Geokimia Logam Berat (Pb, Cr, dan Cu) dalam Sedimen dan Potensi Ketersediaannya pada Biota Bentik di Perairan Delta Berau, Kalimantan Timur
|
|
- Budi Susanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ILMU KELAUTAN. Februari Vol. 2. Edisi Khusus: ISSN Geokimia Logam Berat (Pb, Cr, dan Cu) dalam Sedimen dan Potensi Ketersediaannya pada Biota Bentik di Perairan Delta Berau, Kalimantan Timur Sabam P. Situmorang 1*), H.S. Sanusi 2), Zainal Arifin 3) 1) Mahasiswa Pascasarjana, Mayor Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680, 2) Staf Pengajar Dept. Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Dramaga, Bogor ) Peneliti di Pusat Penelitian Oseanografi (P2O), LIPI, Jl. Pasir Putih I, Jakarta Abstrak Penelitian ini telah dilakukan dengan mengambil contoh sedimen permukaan dari 17 stasiun dan organisme bentos di wilayah estuari Delta Berau, Kalimantan Timur pada bulan April Karakterisasi kimia sedimen ditentukan dengan prosedur ekstraksi secara simultan (simultaneous extraction) untuk mengestimasi konsentrasi dari partisi logam berat kedalam komponen geokimia sedimen: easily reducible, reducible, organic, dan aqua-regia (total logam berat). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsentrasi logam berat di sedimen yaitu Pb ( µg/g berat kering (dw) dengan rata-rata µg/g ), Cr ( µg/g dw, dengan rata-rata µg/g), dan Cu µg/g dw dengan rata-rata µg/g). Ketiga logam berat ini sebagian besar dalam fraksi yang berikatan kuat dengan mineral-mineral (silikat),dan hanya sebagian kecil berupa fraksi yang berasosiasi dengan komponen besi dan magan. Persentasi dari non-resisten dan resisten dari masing-masing logam secara berturut-turut yaitu 2.4% dan 97.6% untuk Pb; 8.4 % dan 91.6% untuk Cr; 7.5% dan 92.5% untuk Cu. Rata-rata Pb dalam kerang Anadara antiquatadan gastropoda Telescopium telescopium secara berturutturut adalah 7.53±2.35 µg/g dw dan 4.49± 0.11 µg/g dw; sedangkan untuk Cr: 1.44 ± 0.09 µg/g dw dan 0.87 ± 0.05 µg/g dw. Hal yang serupa, konsentrasi Cu di dalam jaringan kerang juga kecil (4.92 ± 0.58 µg/g dw). Hasil ini mengindikasikan bahwa konsentrasi logam berat di sedimen Delta Berau sebagian besar tidak mudah dimanfaatkan oleh organisme bentik, sumber logam berat sangat sedikit bersumber dari aktivitas di darat (antropogenik). Berdasarkan pada Canadian Environmental Quality Guideline, perairan Delta Berau kemungkinan termasuk ekosistem yang belum terganggu. Kata kunci: geokimia sedimen, simultaneous extraction, Delta Berau Abstract This study had been carried out by collecting the surficial sediment sample from 17 locations and several benthic organisms in the Berau Delta, East Kalimantan in April Sediments were chemically chracterized by a simultaneous extraction procedure to estimate the concentration of geochemicallypartitioned metal: easily reducible, reducible, organic, and aqua-regia (near total digest). The result our study showed that total metals in sediment were as follows, Pb ( µg/g with an average of µg/g), Cr ( µg/g, with an average of µg/g), and Cu µg/g with an average of µg/g). Most of these three metals were strongly bound in minerals (silica) form, and only small fraction is associated with iron and manganese components. The percentage of non-resistance and resistance of each metal are 2.4% and 97.6% for Pb; 8.4 % and 91.6% for Cr and 7.5% and 92.5% for Cu, respectively. An average of Pb in Anadara antiquataand Telescopium telescopium was 7.53±2.35 µg/g and 4.49± 0.11 µg/g; while for Cr: 1.44 ± 0.09 µg/g and 0.87 ± 0.05 µg/g, respectively. Similarly, concentration of Cu in Anadara antiquata is also small (4.92 ± 0.58 µg/g ). This study indicated that metal concentrations in sediment of Berau Delta are mostly not available to benthic biota, and the source of metals are unlikely due to land-based activity (anthropogenic). Based on Canadian Environmental Quality Guideline, the Berau Delta is probably considered as an undisturbed ecosystem. Keywords: Sediment geochemistry, simultaneous extraction, Berau Delta * Corresponding Author Diterima / Received: Januari 2010 Ilmu Kelautan, UNDIP Disetujui / Accepted: Februari 2010
2 Pendahuluan Perairan Delta Berau yang berada di Kabupaten Berau merupakan daerah yang sangat aktif yang ditandai dengan banyaknya aktivitas manusia seperti pertambang batu bara, kegiatan hutan (logging), turisme, pertanian, mariculture, dan perikanan (MacKinnon et al., 2000; The Nature Conservancy, 2002). Kegiatan-kegiatan tersebut berdampak bagi kesehatan ekosistem bentik seperti masuknya polutan (logam berat dan pestisida), hilangnya habitat, dan perubahan populasi biota. Oleh karena itu, pengetahuan tentang kemampuan lingkungan dalam menerima kontaminan tersebut sangat diperlukan, sehingga dampak kegiatan-kegiatan yang ada dan terus berkembang terhadap lingkungan perairan dapat diantisipasi pengelolaannya. Penelitian terakhir yang dilakukan di perairan Delta Berau (Arifin et al., 2006), diperoleh konsentrasi logam berat total dalam sedimen pada umumnya rata-rata logam Pb (14,34 μg/g), Cr (32,08 μg/g) dan Cu (13,17 μg/g) relatif lebih tinggi dibanding jenis-jenis logam berat lainnya. Seperti diketahui penelitian sebelumnya (Campbell et al., 1988; John dan Leventhal, 1995; Thomas dan Bendell-Young, 1998; Ismail, 2005) menunjukkan bahwa logam berat dalam sedimen berada dalam berbagai fase geokimia seperti resisten dan non resisten. Logam berat dalam fase resisten adalah logam yang terdapat dalam struktur kristal dari mineral atau logam berat yang berasal dari sumber alami logam seperti penguraian kristal silikat pada batuan. Logam berat dalam fraksi resisten berikatan kuat dengan mineral sedimen sehingga secara umum tidak tersedia untuk di absorpsi oleh biota (non bioavailable). Logam berat dalam fase non resisten adalah logam berat yang berasosiasi dengan komponen besi oksida, magan oksida, dan komplek organik di dalam sedimen. Logam berat terikat/adsorpsi secara lemah dengan komponen-komponen sedimen tersebut, sehingga bersifat labil dan dapat diabsorpsi oleh biota (bioavailable). Fase non resisten berhubungan erat dengan masukan antropogenik (John dan Leventhal, 1995; Thomas dan Bendell-Young, 1998; Yap et al., 2003). Fase atau fraksi ini sangat penting dipahami untuk mengetahui potensi ketersediaan logam tersebut bagi biota bentik. Beberapa jenis biota bentik tersebut antara lain kerang, keong, dan udang. Kerang (bivalvia) sebagai deposit-feeder sering digunakan untuk memonitor tingkat bioavailability logam berat dalam sedimen, karena bivalvia berhubungan langsung dengan sedimen dan mampu mengakumulasi logam-logam tanpa ia sendiri mati terbunuh (Phillips, 1980 in Hutagalung, 1991). Efisiensi bioakumulasi melalui air interstitial dan atau dari sedimen yang dimakan (sediment ingestion) tergantung pada karakteristik geokimia sedimen. Thomas dan Bendell-Young (1998) menyebutkan bahwa secara keseluruhan, konsentrasi logam berat dalam jaringan dan cangkang dari deposit-feeder M. balthica sangat berkorelasi dengan konsentrasi logam berat yang berasosiasi dengan komponen Mn oksida sedimen. Luoma (1989) in John dan Leventhal (1995) mendeskripsikan variasi kadmium yang di absorpsi dari sedimen oleh bivalvia sebagai fungsi dari komponen besi oksida sedimen. Oleh karena itu, hubungan antara tingkat logam berat yang ditemukan dalam fraksi sedimen yang berbeda dengan tingkat logam berat dalam jaringan (tissue) bivalvia seharusnya memberikan indikasi dari sumber utama komponen geokimia yang paling bertanggung jawab dalam penyerapan logam berat oleh organisme Penelitian ini bertujuan untuk mengkuantifikasi karakteristik geokimia logam berat Pb, Cr, dan Cu dalam sedimen perairan Delta Berau, Kalimantan Timur; dan konsentrasi logam berat Pb, Cr, dan Cu dalam tubuh biota bentik. 416 Geokimia Logam Berat (S. P. Situmorang, et al.)
3 Bahan dan Metode Lokasi dan waktu penelitian Pengambilan contoh sedimen dan biota bentik dilakukan pada April 2007 di perairan Delta Berau, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Contoh sedimen diambil pada 17 stasiun, dimana stasiun tersebar dari mulut muara yang paling dalam sampai dengan arah terluar di batas delta. Dari 17 stasiun tersebut dapat dikelompokkan ke dalam 3 wilayah yaitu mewakili wilayah sungai, muara, dan laut. Peta lokasi pengambilan contoh ditunjukkan pada Gambar 1. Geokimia logam berat dalam sedimen Sampel sedimen (4,5 6 gram berat basah) yang diambil dari lapisan oksik sedimen dijadikan subjek untuk ekstraksi secara simultan menurut prosedur Bendell- Young et al. (1992) in Thomas dan Bendell- Young (1998) seperti pada Gambar 2. Prosedur ekstraksi secara simultan menghitung konsentrasi logam berat yang secara operasional dibagi kedalam komponen-komponen geokimia sedimen: berasosiasi dengan fase sedimen mangan oksida (easily reducible); berasosiasi dengan fase sedimen mangan oksida dan besi oksida (easily reducible+reducible); fraksi sedimen yang berikatan dengan bahan organik (organic); dan mendekati konsentrasi logam berat total dalam sedimen (aqua regia). Fraksi reducible ditentukan setelah analisis, dengan cara konsentrasi logam berat easily reducible+reducible dikurangi dengan konsentrasi logam berat easily reducible. Jumlah logam berat dalam fraksi residual (logam berat berikatan dengan mineral silikat sedimen) diestimasi dengan cara mengurangi konsentrasi logam berat hasil destruksi aqua regia dengan ketiga fraksi yang lain (easily reducible, reducible, dan organik). Persentase bahan organik total (total organic matter) dalam sedimen dinyatakan dengan persentase bahan organik yang hilang dalam pembakaran (lost on ignition, %LOI), yang diperoleh dari hasil perhitungan pembakaran sedimen pada suhu 600 o C selama 1 jam. Geokimia Logam Berat (S. P. Situmorang, et al.) 417
4 Gambar 1. Peta daerah penelitian dan posisi stasiun pengambilan contoh di perairan Delta Berau, Kalimantan Timur Biota bentik berupa kerang Anadara antiquata(ukuran panjang tubuh: < 2,5cm 4 ukuran butiran yang berbeda yaitu kerakal 8-16 mm, kerikil 2-8 mm, pasir (sand) cm) dan gastropoda Telescopium telescopium 0,063-2 mm, lanau (silt) 0,004-0,063 mm, (ukuran tinggi tubuh: 6 cm 8 cm) dianalisis dan lempung (clay) <0,004 mm. Setelah seluruh jaringan (tissue) tubuhnya. Biota ditentukan persentase pasir, lanau, dan bentik tersebut diperoleh dari hasil lempung maka data tersebut diproyeksikan tangkapan nelayan dari sekitar perairan ke dalam diagram Shepard (Shepard, 1954) Delta Berau. Analisis logam berat dalam untuk menentukan tipe substrat. tubuh biota bentik menggunakan prosedur yang dikembangkan oleh APHA, 1992 in Hutagalung et al., Contoh biota didestruksi menggunakan campuran HNO 3 dan HClO 4. Fraksinasi sample sedimen Hasil dan Pembahasan Ukuran butiran sedimen (grain size) dan konsentrasi logam berat dalam tubuh biota bentik ditentukan dengan menggunakan AAS Varian Spectra AA 20 plus (ketelitian 0,001 ppm). Ukuran butiran sedimen ditentukan menggunakan alat ayakan mekanik. Pengayakan dilakukan dengan metode pengayakan basah. Butiran sedimen diklasifikasi berdasarkan klasifikasi oleh Menworth pada tahun Klasifikasi ini memisahkan sedimen ke dalam fraksi Tipe sedimen di perairan Delta Berau adalah pasir, pasir berlempung, lempung berlanau, lempung, pasir berlanau, dan pasir-lanau-lempung (Gambar 3). Fraksi pasir mendominasi pada stasiun 1, 2, 7, 9, 10, 11, 16 dan 17. Fraksi lempung mendominasi pada stasiun 4, 6, dan 15. Stasiun-stasiun di hulu (di wilayah sungai) didominasi fraksi pasir sedangkan daerah laut didominasi fraksi lempung, kecuali pada stasiun 11 dan 16 karena berada pada Contoh sedimen Keringkan pada 60 o C, 24 jam Easily Reducible 0.1N NH 2 OH HCl dalam 0.01N HNO 3 selama 0.5 jam Easily Reducible+ Reducible 0.1N NH 2 OH HCl dalam 25% HOAc pada 95 o C selama 6 jam Organik 1N NH 4 OH selama 1 minggu Aqua Regia 3:1 campuran chcl:chno 3 pada 70 o C selama 8 jam Bakar pada 600 o C 1 Mn Mn+Fe oxides Organik Acid extract able % yang hilang dalam pembakaran (LOI) Sentrifuge pada 6500 RPM, pipet bagian supernantan Ukur konsentrasi Pb, Cr, Cu di Gambar 2. Skema teknik ekstraksi secara simultan (simultaneus method) yang digunakan untuk menentukan logam berat dalam fraksi-fraksi sedimen (Bendell-Young et al., 1992 in Thomas dan Bendell-Young, 1998) 418 Geokimia Logam Berat (S. P. Situmorang, et al.)
5 daerah dekat pantai. Stasiun 11 dan 16 yang berada di daerah pantai tipe sedimennya didominasi fraksi pasir karena pengaruh arus di daerah pantai, dimana partikel berukuran lebih kecil akan terbawa kembali oleh arus ke daerah laut sedangkan partikel berukuran lebih besar akan terendapkan di daerah pantai. Di daerah estuaria, partikel berukuran lebih besar akan lebih cepat mengendap di dasar perairan sedangkan partikel yang lebih kecil akan terbawa jauh ke arah lautan sebelum akhirnya mengendap. Kandungan bahan organik total (TOM) dalam sedimen Bahan organik total berkaitan erat dengan jenis sedimen. Sedimen yang mengandung jumlah mineral lempung (clay) tinggi akan cenderung memiliki kandungan bahan organik tinggi, karena sedimen berukuran lebih halus lebih baik dalam mengakumulasi bahan organik dari pada sedimen berukuran lebih besar. Stasiun-stasiun yang memiliki kandungan TOM rendah seperti stasiun 1, 11, dan 16 ternyata berada pada stasiun yang sedimennya didominasi oleh pasir. Gambar 3. Sebaran rata-rata fraksi sedimen pada stasiun pengamatan menurut zonasinya di perairan Delta Berau, April 2007 Gambar 4. Kandungan TOM (%) dalam sedimen pada stasiun pengamatan menurut zonasinya di perairan Delta Berau, April 2007 Geokimia Logam Berat (S. P. Situmorang, et al.) 419
6 Konsentrasi logam berat Pb, Cr, dan Cu dalam sedimen Konsentrasi logam berat Pb dalam sedimen berkisar antara 3,19 μg/g 17,94 μg/g, dengan nilai rata-rata 12,35 μg/g (Gambar 5). Selanjutnya, konsentrasi logam berat Cr dalam sedimen berkisar antara 7,49 μg/g 43,71 μg/g, dengan nilai rata-rata 28,96 μg/g (Gambar 5). Demikian juga dengan konsentrasi logam berat Cu dalam sedimen berkisar antara 1,89 μg/g 28,74 μg/g, dengan nilai ratarata 17,73 μg/g (Gambar 5). Pada stasiun 11 dan 16 semua logam berat konsentrasinya lebih kecil dibandingkan pada stasiun lainnya. Hal ini berkaitan dengan tekstur sedimen (grain size), dimana pada stasiun ini didominasi oleh fraksi pasir (Gambar 3). Selain itu, pada stasiun 11 dan 16 juga memiliki kandungan bahan organik yang relatif rendah (Gambar 4). Geokimia logam berat Pb, Cr, dan Cu dalam sedimen Dengan hanya mengukur konsentrasi logam berat total dalam sedimen kurang dapat menjelaskan efek logam berat tersebut terhadap biota. Informasi geokimia logam berat dalam sedimen diperlukan untuk mengetahui asosiasinya dalam ketersediaan logam berat pada biota (biota bentik khususnya), sehingga berbahaya tidaknya kondisi bahan pencemar (logam berat) dalam perairan terhadap kehidupan biota akuatik dapat diantisipasi lebih akurat. Logam berat Pb dalam sedimen banyak terdapat dalam fraksi residual (resisten) dengan nilai rata-rata dari keseluruhan stasiun 97,6% dari total logam berat Pb dalam sedimen. Logam berat Pb dalam fraksi easily reducible (0%), reducible (2,4%), dan organik (0%). Fraksi reducible meningkat pada stasiun stasiun 1, 5, 9, dan 13. Logam berat Cr dalam sedimen banyak terdapat dalam fraksi residual dengan nilai rata-rata dari seluruh stasiun pengamatan 91,5%, diikuti fraksi reducible (7,83%), organik (0,58%), dan easily reducible (0,03%). Logam berat Cu dalam sedimen banyak terdapat dalam fraksi residual (92,5%) diikuti fraksi organik (6,18%), reducible (1,32%), dan sangat sedikit pada fraksi easily reducible yang konsentrasinya <0,003 μg/g di tiap stasiun. Peningkatan fraksi reducible Cu terjadi pada stasiun-stasiun 1, 8, 9, dan 16. Fraksi residual merupakan logam berat yang berikatan kuat dengan molekulmolekul sedimen dan tidak dapat di serap oleh organisme (resisten) sedangkan logam berat dalam fraksi easily reducible, reducible, dan organik merupakan logamlogam yang dapat diserap oleh organisme (biota bentik) atau disebut non-resisten, karena merupakan logam-logam dalam fraksi sedimen yang dapat diekstraksi dengan mudah. Logam berat dalam fraksi sedimen easily reducible dan reducible merupakan fraksi yang dapat diserap dan diakumulasi oleh organisme (fraksi nonresisten) karena destruksi untuk fraksi ini menggunakan ph yang mendekati lambung biota (kerang-kerangan ph lambung 5-6). Logam-logam berat fraksi non-resisten pada umumnya berasal dari aktivitas manusia (antropogenik). Keberadaan logam berat Pb lebih aman bagi biota karena didominasi fraksi resistan tertinggi (97,6%) dibandingkan logam berat Cr dan Cu, karena fraksi reducible Pb umumnya relatif rendah dibandingkan dengan Cr dan Cu. Hasil Fraksinasi diatas menunjukkan bahwa hampir semua logam Pb, Cr dan Cu umumnya relatif aman bagi biota bentik, karena dari logam berat total dalam sedimen sebagian besar sukar diserap biota. 420 Geokimia Logam Berat (S. P. Situmorang, et al.)
7 Gambar 5. Konsentrasi logam berat Pb, Cr, dan Cu total dalam sedimen, pada stasiun pengamatan menurut zonasinya di perairan Delta Berau, April 2007 Geokimia Logam Berat (S. P. Situmorang, et al.) 421
8 Gambar 6. Persentase logam berat Pb dalam beberapa fraksi sedimen pada stasiun pengamatan menurut zonasinya di perairan Delta Berau, April 2007 Gambar 7. Persentase logam berat Cr dalam beberapa fraksi sedimen pada stasiun pengamatan menurut zonasinya di perairan Delta Berau, April % 8 0 % Persentase 6 0 % 4 0 % 2 0 % 0 % S u n g a i M u a r a L a u t S t a s i u n E R C r R E D C r O R G C r R E S C r Gambar 8. Persentase logam berat Cu dalam beberapa fraksi sedimen pada stasiun pengamatan menurut zonasinya di perairan Delta Berau, April Geokimia Logam Berat (S. P. Situmorang, et al.)
9 Tabel 1 menunjukkan rata-rata persentase logam berat Pb, Cr, dan Cu dalam fraksi sedimen dari semua stasiun penelitian. Dapat dilihat bahwa persentase logam berat resistan/sukar diserap biota bentik diatas 90%. Sehingga dapat dikatakan bahwa keberadaan logam Pb, Cr, dan Cu dalam sedimen perairan Delta Berau, Kalimantan Timur pada bulan April 2007 terindikasi belum berbahya bagi organisme akuatik (khususnya biota bentik) karena pada umumnya tidak tersedia secara biologis; dan sumber logam berat dalam sedimen sebagian besar masih bersumber secara alamiah. Logam berat dalam tubuh biota bentik Pada penelitian ini, biota bentik tidak ditemukan di setiap stasiun pengamatan sehingga tidak dapat melihat korelasi antara fraksi sedimen resisten dan non resisten terhadap biota bentik. Konsentrasi logam berat dalam tubuh biota bentik merupakan hasil komposit dari biota bentik yang diperoleh dari nelayan lokal. Oleh karena itu, penelitian ini hanya menunjukkan informasi logam berat dalam tubuh biota bentik di perairan Delta Berau; yang selanjutnya dapat dibandingkan dengan informasi rata-rata total logam berat dalam sedimen, air, dan seston perairan Delta Berau, Kalimantan Timur (Gambar 9). Kesimpulan Konsentrasi logam berat total Pb dalam sedimen berkisar antara 3,19-17,94 μg/g dengan nilai rata-rata 12,35 μg/g, untuk logam berat total Cr berkisar antara 7,49 43,71 μg/g dengan nilai rata-rata 28,96 μg/g, sedangkan logam berat total Cu berkisar antara 1,89 28,74 μg/g dengan nilai rata-rata 17,73 μg/g. Nilai konsentrasi logam berat total Pb dan Cr dalam sedimen masih berada dalam kondisi alami, sedangkan sedimen pada stasiun 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 13, dan 14 telah terkontaminasi logam berat Cu. Rata-rata Pb dalam kerang Anadara antiquatadan gastropoda Telescopium telescopium secara berturut-turut adalah 7.53±2.35 µg/g dw dan 4.49± 0.11 µg/g dw; sedangkan untuk Cr: 1.44 ± 0.09 µg/g dw dan 0.87 ± 0.05 µg/g dw. Hal yang serupa, konsentrasi Cu di dalam jaringan kerang juga kecil (4.92 ± 0.58 µg/g dw). Persentase logam berat dalam fase resisten (sukar diserap oleh biota bentik) rata-rata bernilai diatas 90% (Pb : 97,6%; Cr : 91,6%; Cu : 92,5%) dari logam berat total dalam sedimen. Sehingga dapat dikatakan bahwa keberadaan logam berat Pb, Cr, dan Cu dalam sedimen perairan Delta Berau, Kalimantan Timur pada bulan April 2007 terindikasi belum berbahaya bagi organisme akuatik (khususnya biota bentik), karena sangat sedikit logam yang tersedia secara biologis (sebagian besar tidak dapat dimanfaatkan oleh organisme bentik); dan masih sangat sedikit juga logam berat yang bersumber dari aktivitas manusia (logam berat dalam fraksi non resisten). Ucapan Terima Kasih Makalah ini adalah bagian dari Skripsi Sabam P. Situmorang di Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Riset ini merupakan bagian riset Nasib Kontaminan Logam di Delta Berau tahun yang didanai lewat riset kompetitif LIPI kepada Dr. Zainal Arifin. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada para peneliti di Lab. Pencemaran P2O-LIPI yaitu Abdul Rozak, A.Md, Lestari, M.Si, dan Taufik Kaisupy serta Triyoni Purbonegoro, S.Si (Lab. Ekotoksikologi, P2O-LIPI) atas bantuan yang telah diberikan. Geokimia Logam Berat (S. P. Situmorang, et al.) 423
10 Tabel 1. Persentase pembagian logam berat dalam fraksi sedimen easily reducible (ER), reducible (RED), organic (ORG), residual (RES), resisten (RES), dan non resisten (ER+RED+ORG). Nilai diperoleh dari rata-rata semua stasiun pengamatan Logam berat ER (%) RED (%) ORG (%) RES (%) Resisten (%) Non resisten (%) Pb 0,00 2,40 0,00 97,60 97,60 2,40 Cr 0,03 7,83 0,58 91,55 91,55 8,44 Cu 0,00 1,32 6,18 92,50 92,50 7,50 Gambar 9. Rata-rata konsentrasi total logam berat Pb, Cr, dan Cu dalam sedimen, air, dan biota bentik di perairan Delta Berau, Kalimantan Timur, April Geokimia Logam Berat (S. P. Situmorang, et al.)
11 Daftar Pustaka Arifin, Z., D. Hindarti, T. Agustini, P. Widianwari, E. Matondang, & T. Purbonegoro Nasib Kontaminan Logam dan Implikasinya pada Komunitas Bentik. Penelitian Kompatitif-LIPI. Laporan Akhir P2O-LIPI. Jakarta. Bendell-Young, L. I & H. H. Harvey Geochemistry of Mn and Fe in Lake Sediments in Relation to Lake Acidity. Limnology Oceanography 37(3): American Society of limnology and Oceanography, Inc. Campbell, P. G. C., A. G. Lewis, P. M. Chapman, A. A. Crowder, W. K. Fletcher, B. Imber, S. N. Luoma, P. M. Stokes, & M. Winfrey Biologically Available Metals in Sediments. NRCC/CNRC. Ottawa, Canada. Canadian Environmental Quality Guidelines Summary of Existing Canadian Environmental Quality Guidelines. CEQGs. Canada. Hutagalung, H. P., D. Setiapermana, & S. H. Riyono Metode Analisis Air Laut, Sedimen dan Biota. Buku 2. P3O- LIPI. Jakarta. Ismail, A Pollution Impacts on Bioresources In the Straits of Malacca. A report of IRPA project RM8 ( ). Departemen of Biology, Universiti Putra Malaysia. Selangor. Malaysia. John, D. A & J. S. Leventhal Bioavailability of Metals. In Edward A. du Bray (Ed.), Preliminary Compilation of Descriptive Geoenvironmental Mineral Deposit Models. U.S. Departmen of the Interior, U.S. Geological. Denver, Colorado. MacKinnon, K., G. Hatta, H. Halim, & A. Mangalik Ekologi Kalimantan. Diterjemahkan oleh G. Tjitrosoepomo, Widyantoro, dan Agus. Prenhallindo. Jakarta. Indonesia. xxii h. Shepard, F. P Nomenclature based on sand-silt-clay ratios: Journal of Sedimentary Petrology, 24: The Nature Conservancy (TNC) Nilai Sumber Daya Air di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. ESG International Inc. Guelph, Canada. Thomas, C. & L. I. Bendell-Young Linking The Sediment Geochemistry of An Intertidal Region to Metal Availibility in The Deposit Feeder Macoma balthica. Marine Ecology Progress Series, 173: Yap, C.K., A. Ismail, & S.G. Tan Concentration,Distribution and Geochemical Speciation of Copper In Surface Sediment of the Strait of Malacca. Pakistan Journal of Biological Sciences, 6 (12): Geokimia Logam Berat (S. P. Situmorang, et al.) 425
GEOKIMIA Pb, Cr, Cu DALAM SEDIMEN DAN KETERSEDIAANNYA PADA BIOTA BENTIK DI PERAIRAN DELTA BERAU, KALIMANTAN TIMUR
GEOKIMIA Pb, Cr, Cu DALAM SEDIMEN DAN KETERSEDIAANNYA PADA BIOTA BENTIK DI PERAIRAN DELTA BERAU, KALIMANTAN TIMUR Oleh: Sabam Parsaoran Situmorang C64103011 PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN FAKULTAS
Lebih terperinciKonsentrasi Kadmium (Cd) dan Tembaga (Cu) dalam Air, Seston, Kerang dan Fraksinasinya dalam Sedimen di Perairan Delta Berau, Kalimantan Timur
ILMU KELAUTAN. Februari 2010. Vol. 2. Edisi Khusus: 436-446 ISSN 0853-7291 Konsentrasi Kadmium (Cd) dan Tembaga (Cu) dalam Air, Seston, Kerang dan Fraksinasinya dalam Sedimen di Perairan Delta Berau, Kalimantan
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN
3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan program penelitian tentang logam berat di Teluk Jakarta yang dilakukan oleh bagian Dinamika Laut, Pusat Penelitian Oseanografi
Lebih terperinciFraksinasi Logam Berat Pb, Cd, Cu dan Zn dalam Sedimen dan
ILMU KELAUTAN Maret 2009. Vol. 14 (1): 27-32 ISSN 0853-7291 Fraksinasi Logam Berat Pb, Cd, Cu dan Zn dalam Sedimen dan Bioavailabilitasnya bagi Biota di Perairan Teluk Jakarta Zainal Arifin 1* dan Diani
Lebih terperinciAnalisis Logam Berat Timbal pada Sedimen Dasar Perairan Muara Sungai Sayung, Kabupaten Demak
JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014, Halaman 167-172 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jose Analisis Logam Berat Timbal pada Sedimen Dasar Perairan Muara Sungai Sayung,
Lebih terperinci2. TINJAUAN PUSTAKA. Perairan Teluk Jakarta secara geografis terletak pada 5º56 15 LS-6º55 30
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kondisi Geografis Teluk Jakarta Perairan Teluk Jakarta secara geografis terletak pada 5º56 15 LS-6º55 30 LS dan 106º43 00 BT-106º59 30 BT dan terletak di sebelah utara ibukota
Lebih terperinciHubungan antara Konsentrasi Logam Berat Pb, Cd, Cu, Zn dengan Bahan Organik dan Ukuran Butir dalam Sedimen di Estuari Banjir Kanal Barat, Semarang
Hubungan antara Konsentrasi Logam Berat Pb, Cd, Cu, Zn dengan Bahan Organik dan Ukuran Butir dalam Sedimen di Estuari Banjir Kanal Barat, Semarang Lilik Maslukah Program Studi Oseanografi, Jurusan Ilmu
Lebih terperinciANALISIS KUALITAS SEDIMEN PERMUKAAN SELAT BENGKALIS PROPINSI RIAU. oleh: Hardi Sandro Situmeang 1) dan Rifardi 2) Abstrak
ANALISIS KUALITAS SEDIMEN PERMUKAAN SELAT BENGKALIS PROPINSI RIAU oleh: Hardi Sandro Situmeang 1) dan Rifardi 2) 1) Alumni Fakultas Perikanan & Ilmu Kelautan Universitas Riau, Pekanbaru 2) Dosen Fakultas
Lebih terperinciBIOAKUMULASI LOGAM BERAT DALAM MANGROVE Rhizophora mucronata dan Avicennia marina DI MUARA ANGKE JAKARTA
J.Tek.Ling Vol. 7 No. 3 Hal. 266-270 Jakarta, Sept. 2006 ISSN 1441 318X BIOAKUMULASI LOGAM BERAT DALAM MANGROVE Rhizophora mucronata dan Avicennia marina DI MUARA ANGKE JAKARTA Titin Handayani Peneliti
Lebih terperinciKONSENTRASI TEMBAGA (Cu) DAN SENG (Zn) PADA FRAKSI TOTAL DAN FRAKSI LABIL DALAM SEDIMEN PERAIRAN TELUK JAKARTA
KONSENTRASI TEMBAGA (Cu) DAN SENG (Zn) PADA FRAKSI TOTAL DAN FRAKSI LABIL DALAM SEDIMEN PERAIRAN TELUK JAKARTA RIZQI RAHMAN SKRIPSI DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Tipe Estuari dan Debit Sungai. Tipe estuari biasanya dipengaruhi oleh kondisi pasang surut. Pada saat pasang, salinitas perairan akan didominasi oleh salinitas air laut karena
Lebih terperinciKAITAN AKTIVITAS VULKANIK DENGAN DISTRIBUSI SEDIMEN DAN KANDUNGAN SUSPENSI DI PERAIRAN SELAT SUNDA
KAITAN AKTIVITAS VULKANIK DENGAN DISTRIBUSI SEDIMEN DAN KANDUNGAN SUSPENSI DI PERAIRAN SELAT SUNDA Oleh : Eko Minarto* 1) Heron Surbakti 2) Elizabeth Vorandra 3) Tjiong Giok Pin 4) Muzilman Musli 5) Eka
Lebih terperinciKONSENTRASI KADMIUM (Cd) DAN TEMBAGA (Cu) DALAM AIR, SESTON, KERANG DAN FRAKSINASINYA DALAM SEDIMEN DI PERAIRAN DELTA BERAU, KALIMANTAN TIMUR
KONSENTRASI KADMIUM (Cd) DAN TEMBAGA (Cu) DALAM AIR, SESTON, KERANG DAN FRAKSINASINYA DALAM SEDIMEN DI PERAIRAN DELTA BERAU, KALIMANTAN TIMUR Oleh: Ardi Afriansyah C64104063 PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Proses adsorpsi antar partikel tersuspensi dalam kolom air terjadi karena adanya muatan listrik pada permukaan partikel tersebut. Butir lanau, lempung dan koloid asam
Lebih terperinciSEDIMENT STRATIGRAPHY IN DUMAI WATERS RIAU PROVINCE. Ramot S Hutasoit 1), Rifardi 2) and Musrifin Ghalib 2)
SEDIMENT STRATIGRAPHY IN DUMAI WATERS RIAU PROVINCE By Ramot S Hutasoit 1), Rifardi 2) and Musrifin Ghalib 2) hutasoitramot@ymail.com Abstract This study was conducted in February 2016 in Dumai Waters,
Lebih terperinciSPESIASI DAN BIOAVAILABILITAS LOGAM Cu DAN Zn DALAM PERAIRAN DAN SEDIMEN MUARA SUNGAI BADUNG PADA JALUR TAMAN HUTAN RAYA NGURAH RAI DENPASAR BALI
ISSN 1907-9850 SPESIASI DAN BIOAVAILABILITAS LOGAM Cu DAN Zn DALAM PERAIRAN DAN SEDIMEN MUARA SUNGAI BADUNG PADA JALUR TAMAN HUTAN RAYA NGURAH RAI DENPASAR BALI Dewa Ayu Puspasari, Iryanti Eka Suprihatin*,
Lebih terperinciPENENTUAN KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Cr PADA AIR DAN SEDIMEN DI SUNGAI AO DESA SAM SAM KABUPATEN TABANAN
PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Cr PADA AIR DAN SEDIMEN DI SUNGAI AO DESA SAM SAM KABUPATEN TABANAN NI PUTU DIANTARIANI DAN K.G. DHARMA PUTRA Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana. ABSTRAK Telah diteliti
Lebih terperinciLampiran 2. Prosedur Analisis Logam Dalam Sedimen dengan metode USEPA 3050B (APHA, 1992)
L A M P I R A N Lampiran 1. Data Kualitas Perairan St. Lokasi Koordinat Kedalaman Temperatur Bujur Lintang (m) (0C) Salinitas 1 Muara Angke 106.7675-6.1035 3.1 27.6 2 2 Laut 106.744-6.0939 3.2 29.7 10
Lebih terperinciPENDAHULUAN. laut, walaupun jumlahnya sangat terbatas. Dalam kondisi normal, beberapa macam
PENDAHULUAN Latar Belakang Logam dan mineral lainnya hampir selalu ditemukan dalam air tawar dan air laut, walaupun jumlahnya sangat terbatas. Dalam kondisi normal, beberapa macam logam baik logam ringan
Lebih terperinciKANDUNGAN LOGAM Pb DAN Cu DALAM BUAH STROBERI SERTA SPESIASI DAN BIOAVAILABILITASNYA DALAM TANAH TEMPAT TUMBUH STROBERI DI DAERAH BEDUGUL SKRIPSI
KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Cu DALAM BUAH STROBERI SERTA SPESIASI DAN BIOAVAILABILITASNYA DALAM TANAH TEMPAT TUMBUH STROBERI DI DAERAH BEDUGUL SKRIPSI Oleh : PUTU DESITHA PRATITI KAMESWARI WISNAWA NIM. 1108105023
Lebih terperinciSTUDI DAN EVALUASI KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) DAN KADNIUM (Cd) DI AIR DAN SEDIMEN PADA PERAIRAN SUNGAI KOTA TARAKAN
STUDI DAN EVALUASI KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) DAN KADNIUM (Cd) DI AIR DAN SEDIMEN PADA PERAIRAN SUNGAI KOTA TARAKAN 1) Darmiah dan 2) Ratno Achyani 1) Mahasiswa Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Logam berat terdapat di seluruh lapisan alam, namun dalam konsentrasi yang sangat rendah. Dalam air laut konsentrasinya berkisar antara 10-5 10-3 ppm. Pada tingkat kadar yang
Lebih terperinciSTUDI SEBARAN SEDIMEN BERDASARKAN TEKSTUR SEDIMEN DI PERAIRAN SAYUNG, DEMAK
JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015, Halaman 608-613 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jose STUDI SEBARAN SEDIMEN BERDASARKAN TEKSTUR SEDIMEN DI PERAIRAN SAYUNG, DEMAK
Lebih terperinciKANDUNGAN LOGAM BERAT AIR LAUT, SEDIMEN DAN DAGING KERANG DARAH (Anadara granosa) DI PERAIRAN MENTOK DAN TANJUNG JABUNG TIMUR
KANDUNGAN LOGAM BERAT AIR LAUT, SEDIMEN DAN DAGING KERANG DARAH (Anadara granosa) DI PERAIRAN MENTOK DAN TANJUNG JABUNG TIMUR (Heavy Metals Content in Seawater Sediment and Anadara granosa, in Mentok and
Lebih terperinciStudy of Heavy Metals (Pb, Cu, and Zn) in Ark Cockle s (Anadara inflata) Flesh and Shell in Selat Panjang Waters Kep. Meranti.
Study of Heavy Metals (Pb, Cu, and Zn) in Ark Cockle s (Anadara inflata) Flesh and Shell in Selat Panjang Waters Kep. Meranti. Dedi Muksin Pane 1, Yusni Ikhwan Siregar 2, Elizal 2 Email : dedisitorus25@yahoo.com
Lebih terperinciSTUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT Pb DAN Cd DALAM SEDIMEN DI PERAIRAN PESISIR KECAMATAN GENUK SEMARANG
STUDI KADUGA LOGAM BERAT Pb DA Cd DALAM SEDIME DI PERAIRA PESISIR KECAMATA GEUK SEMARAG Mahda Veronika Sitepu *), Chrisna Adhi Suryono, dan Suryono Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Lebih terperinciKOMPOSISI BUTIRAN PASIR SEDIMEN PERMUKAAN SELAT BENGKALIS PROPINSI RIAU
KOMPOSISI BUTIRAN PASIR SEDIMEN PERMUKAAN SELAT BENGKALIS PROPINSI RIAU 1) oleh: Devy Yolanda Putri 1), Rifardi 2) Alumni Fakultas Perikanan & Ilmu Kelautan Universitas Riau, Pekanbaru 2) Dosen Fakultas
Lebih terperinciBAB I. Logam berat adalah unsur kimia yang termasuk dalam kelompok logam yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Logam berat adalah unsur kimia yang termasuk dalam kelompok logam yang beratnya lebih dari 5g, untuk setiap cm 3 -nya. Delapan puluh jenis dari 109 unsur kimia yang
Lebih terperinciFRAKSINASI DAN BIOAVAILABILITAS LOGAM Pb DAN Cr DALAM SEDIMEN DI PELABUHAN BENOA. Ni Luh Eka Lusiana Dewi, Emmy Sahara, dan A. A. I. A. M.
FRAKSINASI DAN BIOAVAILABILITAS LOGAM Pb DAN Cr DALAM SEDIMEN DI PELABUHAN BENOA Ni Luh Eka Lusiana Dewi, Emmy Sahara, dan A. A. I. A. M. Laksmiwati Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana, Bukit Jimbara
Lebih terperinciKANDUNGAN LOGAM Pb DAN Hg DALAM SEDIMEN DI MUARA SUNGAI MATIKABUPATEN BADUNG BALI
Cakra Kimia (Indonesian E-Journal of Applied Chemistry) Volume 3, Nomor 12, Mei 2015 KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Hg DALAM SEDIMEN DI MUARA SUNGAI MATIKABUPATEN BADUNG BALI Henu Sumekar 1, Iryanti E. Suprihatin
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. buang tanpa adanya pengolahan limbah yang efesien dan terbuang mengikuti arus
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indramayu merupakan salah satu daerah yang penduduknya terpadat di Indonesia, selain itu juga Indramayu memiliki kawasan industri yang lumayan luas seluruh aktivitas
Lebih terperinciAnalisis Kualitas Perairan Muara Sungai Way Belau Bandar Lampung
1 NV Riena et al. / Maspari Journal 04 (2012) 116-121 Maspari Journal, 2012, 4(1), 116-121 http://masparijournal.blogspot.com Analisis Kualitas Perairan Muara Sungai Way Belau Bandar Lampung Nidia Nova
Lebih terperinciBIOAVAILABILITAS DAN SPESIASI LOGAM BERAT Pb DAN Cd PADA TANAH PERTANIAN BASAH DAN KERING DI DAERAH DENPASAR SKRIPSI
BIOAVAILABILITAS DAN SPESIASI LOGAM BERAT Pb DAN Cd PADA TANAH PERTANIAN BASAH DAN KERING DI DAERAH DENPASAR SKRIPSI Oleh: I Gusti Agung Putu Merta Dharmayoga 1008105018 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA
Lebih terperinciFRAKSINASI DAN BIOAVAILABILITAS LOGAM BERAT Fe DAN Mn PADA SEDIMEN DI PELABUHAN BENOA. Emmy Sahara, Ida Ayu Gede Widihati, dan I Gede Darma Putra
JURNAL KIMIA 9 (1), JANUARI 2015: 124-131 FRAKSINASI DAN BIOAVAILABILITAS LOGAM BERAT Fe DAN Mn PADA SEDIMEN DI PELABUHAN BENOA Emmy Sahara, Ida Ayu Gede Widihati, dan I Gede Darma Putra Jurusan Kimia
Lebih terperinciTOTAL LOGAM Pb DAN Cr DALAM TANAH PERTANIAN DAN AIR DANAU BERATAN SERTA BIOAVAILABILITASNYA DALAM TANAH PERTANIAN DI DAERAH BEDUGU
TOTAL LOGAM Pb DAN Cr DALAM TANAH PERTANIAN DAN AIR DANAU BERATAN SERTA BIOAVAILABILITASNYA DALAM TANAH PERTANIAN DI DAERAH BEDUGU I. G. Eka Saputra Jaya, I. M. Siaka, dan N. P. Diantariani Jurusan Kimia
Lebih terperinciOleh : Siti Rudiyanti Program Studi Manajemen Sumber Daya Perairan Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro
BIOKONSENTRASI KERANG DARAH (Anadara granosa Linn)Terhadap LOGAM BERAT CADMIUM (Cd) YANG TERKANDUNG DALAM MEDIA PEMELIHARAAN YANG BERASAL DARI PERAIRAN KALIWUNGU, KENDAL Oleh : Siti Rudiyanti Program Studi
Lebih terperinciSEBARAN MENEGAK KONSENTRASI Pb, Cu, Zn, Cd, DAN Ni DI SEDIMEN PULAU PARI BAGIAN UTARA KEPULAUAN SERIBU. Oleh : ACHMAD AULIA RACHMAN C
SEBARAN MENEGAK KONSENTRASI Pb, Cu, Zn, Cd, DAN Ni DI SEDIMEN PULAU PARI BAGIAN UTARA KEPULAUAN SERIBU Oleh : ACHMAD AULIA RACHMAN C64102057 PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN
Lebih terperinciSUSPENSI DAN ENDAPAN SEDIMEN DI PERAIRAN LAUT JAWA
34 SUSPENSI DAN ENDAPAN SEDIMEN DI PERAIRAN LAUT JAWA Helfinalis Pusat Penelitian Oseanografi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jakarta 14430, Indonesia E-mail: helfi55@yahoo.com Abstrak Penelitian
Lebih terperinciKANDUNGAN LOGAM BERAT Cd DAN Cu BERDASARKAN UKURAN PARTIKEL SEDIMEN DI PERAIRAN TELUK JAKARTA
KANDUNGAN LOGAM BERAT Cd DAN Cu BERDASARKAN UKURAN PARTIKEL SEDIMEN DI PERAIRAN TELUK JAKARTA RISNA DWI ASTUTY SKRIPSI DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT
Lebih terperinciPENETAPAN KADAR DAN SEBARAN TINGKAT PENCEMARAN LOGAM BERAT DALAM TANAH DI SEKITAR KAWASAN INDUSTRI CIKARANG, KABUPATEN BEKASI, JAWA BARAT.
PENETAPAN KADAR DAN SEBARAN TINGKAT PENCEMARAN LOGAM BERAT DALAM TANAH DI SEKITAR KAWASAN INDUSTRI CIKARANG, KABUPATEN BEKASI, JAWA BARAT Oleh RAHMAWATI A24101055 PROGRAM STUD1 ILMU TANAH FAKULTAS PERTANIAN
Lebih terperinciANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT KADMIUM (Cd) DAN MERKURI (Hg) PADA AIR DAN SEDIMEN DI PERAIRAN MUARA SUNGAI BANYUASIN
MASPARI JOURNAL Januari 2017, 9(1):69-76 ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT KADMIUM (Cd) DAN MERKURI (Hg) PADA AIR DAN SEDIMEN DI PERAIRAN MUARA SUNGAI BANYUASIN ANALYSIS OF HEAVY METAL CADMIUM (Cd) AND MERCURY
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serta lapisan kerak bumi (Darmono, 1995). Timbal banyak digunakan dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Logam timbal atau Pb adalah jenis logam lunak berwarna coklat kehitaman dan mudah dimurnikan. Logam Pb lebih tersebar luas dibanding kebanyakan logam toksik lainnya
Lebih terperinciSPESIASI DAN BIOAVAILABILITAS LOGAM Pb DALAM SEDIMEN DI KAWASAN PESISIR SANUR
ECOTROPHIC VOLUME 8 (1) : 48-853NOMOR 1 TAHUN 2014 ISSN : 1907-5626 SPESIASI DAN BIOAVAILABILITAS LOGAM Pb DALAM SEDIMEN DI KAWASAN PESISIR SANUR Sri Dian Meita Sari, I Made Siaka dan I Gusti Agung Gede
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kemajuan ilmu dan teknologi terutama bidang industri di Indonesia memiliki dampak yang beragam. Dampak positifnya adalah pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat, di sisi
Lebih terperinciSPESIASI DAN BIOAVAILABILITS LOGAM BERAT Pb DAN Cu PADA SEDIMEN LAUT DI KAWASAN PANTAI CELUKAN BAWANG KABUPATEN BULELENG-BALI
Cakra Kimia (Indonesian E-Journal of Applied Chemistry) SPESIASI DAN BIOAVAILABILITS LOGAM BERAT Pb DAN Cu PADA SEDIMEN LAUT DI KAWASAN PANTAI CELUKAN BAWANG KABUPATEN BULELENG-BALI I Made Siaka *1, Dwinda
Lebih terperinciTri Rahayu, I Made Siaka, dan Ida Ayu Gede Widihati. Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana, Bukit Jimbaran, Bali
ISSN 1907-9850 SPESIASI DAN BIOAVAILABILITAS LOGAM BERAT Cu DAN Zn DALAM TANAH PERTANIAN ORGANIK DI DAERAH BEDUGUL Tri Rahayu, I Made Siaka, dan Ida Ayu Gede Widihati Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana,
Lebih terperinciJurnal KELAUTAN, Volume 2, No.2 Oktober 2009 ISSN :
Jurnal KELAUTAN, Volume 2, No.2 Oktober 2009 ISSN : 1907-9931 KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA AIR DAN SEDIMEN DI PERAIRAN SOCAH DAN KWANYAR KABUPATEN BANGKALAN Wahyu Andy Nugraha Dosen Jurusan Ilmu Kelautan
Lebih terperinciDISTRIBUSI LOGAM BERAT DALAM AIR DAN SEDIMEN DI PERAIRAN MUARA SUNGAI CISADANE
DISTRIBUSI LOGAM BERAT DALAM AIR DAN SEDIMEN DI PERAIRAN MUARA SUNGAI CISADANE Endang Rochyatun, M. Taufik Kaisupy dan Abdul Rozak Kelompok Penelitian Pencemaran Laut, Bidang Dinamika Laut, Pusat Penelitian
Lebih terperinciANALISIS KADAR MERKURI (Hg) Gracilaria sp. DI TAMBAK DESA KUPANG SIDOARJO
ANALISIS KADAR MERKURI (Hg) Gracilaria sp. DI TAMBAK DESA KUPANG SIDOARJO Hendra Wahyu Prasojo, Istamar Syamsuri, Sueb Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Malang Jalan Semarang no. 5 Malang
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
20 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Parameter Oseanografi Pesisir Kalimantan Barat Parameter oseanografi sangat berperan penting dalam kajian distribusi kontaminan yang masuk ke laut karena komponen fisik
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Proses pengambilan sampel dilakukan di Perairan Pulau Panggang, Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta pada tiga
Lebih terperinciStudi sebaran sedimen berdasarkan ukuran butir di perairan Kuala Gigieng, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh
Studi sebaran sedimen berdasarkan ukuran butir di perairan Kuala Gigieng, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh Study of sediment distribution based on grains size in Kuala Gigieng Estuary, Aceh Besar District,
Lebih terperinciKORELASI UKURAN KERANG DARAH (Anadara granosa) DENGAN KONSENTRASI LOGAM BERAT MERKURI (Hg) DI MUARA SUNGAI KETINGAN, SIDOARJO, JAWA TIMUR
Journal of Marine and Coastal Science, 1(1), 34 44, 2012 KORELASI UKURAN KERANG DARAH (Anadara granosa) DENGAN KONSENTRASI LOGAM BERAT MERKURI (Hg) DI MUARA SUNGAI KETINGAN, SIDOARJO, JAWA TIMUR CORRELATION
Lebih terperinciKUALITAS TANAH DAN KRITERIA UNTUK MENDUKUNG HIDUP DAN KEHIDUPAN KULTIVAN BUDIDAYA DAN MAKANANNYA
KUALITAS TANAH DAN KRITERIA UNTUK MENDUKUNG HIDUP DAN KEHIDUPAN KULTIVAN BUDIDAYA DAN MAKANANNYA Usaha pelestarian dan pembudidayaan Kultivan (ikan,udang,rajungan) dapat dilakukan untuk meningkatkan kelulushidupan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Waduk Saguling merupakan salah satu waduk sistem cascade yang berlokasi di Provinsi Jawa Barat. Waduk tersebut terletak di bagian pertama dari sistem cascade yang inletnya
Lebih terperinciPENENTUAN KONSENTRASI LOGAM BERAT Pb, Cu, Zn DAN KONDUKTIVITAS LISTRIK LIMBAH CAIR INDUSTRI PABRIK KARET PEKANBARU
PENENTUAN KONSENTRASI LOGAM BERAT Pb, Cu, Zn DAN KONDUKTIVITAS LISTRIK LIMBAH CAIR INDUSTRI PABRIK KARET PEKANBARU 1 Wirdati Mardhatillah, 2 Riad Syech, 3 Walfred Tambunan Mahasiswa Program Studi S1 Fisika
Lebih terperinciThe preliminary study on the sediment size in Laut Tawar Lake, Takengon, Aceh Tengah District, Province of Aceh
Studi pendahuluan klasifikasi ukuran butir sedimen di Danau Laut Tawar, Takengon, Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh The preliminary study on the sediment size in Laut Tawar Lake, Takengon, Aceh Tengah
Lebih terperinciANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT TEMBAGA (Cu) DAN TIMBAL (Pb) PADA SEDIMEN DI PULAU PAYUNG KABUPATEN BANYUASIN, SUMATERA SELATAN
MASPARI JOURNAL Januari 2017, 9(1):17-24 ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT TEMBAGA (Cu) DAN TIMBAL (Pb) PADA SEDIMEN DI PULAU PAYUNG KABUPATEN BANYUASIN, SUMATERA SELATAN ANALYSIS CONTENT LEVELS OF COPPER
Lebih terperinciRini Aisyah, Ristiana Eryati dan Akhmad Rafi i
KONSENTRASI LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) DAN TEMBAGA (Cu) PADA KERANG PENGO (Modiolus sp.) DI PERAIRAN KOTA BONTANG (Pb and Cu Consentration in Modiolus sp from the Waters of Bontang City) RINI AISYAH 1), RISTIANA
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kondisi lingkungan perairan Kota Bandar Lampung yang merupakan ibukota
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi lingkungan perairan Kota Bandar Lampung yang merupakan ibukota Propinsi Lampung terletak di bagian ujung selatan Pulau Sumatera. Secara geografis, Propinsi Lampung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki tingkat keanekaragaman flora dan fauna yang tinggi sehingga disebut
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki sumber kekayaan yang sangat melimpah yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Lebih terperinci3,15 Very Fine Sand 1,24 Poorlysorted -0,21 Coarse-Skewed. 4,97 Coarse Silt 1,66 Poorlysorted -1,89 Very Coarse-Skewed
BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil 5.1.1. Sedimen dasar permukaan Hasil analisis sedimen permukaan dari 30 stasiun diringkas dalam parameter statistika sedimen yaitu Mean Size (Mz Ø), Skewness (Sk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut (UU No. 27 Tahun 2007). Pesisir
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesisir adalah daerah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut (UU No. 27 Tahun 2007). Pesisir merupakan salah satu
Lebih terperinciGambar 1. Lokasi penelitian dan statiun pengambilan sampel
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan selama enam bulan yang dimulai pada awal Mei 2009. Berdasarkan kondisi perairan dan distribusi lokasi aktifitas antropogenik di perairan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau Panggang adalah salah satu pulau di gugusan Kepulauan Seribu yang memiliki berbagai ekosistem pesisir seperti ekosistem mangrove, padang lamun, dan terumbu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ternyata telah menimbulkan bermacam-macam efek yang buruk bagi kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas kehidupan yang sangat tinggi yang dilakukan oleh manusia ternyata telah menimbulkan bermacam-macam efek yang buruk bagi kehidupan manusia dan tatanan lingkungan
Lebih terperinciKARAKTERISTIK SEDIMEN PERMUKAAN DASAR SUNGAI DAN LAUT DI DAERAH SUNGAI KUARO DAN TELUK ADANG KALIMANTAN TIMUR
KARAKTERISTIK SEDIMEN PERMUKAAN DASAR SUNGAI DAN LAUT DI DAERAH SUNGAI KUARO DAN TELUK ADANG KALIMANTAN TIMUR H. Kurnio dan U. Kamiludin Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan Jl. Dr. Junjunan
Lebih terperinci2011, Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pasca Sarjana UNDIP JURNAL ILMU LINGKUNGAN Volume 9, Issue 2: (2011) ISSN
JURNAL ILMU LINGKUNGAN Volume 9, Issue 2: 45-50 (2011) ISSN 1829-8907 BIOAKUMULASI LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) DAN SENG (Zn) PADA KERANG DARAH (Anadara granosa L.) dan KERANG BAKAU (Polymesoda bengalensis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber pencemar bagi lingkungan (air, udara dan tanah). Bahan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas manusia berupa kegiatan industri, rumah tangga, pertanian dan pertambangan menghasilkan buangan limbah yang tidak digunakan kembali yang menjadi sumber
Lebih terperinciBERAT TIMBAL (Pb) PADA AIR, SEDIMEN, DAN KERANG HIJAU (Perna viridis) DI PERAIRAN TANJUNG EMAS SEMARANG
KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA AIR, SEDIMEN, DAN KERANG HIJAU (Perna viridis) DI PERAIRAN TANJUNG EMAS SEMARANG Emiliana Sijabat *), Ria Azizah Trinuraini, Endang Supriyantini Jurusan Ilmu Kelautan,
Lebih terperinciDISTRIBUSI Pb DAN Cu PADA BERBAGAI UKURAN PARTIKEL SEDIMEN DI PELABUHAN BENOA. E. Sahara
ISSN 1907-9850 DISTRIBUSI Pb DAN Cu PADA BERBAGAI UKURAN PARTIKEL SEDIMEN DI PELABUHAN BENOA E. Sahara Laboratorium Kimia Analitik, Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana, Bukit Jimbaran ABSTRAK Telah
Lebih terperinciKAJIAN POLA SEBARAN PADATAN TERSUSPENSI DAN UNSUR LOGAM BERAT DI TELUK UJUNG BATU, JEPARA
JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 357-365 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jose KAJIAN POLA SEBARAN PADATAN TERSUSPENSI DAN UNSUR LOGAM BERAT DI TELUK UJUNG
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kepulauan Bangka Belitung ditetapkan sebagai provinsi baru sesuai Undang - Undang No. 27 tahun 2000 tanggal 4 Desember 2000. Wilayah provinsi ini meliputi Pulau Bangka,
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sedimen Dasar Perairan Berdasarkan pengamatan langsung terhadap sampling sedimen dasar perairan di tiap-tiap stasiun pengamatan tipe substrat dikelompokkan menjadi 2, yaitu:
Lebih terperinciKANDUNGAN TOTAL SUSPENDED SOLID DAN SEDIMEN DI DASAR DI PERAIRAN PANIMBANG
45 KANDUNGAN TOTAL SUSPENDED SOLID DAN SEDIMEN DI DASAR DI PERAIRAN PANIMBANG Helfinalis Pusat Penelitian Oseanografi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jakarta 14430, Indonesia E-mail: helfi55@yahoo.com
Lebih terperinciPENDAHULUAN. banyak efek buruk bagi kehidupan dan lingkungan hidup manusia. Kegiatan
PENDAHULUAN Latar Belakang Aktivitas kehidupan manusia yang sangat tinggi telah menimbulkan banyak efek buruk bagi kehidupan dan lingkungan hidup manusia. Kegiatan pembangunan, terutama di sektor industri
Lebih terperinciLAJU SEDIMEN MENGGUNAKAN METODE ISOTOP 210 Pb DI MUARA JUNGKAT PONTIANAK KALIMANTAN BARAT
JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015, Halaman 48-54 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jose LAJU SEDIMEN MENGGUNAKAN METODE ISOTOP 210 Pb DI MUARA JUNGKAT PONTIANAK KALIMANTAN
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teluk Jakarta merupakan salah satu wilayah pesisir di Indonesia yang di dalamnya banyak terdapat kegiatan, seperti pemukiman, perkotaan, transportasi, wisata, dan industri.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Estuari oleh sejumlah peneliti disebut-kan sebagai area paling produktif,
TINJAUAN PUSTAKA Ekosistem Estuari Estuari oleh sejumlah peneliti disebut-kan sebagai area paling produktif, karena area ini merupakan area ekoton daerah pertemuan dua ekosistem berbeda (tawar dan laut)
Lebih terperinciOleh. Yesi Yohana Esteria 1*, Bintal Amin 2, Dessy Yoswaty 2 * Abstrak
ANALISIS KANDUNGAN LOGAM Pb, Cu, Zn pada AIR LAUT dan SIPUT Cerithidea montagnei di PERAIRAN PANTAI DESA GEMURUH PULAU KUNDUR KABUPATEN KARIMUN PROVINSI KEPULAUAN RIAU Oleh Yesi Yohana Esteria 1*, Bintal
Lebih terperinciTekstur Sedimen, Kelimpahan dan Keanekaragaman Foraminifera Bentik di Perairan Teluk Jakarta
Tekstur Sedimen, Kelimpahan dan Keanekaragaman Foraminifera Bentik di Perairan Teluk Jakarta Isnaniawardhani, V 1, Nurruhwati, I 2, dan Bengen, D.G 3 1 Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjadjaran,
Lebih terperinciSTRATIGRAFI SEDIMEN PERAIRAN SELAT RUPAT BAGIAN TIMUR. Oleh Visius Uracha Sisochi Wau 1 dan Rifardi 2
JURNAL PERIKANANAN DAN KELAUTAN ISSN 0853-7607 STRATIGRAFI SEDIMEN PERAIRAN SELAT RUPAT BAGIAN TIMUR (Stratigraphy of sediment in eastern of Rupat Strait ) Oleh Visius Uracha Sisochi Wau 1 dan Rifardi
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ekosistem terumbu karang adalah salah satu ekosistem yang paling kompleks dan khas di daerah tropis yang memiliki produktivitas dan keanekaragaman yang tinggi. Ekosistem
Lebih terperinciANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL
ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) DAN KADMIUM (Cd) DALAM UDANG PUTIH (Litopenaeus vannamei) YANG DIPEROLEH DARI MUARA SUNGAI BANJIR KANAL BARAT DAN PERAIRAN PANTAI KOTA SEMARANG Aqnes Budiarti,
Lebih terperinciPENGARUH UKURAN PARTIKEL BATU APUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERAPAN CAIRAN LIMBAH LOGAM BERAT
PENGARUH UKURAN PARTIKEL BATU APUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERAPAN CAIRAN LIMBAH LOGAM BERAT Aditiya Yolanda Wibowo, Ardian Putra Laboratorium Fisika Bumi, Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas Kampus Unand,
Lebih terperinciANALISIS ION LOGAM Cu DAN Zn DALAM CONTOH SEDIMEN, AKAR, KULIT BATANG DAN DAUN TANAMAN MANGROVE Avicenia marina DENGAN SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM
ANALSS ON LOGAM Cu DAN Zn DALAM CONTOH SEDMEN, AKAR, KULT BATANG DAN DAUN TANAMAN MANGROVE Avicenia marina DENGAN SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM Fitriani, Syarifudding Liong dan Maming Jurusan Kimia Fakultas
Lebih terperinciKONSENTRASI BAHAN ORGANIK TOTAL (BOT) DAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) DI SEDIMEN PERAIRAN PANTAI TASIKAGUNG, REMBANG
JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016, Halaman 496 504 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jose KONSENTRASI BAHAN ORGANIK TOTAL (BOT) DAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) DI SEDIMEN
Lebih terperinciADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
HUBUNGAN NILAI AKUMULASI LOGAM BERAT MERKURI (Hg) PADA KERANG BATIK (Paphia undulata) DENGAN UKURAN KERANG DI PERAIRAN SIDOARJO SKRIPSI Oleh : SONY ANGGA SATRYA SURABAYA JAWA TIMUR FAKULTAS PERIKANAN DAN
Lebih terperinciSTRUKTUR KOMUNITAS MAKROZOOBENTHOS DAN KONDISI FISIKO KIMIAWI SEDIMEN DI PERAIRAN DONAN, CILACAP - JAWA TENGAH
STRUKTUR KOMUNITAS MAKROZOOBENTHOS DAN KONDISI FISIKO KIMIAWI SEDIMEN DI PERAIRAN DONAN, CILACAP - JAWA TENGAH Oleh : Agus Sudaryanto *) Abstrak Studi tentang struktur komunitas makrozoobenthos dan hubungannya
Lebih terperinciJournal Of Marine Research. Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman Online di:
STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DALAM AIR, SEDIMEN DAN JARINGAN LUNAK KERANG DARAH (Anadara granosa Linn) DI SUNGAI MOROSARI DAN SUNGAI GONJOL KECAMATAN SAYUNG, KABUPATEN DEMAK Dhimas Firmansyaf
Lebih terperinciKANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA AIR, SEDIMEN, DAN KERANG DARAH (Anadara granosa) DI PANTAI BELAWAN, PROVINSI SUMATERA UTARA SKRIPSI
KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA AIR, SEDIMEN, DAN KERANG DARAH (Anadara granosa) DI PANTAI BELAWAN, PROVINSI SUMATERA UTARA SKRIPSI ARYALAN GINTING 090302081 PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
Lebih terperinciSTUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) DAN TEMBAGA (Cu) DI PERAIRAN DANAU TOBA, PROVINSI SUMATERA UTARA SKRIPSI. Oleh:
STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) DAN TEMBAGA (Cu) DI PERAIRAN DANAU TOBA, PROVINSI SUMATERA UTARA SKRIPSI Oleh: HIRAS SUCIPTO TAMPUBOLON 090302074 PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS
Lebih terperinciKONSENTRASI Hg, Cd, Cu, Pb,DAN Zn DALAM SEDIMEN DI PERAIRAN GRESIK. CONCENTRATION OF Hg, Cd, Cu, Pb AND Zn IN SEDIMENT OF GRESIK WATERS
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 5, No. 1, Hlm. 182-191, Juni 2013 KONSENTRASI Hg, Cd, Cu, Pb,DAN Zn DALAM SEDIMEN DI PERAIRAN GRESIK CONCENTRATION OF Hg, Cd, Cu, Pb AND Zn IN SEDIMENT OF
Lebih terperinciKandungan Logam Berat Pb pada Air laut dan Tiram Saccostrea glomerata sebagai Bioindikator Kualitas Perairan Prigi, Trenggalek, Jawa timur
ISSN : 2337-621X 1 2 Kandungan Logam Berat Pb pada Air laut dan Tiram Saccostrea glomerata sebagai Bioindikator Kualitas Perairan Prigi, Trenggalek, Jawa timur E. Wulandari 1, E. Y. Herawati 2, D. Arfiati
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN
11 3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di perairan Muara Kamal pada bulan Agustus Oktober 2011. Analisis preparasi sampel dilakukan di Laboratorium Produktivitas
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan kesejahteraan hidup rakyat melalui pembangunan di bidang industri, nampak memberikan dampak terhadap perubahan lingkungan perairan pesisir dan laut karena
Lebih terperincidari tumpahan minyak-minyak kapal.akibatnya, populasi ikan yang merupakan salah satu primadona mata pencaharian masyarakat akan semakin langka (Medan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wilayah Republik Indonesia berupa perairan laut yang letaknya sangat strategis. Perairan laut Indonesia dimanfaatkan sebagai sarana perhubungan lokal maupun Internasional.
Lebih terperinci2. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Bagian cangkang luar dan dalam Bivalvia Sumber: Leal, J.H
5 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Organisme Bivalvia Menurut Suwignyo (1989) yang termasuk kedalam bivalvia (pelecypoda) adalah jenis kerang, remis dan kijing. Terdapat di laut dan di air tawar.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Waduk adalah genangan air besar yang sengaja dibuat dengan membendung aliran sungai, sehingga dasar sungai tersebut yang menjadi bagian terdalam dari sebuah waduk. Waduk
Lebih terperinciConcentration of heavy metal Pb, Cu and Zn in the water and surface sediments of mangrove ecosystem in Porong river estuary, Sidoarjo, East Java
JURNAL PERIKANANAN DAN KELAUTAN ISSN 0853-7607 KONSENTRASI LOGAM BERAT Pb, Cu dan Zn PADA AIR DAN SEDIMEN PERMUKAAN EKOSISTEM MANGROVE DI MUARA SUNGAI PORONG, SIDOARJO, JAWA TIMUR Concentration of heavy
Lebih terperinci