MEKANISME KOMUNIKASI DATA GATEWAY MULTI-TERMINAL VMES JARINGAN ADHOC MENGGUNAKAN KONSEP METODE AKSES PROTOKOL MAC

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MEKANISME KOMUNIKASI DATA GATEWAY MULTI-TERMINAL VMES JARINGAN ADHOC MENGGUNAKAN KONSEP METODE AKSES PROTOKOL MAC"

Transkripsi

1 MEKANISME KOMUNIKASI DATA GATEWAY MULTI-TERMINAL VMES JARINGAN ADHOC MENGGUNAKAN KONSEP METODE AKSES PROTOKOL MAC Oleh : Ahmad Fuad Pembimbing : Dr. Ir. Achmad Affandi, DEA.

2 PENDAHULUAN Latar Belakang Potensi perikanan dan kelautan wilayah perairan Indonesia Keterbatasan metode dan teknologi untuk mencari daerah potensi penangkapan ikan Ketentuan FAO mengharuskan penggunaan sistem Vessel Monitoring System (VMS) Sistem VMS MAHAL Sistem komunikasi dan navigasi alternatif (VMeS) Implementasi VMeS awal Pengembangan mekanisme komunikasi VMeS menggunakan konsep metode akses

3 Permasalahan Bagaimana membangun mekanisme komunikasi data gateway multi terminal. Bagaimana gateway menangani pengiriman paket dari beberapa terminal. Apakah rancangan mekanisme komunikasi data menggunakan metode akses protokol MAC skema DCF dapat diterapkan dengan baik pada komunikasi gateway multi terminal. Tujuan Penelitian Membangun mekanisme komunikasi data gateway multi terminal VMeS. Mengembangkan sistem VMeS jaringan wireless ad hoc yang memiliki unjuk kerja yang baik dalam menangani pengiriman paket data. Relevansi Sebagai sistem komunikasi dan navigasi alternatif pada kapal nelayan yang dapat membantu nelayan tradisional memperoleh informasi dengan mudah, biaya terjangkau dan andal.

4 Batasan Masalah Desain mekanisme komunikasi data menggunakan skema DCF protokol MAC metode RTS/CTS berbasis reservasi. Ukuran paket data maksimal 160 byte dengan bit rate 1200 bps. Node diasumsikan dalam keadaan statis dengan jangkauan radio didefinisikan dan penerapan protokol routing AODV yang telah dikembangkan sebelumnya. Skema DCF dalam simulasi memperhitungkan setiap frame RTS, CTS, DATA dan ACK. Parameter interval frame DIFS dan SIFS skema DCF tidak diadopsi untuk penyederhanaan simulasi dengan pertimbangan simulasi dibangun secara virtual terpusat dalam 1 server komputer yang bekerja secara serial untuk menjalankan simulasi 8 node yang dapat menyebabkan beban kerja komputer sangat berat sehingga kemungkinan menghasilkan delay yang tinggi serta tumpang tindih antara frame. Untuk mengatasi interval frame dan waktu tunda dalam proses handshake, maka digunakan timer internal program dengan waktu 1 detik tiap frame berdasarkan pendekatan dari estimasi ukuran dan waktu frame. Timer juga berfungsi sebagai interval switching antara pemancar dan penerima. Pengujian sistem dilakukan dengan membangun simulasi menggunakan bahasa pemrograman DelphiI 6.0.

5 TINJAUAN PUSTAKA Jaringan Adhoc Nirkabel Jaringan Ad hoc Mobile (Amitava dkk, 2003) Jaringan ad hoc adalah kumpulan node nirkabel bergerak secara dinamis membentuk jaringan sementara tanpa menggunakan setiap infrastruktur jaringan yang ada atau administrasi terpusat. Karakteristik jaringan ad hoc : Topologi yang dinamis Bandwidth constrained, variable capacity links Link asimetris Congestion Multihop Limited physicaly security Energy-constrained

6 Protokol Routing Jaringan Ad Hoc Protokol routing dalam jaringan ad hoc bertujuan untuk menentukan jalur/rute terbaik (optimal routing) dan transportasi informasi dari sumber ke tujuan. (a) Mobilitas Routing a) Posisi Awal, b) Posisi Setelah Berpindah (b)

7 Ad Hoc On-demand Distance Vector (AODV) Mekanisme Pencarian Rute pada AODV (Kopp, 2002) Mekanisme Rute Maintenance pada AODV (Kopp, 2002)

8 IEEE Standar IEEE standar menyediakan solusi MAC (medium access control) dan PHY (physical layer) untuk konektivitas wireless LAN (local area network). Standar mendukung topologi jaringan seperti Basic Service Set (BSS), Independent Basic Service Set (IBSS) networks dan Extended Service Set (ESS). Protokol IEEE menggunakan standar Medium Acces Control (MAC) untuk menangani proses pengiriman data. Struktur Lapisan MAC dan PHY

9 MAC Jaringan Wireless Ad hoc MAC layer adalah serangkaian protokol yang bertanggung jawab untuk mengatur penggunaan medium bersama. Protokol MAC mendefinisikan bagaimana setiap unit node bergerak dapat berbagi sumber daya nirkabel bandwidth yang terbatas secara efisien. MAC bertanggung jawab membentuk dan membatalkan koneksi per-link. MAC sublayer yang bekerja dengan metode first-in-first-out (FIFO) transmission queue untuk menentukan bagaimana kanal dialokasikan MAC memiliki dua mekanisme akses dalam transmisi paket yaitu, DCF (Distributed Coordination Function), dan PCF (Point Coordination Function) Fungsi koordinasi DCF (distributed coordination function) menentukan kapan stasiun diizinkan untuk mengirim dan mungkin dapat menerima data melalui saluran nirkabel.

10 Metode Akses MAC MAC sublayer menentukan dua mekanisme MAC yaitu, Distributed Coordination Function (DCF), dan Point Coordination Function (PCF). Fungsi Koordinasi MAC Mekanisme akses dasar CSMA/CA

11 Komunikasi Protokol Akses Paket Radio Protokol AX.25 AX.25 adalah protokol komunikasi data yang dipergunakan pada TNC modem.

12 Format Protokol Link AX.25 Protokol RS-232 Untuk pengiriman data jarak jauh pada umumnya mempergunakan sistem transmisi serial untuk menghemat kabel.

13 METODE PENELITIAN Konfigurasi Umum Sistem Setiap terminal memiliki konfigurasi perangkat terdiri dari terminal komunikasi data, modem radio, transceiver dengan antena dan alat input seperti keyboard, sensor dan GPS.

14 Rancangan Sistem Implementasi jaringan ad hoc pada gateway multi terminal untuk komunikasi kapal berbasis data melalui kanal VHF. Komunikasi data dirancang menggunakan bitrate 1200 bps atau sekitar 120 karakter per detik karena keterbatasan dari kanal radio. Setiap node dapat berkomunikasi apabila berada dalam jangkauan. Node yang berada diluar jangkauan membutuhkan perantara. Pengiriman pesan dari N1, N2 dan N3 ke Gw sangat memungkinkan terjadinya tabrakan paket. Penerapan konsep metode akses untuk menangani multi paket yang datang. Standar MAC sublayer bekerja dengan metode first-infirst-out (FIFO) transmission queue untuk menentukan bagaimana kanal dialokasikan dan fungsi koordinasi DCF (distributed coordination function) yang menentukan kapan stasiun diizinkan untuk mengirim dan mungkin dapat menerima data melalui saluran nirkabel.

15 Desain Metode Akses MAC Penelitian ini menggunakan mekanisme DCF dengan skema RTS/CTS berbasis reservasi Mekanisme DCF dengan skema RTS/CTS berbasis CSMA/CA (Carrier Sense Multiple Access with Collision Avoidance) yang memiliki kemampuan untuk mengurangi tabarakan paket. Protokol CSMA/CA bertugas mengatur delay antara urutan frame yang berdekatan dan mampu menghindari tabrakan antara beberapa stasiun dalam mengakses media pada titik di mana tabrakan kemungkinan besar terjadi, pada saat media dalam kondisi idle menyusul kondisi sibuk.

16 Penjelasan: RTS (Request to Send) : pesan yang digunakan sender untuk memberitahukan akan melakukan pengiriman data pada receiver; setelah medeteksi medium kondisi idle. CTS (Clear to Send): pesan balasan dari receiver untuk memberitahukan sender bahwa receiver telah menerima RTS dan siap menerima data. DATA: Informasi data yang relevan dari sender untuk receiver ACK (Acknowledgement): pesan dari receiver untuk memberitahukan sender bahwa data yang dikirim telah berhasil diterima. DIFS (Distributed IFS): Interval waktu yang dibutuhkan stasiun untuk memulai transmisi baru; Waktu tunda sebelum memulai Interval backoff. SIFS (Short IFS): Interval waktu antara frame; yang digunakan stasiun untuk prioritas transmisi frame tunggal. NAV (Network Allocation Vector): sebagai indikator pada setiap stasiun untuk mengatur periode waktu ketika transmisi ke media sedang media sibuk. NAV akan diupdate dengan durasi yang ditentukan dari proses komunikasi RTS/CTS dan indikasi dari kondisi kanal sibuk. Backoff: metode menyelesaikan pertentangan antara stasiun yang berbeda saat mengakses medium, metode ini mengharuskan setiap stasiun untuk memilih Random Number (n) antara 0 dan angka yang diberikan, dan menunggu jumlah Slots sebelum mengakses medium, selalu memeriksa apakah sebuah stasiun yang berbeda telah diakses media sebelumnya. Kondisi ini dimana stasiun mungkin mencoba mengirim congestion-based data, setelah transmisi frame selesai dan DIFS telah berlalu. Periode ini disebut juga contention windows.

17 Arsitektur Protokol Format Frame MAC Format Frame MAC Frame Control Field

18 Frame skema RTS/CTS Fromat Frame RTS Fromat Frame CTS Fromat Frame ACK

19 Desain Format Frame Paket Data Frame Lebar data (B) Dest (id) 2 Src (id) 2 Tipe: RTS 3 CTS 3 DATA 4 ACK 3 Payload max 160

20 Diagram Alir Proses Pengiriman Data Mekanisme DCF

21 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengukuran Diagram Waktu Diagram Waktu Respon Otomatis dari Terminal Korelasi Sinyal pada Pemancar dan Penerima

22 Pengukuran diagram waktu bermanfaat untuk estimasi pemilihan interval tone sinkronisasi sebelum data dikirimkan. Diagram waktu respon otamatis terminal pada gambar pertama memperlihatkan sinyal yang dipancarkan pada detik 0.2 sampai 0.1, sedangkan pada detik 1.35 sampai detik 2.1 menunjukan sinyal output yang diredam karena posisi pemancar. Detik 1.0 sampai 1.35 adalah delay karena proses buffering. Gambar kedua menunjukan proses pemancaran, dimana saat PTT, program pre Tx delay diatur 200 ms dan post Tx delay 150 ms. Proses penekanan PTT pada detik 1.35 dan detik 1.55 sampai detik 1.92 menunjukan proses pengiriman data. Gambar kedua bagian bawah menunjukan Sinyal modem dapat dikirim dengan baik setelah detik Waktu tunda yang diperlukan dalam pengiriman data 80 ms sejak tombol PTT ditekan dan saat berakhir setelah PTT dilepas nampak bawhwa pesawat penerima memerlukan waktu sekitar 100 ms untuk kembali siap.

23 Perhitungan Waktu Pengiriman Data Secara Teoritis Bitrate = 1200 bps Waktu kirim 1 bit = 0,833 ms Waktu kirim 1 karakter = 10x0,833 ms = 8,33 ms

24 Pengujian Mekanisme DCF Protokol MAC Pengujian Pengiriman Data Antara Dua Node Proses Deteksi Medium

25 Pengiriman Frame RTS

26 Pengiriman Frame CTS

27 Pengiriman Frame DATA

28 Pengiriman Frame ACK

29 Log Pengiriman Pesan

30 Pengujian Pengiriman Data Dari Dua Node Proses Deteksi Medium

31 Pengiriman Frame RTS

32 Pengiriman Frame CTS

33 Pengiriman Frame DATA

34 Pengiriman Frame ACK

35 Log Pengiriman Pesan

36 Diagram Alir Hasil Program Flowchart Pengiriman Data Flowchart Penerimaan Data Start Start CTS Akrif? Y Tipe = Data Y Dest id = Node id? Y Kirim ACK T T T CD Aktif? T Y Tipe = RTS T Y Dest id = Node id? T Y Kirim CTS Ada Data di Buffer? Y T Tipe = CTS T Y Aktifkan Timer CTS Kirim Stop Stop

37 Diagram Keadaan Proses: Gw broadcast RTS dengan tujuan N1 RTS di dengar oleh N1, N2 dan N3 N1 mendengar RTS dan mengidentifikasi untuk dirinya N1 mengirimkan CTS sebagai balasan RTS telah diterima CTS didengar oleh GW, N2 dan N3 Gw mengirim Data ke N1 N1 mengirimkan ACK sebagai tanda bahwa Data telah diterima Proses pada N2: N2 mendengar RTS dr GW dan mengidentifikasi RTS bukan untuk dirinya N2 menahan transmisinya, menunggu sampai waktu tertentu; setelah mendengar CTS dari N1 N2 mendengar CTS N1 telah diterima Gw. N2 menunda transmisinya sampai data selesai dikirim Proses pada N3: N3 mendengan RTS dr GW dan mengidentifikasi RTS bukan untuk dirinya N3 menunda transmisi N3 mendengar data dikirim dan menunda transmisinya sampai data berakhir

38 Proses Kirim Data Penerima dalam jangkauan dan tidak sibuk Pengirim Idle (deteksi media) Data siap RTS Penerima Idle Identifikasi RTS apakah untuk penerima? ACK telah diterima Siap Transmit Penerima siap terima data CTS Siap Receive ACK telah dikirim Kirim Data Kirim data Data diterima Menunggu ACK ACK

39 Tabel Transisi Keadaan Input State S1 S2 S3 S4 RTS CTS Data ACK S1/RTS S1/- S1/- S1/- S2/- S2/CTS S2/- S2/- S3/- S3/- S3/Data S3/- S4/- S4/- S4/- S4/ACK

40 Pengujian Pengiriman Paket Data Kondisi Real Penelitian Sebelumnya No Payload (byte) Jumlah Paket Yang Dikirim Jumlah Paket Diterima Jumlah Paket yang Hilang Packet loss (%) , , , , Packet Loss Pada Pengiriman Data

41 Packet Loss (%) Payload (B) Grafik Packet loss terhadap Payload

42 No. Overhe ad (Byte) Payloa d (Byte) Total Panjang Paket (Byte) Waktu Kirim Teoritis (detik) Waktu Kirim Pengukuran (detik) ,56 271, ,86 360, ,46 536, ,06 683, ,66 860, , , , , ,45 Waktu Kirim Pada Pengiriman Data

43 Waktu Kirim (s) Series1 Series Payload (B) Grafik Payload terhadap Waktu Kirim

44 PENUTUP Kesimpulan Mekanisme DCF protokol MAC dapat bekerja dengan baik dalam komunikasi data antara gateway dengan terminal, sebagaimana terlihat dari hasil simulasi program. Hasil simulasi program menunjukan proses pengiriman data dari terminal ke gateway berjalan sesuai skema yang dibangun dalam simulasi dengan interval waktu yang ditentukan. Setiap frame membutuhkan waktu 1 detik. Sedangkan peralihan proses antara frame membutuhkan waktu 2 detik untuk interval frame CTS terminal tetangga dan 3 detik untuk terminal lain. Untuk pengiriman dari dua terminal secara bersamaan, interval frame CTS terminal tetangga membutuhkan waktu 3 detik dan terminal lain 4 detik. FIFO buffer mengizinkan paket yang duluan masuk walaupun dalam orde mili detik, akan ditangani. Hal ini diperlihatkan pada log pengiriman data dimana dua RTS dari dua node dimpung dalam buffer yang kemudian oleh node penerima menangani berdasarkan informasi waktu paket yang datang. Ukuran frame mempengaruhi kecepatan pengiriman data. Makin panjang ukuran frame maka waktu yang dibutuhkan oleh frame saat transmisi lebih besar, seperti yang terlihat pada perhitungan diagram dan log pengiriman pesan. Untuk menyederhanakan simulasi sehingga tidak banyak waktu yang terbuang dan menghindari terjadinya delay antara frame yang tinggi, maka perlu dibuat asumsi berdasarkan perhitungan waktu kirim per karakter, ukuran setiap frame dan pengujian diagram waktu. Hasil dari perhitungan ini ditetapkan bahwa asumsi diberikan pada setiap frame dengan timer frame sebesar 1 detik. Pengujian setiap frame dari mekanisme yang berjalan menunjukan selisih waktu yang tidak lebih dari 1 detik dan tidak ada tabrakan antara frame. Pada pengujian diagram waktu, delay yang terbuang pada setiap kali penekanan PTT adalah sekitar 200 milidetik (setara dengan panjang pengiriman data 24 karakter) sehingga panjang paket data harus lebih besar daripada 24 karakter. Untuk menjaga kompatibilitas dengan sistem SMS maka panjang maksimumnya diambil 160 Lamanya waktu kirim dipengaruhi oleh panjang paket data dan adanya beberapa node lain yang melakukan pengiriman data yang hampir bersamaan, seperti ditunjukan pada tabel 4.3.

45 Saran Untuk pengembangan penelitian diperlukan simulasi yang memperhitungkan semua parameter dari mekansime DCF protokol MAC seperti penerapan interval waktu frame (IFS) dan metode backoff random sehingga mendapatkan kondisi yang mendekati kenyataan. Dengan menerapkan semua parameter mekanisme, maka simulasi sebaiknya dibuat dalam kondisi nyata dengan membangun 1 terminal menggunakan 1 mesin. Hal ini untuk menghindari permasalahaan yang dihadapi dengan simulasi virtual 1 server menangani 8 terminal dalam berkomunikasi secara serial yang sangan memungkinkan terjadinya delay yang tinggi dan tumpang tindih frame. Perlu memperhitungkan mekanisme pada FIFO buffer dengan menerapkan pewaktuan tertentu untuk menghindari banjir paket apabila trafik komunikasi data sangat padat. Perlu adanya penambahan algoritma forward error correction untuk mengurangi packet loss saat paket data di forward.

46 DAFTAR PUSTAKA 1. Affandi, A (2007), Sistem Komunikasi Data Trepadu Armada Perahu Nelayan Menggunakan Kanal Frekuensi Tinggi (VMeS-Vessel Messaging System), Hibah Pasca (HPTP), ITS. 2. Ardita, M. (2010), Perancang Terminal Komunikasi Data Terintegrasi untuk Jaringan Ad-hoc VMES, Tesis, JTE- FTI, ITS. 3. Amitava M, dkk (2003), Location Management And Routing In Mobile Wireless Networks, Artech House, Boston & London. 4. ANSI/IEEE Std , (1999), Information Technology - Telecommunications and Information Exchange Between Systems Local and Metropolitan Area Networks - Specific Requirements - Part 11: Wireless LAN Medium Access Control (MAC) and Physical Layer (PHY) Specifications. 5. Beech, dkk, (1998), AX.25 Link Access Protocol for Amateur Packet Radio, American Radio Relay League. 6. DKP, (2006), Peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Nomor: Per.17/Men/2006, Tentang Usaha Perikanan Tangkap, Menteri Kelautan dan Perikanan. 7. Duggirala, R. (2000), A Novel Route Maintenance Technicque for Ad hoc Network Routing Protocol, M.S. Thesis, University of Cincinnati. 8. Fajarwati, I.N. (2008), Pemodelan Trafik Komunikasi Data Melalui Kanal Radio VHF pada Band Maritim, Tugas Akhir, JTE-FTI. 9. FAO, (1998), FAO Technical Guidelines For Responsible Fisheries, 1, FAO of The United Nations, Rome. 10. Gaus, (2008), Pemodelan Kanal HF VMeS, Tugas Akhir, JTE-FTI, ITS. 11. Geier, J. (1996), Wireless Networking Handbook, New Riders Publishing Indianapolis. 12. Hac, (2003), Mobile Telecommunication Protocol For Data Network, Jhon Wiley & Sons, Inc., New York. 13. Harada dan Prasad, (2002), Simulating and Software Radio for Mobile Communication, Artech House. 14. Hou dan Li, (1986) "Transmission Range Control in Multihop Packet Radio Networks", IEEE Trans. Communication, vol. 34, issue: 1, p Haoming L., dkk, (2010), Multi-User Medium Access Control in Wireless Local Area Network, Proc. IEEE Wireless Communications and Networking Conference (WCNC), p Johnson, D., (1994), Routing in Ad Hoc Networks of Mobile Host, Proc. IEEE Workshop on Mobile Computing System and Applications, p

47 17. Kopp, C., (2002), Ad hoc Networking, Background Article, Published in System, p Lami, H.F.J. (2009), Implementasi Teknik Roll Call Polling Pada Gateway Multi Terminal, Tesis, JTE-FTI, ITS. 19. Manafe, Y.Y. (2009), Pengembangan Modem Untuk Sistem Komunikasi Data Nirkabel Ad Hoc, Tesis, JTE-FTI, ITS. 20. Mawardi, M.T. (2007), Rancang Bangun Sistem Gateway VMeS Untuk Akuisisi Data Posisi Dan Informasi Pada Kanal HF, Tugas Akhir JTE-FTI, ITS. 21. Meok, N.J. (2009), Pengembangan Routing Protocol Untuk Gateway Ad Hoc Wireless Networks, Tesis, JTE-FTI, ITS. 22. Mohapatra dan Krishnamurthy, (2005), Ad Hoc Networks Technologies And Protocols, Springer. 23. Pablo B., (1997), A Technical Tutorial on the IEEE Protocol, BreezeCOM Wireless Communication. 24. Prassad, (2003), Principles of Digital Communication Systems and Computer Networks, Charles River Media. 25. Putri N.K, (2010), Karakterisasi Kanal Propagasi VHF Bergerak di Atas Permukaan Laut, Tugas Akhir, JTE- FTI, ITS. 26. Rifat A.S.M., dkk, (2010), Packet Distribution Based Tuning of RTS Threshold in IEEE , IEEE Symposium on Computers and Communications (ISCC), p Royer E.M., Chai K.T., (1999), A Review of Current Routing Protocols for Ad Hoc Mobile Wireless Networks IEEE Personal Communications, vol. 6, issue: 2, p Sari, R.F., dkk, (2008), Analisa Kinerja Protokol Routing Ad hoc On-demand Distance Vector (AODV) pada Jaringan Ad hoc Hybrid: Perbandingan Hasil Simulasi dengan NS-2 dan Implementasi pada Testbed dengan PDA, Prosiding MAKARA Teknologi, vol. 12, no. 1, April. 29. Sarkar, S.K, dkk (2007), Ad Hoc Mobile Wireless Networks: Principles, Protocols, and Applications, Auerbach Publications. 30. Tobagi, F.A. (1980), "Multi Access Protocols in Packet Communication Systems", IEEE Trans. Communication, vol. 28, issue: 4, p Yoshikawa T., dkk, (2010), Development od 27MHz/40MHz Bands Maritime Wireless Ad-hoc Networks, Proc. IEEE Ubiquitous and Future Networks (ICUFN), p Yunarso, M. (2003), Rancang Bangun Fitur Message pada Sistem Monitoring Posisi Kapal Laut melalui Kanal HF, Tugas Akhir, JTE- FTI, ITS. 33. Wismanu, (2004), Evaluasi Unjuk Kerja Protokol Rute pada Jaringan Wireless Ad Hoc Multi Hop, Tesis, JTE-FTI, ITS.

48 TERIMA KASIH

RoadMap Penelitian VMeS

RoadMap Penelitian VMeS Perancangan Terminal Komunikasi Data Terintegrasi Untuk Jaringan Ad Hoc Vessel Messaging System (VMeS) Oleh : Michael Ardita ( 2208 206 017 ) Pembimbing : Dr. Ir. Achmad Affandi, DEA Latar Belakang Indonesia

Lebih terperinci

MEKANISME KOMUNIKASI DATA GATEWAY MULTI-TERMINAL JARINGAN WIRELESS ADHOC UNTUK PENGEMBANGAN KOMUNIKASI DAN NAVIGASI KAPAL NELAYAN

MEKANISME KOMUNIKASI DATA GATEWAY MULTI-TERMINAL JARINGAN WIRELESS ADHOC UNTUK PENGEMBANGAN KOMUNIKASI DAN NAVIGASI KAPAL NELAYAN MEKANISME KOMUNIKASI DATA GATEWAY MULTI-TERMINAL JARINGAN WIRELESS ADHOC UNTUK PENGEMBANGAN KOMUNIKASI DAN NAVIGASI KAPAL NELAYAN Ahmad Fuad 1,2, Achmad Affandi 1 1 Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut

Lebih terperinci

Wireless LAN Arsitektur Basic Service Set Extended Service Set Tipe-tipe station Sublapisan MAC...

Wireless LAN Arsitektur Basic Service Set Extended Service Set Tipe-tipe station Sublapisan MAC... Wireless LAN... 2 1. Arsitektur... 2 1. 1. Basic Service Set... 2 1. 2. Extended Service Set... 3 1. 3. Tipe-tipe station... 4 2. Sublapisan MAC... 4 2. 1. Distributed Coordination Function (DCF)... 4

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Pada bab ini dijelaskan mengenai buffering, teknologi IEEE , standar

BAB II DASAR TEORI. Pada bab ini dijelaskan mengenai buffering, teknologi IEEE , standar BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Pada bab ini dijelaskan mengenai buffering, teknologi IEEE 802.11, standar fisik IEEE 802.11, parameter kinerja jaringan dan simulator Pamvotis 1.1. 2.2 Pengertian Buffering

Lebih terperinci

INTERFERENSI BLUETOOTH TERHADAP THROUGHPUT WLAN IEEE B

INTERFERENSI BLUETOOTH TERHADAP THROUGHPUT WLAN IEEE B INTERFERENSI BLUETOOTH TERHADAP THROUGHPUT WLAN IEEE 802.11B Alicia Sinsuw Dosen PSTI Teknik Elektro Unsrat I. PENDAHULUAN Perkembangan teknologi jaringan data saat ini semakin pesat. Adanya teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi nirkabel terus berkembang lebih maju, dan peluang penggunaanya semakin menyebar secara luas. Dengan mudahnya kita bisa menemukan tempat

Lebih terperinci

Evaluasi Pervormance Dari AODV Routing Protokol Pada Jaringan Ad Hoc Dengan Testbed

Evaluasi Pervormance Dari AODV Routing Protokol Pada Jaringan Ad Hoc Dengan Testbed Evaluasi Pervormance Dari AODV Routing Protokol Pada Jaringan Ad Hoc Dengan Testbed Eri Sugiantoro Laboratory for Telecommunication Networks Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya 60111 Tel

Lebih terperinci

ANALISA KINERJA AD-HOC ON DEMAND DISTANCE VECTOR (AODV) PADA KOMUNIKASI VMES

ANALISA KINERJA AD-HOC ON DEMAND DISTANCE VECTOR (AODV) PADA KOMUNIKASI VMES ANALISA KINERJA AD-HOC ON DEMAND DISTANCE VECTOR (AODV) PADA KOMUNIKASI VMES Kamal Syarif 2208100642 Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Achmad Affandi, DEA Ir. Djoko Suprajitno R, MT Jurusan Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

Studi Kinerja Multipath AODV dengan Menggunakan Network simulator 2 (NS-2)

Studi Kinerja Multipath AODV dengan Menggunakan Network simulator 2 (NS-2) A652 Studi Kinerja Multipath AODV dengan Menggunakan Network simulator 2 (NS-2) Bima Bahteradi Putra dan Radityo Anggoro Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1-1. Hybrid Ad Hoc Wireless Topology

1 BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1-1. Hybrid Ad Hoc Wireless Topology 1.1 Latar belakang masalah 1 BAB I PENDAHULUAN Jaringan hybrid wireless ad hoc adalah gabungan antara jaringan infrastruktur dengan MANET yang memungkinkan adanya node yang bergerak bebas/mobile yang dapat

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEM UNTUK SISTEM KOMUNIKASI DATA NIRKABEL AD HOC

PENGEMBANGAN MODEM UNTUK SISTEM KOMUNIKASI DATA NIRKABEL AD HOC PENGEMBANGAN MODEM UNTUK SISTEM KOMUNIKASI DATA NIRKABEL AD HOC Yetursance Y. Manafe 1, Achmad Affandi 2 1,2 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Industri, ITS, Surabaya 60111 1 ucemanafe@elect-eng.its.ac.id,

Lebih terperinci

Chapter 4 WLAN Access. Rendra Tjipta Towidjojo.

Chapter 4 WLAN Access. Rendra Tjipta Towidjojo. Chapter 4 WLAN Access Rendra Tjipta Towidjojo (rendra@greyhat.co.id) WLAN Access CSMA/CD (802.3) CSMA/CA (802.11) CSMA/CD (802.3) Carrier Sense Multiple Access/Collision Detection merupakan metode akses

Lebih terperinci

Terdapat 2 macam link : link fisik dan link logik (contoh: virtual path yang terdiri atas virtual channel)

Terdapat 2 macam link : link fisik dan link logik (contoh: virtual path yang terdiri atas virtual channel) DATA LINK LAYER (1) Link Link Jalur yang menghubungkan antar 2 elemen jaringan (node-node atau terminal-node) Kumpulan link (+ node-node) = jaringan Fungsi link sangat vital, maka OSI menetapkan protokol

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEM UNTUK SISTEM KOMUNIKASI DATA NIRKABEL AD HOC

PENGEMBANGAN MODEM UNTUK SISTEM KOMUNIKASI DATA NIRKABEL AD HOC PENGEMBANGAN MODEM UNTUK SISTEM KOMUNIKASI DATA NIRKABEL AD HOC Yetursance Y. Manafe, Achmad Affandi 2,2 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Industri, ITS, Surabaya 60 ucemanafe@elect-eng.its.ac.id,

Lebih terperinci

KINERJA MODEM ADHOC RADIO UNTUK MENDUKUNG MANAJEMEN TRANSPORTASI KAPAL TRADISIONAL

KINERJA MODEM ADHOC RADIO UNTUK MENDUKUNG MANAJEMEN TRANSPORTASI KAPAL TRADISIONAL KINERJA MODEM ADHOC RADIO UNTUK MENDUKUNG MANAJEMEN TRANSPORTASI KAPAL TRADISIONAL Michael Ardita 1 dan Achmad Affandi 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro FTI, ITS, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, email:

Lebih terperinci

Analisa Kinerja Protokol Sensor Media Access Control (S-MAC) pada Jaringan Sensor Nirkabel

Analisa Kinerja Protokol Sensor Media Access Control (S-MAC) pada Jaringan Sensor Nirkabel JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-57 Analisa Kinerja Protokol Sensor Media Access Control (S-MAC) pada Jaringan Sensor Nirkabel Kusuma Abdillah danwirawan Jurusan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN TEKNIK MULTIPLE ACCES PADA GATEWAY MULTI TERMINAL

PENGEMBANGAN TEKNIK MULTIPLE ACCES PADA GATEWAY MULTI TERMINAL PENGEMBANGAN TEKNIK MULTIPLE ACCES PADA GATEWAY MULTI TERMINAL H. Lami 1), A. Affandi 2) 1) Jurusan Teknik Elektro ITS, Surabaya 60111, email : f3rr1_63@elect-eng.its.ac.id 2) Jurusan Teknik Elektro ITS,

Lebih terperinci

Model Kendali Aliran. Aliran data masuk. Aliran data keluar

Model Kendali Aliran. Aliran data masuk. Aliran data keluar Flow Control Model Kendali Aliran Aliran data masuk Buffer Server Aliran data keluar Koneksi fisik TX RX RX TX GND GND RTS CTS Pertukaran sinyal RTS Jika dijawab CTS maka TX jika tidak tunggu CTS RTS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi khususnya pada teknologi jaringan saat ini sangatlah pesat terutama dari sisi jangkauan, kemudahan akses dan penggunaaannya. Penggunaan jaringan

Lebih terperinci

Komunikasi Nirkabel Ad Hoc pada Kanal VHF dengan Memanfaatkan Platform SDR. Pembimbing : Dr.Ir. Achmad Affandi, DEA

Komunikasi Nirkabel Ad Hoc pada Kanal VHF dengan Memanfaatkan Platform SDR. Pembimbing : Dr.Ir. Achmad Affandi, DEA Komunikasi Nirkabel Ad Hoc pada Kanal VHF dengan Memanfaatkan Platform SDR Oleh : Primatar Kuswiradyo Pembimbing : Dr.Ir. Achmad Affandi, DEA Pascasarjana Telekomunikasi Multimedia Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

BAB II WIRELESS PERSONAL AREA NETWORK (WPAN)

BAB II WIRELESS PERSONAL AREA NETWORK (WPAN) BAB II WIRELESS PERSONAL AREA NETWORK (WPAN) 2.1 Umum Dewasa ini kebutuhan untuk mengakses layanan telekomunikasi melalui media nirkabel (wireless) menunjukkan peningkatan yang signifikan, sehingga teknologi

Lebih terperinci

Medium Access Sublayer

Medium Access Sublayer Medium Access Sublayer Prolog Ketika kedua computer meletakkan sinyal di atas media transmisi secara bersamaan Terjadinya Collison Data yang Ditransmisikan akan hilang / rusak Solusinya adalah menyediakan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KOLABORASI NODE PADA SISTEM KOMUNIKASI AD HOC MULTIHOP BERBASIS JARINGAN SENSOR NIRKABEL

IMPLEMENTASI KOLABORASI NODE PADA SISTEM KOMUNIKASI AD HOC MULTIHOP BERBASIS JARINGAN SENSOR NIRKABEL IMPLEMENTASI KOLABORASI NODE PADA SISTEM KOMUNIKASI AD HOC MULTIHOP BERBASIS JARINGAN SENSOR NIRKABEL Oleh : Angga Galuh Pradana 2204 100 005 Pembimbing : Dr. Ir. Wirawan, DEA NIP : 1963 1109 1989 0310

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wireless Local Area Network (WLAN) mesh network yang merupakan bagian dari Wireless Mesh Network (WMN) adalah suatu perkembang teknologi jaringan yang terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pada jaringan wireless kebutuhan akan Quality of service sangatlah penting, demi mencapai kepuasan dari user dalam menggunakannya. Faktor-faktor dari Quality of service

Lebih terperinci

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jaringan tanpa kabel (wireless) sebenarnya hampir sama dengan jaringan LAN, akan tetapi setiap node pada WLAN (Wireless Local Area Network) menggunakan wireless

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dikerahkan di daerah pemantauan dengan jumlah besar node sensor mikro.

BAB I PENDAHULUAN. yang dikerahkan di daerah pemantauan dengan jumlah besar node sensor mikro. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jaringan sensor nirkabel (JSN) adalah sebuah teknologi interdisipliner yang dikerahkan di daerah pemantauan dengan jumlah besar node sensor mikro. Secara umum

Lebih terperinci

Skalabilitas Protokol MAC pada Mobile Ad-Hoc Network (MANET) Untuk Komunikasi Taktis Siti Agustini

Skalabilitas Protokol MAC pada Mobile Ad-Hoc Network (MANET) Untuk Komunikasi Taktis Siti Agustini Skalabilitas pada Mobile Ad-Hoc Network (MANET) Untuk Komunikasi Taktis Siti Agustini agustini.siti@yahoo.com Jurusan Sistem Komputer, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya (ITATS) Abstrak Komunikasi taktis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aplikasi-aplikasi jaringan memerlukan sejumlah node-node sensor terutama untuk

BAB I PENDAHULUAN. aplikasi-aplikasi jaringan memerlukan sejumlah node-node sensor terutama untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jaringan sensor nirkabel (JSN) sangat penting sejak kebanyakan aplikasi-aplikasi jaringan memerlukan sejumlah node-node sensor terutama untuk area yang tidak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. secara langsung melalui jaringan kabel[1,2]. Implementasi jaringan dengan

I. PENDAHULUAN. secara langsung melalui jaringan kabel[1,2]. Implementasi jaringan dengan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang JSN merupakan jaringan sistem pemantauan objek yang tersebar dalam cakupan area tertentu, dimana kondisi lingkungan tidak mendukung adanya transmisi data secara langsung

Lebih terperinci

Analisis Performansi Mobile Ad- Hoc Network Pada Perangkat Android Untuk Membangun Sistem Komunikasi Pada Kondisi Bencana Alam

Analisis Performansi Mobile Ad- Hoc Network Pada Perangkat Android Untuk Membangun Sistem Komunikasi Pada Kondisi Bencana Alam Analisis Performansi Mobile Ad- Hoc Network Pada Perangkat Android Untuk Membangun Sistem Komunikasi Pada Kondisi Bencana Alam Oleh : Della Aulia Arifin 2211127 Dosen Pembimbing 1 : Dr. Ir. Achmad Affandi,

Lebih terperinci

Pembandingan Kinerja Antara Protokol Dynamic Source Routing Dan Zone Routing Pada Jaringan Ad-Hoc Wireless Bluetooth

Pembandingan Kinerja Antara Protokol Dynamic Source Routing Dan Zone Routing Pada Jaringan Ad-Hoc Wireless Bluetooth Pembandingan Kinerja Antara Protokol Dynamic Source Routing Dan Zone Routing Pada Jaringan Ad-Hoc Wireless Bluetooth Oleh : DICKY RACHMAD PAMBUDI Dosen Pembimbing : Dr.Ir. Achmad Affandi, DEA LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Bab ini menjelaskan sekilas mengenai IEEE secara umum, standar

BAB II DASAR TEORI. Bab ini menjelaskan sekilas mengenai IEEE secara umum, standar BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Bab ini menjelaskan sekilas mengenai IEEE 802.11 secara umum, standar fisik IEEE 802.11, teknologi multiple access IEEE 802.11, pembangkitan trafik, parameter kinerja jaringan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, orang-orang ingin berkomunikasi data/informasi satu sama lain dimana saja dan kapan saja. Tentu saja hal ini tidak dapat dipenuhi oleh teknologi jaringan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 1 DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas tentang analisis dan perancangan sistem. Pembahasan yang dianalisis terbagi menjadi 2 yaitu analisis masalah dan analisis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan suatu cara berpikir yang dimulai dari menentukan suatu permasalahan, pengumpulan data baik dari buku-buku panduan maupun studi lapangan, melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nirkabel dan merupakan turunan dari MANET (Mobile Ad hoc Network). Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. nirkabel dan merupakan turunan dari MANET (Mobile Ad hoc Network). Tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Vehicular Ad hoc Network (VANET) termasuk dalam jaringan komunikasi nirkabel dan merupakan turunan dari MANET (Mobile Ad hoc Network). Tujuan dasar VANET adalah untuk

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA PROTOKOL ROUTING AODV DAN OLSR PADA JARINGAN MOBILE AD-HOC

ANALISIS KINERJA PROTOKOL ROUTING AODV DAN OLSR PADA JARINGAN MOBILE AD-HOC ANALISIS KINERJA PROTOKOL ROUTING AODV DAN OLSR PADA JARINGAN MOBILE AD-HOC SONY CANDRA D. NRP 5104 100 008 Dosen Pembimbing Ir. Muchammad Husni, M.Kom. JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA Fakultas Teknologi Informasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS METODE DAN PERANCANGAN KASUS UJI

BAB III ANALISIS METODE DAN PERANCANGAN KASUS UJI BAB III ANALISIS METODE DAN PERANCANGAN KASUS UJI 3.1 Analisis Sistem Analisis adalah penguraian dari suatu pembahasan, dalam hal ini pembahasan mengenai analisis perbandingan teknik antrian data First

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN LAYANAN SMS PADA TEKNOLOGI VMES (VESSEL MESSAGING SYSTEM) UNTUK SISTEM KOMUNIKASI KAPAL LAUT

RANCANG BANGUN LAYANAN SMS PADA TEKNOLOGI VMES (VESSEL MESSAGING SYSTEM) UNTUK SISTEM KOMUNIKASI KAPAL LAUT RANCANG BANGUN LAYANAN SMS PADA TEKNOLOGI VMES (VESSEL MESSAGING SYSTEM) UNTUK SISTEM KOMUNIKASI KAPAL LAUT Adrian Imantaka 1, and Achmad Affandi 2 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri Institut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekarang ini teknologi komunikasi data yang lebih dikenal sebagai packet switching semakin berkembang dari tahun ke tahun. Voice over Internet Protokol (VoIP)

Lebih terperinci

Instalasi dan Troubleshooting Jaringan Wireless

Instalasi dan Troubleshooting Jaringan Wireless Instalasi dan Troubleshooting Jaringan Wireless Materi 9 - Teknologi Jaringan Wireless Bahasan Multipath Hidden Node Near/Far System throughput Co-location throughput Types of interference Range considerations

Lebih terperinci

BAB II WIRELESS LAN (IEEE ) Inovasi di dalam teknologi telekomunikasi berkembang dengan cepat dan

BAB II WIRELESS LAN (IEEE ) Inovasi di dalam teknologi telekomunikasi berkembang dengan cepat dan BAB II WIRELESS LAN (IEEE 802.11) 2.1 Umum Inovasi di dalam teknologi telekomunikasi berkembang dengan cepat dan selaras dengan perkembangan karakteristik masyarakat modern yang memiliki mobilitas tinggi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi komputer membantu semua aspek kehidupan manusia. Contoh nyata dari kemajuan teknologi komputer adalah perkembangan teknologi nirkabel (wireless)

Lebih terperinci

Implementasi Kolaborasi Node Pada Sistem Komunikasi Ad Hoc Multihop Berbasis Jaringan Sensor Nirkabel

Implementasi Kolaborasi Node Pada Sistem Komunikasi Ad Hoc Multihop Berbasis Jaringan Sensor Nirkabel Implementasi Kolaborasi Node Pada Sistem Komunikasi Ad Hoc Multihop Berbasis Jaringan Sensor Nirkabel Angga Galuh Pradana 2204100005 Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus

Lebih terperinci

PENGARUH DENSITAS WIRELESS MOBILE NODE DAN JUMLAH WIRELESS MOBILE NODE SUMBER TERHADAP PATH DISCOVERY TIME PADA PROTOKOL ROUTING AODV

PENGARUH DENSITAS WIRELESS MOBILE NODE DAN JUMLAH WIRELESS MOBILE NODE SUMBER TERHADAP PATH DISCOVERY TIME PADA PROTOKOL ROUTING AODV PENGARUH DENSITAS WIRELESS MOBILE NODE DAN JUMLAH WIRELESS MOBILE NODE SUMBER TERHADAP PATH DISCOVERY TIME PADA PROTOKOL ROUTING AODV Sunario Megawan STMIK Mikroskil Jl. Thamrin No. 112, 124, 140 Medan

Lebih terperinci

A I S Y A T U L K A R I M A

A I S Y A T U L K A R I M A A I S Y A T U L K A R I M A STANDAR KOMPETENSI Pada akhir semester, mahasiswa mampu merancang, mengimplementasikan dan menganalisa sistem jaringan komputer Menguasai konsep networking (LAN &WAN) Megnuasai

Lebih terperinci

Protokol Interchangeable Data pada VMeS (Vessel Messaging System) dan AIS (Automatic Identification System)

Protokol Interchangeable Data pada VMeS (Vessel Messaging System) dan AIS (Automatic Identification System) JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271 A-53 Protokol Interchangeable Data pada VMeS (Vessel Messaging System) dan AIS (Automatic Identification System) Farid Andhika 1), Trika Pitana 2),

Lebih terperinci

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2007

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2007 TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA CARRIER SENSE MULTIPLE ACCESS WITH COLLISION AVOIDANCE (CSMA/CA) DALAM WLAN Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. ANALISIS PACKET DELAY VoIP (Voice over Internet Protocol ) PADA JARINGAN AD-HOC WIRELESS LAN ( IEEE )

TUGAS AKHIR. ANALISIS PACKET DELAY VoIP (Voice over Internet Protocol ) PADA JARINGAN AD-HOC WIRELESS LAN ( IEEE ) TUGAS AKHIR ANALISIS PACKET DELAY VoIP (Voice over Internet Protocol ) PADA JARINGAN AD-HOC WIRELESS LAN ( IEEE 802.11) Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Conference merupakan pertemuan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dalam jarak jauh atau lokasi yang berbeda. Confrerence menggunakan telekomunikasi audio dan

Lebih terperinci

Bab 3 Parameter Simulasi

Bab 3 Parameter Simulasi Bab 3 Parameter Simulasi 3.1 Parameter Simulasi Simulasi yang dilakukan pada penelitian ini memakai varian jaringan wireless mesh yaitu client mesh. Dalam hal ini akan digunakan client mesh dengan jumlah

Lebih terperinci

Gambar 1. Hop multi komunikasi antara sumber dan tujuan

Gambar 1. Hop multi komunikasi antara sumber dan tujuan Routing pada Jaringan Wireless Ad Hoc menggunakan teknik Soft Computing dan evaluasi kinerja menggunakan simulator Hypernet Tulisan ini menyajikan sebuah protokol untuk routing dalam jaringan ad hoc yang

Lebih terperinci

Analisa Simulasi Routing Protokol pada WSN dengan Metode Geographic Based Approach

Analisa Simulasi Routing Protokol pada WSN dengan Metode Geographic Based Approach Analisa Simulasi Routing Protokol pada WSN dengan Metode Geographic Based Approach Galih Ridha Achmadi, Tri Budi Santoso, Prima Kristalina Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institute Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Protokol adalah seperangkat aturan yang mengatur pembangunan koneksi

BAB II DASAR TEORI. Protokol adalah seperangkat aturan yang mengatur pembangunan koneksi BAB II DASAR TEORI 2.1 Protokol Komunikasi Protokol adalah seperangkat aturan yang mengatur pembangunan koneksi komunikasi, perpindahan data, serta penulisan hubungan antara dua atau lebih perangkat komunikasi.

Lebih terperinci

Rancangan Mobile Ad-Hoc Networks untuk Solusi Jaringan Komunikasi Antar Armada Bergerak menggunakan Simulasi NS

Rancangan Mobile Ad-Hoc Networks untuk Solusi Jaringan Komunikasi Antar Armada Bergerak menggunakan Simulasi NS Rancangan Mobile Ad-Hoc Networks untuk Solusi Jaringan Komunikasi Antar Armada Bergerak menggunakan Simulasi NS Widya Cahyadi cahyadi@unej.ac.id Universitas Jember Abstrak Dalam makalah ini diusulkan sebuah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Jaringan Nirkabel Jaringan nirkabel atau dikenal dengan jaringan wireless adalah jaringan komunikasi yang tidak memerlukan kabel sebagai media transmisinya. Pada jaringan nirkabel

Lebih terperinci

JURNAL ILMIAH ELITE ELEKTRO, VOL. 4, NO. 1, MARET 2013: 5-10

JURNAL ILMIAH ELITE ELEKTRO, VOL. 4, NO. 1, MARET 2013: 5-10 JURNAL ILMIAH ELITE ELEKTRO, VOL. 4, NO. 1, MARET 213: 5-1 Analisis Perbandingan Kinerja Protokol Dynamic Source Routing dan Ad hoc On-demand Distance Vector pada Mobile Ad Hoc Network untuk Sistem Komunikasi

Lebih terperinci

Rancangan Mobile Ad-Hoc Networks untuk Solusi Jaringan Komunikasi Antar Armada Bergerak menggunakan Simulasi NS

Rancangan Mobile Ad-Hoc Networks untuk Solusi Jaringan Komunikasi Antar Armada Bergerak menggunakan Simulasi NS Rancangan Mobile Ad-Hoc Networks untuk Solusi Jaringan Komunikasi Antar Armada Bergerak menggunakan Simulasi NS Widya Cahyadi cahyadi@unej.ac.id Universitas Jember Abstrak Dalam makalah ini diusulkan sebuah

Lebih terperinci

TAKARIR. Kapasitas transmisi dari sambungan elektronik. Percakapan melalui jaringan intenet.

TAKARIR. Kapasitas transmisi dari sambungan elektronik. Percakapan melalui jaringan intenet. TAKARIR Access Point Bandwith Browsing Coverage area Chatting Free space loss Hardware Hotspot Interface Infrared Local area network Network Operation Center Open source Personal Computer Radio Frekuensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pergeseran perkembangan teknologi dimulai dari teknologi bersifat tetap dan sekarang mulai bergeser menuju teknologi bersifat mobile. Untuk teknologi mobile tidak terlepas

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA PROTOKOL CSMA/CD PADA LAN IEEE BASE 5. Kun Fayakun (L2F096601), Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

ANALISIS KINERJA PROTOKOL CSMA/CD PADA LAN IEEE BASE 5. Kun Fayakun (L2F096601), Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro ANALISIS KINERJA PROTOKOL CSMA/CD PADA LAN IEEE 802.3 10BASE 5 Kun Fakun (L2F096601), Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Abstrak Salah satu protokol ng digunakan pada jaringan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Komunikasi Data 2.2 Infrastruktur Jaringan Telekomunikasi

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Komunikasi Data 2.2 Infrastruktur Jaringan Telekomunikasi BAB II DASAR TEORI Sebelum melakukan perancangan sistem pada penelitian, bab II menjelaskan teori-teori yang digunakan sehubungan dengan perancangan alat dalam penelitian skripsi. 2.1 Sistem Komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan internet, muncul tuntutan dari para pengguna jasa telekomunikasi agar mereka dapat memperoleh akses data dengan cepat dimana pun mereka berada.

Lebih terperinci

Perangkat Lunak Telekomunikasi PROTOCOL ALOHA

Perangkat Lunak Telekomunikasi PROTOCOL ALOHA PROTOCOL ALOHA I. ALOHA (Pure ALOHA) Pada tahun 1970-an, Norman Abramson dan rekan sejawatnya di Universitas Hawai membuat sebuah metode untuk menyelesaikan masalah alokasi saluran yang baru dan bak sekali.

Lebih terperinci

S1 SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO. Disampaikan Dalam Rangka Pengabdian Masyarakat PROGRAM STUDI

S1 SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO. Disampaikan Dalam Rangka Pengabdian Masyarakat PROGRAM STUDI PROGRAM STUDI S1 SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO Disampaikan Dalam Rangka Pengabdian Masyarakat Trainner: Adian Fatchur Rochim, ST, MT Email: adian@undip.ac.id 24 Oktober 2009 Digunakan untuk menghubungkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. WLAN dengan teknologi Infra red (IR) dan Hewlett-packard (HP) menguji WLAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. WLAN dengan teknologi Infra red (IR) dan Hewlett-packard (HP) menguji WLAN BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Wireless Local Area Network (WLAN) Sejarah WLAN diawali pada tahun 1970, IBM mengeluarkan hasil rancangan WLAN dengan teknologi Infra red (IR) dan Hewlett-packard (HP) menguji

Lebih terperinci

MULTIPLE ACCESS. Budhi Irawan, S.Si, M.T

MULTIPLE ACCESS. Budhi Irawan, S.Si, M.T MULTIPLE ACCESS Budhi Irawan, S.Si, M.T Protokol Multiple Access Protokol Multiple Access digunakan untuk mengontrol giliran penggunaan LINK oleh user sehingga tidak ada user yang tersisih atau tidak mendapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah kecelakaan pada kendaaraan terus mengalami peningkatan setiap tahunnya [1]. Bahkan banyak orang terluka dan korban mati terjadi di jalan raya diakibatkan oleh

Lebih terperinci

ANALISA KINERJA MODE GATEWAY PROTOKOL ROUTING AODV-UU PADA JARINGAN AD HOC HIBRIDA FUAD ZULFIAN

ANALISA KINERJA MODE GATEWAY PROTOKOL ROUTING AODV-UU PADA JARINGAN AD HOC HIBRIDA FUAD ZULFIAN ANALISA KINERJA MODE GATEWAY PROTOKOL ROUTING AODV-UU PADA JARINGAN AD HOC HIBRIDA FUAD ZULFIAN 41508110211 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2012

Lebih terperinci

Pertemuan 3 Dedy hermanto/jaringan Komputer/2010

Pertemuan 3 Dedy hermanto/jaringan Komputer/2010 Pertemuan 3 Adalah : Suatu hubungan antara unsur-unsur penyusun jaringan komputer yaitu node, link dan station Atau Yang memperlihatkan hubungan jaringan atau sambungan antar komputer. Node : Titik suatu

Lebih terperinci

Analisis Performansi Mobile Ad-hoc Network Pada Perangkat Android Untuk Membangun Sistem Komunikasi Pada Kondisi Bencana Alam

Analisis Performansi Mobile Ad-hoc Network Pada Perangkat Android Untuk Membangun Sistem Komunikasi Pada Kondisi Bencana Alam Analisis Performansi Mobile Ad-hoc Network Pada Perangkat Android Untuk Membangun Sistem Komunikasi Pada Kondisi Bencana Alam Della Aulia Arifin, Achmad Affandi, Djoko Suprajitno Rahardjo, A. Sirojuddin

Lebih terperinci

Simulasi dan Pengkajian Performa Vehicular Ad Hoc Network

Simulasi dan Pengkajian Performa Vehicular Ad Hoc Network Simulasi dan Pengkajian Performa Vehicular Ad Hoc Network Aletheia Anggelia Tonoro 1, Hartanto Kusuma Wardana 2, Saptadi Nugroho 3 Program Studi Sistem Komputer Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer

Lebih terperinci

Analisa Kinerja Ad-Hoc On Demand Distance Vector (AODV) Pada Komunikasi VMeS

Analisa Kinerja Ad-Hoc On Demand Distance Vector (AODV) Pada Komunikasi VMeS Analisa Kinerja Ad-Hoc On Demand Distance Vector (AODV) Pada Komunikasi VMeS Kamal Syarif 1, Achmad Affandi 1, Djoko Suprajitno R 1 Bidang Studi Telekomunikasi Multimedia Jurusan Teknik Elektro-Institut

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer

BAB II TEORI DASAR. Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer transport yang digunakan untuk meminta kualitas layanan QoS tinggi transportasi data, untuk sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infrastruktur komunikasi data nirkabel diperlukan agar perangkat bergerak nirkabel (wireless mobile device) dapat berkomunikasi satu dengan yang lain. Pada beberapa

Lebih terperinci

Metode Penyimpanan Data Secara Kolaboratif Dalam Jaringan Sensor

Metode Penyimpanan Data Secara Kolaboratif Dalam Jaringan Sensor Metode Penyimpanan Data Secara Kolaboratif Dalam Jaringan Sensor M. Mufid Mas Udi 2205100010 Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Keputih-Sukolilo, Surabaya-60111

Lebih terperinci

Rancang Bangun Jaringan Ad Hoc Berbasis Radio Paket pada Kanal Frekuensi Tinggi untuk Layanan Data Telemedika

Rancang Bangun Jaringan Ad Hoc Berbasis Radio Paket pada Kanal Frekuensi Tinggi untuk Layanan Data Telemedika Rancang Bangun Jaringan Ad Hoc Berbasis Radio Paket pada Kanal Frekuensi Tinggi untuk Layanan Data Telemedika Oleh: Khoirul Fahmi (2208100049) Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Achmad Affandi, DEA Atik Choirul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi berkembang dengan pesatnya, kebutuhan masyarakat akan komunikasi dan mengakses informasi pun semakin mudah. Perangkat mobile

Lebih terperinci

Optimasi Cross Layer Untuk Protokol Dynamic Source Routing Pada Komunikasi Antar Kendaraan Berbasis Vehicular Ad-Hoc Networks (VANETs)

Optimasi Cross Layer Untuk Protokol Dynamic Source Routing Pada Komunikasi Antar Kendaraan Berbasis Vehicular Ad-Hoc Networks (VANETs) JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (217) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) A-464 Optimasi Cross Layer Untuk Protokol Dynamic Source Routing Pada Komunikasi Antar Kendaraan Berbasis Vehicular Ad-Hoc Networks

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) A-229

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) A-229 JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (13) ISSN: 337-3539 (31-971 Print) A-9 Simulasi dan Analisa Kinerja Protokol 8.15. (Zigbee) pada Jaringan Sensor Nirkabel Arizal Lebda Septyantono danwirawan Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS INDONESIA 13 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi telekomunikasi dan informasi saat ini sangat pesat, khususnya teknologi wireless (nirkabel). Seiring dengan meningkatnya kebutuhan informasi

Lebih terperinci

Transmisi Telekomunikasi (TEE-361) Pertemuan 6 Multiple Access Bagian Kedua. Multiple Access

Transmisi Telekomunikasi (TEE-361) Pertemuan 6 Multiple Access Bagian Kedua. Multiple Access Transmisi Telekomunikasi (TEE-361) Pertemuan 6 Multiple Access Bagian Kedua Multiple Access Pendekatan Multiple Access: Channelization (Pengkanalan) Setiap user memperoleh jatah kanal => mendapat alokasi

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA POLA-POLA TRAFIK PADA BEBERAPA PROTOKOL ROUTING DALAM JARINGAN MANET

ANALISIS KINERJA POLA-POLA TRAFIK PADA BEBERAPA PROTOKOL ROUTING DALAM JARINGAN MANET ANALISIS KINERJA POLA-POLA TRAFIK PADA BEBERAPA PROTOKOL ROUTING DALAM JARINGAN MANET Didik Imawan Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Januari 29

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA PROTOKOL MAC ALOHA DAN CSMA/CA PADA PROSES PEMBENTUKAN MOBILE AD HOC NETWORK (MANET) UNTUK SISTEM KOMUNIKASI TAKTIS

EVALUASI KINERJA PROTOKOL MAC ALOHA DAN CSMA/CA PADA PROSES PEMBENTUKAN MOBILE AD HOC NETWORK (MANET) UNTUK SISTEM KOMUNIKASI TAKTIS EVALUASI KINERJA PROTOKOL MAC ALOHA DAN CSMA/CA PADA PROSES PEMBENTUKAN MOBILE AD HOC NETWORK (MANET) UNTUK SISTEM KOMUNIKASI TAKTIS ABSTRAK Siti Agustini Jurusan Sistem Komputer, Institut Teknologi Adhi

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA PROTOKOL REAKTIF PADA JARINGAN MANET DALAM SIMULASI JARINGAN MENGGUNAKAN NETWORK SIMULATOR DAN TRACEGRAPH

ANALISIS KINERJA PROTOKOL REAKTIF PADA JARINGAN MANET DALAM SIMULASI JARINGAN MENGGUNAKAN NETWORK SIMULATOR DAN TRACEGRAPH ANALISIS KINERJA PROTOKOL REAKTIF PADA JARINGAN MANET DALAM SIMULASI JARINGAN MENGGUNAKAN NETWORK SIMULATOR DAN TRACEGRAPH Bayu Nugroho, Noor Akhmad Setiawan, dan Silmi Fauziati Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

Lapisan ini merupakan lapisan yang akan melakukan transmisi data antara perangkat-perangkat jaringan yang saling berdekatan di dalam sebuah wide area

Lapisan ini merupakan lapisan yang akan melakukan transmisi data antara perangkat-perangkat jaringan yang saling berdekatan di dalam sebuah wide area Lapisan ini merupakan lapisan yang akan melakukan transmisi data antara perangkat-perangkat jaringan yang saling berdekatan di dalam sebuah wide area network (WAN), atau antara node di dalam sebuah segmen

Lebih terperinci

BAB III TOKEN RING. jaringan cincin (ring) dan sistem token passing untuk mengontrol akses menuju jaringan.

BAB III TOKEN RING. jaringan cincin (ring) dan sistem token passing untuk mengontrol akses menuju jaringan. BAB III TOKEN RING 3.1 Token Ring Token ring adalah sebuah arsitektur jaringan yang menggunakan topologi jaringan cincin (ring) dan sistem token passing untuk mengontrol akses menuju jaringan. Arsitektur

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA TRANSMISSION CONTROL PROTOCOL PADA JARINGAN WIDE AREA NETWORK

ANALISIS KINERJA TRANSMISSION CONTROL PROTOCOL PADA JARINGAN WIDE AREA NETWORK ANALISIS KINERJA TRANSMISSION CONTROL PROTOCOL PADA JARINGAN WIDE AREA NETWORK Henra Pranata Siregar, Naemah Mubarakah Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Jl. Almamater,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang VANET (Vehicular Ad Hoc Network) adalah bagian dari MANET (Mobile Ad Hoc Network) dimana setiap node yang berada pada cakupan suatu jaringan bisa bergerak dengan bebas

Lebih terperinci

TCP DAN UDP. Budhi Irawan, S.Si, M.T

TCP DAN UDP. Budhi Irawan, S.Si, M.T TCP DAN UDP Budhi Irawan, S.Si, M.T LAPISAN TRANSPOR adalah Lapisan keempat dari Model Referensi OSI yang bertanggung jawab untuk menyediakan layanan-layanan yang dapat diandalkan kepada protokol-protokol

Lebih terperinci

Rancang Bangun Jaringan Ad Hoc Berbasis Radio Paket pada Kanal Frekuensi Tinggi untuk Layanan Data Telemedika

Rancang Bangun Jaringan Ad Hoc Berbasis Radio Paket pada Kanal Frekuensi Tinggi untuk Layanan Data Telemedika JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Rancang Bangun Jaringan Ad Hoc Berbasis Radio Paket pada Kanal Frekuensi Tinggi untuk Layanan Data Telemedika Khoirul Fahmi 1, Atik Choirul Hidajah 2, dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Jaringan Komputer 2.1.1 Pengertian Jaringan Komputer Dalam suatu tulisan yang dikutip dari sebuah buku menyatakan bahwa Jaringan- Kombinasi perangkat keras, perangkat

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DATA. Gambar 4.1 Tampilan pada Wireshark ketika user melakukan register. 34 Universitas Indonesia

BAB 4 ANALISA DATA. Gambar 4.1 Tampilan pada Wireshark ketika user melakukan register. 34 Universitas Indonesia BAB 4 ANALISA DATA Pada bab ini akan dibahas hasil pengukuran data dari layanan IMS pada platform IPTV baik pada saat pelanggan (user) di home network maupun pada saat melakukan roaming atau berada pada

Lebih terperinci

Dasar Jaringan Komputer

Dasar Jaringan Komputer Pertemuan 1 Dasar Jaringan Komputer A. Sistem Komunikasi Sistem komunikasi membutuhkan medium sebagai pembawa sinyal (carrier). Sistem transmisi sinyal bisa berupa kabel, gelombang elektromagnetik (RF)

Lebih terperinci

Simulasi Kinerja Jaringan Nirkabel IEEE a dan IEEE g Menggunakan NS-2

Simulasi Kinerja Jaringan Nirkabel IEEE a dan IEEE g Menggunakan NS-2 Jurnal Rekayasa Elektrika Vol. 10, No. 4, Oktober 2013 161 Simulasi Kinerja Jaringan Nirkabel IEEE-802.11a dan IEEE-802.11g Menggunakan NS-2 Helmy Fitriawan dan Amri Wahyudin Jurusan Teknik Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA PROTOKOL ROUTING AODV DAN OLSR PADA JARINGAN MOBILE AD HOC

ANALISIS KINERJA PROTOKOL ROUTING AODV DAN OLSR PADA JARINGAN MOBILE AD HOC ANALISIS KINERJA PROTOKOL ROUTING AODV DAN OLSR PADA JARINGAN MOBILE AD HOC Sony Candra Dirganto, Ir. Muchammad Husni, M.Kom # Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi Institut Teknologi

Lebih terperinci

Rancang Bangun RTP Packet-Chunk De-encapsulator Data AV Stream Format RTP Sebagai Terminal Access Multi-Source Streaming Server

Rancang Bangun RTP Packet-Chunk De-encapsulator Data AV Stream Format RTP Sebagai Terminal Access Multi-Source Streaming Server Rancang Bangun RTP Packet-Chunk De-encapsulator Data AV Stream Format RTP Sebagai Terminal Access Multi-Source Streaming Server Ahmad Budi Setiyawan 1, A.Subhan KH, ST 2, 1 Mahasiswa Politeknik Elektronika

Lebih terperinci

DASAR JARINGAN DAN TELEKOMUNIKASI RESUME MATERI ETHERNET. disusun oleh:

DASAR JARINGAN DAN TELEKOMUNIKASI RESUME MATERI ETHERNET. disusun oleh: DASAR JARINGAN DAN TELEKOMUNIKASI RESUME MATERI ETHERNET disusun oleh: disusun oleh: Aditya Shofwan Zulma 1202144025 KELAS SI-38-01 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Analisis Pengalokasian Ukuran Guaranteed Time Slot Pada Wireless Body Area Network Berbasis IEEE

Analisis Pengalokasian Ukuran Guaranteed Time Slot Pada Wireless Body Area Network Berbasis IEEE Analisis Pengalokasian Ukuran Guaranteed Time Slot Pada Wireless Body Area Network Berbasis IEEE 802.15.4 Galuh Dhatuningtyas Harsono Teknik Elektro, Teknik, Universitas Negeri Surabaya e-mail : galuhharsono@gmail.com

Lebih terperinci