SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi"

Transkripsi

1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA KELAS X-7 SMA KOLESE DE BRITTO YOGYAKARTA PADA MATERI PROTISTA DENGAN PERMAINAN EDUKATIF TEKA TEKI SILANG (TTS) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi Oleh: Dwi Apriani NIM : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013

2 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA KELAS X-7 SMA KOLESE DE BRITTO YOGYAKARTA PADA MATERI PROTISTA DENGAN PERMAINAN EDUKATIF TEKA TEKI SILANG (TTS) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi Oleh: Dwi Apriani NIM : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013 i

3 ii

4 iii

5 HALAMAN PERSEMBAHAN Tetapi siapa yang termasuk orang hidup mempunyai harapan (Pengkotbah 9 : 4) Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Yesus Kristus (Filipi 1 : 6) Ku Persembahkan Karya Ini Untuk : Tuhan Yesus Kristus yang telah mendampingi dalam setiap usahaku Bapak dan Ibu serta keluarga yang selalu mendukung dan membawaku dalam doa Dosen Pembimbing yang selalu memberikan arahan d alam penyusunan skripsi Pihak SMA Kolese De Britto yang telah bekerjasama dengan baik Teman teman Pendidikan Biologi 2009 yang selalu memberikan semangat dan dukungan iv

6 v

7 vi

8 ABSTRAK Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru Biologi di SMA Kolese De Britto, didapatkan berbagai permasalahan yaitu siswa kurang aktif, minat baca siswa yang tergolong rendah, kesulitan dalam menyerap bahasa asing, dan program tuntas yang diharapkan oleh guru masih belum tercapai. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa kelas X-7 SMA Kolese De Britto Yogyakarta pada materi Protista dengan metode permainan edukatif teka-teki silang. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari 5 tahapan, yaitu (1) Perencanaan, dilakukan untuk mengidentifikasi masalah dan merencanakan kegiatan pembelajaran seperti mempersiapkan perangkat pembelajaran dan membuat instrumen penelitian. (2) Pelaksanaaan, yaitu melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode permainan edukatif teka-teki silang. (3) Observasi, pengambilan data tentang proses pembelajaran di dalam kelas. (4) Evaluasi, dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar melalui tes evaluasi dan aktivitas siswa dalam hal bertanya dan menjawab melalui lembar observasi aktivitas siswa. (5) Refleksi, dilakukan untuk menganalisa data hasil penelitian untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan di setiap siklusnya. Subyek penelitian adalah 37 siswa kelas X-7 SMA Kolese De Britto Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi yang cukup kuat antara peningkatan aktivitas dengan hasil belajar siswa yaitu sebesar 0,51. Semakin tinggi aktivitas siswa maka semakin tinggi pula hasil belajarnya. Persentasi siswa yang mencapai ketuntasan minimal pada siklus I sebesar 78,38% dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 91,89%. Nilai rata-rata kelas siklus I sebesar 82,72 dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 88,64. Aktivitas siswa pada siklus I sebesar 51,35% dan mengalami peningkatan pada siklus II yaitu menjadi 86,50 %. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan permainan edukatif teka-teki silang dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa kelas X-7 SMA Kolese De Britto Yogyakarta pada materi Protista. Kata Kunci : Permainan Edukatif Aktivitas Teka-Teki Silang, Protista, Hasil Belajar, vii

9 ABSTRACT Based on observations and interviews with the high school biology teacher at Kolese De Britto, it was found various problems including students were less active, student interest in reading was low, students difficulty in absorbing foreign language, and expectation to complete the program was not reached, The research was conducted to determine the increase of learning outcomes and activity class X-7 High School Kolese De Britto Yogyakarta on the protista material by implementing the method of crossword educational games. This action research was conducted in two cycles. Each cycle consisted of 5 stages, namely (1) Planning, conducted to identify problems and plan learning activities such as preparing learning device and making instruments of research. (2) Acting, namely carrying out teaching and learning activities using educational games crosswords. (3) Observing, collection of data related to the learning process in the classroom. (4) Evaluating, performed to determine improved learning outcomes through the testing and evaluation of student activity in terms of asking and answering through observation of student activity sheets. (5) Reflecting, performed to analyze the survey data to determine strengths and weaknesses in each cycle. Subjects were 37 students of class X-7 High School Kolese De Britto Yogyakarta. The results showed a strong correlation between increase activities with students learning output is equal to The higher of studentas activity, the higher of students learning output. The percentage of students who achieved a minimum passing grade on the first cycle was 78.38% and increased in cycle II to 91.89%. The average skor of the class in the first cycle was and increased to in the second cycle. Activities of students in the first cycle was 51.35% and increase 86.50% in the second cycle. Thus if was concluded that crosswords educational games could improve learning output and activities of class X-7 High School Kolese De Britto Yogyakarta on Protista material. Keywords: Educational Games Crossword, Protista, Learning Output, Activities. viii

10 ix

11 DAFTAR ISI Halaman Judul... i Halaman Persetujuan Pembimbing... ii Halaman Pengesahan... iii Halaman Persembahan... iv Pernyataan Keaslian Karya... v Pernyataan persetujuan publikasi karya ilmiah untuk kepentingan akademis vi Abstrak... vii Abstract... viii Kata Pengantar... ix Daftar Isi... x Daftar Tabel... xii Daftar Gambar... xiii Daftar Lampiran... xv BAB I : PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 5 C. Batasan Masalah... 5 D. Variabel... 6 E. Tujuan Penelitian... 6 F. Manfaat Penelitian... 6 BAB II : KAJIAN PUSTAKA... 8 A. Belajar dan Pembelajaran... 9 B. Hasil Belajar... 9 C. Aktivitas Belajar D. Permainan Edukatif Teka - Teki Silang (TTS) E. Materi Protista F. Bahasan Hasil Penelitian yang Relevan G. Kerangka Berpikir H. Hipotesis x

12 BAB III : METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian B. Setting Penelitian C. Rancangan Tindakan D. Instrumen Penelitian E. Analisis Data F. Indikator Ketercapaian BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAS A. Hasil Penelitian B. Pembahasan BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran Daftar Pustaka xi

13 DAFTAR TABEL Tabel Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Materi Protista Tabel Indikator Keberhasilan Tabel Hasil Pretest Siswa Tabel Hasil Postest Siklus I Tabel Tingkat Aktivitas siswa Siklus I Tabel Hasil Postest Siklus II Tabel Tingkat Aktivitas siswa Siklus II xii

14 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Proses Hasil Belajar...10 Gambar 2.2. Media Teka-Taki Silang (TTS) Gambar 2.3. Struktur Amoeba Gambar 2.4. Struktur Paramecium Gambar 2.5. Struktur Euglena Gambar 2.6. Siklus Hidup Plasmodium dalam Tubuh Manusia Gambar 2.7. Sargassum Gambar 2.8. Laurencia Gambar 2.9. Eucheuma Gambar Pinnularia Gambar Navicula Gambar Chlorella Gambar Ulva Gambar Bacteriastrum Gambar Desmidium Gambar Kerangka Berpikir Gambar 3.1. Desain Penelitian Tindakan Gambar Siswa Mengerjakan Soal Pretest Gambar Siswa Bermain Teka-Teki Silang di Siklu Gambar Siswa Mengerjakan Soal Postest Siklus I Gambar 4.4. Siswa Bermain Teka-Teki Silang di Siklus II Gambar 4.5. Siswa Mengerjakan Soal Postest Siklus II Gambar 4.6. Hasil Belajar Klasikal Siswa Kelas X xiii

15 Gambar 4.7. Nilai Rata-Rata Siswa Kelas X Gambar 4.8. Aktivitas Siswa Kelas X Gambar 4.9. Korelasi Peningkatan Aktivitas dengan Hasil Belajar xiv

16 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Silabus Siklus I Lampiran 2 : Silabus Siklus II Lampiran 3 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Lampiran 4 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Lampiran 5 : Handout Siklus I Protista Mirip Tumbuhan (Alga/Ganggang) Lampiran 6 : Handout Siklus II Protista Mirip Hewan (Protozoa) Lampiran 7 : Lembar Kerja Siswa Siklus I Lampiran 8 : Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa Siklus I Lampiran 9 : Hasil Lembar Kerja Siswa Siklus I Lampiran 10 : Lembar Kerja Siswa Siklus II Lampiran 11 : Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa Siklus II Lampiran 12 : Hasil Lembar Kerja Siswa Siklus II Lampiran 13 : Instrumen dan Pedoman Penilaian Pretest Lampiran 14 : Daftar Nilai Pretest Siswa Lampiran 15 : Hasil Pretest Siswa Tuntas KKM Lampiran 16 : Hasil Pretest Siswa Tidak Tuntas KKM Lampiran 17 : Instrumen dan Pedoman Penilaian Postest Siklus I Lampiran 18 : Daftar Nilai Siswa Postest Siklus I Lampiran 19 : Hasil Postest Siswa Tuntas KKM Siklus I Lampiran 20 : Hasil Postest Siswa Tidak Tuntas KKM Siklus I Lampiran 21 : Instrumen dan Pedoman Penilaian Postest Siklus II Lampiran 22 : Daftar Nilai Siswa Postest Siklus II Lampiran 23 : Hasil Postest Siswa Tuntas KKM Siklus II xv

17 Lampiran 24 : Hasil Postest Siswa Tidak Tuntas KKM Siklus II Lampiran 25 : Lembar Observasi Aktivitas Siswa Lampiran 26 : Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Lampiran 27 : Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Lampiran 28 : Korelasi Aktivitas dengan Hasil Belajar Lampiran 29 : Media Permainan Edukatif TTS Siklus I Lampiran 30 : Media Permainan Edukatif TTS Siklus II Lampiran 31 : Lembar Refleksi Guru Mitra terhadap Komponen Pembelajaran dan Metode Permainan Edukatif TTS Lampiran 32 : Hasil Refleksi Guru Mitra terhadap Komponen Pembelajaran dan Metode Permainan Edukatif TTS Lampiran 33 : Lembar Kuesioner Penilaian Siswa terhadap Proses Pembelajaran dengan Menggunkan Permainan Edukatif TTS Lampiran 34 : Hasil Kuesioner Penilaian Siswa terhadap Proses Pembelajaran dengan Menggunkan Permainan Edukatif TTS Lampiran 35 : Daftar Hadir Peserta Didik Kelas X-7 SMA Kolese De Britto Yogyakarta Lampiran 36 : Surat Permohonan Ijin Observasi dan Penelitian Lampiran 37 : Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian Lampiran 38 : Dokumentasi Penelitian Siklus I Lampiran 39 : Dokumentasi Penelitian Siklus II xvi

18 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah dan kelas adalah komunitas siswa yang merupakan suatu unit kecil dari masyarakat. Komunitas ini sedang belajar mengenal dan menjelajahi dunia pengetahuan. Melalui sekolah, siswa diharapkan menjadi terpelajar, terampil, meningkat wawasan dan kemampuannya sehingga penuh percaya diri dan akhirnya bermuara pada peningkatan kualitas hidup. Pendidikan di sekolah tidak bisa lepas dari kegiatan belajar mengajar, meliputi seluruh aktivitas yang menyangkut pemberian materi pelajaran agar siswa memperoleh kecakapan pengetahuan yang bermanfaat bagi kehidupan. Proses belajar mengajar pada dasarnya merupakan suatu proses interaksi yang terjadi antara guru sebagai pengajar dan siswa yang belajar. Peran guru sangatlah penting dan berpengaruh dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Seorang guru dituntut memiliki kemampuan dalam bidang mengajar terutama untuk meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan, mengelola, dan mengevaluasi pelaksanaan proses pembelajaran yang sudah dilakukannya. Untuk itu, guru memiliki tanggungjawab penuh dalam keberhasilannya di bidang pendidikan terutama dalam proses pembelajaran. Keberhasilan pendidikan sangat tergantung pada beberapa faktor, diantaranya guru sebagai fasilitator dan motivator, sarana dan prasarana, dan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dalam pembelajaran terdapat berbagai komponen utama yaitu tujuan, bahan, metode dan alat serta penilaian yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Untuk mendapat hasil 1

19 2 belajar yang optimal, unsur-unsur dalam proses pembelajaran diusahakan memberikan kontribusi maksimal pada proses pembelajaran. Tercapainya tujuan pembelajaran salah satu indikatornya adalah tinggi rendahnya hasil belajar yang diraih siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar. Pendidikan sains (IPA) khususnya Biologi mempunyai potensi untuk memainkan peran strategi dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Biologi merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan pada siswa sejak awal masuk kelas X. Salah satu materi yang diberikan untuk kelas X adalah Protista. Cangkupan materi ini sangat luas dan banyak hafalan terutama nama ilmiah. Dalam proses pembelajaran di kelas pun masih banyak siswa yang merasakan kesulitan dalam memahami materi tersebut khususnya dalam menyerap kosa kata baru yang tertuang dalam nama-nama ilmiah. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMA Kolese De Britto, khususnya kelas X-7 dan hasil wawancara dengan guru Biologi, guru sudah menerapkan beberapa metode pada saat kegiatan belajar mengajar, antara lain metode ceramah, diskusi, dan penugasan. Akan tetapi, di dalam proses pembelajaran didapatkan berbagai permasalahan dalam materi Protista yang meliputi: 1) Kurangnya aktivitas siswa dalam hal bertanya dan menjawab pertanyaan yang diberikan, hanya beberapa siswa saja yang aktif dalam proses pembelajaran; 2) Minat baca siswa yang tergolong rendah karena materi Protista tertuang dalam wacana yang relatif panjang; 3) Kesulitan dalam menyerap bahasa asing/nama-nama ilmiah; 4) Program tuntas yang diharapkan oleh guru masih belum tercapai, ditandai dengan hasil belajar siswa yang masih banyak mendapatkan nilai dibawah batas ketuntasan minimal (KKM) yang

20 3 telah ditentukan yaitu 70. Dari 37 siswa, 59,5 % siswa yang mencapai batas ketuntasan dan selebihnya 40,5 % siswa belum mencapai KKM. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kearah yang lebih baik, maka perlu dilakukan tindakan perbaikan proses pembelajaran, agar tujuan pembelajaran dapat tercapai yaitu dengan melakukan perubahan atau mengadakan variasi metode pembelajaran. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan pada materi Protista yaitu dengan pendekatan model pembelajaran kooperatif khususnya permainan edukatif TTS. Metode ini mengajak siswa untuk dapat berkompetisi dengan teman-temannya, membuat siswa lebih termotivasi dalam proses belajar, dapat mengarahkan siswa dalam suasana pembelajaran yang menyenangkan, kerja sama, dan struktur kognitif yang didapat dari proses belajar akan terjaga dalam ingatan sehingga akan memudahkan siswa untuk mengingat kembali apa yang telah dipelajarinya (Karyos, 2012). Permainan edukatif TTS merupakan suatu pendekatan yang dikemas dalam bentuk permainan yang dapat merangsang daya pikir anak. Permainan edukatif TTS dapat merangsang keinginan siswa untuk memecahkan teka-teki tersebut. Siswa akan merasa tertantang untuk menyelesaikan seluruh pertanyaan TTS. TTS dapat digunakan untuk menarik minat siswa dalam membaca dan menulis. Mengisi TTS berarti juga menemukan kata-kata yang baru seperti kata-kata dalam bahasa asing atau bahasa ilmiah, sehingga kosa kata siswa akan bertambah. Mengisi TTS menuntut siswa untuk berkonsentrasi. Siswa harus membaca pertanyaan dengan teliti, mencari jawaban yang tepat dan sesuai dengan jumlah huruf yang tersedia dalam kotak TTS. TTS juga mengajarkan anak menulis kata dengan ejaan yang benar. Ini

21 4 semua akan meningkatkan kemampuan anak untuk fokus dan konsentrasi. Selain itu, ketika siswa mengalami kebuntuan atau macet dalam mengisi jawaban TTS, siswa akan berusaha untuk mencari jawaban pertanyaan TTS dengan bertanya kepada orang lain, mencari di buku, kamus atau bila memungkinkan, internet. Hal ini akan mendorong siswa lebih bereksplorasi dalam proses pembelajaran (Karyos, 2012). Penyajian materi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar dan bermain bersama kelompoknya mampu memberi kontribusi pada peningkatan motivasi siswa untuk belajar dan berprestasi dalam meningkatkan hasil belajarnya. Dengan mengintregasikan permainan dalam pembelajaran diharapkan siswa tidak merasa dibebani dengan muatan materi yang begitu padat. Aplikasi permainan edukatif TTS dalam proses pembelajaran antara lain dapat menciptakan hubungan belajar yang lebih fleksibel antar siswa, memecahkan kebekuan antar siswa dan guru sehingga guru benar benar bisa berperan selayaknya teman belajar. Permainan secara efektif mampu mengubah dinamika kelas dan biasanya mampu menciptakan kemauan yang lebih besar untuk belajar. Penulis berharap dengan penerapan metode pembelajaran permainan edukatif TTS pada materi Protista dapat memperbaiki proses pembelajaran sehingga hasil belajar dan aktivitas siswa dapat meningkat. Sehubungan dengan maksud tersebut maka penulis menetapkan judul penelitian tindakan kelas MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA KELAS X-7 SMA KOLESE DE BRITTO YOGYAKARTA PADA MATERI PROTISTA DENGAN PERMAINAN EDUKATIF TEKA TEKI SILANG (TTS).

22 5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, permasalahan dirumuskan sebagai berikut : Apakah penerapan permainan edukatif TTS dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa kelas X-7 SMA Kolese De Britto Yogyakarta pada materi Protista? C. Batasan Masalah Agar masalah yang diteliti tidak meluas maka perlu adanya pembatasan masalah. Batasan masalah sangat penting karena merupakan fokus penelitian. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Subjek penelitian Siswa kelas X-7 SMA Kolese De Britto Yogyakarta semester ganjil tahun pelajaran 2012 / Obyek dalam penelitian adalah : a) Hasil Belajar Hasil belajar menyangkut aspek kognitif yaitu suatu perubahan atau peningkatan pemahaman, dalam hal ini peningkatan hasil belajar yang dilihat dari hasil postest siklus I dibandingkan dengan hasil postest siklus II. b) Aktivitas Aktivitas siswa menyangkut aspek psikomotorik yaitu seluruh rangkaian kegiatan yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Penelitian ini menitik beratkan pada aktivitas bertanya dan menjawab.

23 6 3. Metode Penelitian Permainan edukatif TTS dengan mengisi kotak kosong sesuai dengan nomor dan arahan pertanyaan yaitu mendatar dan menurun. 4. Materi : Protista Sub materi Standar Kompetensi : Alga dan Protozoa : 2. Memahami prinsip-prinsip pengelompokan makhluk hidup. Kompetensi Dasar : 2.3 Menyajikan ciri-ciri umum filum dalam kingdom Protista dan peranannya bagi kehidupan. D. Variabel Variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu variabel bebas dan terikat. Permainan edukatif TTS ditempatkan sebagai variabel bebas. Aspek hasil belajar dan aktivitas siswa ditempatkan sebagai variabel terikat. E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa kelas X-7 SMA Kolese De Britto Yogyakarta pada materi Protista melalui permainan edukatif TTS. F. Manfaat Penelitian Pembelajaran dengan menggunakan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Bagi Sekolah dan Guru Untuk mengoptimalkan penggunaan metode pembelajaran, mengidentifikasi kesulitan belajar siswa, dan menentukan tindakan guna

24 7 meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa serta sebagai bahan masukan untuk mengembangkan metode pembelajaran permainan edukatif TTS pada mata pelajaran lainnya. 2. Bagi Siswa Sebagai wahana baru dalam menumbuhkan keaktifan, motivasi belajar dan minat baca siswa sehingga berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa khususnya pada pembelajaran Biologi. 3. Bagi Peneliti Sebagai pengembangan pengetahuan khususnya tentang penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran Biologi guna memotivasi melakukan penelitian untuk memperbaiki proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa. 4. Bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian lanjutan dan ada kaitannya dengan penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi.

25 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran Belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Belajar akan bermanfaat jika dapat mengkaitkan relevansi bahan atau materi dengan kehidupan nyata, yaitu dengan belajar konteks materi secara langsung. Belajar yang bermakna akan memberikan dampak yang positif bagi siswa, karena dari proses belajarnya siswa dapat memecahkan masalah-masalah yang muncul dari kehidupan sehari-hari (Winkel, 2004). Secara psikologis belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya. Perubahan tingkah laku dalam belajar adalah perubahan yang terjadi secara sadar, perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional, perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif, perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, dan perubahan belajar memiliki tujuan dan terarah (Slamento, 2010). Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru, sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik. Tujuan pembelajaran adalah membantu para siswa agar memperoleh berbagai pengalaman. Perubahan yang diharapkan pada siswa yang belajar meliputi tiga ranah, yaitu : Ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik (Rustana, 2002). 8

26 9 Beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang bersifat positif dan relatif menetap dalam diri seseorang, hal tersebut diperoleh dari latihan atau pengalaman orang tersebut dalam berinteraksi dengan lingkungan. Perubahan tingkah laku tersebut meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sedangkan pembelajaran adalah usaha guru yang dilakukan dengan memanfaatkan segala unsur yang terkait di dalamnya dengan tujuan peserta didik melakukan kegiatan belajar. Dalam pembelajan diperlukan sumber belajar yang akan memperkaya pengetahuan dan mengajak siswa untuk bersosialisasi dengan siswa lain. B. Hasil Belajar Belajar merupakan suatu proses. Belajar bukan hanya mengingat akan tetapi lebih luas dari itu yaitu mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. Dalam melakukan kegiatan belajar terjadi proses berpikir yang melibatkan kegiatan mental, terjadi penyusunan hubungan informasi-informasi yang diterima sehingga timbul suatu pemahaman dan penguasaan terhadap materi yang diberikan. Dengan adanya pemahaman dan penguasaan yang didapat setelah melalui proses belajar mengajar maka siswa telah memahami suatu perubahan dari yang tidak diketahui menjadi diketahui (Sudjana, 2000). Hasil belajar merupakan peristiwa yang bersifat internal dalam arti sesuatu yang terjadi di dalam diri seseorang. Peristiwa tersebut dimulai dari adanya perubahan kognitif yang kemudian berpengaruh pada perilaku. Dengan demikian perilaku seseorang didasarkan pada tingkat pengetahuan terhadap

27 10 sesuatu yang dipelajari yang kemudian dapat diketahui melalui tes, dan pada akhirnya muncul hasil belajar dalam bentuk nilai riil atau non riil (Sudjana, 2000). Pengetahuan n Belajar Tes Hasil Belajar Perilaku Nilai Gambar 2.1. Proses Hasil Belajar Pencapaian hasil belajar diperoleh setelah dilaksanakannya suatu program pengajaran. Penilaian atau evaluasi pencapaian hasil belajar merupakan langkah untuk mengetahui seberapa jauh tujuan kegiatan belajar mengajar (KBM) suatu bidang studi atau mata pelajaran telah dapat dicapai. Baik buruknya hasil belajar sangat bergantung dari pengetahuan dan perubahan perilaku individu yang bersangkutan terhadap yang dipelajari. Jadi hasil belajar yang dilihat dari tes hasil belajar berupa keterampilan pengetahuan biasanya dicerminkan dalam bentuk nilai-nilai tertentu. Tes bertujuan untuk membangkitkan motivasi siswa agar dapat mengorganisasikan pelajaran dengan baik (Zainal, 2009). Proses pendidikan mempunyai tujuan yang ingin dicapai, yang dapat dikategorikan menjadi tiga bidang, yakni bidang kognitif (penguasaan intelektual), bidang afektif (berhubungan dengan sikap dan nilai) serta bidang psikomotorik (kemampuan / keterampilan untuk bertindak / prilaku). Perubahan kognitif siswa terdiri dari 6 bagian (Sudjana, 2000) :

28 11 1. Pengetahuan Mengacu pada kemampuan mengenal atau mengingat materi yang sudah dipelajari dari yang sederhana sampai pada teori-teori sukar. 2. Pemahaman Mengacu pada kemampuan memahami makna materi. 3. Penerapan Mengacu pada kemampuan menggunakan atau menerapkan materi yang sudah dipelajari pada situasi yang baru dan menyangkut pada penggunaan aturan dan prinsip. 4. Analisis Mengacu pada kemampuan menguraikan materi ke dalam komponen atau faktor penyebab, dan kemampuan memahami hubungan di antara bagian yang satu dengan yang lain sehingga struktur dan aturannya dapat lebih dimengerti. 5. Sintesis Mengacu pada kemampuan memadukan konsep atau komponenkomponen sehingga membentuk suatu pola struktur atau bentuk baru. 6. Evaluasi Mengacu pada kemampuan memberikan pertimbangan terhadap nilai-nilai materi untuk tujuan tertentu. Kegiatan proses belajar mengajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor ekternal. Faktor internal merupakan faktor yang timbul dari dalam diri anak didik tersebut sedangkan faktor eksternal faktor yang disebabkan oleh stimuli eksternal terhadap anak didik sehingga anak

29 12 didik tersebut terpengaruh atau terkondisikan oleh faktor eksternal tersebut. Kualitas pengajaran sangat mempengaruhi hasil belajar siswa. Kedua faktor tersebut sangat berkaitan dan saling mendukung keberhasilan belajar mengajar di dalam kelas (Sudjana, 2000). 1. Faktor Internal diantaranya meliputi : a) Intelegensi Intelegensi merupakan suatu kemampuan dasar yang bersifat umum untuk memperoleh suatu kecakapan yang mengandung berbagai komponen. b) Bakat Merupakan potensi atau kemampuan yang jika dikembangkan melalui belajar akan menjadi kecakapan yang nyata. c) Minat dan perhatian Minat dan perhatian dalam belajar sangat berhubungan erat. Seseorang yang menaruh minat pada mata pelajaran tertentu, biasanya cenderung untuk selalu memperhatikan mata pelajaran yang diminatinya. Begitu juga jika seseorang menaruh perhatian secara kontinue baik secara sadar maupun secara tidak sadar pada objek tertentu biasanya akan membangkitkan minat pada objek tersebut. d) Kesehatan jasmani Kondisi fisik yang baik akan sangat berpengaruh terhadap berlangsungnya kegiatan belajar mengajar seseorang apabila memiliki badan atau kondisi fisik yang sehat maka ia akan mempunyai semangat dalam belajar.

30 13 e) Cara belajar Cara belajar yang efektif dan efisien akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan dalam belajar. Ada beberapa cara belajar yang efisien. Diantaranya yaitu: berkonsentrasi baik sebelum belajar ataupun pada saat proses belajar mengajar berlangsung, mempelajari kembali materi pelajaran yang telah diterima, membaca dengan teliti dan betul materinya, mencoba menyelesaikan latihan-latihan soal dari materi yang telah diajarkan. 2. Faktor (Eksternal) Faktor yang berasal dari luar diri siswa yaitu lingkungan keluarga, sekolah ataupun masyarakat. Faktor tersebut digolongkan menjadi tiga macam yaitu: a) Faktor-faktor stimulasi belajar Mencakup panjangnya bahan pelajaran kesulitan bahan pelajaran, berartinya bahan pengajaran, berat ringannya tugas, dan suasana lingkungan eksternal. b) Faktor-faktor metode belajar Mencakup kegiatan berlatih, resistensi dalam belajar, pengenalan tentang hasil-hasil belajar, bimbingan dalam belajar, dan kondisikondisi intensif. c) Faktor-faktor individual Mencakup usia kronologis, perbedaan jenis kelamin, pengalamannya sebelumnya, mental, kesehatan jasmani, kesehatan rohani, dan motivasi.

31 14 C. Aktivitas Belajar Aktivitas adalah melakukan suatu kegiatan tertentu secara aktif. Aktivitas menunjukkan adanya kebutuhan untuk aktif bekerja atau melakukan kegiatan-kegiatan tertentu baik fisik maupun non-fisik. Aktivitas yang dimaksudkan disini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif. Belajar aktif adalah suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental intelektual, dan emosional guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotor (Hamalik, 2001). Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas. Itulah mengapa aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar. Kegiatan belajar/aktivitas belajar sebagai proses terdiri atas enam unsur yaitu tujuan belajar, peserta didik yang termotivasi, tingkat kesulitan belajar, stimulus dari lingkungan, peserta didik yang memahami situasi, dan pola respons peserta didik (Sudjana, 2000). Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. Aktivitas siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar. Kegiatankegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas-tugas, dapat menjawab pertanyaan guru, dan bisa bekerjasama dengan siswa lain, serta tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan (Hamalik, 2001). Beberapa jenis aktivitas belajar yang mencakup aktivitas fisik dan juga aktivitas mental yaitu sebagai berikut (Hamalik, 2001) :

32 15 a. Aktivitas visual : membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan b. Aktivitas oral : menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, diskusi c. Aktivitas mendengarkan : mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato d. Aktivitas menulis : menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin e. Aktivitas motorik : melakukan percobaan, membuat konstruksi, bermain f. aktivitas menggambar : menggambar, membuat grafik, peta diagram g. Aktivitas mental : menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan h. Aktivitas emosi : menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup Adapun nilai-nilai aktivitas dalam pengajaran bagi siswa sebagai berikut (Hamalik, 2001) : a. Para siswa mancari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri b. Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara integral c. Memupuk kerja sama yang harmonis dikalangan siswa d. Para siswa bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri e. Memupuk disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar menjadi demokratis f. Mempererat hubungan sekolah dan masyarakat, dan hubungan antara orang tua dengan guru

33 16 g. Pengajaran diselenggarakan secara realitis dan konkret sehingga mengembangkan pemahaman, berpikir kritis dan menghindarkan verbalitis h. Pengajaran di sekolah menjadi hidup sebagaimana aktivitas dalam kehidupan di masyarakat. D. Permainan Edukatif Teka Teki Silang ( TTS ) 1. Permainan Edukatif Permainan edukatif merupakan suatu pendekatan yang dikemas dalam bentuk permainan yang dapat merangsang daya pikir anak. Termasuk di antaranya meningkatkan kemampuan berkonsentrasi dan memecahkan masalah. Permainan edukatif bukanlah merupakan aktifitas tambahan untuk bergembira semata, tapi permainan ini dapat digolongkan dalam pembelajaran dan pengajaran yang bertujuan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengaplikasikan materi yang telah dipelajari (Purwanto, 2012). Permainan dalam pembelajaran jika dimanfaatkan secara maksimal dapat menghasilkan beberapa hal berikut (Syariah, 2009) : a. Menyingkirkan keseriusan yang menghambat proses belajar b. Menghilangkan stres dalam lingkungan belajar c. Mengajak orang terlibat secara penuh d. Meningkatkan proses belajar e. Membangun kreativitas diri f. Mencapai tujuan dengan ketidaksadaran g. Meraih makna belajar melalui pengalaman h. Memfokuskan siswa sebagai subjek belajar

34 17 Dengan mengintregasikan permainan dalam pembelajaran diharapkan siswa tidak merasa dibebani dengan muatan materi yang begitu padat, karena permainan mengandung makna edukatif yang sangat bermanfaat bagi terbentuknya kepekaan terhadap keinginan dan perasaan orang lain, serta dapat menumbuhkan rasa kebersamaan yang menjadi landasan bagi pembentukan perasaan sosial. Aplikasi permainan yang tepat pada proses pembelajaran antara lain dapat menciptakan hubungan belajar yang lebih fleksibel antar siswa, memecahkan kebekuan antar siswa dan guru sehingga para guru benar benar bisa berperan selayaknya teman belajar, dan melatih berbagai kecakapan berpikir tanpa mesti terbebani dan susah payah dalam melaksanakan pembelajaran. Permainan secara efektif mampu mengubah dinamika kelas dan biasanya mampu menciptakan kemauan yang lebih besar untuk belajar dan bersikap (Rahmawati, 2011). Salah satu metode pembelajaran yang dilatarbelakangi permainan dalam salah satu situs adalah metode Crush Word (tebak kata). Permainan tebak kata ini di maksudkan untuk melatih siswa dalam mengingat dan menggunakan konsep yang telah dipelajari bahkan istilah-istilah baru yang asing bagi siswa (Kurniasih,2012). Adapun permainan tebak kata sendiri pecah menjadi beberapa bagian, sebagai berikut : a. Teka teki silang (TTS) b. Acak kata c. Kata yang sebagian hurufnya di hilangkan d. Menebak konsep atau istilah sebuah gambar e. Menebak sinonim atau lawan kata

35 18 f. Menebak konsep atau istilah yang di ungkapkan peserta lain (peserta lain mendiskripsikan istilah tersebut dalam kalimat lengkap) g. Menyusun kalimat kalimat yang semua hurufnya merupakan huruf kecil dan ditulis tanpa jeda dan tanpa tanda baca. Adapun manfaat dari permainan edukatif adalah (Syariah, 2009) : a. Melatih kemampuan motorik Stimulasi kemampuan motorik diperoleh saat anak mengambil media, menata media, menggerak-gerakkan media, berlari, mengisi media. b. Melatih konsentrasi Permainan edukatif dirancang untuk menggali kemampuan anak, termasuk kemampuannya dalam berkonsentrasi. Misalnya saat mengisi TTS, anak dituntut untuk fokus atau konsentrasi dengan pertanyaan dan jumlah kotak jawabannya. c. Mengenalkan konsep sebab akibat Permainan edukatif dirancang untuk menggali pemahaman anak mengenai konsep sebab akibat. Contohnya, dengan memasukkan benda kecil ke dalam benda yang besar anak akan memahami bahwa benda yang lebih kecil bisa dimuat dalam benda yang lebih besar. Sedangkan benda yang lebih besar tidak bisa masuk ke dalam benda yang lebih kecil. d. Melatih bahasa dan wawasan Alat permainan edukatif sangat baik bila dibarengi dengan penuturan cerita. Hal ini akan memberikan manfaat tambahan buat anak, yakni meningkatkan kemampuan berbahasa juga keluasan wawasannya.

36 19 e. Mengenalkan warna dan bentuk Dari permainan edukatif, anak dapat mengenal ragam/variasi bentuk dan warna. Ada benda berbentuk kotak, segiempat, bulat dengan berbagai warna biru, merah, hijau, dan lainnya. 2. Teka-Teki Silang (TTS) Teka-teki silang atau disingkat TTS adalah suatu permainan di mana kita harus mengisi ruang-ruang kosong (berbentuk kotak putih) dengan huruf-huruf yang membentuk sebuah kata berdasarkan petunjuk yang diberikan. Petunjuknya biasa dibagi ke dalam kategori mendatar dan menurun tergantung arah kata-kata yang harus diisi. Permainan edukatif teka-teki silang merupakan suatu pendekatan yang dikemas dalam bentuk permainan yang dapat merangsang daya pikir anak. Termasuk di antaranya meningkatkan kemampuan berkonsentrasi (Karyos, 2012). Permainan edukatif teka-teki silang memiliki beberapa manfaat (Karyos, 2012), antara lain : a. Fun ( Menyenangkan ) Teka-teki selalu menggelitik rasa ingin tahu dan keinginan untuk memecahkan teka-teki tersebut. Siswa akan merasa tertantang menyelesaikan seluruh pertanyaan TTS. b. Membangun minat membaca dan menulis Siswa sering tidak suka membaca apalagi pelajaran yang tidak mereka sukai. TTS dapat digunakan untuk menarik minat anak dalam membaca dan menulis

37 20 c. Membangun kosakata Mengisi TTS berarti juga menemukan kata-kata yang baru seperti katakata dari bahasa asing atau kata dalam bahasa Indonesia namun tidak setiap saat ditemui. Kosa kata siswa akan bertambah dan siswa dapat mempelajarinya dengan cara yang disukainya. d. Meningkatkan konsentrasi Mengisi TTS menuntut siswa untuk berkonsentrasi. Siswa harus membaca pertanyaan dengan teliti, mencari jawaban yang tepat dan sesuai dengan jumlah huruf yang tersedia dalam kotak TTS. TTS juga mengajarkan anak menulis kata dengan ejaan yang benar. Ini semua akan meningkatkan kemampuan anak untuk fokus dan konsentrasi. e. Membantu siswa dalam belajar TTS dapat digunakan untuk membantu siswa dalam belajar. Membuat TTS sederhana dengan pertanyaan dari materi pelajaran. sehingga siswa akan lebih mudah menyerap pelajaran. f. Membentuk disiplin diri Menyelesaikan TTS membutuhkan waktu dan disiplin diri. Dibutuhkan waktu, komitmen dan disiplin agar dapat menyelesaikan seluruh pertanyaan TTS. Siswa harus membaca pertanyaan, mencari jawaban yang tepat dan sesuai dengan kotak yang tersedia. Mungkin juga diperlukan mencari jawaban di sumber-sumber seperti buku atau kamus. Siswa akan belajar untuk berusaha menyelesaikan pekerjaan yang sudah dimulainya.

38 21 g. Mendorong siswa bereksplorasi Ketika siswa mengalami macet dalam mengisi TTS, beberapa pertanyaan tidak dapat dijawab. Siswa akan berusaha untuk mencari jawaban pertanyaan TTS dengan bertanya kepada orang lain, mencari di buku, kamus atau bila memungkinkan, internet. Hal ini akan mendorong siswa lebih bereksplorasi dalam proses pembelajaran. h. Membangkitkan rasa ingin tahu TTS dapat membangkitkan rasa ingin tahu. Bila siswa menemukan jawaban yang aneh dalam suatu pertanyaan TTS, siswa mungkin ingin tahu mengapa jawaban itu benar. Maka, siswa akan mencari informasi mengenai pertanyaan dan jawaban itu. Gambar 2.2. Media Teka-Teki Silang (TTS)

39 22 E. Materi Protista Adapun uraian materi pelajaran yang akan dipelajari adalah sebagai berikut (Pratiwi, 2012) : Tabel 2.1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Materi Protista No. Komponen Deskripsi 1. Standar Kompetensi 2. Kompetensi Dasar 2. Memahami prinsip-prinsip pengelompokan makhluk hidup 2.3 Menyajikan ciri-ciri umum filum dalam kingdom Protista dan peranannya bagi kehidupan. Protista berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos yang berarti pertama atau mula-mula, dan ksitos artinya menyusun. Maka kingdom ini beranggotakan makhluk bersel satu atau bersel banyak yang tersusun sederhana. Protista dibagi menjadi 3 yaitu : 1. Protista Mirip Hewan (Protozoa) Berdasarkan alat geraknya, protozoa digolongkan menjadi 4 kelompok yaitu : a. Rhizopoda Protozoa yang alat geraknya berupa kaki semu atau pseudopodia. Contoh: 1) Amoeba Berdasarkan tempat hidupnya, amoeba dibedakan menjadi 2, yaitu : a. Extoamoeba yaitu Amoeba yang hidup di luar tubuh organisme

40 23 b. Entamoeba yaitu Amoeba yang hidup di dalam tubuh organisme, contohnya : - Entamoeba dysentriae/ Entamoeba histolitica., penyebab penyakit disentri, karena menyerang jaringan usus. - Entamoeba ginggivalis, hidup di rongga mulut. - Entamoeba coli, hidup dalam kolon dan menyebabkan diare. Gambar 2.3. Struktur Amoeba 2). Foraminifera Fosilnya sebagai petunjuk dalam pencarian minyak bumi. 3). Radiolaria Dimanfaatkan sebagai bahan penggosok. b. Ciliata Protozoa yang alat geraknya rambut getar atau silia. Contoh spesies dalam kelas Ciliata yaitu Paramaecium, Stentor, Vorticella, Didinium, Stylonichia, dan Balantidium coli.

41 24 Gambar 2.4. Struktur Paramaecium caudatum c. Flagellata Protozoa yang alat geraknya berupa bulu cambuk atau flagella. Flagellata dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu: 1) Fitoflagellata Flagellata yang dapat berfotosintesis karena memiliki klorofil. Contohnya yaitu Euglena viridis, Volvox globator, dan Noctiluca miliaris. Gambar 2.5. Struktur Euglena 2) Zooflagellata Flagellata tidak berkloroplas dan menyerupai hewan, sebagian besar bersifat parasit.

42 25 d. Sporozoa / Apixomplexa Protozoa yang tidak mempunyai alat gerak. Dapat membentuk semacam spora dalam siklus hidupnya, bersifat parasit pada manusia atau hewan, Fase hidup Plasmodium yaitu fase aseksual dan fase seksual. Gambar 2.6. Siklus Hidup Plasmodium dalam Tubuh Manusia 2. Protista Mirip Tumbuhan (Alga / Ganggang) Alga memiliki pigmen warna yang digunakan untuk fotosintesis. Berdasarkan dominansi pigmennya, alga dapat dibedakan menjadi 5 macam yaitu : a. Alga coklat (Phaeophyta) Terdapat pigmen coklat yaitu fukosantin. Peranan alga coklat yaitu sebagai fitoplankton, industri makanan, farmasi, dan pupuk. Contoh dari alga coklat yaitu Fucus serratus dan Sargassum vulgare.

43 26 Gambar 2.7. Sargassum b. Alga merah (Rhodophyta) Terdapat pigmen merah yaitu fikoeritrin. Peranannya menghasilkan agar yang dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan kosmetik. Contoh alga merah yaitu Corallina, Batrachospermum moniliforme, Gelidium, Gracilaria, Eucheuma, Laurencia, Scicania furcellata. Gambar 2.8. Laurencia Gambar 2.9. Eucheuma c. Alga keemasan (Chrysophyta) Mengandung pigmen klorofil a, klorofil c, karoten, xantofil. Peranannya sebagai plankton yaitu produsen di lingkungan perairan dan bahan penggosok. Contoh alga keemasan Navicula, Pinnularia, dan Synura.

44 27 Gambar Pinnularia Gambar Navicula d. Alga hijau (Chlorophyta) Mengandung pigmen klorofil a, klorofil c, karoten, santofil. Peranan alga hijau sebagai fitoplankton dan bahan makanan. Contoh alga hijau Spirogyra, Ulva, dan Chlorella. Gambar Chlorella Gambar Ulva e. Diatom (Bacillariophyta) Mengandung pigmen klorofil a, klorofil c, karotenoid, fukosantin, diatoksantin, dan diadinoksantin. Peranan alga hijau sebagai bahan isolasi, penyekat, dinamit atau penggosok. Contoh alga hijau Actinastrum, Desmidium, dan Bacteriastrum.

45 28 Gambar Bacteriastrum Gambar Desmidium F. Bahasan Hasil Penelitian yang Relevan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Titik Dwi Rahayu dengan judul Penerapan Metode Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dengan Media Teka Teki Silang (TTS) untuk Perbaikan Proses Pembelajaran Biologi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 7 Surakarta disimpulkan bahwa penerapan metode TGT dengan media TTS dapat memperbaiki proses pembelajaran Biologi siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Surakarta yang berdampak positif pada peningkatan hasil belajar Biologi siswa pada ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasil pengamatan proses kegiatan pembelajaran siswa dari siklus I ke siklus II terdapat peningkatan jumlah siswa yang aktif yaitu 15,83%. Hasil penilaian kognitif siswa untuk penguasaan materi zat adiktif dan psikotropika pada siklus I sebesar 77,61% dan pada siklus II sebesar 83,08%. Ranah afektif rata-rata meningkat sebesar 6,42% dari siklus 1 sebesar 73,61% dan siklus II sebesar 80,03%. Persepsi siswa terhadap penerapan metode pembelajaran TGT dengan media TTS mendapat tanggapan positif pada siklus 1 sebesar 76,26% dan pada siklus II sebesar 82,44%. Berdasarkan hasil tersebut dapat

46 29 disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran TGT dengan media TTS dapat memperbaiki proses pembelajaran Biologi siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Surakarta. G. Kerangka Berpikir Penelitian dalam bidang pendidikan masih terus dilakukan untuk meningkatkan aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif siswa. Metode-metode yang digunakan saat ini masih kurang dalam menghasilkan siswa yang aktif. Sebagai contoh metode ceramah yang banyak membuat siswa menjadi bosan dan pasif. Oleh karena itu, perlu adanya penggunaan metode-metode pembelajaran yang dapat menjadikan siswa menjadi aktif dan kreatif. Penggunaan metode pembelajaran yang tepat akan mempengaruhi aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif siswa. Misalnya secara kognitif berpengaruh pada hasil belajar dan secara psikomotorik berpengaruh pada aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk memperbaiki proses pembelajaran terutama untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas adalah dengan menggunakan permainan edukatif teka-teki silang. Permainan edukatif TTS tidak hanya memberikan kesempatan kepada siswa untuk bermain aktif saja, tetapi juga dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih berkonsentrasi dalam memecahkan masalah yang ada di pembelajaran. Aplikasi permainan yang tepat pada proses pembelajaran dapat menciptakan hubungan belajar yang lebih fleksibel antar siswa dan guru serta melatih berbagai kecakapan berpikir siswa. Permainan secara efektif mampu mengubah dinamika kelas dan menciptakan kemauan yang lebih besar untuk

47 30 belajar dan bersikap. Dengan aplikasi pembelajaran menggunakan permainan edukatif teka-teki silang, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa. Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut, dapat dituangkan dalam bagan sebagai berikut: Observasi Awal Siswa kelas X-7 Hasil Observasi: 1. Hanya beberapa siswa yang aktif dalam proses pembelajaran terutama dalam bertanya dan menjawab 2. Minat baca masih rendah 3. Kesulitan dalam menyerap bahasa asing/nama-nama ilmiah 4. Target ketuntasan yang diharapkan guru belum tercapai yaitu 59,5% siswa tuntas KKM Pembelajaran dengan Permainan Edukatif TTS Hasil Belajar Biologi Aktivitas siswa Aspek kognitif Aspek Aspek Psikomotorik psikomotorik Gambar Kerangka Berpikir H. Hipotesis Permainan edukatif TTS dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa kelas X-7 SMA Kolese De Britto Yogyakarta pada materi Protista.

48 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini akan dilakukan dengan metode Penelitian Tindakan Kelas (Clasroom Action Research). Secara singkat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama yang berbentuk Penelitian Tindakan Simultan Terintegasi. Model yang digunakan dalam PTK ini adalah model Kemmis dan Taggart. Guru dilibatkan dalam proses penelitian kelasnya, terutama pada aspek aksi dan refleksi terhadap praktik-praktik pembelajaran dikelas (Manurung, 2008). B. Setting Penelitian 1. Objek Penelitian : Hasil belajar dan aktivitas siswa 2. Subjek Penelitian : Siswa Kelas X-7 SMA Kolese De Britto 3. Tempat Penelitian : SMA Kolese De Britto Yogyakarta 4. Waktu Penelitian : Bulan Oktober - November 2012 C. Rancangan Tindakan Rancangan tindakan ini direncanakan dengan dua siklus yaitu siklus 1 dengan 3 kali pertemuan dan siklus 2 dengan 2 kali pertemuan. Di setiap siklusnya ada beberapa tahapan yang dilakukan yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi, tahap evaluasi dan refleksi. 31

49 32 1. Siklus I a. Perencanaan Adapun kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap ini adalah; 1) Observasi lapangan untuk melihat permasalahan yang terjadi 2) Analisis studi pustaka dan lapangan untuk menyusun rencana tindakan 3) Melakukan persiapan yang berkaitan dengan instrument penelitian dan pembelajaran b. Pelaksanaan Tindakan Hal-hal yang dilakukan pada tahap pelaksanaan tindakan adalah : 1) Guru memberikan pretest 2) Guru memperkenalkan permainan edukatif TTS kepada siswa dan menjelaskan alur-alur ketetapan belajar 3) Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan permaianan TTS 4) Mengadakan postest untuk siklus 1 c. Observasi Hal-hal yang dilakukan pada tahap observasi adalah : 1) Observer mencatat aktivitas siswa yang bertanya dan menjawab soal 2) Observer membantu dalam dokumentasi kegiatan siklus I di dalam kelas

50 33 d. Evaluasi Hal-hal yang dilakukan pada tahap evaluasi adalah : 1) Guru memberikan soal berupa tes evaluasi siklus 1 sebagai aplikasi sejauh mana siswa memahami konsep-kosep yang telah diajarkan melalui permaianan edukatif TTS dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. 2) Peneliti melakukan tabulasi dari hasil post-test siklus 1 dan data dari lembar observasi yang diisi oleh observer dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran. e. Refleksi Pada tahap refleksi, peneliti melihat keseluruhan nilai postest dan aktivitas siswa, hasil refleksi guru, dan hasil refleksi siswa pada siklus 1 sebagai acuan untuk memperbaiki rencana peneliti pada tahap atau siklus selanjutnya. 2. Siklus II Siklus dua dilakukan apabila pembelajaran siklus I dinilai belum berhasil mencapai target yang telah ditentukan dari awal dan proses belajar mengajar belum sesuai dengan apa yang diinginkan. Sedangkan langkahlangkah yang dilakukan dalam siklus II pada dasarnya sama dengan langkah-langkah pada siklus I, hanya saja pada siklus II dilakukan perbaikan terhadap kekurangan pada siklus I. Desain PTK yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :

51 34 Studi Pustaka Observasi Awal Identifikasi masalah berdasarkan: Hasil Belajar dan aktivitas Siswa; respon siswa terhadap proses pembelajaran; serta informasi dari guru kelas X-7. Rencana Tindakan Siklus I Menyusun Instrumen Pembelajaran Menyusun Instrumen Pengumpulan Data Pelaksanaan Tindakan Siklus I Melaksanakan Pembelajaran dengan Permainan Edukatif TTS. Melaksanakan Tes Evaluasi. Melaksanakan pengisian lembar angket evaluasi oleh siswa dan guru. Observasi Tindakan Siklus I Mengobservasi kegiatan siswa dan guru. Mendokumentasikan kegiatan siswa dan guru pada saat proses pembelajaran. Analisis Refleksi Tindakan Siklus I Menganalisis kelebihan dan kekurangan Siklus I Kriteria Tercapai Kriteria Belum Tercapai Kesimpulan dan Rekomendasi Pelaksanaan Tindakan Siklus II Melaksanakan Pembelajaran dengan Permainan Edukatif TTS Melaksanakan Tes Evaluasi. Melaksanakan pengisian lembar angket evaluasi oleh siswa dan guru. Rencana Tindakan Siklus II Menyusun Instrumen Pembelajaran Menyusun Instrumen Pengumpulan Data Observasi Tindakan Siklus II Mengobservasi kegiatan siswa dan guru. Mendokumentasikan kegiatan siswa dan guru pada saat proses pembelajaran. Analisis Refleksi Tindakan Siklus II Menganalisis kelebihan dan kekurangan Siklus II Kriteria Tercapai Kriteria Belum Tercapai Kesimpulan dan Rekomendasi Dilanjutkan ke Siklus III jika target belum tercapai. Gambar 3.1. Desain Penelitian Tindakan

52 35 D. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan pada waktu peneliti menerapkan suatu metode. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Instrumen Pembelajaran : a. Silabus Silabus disusun berdasarkan Standar isi, kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar. b. Rencana Program Pembelajaran (RPP) Rencana Program Pembelajaran berisi gambaran secara menyeluruh dari materi yang akan disampaikan mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan, materi, model dan metode, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, alat dan bahan, penilaian. RPP ini digunakan agar penyampaian materi dalam pembelajaran di kelas lebih efektif dan efisien. c. LKS LKS merupakan salah satu sarana untuk membantu dan mempermudah dalam kegiatan belajar mengajar sehingga akan terbentuk interaksi yang efektif antara siswa dengan guru, sehingga dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam peningkatan prestasi belajar. LKS dikerjakan secara berkelompok. Untuk LKS siklus I, siswa melengkapi tabel ciri-ciri pembeda pada setiap jenis alga. Pada

53 36 LKS siklus II, siswa menjawab pertanyaan dalam LKS yaitu menyebutkan dan menjelaskan jenis protozoa, mengggambar dan memberi keterangan, membuat siklus hidup Plasmodium, dan melengkapi tabel peranan Protozoa. d. Modul (Handout) Modul atau handout merupakan salah satu sarana untuk mempermudah siswa dalam mempelajari materi Protista. Dimana modul tersebut berisikan ringkasan materi yang akan dipelajari selama kegiatan proses pembelajaran berlangsung. 2. Instrumen Pengumpulan Data : Instrumen pengumpulan data diperoleh dari hasil belajar dan aktivitas siswa. Data tersebut meliputi nilai pretest, nilai postest siklus 1, nilai postest siklus 2, dan hasil observasi tingkat aktivitas siswa di kelas. Selain itu, terdapat data pendukung untuk analisa kualitatif sebagai bahan refleksi setiap siklus yaitu dengan data yang diperoleh dari kuesioner siswa dan refleksi guru. Hal tersebut digunakan untuk menarik kesimpulan pada akhir penelitian. a. Pretest Pretest digunakan untuk mengetahui kemampuan dasar siswa pada materi Protista. Tes ini dilaksanakan sebelum materi pembelajaran disampaikan kepada siswa. Pretest berisikan 20 soal pilihan ganda yang meliputi materi Protista dengan sub materi alga dan protozoa. Dimana 10 soal diambil dari materi siklus I dengan sub materi alga dan 10 soal lainnya diambil dari materi siklus II dengan sub materi

54 37 protozoa. Hasil pretest tidak dibahas karena soal-soal tersebut akan diujikan pada postest siklus I dan siklus II. b. Tes Evaluasi Tes evaluasi digunakan untuk memperoleh data hasil belajar pada materi Protista. Tes ini diberikan disetiap akhir siklus, meliputi postest siklus I dan postest siklus II. Tes terdiri dari tes obyektif dan tes subyektif. Tes obyektif berupa pilihan ganda dan isian singkat dalam bentuk teka-teki silang. Data tes inilah yang dijadikan acuan untuk menarik kesimpulan pada akhir penelitian. c. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Lembar pengamatan aktivitas siswa digunakan untuk membantu melihat aktivitas setiap siswa dalam bertanya dan menjawab pertanyaan selama proses pembelajaran. Tingkatan aktivitas siswa diperoleh dari rekap data hasil observasi yang dilakukan oleh observer di setiap kelompok dengan ketentuan skala skoring tiap siswa : 1) Total bertanya dan menjawab = 0, kategori sangat rendah 2) Total bertanya dan menjawab = 1, kategori rendah 3) Total bertanya dan menjawab = 2, kategori cukup 4) Total bertanya dan menjawab = 3, kategori tinggi 5) Total bertanya dan menjawab = 4, kategori sangat tinggi Pada penelitian ini, perhitungan tingkat aktivitas siswa dimulai dari siswa yang memiliki kategori aktivitas baik hingga sangat baik. Pada akhir penelitian, lembar pengamatan aktivitas digunakan untuk menganalisis tingkat aktivitas siswa dalam bertanya dan menjawab pertanyaan yang akan dibandingan pada siklus I dan siklus II.

55 38 d. Kuesioner Siswa Kuesioner siswa digunakan sebagai data pendukung untuk melihat respon atau tanggapan siswa terhadap metode yang digunakan guru dalam proses pembelajaran yang erat kaitannya dengan peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa yang digunakan sebagai bahan refleksi. Kuesioner siswa berisikan 12 pertanyaan mengenai tanggapan siswa terhadap penggunaan metode permainan edukatif teka-teki silang pada materi Protista. Jawaban yang tertera di lembar kuesioner yaitu ya dan tidak siswa menjawab dengan memberikan tanda ( ) pada lembar kuesioner. e. Lembar Refleksi Guru Lembar refleksi guru digunakan sebagai data pendukung untuk mengetahui tanggapan guru mengenai penerapan metode TTS dalam proses pembelajaran. Lembar refleksi guru berisikan 7 pertanyaan mengenai tanggapan guru terhadap penggunaan metode permainan edukatif teka-teki silang pada materi Protista, guru menjawab dengan memberikan komentarnya pada lembar refleksi. E. Analisis Data Analisis data hasil belajar dan tingkat aktivitas siswa menggunakan data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif dengan perhitungan menggunakan rumus, sedangkan kualitatif menggunakan deskripsi dari hasil data kuantitatif. 1. Analisis Tes Evaluasi Ketuntasan individu dalam proses pembelajaran diperoleh jika siswa dapat mencapai nilai 70. Nilai ketuntasan dipilih sesuai dengan Kriteria

56 39 Ketuntasan Minimal (KKM) di SMA Kolese De Britto Yogyakarta untuk mata pelajaran Biologi yaitu 70 dengan ketuntasan klasikal 80% siswa mencapai KKM. Untuk nilai rata-rata kelas yaitu 80. Analisis tes evaluasi dengan dengan menghitung peningkatan ketuntasan belajar siswa secara individu, klasikal, dan menghitung nilai rata-rata kelas dengan rumus sebagai berikut : Ketuntasan Individu = Ketuntasan Klasikal = Rata Rata Kelas = 2. Analisis Tingkat Aktivitas Perhitungan tingkat aktivitas siswa dimulai dari siswa yang memiliki kategori aktivitas baik hingga sangat baik dengan 80% siswa aktif. Dirumuskan sebagai berikut : Tingkat Aktivitas = 3. Uji Korelasi Uji korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan tingkat aktivitas dengan hasil belajar siswa. Penghitungan dengan menggunakan uji koefisien korelasi Pearson. r xy =

57 40 4. Uji Signifikan Uji signifikan dilakukan untuk mengetahui apakah korelasi tingkat aktivitas dengan hasil belajar signifikan / tidak signifikan. Penghitungan dilakukan dengan ketentuan : a. Jika r obs > r crit, maka signifikan b. Jika r obs < r crit, maka tidak signifikan F. Indikator Ketercapaian Indikator keberhasilan dalam penelitian ini meliputi hasil belajar dan aktivitas. Tabel 3.1. Indikator Keberhasilan Indikator Awal Akhir (Target) Nilai Rata-rata Kelas (%) Pencapaian KKM 50% 80% 80% siswa memiliki kategori Aktivitas Belum terukur aktivitas tinggi hingga sangat tinggi

58 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1) Perencanaan (Planning) Kegiatan awal yang dilakukan oleh peneliti pada tahap perencanaan adalah observasi lapangan. Observasi pendahuluan ini dilakukan di kelas X-7 untuk mendapatkan gambaran umum mengenai proses pembelajaran di Kelas X-7 SMA Kolese De Britto. Pada awal proses pembelajaran, guru memberikan pengantar materi dengan pancingan pertanyaan kepada siswa. Selama proses pembelajaran berlangsung, guru sudah menerapkan beberapa metode, antara lain metode ceramah, tanya jawab, dan presentasi. Pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, guru mempersilahkan siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok, tujuannya untuk melatih keberanian dan keaktifan siswa selama kegiatan berlangsung. Agar tidak terjadi kesalahan konsep terhadap materi yang diajarkan, guru memberikan klarifikasi kepada siswa di depan kelas. Klarifikasi yang dilakukan guru menarik perhatian siswa, hal ini terlihat dari adanya aktivitas siswa dalam mengajukan pertanyaan dan menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh guru. Aktivitas siswa dalam mengajukan pertanyaan dan menanggapi pertanyaan guru sangat mendukung proses pembelajaran yang aktif. Akan tetapi, aktivitas bertanya dan menanggapi pertanyaan masih didominasi oleh beberapa siswa saja. Sedangkan siswa lain duduk diam, menulis, mendengarkan presentasi siswa, atau mendengarkan penjelasan guru. 41

59 42 Terkait dengan proses pembelajaran siswa kelas X-7 khususnya pada materi Protista, peneliti langsung mewawancarai guru Biologi yang bersangkutan dan meminta data nilai materi protista siswa X-7 pada tahun sebelumnya. Adapun permasalahan yang ada yaitu minat baca siswa yang tergolong rendah karena materi Protista tertuang dalam wacana yang relatif panjang, kesulitan dalam menyerap bahasa asing/nama-nama ilmiah, dan program tuntas yang diharapkan oleh guru masih belum tercapai, ditandai dengan hasil belajar siswa yang masih banyak mendapatkan nilai dibawah batas ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditentukan yaitu 70. Dari 37 siswa, 59,5 % siswa yang mencapai batas ketuntasan dan selebihnya 40,5 % siswa belum mencapai KKM. Kegiatan selanjutnya pada tahap perencanaan yaitu studi pustaka dan penyusunan rencana tindakan. Studi pustaka berkaitan dengan sumber atau referensi yang digunakan untuk mendukung kajian pustaka dalam penelitian. Penyusunan rencana tindakan berkaitan dengan persiapan penyusunan instrumen penelitian dan pembelajaran yaitu silabus, RPP, LKS, modul, lembar pretest, lembar postest, lembar pengamatan aktivitas siswa, media TTS, kuesioner siswa, dan lembar refleksi guru. 2) Pelaksanaan (Acting) Tahap pelaksanaan tindakan ini dilaksanakan sesuai skenario pembelajaran yang telah direncanakan pada tiap siklusnya. a. Pelaksanaan Siklus I Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan. Pelaksanaan pembelajaran mengacu pada Rencana

60 43 Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dipersiapkan oleh peneliti. Ketiga pertemuan tersebut meliputi pretest, pemberian sub materi alga dengan metode permainan edukatif TTS, dan postest I. Pretest dilaksanakan pada pertemuan pertama hari Kamis, 25 Oktober 2012 dengan 1 jam pelajaran yaitu 45 menit. Kegiatan diawali dengan guru memberikan penjelasan mengenai tujuan diadakannya pretest. Kegiatan dilanjutkan dengan guru memberikan lembar pretest kepada siswa kelas X-7. Selama pelaksanaan pretest, siswa tidak diperkenankan membuka buku pegangan. Pelaksanaan pretest selama 30 menit dan diadakan di ruangan kelas X-7 dengan jumlah peserta 37 siswa. Presensi kehadiran dijalankan ketika pretest sedang berlangsung. Diakhir kegiatan, guru memberikan handout dan tugas kelompok untuk mengerjakan LKS sub materi alga. Guru juga memberikan pengarahan untuk pertemuan selanjutnya siswa duduk dengan kelompoknya masing-masing sesuai daftar anggota kelompok yang sudah ditentukan dan diberikan kepada ketua kelas. Gambar 4.1. Siswa Mengerjakan Soal Pretest

61 44 Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu, 27 Oktober 2012 dengan waktu 2 jam pelajaran yaitu 90 menit. Awal pembelajaran guru melakukan persiapan selama 10 menit. Guru memeriksa kesiapan siswa dan memperkenalkan permaianan edukatif TTS. Kegiatan dilanjutkan dengan menjelaskan tujuan dan manfaat pembelajaran dengan permaianan edukatif TTS serta menjelaskan alur-alur ketetapan belajar. Presensi kehadiran dijalankan ketika proses pembelajaran sedang berlangsung. Guru masuk pada kegiatan inti selama 70 menit. Diawali dengan guru meminta siswa untuk duduk dalam kelompoknya masingmasing yang sudah dibagi dalam 6 kelompok. Masing-masing observer menempatkan dirinya sesuai dengan kelompok yang sudah dibagi oleh peneliti untuk bertugas mencatat aktivitas siswa. Tiap observer membawa lembar observasi siswa dan call card sejumlah siswa dalam kelompok. Kemudian masing-masing siswa mengenakan call card sesuai dengan nomor presensinya. Tujuannya untuk mempermudah observer dalam mencatat aktivitas tiap siswa. Kemudian guru meminta siswa untuk mengumpulkan LKS yang telah dikerjakan. Kegiatan inti dilanjutkan dengan guru memberikan pendahuluan atau pengantar materi yang akan dipelajari yaitu Protista Mirip Tumbuhan (Alga/Ganggang) dengan menayangkan power point berisi ringkasan materi yang akan dibahas. Pengantar materi juga diselingi dengan tanya-jawab. Pencatatan aktivitas siswa dimulai sejak awal guru memberikan pendahuluan atau pengantar materi. Setelah

62 45 pengantar materi, guru menyampaikan materi dengan permainan edukatif TTS selama 50 menit. Langkah-langkah kegiatannya adalah sebagai berikut. 1. Guru meminta siswa menempel media TTS ukuran besar di papan tulis kelas. Di media TTS terdapat 48 pertanyaan 2. Wakil kelompok (6 kelompok) mengambil kartu pertanyaan TTS. Masing-masing kelompok mendapat 8 kartu. Di sisi kartu terdapat 2 bagian yaitu sisi pertama berisi nomor soal diikuti dengan petunjuknya mendatar/menurun dan nilai yang diperoleh jika benar menjawab. Sisi kedua berisi soal atau pertanyaan 3. Posisi kartu yang dibuka adalah bagian yang berisi keterangan nomor soal misalnya 2 mendatar bukan isi pertanyaannya (tiap kelompok tidak diperbolehkan untuk melihat isi pertanyaan) 4. Ketika guru memberikan perintah, misal : 2 mendatar 5. Kelompok yang mendapat kartu 2 mendatar bertugas untuk mendekte pertanyaan yang diajukan untuk semua kelompok 6. Kelompok yang dengan benar menjawab pertanyaan tersebut (jawaban telah diterima guru) dapat mengisinya di media TTS depan kelas 7. Kelompok yang salah menjawab tidak boleh menjawab lagi dan akan dilempar pada kelompok lain 8. Kelompok yang berhasil menjawab pertanyaan dengan benar akan mendapatkan point sesuai dengan nilai yang tertera di kartu soal tersebut

63 46 9. Observer mencatat siswa yang bertanya dan menjawab (tiap siswa dalam kelompok bergiliran untuk memberikan pertanyaan dan menjawab pertanyaan TTS) Kegiatan penutup dilaksanakan selama 10 menit. Kegiatan diakhiri dengan perhitungan jumlah skor yang diperoleh tiap kelompok. Kemudian guru memberikan penghargaan berupa reward dan tepuk tangan bersama seluruh siswa kepada juara 1, 2, dan 3. Secara lisan guru meminta 2 wakil siswa menyampaikan tanggapannya mengenai pembelajaran dengan metode TTS dan merangkum butir-butir pembelajaran. Kegiatan dilanjutkan dengan guru memberikan arahan, pertemuan selanjutnya akan diadakan postest I untuk materi Protista Mirip Tumbuhan (Alga/Ganggang). Gambar 4.2. Siswa Bermain Teka-Teki Silang di Siklus I Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Kamis, 1 November 2012 dengan waktu 1 jam pelajaran yaitu 45 menit. Guru memberikan arahan mengenai jalannya postest. Kemudian siswa melaksanakan

64 47 postest siklus I. Presensi kehadiran dijalankan ketika postest sedang berlangsung. Di akhir kegiatan, guru memberikan handout dan tugas kelompok untuk mengerjakan LKS sub materi protozoa dan dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya. Gambar 4.3. Siswa Mengerjakan Soal Postest Siklus I b. Pelaksanaan Siklus II Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Sabtu, 3 November 2012 dengan waktu 2 jam pelajaran yaitu 90 menit. Awal pembelajaran guru melakukan persiapan selama 10 menit. Guru memeriksa kesiapan siswa dan menjelaskan peraturan permaianan edukatif teka-teki silang untuk siklus 2. Presensi kehadiran dijalankan ketika proses pembelajaran sedang berlangsung. Kegiatan inti dilaksanakan selama 70 menit. Diawali dengan guru meminta siswa untuk duduk dalam kelompoknya masing-masing yang sudah dibagi dalam 6 kelompok. Masing-masing observer menempatkan dirinya sesuai dengan kelompok yang sudah dibagi oleh peneliti untuk

65 48 bertugas mencatat aktivitas siswa. Tiap observer membawa lembar observasi siswa dan call card sejumlah siswa dalam kelompok. Kemudian masing-masing siswa mengenakan call card sesuai dengan nomor presensinya. Kemudian guru meminta siswa untuk mengumpulkan LKS yang telah dikerjakan. Kegiatan inti dilanjutkan dengan guru memberikan pendahuluan atau pengantar materi yang akan dipelajari yaitu Protista Mirip Hewan (Protozoa) dengan menayangkan power point berisi ringkasan materi yang akan dibahas. Pengantar materi juga diselingi dengan tanya-jawab. Pencatatan aktivitas siswa dimulai sejak awal guru memberikan pendahuluan atau pengantar materi. Setelah pengantar materi, guru menyampaikan materi dengan permainan edukatif teka-teki silang selama 50 menit. Langkah-langkah kegiatannya : 1. Guru memberi instruksi untuk berkumpul di lapangan sepak bola 2. Tiap kelompok berdiri membentuk barisan di belakang garis 3. Tiap kelompok mendapatkan 1 kertas dengan 2 sisi. Sisi 1 adalah lembar TTS dan sisi 2 adalah lembar pertanyaan. Lembar TTS dan pertanyaan dibuat sama dengan kelompok lain tetapi berbeda warna kertasnya 4. Lembar TTS berada pada jarak ± 3 meter dari barisan 5. Ketika waktu dimulai, siswa pada barisan pertama berlari sejauh 3 meter untuk mengisi TTS. Pemain hanya boleh mengisi 1 pertanyaan dalam TTS 6. Jika pemain tidak mengetahui jawabannya, pemain dapat berlari ke belakang untuk meminta bantuan pada temannya

66 49 7. Setelah siswa mengisi TTS dengan benar (observer telah mencocokkan jawabannya dengan kunci jawaban), pemain tersebut kembali pada barisan paling belakang, kemudian dilanjutkan dengan pemain pada barisan depan. 8. Observer akan mencatat tiap siswa yang menjawab TTS, bertanya pada teman, dan menjawab pertanyaan yang diajukan teman 9. Setelah waktu yang ditentukan berakhir, maka berakhirlah permainan. kelompok yang dengan benar menjawab pertanyaan akan mendapatkan point. Kegiatan penutup dilaksanakan selama 10 menit. Kegiatan diakhiri dengan perhitungan jumlah skor yang diperoleh tiap kelompok. Kemudian guru memberikan penghargaan berupa reward dan tepuk tangan. Secara lisan guru meminta 2 wakil siswa menyampaikan tanggapannya mengenai pembelajaran dengan metode TTS dan merangkum butir-butir pembelajaran. Kegiatan dilanjutkan dengan guru memberikan arahan, pertemuan selanjutnya akan diadakan postest II. Gambar 4.4. Siswa Bermain Teka-Teki Silang di Siklus II

67 50 Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu, 10 November 2012 dengan waktu 2 jam pelajaran yaitu 90 menit. Guru memberikan arahan mengenai jalannya postest. Dilanjutkan dengan postest II selama 45 menit. Presensi kehadiran dijalankan ketika postest sedang berlangsung. Setelah itu, siswa diminta untuk mengisi lembar refleksi. Gambar 4.5. Siswa Mengerjakan Soal Postest Siklus II 3) Observasi (Observing) Pada tahap ini, peneliti dibantu oleb observer untuk mengobservasi tingkat aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Pengamatan tingkat aktivitas siswa dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat oleh peneliti dan dengan dokumentasi kegiatan. Masing-masing observer menempatkan dirinya sesuai dengan kelompok yang sudah dibagi oleh peneliti untuk bertugas mencatat aktivitas siswa. Tiap observer membawa lembar observasi siswa dan call card sejumlah siswa dalam kelompok untuk mempermudahkan dalam melihat aktivitas setiap siswa. Pencatatan aktivitas siswa dimulai sejak awal guru

68 51 memberikan pendahuluan atau pengantar materi hingga penerapan metode permainan edukatif TTS pada materi Protista 4) Evaluasi (Evaluating) Pada tahap ini, guru memberikan soal berupa tes evaluasi di akhir siklus sebagai aplikasi sejauh mana siswa memahami konsep-kosep yang telah diajarkan melalui permaianan edukatif TTS dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. Selanjutnya peneliti melakukan tabulasi dari hasil postest setiap siklus dan data dari lembar observasi yang diisi oleh observer dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Evaluasi hasil belajar dan aktivitas siswa pada setiap siklus adalah sebagai berikut : 1. Siklus I a. Hasil Pretest Berdasarkan data diketahui bahwa rata-rata nilai pretest siswa kelas X-7 adalah 35,27. Secara klasikal, siswa yang memperoleh nilai 70 hanya 1 orang siswa dengan persentase ketuntasan belajar 2,7 %. Selebihnya 36 orang siswa lainnya mendapat nilai 70 dengan persentase ketidaktuntasan belajar sebesar 97,3 %. Hasil pretest sebelum melakukan tindakan kelas adalah sebagai berikut:

69 52 Tabel 4.1. Hasil Pretest Siswa No Hasil Pretest Pencapaian 1. Nilai tertinggi Nilai terendah Rata-rata 35,27 4. Jumlah siswa yang tuntas belajar Jumlah siswa yang tidak tuntas belajar Persentase ketuntasan belajar secara klasikal 2,7 % b. Hasil Postest Siklus I Berdasarkan data diketahui nilai rata-rata kelas adalah 82,72. Secara klasikal, siswa yang memperoleh nilai 70 sebanyak 29 orang siswa dengan persentase ketuntasan belajar 78,38%. Siswa sebanyak 8 orang mendapatkan nilai 70 dengan persentase ketidaktuntasan belajar sebesar 21,62%. Hasil postest siklus I adalah sebagai berikut : Tabel 4.2. Hasil Postest Siklus I No Hasil Ulangan Harian Pencapaian 1. Nilai tertinggi Nilai terendah Rata-rata 82,72 4. Jumlah siswa yang tuntas belajar Jumlah siswa yang tidak tuntas belajar Persentase ketuntasan belajar secara klasikal 78,38%

70 53 c. Aktivitas Siswa Siklus I Perhitungan tingkat aktivitas siswa dimulai dari siswa yang memiliki kategori aktivitas baik hingga sangat baik. Berdasarkan data yang diperoleh, tingkat aktivitas siswa dalam bertanya dan menjawab pertanyaan masih tergolong rendah, hanya 19 siswa dengan persentase 51,35% yang memiliki minat tinggi dalam bertanya dan menjawab. Selebihnya, 18 siswa dengan persentase 48,65% kurang memiliki minat dalam bertanya maupun menjawab. Tingkat aktivitas siswa pada siklus I adalah sebagai berikut : Tabel 4.3. Tingkat Aktivitas siswa Siklus I Skala Skoring Jumlah Siswa Persentase 1. Aktivitas sangat rendah 5 13,53% 2. Aktivitas rendah 3 8,10% 3. Aktivitas cukup 10 27,02% 4. Aktivitas tinggi 8 21,63% 5. Aktivitas sangat tinggi 11 29,72% 2. Siklus II a. Hasil Postest Siklus II Berdasarkan data diketahui nilai rata-rata kelas adalah 88,64. Secara klasikal, siswa yang memperoleh nilai 70 sebanyak 34 orang siswa dengan persentase ketuntasan belajar 91,89 %. Siswa sebanyak 3 orang mendapatkan nilai 70 dengan persentase

71 54 ketidaktuntasan belajar sebesar 8,01 %. Hasil postest siklus I adalah sebagai berikut : Tabel 4.4. Hasil Postest Siklus II No Hasil Ulangan Harian Pencapaian 1. Nilai tertinggi Nilai terendah Rata-rata 88,64 4. Jumlah siswa yang tuntas belajar Jumlah siswa yang tidak tuntas belajar Persentase ketuntasan belajar secara klasikal 91,89 % b. Aktivitas Siswa Siklus II Perhitungan tingkat aktivitas siswa dimulai dari siswa yang memiliki kategori aktivitas baik hingga sangat baik. Berdasarkan data yang diperoleh, tingkat aktivitas siswa dalam bertanya dan menjawab pertanyaan selama proses pembelajaran sudah mencapai target yang diharapkan sebesar 80% siswa aktif. Dimana 32 siswa sudah berani bertanya dan menjawab pertanyaan selama proses pembelajaran dengan persentase 86,50%. Selebihnya, 5 siswa dengan persentase 13,50% masih kurang memiliki minat dalam bertanya maupun menjawab. Tingkat aktivitas siswa pada siklus II adalah sebagai berikut :

72 55 Tabel 4.5. Tingkat Aktivitas siswa Siklus II Skala Skoring Jumlah Siswa Persentase 1. Aktivitas sangat rendah Aktivitas rendah 2 5,40 % 3. Aktivitas cukup 3 8,10 % 4. Aktivitas tinggi 9 24,33 % 5. Aktivitas sangat tinggi 23 62,17 % c. Hubungan Aktivitas dengan Hasil Belajar Alat bantu analisis dengan menggunakan software MS Exel 2007 untuk mengetahui hubungan antara aktivitas siswa dengan hasil belajar. Penghitungan hubungan antara aktivitas dengan hasil belajar menggunakan uji korelasi koefisien Pearson pada level signifikan α 0,05. Nilai koefisien korelasi (r obs ) adalah 0,51 dan nilai koefisien critical (r crit ) adalah 0,325 (menurut tabel korelasi). Dari peghitungan menunjukkan adanya hasil yang signifikan yaitu r obs > r crit dengan perolehan hasil penghitungan 0,51 > 0,325 maka dapat disimpulkan adanya korelasi positif antara peningkatan aktivitas dengan hasil belajar siswa kelas X-7. yaitu semakin tinggi aktivitas siswa maka semakin tinggi pula hasil belajarnya.

73 56 5) Refleksi (Reflecting) a. Refleksi Siklus I Dilihat dari data hasil tes evaluasi dan tingkat aktivitas akhir siklus I, hasilnya belum memuaskan karena target belum tercapai yaitu untuk tes evaluasi memiliki target ketuntasan sebesar 80% sedangkan hasil tes evaluasi yang didapat adalah 78,38% siswa yang tuntas KKM. Tingkat aktivitas memiliki target yang sama yaitu sebesar 80% sedangkan hasil akhir tingkat aktivitas siswa aktif yang didapat adalah 51,35%. Setelah melakukan analisis nilai rata-rata, didapatkan nilai rata-rata kelas sebesar 82,72 yang artinya nilai ratarata kelas sudah mencapai target yaitu 80. Kegiatan Siklus I berjalan kurang maksimal pada saat proses atau cara kerja permainan TTS yang diadakan pada siklus I. Dimana peneliti kurang mengadakan simulasi dengan guru Biologi, sehingga pelaksanaan dalam penerapan metode permaian edukatif TTS pada sub materi alga kurang berjalan optimal. Pada awal proses permainan TTS, guru meminta peneliti untuk mengulang penjelasan cara kerja permainan TTS kepada siswa kelas X-7. Selebihnya, guru dapat menjalankan kegiatan sesuai skenario yang telah dibuat oleh peneliti. Berdasarkan hasil tanggapan siswa mengenai permainan TTS pada siklus I. Siswa sangat senang, antuasias, dan merasa tertantang untuk mengisi kotak-kotak yang ada di depan kelas. Hanya saja, media yang dibuat kurang besar sehingga kurang tampak dari belakang. Tetapi sebelumnya, peneliti juga menyiapkan duplikat media dalam selembar kertas untuk dibagikan pada tiap kelompok.

74 57 Sehingga ketika pertanyaan dilontarkan, kelompok dapat melihat kotak-kotak sesuai pertanyaan yang dilontarkan pada kertas media yang disiapkan di mejanya. Pada siklus I ini didapatkan kelebihan dan kekurangan dalam permainan TTS. Kelebihan yang dapat dirasakan adalah adanya peningkatan aktivitas di mana suasana kelas menjadi lebih hidup, siswa berani mengutarakan pendapatnya, siswa dapat menjalin kerjasama, dan siswa merasa tertantang untuk mengisi kotak-kotak kosong yang ada di media TTS sehingga ingatan dan pengetahuan siswa dapat terbantu dengan adanya permainan TTS ini. Kekurangan pada siklus I yaitu media yang dibuat kurang besar sehingga kurang jelas dari belakang. Masih adanya siswa yang kurang termotivasi untuk ikut serta dalam proses pembelajaran dimana beberapa siswa masih diam dan kurang antusias seperti teman-teman lainnya. Di sisi lain, karena terlalu antusias dalam bermain kondisi kelas menjadi kurang terkontrol yaitu siswa terlalu ribut. Pada awal proses permainan TTS, guru meminta peneliti untuk mengulang penjelasan cara kerja permainan TTS kepada siswa kelas X-7 sehingga tampak kurangnya komunikasi antara peneliti dan guru yang bersangkutan. Berdasarkan refleksi siklus I, didapatkan nilai rata-rata sudah mencapai target penelitian, namun hasil belajar dan aktivitas siswa belum mencapai target. Sehingga perlu diadakannya tindak lanjut pada siklus II untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa kelas X-7. Langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah peneliti akan mengadakan simulasi siklus II pada guru Biologi agar tidak

75 58 terjadi salah konsep dan siklus II dapat berjalan lebih baik dari siklus I. Guru dapat lebih memberikan motivasi kepada siswa agar lebih serius dan percaya diri dalam mengungkapkan pendapatnya terutama bagi siswa yang kurang memiliki antusias tinggi. Pelaksanaan siklus II akan dilaksanakan di halaman lapangan sepak bola agar siswa dapat lebih leluasa dan tidak mengganggu kelas lain pada saat jam pelajaran berlangsung. Media yang akan dibuat pada siklus II yaitu setiap kelompok akan mendapatkan 1 media sehingga penilaian aktivitas tiap siswa dapat lebih mudah dilakukan. b. Refleksi Siklus II Dilihat dari data hasil tes evaluasi dan tingkat aktivitas akhir siklus II, hasilnya memuaskan karena target sudah tercapai yaitu untuk tes evaluasi memiliki target ketuntasan sebesar 80% dan hasil tes evaluasi yang didapat adalah 91,89% siswa yang tuntas KKM. Tingkat aktivitas memiliki target yang sama yaitu sebesar 80% dan hasil akhir tingkat aktivitas siswa aktif yang didapat adalah 86,50 %. Setelah melakukan analisis nilai rata-rata, didapatkan nilai rata-rata kelas sebesar 88,64 yang artinya nilai rata-rata kelas sudah mencapai target yang diharapkan yaitu 80. Pada siklus II, guru sudah melakukan kegiatan dengan baik. Guru dapat menyampaikan proses permainan TTS kepada siswa dengan baik. Guru juga lebih dapat memotivasi siswa dalam belajar dan mengungkapkan pendapat. Guru lebih dekat dengan siswa dan

76 59 dengan kedekatan itu, siswa juga merasa terbimbing oleh guru. Guru terlihat lebih nyaman dalam melaksanakan kegiatan pada siklus II. Di siklus II ini, siswa dapat dengan leluasa dan lebih antusias dalam melaksanakan kegiatan. Siswa terlihat lebih percaya diri dalam mengungkapkan pendapat. Siswa dapat menghargai pendapat teman dan menjalin hubungan kerjasama yang baik antar teman. Siswa dapat lebih menerima materi dengan baik. Bagian yang menarik dari siklus II yaitu siswa terlihat sangat antusias dalam kompetisi permainan TTS. Meski waktu yang ditentukan telah habis, siswa masih saja ingin bermain. Kerjasama yang terbina pada siklus II membuat siswa lebih terbantu dalam memahami materi. Siswa lebih aktif bertanya kepada teman dan berusaha menjawab pertanyaan yang diajukan temannya dalam satu kelompok. Setiap kali siswa bertanya, semua teman dalam satu kelompoknya berusaha untuk mencari jawaban dalam buku atau handout yang dipegangnya. Semua siswa berperan aktif dalam kelompok dan saling membantu untuk lebih memahami materi pada siklus II. Hasil analisis peneliti menunjukkan bahwa siklus II mengalami peningkatan dalam hal hasil belajar dan aktivitas siswa di kelas dibandingkan dengan siklus sebelumnya. Hasil tersebut telah memenuhi target ataupun standar penelitian tindakan kelas yang ditargetkan dalam penelitian. Sehingga tidak perlu diadakan pertambahan siklus pada kegiatan selanjutnya. Kegiatan selanjutnya dapat diisi oleh guru dengan materi baru pada bab selanjutnya.

77 60 B. Pembahasan Pembahasan dalam penelitian ini merupakan hasil observasi selama penelitian berlangsung. Proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik apabila terjadi interaksi yang baik pula antara guru dengan siswa. Guru harus mampu menentukan langkah-langkah atau metode yang tepat dalam pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal. Proses pembelajaran dapat dikatakan berjalan optimal apabila siswa dan guru berperan aktif saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Baik siswa sebagai pusat kegiatan belajar mengajar dan guru sebagai fasilitator. Keaktifan ini akan berpengaruh pada hasil belajar siswa, sehingga proses pembelajaran menjadi semakin meningkat dan berkualitas. Selama penelitian ini berlangsung, menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II. Aktivitas siswa di kelas sangat mempengaruhi proses belajar mengajar. Aktivitas siswa di dalam proses pembelajaran dapat mendukung terciptanaya situasi belajar aktif. Dengan demikian, aktivitas menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Hasil penghitungan dengan korelasi koefisien Pearson menunjukkan adanya korelasi positif antara peningkatan aktivitas dengan hasil belajar siswa kelas X-7 yaitu semakin tinggi aktivitas siswa maka semakin tinggi pula hasil belajarnya.

78 61 1) Peningkatan Hasil Belajar Peningkatan hasil belajar ditunjukkan dengan adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas KKM dan nilai rata-rata kelas dari siklus I ke siklus II. a. Ketuntasan Secara Klasikal Secara klasikal, hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari postest siklus I dan postest siklus II. Pada postest siklus I, siswa yang tuntas KKM sebanyak 29 siswa dengan persentase 78,38%. Dari siklus I mengalami peningkatan pada siklus II yaitu sebanyak 34 siswa yang tuntas KKM dengan persentase 91,89%. Analisis data menunjukkan bahwa hasil belajar secara klasikal sudah mencapai target atau standar penelitian tindakan kelas yang ditetapkan dalam penelitian yaitu sekurang-kurangnya 80% siswa yang tuntas KKM dan mendapatkan nilai 70. Peningkatan hasil belajar klasikal dapat dilihat pada gambar berikut ini : Siklus I Siklus II Gambar 4.6. Hasil Belajar Klasikal Siswa Kelas X-7

79 62 b. Nilai Rata-Rata Kelas Semakin banyak siswa yang tuntas KKM pada siklus II berpengaruh pada nilai rata-rata kelas. Nilai rata-rata kelas pada siklus I yaitu 82,72 dan mengalami peningkatan nilai rata-rata kelas pada siklus II yaitu 88,64. Dari analisis data siklus I dan siklus II didapatkan bahwa nilai rata-rata sudah mencapai target atau standar penelitian tindakan kelas yang ditargetkan dalam penelitian yaitu 80. Peningkatan nilai rata-rata dari siklus I ke siklus II dapat dilihat pada gambar berikut ini : Siklus I Siklus II Gambar 4.7. Nilai Rata-Rata Siswa Kelas X-7 2) Peningkatan Aktivitas Peningkatan aktivitas siswa dilihat dari hasil observasi yang mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Tingkat aktivitas siswa pada siklus I sebesar 51,35% dan mengalami peningkatan pada siklus II yaitu sebesar 86,50 %. Dari hasil analisis data siklus I dan siklus II didapatkan bahwa

80 63 tingkat aktivitas siswa sudah mencapai target atau standar penelitian tindakan kelas yang ditargetkan dalam penelitian yaitu sekurangkurangnya 80% siswa aktif. Peningkatan aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II dapat dilihat pada gambar berikut ini : Siklus I Siklus II Gambar 4.8. Aktivitas Siswa Kelas X-7 3) Pengaruh Peningkatan Aktivitas dengan Hasil Belajar Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh data peningkatan aktivitas dan hasil belajar pada materi Protista. Setelah mengetahui adanya peningkatan maka perlu juga diketahui ada atau tidak pengaruh peningkatan aktivitas terhadap hasil belajar siswa. Untuk itu, dilakukan penghitungan dengan menggunakan uji korelasi koefisien Pearson untuk mengetahui hubungan antara peningkatan aktivitas terhadap hasil belajar dengan. Kemudian analisa korelasi dilakukan dengan menggunakan uji hipotesis pada level signifikan α 0,05. Uji hipotesis yang dilakukan adalah sebagai berikut :

81 64 1. Ho : ρ = 0 ; tidak ada pengaruh atau hubungan antara peningkatan aktivitas dengan hasil belajar siswa 2. Hi : ρ 0. ; ada pengaruh atau hubungan antara peningkatan aktivitas dengan hasil belajar siswa Hasil penghitungan dengan korelasi koefisien Pearson menunjukkan adanya pengaruh peningkatan aktivitas dengan hasil belajar siswa yang ditunjukkan dengan nilai korelasi sebesar 0,51. Artinya, koefisien korelasi antara aktivitas dengan hasil belajar cukup kuat. Dengan adanya peningkatan aktivitas siswa maka akan berpengaruh juga pada peningkatan hasil belajar siswa. Rentang nilai korelasi dapat dijelaskan sebagai berikut : Grafik di atas menunjukkan adanya arah hubungan. Tanda plus (+) menandakan hubungan yang positif atau searah dan tanda minus (-) menandakan hubungan yang negatif atau berlawanan. Sebagai pedoman sederhana, angka korelasi diatas 0,5 menunjukkan korelasi yang cukup kuat, sedangkan di bawah 0,5 menunjukkan korelasi yang lemah. Setelah mengetahui korelasi maka langkah selanjutnya adalah melakukan analisis signifikasi mengenai pengaruh peningkatan aktivitas terhadap hasil belajar dengan ketentuan : 1. Jika r obs > r crit, maka signifikan 2. Jika r obs < r crit, maka tidak signifikan

82 65 Berdasarkan analisis uji hipotesis antara peningkat aktivitas dengan hasil belajar pada level signifikan α 0,05 menunjukkan adanya hasil yang signifikan yaitu r obs > r crit dengan perolehan hasil penghitungan 0,51 > 0,325. Dengan demikian nilai koefisien korelasi (r obs ) lebih besar dari nilai koefisien critical (r crit ) maka, hipotesa peneliti dapat diterima. Ini berarti terdapat korelasi positif antara peningkatan aktivitas dengan hasil belajar siswa kelas X-7. Gambar 4.9. Korelasi Peningkatan Aktivitas dengan Hasil Belajar Korelasi positif antara peningkatan aktivitas siswa dengan hasil belajar adalah semakin tinggi aktivitas siswa maka semakin tinggi pula hasil belajarnya. Aktivitas siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang

83 66 mengarah pada proses belajar dalam hal ini aktivitas yang dimaksud adalah aktivitas bertanya dan menjawab pertanyaan. Aktivitas siswa di dalam proses pembelajaran dapat mendukung terciptanaya situasi belajar aktif. Adanya aktivitas bertanya dan menjawab pertanyaan dapat membantu siswa untuk menggali semua aspek materi yang sudah dipelajarinya baik yang sudah dimengerti ataupun yang belum dimengerti. Dengan siswa bertanya, maka siswa akan mendapat jawaban dari kesulitannya, sehingga siswa akan terbantu dalam memahami materi. Dengan siswa menjawab pertanyaan, maka siswa semakin menggali apa yang ia ketahui, sehingga akan semakin luas pengetahuan yang ia miliki. Semakin siswa aktif dalam hal bertanya dan menjawab pertanyaan dalam proses pembelajaran, maka semakin banyak wawasan atau pengetahuan yang ia dapatkan. Aktivitas menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Aktivitas ini merupakan prinsip yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar. Situasi belajar aktif dapat merangsang siswa untuk lebih eksplor dalam proses pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajarnya. Dengan demikian peningkatan aktivitas siswa akan berjalan bersamaan dengan peningkatan hasil belajar siswa di dalam kelas. 4) Kendala dan Upaya dalam Pelaksanaan Penelitian Hasil observasi awal pada siklus I menunjukkan bahwa kegiatan belajar mengajar belum berjalan optimal. Hal tersebut terlihat dari ketuntasan klasikal dan aktivitas siswa yang belum mencapai target penelitian. Pada pelaksanaan siklus I, peneliti kurang mengadakan simulasi

84 67 yang baik dengan guru Biologi, sehingga pelaksanaan dalam penerapan metode permaian edukatif TTS kurang berjalan optimal. Media TTS yang dibuat kurang besar sehingga kurang nampak jelas dari belakang. Masih adanya siswa yang kurang termotivasi untuk ikut serta dalam proses pembelajaran dimana beberapa siswa masih diam dan kurang antusias seperti teman-teman lainnya. Kurangnya kesiapan siswa dalam membaca materi sebelum mengisi TTS. Siswa dan guru mengalami hambatan karena belum terbiasa dengan matode permainan edukatif TTS. Hasil observasi pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa. Hal tersebut terlihat dari ketuntasan klasikal, nilai rata-rata kelas dan aktivitas siswa sudah mencapai target penelitian karena didukung oleh beberapa faktor. Pada siklus II guru lebih dapat menyampaikan proses permainan TTS kepada siswa dengan baik, sehingga guru terlihat lebih nyaman dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di siklus II. Dengan permainan TTS yang di adakan di lapangan bola, hubungan guru dengan siswa lebih dekat, sehingga siswa merasa lebih terbimbing oleh guru. Siswa juga lebih termotivasi, antusias, dan leluasa dalam melaksanakan kegiatan kompetisi mengisi TTS di lapangan bola. Adrenalin siswa semakin terpacu sehingga siswa lebih bersemangat. Selain itu, kerjasama yang terbina pada siklus II membuat siswa lebih terbantu dalam memahami materi. Semua siswa berperan aktif dalam kelompok, siswa lebih aktif bertanya kepada teman dan berusaha menjawab pertanyaan yang diajukan temannya dalam satu kelompok. Pembelajaran yang dikemas dalam bentuk permainan dapat merangsang daya pikir siswa kelas X-7. Permainan edukatif TTS tidak

85 68 hanya memberikan aktifitas tambahan untuk bergembira semata, tetapi dapat dijadikan pembelajaran dan pengajaran yang bertujuan memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih berkonsentrasi dalam memecahkan masalah yang ada di materi Protista. Aplikasi permainan yang tepat pada proses pembelajaran dapat menciptakan hubungan belajar yang lebih fleksibel antar siswa dan guru serta melatih berbagai kecakapan berpikir siswa. Permainan secara efektif mampu mengubah dinamika kelas dan menciptakan kemauan yang lebih besar untuk belajar dan bersikap. Selama proses pembelajaran di kelas X-7, siswa sering kali mengalami macet dalam mengisi TTS dan beberapa pertanyaan tidak dapat dijawab. Hal tersebut bukan merupakan kekurangan, justru dengan hal tersebut siswa akan lebih terpacu dan tertantang untuk mencari jawaban pertanyaan dalam TTS dengan bertanya kepada teman sekelompoknya. Di lain kesempatan siswa juga mencari literatur yang dapat membantunya dalam memecahkan jawaban tersebut, baik dari buku ataupun internet. Hal ini akan mendorong siswa lebih bereksplorasi dalam proses pembelajaran dan memancing siswa lebih aktif di dalam kelas. Pembelajaran dengan Permainan Edukatif TTS dapat mengoptimalkan proses pembelajaran yang berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa secara kognitif dan peningkatan aktivitas siswa secara psikomotorik. Indikator dalam penelitian tindakan kelas ini merupakan tolak ukur dari keberhasilan penelitian tindakan kelas. Belum tercapainya indikator dalam penelitian ini disebabkan masih adanya kendala yang dihadapi pada siklus I yaitu :

86 69 1. Tujuan pembelajaran belum tersampaikan dengan baik karena kurangnya komunikasi atau simulasi antara peneliti dengan guru 2. Kurangnya kesiapan siswa dalam membaca materi, sehingga banyak TTS yang kosong pada siklus I 3. Media TTS yang dibuat untuk kelas kurang besar, sehingga nampak kurang jelas dari belakang 4. Suasana kelas belum terkendali, karena masih ada siswa yang tidak memperhatikan selama pembelajaran 5. Siswa dan guru mengalami hambatan karena belum terbiasa dengan matode permainan edukatif TTS. Kendala-kendala yang dialami pada siklus I dapat diatasi dengan baik karena adanya kerja sama yang cukup baik antara guru dengan siswa, sehingga dapat terjalin interaksi yang baik. Interaksi guru dan siswa membuat pembelajaran berjalan dengan baik dan lancar. Pada pelaksanaan pembelajaran siklus II, peneliti dan guru berusaha untuk melakukan perbaikan. Upaya-upaya tersebut dilakukan untuk lebih mengoptimalkan proses pembelajaran. Upaya-upaya yang telah dilakukan yaitu : 1. Mempersiapkan serta merencanakan pelaksanaan pembelajaran dengan sebaik mungkin 2. Guru memberikan pengarahan dan motivasi kepada siswa, agar siswa lebih memperhatikan dalam proses pembelajaran 3. Guru memahami rencana pelaksanaan pembelajaran dan membimbing siswa untuk menerapkannya

87 70 Proses belajar mengajar menggunakan metode permainan edukatif TTS pada materi Protista merupakan suatu pendekatan yang mengarahkan pada suatu pembelajaran yang mengaktifkan siswa dalam kelompok. Upaya-upaya dalam pembelajaran yang sudah dilakukan membawa perubahan ke arah yang lebih baik. Perubahan yang dirasakan yaitu : 1. Guru terlihat lebih nyaman dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran 2. Mengubah dinamika kelas menjadi lebih aktif 3. Hubungan guru dengan siswa lebih dekat 4. Siswa lebih termotivasi dan antusias mengikuti pembelajaran 5. Siswa terlihat lebih percaya diri dalam mengungkapkan pendapat 6. Siswa dapat menghargai pendapat teman dan menjalin hubungan kerjasama yang baik antar teman 7. Mendorong siswa lebih bereksplorasi dalam proses pembelajaran. 8. Semakin bayak siswa mengisi TTS, maka semakin banyak kosa kata baru yang diperolehnya, sehingga menambah perbendaharaan kata terutama nama-nama ilmiah yang ada di materi Protista. Pembelajaran dengan menggunakan metode permainan edukatif TTS dapat dijadikan suatu alternatif untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan optimal. Penerapan metode permainan edukatif TTS dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa kelas X-7 SMA Kolese De Britto Yogyakarta pada Materi Protista.

88 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan bahwa permainan edukatif TTS dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa kelas X-7 SMA Kolese De Britto Yogyakarta pada materi Protista. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan pada hasil belajar dan aktivitas siswa di kelas. Secara klasikal, jumlah siswa yang tuntas KKM pada siklus I sebesar 78,38% dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 91,89%. Nilai ratarata kelas siklus I sebesar 82,72 dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 88,64. Aktivitas siswa pada siklus I sebesar 51,35% dan mengalami peningkatan pada siklus II yaitu menjadi 86,50 %. Hasil penghitungan dengan korelasi koefisien Pearson menunjukkan adanya pengaruh atau hubungan antara peningkatan aktivitas dengan hasil belajar siswa yang ditunjukkan dengan nilai korelasi sebesar 0,51. Hasil analisis uji korelasi pada level signifikan α 0,05 menunjukkan adanya hasil yang signifikan yaitu r obs > r crit dengan perolehan hasil penghitungan 0,51 > 0,325. Ini berarti terdapat korelasi positif antara peningkatan aktivitas dengan hasil belajar siswa kelas X-7 yaitu semakin tinggi aktivitas siswa maka semakin tinggi pula hasil belajarnya. 71

89 72 B. Saran Untuk lebih meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses pembelajaran yaitu : 1. Memaksimalkan simulasi pelaksanaan penelitian di setiap siklus antara peneliti dengan guru agar tujuan pembelajaran tersampaikan dengan baik 2. Siswa dikondisikan sudah membaca materi terlebih dahulu sebelum mengisi TTS, sehingga TTS dapat terisi dengan baik 3. Melakukan penelitian yang sejenis dengan memperhitungkan alokasi waktu sehingga akan diperoleh hasil yang lebih maksimal, agar siswa dapat menyelesaikan seluruh pertanyaan yang ada dalam TTS 4. Dalam pembuatan TTS menggunakan crossword software sehingga mempermudah untuk menyiapkan instrumen dan media TTS. 5. Guru dapat memanfaatkan sarana lain di luar kelas yang dapat mendukung jalannya proses pembelajaran dengan metode permainan edukatif TTS agar siswa lebih leluasa dan antusias dalam berkompetisi 6. Peneliti dapat mengadakan penelitian tindakan kelas yang lain untuk materi, kelas, dan permasalahan yang lainnya guna melakukan perbaikan pada proses pembelajaran di kelas 7. Untuk pengembangan selanjutnya disarankan agar media TTS ini dikembangkan untuk tema-tema yang lain dengan bentuk materi dan latihan yang lebih variatif 8. Mengingat pembelajaran menggunakan permainan edukatif TTS dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa, disarankan untuk menjadi alternatif metode pembelajaran. Namun, dalam proses belajar mengajar harus disesuaikan dengan materi dan kondisi sekolah

90 DAFTAR PUSTAKA Hamalik, Oemar., 2001, Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta, Hal Karyos, dan Nia, 2012, Teka-Teki Silang Interaktif, Media cerdas, Jakarta, Hal Kurniasih, Imas., 2012, Kumpulan Permainan Interaktif untuk Meningkatkan Kecerdasan Anak, Cakrawala, Yogyakarta, Hal. 25. Manurung, M., 2008, Penelitian Tindakan Kelas (PTK), PT Grasindo, Jakarta, Hal ; Pratiwi, D.A. & Maryati, Sri., 2012, Biologi untuk SMA/MA Kelas X, Erlangga, Jakarta, Hal Purwanto, Susilo., 2012, Buku Game Edukatif, DIVA Press, Yogjakarta, Hal. 23. Rahayu, Titik Dwi., 2008, Penerapan Metode Pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) dengan Media TTS (Teka Teki Silang) untuk Perbaikan Proses Pembelajaran Biologi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 7 Surakarta, PENERAPAN-METODE-PEMBELAJARAN-TGT.pdf, diakses tanggal 15 september Rahmawati, Nailur., 2011, Metode Permainan Edukatif, DIVA Press, Jogjakarta, Hal. 7. Rustana, C.E., 2002, Pembelajaran dan Pengajaran Kontekstual, Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta, Hal. 18. Slamento, 2010, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, PT Rineka Cipta, Jakarta, Hal. 1-5 ; Sudjana, Nana., 2000, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru, Bandung, Hal ; 21. Suparno, Paul., 2011, Pengantar Statistika untuk Pendidikan dan Psikologi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, Hal Syariah, 2009, Manfaat Permainan Edukatif, diakses tanggal 15 September Winkel, W.S., 2004, Psikologi Pengajaran, Media Abadi, Yogyakarta, Hal. 57. Zainal, Arifin., 2009, Evaluasi Pembelajaran, Remaja Rosdakarya, Bandung, Hal

91 LAMPIRAN

92 Lampiran 1 74 SILABUS KEGIATAN PEMBELAJARAN SIKLUS I SEKOLAH MATA PELAJARAN KELAS/SEMESTER STANDAR KOMPETENSI ALOKASI WAKTU : SEKOLAH MENENGAH ATAS KOLESE DE BRITTO : BIOLOGI : X (SEPULUH)/I : 2. Memahami prinsip-prinsip pengelompokan makhluk hidup : 4 45 menit Kompetensi Materi Pokok Dasar 2. 3 Menyajikan 1. Pengelompokan ciri-ciri umum alga filum dalam 2. Ciri setiap kelompok alga kingdom 3. Peranan alga bagi Protista dan kehidupan peranannya bagi kehidupan Indikator 1. Menjelaskan pengelompokan alga 2. Menjelaskan ciri setiap kelompok alga 3. Menjelaskan peranan alga bagi kehidupan Kegiatan Pembelajaran 1. Pretest (alga dan protozoa) 2. Pengantar sub materi alga 3. Tanya jawab 4. Diskusi untuk mendalami sub materi alga dengan bermain teka-teki silang 5. Penugasan melalui LKS 6. Postest I : Sub materi Alga Penilaian 1. Tes Evaluasi 2. Aktivitas siswa Alokasi waktu 4 45 menit Alat/Bahan/Sumber Belajar 1. Sumber : Buku Biologi kelas X, buku lain yang berkaitan dengan materi Protista, handout, LKS, internet 2. Alat Laptop, viewer, alat tulis 3. Bahan Callcard, kartu soal, kartu poin, media TTS, lembar pretest, lembar postest I, lembar observasi aktivitas siswa, lembar refleksi.

93 Lampiran 2 75 SILABUS KEGIATAN PEMBELAJARAN SIKLUS II SEKOLAH MATA PELAJARAN KELAS/SEMESTER STANDAR KOMPETENSI ALOKASI WAKTU : SEKOLAH MENENGAH ATAS KOLESE DE BRITTO : BIOLOGI : X (SEPULUH)/I : 2. Memahami prinsip-prinsip pengelompokan makhluk hidup : 3 45 menit Kompetensi Dasar 2. 3 Menyajikan ciri-ciri umum filum dalam kingdom Protista dan peranannya bagi kehidupan Materi Pokok 1. Pengelompokan protozoa 2. Ciri setiap kelompok protozoa 3. Peranan protozoa bagi kehidupan Indikator 1. Menjelaskan pengelompokan protozoa 2. Menjelaskan ciri setiap kelompok protozoa 3. Menjelaskan peranan protozoa bagi kehidupan Kegiatan Pembelajaran 1. Pengantar sub materi protozoa 2. Tanya jawab 3. Diskusi untuk mendalami sub materi protozoa dengan bermain teka-teki silang 4. Penugasan melalui LKS 5. Postest II : Sub materi Protozoa Penilaian 1. Tes Evaluasi 2. Aktivitas siswa Alokasi waktu 3 45 menit Alat/Bahan/Sumber Belajar 1. Sumber : Buku Biologi kelas X, buku lain yang berkaitan dengan materi Protista, handout, LKS, internet 2. Alat Laptop, viewer, alat tulis 3. Bahan Callcard, media TTS, lembar postest II, lembar observasi aktivitas siswa, lembar refleksi.

94 Lampiran 3 76 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Biologi Kelas / Semester : X / I Alokasi Waktu : 3x pertemuan A. Standar Kompetensi 2. Memahami prinsip-prinsip pengelompokan makhluk hidup B. Kompetensi Dasar 2.3 Menyajikan ciri-ciri umum filum dalam kingdom Protista dan peranannya bagi kehidupan. C. Indikator Kognitif Produk 1. Menjelaskan pengelompokan alga 2. Menjelaskan ciri dari masing-masing kelompok alga 3. Menjelaskan peranan dari masing-masing kelompok alga Kognitif Proses 1. Mengidentifikasi pengelompokan alga 2. Menganalisis ciri dari masing-masing kelompok alga 3. Mengidentifikasi peranan dari masing-masing kelompok alga Psikomotor Memainkan permainan teka-teki silang (TTS) Afektif Karakter 1. Serius dalam mengerjakan LKS 2. Berani dan percaya diri dalam bertanya dan menjawab pertanyaan 3. Jujur dalam mengerjakan soal pretest dan soal evaluasi siklus 1 (Post test)

95 77 Afektif Sosial Berdiskusi dengan semangat kerja sama dan saling menghargai pendapat teman D. Tujuan Pembelajaran Kognitif Produk 1. Setelah diskusi, tanya jawab, dan memainkan TTS, siswa dapat menjelaskan pengelompokan alga 2. Setelah diskusi, tanya jawab, dan memainkan TTS, siswa dapat menjelaskan ciri dari masing-masing kelompok alga 3. Setelah diskusi, tanya jawab, dan memainkan TTS, siswa dapat menjelaskan peranan dari masing-masing kelompok alga Kognitif Proses 1. Setelah mengerjakan LKS dan memainkan TTS, siswa dapat mengidentifikasi pengelompokan alga 2. Setelah mengerjakan LKS dan memainkan TTS, siswa dapat menganalisis ciri dari masing-masing kelompok alga. 3. Setelah mengerjakan LKS dan memainkan TTS, siswa dapat mengidentifikasi peranan dari masing-masing kelompok alga Psikomotorik Melalui media yang dibuat, siswa dapat memainkan permainan teka-teki silang Afektif Karakter 1. Melalui kegiatan yang dirancang guru, siswa dapat mengerjakan LKS dengan serius 2. Secara pribadi, siswa dapat berani dan percaya diri dalam bertanya dan menjawab pertanyaan 3. Melalui pretest dan postest, siswa dapat mengerjakan soal dengan jujur Afektif Sosial Melalui diskusi mengerjakan LKS dan memainkan permainan teka-teki silang, siswa dapat berdiskusi dengan semangat kerja sama dan saling menghargai pendapat teman.

96 78 E. Materi Pembelajaran 1. Pengelompokan alga 2. Ciri-ciri alga 3. Peranan alga F. Model dan Metode Pembelajaran 1. Model Pembelajaran : Pembelajaran kooperatif, permainan edukatif TTS 2. Metode Pembelajaran : Ceramah, tanya jawab, diskusi, penugasan (LKS), permainan teka-teki silang (TTS). G. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan 1 ( 1x45 menit ) Kegiatan (Waktu) Fase Pendahuluan Melakukan apersepsi, (5 menit) menyampaikan tujuan, Inti Mengorganisasikan (30 Menit) siswa Penghargaan Penutup dan Pengarahan untuk (10 Menit) pertemuan selanjutnya Kegiatan Guru dan Siswa Guru memeriksa kesiapan siswa Guru menjelaskan tujuan diadakannya pretest Mengorganisasikan siswa untuk mengerjakan soal pretest Protista (alga dan protozoa) Memberikan penghargaan : tepuk tangan, kesan memotivasi siswa, ucapan terimakasih. Guru memberikan handout materi alga Memberi tugas untuk mengerjakan LKS dan membaca materi alga.

97 79 Kegiatan 2 ( 2x45 menit ) Kegiatan Fase (Waktu) Melakukan apersepsi, Pendahuluan menyampaikan tujuan, (10 menit) dan memotivasi siswa Mengorganisasikan siswa Pengantar materi Inti (70 Menit) Pelaksanaan Kegiatan Guru dan Siswa Guru memeriksa kesiapan siswa Guru mensosialisasi metode permainan edukatif teka-teki silang (TTS) yang akan digunakan Guru menjelaskan tujuan dan manfaat pembelajaran dengan menggunakan metode permainan edukatif teka-teki silang (TTS) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran Mengorganisasikan siswa untuk mengumpulkan LKS Guru menjelaskan materi alga Tanya jawab guru dengan siswa Membimbing siswa duduk dalam kelompok ( 6 kelompok ) Mendengarkan intruksi permainan TTS : 1. Wakil kelompok mengambil kartu pertanyaan TTS. Masingmasing kelompok mendapat 8 kartu.. 2. Posisi kartu yang dibuka adalah bagian yang berisi keterangan jenis soal bukan isi pertanyaannya ( tiap kelompok tidak diperbolehkan untuk melihat isi pertanyaan ) 3. Ketika guru memberikan perintah,

98 80 Kegiatan (Waktu) Penutup (10 Menit) Fase Penghargaan dan Evaluasi Kegiatan Guru dan Siswa misal : 2 mendatar 4. Kelompok yang mendapat kartu 2 mendatar bertugas untuk mendekte pertanyaan yang diajukan untuk semua kelompok. 5. Kelompok yang dengan benar menjawab pertanyaan tersebut ( jawaban telah diterima guru ) dapat mengisinya di media TTS depan kelas 6. Kelompok yang salah menjawab tidak boleh menjawab lagi dan akan dilempar pada kelompok lain, 7. Kelompok yang berhasil menjawab pertanyaan dengan benar akan mendapatkan point sesuai dengan nilai yang tertera di kartu soal tersebut 8. Kelompok yang menjadi juara 1,2,dan 3 mendapatkan reward Memberikan penghargaan : tepuk tangan, kesan memotivasi siswa dengan memberikan reward kepada juara 1, 2, dan 3 yang berhasil dalam permainan TTS. Membimbing siswa merangkum butir-butir pembelajaran Mengajak siswa merefleksikan hasil belajarnya

99 81 Kegiatan 3 Kegiatan (Waktu) Pendahuluan (5 menit) Inti (35 menit) Penutup (5 Menit) Fase Pengantar Mengorganisasikan siswa Penghargaan dan Pengarahan untuk pertemuan selanjutnya Kegiatan Guru dan Siswa Guru memberikan arahan mengenai jalannya postest Mengorganisasikan siswa untuk mengerjakan soal postest I Memberikan motivasi kepada siswa Guru memberi handout materi protozoa untuk pembelajaran berikutnya Memberi tugas untuk membaca materi protozoa dan mengerjakan LKS protozoa. H. Sumber Belajar 1. Buku Biologi SMA Jilid I Kelas X Erlangga 2. Buku-buku berkaitan dengan materi Protista 3. LKS 4. Internet 5. Koran 6. Jurnal 7. Artikel 8. Modul atau handout I. Alat dan Bahan 1. Laptop 2. Viewer 3. LKS 4. Media TTS 5. Kartu Soal 6. Spidol 7. Kartu point

100 82 8. Callcard 9. Lembar pretest 10. Lembar postest I 11. Reward J. Penilaian 1. Jenis Penilaian : Tes obyektif (pilihan ganda dan isian singkat dengan TTS) dan tes subyektif 2. Instrumen : Soal, kunci jawaban dan pedoman skoring.

101 Lampiran 4 83 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS II Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Biologi Kelas / Semester : X / I Alokasi Waktu : 2x pertemuan A. Standar Kompetensi 2. Memahami prinsip-prinsip pengelompokan makhluk hidup B. Kompetensi Dasar 2.3 Menyajikan ciri-ciri umum filum dalam kingdom Protista dan peranannya bagi kehidupan. C. Indikator Kognitif Produk 1. Menjelaskan pengelompokan protozoa 2. Menjelaskan ciri dari masing-masing kelompok protozoa 3. Menjelaskan peranan dari masing-masing kelompok protozoa Kognitif Proses 1. Mengidentifikasi pengelompokan protozoa 2. Menganalisis ciri dari masing-masing kelompok protozoa 3. Mengidentifikasi peranan dari masing-masing kelompok protozoa Psikomotor Memainkan permainan teka-teki silang (TTS) Afektif Karakter 1. Serius dalam mengerjakan LKS 2. Berani dan percaya diri dalam bertanya dan menjawab pertanyaan 3. Jujur dalam mengerjakan soal pretest dan soal evaluasi siklus 2 (Post test)

102 84 Afektif Sosial Berdiskusi dengan semangat kerja sama dan saling menghargai pendapat teman D. Tujuan Pembelajaran Kognitif Produk 1. Setelah diskusi, tanya jawab, dan memainkan TTS, siswa dapat menjelaskan pengelompokan protozoa 2. Setelah diskusi, tanya jawab, dan memainkan TTS, siswa dapat menjelaskan ciri dari masing-masing kelompok protozoa 3. Setelah diskusi, tanya jawab, dan memainkan TTS, siswa dapat menjelaskan peranan dari masing-masing kelompok protozoa Kognitif Proses 1. Setelah mengerjakan LKS dan memainkan TTS, siswa dapat mengidentifikasi pengelompokan protozoa 2. Setelah mengerjakan LKS dan memainkan TTS, siswa dapat menganalisis ciri dari masing-masing kelompok protozoa 3. Setelah mengerjakan LKS dan memainkan TTS, siswa dapat mengidentifikasi peranan dari masing-masing kelompok protozoa Psikomotorik Melalui media yang dibuat, siswa dapat memainkan permainan teka-teki silang (TTS) Afektif Karakter 1. Melalui kegiatan yang dirancang guru, siswa dapat mengerjakan LKS dengan serius 2. Secara pribadi, siswa dapat berani dan percaya diri dalam bertanya dan menjawab pertanyaan 3. Melalui pretest dan postest, siswa dapat mengerjakan soal dengan jujur Afektif Sosial Melalui diskusi mengerjakan LKS dan memainkan permainan teka-teki silang (TTS), siswa dapat berdiskusi dengan semangat kerja sama dan saling menghargai pendapat teman.

103 85 E. Materi Pembelajaran 1. Pengelompokan protozoa 2. Ciri-ciri protozoa 3. Peranan protozoa F. Model dan Metode Pembelajaran 1. Model Pembelajaran : Pembelajaraan Kooperatif, permainan edukatif TTS. 2. Metode Pembelajaran : Ceramah, tanya jawab, diskusi, penugasan (LKS), permainan teka-teki silang (TTS). G. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan 1 ( 2 x 45 menit ) Kegiatan Fase (Waktu) Melakukan apersepsi, Pendahuluan menyampaikan tujuan, (10 menit) dan memotivasi siswa Mengorganisasikan siswa Pengantar materi Inti (70 Menit) Pelaksanaan Kegiatan Guru dan Siswa Guru memeriksa kesiapan siswa Guru menjelaskan peraturan permainan edukatif teka-teki silang Guru menjelaskan tujuan dan manfaat pembelajaran dengan menggunakan metode permainan edukatif teka-teki silang Mengorganisasikan siswa untuk mengumpulkan LKS Guru menjelaskan materi protozoa Tanya jawab guru dengan siswa Membimbing siswa duduk dalam kelompok (6 kelompok) Mendengarkan intruksi permainan TTS : 1. Guru memberi intruksi untuk

104 Kegiatan (Waktu) Fase 86 Kegiatan Guru dan Siswa berkumpul di lapangan sepak bola 2. Tiap kelompok berdiri membentuk barisan di belakang garis 3. Tiap kelompok akan mendapatkan 1 kertas dengan 2 sisi. Sisi 1 adalah lembar TTS dan sisi 2 adalah lembar pertanyaan. 4. Lembar TTS dan lembar pertanyaan berada pada jarak ± 3 meter dari barisan 5. Ketika waktu dimulai, siswa pada barisan pertama berlari sejauh 3 meter untuk mengisi TTS. Pemain hanya boleh mengisi 1 pertanyaan dalam TTS. 6. Jika pemain tidak mengetahui jawabannya, pemain dapat berlari ke belakang untuk meminta bantuan pada temannya 7. Setelah siswa mengisi TTS dengan benar, pemain tersebut kembali pada barisan paling belakang, kemudian dilanjutkan dengan pemain pada barisan depan. 8. Setelah waktu yang ditentukan

105 Kegiatan (Waktu) Penutup (10 Menit) Fase Evaluasi dan Penghargaan 87 Kegiatan Guru dan Siswa berakhir, maka berakhirlah permainan. Kelompok yang paling banyak menjawab pertanyaan dengan benar akan mendapatkan point. 9. Kelompok yang menjadi juara 1,2,dan 3 mendapatkan reward Memberikan penghargaan : tepuk tangan, kesan memotivasi siswa dengan memberikan reward kepada juara 1, 2, dan 3 yang berhasil dalam permainan TTS. Membimbing siswa merangkum butir-butir pembelajaran Mengajak siswa merefleksikan hasil belajarnya Kegiatan 2 ( 1 x 45 menit ) Kegiatan Fase (Waktu) Pendahuluan Pengantar (5 menit) Mengorganisasikan Inti siswa (35 menit) Membimbing siswa Penutup Penghargaan (5 Menit) Kegiatan Guru dan Siswa Guru memeriksa kesiapan siswa Guru memberikan arahan mengenai jalannya postest Mengorganisasikan siswa untuk mengerjakan soal posttest II Membimbing siswa untuk mengumpulkan hasil posttest II Memberikan motivasi Mengajak siswa untuk mengisi lembar refleksi.

106 88 H. Sumber Belajar 1. Buku Biologi SMA Jilid I Kelas X Erlangga 2. Buku-buku berkaitan dengan materi Protista 3. LKS 4. Internet 5. Koran 6. Jurnal 7. Artikel 8. Modul atau handout I. Alat dan Bahan 1. Laptop 2. Viewer 3. LKS 4. Lembar TTS : media TTS dan pertanyaan 5. Alat tulis 6. Kartu point 7. Callcard 8. Reward 9. Lembar postest 10. Stopwatch J. Penilaian 1. Jenis Penilaian : Tes obyektif (pilihan ganda dan isian singkat dengan TTS) dan tes subyektif. 2. Instrumen : Soal, kunci jawaban dan pedoman skoring

107 Lampiran 5 89 HANDOUT SIKLUS I PROTISTA MIRIP TUMBUHAN (ALGA/GANGGANG) REPRODUKSI ALGA SECARA UMUM Alga bereproduksi melalui 2 cara : a. Reproduksi seksual Melibatkan peleburan 2 gamet (jantan dan betina) untuk membentuk zigot dan tumbuh menjadi individu baru. Ada 2 tipe reproduksi seksual, yaitu : 1. Isogami Gamet jantan dan gamet betina berukuran sama besar dan umumnya dapat bergerak. Jika zigot hasil peleburan tidak berkecambah tetapi mengalami dormansi maka disebut zigospora. 2. Oogami Ukuran gamet betina besar dan tidak bergerak, sedangkan gamet jantan berukuran kecil dan dapat bergerak. Jika zigot yang terbentuk tidak berkecambah tetapi mengalami dormansi maka disebut oospora. b. Reproduksi aseksual, terjadi melalui : 1. Pembelahan sel Menghasilkan 2 sel anak yang masing-masing akan menjadi individu baru. Umumnya terjadi pada alga bersel tunggal. 2. Fragmentasi Terpecah-pecahnya koloni alga menjadi beberapa bagian. 3. Pembentukan zoospora Zoospora merupakan sel tunggal yang diselubungi oleh selaput dan dapat bergerak atau berenang bebas dengan menggunakan satu atau lebih flagella. Setiap zoospora merupakan calon individu baru. KELOMPOK-KELOMPOK ALGA Alga memiliki pigmen warna yang digunakan untuk fotosintesis. Berdasarkan dominansi pigmennya, alga dapat dibedakan menjadi 5 macam yaitu :

108 90 a. Alga coklat (Phaeophyta) Terdapat pigmen coklat fukosantin, memiliki pirenoid tempat menyimpan cadangan makanan berupa laminarin, bagian dalam dinding sel tersusun dari lapisan selulosa, bagian luar tersusun dari gumi, pada dinding sel dan ruang antarsel terdapat asam alginat, habitat di laut beberapa di air tawar, cara hidup autotrof. Peranan alga coklat yaitu sebagai fitoplankton, industri makanan, farmasi, dan pupuk. Contoh dari alga coklat yaitu Fucus serratus, Macrocystis pyrifer, Sargassum vulgare, dan Turbinaria decurrens. Reproduksi alga coklat dibagi menjadi 2, yaitu: 1) Seksual dengan Isogami / Oogami Ujung thalus yang fertil membentuk reseptakel yaitu badan yang mengandung alat pembiak (konseptakel). Konseptakel mengandung anteridium menghasilkan sel kelamin jantan (spermatozoid) dan menghasilkan sel telur (oogonium). Zigot yang terbentuk akan membentuk dinding selulosa dan pektin, kemudian melekat pada suatu substrat dan menjadi individu baru. 2) Aseksual dengan pembentukan zoospora berflagela dan fragmentasi Gambar. Sargassum

109 91 b. Alga merah (Rhodophyta ) Terdapat pigmen merah fikoeritrin, thalus seperti helaian pohon, tidak memiliki flagela, memiliki pirenoid, bagian dalam dinding sel tersusun dari mikrofibril dan bagian luar lendir, komponen dalam mikrofibril adalah xilan dan bagian luar manan, habitat di laut dan air tawar, cara hidup autotrof tetapi ada juga yang heterotrof. Peranannya menghasilkan agar yang dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan kosmetik. Contoh alga merah Corallina, Batrachospermum moniliforme, Gelidium, Gracilaria, Eucheuma, Laurencia, Scicania furcellata. Reproduksi alga merah : 1) Seksual Pembentukan 2 anteridium pada ujung cabang thalus menghasilkan gamet jantan spermatium dan gamet betina karpogonium. Zigot yang fihasilkan akan membentuk benang-benang sporogen yang terdapat spora (karpospora). Karpospora berkecambah menjadi protalium yang akhirnya tumbuh menjadi individu baru. 2) Aseksual Terjadi dengan membentuk tetraspora yang akan menjadi gamet jantan dan gamet betina. Gambar. Laurencia Gambar. Eucheuma

110 92 c. Alga keemasan (Chrysophyta) Mengandung pigmen klorofil a, klorofil c, karoten, santofil. Thalus berbentuk telapak tangan, memiliki flagella dan pirenoid, bagian dinding sel tersusun dari kersik/silika, habitat di laut dan air tawar, cara hidup autotrof. Peranannya sebagai plankton yaitu produsen di lingkungan perairan dan bahan penggosok. Contoh alga keemasan Navicula, Pinnularia, dan Synura. Reproduksi alga keemasan dibagi 2, yaitu: 1) Seksual Persatuan sel ovum dan sperma dengan membentuka sel khusus yang disebut auksospora yaitu zigot yang dilindungi oleh dinding sel. 2) Aseksual Membelah diri menghasilkan spora motil berflagela yaitu zoospora. Gambar. Pinnularia Gambar. Navicula d. Alga hijau (Chlorophyta) Mengandung pigmen klorofil a, klorofil c, karoten, santofil. Thalus berbentuk benang, lembaran, bola. Di dalam sitoplama terdapat vakuola kontraktil sebagai alat osmoregulasi, memiliki pirenoid. Dinding sel tersusun dari selulosa. Habitat di laut dan air tawar, cara hidup autotrof. Peranan alga hijau

111 93 sebagai fitoplankton dan bahan makanan. Reproduksi alga hijau yaitu secara seksual dengan konjugasi dan secara aseksual dengan pembentukan zoospora. Contoh alga hijau Spirogyra, Ulva, dan Chlorella. Gambar. Chlorella Gambar. Ulva e. Diatom (Bacillariophyta) Mengandung pigmen klorofil a, klorofil c, karotenoid, fukosantin, diatoksantin, diadinoksantin. Thalus terdiri dari 2 bagian yaitu hipoteka wadah (kotak) dan tutupnya epiteka. Habitat di laut dan air tawar, cara hidup autotrof. Reproduksi alga hijau secara seksual dengan persatuan sel sperma dan ovum, secara aseksual dengan pembelahan hipoteka dan epiteka. Peranan alga hijau sebagai bahan isolasi, penyekat, dinamit, penggosok. Contoh alga hijau Actinastrum, Desmidium, Bacteriastrum Gambar. Bacteriastrum Gambar. Desmidium

112 Lampiran 6 94 HANDOUT SIKLUS II PROTISTA MIRIP HEWAN (PROTOZOA) Berdasarkan alat geraknya, protozoa dapat dibagi menjadi 4 kelompok yaitu : 1. RHIZOPODA Alat geraknya berupa kaki semu atau pseudopodia yang merupakan penjuluran protoplasma sel. Protoplasma yaitu endoplasma yang kental (plasmogel), mencair menjadi plasmosol sehingga mudah bergerak membentuk penjuluran. Jika plasmosol mengental maka, penjuluran tertarik kembali. Habitatnya : di air tawar, air laut, tempat basah, dan di dalam tubuh hewan atau manusia parasit Contoh dari Rhizopoda : 1) Amoeba Berdasarkan tempat hidupnya, Amoeba dibedakan menjadi 2, yaitu : a. Extoamoeba yaitu Amoeba yang hidup di luar tubuh organisme b. Entamoeba yaitu Amoeba yang hidup di dalam tubuh organisme, contoh : - Entamoeba dysentriae/ Entamoeba histolitica., penyebab penyakit disentri, karena menyerang jaringan usus. - Entamoeba ginggivalis, hidup di rongga mulut. - Entamoeba coli, hidup dalam kolon dan menyebabkan diare. Gambar. Struktur Amoeba

113 95 Struktur tubuh Amoeba : o Membran plasma / membran sel Berfungsi melindungi protoplasma. Sitoplasma dibedakan menjadi 2 yaitu : 1. Ektoplasma : lapisan luar sitoplasma yang letaknya berdekatan dengan membran plasma dan umumnya jernih ( tidak bergranula ) 2. Endoplasma : lapisan dalam sitoplasma, umumnya bergranula o Nukleus (inti sel) untuk mengatur seluruh kegiatan yang berlangsung di dalam sel. o Vakuola Kontraktil (rongga berdenyut) sebagai organ ekskresi sisa makanan, mengatur tekanan osmosis sel. o Vakuola makanan (rongga makanan) berfungsi sebagai alat pencernaan. 2). Foraminifera Hidup di laut, terlindung kerangka luar yang terbuat dari kalsium karbonat. Fosilnya sebagai petunjuk dalam pencarian minyak bumi. 3). Radiolaria Hidup di laut, kerangka tubuhnya tersusun dari silikat membentuk tanah radiolaria yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan penggosok. 2. CILIATA Alat geraknya berupa rambut getar atau silia Habitat di laut atau air tawar, ada juga yang hidup bersimbiosis komensalisme di dalam usus vertebrata Tidak semua Ciliata dapat bergerak. Beberapa Ciliata sesil membentuk tangkai. Contoh anggota Ciliata yang terkenal adalah Paramecium. Paramaecium memiliki 2 tipe nukleus yaitu makronukleus digunakan untuk pertumbuhan, perkembangbiakan, dan fungsi seluler. Mikronukleus merupakan bahan inti yang dipertukarkan selama konjugasi.

114 96 Ciliata berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan biner membujur. Reproduksi seksual dilakukan dengan konjugasi. Contoh Ciliata lainnya : 1. Stentor, bentuk seperti terompet dan menetap di suatu tempat. 2. Vorticella, bentuk seperti lonceng bertangkai panjang dengan bentuk lurus atau spiral yang dilengkapi cilia di sekitar mulutnya. 3. Didinium, predator pada ekosistem perairan, yaitu pemangsa Paramaecium. 4. Stylonichia, bentuk seperti siput, cilianya berkelompok. Banyak ditemukan pada permukaan daun yang terendam air. 5. Balantidium coli, habitat pada kolon manusia dan dapat menimbulkan balantidiosis (gangguan pada perut). Gambar. Struktur Paramaecium 3. FLAGELLATA Alat geraknya berupa bulu cambuk atau Flagela Reproduksi secara seksual dengan pembelahan binner longitudinal. Flagellata dibedakan menjadi 2 yaitu : a. Fitoflagellata yaitu Flagellata yang dapat berfotosintesis karena memiliki klorofil. Contohnya : 1) Euglena viridis yang hidup di air tawar, memiliki stigma (bintik merah) untuk membedakan gelap dan terang. 2) Volvox globator yang hidup di air tawar, berkoloni, merupakan kumpulan ribuan hewan bersel satu yang berflagel dua. 3) Noctiluca miliaris yang hidup di laut, mempunyai dua flagel, yang satu panjang dan yang satu pendek, hewan ini menyebabkan laut tampak bercahaya pada waktu malam hari.

115 97 Gambar. Struktur Euglena b. Zooflagellata yaitu Flagellata tidak berkloroplas dan menyerupai hewan, sebagian besar bersifat parasit. Contohnya : 1) Trypanosoma gambiense dan Trypanosoma rhodosiense, penyebab penyakit tidur pada manusia. Hospes perantaranya adalah lalat tse-tse 2) Trichomonas vaginalis, parasit pada vagina saluran urin wanita. 3) Leishmania tropica, penyebab penyakit kalaazar dengan tanda demam dan anemia. 4) Leishmania tropica, penyebab penyakit kulit, disebut penyakit oriental. 5) Trypanosoma evansi, penyebab penyakit sura (malas) pada ternak, hospes perantara lalat tabanus. 4. SPOROZOA / APIXOMPLEXA Protozoa yang tidak mempunyai alat gerak. Membentuk semacam spora dalam siklus hidupnya, bersifat parasit pada manusia atau hewan, contohnya: 1) Plasmodium vivax, penyebab malaria tertiana dengan masa sporulasi setiap 2 x 24 jam. 2) Plasmodium falcifarum, penyebab malaria tropikana dengan masa sporulasi setiap 1 x 24 jam. 3) Plasmodium malaria, penyebab malaria kuartana dengan masa sporulasi setiap 3 x 24 jam. 4) Plasmodium ovale, penyebab malaria ovale.

116 98 Fase hidup Plasmodium dibagi menjadi 2 yaitu fase aseksual dan fase seksual. a. Fase dalam tubuh manusia (fase aseksual) Ketika nyamuk Anopheles betina menggigit manusia, melalui air liur, sporozoid Plasmodium masuk ke dalam tubuh, mengikuti aliran darah hingga akhirnya mencapai sel-sel hati atau sistem limfa. Dalam sel-sel hati, sporozoid membelah membentuk sel-sel baru yang disebut merozoid. Merozoid dapat menginfeksi sel-sel hati yang lain dan menyerang eritrosit. Eritrosit yang diserang merozoid akan pecah. Merozoid akan membelah dengan sangat cepat, sehingga banyak sekali eritrosit yang pecah. Oleh karena itu, penderita akan menunjukkan gejala anemia. b. Fase dalam tubuh nyamuk (fase seksual) Terjadi ketika merozoid tumbuh menjadi sel penghasil gamet (gametosit) yaitu makrogametosit (gamet betina) dan mikrogametosit (gamet jantan). Peleburan kedua gamet ini akan menghasilkan zigot. Proses ini terjadi pada usus nyamuk. Zigot yang terbentuk akan menembus dinding usus nyamuk. Dalam dinding usus nyamuk, zigot tumbuh menjadi oosit (kista berdinding tebal). Oosit akan berkembang menjadi sporozoid yang banyak sekali dan bergerak menuju kelenjar liur nyamuk. Jika nyamuk ini menggigit orang yang sehat maka dimulailah siklus hidup Plasmodium. Gambar. Siklus Hidup Plasmodium dalam Tubuh Manusia

117 Lampiran 7 99 LEMBAR KERJA SISWA SIKLUS I Petunjuk : 1. Lengkapi tabel pembeda dari masing-masing jenis alga di bawah ini! 2. Diskusikan dengan kelompok! Ciri - Ciri Alga Cokelat (Phaeophyta) Alga Merah (Rhodophyta) Alga Keemasan (Chrysophyta) Alga Hijau (Chlorophyta) Diatom (Bacillariophyta) Contoh Pigmen Habitat

118 100 Bentuk talus Reproduksi 1. Seksual 2. Aseksual Dinding sel Peranan

119 Lampiran KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA SISWA SIKLUS I Petunjuk : 1. Lengkapi tabel pembeda dari masing-masing jenis alga di bawah ini! 2. Diskusikan dengan kelompok! Ciri - Ciri Contoh Pigmen Habitat Alga Cokelat (Phaeophyta) Alga Merah (Rhodophyta) Alga Keemasan (Chrysophyta) Fucus serratus, Corallina, Palmaria, Navicula, Pinnularia, Macrocystis pyrifer, Sargassum vulgare, Turbinaria decurrens Batrachospermum moniliforme, Gelidium, Gracilaria, Eucheuma, Synura Laurencia, Scicania furcellata. Fukosantin Fikoeritrin Klorofil a, klorofil c, karoten, xantofil Laut dan beberapa di air tawar Laut dan beberapa di air tawar Laut dan beberapa di air tawar Alga Hijau (Chlorophyta) Spirogyra, Ulva, Chlorella Klorofil a, klorofil c, karoten, xantofil Laut dan beberapa di air tawar Diatom (Bacillariophyta) Actinastrum, Desmidium, Bacteriastrum Klorofil a, klorofil c, karotenoid, fukosantin, diatoksantin, diadinoksantin Laut dan beberapa di air tawar

120 Bentuk talus Reproduksi 1. Seksual 2. Aseksual Berbentuk tegak bercabang, atau filament tidak bercabang Thalus berbentuk helaian seperti pohon Isogami / Oogami Pembentukan 2 anteridium Zoospora berglagela dan fragmentasi Membentuk tetraspora Thalus berbentuk batang atau telapak tangan Persatuan sel ovum dan sperma dengan membentuka sel khusus yang disebut auksospora Thalus berbentuk benang, lembaran, bola Konjugasi 102 Thalus terdiri dari 2 bagian : hipoteka wadah (kotak) dan tutupnya epiteka yang berukuran lebih besar. Persatuan sel sperma dan ovum Zoospora Zoospora Pembelahan hipoteka dan epiteka Dinding sel Peranan Bagian dalam dinding sel tersusun dari lapisan selulosa, sedangkan bagian luar tersusun dari gumi fitoplankton dalam ekosistem air, industri makanan, farmasi, pupuk Bagian dalam tersusun dari mikrofibril, bagian luar tersusun dari lendir. Komponen dalam kimia mikrofibril adalah xilan, bagian luar manan. Menghasilkan agar yang dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan Bagian dinding sel tersusun dari kersik / silika Sebagai plankton yang berperan penting sebagai produsen di lingkungan perairan dan bahan penggosok. Bagian dinding sel tersusun dari selulosa Sebagai fitoplankton dan bahan makanan Bagian dinding sel tersusun dari silika Bahan isolasi, penyekat, dinamit, penggosok

121 Lampiran HASIL LEMBAR KERJA SISWA SIKLUS I

122 104

123 Lampiran LEMBAR KERJA SISWA SIKLUS II 1. Berdasarkan alat geraknya, protozoa dapat dibedakan menjadi 4 kelompok. Sebut dan jelaskan! 2. Gambarkan dan beri keterangan! o Amoeba o Euglena o Paramaecium

124 Buatlah siklus hidup Plasmodium! 4. Lengkapi tabel di bawah ini! No Nama Peranan 1 Entamoeba dysentriae 2 Entamoeba coli 3 Entamoeba ginggivalis 4 Foraminifera 5 Radiolaria Trypanosoma 6 dan rhodosiense gambiense Trypanosoma 7 Trichomonas vaginalis 8 Plasmodium vivax 9 Plasmodium malaria, 10 Plasmodium falcifarum

125 Lampiran KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA SISWA SIKLUS II 1. Berdasarkan alat geraknya, protozoa dapat dibedakan menjadi 4 kelompok. Sebut dan jelaskan! a. Rhizopoda : alat geraknya berupa kaki semu atau pseudopodia b. Flagellata : alat geraknya berupa bulu cambuk atau flagela c. Ciliata : alat geraknya berupa rambut getar atau silia d. Sporozoa / Apixomplexa : tidak memiliki alat gerak 2. Gambarkan dan beri keterangan! o Amoeba o Euglena o Paramaecium

126 Buatlah siklus hidup Plasmodium! a. Fase dalam tubuh manusia (fase aseksual) Ketika nyamuk Anopheles betina menggigit manusia, melalui air liur, sporozoid Plasmodium masuk ke dalam tubuh, mengikuti aliran darah hingga akhirnya mencapai sel-sel hati atau sistem limfa. Dalam sel-sel hati, sporozoid membelah membentuk sel-sel baru yang disebut merozoid. Merozoid dapat menginfeksi sel-sel hati yang lain dan menyerang eritrosit. Eritrosit yang diserang merozoid akan pecah. b. Fase dalam tubuh nyamuk (fase seksual) Terjadi ketika merozoid tumbuh menjadi sel penghasil gamet (gametosit) yaitu makrogametosit (gamet betina) dan mikrogametosit (gamet jantan). Peleburan kedua gamet ini akan menghasilkan zigot. Proses ini terjadi pada usus nyamuk. Zigot yang terbentuk akan menembus dinding usus nyamuk. Dalam dinding usus nyamuk, zigot tumbuh menjadi oosit (kista berdinding tebal). Oosit akan berkembang menjadi sporozoid yang banyak sekali dan bergerak menuju kelenjar liur nyamuk. Jika nyamuk ini menggigit orang yang sehat maka dimulailah siklus hidup Plasmodium. 4. Lengkapi tabel di bawah ini! No Nama Peranan 1 Entamoeba dysentriae Penyebab penyakit disentri 2 Entamoeba coli Penyebabkan diare 3 Entamoeba ginggivalis hidup di rongga mulut 4 Foraminifera Sebagai petunjuk dalam pencarian sumber minyak bumi 5 Radiolaria Sebagai bahan penggosok 6 Trypanosoma dan rhodosiense gambiense Trypanosoma Penyebab penyakit tidur pada manusia 7 Trichomonas vaginalis Parasit pada vagina saluran urin wanita 8 Plasmodium vivax Penyebab malaria tertiana 9 Plasmodium malaria, Penyebab malaria kuartana 10 Plasmodium falcifarum Penyebab malaria tropikana

127 Lampiran HASIL LEMBAR KERJA SISWA SIKLUS II Amoeba Euglena Paramaecium

128 Buatlah siklus hidup Plasmodium!

129 Lampiran INSTRUMENT DAN PEDOMAN PENILAIAN PRETEST A. KISI KISI PRETEST Indikator Aspek Ingatan Pemahaman Penerapan Analisis Sintesis Evaluasi 1. Menjelaskan A9 pengelompokan alga 2. Menjelaskan ciri A3, A1, A6, A8 A5, A7, dari masingmasing kelompok alga A10 3. Menjelaskan A4 A2 peranan dari masing-masing kelompok alga 4. Menjelaskan pengelompokan protozoa A14 5. Menjelaskan ciri A19 A18, A17, dari masingmasing A20 kelompok protozoa 6. Menjelaskan A11 A15, A12, peranan dari A13, A16 masing-masing kelompok protozoa

130 112 B. INSTRUMEN PENILAIAN 1. Alga memiliki pigmen warna yang digunakan untuk.. a. Fotosintesis b. Sitesis protein c. Respirasi sel d. Reproduksi e. Cadangan makanan 2. Jenis alga yang banyak dimanfaatkan dalam pembuatan agar-agar adalah. a. Alga cokelat b. Alga merah c. Alga hijau d. Alga keemasan e. Diatom 3. Alga cokelat memiliki pigmen cokelat yang disebut.. a. Fikoeritrin b. Karoten c. Santofil d. Fukosantin e. Klorofil 4. Peran alga sebagai produsen di perairan a. Zooplakton b. Phytoplankton c. Plankton d. Bentos e. Neuston 5. Salah satu jenis alga hijau yang bentuknya seperti bola dan kloroplasnya seperti mangkuk adalah a. Ulva b. Spirogyra c. Chlorella d. Volvok e. Srigeoclonium

131 Bagian dalam penyusun dinding sel pada alga cokelat adalah a. Selulosa b. Gumi c. Manan d. Algin e. Xilan 7. Jenis alga hijau yang memiliki thalus bentuk lembaran seperti daun.. a. Ulva b. Spirogyra c. Chlorella d. Volvok e. Srigeoclonium 8. Reproduksi secara aseksual pada alga dengan memecah koloni menjadi beberapa bagian a. Konjugasi b. Zoospora c. Isogami d. Oogami e. Fragmentasi 9. Alga keemasan disebut juga a. Phaeophyta b. Rhodophyta c. Chrysophyta d. Chlorophyta e. Bacillariophyta 10. Tempat penyimpanan cadangan makanan pada alga adalah a. Selulosa b. Gumi c. Pirenoid d. Xilan e. Manan

132 Jenis Amoeba yang hidup di usus besar. a. Entamoeba dysentriae b. Entamoeba ginggivalis c. Entamoeba coli d. Entamoeba histolytica e. Ektoameba 12. Jenis Rhizopoda yang dijadikan petunjuk adanya minyak bumi a. Foraminifera b. Arcella c. Difflugia d. Radiolarian e. Collosphaera 13. Sporozoit pada Plasmodium keluar dari hati masuk ke dalam.. a. Leukosit b. Trombosit c. Limfa d. Eritrosit e. Arteri 14. Jenis protozoa yang memiliki alat gerak, kecuali. a. Amoeba b. Euglena c. Paramecium d. Plasmodium e. Trypanosoma 15. Nyamuk mengeluarkan zat anti pembeku darah yaitu. a. Sporozoit b. Antikoagulan c. Skizoni d. Merozoit e. Tropozoid

133 Jenis Flagellata yang menyebabkan penyakit tidur a. Trypanosoma rhodosiense b. Trichomonas vaginalis c. Leishmania tropica d. Trypanosoma evansi e. Balantidium coli 17. Perhatikan gambar beberapa protozoa di bawah ini! yang termasuk dalam kelas Ciliata adalah.. A 18. Reproduksi seksual pada Euglena adalah dengan cara. a. Membelah diri b. Fragmentasi c. Transduksi d. Konjugasi e. Transformasi 19. Gambar di bawah ini adalah a. a. Amoeba b. Euglena c. Paramaecium d. Plasmodium e. Trypanosoma 20. Pada soal di atas, bagian yang ditunjukan nomor 2 adalah. a. Vakuola kontraktil b. Vakuola makanan c. Mikro nucleus d. Silia B e. Makronukleus 4 C 33 1 D E

134 116 C. Kunci Jawaban 1. A 6. A 11. C 16. A 2. B 7. A 12. A 17. B 3. D 8. E 13. D 18. D 4. B 9. C 14. D 19. C 5. C 10. C 15. B 20. A D. Pedoman Penilaian Skor total = Jumlah jawaban benar x 5 = 20 x 5 = 100

135 Lampiran DAFTAR NILAI PRETEST SISWA No. Nilai

136 Lampiran HASIL PRETEST SISWA TUNTAS KKM

137 119

138 120 Paramaecium

139 121

140 Lampiran HASIL PRETEST SISWA TIDAK TUNTAS KKM

141 123

142 124 Paramaecium

143 Perhatikan gambar beberapa protozoa di bawah ini! yang termasuk dalam kelas Ciliata adalah Reproduksi seksual pada Euglena adalah dengan cara... Paramaecium

144 Lampiran INSTRUMENT DAN PEDOMAN PENILAIAN POSTEST SIKLUS I A. KISI KISI POSTEST Indikator Aspek Ingatan Pemahaman Penerapan Analisis Sintesis Evaluasi 1. Menjelaskan pengelompok an alga A12, BD7, BN3 2. Menjelaskan A4, A6, A1, A2, A9, A8, A10, ciri dari A7, A11, A13, BD1, masingmasing kelompok alga A15, BN1, BN2, BN5, BN6 BN4, BN8, C1 BD4, BN7 3. Menjelaskan A5, A3, BD5, A14 peranan dari masingmasing kelompok alga BD2, BD3 BD6, C2 Keterangan : 1. Soal obyektif pilihan ganda : A 2. Soal obyektif teka-teki silang : B a. TTS mendatar : BD b. TTS menurun : BN 3. Soal uraian : C

145 127 B. INSTRUMEN PENILAIAN Soal Obyektif A ( Pilihan Ganda ) 1. Alga memiliki pigmen warna yang digunakan untuk.. a. Fotosintesis b. Sitesis protein c. Respirasi sel d. Reproduksi e. Cadangan makanan 2. Ukuran gamet jantan dan betina yang berbeda. Gamet betina berukuran besar dan tidak bergerak, sedangkan gamet jantan berukuran kecil dan dapat bergerak adalah reproduksi tipe. a. Isogami b. Oogami c. Fragmentasi d. Konjugasi e. Transduksi 3. Jenis alga yang banyak dimanfaatkan dalam pembuatan agar-agar adalah... a. Alga cokelat b. Alga merah c. Alga hijau d. Alga keemasan e. Diatom 4. Alga cokelat memiliki pigmen cokelat yang disebut.. a. Fikoeritrin b. Karoten c. Santofil d. Fukosantin e. Klorofil 5. Peran alga sebagai produsen di perairan disebut a. Zooplakton b. Phytoplankton c. Plankton d. Bentos

146 128 e. Neuston 6. Anteridium pada alga merah menghasilkan gamet jantan yang disebut.. a. Karpogonium b. Protalium c. Sporogen d. Tetraspora e. Spermatium 7. Reproduksi seksual alga cokelat mirip dengan tumbuhan tinggi yaitu pada ujung daun fertil terbentuk... badan yang mengandung alat pembiak a. Konseptakel b. Anteredium c. Ovum d. Spermatozoid e. Reseptakel 8. Salah satu jenis alga hijau yang bentuknya bola dan kloroplas seperti mangkuk a. Ulva b. Spirogyra c. Chlorella d. Volvok e. Srigeoclonium 9. Bagian dalam penyusun dinding sel pada alga cokelat adalah a. Selulosa b. Gumi c. Manan d. Algin e. Xilan 10. Jenis alga hijau yang memiliki thalus bentuk lembaran seperti daun.. a. Ulva b. Spirogyra c. Chlorella d. Volvok e. Eucheuma

147 Reproduksi secara aseksual pada alga dengan memecah koloni menjadi beberapa bagian a. Konjugasi b. Zoospora c. Isogami d. Oogami e. Fragmentasi 12. Alga keemasan disebut juga a. Phaeophyta b. Rhodophyta c. Chrysophyta d. Chlorophyta e. Bacillariophyta 13. Reproduksi seksual pada alga merah akan membentuk gamet jantan dan gamet betina yang disebut. a. Spermatium dan oogonium b. Spermatogonium dan karpogonium c. Spermatosit dan oosit d. Spermatium dan karpogonium e. Spermatogonium dan oogonium 14. Jenis diatom yang jika mati fosilnya akan membentuk tanah diatome yang berfungsi sebagai bahan penggosok. a. Actinastrum b. Navicula c. Desmidium d. Bacteriastrum e. Gracilaria 15. Tempat penyimpanan cadangan makanan pada alga adalah a. Selulosa b. Gumi c. Pirenoid d. Xilan e. Manan

148 130 Soal Obyektif B ( TTS ) Mendatar : 1. Jenis alga hijau berkoloni berbentuk seperti bola 2. Jenis peledak yang dibuat dari diatom 3. Jenis alga merah yang digunakan untuk pembuatan agar 4. Jenis alga cokelat sebagai gulma laut yang daunnya berbentuk lembaran dan terdapat gelembung udara 5. Di dalam reseptakel pada alga coklat terdapat bagian yang mengandung anteredium yaitu 6. Tipe reproduksi dimana gamet jantan dan gamet betina berukuran sama besar dan umumnya dapat bergerak 7. Nama lain dari alga merah Menurun : 1. Pigmen pada alga merah 2. Reproduksi seksual pada alga hijau 3. Sebutan lain untuk alga coklat 4. Karpospora pada alga merah berkecambah menjadi. yang akan tumbuh menjadi individu baru 5. Bentuk zigot pada reproduksi isogami yang tidak berkecambah dan mengalami dormansi

149 Bagian penyusun talus pada Diatom 7. Jenis alga hijau yang kloroplasnya berbentuk pita tersusun spiral 8. Pada dinding sel dan ruang antar sel alga coklat terdapat asam Soal Essay C 1. Jelaskan perkembangbiakan alga merah secara seksual! 2. Sebutkan 5 peranan alga yang menguntungkan bagi manusia! C. KUNCI JAWABAN Obyektif (Pilihan Ganda) 1. A 2. B 3. B 4. D 5. B 6. E 7. E 8. C 9. A 10. A 11. E 12. C 13. D 14. B 15. C Obyektif (TTS) 7 S 7 P 7 8 R H O D O P H Y T A H I L A Z R G F 3 E U C H E U M A 6 I S O G A M I I O G G N K P 4 P O Y A 1 2 V O L V O K H R S R T E O Y 5 K O N S E P T A K 6 E L R 2 D I N A M I T T O P I J A A R I T U L A T R G I E I A U K N 4 S A R G A S S U M A I

150 132 Essay 1. Perkembangbiakan alga merah secara seksual : Terjadi melalui pembentukan 2 anteridium pada ujung cabang thalus. Anteridium menghasilkan gamet jantan spermatium dan gamet betina karpogonium. Zigot hasil pembuahan akan membentuk benang-benang sporogen, dimana dalam selnya terdapat spora yang dinamakan karpospora. Karpospora berkecambah menjadi protalium yang akhirnya tumbuh menjadi individu baru. 2. Peranan alga yang menguntungkan bagi manusia : Sebagai fitoplankton dalam ekosistem air, industri makanan seperti agaragar, farmasi, pupuk, kosmetik, sebagai plankton yang berperan penting sebagai produsen di lingkungan perairan, bahan penggosok, bahan isolasi, penyekat, dan dinamit. D. Pedoman Penilaian Total skor adalah 100 : 1. Soal Obyektif A (Pilihan ganda) Total skor = Jumlah jawaban benar x 2 = Soal Obyektif B (TTS) Total skor = Jumlah jawaban benar x 3 = Soal Essay Nomor 1 : skor 15 Nomor 2 : skor 10

151 Lampiran DAFTAR NILAI SISWA POSTEST SIKLUS I No Nilai Postest I

152 Lampiran HASIL POSTEST SISWA TUNTAS KKM SIKLUS I

153 135

154 136

155 137

156 Lampiran HASIL POSTEST SISWA TIDAK TUNTAS KKM SIKLUS I

157 139

158 140

159 141

160 Lampiran INSTRUMENT DAN PEDOMAN PENILAIAN POSTEST SIKLUS II A. KISI KISI Indikator 1. Menjelaskan pengelompokan protozoa 2. Menjelaskan ciri dari masing-masing kelompok protozoa 3. Menjelaskan peranan dari masing-masing kelompok protozoa Aspek Ingatan Pemahaman Penerapan Analisis Sintesis Evaluasi A1, A5, A12, BD6 A11, BD3, BD7, BN6 BD8, A4, A6, A8, A9, BN3, A13, A14, A10, A15 BN4, BD4, BN2, BN5 C1 A2 A3, A7, BD2, BN BD1, BD5, 1, BN7 C2 Keterangan : 1. Soal obyektif pilihan ganda : A 2. Soal obyektif teka-teki silang : B a. TTS mendatar : BD b. TTS menurun : BN 3. Soal uraian : C

161 143 B. INSTRUMEN PENILAIAN Soal Obyektif A ( Pilihan Ganda ) 1. Protozoa yang bergerak dengan rambut getar.. a. Rhizopoda b. Flagellatea c. Ciliata d. Sporozoa e. Suctorian 2. Jenis Amoeba yang hidup di usus besar. a. Entamoeba dysentriae b. Entamoeba ginggivalis c. Entamoeba coli d. Entamoeba histolytica e. Ektoameba 3. Jenis Rhizopoda yang dijadikan petunjuk adanya minyak bumi a. Foraminifera b. Arcella c. Difflugia d. Radiolarian e. Collosphaera 4. Sporozoit pada Plasmodium keluar dari hati masuk ke dalam. a. Leokosit b. Trombosit c. Limfa d. Eritrosit e. Arteri 5. Protozoa yang bergerak dengan bulu cambuk a. Rhizopoda b. Flagellata c. Ciliata d. Sporozoa e. Suctorian

162 Nyamuk mengeluarkan zat anti pembeku darah yaitu. a. Sporozoit b. Antikoagulan c. Skizoni d. Merozoit e. Tropozoid 7. Jenis Flagellata yang menyebabkan penyakit tidur a. Trypanosoma rhodosiense b. Trichomonas vaginalis c. Leishmania tropica d. Trypanosoma evansi e. Balantidium coli 8. Perhatikan gambar beberapa protozoa di bawah ini! Kelas Ciliata adalah.. A B C D E 9. Gambar di bawah ini adalah a. a. Amoeba b. Euglena 3 4 c. Paramecium d. Plasmodium e. Trypanosoma 10. Pada soal di atas, bagian yang ditunjukan nomor 2 adalah. a. Vakuola kontraktil b. Vakuola makanan c. Mikro nucleus d. Silia e. Makronukleus 11. Jenis Protozoa yang memiliki alat gerak, kecuali. a. Amoeba b. Euglena c. Paramecium d. Plasmodium e. Trypanosoma

163 Jenis protozoa berdasarkan alat geraknya, kecuali a. Sporozoa b. Rhizopoda c. Flagellata d. Amoeba e. Ciliata 13. Dalam sel hati, sporozoid akan berubah menjadi.. a. Merozoid b. Gamet c. Oosit d. Zigot e. Tropozoid 14. Bahan inti pada Ciliata yang dipertukarkan pada saat konjugasi adalah. a. Mikronukleus b. Makronukleus c. Vakuola kontraktil d. Vakuola makanan e. Pori pengeluaran 15. Jenis Ciliata yang bentuknya seperti terompet a. Didinum b. Stentor c. Vorticella d. Balantidium e. Stylonichia

164 146 Soal Obyektif B ( Teka Teki Silang ) Mendatar : 1. Obat yang digunakan untuk menyembuhkan penyakit malaria 2. Jenis Amoeba yang hidup di usus halus, penyebab penyakit disentri 3. Protozoa yang tidak memiliki alat gerak 4. Dalam dinding usus nyamuk, zigot tumbuh menjadi. yang akan menjadi sporozoid 5. Jenis Ciliata predator pada ekosistem perairan dengan memangsa Paramaecium 6. Contoh flagellata yang dapat berfotosintesis 7. Protozoa yang alat geraknya berupa kaki semu atau pseudopodia 8. Reproduksi seksual pada Euglena Menurun : 1. Jenis Rhizopoda yang kerangka tubuhnya tersusun dari silikat yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan penggosok. 2. Bagian yang berfungsi mensekresikan sisa makanan dan mengatur tekanan osmosis sel pada Amoeba 3. Ketika nyamuk X betina menggigit manusia, akan mengeluarkan sesuatu yang berbentuk pipih dari air liurnya yang disebut

165 Jenis nyamuk X perantara siklus Plasmodium pada soal no 3 menurun 5. Pada amoeba, bagian protoplasma yaitu endoplasma yang kental disebut 6. Ciliata yang tidak bergerak dan membentuk tangkai 7. Penyebab malaria tertiana dengan masa sporulasi setiap 2 x 24 jam Soal Essay 1. Jelaskan bagaimana siklus hidup Plasmodium! 2. Sebutkan 5 peranan protozoa ( 2 menguntungkan, 3 merugikan )! C. KUNCI JAWABAN Soal Obyektif A ( Pilihan Ganda ) 1. C 6. B 2. C 7. A 3. A 8. B 4. D 9. C 5. B 10. A 11. D 12. D 13. A 14. A 15. B Soal Obyektif B ( TTS ) 1 2 V S P A E L K 6 E U G L E N 4 A V I R I D I S A R U N I S A O 3 S P O R O Z O A L M D L P P O 1 K I N A O 7 R H I Z O 5 P O D A D O K R E L I L O 4 O O S I T L A U A N Z E S M R T O S M V I R I 8 K O N J U G A S I A A 5 D I D I N I U M G V K E A E N T A M O E B A H I S T O L Y T I C A X I L

166 148 Soal Essay 1. Siklus hidup Plasmodium : a. Fase dalam tubuh manusia (fase aseksual) Ketika nyamuk Anopheles betina menggigit manusia, melalui air liur, sporozoid Plasmodium (berbentuk pipih, bergerak) masuk ke dalam tubuh, mengikuti aliran darah hingga akhirnya mencapai sel-sel hati atau sistem limfa. Dalam sel-sel hati, sporozoid membelah membentuk sel-sel baru yang disebut merozoid. Merozoid dapat menginfeksi sel-sel hati yang lain dan menyerang eritrosit. Eritrosit yang diserang merozoid akan pecah. Merozoid akan membelah dengan sangat cepat, sehingga banyak sekali eritrosit yang pecah. Oleh karena itu, penderita akan menunjukkan gejala anemia. b. Fase dalam tubuh nyamuk (fase seksual) Terjadi ketika merozoid tumbuh menjadi sel penghasil gamet (gametosit). Terdapat dua macam gametosit, yaitu makrogametosit (penghasil gamet betina) dan penghasil mikrogametosit (penghasil gamet jantan). Peleburan kedua gamet ini akan menghasilkan zigot. Proses ini terjadi pada usus nyamuk. Zigot yang terbentuk akan menembus dinding usus nyamuk. Dalam dinding usus nyamuk, zigot tumbuh menjadi oosit (kista berdinding tebal). Oosit akan berkembang menjadi sporozoid yang banyak sekali dan bergerak menuju kelenjar liur nyamuk. Jika nyamuk ini menggigit orang yang sehat maka dimulailah siklus hidup Plasmodium. 2. Peranan protozoa : a. Peranan Menguntungkan 1. Protozoa yang hidup di air tawar dan air laut merupakan zooplankton yang menjadi salah satu sumber makanan bagi hewan air termasuk udang, ikan, kepiting yang secara ekonomis bermanfaat bagi manusia 2. Mengontrol jumlah bakteri di alam karena protozoa merupakan pemangsa bakteri.

167 Foraminifera, kerangkanya yang telah kosong mengendap di dasar laut membentuk tanah globigerina, yang berguna sebagai petunjuk adanya minyak bumi 4. Radiolaria, kerangkanya jika mengendap di dasar laut menjadi tanah radiolaria yang dapat digunakan sebagai bahan penggosok b. Peranan Merugikan 1. Toxoplasma gondii, penyebab toksoplasmosis 2. Plasmodium sp, penyebab penyakit malaria 3. Trypanosoma gambiense dan Trypanosoma rhodosiense, penyebab penyakit tidur 4. Leishmania sp, penyebab penyakit kalaazar 5. Trichomonas vaginalis, penyebab penyakit pada alat kelamin wanita 6. Entamoeba histolytica, penyebab penyakit disentri D. PEDOMAN PENILAIAN Total skor adalah 100 : 1. Soal Obyektif A (Pilihan ganda) Total skor = Jumlah jawaban benar x 2 = Soal Obyektif B (TTS) Total skor = Jumlah jawaban benar x 3 = Soal Essay Nomor 1 : skor 15 Nomor 2 : skor 10 x 100

168 Lampiran DAFTAR NILAI SISWA POSTEST SIKLUS II No Nilai Postest II

169 Lampiran HASIL POSTEST SISWA TUNTAS KKM SIKLUS II

170 152 Ciliata

171 153

172 154

173 Lampiran HASIL POSTEST SISWA TIDAK TUNTAS KKM SIKLUS II

174 156

175 157

176 158

177 Lampiran LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA KELAS X-7 No Intensistas Bertanya Menjawab Skor

178 Lampiran HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA KELAS X-7 SIKLUS I No Intensistas Bertanya Menjawab Skor

179 Lampiran HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA KELAS X-7 SIKLUS II No Intensistas Bertanya Menjawab Skor

180 Lampiran KORELASI AKTIVITAS DENGAN HASIL BELAJAR Rata-rata Aktivitas X = 194 / 37 = 5,2 Rata-rata Hasil Belajar 3280 Y = 3280 / 37 = 88,6 Tabel Koefisien Korelasi Pearson No. X i Xi - X (Xi X) 2 Y i Yi - Y (Yi Y) 2 (Xi X) (Yi Y) 1 5-0,2 0, ,6 73,96-1, ,2 4, ,6 112,36 23, ,8 7, ,4 129,96 31, ,8 3, ,4 88,36 16, ,2 4, ,4 129,96-25, ,2 17, ,6 73,96-36, ,8 7, ,4 19,36 12, ,8 0, ,4 129,96 9, ,2 4, ,6 555,96 51, ,8 7, ,4 40,96 17, ,2 4, ,6 21,16 10, ,2 10, ,6 158,76 40, ,8 14, ,4 129,96 43,32

181 ,8 23, ,4 129,96 54, ,8 7, ,4 129,96 31, ,2 4, ,6 31,36 12, ,8 14, ,4 88,36 35, ,8 0, ,4 19,36 3, ,2 17, ,6 6,76 10, ,2 0, ,4 88,36-1, ,2 4, ,6 158,76 27, ,2 0, ,4 29,16-1, ,8 3, ,6 134,56-20, ,2 4, ,4 5,76-5, ,8 7, ,4 54,76 20, ,8 7, ,4 129,96 31, ,2 4, ,6 12,96 7, ,8 0, ,4 129,96 9, ,8 3, ,6 31,366-10, ,8 0, ,4 29,16 4, ,8 0, ,6 57,76-6, ,2 10, ,6 73,96-27, ,8 0, ,4 1,96 1, ,2 4, ,6 424,36 45, ,8 0, ,4 129,96 9, ,2 0, ,4 129,96-2, ,2 10, ,6 936,36 97,92 = 194 = 222,52 = 3280 = 4629,53 = 522,89

182 164 r xy = r xy = = = = 0,51 Jadi, koefisien korelasi pearsonnya adalah aktivitas dan hasil belajar cukup kuat) 0,51 (koefisien korelasi antara SIGNIFIKAN 1) Ho : ρ xy = 0 (hipotesa 0) 2) Hi : ρ xy 0. (hipotesa alternatif) 3) Significant level α = 0,05 4) Df = derajat kebebasan = N-2 ( N=Jumlah Pasangan) Df = 37-2 Df = 35 5) r critical = 0,325 (menurut tabel korelasi) 6) r xy = 0,51 7) karena r xy > r crit (0,51 > 0,325), maka Signifikan, Berarti ada korelasi antara tingkat aktivitas siswa dengan hasil belajar.

183 Lampiran A. Alat dan Bahan 1. Media TTS 2. Spidol 3. Kartu soal 4. Kartu point MEDIA PERMAINAN EDUKATIF TEKA-TEKI SALANG ( TTS ) SIKLUS I B. Cara Kerja 1. Siswa duduk berkelompok 2. Guru meminta siswa menempel media TTS ukuran besar di papan tulis kelas. Di media TTS terdapat 48 pertanyaan. 3. Wakil kelompok (6 kelompok) mengambil kartu pertanyaan TTS. Masingmasing kelompok mendapat 8 kartu. Di sisi kartu terdapat 2 bagian yaitu sisi pertama berisi jenis soal mendatar / menurun dan nilai yang diperoleh jika benar menjawab. Sisi kedua berisi soal atau pertanyaan. 4. Posisi kartu yang dibuka adalah bagian yang berisi keterangan jenis soal bukan isi pertanyaannya ( kelompok tidak diperbolehkan untuk melihat isi pertanyaan ) 5. Ketika guru memberikan perintah, misal : 2 mendatar 6. Kelompok yang mendapat kartu 2 mendatar bertugas untuk mendekte pertanyaan yang diajukan untuk semua kelompok. 7. Kelompok yang dengan benar menjawab pertanyaan tersebut ( jawaban telah diterima guru ) dapat mengisinya di media TTS depan kelas 8. Kelompok yang salah menjawab tidak boleh menjawab lagi dan akan dilempar pada kelompok lain, 9. Kelompok yang berhasil menjawab pertanyaan dengan benar akan mendapatkan point sesuai dengan nilai yang tertera di kartu soal tersebut 10. Kelompok yang menjadi juara 1, 2, dan 3 mendapatkan reward

184 166 C. Media TTS Siklus I

185 167 D. Pertanyaan TTS Siklus I Mendatar : 1. Klorofil digunakan untuk 2. Komponen kimia mikrofibril bagian dalam pada dinging sel alga merah 3. Jenis alga merah yang digunakan untuk pembuatan agar 4. Bintik mata merah pada alga hijau 5. Komponen kimia dinding mikrofibril bagian luar alga merah 6. Alat gerak pada alga keemasan 7. Pada dinding sel dan ruang antar sel alga coklat terdapat asam 8. Alga keemasan disebut 9. Alga cokelat digunakan dalam pembuatan obat jenis 10. Alga hijau disebut 11. Jenis alga hijau yang memiliki thalus bentuk lembaran seperti daun 12. Karpospora pada alga merah berkecambah menjadi 13. Penyusun bagian luar dinding sel alga cokelat 14. Jenis alga cokelat sebagai gulma laut yang daunnya berbentuk lembaran dan terdapat gelembung udara 15. Salah satu contoh reproduksi aseksual 16. Alga cokelat disebut 17. Badan yang mengandung alat pembiak pada alga cokelat 18. Zigot tidak berkecambah dan mengalami dormansi disebut 19. Gamet jantan dan gamet betina berukuran sama besar dan umumnya dapat bergerak 20. Peran alga sebagai produsen di perairan disebut 21. Reproduksi secara aseksual dengan memecah koloni menjadi beberapa bagian 22. Bagian atas karpogonium pada alga merah yang berbentuk gada atau benang 23. Spora yang terdapat dibenang-benang sporogen pada alga merah 24. Bagian dalam dinding sel alga cokelat disusun oleh 25. Jenis diatom yang jika mati fosilnya akan membentuk tanah diatome yang berfungsi sebagai bahan penggosok 26. Reproduksi seksual pada alga hijau 27. Penghasil sel telur pada alga cokelat

186 168 Menurun : 1. Reproduksi aseksual pada alga merah akan membentuk 2. Cadangan makanan yang terdapat pada alga coklat 3. Reproduksi secara seksual dengan membentuk sel khusus pada alga keemasan 4. Alga merah banyak bermanfaat dalam pembuatan 5. Diatom disebut 6. Alga cokelat yang berfungsi dalam membuat produk olesan yaitu 7. Salah satu jenis alga hijau yang bentuknya seperti mangkuk berisi kloroplas 8. Ukuran gamet betina lebih besar dan tidak bergerak, gamet jantan berukuran kecil dan bergerak adalah tipe reproduksi 9. Pada alga merah, anteredium menghasilkan gamet jantan yang disebut 10. Pada alga merah, anteredium menghasilkan gamet betina yang disebut 11. Jenis alga hijau berkoloni berbentuk seperti bola 12. Jenis alga hijau yang kloroplasnya berbentuk pita tersusun spiral 13. Pada alga cokelat, di dalam reseptakel terdapat yang mengandung anteredium 14. Tempat menyimpan cadangan makanan pada alga 15. Alga merah disebut 16. Zigot yang tidak berkecambah akan mengalami 17. Pigmen warna merah 18. Reproduksi aseksual pada diatom 19. Peran diatom dalam salah satu pembuatan bahan peledak yaitu 20. Pada konseptakel alga cokelat terdapat bagian yang menghasilkan sel kelamin jantan 21. Pigmen cokelat

187 169 E. Kunci Jawaban TTS Siklus I 1 T 1 F O T O S I N T E S I S 3 E U C H E U M A S P I N O S U M R K E T M O P R 6 F 2 L A G E L 3 A A 21 F R A G M E N T A S I A A U 2 X I L A N U R T 4 S T I G M A K S K I E 22 P I S T R I K O G E N T K R A S P H A E O P H Y T A N A 19 D 7 10 O M A N A N O R S I A A R P D I N N I I Z O O S P O R A R F I T O P L A N K T O N A L G I N R P E I E A 4 A A H N N R M 5 13 B G Y O K E I S A A T I S O G A M I D T 6 19 A 8 C H R Y S 8 O P H Y T A D N 12 S I L I O S P U E L 14 S A R G A 9 S S U M E I M 9 23 P I L A P K A R P O S P O R A 10 A 7 C M E K T O R H I R A A O O G O N I U M 27 I L M 17 R E S E P T A K E L Y C H L O R O P H Y T A P E R P R T O 24 S E L U L O S A H E G U M I G V 18 Y L U O O S P O R A T L M N L U L V A A I N A V I C U L A U P R O T A L I U M K O N J U G A S I O 16 D 17 F 18

188 Lampiran A. Alat dan Bahan 1. Lembar TTS dan Ssoal 2. Alat tulis 3. Kartu point MEDIA PERMAINAN EDUKATIF TEKA-TEKI SALANG ( TTS ) SIKLUS II B. Cara Kerja 1. Guru memberi intruksi untuk berkumpul di lapangan sepak bola 2. Tiap kelompok berdiri membentuk barisan di belakang garis 3. Tiap kelompok akan mendapatkan 1 kertas dengan 2 sisi. Sisi 1 adalah lembar TTS dan sisi 2 adalah lembar pertanyaan. Lembar TTS dan pertanyaan dibuat sama dengan kelompok lain hanya beda warna tiap kelompok. 4. Lembar TTS dan lembar pertanyaan berada pada jarak ± 3 meter dari barisan 5. Ketika waktu dimulai, siswa pada barisan pertama berlari sejauh 3 meter untuk mengisi TTS. Pemain hanya boleh mengisi 1 pertanyaan dalam TTS. 6. Jika pemain tidak mengetahui jawabannya, pemain dapat berlari ke belakang untuk meminta bantuan pada temannya 7. Setelah siswa mengisi TTS dengan benar (observer telah mencocokkan jawabannya dengan kunci jawaban), pemain tersebut kembali pada barisan paling belakang, kemudian dilanjutkan dengan pemain pada barisan depan. 8. Observer akan mencatat tiap siswa yang menjawab TTS, bertanya pada teman, dan menjawab pertanyaan yang diajukan teman 9. Setelah waktu yang ditentukan berakhir, maka berakhirlah permainan. Kelompok yang paling banyak menjawab pertanyaan dengan benar akan mendapatkan point. 10. Kelompok yang menjadi juara 1,2,dan 3 mendapatkan reward

189 171 C. Media TTS Siklus II

190 172 D. Soal TTS Siklus II Mendatar : 1. Jenis Amoeba yang hidup di usus besar 2. Plasmodium penyebab malaria tropika 3. Flagellata yang memiliki klorofil 4. Plasmogel yang mencair pada Rhizopoda untuk mempermudahkan dalam penjuluran 5. Jenis Amoeba yang hidup di usus halus 6. Protozoa yang bergerak dengan rambut getar 7. Protozoa yang bergerak dengan kaki semu 8. Anggota Ciliata 9. Reproduksi secara seksual 10. Jenis Rhizopoda yang terkenal 11. Jenis Rhizopoda yang dijadikan petunjuk adanya minyak bumi 12. Cairan yang keluar dari mulut nyamuk ketika menggigit 13. Jenis Flagellata yang menyebabkan penyakit tidur 14. Reproduksi secara aseksual pada Plasmodium 15. Nucleus yang berukuran kecil 16. Di dalam tubuh nyamuk, gametosit akan berubah menjadi gamet jantan disebut 17. Jenis flagellata yang memiliki bintik mata dan memiliki kloroplas Menurun : 1. Di dalam tubuh nyamuk, gametosit akan berubah menjadi gamet jantan disebut 2. Jenis sporozoa 3. Nyamun perantara pada siklus hidup Plasmodium 4. Merozoid pada fase hidup Plasmodium keluar dari hati dan masuk ke dalam 5. Penghasil sporozoit 6. Nyamuk mengeluarkan zat anti pembeku darah yang disebut 7. Ciliata yang tidak bergerak dan membentuk tangkai melekat pada batu 8. Amoeba yang hidup di luar tubuh organism lain 9. Pada Rhizopoda terdapat endoplasma yang kental disebut 10. Rongga berdenyut disebut 11. Protozoa yang bergerak dengan bulu cambuk

191 Pembentukan spora yang berlangsung pada inang perantara 13. Flagellata yang tidak memiliki kloroplas dan menyerupai hewan 14. Protozoa yang tidak memiliki alat gerak 15. Jenis Flagellata yang hidup di sel darah merah dan hati

192 174 E. Kunci Jawaban TTS Siklus II M A 1 15 E N T A M O E B A C O L I K R R Y 2 M I K R O G A M E T P L A S M O D I U M F A L C I P A R U M I G A K A N 11 R M O F O R A M I N I F E R A O E S L N T 3 F I T O F L A G E L L A T A 13 Z 10 U M G O V 5 K A E N T A M O E B A H I S T O L Y C A 2 3 L P A L F K 14 6 E U G L E N A V I R I D I S C I L I A T A L U U A O P A A O 6 S S P A O T G L 7 9 M H N R H I Z O P O D A E A E O E T O L L K R D L I Z 8 P A R A M E C I U M L O I I E K O 8 E S A N T U S O A K M T T R M A T 9 K O N J U G A S I A 12 S R O G O G P A S U 10 A M O E B A O K 5 7 M I K R O N U K L E U S M L R T 14 T O A E E S K I Z O G O N I 1 S N S B G L 4 I I P L A S M O S O L O S L N 12 T S P O R O Z O I T T R Y P A N O S O M A R H O D E S I E N S E

193 Lampiran LEMBAR REFLEKSI GURU MITRA TERHADAP KOMPONEN PEMBELAJARAN DAN METODE PERMAINAN EDUKATIF TEKA TEKI SILANG ( TTS ) No Uraian Komentar Penilaian guru terhadap komponen 1 pembelajaran dan penggunaan metode permainan edukatif TTS Penilaian guru terhadap aktifitas siswa dalam kegiatan pembelajaran permainan edukatif TTS Hambatan yang mungkin ditemui dalam menerapkan metode permainan edukatif TTS Manfaat yang diperoleh dalam merencanakan dan menerapkan metode permainan edukatif TTS Keberhasilan yang telah dicapai ketika diterapkannya pembelajaran dengan permainan edukatif TTS Hal-hal mana saja yang masih perlu ditingkatkan dan diperbaiki dalam pembelajaran permainan edukatif TTS Apakah siswa berminat mengikuti pembelajaran permainan edukatif TTS selanjutnya seperti yang diterapkan di dalam kelas?

194 Lampiran HASIL REFLEKSI GURU MITRA TERHADAP KOMPONEN PEMBELAJARAN DAN METODE PERMAINAN EDUKATIF TEKA TEKI SILANG ( TTS )

195 Lampiran LEMBAR KUESIONER PENILAIAN SISWA TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN PERMAINAN EDUKATIF TTS No. Deskripsi Ya Tidak 1 Saya lebih suka belajar sambil bermain dari pada belajar dengan mencatat dan mendengarkan saja. 2 Saya lebih bisa memahami materi pelajaran dengan belajar sambil bermain. 3 Saya dapat mengambil lebih banyak manfaat dari belajar sambil bermain. 4 Saya tidak merasa bosan belajar sambil bermain. 5 Saya dapat menjawab pertanyaan yang diberikan guru pada saat bermain ular tangga. 6 Saya lebih sering bertanya kepada guru. 7 Saya senang memainkan permainan TTS dan menjawab pertanyaan yang diberikan. 8 Saya menanggapi jawaban teman yang salah dengan membenarkan jawaban tersebut. 9 Saya memberikan ide dalam menjawab pertanyaan yang diberikan dalam permainan TTS di kelompok. 10 Saya dapat menjawab pertanyaan yang diberikan pada akhir pembelajaran. 11 Dengan belajar sambil bermain TTS, saya menjadi tidak malas belajar. 12 Dengan berdiskusi kelompok, saya menjadi mampu berkomunikasi positif (tidak berbicara di luar materi pelajaran) dengan teman.

196 Lampiran HASIL KUESIONER PENILAIAN SISWA TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN PERMAINAN EDUKATIF TTS

197 Lampiran DAFTAR HADIR PESERTA DIDIK KELAS X-7 SMA KOLESE DE BRITTO YOGYAKARTA

198 Lampiran SURAT PERMOHONAN IJIN OBSERVASI DAN PENELITIAN

199 Lampiran SURAT KETERANGAN MELAKSANAKAN PENELITIAN DI SMA KOLESE DE BRITTO YOGYAKARTA

200 Lampiran DOKUMENTASI PENELITIAN SIKLUS I Gambar 1 : Siswa Mengerjakan Soal Pretest Gambar 2 : Pengantar Materi oleh Guru Gambar 3 : Siswa Membacakan Pertanyaan Gambar 4 : Siswa Menjawab Pertanyaan Gambar 5 : Siswa Menuliskan Jawaban Gambar 6 : Siswa Mengerjakan Postest I

201 Lampiran DOKUMENTASI PENELITIAN SIKLUS II Gambar 1 : Pengantar Materi oleh Guru Gambar 2 : Siswa Berkumpul di Lapangan Gambar 3 : Kelompok saling Berkompetisi Gambar 4 : Siswa saling Berdiskusi Gambar 5 : Siswa Menuliskan Jawaban Gambar 6 : Siswa Mengerjakan Postest

Dwi Apriani 1, Paulus Wiryono Priyotamtama 2, Luisa Diana Handoyo 3 1,2,3 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dwi Apriani 1, Paulus Wiryono Priyotamtama 2, Luisa Diana Handoyo 3 1,2,3 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 1-006 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA KELAS X-7 SMA KOLESE DE BRITTO YOGYAKARTA PADA MATERI PROTISTA DENGAN PERMAINAN EDUKATIF TEKA TEKI SILANG (TTS) Dwi Apriani 1, Paulus Wiryono Priyotamtama

Lebih terperinci

Skripsi Oleh: TITIK DWI RAHAYU NIM X

Skripsi Oleh: TITIK DWI RAHAYU NIM X PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) DENGAN MEDIA TTS (TEKA TEKI SILANG) UNTUK PERBAIKAN PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 SURAKARTA Skripsi Oleh: TITIK DWI

Lebih terperinci

e-issn Vol. 5, No. 2 (2016) p-issn

e-issn Vol. 5, No. 2 (2016) p-issn UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA CD PEMBELAJARAN DISERTAI PEMBERIAN TUGAS PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BANJAR MARGO SUMBOGO B. M. SMP Negeri 1 Banjar Margo

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTU MEDIA GAMBAR PADA KELAS IV SDN LOMPIO. Oleh.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTU MEDIA GAMBAR PADA KELAS IV SDN LOMPIO. Oleh. 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTU MEDIA GAMBAR PADA KELAS IV SDN LOMPIO Oleh Eviyanti ABSTRACT This study is an action research aimed to find out

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS DAN MIND MAPPING

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS DAN MIND MAPPING MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS DAN MIND MAPPING Novitana Sundora, Teti Rostikawati, Triasianingrum Afrikani Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Pada Siswa Kelas V SDN No. 2 Sikara Kecamatan Sindue Tobata

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Pada Siswa Kelas V SDN No. 2 Sikara Kecamatan Sindue Tobata Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Pada Siswa Kelas V SDN No. 2 Sikara Kecamatan Sindue Tobata Mustimah Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika PENINGKATAN AKTIFITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE TEAMS GAMES TOURNAMENT ( PTK Pada Siswa Kelas VII B SMP N 2 Sawit Tahun Ajaran 2014/2015) NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS JOYFULL LEARNING

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS JOYFULL LEARNING PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS JOYFULL LEARNING PADA MATERI SISTEM GERAK PADA MANUSIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII A SMP MUHAMMADIYAH 4 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA DENGAN PERMAINAN EDUKATIF ULAR TANGGA PADA MATERI PROTISTA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA DENGAN PERMAINAN EDUKATIF ULAR TANGGA PADA MATERI PROTISTA 14-138 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA DENGAN PERMAINAN EDUKATIF ULAR TANGGA PADA MATERI PROTISTA Tri Liniarti 1, P. Wiryono Priyotamtama 2, Luisa Diana

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI THE POWER OF TWO UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 9 PEKANBARU

PENERAPAN STRATEGI THE POWER OF TWO UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 9 PEKANBARU PENERAPAN STRATEGI THE POWER OF TWO UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 9 PEKANBARU Hanifli hanafli.sman9@gmail.com SMAN 9 Pekanbaru ABSTRACT This research is motivated by

Lebih terperinci

Skripsi. Oleh: Dwi Listiawan X

Skripsi. Oleh: Dwi Listiawan X PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 22 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Skripsi Oleh: Dwi Listiawan X4306022 FAKULTAS

Lebih terperinci

Dewi Mayangsari dkk, Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Aktivitas...

Dewi Mayangsari dkk, Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Aktivitas... 27 Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VI Pokok Bahasan Konduktor dan Isolator SDN Semboro Probolinggo Tahun Pelajaran 2012/2013 (The Application

Lebih terperinci

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan 1 PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA SUB POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK SISWA KELAS VIII-7 SMP NEGERI 1 KREMBUNG SIDOARJO SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS VI SD NEGERI 30 SUNGAI NANAM KABUPATEN SOLOK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS VI SD NEGERI 30 SUNGAI NANAM KABUPATEN SOLOK PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS VI SD NEGERI 30 SUNGAI NANAM KABUPATEN SOLOK Suzana 1), Gusmaweti 2), Erwinsyah Satria 1) 1) Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

Rosyidatul Nur Laily Universitas Muhammadiyah Jember, Jl. Karimata No

Rosyidatul Nur Laily Universitas Muhammadiyah Jember, Jl. Karimata No 4-029 PENINGKATAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA MELALUI EVERYONE IS A TEACHER HERE IMPROVEMENT OF STUDENTS LEARNING OUTCOMES THROUGH EVERYONE IS A TEACHER HERE Rosyidatul Nur Laily Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PROBING PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 1 BANGKINANG BARAT TAHUN AJARAN 2011/2012

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS IV SDN 27 SAGO PESISIR SELATAN

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS IV SDN 27 SAGO PESISIR SELATAN PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS IV SDN 27 SAGO PESISIR SELATAN Marya Dalva 1, Gusmaweti 2, Ashabul Khairi 3. 1) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

Lebih terperinci

Kata Kunci: metode inkuiri, kemampuan berpikir kritis, hasil belajar, kegiatan ekonomi

Kata Kunci: metode inkuiri, kemampuan berpikir kritis, hasil belajar, kegiatan ekonomi 1 Penerapan Metode Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa Kelas VA Mata Pelajaran IPS Pokok Bahasan Kegiatan Ekonomi di SDN Kepatihan 06 Jember (Implementation of

Lebih terperinci

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN MODEL DISCOVERY LEARNING DI SD NEGERI 37 ALANG LAWEH PADANG Oleh RANTI EFRIZAL NPM 1210013411035 PROGRAM

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada strategi pembelajaran yang digunakan sehingga siswa dituntut bekerjasama dalam kelompok-kelompok

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DISERTAI TEKA TEKI SILANG (CROSSWORD PUZZLES) PADA SISWA KELAS VII (SMP MITRA JEMBER SEMESTER

Lebih terperinci

Suparmi SMP Negeri 25 Pekanbaru

Suparmi SMP Negeri 25 Pekanbaru PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS VII-1 SMPN 25 PEKANBARU 0823-8848-1697 SMP Negeri 25 Pekanbaru 98

Lebih terperinci

Muhammad Abdul Kadir Jaelani, Syifa ul Gummah, Samsun Hidayat. Pendidikan Fisika ABSTRAK

Muhammad Abdul Kadir Jaelani, Syifa ul Gummah, Samsun Hidayat. Pendidikan Fisika ABSTRAK UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR FISIKA DAN AKTIVITAS SISWA MELALUI KREATIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN PADA SISWAKELAS VIII SMPN 1 PRAYA TAHUN PELAJARA 2013/2014 Muhammad Abdul Kadir Jaelani, Syifa

Lebih terperinci

p-issn : e-issn :

p-issn : e-issn : PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN EKSPONEN DAN LOGARITMA SISWA KELAS X BKJ1 Setya Prihatiningtyas SMK Negeri 5 Jember setyaprihatiningtyas@gmail.com

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI. Agustina Dwi Respati Wahyu Adi Muhtar

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI. Agustina Dwi Respati Wahyu Adi Muhtar PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI Agustina Dwi Respati Wahyu Adi Muhtar *) Pendidikan Ekonomi-BKK Akuntansi, FKIP Universitas Sebelas Maret

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS II SDN SIDOTOPO WETAN I SURABAYA

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS II SDN SIDOTOPO WETAN I SURABAYA PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS II SDN SIDOTOPO WETAN I SURABAYA Mustokiyah PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya (mustokiyah@gmail.com)

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI IMPLEMENTASI

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI IMPLEMENTASI Peningkatan Aktivitas dan... (Dwi Wahyuningsih& Singgih Murwani) 65 PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI IMPLEMENTASI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER PADA SISWA

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARANACTIVE KNOWLEDGE SHARINGUNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BERTANYA BIOLOGISISWA KELAS XI IPA 1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAKTAHUN

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARANACTIVE KNOWLEDGE SHARINGUNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BERTANYA BIOLOGISISWA KELAS XI IPA 1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAKTAHUN PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARANACTIVE KNOWLEDGE SHARINGUNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BERTANYA BIOLOGISISWA KELAS XI IPA 1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAKTAHUN PELAJARAN 2011/ 2012 Skripsi Oleh: EvitaRosiliaDewi X

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PETA DI KELAS V SDN 002 BAGAN BESAR DUMAI

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PETA DI KELAS V SDN 002 BAGAN BESAR DUMAI 203 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PETA DI KELAS V SDN 002 BAGAN BESAR DUMAI 0812 689 8822 SDN 002 Bagan Besar, Kota Dumai ABSTRACT This study aimed to describe the learning

Lebih terperinci

Kata Kunci: aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, pendidikan matematika, teori Bruner dalam metode diskusi kelompok.

Kata Kunci: aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, pendidikan matematika, teori Bruner dalam metode diskusi kelompok. 1 Pendahuluan Penerapan Teori Bruner dalam Metode Diskusi Kelompok untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Pokok Bahasan Keliling dan Luas Persegi dan Persegi Panjang Siswa Kelas III SDN Kemuningsari

Lebih terperinci

E_journal Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Pendidikan Ganesha (Volume 6, No.3, Tahun 2016)

E_journal Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Pendidikan Ganesha (Volume 6, No.3, Tahun 2016) IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR ROLL SENAM LANTAI Komang Arsaniya, I Ketut Budaya Astra, S.Pd., M.Or, I Gede Suwiwa, S.Pd., M.Pd.

Lebih terperinci

LINDA ROSETA RISTIYANI K

LINDA ROSETA RISTIYANI K PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS XI IPS 3 SMA NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016 JURNAL Oleh: LINDA ROSETA RISTIYANI

Lebih terperinci

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014 UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014 UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII/D SMP N 1 KRETEK BANTUL DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS V SDN 26 PASAMAN

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS V SDN 26 PASAMAN PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS V SDN 26 PASAMAN Mira Maryulis 1, Erman Har 1, Edrizon 1. 1 Program Studi Pendidikan Guru

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA Prosiding Seminar Nasional 9 Mei 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA Finisica Dwijayati Patrikha Universitas Negeri Surabaya

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE WORD SQUARE PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X

PENINGKATAN MOTIVASI DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE WORD SQUARE PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X PENINGKATAN MOTIVASI DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE WORD SQUARE PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X Darmawati, Irda Sayuti dan Nurhasanah Program Studi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan 8 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Makna Belajar Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN PENERAPAN MODEL KOOPERATIF STAD MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING CONTROL SEPAKBOLA

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN PENERAPAN MODEL KOOPERATIF STAD MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING CONTROL SEPAKBOLA ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN PENERAPAN MODEL KOOPERATIF STAD MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING CONTROL SEPAKBOLA Oleh I Gusti Agung Gede Darma Putra NIM 0816011167 JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Sumarni Elda SD Negeri 024 Tarai Bangun Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar

Sumarni Elda SD Negeri 024 Tarai Bangun Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PERTANYAAN YANG DITANAM UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS VI.C SD NEGERI 024 TARAI BANGUN KECAMATAN TAMBANG KABUPATEN KAMPAR

Lebih terperinci

THE APPLICATION OF ACTIVE LEARNING STRATEGY INSTANT ASSESSMENT

THE APPLICATION OF ACTIVE LEARNING STRATEGY INSTANT ASSESSMENT 1 THE APPLICATION OF ACTIVE LEARNING STRATEGY INSTANT ASSESSMENT TYPE TO IMPROVE STUDENT S ACTIVITY AND ACHIEVEMENT ON SUBJECT OF COLLOID CLASS XI IPA 1 SMA Negeri 15 PEKANBARU Nurhayati Fardilla *, Rasmiwetti

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DI SEKOLAH DASAR. Oleh. Ramadhani

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DI SEKOLAH DASAR. Oleh. Ramadhani PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DI SEKOLAH DASAR Oleh Ramadhani Rama_dhani62@rocketmail.com Absrak : Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI Aliran Daeli SMP Negeri 4 Gunungsitoli, kota Gunungsitoli Abstract: Problems in this study is the low quality and student

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Secara umum, semua aktivitas

Lebih terperinci

PENERAPAN TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS KELAS IV SDN BLABAK 1 KANDAT KEDIRI

PENERAPAN TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS KELAS IV SDN BLABAK 1 KANDAT KEDIRI Tersedia secara online EISSN: 2502-471X Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Volume: 1 Nomor: 9 Bulan September Tahun 2016 Halaman: 1869 1873 PENERAPAN TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) 50 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) Yunie Nurhazannah SMP Negeri 21 Pontianak E-mail: yunienurhazannah@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sitematis ke arah perubahan tingkah laku menuju kedewasaan peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. sitematis ke arah perubahan tingkah laku menuju kedewasaan peserta didik. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meskipun sebagian dari kita mengetahui tentang apa itu pendidikan, tetapi terdapat bermacam-macam pengertian tentang pendidikan. Pendidikan atau pengajaran merupakan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PARTISIPASI SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING DI KELAS X

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PARTISIPASI SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING DI KELAS X PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PARTISIPASI SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING DI KELAS X.1 SMA NEGERI 1 SUKOHARJO SKRIPSI Oleh: WARYANTO K4308061 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR Ulfatun Rohmah 1, Suhartono 2, Ngatman 3 PGSD FKIP Universitas Negeri Sebelas Maret, Jalan Kepodang 67A Panjer Kebumen

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja jika pembelajaran tidak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja jika pembelajaran tidak II. TINJAUAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja jika pembelajaran tidak didukung dengan aktivitas belajar. Aktivitas belajar merupakan rangkaian kegiatan

Lebih terperinci

Penerapan Asesmen Kinerja Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Ekonomi Sri Imawatin, Bambang Hari Purnomo Abstrak:

Penerapan Asesmen Kinerja Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Ekonomi Sri Imawatin, Bambang Hari Purnomo Abstrak: Penerapan Asesmen Kinerja Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Ekonomi (Studi Kasus pada Mata Pelajaran Ekonomi Kompetensi Dasar Menjelaskan Konsep PDB, PDRB, PNP, dan Pendapatan Nasional Kelas

Lebih terperinci

Noviana Kusumawati Pendidikan Matematika FKIP Universitas Pekalongan Jl. Sriwijaya No 3 Pekalongan, ABSTRAK

Noviana Kusumawati Pendidikan Matematika FKIP Universitas Pekalongan Jl. Sriwijaya No 3 Pekalongan, ABSTRAK PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DALAM UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP TERHADAP OPERASI PERKALIAN BILANGAN MELALUI MEDIA BENDA KONGKRIT SISWA KELAS IV SD NEGERI SLAWI KULON 06 KABUPATEN TEGAL Noviana Kusumawati

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMELAJARAN IPS MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SD NEGERI 03 KOTO KACIAK MANINJAU

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMELAJARAN IPS MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SD NEGERI 03 KOTO KACIAK MANINJAU PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMELAJARAN IPS MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SD NEGERI 03 KOTO KACIAK MANINJAU Desi Fitria 1, Pebriyenni 1, Asrul Thaher 2 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Lebih terperinci

PENGGUNAAN STRATEGI INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII A DI SMPN I GENENG NGAWI TAHUN AJARAN

PENGGUNAAN STRATEGI INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII A DI SMPN I GENENG NGAWI TAHUN AJARAN Jurnal Florea Volume 2 No. 1, April 2015 (18-22) PENGGUNAAN STRATEGI INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII A DI SMPN I GENENG NGAWI TAHUN AJARAN 2008 /

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk

Lebih terperinci

Kata-kata Kunci: TGT, aktivitas, hasil belajar,lompat jauh.

Kata-kata Kunci: TGT, aktivitas, hasil belajar,lompat jauh. IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH Ni Luh Ayu Sri Ambari NIM. 0916011140 PENJASKESREK FOK Universitas Pendidikan Ganesha, Kampus Tengah

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN TEKNIK LISTRIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN QUESTION STUDENT HAVE

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN TEKNIK LISTRIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN QUESTION STUDENT HAVE PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN TEKNIK LISTRIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN QUESTION STUDENT HAVE SISWA KELAS X TEI DI SMK N 2 PENGASIH INCREASMENT OF STUDENT LEARNING ACTIVITIES

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG Widya Danu Fadilah 1, Edrizon 1, Hendra Hidayat 1 1

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PERKEMBANGAN NEGARA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PERKEMBANGAN NEGARA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 4 No. 1 Maret 2017, hal 39-44 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PERKEMBANGAN NEGARA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT Hj. Annisa NIP.

Lebih terperinci

BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN GUIDED DISCOVERY LEARNING SISWA KELAS XE SMA NEGERI1 TANJUNGSARI, GUNUNG KIDUL TAHUN AJARAN 2012/2013

BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN GUIDED DISCOVERY LEARNING SISWA KELAS XE SMA NEGERI1 TANJUNGSARI, GUNUNG KIDUL TAHUN AJARAN 2012/2013 UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014 BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN GUIDED DISCOVERY LEARNING SISWA KELAS XE SMA NEGERI1 TANJUNGSARI, GUNUNG KIDUL TAHUN AJARAN 2012/2013

Lebih terperinci

ARTIKEL PUBLIKASI. Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. pada Program Studi Pendidikan Matematika.

ARTIKEL PUBLIKASI. Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. pada Program Studi Pendidikan Matematika. ARTIKEL PUBLIKASI PENINGKATAN MINAT DAN KOMUNIKASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PTK pada Siswa Kelas VIIH SMP Negeri 02 Banyudono Boyolali Tahun 2014/2015) Usulan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SCRAMBLE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SCRAMBLE PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SCRAMBLE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS VIIIB DI SMP NEGERI 2 KEDIRI KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN MEDIA TEKA-TEKI SILANG (TTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA BIOLOGI MATERI EKOSISTEM PADA SISWA KELAS VII B SMP AL ISLAM NGEMPLAK

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM MATERI PENGHANTAR PANAS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS VI SDN JAMBUWER 02 KAB

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM MATERI PENGHANTAR PANAS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS VI SDN JAMBUWER 02 KAB PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM MATERI PENGHANTAR PANAS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS VI SDN JAMBUWER 02 KAB. MALANG TAHUN AJARAN 2016/2017 Oleh : Emmy Suaida, emisuaida@gmail.com

Lebih terperinci

Penulis 1: Dwi Yanu Mardi S. Penulis 2: Sri Palupi, M.Pd

Penulis 1: Dwi Yanu Mardi S. Penulis 2: Sri Palupi, M.Pd Peningkatan Keaktifan.(Dwi Yanu ) 1 PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN PERSIAPAN PENGOLAHAN MAKANAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERTAIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER)

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN DAN HASIL BELAJAR MERAKIT PERSONAL KOMPUTER MENGGUNAKAN STRUCTURED DYADIC METHODS (SDM)

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN DAN HASIL BELAJAR MERAKIT PERSONAL KOMPUTER MENGGUNAKAN STRUCTURED DYADIC METHODS (SDM) Peningkatan Kualitas dan Hasil Belajar..(Andelson Memorata) 1 PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN DAN HASIL BELAJAR MERAKIT PERSONAL KOMPUTER MENGGUNAKAN STRUCTURED DYADIC METHODS (SDM) THE QUALITY AND RESULTS

Lebih terperinci

Irma Khairoes 1, Zulfa Amrina 1, Fazri Zuzano 1. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Irma Khairoes 1, Zulfa Amrina 1, Fazri Zuzano 1. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA KELAS IVC MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TEKA-TEKI SILANG PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD KARTIKA 1-10 PADANG Irma Khairoes 1, Zulfa Amrina 1, Fazri Zuzano 1

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo Vol. 1, No. 2, September 2013 ISSN:

Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo Vol. 1, No. 2, September 2013 ISSN: PENGGUNAAN ALAT PERAGA DALAM BENTUK GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA (THE USE FIGURE DRAWING TO INCREASE LEARNING STUDENT S ACHIEVEMENT) Dita Ade Vian Perdana (ditaadevianperdana@yahoo.com)

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM Tri Sari Wijayanti Guru IPA SMAN 7 Mataram E-mail:- ABSTRAK:

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE KONTEKSTUAL INVESTIGASI BISNIS DAN GAME ULAR TANGGA KOMBI DALAM UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KOMUNIKASI BISNIS

PENERAPAN METODE KONTEKSTUAL INVESTIGASI BISNIS DAN GAME ULAR TANGGA KOMBI DALAM UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KOMUNIKASI BISNIS Nining Mariyaningsih 1 JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI DINAMIKA PENDIDIKAN Vol. VII, No. 2, Desember 2012 Hal. 154-167 PENERAPAN METODE KONTEKSTUAL INVESTIGASI BISNIS DAN GAME ULAR TANGGA KOMBI DALAM UPAYA MENINGKATKAN

Lebih terperinci

Oleh. I Putu Budhi Sentosa, NIM

Oleh. I Putu Budhi Sentosa, NIM Penerapan Model Pembelajaran Metakognitif untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar TIK Siswa Kelas VII SMP Negeri 6 Singaraja Tahun Pelajaran 2011/2012 Oleh I Putu Budhi Sentosa, NIM 1015057117 Jurusan

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BOGA DAN BUSANA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BOGA DAN BUSANA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PENINGKATAN AKTIFITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI PADA MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN BUSANA MELALUI METODE PEMBELAJARAN EKSPOSITORI DI SMK NEGERI 6 PURWOREJO JURNAL Diajukan kepada Fakultas Teknik

Lebih terperinci

STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI LISTENING BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IX.E SMP NEGERI I BAJENG

STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI LISTENING BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IX.E SMP NEGERI I BAJENG STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI LISTENING BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IX.E SMP NEGERI I BAJENG CONTEXTUAL LEARNING STRATEGY FOR IMPROVING LEARNING OUTCOMES

Lebih terperinci

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL PENELITIAN

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL PENELITIAN HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL KEPALA BERNOMOR STRUKTUR DI SDN 03 BATUNG Disusun Oleh: RENI FIRMASARI

Lebih terperinci

Model Pembelajaran Koperatif Tipe Listening Team dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Ekologi Hewan

Model Pembelajaran Koperatif Tipe Listening Team dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Ekologi Hewan SP-009-006 Proceeding Biology Education Conference (ISSN: 2528-5742), Vol 13(1) 2016: 498-502 Model Pembelajaran Koperatif Tipe Listening Team dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Ekologi Hewan Cooperative

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan dipandang sebagai sarana untuk melahirkan insan-insan yang cerdas, kreatif, terampil, bertanggung

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan dipandang sebagai sarana untuk melahirkan insan-insan yang cerdas, kreatif, terampil, bertanggung BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan dipandang sebagai sarana untuk melahirkan insan-insan yang cerdas, kreatif, terampil, bertanggung jawab, produktif dan berbudi pekerti luhur. Peningkatan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, AND SATISFACTION)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, AND SATISFACTION) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, AND SATISFACTION) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA 4 MAN 1 JEMBER Nur Amida Kriana

Lebih terperinci

ARTIKEL KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI

ARTIKEL KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI ARTIKEL MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI Oleh I Wayan Sudarsana NIM 0816011124 JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN REKREASI

Lebih terperinci

Kata-kata Kunci: TAI, aktivitas, hasil belajar, passing bola voli.

Kata-kata Kunci: TAI, aktivitas, hasil belajar, passing bola voli. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TAI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA VOLI Luh Gede Krisna Pebriana Dewi NIM. 0916011033 PENJASKESREK FOK Universitas Pendidikan Ganesha,

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI TERMOKIMIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI TERMOKIMIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.1, No.1, April 2010, hlm. 41-49 41 MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI TERMOKIMIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY Maira

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Sebagai suatu disiplin ilmu, matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang memiliki kegunaan besar dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu, konsepkonsep dalam

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN MEDIA TEKA-TEKI SILANG DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN MEDIA TEKA-TEKI SILANG DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK Jurnal Florea Volume 3 No 1, April 2016 UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN MEDIA TEKA-TEKI SILANG DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK POKOK BAHASAN EKOSISTEM KELAS VII SMPN

Lebih terperinci

Premiere Educandum Jurnal Pendidikan Dasar dan Pembelajaran

Premiere Educandum Jurnal Pendidikan Dasar dan Pembelajaran Premiere Educandum Jurnal Pendidikan Dasar dan Pembelajaran PE Premiere Educandum 7(1) 87 94 Juni 2017 Copyright 2017 PGSD Universitas PGRI Madiun P ISSN: 2088-550/E ISSN: 2528-517 Available at: http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/pe

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DRIBBLING

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DRIBBLING IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DRIBBLING SEPAKBOLA I Kadek Kariyana NIM. 0916011177 PENJASKESREK FOK Universitas Pendidikan Ganesha, Kampus Tengah

Lebih terperinci

Linda Syarif 1, Zulfa Amrina 1, Syafni Gustina Sari 1. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

Linda Syarif 1, Zulfa Amrina 1, Syafni Gustina Sari 1. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PENGURANGAN BILANGAN CACAH DENGAN BLOK DIENES DI KELAS I SD NEGERI 14 ULAK KARANG SELATAN KECAMATAN PADANG UTARA KOTA PADANG Linda Syarif 1, Zulfa Amrina 1, Syafni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saling terkait sehingga dapat membuahkan hasil belajar yang optimal. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. saling terkait sehingga dapat membuahkan hasil belajar yang optimal. Dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental yang saling terkait sehingga dapat membuahkan hasil belajar yang optimal. Dengan demikian, belajar

Lebih terperinci

Darmawati, Arnentis dan Sri Iryani Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru 28293

Darmawati, Arnentis dan Sri Iryani Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru 28293 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X.2 SMA NEGERI 10 PEKANBARU TAHUN AJARAN 2012/2013 Darmawati, Arnentis dan Sri Iryani

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM MATERI BILANGAN BULAT KELAS IV SEMESTER II SD NEGERI SUMBEREJO I KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK TAHUN AJARAN 2011/2012 Joko

Lebih terperinci

MANAJEMEN PEMBELAJARAN PKN DENGAN MODEL PROBLEM BASED INTRODUCTION (PBI) BAGI SISWA SMK

MANAJEMEN PEMBELAJARAN PKN DENGAN MODEL PROBLEM BASED INTRODUCTION (PBI) BAGI SISWA SMK MANAJEMEN PEMBELAJARAN PKN DENGAN MODEL PROBLEM BASED INTRODUCTION (PBI) BAGI SISWA SMK Varianita SMK Negeri 2 Kota Bengkulu, Jl Batanghari No 2 Padang Harapan Kota Bengkulu e-mail: anidemsiretatasya@gmail.com

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IVA SDN 4 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IVA SDN 4 PEKANBARU 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IVA SDN 4 PEKANBARU Trieska Rizky Putri, Hendri Marhadi, Zulkifli hendri.m29@yahoo.co.id, triskarizky@yahoo.com

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS II MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE CROSSWORD DI SD 18 SILAUT III PESISIR SELATAN

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS II MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE CROSSWORD DI SD 18 SILAUT III PESISIR SELATAN PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS II MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE CROSSWORD DI SD 18 SILAUT III PESISIR SELATAN Mega Adyna Movitaria¹, Erman Har¹, Erwinsyah Satria¹. Jurusan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING PERMAINAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 05 METRO SELATAN

PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING PERMAINAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 05 METRO SELATAN PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING PERMAINAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 05 METRO SELATAN Muncarno FKIP Universitas Lampung Email: muncarno@gmail.com

Lebih terperinci

Raihan SD Negeri 007 Bagan Besar

Raihan SD Negeri 007 Bagan Besar 30 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V A MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) SD NEGERI 007 BAGAN BESAR raihan007@yahoo.co.id SD Negeri

Lebih terperinci

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta ABSTRACT

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta   ABSTRACT MENINGKATKAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA KELAS III DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAKE AND GIVE DI SDN 07 ENAM LINGKUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN 1 Asnimar Zain, 1 nurharmi, 2 Yulvia Nora

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL DAN AKTIVITAS BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI DENGAN METODE RESITASI PRA-PEMBELAJARAN. Djoko Santoso 1

PENINGKATAN HASIL DAN AKTIVITAS BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI DENGAN METODE RESITASI PRA-PEMBELAJARAN. Djoko Santoso 1 JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI DINAMIKA PENDIDIKAN Vol. VIII, No. 1, Juni 2013 Hal. 59 68 PENINGKATAN HASIL DAN AKTIVITAS BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI DENGAN METODE RESITASI PRA-PEMBELAJARAN Djoko Santoso

Lebih terperinci

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V.B PADA TEMA ORGAN TUBUH MANUSIA DAN HEWAN MELALUI METODE DISCOVERY LEARNING

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V.B PADA TEMA ORGAN TUBUH MANUSIA DAN HEWAN MELALUI METODE DISCOVERY LEARNING ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V.B PADA TEMA ORGAN TUBUH MANUSIA DAN HEWAN MELALUI METODE DISCOVERY LEARNING DI SD KARTIKA 1-11 SIMPANGHARU KECAMATAN PADANG TIMUR KOTA PADANG

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN INKUIRI PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS V SDN 07 TUIK BATANG KAPAS

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN INKUIRI PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS V SDN 07 TUIK BATANG KAPAS PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN INKUIRI PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS V SDN 07 TUIK BATANG KAPAS Dahlia Ningsih 1, Gusmaweti 1, Zulfa Amrina 1. 1) Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut (Sanjaya, 2009: ), pembelajaran kooperatif merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut (Sanjaya, 2009: ), pembelajaran kooperatif merupakan 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Menurut (Sanjaya, 2009:240-241), pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan system pengelompokan/tim kecil,

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ORGANISASI KEHIDUPAN DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK, TALK, WRITE

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ORGANISASI KEHIDUPAN DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK, TALK, WRITE UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ORGANISASI KEHIDUPAN DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK, TALK, WRITE Burhanuddin, Syamswisna, Reni Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UNTAN Pontianak

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SUB MATERI KETELADANAN ROSULULLAH SAW PERIODE MEKAH. Oon Rehaeni.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SUB MATERI KETELADANAN ROSULULLAH SAW PERIODE MEKAH. Oon Rehaeni. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SUB MATERI KETELADANAN ROSULULLAH SAW PERIODE MEKAH Oon Rehaeni oon_rehaeni@gmail.com SMK Negeri I Majalengka ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

Rahayu Dwi Mastuti Widayati Guru IPS SMP Negeri 2 Merbau Mataram ABSTRAK

Rahayu Dwi Mastuti Widayati Guru IPS SMP Negeri 2 Merbau Mataram ABSTRAK PENGGUNAAN ALGA SIAPA-AKU PADA MATERI KERAGAMAN BENTUK MUKA BUMI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIB SMP NEGERI 2 MERBAU MATARAM Rahayu Dwi Mastuti Widayati rahayuwidayati25@yahoo.co.id

Lebih terperinci