OPINI SISWA TERHADAP TINDAKAN CYBERBULLY DI MEDIA SOSIAL
|
|
- Bambang Setiabudi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 OPINI SISWA TERHADAP TINDAKAN CYBERBULLY DI MEDIA SOSIAL (Studi Deskriptif Opini Siswa SMA Negeri 1 Medan Terhadap Tindakan Cyberbully di Media Sosial) Fanny Aulia Putri ABSTRAK Skripsi ini berjudul Opini SISWA TERHADAP TINDAKAN CYBERBULLYING DI MEDIA SOSIAL.. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah opini siswa SMA Negeri 1 Medan mengenai tindakan cyberbullying di media sosial. Teori dalam penelitian ini adalah new media, media sosial, cyberbullying dan opini. Penelitian ini menggunakan metode deskripsi. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 1 Medan. Berdasarkan data yang diperoleh, siswa SMA Negeri 1 Medan yang terdaftar dalam tahun ajaran 2013/2014 yaitu sebanyak 1370 orang. Penentuan sampel digunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dan dengan tingkat kepercayaan 90% sehingga diperoleh sampel sebanyak 93 orang. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah teknik Accidental Sampling dan Purposive Sampling. Teknik pengumpulan yaitu studi kepustakaan (library research),dan studi lapangan (field research).teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis tabel tunggal dan analisis tabel silang dengan menggunakan SPSS versi Hasil penelitin ini menujukkaan bahwa mayoritas responden memahami mengenai cyberbullying serta khasanah dalam penggunaan media sosial. Mayoritas responden juga mengaku bahwa tidak pernah menjadi pelaku dan juga korban dari tindakan cyberbullying. Sikap responden terhadap perilaku cyberbullying-pun cukup baik, hampir semua responden tidak setuju dengan perbuatan cyberbullying. Kata kunci: cyberbullying, Media Sosial, Opini, New Media, Siswa PENDAHULUAN Latar belakang Masalah Media komunikasi sudah makin berkembang, khususnya di bidang cybermedia. Sudah banyak situs, aplikasi dan media sosial yang telah diciptakan dengan harapan sosialisasi umat manusia yang semakin membaik karena adanya kepraktisan dalam melakukan komunikasi tanpa adanya batas ruang dan waktu. Pola kehidupan sehari-hari telah berubah sejak adanya teknologi internet, karena dengan adanya teknologi internet, bumi akan seakan menjadi desa kecil yang tidak pernah tidur, semua jenis kegiatan dapat difasilitasi oleh teknologi internet (Oetomo, 2007: 11). 1
2 Pada anak 5-17 tahun sebagian waktu yang dihabiskan untuk mengakses internet adalah untuk tujuan berkomunikasi dengan orang yang dikenal maupun tidak dikenal. Berbagai aktivitas dapat mereka temui di cyberspace seperti game interaktif atau biasa disebut game online, situs jejaring sosial, forum, chat room. Bahkan, internet sudah menjadi suatu alat yang sangat penting dan berguna untuk pencarian informasi serta untuk menghubungkan komunikasi kepada peer group atau teman bermain bagi anak. Akan tetapi, internet juga dapat menjadi alat yang dapat memunculkan hal yang dapat menyerang dan membahayakan. Beberapa penelitian juga ditemukan bahwa pemakaian internet yang berlebihan dan tingkat pengetahuan dalam berinternet (internet skill) yang rendah merupakan variabel yang menentukan tingkat resiko viktimasi, seperti cyberbullying. Cyberbullying merupakan intimidasi yang dilakukan seseorang pada orang lain yang dilakukan melalui chatroom, media sosial, dan website dalam bentuk seperti fitnah, penghinaan, pengancaman atau dibocorkannya aib mengenai sesorang. Cyberbullying sendiri kini dianggap sebagai masalah serius di dunia cyber media. Dunia maya saat ini dianggap lebih kejam daripada dunia nyata bahkan dampak yang ditimbulkan melalui cyberbullying pada anak remaja lebih berat daripada bullying yang terjadi di lingkungan tempat tinggal atau sekolah. Hal tersebut disebabkan karena sosial media dapat diakses dengan mudah oleh seluruh pengguna internet di dunia tanpa mengenal ruang dan waktu, orang-orang dapat berkomentar selama 24 jam karena jaringan internet seolah tidak pernah beristirahat, pesan berbentuk foto, video ataupun tulisan tidak dapat dengan mudah terhapus, bahkan berkemungkinan para pemakai media sosial lain juga telah menyimpan pesan tersebut (Hinduja, 2010: 5). Dari banyaknya kasus yang terjadi mengenai cyberbullying, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian terkait penggunaan sosial media pada kalangan remaja. Peneliti ingin mengetahui bagaimana pengetahuan remaja mengenai cyberbullying itu sendiri, pengalaman dan sikap mereka akan hal tersebut. Peneliti menganggap hal ini sangatlah penting untuk diteliti karena menjadi fenomena saat ini. Lokasi penelitian sendiri dilaksanakan di SMA Negeri 1 Medan, lokasi tersebut cukup mewakili sekolah-sekolah lain karena lokasi tersebut dianggap sebagai sekolah negeri dengan siswa di dalamnya mayoritas terdiri dari siswa berekonomi menengah ke atas. Mayoritas siswa juga pengguna smartphone dan merupakan pengguna media sosial. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti melihat bahwa siswa SMA Negeri 1 Medan memang sangat relevan dengan penelitian yang akan dijalankan sehubungan dengan besarnya nama mereka di dunia maya. Seperti contohnya pada yang menyatakan mereka sebagai account yang hanya follow anak gaul se-kota Medan, dapat dilihat kebanyakan following pada account tersebut mayoritas merupakan Siswa SMA Negeri 1 Medan. Peneliti menganggap bahwa kebanyakan dari mereka memiliki follower di media sosial yang cukup setia, dan itu juga cukup mempengaruhi apabila mereka melakukan atau menjadi korban dan pelaku cyberbully. 2
3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dikemukakan perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Bagaimanakah opini siswa SMA Negeri 1 Medan mengenai cyberbullying di media sosial? Tujuan Penelitian Setiap penelitian yang dilakukan pasti memiliki tujuantertentu yang menyokong peneliti untuk dapat mencapainya. Begitu pula dengan penelitian ini, adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa mengenai cyberbullying di media sosial. 2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengalaman siswa mengenai cyberbullying di media sosial. 3. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sikap siswa mengenai cyberbullying di media sosial. URAIAN TEORITIS Teori New Media New Media atau media online didefinisikan sebagai produk dari komunikasi yang termediasi teknologi yang terdapat bersama dengan komputer digital (Creeber dan Martin, 2009). Definisi lain media online adalah media yang di dalamnya terdiri dari gabungan berbagai elemen. Itu artinya terdapat konvergensi media di dalamnya, dimana beberapa media dijadikan satu (Lievrouw, 2011). New Media merupakan media yang menggunakan internet, media online berbasis teknologi, berkarakter fleksibel, berpotensi interaktif dan dapat berfungsi secara privat maupun secara public (Mondry, 2008: 13). Cyberbullying Cyberbullying adalah segala bentuk kekerasan yang dialami anak atau remaja dan dilakukan teman seusia mereka melalui dunia cyber atau internet. Cyberbullying adalah kejadian manakala seorang anak atau remaja diejek, dihina, diintimidasi, atau dipermalukan oleh anak atau remaja lain melalui media internet, teknologi digital atau telepon seluler. Dalam buku Patchin dan Hinduja yang berjudul Bullies Move Beyond theschoolyard: A Preliminary Look at Cyberbullying, mengatakan bahwa cyberbullying secara singkatdidefinisikan sebagai perbuatan yang berbahaya yang dilakukan secara berulang-ulang melalui media elektronik (Patchin, 2008:131). KERANGKA KONSEP Variabel Penelitian Cyberbully di Media Sosial Pada Siswa SMA Negeri 1 Medan Knowledge Experience 3
4 Attitude Sumber: (Merujuk Sarwono, 2006: 37) Operasional Variabel Variabel Teoritis Cyberbullying di Media Sosial Opini siswa SMA Negeri 1 Medan Karakteristk Responden METODEOLOGI PENELITIAN Tabel 2.2. Variabel Operasional 1. Media sosial yang digunakan 2. Perilaku Cyberbullying a. Direct Attacks 1) Mengirimkan pesan berisi hinaan atau ancaman. b. Posted and Public Attacks 1) Menyebarkan gosip atau berita burung yang tidak menyenangkan lewat , status updates, atau komentar di jejaring sosial 2) Berbagi Gambar. Meneruskan (forward) atau membagikan (share) foto/gambar pribadi target tanpa izin. 3) Mengunggah, membeberkan informasi pribadi target ke internet tanpa izin. 4) Mengunggah video yang memalukan target. c. Cyberbullying by proxy 1) Pencuri Identitas Online. Membuat akun (account) dan profil palsu tentang seseorang/target dan melakukan aktivitas (update status, komentar, mengirim pesan, dan lain-lain) yang merusak nama baik dan hubungan sosialnya. 2) Membuat blog yang berisi kebencian pada seorang target, atau membuat kampanye di jejaring sosial untuk membuat orang-orang ikut membenci/mem-bully target. a. Knowledge b. Experience c. Attitude a. Jenis Kelamin b. Kelas c. Usia d. Pekerjaan Orangtua e. Smartphone yang digunakan f. Frekuensi Pemakaian Media Sosial 4
5 Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Medan yang bertempat di Jalan Teuku Cik Dik Tiro No. 1 Medan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari hingga April Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dimana metode ini menggambarkan keadaan subjek atau objek penelitian pada saat sekarang ini berdasarkan fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya. Penelitian deskriptif hanyalah memaparkan situasi atau peristiwa penelitian, tidak mencari hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Metode ini menitikberatkan pada observasi dan suasana alamiah. Peneliti hanya bertindak sebagai pengamat, hanya membuat kategori perilaku, mengamati gejala dan mencatat buku referensinya (Rakhmat, 2004:4). Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan objek dan penelitian yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, gejala, nilai, text atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian (Nawawi, 1995: 141). Sugiyono dalam bukunya menyebut populasi sebagai wilayah generaisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempuyai kuantitas dan karakterisitik tertentu yang diterapkan oleh periset untuk dipelajari, kemudian ditarik suatu kesimpulan (Kriyantono, 2010: 153). Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah Siswa SMA Negeri 1 Medan, berikut daftar jumlah siswa pada tahun ajaran yaitu sebanyak 1370 siswa. Sampel adalah sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi (Nawawi, 1995:144). Sampel merupakan bagian dari populasi yang mewakili karakteristik dari populasi sehingga hasil akhirnya dapat digeneralisasikan (Lubis, 1998:23). Namun mengingat keterbatasan waktu dan biaya, tidak mungkin untuk meneliti seluruh populasi. Jumlah sampel yang diambil menggunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90% sebanyak 93 orang. Teknik Penarikan Data Teknik penarikan data yang digunakan di dalam penelitian ini adalah: 1. Proportional Stratified Sampling 2. Purposive Sampling Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Penelitian Lapangan (kuesioner). 2. Penelitia Kepustakaan. Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Analisis Tabel Tunggal 5
6 2. Analisis Tabel Silang HASIL DAN PEMBAHASAN Menurut riset yang telah dilakukan, mayoritas siswa SMA Negeri 1 Medan tidak pernah menjadi pelaku cyberbully. Terbukti dari hasil yang didapatkan pada pertanyaan mengenai pengalaman siswa menjadi pelaku cyberbully persentase tidak pernah rata-rata mencapai lebih dari 50%. Tetapi tidak sedikit pula siswa yang mengaku pernah melakukan tindakan cyberbully mengingat responden cukup aktif dalam menggunakan smartphone dan media sosial. Dari hasil penelitian dapat dilihat, media sosial Path cukup dominan mendapatkan persentase tertinggi sering ataupun sangat sering sebagai media sosial yang digunakan untuk melakukan perbuatan cyberbully yang dilakukan oleh responden. Adapun perbuatan cyberbully tersebut adalah berupa mengiriman pesan berisi hinaan atau ancaman, meneruskan (forward) gambar orang dikenal tanpa izin, membagi gambar meneruskan (forward) gambar orang tidak dikenal tanpa izin, membagikan (share) foto orang yang dikenal tanpa izin, membagikan (share) foto orang yang tidak dikenal tanpa izin, mengunggah video memalukan seseorang yang dikenal di media sosial dan mengunggah video seseorang yang tidak dikenal tanpa izin. Dari hasil tabel silang, responden yang mengaku kerap melakukan perbuatan cyberbully di media sosial Path merupakan responden yang frekuensi penggunaannya dalam kategori sering, yakni lebih dari 3 kali. Media sosial Path merupakan media sosial yang cukup digandrungi oleh remaja pada saat ini. Path merupakan perpaduan fitur-fitur yang sudah ada pada media sosial lain, seperti Friendster, Foursquare, Instagram, Facebook, yang menjadi satu aplikasi media sosial Path ini. Kelengkapan Path yang diharapkan dapat berfungsi sebagai alat komunkasi yang paling efektif malah berdampak pada penyalahgunaan yang kerap dilakukan oleh penggunanya di media sosial. Media sosial Twitter-pun mendapatkan persentase sering atau sangat sering terbesar sebagai media sosial yang dipilih dalam beberapa perbuatan cyberbully yang dilakukan oleh responden, seperti menyebarkan gossip atau berita burung di media sosial, melakukan aktivitas update status mengenai seseorang yang merusak nama baik dan hubungan sosial dan membuat pernyataan yang berisi kebencian pada seseorang. Dari hasil perhitungan frekuensi penggunaan media sosial pada responden, penggunaan media sosial Twitter tertinggi pada malam hari. Dari perhitungan tabel silang, siswa SMA Negeri 1 Medan yang kerap melakukan tindakan cyberbully melalui Twitter merupakan siswa yang termasuk dalam kategori sering atau lebih dari tiga kali penggunaan Twitter. Twitter merupakan salah satu media sosial yang ada di dalam media digital yang berfungsi sebagai wadah atau tempat untuk berbagi ide, gagasan maupun informasi secara global tanpa dibatasi ruang dan waktu (Brongan, 2010: 99). Hal tersebut mengakibatkan, banyak pengguna media sosial twitter yang tidak bertanggung jawab untuk memilih media sosial Twitter sebagai sarana dalam perbuatan cyberbullying karena tidak adanya batasan ruang dan waktu, dimana siapa saja dapat melihat bahkan ikut mengolok target dan kapan saja. Twitter adalah sebuah web dan layanan mikroblog yang bisa digunakan untuk 6
7 melakukan pembaharuan (update) berupa sebuah teks panjang maksimum sebanyak 140 karakter, pembaharuan di Twitter dikenal sebgai tweets (Juju, 2010: 2). Seseorang dapat melakukan tindakan update status dan pembagin link yang terhubung dengan fasilitas video, foto dan lain-lain melalui pembagian tweets. Tidak sedikit pula siswa SMA Negeri 1 Medan melakukan perbuatan cyberbully melalui media sosial Facebook. Bahkan Facebook mendapatkan persentase sering dan sangat sering terbesar di beberapa perbuatan cyberbully. Perbuatan cyberbully tersebut diataranya yakni mencuri identitas online dan membuat kampanye di jejaring sosial terhadap seseorang agar dibenci dan dibully. Frekuensi penggunaan media sosial Facebook sendiri sangat rendah pada siswa SMA Negeri 1 Medan. Dari hasil perhitungan frekuensi penggunaan media sosial Facebook, dapat dilihat bahwa penggunaan tertinggi Facebook yaitu pada malam hari. Dari hasil tabel silang, dilihat bahwa yang kerap melakukan perbuatan cyberbullying merupakan responden yang masuk ke dalam kategori jarang atau hanya satu sampai dua kali menggunakan media sosial Facebook. Media sosial Facebook merupakan media sosial yang masih berada pada posisi teratas sebagai media sosial yang paling banyak digunakan di seluruh dunia. Untuk responden sendiri sudah jarang menggunakan media sosial ini. Tetapi media sosial ini kerap dijadikan sebagai sarana perbuatan cyberbully hingga sekarang dikarenakan keluasannya mengingat merupakan media sosial yang memiliki pengikut yang banyak dari seluruh dunia. Kelengkapan fitur-fitur dan juga kemudahan dalam penyebaran menjadi alasan mengapa media sosial ini kerap dijadikan alat perbuatan cyberbully. Bahkan banyak sekali remaja yang telah melakukan tindakan bunuh diri akibat adanya cyberbully yang menimpa mereka melalui media sosial ini, seperti Amanda Todd dan Carolina Picchio Media sosial instagram mendapatkan persentase sangat sering terbesar dalam perilaku cyberbully berupa melakukan aktivitas komentar yang merusak nama baik. Aktivitas komentar sendiri dapat bebas dilakukan oleh seseorang yang memiliki akun instagram. Tidak hanya remaja biasa bahkan perilaku perbuatan cyberbully/cyber harrasement ini kerap menimpu orang-orang tersohor seperti artis papan atas, politikus bahkan Ibu Negara. Berdasarkan pertanyaan terbuka yang menanyakan pengalaman mereka menjadi perilaku cyberbully dan alasannya, terdapat sebanyak 56 siswa (60,2%) menyatakan belum pernah menjadi korban sehingga tidak dapat mengemukakan alsan, 23 siswa (24,7%) menyatakan hanya berdasarkan bercanda melakukan cyberbully, 8 (8,6%) orang menyatakan tidak sadar ketika melakukannya/ikutikutan 6 (6,5%) orang menyatakan karena ingin membalas dendam. Ada 2 macam tantangan yang ada pada saat ini yang memuat aksi cyberbullying sulit untuk dicegah. Tantangan yang pertama adalah banyak orang yang tidak melihat bahaya atau dampak serius dari cyberbullying in. hal ini terjadi karena orang menganggap ada bentuk aksi agresi atau penyerangan yang lain yang lebih serius daripada cyberbullying. Meskipun benar bahwa ada banyak masalah lain yang dihadapi oleh anak-anak, remaja, orang tua, sekolah dan penegak hukum namun tetap harus bisa diterima bahwa cyberbullying adalah suatu masalah yang jika diabaikan akan menjadi lebih serius dampaknya. Tantangan yang lain berkaitan dengan siapa yang akan bertanggung jawab terhadap 7
8 penyalahgunaannya. Oleh sebab itu dlaam permasalahan ini orang tua dan juga guru sebaiknya bekerjasama dalam penanganan pemeberitahuan dampak dari perbuatan bullying di dunia cyber maupun dunia nyata (Sumber: cyberbullying.us) Mayoritas responden juga mengaku tidak memiliki pengalaman menjadi korban dari perbuatan cyberbully yang dilakukan oleh seseorang terhadap mereka. Dapat dilihat dari hasil jawaban responden mengenai pengalaman mereka menjadi korban, persentase tidak pernah rata-rata berada di atas 50%. Tetapi tidak sedikit pula responden yang mengaku pernah menjadi korban dari perbuatan cyberbully. Media sosial Path kerap menjadi media dimana responden sering menjadi korban dari perbuatan cyberbully bahkan di beberapa perbuatan cyberbully yang dipaparkan di kuesioner, Path menjadi media sosial dengan persentase sering atau sangat sering tertinggi. Pengalaman menjadi korban cyberbully tersebut diantaranya menjadi korban pembagian gambar diri di media sosial tanpa izin, menjadi korban penerusan (forward) gambar tanpa izin, menjadi korban diunggah dan dibeberkannya informasi pribadi tanpa izin dan menjadi korban diunggahnya video memalukan di media sosial.. Media sosial Twitter-pun kerap menjadi wadah dimana responden mengaku sering dan bahkan sangat sering menjadi korban perbuatan cyberbully. Di beberapa perbuatan cyberbully yang terpapar Twitter mendapatkan persentase sering atau sangat sering terbesar. Pengalaman menjadi korban cyberbully yang dimaksud yakni menjadi korban gossip atau berita burung yang tidak menyenangkan, korban dirusaknya nama baik melalui update-an status seseorang, menerima pesan yang merusak nama baik, menerima pernyataan kebencian di media sosial dan menjadi korban kampanye di jejaring sosial agar dibenci dan dibully. Media sosial Facebook-pun mendapatkan persentase sering atau sering terbesar di beberapa perbuatan cyberbully yang mana responden kerap menjadi korban. Perbuatan cyberbully yang dimaksud antara lain menerima pesan berisi hinaan atau ancaman, menjadi korban pencurian identitas pribadi/dibuatnya account profil palsu di media sosial, Sedangkan media sosial Instagram yang masuk sebagai media sosial berabasis konten khusus gambar/foto dan video singkat. Mendapatkan persentase sering atau sangat sering terbesar sebagai media sosial yang mana responden kerap menjadi korban aktivitas komentar yang merusak nama baik. Pendapat responden mengenai sikap mereka terhadap perbuatan cyberbully-pun cenderung positif. Mayoritas siswa SMA Negeri 1 Medan tidak setuju dengan perbuatan cyberbully. Dalam pertanyaan terbuka mengenai sikap mereka bila menjadi korban cyberbully. Sebanyak 48 siswa (51,6%) mengatakakan mereka belum pernah menjadi korban cyberbully sehingga tidak dapat memberikan alasan, 25 siswa (26,9%) mengatakan mereka akan diam saja dan menganggap angina lalu 20 siswa (21,5%) mengatakan mereka akan membalas perbuatan cyberbully apabila sudah berlebihan. Psikologis remaja yang masih rentan dan mudah tersinggung sebaiknya perlu dilatih agar tidak adanya tindakan serius apabila adanya perilaku menyimpang yang dilakukan seseorang terhadap mereka. Dalam kasus cyberbully 8
9 sendiri, media sosial-pun memberikan pengamanan dan pembelajaran kepada penggunanya, tidak hanya untuk meraup untung saja. Adanya pengamanan otomatis seperti penghapusan update-an yang berbau bullying dan kesigapan dalam pengaduan penggunanya yang mungkin terugikan. Ketidakseriusan dalam pengamanan di media sosial itu contihnya terjadi pada Caroline Picchio yang melakukan bunuh diri karena Facebook tak kunjung memblokir videonya yang tesersebar. Hal tersebut diharapkan dapat menjadi pelajaran untuk media sosial lainnya dalam system pengamanan. Sebagian besar respondenpun mengaku paham mengenai cyberbully dan juga khasanah penggunaan media sosial. Pembelajaran mengenai cyberbullying seharusnya diterapkan oleh sekolah dan orang tua. Seperti adanya seminarseminar yang berkaitan dengan dampak bullying tradisional dan dunia cyber. Hal ini agar tidak adanya lagi korban dan pengguna media sosial dapat lebih pintar dalam menggunakan teknologi. Dapat disimpulkan bahwa opini siswa SMA Negeri 1 Medan terhadap cyberbullying cenderung kearah positif, namun masih ada opini yang menunjukkan kearah negatif yang disebabkan oleh beberapa faktor yang akhirnya membuat berbagai macam penilaian responden. Dilihat dari kesesuaian teori yang digunakan terhadap hasil peneltiian, menunjukkan bahwa penggunaan new media pada siswa SMA Negeri 1 Medan sudah cukup efektif. Meskipun masih terlihat adanya sebagian kecil hambatan yang menyebabkan masih adanya penyimpangan penggunaan new media. Seperti adanya pengiriman pesan/komentar/status berisi ancaman atau hinaan di media sosial dikarenakan tidak adanya keberanian untuk berbicara langsung di dunia nyata atau bercanda yang kelewatan di media sosial tanpa memikirkan akibat terburuk. Semua hal tersebut sudah di teliti dengan teori new media, cyberbullying, media sosial dan opini. Dan penelitian ini sudah mendeskripsikan semuanya sesuai dengan acuan teori yang digunakan. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan: 1. Responden cukup aktif menggunakan beberapa media sosial, penggunaan media sosial sendiri mendominasi pada malam hari. 2. Responden mengaku paham mengenai apa itu cyberbully dan bagaimana khasanah penggunaan media sosial yang baik. 3. Siswa berpendapat bahwa cyberbully itu adalah sesuatu bentuk tindakan menjelekkan seseorang melalui media internet. 4. Sebagian besar responden mengaku tidak pernah/sedikit memiliiki pengalaman dalam perilaku cyberbully, baik menjadi pelaku maupun korban. 5. Mayoritas responden mengaku melakukan perbuatan cyberbully hanya sekedar untuk bahan candaaan saja bukan untuk hal yang lebih. 6. Media sosial Twitter dan Path merupakan dua media sosial yang paling banyak digunakan/diterimanya perbuatan cyberbully pada responden. 7. Untuk sebagian perilaku cyberbully yang dipaparkan, kebanyakan perbuatan tersebut dilakukan oleh responden yang sangat aktif (sering membuka media sosial tersebut). 9
10 8. Responden mengaku menentang perbuatan cyberbully karena dianggap sangat merugikan bagi target dan juga pelaku. 9. Responden mengaku menanggapi dengan santai apabila mereka menjadi korban dari perbuatan cyberbully. 10. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa opini siswa SMA Negeri 1 Medan terhadap perbuatan cyberbully di media sosial secara keseluruhan baik (positif). Saran: 1. Agar remaja meningkatkan pengetahuan mengenai cyberbully dan dampak-dampak yang telah terjadi pada sebagian orang agar dapat melihat sisi negatif dan kerugian dari perbuatan tersebut 2. Agar adanya pemberitahuan melalui orangtua, guru atau seminar-seminar mengenai khasanah dalam menggunakan media internet dan juga media sosial yang benar, khususnya mengenai cyberbully yang saat ini kurang ditanggapi karena hanya fokus pada pornografi di media internet. 3. Agar adanya batasan pada media sosial untuk menghindari adanya perbuatan cyberbully ini, seperti melakukan tindakan block pada account yang telah melanggar batas ketentuan pemakaian. DAFTAR REFERENSI Kriyantono, Rakhmat. (2010). Tekhnik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran. Jakarta: Kencana. Lievrouw, L.A. dan Sonia Livistone, The Handbook of New Media, SAGE Publications, London Lubis, Suwardi Metode Penelitian Komunikasi. USU Press, Medan Mondry, Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik. Bogor: Ghalia Indonesia Nawawi, Hadari, 1995, Metode Penelitian Bidang Sosial, Gajah Mada University Press, Yogyakarta Oetomo, Budi Sutedjo Dharma E-education : Konsep, Teknologi dan Aplikasi Internet pendidikan. Andi. Yogyakarta Rakhmat, Jalaludin, Metode Penelitian Komunikasi, Remaja Rosda Karya, Bandung Sastropoetro, Santoso, R.A., 1990, Pendapat Publik, Pendapat Umum, dan Pendapat Khalayak, dalam Komunikasi Sosial, Remaja Rosdakarya, Bandung Jurnal: Hinduja, Sameer dan Justin W.P. 2008, Cyberbullying: An Exploratory Analysis of Factors Related to Offending and Victimization, Deviant Behavior, 29, Zarella, Dan The Social Media Marketing Books. O'Reilly Media, Sebastopol 10
BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Media komunikasi sudah makin berkembang, khususnya di bidang cybermedia. Sudah banyak situs, aplikasi dan media sosial yang telah diciptakan dengan harapan
Lebih terperinciOPINI SISWA TERHADAP TINDAKAN CYBERBULLY DI MEDIA SOSIAL. di Media Sosial) SKRIPSI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
OPINI SISWA TERHADAP TINDAKAN CYBERBULLY DI MEDIA SOSIAL (Studi Deskriptif Opini Siswa SMA Negeri 1 Medan Terhadap Tindakan Cyberbully di Media Sosial) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk
Lebih terperinci2016 HUBUNGAN ANTARA CYBERBULLYING DENGAN STRATEGI REGULASI EMOSI PADA REMAJA
BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini merupakan pendahuluan dari skripsi yang akan membahas beberapa hal terkait penelitian, seperti latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan Internet dalam segala bidang seperti e-banking, e-commerce, e-government,eeducation
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan dan penggunaan akan teknologi informasi yang diaplikasikan dengan Internet dalam segala bidang seperti e-banking, e-commerce, e-government,eeducation dan banyak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bullying adalah perilaku melecehkan, menghina, mengintimidasi, memfitnah, mengucilkan, berselisih, dan bahkan menipu. Pada mulanya bullying hanya terjadi melalui
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS
BAB II URAIAN TEORITIS 2.1. Teori New Media 2.1.1. Pengertian New Media Teori media baru merupakan sebuah teori yang dikembangkan oleh Pierre Levy, yang mengemukakan bahwa media baru merupakan teori yang
Lebih terperinciLaporan Hasil Penelitian. PENGGUNAAN MEDIA DIGITAL DI KALANGAN ANAK-ANAK DAN REMAJA DI INDONESIA Ringkasan Eksekutif
Laporan Hasil Penelitian PENGGUNAAN MEDIA DIGITAL DI KALANGAN ANAK-ANAK DAN REMAJA DI INDONESIA Ringkasan Eksekutif Anak-anak dan remaja yang jumlahnya mencapai hampir sepertiga penduduk yang berjumlah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam membahas efektivitas komunikasi XL Twitter, peneliti
45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Dalam membahas efektivitas komunikasi XL Twitter, peneliti menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitaif. Isaac dan Michael dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memungkinkan penggunanya untuk membuat profil, melihat daftar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Situs jejaring sosial merupakan sebuah web berbasis pelayanan yang memungkinkan penggunanya untuk membuat profil, melihat daftar pengguna yang tersedia, serta
Lebih terperinciPENYUSUNAN SKALA PSIKOLOGIS KORBAN CYBER BULLYING. Dosen Pengampu: Prof. Dr. Edi Purwanta, M.Pd Dr. Ali Muhtadi, M.Pd
PENYUSUNAN SKALA PSIKOLOGIS KORBAN CYBER BULLYING Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling Dosen Pengampu: Prof. Dr. Edi Purwanta, M.Pd Dr. Ali Muhtadi,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi di dunia membuat internet menjadi salah satu kebutuhan dasar manusia. Pasalnya internet menjadi sarana bertukar informasi favorit yang dapat digunakan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI
113 BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 SIMPULAN Berdasarkan hasil temuan di lapangan, diperkuat dengan teori serta wawancara mengenai penggunaan akun anonim dan identitas samaran pada jejaring sosial Twitter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pesat di seluruh belahan dunia, yakni salah satunya termasuk di Indonesia. Media
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengguna situs media sosial saat ini telah mengalami kemajuan yang pesat di seluruh belahan dunia, yakni salah satunya termasuk di Indonesia. Media sosial mendominasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Media sosial kini telah berkembang dari komunikasi satu arah menjadi platform
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Media sosial semakin menarik dan cukup mencuri perhatian masyarakat Indonesia untuk saling berkomunikasi. Banyak masyarakat Indonesia, khususnya di perkotaan, yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sosioteknologi), (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2015), hlm. 187.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bullying merupakan tindakan negatif yang dilakukan oleh orang lain secara terus menerus atau berulang. Tindakan ini kerap kali menyebabkan korban tidak berdaya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketika menggunakan teknologi informasi ini (Flourensia, 2012: 22). Pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini perkembangan komunikasi massa kian pesat dan kompleks, serta menjadi bagian penting dalam sejarah perkembangan manusia. Pemanfaatan teknologi informasi memang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Internet memberikan banyak manfaat bagi penggunanya, meskipun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Internet memberikan banyak manfaat bagi penggunanya, meskipun demikian internet dapat menjadi suatu alat yang dapat memunculkan hal yang dapat membahayakan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi mempermudah masyarakat untuk mengakses internet
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan teknologi mempermudah masyarakat untuk mengakses internet kapanpun dan dimanapun. Apalagi, teknologi yang ada pada telepon daring (smartphone) memungkinkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1 Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi sekarang ini, informasi mengenai berbagai hal bisa kita dapatkan dengan mudah dan cepat. Berkomunikasi adalah cara yang digunakan manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saat ini sudah menjadi elemen
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saat ini sudah menjadi elemen penting bagi kehidupan masyarakat modern terutama fungsinya dalam bersosialisasi dan berinteraksi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Dari tahun ke tahun penggunaan internet semakin penting dan menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Penelitian Dari tahun ke tahun penggunaan internet semakin penting dan menjadi sebuah kebutuhan bagi masyarakat. Internet membawa pengaruh yang sangat besar terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai kebutuhan yang paling dasar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai kebutuhan yang paling dasar untuk berkomunikasi dan terhubung dengan manusia lain. Manusia cenderung berkumpul dengan
Lebih terperinciEKSTERNAL PUBLIC RELATIONS
EKSTERNAL PUBLIC RELATIONS DAN CITRA PERUSAHAAN (Studi korelasional tentang Pengaruh Eksternal Public Relations dalam Meningkatkan Citra Perusahaan di Kalangan Nasabah Bank Sumut Cabang Marendal Kota Medan)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kebutuhan, menempatkan kebutuhan individu akan harga diri sebagai kebutuhan pada level
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maslow berpendapat bahwa manusia yang sehat jiwanya adalah manusia yang mengembangkan diri sendiri berdasarkan kekuatan-kekuatan dalam diri, maka teori hierarki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Saat ini perkembangan teknologi informasi berjalan sangat pesat. Kecanggihan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Saat ini perkembangan teknologi informasi berjalan sangat pesat. Kecanggihan teknologi membuat facebook dapat diakses dimana saja, kapan saja dan melalui apa saja. Perkembangan
Lebih terperincinegeri namun tetap menuntut kinerja politisi yang bersih.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persoalan politik di Indonesia saat ini adalah kurangnya kesadaran politik dalam masyarakat khususnya generasi pemuda untuk terlibat dalam partisipasi politik. Tuntutan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Fokus Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Peneltian...
9 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL. i LEMBAR PERSETUJUAN. ii PERNYATAAN ORISINALITAS. iii LEMBAR PENGESAHAN. iv KATA PENGANTAR. v HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH vii ABSTRAK viii ABSTRACT.. ix DAFTAR
Lebih terperinciDAMPAK NEGATIF dan POSITIF SOCIAL NETWORKING
DAMPAK NEGATIF dan POSITIF SOCIAL NETWORKING Dela Putri Lestari delaputrilestari@raharja.info :: http://www.this-is-dela.tumblr.com Abstrak Dengan menjamurnya media jaringan sosial (social networking)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalani kehidupannya sehari-hari manusia tentunya tidak bisa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam menjalani kehidupannya sehari-hari manusia tentunya tidak bisa lepas dari kegiatannya untuk bersosialisasi dengan orang lain dan untuk bersosialisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjalar keseluruh dunia. Rata-rata masyarakat modern, seperti orang-orang yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan jejaring sosial sebagai media komunikasi baru saat ini telah menjalar keseluruh dunia. Rata-rata masyarakat modern, seperti orang-orang yang tinggal di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jejaring sosial. Direktur Pelayanan Informasi Internasional Ditjen Informasi dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengungkapkan pengguna internet di Indonesia saat ini mencapai 63 juta orang. Dari angka tersebut, 95
Lebih terperinciPeran Website bapusipda.jabarprov.go.id Sebagai Media Promosi Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat
Peran Website bapusipda.jabarprov.go.id Sebagai Media Promosi Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat Dian Prayoga 1, Tine Silvana Rachmawati 2, Evi Rosfiantika 3 Departemen Ilmu Informasi
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. membutuhkan orang lain. Menjalin interaksi dengan individu lain dan lingkungan sekitar
1 Bab I Pendahuluan Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang di dalam hidupnya selalu memerlukan dan membutuhkan orang lain. Menjalin interaksi dengan individu lain dan lingkungan sekitar
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Tinjauan tentang Media Sosial Instagram Media sosial merupakan salah satu produk hasil dari perkembangan- perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi masa kini.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. Setidaknya kondisi ini bisa dilihat dari konvergensi media yang tidak
1 BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi pada dasarnya memiliki kontribusi dalam menciptakan keberagaman media. Tidak hanya itu, teknologi juga memungkinkan industri media untuk
Lebih terperinciPOLA PENGGUNAAN TWITTER DI KALANGAN MAHASISWA FISIP USU
POLA PENGGUNAAN TWITTER DI KALANGAN MAHASISWA FISIP USU (Studi Deskriptif Kuantitatif Mengenai Pola Penggunaan Twitter di Kalangan Mahasiswa FISIP USU) Anindita Putri Asmarani 0090409 Abstrak Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hampir semua organisasi ataupun instansi memerlukan Public Relations
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hampir semua organisasi ataupun instansi memerlukan Public Relations (PR) atau biasa disebut hubungan masyarakat. Peran Public Relations (PR) saat ini sangat penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi dan Internet memengaruhi cara orang-orang menghabiskan waktu luang. Internet merupakan salah satu cara mudah, relatif murah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. namun juga di negara berkembang salah satunya Indonesia. internet. Internet (singkatan dari interconnected networking)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini sangat pesat. Dunia telah memasuki era globalisasi dimana teknologi informasi dan komunikasi memegang peranan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seperti ini sering terjadi dalam berbagai aspek kehidupan di masyarakat, baik itu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Tidak jarang dalam bersosialisasi tersebut banyak menimbulkn perbedaan yang sering kali
Lebih terperinci2015 HUBUNGAN KETERAMPILAN SOSIAL D ENGAN INTENSITAS PENGGUNAAN TWITTER PAD A REMAJA D I KOTA BAND UNG
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Internet kini telah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang. Sejak internet masuk ke Indonesia jumlah pengguna internet di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Internet merupakan suatu hal yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat modern, termasuk masyarakat Indonesia. Tentu masyarakat masih mengingat bahwa pada
Lebih terperinciPEDOMAN KUESIONER TERBUKA CYBER BULLYING. Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling
PEDOMAN KUESIONER TERBUKA CYBER BULLYING Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling Dosen Pengampu: Prof. Dr. Edi Purwanta, M.Pd Dr. Ali Muhtadi, M.Pd
Lebih terperinciFACEBOOK DAN TINGKAT KETERBUKAAN DIRI (Studi Deskriptif Tentang Situs Facebook Terhadap Tingkat Keterbukaan
FACEBOOK DAN TINGKAT KETERBUKAAN DIRI (Studi Deskriptif Tentang Situs Facebook Terhadap Tingkat Keterbukaan Diri Pada Karyawan PT.Garuda Indonesia Jalan Mongonsidi Medan) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam era globalisasi ini komunikasi sangat berperan penting dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi ini komunikasi sangat berperan penting dalam seluruh aspek kehidupan. Media komunikasi pun semakin berkembang seriring dengan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN LatarBelakang Masalah Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LatarBelakang Masalah Penelitian Pada zaman mordernisasi ini, kemajuan dari fungsi telepon genggam semakin berkembang pesat. Tidak hanya berfungsi sebagai sarana untuk berkomunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dan internet membawa dampak besar bagi kehidupan manusia. Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini,
Lebih terperinciLAMPIRAN. Pertanyaan pada bagian I merupakan pernyataan yang berhubungan dengan identitas
L1 LAMPIRAN Bagian I : Kuesioner Data Koresponden Pertanyaan pada bagian I merupakan pernyataan yang berhubungan dengan identitas responden. Berilah tanda silang pada masing masing jawaban sesuai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Situs jejaring sosial merupakan sebuah web berbasis pelayanan yang memungkinkan penggunanya untuk membuat profil, melihat daftar pengguna yang tersedia, serta
Lebih terperincidi Era Digital Mendidik Anak
Mendidik Anak di Era Digital Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga 2017 Tugas orang tua
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian menggunakan metode penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Interaksi sosial adalah hubungan antara individu satu dan individu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Interaksi sosial adalah hubungan antara individu satu dan individu lain, individu satu dapat mempengaruhi individu lain atau sebaliknya, jadi terdapat hubungan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakat. Tidak hanya dengan menggunakan komputer atau laptop saja, tetapi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mengakses internet saat ini sudah menjadi rutinitas kebanyakan masyarakat. Tidak hanya dengan menggunakan komputer atau laptop saja, tetapi kini dapat mengaksesnya melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang sudah dapat menikmati perkembangan teknologi sarana informasi dan komunikasi. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang
Lebih terperinciPENDAHULUAN. bermunculan. Diawali dengan adanya kemudian friendster dan yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan teknologi sangat pesat begitu pula kemajuan dunia komunikasi pun berkembang cepat. Termasuk komunikasi melalui dunia maya atau lebih dikenal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, kebutuhan manusia terhadap teknologi informasi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di era globalisasi ini, kebutuhan manusia terhadap teknologi informasi semakin berkembang. Salah satu teknologi informasi yang berkembang sangat pesat adalah internet.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tradisional. Ahlqvist, dkk (2008 dalam Sulianta, Feri 2015). Perkembangan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Media Sosial adalah interaksi sosial antara manusia dalam berbagi dan bertukar informasi. Media sosial mencakup gagasan dan berbagai konten dalam komunitas virtual
Lebih terperinciMenurut Chris Brogan (2010:11) dalam bukunya yang berjudul Social Media 101
Pengertian Social Media Menurut Chris Brogan (2010:11) dalam bukunya yang berjudul Social Media 101 Tactic and Tips to Develop Your Business Online mendefinisikan Social media sebagai berikut: Social media
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendapatkan teman baru, 20% menganggap instant massaging paling cepat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan sangat pesat. Salah satunya adalah internet, internet merupakan hasil dari kemajuan teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam perkembangan zaman yang semakin maju, interaksi dapat terjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan zaman yang semakin maju, interaksi dapat terjadi melalu media-media yang ada. Melihat dari banyaknya penggunaan media massa ini bisa disimpulkan
Lebih terperinciSITUS WASPADA.CO.ID DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI
SITUS WASPADA.CO.ID DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI (Studi Korelasional Penggunaan Situs Portal Berita Online Waspada.co.id Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi Di Kalangan Mahasiswa Ikatan Pemuda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakangMasalah. dalam mengantarkan peserta didik sehingga dapat tercapai tujuan yang
BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah Perubahan zaman yang semakin pesat membawa dampak ke berbagai aspek kehidupan yang terutama dalam bidang pendidikan. Terselenggaranya pendidikan yang efektif dan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah tipe deskriptif. Penelitian deskriptif dimana metode ini terbatas hanya membahas pada usaha mengungkapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa, dimana terjadi perubahan biologis, psikologis, dan sosial (Notoatmodjo, 2007). Salah satu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. fenomena, gejala, fakta, atau informasi sosial. Menurut Bogdan dan Taylor yaitu
37 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini adalah sebuah penelitian kualitatif yang didasarkan pada fenomena, gejala, fakta, atau informasi sosial. Menurut Bogdan dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa manusia menemukan jati diri. Pencarian. memiliki kecenderungan untuk melakukan hal-hal diluar dugaan yang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa manusia menemukan jati diri. Pencarian tersebut direfleksikan melalui aktivitas berkelompok dan menonjolkan keegoannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memposting foto, melakukan update saat berada di suatu tempat dan lain
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Mahasiswa/i sering kali menggunakan media sosial path untuk mengutarakan konsep diri mereka. Cara yang dilakukan beraneka ragam seperti, memposting foto,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khalayak luas dengan menggunakan saluran-saluran komunukasi ini.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada zaman era globalisasi saat ini, merupakan suatu perubahan zaman yang berkembang pesat, yang dimana teknologi yang berkembang yang semakin canggih. Dalam hal ini,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain. Adanya kehidupan yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang mempunyai kebutuhan untuk berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain. Adanya kehidupan yang semakin modern,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Internet menjadi salah satu teknologi informasi yang fenomenal belakangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Internet menjadi salah satu teknologi informasi yang fenomenal belakangan ini. Pertumbuhan penggunaan internet yang pesat juga terjadi di Indonesia, beberapa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. hal, dengan perspektif orang akan memandang sesuatu hal berdasarkan cara-cara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Tentang Perspektif Sosiologis Perspektif merupakan suatu kumpulan asumsi maupun keyakinan tentang sesuatu hal, dengan perspektif orang akan memandang sesuatu hal berdasarkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi yang sangat efektif bagi umat manusia di dunia. Pengguna internet dapat melakukan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Internet merupakan hasil teknologi komputer dan komunikasi yang kini sedang berkembang dan semakin populer, karena internet mampu memberikan berbagai fasilitas
Lebih terperinciAsk.Fm dan Keterbukaan Diri (Studi Kasus Penggunaan Jejaring Sosial Ask.Fm dan Keterbukaan Diri di Kalangan Siswa SMA Negeri 3 Medan)
Ask.Fm dan Keterbukaan Diri (Studi Kasus Penggunaan Jejaring Sosial Ask.Fm dan Keterbukaan Diri di Kalangan Siswa SMA Negeri 3 Medan) Nurul Rezekiah Putri 110904102 ABSTRAK Penelitian ini berjudul Ask.Fm
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dirilis oleh majalah Marketeers (Marketeers, 27 Oktober 2011) yang. di Indonesia memberikan gambaran mengenai trend penggunaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penggunaan internet di Indonesia berkembang terus dari tahun ke tahun seiring dengan perbaikan infrastruktur yang dibangun. Hasil riset memperlihatkan bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar yang sudah terfasilitasi oleh provider jaringan-jaringan internet.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini internet sudah menjadi kebutuhan primer bagi masyarakat secara umum. Kebutuhan akan internet sudah sangat tinggi, terutama di kotakota besar yang sudah terfasilitasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. segala produknya mulai dari keberadaan jejaring sosial seperti Facebook, Twitter,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Internet adalah media komunikasi dan informasi yang dapat memungkinkan seseorang berkomunikasi, berpartisipasi, berinteraksi, berbagi, berkomunitas, atau berkolaborasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan pesat teknologi informasi menempatkan sistem
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pesat teknologi informasi menempatkan sistem informasi sebagai elemen penting dalam aktivitas sehari-hari. Salah satu tren dalam teknologi informasi
Lebih terperinciKARYA BIDANG PEMBUATAN DAN PENGELOLAAN WEBSITE WAWASAN.CO (REPORTER 2, ADMIN 2, DAN VIDEOGRAPHER) ABSTRAK
KARYA BIDANG PEMBUATAN DAN PENGELOLAAN WEBSITE WAWASAN.CO (REPORTER 2, ADMIN 2, DAN VIDEOGRAPHER) Trian Kurnia Hikmandika 14030111130042 ABSTRAK Saat ini, industri media di Indonesia saling terintegrasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat membawa kemajuan bagi bangsa pada waktu yang akan
1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Generasi muda bangsa Indonesia merupakan penerus bangsa di masa depan yaitu mahasiswa, yang sangat diharapkan memiliki kualitas yang baik sehingga dapat membawa
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Alur metodologi penelitian yang akan dilakukan dalam riset ini dapat dilihat pada gambar berikut ini : Literature Review Permasalahan Studi Kualitatif Usability Interview
Lebih terperinciPRINSIP PRIVASI UNILEVER
PRINSIP PRIVASI UNILEVER Unilever menerapkan kebijakan tentang privasi secara khusus. Lima prinsip berikut melandasi pendekatan kami dalam menghormati privasi Anda. 1. Kami menghargai kepercayaan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. itu secara konvensional maupun moderen. Secara moderen, komunikasi dapat
BAB I PENDAHULUAN! 1.1 Latar Belakang Perkembangan yang pesat pada bidang teknologi komunikasi saat ini, memungkinkan berbagai macam cara dilakukan untuk berkomunikasi. Baik itu secara konvensional maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan teknologi informasi, dan komunikasi saat ini membawa masyarakat Indonesia pada Second era of globalization dimana era ini dikenal dengan era digital
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Bidang teknologi informasi saat ini telah berkembang secara massal dan cepat. Teknologi tersebut telah berhasil mengubah bentuk masyarakat manusia, dari masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. internet yang Anda pakai untuk mengirim dan menjelajahi interenet,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Whatsapp adalah sebuah aplikasi chatting pada yang biasanya tersedia di bursa smartphone yang memungkinkan penggunanya berbagi gambar dan pesan. Whatsapp adalah
Lebih terperinciMENGAPA MEDIA SOSIAL. Selamat Datang di Era Generasi Y
MENGAPA MEDIA SOSIAL Selamat Datang di Era Generasi Y 1 Media Sosial di Indonesia 2 Dokter, Pasien, dan Media sosial Sisi positif Sisi Negatif 3 MENGENAL MEDIA SOSIAL Masihkah Anda ingat dengan perangko,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi membawa dampak yang signifikan pada pertumbuhan pengguna internet di negara-negara berkembang. Salah satu negara berkembang yang menunjukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pemanfaatan teknologi dalam dunia pendidikan khususnya dalam sistem
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemanfaatan teknologi dalam dunia pendidikan khususnya dalam sistem pembelajaran telah mengubah sistem pembelajaran pola konvensional menjadi pola modern yang
Lebih terperinciTeknologi sudah bukan merupakan hal yang tabu atau hanya orang tertentu saja yang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Teknologi sudah bukan merupakan hal yang tabu atau hanya orang tertentu saja yang membutuhkan, namun sebagian besar orang dari semua kalangan diseluruh dunia. Teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang secara signifikan berlangsung dengan cepat khususnya teknologi internet.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi telah menyebabkan perubahan sosial yang secara signifikan berlangsung dengan cepat khususnya teknologi internet. Ditengah perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jaringan digital, jangkauan global, interaktivitas, may to many communications,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Internet disebut sebagai sebuah media baru yang sifatnya multimedia dan interaktif. Karakteristik unik dari media baru yang menggabungkan konvergensi, jaringan
Lebih terperinciFAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS GUNADARMA
MINGGU MATERI POKOK Cara Pengajaran Media Tugas BAHAN BACAAN KE 1 KULIAH PENDAHULUAN Mimbar Kuliah Papan Tulis, OHP Mengacu pada AP 1 8 Perkenalan Penjelasan silabus Membangun kesepahaman 2 TEKNOLOGI MULTIMEDIA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Berkembangnya era modern saat ini khususnya di bidang era komunikasi memberikan dampak yang cukup signifikan dalam berbagai bidang, terutama dalam bidang perekonomian.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. batas kewajaran. Kekerasan yang mereka lakukan cukup mengerikan, baik di
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini masalah kenakalan di kalangan pelajar sekolah sedang hangat dibicarakan. Perilaku agresif dan kekerasan yang dilakukan pelajar sudah di luar batas
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP CYBERBULLYING TAHUN 2016 TENTANG ITE
BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP CYBERBULLYING SEBAGAI KEJAHATAN SIBER (CYBERCRIME) MENURUT UU NO. 19 TAHUN 2016 TENTANG ITE A. Analisis Sanksi Cyberbullying Menurut UU No. 19 Tahun 2016 Tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi buatan manusia. Internet adalah singkatan dari Interconnected
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan sangat pesat. Salah satunya adalah internet, internet merupakan hasil dari kemajuan teknologi
Lebih terperinciDiajukan untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Komunikasi
TWITTER DAN TINGKAT KETERBUKAAN DIRI (Studi Korelasional tentang Fasilitas Twitter di Internet Terhadap Tingkat Keterbukaan Diri pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ) Diajukan untuk Memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakikatnya manusia adalah makhluk sosial, artinya manusia membutuhkan orang lain dan lingkungan untuk bersosialisasi dan berinteraksi dengan manusia lainnya dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jejaring sosial, seperti facebook, twitter maupun instagram (data Puskakom UI).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai angka 88,1 juta dan 87% diantaranya menggunakan internet dengan alasan utama untuk mengakses jejaring
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi komunikasi pada masa kini menyuguhkan media komunikasi yang semakin variatif. Dahulu, kita hanya mengenal media komunikasi tradisional:
Lebih terperinci