BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk sebagai salah satu wilayah yang berada di daerah
|
|
- Sonny Budiono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Indonesia termasuk sebagai salah satu wilayah yang berada di daerah ekuatorial yang memiliki jumlah kejadian petir yang cukup tinggi dengan jumlah hari petir mencapai 100 sampai 200 hari setiap tahunnya (Zoro, 2014). Dibandingkan dengan wilayah ekuator lain di dunia seperti di Afrika dan di Amerika, Indonesia merupakan daerah dengan pertumbuhan awan konvektif yang paling tinggi. Tingginya jumlah petir di Indonesia disebabkan oleh aktifnya pertumbuhan awan-awan konvektif disebagian besar wilayah Indonesia (Tjasyono, 2004; Fitriani, 2004). Menurut Syakur dan Sukmadi (2000) jumlah kejadian petir di Indonesia relatif lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara lain di benua Eropa dan Amerika. Petir merupakan fenomena alam yang cukup ditakuti oleh manusia karena sering mengakibatkan dampak buruk bagi kehidupan, misalnya kecelakaan pada pesawat terbang, pohon tumbang, rusaknya bangunan dan alat-alat elektronik, dan dapat mengakibatkan luka bakar hingga kematian kepada manusia maupun hewan. Petir dapat menyambar setiap objek yang ada di muka bumi baik secara langsung maupun tidak langsung. Sambaran petir langsung adalah yang sambaran yang langsung mengenai objek, sedangkan sambaran tidak langsung adalah sambaran efek dari sambaran langsung yang dapat menyebar melalui radiasi, konduksi atau induksi 1
2 gelombang elektromagnetik petir (Zoro, 2009). Sambaran petir tidak langsung memberikan efek kerusakan yang tinggi karena dapat menyebar mencapai jarak 2 km dari sumber petir sehingga dapat mengganggu jarigan listrik dan merusak alat-alat elektronik (Sulistyanto, 2002). Petir terlebih dahulu akan menyambar objek yang terdekat, sehingga objek yang terdekat dengan awan memiliki potensi terbesar untuk tersambar petir (Zoro, 1999). Subardjo (2005) menyatakan bahwa tingginya jumlah petir di suatu wilayah menyebabkan tinggi pula resiko terjadinya bencana di wilayah tersebut. Kejadian petir merupakan fenomena cuaca yang sangat penting untuk selalu diamati waktu dan posisi kejadiannya terutama di wilayah bandara, karena petir secara langsung maupun tidak langsung dapat menyebabkan kecelakaan pada pesawat. Kejadian petir ditandai dengan adanya pertumbuhan awan Cumulonimbus (Cb) yang sering disertai dengan kondisi cuaca ekstrim lainnya seperti hujan lebat, angin puting beliung, wind gust (angin kencang secara tiba-tiba), down burst (sentakan udara dingin ke bumi), dan kondisi ekstrim lainnya yang sangat berbahaya khususnya bagi pesawat yang akan mendarat (landing) dan lepas landas (take off). Pengamatan petir secara langsung telah dilakukan menggunakan dua metode, yaitu : 1) Pengamatan petir secara visual, yaitu pengamatan yang dilakukan seorang pengamat cuaca di stasiun meteorologi yang mencatat dan melaporkan kejadian petir dari suara petir terdengar, dan 2) Pengamatan dengan menggunakan alat dengan sistem Lightning Detector (LD), yang merekam kejadian petir secara otomatis. Pemanfaatan radar cuaca dan citra satelit 2
3 secara maksimal menjadi alternatif terbaik untuk meningkatkan kualitas akurasi data kejadian petir sehingga meningkatkan pelayanan informasi cuaca khusunya bagi penerbangan. Pesawat merupakan salah satu alat transportasi yang semakin diminati oleh masyarakat di Indonesia, selain membutuhkan waktu yang lebih singkat untuk sampai ke tujuan, biaya yang keluarkan juga relatif murah dan hampir sama dengan sarana tranportasi umum lainnya. Hal ini menyebabkan bandara-bandara yang ada di Indonesia semakin lama semakin sibuk, bahkan Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng masuk dalam daftar bandara yang tersibuk di dunia. Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng merupakan bandara yang paling sibuk di Indonesia dengan jumlah diikuti oleh bandara Juanda Surabaya yang berada pada peringkat kedua, dalam melayani penumpang yang datang maupun yang akan pergi baik dari dalam negri maupun luar negri. Farhan (2015) menulis dari informasi pada situs ACI (Airports Council International) bahwa pada tahun 2014 dari 20 bandara terpadat di dunia, bandara Soekarno-Hatta Cengkareng menempati peringkat 12 bandara tersibuk di dunia dengan jumlah penumpang tercatat sebanyak 57,2 juta penumpang atau turun satu peringkat dari tahun ACI merupakan suatu organisasi dunia yang meneliti tentang perkembangan dan traffic bandara internasional di seluruh dunia. Sejak tahun 1991 ACI selalu mengeluarkan daftar bandara tersibuk yang kemudian menjadi bahan kajian ICAO (Civil Aviation Organization) atau asosiasi penerbangan dunia internasional atau kementrian transportasi di tiap negara. 3
4 Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng terletak di kota Tangerang propinsi Banten yang sebelah utara wilayahnya berada cukup dekat dengan pantai utara Jawa dan sebelah selatan banyak terdapat deretan perbukitan dari wilayah Pandeglang memanjang ke arah timur hingga wilayah Bogor. Kondisi geografis ini menyebabkan terjadinya interaksi sirkulasi lokal yaitu angin darat-laut berkombinasi dengan sirkulasi angin lembah-gunung sehingga di wilayah Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng dapat terjadi pertumbuhan awan Cb yang dapat menimbulkan petir dan kondisi cuaca ekstrim lainnya yang cukup berbahaya bagi keselamatan penerbangan (Soeharsono, 2015). Data citra satelit MTSAT telah banyak digunakan sebagai alat untuk menghasilkan data cuaca seperti klasifikasi jenis awan, suhu puncak awan, estimasi hujan, dan lainnya. Septiadi (2015) telah memanfaatkan data kanal infrared (IR) dari citra satelit MTSAT untuk menganilisis kejadian hilangnya pesawat Airasia dan menyimpulkan bahwa di area jatuhnya terdapat pertumbuhan awan Cb yang berpotensi menghasilkan sambaran petir dan kondisi cuaca ekstrim lainnya. Kanal IR pada citra MTSAT juga digunakan menampilkan citra awan konvektif yang di interpretasi dari tingkat kecerahan suhu puncak awan (SPA). Molinie dan Jacobson (2003) menganalisis data SPA dan data petir CG di benua Amerika dan menemukan bahwa terjadinya petir dan kepadatan jumlah nya memiliki hubungan yang kuat terhadap SPA, sehingga semakin rendah data SPA maka potensi terjadinya petir dan jumlahnya pun akan cenderung semakin tinggi. 4
5 Penelitian ini bertujuan melakukan pengolahan citra MTSAT kanal IR1 untuk menghasilkan nilai SPA pada saat terjadi petir di wilayah bandara Soekarno-Hatta Cengkareng, kemudian dianalisis sehingga menghasilkan threshold SPA yang digunakan sebagai parameter untuk estimasi petir Perumusan Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang berada wilayah equator yang memiliki jumlah petir yang cukup tinggi. Pengamatan petir di Indonesia telah lama dilakukan baik secara konvensional (visual) maupun menggunakan alat otomatis seperti Lightning Detector (LD). Dari kedua metode pengamatan petir yang telah dilakukan selama ini masih terdapat keterbatasan, diantaranya karena wilayah Indonesia yang luas dan mahalnya peralatan untuk pengamatan cuaca di darat, sehingga masih banyak wilayah di Indonesia yang belum dapat dilakukan pengamatan cuaca dan pelayanan informasi cuaca secara lengkap (Swarinoto, 2009), hal ini mengakibatkan tidak semua wilayah indonesia dapat dilakukan pengamatan petir sehingga tidak diketahui informasi kejadian petir pada wilayah tersebut. Untuk itu perlu ada suatu metode pengamatan petir yang murah dan dapat memberikan informasi terjadinya petir secara menyeluruh untuk semua wilayah Indonesia, sehingga dapat menyempurnakan metode pengamatan petir yang sudah ada. Citra MTSAT adalah salah satu citra satelit yang banyak dimanfaatkan oleh peneliti dan instansi pemerintah sebagai data input untuk menganalisis dan 5
6 mengestimasi kondisi cuaca. Di Indonesia telah dilakukan beberapa penelitian yang memanfaatkan citra MTSAT, misalnya yang dilakukan oleh Swarinoto dan Husain (2012), Avia dan Haryanto (2013) yang memanfaatkan citra MTSAT untuk mengestimasi curah hujan, yang dilakukan oleh Surendra (2015) untuk memanfaatkan citra MTSAT untuk estimasi radiasi matahari dan yang dilakukan oleh lainnya, namun dalam pemanfaatan citra MTSAT untuk menghasilkan estimasi petir masih belum dilakukan, sehingga belum diketahui seberapa baik kemampuan citra MTSAT untuk estimasi kejadian petir. 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penilitian ini adalah : 1. Melakukan pengolahan citra satelit MTSAT kanal inframerah (IR) untuk mendapatkan nilai threshold SPA terjadinya petir di wilayah bandara Soekarno-Hatta Cengkareng yang digunakan untuk mengestimasi petir di wilayah bandara Juanda Surabaya. 2. Membandingkan seberapa kuat hubungan nilai SPA terhadap data kejadian petir dari pengamatan visual dan menggunakan alat Lightning Detector (LD). 3. Menentukan nilai threshold SPA untuk estimasi petir dan mengevaluasi hasil estimasi petir. 6
7 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah : 1. Dapat digunakan oleh prakirawan cuaca sebagai bahan analisis dalam menentukan adanya kejadian petir menggunakan citra MTSAT. 2. Secara akademis, khususnya dalam bidang penginderaan jauh atmosfer, diharapkan dapat memberikan gambaran tentang bagaimana kemampuan citra satelit MTSAT dalam mengestimasi kondisi cuaca khususnya kejadian petir pada wilayah tertentu, melalui kajian awan. 3. Studi ini dapat digunakan sebagai data pembanding untuk verifikasi data pengamatan petir menggunakan LD Keaslian Penelitian Berdasarkan hasil penelusuran pustaka yang telah dilakukan, penulis belum menemukan penelitian yang sama dengan penelitian ini terkait dengan penelitian tentang pengolahan citra satelit MTSAT untuk estimasi terjadinya petir, namun ada beberapa penelitian yang memiliki unsur yang sejalan pada beberapa bagian dalam penyusunan penelitian ini, misalnya dalam pemanfaatkan data citra satelit geostasioner untuk mengetahui data SPA pada saat terjadi petir dan dalam mengestimasi petir dengan memanfaatkan metode dan unsur cuaca lain. 7
8 Adapun penelitian yang memiliki unsur yang sejalan adalah sebagai berikut : 1. Molinie dan Jacobson 2003 menganalisis data SPA dari citra satelit GOES-8 dan data petir CG dari bulan Mei hingga Oktober 1999 di benua Amerika dengan metode statistik. Dari penelitian yang dilakukan diketahui bahwa diketahui bahwa terjadinya petir dan kepadatan jumlah nya memiliki hubungan yang kuat terhadap SPA. Semakin rendah data SPA maka potensi terjadinya petir dan jumlah nya akan cenderung semakin tinggi 2. Bothwell (2002) dalam disertasinya melakukan prediksi petir CG di Amerika Serikat bagian Barat dengan menggunakan data dari model numerik RUC2 dan data klimatologi petir. Penelitian dilakukan dengan metode Regresi Logistik sehingga menghasilkan prakiraan petir untuk tiga jam. 3. Harjana (2007) dalam disertasinya melakukan estimasi hujan curah hujan di wilayah Indonesia dengan memanfaatkan data GMS IR dan menentukan data threshod SPA sebesar 220 o K untuk terjadinya hujan. Kemudian melakukan pengklasifikasian awan ada hujan dan awan tidak ada hujan dengan menggunakan metode stastistik Critical Succes Index (CSI), False Alarm Rate (FAR), probability of detection (POD) dan Hit Rate (HR) dan menghasilkan koefisien korelasi sebesar 0,62 dan root mean square error sebesar 11,8 4. Avia dan Haryanto (2013) menentukan variasi suhu threshold awan hujan secara spasial untuk Indonesia berdasarkan data satelit Multi-functional Transport Satellite-1Replacement (MTSAT-1R) dan Tropical Rainfall 8
9 Measuring Mission (TRMM). Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 728 set data satelit MTSAT-1R dan satelit TRMM yang merupakan data grid dengan resolusi temporal 3 jam-an dari bulan Desember 2007 sampai Februari Hasil analisis menunjukkan bahwa pada umumnya suhu threshold awan hujan di wilayah Indonesia bervariasi sekitar nilai 216K sampai 256K berdasarkan metode Perfect Correct (PC) yang bervariasi pada rentang nilai 0,8 sampai 0,9. 5. Fitriani (2012) Melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan antara aktivitas petir CG (Cloud-to-Ground) dengan awan konvektif di wilayah Jawa Barat. Penelitian dilakukan dengan menggunakan data citra satelit MTSAT kanal IR untuk menganalisis potensi awan konvektif yang kemudian di validasi menggunakan data observasi petir. Berdasarkan penelitian terdahulu, dalam menentukan hubungan antara kejadian petir terhadap data SPA, penelitian ini mengacu kepada penelitian yang telah dilakukan oleh Molinie dan Jacobson (2003) yang menganalisis data SPA dari citra satelit GOES-8 dan data petir CG dari bulan Mei hingga Oktober 1999 di benua Amerika. Dalam menggunakan metode estimasi dan evaluasi, penelitian ini mengacu kepada metode yang telah dilakukan oleh Harjana (2007), Avia dan Haryanto (2013) yang memanfaatkan data citra satelit MTSAT untuk mengestimasi hujan dengan menggunakan nilai threshold SPA dari citra TRMM dan mengevaluasi hasil estimasi dengan menggunakan metode statistik Critical Succes Index (CSI), False Alarm Rate 9
10 (FAR) dan Hit Rate (HR). Secara garis besar isi dari masing-masing penelitian terdahulu menunjukkan adanya persamaan dalam pemanfaatan data dan metode pengolahan namun secara khusus belum ada yang menganalisis tentang bagaimana hubungan SPA dan petir yang memanfaatan citra satelit MTSAT kanal IR dan data petir observasi dan data petir CG dari alat LD. 10
11 Tabe 1.1 Penelitian Terdahulu Peneliti, tahun Lokasi Metode/Pendekatan Bahan yang digunakan Hasil Molinie Jacobson 2003 dan Benua Amerika Metode Statistik Data SPA dari citra satelit GOES-8 dan data petir CG dari bulan Mei hingga Oktober 1999 Prediksi Lokasi terjadi petir Bothwell, 2002 Amerika Serikat Metode Regresi Logistik Menggunakan data dari model numerik Prakiraan petir untuk tiga jam bagian Barat RUC2 dan data klimatologi petir Harjana, 2007 Indonesia Statistik CSI, FAR dan HR GMS IR dan data hujan observasi Estimasi Hujan Avia dan Haryanto, 2013 Wilayah Indonesia Statistik CSI, FAR dan PC Data citra sateelit MTSAT dan TRMM Estimasi Hujan Fitriani, 2012 Jawa Barat Membandingkan dan menganalisa data dengan metode timesries dan spasial data citra satelit MTSAT kanal IR dan data observasi petir CG Grafik perbandingan antara aktivitas petir CG dengan indeks konvektif Mandoza, 2015 Wilayah bandara Metode Korelasi dan Statistik Data satelit MTSAT dan data Petir dari - Grafik hubungan antara (Penulis) Soekarno-Hatta CSI, FAR, POD dan PC. pengamatan observasi meteorology dan jumlah petir terhadap SPA Cengkareng dan data petir CG dari LD. - Estimasi Petir bandara Juanda Surabaya. 11
12 12
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kepulauan Indonesia yang berada di daerah khatulistiwa menyebabkan Indonesia memiliki iklim tropis dengan tingkat pemanasan dan kelembaban tinggi. Hal tersebut mengakibatkan
Lebih terperinciPENGGUNAAN DATA SATELIT MTSAT-IR DAN TRMM UNTUK MENENTUKAN SUHU THRESHOLD
Proseding Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya Sabtu, 19 November 2016 Bale Sawala Kampus Universitas Padjadjaran, Jatinangor PENGGUNAAN DATA SATELIT MTSAT-IR DAN TRMM UNTUK MENENTUKAN SUHU THRESHOLD
Lebih terperinciFakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian
Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Program Studi Meteorologi PENERBITAN ONLINE AWAL Paper ini adalah PDF yang diserahkan oleh penulis kepada Program Studi Meteologi sebagai salah satu syarat kelulusan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN II TINJAUAN PUSTAKA
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Curah hujan merupakan unsur meteorologi yang mempunyai variasi tinggi dalam skala ruang dan waktu sehingga paling sulit untuk diprediksi. Akan tetapi, informasi curah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. bagi kehidupan manusia. Disamping itu hutan juga memiliki fungsi hidrologi sebagai
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hutan merupakan aset kekayaan yang bukan saja penting bagi bangsa Indonesia, namun juga bagi sebagian penduduk dunia. Keragaman hayati yang tinggi terdapat pada hutan
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1. Latar belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Curah hujan merupakan salah satu parameter atmosfer yang sulit untuk diprediksi karena mempunyai keragaman tinggi baik secara ruang maupun waktu. Demikian halnya dengan
Lebih terperinciAnalisis Hujan Lebat pada tanggal 7 Mei 2016 di Pekanbaru
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI PEKANBARU Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru Riau, Kode Pos 28284 Telepon. (0761)73701 674791 Fax. (0761)73701 email: bmkgpku@yahoo.com
Lebih terperinci2 BAB II TEORI DASAR
2 BAB II TEORI DASAR 2.1 Awan Konvektif Di wilayah tropis, sebagian besar hujan umumnya dihasilkan oleh awan-awan cumulus. Awan jenis ini tumbuh karena terjadi karena adanya konveksi, yaitu naiknya udara
Lebih terperinciKAJIAN METEOROLOGI TERKAIT HUJAN LEBAT MENGGUNAKAN SATELIT TRMM, SATELIT MT-SAT DAN DATA REANALISIS (Studi Kasus Banjir di Tanjungpandan)
KAJIAN METEOROLOGI TERKAIT HUJAN LEBAT MENGGUNAKAN SATELIT TRMM, SATELIT MT-SAT DAN DATA REANALISIS (Studi Kasus Banjir di Tanjungpandan) Qoriana Maulani 1, Jakarta 2 Badan Meteorologi Klimatologi dan
Lebih terperinciANALISA CUACA TERKAIT KEJADIAN HUJAN EKSTREM SURABAYA DI SURABAYA TANGGAL 24 NOVEMBER 2017
B M K G BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KLAS I JUANDA SURABAYA Alamat : Bandar Udara Juanda Surabaya, Telp. 031 8668989, Fax. 031 8675342, 8673119 E-mail : meteojud@gmail.com,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cuaca merupakan faktor yang sangat penting untuk diamati karena parameternya berlangsung dinamis secara terus menerus.selain itu juga cuaca merupakan faktor lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Curah hujan merupakan unsur meteorologi yang mempunyai variasi tinggi dalam skala ruang dan waktu sehingga paling sulit untuk diprediksi. Akan tetapi, informasi curah
Lebih terperinciABSTRACT ABSTRAK 1 PENDAHULUAN
Jurnal Sains Dirgantara Vol. 10 No. 2 Juni 2013 :82--89 PENENTUAN SUHU THRESHOLD AWAN HUJAN DI WILAYAH INDONESIA BERDASARKAN DATA SATELIT MTSAT DAN TRMM [DETERMINATION OF THRESHOLD TEMPERATURE OF RAIN
Lebih terperinciBAB I MAKSUD, TUJUAN DAN RUANG LINGKUP
2. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengamatan dan Pengelolaan Data Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 139, Tambahan
Lebih terperinciANALISA KEJADIAN HUJAN EKSTRIM DI MUSIM KEMARAU DI WILAYAH SIDOARJO DAN SEKITARNYA.
ANALISA KEJADIAN HUJAN EKSTRIM DI MUSIM KEMARAU DI WILAYAH SIDOARJO DAN SEKITARNYA. Sebagian besar Wilayah Jawa Timur sudah mulai memasuki musim kemarau pada bulan Mei 2014. Termasuk wilayah Sidoarjo dan
Lebih terperinciANALISIS KONDISI CUACA SAAT TERJADI HUJAN LEBAT DAN ANGIN KENCANG DI ALUN-ALUN KOTA BANJARNEGARA (Studi Kasus Tanggal 08 Nopember 2017)
ANALISIS KONDISI CUACA SAAT TERJADI HUJAN LEBAT DAN ANGIN KENCANG DI ALUN-ALUN KOTA BANJARNEGARA (Studi Kasus Tanggal 08 Nopember 2017) Adi Saputra 1, Fahrizal 2 Stasiun Meteorologi Klas I Radin Inten
Lebih terperinciSeminar Nasional Penginderaan Jauh ke-4 Tahun Miranti Indri Hastuti *), Annisa Nazmi Azzahra
Pemanfaatan Data Satelit Himawari-8 untuk dengan Metode Autoestimator di Kalianget, Madura Utilization of Himawari-8 Satellite Data for Rainfall Estimation with Autoestimator Method in Kalianget, Madura
Lebih terperinciBADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG
B M K G BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG Telp: (021) 7353018 / Fax: 7355262 Website : http://www.staklimpondoketung.net Jln. Raya Kodam Bintaro No.
Lebih terperinciKATA PENGANTAR TANGERANG SELATAN, MARET 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG. Ir. BUDI ROESPANDI NIP
PROPINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan YME atas berkat dan rahmat Nya kami dapat menyusun laporan dan laporan Prakiraan Musim Kemarau 2016 di wilayah Propinsi Banten
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN ESTIMASI CURAH HUJAN DENGAN DATA SATELIT DAN RADAR INTEGRASI DI BALIKPAPAN
ANALISIS PERBANDINGAN ESTIMASI CURAH HUJAN DENGAN DATA SATELIT DAN RADAR INTEGRASI DI BALIKPAPAN Raa ina Farah Nur Annisa 1,2 Ana Oktavia Setiowati 2 Iddam Hairuly Umam 2 1, Jakarta 2 Badan Meteorologi
Lebih terperinciPENENTUAN NILAI AMBANG BATAS AWAN KONVEKTIF PADA PRODUK SWWI MENGGUNAKAN DATA RADAR CUACA DI WILAYAH JAKARTA DAN SEKITARNYA
PENENTUAN NILAI AMBANG BATAS AWAN KONVEKTIF PADA PRODUK SWWI MENGGUNAKAN DATA RADAR CUACA DI WILAYAH JAKARTA DAN SEKITARNYA Hasmororini Sulistami 1, Eko Wardoyo 2 1, Jakarta 2 Badan Meteorologi Klimatologi
Lebih terperinciMengenal Lebih Dekat Informasi Cuaca Penerbangan
Mengenal Lebih Dekat Informasi Cuaca Penerbangan Oleh: Tuwamin Mulyono Kecelakaan pesawat Air Asia dengan nomor penerbangan QZ 8501 telah menyedot sebagian besar perhatian kita oleh pemberitaan tentang
Lebih terperinciANALISIS UNSUR CUACA BULAN JANUARI 2018 DI STASIUN METEOROLOGI KLAS I SULTAN AJI MUHAMMAD SULAIMAN SEPINGGAN BALIKPAPAN
ANALISIS UNSUR CUACA BULAN JANUARI 2018 DI STASIUN METEOROLOGI KLAS I SULTAN AJI MUHAMMAD SULAIMAN SEPINGGAN BALIKPAPAN Oleh Nur Fitriyani, S.Tr Iwan Munandar S.Tr Stasiun Meteorologi Klas I Sultan Aji
Lebih terperinciLAPORAN KEJADIAN CUACA EKSTRIM DI WILAYAH DKI DAN TANGERANG TANGGAL 15 MARET 2009
LAPORAN KEJADIAN CUACA EKSTRIM DI WILAYAH DKI DAN TANGERANG TANGGAL 15 MARET 2009 1 PENDAHULUAN Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan Informasi Prakiraan Musim Kemarau Tahun
Lebih terperinciANALISA CUACA TERKAIT KEJADIAN ANGIN KENCANG DI PRAMBON SIDOARJO TANGGAL 02 APRIL 2018
B M K G BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KLAS I JUANDA SURABAYA Alamat : Bandar Udara Juanda Surabaya, Telp. 031 8668989, Fax. 031 8675342, 8673119 E-mail : meteojud@gmail.com,
Lebih terperinciInformasi Kanal Sadewa 3.0. Didi Satiadi Bidang Pemodelan Atmosfer Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer
Informasi Kanal Sadewa 3.0 Didi Satiadi Bidang Pemodelan Atmosfer Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer Catatan Teknis No. SADEWA-TN-001 20 Januari 2014 Pendahuluan Satellite Disaster Early Warning System
Lebih terperinciBADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG
B M K G BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG Telp: (021) 7353018 / Fax: 7355262 Website : http://www.staklimpondoketung.net Jln. Raya Kodam Bintaro No.
Lebih terperinciANALISIS HUJAN BULAN PEBRUARI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN APRIL, MEI DAN JUNI 2011 PROVINSI DKI JAKARTA
ANALISIS HUJAN BULAN PEBRUARI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN APRIL, MEI DAN JUNI 2011 PROVINSI DKI JAKARTA Sumber : BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG
Lebih terperinciBADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI SYAMSUDIN NOOR BANJARMASIN Alamat : Bandar Udara Syamsudin Noor Banjarmasin Telp. (0511) 4705198, Fax. (0511) 4705098 ANALISIS KEJADIAN ANGIN
Lebih terperinciBADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA BMKG Jl. Sisingamangaraja BADAN METEOROLOGI No. 1 Nabire Telp. (0984) DAN GEOFISIKA 22559,26169 Fax (0984) 22559 ANALISA CUACA STASIUN TERKAIT METEOROLOGI ANGIN
Lebih terperinciBADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KLAS I JUANDA SURABAYA
BMKG BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KLAS I JUANDA SURABAYA Alamat : Bandar Udara Juanda Surabaya, Telp. 031 8667540 Pes. 104, Fax. 031-8673119 E-mail : meteojuanda@gmail.com,
Lebih terperinciKEJADIAN POHON TUMBANG DI PANGKALAN BUN TANGGAL 5 APRIL 2017
KEJADIAN POHON TUMBANG DI PANGKALAN BUN TANGGAL 5 APRIL 2017 I. INFORMASI CUACA Lokasi Kota Pangkalan Bun Tanggal 5 April 2017 Dampak Dua pohon tumbang akibat angin kencang yang menyapu Kota Pangkalan
Lebih terperinciBADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA BMKG Jl. Sisingamangaraja BADAN METEOROLOGI No. 1 Nabire Telp. (0984) DAN GEOFISIKA 22559,26169 Fax (0984) 22559 ANALISA CUACA STASIUN TERKAIT METEOROLOGI ANGIN
Lebih terperinciFrekuensi Sebaran Petir pada Kejadian Hujan Ekstrem di Stasiun Meteorologi Citeko... (Masruri dan Rahmadini)
Frekuensi Sebaran Petir pada Kejadian Hujan Ekstrem di Stasiun Meteorologi Citeko... (Masruri dan Rahmadini) FREKUENSI SEBARAN PETIR PADA KEJADIAN HUJAN EKSTREM DI STASIUN METEOROLOGI CITEKO Studi Kasus
Lebih terperinciTINJAUAN SECARA METEOROLOGI TERKAIT BENCANA BANJIR BANDANG SIBOLANGIT TANGGAL 15 MEI 2016
TINJAUAN SECARA METEOROLOGI TERKAIT BENCANA BANJIR BANDANG SIBOLANGIT TANGGAL 15 MEI 2016 I. PENDAHULUAN Merdeka.com - Bencana banjir bandang dan tanah longsor dilaporkan terjadi di kawasan wisata Air
Lebih terperinciIDENTIFIKASI POLA SAMBARAN PETIR CLOUD TO GROUND (CG) TAHUN 2014 DI WILAYAH PROVINSI ACEH
IDENTIFIKASI POLA SAMBARAN PETIR CLOUD TO GROUND (CG) TAHUN 2014 DI WILAYAH PROVINSI ACEH Oleh: Abdi Jihad, S.Si dan Ismi Rohmatus Sania, AP Staf Operasional Stasiun Geofisika Mata Ie Banda Aceh PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara geografis wilayah Indonesia terletak di daerah tropis yang terbentang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara geografis wilayah Indonesia terletak di daerah tropis yang terbentang antara 95 o BT 141 o BT dan 6 o LU 11 o LS (Bakosurtanal, 2007) dengan luas wilayah yang
Lebih terperinciANALISIS CUACA EKSTRIM NTB HUJAN LEBAT TANGGAL 31 JANUARI 2018 LOMBOK BARAT, LOMBOK UTARA, DAN LOMBOK TENGAH Oleh : Joko Raharjo, dkk
ANALISIS CUACA EKSTRIM NTB HUJAN LEBAT TANGGAL 31 JANUARI 2018 LOMBOK BARAT, LOMBOK UTARA, DAN LOMBOK TENGAH Oleh : Joko Raharjo, dkk I. INFORMASI CUACA EKSTREM LOKASI 1. Desa Banyu Urip Kec Gerung Lombok
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Buletin ini berisi data rekaman Lightning Detector, menggunakan sistem LD-250 dan software Lightning/2000 v untuk analisa.
KATA PENGANTAR Sebagai bentuk tanggung jawab instansi yang berwenang dalam memberikan pelayanan informasi petir kepada masyarakat, saat ini BMG telah memiliki suatu alat deteksi petir yang salah satunya
Lebih terperinciANALISA DAERAH POTENSI BANJIR DI PULAU SUMATERA, JAWA DAN KALIMANTAN MENGGUNAKAN CITRA AVHRR/NOAA-16
ANALISA DAERAH POTENSI BANJIR DI PULAU SUMATERA, JAWA DAN KALIMANTAN MENGGUNAKAN CITRA AVHRR/NOAA-16 Any Zubaidah 1, Suwarsono 1, dan Rina Purwaningsih 1 1 Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Lebih terperinciANALISIS KONDISI CUACA SAAT TERJADI BANJIR DI KECAMATAN PALAS LAMPUNG SELATAN (Studi Kasus Tanggal 27 September 2017)
ANALISIS KONDISI CUACA SAAT TERJADI BANJIR DI KECAMATAN PALAS LAMPUNG SELATAN (Studi Kasus Tanggal 27 September 2017) Adi Saputra 1, Fahrizal 2 Stasiun Meteorologi Klas I Radin Inten II Bandar Lampung
Lebih terperinciPropinsi Banten dan DKI Jakarta
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG Jln. Raya Kodam Bintaro No. 82 Jakarta Selatan (12070) Telp. (021) 7353018 / Fax: 7355262 E-mail: staklim.pondok.betung@gmail.com,
Lebih terperinciBADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG
B M K G BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG Telp: (021) 7353018 / Fax: 7355262 Website : http://www.staklimpondoketung.net Jln. Raya Kodam Bintaro No.
Lebih terperinciBADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG ANALISIS MUSIM KEMARAU 2013 DAN PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2013/2014
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG Jln. Raya Kodam Bintaro No. 82 Jakarta Selatan (12070) Telp. (021) 7353018 / Fax: 7355262 E-mail: staklim.pondok.betung@gmail.com,
Lebih terperinciBADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA BMKG Jl. Sisingamangaraja BADAN METEOROLOGI No. 1 Nabire Telp. (0984) DAN GEOFISIKA 22559,26169 Fax (0984) 22559 ANALISA DINAMIKA STASIUN ATMOSFER METEOROLOGI
Lebih terperinciBADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA BMKG Jl. Sisingamangaraja BADAN METEOROLOGI No. 1 Nabire Telp. (0984) DAN GEOFISIKA 22559,26169 Fax (0984) 22559 IDENTIFIKASI CUACA STASIUN TERKAIT METEOROLOGI
Lebih terperinciBADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG
BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG Jln. Raya Kodam Bintaro No. 82 Jakarta Selatan ( 12070 ) Telp. (021) 7353018, Fax: (021) 7355262 E-mail: staklim.pondok.betung@gmail.com,
Lebih terperinciBADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG
B M K G BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG Jln. Raya Kodam Bintaro No. 82 Jakarta Selatan (12070) Telp. (021) 7353018 / Fax: 7355262 E-mail: staklim.pondok.betung@gmail.com,
Lebih terperinciBADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI RADIN INTEN II BANDAR LAMPUNG Jl. Alamsyah Ratu Prawira Negara Km.28 Branti 35362 Telp. (0721)7697093 Fax. (0721) 7697242 e-mail : bmglampung@yahoo.co.id
Lebih terperinciANALISIS HUJAN BULAN JANUARI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN MARET, APRIL, DAN MEI 2011 PROVINSI DKI JAKARTA
ANALISIS HUJAN BULAN JANUARI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN MARET, APRIL, DAN MEI 2011 PROVINSI DKI JAKARTA Sumber : BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2000 sampai saat ini, sejumlah bencana di suatu daerah terjadi disebabkan oleh cuaca ekstrim. Cuaca ekstrim di sejumlah daerah terjadi karena suhu permukaan
Lebih terperinciANALISIS HUJAN BULAN MEI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN JULI, AGUSTUS DAN SEPTEMBER 2011 PROVINSI DKI JAKARTA
ANALISIS HUJAN BULAN MEI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN JULI, AGUSTUS DAN SEPTEMBER 2011 PROVINSI DKI JAKARTA Sumber : BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG
Lebih terperinciIDENTIFIKASI CUACA DAN ANGIN KENCANG DI WILAYAH SABANG, BANDA ACEH DAN ACEH BESAR TANGGAL 23 MEI 2016
IDENTIFIKASI CUACA DAN ANGIN KENCANG DI WILAYAH SABANG, BANDA ACEH DAN ACEH BESAR TANGGAL 23 MEI 2016 I. INFORMASI KEJADIAN ANGIN KENCANG LOKASI Kabupaten Sabang, Banda Aceh dan Aceh Besar TANGGAL Senin,
Lebih terperinciBADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA BMKG Jl. Sisingamangaraja BADAN METEOROLOGI No. 1 Nabire Telp. (0984) DAN GEOFISIKA 22559,26169 Fax (0984) 22559 ANALISIS CUACA STASIUN EKSTRIM METEOROLOGI TERKAIT
Lebih terperinciVARIASI SPASIAL DAN TEMPORAL HUJAN KONVEKTIF DI PULAU JAWA BERDASARKAN CITRA SATELIT GMS-6 (MTSAT-1R) YETTI KUSUMAYANTI
VARIASI SPASIAL DAN TEMPORAL HUJAN KONVEKTIF DI PULAU JAWA BERDASARKAN CITRA SATELIT GMS-6 (MTSAT-1R) YETTI KUSUMAYANTI DEPARTEMEN GEOFISIKA DAN METEOROLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Lebih terperincidengan jarak penjalaran beberapa kilometer. Pelepasan arus listrik diawali dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Petir (lightning) merupakan pelepasan arus listrik yang tinggi di atmosfer dengan jarak penjalaran beberapa kilometer. Pelepasan arus listrik diawali dengan pemisahan
Lebih terperinciANALISIS UNSUR CUACA BULAN FEBRUARI 2018 DI STASIUN METEOROLOGI MALIKUSSALEH-ACEH UTARA. Oleh Febryanto Simanjuntak S.Tr
ANALISIS UNSUR CUACA BULAN FEBRUARI 2018 DI STASIUN METEOROLOGI MALIKUSSALEH-ACEH UTARA Oleh Febryanto Simanjuntak S.Tr Stasiun Meteorologi Klas III Malikussaleh Aceh Utara adalah salah satu Unit Pelaksana
Lebih terperinciStasiun Meteorologi Klas I Sultan Iskandar Muda Banda Aceh
BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KLAS I SULTAN ISKANDAR MUDA BANDA ACEH Alamat : Bandara Sultan Iskandar Muda Blang Bintang Aceh Besar Telp : (0651) 24217 Fax : (0651)
Lebih terperinciANALISIS HUJAN BULAN JUNI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN AGUSTUS, SEPTEMBER DAN OKTOBER 2011 PROVINSI DKI JAKARTA
ANALISIS HUJAN BULAN JUNI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN AGUSTUS, SEPTEMBER DAN OKTOBER 2011 PROVINSI DKI JAKARTA 1. TINJAUAN UMUM 1.1. Curah Hujan Curah hujan merupakan ketinggian air hujan yang jatuh
Lebih terperinciSTASIUN METEOROLOGI KLAS I SERANG
ANALISIS HUJAN LEBAT DI KABUPATEN PANDEGLANG PROPINSI BANTEN TANGGAL 09 FEBRUARI 2017 STASIUN METEOROLOGI KLAS I SERANG OLEH : ROFIKOH LATIF YUHANA, S.Kom TRIAN ASMARAHADI, S.Tr DESNAENI HASTUTI SERANG
Lebih terperinciTUGAS AKHIR Disusun untuk Memenuhi Syarat Kurikuler Program Sarjana di Program Studi Meteorologi. oleh : M. RIDHO SYAHPUTRA ( )
KAJIAN KORELASI RAIN-RATES DAN TEMPERATUR PUNCAK AWAN DALAM ESTIMASI CURAH HUJAN DENGAN MENGGUNAKAN DATA SATELIT GEOSTASIONER DAN TRMM (TROPICAL RAINFALL MEASURING MISSION) TUGAS AKHIR Disusun untuk Memenuhi
Lebih terperinciTURBULENSI HEBAT di INDONESIA Tahun 2016 M. Heru Jatmika, Heri Ismanto, Zulkarnaen, M. Arif Munandar, Restiana Dewi, Kurniaji
TURBULENSI HEBAT di INDONESIA Tahun 2016 M. Heru Jatmika, Heri Ismanto, Zulkarnaen, M. Arif Munandar, Restiana Dewi, Kurniaji Pesawat Etihad Airways EY-474 jurusan Abu Dhabi Jakarta mengalami goncangan
Lebih terperinci3 BAB III DATA DAN METODOLOGI
3 BAB III DATA DAN METODOLOGI 3.1 Data Ada 3 data utama yang digunakan dalam penelitian ini. Data IR yang didownload dari http://www.weather.is.kochi-u.ac.jp/sat.game dalam format PGM (Portable Grey Map).
Lebih terperinciPENENTUAN DISTRIBUSI TIPE AWAN DI PROVINSI RIAU MENGGUNAKAN CITRA SATELIT MTSAT IR1
PENENTUAN DISTRIBUSI TIPE AWAN DI PROVINSI RIAU MENGGUNAKAN CITRA SATELIT MTSAT IR1 Saraswati Dewi Intisari Penentuan distribusi tipe awan berdasarkan diagram temperatur kecerahan (TBB) perbedaan TBB dilakukan
Lebih terperinciPREDIKSI AWAN CUMULONIMBUS MENGGUNAKAN INDEKS STABILITAS KELUARAN MODEL WRF ARW DI BIMA
PREDIKSI AWAN CUMULONIMBUS MENGGUNAKAN INDEKS STABILITAS KELUARAN MODEL WRF ARW DI BIMA Puteri Permata Sani 1, Heri Ismanto 2 1, Jakarta 2 Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Jakarta Email : puteri.permata@bmkg.go.id
Lebih terperinciSTASIUN METEOROLOGI GAMAR MALAMO GALELA
STASIUN METEOROLOGI GAMAR MALAMO GALELA ANALISIS CUACA EKSTRIM ANGIN KENCANG DI TERNATE TANGGAL 13 JANUARI 2017 OLEH : RUDI BAMBANG HARYONO, A.Md GALELA 2017 ANALISIS CUACA EKSTRIM ANGIN KENCANG DI TERNATE
Lebih terperinciPENGARUH SEBARAN SUHU UDARA DARI AUSTRALIA TERHADAP SUHU UDARA DI BALI. Oleh, Erasmus Kayadu
PENGARUH SEBARAN SUHU UDARA DARI AUSTRALIA TERHADAP SUHU UDARA DI BALI Oleh, Erasmus Kayadu BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar Bali 1. PENDAHULUAN Suhu udara di suatu tempat dapat mempengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta merupakan bandar udara pengumpul atau hub di satu dari 12 bandar udara yang dikelola oleh PT. Angkasa Pura II. Pertumbuhan
Lebih terperinciBADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG
B M K G BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG Telp: (021) 7353018 / Fax: 7355262 Website : http://www.staklimpondoketung.net Jln. Raya Kodam Bintaro No.
Lebih terperinciVERIFIKASI MODEL ATMOSFER WILAYAH TERBATAS DALAM SIMULASI CURAH HUJAN
Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan, dan Penerapan MIPA Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 2009 VERIFIKASI MODEL ATMOSFER WILAYAH TERBATAS DALAM SIMULASI CURAH HUJAN Didi
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN. Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pada saat ini pengguna informasi cuaca jangka pendek menuntut untuk memperoleh informasi cuaca secara cepat dan tepat. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BKMG) telah
Lebih terperinciBADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA BMKG Jl. Sisingamangaraja BADAN METEOROLOGI No. 1 Nabire Telp. (0984) DAN GEOFISIKA 22559,26169 Fax (0984) 22559 ANALISA CUACA STASIUN TERKAIT METEOROLOGI KEJADIAN
Lebih terperinciBADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA BMKG Jl. Sisingamangaraja BADAN METEOROLOGI No. 1 Nabire Telp. (0984) DAN GEOFISIKA 22559,26169 Fax (0984) 22559 ANALISA CUACA STASIUN TERKAIT METEOROLOGI HUJAN
Lebih terperinciTARUNA METEOROLOGI STMKG WAJIB PAHAMI ANALISIS CUACA
TARUNA METEOROLOGI STMKG WAJIB PAHAMI ANALISIS CUACA Oleh : Achmad Zakir, Dosen STMKG Sulitnya membuat Prakiraan Cuaca. Sepintas membuat prakiraan cuaca sangat mudah karena ouputnya kombinasi antara :
Lebih terperinciPMG Pelaksana Lanjutan Stasiun Meteorologi Nabire
GUNCANGAN PADA PERISTIWA TURBULENSI PESAWAT BATIK AIR ID 6890 JAKARTA - MEDAN BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA STUDI KASUS 24 OKTOBER 2017 STASIUN Eusebio METEOROLOGI Andronikos Sampe, NABIRE S.Tr PMG Pelaksana
Lebih terperinciBULETIN METEOROLOGI BMKG STASIUN METEOROLOGI SYAMSUDIN NOOR BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA. Agustus Volume V - No.
BULETIN METEOROLOGI Agustus 2017 Volume V - No. 8 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI SYAMSUDIN NOOR BMKG Bandar Udara Syamsudin Noor Banjarbaru - Kalimantan Selatan 70724 Telp
Lebih terperinciPEMANASAN BUMI BAB. Suhu dan Perpindahan Panas. Skala Suhu
BAB 2 PEMANASAN BUMI S alah satu kemampuan bahasa pemrograman adalah untuk melakukan kontrol struktur perulangan. Hal ini disebabkan di dalam komputasi numerik, proses perulangan sering digunakan terutama
Lebih terperinciANALISA CUACA TERKAIT KEJADIAN ANGIN PUTING BELIUNG DI ARJASA SUMENEP TANGGAL 03 APRIL mm Nihil
B M K G BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KLAS I JUANDA SURABAYA Alamat : Bandar Udara Juanda Surabaya, Telp. 031 8668989, Fax. 031 8675342, 8673119 E-mail : meteojud@gmail.com,
Lebih terperinciANALISIS KELISTRIKAN ATMOSFER (STUDI KASUS : HILANGNYA PESAWAT AIRASIA QZ8501)
ANALISIS KELISTRIKAN ATMOSFER (STUDI KASUS : HILANGNYA PESAWAT AIRASIA QZ8501) Oleh : Dr. Deni Septiadi, M.Si STMKG (Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika), Jakarta. email : zeptiadi@yahoo.co.id
Lebih terperinciANALISIS ANGIN KENCANG DI ABDYA, ACEH BARAT DAN ACEH SELATAN 05 AGUSTUS 2015
ANALISIS ANGIN KENCANG DI ABDYA, ACEH BARAT DAN ACEH SELATAN 05 AGUSTUS 2015 Oleh : Suyitno Tejo Arianto,A.Md PMG Pelaksana Lanjutan Stamet kelas 1 Blang bintang Banda Aceh 1. INFORMASI KEJADIAN ANGIN
Lebih terperinciBADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA BMKG Jl. Sisingamangaraja BADAN METEOROLOGI No. 1 Nabire Telp. (0984) DAN GEOFISIKA 22559,26169 Fax (0984) 22559 ANALISA CUACA STASIUN TERKAIT METEOROLOGI HUJAN
Lebih terperinciNovvria Sagita 1), Ratih Prasetya 2) Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado ABSTRAK
ANALISIS CITRA SATELIT MTSAT DAN TRMM MENGGUNAKAN SOFTWARE ER MAPPER, SATAID DAN PANOPLY SAAT KEJADIAN CURAH HUJAN EKSTRIM DI WILAYAH MANADO 16 FEBRUARI 2013 SATELLITE IMAGE ANALYSIS OF MTSAT AND TRMM
Lebih terperinciPENENTUAN NILAI AMBANG BATAS UNTUK POTENSI RAWAN BANJIR DARI DATA MTSAT DAN QMORPH (STUDI KASUS: BANJIR BENGAWAN SOLO 2007)
Jurnal Penginderaan Jauh Vol. 5, 2008:56-63 PENENTUAN NILAI AMBANG BATAS UNTUK POTENSI RAWAN BANJIR DARI DATA MTSAT DAN QMORPH (STUDI KASUS: BANJIR BENGAWAN SOLO 2007) Parwati, Suwarsono, Fajar Yulianto,
Lebih terperinciBADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KLAS III MALI
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KLAS III MALI BMKG Alamat : Bandar Udara Mali Kalabahi Alor (85819) Telp. Fax. : (0386) 2222820 : (0386) 2222820 Email : stamet.mali@gmail.com
Lebih terperinciBADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA BMKG Jl. Sisingamangaraja BADAN METEOROLOGI No. 1 Nabire Telp. (0984) DAN GEOFISIKA 22559,26169 Fax (0984) 22559 ANALISIS STASIUN CUACA METEOROLOGI TERKAIT HUJAN
Lebih terperinciAnalisis Kondisi Atmosfer Pada Saat Kejadian Banjir Bandang Tanggal 2 Mei 2015 Di Wilayah Kediri Nusa Tenggara Barat
Analisis Kondisi Atmosfer Pada Saat Kejadian Banjir Bandang Tanggal 2 Mei 2015 Di Wilayah Kediri Nusa Tenggara Barat Oleh: Drs. Achmad Sasmito dan Rahayu Sapta Sri S, S.Kel Perekayasa dan Peneliti di Pusat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan dengan jumlah penduduk yang besar. Dengan demikian masyarakat membutuhkan sarana dan prasarana transportasi guna mendukung mobilitas
Lebih terperinciKAJIAN DAMPAK GELOMBANG PLANETER EKUATORIAL TERHADAP POLA KONVEKTIFITAS DAN CURAH HUJAN DI KALIMANTAN TENGAH.
KAJIAN DAMPAK GELOMBANG PLANETER EKUATORIAL TERHADAP POLA KONVEKTIFITAS DAN CURAH HUJAN DI KALIMANTAN TENGAH Reni Susilowati 1,2, Miming Saepudin, M.Si 2 1, Jakarta 2 Badan Meteorologi Klimatologi dan
Lebih terperinciANALISIS KONDISI CUACA SAAT TERJADI PUTING BELIUNG DI DESA BRAJAASRI KEC.WAY JEPARA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR (Studi Kasus Tanggal 14 Nopember 2017)
ANALISIS KONDISI CUACA SAAT TERJADI PUTING BELIUNG DI DESA BRAJAASRI KEC.WAY JEPARA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR (Studi Kasus Tanggal 14 Nopember 2017) Adi Saputra Stasiun Meteorologi Klas I Radin Inten II
Lebih terperinciNovvria Sagita dan Ratih Prasetya Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado Jl. AA Maramis Bandara Sam Ratulangi, Manado 59374
JURNAL FISIKA DAN APLIKASINYA VOLUME 9, NOMOR 2 JUNI 2013 Analisis Citra Satelit MTSAT dan TRMM menggunakan Software ER MAPPER, SATAID dan PANOPLY saat Kejadian Curah Hujan Ekstrim di Wilayah Manado, 16
Lebih terperinciANALISIS MUSIM KEMARAU 2015 DAN PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2015/2016
B M K G BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG Jln. Raya Kodam Bintaro No. 82 Tangerang Selatan Telp. (021) 7353018 / Fax: 7355262 E-mail: staklim.pondok.betung@gmail.com,
Lebih terperinciANALISA CUACA TERKAIT KEJADIAN HUJAN ES DI PACET MOJOKERTO TANGGAL 19 FEBRUARI 2018
B M K G BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KLAS I JUANDA SURABAYA Alamat : Bandar Udara Juanda Surabaya, Telp. 031 8668989, Fax. 031 8675342, 8673119 E-mail : meteojud@gmail.com,
Lebih terperinciBADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA BMKG Jl. Sisingamangaraja BADAN METEOROLOGI No. 1 Nabire Telp. (0984) DAN GEOFISIKA 22559,26169 Fax (0984) 22559 ANALISIS CUACA EKSTRIM STASIUN TERKAIT METEOROLOGI
Lebih terperinciANALISA CUACA BANJIR DI ACEH UTARA TGL FEBRUARI 2016
ANALISA CUACA BANJIR DI ACEH UTARA TGL. 07-08 FEBRUARI 2016 I. INFORMASI KEJADIAN BANJIR LOKASI Aceh Utara, Propinsi Aceh TANGGAL 07-08 Februari 2016 DAMPAK 1. Merusak jalan, jembatan, tanggul, sungai
Lebih terperinciSTASIUN METEOROLOGI KLAS III NABIRE
STASIUN METEOROLOGI KLAS III NABIRE ANALISIS KEJADIAN CUACA EKSTRIM HUJAN LEBAT DAN ANGIN KENCANG DI SERUI TANGGAL 10 JANUARI 2017 OLEH : EUSEBIO ANDRONIKOS SAMPE, S.Tr NABIRE 2017 ANALISIS KEJADIAN CUACA
Lebih terperinciGambar 1.1 Siklus Hidrologi (Kurkura, 2011)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air merupakan kebutuhan yang mutlak bagi setiap makhluk hidup di permukaan bumi. Seiring dengan pertambahan penduduk kebutuhan air pun meningkat. Namun, sekarang
Lebih terperinciBADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG
B M K G BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG Telp: (021) 7353018 / Fax: 7355262 Website : http://www.staklimpondoketung.net Jln. Raya Kodam Bintaro No.
Lebih terperinciAnalisis Potensi Terjadinya Thunderstorm Menggunakan Metode SWEAT di Stasiun Meteorologi Sultan Iskandar Muda
Analisis Potensi Terjadinya Thunderstorm Menggunakan Metode SWEAT di Stasiun Meteorologi Sultan Iskandar Muda Potential Analysis of Thunderstorm Occurrence Using SWEAT Method at Meteorology Station Sultan
Lebih terperinciAshriah Jumi Putri Andani*, Endarwin Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Jakarta *
KAJIAN PENERAPAN ESTIMASI CURAH HUJAN PER JAM MEMANFAATKAN METODE CONVECTIVE STRATIFORM TECHNIQUE (CST) DAN MODIFIED CONVECTIVE STRATIFORM TECHNIQUE (mcst) DI PONTIANAK Ashriah Jumi Putri Andani*, Endarwin
Lebih terperinciKAJIAN IKLIM PADA BENCANA BANJIR BANDANG SAMBELIA DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR, 20 JANUARI 2014
KAJIAN IKLIM PADA BENCANA BANJIR BANDANG SAMBELIA DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR, 20 JANUARI 2014 Hamdan Nurdin, David S, Imam Kurniawan I Wayan E.S Stasiun Klimatologi Kediri-Mataram I. Pendahuluan Banjir
Lebih terperinci