boleh dikata sedikit suarapun tak ada, justeru karena hal itu maka dengusan napas yang bergema datang dari depan bisa

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "boleh dikata sedikit suarapun tak ada, justeru karena hal itu maka dengusan napas yang bergema datang dari depan bisa"

Transkripsi

1 urusan sedikit tidak beres, dia tidak berteriak memanggil lagi sebaliknya menahan napas dan segera berbaring ketanah untuk mendengar gerak-gerik disana dengan amat telitinya. Ditengah suasana yang amat sunyi itu walaupun sedikit suarapun segera bisa didengar olehnya dengan jelas. Beberapa saat kemudian Tong Hauw sudah bisa mendengar secara samar2 ada suara hembusan napas yang amat berat sekali. Sudah tentu suara hembusan napas itu berasal dan sang lelaki yang terluka itu. Kalau adanya sudah tentu mereka masih ada didalam jalan rahasia ini! bahkan jika didengar dari suara mereka sedang berada dibalik batu halangan yang pertama, saat ini seharusnya mereka mendengar suara teriakan yang amat keras, tetapi kenapa tidak memberikan sahutannya? Per-lahan2 Tong Hauw terik napas panjang2, teringat kembali bagaimana mengenaskannya keadaan kedua orang itu sewaktu melarikan diri kedalam gubuknya, seumpama ia tidak turun tangan menolong mereka berdua, niscaya rahasia yang dipegang teguh selama dua puluh tahun ini tak akan konangan, benarkah sedemikian cepatnya orang itu melupakan budi terhadap dirinya, atau mungkin mereka sudah tahu asal usulnya maka mulai saat itu menaruh sikap permusuhan kepadanya? Sambil berpikir selangkah demi selangkah Tong Hauw merangkak kedepan, tapi tingkah lakunya semakin ber-hati2 Ketika itu rangkakannya kedepan sangat lambat, bahkan boleh dikata sedikit suarapun tak ada, justeru karena hal itu maka dengusan napas yang bergema datang dari depan bisa kedengaran amat jelas sekali. Sampai akhirnya Tong Hauw berani yakin kalau dengusan napas itu berada kurang lebih satu tombak

2 dihadapannya, ingin sekali ia menghardik sekali lagi, atau secara tiba2 di hadapannya muncul suara teguran seorang gadis yang mencerminkan betapa gelisah hatinya: "Engkoh Hauw Sang, bagaimana perasaanmu?" Pertanyaan itu tidak peroleh jawaban, hanya rintihan semakin kedengaran nyata. Ditinjau dari rintihan itu, bisa ditarik kesimpulan apabila orang itu sedang berusaha keras menahan rasa sakit dalam tubuhnya, karena itu kendari suaranya lirih tetapi kedengaran amat memilukan. Terdengar suara gadis tadi kembali bergema datang: "Ditinjau dari ucapan Tan Loo-ya... aah tidak, bukan Tong Hauw, agaknya ia sedang memanggil kita, tapi mengapa lama sekali tak kedengaran suaranya? apakah ia mengira kita tak ada dilorong bawah tanah, maka ia lantas mengundurkan diri." Erangan serta rintihan tadi kembali terdengar, kemudian meluncurlah jawaban dari seorang lelaki: "Tiii... tidak mungkin". "Kaaa... kalau begitu bukankah kita habis sudah?" Seru gadis itu sambit menahan isak tangisnya. "Bee... benar... kita... kita habis sudah, kau Adik Giok Jien aa... apakah kau menyesal?" Ditengah isak tangis yang sedih, gadis itu tertawa. "Engkoh Hauw Seng, kalau aku menyesal tak akan kuikuti dirimu melarikan diri dari dalam benteng". Lelaki itu menarik napas panjang2, rintihan kembali berkumandang, Lama sekali baru kedengaran ia berteriak lantang. "Tong Hauw, kau... kau ada dimana?" Dari pembicaraan mereka berdua, Tong Hauw sudah tahu akan asal-usul mereka yang sebetulnya, terhadap perkataan itu ia tidak kaget atau tercengang.

3 "Aku berada dihadapan kalian." segera jawabnya berat. Agaknya muda mudi itu tidak menyangka kalau Tong Hauw berada dihadapannya, karena itu begitu sitelapak berdarah buka suara, tanpa terasa kedua orang itu berseru tertahan. "Kau... kau... siap... siap apakah kami berdua??" tanya lelaki itu beberapa saat kemudian. "Mengapa kalian begitu takut kepadaku?" tegur Tong Hauw samoil tertawa. " Apakah namaku sudah pernah kalian dengar?" Dalam pada itu dihati kecilnya ia merasa heran bercampur girang, sebab sudah ada dua puluh tahun lamanya ia tak berkelana dalam dunia persilatan, tak disangka masih ada orang yang tahu akan namanya. Disamping girang iapun keheranan, buat para jago angkatan tua tentu saja tahu akan nama besarnya, tetapi secara bagai mana seorang angkatan muda dari benteng Thian It Poo pun tahu akan nama sitelapak berdarah Tong Hauw? Terutama sekali benteng Thian It Poo letaknya terpencil, peraturanpun sangat ketat, kecuali buat mereka yang ditugaskan mencari bahan makanan setiap tahunnya, tidak pernah ada orang yang keluar benteng, apalagi dari angkatan mudanya. Jikalau dikatakan poocu mereka Sie Liong yang mengungkap hal ini semakin tak mungkin lagi, poocu mereka Sie Liong... teringat akan Sie Liong Poocu dari benteng Thian It Poo, sepasang gigi sitelapak berdarah mulai berdetak ia menggertak bibirnya kencang2. "Tentu... tentu saja... nama besarmu se... sering diungkap oleh orang2 benteng Thian It Poo" jawab gadis gemetar. "Hemm! siapa yang sering mengungkap nama ku, apakah Sie Liong keparat tua itu?" "Bukan, bukan Sie Poocu, sebaliknya Sie Poocu yang

4 melarang semua orang membicarakan tentang dirimu, suatu kali ada dua orang membicarakan namamu dan kebetulan didengar oleh Poocu, tanpa banyak bicara beliau segera memerseni sebuah tamparan diatas pipi setiap orang. Ada satu kali lagi, aku dengar siocia bertanya kepada Poocu, siapakah manusia yang bernama si telapak berdarah Tong Houw, Poocu yang dihari biasa menyayangi siocia kali ini naik pitam dan memaki nona kami habis2an!!!" Ketika gadis itu sedang bercerita, sang pemuda meronta bangun sambil berseru: "Adik Giok Jien, jangan mengungkat soal... soal siocia lagi". "Engkoh Hauw Seng, kau boleh berlega hati" Buru2 gadis itu menghibur dengan suara yang lembut, "Siocia tidak bakal berhasil menemukan kita sekarang!!!" "Lalu siapa yang sering mengungkap namaku?" Karena makin curiga, Tong Hauw mendesak lebih jauh. Tiba2 suara gadis itu berubah lirih dan penuh nada ketakutan, seakan2 ia pernah menjumpai sesuatu yang mengerikan "Bukan... bukan manusia, dia adalah..." "Aaai Giok Jien, jangan bicara sembarangan!" sela pemuda itu. "Tidak, cepat katakan?" hardik Tong Hauw. "Baik, baik, akan kukatakan dia adalah se... seorang... setan yang ada dalam benteng kami suaranya amat mengerikan dia... dia berada dipuncak pagoda hitam dalam benteng kita, tempat itu merupakan daerah terlarang bagi siapapun, seringkali kami dengar suara yang tak sedap didengar muncul dari balik pagoda, ia berteriak tiada hentinya: "Tong Hauw! Tong Hauw! si telapak berdarah Tong Hauw... karena itu setiap anggota benteng Thian It Poo tahu semua aa... akan nama besarmu, jago2 yang datang dari Tionggoanpun mengatakan... anda... anda adalah seorang..."

5 "Seorang gembong iblis yang membunuh orang tak berkedip? bukan begitu?" sambung Tong Hauw sambil tertawa kering. "Benar." jawab gadis itu semakin ketakutan "Tapi kau telah menyelamatkan kami." Kembali Tong Hauw tertawa kering. "Apakah tak seorang manusiapun dalam benteng Thian It Poo yang mencurigai orang yang ada diatas pagoda adalah manusia bukan setan?" Tidak... tidak..." buru2 gadis itu membantah "Dia benar2 adalah setan, beberapa kali aku melayani siocia yang ada disisi poocu, setiap kali mendengar suara itu, sampai Poocu sendiripun berubah air mukanya, coba bayangkan ilmu silat yang dimiliki Poocu sangat lihay. hampir boleh dikata tiada seorangpun yang bisa menandinginya, tetapi sampai diapun ketakutan hal ini bisa ditarik kesimpulan kalau dia... pasti... pasti setan" Mendengar perkataan ini si telapak berdarah Tong Hauw tarik napas panjang2, saat ini kecurigaannya makin nyata, keinginannya untuk mengunjungi benteng Thian It Poo pun semakin membara, Setelah tertegun beberapa saat lamanya, ia baru berkata: "Kalian berdua mengatakan baru saja melarikan diri dari benteng Thian It Poo bahkan salah seorang diantara menderita luka parah ditangan Sie Soat Ang putri kesayangan Poocu benteng Thian It Poo, sebenarnya siapakah kalian? demi kalian berdua aku sudah mengundang bencana besar buat diriku, kalian harus bicara terus terang kepadaku?"

6 "Aku... aku bernama Giok Jien semua orang memanggil aku demikian, sedang aku sendiri sama sekali tak tahu apa kan she ku, tapi kebanyakan aku adalah seorang anak yatim piatu, karena sejak kecil dipelihara dalam benteng maka sering kali aku dibentak dan dimaki, semua orang menganiaya diriku". Beberapa patah kata ini diutarakan dengan suara mengenaskan sampai Tong Hauw gembong iblis pembunuh tak berkedippun itu menghela napas panjang. "Setelah aku menginjak dewasa..." sambung gadis itu lebih jauh. "Aku melayani siocia, hitung2 aku hanya seorang bawahan, seorang pelayan, seorang manusia yang tiap hari kena dimaki, di aniaya" Bicara sampai disitu tak tahan lagi ia menangis terisak. Tapi dengan cepat ia berhenti menangis, jelas sudah terbiasa baginya untuk menahan isak tangis disetiap keadaan. "Ditinjau dari gerakanmu melayang diatas salju sambil membopong pemuda tersebut, dapat kuduga kalau ilmu silatmu sempurna" kata Tong Hauw dengan nada berat. "Dan siapa kau belajar ilmu silat kalau benar semua orang menganiaya dirimu lalu siapa yang beri pelajaran ilmu silat kepadamu?" Dari suara penuh kesedihan, muncul nada terharu dan berterima kasih. "Dalam benteng Thian It Hauw hanya ada seorang yang sangat baik kepadaku, dia adalah engkoh Hauw Seng!" "Oooouw..! sekarang aku paham sudah, lalu siapakah dia?" "Engkoh Hauw Seng adalah keponakan Poocu kami..." "Hmmm! jadi dia adalah putra dari Liem Teng si makhluk tua itu?" tukas Tong Hauw cepat. Nyonya Sie Liong adalah adik perempuan dari Liem Teng siansu aneh dari Ong Tie, soal ini sudah diketahui

7 oleh seantero jago Bu-lim, Sie Hujien sudah lama meninggal, sedangkan Liem Teng yang berkepandaian tinggi dikarenakan harus mempertahankan sebuah teratai salju yang berbunga setiap lima ratus tahun akhirnya mati di tangan para pendekar pedang dan partai Bu-tong, kini putra diri Liem Teng dititipkan dalam benteng Thian It Poo, kalau dibicarakan pada umumnya bukanlah suatu peristiwa yang aneh. Baru saja Tong Hauw bertanya, pemuda itu sudah menjawab: "Perkataanmu tii... tidak salah." "Kau adalah putra Liem Loo-koay, tidak aneh kalau ilmu silatnya lihay, tetapi secara bagaimana kau bisa terluka sedemikian parah dibawah cambuk Sie Soat Ang?" Liem Hauw Seng menarik napas panjang, berhubung lukanya parah maka helaan napas itupun kedengaran terputus. "Engkoh Hauw Seng orangnya baik," buru2 Giok Jien berkata: "Ia bilang sejak masih orok sampai sekarang selalu dibesarkan dalam benteng Thian It Poo, budi kebaikan ini tak boleh dilupakan, maka dari itu dia... dia tidak mau membalas." "Hmmm! tolol..." Lama sekali ia membungkam, setelah pikirannya berputar ujarnya kembali: "Kalian berdua sama2 dibesarkan dalam benteng Thian It Poo, tentang keadaan dalam benteng tentu tahu jelas bukan?" "Be... benar..." "Aku punya ikatan dendam sedalam lautan dengan keparat tua she Sie itu, terus terang saja kuberitahukan kepadamu untuk membuat lorong rahasia ini aku sudah mengorbankan waktu selama dua puluh tahun, ujung sebelah sana tepat merupakan tanah dibawah benteng Thian It Poo!"

8 "Aaah!!!" Baik Liem Hauw Seng maupun Giok Jien sama2 berseru kaget. "Sebenarnya rencanaku setelah lorong ini tembus sampai disana, secara diam2 aku hendak memasuki benteng Thian It Poo dan turun tangan membinasakan keparat tua itu, tapi aku sadar ilmu silat keparat tua itu sangat lihay, aku takut seranganku gagal dan kehilangan kesempatan baik, karena itu sampai kini belum kulaksanakan" Setelah merandek sejenak, tambahnya: "Dan kebetulan sekali aku bertemu dengan kalian, urusanpun lebih gampang lagi penyelesaiannya". Suasana hening beberapa saat lamanya, tiba2 Liem Hauw Seng bertanya: "Apa maksudmu ber... berkata demikian?" "Kalian berdua dibesarkan dalam benteng Thian It Poo, tentu saja tahu dirumah manakah pada hari2 biasa keparat tua she-sie itu berdiam, aku hendak membawa kalian memasuki benteng Thian It Poo kemudian mencari suatu tempat yang baik untuk bersembunyi setelah itu cari kesempatan untuk membinasakan keparat tua she-sie guna menuntut batas sakit hatiku selama banyak tahun ini!!" Semua perkataan Tong Hauw lambat tapi lama kelamaan keras, terutama ucapan terakhir. "Setelah kubunuh keparat tua she-sie, maka aku akan angkat kaki jauh2" ujar Tong Hauw lagi, "Dengan sendirinya benteng Thian It Poo akan jadi milikmu." Tentu saja perkataan ini ditujukan kepada Liem Hauw Seng. Tetapi tak ada jawaban dari Liem Hauw Seng, saat itulah Tong Hauw baru merasa keadaan tidak beres. Lama sekali ia tertegun, kemudian baru berkata: "Bagaimana? apakah kau tidak ingin menduduki kursi Poocu dari benteng Thian It Poo?" "Engkoh Hauw Seng, dia... dia sedang bertanya

9 kepadamu!" "Giok Jien, menurut perkiraanmu dapatkah aku menyanggupi permintaannya?". "Aku tahu. kau tidak akan menerima permintaannya", "Giok Jien" Seru Liem Hauw Seng dengan nada kegirangan "Tidak kecewa kita... bagus sekali, akhirnya kau bisa menebak isi hatiku juga." Sebaliknya si telapak berdarah Tong Hauw jadi amat gusar, teriaknya penuh kegusaran: "Apa? kau tidak menerima permintaanku?". Ucapan ini kedengaran amat mengerikan terutama ditengah kegelapan namun Liem Hauw Seng serta Giok Jien sama sekali tidak dibikin ketakutan hampir bersamaan waktunya mereka menjawab, suaranya tenang, seakan sedang menjawab suatu pertanyaan yang sangat biasa. "Benar!" Si telapak berdarah Tong Hauw mendongak tertawa terkekeh-kekeh. "Kalau begitu aku tidak ingin memaksa kalian, tetapi lorong bawah tanah ini merupakan rahasia yang paling besar, aku tak dapat membiarkan kalian berdua tetap hidup dikolong langit!" Sambil tertawa dingin telapak tangannya perlahan diayun keatas, Ketika itu Tong Hauw berdiri empat-lima depa di hadapan Giok Jien dan Liem Hauw Seng, tetapi berhubung ruangan bawah tanah sangat gelap maka jarak mereka sangat dekat namun tidak kelihatan. Setelah telapak tangan Tong Hauw diayun ke atas, seluruh lorong penuh dengan bau amis darah yang sangat menusuk hidung. Sementara Giok Jien dan Liem Hauw Seng ber sembunyi

10 diujung lorong, mereka merupakan sebuah pintu besi yang menghadang jalan perginya, sedang didepan ada Tong Hau yang siap mencabut nyawa mereka. suatu keadaan yang amat kritis sekali. "Apakah kalian sudah pikirkan masak?" kembali Tong Hauw menegur sambil ayunkan tangannya. "Kau tak usah bertanya lagi, persoalan ini tak usah kupikirkan lagi didalam hati, sejak kecil aku kehilangan cinta kasih orang tua dan dibesarkan dalam benteng Thian It Hoo, dipelihara oleh paman dan kini kau adalah musuh besarnya, aku cuma bisa menyesal mengapa lukaku amat parah sehingga tak bisa mewakili dirinya menyambut kedatangan musuh tangguh, tidak sudi aku membantu kau melakukan kejahatan!" Setelah mengutarakan kata2 sebanyak itu, napasnya mulai kempas kempis dan ter-engah2. "He he he cuma kalian jangan lupa" jengek Tong Hauw sambil tertawa dingin, "Siapakah yang menghantam kau sampai terluka parah dan siapa pula yang hendak membasmi kalian berdua?" "Aaaai!" orang lain boleh tak kenal budi dengan diriku, namun aku tak ingin melupakan budi orang lain" jawab Liem Hauw Seng sambil bersikap menghela napas panjang "Bagaimanapun juga paman terhadap diriku sangat baik, kalau kau mau membunuh silahkan bunuh, tak usah kita banyak bicara lagi Giok Jien, kau tak usah takut, kita bisa mati bersama, kejadian ini... sudah diluar dugaan." "Benar engkoh Hauw Seng, aku sangat gembira sekali sebab akhirnya kita selalu bersama, bukankah begitu?" Kata Giok Jien sambil bersenggukan, "Akhirnya kita selalu bersama, mati bersama jauh lebih baik dari pada berpisah, aku tidak sedih." Sebenarnya telapak Tong Hauw sudah diangkat siap melancarkan hantaman, namun sekarang telapaknya berhenti ditengah udara, se akan2 ada suatu tenaga tak

11 berujud telah menahan gerakan selanjutnya. Seandainya pada saat itu Liem Hauw Seng serta Giok Jien dapat melihat keadaan Tong Hauw yang sebenarnya, muda mudi ini bakal keheranan. Sebab dari sepasang mata si telapak berdarah yang tersohor akan kekejiannya ini air mata jatuh bercucuran, disisi telinga orang she Tong ketika itu hanya berkumandang terus menerus kata2: "Mati bersama jauh lebih baik daripada berpisah." Tong Hauw merasa pernah seorang perempuan lain mengutarakan kata2 yang sama, namun orang itu bukan Giok Jien, peristiwa ini sudah berlangsung lama sekali, Tong Hauw tidak ingin teringat kembali, sebab setiap kali ia mendengar, rasa sedih susah ditahan dan air mata jatuh bercucuran. Siapa nyana kali ini ucapan itu terdengar kembali, bahkan bukan cuma sekali muncul dari bibir seorang pemuda serta seorang pemudi yang berada dalam situasi kritis, saat ini jiwa orang lain berada ditangannya, Suasana jadi sunyi-senyap tak kedengaran sedikit suarapun, lama... lama sekali, akhirnya Liem Hauw Seng berkata: "Mengapa... mengapa kau tidak lanjutkan seranganmu?" "Begitu kukuh kalian menampik perintahku seandainya aku memaksa dan karena peristiwa ini sampai mencabut jiwamu, bukankah aku akan jadi seorang pengecut?" kali ini suara Tong Hauw halus dan lembut. "sekalipun begitu, aku harus menotok jalan darah kalian agar rahasia ini tidak sampai bocor ke tangan orang lain" Tangannya bergerak cepat, dari serangan telapak kini ia melancarkan serangan totokan merobohkan kedua orang itu, kemudian merandek ke depan, menekan tombol rohasia, membuka pintu penghadang dan teruskan rangkakannya kedepan. Belum jauh ia pergi, tiba2 ia berpaling kembali, ujarnya: "Lebih baik untuk sementara waktu kalian berdiam

12 dalam lorong rahasia ini, menanti aku sudah kembali, jalan darah kalian berdua pasti akan kubebaskan!" Demikianlah, sambil membopong Si Soat Ang, ia merangkak dalam lorong rahasia tersebut. Tidak lama kemudian tibalah kedua orang itu di depan pintu penghalang kedua, ia meneruskan rangkakannya ke depan sekalipun hati terasa semakin menegang. "Dua jam lamanya ia merangkak dalam lorong tersebut, akhirnya ia berhenti. mengatur napas dan mulai menimbang waktu, dalam dugaannya saat itu sudah kentongan keempat sedang tiga depa di hadapannva sudah merupakan ujung dari lorong tersebut, dimana pada pintu masuk gua tadi tertutup oleh selembar papan batu. Asalkan papan tadi tersingkap, mereka akan berada didalam benteng Thian It Poo. Tong Hauw ragu2 sejenak, kemudian ia tarik napas panjang2. telapak diputar dan papan batu lambat2 tersingkap. Menanti papan tadi sudah terbuka tiga, empat coen tingginya. ia baru berhenti dan mengintip ke luar, tampak olehnya tempat itu berupa sebuah halaman kecil yang sunyi dan terpencil. Tong Hauw belum pernah mendatangi benteng Thian It Poo, ia tak tahu tempat itu benarkah benteng yang dituju atau bukan. Sepasang telinganya dipentang lebar2, setelah di dengarnya tak ada sesuatu gerakan apapun disekitar sana papan penutup tadi didorong semakin ke atas hingga akhirnya terbuka lebar. Jantungnya berdetak makin keras, sambil membopong Si Soat Ang ia meloncat keluar dari lorong rahasia dan merangkak naik keatas permukaan. Suasana sepi, hening

13 dan tak kedengaran sedikit suarapun, empat penjuru tertutup oleh tembok tinggi dengan beberapa buah ruangan yang gelap gulita beberapa tombak dihadapannya. Tong Hauw menutup kembali papan batu tadi, kemudian sambil membopong Si Soat Ang langsung menuju kerumah tadi. Bangunan tersebut amat kotor, pintu tertutup rapat dan dikunci dengan sebuah gembokan berkarat, mungkin waktu yang sudah berlangsung lama membuat gembokan tadi sudah lapuk, dalam sekali sentakan gembokan tersebut patah jadi dua dan pintu segera terpentang lebar. Setibanya didalam ruangan, ia baru menghembuskan napas lega, sebab paling sedikit untuk sementara waktu jejaknya belum konangan. Ia cengkeram bahu Si Soat Ang sementara tangan lain membebaskan gadis itu dari pengaruh totokan, bentaknya berat. "Tempat apakah ini? ayoh cepat katakan!" oooo dw oooo BAB 2 SI SOAT ANG tidak menjawab, secara tiba2 ia menjerit lengking dengan suara yang aneh sekali. Waktu itu suasana disekitar sana sepi, hening dan tak kedengaran sedikit suara pun. Tong Hauw sendiripun tidak menyangka Si Soat Ang bisa menjerit lengking begitu jalan darahnya bebas, karena terperanjat cengkeramannya tanpa sadarpun rada mengendor.

14 Ambil kesempatan itu Si Soat Ang meronta kemudian menggelinding keluar dari pintu, meloncat bangun dan lari kearah depan. Melihat kejadian itu Tong Hauw sangat terperanjat, ujung kakinya segera menutul permukaan tanah dan meluncur kedepan, tangannya bergerak cepat mencengkeram kembali urat nadi pada pergelangan gadis itu. Si Soat Ang meronta keras, namun gagal, ia lantas menjerit lengking. Tong Hauw kaget tangannya bergerak cepat menotok kembali beberapa buah jalan darah ditubuh gadis itu. Walaupun Tong Hauw berhasil menguasai keadaan, tetapi rasa gugup dan takutnya pada saat ini sukar dilukiskan dengan kata2, sebab jeritan gadis tersebut betul2 kedengaran mengerikan sekali ditengah malam buta, ia takut para jago benteng Thian It Poo mendengar jeritan tadi dan pada memburu datang. Makin dipikir Tong Hauw semakin gelisah, ia berputar beberapa kali didalam ruangan yang gelap, akhirnya ia merasa kembali dulu kedalam lorong rahasianya sambil menanti saat yang lebih tepat lagi untuk bekerja lagi. Ia tarik tangan Si Soat Ang dan diajak lari ke depan, namun pada saat yang bersamaan tidak jauh dari ruangan tadi berkumandang suara jeritan aneh. Tong Hauw terperanjat buru2 ia berkelebat ke ujung ruangan, saking cemasnya sampai2 Si Soat at Ang pun sudah ketinggalan didepan pintu. Punggungnya

15 menempel diatas dinding, telapak disilangkan didepan dada. ketegangan yang meliputi benaknya semakin memuncak. sebab pada saat itulah dari balik dinding muncul sesosok bayangan manusia yang tinggi dan lembut. Waktu itu salju telah berhenti, awan hitam buyar dan sinar rembulan kembali memancarkan cahayanya, bayangan manusia itu semakin nyata dan bisa ditegaskan, dia adalah seorang perempuan berambut panjang. Tong Hauw tarik napas panjang2, ia berdiri menanti disana dengan tenangnya. Tidak lama kemudian terdengar suara gelak tertawa yang aneh sekali berkumandang datang, gelak tertawa itu sangat mengerikan membuat bulu kuduk siapapun pada bangun berdiri. Sementara Tong Hauw masih tegang, mendadak perempuan itu berhenti tertawa, suasana kembali pulih ditengah keheningan Lambat2 Tong Hauw tarik napas panjang2. badannya sedikit bergeser ingin melihat macam apakah perempuan yang berada di hadapannya, tiba2.. "Tong Hauw, telapak berdarah Tong Hauw!" Perempuan itu menyebut namanya, bahkan nama tadi diucapkan sangat jelas sekali. Tetapi Tong Hauw tetap tak berkutik, ia merasa dirinya

16 pun tak bisa melihat jelas gadis tersebut, tentu saja perempuan itupun tidak seharusnya menemukan dirinya, tetapi secara bagaimana perempuan itu dapat menyebutkan namanya? Walaupun sudah setengah umur Tong Hauw berkelana didalam dunia persilatan, dalam keadaan seperti ini tak urung dibikin merinding juga, pikirnya: "Namaku sudah diketahui oleh pihak lawan. percuma saja aku tetap bersembunyi... untung Si Soat Ang gadis sial ini masih berada ditanganku, sekalipun gagal aku masih bisa mengundurkan diri dengan andalkan sandera ini." Karena berpikir demikian ia lantas mendongak tertawa terbahak2. "Haa... haa haa.. kiranya kedatangan aku orang she- Tong sudah kalian ketahui!" Sembari bicara ia melangkah keluar dari tempat persembunyian, sebelah tangan mencengkeram tubuh gadis itu sementara telapak lain ditempelkan di atas batok kepalanya siap menghadapi segala kemungkinan. Dalam pada itu ia sudah berada di luar pintu, pemandangan disekelilingnya dapat terlihat amat jelas sekali, mendadak ia bergidik dan menyusut mundur kembali beberapa langkah kebelakang. Kiranya keadaan dari gadis berambut panjang itu mengerikan sekali, separuh rambutnya sudah beruban, dan wajahnya kurus kering sedikitpun tiada daging keadaannya lebih mirip dengan sekerat tengkorak hidup yang baru bangun dari liang kubur sepasang matanya jauh didalam memancarkan cahaya tajam, se-olah2 sepasang biji mutiara yang setiap saat kemungkinan bisa terlepas dari tempatnya. "Tong Hauw! telapak berdarah Tong-Hauw!" kembali perempuan aneh itu berseru, badannya lambat2 berputar dan melototi lelaki tersebut tak berkedip.

17 "Siapakah anda?" tegur Tong Hauw setelah tertegun beberapa saat Iamanya, selama hidup belum pernah ia jumpai kejadian seperti ini hari "Tong Hauw..." "Apakah kau anggota benteng Thian Poo?" tukas Tong Hauw kemudian setelah tertegun beberapa saat, Kali ini perempuan aneh itu tidak berteriak lagi, ia mendongak tertawa aneh. Tong Hauw benar2 dibikin kebingungan oleh peristiwa yang terbentang didepan mata, dengan sangat ber hati2 ia maju dua langkah kedepan. Mendadak.. dari tempat kejauhan berkumandang datang suara hiruk pikuk yang ramai sekali, diikuti ada orang berteriak: "Aaaa disini.. ia datang kemari, tidak bakal salah lagi, coba kalian lihat bekas te!lapak kaki yang ada diatas permukaan salju!" Kehadiran orang2 itu sangat cepat sekali, dalam sekejap mata mereka sudah berada diluar dinding tembok yang tinggi. Terdengar seseorang diantaranya berseru: "Dia pasti sudah meloncat masuk kebalik dinding tembok yang tinggi ini!" "Lalu apa yang harus kita lakukan?" tanya yang lain. "Kita tunggu dulu disini, dinding ini kita kurung rapat2. tunggu saja keputusan dari Poocu sendiri" Suara seseorang yang tua serak menyambung "Aaaai keadaan malam ini sungguh tidak menguntungkan benteng Thian It Poo kita, satu persoalan belum terselesaikan persoalan lain kembali terjadi?" "Aku lihat terpaksa kita kurung saja tempat ini, sebab cara ini jauh lebih baik dari pada kita harus beramai2 menangkapnya kembali, kalau kita tidak berbuat demikian, seandainya Poocu datang kita tak bisa menanggung resikonya!" "Hmm! enak sekali kau ngomong, nyalimu sungguh

18 kecil sekali!" Beberapa saat kemudian suasana jadi sunyi senyap kecuali obor2 yang mulai berdatangan mengurung seluruh dinding tembok itu rapat2, berapa orang yang telah datang susah diramalkan hanya yang jelas tak seorangpun diantara mereka berani meloncat masuk kebalik dinding. Melihat kejadian itu, Tong Hauw jadi lega hati. Bagaimanapun juga dia adalah seorang jagoan kangouw yang berpengalaman luas, walaupun belum diketahui apa sebenarnya yang telah terjadi namun ia dapat memastikan kalau orang2 benteng Thian It Poo sedang menghadapi perempuan siluman tersebut. Kembali Tong Hauw mundur kebelakang, telapak tangannya masih tetap ditekan diatas batok kepala Si Soat Ang. selangkah demi selangkah ia mundur kembali ke dalam ruangan gelap tersebut Suasana diluar tembok tinggi sunyi beberapa saat lamanya, mendadak terdengar salah seorang berteriak: "Sudah... bagus, bagus sekali Kan Jie ya telah datang I" Ditengah teriakan tersebut, salah seorang diantaranya berseru pula: "Kan Jie-ya dalam persoalan ini terpaksa kita harus minta bantuanmu!" "Apa yang terjadi?" suara seseorang yang nyaring dan lantang menggema datang. "Aku hanya datang seorang tamu, tidak seharusnya banyak mencampuri urusan ini." "Kan Jieya, kau jangan terlalu merendah, kau adalah sahabat karib dari Poocu kami, tentu saja terhitung seorang pembantu setia, Seorang perempuan gila yang terkurung dalam pagoda entah apa sebabnya telah lolos dari kurungan, sembilan bagian ia pasti berada didalam tembok tersebut".

19 "Ooow, siapakah orang itu?" "Kami sendiripun tidak tahu cuma ilmu silatnya... sangat lihay" "Baik, akan kuperiksa keadaan disana" Mendengar perkataan itu Tong Hauw buru2 mundur kebelakang dan bersembunyi dibalik ruangan. Ketika itulah seorang lelaki berusia empat puluh tahunan dengan dandanan siucay melayang turun dari atas tembok pekarangan. Menjumpai orang itu, Tong Hauw segera berseru dalam hatinya: "Aaah kiranya Thian-Ti-Ceng-Ngo Auw atau seruling Besi yang menggetarkan lima telaga Kan Tek Lim adanya." Walaupun selama dua puluh tahun lamanya Tong Hauw mengasingkan diri didaerah luar perbatasan, namun kebanyakan ia kenal dengan jago tersohor dalam dunia persilatan, siseruling besi yang menggemparkan lima telaga Kan Tek Lim merupakan Cay cu dari benteng ditepi telaga Tong-Ting, wataknya jujur, jantan dan berjiwa besar. Gerak gerik Kan Tek Lim sangat ber-hati2 sekali, setelah melayang turun dari atas dinding, punggungnya segera menempel diatas dinding, setelah merasakan suasana tetap tenang saja dan melihat perempuan itu sama sekali tidak menyadari akan kehadirannya ia mendekati perempuan itu semakin dekat. Tiba2.. "Tong Hauw!" sambil putar badan perempuan itu menjerit lengking. "Tong Hauw?" seru Kan Tek Lim dengan alis berkerut. "Yang kau maksudkan apakah Si-telapak berdarah Tong Hauw yang tersohor disekitar Kanglam tempo dulu???" Perempuan itu tidak menjawab, sebaliknya malah berteriak semakin keras:

20 "Telapak berdarah Tong Hauw! telapak berdarah Tong Hauw!" Mendengar jeritan itu Tong Hauw semakin keheranan, ia merasa seandainya dahulu perempuan ini pernah menjumpainya muka sepanjang masa tak akan dilupakan, tapi ia merasa belum pernah menjumpai orang ini, tetapi bagaimana mungkin ia bisa mengucapkan kata2 tersebut? mungkinkah ia ada sangkut paut atau hubungan dengan dirinya? Pikiran Tong Hiuw segera bergerak, tak kuasa ia bersin beberapa kali buru2 pikirnya: "Tidak tidak, tidak mungkin, aku tidak boleh berpikir sembarangan pasti tak mungkin demikian.." Sementara itu perempuan tadi sudah berhenti menjerit selangkah demi selangkah ia mendekati Kan Tek Lim. Para jago Thian It poo yang bersandar diatas dinding, segera pada berdetak keras sewaktu dilihatnya perempuan itu mendekati diri Kan Tek Lim. "Kan Ji ya, hati2, ia akan turun tangan, Belum selesai peringatan itu diutarakan mendadak kelima jari perempuan itu bagaikan jepitan telah meluncur kedepan. serangan perempuan itu cepat, namun Kan Tek Lim pun menghindar dua langkah ke samping. Serangan tadi mengenai sasaran kosong dan langsung menghajar tembok dinding yang ada di hadapannya. "Braaak..." tembok tebal terbuat dari beton tersebut seketika hancur berkeping2 dan meninggalkan lima buah bekas cengkeraman yang dalam sekali, ditinjau dari hal ini, bisa membuktikan betapa sempurna tenaga Iweekang yang dimiliki perempuan itu. Ambil kesempatan bagus itu, Kan Tek Lin segera putar

21 badan balas melancarkan sebuah cengkeraman mengancam pergelangan lawan. Terhadap datangnya serangan ini perempuan tersebut tidak menghindar, melihat peristiwa itu Kan Tek Lin girang sekali, kelima jarinya dengan cepat mencengkeram pergelangan lawan. Siapa sangka ketika itulah ujung telapak tangan perempuan itu bergetar, diantara sambaran ujung bajunya segulung angin pukulan yang maha dahsyat mengancam dada orang she-kan tersebut. Segulung tenaga lunak yang besar dan dahsyat bagaikan gulungan ombak ditengah samudra meluncur tiada hentinya menekan dada lelaki tersebut. "Bruukk!" Kan Tek Lin tergetar keras, tak berdaya badannya mundur selangkah kebelakang sementara dadanya jadi sesak, kepala pusing tujuh keliling dan mata ber-kunang2, rasa kaget yang dialami Kan Tek Lin saat ini susah dilukiskan dengan kata2. Lengannya segera bergetar cepat, sebatang seruling besi yang hitam pekat sepanjang dua depa segera diambil keluar, "Criit, criit, criit" beruntun tiga jurus serangan berantai telah dilepaskan, serangan itu kelihatan cepat bagaikan kilat namun dalam kenyataan merupakan jurus pertahanan yang kuat, sembari melepaskan ketiga jurus tadi iapun mundur tiga langkah kebelakang. Menanti ia sudah lolos dari mara bahaya, para jago yang berada disekeliling dindingpun menghembuskan napas lega, terdengar diantara mereka ada yang berseru keras: "Kan Jie hiap, aku lihat lebih baik tunggu saja kehadiran Pocu kita!" Tentu saja orang itu berkata demikian karena bermaksud

22 baik, tapi justru karena perkataan ini pula Kan Tek Lin membatalkan maksudnya untuk mengundurkan diri, sebab ia merasa seandainya dia mengundurkan diri maka nama besarnya akan kecundang. Ia mendengus dingin dan berseru: "Hmm! ternyata ilmu silat perempuan ini benar2 sangat lihay!" "Benar." jawab seseorang, "Bahkan Poocu sendiripun..." "Jangan bicara sembarang!" belum habis orang itu berkata, salah seorang rekannya telah menukas. Kan Tek Lim tertawa lebar, ujarnya kembali: "Karena tak kusangka ia memiliki ilmu silat selihay itu, hampir2 saja aku menderita kerugian besar agaknya ia tidak benar2 gila!" Sembari berkata selangkah demi selangkah ia berjalan mendekat, hanya saja gerakannya kali ini semakin hati2, ia berhenti kurang lebih tiga-empat depa dihadapan lawan. Badannya mendadak merendah, serulingnya laksana kilat meluncur kedepan menotok jalan darah lemas dipinggang perempuan itu. Serangan ini ganas, telengas dan cepatnya luar biasa, pada hari2 biasa serangan ini akan bersarang ditubuh lawan sebelum pihak musuh merasakan apa sebenarnya yang telah terjadi. Senjata seruling ditangan Kan Tek Lin dalam sekejap mata telah tiba ditempat sasaran sebentar lagi serangan itu pasti akan menemui sasarannya, tiba2 perempuan itu putar badan menyambar ke arah seruling besi tersebut. Sejak Kan Tek Lin berhasil merebut gelar seruling besi yang menggemparkan lima telaga, entah sudah berapa banyak jago yang roboh ditangannya namun belum pernah ia jumpai kejadian seperti ini, Buru2 serangannya dibuyarkan dan senjata seruling

23 besinya ditarik kembali kebelakang. Ia cepat, perempuan itu jauh lebih cepat, sebelum dia sempat menyelamatkan senjatanya, seruling besi itu sudah kena dicengkeram oleh perempuan tadi. Setelah berhasil mencekal senjata tersebut, kembali ia berdiri termangu. disana, kejadian ini makin membuat Kan Tek Lin malu, sudah beberapa kali ia coba menarik kembali senjatanya, tetapi tiap kali maksudnya gagal total. Kan Tek Lin tahu, bila ia tidak lepas tangan pada saat ini maka kerugian besar akan diterimanya, sebaliknya kalau ia lepas tangan berarti nama besarnya jatuh kecundang ditangan orang lain. Setelah ragu2 beberapa waktu, ia segera ambil keputusan dengan menggunakan tenaga sembilan bagian ia menarik serulingnya kuat2. Tarikan ini tetap gagal merampas senjata tersebut, namun cukup membuat perempuan itu bergoyang keras. Terdengar perempuan itu menjerit, tangan kanannya ditarik kebelakang keras2 membuat badan Kan Tek Lim tak kuasa lagi terseret kedepan. Rasa kaget yang dialami Kan Tek Lim bukan alang kepalang, berada dalam keadaan seperti ini kalau ia tidak lepas tangan maka keadaan semakin konyol, terpaksa ia lepas senjata andalannya dan mundur kebelakang, akhirnya berhenti didepan bangunan gelap. Pada saat ini asalkan ia berpaling maka sitelapak berdarah Tong Hauw serta Si Soat Ang yang bersembunyi ditempat kegelapan bakal ketahuan jejaknya. Tetapi saat ini jantungnya sedang berdetak keras, tak ada waktu baginya untuk mengurusi persoalan lain, apalagi Tong Hauw sudah tutup semua pernapasannya. Sementara itu bukan saja Kan Tek Lin bungkam, bahkan

24 Tong Hauw serta semua anggota Thian It Poo pun tertegun dibuatnya, Kan Tek Lin bukan jagoan sembarangan, siapa nyana dalam satu jurus saja senjatanya berhasil dirampas orang ini, betapa lihaynya ilmu silat yang dimiliki orang ini. Setelah berhasil merampas senjata tersebut seruling tadi dibolak balik berulang kali seakan tidak tahu benda apakah itu, kemudian dibuangnya benda tersebut kesamping. "Criing..." dengan diiringi desiran tajam seruling tersebut meluncur kedepan dan menancap didalam tembok sehingga lima coen dalamnya. Begitu melihat senjatanya dibuang, Kan Tek Lio segera meloncat kesisi tembok dan dicabut nya sekuat tenaga, kemudian tanpa memperdulikan gengsinya lagi, ia meloncat naik keatas tembok dinding. "Poocu menerima tanda bahaya, saat ini sudah meninggalkan benteng karena takut siocia menjumpai peristiwa diluar dugaan." "Siapakah perempuan ini? apakah diantara kalian tak seorangpun yang tahu?" kembali Kan Tek Lim bertanya. Orang2 itu pada membungkam, mereka saling berpandangan tanpa seorangpun yang bisa menjawab, lama sekali.. seorang yang berusia rada lanjut baru buka suara berkata: "Jian Jie-ya, perempuan ini misterius sekali, hampir boleh dikata semua anggota dalam benteng Thian It Poo mengetahui akan perempuan gila ini, tapi tak tahu asal usulnya, aku dengar aku dengar... sejak ia datang kemari. Poocu lantas mengusir semua orang yang semula tinggal dalam benteng Thian It Poo ini, peristiwa tersebut terjadi

25 setahun setelah Poocu berpesiar keselatan." Buat Kao Tek Lin yang mendengar kisah ini hanya mangut2 belaka, tanpa ada perasaan lain. Tetapi sitelapak berdarah Tong Hauw yang bersembunyi ditempat kegelapan hampir2 saja berseru tertahan setelah selesai mendengar kisah tersebut untung dia adalah seorang jago kangouw kawakan, walaupun terperanjat ia tidak sampai melampiaskan emosinya, per-lahan2 ia menghembuskan napas panjang sementara sepasang matanya dengan ber-kaca2 memperhatikan perempuan gila yang lebih mirip siluman itu. Kan Tek Lin setelah berada diatas tembok dengan wajah ter-sipu2 tertawa kering lalu berkata: "Ilmu silat yang ia miliki sangat lihay sekali, aku bukan tandingannya, tetapi kedudukan serta asal usulnya amat misterius, kemungkinan besar ia ada hubungan dengan Poocu... aku lihat- -aku.. " bicara sampai disitu ia tertawa kering dan tambahnya: "Aku lihat lebih baik kita bicarakan lagi setelah Poocu kalian pulang!" Sejak Kan Tek Lin menderita kekalahan total, para jago Thian It Poo sudah pada ketakutan setengah mati, mereka kepingin sekali mengundurkan diri dari sana. Kini mendengar ajakan orang she Kan itu, tidak menanti perkataan kedua diutarakan dalam sekejap mata sudah pada mengundurkan diri semua. Dalam pada itu suara dari Kan Tek Lin masih terdengar berkumandang datang dari balik dinding tembok. "Merepotkan kalian harus ber jaga2 disini, sekalipun ia meloncat keluar dari dinding ini, kalianpun tak usah terlalu gugup, aku lihat asalkan tak ada orang yang turun tangan

26 lebih dahulu, ia tak akan melukai orang!" "Kalau begitu Kan Jie-hiap, kau.." "Aku akan panggil pulang poocu kalian, kalau ia tinggalkan halaman ini kuntitlah terus dari belakangnya, coba kalian lihat perempuan gila itu pergi kemana saja, dengan demikian kalau Poocu pulang, dengan gampang bisa ditemukan!" Walaupun orang2 itu sangat takut namun terpaksa disetujuinya perintah tersebut, suasana jadi tenang kembali kecuali suara2 menggerutu dari beberapa orang. Menanti suasana jadi tenang kembali Tong Hauw baru alihkan sinar matanya kembali kearah perempuan itu. Ia berusaha untuk menemukan tanda2 persamaan dari orang yang dibayangkan dalam benaknya saat ini, namun ia jelas mengerti hal ini tak mungkin terjadi, sebab orang yang dibayangkan adalah seorang perempuan cantik sedang perempuan yang berada dihadapannya jelek sekali. Sekalipun begitu Tong Houw masih ragu2.... Akhirnya ia lepaskan cekalannya pada Si Soat Ang dan per lahan2 maju kedepan, selangkah demi selangkah tanpa mengeluarkan sedikit suara pun mendekati perempuan itu, pendengaran perempuan itu benar2 tajam mendadak ia berpaling. Tong Hauw tetap membungkam, ia maju terus kedepan, semakin mendekati raut wajah perempuan tersebut yang jelek seperti tengkorak, perasaan aneh semakin menebal, bahkan seluruh tubuhnya mulai gemetar keras menahan emosi. Akhirnya dia berhenti dihadapan perempuan itu sementara perempuan itupun melototi dirinya tak berkedip, sepasang biji matanya tak bersinar, sayu dan mendatangkan rasa ngeri bagi setiap orang. Tong

27 Hauw berhenti, mengatur napas dan menghembuskan napas panjang, lalu tegurnya lambatlambat: "Kau.. kau adalah Ciang Oh?" Suara itu rendah dan lirih, sebab ia takut suaranya kedengaran para jago Thian It Poo yang ada diluar tembok dinding. Walaupun suara itu lirih, namun perempuan tersebut memberi reaksi, tiba2 ia putar badan, dalam sekejap mata raut wajahnya yang kurus seperti tengkorak menampilkan suatu perasaan yang susah dilukiskan dengan kata2. Diikuti terdengar ia menjerit lengking, suara nya tinggi keras dan memekikkan telinga... Jeritan ini membuat Tong Hauw terperanjat buru2 ia mundur dua langkah kebelakang sementara suaranya diluar dinding tembok jadi amat gaduh. Setelah menjerit perempuan itu tertawa aneh. Sambil tertawa bibirnya bergetar mengucapkan puluhan patah kata, namun disebabkan gelak tertawanya amat memekikkan telinga maka apa yang diucapkan sepatah katapun tak bisa ditangkap jelas. Buru2 Tong Hauw bergerak mundur kembali kedalam bangunan kecil tersebut, pikirannya terasa makin kacau. Apa sebabnya perempuan itu menjerit lengking kemudian tertawa aneh setelah mendapat pertanyaan itu, mungkinkah dia adalah Cang Ooh? mungkinkah dia adalah Ciang Ooh yang dianggap sudah mati sejak dua puluh tahun berselang?

28 Tidak mungkin! hal ini tidak mungkin terjadi, Ciang Ooh adalah wanita tercantik didaerah Biauw, waktu pertama kali ia berjumpa dengan gadis tersebut tepat merupakan malam bulan purnama, gadis itu bagaikan bidadari yang turun dari kahyangan, kecantikan wajahnya amat mempersonakan karena itulah ia memberi nama Ciang Ooh kepadanya. Sedang perempuan yang berada dihadapannya? Jelek. menakutkan, bahkan lebih seram dari siluman, mana mungkin dia adalah Ciang Ooh? Lagi pula Ciang Ooh hanya seorang gadis suku Biauw biasa. ia tidak memiliki ilmu silat, sedangkan perempuan gila yang ada dihadapannya memiliki ilmu silat yang sangat lihay, tentu saja dia bukan Ciang Ooh yang di-idam2kan dan dirindukan selama ini. Kalau benar dia bukan Ciang Ooh, mengapa perempuan ini menunjukkan sikap terperanjat sewaktu mendengar nama tersebut? dan mengapa pula ia selalu memanggil namanya? Timbul suatu perasaan dalam benak Tong Hauw, ia merasa sekalipun perempuan itu bukan Ciang Ooh tentu punya hubungan yang sangat erat dengan gadis biauw tersebut atau mungkin...dari nada ucapannya bisa ditarik kesimpulan tempo dulu Ciang Ooh telah sangat menderita..ia mati karena tersiksa. Teringat sampai disitu Tong Hauw gertak gigi kerat2, seluruh tubuhnya gemetar hebat. Seperminum teh lamanya perempuan itu menjerit, kemudian suasana hening kembali kecuali bibirnya masih

29 bergerak seperti lagi mengucapkan sesuatu namun tak kedengaran sedikitpun Melihat suasana tenang kembali, Tong Hauw ingin sekali berjalan keluar lagi, se-konyong2.. suara bentakan keras berkumandang dari tempat kejauhan makin lama semakin mendekat dan cepatnya luar biasa. Bentakan itu mula2 ditempat jauh tapi dalam sekejap mata sudah berada didepan mata bahkan laksana be-ribu2 ekor kuda berlari berbareng seluruh kalangan tergetar keras. Tong Hauw berdiri tertegun, ia tertegun bukan karena kaget oleh bentakan tersebut melainkan ia dapat mendengar suara itu dipancarkan oleh Si Liong. Poocu dari benteng Thian It Poo yang didendam dan dibencinya selama dua puluh tahun. Sementara ia masih berdiri tertegun, Kan Tek Lim yang ada diluar tembok sedang berkata: "Toako, kau telah kembali? apakah keponakan Soat An tidak menemui kejadian apa2?" "Hemm!" Si Liong mendengus dingin "Budak itu belum kutemukan, namun aku telah menjumpai suatu peristiwa diluar dugaan." Tong Hauw terkesiap sehabis mendengar ucapan itu, ia tahu yang dimaksud "peristiwa diluar dugaan" oleh Si Liong tentu menunjukkan dirinya. Segera pikirnya didalam hati: "Walaupun aku punya Si Soat Ang sebagai sandera, namun tidak mempunyai keyakinan untuk menang, paling sedikit aku harus cari kesempatan untuk mengundurkan diri dari sini..." Karena itu ia segera masuk kembali kedalam kamar gelap itu dan mencengkeram Si Soat Ang kencang2. Terdengar Si Liong yang ada diluar tembok bertanya kembali:

30 "Apakah ia melarikan diri dari kurungan?". "Benar." seseorang menjawab, "Kan Jie-ya pergi menghadapinya... namun... namun menderita kerugian. Kan Tek Lin menghela napas panjang. "Aaaai...Toako. walaupun benteng Thian It Poo terletak jauh diluar perbatasan, namun nama besarnya benar2 bukan nama kosong belaka didalam sejurus perempuan gila itu berhasil merebut senjata seruling besiku!". "Jie-te jangan menggoda. bahkan aku sendiri... aku sendiripun..." Si Liong cuma bicara sampai setengah jalan untuk kemudian menghela napas beberapa kali dan membungkam. "Toako, siapakah perempuan itu?" "Kalau dibicarakan amat panjang sekali, persoalan ini tentu akan kuberitahukan kepadamu, ia bisa melarikan diri dari kurungan berarti jeriji besi setebal satu coen yang mengurung dirinya berhasil dipatahkan atau dengan perkataan lain ilmu silatnya memperoleh kemajuan pesat, belum tentu aku bisa menangkap dia. Jie-te, mari bantu diriku!" "Baik!" Dua sosok bayangan manusia laksana kilat meloncat melewati tembok dan melayang turun keatas permukaan. Tong Hauw yang bersembunyi ditempat kegelapan dapat melihat jelas sekali, orang pertama bukan lain adalah si seruling Besi yang menggetarkan lima telaga Kan Tek Lin, sedang orang kedua punya perawakan tinggi besar, bercambang warna emas serta wajah yang keren terutama sekali sepasang matanya memancarkan cahaya. Sudah dua puluh tahun lamanya Tong Hauw tidak berjumpa dengan orang ini, dia bukan lain adalah Si Liong. Tong Hauw harus

31 mengerahkan segenap kemampuannya untuk menahan diri, lambat2 ia tarik napas dan mengerem langkah kakinya yang hendak melangkah keluar sementara itu Si Liong telah melayang turun kedalam halaman, ia menghela napas dan ulapkan tangannya memberi tanda kepada Kan Tek Lin agar jangan terlalu mendekati perempuan itu, sedang ia sendiri berhenti kurang lebih lima enam depa dihadapan perempuan tersebut. Setelah itu kembali ia menghela napas panjang dengan suara yang serius dan keren tegurnya: "Kau... kembali kau melarikan diri, Aaai buat apa kau menyusahkan diriku terus menerus?" Perempuan itu tetap berdiri tak berkutik ditempat semula. "Mari. ikut aku pulang kekamarmu!" seru Si Liong kembali sambil angsurkan tangannya ke-depan. Gerakannya lambat sekali, siapapun dapat melihat kalau ia bertindak sangat hati2 dan tak berani gegabah. Namun perempuan itu tetap berdiri tak berkutik. Makin lama tangan si Liong semakin mendekati pergelangannya, ketika itulah gerakan orang itu semakin cepat, laksana kilat kelima jarinya mencengkeram pergelangan perempuan itu. Gerakan ini betul2 cepat laksana kilat, tahu2 kelima jari tangannya berhasil mencengkeram urat nadi perempuan itu erat2, wajahnya terlintas rasa girang bukan main. "Kita..." serunya.

32 Mendadak situasi berubah diluar dugaan. Laksana kilat perempuan itu putar badan memandang sekejap kearah Si Liong, diikuti telapak tangannya diayun menggaplok pipi lelaki tua itu. Buru2 Si Liong berkelit, namun gerakannya terlambat selangkah. "Plaaak!" dengan telak serangan itu bersarang diatas pipi Si Liong membuat lelaki tua ini mundur tiga langkah kebelakang. cengkeramannyapun jadi mengendor. Menanti ia dapat berdiri tegak, terdengar Kan Tek Lin berseru tertahan: "Toako, pipimu.." Si Liong meraba pipinya, bukan saja terasa panas, linu dan sakit bahkan bekas gaplokan lima jarinya dapat teraba nyata. Air muka Si Liong kontan berubah hebat, ia tarik napas panjang2 kemudian ambil keluar suatu senjata tajam yang aneh sekali bentuknya. Senjata itu berupa cakar naga yang panjangnya tiga depa dan terbuat dari baja murni, lima sisik cakar memancarkan cahaya ke-emas2an yang berkilauan. Setelah senjata ini dikeluarkan maka Kan Tek Lin makin tegang, senjata serulingnya disiapkan mengarah jalan darah penting di depan dada perempuan itu. Kali ini ia tak berani bertindak gegabah. Tong Hauw yang mengintip kejadian itu dari tempat persembunyiannya jadi terkesiap, keringat dingin serasa mengucur keluar dengan derasnya. Waktu itu Si Liong telah mempersiapkan senjatanya, selangkah demi selangkah ia mendesak kedepan, wajahnya penuh diliputi ketegangan.. ia mendesak kedepan dari sebelah kiri perempuan itu, sementara Kan Tek Lin dengan senjata terhunus dan mengarah kebawah selangkah demi selangkah maju kedepan. Akhirnya Si Liong tiba di hadapan perempuan itu, ia

33 merandek sejenak dan menegur dengan suara berat: "Kau jangan mengaco belo lagi, ayoh cepat ikut aku pulang!". Tenaga lweekangnya amat sempurna. bentakan ini bagaikan guntur membelah bumi disiang hari bolong. Seluruh tubuh perempuan itu tergetar keras, mendadak ia jerit melengking dan tertawa ter-kekeh2. "Apa yang kau tertawakan"!" bentak Si Liong teramat gusar. Sembari menegur, senjata cakar naganya dengan disertai sekilas cahaya tajam dari atas kearah bawah menghantam batok kepala perempuan itu, gerakannya cepat laksana sambaran kilat. Tong Hauw yang melihat kejadian itu dari tempat persembunyian jadi tercelos hatinya, sebab dari jarak sejauh tiga-empat tombak ia masih kedengaran desiran tajam dari serangan itu. "Kau ingin membinasakan diriku?" mendadak perempuan itu berteriak aneh. Bersamaan teriakan itu badannya merendah ke bawah, gerakan ini aneh dan tidak masuk dalam akal. Sebab serangan Si Liong mengancam batok kepalanya, sekalipun ia telah merendah kebawah paling banter hanya memperlambat beberapa saat serangan tersebut, untuk menghindar boleh dikata percuma. Melihat hal tersebut diatas, Si Liong memperbesar tenaga serangannya, senjata cakar naganya bergetar semakin cepat. Terdengar perempuan itu menjerit aneh, mendadak

34 badannya makin merendah kebawa untuk kemudian melejit keatas. Serangan Si Liong yang menggunakan tenaga amat besar ini tak sempat ditarik kembali lagi, begitu sasarannya lenyap senjata cakar naganya tidak ampun menghantam permukaan tanah keras. Bunga2 salju beterbangan memenuhi angkasa diiringi suara bentrokan keras permukaan salju yang tebal beberapa coen itu hancur ber-keping2. Perempuan itu setelah melejit ketengah udara sebenarnya ia punya peluang baik untuk merebut kemenangan namun perempuan gila itu tidak berbuat demikian ia melayang turun ke atas permukaan dan berdiri mematung. Si Liong segera mundur kebelakang, wajahnya berubah hijau membesi dengan ter-sipu2 ia tertawa apa boleh buat. "ilmu... ilmu silatmu benar2 tambah lihay." serunya. Perempuan itu gelak tertawa. suaranya tinggi melengking. Karena gagal menggunakan kekerasan, kali ini Si Liong menggunakan kelunakan, dengan suara halus ujarnya: "Kau... Aaaai.. padahal kalau tidak gila, akupun tidak akan mengurung dirimu dalam pagoda tersebut seorang diri!" Perempuan tadi tetap membungkam se-olah2 terhadap apa yang diucapkan Si Liong sama sekali tidak mendengar.

35 Lambat2 Si Liong berjalan makin mendekati lagi. "Toako, hati2..." melihat tindakan tersebut Kan Tek Lim segera berseru. Dengan cepat Si Liong goyangkan tangannya mencegah ia bersuara lebih jauh. ia berjalan sampai kesisi perempuan tadi kemudian dengan suara halus sapanya: "Ciang Ooh..." Tentu saja setelah menyebut namanya, ia masih mengucapkan perkataan lain, hanya si telapak berdarah Tong Hauw yang bersembunyi ditempat kegelapan tak mendengar sedikitpun apa yang diucapkan. Ketika Tong Hauw mendengar kata2 "Ciang Ooh" tersebut benaknya seperti digodam dengan martil berat, dalam sekejap pandangan jadi gelap dan telinga serasa mendengung keras. Tentu saja kejadian ini hanya berlangsung sedetik, diikuti jeritan perempuan itu menyadarkan dirinya, ia mulai dapat menguasai diri dan melihat kejadian didepan matanya semakin nyata. Tampak olehnya Si Liong sedang mundur ke belakang dalam keadaan mengenaskan, sementara sepasang mata perempuan itu melototi dirinya tak berkedip. Sepasang biji mata perempuan itu yang benar bukan mata manusia hidup, biji matanya hampir boleh dikata berwarna abu2 semua itu kelihatan amat mengerikan sekali. "Ciang Ooh? benarkah perempuan seram ini adalah Ciang Ooh? tidak mungkin!" Tapi bukankah dengan jelas sekali Si Liong memanggil perempuan itu sebagai Ciang Ooh? Ciang Ooh, adalah nama yang diberikan olehnya kepada seorang gadis suku Biauw pada dua puluh lima tahun berselang, sebetulnya gadis itu punya sebuah nama yang jelek dan susah dibaca, beberapa kali Tong Hauw tidak bisa

Diceritakan kembali oleh: Rachma www.dongengperi.co.nr 2008 Cerita Rakyat Sumatera Utara Di tepi sebuah hutan kecil yang hijau, sebuah danau yang berair jernih berkilau disapa mentari pagi. Permukaannya

Lebih terperinci

Yang Mencinta dalam Diam

Yang Mencinta dalam Diam Yang Mencinta dalam Diam Aku melihat sebuah abstrak dengan gambar batu-batu cantik menyerupai sebuah rumah, lengkap dengan air-air jernih dibatu-batu tersebut, mereka mengalir dan bergerak sebebas-bebasnya,

Lebih terperinci

Angin senja terasa kencang berembus di antara

Angin senja terasa kencang berembus di antara Bab I Angin senja terasa kencang berembus di antara gedung-gedung yang tinggi menjulang. Di salah satu puncak gedung tertinggi, terlihat sebuah helikopter berputar di tempat, berusaha untuk mempertahankan

Lebih terperinci

Pantang Menyerah. Nasution 1. Zahra Kalilla Nasution Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 13 September 2011

Pantang Menyerah. Nasution 1. Zahra Kalilla Nasution Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 13 September 2011 Nasution 1 Zahra Kalilla Nasution Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 13 September 2011 Pantang Menyerah Saya berjalan di tengah kota, cuaca begitu indah. Dagangan di kota tampaknya telah terjual semua.

Lebih terperinci

Pertama Kali Aku Mengenalnya

Pertama Kali Aku Mengenalnya 1 Pertama Kali Aku Mengenalnya Aku berhasil menjadi kekasihnya. Laki-laki yang selama 4 tahun sudah aku kagumi dan cintai. Aku pertama kali bertemu dengannya ketika aku duduk di bangku SMP. Saat itu hidupku

Lebih terperinci

Kilat masih terus menyambar dan menyilaukan mata. Cahaya terangnya masuk melalui celah-celah jendela dan ventilasi udara. Suara petir terus menderu

Kilat masih terus menyambar dan menyilaukan mata. Cahaya terangnya masuk melalui celah-celah jendela dan ventilasi udara. Suara petir terus menderu Kisah Satu (Oktra) Mendamba Angin Malam Hidup adalah tentang berkorban, atau bahkan mengorbankan orang lain untuk hidup kita. Hidup memberikan makna-makna tersirat yang harus kita artikan sendiri sebagai

Lebih terperinci

Cinta, bukan satu hal yang patut untuk diperjuangkan. Tapi perjuangan untuk mendapatkan cinta, itulah makna kehidupan. Ya, lalu mengapa...

Cinta, bukan satu hal yang patut untuk diperjuangkan. Tapi perjuangan untuk mendapatkan cinta, itulah makna kehidupan. Ya, lalu mengapa... 6 Cinta, bukan satu hal yang patut untuk diperjuangkan. Tapi perjuangan untuk mendapatkan cinta, itulah makna kehidupan. Ya, lalu mengapa... OooOooOooO "Hye..." "Hhmmm..." "Aku mencintaimu..." "Nado. Aku

Lebih terperinci

yang berbentuk datar bagian atasnya dengan sebuah ukiran kepala singa. Mereka yang berada di ruangan sudah berdiri di atas shinéga sejak dari tadi.

yang berbentuk datar bagian atasnya dengan sebuah ukiran kepala singa. Mereka yang berada di ruangan sudah berdiri di atas shinéga sejak dari tadi. Prolog Orion mempercepat langkah kakinya, baju perang yang dikenakannya membuat langkah kakinya menjadi berat, suaranya menggema di lorong gua, bergema dengan cepat seiring dengan langkah kaki yang dia

Lebih terperinci

Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan.

Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan. 1st Spring Hujan lagi. Padahal ini hari Minggu dan tak ada yang berharap kalau hari ini akan hujan. Memang tidak besar, tapi cukup untuk membuat seluruh pakaianku basah. Aku baru saja keluar dari supermarket

Lebih terperinci

Mata Tomi terbelalak, ketika menyadari dia berada

Mata Tomi terbelalak, ketika menyadari dia berada Petualangan Tomi di Negeri Glourius Oleh: Desi Ratih Mata Tomi terbelalak, ketika menyadari dia berada di tempat yang begitu asing baginya. Suasana gelap dan udara yang cukup dingin menyelimuti tempat

Lebih terperinci

Perlu waktu bagi anak anak itu untuk menjadi bagian dari kegelapan sebelum pohon pohon terlihat lebih jelas. Sebelum semak semak tinggi terlihat

Perlu waktu bagi anak anak itu untuk menjadi bagian dari kegelapan sebelum pohon pohon terlihat lebih jelas. Sebelum semak semak tinggi terlihat Perlu waktu bagi anak anak itu untuk menjadi bagian dari kegelapan sebelum pohon pohon terlihat lebih jelas. Sebelum semak semak tinggi terlihat lebih jelas. Sebelum batang pohon terlihat seperti batang

Lebih terperinci

Dan ia baru menyadari betapa salahnya dirinya. Disana, muncul dari sebelah kirinya, ia merasakan gerakan udara yang cepat. Angin yang berhembus

Dan ia baru menyadari betapa salahnya dirinya. Disana, muncul dari sebelah kirinya, ia merasakan gerakan udara yang cepat. Angin yang berhembus SATU Kalau manusia didesain untuk memiliki lebih dari dua kaki oleh sang Pencipta, ia akan sangat bersyukur saat ini. Ia adalah seorang pria; kegelapan malam menutupi wujudnya. Kegelapan itu merupakan

Lebih terperinci

AKU AKAN MATI HARI INI

AKU AKAN MATI HARI INI AKU AKAN MATI HARI INI Cerpen Ardy Kresna Crenata AKU BELUM TAHU DENGAN CARA APA AKU AKAN MATI. Apakah mengiris nadi dengan pisau akan menyenangkan? Atau memukul-mukul tengkorak dengan batu akan jauh lebih

Lebih terperinci

Lima Belas Tahun Tidak Lama

Lima Belas Tahun Tidak Lama Dari Kumpulan Cerpen "Keberanian Manusia" Lima Belas Tahun Tidak Lama Kota kami telah hampir berusia setengah abad, dan hampir saja hanyut karena kecelakaan gunung berapi. Beberapa tahun belakangan ini

Lebih terperinci

Air mataku berlinang-linang sewaktu dokter mengatakan

Air mataku berlinang-linang sewaktu dokter mengatakan Bagian I 1 2 Air mataku berlinang-linang sewaktu dokter mengatakan keputusasaannya untuk mengobatiku. Aku ingat benar bagaimana harapanku dulu untuk sembuh di dalam rawatannya seperti pasien-pasien yang

Lebih terperinci

Raja Langit, Raja Bumi, dan Putri Bulan Kisah dari Sulawesi Selatan

Raja Langit, Raja Bumi, dan Putri Bulan Kisah dari Sulawesi Selatan Raja Langit, Raja Bumi, dan Putri Bulan Kisah dari Sulawesi Selatan Kisah ini mengajarkan dua hal: Pertama, bahwa setiap peperangan yang dikobarkan oleh rasa iri dan benci hanya akan menghancurkan semua

Lebih terperinci

yang paling tidak pernah luput dari kematian adalah cairan ini. Wanita itu meringis ngilu. Semua yang menimpanya kini sudah jelas bagian dari

yang paling tidak pernah luput dari kematian adalah cairan ini. Wanita itu meringis ngilu. Semua yang menimpanya kini sudah jelas bagian dari PROLOG Queenstown Singapore, 1970 Apartemen setinggi ratusan kaki itu mustahil akan membuatnya mudah turun dan keluar. Dia ada di lantai paling atas. Bersama tiga nyawa yang telah hilang dengan beragam

Lebih terperinci

Sebuah kata teman dan sahabat. Kata yang terasa sulit untuk memasuki kehidupanku. Kata yang mungkin suatu saat bisa saja meninggalkan bekas yang

Sebuah kata teman dan sahabat. Kata yang terasa sulit untuk memasuki kehidupanku. Kata yang mungkin suatu saat bisa saja meninggalkan bekas yang Prolog Seorang teman atau bahkan lebih dari sekedar teman, ya tepatnya adalah sahabat? Apa yang kalian tau tentang teman ataupun sahabat? Dua kata yang hampir serupa, namum mempunyai arti begitu berbeda

Lebih terperinci

Sayang berhenti menangis, masuk ke rumah. Tapi...tapi kenapa mama pergi, Pa? Masuk Sayang suatu saat nanti pasti kamu akan tahu kenapa mama harus

Sayang berhenti menangis, masuk ke rumah. Tapi...tapi kenapa mama pergi, Pa? Masuk Sayang suatu saat nanti pasti kamu akan tahu kenapa mama harus SATU Love is that condition in which the happiness of another person is essential to your own - ROBERT A. HEINLEIN Kenapa Mama harus pergi? tanya seorang anak berusia sekitar delapan tahun. Mama harus

Lebih terperinci

PENJAGAL ANGIN. Tri Setyorini

PENJAGAL ANGIN. Tri Setyorini PENJAGAL ANGIN Tri Setyorini Awal yang ku lihat adalah abu putih yang berterbangan. Pikirku itu adalah salju yang menyejukkan. Namun ternyata bukan karena abu ini justru terasa panas dan membakar telapak

Lebih terperinci

wanita dengan seribu pesona yang ada disebelahku. Terkadang Rini berteriak dan memeluk erat lenganku. Lucu rasanya jika memikirkan setiap kali ia

wanita dengan seribu pesona yang ada disebelahku. Terkadang Rini berteriak dan memeluk erat lenganku. Lucu rasanya jika memikirkan setiap kali ia PERSPEKTIF TERBALIK Namaku Aji. Aku hanyalah seorang remaja biasa dengan penampilan yang tak kalah biasa. Kehidupan sosial ku pun bisa dibilang biasa-biasa saja. Bahkan aku belum menuai apapun di kehidupanku.

Lebih terperinci

"Jika saya begitu takut maka biarlah saya mati malam ini". Saya takut, tetapi saya tertantang. Bagaimanapun juga toh akhirnya kita harus mati.

Jika saya begitu takut maka biarlah saya mati malam ini. Saya takut, tetapi saya tertantang. Bagaimanapun juga toh akhirnya kita harus mati. Malam di Perkuburan Diposkan pada 03 Januari 2016 Sebelumnya saya tidak pernah tinggal di tanah perkuburan. Dan tak ingin tinggal di sana. Namun suatu saat saya mengajak seorang pa-kow. Ketika saya sampai

Lebih terperinci

DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com MEMBILAS PILU Oleh: Dipa Tri Wistapa Copyright 2014 by Dipa Tri Wistapa Penerbit Dipa Tri Wistapa Website dipoptikitiw@gmail.com

Lebih terperinci

1 Curahan Hati Sebatang Pohon Jati

1 Curahan Hati Sebatang Pohon Jati 1 Curahan Hati Sebatang Pohon Jati Oleh: Alberta Angela (@black_printzesa) Hai, namaku Jati. Mungkin kalian semua sudah sering mendengar namaku. Tapi mungkin kalian belum terlalu mengenal aku dan kehidupanku.

Lebih terperinci

Pemuda itupun tidak menyangka kalau wanita berbaju hitam ini memiliki perangai yang begitu berangasan dan kasar.

Pemuda itupun tidak menyangka kalau wanita berbaju hitam ini memiliki perangai yang begitu berangasan dan kasar. tags: journal Bab 3. Embun pagi di pegunungan tebal bagai asap. Darimana kalian bisa tahu kalau aku berada di Hangciu? tegur perempuan itu lagi. Hamba sekalian hanya menduga. Belum habis perkataan itu,

Lebih terperinci

Xen.. aku tutup mata kamu sebentar ya oke? ujar Ican dengan hati-hati menutupi maksudnya. Kalau aku tidak mau bagaimana? jawab Xena santai.

Xen.. aku tutup mata kamu sebentar ya oke? ujar Ican dengan hati-hati menutupi maksudnya. Kalau aku tidak mau bagaimana? jawab Xena santai. KOPI - Sudah ya capek aku lari-larian terus.. niat sekali ya ngelitikin aku?? ujar Xena ketika Ican mengejarnya di sebuah Taman Tiara yang biasa mereka datangi di waktu senggang. Xena dan Ican sudah dua

Lebih terperinci

TEMAN KESUNYIAN BUKU PUISI BAGUS EKO SAPUTRO

TEMAN KESUNYIAN BUKU PUISI BAGUS EKO SAPUTRO TEMAN KESUNYIAN BUKU PUISI BAGUS EKO SAPUTRO TEMAN KESUNYIAN Bagus Eko Saputro Copyright 2016 by Bagus Eko Saputro Desain Sampul: Agung Widodo Diterbitkan Secara Mandiri melalui: www.nulisbuku.com 2 Daftar

Lebih terperinci

Semalam Aldi kurang tidur. Hujan deras ditambah. Rahasia Gudang Tua

Semalam Aldi kurang tidur. Hujan deras ditambah. Rahasia Gudang Tua Rahasia Gudang Tua Semalam Aldi kurang tidur. Hujan deras ditambah suara petir yang silih berganti membuatnya susah memejamkan mata. Hiasan gantung di luar jendela kamarnya selalu bergerak ditiup angin

Lebih terperinci

PERANG BERUJUNG MAKAN BUAH SIMALAKAMA

PERANG BERUJUNG MAKAN BUAH SIMALAKAMA Nama: ika Putri k Nim: 09.11.2577 Kelas: S1 TI 01 PERANG BERUJUNG MAKAN BUAH SIMALAKAMA Pada suatu hari terjadi perang antara rakyat Indonesia dengan Malaysia dikarenakan Malaysia sering kali merebut wilayah

Lebih terperinci

SATU ada yang tertinggal

SATU ada yang tertinggal SATU ada yang tertinggal Laki-laki itu diam mematung di depan kemudi Baleno hitamnya. Sudah setengah jam dia hanya diam di pelataran parkir Maxi salon. Setiap kali pintu salon terbuka, matanya langsung

Lebih terperinci

Hidup ini singkat bagiku! Kebahagian saat ini hanyalah sementara, tak mudah bagiku untuk menjalani hidup normal layaknya sebagai manusia biasa.

Hidup ini singkat bagiku! Kebahagian saat ini hanyalah sementara, tak mudah bagiku untuk menjalani hidup normal layaknya sebagai manusia biasa. Hidup ini singkat bagiku! Kebahagian saat ini hanyalah sementara, tak mudah bagiku untuk menjalani hidup normal layaknya sebagai manusia biasa. Jadi aku hidup tidak normal? Ya itu menurutku! Kehidupan

Lebih terperinci

SAMPLE. Prologue. Beberapa tahun lalu... image diriku yang ingin kutanamkan dalam benakku. Aku

SAMPLE. Prologue. Beberapa tahun lalu... image diriku yang ingin kutanamkan dalam benakku. Aku Prologue Langit yang berawan di siang hari ini seolah menarikku kembali ke masa itu. Masa dimana rasa ini belum ada. Rasa yang mengakibatkan semuanya menjadi abu-abu. Baik aku... Loki... dan juga Fyari...

Lebih terperinci

Sepasang Sayap Malaikat

Sepasang Sayap Malaikat Sepasang Sayap Malaikat Mereka sepasang sayap terbang ke awan-awan ingatan pemiliknya memilih menapak tanah, menikah dengan gadis pujaan. Setahun lalu, ia bertemu seorang gadis di sebuah kebun penuh air

Lebih terperinci

Cermin. Luklukul Maknun

Cermin. Luklukul Maknun Cermin Luklukul Maknun Orang-orang terkekeh-kekeh setelah melihat dirinya di cermin. Mereka tersenyum, memerhatikan dirinya, lalu tersenyum lagi. Setelah itu, mereka mencatat sesuatu di buku. Mereka memerhatikan

Lebih terperinci

LUCKY_PP UNTUKMU. Yang Bukan Siapa-Siapa. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

LUCKY_PP UNTUKMU. Yang Bukan Siapa-Siapa. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com LUCKY_PP UNTUKMU Yang Bukan Siapa-Siapa Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com UNTUKMU Yang Bukan Siapa-Siapa Oleh: Lucky_pp Copyright 2014 by Lucky_pp Desain Sampul: Ii dan friend Diterbitkan

Lebih terperinci

Kura-kura dan Sepasang Itik

Kura-kura dan Sepasang Itik Kura-kura dan Sepasang Itik Seekor kura-kura, yang kamu tahu selalu membawa rumahnya di belakang punggungnya, dikatakan tidak pernah dapat meninggalkan rumahnya, biar bagaimana keras kura-kura itu berusaha.

Lebih terperinci

Tidak, sayang. Nanti kau sakit, tegas Maya sambil mengusap rambut Amanda yang panjang terurai.

Tidak, sayang. Nanti kau sakit, tegas Maya sambil mengusap rambut Amanda yang panjang terurai. 1 Tidak. Kau tidak boleh keluar rumah. Di luar masih hujan, sayang, kata Maya kepada anak tunggalnya, Amanda. Tapi, mama. Amanda juga ingin bermain hujan seperti teman-teman Amanda itu, rayu Amanda dengan

Lebih terperinci

Eliora. orang yang sedang menjalaninya. 1 Artinya, seberat-berat kami melihat sesuatu terjadi, lebih menyakitkan lagi bagi

Eliora. orang yang sedang menjalaninya. 1 Artinya, seberat-berat kami melihat sesuatu terjadi, lebih menyakitkan lagi bagi 1 Nadia Eliora Yuda Putri Bahasa Indonesia 7 13 September 2012 Pelarian Jauh Di Hutan Duarr! Bunyi ledakan bom tentara-tentara Jepang. Setelah ledakan pertama itu, orang-orang di desaku menjadi kalang

Lebih terperinci

Oleh: Yasser A. Amiruddin

Oleh: Yasser A. Amiruddin LAKADAUNG Oleh: Yasser A. Amiruddin Dari balik kaca mobil yang melintas Ku melihat hamparan padi yang menguning Memandang kenangan lepas Mengingat kampung halaman yang lama ditinggal, Lakadaung Lakadaung

Lebih terperinci

- Sebuah Permulaan - - Salam Perpisahan -

- Sebuah Permulaan - - Salam Perpisahan - - Sebuah Permulaan - - Salam Perpisahan - Aku bertemu denganmu lengkap dengan salam perkenalan. Senyummu membaur dengan karamel panas yang kau suguhkan. Katamu cuaca cukup dingin jika hanya duduk diam

Lebih terperinci

SATU. Plak Srek.. Srek

SATU. Plak Srek.. Srek SATU Plak Srek.. Srek Kertas coklat bertuliskan WANTED itu terlepas dari dinding tempat ia tertempel tadi. Tejatuh ke lantai yang juga terbuat dari kayu. Sehingga gambarnya orang bertopi besar mirip pembungkus

Lebih terperinci

ONIMUSHA Written by REZA FAHLEVI ( )

ONIMUSHA Written by REZA FAHLEVI ( ) ONIMUSHA Written by REZA FAHLEVI ( 09.12.3843 ) Copyright 2011 Reza Fahlevi All Right Reserved SINOPSIS adalah seorang anak laki-laki dari pasangan Yusaku Matsuda dan dari desa kecil bernama Chikuya di

Lebih terperinci

Bagian 1 : Tak Kan Kubiarkan Kau Merebutnya Dariku!

Bagian 1 : Tak Kan Kubiarkan Kau Merebutnya Dariku! Bagian 1 : Tak Kan Kubiarkan Kau Merebutnya Dariku! Mesin mobil sudah mati beberapa menit yang lalu, tapi Zhara masih duduk diam dibelakang kemudi. Sibuk menenangkan debar jantungnya, berusaha untuk bisa

Lebih terperinci

Ayo, minum, katanya seolah mengajaknya ikut minum bersamanya.

Ayo, minum, katanya seolah mengajaknya ikut minum bersamanya. Keledai Cerpen Dedy Tri Riyadi (Koran Tempo, 6 April 2014) LELAKI tua itu memandang ke arah jalan yang ramai di luar jendela. Di jalanan, entah karena apa, banyak sekali orang seperti sedang menunggu sesuatu

Lebih terperinci

CINTA 2 HATI. Haii...! Tiara terkejut, dan menatap pada pria itu. Pada saat itu, ternyata pria itu juga menatap kearah Tiara. Mereka saling menatap.

CINTA 2 HATI. Haii...! Tiara terkejut, dan menatap pada pria itu. Pada saat itu, ternyata pria itu juga menatap kearah Tiara. Mereka saling menatap. CINTA 2 HATI Udara sore berhembus semilir lembut,terasa sejuk membelai kulit.kira kira menunjukan pukul 16.45 WIB. Seorang gadis yang manis dan lugu sedang berjalan didepan rumahnya itu. Tiba tiba seorang

Lebih terperinci

Rumah Sakit Jiwa. S uster Kometa memandang pilu ke arah luar

Rumah Sakit Jiwa. S uster Kometa memandang pilu ke arah luar Rumah Sakit Jiwa S uster Kometa memandang pilu ke arah luar gerbang Rumah Sakit Jiwa tempatnya bekerja tersebut. Suasana gelap, yang disebabkan hujan sejak empat jam lalu yang belum berhenti juga. Perutnya

Lebih terperinci

membentak-bentak mereka apabila mereka tidak melakukan hal-hal yang Riani inginkan. Semua pelampiasan amarahnya kepada semua orang selalu dia tujukan

membentak-bentak mereka apabila mereka tidak melakukan hal-hal yang Riani inginkan. Semua pelampiasan amarahnya kepada semua orang selalu dia tujukan PROLOG Semua orang berhak menentukan mimpi mereka. Begitu pula dengan Riani. Setiap malam Riani selalu bermimpi memiliki kehidupan yang begitu indah dan nyaman. Kehidupan yang sangat berbeda dengan kehidupannya

Lebih terperinci

Mata ini sulit terpejam dan pendar-pendar rasa sakit di hati tidak dapat hilang menusuk dan menancap keras.

Mata ini sulit terpejam dan pendar-pendar rasa sakit di hati tidak dapat hilang menusuk dan menancap keras. Sahabat Lama 19:52, Sebuah kafe di Jakarta Selatan, Mata ini sulit terpejam dan pendar-pendar rasa sakit di hati tidak dapat hilang menusuk dan menancap keras. Mencintai orang lain? tanyaku lemah. Farel

Lebih terperinci

SYAIR KERINDUAN. Genre: Puisi-puisi cinta, sahabat, keluarga semuanya tentang CINTA dan CITA-CITA.

SYAIR KERINDUAN. Genre: Puisi-puisi cinta, sahabat, keluarga semuanya tentang CINTA dan CITA-CITA. Judul buku: SYAIR KERINDUAN Penulis: Gunawan Tambunsaribu Jlh. Hal: : 251 halaman Genre: Puisi-puisi cinta, sahabat, keluarga semuanya tentang CINTA dan CITA-CITA. Ada rasa SUKA. KEBENCIAN, SEDIH, BAHAGIA,

Lebih terperinci

Kisah Ashabul Kahfi. Adapun lokasi gua Ashabul Kahfi tersebut ada 3 pendapat yaitu:

Kisah Ashabul Kahfi. Adapun lokasi gua Ashabul Kahfi tersebut ada 3 pendapat yaitu: Kisah Ashabul Kahfi Kisah Ashabul Kahfi dan anjing adalah sebuah kisah penuh keajaiban sebagai pertanda kekuasan Allah swt yang tak bias di jelaskan oleh akal manusia yang terbatas ini kisah ini di muat

Lebih terperinci

MUNGKIN KU SALAH MENGARTIKAN

MUNGKIN KU SALAH MENGARTIKAN 1 MUNGKIN KU SALAH MENGARTIKAN Kini kulihat dirimu sedikit berbeda Entah apa yang terjadi, Diammu cukup membuat sejuta tanya dalam benakku Mencoba mencari tahu namun ku tak mampu menerka Ah, atau aku yang

Lebih terperinci

Sang Pangeran. Kinanti 1

Sang Pangeran. Kinanti 1 Sang Pangeran Langkah Rara terhenti mendengar percakapan dari ruang tamu. Suara seseorang yang sangat dikenalnya. Suara tawa yang terdengar khas itu semakin memperkuat dugaannya, membuat jantung Rara berpacu

Lebih terperinci

Segera jemput dia di bandara! Dan bawa kemari! Awas, jika dia melarikan diri! Siap, Pak! ~1~ Bandara Soekarno Hatta, am. Pesawat dari Singapura

Segera jemput dia di bandara! Dan bawa kemari! Awas, jika dia melarikan diri! Siap, Pak! ~1~ Bandara Soekarno Hatta, am. Pesawat dari Singapura Segera jemput dia di bandara! Dan bawa kemari! Awas, jika dia melarikan diri! Siap, Pak! ~1~ Bandara Soekarno Hatta, 11.30 am. Pesawat dari Singapura baru saja mendarat. Kau tahu siapa yang kita tunggu?

Lebih terperinci

Belajar Memahami Drama

Belajar Memahami Drama 8 Belajar Memahami Drama Menonton drama adalah kegiatan yang menyenangkan. Selain mendapat hiburan, kamu akan mendapat banyak pelajaran yang berharga. Untuk memahami sebuah drama, kamu dapat memulainya

Lebih terperinci

oooooooo "Park Shinhye!!!!!"

oooooooo Park Shinhye!!!!! 1 Ingin mengerti apa makna di balik senyumnya. Tapi seolah-olah aku mengamati, hatiku semakin jauh berlari berlawanan arah. Mengapa semua begitu rumit dan selalu ada yang terluka? Adakah satu hal saja

Lebih terperinci

HANYA KAMU BAB 1 AMANDA

HANYA KAMU BAB 1 AMANDA MINGKIAJA HANYA KAMU BAB 1 AMANDA Hanya dengan memandangi fhotomu membuat hatiku damai, tetapi hanya sebatas itu yang dapat aku lakukan. Saat ini dirimu menjadi milik lelaki lain, lelaki yang sebenarnya

Lebih terperinci

PATI AGNI Antologi Kematian

PATI AGNI Antologi Kematian PATI AGNI Antologi Kematian Ita Nr. KATA PENGANTAR PATI AGNI Antologi Kematian Dalam Bahasa Sansekerta, Pati berarti mati, Agni berarti api. Pati Agni adalah mematikan api (kehidupan). Semua makhluk hidup

Lebih terperinci

PROLOG. Wow, lihat! Dia datang. Kata Ronald sambil bersiul.

PROLOG. Wow, lihat! Dia datang. Kata Ronald sambil bersiul. PROLOG Frankfurt, Germany. Nick umur 9 tahun. Aku berlarian di padang rumput. Mengitari lapangan yang seperti permadani hijau. Rumput-rumputnya sudah mulai meninggi. Tingginya hampir melewati lututku.

Lebih terperinci

Adam Aksara MENANTI CINTA. Penerbit. Nulisbuku.com

Adam Aksara MENANTI CINTA. Penerbit. Nulisbuku.com Adam Aksara MENANTI CINTA Penerbit Nulisbuku.com PROLOG Butir-butir keringat hangat berjatuhan dari dagu persegi seorang pria. Terdengar suara nafasnya yang memburu cepat. Kedua otot-otot lengannya yang

Lebih terperinci

Tanggal kelima belas bulan Juni. Purnama bersinar

Tanggal kelima belas bulan Juni. Purnama bersinar Oleh: Astari Ulfa Tanggal kelima belas bulan Juni. Purnama bersinar terang di langit. Bintang-bintang juga tampak kerlipnya, walaupun samar, kalah oleh cahaya rembulan. Malam ini penduduk Negeri Zaira

Lebih terperinci

Satu Hari Bersama Ayah

Satu Hari Bersama Ayah Rafid A Shidqi Satu Hari Bersama Ayah Tapi aku akan mengatakannya... bahwa aku sangat menyayangimu... Ayah Penerbit Nulis Buku Satu Hari Bersama Ayah Rafid A Shidqi Copyright Rafid A Shidqi, 2012 All rights

Lebih terperinci

Yui keluar dari gedung Takamasa Group dengan senyum lebar di wajahnya. Usaha kerasnya ternyata tak sia-sia. Dia diterima berkerja di perusahaan itu

Yui keluar dari gedung Takamasa Group dengan senyum lebar di wajahnya. Usaha kerasnya ternyata tak sia-sia. Dia diterima berkerja di perusahaan itu PROLOG Yui mengerjapkan matanya yang berat dan menggerakan tubuhnya turun dari ranjangnya. Seluruh badannya terasa remuk, dan kepalanya terasa amat pening. Mungkin karena aku terlalu banyak minum semalam,

Lebih terperinci

TUGAS PERANCANGAN FILM KARTUN. Naskah Film Dan Sinopsis. Ber Ibu Seekor KUCING

TUGAS PERANCANGAN FILM KARTUN. Naskah Film Dan Sinopsis. Ber Ibu Seekor KUCING TUGAS PERANCANGAN FILM KARTUN Naskah Film Dan Sinopsis Ber Ibu Seekor KUCING DISUSUN OLEH : INDRA SUDRAJAT 09.12.3831 09-S1SI-05 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011/2012

Lebih terperinci

Kesengsaraan adalah aku! Apakah ia kan mencampur kesedihannya atas jalinan persahabatan dengan sahabat lainnya yang serupa? Apakah ia tidak kesepian

Kesengsaraan adalah aku! Apakah ia kan mencampur kesedihannya atas jalinan persahabatan dengan sahabat lainnya yang serupa? Apakah ia tidak kesepian AKU AKU AKU Kesengsaraan adalah aku! Apakah ia kan mencampur kesedihannya atas jalinan persahabatan dengan sahabat lainnya yang serupa? Apakah ia tidak kesepian lantaran ia adalah teladan didunia yang

Lebih terperinci

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Lampiran Ringkasan Novel KoKoro Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Kamakura menjadi sejarah dalam kehidupan keduanya. Pertemuannya dengan sensei merupakan hal yang

Lebih terperinci

YANG TERHILANG Oleh: Yung Darius

YANG TERHILANG Oleh: Yung Darius YANG TERHILANG Oleh: Yung Darius ADEGAN 1. RUANG TAMU. SORE HARI. DUA ORANG (L/P) SEDANG BERCAKAP-CAKAP. 001. Orang 1 : Kayaknya akhir-akhir ini aku jarang melihat kamu ke gereja 002. Orang 2 : Jarang..!??

Lebih terperinci

Tukang Grafir. Dari Kumpulan Cerpen "Keberanian Manusia"

Tukang Grafir. Dari Kumpulan Cerpen Keberanian Manusia Dari Kumpulan Cerpen "Keberanian Manusia" Tukang Grafir Hanya ada satu tukang grafir di kota kami dan kebetulan dia adalah paman saya. Kalau dia bercakap dengan saya akhir-akhir ini, dia takkan bercerita

Lebih terperinci

Marwan. Ditulis oleh Peter Purwanegara Rabu, 01 Juni :25

Marwan. Ditulis oleh Peter Purwanegara Rabu, 01 Juni :25 Ellen hanya berdiri termangu melihat tubuh Marwan yang kaku terbujur yang tiga perempat tubuhnya tertutup oleh kain putih. Hanya kelihatan kepalanya saja. Ellen hanya ingin melihat wajah Marwan terakhir

Lebih terperinci

Rangkuman Kata Mutiara Tentang Waktu

Rangkuman Kata Mutiara Tentang Waktu Rangkuman Kata Mutiara Tentang Waktu Ambillah waktu untuk berfikir, itu adalah sumber kekuatan. Ambillah waktu untuk bermain, itu adalah rahasia dari masa muda yang abadi. Ambillah waktu untuk berdoa,

Lebih terperinci

Mukadimah. Aku bukan siapa-siapa Hanya mencoba untuk bercerita dari khayalan dan pengalaman

Mukadimah. Aku bukan siapa-siapa Hanya mencoba untuk bercerita dari khayalan dan pengalaman Mukadimah Aku bukan siapa-siapa Hanya mencoba untuk bercerita dari khayalan dan pengalaman Mencoba merangkai kata Berpura-pura jadi pujangga Menyenangkan hati dari tangan dan tulisan Semoga semua berkenan

Lebih terperinci

ROSE PAPPER AND BLOODY LILY Part 1

ROSE PAPPER AND BLOODY LILY Part 1 ROSE PAPPER AND BLOODY LILY Part 1 Sinar matahari siang ini begitu terik hingga sanggup menembus setiap celah kain berlapis yang menutupi kulit setiap orang yang menantangnya. Langkah Guri semakin cepat

Lebih terperinci

KOPI DI CANGKIR PELANGI..

KOPI DI CANGKIR PELANGI.. KOPI DI CANGKIR PELANGI.. Irama detik menuju menit yang semakin jelas terdengar, menandakan sunyi telah memonopoli malam. Malam memang selalu berdampingan dengan sunyi, dan kemudian memadu kasih untuk

Lebih terperinci

Dari jarak sepuluh meter bisa kukenali siapa lelaki yang duduk menundukkan kepalanya dan bertumpu pada lengannya yang ia letakkan di atas lutut.

Dari jarak sepuluh meter bisa kukenali siapa lelaki yang duduk menundukkan kepalanya dan bertumpu pada lengannya yang ia letakkan di atas lutut. Dari jarak sepuluh meter bisa kukenali siapa lelaki yang duduk menundukkan kepalanya dan bertumpu pada lengannya yang ia letakkan di atas lutut. Aku putuskan duduk di sebelahnya. Ia sadar ada orang yang

Lebih terperinci

Setelah para penyamun pergi, Alibaba memberanikan diri keluar dari tempat

Setelah para penyamun pergi, Alibaba memberanikan diri keluar dari tempat Dahulu kala, dikota Persia, hidup 2 orang bersaudara yang bernama Kasim dan Alibaba. Alibaba adalah adik Kasim yang hidupnya miskin dan tinggal didaerah pegunungan. Ia mengandalkan hidupnya dari penjualan

Lebih terperinci

Intro. Cupve - Izzi - Guardian

Intro. Cupve - Izzi - Guardian Intro Cahaya putih bersinar terang. Di ikuti bau yang begitu harum. Dari sebuah bola cahaya muncul sosok bersayap, dengan kaki-kaki yang lentik, tangan yang mungil tapi kuat, mata penuh dengan cinta dan

Lebih terperinci

*Satu Jam Saja* -satu-

*Satu Jam Saja* -satu- *Satu Jam Saja* -satu- Peristiwa itu terjadi sangat mengejutkan. Dalam sekejap lokasi itu segera menjadi ramai. Banyak orang berdatangan ke tempat itu. Hujan yang turun deras seakan tak menyurutkan rasa

Lebih terperinci

Alifia atau Alisa (2)

Alifia atau Alisa (2) Alifia atau Alisa (2) Dari suratku yang satu ke surat yang lainnya, dari pesan melalui media yang terhubung kepadanya semua sia-sia. Hingga lebih dua bulan aku menanti, tapi sepertinya perempuan ini bagaikan

Lebih terperinci

(Aku Melihatnya & Dia Melihatku)

(Aku Melihatnya & Dia Melihatku) (Aku Melihatnya & Dia Melihatku) JUBAH HITAM PART 1 Tahun 1993, sebuah cerita tentang kelahiranku. Tentunya, kedua orangtuaku menjadi saksi bagaimana aku lahir. Saat aku masih dalam kandungan, ayah, dan

Lebih terperinci

Tante, please... Saya benar-benar membutuhkan bantuan. Pemuda itu tampak memohon. Tapi... Ini menyangkut hidup mati seseorang, tante!

Tante, please... Saya benar-benar membutuhkan bantuan. Pemuda itu tampak memohon. Tapi... Ini menyangkut hidup mati seseorang, tante! Bab I Karenina mengangkat kopernya dengan tergesa-gesa. Bi Sumi yang menggendong Alea, putrinya yang baru berumur 9 bulan, juga mengikuti langkahnya dengan tergesa-gesa. Kita harus cepat, Bi. Acaranya

Lebih terperinci

Lalu Yesus bertanya kepada mereka: Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini? 16. Maka jawab Simon Petrus: Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!

Lalu Yesus bertanya kepada mereka: Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini? 16. Maka jawab Simon Petrus: Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup! Xc3 Kunjungan ke Kaisarea Filipi 96 Petrus Mengakui untuk Kedua-kalinya bahwa Yesus adalah Mesias 88 Matius 16:13-20, Mar kus 8:27-30, Lukas 9:18-21 13 Setelah Yesus beserta murid-muridnya berangkat ke

Lebih terperinci

Terlihatlah wajah Sang Su-im amat tenang sekali, sedikitpun tidak tampak perubahan yang aneh, diam-diam di dalam hati dia merasa menyesal sendiri.

Terlihatlah wajah Sang Su-im amat tenang sekali, sedikitpun tidak tampak perubahan yang aneh, diam-diam di dalam hati dia merasa menyesal sendiri. Ciu Tong jadi mendongkol, dia segera tertawa dingin Haa. ha. aku masih mengira dia tidak bakal berani mencari gara-gara dengan kita orang ternyata mereka bermaksud untuk memperlihatkan sedikit permainan

Lebih terperinci

Seseorang yang sedang di landa kebingungan itu mendadak tak dapat lagi mengungkapkan kata dalam hati ketika menyadari betapa ia sedang merasakan

Seseorang yang sedang di landa kebingungan itu mendadak tak dapat lagi mengungkapkan kata dalam hati ketika menyadari betapa ia sedang merasakan Seseorang yang sedang di landa kebingungan itu mendadak tak dapat lagi mengungkapkan kata dalam hati ketika menyadari betapa ia sedang merasakan sebuah rindu tak pernah menemukan tepian. Yang di rasakannya

Lebih terperinci

Kehidupan itu terlalu penuh dengan kebahagian bagi orang yang menyadarinya Tommy membaca kalimat terakhir dari sebuah novel yang diterbitkan melalui

Kehidupan itu terlalu penuh dengan kebahagian bagi orang yang menyadarinya Tommy membaca kalimat terakhir dari sebuah novel yang diterbitkan melalui Kehidupan itu terlalu penuh dengan kebahagian bagi orang yang menyadarinya Tommy membaca kalimat terakhir dari sebuah novel yang diterbitkan melalui salah satu blog yang sudah lama ia ikuti. Blog yang

Lebih terperinci

Wonderheart ditinggali oleh manusia-manusia yang memiliki kepribadian baik. Tidak hanya itu, hampir semua dari mereka nampak cantik dan

Wonderheart ditinggali oleh manusia-manusia yang memiliki kepribadian baik. Tidak hanya itu, hampir semua dari mereka nampak cantik dan Bab 1 Wonderheart Di suatu titik di alam semesta ini, terdapat sebuah galaksi yang begitu mirip dengan galaksi Bimasakti. Di dalamnya terdapat sebuah planet yang juga memiliki kehidupan mirip seperti Bumi.

Lebih terperinci

Chapter 1. Baik, selagi kalian mencatat, saya absen.

Chapter 1. Baik, selagi kalian mencatat, saya absen. Chapter 1 Sebuah sekolah SMA swasta di suatu tempat, tepatnya di suatu kelas, seorang guru wanita muda tengah berdiri di depan papan tulis putih yang telah penuh dengan coretan-coretan spidol hitam. Setelah

Lebih terperinci

IBU - seorang ibu beranak 1 berumur 30 tahun, berkulit putih, rambut hitam pendek - berjalan menuju sebuah BUKU.

IBU - seorang ibu beranak 1 berumur 30 tahun, berkulit putih, rambut hitam pendek - berjalan menuju sebuah BUKU. INT. GUDANG - MALAM IBU - seorang ibu beranak 1 berumur 30 tahun, berkulit putih, rambut hitam pendek - berjalan menuju sebuah BUKU. Ibu meniup permukaan buku. Debu berterbangan. Glittering particle membentuk

Lebih terperinci

STOP Hakimi Aku. The Stories *** Tapi... apa itu mungkin, Tuhan? Aku tahu betul kalau. harapan ini sudah melampaui kodratku sebagai laki-laki yang

STOP Hakimi Aku. The Stories *** Tapi... apa itu mungkin, Tuhan? Aku tahu betul kalau. harapan ini sudah melampaui kodratku sebagai laki-laki yang STOP Hakimi Aku Book Page Genre : NOVEL : 441 pages : Love & Friendship The Stories Andai saja aku bisa, aku akan mengubah diriku menjadi seorang wanita agar dia bisa kumiliki seutuhnya. Tapi... apa itu

Lebih terperinci

Revelation 11, Study No. 25 in Indonesian Langguage. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 25 oleh Chris McCann

Revelation 11, Study No. 25 in Indonesian Langguage. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 25 oleh Chris McCann Revelation 11, Study No. 25 in Indonesian Langguage Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 25 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di Pemahaman Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu.

Lebih terperinci

sudah rapi kembali setelah dicukur. Ruangan-ruangan didalam bangunan ini sangat

sudah rapi kembali setelah dicukur. Ruangan-ruangan didalam bangunan ini sangat Hujan turun lagi disiang hari ini. Bulan April yang aneh. Bukankah seharusnya ini sudah menjadi liburan musim panas yang menyenankan? Mengapa hujan lagi? Jakarta, metropolitan yang sungguh kontras dengan

Lebih terperinci

Tak Ada Malaikat di Jakarta

Tak Ada Malaikat di Jakarta Tak Ada Malaikat di Jakarta Sen Shaka Aku mencarimu di kota dimana lampu-lampu gemerlap membisu, orang-orang termangu sendiri dalam keriuhan lalu lalang. Mereka terdiam memegang telpon genggam, sibuk bercengkrama

Lebih terperinci

Hari Raya Korban? (Idul Adha)

Hari Raya Korban? (Idul Adha) Hari Raya Korban? (Idul Adha) Ini merupakan cerita yang terkenal pada saat Allah bertanya pada Abraham untuk mengorbankan anaknya. Juga merupakan cerita seorang anak muda yang dihukum mati oleh Tuhan.

Lebih terperinci

SHIN HAIDO THE FINNEGANS SHADOWS #1. Penerbit FD Company IVAN DE FINNEGAN

SHIN HAIDO THE FINNEGANS SHADOWS #1. Penerbit FD Company IVAN DE FINNEGAN SHIN HAIDO THE FINNEGANS SHADOWS #1 IVAN DE FINNEGAN Penerbit FD Company The Finnegans Shadows #1 Ivan De Finnegan Oleh: Shin Haido Copyright 2013 by Shin Haido Penerbit FD Company Desain Sampul: Picture

Lebih terperinci

Peter Swanborn, The Netherlands, Lima Portret Five Portraits

Peter Swanborn, The Netherlands,  Lima Portret Five Portraits Peter Swanborn, The Netherlands, www.peterswanborn.nl Lima Portret Five Portraits Bukan seperti salam Semula, kata si laki-laki, adalah air di sini manis dan penuh hidup, kemudian manusia datang mereka

Lebih terperinci

Chapter I. Saudaraku,

Chapter I. Saudaraku, Chapter I Michael sedang berbicara dengan para malaikat yang lain. Rupanya di surga, tempat yang kudus, tenang, dan dipenuhi oleh sungai-sungai yang dialiri susu, telah terjadi kejadian yang menggemparkan,

Lebih terperinci

Kereta Berdarah. Karya : Khulung

Kereta Berdarah. Karya : Khulung Kereta Berdarah Karya : Khulung Diceritakan oleh Tjan ID Jilid 1 Bab 1 SINAR REMBULAN nan terang memancarkan sinarnya memenuhi seluruh permukaan tanah, sebuah bangunan rumah yang amat besar dan angker

Lebih terperinci

DI BALIK DINDING. Apa ya, yang berada di balik dinding itu?, selalu dan selalu dia bertanya-tanya

DI BALIK DINDING. Apa ya, yang berada di balik dinding itu?, selalu dan selalu dia bertanya-tanya Apa ya, yang berada di balik dinding itu?, selalu dan selalu dia bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Hingga akhirnya suatu hari, dia pun memberanikan diri untuk mengintip. Terlihat seorang bocah lelaki

Lebih terperinci

Jadi aku harus minta izin Ayah supaya bisa masuk ke sana? tanya Putri Ahanni pada gurunya.

Jadi aku harus minta izin Ayah supaya bisa masuk ke sana? tanya Putri Ahanni pada gurunya. Letak Zalikan berada di lembah dataran tinggi Tehravim. Saat musim dingin tiba, kabut mulai menyelimuti Zalikan. Membentuk atap halimun yang memisahkan antara masyarakat dan penguasa. Istana kerajaan kokoh

Lebih terperinci

Part 1 : Aku Menghajar Nenek-Nenek Dengan Cangkul

Part 1 : Aku Menghajar Nenek-Nenek Dengan Cangkul Part 1 : Aku Menghajar Nenek-Nenek Dengan Cangkul Aku tak tahu bagaimana semua peristiwa ini bermula. Yang jelas, keadaan sudah sangat memburuk ketika aku keluar dari kamar mandi dan Ali masuk ke kamarku

Lebih terperinci

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika 1 Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika Kepada yang kekasih saudara-saudari saya seiman di Tesalonika yaitu kalian yang sudah bersatu dengan Allah Bapa dan Tuhan kita Kristus Yesus: Salam

Lebih terperinci

Bintang Pembuka. Kepada orang-orang yang tidak pernah naik keatas atap rumahnya untuk sekedar melihat betapa indahnya bintang-bintang.

Bintang Pembuka. Kepada orang-orang yang tidak pernah naik keatas atap rumahnya untuk sekedar melihat betapa indahnya bintang-bintang. Bintang Pembuka Kepada orang-orang yang tidak pernah naik keatas atap rumahnya untuk sekedar melihat betapa indahnya bintang-bintang. Kepada orang-orang yang belum pernah merasakan nikmatnya menatap bintang

Lebih terperinci