HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU BULLYING PADA REMAJA DI SMK PGRI SEMARANG
|
|
- Sudomo Budiaman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU BULLYING PADA REMAJA DI SMK PGRI SEMARANG Manuscript Oleh : Ahamad Nur Fajrin G2A PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2013
2 PERNYATAN PERSETUJUAN Manuscript dengan judul Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku Bullying Pada RemajaDi SMK PGRI Semarang Telah diperiksa dan disetujuai untuk dipublikasikan Semarang, Oktober 2013 Pembimbing I Ns. Desi Ariyana Rahayu, M.Kep Pembimbing II Dr. Tri Hartiti, SKM, M.Kes
3 Hubungan antara tingkat pengetauan dengan perilaku bullying pada remaja di SMK PGRI Semarang Ahmad Nur Fajrin¹, Desi Ariyana Rahayu², Tri Hartiti³ ¹Mahasiswa Protudi S1 Keperawatan Fikkes UNIMUS ²Dosen Keperawatan Jiwa UNIMUS ³Dosen Manajemen Keperawatan UNIMUS Abstrak Latar Belakang: Bullying adalah perilaku agresif yang dilakukan secara sengaja terjadi berulang-ulang untuk menyerang seorang target atau korban yang lemah, mudah dihina dan tidak bisa membela diri sendiri.penelitian yang dilakukan oleh SEJIWA (2008) tentang kekerasan bullying di tiga kota besar di Indonesia, yaitu Yogyakarta, Surabaya, dan Jakarta mencatat terjadinya tingkat kekerasan sebesar 67,9% di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) dan 66,1% di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku bullying pada remaja di SMK PGRI Semarang. Metode: Penelitian kuantitatif, desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan jenis studi korelasional. Pendekatan yang digunakan cross-sectional Teknik pengambilan sampel yaitu simple random sampling. Jumlah responden 75 siswa terdiri dari kelas XI berjumlah 35 siswa dan kelas XII berjumlah 40 siswa. Data diolah secara statistik menggunakan rumus Rank Spearman. Hasil: Berdasarkan hasil penelitian dari 75 responden menyatakan tingkat pengetahuan rendah tentang bullying sebanyak 1,3%, tingkat pengetahuan sedang sebanyak 54,7% dan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 44,0%. Dari 75 responden, responden yang tidak pernah melakukan perilaku bullying sebanyak 0%, responden yang jarang melakukan perilaku bullying sebanyak 60,0% dan responden yang sering melakukan perilaku bullying sebanyak 40,0% dengan P value = 0,001 (p <0,05). Simpulan: Ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku bullying Kata kunci: Tingkat Pengetahuan, Perilaku Bullying, Remaja
4 Abstrak Backround : Bullying is aggressive behavior that is intentional happens repeatedly to attack a target or victim of a weak, easily insulted and could not defend himself. Study by SEJIWA (2008) about the bullying violence in the three big cities in Indonesia, Yogyakarta, Surabaya, and Jakarta recorded occurrence level of violence was 67.9% at the level of Senior High School and 66.1% at the level of junior High School. The purpose of this study was to identify the relationship between the level of knowledge with bullying behaviors adolescents in SMK PGRI Semarang. Method : Quantitative research, the research design used was descriptive correlational study type. The approach used cross-sectional sampling technique is simple random sampling. Number of respondents consisted of 75 students of class XI students totaled 35 and totaled 40 XII class students. The data were processed statistically using Spearman Rank formula. Result : Based on the findings of the 75 respondents expressed a low level of knowledge about bullying as much as 1.3%, the level of knowledge are as much as 54.7% and a high level of knowledge as much as 44.0%. Of 75 respondents, respondents which have never done as much as 0% bullying behavior, respondents which rarely do as much bullying behavior and 60.0% of respondents who frequent bullying behavior as much as 40.0% with a P value = (p <0.05) Conclusion : There is a relationship between the level of knowledge with bullying behavior Key word : level of Knowledge, Bullying Behavior, Adolescent
5 PENDAHULUAN Masa remaja merupakan periode kehidupan yang penuh dengan dinamika, dimana pada masa tersebut terjadi perkembangan dan perubahan yang sangat pesat. Pada periode ini terdapat risiko tinggi terjadinya kenakalan dan kekerasan pada remaja baik sebagai korban maupun sebagai pelaku dari tindakan kekerasan. Perkembangan psikososial remaja merupakan hal yang menarik untuk dikaji. Hal ini didasari oleh masalah yang banyak dialami remaja yang disebabkan oleh hubungan sosialnya di sekolah salah satunya adalah bullying (Djuwita, 2006 ). Bullying adalah perilaku agresif yang dilakukan secara sengaja terjadi berulang-ulang untuk menyerang seorang target atau korban yang lemah, mudah dihina dan tidak bisa membela diri sendiri (SEJIWA, 2008). Bullying juga didefinisikan sebagai kekerasan fisik dan psikologis jangka panjang yang dilakukan seseorang atau kelompok, terhadap seseorang yang tidak mampu mempertahankan dirinya dalam situasi di mana ada hasrat untuk melukai atau menakuti orang itu atau membuat dia tertekan (Wicaksana, 2008). Korban bullying memiliki karakteristik mudah merasa takut, tidak menyukai dirinya sendiri dan cenderung berdiam diri di rumah setelah pulang dari sekolah. Bullying juga memiliki pengaruh secara jangka panjang dan jangka pendek terhadap korban bullying. Pengaruh jangka pendek yang ditimbulkan akibat perilaku bullying adalah depresi karena mengalami penindasan, minat untuk mengerjakan tugas-tugas sekolah yang diberikan oleh guru, dan menurunnya minat untuk mengikuti kegiatan sekolah. Sedangkan akibat yang ditimbulkan dalam jangka panjang dari penindasan ini seperti mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan baik terhadap lawan jenis, selalu memiliki kecemasan akan mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan dari teman-teman sebayanya. Salah satu dampak dari bullying yang paling jelas terlihat adalah kesehatan fisik. Beberapa dampak fisik yang biasanya ditimbulkan bullying adalah sakit kepala, sakit tenggorokan, flu, batuk, bibir pecah-pecah, dan sakit dada. Dampak yang mengarah ke akademi meliputi terganggu prestasi akademisnya atau sering sengaja tidak masuk sekolah. Bahkan dalam kasus-kasus yang ekstrim seperti
6 insiden 10 yang terjadi di IPDN dari rentan tahun 1993 sampai 2009, dampak fisik ini bisa mengakibatkan kematian pada korban bullying (Berthold dan Hoover, 2000) Penelitian yang dilakukan oleh SEJIWA (2008) tentang kekerasan bullying di tiga kota besar di Indonesia, yaitu Yogyakarta, Surabaya, dan Jakarta mencatat terjadinya tingkat kekerasan sebesar 67,9% di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) dan 66,1% di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Kekerasan yang dilakukan sesama siswa tercatat sebesar 41,2% untuk tingkat SMP dan 43,7% untuk tingkat SMA dengan kategori tertinggi kekerasan psikologis berupa pengucilan. Peringkat kedua ditempati kekerasan verbal (mengejek) dan kekerasan fisik (memukul). Gambaran kekerasan di SMP di tiga kota besar yaitu Yogya: 77,5% (mengakui ada kekerasan) dan 22,5% (mengakui tidak ada kekerasan); Surabaya: 59,8% (ada kekerasan); Jakarta:61,1% (ada kekerasan) (Wiyani, 2012). Berdasarkan riset yang dilakukan Staf Pengajar Fakultas Psikologi Universitas Muria Kudus (2009) diketahui dari 180 orang remaja di Kabupaten Kudus 94 % menyatakan pernah melakukan tindakan tidak menyenangkan terhadap orang lain. Tindakan tidak menyenangkan yang paling sering dilakukan adalah mengejek dan memberi julukan. Sasaran atau kepada siapa tindakan tidak menyenangkan tersebut dilakukan adalah 50 % kepada teman sekelas, 16 % adik kelas, 14 % kepada anak dari sekolah lain, 7 % kepada kakak kelas, 5 % kepada guru dan 8 % lain-lain (Mahardayani & Ahyani, 2009) Penelitian Sari (2011) yang mengkaji hubungan antara konformitas kelompok teman sebaya dan perilaku bullying pada siswa SMK X Jakarta Barat menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang cukup dan signifikan antara konformitas kelompok teman sebaya dan perilaku bullying pada siswa SMK X Jakarta Barat. Artinya semakin tinggi konformitas kelompok teman sebaya yaitu perubahan tingkah laku positif maupun negatif yang dilakukan oleh individu agar sesuai dengan norma suatu kelompoknya, maka semakin sering perilaku bullying dilakukan. Semakin rendah konformitas kelompok teman sebaya, maka semakin jarang perilaku bullying dilakukan pada siswa SMK X Jakarta Barat. Sebaliknya semakin sering perilaku bullying, maka semakin
7 tinggi konformitas kelompok teman sebaya. Semakin jarang perilaku bullying maka semakin rendah konformitas kelompok teman sebaya pada siswa SMK X Jakarta Barat. Studi pendahuluan yang telah dilakukan di SMK PGRI SEMARANG diperoleh data dari wawancara pada 10 siswa, 8 diantaranya mengatakan tidak mengerti tentang perilaku bullying, 6 siswa pernah melakukan perilaku bullying secara verbal tetapi tidak sampai terjadi perkelahian dan 1 siswa pernah melakukan perilaku bullying secara verbal hingga terjadi perkelahian. Menurut guru BK di SMK PGRI Semarang jenis perilaku bullying yang sering terjadi di lingkungan sekolah ini yaitu secara verbal tetapi tidak sampai terjadi perkelahian. METODE Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan jenis studi korelasional. Pendekatan yang digunakan cross-sectional, yaitu suatu penelitian dimana variabelvariabel yang termasuk faktor risiko dan variabel - variabel yang termasuk efek, diobservasi sekaligus pada waktu yang bersamaan (Notoatmodjo, 2010). Responden dalam penelitian ini adalah siswa kelas X dan XI di SMK PGRI Semarang dengan jumlah sebanyak 75 siswa. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai September Instrumen penelitian yang digunakan berupa kuesioner yang terdiri dari tiga jenis kuesioner, yaitu : a. Kuesioner tentang data demografi remaja digunakan untuk mengetaui data data seperti umur, jenis kelamin, kelas. b. Kuisioner 1 Berkaitan dengan Tingkat pengetahuan, yang berisi 16 pernyataan Favourable dengan bentuk jawaban Ya dan Tidak, untuk skor Ya adalah 1, Tidak adalah 0, sedangkan Unfavourable untuk skor Ya adalah 0, Tidak adalah 1.
8 c. Kuisioner 2 Berisi tentang perilaku bullying, terdiri dari 16 item pertanyaan dalam bentuk pernyataan Favourable dengan bentuk pilihan yaitu tiga alternatif Tidak Pernah, Jarang, dan Sering, untuk skor Tidak Pernah adalah 1, Jarang adalah 2, Sering adalah 3. Sedangkan pernyataan Unfavourable untuk skor Tidak Pernah adalah 3, Jarang adalah 2, Sering adalah 1. Untuk mengetahui hubungan data berdistribusi tidak normal antara dua variabel numerik, dalam penelitian ini menggunakan statistik non parametrik dengan teknik korelasi Rank Spearman. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Variabel Variabel Tingkat Pengetahuan - Rendah - Sedang - Tinggi Perilaku Bullying - Tidak pernah melakukan - Jarang melakukan - Sering melakukan Tabel 4.1 Distribusi responden berdasarkan Tingkat Pengetahuan dan Perilaku Bullying pada siswa SMK PGRI Semarang (n= 75) Frekuensi (f) Prosentase (%) 1,3 54,7 44,0 0 60,0 40,0 Total ( Me ± SD ) Minimum Maximum (10.67 ± 2.517) 5 15 (31.13 ± 4.031) 20 38
9 Tabel 4.2 Distribusi responden berdasarkan umur di SMK PGRI Semarang bulan september 2013 (n=75) ( Me ± SD ) Minimum Maximum Umur (16.69 ± 0.854) Tabel 4.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin di SMK PGRI Semarang bulan september 2013 (n=75) Karakteristik responden Frekuensi (f) Prosentase (%) Jenis kelamin : a. Laki laki 4 5,3 b. Perempuan 71 94,7 Total Tabel 4.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan kelas di SMK PGRI Semarang bulan september 2013 (n=75) Kelas : a. XI b. XII Karakteristik responden Frekuensi (f) Prosentase (%) ,7 53,3 Total Dari data diatas untuk kepentingan deskriptif maka dikategorikan sebagai berikut: dari 75 responden menyatakan tingkat pengetahuan rendah tentang bullying sebanyak 1,3%, tingkat pengetahuan sedang sebanyak 54,7% dan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 44,0%. Dan dari 75 responden, responden yang tidak pernah melakukan perilaku bullying sebanyak 0%, responden yang jarang melakukan perilaku bullying sebanyak 60,0% dan responden yang sering melakukan perilaku bullying sebanyak 40,0%. Menurut Notoatmodjo, (2007) pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan
10 terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Dalam hal ini berarti sejauh mana siswa siswi SMK PGRI Semarang memahami perilaku bullying. Semakin baik tingkat pengetahuan remaja tentang bullying maka akan dapat meminimalkan atau menghilangkan perilaku bullying (Kholilah, 2012). Berdasarkan hasil dari 75 responden, responden yang tidak pernah melakukan perilaku bullying sebanyak 0%, responden yang jarang melakukan perilaku bullying sebanyak 60,0% dan responden yang sering melakukan perilaku bullying sebanyak 40,0%. Penelitian menunjukkan bahwa responden yang sering melakukan perilaku bullying sebanyak 40,0%. Yaitu bullying verbal antara lain : membentak, meledek, mencela, memaki - maki, menghina, menjuluki, meneriaki, mempermalukan didepan umum, menyoraki, menebar gosip, memfitnah. Sedangkan yang melakukan perilaku bullying sebanyak 60,0% dengan kategori jarang melakukan perilaku bullying. Yaitu Indirect bullying meliputi agresi relasional, dimana bahaya yang ditimbulkan oleh pelaku bullying dengan cara menghancurkan hubungan - hubungan yang dimiliki oleh korban, termasuk upaya pengucilan, menyebarkan gosip, dan meminta pujian atau suatu tindakan tertentu dari kompensasi persahabatan. Selain itu Cyberbullying yang melibatkan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi, seperti , telepon seluler dan peger, sms, website pribadi yang menghancurkan reputasi seseorang, survei di website pribadi ( Facebook dan Twitter ). B. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Bullying Berdasarkan hasil uji korelasi Rank Spearman antara tingkat pengetahuan dengan perilaku bullying didapatkan nilai p value sebesar dengan nilai (r) = Berdasarkan dari uji tersebut diketahui ada hubungan yang signifikan antara variabel tingkat pengetahuan dengan variabel perilaku bullying, hasil tersebut dapat
11 dilihat dari p value 0,001 lebih kecil dari 0,05 (< 0,05). Pola yang menunjukkan hubungan atau korelasi negatif diantara variabel X dan variabel Y dimana nilai nilai besar dari variabel X berhubungan dengan nilai nilai kecil variabel Y, sedangkan nilai nilai kecil variabel X berhubungan dengan nilai nilai besar variabel Y. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbandingan terbalik antara variabel bebas dengan variabel terikat Hasil tersebut mempunyai arti bahwa terdapat korelasi antara tingkat pengetahuan dengan perilaku bullying artinya ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku bullying yang menunjukkan tingkat pengetahuan yang diperoleh siswa mempengaruhi perilaku bullying. Semakin tinggi tingkat pengetahuan remaja tentang bullying, maka semakin rendah tingkat kejadian bullying, sebaliknya semakin rendah tingkat pengetahuan remaja tentang bullying, maka semakin tinggi tingkat kejadian bullying. Tabel 4.5 Hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku bullying pada remaja di SMK PGRI Semarang 2013 (n=75) Variabel Bebas Variabel Terikat r p value Tingkat pengetahuan Perilaku bullying Diagram 4.6 Hubungan antara variabel tingkat pengetahuan dengan variabel perilaku bullying pada remaja Di SMK PGRI Semarang 2013 (n=75)
12 Hasil penelitian yang didapat sebagian besar siswa - siswi menganggap bahwa pemahaman tentang perilaku bullying lebih kepada hal - hal yang berbau kekerasan, terlebih terhadap tindakan yang menyakiti secara fisik, sementara menggunakan nama julukan yang buruk, kata - kata kasar dalam bergaul dianggap sebagai candaan dan salah satu cara agar mental anak menjadi kuat. Siswa - siswi menganggap bahwa mengejek, menjuluki nama yang tidak baik terhadap teman merupakan cara bercanda, mengakrabkan diri dan menguatkan mental bagi mereka. Menurut Sejiwa (2008) mengatakan bahwa bullying terjadi ketika 3 karakter bertemu di satu tempat, yaitu pelaku, korban, dan penonton. Temuan di lapangan mendukung pernyataan tersebut, karena di saat siswa - siswi melontarkan candaan dengan mengejek temannya, sebagai contoh saat di dalam kelas saat salah seorang siswa salah dalam menjawab pertanyaan dari gurunya, siswa yang lain justru memberi penguatan dengan mengejek atau mentertawakannya dengan keras, bahkan guru kadang hanya bersikap diam atau justru malah ikut tertawa. Jika guru memahami efek dari bullying secara verbal tersebut, dan tidak menganggapnya sebagai candaan biasa dan bersikap tegas terhadap siswa yang mengejek temannya, maka perilaku seperti itu tidak akan terjadi secara berulang-ulang. Hal tersebut di perjelas oleh teori menurut Diana (2007) menjelaskan tentang sumber perilaku bullying atau agresi adalah belajar atau pengaruh lingkungan sosial. Hal ini sesuai dengan pernyataan dan penelitian serta teori yang diajukan oleh ahli psikologi yang menyatakan bahwa agresivitas manusia semata-mata adalah hasil belajar dari lingkungan sosialnya. Sehingga lingkungan sekolah secara langsung maupun tidak langsung akan memberi pengaruh terhadap seluruh warga sekolahnya, memberi kesempatan pada siswa - siswi untuk belajar menangkap apa yang ada di sekitarnya. Penelitian terdahulu dan terkait dengan perilaku bullying dilakukan oleh Pinkan Margaretha Indira, S.Psi dari Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga pada tahun 2010 dengan judul Study Diskriptif Tentang Bullying Pada Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan di Salatiga. Penelitian menggunakan metode mixed method research dan instrumen yang digunakan adalah kuesioner, paduan diskusi dalam
13 focus group untuk siswa dan guru, panduan wawancara untuk guru, dan panduan observasi. Sampel sebanyak 593 siswa SMA dan SMK kelas X dan XI beserta 75 guru yang berasal dari 10 SMA dan SMK di Salatiga yang di dapat dari undian acak dari seluruh SMA dan SMK yang berada di Salatiga. Hasil penelitian didapat sebagian besar siswa dan guru belum memahami mengenai perilaku bullying, lebih mengenal perilaku kekerasan yang mengarah pada kekerasan fisik. Perilaku yang termasuk dalam sosial bullying dianggap sebagai candaan yang wajar. Bullying psikis dan fisik terjadi, dengan frekuensi bullying psikis lebih besar. Tindakan bullying paling sering terjadi di ruang kelas, tempat nongkrong di luar sekolah, di kantin sekolah. Konteks terjadinya ketika jam pelajaran kosong, jam istirahat, setelah pulang sekolah, atau tidak adanya kontrol dari para guru. Tata tertib yang dibuat lebih untuk mencegah perilaku bullying fisik dibanding bullying psikis. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Karakteristik umur responden di SMK PGRI Semarang tahun 2013 dalam penelitian ini menunjukkan bahwa rata - rata usia responden adalah tahun, dengan umur termuda 15 tahun dan umur tertua 19 tahun, karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin yang diperoleh adalah laki - laki sebanyak 4 responden dengan persentase 5,3 %, dan perempuan sebanyak 71 responden dengan persentase sebanyak 94,7% dan karakteristik responden berdasarkan kelas didapatkan responden yang berasal dari kelas XI adalah terdiri dari 35 anak dengan jumlah persentase 46,7 %, dan kelas XII terdiri dari 40 anak dengan jumlah persentase sebanyak 53,3 %. 2. Tingkat pengetahuan rendah tentang bullying sebanyak 1,3%, tingkat pengetahuan sedang sebanyak 54,7% dan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 44,0%. Hal tersebut dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya adalah faktor pengalaman yang mempengaruhi pengetahuan seseorang dan tergantung dari ingatan seseorang pada saat menjawab pertanyaan peneliti dalam pengisian kuesioner.
14 3. Responden yang tidak pernah melakukan perilaku bullying sebanyak 0%, responden yang jarang melakukan perilaku bullying sebanyak 60,0% dan responden yang sering melakukan perilaku bullying sebanyak 40,0%. 4. Perilaku bullying yang sering terjadi di SMK PGRI Semarang adalah perilaku bullying secara verbal, antara lain : membentak, meledek, mencela, memaki - maki, menghina, menjuluki, meneriaki, mempermalukan didepan umum, menyoraki, menebar gosip, memfitnah. 5. Ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku bullying pada remaja di SMK PGRI Semarang dengan hasil uji korelasi nilai p value sebesar dengan nilai (r) = DAFTAR PUSTAKA Al-Migwar. (2006). Psikologi remaja. Bandung : CV Pustaka Setia Ardianti, C. (2009). Identifikasi Faktor Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Bullying. Skripsi : Semarang : Universitas Katolik Suegijapranata. Tidak Dipublikasikan Ardiansyah, A.A dan Guaniarti, U. (2009).Faktor Faktor yang Mempengaruhi Bullying Pada Remaja. Naskah Publikasi.Yogyakarta: UII. Ariesto, A. (2009). Pelaksanaan Program Antibullying Teacher Empowerment. Skripsi : Jakarta. UI. Tidak Dipublikasikan Artuti, V. (2002). Dampak Psikologis Perceraian Pada Perempuan Di Kelurahan Tanjung Mas Semarang. Skripsi : Semarang : Universitas Katolik Suegijapranata. Tidak Dipublikasikan Astuti, P.R. (2008). Meredam Bullying: 3 Cara Efektif Mengatasi Kekerasan Pada Anak. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia Bahiyatun. (2010). Buku ajar bidan psikologi ibu dan anak. Jakarta : EGC. Bauman, S. (2008). The Role of Elementary School Counselors in Redusing School Bullying, the Elemantary School Journal vol.108.
15 Berthold, K. A. and Hoover, J. H. (2000). Collerates of Bullying and Victimization Among Intermediate Student in the Midwestern USA. Sage Publication Volume 21, No. 1. Black, S.A & Jackson, E. (2007). Using bullying incident density to evaluate the olweus bullying prevention programme. School psychology international, 28. Coloroso, B. (2004). Penindas, Tertindas dan Penonton. Resep Memutus Rantai Kekerasan Anak dari Pra sekolah hingga SMU. Alih bahasa: Santi Indra Astuti. Jakarta: Serambi. Dahlan, S. (2004). Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: PT.Arkans. Djati, M. N. S. (2008). Hubungan Antara Bullying Dengan Depresi Pada Siswa SMA. Skripsi : Semarang : Universitas Katolik Soegijarpranata. Tidak Dipublikasikan Djuwita, R. (2006). Kekerasan Tersembunyi Di Sekolah : Aspek - Aspek Psikososial Dari Bullying. Makalah Dalam Workshop Bullying : Masalah Tersembunyi Dalam Dunia Pendidikan Di Indonesia. Jakarta. Elliot, M. (2005). Wise Guides Bullying. New York: Hodder Children s Books. Fiftina, A. F. (2012). Hubungan Kepercayaan Diri Dengan Perilaku Asertif Pada Siswa SMA Korban Bullying. Skripsi : Universitas Gunadarma. Tidak Dipublikasikan Hidayat, A. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika. Hurlock. (2004). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan edisikelima. Jakarta : Erlangga. Kholilah, M. (2012). Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Bullying Dengan Perilaku Bullying Pada Siswa Kelas XI Di SMA Semen Gresik. Skripsi : Stikes Yarsis. Tidak Dipublikasikan Krahe, B. (2005). Perilaku Agresif - Buku Panduan Psikologi Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Laila, M. (2008). Hubungan Konformitas Teman Sebaya Dengan Perilaku Konsumtif Pada Remaja Puteri SMA N 112 Jakarta. Skripsi :. Jakarta : Universitas Esa Unggul Psikologi. Tidak Dipublikasikan Mahardayani. I.H dan Ahyani L.N.(2009). Identifikasi Perilaku Bullying Pada Remaja Di Kabupaten Kudus. Skripsi : Universitas Muria Kudus. Tidak Dipublikasikan
16 Mudjijanti, F. (2011). School Bullying dan Peran Guru Dalam Mengatasinya. Naskah Krida Rakyat. Madiun.: Universitas Katolik Widya Mandala. Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rienekacipta. Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam. (2011). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan; pedoman skripsi, tesis, dan instrumen penelitian keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Tidak Dipublikasikan Riwidikdo, H. (2009). Statistik Kesehatan.Yogjakarta: Mitra Cendikia Press. Sari, F. K. (2011). Hubungan Antara Konformitas Kelompok Teman Sebaya Dan Perilaku Bullying Pada Siswa SMK X Jakarta Barat. Skripsi : Universitas Esa Unggul Jakarta. Tidak Dipublikasikan Sarwono W Sarlito. (2005). Psikologi Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sastroasmoro, S. (2008). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kliinis Edisi ke3. Jakarta: Sagung Seto. SEJIWA (Yayasan Semai Jiwa Amini). (2008). Mengatasi kekerasan dari sekolah dan lingkungan anak. Jakarta: Grasindo. Sonya, L. M. (2008). Dampak Psikologi Perceraian Orang Tua Pada Remaja Putri. Skripsi : Semarang : Universitas Katolik Suegijapranata. Tidak Dipublikasikan Sugiyono Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Susanto, D. W. (2010). Fenomena korban perilaku bullying pada remaja Dalam dunia pendidikan. Skripsi : Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata:Semarang. Tidak Dipublikasikan Susilowati. (2008). Kekerasan pada Siswa di Sekolah. Jakarta. Tim Yayasan Semai Jiwa Amini SEJIWA. (2008). Bullying : Mengatasi Kekerasan di Sekolah dan Lingkungan Sekitar Anak. Jakarta: PT Grasindo. Wawan, A dandewi M. (2010).Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: NuhaMedika.
17 Wicaksana, I. (2008). Mereka Bilang Aku Sakit Jiwa.Yogjakarta: Kanisius. Wiyani, N. A. (2012). Save Our Children From School Bullying. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan periode kehidupan yang penuh dengan dinamika, dimana pada masa tersebut terjadi perkembangan dan perubahan yang sangat pesat. Pada periode ini
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Bullying 1. Pengertian Bullying adalah perilaku agresif yang dilakukan secara sengaja terjadi berulang-ulang untuk menyerang seorang target atau korban yang lemah, mudah
Lebih terperinciPROFIL PERILAKU BULLYING PESERTA DIDIK DI SEKOLAH (Studi Terhadap Siswa Kelas VIII SMP N 1 Panti Kabupaten Pasaman) ABSTRACT
PROFIL PERILAKU BULLYING PESERTA DIDIK DI SEKOLAH (Studi Terhadap Siswa Kelas VIII SMP N 1 Panti Kabupaten Pasaman) Radhita Syam Prima Mutiara 1, Helma 2, Joni Adison 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan
Lebih terperinciINTENSITAS TERKENA BULLYING DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN INTROVERT
INTENSITAS TERKENA BULLYING DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN INTROVERT Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna menempuh derajat Sarjana S-1 Psikologi Disusun Oleh : AMALIA LUSI BUDHIARTI
Lebih terperinciPENGARUH LAYANAN DISKUSI KELOMPOK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PERILAKU BULLYING SISWA KELAS XI (Studi di SMA Negeri 5 Sigi )
PENGARUH LAYANAN DISKUSI KELOMPOK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PERILAKU BULLYING SISWA KELAS XI (Studi di SMA Negeri 5 Sigi ) Putri Wardhani 1 Muh. Mansyur Thalib Ridwan Syahran ABSTRAK
Lebih terperinciPENGARUH KONFORMITAS DAN HARGA DIRI TERHADAP KECENDERUNGAN MENJADI KORBAN KEKERASAN (BULLYING VICTIM) PADA REMAJA
PENGARUH KONFORMITAS DAN HARGA DIRI TERHADAP KECENDERUNGAN MENJADI KORBAN KEKERASAN (BULLYING VICTIM) PADA REMAJA NUR IKHSANIFA Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda INTISARI Penelitian
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN GURU SEKOLAH DASAR TENTANG BULLYING PADA ANAK. Di SD Muhammadiyah Ponorogo
KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN GURU SEKOLAH DASAR TENTANG BULLYING PADA ANAK Di SD Muhammadiyah Ponorogo Oleh : ANA DZAKARISMA ROBBI SHOLA NIM : 14612584 PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN
Lebih terperinci60 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN
PENDAHULUAN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS Eny Pemilu Kusparlina (Akademi Kebidanan Muhammadiyah Madiun) ABSTRAK Pendahuluan: Angka aborsi di
Lebih terperinciKATEGORI BULLYING PADA ANAK USIA SEKOLAH DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI RUKOH BANDA ACEH
KATEGORI BULLYING PADA ANAK USIA SEKOLAH DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI RUKOH BANDA ACEH BULLYING CATEGORIES IN SCHOOL AGE CHILDREN IN MADRASAH STATE RUKOH BANDA ACEH Muslem 1 ; Hasmila S 2 1 Mahasiswa
Lebih terperinciThe Factors Related to Pre Marriage Sexual Behavior of Adolescents in Grade X and XI in State Senior High School 1 in Bandar Lampung
The Factors Related to Pre Marriage Sexual Behavior of Adolescents in Grade X and XI in State Senior High School 1 in Bandar Lampung Sari MN, Islamy N, Nusadewiarti A Faculty of Medicine in Lampung University
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. batas kewajaran. Kekerasan yang mereka lakukan cukup mengerikan, baik di
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini masalah kenakalan di kalangan pelajar sekolah sedang hangat dibicarakan. Perilaku agresif dan kekerasan yang dilakukan pelajar sudah di luar batas
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA PUTRI DI SMP NEGARI 1 SAYUNG DEMAK
HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA PUTRI DI SMP NEGARI 1 SAYUNG DEMAK Manuscript Oleh Eko Sugianto G2A009115 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bullying juga didefinisikan sebagai kekerasan fisik dan psikologis jangka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bullying adalah perilaku agresif yang dilakukan secara sengaja dan terjadi berulang-ulang untuk menyerang seorang target atau korban yang lemah, mudah dihina
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakangMasalah. dalam mengantarkan peserta didik sehingga dapat tercapai tujuan yang
BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah Perubahan zaman yang semakin pesat membawa dampak ke berbagai aspek kehidupan yang terutama dalam bidang pendidikan. Terselenggaranya pendidikan yang efektif dan
Lebih terperinciThe Relations between Bullies and Academic Achievement in Adolescents Aged Years in Yogyakarta
The Relations between Bullies and Academic Achievement in Adolescents Aged 12-15 Years in Yogyakarta Hubungan antara Pelaku Bullying dengan Prestasi Belajar pada Remaja Usia 12-15 Tahun di Yogyakarta Nesya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Maraknya kasus-kasus kekerasan yang terjadi pada anak-anak usia sekolah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Maraknya kasus-kasus kekerasan yang terjadi pada anak-anak usia sekolah saat ini sangat memprihatinkan bagi pendidik dan orangtua. Fenomena yang sering terjadi di sekolah
Lebih terperinciARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK DALAM MENGATASI PERILAKU BULLYING TEMAN KELAS
ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK DALAM MENGATASI PERILAKU BULLYING TEMAN KELAS PESERTA DIDIK KELAS VIII UPTD SMP NEGERI 2 PAPAR TAHUN AJARAN 2015 / 2016 SKRIPSI Diajukan Untuk
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN KESIAPAN ANAK MENGHADAPI MASA PUBERTAS
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN KESIAPAN ANAK MENGHADAPI MASA PUBERTAS Sevi Budiati & Dwi Anita Apriastuti Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali ABSTRAK Latar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal small-group yang berupaya secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal small-group yang berupaya secara sadar untuk melakukan perbaikan dan perubahan perilaku, pengalaman serta pengetahuan peserta
Lebih terperinciHUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 20 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : DINI ARIANI NIM : 20000445 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK
Lebih terperinciJURNAL KEBIDANAN DAN KESEHATAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH)
JURNAL KEBIDANAN DAN KESEHATAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH) PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS BEBAS DI SMA PERKOTAAN DAN PEDESAAN DI KABUPATEN KUDUS DIFFERENCE KNOWLEDGE OF TEENS FREE SEX
Lebih terperinciHUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA DENGAN KESIAPAN REMAJA MENGHADAPI PUBERTAS DI SMP N 2 KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA DENGAN KESIAPAN REMAJA MENGHADAPI PUBERTAS DI SMP N 2 KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: DWI NURAINI NIM: 201410104222 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Cara Pemilihan Contoh
23 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Desain penelitian ini adalah cross-sectional study yaitu penelitian yang dilakukan dalam satu waktu tertentu. Lokasi penelitian dipilih secara purposive dengan
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA Febry Heldayasari Prabandari *, Tri Budi Rahayu Program Studi D3 Kebidanan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan sekolah, banyak siswa yang melakukan bullying kepada siswa lainnya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bullying merupakan fenomena yang marak terjadi dewasa ini terutama di lingkungan sekolah, banyak siswa yang melakukan bullying kepada siswa lainnya baik di
Lebih terperinciProgram Studi Ilmu Keperawatan, STIKes Guna Bangsa Yogyakarta ABSTRACT
THE RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUTH PUBERTY WITH ADOLESCENTS ATTITUDE IN THE FACE OF PUBERTY IN ADOLESCENTS IN JUNIOR HIGH SCHOOL 3 DEPOK, MAGUWOHARJO, SLEMAN, YOGYAKARTA Dwi Agustiana Sari, Wiwin Lismidiati
Lebih terperinciSELF ESTEEM KORBAN BULLYING (Survey Kepada Siswa-siswi Kelas VII SMP Negeri 270 Jakarta Utara)
Self Esteem Korban Bullying 115 SELF ESTEEM KORBAN BULLYING (Survey Kepada Siswa-siswi Kelas VII SMP Negeri 270 Jakarta Utara) Stefi Gresia 1 Dr. Gantina Komalasari, M. Psi 2 Karsih, M. Pd 3 Abstrak Tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ukuran fisik, tapi bisa kuat secara mental (Anonim, 2008). Bullying di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku bullying adalah sebuah situasi dimana terjadinya penyalahgunaan kekuatan atau kekuasaan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok. Pihak yang kuat disini
Lebih terperinciPENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU REMAJA TENTANG SEKS PRA NIKAH
PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU REMAJA TENTANG SEKS PRA NIKAH Ns. Pawestri, S.Kep, M.Kes2, Ratih Sari Wardani, S.Si M.Kes, Sonna M, SKep Fikkes Universitas Muhammadiyah Semarang ABSTRAK Masalah seksualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meneruskan perjuangan dan cita-cita suatu negara (Mukhlis R, 2013). Oleh karena
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Setiap negara pasti memerlukan generasi penerus untuk menggantikan generasi lama. Bangsa yang memiliki generasi penerus akan tetap diakui keberadaannya, oleh
Lebih terperinciHUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG
HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA 60-74 TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG Catharina Galuh Suryondari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendedes, Jalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kognitif, dan sosio-emosional (Santrock, 2007). Masa remaja (adolescence)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan periode transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa yang melibatkanperubahan biologis, kognitif, dan sosio-emosional (Santrock,
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. I.A Latar Belakang. Remaja seringkali diartikan sebagai masa perubahan. dari masa anak-anak ke masa dewasa.
12 BAB I Pendahuluan I.A Latar Belakang Remaja seringkali diartikan sebagai masa perubahan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Remaja tidak termasuk golongan anak tetapi tidak pula golongan dewasa. Remaja
Lebih terperinciFitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...
Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat... Hubungan antara Peranan Perawat dengan Sikap Perawat pada Pemberian Informed Consent Sebagai Upaya Perlindungan Hukum Bagi Pasien di RS PKU
Lebih terperinciHubungan Antara Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja dan Pencegahan Keputihan di SMK Muhammadiyah 1 Moyudan Sleman Yogyakarta
Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja dan Pencegahan Keputihan di SMK Muhammadiyah 1 Moyudan Sleman The Relationship Between The Level of Knowledge About The Health of Adolescent
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. siswa atau murid di lingkungan sekolahnya. Masalah yang sering muncul
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sekolah menjadi lingkungan pada siswa atau murid dalam proses untuk berinteraksi sosial secara langsung dengan teman sebaya atau guru. Akan tetapi, sekarang ini banyak
Lebih terperinciPENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI PERAN MEDIA VISUAL
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI PERAN MEDIA VISUAL TENTANG MENSTRUASI TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH WIROBRAJAN 3 YOGYAKARTA TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI
Lebih terperinciDAMPAK PSIKOLOGIS BULLYING
DAMPAK PSIKOLOGIS BULLYING PADA SISWA SMA CHRISTIN Program Sarjana, Universitas Gunadarma Abstrak Semakin hari kita semakin dekat dengan peristiwa kekerasan khususnya bullying yang dilakukan terhadap siswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang kompleks yang merupakan hasil interaksi berbagai penyebab dari keadaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang paling mendapat perhatian dalam rentang kehidupan manusia. Hal ini disebabkan banyak permasalahan yang terjadi dalam masa remaja.
Lebih terperinciPERAN GURU BK/KONSELOR DALAM MENGENTASKAN PERILAKU BULLYING PARTICIPANT OF THE TEACHERS BK / COUNSELORS TO ALLEVIATE BULLYING BEHAVIOR
CAHAYA PENDIDIKAN, 2(1): 84-91 Juni 2016 ISSN : 1460-4747 PERAN GURU BK/KONSELOR DALAM MENGENTASKAN PERILAKU BULLYING PARTICIPANT OF THE TEACHERS BK / COUNSELORS TO ALLEVIATE BULLYING BEHAVIOR Ramdani
Lebih terperinciPENGARUH PENDIDIKAN SEKS TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH DI SMA NEGERI RONGKOP GUNUNG KIDUL TAHUN 2012
1 PENGARUH PENDIDIKAN SEKS TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH DI SMA NEGERI RONGKOP GUNUNG KIDUL TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh DWI PUTRI RUPITA SARI 201110104247 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciHUBUNGAN PERAN IBU SEBAGAI PENDIDIK DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE SISWI KELAS VII SMP NEGERI I TANGEN SRAGEN NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN PERAN IBU SEBAGAI PENDIDIK DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE SISWI KELAS VII SMP NEGERI I TANGEN SRAGEN NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : Mardikaning Tiyas Puji Lestari 201310104171 PROGAM STUDIBIDAN
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 3-4 TAHUN DI POSYANDU BUDI LESTARI DESA TLOGOREJO GUNTUR DEMAK.
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 3-4 TAHUN DI POSYANDU BUDI LESTARI DESA TLOGOREJO GUNTUR DEMAK 4 Abdul Muchid *, Amin Samiasih **, Mariyam *** Abstrak Latar belakang:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan sebuah lembaga atau tempat yang dirancang untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan sebuah lembaga atau tempat yang dirancang untuk pengajaran siswa atau murid di bawah pengawasan guru dalam proses belajar dan mengajarkan siswa
Lebih terperinciBAB II TINJUAN PUSTAKA
BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Perilaku Bullying. 1. Pengertian bullying. Menurut Priyatna (2010), bullying merupakan tindakan yang disengaja oleh pelaku kepada korban yang terjadi secara berulang-ulang dan
Lebih terperinciFAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA SMA DAN SMK DI KOTA BENGKAYANG
1 FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA SMA DAN SMK DI KOTA BENGKAYANG Robertus Richard Louise, Mardjan, Abduh Ridha Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Pontianak,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sekolah merupakan lembaga formal yang dirancang untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekolah merupakan lembaga formal yang dirancang untuk memberikan pengajaran kepada siswa atau murid di bawah pengawasan guru dan kepala sekolah. Di dalam sebuah institusi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terselenggara apabila dipengaruhi oleh suasana kondusif yang diciptakan oleh
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan zaman yang semakin pesat pada saat sekarang ini, telah membawa dampak terhadap berbagai aspek kehidupan, terutama dalam bidang pendidikan. Pendidikan
Lebih terperinciRELATION BETWEEN KNOWLEDGE AND ADOLESCENT POSITION ABOUT HIV-AIDS WITH BEHAVIOR OF SEX BEFORE MARRIEDINDIUM SMA PGRI 1 SEMARANG ABSTRAK
RELATION BETWEEN KNOWLEDGE AND ADOLESCENT POSITION ABOUT HIV-AIDS WITH BEHAVIOR OF SEX BEFORE MARRIEDINDIUM SMA PGRI 1 SEMARANG 7 ABSTRAK Di era globalisasi, dengan tingkat kebebasan yang longgar dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini berbagai masalah tengah melingkupi dunia pendidikan di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini berbagai masalah tengah melingkupi dunia pendidikan di Indonesia. Salah satunya yang cukup marak akhir-akhir ini adalah kasus kekerasan atau agresivitas baik
Lebih terperinciINFLUENCE OF GIVING INFORMATION SERVICE ABOUT RAISING SELF-CONFIDENT AT STUDENTS IN CLASS XI IPA STATED-OWNED SENIOR HIGH SCHOOL 2 PEKANBARU 2014/2015
1 INFLUENCE OF GIVING INFORMATION SERVICE ABOUT RAISING SELF-CONFIDENT AT STUDENTS IN CLASS XI IPA STATED-OWNED SENIOR HIGH SCHOOL 2 PEKANBARU 2014/2015 Randi Gunola 1, Tri Umari 2, Raja Arlizon 3 E-mail:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang secara berulang-ulang dan dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bullying merupakan salah satu tindakan perilaku agresif yang disengaja dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang secara berulang-ulang dan dari waktu ke waktu terhadap
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain penelitian studi korelasional yang merupakan penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian studi korelasional yang merupakan penelitian atau
Lebih terperinciHUBUNGAN DISMENOREA TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWI SMA MUHAMMADIYAH 5 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN DISMENOREA TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWI SMA MUHAMMADIYAH 5 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : TRISNA YUNI HANDAYANI NIM : 201010104157 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini sering kita dengar tentang banyaknya kasus kekerasan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini sering kita dengar tentang banyaknya kasus kekerasan yang dilakukan dilingkungan institusi pendidikan yang semakin menjadi permasalahan dan menimbulkan
Lebih terperinciPENGARUH BERMAIN PERAN TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI PADA ANAK DI TK KHUSNUL KHOTIMAH SEMARANG
PENGARUH BERMAIN PERAN TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI PADA ANAK DI TK KHUSNUL KHOTIMAH SEMARANG Manuscript OLEH : Sri Utami G2A009102 PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciFAKTOR PENYEBAB PESERTA DIDIK MELAKUKAN BULLYING DI SMP NEGERI 15 PADANG JURNAL PUTRI PURNAMA NAZLY NPM:
FAKTOR PENYEBAB PESERTA DIDIK MELAKUKAN BULLYING DI SMP NEGERI 15 PADANG JURNAL PUTRI PURNAMA NAZLY NPM: 10060164 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ( STKIP
Lebih terperinciHUBUNGAN PERAN KELOMPOK TEMAN SEBAYA DENGAN PERILAKU BULLYING PADA ANAK USIA SEKOLAH DI SD MUHAMMADIYAH MLANGI GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA
HUBUNGAN PERAN KELOMPOK TEMAN SEBAYA DENGAN PERILAKU BULLYING PADA ANAK USIA SEKOLAH DI SD MUHAMMADIYAH MLANGI GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: ANNISA I ROHIMAH 201210201084 PROGRAM
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO. Asih Setyorini, Deni Pratma Sari
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO Asih Setyorini, Deni Pratma Sari ABSTRAK Perubahan pada masa remaja adalah hormon reproduksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakang. individu khususnya dibidang pendidikan. Bentuk kekerasan yang sering dilakukan
1 BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Kekerasan bukanlah fenomena baru yang mewarnai kehidupan sosial individu khususnya dibidang pendidikan. Bentuk kekerasan yang sering dilakukan siswa salah satunya adalah
Lebih terperinciHUBUNGAN KEIKUTSERTAAN ORGANISASI DENGAN REGULASI DIRI PADA REMAJA : STUDI KASUS DI SMA N 2 NGAWI
HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN ORGANISASI DENGAN REGULASI DIRI PADA REMAJA : STUDI KASUS DI SMA N 2 NGAWI Rhea Auliya Anggareni 1, Fitri Hartanto 2 1 Mahasiswa Program Pendidikan S-1 Kedokteran Umum, Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari hubungan dengan lingkungan sekitarnya. individu dan memungkinkan munculnya agresi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Siswanto (2007) menjelaskan bahwa agresi merupakan salah satu koping tindakan langsung. Koping dalam tindakan langsung merupakan usaha tingkah laku yang dijalankan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional (potong lintang)
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional (potong lintang) yaitu jenis penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran atau observasi data variabel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lain, saling memberikan pengaruh antara satu dengan yang lain dan ingin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu dengan yang lain, saling memberikan pengaruh antara satu dengan yang lain dan ingin berkumpul untuk
Lebih terperinciTINGKAT PENGETAHUAN TENTANG SEKS BEBAS PADA REMAJA KELAS XI DI SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA TAHUN 2014
144 Media Ilmu Kesehatan Vol. 5, No. 2, Agustus 2016 TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG SEKS BEBAS PADA REMAJA KELAS XI DI SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA TAHUN 2014 Suherni 1, Anita Rahmawati 1 1 Jurusan Kebidanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. patut di junjung tinggi serta harus mendapatkan hak-haknya tanpa harus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan amanah sekaligus anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa yang dalam dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya. Oleh karena itu setiap anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan, pendidikan dan mengasihi serta menghargai anak-anaknya (Cowie
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu ukuran pencapaian sebuah bangsa yang diajukan oleh UNICEF adalah seberapa baik sebuah bangsa memelihara kesehatan dan keselamatan, kesejahteraan, pendidikan
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Astrid Rusmanindar
HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN (KTD) DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN (KTD) PADA SISWI SMA N 1 PUNDONG BANTUL TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI Disusun
Lebih terperinciKONSEP DIRI DAN KECENDERUNGAN BULLYING PADA SISWA SMK SEMARANG
KONSEP DIRI DAN KECENDERUNGAN BULLYING PADA SISWA SMK SEMARANG Laily Febria Purnaningtyas, Achmad Mujab Masykur Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH Tembalang Semarang 50275
Lebih terperinciHUBUNGAN STRES BELAJAR DENGAN GANGGUAN MENSTRUASI PADA MAHASISWI PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
HUBUNGAN STRES BELAJAR DENGAN GANGGUAN MENSTRUASI PADA MAHASISWI PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN Sri Ratna Ningsih & Hikmah Sobri STIKES Aisyiyah Yogyakarta E-mail: myratna_cute@yahoo.co.id Abstract: The
Lebih terperinciPROFIL TINGKAH LAKU AGRESI PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 31 PADANG JURNAL
PROFIL TINGKAH LAKU AGRESI PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 31 PADANG JURNAL Oleh: ANNISA CITRA FADILLAH NIM. 09060082 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Masa anak usia sekolah merupakan masa dimana anak mulai mengalihkan perhatian dan hubungan dari keluarga ke teman-teman sebayanya. Pada masa sekolah anak lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nilai-nilai keagamaan yang diajarkan, di pesantren bertujuan membentuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemahaman tentang pesantren merupakan lembaga pendidikan tertua yang erat dalam proses sejarah kehidupan Indonesia sejak ratusan tahun yang silam. Ia adalah
Lebih terperinciKONFORMITAS TEMAN SEBAYA DAN PERILAKU BULLYING PADA SISWA KELAS XI IPS
KONFORMITAS TEMAN SEBAYA DAN PERILAKU BULLYING PADA SISWA KELAS XI IPS Yasinta Amalia Febriyani, Endang Sri Indrawati Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang,
Lebih terperinciBAB I RENCANA PENELITIAN. formal, pendidikan dilakukan oleh sebuah lembaga yang dinamakan sekolah,.
BAB I RENCANA PENELITIAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses yang dilakukan sepanjang hayat (long life education), karena pada dasarnya pendidikan adalah suatu proses untuk memanusiakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar, serta tempat menerima dan memberi pelajaran (http://www.sekolahdasar.net). Sekolah adalah
Lebih terperinciHUBUNGAN PERAN TEMAN SEBAYA DENGAN PERILAKU BULLYING PADA ANAK USIA SEKOLAH KELAS 5 DAN 6 DI SD SRIWEDARI O2 KECAMATAN JAKEN KABUPATEN PATI ABSTRAK
HUBUNGAN PERAN TEMAN SEBAYA DENGAN PERILAKU BULLYING PADA ANAK USIA SEKOLAH KELAS 5 DAN 6 DI SD SRIWEDARI O2 KECAMATAN JAKEN KABUPATEN PATI Niken Pratiwi*, Dewi Puspita, S.Kp., M.sc**, Rosalina S.Kp.,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Pada masa ini, remaja menaruh minat dan perhatian yang cukup besar terhadap relasi dengan teman
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini bersifat explanatory research yaitu menjelaskan hubungan antara variabel independen dan dependen. Desain atau pendekatan
Lebih terperinciPERSEPSI ORANG TUA TERHADAP FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERILAKU MEROKOK PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI RW 07 KELURAHAN SAWAH BESAR,SEMARANG.
PERSEPSI ORANG TUA TERHADAP FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERILAKU MEROKOK PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI RW 07 KELURAHAN SAWAH BESAR,SEMARANG Manuscript Oleh : Slamet Gunedi G2A009100 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU BULLYING NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU BULLYING NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta sebagai persyaratan memperoleh Derajat Sarjana
Lebih terperinciKECERDASAN EMOSIONAL MAHASISWA AKADEMI KEPERAWATAN BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO. Siti Indatul Laili Akademi Keperawatan Bina Sehat PPNI Mojokerto
KECERDASAN EMOSIONAL MAHASISWA AKADEMI KEPERAWATAN BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO Siti Indatul Laili Akademi Keperawatan Bina Sehat PPNI Mojokerto ABSTRACT Every adolescents is equipped with emotion to offset
Lebih terperinciPERSEPSI MAHASISWA TENTANG PEMBIMBING AKADEMIK (PA) DENGAN SIKAP UNTUK BERKONSULTASI DI PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA
PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PEMBIMBING AKADEMIK (PA) DENGAN SIKAP UNTUK BERKONSULTASI DI PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: KHULUL AZMI NIM: 21114148
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dengan orang-orang di sekeliling atau sekitarnya. bijaksana dalam menjalin hubungan dengan orang lain.
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kecerdasan Sosial 2.1.1 Pengertian Kecerdasan Sosial Menurut Goleman (2006) kecerdasan sosial adalah ukuran kemampuan diri seseorang dalam pergaulan di masyarakat dan kemampuan
Lebih terperinciHUBUNGAN PERILAKU VERBAL ABUSE ORANG TUA DENGAN PERILAKU AGRESIF REMAJA DI SMPN 3 PRABUMULIH. Risky Amandita Putri Arie Kusumaningrum Sri Maryatun
HUBUNGAN PERILAKU VERBAL ABUSE ORANG TUA DENGAN PERILAKU AGRESIF REMAJA DI SMPN 3 PRABUMULIH ABSTRACT Risky Amandita Putri Arie Kusumaningrum Sri Maryatun Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk meneliti populasi atau sampel
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk meneliti populasi atau sampel
Lebih terperinciPengembangan Model Bimbingan Kelompok dengan Teknik Sosiodrama untuk Mengatasi Perilaku Bullying
Jurnal Fokus Konseling, Volume 4, No. 1 (2018), 126-135 ISSN Cetak : 2356-2102 ISSN Online : 2356-2099 DOI: https://doi.org/10.26638/jfk.499.2099 Pengembangan Model Bimbingan Kelompok dengan Teknik Sosiodrama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan dapat bertahan hidup sendiri.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan dapat bertahan hidup sendiri. Interaksi dengan lingkungan senantiasa dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhannya. Salah satu
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT KESEPIAN DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PSTW YOGYA UNIT BUDILUHUR KASONGAN BANTUL NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN TINGKAT KESEPIAN DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PSTW YOGYA UNIT BUDILUHUR KASONGAN BANTUL NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : HELGA DWI ARDIANTO 201110201021 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Lebih terperinciPENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH. Achmad Ridwan, Anita Nur Lely Akademi Keperawatan Pamenang Pare Kediri
PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH Achmad Ridwan, Anita Nur Lely Akademi Keperawatan Pamenang Pare Kediri ABSTRAK Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar
Lebih terperinciPROFIL PERILAKU SOSIAL REMAJA DI RT 02 / RW 04 KELURAHAN LAMBUNG BUKIT KECAMATAN PAUH KOTA PADANG JURNAL
PROFIL PERILAKU SOSIAL REMAJA DI RT 02 / RW 04 KELURAHAN LAMBUNG BUKIT KECAMATAN PAUH KOTA PADANG JURNAL Oleh : TRI MULYATI. M 10060129 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN
Lebih terperinciBAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini merupakan siswa kelas XI SMK Saraswati Salatiga yang populasinya berjumlah 478 siswa. Kelas XI SMK Saraswati
Lebih terperinciIDENTIFIKASI KONSEP DIRI SISWA YANG MEMILIKI PRESTASI BELAJAR RENDAH DI KELAS VIII SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI
IDENTIFIKASI KONSEP DIRI SISWA YANG MEMILIKI PRESTASI BELAJAR RENDAH DI KELAS VIII SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI Rabiatun Nurhasanah Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi E-mail : rabiatunnurhasanah@gmail.com
Lebih terperinciPERBANDINGAN KARAKTERISTIK KEKERASAN YANG TERJADI TERHADAP ANAK DI SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS DAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI KOTA TEGAL
PERBANDINGAN KARAKTERISTIK KEKERASAN YANG TERJADI TERHADAP ANAK DI SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS DAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI KOTA TEGAL Deby Priscika Putri 1, Sigid Kirana Lintang Bhima 2, Saebani
Lebih terperinciH, 2016 HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KONTROL DIRI DENGAN PERILAKU BULLYING
BAB I PENDAHULUAN Pokok bahasan yang dipaparkan pada Bab I meliputi latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi penelitian. A.
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG Nina Susanti * ) Wagiyo ** ), Elisa *** ) *) Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan
Lebih terperinciManuscript KUKUH UDIARTI NIM : G2A Oleh :
FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRAKTIK PENCEGAHAN DINI PENYAKIT DIARE PADA ANAK USIA 1-2 TAHUN DI DESA TEMUIRENG KECAMATAN PETARUKAN KABUPATEN PEMALANG Manuscript Oleh : KUKUH UDIARTI NIM : G2A212015
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Garmen. Dimana jurusan ini diambil pada saat kelas X. SMK Muhammadiyah
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Muhammadiyah Salatiga. SMK ini terdiri dari 4 jurusan yaitu jurusan tehnik Permesinan, Elektro,
Lebih terperinciAbstrak. Universitas Kristen Maranatha
Abstrak Penelitian ini dilaksanakan untuk memperoleh gambaran mengenai orientasi masa depan bidang pendidikan pada siswa kelas II SMAN X Cimahi. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan
Lebih terperinci