ABSTRAK. Kata kunci: Dukungan keluarga, pengaturan pola hidup pasien hipertensi, mencegah serangan stroke

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ABSTRAK. Kata kunci: Dukungan keluarga, pengaturan pola hidup pasien hipertensi, mencegah serangan stroke"

Transkripsi

1 HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENGATURAN POLA HIDUP UNTUK MENCEGAH SERANGAN STROKE PADA PASIEN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BERGAS KABUPATEN SEMARANG Elfrianti Patabang*), Luvi Dian Apriyani**), Yunita Galih Y***) *) Mahasiswa Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran **) Staf Pengajar Program Studi Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran ***) Staf Pengajar Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran ABSTRAK Hipertensi dapat diatasi dengan mengatur pola hidup. Kesadaran untuk menjaga dan mengontrol tekanan darah sebaiknya tidak hanya dibebankan kepada para penderita saja, namun peran dari orang-orang disekitarnya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan pengaturan pola hidup untuk mencegah serangan stroke pada pasien hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang. Jenis penelitian ini berbentuk deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini keluarga dan pasien hipertensi dengan sampel yang diteliti 70 responden menggunakan lembar kuesioner dengan teknik accindental sampling serta alat pengumpulan data menggunakan analisis korelasi kendall tau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan signifikan dukungan keluarga dengan pengaturan pola hidup untuk mencegah serangan stroke pada pasien hipertensi dengan p value 0,021 (α=0,05). Dukungan keluarga dengan pengaturan pola hidup untuk mencegah serangan stroke pada pasien hipertensi sebagian besar dalam kategori cukup yaitu sejumlah 44 orang (62,9%). Pengaturan pola hidup pada pasien hipertensi untuk mencegah serangan stroke sebagian besar dalam kategori cukup, yaitu sejumlah 42 orang (60,0%). Hendaknya keluarga memberikan dukungan kepada pasien hipertensi dalam mengatur pola hidupnya untuk menghindari penyakit penyerta seperti stroke dengan cara pemberian dukungan emosional, penghargaan, instrumental dan informatif. Kata kunci: Dukungan keluarga, pengaturan pola hidup pasien hipertensi, mencegah serangan stroke

2 ABSTRACT Hypertension is an abnormal increases in blood pressure in the arteries continuously over a period. Hypertension can potentially be a complication of various diseases, one of which is stroke. It can be treated by lifestyle management. Awareness for maintaining and controlling blood pressure should not only be charged to the patient, but the surrounding people must be have a role. The purpose of this study is to find the correlation between family support and pattern-of-live management to prevent stroke in patients with hypertension at Puskesmas Bergas Semarang Regency. This was a descriptive-correlative study with cross sectional approach. The population in this study was the families of patients with hypertension at the region of Puskesmas Bergas Semarang Regency and the samples in this study were 70 respondents of patients with hypertension and their families that sampled by using the accidental sampling technique. The data were collected by questionnaires and the data analysis used the Kendall tau correlation test. The results of this study indicate that the family support toward the pattern-of life management to prevent stroke in patients with hypertension is mostly in the category of sufficient as many as 44 respondents (62.9%). The pattern of life management in patients with hypertension to prevent stroke is mostly in the category of sufficient as many as 42 respondents (60.0%). There is a significant correlation between the family support and pattern-of-live management to prevent stroke in patients with hypertension with p value of ( = 0.05). The family should to provide more support to patients with hypertension in managing their pattern of life to avoid concomitant diseases such as stroke. Keywords: Family support, pattern-of-life management in patients with hypertension, prevent stroke PENDAHULUAN Latar Belakang Hipertensi adalah penyakit yang umum terjadi dalam masyarakat kita. Keadaan itu terjadi jika tekanan darah pada arteri utama di dalam tubuh terlalu tinggi. Hipertensi sulit disadari oleh seseorang karena hipertensi tidak memiliki gejala khusus. Gejala ringan seperti pusing, gelisah, mimisan dan sakit kepala, biasanya jarang berhubungan langsung dengan hipertensi. Penderita hipertensi apabila tidak di tangani dengan baik, mempunyai resiko besar untuk meninggal karena komplikasi kardiovaskular seperti stroke, serangan jantung, gagal jantung, dan gagal ginjal (Shanty, 2011). Dewasa ini penderita hipertensi luar biasa banyaknya. Setiap tahun penyakit ini menjadi penyebab nomor 1 di antara 7 kematian. Berdasarkan data WHO, dari 50 persen penderita hipertensi, hanya 25 persen yang memperoleh pengobatan dan 12,5 persen yang dapat diobati dengan baik. Jika tidak segera di obati, hipertensi berpotensi merusak fungsi jantung, otak saraf dan ginjal (Shanty, 2011). Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 sebagaimana dipublikasikan oleh Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi di Indonesia termasuk tinggi, yaitu sebesar 25,8 persen. Ini menandakan penyakit hipertensi belum mendapatkan perhatian lebih dari masyarakat.menurut data dinkes provinsi jateng (2010). Prevalensi kasus hipertensi essensial di Provinsi Jawa Tengah tahun 2010 sebesar 2,13 persen.berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Semarang (2010) didapatkan jumlah penderita hipertensi sebanyak kasus. 2 Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Pengaturan Pola Hidup Untuk Mencegah Serangan Stroke

3 Prevalensi pada daerah berkisar Ungaran, Jawa Tengah 1,8 persen (Amiruddin, 2007). Data Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang jumlah penderita hipertensi pada tahun 2014 sebanyak 401 pasien dan pada tahun 2015 bersarkan data tri wulan di dapatkan penderita hipertensi pada bulan Januari-Maret sebanyak 77 pasien, bulan April-Juni sebanyak 64 dan pada bulan Juli-September 86, jadi jumlah data pasien hipertensi yang diperoleh pada bulan September sebanyak 227 pasien. Data penderita yang mengalami penyakit Stroke yang di akibatkan oleh penyakit hipertensi di Puskesmas Bergas sebanyak 10 pasien pada bulan September Hipertensi banyak dipengaruhi oleh gaya hidup. Faktor gaya hidup ini merupakan salah satu penyebab hipertensi yang bisa diatur, tidak seperti faktor keturunan, jenis kelamin, dan usia. Selain sebagai terapi pengobatan bagi penderita hipertensi, gaya hidup sehat juga mampu mencegah timbulnya hipertensi dan juga penyakit penyertanya (Haryani, 2014). Berdasarkan penelitian yang sebelumnya dilakukan bahwa tidak di dapatkan hubungan dukungan keluarga pada pasien hipertensi serta perilaku pasien hipertensi untuk mencegah serangan stroke. Berdasarkan literatur menurut Suprapto (2014) bahwa menjaga tekanan darah pada pasien hipertensi tidak hanya di bebankan pada penderitanya tetapi perlu juga peran serta dari orang di sekitarnya. Berdasarkan data yang telah diperoleh di pusekemas yang ada di wilayah kabupaten semarang di dapatkan bahwa pasien yang banyak mendapatkan penyakit penyerta seperti stroke pada pasien hipertensi yakni di Puskesmas Bergas. Berdasarkan survey pendahuluan yang di lakukan di wilayah kerja Puskesmas Bergas dengan wawancara yang dilakukan kepada keluarga pasien hipertensi sebanyak 10 keluarga pasien hipertensi yang berusia tahun yang di diagnosa hipetensi dengan tekanan darah diatas 150/90 mmhg didapatkan bahwa keluarga yang mengingatkan pasien untuk berolahraga sebanyak 2 orang, berempati terhadap pola diet penderita hipertensi sebanyak 5 orang, menyediakan alat pengukur tekanan darah sebanyak 3 orang, mendampingi dalam pengobatan sebanyak 7 orang, peka terhadap setiap perubahan yang terjadi pada pasien sebanyak 3 orang. Rumusan Masalah Bagaimana Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Pengaturan Pola Hidup Untuk Mencegah Serangan Stroke Pada Pasien Hipertensi? Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan pengaturan pola hidup untuk mencegah serangan stroke pada pasien hipertensi. Manfaat Penelitian Bagi institusi, dapat digunakan sebagai masukan untuk terus meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam melakukan penelitian terutama pada pencegahan penyakit stroke pada penderita hipertensi serta menambah bahan pustaka mata ajar tindakan keperawatan yang berhubungan dengan masalah kesehatan. Bagi perawat, hasil penelitian dapat digunakan sebagai masukan dalam meningkatkan upaya pencegahan penyakit stroke dan memberikan informasi kepada keluarga untuk membantu klien hipertensi untuk mengurangi serangan stroke sebagai bahan pertimbangan dalam pengkajian pasien sehingga perawat dapat melakukan pengelolaan asuhan keperawatan. METODOLOGI PENELITIAN Jenis dan Desain Penelitian Desain penelitian pada penelitian ini adalah deskriptif korelatif yaitu penelitian yang bertujuan mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Pengaturan Pola Hidup Untuk Mencegah Serangan Stroke 3

4 keluarga dengan pengaturan pola hidup untuk mencegah serangan stroke pada pasien hipertensi. Penelitian dilakukan dengan menggunakan cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara dukungan keluarga dengan pengaturan pola hidup untuk mencegah serangan stroke. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 6 hari dari tanggal 21 sampai 26 Januari 2016 di Wilayah Kerja Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang setelah disetujui oleh pihak-pihak yang terkait. Populasi dan Sampel Populasi Populasi pada penelitian ini adalah seluruh keluarga dan pasien hipertensi yang berada di Wilayah Kerja Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang selama bulan September yaitu sebanyak 227 pasien. Sampel Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 70 responden. Pengambilan sampel menggunakan teknik accidental sampling, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/accidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel. Pengumpulan Data Instrumen penelitian data dalam penelitian ini adalah kuesioner dukungan keluarga untuk mengukur dukungan keluarga dengan pengaturan pola hidup untuk mencegah serangan stroke pada penderita hipertensi. Pengaturan Pola Hidup Untuk Mencegah Serangan Stroke Pada Pasien Hipertensi. Analisis Bivariat Analisis bivariat ini menggunakan Kendal Tau karena datanya terbentuk ordinal dengan ordinal. HASIL PENELITIAN Analisis Univariat Dukungan Keluarga pada Pasien Hipertensi untuk Mencegah Serangan Stroke Tabel 1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Dukungan Keluarga pada Pasien Hipertensi untuk Mencegah Serangan Stroke di Wilayah Kerja Puskesmas Bergas, Kabupaten Semarang Dukungan Keluarga Frekuensi Persentase (%) Tidak Baik Cukup Baik Baik ,3 62,9 22,8 Jumlah ,0 Pengaturan Pola Hidup untuk Mencegah Serangan Stroke pada Pasien Hipertensi Tabel 2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengaturan Pola Hidup untuk Mencegah Serangan Stroke pada Pasien Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Bergas, Kabupaten Semarang Pengaturan Pola Hidup Frekuensi Persentase (%) Tidak Baik Cukup Baik Baik ,7 60,0 24,3 Jumlah ,0 Analisa Data Analisis Univariat Analisi univariat adalah analisis yang menggambarkan setiap variabel (variabel independen dan variabel dependen) dengan menggunakan distribusi frekuensi dan proporsi, sehingga tergambar fenomena yang dengan variabel yang diteliti meliputi: Dukungan Keluarga dan 4 Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Pengaturan Pola Hidup Untuk Mencegah Serangan Stroke

5 Analisis Bivariat Tabel 3 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Pengaturan Pola Hidup untuk Mencegah Serangan Stroke pada Pasien Hipertensi di Puskesmas Bergas, Kabupaten Semarang Pengaturan Pola Hidup Dukungan Tidak Baik Cukup Baik Baik Total Keluarga f % f % f % f % r p-value Tidak Baik 5 50,0 4 40,0 1 10, ,345 0,012 Cukup Baik Baik 3 3 6,8 18, ,3 25, ,9 56, Total 11 15, , , Berdasarkan uji Kendall Tau diperoleh nilai korelasi r = 0,345 dengan p-value 0,012. < α (α= 0,05), maka disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan pengaturan pola hidup untuk mencegah serangan stroke pada pasien hipertensi di Puskesmas Bergas, Kabupaten Semarang. Hubungan ini memiliki arah positif, artinya jika dukungan keluarga semakin baik maka pengaturan pola hidup pasien untuk mencegah serangan stroke juga semakin baik, begitu pula sebaliknya. Namun, hubungan ini memiliki kekuatan lemah karena nilai terletak antara 0,20-0,40. PEMBAHASAN Gambaran Dukungan Keluarga Terhadap Pasien Hipertensi Untuk Mencegah Serangan Stroke Dukungan keluarga untuk mencegah stroke pada pasien hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang dalam kategori cukup baik 44 responden (62,9%), karena sebagian dari keluarga pasien menyadari bahwa pasien hipertensi sangat membutuhkan kehadiran keluarga. Keluarga sebagai orang yang terdekat bagi pasien yang selalu siap memberikan dukungan yang nyata dan pujian bagi pasien. Dukungan keluarga yang cukup baik ini bisa terjadi atau terbentuk karena adanya kerjasama keluarga dan tenaga kesehatan dalam memberikan dukungan pada pasien hipertensi untuk mencegah serangan stroke. Dukungan keluarga dalam melakukan perawatan pada pasien hipertensi memberdayakan kemampuan keluarga dalam aspek sikap dalam melaksanakan perawatan pada pasien hipertensi di rumah. Ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2011), mengenai hubungan dukungan keluarga dengan tingkat depresi, bahwa dukungan dukungan keluarga merupakan aspek penting yang harus ada di dalam suatu keluarga, karena efek dari dukungan keluarga terhadap kesehatan dan kesejahteraan berfungsi bersamaan. Peran serta yang besar dari keluarga dalam memberikan dukungan dan pemenuhan kebutuhan lansia, sehingga timbul pemenuhan kebutuhan lansia. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti, masih terdapat beberapa hal yang masih perlu dioptimalkan berdasarkan aspek-aspek yang dinilai dalam dukungan keluarga pada pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Bergas Kabupaten semarang. Hasil penelitian yang dilakukan berdasarkan aspek dukungan keluarga didapatkan bahwa keluarga memberikan dukungan pada pasien cukup baik. Dari ke empat aspek dukungan yang telah diteliti yakni dukungan emosional, dukungan penghargaan (penilaian), dukungan instrumental dan dukungan informatif didapatkan bahwa dukungan yang baik yakni dukungan emosional dimana keluarga mampu memberikan kenyamanan pada pasien tidak membuat pasien dalam keadaan yang membuat pasien emosional dan dukungan yang masih kurang pada keluarga yakni Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Pengaturan Pola Hidup Untuk Mencegah Serangan Stroke 5

6 dukungan informatif yakni keluarga tidak mampu untuk mengetahui penyakit yang di derita oleh pasien hipertensi. Dari aspek dukungan emosional didapat hasil bahwa sebagian anggota keluarga memberikan dukungan keluarga kepada pasien hipertensi dengan cara menghibur pasien ketika pasien bersedih dalam kategori sering sejumlah 43 (61,4%) dan anggota keluarga memberikan suasana yang nyaman pada pasien. Peneliti berpendapat bahwa sebagian besar keluarga memberikan dukungan emosional ketika pasien hipertensi dalam keadaan bersedih. Ini sejalan dengan teori Setiadi (2008), dukungan keluarga merupakan intraksi timbal balik antar individu atau anggota keluarga yang dapat berupa informasi atau nasehat verbal, bantuan tindakan nyata yang diberikan oleh keakraban sosial atau adanya perasaan bahwa kehadiran orang lain mempunyai manfaat emosional atau mempunyai peran terhadap perilaku pihak penerima dukungan sosial. Gambaran Pengaturan Pola Hidup Untuk Pencegah Serangan Stroke Pada Pasien Hipertensi Responden pasien hipertensi dengan pengaturan pola hidup yang berada di Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang dalam kategori cukup baik, karena sebagian responden pasien hipertensi mampu melakukan pengatuaran pola hidupnya seperti mampu mengontrol stresnya yang dialami (12,73%), menghindari rokok dan tidak meminum minuman berakohol (2,08%), melakukan pola makan yang sehat,melakukan olahraga (26,80%), melakukan pengobatan dan pengontrol tekanan darah (33,93%), baik itu di puskesmas maupun di posyandu yang diadakan di setiap lingkungan masing-masing pasien. Berdasarkan aspek pengaturan pola hidup, didapatkan hasil sebagian pasien hipertensi jarang menghabiskan waktu lebih dari 30 menit setiap berolahraga sejumlah 42 (60,0%). Peneliti berpendapat bahwa sebagian pasien hipertensi belum menyadari bahwa olahraga teratur sangat penting untuk mencegah penyakit penyerta lainnya. Ini sejalan dengan teori Russel (2014) dan Lingga (2013), melakukan olahraga secara teratur bisa menurunkan tekanan darah tinggi, dengan berolahraga seluruh sistem yang bekerja didalam tubuh menjadi lebih aktif, tekanan darah stabil. Berdasarkan aspek pengaturan pola hidup menghindari rokok dan minuman alkohol yang diberikan kepada responden didapatkan hasil sebagian respondentidak pernah mengkonsumsi minuman keras (mengandung alkohol) sejumlah 60 (85,7%). Peneliti berpendapat bahwa sebagian besar pasien hipertensi mengetahui bahwa minuman beralkohol mempunyai dampak yang tidak baik terhadap kesehatannya. Pada aspek pengaturan pola hidup menghindari stres didapatkan hasil bahwa sebagian pasien hipertensi dalam kategori cukup ketika ada masalah memikirkan terlalu berat dan merasa jenuh atau bosan berada dirumah sejumlah 44 (62,9%). Peneliti berpendapat bahwa pasien hipertensi tidak mampu mengontrol pola pikirnya ketika mendapatkan suatu masalah serta tidak dapat menghibur diri sendiri ketika berada di rumah. Ini sejalan dengan teori Russel (2014) dan Lingga (2013), hidup yang sehat dan menggunakan pola pikir yang sehat merupakan salah satu cara untuk menghindari stres. Pada aspek pengaturan pola hidup mengatur pola makan didapatkan hasil bahwa sebagian pasien hipertensi jarang mengkonsumsi makanan tinggi garam sejumlah 49 (70,0%). Peneliti berpendapat bahwa pasien hipertensi masih ada yang tidak mengetahui dampak dari penyakit yang dialami jika mengkonsumsi makanan yang tinggi garam. Berdasarkan aspek pengaturan hidup mengontrol tekanan darah dan melakukan pengobatan didapatkan hasil bahwa sebagian pasien hipertensi dalam kategori cukup dalam memeriksakan tekanan 6 Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Pengaturan Pola Hidup Untuk Mencegah Serangan Stroke

7 darahnya sejumlah 40 (57,1%). Peneliti berpendapat bahwa sebagian pasien hipertensi menyadari penting untuk selalu mengontrol tekanan darah. Berdasarkan teori Russel (2014) dan Lingga (2013), bahwa melakukan pengobatan dan pengontrolan tekanan darah secara teratur merupakan hal yang harus dilakukan pasien hipertensi untuk mencegah penyakit penyerta seperti penyakit stroke. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Pengaturan Pola Hidup Untuk Mencegah Serangan Stroke Pada Pasien Hipertensi Berdasarkan kategori tidak baik didapatkan hasil bahwa responden dengan dukungan keluarga tidak baik dan pengaturan pola hidupnya tidak baik sejumlah 5 responden (50,0%), responden dengan dukungan keluarga tidak baik tetapi memiliki pengturan pola hidup cukup baik sejumlah 4 responden (40%), responden dengan dukungan keluarga tidak baik tetapi memiliki pengaturan pola hidup baik sejumlah 1 responden (10,0%). Berdasarkan kategori cukup baik di dapatkan hasil bahwa responden dengan dukungan keluarga cukup baik tetapi memiliki pengaturan pola hidup tidak baik sejumlah 3 responden (6,8%), responden dengan dukungan keluarga cukup baik dan pengaturan pola hidupnya cukup baik sejumlah 34 responden (77,3%), responden dengan dukungan keluarga cukup baik tetapi memiliki pengaturan pola hidup baik sejumlah 7 (15,9%). Berdasarkan kategori baik di dapatkan hasil bahwa responden dengan dukungan keluarga baik tetapi pengaturan pola hidupnya tidak baik sejumlah 3 (18,8%), responden dengan dukungan keluarga dukungan keluarga baik tetapi memiliki pengaturan pola hidup yang cukup baik sejumlah 4 (25,0%), responden dengan dukungan keluarga baik dan pengaturan pola hidupnya baik sejumlah 9 (56,3%). Reponden yang mendapatkan dukungan keluarga dalam kategori baik sebagian besar pengaturan pola hidup pada pasien hipertensi juga dalam kategori baik sejumlah 9 responden (56,3%). Hal ini di karenakan dukungan keluarga yang baik dalam pengaturan pola hidup pasien hipertensi mengakibatkan pengontrolan pola hidup dalam kategori baik. Berdasarkan uji korelasi Kendall Tau di peroleh nilai korelasi sebesar 0,345 dengan p-value 0,012. Oleh karena p-value < α (0,05), maka disimpulkan bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga dengan pengaturan pola hidup untuk mencegah serangan stroke pada pasien hipertensi di Puskesmas Bergas Kabupaten semarang, hubungan ini memiliki arah positif, artinya jika dukungan keluarga semakin baik maka pengaturan pola hidup pasien untuk mencegah serangan stroke semakin baik begitu pula sebaliknya. Hubungan ini memiliki kekuatan lemah karena nilai terletak 0,20 sampai 0,40. Keterbatasan Penelitian Disini peneliti meneliti hubungan dukungan keluarga dengan pengaturan pola hidup untuk mencegah serangan stroke pada pasien hipertensi. Peneliti mengalami keterbatasan yakni bukan hanya dukungan keluarga yang mempengaruhi pengaturan pola hidup dari pasien hipertensi akan tetapi ada faktor lain yaitu faktor pengetahuan, sikap dan sumber daya yang dapat mempengaruhi pengaturan pola hidup pada pasien itu sendiri, disini peneliti tidak dapat mengontrol faktor tersebut. KESIMPULAN Sebagian besar dukungan keluarga pada pasien hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang dalam kategori cukup baik, yaitu sejumlah 44 (62,9%). Sebagian besar responden dengan pengaturan pola hidup yang baik di Wilayah Kerja Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang dalam kategori baik, yaitu sejumlah 42 (60,0%). Ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan pengaturan Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Pengaturan Pola Hidup Untuk Mencegah Serangan Stroke 7

8 pola hidup untuk mencegah serangan stroke pada pasien hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Bergas dengan p-value 0,012 (α= 0,05). SARAN Kepada pihak puskesmas untuk terus memberikan penyuluhan atau pendidikan kesehatan baik itu kepada keluarga maupun kepada pasien hipertensi bagaimana mencegah serangan stroke pada pasien hipertensi dengan melakukan pengaturan pola hidup yang baik. Perawat dapat memberikan memberikan asuhan keperawatan kepada pasien hipertensi dan keluarga pasien hipertensi dalam melakukan pengaturan pola hidup yang benar untuk mencegah serangan stroke. Peneliti selanjutnya, dapat membahas lebih lanjut mengenai faktro-faktor yang dapat mempengaruhi pengaturan pola hidup pada pasien hipertensi untuk mencegah serangan stroke. DAFTAR PUSTAKA [1] Alimul Aziz H, Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika [2] Arum, (2015), Stroke Kenali Cegah Dan Obati, Yogyakarta: Suka Buku. [3] Arasti Dita Nisfiani (2014), Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Diit Hipertensi Pada Lanjut Usia, (Online) (Diakses Pada Tanggal 26 Januari 2016). [4] Asep Candra (2015), Penderita Hipertensi Terus Meningkat, (Online), ( (Diakses Pada Tanggal 28 September 2015). [5] Anik Sulistyawati (2010), Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Jawa Tengah, (Online), ( ( Diakses Pada Tanggal 28 September 2015). [6] Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin Asih (2002), Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta: EGC [7] Bob susilo Kusumbroto (2010), Bank Data Dinas Kesehatan Kota Semarang, (Online), ( Profilkesehatan2010.com) (Diakses Pada Tanggal 28 September 2015). [9] Friedman (2008), Keperawatan Keluarga, Teori Dan Praktik, Jakarta: Salemba Medika [10] Ira Haryani Suprapto (2014), Menu Ampuh Atasi Hipertensi, yogyakarta: PT Buku Saku [11] Iannou, S. (2005), Health Logic and health-related behaviours critical public health. 5 (3): [12] Notoadmojo, S. (2010), Ilmu Perilaku Kesehatan, Jakarta: PT Rinek Cipta [13] Mutaqqin (2008), Pengantar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan System Persyarafan, Jakarta: Salemba Medika [14] Shaty Meitha, (2011), Penyakit Yang Diam-Diam Mematikan, Yogyakarta: Buku Kita. [15] Suharyadi, dan S. K. Purwanto, 2009, Statistika, Jakarta : Salemba Empat. [16] Suprajitno, (2014), Asuhan Keperawatan Keluarga, Jakarta: EGC [17] Suprapto Haryani Ira,(2014), Menu Atasi Hipertensi, Yogyakarta: Suka Buku [18] Susilo, Yekti&Wulandari, Ari, (2011), Cara Jitu Mengatasi Hipertensi, Yogyakarta: CvAndi Offset. [19] Padila (2011), keperawatan keluarga, Yogyakarta: Nuha Medika [20] Udjianti Juni Wajan, (2013), Keperawatan Kardiovaskular, Jakarta: Salemba Medika [21] Yenni (2011), Hubungan Dukungan Keluarga Dan Karakteristik Lansia Dengan Kejadian Stroke Pada Lansia (online), (Diakses Pada Tanggal 26 Januari 2016). 8 Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Pengaturan Pola Hidup Untuk Mencegah Serangan Stroke

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : VRIASTUTI 201210201214 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

INTISARI. M. Fauzi Santoso 1 ; Yugo Susanto, S.Si., M.Pd., Apt 2 ; dr. Hotmar Syuhada 3

INTISARI. M. Fauzi Santoso 1 ; Yugo Susanto, S.Si., M.Pd., Apt 2 ; dr. Hotmar Syuhada 3 INTISARI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PENDERITA HIPERTENSI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI CUKA KABUPATEN TANAH LAUT M. Fauzi Santoso 1 ; Yugo Susanto, S.Si., M.Pd.,

Lebih terperinci

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU WUS DALAM DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI DESA GENUK KECAMATAN UNGARAN BARAT TAHUN 2015 JURNAL SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi atau yang dikenal dengan sebutan penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang mencapai lebih dari 140/90 mmhg. Penyakit

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIIT RENDAH GARAM PADA PASIEN HIPERTENSI DI KAMPUNG MEKAR SARI KABUPATEN TANGERANG

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIIT RENDAH GARAM PADA PASIEN HIPERTENSI DI KAMPUNG MEKAR SARI KABUPATEN TANGERANG HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIIT RENDAH GARAM PADA PASIEN HIPERTENSI DI KAMPUNG MEKAR SARI KABUPATEN TANGERANG Hera Hastuti 1, Intan Adi Tyastuti 2 1. Prodi S1 Keperawatan dan Ners Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang umum terjadi di negara berkembang dan merupakan penyebab kematian tertinggi kedua di Indonesia. Tekanan darah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit adalah suatu keadaan abnormal tubuh atau pikiran yang menyebabkan ketidaknyamanan disfungsi atau kesukaran terhadap orang yang dipengaruhinya. Ada beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan terdapat 7,5 juta kematian atau sekitar 12,8% dari seluruh total

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan terdapat 7,5 juta kematian atau sekitar 12,8% dari seluruh total BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia. Pernyataan ini diperkuat oleh data dari WHO (2014), yang menyebutkan bahwa tercatat satu milyar orang di

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK, RIWAYAT KELUARGA DAN UMUR DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI DESA TARABITAN KECAMATAN LIKUPANG BARAT KABUPATEN MINAHASA UTARA Gloria J. Tular*, Budi T. Ratag*, Grace D. Kandou**

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL Oleh : MEIRINA MEGA MASTUTI 040112a028 PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

2014 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA TENTANG HIPERTENSI DI RW 05 DESA DAYEUHKOLOT KABUPATEN BANDUNG

2014 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA TENTANG HIPERTENSI DI RW 05 DESA DAYEUHKOLOT KABUPATEN BANDUNG 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi adalah faktor resiko utama dari penyakit-penyakit kardiovaskular yang merupakan penyebab kematian tertinggi di setiap negara. Data WHO (2011) menunjukan,

Lebih terperinci

Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Pola Hidup Sehat Hipertensi Pada Keluarga

Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Pola Hidup Sehat Hipertensi Pada Keluarga Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Pola Hidup Sehat Hipertensi Pada Keluarga The Relation of the Family Support with the Healthy Lifestyle of Hypertension in Family I. G. A. Merry Mahadewi¹, Ni Wayan Suniyadewi

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI POLI KLINIK RUMAH SAKIT JIWA Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG ABSTRAK

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI POLI KLINIK RUMAH SAKIT JIWA Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG ABSTRAK HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI POLI KLINIK RUMAH SAKIT JIWA Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG Riska Wulansari*), Zumrotul Choiriyah**), Raharjo Apriyatmoko***)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan penyakit yang semakin sering dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan penyakit yang semakin sering dijumpai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan penyakit yang semakin sering dijumpai dimasyarakat seiring berubahnya pola penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit tidak menular. Hal ini terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan secara alamiah. Hal ini akan menimbulkan masalah fisik, mental, sosial, ekonomi dan psikologi. Perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan, membuat usia harapan hidup manusia relatif bertambah panjang. Menurut United Nations: World Population

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada populasi umum, pria lebih banyak yang menderita penyakit ini dari pada wanita (pria 39 % dan wanita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Adapun peningkatan tajam terjadi pada kelompok penduduk lanjut

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Adapun peningkatan tajam terjadi pada kelompok penduduk lanjut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan jumlah penduduk terjadi secara global, tidak terkecuali di Indonesia. Adapun peningkatan tajam terjadi pada kelompok penduduk lanjut usia (lansia), yakni

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERAN SERTA KADER POSYANDU DENGAN PERAWATAN HIPERTENSI PADA LANJUT USIA (LANSIA) DI DESA SALAMREJO SENTOLO KULON PROGO

HUBUNGAN PERAN SERTA KADER POSYANDU DENGAN PERAWATAN HIPERTENSI PADA LANJUT USIA (LANSIA) DI DESA SALAMREJO SENTOLO KULON PROGO 168 HUBUNGAN PERAN SERTA KADER POSYANDU DENGAN PERAWATAN HIPERTENSI PADA LANJUT USIA (LANSIA) DI DESA SALAMREJO SENTOLO KULON PROGO Sugiyanto 1 1 Universitas Aisyiyah Yogyakarta, Jalan Ring Road Barat

Lebih terperinci

KOSALA JIK. Vol. 1 No. 2 September 2013

KOSALA JIK. Vol. 1 No. 2 September 2013 HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DENGAN TINDAKAN MENGONTROL TEKANAN DARAH PADA WARGA DUKUH BANTULAN DESA JEMBUNGAN KECAMATAN BANYUDONO BOYOLALI Oleh : Diyono 1 Budi Kristanto 2, Catur Budi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sederhana dan mudah dilakukan pengukurannya. Tekanan darah. penyakit gangguan hemodinamik dalam sistem kardiovaskuler

BAB I PENDAHULUAN. sederhana dan mudah dilakukan pengukurannya. Tekanan darah. penyakit gangguan hemodinamik dalam sistem kardiovaskuler BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tekanan darah merupakan salah satu parameter hemodinamik yang sederhana dan mudah dilakukan pengukurannya. Tekanan darah menggambarkan situasi hemodinamik seseorang

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara berkembang seperti Indonesia, masyarakat lebih banyak menghabiskan waktu untuk berkerja dan memiliki waktu yang sangat sedikit untuk melakukan pola hidup sehat,

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN BARAT II PALEMBANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN BARAT II PALEMBANG AISYAH: JURNAL ILMU KESEHATAN 2 (1) 2017, 23 30 Available online at http://ejournal.stikesaisyah.ac.id/index.php/eja FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu kondisi medis yang ditandai dengan meningkatnya konstraksi pembuluh darah arteri sehingga terjadi resistensi aliran

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG 7 Anik Eka Purwanti *, Tri Nur Hidayati**,Agustin Syamsianah*** ABSTRAK Latar belakang:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi adalah tekanan darah tinggi dimana tekanan darah sistolik lebih

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi adalah tekanan darah tinggi dimana tekanan darah sistolik lebih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi adalah tekanan darah tinggi dimana tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmhg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmhg (Ardiansyah, 2012). Pada umunya penderita

Lebih terperinci

BAB I PENDAULUAN. morbiditas dan mortalitas di perkirakan pada abad ke-21 akan terjadi

BAB I PENDAULUAN. morbiditas dan mortalitas di perkirakan pada abad ke-21 akan terjadi BAB I PENDAULUAN A. Latar Belakang Perubahan pola penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit tidak menular adalah akibat dari terjadinya epidemiologi yang paralel dengan transisi teknologi di dunia yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya tekanan darah arteri lebih dari normal. Tekanan darah sistolik

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya tekanan darah arteri lebih dari normal. Tekanan darah sistolik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan meningkatnya tekanan darah arteri lebih dari normal. Tekanan darah sistolik 140 mmhg dan Diastolik 85 mmhg merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan kondisi peningkatan tekanan darah arterial yang abnormal. Berdasarkan etiologi, hipertensi dibedakan menjadi hipertensi primer dan sekunder (Lewis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Kemenkes RI, 2013). Hipertensi sering kali disebut silent killer karena

BAB I PENDAHULUAN. (Kemenkes RI, 2013). Hipertensi sering kali disebut silent killer karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmhg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmhg pada dua kali pengukuran selang waktu lima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setelah stroke dan tuberkulosis dan dikategorikan sebagai the silent disease

BAB I PENDAHULUAN. setelah stroke dan tuberkulosis dan dikategorikan sebagai the silent disease BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang berada diatas batas normal. Joint National Committee

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Hipertensi merupakan peningkatan dari tekanan darah systolik diatas standar. Hipertensi termasuk penyakit dengan angka kejadian (angka prevalensi) yang cukup tinggi

Lebih terperinci

peningkatan dukungan anggota keluarga penderita kusta.

peningkatan dukungan anggota keluarga penderita kusta. HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT KUSTA DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KECACATAN PADA PENDERITAKUSTA DI KABUPATEN KUDUS peningkatan dukungan anggota keluarga penderita kusta. 1. Wiyarni, 2. Indanah, 3. Suwarto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampai saat ini, hipertensi masih merupakan tantangan besar di Indonesia. Hipertensi merupakan kondisi yang sering ditemukan pada pelayanan kesehatan primer dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu kondisi dimana pembuluh darah secara terus-menerus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. suatu kondisi dimana pembuluh darah secara terus-menerus mengalami BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau yang juga dikenal sebagai tekanan darah tinggi, adalah suatu kondisi dimana pembuluh darah secara terus-menerus mengalami peningkatan tekanan. Tekanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluarga merupakan unit terkecil dalam suatu masyarakat yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluarga merupakan unit terkecil dalam suatu masyarakat yang terdiri 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga merupakan unit terkecil dalam suatu masyarakat yang terdiri atas ibu, ayah, anak dan keluarga lain seperti nenek dan kakek. Keluarga memegang peranan penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun

BAB I PENDAHULUAN. Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut The Seventh Report of The Joint National Committe on Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun 2003, hipertensi adalah peningkatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG Nina Susanti * ) Wagiyo ** ), Elisa *** ) *) Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit degeneratif merupakan penyakit kronik menahun yang banyak mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit degeneratif tersebut antara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang umum di negara berkembang. Hipertensi yang tidak segera ditangani berdampak pada munculnya penyakit degeneratif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terpotongnya suplai oksigen dan nutrisi yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terpotongnya suplai oksigen dan nutrisi yang mengakibatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke adalah suatu penyakit cerebrovascular dimana terjadinya gangguan fungsi otak yang berhubungan dengan penyakit pembuluh darah yang mensuplai darah ke otak (Wardhani

Lebih terperinci

Kata kunci : Tekanan darah, Terapi rendam kaki air hangat, Lansia.

Kata kunci : Tekanan darah, Terapi rendam kaki air hangat, Lansia. PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI RENDAM KAKI AIR HANGAT PADA LANSIA DI UPT PANTI SOSIAL PENYANTUNAN LANJUT USIA BUDI AGUNG KUPANG Yasinta Asana,c*, Maria Sambriongb, dan Angela M. Gatumc

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesakitan yang tinggi. Darah tinggi sering diberi gelar The Silent Killer karena

BAB I PENDAHULUAN. kesakitan yang tinggi. Darah tinggi sering diberi gelar The Silent Killer karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyebab kematian dan kesakitan yang tinggi. Darah tinggi sering diberi gelar The Silent Killer karena hipertensi merupakan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Syarat Mencapai Derajat Sarjana. Oleh : FAIQOH HARDIYANTI

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Syarat Mencapai Derajat Sarjana. Oleh : FAIQOH HARDIYANTI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DALAM PENATALAKSAAN HIPERTENSI 7 DENGAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOKERTO SELATAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tekhnologi dan industri telah banyak membuat perubahan pada perilaku dan

BAB I PENDAHULUAN. tekhnologi dan industri telah banyak membuat perubahan pada perilaku dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Meningkatnya arus globalisasi disegala bidang dengan perkembangan tekhnologi dan industri telah banyak membuat perubahan pada perilaku dan gaya hidup pada masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Statistik (2013), angka harapan hidup perempuan Indonesia dalam rentang

BAB I PENDAHULUAN. Statistik (2013), angka harapan hidup perempuan Indonesia dalam rentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan berdampak pada penurunan angka kelahiran, angka kesakitan dan angka kematian serta peningkatan angka harapan hidup penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025 diproyeksikan

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025 diproyeksikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Usia lanjut sebagai tahap akhir siklus kehidupan merupakan tahap perkembangan normal yang akan dialami oleh setiap individu yang sudah mencapai usia lanjut tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diastolic (Agrina, et al., 2011). Hipertensi sering dijumpai pada orang

BAB I PENDAHULUAN. diastolic (Agrina, et al., 2011). Hipertensi sering dijumpai pada orang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan tekanan darah seseorang berada di atas batas normal atau optimal yaitu 120

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA KARANGJATI KABUPATEN SEMARANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA KARANGJATI KABUPATEN SEMARANG FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA KARANGJATI KABUPATEN SEMARANG Dessy Yunita Dewi Program Studi DIV Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan rancangan cross sectional, yaitu setiap variabel diobservasi hanya satu kali saja dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan gejala terlebih dahulu dan ditemukan secara kebetulan saat

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan gejala terlebih dahulu dan ditemukan secara kebetulan saat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah di atas 140/90 mmhg (Depkes, 2006a). Hipertensi juga disebut sebagai the sillent killer

Lebih terperinci

HERNAWAN TRI SAPUTRO J

HERNAWAN TRI SAPUTRO J HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG HIPERTENSI DENGAN SIKAP KEPATUHAN DALAM MENJALANKAN DIIT HIPERTENSI DI WILAYAH PUSKESMAS ANDONG KABUPATEN BOYOLALI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit adalah suatu keadaan abnormal tubuh atau pikiran yang menyebabkan ketidaknyamanan disfungsi atau kesukaran terhadap orang yang dipengaruhinya. Ada beberapa

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN PERSONAL HYGIENE DENGAN CITRA TUBUH PADA LANSIA DI DESA BEJI KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG

HUBUNGAN KEMAMPUAN PERSONAL HYGIENE DENGAN CITRA TUBUH PADA LANSIA DI DESA BEJI KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG HUBUNGAN KEMAMPUAN PERSONAL HYGIENE DENGAN CITRA TUBUH PADA LANSIA DI DESA BEJI KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG DWI INTAN SUCI RAMDHANI Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga. banyak penderita yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita

BAB I PENDAHULUAN. oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga. banyak penderita yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang paling banyak diderita oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga banyak penderita yang tidak mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Penelitian Penelitian pengetahuan dan sikap terhadap praktik pencegahan hipertensi pada remaja ini dilakukan di SMAN 15 Semarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah yang. ditemukan pada masyarakat baik di negara maju maupun berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah yang. ditemukan pada masyarakat baik di negara maju maupun berkembang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah yang ditemukan pada masyarakat baik di negara maju maupun berkembang termasuk Indonesia. Hipertensi merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmhg dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmhg. Pada populasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta keberhasilan pembangunan diberbagai bidang terutama bidang kesehatan menyebabkan peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Herdianti STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis :

PENDAHULUAN. Herdianti STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis : HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI SERTA PERAN KELUARGA TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERAWATAN SUBAN KECAMATAN BATANG ASAM TAHUN 2015 Herdianti STIKES

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang lebih dari delapan dekade terakhir. Hipertensi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang lebih dari delapan dekade terakhir. Hipertensi merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung dan pembuluh darah, termasuk hipertensi telah menjadi penyakit yang mematikan banyak penduduk di negara maju dan negara berkembang lebih dari delapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah kesehatan utama yang mengakibatkan kematian nomor satu secara global dan umum terjadi di masyarakat.

Lebih terperinci

ARTIKEL GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG BPJS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BERGAS KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG

ARTIKEL GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG BPJS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BERGAS KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BERGAS KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG OLEH ANIK PUJI LESTARI a PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistolic dan diastolic dengan konsisten di atas 140/90 mmhg (Baradero, Dayrit &

BAB I PENDAHULUAN. sistolic dan diastolic dengan konsisten di atas 140/90 mmhg (Baradero, Dayrit & BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan penyakit yang paling banyak diderita oleh penduduk di dunia. Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah sistolic

Lebih terperinci

HUBUNGAN JENIS MEDIA INFORMASI DENGAN PENGETAHUAN TENTANG HIV/AIDS PADA REMAJA DI DESA X KECAMATAN PARAKAN KABUPATEN PTEMANGGUNG ARTIKEL

HUBUNGAN JENIS MEDIA INFORMASI DENGAN PENGETAHUAN TENTANG HIV/AIDS PADA REMAJA DI DESA X KECAMATAN PARAKAN KABUPATEN PTEMANGGUNG ARTIKEL HUBUNGAN JENIS MEDIA INFORMASI DENGAN PENGETAHUAN TENTANG HIV/AIDS PADA REMAJA DI DESA X KECAMATAN PARAKAN KABUPATEN PTEMANGGUNG ARTIKEL Oleh : DEWI PURWATI 040112a009 PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN SEKOLAH

Lebih terperinci

Tedy Candra Lesmana. Susi Damayanti

Tedy Candra Lesmana. Susi Damayanti TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG Diabetes mellitus DAN DETEKSI DINI DENGAN MINAT DETEKSI DINI PADA MASYARAKAT DI DESA DRONO KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN KLATEN 1 Tedy Candra Lesmana 2 Susi Damayanti 1,2 Dosen

Lebih terperinci

Lampiran Kuesioner KUESIONER GAMBARAN PERILAKU PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS NANGGALO TAHUN 2017

Lampiran Kuesioner KUESIONER GAMBARAN PERILAKU PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS NANGGALO TAHUN 2017 Lampiran Kuesioner KUESIONER GAMBARAN PERILAKU PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS NANGGALO TAHUN 2017 DATA UMUM RESPONDEN No. Responden : 1. Identitas Responden : a. Nama Responden : b. Jenis Kelamin : ( L

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I LATAR BELAKANG BAB I LATAR BELAKANG A. Pendahuluan Hipertensi dikenal secara luas sebagai penyakit kardiovaskular. Saat ini penyakit kardiovaskuler sudah merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disikapi dengan baik. Perubahan gaya hidup, terutama di perkotaan telah

BAB I PENDAHULUAN. disikapi dengan baik. Perubahan gaya hidup, terutama di perkotaan telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pergeseran seperti pola makan, penanganan stres, kebiasaan olahraga, serta gaya hidup berpeluang besar menimbulkan berbagai masalah kesehatan apabila tidak disikapi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak terdeteksi meskipun sudah bertahun-tahun. Hipertensi dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak terdeteksi meskipun sudah bertahun-tahun. Hipertensi dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi termasuk masalah yang besar dan serius karena sering tidak terdeteksi meskipun sudah bertahun-tahun. Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terjadinya transisi epidemologi yang paralel dengan transisi demografi dan transisi teknologi di Indonesia telah mengakibatkan perubahan penyakit dari penyakit infeksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmhg dan diastoliknya di atas 90 mmhg. Sementara itu diastolik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di Jalan Wirosaban No. 1 Yogyakarta. Rumah Sakit Jogja mempunyai visi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di Jalan Wirosaban No. 1 Yogyakarta. Rumah Sakit Jogja mempunyai visi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Wilayah Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Yogyakarta atau yang terkenal dengan nama Rumah Sakit Jogja adalah rumah sakit milik Kota Yogyakarta yang

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN SUAMI UNTUK MENCEGAH HIV/AIDS DI DESA X KECAMATAN PARAKAN KABUPATEN TEMANGGUNG.

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN SUAMI UNTUK MENCEGAH HIV/AIDS DI DESA X KECAMATAN PARAKAN KABUPATEN TEMANGGUNG. FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN SUAMI UNTUK MENCEGAH HIV/AIDS DI DESA X KECAMATAN PARAKAN KABUPATEN TEMANGGUNG. ARTIKEL Oleh LUVITA RIA NASTITI 040112a027 PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mampu menggunakan insulin yang dihasilkan oleh pankreas (Word Health

BAB I PENDAHULUAN. mampu menggunakan insulin yang dihasilkan oleh pankreas (Word Health BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan suatu keadaan dimana tubuh tidak mampu menggunakan insulin yang dihasilkan oleh pankreas (Word Health Organization [WHO], 2011). DM termasuk

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Vol.1 No.1, Januari

Jurnal Keperawatan, Vol.1 No.1, Januari Jurnal Keperawatan, Vol.1 No.1, Januari 2011 16 PERAN KELUARGA DALAM PELAKSANAAN MINUM OBAT (5B) PADA LANSIA HIPERTENSI (Studi Di Posyandu Ds. Sumberagung Kec. Peterongan Kab. Jombang) ROLE OF THE FAMILY

Lebih terperinci

FAKTOR RISIKO KEJADIAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARA-BARAYA MAKASSAR HERIANI

FAKTOR RISIKO KEJADIAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARA-BARAYA MAKASSAR HERIANI ABSTRAK FAKTOR RISIKO KEJADIAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARA-BARAYA MAKASSAR HERIANI Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Makassar Program Studi Ilmu Keperawatan Tekanan darah tinggi biasanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Insidens dan prevalensi PTM (Penyakit Tidak Menular) diperkirakan terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan tantangan utama masalah kesehatan

Lebih terperinci

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BEROBAT HIPERTENSI PADA LANSIA DI PUSKESMAS PATTINGALLOANG KOTA MAKASSAR

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BEROBAT HIPERTENSI PADA LANSIA DI PUSKESMAS PATTINGALLOANG KOTA MAKASSAR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BEROBAT HIPERTENSI PADA LANSIA DI PUSKESMAS PATTINGALLOANG KOTA MAKASSAR Factors Associated With Hypertension On Compliance For The Elderly In Pattingalloang Health

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIIT DIABETES MELLITUS

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIIT DIABETES MELLITUS HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIIT DIABETES MELLITUS (Studi Pada Pasien Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Dokter Soekardjo Tasikmalaya) Andina Dea Priatna 1) Nur Lina dan Siti Novianti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penyakit degeneratif merupakan penyakit kronik menahun yang banyak mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit degeneratif tersebut

Lebih terperinci

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare Merry Tyas Anggraini 1, Dian Aviyanti 1, Djarum Mareta Saputri 1 1 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang. ABSTRAK Latar Belakang : Perilaku hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sampai saat ini hipertensi masih menjadi masalah utama di dunia, baik di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data American Heart Association

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN KETAATAN BEROBAT DENGAN DERAJAT SISTOLE DAN DIASTOLE PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS SUKAMERINDU KOTA BENGKULU

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN KETAATAN BEROBAT DENGAN DERAJAT SISTOLE DAN DIASTOLE PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS SUKAMERINDU KOTA BENGKULU Jurnal Ilmiah Farmasi Vol. 9 No. 1 Tahun 2012 HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN KETAATAN BEROBAT DENGAN DERAJAT SISTOLE DAN DIASTOLE PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS SUKAMERINDU KOTA BENGKULU Dirhan* Sekolah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dikenal juga sebagai heterogeneous group of disease karena dapat menyerang

BAB 1 PENDAHULUAN. dikenal juga sebagai heterogeneous group of disease karena dapat menyerang 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan gangguan kesehatan yang mematikan. Hipertensi dijuluki sebagai silent killer, karena klien sering tidak merasakan adanya gejala dan baru

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA KADER POSYANDU BALITA DI KELURAHAN BAWEN KECAMATAN BAWEN KABUPATEN SEMARANG ABSTRAK

HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA KADER POSYANDU BALITA DI KELURAHAN BAWEN KECAMATAN BAWEN KABUPATEN SEMARANG ABSTRAK HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA KADER POSYANDU BALITA DI KELURAHAN BAWEN KECAMATAN BAWEN KABUPATEN SEMARANG Siti Fatimah*), Fitria Primi Astuti**), Nova Hasani F.***) *) Program Studi D-IV Kebidanan STIKES

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM MENGKONSUMSI OBAT CAPTOPRIL TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS ALALAK SELATAN BANJARMASIN

HUBUNGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM MENGKONSUMSI OBAT CAPTOPRIL TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS ALALAK SELATAN BANJARMASIN INTISARI HUBUNGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM MENGKONSUMSI OBAT CAPTOPRIL TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS ALALAK SELATAN BANJARMASIN Reni Sulastri 1 ; Ratih Pratiwi Sari 2 ; Maria

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KESEMBUHAN PADA PENDERITA TB PARU DI BALAI PENGOBATAN PENYAKIT PARU-PARU UNIT MINGGIRAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KESEMBUHAN PADA PENDERITA TB PARU DI BALAI PENGOBATAN PENYAKIT PARU-PARU UNIT MINGGIRAN YOGYAKARTA HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KESEMBUHAN PADA PENDERITA TB PARU DI BALAI PENGOBATAN PENYAKIT PARU-PARU UNIT MINGGIRAN NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: TATIK KURNIANINGSIH 201110201133 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan adalah hal yang paling penting bagi masyarakat, terutama remaja yang memiliki aktivitas yang padat. Salah satu cara agar tubuh tetap sehat adalah

Lebih terperinci

HUBUNGAN KUNJUNGAN KEHAMILAN DAN KUNJUNGAN NIFAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI KOTA PADANG

HUBUNGAN KUNJUNGAN KEHAMILAN DAN KUNJUNGAN NIFAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI KOTA PADANG HUBUNGAN KUNJUNGAN KEHAMILAN DAN KUNJUNGAN NIFAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI KOTA PADANG Dewi Susanti, Yefrida Rustam (Poltekkes Kemenkes Padang ) ABSTRACT The aim of research

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DAN AKTIFITAS FISIK DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA PASIEN POLIKLINIK UMUM DI PUSKESMAS RANOTANA WERU KOTA MANADO Giroth Linda Julia*, Angela F. C. Kalesaran*, Sekplin

Lebih terperinci

HUBUNGAN LAMA KERJA DAN POLA ISTIRAHAT DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD ULIN BANJARMASIN

HUBUNGAN LAMA KERJA DAN POLA ISTIRAHAT DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD ULIN BANJARMASIN Dinamika Kesehatan, Vol. 7 No.1 Juli 2016 Basit, e.t al., Hubungan Lama Kerja dan Pola Istirahat HUBUNGAN LAMA KERJA DAN POLA ISTIRAHAT DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD ULIN BANJARMASIN

Lebih terperinci

1

1 BAB 1 PEDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi dikenal secara luas sebagai penyakit kardiovaskular Diperkirakan telah menyebabkan 4,5% dari beban penyakit secara global ( Riskesdas, 2013 ). dan prevalensinya

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG Anni Suciawati* *Fakultas Kesehatan Prodi Kebidanan Universitas Nasional Email Korespodensi:

Lebih terperinci

WIJI LESTARI J

WIJI LESTARI J PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MANAJEMEN STRES PADA PENDERITA HIPERTENSI TERHADAP PENGETAHUAN MANAJEMEN STRES DI POSYANDU LANSIA AISIYAH TIPES SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Rabiatunnisa 1610104257 PROGRAM STUDI BIDAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas

BAB 1 PENDAHULUAN. tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas dan angka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada beban Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 1. Masalah penyakit menular masih merupakan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BEROBAT PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS RANOTANA WERU

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BEROBAT PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS RANOTANA WERU FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BEROBAT PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS RANOTANA WERU Yulike Mangendai Sefti Rompas Rivelino S. Hamel Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

Unnes Journal of Public Health

Unnes Journal of Public Health UJPH 4 (3) (2015) Unnes Journal of Public Health http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujph FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN PENGOBATAN PADA PENDERITA HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

Lebih terperinci