HUBUNGAN ANTARA POWER OTOT TUNGKAI, KOORDINASI MATA- KAKI, DAN KESEIMBANGAN DINAMIS DENGAN KEMAMPUAN DRIBLING

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN ANTARA POWER OTOT TUNGKAI, KOORDINASI MATA- KAKI, DAN KESEIMBANGAN DINAMIS DENGAN KEMAMPUAN DRIBLING"

Transkripsi

1 HUBUNGAN ANTARA POWER OTOT TUNGKAI, KOORDINASI MATA- KAKI, DAN KESEIMBANGAN DINAMIS DENGAN KEMAMPUAN DRIBLING BOLA PADA PEMAIN PUTRA UMUR TAHUN SSB MARS SURAKARTA TAHUN 2015 SKRIPSI OLEH: Peto Sarief Febrofiq D JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TUNAS PEMBANGUNAN SURAKARTA 2015

2 HUBUNGAN ANTARA POWER OTOT TUNGKAI, KOORDINASI MATA- KAKI, DAN KESEIMBANGAN DINAMIS DENGAN KEMAMPUAN DRIBLING BOLA PADA PEMAIN PUTRA UMUR TAHUN SSB MARS SURAKARTA TAHUN 2015 Peto Sarief Febrofiq D Skripsi Di tulis dan di ajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program S1 Jurusan Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TUNAS PEMBANGUNAN SURAKARTA 2015 ii

3 PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tunas Pembangunan Surakarta. Pembimbing I Surakarta, Juli 2015 Pembimbing II Drs. Teguh Santoso, M.Pd Totong Umar, S.Pd, M.Or NIP NIPY iii

4 HALAMAN PENGESAHAN Dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tunas Pembangunan Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan dalam mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Pada hari : Sabtu, Tanggal : 14 November 2015 Tim Penguji Skripsi : (Nama Terang) (Tanda Tangan) Ketua : Drs. Slamet Sudarsono, M.Pd... Sekretaris : Drs. HM. Yusuf, M.Pd... Anggota I : Drs. Teguh Santoso, M.Pd... Anggota II : Totong Umar, S.Pd, M.Or... iv

5 ABSTRAK Peto Sarief Febrofiq. HUBUNGAN ANTARA POWER OTOT TUNGKAI, KOORDINASI MATA-KAKI, DAN KESEIMBANGAN DINAMIS DENGAN KEMAMPUAN DRIBLING BOLA PADA PEMAIN PUTRA USIA TAHUN SSB MARS SURAKARTA TAHUN Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tunas Pembangunan, Juli Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Hubungan antara power otot tungkai dengan kemampuan dribling bola pada pemain putra usia tahun SSB MARS SURAKARTA Tahun (2) Hubungan antara koordinasi mata kaki dengan kemampuan dribling bola pada pemain putra usia tahun SSB MARS SURAKARTA Tahun (3) Hubungan antara keseimbangan dinamis dengan kemampuan dribling bola pada pemain putra usia tahun SSB MARS SURAKARTA Tahun (4) Hubungan antara power otot tungkai, koordinasi mata kaki dan keseimbangan dinamis dengan dengan kemampuan dribling bola pada pemain putra usia tahun SSB MARS SURAKARTA Tahun Sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan studi korelasional. Penelitian ini dilaksanakan di Lapangan SSB Mars, Surakarta Tahun 2015 dan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli tahun Dalam penelitian ini variabel bebas disebut juga sebagai prediktor dan variabel terikat yang disebut juga sebagai kriterium. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik tes dan pengukuran. Adapun jenis tes yang digunakan adalah: ( 1). Tes dan pengukuran power otot tungkai dengan standing broad jump test (Ismaryati, 2008: 64). (2) Tes dan pengukuran koordinasi mata-kaki dengan soccer wall voley test (Ismaryati,2006 :54-55 ). (3) Tes dan pengukuran keseimbangan dinamis dengan modifikasi bass test (Ismaryati, 2008: 51-53).. (4) Keterampilan menggiring bola diukur dengan tes menggiring bola (Nurhasan, 2001 : ). Petunjuk peleksanaan masing-masing tes terlampir.berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan, maka simpulan yang dapat diperoleh adalah: (1) Ada hubungan yang signifikan antara Power otot tungkai dengan v

6 Kemampuan dribling bola, r hitung = 0,478 > r tabel 5% = 0,361. (2) Ada hubungan yang signifikan antara Koordinasi mata kaki dengan Kemampuan dribling bola, r hitung = 0,404 > r tabel 5% = 0,361. (3) Ada hubungan yang signifikan antara Keseimbangan dinamis dengan Kemampuan dribling bola, r hitung = 0,484 > r tabel 5% = 0,361. (4) Ada hubungan yang signifikan antara Power otot tungkai, Koordinasi mata kaki dan Keseimbangan dinamis dengan Kemampuan dribling bola, R 2 y(123) sebesar 0,473 > r tabel5 % sebesar dan F hitung sebesar > f tabel pada taraf signifikansi 5% sebesar 2,89. vi

7 MOTTO Lebih baik merasakan sulitnya pendidikan sekarang daripada rasa pahitnya kebodohan kelak vii

8 PERSEMBAHAN Karya ini kupersembahan kepada : 1. Ibu dan Bapak tercinta 2. Saudara-saudaraku tercinta 3. Rekan-rekan yang telah memberikan do a dan dorongan 4. Almamaterku viii

9 KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah-nya, skripsi ini dapat diselesaikan, untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sajana Pendidikan. Banyak hambatan dan tantangan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan yang timbul dapat teratasi. Untuk itu atas segala bentuk bantuannya, disampaikan terima kasih kepada yang terhormat: 1. Drs. Teguh Santoso, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tunas Pembangunan Surakarta yang telah memberikan ijin penyusunan skripsi dan selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak memberikan dorongan dan bimbingan, petunjuk dan saran hingga skripsi ini dapat terwujud. 2. Drs. H. Dwi Gunadi, M.Or, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tunas Pembangunan Surakarta. 3. Totong Umar, S.Pd, M.Or, selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan dorongan dan bimbingan, petunjuk dan saran hingga skripsi ini dapat terwujud. 4. Anjasmara selaku manajer dan pelatih SSB Mars Surakarta yeng telah membatu saya dalam menyelesaikan penelitian skripsi ini. 5. Semua pemain SSB Mars yang telah membatu penelitian saya ini. 6. Rekan rekan satu angkatan dan berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu. Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapat imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa. Walaupun disadari dalam skripsi ini masih ada kekurangan, namun diharapkan skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan juga dunia olahraga. Surakarta, Juli 2015 PS ix

10 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i PENGAJUAN... ii PERSETUJUAN... iii PENGESAHAN... iv ABSTRAK... v MOTTO... vii PERSEMBAHAN... viiii KATA PENGANTAR... ix DAFTAR ISI... x DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv BAB I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Identifikasi Masalah... 5 C. Pembatasan Masalah... 6 D. Perumusan Masalah... 6 E. Tujuan Penelitian... 6 F. Manfaat Penelitian... 7 BAB II. LANDASAN TEORI... 8 A. Tinjauan Pustaka Permainan Sepakbola Power Otot Tungkai Koordinasi Mata-Kaki Keseimbangan B. Kerangka Berpikir C. Pengajuan Hipotesis x

11 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian B. Metode Penelitian C. Variabel Penelitian D. Populasi dan Sampel Penelitian E. Teknik Pengumpulan Data F. Teknik Analisis Data BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data B. Uji Reliabilitas C. Pengujian Persyaratan Analisis D. Hasil Analisis Data E. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan B. Implikasi C. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xi

12 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian dalam Gambar 2. Menggiring bola dengan kura-kura penuh Gambar 3. Menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian luar Gambar 1. Otot Tungkai Atas Gambar 2. Otot Tungkai Bawah xii

13 DAFTAR TABEL Tabel 1. Perhitungan dengan Chi-Kuadrat Tabel 2. Deskripsi Data Hasil Tes Power otot tungkai, Koordinasi mata kaki dan Keseimbangan dinamis dan Kemampuan dribling bola Tabel 3. Range Kategori Reliabilitas Tabel 4. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data Tabel 5. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data Tabel 6.Rangkuman Hasil Analisis Varians Untuk Uji Linieritas Hubungan Antara Prediktor dengan Kriterium Tabel 7. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Tiap Prediktor dengan Kriterium Tabel 8. Ringkasan Hasil Analisis Regresi xiii

14 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Tes Menggiring Bola (Dribling) Lampiran 2. Petunjuk Pelaksanaan Tes Power Otot Tungkai (Standing Broad Jump Test) Lampiran 3. Petunjuk Pelaksanaan Tes Koordinasi Mata-Kaki Lampiran 4. Petunjuk Pelaksanaan Tes Keseimbangan Dinamis (Modifikasi Bass Test) Lampiran 5. Rekapitulasi data keseimbangan dinamis, kekuatan otot perut, kekuatanotot tungkai dengan ketrampilan passing Lampiran 6. Uji Reliabilitas Lampiran 7. Tabel kerja untuk menghitung reliabilitas hasil tes (X 2 ) dan re-test (X 2 ) koordinasi mata kaki Lampiran 8. Tabel kerja untuk menghitung reliabilitas hasil tes (X 3 ) dan re-test (X 3 ) keseimbangan dinamis Lampiran 9. Tabel kerja untuk menghitung reliabilitas hasil tes (X 4 ) dan re-test (X 4 ) kemampuan dribling Lampiran 10. Uji Normalitas Data dengan Metode Chi-Kuadrat Lampiran 11. Tabel kerja untuk menghitung korelasi antara keseimbangan dinamis (X 1 ), kekuatan otot perut (X 2 ) dan kekuatan otot tungkai (X 3 ) dengan ketepatan passing (Y) Lampiran 12. Uji Linieritas Lampiran 13 Analisis Regresi Tiga Prediktor dengan Metode Skor Deviasi Lampiran 14. Analisis Korelasi Tiap Prediktor Lampiran 15 Tabel Nilai r Product Moment Lampiran 16 Tabel Nilai-Nilai Chi-Kwadrat Lampiran 17 Tabel Distribusi F Lampiran 18 Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian xiv

15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembinaan olahraga di Indonesia saat ini belum maksimal. Hal ini terbukti dari pertandingan dan perlombaan yang telah diikuti belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Proses pembinan olahraga ini harusnya di pahami sebagai suatu sistem yang kompleks, sehingga masalah yang terdapat di dalamnya perlu ditelaah dari sudut pandang yang luas. Pembinaan sebagaimana yang dimaksud antara lain dapat dilakukan pada aspek gerakan. Gerakan-gerakan dalam bidang olahraga diharapkan dilakukan dengan cara efisien dan teknik yang benar. Gerakan dikatakan efisien apabila gerakan-gerakan yang terkoordinasi dengan baik dikombinasikan untuk menghasilkan gerakan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas tertentu, dan memanfaatkannya dengan perolehan nilai yang tinggi, dengan arah yang baik, dan menggunakan tenaga sekecil mungkin. Seseorang yang mampu melakukan gerakangerakan secara efisien, orang tersebut dapat dikatakan terampil. Masalah utama dalam persepakbolaan Indonesia adalah meliputi keterampilan teknik dasar yang kurang maksimal sehingga sepakbola membutuhkan kemampuan fisik yang baik. Kemampuan teknik yang baik, jika tidak didukung kemampuan fisik yang baik maka akan terjadi kesulitan untuk mencapai prestasi yang tinggi dalam permainan sepakbola. Sepakbola merupakan salah satu olahraga pemainan yang cepat sekali berkembang di seluruh dunia, dan olahraga yang menggunakan bola dan dimainkan oleh 2 tim dengan 11 pemain di masing-masing tim sehingga masingmasing tim wajib mempersiapkan kemampuan teknik dan fisik secara maksimal. Tujuan utama dari permainan sepak bola adalah untuk mencari kemenangan. Satu kesebelasan dikatakan menang apabila berhasil memasukkan bola lebih banyak ke gawang lawannya. Salah satu cara untuk memasukkan bola ke dalam gawang diawali dengan dribling dan passing kepada teman yang berdiri bebas untuk segera melakukan tendangan langsung ke arah gawang atau dengan cara menyundul 1

16 2 bola. Teknik dasar dribling kemudian mengumpan bola kepada teman akan dapat dilakukan dengan adanya kemampuan kondisi fisik dari pemain yang melakukan. Pengembangan fisik merupakan salah satu syarat yang sangat dibutuhkan dalam setiap usaha peningkatan prestasi olahragawan. Dalam setiap usaha peningkatan kondisi fisik harus dikembangkan semua komponen yang ada, walaupun dalam pelaksanaan program perlu adanya prioritas untuk menentukan komponen mana yang perlu mendapatkan porsi latihan lebih besar, sesuai dengan olahraga yang ditekuni. Untuk peningkatan prestasi olahraga sepakbola khususnya pada klub SSB Mars Surakarta diperlukan latihan yang intensif. Pembinaannya meliputi faktor fisik, teknik, taktik dan mental. Selama ini pada latihan yang diberikan lebih menekankan pada faktor teknik. Sedangkan kondisi fisik belum dibina secara maksimal, hal ini bisa disebabkan bahwa faktor fisik dianggap telah terwakili pada saat latihan sehingga kondisi fisik secara otomatis meningkat. Anggapan tersebut kurang benar, karena sepakbola memerlukan unsur kondisi fisik tersendiri sehingga membutuhkan pembinaan fisik yang lebih tepat. Unsur kondisi fisik yang diperlukan pada sepakbola antara lain, power, kekuatan, kecepatan, kelincahan, kelenturan, koordinasi, fleksibilitas, keseimbangan, kemampuan dan daya tahan. Pemecahan masalah prestasi olahraga harus ditinjau dari ilmu pengetahuan agar mencapai sasaran tertentu yaitu pencapaian prestasi maksimal. Menurut Mochamad Sajoto (1988: 3-5), prestasi olahraga ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah: (1) faktor biologis, (2) faktor psikologis, (3) faktor lingkungan dan (4) faktor penunjang. Faktor biologis atau fisik yaitu yang berkaitan dengan struktur, postur dan kemampuan biomotorik yang ditentukan secara genetik merupakan salah satu faktor penentu prestasi yang terdiri dari beberapa komponen dasar yaitu: kekuatan (strength), kecepatan (speed), kelentukan (flexibility), kelincahan (agility), daya tahan (endurance), daya ledak (explosive power), keseimbangan (balance), koordinasi (coordination). Klub SSB Mars Surakarta merupakan salah satu perkumpulan sepakbola yang memiliki kelebihan dan kekurangan dibanding dengan perkumpulan-perkumpulan sepakbola yang lain. Kelebihan-kelebihan tersebut diantaranya adalah memiliki pemain yang rata-rata kompetensi keterampilannya baik, fasilitas olahraga cukup,

17 3 tetapi prestasi cabang olahraga sepakbola masih rendah atau masih jarang menjadi juara padahal setiap even pertandingan selalu mengikutinya. Pemain kelompok umur tahun SSB Mars Surakarta dalam melakukan kemampuan dribling bola sering kurang maksimal sehingga banyak peluang terbuang dalam proses mencetak gol dalam pertandingan. Kemampuan dribling bola memiliki tingkat kerumitan dan kompleksitas yang berbeda-beda, baik dari keterampilan yang mudah sampai keterampilan yang semakin sulit, dan dari keterampilan yang sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks. Dipandang dari tingkat kesulitan dan kompleksitas, kemampuan dribling bola memiliki tingkat kesulitan dan kompleksitas yang tinggi karena mencakup unsur-unsur: koordinasi mata-kaki, timing, tempo, keseimbangan dan akurasi. Kemampuan dribling bola merupakan suatu teknik dasar yang harus dikuasai setiap pemain sepakbola tanpa terkecuali. Kemampuan dribling bola adalah suatu teknik dasar dribling yang sering digunakan oleh setiap pemain untuk menjalankan proses dalam mencetak gol dalam setiap pertandingan. Kemampuan dribling bola dapat dilakukan oleh setiap pemain, biasanya dalam suatu tim sepakbola mempunyai kekompakan tersendiri dalam melakukan dribling bola. Kemampuan dribling bola harus dimiliki oleh seorang pemain tanpa terkecuali sebagai modal utama dalam melakukan permainan sampai terjadinya proses gol dalam sepakbola. Kemampuan dribling bola merupakan salah teknik dasar dalam sepakbola namun cukup sulit dipelajari, lebih-lebih untuk pemain yang belum terampil dan belum terlatih gerak dribling bola secara refleks. Tujuan dalam permainan sepakbola adalah untuk menciptakan proses tembakan yang tepat dan mendapat angka pada setiap kesempatan, yang merupakan syarat tim tersebut dinyatakan pemenang. Dengan demikian keterampilan gerak dasar dribling dalam permainan sepakbola sangat penting untuk dikuasai secara baik, tetapi tidak boleh mengesampingkan keterampilan gerak dasar yang lain. Tingkat keberhasilan pemain memasukkan bola ke gawang dapat dipengaruhi oleh kebiasaan dan penguasaan teknik dribling yang baik. Pemain SSB Mars Surakarta pada umumnya yang belum menguasai teknik kemampuan dribling bola, merasa belum siap bahkan belum memiliki kekuatan yang

18 4 memadai, sehingga mengalami kesulitan untuk melakukan kemampuan dribling bola. Kurangnya sarana yang kurang efektif merupakan faktor yang dapat mempengaruhi rendahnya peningkatan kemampuan dribling bola. Selain itu, jarang sekali seorang pelatih maupun pembina menciptakan variasi-variasi latihan yang disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan pemainnya. Hal ini sangat penting untuk diperhatikan dalam latihan keterampilan terutama untuk pemain pemula. Kondisi yang tidak memungkinkan untuk latihan dengan sarana yang ada, menuntut pelatih maupun pembina berkreativitas agar tujuan latihan dapat tercapai dengan baik. Kemampuan dribling bola merupakan teknik dasar yang sulit dipelajari, lebihlebih untuk pemain yang belum terampil. Agar kemampuan dribling bola dapat dilakukan dengan baik, terlebih dahulu perlu dikaji faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan dribling bola perlu ditelusuri faktor penyebabnya. Dimana faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan paassing bola diperlukan unsur-unsur kondisi fisik seperti: kekuatan, kecepatan, kelenturan, keseimbangan, kemampuan, daya tahan, kelincahan, dan koordinasi. Perbedaan kemampuan terutama terjadi karena kualitas fisik yang berbeda (Sugiyanto, 1997: 353). Kemampuan fisik berhubungan dengan power otot tungkai dan koordinasi mata-kaki yang mempengaruhi penampilan seseorang baik dalam latihan gerakan-gerakan keterampilan maupun dalam penampilan. Begitu juga dengan keseimbangan dinamis yang mempengaruhi keterampilan pemain. Dengan demikian dapat dikatakan power otot tungkai, koordinasi mata-kaki, dan keseimbangan dinamis adalah suatu persyaratan dalam usaha mencapai prestasi maksimal bagi seseorang dalam latihan kemampuan dribling bola. power otot tungkai, koordinasi mata-kaki, dan keseimbangan dinamis yang ada pada pemain putra harus menjadi pertimbangan sebagai suatu faktor yang menentukan dalam kemampuan dribling bola yang sesuai dengan karakter dari masing-masing pemain sehingga bisa mencapai hasil latihan yang optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki.

19 5 Untuk mengetahui power otot tungkai, koordinasi mata-kaki, dan keseimbangan dinamis memiliki hubungan dengan kemampuan dribling bola, maka perlu dilakukan penelitian berjudul Hubungan Antara Pewer Otot Tungkai, Koordinasi Mata-Kaki, dan Keseimbangan Dinamis dengan Kemampuan Dribling Bola pada pemain putra Umur Tahun, SSB Mars, Surakarta. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Pemain putra umur tahun klub SSB Mars, Surakarta, belum mampu mengerahkan komponen-komponen kondisi fisik yang dapat mendukung kemampuan dribling bola. 2. Tidak semua pemain putra umur tahun klub SSB Mars, Surakarta memiliki kemampuan dribling bola yang baik. 3. Belum pernah dilakukan tes dan pengukuran kemampuan kondisi fisik dengan kemampuan dribling bola pada pemain putra umur tahun klub SSB Mars, Surakarta. 4. Belum pernah dilakukan tes dan pengukuran power otot tungkai, koordinasi mata-kaki dan keseimbangan dinamis dengan kemampuan dribling bola pada pemain putra umur tahun klub SSB Mars, Surakarta. 5. Belum diketahui ada tidaknya hubungan antara power otot tungkai, koordinasi mata-kaki dan keseimbangan dinamis dengan kemampuan dribling bola. 6. Perlu dilakukan tes dan pengukuran k power otot tungkai, koordinasi mata-kaki dan keseimbangan dinamis untuk mengetahui ada tidaknya hubungannya dengan kemampuan dribling bola. 7. Kemampuan Dribling bola pemain putra umur tahun klub SSB Mars, Surakarta belum teruji.

20 6 C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah maka dalam penelitian ini yang akan dikaji adalah: 1. Belum diketahui ada tidaknya hubungan antara power otot tungkai, koordinasi mata-kaki dan keseimbangan dinamis dengan kemampuan dribling bola. 2. Kemampuan dribling bola pemain putra umur tahun klub SSB Mars, Surakarta. D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Adakah hubungan antara power otot tungkai dengan kemampuan dribling bola pada pemain putra umur tahun klub SSB Mars, Surakarta? 2. Adakah hubungan antara koordinasi mata-kaki dengan kemampuan dribling bola pada pemain putra umur tahun klub SSB Mars, Surakarta? 3. Adakah hubungan antara keseimbangan dinamis dengan kemampuan dribling bola pada pemain putra umur tahun klub SSB Mars, Surakarta? 4. Adakah hubungan antara power otot tungkai, koordinasi mata-kaki dan keseimbangan dinamis dengan kemampuan Dribling bola pada pemain putra umur tahun klub SSB Mars, Surakarta? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Hubungan antara power otot tungkai dengan kemampuan dribling bola pada pemain putra umur tahun klub SSB Mars, Surakarta. 2. Hubungan antara koordinasi mata-kaki dengan kemampuan dribling bola pada pemain putra umur tahun klub SSB Mars, Surakarta.

21 7 3. Hubungan antara keseimbangan dinamis dengan kemampuan dribling bola pada pemain putra umur tahun klub SSB Mars, Surakarta. 4. Hubungan antara power otot tungkai, koordinasi mata-kaki dan keseimbangan dinamis dengan kemampuan dribling bola pada pemain putra umur tahun klub SSB Mars, Surakarta. F. Manfaat Penelitian Setelah selesai penelitian ini, hasil yang diperoleh nantinya diharapkan dapat bermanfaat, antara lain: 1. Diketahui power otot tungkai, koordinasi mata-kaki dan keseimbangan dinamis bagi pemain yang dijadikan sampel penelitian, sehingga dapat ditingkatkan melalui latihan yang tepat agar mendukung kemampuan dribling bola. 2. Sebagai masukan untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi pelatih maupun pembina olahraga klub SSB Mars, Surakarta pentingnya kemampuan fisik khususnya power otot tungkai dan kelentukan, serta koordinasi mata-kaki dengan kemampuan dribling bola. 3. Sebagai informasi kepada pelatih maupun pembina dan pemain putra umur tahun klub SSB Mars, Surakarta bahwa power otot tungkai, koordinasi mata-kaki dan keseimbangan dinamis merupakan faktor yang harus diperhatikan untuk mendukung kemampuan dribling bola. 4. Bagi pelatih maupun pembina dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam bidang penelitian ilmiah untuk dapat dikembangkan lebih lanjut.

22 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Permainan Sepakbola a. Teknik Dasar Bermain Sepakbola Teknik merupakan dasar yang harus dimiliki oleh setiap pemain agar tercapai prestasi yang semaksimal mungkin. Menurut A. Hamidsyah Noer (1996: 271) Teknik adalah suatu proses gerakan dan pembuktian dalam praktik dengan sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam suatu cabang olahraga. Sedangkan menurut Suharno HP (1986: 47) bahwa: Teknik dasar adalah suatu teknik dimana proses gerakannya merupakan dasar, dan gerakan itu dalam kondisi sederhana dan mudah. Pembinaan teknik dasar bermain sepakbola disamping pembinaan kondisi fisik, pembinaan taktik, dan pembinaan kematangan juara. Jelaslah dari kelima macam pembinaan tersebut yang fundamental dan yang harus lebih diutamakan adalah pembinaan teknik dasar bermain di samping pembinaan lainnya. Kemampuan teknik menguasai bola merupakan syarat utama bagi setiap pemain sepakbola yang erat hubungannya dengan prestasi, oleh karena itu setiap pemain perlu mempelajari unsur-unsur teknik secara seksama. Yang dimaksud dengan teknik dasar bermain sepakbola adalah menendang bola, menggiring bola (dribling), mengontrol bola (controlling), menyundul bola (heading), melempar bola (throw-in), dan menembak bola (shooting) yang di uraikan pada penjelasan berikut ini: (a) Menendang Bola Menendang bola merupakan teknik dasar bermain sepakbola yang sering digunakan dalam permainan sepakbola. Suatu kesebelasan yang tangguh adalah suatu kesebelasan yang semua pemainnya yang menguasai teknik dasar menendang bola yang baik. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menendang bola adalah sebagai berikut : 8

23 9 1) Pada waktu akan menendang bola, pandangan mata mengikuti arah posisi bola yang akan diarahkan. 2) Posisi kaki tumpu tepat disamping bola karena hal ini dapat menentukan arah lintasan dan tinggi rendahnya lambungan bola. 3) Pergelangan kaki yang akan menendang bola dikuatkan, tungkai kaki yang menendang bola diangkat ke belakang kemudian diayunkan ke belakang bola. Macam-macam teknik dasar menendang bola: 1) Teknik dasar menendang bola dengan kaki bagian dalam Dalam mengajarkan teknik dasar menendang bola dengan kaki bagian dalam harus dilakukan bersama-sama dengan latihan menghentikan bola. Adapun teknik menendang bola dengan kaki bagian dalam adalah sebagai berikut: (a) Pemain berdiri 3 sampai 4 langkah dibelakang bola dan arah sasaran bola merupakan satu garis lurus; (b) Pemain lari ke arah bola, menendang bola dengan kaki bagian dalam ke arah kawan kemudian kawan yang menerima bola tadi menendang bola kembali ke arah pemain yang menendang pertama. 2) Teknik dasar menendang bola dengan punggung kaki Teknik menendang bola dengan punggung kaki ini sering digunakan dalam permainan untuk menembakkan ke gawang. Adapun teknik dasar menendang bola dengan punggung kaki adalah: (a) Pemain berdiri 3 sampai 4 langkah di belakang bola dan arah sasaran bola merupakan satu garis lurus; (b) Pemain berlari dan menendang bola dengan punggung kaki ke arah sasaran, (d) kemudian pemain yang menerima bola menendang kembali ke arah pemain yang menendang pertama kali. 3) Teknik dasar menendang bola dengan punggung kaki bagian dalam dan bagian luar. Adapun teknik dasar menendang bola dengan punggung kaki bagian dalam dan luar adalah: (a) Letakkan kaki tumpu di samping bola dengan jarak kurang lebih 25 cm, dan posisi kaki agak ke belakang, arah kaki tumpu sejajar dengan arah sasaran; (b) Kaki yang akan menendang diangkat ke belakang kemudian diayunkan ke arah belakang bola; (c) Sikap badan agak condong ke depan, kedua lengan terbuka di samping badan untuk menjaga keseimbangan; (d) Bola yang ditendang hendaknya mengenai tengah-tengah bola maka bola akan melambung rendah atau sedang.

24 10 (b) Mengontrol Bola (Controlling) Dalam permainan sepakbola, mengontrol bola sangat penting baik itu bola datar maupun bola di udara yang datang kepada seorang pemain sepakbola dari berbagai ketinggian dengan segala macam kecepatan dan sudut. Untuk menghentikan bola datar dan yang berada di udara seorang pemain harus bisa menguasai dan siap mengoperkan kepada pemain putra yang lain dalam suatu permainan. Mengontrol bola bisa dilakukan dengan menggunakan seluruh bagian tubuh kecuali tangan. Menurut Timo Scheunemann (2014: 209) apa pun bagian tubuh yang dipakai, cara mengontrol bola pada dasarnya sama. Sesaat sebelum bola sampai, pastikan bagian tubuh yang digunakan sedikit mengalah ke belakang. Hal ini akan mencegah bola untuk memantul dengan keras ke depan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengontrol bola: 1) Seorang pemain, lari menjemput arah datangnya bola dan pandangan ke arah berhentinya bola. 2) Kaki tumpu menerirna seluruh berat badan, kedua lutut sedikit ditekuk. 3) Sebelum mengontrol bola seorang pemain harus segera memikirkan bola yang telah dikuasai untuk dioperkan kepada kawan, di giring atau ditembakkan ke arah gawang. 4) Posisi badan siap menerima bola yang datang dengan semua bagian tubuh kecuali tangan. Macam-macam teknik dasar mengontrol bola: 1) Teknik dasar mengontrol bola dengan kaki bagian dalam Penggunaan dalam permainan sepakbola adalah untuk menahan bola datar yang bergulir di atas tanah. Adapun teknik menahan bola dengan bagian kaki bagian dalam sebagai berikut: (a) Seorang pemain harus lari menyusul arah datangnya bola, pandangan tertuju ke arah bola dan setelah dekat bola segera berhenti, (b) Posisi kaki digerakkan ke depan ke arah datangnya bola, tepat di tengah-tengah kaki bagian dalam menahan bola, (c) Kaki penerima bola digerakkan ke belakang mengikuti arah lintasan bola, (d) Kemudian letakkan kaki penerima dalam posisi tegak lurus dengan kaki tumpu, lurus pada ujung tumit kaki tumpu.

25 11 2) Teknik dasar mengontrol bola dengan punggung kaki Teknik ini sering digunakan dalam permainan sepakbola untuk mengontrol operan bola dari teman baik bola datar maupun bola lambung. Adapun tekniknya sebagai berikut: (a) Lari menyongsong arah datangnya bola, pandangan tertuju ke arah datangnya bola, setelah dekat dengan bola segera berhenti, (b) Ujung jari (sepatu) kaki tumpu ke arah datangnya bola, letakkan kaki tumpu sedikit ditekuk, (c) Kaki penerima menerima bola tepat pada punggung kaki di tengah-tengah bola, selanjutnya kaki penerima digerakkan ke arah belakang mengikuti arah lintasan bola hingga kaki penerima dan bola berhenti. 3) Teknik dasar mengontrol bola dengan punggung kaki bagian luar Adapun tekniknya sebagai berikut: (a) Lari menyongsong arah datangnya bola, setelah dekat dengan bola segera berhenti, (b) Ujung jari kaki tumpu menghadap arah datangnya bola, ke dua lutut kaki sedikit di tekuk, (c) Kaki penerima segera digerakkan ke depan ke arah datangnya bola dengan punggung kaki bagian luar pada tengah tengah depan bola, (d) Kemudian kaki penerima digerakkan ke arah belakang mengikuti arah lintasan bola. 4) Teknik dasar mengontrol bola dengan paha. Mengontrol bola dengan paha sering digunakan dalam permainan sepakbola, biasanya untuk mengontrol bola yang melambung. Adapun tekniknya sebagi berikut: (a) Seorang pemain berlari menjemput arah datangnya bola dan berhenti di tempat jatuhnya bola, (b) Kaki tumpu menghadap arah datangnya bola, kedua lutut kaki sedikit di tekuk, (c) Kaki penerima diangkat ke depan, paha diangkat ke atas menghadap arah jatuhnya bola kemudian menahan bola dengan paha. 5) Teknik dasar mengontrol bola dengan dada Teknik mengontrol bola dengan dada biasanya digunakan untuk menerima bola di udara yang datang ke arah seorang pemain sepakbola. Adapun tekniknya adalah sebagai berikut: (a) Seorang pemain lari segera menjemput arah jatuhnya bola, (b) Kedua kaki berdiri kangkang ke muka belakang, kedua lutut sedikit ditekuk dan pandangan terarah pada jatuhnya bola, (c) Dada dibusungkan siap menerima jatuhnya bola. Apabila bola diterima dengan otot dada sebelah kanan atau kiri, setelah bola menyentuh dada posisi badan segera di tarik ke belakang.

26 12 6) Teknik dasar mengontrol bola dengan dahi Teknik ini sering digunakan dalam permainan sepakbola untuk mengontrol bola lambung di udara. Adapun teknik menerima bola dengan dahi adalah sebagai berikut: (a) Daerah kepala di atas alis dibawah rambut, apabila bola melambung datar di udara setinggi dahi. Seorang pemain segera menjemput ke arah datangnya bola, setelah dekat dengan bola segera berhenti dengan posisi kaki kangkang mukabelakang, kedua lutut sedikit ditekuk, (b) Setelah bola menyentuh dahi, badan segera ditarik ke belakang, (c) Setelah bola jatuh ke tanah kemudian di kontrol dan segera dikuasai. (c) Menggiring Bola (Dribling) Menurut Mielke (2007: 1) dribling dalam permainan sepakbola didefinisikan sebagai penguasaan bola dengan kaki saat kamu bergerak di lapangan permainan. Menggiring bola dapat di artikan sebagai suatu gerakan lari menggunakan bagian kaki mendorong bola agar bergulir terus-menerus di atas tanah. Menggiring bola dapat dilakukan pada saat-saat menguntungkan saja, yaitu bebas dari lawan. Kegunaan teknik menggiring bola antara lain untuk melewati lawan, berputar dan mengubah arah bola, mencari kesempatan memberikan umpan bola kepada kawan dengan tepat, menahan bola tetap dalam penguasaan, dan menyelamatkan bola, apabila tidak terdapat kemungkinan atau kesempatan untuk segera mengoperkan bola kepada kawan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggiring bola : 1) Bola yang berada dalam penguasaan pemain, harus selalu dekat dengan kaki, badan pemain terletak antara bola supaya tidak mudah direbut oleh lawan, bola selalu dikontrol. 2) Di depan pemain terdapat daerah kosong, bebas dari lawan. 3) Bola digiring dengan kaki kanan atau kiri, setiap langkah kaki kanan atau kiri mendorong bola ke depan, bukan di tendang. Irama sentuhan kaki pada bola tidak mengubah irama langkah kaki yang teratur. 4) Pada waktu menggiring bola pandangan mata tidak boleh selalu pada bola saja, akan tetapi harus memperhatikan atau mengamati situasi lapangan atau posisi lawan maupun kawan.

27 13 5) Posisi badan agak condong ke depan, gerakan tangan bebas seperti pada waktu posisi berlari. Macam-macam teknik dasar menggiring bola: 1) Teknik dasar menggiring bola dengan kaki bagian dalam Menurut Mielke (2007: 2) dribling menggunakan sisi kaki bagian dalam memungkinkan seorang pemain untuk menggunakan sebagian besar permukaan kaki sehingga kontrol terhadap bola akan semakin besar. Sering digunakan dalam permainan sepakbola untuk berputar dan mengubah arah bola. Teknik menggiring bola dengan punggung kaki bagian dalam adalah sebagai berikut: (a) Posisi kaki menggiring bola sama dengan posisi kaki dalam menendang bola dengan punggung kaki bagian dalam, (b) Kaki yang digunakan untuk menggiring bola tidak diayunkan seperti teknik menendang bola akan tetapi setiap langkah secara teratur mendorong bola di depan kaki sehingga tidak mudah direbut oleh lawan, (c) Pada saat menggiring bola kedua lutut sedikit ditekuk dan pada waktu kaki menyentuh bola, kemudian melihat situasi lapangan, posisi kawan atau lawan. 2) Teknik dasar menggiring bola dengan punggung kaki Seorang pemain dapat membawa bola dengan cepat. Biasanya teknik ini sering digunakan apabila di depan pemain terdapat daerah bebas dari lawan yang cukup luas sehingga jarak untuk menggiring bola cukup jauh. Teknik menggiring bola dengan punggung kaki adalah sebagai berikut: (a) Posisi kaki sama dengan posisi kaki dalam menendang dengan menggunakan punggung kaki, (b) Setiap langkah secara teratur dengan punggung kaki kiri atau kanan mendorong bola ke depan, dan bola harus selalu dekat dengan kaki, (c) Pada saat menggiring bola kedua lutut sedikit ditekuk, dan pandangan pada bola juga melihat situasi lapangan, posisi lawan dan kawan. 3) Teknik dasar menggiring bola dengan punggung kaki bagian luar Menurut Mielke (2007: 4) menggunakan sisi kaki bagian luar untuk melakukan dribling adalah salah satu cara untuk mengontrol bola. Sering digunakan dalam permainan sepakbola karena bagian kaki yang bersentuhan dengan bola cukup luas, pemain dapat dengan mudah bergerak ke depan atau mengubah arah sesuai dengan arah kaki pada waktu berlari. Teknik menggiring bola dengan punggung kaki

28 14 bagian luar adalah sebagai berikut: (a) Posisi kaki sama dengan posisi kaki dalam menendang bola dengan punggung kaki bagian luar, (b) Setiap langkah secara teratur dengan punggung kaki bagian luar kaki kanan atau kiri mendorong bola ke depan, dan bola harus selalu dekat dengan kaki sesuai dengan irama lari, (c) Pada saat menggiring bola kedua lutut sedikit ditekuk, pada waktu kaki menyentuh bola pandangan selanjutnya melihat situasi lapangan, posisi lawan atau kawan. (d) Menyundul Bola (Heading) Menyundul bola merupakan suatu keterampilan teknik dasar dalam permainan sepakbola dengan menggunakan bagian kepala. Para pemain bisa melakukan heading ketika sedang meloncat, melompat ke depan, menjatuhkan diri (diving), atau tetap diam dan mengarahkan bola dengan tajam ke gawang atau teman satu tim (Mielke, 2003: 49). Kegunaan menyundul bola dalam permainan sepakbola antara lain adalah untuk mengoperkan bola kepada teman untuk memasukkan bola ke arah gawang lawan dan untuk menyapu bola di daerah pertahanan sendiri serta mematahkan serangan lawan. Adapun teknik menyundul bola ada dua macam yaitu menyundul bola dengan sikap berdiri di tempat dan menyundul bola dengan sikap berlari yang akan diuraikan sebagai berikut: 1) Teknik dasar menyundul bola dengan sikap berdiri ditempat Teknik menyundul bola dengan sikap ini sering digunakan oleh seorang pemain untuk mengoperkan bola kepada kawan. Adapun tekniknya akan diuraikan sebagai berikut: (a) Posisi badan menghadap ke arah datangnya bola, kedua kaki berdiri kangkang ke muka dengan kedua lutut sedikit ditekuk, (b) Badan ditarik ke belakang, sikap badan condong ke belakang, otot-otot leher dikuatkan hingga dagu merapat pada leher, dan pandangan ke arah datangnya bola, (c) Seluruh berat badan diikutsertakan ke depan, badan condong ke depan diteruskan hingga dahi tepat mengenai bola dan gerak lanjutan ke arah sasaran dengan mengangkat kaki belakang ke depan dilanjutkan lari ke rencana posisi. 2) Teknik dasar menyundul bola dengan sikap berlari Menyundul bola dengan sikap berlari biasanya sering digunakan dalam permainan sepakbola untuk memasukkan bola ke gawang lawan atau tindakan penyelamatan. Adapun tekniknya diuraikan sebagai berikut: (a) Pemain lari

29 15 menjemput arah datangnya bola, pandangan mata tertuju ke arah bola, (b) Otot-otot leher digerakkan, kemudian dagu ditarik merapat pada leher, (c) Badan ditarik ke belakang melengkung ke daerah pinggang, kemudian digerakkan ke seluruh tubuh sehingga dahi dapat mengenai bola, (d) Pada waktu menyundul bola hendaknya pandangan mata tetap terbuka dan selalu rnengikuti ke mana bola diarahkan dan selanjutnya diikuti gerak lanjutan untuk segera lari mencari posisi. (e) Melempar Bola (Throw-in) Melempar bola pada permainan sepakbola dilakukan bila terjadi bola seluruhnya melampaui garis samping, baik bola datar yang menggulir di atas tanah maupun yang melayang di udara, maka seorang pemain lawan dari pihak terakhir yang menyentuh bola, dapat melakukan lemparan ke dalam di belakang garis samping ditempat bola meninggalkan lapangan permainan. Melempar bola ke dalam harus dilakukan sesuai dengan peraturan permainan yang berlaku. Throw-in dapat menjadi senjata yang ampuh dalam rencana serangan sebuah tim (Mielke, 2007: 39). Dalam melempar bola tidak dibenarkan langsung membuat gol, dan keuntungannya di dalam melempar bola ke dalam tidak ada hukuman bagi pemain yang berdiri di posisi offside. Prinsip teknik dasar melempar bola adalah: (a) Sikap berdiri, kedua kaki rapat dengan lutut sedikit di tekuk, (b) Sikap memegang bola. Kedua tangan memegang bola dengan jari-jari (direnggangkan). Jari-jari yang di belakang bola adalah ibu jari tangan kanan bertemu dengan ibu jari tangan kiri, dan ujung jari telunjuk tangan kanan bertemu dengan ujung jari telunjuk tangan kanan, sedangkan jari-jari yang lain memegang bola dibagian samping bola. Jadi seolah-olah tangan membuat wadah untuk bola, (c) Cara melempar adalah kedua tangan dengan bola diangkat di atas belakang kepala, pandangan mata tertuju ke arah kawan yang akan diberi operan bola. Pada waktu melemparkan bola dengan kekuatan otot-otot perut, bahu dan tangan diayunkan ke depan, dibantu kedua lutut yang diluruskan dan badan digerakkan seolah-olah dijatuhkan ke depan bersamaan dengan bola yang dilepaskan, (e) Gerak lanjutan setelah bola dilepaskan, yaitu tetap berdiri di atas kedua kaki dengan ujung-ujung kaki tetap di atas tanah dan diteruskan dengan gerakan lari untuk mencari posisi.

30 16 (f) Menembak Bola (Shooting) Permainan sepakbola seorang anak dinyatakan terampil dalam menembak bola (shooting) apabila dia dapat berhasil memasukan bola ke dalam gawang paling sedikit 80% dari tembakannya. Bagi pemain tenis mereka dinyatakan terampil dalam melakukan service apabila 60 sampai 70% service pertamanya masuk. Dengan contoh-contoh tersebut bahwa keterampilan dinilai oleh produktivitas penampilan yang dilakukan pemain. Menurut Mielke (2007: 67) dari sudut pandang penyerangan, tujuan sepakbola adalah melakukan shooting ke gawang. Seseorang pemain harus menguasai keterampilan dasar menendang bola dan selanjutnya mengembangkan sederetan shooting yang memungkinkannya untuk melakukan tendangan shooting dan mencetak gol dari berbagai posisi di lapangan. Permainan sepakbola adalah cabang olahraga permainan beregu atau permainan tim. Kesebelasan yang baik, kuat dan tangguh adalah kesebelasan yang mampu menampilkan permainan yang kompak. Dapat dikatakan bahwa kesebelasan yang baik bila terdapat kerjasama tim yang baik. Untuk mendapatkan kerjasama tim yang tangguh diperlukan pemain-pemain yang menguasai bagian-bagian dari bermacam-macam teknik dasar bermain sepakbola dan terampil melaksanakannya. Kualitas keterampilan teknik dasar bermain setiap pemain lepas dari faktor-faktor kondisi fisik dan taktik sangat menentukan tingkat permainan suatu kesebelasan sepakbola. Makin baik tingkat penguasaan keterampilan teknik dasar bermain setiap pemainnya di dalam memainkan dan menguasai bola, maka makin cepat dan cermat kerjasama kolektif akan tercapai. Dengan demikian kesebelasan akan lebih lama menguasai bola dan akan mendapatkan keuntungan secara fisik dan taktik. Untuk dapat mencapai penguasaan teknik-teknik dasar bermain sepakbola pemain harus melakukan dengan prinsip-prinsip gerakan teknik yang benar, cermat, sistematik yang dilakukan berulang-ulang terus menerus dan berkelanjutan, sehingga menghasilkan kerjasama yang baik antara sekumpulan syaraf otot untuk pembentukan gerakan yang harmonis, sehingga menghasilkan otomatisasi gerakan. Untuk dapat mencapai gerakan yang otomatis harus dimulai sejak usia muda.

31 17 Shooting sepakbola adalah gerakan yang dibutuhkan dalam permainan sepakbola, terlepas sama sekali dari permainannya. Maksudnya adalah pemain melakukan gerakan-gerakan dengan bola dan gerakan-gerakan tanpa bola. Dengan demikian setiap pemain dapat dengan mudah memerintah bola dan memerintah badan atau anggota badan sendiri dalam semua situasi bermain. Setiap pemain sepakbola dengan mudah dapat memerintah bola dengan kakinya, dengan tungkainya, dengan badannya, dengan kepalanya, kecuali dengan kedua belah tangannya yang dilakukan dengan cepat dan cermat. Dengan demikian setiap pemain telah memiliki gerakan yang otomatis atau ball feeling yang sempurna serta peka terhadap bola. Penguasaan keterampilan yang baik dapat diperoleh melalui usaha pengkajian terhadap peserta didik, bentuk dan modal pembelajaran serta faktor-faktor yang menunjang pada cabang olahraga yang bersangkutan. Pembentukan keterampilan olahraga pada umumnya banyak berhubungan dengan tindakan yang menyangkut gerakan-gerakan koordinasi otot. Koordinasi gerakan dipengaruhi oleh fungsi syaraf dan diperoleh dari hasil belajar. Oleh karena itu untuk memperoleh tingkat keterampilan gerak yang tinggi diperlukan belajar dalam jangka waktu yang lama agar fungsi sistem syaraf dapat terkoordinasi dengan sempurna yang menuju pada otomatisasi gerakan. Pyke (1991: 61) menyatakan bahwa tanpa belajar atau latihan suatu keterampilan tidak akan tercapai. Teknik dasar bermain sepakbola merupakan semua gerakan-gerakan yang diperlukan untuk bermain sepakbola. Kemudian untuk bermain ditingkatkan menjadi keterampilan teknik bermain sepakbola yaitu penerapan teknik dasar bermain ke dalam permainan. Teknik dasar bermain sepakbola meliputi teknik tanpa bola dan teknik dengan bola. Teknik tanpa bola merupakan semua gerakan-gerakan tanpa bola yang terdiri dari lari cepat mengubah arah, melompat dan meloncat, gerak tipu dengan badan dan gerakan-gerakan khusus penjaga gawang. Sedangkan teknik dengan bola meliputi mengenal bola, menendang bola, mengontrol bola, mengiring bola, heading, melempar bola, menembak bola. Beberapa teknik dasar yang perlu dipelajari menurut Sneyers (1998: 11), yaitu:

32 18 Mengendalikan bola dengan kaki, paha, dada dan kepala, meneruskan bola tanpa ditahan, dribling, tendangan sambil salto, pass pendek dan panjang, melempar bola, tendangan langsung dan tidak langsung, tendangan sudut pendek dan yang panjang, menyundul bola, memberi efek pada bola dan sebagainya. Sedangkan menurut Fuchs, Dieter and Gunter (1981: 48) adalah keterampilan teknik bermain sepakbola terdiri dari menendang, trapping, dribling, volleying, heading dan throw-in. Selanjutnya disebutkan secara garis besarnya keterampilan teknik bermain sepakbola yang harus dikuasai oleh setiap pemain sepakbola meliputi: menendang (instep kick, inside foot kick, outside foot kick, heel kick), trapping atau menghentikan bola (sole of the foot trap, Foot trap, body trap). Tiap bagian dapat diajarkan secara terpisah-pisah sesuai dengan kebutuhan bahan atau materi pembelajaran. Indikator penguasaan keterampilan bermain sepakbola, apabila masing-masing anak menguasai dan mampu melakukan berbagai teknik dasar bermain sepakbola tersebut. Dalam proses pembelajaran selanjutnya, pemain agar selalu mempelajari dan mempraktikkan berulang-ulang bagaimana mengolah dan mempermainkan bola agar dapat menumbuhkan naluri terhadap gerak bola. Pembelajaran keterampilan gerak bermain sepakbola adalah hasil tes dan unsur-unsur dasar bermain sepakbola. Banyak sekali model tes keterampilan bermain sepakbola yang telah dibakukan dan hasilnya dapat dijadikan prediksi keterampilan masing-masing anak. Menurut Mor-Christian General Soccer Ability Skill Test Battery dalam Strand & Wilson (1993: 122) meliputi: dribling, dribling dan shooting. Yeagley Soccer Battery Test dalam Strand & Wilson (1993: 124) menyebutkan bahwa item tes untuk keterampilan bermain sepakbola meliputi dribling, wall volley dan juggling. Tes keterampilan bermain sepakbola dari Plooyer (1970: ) meliputi menimang-nimang bola, keterampilan dalam lapangan bujur sangkar, menggiring dan menendang bola ke dalam sasaran, menembak ke sasaran dalam gawang, dan tes keterampilan lari sambil menendang bola ke dalam sasaran yang berada di sebelah kanan dan kiri.

33 19 b. Menggiring / Dribling Bola Menggiring / dribling bola diartikan dengan gerakan lari menggunakan bagian kaki mendorong bola agar bergulir estafet di atas tanah. Yang perlu diperhatikan dalam menggiring bola ialah setiap pemain dianjurkan menggunakan dua kaki untuk menggiring bola dan serangan lawan. Untuk menggiring bola, ada beberapa cara atau teknik yang dapat dilakukan. Menurut Muhajir (2004 : 26) bahwa, Pada umumnya dribbling dilakukan dengan tiga cara, yaitu : (1) Menggiring bola dengan kaki bagian dalam, (2) Menggiring bola dengan kaki bagian luar dan (3) Menggiring bola dengan punggung kaki. Beberapa cara Menggiring bola antara lain: 1) Menggiring Bola dengan Kura-kura Kaki Bagian Dalam a) Posisi kaki menggiring bola sama dengan posisi kaki dalam menendang bola dengan kura-kura kaki sebelah dalam. b) Kaki yang digunakan untuk menggiring bola tidak diayunkan seperti teknik menendang bola, akan tetapi tiap langkah secara teratur menyentuh atau mendorong bola bergulir ke depan dan bola harus selalu dekat dengan kaki. Dengan demikian bola mudah dikuasai dan tidak mudah direbut lawan. c) Pada saat menggiring bola lutut kedua kaki harus selalu sedikit, dan pada waktu kaki menyentuh bola, mata melihat pada bola, selanjutnya melihat situasi di lapangan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar 1 berikut ini. Gambar 1. Menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian dalam (Soekatamsi, 1984 : 159) Menggiring bola berputar ke arah kiri digunakan kura-kura kaki sebelah dalam kaki kanan. Sesuai dengan irama langkah, setiap langkah kaki kanan bola

34 20 didorong dengan kura-kura kaki bagian dalam. Cara ini hanya digunakan untuk membelok, berputar atau mengubah arah. 2) Menggiring Bola dengan Kura-kura Kaki Penuh a) Posisi kaki sama dengan posisi kaki dalam menendang bola dengan kura-kura kaki penuh. b) Kaki yang digunakan untuk menggiring bola sesuai dengan irama langkah lari tiap langkah dengan kura-kura penuh bola didorong bergulir ke depan dekat kaki. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar 2 di bawah ini. Menggiring bola dengan kura-kura kaki penuh ini, pemain dapat membawa bola dengan cepat. Dan cara ini hanya dapat digunakan apabila di depan terdapat daerah yang bebas dari lawan cukup luas, hingga jarak untuk menggiring bola cukup jauh. Gambar 2. Menggiring bola dengan kura-kura penuh (Soekatamsi, 1984:161 3) Menggiring Bola dengan Kura-kura Kaki Bagian Luar a) Posisi kaki menggiring bola sama dengan posisi kaki dalam menendang bola dengan kura-kura kaki sebelah luar. b) Setiap langkah secara teratur dengan kura-kura kaki bagian luar kaki kanan atau kaki kiri mendorong bola bergulir ke depan, dan bola harus selalu dekat dengan kaki.

35 21 c) Pada saat menggiring bola kedua lutut selalu sedikit ditekuk, waktu kaki menyentuh bola pandangan pada bola, dan selanjutnya melihat situasi lapangan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar 3 berikut ini. Gambar 3. Menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian luar (Soekatamsi, 1984 : 162) Dari ketiga cara menggiring bola, menggiring bola dengan kura-kura kaki sebelah luar ini paling banyak digunakan dalam bermain karena : 1) Bagian dari kaki yang bersentuhan dengan bola cukup luas 2) Pemain mudah dapat bergerak ke depan atau untuk membelok, berputar, mengubah arah. Hal ini sesuai dengan arah sikap kaki pada waktu lari 3) Pemain dapat mengontrol bola atau menguasai bola dengan baik 4) Pemain dengan cepat mudah memberikan bola kepada teman. Adapun kegunaan teknik menggiring bola dalam permainan sepakbola sebagai berikut : 1) Untuk melewati lawan 2) Untuk mencari kesempatan memberikan umpan kepada teman dengan tepat Untuk menahan bola tetap dalam penguasaan, menyelamatkan bola apabila tidak terdapat kemungkinan atau kesempatan untuk dengan segera memberikan operan kepada teman. 2. Power Otot Tungkai a. Power Setiap beraktifitas atau melakukan kegiatan olahraga otot merupakan komponen tubuh yang dominan dan tidak dapat dipisahkan. Semua gerakan yang dilakukan oleh manusia karena adanya otot, tulang, persendian, ligamen serta tendon,

36 22 sehingga gerakan dapat terjadi melalui gerakan tarikan otot serta jumlah serabut otot yang diaktifkan. Berkaitan dengan power, Harsono (1988: 200) menyatakan bahwa Power adalah kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat. Menurut Suharno HP (1993: 59), yang menyatakan bahwa Power adalah kemampuan otot pemain untuk mengatasi tahanan beban dengan kekuatan dan kecepatan maksimal dalam satu gerak yang utuh. Berdasarkan batasan-batasan power di atas dapat disimpulkan bahwa power adalah kemampuan untuk mengerahkan kekuatan dan kecepatan otot dalam waktu yang relatif singkat. Power merupakan perpaduan dua unsur komponen kondisi fisik yaitu kekuatan dan kecepatan dalam hal ini kekuatan dan kecepatan otot. Kualitas power akan tercermin dari unsur kekuatan dan kecepatan otot yang dalam pelaksanaannya dilakukan dengan eksplosif dalam waktu yang sesingkat mungkin. b. Macam-Macam Power Menurut Bompa (1999: 385), power dibedakan dalam dua bentuk yaitu: power asiklik dan siklik. Perbedaan jenis power ini dilihat dari segi kesesuaian jenis latihan atau keterampilan gerak yang dilakukan. Dalam kegiatan olahraga power asiklik dan siklik dapat dikenali dari peranannya pada suatu cabang olahraga. Cabang-cabang olahraga yang memerlukan power asiklik secara dominan adalah melempar, menolak, melompat dan unsur-unsur gerakan pada senam, beladiri, anggar, loncat indah dan olahraga permainan seperti bolavoli dan sepakbola. Sedangkan cabangcabang olahraga yang menggunakan power siklik adalah: lari, dayung, renang, bersepeda dan jenis olahraga yang memerlukan kecepatan dalam pelaksanaannya. c. Otot Tungkai Tungkai terdiri dari tungkai atas dan tungkai bawah. Tungkai atas terbagi menjadi: pangkal paha sampai lutut, sedangkan tungkai bawah terbagi atas lutut sampai dengan kaki (Soedarminto, 1991: 60 61). Tulang tungkai atau tulang anggota gerak bawah terdiri dari: (1) Tulang pangkal paha, (2) Tulang paha, (3) Tulang kering, (4) Tulang betis, (5) Tulang tempurung lutut, (6) Tulang pangkal kaki, (7) Tulang telapak kaki, dan (8) Tulang ruas jari kaki (Syaifudin, 1997: 31).

37 23 1) Otot tungkai atas Otot tungkai atas meliputi: (1) M. Abduktor Maldanus Internal, (2) M. Abduktor Brevis Medial, (3) M. Abduktor Lonngus Eksternal, (4) M. Rektus Rektus Femoris, (5) M. Vastus Lateralis Eksternal, (6) M. Vastus Medialis Internal, (7) M. Vastus Intermedial, (8) M. Bicepsfemoris, (9) M. Semi Membranosus, (10) M. Semi Tendinosus, dan (11) M. Sartorius (Syaifudin, 1997: 56). Gambar 1. Otot Tungkai Atas (Syaifudin, 1997: 46) 2) Otot tungkai bawah Otot otot tungkai bawah terdiri dari: (1) M. Tibialis Anterior, (2) M. Ekstensor Talangus Longus, dan (6) M. Tibialis Posterior, (7) M. Gastroknemus (Syaifudin, 1997: 58).

38 24 Gambar 2. Otot Tungkai Bawah (Syaifudin, 1997: 47) d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Power Otot Tungkai Power otot tungkai adalah kualitas yang memungkinkan otot atau sekelompok otot-otot tungkai untuk menghasilkan kerja fisik secara eksplosif. Penentu power otot tungkai adalah intensitas kontraksi otot-otot tungkai, intensitas kontraksi yang tinggi merupakan kecepatan pengerutan otot-otot tungkai setelah mendapat rangsangan dari syaraf, intensitas kontraksi tergantung pada rekruitmen sebanyak mungkin jumlah otot-otot tungkai yang bekerja. Kecuali itu produksi kerja otot-otot secara eksplosif menambah suatu unsur baru yakni terciptanya hubungan antara otot dan sistem syaraf. Bertolak dari pengertian power otot tungkai di atas menunjukkan bahwa unsur utama terbentuknya power otot tungkai adalah kekuatan dan kecepatan dari otot-otot tungkai. Unsur-unsur penentu power otot tungkai adalah kekuatan otot tungkai dan kecepatan kontraksi otot-otot tungkai yang dimiliki seseorang, kecepatan rangsang syaraf, produksi energi secara biokimia dan pertimbangan gerak mekanik. Selain itu menurut Suharno HP (1993: 59 60), baik tidaknya power (eksplosif power) yang dimiliki seseorang ditentukan oleh : 1) Banyak sedikitnya macam fibril otot putih (phasic) dari atlet.

39 25 2) Kekuatan otot dan kecepatan otot atlet. 3) Waktu rangsang. 4) Koordinasi gerakan yang harmonis antara kekuatan dan kecepatan. 5) Banyak sedikitnya zat kimia dalam otot (ATP). 6) Penguasaan teknik gerak yang benar. Pada dasarnya penentu baik dan tidaknya power otot tungkai yang dimiliki seseorang bergantung pada intensitas kontraksi dan kemampuan otot-otot tungkainya untuk berkontraksi secara maksimal dalam waktu yang singkat setelah menerima rangsangan serta produksi energi biokimia dalam otot-otot tungkainya yang sangat menentukan power otot tungkai yang dihasilkan. Jika unsur unsur seperti di atas dimiliki seseorang, maka ia akan memiliki power otot tungkai yang baik, namun sebaliknya jika unsur unsur tersebut kurang baik maka power otot tungkai yang dihasilkan pun juga tidak baik. e. Peranan Power Otot Tungkai dengan Kemampuan Dribling Bola. Power otot tungkai memiliki peranan yang sangat penting hampir pada semua cabang olahraga, baik olahraga individu maupun beregu power otot tungkai mempunyai kontribusi yang sangat besar terhadap tercapainya sebuah prestasi. Power otot tungkai merupakan dasar untuk mencapai keterampilan yang tinggi dalam melakukan kemampuan dribling bola. Kemampuan dribling bola terdapat gabungan beberapa gerakan yang harus dilakukan secara terpadu dan selaras. Untuk melakukan teknik kemampuan dribling bola secara sempurna diperlukan kemampuan power otot tungkai yang baik. Power otot tungkai adalah salah satu unsur yang penting untuk keterampilan gerak motorik. Pemain dengan power yang baik bukan hanya mampu melakukan suatu keterampilan secara sempurna, akan tetapi juga mudah dan cepat dapat melakukan keterampilan yang masih baru baginya. Disamping itu juga dapat mengubah secara cepat dari pola gerak yang satu ke pola gerak yang lain, sehingga gerakannya menjadi efektif dan efisien. Besarnya power otot tungkai yang diperlukan pada masing-masing cabang tentunya berbeda-beda, tergantung seberapa besar keterlibatan power otot tungkai dalam cabang olahraga tersebut. Kemampuan dribling bola adalah sepakbola yang

40 26 salah satu komponen dasarnya adalah power otot tungkai. Meningkatnya power otot tungkai akan menyebabkan koordinasi kerja neuromuskuler menjadi lebih baik. Pada kemampuan dribling bola, keadaan power otot tungkai dalam hal ini sangat tergantung pada kemampuan seorang pemain untuk memperhitungkan dan membina kondisi fisiknya dengan cara yang kuat dan cepat melalui gerakan kemampuan dribling bola. 3. Koordinasi Mata-kaki Koordinasi mata-kaki merupakan salah satu kemampuan fisik yang sangat berpengaruh dalam cabang olahraga sepakbola. Banyak gerakan-gerakan dalam sepakbola yang memerlukan koordinasi dan salah satu koordinasi tersebut adalah koordinasi mata-kaki. Koordinasi tersebut merupakan dasar untuk mencapai suatu keterampilan yang tinggi dalam sepakbola. Menurut Suharno HP (1993: 61) koordinasi adalah kemampuan atlet untuk merangkaikan beberapa unsur gerak menjadi satu gerakan yang utuh dan selaras. Selanjutnya Mochamad Sajoto (1995: 17) bahwa koordinasi adalah kemampuan pemain untuk merangkaikan beberapa gerakan ke dalam satu pola gerakan yang selaras dan efektif sesuai dengan tujuannya. Dari uraian tersebut dapat dikemukakan bahwa koordinasi mata-kaki adalah kemampuan pemain dalam mengintegrasikan antara mata (pandangan) dengan gerakan kaki secara efektif. a. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Koordinasi Mata-kaki antara lain: Faktor-faktor yang mempengaruhi koordinasi menurut Suharno HP (1993: 62) 1) Pengaturan syaraf pusat dan tepi. Hal ini berdasar pembawaan atlet dan hasil dari latihan-latihan. 2) Tergantung tonus dan elaktisitas otot yang melakukan gerakan. 3) Baik dan tidaknya keseimbangan, kelincahan dan kelentukan atlet. 4) Baik dan tidaknya koordinasi kerja syaraf, otot dan indera. Berdasarkan uraian di atas maka dapat diketahui bahwa kemampuan koordinasi seorang atlet dipengaruhi oleh pembawaan dan unsur-unsur kondisi fisik seperti

41 27 kelincahan, kelentukan, keseimbangan. Dengan demikian latihan untuk mengembangkan unsur-unsur kondisi fisik tersebut, secara tidak langsung akan meningkatkan kemampuan koordinasi pula. Hal penting yang berpengaruh terhadap kemampuan koordinasi adalah latihan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan koordinasi tersebut dapat diciptakan dan diupayakan melalui latihan secara sistematis, teratur dan kontinyu. Dengan latihan yang dilakukan secara berulang-ulang gerakan yang memerlukan koordinasi akan dapat dilakukan dengan mudah bahkan dapat menjadi gerakan yang otomatis. Hal ini sesuai dengan pendapat A. Hamidsyah Noer (1996: 8) dengan pengulangan suatu gerakan yang dilakukan secara terus menerus maka akhirnya gerakan tersebut menjadi gerakan yang otomatis. Menurut pendapat Harsono (1988: 102) yaitu: Dengan berlatih secara sistematis dan melalui pengulangan-pengulangan (repetition) yang konstan maka organisasi-organisasi, mekanisme neuro physiologis kita akan bertambah baik, gerakan-gerakan yang semula sukar dilakukan lama kelamaan akan menjadi gerakan yang otomatis dan reflektif, yang makin kurang membutuhkan konsentrasi pusat-pusat syaraf sebelum melakukan latihan-latihan. b. Peranan Koordinasi Mata-kaki dengan Kemampuan Dribling Bola Dalam permainan sepakbola, koordinasi mata-kaki diperlukan karena akan sangat menunjang untuk menguasai jalannya permainan, koordinasi mata-kaki merupakan dasar untuk mencapai keterampilan yang tinggi dalam kemampuan dribling bola. Keterampilan bermain sepakbola merupakan gerakan yang cukup komplek karena keterampilan bermain sepakbola merupakan gabungan dari berbagai unsur seperti gerakan mengontrol, menyentuh bola serta melihat situasi di lapangan. Pemain juga dituntut untuk mengintegrasikan gerakan mengontrol bola serta harus memiliki koordinasi mata-kaki yang baik. Dengan mempunyai koordinasi mata-kaki yang baik, maka seorang pemain akan dapat melakukan keterampilan bermain sepakbola dengan baik pula.

42 28 4. Keseimbangan a. Pengertian Keseimbangan Keseimbangan tubuh merupakan faktor yang penting untuk mencapai kemampaun gerak yang baik. Kemampuan gerak yang baik akan mendasari pada keterampilan gerak. Mochamad Sajoto (1988: 58) mengemukakan bahwa, Keseimbangan (balance) adalah kemampuan seseorang mengendalikan organ syaraf otot, guna memperoleh atau mempertahankan keseimbangan. Sedangkan keseimbangan menurut Harsono (1988: 223) bahwa Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan sistem neuromascular kita dalam kondisi statis atau mengontrol neuromascular dalam posisi atau sikap yang efisien pada saat kita bergerak. Berdasarkan hal tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa keseimbangan adalah kemampuan tubuh untuk mempertahankan sikap tubuh dalam berbagai gerak atau aktifitas. Apabila seseorang tidak mempunyai keseimbangan yang baik maka ia akan sulit untuk melakukan aktivitas olahraga yang memerlukan tingkat keseimbangan tinggi seperti senam, loncat indah ataupun lompat jauh. yaitu: Menurut Sugiyanto (1997: 38) keseimbangan dapat dikategorikan menjadi dua, 1) Keseimbangan statis yaitu: kemampuan mempertahankan posisi tubuh tertentu dengan memperhatikan kemungkinan kecil bergoyang. 2) Keseimbangan dinamis yaitu: kemampuan mempertahankan postur tubuh ketika melakukan aktivitas agar tidak terjatuh dalam melakukan gerakan keterampilan. Mengingat pentingnya keseimbangan tubuh dalam setiap keterampilan gerak maka perlu diadakan latihan keseimbangan untuk mempertahankan posisi tubuh agar selalu seimbang. Menurut Suharno HP (1986: 37) cara cara melatih keseimbangan adalah dengan melakukan gerakan yang mempersulit faktor penentu di atas seperti berjalan di atas tumpuan tinggi, tumpuan sulit, memejamkan mata, membuat putaran badan (pasang badan), tumpuan labil. Cara pengembangan latihannya adalah dari yang sifatnya lebih luas atau lebih mudah ke hal-hal yang lebih kecil atau menyempit.

43 29 b. Hubungan Keseimbangan Dinamis dengan Kemampuan Dribling Bola Keseimbangan bagi pemain sepakbola adalah kemampuan seorang pemain untuk mempertahankan neuromascular dalam kondisi statis atau mengontrol neuromascular dalam posisi atau sikap yang efisien pada saat bergerak. Hal ini berguna pada saat pemain sepakbola melakukan kemampuan dribling bola. Dalam melakukan dribling, keseimbangan tubuh harus dijaga. Dengan keseimbangan tubuh yang baik, akan dapat menambah kemampuan dalam memberikan tenaga pada bola, selain itu irama gerakan dalam melakukan dribling akan lebih baik sehingga akan memperoleh hasil yang maksimal. Jadi peranan keseimbangan tubuh pemain sepakbola adalah pada saat melakukan serangkaian gerakan kemampuan dribling bola. Pada posisi kaki dan menjaga kepala segaris kaki diharapkan tidak kehilangan keseimbangan, sehingga akan mampu menguasai gerakan di saat melakukan kemampuan dribling bola dengan sempurna. Untuk menghasilkan keseimbangan yang baik perlu adanya pengenalan dan pelatihan keseimbangan sedini mungkin. Sehingga di saat melakukan suatu pertandingan prestasi akan mampu menghasilkan prestasi yang gemilang. Cara sederhana melatih keseimbangan sejak dini adalah sebagai berikut: 1) Ambil papan kayu, atau kayu apapun yang memiliki permukaan rata dan berbentuk balok. Yakinkan bahwa permukaan kayu halus sehingga telapak kaki tidak akan terluka. 2) Mintalah untuk berjalan dari ujung ke ujung tanpa terjatuh. Jika masih tidak seimbang, latihlah terus-menerus. Testi akan semakin tertantang jika ia diberikan tantangan. Jika sudah lancar, beri tantangan dengan menggunakan stop watch, seberapa cepat menyelesaikan perjalanan dari ujung ke ujung. 3) Jika tidak ditemukan kayu, latihan bisa dilakukan di bangunan pembatas jalan atau taman. Namun biasanya permukaannya cukup tinggi. Bimbing dahulu tangan testi agar tidak terjatuh. Perlahan-lahan lepaskan tangan dan biarkan testi menitinya. Dengan pelatihan tersebut secara kontinyu maka akan menghasilkan tingkat keseimbangan yang memadahi di waktu pemain bermain.

44 30 B. Kerangka Berpikir 1. Hubungan Antara Power Otot Tungkai dengan Kemampuan Dribling Bola Keberhasilan kemampuan dribling bola ke arah gawang sepakbola dibutuhkan power otot tungkai. Untuk menghasilkan kemampuan dribling bola yang baik dibutuhkan power otot tungkai. Kemampuan seorang pemain mengerahkan power otot tungkai pada teknik yang benar mempunyai peluang yang besar untuk melakukan kemampuan dribling bola ke arah gawang sepakbola. Power otot tungkai berperan dengan kemampuan dribling bola terutama pada saat tungkai melakukan kecepatan dribling ke arah gawang. Pada saat gerakan tersebut, maka power otot tungkai harus diterapkan secara maksimal. Dengan power otot tungkai yang baik akan menghasilkan kemampuan dribling bola yang baik. Dengan kemampuan dribling bola yang baik mempunyai peluang yang besar untuk mencetak gol. Dengan demikian diduga, power otot tungkai memiliki hubungan dengan kemampuan dribling bola. 2. Hubungan Antara Koordinasi Mata-kaki dengan Kemampuan Dribling Bola Kemampuan dribling bola ke gawang dalam sepakbola melibatkan beberapa kondisi fisik. Untuk memperoleh kemampuan dribling bola yang baik, maka kondisi fisik yang terlibat harus dikoordinasikan dengan baik, harmonis dan lancar. Salah satu kondisi fisik yang terlibat dalam gerakan kemampuan dribling bola yaitu koordinasi mata-kaki. Koordinasi mata-kaki terlibat dalam melakukan kemampuan dribling bola. Agar koordinasi mata-kaki dapat dijaga dalam melakukan kemampuan dribling bola, sikap badan saat dribling bola harus dijaga. Oleh karena itu, pada saat kemampuan dribling bola keberadaan koordinasi mata-kaki harus dimanfaatkan pada teknik yang benar, agar kemampuan dribling bola menjadi lebih baik. Dengan demikian diduga, koordinasi mata-kaki memiliki hubungan dengan kemampuan dribling bola ke gawang dalam sepakbola.

45 31 3. Hubungan Antara Keseimbangan Dinamis dengan Kemampuan Dribling Bola Power otot tungkai merupakan salah satu bagian yang penting dalam gerakan kemampuan dribling bola. Power otot tungkai seorang pemain pada setiap gerakan yang dilakukan saat gerakan kemampuan dribling bola yang dilakukan dengan tepat dan jelas melakukan tembakan pada salah satu kaki yang akan membantu efisiensi dan efektifitas gerakan yang dilakukan. Demikian halnya dalam gerakan kemampuan dribling bola, keseimbangan dinamis yang dimiliki seorang pemain akan mempengaruhi keberhasilan kemampuan dribling bola yang dilakukan. Keseimbangan dinamis berperan dalam gerakan kemampuan dribling bola terutama untuk memberikan dorongan pada tungkai saat melakukan dribling bola ke arah gawang sepakbola, sehingga dengan adanya daya ledak tersebut dapat membantu seorang pemain dalam pelaksanaan kemampuan dribling bola. Oleh karena itu, pada saat kemampuan dribling bola keberadaan keseimbangan dinamis harus dimanfaatkan pada teknik yang benar agar kemampuan dribling bola menjadi lebih baik. Dengan demikian diduga, keseimbangan dinamis memiliki hubungan dengan kemampuan dribling bola. 4. Hubungan Antara Power Otot Tungkai, Koordinasi Mata-Tangan, dan Keseimbangan Dinamis dengan Kemampuan Dribling Bola Kemampuan dribling bola yang baik akan mempunyai peluang yang besar untuk mencetak gol sebanyak-banyaknya. Agar dapat mencetak gol sesuai dengan sasaran, maka komponen-komponen kondisi fisik yang mendukung dengan kemampuan dribling bola harus dikerahkan pada teknik yang benar agar bisa dimanfaatkan menjadi peluang untuk mencetak gol kegawang lawan. Komponenkomponen yang dapat mendukung kemampuan dribling bola ke gawang dalam sepakbola di antaranya power otot tungkai,, koordinasi mata-kaki, dan keseimbangan dinamis. Keseimbangan dinamis berperan dalam kemampuan dribling bola terutama untuk memberikan daya ledak pada tungkai saat melakukan dribling dengan cepat untuk menjadikan peluang gol, sehingga dengan adanya daya ledak tersebut dapat

46 32 membantu seorang pemain dalam pelaksanaan dribling mendekati kawan yang paling dekat dengan gawang sepakbola, sehingga kemungkinan dribling cukup besar, maka akan membantu hasil kemampuan dribling bola menjadi baik. Selain itu, koordinasi mata-kaki, dan keseimbangan dinamis juga sangat mempengaruhi keberhasilan kemampuan dribling bola. Seorang pemain yang mampu melakukan kemampuan dribling bola yang baik mempunyai peluang yang besar untuk mencetak gol sebanyak-banyaknya. Keberhasilan dribling bola ke arah gawang sepakbola dibutuhkan koordinasi mata-kaki. Untuk menghasilkan kemampuan dribling bola yang baik dibutuhkan koordinasi mata-kaki. Keseimbangan dinamis terlibat juga tidak kalah pentingnya dalam gerakan kemampuan dribling bola terutama untuk membantu gerakan dribling bola ke arah gawang sepakbola. Oleh karena itu, pada saat kemampuan dribling bola keberadaan keseimbangan dinamis harus dimanfaatkan pada teknik yang benar agar kemampuan dribling bola menjadi lebih baik. Dengan demikian diduga, power otot tungkai,, koordinasi mata-kaki, dan keseimbangan dinamis memiliki hubungan dengan kemampuan dribling bola. C. Pengajuan Hipotesis Bertolak pada kerangka berpikir yang mengacu pada jawaban sementara, maka hipotesisnya dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Ada hubungan antara power otot tungkai dengan kemampuan dribling bola pada pemain putra umur tahun klub SSB Mars, Surakarta. 2. Ada hubungan antara koordinasi mata-kaki dengan kemampuan dribling bola pada pemain putra umur tahun klub SSB Mars, Surakarta. 3. Ada hubungan antara keseimbangan dinamis dengan kemampuan dribling bola pada pemain putra umur tahun klub SSB Mars, Surakarta. 4. Ada hubungan antara power otot tungkai,, koordinasi mata-kaki, dan keseimbangan dinamis dengan kemampuan dribling bola pada pemain putra umur tahun klub SSB Mars, Surakarta.

47 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dan pengambilan data ini dilaksanakan di lapangan SSB Mars surakarta sebagai tempat latihan pemain putra umur tahun klub SSB Mars, Surakarta. 2. Waktu Penelitian Pengambilan data penelitian ini dilakukan Tes dan Re-test adapun pelaksanaanya sabagai : 1.Tes 2. Re-test Hari/Tanggal : Selasa,28 Juli 2015 Hari/Tanggal : Kamis,30 Juli 2015 Waktu : Selesai WIB Waktu : Selesai WIB Jadwal Latihan : Selasa,Kamis,Sabtu B. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif studi korelasional. Dalam hal ini Sugiyanto (1995: 57) berpendapat bahwa melalui studi korelasional dapat diketahui apakah satu variabel berasosiasi dengan variabel yang lain. Hubungan antara variabel ditentukan dengan menggunakan koefisien yang dihitung dengan teknik analisis statistik. Penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara power otot tungkai,, koordinasi mata-kaki, dan keseimbangan dinamis dengan kemampuan dribling bola. 33

48 34 C. Variabel Penelitian Sesuai dengan judul penelitian ini, maka penelitian ini terdiri beberapa variabel. Menurut Sugiyanto (1995: 17) variabel adalah suatu konsep yang dapat ditempatkan dalam berbagai nilai yang berbeda. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari: 1) Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu power otot tungkai,, koordinasi mata-kaki, dan keseimbangan dinamis. 2) Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu kemampuan passing bola. D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi penelitian ini adalah pemain putra umur tahun klub SSB Mars, Surakarta. 2. Sampel Besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 30 pemain, yang diperoleh dengan teknik purposive random sampling. Menurut Sudjana (2002) teknik purposive random sampling yaitu dari jumlah populasi yang ada untuk menjadi sampel harus memenuhi ketentuan-ketentuan untuk memenuhi tujuan penelitian dan dilakukan secara acak. Ketentuan-ketentuan tersebut adalah : a. Jenis kelamin laki-laki. b. Berminat untuk mengikuti penelitian. c. Sehat jasmani dan rohani. d. Bersedia menjadi sampel penelitian. e. Memiliki kemampuan dribling bola baik atau kurang, berdasarkan hasil observasi dan informasi.

49 35 E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data menggunakan petunjuk tes: 1) Tes dan pengukuran power otot tungkai dengan standing broad jump test (Ismaryati, 2008: 64). 2) Tes dan pengukuran koordinasi mata-kaki dengan soccer wall voley test ( Ismaryati,2006 :54-55). 3) Tes dan pengukuran keseimbangan dinamis dengan modifikasi bass test (Ismaryati, 2008: 51-53).. 4) Keterampilan menggiring bola diukur dengan tes menggiring bola (Nurhasan, 2001 : ). Petunjuk pelaksanaan masing-masing tes dan pengukuran variabel penelitian terlampir. F. Teknik Analisis Data 1. Mencari Reliabilitas Tingkat keajegan hasil tes yang dilakukan dalam penelitian ini, dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan rumus korelasi product moment dari Pearson yang dikutip Sudjana (2002: 369) sebagai berikut: r xy = N. XY ( X).( Y) 2. Uji Prasyarat Analisis

50 36 Uji prasyarat analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Adapun langkah-langkah kedua uji prasyarat tersebut adalah sebagai berikut: a. Uji Normalitas Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan metode chi-kuadrat (Sutrisno Hadi, 2004: 282) dengan rumus sebagai berikut: 2 ( fo - fh ) 2 fh Keterangan: 2 = Nilai chi kuadrat fo = frekuensi data yang diperoleh fh = frekuensi data yang diharapkan Tabel 1. Perhitungan dengan Chi-Kuadrat. Interval Fo Fh fo-fh (fo-fh) 2 (fo-fh) 2 /fh + 2 SD ke atas +1 SD hingga +2 SD Mean hingga + 1 SD -1 SD hingga Mean -2 SD hingga -1 SD dari bawah hingga 2 SD 2% jumlah sampel 14% jumlah sampel 34% jumlah sampel 34% jumlah sampel 14% jumlah sampel 2% jumlah sampel Total b. Uji Linieritas Dalam uji kelinieritas regresi dilakukan dengan menggunakan teknik analisis varians dari Sudjana (2002: 332) rumusnya adalah: F = S 2 TC S 2 e

51 37 Keterangan : F = Nilai linieritas S = Standar deviasi TC = Tuna cocok e = Kesalahan 3. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menghitung koefisien korelasi masing-masing prediktor terhadap kriterium dan menghitung korelasi ganda antara prediktor dan kriterium. Adapun penghitungan dalam pengujian hipotesis sebagai berikut: a. Menghitung koefisien korelasi masing-masing prediktor Dalam menghitung koefisien korelasi masing-masing prediktor terhadap kriterium tersebut menggunakan rumus korelasi product moment dari Pearson yang dikutip Sudjana (2002: 369) sebagai berikut: r xy = N. XY ( X).( Y) b. Menghitung korelasi ganda Dalam menghitung koefisien korelasi ganda antara prediktor dan kriterium menggunakan analisis regresi tiga prediktor. Adapun hal-hal yang akan dicari antara lain: 1) Mencari persamaan garis regresi Persamaan regresi tersebut berfungsi untuk mengetahui kemungkinan besamya nilai pada variabel berdasarkan besarnya nilai pada variabel yang lain. Dengan kata lain analisis regresi berguna untuk memprediksi nilai suatu variabel berdasarkan variabel yang lain. Dengan menggunakan rumus persamaan regresi dari Sutrisno Hadi (1982: 33) sebagai berikut:

52 38 Ŷ = a 1 x 1 + a 2 x 2 + a 3 x 3 + K Keterangan : Ŷ = Kriterium x 1 = Prediktor 1 x 2 = Prediktor 2 x 3 = Prediktor 3 a 1 = Bilangan koefisien prediktor 1 a 2 = Bilangan koefisien prediktor 2 a 3 = Bilangan koefisien prediktor 3 K = Angka konstan 2) Mencari koefisien korelasi tiga prediktor berikut: Rumus koefisien korelasi tiga prediktor dari Sutrisno Hadi (1982: 33) sebagai R (1,2,3) = Keterangan: R (1,2,3) = Koefisien korelasi antara prediktor dengan kriterium y = Kriterium X 1 = Prediktor 1 X 2 = Prediktor 1 X 3 = Prediktor 3 a 1 = Bilangan koefisien prediktor 1 a 2 = Bilangan koefisien prediktor 2 a 3 = Bilangan koefisien prediktor 3 3) Melakukan uji signifikansi regresi Dalam melakukan uji signifikansi tersebut dengan menggunakan rumus dari Sutrisno Hadi (1982: 214) sebagai berikut: F reg = RK reg RK res Keterangan: Freg = Harga F garis regresi RK reg = Rata-rata kuadrat regresi RK res = Rata-rata kuadrat residu

53 BAB IV HASIL PENELITIAN Pada bab ini disajikan mengenai hasil penelitian beserta interpretasinya. Hasil penelitian yang disajikan adalah hasil dari analisis yang telah dilakukan terhadap data dari tiap variabel. Data dari masing-masing variabel yang diambil dalam penelitian, terdiri dari tiga variabel bebas yaitu Power otot tungkai, Koordinasi mata kaki dan keseimbangan dinamis, dan satu variabel terikat yaitu Kemampuan dribling bola. Berturut-turut dalam bab ini disajikan mengenai deskripsi data, pengujian persyaratan analisis, hasil analisis data dan pengujian hipotesis. A. Deskripsi Data Data yang diperoleh dari tiap-tiap variabel tersebut kemudian dikelompokkan dan dianalisis dengan statistik, seperti terlihat pada lampiran. Adapun rangkuman deskripsi data secara keseluruhan akan disajikan sebagai berikut: Tabel 2. Deskripsi Data Hasil Tes Power otot tungkai, Koordinasi mata kaki dan Keseimbangan dinamis dan Kemampuan dribling bola. Variabel Tes N Mean SD Nilai Tertinggi Nilai Terendah Power otot tungkai Test Re-test Koordinasi mata kaki Keseimbangan dinamis Kemampuan dribling bola Lampiran 5 Test Re-test Test Re-test Test Re-test

54 40 B. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui tingkat keajegan hasil tes masingmasing variabel yang dilakukan dalam penelitian. Hasil uji reliabilitas tes dan re-test Power otot tungkai, Koordinasi mata kaki dan Keseimbangan dinamis dan Kemampuan dribling bola kemudian dikategorikan, dengan menggunakan pedoman tabel koefisien korelasi dari Book Walter yang dikutip Mulyono Biyakto Atmojo (2008: 22), yaitu: Tabel 3. Range Kategori Reliabilitas Kategori Reliabilitas Tinggi Sekali 0,90 0,99 Tinggi 0,80 0,89 Cukup 0,60 0,79 Kurang 0,40 0,59 Tidak Signifikan 0,00 0,39 Lampiran 6,7,8,9 Hasil uji reliabilitas data Power otot tungkai, Koordinasi mata kaki dan Keseimbangan dinamis dan Kemampuan dribling bola pada penelitian ini adalah: Tabel 4. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data Variabel Reliabilita Kategori Power otot tungkai Tinggi Sekali Koordinasi mata kaki Tinggi Keseimbangan dinamis Cukup Kemampuan dribling bola Tinggi Sekali Lampiran 6,7,8,9

55 41 C. Pengujian Persyaratan Analisis Sebelum analisis data dilakukan uji persyaratan analisis. Untuk analisis regresi diperlukan uji persyaratan analisis yaitu normalitas penyebaran nilai dan persyaratan linieritas hubungan antara prediktor dengan kriterium. Hasil pengujian persyaratan analisis pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Uji Normalitas Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan chi-kuadrat. Adapun hasil uji normalitas yang dilakukan pada hasil tes Power otot tungkai (X 1 ), Koordinasi mata kaki (X 2 ), Keseimbangan dinamis (X 3 ) dan Kemampuan dribling bola (Y) pada penelitian ini adalah: Tabel 5. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data Variabel Db M SD 2 hitung 2 tabel 5% Simpulan Power otot tungkai 6 1 = ,070 Berdistribusi normal Koordinasi mata kaki 6 1 = ,070 Berdistribusi normal Keseimbangan dinamis 6 1 = ,070 Berdistribusi normal Kemampuan dribling 6 1 = 5 11,070 Berdistribusi bola normal Lampiran 10 Dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada tiap-tiap variabel tersebut dapat diketahui bahwa nilai chi-kuadrat yang diperoleh ( 2 hitung) pada variabel Power otot tungkai (X 1 ), Koordinasi mata kaki (X 2 ), Keseimbangan dinamis (X 3 ) dan Kemampuan dribling bola (Y) lebih kecil dari nilai chi-kuadrat dalam tabel ( 2 tabel 5%). Dengan demikian hipotesis nol diterima. Yang berarti bahwa data hasil tes Power otot tungkai (X 1 ), Koordinasi mata kaki (X 2 ), Keseimbangan dinamis(x 3 ) dan Kemampuan dribling bola (Y) Power otot tungkaik berdistribusi normal.

56 42 2. Uji Linieritas Uji linieritas hubungan antara masing-masing prediktor yaitu Power otot tungkai (X 1 ), Koordinasi mata kaki (X 2 ), Keseimbangan dinamis(x 3 ), dengan kriterium yaitu Kemampuan dribling bola (Y) dilakukan dengan analisis varians. Rangkuman hasil uji linieritas tersebut dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut: Tabel 6. Rangkuman Hasil Analisis Varians Untuk Uji Linieritas Hubungan Antara Prediktor dengan Kriterium Variabel db F hitung F tabel 5% Simpulan X 1 Y 4:24 X 2 Y 13:15 X 3 Y 20:8 Lampiran ,78 Model linier diterima 2,43 Model linier diterima 3,15 Model linier diterima Dari rangkuman hasil uji linieritas tersebut dapat diketahui bahwa nilai F hitung linieritas yang diperoleh dari tiap variabel lebih kecil dari harga F tabel 5%. Dengan demikian hipotesis nol linieritas ketiga variabel tersebut diterima. Berarti bahwa baik korelasi antara X 1 Y, X 2 Y dan X 3 Y berbentuk linier. D. Hasil Analisis Data Hasil analisis korelasi dan analisis regresi antara data tes Power otot tungkai (X 1 ), Koordinasi mata kaki (X 2 ), Keseimbangan dinamis(x 3 ) dengan Kemampuan dribling bola (Y) penelitian ini adalah: 1. Analisis Korelasi Tiap Prediktor Hasil analisis korelasi masing-masing prediktor dengan kriterium penelitian ini adalah sebagai berikut:

57 43 a. Berdasarkan analisis korelasi antara Power otot tungkai (X 1 ) dengan Kemampuan dribling bola (Y), diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,478. Dengan N = 30, nilai r tabel 5% = 0,361. Ternyata r hitung = 0,478 > r tabel 5% = 0,361. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara Power otot tungkai (X 1 ) dengan Kemampuan dribling bola (Y). b. Berdasarkan analisis korelasi antara Koordinasi mata kaki (X 2 ) dengan Kemampuan dribling bola (Y), diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,404. Dengan N = 30, nilai r tabel 5% = 0,361. Ternyata r hitung = 0,404 > r tabel 5% = 0,361. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara Koordinasi mata kaki (X 2 ) dengan Kemampuan dribling bola (Y). c. Berdasarkan analisis korelasi antara Keseimbangan dinamis (X 3 ) dengan Kemampuan dribling bola (Y), diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,484. Dengan N = 30, nilai r tabel 5% = 0,361. Ternyata r hitung = 0,484 > r tabel 5% = 0,361. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara Keseimbangan dinamis (X 3 ) dengan Kemampuan dribling bola (Y). Ringkasan hasil analisis korelasi masing-masing prediktor dengan kriterium penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 7. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Tiap Prediktor dengan Kriterium Variabel r hitung r tabel Simpulan X 1 Y 0,478 0,361 Korelasi signifikan X 2 Y 0,404 0,361 Korelasi signifikan X 3 Y 0,484 0,361 Korelasi signifikan Lampiran Analisis Regresi Analisis regresi yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan analisis regresi ganda tiga prediktor. Hasil analisis regresi antara data tes Keseimbangan

58 44 dinamis (X 1 ), Power otot tungkai (X 2 ), Koordinasi mata kaki (X 3 ) Keseimbangan dinamis dengan Kemampuan dribling bola (Y) penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Persamaan garis regresinya adalah: ŷ = X X X Koefisien korelasi dan determinasi antara prediktor dan kriterium: R y(1,2,3) = R 2 y(1,2,3) = Uji signifikansi analisis regresi. Hasil uji signifikansi regresi penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 8. Ringkasan Hasil Analisis Regresi Sumber Variasi db JK RK Freg Regresi (reg) Residu (res) Total Lampiran 13 Dari hasil analisis regresi tersebut dapat disimpulkan, dengan db = m lawan N - m - 1 = 3 lawan 26, harga F tabel 5% adalah 2,89. Sedangkan nilai F yang diperoleh adalah , ternyata lebih besar dari angka batas penolakan hipotesa nol. Dengan demikian hipotesa nol ditolak, yang berarti bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara Power otot tungkai (X 1 ), Koordinasi mata kaki (X 2 ), Keseimbangan dinamis (X 3 ) dengan Kemampuan dribling bola (Y). Adapun besarnya nilai R 2 antara Power otot tungkai (X 1 ), Koordinasi mata kaki (X 2 ), Keseimbangan dinamis (X 3 ) dengan Kemampuan dribling bola (Y) adalah 0, 473.

59 45 E. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan 1. Hubungan Antara Power otot tungkai dengan Kemampuan dribling bola Dari hasil analisis korelasi pada data Power otot tungkai dengan Kemampuan dribling bola, diperoleh nilai r sebesar 0,478, dimana nilai tersebut lebih besar dari nilai r tabel pada taraf signifikansi 5% yaitu 0,361. Karena nilai r hitung > r tabel, maka nilai korelasi signifikan. Hal ini berarti bahwa perubahan variansi Kemampuan dribling bola dipengaruhi oleh komponen variansi Power otot tungkai. 2. Hubungan Antara Koordinasi mata kaki dengan Kemampuan dribling bola Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan terhadap data Koordinasi mata kaki terhadap Kemampuan dribling bola, diperoleh nilai r sebesar 0,404, dimana nilai tersebut lebih besar dari nilai r tabel pada taraf signifikansi 5% yaitu 0,361. Karena nilai r hitung > r tabel, maka nilai korelasi signifikan. Hal ini berarti bahwa variansi unsur Koordinasi mata kaki berpengaruh terhadap peningkatan variansi Kemampuan dribling bola. 3. Hubungan Antara Keseimbangan dinamis dengan Kemampuan dribling bola Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan terhadap data Keseimbangan dinamisterhadap Kemampuan dribling bola, diperoleh nilai r sebesar 0,484, dimana nilai tersebut lebih besar dari nilai r tabel pada taraf signifikansi 5% yaitu 0,361. Karena nilai r hitung > r tabel, maka nilai korelasi signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Keseimbangan dinamis memiliki hubungan yang signifikan terhadap Kemampuan dribling bola.

60 46 4. Hubungan Power otot tungkai, Koordinasi mata kaki dan Keseimbangan dinamis dengan Kemampuan dribling bola Pada Hipotesis dinyatakan bahwa hubungan antara Power otot tungkai, Koordinasi mata kaki dan Keseimbangan dinamis dengan Kemampuan dribling bola di ketahui R 2 y(123) = 0,473 sedangkan r tabel pada taraf signifikasi 0,05 dan n = 30 di dapat r tabel = 0,361, dengan hasil tersebut r hitung > r tabel5 % dan f hitung = , sedangkan f tabel5% dengan db 3:26 = 2,89, ini berarti F 0 > F tabel5% Maka hipotesis di terima.

61 47 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis regresi dan korelasi product moment yang telah dilkeseimbangan dinamiskan dapat diperoleh simpulan sebagai berikut: 1. Ada hubungan yang signifikan antara Power otot tungkai dengan Kemampuan dribling bola, r hitung = 0,478 > r tabel 5% = 0, Ada hubungan yang signifikan antara Koordinasi mata kaki dengan Kemampuan dribling bola, r hitung = 0,404 > r tabel 5% = 0, Ada hubungan yang signifikan antara Keseimbangan dinamis dengan Kemampuan dribling bola, r hitung = 0,484 > r tabel 5% = 0, Ada hubungan yang signifikan antara Power otot tungkai, Koordinasi mata kaki dan Keseimbangan dinamis dengan Kemampuan dribling bola, R 2 y(123) sebesar 0,473 > r tabel 5 % sebesar dan F hitung sebesar > f tabel pada taraf signifikansi 5% sebesar 2,89. B. Implikasi Hasil penelitian ini adalah bahwa Power otot tungkai, Koordinasi mata kaki dan Keseimbangan dinamis memiliki hubungan dengan Kemampuan dribling bola. Berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan implikasinya sebagai berikut: 1. Power otot tungkai, Koordinasi mata kaki dan Keseimbangan dinamis merupakan unsur yang mendukung terhadap Kemampuan dribling bola. Dengan memiliki Power otot tungkai, Koordinasi mata kaki dan Keseimbangan dinamis yang baik, maka akan menghasilkan Kemampuan dribling bola yang baik pula. 2. Usaha meningkatkan Power otot tungkai, Koordinasi mata kaki dan Keseimbangan dinamis dapat meningkatkan Kemampuan dribling bola. 47

62 48 3. Peranan Power otot tungkai, Koordinasi mata kaki dan Keseimbangan dinamis terhadap Kemampuan dribling bola sangat signifikan, sehingga unsur unsur tersebut tidak boleh diabaikan. C. Saran Sehubungan dengan simpulan yang telah diambil, maka kepada guru olahraga, khususnya di Sekolahan, disarankan agar: 1. Dalam upaya untuk meningkatkan Kemampuan dribling bola hendaknya memberikan latihan Power otot tungkai, Koordinasi mata kaki dan Keseimbangan dinamis. 2. Latihan fisik yang diberikan harus proporsional. Besarnya porsi latihan untuk tiap unsur Power otot tungkai, Koordinasi mata kaki dan Keseimbangan dinamis disesuaikan dengan besarnya nilai hubungan tiap variabel terhadap Kemampuan dribling bola.

63 49 DAFTAR PUSTAKA A. Hamidsyah Noer Ilmu Kepelatihan Lanjut. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Surakarta. A. Sarumpaet, Zulfar Djazet, Parno & Imam Sadikun Permainan Besar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Bompa, Tudor, O Periodization: Theory and Methodology of Training. Kendall/Hunt Publishing Company. Engkos Kokasih Olahraga Teknik dan Program Latihan. Jakarta: Akademi Presinddo. Fuchs, Erich, Dieter Kruher and Gunter Jansen Sepak Bola: Pembinaan Teknik dan Kondisi. (Terjemahan: Agus Setiadi). Jakarta: Penerbit PT. Gramedia. Harsono Coaching Dan Aspek-Aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta: Ditjen Dikti. Ismaryati Tes dan Pengukuran Olahraga. Cetakan 2. Surakarta: LPP UNS dan UNS Press. Mielke, Danny Dasar-Dasar Sepak Bola. Bandung. Pakaraya. Mochamad Sajoto Peningkatan dan Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Jendral Departemen Pendidikan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.. Mulyono Biyakto Atmojo Tes dan Pengukuran Dalam Pendidikan Jasmani Olahraga. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Press. Nurhasan,2007.Tes Dan Pengukuran.FPOK.Bandung Plooyer, Siem Jeugd Voetball, KNVB. Jeugdvoetball. Seriedeel G. The Football Association. Skilfull Soccer for Young Players. London: Educational Production Ltd. Pyke, F.S Toward Better Coaching The Art and Science of Coaching. Canbera, Australia: Government Publishing Service. 49

64 50 Saifuddin Azwar Validitas dan Reliabilitas. Bandung: ITB Press. Scheunemann, Timo Dasar-Dasar Sepak Bola Modern untuk Pemain dan Pelatih. Edisi revisi. Jakarta. Gramedia Sneyers, Jeff Sepak Bola Latihan dan Strategi Bermain. (Alih Bahasa: L. Lanjang) Jakarta: PT. Rosdo Jaya Putra Offset. Soedarminto Kinesiologi. Surakarta: FKIP-UNS. Strand, B.N. & Wilson, R Assesing Sport Skill. Champaign: Human Kinetics Publishers. Sudjana Desain dan Analisis Eksperimen. Bandung: Tarsito. Sugiyanto Metodologi Penelitian. Surakarta: UNS Press Perkembangan Gerak. Surakarta: UNS Press. Suharno HP Kepelatihan Olahraga. Yogyakarta: FPOK Ilmu Coaching Umum. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta Press. Sutrisno Hadi Analisis Regresi. Yogyakarta: Andi Offset Statistik Jilid 2. Yogyakarta: Andi Offset. Syaifudin Fisiologi Untuk Perawat. Jakarta: EGC.

65 51 Lampiran 1 Tes Menggiring Bola (Dribling) (Nurhasan, 2001 : ). 1. Tujuan : Mengukur ketrampilan, kelincahan, dan kecepatan kaki dalam memainkan bola. Alat yang digunakan : - Bola - Stop Watch - 6 buah rintangan - Tiang bendera - Kapur 2. Petunjuk Pelaksanaan : - Pada aba-aba siap, testee berdiri dibelakang garis start dengan bola berada dalam penguasaan kakinya. - Pada aba-aba ya, testee mulai menggiring bola kearah kiri melewati rintangan pertama dan berikutnya menuju rintangan berikutnya sesuai arah panah yang telah ditetapkan sampai dengan melewati garis finish. - Salah arah dalam menggiring bola, testee harus memperbaikinya tanpa menggunakan anggota badan selain kaki dimana melakukan kesalahan dan selama itu pula stopwatch tetap berjalan - Menggiring bola dilakukan oleh kaki kiri dan kanan secara bergantian, atau minimal salah satu kaki pernah menyentuh bola sekali sentuhan. 3. Gerakan yang dinyatakan gagal : - Testee menggiring bola hanya menggunakan satu kaki - Testee menggiring bola tidak sesuai dengan arah - Testee menggunakan anggota badan selain kaki saat menggiring

66 52

67 53 Lampiran 2 PETUNJUK PELAKSANAAN TES POWER OTOT TUNGKAI (STANDING BROAD JUMP TEST) Tes dan pengukuran power otot tungkai dengan standing broad jump test dari Ismaryati (2008: 64). 1. Alat dan perlengkapan: a. Lantai yang rata dan datar. b. Roll Meter. c. Isolasi atau bahan lain yang dapat digunakan untuk membuat garis batas. d. Bendera kecil bertangkai atau bahan lain yang dapat digunakan untuk memberi tanda hasil loncat. e. Blangko dan alat tulis. 2. Petugas: a. Seorang pemandu. b. Dua orang pengukur lompatan. c. Seorang pencatat. 3. Pelaksanaan: a. Testi berdiri di belakang garis batas, kaki sejajar, lutut ditekuk, tangan di belakang badan. b. Ayun tangan dan melompat sejauh mungkin ke depan kemudian mendarat dengan dua kaki bersama-sama. c. Beri tanda bekas pendaratan dari bagian tubuh yang terdekat dengan garis start. d. Testi melakukan loncatan 3 kali. e. Sebelum melakukan tes yang sesungguhnya testi boleh mencoba sampai dapat melakukan dengan benar. 4. Penilaian: a. Hasil loncatan testi diukur dari bekas pendaratan badan atau anggota badan yang terdekat garis start sampai dengan garis start.

68 54 b. Nilai yang diperoleh testi adalah jarak loncatan yang diperoleh dari ketiga loncatan. a. Gambar. Tes Power Otot Tungkai dengan Standing Broad Jump Test

69 55 Lampiran 3 PETUNJUK PELAKSANAAN TES KOORDINASI MATA-KAKI Untuk mengukur tingkat koordinasi mata-kaki dengan Soccer Wall Voley Test (Ismaryati 2006 : 54-55) adalah sebagai berikut: 1. Alat dan perlengkapan a. Papan pantul atau dinding yang rata. b. Bola kaki c. Stop watch d. Kapur e. Blangko dan alat tulis 2. Gambar lapangan tes p = 2,44 meter PAPAN PANTUL t = 1,22 meter } 1,83 meter 3. Pelaksanaan tes a. Testi berdiri di daerah tendangan dan siap menendang bola. b. Dengan diberi aba-aba ya testi mulai menendang bola sebanyak mungkin, boleh menggunakan kaki manapun. Sebelum menendang kembali bola harus di blok atau dikontrol dengan kaki yang lain.

70 56 c. Setiap menendang bola harus diawali dengan sikap menendang bola yang benar. d. Testi melakukan 3 kali kesempatan menendang bola, masing-masing 20 detik. e. Tidak boleh menghentikan atau mengontrol bola dengan tangan. f. Sebelum melakukan tes, testi boleh mencoba terlebih dahulu sampai merasa terbiasa. 4. Penilaian a. Tiap tendangan yang mengenai sasaran memperoleh nilai satu. b. Untuk memperoleh 1 nilai: 1) Bola harus mengenai sasaran. 2) Bola harus dikontrol atau diblok dahulu sebelum ditendang kembali. c. Pada waktu menendang atau mengontrol bola testi tidak boleh keluar dari daerah tendangan. d. Bila testi menghentikan atau mengontrol bola dengan tangan, maka nilainya dikurangi satu (1). e. Bila bola tidak mengenai sasaran, maka testi tidak mendapatkan nilai. f. Nilai total yang diperoleh adalah jumlah nilai tendangan yang terbanyak dari ketiga kesempatan menendang bola yang dilakukan testi.

71 57 Lampiran 4 PETUNJUK PELAKSANAAN TES KESEIMBANGAN DINAMIS (Modifikasi Bass Test) (Ismaryati, 2008 : 51 53) 1. Tujuan : mengukur keseimbangan dinamis. 2. Sasaran : laki-laki dan perempuan yang berusia setingkat dengan siswa SLTA ke atas. 3. Perlengkapan : Stopwatch, balok, isolasi untuk menempelkan balok 4. Pelaksanaan : a. Testi berdiri dengan kaki kanan di atas tanda start, testi mulai meloncat dengan satu kaki kiri dan mendarat dengan kaki yang sama ke tanda yang pertama, pertahankan keseimbangan selama 5 detik. b. Kemudian testi meloncat ke tanda yang ke dua dengan kaki kanan dan mendarat dengan kaki yang sama, pertahankan keseimbangan selama 5 detik. Kerjakan sampai tanda yang terakhir. Pendaratan dinyatakan gagal apabila: a. Tumit atau bagian tubuh yang lain menyentuh lantai untuk berusaha mempertahankan keseimbangan. b. Mendarat tepat di atas tanda, sehingga tanda tersebut tertutup dengan kaki. c. Bila testi melakukan kesalahan pendaratan diijinkan memperbaiki posisi dan kemudian melompat kembali ke tanda berikutnya. Testi dinyatakan hilang keseimbangannya apabila: a. Tumit atau bagian tubuh yang lain menyentuh lantai untuk berusaha mempertahankan keseimbangan. b. Kaki bergerak atau berpindah tempat ketika mempertahankan keseimbangan. c. Bila testi hilang keseimbangannya, ia harus mundur ke tanda di belakangnya baru kemudian melanjutkan lompatannya.

72 58 5. Penilaian: a. Nilai 5 diberikan bila berhasil mendarat pada satu tanda, dan nilai 1 untuk setiap detik keberhasilan mempertahankan keseimbangan (maksimal 5 detik untuk tiap tanda). b. Nilai 5 dikurangkan untuk setiap kejadian kesalahan pendaratan atau tidak mampu mempertahankan keseimbangan. Gambar. Lapangan Modifikasi Bass Test (Ismaryati, 2008: 51-53)

73 Lampiran 5 Rekapitulasi data power otot tungkai, koordinasi mata kaki, keseimbangan dinamis dengan kemampuan dribbling 59 No Nama power otot tungkai koordinasi mata kaki power otot tungkai kemampuan dribling Test Re-test Test Re-test Test Re-test Test Re-test 1 Chisa Bramasta Ikhsan Inug Topik Rehan Putra Bayu Riki Triad Ridho Rifal Ronaldo Fian Dera Alif Yoki Riki Dewa Figo Tegar Silva Deni Noval Tujan Fandi Roni Tofa Novan Forlan Jumlah Mean SD Tertinggi Terendah

74 60 Lampiran 6 Uji Reliabilitas Tabel kerja untuk menghitung reliabilitas hasil tes (X 1 ) dan re-test (X 1 ) power otot tungkai No X Y X 2 Y 2 XY ΣX ΣY ΣX 2 ΣY 2 ΣXY Menghitung reliabilitas hasil tes (X 1 ) dan re-test (X 1 ) power otot tungkai Hasil penghitungan data N = 30 SX 2 = 86 SX = SY 2 = 89

75 ΣX ΣY ΣX 2 ΣY 2 ΣXY 61 Menghitung reliabilitas hasil tes (X 1 ) dan re-test (X 1 ) power otot tungkai Hasil penghitungan data N = 30 SX 2 = 86 SX = SY 2 = 89 SY = SXY = 88 r xy = N. SXY - SX. SY {N. SX² - (SX)² } { N. SY² - (SY)²} = 30 X ( 50.8 ) ( ) { 30 X 86 - ( 50.8 ) 2 }{ 30 X ( ) 2 } = = Jadi nilai reliabilitas tes power otot tungkai adalah: 0.985

76 62 Lampiran 7 Tabel kerja untuk menghitung reliabilitas hasil tes (X 2 ) dan re-test (X 2) koordinasi mata kaki No X Y X 2 Y 2 XY ΣX ΣY ΣX 2 ΣY 2 ΣXY Menghitung reliabilitas hasil tes (X 2 ) dan re-test (X 2 ) koordinasi mata kaki Hasil penghitungan data N = 30 SX 2 = 5195 SX = 391 SY 2 = 7960 SY = 486 SXY = 6409

77 ΣX ΣY ΣX 2 ΣY 2 ΣXY 63 Menghitung reliabilitas hasil tes (X 2 ) dan re-test (X 2 ) koordinasi mata kaki Hasil penghitungan data N = 30 SX 2 = 5195 SX = 391 SY 2 = 7960 SY = 486 SXY = 6409 r xy = N. SXY - SX. SY {N. SX² - (SX)² } { N. SY² - (SY)²} = 30 X ( 391 ) ( 486 ) { 30 X ( 391 ) 2 }{ 30 X ( 486 ) 2 } = = Jadi nilai reliabilitas tes koordinasi mata kaki adalah: 0.807

78 64 Lampiran 8 Tabel kerja untuk menghitung reliabilitas hasil tes (X 3 ) dan re-test (X 3 ) keseimbangan dinamis No X Y X 2 Y 2 XY ΣX ΣY ΣX 2 ΣY 2 ΣXY Menghitung reliabilitas hasil tes (X 3 ) dan re-test (X 3 ) keseimbangan dinamis Hasil penghitungan data N = 30 SX 2 = SX = 2705 SY 2 = SY = 2706 SXY =

79 ΣX ΣY ΣX 2 ΣY 2 ΣXY 65 Menghitung reliabilitas hasil tes (X 3 ) dan re-test (X 3 ) keseimbangan dinamis Hasil penghitungan data N = 30 SX 2 = SX = 2705 SY 2 = SY = 2706 SXY = r xy = N. SXY - SX. SY {N. SX² - (SX)² } { N. SY² - (SY)²} = 30 X ( 2705 ) ( 2706 ) { 30 X ( 2705 ) 2 }{ 30 X ( 2706 ) 2 } = = Jadi nilai reliabilitas tes keseimbangan dinamis adalah: 0.719

80 66 Lampiran 9 Tabel kerja untuk menghitung reliabilitas hasil tes (X 4 ) dan re-test (X 4 ) kemampuan dribling No X Y X 2 Y 2 XY ΣX ΣY ΣX 2 ΣY 2 ΣXY Menghitung reliabilitas hasil tes (X 4 ) dan re-test (X 4 ) kemampuan dribling Hasil penghitungan data N = 30 SX 2 = SX = SY 2 = SY = SXY = 21239

81 ΣX ΣY ΣX 2 ΣY 2 ΣXY 67 Menghitung reliabilitas hasil tes (X 4 ) dan re-test (X 4 ) kemampuan dribling Hasil penghitungan data N = 30 SX 2 = SX = SY 2 = SY = SXY = r xy = N. SXY - SX. SY {N. SX² - (SX)² } { N. SY² - (SY)²} = 30 X ( ) ( ) { 30 X ( ) 2 }{ 30 X ( ) 2 } = = Jadi nilai reliabilitas tes kemampuan dribling adalah : 0.925

82 68 Lampiran 10 Uji Normalitas Data dengan Metode Chi-Kuadrat 1. Normalitas data hasil tes power otot tungkai a. Hasil penghitungan data: M = 1.69 SD = 0.10 b. Penyebaran intervalnya: +2 SD ke atas = 1.89 ke atas +1 SD sampai +2 SD = Mean sampai +1 SD = SD sampai Mean = SD sampai -1SD = SD ke bawah = 1.50 ke bawah c. Tabel kerja untuk menghitung normalitas data Interval fo fh fo - fh (fo - fh) 2 fh Jumlah Kesimpulan: Dengan db = r - 1 = 6-1 = 5, dan taraf signifikansi 5%, angka batas penolakannya adalah 11,070. Sedangkan nilai chi-kwadrat yang diperoleh adalah 1.966, ternyata lebih kecil dari angka batas penolakan. Dengan demikian hipotesis nol diterima. Berarti bahwa data termasuk berdistribusi normal.

83 69 2. Normalitas data hasil tes koordinasi mata kaki a. Hasil penghitungan data: M = SD = 1.85 b. Penyebaran intervalnya: +2 SD ke atas = ke atas +1 SD sampai +2 SD = Mean sampai +1 SD = SD sampai Mean = SD sampai -1SD = SD ke bawah = 9.34 ke bawah c. Tabel kerja untuk menghitung normalitas data Interval fo fh fo - fh (fo - fh)2 fh Jumlah Kesimpulan: Dengan db = r - 1 = 6-1 = 5, dan taraf signifikansi 5%, angka batas penolakannya adalah 11,070. Sedangkan nilai chi-kwadrat yang diperoleh adalah 2.358, ternyata lebih kecil dari angka batas penolakan. Dengan demikian hipotesis nol diterima. Berarti bahwa data termasuk berdistribusi normal.

84 70 3. Normalitas data hasil tes keseimbangan dinamis a. Hasil penghitungan data: M = SD = b. Penyebaran intervalnya: +2 SD ke atas = ke atas +1 SD sampai +2 SD = Mean sampai +1 SD = SD sampai Mean = SD sampai -1SD = SD ke bawah = ke bawah c. Tabel kerja untuk menghitung normalitas data Interval fo fh fo - fh (fo - fh)2 fh Jumlah Kesimpulan: Dengan db = r - 1 = 6-1 = 5, dan taraf signifikansi 5%, angka batas penolakannya adalah 11,070. Sedangkan nilai chi-kwadrat yang diperoleh adalah 3.549, ternyata lebih kecil dari angka batas penolakan. Dengan demikian hipotesis nol diterima. Berarti bahwa data termasuk berdistribusi normal.

85 71 4. Normalitas data hasil tes ketepatan kemampuan passing dribbling bola a. Hasil penghitungan data: M = SD = 3.83 b. Penyebaran intervalnya: +2 SD ke atas = ke atas +1 SD sampai +2 SD = Mean sampai +1 SD = SD sampai Mean = SD sampai -1SD = SD ke bawah = ke bawah c. Tabel kerja untuk menghitung normalitas data Interval fo fh fo - fh (fo - fh)2 fh Jumlah Kesimpulan: Dengan db = r - 1 = 6-1 = 5, dan taraf signifikansi 5%, angka batas penolakannya adalah 11,070. Sedangkan nilai chi-kwadrat yang diperoleh adalah 3,172, ternyata lebih kecil dari angka batas penolakan. Dengan demikian hipotesis nol diterima. Berarti bahwa data termasuk berdistribusi normal.

86 72 Lampiran 11 Tabel kerja untuk menghitung korelasi antara power otot tungkai (X 1 ), koordinasi mata kaki(x 2 ) dan keseimbangan dinamis (X 3 ) dengan kemampuan dribling bola (Y). No X 1 X 2 X 3 Y 2 X 1 2 X 2 2 X 3 Y 2 X 1 X 2 X 1 X 3 X 2 X 3 X 1 Y X 2 Y X 3 Y Jumlah Mean SD R No X 1 X 2 X 3 Y X 1 2 X 2 2 X 3 2 Y 2 X 1 X 2 X 1 X 3 X 2 X 3 X 1 Y X 2 Y X 3 Y

87 73 Lampiran Uji Linieritas Uji linieritas antara power otot tungkai (X 1 ) dengan kemampuan dribling (Y) a. Data X 1 disusun mulai dari harga terkecil X Jumlah Y JK(E) X Y 24 JK(E) Jumlah JK(E) = b. Hasil penghitungan data 1) N = 30 2 SX 1 = SX 1 = 50.8 SY 2 = SY = SX 1 Y = ) b = = NSX 1 Y - (SX 1 )( SY) NSX (SX 1 ) 2 30 X ( 50.8 ) ( ) 30 X 86 - ( 50.8 ) 2 = a = Y - b.x 1 = ( ) ( ) = ) Regresi Y atas X 1 mempunyai persamaan ŷ = a + bx 1 = X 1 4) Untuk uji kelinieran regresi diperlukan : (SY) 2 = 797 N 30 2 =

88 = ( ) ( ) = ) Regresi Y atas X 1 mempunyai persamaan ŷ = a + bx 1 = X ) Untuk uji kelinieran regresi diperlukan : (SY) 2 = 797 N 30 2 = ) JK(b a) = b { (SX 1 Y) - (SX 1 )( SY) N } = ( ) { X = JK res = SY 2 - JK (b a) = (SY) 2 N = = JK(E) = JK(TC) = JK res - JK(E) = = Tabel rangkuman analisis varians untuk uji linieritas Sumber Variasi dk JK KT Total Regresi (a) Regresi (b/a) Residu Tuna cocok Kekeliruan F F tabel (4:24) = 2.78 F hitung = 0.44 Dari uji kelinieran yang dilakukan diperoleh F hitung = 0.44 < F tabel = 2,78. Dengan demikian hipotesis nol diterima. Berarti bahwa model regresi linear dapat diterima.

89 75 2. Uji linieritas antara koordinasi mata kaki (X2) dengan kemampuan dribling (Y) a. Data X 2 disusun mulai dari harga terkecil X 2 Y JK(E) X 2 Y JK(E) Jumlah Jumlah b. Hasil penghitungan data JK(E) = ) N = 30 SX 2 = SX 2 = 391 SY 2 = SY = SX 2 Y = ) b = NSX 2 Y - (SX 2 )( SY) NSX (SX 2 ) 2 = 30 X ( 391 ) ( ) 30 X ( 391 ) 2 = a = Y - b.x 2 = ( ) ( ) = ) Regresi Y atas X 2 mempunyai persamaan ŷ = a + bx 2 = X 2 4) Untuk uji kelinieran regresi diperlukan : (SY) 2 N = =

90 = - ( ) ( ) = ) Regresi Y atas X 2 mempunyai persamaan ŷ = a + bx 2 = X ) Untuk uji kelinieran regresi diperlukan : (SY) 2 N = = ) JK(b a) = b { (SX 2 Y) - (SX 2 )( SY) N } = ( ) { X = JK res = SY 2 - JK (b a) = (SY) 2 N = = JK(E) = JK(TC) = JK res - JK(E) = = Tabel rangkuman analisis varians untuk uji linieritas Sumber Variasi dk JK KT Total Regresi (a) Regresi (b/a) Residu Tuna cocok Kekeliruan F F tabel (13:15) = 2.43 F hitung = 0.65 Dari uji kelinieran yang dilakukan diperoleh F hitung = 0.65 < F tabel = 2,43. Dengan demikian hipotesis nol diterima. Berarti bahwa model regresi linear dapat diterima.

91 77 3. Uji linieritas antara keseimbangan dinamis (X3) dengan kemampuan dribling (Y) a. Data X 3 disusun mulai dari harga terkecil X 3 Y JK(E) X 3 Y JK(E) Jumlah b. Hasil penghitungan data Jumlah JK(E) = ) N = 30 = SX SX 3 = 2705 SY 2 = SY = SX 3 Y = ) b = NSX 3 Y - (SX 3 )( SY) NSX (SX 3 ) 2 = 30 X ( 2705 ) ( ) 30 X ( 2705 ) 2 = a = Y - b.x 3 = ( ) ( ) = ) Regresi Y atas X 3 mempunyai persamaan ŷ = a + bx 3 = X 3 4) Untuk uji kelinieran regresi diperlukan : (SY) 2 = N =

92 3) Regresi Y atas X 3 mempunyai persamaan ŷ = a + bx 3 = X ) Untuk uji kelinieran regresi diperlukan : (SY) 2 = N = ) JK(b a) = b { (SX 3 Y) - (SX 3 )( SY) N } = ( ) { X = JK res = SY 2 - JK (b a) = (SY) 2 N = = JK(E) = JK(TC) = JK res - JK(E) = = Tabel rangkuman analisis varians untuk uji linieritas Sumber Variasi dk JK KT F Total Regresi (a) Regresi (b/a) Residu Tuna cocok Kekeliruan F tabel (20:8) = F hitung = Dari uji kelinieran yang dilakukan diperoleh F hitung = 1.27 < F tabel = 3,15. Dengan demikian hipotesis nol diterima. Berarti bahwa model regresi linear dapat diterima.

93 79 Lampiran 13 Analisis Regresi Tiga Prediktor dengan Metode Skor Deviasi A. Hasil penghitungan data : 2 N = 30 ΣX 1 = ΣX 1 X 3 = ΣX 1 ΣX 2 = 50.8 = 5195 ΣX 2 X 3 = ΣX 2 2 = 391 = ΣX 1 Y = ΣX ΣX 3 ΣY = 2705 ΣY 2 = ΣX 2 Y = = ΣX 1 X 2 = ΣX 3 Y = B. Hasil penghitungan data diubah ke dalam skor deviasi Σx 1 2 = ΣX (ΣX 1 ) 2 = N = Σx 2 2 = ΣX (ΣX 2 ) 2 N = = Σx 3 2 = - ΣX 3 2 (ΣX 3 ) 2 = N 30 2 = Σy 2 = ΣY 2 - (ΣY) 2 N = = (ΣX Σx 1 x 2 = ΣX 1 X 2-1 )(ΣX 2 ) = N - ( 50.8 )( 391 ) 30 = Σx 1 x 3 = ΣX 1 X 3 - (ΣX 1 )(ΣX 3 ) ( 50.8 )( 2705 ) = N 30 = Σx 2 x 3 = ΣX 2 X 3 - (ΣX 2 )(ΣX 3 ) N = ( 391 )( 2705 ) 30 = Σx 1 y = ΣX 1 Y - (ΣX 1 )(ΣY) N = ( 50.8 )( ) 30 = Σx 2 y = ΣX 2 Y - (ΣX 2 )(ΣY) N = ( 391 )( ) 30 = Σx 3 y = ΣX 3 Y - (ΣX 3 )(ΣY) ( 2705 )( ) = = N 30

94 80 C. Persamaan simultan untuk menemukan a 1, a 2 dan a 3 (1) Σx 1 y = a 1 Σx a 2 Σx 1 x 2 + a 3 Σx 1 x 3 (2) Σx 2 y = a 1 Σx 1 x 2 + a 2 Σx a 3 Σx 2 x 3 2 (3) Σx 3 y = a 1 Σx 1 x 3 + a 2 Σx 2 x 3 + a 3 Σx 3 Diisi dan dikerjakan (1) = a a a 3 (2) = a a a 3 (3) = a a a 3 (1A) (2A) (3A) = a a 2 + a 3 = a a 2 + a 3 = a a 2 + a 3 1A - 2A =(4) = a a 2 2A - 3A =(5) = a a 2 (4A) = a 1 + a 2 (5A) = a 1 + a 2 4A - 5A =(6) = a 1 a 1 = = (5A) = a 1 + a 2 = ( ) ( ) + a 2 = a 2 a 2 = = (3A) = a a 2 + a 3 = ( ) ( ) +( ) ( ) + a 3 = a 3 = a 3 a 3 = =

95 81 D. Mencari persamaan garis regresi dalam skor deviasi Y = a 1 x 1 + a 2 x 2 + a 3 x 3 Y - Y = a 1 (X 1 - X 1 ) + a 2 (X 2 - X 2 ) + a 3 (X 3 - X 3 ) ŷ = a 1 X 1 - a 1 X 1 + a 2 X 2 - a 2 X 2 + a 3 X 3 - a 3 X 3 + Y Dari pekerjaan dimuka dapat diketemukan : X 1 = = X 2 = = X 3 = = Y = = a 1 = a 2 = a 3 = Maka : ŷ = ( ) ( X ) + ( ) ( X ) + ( ) ( X ) ŷ = X X X Jika dibulatkan : ŷ = X X X E. Menghitung koefisien korelasi ganda R y(1,2,3) = a 1 Σx 1 y + a 2 Σx 2 y + a 3 Σx 3 y Σy 2 Dikerjakan : a 1 Σx 1 y a 2 Σx 2 y a 3 Σx 3 y = ( ) ( ) = = ( ) ( ) = = ( ) ( ) =

96 82 Jadi : R y(1,2,3) = = = Jadi R 2 = R = F. Uji signifikansi koefisien korelasi ganda Mencari Freg : JK reg = R 2 (Σy 2 ) = ( ) ( ) = db reg = m = RK reg = Jk reg = db reg = JK res = (1- R 2 ) (Σy 2 ) = ( )( ) = db res = N - m - 1 = = RK res = Jk res = db res 26 = Jadi : F reg = RK reg = = Rkres Tabel Ringkasan Analisis Regresi Sumber Variasi db JK Regresi (reg) RK Freg Residu (res) Total Kesimpulan : Dengan db = m lawan N - m - 1 = 3 lawan 26, harga F tabel 5% = 2,89. Sedangkan F hitung = Ternyata F tabel 5% < F hitung, dengan demikian hipotesa nol ditolak. Berarti bahwa korelasi antara X 1, X 2 dan X 3 terhadap Y signifikan.

97 83 F. Menghitung sumbangan masing-masing prediktor 1. Menghitung efektivitas garis regresi (EGR) EGR = JK reg JKT X 100% = X 100% = % Menghitung prosentase sumbangan relatif (SR %) tiap prediktor Jkreg sebesar tersusun dari : a 1 Σx 1 y = ( ) ( ) = a 2 Σx 2 y = ( ) ( ) = a 3 Σx 3 y = ( ) ( ) = Maka : SR % X 1 = SR % X 2 = SR % X 3 = = % = % = % 3. Menghitung prosentase sumbangan efektif (SE % Xm) tiap prediktor SE % X 1 = SR % X 1 x R 2 = % X % = % SE % X 1 = SR % X 1 x R 2 = % X % = % SE % X 1 = SR % X 1 x R 2 = % X % = %

98 84 Lampiran 14 Analisis Korelasi Tiap Prediktor 1. Menghitung korelasi antara power otot tungkai(x1) dengan kemampuan dribling (Y) Hasil penghitungan data N = 30 2 SX 1 = 86 SX 1 = 50.8 SY 2 = SY = SX 1 Y = 1353 rxy = NSX 1 Y - (SX 1 )( SY) {N. SX 1 ² - (SX 1 )² } { N. SY² - (SY)²} = 30 X ( 50.8 ) ( ) { 30 X 86 - ( 50.8 ) 2 }{ 30 X ( ) 2 = Kesimpulan : Dengan N = 30 dan taraf signifikansi 5%, harga r tabel = 0,361. Harga r yang diperoleh = 0,478, ternyata lebih besar dari harga r tabel. Dengan demikian hipotesa nol ditolak. Berarti terdapat hubungan yang signifikan antara power otot tungkai(x1) dengan kemampuan dribling (Y)

99 85 2. Menghitung korelasi antara koordinasi mata kaki (X2) dengan kemampuan dribling (Y) Hasil penghitungan data 2 N = 30 SX 2 = 5195 SX 2 = 391 SY 2 = SY = SX 2 Y = rxy = NSX 2 Y - (SX 2 )( SY) {N. SX 2 ² - (SX 2 )² } { N. SY² - (SY)²} = 30 X ( 391 ) ( ) { 30 X ( 391 ) 2 }{ 30 X ( ) 2 = Kesimpulan : Dengan N = 30 dan taraf signifikansi 5%, harga r tabel = 0,361. Sedangkan harga r yang diperoleh = 0,404, ternyata lebih besar dari harga r tabel. Dengan demikian hipotesa nol ditolak. Berarti terdapat hubungan yang signifikan antara koordinasi mata kaki (X2) dengan kemampuan dribling (Y)

100 86 3. Menghitung korelasi antara keseimbangan dinamis (X3) dengan kemampuan dribling (Y) Hasil penghitungan data N = 30 2 SX 3 = SX 3 = 2705 SY 2 = SY = SX 3 Y = rxy = NSX 3 Y - (SX 3 )( SY) {N. SX 3 ² - (SX 3 )² } { N. SY² - (SY)²} = 30 X ( 2705 ) ( ) { 30 X ( 2705 ) 2 }{ 30 X ( ) 2 = Kesimpulan : Dengan N = 30 dan taraf signifikansi 5%, harga r tabel = 0,361. Sedangkan harga r yang diperoleh = 0,484, ternyata lebih besar dari harga r tabel. Dengan demikian hipotesa nol ditolak. Berarti terdapat hubungan yang signifikan antara keseimbangan dinamis (X3) dengan kemampuan dribling (Y)

101 Lampiran 15 87

102 Lampiran 16 88

103 Lampiran 17 89

104 90

105 91 Lampiran 18 Dokumentasi Gambar Dokumentasi Tes Dan Pengukuran Power otot Tungkai

106 Gambar Dokumentasi Tes Dan Pengukuran Koordinasi Mata Kaki 92

107 Gambar Dokumentasi Tes Dan Pengukuran Keseimbangan Dinamis 93

108 Gambar Dokumentasi Tes dan Pengukuran kemampuan Dribling Bola 94

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. A. Kajian Teori

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. A. Kajian Teori BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Permainan Sepakbola Sepakbola adalah suatu permainan dengan bola yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing regunya terdiri dari sebelas orang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. regu, masing masing regu terdiri dari sebelas orang pemain termasuk

BAB II KAJIAN TEORI. regu, masing masing regu terdiri dari sebelas orang pemain termasuk BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Permainan Sepakbola Sepakbola adalah permainan beregu yang dimainkan oleh dua regu, masing masing regu terdiri dari sebelas orang pemain termasuk penjaga gawang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin ketatnya tingkat kompetisi antar individu, kelompok, masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepakbola adalah suatu permainan beregu yang dimainkan masing-masing regunya terdiri dari sebelas orang pemain termasuk seorang penjaga gawang. Sepakbola adalah permainan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. pada pemain yang bekerja dalam kombinasi. Untuk menguasai bola dan

TINJAUAN PUSTAKA. pada pemain yang bekerja dalam kombinasi. Untuk menguasai bola dan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Sepakbola Sepakbola merupakan permainan beregu walaupun keahlian individual dapat digunakan untuk saat tertentu. Dalam segala hal, keberhasilan tim tegantung pada pemain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sangat digemari oleh semua lapisan masyarakat di Indonesia, baik di kota-kota maupun di desa-desa. Bahkan sekarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sepakbola merupakan olahraga yang sangat populer di dunia. Ini dapat dilihat dari antusias penonton di stadion, dan siaran televisi yang banyak menyiarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Futsal (futbol sala dalam bahasa Spanyol berarti sepak bola dalam ruangan) merupakan permainan sepak bola yang dilakukan di dalam ruangan. Dalam beberapa tahun terakhir

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. pertandingan tingkat lokal, regional hingga tingkat dunia. Berjuta-juta pasang

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. pertandingan tingkat lokal, regional hingga tingkat dunia. Berjuta-juta pasang BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Hakekat Sepak Bola Ikman Suleman (2008 : 3) menjelaskan sepak bola merupakan jenis olahraga yang fenomenal. Minat masyarakat terhadap sepak

Lebih terperinci

pemassalan harus dimulai pada usia dini.

pemassalan harus dimulai pada usia dini. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permainan sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang sangat populer di dunia. Bahkan permainan sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang digemari oleh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. Permainan sepakbola merupakan permainan yang paling populer dewasa ini di seluruh

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. Permainan sepakbola merupakan permainan yang paling populer dewasa ini di seluruh BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Permainan Sepak Bola Permainan sepakbola merupakan permainan yang paling populer dewasa ini di seluruh dunia. Sepakbola adalah suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aji Rasa Kurniawan, 2014 HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA-KAKI DENGAN HASIL SHOOTING 8 METER CABANG OLAHRAGA FUTSAL

BAB I PENDAHULUAN. Aji Rasa Kurniawan, 2014 HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA-KAKI DENGAN HASIL SHOOTING 8 METER CABANG OLAHRAGA FUTSAL BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Salah satu olahraga yang sangat bermasyarakat saat ini adalah futsal. Olahraga futsal merupakan modifikasi olahraga sepakbola yang dimainkan di dalam ruangan.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. regu yang saling berhadapan dengan masing-masing regu terdiri dari sebelas

II. TINJAUAN PUSTAKA. regu yang saling berhadapan dengan masing-masing regu terdiri dari sebelas II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Sepakbola 1. Pengertian Sepakbola Pada hakikatnya permainan sepakbola merupakan permainan beregu yang menggunakan bola sepak. Sepakbola dimainkan dilapangan rumput oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Sepakbola merupakan olahraga yang sangat digemari oleh masyarakat dunia, khususnya masyarakat Indonesia. Fakta membuktikan bahwa saat ini sepakbola menduduki peringkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga permainan yang menuntut keterampilan yang tinggi. Olahraga ini terdiri dari gerakan-gerakan yang sangat kompleks.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah penjaga gawang. Cabang olahraga ini asal mulanya dari cabang

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah penjaga gawang. Cabang olahraga ini asal mulanya dari cabang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Futsal merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing regu terdiri dari 5 orang pemain yang salah satunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang masuk ke dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang masuk ke dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang masuk ke dalam permaianan beregu, permainan sepak bola ini terdiri dari sebelas pemain yang berada dilapangan

Lebih terperinci

Sepakbola. Oleh: Rano Sulisto,S.Pd.

Sepakbola. Oleh: Rano Sulisto,S.Pd. Sepakbola Oleh: Rano Sulisto,S.Pd Untuk bermain bola dengan baik pemain harus dibekali dengan teknik dasar yang baik. Pemain yang memiliki teknik dasar yang baik pemain tersebut cenderung dapat bermain

Lebih terperinci

SEPAK BOLA III. Design R2 Bramistra

SEPAK BOLA III. Design R2 Bramistra SEPAK BOLA III Untuk dapat bermain sepak bola dengan baik seorang pemain harus dibekali dengan skill/teknik dasar yang baik, tidak hanya sekedar bisa menendang bola tapi juga diperlukan keahlian dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permainan yang cukup cantik dan menarik bagi siapapun.

BAB I PENDAHULUAN. permainan yang cukup cantik dan menarik bagi siapapun. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sepak bola merupakan olahraga yang sangat populer dan mengagumkan. Hal itu bisa kita lihat dengan banyaknya orang yang menggemari olahraga ini, baik dari pelosok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sepak bola adalah cabang olahraga yang menggunakan bola yang terbuat dari bahan kulit dan dimainkan oleh dua tim yang masing-masing beranggotakan 11 (sebelas)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Permainan Sepakbola a. Permainan Sepakbola Permainan sepakbola merupakan permainan beregu, masingmasing regu terdiri dari sebelas pemain dan salah satunya adalah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk saat tertentu. Dalam segala hal, keberhasilan tim tergantung

II. TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk saat tertentu. Dalam segala hal, keberhasilan tim tergantung 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Sepakbola Sepak bola merupakan permainan beregu walaupun keahlian individual dapat digunakan untuk saat tertentu. Dalam segala hal, keberhasilan tim tergantung pada pemain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia olahraga yang sifatnya persaingan satu dengan lainnya, termasuk dalam olahraga permainan sepakbola untuk mencapai prestasi dibutuhkan kemampuan kondisi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang penelitian Anggi Sugiyono, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang penelitian Anggi Sugiyono, 2015 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang penelitian Sepakbola termasuk olahraga permainan. Olahraga sepakbola merupakan olahraga yang tidak asing lagi di dunia maupun di Indonesia, setiap orang baik laki-laki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Di dalam undang-undang sistem pendidikan nasional No.20 Tahun 2003, disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan berencana untuk mewujudkan suasana belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuda Muhammad Awaludin, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuda Muhammad Awaludin, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga sepakbola adalah permainan yang menekankan kerjasama antar anggota tim yang terdiri dari penjaga gawang, striker, defender, gelandang. Permainan sepakbola

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS/ Hakekat Heading Dalam Permainan Sepak Bola

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS/ Hakekat Heading Dalam Permainan Sepak Bola 6 BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS/ 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Heading Dalam Permainan Sepak Bola Sepak bola merupakan permainan yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demi menghadapi perkembangan jaman dan teknologi yang semakin pesat sudah semestinya manusia menyadari arti penting hidup sehat. Hidup sehat dapat tercapai melalui berbagai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. kaki, kepala, dan dada. Hanya penjaga gawang yang disahkan memakai tangan.

BAB II KAJIAN TEORITIS. kaki, kepala, dan dada. Hanya penjaga gawang yang disahkan memakai tangan. BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Hakikat Permainan Sepakbola Sepakbola adalah permainan yang dimainkan oleh 11 orang termasuk penjaga gawang. Dalam bermain sepakbola hanya diizinkan melakukan gerakan kaki, kepala,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN Bola basket adalah cabang olahraga yang diminati cukup banyak peminatnya. Cabang olahraga ini dapat dijadikan untuk tujuan pendidikan, kesehatan, rekreasi, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional, (Depdiknas, 2003: 30). Karanggambas sesuai silabus adalah: atletik, senam, renang, kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional, (Depdiknas, 2003: 30). Karanggambas sesuai silabus adalah: atletik, senam, renang, kesehatan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan olahraga sering kali terkalahkan oleh pendidikan akademis lainya, padahal aspek kesehatan jasmani merupakan aspek penting guna mendukung pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tua, orang muda, bahkan anak-anak. Banyak diantara anak-anak yang ingin

BAB I PENDAHULUAN. tua, orang muda, bahkan anak-anak. Banyak diantara anak-anak yang ingin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sepakbola adalah olahraga yang sangat populer dan digemari oleh orang tua, orang muda, bahkan anak-anak. Banyak diantara anak-anak yang ingin menjadi seorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak bola merupakan suatu permainan yang dilakukan dengan cara menendang bola keberbagai arah untuk diperebutkan oleh para pemainnya, yang mempunyai tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga populer di dunia

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga populer di dunia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga populer di dunia pada umumnya dan di Indonesia pada khususnya. Di Indonesia sendiri permainan sepakbola berkembang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Permainan Sepakbola Menurut Sucipto, Sutiyono, dkk (2000: 7) mengatakan bahwa, Sepakbola merupakan permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari sebelas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. regu yang masing-masing regu terdiri dari sebelas orang pemain yang. dan mempertahankan gawangnya jangan sampai kemasukan,

I. PENDAHULUAN. regu yang masing-masing regu terdiri dari sebelas orang pemain yang. dan mempertahankan gawangnya jangan sampai kemasukan, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan sepakbola adalah permainan beregu yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing regu terdiri dari sebelas orang pemain yang bertujuan untuk memasukkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Permainan Sepakbola a. Pengertian Sepakbola Sepakbola merupakan permainan yang menggunakan bola sepak yang dimainkan oleh dua kesebelasan yang masing-masing

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. Sepak bola merupakan olahraga yang paling terkenal di dunia. Lebih dari 200 juta orang

BAB II KAJIAN TEORITIS. Sepak bola merupakan olahraga yang paling terkenal di dunia. Lebih dari 200 juta orang BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian Kecepatan Sepak bola merupakan olahraga yang paling terkenal di dunia. Lebih dari 200 juta orang di seluruh dunia memainkan lebih dari 20 juta

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS. terbukti hampir diseluruh dunia memainkan olahraga ini. Menurut Sindhu dkk

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS. terbukti hampir diseluruh dunia memainkan olahraga ini. Menurut Sindhu dkk BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 Hakekat Permainan Sepak Bola Permainan sepak bola merupakan olahraga yang sangat digemari saat ini, terbukti hampir diseluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Permainan sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang banyak digemari di dunia, termasuk di negara Indonesia. Orang tua, anak-anak baik laki-laki dan perempuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. beregu yang mengandung unsur kekompakkan dan kerjasama serta olahraga

I. PENDAHULUAN. beregu yang mengandung unsur kekompakkan dan kerjasama serta olahraga 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permainan sepak bola memiliki daya tarik tersendiri, selain salah satu cabang olahraga yang digemari atau disukai masyarakat, juga mengandung berbagai unsur antara lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat olahraga merupakan kegiatan fisik yang mengandung sifat

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat olahraga merupakan kegiatan fisik yang mengandung sifat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakekat olahraga merupakan kegiatan fisik yang mengandung sifat permainan dan berisi perjuangan melawan diri sendiri atau dengan orang lain atau konfrontasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi Dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi Dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian ini dilaksanakan di SSB Satria Muda yang berada di daerah kabupaten Subang. Waktu penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

Teknik Dasar Permainan Bola Basket Beserta Gambarnya

Teknik Dasar Permainan Bola Basket Beserta Gambarnya Teknik Dasar Permainan Bola Basket Beserta Gambarnya A. PASSING DAN CATCHING Passing atau operan adalah memberikan bola ke kawan dalam permainan bola basket. Cara memegang bola basket adalah sikap tangan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PANJANG TUNGKAI DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN MENENDANG PADA PEMAIN SSB ANEUK RENCONG BANDA ACEH TAHUN 2010

HUBUNGAN ANTARA PANJANG TUNGKAI DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN MENENDANG PADA PEMAIN SSB ANEUK RENCONG BANDA ACEH TAHUN 2010 HUBUNGAN ANTARA PANJANG TUNGKAI DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN MENENDANG PADA PEMAIN SSB ANEUK RENCONG BANDA ACEH TAHUN 2010 Dian Fahkruzzaman 1, Zulfikar 1, Abdurrahman 1 1 Program Studi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang sangat digemari. masyarakat, di desa maupun di kota sering kali dijumpai orang yang

I. PENDAHULUAN. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang sangat digemari. masyarakat, di desa maupun di kota sering kali dijumpai orang yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang sangat digemari masyarakat, di desa maupun di kota sering kali dijumpai orang yang memainkan permainan ini mulai

Lebih terperinci

2015 PENGARUH LATIHAN SQUAT D AN LATIHAN PNF TERHAD AP HASIL SMASH KED ENG PAD A PERMAINAN SEPAKTAKRAW

2015 PENGARUH LATIHAN SQUAT D AN LATIHAN PNF TERHAD AP HASIL SMASH KED ENG PAD A PERMAINAN SEPAKTAKRAW BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Untuk meningkatkan prestasi dalam bidang olahraga, proses latihan seyogyanya berpedoman pada teori dan prinsip-prinsip serta norma-norma latihan yang benar, sehingga

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 1 PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN MENGGIRING BOLA MENGGUNAKAN BOLA STANDAR DAN KOMBINASI BOLA SERTA KEMAMPUAN GERAK DASAR TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA SISWA LPSB BONANSA UNS TAHUN 2009 SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN MENENDANG MENGGUNAKAN KURA-KURA KAKI DALAM DAN KURA-KURA KAKI PENUH TERHADAP KETEPATAN PASSING

PENGARUH LATIHAN MENENDANG MENGGUNAKAN KURA-KURA KAKI DALAM DAN KURA-KURA KAKI PENUH TERHADAP KETEPATAN PASSING PENGARUH LATIHAN MENENDANG MENGGUNAKAN KURA-KURA KAKI DALAM DAN KURA-KURA KAKI PENUH TERHADAP KETEPATAN PASSING LAMBUNG PADA PEMAIN PS UNNES TAHUN 2011 SKRIPSI Diajukan dalam rangka penyelesaian studi

Lebih terperinci

Sepak Bola. 1. Lapangan dan Peralatan Sepak Bola

Sepak Bola. 1. Lapangan dan Peralatan Sepak Bola Sepak Bola Sepak bola termasuk salah satu permainan bola besar. Sepak bola merupakan olahraga yang paling akbar di dunia. Setiap kejuaraan sepak bola akan mengundang banyak penonton. Jumlah penonton sepak

Lebih terperinci

PERBEDAAN KETEPATAN TENDANGAN MENGGUNAKAN KAKI BAGIAN DALAM DAN PUNGGUNG KAKI PENUH PADA PESERTA UKM SEPAKBOLA UNY SKRIPSI

PERBEDAAN KETEPATAN TENDANGAN MENGGUNAKAN KAKI BAGIAN DALAM DAN PUNGGUNG KAKI PENUH PADA PESERTA UKM SEPAKBOLA UNY SKRIPSI PERBEDAAN KETEPATAN TENDANGAN MENGGUNAKAN KAKI BAGIAN DALAM DAN PUNGGUNG KAKI PENUH PADA PESERTA UKM SEPAKBOLA UNY SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknik permainan, peraturan peraturan, pengorganisasian, atau dipandang dari

BAB I PENDAHULUAN. teknik permainan, peraturan peraturan, pengorganisasian, atau dipandang dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang sangat di gemari diseluruh dunia. Sepakbola dalam perkembangan makin dapat diterima dan digemari oleh masyarakat,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. dan kemantapan mental setiap pemainya. Ahmadi (2007: 33)

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. dan kemantapan mental setiap pemainya. Ahmadi (2007: 33) BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 KajianTeori 2.1.1 Hakikat Permainan Bola Basket Permainan bola basket adalah permainan yang banyak menuntut kesiapan dan kemantapan mental setiap pemainya. Ahmadi

Lebih terperinci

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA. Jurnal. Oleh. Chandra Sasongko

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA. Jurnal. Oleh. Chandra Sasongko HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA Jurnal Oleh Chandra Sasongko FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016 2 ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Permainan bola tangan dimainkan oleh dua tim yang masing-masing tim

BAB 1 PENDAHULUAN. Permainan bola tangan dimainkan oleh dua tim yang masing-masing tim BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permainan bola tangan dimainkan oleh dua tim yang masing-masing tim terdiri dari tujuh orang. Permainan beregu ini dimainkan disebuah lapangan dengan ukran panjang 40

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, dari anak-anak, dewasa, dan orang tua, pria, maupun wanita. Hakekat sepakbola menurut Sucipto (1999:7) bahwa.

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, dari anak-anak, dewasa, dan orang tua, pria, maupun wanita. Hakekat sepakbola menurut Sucipto (1999:7) bahwa. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepakbola merupakan salah satu olahraga yang sangat digemari oleh semua lapisan masyarakat di Indonesia, baik dikota, didesa,maupun sampai pelosokpelosok tanah air,

Lebih terperinci

SURVEI TEKNIK DASAR DAN KONDISI FISIK PADA SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) SE KABUPATEN DEMAK TAHUN 2012

SURVEI TEKNIK DASAR DAN KONDISI FISIK PADA SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) SE KABUPATEN DEMAK TAHUN 2012 SURVEI TEKNIK DASAR DAN KONDISI FISIK PADA SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) SE KABUPATEN DEMAK TAHUN 2012 SKRIPSI Diajukan dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata 1 Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. demikian itu berolahraga dapat dilakukan dimana saja. Salah satu olahraga yang

BAB I PENDAHULUAN. demikian itu berolahraga dapat dilakukan dimana saja. Salah satu olahraga yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan sarana yang baik untuk mencapai pola hidup sehat, demikian itu berolahraga dapat dilakukan dimana saja. Salah satu olahraga yang sangat

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN TINGKAT KETERAMPILAN TEKNIK DASAR

STUDI PERBANDINGAN TINGKAT KETERAMPILAN TEKNIK DASAR STUDI PERBANDINGAN TINGKAT KETERAMPILAN TEKNIK DASAR BERMAIN SEPAKBOLA PADA SISWA USIA 13-15 TAHUN ANTARA SSB PERKOTAAN DAN SSB PEDESAAN SE KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2015 SKRIPSI Oleh: ARDHIAN SATMOKO K.5608005

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Futsal (futbol sala) dalam bahasa Spanyol berarti sepak bola dalam ruangan merupakan permainan sepak bola yang dilakukan di dalam ruangan. Dalam beberapa tahun terakhir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan olahraga yang merakyat dan telah dikenal ditanah

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan olahraga yang merakyat dan telah dikenal ditanah BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Sepakbola merupakan olahraga yang merakyat dan telah dikenal ditanah air sejak lama. Sangatlah beralasan bila sepakbola adalah permainan penuh aksi menakjubkan

Lebih terperinci

GAMBARAN KETERAMPILAN SHOOTING DAN PASSING SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) TALAWI PUTRA USIA DI BAWAH 17 TAHUN KECAMATAN TALAWI KOTA SAWAHLUNTO JURNAL

GAMBARAN KETERAMPILAN SHOOTING DAN PASSING SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) TALAWI PUTRA USIA DI BAWAH 17 TAHUN KECAMATAN TALAWI KOTA SAWAHLUNTO JURNAL GAMBARAN KETERAMPILAN SHOOTING DAN PASSING SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) TALAWI PUTRA USIA DI BAWAH 17 TAHUN KECAMATAN TALAWI KOTA SAWAHLUNTO JURNAL Oleh MAIZUL HENDRI FAUZI 1103183/2011 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pesat, sudah semestinya jika manusia menyadari arti pentingnya hidup sehat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pesat, sudah semestinya jika manusia menyadari arti pentingnya hidup sehat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demi menghadapi perkembangan zaman dan teknologi yang semakin pesat, sudah semestinya jika manusia menyadari arti pentingnya hidup sehat. Hidup sehat dapat tercapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permainan sepak bola adalah permainan bola besar yang dimainkan oleh dua tim dengan masing-masing beranggotakan sebelas orang. Sepak bola merupakan olahraga paling populer

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kondisi fisik adalah suatu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kondisi fisik adalah suatu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kondisi Fisik Kondisi fisik adalah suatu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan, baik peningkatannya maupun pemeliharaannya (M. Sajoto, 1988: 57). Keadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan olahraga yang menarik. Sepakbola merupakan olahraga permainan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan olahraga yang menarik. Sepakbola merupakan olahraga permainan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan sepakbola dalam perkembangan dewasa ini makin dapat diterima dan digemari oleh masyarakat. Gejala ini terjadi karena permainan sepakbola merupakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gabungan dari jalan, lari dan lompat serta unsur kekuatan, kecepatan,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gabungan dari jalan, lari dan lompat serta unsur kekuatan, kecepatan, BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Permainan Bolabasket Bolabasket merupakan permainan yang gerakannya kompleks yaitu gabungan dari jalan, lari dan lompat serta unsur kekuatan, kecepatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang sudah sangat mendunia. Saat ini permainan sepak bola tidak hanya sebagai olahraga semata namun sudah menjadi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kegiatan olahraga ditempuh melalui tiga pilar, yaitu olahraga pendidikan, olahraga

I. PENDAHULUAN. kegiatan olahraga ditempuh melalui tiga pilar, yaitu olahraga pendidikan, olahraga I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan olahraga di Indonesia sebagaimana telah diungkapkan dalam Sistem Keolahragaan Nasional (SKN) Nomor 3 Tahun 2005, bahwa kegiatan olahraga ditempuh melalui tiga

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Kemampuan ini saling melengkapi satu sama lainnya karena setiap bola yang. dioper harus diterima dan dikontrol oleh rekan seregu.

1. PENDAHULUAN. Kemampuan ini saling melengkapi satu sama lainnya karena setiap bola yang. dioper harus diterima dan dikontrol oleh rekan seregu. 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak bola merupakan permainan beregu walaupun keahlian individual dapat digunakan pada saat tertentu. Dalam segala hal, keberhasilan tim tegantung pada pemain

Lebih terperinci

BAB I PERMAINAN BOLA BESAR. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 1

BAB I PERMAINAN BOLA BESAR. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 1 BAB I PERMAINAN BOLA BESAR Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 1 PERMAINAN BOLA BESAR Permainan bola besar melalui permainan sepak bola Permainan bola besar melalui permainan bola voli Permainan

Lebih terperinci

II. KAJIAN TEORI, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. harapannya. Menurut Lutan (2000:8), bahwa kemampuan motorik adalah

II. KAJIAN TEORI, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. harapannya. Menurut Lutan (2000:8), bahwa kemampuan motorik adalah II. KAJIAN TEORI, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Belajar Motorik Kemampuan gerak merupakan suatu aktivitas yang sangat penting bagi manusia, karena dengan gerak manusia dapat meraih sesuatu yang menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak bola merupakan salah satu olahraga yang memasyarakat. Masyarakat yang melakukan kegiatan olahraga sepak bola mempunyai berbagai tujuan diantaranya untuk

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA

LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN STANDING SERVIS DAN JUMPING SERVIS TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS BOLA VOLI (Study Eksperimen pada Club Bola Voli Putra Jatisrono Tahun 2016) Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang sepak bola bagi sebahagian orang tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang sepak bola bagi sebahagian orang tidak hanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang sepak bola bagi sebahagian orang tidak hanya menjadi sekedar hobi telah berkembang menjadi fanatik. Fanatik dari para pecinta sepak bola membuat

Lebih terperinci

I. Pilihlah salah satu jawaban dibawah ini yang kalian anggap paling benar!!!

I. Pilihlah salah satu jawaban dibawah ini yang kalian anggap paling benar!!! I. Pilihlah salah satu jawaban dibawah ini yang kalian anggap paling benar!!! 1. Pada waktu menggiring bola, pergelangan kaki ditahan ke atas saat mendorongkan bola, sedangkan posisi kaki juga di atas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS. sepak bola. Karena dengan jump heading pemain bisa melakukan tehnik bertahan

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS. sepak bola. Karena dengan jump heading pemain bisa melakukan tehnik bertahan BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Jump Heading Tehnik dasar heading (jump heading) sangat penting dalam permainan sepak bola. Karena dengan jump heading

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Tujuan dari olahraga adalah untuk pendidikan, rekreasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Tujuan dari olahraga adalah untuk pendidikan, rekreasi, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Olahraga merupakan sesuatu yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Tujuan dari olahraga adalah untuk pendidikan, rekreasi, dan prestasi. Hal ini sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meliputi: ketahanan (endurance), kekuatan (strength) dan kecepatan (speed).

BAB I PENDAHULUAN. meliputi: ketahanan (endurance), kekuatan (strength) dan kecepatan (speed). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini Sepakbola adalah suatu permainan beregu yang dimainkan masing-masing regunya terdiri dari sebelas orang pemain. Sepakbola adalah permainan yang sangat

Lebih terperinci

HUBUNGAN KOORDINASI, KESEIMBANGAN, DAN POWER OTOT TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN SHOOTING FUTSAL MENGGUNAKAN PUNGGUNG KAKI PADA OLAHRAGA FUTSAL.

HUBUNGAN KOORDINASI, KESEIMBANGAN, DAN POWER OTOT TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN SHOOTING FUTSAL MENGGUNAKAN PUNGGUNG KAKI PADA OLAHRAGA FUTSAL. HUBUNGAN KOORDINASI, KESEIMBANGAN, DAN POWER OTOT TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN SHOOTING FUTSAL MENGGUNAKAN PUNGGUNG KAKI PADA OLAHRAGA FUTSAL E-Journal Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016

ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016 ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 016 Osa Maliki 1), Husnul Hadi ), Ibnu Fatkhu Royana 3) Universitas PGRI Semarang osamaliki04@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak besar pada perkembangan

I. PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak besar pada perkembangan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak besar pada perkembangan pendidikan. Hal ini secara tidak langsung menuntut para pendidik berupaya meningkatkan profesionalisme

Lebih terperinci

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Kekuatan otot adalah tenaga, gaya, atau tegangan yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot pada suatu kontraksi dengan beban maksimal. Otot-otot tubuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani,

Lebih terperinci

dikehendaki sesuai dengan rencana.

dikehendaki sesuai dengan rencana. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Keterampilan Dasar Keterampilan seharusnya mendapat perhatian pada tingkat awal, dan pengajaran berlangsung berkesinambungan. Istilah terampil dapat dinyatakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, KELINCAHAN DAN BALL FEELING DENGAN KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA SMP N 2 GODEAN SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, KELINCAHAN DAN BALL FEELING DENGAN KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA SMP N 2 GODEAN SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, KELINCAHAN DAN BALL FEELING DENGAN KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA SMP N 2 GODEAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : DWI SUSILO NPM

SKRIPSI. Oleh : DWI SUSILO NPM Artikel Skripsi PENGARUH LATIHAN DODGING DAN LATIHAN SHUTTLE RUN TERHADAP KECEPATAN MENGGIRING BOLA PADA PEMAIN SEPAK BOLA EKSTRA MTS NEGERI PARE KABUPATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Santoso Giriwijoyo (2012:73 ) Pendidikan jasmani adalah kegiatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Santoso Giriwijoyo (2012:73 ) Pendidikan jasmani adalah kegiatan 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Jasmani Menurut Santoso Giriwijoyo (2012:73 ) Pendidikan jasmani adalah kegiatan jasmani yang disajikan sebagai bagian dari kegiatan kurikuler, yang dipergunakan sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang banyak

I. PENDAHULUAN. Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang banyak I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang banyak digemari masyarakat di Indonesia. Perkembangan prestasi sepakbola di Indonesia nampaknya masih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kalangan masyarakat dan sekarang ini banyak pemain yang berlomba-lomba

BAB I PENDAHULUAN. kalangan masyarakat dan sekarang ini banyak pemain yang berlomba-lomba BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepakbola merupakan olahraga yang banyak digemari oleh semua kalangan masyarakat dan sekarang ini banyak pemain yang berlomba-lomba ingin menjadikan dirinya popular

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Permainan Sepakbola Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang sangat digemari oleh seluruh lapisan masyarakat, baik di kota maupun di

Lebih terperinci

Jurnal Prestasi Vol. 1 No. 1, Juni 2017 : p-issn : e-issn :

Jurnal Prestasi Vol. 1 No. 1, Juni 2017 : p-issn : e-issn : PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SHOOTING AFTER DRIBBLE DENGAN LATIHAN SHOOTING AFTER CENTERING PASS TERHADAP HASIL SHOOTING PADA PEMAIN SEPAKBOLA SEJATI PRATAMA Mahmuddin 1, Ahmad Tarmizi 2 Fakultas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. masyarakat di Indonesia, baik di kota-kota maupun di desa-desa. Bahkan sekarang

I. PENDAHULUAN. masyarakat di Indonesia, baik di kota-kota maupun di desa-desa. Bahkan sekarang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sangat digemari oleh semua lapisan masyarakat di Indonesia, baik di kota-kota maupun di desa-desa. Bahkan sekarang sepakbola juga

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA Passing dan Ketepatan Tembakan Sepak Bola

BAB II KAJIAN PUSTAKA Passing dan Ketepatan Tembakan Sepak Bola 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Passing dan Ketepatan Tembakan Sepak Bola 2.1.1. Pengertian Passing Yang dimaksud dengan passing adalah mengoper bola dengan menggunakan kaki yang sebenarnya.pada permainan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan melalui pembinaan di usia dini baik dari kemampuan teknik taktik dan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan melalui pembinaan di usia dini baik dari kemampuan teknik taktik dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan aktifitas fisik yang mana tujuan olahraga adalah mencapai prestasi setinggi tingginya dengan semaksimal mungkin bagi mereka baik yang dia

Lebih terperinci

FUTSAL - 2. Futsal Kelas XI 1 design by Bramasto

FUTSAL - 2. Futsal Kelas XI 1 design by Bramasto FUTSAL - 2 Perlu anda ketahui sebelum kita menerapkan Penerapan Program Latihan Fisik Futsal ada baiknya para pemain kita diberikan dulu pemahaman tentang 5 Prisnsip dalam Bermain Futsal. Kita yakin setelah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dalam proses belajar mengajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kemampuan dan teknik yang tinggi. Dimana dalam sepak bola terdapat. banyak unsur-unsur yang harus dikuasai para pemainnya dari

I. PENDAHULUAN. kemampuan dan teknik yang tinggi. Dimana dalam sepak bola terdapat. banyak unsur-unsur yang harus dikuasai para pemainnya dari I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga yang memerlukan kemampuan dan teknik yang tinggi. Dimana dalam sepak bola terdapat banyak unsur-unsur yang harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aditia Bahrul Ilmy, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aditia Bahrul Ilmy, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Didalam tubuh manusia terdapat bentuk-bentuk tulang yang dapat di klasifikasikan kedalam (1) tulang panjang (pipa), (2) tulang pendek, (3) tulang pipih, dan (4) tulang

Lebih terperinci