bio.unsoed.ac.id TELAAH PUSTAKA A. Struktur Populasi
|
|
- Hendra Widjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 II. TELAAH PUSTAKA A. Struktur Populasi Populasi merupakan kumpulan sejumlah individu spesies tertentu yang berada pada suatu wilayah (Kolar & Lodge, 2001). Populasi dapat digunakan dalam kaitannya dengan aspek biologi dan untuk menggambarkan kelimpahan spesies (Odum, 1998). Faktor-faktor yang mempengaruhi kelimpahan ikan dalam suatu populasi diantaranya adalah ketersediaan pakan, kompetitor, kepadatan predator, stres pada saat pemijahan, dan kegiatan penangkapan (Sutrisna, 2011). Struktur populasi merupakan salah satu prediksi populasi dalam suatu ekosistem. Metode pendugaan pertumbuhan dalam struktur populasi berdasarkan data ukuran panjang (Sparre & Venema, 1999). Analisis ukuran panjang digunakan untuk menentukan kelompok umur ikan yang didasarkan pada pengukuran ukuran panjang individu dalam suatu spesies (Khalifa, 2011). Pertumbuhan merupakan pertambahan ukuran panjang atau berat dalam suatu waktu. Pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah ketersediaan makanan, kualitas air, umur, dan kematangan gonad. Ikan yang memiliki umur muda memiliki pertumbuhan yang cepat dan akan terhenti saat mencapai panjang maksimumnya (Effendie, 1997). Metode yang digunakan untuk mengestimasi komposisi umur berdasarkan analisis ukuran panjang yaitu metode Bhattacharya. Metode Bhattacharya merupakan suatu teknik memisahkan data sebaran frekuensi panjang ke dalam beberapa distribusi normal (sebaran normal) dari distribusi total. Metode Bhattacharya digunakan untuk ikan yang memiliki masa pemijahan panjang (Sulistiono et al., 2009). Ikan yang memiliki koefisien laju pertumbuhan tinggi adalah ikan yang memiliki kecepatan pertumbuhan yang tinggi dan memerlukan waktu singkat untuk mencapai panjang maksimumnya. Sedangkan ikan yang laju koefisiennya rendah adalah ikan yang memiliki kecepatan pertumbuhan yang rendah dan memerlukan waktu yang lama untuk mencapai panjang maksimumnya. Ikan dengan koefisien laju pertumbuhan rendah cenderung berumur panjang, dan sebaliknya (Sparre & Venema, 1999). 4
2 Mortalitas alami yang tinggi dimiliki oleh organisme yang memiliki nilai koefisien laju pertumbuhan yang tinggi. Sedangkan mortalitas alami yang rendah dimiliki oleh organisme yang memiliki nilai laju koefesien pertumbuhan yang rendah. Mortalitas akibat penangkapan adalah kemungkinan ikan mati karena penangkapan selama periode waktu tertentu (Beverton & Holt, 1957). Laju eksploitasi suatu kelimpahan ikan berada pada tingkat maksimum dan lestari apabila nilai laju mortalitas penangkapan bernilai sama dengan laju mortalitas alami (Pauly, 1984). Nilai laju eksploitasi diperoleh dari perbandingan antara laju mortalitas penangkapan dengan nilai laju mortalitas total. Laju eksploitasi memiliki nilai lebih dari 0,5 atau terjadi over eksploitasi ditandai dengan berkurangnya jumlah penangkapan per upaya penangkapan (Gulland, 1971). Pendugaan hasil per rekruitmen relatif merupakan salah satu model yang digunakan sebagai dasar strategi pengelolaan perikanan. Analisis ini diperlukan dalam pengelolaan sumberdaya ikan. Selain itu, analisis ini memberikan gambaran mengenai pengaruh-pengaruh jangka pendek dan jangka panjang dari uapaya penangkapan ikan yang berbeda (Sparre & Venema, 1999). B. Biologi Ikan Palung Hampala macrolepidota (C.V.) Ciri-ciri morfologi ikan palung yaitu ikan dewasa memiliki bercak hitam antara pinae dorsalis dan pinae abdominalis, kemudian akan samar pada ukuran besar. Tubuh memanjang dan pipih. Bagian kepala diantara mata agak menonjol. Bagian pinae dorsalis dipenuhi sisik dan bagian tepinya berwarna gelap. Bagian lain di pinae caudalis berwarna merah tua. Pinna dorsalis, pinae pectoralis, pinna abdominalis, dan pinna analis berwarna merah kekuningan (Pulungan, 2009). 5
3 Gambar 2.1. Ikan palung Hampala macrolepidota (C.V.) (Wibowo & Rukayah, 2014). Klasifikasi Ikan palung Hampala macrolepidota (C.V.) (Weber & Beaufort, 1953), sebagai berikut: Kingdom Filum Kelas Sub kelas Ordo Sub ordo Famili Sub famili Genus Spesies : Animalia : Chordata : Pisces : Teleostei : Oshtaroiphysi : Cyprinoidea : Cyprinidae : Cyprininae : Hampala : Hampala macrolepidota (C.V.) Menurut Rahardjo (1977) Ikan palung memiliki nama yang berbeda di setiap daerah, diantaranya: 1) adong atau adongan (Kalimantan Timur), 2) langkung (Kalimantan Barat), 3) barau, gadi, dan kebarau (Sumatera Barat), 4) kabarau (Sumatera Selatan), 5) hampal, ampalong, dan hampalong (Jawa barat), 6) palung, politah, dan suco (Jawa Tengah), dan 7) palitan (Jawa Timur). Sebaran ikan palung di dunia diketahui berada di Indonesia, Semenanjung Malaysia, Thailand, Vietnam hingga ke China. Di Indonesia, sebaran ikan ini berada di Sumatera (Sungai Asuhan, Danau Toba, Sungai Musi, dan Danau Singkarak), Kalimantan (Sungai Kapuas, Sungai Barito, dan Sungai Mahakam), Jawa Barat (Sungai Citarum, Sungai Cisadane, Waduk Cisokan, Waduk Cirata, dan Waduk Jatiluhur), Jawa Tengah (Sungai Serayu, Sungai Bengawan Solo, 6
4 dan Sungai Bogowonto), dan Jawa Timur (Sungai Brantas dan Sungai Porong) (Connel, 1987). Ikan palung merupakan salah satu predator (Intan et al., 2013) yang bersifat nokturnal (Jubaedah, 2004). Keberadaan ikan palung sebagai predator berpengaruh terhadap penurunan populasi spesies lain di waduk. Vaas et al. (1953) menyatakan bahwa pakan ikan palung di sungai Ogan-Komering dan Danau Cakung Sumatera berupa ikan, udang, larva, dan insekta. Jubaedah (2004) menyatakan bahwa hasil identifikasi organisme yang terdapat pada lambung ikan palung adalah ikan, udang, insekta, larva insekta, Cladocera, Copepoda, Ostracoda, Annelida, Rotifera, serasah, dan telur ikan. Penyebaran spesies ikan berkaitan erat dengan faktor lingkungan. Setiap spesies ikan air tawar mempunyai daya adaptasi dan toleransi yang berbeda. Ikan air tawar berdasarkan pada adaptasi dan toleransi terbagi dalam beberapa spesies yaitu blackfishes, whitefishes, dan moderat. Spesies blackfishes merupakan ikan yang memiliki kemampuan adaptasi tinggi di seluruh habitat air tawar karena tahan terhadap perubahan lingkungan karena pada umumnya Blackfish memiliki labyrinth. Spesies whitefishes adalah spesies ikan yang aktif bermigrasi selama hidupnya dan sensitif terhadap perubahan lingkungan. Ikan spesies moderat adalah spesies ikan dengan kemampuan adaptasi lebih dan dapat ditemukan di berbagai tipe habitat. Salah satu ikan spesies whitefishes adalah ikan dari Famili Cyprinidae. Ikan Cyprinidae akan melakukan migrasi saat musim penghujan, baik untuk memijah, mencari makan, membesarkan anak atau karena perubahan lingkungan. Ikan palung termasuk Cyprinidae dan tergolong spesies whitefishes karena aktif bermigrasi dan sensitif terhadap perubahan lingkungan. Beberapa faktor yang berpengaruh pada sebaran ikan di waduk antara lain; spesies ikan, ketersediaan pakan, tingkat persaingan, predasi, musim, dan faktor fisik-kimia (Connel, 1987). C. Waduk Waduk merupakan salah satu bentuk perairan menggenang yang dibuat dengan cara membendung aliran-aliran sungai sehingga aliran air sungai menjadi terhalang (Barus, 2002). Waduk atau danau buatan membentuk ekosistem dengan memotong aliran sungai. Waduk berperan sebagai reservoir yang airnya 7
5 dapat dimanfaatkan untuk PLTA, irigasi, perikanan, sumber air baku, pengendali banjir, dan sumber air tanah (Haeruman, 1999). Waduk Panglima Besar Jenderal Soedirman terletak di dua Kecamatan, yakni Kecamatan Bawang dan Kecamatan Wanadadi, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah. Waduk P.B. Soedirman secara geografis terletak pada LS dan BT (Wulandari, 2007). Waduk ini mempunyai tinggi bendung 110 m dan genangan seluas m 2 dengan ketinggian muka air 231 mdpl, serta kapasitas daya tampung air m 3 (KNI-BB, 2010). Waduk P.B. Soedirman dimanfaatkan untuk PLTA, irigasi, domestik, pengendali banjir, obyek wisata, dan perikanan (Wulandari, 2007). Pasokan air utama berasal dari Sungai Serayu, Sungai Lumajang, Sungai Merawu, Sungai Kandangwangi, dan Sungai Pekacangan (Wulandari, 2007). Waduk P.B. Soedirman berbatasan dengan Kecamatan Wanadadi (Utara), Kecamatan Wanadadi dan Bawang (Timur), Kecamatan Bawang (Selatan), Kecamatan Wanadadi dan Bawang (Barat). Desa yang berbatasan langsung dengan Waduk P.B. Soedirman adalah Desa Linggasari, Karang Kemiri, Wanakarsa, Wanadadi, Karang Jambe, Kasilib, Tapen, Bawang, Bandingan, dan Blambangan (Musrin, 2013). D. Kualitas air waduk Pengkajian kualitas air bertujuan untuk melakukan pengukuran pada bahan pencemar yang berpengaruh terhadap kualitas air, mengetahui hubungan antara parameter fisik-kimia, dan mengetahui kualitas air pada suatu lokasi (Mason, 1993 dalam Effendi, 2003). Selain itu, tujuan dari pengkajian kualitas air diantaranya untuk mengetahui nilai kualitas air dalam suatu perairan untuk menilai kelayakan suatu lingkungan dengan tujuan tertentu (Effendi, 2003). Pengkajian kualitas air dibutuhkan untuk pengelolaan kualitas air secara tepat yakni sesuai dengan kondisi lingkungan ikan (Susanti et al., 2012) Permasalahan lingkungan yang sering kali dialami di waduk adalah menurunnya kualitas perairan. Penurunan kualitas air disebabkan oleh masuknya bahan pencemar yang berasal dari berbagai kegiatan manusia seperti sampah dari kegiatan domestik dan pariwisata, sisa pemupukan dan pestisida dari kegiatan pertanian, sisa pakan dari kegiatan budidaya perikanan, maupun proses 8
6 sedimentasi. Sedimentasi berpengaruh terhadap kehidupan ikan di waduk (Apridiyanti, 2008). Permasalahan utama yang dihadapi di Waduk P.B. Soedirman yaitu sedimentasi (Wulandari, 2007). Sedimentasi merupakan proses kelanjutan dari peristiwa erosi. Material-material hasil erosi tesebut mengalir hingga masuk ke sungai. Sungai mengalirkan material-material hasil erosi sehingga bahan-bahan material yang berupa sedimen masuk ke dalam waduk dan mengendap (Setyono, 2011). Jenis sedimen yang masuk ke waduk diantaranya adalah lumpur, tanah liat, pasir halus, pasir kasar, kerikil halus, kerikil kasar, dan batu bulat koral (Wulandari, 2007). Umur rencana operasi Waduk P.B. Soedirman pada awal perencanaan dan pembangunan adalah 60 tahun, namun umur waduk menjadi lebih pendek dari perencanaan dan pembangunan awal yaitu menjadi 30 tahun yang disebabkan oleh sedimentasi (Said, 2013). Sedimentasi juga berpengaruh terhadap kualitas air di waduk. Material bahan sedimentasi yang tersuspensi di air waduk menyebabkan pendangkalan, penurunan kualitas air, dan penurunan kapasitas waduk (Wahid, 2012). Darmono (2001) menyimpulkan bahwa laju sedimentasi di Waduk P.B. Soedirman berdasarkan metode analisis model adalah sebesar ,10 m 3.tahun -1, berdasarkan metode Meyer-Peter-Muller (MPM) sebesar ,77 m 3.tahun -1, dan berdasarkan metode Brune sebesar ,28 m 3.tahun -1. Tabel 2.1. Hasil pengukuran sedimentasi Waduk P.B. Soedirman tahun (Wulandari, 2007) No. Tahun Vol. Sedimen per Vol. Sedimen Prosentase vol. waduk tahun (Juta.m -3 ) Kumulatif (Juta.m -3 ) terisi sedimen (%) ,383 3,383 2, ,441 6,824 4, ,018 12,842 8, ,783 16,625 11, ,488 20,113 13, ,387 23,500 15, ,023 28,523 19, ,604 33,127 22, ,174 35,301 23, ,999 41,300 27, ,537 45,838 30, ,027 52,865 35, ,382 56,247 37, ,496 59,770 40,31 9
7 Tabel 2.1. (Lanjutan) No. Tahun Vol. Sedimen per Vol. Sedimen Prosentase vol. waduk tahun (Juta.m -3 ) Kumulatif (Juta.m -3 ) terisi sedimen (%) ,430 64,200 43, ,900 67,100 45, ,600 71,700 48, ,300 74,000 49,91 Penurunan kualitas air disebabkan oleh meningkatnya sedimen dan aliran sungai yang membawa material padat berupa batu cadas atau sampah ke perairan waduk. Waduk P.B. Soedirman disangga oleh dua sungai besar di Banjarnegara, yaitu Serayu dan Merawu. Erosi pada DAS Serayu yang memiliki luas 678,31 km 2 mencapai 4,12 mm.tahun -1, sedangkan erosi pada DAS Merawu yang memiliki luas 218,6 km 2 mencapai 10,23 mm.tahun -1 (Srimulat & Soewarno, 1995). Pengkajian kualitas perairan dapat dilakukan dengan analisis fisik dan kimia, dan biologi (Effendi, 2003). Faktor fisik yang digunakan untuk mengkaji kualitas perairan diantaranya: 1) suhu, 2) kecerahan, 3) kedalaman, dan 4) kecepatan arus (Effendi, 2003). Suhu berpengaruh terhadap ekosistem perairan karena suhu merupakan syarat yang diperlukan organisme untuk hidup. Organisme perairan memiliki kisaran suhu tertentu untuk berkembang biak (Effendi, 2003). Menurut Effendie (1997) suhu optimum perairan berkisar antara o C. Menurut Jubaedah (2004) ikan palung mampu tumbuh dan berkembang biak di sungai, rawa, dan waduk dengan suhu o C Kecerahan adalah ukuran transparansi perairan yang diamati secara visual menggunakan alat ukur secchi disk. Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca, waktu pengukuran, kekeruhan, padatan tersuspensi, dan ketelitian pengamat. Pengukuran kecerahan sebaiknya dilakukan pada saat cuaca cerah. Nilai kecerahan untuk produksi perikanan pada umumnya sebesar cm. Nilai kecerahan kurang dari 30 cm akan mengurangi kandungan oksigen terlarut, sedangkan nilai kecerahan lebih besar dari 60 cm akan meningkatkan kandungan oksigen terlarut (Frasawi, 2013). Kedalaman berperan penting pada kehidupan biota di ekosistem perairan. Kedalaman suatu perairan sangat bervariasi, tergantung pada jenis perairan. Semakin dalam suatu perairan akan memiliki zona-zona tertentu, yang akan berpengaruh terhadap suhu, kelarutan gas, kecepatan arus, penetrasi cahaya, dan 10
8 tekanan hidrostatik. Biota akan merespon perubahan fisik-kimia akibat adanya perubahan kedalaman perairan (Barus, 2002). Ikan palung mampu tumbuh dan berkembang biak di daerah dengan ketinggian mdpl dan optimal pada ketinggian m (Pescod, 1973) dengan substrat berpasir dan berlumpur (Musrin, 2013). Arus merupakan faktor pembatas pada aliran air yang ditentukan oleh kemiringan, kedalaman, dan lebar dasar (Odum, 1998). Arus berperan sangat penting di perairan, baik pada ekosistem mengalir (lotic) maupun ekosistem menggenang (lentic) (Barus, 2002). Kecepatan arus mempengaruhi kualitas lingkungan lainnya seperti kecerahan dan proses transportasi nutrien di perairan (Johan & Ediwarman, 2011). Faktor kimia yang dianalisis untuk menduga kualitas perairan, diantaranya: 1) ph, 2) oksigen terlarut (DO), dan 3) karbondioksida (CO 2 ) bebas. Derajat keasaman (ph) merupakan ukuran kosentrasi ion hidrogen yang menunjukkan suasana asam suatu perairan. Derajat keasaman perairan dipengaruhi oleh kosentrasi karbondioksida dan senyawa yang bersifat asam. Pada umumnya organisme akuatik toleran pada kisaran nilai ph netral (Ambarita, 2009). Kisaran ph untuk kelangsungan hidup ikan palung yaitu 6-8 (Jubaedah, 2004). Oksigen berperan dalam proses oksidasi dan reduksi bahan kimia menjadi senyawa yang lebih sederhana sebagai nutrien untuk organisme perairan. Sumber utama oksigen di perairan berasal dari proses difusi udara bebas dan hasil proses fotosintesis (Mulyanto, 1992). Kandungan O 2 yang baik bagi ikan palung yaitu 3 mg.l -1 (Haryono, 2004). Karbondioksida bebas menggambarkan keberadaan gas CO 2 di perairan yang membentuk keseimbangan dengan CO 2 di atmosfer. Karbondioksida di perairan berasal dari barbagai sumber, yaitu difusi dari atmosfer, air hujan, air yang melewati tanah organik, respirasi tumbuhan, hewan, dan bakteri (Effendi, 2003). Karbondioksida bebas yang baik di perairan berkisar antara 2-8 mg.l -1 (Mulyanto, 1992). 11
I. PENDAHULUAN. Waduk merupakan salah satu bentuk perairan menggenang yang dibuat
I. PENDAHULUAN Waduk merupakan salah satu bentuk perairan menggenang yang dibuat dengan cara membendung aliran sungai sehingga aliran air sungai menjadi terhalang (Thohir, 1985). Wibowo (2004) menyatakan
Lebih terperincibio.unsoed.ac.id TELAAH PUSTAKA A. Morfologi dan Klasifikasi Ikan Brek
II. TELAAH PUSTAKA A. Morfologi dan Klasifikasi Ikan Brek Puntius Orphoides C.V adalah ikan yang termasuk anggota Familia Cyprinidae, disebut juga dengan ikan mata merah. Ikan brek mempunyai garis rusuk
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Oleh
TINJAUAN PUSTAKA Ekosistem Sungai Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Oleh karena itu, sumber air sangat dibutuhkan untuk dapat menyediakan air yang baik dari segi kuantitas
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Produktivitas Primer Fitoplankton Berdasarkan hasil penelitian di Situ Cileunca didapatkan nilai rata-rata produktivitas primer (PP) fitoplankton pada Tabel 6. Nilai PP
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. permukaan dan mengalir secara terus menerus pada arah tertentu. Air sungai. (Sosrodarsono et al., 1994 ; Dhahiyat, 2013).
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perairan Sungai Sungai adalah suatu perairan yang airnya berasal dari air hujan, air permukaan dan mengalir secara terus menerus pada arah tertentu. Air sungai dingin dan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Estuari oleh sejumlah peneliti disebut-kan sebagai area paling produktif,
TINJAUAN PUSTAKA Ekosistem Estuari Estuari oleh sejumlah peneliti disebut-kan sebagai area paling produktif, karena area ini merupakan area ekoton daerah pertemuan dua ekosistem berbeda (tawar dan laut)
Lebih terperincibio.unsoed.ac.id METODE PENELITIAN A. Spesifikasi Alat dan Bahan
III. METODE PENELITIAN A. Spesifikasi Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah jaring tancap (gillnet), jala tebar, perahu, termometer, secchi disk, spuit, botol plastik, gelas ukur
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perairan sungai Sungai merupakan salah satu dari habitat perairan tawar. Berdasarkan kondisi lingkungannya atau daerah (zona) pada sungai dapat dibedakan menjadi tiga jenis,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Makanan merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang dalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Makanan Alami Ikan Makanan merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang dalam perkembangbiakan ikan baik ikan air tawar, ikan air payau maupun ikan air laut. Fungsi utama
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut arus dan merupakan ciri khas ekosistem sungai (Odum, 1996). dua cara yang berbeda dasar pembagiannya, yaitu :
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perairan Sungai Sungai adalah suatu perairan yang airnya berasal dari mata air, air hujan, air permukaan dan mengalir secara terus menerus pada arah tertentu. Aliran air
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bendungan atau dam adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air menjadi waduk, danau, atau tempat rekreasi. Seringkali bendungan juga digunakan untuk mengalirkan
Lebih terperinci2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Struktur Komunitas Makrozoobenthos
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Struktur Komunitas Makrozoobenthos Odum (1993) menyatakan bahwa benthos adalah organisme yang hidup pada permukaan atau di dalam substrat dasar perairan yang meliputi organisme
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air
TINJAUAN PUSTAKA Sungai Sungai merupakan suatu bentuk ekositem aquatik yang mempunyai peran penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air (catchment area) bagi daerah di sekitarnya,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Sungai merupakan suatu bentuk ekosistem akuatik yang mempunyai
TINJAUAN PUSTAKA Sungai Sungai merupakan suatu bentuk ekosistem akuatik yang mempunyai peranan penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air (catchment area) bagi daerah disekitarnya,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut arus dan merupakan ciri khas ekosistem sungai. Secara ekologis sungai
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perairan Sungai Sungai merupakan suatu perairan yang airnya berasal dari air tanah dan air hujan, yang mengalir secara terus menerus pada arah tertentu. Aliran tersebut dapat
Lebih terperinci2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Aspek Biologi Klasifikasi Morfologi
4 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Aspek Biologi 2.1.1. Klasifikasi Tiram merupakan jenis bivalva yang bernilai ekonomis. Tiram mempunyai bentuk, tekstur, ukuran yang berbeda-beda (Gambar 2). Keadaan tersebut
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Kelas : Pisces. Ordo : Ostariophysi. Famili : Clariidae
6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Lele Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Filum: Chordata Kelas : Pisces Ordo : Ostariophysi Famili : Clariidae Genus : Clarias Spesies :
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Waduk adalah genangan air besar yang sengaja dibuat dengan membendung aliran sungai, sehingga dasar sungai tersebut yang menjadi bagian terdalam dari sebuah waduk. Waduk
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. tahapan dalam stadia hidupnya (larva, juwana, dewasa). Estuari merupakan
5 TINJAUAN PUSTAKA Estuari Estuari merupakan suatu komponen ekosistem pesisir yang dikenal sangat produktif dan paling mudah terganggu oleh tekanan lingkungan yang diakibatkan kegiatan manusia maupun oleh
Lebih terperinci2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Oksigen Terlarut Sumber oksigen terlarut dalam perairan
4 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Oksigen Terlarut Oksigen terlarut dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernapasan, proses metabolisme, atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi untuk pertumbuhan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ekosistem mangrove merupakan ekosistem pesisir yang terdapat di sepanjang pantai tropis dan sub tropis atau muara sungai. Ekosistem ini didominasi oleh berbagai jenis
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. : Octinopterygii. : Cypriniformes. Spesies : Osteochilus vittatus ( Valenciennes, 1842)
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi dan Morfologi Palau Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas : Octinopterygii Ordo : Cypriniformes Famili : Cyprinidae Genus : Osteochilus Spesies : Osteochilus vittatus
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) 2.1.1 Klasifikasi Ikan lele dumbo adalah jenis ikan hibrida hasil persilangan antara C.batracus dengan C. fuscus dan merupakan ikan introduksi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan lentik. Jadi daerah aliran sungai adalah semakin ke hulu daerahnya pada
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sungai Sungai sebagai perairan umum yang berlokasi di darat dan merupakan suatu ekosistem terbuka yang berhubungan erat dengan sistem - sistem terestorial dan lentik. Jadi
Lebih terperinci2014, No Republik Indonesia Nomor 4433), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia T
No.714, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN KP. Larangan. Pengeluaran. Ikan. Ke Luar. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21/PERMEN-KP/2014 TENTANG LARANGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mikroorganisme banyak ditemukan di lingkungan perairan, di antaranya di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mikroorganisme banyak ditemukan di lingkungan perairan, di antaranya di ekosistem perairan rawa. Perairan rawa merupakan perairan tawar yang menggenang (lentik)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pencemaran merupakan dampak negatif dari kegiatan pembangunan yang dilakukan selama ini. Pembangunan dilakukan dengan memanfaatkan potensi sumberdaya alam yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Tawes 2.1.1 Taksonomi Tawes Menurut Kottelat (1993), klasifikasi ikan tawes adalah sebagai berikut: Phylum : Chordata Classis Ordo Familia Genus Species : Pisces : Ostariophysi
Lebih terperinci2.2. Parameter Fisika dan Kimia Tempat Hidup Kualitas air terdiri dari keseluruhan faktor fisika, kimia, dan biologi yang mempengaruhi pemanfaatan
4 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Chironomida Organisme akuatik yang seringkali mendominasi dan banyak ditemukan di lingkungan perairan adalah larva serangga air. Salah satu larva serangga air yang dapat ditemukan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ekosistem Danau Toba Di dalam ekosistem terdapat komunitas, populasi dan individu serta karakteristiknya. Interaksi antar populasi dalam suatu ekosistem, relung dan habitat
Lebih terperinci2.2. Morfologi Ikan Tambakan ( H. temminckii 2.3. Habitat dan Distribusi
4 2.2. Morfologi Ikan Tambakan (H. temminckii) Ikan tambakan memiliki tubuh berbentuk pipih vertikal. Sirip punggung dan sirip analnya memiliki bentuk dan ukuran yang hampir serupa. Sirip ekornya sendiri
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang termasuk dalam bentuk mikro terdiri dari Fe, Co, Zu, B, Si, Mn, dan Cu (Bold
1 I. PENDAHULUAN Nutrien adalah unsur atau senyawa kimia yang digunakan untuk metabolisme atau proses fisiologi organisme. Nutrien di suatu perairan merupakan salah satu faktor lingkungan yang berpengaruh
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
27 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Distribusi Vertikal Oksigen Terlarut Oksigen terlarut merupakan salah satu faktor pembatas bagi sumberdaya suatu perairan karena akan berpengaruh secara langsung pada kehidupan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sungai Bone mempunyai panjang 119,13 Km 2 yang melintasi wilayah
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi penelitian Sungai Bone mempunyai panjang 119,13 Km 2 yang melintasi wilayah Kabupaten Bone Bolango dan Kota Gorontalo. Sungai ini bermuara ke
Lebih terperinci2. TINJAUAN PUSTAKA Rajungan (Portunus pelagicus)
4 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Rajungan (Portunus pelagicus) Menurut www.zipcodezoo.com klasifikasi dari rajungan adalah sebagai berikut: Kingdom : Animalia Filum : Arthropoda Kelas : Malacostrata Ordo : Decapoda
Lebih terperinci2.2. Struktur Komunitas
5 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Makrozoobentos Hewan bentos dibagi dalam tiga kelompok ukuran, yaitu makrobentos (ukuran lebih dari 1,0 mm), meiobentos (ukuran antara 0,1-1 mm) dan mikrobentos (ukuran kurang
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. : Actinopterygii. : Cypriniformes. Spesies : Barbichthys laevis (Froese and Pauly, 2012)
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ulubatu (Barbichthys laevis) Kelas Filum Kerajaan : Chordata : Actinopterygii : Animalia Genus Famili Ordo : Cyprinidae : Barbichthys : Cypriniformes Spesies : Barbichthys laevis
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perairan adalah suatu kumpulan massa air pada suatu wilayah tertentu, baik yang bersifat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perairan Sungai Perairan adalah suatu kumpulan massa air pada suatu wilayah tertentu, baik yang bersifat dinamis (bergerak atau mengalir) seperti laut dan sungai maupun statis
Lebih terperincisedangkan sisanya berupa massa air daratan ( air payau dan air tawar ). sehingga sinar matahari dapat menembus kedalam air.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perairan merupakan ekosistem yang memiliki peran sangat penting bagi kehidupan. Perairan memiliki fungsi baik secara ekologis, ekonomis, estetika, politis,
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Kadar Oksigen Terlarut Hasil pengukuran konsentrasi oksigen terlarut pada kolam pemeliharaan ikan nila Oreochromis sp dapat dilihat pada Gambar 2. Dari gambar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebabkan karena lingkungan air tawar memiliki beberapa kondisi, antara lain:
18 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perairan Sungai Indonesia adalah negara kepulauan dengan kawasan maritim yang sangat luas sehingga Indonesia memiliki kekayaan perikanan yang sangat kaya.pengetahuan lingkungan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sungai 2.1.1. Perairan Sungai Sungai adalah suatu perairan yang airnya berasal dari tanah, air hujan, air permukaan dan mengalir secara terus menerus pada arah tertentu.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Pada dasarnya proses terjadinya danau dapat dikelompokkan menjadi dua
TINJAUAN PUSTAKA Ekosistem Danau Perairan disebut danau apabila perairan itu dalam dengan tepi yang umumnya curam.air danau biasanya bersifat jernih dan keberadaan tumbuhan air terbatas hanya pada daerah
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ikan Lumo (Labiobarbus ocellatus) menurut Froese R, Pauly D
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi Ikan Labiobarbus ocellatus Klasifikasi ikan Lumo (Labiobarbus ocellatus) menurut Froese R, Pauly D. 2012. Labiobarbus ocellatus (Heckel, 1843) dalam http://www.fishbase.org/summary/
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ekosistem air tawar merupakan ekosistem dengan habitatnya yang sering digenangi
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ekosistem air tawar merupakan ekosistem dengan habitatnya yang sering digenangi air tawar yang kaya akan mineral dengan ph sekitar 6. Kondisi permukaan air tidak selalu
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ekosistem Sungai Perairan dibagi dalam tiga kategori utama yaitu tawar, estuaria dan kelautan. Habitat air tawar menempati daerah yang relatif kecil pada permukaan bumi bila
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Air sungai merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat vital bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air sungai merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat vital bagi pemenuhan kebutuhan hidup manusia sehingga kualitas airnya harus tetap terjaga. Menurut Widianto
Lebih terperinciSungai berdasarkan keberadaan airnya dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu (Reid, 1961):
44 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ekologi Sungai Aspek ekologi adalah aspek yang merupakan kondisi seimbang yang unik dan memegang peranan penting dalam konservasi dan tata guna lahan serta pengembangan untuk
Lebih terperinciPendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya air merupakan salah satu unsur utama untuk kelangsungan hidup manusia, disamping itu air juga mempunyai arti penting dalam rangka meningkatkan
Lebih terperinciV ASPEK EKOLOGIS EKOSISTEM LAMUN
49 V ASPEK EKOLOGIS EKOSISTEM LAMUN 5.1 Distribusi Parameter Kualitas Perairan Karakteristik suatu perairan dan kualitasnya ditentukan oleh distribusi parameter fisik dan kimia perairan yang berlangsung
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. lingkungan hidup yang didalamnya terdapat hubungan fungsional yang sistematik
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ekosistem Perairan Ekosistem merupakan tingkat organisasi yang lebih tinggi dari komunitas atau merupakan kesatuan dari suatu komunitas dengan lingkungannya dimana terjadi antar
Lebih terperinciMenurut Sandy (1985), dalam pergerakannya air selain melarutkan sesuatu, juga mengkikis bumi, sehingga akhirnya terbentuklah cekungan dimana air
Menurut Sandy (1985), dalam pergerakannya air selain melarutkan sesuatu, juga mengkikis bumi, sehingga akhirnya terbentuklah cekungan dimana air tertampung melalui saluran kecil dan atau besar, yang disebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Air merupakan sumberdaya alam yang diperlukan oleh makhluk hidup baik itu manusia, hewan maupun tumbuhan sebagai penunjang kebutuhan dasar. Oleh karena itu, keberadaan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. adanya aliran yang cukup kuat, sehingga digolongkan ke dalam perairan mengalir
TINJAUAN PUSTAKA Ekosistem Sungai Perairan sungai adalah suatu perairan yang di dalamnya dicirikan dengan adanya aliran yang cukup kuat, sehingga digolongkan ke dalam perairan mengalir (perairan lotik).
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data 1. Kondisi saluran sekunder sungai Sawojajar Saluran sekunder sungai Sawojajar merupakan aliran sungai yang mengalir ke induk sungai Sawojajar. Letak
Lebih terperinciSpesies yang diperoleh pada saat penelitian
PEMBAHASAN Spesies yang diperoleh pada saat penelitian Dari hasil identifikasi sampel yang diperoleh pada saat penelitian, ditemukan tiga spesies dari genus Macrobrachium yaitu M. lanchesteri, M. pilimanus
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perairan Sungai Sungai merupakan daerah yang dilalui badan air yang bergerak dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah dan melalui permukaan atau bawah tanah. Berdasarkan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. menimbulkan dampak yang merugikan bagi manusia sendiri (Mulyanto, 2007). bahan organik karena faktor terbawa arus (Widi, 2000).
5 TINJAUAN PUSTAKA Sungai Sejak jaman purba sungai merupakan suatu unsur alam yang berperan di dalam membentuk corak kebudayaan suatu bangsa. Ketersediaan airnya, lembahnya yang subur, dan lain-lain potensinya
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini, data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Penyajian grafik dilakukan berdasarkan variabel konsentrasi terhadap kedalaman dan disajikan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sidoarjo dan 6 kota yaitu Batu, Malang, Blitar, Kediri, Mojokerto, dan Surabaya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sungai Brantas adalah sungai terpanjang yang ada di provinsi Jawa Timur. Panjangnya yaitu mencapai sekitar 320 km, dengan daerah aliran seluas sekitar 12.000 km 2
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan unsur penting bagi kehidupan makhluk hidup baik manusia,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan unsur penting bagi kehidupan makhluk hidup baik manusia, flora, fauna maupun makhluk hidup yang lain. Makhluk hidup memerlukan air tidak hanya sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemampuan suatu perairan dalam menerima suatu beban bahan tertentu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Kemampuan suatu perairan dalam menerima suatu beban bahan tertentu dari luar sistem perairannya sehingga dapat dinetralkan atau distabilkan kembali dalam jangka waktu
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Bernhard Grzimek (1973) dalam Yovita H.I dan Mahmud Amin
TINJAUAN PUSTAKA Ikan Black Ghost (Apteronotus albifrons) Menurut Bernhard Grzimek (1973) dalam Yovita H.I dan Mahmud Amin dalam Rahman (2012), sistematika ikan black ghost adalah sebagai berikut : Kingdom
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Ikan patin siam merupakan salah satu komoditas ikan yang dikenal sebagai
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Patin Siam Ikan patin siam merupakan salah satu komoditas ikan yang dikenal sebagai komoditi yang berprospek cerah, karena memiliki harga jual yang
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ekosistem Danau Ekosistem perairan dapat dibedakan menjadi air tawar, air laut dan air payau seperti terdapat di muara sungai yang besar. Dari ketiga ekosistem perairan tersebut,
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Hasil Berdasarkan hasil yang diperoleh dari kepadatan 5 kijing, persentase penurunan total nitrogen air di akhir perlakuan sebesar 57%, sedangkan untuk kepadatan 10 kijing
Lebih terperinci2. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2. Zonasi pada perairan tergenang (Sumber: Goldman dan Horne 1983)
4 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Waduk Waduk merupakan badan air tergenang yang dibuat dengan cara membendung sungai, umumnya berbentuk memanjang mengikuti bentuk dasar sungai sebelum dijadikan waduk. Terdapat
Lebih terperinci4. KONDISI HABITAT SIMPING
4. KONDISI HABITAT SIMPING Kualitas habitat merupakan tempat atau keadaan dimana simping dalam melakukan proses-proses metabolisme, pertumbuhan, sampai produksi. Proses biologi tersebut ditentukan oleh
Lebih terperinciPENDAHULUAN. di darat maupun di laut. Kandungan bahan organik di darat mencerminkan
15 PENDAHULUAN Latar Belakang Bahan organik merupakan salah satu indikator kesuburan lingkungan baik di darat maupun di laut. Kandungan bahan organik di darat mencerminkan kualitas tanah dan di perairan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunitas Chironomid
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunitas Chironomid Makroavertebrata benthik atau sering kita sebut benthos adalah hewan yang tidak bertulang belakang yang memiliki ukuran tubuh lebih besar dari 0,5 mm. Menurut
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai saluran air bagi daerah
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sungai merupakan suatu bentuk ekosistem akuatik yang mempunyai peran penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai saluran air bagi daerah sekitarnya. Oleh karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Danau Toba adalah sebuah danau vulkanik dengan ukuran luas 100 km x 30 km di Sumatera Utara, Indonesia. Di tengah danau ini terdapat sebuah pulau vulkanik bernama
Lebih terperinciIKAN HARUAN DI PERAIRAN RAWA KALIMANTAN SELATAN. Untung Bijaksana C / AIR
@ 2004 Untung Bijaksana Makalah Pengantar Falsafah Sains (PPS 702) Sekolah Pasca Sarjana / S3 Institut Pertanian Bogor September 2004 Dosen : Prof. Dr. Ir. Rudy C Tarumingkeng IKAN HARUAN DI PERAIRAN KALIMANTAN
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sungai Ekosistem akuatik terdiri dari payau, laut, dan perairan tawar. Ekosistem air tawar dibagi atas dua yaitu perairan lentik (perairan diam atau tenang, misalnya: danau,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sungai Tabir terletak di Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin. Sungai Tabir
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian Sungai Tabir terletak di Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin. Sungai Tabir memiliki lebar maksimal 20 meter dan kedalaman maksimal 10 meter.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Cuvier (1829), Ikan tembakang atau lebih dikenal kissing gouramy,
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tembakang Menurut Cuvier (1829), Ikan tembakang atau lebih dikenal kissing gouramy, hidup pada habitat danau atau sungai dan lebih menyukai air yang bergerak lambat dengan vegetasi
Lebih terperinci4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3 Data perubahan parameter kualitas air
4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Kualitas Air Kualitas air merupakan faktor kelayakan suatu perairan untuk menunjang kehidupan dan pertumbuhan organisme akuatik yang nilainya ditentukan dalam kisaran
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat
TINJAUAN PUSTAKA Ekosistem Air Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat di daratan, perairan lepas pantai (off shore water) dan perairan laut. Ekosistem air yang terdapat
Lebih terperinci2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Makrozoobenthos Sebagai Bioindikator Kualitas Perairan Organisme makrozoobenthos
4 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Makrozoobenthos Sebagai Bioindikator Kualitas Perairan 2.1.1. Organisme makrozoobenthos Organisme benthos merupakan organisme yang melekat atau beristirahat pada dasar perairan
Lebih terperinciMATERI DAN METODE PENELITIAN
8 II. MATERI DAN METODE PENELITIAN 1. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1.1. Materi Penelitian 1.1.1. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan betutu yang tertangkap, sampel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Habitat air tawar dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu perairan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Habitat air tawar dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu perairan mengalir (lotik) dan perairan menggenang (lentik). Perairan mengalir bergerak terus menerus kearah
Lebih terperinciEstimasi Populasi Gastropoda di Sungai Tambak Bayan Yogyakarta
Estimasi Populasi Gastropoda di Sungai Tambak Bayan Yogyakarta Andhika Rakhmanda 1) 10/300646/PN/12074 Manajamen Sumberdaya Perikanan INTISARI Makrozoobentos merupakan salah satu kelompok terpenting dalam
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pulau Pramuka I II III
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Parameter Fisika dan Kimiawi Perairan Berdasarkan hasil penelitian di perairan Kepulauan Seribu yaitu Pulau Pramuka dan Pulau Semak Daun, diperoleh nilai-nilai parameter
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ekosistem Sungai Sungai umumnya lebih dangkal dibandingkan dengan danau atau telaga. Biasanya arus air sungai searah, bagian dasar sungai tidak stabil, terdapat erosi atau
Lebih terperinciJUDUL OBSERVASI ALIRAN DAS BRANTAS CABANG SEKUNDER BOENOET. Disusun oleh : Achmad kirmizius shobah ( )
JUDUL OBSERVASI ALIRAN DAS BRANTAS CABANG SEKUNDER BOENOET Disusun oleh : Achmad kirmizius shobah (115100901111013) Layyin Yeprila Ningrum (115100900111039) Puji sri lestari (115100907111004) Rizki dwika
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang menampung, menyimpan dan mengalirkan air menuju ke laut melalui sungai
21 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Daerah Aliran Sungai (DAS) Sungai Serayu merupakan salah satu kawasan atau wilayah daratan yang membentuk satu kesatuan wilayah tata air yang menampung, menyimpan dan
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
30 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Kondisi perairan Teluk Jakarta Teluk Jakarta terletak di utara kota Jakarta dengan luas teluk 285 km 2, dengan garis pantai sepanjang 33 km, dan rata-rata kedalaman
Lebih terperinciMANAJEMEN KUALITAS AIR
MANAJEMEN KUALITAS AIR Ai Setiadi 021202503125002 FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA Dalam budidaya ikan ada 3 faktor yang sangat berpengaruh dalam keberhasilan budidaya,
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Hasil dari penelitian yang dilakukan berupa parameter yang diamati seperti kelangsungan hidup, laju pertumbuhan bobot harian, pertumbuhan panjang mutlak, koefisien keragaman
Lebih terperinciMANAJEMEN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA IKAN NILA (Orechromis niloticus) DI KOLAM AIR DERAS
MANAJEMEN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA IKAN NILA (Orechromis niloticus) DI KOLAM AIR DERAS DISUSUN OLEH: KELOMPOK 6 ADI SAPUTRA FAUZI ISLAHUL RIDHO ILHAM NENCY MAHARANI DWI PUJI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI AKUAKULTUR
Lebih terperincibio.unsoed.ac.id di alternatif usaha budidaya ikan air tawar. Pemeliharaan ikan di sungai memiliki BUDIDAYA IKAN DALAM KERAMBA DI PERAIRAN MENGALIR
BUDIDAYA IKAN DALAM KERAMBA DI PERAIRAN MENGALIR Oleh: Dr. Endang Widyastuti, M.S. Fakultas Biologi Unsoed PENDAHULUAN Ikan merupakan salah satu sumberdaya hayati yang dapat dimanfaatkan untuk pemenuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air laut merupakan suatu medium yang unik. Sebagai suatu sistem, terdapat hubungan erat antara faktor biotik dan faktor abiotik, karena satu komponen dapat
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
22 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Kondisi perairan Teluk Jakarta Teluk Jakarta, terletak di sebelah utara kota Jakarta, dengan luas teluk 285 km 2, dengan garis pantai sepanjang 33 km, dan rata-rata
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN. Waktu dan Lokasi Penelitian
3 METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan selama empat bulan dari Oktober 2011 hingga Januari 2012 di Waduk Ir. H. Djuanda, Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat (Gambar 3). Pengambilan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Geografi Kabupaten Bandung BAB II TINJAUAN PUSTAKA Gambar 2. Peta Kabupaten Bandung (Sumber : www.google.co.id ) Kabupaten Bandung merupakan salah satu wilayah administrasi yang berada di Provinsi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidak kurang dari 70% dari permukaan bumi adalah laut. Atau dengan kata lain ekosistem laut merupakan lingkungan hidup manusia yang terluas. Dikatakan bahwa laut merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memonitor kualitas perairan (Leitão, 2012), melalui pemahaman terhadap siklus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Status trofik merupakan indikator tingkat kesuburan suatu perairan yang dapat ditentukan oleh faktor-faktor yang meliputi nutrien perairan, produktivitas fitoplankton
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
14 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Fisika Kimia Perairan dan Substrat Estuari mempunyai kondisi lingkungan yang berbeda dengan sungai dan laut. Keberadaan hewan infauna yang berhabitat di daerah estuari
Lebih terperinciBY: Ai Setiadi FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSSITAS SATYA NEGARA INDONESIA
BY: Ai Setiadi 021202503125002 FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSSITAS SATYA NEGARA INDONESIA Dalam budidaya ikan ada 3 faktor yang sangat berpengaruh dalam keberhasilan budidaya, karena hasil
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi dan Morfologi Clownfish Klasifikasi Clownfish menurut Burges (1990) adalah sebagai berikut: Kingdom Filum Ordo Famili Genus Spesies : Animalia : Chordata : Perciformes
Lebih terperinci