EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA BAB PERKALIAN MELALUI METODE JARIMATIKA TERHADAP KETUNTASAAN BELAJAR SISWA KELAS II MI PABELAN KEC

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA BAB PERKALIAN MELALUI METODE JARIMATIKA TERHADAP KETUNTASAAN BELAJAR SISWA KELAS II MI PABELAN KEC"

Transkripsi

1 EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA BAB PERKALIAN MELALUI METODE JARIMATIKA TERHADAP KETUNTASAAN BELAJAR SISWA KELAS II MI PABELAN KEC.PABELAN KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 (PTK KOLABORATIF) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh: AULIA DEZI NUR RAHMA NIM: JURUSAN TARBIYAH PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2012/2013

2 EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA BAB PERKALIAN MELALUI METODE JARIMATIKA TERHADAP KETUNTASAAN BELAJAR SISWA KELAS II MI PABELAN KEC.PABELAN KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 (PTK KOLABORATIF) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh: AULIA DEZI NUR RAHMA NIM: JURUSAN TARBIYAH PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2012/2013

3

4

5

6 MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Raihlah apa yang menjadi keinginanmu, dengan do a dan usaha yang sungguh-sungguh semua akan menjadi kenyataan. PERSEMBAHAN Kedua Orang tuaku, Adikku tercinta, Teman-teman mahasiswa seperjuanganku

7 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan taufiq-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya ke jalan kebenaran dan keadilan. Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam. Adapun judul skripsi ini adalah EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA BAB PERKALIAN MELALUI METODE JARIMATIKA TERHADAP KETUNTASAN BELAJAR KELAS II MI PABELAN KEC.PABELAN KAB.SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013. Penulisan skripsi ini dapat selesai tidak terlepas dari berbagai pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materiil. Dengan penuh kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag., selaku ketua STAIN Salatiga. 2. Drs. Sumarno Widjadipa, M. Pd, selaku ketua program studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah STAIN Salatiga. 3. Suwardi, M.Pd, selaku ketua jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga. 4. Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dengan penuh keikhlasan dan sabar mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan waktunya dalam membimbing penyelesaian penulisan skripsi ini. 5. Segenap Bapak/Ibu Dosen serta karyawan STAIN Salatiga yang telah memberikan bekal ilmu dan pelayanan hingga studi ini selesai.

8 6. Bapak AbdulMuid, S.Pd.I, selaku kepala MI Pabelan yang telah memberikan waktu dan kesempatan untuk melaksanakan penelitian. 7. Bapak /Ibu guru MI Pabelan yang telah membantu dalam pengumpulan data yang penulis butuhkan. 8. Para siswa kelas II MI Pabelan yang telah mendukung dan membantu peneliti dalam melakukan penelitian. 9. Bapak dan Ibu tercinta (Danuri & Zulianah) yang telah mencurahkan kasih sayang, doa dan dukungan demi keberhasilan penulis. 10. Adik-adikku tersayang (Laila& Zudan) yang selalu mendukung dan memberikan semangat dalam nasehat-nasehat yang bermanfaat. 11. Om dan tanteku yang telah memberikan perhatian, dan semangat untuk penulis. 12. Teman Spesialku yang selalu menghiaskan kebahagiaan dan keceriaan disetiap harihari penulis. 13. Teman seperjuangan PGMI 2008, yang selama ini telah berjuang bersama. 14. Sahabat-sahabat tercinta dan teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungan kalian. Penulis menyadari dan mengakui bahwa penulisan skripsi ini jauh dari kesempurnaan, semua itu dikarenakan keterbatasan kemampuan serta pengetahuan penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan dalam kesempuranaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi penulis sendiri maupun pembaca pada umumnya. Salatiga, 9 September 2013 Penulis

9 ABSTRAK Aulia Dezi Nur Rahma Efektifitas pembelajaran Matematika pada bab perkalian melalui metode jarimatika terhadap Ketuntasan belajar siswa kelas II MI Pabelan Kec. Pabelan Kab. Semarang Tahun pelajaran 2012/ Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Drs.Sumarno Widjadipa,M.pd Kata Kunci: Metode Jarimatika dan Ketuntasan belajar. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, yang dilakukan disuatu kelas, guna untuk mengajarkan suatu metode baru, untuk meningkatkan prestasi kriteria ketuntasan minimal (KKM) siswa kelas II MI Pabelan Kec. Pabelan Kab. Semarang pada mata pelajaran Matematika pada bab perkalian melalui metode jarimatika. Masalah utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah ( 1 ) Apakah metode Jarimatika dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Matematika pada bab perkalian kelas II MI Pabelan Kec. Pabelan Kab. Semarang Tahun pelajaran 2012 / 2013? ( 2 ) Apakah metode Jarimatika efektif meningkatkan ketuntasan siswa pada mata pelajaran Matematika pada bab perkalian kelas II MI Pabelan Kec. Pabelan Kab. Semarang Tahun pelajaran 2012 / 2013?. Guna menjawab pertanyaan tersebut peneliti melakukan penelitian tindakan kelas kolaboratif yang dilakukan dengan 3 siklus. Tiap siklusnya merupakan rangkaian yang terdiri dari 1 ) Planing, untuk mengidentifikasi masalah dan merencanakan kegiatan pembelajaran dan membuat instrument penelitian lainnya. 2 ) Acting, Melaksanakan pembelajaran pada mata pelajaran Matematika pada bab perkalian. 3 ) Observing, Pengambilan data tentang hasil melalui tes dan lembar pengamatan. 4 ) Reflecting, Menganalisis data hasil pengamatan. Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II MI Pabelan Kec. Pabelan Kab. Semarang yang berjumlah 26 siswa, yang terdiri dari 16 Siswa Laki laki dan 10 Siswi Perempuan. Penelitian ini menggunakan metode Jarimatika pada saaat pembelajaran Matematika. Temuan dari penelitian ini menunjukan bahwa penggunaan metode Jarimatika mampu meningkatkan prestasi KKM dan efektif terhadap mata pelajaran Matematika. Dapat dilihat dari hasil pengamatan siswa terhadap perhatian belajar siswa menunjukkan, Siklus I nilainya memenuhi KKM ( 42,30% ) Siklus II menjadi ( 69,23% ) Siklus III menjadi ( 92,30% ). Sedangkan yang kurang memperhatikan siklus I (57,70% ) Siklus II menjadi ( 30,77% ) Siklus III menjadi ( 7,70% ). Mengacu pada hasil penelitian, peneliti menyarankan kepada guru atau calon guru untuk selalu yang meningkatkan inovasi pembelajarannya dengan menggunakan media, metode, dan teknik pembelajaran yang bervariasi.

10 DAFTAR ISI SAMPUL... LEMBAR BERLOGO... JUDUL... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN KELULUSAN... PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... MOTO DAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv v vi vii viii x xi xiv xvi xvii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 9 C. Tujuan Penelitian D. Hipotesis Penelitian E. Manfaat Penelitian F. Definisi Operasional G. Metode Penelitian Rancangan Penelitian Subyek Penelitian Langkah- langkah Penelitian Instrumen Penelitian Pengumpulan Data Analisis Data H. Sistematika Penulisan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Peningkatan Efektifitas Pembelajaran Definisi Peningkatan Efektifitas Pembelajaran Kondisi Belajar Mengajar yang Efektif B. Pembelajaran Matematika di SD/MI Pembelajaran Definisi Pembelajaran Matematika di SD/ MI C. Metode Pembelajaran Jarimatika... 45

11 1. PengertianJarimatika D. Prestasi Belajar Pengertian Belajar Pengertian Prestasi Belajar E. Kriteria Ketuntasan Minimal Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal Mekanisme Penetapan KKM Langkah-langkah Penetapan KKM Penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal Analisis Kriteria Ketuntasan Minimal F. PTK Kolaboratif Definisi Penelitian Tindakan Kelas Kolaboratif Prinsip-prinsip Penelitian Tindakan Kelas Kelebihan PTK Kelemahan PTK BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Setting dan Pelaksanaan Penelitian B. Rencana danprosedur Penelitian Deskripsi Pelaksanaan Siklus I Deskripsi Pelaksanaan Siklus II Deskripsi Pelaksanaan Siklus III BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Penelitian Siklus Siklus I Siklus II Siklus III B. Pembahasan a. Siklus I b. Siklus II c. Siklus III BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran C. Kata Penutup DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP PENULIS

12 DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Nilai Ujian Akhir Semester... 2 Tabel 2.1 Analisi Indikator Tabel 3.1 Daftar Nama Siswa Tabel 4.1 Hasil Test Formatif Tabel 4.2 Hasil Test Formatif Tabel 4.3 Hasil Test Formatif... 92

13 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Langkah- langkah Jarimatika Gambar 2.2 Formasi Jarimatika... 46

14 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pra Siklus Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III Lampiran 5 Soal Pra Siklus Lampiran 6 Soal Siklus I Lampiran 7 Soal Siklus II Lampiran 8 Soal Siklus III Lampiran 9 Dokumentasi Hasil Test Formatif Pra Siklus Lampiran 10 Dokumentasi Hasil Test Formatif Siklus I Lampiran 11 Dokumentasi Hasil Test Formatif Siklus II Lampiran 12 Dokumentasi Hasil Test Formatif Siklus III Lampiran 13 Dokumentasi Rekapitulasi Nilai Siswa Per Siklus Lampiran 14 Dokumentasi Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Lampiran 15 Dokumentasi Gambar Kegiatan Siklus I Lampiran 16 Dokumentasi Gambar Kegiatan Siklus II Lampiran 17 Dokumentasi Gambar Kegiatan Siklus III

15 Lampiran 18 Lembar Pengamatan Terhadap Guru Pada Pra Siklus Lampiran 19 Lembar Pengamatan Terhadap Guru Pada Siklus I Lampiran 20 Lembar Pengamatan Terhadap Guru Pada Siklus II Lampiran 21 Lembar Pengamatan Terhadap Guru Pada Siklus III Lampiran 22 Lembar Pengamatan Terhadap Perhatian Siswa Pada Pra Siklus Lampiran 23 Lembar Pengamatan Terhadap Perhatian Siswa Pada Siklus I Lampiran 24 Lembar Pengamatan Terhadap Perhatian Siswa Pada Siklus II Lampiran 25 Lembar Pengamatan Terhadap Perhatian Siswa Pada Siklus III Lampiran 26 Silabus Lampiran 27 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Lampiran 28 Surat Nota Pembimbing Lampiran 29 Surat Permohonan Izin Penelitian MI Pabelan Lampiran 30 Surat Bukti Pelaksanaan Penelitian MI Pabelan Lampiran 31 Surat Keterangan Keaktifan Lampiran 32 Lembar Konsultasi Skripsi Lampiran 33 Riwayat Hidup

16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang telah diberikan mulai dari sekolah dasar hingga menengah atas. Matematika mendasari perkembangan teknologi modern, dan memiliki peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu. Pada jenjang SD/ MI matematika memiliki beberapa ruang lingkup meliputi bilangan, pengukuran, geometri, dan pengolalan data (Standar kompetensi MI, 2004:78). Matematika adalah salah satu pelajaran yang penting di sekolah dasar. Mata pelajaran Matematika telah diperkenalkan sejak siswa menginjak kelas I Sekolah Dasar (SD). Secara rinci pada Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk mata pelajaran Matematika SD/MI dinyatakan bahwa tujuan pembelajaran Matematika di SD adalah: 1. Melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan. 2. Mengembangkan aktivitas kreatif. 3. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah. 4. Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan Ilmu pengetahuan pesat pada saat sekarang ini dipengaruhi juga oleh perkembangan matematika. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi dimasa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini (Depdiknas, 2007:11). Jadi dengan mempelajari matematika siswa dapat ikut berperan dalam membantu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang hal itu dapat ikut memajukan kehidupan bangsa dan mensejahterakan bangsa.

17 Dari pengamatan tentang pembelajaran matematika pada ulanngan semester sebelumnya di MI Pabelan kecamatan pabelan kabupaten semarang tahun ajaran 2012/2013 yaitu sejumlah 26 siswa hanya 10 siswa yang mencapai ketuntasan minimal. Berikut daftar nilai ulangan semester I kelas II tahun ajaran 2012/2013 : Tabel 1.1 Daftar Nilai UUS I NO Nama KKM Nilai Ketuntasan 1. Qodri TT 2. Ajuj Syauqi Sunny TT 3. Purbo Aditya Wicaksono TT 4. Ahmad Sobirin TT 5. Ahmad Zihad Zidan TT 6. Andre Budi Purnama T 7. Eka Wulan Fitriani T 8. Halimatus Sya diyah TT 9. Ilham Dwi Yulianto TT 10. Jamaatul Masruroh T 11. Karinda T 12. Kholifatul Rosyidah TT 13 Maida Effie Evania T 14. M. Arya Yudha Parwira TT 15. M. Irfan Izzudin TT 16. M. Nihadzul Azmi T 17. M. Rifki Darmawan TT 18. M. Sultan Kautsar TT 19. M. Thuba Mantho a TT Maulana 20. Oktaviano Firmansyah TT 21. Rahmawati Rima Azzahra T 22. Rania Salsabila TT 23. Suci Indah Sari T 24. Thoriq Abdul Aziz T 25. Wahyu Azani Prasana TT 26. Zahra Aulia T Rata-rata 70 66,15 Dari hasil analisis ulangan semester I yang pernah peneliti lakukan, menemukan setidaknya 5 hal yang mengakibatkan mengapa Matematika sulit. Pertama, pemahaman siswa tentang isi dan maksud soal relatif lemah. Kedua, sebagian siswa tidak bisa

18 mengawali jawaban atau dengan kata lain siswa tidak tahu harus mulai dari mana untuk menemukan jawaban. Ketiga, siswa terkadang lupa dengan aturan-aturan matematis, rumus-rumus dan terkadang terjebak dengan syarat-syarat yang tidak boleh dan harus dipenuhi oleh suatu penyederhanaan kalimat matematika atau suatu persamaan. Keempat, seringnya terjadi kesalahan kalkulasi dalam jawaban siswa yang tentunya mempengaruhi hasil akhir jawaban. Kelima, ada kecenderungan siswa mengerjakan soal dengan satu cara saja, tidak kreatif dalam mencari cara baru. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolahsekolah dengan frekuensi jam pelajaran yang lebih banyak dibandingkan dengan mata pelajaran yang lainnya. Namun demikian banyak yang menganggap bahwa pelajaran Matematika adalah pelajaran yang paling sulit, menakutkan, menjenuhkan dan tidak menyenangkan. Siswa pada umumnya menganggap bahwa mata pelajaran Matematika adalah momok. Pelajaran yang kerap dihindari seperti kerapnya untuk tidak dipelajari. Berbicara mengenai Matematika itu sulit tentunya tidak lepas dari ketidaksenangan dari peserta didik tentang mata pelajaran Matematika itu sendiri. Materi perkalian diperkenalkan kepada para siswa ketika mereka menginjak kelas II SD/MI. Perkalian dengan hasil bilangan dua angka merupakan kompetensi dasar yang baru bagi peserta didik kelas II SD/MI. Konsep perkalian ditanamkan sebagai penjumlahan berulang, sehingga kemampuan dasar berhitung perkalian dua bilangan 1-10 seharusnya sudah dikuasai oleh peserta didik kelas II pada semester 2, karena penguasaan materi perkalian ini merupakan bekal prasyarat untuk mempelajari materi berhitung selanjutnya. Di kelas ini, para siswa dituntut untuk segera menghafal perkalian dan pembagian, karena jika tidak segera hafal, anak akan merasa kesulitan jika telah menginjak materi Matematika di kelas berikutnya. Perkalian mungkin memang susah, tapi setidaknya seorang guru bahkan orang tua dapat membuatnya menjadi lebih

19 menyenangkan. Salah satu hal yang bisa membuat anak-anak senang dengan Matematika adalah kebebasan mereka bereksperimen dengan Matematika tersebut. Matematika bukan sekedar hitungan. Pengertiannya yang luas membuatnya tampak rumit. Walau demikian, siswa dapat mengenal dunia matematika melalui permainan yang dilakukan sehari-hari. Sesungguhnya, konsep matematika dapat dipelajari melalui benda-benda disekitar siswa. Melalui pengamatan tersebut siswa akan memasuki dunia matematika secara alamiah, sehingga akan menjadi dasar bagi pemahaman matematika yang lebih rumit (Musbikin, 2006:24). Untuk menunjang keberhasilan proses belajar mengajar, seorang guru harus memiliki kompetensi profesional, yaitu guru harus mampu mengolah materi dan mampu menciptakan proses pembelajaran yang menarik dan menyenangkan sehingga peserta didik antusias untuk menerima pelajaran. Seorang siswa yang cerdas sekalipun bisa takut terhadap matematika (Math phobia) dikarenakan adanya seorang guru yang mengatakan bahwa siswa tersebut tidak bisa mengerjakan hitungan matematika. Meskipun sebenarnya siswa mampu mengerjakannya, tapi ucapan guru tersebut membuat siswa kehilangan kepercayaan diri. Ketelitian, kecermatan dan ketepatan dalam berfikir sangat diperlukan saat mempelajari matematika oleh sebab itu sebagian anak berpendapat bahwa matematika pelajaran yang menakutkan, sulit, dan memusingkan. Maka dengan dasar itulah banyak anak yang merasa enggan dan kurang berminat dengan mata pelajaran tersebut sehingga mempengaruhi nilai hasil akhir anak. Dengan kondisi seperti itu guru sebagai pendidik dituntut untuk dapat menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai. Adanya kenyataan itulah guru mempunyai tugas utama untuk membuat anak didik merasa senang dan nyaman terhadap pelajaran matematika. Jika anak tidak lagi merasa takut terhadap matematika, potensi dan hasil belajar anak dapat tercapai secara maksimal

20 serta sesuai dengan tujuan pengajaran. Terdapat berbagai macam metode dan teknik mengajar matematika yang menjadikan anak betah terhadap matematika. Menurut Yamin (2005:3), Metode-metode pembelajaran diharapkan menumbuhkan minat dan menciptakan suatu kegiatan yang memungkinkan siswa membangun sendiri pengetahuannya. Salah satu tugas guru adalah sebagai pengajar yang lebih menekankan kepada tugas dalam merencanakan dan melaksanakan pengajaran. Dalam hal ini guru dituntut memiliki seperangkat pengetahuan dan keterampilan teknis mengajar, disamping menguasai ilmu atau bahan yang akan diajarkan. Dalam pembelajaran terdapat tiga komponen utama yang saling berpengaruh dalam proses belajar-mengajar. Ketiga komponen tersebut adalah: (1) kondisi pembelajaran, (2) metode pembelajaran, dan (3) hasil pembelajaran. Terkait tentang ketiga komponen tersebut maka guru harus mampu memadukan dan mengembangkannya, supaya kegiatan pembelajaran menuai hasil yang maksimal. Oleh karena itu, dengan bekal kemampuan dan keterampilan yang dimiliki guru diharapkan mampu menjadikan pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan, sehingga memperoleh hasil belajar yang optimal. Oleh karena itu, dengan bekal kemampuan dan keterampilan yang dimiliki guru diharapkan mampu menjadikan pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan, sehingga memperoleh hasil belajar yang optimal. Sebagaimana firman Allah dalam Alqur an surah An Nahl ayat 125

21 Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhan-mu yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. Dengan memahami ayat di atas yang berisi suatu anjuran bahwa dalam mengajar, seorang pengajar harus bisa bersikap lembut, dalam hal ini berarti melakukan pendekatan dulu, setelah itu guru harus dapat mencari dan menemukan model dan metode pembelajaran yang tepat yang dapat digunakan untuk menunjang proses pembelajaran. Oleh karena itu, sebagai seorang guru harus dapat menentukan strategi yang paling cocok untuk digunakan dalam pembelajaran meskipun tidak dapat dipungkiri jika dalam penggunaan strategi tersebut terdapat kekurangan. Untuk tujuan inilah guru harus memiliki keberanian untuk melakukan berbagai uji coba terhadap suatu metode mengajar, membuat suatu media murah atau penerapan suatu strategi mengajar tertentu yang secara teoritis dapat dipertanggungjawabkan untuk memecahkan permasalahan pembelajaran. Dengan pembelajaran menggunakan jarimatika dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Metode jarimatika merupakan metode pembelajaran yang diharapkan mampu memberi inovasi dalam pembelajaran. Pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang terdapat nuansa permainan dalam pembelajaran. Hal ini diharapkan membuat siswa tidak jenuh selama mengikuti pembelajaran matematika. Untuk menjawab problematika, penulis mengangkat judul :

22 EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA BAB PERKALIAN MELALUI METODE JARIMATIKA TERHADAP KETUNTASAAN BELAJAR SISWA KELAS II MI PABELAN KEC.PABELAN KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut : 1. Apakah metode jarimatika dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran matematika pada bab perkalian kelas II MI Pabelan kec.pabelan Kab.semarang tahun ajaran 2012/2013?. 2. Apakah metode jarimatika efektif meningkatkan ketuntasan siswa dalam mata pelajaran matematika pada bab perkalian siswa kelas II MI Pabelan Kec.Pabelan Kab. Semarang tahun ajran 2012/ 2013? C. Tujuan Penelitian adalah : Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dilaksanakan penelitian ini 1. Untuk mengetahui apakah metode jarimatka dapat meningkatkan prstasi siswa dalam mata pelajaran matematika bab perkalian siswa kelas II MI Pabelan Kec.Pabelan Kab.Semarang tahun ajaran 2012/2013? 2. Untuk mengetahui apakah metode jarimatika dapat meningkatkan ketuntasan belajar siswa dalam mata pelajaran matematika bab perkalian siswa kelas II MI Pabelan Kec.pabelan Kab.Semarang tahun ajaran 2012/2013? D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

23 Berdasarkan rumusan masalah diatas hipotesis dalam penelitian ini penggunaan metode jarimatika efektif meningkatkan ketuntasan belajar dan prestasi pembelajaran matematika pada bab perkalian siswa kelas II MI Pabelan Kec.Pabelan Kab.Semarang tahun ajaran 2012/2013, hal tersebut dapat dilihat dari adanya peningkatan setiap siklusnya, yaitu siklus I, siklus II, dan siklus III. E. Manfaat Penelitian Perbaikan pembelajaran ini secara teori akan memberikan informasi pada dunia pendidikan bahwa usaha perbaikan pembelajaran yang dilakukan oleh guru akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar tersebut terindikasi dengan semakin meningkatnya jumlah siswa yang memperoleh nilai di atas KKM yang ditetapkan. Hasil Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan memiliki kegunaan sebagai berikut : 1. Teoritis Penelitian tindakan kelas ini dapat memberikan kontribusi bagi pembelajaran mata pelajaran matematika, khususnya pada mata pelajaran perkalian. 2. Praktis a. Bagi Siswa 1) Siswa lebih antusias dalam proses pembelajaraan sehingga akan meningkatkan ketuntasan belajar siswa. 2) Siswa akan mendapat pengalaman baru tentang metode yang diajarkan. b. Bagi Guru 1) Guru memiliki pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman mengenai penelitian Tindakan kelas yang digunakan. 2) Guru akan lebih peka terhadap setiap kesulitan belajar siswa dan segera berinisiatif untuk membantu memecahkannya.

24 3) Meningkatkan kretifitas guru dalam meningkatkan proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar para siswanya. c. Bagi Sekolah/Instansi Pendidikan 1) Sebagai bahan masukan bagi teman guru untuk dalam pembelajaran khususnya matematika. 2) Sebagai sumbangan peningkatan motivasi guru dalam meningkatkan ketuntasaan belajar siswa. 3) Bagi sekolah Penelitian tindakan kelas ini, dapat terbantu peningkatkan mutu pembelajarannya sehingga secara keseluruhan hasil belajar siswa dapat meningkat. 4) Hasil Penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai referensi untuk melaksanakan pembelajaran. F. Definisi Operasional Untuk memberikan gambaran dan memperjelas pemahaman tentang pengertian terhadap maksud yang terdapat pada judul diatas, maka dijelaskan dibawah ini 1. Efektif Efektifitas berasal dari kata efektif. Dalam kamus Bahasa indonesia, efektif berarti ada efeknya (pengaruhnya, akibatnya, kesannya) manjur, mujarab, mempan (purwadarminta, 2006: 311). Jadi efektifitas dapat diartikan sebagai proses untuk menimbulkan pengaruh menjadi lebih baik. 2. Kriteria ketuntasan minimal(kkm) Kriteria ketuntasaan minimal (KKM) adalah kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan. KKM harus ditetapkan sebelum awal tahun ajaran dimulai. KKM ditentukan oleh hasil rapat para guru dalam forum rapat atau biasanya

25 disebut KKG se Kecamatan. Seberapapun besarnya jumlah peserta didik yang melampaui batas ketuntasan minimal, tidak mengubah keputusan pendidik untuk menyatakan lulus atau tidak lulus pembelajaran. 3. Matematika Matematika adalah Ilmu bilangan, ilmu hitung tertentu (Pustaka phoniex, 2008: 574). 4. Metode Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien (Suwardi, 2007: 61). Jadi, untuk mencapai tujuan suatu pembelajaran kita harus memiliki suatu metode yang menarik serta sesuai dengan materi yang diajarkan. 5. Jarimatika Jarimatika adalah teknik berhitung mudah dan menyenangkan dengan menggunakan jari-jari tangan (Septi Peni, 2008: 17). 6. PTK Kolaboratif Penelitian tindakan kelas yang dilakukan dengan bekerjasama antara peneliti dengan guru kelas( saya dan guru mata pelajaran matematika). G. Metodologi Penelitian 1. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan seorang peneliti, untuk memberikan solusi dari permasalahan yang terjadi disuatu kelas. Penelitian tindakan kelas ini, biasanya mengajarkan suatu metode atau cara yang baru, untuk memberikan suatu motivasi kepada anak didik agar dalam proses belajar mengajar lebih semangat, dan hal itu pada akhirnya akan dapat mempengaruhi prestasi anak didik.penelitian tindakan kelas kali ini dilakukan di kelas II MI Pabelan kecamatan

26 pabelan kabupaten semarang tahun ajaran Penelitian ini dilakukan melalui tiga siklus, yaitu siklus I, siklus II, dan siklus III untuk meningkatkan ketuntasaan belajar siswa melalui metode jarimatika. Alasan peneliti menggunakan jenis penelitian tindakan kelas karena melalui penelitian ini seorang peneliti terjun langsung dan ikut berperan dalam proses pembelajaran. Adapun siklus atau tahap-tahap penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut (Arikunto, 2006: 16). Skema Siklus Penelitian Perencanaan Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan Pengamatan Perencanaan Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan Pengamatan Perencanaan Refleksi Siklus III Pelaksanaan pengamatan

27 2. Subyek penelitian Subyek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa-siswi MI Pabelan kelas II kecamatan pabelan kabupaten semarang yang berjumlah 26 orang siswa terdiri dari 16 siswa laki-laki, dan 10 siswa perempuan. 3. Langkah-langkah penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan tiga siklus dn setiap siklus meliputi perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observasi), dan refleksi (reflection). Adapun langkah-langkah penelitian tersebut sebagai berikut : a. Perencanaan (planning) 1) Penelitian membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaraan( RPP) 2) Mempersiapkan media yang akan digunakan 3) Mempersiapkan lembar observasi 4) Mengevaluasi lembar kerja siswa b. Pelaksanaan Tindakan 1) Guru memotivasi siswa agar semangat dalam mengikuti pembelajaran 2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 3) Guru mulai mengadakan proses belajar mengajar 4) Guru bersama siswa merefleksikan pembelajaran 5) Guru menutup pembelajaran c. Observasi Pengamatan (observasi ) dilaksanakan pada proses pembelajaran berlangsung dan apakah siswa mampu meningkatan ketuntasaan belajar pada mata pelajaran matematika.

28 d. Refleksi Data yang diperoleh dari observasi kemudian digunakan untuk mengetahui ketercapaian dan keberhasilan tujuan penelitian. 4. Instrumen penelitian 1) Soal pre test dan post test 2) Lembar observasi untuk mengamati guru 3) Lembar pengamatan untuk rencana pembelajaran 4) Rencana pelaksanaan pembelajaran 5. Pengumpulan data Pengumpulan data diperoleh dari hasil test yang telah dilakukan setelah diadakannya pemebelajaran matematika dengan jarimatika dikelas II dengan cara melakukan pengamatan terhadap siswa mengenai hasil belajar siswa terhadap materi pembelajaran. 6. Analisis Data Hasil belajar dianalisis dengan membandingkan test antar siklus maupun indikator kinerja. Nilai pre test dan post test dibandingkan untuk mengetahui seberapa kuat pemahaman siswa dalam mata pelajaran matematika. Untuk memperoleh nilai rata-rata test formatif maka dapat dirumuskan : X M = N Keterangan M = Nilai rata-rata

29 X = Jumlah semua siswa N = Jumlah siswa (Djamarah, 2006: 64) Sedangkan untuk memperoleh atau menghitung presentase ketuntasan belajar siswa, digunakan rumus sebagai berikut: P= F N x 100% Keterangan P = Jumlah nilai dalam persen F = Frekuensi N = Jumlah keseluruhan (Djamarah, 2006: ) Penerapan strategi Jarimatika ini dikatakan efektif apabila indikator yang diharapkan tercapai. Adapun indikator yang dapat dirumuskan penulis sebagai berikut: a. Ada perubahan hasil belajar secara berkelanjutan dari siklus pertama, kedua dan seterusnya. b. Nilai siswa kelas II memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dalam pembelajaran Matematika. c. Siswa sangat senang dengan pembelajaran menggunakan penerapan strategi Jarimatika. d. Guru mitra menyatakan terkesan dan tertarik dengan pembelajaran menggunakan penerapan strategi Jarimatika. H. Sistematika Penulisan a. Bagian Awal

30 Yang meliputi sampul, lembar berlogo, judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto, dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar gambar, dan daftar lampiran. b. Bab I Berisi pendahuluan yang mencakup latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, metode penelitian, penegasan istilah, dan sistematika penulisan. Metode penelitian mencakup rancangan penelitian, subyek penelitian, langkahlangkah penelitian, instrumen penelitian, pengumpulan data, dan analisis data. c. Bab II Berisi kajian pustaka yang mencakup Efektifitas pembelajaran yang meliputi definisi efektifitas pembelajaran dan kondisi belajar mengajar yang efektif Pembelajaran Matematika meliputi definisi belajar, tujuan pembelajaran,teori pembelajaran,ciri-ciri pembelajaran; Metode jarimatika meliputi pengertian jarimatika, Langkah-langkah jarimatika, kelebihan dan kelemahan jarimatika, Prestasi belajar yang berisi pengertian belajar dan pengertian prestasi belajar. Pengertian KKM, dan fungsi KKM, Mekanisme penetapan KKM. 4) Bab III Berisi tentang deskripsi pelaksanaan siklus I meliputi rencana, pelaksanaan, pengamatan/ pengumpulan data, dan refleksi. Deskripsi pelaksanaan siklus II, Deskripsi pelaksanaan siklus III dan seterusnya. 5) Bab IV Berisi hasil penelitian dan pembahsaan meyang meliputi deskripsi per siklus yang membahasa mengenai data hasil pengamatan, refleksi keberhasilan dan kegagalan. dan beisi pembahasan 6) Bab V Berisi kesimpulan, saran, dan penutup

31 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Peningkatan Efektifitas Pembelajaran 1. Definisi Peningkatan Efektifitas Pembelajaran Peningkatan adalah proses, cara, perbuatan meningkatkan (usaha, kegiatan) (Purwadarminta, 2006:1281). Efektifitas berasal dari kata efektif. Dalam kamus Bahasa Indonesia, efektif berarti ada efeknya (pengaruhnya, akibatnya, kesannya) manjur, mujarab, mempan (Purwadarminta, 2006:311). Jadi efektifitas dapat diartikan sebagai proses untuk menimbulkan pengaruh menjadi yang lebih baik. Menurut Ahmadi dan Sofan Amri (2011:20), efektif adalah berhasil mencapai tujuan sebagaimana yang diharapkan. Dengan kata lain dalam pembelajaran telah terpenuhi apa yang menjadi tujuan dan harapan yang hendak dicapai. Pembelajaran menurut Gagne dan Briggs adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar peserta didik yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar peserta didik yang bersifat internal. Pembelajaran efektif menurut Miarso adalah belajar yang bermanfaat dan bertujuan bagi peserta didik, melalui pemakaian prosedur yang tepat. Melalui prosedur yang tepat maka tujuan pembelajaran akan dapat tercapai secara optimal sehingga dampak belajar akan diperoleh siswa, karena pada hakikatnya pembelajaran dilakukan karena ingin mencapai tujuan tertentu ( Menurut Fajar (2005: 17), belajar mengajar yang efektif adalah suatu proses perubahan dalam diri seseorang (siswa) yang ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku yang diberikan, dipimpin, dibimbing oleh seseorang (guru) dengan

32 maksud mengembangkan potensi intelektual, emosional dan spiritual dan berpengaruh terhadap pola berpikir/tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran. Efektifitas menekankan pada perbandingan antara rencana dengan tujuan yang dicapai. Oleh karena itu, efektifitas pembelajaran seringkali diukur dengan tercapainya tujuan pembelajaran atau dapat pula diartikan ketepatan dalam mengelola suatu situasi. Suatu kegiatan dikatakan efektif apabila kegiatan itu dapat diselesaikan pada waktu yang tepat dan mencapai tujuan yang diinginkan. Efektifitas pembelajaran merupakan suatu usaha dalam peningkatan mutu dan kualitas pengeluaran siswa. Untuk mengukur keefektifan hasil suatu kegiatan pembelajaran biasanya dilakukan melalui keterampilan kognitif peserta didik sebelum dan sesudah mengikuti kegiatan. Pengukuran keterampilan kognitif biasanya banyak dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen sehingga diperoleh hasil pengukuran hasil belajar yang relatif murni. Ciri-ciri pembelajaran efektif Ada beberapa ciri pembelajaran efektif yang dirumuskan oleh Eggen dan Kauchak ( adalah: a. Peserta didik menjadi pengkaji yang aktif terhadap lingkungannya melalui mengobservasi, membandingkan, menemukan kesamaan-kesamaan dan perbedaan serta membentuk konsep dan generalisasi berdasarkan kesamaan-kesamaan yang ditemukan. b. Guru menyediakan materi sebagai fokus berfikir dan berinteraksi dalam pelajaran c. Aktifitas-aktifitas peserta didik sepenuhnya didasarkan pada pengkajian d. Guru secara aktif terlibat dalam pemberian arahan dan tuntunan kepada peserta didik dalam menganalisis informasi e. Orientasi pembelajaran penguasaan isi pelajaran dan pengembangan keterampilan berfikir f. Guru menggunakan teknik pembelajaran yang bervariasi sesuai dengan tujuan dan gaya pembelajaran guru

33 Sedangkan indikator dalam menuju pembelajaran efektif menurut Wottuba and Wright adalah pengorganisasian pembelajaran dengan baik, komunikasi secara efektif, penguasaan dan antusiame dalam mata pelajaran, sikap positif terhadap peserta didik, pemberian ujian dan nilai yang adil, keluwesan dalam pendekatan pembelajaran, dan hasil belajar peserta didik yang baik. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dapat dikatakan efektif apabila pembelajaran tersebut dapat mencapai tujuan. Tujuan dari proses belajar adalah mendapatkan hasil belajar yang baik yang mana hasil belajar tersebut memenuhi standar dari nilai yang ditetapkan ( 2. Kondisi Belajar Mengajar yang Efektif Guru berperan sebagai pengelola proses belajar mengajar, bertindak selaku fasilitator yang berusaha menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif sehingga memungkinkan proses belajar mengajar, mengembangkan bahan pelajaran dengan baik, dan meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak pelajaran dan menguasai tujuan-tujuan pendidikan yang harus mereka capai. Untuk memenuhi hal tersebut di atas guru dituntut mampu mengelola proses belajar mengajar yang memberikan rangsangan kepada siswa sehingga ia mau belajar karena memang siswalah subjek utama dalam belajar. Dalam menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif sedikit ada lima variabel yang menentukan keberhasilan belajar siswa, yaitu sebagai berikut (Usman, 1990:16): a. Melibatkan siswa secara aktif Mengajar adalah membimbing kegiatan belajar siswa sehingga ia mau belajar. Aktivitas murid sangat dipeprlukan dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga muridlah yang seharusnya banyak aktif, sebab murid sebagai subjek didik adalah yang merencanakan, dan ia sendiri yang melaksanakan belajar. Pada kenyataannya di sekolah-sekolah sering kali

34 guru yang aktif sehingga murid tidak diberi kesempatan untuk aktif. Cara untuk memperbaiki dan meningkatkan keterlibatan atau keaktifan siswa dalam belajar adalah Cara memperbaiki keterlibatan kelas 1) Abdikanlah waktu yang lebih banyak bagi kegiatan-kegiatan belajar mengajar 2) Tingkatkan partisipasi siswa secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar dengan menuntut respon yang aktif dari siswa. Gunakan berbagai teknik mengajar, motivasi serta penguatan. 3) Masa transisi antara berbagai kegiatan dalam mengajar hendaknya dilakukan secara cepat dan luwes. 4) Berikanlah pengajaran yang luas dan tepat sesuai dengan tujuan mengajar yang akan dicapai (Usman, 1990: 21). Cara meningkatkan keterlibatan siswa 1) Kenalilah dan bantulah anak-anak yang kurang terlibat. Selidiki apa yang menyebabkannya dan usaha apa yang bisa dilakukan untuk meningkatkan partisipasi anak tersebut. 2) Siapkanlah siswa secara tepat. Persyaratan awal apa yang diperlukan oleh anak untuk mempelajari tugas belajar yang baru. 3) Sesuaikan pengajaran dengan kebutuhan-kebutuhan individual siswa. Hal ini sangat penting guna meningkatkan usaha dan keinginan siswa untuk berperan aktif dalam kegiatan belajar. Setiap guru mengetahui bahwa keterlibatan secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar sangat diperlukan agar belajar menjadi efektif dan dapat mencapai hasil yang diinginkan. Untuk itu guru hendaknya berusaha menciptakan kondisi ini sebaik-baiknya dengan berbagai cara yang telah dikemukakan terdahulu (Usman, 1990:22).

35 b. Menarik minat dan perhatian siswa Kondisi belajar mengajar yang efektif adalah adanya minat dan perhatian siswa dalam belajar. Minat merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat ini sangat besar sekali pengaruhnya terhadap belajar sebab dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Menurut Wiliam James minat siswa merupakan faktor utama yang menentukan derajat keaktifan belajar siswa. Jadi, efektif merupakan faktor yang menentukan keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar. Pada hakikatnya setiap anak berminat terhadap belajar, dan guru sendiri hendaknya membangkitkan minat anak terhadap belajar (Usman, 1990:22). Perhatian bersifat lebih sementara dan ada hubungannya dengan minat. Perbedaannya ialah minat sifatnya menetap sedangkan perhatian sifatnya sementara, adakalanya timbul dan adakalanya menghilang. Kegiatan belajar mengajar terdapat dua macam tipe perhatian, yakni: 1) Perhatian terpusat (terkonsentrasi) Perhatian terpusat hanya tertuju pada satu objek saja. Apapun yang terjadi di sekitar itu, tidak diperhatikannya, dan ia terus belajar. Dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, seorang siswa hendaknya menggunakan perhatian terpusat pada pelajaran sehingga pelajaran yang diterimanya dapat dipahami dengan baik. Oleh karena itu, guru berusaha untuk memusatkan perhatian siswa terhadap apa yang disampaikannya. Hal ini dapat dilakukannya dengan mengggunakan berbagai alat peraga pengajaran dalam penyajian materi pelajaran kepada anak didiknya. 2) Perhatian terbagi (tidak terkonsentrasi) Perhatian tertuju kepada berbagai hal atau objek secara sekaligus. Misalnya seorang guru yang sedang mengajar memperhatikan bahan pelajarannya, memperhatikan setiap murid

36 yang dihadapinya, dan juga memperhatikan apa yang sedang diucapkannya. Dengan demikian, guru tidak hanya memperhatikan pelajarannya, tetapi juga harus memperhatikan segala sesuatu yang terjadi di sekitarnya (Usman, 1990:23). c. Membangkitkan motivasi siswa Motif adalah daya dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu, atau keadaan seseorang atau organisme yang menyebabkan kesiapannya untuk memulai serangkaian tingkah laku atau perbuatan. Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, tahu keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu. Tugas guru adalah membangkitkan motivasi anak sehigga ia mau belajar. Motivasi dapat timbul dari dalam diri individu dan dapat pula timbul akibat pengaruh dari luar dirinya. 1) Motivasi intrinsik Jenis motivasi ini timbul akibat dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dan dorongan dari orang lain, tetapi atas kemauan sendiri. 2) Motivasi ekstrinsik Jenis motivasi ini timbul akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar. Untuk dapat membangkitkan motivasi belajar siswa, guru hendaknya berusaha dengan berbagai cara (Usman, 1990:24). d. Prinsip individualitas Salah satu masalah utama dalam pendekatan belajar mengajar ialah masalah perbedaan individual. Setiap guru memahami bahwa tidak semua murid dapat mempelajari apa-apa yang ingin dicapai oleh guru. Biasanya perbedaan individual itulah yang lalu dijadikan kambing hitam. Jarang sekali guru menjelaskan ketidakmampuan murid dalam belajar itu merupakan akibat dari kelemahan guru dalam mengajar.

37 Menurut Bloom, jika guru memahami persyaratan kognitif dan ciri-ciri sikap yang diperlukan untuk belajar seperti minat dan konsep pada diri siswa-siswanya, dapat diharapkan sebagian terbesar siswa akan dapat mencapai taraf penguasaan sampai 75% dari yang diajarkan. Oleh sebab itu hendaknya guru mampu menyesuaikan proses belajar mengajar dengan kebutuhan-kebutuhan siswa secara individual tanpa harus mengajar siswa secara individual (Usman, 1990:25). Pengajaran individual bukanlah semata-mata pengajaran yang hanya ditujukan kepada sekelompok siswa atau kelas, namun dengan mengakui dan melayani perbedaanperbedaan perseorangan siswa sehingga pengajaran itu memungkinkan berkembangnya potensi masing-masing siswa secara optimal. Indonesia hingga dewasa ini belum dapat melaksanakan sistem pendidikan individualitas secara murni mengingat adanya berbagai keterbatasan, baik waktu, biaya peralatan, maupun sumber-sumber lainnya. Bahkan bila guru melayani seorang siswa pun, ia tidak dapat melaksanakan pengajaran individual tersebut karena ia tidak mungkin mampu mengenal semua kebutuhan siswa itu. Dengan kenyataan ini maka kita masih menggunakan sistem pengajaran klasikal dengan memperhatikan perbedaan-perbedaan individualitas tersebut. e. Peragaan dalam pengajaran Alat peraga pengajaran adalah alat-alat yang digunakan oleh guru untuk membantu memperjelas materi pelajaran yang disampaikan kepada siswa dan mencegah terjadinya verbalisme pada diri siswa. Pengajaran yang menggunakan banyak verbalisme tentu akan segera membosankan, sebaliknya pengajaran akan lebih menarik bila siswa gembira belajar atau senang karena mereka merasa tetarik dan mengerti pelajaran yang diterimanya. Belajar yang efektif harus mulai dengan pengalaman langsung atau pengalaman kongkret dan menuju pengalaman yang lebih abstrak. Belajar akan lebih efektif jika dibantu dengan alat peraga pengajaran daripada tanpa dibantu dengan alat peraga pengajaran.

38 Penggunaan alat peraga pengajaran hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut (Usman, 1990:26-27): 1) Nilai atau manfaat media pendidikan Media pendidikan yang disebut audiovisual aids menurut Encyclopedia of Educational Research memilki nilai sebagai berikut : a) Meletakkan dasar-dasar yang kongkret untuk berpikir. Oleh karena itu mengurangi verbalisme (tahu istilah tetapi tidak tahu arti, tahu nama tetapi tidak tahu bendanya) b) Memperbesar perhatian siswa c) Membuat pelajaran lebih menetap atau tidak mudah dilupakan d) Memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan para siswa e) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinu f) Membantu tumbuhnya pengertian dan membantu perkembangan kemampuan bahasa Manfaat selain yang tersebut di atas adalah : a) Sangat menarik siswa dalam belajar b) Mendorong anak untuk bertanya dan berdiskusi karena ia ingin mengetahui lebih banyak c) Menghemat waktu belajar. Guru tidak usah menerangkan sesuatu dengan banyak perkataan, tetapi dengan memperlihatkan suatu gambar, benda yang sebenarnya, atau alat lain. 2) Pemilihan alat peraga Dalam memilih alat peraga yang akan digunakan hendaknya kita memperhatikan halhal berikut (Usman, 1999:27):

39 a) Alat-alat yang dipilih harus sesuai dengan kematangan dan pengalaman siswa serta perbedaan individual dalam kelompok b) Alat yang dipilih harus tepat, memadai, dan mudah digunakan c) Harus direncanakan dengan teliti dan diperiksa lebih dahulu d) Penggunaan alat peraga disertai kelanjutannya seperti dengan diskusi, analisis, dan evaluasi e) Sesuai dengan batas kemampuan biaya B. Pembelajaran Matematika di SD/MI 1. Pembelajaran a. Definisi Pembelajaran Menurut Mulyasa, pembelajaran pada hakekatnya adalah interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. (Ismail,2009:10). Pengertian pembelajaran adalah kegiatan belajar mengajar yaitu setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu pengetahuan, ketrampilan, sikap atau nilai yang baru. Dalam kegiatan belajar mengajar melibatkan unsur guru,siswa, materi, metode, dan tujuan. Dimana unsur- unsur tersebut harus berjalan secara harmonis. Bila salah satu unsur tersebut tidak berjalan sebagaimana mestinya, tentu akan menghambat jalannya, sehingga berakibat pada ketidakpuasan pembelajaran ( Abdullah:2010:27). b. Tujuan Pembelajaran Tujuan sebagai acuan untuk menentukan segala hal yang berkaitan dengan proses pembelajaran. Hal- hal yang perlu dievaluasi dari tujuan adalah penjabaran tujuan, yang merupakan hiarki tujuan dari tingkat yang paling tinggi ke tingkat yang paling rendah. Rumusan tujuan dalam arti aspek-aspek yang harus ada pada tiap jenjang tujuan, semakin rendah jenjang tujuan memerlukan rumusan yang spesifik, dan unsur- unsur tujuan, yaitu perilaku yang diharapkan dapat dicapai, kriteria pencapaian yang ditetapkan, dan kondisi untuk membentuk perilaku yang diharapkan (Surkanti,2008:27)

40 (Hamalik, 2008:77): Suatu tujuan pembelajaran hendaknya memenuhi kriteria sebagia berikut 1) Tujuan itu menyediakan situasi atau kondisi untuk belajar 2) Tujuan mendefinisikan tingkah laku siswa dalam bentuk dapat diukur dan dapat diamati 3) Tujuan menyatakan tingkat minimal perilaku yang dikehendaki c. Teori-teori Pembelajaran Menurut Nyimas Aisyah dkk (2007: 1.4) pembelajaran Matematika merupakan proses yang sengaja dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan (kelas/sekolah) yang memungkinkan kegiatan siswa belajar Matematika di sekolah. Brunner dalam Nyimas Aisyah dkk (2007:1.6-7) manyatakan bahwa dalam belajar Matematika ada tiga tahapan yaitu : 1.Tahap Enaktif atau Tahap Kegiatan, 2. Tahap Ikonik atau Tahap Gambar Bayangan 3.Tahap Simbolik. Berdasarkan pendapat ahli diatas dapat dsimpulkan bahwa matematika merupakan suatu mata pelajaran yang dalam penyampaian materinya diperlukan tahapan-tahapan yang akan mempermudah siswa dalam menerima pembelajaran. Pembelajaran Matematika hendaknya dikembangkan dari yang mudah ke yang sukar, sehingga dalam memberikan contoh guru juga harus memperhatikan tentang tingkat kesukaran dari materi yang disampaikan. Dengan demikian dalam pembelajaran Matematika contoh-contoh yang diberikan harus bervariasi dan tidak cukup hanya satu contoh. Pendidikan adalah suatu proses atau kegiatan yang bertujuan menghasilkan tingkah laku manusia.implikasi dari pengertian tersebut ialah sebagai berikut (Hamalik, 2008:61-62):

41 a) Pendidikan bertujuan mengembangkan atau mengubah tingkah laku peserta didik Pribadi adalah suatu sistem yang bersifat unik, terintegrasi dan terorganisasi yang meliputi semua jenis tingkah laku individu. Pada hakikatnya pribadi tidak lain daripada tingkah laku itu sendiri. Kepribadian mempunyai ciri-ciri : berkembang secara berkelanjutan sepanjang hidup manusia, pola organisasi kepribadian berbeda untuk setiap orang dan bersifat unik, kepribadian bersifat dinamis, terus berubah melalui cara-cara tertentu. Tingkah laku manusia memiliki dua aspek, yakni : aspek objektif, yang bersifat struktural, yakni aspek jasmaniyah. Aspek subjektif, yang bersifat fungsional, yakni aspek rohaniyah. b) Kegiatan pembelajaran berupa perorganisasian lingkungan Perkembangan tingkah laku seseorang adalah berkat pengaruh dari lingkungan. Lingkungan terdiri dari lingkungan alam dan lingkungan sosial. Lingkungan sosial sering berpengaruh terhadap tingkah laku seseorang. Melalui interaksi antara individu dan lingkungannya, maka siswa memperoleh pengalaman, yang pada gilirannya berpengaruh terhadap perkembangan tingkah lakunya. Sekolah berfungsi menyediakan lingkungan yang dibutuhkan bagi perkembangan tingkah laku siswa, antara lain menyiapkan program belajar, bahan pelajaran, metode mengajar, alat mengajar dan lain-laian. c) Peserta didik sebagai suatu organisme yang hidup Peserta didik memiliki berbagai potensi yang siap untuk berkembang, misalnya : kebutuhan, minat, tujuan, abilitas, intelegensi, emosi dan lain-lain. Tiap individu peserta didik mampu berkembang menurut pola dan caranya sendiri. Aktivitas belajar sesungguhnya bersumber dari dalam diri peserta didik. Guru berkewajiban menyediakan lingkungan yang serasi agar aktivitas itu menuju ke arah tujuan yang diinginkan.

42 1. Pembelajaran adalah upaya mempersiapkan peserta didik untuk menjadi warga masyarakat yang baik Rumusan ini didukung oleh para pakar yang menganut pandangan bahwa pendidikan itu berorientasi kepada kebutuhan dan tuntunan masyarakat. Implikasi dari rumusan/pengertian ini, adalah sebagai berikut (Hamalik, 2008:63-64) : a) Tujuan pembelajaran Pembentukan warga Negara yang baik adalah warga Negara yang dapat bekerja di masyarakat. Seorang warga Negara yang baik bukan menjadi konsumen, tetapi yang lebih penting ialah menjadi seorang produsen. Untuk menjadi seorang produsen, maka dia harus memiliki keterampilan berbuat dan bekerja, menghasilkan barang-barang dan benda-benda kebutuhan masyarakat. b) Pembelajaran berlangsung dalam suasana kerja Program pembelajaran diselenggarakan dalam suasana kerja, di mana para siswa mendapat latihan dan pengalaman praktis. Suasana yang diperlukan ialah suasana yang aktual, seperti dalam keadaan sesungguhnya. c) Peserta didik/siswa sebagai calon warga Negara yang memiliki potensi untuk bekerja Siswa memiliki bermacam kemampuan, minat, dan kebutuhan, antara lain kebutuhan ingin berdiri sendiri, ingin punya pekerjaan. Energi yang mereka miliki perlu mendapat penyaluran sebagaimana mestinya. Jikalau energi itu tidak disalurkan, maka dapat menyebabkan tingkah laku yang tidak diharapkan. Perumusan atas kebutuhan-kebutuhan itu, pengembangan minat dan sikap, penyaluran energi yang berlebihan sebaiknya dilakukan dengan cara menyediakan kesempatan bekerja, mencari pengalaman yang praktis, dan memupuk keterampilan

43 jasmaniah-rohaniah. Dengan berkembangnya kemampuan kerja, maka tuntunan dan harapan masyarakat dapat dipenuhi. d) Guru sebagai pimpinan dan pembimbing bengkel kerja Sekolah merupakan susatu ruangan workshop dan oleh karenanya guru harus mampu memimpin dan membimbing siswa belajar bekerja dalam bengkel sekolah. Guru-guru harus menguasai program keterampilan khusus dan menguasai strategi pembelajaran keterampilan, serta menyedikan proyek-proyek kerja yang menciptakan berbagai kesibukan yang bermakna. 2. Pembelajaran adalah suatu proses membantu siswa menghadapi kehidupan masyarakat sehari-hari Pandangan ini didukung oleh para pakar yang berorientasi pada kehidupan masyarakat. Sekolah dan masyarakat adalah suatu integrasi. Implikasi dari pengertian ini adalah sebagai berikut (Hamalik,2008:64-65): a) Tujuan pembelajaran ialah mempersiapkan siswa untuk hidup dalam masyarakatnya Sekolah berfungsi menyiapkan siswa untuk menghadapi berbagai masalah dalam kehidupan, karena itu para siswa harus mengenal keadaan kehidupan yang sesungguhnya dan belajar memecahkannya. b) Kegiatan pembelajaran berlangsung dalam hubungan sekolah dan masyarakat Masyarakat dinyatakan sebagai laboratorium belajar yang paling besar. Prosedur penyelenggaraannya, ialah dengan cara membawa siswa ke dalam masyarakat dengan karyawisata, survei, berkemah, dan lain-lain; atau dengan cara membawa masyarakat ke dalam sekolah sebagai nara sumber. Dengan demikian, masyarakat akan memberikan sumbangan yang besar terhadap pendidikan anak, dan sebaliknya, sekolah akan memberikan bantuan dalam

44 memecahkan masalah-masalah masyarakat. Sekolah berfungsi turut memperbaiki kehidupan masyarakat sekitarnya. c) Siswa belajar secara aktif Siswa bukan saja aktif belajar di laboratorium sekolah, mencari pengalaman kerja dalam berbagai lapangan kehidupan, tetapi juga aktif bekerja langsung di masyarakat. Siswa turut merencanakan, berdiskusi, meninjau, membuat laporan, dan lain-lain, sehingga perkembangan pribadinya selaras dengan kondisi lingkungan masyarakatnya. d) Guru juga bertugas sebagai komunikator Guru juga bertugas sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat. Guru mempersiapkan rencana awal pembelajaran, kemudian menyusun rencana lengkap bersama para siswa sebagai persiapan pelaksanaan di lapangan. Guru harus mengenal dengan baik keadaan masyarakat di sekitarnya, supaya dapat menyusun proyek-proyek kerja bagi para siswa. Peranan sebagai komunikator, bukan saja memerlukan pengetahuan dalam bidang pendidikan dan apresiasi, namun diperlukan pula keterampilan berintegrasi dan bekerja sama dengan masyarakat. d. Ciri-ciri Pembelajaran 2008:66): Ada tiga ciri khas yang terkandung dalam sistem pembelajaran, ialah (Hamalik, 1) Rencana, ialah penataan ketenagaan, material, dan prosedur yang merupakan unsur-unsur sistem pembelajaran, dalam suatu rencana khusus 2) Kesalingtergantungan (interdependence), antara unsur-unsur sistem pembelajaran yang serasi dalam suatu keseluruhan. Tiap unsur bersifat esensial, dan masing-masing memberikan sumbangannya kepada sistem pembelajaran.

45 3) Tujuan, sistem pembelajaran mempunyai tujuan tertentu yang hendak dicapai. Ciri ini menjadi dassar perbedaan antara sistem yang dibuat oleh manusia dan sistem yang alami (natural). Sistem yang dibuat oleh manusia, seperti : sistem transportasi, sistem komunikasi, sistem pemerintahan, semuanya memiliki tujuan. Sistem alami (natural) seperti : sistem ekologi, sistem kehidupan hewan, sistem memiliki unsur-unsur yang saling ketergantungan satu sama lain, disusun sesuai rencana tertentu, tetapi tidak mempunyai tujuan tertentu. Tujuan sistem menuntun proses merancang sistem. Tujuan utama sistem pembelajaran agar siswa belajar. Tugas seorang perancang sistem ialah mengorganisasi tenaga, material, dan prosedur agar siswa belajar secara efisien dan efektif. Dengan proses mendesain sistem pembelajaran si perancang membuat rancangan untuk memberikan kemudahan dalam upaya mencapai tujuan sistem pembelajaran tersebut. e. Unsur-unsur Pembelajaran Unsur Dinamis Pembelajaran pada Diri Guru 1) Motivasi membelajarkan siswa Guru harus memiliki motivasi untuk membelajarkan siswa. Motivasi itu sebaiknya timbul dari kesadaran yang tinggi untuk mendidik peserta didik menjadi warga negara yang baik. Jadi, guru memilki hasrat untuk menyiapkan siswa menajdi pribadi yang memilki pengetahuan dan kemampuan tertentu. Namun, diakui bahwa motivasi membelajarkan itu sering timbul karena insentif yang diberikan, sehingga guru melaksanakan tugasnya sebaik mungkin. Kedua jenis motivasi itu diperlukan untuk membelajarkan siswa (Hamalik, 2008:67). 2) Kondisi guru siap membelajarkan siswa Guru perlu memilki kemampuan dalam proses pembelajaran, di samping kemampuan kepribadian dan kemampuan kemasyarakatan. Kemampuan dalam proses berupaya meningkatkan kemampuan-kemampuan tersebut agar senantiasa berada dalam kondisi siap untuk membelajarkan siswa (Hamalik, 2008:67).

46 f. KomponenPembelajaran Dalam pembelajaran terdapat bermacam-macam komponen atau unsur. Menurut Oemar Hamalik (2009: 66) Unsur-unsur minimal yang ada dalam sistem pembelajaran adalah seorang siswa/peserta didik, suatu tujuan dan suatu prosedur kerja untuk mencapai tujuan.. Udin S Winata Putra (2007:1.21) berpendapat bahwa komponen-komponen pembelajaran saling berkaitan satu sama lain. Komponen tersebut antara lain: tujuan, kegiatan dan evaluasi pembelajaran.. Nana Sudjana (2005: 30) berpendapat bahwa komponen-komponen yang harus ada dalam suatu pembelajaran adalah tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran, bahan atau materi yang akan disampaikan, metode dan alat yang digunakan, dan penilaian dalam proses pengajaran. Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa komponenkomponen pembelajaran antara lain: siswa, tujuan, materi, kegiatan/prosedur, metode, media, sumber belajar, evaluasi dan tindak lanjut pembelajaran. 2. Definisi Pembelajaran Matematika di SD/MI Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang terdapat didalam kurikulum pendidikan nasional. Matematika mendasari perkembangan teknologi modern, dan memiliki peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu. Ilmu pengetahuan pesat pada saat sekarang ini dipengaruhi juga oleh perkembangan matematika. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi dimasa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini(depdiknas,2007:11). Dalam Undang-undang No. 2 tentang Pendidikan Nasional yang berlaku saat ini ada penjenjangan pendidikan jalur sekolah yaitu pendidikan dasar yang meliputi Sekolah Dasar dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, pendidikan menengah yang

47 meliputi Sekolah menengah Umum dan Sekolah Menengah Kejuruan, serta pendidikan tinggi yang merupakan jenjang pendidikan jalur sekolah terakhir. Kenyataan menunjukkan bahwa pelajaran Matematika diberikan di semua sekolah, baik di jenjang pendidikan dasar maupun pendidikan menengah. Soedjadi (2000:3) menyatakan Matematika yang diberikan di jenjang persekolahan itu sekarang biasa disebut sebagai Matematika sekolah (school mathematics). Matematika adalah salah satu pelajaran yang penting di sekolah dasar. Mata pelajaran Matematika telah diperkenalkan sejak siswa menginjak kelas I Sekolah Dasar (SD). Secara rinci pada Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk mata pelajaran Matematika SD/MI dinyatakan bahwa tujuan pembelajaran Matematika di SD adalah: a. Melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan. b. Mengembangkan aktivitas kreatif. c. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah. d. Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan. a. Karakteristik Pembelajaran Matematika di SD/ MI Proses pembelajaran suatu mata pelajaran akan efektif bagi siswa, jika guru memiliki pengetahuan tentang objek yang akan diajarkannya supaya dalam menyampaikan materi tersebut penuh dengan dinamika dan inovatif. Menurut Subarinah (Sam s, 2010:29) matematika merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari struktur yang abstrak dan pola hubungan yang ada didalamnya. Ini berarti belajar matematika pada hakikatnya adalah belajar konsep, strukturnya, dan mencari hubungan antar konsep dan strukturnya. Karakteristik matematika antara lain :

48 1. Memiliki kajian obyek abstrak, disebut juga obyek mental yang ada dalam pikiran meliputi obyek dasar: Fakta, konsep, definisi, operasi, dan prinsip. Dari obyek dasar disusun suatu pola dan struktur matematika. 2. Bertumpu pada kesepakatan, aksioma(postulat) merupakan pertanyaan pangkal yang sering dinyatakan tetapi tidak perlu lagi dibuktikan. 3. Berpola pikir deduktif, berpangkal dari hal umum diterapkan atau diarahkan kepada hal yang bersifat khusus. 4. Memiliki simbol yang kosong dari arti. 5. Memperhatikan semesta dalam pembicaraan. 6. Konsisten dalam sistemnya, terdapat banyak sistem ada yan terkait dan ada yang terlepas. Dalam satu sistem tidak boleh ada kontrakdiksi, tetapi dalam antar sistem ada kemungkinan terdapat sebuah kontradiksi. Karakteristik pembelajaran matematika tersebut menjadi pedoman setiap guru dalam pembelajaran matematika. b. Ruang lingkup pembelajaran Matematika di SD/MI Secara umum, ruang lingkup pembelajaran Matematika untuk SD/MI mencakup aspek-aspek sebagai berikut ( Standar Kompetensi MI, 2004:78): 1. Bilangan Kompetensi dalam bilangan ditekankan pada kemampuan melakukan dan mengggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan. 2. Pengukuran dan Geometri Pengukuran dan geometri ditekankan pada kemampuan mengidentifikasi sifat dan unsur bangun datar dan bangun ruang serta menentukan keliling, luas, volume, dalam pemecahan masalah. 3. Pengelolaan data

49 Pengelolaan data ditekankan pada kemampuan mengumpulkan, menyajikan, dan mengolah data. Ketiga aspek tersebut merupakan unsur-unsur yang terdapat dalam ruang lingkup pada pembelajaran matematika secara umum. Unsur-unsur tersebut berlaku dalam setiap pembelajaran Matematika SD/MI atau jenjang diatasnya. c. Fungsi dan tujuan pembelajaran Matematika disd/mi Matematika di MI berfungsi mengembangkan kemapuan menghitung, mengukur, menurunkan, dan menggunakan rumus matematika sederhana yang diperlukan pada kehidupan sehari-hari melalui materi bilangan, pengukuran, geometri, dan pengelolaan data. Matematika juga berfungsi mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan bahasa melalui model matematika yang dapat berupa kalimat dan persamaan matematika, diagram, grafik, atau tabel. Pembelajaran Matematika bertujuan (Standar Kompetensi MI, 2007:173): 1. Melatih cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukan kesamaan, perbedaan, konsisten, dan inkonsistensi. 2. Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orsinil, rasa ingin tahu, membuat predikisi, dan dugaan, serta mencoba-coba. 3. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah 4. Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, catatan, grafik, peta, diagram, dalam menjelaskan gagasan. d. Problematika Pembelajaran Matematika di SD/MI

50 Problematika yang terjadi pada pembelajaran matematika di SD/MI terdapat 5 hal yang mengakibatkan mengapa Matematika sulit. Pertama, pemahaman siswa tentang isi dan maksud soal relatif lemah. Kedua, sebagian siswa tidak bisa mengawali jawaban atau dengan kata lain siswa tidak tahu harus mulai dari mana untuk menemukan jawaban. Ketiga, siswa terkadang lupa dengan aturan-aturan matematis, rumus-rumus dan terkadang terjebak dengan syarat-syarat yang tidak boleh dan harus dipenuhi oleh suatu penyederhanaan kalimat matematika atau suatu persamaan. Keempat, seringnya terjadi kesalahan kalkulasi dalam jawaban siswa yang tentunya mempengaruhi hasil akhir jawaban. Kelima, ada kecenderungan siswa mengerjakan soal dengan satu cara saja, tidak kreatif dalam mencari cara baru. Materi perkalian diperkenalkan kepada para siswa ketika mereka menginjak kelas II SD/MI. Perkalian dengan hasil bilangan dua angka merupakan kompetensi dasar yang baru bagi peserta didik kelas II SD/MI. Konsep perkalian ditanamkan sebagai penjumlahan berulang, sehingga kemampuan dasar berhitung perkalian dua bilangan 1-10 seharusnya sudah dikuasai oleh peserta didik kelas II pada semester 2, karena penguasaan materi perkalian ini merupakan bekal prasyarat untuk mempelajari materi berhitung selanjutnya. Di kelas ini, para siswa dituntut untuk segera menghafal perkalian dan pembagian, karena jika tidak segera hafal, anak akan merasa kesulitan jika telah menginjak materi Matematika di kelas berikutnya. Perkalian mungkin memang susah, tapi setidaknya seorang guru bahkan orang tua dapat membuatnya menjadi lebih menyenangkan. Salah satu hal yang bisa membuat anak-anak senang dengan Matematika adalah kebebasan mereka bereksperimen dengan Matematika tersebut. Saat ini telah berkembang macam-macam metode untuk berhitung. Pada intinya semua metode adalah baik, semua anak berhak untuk mempelajari teknik-teknik yang ada, sehingga mereka kaya akan suatu teknik.

51 Problematika seperti ini harus ditindak lanjuti agar pembelajaran Matematika tersebut berlangsung secara efektif. Guru harus bisa mengembangkan dan menyesuaikan metode dalam setiap materi pembelajaran Matematika. Variasi metode dalam pembelajaran tersebut diharapkan mampu meningkatkan minat dan hasil belajar siswa. C. Metode Pembelajaran Jarimatika 1. Pengertian Jarimatika Septi Peni Wulandari (2008: 2 ) Jarimatika adalah cara berhitung (operasi kalibagi- tambah-kurang) dengan menggunakan jari-jari tangan. Jarimatika adalah sebuah cara sederhana dan menyenangkan mengajarkan berhitung dasar kepada anakanak menurut kaidah. Sedangkan menurut Dwi Sunar Prasetyono, dkk (2009: 19) Jarimatika adalah suatu cara menghitung Matematika dengan menggunakan alat bantu jari. Dari kedua pengertian di atas dapat dirumuskan bahwa jarimatika adalah suatu cara berhitung (operasi kali-bagi-tambah-kurang) dengan menggunakan alat bantu jari-jari tangan. Menurut (Wulandari, 2009) 2. Langkah- langkah Metode Jarimatika Perkalian Dalam perkembangan konsep matematika dengan menggunakan jarimatika, alat bantu yang digunakan dalam penelitian ini adalah jari tangan yang dimiliki siswa dan peneliti. Dibawah ini merupakan langkah-langkah pembelajaran perkalian kelompok dasar (bilangan 6-10): 1. Siswa terlebih dahulu perlu memahami angka atau lambang bilangan. 2. Siswa mengenali konsep operasi perkalian. 3. Siswa sebelumnya diajak bergembira, bisa dengan bernyanyi.

52 4. Mengenal lambang-lambang yang digunakan di dalam jarimatika. Pengenalannya jarimatika seperti pada gambar di bawah ini: Gambar 2.1 Formasi Jarimatika Perkalian Siswa diajarkan cara-cara menghitung dengan jarimatika dengan ketentuan sebagai berikut: Rumus: (B1 + B2) + (A1 x A2) Keterangan: B1 = jari tangan kiri yang dibuka (puluhan) B2 = jari tangan kanan yang dibuka (puluhan) A1 = jari tangan kiri yang ditutup(satuan) A2 = jari tangan kanan yang ditutup (satuan) 6. Guru dan siswa melakukan operasi perkalian dengan mendemonstrasikan menggunakan jari tangan. Contoh: Gambar 2.2

53 Formasi Berhitung Perkalian 2. Tangan kanan (8) : kelingking, dan jari manis ditutup (dilipat). 3. Tangan kiri (7) : kelingking, jari manis, dan jari tengah ditutup (dilipat) x 8 dapat diselesaikan sebagai berikut. Jari yang ditutup bernilai satuan, dikalikan. Jari yang terbuka bernilai puluhan, dijumlahkan. 5. Formasi Jarimatikanya adalah sebagai berikut: 6. Gambar 3. Contoh Formasi Jari Berhitung dengan Jarimatika 7. 7 x 8 = (B1 + B2) + (A1 x A2) 8. = ( ) + (3 x 2) 9. = = 56

PENINGKATAN PRESTASI PEMBELAJARAN IPS POKOK BAHASAN PETA MELALUI STRATEGI CROSSWORD PUZZLE

PENINGKATAN PRESTASI PEMBELAJARAN IPS POKOK BAHASAN PETA MELALUI STRATEGI CROSSWORD PUZZLE PENINGKATAN PRESTASI PEMBELAJARAN IPS POKOK BAHASAN PETA MELALUI STRATEGI CROSSWORD PUZZLE PADA SISWA KELAS IV MI SUKOREJO 02 KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2012 (PTK KOLABORATIF) SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: TSALIS HIDAYATI NIM 11507020. Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

SKRIPSI. Oleh: TSALIS HIDAYATI NIM 11507020. Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA OPERASI HITUNG PERKALIAN DENGAN METODE BERMAIN KARTU PADA SISWA KELAS III MI DADAPAYAM II KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN JARIMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERKALIAN PADA SISWA KELAS III SD

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN JARIMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERKALIAN PADA SISWA KELAS III SD PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN JARIMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERKALIAN PADA SISWA KELAS III SD Novi Lailatul Hikmah 158620600192/Semester 6/Kelas A4/S-1 PGSD Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRESTASI PEMBELAJARAN IPS POKOK BAHASAN PETA MELALUI STRATEGI CROSSWORD PUZZLE

PENINGKATAN PRESTASI PEMBELAJARAN IPS POKOK BAHASAN PETA MELALUI STRATEGI CROSSWORD PUZZLE PENINGKATAN PRESTASI PEMBELAJARAN IPS POKOK BAHASAN PETA MELALUI STRATEGI CROSSWORD PUZZLE PADA SISWA KELAS IV MI SUKOREJO 02 KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2012 (PTK KOLABORATIF) SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI THINK TALK WRITE

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI THINK TALK WRITE UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) MATERI POKOK BILANGAN PADA PESERTA DIDIK KELAS IV MI NEGERI KARANG POH KEC. PULOSARI KAB. PEMALANG

Lebih terperinci

AHMAD MUZAMIL NIM A54B090016

AHMAD MUZAMIL NIM A54B090016 PENGGUNAAN METODE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA BAGI SISWA KELAS III SDN 2 BANDUNGAN JATINOM SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN IDE POKOK PARAGRAF DALAM PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI STRATEGI THE POWER OF TWO PADA SISWA KELAS IV

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN IDE POKOK PARAGRAF DALAM PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI STRATEGI THE POWER OF TWO PADA SISWA KELAS IV PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN IDE POKOK PARAGRAF DALAM PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI STRATEGI THE POWER OF TWO PADA SISWA KELAS IV DI MI IHYAUL ISLAM UJUNGPANGKAH GRESIK SKRIPSI Diajukan kepada

Lebih terperinci

JURUSAN PGMI FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI CIREBON 2012 M/1434 H

JURUSAN PGMI FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI CIREBON 2012 M/1434 H PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP ENERGI ALTERNATIF MELALUI MEDIA ALAT PERAGA SEDERHANA PADA MATA PELAJARAN SAINS BAGI SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYAH AL WASHLIYAH PERBUTULAN KECAMATAN SUMBER KABUPATEN CIREBON

Lebih terperinci

PENGARUH METODE ACTIVE LEARNING TERHADAP PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK PADA SISWA KELAS VIII SMP DAARUL QUR AN COLOMADU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PENGARUH METODE ACTIVE LEARNING TERHADAP PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK PADA SISWA KELAS VIII SMP DAARUL QUR AN COLOMADU TAHUN PELAJARAN 2011/2012 PENGARUH METODE ACTIVE LEARNING TERHADAP PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK PADA SISWA KELAS VIII SMP DAARUL QUR AN COLOMADU TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas dan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMANDIRIAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DI KELAS IV SN NEGERI 2 BANTARWUNI

PENINGKATAN KEMANDIRIAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DI KELAS IV SN NEGERI 2 BANTARWUNI i PENINGKATAN KEMANDIRIAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DI KELAS IV SN NEGERI 2 BANTARWUNI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: SITI KHUZAIMAH NIM. D UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

SKRIPSI. Oleh: SITI KHUZAIMAH NIM. D UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SKI MATERI PERISTIWA HIJRAH NABI MUHAMMAD SAW KE THAIF MELALUI METODE INSIDE OUTSIDE CIRCLE PADA SISWA KELAS IV MI AL-IKHLASH WONOKROMO SURABAYA SKRIPSI Oleh: SITI KHUZAIMAH NIM.

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH NI MATUR ROHMAH NIM

SKRIPSI OLEH NI MATUR ROHMAH NIM PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISWA KELAS VB DI MIN REJOTANGAN TULUNGAGUNG SKRIPSI OLEH NI MATUR ROHMAH NIM. 327113077

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu PGMI. Oleh : ANNA FIKHUSNINA NIM:

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu PGMI. Oleh : ANNA FIKHUSNINA NIM: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN OPERASI HITUNG CAMPURAN BILANGAN BULAT MELALUI METODE PROBLEM POSING DI KELAS 5 MI AN-NUR PENGGARON KIDUL PEDURUNGAN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM Tri Sari Wijayanti Guru IPA SMAN 7 Mataram E-mail:- ABSTRAK:

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENGUKURAN SATUAN WAKTU PANJANG DAN BERAT MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI KELAS IV SD N 03 SIKASUR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Diantaranya adalah masalah guru, siswa dan materi. Kegiatan proses belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Diantaranya adalah masalah guru, siswa dan materi. Kegiatan proses belajar mengajar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

Lebih terperinci

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru sekolah Dasar

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru sekolah Dasar PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN STRATEGI CRITICAL INCIDENT MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MATERI MENGARANG PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 JURUG KEC. MOJOSONGO KAB. BOYOLALI TAHUN 2011/2012

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. kelas (PTK) dengan sifat kolaboratif yakni dengan melibatkan beberapa pihak. 27

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. kelas (PTK) dengan sifat kolaboratif yakni dengan melibatkan beberapa pihak. 27 39 BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan sifat kolaboratif yakni dengan melibatkan beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita menjumpai suatu hal yang erat kaitannya dengan kegiatan berhitung. Bagi setiap orang dan tidak menutup kemungkinan

Lebih terperinci

SKRIPSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

SKRIPSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) MELALUI PERMAINAN ULAR TANGGA SEBAGAI ALTERNATIF MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI BEDIWETAN KECAMATAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu bidang pembangunan yang dapat perhatian serius dari pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. salah satu bidang pembangunan yang dapat perhatian serius dari pemerintah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu tujuan pembangunan nasional Indonesia, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Saat ini bidang pendidikan merupakan salah satu bidang

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN GUIDED INQUIRY SISWA KELAS VIIB SMP NEGERI 2 PURWOSARI SKRIPSI

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN GUIDED INQUIRY SISWA KELAS VIIB SMP NEGERI 2 PURWOSARI SKRIPSI UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN GUIDED INQUIRY SISWA KELAS VIIB SMP NEGERI 2 PURWOSARI SKRIPSI Oleh: Yuliana Retnaningsih 09144100067 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI 2

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI 2 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI 2 SENTING SAMBI BOYOLALI TAHUN 2012/2013 SKRIPSI Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Guru Pendidikan Sekolah Dasar Pada Universitas Kristen Satya Wacana. Oleh BUDI SANTOSO NIM.

SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Guru Pendidikan Sekolah Dasar Pada Universitas Kristen Satya Wacana. Oleh BUDI SANTOSO NIM. DISKUSI KELOMPOK SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG BAGI SISWA KELAS V SDN GRINGSING 01 KECAMATAN GRINGSING KABUPATEN BATANG SEMESTER II TAHUN 2011 / 2012

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS IV SD TERUMAN BANTUL SKRIPSI. Oleh Sartinem NPM

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS IV SD TERUMAN BANTUL SKRIPSI. Oleh Sartinem NPM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS IV SD TERUMAN BANTUL SKRIPSI Oleh Sartinem NPM 11266100002 PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Tri Lestari NIM

SKRIPSI. Oleh Tri Lestari NIM PENGGUNAAN METODE JARIMAGIC DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BERHITUNG PERKALIAN BILANGAN CACAH PADA KELAS III SD NEGERI TAJEM KECAMATAN DEPOK KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN JARIMATIKA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS 1 SD SKRIPSI

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN JARIMATIKA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS 1 SD SKRIPSI PENGARUH METODE PEMBELAJARAN JARIMATIKA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS 1 SD SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Prasyarat untuk Meraih Gelar Sarjana Program Strata Satu (SI) Jurusan Matematika

Lebih terperinci

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI THINK PAIR SHARE

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI THINK PAIR SHARE PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI THINK PAIR SHARE ( PTK Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VII G Semester 2 SMP Negeri 2 Colomadu Tahun Pelajaran 2012/2013 ) SKRIPSI

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI MADRASAH ALIYAH NEGERI SRONO BANYUWANGI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI

IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI MADRASAH ALIYAH NEGERI SRONO BANYUWANGI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI MADRASAH ALIYAH NEGERI SRONO BANYUWANGI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI Oleh: Ellys Wahyu Ningsih NIM. 084 121 004 INSTITUT AGAMA

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Diajukan Oleh : YUNI NIM.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Diajukan Oleh : YUNI NIM. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN REALISTIK BERBASIS MEDIA BERKONTEKS LOKAL SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VI SD NEGERI 01 JATISUKO KECAMATAN JATIPURO TAHUN AJARAN 2010/2011

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Kepada: Program Studi pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Ponorogo

SKRIPSI Diajukan Kepada: Program Studi pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Ponorogo PENERAPAN METODE TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR FIQIH PADA SISWA KELAS III MI MA ARIF MANGUNSUMAN 2 SIMAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Kepada: Program Studi pendidikan

Lebih terperinci

DENGAN MEDIA GAMBAR DI SDN TAMANAN 03 BONDOWOSO TAHUN PELAJARAN

DENGAN MEDIA GAMBAR DI SDN TAMANAN 03 BONDOWOSO TAHUN PELAJARAN PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV MATA PELAJARAN IPS POKOK BAHASAN KEGIATAN EKONOMI DALAM MEMANFAATKAN SUMBER DAYA ALAM MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL EXAMPLES NON EXAMPLES

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEHNIK NUMBERED HEADS TOGETHER

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEHNIK NUMBERED HEADS TOGETHER PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEHNIK NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS PADA PESERTA DIDIK KELAS III SDN PODOREJO SUMBERGEMPOL TULUNGAGUNG SKRIPSI

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PKn MELALUI METODE JIGSAW (STUDI TINDAKAN SISWA KELAS IV MI MIFTAHUL AKHLAQIYAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PKn MELALUI METODE JIGSAW (STUDI TINDAKAN SISWA KELAS IV MI MIFTAHUL AKHLAQIYAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013) PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PKn MELALUI METODE JIGSAW (STUDI TINDAKAN SISWA KELAS IV MI MIFTAHUL AKHLAQIYAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. yang dalam istilah Bahasa Inggris adalah Classroom Action Research (CAR),

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. yang dalam istilah Bahasa Inggris adalah Classroom Action Research (CAR), BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dalam istilah Bahasa Inggris adalah Classroom Action Research (CAR),

Lebih terperinci

Diajukan oleh: HANIFAH

Diajukan oleh: HANIFAH PENERAPAN PAPAN MAGNETIK DAN CD WARNA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT SISWA KELAS IV SDN KLECO I SURAKARTA Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN HASIL BELAJAR MELALUI METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN HASIL BELAJAR MELALUI METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN HASIL BELAJAR MELALUI METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING ( PTK Siswa Kelas VII D di SMP Negeri 2 Sawit, Boyolali 2012/2013 ) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

OLEH : KHOIRUN NIKMAH NIM

OLEH : KHOIRUN NIKMAH NIM IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF, DAN MENYENANGKAN (PAKEM) PADA PELAJARAN PAI KELAS VII DI SMPN 1 KANIGORO BLITAR TAHUN AJARAN 2015-2016 SKRIPSI OLEH : KHOIRUN NIKMAH NIM 2811123119

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Biologi

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Biologi PENERAPAN MEDIA VISUAL DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI POKOK PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA KELAS V SEMESTER I MI MIFTAHUL HUDA TEGALSAMBI TAHUNAN JEPARA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Program Studi Pendidikan Guru MI (PGMI)

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Program Studi Pendidikan Guru MI (PGMI) PENERAPAN PENDEKATAN PAIKEM DENGAN STRATEGI CARD SORT DALAM PEMBELAJARAN FIQIH POKOK MATERI ZAKAT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS IV MI AL HIKMAH POLAMAN KECAMATAN MIJEN KOTA SEMARANG

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN MELALUI METODE DEMONSTRASI. Mubarokah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN MELALUI METODE DEMONSTRASI. Mubarokah Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 4, Agustus 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN MELALUI METODE SD Negeri Kedungpatangewu, Kabupaten

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE INQUIRY DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PESERTA DIDIK KELAS IV MI DARUSSALAM WONODADI BLITAR SKRIPSI

PENERAPAN METODE INQUIRY DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PESERTA DIDIK KELAS IV MI DARUSSALAM WONODADI BLITAR SKRIPSI PENERAPAN METODE INQUIRY DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PESERTA DIDIK KELAS IV MI DARUSSALAM WONODADI BLITAR SKRIPSI OLEH ANGGA NURAUFA ZAMZAMI SAPUTRA NIM. 3217123077 JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh. Alex Yunianto NIM

SKRIPSI. Oleh. Alex Yunianto NIM PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KARAKTER SISWA PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X DI SMAN PLUS SUKOWONO JEMBER SKRIPSI Oleh Alex Yunianto NIM 060210103134

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXPERIENTAL LEARNING BERBASIS PENGEMBANGAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN IPA FISIKA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 BALUNG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXPERIENTAL LEARNING BERBASIS PENGEMBANGAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN IPA FISIKA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 BALUNG PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXPERIENTAL LEARNING BERBASIS PENGEMBANGAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN IPA FISIKA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 BALUNG SKRIPSI Oleh : Rully Agustina NIM. 070210192039 PROGRAM

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : FERIKA SARI NIM

SKRIPSI. Oleh : FERIKA SARI NIM PENERAPAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA SISWA KELAS III SD NEGERI 3 TAPANREJO BANYUWANGI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh : FERIKA SARI NIM 100210204028

Lebih terperinci

PENINGKATAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA DENGAN

PENINGKATAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENINGKATAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE JARIMATIKA PADA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 3 TANJUNGREJO KECAMATAN WIROSARI KABUPATEN GROBOGAN TAHUN AJARAN 2013/ 2014 Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA MATERI GERAK BENDA PELAJARAN IPA KELAS III MI ISLAMIYAH DINOYO LAMONGAN SKRIPSI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA MATERI GERAK BENDA PELAJARAN IPA KELAS III MI ISLAMIYAH DINOYO LAMONGAN SKRIPSI PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA MATERI GERAK BENDA PELAJARAN IPA KELAS III MI ISLAMIYAH DINOYO LAMONGAN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

Jeffry Gagah Satria Frigatanto

Jeffry Gagah Satria Frigatanto PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA KOMPETENSI DASAR SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI METODE DISCOVERY DI KELAS V SD NEGERI 03 BANTARBOLANG KECAMATAN BANTARBOLANG KABUPATEN PEMALANG TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE

PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PERSAMAAN KUADRAT SISWA KELAS X.3 SMA PGRI 1 PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 S K R I P S I

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI MASALAH SOSIAL DI LINGKUNGAN SEKITAR DENGAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI MASALAH SOSIAL DI LINGKUNGAN SEKITAR DENGAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI MASALAH SOSIAL DI LINGKUNGAN SEKITAR DENGAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION PADA SISWA KELAS IV SDN AJUNG 06 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI

Lebih terperinci

SKRIPSI FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

SKRIPSI FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG PENERAPAN METODE INQUIRY DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ALQURAN HADIS\\\\\\\\ PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMURREJO TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sekolah dasar

PROPOSAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sekolah dasar PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATERI IPA TENTANG PERUBAHAN WUJUD BENDA MELALUI METODE PENEMUAN TERBIMBING DI KELAS IV SD NEGERI 1 MANDURAGA PROPOSAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S 1 UMI SUSIANI NIM. A54A100086

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S 1 UMI SUSIANI NIM. A54A100086 PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PENYESUAIAN DIRI MAKHLUK HIDUP TERHADAP LINGKUNGANNYA BAGI SISWA KELAS V SEMESTER I SDN 02 KARANGBANGUN KECAMATAN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Wardah Rahmawati

SKRIPSI. Oleh: Wardah Rahmawati PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SPICS (STUDENT CENTERED, PROBLEM BASED, INTEREST, CONFIDENT AND SATISFACTION) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA (KELAS X D SMA NEGERI 2 TANGGUL JEMBER) SKRIPSI

Lebih terperinci

Oleh: KHOLIDAH NIM:

Oleh: KHOLIDAH NIM: EFEKTIVITAS PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF DALAM MATA PELAJARAN FISIKA MATERI POKOK GERAK PADA PESERTA DIDIK KELAS VII SEMESTER GENAP MTs

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Program Studi Pendidikan Matematika. Disusun Oleh : FAUZIYAH EKA PURNAMASARI

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Program Studi Pendidikan Matematika. Disusun Oleh : FAUZIYAH EKA PURNAMASARI PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN OPEN-ENDED BAGI SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP MUHAMMADIYAH 10 SURAKARTA TAHUN 2013/2014 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal yang telah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal yang telah dilakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal yang telah dilakukan oleh penulis di kelas XII-A SMK 45 Lembang, baik wawancara dengan guru maupun siswa, diketahui bahwa

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MATERI JENIS- JENIS SUMBER DAYA ALAM MELALUI MODEL LEARNING TOGETHER DENGAN MEDIA PUZZLE

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MATERI JENIS- JENIS SUMBER DAYA ALAM MELALUI MODEL LEARNING TOGETHER DENGAN MEDIA PUZZLE PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MATERI JENIS- JENIS SUMBER DAYA ALAM MELALUI MODEL LEARNING TOGETHER DENGAN MEDIA PUZZLE PADA SISWA KELAS IV SDN LANDANGAN 1 SITUBONDO TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Lebih terperinci

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh gelar S-1 di Program Studi Pendidikan Matematika

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh gelar S-1 di Program Studi Pendidikan Matematika PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII B MTs. MUHAMMADIYAH BANDAR PACITAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI FUNGSI TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS 35 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan sifat kolaboratif yakni dengan melibatkan

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING DENGAN PENDEKATAN TUTOR SEBAYA BERDASARKAN HASIL UASBN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA (PTK Pembelajaran Matematika Di Kelas VI SD Negeri

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Ida Rahmawati NIM

SKRIPSI. Oleh: Ida Rahmawati NIM PENERAPAN METODE ACCELERATED LEARNING PADA POKOK BAHASAN PROGRAM LINIER KELAS X JURUSAN AKUNTANSI SMK NEGERI 4 JEMBER SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: Ida Rahmawati NIM. 110210181007

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Wahyu Eko Permadi NIM

SKRIPSI. Oleh: Wahyu Eko Permadi NIM PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA RELISTIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR POKOK BAHASAN JARAK, WAKTU DAN KECEPATAN SISWA KELAS VB SDN TEGALGEDE 01 JEMBER SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA MATERI PEMISAHAN KIMIA MELALUI METODE PRAKTIKUM BERBASIS LABORATORIUM KELAS VII MTs HIDAYATUS SYUBBAN GENUK

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA MATERI PEMISAHAN KIMIA MELALUI METODE PRAKTIKUM BERBASIS LABORATORIUM KELAS VII MTs HIDAYATUS SYUBBAN GENUK UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA MATERI PEMISAHAN KIMIA MELALUI METODE PRAKTIKUM BERBASIS LABORATORIUM KELAS VII MTs HIDAYATUS SYUBBAN GENUK SKRIPSI Disusun guna memenuhi tugas dan melengkapi

Lebih terperinci

Skripsi Ini Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Gelar S1 Pada Jurusan Pendidikan Madrasah. Oleh: UTAMI ANGGUN PERTIWI

Skripsi Ini Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Gelar S1 Pada Jurusan Pendidikan Madrasah. Oleh: UTAMI ANGGUN PERTIWI 1 PENERAPAN COLLABORATIVE LEARNING MELALUI PERMAINAN MENCARI GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA KELAS V DI SDN TABANGGELE KECAMATAN ANGGALOMOARE KABUPATEN KONAWE Skripsi Ini Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana S.1 Dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Guru Kelas MI.

SKRIPSI. Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana S.1 Dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Guru Kelas MI. UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MATEMATIKA TEMA KEGEMARANKU DENGAN METODE MEGASKILL PADA SISWA KELAS I MI SUKOLILAN KECAMATAN PATEBON KABUPATEN KENDAL TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Sebagai

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN METODE ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS IV SDN KAYEN 01 PATI TAHUN 2013

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN METODE ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS IV SDN KAYEN 01 PATI TAHUN 2013 PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN METODE ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS IV SDN KAYEN 01 PATI TAHUN 2013 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: MUHAMMAD QOYUM NIM

SKRIPSI. Oleh: MUHAMMAD QOYUM NIM 5 PENERAPAN METODE EXAMPLE NON EXAMPLE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III DALAM PEMBELAJARAN IPS TEMA LINGKUNGAN DI SDN ROWOTENGAH 04 TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh:

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE DEMONSTRASI DENGAN PEMANFAATAN MEDIA KELAS IV SD NEGERI NGEPUNGROJO

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Dalam Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Dalam Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) PENGGUNAAN MEDIA BONEKA TANGAN (HAND PUPPET) DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK DONGENG PADA SISWA KELAS II MI TARBIYATUL HASANAH DI DES BRINGIN BATEALIT JEPARA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar UPAYA MENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION MELALUI FIELD TRIP DI KELAS IV SD

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh. Miswatun Khasanah Nim :

SKRIPSI. Oleh. Miswatun Khasanah Nim : PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL LEARNING TOGETHER (LT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA (PADA MATA PELAJARAN IPS MATERI KEGIATAN EKONOMI) SISWA KELAS IV SDN PAKUNIRAN 02 PROBOLINGGO

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam. UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) PADA PEMBELAJARAN PAI MATERI POKOK PUASA WAJIB KELAS V SEMESTER GENAP DI SD NURUL

Lebih terperinci

Tahun Ajaran 2013/2014. Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh gelar S-1 di Program Studi Pendidikan Matematika SKRIPSI OLEH:

Tahun Ajaran 2013/2014. Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh gelar S-1 di Program Studi Pendidikan Matematika SKRIPSI OLEH: Penerapan Metode Pembelajaran Inquiry Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa dan Pemahaman Konsep Matematika Kelas VII MTs Muhammadiyah 2 Jenangan Tahun Ajaran 2013/2014 Diajukan sebagai

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS POKOK BAHASAN PETA LINGKUNGAN SETEMPAT DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS POKOK BAHASAN PETA LINGKUNGAN SETEMPAT DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS POKOK BAHASAN PETA LINGKUNGAN SETEMPAT DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK TWO STAY TWO STRAY (TSTS) PADA SISWA KELAS IVB SDN MANGLI 01 JEMBER TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE QUANTUM LEARNING TEKNIK PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X IPS 5 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA

PENERAPAN METODE QUANTUM LEARNING TEKNIK PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X IPS 5 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA PENERAPAN METODE QUANTUM LEARNING TEKNIK PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X IPS 5 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 JURNAL Oleh : MARYUNINGSIH K8411045

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek yang selalu dan harus ada dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek yang selalu dan harus ada dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek yang selalu dan harus ada dalam kehidupan manusia. Tanpa adanya pendidikan, kehidupan manusia tentu akan mengarah kepada kehidupan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S1 Program Studi Pendidikan Biologi.

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S1 Program Studi Pendidikan Biologi. PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN READING GUIDE DENGAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP MATERI ORGANISASI KEHIDUPAN SISWA KELAS VII A SEMESTER II SMP NEGERI 3 KARTASURA TAHUN AJARAN 2011/2012

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK A. Analisis Aspek-Aspek yang Diteliti Antara Pembelajaran Tutor Sebaya dan Pembelajaran

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MENULIS PERMULAAN MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN SISWA SDN 1 LAU DAWE KUDUS TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MENULIS PERMULAAN MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN SISWA SDN 1 LAU DAWE KUDUS TAHUN PELAJARAN 2011/2012 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MENULIS PERMULAAN MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN SISWA SDN 1 LAU DAWE KUDUS TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Oleh VERA ADI PRASETYANA NIM 200831207 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN

Lebih terperinci

Oleh: Yuniwati SDN 2 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

Oleh: Yuniwati SDN 2 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek 218 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 2, AGUSTUS 2016 MENINGKATKAN KETUNTASAN BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI POKOK BILANGAN PECAHAN MELALUI PERMAINAN KARTU BERWARNA PADA SISWA

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN PEMANFAATAN MEDIA KARTU KUIS WHO AM I PADA PEMBELAJARAN PKn SISWA KELAS IV SD NEGERI 03 NGADIREJO KECAMATAN MOJOGEDANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN ALAT PERAGA BATANG NAPIER. Nur Waqi ah

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN ALAT PERAGA BATANG NAPIER. Nur Waqi ah UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN ALAT PERAGA BATANG NAPIER Nur Waqi ah Guru SDN Tampungrejo Kec. Puri Kab. Mojokerto Email: nurwaqiah1961@gmail.com Abstrak : Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE MENYANYI DALAM RANGKA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BAGI SISWA KELAS I SD TA'MIRUL ISLAM SURAKARTA

PENGGUNAAN METODE MENYANYI DALAM RANGKA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BAGI SISWA KELAS I SD TA'MIRUL ISLAM SURAKARTA PENGGUNAAN METODE MENYANYI DALAM RANGKA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BAGI SISWA KELAS I SD TA'MIRUL ISLAM SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas Dan Syarat-Syarat

Lebih terperinci

Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai

Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai Margareta Ni Made Ardani Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

Skripsi. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S-1) dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

Skripsi. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S-1) dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN FIQIH POKOK MATERI MAKANAN DAN MINUMAN MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA KELAS VIIIA MTs ASY-SYARIFIYAH

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMANDIRIAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN METAKOGNITIF BERBASIS TUTOR SEBAYA

PENINGKATAN KEMANDIRIAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN METAKOGNITIF BERBASIS TUTOR SEBAYA PENINGKATAN KEMANDIRIAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN METAKOGNITIF BERBASIS TUTOR SEBAYA (PTK Bagi Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 1 Polanharjo Tahun 2012/2013) SKRIPSI

Lebih terperinci

Oleh Ratna Juwita Fibriyanti NIM

Oleh Ratna Juwita Fibriyanti NIM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR FISIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KREATIF DAN PRODUKTIF DISERTAI PRESENTASI TUGAS PADA SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 12 JEMBER SKRIPSI Diajukan guna melengkapi

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG PERUBAHAN WUJUD BENDA MELALUI METODE INKUIRI BAGI SISWA KELAS IV SDN I NGEMPLAK TAHUN 2013/2014

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG PERUBAHAN WUJUD BENDA MELALUI METODE INKUIRI BAGI SISWA KELAS IV SDN I NGEMPLAK TAHUN 2013/2014 PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG PERUBAHAN WUJUD BENDA MELALUI METODE INKUIRI BAGI SISWA KELAS IV SDN I NGEMPLAK TAHUN 2013/2014 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI GAMOL SKRIPSI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI GAMOL SKRIPSI PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI GAMOL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Islam

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Islam PENERAPAN METODE GALLERY WALK DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR FIQIH MATERI KETENTUAN IBADAH HAJI PADA SISWA KELAS V MI NURUL HUDA GEBUGAN KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENNGUNAKAN METODE SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS IV SD MUHAMMADIYAH 10 TIPES KECAMATAN SERENGAN KOTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

( PTK Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VI SD Negeri Joho 02 Sukoharjo ) SKRIPSI

( PTK Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VI SD Negeri Joho 02 Sukoharjo ) SKRIPSI UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF MELALUI PENDEKATAN TUTOR SEBAYA ( Tinjauan Terhadap Hasil UASBN di Sukoharjo Tahun 2008/2009 ) ( PTK Pembelajaran Matematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah. menggunakan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah. menggunakan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah karena tidak hanya sekedar menyerap informasi yang disampaikan oleh guru, tetapi melibatkan berbagai

Lebih terperinci

(PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII C Semester Genap SMP Penda Tawangmangu Tahun 2012/2013)

(PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII C Semester Genap SMP Penda Tawangmangu Tahun 2012/2013) PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA POKOK BAHASAN SEGI EMPAT (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII C Semester

Lebih terperinci

SKRIPSI YENI NOVITASARI NIM :

SKRIPSI YENI NOVITASARI NIM : PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPA POKOK BAHASAN SIFAT-SIFAT CAHAYA SISWA KELAS V MIN REJOTANGAN TULUNGAGUNG SKRIPSI Diajukan Kepada Sekolah Tinggi Agama Islam

Lebih terperinci

SRI LESTARI A.54A100089

SRI LESTARI A.54A100089 PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KOMPETENSI DASAR MENGHITUNG VOLUME KUBUS DAN BALOK MELALUI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA SISWA KELAS V SDN 01 SEDAYU KECAMATAN JUMANTONO KABUPATEN KARANGANYAR

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN BELAJAR SISWA MELALUI METODE JIGSAW PADA PEMBELAJARAN

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN BELAJAR SISWA MELALUI METODE JIGSAW PADA PEMBELAJARAN UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN BELAJAR SISWA MELALUI METODE JIGSAW PADA PEMBELAJARAN PPKn MATERI ARTI SUMPAH PEMUDA KELAS III SEMESTER I di MI RAUDLATUL WILDAN WEDUNG DEMAK TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Secara umum, semua aktivitas

Lebih terperinci