BAB II KAJIAN TEORI. Morfologi adalah cabang linguistik yang mengidentifikasi satuan-satuan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN TEORI. Morfologi adalah cabang linguistik yang mengidentifikasi satuan-satuan"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Morfologi Morfologi adalah cabang linguistik yang mengidentifikasi satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal. Morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata, atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata. Jadi, morfologi adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk kata (struktur kata) serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap makna (arti) dan kelas kata. O Grady (1997:132) mengemukakan pendapatnya bahwa morphology is the system of categories and rules involved in word formation and interpretation. Menurut pendapatnya, morfologi adalah sistem kategori dan peraturan mengenai pembentukan dan interpretasi kata tersebut. Burling (1992:38) menyatakan bahwa morphology is a study of the way words are built up from smaller parts. Menurut Burling morfologi adalah ilmu yang mempelajari bagaimana kata-kata dibentuk dari bagian yang paling kecil. Menurut Nida (1949:4): Morphology is the study of morphemes and their arrangements in forming words. [ ] The morpheme arrangements which are treated under the morphology of a language inckude all combinations that form words or parts of words. Hal ini sejalan dengan Bauer (1983:13) yang mengemukakan bahwa Morphology as a sub-branch of linguistics deals with the internal structure of 9

2 10 word-forms. Berdasarkan kedua pendapat di atas, morfologi adalah cabang linguistik yang mempelajari morfem dan penggabungannya dalam pembentukan kata yang mengkombinasikan formasi kata atau bagian dari kata tersebut. Payne (1997:20-21) mengatakan bahwa morphology is the study of the internal structure of words. Lebih lanjut Bloomfield (1993:207) mengemukakan bahwa, By the morphology of a language we mean the constructions in which bound forms or words, but never phrases. Accordingly, we may say that morphology includes the constructions of words and parts of words,.... Morfologi adalah ilmu yang mempelajari pembentukan kata, pembentukan ini akan menghasilkan bentukan atau morfem, tetapi bukan frasa. Spencer (1998:1) menyatakan bahwa Morphology is at the conceptual centre of linguistics. This is not because it is the dominant sub discipline, but because morphology is the study of word structure. Menurutnya, morfologi adalah pusat konseptual linguistik karena morfologi ialah studi tentang struktur kata. Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa dari bahasa Inggris morfologi pada dasarnya adalah salah satu cabang ilmu linguistik yang mempelajari pembentukan kata baik penyusunannya dalam kata maupun penentuan kelas kata untuk tiap-tiap kata dalam suatu bahasa. 2.2 Morfem (Morpheme) Hockett (1958:123) menjelaskan bahwa the smallest individually meaningful elements in the utterances of a language. Morfem adalah unsur

3 11 terkecil yang secara individual mengandung pengertian dalam ujaran sesuatu bahasa. (3) ed, -ism, -able, -,ment, un-, dis-, -less. Dengan demikian pengertian morfem secara umum adalah satuan atau unit terkecil dalam suatu bahasa yang memiliki makna dan merupakan bagian dari atau bentuk kata dalam tata bahasa dari suatu bahasa. Morfologi mempelajari morfem, dan morfem dapat juga dikatakan unsur terkecil dari pembentukan kata dan disesuaikan dengan aturan suatu bahasa. Berdasarkan distribusinya, morfem dibagi menjadi 2 macam, yaitu morfem bebas (free morpheme) dan morfem terikat (bound morpheme) Morfem Bebas (Free Morpheme) Mish (1991:490) berpendapat bahwa A free morpheme is a grammatical unit that can occur by itself. However, other morpheme such as affixes can be attached to it. Mish menjelaskan bahwa sebuah morfem bebas adalah sebuah unit gramatikal yang dapat berdiri sendiri. O Grady (1997:714) menyatakan bahwa Free morpheme is a morpheme that can be a word by itself. Menurut pendapatnya morfem bebas ialah morfem yang dapat berdiri sendiri tanpa terikat dengan morfem lain. (4) agree merupakan morfem bebas.

4 12 Jadi, secara umum pengertian morfem bebas adalah sebuah unit gramatikal yang dapat berdiri sendiri dan dapat ditambahkan beberapa morfem tertentu, seperti afiks. (5) agree + -ment = agreement free morpheme bound morpheme (6) dis- + agree = disagree bound morpheme free morpheme Morfem Terikat (Bound Morpheme) Morfem terikat, yaitu morfem yang tidak dapat berdiri sendiri dari segi makna. Makna morfem terikat baru jelas setelah morfem itu dihubungkan dengan morfem lainnya. Semua imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta kombinasi awalan dan akhiran) tergolong sebagai morfem terikat. O Grady (1997:134) menerangkan bahwa Bound morpheme is a morpheme that must be attached toanother element. Maksud dari pendapat itu adalah morfem terikat adalah suatu morfem yang harus dihubungkan dengan unsur lain. Jadi morfem terikat tidak bisa berdiri sendiri, berbeda dengan morfem bebas. Yule (1985:76) mengemukakan bahwa terdapat dua kategori morfem terikat, yaitu derivational morpheme dan inflectional morpheme.

5 Morfem Derivasi (Derivational Morpheme) Menurut Caroll (2008:106) morfem derivasi adalah derivational morphemes are involved when bound morphemes, added to free morphemes, create new words. Hal ini sejalan dengan O Grady et al. (1997:144), derivation forms a word with a meaning and/or category distinct from that of its base through the addition of an affix. Morfem derivasi adalah morfem terikat yang dilekatkan pada morfem bebas, untuk membentuk kata-kata baru dan memiliki kelas kata yang berbeda dengan kelas kata dasarnya (base). (7) bake + -er = baker verb derivational morpheme noun (8) quick + -ly = quickly adjective derivational morpheme adverb Morfem Infleksi (Inflectional Morpheme) Menurut Richard (1985:139) morfem infleksi adalah inflection is the process of adding an affix to a word or changing it in some other way according to the rules of the grammar of a language. Morfem infleksi adalah proses penambahan afiks pada kata atau mengubah kata menjadi bentuk yang berbeda secara gramatikal.

6 14 (9) run + -ing = running verb inflectional morpheme verb (10) boy + -s = boys noun inflectional morpheme noun 2.3 Kata Kata merupakan satuan terkecil dalam tataran sintaksis, tetapi dalam morfologi kata merupakan satuan terbesar. Katamba (1993:18-19) mengatakan bahwa: Words refers to a particular physical realization of that lexeme in speech or writing. Word can also be seen as a representation of a lexeme that is associated with certain morph-syntactic such as noun, adjective, verb, tense, gender, number, etc Kata mengacu pada realisasi fisik leksem tertentu baik dalam ujaran maupun tulisan. Kata juga dapat dilihat sebagai representasi dari sebuah leksem yang berhubungan dengan morfem sintaksis tertentu seperti nomina, ajektiva, verba, kala, jenis kelamin, nomor, dll. Menurut Trask (1999:342) kata adalah Word is a Linguistic unit typically larger than a morphem but smaller than a phrase. Dengan kata lain, kata adalah satuan linguistik yang lebih besar dari morfem tetapi lebih kecil dari frasa. Penulis dapat menyimpulkan bahwa kata merupakan unit bahasa yang terdiri dari satu atau lebih morfem dan mempunyai makna tersendiri.

7 Kelas Kata Menurut Leech (2006:126)kata adalah Word class (traditional term; part of speech) is a set of word which form. A class in terms of their similarity of form, function and meaning. Leech berpendapat bahwa kelas kata ialah kumpulan katakata yang terbentuk. Adapun jenis-jenis kelas kata, yaitu: Nomina (Noun) Menurut Allsop (1989:9), nouns are used to identify or put names to people, things and qualities in the world around us. Nomina adalah kata yang digunakan untuk mengidentifikasi atau menamai seseorang, suatu hal yang ada di sekeliling kita. (11) John eats some apples tersebut. John kelas kata nya noun berfungsi sebagai subjek dari kalimat Verba (Verb) Menurut Allsop(1989:125), words which refer to actions describes the states of things. Kata kerja adalah kata yang menyatakan tindakan atau menggambarkan suatu keadaan. (12) Mom buys fish Buys kelas kata nya verb berfungsi sebagai predikat dari kalimat tersebut.

8 Ajektiva (Adjective) Menurut Trask (1999:3) pengertian ajektiva adalah Adjective is the part of speech which includes words like big and beautiful. An adjective may take the prefix un- or in- to form another adjective, the suffix ly to form an adverb, or the suffix ness or ity to form a noun. Kata sifat atau ajektiva adalah kata yang menerangkan kata benda. (13) My bag is heavy Heavy kelas kata nya adjective yang berfungsi menerangkan noun dari kalimat tersebut Adverbial (Adverb) Menurut Shertzer (1986:5), adverbial adalah words that describes berbs, adjectives, and other adverb. They specify in what manner, when, where, and how much. Adverbial adalah kata yang menerangkan atau menambahkan makna pada verb, ajektiva dan adverbial lain dalam kalimat. (14) He studies carefully Carefully kelas kata nya adverb yang merupakan adverb of manner berfungsi menerangkan verb pada kalimat tersebut Preposisi (Preposition) Menurut Allsop (1989:105), preposisi adalah words which show the relationship between thing, people, or events. Preposisi merupakan

9 17 kata yang berfungsi untuk menunjukan hubungan sesuatu, orang, atau kejadian. (15) I sit on the chair On kelas kata nya preposition yang berfungsi sebagai penunjuk posisi. 2.5 Proses Pembentukan Kata (Word Formation) Proses pembentukan kata banyak terjadi pada suatu bahasa untuk segala kebutuhan gramatikal. Menurut Huddleston and Pullum (2002): "Lexical word-formation, by contrast, is related to the dictionary. It describes the processes by which new lexical bases are formed and the structure of complex lexical bases, those composed of more than one morphological element. The traditional term is simply 'word-formation. Dengan kata lain, proses pembentukan kata adalah proses formasi kata leksikal yang terbentuk dari gabungan lebih dari satu elemen morfologi. Ada beberapa proses pembentukan kata yaitu antara lain ialah proses menghasilkan kata baru, yang dibentuk dengan cara antara lain affixation, blending, clipping, acronym, dan compounding. Yule (1985:51) mengatakan bahwa: Word formation process is a way of forming new words or terms from the use of old word. The processes consist of affixation, compounding, blending, clipping, back-formation, conversion, acronyms, and derivation. Jadi, menurut teori di atas dapat disimpulkan bahwa proses formasi kata adalah cara membentuk kata-kata baru atau istilah dari penggunaan kata-kata lama. Proses ini terdiri dari affixation, compounding, blending, clipping, backformation, conversion, acronym, dan derivation.

10 18 Kemudian dari Baugh (1935:373) penulis mendapatkan tiga cara proses pembentukan kata yang lain, yaitu dengan cara sebagai berikut: a. Borrowings (peminjaman) b. Old words with new meanings (kata lama dengan makna baru) c. Coinages (penciptaan kata baru) Setelah melihat proses-proses pembentukan kata yang disampaikan oleh kedua ahli di atas, penulis menyimpulkan bahwa secara garis besar ada sebelas proses pembentukan kata dalam bahasa Inggris, yaitu: affixation, compounding, blending, clipping, back-formation, conversion, acronym, derivation, borrowings, old words with new meanings, dan coinages. Pengetahuan mengenai proses pembentukan kata sangat berguna untuk memahami bagaimana suatu padanan kata dibentuk dari bahasa asalnya. Selanjutnya, penulis akan membahas lebih jauh tentang compounding. 2.6 Kata Majemuk (Compound Words) Menurut Wisnicwski (2007), Compounding is the process of putting words together to build a new one that ''does not denote two things, but one'' and that is ''pronounced as one unit''. Dengan kata lain, kata majemuk adalah proses pemajemukan dengan membentuk kata baru dengan menggabungkan dua atau lebih kata lain yang berlaku sebagai satu unit. Definisi compounding menurut Akmajian et al., (2001) adalah: "Compounds are not limited to two words, as shown by examples such as bathroom towel-rack and community center finance committee. Indeed, the

11 19 process of compounding seems unlimited in English: starting with a word like sailboat, we can easily construct the compound sailboat rigging, from which we can in turn create sailboat rigging design, sailboat rigging design training, sailboat rigging design training institute, and so on". Dapat diartikan bahwa proses pembentukan kata majemuk tidak hanya dibatasi oleh dua kata saja tetapi tidak terbatas selama penambahan kata tersebut dapat pahami maknanya. Compounding merupakan proses pembentukan kata yang paling sering ditemukan dalam bahasa Inggris. Menurut Williams (1975:120) compounding adalah putting together two independent words to make one word. Definisi compounding menurut pendapat Williams adalah menggabungkan dua kata yang dapat berdiri sendiri secara bersama untuk menciptakan satu kata. Leech (2006:23-24) bahwa A compound is a word which contains two or more other words. Compound ialah kata yang terdiri dari dua kata atau lebih. Dari beberapa definisi yang telah dijelaskan di atas dapat disimpulkan bahwa kata majemuk merupakan gabungan dua atau lebih kata yang digabungkan untuk membentuk sebuah kata dengan makna baru dan diperlakukan sebagai satu kata. Pendapat tersebut dikemukakan oleh Quirk et. al. (1985:1567) dalam A Comprehrensive Grammar of The English Language, A compound is a lexical unit consisting of more than one base and functioning both grammatically and semantically as a single words. Begitu pula menurut Redmond (2007) yang menyatakan bahwa, A compound is a word formed from two or more words. The words in a compound are often hyphenated, but sometimes they are spelled as one word (a closed compound) or as two words (an open compound). Berdasarkan teori tersebut compound merupakan kesatuan kata yang terbentuk dari dua kata

12 20 atau lebih pada umumnya diantara compound tersebut disisipi hyphen, namun adapula compound yang membentuk satu kata (terikat) atau dua kata yang terpisah namun tetap merupakan satu kesatuan (tidak terikat). Kata-kata dalam bahasa Inggris, terutama adjective dan noun, dapat digabungkan dalam konstruksi gabungan (compound structures) dengan berbagai macam cara. Salah satu cara yang pasti untuk mengetahui compound words yaitu dengan menggunakan kamus bahasa Inggris yang baik utntuk mencari dan mempelajari gabungan kata tersebut. a. Noun + Noun = Noun note + book = notebook b. Adjective + Noun = Noun blue + berry = blueberry c. Verb + Noun = Noun work + room = workroom d. Noun + Adjective = Adjective steel + toothed = steel-toothed e. Verb + Verb = Verb stir + fry = stir-fry f. Adjective + Adjective = Adjective bitter + sweet = bittersweet g. Verb + Preposition = Noun break + up = breakup

13 21 h. Preposition + Verb = Verb out + run = outrun i. Preposition + Adjective = Adjective under + pressure = under-pressure Dari contoh di atas merupakan kombinasi dari dua kata yang dapat berdiri sendiri (morfem bebas). Seperti contoh pada kata bittersweet, kata ini penggabungan kata bitter dan sweet. Dimana kedua kata tersebut apabila tidak digabungkan tetap memiliki arti sendiri atau dapat berdiri sendiri tanpa membutuhkan kata lain Ciri-Ciri Compound Words Kata majemuk berbeda dengan frasa. Pengguna bahasa sering kali merasa sulit untuk membedakan compound dan frasa. Seperti yang dikemukakan oleh Quirk et. al. (1985:1567) dalam buku A Comprehrensive Grammar of The English Language. Sekilas dua hal tersebut terlihat sebagai hal yang sama, namun keduanya merupakan hal yang sangat berbeda. Ciri-cirinya yaitu: 1. Compound words mempunyai makna gramatikal dan makna leksikal sebagai satu kesatuan kata. (16) konstituen kata fair-haired. Makna leksikal kata fair yaitu light in color of skin or hair dan kata hair yang berarti fine thread-like growth

14 22 from the skin. Tetapi konstituen kata fair-haired memiliki makna gramatikal yaitu hair with light colour. 2. Compound words merupakan sebuah gabungan setiap unit yang tidak memiliki afiksasi (baik dari infleksi dan derivasi), kecuali pada infleksi sufiks. (17) bathroom + -s = bathrooms 3. Keseluruhan makna dari compound words biasanya bisa diprediksi dari makna tunggal dari setiap elemen dari compound. (18) a bookstore yang memiliki makna toko yang menjual berbagai jenis buku ; dan lain sebagainya. Akan tetapi, ada beberapa compound words yang makna globalnya harus dapat kita pahami sebagai satu kesatuan kata karena makna tersebut tidak dapat diprediksi dari makna tunggal yang merupakan bagian dari compound. (19) a hot dog yang berarti jenis makanan cepat saji. 4. Elemen yang kedua (head word/hulu) dari compound biasanya menentukan kategori gramatikal yang menjadi kategori keseluruhan compound. (20) N + N = N; e.g., moonlight, windmill. (21) Adj + Adj = Adj; e.g., gray-green, dark-brown. (22) Prep + V = V; e.g., undergo, overtake. 5. Compounding adalah proses rekusif, yaitu satu dari compound itu sendiri menjadi konstituen dari larger compound.

15 23 (23) living-room furniture. Konstituen Head 6. Dalam penulisannya compound words juga memiliki jenis, yaitu sebagai berikut: a. Closed form (combined words) (24) basketball, chairman, pickpocket Penulisannya tanpa spasi atau hyphen antar kata. b. Solid form (individual words) (25) post office, water resistant, high school Penulisannya menggunakan spasi antar kata. c. Hyphenated form (26) brownish-black hair Kegunaan hyphen yaitu menghindari kesalahan baca atau menghindari kerancuan (ambigu). Penggabungan kata sering menggunakan hyphen (-) untuk menghindari kekeliruan dalam memaknainya, misalnya: new-furniture, part-time job, dan lain sebagainya. Baugh (1996:44) mengemukakan bahwa: Hyphens are used to join two or more words that used as a single unit, to link two last names, to join continous numbers, to connect some prefixes and suffixes with their nouns, to devide words at the end of line, and to avoid confusing or awkward word constructions. Menurut pendapat di atas bahwa hyphen digunakan untuk menggabungkan dua atau lebih kata sebagai satu kesatuan, untuk menggabungkan dua nama

16 24 belakang, untuk menggabungkan angka-angka, untuk menyambungkan beberapa awalan dan akhiran dengan kata bendanya, dan menghindari kebingungan atau kerancuan dalam konstruksi sebuah kata. Sedangkan menurut Ventura (2010:71), A hyphenated compound also called a unit modifier is simply a combination of words joined by a hyphen or hyphens. The hyphen is a mark of punctuation that not only unites but separates the component words; thus, it aids understanding and readability and ensures correct pronunciation. Words are hyphenatedmainly to express the idea of a unit and to avoid ambiguity. Menurut Ventura (2010) compound yang telah disisipi hyphen memiliki beberapa fungsi antara lain; disebut sebagai unit modifier, hyphen tidak hanya digunakan sebagai penghubung namun hyphen digunakan juga untuk memisahkan kata-kata, kumpulan kata yang disisipi hyphen merupakan ungkapan dari sebuah unit untuk menghindari ambiguitas. Menurut Swan (1995:532) dalam buku Practical English Usage mengemukakan bahwa, hyphens are the short lines (-) that we put between words in expressions. Penggunaan hyphen diantaranya sebagai berikut: a. Hyphen biasanya disisipi pada dua kata adjective yang dimana bagian katanya berakhiran ed atau ing. (27) blue-eyed, broken-hearted, nice-looking b. Hyphen juga sering digunakan pada dua kata adjectives atau noun modifikasi yang dimana di dalamnya mengandung pengertian diantara.

17 25 (28) grey-green (=between grey and green) (29) the London-Paris flight c. Hyphen sering digunakan pada sebuah bentuk frasa panjang yang posisi adjective sebelum noun. (30) an out-of-work miner compound, berarti seorang penggangguran buruh tambang pertambangan he s out of work mine phrase, berarti dia keluar dari (31) a shoot-to-kill policy compound, berarti sebuah kebijakan yang mematikan. they were ordered to shoot to kill phrase, berarti mereka disuruh menembak untuk membunuh. d. Pada British English, hyphen sering digunakan pada gabungan kata compound nouns yang kata pertamanya mempunyai main stress. (32) a paper-shop (33) some make-up (34) running-shoes (35) lorry-driver Ketentuan tentang penggunaan hyphen sangat rumit, dan terkadang tidak pasti. Kemungkinan karena alasan itu, orang-orang terlihat jarang dalam

18 26 penggunaan hyphen. Kebanyakan pada umumnya bentuk short compound sering ditulis dengan formasi tanpa spasi (e.g weekend, wideawake, takeover); sisanya bentuk umum atau longer compounds yang saat ini lebih sering ditulis dengan formasi dipisah antar suku kata (e.g: train driver, living room). Situasi pada saat ini terkadang membingungkan, dan ini tidak biasa untuk menemukan persamaan pada tiga cara penulisan compound words yang berbeda (e.g. bookshop, bookshop, book shop). Jika salah satunya tidak meyakinkan apabila diberi hyphen diantara kata atau tidak, cara yang terbaik yaitu dengan melihat pada kamus, atau dengan menulis kata-kata tanpa menggunakan hyphen Kategori Compound Words Menurut Katamba (1993), compounding dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kategori, yaitu: compound nouns, compound verbs, dan compound adjectives Compound Nouns Kata majemuk nomina (compound nouns) terbentuk dari dua kata atau lebih dimana kata tersebut berfungsi sebagai nomina (noun). Noun + Noun Adjective + Noun Preposition + Noun water-lily high-court Outskirt Skyline greenfly Undergraduate Bookcase sour-dough near-sightedness

19 Compound Verbs Kata majemuk verba (compound verbs) terbentuk dari dua kata atau lebih dimana kata tersebut berfungsi sebagai verba (verb). Preposition + Verb Verb + Verb Verb + Preposition Underestimate cross-check turn off Upstage washbasin hand out Compound Adjectives Kata majemuk ajektiva (compound adjectives) adalah modifikasi dari nomina. Terdiri dari dua atau lebih morfem yang dimana komponen yang sebelah kiri atau perubahan dari modifikasi dari komponen yang sebelah kanan. Noun + Adjective Adjective + Adjective Preposition +Adjective Seaworthy long-winded Overall user-friendly short-lived far away Selanjutnya, karena compound adjectives merupakan kajian utama dari skripsi ini maka penulis akan membahas lebih mendalam lagi mengenai compound adjectives.

20 Pengertian Compound Adjectives Secara umum, compound adjectives merupakan gabungan dua kata atau lebih untuk membentuk single adjective, serta ditandai dengan menggunakan hyphen/(-) untuk menghubungkan dua kata adjective menjadi satu. (36) I saw a rabbit-eating cheetah, berarti saya melihat seekor cheetah pemakan kelinci. I saw a rabbit eating cheetah, berarti saya melihat seekor kelinci memakan cheetah. Penggunaan hyphen membuat perbedaan besar dalam arti sebuah kalimat dan agar tidak menimbulkan kerancuan saat membacanya. (37) brown-eyed girl = a girl has a brown eyed (38) reddish-yellow flower = a flower has reddish yellow colour Beberapa ahli bahasa membagi compound adjectives menjadi beberapa bagian, salah satunya yaitu Bauer (1983) membagi compound adjectives menjadi sepuluh bagian yaitu: a. adjective + adjective = blue-aproned b. noun + adjective = goose-bumpy

21 29 c. adjective + adverb = faraway d. adverb + adjective = well-pressed e. adjective + participle = well-trained f. particle + adjective = off-white g. particle + noun = upper-caste h. verb + adjective = crumbleblack i. verb + particle = falling-off j. adverb + adverb = upside-down bagian yaitu: Sementara, Katamba (1993) membagi compound adjectives menjadi tiga Noun + Adjective Adjective + Adjective Preposition + Adjective World-wide Greeny-brown Near-sighted Childproof Good-natured Outspoken Sky-high Long-winded Overprotective Selanjutnya, teori yang digunakan sebagai acuan penelitian ini adalah teori Spencer (2003b) yang membagicompound adjectives menjadi lima jenis yaitu: 1. noun + adjective = ash-blond 2. adjective + adjective = harsh-rude 3. verb + adjective = sing-happy 4. preposition + adjective = over-aggressive 5. adjective + preposition = worn-out

22 30 Spencer (2003b) berpendapat bahwa they are sporadic and semantically restricted regarding adjective-adjective compounds, adjectives cannot usually modify other adjectives and concerning noun-adjective compounds, they are mostly non-compositional phrases. Jadi, dua dari lima jenis compound adjectives yang telah disebutkan di atas yaitu noun + adjective dan adjective + adjective elah disepakati sebagai compound adjectives yang dilihat dari elemen kedua sebagai modifier dan makna semantiknya (leksikal dan gramatikal) dibandingkan dengan jenis compound adjectives lainnya. Teori ini dipilih sebagai acuan dalam penelitian ini mengenai deskripsi compound adjectives dengan contoh yang lebih banyak dan mendukung Jenis-Jenis Compound Adjectives Dari kelima jenis compound adjectives yang telah disebutkan di atas berdasarkan teori Spencer, penulis membatasi hanya dua jenis compound adjectives yang selanjutnya akan dianalisis pada bab 3 yaitu jenis compound adjectives yang berasal dari noun + adjective dan jenis compound adjectives yang berasal dari adjective + adjective. a. Compound Adjectives Berasal dari Noun + Adjective (39) She watched him wrap in paper the sharp and shining threecornered tooth. b. Compound Adjectives Berasal dari Adjective + Adjective

23 31 (40) The nights were cool now and the early mornings were crisp, but the days were sunny-warm. c. Compound Adjectives Berasal dari Verb + Adjective contoh: (41) A forklift with a fail-safe device. d. Compound Adjectives Berasal dari Preposition + Adjective contoh: (42) Her downfall came through being over-confident. e. Compound Adjectives Berasal dari Adjective + Preposition contoh: (43) Cambric tea was hot water and milk, with only a taste of tea in it, but little girls felt grown-up when their mothers let them drink cambric tea. 2.7 Semantik O Grady, et al (1997:268) menyatakan bahwa Semantics is the study of meaning in human language, maksudnya bahwa semantik adalah studi atau pembelajaran mengenai makna di dalam bahasa manusia. Leech (1981) berpendapat bahwa Semantics (as the study of meaning) is central to study of

24 32 communication; and as communication becomes more and more pressing. Semantik sebagai sebuah kajian makna yang merupakan pusat dari kajian komunikasi dan sebagaimana komunikasi menjadi faktor yang menjadi semakin krusial dalam organisasi sosial, kebutuhan untuk memahaminya menjadi sangat diperlukan. Palmer (1983:1), Semantics is the technical term used to refer to the study of meaning. Semantik dalah suatu ilmu yang mengacu tentang makna. Dari semua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa semantik merupakan studi mengenai makna dalam bahasa manusia yang tentu saja meliputi dua makna, yaitu kata dan kalimat. Pembicaraan tentang makna kata pun menjadi objek semantik Makna Menurut O Grady et al. (1996), Meaning is the message or content that a sign convey. Makna merupakan pesan yang dibawa oleh sebuah kata. Quirk et al. (1978:64) yang menyatakan meaning is that which you are intended to understand by something spoken or written or something expressed in other ways. Dengan adanya makna, baik pembaca maupun pendengar diharapkan dapat mengerti pesan yang terkandung dalam suatu kalimat atau ujaran.

25 Makna Leksikal Menurut Lyons (1981:146), Lexical meaning is the meaning of lexemes. Makna leksikal adalah makna yang sebenarnya, makna yang tidak berhubungan dengan konteks apapun, makna yang sudah ada dan hanya diperlukan inderaindera untuk mengamatinya. (44) Kata eat (verba) makna leksikalnya adalah put (food) into the mouth and chew and swallow it. Dari contoh diatas, makna leksikal dapat ditemukan di dalam kamus dan dapat berdiri sendiri tanpa ada penambahan kata lain (imbuhan) Makna Gramatikal Makna gramatikal dapat diartikan sebagai hubungan yang muncul di antara elemen-elemen linguistik. Makna gramatikal adalah makna yang hadir sebagai akibat adanya proses gramatika seperti proses afiksasi, proses reduplikasi, dan proses komposisi (Chaer, 1994). Nida (1964:57) mengungkapkan The meaningful relationship between the constituent parts of the grammatical construction. Butler (2005:246), Grammatical meaning is the some total of the meanings of the constituent words in a complex expression and the result of the way the constituent are combined in the literal meaning. Makna gramatikal

26 34 adalah makna yang muncul akibat adanya penggunaan unsur bahasa dalam struktur bahasa atau berfungsinya sebuah kata dalam kalimat. Menurut Saeed (1997:10) perbedaan makna leksikal dan gramatikal yaitu: but an important difference between word meaning on the other hand, and phrase and sentence meaning on the other, concerns productivity. It is always possible to create new words, but this is relatively infrequent occurance. On the other hand, speakers regularly create sentences that they have never used or heard before, confident that their audience will understand them. Menurutnya perbedaan keduanya berhubungan dengan produktivitas. Kemungkinan untuk membentuk kata-kata baru itu ada, tetapi relatif jarang terjadi. Sebaiknya pembicara secara teratur menciptakan kalimat-kalimat yang belum pernah digunakan atau didengar sebelumnya, dan merasa yakin kalau pendengarnya akan memahaminya. (45) Proses afiksasi: kata go yang bermakna pergi menjadi going yang bermakna sedang bepergian. (46) Proses reduplikasi: kata up yang bermakna bangun menjadi up-up yang bermakna terbangun dari tidur dan siap untuk memulai hari. (47) Proses komposisi: kata over yang bermakna terlalu menjadi over-heat yang bermakna terlalu panas. Berdasarkan contoh di atas, makna gramatikal adalah makna yang muncul setelah mengalami proses gramatika yang bergantung pada struktur kalimatnya.

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Menurut Walija (1996:4), bahasa

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Menurut Walija (1996:4), bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Menurut Walija (1996:4), bahasa merupakan alat komunikasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan alat ucap manusia. Bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan kata.

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan alat ucap manusia. Bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan kata. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi berupa sistem lambang bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia. Bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan kata. Kumpulan kata mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media massa baik elektronik maupun cetak seperti novel, tabloid, koran, artikel,

BAB I PENDAHULUAN. media massa baik elektronik maupun cetak seperti novel, tabloid, koran, artikel, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini sering kali kita temukan banyak informasi yang dituliskan di berbagai media massa baik elektronik maupun cetak seperti novel, tabloid, koran, artikel,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan bentuk pemikiran yang dapat dipahami, berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan bentuk pemikiran yang dapat dipahami, berhubungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan bentuk pemikiran yang dapat dipahami, berhubungan dengan realitas, dan memiliki bentuk dan struktur yang logis. Bahasa pada dasarnya adalah sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap pemahaman pembaca atas apa yang disampaikan penulis.

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap pemahaman pembaca atas apa yang disampaikan penulis. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada bahasa tulis, cara penulisan yang baik dan benar akan sangat berpengaruh terhadap pemahaman pembaca atas apa yang disampaikan penulis. Pada skripsi ini penulis

Lebih terperinci

BAB II. yang berhubungan dengan morfologi dan teori yang berhubungan dengan. merupakan itu yang mempelajari tentang bentuk. O Grady (1997: 132)

BAB II. yang berhubungan dengan morfologi dan teori yang berhubungan dengan. merupakan itu yang mempelajari tentang bentuk. O Grady (1997: 132) BAB II KAJIAN TEORI Bab ini berisi teori-teori yang berhubungan dengan penelitian yang akan digunakan untuk menganalisis data yang terdapat pada bab selanjutnya. Teori yang terdapat pada bab ini dikelompokan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan suatu komunikasi dan kontak sosial menggunakan bahasa. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. melakukan suatu komunikasi dan kontak sosial menggunakan bahasa. Bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah aspek penting dalam interaksi antar manusia. Manusia melakukan suatu komunikasi dan kontak sosial menggunakan bahasa. Bahasa juga dipandang sebagai cermin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Morphology adalah ilmu linguistik yang mempelajari struktur words.

BAB I PENDAHULUAN. Morphology adalah ilmu linguistik yang mempelajari struktur words. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Morphology adalah ilmu linguistik yang mempelajari struktur words. Seperti yang diungkapkan Fromkin dan Rodman (1998), morphology adalah bagian linguistik yang meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam bahasa Inggris terdapat kelas kata yang disebut part of speech.

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam bahasa Inggris terdapat kelas kata yang disebut part of speech. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam bahasa Inggris terdapat kelas kata yang disebut part of speech. Selain nomina, ajektiva, pronomina, verba, preposisi, konjungsi, dan interjeksi, adverbia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata sintaksis berasal dari bahasa yunani sun yang bermakna dengan dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata sintaksis berasal dari bahasa yunani sun yang bermakna dengan dan 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Sintaksis (Syntax) Kata sintaksis berasal dari bahasa yunani sun yang bermakna dengan dan tattein yang bermakna menempatkan. Jadi sintaksis secara etimologis berarti menempatkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Morfologi merupakan bagian dari ilmu linguistik, selain Fonetik, Fonologi,

BAB II KAJIAN TEORI. Morfologi merupakan bagian dari ilmu linguistik, selain Fonetik, Fonologi, BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Morfologi Morfologi merupakan bagian dari ilmu linguistik, selain Fonetik, Fonologi, Sintaksis, dan Semantik. Menurut Payne (1997:20-21) Morphology is the study of the internal

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Tinjauan Studi Terdahulu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Tinjauan Studi Terdahulu BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Studi Terdahulu Penelitian dalam bidang morfologi memang telah banyak dilakukan oleh para linguis. Hal ini membantu penelitian ini sehingga dapat membuka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu bagian terpenting dalam kehidupan sosial

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu bagian terpenting dalam kehidupan sosial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu bagian terpenting dalam kehidupan sosial manusia. Tidak ada manusia tanpa bahasa dan tidak ada bahasa tanpa manusia. Dua hal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah salah satu alat yang digunakan untuk mengekspresikan. sesuatu, baik untuk menyatakan pendapat, pengalaman atau untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah salah satu alat yang digunakan untuk mengekspresikan. sesuatu, baik untuk menyatakan pendapat, pengalaman atau untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah salah satu alat yang digunakan untuk mengekspresikan sesuatu, baik untuk menyatakan pendapat, pengalaman atau untuk mengekspresikan perasaan atau emosi.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. morphology, diantaranya ialah Verhaar (1984), berpendapat bahwa morfologi

BAB II KAJIAN TEORI. morphology, diantaranya ialah Verhaar (1984), berpendapat bahwa morfologi 7 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Morphology Beberapa ahli bahasa mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian morphology, diantaranya ialah Verhaar (1984), berpendapat bahwa morfologi adalah bidang linguistik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan suatu media terpenting untuk berkomunikasi baik

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan suatu media terpenting untuk berkomunikasi baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu media terpenting untuk berkomunikasi baik melalui lisan maupun tulisan. Salah satu bahasa yang digunakan adalah bahasa Inggris. Bahasa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Pada bab ini penulis membahas tentang teori-teori yang berhubungan dengan

BAB II KAJIAN TEORI. Pada bab ini penulis membahas tentang teori-teori yang berhubungan dengan BAB II KAJIAN TEORI Pada bab ini penulis membahas tentang teori-teori yang berhubungan dengan penelitian yang selanjutnya akan digunakan untuk menganalisis data pada bab tiga. Teori yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

Analisis Morfologi Kelas Kata Terbuka Pada Editorial Media Cetak. Abstrak

Analisis Morfologi Kelas Kata Terbuka Pada Editorial Media Cetak. Abstrak Analisis Morfologi Kelas Kata Terbuka Pada Editorial Media Cetak Rina Ismayasari 1*, I Wayan Pastika 2, AA Putu Putra 3 123 Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih, tetapi Murcia dan Freeman (1999:83) dalam bukunya The Grammar

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih, tetapi Murcia dan Freeman (1999:83) dalam bukunya The Grammar BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pada umumnya frasa merupakan kelompok kata atau gabungan dua kata atau lebih, tetapi Murcia dan Freeman (1999:83) dalam bukunya The Grammar Book: an ESL/ EFL- Teacher

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. digunakan untuk menganalisis data yang terdapat pada bab selanjutnya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. digunakan untuk menganalisis data yang terdapat pada bab selanjutnya. BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab ini berisi teori-teori yang berhubungan dengan penelitian yang akan digunakan untuk menganalisis data yang terdapat pada bab selanjutnya. 2.1 Morfologi O Grady (1996:132) mendefinisikan

Lebih terperinci

FORMULIR No.Dokumen FM-02-AKD-0- FORMAT S A P

FORMULIR No.Dokumen FM-02-AKD-0- FORMAT S A P Halaman 1 dari 18 PERTEMUAN KE 1-2 SKS/Semester : 2 / 4 STANDAR KOMPETENSI Students are able to use the English word classes in correct and appropriate sentences or utterances for communication for various

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 10LATIHAN SOAL CHAPTER 10

SMP kelas 8 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 10LATIHAN SOAL CHAPTER 10 SMP kelas 8 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 10LATIHAN SOAL CHAPTER 10 1. Announcement This is a new school year and there are many new students around. Please be friendly and help them understand the rules of

Lebih terperinci

Preposisi Lokatif Bahasa Indonesia

Preposisi Lokatif Bahasa Indonesia Universitas Indonesia Library >> UI - Disertasi (Membership) Preposisi Lokatif Bahasa Indonesia Deskripsi Lengkap: http://lib.ui.ac.id/abstrakpdfdetail.jsp?id=20425348&lokasi=lokal ------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, menyatakan makna yang lengkap dan mengungkapkan suatu

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, menyatakan makna yang lengkap dan mengungkapkan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kalimat adalah gabungan dari beberapa kata yang dapat berdiri sendiri, menyatakan makna yang lengkap dan mengungkapkan suatu maksud dari pembicara. Secara tertulis,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Katamba (1993:3) mengatakan bahwa morphology, the study of the internal

BAB II KAJIAN TEORI. Katamba (1993:3) mengatakan bahwa morphology, the study of the internal BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Morfologi Katamba (1993:3) mengatakan bahwa morphology, the study of the internal structure of words did not emerge as a distinct sub-branch of linguistics until the nineteenth

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Ada banyak pengertian tentang morfologi yang diberikan oleh para ahli.

BAB II KAJIAN TEORI. Ada banyak pengertian tentang morfologi yang diberikan oleh para ahli. BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Morfologi (Morphology) Ada banyak pengertian tentang morfologi yang diberikan oleh para ahli. Aronoff (1994: 12) mengutip pendapat Bloomfield (1993: 207): By the morphology of a

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR Media Pembelajaran Bahasa Inggris START KELAS IV SEMESTER GENAP Oleh: I. G. A. Ratih Nirmala Shanti PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MAHASARASWATI

Lebih terperinci

MODULE 1 GRADE XI VARIATION OF EXPRESSIONS

MODULE 1 GRADE XI VARIATION OF EXPRESSIONS MODULE 1 GRADE XI VARIATION OF EXPRESSIONS Compiled by: Theresia Riya Vernalita H., S.Pd. Kompetensi Dasar 3.1 Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan pada ungkapan memberi saran

Lebih terperinci

UNIT 1 Pengertian, Jenis, dan Contoh Noun dalam Kalimat

UNIT 1 Pengertian, Jenis, dan Contoh Noun dalam Kalimat UNIT 1 Pengertian, Jenis, dan Contoh Noun dalam Kalimat Jenis dan Contoh Noun Noun merupakan salah satu part of speech ( unsur kalimat dalam bahasa Inggris) yang berupa orang atau sesuatu seperti benda,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Kata Morfologi berasal dari kata Morphologie. Kata Morphologie berasal dari

BAB II KAJIAN TEORI. Kata Morfologi berasal dari kata Morphologie. Kata Morphologie berasal dari BAB II KAJIAN TEORI selanjutnya. Bab ini berisi teori-teori yang digunakan untuk menganalisis data pada bab 2.1 Morfologi Kata Morfologi berasal dari kata Morphologie. Kata Morphologie berasal dari bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki sistem fonologi dan tata bahasanya sendiri, yang membedakannya dari bahasa lain. Oleh karena itu, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki sistem fonologi dan tata bahasanya sendiri, yang membedakannya dari bahasa lain. Oleh karena itu, masyarakat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap bahasa memiliki sistem fonologi dan tata bahasanya sendiri, yang membedakannya dari bahasa lain. Oleh karena itu, masyarakat pemakai bahasa membutuhkan satu

Lebih terperinci

BAHASA INGGRIS PRESENT TENSE CHAPTER 1 CUT ITA ERLIANA,ST

BAHASA INGGRIS PRESENT TENSE CHAPTER 1 CUT ITA ERLIANA,ST BAHASA INGGRIS PRESENT TENSE CHAPTER 1 CUT ITA ERLIANA,ST 198111022008122002 DESCRIBING HABITS Topic : Daily Habits Last night i went to bed around 11.00. you know, i usually go to bed at 9.30 p.m. I do

Lebih terperinci

THE MAIN CHARACTERISTICS OF WORDS USED BY SEMARANG CHINESE DESCENDANTS: A MORPHOLOGICAL STUDY

THE MAIN CHARACTERISTICS OF WORDS USED BY SEMARANG CHINESE DESCENDANTS: A MORPHOLOGICAL STUDY THE MAIN CHARACTERISTICS OF WORDS USED BY SEMARANG CHINESE DESCENDANTS: A MORPHOLOGICAL STUDY A THESIS by: Yesika Student Number : 00.80.0001 ENGLISH LETTERS STUDY PROGRAMME FACULTY OF LETTERS SOEGIJAPRANATA

Lebih terperinci

BAB VI KESALAHAN KESALAHAN SISWA DALAM MEMBUAT KALIMAT SEDERHANA

BAB VI KESALAHAN KESALAHAN SISWA DALAM MEMBUAT KALIMAT SEDERHANA 108 BAB VI KESALAHAN KESALAHAN SISWA DALAM MEMBUAT KALIMAT SEDERHANA 6.1 Kalimat Sederhana Siswa sekolah dasar dalam mempelajari bahasa Inggris selain mendengarkan, dan berbicara, siswa juga dituntut untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Inggris, dan Minangkabau. Pada saat fenomena interferensi muncul dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Inggris, dan Minangkabau. Pada saat fenomena interferensi muncul dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Interferensi merupakan fenomena bahasa yang muncul karena interaksi dua bahasa atau lebih, misalnya bahasa Indonesia dan bahasa Inggris atau bahasa Indonesia, Inggris,

Lebih terperinci

APPENDICES. Appendix A. Data 1 (Student A)

APPENDICES. Appendix A. Data 1 (Student A) APPENDICES Appendix A Data 1 (Student A) 48 No Sentence 1. *There so many place they can visiting. *There so many place they can visiting. Tidak mengerti struktur yang sebenarnya, mengira bahwa are atau

Lebih terperinci

BAGIAN I SUBJEK, VERB DAN OBJEK

BAGIAN I SUBJEK, VERB DAN OBJEK BAGIAN I UNIT 1 PART OF SPEECH Part of speech merupakan jenis-jenis kata dasar yang dikenal dalam dalam bahasa inggris, artinya kata-kata ini merupakan potongan-potongan puzzle yang digunakan untuk memahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian, dan kerangka teori yang digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian, dan kerangka teori yang digunakan. BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan kerangka teori yang digunakan. 1.1 Latar Belakang Penelitian Masyarakat yang

Lebih terperinci

ANALISIS TENSE DAN ASPEK DALAM NOVEL OLIVER TWIST KARYA CHARLES DICKENS

ANALISIS TENSE DAN ASPEK DALAM NOVEL OLIVER TWIST KARYA CHARLES DICKENS ANALISIS TENSE DAN ASPEK DALAM NOVEL OLIVER TWIST KARYA CHARLES DICKENS Drs. Sugija, M.Hum Staf Pengajar Bahasa dan Sastra Inggris Universitas Surakarta Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN SINTAKSIS BAGI PEMBELAJAR ASING YANG BERBAHASA PERTAMA BAHASA INGGRIS

PEMBELAJARAN SINTAKSIS BAGI PEMBELAJAR ASING YANG BERBAHASA PERTAMA BAHASA INGGRIS PEMBELAJARAN SINTAKSIS BAGI PEMBELAJAR ASING YANG BERBAHASA PERTAMA BAHASA INGGRIS Latifah Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung Latifahtif357@gmail.com Abstrak Sintaksis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa manusia. Sebagai alat komunikasi manusia, bahasa adalah suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. bahasa manusia. Sebagai alat komunikasi manusia, bahasa adalah suatu sistem 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara populer orang sering menyatakan bahwa linguistik adalah ilmu tentang bahasa; atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya; atau lebih tepat lagi,

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - BAHASA INGGRIS IPS CHAPTER 10LATIHAN SOAL BAB 10. Be quite. Keep quiet

SMA/MA IPS kelas 10 - BAHASA INGGRIS IPS CHAPTER 10LATIHAN SOAL BAB 10. Be quite. Keep quiet 1. The correct active voice sentence of you are requested to keep quiet is SMA/MA IPS kelas 10 - BAHASA INGGRIS IPS CHAPTER 10LATIHAN SOAL BAB 10 Be quite Keep quiet Please keep quite Be quite please Please

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. bab III. Teori penelitian menggunakan kajian morfosintaksis. Kata morfosintaksis berasal dari bahasa Inggris morphosyntax dan

BAB II KAJIAN TEORI. bab III. Teori penelitian menggunakan kajian morfosintaksis. Kata morfosintaksis berasal dari bahasa Inggris morphosyntax dan BAB II KAJIAN TEORI Pada bab ini penulis membahas tentang teori-teori yang memiliki relevansi dengan objek yang diteliti. Selanjutnya akan digunakan untuk analisis data pada bab III. Teori penelitian menggunakan

Lebih terperinci

Appendices. Appendix 1. The code of questionnaire items. hal penting dalam belajar bahasa Inggris). selalu mencarinya dalam kamus). kamus elektronik).

Appendices. Appendix 1. The code of questionnaire items. hal penting dalam belajar bahasa Inggris). selalu mencarinya dalam kamus). kamus elektronik). 73 Appendices Appendix 1. The code of questionnaire items Item Number Coding Statement 1 Q1 In my opinion have a dictionary is an important thing in learning English (Menurut saya memiliki kamus merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Esai merupakan karya tulis yang dibuat berdasarkan gagasan atau ide penulis.

BAB I PENDAHULUAN. Esai merupakan karya tulis yang dibuat berdasarkan gagasan atau ide penulis. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Esai merupakan karya tulis yang dibuat berdasarkan gagasan atau ide penulis. Menulis esai dalam bahasa Inggris membutuhkan kemampuan dalam memilih kata dan menggunakan

Lebih terperinci

Tips cara menjawab soal Bahasa Inggris Tertulis 2013

Tips cara menjawab soal Bahasa Inggris Tertulis 2013 Tips Cara Menjawab Test Tertulis Bahasa Inggris A. Membaca (Reading). 1. Menentukan gambaran umum (General Description). Jenis pertanyaannya adalah sebagai berikut: - What is the text about? - What does

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Saat ini, komunikasi merupakan hal yang sangat penting dikarenakan

PENDAHULUAN. Saat ini, komunikasi merupakan hal yang sangat penting dikarenakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini, komunikasi merupakan hal yang sangat penting dikarenakan komunikasi dapat menyampaikan pesan antar umat manusia. Salah satu alat komunikasi adalah

Lebih terperinci

V E R B A F R A S A L D A L A M N O V E L T H E S T A R S S H I N E D O W N K A R Y A S H I D N E Y S H E L D O N JURNAL SKRIPSI

V E R B A F R A S A L D A L A M N O V E L T H E S T A R S S H I N E D O W N K A R Y A S H I D N E Y S H E L D O N JURNAL SKRIPSI V E R B A F R A S A L D A L A M N O V E L T H E S T A R S S H I N E D O W N K A R Y A S H I D N E Y S H E L D O N JURNAL SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Sastra Oleh: Michael

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dianggap penting untuk memberikan tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai,

BAB I PENDAHULUAN. dianggap penting untuk memberikan tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Repetisi adalah pengulangan bunyi, suku kata, kata atau bagian kalimat yang dianggap penting untuk memberikan tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai, misalnya I wake

Lebih terperinci

I. MATERI : TENSES Tenses yaitu bentuk kata kerja Bahasa Inggris yang perubahannya berkaitan dengan waktu.

I. MATERI : TENSES Tenses yaitu bentuk kata kerja Bahasa Inggris yang perubahannya berkaitan dengan waktu. I. MATERI : TENSES Tenses yaitu bentuk kata kerja Bahasa Inggris yang perubahannya berkaitan dengan waktu. Misal: Verb 1 (infinitive), Verb 2, dan Verb 3. Contoh penggunaan tenses : 1. Saya belajar di

Lebih terperinci

PRAGMATIK. Disarikan dari buku:

PRAGMATIK. Disarikan dari buku: PRAGMATIK Disarikan dari buku: Nadar, F.X. 2009. Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Graha Ilmu: Yogyakarta. Cutting, Joan. 2006. Pragmatics and Discourse 2 nd Edition. New York: Rouledge. Wijana, I Dewa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nominal group merupakan salah satu jenis grup yang memiliki functional

BAB I PENDAHULUAN. Nominal group merupakan salah satu jenis grup yang memiliki functional BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nominal group merupakan salah satu jenis grup yang memiliki functional components yang lebih luas secara struktur di antara grup lainnya, sebagaimana yang

Lebih terperinci

Saturday, 27 April 2013

Saturday, 27 April 2013 Saturday, 27 April 2013 KELAS VII D Standard Competency 12. Mengungkapkan makna dalam teks tulis fungsional pendek sangat sederhana untuk berinteraksi dengan lingkungan terdekat. Basic Competency 12.1

Lebih terperinci

JEANNY NOVITA SIDUPA. Abstract

JEANNY NOVITA SIDUPA. Abstract 1 BY JEANNY NOVITA SIDUPA ENGLISH DEPARTMENT FACULTY OF LETTERS AND CULTURE UDAYANA UNIVERSITY Abstract Keberadaan sebuah kata berkembang seiring dengan berkembangnya bahasa karena kata-kata baru banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai manusia sosial, manusia tidak lepas dari interaksi dengan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai manusia sosial, manusia tidak lepas dari interaksi dengan manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai manusia sosial, manusia tidak lepas dari interaksi dengan manusia lain. Interaksi tersebut dikemas dalam suatu wadah yang disebut komunikasi. Salah

Lebih terperinci

Dictionary of Applied linguistics adalah:

Dictionary of Applied linguistics adalah: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Apapun yang dilakukan manusia di dalam aktivitasnya mereka memerlukan media untuk menyampaikan tujuan, keinginan dan maksud agar interaksi di antara mereka dapat saling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting agar suatu maksud dari pembicara dapat sampai dengan baik

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting agar suatu maksud dari pembicara dapat sampai dengan baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Segala hal yang dilakukan seseorang tak terlepas dari bagaimana ia memaknai tindakannya, begitu pula dalam berkomunikasi yang menjadikan bahasa sebagai kunci pokoknya.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sintaksis adalah ilmu yang mempelajari bagaimana menggabungkan katakata

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sintaksis adalah ilmu yang mempelajari bagaimana menggabungkan katakata BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Sintaksis Sintaksis adalah ilmu yang mempelajari bagaimana menggabungkan katakata untuk membentuk kalimat dan aturan yang menentukan pembentukan kalimat. Pengertian sintaksis

Lebih terperinci

Pemrograman Lanjut. Interface

Pemrograman Lanjut. Interface Pemrograman Lanjut Interface PTIIK - 2014 2 Objectives Interfaces Defining an Interface How a class implements an interface Public interfaces Implementing multiple interfaces Extending an interface 3 Introduction

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Imas Siti Nurlaela, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Imas Siti Nurlaela, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada umumnya, beberapa bahasa di dunia, dalam penggunaannya pasti mempunyai kata dasar dan kata yang terbentuk melalui suatu proses. Kata dasar tersebut

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI SASTRA CHINA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

PROGRAM STUDI SASTRA CHINA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ANALISIS KONTRASTIF KATA KETERANGAN WAKTU DALAM BAHASA INDONESIA DAN BAHASA MANDARIN SKRIPSI DISUSUN OLEH : HENDRASINURAT 070710017 PROGRAM STUDI SASTRA CHINA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Pada bab kajian teori ini, penulis membahas teori-teori yang berkaitan

BAB II KAJIAN TEORI. Pada bab kajian teori ini, penulis membahas teori-teori yang berkaitan BAB II KAJIAN TEORI Pada bab kajian teori ini, penulis membahas teori-teori yang berkaitan dengan penelitian yang akan digunakan sebagai referensi dalam menganalisis data pada bab selanjutnya. 2.1 Sintaksis

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Morfologi adalah bagian dari linguistik. Kajian morfologi meliputi seluk beluk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Morfologi adalah bagian dari linguistik. Kajian morfologi meliputi seluk beluk BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Morfologi Morfologi adalah bagian dari linguistik. Kajian morfologi meliputi seluk beluk morfem, proses morfem menjadi kata. Morfem merupakan satuan terkecil dalam morfologi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keunikan tersendiri antara satu dengan yang lainnya. Keragaman berbagai bahasa

BAB I PENDAHULUAN. keunikan tersendiri antara satu dengan yang lainnya. Keragaman berbagai bahasa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap bahasa di dunia tentu saja memiliki persamaan dan perbedaan serta keunikan tersendiri antara satu dengan yang lainnya. Keragaman berbagai bahasa di dunia beserta

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. McManis et al. (1997:70) dalam bukunya yang berjudul Language Files

BAB II KAJIAN TEORI. McManis et al. (1997:70) dalam bukunya yang berjudul Language Files BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Sintaksis McManis et al. (1997:70) dalam bukunya yang berjudul Language Files mengemukakan bahwa Syntax is the study of the structure of sentence. It attempts to uncover the underlying

Lebih terperinci

BAB IV NOTICE AND ANNOUNCEMENT

BAB IV NOTICE AND ANNOUNCEMENT SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN BAHASA INGGRIS BAB IV NOTICE AND ANNOUNCEMENT Dr. Rahmad Husein, M.Ed. Dr. Anni Holila Pulungan, M.Hum. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 9LATIHAN SOAL CHAPTER 9

SMP kelas 8 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 9LATIHAN SOAL CHAPTER 9 SMP kelas 8 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 9LATIHAN SOAL CHAPTER 9 1. Text for questions 1 and 2 To : Fahmi (The chair student of 8 B) 06/01/2017 Please forward to your classmates. During the long holiday, all

Lebih terperinci

FRASA VERBA TIPE FUNKTIONSVERBGEFÜGE DAN FRASA VERBA TIPE FRASEOLEKSEMIS DALAM BAHASA JERMAN BIDANG EKONOMI Kajian Sintaktis dan Semantis

FRASA VERBA TIPE FUNKTIONSVERBGEFÜGE DAN FRASA VERBA TIPE FRASEOLEKSEMIS DALAM BAHASA JERMAN BIDANG EKONOMI Kajian Sintaktis dan Semantis FRASA VERBA TIPE FUNKTIONSVERBGEFÜGE DAN FRASA VERBA TIPE FRASEOLEKSEMIS DALAM BAHASA JERMAN BIDANG EKONOMI Kajian Sintaktis dan Semantis The Verb Phrases of Funktionsverbgefüge and Fraseoleksemis Types

Lebih terperinci

Makalah Parts of Speech

Makalah Parts of Speech Makalah Parts of Speech BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Parts of Speech dalam bahasa Inggris berarti jenis-jenis kata atau kelas-kelas kata. Disebut parts of speech karena bagian-bagian dari ucapan

Lebih terperinci

Ss: Raiver. River. T: Okay, this is a river. This a river, okay. How about this one. Ss: Beach. Beach. Beach. T: Okay, who likes to go the beach?

Ss: Raiver. River. T: Okay, this is a river. This a river, okay. How about this one. Ss: Beach. Beach. Beach. T: Okay, who likes to go the beach? Transcript 1 T: Good morning, students! How are you today? Ss: Good morning, Miss Mona and Miss Clara. T: Okay, class, because this is my first time here, I want to know you first. I want you to introduce

Lebih terperinci

ANALISIS CAPAIAN OPTIMASI NILAI SUKU BUNGA BANK SENTRAL INDONESIA: SUATU PENGENALAN METODE BARU DALAM MENGANALISIS 47 VARIABEL EKONOMI UNTU

ANALISIS CAPAIAN OPTIMASI NILAI SUKU BUNGA BANK SENTRAL INDONESIA: SUATU PENGENALAN METODE BARU DALAM MENGANALISIS 47 VARIABEL EKONOMI UNTU ANALISIS CAPAIAN OPTIMASI NILAI SUKU BUNGA BANK SENTRAL INDONESIA: SUATU PENGENALAN METODE BARU DALAM MENGANALISIS 47 VARIABEL EKONOMI UNTU READ ONLINE AND DOWNLOAD EBOOK : ANALISIS CAPAIAN OPTIMASI NILAI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, semantik adalah bidang yang fokus mempelajari tentang makna baik yang berupa text

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, semantik adalah bidang yang fokus mempelajari tentang makna baik yang berupa text BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan oleh manusia dalam kehidupan seharihari. Ketika berbahasa ada bentuk nyata dari pikiran yang ingin disampaikan kepada mitra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain dapat berbeda bergantung pada aliran linguistik apa yang mereka anut.

BAB I PENDAHULUAN. lain dapat berbeda bergantung pada aliran linguistik apa yang mereka anut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kata merupakan salah satu unsur penting dalam pembetukan suatu bahasa salah satunya dalam suatu proses pembuatan karya tulis. Kategori kata sendiri merupakan masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau sebuah konstruksi tata bahasa yang terdiri atas dua kata atau lebih.

BAB I PENDAHULUAN. atau sebuah konstruksi tata bahasa yang terdiri atas dua kata atau lebih. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Struktur bahasa terdiri atas beberapa tingkatan yaitu kata, frasa, klausa dan kalimat. Frasa merupakan satuan sintaksis yang satu tingkat berada di bawah satuan klausa,

Lebih terperinci

Video A. Introduction

Video A. Introduction A. Introduction T (teacher): Good morning 1B! Ss (students): Good morning Ms. T: How are you today? Ss: I m fine thank you. T: 1B masih ingat tidak? One two eyes on me! Ss: One two eyes one you! T: Do

Lebih terperinci

berhubungan dengan faktor-faktor dalam bahasa itu sendiri, khususnya unsurunsur

berhubungan dengan faktor-faktor dalam bahasa itu sendiri, khususnya unsurunsur 9 Nababan (1993: 15-16) membagi variasi bahasa menjadi dua macam berdasarkan sumber pembedanya, yaitu (1) variasi bahasa internal atau sistemik dan (2) variasi bahasa eksternal atau ekstrasistemik. Variasi

Lebih terperinci

A UNIFIED ANALYSIS OF KE-/-AN IN INDONESIAN. Benedict B. Dwijatmoko Sanata Dharma University Yogyakarta Indonesia b.b.dwijatmoko@gmail.

A UNIFIED ANALYSIS OF KE-/-AN IN INDONESIAN. Benedict B. Dwijatmoko Sanata Dharma University Yogyakarta Indonesia b.b.dwijatmoko@gmail. A UNIFIED ANALYSIS OF KE-/-AN IN INDONESIAN Benedict B. Dwijatmoko Sanata Dharma University Yogyakarta Indonesia b.b.dwijatmoko@gmail.com INDONESIAN PASSIVES With the Prefix di- Rumah itu akan dijual.

Lebih terperinci

A STUDY OF DEIXIS USED IN MICHAEL HEART S SONGS LYRIC ENTITLED WE WILL NOT GO DOWN AND WHAT ABOUT US THESIS BY DIAN SYLVIANA PUTRI NIM

A STUDY OF DEIXIS USED IN MICHAEL HEART S SONGS LYRIC ENTITLED WE WILL NOT GO DOWN AND WHAT ABOUT US THESIS BY DIAN SYLVIANA PUTRI NIM A STUDY OF DEIXIS USED IN MICHAEL HEART S SONGS LYRIC ENTITLED WE WILL NOT GO DOWN AND WHAT ABOUT US THESIS BY DIAN SYLVIANA PUTRI NIM 0911110021 STUDY PROGRAM OF ENGLISH DEPARTMENT OF LANGUAGES AND LITERATURES

Lebih terperinci

AN ANALYSIS OF WORD FORMATION IN JARGONS USED BY MIDWIFE IN RANDUAGUNG MATERNITY CENTER

AN ANALYSIS OF WORD FORMATION IN JARGONS USED BY MIDWIFE IN RANDUAGUNG MATERNITY CENTER AN ANALYSIS OF WORD FORMATION IN JARGONS USED BY MIDWIFE IN RANDUAGUNG MATERNITY CENTER THESIS BY NICO EKA BUDIHARJO NIM 0911110226 STUDY PROGRAM OF ENGLISH DEPARTMENT OF LANGUAGES AND LITERATURE FACULTY

Lebih terperinci

Lesson 70: Questions. Pelajaran 70: Pertanyaan

Lesson 70: Questions. Pelajaran 70: Pertanyaan Lesson 70: Questions Pelajaran 70: Pertanyaan Reading (Membaca) Is your job easy? (Apakah pekerjaanmu mudah?) Has he finished eating? (Apakah dia sudah selesai makan?) Will it keep raining? (Akankah ini

Lebih terperinci

KESASTRAAN MELAYU TIONGHOA DAN KEBANGSAAN INDONESIA: JILID 2 FROM KPG (KEPUSTAKAAN POPULER GRAMEDIA)

KESASTRAAN MELAYU TIONGHOA DAN KEBANGSAAN INDONESIA: JILID 2 FROM KPG (KEPUSTAKAAN POPULER GRAMEDIA) Read Online and Download Ebook KESASTRAAN MELAYU TIONGHOA DAN KEBANGSAAN INDONESIA: JILID 2 FROM KPG (KEPUSTAKAAN POPULER GRAMEDIA) DOWNLOAD EBOOK : KESASTRAAN MELAYU TIONGHOA DAN KEBANGSAAN Click link

Lebih terperinci

Lesson 63: Reported speech. Pelajaran 63: Pidato Laporan

Lesson 63: Reported speech. Pelajaran 63: Pidato Laporan Lesson 63: Reported speech Pelajaran 63: Pidato Laporan Reading (Membaca) He told me that he would come. (Dia bilang kepadaku dia akan datang.) She said that she would be fine. (Dia berkata bahwa dia akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada kekuatan imaginasi. Fungsi imaginative bahasa biasanya digunakan pada

BAB I PENDAHULUAN. pada kekuatan imaginasi. Fungsi imaginative bahasa biasanya digunakan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu fungsi bahasa menurut Halliday (1978:21) adalah fungsi imaginative, yaitu bahasa digunakan untuk melahirkan karya sastra yang berbasis pada kekuatan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIK

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIK BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIK 2.1 Teori-Teori Yang Relevan Dengan Variabel Yang Diteliti 2.1.1 Pengertian Semantik Semantik ialah bidang linguistik yang mengkaji hubungan antara tanda-tanda

Lebih terperinci

- Dalam kalimat Bahasa Inggris sedikitnya mempunyai 1 SUBJEK dan 1 KATA KERJA - Mencari Subjek dan Kata Kerja dalam kalimat

- Dalam kalimat Bahasa Inggris sedikitnya mempunyai 1 SUBJEK dan 1 KATA KERJA - Mencari Subjek dan Kata Kerja dalam kalimat JURUS 1 : SUBJEK DAN KATA KERJA (SUBJECTS DAN VERBS) Secara umum, kalimat dalam Bahasa Inggris seharusnya mempunyai Satu Subjek dan Satu Kata Kerja. Pertanyaan yang sering muncul dalam soal-soal TOEFL

Lebih terperinci

Sistem Informasi. Soal Dengan 2 Bahasa: Bahasa Indonesia Dan Bahasa Inggris

Sistem Informasi. Soal Dengan 2 Bahasa: Bahasa Indonesia Dan Bahasa Inggris Sistem Informasi Soal Dengan 2 Bahasa: Bahasa Indonesia Dan Bahasa Inggris 1. Kita mengetahui bahwa perkembangan teknologi di zaman sekarang sangat pesat dan banyak hal yang berubah dalam kehidupan kita.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dikemukakan oleh Radford (2004:1) mengatakan bahwa syntax is the study of the

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dikemukakan oleh Radford (2004:1) mengatakan bahwa syntax is the study of the 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Sintaksis (Syntax) Sintaksis merupakan salah satu cabang ilmu linguistik. Seperti yang dikemukakan oleh Radford (2004:1) mengatakan bahwa syntax is the study of the way in which

Lebih terperinci

Klasifikasi Frase Nama-Nama Menu Makanan Berbahasa Inggris di Koran Minggu Ini. Wiwiek Sundari

Klasifikasi Frase Nama-Nama Menu Makanan Berbahasa Inggris di Koran Minggu Ini. Wiwiek Sundari Klasifikasi Frase Berbahasa Inggris di Koran Minggu Wiwiek Sundari Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro wiekku@yahoo.com Abstract The language structure comprehension is closely related to the

Lebih terperinci

7. Analisis Kebutuhan - 1 (System Actors & System Use Cases )

7. Analisis Kebutuhan - 1 (System Actors & System Use Cases ) 7. Analisis Kebutuhan - 1 (System Actors & System Use Cases ) SIF15001 Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Agi Putra Kharisma, S.T., M.T. Genap 2014/2015 Desain slide ini dadaptasi dari University

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Setiap struktur kalimat dan satuan-satuan terkecil lainnya dalam bahasa

BAB II KAJIAN TEORI. Setiap struktur kalimat dan satuan-satuan terkecil lainnya dalam bahasa BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Sintaktis Setiap struktur kalimat dan satuan-satuan terkecil lainnya dalam bahasa tidak terlepas dari kajian sintaktis. Hal tersebut sangat penting karena sintaktis berperan sebagai

Lebih terperinci

Callista Sulaiman

Callista Sulaiman Callista ulaiman 2011-031-070 : o this is the first time I come to your class right? : riiight : o do you know my name? : Nooo : Ok so let me introduce myself first : Ok miss : o my name is Callista, and

Lebih terperinci

CHAPTER III RESULT OF THE STUDY. 1. The problems faced by the tenth grade students of SMK YP SEI. PALANGKA RAYA in using letter s/es as plural nouns

CHAPTER III RESULT OF THE STUDY. 1. The problems faced by the tenth grade students of SMK YP SEI. PALANGKA RAYA in using letter s/es as plural nouns 54 CHAPTER III RESULT OF THE STUDY A. The Result of Test 1. The problems faced by the tenth grade students of SMK YP SEI PALANGKA RAYA in using letter s/es as plural nouns Analyzing was used as the basic

Lebih terperinci

Lesson 42: have to, don t have to. Pelajaran 42: harus, tidak perlu

Lesson 42: have to, don t have to. Pelajaran 42: harus, tidak perlu Lesson 42: have to, don t have to Pelajaran 42: harus, tidak perlu Reading (Membaca) We have to go to school tomorrow. ( Kita harus pergi ke sekolah besok ) I have to get up at 5 am tomorrow. ( Aku harus

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. digunakan untuk menganalisis data yang terdapat pada Bab III. Teori yang

BAB II KAJIAN TEORI. digunakan untuk menganalisis data yang terdapat pada Bab III. Teori yang BAB II KAJIAN TEORI Bab ini berisi teori-teori yang berhubungan dengan penelitian yang akan digunakan untuk menganalisis data yang terdapat pada Bab III. Teori yang terdapat pada bab ini dikelompokan dalam

Lebih terperinci

UML USE CASE DIAGRAM

UML USE CASE DIAGRAM UML USE CASE DIAGRAM "Get your team up to speed on these requirements so that you can all start designing the system." Happy Monday READING DOCUMENT REQUIREMENT The requirements are still a little fuzzy,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Halliday mengemukakan bahwa kohesi adalah bagian dari sistem bahasa

BAB II KAJIAN TEORI. Halliday mengemukakan bahwa kohesi adalah bagian dari sistem bahasa BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Cohesion Halliday mengemukakan bahwa kohesi adalah bagian dari sistem bahasa yang merujuk kepada hubungan makna yang terdapat dalam sebuah teks seperti yang dikatakan oleh Halliday

Lebih terperinci

WORD FORMATION PROCESSES ON JARGON USED BY COFFEE CORNER BARISTA FOR INDONESIA LATTE ART CHAMPIONSHIP IN TERMS OF PEDAGOGICAL UNIT

WORD FORMATION PROCESSES ON JARGON USED BY COFFEE CORNER BARISTA FOR INDONESIA LATTE ART CHAMPIONSHIP IN TERMS OF PEDAGOGICAL UNIT WORD FORMATION PROCESSES ON JARGON USED BY COFFEE CORNER BARISTA FOR INDONESIA LATTE ART CHAMPIONSHIP IN TERMS OF PEDAGOGICAL UNIT THESIS BY AMELIA PERMATA PUTRI NIM 115110500111056 ENGLISH EDUCATION STUDY

Lebih terperinci

By SRI SISWANTI NIM

By SRI SISWANTI NIM READING COMPREHENSION IN NARRATIVE TEXT OF THE TENTH GRADE STUDENTS OF MA NAHDLATUL MUSLIMIN UNDAAN KUDUS TAUGHT BY USING IMAGINATIVE READING MATERIALS IN THE ACADEMIC YEAR 2015/2016 By SRI SISWANTI NIM.

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN KATA PADA MAJALAH MUSIK TOTAL GUITAR : Kajian Morfosemantis. (Word Formation in Music Magazine Total Guitar : Morfosemantis Studies)

PEMBENTUKAN KATA PADA MAJALAH MUSIK TOTAL GUITAR : Kajian Morfosemantis. (Word Formation in Music Magazine Total Guitar : Morfosemantis Studies) PEMBETUKA KATA PADA MAJALAH MUSIK TOTAL GUITAR : Kajian Morfosemantis (Word Formation in Music Magazine Total Guitar : Morfosemantis Studies) Karya Ilmiah Oleh: SIKA KARISMA 180410060132 JURUSA SASTRA

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PERKULIAHAN (PERTEMUAN 1)

RENCANA PELAKSANAAN PERKULIAHAN (PERTEMUAN 1) (PERTEMUAN 1) - Menganalisis bacaan Television: How It Affect Us - Mengidentifikasi parts of speech: pronouns, verbs, adjectives, adverbs, articles, prepositions, conjunctions, interjections - Mengidentifikasi

Lebih terperinci