BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN"

Transkripsi

1 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Bab ini berisi proses implementasi perangkat lunak, dari hasil rancangan yang telah dibuat sebelumnya. Selain itu juga terdapat hasil-hasil pengujian terhadap kebenaran dari kinerja perangkat lunak. 4.1 Implementasi Penjelasan dalam subbab implementasi ini meliputi pembahasan mengenai lingkungan implementasi, batasan implementasi, implementasi protokol dan implementasi aplikasi IS Lingkungan Implementasi Implementasi dilakukan pada sebuah sistem operasi virtual. Aplikasi-aplikasi IS dijalankan pada sistem operasi yang sama namun dibedakan satu sama lain berdasarkan port yang digunakan. Adapun spesifikasi dari sistem yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Sistem operasi Fedora 8 dengan kernel Prosesor Intel Centrino GHz 3. Ram 256 MB 4. Hard disk 8 GB 5. Perangkat masukan keyboard dan mouse 6. Perangkat keluaran monitor Batasan Implementasi Pada tugas akhir ini, implementasi dilakukan dengan beberapa batasan sebagai berikut: 1. Protokol dijalankan pada sistem operasi yang berjalan secara virtual sebagai modul kernel beberapa sistem operasi virtual. 2. Protokol tidak diintegrasikan langsung dengan protokol besar ATN yang telah ada sebelumnya. 3. Aplikasi IS yang dibuat merupakan aplikasi sederhana untuk menguji fungsionalitas protokol. Berkaitan dengan poin 2, primitif layanan yang V-1

2 IV-2 seharusnya disediakan oleh ATN akan dibuat fungsi fungsi untuk simulasi jika diperlukan untuk mendemonstrasikan pemanggilan layanan layanan tersebut. 4. Fungsionalitas protokol perutean IS-IS yang diimplementasikan dibatas pada subnetwork independent functions sedangkan fungsionalitas dalam subnetwork dependent functions tidak diimplementasikan sebagaimana telah dijelaskan pada bab analisis. Juga terdapat beberapa fitur dari protokol perutean IS-IS, yang tidak diimplementasikan dalam tugas akhir ini. Fitur fitur tersebut adalah: a. Level 2 routing, merupakan fitur yang berfungsi untuk mengelola routing antar area. Pada tugas akhir ini, eksplorasi difokuskan hanya dalam satu area saja, sehingga level 2 routing tidak diimplementasikan. b. Perbaikan area terpartisi, sebuah metode untuk memperbaik area yang terpartisi dengan memanfaatkan virtual link. Fitur ini secara otomatis tidak bisa diimplementasikan dengan tidak adanya level 2 routing. c. Otentifikasi, fitur yang memungkinkan IS melakukan autentifikasi terhadap IS lainnya Implementasi Protokol Pada bagian ini akan dijelaskan tentang implementasi dari protokol yang dibuat. Protokol IS-IS diimplementasikan sebagai kernel modul yang kemudian digunakan oleh aplikasi IS/router untuk merutekan PDU. Dalam tugas akhir ini proses perutean dan pertukaran paket diimplementasikan dalam satu workstation sehingga proses pertukaran tidak dilakukan melalui alamat IP yang berbeda, melainkan melalui port yang dipetakan dari alamat NSAP aplikasi-aplikasi tersebut. Sehingga komunikasi antara node node aplikasi IS dilakukan melalui port port yang berlainan. Secara umum, dapat dikatakan terdapat beberapa bagian yakni: 1. Primitif, struktur data dan definisi definisi yang diperlukan untuk protokol diimplementasikan dalam file isis.h yang disisipkan pada filesystem kernel pada: a. /usr/src/kernels/ fc8-i686/include/linux/ b. /usr/src/kernels/ fc8-i686/include/net/

3 IV-3 2. Layanan untuk mengatur dan manipulasi LS PDU dan fungsi fungsi yang berkaitan dengannya diimplementasikan dalam berkas ls_pdu.c. 3. Layanan untuk mengatur dan Data PDU (data dummy) dan fungsi fungsi yang berkaitan dengannya diimplementasikan dalam berkas data_pdu.c. 4. Layanan untuk mengatur dan memanipulasi sistem penamaan dan pengalamatan diimplementasikan dalam berkas isis_address.c. 5. Layanan untuk mengatur dan memanipulasi informasi routing dan penyimpanannya diimplementasikan dalam berkas isis_database.c 6. Layanan untuk menghasilkan keputusan routing dan eksekusi algoritma SPF diimplementasikan dalam berkas isis_spf.c. 7. Layanan untuk mengatur dan memanipulasi fungsionalitas utama protokol diimplementasikan dalam berkas isis_module.c. 8. Aplikasi untuk mensimulasikan sebuah IS dan state state yang dapat dimiliki oleh IS diimplementasikan pada berkas intermediate_system1.c, intermediate_system2.c dan seterusnya, bergantung pada jumlah IS yang akan diuji Implementasi PDU Secara umum, pada setiap jenis PDU terdapat struktur data dan beberapa fungsi yang dapat dikelompokkan dalam: 1. Pembuatan dan penghapusan PDU Fungsi fungsi yang digunakan untuk proses penciptaan dan penghancuran PDU. Termasuk dalam kategori fungsi-fungsi ini diantaranya adalah: init_ls_pdu(), init_dt_pdu(),flush_ls_pdu(), flush_dt_pdu() dan compose_ls_pdu(). 2. Pengakses atribut atribut PDU Fungsi fungsi yang dimaksud adalah getter dan setter untuk setiap atribut dalam PDU. Sesuai dengan namanya, fungsi fungsi ini bertugas mengambil dan menyimpan nilai untuk atribut-atribut tersebut. 3. Konversi PDU Fungsi yang termasuk adalah convert_ls_pdu() dan exctract_ls_raw(). Fungsi fungsi ini digunakan sebelum paket dikirim dan setelah paket diterima untuk memungkinkan pengiriman paket tersebut melalui socket. 4. Pengecekan keaslian paket

4 IV-4 Fungsi yang dimaksud adalah fungsi untuk membangkitkan nilai checksum dan validasinya. Validasi terhadap paket dilakukan berdasarkan nilai checksum tersebut. 5. Fungsi pendukung Fungsi fungsi yang merupakan fungsi pendukung misalnya fungsi untuk menuliskan isi PDU kedalam log kernel Implementasi Sistem Pengalamatan Untuk mengimplementasikan sistem alamat dan penamaan, juga dibuat fungsi fungsi untuk melakukan manipulasi terhadap NSAP dan SNPA. Meski sistem pengalamatan yang digunakan berdasarkan standard ATN yang mengacu pada ISO 8473, implementasi teknis hanya memanipulasi pada field system ID dikarenakan implementasi hanya mencakup level 1. Fungsi fungsi yang dibuat mencakup: 1. Pembuatan dan penghapusan NSAP dan SNPA 2. Pengakses atribut atribut NSAP 3. Fungsi pendukung Implementasi Basisdata / Tabel Routing Dalam implementasi basisdata atau tabel routing yang digunakan, disediakan beberapa fungsionalitas untuk melakukan manipulasi terhadap tabel routing. Fungsionalitas yang disediakan mencakup beberapa hal berikut: 1. Pembuatan dan penghapusan record / elemen tabel routing 2. Pembuatan dan penghapusan tabel routing 3. Pengakses elemen tabel dan atribut elemen tabel routing. 4. Penyisipan elemen tabel ke dalam tabel routing 5. Fungsi pendukung Implementasi Algoritma SPF Dalam mengimplementasikan algoritma SPF, dibutuhkan beberapa struktur baru yakni sturktur list yang akan digunakan untuk komputasi algoritma. Terdapat tiga jenis list yakni list Unknown, list Path dan list Tent yang masing masing memiliki stuktur berbeda seperti telah dijelaskan pada Bab Analisis dan Perancangan. Fungsionalitas yang disediakan mencakup beberapa hal berikut: 1. Pembuatan dan penghapusan list

5 IV-5 2. Pembuatan dan penghapusan tabel routing 3. Pengakses record tabel dan atribut record tabel. 4. Fungsi pendukung Implementasi Modul Subnetwork Independent Functions Untuk menangani fungsi perutean antara aplikasi IS, SIF dipecah menjadi empat fungsi utama yakni receive, forward, decision, dan update seperti yang telah dijelaskan pada Bab Analisis dan Perancangan Implementasi Aplikasi Intermediate System Berbeda dengan implementasi protokol dan struktur data pendukungnya yang berupa fungsi dan prosedur, implementasi aplikasi Intermediate System berupa sebuah main yang berjalan terus menerus dalam state ready dan waiting. Aplikasi juga memiliki atribut alamat NSAP, tabel routing (adjacency, link state dan forward), dan list untuk eksekusi SPF. Kemudian dikarenakan event yang dibutuhkan untuk menjadi trigger terhadap protokol tidak mungkin terjadi dalam lingkungan implementasi maka aplikasi juga melakukan rekayasa guna menguji fungsionalitas utama protokol. 4.2 Pengujian Pada subbab ini dijelaskan tentang pengujian terhadap hasil implementasi. Terdiri dari prosedur pengujian untuk inisialisasi atribut-atribut dan tabel routing (basisdata) serta pengujian fungsi fungsi utama Subnetwork Independent Functions Prosedur Pengujian Pengujian dilakukan dengan membuat beberapa program sederhana berbasis command line yang merepresentasikan IS dan membentuk suatu topologi jaringan tertentu. Program-program sederhana ini berlaku sebagai IS yang memiliki masing - masing sebuah port yang merepresentasikan alamat dirinya dan berjalan sebagai modul kernel di dalam sebuah sistem operasi virtual. Tiap tiap kasus uji dijelaskan lebih lanjut pada subbab subbab berikutnya Pengujian Fungsi Fungsi Inisialisasi Pengujian dilakukan terhadap fungsi fungsi untuk inisialiasi basisdata adjacency, basisdata link state, LS PDU, Data PDU dan inisiasi list-list yang digunakan dalam SPF. Pengujian meliputi pembentukan dan penghapusan struktur - struktur diatas.

6 IV Pengujian Pembentukkan Basisdata Adjacency Pengujian dilakukan mencakup inisialiasi pembentukan basisdata adjacency dan proses pengisiannya. Proses dan hasil pengujian ini dapat dilihat pada Tabel 4.1 Tabel 4.1 Prosedur Pengujian Pembentukkan Basisdata Adjacency 1. Nama Fungsionalitas Pembentukan Basisdata Adjacency Dilakukan inisialisasi basisdata adjacency Insert data Delete data Topologi Jaringan (dimasukkan secara manual) Keluaran yang diharapkan Basisdata terinisiasi dengan nilai yang ditentukan Kriteria Evaluasi Hasil Basisdata berhasil terbentuk Hasil yang didapatkan Basisdata berhasil diinisiasi dengan nilai yang ditentukan Pengujian Pembentukan Basisdata Link State Pengujian dilakukan mencakup inisialiasi pembentukan basisdata link state dan proses pengisiannya. Proses dan hasil pengujian ini dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Prosedur pengujian pembentukkan Basisdata Link State 2. Nama Fungsionalitas Inisialisasi link state database Dilakukan inisialisasi link state database Insert LS PDU Link State PDU Keluaran yang diharapkan Link state database terbentuk dengan entri baru LS PDU

7 IV-7 Kriteria Evaluasi Hasil Basisdata terinisiasi dengan nilai yang ditentukan Hasil yang didapatkan Link state database berhasil dibentuk dengan entri baru LS PDU Pengujian Pembentukkan Link State PDU Pengujian yang dilakukan mencakup inisialiasi pembentukan link state PDU dari basis data adjacency. Proses dan hasil pengujian ini dapat dilihat pada Tabel 4.3. Tabel 4.3Prosedur Pengujian Pembentukkan Link State PDU 3. Nama Fungsionalitas Pembentukan Link State PDU Dilakukan inisialisasi Link State PDU Basisdata Adjacency Keluaran yang diharapkan Link state PDU terbentuk dengan daftar tetangga sesuai Basisdata Adjacency Kriteria Evaluasi Hasil Link state PDU berhasil terbentuk Hasil yang didapatkan Link state PDU berhasil dibentuk dengan daftar tetangga sesuai Basisdata Adjacency Pengujian Fungsi untuk Data PDU Pengujian yang dilakukan mencakup inisialiasi pembentukan Data PDU termasuk mengisi data pada option part. Proses dan hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 4.4. Tabel 4.4 Prosedur Pengujian Pembentukkan Data PDU 4. Nama Fungsionalitas Pembentukkan data PDU

8 IV-8 Inisialisasi Data PDU Alamat Tujuan, Data yang dikirim Keluaran yang diharapkan Data PDU Terbentuk dengan Destionation Address Part dan Option Part sesuai masukkan Kriteria Evaluasi Hasil Data PDU berhasil dibentuk Hasil yang didapatkan Data PDU berhasil dibentuk dengan Destionation Address Part dan Option Part sesuai masukkan Penghitungan Nilai Checksum Pengujian dilakukan mencakup fungsi generate checksum sesuai rumus pada subbab dan validasinya. Proses dan hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 4.5, 4.6 dan 4.7. Tabel 4.5 Prosedur Pengujian penghitungan Nilai Checksum 2.1 Nama Fungsionalitas Penghitungan Nilai Checksum Dilakukan inisialisasi LS PDU/Data PDU Generate Checksum Basisdata Adjacency / - Keluaran yang diharapkan Nilai checksum berhasil dibentuk sesuai rumus pada subbab Kriteria Evaluasi Hasil Generate checksum terimplementasi dangan baik Hasil yang didapatkan Nilai checksum berhasil dibentuk sesuai rumus pada subbab 3.1.1

9 IV-9 Tabel 4.6 Prosedur Pengujian Validasi Nilai Checksum 2.1 Nama Fungsionalitas Validasi Nilai Checksum Dilakukan inisialisasi LS PDU/Data PDU Generate Checksum Validasi Checksum Basisdata Adjacency/- Keluaran yang diharapkan Mengembalikan nilai true Kriteria Evaluasi Hasil PDU checksum valid Hasil yang didapatkan Validasi berhasil mengembalikan nilai true Tabel 4.7 Prosedur Pengujian Validasi Nilai Checksum Skenario Alternatif 2.1 Nama Fungsionalitas Validasi Nilai Checksum Skenario Alternatif Dilakukan inisialisasi LS PDU/Data PDU Generate Checksum dengan hasil yang salah Validasi Checksum Basisdata Adjacency/- Keluaran yang diharapkan Mengembalikan nilai false Kriteria Evaluasi Hasil PDU checksum tidak valid Hasil yang didapatkan Validasi berhasil mendeteksi kerusakan dengan mengembalikan nilai false

10 IV Pengujian Modul Receive Pengujian modul receive mencakup aksi-aksi yang dilakukan IS ketika menerima berbagai jenis PDU Menerima Data PDU Pengujian dilakukan untuk mendapatkan aksi yang diharapkan dari modul Receive ketika menerima Data PDU. Proses dan hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 4.8. Tabel 4.8 Prosedur Pengujian untuk Menerima Data PDU 1. Nama Fungsionalitas Menerima Data PDU Inisialisasi IS-IS Menerima Data PDU Data PDU Keluaran yang diharapkan Modul Receive meneruskan Data PDU yang diterima ke Modul Forward Kriteria Evaluasi Hasil Forward dipanggil dan melanjutkan eksekusi terhadap Data PDU Hasil yang didapatkan Modul Receive meneruskan Data PDU yang diterima ke Modul Forward Menerima Link State PDU Pengujian dilakukan untuk mendapatkan aksi yang diharapkan dari modul Receive ketika menerima Link State PDU. Proses dan hasil pengujian terdapat pada Tabel 4.9. Tabel 4.9 prosedur Pengujian untuk Menerima Link State PDU 1. Nama Fungsionalitas Menerima Link State PDU

11 IV-11 Keluaran yang diharapkan Kriteria Evaluasi Hasil Hasil yang didapatkan Insialisasi IS-IS Menerima Link State PDU Links State PDU Modul Receive meneruskan Link State PDU yang diterima ke Modul Update Update dipanggil untuk melanjutkan eksekusi terhadap Link State PDU Modul Receive berhasil meneruskan Link State PDU yang diterima ke Modul Update Pengujian Modul Update Pengujian Modul update meliputi aksi aksi yang dilakukan oleh IS untuk memperbaharui basisdata link state yang dimiliki. Namun tidak mencakup penggunaan control PDU Menerima Link State PDU Baru Pengujian dilakukan untuk mendapatkan aksi yang diharapkan dari modul Update ketika menerima Link State PDU yang lebih baru dari yang ada di basisdata. Proses dan hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel Tabel 4.10 prosedur Pengujian untuk Menerima Link State PDU baru 1. Nama Fungsionalitas Menerima Link State PDU Baru Menerima Link State PDU dengan Sequence Number yang lebih besar. Link State PDU Keluaran yang diharapkan Modul update mengganti Link State yang lama

12 IV-12 dengan yang baru. Kriteria Evaluasi Hasil Link state database berhasil diperbaharui Hasil yang didapatkan Modul update berhasil mengganti Link State yang lama dengan yang baru Menerima Link State PDU Lama Pengujian dilakukan untuk mendapatkan aksi yang diharapkan dari modul Update ketika menerima Link State PDU yang lebih baru dari yang ada di basisdata. Proses dan hasil pengujian ini dapat dilihat pada Tabel Tabel 4.11 Prosedur Pengujian untuk Menerima Link State PDU Lama 1. Nama Fungsionalitas Menerima Link State PDU Lama Menerima Link State PDU dengan Sequence Number yang lebih kecil. Link State PDU Keluaran yang diharapkan Modul update menghapus link state PDU Kriteria Evaluasi Hasil Link State PDU yang diterima dihapus Hasil yang didapatkan Modul update berhasil menghapus link state PDU Pengujian Modul Decision Pengujian Modul update meliputi aksi aksi yang dilakukan oleh IS untuk menghasilkan path list/ basisdata forwarding yang akan digunakan sebagai tabel informasi routing antar IS.

13 IV Pengujian Algoritma SPF Pengujian dilakukan mencakup eksekusi algoritma SPF berdasarkan link state database yang dimiliki. Proses dan hasil pengujian ini dapat dilihat pada Tabel Tabel 4.12 Prosedur pengujian Algoritma SPF 1. Nama Fungsionalitas Eksekusi SPF (Decision) Eksekusi SPF Link State database Keluaran yang diharapkan Dihasilkan Path List yang benar sesuai perhitungan manual Kriteria Evaluasi Hasil List kumpulan jalur terpendek terbentuk Hasil yang didapatkan Path List yang benar sesuai perhitungan manual berhasil dibuat Pengujian Modul Forward Pengujian mencakup tindakan IS untuk meneruskan data untuk IS lain atau menyimpan data untuk dirinya Meneruskan Data PDU ke IS lain Pengujian mencakup pengiriman data untuk IS lain. Proses dan hasil pengujian ini dapat dilihat pada Tabel 4.13 dan Tabel Tabel 4.13 Prosedur Pengujian untuk Meneruskan Data ke IS lain 1. Nama Fungsionalitas Meneruskan Data PDU ke IS lain Menerima Data PDU

14 IV-14 Keluaran yang diharapkan Kriteria Evaluasi Hasil Hasil yang didapatkan Melakukan pengecekan Tujuan Data PDU Meneruskan ke IS lain Data PDU dengan alamat tujuan untuk IS lain Mengirimkan Data PDU ke next hop menuju Tujuan PDU tersebut Data PDU berhasil di transmisikan ke next hop Data PDU berhasil dikirimkan ke next hop menuju Tujuan PDU tersebut Tabel 4.14 Prosedur Pengujian Skenario Alternatif untuk Meneruskan Data ke IS lain 1. Nama Fungsionalitas Meneruskan Data PDU ke IS lain Menerima Data PDU Melakukan pengecekan Tujuan Data PDU IS tujuan tidak di temukan di Path List Hapus PDU Data PDU dengan alamat tujuan untuk IS lain Keluaran yang diharapkan Memberi notifikasi bahwa data tidak ada di path list dan kemudian menghapus Data PDU Kriteria Evaluasi Hasil Data PDU berhasil dihapus Hasil yang didapatkan Berhasil memberi notifikasi bahwa data tidak ada di path list dan kemudian menghapus Data PDU Menyimpan Data PDU untuk current IS Pengujian mencakup tindakan IS untuk menyimpan data untuk dirinya. Proses dan hasil pengujian ini dapat dilihat pada Tabel 4.15

15 IV-15 Tabel 4.15 Prosedur Pengujian untuk Menyimpan Data 1. Nama Fungsionalitas Menyimpan Data untuk current IS Menerima Data PDU Melakukan pengecekan Tujuan Data PDU Menyimpan Data untuk diri sendiri Data PDU dengan alamat tujuan untuk current IS Keluaran yang diharapkan Menyimpan Data PDU Kriteria Evaluasi Hasil Data PDU berhasil di simpan Hasil yang didapatkan Data PDU berhasil disimpan

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai analisis dan perancangan IS-IS routing protokol dalam ATN. Dalam IS-IS protokol, jenis protokol routing yang digunakan adalah protokol

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN. Gambar 3.1. Model Jaringan Kabel (Wired)

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN. Gambar 3.1. Model Jaringan Kabel (Wired) BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 ANALISA PERANCANGAN MODE GATEWAY Mode Gateway pada penelitian ini terdiri dari satu buah gateway yang terhubung dengan satu buah host dan satu buah router dengan media

Lebih terperinci

INTERNETWORKING. Dosen Pengampu : Syariful Ikhwan ST., MT. Slide by Dadiek Pranindito ST, MT,. SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM LOGO

INTERNETWORKING. Dosen Pengampu : Syariful Ikhwan ST., MT. Slide by Dadiek Pranindito ST, MT,. SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM LOGO INTERNETWORKING Dosen Pengampu : Syariful Ikhwan ST., MT. Slide by Dadiek Pranindito ST, MT,. SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM LOGO PURWOKERTO Tujuan Perkuliahan Mahasiswa dapat memahami dan

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Pada bab ini akan dilakukan implementasi dan pengujian terhadap Aplikasi Power Control. Tahapan ini dilakukan setelah analisa dan perancangan selesai dilakukan dan akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Koneksi antar jaringan yang sering disebut dengan internetwork terbentuk

BAB I PENDAHULUAN. Koneksi antar jaringan yang sering disebut dengan internetwork terbentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Koneksi antar jaringan yang sering disebut dengan internetwork terbentuk dari jaringan-jaringan yang heterogen. Supaya antar jaringan tersebut dapat saling berkomunikasi

Lebih terperinci

Gambar 4.27 Perbandingan throughput rata-rata IIX ke Gateway 2

Gambar 4.27 Perbandingan throughput rata-rata IIX ke Gateway 2 68 Gambar 4.27 Perbandingan throughput rata-rata IIX ke Gateway 2 Dari gambar 4.27, terlihat bahwa nilai throughput IIX ke Gateway 2 pada skenario router reflector BGP berkisar antara 0-3 paket per detik,

Lebih terperinci

4. SISTEM OPERASI TERDISTRIBUSI

4. SISTEM OPERASI TERDISTRIBUSI 4. SISTEM OPERASI TERDISTRIBUSI APAKAH SISTEM OPERASI TERDISTRIBUSI? Sistem operasi terdistribusi adalah salah satu implementasi dari sistem terdistribusi, di mana sekumpulan komputer dan prosesor yang

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB 5. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Dalam implementasi sistem jaringan ini akan menerapkan semua yang telah direncanakan dan didesain pada tahap sebelumnya yaitu tahap design dan simulasi. Untuk perangkat

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Bab kelima ini berisi uraian hasil implementasi dan pengujian terhadap perangkat lunak yang dibuat pada tugas akhir ini. 5.1 Implementasi Sub bab ini mendeskripsikan hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Routing adalah suatu protokol yang digunakan untuk mendapatkan rute dari satu jaringan ke jaringan yang lain. Rute ini, disebut dengan route dan informasi route secara

Lebih terperinci

- Topologi Jaringan. - Rancangan Agent

- Topologi Jaringan. - Rancangan Agent 6 berbasis lokasi dan printer service tersedia bebas. Pengguna dapat terhubung ke LAN dan ia akan dilayani dengan teknologi mobile agent. Lalu, client dapat mencetak dokumen miliknya melalui mobile agent.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisis Masalah Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk memahami informasi-informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini, dijelaskan pendahuluan dari pengerjaan tugas akhir. Pendahuluan yang dijelaskan meliputi latar belakang topik tugas akhir, rumusan masalah, tujuan, batasan masalah, dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN. jaringan baru yang dapat mendukung infrastruktur yang ada. Pengamatan yang

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN. jaringan baru yang dapat mendukung infrastruktur yang ada. Pengamatan yang BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN 4.1 Analisis Jaringan Komputer Analisis ini dilakukan untuk menjawab perlu tidaknya perancangan jaringan baru yang dapat mendukung infrastruktur yang ada. Pengamatan yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK Bab keempat ini berisi penjelasan analisis dan perancangan perangkat lunak yang dibangun dalam tugas akhir ini. Analisis perangkat lunak meliputi deskripsi

Lebih terperinci

ROUTING. Pengiriman Langsung & Tidak Langsung

ROUTING. Pengiriman Langsung & Tidak Langsung Modul 07 ROUTING Dalam suatu sistem packet switching, routing mengacu pada proses pemilihan jalur untuk pengiriman paket, dan router adalah perangkat yang melakukan tugas tersebut. Perutean dalam IP melibatkan

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM. tersebut siap diterapkan atau diimplementasikan. Tahap Implementasi Sistem

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM. tersebut siap diterapkan atau diimplementasikan. Tahap Implementasi Sistem BAB V IMPLEMENTASI SISTEM Setelah tahap penganalisaan dan perancangan, maka langkah selanjutnya dalam membangun sebuah sistem informasi adalah menguji apakah sistem tersebut siap diterapkan atau diimplementasikan.

Lebih terperinci

ROUTING. Budhi Irawan, S.Si, M.T

ROUTING. Budhi Irawan, S.Si, M.T ROUTING Budhi Irawan, S.Si, M.T PENDAHULUAN Routing adalah mekanisme yang dilaksanakan pada perangkat router dijaringan (yang bekerja pada lapis 3 network) untuk mencari dan menentukan jalur yang akan

Lebih terperinci

file:///c /Documents%20and%20Settings/Administrator/My%20Documents/My%20Web%20Sites/mysite3/ebook/pc/konsep%20router.txt

file:///c /Documents%20and%20Settings/Administrator/My%20Documents/My%20Web%20Sites/mysite3/ebook/pc/konsep%20router.txt Ref: uus-bte KONSEP ROUTERKONSEP ROUTER Oleh: yerianto@yahoo.com Mengapa perlu router Sebelum kita pelajari lebih jauh mengenai bagaimana mengkonfigurasi router cisco, kita perlu memahami lebih baik lagi

Lebih terperinci

DYNAMIC ROUTING. Semua router memiliki informasi lengkap mengenai topologi, link cost. Contohnya adalah algoritma link state.

DYNAMIC ROUTING. Semua router memiliki informasi lengkap mengenai topologi, link cost. Contohnya adalah algoritma link state. DYNAMIC ROUTING Apabila jaringan memiliki lebih dari satu kemungkinan rute untuk tujuan yang sama maka perlu digunakan dynamic routing. Sebuah dynamic routing dibangun berdasarkan informasi yang dikumpulkan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Bab ini membahas tentang implementasi dan pengujian perangkat lunak yang dibangun pada tugas akhir ini. Implementasi akan dibahas pada Subbab 4.1, sedangkan pengujian

Lebih terperinci

Statik Routing. School of Industrial and System Engineering System Information Program 2016

Statik Routing. School of Industrial and System Engineering System Information Program 2016 Statik Routing School of Industrial and System Engineering System Information Program 2016 Introduction Static Routing Dynamic Routing ROUTING Routing adalah proses pengiriman informasi/data pada network

Lebih terperinci

OSPF (Open Shortest Path First) ini merupakan protocol link-state. Teknologi. link-state dikembangkan dalam ARPAnet untuk menghasilkan protokol yang

OSPF (Open Shortest Path First) ini merupakan protocol link-state. Teknologi. link-state dikembangkan dalam ARPAnet untuk menghasilkan protokol yang OSPF (Open Shortest Path First) 1. Pengertian OSPF (Open Shortest Path First) OSPF (Open Shortest Path First) ini merupakan protocol link-state. Teknologi link-state dikembangkan dalam ARPAnet untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMESTASI DAN EVALUASI. permasalahan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya.

BAB 4 IMPLEMESTASI DAN EVALUASI. permasalahan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya. BAB 4 IMPLEMESTASI DAN EVALUASI Pada bab ini dijelaskan mengenai implementasi dan evaluasi dari hasil analisis permasalahan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya. 4.1 Spesifikasi Sistem Spesifikasi

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 76 BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 1.1 IMPLEMENTASI SISTEM Tahap implementasi dan pengujian sistem dilakukan setelah tahap analisis dan perancangan selesai dilakukan. Pada bab ini akan dijelaskan implementasi

Lebih terperinci

BAB IV LINK STATE 4.1 Pendahuluan 4.2 Algoritma Dijkstra

BAB IV LINK STATE 4.1 Pendahuluan 4.2 Algoritma Dijkstra BAB IV LINK STATE 4.1 Pendahuluan Protokol Link State pertama kali dikembangkan oleh Bolt Beranek dan Newman pada jaringan ARPANET. Mereka, Bolt dan Newman, menamukan bahwa protokol Link State memiliki

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. mampu memperkirakan dan merincikan seluruh dokumen ataupun prosedur yang

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. mampu memperkirakan dan merincikan seluruh dokumen ataupun prosedur yang BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sistem Yang Berjalan Analisis terhadap sistem yang berjalan dimaksudkan untuk mempelajari terhadap suatu sistem yang sedang dijalanakan oleh suatu organisasi,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai pelaksanaan terhadap hasil perancangan yang telah diperoleh sebelumnya. Hasil perancangan pada tahap perancangan akan diimplemetasikan menjadi

Lebih terperinci

AS IR O R U O TI U N TI G P AD

AS IR O R U O TI U N TI G P AD Tesis OPTIMASI ROUTING PADA JARING DATA MULTI JALUR MENGGUNAKAN METODE ANT COLONY OPTIMIZATION (ACO) Nama : Agus Kurniwanto NIM : 2209206803 PROGRAM STUDI MAGISTER BIDANG KEAHLIAN TELEMATIKA JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

Routing LOGO. Muh. Izzuddin Mahali, M.Cs.

Routing LOGO. Muh. Izzuddin Mahali, M.Cs. Routing Muh. Izzuddin Mahali, M.Cs. Email : izzudin@uny.uny.ac.id Pendahuluan Fungsi utama dari layer network adalah pengalamatan dan routing Pengalamatan telah kita bicarakan sebelumnya. Routing merupakan

Lebih terperinci

BAB 2. LANDASAN TEORI

BAB 2. LANDASAN TEORI BAB 2. LANDASAN TEORI 2.1 IPv6 IPv6 dikembangkan oleh IETF untuk dapat memenuhi kebutuhan IP yang diperlukan, selain itu IPv6 juga dikembangkan untuk mengatasi atau menyempurnakan kekurangankekurangan

Lebih terperinci

BAB I PERSYARATAN PRODUK

BAB I PERSYARATAN PRODUK BAB I PERSYARATAN PRODUK I.1 Pendahuluan Dalam era globalisasi sekarang ini, kebutuhan akan teknologi informasi sudah semakin meningkat seiring dengan perkembangan jaman. Seperti juga yang terjadi pada

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Untuk membantu dalam proses pemantauan jaringan switch backbone

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Untuk membantu dalam proses pemantauan jaringan switch backbone BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Rancangan Layar Untuk membantu dalam proses pemantauan jaringan switch backbone dibutuhkan sebuah aplikasi yang memiliki user interface agar mudah digunakan. Rancangan

Lebih terperinci

Processor Intel Pentium III 233MHz

Processor Intel Pentium III 233MHz Spesifikasi Perangkat Keras (hardware) Spesifikasi kebutuhan minimum: Processor Intel Pentium III 233MHz Memory 128 MB Hard disk 20 GB Monitor SVGA (1028 x 860) Keyboard Mouse Printer dot matrix Spesifikasi

Lebih terperinci

BAB III ROUTING Penentuan Routing Path

BAB III ROUTING Penentuan Routing Path BAB III ROUTING Pada bab ini akan dibahas hal-hal yang berkaitan dengan routing. Hal-hal yang akan dibahas antara lain komponen-komponen routing, perbedaan routing statis dan dinamis, serta metrik routing.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analsis Sistem Analisis adalah tahap aktifitas kreatif dimana analis berusaha memahami permasalahan secara mendalam. Ini adalah proses interative yang terus berjalan

Lebih terperinci

Network Layer JARINGAN KOMPUTER. Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom

Network Layer JARINGAN KOMPUTER. Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom Network Layer JARINGAN KOMPUTER Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom Objectives Fungsi Network Layer Protokol Komunikasi Data Konsep Pengalamatan Logis (IP) Konsep Pemanfaatan IP Konsep routing Algoritma routing

Lebih terperinci

3.1 APLIKASI YANG DITANGANI OLEH CODE GENERATOR

3.1 APLIKASI YANG DITANGANI OLEH CODE GENERATOR BAB III ANALISIS Bab ini berisi analisis mengenai aplikasi web target code generator, analisis penggunaan framework CodeIgniter dan analisis perangkat lunak code generator. 3.1 APLIKASI YANG DITANGANI

Lebih terperinci

Routing. Institut Tekonolgi Sepuluh Nopember Surabaya

Routing. Institut Tekonolgi Sepuluh Nopember Surabaya Routing Politeknik ik Elektronika Negeri Surabaya Institut Tekonolgi Sepuluh Nopember Surabaya 1 Pendahuluan Dengan menggunakan pengalamatan IP, memungkinkan kita membangun beberapa jaringan pada suatu

Lebih terperinci

JARINGAN KOMPUTER S1SI AMIKOM YOGYAKARTA

JARINGAN KOMPUTER S1SI AMIKOM YOGYAKARTA Sudah Mengumpulkan Jurnal? http://goo.gl/hhsqum JARINGAN KOMPUTER S1SI AMIKOM YOGYAKARTA Group Jarkom SI Amikom https://www.facebook.com/groups/jarkom.amikom/ Pertemuan 8 Router Protocol Routing TCP/IP

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Sistem Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB V. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB V. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB V. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Pada bagian ini, akan dibahas mengenai proses implementasi add-on, mulai dari deskripsi lingkungan implementasi, batasan implementasi, dan hasil yang didapatkan. Setelah

Lebih terperinci

PERANCANGAN JARINGAN KOMPUTER MENGGUNAKAN ROUTING PROTOCOL OSPF (OPEN SHORTEST PATH FIRST) DENGAN MENERAPKAN METODE FAILOVER

PERANCANGAN JARINGAN KOMPUTER MENGGUNAKAN ROUTING PROTOCOL OSPF (OPEN SHORTEST PATH FIRST) DENGAN MENERAPKAN METODE FAILOVER PERANCANGAN JARINGAN KOMPUTER MENGGUNAKAN ROUTING PROTOCOL OSPF (OPEN SHORTEST PATH FIRST) DENGAN MENERAPKAN METODE FAILOVER (Studi Kasus : Universitas Pasundan) TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Bab ini membahas mengenai implementasi dan pengujian perangkat lunak yang dibangun pada Tugas Akhir ini. Pembahasan mengenai implementasi dipaparkan pada subbab 5.1 sedangkan

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM BAB V IMPLEMENTASI SISTEM Tahapan selanjutnya dalam perancangan sistem adalah tahapan implementasi sistem. Dalam tahap implementasi sistem terdapat beberapa kegiatan yang lakukan, antara lain : pengujian

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI TCP/IP UNTUK MEMBUAT SERVER DATABASE ACCESS ABSTRAK

IMPLEMENTASI TCP/IP UNTUK MEMBUAT SERVER DATABASE ACCESS ABSTRAK IMPLEMENTASI TCP/IP UNTUK MEMBUAT SERVER DATABASE ACCESS Yones Raven, Teady Matius Surya Mulyana yonesraven@gmail.com, tmulyana@bundamulia.ac.id Program Studi Teknik Informatika, Universitas Bunda Mulia

Lebih terperinci

Mengkonfigurasi system Firewall sebagai Internet gateway pada system operasi Debian 6.0

Mengkonfigurasi system Firewall sebagai Internet gateway pada system operasi Debian 6.0 SMK N 1 Kota Solok Bidang Studi : Produktif Bid. Keahlian : Teknik Komputer Jaringan Kelas / Sem : XII / lima Mendiagnosis permasalahan perangkat yang tersambung jaringan berbasis luas (Wide Area Network)

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI. Untuk menjalankan program ini, diperlukan perangkat keras dan

BAB 4 IMPLEMENTASI. Untuk menjalankan program ini, diperlukan perangkat keras dan 54 BAB 4 IMPLEMENTASI 4.1 Spesifikasi Kebutuhan Sarana Untuk menjalankan program ini, diperlukan perangkat keras dan perangkat lunak dengan spesifikasi seperti yang akan dijabarkan di bawah ini. 4.1.1

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM IV MANAGEMENT INTERNETWORKING & ROUTER ROUTING ROUTING DINAMIS. Disusun oleh: Oktavia Indriani IK 3B

LAPORAN PRAKTIKUM IV MANAGEMENT INTERNETWORKING & ROUTER ROUTING ROUTING DINAMIS. Disusun oleh: Oktavia Indriani IK 3B LAPORAN PRAKTIKUM IV MANAGEMENT INTERNETWORKING & ROUTER ROUTING ROUTING DINAMIS Disusun oleh: Oktavia Indriani IK 3B 3.34.13.1.13 PROGAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 IMPLEMENTASI SISTEM Tahap implementasi dan pengujian sistem dilakukan setelah tahap analisis dan perancangan selesai dilakukan. Pada bab ini akan dijelaskan implementasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peneliti Terdahulu Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu oleh beberapa peneliti diantaranya: BGP, sebagai satu-satunya

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Black Box Testing Pada tahap ini dilakukan pengujian masing-masing unit program apakah sesuai dengan tugasnya. Pengetesan ini dilakukan dengan menggunakan metode black box testing.

Lebih terperinci

Implementasi Lingkungan Pengembangan Pengujian Sistem HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Sistem

Implementasi Lingkungan Pengembangan Pengujian Sistem HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Sistem terdiri dari informasi profil pelanggan, update password dan simulasi. Desain proses disajikan dalam bentuk flowchart dan bagan yang akan dibahas lebih lanjut dalam pembahasan. Implementasi Lingkungan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH

BAB III ANALISIS MASALAH BAB III ANALISIS MASALAH Bab ketiga ini berisi penjelasan analisis permasalahan serta solusi dalam penanganan masalah dalam tugas akhir ini. Solusi penanganan masalah tersebut berupa langkah-langkah lojik

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM BAB V IMPLEMENTASI SISTEM 5.1 Kebutuhan Perangkat Lunak Sistem Pendukung Keputusan Pendukung Penempatan Jabatan dibutuhkan perangkat lunak Visual Studio 2010 dengan menggunakan bahasa pemrograman C# untuk

Lebih terperinci

BAB I PERSYARATAN PRODUK

BAB I PERSYARATAN PRODUK BAB I PERSYARATAN PRODUK Bab ini akan membahas mengenai perspektif global tentang produk perangkat lunak yang dibuat, dalam hal ini adalah perangkat lunak pembangkit dokumentasi basis data. Perspektif

Lebih terperinci

Tugas Akhir. Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Parkir. Universitas Komputer Indonesia, Bandung

Tugas Akhir. Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Parkir. Universitas Komputer Indonesia, Bandung Tugas Akhir Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Parkir Universitas Komputer Indonesia, Bandung Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Analisis Perancangan Berorientasi Objek Nama : Andrian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL SIMULASI DAN KINERJA SISTEM

BAB IV HASIL SIMULASI DAN KINERJA SISTEM BAB IV HASIL SIMULASI DAN KINERJA SISTEM Pada bab ini membahas mengenai hasil dan kinerja sistem yang telah dirancang sebelumnya yaitu meliputi delay, jitter, packet loss, Throughput dari masing masing

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. yang akan didistribusikan kedalam jaringan client-server. Pada bagian client terdapat

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. yang akan didistribusikan kedalam jaringan client-server. Pada bagian client terdapat 163 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Kios informasi ini akan diimplementasikan menggunakan jaringan komputer yang akan didistribusikan kedalam jaringan client-server. Pada bagian client

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN METODE ROUTING DISTANCE VECTOR DAN LINK STATE PADA JARINGAN PACKET

ANALISA PERBANDINGAN METODE ROUTING DISTANCE VECTOR DAN LINK STATE PADA JARINGAN PACKET ANALISA PERBANDINGAN METODE ROUTING DISTANCE VECTOR DAN LINK STATE PADA JARINGAN PACKET Vina Rifiani 1, M. Zen Samsono Hadi 2, Haryadi Amran Darwito 2 1 Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya,

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM BAB V IMPLEMENTASI SISTEM Tahapan selanjutnya dalam perancangan sistem adalah tahapan implementasi sistem. Dalam tahap implementasi sistem terdapat beberapa kegiatan yang lakukan, antara lain : pengujian

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Setelah tahap analisa dan perancangan selesai, maka untuk selanjutnya adalah melakukan pengimplementasian dari analisis dan rancangan yang ada dan selanjutnya melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi khususnya di bidang komputer memungkinkan seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi khususnya di bidang komputer memungkinkan seseorang untuk BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Seiring dengan sangat pesatnya perkembangan jaringan data dan kemajuan teknologi informasi khususnya di bidang komputer memungkinkan seseorang untuk berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Untuk menjalankan alat bantu normalisasi ini dibutuhkan sarana perangkat keras

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Untuk menjalankan alat bantu normalisasi ini dibutuhkan sarana perangkat keras BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi 4.1.1 Spesifikasi Sistem Untuk menjalankan alat bantu normalisasi ini dibutuhkan sarana perangkat keras dan piranti lunak sebagai berikut : Spesifikasi

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN. 4.1 Perancangan Mobile Tracker Simulator (MTS)

BAB IV PERANCANGAN. 4.1 Perancangan Mobile Tracker Simulator (MTS) IV-1 BAB IV PERANCANGAN Bab ini akan menjelaskan perancangan AntiJam. Pembahasan perancangan pada bab ini akan diorganisasikan menjadi per-modul. Supaya pembahasan dalam Tugas Akhir ini ringkas dan padat,

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. 4.1 Implementasi Sistem Informasi Transportasi

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. 4.1 Implementasi Sistem Informasi Transportasi BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Sistem Informasi Transportasi Perangkat sistem informasi yang dirancang ini dapat digunakan oleh pengguna sarana transportasi Busway baik yang berada di

Lebih terperinci

Simulasi Pemanfaatan Dynamic Routing Protocol OSPF Pada Router Di Jaringan Komputer Unpar. Nama : Chandra Wijaya, S.T., M.T.

Simulasi Pemanfaatan Dynamic Routing Protocol OSPF Pada Router Di Jaringan Komputer Unpar. Nama : Chandra Wijaya, S.T., M.T. Simulasi Pemanfaatan Dynamic Routing Protocol OSPF Pada Router Di Jaringan Komputer Unpar Nama : Chandra Wijaya, S.T., M.T. NIK : 21200 Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi dan

Lebih terperinci

Gambar Notifikasi via

Gambar Notifikasi via BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Gambaran Umum Notifikasi Status Perangkat Secara umum notifikasi yang dikirimkan oleh aplikasi monitoring adalah melalui Email dan juga alert atau alarm pada aplikasi

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Perancangan Sistem

Gambar 3.1 Perancangan Sistem BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem monitoring yang terbagi menjadi dua bagian, sistem bagian pertama adalah objek yang akan dimonitor, sistem bagian kedua merupakan

Lebih terperinci

Cara Kerja Router. Tatik yuniati. Abstrak.

Cara Kerja Router. Tatik yuniati. Abstrak. Cara Kerja Router Tatik yuniati tatikyuniati10@yahoo.co.id Abstrak Router merupakan salah satu perangkat dalam dunia jaringan komputer. Pengertian Router adalah perangkat jaringan yang berfungsi untuk

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM. pada sistem, uraian instalasi pada Aplikasi inventory barang Toko R&R Berikut

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM. pada sistem, uraian instalasi pada Aplikasi inventory barang Toko R&R Berikut BAB V IMPLEMENTASI SISTEM Bab ini penulis menguraikan beberapa hal yang dilakukan dalam proses pada sistem, uraian instalasi pada Aplikasi inventory barang Toko R&R Berikut penulis uraikan beberapa tahapan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. selanjutnya yaitu tahap implementasi. Pada bab ini akan dibahas mengenai

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. selanjutnya yaitu tahap implementasi. Pada bab ini akan dibahas mengenai 50 BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Aplikasi Setelah dilakukan tahap analisis dan perancangan pada bab III, maka tahap selanjutnya yaitu tahap implementasi. Pada bab ini akan dibahas

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL ROUTING AD HOC DENGAN ALGHORITMA PROTOKOL AODV (AD HOC ON DEMAND DISTANCE VEKTOR ) MENGGUNAKAN PROGRAM NETWORK SIMULATOR (NS2)

IMPLEMENTASI MODEL ROUTING AD HOC DENGAN ALGHORITMA PROTOKOL AODV (AD HOC ON DEMAND DISTANCE VEKTOR ) MENGGUNAKAN PROGRAM NETWORK SIMULATOR (NS2) IMPLEMENTASI MODEL ROUTING AD HOC DENGAN ALGHORITMA PROTOKOL AODV (AD HOC ON DEMAND DISTANCE VEKTOR ) MENGGUNAKAN PROGRAM NETWORK SIMULATOR (NS2) Abdul Kadir, ST Program Studi Teknik Komputer AMIK INTeL

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi 4.1.1 Jadwal Implementasi Penerapan aplikasi ini terdiri dari beberapa tahapan berkelanjutan, dengan penjadwalan yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Lebih terperinci

Input : Memasukkan data dari luar kedalam mikroprosesor Contoh: Keyboard, mouse

Input : Memasukkan data dari luar kedalam mikroprosesor Contoh: Keyboard, mouse Input Output Input : Memasukkan data dari luar kedalam mikroprosesor Contoh: Keyboard, mouse Output: Menampilkan data Contoh: Monitor, printer Unit Input/Output dalam bekerja memerlukan sinyal kontrol

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Rute jalur terpendek merupakan suatu persoalan untuk mencari lintasan menuju toko Majestyk yang dilalui dengan jumlah yang paling minimum. Maka

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. (hardware) dan piranti lunak yang memadai. Sistem Informasi Geografis ini antara lain:

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. (hardware) dan piranti lunak yang memadai. Sistem Informasi Geografis ini antara lain: 94 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Agar user dapat menjalankan aplikasi ini, maka diperlukan perangkat keras (hardware) dan piranti lunak yang memadai. 4.1.1 Perangkat Keras (Hardware)

Lebih terperinci

Pendahuluan. 0Alamat IP berbasis kepada host dan network. 0Alamat IP berisi informasi tentang alamat network dan juga alamat host

Pendahuluan. 0Alamat IP berbasis kepada host dan network. 0Alamat IP berisi informasi tentang alamat network dan juga alamat host Pendahuluan 0Alamat IP berbasis kepada host dan network 0Host: apa saja yang dapat menerima dan mengirim paket. Misal router, workstation 0 Host terhubung oleh satu (atau beberapa) network 0Alamat IP berisi

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK

BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK Pada bab ini, akan diuraikan mengenai perancangan perangkat lunak meliputi deskripsi umum sistem, perancangan sistem, serta implementasinya. IV.1 Deskripsi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Dalam merancang sistem pengendali sepeda motor berbasis android ini, terdapat beberapa masalah yang harus dicermati dan dipecahkan. Permasalahan tersebut

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI LOAD BALANCING DENGAN 2 MODEM GSM

PROPOSAL SKRIPSI LOAD BALANCING DENGAN 2 MODEM GSM PROPOSAL SKRIPSI LOAD BALANCING DENGAN 2 MODEM GSM IMPLEMENTASI LOAD BALANCING DENGAN 2 MODEM GSM MENGGUNAKAN VYATTA ROUTER OS Seiring dengan jumlah data yang harus direkam setiap tahun, dibutuhkan pula

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jaringan Local Area Network (LAN). LAN telah menjadi suatu teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. jaringan Local Area Network (LAN). LAN telah menjadi suatu teknologi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu jaringan telekomunikasi yang sedang berkembang adalah jaringan Local Area Network (LAN). LAN telah menjadi suatu teknologi yang sangat banyak digunakan baik

Lebih terperinci

Protokol Routing. Muhammad Zen Samsono Hadi, ST. MSc.

Protokol Routing. Muhammad Zen Samsono Hadi, ST. MSc. Protokol Routing 1 Muhammad Zen Samsono Hadi, ST. MSc. Pendahuluan Fungsi utama dari layer network adalah pengalamatan dan routing Routing merupakan fungsi yang bertanggung jawab membawa data melewati

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Perumusan Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Perumusan Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam urutan proses pembangunan software, pengujian software adalah tahap yang dilakukan setelah implementasi atau pengkodean. Pengujian software atau software

Lebih terperinci

BAB 3. PERANCANGAN JARINGAN DAN PENGUJIAN

BAB 3. PERANCANGAN JARINGAN DAN PENGUJIAN BAB 3. PERANCANGAN JARINGAN DAN PENGUJIAN 3.1 Topologi Jaringan Topologi jaringan yang digunakan untuk pengujian routing protokol RIPng dan OSPFv3 Menggunakan bentuk topologi ring dengan 3 buah router

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Sistem Implementasi merupakan penerapan dari proses analisis dan perangcangan yang telah dibahas dalam bab sebelumnya. Pada tahapan ini terdapat dua aspek

Lebih terperinci

lapisan-lapisan pada TCP/IP tidaklah cocok seluruhnya dengan lapisan-lapisan OSI.

lapisan-lapisan pada TCP/IP tidaklah cocok seluruhnya dengan lapisan-lapisan OSI. TCP dan IP Kamaldila Puja Yusnika kamaldilapujayusnika@gmail.com http://aldiyusnika.wordpress.com Lisensi Dokumen: Copyright 2003-2013IlmuKomputer.Com Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan,

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. memadai. Berikut ini akan dijelaskan spesifikasi perangkat lunak dan keras yang Spesifikasi Perangkat Keras

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. memadai. Berikut ini akan dijelaskan spesifikasi perangkat lunak dan keras yang Spesifikasi Perangkat Keras BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Dalam membuat program ini diperlukan spesifikasi perangkat keras dan lunak yang memadai. Berikut ini akan dijelaskan spesifikasi perangkat lunak dan keras

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN 3.1. SPESIFIKASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN 3.1. SPESIFIKASI SISTEM BAB III PERANCANGAN 3.1. SPESIFIKASI SISTEM Pada perancangan, menspesifikasikan sistem yang akan dibuat menjadi dua kategori yaitu spesifikasi perangkat keras dan spesifikasi perangkat lunak, sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan suatu cara berpikir yang dimulai dari menentukan suatu permasalahan, pengumpulan data baik dari buku-buku panduan maupun studi lapangan, melakukan

Lebih terperinci

BAB IV IMPEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1. IMPLEMENTASI 4.1.1. KEBUTUHAN PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK Spesifikasi perangkat keras selama iplementasi dan pengujian aplikasi Browser History Report and

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Untuk mengetahui manfaat dari aplikasi backup dan restore ini, perlu dilakukan suatu implementasi. Implementasi yang benar dan tepat sasaran memerlukan pula ketersediaan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. berjalan. Berikut ini adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. berjalan. Berikut ini adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap 214 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Aplikasi sistem basis data penjualan yang telah dirancang akan diimplementasikan pada PT. InterAct Corporation sebagai pengganti sistem yang berjalan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Gambar 3. 1 Desain Penelitian Penjelasan dari bagan desain penelitian di atas adalah sebagai berikut: 1. Rumusan Masalah Penelitian selalu di latarbelakangi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu institusi, ada banyak aktivitas dilakukan. Agar aktivitas tersebut berjalan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu institusi, ada banyak aktivitas dilakukan. Agar aktivitas tersebut berjalan BAB I PENDAHULUAN 1. 1.1. Latar Belakang Dalam suatu institusi, ada banyak aktivitas dilakukan. Agar aktivitas tersebut berjalan lancar, banyak business process yang dilakukan oleh suatu institusi. Dalam

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Sistem Pada tugas akhir ini, akan dibuat aplikasi desktop berbasis komputer menggunakan bahasa pemrograman VB.NET yang diberi nama Aplikasi virtual

Lebih terperinci

IGRP OPERASI IGRP. Tujuan dari IGRP yaitu:

IGRP OPERASI IGRP. Tujuan dari IGRP yaitu: IGRP Interior Gateway routing Protocol atau yang biasa dikenal dengan sebutan IGRP merupakan suatu protokol jaringan kepemilikan yang mengembangkan sistem Cisco yang dirancang pada sistem otonomi untuk

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Bonus Berdasarkan Penilaian Kinerja Karyawan Pada PT. Telkom, Tbk Medan Dengan Metode

Lebih terperinci

tentang perubahan kondisi aplikasi dijalankan :

tentang perubahan kondisi aplikasi dijalankan : 253 Gambar 4.22 Halaman Ganti Password Halaman ini digunakan oleh semua pengguna aplikasi ini untuk menggantikan kode sandi pengaksesan aplikasi. Dengan memasukkan kode sandi lama, kemudian memasukkan

Lebih terperinci

BAB 4. ANALISA. 4.1 Analisa Pengujian Pemilihan Jalur Pengiriman Data

BAB 4. ANALISA. 4.1 Analisa Pengujian Pemilihan Jalur Pengiriman Data BAB 4. ANALISA Setelah perancangan selesai dan semua router dan PC sudah selesai dikonfigurasi, lalu akan dilakukan analisa berdasarkan 4 metode pengujian berikut : 4.1 Analisa Pengujian Pemilihan Jalur

Lebih terperinci