PENINGKATAN ENTREPRENEURSHIP DALAM MENCIPTAKAN LAPANGAN KERJA DAN MENGURANGI TINGKAT PENGANGGURAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENINGKATAN ENTREPRENEURSHIP DALAM MENCIPTAKAN LAPANGAN KERJA DAN MENGURANGI TINGKAT PENGANGGURAN"

Transkripsi

1 Jurnal ISEI Jember, Volume 2 Nomor 2, Oktober 2012 PENINGKATAN ENTREPRENEURSHIP DALAM MENCIPTAKAN LAPANGAN KERJA DAN MENGURANGI TINGKAT PENGANGGURAN (ENTREPRENEURSHIP IMPROVEMENT IN CREATING EMPLOYMENT AND REDUCE UNEMPLOYMENT RATE) Deasy Wulandari Staf Pengajar Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Jember Jl. Kalimantan 37 Jember Telp /HP Abstract This research is held to analyze whether the improvement of entrepreneurship can be one of efforts to create job opportunity and decrease unemployment rate in Indonesia. This research is a descriptive research. In the beginning, it describes number of population and unemployment in Indonesia and the next stage it studies the improvement of entrepreneurship in society related to creating ideas and motivation to be an entrepreneur. Based on the stages it can be analyzed the improvement of entrepreneurship can help the government to create job opportunity and decrease unemployment rate. It is fact that formal sector offer limited job opportunity so it is good for the government to cooperate with the entrepreneur to create job opportunity in informal sector. It can be hardly avoidable, this effort need high motivation and commitment. Not only the government but also stakeholder has the responsibility to decrease unemployment rate. Keywords : entrepreneurship, job opportunity, unemployment. 1. Pendahuluan Tingkat pengangguran yang tinggi di Indonesia menjadi permasalahan serius yang dihadapi pemerintah saat ini. Jumlah penduduk yang semakin meningkat setiap tahunnya semakin menambah tingginya peluang tingkat pengangguran. Hal ini harus dibarengi dengan penciptaan dan penyediaan lapangan pekerjaan baik di sektor formal maupun informal. Pada kenyataannya, pemerintah hanya bisa menyediakan sedikit lapangan pekerjaan di sektor formal. Keterbatasan pemerintah dalam penyediaan lapangan pekerjaan di sektor formal ini menimbulkan banyak penduduk yang bekerja di sektor informal. Berdasarkan kenyataan ini maka harus dipikirkan suatu usaha untuk dapat menciptakan pekerjaan di sektor informal. Tanpa menafikan pekerjaan di sektor formal, lapangan pekerjaan di sektor informal lebih banyak membutuhkan kreativitas dan inovasi individu yang tinggi. Oleh karenanya perlu ditanamkan sejak dini mengenai pentingnya berwirausaha kepada masyarakat. Selain itu juga masyarakat perlu disadarkan agar selalu termotivasi dalam penciptaan ide-ide segar untuk berwirausaha. Peningkatan jiwa wirausaha ini diharapkan dapat membantu keterbatasan pemerintah dalam penyediaan lapangan pekerjaan sehingga 203

2 Deasy Wulandari, Peningkatan Entrepreneurship dalam Menciptakn Lapangan Kerja masyarakat tidak lagi harus selalu menunggu untuk mencari pekerjaan tetapi berusaha untuk menciptakan lapangan pekerjaan itu sendiri. Tujuan Penelitin ini adalah untuk mengetahui kebijakan kewirusahaan dalam mengatasi mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia. 2. Metodologi Penelitian ini menganalisis peningkatan jiwa wirausaha sebagai salah satu usaha dalam menciptakan lapangan kerja dan mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif. Pada tahap awal diuraikan gambaran mengenai jumlah penduduk dan tingkat pengangguran di Indonesia. Selanjutnya diuraikan gambaran mengenai pengembangan jiwa wirausaha terkait dengan motivasi dan penciptaan ide dalam berwirausaha. Pada tahap akhir diuraikan gambaran peningkatan jiwa berwirausaha dalam menciptakan lapangan kerja dan mengatasi masalah pengangguran di Indonesia. Data penunjang analisis yang digunakan adalah data sekunder yaitu data yang diambil secara tidak langsung dari sumbernya dan data tersebut sudah ada sebelum penelitian ini berlangsung. Data sekunder dalam penelitian ini bersumber dari jurnal, buku, internet dan sumber-sumber terkait lainnya. Data tersebut antara lain berupa jumlah penduduk di Indonesia dan tingkat pengangguran di Indonesia. 3. Hasil Penelitian dan Pembahasan Jumlah penduduk di Indonesia setiap tahun mengalami peningkatan. Menurut data BPS jumlah penduduk di Indonesia pada tahun 2010 sebanyak 237,641 juta jiwa. Jumlah penduduk tersebut terbagi menjadi penduduk dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak jiwa sedangkan jenis kelamin perempuan sebanyak jiwa. Peningkatan jumlah penduduk mulai tahun 2006 sampai 2010 ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1. Jumlah Penduduk di Indonesia Tahun No Tahun Jumlah Penduduk Jumlah penduduk sebanyak 237,641 juta jiwa tersebut terbagi dalam beberapa provinsi. Provinsi yang memiliki jumlah penduduk terbanyak adalah Provinsi Jawa Barat yaitu sebanyak jiwa. Selanjutnya berturut-turut disusul oleh Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara dan Banten. Lima provinsi yang memiliki jumlah penduduk terbanyak di Indonesia ditunjukkan pada Tabel

3 Jurnal ISEI Jember, Volume 2 Nomor 2, Oktober 2012 Tabel 2. Jumlah Penduduk Terbanyak Menurut Provinsi di Indonesia Tahun 2010 No Provinsi Jumlah penduduk 1. Jawa Barat Jawa Timur Jawa Tengah Sumatera Utara Banten Jumlah penduduk pada tahun 2010 tersebut terbagi menjadi beberapa kelompok umur. Rentang umur 0-29 tahun mempunyai jumlah penduduk terbanyak. Antara rentang tersebut terdapat pembagian kelompok umur dengan jumlah terbanyak yaitu antara umur 5-9 tahun. Tabel 3 menyajikan secara rinci jumlah penduduk menurut kelompok umur di Indonesia. Tabel 3. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di Indonesia Tahun 2010 No Kelompok Umur Jumlah Data BPS menunjukkan bahwa jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas yang telah bekerja, paling banyak berada di Provinsi Jawa Timur sebanyak jiwa. Secara rinci jumlah penduduk usia 15 tahun yang bekerja menurut provinsi ditunjukkan pada Tabel 4. Tabel 4. Jumlah Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Provinsi Per Februari Tahun 2012 No. Provinsi Jumlah Penduduk 1. Jawa Barat Jawa Timur Jawa Tengah Sumatera Utara Banten Penduduk yang telah bekerja mempunyai tingkat pendikan tertinggi paling banyak adalah Sekolah Dasar. Penduduk yang bekerja menurut BPS adalah penduduk yang melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan dan lamanya bekerja paling sedikit satu jam secara terus menerus dalam seminggu yang lalu (termasuk pekerja keluarga tanpa upah yang membantu dalam suatu usaha atau kegiatan ekonomi). Tabel 5 menyajikan secara jelas jumlah penduduk yang bekerja menurut tingkat pendidikan tertinggi. 205

4 Deasy Wulandari, Peningkatan Entrepreneurship dalam Menciptakn Lapangan Kerja Tabel 5. Jumlah Penduduk yang Bekerja Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Tahun 2012 No. Tingkat Pendidikan Tinggi yang Ditamatkan Jumlah Penduduk 1. Tidak/belum tamat SD SD SLTP SMTA Diploma/Universitas Sumber : BPS, 2011 Berdasarkan jumlah penduduk yang telah bekerja tersebut, paling banyak mempunyai pekerjaan utama di bidang pertanian, kehutanan dan perikanan. Disusul oleh bidang perdagangan besar, eceran, rumah makan, hotel dan jasa kemasyarakatan serta serta industri pengolahan. Tabel 6 menunjukkan jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja menurut lapangan pekerjaan utama. Tabel 6. Jumlah Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama per Februari Tahun 2012 No. Pekerjaan Utama Jumlah Penduduk 1. Pertanian, Kehutanan, Perikanan Pertambangan Industri Pengolahan Listrik,Gas dan Air Bangunan Perdagangan Besar, Eceran, Rumah Makan dan Hotel Angkutan,Pergudangan,Komunikasi Keuangan,Asuransi,Persewaan Bangunan Jasa Kemasyarakatan Pemerintah menargetkan tingkat pengangguran pada 2013 berada di kisaran 5,8-6,1 persen, atau lebih rendah dibanding tingkat pengangguran terbuka di Indonesia pada Februari 2012, yang mencapai 6,32 persen atau 7,61 juta orang. Perkiraan tingkat pengangguran di level 5,8-6,1 persen pada 2013 tersebut cukup realistis dengan asumsi pertumbuhan ekonomi berada di kisaran 6,8-7,2 persen dimana setiap 1 persen pertumbuhan ekonomi dapat menciptakan lebih dari kesempatan kerja. Pengangguran terbuka per Februari 2012 adalah laki-laki sebanyak sedangkan perempuan sebanyak Jumlah pengangguran per Agustus 2011 sebanyak dengan tingkat pengangguran sebesar 6,56%. Jumlah pengangguran per Februari 2012 sebanyak dengan tingkat pengangguran sebesar 6,32%. 206

5 Jurnal ISEI Jember, Volume 2 Nomor 2, Oktober 2012 Pengangguran atau pekerja tidak penuh adalah mereka yang bekerja di bawah jam kerja normal (kurang dari 35 jam seminggu). Tingkat pengangguran terbuka adalah perbandingan antara jumlah pencari kerja dengan jumlah angkatan kerja. Secara rinci tingkat pengangguran terbuka ditunjukkan pada tabel 7 berikut. Tabel 7. Pengangguran Terbuka Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Februari 2012 Umur Laki-laki Perempuan Jumlah Angkatan kerja per Februari 2012 adalah laki-laki sebanyak sedangkan perempuan sebanyak Pada tahun 2013 diprediksikan tercipta 2,5-2,7 juta angkatan kerja baru. Angkatan kerja adalah penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja atau sementara tidak bekerja dan sedang mencari pekerjaan. Berdasarkan data tersebut maka jumlah pengangguran diharapkan turun menjadi 7,2-7,4 juta orang. Tingkat partisipasi angkatan kerja adalah perbandingan antara jumlah angkatan kerja dengan jumlah penduduk usia kerja. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Februari 2012 jumlah angkatan kerja di Indonesia mencapai 120,4 juta orang, bertambah sekitar 3 juta orang dibanding angkatan kerja Agustus 2011 sebesar 117,4. Target itu dapat tercapai meskipun beberapa negara Eropa sedang mengalami krisis ekonomi karena Indonesia tidak terpengaruh oleh krisis tersebut. Selain itu, adanya perubahan tren dari pekerjaan di sektor informal menjadi sektor formal di pasar kerja juga dinilai sebagai salah satu faktor pendukung bagi penurunan jumlah pengangguran di Indonesia. Secara rinci data angkatan kerja di Indonesia per Februari 2012 ditunjukkan pada tabel 8 berikut. 207

6 Deasy Wulandari, Peningkatan Entrepreneurship dalam Menciptakn Lapangan Kerja Tabel 8. Angkatan Kerja Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Februari 2012 Umur Laki-laki Perempuan JUMLAH Terdapat kecenderungan membaik kondisi di pasar kerja, misalnya, proporsi tenaga kerja sektor formal sudah mencapai 37,3 persen sedangkan sektor informal kurang dari 63 persen. Hal ini membaik cukup signifikan dibandingkan dengan beberapa tahun lalu. Keterbatasan pemerintah untuk menciptakan lapangan kerja sektor formal merupakan salah satu penyebab tenaga kerja banyak bekerja di sektor informal (Suara Pembaruan, Kamis 21 Juni 2012). Gambaran mengenai jumlah penduduk di Indonesia, jumlah angkatan kerja dan tingkat pengangguran menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat yang tidak terserap kemampuan dan keahliannya dalam lapangan pekerjaan. Masyarakat masih berusaha mencari lapangan pekerjaan di sektor formal yang hanya sedikit ketersediaannya. Sebaliknya, lapangan pekerjaan di sektor informal yang tersedia cukup luas, belum dimanfaatkan secara baik. Lapangan pekerjaan di sektor formal ini membutuhkan wirausaha yang kreatif dan inovatif. Keberanian seseorang untuk berwirausaha seringkali didorong oleh beberapa hal. Secara umum motivasi seseorang untuk menjadi wirausaha (Abas Sunarya, 2011:18) antara lain : a. Laba Dapat menentukan berapa laba yang dikehendaki, keuntungan yang diterima dan berapa yang akan dibayarkan kepada pihak lain atau pegawainya. b. Kebebasan Bebas mengatur waktu, bebas dari supervisi, bebas aturan main yang menekan atau intervensi orang lain, bebas dari aturan budaya organisasi atau perusahaan. c. Impian personal Bebas mencari standar hidup yang diharapkan, lepas dari rutinitas kerja yang membosankan karena harus mengikuti visi, misi dan impian orang lain. Dapat menentukan nasib/visi, misi dan impiannya sendiri. 208

7 Jurnal ISEI Jember, Volume 2 Nomor 2, Oktober 2012 d. Kemandirian Memiliki rasa bangga karena dapat mandiri dalam segala hal, seperti permodalan, mandiri dalam pengelolaan/manajemen, mandiri dalam pengawasan serta menjadi manajer terhadap dirinya sendiri. Bermodalkan motivasi-motivasi tersebut maka diharapkan dapat menjadi pemicu wirausaha yang sukses. Banyak keuntungan yang didapatkan jika seseorang menjadi wirausaha. Hal ini juga bisa menjadi pendorong untuk lebih menambah keyakinan diri. Berbagai keuntungan menjadi wirausaha (Buchari Alma, 2001:4) yaitu : a) Mendapat peluang untuk mencapai tujuan yang diinginkannya. b) Terbuka peluang untuk mendemonstrasikan potensi diri secara penuh. c) Terbuka peluang untuk memperoleh manfaat dan keuntungan secara maksimal. d) Terbuka peluang untuk membantu masyarakat dengan usaha-usaha yang kongkret. e) Terbuka peluang untuk menjadi bos/pimpinan minimal bagi dirinya sendiri. Sebaliknya, harus diperhitungkan pula kelemahan berwirausaha sebagai resiko yang harus ditanggung. Kelemahan menjadi wirausaha antara lain : a) Memperoleh pendapatan yang tidak pasti dan memilkul berbagai resiko. Jika resiko ini telah diantisipasi dengan baik, wirausaha itu akan mampu menggeser resiko tersebut. b) Harus bekerja keras dan dengan jam kerja yang mungkin lebih panjang. c) Kualitas hidupnya mungkin masih rendah sampai usahanya berhasil. Pada tahap awal, wirausaha harus bersedia untuk berhemat. d) Memiliki tanggung jawab sangat besar. Banyak keputusan yang harus dibuat walaupun ia mungkin kurang menguasai permasalahan itu. Keuntungan dan kelemahan menjadi wirausaha tersebut bisa menjadi bahan pertimbangan seseorang untuk bisa memantapkan diri memilih menjadi wirausaha. Pilihan menjadi seorang wirausaha jelas berbeda jika dibandingkan menjadi seorang karyawan. Beberapa perbedaan mendasar menjadi wirausaha ataupun karyawan ditunjukkan Tabel

8 Deasy Wulandari, Peningkatan Entrepreneurship dalam Menciptakn Lapangan Kerja Tabel 9. Perbedaan antara Wirausaha dengan Karyawan No Wirausaha Karyawan 1. Penghasilan bervariasi, tidak teratur, sehingga pada tahap awal sulit untuk mengaturnya. Akibatnya merasa tidak aman karena penghasilan yang tidak pasti itu. 2. Memiliki peluang yang lebih besar untuk menjadi orang kaya. Penghasilan sebulan mungkin dapat menutupi biaya hidup satu tahun. Memiliki penghasilan yang pasti dan teratur sehingga merasa aman, meskipun gajinya kecil. Peluang kaya relatif (sangat tergantung kemajuan karir). 3. Pekerjaan bersifat tidak rutin. Pekerjaan bersifat rutin. 4. Kebebasan waktu yang tinggi (tidak terikat oleh jam kerja). Waktu tidak bebas (terikat) pada jadwal/jam kerja perusahaan. 5. Tidak ada kepastian (kepastian tinggi) dalam banyak hal, termasuk meramalkan kekayaan. Ada kepastian (dapat diprediksi) dalam banyak hal. Kekayaan dapat diramalkan/dihitung. 6. Kreativitas dan inovasi dituntut setiap saat. Bersifat menunggu instruksi atau perintah dari atasan. 7. Ketergantungan rendah. Ketergantungan tinggi. 8. Berbagai resiko tinggi (aset dapat hilang bila dijadikan agunan pinjaman dan usahanya bangkrut). 9. Terbuka peluang untuk menjadi pimpinan/bos. Resiko relatif rendah, bahkan dapat diramalkan. Menjadi pimpinan/bos relatif sulit, apalagi bila bekerja pada perusahaan keluarga. 10 Tanggung jawab besar. Tanggung jawab relatif. Sumber : Abas Sunarya (2011:18) Seseorang yang memutuskan untuk berwirausaha mempunyai karakteristik khusus. Beberapa ciri wirausaha (Buchari Alma, 2001:24) yaitu : a) Wirausaha yang memiliki inisiatif Seorang wirausaha harus memiliki ide-ide segar sehingga mampu sebagai bertindak sebagai penggagas/pemrakarsa.wirausaha harus bersifat mandiri sehingga dalam melakukan pengambilan keputusan tidak tergantung pada orang lain tapi dirinya sendiri mampu memiliki inisiatif untuk menyelesaikan masalah. b) Wirausaha yang mengorganisir mekanisme sosial dan ekonomi untuk menghasilkan sesuatu Kondisi lingkungan sekitar pasti akan mempengaruhi sikap dan tindakan seseorang. Bagi seorang wirausaha, lingkungan sosial dan ekonomi ini mampu diorganisir menjadi faktor pendorong yang positif dalam setiap langkah yang diambil. c) Menerima resiko atau kegagalan Keberanian menanggung resiko dari setiap tindakan yang diambil merupakan ciri wirausaha. Hal ini pasti terjadi dari setiap kebijakan ataupun keputusan yang diambil. 210

9 Jurnal ISEI Jember, Volume 2 Nomor 2, Oktober 2012 Begitu pula dengan kesiapan menerima kegagalan sebagai suatu hal yang biasa dan ini merupakan titik awal untuk mencapai kesuksesan. Menurut Buchari Alma (2001:27) terdapat tiga tipe utama wirausaha yaitu : a) Wirausaha Ahli (Craftman) Wirausaha ahli atau seorang penemu memiliki suatu ide yang ingin mengembangkan proses produksi sistem produksi dan sebagainya. Dia cenderung bergerak dalam bidang penelitian membuat model percobaan laboratorium dan sebagainya. Dia juga menjual lisensi idenya untuk dijadikan produk komersial. Pengetahuannya lebih banyak di bidang teknis produksi dibandingkan pengetahuan di bidang pengawasan, keuangan dan sebagainya. Wirausaha ahli ini biasanya seseorang yang bekerja pada sebuah perusahaan besar kemudian memutuskan untuk keluar sebagai pegawai dan memulai bisnisnya sendiri. Misalnya seorang tukang mendirikan sebuah perusahaan kontruksi seorang sopir truk membuka perusahaan pengangkutan, seorang dokter membuka sebuah perusahaan klinik kesehatan. Sebagian besar wirausaha berasal dari tipe-tipe individu seperti ini. b) The Promoter The promoter adalah seorang individu yang tadinya mempunyai latar belakang pekerjaan sebagai sales atau bidang marketing yang kemudian mengembangkan perusahaan sendiri. Keterampilan yang sudah ia miliki biasanya merupakan faktor pendorong untuk mengembangkan perusahaan yang baru ia rintis. c) General Manager General manager adalah seorang individu yang ideal yang secara sukses bekerja pada sebuah perusahaan dia banyak menguasai keahlian bidang produksi, pemasaran, permodalan dan pengawasan. Menurut Zimmerer and Scarborough (dalam Buchari Alma, 201 : 28) terdapat beberapa profil wirausaha, yaitu : a) Women entrepreneur Banyak wanita yang terjun ke dalam dunia bisnis. Alasan mereka menekuni bidang bisnis ini didorong oleh faktor-faktor antara lain ingin memperlihatkan kemampuan prestasinya, membantu ekonomi rumah tangga, frustasi terhadap pekerjaan sebelumnya dan sebagainya. b) Minority entrepreneur Kaum minoritas terutama di negara kita Indonesia kurang memilki kesenpatan kerja di bidang pemerintahan sebagaimana layaknya warganegara pada umumnya. Oleh sebab itu, mereka berusaha menekuni kegiatan bisnis dalam kehidupan sehari-hari. Demikian pula para perantau dari daerah tertentu yang menjadi kelompok minoritas pada suatu daerah, mereka juga bergiat mengembangkan bisnis. Kegiatan bisnis mereka ini makin lama makin maju dan mereka membentuk organisasi minoritas di kota-kota tertentu. c) Immigrant entrepreneur Kaum pendatang yang memasuki suatu daerah biasanya sulit untuk memperoleh pekerjaan formal. Oleh sebab itu, mereka lebih leluasa terjun dalam pekerjaan yang bersifat non formal yang dimulai dari bergadang kecil-kecilan sampai berkembang menjadi perdagangan tingkat menengah. 211

10 Deasy Wulandari, Peningkatan Entrepreneurship dalam Menciptakn Lapangan Kerja d) Part time entrepreneur Memulai bisnis dalam mengisi waktu lowong atau part time merupakan pintu gerbang untuk berkembang menjadi usaha besar. Bekerja part time tidak mengorbankan pekerjaan di bidang lain misalnya seorang pegawai pada sebuah kantor mencoba mengembangkan hobinya untuk berdagang atau mengembangkan suatu hobi yang menarik. Hobi ini akhirnya mendatangkan keuntungan yang lumayan. Ada kalanya orang ini beralih profesi dan berhenti menjadi pegawai beralih ke bisnis yang merupakan hobinya. e) Home-based entrepreneur Ada pula ibu-ibu rumah tangga yang memulai kegiatan bisnisnya dari rumah tangga misalnya ibu-ibu yang pandai membuat kue dan aneka masakan, mengirim kue-kue ke toko eceran di sekitar tempatnya. Akhirnya usaha makin lama makin maju. Usaha catering banyak dimulai dari rumah tangga yang biasa masak. Kemudian usaha catering ini berkembang melayani pesanan untuk pesta. f) Family-owned business Sebuah keluarga dapat membuka berbagai jenis dan cabang usaha. Mungkin saja usaha keluarga ini dimulai lebih dulu oleh bapak setelah usaha bapak maju dibuka cabang baru dan dikelola oleh ibu. Kedua perusahaan ini maju dan membuka beberapa cabang lain, mungkin jenis usahanya berbeda atau lokasinya berbeda. Masing-masing usahanya ini bisa dikembangkan atau dipimpin oleh anak-anak mereka. Dalam keadaan sulitnya lapangan kerja pada saat ini maka kegiatan semacam ini perlu dikembangkan. g) Copreneurs Copreneurs dibuat dengan cara menciptakan pembagian pekerjaan yang didasarkan atas keahlian masing-masing orang. Orang-orang yang ahli di bidang ini diangkat menjadi penanggung jawab divisi-divisi tertentu dari bisnis yang sudah ada. Wirausaha harus peka untuk melihat dan menganalisis lingkungan sekitarnya. Hasil pengamatan terhadap lingkungan akan menginspirasi penciptaan ide-ide segar untuk berwirausaha. Ide segar tersebut membuka terciptanya peluang baru. Peluang berasal dari kata PELUANG itu sendiri (Hendro, 2011) yaitu: a) Perubahan yang terjadi dari yang dilihat dan didengar : teknologi baru, persepsi orang akan suatu nilai, produk baru, gaya baru, tren, peraturan pemerintah, pesaing baru secara tiba-tiba. b) Environment : kesenjangan antara harapan dan kenyataan, masalah yang terjadi, kebutuhan yang besar yang belum terpenuhi, kesulitan yang terjadi, lingkungan keluarga, rumah, tetangga, komplek, pekerjaan, dan lain-lain. c) Lain : melihat sesuatu yang belum sempurna, buatlah berbeda (think and look differently). d) Usaha sendiri : mencoba, memulai, ikut-ikutan, meniru orang lain yang sukses (dari awal) dan bertanya kepadanya. e) Anda sendiri : keahlian, pengalaman, hobi yang tidak dimiliki banyak orang, melihat dari personality. f) Naluri yang kuat dalam melihat momentum, waktu yang tepat, dan intuisi yang tajam, latihlah dan manfaatkan. g) Gagasan : orang lain, anak kecil yang melontarkan pertanyaan, ide teman-teman, gagasan saudara, dan lain-lain untuk diambil inspirasi. 212

11 Jurnal ISEI Jember, Volume 2 Nomor 2, Oktober 2012 Setelah wirausaha mendapat ide atau gagasan terbaik, maka langkah awal yang perlu dipikirkan dalam membangun usaha adalah dengan mencari produk apa yang akan dijual sehingga bisa menarik pasar/konsumen. Keberhasilan mendapatkan ide bisnis yang baik berarti awal kesuksesan bisnis. Dua pendekatan (Suryana, 2003) yang lazim digunakan untuk memperoleh ide bisnis yang baik ialah: 1) Pendekatan produk Contoh: a) Bisa membuat satu jenis pakaian dan bisa membeli mesin jahit sehingga bisa mulai bisnis dengan membuat jenis pakaian ini. b) Tahu cara membuat kue dan mempunyai alat-alat masak sehingga dapat memulai usaha pembuatan kue. c) Tahu cara memperbaiki komputer sehingga dapat memulai usaha jasa perbaikan komputer. 2) Pendekatan pelanggan Contoh: a) Orang-orang memerlukan pakaian dengan harga dan kualitas tertentu, calon wirausaha mempunyai keterampilan yang diperlukan dan dapat memperoleh peralatan, dengan cara ini calon wirausaha akan dapat memenuhi kebutuhan konsumen. b) Keluarga orang asing perlu membeli kue ulang tahun, calon wirausaha tahu cara membuat kue, calon wirausaha dapat memenuhi kebutuhan konsumen dengan memulai usaha pembuatan kue ulang tahun. c) Perusahaan di suatu kota mempunyai masalah dengan komputer yang harus diperbaiki, calon wirausaha tahu memperbaiki komputer, dengan demikian calon wirausaha akan memulai usaha dalam bidang jasa perbaikan komputer. 4. Kesimpulan Entrepreneurship (kewirausahaan) sangat dibutuhkan untuk mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia. Munculnya wirausaha-wirausaha baru yang kreatif dan inovatif diharapkan mampu membantu keterbatasan pemerintah dalam menyediakan lapangan pekerjaan di sektor informal. Hal ini, tentunya, bukan hanya kewajiban dari pemerintah saja untuk memfasilitasi terciptanya wirausaha baru, tetapi setiap pemangku kepentingan juga terlibat di dalamnya. 213

12 Deasy Wulandari, Peningkatan Entrepreneurship dalam Menciptakn Lapangan Kerja Daftar Pustaka Abas Sunarya, Sudaryono, Asep Saefullah Kewirausahaan. Bandung: Penerbit Andi.. Badan Pusat Statistik. Agustus Perkembangan Beberapa Indikator Utama Sosial- Ekonomi Indonesia. Katalog BPS : Jakarta: BPS. Buchari Alma Kewirausahaan : Panduan Perkuliahan Untuk Perguruan Tinggi. Bandung: Alfabeta. Hendro Dasar-Dasar Kewirausahaan-Panduan Bagi Mahasiswa Untuk Mengenal, Memahami, dan Memasuki Dunia Bisnis. Jakarta: Erlangga. Suara Pembaruan, diakses pada tanggal 21 Juni Yuyus Suryana dan Kartib Bayu Kewirausahaan : Pendekatan Karakteristik Wirausahawan Sukses. Jakarta: Prenadia Media Group. 214

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Wirausahawan Memulai Usaha Kecil pada tahun 2006, diperoleh kesimpulan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Wirausahawan Memulai Usaha Kecil pada tahun 2006, diperoleh kesimpulan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Indra Hakim Martondang dengan judul penelitian Analisis Faktor Faktor Yang Mendorong Wirausahawan Memulai Usaha

Lebih terperinci

Kewirausahaan. Karakteristik dan Nilai-Nilai Kewirausahaan. Taufan Pamungkas Kurnianto S.S.T., M.A., M.Sc. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi

Kewirausahaan. Karakteristik dan Nilai-Nilai Kewirausahaan. Taufan Pamungkas Kurnianto S.S.T., M.A., M.Sc. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi Modul ke: Kewirausahaan Karakteristik dan Nilai-Nilai Kewirausahaan Fakultas Ilmu Komunikasi Taufan Pamungkas Kurnianto S.S.T., M.A., M.Sc. Program Studi Penyiaran dan Hubungan Masyarakat Jenis-Jenis Kewirausahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu upaya untuk mencapai pertumbuhan kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara untuk mengembangkan kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Penelitian Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai dengan saat ini jumlah angkatan kerja berbanding terbalik dengan kesempatan kerja yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya, dan belum sebanyak negara-negara lain yang telah. mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Jumlah entrepreneur

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya, dan belum sebanyak negara-negara lain yang telah. mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Jumlah entrepreneur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia jumlah wirausahawan masih sangat rendah, masyarakat Indonesia yang kreatif dan inovatif masih sangat sedikit jumlahnya, dan belum sebanyak negara-negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Riskha Mardiana, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Riskha Mardiana, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Permasalahan pada suatu negara yang saat ini sedang di alami adalah mengenai pengangguran. Jumlah pengangguran semakin mengkhawatirkan pertahunnya terus bertambah.

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN 1. Menjadi Wirausahawan / Pengusaha. Edy Gunawan, S.E., M.M. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

KEWIRAUSAHAAN 1. Menjadi Wirausahawan / Pengusaha. Edy Gunawan, S.E., M.M. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Modul ke: KEWIRAUSAHAAN 1 Menjadi Wirausahawan / Pengusaha Fakultas Ekonomi dan Bisnis Edy Gunawan, S.E., M.M. Program Studi Manajemen http://www.mercubuana.ac.id Bagian Isi 1. Pendahuluan 2. Menjadi Wirausahawan/Pengusaha

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Wirausaha atau entrepreneur yang berasal dari bahasa Perancis yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Wirausaha atau entrepreneur yang berasal dari bahasa Perancis yaitu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Wirausaha Wirausaha atau entrepreneur yang berasal dari bahasa Perancis yaitu entrepende yang berarti melakukan (to undertake) atau mencoba (trying). Kata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menitikberatkan pada konsep risiko (Sumarsono, 2013). Kemudian pada abad 18

BAB I PENDAHULUAN. menitikberatkan pada konsep risiko (Sumarsono, 2013). Kemudian pada abad 18 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada abad ke 17, konsep kewirausahaan berkembang dengan menitikberatkan pada konsep risiko (Sumarsono, 2013). Kemudian pada abad 18 berkembang pandangan bahwa wirausaha

Lebih terperinci

Oleh kelompok 2 : Fatmasari Endayani Sagita Sukma Nur Avni Rozalia Ami Angelia P.

Oleh kelompok 2 : Fatmasari Endayani Sagita Sukma Nur Avni Rozalia Ami Angelia P. Oleh kelompok 2 : Fatmasari Endayani 115030200111011 Sagita Sukma 115030201111011 Nur Avni Rozalia 115030207111070 Ami Angelia P. 115030207111060 Wirausaha berperan sebagai penggerak, pengendali, dan pemacu

Lebih terperinci

Entrepreneurship and Inovation Management

Entrepreneurship and Inovation Management Modul ke: Entrepreneurship and Inovation Management KEWIRAUSAHAAN DAN KARAKTER WIRAUSAHA (ENTREPRENEUR) Fakultas Ekonomi Dr Dendi Anggi Gumilang,SE,MM Program Studi Pasca Sarjana www.mercubuana.ac.id 1.

Lebih terperinci

PROFIL DAN FUNGSI WIRAUSAHA

PROFIL DAN FUNGSI WIRAUSAHA PROFIL DAN FUNGSI WIRAUSAHA Oleh: Kelompok 3 Choir Cahya Santya 115030401111004 Ita Miftakhul Jannah 115030407111023 Septia Dwi A 115030407111041 Retno Megawati 115030407111042 Aprilia Nailul M 115030407111061

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lapangan kerja di Indonesia. Hal ini menyebabkan tingkat pengangguran di

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lapangan kerja di Indonesia. Hal ini menyebabkan tingkat pengangguran di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang banyak. Pertumbuhan jumlah penduduk yang tinggi tidak disertai dengan peningkatan jumlah lapangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dapat dikatakan sebagai tulang punggung perekonomian negara. Keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dapat dikatakan sebagai tulang punggung perekonomian negara. Keberadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Secara umum keberadan perusahaan kecil dan menengah (UKM) di negara-negara berkembang dapat dikatakan sebagai tulang punggung perekonomian negara. Keberadaan UKM terbukti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sarjana dan keinginan untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-harinya menjadi

BAB I PENDAHULUAN. sarjana dan keinginan untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-harinya menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini masyarakat kesulitan dalam menemukan lapangan pekerjaan. Banyak sarjana yang hanya menjadi pengangguran, akibatnya pendidikan yang dulunya begitu

Lebih terperinci

: Mizha zhulqurnain NIM : Jurusan : S1.SI.M

: Mizha zhulqurnain NIM : Jurusan : S1.SI.M Nama : Mizha zhulqurnain NIM : 10.12.5327 Jurusan : S1.SI.M 1.Pendahuluan Harapan untuk diterima di dunia kerja tentunya tidaklah keliru, namun tidak dapat dipungkiri bahwa kesempatan kerja pun sangat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Indra Hakim Matondang dengan judul penelitian Analisis Faktor Faktor Yang Mendorong Wirausahawan Memulai Usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja kalah cepat dengan kenaikan jumlah lulusan. Sangat ironis bila kita

BAB I PENDAHULUAN. kerja kalah cepat dengan kenaikan jumlah lulusan. Sangat ironis bila kita BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan kita telah berhasil menghasilkan lulusan dengan tanda lulus belajar untuk masuk ke pasar kerja namun sayangnya kenaikan jumlah lapangan kerja kalah

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Menurut Robins (1996:198) motivasi adalah sebagai kesediaan untuk

II. LANDASAN TEORI. Menurut Robins (1996:198) motivasi adalah sebagai kesediaan untuk 10 II. LANDASAN TEORI A. Motivasi 1. Pengertian Motivasi Menurut Robins (1996:198) motivasi adalah sebagai kesediaan untuk megeluarkan tingkat upaya yang tinggi ke arah tujuan-tujuan organisasi yang dikondisikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah,

I. PENDAHULUAN. penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, I. PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini akan dibahas beberapa hal mengenai gambaran umum penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang dimilikinya. Dengan bekerja, individu dapat melayani kebutuhan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang dimilikinya. Dengan bekerja, individu dapat melayani kebutuhan masyarakat, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu memerlukan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan untuk memilih dan bebas memilih jenis pekerjaan sesuai dengan minat dan kompetensi yang dimilikinya.

Lebih terperinci

FUNGSI DAN MODEL PERAN WIRAUSAHA. PERTEMUAN KEENAM UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si.

FUNGSI DAN MODEL PERAN WIRAUSAHA. PERTEMUAN KEENAM UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si. FUNGSI DAN MODEL PERAN WIRAUSAHA PERTEMUAN KEENAM UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si. SUB POKOK BAHASAN PROFIL WIRAUSAHA FUNGSI MAKRO DAN MIKRO WIRAUSAHA KEWIRAUSAHAAN DALAM

Lebih terperinci

2) Sebagai pejuang bangsa dalam bidang ekonomi, meningkatkan ketahanan nasional, mengurangi ketergantungan pada bangsa asing.

2) Sebagai pejuang bangsa dalam bidang ekonomi, meningkatkan ketahanan nasional, mengurangi ketergantungan pada bangsa asing. PENDAHULUAN 1. Menumbuhkan Minat Berwirausaha a. Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik, dan banyak pula orang menganggur, maka semakin dirasakan pentingnya dunia wirausaha. b. Pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN an merupakan pukulan yang sangat berat bagi pembangunan Indonesia. ekonomi yang lebih besar justru tumbang oleh krisis.

BAB I PENDAHULUAN an merupakan pukulan yang sangat berat bagi pembangunan Indonesia. ekonomi yang lebih besar justru tumbang oleh krisis. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis moneter yang terjadi secara mendadak dan di luar perkiraan pada akhir 1990-an merupakan pukulan yang sangat berat bagi pembangunan Indonesia. Dampak

Lebih terperinci

PERANAN KAMPUS DALAM MEMBANGUN KEMANDIRIAN MAHASISWA MELALUI KEGIATAN KEWIRAUSAHAAN

PERANAN KAMPUS DALAM MEMBANGUN KEMANDIRIAN MAHASISWA MELALUI KEGIATAN KEWIRAUSAHAAN PERANAN KAMPUS DALAM MEMBANGUN KEMANDIRIAN MAHASISWA MELALUI KEGIATAN KEWIRAUSAHAAN Dwi Wahyu Pril Ranto Akademi Manajemen Administrasi (AMA) YPK Yogyakarta ABSTRAK Peran kampus sangat dibutuhkan untuk

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah pengangguran merupakan salah satu masalah penting di suatu negara, termasuk di Indonesia. Masalah pengangguran ini terjadi karena peningkatan jumlah penduduk yang diiringi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kelangsungan hidup dan perkembangan suatu bangsa. Kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kelangsungan hidup dan perkembangan suatu bangsa. Kemajuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengembangan sumber daya manusia dewasa ini telah menjadi hal yang semakin penting dalam pembangunan nasional. Sumber daya manusia berkualitas tinggi merupakan

Lebih terperinci

1. Produk yang Sudah Ada Produk yang sudah beredar di pasaran dapat dijadikan sumber gagasan untuk berusaha usaha dengan jalan meniru produk

1. Produk yang Sudah Ada Produk yang sudah beredar di pasaran dapat dijadikan sumber gagasan untuk berusaha usaha dengan jalan meniru produk 1. Produk yang Sudah Ada Produk yang sudah beredar di pasaran dapat dijadikan sumber gagasan untuk berusaha usaha dengan jalan meniru produk tersebut. Produk yang akan ditiru dapat berupa produk baru yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Sikap Suprapti (2010:135) mendefinisikan sikap sebagai suatu ekspresi perasaan seseorang yang merefleksikan kesukaan atau ketidaksukaannya

Lebih terperinci

PROFIL DAN FUNGSI WIRAUSAHA

PROFIL DAN FUNGSI WIRAUSAHA PROFIL DAN FUNGSI WIRAUSAHA OLEH: KELOMPOK 2 Fatmasari E. (115030200111011) Sagita Sukma (115030201111011) Nur Avni Rozalia (115030207111070) Ami Angelia Pratama Putri (115030207111060) KEMENTRIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan banyaknya lapangan pekerjaan yang mengakibatkan banyak orang tidak mendapatkan kesempatan

Lebih terperinci

School of Communication & Business Telkom University

School of Communication & Business Telkom University MEMULAI BISNIS DENGAN ADMINISTEASI BISNIS Week-12 By: Ida Nurnida Contents Pemahaman Wirausaha & Kewirausahaan Wirausaha Sebagai Profesi Memulai Bisnis Baru Memulai Bisnis dengan Administrasi ENTREPRENEURSHIP

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah, I. PENDAHULUAN Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan ruang lingkup penelitian. Pembahasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai seorang calon sarjana maupun sarjana, mahasiswa dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai seorang calon sarjana maupun sarjana, mahasiswa dituntut untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai seorang calon sarjana maupun sarjana, mahasiswa dituntut untuk bisa mengikuti perkembangan zaman. Banyaknya sarjana yang lulus setiap tahun membuat kompetisi

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. penelitian dengan judul Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan

BAB II URAIAN TEORITIS. penelitian dengan judul Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Amelia (2009), melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Kemandirian Pribadi Terhadap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. seiring dengan berjalannya waktu. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik

BAB 1 PENDAHULUAN. seiring dengan berjalannya waktu. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengangguran di Indonesia semakin hari semakin meningkat jumlahnya seiring dengan berjalannya waktu. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN ENTREPRENEURSHIP PADA MAHASISWA UMS

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN ENTREPRENEURSHIP PADA MAHASISWA UMS i HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN ENTREPRENEURSHIP PADA MAHASISWA UMS SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat sarjana S-1 Diajukan oleh : DIYAH RETNO NING TIAS F

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kewirausahaan (entrepreneurship)merupakan salah satu alternatif bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kewirausahaan (entrepreneurship)merupakan salah satu alternatif bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kewirausahaan (entrepreneurship)merupakan salah satu alternatif bagi pemerintah untuk meningkatkan perekonomian negara dan juga untuk menambahkan lapangan pekerjaan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Keadaan Ketenagakerjaan Yogyakarta Agustus 2017 No. 65/11/34/Thn.XIX, 6 Nopember 2017 BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI D.I YOGYAKARTA Keadaan Ketenagakerjaan Yogyakarta Agustus 2017

Lebih terperinci

Kewirausahaan dan Memulai Bisnis Kecil

Kewirausahaan dan Memulai Bisnis Kecil Modul ke: 03 Kewirausahaan dan Memulai Bisnis Kecil Widi Wahyudi,S.Kom, SE, MM. Fakultas Desain & Seni Kreatif Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id A. Mengapa Orang mengambil Tantangan wirausaha

Lebih terperinci

MATAKULIAH KEWIRAUSAHAAN

MATAKULIAH KEWIRAUSAHAAN UNIVERSITAS ISLAM MALANG STANDAR BAKU RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER MATAKULIAH KEWIRAUSAHAAN Standar Baku Rencana Pembelajaran Semester (RPS) Matakuliah Kewirausahaan ini merupakan hasil kegiatan Lokakarya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. baru dapat dikatakan bermanfaat apabila dapat dikelola oleh sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. baru dapat dikatakan bermanfaat apabila dapat dikelola oleh sumber daya manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan suatu bangsa sangat ditentukan oleh sumber daya manusia yang berkualitas, bukan hanya kekayaan alam yang berlimpah. Sumber daya alam baru dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap tahun jumlah penduduk di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Ini dikarenakan angka kelahiran lebih besar daripada angka kematian. Berdasarkan

Lebih terperinci

1. Tujuan Instruksional Umum (TIU) 2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

1. Tujuan Instruksional Umum (TIU) 2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Bab 4 Hakekat, Karakteristik dan Nilai-nilai Hakiki Kewirausahaan 1. Tujuan Instruksional Umum (TIU) Mahasiswa dapat menjelaskan hakekat, karakteristik dan nilai-nilai hakiki kewirausahaan 2. Tujuan Instruksional

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN 58 BAB 6 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN Pada bagian ini peneliti memaparkan mengenai kesimpulan yang digunakan untuk menjawab permasalahan penelitian berdasarkan analisis data yang telah dilakukan; diskusi

Lebih terperinci

Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Karakteristik : Wirausaha vs Kewirausahaan, Sikap Dasar Wirausaha,Kemampuan Dasar : Evaluasi peluang networking, skill

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. usaha berarti melakukan kegiatan usaha (bisnis). hasil yang dapat dibanggakan (Sadono Sukirno, 2004:367).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. usaha berarti melakukan kegiatan usaha (bisnis). hasil yang dapat dibanggakan (Sadono Sukirno, 2004:367). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kewirausahaan 2.1.1 Definisi Kewirausahaan Wirausaha berasal dari kata wira yang berarti pahlawan (berani) dan usaha berarti melakukan kegiatan usaha (bisnis). Dengan demikian

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wirausaha memiliki peran penting dalam perkembangan ekonomi suatu negara, salah satu contohnya adalah negara adidaya Amerika. Penyumbang terbesar perekonomian Amerika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia membutuhkan banyak wirausahawan untuk menjadikan negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia membutuhkan banyak wirausahawan untuk menjadikan negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia membutuhkan banyak wirausahawan untuk menjadikan negara ini pemimpin bagi negara-negara lain terutama dalam menghadapi ASEAN Economic Community

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Percetakan Sinar Pandawa Usaha percetakan Sinar Pandawa dimulai pada tahun 1995. Percetakan ini didirikan oleh Bp Nicodemus Raharja bersama istrinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lapangan pekerjaan sehingga mengakibatkan sebagian orang tidak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. lapangan pekerjaan sehingga mengakibatkan sebagian orang tidak memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah pengangguran yang dihadapi bangsa Indonesia dewasa ini diakibatkan oleh jumlah penduduk yang tidak seimbang dengan keterbatasan lapangan pekerjaan sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Tingkat pengangguran terbuka penduduk usia 15 tahun ke atas menurut

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Tingkat pengangguran terbuka penduduk usia 15 tahun ke atas menurut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia menghadapi masalah keterbatasan kesempatan kerja bagi para lulusan perguruan tinggi dengan semakin meningkatnya pengangguran intelektual beberapa

Lebih terperinci

TANTANGAN MEWUJUDKAN BONUS DEMOGRAFI DI PROVINSI BENGKULU

TANTANGAN MEWUJUDKAN BONUS DEMOGRAFI DI PROVINSI BENGKULU TANTANGAN MEWUJUDKAN BONUS DEMOGRAFI DI PROVINSI BENGKULU irdsall, Kelley dan Sinding eds (2001), tokoh aliran Revisionis dalam masalah demografi membawa pemikiran adanya hubungan antara perkembangan penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis baru yang bermunculan dengan berbagai inovasi dan variasi terbarunya

BAB I PENDAHULUAN. bisnis baru yang bermunculan dengan berbagai inovasi dan variasi terbarunya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena berwirausaha saat ini semakin marak, dilihat dari banyaknya unitunit bisnis baru yang bermunculan dengan berbagai inovasi dan variasi terbarunya di segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara yang kaya dengan Sumber Daya Alam dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara yang kaya dengan Sumber Daya Alam dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara yang kaya dengan Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia yang berlimpah. Sumber daya alam yang telah tersedia harus diolah oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian wirausahawan (entrepreneur) secara sederhana adalah orang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian wirausahawan (entrepreneur) secara sederhana adalah orang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Wirausaha Pengertian wirausahawan (entrepreneur) secara sederhana adalah orang yang berjiwa berani mengambil risiko untuk membuka usaha dalam

Lebih terperinci

IDE DAN PELUANG DALAM KEWIRAUSAHAAN 1.IDE KEWIRAUSAHAAN

IDE DAN PELUANG DALAM KEWIRAUSAHAAN 1.IDE KEWIRAUSAHAAN IDE DAN PELUANG DALAM KEWIRAUSAHAAN 1.IDE KEWIRAUSAHAAN Karena memulai wirausahaan diawali dengan ide ide.marilah kita mempertimbangkan beberapa sumber inspirasi ide-ide baru. Beberapa penelitian telah

Lebih terperinci

BAB 11 JENIS WIRAUSAHA

BAB 11 JENIS WIRAUSAHA BAB 11 JENIS WIRAUSAHA Jenis Wirausaha : 1. Part Time Enterpreneur : - Wirausaha yang kerja seteangah waktu melakukan usaha. - Kegiatan usaha hanya bersifat sampingan. 2. Home Based New Ventures : - Usaha

Lebih terperinci

Soal Jawab tentang Kewirausahaan

Soal Jawab tentang Kewirausahaan Soal Jawab tentang Kewirausahaan Jelaskan pengertian wiraswasta dan wirausaha secara etimologi dan terminologi dan kesimpulan apa yang dapat diambil dari kedua pengertian tersebut! 1. Wiraswasta terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak masyarakat yang kesulitan dalam mendapatkan penghasilan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak masyarakat yang kesulitan dalam mendapatkan penghasilan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia telah menyentuh semua sisi kehidupan masyarakat dari lapisan atas hingga ke lapisan bawah. Banyak masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru,

BAB I PENDAHULUAN. menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wirausaha menurut bahasa adalah seorang yang berani berusaha secara mandiri dengan mengerahkan segala sumber daya dan upaya meliputi kepandaian mengenali produk baru,

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI No. xxx/05/21/th. V, 10 Mei 2010 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU SAMPAI DENGAN FEBRUARI 2010 TINGKAT PENGANGGURAN KEPRI TERENDAH DALAM EMPAT TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahwa pada dasarnya tempat wanita adalah di dapur, yang berarti bahwa dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahwa pada dasarnya tempat wanita adalah di dapur, yang berarti bahwa dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nilai yang cukup dominan dalam kultur berbagai bangsa menyatakan bahwa pada dasarnya tempat wanita adalah di dapur, yang berarti bahwa dalam masyarakat peran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tingkat persaingan hidup semakin hari semakin ketat dan sulit. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tingkat persaingan hidup semakin hari semakin ketat dan sulit. Banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingkat persaingan hidup semakin hari semakin ketat dan sulit. Banyak hal yang harus disiapkan dan dibekali pada diri kita sehingga tidak mengalami kesulitan dalam menjalani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia yaitu tingginya tingkat pengangguran. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia yaitu tingginya tingkat pengangguran. Berdasarkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu fenomena yang menjadi penghambat dari pertumbuhan perekonomian Indonesia yaitu tingginya tingkat pengangguran. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik

Lebih terperinci

DATA TERPILAH DALAM PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

DATA TERPILAH DALAM PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK DATA TERPILAH DALAM PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN DISAMPAIKAN OLEH: ASISTEN DEPUTI INFORMASI GENDER DALAM PERTEMUAN KOORDINASI DAN

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2013 No.29/05/63/Th XVII/06 Mei 2013 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2013 Jumlah penduduk angkatan kerja pada 2013 sebesar 1.937.493 jiwa. Jumlah tersebut mengalami peningkatan sebesar 2,65

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lulusan atau tenaga kerja baru.perkembangan perekonomian Indonesia di prediksi

BAB I PENDAHULUAN. lulusan atau tenaga kerja baru.perkembangan perekonomian Indonesia di prediksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pengangguran dan kemiskinan masih menjadi masalah besar di Indonesia, sementara dengan semakin meningkatnya biaya hidup dan tingkat penawaran kerja yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kewirausahaan adalah kemampuan dalam berpikir kreatif dan berperilaku

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kewirausahaan adalah kemampuan dalam berpikir kreatif dan berperilaku BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kewirausahaan adalah kemampuan dalam berpikir kreatif dan berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak tujuan, siasat kiat, dan proses dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasi, mengembangkan, membawa visi kedalam kehidupan. Visi ini

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasi, mengembangkan, membawa visi kedalam kehidupan. Visi ini BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Kewirausahaan merupakan kekuatan atau kemampuan seseorang untuk mendirikan, mengelola, mengembangkan usaha dan melembagakan perusahannya sendiri. Selain itu kewirausahaan

Lebih terperinci

Kewirausahaan I. Putra Boediman. Modul ke: Fakultas EKONOMI & BISNIS. Program Studi MANAJEMEN

Kewirausahaan I. Putra Boediman. Modul ke: Fakultas EKONOMI & BISNIS. Program Studi MANAJEMEN Modul ke: 03 Eko Fakultas EKONOMI & BISNIS Kewirausahaan I Putra Boediman Program Studi MANAJEMEN Merealisasikan Mimpi Menjadi Kenyataan Dalam hitung-hitungan bisnis, tidak banyak yang gratis pada masa

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2012

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2012 No.28/05/63/Th XVI/07 Mei 2012 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2012 Jumlah penduduk angkatan kerja pada 2012 sebesar 1,887 juta jiwa. Jumlah tersebut mengalami peningkatan sebesar 2,55

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan menimbulkan banyak pengangguran

BAB I PENDAHULUAN. Kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan menimbulkan banyak pengangguran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan menimbulkan banyak pengangguran di Indonesia (Mahanani, 2014). Pengangguran dan kemiskinan merupakan dua masalah yang masih menghantui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagian pihak yang menjadikan kewirausahaan ini sebagai trend-trend-an. enggannya lulusan perguruan tinggi untuk berwirausaha.

BAB I PENDAHULUAN. sebagian pihak yang menjadikan kewirausahaan ini sebagai trend-trend-an. enggannya lulusan perguruan tinggi untuk berwirausaha. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi, persaingan mencari kerja semakin kompetitif sementara lapangan pekerjaan yang ditawarkan terbatas, kondisi tesebut menuntut mahasiswa dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdampak keras terhadap perekonomian Indonesia. 1

BAB I PENDAHULUAN. berdampak keras terhadap perekonomian Indonesia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah pengangguran dan kemiskinan masih merupakan masalah besar yang dihadapi bangsa Indonesia sekarang ini, dan beberapa tahun kedepan. Selain itu krisis moneter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beban pembangunan jika tidak dikelola dengan baik. Ekonom senior Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. beban pembangunan jika tidak dikelola dengan baik. Ekonom senior Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang mempunyai masalah kependudukan dan ketenagakerjaan yang serius. Besarnya jumlah penduduk, bukan hanya merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) telah

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini perkembangan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) telah sangat populer di kalangan masyarakat. UMKM dianggap sebagai pilihan tepat bagi setiap orang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 https://www.bps.go.id/linktabelstatistik/view/id/972 (10 november 2016)

BAB I PENDAHULUAN. 1 https://www.bps.go.id/linktabelstatistik/view/id/972 (10 november 2016) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dimana jumlah masyarakat terdidik senantiasa mengalami peningkatan, akan tetapi tidak diimbangi dengan peningkatan

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN I. Pengertian Kewirausahawan. M. Rizal Situru, S.H.,M.B.L. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Manajemen

KEWIRAUSAHAAN I. Pengertian Kewirausahawan. M. Rizal Situru, S.H.,M.B.L. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Manajemen Modul ke: KEWIRAUSAHAAN I Pengertian Kewirausahawan Fakultas EKONOMI DAN BISNIS M. Rizal Situru, S.H.,M.B.L. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Kuliah minggu pertama A. Kompetensi Pemahaman Materi

Lebih terperinci

ANALISIS ATRIBUT TOLERANCE FOR AMBIGUITY DAN RISK TOLERANCE PADA KEPRIBADIAN KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA S1 ADMINISTRASI BISNIS TELKOM UNIVERSITY

ANALISIS ATRIBUT TOLERANCE FOR AMBIGUITY DAN RISK TOLERANCE PADA KEPRIBADIAN KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA S1 ADMINISTRASI BISNIS TELKOM UNIVERSITY ANALISIS ATRIBUT TOLERANCE FOR AMBIGUITY DAN RISK TOLERANCE PADA KEPRIBADIAN KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA S1 ADMINISTRASI BISNIS TELKOM UNIVERSITY THE ANALYSIS OF ATTRIBUTES OF TOLERANCE FOR AMBIGUITY AND RISK

Lebih terperinci

Sikap Mental Wirausaha (Inovatif, Kreatifitas, Motivasi, Efektif dan Efisien) Kuliah 3

Sikap Mental Wirausaha (Inovatif, Kreatifitas, Motivasi, Efektif dan Efisien) Kuliah 3 Sikap Mental Wirausaha (Inovatif, Kreatifitas, Motivasi, Efektif dan Efisien) Kuliah 3 Pengenalan Diri Instropeksi SALAH Dilazimkan Menyalahkan: Orang lain Lingkungan akibatnya Tidak percaya diri Tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 13,86% pada Agustus 2010, yang juga meningkat dua kali lipat dari

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 13,86% pada Agustus 2010, yang juga meningkat dua kali lipat dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tantangan dalam pembangunan suatu negara adalah menangani masalah pengangguran. Badan Perencanaan Nasional (Bappenas) menunjukkan bahwa angka pengangguran di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang hendak dicapai. Salah satu tujuan utama yang ingin dicapai oleh perusahaan adalah mempertahankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Di era globalisasi seperti sekarang ini, pengangguran sudah merupakan hal yang tidak asing dalam masyarakat. Pengangguran merupakan salah satu masalah yang dihadapi

Lebih terperinci

ENTREPREUNERSHIP. KOESNOTO SOEPRANIANONDO FKH-Unair Surabaya. Editor : Kholid Fathoni, S.Kom., M.T.

ENTREPREUNERSHIP. KOESNOTO SOEPRANIANONDO FKH-Unair Surabaya. Editor : Kholid Fathoni, S.Kom., M.T. ENTREPREUNERSHIP KOESNOTO SOEPRANIANONDO FKH-Unair Surabaya Editor : Kholid Fathoni, S.Kom., M.T. PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN Lulusan SMA umumnya sudah mulai mencari dan mendaftarkan diri ke perguruan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan para manajer dalam sebuah organisasi, agar tujuan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan para manajer dalam sebuah organisasi, agar tujuan yang telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sadono sukirno (2006), menurutnya manajemen adalah suatu proses yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan yang dilakukan para manajer

Lebih terperinci

Perencanaan Bisnis. Subandi. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep berwirausaha yang sukses dengan inovasi dan perilaku inovatif.

Perencanaan Bisnis. Subandi. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep berwirausaha yang sukses dengan inovasi dan perilaku inovatif. Perencanaan Bisnis Modul ke: Mahasiswa mampu menjelaskan konsep berwirausaha yang sukses dengan inovasi dan perilaku inovatif Fakultas Ilmu Komputer Subandi Program Studi Sistem Informasi www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan pada hakekatnya adalah perubahan terencana dari satu situasi ke situasi lainnya yang dinilai lebih baik. Pembangunan yang terlalu mengejar pertumbuhan ekonomi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Indonesia adalah sebuah negara yang besar dengan jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Indonesia adalah sebuah negara yang besar dengan jumlah penduduk BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Indonesia adalah sebuah negara yang besar dengan jumlah penduduk diperkirakan sebesar 231 juta jiwa pada tahun 2009 menurut perkiraan Badan Pusat Statistik Indonesia,

Lebih terperinci

BAB VII DISKUSI HASIL TEMUAN PERJALANAN KEPEMIMPINAN PEREMPUAN ENTREPRENEUR

BAB VII DISKUSI HASIL TEMUAN PERJALANAN KEPEMIMPINAN PEREMPUAN ENTREPRENEUR BAB VII DISKUSI HASIL TEMUAN PERJALANAN KEPEMIMPINAN PEREMPUAN ENTREPRENEUR Di jaman sekarang kepemimpinan perempuan sudah tidak bisa diragukan, banyak bukti mengungkapkan bahwa kepemimpinan perempuan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2011

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2011 BPS PROVINSI DKI JAKARTA KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2011 TPT DKI JAKARTA BULAN FEBRUARI 2011 SEBESAR 10,83 PERSEN No. 19/05/31/Th XIII, 5 Mei 2011 Jumlah angkatan kerja pada Februari

Lebih terperinci

Pengertian Prakarya dan Kewirausahaan. 1. Prakarya

Pengertian Prakarya dan Kewirausahaan. 1. Prakarya Pengertian Prakarya dan Kewirausahaan 1. Prakarya Prakarya berasal dari istilah pra dan karya, pra mempunyai makna belum dan karya adalah hasil kerja. prakarya didefinisikan sebagai hasil kerja yang belum

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMOTIVASI WANITA BERWIRAUSAHA (STUDI PADA PENGUSAHA SALON KECANTIKAN DI KECAMATAN MEDAN TEMBUNG)

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMOTIVASI WANITA BERWIRAUSAHA (STUDI PADA PENGUSAHA SALON KECANTIKAN DI KECAMATAN MEDAN TEMBUNG) Jurnal Keuangan &Bisnis Volume 2 No. 3, November 2010 ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMOTIVASI WANITA BERWIRAUSAHA (STUDI PADA PENGUSAHA SALON KECANTIKAN DI KECAMATAN MEDAN TEMBUNG) Sanputri Selfy Alumni

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. TUJUAN Memahami konsep kewirausahaan Memahami kunci sukses kewirausahaan

I. PENDAHULUAN. TUJUAN Memahami konsep kewirausahaan Memahami kunci sukses kewirausahaan I. PENDAHULUAN TUJUAN Memahami konsep kewirausahaan Memahami kunci sukses kewirausahaan ABSTRAK Pilihan masa depan buat negara kita, dalam mengatasi persoalan tenaga kerja, tidak lain adalah membuka lapangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan Sentra industri rajutan Binong Jati merupakan sentra rajut terbesar di Kota Bandung yang terletak di Jl.Binong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kewirausahaan berperan penting dalam perekonomian bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. Kewirausahaan berperan penting dalam perekonomian bangsa dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kewirausahaan berperan penting dalam perekonomian bangsa dan merupakan persoalan penting di dalam perekonomian suatu bangsa yang sedang berkembang. Menurut Ciputra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masalah Pengangguran di Indonesia masih belum bisa diatasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masalah Pengangguran di Indonesia masih belum bisa diatasi oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah Pengangguran di Indonesia masih belum bisa diatasi oleh Pemerintah, sehingga dibutuhkan suatu kreativitas yang bersumber dari sumber daya manusia yang

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2016 No. 06/05/53/Th. XVI, 4 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2016 FEBRUARI 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA NTT SEBESAR 3,59% Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) NTT Februari 2016 mencapai 3,59

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal menyerap tenaga kerja, meningkatkan jumlah unit usaha, dan. mendukung pendapatan rumah tangga (dalam Kuncoro, 2000:15).

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal menyerap tenaga kerja, meningkatkan jumlah unit usaha, dan. mendukung pendapatan rumah tangga (dalam Kuncoro, 2000:15). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha kecil merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian suatu negara ataupun daerah. Oleh karena itu, usaha kecil harus diupayakan untuk terus berkembang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah kota besar terdiri dari beberapa multi etnis baik yang pribumi maupun

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah kota besar terdiri dari beberapa multi etnis baik yang pribumi maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia dimana terletak di garis katulistiwa ujung dari Sumatera hingga Papua. Salah satu keunikan

Lebih terperinci