PT PLN (Persero) SISTEM DC DAFTAR ISI. Daftar Isi... i. Daftar Gambar... iii. Daftar TABEL... iv. Daftar Lampiran... v SISTEM DC...

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PT PLN (Persero) SISTEM DC DAFTAR ISI. Daftar Isi... i. Daftar Gambar... iii. Daftar TABEL... iv. Daftar Lampiran... v SISTEM DC..."

Transkripsi

1 DAFTAR ISI Daftar Isi... i Daftar Gambar... iii Daftar TABEL... iv Daftar Lampiran... v PENDAHULUAN Gambaran Umum Peralatan Sistem DC Bagian Bagian Utama Peralatan Sistem DC Rectifier / Charger Mode Operasi Pengisian pada Rectifier / Charger Floating Charge Equalizing Charge Boosting Charge Baterai Elektroda Elektrolit Sel Baterai Steel container Plastic container Terminal dan Penghubung Baterai Konduktor Terminal - terminal FMEA PEDOMAN PEMELIHARAAN In service inspection / Inspeksi dalam keadaan operasi Inspeksi Mingguan Inspeksi Bulanan In service Measurement Periode Mingguan Periode Bulanan Periode 6 Bulanan...12 Listrik untuk kehidupan yang lebih baik i

2 2.2.4 Pengujian dan Pengukuran 1 Tahunan Pengujian dan Pengukuran 2 Tahunan Pemeliharaan/ Pengujian setelah Gangguan EVALUASI HASIL PEMELIHARAAN In-Service Inspection In-Service Measurement Shutdown Testing Metode REKOMENDASI...20 GLOSARRY...31 Listrik untuk kehidupan yang lebih baik ii

3 DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Diagram Instalasi Sistem DC... 1 Gambar 1.2 Blok Diagram Sistem DC... 2 Gambar 1.3 Transformator 3 fasa... 3 Gambar 1.4 Diagram Penyearah thyristor 3 fasa... 3 Gambar 1.5 Rangkaian Filter (Penyaring)... 4 Gambar 1.6 Modul Elektronik AVR... 4 Gambar 1.7 Diagram Voltage Droper... 5 Gambar 1.8 PCB rangkaian elektronik VR... 6 Gambar 1.9 Reaksi elektrokimia pada sel baterai discharge dan charge... 7 Gambar 1.10 Plastic container dan Steel container... 8 Gambar 1.11 Terminal Penghubung baterai... 8 Gambar 1.12 Diagram Panel Distribusi... 9 Listrik untuk kehidupan yang lebih baik iii

4 DAFTAR TABEL Tabel 2. 1 Pemeliharaan Setelah Gangguan pada Rectifier Tabel 2. 2 Tabel Pemeliharaan Setelah Gangguan pada Rectifier Tabel 2. 3 Tabel Pemeliharaan Setelah Gangguan pada Rangkaian Beban Tabel Tabel In-Service Inspection Tabel In-Service Measurement Tabel Tabel Shutdown Testing Tabel Tabel Rekomendasi In-Service Inspection rectifier Tabel Tabel Rekomendasi In-Service Inspection baterai Tabel Tabel Rekomendasi In-Service Measurement Tabel Tabel Rekomendasi Shutdown Testing Listrik untuk kehidupan yang lebih baik iv

5 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 - FORMULIR HASIL UJI Lampiran 2 - HASIL PENGUJIAN FUNGSI RECTIFIER DAN VOLTAGE DROPER Lampiran 3 - FMEA Listrik untuk kehidupan yang lebih baik v

6 1. PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Dalam pengoperasian tenaga listrik terdapat dua macam sumber tenaga untuk kontrol di dalam Gardu Induk, ialah sumber arus searah (DC) dan sumber arus bolak balik (AC). Sumber tenaga untuk kontrol selalu harus mempunyai keandalan dan stabilitas yang tinggi. Karena persyaratan inilah dipakai baterai sebagai sumber arus searah. Catu daya sumber DC digunakan untuk kebutuhan operasi relai proteksi dan kontrol serta untuk scadatel. Untuk kebutuhan operasi relai dan kontrol di PLN terdapat dua sistem catu daya pasokan arus searah yaitu DC 110V dan DC 220V, sedangkan untuk kebutuhan scadatel menggunakan sistem Catu Daya DC 48V. Catu daya DC bersumber dari rectifier dan baterai terpasang pada instalasi secara paralel dengan beban, sehingga dalam operasionalnya disebut Sistem DC. Tujuan Pemeliharaan Sistem DC adalah : untuk mengusahakan agar rectifier dan baterai berikut rangkaiannya selalu bekerja sesuai karakteristiknya, sehingga diharapkan Sistem DC mempunyai keandalan yang tinggi. Diagram instalasi Sistem DC dapat dilihat pada gambar.1.1 REL 20KV TRAFO PS RECTIFIER FUSE BATERE REL DC MCB BEBAN DC Gambar 1.1 Diagram Instalasi Sistem DC Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 1

7 1.2. Peralatan Sistem DC Secara umum, sistem DC dapat digambarkan sesuai blok diagram ( Gambar 1.2. ) a c d b Gambar 1.2 Blok Diagram Sistem DC 1.3. Bagian Bagian Utama Peralatan Sistem DC Rectifier / Charger. Rectifier atau Charger adalah suatu rangkaian alat listrik untuk mengubah arus listrik bolak- balik (AC) menjadi arus searah (DC) Umumnya Rectifier yang terpasang di Gardu berfungsi untuk mengisi muatan baterai, memasok daya secara kontinu ke beban dan menjaga baterai agar tetap dalam kondisi penuh Baterai Suatu alat penyimpan energi listrik arus searah, yang berfungsi cadangan ke beban. sebagai sumber Konduktor Berfungsi sebagai penghantar energi listrik arus searah dari sumber ke beban Terminal terminal Berfungsi sebagai tempat percabangan dimana energi listrik akan dikirim atau dibagi ke beban-beban. Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 2

8 1.4. Rectifier / Charger Transformator Utama Transformator utama yang terpasang pada rectifier biasanya merupakan transformator step-down berfungsi sebagai penurun tegangan dari tegangan AC 220/380 volt menjadi 110 /48 volt contoh transformator utama sebagai yang diperlihatkan pada gambar 3. Besar kapasitasnya harus disesuaikan dengan kapasitas baterai terpasang dan beban sumber DC di Gardu Induk tersebut, paling tidak kapasitas arus output transformator harus lebih besar 20% dari arus pengisian baterai. Gambar 1.3 Transformator 3 fasa Penyearah Thyristor Untuk bisa mengatur tegangan keluaran penyearah digunakan penyearah jembatan thyristor 3 fasa, penyearah ini dari bahan semi konduktor yang dilengkapi dengan satu terminal kontrol untuk mengatur sudut penyalaan thyristor. R S T + Beban - Rangkaian kontrol elektronik ( AVR ) Gambar 1.4 Diagram Penyearah thyristor 3 fasa Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 3

9 1.4.3 Filter (penyaring) Filter berfungsi sebagai penyaring tegangan DC yang keluar dari rangkaian penyearah agar dapat menghasilkan tegangan searah yang murni ( kandungan harmonisa atau ripple tegangan keluarannya tidak melebihi batas tertentu). Rangkaian filter ini bisa terdiri dari rangkaian induktif, kapasitif atau kombinasi dari keduanya. L Dioda Dropper FILTER C Baterai Beban Gambar 1.5 Rangkaian Filter (Penyaring) AVR ( Automatic Voltage Regulator) Automatic Voltage Regulator yang terpasang pada rectifier / Charger merupakan modul elektronik yang berfungsi untuk memberi trigger positif pada gate Thyristor sehingga pengaturan arus maupun tegangan output rectifier yang mengalir ke baterai maupun ke beban dapat diset sesuai kebutuhan. Gambar 1.6 Modul Elektronik AVR Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 4

10 1.4.5 Alarm Unit Suatu perangkat elektronik yang yang berfungsi memberikan informasi ketika terjadi kondisi abnormal pada sistem kerja charger antara lain : AC Failure (Sumber AC input hilang) DC Failure (Sumber AC output hilang) High DC Voltage (Tegangan DC tinggi) Earth Fault Positif (Hubung tanah pada kutub positif pada sumber DC) Earth Fault Negatif (Hubung tanah pada kutub negatif pada sumber DC) Rangkaian Voltage Dropper Terdiri dari beberapa dioda yang terhubung seri yang berfungsi untuk menurunkan tegangan pada saat rectifier digunakan untuk tujuan pemeliharaan pada baterai agar selalu dalam keadaan penuh (Full Charge). Ketika beroperasi dengan pengisian Boost atau Equalizing tegangan output rectifier disisi baterai maupun beban akan tinggi sehingga dalam kondisi ini akan merusak peralatan, oleh karena itu supaya tegangan di sisi beban tetap stabil / rendah, maka dipasang penurun tegangan atau Voltage droper. Besarnya kapasitas droper akan tergantung kebutuhan besarnya tegangan yang harus diturunkan pada saat rectifier bekerja dengan pengisian Equalizing atau Boost. Diode Diode Relay 1 Relay 2 Load Output High Voltage Control Card High Voltage Control Card Gambar 1.7 Diagram Voltage Droper Unit Pengaturan Umumnya pengaturan untuk operasi rectifier agar dapat memenuhi syarat / standar pengisian baterai sesuai yang diinginkan maka pengaturan setting tegangan atau arus dapat diatur pada modul kontrol unit, hal ini dapat dilakukan dengan mengatur variabel Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 5

11 resistor pada PCB rangkaian elektronik AVR dengan cara memutar ke kiri atau ke kanan. Gambar 1.8 PCB rangkaian elektronik VR 1.5. Mode Operasi Pengisian pada Rectifier / Charger Umumnya jenis pengisian pada rectifier yang diperlukan oleh baterai adalah : Floating, Equalizing dan Boosting Floating Charge Adalah jenis pengisian ke baterai untuk menjaga baterai dalam keadaan full charge dan baterai tidak mengeluarkan maupun menerima arus listrik saat mencapai tegangan floating dan baterai tetap tersambung ke charger dan beban. Di Gardu Induk umumnya menggunakan sistem floating. Bila sumber AC hilang atau pengisi baterai terganggu, maka beban langsung di suplai dari baterai Equalizing Charge Adalah jenis pengisian baterai untuk menyamakan / meratakan tegangan karena terjadi perbedaan tegangan tiap sel Boosting Charge Adalah jenis pengisian cara cepat yang digunakan untuk initial charge atau pengisian kembali pada baterai setelah baterai mengalami pengosongan yang besar atau setelah di tes kapasitas. Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 6

12 1.6. Baterai Elektroda Tiap sel baterai terdiri dari 2 (dua) macam elektroda, yaitu elektroda positif dan elektroda negatif yang direndam dalam suatu larutan kimia berfungsi sebagai pemindah elektron pada saat berlangsung charge discharge (lihat gambar 1.9). elektroda positif dan negatif terdiri dari : Grid adalah suatu rangka besi atau fiber berfungsi sebagai tempat material aktif. Material aktif berfungsi sebagai material yang bereaksi secara kimia untuk menghasilkan energi listrik. Aliran Elektron Aliran Elektron Load DC Power supply A N O D A Aliran Ion Neg Aliran Ion Pos Elektrolit K A T O D A K A T O D A Aliran Ion Neg Aliran Ion Pos Elektrolit A N O D A Gambar 1.9 Reaksi elektrokimia pada sel baterai discharge dan charge Elektrolit Elektrolit adalah cairan atau larutan senyawa kimia yang berfungsi menghantarkan arus listrik, karena larutan tersebut dapat menghasilkan muatan listrik positif dan negatif. Bagian yang bermuatan positif disebut ion positif dan bagian yang bermuatan negatif disebut ion negatif. Makin banyak ion ion yang dihasilkan suatu elektrolit maka makin besar daya hantar listriknya. Jenis cairan ektrolit baterai terdiri dari 2 (dua) macam adalah sebagai berikut : a. Larutan asam belerang (H 2 SO 4 ) digunakan pada baterai asam. b. Larutan Kalium Hidroxide (KOH) digunakan pada baterai alkali Sel Baterai Sel baterai berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan elektrolit dan elektroda adapun jenis bahan bejana (container) yang digunakan terdiri dari 2 (dua) macam : Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 7

13 Steel container Sel baterai dengan bejana (container) terbuat dari steel ditempatkan dalam rak kayu, hal ini untuk menghindari terjadi hubung singkat antar sel baterai atau hubung tanah antara sel baterai dengan rak baterai Plastic container Sel baterai dengan bejana (container) terbuat dari plastik ditempatkan dalam rak besi yang diisolasi, hal ini untuk menghindari terjadi hubung singkat antar sel baterai atau hubung tanah antara sel baterai dengan rak baterai apabila terjadi kerusakan / kebocoran elektrolit baterai. Gambar 1.10 Plastic container dan Steel container Terminal dan Penghubung Baterai Terminal dan klem pada sel baterai berfungsi untuk menghubungkan kutub-kutub sel baterai mengunakan nickel plated steel atau cooper sedangkan penghubung antar unit atau grup baterai berbentuk nickel plated atau berupa kabel yang terisolasi ( Insulated Flexible cable). Gambar 1.11 Terminal Penghubung baterai Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 8

14 1.7. Konduktor Berfungsi menyalurkan daya listrik dengan menggunakan kabel penghubung antara peralatan peralatan di Gardu Induk seperti : Rectifier, Baterai, Panel distribusi DC, Panel kontrol, panel relai dan peralatan di Switch Yard Terminal - terminal Berfungsi sebagai tempat pencabangan untuk mengirim energi listrik ke beban-beban, lokasi terminal-terminal tersebut terdapat pada Panel Distribusi, Rectifier, Panel Kontrol, Panel relai yang memasok sumber DC. Kabel Gland Aux Contact MCB 2 POLE 63A Beban DC Indikasi Gambar 1.12 Diagram Panel Distribusi 1.9. FMEA Sistem suplai AC/DC yang sedang beroperasi memiliki potensi mengalami kegagalan, gangguan, kerusakan. Untuk mengetahui peluang kegagalan dari setiap komponen yang ada pada sistem DC digunakan metoda Failure mode and Effect Analysis (FMEA). Adapun langkah dalam pembuatan FMEA ini adalah dengan mengelompokan komponen sistem DC berdasarkan fungsinya (Lampiran 3) Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 9

15 a. Rectifier - Transformator Utama - Penyearah Thyristor - Filter (Penyaring) - AVR (Auto Voltage Regulator) - Alarm Unit - Rangkaian Voltage Dropper b. Baterai - Sel baterai - Klem antar Sambungan - Rak Baterai c. Konduktor - Kabel - Sepatu kabel (cable scoen) d. Terminal -terminal - Terminal Tegangan Output Rectifier - Terminal Distribution Board - Terminal panel Rele & Kontrol - Terminal Marshaling Kiosk - Terminal pada PMT Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 10

16 2. PEDOMAN PEMELIHARAAN 2.1 In service inspection / Inspeksi dalam keadaan operasi In service inspection adalah adalah kegiatan inspeksi yang dilakukan dalam keadaan operasi tanpa pembebasan tegangan pada Sistem DC. Metode yang digunakan dalam melakukan In service inspection adalah : Pengecekan dengan panca indera (visual, penciuman, pendengaran), Periodik pelaksanaan in service inspection, pada sistem DC dibagi menjadi : a. Inspeksi mingguan b. Inspeksi bulanan Inspeksi Mingguan a. Suhu Panel Rectifier b. Kelembaban ruangan c. Pemeriksaan kebersihan panel rectifier d. Pemeriksaan Tegangan dan arus pengisian rectifier e. Lampu indikator rectifier f. Kondisi Fuse/MCB/NFB Inspeksi Bulanan a. Pemeriksaan kebersihan komponen utama pada rectifier b. Pemeriksaan kipas ventilasi c. Pemeriksaan pemanas (heater) d. Pemeriksaan level elektrolit e. Pemeriksaan sel (container) f. Pemeriksaan kebersihan sel dan rak baterai g. Pemeriksaan kesiapan penerangan darurat 2.2 In service Measurement adalah kegiatan pengukuran yang dilakukan dalam keadaan operasi tanpa pembebasan tegangan pada sistem DC (Tersambung ke rectifier dan beban) disesuaikan dengan jadwal pemeliharaan periodik Sistem DC adalah : Mingguan,Bulanan dan 6 bulanan. Pemeriksaan menggunakan alat ukur sederhana (AVO meter, Hidrometer dan IR Thermogun) Periode Mingguan a. Pengukuran Tegangan input AC pada rectifier Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 11

17 b. Pengukuran tegangan pada sel yang kondisinya di bawah standar dari hasil pengukuran sebelumnya. c. Pengukuran berat jenis pada sel yang kondisinya di bawah standar dari hasil pengukuran sebelumnya (khusus Lead Acid) Periode Bulanan a. Pengukuran Volt meter tegangan input AC b. Pengukuran Ampere meter arus output DC c. Pengukuran DC ground (khusus sistem 110 Volt) d. Pengukuran tegangan per-sel dan total e. Pengukuran arus pada rangkaian baterai pada kabel antar rak sel baterai (gunakan tang ampere) Periode 6 Bulanan a. Melakukan pengisian Equalizing b. Penyesuaian (adjustment) tegangan equalizing pada rectifier c. Pengukuran tegangan dan arus pada saat pengisian equalizing d. Pengukuran tegangan per-sel dan total (equalizing) e. Thermovisi saat pengisian equalizing pada : - Terminal-terminal sel baterai dan Rectifier - Terminal pencabangan pada rangkaian beban dan panel distribusi DC - Komponen utama rectifier Pengujian dan Pengukuran 1 Tahunan Pengujian dan pengukuran pada rectifier dan baterai dalam keadaan tidak tersambung ke beban. Pada Gardu Induk yang terpasang 2 (dua) unit maka dapat dilakukan secara bergantian, tetapi apabila terpasang hanya 1 unit maka harus menggunakan baterai dan rectifier cadangan. a. Penyesuaian (adjustment) tegangan dan arus output rectifier b. Pengukuran ripple tegangan c. Pengukuran positif, negatif terhadap ground (khusus sistem 110V /220V) d. Kondisi kebersihan komponen pada rectifier e. Pemeriksaan lampu indikator f. Pengukuran Tahanan isolasi transformator utama rectifier g. Pemeriksaan kekencangan mur baut pada terminal utama transformator h. Kondisi filter i. Kondisi fuse/ pengaman pada rectifier Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 12

18 j. Kondisi MCB / NFB pada rectifier k. Kondisi terminal-terminal dan pengawatan pada rectifier l. Kondisi kontaktor m. Kondisi PCB modul elektronik (visual) n. Kondisi socket pada PCB o. Kalibrasi Amper meter dan volt meter pada rectifier (bila perlu) p. Kondisi voltage droper menggunakan dummy load q. Pembersihan klem sel baterai dan rak baterai r. Pengujian open circuit pada rangkaian baterai (khusus baterai asam) s. Pengukuran berat jenis cairan elektrolit (khusus baterai Nicad) Pengujian dan Pengukuran 2 Tahunan Pengujian dan pengukuran pada rectifier dan baterai dalam keadaan tidak tersambung ke beban. Pada Gardu Induk yang terpasang 2 unit maka dapat dilakukan secara bergantian, tetapi apabila terpasang hanya 1 unit maka harus menggunakan baterai dan rectifier cadangan. Pemeliharaan pada periode 2 tahunan adalah sebagai berikut : a. Pengujian Kapasitas baterai b. Pengukuran suhu elektrolit sel baterai c. Pengujian kandungan karbon ( bila akan dilakukan rekondisi) d. Pentanahan (grounding) e. Uji Fungsi pada rectifier antara lain : Sistem pengisian pada rectifier ( floating, equalizing dan boost ) Sistem alarm dan indikator Limit current Earth fault Over voltage Under voltage Voltage droper 2.3 Pemeliharaan/ Pengujian setelah Gangguan Pemeliharaan setelah gangguan adalah pemeliharaan yang dilakukan setelah terjadi gangguan pada peralatan Sistem DC yang memerlukan penormalan segera agar pasokan sumber DC tetap andal. Gangguan yang umumnya terjadi pada perlatan sistem DC adalah : Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 13

19 2.3.1 Pada Rectifier Tabel 2. 1 Pemeliharaan Setelah Gangguan pada Rectifier Kondisi Abnormal Tegangan output naik Tegangan output tidak ada / hilang Rectifier di ON-kan MCB input AC trip Rectifier beroperasi pada limit arus terus menerus Tegangan output rendah MCB input AC trip Hubung tanah, lampu indikator menyala MCB input posisi-on tegangan output tidak ada Kemungkinan Penyebab - Gangguan pada Modul AVR - Fuse ke baterai putus - Loss contact pada terminal output - MCB trip - Dioda thyristor rusak - Dioda SCR shorted - Output transformator utama disconect - Control card disconect / rusak - Filter capacitor rusak - Kelebihan beban pada output rectifier - Gangguan pada transformator utama - Mala kerja pada voltage droper - Kapasitas/karakteristik MCB tidak sesuai - Hubung tanah pada rangkaian beban - Seting earth fault tidak sesuai - Gangguan pada transformator utama Pada Baterai Tabel 2. 2 Tabel Pemeliharaan Setelah Gangguan pada Rectifier Kondisi Abnormal Baterai panas lebih Tegangan Baterai tinggi Elektrolit berbuih / berbusa Berat jenis rendah Kelebihan Gas pada saat charge/discharge Pembentukan garam pada teminal Kemungkinan Penyebab - Beban terlalu besar - Kurang kontak - Tahanan kontak tinggi pada sambungan atau kabel - Kelebihan pengisian - Jumlah sel terpasang kurang - Seting tegangan rectifier tidak sesuai - Pengotoran oleh gemuk - Sering dilakukan toping-up - Elektrolit tidak murni - Level elektrolit tinggi - Gasket pada teminal rusak Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 14

20 Kondisi Abnormal Hubung singkat ketanah Arching pada terminal baterai Pada rangkaian baterai mengalir arus secara kontinu Sel baterai panas Kapasitas rendah Penurunan kapasitas atau gagal total Bagian atas sel baterai retak. Elektolit meluap Meledak atau terjadi devormasi Kabel penghubung antar rak panas Kemungkinan Penyebab - Kelebihan berat jenis - Terdapat sel yang bocor - Cairan elektrolit meluap/tumpah - Kerusakan isolasi kabel - Baut klem longgar - Beberapa sel rusak - Terjadi kelebihan pengosongan sendiri - Hub singkat didalam sel - Kandungan carbon / endapan tinggi - Float charging terlalu lama - Pengotoran elektrolit (contaminated) - Pengotoran carbon / endapan - Permukaan elektrolit terlalu rendah - Terjadi pengosongan didalam sel (sparator) gangguan didalam sel. - Satu atau beberapa sel open sirkuit - Konektor antar sel, konektor antar arak atau terminal sel berkarat atau putus. - Permukaan rak tidak merata - Sinar matahari - Level elektrolit terlalu tinggi - Rating Charge tinggi - Suhu elektrolit terlalu tinggi pada saat pengisian ( charging ) - Elektrolit kosong, Charger gagal sehingga terjadi tegangan lebih, Ventplug tersumbat, terminal kendor dan terjadi arching. - Loss contact pada sepatu kabel (cable schoen) - Korosif Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 15

21 2.3.3 Pada Rangkaian Beban Tabel 2. 3 Tabel Pemeliharaan Setelah Gangguan pada Rangkaian Beban Kondisi Abnormal Terminal pencabangan rusak / longgar Hubung tanah Indikasi alarm DC hilang tidak ada Kerusakan isolasi pada kabel pengawatan Kemungkinan Penyebab - Penggabungan beberapa kabel - Ukuran kabel tidak sesuai - Kerusakan isolasi kabel - Terminal basah /kotor - Auxiliary Contact MCB rusak - Kabel putus - Rele bantu rusak - Gangguan mekanis - Penuaan - Terkena panas - Binatang Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 16

22 3. EVALUASI HASIL PEMELIHARAAN Evaluasi hasil pemeliharaan adalah merupakan kajian dan penilaian hasil inspeksi maupun pengukuran kemudian membandingkan dengan Standar sebagai acuan dalam menilai kondisi peralatan. 3.1 In-Service Inspection Tabel 3.14Tabel In-Service Inspection No Uraian Standar/Acuan 1 Suhu dalam Panel Rectifier Max 45 C 2 Kelembaban ruangan < 70% 3 Pemeriksaan kebersihan panel rectifier Bersih, kering tidak berdebu bagian luar 4 Pemeriksaan Tegangan pengisian rectifier Baterai Nicad : Tegangan Floating:1,4-1,42V/sel Tegangan Equalizing :1,5-1,55V/sel Baterai Lead Acid : Tegangan Floating: 2,18V/sel Tegangan Equalizing : 2,33V/sel 5 Pemeriksaan arus pengisian rectifier Baterai Nicad : 0,2 x C Baterai Lead Acid : 0,1xC (IEC 623) 6 Lampu indikator rectifier Menyala 7 Pemeriksaan Fuse/MCB/NFB Posisi On 8 Pemeriksaan kebersihan sel dan rak Tidak lembab/ tidak kotor dan keadaan baterai kering 9 Pemeriksaan kipas ventilasi Beroperasi normal 10 Pemeriksaan level elektrolit Level batas antara Min dan Max 11 Pemeriksaan sel (kontainer) Tidak retak/bocor/ kembung 3.2 In-Service Measurement Tabel 3.2 5In-Service Measurement No Uraian Standar/Acuan 1 Tegangan input AC pada rectifier sesuai range name plate 2 Tegangan sel yang kondisinya dibawah standar dari hasil pengukuran sebelumnya. <1,2V ( Nicad) dan Asam ( <2V ) Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 17

23 No Uraian Standar/Acuan Nicad 1,19 gram/liter 3 Berat Jenis Lead acid 1,215 gr/liter (full charge) 4 Akurasi pengukuran Volt meter rectifier Sesuai dengan kelas meter 5 Akurasi pengukuran Ampere meter rectifier Sesuai dengan kelas meter 6 Perbedaan Tegangan Positif- Pemeriksaan Tegangan DC terhadap Ground = Tegangan Negatif - ground 110 V Ground Terhadap Ground = 0 % 7 Pemeriksaan Tegangan DC terhadap Ground 48 V Positif Ground = 0 Volt Positif Negatif = 48 Volt Baterai Alkali :Tegangan 1,4-8 1,42V/sel Pemeriksaan tegangan per-sel dan total Baterai asam : 2,23 V/sel (IEC (floating) 4781) 9 Pemeriksaan tegangan per-sel dan total Nicad 1,5-1,55V/sel (equalizing) Lead acid 2,33 V/sel ( IEC 478-1) 10 Pemeriksaan arus pada rangkaian baterai < 1 Ampere 11 Arus pengisian equalizing Nicad 0,2 x C (IEC 623) Lead acid 0,1 x C (IEC 623) 12 Berdasarkan percobaan kondisi Suhu terminal-terminal pada rectifier dan normal 1-2 ºC diatas ambient baterai temperatur 13 Suhu komponen utama rectifier Maksimum 45 ºC 14 Pemeriksaan karet-karet pintu dan kunci Pintu tertutup rapat dan dapat dikunci 3.3 Shutdown Testing Tabel 3. 36Tabel Shutdown Testing No Uraian Standar/Acuan 1 Seting tegangan output rectifier Nicad :Tegangan 1,4-1,42V/sel x jml sel Lead acid: 2,23 V/sel x jml sel 2 Seting arus output rectifier (limit current) Nicad :0,2 x C +(arus beban) Lead acid :0,1 x C +(arus beban) 3 Arus pengisian ke baterai setelah baterai di Nicad : 0,2 x C test kapasitas Lead acid : 0,1 x C 4 Riple tegangan < 2%, 1% RMS tanpa tersambung ke baterai. 5 Kebersihan komponen pada rectifier Tidak berdebu Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 18

24 No Uraian Standar/Acuan 6 Tahanan isolasi transformator utama rectifier > 10 MΩ pada 500V 7 Pemeriksaan filter Bersih dan tidak bocor 8 Kondisi PCB modul elektronic Kondisi bersih dan tidak terdapat tanda-tanda komponen yang rusak 9 Pemeriksaan Socket pada PCB Bersih dan tidak longgar 11 Tegangan Positif Ground = Pemeriksaan Tegangan DC 110V terhadap Tegangan Negatif - Ground ground 12 Pemeriksaan Tegangan DC 48 V 13 Kapasitas Baterai Positip Ground : 0 V Positip Negatip : 48 V Kondisi Baik >80% Arus Discharge Nicad 0,2 x C 5 Arus Discharge Lead Acid 0,1 x 14 Tegangan Akhir Pengosongan per-sel Nicad : 1V/sel Lead acid: 1,8V/sel 15 Tegangan Akhir Pengisian per-sel Nicad : 1,7 1,9 V/sel Lead acid: 2,4 V/sel 16 Pemeriksaan suhu elektrolit pada saat pengisian boost Maksimum 35 ºC 17 Pemeriksaan Berat Jenis cairan elektrolit Kondisi baik : Nicad 1,19 gram/liter Lead acid 1,215 gr/liter (full charge) 18 Kebersihan klem sel baterai dan rak baterai Tidak kotor dan tidak korosif 19 Pemeriksaan open circuit pada rangkaian Tidak open / menunjukan baterai besaran tegangan 20 Pemeriksaan konektor dan kekencangan mur baut seluruh sel M8=20 ± 2Nm,M10=30 ± 3Nm M8=16 ± 1Nm,M10=20 ± 1Nm 21 Pemeriksaan Voltage Droper Bekerja sesuai setingnya : - Berfungsi menurunkan tegangan pada saat pengisian equalizing dan Boost - Pada saat sumber AC tidak ada bekerja mem-baypass (tanpa droper) C 10 Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 19

25 3.4 Metode Metode yang dipergunakan dalam pelaksanaan pemeliharaan Sistem DC adalah metode assessment hasil monitoring operasi dan pemeliharaan rutin sesuai periodik yang sudah ditentukan. Dalam pelaksanaannya berorientasi pada CBM peralatan level 1 yaitu lebih mencermati fungsi dan kondisi peralatan sehingga dapat menentukan model kegagalan yang mungkin terjadi pada seluruh peralatan sistem DC. 4. REKOMENDASI Rekomendasi yang dihasilkan mengacu kepada hasil pemeliharaan yang telah dilakukan dibandingkan dengan standar yang ditetapkan dan rekomendasi langkah penyempurnaan untuk meningkatkan keandalan Sistem DC 4.1. Berdasarkan hasil pemeliharaan in service inspection dihasilkan rekomendasi sebagai berikut : Tabel 4.17Tabel Rekomendasi In-Service Inspection rectifier No Pemeriksaan Kondisi Rekomendasi 1 Suhu ruangan rectifier > 24 ºC Periksa exhaust fan 2 Suhu dalam Panel Rectifier Max 35 ºC Periksa komponen rectifier 3 Kelembaban ruangan rectifier < 60 % Periksa Heater 4 Kebersihan rectifier Kotor Bersihkan 5 Seting Tegangan Floating Tegangan pengisian rectifier Tidak sesuai Nicad 1,4V / cell, Lead 110 V dan 48V (Floating) Acid 2,3/Cell 6 Arus pengisian rectifier Tidak sesuai Seting Arus pengisian 7 Lampu indikator rectifier Tidak Nyala Periksa wiring indikator Ganti segera bila putus 8 Fuse/MCB/NFB Putus Ganti Fuse/MCB/NFB kemudian dilengkapi dengan Aux switch 9 Suhu terminal-terminal pada rectifier Terminal panas Ganti terminal yang rusak 10 Kondisi komponen utama Terdapat yang Ganti komponen yang pada rectifier rusak rusak Tambahkan air murni 11 Kondisi level elektrolit Elektrolit berkurang sampai batas antara Minimum dan Maksimum Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 20

26 Tabel Tabel Rekomendasi In-Service Inspection baterai No Pemeriksaan Kondisi Rekomendasi Bersihkan seluruh sel Kebersihan sel dan rak 1 Berdebu baterai dan raknya bila baterai perlu cat ulang. 2 Fuse/MCB/NFB Putus 3 Kondisi kipas ventilasi ruang Tidak normal Baterai 4 Kondisi kekencangan mur Terminal longgar baut pada terminal baterai 5 Kondisi level elektrolit Elektrolit berkurang Ganti Fuse/MCB/NFB kemudian dilengkapi dengan Aux switch Periksa, dan perbaiki bila rusak Bersihkan baut pada terminal, kencangkan sesuai torsi yang sesuai Tambahkan air murni sampai batas antara Minimum dan Maksimum 4.2 Berdasarkan hasil pemeliharaan in service Measurement dihasilkan rekomendasi sebagai berikut : Tabel 4. 39Tabel Rekomendasi In-Service Measurement No Pemeriksaan Kondisi Rekomendasi Tegangan input AC Tegangan input Periksa transformator PS, 1 pada rectifier naik/turun > 10 % rubah posisi tap transformator PS 2 Lakukan pengisian Tegangan sel yang < 1,2 V/sel (nicad) equalizing dipilih < 2 V/sel (asam) Ganti baterai nicad /asam Rata-rata tegangan - Periksa level elektrolit 3 Pengukuran tegangan per-sel bertegangan - Periksa Berat jenis per-sel dan total rendah elektrolit - Charging dengan benar < 1,17 gr/ltr (nicad) Ganti elektrolit nicad 4 Pemeriksaan berat jenis < 1,18 gr/ltr (asam) - Lakukan pengisian (batas minimum) equalizing - Ganti baterai asam 5 Pemeriksaan kondisi Volt meter dan Ampere Akurasi penunjukan tidak sesuai dengan Periksa dan Kalibrasi Volt meter dan Ampere meter. meter pada rectifier kelas meter 6 Kondisi DC ground DC ground tidak - Telusuri DC ground fault Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 21

27 No Pemeriksaan Kondisi Rekomendasi (khusus sistem 110V) seimbang ± 5% dg metode Grouser - Pencarian lokasi gangguan menggunakan metode lokalisir - Melakukan pemeriksaan 7 DC ground tidak dan penyempurnaan pada Kondisi DC ground seimbang ± 0% konektor. (khusus sistem 48 V) - Mengencangkan baut terminal grounding. 8 Karet-karet pintu dan Ganti karet pintu dan Kondisi rusak kunci rectifier kunci rectifier. 4.3 Berdasarkan hasil pemeliharaan Shutdown Testing dihasilkan rekomendasi sebagai berikut : Tabel Tabel Rekomendasi Shutdown Testing No Pemeriksaan Kondisi Rekomendasi Seting tegangan output 1 rectifier dengan acuan Seting tegangan dan Seting tegangan output sbb : arus output rectifier tidak sesuai dengan yang - Nicad :1,4-1,42V/sel x ketika pengisian diharapkan (pada baterai jml sel floating Nicad / asam) - Lead acid: 2,23 V/sel x jml sel 2 Riple tegangan - Periksa filter pada rectifier Hasil pengukuran riple - Ganti Filter capacitor tegangan tinggi, melebihi dengan kapasitas yang batas yang diijinkan (>2%) lebih tinggi. Nicad : Lakukan Charge Berat jenis cairan elektrolit discharge dan pengujian 3 Kondisi Berat Jenis cairan elektrolit rendah pada baterai Nicad atau asam. Carbon, bila perlu reconditioning elektrolit. Lead Acid : Lakukan Charge discharge, bila perlu ganti baterai yang dianggap Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 22

28 No Pemeriksaan Kondisi Rekomendasi rusak. Tahanan isolasi Kondisi isolasi 4 transformator utama transformator menurun Periksa, bila perlu ganti rectifier (<10 MΩ) Pentanahan Perbaiki sistem 5 Hasil pengukuran > 1 Ω (Grounding) pentanahan - Kencangkan dengan Kekencangan mur baut pada terminal Terminal pada torsi yang sesuai. - Ukur arus pada sisi 6 transformator utama transformator longgar sekunder transformator, bila tidak simetris ganti transformator. 7 Filter capasitor Retak,Bocor (Visual) 8 Fuse/ pengaman Putus dan indikasi tidak pada rectifier ada 9 Terminal-terminal dan Terminal pengawatan pengawatan pada longgar rectifier Modul elektronic dan Modul elektronik dan 10 Socket pada PCB socket kotor / rusak Kondisi konektor dan 11 kekencangan mur Konektor antar sel baterai baut seluruh sel longgar baterai 12 Kondisi Voltage Tidak bekerja sesuai Droper fungsinya. 13 Rak baterai Berkarat / korosif Ganti capasitor dengan spesifikasi teknis yang sama. - Usut gangguannya - Periksa kesesuaian rating arus pada fuse. - Melakukan pemeriksaan terminal. - Kencangkan dan bila perlu ganti terminal - Bersihkan menggunakan contact cleaner - Bila kondisi rusak ganti. Buka konektor,bersihkan dan kencangkan dengan torsi yang sesuai - Periksa kondisi dioda Droper - Tuning kendali tegangan pada modul voltage droper - Lakukan uji fungsi - Melakukan pemeriksaan sel. - Bongkar sel baterai, bersihkan karat dan cat Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 23

29 No Pemeriksaan Kondisi Rekomendasi kembali. Kondisi baterai per sel - Lakukan pengisian boost kemudian uji ulang. 14 mengalami penurunan - Bila kapasitas tidak Kapasitas baterai per kapasitas (<80%) meningkat sebelum sel menurun (<80%) rekondisi elektrolit, lakukan uji carbon. - Lakukan penggantian sel yang rusak. - Hentikan pengisian jika suhu elektrolit >35 o C 15 Suhu baterai pada saat - Periksa Terminal Suhu elektrolit sel pengisian dengan harga sambungan sel baterai baterai tinggi ( Boost) naik > 35 o C - Lakukan uji karbon, bila perlu reconditioning elektrolit. 16 Kandungan Carbon Hasil Uji melebihi yang Lakukan reconditioning ditentukan (75 gr/ltr) elektrolit. Periksa tegangan output Seting Sensor Low Sensor low voltage pada rectifier, bila tegangan 17 DC Voltage. rectifier menyala dan tidak normal lakukan tuning bisa diriset sampai lampu indikator low voltage bisa di reset. Sensor High voltage pada Periksa tegangan output Seting Sensor High rectifier menyala dan tidak rectifier, bila tegangan 18 DC Voltage bisa diriset tidak normal lakukan tuning sampai lampu indikator low voltage bisa di reset. 19 Kondisi Sel Kondisi Sel retak/ Bocor dan kembung Dilakukan Sel baterai. penggantian Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 24

30 Lampiran 1 - FORMULIR HASIL UJI Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 25

31 Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 26

32 Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 27

33 Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 28

34 Lampiran 2 - HASIL PENGUJIAN FUNGSI RECTIFIER DAN VOLTAGE DROPER Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 29

35 Lampiran 3 - FMEA Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 30

36 GLOSARRY 1. Inservice Peralatan penyaluran tenaga listrik dalam kondisi bertegangan. 2. Inservice Inspection Pemeriksaan Peralatan penyaluran tenaga listrik dalam kondisi bertegangan menggunakan panca indera. 3. Inservice Measurement Pengujian atau pengukuran peralatan penyaluran tenaga listrik dalam kondisi bertegangan menggunakan alat bantu. 4. Shutdown Testing/Measurement Pengujian/pengukuran Peralatan penyaluran tenaga listrik dalam kondisi tidak bertegangan. 5. Shutdown Function Check Pengujian fungsi peralatan penyaluran tenaga listrik dalam kondisi tidak bertegangan. 6. Pengujian /Pemeriksaan Setelah Gangguan Pengujian / Pemeriksaan yang dilakukan setelah terjadi gangguan pada peralatan penyaluran tenaga listrik. 7. FMEA (Failure Mode Effect Analysis) Metode evaluasi peralatan untuk meningkatkan availability dengan cara mendeteksi kemungkinan kemungkinan kelemahan desain dan penyebab kerusakan dominan. Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 31

BATERAI-CHARGER PADA GARDU INDUK 150 KV SRONDOL. Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia

BATERAI-CHARGER PADA GARDU INDUK 150 KV SRONDOL. Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia BATERAI-CHARGER PADA GARDU INDUK 150 KV SRONDOL Ibnu Salam 1, Susatyo Handoko, ST. MT 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang,

Lebih terperinci

ABSTRAK. kontrol pada gardu induk 150 kv UPT Semarang. lainnya seperti panel-pane

ABSTRAK. kontrol pada gardu induk 150 kv UPT Semarang. lainnya seperti panel-pane Makalah Seminar Kerja Praktek SISTEM CATU DAYA SEARAH ( DC POWER ) PADA GARDU INDUK 150 KV SRONDOL PT PLN (PERSERO) UPT SEMARANG Oleh : Guspan Hidi Susilo L2F 008 041 Jurusan Teknikk Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

KEGAGALAN PROTEKSI PADA GARDU INDUK 150 kv AKIBAT SUPLAI TEGANGAN DC SUGIANTO, NASRUN LUBIS

KEGAGALAN PROTEKSI PADA GARDU INDUK 150 kv AKIBAT SUPLAI TEGANGAN DC SUGIANTO, NASRUN LUBIS KEGAGALAN PROTEKSI PADA GARDU INDUK 150 kv AKIBAT SUPLAI TEGANGAN DC SUGIANTO, NASRUN LUBIS Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri, Institut Sains dan Teknologi Nasional, Jakarta Jalan

Lebih terperinci

BAB IV SISTEM KONVERSI ENERGI LISTRIK AC KE DC PADA STO SLIPI

BAB IV SISTEM KONVERSI ENERGI LISTRIK AC KE DC PADA STO SLIPI BAB IV SISTEM KONVERSI ENERGI LISTRIK AC KE DC PADA STO SLIPI 4.1 Umum Seperti yang telah dibahas pada bab III, energi listrik dapat diubah ubah jenis arusnya. Dari AC menjadi DC atau sebaliknya. Pengkonversian

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN TRANSFORMATOR TENAGA 150 KV DI GARDU INDUK APP DURIKOSAMBI

BAB IV PERAWATAN TRANSFORMATOR TENAGA 150 KV DI GARDU INDUK APP DURIKOSAMBI BAB IV PERAWATAN TRANSFORMATOR TENAGA 150 KV DI GARDU INDUK APP DURIKOSAMBI 4.1 Trafo Step Up 150 kv PT. PLN Durikosambi Gardu Induk Durikosambi berjenis gardu induk Switchyard, yakni gardu induk yang

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI

BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI 4.1 In Service / Visual Inspection 4.1.1 Pengertian Merupakan kegiatan inspeksi atau pengecekan yang dilakukan dengan menggunakan 5 sense (panca

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek BATERAI SEBAGAI SUPLAI TEGANGAN DC PADA GARDU INDUK 150 KV KALISARI

Makalah Seminar Kerja Praktek BATERAI SEBAGAI SUPLAI TEGANGAN DC PADA GARDU INDUK 150 KV KALISARI Makalah Seminar Kerja Praktek BATERAI SEBAGAI SUPLAI TEGANGAN DC PADA GARDU INDUK 150 KV KALISARI I Nugroho. 1, Ir. Tejo Sukmadi, MT. 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BATERAI SEBAGAI SUPLAI TEGANGAN DC PADA GARDU INDUK 150 KV KALISARI

BATERAI SEBAGAI SUPLAI TEGANGAN DC PADA GARDU INDUK 150 KV KALISARI Makalah Seminar Kerja Praktek BATERAI SEBAGAI SUPLAI TEGANGAN DC PADA GARDU INDUK 150 KV KALISARI I Nugroho. 1, Ir. Tejo Sukmadi, MT. 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. pembuatan tugas akhir. Maka untuk memenuhi syarat tersebut, penulis mencoba

BAB III PERANCANGAN. pembuatan tugas akhir. Maka untuk memenuhi syarat tersebut, penulis mencoba BAB III PERANCANGAN 3.1 Tujuan Perancangan Sebagai tahap akhir dalam perkuliahan yang mana setiap mahasiswa wajib memenuhi salah satu syarat untuk mengikuti sidang yudisium yaitu dengan pembuatan tugas

Lebih terperinci

CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT

CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT Hendrickson 13410221 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma 2010 Dosen Pembimbing : Diah Nur Ainingsih, ST., MT. Latar Belakang Untuk

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Spesifikasi Sistem 4.1.1. Spesifikasi Baterai Berikut ini merupakan spesifikasi dari baterai yang digunakan: Merk: MF Jenis Konstruksi: Valve Regulated Lead Acid (VRLA)

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i. DAFTAR GAMBAR... iv. DAFTAR TABEL... v. DAFTAR LAMPIRAN... vi

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i. DAFTAR GAMBAR... iv. DAFTAR TABEL... v. DAFTAR LAMPIRAN... vi DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i DAFTAR GAMBAR... iv DAFTAR TABEL... v DAFTAR LAMPIRAN... vi 1 1. PENDAHULUAN... 1 1.1 Gambaran Umum... 1 1.2 Pola Proteksi Transformator... 1 1.2.1 Pola Proteksi Transformator

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Proteksi Sistem Tenaga Listrik Proteksi terhadap suatu sistem tenaga listrik adalah sistem pengaman yang dilakukan terhadap peralatan- peralatan listrik, yang terpasang pada sistem

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Blok Diagram dan Alur Rangkaian Blok diagram dan alur rangkaian ini digunakan untuk membantu menerangkan proses penyuplaian tegangan maupun arus dari sumber input PLN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN. Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 32 BAB III METODE PENELITIAN Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah minyak sawit (palm oil) dapat digunakan sebagai isolasi cair pengganti minyak trafo, dengan melakukan pengujian

Lebih terperinci

BAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR)

BAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR) 27 BAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR) 4.1 Umum Sistem proteksi merupakan salah satu komponen penting dalam system tenaga listrik secara keseluruhan yang tujuannya untuk menjaga

Lebih terperinci

BAB II NO BREAK SYSTEM

BAB II NO BREAK SYSTEM BAB II NO BREAK SYSTEM 2.1 Definisi Umum Sistem Catu Daya Sistem catu daya adalah suatu kumpulan dari perangkat-perangkat catu daya yang bekerja bersama-sama dalam rangka penyelenggaraan suatu energi listrik

Lebih terperinci

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Rangkaian Elektronik Lampu Navigasi Energi Surya Rangkaian elektronik lampu navigasi energi surya mempunyai tiga komponen utama, yaitu input, storage, dan output. Komponen input

Lebih terperinci

No. Nama Komponen Fungsi

No. Nama Komponen Fungsi Jobsheet Baterai / Aki PROSEDUR MELEPAS BATERAI 1. Matikan mesin atau putar kunci kontak pada posisi OFF. 2. Buka tutup tempat baterai atau body pada sepeda motor. 3. Kendorkan terminal baterai negatif

Lebih terperinci

BAB IV PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI

BAB IV PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI BAB IV PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI 4.1 Pengerian dan Tujuan Pemeliharaan Pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi adalah serangkaian tindakan atau proses kegiatan untuk mempertahankan kondisi dan

Lebih terperinci

MANAGEMENT PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN PHBTR

MANAGEMENT PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN PHBTR MANAGEMENT PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN PHBTR Tugas ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan mata kuliah Managemen Pemeliharaan dan Perbaikan Tenaga Listrik pada semester VI Program Studi D3

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK Oleh: FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS NEGERI MALANG Oktober 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring jaman

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI GROUND FAULT DETECTOR

BAB II LANDASAN TEORI GROUND FAULT DETECTOR BAB II LANDASAN TEORI GROUND FAULT DETECTOR 2.1.FUNGSI ALAT GROUND FAULT DETECTOR (GFD) Ground Fault Detector (GFD) adalah alat yang berfungsi untuk mendeteksi adanya arus lebih atau gangguan hubung singkat

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN SISTEM SUPLAI AC & DC. Jl. Prof. Sudharto, tembalang, Semarang, Indonesia

Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN SISTEM SUPLAI AC & DC. Jl. Prof. Sudharto, tembalang, Semarang, Indonesia Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN SISTEM SUPLAI AC & DC Paul Henry Ginting 1, Ir. Tejo Sumakdi. M. T. 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

BAB III PRINSIP KERJA ALAT DAN RANGKAIAN PENDUKUNG

BAB III PRINSIP KERJA ALAT DAN RANGKAIAN PENDUKUNG BAB III PRINSIP KERJA ALAT DAN RANGKAIAN PENDUKUNG 3.1 RANGKAIAN SOLAR HOME SISTEM Secara umum sistem pemabangkit daya listrik fotovoltaik dapat dibedakan atas 2 (dua) jenis[2]: a. Sistem langsung, yaitu

Lebih terperinci

II. Baterai Bateri merupakan suatu alat yang. Gambar 1 Susunan dasar suatu baterai

II. Baterai Bateri merupakan suatu alat yang. Gambar 1 Susunan dasar suatu baterai Makalah Seminar Kerja Praktek BATERAI SEBAGAI SUPLAI TEGANGAN DC PADA GARDU INDUK 150 KV SRONDOL PT PLN (PERSERO) UPT SEMARANG Oleh : Agiel Triyadiputra L2F 007 004 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

Monitoring Catu Cadangan 110V DC PMT dengan Menggunakan Media Modem GSM. Surya Mulia Rahman

Monitoring Catu Cadangan 110V DC PMT dengan Menggunakan Media Modem GSM. Surya Mulia Rahman Monitoring Catu Cadangan 110V DC PMT dengan Menggunakan Media Modem GSM Surya Mulia Rahman - 2210038008 Sistem Catu Daya DC Rectifier / Charger Baterai Transformator Utama Penyearah Thyristor Filter (penyaring)

Lebih terperinci

Pengoperasian dan Pemeliharaan

Pengoperasian dan Pemeliharaan Pengoperasian dan Pemeliharaan Pengoerasian dan pemeliharaan PLTS terpusat Workshop PLTS Universitas Andalas 6 Oktober 2017 Page 1 Topik pembahasan 1. Mengapa perlu pengelolaan? Siapa yang mengelola? 2.

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SUPLAI DAYA LISTRIK BEBAN PARSIAL 200 WATT MENGGUNAKAN AKUMULATOR DENGAN METODA SWITCHING

RANCANG BANGUN SUPLAI DAYA LISTRIK BEBAN PARSIAL 200 WATT MENGGUNAKAN AKUMULATOR DENGAN METODA SWITCHING RANCANG BANGUN SUPLAI DAYA LISTRIK BEBAN PARSIAL 200 WATT MENGGUNAKAN AKUMULATOR DENGAN METODA SWITCHING LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Menyelesaikan Program Diploma III Oleh

Lebih terperinci

BAB IV GROUND FAULT DETECTOR (GFD)

BAB IV GROUND FAULT DETECTOR (GFD) BAB IV GROUND FAULT DETECTOR (GFD) 4.1 Umum Dengan meningkatnya tingkat pertumbuhan penggunaan energi listrik yang smakin hari semakin meningkat maka pasokan listrik harus meningkat pula Tingkat kehandalan

Lebih terperinci

I S T E M S U P L A I A C / D C D : P D M / P G I

I S T E M S U P L A I A C / D C D : P D M / P G I B u k u P e d o m a n P e m e l i h a r a a n S I S T E M S U P L A I A C / D C D o k u m e n n o m o r : P D M / P G I / 1 9 : 2 0 1 4 P T P L N ( P E R S E R O ) J l T r u n o j o y o B l o k M I / 1

Lebih terperinci

PRAKTIKUM 1: SISTEM PENTANAHAN /GROUNDING -PENGUKURAN TAHANAN PENTANAHAN

PRAKTIKUM 1: SISTEM PENTANAHAN /GROUNDING -PENGUKURAN TAHANAN PENTANAHAN PRAKTIKUM 1: SISTEM PENTANAHAN /GROUNDING -PENGUKURAN TAHANAN PENTANAHAN I. TUJUAN 1. Mengetahui besarnya tahanan pentanahan pada suatu tempat 2. Mengetahui dan memahami fungsi dan kegunaan dari pengukuran

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan III-1 BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Perancangan Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan menghasilkan suatu sistem yang dapat mengontrol cahaya pada lampu pijar untuk pencahayaanya

Lebih terperinci

TEORI DASAR. 2.1 Pengertian

TEORI DASAR. 2.1 Pengertian TEORI DASAR 2.1 Pengertian Dioda adalah piranti elektronik yang hanya dapat melewatkan arus/tegangan dalam satu arah saja, dimana dioda merupakan jenis VACUUM tube yang memiliki dua buah elektroda. Karena

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.. Spesifikasi Sistem 4... Spesifikasi Panel Surya Model type: SPU-50P Cell technology: Poly-Si I sc (short circuit current) = 3.7 A V oc (open circuit voltage) = 2 V FF (fill

Lebih terperinci

PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pemeliharaan Kubikel

PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pemeliharaan Kubikel 4. PENGERTIAN DAN TUJUAN PEMELIHARAAN Adalah kegiatan yang meliputi rangkaian tahapan kerja mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga pengendalian dan evaluasi pekerjaan pemeliharaan instalasi dan sistem

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 TEORI DASAR GENSET Genset adalah singkatan dari Generating Set. Secara garis besar Genset adalah sebuah alat /mesin yang di rangkai /di design /digabungkan menjadi satu kesatuan.yaitu

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK 3.1 Tahapan Perencanaan Instalasi Sistem Tenaga Listrik Tahapan dalam perencanaan instalasi sistem tenaga listrik pada sebuah bangunan kantor dibagi

Lebih terperinci

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel A. Tujuan Mahasiswa mampu dan terampil melakukan pemasangan instalasi listrik secara seri, paralel, seri-paralel, star, dan delta. Mahasiswa mampu menganalisis rangkaian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Solar Cell Solar Cell atau panel surya adalah suatu komponen pembangkit listrik yang mampu mengkonversi sinar matahari menjadi arus listrik atas dasar efek fotovoltaik. untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1. 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Blok Diagram Modul Baby Incubator Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1. PLN THERMOSTAT POWER SUPPLY FAN HEATER DRIVER HEATER DISPLAY

Lebih terperinci

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR ARUS (CURRENT TRANSFORMER / CT)

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR ARUS (CURRENT TRANSFORMER / CT) PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR ARUS (CURRENT TRANSFORMER / CT) Oleh : Agus Sugiharto Abstrak Seiring dengan berkembangnya dunia industri di Indonesia serta bertambah padatnya aktivitas masyarakat,

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN TRAFO ARUS (CT) PADA PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UNIT PELAYANAN TRANSMISI SEMARANG

PEMELIHARAAN TRAFO ARUS (CT) PADA PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UNIT PELAYANAN TRANSMISI SEMARANG PEMELIHARAAN TRAFO ARUS (CT) PADA PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UNIT PELAYANAN TRANSMISI SEMARANG Aditya Teguh Prabowo 1, Agung Warsito 2 1 Mahasiswa dan 2

Lebih terperinci

BAB 5 SUMBER ARUS (BATERAI)

BAB 5 SUMBER ARUS (BATERAI) BAB 5 SUMBER ARUS (BATERAI) 5.1. Pendahuluan Baterai merupakan suatu komponen elektrokimia yang menghasilkan tegangan dan menyalurkannya ke rangkaian listrik. Dewasa ini baterai merupakan sumber utama

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan,

TINJAUAN PUSTAKA. Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan, 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem kontrol (control system) Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan, memerintah dan mengatur keadaan dari suatu sistem. [1] Sistem kontrol terbagi

Lebih terperinci

DAFTAR STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG OPERASI

DAFTAR STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG OPERASI DAFTAR STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG OPERASI LEVEL 1 Kode Unit : DIS.OPS.005(1).B... 5 Judul Unit : Mengganti fuse pada peralatan hubung bagi (PHB-TR).

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Solar Cell, Media pembelajaran berbasis web, Intensitas Cahaya, Beban, Sensor Arus dan Tegangan PENDAHULUAN

ABSTRAK. Kata kunci: Solar Cell, Media pembelajaran berbasis web, Intensitas Cahaya, Beban, Sensor Arus dan Tegangan PENDAHULUAN Rancang Bangun Sistem Kontrol dan Monitoring Sel Surya dengan Raspberry Pi Berbasis Web Sebagai Sarana Pembelajaran di Akademi Teknik dan Penerbangan Surabaya Hartono Indah Masluchah Program Studi Diploma

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem perangkat keras dari UPS (Uninterruptible Power Supply) yang dibuat dengan menggunakan inverter PWM level... Gambaran Sistem input

Lebih terperinci

DAFTAR ISI STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG OPERASI

DAFTAR ISI STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG OPERASI DAFTAR ISI STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG OPERASI LEVEL 1 Kode Unit : DIS.OPS.005(1).B... 5 Judul Unit : Mengganti fuse pada peralatan hubung bagi (PHB-TR).

Lebih terperinci

RANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG (RECTIFIER) OLEH: SRI SUPATMI,S.KOM

RANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG (RECTIFIER) OLEH: SRI SUPATMI,S.KOM RANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG (RECTIFIER) OLEH: SRI SUPATMI,S.KOM RANGKAIAN PENYEARAH (RECTIFIER) Rangkaian penyearah gelombang merupakan rangkaian yang berfungsi untuk merubah arus bolak-balik (alternating

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Sistem Eksitasi Pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Musi

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Sistem Eksitasi Pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Musi BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Sistem Eksitasi Pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Musi 4.1.1. Umum Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Musi merupakan pembangkit listrik tenaga air dengan tipe

Lebih terperinci

A. Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menjelaskan menguji/memeriksa baterai. 2. Siswa dapat menjelaskan prosedur pemeriksaan visual baterai.

A. Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menjelaskan menguji/memeriksa baterai. 2. Siswa dapat menjelaskan prosedur pemeriksaan visual baterai. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar : Memelihara Baterai : Menguji Baterai Indikator : Dapat menjelaskan prosedur pengujian baterai. A. Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menjelaskan menguji/memeriksa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini meliputi waktu dan tempat penelitian, alat dan bahan, rancangan alat, metode penelitian, dan prosedur penelitian. Pada prosedur penelitian akan dilakukan beberapa

Lebih terperinci

BAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive)

BAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive) 15 BAB III CAPACITOR BANK 3.1 Panel Capacitor Bank Dalam sistem listrik arus AC/Arus Bolak Balik ada tiga jenis daya yang dikenal, khususnya untuk beban yang memiliki impedansi (Z), yaitu: Daya Semu (S,

Lebih terperinci

BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK. Gambar 2.1 Gardu Induk

BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK. Gambar 2.1 Gardu Induk BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK Gardu Induk merupakan suatu instalasi listrik yang terdiri atas beberapa perlengkapan dan peralatan listrik dan menjadi penghubung listrik

Lebih terperinci

Studi Kapasitas Baterai 110 Vdc pada Gardu Induk 150 kv Bangkinang

Studi Kapasitas Baterai 110 Vdc pada Gardu Induk 150 kv Bangkinang Studi Kapasitas Baterai pada Gardu Induk 150 kv Bangkinang Ricky Agned, Nurhalim Program Studi Teknik Elektro S1,Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Riau Kampus Binawidya Km 12,5 Simpang

Lebih terperinci

Memelihara baterai. Mendeskripsikan standar karakteristik operasional baterai

Memelihara baterai. Mendeskripsikan standar karakteristik operasional baterai Memelihara baterai Mendeskripsikan standar karakteristik operasional baterai Batere berfungsi untuk penyimpan daya listrik sementara. Batere mengalirkan arus searah (DC) dan memiliki banyak tipe. Batere

Lebih terperinci

TRAINER FEEDBACK THYRISTOR AND MOTOR CONTROL

TRAINER FEEDBACK THYRISTOR AND MOTOR CONTROL TRAINER FEEDBACK THYRISTOR AND MOTOR CONTROL FAKULTAS TEKNIK UNP JOBSHEET/LABSHEET JURUSAN : TEKNIK ELEKTRO NOMOR : I PROGRAM STUDI : DIV WAKTU : 2 x 50 MENIT MATA KULIAH /KODE : ELEKTRONIKA DAYA 1/ TEI051

Lebih terperinci

Adaptor/catu daya/ Power Supply

Adaptor/catu daya/ Power Supply Adaptor/catu daya/ merupakan sumber tegangan DC. Sumber tegangan DC ini dibutuhkan oleh berbagai macam rangkaian elektronika untuk dapat dioperasikan. Rangkaian inti dari catu daya / Power Supply ini adalah

Lebih terperinci

1. PRINSIP KERJA CATU DAYA LINEAR

1. PRINSIP KERJA CATU DAYA LINEAR 1. PRINSIP KERJA CATU DAYA LINEAR Perangkat elektronika mestinya dicatu oleh suplai arus searah DC (direct current) yang stabil agar dapat bekerja dengan baik. Baterai atau accu adalah sumber catu daya

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA UPS

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA UPS BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA UPS 4.1 Perancangan UPS 4.1.1 Menghitung Kapasitas UPS Uninterruptible Power Supply merupakan sumber energi cadangan yang sangat penting bagi perusahaan yang bergerak di

Lebih terperinci

SOP Memelihara Transformator Distribusi Gardu Tiang

SOP Memelihara Transformator Distribusi Gardu Tiang PT. PLN (PERSERO) UDIKLAT PANDAAN SOP Memelihara Transformator Distribusi Gardu Tiang Kode Unit : DIS.HAR.026(2).A PETUGAS : 1. Pengawas 1 orang 2. Pelaksana 2 orang KOORDINASI : 1. Koordinator Perencanaan

Lebih terperinci

PT PLN (Persero) PROTEKSI DAN KONTROL BUSBAR DAFTAR ISI

PT PLN (Persero) PROTEKSI DAN KONTROL BUSBAR DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i DAFTAR GAMBAR... iii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR LAMPIRAN... v... 1 1. Pendahuluan... 1 1.1 Gambaran Umum... 1 1.2 Definisi dan Fungsi Bagian Utama... 3 1.2.1 Diferensial Busbar...3

Lebih terperinci

Solar PV System Users Maintenance Guide

Solar PV System Users Maintenance Guide Solar PV System Users Maintenance Guide Solar Surya Indonesia Komplek Ruko GreenVile Blok A No 1-2 Jl. Green Vile Raya, Duri Kepa Jakarta Barat 11510 Telp: 021-566.2831 Pedoman Pemilik Solar PV System

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Kerja Panel Kontrol Lift BAB III LANDASAN TEORI Gambar 3.1 Lift Barang Pada lift terdapat 2 panel dimana satu panel adalah main panel yang berisi kontrol main supaly dan control untuk pergerakan

Lebih terperinci

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG STUDI KEAHLIAN : TEKNOLOGI DAN REKAYASA PROGRAM STUDI KEAHLIAN : TEKNIK KETENAGALISTRIKAN KOMPETENSI KEAHLIAN : 1. TEKNIK

Lebih terperinci

PENYEDIA DAYA CADANGAN MENGGUNAKAN INVERTER

PENYEDIA DAYA CADANGAN MENGGUNAKAN INVERTER PENYEDIA DAYA CADANGAN MENGGUNAKAN INVERTER Zainal Abidin (1) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Banjarmasin Ringkasan Dalam penelitian ini di buat rancang pengganti cadangan sumber

Lebih terperinci

Laporan Kerja Praktek di PT.PLN (Persero) BAB III TINJAUAN PUSTAKA. 3.1 Pengertian PMCB (Pole Mounted Circuit Breaker)

Laporan Kerja Praktek di PT.PLN (Persero) BAB III TINJAUAN PUSTAKA. 3.1 Pengertian PMCB (Pole Mounted Circuit Breaker) BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Pengertian PMCB (Pole Mounted Circuit Breaker) PMCB (Pole Mounted Circuit Breaker) adalah sistem pengaman pada Tiang Portal di Pelanggan Tegangan Menengah 20 kv yang dipasang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Sistem pengendalian otomatis generator pada saat listrik padam, berfungsi untuk mengalihkan sumber catu daya listrik, dari listrik PLN ke listrik yang dihasilkan

Lebih terperinci

PERBAIKAN CRANE-2 HOTCELL 01 DI INSTALASI RADIOMETALURGI

PERBAIKAN CRANE-2 HOTCELL 01 DI INSTALASI RADIOMETALURGI PERBAIKAN CRANE-2 HOTCELL 01 DI INSTALASI RADIOMETALURGI Junaedi, Darma Adiantoro, Saud Maruli Tua Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN Kawasan PUSPIPTEK Tangerang 15314 ABSTRAK PERBAIKAN CRANE HOTCELL

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Defenisi Umum Solar Cell

BAB II LANDASAN TEORI Defenisi Umum Solar Cell 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Defenisi Umum Solar Cell Photovoltaic adalah teknologi yang berfungsi untuk mengubah atau mengkonversi radiasi matahari menjadi energi listrik secara langsung. Photovoltaic

Lebih terperinci

BAB IV PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA (CIRCUIT BREAKER) DI APP DURI KOSAMBI

BAB IV PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA (CIRCUIT BREAKER) DI APP DURI KOSAMBI BAB IV PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA (CIRCUIT BREAKER) DI APP DURI KOSAMBI 4.1 Definisi dan Tujuan Pemeliharaan Pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi adalah serangkaian tindakan atau proses kegiatan

Lebih terperinci

BAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT Pada bab sebelumnya telah diuraikan konsep rancangan dan beberapa teori yang berhubungan dengan rancangan ACOS (Automatic Change Over Switch) pada AC (Air Conditioning)

Lebih terperinci

SUB BIDANG INSPEKSI/KOMISIONING

SUB BIDANG INSPEKSI/KOMISIONING LAMPIRAN IV : PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : TANGGAL : STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG TRANSMISI TENAGA LISTRIK SUB BIDANG INSPEKSI/KOMISIONING DEPERTEMEN

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1. Gambaran Umum Sistem Sistem ini terdiri dari 2 bagian besar, yaitu, sistem untuk bagian dari panel surya ke baterai dan sistem untuk bagian dari baterai ke lampu jalan. Blok

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN TAHUNAN SISTEM DC (BATERAI 48 VOLT UNIT II) DI GARDU INDUK 150 KV SRONDOL

Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN TAHUNAN SISTEM DC (BATERAI 48 VOLT UNIT II) DI GARDU INDUK 150 KV SRONDOL Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN TAHUNAN SISTEM DC (BATERAI 48 VOLT UNIT II) DI GARDU INDUK 150 KV SRONDOL Cahyo Adhi Nugroho 1, Susatyo Handoko, ST. MT. 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapasitor Kapasitor banyak digunakan dalam sirkuit elektronik dan mengerjakan berbagai fungsi. Pada dasarnya kapasitor merupakan alat penyimpan muatan listrik yang dibentuk

Lebih terperinci

SIMULASI PROTEKSI DAERAH TERBATAS DENGAN MENGGUNAKAN RELAI OMRON MY4N-J12V DC SEBAGAI PENGAMAN TEGANGAN EKSTRA TINGGI DI GARDU INDUK

SIMULASI PROTEKSI DAERAH TERBATAS DENGAN MENGGUNAKAN RELAI OMRON MY4N-J12V DC SEBAGAI PENGAMAN TEGANGAN EKSTRA TINGGI DI GARDU INDUK Simulasi Proteksi Daerah Terbatas... (Setiono dan Arum) SIMULASI PROTEKSI DAERAH TERBATAS DENGAN MENGGUNAKAN RELAI OMRON MY4N-J12V DC SEBAGAI PENGAMAN TEGANGAN EKSTRA TINGGI DI GARDU INDUK Iman Setiono

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT 35 BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Diagram Blok Secara garis besar, rangkaian display papan skor LED dapat dibagi menjadi 6 blok utama, yaitu blok power supply, mikrokontroler, driver board, seven segmen,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Perancangan Perancangan merupakan suatu tahap yang sangat penting dalam pembuatan suatu alat, sebab dengan menganalisa komponen yang digunakan maka alat yang akan dibuat dapat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak ( Software). Pembahasan perangkat keras meliputi perancangan mekanik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat Keras ( Hardware) Dalam pembuatan tugas akhir ini diperlukan penguasaan materi yang digunakan untuk merancang kendali peralatan listrik rumah. Materi tersebut merupakan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PROTEKSI DENGAN RELAI JARAK. terutama untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Kebutuhan tenaga

BAB III SISTEM PROTEKSI DENGAN RELAI JARAK. terutama untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Kebutuhan tenaga BAB III SISTEM PROTEKSI DENGAN RELAI JARAK 3.1. Umum Tenaga listrik merupakan suatu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia, terutama untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Kebutuhan tenaga

Lebih terperinci

DIODA SEBAGAI PENYEARAH (E.1) I. TUJUAN Mempelajari sifat dan penggunaan dioda sebagai penyearah arus.

DIODA SEBAGAI PENYEARAH (E.1) I. TUJUAN Mempelajari sifat dan penggunaan dioda sebagai penyearah arus. DIODA SEBAGAI PENYEARAH (E.1) I. TUJUAN Mempelajari sifat dan penggunaan dioda sebagai penyearah arus. II. DASAR TEORI 2.1 Pengertian Dioda Dioda adalah komponen aktif bersaluran dua (dioda termionik mungkin

Lebih terperinci

Uninterruptible Power Supply (UPS)

Uninterruptible Power Supply (UPS) Uninterruptible Power Supply (UPS) Umum UPS adalah peralatan listrik yang berfungsi untuk memberi daya sementara ketika daya utama dari jaringan padam,daya sementara ini bersumber dari daya DC yang disimpan

Lebih terperinci

SEMIKONDUKTOR. Komponen Semikonduktor I. DIODE

SEMIKONDUKTOR. Komponen Semikonduktor I. DIODE SEMIKONDUKTOR Komponen Semikonduktor Di dunia listrik dan elektronika dikenal bahan yang tidak bisa mengalirkan listrik (isolator) dan bahan yang bisa mengalirkan listrik (konduktor). Gbr. 1. Tingkatan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 PERANCANGAN PERANGKAT KERAS Setelah mempelajari teori yang menunjang dalam pembuatan alat, maka langkah berikutnya adalah membuat suatu rancangan dengan tujuan untuk mempermudah

Lebih terperinci

BAB I DASAR-DASAR KELISTRIKAN

BAB I DASAR-DASAR KELISTRIKAN BAB I DASAR-DASAR KELISTRIKAN 1. Pengertian Listrik adalah salah satu bentuk energi yang tidak dapat dilihat dengan kasat mata, tetapi dapat dirasakan akibat dan manfaatnya. Listrik berasal dari kata electric

Lebih terperinci

RANGKAIAN INVERTER DC KE AC

RANGKAIAN INVERTER DC KE AC RANGKAIAN INVERTER DC KE AC 1. Latar Belakang Masalah Inverter adalah perangkat elektrik yang digunakan untuk mengubah arus searah (DC) menjadi arus bolak-balik (AC). Inverter mengkonversi DC dari perangkat

Lebih terperinci

DRAF POKJA I1 Buku Petunjuk Batasan Operasi dan Pemeliharaan Peralatan Penyaluran Tenaga Listrik KAPASITOR

DRAF POKJA I1 Buku Petunjuk Batasan Operasi dan Pemeliharaan Peralatan Penyaluran Tenaga Listrik KAPASITOR DRAF POKJA I1 Buku Petunjuk Batasan Operasi dan Pemeliharaan Peralatan Penyaluran Tenaga Listrik (No. Dokumen : 4-22/HARLUR-PST/2009) PT PLN (PERSERO) JALAN TRUNOJOYO BLOK M-I/135 KEBAYORAN BARU JAKARTA

Lebih terperinci

Standar Kompetensi : Memelihara Baterai. Kompetensi Dasar : Merawat Baterai

Standar Kompetensi : Memelihara Baterai. Kompetensi Dasar : Merawat Baterai Standar Kompetensi : Memelihara Baterai Kompetensi Dasar : Merawat Baterai Indikator : Mampu menjelaskan prosedur perawatan baterai A. Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menjelaskan tujuan/fungsi perawatan

Lebih terperinci

1. EMISI GAS BUANG EURO2

1. EMISI GAS BUANG EURO2 1. EMISI GAS BUANG EURO2 b c a Kendaraan Anda menggunakan mesin spesifikasi Euro2, didukung oleh: a. Turbocharger 4J 4H Turbocharger mensuplai udara dalam jumlah yang besar ke dalam cylinder sehingga output

Lebih terperinci

Tabel 4.1. Komponen dan Simbol-Simbol dalam Kelistrikan. No Nama Simbol Keterangan Meter analog. 1 Baterai Sumber arus

Tabel 4.1. Komponen dan Simbol-Simbol dalam Kelistrikan. No Nama Simbol Keterangan Meter analog. 1 Baterai Sumber arus BAB 4 RANGKAIAN LISTRIK DAN PERBAIKANNYA 4.1. Pendahuluan Rangkaian listrik merupakan satu sistem yang terdiri dari beberapa komponen kelistrikan dan kabel-kabel penghantar yang menghubungkan satu komponen

Lebih terperinci

BAB IV. PENGOPERASIAN dan PENANGANAN ELECTROSTATIC PRECIPITATOR

BAB IV. PENGOPERASIAN dan PENANGANAN ELECTROSTATIC PRECIPITATOR BAB IV PENGOPERASIAN dan PENANGANAN ELECTROSTATIC PRECIPITATOR 4.1 Pengoperasian Untuk mengoperasikan ESP, ada presedur yang harus diperhatikan, yaitu : 1. Pemeriksaan sebelum start-up 2. Start-up 3. Pemeliharaan

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN BATERAI. Teknik Kendaraan Ringan ( TKR ) Kelas : XI

PEMELIHARAAN BATERAI. Teknik Kendaraan Ringan ( TKR ) Kelas : XI PEMELIHARAAN BATERAI Teknik Kendaraan Ringan ( TKR ) Kelas : XI KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan Rahmat dan Karunia-Nya lah, penulis dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distributed Generation Distributed Generation adalah sebuah pembangkit tenaga listrik yang bertujuan menyediakan sebuah sumber daya aktif yang terhubung langsung dengan jaringan

Lebih terperinci

Program pemeliharaan. Laporan pemeliharaan

Program pemeliharaan. Laporan pemeliharaan 17 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 PROSES KERJA PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN Berikut diagram alir proses perawatan dan pemeliharaan Jadwal pemeliharaan Program pemeliharaan Pemeliharaan Mingguan

Lebih terperinci

Pelatihan Sistem PLTS Maret PELATIHAN SISTEM PLTS PROTEKSI DAN KESELAMATAN KERJA Serpong, Maret Oleh: Fariz M.

Pelatihan Sistem PLTS Maret PELATIHAN SISTEM PLTS PROTEKSI DAN KESELAMATAN KERJA Serpong, Maret Oleh: Fariz M. PELATIHAN SISTEM PLTS PROTEKSI DAN KESELAMATAN KERJA Serpong, 24-26 Maret 2015 Oleh: Fariz M. Rizanulhaq Balai Besar Teknologi Energi (B2TE) TUJUAN DAN SASARAN Peserta memahami berbagai macam alat proteksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar-Dasar Sistem Proteksi 1 Sistem proteksi adalah pengaman listrik pada sistem tenaga listrik yang terpasang pada : sistem distribusi tenaga listrik, trafo tenaga, transmisi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung, dari bulan Februari 2014 Oktober 2014. 3.2. Alat dan Bahan Alat

Lebih terperinci