PERAN KEPEMIMPINAN KYAI DALAM MEMBENTUK KARAKTER MANDIRI SANTRI DI PONDOK MODERN ARRISALAH PROGRAM INTERNASIONAL PONOROGO
|
|
- Yohanes Sudirman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERAN KEPEMIMPINAN KYAI DALAM MEMBENTUK KARAKTER MANDIRI SANTRI DI PONDOK MODERN ARRISALAH PROGRAM INTERNASIONAL PONOROGO Novian Ratna Nora Ardalika, Margono, Siti Awaliyah Universitas Negeri Malang ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran kepemimpinan kyai dalam membentuk karakter mandiri santri. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Hasil penelitian: Pertama, peran kyai dalam membentuk karakter mandiri santri: (a) kyai sebagai model kemandirian santri selalu mendidik dan menerapkan sifat-sifat Rosulullah kepada santri, (b) kegiatan Khutbatul Arsy: 1) mengurus diri sendiri, 2) imitasi bahasa, 3) kemandirian kelas, 4) kemandirian lingkungan, (c) mengikutsertakan santri dalam PTTI (Pesantren Tepat Teknologi Islam). Kedua, karakter mandiri yang ada di dalam pondok: (a) karakter mandiri seorang pemimpin, (b) kemandirian ekonomi, (c) kemandirian dalam kegiatan sehari-hari. Ketiga, hambatan: (a) latar belakang santri, (b) kemampuan dasar santri. Kata Kunci: kepemimpinan, kyai, karakter, mandiri ABSTRACT: This research was conducted because the researches want to know what is kyai s role in shaping independent character of santri. This research is descriptive qualitative research. The result of this research in the first kyai role to shaping independent character of santri in all activities is done by kyai, are: (1) educate and implement the character of Rasulullah to santri; (2) Khutbatul Arsy Program; (3) enganged the santri in PTTI. On Khutbatul Arsy program there are activities which have to done by santri to supported the creation of independent character such as take care himself, language imitation, independent class, and independent environment. Both of them, is already in Arrisalah Islamic International College that are: (1) independent character of leadership, (2) economic independent, (3) independent of daily activities. Three obstacles which is experienced by kyai to shaping independent character is (1) background of santri, (2) basic ability who santri have. Key words: Leadership, Kyai, Character, Independent
2 Pesantren merupakan tempat untuk belajar agama Islam yang sampai sekarang masih berdiri kokoh di sejumlah tempat di Indonesia. Pesantren adalah tempat untuk belajar pengetahuan tentang kaidah-kaidah agama Islam, Al-Quran dan sunah Rosul. Di dalam sebuah pondok pesantren, peran kyai sangat penting dan sangat berpengaruh di dalamnya. Kyai merupakan pemimpin tunggal yang memegang peran hampir mutlak. Kharisma seorang kyai di dalam pesantren menjadikan kyai sangat disegani dan dihormati oleh para ustadz maupun santrinya. Kelangsungan suatu pesantren tergantung kepada seorang kyai sebagai pimpinannya. Untuk itu seorang kyai merupakan orang yang harus memiliki kemampuan sehingga dapat menjalankan perannya sebagai pimpinan pesantren. Berbicara mengenai peran kyai dalam hal kepemimpinan, maka tidak akan lepas dari tugas kyai dalam mengelola dan melakukan pengawasan (kontrol) di pesantren. Sehingga wajar apabila pertumbuhan dan perkembangan suatu pesantren tergantung pada kemampuan kepemimpinan pribadi kyai. Santri merupakan salah satu unsur penting dalam pesantren selain kyai maupun ustadz. Santri adalah orang yang belajar di dalam pesantren. Santri dalam kehidupan sehari-harinya juga harus senantiasa menyesuaikan dengan pola dan gaya hidup di dalam pesantren serta mengikuti apa yang dititahkan oleh seorang kyai. Alasan mengapa santri harus patuh terhadap kyai, karena kyai merupakan sumber ilmu pengetahuan di pesantren serta penjaga moral santri. Seorang kyai dapat melakukan apa saja termasuk memberi hukuman kepada para santri apabila santri tersebut melanggar ketentuan-ketentuan yang sudah dibuat oleh pesantren.
3 Kyai dan santri memiliki hubungan yang sangat akrab di dalam lingkungan pesantren. Seorang kyai harus bisa menjadi suri tauladan bagi para santri di dalam pesantren.untuk itu kyai sangat berpengaruh dalam hal pendidikan maupun tingkah laku, terutama dalam pembentukan sikap mandiri santri. Terbentuknya kemandirian santri di dalam lingkungan pesantren tergantung bagaimana peran kepemimpinan kyai di dalamnya. Keberhasilan dari kepemimpinan kyai dalam membentuk karakter mandiri santri dipengaruhi oleh kharisma kyai. Pondok Modern Arrisalah Program Internasional Ponorogo adalah salah satu pondok pesantren yang turut mewarnai dunia pendidikan di Indonesia. Pondok Modern Arrisalah Program Internasional mengerahkan konsentrasi dan potensinya untuk dunia pendidikan Islam. Pondok Modern Arrisalah Program Internasional terus meningkatkan peran dan eksistensinya dalam mendidik generasi muda muslim yang berkualitas. Dimana di dalam pondok tersebut, para santri dicetak untuk menjadi pejuang Islam yang mandiri di masyarakat. Terbentuknya karakter mandiri santri Pondok Modern Arrisalah Program Internasional tidak lepas dari peran kepemimpinan kyai pondok tersebut. Maka dari itu dijadikan landasan bagi peneliti untuk melakukan penelitian mengenai peran kepemimpinan kyai di Pondok Modern Arrisalah Program Internasional yatu K.H. Drs. Muhammad Ma sum Yusuf terhadap pembentukan karakter mandiri santri. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui (1) peran kyai dalam membentuk karakter mandiri santri di Pondok Modern Arrisalah Program Internasional; (2) karakter mandiri santri di Pondok Modern Arrisalah program
4 Internasional; (3) hambatan-hambatan yang dialami oleh kyai dalam membentuk karakter mandiri santri di Pondok Modern Arrisalah Program Internasional. METODE Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Menurut Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2002:3) metode kualitatif yaitu penelitian yang menghasilkan data deskriptif mengenai kata-kata lisan maupun tertulis, dan tingkah laku yang dapat diamati dari orang-orang yang diteliti. Metode ini digunakan untuk mengetahui peran kepemimpinan kyai dalam membentuk karakter mandiri santri di Pondok Modern Arrisalah Program Internasional. Sumber data dalam penelitian ini adalah (1) kata-kata yang diperoleh peneliti dari hasil wawancara dengan informan yaitu Kyai, Ustadz/Ustadzah dan santri di Pondok Modern Arrisalah Program Intenasional; (2) sumber tertulis yaitu lembaran arsip yang dimiliko oleh pondok pesantren. Prosedur pengumpulan data penelitian ini adalah: (1) wawancara, wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara tidak terstruktur. Peneliti mewawancarai kyai sebagai pimpinan pondok, ustadz/ ustadzah dan santri; (2) observasi, observasi digunakan untuk mengamati secara langsung dan tidak langsung tentang peran kepemimpinan kyai dalam membentuk karakter mandiri santri; (3) dokumentasi, dokumentasi digunakan untuk menggali data mengenai peran kepemimpinan kyai dalam membentuk karakter mandiri santri serta kegiatan-kegiatan yang terkait dengan kemandirian yang dilakukan oleh santri.
5 Kegiatan analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis interaktif. Teknik analisis interaktif menurut Milles dan Hubberman, (2009:16) dibagi dala tiga komponen analisis, yaitu meliputi (1) Reduksi data. Kegiatan ini dilakukan dengan mengumpulkan data-data kasar yang diambil dari lapangan hasil dari wawancara peneliti dengan subyek penelitian serta pengamatan yang dilakukan langsung oleh peneliti; (2) sajian data. Menyajikan data dalam bentuk teks narasi dimulai dari langkah awal penelitian sampai peneliti mengakhiri kegiatan penelitian; (3) penarikan kesimpulan. HASIL Berdasarkan data yang diperoleh, dianalisis, dan dipaparkan terdapat hasil penelitian sesuai dengan fokus penelitian yang ingin dicapai. Tiga temuan penelitian berikut adalah (1) peran kyai dalam membentuk karakter mandiri santri yaitu: (a) kyai sebagai model kemandirian santri selalu mendidik dan menerapkan sifat Rosulullah kepada santri, (b) kegiatan Khutbatul Arsy, dimana di dalam kegiatan ini santri diajarkan untuk: 1) mengurus diri sendiri: dimulai dari membereskan tempat tidur, mencuci baju sendiri serta kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan dirinya sendiri, 2) kemandirian kelas: mandiri di dalam kelas, 3) kemandirian lingkungan: mandiri di dalam kebersihan lingkungan, (c) mengikutsertakan santri dalam PTTI (Pesantren Tepat Teknologi Islam): organisasi santri yang dapat membantu terciptanya kemandirian di dalam diri santri; (2) karakter mandiri yang ada di dalam Pondok Modern Arrisalah Program Internasional: (a) karakter mandiri seorang pemimpin, (b) kemandirian ekonomi, (c) kemandirian dalam kegiatan sehari-hari; (3) hambatan-hambatan yang dialami
6 oleh kyai dalam membentuk karakter mandiri santri: (a) latar belakang santri: santri membawa latar belakang dan sifat yang berbeda-beda dari asal tempat tinggal mereka, (b) kemampuan dasar yang dimiliki oleh santri. PEMBAHASAN Peran Kyai dalam Membentuk Karakter Mandiri Santri Kyai merupakan bagian terpenting di dalam pondok. Kepemimpinan kyai sangat berpengaruh di dalam kehidupan suatu pondok pesantren. Kyai adalah pimpinan sekaligus pemegang kendali dalam melaksanakan segala kegiatan yang ada di dalam pondok. Kyai sebagai pimpinan merupakan sosok yang kuat dan sangat disegani baik oleh Ustadz maupun santri sesuai dengan pendapat Ziemek (1986: 138) bahwa kepemimpinan kyai juga dapat digambarkan sebagai sosok kyai yang kuat kecakapan dan pancaran kepribadiannya sebagai seorang pimpinan pesantren, yang hal itu menentukan kedudukan dan kaliber suatu pesantren. Sosok kyai sebagai pimpinan pondok merupakan gambaran bagi santri dalam melaksanakan kegiatan atau aktivitas di dalam pondok terutama dalam membentuk karakter mandiri santri. Kyai sebagai pimpinan pondok memiliki peranan yang sangat besar. Kyai sebagai pimpinan harus bisa menjadi pembimbing dan suri tauladan bagi santri dalam segala hal. Kyai merupakan orang tua maupun guru yang dapat mendidik santri sehingga santri dapat mandiri, sesuai dengan pendapat Kartono (2008:47) bahwa pemimpin yang baik adalah seorang guru yang mampu menuntun, mendidik, mengarahkan dan mendorong (memotivir), dan menggerakkan anak buahnya untuk berbuat sesuatu. Dengan demikian kyai
7 merupakan cerminan bagi santri sehingga karakter mandiri santri di dalam pondok dapat terwujud. Kyai dalam memimpin santri selalu memegang teguh sifat-sifat Rosulullah sebagai seorang pemimpin. Pemimpin yang ideal adalah pemimpin yang mencontoh dan menerapkan sifat-sifat Rosulullah kepada santri di dalam pondok. Kyai memberikan contoh kepada santri seperti yang telah dilaksanakan oleh Rosulullah. Dengan mendidik dan memberi contoh sifat Rosulullah, maka santri dapat meniru dan mencontoh apa yang telah dilaksanakan oleh Kyai sebagai pimpinan pondok sesuai dengan pendapat Bandura dalam buku Hall & Linzey (1993:281) bahwa subjek-subjek yang dibiarkan mengamati serangkaian respon tak lazim yang dilakukan oleh orang lain (model) cenderung melakukan responrespon yang sama ini apabila ditempatkan dalam situasi yang sama. Anak-anak dapat mempelajari respon-respon baru hanya dengan mengamati orang lain. Kemandirian santri di dalam pondok akan terbentuk dengan cara santri menerapkan apa yang telah diajarkan kyai di dalam pondok Peran kyai dalam membentuk karakter mandiri santri dapat ditunjukkan pada kegiatan penyambutan santri baru. Di dalam kegiatan penyambutan santri baru, santri akan diberi pengetahuan mengenai kehidupan dasar di pondok pesantren seperti mandiri dalam mengurus diri sendiri sesuai dengan pendapat Mastuhu (1994: 64) bahwa kemandirian di lingkungan pesantren tampak bahwa sejak awal santri sudah dilatih mandiri. Santri mengatur dan bertanggung jawab atas keperluannya sendiri, seperti mengatur uang belanja, memasak, mencuci pakaian, merencanakan belajar dan sebagainya. Ketika menjadi santri baru, santri akan dididik supaya mampu mengurus diri sendiri dan mandiri di dalam kegiatan
8 lain seperti kemandirian di dalam kelas maupun mandiri di lingkungan sekitar pondok. Karakter Mandiri Santri yang Ada di dalam Pondok Modern Arrisakah Program Internasional Karakter mandiri yang ada di dalam Pondok Modern Arrisalah Program Intenasional yaitu, (1) karakter mandiri seorang pemimpin. Santri di pondok Modern Arrisalah Program Internasional merupakan santri yang mandiri. Santri di dalam pondok memiliki tanggung jawab sendiri untuk melaksanakan apa yang menjadi kewajibannya tanpa harus diperintah seperti seorang pemimpin yang mandiri, (2) kemandirian ekonomi, santri mandiri di dalam mengurus keuangan yang dimilikinya, (3) kemandirian dalam kegiatan sehari-hari, kemandirian santri dalam mengurus dirinya sendiri maupun segala kegiatan sehari-hari. Kyai mendidik santri untuk menjadi seorang pemimpin yang bertanggung jawab dalam segala hal di dalam pondok. Sesuai dengan perannya sebagai pimpinan pondok sudah tidak asing lagi bahwa sosok seorang kyai memiliki tanggung jawab yang sangat besar, hal ini berdasarkan pendapat Rivai (2006: 150) bahwa kepemimpinan seseorang sangat besar perannya setiap pengambilan keputusan, sehingga membuat keputusan dan mengambil tanggung jawab terhadap hasilnya adalah salah satu tugas seorang pemimpin. Kyai sebagai pemimpin di dalam Pondok selalu menerapkan jiwa tanggung jawab kepada santri sehingga terbentuk karakter mandiri seorang pemimpin yang ada di dalam diri santri.dengan menerapkan sifat tanggung jawab kepada santri, santri dapat
9 melaksanakan kegiatan dengan mandiri tanpa menunggu perintah dari Kyai, Ustadz maupun Ustadzahnya. Kemandirian ekonomi terbentuk ketika santri berinteraksi di dalam lingkungan pondok. Dari hasil proses interaksi di dalam lingkungan pondok santri mendapatkan pengalaman mengenai kemandirian ekonomi dari hasil proses belajar. Dalam interaksi ini, seseorang belajar secara aktif dan interatif dengan lingkungannya sehingga lingkungan itu sendiri berubah dalam diri si pelajar sesuai dengan pendapat Azas (2012) bahwa kemandirian merupakan suatu sikap individu yang diperoleh secara kumulatif selama perkembangan, dimana individu akan terus belajar untuk bersikap mandiri dalam menghadapi berbagai situasi di lingkungan, sehingga individu pada akhirnya akan mampu berpikir dan bertindak sendiri. Kemandirian dalam kegiatan sehari-hari memang sudah terbentuk ketika santri memasuki pondok. Kegiatan sehari-hari yang dimaksud adalah segala kegiatan yang ada di dalam pondok yang dapat dilakukan oleh santri sendiri. Kegiatan sehari-hari ini bermula dari kemandirian santri dalam mengurus dirinya sendiri sesuai dengan pendapat Mastuhu (1994: 64) bahwa kemandirian di lingkungan pesantren tampak bahwa sejak awal santri sudah dilatih mandiri. Santri mengatur dan bertanggung jawab atas keperluannya sendiri, seperti mengatur uang belanja, memasak, mencuci pakaian, merencanakan belajar dan sebagainya. Kemandirian di dalam lingkungan pondok tidak akan terbentuk dengan baik tanpa adanya peran dari kyai sebagai pimpinan dan sekaligus sebagai monitoring dalam segala aktivitas yang dilakukan di dalam pondok. Kyai
10 memberikan arahan dan bimbingan kepada santri sehingga santri patuh dan melaksanakan apa yang telah kyai lakukan sehingga kemandirian santri dapat terwujud sesuai dengan pendapat Rivai (2006:3) bahwa kepemimpinan adalah seni mempengaruhi dan mengarahkan orang dengan cara kepatuhan, kepercayaan, kehormatan dan kerja sama yang bersemangat dalam mencapai tujuan bersama atau kemampuan untuk mempengaruhi, memberi inspirasi dan mengarahkan tindakan seseorang atau kelompok untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Hambatan-hambatan yang dialami oleh Kyai dalam membentuk karakter mandiri santri Hambatan-hambatan yang dialami kyai dalam membentuk karakter mandiri santri yaitu latar belakang dan kemampuan dasar santri. Latar belakang santri yang berbeda-beda juga akan menimbulkan sifat tiap individu atau santri berbeda-beda. Santri baru cenderung masih membawa sifat dari tempat tinggal mereka masing-masing. Menurut Rivai (2006: 248) berpendapat bahwa pada dasarnya tiap individu mengamati cara keluarga dan teman-teman berperilaku dan dapat membentuk sikap dan perilaku diri sendiri agar segaris dengan mereka. Dengan demikian latar belakang keluarga santri akan sangat berpengaruh terhadap sifat dan perilaku santri di dalam pondok. Santri yang sudah terbiasa dengan kehidupan yang mandiri di lingkungan tempat tinggalnya pasti akan memiliki sifat mandiri di dalam dirinya. Sehingga akan sangat mudah dalam pembentukan karakter mandiri santri tersebut. Berbeda pula dengan santri yang berasal dari lingkungan keluarga yang selalu menggantungkan diri kepada orang lain, maka santri tersebut akan kesulitan untuk hidup mandiri di dalam pondok.
11 Faktor penghambat dalam pembentukan karakter mandiri santri lainnya adalah kemampuan dasar santri. Tidak jauh berbeda dengan latar belakang santri, kemampuan dasar yang dimiliki oleh santri juga berbeda-beda sesuai dengan pendapat Rivai (2006: 251) bahwa setiap manusia memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Perbedaan kemampuan ada yang dibawa sejak lahir dan ada pula karena perbedaan kemampuannya menyerap informasi dari suatu gejala, atau kombinasi keduanya. Santri ketika lahir memiliki kemampuan dasar yang berbeda-beda. Belum tentu semua santri yang ada di dalam pondok memiliki kemampuan untuk melaksanakan kegiatan sehari-hari. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan rumusan masalah dan hasil dari temuan penelitian maka dapat diambil suatu kesimpulan yaitu (1) peran kyai dalam membentuk karakter mandiri santri. Peran kyai dalam membentuk karakter mandiri santri nampak pada kegiatan-kegiatan yang ada di dalam pondok. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan kyai sebagai pimpinan pondok yaitu (a) kyai sebagai model kemandirian santri, (b) kegiatan Khutbatul Arsy, dimana di dalam kegiatan Khutbatul Arsy, santri diajarkan untuk: 1) mengurus diri sendiri, 2) kemandirian kelas: mandiri di dalam kelas, 3) kemandirian lingkungan: mandiri di dalam lingkungan, (c) mengikutsertakan santri ke dalam PTTI (Pesantren Tepat Teknologi Islam); (2) karakter mandiri yang ada di dalam Pondok Modern Arrisalah Program Internasional: (a) karakter mandiri seorang pemimpin, (b) kemandirian ekonomi, (c) kemandirian dalam kegiatan sehari-hari; (3) hambatan-hambatan yang dialami
12 kyai dalam membentuk karakter mandiri santri: (a) latar belakang santri, (b) kemampuan dasar yang dimiliki santri. SARAN Berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut: (1) kemandirian santri yang ada di Pondok Modern Arrisalah Program Internasional selalu dievaluasi oleh Kyai maupun Ustadz dan Ustadzah sehingga kemandirian-kemandirian tersebut tetap dimiliki oleh santri, (2) meningkatkan kedisiplinan untuk santri sehingga santri lebih mandiri dalam menjalankan tugastugasnya sehingga kemandirian santri dapat ditingkatkan lagi, (3) untuk santri ilmu yang telah di dapat hendaknya diamalkan dengan seungguh-sungguh dalam kehidupan sehari-hari sehingga kemandirian benar-benar terwujud, (4) untuk jurusan hukum dan kewarganegaraan program studi pendidikan pancasila dan kewarganegaraan dengan adanya skripsi ini diharapkan dirawat dengan baik sehingga dapat bermanfaat bagi mahasiswa yaitu menambah khasanah ilmu pengetahuan. DAFTAR RUJUKAN Asaz Mandiri Sebagai Karakter dan Kepribadian. (Online), ( diakses 28 Januari Hall, Calvin S. & Lindzey, Gardner Teori-Teori Sifat dan Behavioristik. Yogyakarta: Penerbit Kanisius (Anggota IKAPI) Kartono, Kartini Pemimpin dan Kepemimpinan Apakah Kepemimpinan Abnormal Itu?. Jakarta: PT. Grafindo Persada. Mastuhu Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren Suatu Kajian Tentang Unsur dan Nilai Sistem Pendidikan Pesantren. Jakarta: INIS. Milles, M. dan Hubberman, A.M Qualitative Data Analysis : A Source Book of new methodes. Beverly Hills: Sage Publication.
13 Diterjemahkan oleh Rohadi, T.R Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia. Moleong, L.J Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Rivai, V Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Ziemek, M, Pesantren dalam Perubahan Sosial. Jakarta: Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN. adalah adalah suatu bentuk lingkungan masyarakat yang memiliki tatanilai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di indonesia ada beberapa lembaga pendidikan yang berkembang di antaranya sekolah, madrasah, pesantren, dan sebagainya. Dari beberapa tersebut pesantren adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebuah keterbatasan dari teori awal adalah ambiguitas tentang proses pengaruh. Sedangkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemimpin karismatik adalah pemimpin yang mewujudkan atmosfir motivasi atas dasar komitmen dan identitas emosional pada visi, filosofi, dan gaya mereka dalam diri bawahannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Membangun karakter, character building is never ending process
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membangun karakter, character building is never ending process pembentukan karakter adalah proses tanpa henti. Karakter atau watak merupakan komponen yang
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. dan pembangunan pada umumnya yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya. Konsep
I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia yang berfalsafah Pancasila, memiliki tujuan pendidikan nasional pada khususnya dan pembangunan pada umumnya yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Untuk melakukan sebuah penelitian, metode penelitian hendaklah tersusun
BAB III METODE PENELITIAN Untuk melakukan sebuah penelitian, metode penelitian hendaklah tersusun secara sistematis dengan tujuan agar data yang diperoleh valid, sehingga penelitian tersebut layak untuk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang peneliti gunakan adalah penelitian kualitatif, karena datanya
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang peneliti gunakan adalah penelitian kualitatif, karena datanya yang dipaparkan akan menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kualitatif. Metode kualitatif adalah metode penelitian yang
50 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Metode kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif Menurut Danim adalah penelitian yang bermaksud
Lebih terperinci2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan pada hakekatnya merupakan usaha sadar dan terencana untuk memanusiakan manusia melalui pengembangan seluruh potensinya sesuai dengan yang dibutuhkan
Lebih terperinciPENANAMAN NILAI-NILAI KREATIF DAN CINTA TANAH AIR PADA SENI TARI. Polokarto Kabupaten Sukoharjo) NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan
PENANAMAN NILAI-NILAI KREATIF DAN CINTA TANAH AIR PADA SENI TARI (Studi Kasus Sanggar Seni Sekar Jagad Desa Kotakan Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Dalam bagian ini, akan diuraikan simpulan dan saran berdasarkan hasil analisis temuan dan pembahasan dalam penelitian yang diuraikan berdasarkan fokus pertanyaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak disampaikan menggunakan bahasa yang berbeda-beda. Sehingga
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan memberikan tuntutan kepada setiap orang untuk dapat meningkatkan dirinya. Salah satu modal untuk membentuk sumber daya yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. non-formal, dan informal (ayat 3) (Kresnawan, 2010:20).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pondok pesantren adalah suatu tempat pendidikan dan pengajaran yang menekankan pelajaran agama Islam dan didukung asrama sebagai tempat tinggal santri yang bersifat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Oleh karena itu sesuai dengan judul penulis menggunakan penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian dan empiris dalam penelitian sangat diperlukan. Oleh karena itu sesuai dengan judul penulis menggunakan penelitian kualitatif
Lebih terperinciperbuatan buruk disebut akhlak tercela sesuai dengan pembinaannya masyarakat dan bangsa. Sebab jatuh dan bangunnya, sejahtera dan rusaknya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhlak manusia merupakan sifat-sifat yang dibawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya, bersifat konstan, spontan, tidak memerlukan
Lebih terperinciPENANAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di MTs Negeri Surakarta II Tahun 2013)
PENANAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di MTs Negeri Surakarta II Tahun 2013) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Bahasa Arab sangat ditekankan dalam dunia pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Bahasa Arab sangat ditekankan dalam dunia pendidikan islam baik di sekolah formal maupun non formal sebagai penunjang untuk memahami isi kandungan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk mendeskripsikan perilaku orang, peristiwa lapangan, serta
١ BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Mengacu pada rumusan masalah maka penelitian ini, maka penulis mengguanakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penggunaan pendekatan ini bertujuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yang dilakukan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Anselm Strauss
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. sebuah investigasi sitematik yang dirancang untuk
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian adalah sebuah investigasi sitematik yang dirancang untuk menghasilkan suatu pengetahuan. Alat/ metode penelitian yang dilakukan oleh penulis tergolong
Lebih terperinciFUNGSI KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN KESISWAAN DI SDI AL FATTAH SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011
FUNGSI KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN KESISWAAN DI SDI AL FATTAH SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN HUKUM UNTUK ANAK USIA DINI
MODEL PEMBELAJARAN HUKUM UNTUK ANAK USIA DINI Rina Wijayanti, Didik Iswahyudi, Ramli Akbar Universitas Kanjuruhan Malang rinawijayantipsi@unikama.ac.id, didik.unikama@gmail.com, ramleyakbar@gmail.com ABSTRAK.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
32 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian tesis ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif karena penelitian ini bersifat holistik. Menurut Bogdan dan Taylor mendefinisikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkualitas, bertanggung jawab, dan bermanfaat bagi kehidupannya. Dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia, dengan pendidikan diharapkan dapat mengahasilkan manusia berkualitas, bertanggung jawab, dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. memiliki asumsi, karakteristik dan prosedur penelitian yang berbeda.1 Adapun
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian berdasarkan pendekatan secara garis besar dibedakan dua macam penelitian, yaitu penelitian kuantitatif dan kualitatif. Keduanya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. yang dipilih, yaitu pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor yang
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan jenis penelitian Pendekatan penelitian berintikan uraian tentang pendekatan penelitian yang dipilih, yaitu pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor yang
Lebih terperinciINTERAKSI EDUKATIF GURU DAN SISWA MADRASAH DINIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-FATAH PARAKANCANGGAH BANJARNEGARA SKRIPSI
INTERAKSI EDUKATIF GURU DAN SISWA MADRASAH DINIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-FATAH PARAKANCANGGAH BANJARNEGARA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Purwokerto untuk Memenuhi Salah
Lebih terperinciA. Analisis Tata Tertib Pondok Pesantren Al Masyhad Mamba ul. Fallah Sampangan Pekalongan. Dalam menyusun tata tertib pondok pesantren, secara asasi
BAB IV ANALISIS PERAN TATA TERTIB PONDOK PESANTREN DALAM PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM SANTRI PONDOK PESANTREN AL-MASYHAD MAMBAUL FALLAH SAMPANGAN PEKALONGAN A. Analisis Tata Tertib Pondok Pesantren Al
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KARAKTER KEMANDIRIAN MELALUI PRORGAM BOARDING SCHOOL (Studi Kasus Pada Siswa Di MTs Negeri Surakarta 1 Tahun Pelajaran 2013/2014)
PENGEMBANGAN KARAKTER KEMANDIRIAN MELALUI PRORGAM BOARDING SCHOOL (Studi Kasus Pada Siswa Di MTs Negeri Surakarta 1 Tahun Pelajaran 2013/2014) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian Kualitatif adalah Penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang penulis lakukan tentang "Aplikasi Ta'zir Dengan Pola Ritual Keagamaan (Studi Kasus di Pondok Pesantren Raudlotul Qur'an Mangkang Kulon Tugu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pesantren merupakan lembaga pendidikan tradisional Islam untuk memahami,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesantren merupakan lembaga pendidikan tradisional Islam untuk memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran agama Islam dengan menekankan pentingnya moral agama
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Mengacu pada rumusan masalah maka penelitian ini, maka penulis. tanpa mempersoalkan hubungan antar variabel.
67 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Mengacu pada rumusan masalah maka penelitian ini, maka penulis mengguanakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penggunaan pendekatan ini bertujuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research), yang pada hakekatnya merupakan penelitian untuk menemukan secara khusus
Lebih terperinciPENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI SOSIAL DAN SANTUN PESERTA DIDIK MELALUI BUDAYA SEKOLAH
PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI SOSIAL DAN SANTUN PESERTA DIDIK MELALUI BUDAYA SEKOLAH (Studi Kasus di SMK Negeri 8 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciPENANAMAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN DAN DISIPLIN MELALUI PROGRAM BERJUMPA (BERSIH JUM AT PAGI)
PENANAMAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN DAN DISIPLIN MELALUI PROGRAM BERJUMPA (BERSIH JUM AT PAGI) (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Teras Boyolali Tahun 2013) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Amzah, 2007), hlm. 55. Pemikiran dan Kepribadian Muslim, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 150.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman dan teknologi yang sangat maju pesat banyak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan yang dapat merusak keimanan. Ini terjadi disebabkan oleh akhlaq
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode kualitatif. Metode kualitatif merupakan suatu paradigma penelitian untuk mendeskripsikan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KARAKTER KEMANDIRIAN MELALUI PROGRAM BOARDING SCHOOL (Studi Kasus Pada Siswa Di MTs Negeri Surakarta 1 Tahun Pelajaran 2013/2014)
PENGEMBANGAN KARAKTER KEMANDIRIAN MELALUI PROGRAM BOARDING SCHOOL (Studi Kasus Pada Siswa Di MTs Negeri Surakarta 1 Tahun Pelajaran 2013/2014) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang penulis lakukan tergolong sebagai penelitian lapangan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang penulis lakukan tergolong sebagai penelitian lapangan (field research) yakni penelitian yang langsung dilakukan pada responden. Oleh karena
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dipengaruhi atau ditentukan oleh tepat tidaknya penelitian atau penentuan metode
BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah salah satu faktor yang terpenting dan sangat menentukan dalam penelitian, hal ini disebabkan karena berhasil tidaknya suatu penelitian banyak dipengaruhi atau ditentukan
Lebih terperinciPOLA ASUH ORANG TUA DALAM MENGEMBANGKAN PENALARAN MORAL ANAK THE WAYS OF PARENTING IN DEVELOPING CHILDREN S MORAL REASON
POLA ASUH ORANG TUA DALAM MENGEMBANGKAN PENALARAN MORAL ANAK THE WAYS OF PARENTING IN DEVELOPING CHILDREN S MORAL REASON Heni Anggraeni Vinariesta 1 Margono 2 Siti Awaliyah 3 Universitas Negeri Malang,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. deskriptif kualitatif, suatu penelitian yang menggambarkan sifat-sifat atau
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, suatu penelitian yang menggambarkan sifat-sifat atau
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
29 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Kyai Kyai merupakan bagian terpenting di dalam pondok. Kepemimpinan kyai sangat berpengaruh di dalam kehidupan suatu pondok pesantren. Kyai adalah pimpinan sekaligus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencetak santri/siswa yang berkualitas dalam belajar Pendidikan agama. dalam menguasai Ilmu Pendidikan Agama Islam.
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pendidik/Guru merupakan elemen pokok dalam melahirkan dan mencetak santri/siswa yang berkualitas dalam belajar Pendidikan agama Islam, dan berakhlakul karimah. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki secara tetap, malainkan hanya beberapa saat sesuai dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanpa dikehendaki, perilaku menyimpang santri seringkali menghiasi kehidupan sosial di pesantren. Peraturan pesantren yang ditetapkan tidak lantas membuat perilaku santri
Lebih terperinciBAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. menggunakan metode deksriptif kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor
BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN A. Metode dan Pendekatan Untuk mengurai masalah dan mencapai tujuan penelitian, penulis menggunakan metode deksriptif kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong,
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Era globalisasi merupakan suatu zaman dimana pertukaran budaya, seni dan kemajuan ilmu pengetahuan terjadi sangat pesat dan bebas. Banyak hal yang perlu dipersiapkan untuk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. karena sifat data yang dikumpulkan bercorak kualitatif, bukan kuantitatif yang
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Disebut kualitatif karena sifat data yang dikumpulkan bercorak kualitatif, bukan kuantitatif yang menggunakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. terelakkan. Seluruh lapisan masyarakat tidak terkecuali anak-anak bangsa
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dampak perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) menyebabkan kemajuan dalam bidang informasi komunikasi dan transportasi. Kemajuan teknologi tersebut menyebabkan
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI LINGKUNGAN SEKOLAH MUHAMMADIYAH
UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI LINGKUNGAN SEKOLAH MUHAMMADIYAH (Studi Kasus Pada Guru SMP Di Lingkungan Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah Klaten) NASKAH
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian kualitatif. Penelitian yang mengambil data dari kunjungan lapangan yang berupa hasil wawancara dengan para narasumber terkait
Lebih terperinciDAMPAK TAYANGAN SINETRON TERHADAP KARAKTER ANAK USIA DINI DI PAUD BERLIAN BONDOYUDO KABUPATEN LUMAJANG TAHUN AJARAN 2013/2014
1 DAMPAK TAYANGAN SINETRON TERHADAP KARAKTER ANAK USIA DINI DI PAUD BERLIAN BONDOYUDO KABUPATEN LUMAJANG TAHUN AJARAN 2013/2014 THE IMPACT OF SERIAL TELEVISION TO EARLY CHILDHOOD CHARACTER IN PAUD BERLIAN
Lebih terperincilah sebagaimana ditinjau dengan berbagai konsep di atas dan juga agar mempe
BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis figur kepemimpinan kyai pondok pesantren dalam membentuk pribadi muslim yang seutuhnya.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. kualitatif artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka,
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kepemimpinan bukan jatuh dari langit, ia harus tumbuh dalam pribadi
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sebuah lembaga atau organisasi, Kepemimpinan merupakan unsur penting, sebab tanpa adanya kepemimpinan dari seseorang pemimpin maka suatu lembaga atau organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan antara satu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Hal ini disebabkan selain karena manusia tercipta sebagai makhluk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan lainnya yang harus dikembangkan melalui masa pendidikan. pendidikan formal, pendidikan dasar, pendidikan menengah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru adalah profesi yang membutuhkan keahlian khusus. Profesi sebagai guru inii tidak bisa dilakukan oleh seseorang tanpa mempunyai keahlian sebagai guru. Menjadi seorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sempurna yang bertaqwa pada Allah SWT. Serta untuk mencapai kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar bertujuan. Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha membudayakan manusia atau memanusiakan manusia. Manusia itu sendiri adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akhlak, pendidikan dan sebagainya. Lembaga pondok pesantren memiliki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peran kepemimpinan Kiai dalam dunia pondok pesantren sangatlah dibutuhkan dalam menjalankan semua aktivitas dalam kehidupan para santri dan semua komponen yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan, pendidikan, ilmu pengetahuan, keterampilan, dan kecakapan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kebudayaan, pendidikan, ilmu pengetahuan, keterampilan, dan kecakapan hidup, merupakan hal yang menjadi variabel pembeda antara manusia dengan makhluk lain yang
Lebih terperinciJURNAL STUDI TENTANG CIRI-CIRI KEPRIBADIAN KONSELOR SEKOLAH SISWA KELAS XI SMKN 3 BOYOLANGU TULUNGAGUNG
JURNAL STUDI TENTANG CIRI-CIRI KEPRIBADIAN KONSELOR SEKOLAH SISWA KELAS XI SMKN 3 BOYOLANGU TULUNGAGUNG The Study On Personality Characteristics Of School Counselors Class Xi Smk 3 Boyolangu Tulungagung
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN DAN MANDIRI DALAM EKSTRAKURIKULER TAPAK SUCI PUTERA MUHAMMADIYAH
IMPLEMENTASI PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN DAN MANDIRI DALAM EKSTRAKURIKULER TAPAK SUCI PUTERA MUHAMMADIYAH (Studi Kasus di SMP Muhammadiyah 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014) SKRIPSI Untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. dapat menetapkan kesimpulan sebagai berikut ini. Tulungagung secara umum terdiri dari:
86 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil dari penelitian lapangan yang tersaji dalam bab IV dan bab V serta memperhatikan fokus penelitian yang diajukan dalam bab I, maka penulis dapat menetapkan
Lebih terperinciKONSEP DIRI SISWA YANG BERASAL DARI KELUARGA BROKEN HOME
JURNAL KONSEP DIRI SISWA YANG BERASAL DARI KELUARGA BROKEN HOME ( STUDI KASUS SISWA KELAS VII DI UPTD SMP NEGERI 1 MOJO KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 ) THE CONCEPT OF SELF STUDENTS WHO COME FROM A BROKEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penerus bangsa. Perjuangan madrasah untuk mendapatkan pengakuan ini
7 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Madrasah adalah salah satu lembaga pendidikan Islam di Indonesia selain pesantren. Keberadaannya begitu penting dalam menciptakan kaderkader bangsa yang berwawasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebahagiaan dunia dan akhirat. Dakwah sebagai aktifitas umat Islam dalam. metode maupun media yang digunakan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dakwah merupakan aktifitas mengajak, memanggil dan menyeru orang lain agar mengikuti perintah dan petunjuk Allah agar memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setiap orang.adanya bimbingan konseling, pelatihan-pelatihan, trainingtraining
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Motivasi, sebuah kata yang tidak asing lagi dalam pendengaran setiap orang.adanya bimbingan konseling, pelatihan-pelatihan, trainingtraining motivasi dan masih banyak
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI KONTRIBUSI TATA TERTIB SEKOLAH TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA KELAS 3B DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) NUR HIDAYAH SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI KONTRIBUSI TATA TERTIB SEKOLAH TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA KELAS 3B DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) NUR HIDAYAH SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014 Oleh: SITI MARFU AH A 510 100 183
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Iis Juati, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan proses yang sangat penting dalam pembentukan kepribadian manusia. Hal ini meliputi proses dalam mengenal jati diri, eksistensi untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam ajaran Islam penanaman nilai aqidah akhlak bagi manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam ajaran Islam penanaman nilai aqidah akhlak bagi manusia merupakan hal yang sangat mendasar, karena itu nilai ini harus senantiasa ditanamkan sejak dini
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Untuk mendeskripsikan tentang kontribusi bimbingan dan konseling dalam mengatasi problematika santri di Pondok Pesantren Nurul Islam Jember,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Pendekatan penelitian yang akan penulis gunakan pada skripsi ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif menurut Sugiyono, adalah penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
67 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Moleong mendefinisikan pendekatan kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
Lebih terperinciPERAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN MEMBANGUN GENERASI CERDAS DAN BERKARAKTER
SOSIAL HORIZON: Jurnal Pendidikan Sosial Vol. 2, No. 1, Juni 2015 ISSN 2407-5299 PERAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN MEMBANGUN GENERASI CERDAS DAN BERKARAKTER Hadi Rianto Program Studi PPKN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui proses pengelolaan atau manajemen pembelajaran kitab kuning di Pondok Pesantren Raudhatul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga masayarakat tidak meragukan figur guru. Masyarakat percaya bahwa
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru memang menempati kedudukan yang terhormat di masyarakat. Guru dapat dihormati oleh masyarakat karena kewibawaannya, sehingga masayarakat tidak meragukan figur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan anak didik adalah subjek utama dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia pendidikan anak didik adalah subjek utama dalam pendidikan. Dialah yang belajar setiap saat. Dalam belajar, anak didik mesti harus selalu berinteraksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persada, 2004), hlm Netty Hartati, dkk, Islam dan Psikologi, (Jakarta: PT Raja Grafindo
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Akhlak adalah gambaran kondisi yang menetap di dalam jiwa. Semua perilaku yang bersumber dari akhlak tidak memerlukan proses berfikir dan merenung. Perilaku baik dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an adalah sumber utama ajaran Islam dan pedoman hidup bagi setiap muslim. Al-Qur an bukan sekedar memuat petunjuk tentang hubungan manusia dengan tuhan, tetapi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada Bab III ini dijelaskan pendekatan dan metode penelitian, subjek dan
1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada Bab III ini dijelaskan pendekatan dan metode penelitian, subjek dan latar belakang penelitian, data dan sumber data, teknik dan prosedur pengumpulan data, dan teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Noviyanto, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sebuah peradaban dalam suatu bangsa akan menurun apabila terjadi demoralisasi pada masyarakatnya. Banyak pakar, filusuf, yang mengatakan bahwa faktor moral
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terlarang serta tingginya budaya kekerasan merupakan contoh permasalahaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Degradasi nilai di kalangan generasi muda sangat menghawatirkan. Pergaulan bebas di kalangan remaja, penyalahgunaan narkotika atau obat-obat terlarang serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fasilitas ruang, kurikulum, kreatifitas pengajar dan input santri. Pondok pesantren
3 BAB I PENDAHULUAN Dewasa ini telah banyak ditemukan corak pondok pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan yang mencoba mengimbangi tuntutan modernisasi dengan beragam pembenahan di berbagai bidang,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Menurut Winarno Surakhmad, Metode adalah merupakan cara utama yang
35 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam suatu penelitian, metode merupakan faktor yang sangat penting untuk memecahkan suatu masalah, yang turut menentukan keberhasilan suatu penelitian. Menurut
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Soetandyo Wignjosoebroto membedakan lima tipe kajian hukum berdasarkan perbedaan konsep hukum. Perbedaan tipe kajian ini akan menyebabkan juga perbedaan dalam
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 1.1. Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode evaluasi bersifat kualitatif. Melalui metode evaluasi diharapkan hasil penelitian ini dapat memberi
Lebih terperinciJurnal Manajemen Pendidikan Islam Vol 1. No 1. Januari - Juni 2017 Halaman ISSN
JURNAL BENCHMARKING Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Vol 1. No 1. Januari - Juni 2017 Halaman 22 31 ISSN. 3459-2461 KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMP NEGERI 1 KOTANOPAN
Lebih terperinciAnalisis Deskriptif Faktor-faktor Konsentrasi Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Analisis Deskriptif Faktor-faktor Konsentrasi Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan HADI CAHYONO Universitas Muhammadiyah Ponorogo hadicahyono0@gmail.com ABSTRAK Tujuan penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan penelitian Penelitian ini bersifat kualitatif, yaitu sebuah penelitian yang cenderung dengan pendekatan deskriptif dan berhubungan dengan sifat data yang kualitatif.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana untuk menjadikan seseorang atau individu menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya mencapai kedewasaan subjek didik yang mencakup segi intelektual, jasmani dan rohani, sosial maupun emosional. Undang-Undang Sisdiknas
Lebih terperinciIMPLEMENTASI NILAI-NILAI SILA KEEMPAT PANCASILA MENGENAI KEBEBASAN BERPENDAPAT PADA KEGIATAN KARANG TARUNA
IMPLEMENTASI NILAI-NILAI SILA KEEMPAT PANCASILA MENGENAI KEBEBASAN BERPENDAPAT PADA KEGIATAN KARANG TARUNA (Studi Kasus di Desa Jumapolo Kecamatan Jumapolo tahun 2016) Artikel Publikasi Diajukan untuk
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan fenomenologi, hal itu didasarkan pada maksud untuk mendeskripsikan
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN DAN PATRIOTISME DALAM GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN (Studi Kasus di SMP Muhammadiyah 4 Sambi Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2013/2014) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Menurut Bodgan dan Taylor (Lexy J. Moeloeng, 2011 : 4), penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif deskriptif. Menurut Bodgan dan Taylor (Lexy J. Moeloeng, 2011 : 4), penelitian kualitatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pentingnya pendidikan moral dan sosial. Dhofier (1990) menyatakan moral dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Maraknya tawuran pelajar, pengedaran dan penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar, seks bebas, pergaulan bebas, kurangnya rasa hormat anak kepada orang tua dan guru
Lebih terperincidi lingkungan sekolah, kepala sekolah jarang menegur siswa ataupun guru yang tidak memelihara kebersihan. Selain peranan kepala sekolah sebagai
HUBUNGAN ANTARA PERANAN KEPALA SEKOLAH SEBAGAI MANAJER DAN PARTISIPASI GURU DALAM KEBERSIHAN LINGKUNGAN DENGAN PERILAKU SISWA DALAM MEMELIHARA KEBERSIHAN LINGKUNGAN SEKOLAH (The Relationship Between The
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ia berkenalan dengan dunia sekitarnya, ia berkenalan terlebih dahulu dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terbentuk berdasarkan suka rela dan cinta yang asasi antara dua subyek manusia (suami istri). Berdasar cinta
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian skripsi ini penulis menggunakan metode penelitian sebagai berikut: A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan(field research),
Lebih terperinci