) Kompresor positif adalah suatu kompresor dimana gas dihisap masuk ke dalam silinder dan dikompresikan. Yang termasuk jenis ini adalah : 1. Kompresor torak

7 Prinsip kerja dari kompresor ini didasarkan atas pemindahan fluida oleh torak, sehingga memungkinkan untuk menimbulkan tekanan yang tinggi pada kapasitas yang rendah. Proses ekspansi, pengisapan penekanan dan pengeluaran dicapai oleh gerakan bolak-balik dari torak. Kompresor torak ini cocok untuk kapasitas volumetrik m 3 /menit, dengan perbandingan kompresi 2,5-10, pada putaran rpm. Pada saat langkah hisap piston, gas refrigeran yang bertekanan rendah ditarik masuk melalui katup hisap yang terletak pada piston atau di kepala kompresor. Pada saat buang, piston menekan refrigeran dan mendorongnya keluar melalui katup buang yang biasanya terletak pada kepala silinder. Jenis kompresor ini adalah yang paling banyak digunakan dalam mesin pendingin. Terutama jika menggunakan refrigeran yang mempunyai volume spesifik kecil dan mengembun pada tekanan yang relatif tinggi. Pada transportasi darat khususnya bis antar kota menggunakan jenis kompresor jenis ini. Kompresor bis biasanya menggunakan refrigeran R-12, R-134a dan R-22. Kompresor-kompresor modern bersifat kerja tunggal, baik itu bersilinder tunggal maupun multi silinder. Pada kompresor multi silinder, silinder-silinder dapat disusun berbentuk V, radial atau lurus. Pada kompresor bis mempunyai 4 buah silinder yang mana berbentuk V dan bekerja berdasarkan putaran puli-puli yang dihubungkan dengan belt-belt yang digerakkan oleh motor bakar dari mesin itu sendiri. Pada kompresor bis mempunyai sebuah kopling yang berfungsi untuk mengatur besarnya putaran antara rpm.

8 Gambar 2.3. Konstruksi kompresor torak Sumber: Wiranto Arismunandar, Penyegaran Udara

9

10

11

12 Tabel 2.1. Konstruksi kompresor torak 2. Kompresor putar Proses penghisapan dan penekanan dicapai oleh pengembangan dan penyempitan ruang yang silih-berganti. Hal ini dapat dimungkinkan oleh ring eksentrik yang berputar dalam ruangan berbentuk silindris yang konsentris. Kompresor jenis ini cocok untuk kapasitas volumetrik antara m 3 /menit, dengan perbandingan kompresi 3-12, pada putaran rpm. Dibandingkan dengan kompresor torak, maka konstruksi dari kompresor putar ini lebih sederhana dan jumlah komponen yang bergerak lebih sedikit, sehingga getarannya lebih halus, namun demikian bagian-bagian yang bergesekan harus dibuat dengan ketelitian tinggi serta dari bahan yang tidak mudah aus. Kompresor putar dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu jenis daun berputar dan jenis daun stasioner (diam). Pada jenis yang pertama, daun terletak pada rotor yang berputar tetapi dapat bergerak pada arah yang radial. Dengan demikian puncak daun selalu merapat pada bagian dalam dari silinder. Jenis ini banyak digunakan sebagai kompresor untuk unit penyegar udara berkapasitas rendah. Sedangkan pada jenis daun stasioner, daun terletak menempel pada permukaan rotor yang berputar (torak berputar). Proses kompresi gas refrigeran dilakukan oleh rotor dengan urutan seperti pada gambar mekanisme kompresor putar.

13 Gambar 2.5. Mekanisme kompresor putar Sumber : Wiranto Arismunandar, Penyegaran Udara. 3. Kompresor sekrup Seperti kompresor torak, mekanisme kompresi dari kompresor sekrup melakukan 3 langkah, yaitu langkah hisap, kompresi dan langkah keluar. Dalam gambar dibawah ini dapat dilihat penampang 2 buah elemen putar utama kompresor sekrup. Di dalam rumah kompresor jantan dengan 4 kuping, di sebelah kanan menggerakkan rotor betina. Uap refrigeran memasuki 1 ujung kompresor (di puncak) dan meninggalkan kompresor dari ujung yang lain (di bawah). Pada posisi hisap, terbentuk ruang hampa, hingga uap mengalir ke dalamnya. Sesaat ruang interlobe tersebut meninggalkan lubang masuk, rongga tersebut telah dipenuhi oleh gas. Bila putaran terus berlanjut, gas yang berkurang digerakkan mengelilingi rumah kompresor. Pada putaran selanjutnya terjadi penangkapan (mesing) kuping rotor jantan oleh lekuk rotor betina, sehingga memperkecil rongga dan menekan gas tersebut. Pada saat tertentu, dalam proses kompresi lubang buang terbuka, sehingga dengan penangkapan kuping lebih lanjut, gas yang tertekan keluar melalui lubang buang tersebut.

14 Kompresor sekrup memiliki beberapa keuntungan yaitu : a. Lebih sedikit jumlah bagian yang bergesekan b. Perbandingan kompresi yang tinggi dalam suatu tingkat, c. Relatif stabil terhadap pengaruh cairan (kotoran) yang terserap dalam refrigeran. Untuk mengurangi kerugian gesek pada aliran, gas di dalam kompresor sekrup dihisap, dikompresikan dan dikeluarkan dalam arah aksial. Gambar 2.6. Penampang dua buah rotor kompresor sekrup Sumber: Wiranto Arismunandar, Penyegaran Udara.

15 Gambar 2.7. Konstruksi kompresor sekrup Sumber: Wiranto Arismunandar, Penyegara Udara. Gambar 2.8. Mekanisme kompresor sekrup Sumber : Wiranto Arismunandar, Penyegaran Udara Non Positive Displacement Compressor (Kompresor Non Positif)

16 Kompresor non positif adalah suatu kompresor, dimana gas yang dihisap masuk dipercepat alirannya oleh sebuah impeller yang kemudian mengubah energi kinetik untuk menaikkan tekanan. Yang termasuk jenis ini adalah kompresor sentrifugal. Kompresor sentrifugal melayani sistem-sistem refrigerasi yang berkapasitas antara kw. Suhu evaporator pada mesin-mesin bertingkat ganda dapat diturunkan hingga -50 o C sampai -100 o C, walaupun penggunaannya yang terbanyak adalah untuk mendinginkan air hingga kira-kira 6 o C atau 8 o C. kompresor sentrifugal ini cocok untuk volumetric antara m 3 /menit, dengan perbandingan kompresi antara 3-20, pada putaran rpm. Cara kerja konstruksi kompresor sentrifugal sama dengan pompa sentrifugal, fluida memasuki mata impeller yang berputar dan kemudian dilemparkan ke arah lingkar luar impeller dengan daya sentrifugal. Sudu-sudu impeller meninggikan putaran gas tersebut dan membangkitkan tekanan. Dari impeller ini gas mengalir ke sudu-sudu penghambur atau ke ruang spiral (volute), dimana sejumlah energi kinetik diubah menjadi tekanan. Kompresor sentrifugal bekerja dengan kompresi adiabatik dengan efisiensi antara 70% hingga 80%. Untuk menghasilkan karakteristik yang baik, harus dipertimbangkan dua dimensi pada impeller yaitu diameter roda dan lebar antara muka-muka impeller. Biasanya diameter roda sangat ditentukan oleh tekanan buang yang harus dicapai, karena untuk suatu kecepatan putar tertentu, diameter roda yang besar akan menghasilkan kecepatan roda yang lebih tinggi, yang menghasilkan perbandingan tekanan yang lebih besar Menurut Konstruksinya Berdasarkan konstruksinya, kompresor dibagi menjadi tiga bentuk : 1. Kompresor hermatik. 2. Kompresor semi hermatik. 3. Kompresor terbuka.

17 Kompresor Hermatik Pada kompresor ini, motor listrik dan kompresor berada dalam suatu rumah kompresor. Pada kompresor ini digunakan sambungan las, sehingga ruangan di dalam kompresor menjadi kedap suara (hermatik). Kompresor hermatik biasanya dibuat untuk unit kapasitas rendah, sampai 7,5 kw, misalnya penyegar udara Kompresor Semi Hermatik Pada dasarnya kompresor ini hampir sama dengan kompresor hermatik. Perbedaannya pada rumah kompresor yang terbuat dari besi tuang dan bagian-bagian penutup dan penyambungnya dapat dibuka Kompresor Terbuka Pada kompresor ini mempunyai poros yang panjang hingga keluar rumah kompresor untuk dapat disambungkan dengan motor. Kelemahan dari jenis ini adalah harus dibuat seal perapat pada tempat keluar poros pada rumah kompresor guna mencegah kebocoran gas refrigeran atau masuknya udara luar. 2.3 Kondensor Kondensor adalah suatu alat penukar kalor yang dalam mesin pendingin mempunyai fungsi untuk mengembunkan uap refrigeran dengan cara mengambil panasnya. Panas yang dilepaskan di kondensor oleh uap refrigeran terdiri dari panas yang diserap oleh refrigeran di dalam evaporator dan ekivalen dari energi yang diperlukan untuk melakukan kerja kompresor. Panas yang diserap oleh uap refrigeran

18 dari udara luar juga menjadi beban kondensor, oleh karena itu pipa yang mengalirkan uap refrigeran dari evaporator ke kompresor diberi isolasi, juga pipa yang menghubungkan katup ekspansi dengan evaporator diberi isolasi. Medium pendingin kondensor yang umum dipergunakan adalah udara dan air, karena mudah didapat, tidak mahal, tidak beracun dan umumnya mudah dilayani. Berdasarkan medium pendinginnya, kondensor dapat digolongkan dalam 3 jenis umum, yaitu kondensor : 1. Pendinginan udara 2. Pendinginan air 3. Pendinginan campuran udara dan air Kondensor Dengan Pendinginan Udara (Air Cooled) Kondensor jenis ini merupakan bentuk yang paling praktis dan sederhana, dimana udara mengalir melewati kondensor, dimana udara ini menghisap panas dari kondensor. Sirkulasinya dapat berupa sirkulasi alamiah atau dengan pertolongan fan. Seperti pada gambar 2.9. kondensor pendinginan udara terdiri koil pipa pendingin bersirip pelat (pipa tembaga dengan sirip aluminium atau pipa tembaga dengan sirip tembaga). Pada bis antar kota memakai kondensor jenis ini yang terletak pada atap dari bis dimana langsung berhubungan dengan udara pendinginnya dan dibantu dengan 3 buah fan kondensor yang terletak ditengah-tengah kondensor. Udara mengalir dengan arah tegak lurus pada bidang pendingin. Gas refrigeran yang bersuhu tinggi masuk ke bagian atas dari koil dan secara berangsurangsur mencair dalam alirannya ke bagian bawah koil. Adapun ciri-ciri kondensor pendingin udara adalah : a. Tidak memerlukan pipa air pendingin, pompa air dan lainnya. b. Dapat dipasang dimana saja, asal terdapat udara bebas. c. Tidak mudah korosi karena permukaan koil yang kering.

19 Gambar 2.9. Kondensor dengan koil bersirip plat. Sumber: Wiranto Arismunandar, Penyegaran Udara Kondensor Dengan Pendinginan Air (Water Cooled) Berdasarkan penggunaan air pendinginnya, maka kondensor ini dapat dibagi menjadi 2, yaitu waste-water system dan recirculated-water system. Pada waste-water system, air pendingin setelah digunakan untuk pendinginan kondensor, kemudian dibuang dan tidak diperlukan lagi. Sedangkan pada recirculated-water system, air pendingin setelah keluar kondensor dipompakan ke sebuah menara pendingin (cooling tower). Di dalam menara pendingin, air pendingin ini melepaskan panasnya kemudian kembali ke kondensor.

20 Pada kondensor pendinginan air harus diperhatikan faktor pengotoran pada pipa di bagian yang berhubungan dengan air, karena hal ini akan mengurangi luas pipa air, sehingga akan mengurangi jumlah air yang disirkulasi. 1. Tabung dan pipa. 2. Tabung dan koil. 3. Pipa ganda Jenis Tabung dan Pipa Kondensor tabung dan pipa banyak dipergunakan pada unit kondensor berukuran kecil sampai besar, unit pendingin air dan penyegar udara paket baik untuk ammonia maupun untuk Freon. Di dalam kondensor tabung dan pipa terdapat banyak pipa pendingin, dimana air pendingin mengalir di dalam pipa-pipa tersebut. Ujung dan pangkal pipa pendingin terikat pada pelat pipa, sedangkan diantara pelat pipa dan tutup tabung dipasang sekat-sekat, untuk membagi aliran air yang melewati pipa-pipa tersebut, tetapi untuk mengatur agar kecepatannya cukup tinggi 1,5-2 m/s. Air pendingin masuk kondensor dari bagian bawah, kemudian masuk kebagian dalam pipa-pipa pendingin dan keluar pada bagian atas. Jumlah saluran air pendingin yang terbentuk oleh sekat-sekat itu dinamai jumlah saluran. Jumlah saluran maksimum yang biasa adalah 12. Tahanan aliran air di dalam pipa bertambah besar dengan bertambah banyaknya jumlah saluran.

21 Gambar Kondensor tabung dan pipa Sumber: Wiranto Arismunandar, Penyegaran Udara Jenis Tabung dan Koil Kondensor tabung dan koil banyak dipergunakan pada unit dengan freon sebagai refrigeran, berkapasitas relatif kecil misalnya pada penyegar udara jenis paket, pendingin air dan lain-lain. Kondensor tabung dan koil dengan koil pipa pendingin di dalam tabung yang dipasang pada posisi vertikal. Kondensor tabung koil dapat dibuat dari satu atau lebih lilitan pipa dengan atau tanpa sirip-sirip, yang terdapat di dalam sebuah tabung baja. Air pendingin bersirkulasi dalam koil, pada saat yang sama refrigeran ditampung dalam tabung baja. Uap refrigeran panas masuk melalui bagian atas tabung dan akan mengembun setelah menyentuh koil pendingin. Butiran refrigeran cair yang terbentuk akan merambat pada koil dan ditampung dalam tabung. Tabung kondensor juga berfungsi sebagai penampung. Hal yang harus diperhatikan dari kondensor ini adalah ketinggian permukaan refrigeran cair dalam tabung, jangan sampai menutupi bidang pendingin koil. Hal ini dapat mengakibatkan peningkatan suhu dan tekanan refrigeran cair yang meninggalkan kondensor. Pada kondensor tabung dan koil, air mengalir di dalam koil pipa pendingin. Endapan dan kerak yang terbentuk di dalam pipa harus dibersihkan dengan zat kimia atau detergen.

22 Ciri-ciri kondensor tabung dan koil : a. Harga murah karena mudah pembuatannya b. Posisinya yang vertikal dan mudah pemasangannya c. Tidak mungkin mengganti pipa pendingin Gambar Kondensor tabung dan koil Sumber : Wiranto Arismunandar, Penyegaran Udara Jenis Pipa Ganda Kondensor jenis pipa ganda merupakan susunan dari 2 pipa koaksial, dimana refrigeran mengalir melalui saluran yang terbentuk antara pipa dalam dan pipa luar, dari atas ke bawah. Sedangkan air pendingin mengalir di dalam pipa dalam arah yang berlawanan dengan aliran refrigeran, jadi dari atas ke bawah. Kecepatan aliran di dalam pipa pendingin kira-kira 1-2 m/detik. Sedangkan perbedaan antara suhu air pendingin keluar dan masuk pipa pendingin kira-kira 8-10 o C. Untuk mengatur pemakaian air agar sesuai dengan kondisi beban, maka kondensor dilengkapi dengan katup pengatur aliran air. Ciri-ciri kondensor jenis pipa ganda :

23 a. Konstruksi sederhana b. Dapat mencapai kondisi super dingin, karena aliran refrigeran dan air pendingin berlawanan c. Penggunaan air pendingin relatif kecil d. Pipa sulit dibersihkan e. Penggantian pipa sukar dilaksanakan Gambar Kondensor koil pipa ganda Sumber : Wiranto Arismunandar, Penyegaran Udara Kondensor Dengan Pendinginan Campuran Udara dan Air (Evaporative) Kondensor jenis ini merupakan gabungan dari kondensor dan menara pendingin yang menjadi 1 unit. Disini digunakan 2 medium pendingin sekaligus, yaitu udara dan air. Air dipompa dari tangki air ke atas, kemudian memancar lewat nozzle ke bawah melalui koil refrigeran dan kembali ke tangki air. Sebagian dari air ini menguap dan mengambil panas dari refrigeran yang mengembun di koil kondensor, dari bagian bawah koil dialirkan udara menuju ke atas, sehingga udara yang dialirkan ini mendinginkan refrigeran di dalam kondensor dan sekaligus

24 mendinginkan air pendingin serta membawa uap air yang terjadi keluar menara pendingin. Udara Keluar Blower Eliminator Uap refrigeran masuk Nosel Penyemprot Uap refrigeran Keluar Udara masuk Air Tambahan Kondensor air Pompa Gambar Kondensor pendingin campuran Sumber : Wiranto Arismunandar, Penyegaran Udara. 2.4 Evaporator Evaporator adalah alat penukar panas yang merupakan salah satu komponen penting di dalam suatu mesin pendingin. Kapasitas mesin pendingin tergantung dari kemampuan evaporator untuk menguapkan refrigeran. Pada evaporator, refrigeran cair menguap dengan mengambil panas dari sekelilingnya. Ada beberapa macam evaporator yang didesain dan diproduksi sesuai dengan tujuan penggunaan. Karena itu, maka evaporator dapat dibagi dalam beberapa golongan, seperti berdasarkan :

25 1. Konstruksinya 2. Cara kerjanya 3. Keadaan refrigeran yang ada di dalamnya Berdasarkan Konstruksinya Bare Tube Evaporator (Evaporator Tabung dan Koil) Pada evaporator ini biasanya terbuat dari pipa baja atau tembaga, pipa baja digunakan untuk evaporator besar yang menggunakan ammonia, sedangkan pipa tembaga digunakan untuk evaporator yang lebih kecil dengan refrigeran bukan ammonia. Pada evaporator tabung dan koil terdapat koil pipa tunggal atau koil pipa ganda di dalam sebuah silinder. Refrigeran mengalir di dalam koil pipa untuk mendinginkan cairan yang berada di dalam bagian koil. Umumnya evaporator ini merupakan jenis tipe kering. Tetapi kadang-kadang dirubah menjadi setengah basah. Dimana refrigeran cair berada di dalam tabung dan cairan yang akan didinginkan mengalir melalui koil pipa.

26 Gambar Bare Tube Evaporator (evaporator tabung dan koil) Sumber : Wiranto Arismunandar, Penyegaran Udara Finned Evaporator Finned evaporator merupakan bare tube evaporator yang dilengkapi dengan plat logam atau sirip untuk memperbesar luas permukaan evaporator, sirip tersebut berfungsi sebagai permukaan penyerap panas sekunder sehingga memperbaiki efisiensi evaporator. Gambar Finned Evaporator

27 Keterangan : COIL - evaporator O RING SCREW - coil SHOULDER LOCKWASHER NUT - shoulder FLATWASHER TUBE - dehydrator to 8135 indicator STRIP - neoprene INDICATOR liquid FILTER - air TUBE - indicator to expansion 8136 valve TUBE - adapter to 66- VALVE - 18 receiver 8121 expansion ADAPTER TUBE - equalizer TANK - receiver TUBE - indicator to shutoff 8140 valve LOCKNUT tank VALVE - shutoff WASHER 55- special 2991 SCREW - valve TUBE - receiver to 55- valve 2964 LOCKWASHER VALVE - hand FLATWASHER

28 SCREW - valve TUBE - EPR shutoff FLATWASHER TUBE - evaporator to EPR LOCKWASHER VALVE - EPR (see 129C13) 8 TUBE - valve to shoulder PLATE & TUBE assembly 9 SHOULDER SCREW - plate NUT - shoulder LOCKWASHER 10 O - RING FLATWASHER 11 DEHYDRATOR TUBE - plate to adapter CLAMP - dehydrator Tabel 2.2. Finned Evaporator Plate Surface Evaporator Plate surface evaporator terdiri dari beberapa jenis dan yang paling banyak digunakan dalam mesin pendingin di rumah, adalah 2 lempeng logam datar yang dibentuk dan dilas sedemikian rupa sehingga terbentuk jalur untuk aliran refrigeran Shell And Tube Evaporator (Evaporator Tabung dan Pipa)

29 Evaporator tabung dan pipa menggunakan banyak pipa yang dipasang didalam tabung. Refrigeran mengalir di dalam pipa, sedangkan cairan yang hendak didinginkan mengalir di luar pipa refrigeran, yaitu di dalam tabung. Di dalam tabung dipasang plat penyekat yang berfungsi untuk menunjang pipa refrigeran dan mengarahkan aliran cairan yang hendak didinginkan. Sehingga dapat mengalir tegak lurus pada pipa dengan kecepatan yang lebih tinggi sehingga laju perpindahan kalor menjadi baik. Gambar Shell tube evaporator (evaporator tabung dan pipa) Sumber : Wiranto Arismunandar, Penyegaran Udara Berdasarkan Cara Kerja Sistem Ekspansi Langsung Pada sistem ini evaporator langsung berhubungan dengan udara yang akan didinginkan. Pada evaporator ini juga dilengkapi dengan sirip-sirip yang berfungsi untuk memperluas permukaan perpindahan panas dari evaporator. Udara yang akan dikondisikan dihembuskan (dengan fan) atau lewat secara alamiah pada pipa-pipa bersirip dari evaporator, sehingga panasnya diserap oleh evaporator.

30 Sistem ini biasanya dipakai pada mesin-mesin pendingin dengan kapasitas kecil, seperti AC, lemari es dan lain-lain. Pada mesin pendingin bis menggunakan sistem pendingin seperti terlihat pada gambar dibawah ini : Gambar Evaporator jenis ekspansi langsung Sistem Ekspansi Tidak Langsung Pada sistem ini evaporator tidak langsung mendinginkan medium yang hendak dikondisikan, tetapi terlebih dahulu mendinginkan medium perantara (refrigeran sekunder) yaitu air atau larutan garam (brine). Baru kemudian air yang telah didinginkan itu dialirkan ke ruangan yang hendak dikondisikan. Air yang

31 suhunya telah turun ini, kemudian mengambil panas dari medium yang akan dikondisikan, sehingga suhunya naik dan masuk kembali ke evaporator untuk melepaskan panas yang diserapnya ke refrigeran sehingga suhunya turun kembali dan begitu seterusnya. Sistem ini banyak dipakai untuk mesin-mesin pendingin dengan kapasitas besar, misalnya pada gedung bertingkat, hotel, perkantoran besar, dan lain-lain. Keuntungan dari sistem ini ialah dapat mengurangi kerja dari kompresor karena dari air. G Gambar Evaporator jenis ekspansi tidak langsung (menggunakan brine) Sumber : Wiranto Arismunandar, Penyegaran Udara Keadaan Refrigeran yang Ada Di dalamnya

32 Evaporator Jenis Ekspansi Kering (Dry Expantion Coil) Pada jenis ini, cairan refrigeran yang diekspansikan melalui katup ekspansi, pada waktu masuk ke dalam evaporator sudah dalam keadaan campuran cair dan uap, sehingga keluar dari evaporator terisi penuh oleh refrigeran cair. Keuntungan jenis ini : a. Tidak membutuhkan refrigeran dalam jumlah besar. b. Jumlah minyak pelumas yang tertinggal dalam evaporator sangat kecil. Gambar Dry expansion coil Sumber :Wiranto Arismunandar, Penyegaran Udara Evaporator Jenis Basah (Flooded Coil) Pada jenis ini refrigeran cair di dalam evaporator melebihi jumlah yang mampu diuapkan. Dengan kata lain sebagian besar evaporator selalu terisi oleh cairan refrigeran. Antara refrigeran cair dan uap refrigeran terdapat pemisahan yang jelas, di dalam akumulator refrigeran cair akan kembali ke evaporator, bersama-sama dengan refrigeran cair yang berasal dari kondensor. Sedangkan uap refrigeran dihisap oleh kompresor.

33 pelampung. Tinggi permukaan refrigeran cair yang ada dalam evaporator diatur oleh katup Gambar Evaporator jenis basah (Flooded coil) Sumber : Wiranto Arismunadar, Penyegaran Udara. 2.5 Katup Ekspansi Fungsi dari katup ekspansi adalah untuk mengekspansikan secara adiabatik cairan refrigeran yang bertekanan dan bersuhu tinggi sampai mencapai tingkat keadaan tekanan dan suhu rendah. Selain itu juga berfungsi sebagai pengatur pemasukan refrigeran sesuai dengan beban pendinginan yang harus dilayani oleh evaporator. Macam-macam dari katup ekspansi yaitu : 1. Katup ekspansi manual 2. Katup ekspansi tekanan konstan 3. katup ekspansi termostatik 4. katup ekspansi otomatis 5. pipa Katup Ekspansi Manual

34 Pada jenis ini dimana pembukaan dan penutupan katup dengan trotel dilakukan oleh operator secara manual, kapasitas aliran refrigeran melalui katup tergantung pada perbedaan antara lubang masuk dan lubang keluar katup serta tergantung pada tingkat pembukaan katup yang bisa diatur secara manual. Misalnya perbedaan tekanan antara lubang masuk dan lubang keluar besarnya tetap, maka jumlah aliran refrigeran melalui katup tersebut akan tetap tanpa mengikuti perubahan tekanan atau beban evaporator. Biasanya digunakan pada pabrik es, cold storage, dan lain-lain. Dipakai karena hampir selamanya beban konstan sehingga dalam pengoperasiannya diperlukan operator yang selalu siap. Katup ekspansi ini disesuaikan oleh operator sesuai dengan kondisi pendinginan yang dikehendaki. Disini peran operator menentukan pengoperasian. Gambar Katup ekspansi manual Sumber : Wiranto Arismunandar, Penyegaran Udara Katup Ekspansi Tekanan Konstan

35 Dioperasikan pada refrigeran yang akan masuk ke dalam evaporator, untuk mengatur aliran refrigeran cair yang memenuhi evaporator akibat penyerapan panas yang bertambah, maka below akan mengembang dan memperkecil pembukaan katup, dimana keadaan ini akan mengurangi jumlah refrigeran yang masuk ke dalam evaporator. Dan apabila tekanan kembali seperti semula maka akibat tekanan pegas, katup akan membuka lebih besar dan refrigeran akan mengalir lebih banyak ke dalam evaporator Katup Ekspansi Termostatik Katup termostatik merupakan jenis yang banyak dipakai pada mesin pendinginan. digunakan adalah katup jenis ini. Katup ekspansi bekerja berdasarkan hubungan antar suhu, dan tekanan evaporator sedangkan mengenai konstruksi keduanya mirip antar katup ekspansi tekanan konstan dengan katup ekspansi termostatik. Alat ini dikendalikan oleh besarnya gas hisap superheated yang meninggalkan evaporator. Keadaan gas hisap superheated menggerakkan katup-katup ekspansi termostatik sebagai berikut. Sebuah bola adalah peraba yang diisi dengan cairan refrigeran yang sama dengan yang dipakai pada sistem. Fluida yang ada di dalam bola tersebut fluida daya. Bola peraba ini ditempelkan pada saluran keluar evaporator sehingga suhu bola dan fluida tersebut sangat dekat dengan suhu hisap. Tekanan dari fluida ini memberi dorongan ke sisi atas diafragma, sedangkan tekanan evaporator menekan dari bawah. Disamping itu terdapat sebuah pegas pada tangkai katup yang memberikan sedikit gaya ke atas agar katup tetap tertutup. Agar katup terbuka maka tekanan di atas diafragma harus lebih tinggi dari tekanan evaporator ditambah dengan gas. Hal tersebut dapat terjadi apabila temperatur fluida daya yang lebih tinggi daripada temperatur udara jenuh dalam evaporator. Oleh karena itu gas hisap harus lanjut panas (superheated) agar fluida gaya dapat mempunyai tekanan yang bisa membuka katup.

36 Gambar Katup ekspansi termostatik Sumber : Wiranto Arismunandar, Penyegaran Udara Katup Ekspansi Automatik

37 Katup ekspansi automatik bekerja dengan mempertahankan tekanan tetap dalam evaporator, dengan mensuplai atau menghentikan aliran refrigeran ke dalam evaporator sebagai akibat perubahan beban. Tekanan pegas dapat diatur sesuai dengan tekanan yang diinginkan pada evaporator. Jika kompresor bekerja, akan mengakibatkan tekanan evaporator menjadi turun, sehingga tekanan pegas menjadi lebih besar dari tekanan evaporator. Karena pegas dihubungkan dengan katup jarum. Hal ini akan mengakibatkan refrigeran mengalir ke dalam evaporator. Dan begitu pula sebaliknya, apabila tekanan pada evaporator lebih besar dari tekanan pegas akan mengakibatkan katup tertutup Pipa Kapiler Pipa kapiler ini sering dipakai pada mesin pendingin yang berkapasitas rendah. Penggunaan pipa kapiler ini dimaksudkan untuk menyederhanakan sistem, yaitu dengan maksud menggunakan sedikit mungkin dari bagian yang bergerak. Diameter (0,5-2 mm) dan panjang pipa (1-2 m) yang dipergunakan sebagai tahanan untuk mengontrol aliran refrigeran, ditentukan berdasarkan pada kapasitas pendinginan, kondisi operasi dan jumlah refrigeran dari mesin pendingin yang bersangkutan. Cairan refrigeran yang memenuhi pipa kapiler tersebut akan mengalami penurunan tekanan yang disebabkan oleh gesekan dan percepatan refrigeran. Sejumlah cairan berubah menjadi uap ketika refrigeran mengalir melalui pipa ini. Diameter dan panjang pipa kapiler disesuaikan dengan kapasitas pendinginan, kondisi operasi, dan jumlah refrigeran dari sistem yang bersangkutan. Sekali pipa kapiler terpasang maka pipa tersebut tidak dapat disetel lagi. 2.6 Sistem Distribusi Udara Sistem distribusi udara diperlukan untuk menyalurkan udara, baik udara suplai (udara dari mesin pendingin ke dalam ruangan) maupun untuk udara balik (udara dari dalam ruangan ke mesin pendingin). Saluran udara (duct) adalah suatu

38 komponen penunjang yang penting dalam sistem penyegaran udara untuk mengalirkan udara. 2.7 Rancangan Saluran Udara (Duct) Duct berfungsi untuk menyalurkan udara dari sistem penyegaran udara ke ruangan yang perlu dikondisikan. Aliran udara dalam duct berdasarkan prinsip perbedaan tekanan pada udara masuk dan keluar, udara akan bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah sehingga semakin besar perbedaan tekanan maka aliran udara akan semakin cepat. Untuk menimbulkan perbedaan tekanan ini, biasanya digunakan fan dengan daya yang berbeda sesuai dengan volume udara yang dibutuhkan pada saluran masuk dan saluran keluar. 2.8 Bentuk Penampang Saluran Udara Bentuk duct yang sering dipakai pada sistem penyegaran udara ada 3 bentuk yaitu : a. Bentuk bulat b. Bentuk segi empat/persegi panjang c. Bentuk bujur sangkar Untuk kapasitas aliran yang sama maka berbentuk penampang lingkaran lebih ekonomis karena bahan yang digunakan lebih sedikit. Yang sering dipakai adalah penampang persegi panjang/bujur sangkar karena dapat disesuaikan dengan ruangan yang tersedia. 2.9 Bahan Saluran Udara Syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam perencanaan saluran udara adalah a. Tidak terjadi bunyi bising dan getaran pada pipa b. Tidak terjadi deformasi Karena tekanan udara c. Tahanan aliran udara serendah-rendahnya

39 d. Tidak terjadi kebocoran udara Macam bahan yang sering dipakai untuk saluran udara : a. Baja yang digalvanis Karena kuat, murah dan mudah dikerjakan b. Alumunium Untuk konstruksi yang ringan dan tahan terhadap udara basah c. Steinless steel, tembaga dan bahan sintetik Dipakai dalam keadaan dimana saluran udara dikenai gas yang korosif dan udara basah d. Logam lembaran hitam (black metal sheet) Banyak digunakan pada cerobong dan perlengkapan dapur Isolasi Saluran Udara Udara pendingin yang mengalir didalam saluran bertemperatur lebih rendah daripada temperatur udara luar. Oleh karena itu, dapat terjadi perpindahan kalor dari udara luar ke udara di dalam saluran, sehingga temperatur udara di dalam saluran akan naik. Di samping itu, apabila dinding saluran menjadi dingin, sehingga lebih rendah dari titik embun udara luar, maka uap air dalam udara luar akan mengembun pada permukaan luar dari saluran udara tersebut. Untuk mencegah perpindahan kalor dan pengembunan tersebut maka saluran harus diisolasi. Sehingga fungsi dari isolasi dapat disimpulkan adalah : a. Mencegah terjadinya perpindahan panas dari udara luar ke udara dalam duct. b. Mencegah terjadinya pengembunan pada permukaan luar dari saluran udara. Bahan yang biasa dipakai untuk isolasi ini adalah wol gelas atau asbestos dibungkus dengan alumunium foil yang dipasang menyelimuti permukaan luar

40 saluran udara. Saluran hisap juga diisolasi apabila ada kemungkinan terjadinya pengembunan. Biasanya pipa hisap luar tidak perlu diisolasi Kecepatan Aliran Udara Kecepatan aliran udara dalam saluran diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu : a. Kecepatan rendah (low velocity) b. Kecepatan tinggi (high velocity) Dalam beberapa pemakaian dari sistem pendinginan, klasifikasi tersebut dibagi beberapa bagian, yaitu : Kecepatan aliran udara dalam duct dari mesin pendingin ke ruangan dibedakan menjadi : a) Untuk gedung - Kecepatan rendah : 6-11 m/s - Kecepatan tinggi : > 12,5 m/s b) Untuk pabrik - Kecepatan rendah : 11-12,5 m/s - Kecepatan tinggi : 12,5 25 m/s Sedangkan untuk kecepatan udara kembali dari ruangan yang dikondisikan ke mesin pendingin dibedakan menjadi : a) Untuk gedung - Kecepatan rendah : 7,5 9 m/s b) Untuk pabrik - Kecepatan rendah : 9 11 m/s

41 2.12 Sistem Saluran Udara Sistem udara masuk dan keluar dapat dibagi menjadi 3 golongan, antara lain : 1) Saluran Udara Peti Sistem saluran ini menghubungkan mesin penyegar udara dan lubang keluar. Sistem ini sangat populer jika dibandingkan dengan sistem yang lain karena sangat sederhana pemasangannya. Sistem ini mudah dibuat dan dalam pemasangan tidak banyak ruangan yang diperlukan dan biaya pemasangannya murah. 2) Sistem Saluran Udara Tunggal Pada sistem ini setiap lubang keluar pada ruangan dihubungkan langsung ke mesin pendingin melalui suatu saluran untuk masing-masing ruangan sehingga kondisi ruangan lebih mudah tercapai meskipun dengan beban pendinginan yang berbeda-beda pada masing-masing ruangan. Sistem ini sering digunakan pada sistem penyegaran udara jenis daerah ganda (multi zone) atau jika hendak dipakai penyegar udara jenis paket maka harus dipasang ditengah-tengah ruangan. Pada sistem ini diperlukan biaya pemasangan yang cukup mahal dan memerlukan ruangan yang lebih besar untuk penempatan saluran udara. 3) Sistem Saluran Udara Melingkar Sistem saluran udara melingkar menggunakan sebuah saluran yang menghubungkan 2 saluran utama. Sistem ini banyak digunakan dalam industri atau rumah tinggal. Hal tersebut disebabkan karena sistem ini mampu mengompensasikan ketidak-seimbangan aliran udara melalui lubang hisap yang terdekat pada ujung saluran atau apabila jumlah udara

42 segar yang tersedia terlampau kecil. Sistem ini hendaknya tidak dipakai untuk melayani ruangan dengan beban kalor yang berbeda karakteristiknya Menentukan Ukuran Saluran Udara Sebelum menentukan ukuran saluran terlebih dahulu ditetapkan lokasi lubang keluar dan lubang hisap dari sistem penyegaran udara dan jumlah udara yang dipergunakan. Kemudian ditetapkan lokasi mesin penyegar udara dan jaringan penyaluran udara yang paling sederhana tetapi efektif. Setelah itu baru ditetapkan ukuran dan komponen saluran udara yang bersangkutan. Ada 3 cara menentukan ukuran utama dari saluran udara Metoda Kecepatan Sama Dalam metoda ini terlebih dahulu ditentukan kecepatan didalam saluran utama dan cabang-cabang, kemudian dihitung penurunan tekanan pada semua aliran. Kipas dipilih sedemikian rupa sehingga dapat membangkitkan tekanan yang mencukupi kebutuhan pada saluran yang penurunan tekanannya terbesar. Biasanya diusahakan agar kecepatan udara dapat diturunkan, tergantung pada jarak dari lubang hisap atau kipas udara. Oleh karena itu metode ini direkomendasikan untuk ditetapkan pada sistem saluran udara sederhana Metoda Gesekan Sama Pada metoda ini dipilih tekanan yang disediakan didalam sistem saluran dan menentukan ukuran saluran untuk menyebarkan tekanan tersebut sehingga kerugian persatuan panjang sama besarnya. Saluran udara hampir sama panjangnya tidak memerlukan pengaturan jumlah aliran. Jika dipergunakan saluran yang berbeda ukuran, maka saluran yang lebih pendek hendaknya dilengkapi damper.

43 Metode ini biasanya menghasilkan rancangan yang lebih baik daripada metode kecepatan karena kebanyakan dari tekanan yang tersedia lebih banyak yang hilang dalam gesekan didalam saluran-saluran dan sambungan daripada yang hilang didalam damper penyeimbang ukuran dan harga saluran juga lebih kecil Metoda Tekanan Total Metoda dilaksanakan berdasarkan perubahan tekanan total yang mencakup kerugian tekanan statis karena tahanan gesekan dan tahanan lokal ditempattempat yang relevan didalam saluran, dan perubahan tekanan dinamis karena perubahan kecepatan udara pada lubang keluar maupun lubang masuk dapat dibuat konstan. Biasanya ukuran dari saluran utama ditetapkan terlebih dahulu berdasarkan metode tahanan gesek. Kemudian tekanan total dari saluran dapat dihitung. Selanjutnya ukuran dari saluran yang lain dapat ditentukan dengan kerugian tekanan total yang sama dengan saluran utama. Perbedaan tekanan total yang kecil antara saluran utama dan saluran lainnya diatur dengan menggunakan damper Metoda Perencanaan Saluran Hisap Saluran hisap yang menghubungkan lubang hisap dan lubang masuk kipas udara hendaknya dirancang dengan metode tekanan total. Pada umumnya kesulitan yang utama terletak pada pemilihan bentuk dan ukuran saluran hisap untuk menjamin keseimbangan tekanan antara lubang hisap lainnya. Untuk menjamin keseimbangan tekanan tersebut biasanya dipakai damper. Untuk sistem yang sederhana sering dipakai metode tekanan konstan Lubang Keluar

44 Lubang keluar adalah lubang pada dinding, lantai atau langit-langit untuk masuknya udara segar dari mesin pendingin ke dalam ruangan. Bentuknya bermacam-macam tergantung pada bentuk ruangan dan banyaknya udara yang disalurkan. Macam-macam lubang keluar menurut aliran udaranya : 1. Lubang keluar aliran aksial 2. Lubang keluar aliran radial Lubang Keluar Aliran Aksial Jenis lubang keluar keluar ini digunakan supaya udara masuk ke dalam ruangan dengan arah aksial. Jenis lubang keluar aliran aksial ini di bagi 4, menjadi : a. Jenis Nozzle Konstruksi yang sederhana dan jauh dari sambungan, lebih tenang bunyinya dibanding jenis lain. Jenis Nozzle banyak dipakai untuk gedung bioskop, gedung pertemuan dan pertokoan. Biasanya dipasang pada dinding atau langit-langit. Gambar Lubang keluar jenis Nozzle

45 Sumber : Wiranto Arismunandar, Penyegaran Udara. b. Jenis Punka Lehernya dapat berputar mengakibatkan arah aliran udara dapat diubah, sedangkan damper dipakai untuk mengatur pemasukan udara. Lubang jenis ini mempunyai tahanan aliran yang besar. Jenis ini banyak digunakan pada sistem penyegaran udara di industri, dapur restoran, kendaraan transportasi seperti pada beberapa bis antar kota atau untuk pendinginan lokal. Gambar Lubang keluar jenis punka Sumber : Wiranto Arismunandar, Penyegaran Udara b. Jenis Sudu Pada jenis ini terdiri dari sudu yang dipasang vertikal, horizontal atau kedua-duanya. Sudu-sudu itu dapat diubah kedudukannya sehingga aliran udara dapat diubah arahnya. Jenis ini banyak digunakan di perkantoran atau perumahan dan dipasang pada dinding. Pada bis antar kota juga ada yang menggunakan jenis ini.

46 Gambar Lubang keluar jenis sudu Sumber : Wiranto Arismunandar, Penyegaran Udara. c. Jenis Celah Jenis ini menghasilkan aliran udara berbentuk bidang dasar dan dibuat dengan aspek rasio yang besar. Jenis ini biasanya dipasang pada langit-langit. Gambar Lubang keluar jenis celah Sumber : Wiranto Arismunandar, Penyegaran Udara. d. Jenis berlubang-lubang

47 Lubang keluar ini dibuat dari plat berlubang banyak, kira-kira dengan perbandingan luas bidang bebas 10%. Tingkat kebisingan lubang jenis ini cukup tinggi, sedangkan diameter lubang tidak lebih dari 1 mm Lubang Keluar Aliran Radial Pada jenis ini aliran udara masuk ruangan berarah radial (tegak lurus sumbu utama). Beberapa jenis lubang keluar aliran radial : a. Jenis Panci atau Plaket lubang keluar jenis ini dapat berbentuk plat lingkaran atau persegi panjang digantungkan di bawah lubang saluran di dalam langit-langit. Udara mengalir horizontal dan dalam arah radial sepanjang langit-langit. Gambar Lubang keluar jenis panci Sumber : Wiranto Arismunandar, Penyegaran Udara. b. Diffuser langit-langit Diffuser langit-langit merupakan modifikasi dari lubang keluar jenis panci, dimana beberapa gelang atau kerucut dipasang pada lubang saluran.

48 Diffuser langit-langit dapat menyebarkan udara ke dalam ruangan dengan sebaik-baiknya. Gambar Diffuser langit-langit Sumber : Wiranto Arismunandar, Penyegaran Udara Lubang Hisap Lubang hisap adalah lubang pada dinding, lantai atau langit-langit. ke evaporator untuk diambil panasnya. Untuk masuknya udara ruangan kembali ke mesin pendingin atau dibuang ke atmosfir. Ada beberapa macam lubang hisap, diantaranya : a) Jenis plat berlubang banyak b) Jenis jeruji sudu tetap atau jenis jamur.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Mesin Pendingin Untuk pertama kali siklus refrigerasi dikembangkan oleh N.L.S. Carnot pada tahun 1824. Sebelumnya pada tahun 1823, Cagniard de la Tour (Perancis),

Lebih terperinci

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur BAB II MESIN PENDINGIN 2.1. Pengertian Mesin Pendingin Mesin Pendingin adalah suatu peralatan yang digunakan untuk mendinginkan air, atau peralatan yang berfungsi untuk memindahkan panas dari suatu tempat

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 19 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Sistem tata udara Air Conditioning dan Ventilasi merupakan suatu proses mendinginkan atau memanaskan udara sehingga dapat mencapai suhu dan kelembaban yang diinginkan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Air Conditioner Air Conditioner (AC) digunakan untuk mengatur temperatur, sirkulasi, kelembaban, dan kebersihan udara didalam ruangan. Selain itu, air conditioner juga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Refrigerasi merupakan suatu media pendingin yang dapat berfungsi untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Refrigerasi merupakan suatu media pendingin yang dapat berfungsi untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Refrigerasi Refrigerasi merupakan suatu media pendingin yang dapat berfungsi untuk menyerap kalor dari lingkungan atau untuk melepaskan kalor ke lingkungan. Sifat-sifat fisik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Simulator Pengertian simulator adalah program yg berfungsi untuk menyimulasikan suatu peralatan, tetapi kerjanya agak lambat dari pada keadaan yg sebenarnya. Atau alat untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI LAPORAN TUGAS AKHIR. 2.1 Blast Chiller

BAB II DASAR TEORI LAPORAN TUGAS AKHIR. 2.1 Blast Chiller BAB II DASAR TEORI 2.1 Blast Chiller Blast Chiller adalah salah satu sistem refrigerasi yang berfungsi untuk mendinginkan suatu produk dengan cepat. Cara pendinginan produk pada Blast Chiller ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyejuk udara atau pengkondisi udara atau penyaman udara atau erkon atau AC (air conditioner) adalah sistem atau mesin yang dirancang untuk menstabilkan suhu udara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mesin Fluida Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial fluida, atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi potensial

Lebih terperinci

SISTEM REFRIGERASI. Gambar 1. Freezer

SISTEM REFRIGERASI. Gambar 1. Freezer SISTEM REFRIGERASI Sistem refrigerasi sangat menunjang peningkatan kualitas hidup manusia. Kemajuan dalam bidang refrigerasi akhir-akhir ini adalah akibat dari perkembangan sistem kontrol yang menunjang

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Pendinginan Tidak Langsung ( Indirect Cooling System 2.2 Secondary Refrigerant

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Pendinginan Tidak Langsung ( Indirect Cooling System 2.2 Secondary Refrigerant BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Pendinginan Tidak Langsung (Indirect Cooling System) Sistem pendinginan tidak langsung (indirect Cooling system) adalah salah satu jenis proses pendinginan dimana digunakannya

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Dispenser Air Minum Hot and Cool Dispenser air minum adalah suatu alat yang dibuat sebagai alat pengkondisi temperatur air minum baik air panas maupun air dingin. Temperatur air

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Radiator Radiator memegang peranan penting dalam mesin otomotif (misal mobil). Radiator berfungsi untuk mendinginkan mesin. Pembakaran bahan bakar dalam silinder mesin menyalurkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1. MESIN-MESIN FLUIDA Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi potensial

Lebih terperinci

Sistem pendingin siklus kompresi uap merupakan daur yang terbanyak. daur ini terjadi proses kompresi (1 ke 2), 4) dan penguapan (4 ke 1), seperti pada

Sistem pendingin siklus kompresi uap merupakan daur yang terbanyak. daur ini terjadi proses kompresi (1 ke 2), 4) dan penguapan (4 ke 1), seperti pada Siklus Kompresi Uap Sistem pendingin siklus kompresi uap merupakan daur yang terbanyak digunakan dalam daur refrigerasi, pada daur ini terjadi proses kompresi (1 ke 2), pengembunan( 2 ke 3), ekspansi (3

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pompa Pompa adalah peralatan mekanis yang digunakan untuk menaikkan cairan dari dataran rendah ke dataran tinggi atau untuk mengalirkan cairan dari daerah bertekanan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Disusun oleh : ENDI SOFAN HADI NIM : D

TUGAS AKHIR. Disusun oleh : ENDI SOFAN HADI NIM : D TUGAS AKHIR PERENCANAAN FAN PENDINGIN RADIATOR PADA KENDARAAN RODA EMPAT DENGAN DAYA MESIN 88 HP DAN PUTARAN 3100 RPM DENGAN JUMLAH SUDU 8 BUAH SERTA DIAMETER KIPAS 410 mm Tugas Akhir Disusun Sebagai Syarat

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya BAB II DASAR TEORI 2.1 Hot and Cool Water Dispenser Hot and cool water dispenser merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengkondisikan temperatur air minum baik dingin maupun panas. Sumber airnya berasal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Dasar Perpindahan Kalor 2.1.1. Umum Penukaran Kalor sering dipergunakan dalam kehidupan sehari hari dan juga di gedung dan industri. Contoh kegiatan penukaran kalor dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.1 Latar Belakang Pengkondisian udaraa pada kendaraan mengatur mengenai kelembaban, pemanasan dan pendinginan udara dalam ruangan. Pengkondisian ini bertujuan bukan saja sebagai penyejuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian pompa Pompa adalah peralatan mekanis untuk meningkatkan energi tekanan pada cairan yang di pompa. Pompa mengubah energi mekanis dari mesin penggerak pompa menjadi energi

Lebih terperinci

SISTEM PENGKONDISIAN UDARA (AC)

SISTEM PENGKONDISIAN UDARA (AC) Pertemuan ke-9 dan ke-10 Materi Perkuliahan : Kebutuhan jaringan dan perangkat yang mendukung sistem pengkondisian udara termasuk ruang pendingin (cool storage). Termasuk memperhitungkan spatial penempatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1. Prinsip Kerja Mesin Pendingin Penemuan siklus refrigerasi dan perkembangan mesin refrigerasi merintis jalan bagi pembuatan dan penggunaan mesin penyegaran udara. Komponen utama

Lebih terperinci

Penggunaan Refrigeran R22 dan R134a pada Mesin Pendingin. Galuh Renggani Wilis, ST.,MT

Penggunaan Refrigeran R22 dan R134a pada Mesin Pendingin. Galuh Renggani Wilis, ST.,MT Penggunaan Refrigeran R22 dan R134a pada Mesin Pendingin Galuh Renggani Wilis, ST.,MT ABSTRAKSI Pengkondisian udara disebut juga system refrigerasi yang mengatur temperature & kelembaban udara. Dalam beroperasi

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA BAB II STUDI PUSTAKA.1 Teori Pengujian Sistem pengkondisian udara (Air Condition) pada mobil atau kendaraan secara umum adalah untuk mengatur kondisi suhu pada ruangan didalam mobil. Kondisi suhu yang

Lebih terperinci

Gambar 2.21 Ducting AC Sumber : Anonymous 2 : 2013

Gambar 2.21 Ducting AC Sumber : Anonymous 2 : 2013 1.2.3 AC Central AC central sistem pendinginan ruangan yang dikontrol dari satu titik atau tempat dan didistribusikan secara terpusat ke seluruh isi gedung dengan kapasitas yang sesuai dengan ukuran ruangan

Lebih terperinci

BAB II. Prinsip Kerja Mesin Pendingin

BAB II. Prinsip Kerja Mesin Pendingin BAB II Prinsip Kerja Mesin Pendingin A. Sistem Pendinginan Absorbsi Sejarah mesin pendingin absorbsi dimulai pada abad ke-19 mendahului jenis kompresi uap dan telah mengalami masa kejayaannya sendiri.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu mesin refrigerasi akan mempunyai tiga sistem terpisah, yaitu:

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu mesin refrigerasi akan mempunyai tiga sistem terpisah, yaitu: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendahuluan Refrigerasi adalah proses pengambilan kalor atau panas dari suatu benda atau ruang tertutup untuk menurunkan temperaturnya. Kalor adalah salah satu bentuk dari energi,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. perpindahan kalor dari produk ke material tersebut.

BAB II DASAR TEORI. perpindahan kalor dari produk ke material tersebut. BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Refrigerasi Refrigerasi adalah suatu proses penarikan kalor dari suatu ruang/benda ke ruang/benda yang lain untuk menurunkan temperaturnya. Kalor adalah salah satu bentuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Perencanaan pengkondisian udara dalam suatu gedung diperlukan suatu perhitungan beban kalor dan kebutuhan ventilasi udara, perhitungan kalor ini tidak lepas dari prinsip perpindahan

Lebih terperinci

Cooling Tower (Menara Pendingin)

Cooling Tower (Menara Pendingin) Cooling Tower (Menara Pendingin) A. Pengertian Menurut El. Wakil, menara pendingin didefinisikan sebagai alat penukar kalor yang fluida kerjanya adalah air dan udara yang berfungsi mendinginkan air dengan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 diagram blok siklus Sistem Refrigerasi Kompresi Uap

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 diagram blok siklus Sistem Refrigerasi Kompresi Uap BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Refrigerasi Kompresi Uap Sistem refrigerasi kompresi uap merupakan suatu sistem yang menggunakan kompresor sebagai alat kompresi refrigeran, yang dalam keadaan bertekanan

Lebih terperinci

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) Diklat Teknis Kedelai Bagi Penyuluh Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Kedelai Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fluida yang dimaksud berupa cair, gas dan uap. yaitu mesin fluida yang berfungsi mengubah energi fluida (energi potensial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fluida yang dimaksud berupa cair, gas dan uap. yaitu mesin fluida yang berfungsi mengubah energi fluida (energi potensial BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Mesin-Mesin Fluida Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi potensial

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Pengertian Sistem Tata Udara

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Pengertian Sistem Tata Udara BAB II TEORI DASAR 2.1 Pengertian Sistem Tata Udara Sistem tata udara adalah suatu sistem yang digunakan untuk menciptakan suatu kondisi pada suatu ruang agar sesuai dengan keinginan. Sistem tata udara

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Rangkaian Alat Uji Dan Cara Kerja Sistem Refrigerasi Tanpa CES (Full Sistem) Heri Kiswanto / Page 39

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Rangkaian Alat Uji Dan Cara Kerja Sistem Refrigerasi Tanpa CES (Full Sistem) Heri Kiswanto / Page 39 BAB IV PEMBAHASAN Pada pengujian ini dilakukan untuk membandingkan kerja sistem refrigerasi tanpa metode cooled energy storage dengan sistem refrigerasi yang menggunakan metode cooled energy storage. Pengujian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Umum Air Conditioning (AC) atau alat pengkondisian udara merupakan modifikasi pengembangan dari teknologi mesin pendingin. Alat ini dipakai bertujuan untuk mengkondisikan

Lebih terperinci

DASAR TEKNIK PENDINGIN

DASAR TEKNIK PENDINGIN DASAR TEKNIK PENDINGIN Oleh : Agus Maulana Praktisi Mesin Pendingin HP. 0813 182 182 33 PT Mitra Lestari Bumi Abadi Jl.Gading Indah Raya Blok C No. 25 Kelapa Gading - Jakarta, 14240 Siklus Sistem Mesin

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Refrigerasi Refrigerasi merupakan suatu kebutuhan dalam kehidupan saat ini terutama bagi masyarakat perkotaan. Refrigerasi dapat berupa lemari es pada rumah tangga, mesin

Lebih terperinci

BAB III PERBAIKAN ALAT

BAB III PERBAIKAN ALAT L e = Kapasitas kalor spesifik laten[j/kg] m = Massa zat [kg] [3] 2.7.3 Kalor Sensibel Tingkat panas atau intensitas panas dapat diukur ketika panas tersebut merubah temperatur dari suatu subtansi. Perubahan

Lebih terperinci

MESIN PENDINGIN. Gambar 1. Skema cara kerja mesin pendingin.

MESIN PENDINGIN. Gambar 1. Skema cara kerja mesin pendingin. Mengenal Cara Kerja Mesin Pendingin MESIN PENDINGIN Mesin pendingin adalah suatu rangkaian rangkaian yang mampu bekerja untuk menghasilkan suhu atau temperature dingin. Mesin pendingin bisanya berupa kulkas,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Steam merupakan bagian penting dan tidak terpisahkan dari teknologi modern. Tanpa steam, maka industri makanan kita, tekstil, bahan kimia, bahan kedokteran,daya, pemanasan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN 3.1.1 Pengertian AC Air Conditioner(AC) merupakan sebuah alat yang mampu mengkondisikan udara. Dengan kata lain,ac berfungsi sebagai penyejuk udara. Penggunaan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI.

BAB II DASAR TEORI. BAB II DASAR TEORI 2.1 Pendahuluan Sistem pendinginan secara umum dapat dibagi menjadi dua, yaitu sistem pendinginan secara langsung dan sistem pendinginan secara tidak langsung. Sistem pendinginan secara

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori. 2.1 AC Split

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori. 2.1 AC Split BAB II DASAR TEORI 2.1 AC Split Split Air Conditioner adalah seperangkat alat yang mampu mengkondisikan suhu ruangan sesuai dengan yang kita inginkan, terutama untuk mengkondisikan suhu ruangan agar lebih

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem refrigerasi kompresi uap Sistem refrigerasi yang umum dan mudah dijumpai pada aplikasi sehari-hari, baik untuk keperluan rumah tangga, komersial dan industri adalah sistem

Lebih terperinci

MULTIREFRIGERASI SISTEM. Oleh: Ega T. Berman, S.Pd., M,Eng

MULTIREFRIGERASI SISTEM. Oleh: Ega T. Berman, S.Pd., M,Eng MULTIREFRIGERASI SISTEM Oleh: Ega T. Berman, S.Pd., M,Eng SIKLUS REFRIGERASI Sistem refrigerasi dengan siklus kompresi uap Proses 1 2 : Kompresi isentropik Proses 2 2 : Desuperheating Proses 2 3 : Kondensasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 ALAT PENGKONDISIAN UDARA Alat pengkondisian udara merupakan sebuah mesin yang secara termodinamika dapat memindahkan energi dari area bertemperatur rendah (media yang akan

Lebih terperinci

AC (AIR CONDITIONER)

AC (AIR CONDITIONER) AC (AIR CONDITIONER) AC adalah suatu jenis mesin pendingin yang berfungsi sebagai penyejuk ruangan. Ditinjau dari konstruksi, AC bias dibagi menjadi dua bagian, yakni sisi luar dan sisi dalam. Sisi luar

Lebih terperinci

PEMAHAMAN TENTANG SISTEM REFRIGERASI

PEMAHAMAN TENTANG SISTEM REFRIGERASI PEMAHAMAN TENTANG SISTEM REFRIGERASI Darwis Tampubolon *), Robert Samosir **) *) Staf Pengajar Teknik Mesin, Politeknik Negeri Medan **) Staf Pengajar Teknik Mesin, Politeknik Negeri Medan Abstrak Refrigerasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara Sistem pengkondisian udara adalah suatu proses mendinginkan atau memanaskan udara sehingga dapat mencapai temperatur dan kelembaban yang sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Cooling Tunnel

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Cooling Tunnel BAB II DASAR TEORI 2.1 Cooling Tunnel Cooling Tunnel atau terowongan pendingin merupakan sistem refrigerasi yang banyak digunakan di industri, baik industri pengolahan makanan, minuman dan farmasi. Cooling

Lebih terperinci

Komponen mesin pendingin

Komponen mesin pendingin Komponen mesin pendingin Berdasarkan fungsi atau kegunaannya komponen mesin pendingin sistem kompresi dibedakan menjadi 2 bagian yaitu : A. Komponen pokok Yang dimaksud dengan komponen pokok adalah komponen

Lebih terperinci

MAKALAH. SMK Negeri 5 Balikpapan SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE. Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N.

MAKALAH. SMK Negeri 5 Balikpapan SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE. Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N. MAKALAH SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N. Kelas : XI. OTOMOTIF Tahun Ajaran : 2013/2014 SMK Negeri 5 Balikpapan Pendahuluan Kerja

Lebih terperinci

BAB IV DASAR TEORI 4.1 Sistem Pengkondisian Udara

BAB IV DASAR TEORI 4.1 Sistem Pengkondisian Udara 24 BAB IV DASAR TEORI 4.1 Sistem Pengkondisian Udara Sistem pengkondisian udara adalah usaha untuk mengatur temperatur dan kelembaban udara agar menghasilkan kenyamanan termal (thermal comfort) bagimanusia.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Air Conditioner Split Air Conditioner (AC) split merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengkondikan udara didalam ruangan sesuai dengan yang diinginkan oleh penghuni.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengeringan Pengeringan adalah proses mengurangi kadar air dari suatu bahan [1]. Dasar dari proses pengeringan adalah terjadinya penguapan air ke udara karena perbedaan kandungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Umum Mesin pendingin atau kondensor adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan panas dari dalam ruangan ke luar ruangan. Adapun sistem mesin pendingin yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. misalnya untuk mengisi ketel, mengisi bak penampung (reservoir) pertambangan, satu diantaranya untuk mengangkat minyak mentah

BAB I PENDAHULUAN. misalnya untuk mengisi ketel, mengisi bak penampung (reservoir) pertambangan, satu diantaranya untuk mengangkat minyak mentah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, penggunaan pompa sangat luas hampir disegala bidang, seperti industri, pertanian, rumah tangga dan sebagainya. Pompa merupakan alat yang

Lebih terperinci

BAB 5 DASAR POMPA. pompa

BAB 5 DASAR POMPA. pompa BAB 5 DASAR POMPA Pompa merupakan salah satu jenis mesin yang berfungsi untuk memindahkan zat cair dari suatu tempat ke tempat yang diinginkan. Zat cair tersebut contohnya adalah air, oli atau minyak pelumas,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Pada penelitian ini refrigeran yang digunakan adalah Yescool TM R-134a.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Pada penelitian ini refrigeran yang digunakan adalah Yescool TM R-134a. 3.1. Lokasi Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Motor Bakar Jurusan Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3.2. Bahan Penelitian Pada penelitian

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Prinsip Kerja Mesin Refrigerasi Kompresi Uap

BAB II DASAR TEORI Prinsip Kerja Mesin Refrigerasi Kompresi Uap 4 BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Pengkondisian Udara Pengkondisian udara adalah proses untuk mengkondisikan temperature dan kelembapan udara agar memenuhi persyaratan tertentu. Selain itu kebersihan udara,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Prinsip Pembangkit Listrik Tenaga Gas

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Prinsip Pembangkit Listrik Tenaga Gas BAB II DASAR TEORI. rinsip embangkit Listrik Tenaga Gas embangkit listrik tenaga gas adalah pembangkit yang memanfaatkan gas (campuran udara dan bahan bakar) hasil dari pembakaran bahan bakar minyak (BBM)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mesin kerja. Pompa berfungsi untuk merubah energi mekanis (kerja putar poros)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mesin kerja. Pompa berfungsi untuk merubah energi mekanis (kerja putar poros) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pompa Pompa adalah salah satu mesin fluida yang termasuk dalam golongan mesin kerja. Pompa berfungsi untuk merubah energi mekanis (kerja putar poros) menjadi energi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pompa Pompa adalah suatu peralatan mekanik yang digerakkan oleh tenaga mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan (fluida) dari suatu tempat ke tempat lain, dimana

Lebih terperinci

Aku berbakti pada Bangsaku,,,,karena Negaraku berjasa padaku. Pengertian Turbocharger

Aku berbakti pada Bangsaku,,,,karena Negaraku berjasa padaku. Pengertian Turbocharger Pengertian Turbocharger Turbocharger merupakan sebuah peralatan, untuk menambah jumlah udara yang masuk kedalam slinder dengan memanfaatkan energi gas buang. Turbocharger merupakan perlatan untuk mengubah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Refrigerasi merupakan suatu kebutuhan dalam kehidupan saat ini terutama bagi masyarakat perkotaan. Sistem refrigerasi kompresi uap paling umum digunakan di antara

Lebih terperinci

PELATIHAN PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN MESIN PENDINGIN. Oleh : BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERIKANAN TEGAL

PELATIHAN PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN MESIN PENDINGIN. Oleh : BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERIKANAN TEGAL PELATIHAN PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN MESIN PENDINGIN Oleh : BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERIKANAN TEGAL PRINSIP PENDINGINAN PROSES MEMINDAHKAN ATAU MENAMBAHKAN PANAS DARI SUATU BENDA ATAU TEMPAT KE

Lebih terperinci

BOILER FEED PUMP. b. Pompa air pengisi yang menggunakan turbin yaitu : - Tenaga turbin :

BOILER FEED PUMP. b. Pompa air pengisi yang menggunakan turbin yaitu : - Tenaga turbin : BOILER FEED PUMP A. PENGERTIAN BOILER FEED PUMP Pompa adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui suatu media perpipaan dengan cara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Dasar tentang Beban Pendinginan Kita ketahui bahwa tujuan utama dalam melakukan pentataan udara, adalah agar kenyamanan dalam suatu ruang dapat dicapai, sehingga manusia

Lebih terperinci

PENGARUH KECEPATAN UDARA PENDINGIN KONDENSOR TERHADAP KOEFISIEN PRESTASI AIR CONDITIONING

PENGARUH KECEPATAN UDARA PENDINGIN KONDENSOR TERHADAP KOEFISIEN PRESTASI AIR CONDITIONING Marwan Effendy, Pengaruh Kecepatan Udara Pendingin Kondensor Terhadap Kooefisien Prestasi PENGARUH KECEPATAN UDARA PENDINGIN KONDENSOR TERHADAP KOEFISIEN PRESTASI AIR CONDITIONING Marwan Effendy Jurusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Bensin Motor bakar bensin adalah mesin untuk membangkitkan tenaga. Motor bakar bensin berfungsi untuk mengubah energi kimia yang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB III SISTEM REFRIGERASI DAN POMPA KALOR

BAB III SISTEM REFRIGERASI DAN POMPA KALOR BAB III SISTEM REFRIGERASI DAN POMPA KALOR Untuk mengenalkan aspek-aspek refrigerasi, pandanglah sebuah siklus refrigerasi uap Carnot. Siklus ini adalah kebalikan dari siklus daya uap Carnot. Gambar 1.

Lebih terperinci

Materi Kuliah Teknik Pendingin dan Tata Udara SISTEM PENDINGIN AC MOBIL. Hartoyo

Materi Kuliah Teknik Pendingin dan Tata Udara SISTEM PENDINGIN AC MOBIL. Hartoyo Materi Kuliah Teknik Pendingin dan Tata Udara SISTEM PENDINGIN AC MOBIL Hartoyo PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA A. PENDAHULUAN Dilihat dari fungsinya, AC Mobil memiliki

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI SISTEM PENYEGARAN UDARA

BAB II DASAR TEORI SISTEM PENYEGARAN UDARA II-6 BAB II DASAR TEORI SISTEM PENYEGARAN UDARA 2.1. Gambaran Umum Sistem Penyegaran Udara Air Conditioning (AC) atau alat penyegaran udara yang merupakan pengembangan dari teknologi mesin pendingin. Alat

Lebih terperinci

PELATIHAN PENGELASAN DAN PENGOPERASIAN KOMPRESOR

PELATIHAN PENGELASAN DAN PENGOPERASIAN KOMPRESOR MAKALAH PELATIHAN PENGELASAN DAN PENGOPERASIAN KOMPRESOR PROGRAM IbPE KELOMPOK USAHA KERAJINAN ENCENG GONDOK DI SENTOLO, KABUPATEN KULONPROGO Oleh : Aan Ardian ardian@uny.ac.id FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN RADIATOR PADA SISTEM PENDINGIN MOTOR DIESEL STASIONER SATU SILINDER TERHADAP LAJU KENAIKAN SUHU AIR PENDINGIN

PENGARUH PENGGUNAAN RADIATOR PADA SISTEM PENDINGIN MOTOR DIESEL STASIONER SATU SILINDER TERHADAP LAJU KENAIKAN SUHU AIR PENDINGIN PENGARUH PENGGUNAAN RADIATOR PADA SISTEM PENDINGIN MOTOR DIESEL STASIONER SATU SILINDER TERHADAP LAJU KENAIKAN SUHU AIR PENDINGIN Eko Surjadi Sfaf Pengajar, Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut : SISTEM PNEUMATIK SISTEM PNEUMATIK Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC NPM : NPM :

LAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC NPM : NPM : LAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC Nama Praktikan : Utari Handayani NPM : 140310110032 Nama Partner : Gita Maya Luciana NPM : 140310110045 Hari/Tgl Percobaan

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II. LANDASAN TEORI BAB II. LANDASAN TEORI 2.1. Mengenal Motor Diesel Motor diesel merupakan salah satu tipe dari motor bakar, sedangkan tipe yang lainnya adalah motor bensin. Secara sederhana prinsip pembakaran pada motor

Lebih terperinci

BLOWER DAN KIPAS SENTRIFUGAL

BLOWER DAN KIPAS SENTRIFUGAL BLOWER DAN KIPAS SENTRIFUGAL Hampir kebanyakan pabrik menggunakan fan dan blower untuk ventilasi dan untuk proses industri yang memerlukan aliran udara. Sistim fan penting untuk menjaga pekerjaan proses

Lebih terperinci

BAB V PEMILIHAN KOMPONEN MESIN PENDINGIN

BAB V PEMILIHAN KOMPONEN MESIN PENDINGIN BAB V PEMILIHAN KOMPONEN MESIN PENDINGIN 5.1 Pemilihan Kompresor Kompresor berfungsi menaikkan tekanan fluida dalam hal ini uap refrigeran dengan temperatur dan tekanan rendah yang keluar dari evaporator

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir 2012 BAB II DASAR TEORI

Laporan Tugas Akhir 2012 BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Tata Udara [sumber : 5. http://ridwan.staff.gunadarma.ac.id] Sistem tata udara adalah proses untuk mengatur kondisi suatu ruangan sesuai dengan keinginan sehingga dapat memberikan

Lebih terperinci

SISTEM AIR CONDITIONER (AC)

SISTEM AIR CONDITIONER (AC) SISTEM AIR CONDITIONER (AC) KOMPETENSI Setelah mempelajari materi ini, siswa diharapkan dapat : 1. Menjelaskan prinsip terjadinya pendinginan pada sistem AC. 2. Menjelaskan Fungsi AC pada mobil. 3. Menjelaskan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian umum. Refrigerasi adalah aplikasi dari hukum ke dua Termodinamika yang. dinyatakan oleh Clausius.

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian umum. Refrigerasi adalah aplikasi dari hukum ke dua Termodinamika yang. dinyatakan oleh Clausius. 4 BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian umum Refrigerasi adalah aplikasi dari hukum ke dua Termodinamika yang dinyatakan oleh Clausius. adalah hal yang tidak mungkin untuk membangun suatu alat yang beroperasi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori. Gambar 2.1 Florist Cabinet (Sumber Gambar: Althouse, Modern Refrigeration and Air Conditioning Hal.

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori. Gambar 2.1 Florist Cabinet (Sumber Gambar: Althouse, Modern Refrigeration and Air Conditioning Hal. BAB II DASAR TEORI 2.1 Florist Cabinet Florist cabinet merupakan suatu alat yang digunakan untuk proses pendinginan bunga. Florist cabinet beragam dalam ukuran dan konstruksi. Biasanya florist cabinet

Lebih terperinci

Cara Kerja AC dan Bagian-Bagiannya

Cara Kerja AC dan Bagian-Bagiannya Cara Kerja AC dan Bagian-Bagiannya Di era serba maju sekarang ini, kita pasti sudah sangat akrab dengan air conditioner. Kehidupan modern, apalagi di perkotaan hampir tidak bisa lepas dari pemanfaatan

Lebih terperinci

15 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Pengertian Pompa Pompa adalah mesin fluida yang berfungsi untuk memindahkan fluida cair dari suatu tempat ke tempat lain dengan cara memberikan energi mekanik pada pompa

Lebih terperinci

TUGAS TEKNIK DAN MANAJEMEN PERAWATAN SISTEM PEMELIHARAAN AC CENTRAL

TUGAS TEKNIK DAN MANAJEMEN PERAWATAN SISTEM PEMELIHARAAN AC CENTRAL TUGAS TEKNIK DAN MANAJEMEN PERAWATAN SISTEM PEMELIHARAAN AC CENTRAL Disusun Oleh: KELOMPOK 9 Angga Eka Wahyu Ramadan (2113100122) Citro Ariyanto (2113100158) Ahmad Obrain Ghifari (2113100183) INSTITUT

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Laporan Tugas Akhir 4

BAB II TEORI DASAR. Laporan Tugas Akhir 4 BAB II TEORI DASAR Sistem tata udara adalah suatu proses mendinginkan/memanaskan udara sehingga dapat mencapai suhu dan kelembaban yang diinginkan/dipersyaratkan. Selain itu, mengatur aliran udara dan

Lebih terperinci

BAGIAN II : UTILITAS TERMAL REFRIGERASI, VENTILASI DAN AIR CONDITIONING (RVAC)

BAGIAN II : UTILITAS TERMAL REFRIGERASI, VENTILASI DAN AIR CONDITIONING (RVAC) BAGIAN II : UTILITAS TERMAL REFRIGERASI, VENTILASI DAN AIR CONDITIONING (RVAC) Refrigeration, Ventilation and Air-conditioning RVAC Air-conditioning Pengolahan udara Menyediakan udara dingin Membuat udara

Lebih terperinci

BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK

BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK Dalam ilmu hidraulik berlaku hukum-hukum dalam hidrostatik dan hidrodinamik, termasuk untuk sistem hidraulik. Dimana untuk kendaraan forklift ini hidraulik berperan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Heat pump

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Heat pump BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Sistem Heat pump Heat pump adalah pengkondisi udara paket atau unit paket dengan katup pengubah arah (reversing valve) atau pengatur ubahan lainnya. Heat pump memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Potensi dan kapasitas terpasang PLTP di Indonesia [1]

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Potensi dan kapasitas terpasang PLTP di Indonesia [1] BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dewasa ini kelangkaan sumber energi fosil telah menjadi isu utama. Kebutuhan energi tersebut setiap hari terus meningkat. Maka dari itu, energi yang tersedia di bumi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI 2.1 Florist Cabinet Florist cabinet merupakan suatu alat yang digunakan untuk proses pendinginan bunga. Florist cabinet sangat beragam dalam ukuran dan konstruksi. Biasanya florist cabinet

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Desalinasi Desalinasi merupakan suatu proses menghilangkan kadar garam berlebih dalam air untuk mendapatkan air yang dapat dikonsumsi binatang, tanaman dan manusia.

Lebih terperinci

BAB 3 POMPA SENTRIFUGAL

BAB 3 POMPA SENTRIFUGAL 3 BAB 3 POMPA SENTRIFUGAL 3.1.Kerja Pompa Sentrifugal Pompa digerakkan oleh motor, daya dari motor diberikan kepada poros pompa untuk memutar impeler yang dipasangkan pada poros tersebut. Zat cair yang

Lebih terperinci

Gambar 5. Skematik Resindential Air Conditioning Hibrida dengan Thermal Energy Storage

Gambar 5. Skematik Resindential Air Conditioning Hibrida dengan Thermal Energy Storage BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN Prinsip Kerja Instalasi Instalasi ini merupakan instalasi mesin pendingin kompresi uap hibrida yang berfungsi sebagai mesin pendingin pada lemari pendingin dan pompa kalor pada

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2012

BAB II DASAR TEORI 2012 BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Sistem Brine Sistem Brine adalah salah satu sistem refrigerasi kompresi uap sederhana dengan proses pendinginan tidak langsung. Dalam proses ini koil tidak langsung mengambil

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. pengembangan dari teknologi mesin pendingin. Alat ini dipakai bertujuan untuk

BAB II DASAR TEORI. pengembangan dari teknologi mesin pendingin. Alat ini dipakai bertujuan untuk BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Umum Air Conditioning (AC) atau alat pengkondisi udara merupakan modifikasi pengembangan dari teknologi mesin pendingin. Alat ini dipakai bertujuan untuk memberikan udara

Lebih terperinci