BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa, dari sikap kurang baik menjadi
|
|
- Yuliana Pranata
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Belajar 1. Pengertian Pengertian belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa, dari sikap kurang baik menjadi baik, pada intinya bahwa belajar adanya perubahan perilaku. Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat mendasar dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu sangat tergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik itu dilingkungan sekolah/lembaga formal atau dilingkungan keluarga. Oleh karena itu pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan segala aspek sangatlah penting. Menurut para ahli psikologi menjelaskan dan mendefinisikan tentang belajar (learning), hakikatnya memiliki kesamaan makna, yaitu menunjukan pada perubahan perilaku atau pribadi seseorang yang didapat berdasarkan hasil praktek dan pengalaman. Nana Sujana (1990:5) menjelaskan belajar adalah suatu perubahan yang relatif permanen dalam suatu kecenderungan tingkah laku sebagai hasil dari praktek dan latihan. Hal ini menunjukan bahwa seseorang dikatakan belajar akan ditunjukan adanya perubahan pengetahuan, adanya pemahaman, persepsi dan adanya motivasi untuk lebih mengetahui sesuatu. Lebih lanjut Nana Sujana 8
2 menjelaskan bahwa terbentuknya tingkah laku sebagai hasil belajar mempunyai tiga ciri pokok yakni (1) tingkah laku baru itu berupa kemampuan aktual dan potensial (2) kemampuan itu berlaku dalam waktu yang relatif lama dan (3) kemampuan baru diperoleh melalui usaha. Untuk lebih memperjelas tentang pengertian belajar berikut ini akan dikemukakan menurut beberapa ahli: Menurut Wittig (1981) dalam bukunya phychology of learning mendefisinikan belajar sebagai any relatively permanent change in an organism s behavioral repertoire that occurs as a result of experience (belajar adalah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam/keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman. (Muhibin syah, 2003:66). Winkel, 1999 yang dikutif oleh Purwanto (2009:38) Menjelaskan bahwa: Belajar adalah aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam mengetahuan, keterampilan dan sikap. Perubahan itu diperoleh melalui usaha (bukan karena kematangan), menetap dalam waktu yang relatif lama dan merupakan hasil pengalaman. Berdasarkan beberapa pendapat di atas bahwa belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang ditunjukan dengan perubahan pengetahuan, sikap dan kemampuan/keterampilan yang diperoleh melalui usaha, interaksi dengan lingkungan dan hasil belajarnya selalu menetap dalam waktu yang lama. 9
3 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar Baik buruknya hasil belajar pada siswa sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut Muhibin syah ( 2003:144) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat digolongkan pada tiga faktor: 1) Faktor internal (faktor dalam diri siswa), 2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa) 3) Faktor pendekatan belajar (approach to leraning). a. Faktor Internal Siswa Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi dua aspek, yakni aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah) dan aspek psikologis (yang bersifat rohaniah) 1). Aspek fisiologis Aspek fisiologis menyangkut kondisi jasmani yang menekankan pada tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, hal ini akan mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pembelajaran. Kondisi tubuh yang lemah, apalagi disertai jika dengan rasa pusing, ini akan menurunkan kualitas kemampuan berpikir (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya kurang atau tidak berbekas. Begitu pula yang behubungan dengan kemapuan panca indera, juga sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan. 2). Aspek Psikologis 10
4 Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan belajar. Lebih lanjut Muhibin (2009:147) menjelaskan bahwa faktor rohaniah yang pada umumnya dipandang essensial adalah (1) tingkat kecerdasan/ intelegensi, (2) sikap siswa, (3) bakat siswa (4) motivasi siswa. (1) Intelegensi siswa Menurut Reber (1988) yang dijelaskan Muhibbin syah (2003:147) Intelegensi dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat. Hal ini dapat dijelaskan bahwa tingat kecerdasan/ intelegensi siswa tak dapat diragukan, bahwa hasil belajar siswa itu sangat dipengaruhi oleh tingkat kecerdasannya, makin tinggi tingkat kecerdasannya makin besar peluang untuk mendapat prestasi hasil belajar. (2) Sikap siswa Selanjutnya Muhibbin (2003:147) menjelaskan bahwa sikap merupakan gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara relatif tetap terhadap objek orang, barang dan sebagainya baik secara positif mapun negatif. Hal ini dapat dijelaskan bahwa siswa dalam belajar itu dapat merespon positif atau negatif terhadap pelajaran, untuk itu bagi seorang guru untuk selalu memunculkan sikap positif terhadap dirinya dan mata pelajarannya. 11
5 (3) Bakat siswa Menurut Chaplin 1972 yang dijelaskan Muhibbin, bakat (aptitude) adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Hal ini dapat dijelaskan bahwa bakat akan dapat mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar, untuk itu seorang guru harus pula mengetahui bakat yang ada pada diri siswa (4) Motivasi siswa Motivasi dapat diartikan sebagai dorongan untuk mencapai suatu keinginan. Motivasi merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan siswa dalam belajar. Untuk itu seorang guru harus pandai memotivasi belajar siswa sehingga materi yang disampaikan dapat diserap oleh siswa. b. Faktor Eksternal Siswa Faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah faktor eksternal atau faktor dari luar siswa diantaranya adalah lingkungan. Faktor lingkungan itu diantaranya: 1) lingkungan sosial, 2) Lingkungan non sosial 1). Lingkungan Sosial, diantaranya lingkungan sekolah seperti para guru, para staf administrasi, teman-teman sekelas, lingkungan keluarga seperti kebiasaan orang tua, dan lingkungan masyarakat seperti kondisi lingkungan masyarakat akan sangat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. 12
6 2). Lingkungan Non sosial, diantaranya rumah tempat tinggal keluarga siswa, gedung sekolah, alat-alat belajar, waktu belajar, latar belakang pendidikan orang tua. Faktor ini dipandang turut menentukan keberhasilan belajar siswa. c. Faktor Pendekatan Belajar Faktor lain yang dapat menentukan keberhasilan belajar siswa adalah faktor pendekatan belajar yang digunakan oleh guru. Keberhasilan belajar siswa lebih banyak ditentukan pula oleh guru dalam mengelola kelas, oleh karena itu guru harus pandai-pandailah dalam menggunakan pendekatan belajar siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Sesuai penjelasan Jamarah (2006:53) bahwa dalam mengajar, guru harus pandai menggunakan pendekatan belajar secara arif dan bijaksana, bukan sembarangan yang bisa merugikan anak didik. Berdasarkan tiga penjelasan di atas bahwa untuk keberhasilan belajar siswa dalam belajar maka seorang guru harus mempertimbangkan tiga faktor penting dalam belajar yaitu faktor internal yang berhubungan dengan aspek fisiologis dan psikologis siswa, faktor eksternal yang berhubungan intelegensi, sikap, bakat dan motivasi siswa serta faktor pendekatan belajar dalam mengelola kelas. B. Konsep Belajar Matematika 1. Pengertian Konsep 13
7 Konsep merupakan dasar bagi proses mental yang lebih tinggi untuk merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi-generalisasi. Konsep dapat menunjukkan objek, aktivitas atau benda hidup. Pengertian tentang pemahaman konsep memiliki pengertian yang beragam untuk lebih memperjelas pengertian konsep berikut penjelasan menurut para ahli. Menurut Nasution (2003: 161) bahwa bila seseorang dapat menghadapi benda atau peristiwa sebagai suatu kelompok, golongan, kelas atau katagori, maka seseorang tersebut telah belajar konsep. Konsep yang dimaksud adalah sesuatu yang kita ketahui menpunyai sifat yang terdapat dalam kelas, kelompok atau katagori yang dinyatakan dengan nama, warna, bentuk, ukuran binatang dan sebagainya maka seseorang tersebut telah memahami sebuah konsep. Konsep dapat menunjukkan objek, aktivitas atau benda hidup. Untuk lebih memahami pengertian konsep berikut ini dijelaskan menurut para ahli. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, konsep adalah sesuatu yang diterima dalam pikiran atau sesuatu yang umum dan abstrak. Lebih lanjut Dahar (1998:97) bahwa konsep adalah sebuah abstraksi yang mewakili suatu kelas objek-objek, kejadiankejadian dan hubungan yang mempunyai atribut yang sama. Berdasarkan penjelasan tersebut diatas dapat dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan konsep adalah ide abstrak yang digunakan untuk mengelompokan objek-objek ke dalam contoh dan bukan contoh pada umumnya dinyatakan dengan suatu istilah. 14
8 Menurut Klausmeier yang dijelaskan Dhiasari (2006:16) menjelaskan ada empat tahapan/tingkatan pencapaian konsep 1). Tingkat kongkrit Seseorang telah memiliki tingkatan konsep yang paling dasar yaitu tingkatan kongkrit, apabila sesorang itu telah mengenal benda yang telah dihadapi sebelumnya 2). Tingkat identitas Pada tingkatan ini, seseorang akan mengenal objek sesudah mengalami selang waktu 3). Tingkat klasifikasi Pada tingkatan ini, seseorang sudah mengenal persamaan-persamaan dari dua contoh yang berbeda dari kelas yang sama walaupun seseorang tersebut tidak dapat menemukan kriteria atribut apapun atau menentukan kata-kata yang tepat untuk mewakili konsep terebut. 4). Tingkat Formal. Pada tingkat formal, seseorang sudah dapat menyimpulkan bahwa ia telah dapat mencapai suatu konsep pada tingkat formal. Pada tahap ini. Seseorang/siswa telah memberi nama konsep, mendefinisikan konsep itu dalam atribut-atribut yang membatasi dan mengevaluasi secara verbal contoh-contoh dan bukan contoh dari konsep. 2. Pengertian Matematika 15
9 Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di SD/MI, untuk itu seorang guru hendaknya mengetahui dan memahami objek yang diajarkannya. Berdasarkan dari beberapa literatur bahwa matematika berasal dari bahasa latin yang awalnya diambil dari bahasa Yunani yaitu mathematike yang mengadung arti mempelajari. Asal katanya mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu (knowledge, science). Kata mathematike berhubungan dengan kata lainnya yaitu mathein atau mathenein yang berarti belajar (berfikir). Menurut Russeffendi (1980) yang dikutif oleh Erna Suwangsih (2006: 3) menjelaskan bahwa matematika lebih menekankan pada kegiatan dalam dunia rasio (penalaran), bukan menekankan pada hasil eksperimen atau hasil observasi, matematika terbentuk karena pikiran-pikiran manusia, yang berhubungan dengan idea, proses dan penalaran. Hal ini memberikan penjelasan bahwa matematika terbentuk dari pengalaman manusia dalam dunia secara empiris, kemudian dari pengalaman itu diproses dalam rasio, diolah dan dianalisis dengan penalaran didalam struktur berfikir (kognitif) sehingga terbentuk konsep-konsep matematika agar matematika ini dapat dipahami dengan mudah oleh orang lain. Menurut James yang dijelaskan Marlina, (2004:121) menjelaskan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, besaran dan konsepkonsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak dan terbagi kedalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis dan geometri. 16
10 Lebih lanjut menurut Jhonson, Rising dalam Russefendi (1972) yang dijelaskan oleh Erna Suwangsih (2006: 4) bahwa Matematika adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logis, matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai ide dari pada mengenal bunyi. Matematika adalah pengetahuan struktur yang terorganisasi, sifat-sifat dalam teori-teori dibuat secara deduktif berdasarkan kepada unsur yang tidak didefinisikan, aksioma, sifat atau teori yang telah dibuktikan kebenarannya adalah ilmu tentang keteraturan pola atau ide, dan matematika itu adalah suatu seni, keindahannya terdapat pada keterurutan dan kehamonisannya. Adapun kegunaan mempelajari matematika menurut (Depdiknas, 2004: Marlina:13) dapat digunakan pada mata pelajaran yang lain seperti ekonomi, fisika, biologi dan dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari seperti dalam bidang perdagangan, perumahan dan sebagainya. Pembelajaran matematika memilki arti penting bagi siswa. Matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dasar melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi dan eksperimen sebagai alat pemecahan masalah melalui pola pikir dan modal matematika serta sebagai alat komunikasi melalui simbol, tabel, grafik, diagram dalam menjelaskan gagasan, tujuan pembelajaran matematika adalah melatih cara berfikir secara sistematis, logis, kritis, kreatif dan konsisten Berdasarkan penjelasan di atas bahwa matematika lebih menekankan pada penalaran, pengetahuan terstruktur yang terorganisasi dengan baik, ilmu deduktif dan ilmu tentang pola dan hubungan serta matematika merupakan bahasa simbol 17
11 karena terdiri dari simbol-simbol yang berlaku secara umum, serta dapat memberikan manfaat dalam kehidupan sehari-hari. 3. Penjumlahan dan pengurangan Penjumlahan dan pengurangan merupakan pengerjaan operasi hitung yakni operasi atau pengerjaan hitungan yang melibatkan lebih dari dua bilangan atau lebih dari satu operasi hitungan yang didalamnya merujuk pada aturan atau perjanjian tertentu. C. Hakikat Strategi Somatis Auditori Intelektual (SAVI) 1. Pengertian Strategi Somatis Auditori Intelektual (SAVI) Strategi pembelajaran merupakan suatu cara guru melaksanakan pembelajaran atau tindakan nyata guru dalam melaksanakan pengajaran melalui cara-cara tertentu yang dinilai lebih efektif dan efisien. Menurut Syaeful Bahri, Aswan zein (2006:5) strategi merupakan suatu garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai tujuan. Dalam kegiatan belajar mengajar sudah pasti ingin mencapai tujuan pembelajaran untuk itu diperlukan suatu strategi pembelajaran yang diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar. Strategi Somatis Auditori Visual Intelektual (SAVI) merupakan salah satu strategi yang digunakan dalam pembelajaran. Strategi Somatis Auditori Visual Intelektual (SAVI) adalah strategi pelajaran dengan berbuat dan bergerak (somatis) belajar berbicar dan mendengar (Auditori), belajar dengan mengamati dan menggambarkan (Visual), dan belajar dengan memecahkan masalah dan 18
12 berfikir (Intelektual). Menurut Tri Mulyono dalam Menjelaskan bahwa Pembelajaran SAVI menganut aliran ilmu kognitif modern yang menyatakan belajar yang paling baik adalah melibatkan emosi, seluruh tubuh, semua indera, dan segenap kedalaman serta keluasan pribadi, menghormati gaya belajar individu lain dengan menyadari bahwa orang belajar dengan caracara yang berbeda. Mengkaitkan sesuatu dengan hakikat realitas yang nonlinear, nonmekanis, kreatif dan hidup Menurut Meier (2002:91) Bahwa Pembelajaran dengan menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan pengunaan semua indera dapat berpengaruh besar pada pembelajaran. Unsur-unsur Strategi Somatis Auditori Visual Intelektual (SAVI) adalah sebagai berikut: 1. Somatis (S) : Belajar dengan bergerak dan berbuat 2. Auditori (A) : Belajar dengan berbicara dan mendengar 3. Visual ( V) : Belajar dengan mengamati dan menggambarkan 4. Intelektual (I) : Belajar dengan memecahkan masalah dan merenung. 2. Karakteristik Strategi SAVI Sesuai dengan singkatan dari SAVI sendiri yaitu Somatic, Auditori, Visual dan Intektual, maka karakteristiknya ada empat bagian yaitu: 1) Somatic 19
13 Somatic berasal dari bahasa yunani yaitu tubuh soma. Jika dikaitkan dengan belajar maka dapat diartikan belajar dengan bergerak dan berbuat. Sehingga pembelajaran somatic adalah pembelajaran yang memanfaatkan dan melibatkan tubuh (indera peraba, kinestetik, melibatkan fisik dan menggerakkan tubuh sewaktu kegiatan pembelajaran berlangsung). 2) Auditori Belajar dengan berbicara dan mendengar. Pikiran kita lebih kuat daripada yang kita sadari, telinga kita terus menerus menangkap dan menyimpan informasi bahkan tanpa kita sadari. Ketika kita membuat suara sendiri dengan berbicara beberapa area penting di otak kita menjadi aktif. Hal ini dapat diartikan dalam pembelajaran guru hendaknya mengajak siswa membicarakan apa yang sedang mereka pelajari, menerjemahkan pengalaman siswa dengan suara. Mengajak mereka berbicara saat memecahkan masalah, membuat model, mengumpulkan informasi, membuat rencana kerja, menguasai keterampilan, membuat tinjauan pengalaman belajar, atau menciptakan makna-makna pribadi bagi diri mereka sendiri. 3) Visual Belajar dengan mengamati dan menggambarkan. Dalam otak kita terdapat lebih banyak perangkat untuk memproses informasi visual daripada semua indera yang lain. Setiap siswa yang menggunakan 20
14 visualnya lebih mudah belajar jika dapat melihat apa yang sedang dibicarakan seorang penceramah atau sebuah buku atau program computer. Secara khususnya pembelajar visual yang baik jika mereka dapat melihat contoh dari dunia nyata, diagram, peta gagasan, ikon dan sebagainya ketika belajar. 4) Intelektual Belajar dengan memecahkan masalah dan merenung. Tindakan pembelajar yang melakukan sesuatu dengan pikiran mereka secara internal ketika menggunakan kecerdasan untuk merenungkan suatu pengalaman dan menciptakan hubungan, makna, rencana, dan nilai dari pengalaman tersebut. Hal ini diperkuat dengan makna intelektual adalah bagian diri yang merenung, mencipta, dan memecahkan masalah. 3. Prinsip Penerapan Strategi SAVI Dikarenakan pembelajaran SAVI sejalan dengan gerakan Accelerated Learning (AL), maka prinsipnya juga sejalan dengan AL yaitu: 1) pembelajaran melibatkan seluruh pikiran dan tubuh 2) pembelajaran berarti berkreasi 3) kerjasama membantu proses pembelajaran 4) pembelajaran berlangsung pada banyak tingkatan secara simultan 5) belajar berasal dari mengerjakan pekerjaan itu sendiri dengan umpan balik. 6) emosi positif sangat membantu pembelajaran. 21
15 4. Langkah-langkah pembelajaran dalam Srtategi SAVI 1). Pengelompokan siswa 2). Pembelajaran menekankan pada pengunaan berbagai media 3). Siswa mendemontrasikan konsep 4). Siswa memecahkan masalah secara berkelompok 5). Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok diskusi a. Pengelompokan siswa Dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan SAVI langkah awal adalah dengan pembentukan kelompok, banyak cara untuk pembentukan kelompok misalnya dengan menyebutkan salah satu angka yang disediakan guru, kemudian siswa memilih angka paling disenangi oleh siswa, Hal ini bertujuan untuk memudahkan dalam kerja kelompok, dan siswa akan menyenangi bekerja dalam kelompok yang telah dipilihnya. b. Pembelajaran menggunakan media Media pembelajaran merupakan alat bantu guru dalam memberikan materi agar lebih mudah dalam pembelajaran. Menurut Ruswandi ( 2008 :17) bahwa media dapat mendukung terhadap penggunaan strategi belajar mengajar sekaligus membantu tercapainya tujuan pembelajaran. Kegunaan menggunakan media sangat berperan dalam proses pembelajaran, lebih lanjut Ruswandi menjelaskan secara umum fungsi media; (1). Memperjelas penyajian pesan, (2) mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra, (3) 22
16 Menimbulkan gairah belajar dan interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar (4) Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, audio dan kinestetiknya, dan (5) Memberikan rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama. c. Siswa mendemontrasikan Dalam Pembelajaran adakalanya sejumlah konsep masih belum dapat dipahami oleh siswa, betapapun mudahnya penjelasan secara verbal atau visual yang diberikan. Salah satu cara untuk mengetahui gambaran materi terkuasai oleh siswa yakni dengan meminta untuk mempraktikan hasil pekerjaannya d. Siswa Memecahkan masalah dalam kelompok Setelah siswa mendapatkan masalah soal, maka akan lebih mudah apabila pemecahan masalah/soal dengan mendiskusikan terlebih dahulu dengan kelompok. Didalam kelompok tersebut masalah akan dipecahkannya e. Siswa mempresentasikan hasil diskusinya Pada langkah terakhir pendekatan SAVI ini, bahwa siswa akan mempresentasikan hasil karya kelompoknya, pada tahap ini adanya tanya jawab, saran-saran dan sebagainya. 23
BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Pembelajaran Langsung
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Kajian Pembelajaran Langsung a. Pengertian Pembelajaran Langsung Menurut Arends (1997) model pengajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses penting bagi perubahan perilaku manusia yang mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS
BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Teori 1. Pendekatan pembelajaran Somatic, Auditory, Visual, Intellectual (SAVI) Menurut Hermowo (Firti, 2012:17) SAVI adalah singkatan dari Somatis (bersifat raga), Auditori
Lebih terperinciDiajukan Oleh : IRFAKNI BIRRUL WALIDATI A
-USAHA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERNALAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN BELAJAR SOMATIS, AUDITORI, VISUAL DAN INTELEKTUAL (SAVI) ( PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII SMP N II Wuryantoro)
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Belajar Menurut Reber ( Suprijono, 2013) belajar adalah the process of acquiring knowledge. Belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan. Belajar secara umum diartikan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. mengolah, meyimpan, dan memproduksi bahan pelajaran. Salah satu strategi
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Model Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran memang sebuah sistem. Strategi pembelajaran adalah cara-cara yang dipilih dan digunakan guru untuk menyampaikan bahan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Untuk medefinisikan pengertian matematika belum ada kepastian yang
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Matematika Untuk medefinisikan pengertian matematika belum ada kepastian yang pasti, karena para ahli masing-masing memiliki pandangan yang berbeda. Ada yang mengatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yaitu : keterampilan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yaitu : keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Keempat keterampilan tersebut satu sama lain
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Matematika Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang mendukung dan mendorong perkembangan teknologi. Ilmu-ilmu dasar tidak dapat timbuh dan berkembang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. seorang karakter di suatu cerita fiksi. Pada metode bermain peranan, titik tekanannya
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian Metode Bermain Peran Bermain peran adalah suatu tipe permainan dimana pemain mengatur peran seorang karakter di suatu cerita fiksi. Pada metode bermain
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model Pembelajaran SAVI SAVI singkatan dari Somatic, Auditori, Visual dan Intelektual. Pembelajaran SAVI adalah pembelajaran yang menekankan bahwa belajar haruslah
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Pembelajaran SAVI (Somatis Auditori Visual Intelektual) a. Pengertian Pembelajaran Somatis Auditori Visual Intelektual
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran SAVI (Somatis Auditori Visual Intelektual) a. Pengertian Pembelajaran Somatis Auditori Visual Intelektual Menurut Meier (2002) pembelajaran SAVI merupakan pembelajaran
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori ini merupakan uraian dari pendapat beberapa ahli yang mendukung penelitian. Dari beberapa teori para ahli tersebut mengkaji objek yang sama yang mempunyai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seorang guru SD yang akan mengajarkan matematika kepada siswanya,
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Matematika di Sekolah Dasar Matematika merupakan satu bidang studi yang diajarkan di Sekolah Dasar. Seorang guru SD yang akan mengajarkan matematika kepada siswanya, hendaknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mencerdaskan kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang produktif. Pendidikan adalah usaha
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORETIS DAN HIPOTESIS. Pembelajaran IPA akan dipaparkan sebagai berikut: 1. Landasan Teori mengenai Model Pembelajaran SAVI
5 BAB II KERANGKA TEORETIS DAN HIPOTESIS A. Landasan Teori Landasan teori mengenai Penerapan Model Pembelajaran SAVI (Somatis Auditori Visual Intelektual) untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa dalam
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 1.1 Kajian Teoritik 2.1.1 Hasil Belajar Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa dipisahkan. Belajar merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. Kemampuan adalah kecakapan untuk melakukan suatu tugas khusus dalam
BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Sebuah soal pemecahan masalah biasanya memuat suatu situasi yang dapat mendorong seseorang untuk menyelesaikanya akan tetapi tidak
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Matematika
21 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pembelajaran Matematika a. Pengertian Matematika Russefendi ET (Suwangsih dan Tiurlina, 2006: 3), menjelaskan bahwa kata matematika berasal dari perkataan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wulan Nurchasanah, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika adalah ilmu dasar yang memiliki nilai esesensial dalam kehidupan sehari-sehari. Matematika berhubungan dengan ide-ide atau konsep abstrak yang tersusun
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. adalah teori belajar behaviorisme, kognitivisme, dan konstruktivisme.
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Teori Belajar Terdapat tiga kategori utama yang berkaitan dengan teori belajar, diantaranya adalah teori belajar behaviorisme, kognitivisme, dan konstruktivisme.
Lebih terperinciKegiatan Belajar 1 HAKIKAT MATEMATIKA
Kegiatan Belajar 1 HAKIKAT MATEMATIKA A. Pengantar Matematika merupakan salah satu bidang studi yang dijarkan di SD. Seorang guru SD yang akan mengajarkan matematika kepada siswanya, hendaklah mengetahui
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Matematika 2.1.2 Pengertian Matematika Matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathema yang berarti belajar atau hal yang dipelajari.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Upaya peningkatan mutu pendidikan perlu dilakukan secara menyeluruh meliputi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya peningkatan mutu pendidikan perlu dilakukan secara menyeluruh meliputi aspek pengetahuan, sikap, dan nilai-nilai pengembangan aspek-aspek tersebut. Hal
Lebih terperinciterbentuklah apa yang disebut dengan model pembelajaran. Jadi, model Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Model Pembelajaran Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Aktivitas Belajar Aktivitas menurut Mulyono, Anton (2001 : 26) dalam http://cahyarbsd.blogspot.com/2012/08/pengertian-aktivitas-belajar.html aktivitas artinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak pernah terlepas dari matematika. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari berbagai perkembangan teknologi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Ilmu Pengetahuan Alam Conant (Patta Bundu, 2006: 10) mengemukakan pendapatnya bahwa sains adalah bangunan atau deretan konsep dan skema konseptual (conseptual
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Matematika merupakan cabang ilmu pengetahuan eksak yang digunakan hampir
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Matematika Matematika merupakan cabang ilmu pengetahuan eksak yang digunakan hampir pada semua bidang ilmu pengetahuan. Menurut Suherman (2003:15), matematika
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Matematika 2.1.1.1 Hakikat Matematika Dalam Permendiknas No 22 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Standar Isi dinyatakan bahwa Matematika merupakan
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS MELALUI PENDEKATAN SAVI (SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, INTELEKTUAL)
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS MELALUI PENDEKATAN SAVI (SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, INTELEKTUAL) [ 286 ] P a g e Wahyu Aris Setyawan & Yoyok Susatyo Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melakukan tindakan. Motivasi dalam belajar sangatlah penting dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Motivasi merupakan dorongan yang dimiliki oleh seseorang dalam melakukan tindakan. Motivasi dalam belajar sangatlah penting dan berpengaruh bagi siswa. Pentingnya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian Metode Picture and Picture Picture and picture adalah suatu metode pemelajaran yang menggunakan gambar dan dipasangkan/diurut menjadi urutan logis.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran 1. Pengertian Model Pembelajaran Model pembelajaran merupakan salah satu faktor penting dalam pembelajaran yang digunakan oleh guru demi tercapainya keberhasilan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. kelangsungan hidup manusia. Belajar membantu manusia menyesuaikan diri (adaptasi)
BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan salah satu bentuk perilaku yang amat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Belajar membantu manusia menyesuaikan diri (adaptasi) dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan suatu permasalahan yang diberikan guru.
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Model Inkuiri Inkuiri merupakan model pembelajaran yang membimbing siswa untuk memperoleh dan mendapatkan informasi serta mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar
BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satu bidang pembangunan yang dapat perhatian serius dari pemerintah.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu tujuan pembangunan nasional Indonesia, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Saat ini bidang pendidikan merupakan salah satu bidang
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan hasil belajar ditunjukkan dalam bentuk berubah pengetahuannya,
Lebih terperinciOleh Indah Fajrina
Pengaruh Model Pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual dan Intelektual) terhadap Kemampuan Bermain Drama pada Siswa Kelas XI MAN 1 Tanjung Pura Tahun Pembelajaran 2013/2014 Oleh Indah Fajrina 2102111011
Lebih terperinciHAKIKAT PENDIDIKAN MATEMATIKA. Oleh: Nur Rahmah Prodi Pendidikan Matematika Jurusan Tarbiyah STAIN Papopo
HAKIKAT PENDIDIKAN MATEMATIKA Oleh: Nur Rahmah Prodi Pendidikan Matematika Jurusan Tarbiyah STAIN Papopo Abstrak: Matematika merupakan salah satu bidang studi yang dijarkan di Sekolah. Baik Sekolah dasar,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki zaman modern seperti sekarang ini, manusia dihadapkan pada berbagai tantangan yang ditandai oleh pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Lebih terperinciKAJIAN PUSTAKA. makna tersebut dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri atau bersama orang
II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar dan Pembelajaran Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Hasil belajar tersebut terjadi terutama berkat evaluasi guru. Hasil belajar dapat berupa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Prestasi Belajar Matematika a. Pengertian Prestasi Pengertian prestasi yang disampaikan oleh para ahli sangatlah bermacammacam dan bervariasi. Hal ini dikarenakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang unsur-unsurnya logika dan intuisi, analisis dan konstruksi, generalitas
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika adalah sebagai suatu bidang ilmu yang merupakan alat pikir, berkomunikasi, alat untuk memecahkan berbagai persoalan praktis, yang unsur-unsurnya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Hakekat Matematika Istilah matematika berasal dari Bahasa Yunani, mathein atau manthenein yang berarti mempelajari. Kata matematika juga diduga erat hubungannya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS
BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Keterampilan Mengajar Guru 2.1.1 Pengertian Keterampilan Mengajar Guru. Keterampilan adalah kemampuan seseorang dalam mengubah sesuatu hal menjadi lebih bernilai dan memiliki
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Diskusi Kelompok Metode diskusi kelompok adalah metode mengajar dengan mengkondisikan peserta didik dalam suatu group atau kelompok sebagai satu kesatuan dan diberikan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam Dalam bahasa inggris Ilmu Pengetahuan Alam disebut natural science, natural yang artinya berhubungan dengan alam dan science artinya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar Belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1. Hasil Belajar IPA Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Sebagai suatu disiplin ilmu, matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang memiliki kegunaan besar dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu, konsepkonsep dalam
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. A. Pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelectual)
BAB II LANDASAN TEORI A. Pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelectual) Model pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) adalah pembelajaran yang menekankan bahwa belajar haruslah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan mempunyai peranan penting untuk menentukan perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Pengembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam suatu pembelajaran terdapat dua aktivitas inti yaitu belajar dan mengajar. Menurut Hermawan, dkk. (2007: 22), Belajar merupakan proses perubahan perilaku
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu perbuatan yang dilakukan siswa unuk mencapai kemajuan dalam perkembangannya. Dalam proses pembelajaran, belajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pendidikan di sekolah merupakan proses nyata yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan pendidikan di sekolah merupakan proses nyata yang selalu muncul pada setiap jenjang pendidikan. Permasalahan pendidikan akan membuat manusia mampu
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar Belajar pada dasarnya adalah proses perubahan tingkah laku seseorang yang dipengaruhi oleh pengalaman. Sebagaimana dikemukakan oleh Triyanto (2009:7) menyatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peran pendidikan matematika sangat penting bagi upaya menciptakan sumber
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peran pendidikan matematika sangat penting bagi upaya menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas sebagai modal bagi proses pembangunan. Siswa sebagai sumber
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Tentang Upaya Meningkatkan Pemahaman. 1. Pengertian Upaya Meningkatkan Pemahaman
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Upaya Meningkatkan Pemahaman 1. Pengertian Upaya Meningkatkan Pemahaman Upaya menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah usaha, akal, ikhtiar untuk mencapai suatu
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Hasil Belajar 2.1.1. Pengertian Hasil Belajar Sudjana (2008) menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT DALAM PROSES PEMBELAJARAN TRIGONOMETRI
Pedagogy Volume 1 Nomor 2 ISSN 2502-3802 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT DALAM PROSES PEMBELAJARAN TRIGONOMETRI Sukmawati 1 Program Studi Pendidikan Matematika 1, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. adalah penentu terjadinya proses belajar. memahami arti dan hubungan-hubungan serta simbol-simbol, kemudian
BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Teoritis 1. Hasil belajar matematika Belajar secara umum dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku akibat interaksi individu dengan lingkungan sekitarnya. Sebagai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
777 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Aktif Peran aktif merupakan partisipasi siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar. Siswa dipandang sebagai obyek dan subyek, maksudnya yaitu selain siswa mendengarkan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. lemah menjadi kuat, dari tidak bisa menjadi bisa. Seperti diakatakan oleh Slameto
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakekat Belajar Matematika Belajar merupakan proses berpikir seseorang dalam rangka menuju kesuksesan hidup, perubahan aspek kehidupan dari taraf tidak mengetahui
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis praktikum,
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Proses pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis praktikum, melalui pendekatan inkuiri pada subkonsep faktor-faktor yang mempengaruhi fotosintesis dilakukan dalam
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian belajar. Menurut soddiq ( 2008 : 1 3 ) menyatakan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang sengaja dilakukan oleh individu agar terjadi perubahan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Percaya diri adalah sikap yang timbul dari keinginan mewujudkan diri bertindak dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PERCAYA DIRI 1. Pengertian percaya diri Percaya diri adalah sikap yang timbul dari keinginan mewujudkan diri bertindak dan berhasil. Dari segi perkembangan, rasa percaya diri
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Alat Peraga Alat peraga merupakan alat bantu atau penunjang yang digunakan oleh guru untuk menunjang proses belajar mengajar. Pada siswa SD alat peraga sangat dibutuhkan,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Kartu Bergambar 2.1.1 Pengertian Media Kartu Bergambar Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti perantara. Dengan demikian media dapat
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Belajar Para ahli dalam bidang belajar pada umumnya sependapat bahwa perbuatan belajar itu adalah bersifat komplek, karena merupakan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dalam berbagai bidang kehidupan. Sebagai salah satu disiplin ilmu yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang memegang peranan penting dalam berbagai bidang kehidupan. Sebagai salah satu disiplin ilmu yang diajarkan pada setiap jenjang
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia
9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gaya Belajar Gaya Belajar adalah cara atau pendekatan yang berbeda yang dilakukan oleh seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia pendidikan, istilah gaya
Lebih terperinciKegiatan Belajar 2 HAKIKAT ANAK DIDIK
Kegiatan Belajar 2 HAKIKAT ANAK DIDIK A. Pengantar Kita mengetahui bahwa dalam perkembangannya seorang anak berbeda dengan orang dewasa. Hal ini dapat kita lihat dengan jelas baik itu dalam bentuk fisik
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Sekolah Dasar (SD)/Madrasah
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Konsep Belajar 2.1.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku melalui interaksi dengan lingkungan. Hamalik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak tunarungu merupakan anak yang mengalami hambatan pendengaran. Adanya hambatan pendengaran tersebut menimbulkan dampak terhadap perkembangan pada berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Pendidikan usia dini dilakukan melalui
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Mata Pelajaran IPA a. Pengertian IPA Ilmu Pengetahuan Alam berarti Ilmu tentang Pengetahuan Alam. Ilmu artinya suatu pengetahuan yang benar. Pengetahuan yang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Belajar a. Pengertian Belajar Pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Istilah matematika berasal dari kata Yunani mathein atau manthenein
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Pembelajaran Matematika Istilah matematika berasal dari kata Yunani mathein atau manthenein yang artinya mempelajari. Mungkin juga kata itu erat hubungannya dengan kata
Lebih terperinciALTERNATIF PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAVI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA SD/MI TERHADAP MATERI MEMBANDINGKAN PECAHAN SEDERHANA
ALTERNATIF PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAVI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA SD/MI TERHADAP MATERI MEMBANDINGKAN PECAHAN SEDERHANA WARTA RIANA IRAWATI PGSD UPI Kampus Sumedang Abstrak Penelitian ini
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Matematika di Sekolah Dasar. termasuk salah satu disiplin ilmu yang memiliki kajian sangat luas.
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar 1. Pengertian Matematika di Sekolah Dasar Pengertian matematika pada dasarnya tidak dapat ditentukan secara pasti, hal ini disebabkan karena
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebijakan pemerintah dalam standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah yang dirumuskan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP) menyebutkan matematika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memenuhi setiap kecerdasan individu yang beragam. Dengan begitu guru
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu pilihan dalam meningkatkan taraf hidup manusia. Maka kunci kemajuan bangsa dapat diukur dari kualitas pendidikannya. Sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan pendidikan potensi diri yang dimiliki oleh seseorang akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, pendidikan memegang peranan yang sangat penting yaitu menjamin kelangsungan dan perkembangan bangsa itu sendiri. Dengan pendidikan
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Korelasi Kinerja Pengawas PAI Dengan Kinerja Guru PAI di Sekolah Dasar Negeri Se -Kecamatan Basarang Kabupaten Kuala Kapuas.
BAB V PEMBAHASAN A. Korelasi Kinerja Pengawas PAI Dengan Kinerja Guru PAI di Sekolah Dasar Negeri Se -Kecamatan Basarang Kabupaten Kuala Kapuas. Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara kinerja
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran model koooperatif tipe STAD merupakan salah satu
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pembelajaran model koooperatif tipe STAD merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yang diterapkan untuk menghadapi kemampuan siswa
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Belajar Secara psikologis belajar adalah suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. perubahan tingkah laku pada diri sendiri berkat pengalaman dan latihan.
9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Picture and Picture Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hasil Belajar 1.1.Pengertian Belajar Pada pembelajaran Matematika penting sekali adanya upaya untuk mencapai ketuntasan pembelajaran, hal ini sesuai dengan pendapat
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kajian Pustaka Dalam kajian pustaka ini bagian yang pertama akan dijelaskan tentang halhal yang berkaitan dengan matematika mulai dari pengertian matematika, karakteristik matematika,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semester ganjil tahun pelajaran pada mata pelajaran matematika,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan hasil pengamatan dan observasi tentang data hasil belajar siswa kelas VI SDN 2 Suka Mulya Kecamatan Pugung pada hasil ulangan akhir semester ganjil tahun
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Matematika Kata Matematika berasal dari kata latin mathematik yang mulanya diambil dari perkataan Yunani mathematike yang berarti mempelajari.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan bagian dari ilmu pegetahuan atau sains yang semula berasal dari bahasa
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. keterampilan-keterampilan tertentu yang disebut keterampilan proses. Keterampilan Proses menurut Rustaman dalam Nisa (2011: 13)
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Keterampilan Berkomunikasi Sains Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebagai proses dan sekaligus sebagai produk. Seseorang mampu mempelajari IPA jika
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Model Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Setiap siswa yang ada dalam kelompok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Matematika dari dulu hingga sekarang merupakan mata pelajaran yang sarat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Matematika dari dulu hingga sekarang merupakan mata pelajaran yang sarat fenomena, baik bagi guru maupun bagi siswa. Fenomena yang dihadapi guru adalah sulitnya memberikan
Lebih terperinci