OPTIMALISASI ADC DENGAN REKAYASA PERANGKAT KERAS PADA PENGUKURAN SUHU
|
|
- Yanti Tanuwidjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 OPTIMALISASI DENGAN EKAYASA PEANGKAT KEAS PADA PENGUKUAN SUHU Eka Mandayatma Teknik Elektro, Politeknik Negeri Malang Abstrak merupakan sebuah komponen atau sub komponen yang berfungsi mengubah data tegangan analog menjadi data digital dengan jumlah bit tertentu. Jika data masukan merupakan data skala penuh (full scale) maka data keluaran juga akan mencapai skala penuh dan didapatkan resolusi maksimum. Pada kenyataannya sering terjadi bahwa data masukan mempunyai range yang kecil yang tidak memenuhi skala penuh sehingga data keluaran juga tidak terjadi skala penuh. Hal ini akan membuat banyak bit data yang tidak terpakai, serta resolusi yang buruk (rendah). ekayasa perangkat lunak biasanya tidak bisa memperbaiki resolusi dari. Dengan rekayasa perangkat keras mengunakan leveling amplifier maka resolusi dapat dperbaiki karena seberapapun range masukan bisa didapatkan data keluaran pada skala penuh dari dan seluruh bit data terpakai. Dengan seluruh bit data keluaran terpakai maka akan didapat resulusi maksimum dari. Tanpa leveling amplifier, resolusi akan bernilai tetap yakni (5-0)/255 sedang dengan leveling amplifier resolusi akan lebih baik dan tergantung input (Vimax Vi min)/255. Dari hasil pengamatan untuk digitalisasi pengukuran suhu menggunakan sensor LM35 dengan range 20 C - 40 C, tanpa leveling diperoleh resolusi 2,22 C/step sementara dengan leveling diperoleh resolusi sebesar 0,08 C/step. Kata kunci :, resolusi, leveling amplifier 1. PENDAHULUAN esolusi yang rendah pada penggunaan disebabkan salah satunya adalah tidak tercapainya rentang skala penuh baik pada masukan (input) dan keluaran (output). entang skala penuh bisa diperoleh jika masukan berada pada rentang skala penuh untuk mendapatkan rentang skala penuh pada keluaran maka dipelukan pula rentang masukan dalam skala penuh pula. Dengan kata lain pada situasi ini diperlukan pergeseran level untuk membawa level output sensor agar span sesuai untuk input [4]. Untuk 8 bit, agar output bernilai (FF skala penuh) diperlukan masukan tegangan analog 0 sampai 5 Volt dengan referensi ½ Vcc. Permasalahan yang ada ialah tidak semua masukan berada pada rentang 0 sampai 5 volt, artinya tidak berada pada rentang skala penuh. Hal ini berarti data keluaran juga tidak berada pada rentang skala penuh. Hal ini menyebabkan inefisiensi dari. Akibat lain yang timbul adalah resolusi pengukuran rendah. ekayasa perangkat keras (hardware) bisa dibuat untuk mendapatkan rentang skala penuh. Pengukuran suhu dengan menggunakan sensor LM35 merupakan cara cukup mudah bila digabung dengan karena keluaran dari sensor tesebut suddah dalam bentuk tegangan. Tegangan keluaran dari LM 35 tidak selalu berada pada jangkauan skala penuh dari masukan. Jika keluaran LM35 langsung dimasukkan kedalam maka tidak didapat rentang skala penuh dimana berakibat pembacaan suhu akan mempunyai resolusi yang rendah. 2.KAJIAN PUSTAKA Pada pengolahan sinyal analog menggunakan komputer atau mikroprosesor akan selalu dibutuhkan komponen atau sub komponen pengubah data analog menjadi data digital yang dikenal dengan Analog to Digital Convertion (). Dalam penggunaan ada batasanbatasan tentang data (tegangan) masukan dan data keluaran. Jika diambil salah satu contoh yang mempunyai rentang data analog masukan 0 5 Volt serta data keluaran merupakan data 8 bit, maka bisa dikatakan bahwa rentang masukan adalah tegangan analog 0 sampai 5 Volt sedang keluaran data biner sampai Tegangan masukan untuk dalam prakteknya tidak akan selalu bernilai 0 5 Volt, tetapi hanya berada pada rentang tersebut. Ini berarti tidak akan bekerja full scale yang berarti pula ada sejumlah data bit yang tidak terpakai. Hal ini tentu merupakan kerugian yang sebenarnya bisa dilakukan perbaikan atau rekayasa agar semua bit data bisa dimanfaatkan. Gambar 1a meunjukkan jika bertegangan masukan skala penuh dan data keluaran juga berskala penuh. Sedang gambar 1b. menunjukkan jika tidak bekerja pada skala penuh. A-96
2 5 V Input 0 V output Penguat tak membalik Penguat tak membalik (non inverting amplifier) menguatkan sinyal input dengan penguatan Vo/Vi dan tidak terjadi pembalikan polaritas, artinya polaritas output sama dengan polaritas input. Gbr 1a. dengan input skala penuh Gbr 1b. dengan input range kurang dari skala penuh. Dari gambar 1b, data output tergantung dari masukan. Jika masukan x Volt maka data output bernilai xxxx xxxx dan jika masukan y Volt keluaran yyyy yyyy. Bisa dilihat bahwa bit data antara sampai xxxx xxxx dan yyyy yyyy sampai tidak terpakai dan hal ini jelas suatu kerugian. ekayasa perangkat keras bisa meminimalisir kerugian tersebut dengan memanfaat kan kombinasi rangkaian penguat, adder maupun summing amplifier untuk membentuk rangkaian leveling amplifier yang mampu mengoptimalkan kerja yang selalu berada pada kerja skala penuh. Gambar 2 memperlihatkan konsep leveling amplifier. Input y V x V Input y V x V 5 V 0 V output yyyy yyyy xxxx xxxx Gbr 2. Konsep leveling Amplifier output Tersedianya penguat operasional dalam berbagai jenis akan memudahkan dalam pembentukan rangkaian-rangkaian matematik seperti perkalian maupun penjumlahan [2]. Perkalian merupakan inti dari penguat yang bisa dibentuk dalam penguatan membalik (inverting amplifier) maupun penguatan tak membalik (non inverting amplifier) A-97 Gbr 3a. Konfigurasi penguat non inverting Gbr 3b. Polaritas input dan output non inverting Gain atau penguatan dari konfigurasi non inverting f Av 1 g (1) 2.2 Penguat Membalik Konfigurasi lain dari penguat opamp adalah penguat membalik (inverting amplifier). Penguatan Av = Vo/Vi dan terjadi pembalikan polaritas antara input dan output. Gbr 4a. Konfigurasi penguat inverting, Gbr 4b. Polaritas input dan output penguat Inverting. Penguatan atau gain dari penguat inverting 2 Av (2) 1 Tanda (-) menunjukkan bahwa pada penguat tersebut terjadi pembalikan polaritas. 2.3 Penguat penjumlah Penguat penjumlah (summing amplifier) pada dasarnya dua buah atau lebih penguat dengan unity gain yang dijadikan satu untuk mendapatkan fungsi matematik penjumlahan input. Gbr 5 Penguat Penjumlah
3 Untuk 1 = 2 = in, Fungsi alih dari penguat penjumlah ini adalah f Vo ( V1 V 2) (3) in Jika f = in maka Vo ( V1V 2) (4) 2.4 Leveling Amplifier Secara matematis sebuah penguat akan mempunyai fungsi alih seperti digambarkan pada gambar 6. Vi A V Gbr 6 Fungsi alih penguat Sehingga Gbr 7 Konfigurasi rangkaian Vo(1) C (10) Vi(1) Dimana Vo Vi. Av C (5) C adalah konstanta bebas yang berasal dari system amplifier. Jika nilai C = 0 maka fungsi alih adalah Vo Vi. Av (6) Dan disebut sebagai penguat ideal. Jika rentang input berada pada Vi(1) sampai dan dikehendaki suatu output Vo(1) sampai dimana diantaranya tidak ada nilai 0 (nol) maka harus dilakukan dengan leveling amplifier dan tidak bisa dilakukan dengan amplifier ideal biasa. Sesuai dengan pers (5) jika kebutuhan input output dimasukkan akan menjadi sbb: Vo Vi. Av C Vo( 2). Av C (7) Vo( 1) Vi(1). Av C (8) Vo ( 2) Vo(1) Vi(1) Av. Vo(1) Av (9) Vi(1) Persamaan 9 menunjukkan bahwa penguatan untuk system leveling yang dikehendaki bisa dihitung karena Vo dan Vi diketahui. Substitusi pers 9 kesalah satu persamaan 7 atau 8 untuk mencari konstanta Vo(1) Vo( 2) C Vi(1) A-98 Dengan diketahui penguatan (pers 9) dan konstanta (pers 10) maka didapatkan fungsi alih dari leveling yang dikehendaki, yakni : Vo(1) Vo(1) Vo Vi Vi(1) Vi(1) merupaan rangkaian terintegrasi yang mampu mengubah masukan berupa tegangan analog menjadi data biner 8 bit. Dalam penelitian ini digunaan diskrit untuk mempermudah memberikan gambaran akan upaya peningkatan atau optimalisasi, meskipun dalam aplikasinya dapat digunakan pada hybrid yang sudah terintegrasi dengan system yang lain. Seperti pada gbr konfigurasi standar dengan input tegangan analog pada pin 6 dan data output D0 sd D7 pada pin 18 sd 11. Tombol start digunakan untuk memulai konversi secara manual, artinya setiap adda perubahan tegangan input perlu meng-enable tombol start untuk mendapatkan konversi. Untuk operasi normative, tegangan referensi diberikan ½ Vcc dan Vin(-) di-ground. Data keluaran digunakan aktif high, artinya data logika tinggi (1) dinyatakan dengan LED yang menyala. 3. METODE PENELITIAN Metode penelitian dilakukan dengan eksperimental pada pengukuran suhu yang melibatkan sensor suhu LM35 dan 8 bit dari type Eksperimen dilakukan pada rentang suhu antara 20 C sampai 40 C. LM35 adalah sensor suhu yang langsung mengkonversi besaran suhu yang diterima menjadi tegangan keluaran dengan fungsi alih 10 mv/ C. Data yang diperoleh dibandingkan tingkat resolusinya antara hasil
4 pembacaan tanpa leveling dan dengan leveling amplifier. Pelaksanaan penelitian dilakukan dua tahap dimana tahap 1 menghubungkan output LM35 langsung ke dan tahap 2 menghubungkan LM35 ke melalui rangkaian Leveling Amplifier. LM C - 40 C Gbr 8a. Konversi output LM35 tanpa leveling LM C - 40 C 0804 Leveling Amplifier Gbr 8b. Konversi output LM 35 dengan leveling C D7 D6 D5 D4 D3 D2 D1 D0 AD C08 04 D7 D6 D5 D4 D3 D2 D1 D0 Gambar 9 memperlihatkan hasil keluaran LM35 dikonversi langsung oleh, dimana output LM35 langsung dihubungkan dengan pin input. Dari tabel 2 bisa diamati bahwa data bit D5-D7 tidak terpakai sementara D4 hanya terpakai sekitar 50%. Sedang dari tabel 3, resolusi rata-rata dari rentang suhu C dan output analog dari LM35 dari 202 mv hingga 406 mv adalah 19,66 mv. Tabel 2. Hubungan temperature dengan data output T C D7 D6 D5 D4 D3 D2 D1 D HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 eolusi tanpa leveling amplifier Dibuat span kenaikan 2 C pada pengamatan sensor suhu LM35 Gbr 10 Hubungan langsung output LM35 ke Gbr 9 Pengujian pengukuran suhu dengan Sensor LM35 Tabel 1 memperlihatkan hasil pengukuran respon output dari sensor suhu LM35 langsung menggunakan AVO meter digital. Pengukuran dilakukan 3 kali dan Vout adalah tegangan rata-rata hasil pengukuran. Tabel 1. Pengujian awal LM35 No Suhu C Vout (mv) A-99 Tabel 3. esolusi dalam mv tanpa leveling amplifier T C Vo D D D D D D Decim esolu (mv) al si , , , , , , , , ,3 esolusi rata-rata (mv) 19,66 Dari tabel 3 Step number yang diperoleh adalah Step number Sn = MSB LSB (decimal) = = 9
5 esolusi dalam suhu ( T) 2,22C / step (12) esolusi dengan Leveling Amplifier Leveling Amplifier diharapkan bisa memberikan output 0 Volt saat suhu 20 C (202 mv) dan 5 Volt saat suhu 40 C (406 mv). Dari kebutuhan ini diketahui Vi(1) = 202 mv, = 406 mv, Vo(1) = 0 V dan = 5 V. Mengacu pada pers. 10 Vo(1) Vo(1) Vo Vi Vi(1) Vi(1) Vo Vi Vo 24,5Vi 4,95 (13) Fungsi alih dari leveling amplifier yang diharapkan adalah seperti pers. 13 dimana harus ada penguat dengan penguatan Av = 24,5 dan ditambah (summing) dengan konnstanta C = - 4,95 Volt. Vi i 1 f 24,5 4,95 V Vo1 Gbr 11. ealisasi leveling amplifier dengan Av = 24,9 dan C = - 4,9 Tabel 4. Perhitungan output Vi (mv) Vo1(Volt) Vo2(volt) 202-4,95-0, ,95 5,05 - Vo Dari tabel 4 maka kebutuhan input untuk sudah terpenuhi untuk skala penuh dan sudah terjadi perubahan level dimana pada saat input (suhu 20 C) 202 mv output 0,05 (0 V0lt) dan pada saat input (suhu 40 C) 406 mv maka output 5,05 V (5 Volt). Pada gbr.11, nilai esistor (id an f) adalah nilai perbandingan. Aplikasi dari gbr 11 digabung dengan adalah seperti gbr 12. Gbr 12 Menghubungkan LM35 ke melalui leveling amplifier. Dari rangkaian seperti gbr 12 dan dengan rentang suhu yang sama diperoleh data seperti pada tabel 5. Tabel 5 Output data setelah menggunakan leveling amplifier No T C Vo1 Vo2 Vo3 D7 D6 D5 D4 D3 D2 D1 D0 Dec 1 20,208-5,096 0, ,218-5,341 0, ,244-5,978 1, ,290-7,105 2, ,31-7,595 2, ,326-9,987 3, ,344-8,428 3, ,358-8,771 3, ,385-9,432 4, ,406-9,947 4, Dari tabel 5 diperlihatkan untuk rentang pengukuran suhu 20 C - 40 C didapatkan tegangan output (Vo3) adalah 0,146 4,997. Nilai ini mendekati yang diharapkan yakni 0 5 Volt. Output dari leveling amplifier menjadi input dari (pin 6) sehingga input analog akan berkisar pada rentang 0,146V 4,997 V. Jika diamati pada pin out data (D0 D7) semua pin tersisi yakni dari sd (07h FFh). Jumlah step dari ouput data ini adalah nilai decimal MSB Nilai decimal LSB Step number Sn = MSB LSB (decimal) = = 248 step. esolusi dalam suhu T max T min ( T) (14) Sn A-100
6 40 20 ( T) 0,08C / step (15) 248 esolusi dalam tegangan output LM ( v) 0,798mV / step Artinya dengan cara leveling ini mampu meningkatkan resolusi dalam suhu dimana setiap kenaikan satu bit data sama dengan kenaikan 0,08 C. Bisa dibandingkan hasil seperti pers 11 dan pers 14, pada pemakaian tanpa leveling amplifier didapat resolusi pengukuran suhu sebesar 2,22 C/step sedangkan dengan leveling amplifier resolusi naik secara significant menjadi 0,08 C/step. Ini berarti system menjadi lebih teliti dalam mengukur suhu karena semua bit data output semuanya terpakai. Sementara untuk resolusi dalam tegangan output LM35, untuk tanpa leveling diperoleh 19,66 mv/step sedang dengan leveling amplifier diperoleh 0,798 mv/step. 5. KESIMPULAN Leveling amplifier bisa memperbaiki kinerja dengan meningkatkan resolusi tiap step bit secara perangkat keras (hardware). Dari percobaan yang dilakukan, tanpa leveling amplifier didapatkan resolusi pengukuran suhu untuk rentang 20 C - 40 C adalah 2,22 C/step sedangkan dengan leveling amplifier didapat resolusi 0,08 C/step. Ini adalah peningkatan lebih dari 200%. Dan dengan leveling amplifier semua bit data output terpakai. 6. DAFTA PUSTAKA [1]Curtis D Johnson, Process Control Instrumentation Technology, second edition, John Wiley & Sons 1982 [2]Dafid F, Stout, Handbook of Operational Amplifier Circuit Design, McGraw-Hill Book Company, 1976 [3]Chandrashekhar Mithlesh, A.S Umesh, Design and Simulation of Op Amp Integrator and Its Applications, International Journal of Engineering and Advanced Technology (IJEAT) ISSN: , Volume-1, Issue-3, February 2012 [4]on Mancini, Sensor to -Analog Interface Design, Analog Application Journal, Texas Instrument, 2005, A-101
Bab III. Operational Amplifier
Bab III Operational Amplifier 30 3.1. Masalah Interfacing Interfacing sebagai cara untuk menggabungkan antara setiap komponen sensor dengan pengontrol. Dalam diagram blok terlihat hanya berupa garis saja
Lebih terperinciLAB PTE - 05 (PTEL626) JOBSHEET 8 (ADC-ANALOG TO DIGITAL CONVERTER)
LAB PTE - 05 (PTEL626) JOBSHEET 8 (ADC-ANALOG TO DIGITAL CONVERTER) A. TUJUAN 1. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip kerja dan karakteristik rangkaian ADC 8 Bit. 2. Mahasiswa dapat merancang rangkaian ADC
Lebih terperinciINSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 14 (DAC 0808)
INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 14 (DAC 0808) I. TUJUAN 1. Mahasiswa dapat memahami karakteristik pengkondisi sinyal DAC 0808 2. Mahasiswa dapat merancang rangkaian pengkondisi sinyal DAC 0808
Lebih terperinciDAC - ADC Digital to Analog Converter Analog to Digital Converter
DAC - ADC Digital to Analog Converter Analog to Digital Converter Missa Lamsani Hal 1 Konverter Alat bantu digital yang paling penting untuk teknologi kontrol proses adalah yang menerjemahkan informasi
Lebih terperinciADC ( Analog To Digital Converter Converter konversi analog ke digital ADC (Analog To Digital Convertion) Analog To Digital Converter (ADC)
ADC (Analog To Digital Converter) adalah perangkat elektronika yang berfungsi untuk mengubah sinyal analog (sinyal kontinyu) menjadi sinyal digital. Perangkat ADC (Analog To Digital Convertion) dapat berbentuk
Lebih terperinciINSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421)
INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 13 (ADC 2 Bit) I. TUJUAN 1. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip kerja dan karakteristik rangkaian ADC 2 Bit. 2. Mahasiswa dapat merancang rangkaian ADC 2 Bit dengan
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN. Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang digunakan dalam
BAB III PERENCANAAN Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang digunakan dalam merencanakan alat yang dibuat. Adapun pelaksanaannya adalah dengan menentukan spesifikasi dan mengimplementasikan dari
Lebih terperinciBAB II ANALOG SIGNAL CONDITIONING
BAB II ANALOG SIGNAL CONDITIONING 2.1 Pendahuluan Signal Conditioning ialah operasi untuk mengkonversi sinyal ke dalam bentuk yang cocok untuk interface dengan elemen lain dalam sistem kontrol. Process
Lebih terperinciGambar 3. 1 Diagram blok system digital
3.1 Introduction Kebanyakan informasi yang ada di dunia nyata adalah besaran analog. Contohnya tegangan, arus listrik, massa, tekanan, suhu, intensitas cahaya dan lain sebagainya. Namun pada era masa kini
Lebih terperinciThermometer digital dengan DST-R8C dan OP-01 sebagai rangkaian pengkondisi
Thermometer digital dengan DST-R8C dan OP-01 sebagai rangkaian pengkondisi Saat ini telah beredar beberapa mikrokontroler yang sudah bulitin ADC ( analog to digital ) salah satunya adalah R5F21134 yang
Lebih terperinci'$&'LJLWDOWR$QDORJ&RQYHUWLRQ
'$&'LJLWDOWR$QDORJ&RQYHUWLRQ TEORI DASAR Rangkaian penjumlah op-amp (summing amplifier) dapat digunakan untuk menyusun suatu konverter D/A dengan memakai sejumlah hambatan masukan yang diberi bobot dalam
Lebih terperinciDASAR-DASAR AKUISISI DATA
PETEMUAN 8 KONSEP AKUISISI DATA dan KONVESI By ATIT PETIWI DASA-DASA AKUISISI DATA Elemen-elemen sistem akuisisi data pada PC By. Atit Pertiwi 2 1 Sebuah komputer PC; Transduser; Pengkondisi sinyal (signal
Lebih terperinciPENGUAT OPERASIONAL AMPLIFIER (OP-AMP) Laporan Praktikum
PENGUAT OPERASIONAL AMPLIFIER (OP-AMP) Laporan Praktikum ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Elektronika Dasar yang diampu oleh Drs. Agus Danawan, M.Si Disusun oleh Anisa Fitri Mandagi
Lebih terperinciOPERASIONAL AMPLIFIER (OP-AMP) Oleh : Sri Supatmi
1 OPERASIONAL AMPLIFIER (OP-AMP) Oleh : Sri Supatmi Operasional Amplifier (OP-AMP) 2 Operasi Amplifier adalah suatu penguat linier dengan penguatan tinggi. Simbol 3 Terminal-terminal luar di samping power
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR SISTEM C-V METER PENGUKUR KARAKTERISTIK KAPASITANSI-TEGANGAN
BAB II TEORI DASAR SISTEM C-V METER PENGUKUR KARAKTERISTIK KAPASITANSI-TEGANGAN 2.1. C-V Meter Karakteristik kapasitansi-tegangan (C-V characteristic) biasa digunakan untuk mengetahui karakteristik suatu
Lebih terperinciBAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar
BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED 3.1. Rancang Bangun Perangkat Keras Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar 3.1. Sistem ini terdiri dari komputer, antarmuka
Lebih terperinciTUJUAN : Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan mampu : Menjelaskan pengertian dasar dari DAC dan ADC secara prinsip
8 DAC - ADC TUJUAN : Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan mampu : Menjelaskan pengertian dasar dari DAC dan ADC secara prinsip Menjelaskan rangkaian dasar DAC dengan menggunakan Op-Amp. Menjelaskan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pengukuran resistivitas dikhususkan pada bahan yang bebentuk silinder. Rancangan alat ukur ini dibuat untuk mengukur tegangan dan arus
Lebih terperinciMODUL 08 OPERATIONAL AMPLIFIER
MODUL 08 OPERATIONAL AMPLIFIER 1. Tujuan Memahami op-amp sebagai penguat inverting dan non-inverting Memahami op-amp sebagai differensiator dan integrator Memahami op-amp sebagai penguat jumlah 2. Alat
Lebih terperinciDasar Sistem Pengukuran
Supervisory Control and Data Acquisition Dasar Sistem Pengukuran Ir. Jos Pramudijanto, M.Eng. Jurusan Teknik Elektro FTI ITS Telp. 594732 Fax.5931237 Email: pramudijanto@gmail.com Supervisory Control and
Lebih terperinciTEORI ADC (ANALOG TO DIGITAL CONVERTER)
TEORI ADC (ANALOG TO DIGITAL CONVERTER) dins D E P O K I N S T R U M E N T S ADC ADC = Analog to Digital Converter adalah suatu perangkat yang mengubah suatu data kontinu terhadap waktu (analog) menjadi
Lebih terperinciGambar 1.1 Rangkaian Dasar Komparator
JOBSHEET PRAKTIKUM 2 A. Tujuan 1. Mahasiswa mengetahui karakteristik rangkaian komparator sebagai aplikasi dari rangkaian OP AMP. 2. Mahasiswa dapat merangkai rangkaian komparator sebagai aplikasi dari
Lebih terperinciPERCOBAAN 3 RANGKAIAN OP AMP
PERCOBAAN 3 RANGKAIAN OP AMP TUJUAN Mempelajari penggunaan operational amplifier Mempelajari rangkaian rangkaian standar operational amplifier PERSIAPAN Pelajari keseluruhan petunjuk praktikum untuk modul
Lebih terperinciADC-DAC 28 IN-3 IN IN-4 IN IN-5 IN IN-6 ADD-A 5 24 IN-7 ADD-B 6 22 EOC ALE msb ENABLE CLOCK
ADC-DAC A. Tujuan Kegiatan Praktikum - : Setelah mempraktekkan Topik ini, anda diharapkan dapat :. Mengetahui prinsip kerja ADC dan DAC.. Mengetahui toleransi kesalahan ADC dan ketelitian DAC.. Memahami
Lebih terperinciADC dan DAC Rudi Susanto
ADC dan DAC Rudi Susanto Analog To Digital Converter Sinyal Analog : sinyal kontinyu atau diskontinyu yang didasarkan pada waktu. Sinyal analog dapat dihasilkan oleh alam atau buatan. Contoh sinyal analog
Lebih terperinciJOBSHEET 2 PENGUAT INVERTING
JOBSHEET 2 PENGUAT INVERTING A. TUJUAN Tujuan dari pembuatan modul Penguat Inverting ini adalah: 1. Mahasiswa mengetahui karakteristik rangkaian penguat inverting sebagai aplikasi dari rangkaian Op-Amp.
Lebih terperinciINSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING)
INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING) I. TUJUAN Tujuan dari pembuatan modul Penguat Inverting ini adalah: 1. Mahasiswa mengetahui karakteristik rangkaian penguat inverting sebagai
Lebih terperinciWorkshop Instrumentasi Industri Page 1
INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 1 (PENGUAT NON-INVERTING) I. Tujuan a. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian, prinsip kerja, dan karakteristik penguat non-inverting b. Mahasiswa dapat merancang,
Lebih terperinci$'&$QDORJWR'LJLWDO&RQYHUWLRQ
$'&$QDORJWR'LJLWDO&RQYHUWLRQ KONVERTER Alat bantu digital yang paling penting untuk teknologi kontrol proses adalah yang menerjemahkan informasi digital ke bentuk analog dan juga sebaliknya. Sebagian besar
Lebih terperinciTeknik Elektromedik Widya Husada 1
FORMULIR PENILAIAN PRAKTIKUM Nama NIM Kelompok Praktikum :.. :.. :.. : Teknik Elektronika Terintegrasi No. Percobaan Tanggal Percobaan 1. Penguat Inverting 2. Penguat Non Inverting 3. Komparator 4. Penguat
Lebih terperinciANALOG TO DIGITAL CONVERTER
PERCOBAAN 10 ANALOG TO DIGITAL CONVERTER 10.1. TUJUAN : Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu Menjelaskan proses perubahan dari sistim analog ke digital Membuat rangkaian ADC dari
Lebih terperinciInformatika Industri
Informatika Industri Dasar Sistem Pengukuran Ir. Jos Pramudijanto, M.Eng. Jurusan Teknik Elektro FTI ITS Telp. 594732 Fax.5931237 Email: pramudijanto@gmail.com Informatika Industri 1 1 Objektif: Proses
Lebih terperinciPerancangan Sistim Elektronika Analog
Petunjuk Praktikum Perancangan Sistim Elektronika Analog Lab. Elektronika Industri Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Lab 1. Amplifier Penguat Dengan
Lebih terperinciPengenalan SCADA. Dasar Sistem Pengukuran
Pengenalan SCADA Dasar Sistem Pengukuran Ir. Jos Pramudijanto, M.Eng. Jurusan Teknik Elektro FTI ITS Telp. 594732 Fax.5931237 Email: pramudijanto@gmail.com Pengenalan SCADA - 1 1 Objektif: Proses Akusisi
Lebih terperinciOPERATIONAL AMPLIFIERS
OPERATIONAL AMPLIFIERS DASAR OP-AMP Simbol dan Terminal Gambar 1a: Simbol Gambar 1b: Simbol dengan dc supply Standar operasi amplifier (op-amp) memiliki; a) V out adalah tegangan output, b) V adalah tegangan
Lebih terperinciSCADA dalam Sistem Tenaga Listrik
SCADA dalam Sistem Tenaga Listrik Dasar Sistem Pengukuran Ir. Jos Pramudijanto, M.Eng. Jurusan Teknik Elektro FTI ITS Telp. 594732 Fax.5931237 Email: pramudijanto@gmail.com SCADA dalam Sistem Tenaga Listrik
Lebih terperinciSistem Pengaturan Waktu Riil
Sistem Pengaturan Waktu iil Teknik Akusisi Data (1) Ir. Jos Pramudijanto, M.Eng. Jurusan Teknik Elektro FTI ITS Telp. 594732 Fax.5931237 Email: jos@elect-eng.its.ac.id Sistem Pengaturan Waktu iil - 2 Proses
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
III PERNCNGN SISTEM Pada bab ini akan dibahas tentang diagram blok sistem yang menjelaskan tentang prinsip kerja alat dan program serta membahas perancangan sistem alat yang meliputi perangkat keras dan
Lebih terperinciRANCANG BANGUN PENGUKUR DAN PENGENDALI SUHU BERBASIS MIKROKONTROLER AT 89S51 DAN SENSOR SUHU LM 35
POLITEKNOLOGI VOL. 9, NOMOR 2, MEI 2010 RANCANG BANGUN PENGUKUR DAN PENGENDALI SUHU BERBASIS MIKROKONTROLER AT 89S51 DAN SENSOR SUHU LM 35 Benny dan Nur Fauzi Soelaiman Jurusan Teknik Elektro, Politeknik
Lebih terperinciDasar Sistem Pengukuran
Aplikasi Proggrammable Logic Controller Dasar Sistem Pengukuran Ir. Jos Pramudijanto, M.Eng. Jurusan Teknik Elektro FTI ITS Telp. 594732 Fax.5931237 Email: pramudijanto@gmail.com Aplikasi PLC 2 1 Objektif:
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN SISTEM
BAB 3 PERACAGA SISTEM Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perencanaan modul pengatur mas pada mobile x-ray berbasis mikrokontroller atmega8535 yang meliputi perencanaan dan pembuatan rangkaian
Lebih terperinciTelemetri dan Pengaturan Remote
Telemetri dan Pengaturan emote Dasar Sistem Pengukuran Ir. Jos Pramudijanto, M.Eng. Jurusan Teknik Elektro FTI ITS Telp. 594732 Fax.5931237 Email: pramudijanto@gmail.com Tele & emote - 1 1 Objektif: Proses
Lebih terperinciPercobaan 3 Rangkaian OPAMP
Percobaan 3 Rangkaian OPAMP EL2193 Praktikum Rangkaian Elektrik Penguat Noninverting Penguatan = 1 1/1 = 2 12V 2k2Ω 2k2Ω V in 2k2Ω Posisi V in (V) Vout (V) Vout ukur (V) A 6 12 11,7 B 2 4 4 C 2 4 4 D 6
Lebih terperinciPraktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA
MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA DEPARTEMEN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2010 MODUL I DIODA SEMIKONDUKTOR DAN APLIKASINYA 1. RANGKAIAN PENYEARAH & FILTER A. TUJUAN PERCOBAAN
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN SISTEM
BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Perancangan sistem pada timbangan digital sebagai penentuan pengangkatan beban oleh lengan robot berbasiskan sensor tekanan (Strain Gauge) dibagi menjadi dua bagian yaitu perancangan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Tujuan Perancangan Tujuan dari perancangan ini adalah untuk menentukan spesifikasi kerja alat yang akan direalisasikan melalui suatu pendekatan analisa perhitungan, analisa
Lebih terperinciPenguat Inverting dan Non Inverting
1. Tujuan 1. Mahasiswa mengetahui karakteristik rangkaian op-amp sebagai penguat inverting dan non inverting. 2. Mengamati fungsi kerja dari masing-masing penguat 3. Mahasiswa dapat menghitung penguatan
Lebih terperinciGambar 2.1. simbol op amp
BAB II. PENGUAT OP AMP II.1. Pengenalan Op Amp Penguat Op Amp (Operating Amplifier) adalah chip IC yang digunakan sebagai penguat sinyal yang nilai penguatannya dapat dikontrol melalui penggunaan resistor
Lebih terperinciMODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA Bagian II
MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA Bagian II DEPARTEMEN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK A. OP-AMP Sebagai Peguat TUJUAN PERCOBAAN PERCOBAAN VII OP-AMP SEBAGAI PENGUAT DAN KOMPARATOR
Lebih terperinciElektronika Lanjut. Sensor Digital. Elektronika Lanjut Missa Lamsani Hal 1
Sensor Digital Missa Lamsani Hal 1 Pengertian Sensor Sensor adalah suatu alat yang merubah dari besaran fisika menjadi besaran listrik. Suhu merupakan suatu besaran, karena dapat diukur, dipantau dan dapat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang akan digunakan dalam menyelesaikan perangkat keras (hardware) yang berupa komponen fisik penunjang seperti IC AT89S52 dan perangkat
Lebih terperinciPRAKTIKUM II PENGKONDISI SINYAL 1
PRAKTIKUM II PENGKONDISI SINYAL 1 Tujuan: Mahasiswa mampu memahami cara kerja rangkaian-rangkaian sinyal pengkondisi berupa penguat (amplifier/attenuator) dan penjumlah (summing/adder). Alat dan Bahan
Lebih terperinciPenguat Operasional OP-AMP ASRI-FILE
Penguat Operasional OPAMP Penguat Operasional atau disingkat Opamp adalah merupakan suatu penguat differensial berperolehan sangat tinggi yang terkopel DC langsung, yang dilengkapi dengan umpan balik untuk
Lebih terperinciQ POWER ELECTRONIC LABORATORY EVERYTHING UNDER SWITCHED
Q POWER ELECTRONIC LABORATORY EVERYTHING UNDER SWITCHED PRAKTIKUM ELEKTRONIKA ANALOG 01 P-05 KOMPARATOR SMT. GENAP 2015/2016 A. Tujuan 1. Mahasiswa mengetahui karakteristik rangkaian komparator sebagai
Lebih terperinciRekayasa Sensor Kecepatan Angin sebagai Pengukur Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Angin di Desa Sungai Riam Kab. Tanah Laut Kalimantan Selatan
Rekayasa Sensor Kecepatan Angin sebagai Pengukur Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Angin di Desa Sungai Riam Kab. Tanah Laut Kalimantan Selatan Binar Utami 1, Mario Helly 1, Ida Parida Santi 1, Rina Reida
Lebih terperinciInstrumentasi Sistem Pengaturan
Instrumentasi Sistem Pengaturan Metode Pengukuran Ir. Jos Pramudijanto, M.Eng. Jurusan Teknik Elektro FTI ITS Telp. 594732 Fax.5931237 Email: pramudijanto@gmail.com Instrumentasi Sistem Pengaturan - 3
Lebih terperinciDQI-03 DELTA ADC. Dilengkapi LCD untuk menampilkan hasil konversi ADC. Dilengkapi Zero offset kalibrasi dan gain kalibrasi
DQI-03 DELTA ADC Spesifikasi : Resolusi 10 bit 12 Ch ADC USB/RS232 Interface Dilengkapi LCD untuk menampilkan hasil konversi ADC Dilengkapi Zero offset kalibrasi dan gain kalibrasi Delta subsystem protokol
Lebih terperinciFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
No. LST/EKO/DEL 214/10 evisi : 02 Tgl : 10 Mei 2010 Hal 1 dari 10 1. Kompetensi Memahami cara kerja ADC (Analog to Digital Converter) dan DAC (Digital to Analog Converter) 2. Sub Kompetensi Memahami cara
Lebih terperinciOP-01 UNIVERSAL OP AMP
OP-01 UNIVERSAL OP AMP Perkembangan teknologi mikrokontroler dan digital dewasa ini semakin pesat. Berbagai macam jenis mikrokontroler, peripheral maupun IC-IC Digital semakin mempermudah para praktisi
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA MERANGKAI DAN MENGUJI OPERASIONAL AMPLIFIER UNIT : VI
LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA MERANGKAI DAN MENGUJI OPERASIONAL AMPLIFIER UNIT : VI NAMA : REZA GALIH SATRIAJI NOMOR MHS : 37623 HARI PRAKTIKUM : SENIN TANGGAL PRAKTIKUM : 3 Desember 2012 LABORATORIUM
Lebih terperinciAPLIKASI PENGOLAHAN DATA DARI SENSOR-SENSOR DENGAN KELUARAN SINYAL LEMAH
APLIKASI PENGOLAHAN DATA DARI SENSOR-SENSOR DENGAN KELUARAN SINYAL LEMAH Sensor adalah merupakan salah satu komponen penting sebagai pengindera dari sistem. Bagian ini akan mengubah hal-hal yang dideteksi
Lebih terperinciPengkondisian Sinyal. Rudi Susanto
Pengkondisian Sinyal Rudi Susanto Tujuan Perkuliahan Mahasiswa dapat menjelasakan rangkaian pengkondisi sinyal sensor Mahasiswa dapat menerapkan penggunaan rangkaian pengkondisi sinyal sensor Pendahuluan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. DIAGRAM ALUR PENELITIAN Metode penelitian merupakan sebuah langkah yang tersusun secara sistematis dan menjadi pedoman untuk menyelesaikan masalah. Metode penelitian merupakan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab tiga ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada alat ini. Dimulai dari uraian perangkat keras lalu uraian perancangan
Lebih terperinciTUJUAN Setelah menyelesaikan perkuliahan ini peserta mampu:
TUJUAN Setelah menyelesaikan perkuliahan ini peserta mampu: Menggunakan rumus-rumus dalam rangkaian elektronika untuk menganalisis rangkaian pengkondisi sinyal pasif Menggunakan kaidah, hukum, dan rumus
Lebih terperinciTugas Akhir PERANCANGAN DAN PEMBUATAN THERMOMETER DIGITAL BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 OLEH : PUTU SEPTIANI UTAMI DEWI
Tugas Akhir PERANCANGAN DAN PEMBUATAN THERMOMETER DIGITAL BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNDIKSHA OLEH : PUTU SEPTIANI UTAMI DEWI 0605031063
Lebih terperinciA/D, D/A CONVERTER ASSEMBLY USER S MANUAL
A/D, D/A ASSEMBLY USER S MANUAL Apa itu converter? Untuk menghubungkan sistem komputer dengan alat-alat peripheral lain dibutuhkan interface. Kentac 825 adalah sebuah konverter yang bisa merubah sinyal
Lebih terperinciMENGKAJI KARAKTERISTIK DAN APLIKASI SENSOR RS II 79 KC VAISALA HASIL PENGUJIAN DI BALAI PENGAMATAN ANTARIKSA DAN ATMOSFER PASURUAN
MENGKAJI KARAKTERISTIK DAN APLIKASI SENSOR RS II 79 KC VAISALA HASIL PENGUJIAN DI BALAI PENGAMATAN ANTARIKSA DAN ATMOSFER PASURUAN Rian Pramudia Salasa 1, Toni Subiakto 2 1 & 2 Balai LAPAN Pasuruan, Jln.
Lebih terperinciMODUL 09 PENGUAT OPERATIONAL (OPERATIONAL AMPLIFIER) PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018
MODUL 09 PENGUAT OPERATIONAL (OPERATIONAL AMPLIFIER) PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018 LABORATORIUM ELEKTRONIKA & INSTRUMENTASI PROGRAM STUDI FISIKA, INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Riwayat Revisi Rev. 07-06-2017
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH MENGETAHUI DAN MENGANALISA KELUARAN PENGUAT INTEGRATOR (INTEGRATOR AMPLIFIER)
KARYA TULIS ILMIAH MENGETAHUI DAN MENGANALISA KELUARAN PENGUAT INTEGRATOR (INTEGRATOR AMPLIFIER) Ir. Ida Bagus Sujana Manuaba, M.Sc Nyoman Wendri, S.Si., M.Si JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
Lebih terperinciMODUL I TEGANGAN KERJA DAN LOGIKA
MODUL I TEGANGAN KERJA DAN LOGIKA I. Tujuan instruksional khusus 1. Menyelidiki Tegangan Kerja dari Integrated Cicuit (IC) Digital keluarga TTL. 2. Membuktikan Tegangan Logika IC Digital keluarga TTL II.
Lebih terperinciKONVERTER PERTEMUAN 13. Sasaran Pertemuan 13
PERTEMUAN 13 KONVERTER Sasaran Pertemuan 13 Mahasiswa diharapkan mengerti tentang Converter yang terdiri dari : - Rangkaian ADC - Rangkaian DAC - Rangkaian Pembanding 1 Data di dalam mikroprosesor selalu
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ketepatan masing-masing bagian komponen dari rangkaian modul tugas akhir
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Dan Pengukuran Setelah pembuatan modul tugas akhir maka perlu diadakan pengujian dan pengukuran. Tujuan dari pengujian dan pengukuran adalah untuk mengetahui ketepatan
Lebih terperinciOPTIMASI COMMON MODE REJECTION RATIO (CMRR) PADA PENGUAT INSTRUMENTASI
OPTIMASI COMMON MODE REJECTION RATIO (CMRR) PADA PENGUAT INSTRUMENTASI Ahmad Rahimi 1, Iwan Sugriwan 2, dan Tetti Novalina Manik 2 Abstrak: Operational Amplifier (penguat operasional) merupakan rangkaian
Lebih terperinciPERCOBAAN DAC TANGGA R-2R ( DAC 0808 )
PERCOBAAN DAC TANGGA R- ( DAC 0808 ) Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY E-mail : sumarna@uny.ac.id A. TUJUAN 1. Mempelajari cara kerja DAC yang menggunakan metode Tangga R-. 2. Merancang rangkaian
Lebih terperinciJobsheet Praktikum PARALEL ADDER
1 PARALEL ADDER A. Tujuan Kegiatan Praktikum 3-4 : Setelah mempraktekkan Topik ini, mahasiswa diharapkan dapat : 1) Merangkai rangkaian PARALEL ADDER. ) Mempelajari penjumlahan dan pengurangan bilangan
Lebih terperinciIr. Jos Pramudijanto, M.Eng. Jurusan Teknik Elektro FTI ITS Telp Fax
Perancangan dan Integrasi Sistem Perancangan Detail: - Skema angkaian Ir. Jos Pramudijanto, M.Eng. Jurusan Teknik Elektro FTI ITS Telp. 594732 Fax.5931237 Email: pramudijanto@gmail.com Perancangan dan
Lebih terperinciElektronika. Pertemuan 8
Elektronika Pertemuan 8 OP-AMP Op-Amp adalah singkatan dari Operational Amplifier IC Op-Amp adalah piranti solid-state yang mampu mengindera dan memperkuat sinyal, baik sinyal DC maupun sinyal AC. Tiga
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISIS DATA Kalibrasi IDAC sebagai pembangkit tegangan bias
BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISIS DATA 4.1. Kalibrasi Sistem CV Meter Kalibrasi yang dilakukan meliputi kalibrasi IDAC, IDAC1, Vstep dan ADC. IDAC yang digunakan mempunyai resolusi 8 bit dengan arus skala
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. LED (Light Emitting Diode) LED (Light Emitting Diode) adalah dioda yang memancarkan cahaya jika diberi tegangan tertentu. LED terbuat dari bahan semikonduktor tipe-p (pembawa
Lebih terperinciTipe op-amp yang digunakan pada tugas akir ini adalah LT-1227 buatan dari Linear Technology dengan konfigurasi pin-nya sebagai berikut:
BAB III PERANCANGAN Pada bab ini berisi perancangan pedoman praktikum dan perancangan pengujian pedoman praktikum dengan menggunakan current feedback op-amp. 3.. Perancangan pedoman praktikum Pada pelaksanaan
Lebih terperinciBAB V PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISIS
BAB V PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISIS Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan sistem yang dibuat, maka pada bab ini dilakukan pengujian sistem. Kemudian akan dilakukan analisis berdasarkan hasil yang diperoleh
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH MEMPELAJARI DAN MENGANALISIS KELUARAN PENGUAT INSTRUMENTASI (INSTRUMENTATION AMPLIFIER)
KARYA TULIS ILMIAH MEMPELAJARI DAN MENGANALISIS KELUARAN PENGUAT INSTRUMENTASI (INSTRUMENTATION AMPLIFIER) I Wayan Supardi, S.Si., M.Si Ir. Ida Bagus Sujana Manuaba, M.Sc JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT
BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Blok Diagram Blok diagram ini dimaksudkan untuk dapat memudahkan penulis dalam melakukan perancangan dari karya ilmiah yang dibuat. Secara umum blok diagram dari
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN PEMBUATAN TEMPERATURE TRANSMITTER MENGGUNAKAN OPERATIONAL AMPLIFIER (OP-AMP) IC LM741.
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN TEMPERATURE TRANSMITTER MENGGUNAKAN OPERATIONAL AMPLIFIER (OP-AMP) IC LM741. Lilik Hari Santoso 1, Achmad Anwari 1, Dewi Kartikasari 1,* 1 Teknik Elektro, Sekolah Tinggi Teknologi
Lebih terperinciPENGENALAN OPERATIONAL AMPLIFIER (OP-AMP)
+ PENGENALAN OPERATIONAL AMPLIFIER (OPAMP) Penguat operasional atau Operational Amplifier (OPAMP) yaitu sebuah penguat tegangan DC yang memiliki 2 masukan diferensial. OPAMP pada dasarnya merupakan sebuah
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN Dalam bab ini penulis akan mengungkapkan dan menguraikan mengenai persiapan komponen-komponen dan peralatan yang dipergunakan serta langkahlangkah praktek, kemudian
Lebih terperinciPENGENDALIAN KECEPATAN MOTOR DC MENGGUNAKAN SENSOR ENCODER DENGAN KENDALI PI
PENGENDALIAN KECEPATAN MOTOR DC MENGGUNAKAN SENSOR ENCODER DENGAN KENDALI PI Jumiyatun Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tadolako E-mail: jum@untad.ac.id ABSTRACT Digital control system
Lebih terperinciA0 B0 Σ COut
A. Judul : PARALEL ADDER B. Tujuan Kegiatan Belajar 8 : Setelah mempraktekkan Topik ini, mahasiswa diharapkan dapat : ) Merangkai rangkaian PARALEL ADDER. ) Mempelajari penjumlahan dan pengurangan bilangan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman Judul... i. Lembar Pengesahan Pembimbing... ii. Lembar Pernyataan Keaslian...iii. Lembar Pengesahan Pengujian...
xi DAFTAR ISI Halaman Judul... i Lembar Pengesahan Pembimbing... ii Lembar Pernyataan Keaslian...iii Lembar Pengesahan Pengujian... iv Halaman Persembahan... v Halaman Motto... vi Kata Pengantar... vii
Lebih terperinciOleh: Marojahan Tampubolon STMIK POTENSI UTAMA
Oleh: Marojahan Tampubolon STMIK POTENSI UTAMA Pendahuluan dan perkembangan singkat Aplikasi op-amp Op amp design Op-amp ideal Jenis-jenis op amp 2 Op amp merupakan singkatan dari operational amplifier
Lebih terperinciJOBSHEET 6 PENGUAT INSTRUMENTASI
JOBSHEET 6 PENGUAT INSTUMENTASI A. TUJUAN Tujuan dari pembuatan modul Penguat Instrumentasi ini adalah :. Mahasiswa mengetahui karakteristik rangkaian penguat instrumentasi sebagai aplikasi dari rangkaian
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan perancangan alat, yaitu perancangan perangkat keras dan perancangan perangkat lunak. Perancangan perangkat keras terdiri dari perangkat elektronik
Lebih terperinciANALISA ADC 0804 dan DAC 0808 MENGGUNAKAN MODUL SISTEM AKUISISI DATA PADA PRAKTIKUM INSTRUMENTASI ELEKTRONIKA
ANALISA ADC 0804 dan DAC 0808 MENGGUNAKAN MODUL SISTEM AKUISISI DATA PADA PRAKTIKUM INSTRUMENTASI ELEKTRONIKA Disusun oleh : Nama : Ferdian Cahyo Dwiputro dan Erma Triawati Ch, ST., MT NPM : 16409952 Jurusan
Lebih terperinciBABII TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2 2.1 Tinjauan Pustaka Adapun pembuatan modem akustik untuk komunikasi bawah air memang sudah banyak dikembangkan di universitas-universitas di Indonesia dan
Lebih terperinciDari tabel kebenaran half adder, diperoleh rangkaian half adder sesuai gambar 4.1.
PERCOBAAN DIGITAL 03 PENJUMLAH (ADDER) 3.1. TUJUAN PERCOBAAN Mahasiswa mengenal, mengerti, dan memahami: 1. Operasi half adder dan full adder. 2. Operasi penjumlahan dan pengurangan biner 4 bit. 3.2. TEORI
Lebih terperinciRANGKAIAN LOGIKA DISKRIT
RANGKAIAN LOGIKA DISKRIT Materi 1. Gerbang Logika Dasar 2. Tabel Kebenaran 3. Analisa Pewaktuan GERBANG LOGIKA DASAR Gerbang Logika blok dasar untuk membentuk rangkaian elektronika digital Sebuah gerbang
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Medan Magnet Medan Magnet, dalam ilmu Fisika, adalah suatu medan yang dibentuk dengan menggerakan muatan listrik (arus listrik) yang menyebabkan munculnya gaya di muatan listrik
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini membahas tentang perancangan sistem yang mencakup perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras ini meliputi sensor
Lebih terperinci(b) Gambar 3.1 (a) Blok Diagram Sistem Telemetri Bagian Pengirim Data. (b) Blok Diagram Sistem Telemetri Bagian Penerima Data
39 Penerima FM Demodulator FSK Level Converter PC Gambar 3.1 (a) Blok Diagram Sistem Telemetri Bagian Pengirim Data (b) (b) Blok Diagram Sistem Telemetri Bagian Penerima Data 3.2 Perancangan Perangkat
Lebih terperinci