Implementasi Protokol Modbus Pada Mikrokontroler Atmega16 untuk Pengembangan Level Transmitter dan Gas Transmitter

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Implementasi Protokol Modbus Pada Mikrokontroler Atmega16 untuk Pengembangan Level Transmitter dan Gas Transmitter"

Transkripsi

1 Implementasi Protokol Modbus Pada Mikrokontroler Atmega16 untuk Pengembangan Level Transmitter dan Gas Transmitter Teguh Arifianto W. Suwito Pujiono Jurusan Teknik Elektro FTI ITS teguh177@elect-eng.its.ac.id Abstrak Otomasi industri meliputi penggunaan teknologi informasi dan sistem kontrol. Sistem kontrol terdiri dari peralatan-peralatan yang terhubung dalam satu jaringan. Sehingga peralatan-peralatan tersebut dapat saling berkomunikasi. Protokol komunikasi diperlukan untuk menjamin validitas data. Modbus merupakan protokol yang umum digunakan di industri. Modbus diimplementasikan pada transmitter. Transmitter berharga mahal karena ditujukan untuk industri skala besar. Hal ini menghambat penerapan otomasi pada industri skala kecil. Mikrokontroler merupakan programmable device yang harganya murah. Mikrokontroler dapat dikembangkan menjadi transmitter. Hal ini dilakukan dengan mengimplementasikan Modbus pada mikrokontroler. Dalam Tugas Akhir ini Modbus berhasil diimplementasikan pada mikrokontroler ATMega16. Kemudian ditambahkan level transducer SRF04, sehingga diperoleh sebuah level transmitter. Ditambahkan pula sensor gas TGS 2620 sehingga diperoleh gas transmitter. Function code 03 dan Function code 04 diimplementasikan pada kedua transmitters. Kedua transmitters diintegrasikan dalam suatu jaringan Modbus sebagai slaves. Sebuah HMI digunakan sebagai master dalam jaringan tersebut. Pengujian pada baud rate bps dan scan rate 2 detik diperoleh keberhasilan komunikasi data 100%. Selama pengujian tidak pernah terjadi data collision. Hal ini menunjukkan bahwa kedua transmitters yang dibuat dapat diintegrasikan pada jaringan Modbus. Pengembangan lebih lanjut dapat dilakukan dengan menambahkan function code yang lain serta meningkatkan baud rate. Kata kunci Modbus, Protokol Komunikasi, ATMega16, Transmitter. S I. PENDAHULUAN ISTEM kontrol di industri terdiri atas peralatan-peralatan yang saling bekerjasama untuk memperoleh hasil yang optimal. Salah satu hal yang penting dalam sistem kontrol di industri adalah komunikasi di antara peralatan-peralatan tersebut. Untuk menjamin validitas data maka dibuatlah protokol komunikasi dalam sistem kontrol di industri. Salah satu protokol komunikasi yang digunakan secara luas dalam sistem kontrol di industri adalah protokol komunikasi Modbus. Protokol Modbus diperkenalkan oleh Modicon pada tahun 1979 untuk diterapkan di PLC-PLC yang diproduksinya. Saat ini Protokol Modbus merupakan protokol yang paling umum tersedia pada peralatan-peralatan kontrol di industri. Beberapa hal yang menyebabkan Protokol Modbus diterima secara luas sebagai standar protokol komunikasi di industri, antara lain : 1. Dipublikasikan secara terbuka dan bebas royalti. 2. Relatif mudah diterapkan pada jaringan industri. 3. Menggunakan data raw bits atau words tanpa memberikan banyak larangan dan batasan kepada para pengembang. Dalam perkembangannya muncul banyak varian Protokol Modbus, salah satunya adalah Modbus RTU. Modbus RTU merupakan varian Protokol Modbus yang paling umum digunakan. Dalam Tugas Akhir ini diimplementasikan Protokol Modbus RTU pada sebuah level transmitter dan sebuah gas transmitter berbasis Mikrokontroller ATMega16. II. TEORI PENUNJANG 2.1 MODBUS APPLICATION LAYER Modbus Application Layer menyediakan komunikasi client/server di antara peralatan-peralatan yang terhubung dalam sebuah jaringan Modbus. Protocol Data Unit (PDU) Modbus terdiri atas 2 fields, yaitu : function code fields dan data fields. Ketika diimplementasikan dalam sebuah jaringan, perlu ditambahkan addres field dan error check field pada Application Data Unit (ADU) Modbus. ADU dibuat oleh client yang menginisiasi transaksi data. Function code mengindikasikan aksi yang dikehendaki client untuk dijalankan oleh server. Function Code field pada sebuah unit data Modbus dikodekan dalam satu byte. Kode yang valid berada dalam rentang nilai decimal 1 s.d. 255 (rentang nilai 128 s.d. 255 digunakan untuk exception response). Pada data field terdapat informasi yang digunakan oleh server untuk menjalankan aksi sesuai dengan function code. Informasi ini dapat meliputi discrete addres, register addres, kuantitas discrete dan register yang harus ditangani, dan jumlah data bytes actual yang terdapat pada fields. Pada Gambar 1 ditunjukkan struktur ADU dan PDU Modbus. 1

2 Gambar 1 PDU dan ADU Modbus FUNCTION CODE Pada Tugas Akhir ini function code yang diimplementasikan adalah function code 03, read holding register. Ketentuan mengenai struktur PDU function code 03 ditunjukkan pada Gambar MODBUS DATA LINK LAYER Modbus over Serial Line merupakan protokol master/slave. Dalam satu jaringan Modbus terdapat satu node master dan maksimum 247 node slaves. Masing-masing slave harus mempunyai alamat yang unik, sedangkan master tidak perlu dialamati. Ada dua mode transmisi pada Modbus over Serial Line yaitu mode RTU dan mode ASCII. Dalam makalah ini hanya akan dijelaskan tentang mode RTU. Pada mode RTU 1 frame data terdiri atas beberapa karakter. Satu karakter terdiri atas 11 bits dengan rincian sebagai berikut : - 1 start bit. - 8 data bits, LSB dikirim pertama. - 1 parity bit. - 1 stop bit atau 2 stop bits jika tidak menggunakan parity check. Ukuran maksimum Modbus RTU frame adalah 256 karakter (256 bytes). Gambar. 4 memberikan deskripsi untuk Modbus RTU Frame. Gambar 2 Struktur Function Code EXCEPTION RESPONSE Setelah master (client) mengirim request, ada 4 kemungkinan yang terjadi, yaitu : 1. Request sukses diproses oleh slave dan sebuah response yang valid dikirim. 2. Request tidak diterima oleh slave sehingga tidak ada response yang dikirim. 3. Request diterima oleh slave namun terdapat error pada parity, CRC atau LRC. Slave mengabaikan request dan tidak mengirimkan response. 4. Request diterima tanpa error, namun tidak dapat diproses oleh slave karena alas an lain. Slave mengirim exception response. Pada sebuah normal response, slave mengembalikan function code. Sedangkan pada exception response bit tertinggi dalam kondisi set. Semua function code mempunyai MSB bernilai 0. Sehingga MSB function code yang bernilai 1 menandakan bahwa slave tidak dapat memroses request. Pada Gambar 3 ditunjukkan contoh PDU dari sebuah request dan exception response terhadap request tersebut.. Gambar 3 Contoh Exception Response 2.2 MODBUS OVER SERIAL LINE Modbus Application layer dapat diimplementasikan dalam beberapa cara. Salah satunya adalah melalui transmisi serial asinkron. Gambar 4 Struktur Modbus Frame Untuk menjaga validitas data, pada mode RTU ditambahkan pula 2 bytes CRC pada akhir message MODBUS PHYSICAL LAYER Standar electrical interface yang digunakan dalam MODBUS over serial line adalah RS485 half duplex. Topologi yang digunakan dapat berupa topologi daisy chain atau sebuah jalur trunk cable di mana masing-masing node dihubungkan dengan kabel tambahan pada trunk cable tersebut. Konektor yang digunakan dapat berupa pin screw terminal, DB9 Female, atau RJ45 Female. 2.3 MIKROKONTROLER ATMEGA16 Mikrokontroler ATMega16 merupakan mikrokontroler 8 bit produksi ATMEL. Beberapa fitur yang terdapat pada ATMega16 antara lain : 1. Kecepatan eksekusi hingga 16 MIPS dengan menggunakan clock 16 MHz. 2. Programmable flash program memory berukuran 16 Kbytes. 3. EEPROM berukuran 512 bytes. 4. Internal SRAM sebesar 1 Kbyte. 5. Dua buah 8-bit Timer/Counter dengan fasilitas prescaler terpisah, compare mode dan capture mode, yaitu Timer/Counter0 dan Timer/Counter2. 6. Satu buah 16-bit Timer/Counter dengan fasilitas prescaler terpisah, compare mode dan capture mode, yaitu Timer/Counter1. 7. Programmable USART. 8. ADC 8-channel dengan resolusi maksimal 10-bit. 9. I/O Port sebanyak 4x8 buah. 10. Tegangan operasi 4.5 V s.d. 5.5 V. 2

3 Timer/Counter0 merupakan timer/counter yang dapat mencacah clock baik dari dalam chip maupun luar chip dengan kapasitas cacahan 8-bit atau 256 cacahan. Register-register yang berkaitan dengan operasi Timer/Counter0 yaitu TCCR0, TCNT0, OCR0, TIMSK, dan TIFR. Timer/Counter1 merupakan timer/counter yang dapat mencacah clock baik dari dalam chip maupun luar chip dengan kapasitas cacahan 16-bit atau cacahan. Register-register yang berkaitan dengan operasi Timer/Counter1 yaitu TCCR1A, TCCR1B, TCNT1H, TCNT1L, OCR1AH, OCR1AL, OCR1BH, OCR1BL, ICR1H, ICR1L, TIMSK, dan TIFR. Timer/Counter2 merupakan timer/counter yang dapat mencacah clock baik dari dalam chip maupun luar chip dengan kapasitas cacahan 8-bit atau 256 cacahan. Register-register yang berkaitan dengan operasi Timer/Counter2 yaitu TCCR2, TCNT2, OCR2, TIMSK, dan TIFR. USART dapat difungsikan sebagai transmisi data sinkron, maupun asinkron. Sinkron berarti clock yang digunakan antara transmitter dan receiver berasal dari sumber clock dan nilai yang sama. Sedangkan asinkron berarti masingmasing transmitter dan receiver mempunyai sumber clock sendiri-sendiri. Operasi USART berkaitan dengan registerregister UDR, UCSRA, UCSRB, UCSRC, UBRRH, dan UBRRL. Operasai ADC ATMega16 berkaitan dengan registerregister ADMUX, ADCSRA, ADCL, dan ADCH. Gambar 6 Tampak depan SRF FIGARO TGS2620 TGS 2620 membutuhkan 2 input tegangan, yaitu : Tegangan heater (VH) dan tegangan rangkaian (VC). VH digunakan pada elemen heater yang terintegrasi pada modul transduser dengan maksud untuk menjaga elemen sensing pada temperatur tertentu yang optimal untuk sensing. VC digunakan supaya pada resistansi beban (RL) yang disusun seri dengan sensor dapat muncul tegangan. Sebuah rangkaian catu daya bersama dapat diterapkan pada VH maupun VC. Pada Gambar 7 ditunjukkan rangkaian yang direkomendasi-kan oleh Figaro untuk diterapkan pada TGS IC MAX485 IC MAX485 merupakan komponen yang digunakan sebagai antarmuka RS485 half duplex. Pada Gambar 5 ditunjukkan susunan pin IC MAX485. Gambar 7 Rangkain TGS2620 III. PERANCANGAN ALAT Gambar 5 Susunan pin IC MAX DEVANTECH SRF04 SRF04 mendeteksi objek dengan cara memancarkan sinyal burst dengan frekuensi 40 khz, kemudian mendengarkan gema yang dipantulkan oleh benda yang dikenainya. Dengan mengukur waktu antara transmisi pulsa dengan gema yang kembali, jarak dari objek dapat ditentukan. Pada Gambar 6 ditunjukkan tampak depan dari SRF DIAGRAM BLOK SISTEM Sistem yang dirancang terdiri dari sebauh master yaitu Magelis XBTGT2330 yang sekaligus berfungsi sebagai Human Machine Interface (HMI) dari sistem yang dibuat. Blok diagram sistem ditunjukkan pada Gambar PERANCANGAN PERANGKAT KERAS Meliputi perancangan sistem minimum mikrokontroler dan perancangan antarmuka komunikasi RS485. Pada Gambar 9 ditunjukkan skematika sistem minimum mikrokontroler untuk level transmitter. PORTA digunakan sebagai configurable addres untuk level transmitter. PORTD.5 dan PORTD.6 dimanfaatkan untuk akuisisi data dari transduser SRF04. Pada Gambar 10 ditunjukkan skematika sistem minimum mikrokontroler untuk gas transmitter. PORTB digunakan sebagai configurable addres untuk gas transmitter. PORTA.0 sebagai ADC0 digunakan untuk akuisisi data dari TGS

4 Rangkaian antarmuka komunikasi serial RS485 ditunjukkan pada Gambar 11. Pin 1 sebagai Receiver Output dari MAX485 dihubungkan dengan Receiver pada ATMega16. Pin 4 sebagai Driver Input dihubungkan dengan Transmitter ATMega16. MAX485 bekerja dalam mode half duplex. Kondisi Receive dan Transmit ditentukan dengan cara mengatur pin 2 (Receiver Enable) dan pin 3 (Driver Enable). Kedua pin ini dikontrol oleh perangkat lunak melalui PORTD.2. Gambar 11 Skematika antarmuka RS485 Gambar 8 Diagram Blok Sistem Gambar 9 Skematika sistem minimum mikrokontroler untuk Level Transmitter. Gambar 10 Skematika sistem minimum mikrokontroler untuk Gas Transmitter. 3.3 PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK Meliputi perancangan perangkat lunak pada mikrokontroler dan perancangan perangkat lunak HMI. Algoritma perangkat lunak utama pada mikrokontroler ditunjukkan pada Gambar 12. Setelah mikrokontroler menerima request dari HMI maka dilakukan pengecekan terhadap CRC dari request yang diterima. Bila CRC-nya sesuai maka akan dilihat isi addres field dari request tersebut. Jika isi addres field sesuai dengan addres dari mikrokontroler maka pengecekan dilakukan terhadap isi function code field dari request yang diterima. Jika sesuai dengan function code yang diimplementasikan pada mikrokontroler maka akan dilakukan pemrosesan terhadap request tersebut. Dari kondisi-kondisi di atas jika nilai CRC tidak sesuai dengan hasil perhitungan CRC yang dilakukan oleh mikrokontroler maka request akan diabaikan. Begitu pula jika isi dari addres field tidak sesuai dengan addres mikrokontroler. Jika isi dari function code field tidak sesuai dengan function code yang diimplementasikan pada mikrokontroler maka mikrokontroler akan mengirimkan exception response 01. Algoritma pemrosesan request tersebut ditunjukkan pada Gambar 13. Pada pemrosesan request dilakukan pemeriksaan terhadap banyaknya data yang diminta. Jika banyaknya data yang diminta tidak melebihi jumlah register data yang terdapat pada mikrokontroler maka akan dilakukan pemeriksaan terhadap alamat dari register-register data yang diminta. Jika alamat register-register data yang diminta sesuai dengan alamat-alamat register data yang terdapat pada mikrokontroler maka dilakukan proses akuisisi data dari transduser. Pada pemrosesan request apabila banyaknya data yang diminta tidak sesuai dengan banyaknya register data pada mikrokontroler maka mikrokontroler akan mengirimkan exception response 03. Jika alamat register-register data yang diminta sebagian atau seluruhnya tidak terdapat pada mikrokontroler maka mikrokontroler akan mengirimkan exception response 02. Protokol Modbus yang diimplementasikan adalah Modbus RTU. Masing-masing karakter terdiri dari 1 start bit, 8-bit data, dan 2 stop bit karena tidak menggunakan parity check. Besarnya baudrate adalah 19,2 kbps. Untuk perhitungan CRC-nya menggunakan look-up table sebagaimana yang 4

5 terlampir pada dokumentasi Modbus Over Serial Line Implementation Guide dari Modbus-IDA. Perangkat lunak pada HMI dirancang dengan menentukan sumber data dari variabel-variabel yang digunakan pada HMI. Sumber data eksternal ditentukan pula alamat-alamat register data yang dituju pada mikrokontroler. Sebelumnya dilakukan konfigurasi terhadap parameterparameter dari perangkat-perangkat eksternal yang terhubung dengan HMI. Konfigurasi tersebut meliputi jenis protokol komunikasi yang digunakan serta alamat dari perangkatperangkat tersebut. Gambar 12 Algoritma program utama pada mikrokontroler IV. PENGUJIAN SISTEM Pengujian sistem dimaksudkan untuk mengetahui validitas data yang dikirim. Data yang ditampilkan HMI direncanakan untuk diperoleh dari transmitter yang sesuai serta mempunyai nilai yang sesuai dengan pembacaan transmitter yang bersangkutan. Tabel II.1 Hasil Pengujian Sistem Secara Keseluruhan Pembacaan Level an Gas Pembaca- Sumber No Data Trans. Trans. Data yang Ditampilkan HMI 1 Level Trans Level Trans Level Trans Level Trans Level Trans Gas Trans Gas Trans Gas Trans Gas Trans Gas Trans Level Trans Level Trans Level Trans Level Trans Level Trans Gas Trans Gas Trans Gas Trans Gas Trans Gas Trans Hasil pengujian sistem secara keseluruhan menunjukkan bahwa sistem mampu bekerjasama dengan baik. Data collision, yang memang tidak diharapkan, sepanjang pengujian tidak pernah terjadi. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa data diperoleh dari sumber yang diinginkan dan nilainya sesuai dengan nilai pada sumber data. Gambar 13 Algoritma Pemrosesan Response oleh Mikrokontroler. V. KESIMPULAN Dari Tugas Akhir yang telah dikerjakan, disimpulkan beberapa hal yaitu : 1. Protokol Modbus RTU dapat diimplementasikan pada mikrokontroler ATMega Pada scan rate 2 detik dan baud rate bps tingkat keberhasilan komunikasi data mencapai 100%. 3. Akurasi level transmitter untuk pengukuran level permukaan air mencapai 60% sedangkan pada aplikasi pengukuran level benda padat mencapai 90%. 4. Aplikasi gas transmitter untuk deteksi keberadaan alkohol di udara mencapai 100%. 5. Implementasi kedua transmitter dalam satu jaringan pada saat yang sama tidak menimbulkan data collision. 6. Pengujian dengan menggunakan Modscan32 sebagai simulator master diperoleh scan rate maksimum untuk 5

6 data tunggal sebesar 1 ms dengan time out condition 50 ms. 7. Pengujian dengan menggunakan Modscan32 sebagai simulator master diperoleh scan rate maksimum untuk data kelompok sebesar 1 ms dengan time out condition 50 ms. DAFTAR PUSTAKA 1. Modbus-IDA. Modbus Application Protocol Specification V1.1b Modbus-IDA. MODBUS over Serial Line Specification and Implementation Guide V Winoto, Ardi. Mikrokontroler AVR ATMega8/32/16/ 8535 dan Pemrogrammannya dengan Bahasa C pada WinAVR. Bandung, Penerbit Informatika, Wardhana, Lingga. Belajar Sendiri Mikrokontroler AVR Seri ATMega8535 Simulasi, Hardware dan Aplikasi. Jogjakarta, Penerbit Andi, Setiawan, Rachmad. Mikrokontroler MCS-51. Yogyakarta, Graha Ilmu, Hidayat, Arif. Pengertian Industri Kimia <URL: -industri-kimia/>,juli,, Bies, Lammert. RS485 Serial Information <URL: 485.html>, Juli, Imanto, Rifqi. Apa itu HART Communication? <URL: >, Juli, Schneider Electric. Magelis XBT GT User Manual eng Maxim-IC. Document ; Rev 8; 10/03Low-Power, Slew-Rate-LimitedRS-485/RS-422 Transceiver Atmel. Datasheet ATMega16(L) Robot Electronics <URL: Juli, Figaro. <URL: Juli,

PEMBUATAN REMOTE I/O 16 KANAL DIGITAL INPUT MENGGUNAKAN PROTOKOL MODBUS RTU BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51. Moh. Imam Afandi

PEMBUATAN REMOTE I/O 16 KANAL DIGITAL INPUT MENGGUNAKAN PROTOKOL MODBUS RTU BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51. Moh. Imam Afandi PEMBUATAN REMOTE I/O 16 KANAL DIGITAL INPUT MENGGUNAKAN PROTOKOL MODBUS RTU BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 Moh. Imam Afandi Puslit KIM-LIPI, Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang 15314 INTISARI Telah dilakukan

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. DESKRIPSI KERJA SISTEM Gambar 3.1. Blok diagram sistem Satelit-satelit GPS akan mengirimkan sinyal-sinyal secara kontinyu setiap detiknya. GPS receiver akan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

BAB III STUDI KOMPONEN. tugas akhir ini, termasuk fungsi beserta alasan dalam pemilihan komponen. 2. Sudah memiliki Kecepatan kerja yang cepat

BAB III STUDI KOMPONEN. tugas akhir ini, termasuk fungsi beserta alasan dalam pemilihan komponen. 2. Sudah memiliki Kecepatan kerja yang cepat BAB III STUDI KOMPONEN Bab ini menjelaskan mengenai komponen apa saja yang digunakan dalam tugas akhir ini, termasuk fungsi beserta alasan dalam pemilihan komponen. 3.1 Mikrokontroler Perancangan sistem

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sensor MLX 90614[5]

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sensor MLX 90614[5] BAB II DASAR TEORI Dalam bab ini dibahas beberapa teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merealisasikan skripsi yang dibuat. Teori-teori yang digunakan dalam pembuatan skripsi ini adalah sensor

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Pustaka 1. Perancangan Telemetri Suhu dengan Modulasi Digital FSK-FM (Sukiswo,2005) Penelitian ini menjelaskan perancangan telemetri suhu dengan modulasi FSK-FM. Teknik

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari alat akuisisi data termokopel 8 kanal. 3.1. Gambaran Sistem Alat yang direalisasikan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN Konsep dasar sistem monitoring tekanan ban pada sepeda motor secara nirkabel ini terdiri dari modul sensor yang terpasang pada tutup pentil ban sepeda

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan secara umum perancangan sistem pengingat pada kartu antrian dengan memanfaatkan gelombang radio, yang terdiri dari beberapa bagian yaitu blok diagram

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROKONTROLLER UNIVERSAL SYNCHRONOUS AND ASYNCHRONOUS SERIAL RECEIVER TRANSMITTER (USART)

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROKONTROLLER UNIVERSAL SYNCHRONOUS AND ASYNCHRONOUS SERIAL RECEIVER TRANSMITTER (USART) LAPORAN PRAKTIKUM MIKROKONTROLLER UNIVERSAL SYNCHRONOUS AND ASYNCHRONOUS SERIAL RECEIVER TRANSMITTER (USART) Oleh : Mei Rahayu Puspitasari 1541160040 JTD 2B JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

PEMBUATAN REMOTE I/O 16 KANAL DIGITAL OUTPUT MENGGUNAKAN PROTOKOL MODBUS RTU BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51. Moh. Imam Afandi

PEMBUATAN REMOTE I/O 16 KANAL DIGITAL OUTPUT MENGGUNAKAN PROTOKOL MODBUS RTU BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51. Moh. Imam Afandi PEMBUATAN REMOTE I/O 16 KANAL DIGITAL OUTPUT MENGGUNAKAN PROTOKOL MODBUS RTU BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 Moh. Imam Afandi Puslit KIM-LIPI, Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang 15314 INTISARI Telah

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global.

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. Gambar

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA. oleh tiupan angin, perbedaan densitas air laut atau dapat pula disebabkan oleh

2. TINJAUAN PUSTAKA. oleh tiupan angin, perbedaan densitas air laut atau dapat pula disebabkan oleh 3 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Arus Laut dan Metode Pengukurannya Arus merupakan gerakan mengalir suatu massa air yang dapat disebabkan oleh tiupan angin, perbedaan densitas air laut atau dapat pula disebabkan

Lebih terperinci

KOMUNIKASI SERIAL BERBASIS PROTOKOL MODBUS UNTUK ALAT PENGHITUNG PRODUKSI GARMEN

KOMUNIKASI SERIAL BERBASIS PROTOKOL MODBUS UNTUK ALAT PENGHITUNG PRODUKSI GARMEN KOMUNIKASI SERIAL BERBASIS PROTOKOL MODBUS UNTUK ALAT PENGHITUNG PRODUKSI GARMEN Leonardus Catur K.E.P., Harlianto Tanudjaja* Fakultas Teknik Jurusan Teknik Elektro Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Lebih terperinci

SISTEM TELEKONTROL SCADA DENGAN FUNGSI DASAR MODBUS MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89S51 DAN KOMUNIKASI SERIAL RS485

SISTEM TELEKONTROL SCADA DENGAN FUNGSI DASAR MODBUS MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89S51 DAN KOMUNIKASI SERIAL RS485 SISTEM TELEKTROL SCADA DENGAN FUNGSI DASAR MODBUS MENGGUNAKAN MIKROKTROLER AT89S51 DAN KOMUNIKASI SERIAL RS485 Agus Tiyono (1), Sudjadi (2), Iwan Setiawan (2) Laboratorium Teknik Kontrol Otomatik Jurusan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN Pada bab ini akan dijelaskan konsep dasar sistem keamanan rumah nirkabel berbasis mikrokontroler menggunakan modul Xbee Pro. Konsep dasar sistem ini terdiri dari gambaran

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 RANCANGAN PERANGKAT KERAS 3.1.1. DIAGRAM BLOK SISTEM Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem Thermal Chamber Mikrokontroler AT16 berfungsi sebagai penerima input analog dari sensor

Lebih terperinci

DT-51 Application Note

DT-51 Application Note DT-51 Application Note AN73 Pengukur Jarak dengan Gelombang Ultrasonik Oleh: Tim IE Aplikasi ini membahas perencanaan dan pembuatan alat untuk mengukur jarak sebuah benda solid dengan cukup presisi dan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Konsep dasar mengendalikan lampu dan komponen komponen yang digunakan pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem

Lebih terperinci

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 Dwisnanto Putro, S.T., M.Eng. MIKROKONTROLER AVR Jenis Mikrokontroler AVR dan spesifikasinya Flash adalah suatu jenis Read Only Memory yang biasanya diisi dengan program

Lebih terperinci

MINI SCADA BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 32 DENGAN KOMUNIKASI MODBUS RS 485 DAN SISTEM MONITORING MENGGUNAKAN VISUAL BASIC

MINI SCADA BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 32 DENGAN KOMUNIKASI MODBUS RS 485 DAN SISTEM MONITORING MENGGUNAKAN VISUAL BASIC MINI SCADA BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 32 DENGAN KOMUNIKASI MODBUS RS 485 DAN SISTEM MONITORING MENGGUNAKAN VISUAL BASIC Medilla Kusriyanto ST., M.Eng. 1, Muhammad Syariffudin 2 Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

DT-SENSE. Barometric Pressure & Temperature Sensor

DT-SENSE. Barometric Pressure & Temperature Sensor DT-SENSE Barometric Pressure & Temperature Sensor Trademarks & Copyright AT, IBM, and PC are trademarks of International Business Machines Corp. Windows is a registered trademark of Microsoft Corporation.

Lebih terperinci

Pengukuran Kecepatan Angin untuk Transportasi Darat

Pengukuran Kecepatan Angin untuk Transportasi Darat Pengukuran Kecepatan Angin untuk Transportasi Darat Harry Permana Sembiring / 0222152 Singosari Estate B-6 Cijerah, Kota Cimahi 40534 Telp.(022)6077991 Email:harry_permana_sembiring@yahoo.com Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Sistem Sistem ini merupakan sebuah prototipe alat pengukur kadar kualitas polusi udara yang bisa ditempatkan di pinggir jalan raya dengan 7-Segment sebagai media

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Blok Diagram Port Serial RXD (P3.0) D SHIFT REGISTER. Clk. SBUF Receive Buffer Register (read only)

Gambar 3.1 Blok Diagram Port Serial RXD (P3.0) D SHIFT REGISTER. Clk. SBUF Receive Buffer Register (read only) 1. Operasi Serial Port mempunyai On Chip Serial Port yang dapat digunakan untuk komunikasi data serial secara Full Duplex sehingga Port Serial ini masih dapat menerima data pada saat proses pengiriman

Lebih terperinci

Mikrokontroler 89C51 Bagian II :

Mikrokontroler 89C51 Bagian II : Mikrokontroler 89C51 Bagian II : Mikrokontroler 89C51 Mikrokontroler 89C51 merupakan mikrokomputer CMOS 8 bit dengan 4 Kbytes Flash Programmable Memory. Arsitektur 89C51 ditunjukkan pada gambar 2. Accumulator

Lebih terperinci

TEMPAT JEMURAN DINDING OTOMATIS MENGGUNAKAN SENSOR HUJAN BERBASIS MIKROKONTROLER DAN INFORMASI DIKIRIMKAN MENGGUNAKAN FASILITAS SMS

TEMPAT JEMURAN DINDING OTOMATIS MENGGUNAKAN SENSOR HUJAN BERBASIS MIKROKONTROLER DAN INFORMASI DIKIRIMKAN MENGGUNAKAN FASILITAS SMS TEMPAT JEMURAN DINDING OTOMATIS MENGGUNAKAN SENSOR HUJAN BERBASIS MIKROKONTROLER DAN INFORMASI DIKIRIMKAN MENGGUNAKAN FASILITAS SMS Yoga Setiandito Email : yoga_duo@yahoo.co.id Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

BABII TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BABII TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2 2.1 Tinjauan Pustaka Adapun pembuatan modem akustik untuk komunikasi bawah air memang sudah banyak dikembangkan di universitas-universitas di Indonesia dan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI LOGIKA FUZZY SEBAGAI PERINTAH GERAKAN TARI PADA ROBOT HUMANOID KRSI MENGGUNAKAN SENSOR KAMERA CMUCAM4

IMPLEMENTASI LOGIKA FUZZY SEBAGAI PERINTAH GERAKAN TARI PADA ROBOT HUMANOID KRSI MENGGUNAKAN SENSOR KAMERA CMUCAM4 1 IMPLEMENTASI LOGIKA FUZZY SEBAGAI PERINTAH GERAKAN TARI PADA ROBOT HUMANOID KRSI MENGGUNAKAN SENSOR KAMERA CMUCAM4 Gladi Buana, Pembimbing 1:Purwanto, Pembimbing 2: M. Aziz Muslim. Abstrak-Pada Kontes

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Sistem Secara Umum Perancangan sistem yang dilakukan dengan membuat diagram blok yang menjelaskan alur dari sistem yang dibuat pada perancangan dan pembuatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Timbangan Timbangan adalah alat yang dipakai melakukan pengukuran berat suatu benda. Timbangan dikategorikan kedalam sistem mekanik dan juga elektronik. Timbangan adalah suatu

Lebih terperinci

DT-SENSE. Temperature & Humidity Sensor

DT-SENSE. Temperature & Humidity Sensor DT-SENSE Temperature & Humidity Sensor Trademarks & Copyright AT, IBM, and PC are trademarks of International Business Machines Corp. Windows is a registered trademark of Microsoft Corporation. Pentium

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dengan perkembangan terakhir, yaitu generasi AVR (Alf and Vegard s Risc

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dengan perkembangan terakhir, yaitu generasi AVR (Alf and Vegard s Risc BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Mikrokontroller Dengan perkembangan terakhir, yaitu generasi AVR (Alf and Vegard s Risc processor), para desainer sistem elektronika telah diberi suatu teknologi yang memiliki

Lebih terperinci

8. Mengirimkan stop sequence

8. Mengirimkan stop sequence I 2 C Protokol I2C merupakan singkatan dari Inter-Integrated Circuit, yang disebut dengan I-squared-C atau I-two-C. I 2 C merupakan protokol yang digunakan pada multi-master serial computer bus yang diciptakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Arduino Uno Arduino adalah sebuah mikrokontroler yang mudah digunakan, karena menggunakan bahasa pemrograman basic yang menggunakan bahasa C. Arduino memiliki procesor yang besar

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori (2.1)

Bab II Dasar Teori (2.1) Bab II Dasar Teori 2.1. Gelombang ulrasonik Untuk dapat mengamati perubahan yang terjadi pada udara, dapat dilakukan dengan mengamati kejadian fisis akibat suatu pengkondisian tertentu yang memberikan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SERIAL TTL TO USB HID CONVERTER. Yudhi Gunardi 1,Aris Munandar 2

PERANCANGAN SERIAL TTL TO USB HID CONVERTER. Yudhi Gunardi 1,Aris Munandar 2 PERANCANGAN SERIAL TTL TO USB HID CONVERTER Yudhi Gunardi 1,Aris Munandar 2 1,2 Jurusan Elektro, Universitas Mercu buana Jl. Meruya Selatan, Kebun Jeruk - Jakarta Barat. Email: yudhi.gunardi@mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

ABSTRAK. Hendra Manase Jl. Babakan Jeruk Gg. Barokah No. 25, 40164,

ABSTRAK. Hendra Manase Jl. Babakan Jeruk Gg. Barokah No. 25, 40164, APLIKASI MIKROKONTROLER AVR ATMEGA 16 UNTUK MENGATUR KECEPATAN MOTOR DC SECARA NIRKABEL MELALUI GELOMBANG RADIO Hendra Manase Jl. Babakan Jeruk Gg. Barokah No. 25, 40164, 085222266776 Email: hendramanase@yahoo.co.id

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERANCANGAN TELEMETRI SUHU RUANG BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA

TUGAS AKHIR PERANCANGAN TELEMETRI SUHU RUANG BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA TUGAS AKHIR PERANCANGAN TELEMETRI SUHU RUANG BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro Oleh

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada Bab III ini akan diuraikan mengenai perancangan perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk membangun sistem keamanan rumah nirkabel berbasis mikrokontroler

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI RFID (RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION) DAN MCS-51 UNTUK ADMINISTRASI KESISWAAN (HARDWARE)

PERANCANGAN APLIKASI RFID (RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION) DAN MCS-51 UNTUK ADMINISTRASI KESISWAAN (HARDWARE) PERANCANGAN APLIKASI RFID (RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION) DAN MCS-51 UNTUK ADMINISTRASI KESISWAAN (HARDWARE) Toyibin Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sultan Fatah (UNISFAT) Jl.

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem

Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Sistem LM35 sc Heater Driver

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Prinsip Kerja Sistem Yang Dirancang Pada dasarnya alat yang dibuat ini adalah untuk melakukan suatu transfer data karakter menggunakan gelombang radio serta melakukan pengecekan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM 3.1 Pendahuluan Bab ini akan membahas membahas perancangan dan cara kerja dari sistem peringatan dini bahaya kebakaran. Sistem peringatan dini bahaya kebakaran

Lebih terperinci

BAB III TEORI PENUNJANG. Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di

BAB III TEORI PENUNJANG. Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di BAB III TEORI PENUNJANG 3.1. Microcontroller ATmega8 Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di dalamnya terkandung sebuah inti proccesor, memori (sejumlah kecil RAM, memori

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem deteksi keberhasilan software QuickMark untuk mendeteksi QRCode pada objek yang bergerak di conveyor. Garis besar pengukuran

Lebih terperinci

DT-SENSE. Humidity Sensor

DT-SENSE. Humidity Sensor DT-SENSE Humidity Sensor Trademarks & Copyright AT, IBM, and PC are trademarks of International Business Machines Corp. Windows is a registered trademark of Microsoft Corporation. Pentium is a trademark

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perangkat Keras Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu perangkat keras (hardware) yang dapat mengolah data, menghitung, mengingat dan mengambil pilihan.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT PENYIMPANAN DATA KECEPATAN ANGIN, ARAH ANGIN DAN SUHU

BAB III PERANCANGAN ALAT PENYIMPANAN DATA KECEPATAN ANGIN, ARAH ANGIN DAN SUHU 38 BAB III PERANCANGAN ALAT PENYIMPANAN DATA KECEPATAN ANGIN, ARAH ANGIN DAN SUHU Bab ini akan menjelaskan perancangan dan pembuatan alat penyimpanan data kecepatan angin, arah angin dan suhu yang pembahasannya

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat pengukur tinggi bensin pada reservoir SPBU. Dalam membuat suatu sistem harus dilakukan analisa mengenai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kajian Pustaka Sebagai dasar teori, penulis menggunakan referensi jurnal yang ditulis oleh Dr. B. Tittman dan M. Guers, berjudul Measuring Fluid Level Using Ultrasound. Penelitian

Lebih terperinci

oleh : Syaifullah Agus Setyo Nugroho Dosen Pembimbing : 1. Dr.Ir Achmad Affandi, DEA 2. Ir. Gatot Kusrahardjo, MT

oleh : Syaifullah Agus Setyo Nugroho Dosen Pembimbing : 1. Dr.Ir Achmad Affandi, DEA 2. Ir. Gatot Kusrahardjo, MT RANCANG BANGUN SISTEM PEMANTAUAN POSISI PADA BAND ISM oleh : Syaifullah Agus Setyo Nugroho 2206 100 613 Dosen Pembimbing : 1. Dr.Ir Achmad Affandi, DEA 2. Ir. Gatot Kusrahardjo, MT Latar Belakang Perkembangan

Lebih terperinci

BAB III MIKROKONTROLER

BAB III MIKROKONTROLER BAB III MIKROKONTROLER Mikrokontroler merupakan sebuah sistem yang seluruh atau sebagian besar elemennya dikemas dalam satu chip IC, sehingga sering disebut single chip microcomputer. Mikrokontroler merupakan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT PENDETEKSI KADAR ALKOHOL PADA MINUMAN BERALKOHOL MENGGUNAKAN SENSOR MQ-3 BERBASIS ATmega328

RANCANG BANGUN ALAT PENDETEKSI KADAR ALKOHOL PADA MINUMAN BERALKOHOL MENGGUNAKAN SENSOR MQ-3 BERBASIS ATmega328 RANCANG BANGUN ALAT PENDETEKSI KADAR ALKOHOL PADA MINUMAN BERALKOHOL MENGGUNAKAN SENSOR MQ-3 BERBASIS ATmega328 Pande Made Agus Yudi Adnyana 1, I B Alit Swamardika 2, Pratolo Rahardjo 3 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Mikrokontroler ATMEGA Telepon Selular User. Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem

BAB III PERANCANGAN. Mikrokontroler ATMEGA Telepon Selular User. Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem BAB III PERANCANGAN 3.1 Prnsip Kerja Sistem Sistem yang akan dibangun, secara garis besar terdiri dari sub-sub sistem yang dikelompokan ke dalam blok-blok seperti terlihat pada blok diagram pada gambar

Lebih terperinci

TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral. Eko Didik Widianto

TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral. Eko Didik Widianto TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral Eko Didik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro Review Kuliah Pembahasan tentang: Referensi: mikrokontroler (AT89S51) mikrokontroler (ATMega32A) Sumber daya

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu

BAB III PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu Tangkis Indoor Pada lapangan bulu tangkis, penyewa yang menggunakan lapangan harus mendatangi operator

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Papan Penampil Keselamatan Kerja atau Safety Board adalah sebuah

BAB IV PEMBAHASAN. Papan Penampil Keselamatan Kerja atau Safety Board adalah sebuah BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Proses Kerja Safety Board Papan Penampil Keselamatan Kerja atau Safety Board adalah sebuah papan yang digunakan untuk menampilkan data-data terkait informasi keselamatan kerja. Adapun

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram Blok Alat

Gambar 3.1 Diagram Blok Alat BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen (uji coba). Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah membuat suatu alat yang dapat menghitung biaya pemakaian

Lebih terperinci

Brilianda Adi WIcaksono Bidang Studi Elektronika Jurusan Teknik Elektro FTI Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Brilianda Adi WIcaksono Bidang Studi Elektronika Jurusan Teknik Elektro FTI Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Rancang Bangun Sistem Pencacah Frekuensi Untuk Sensor Gas Quartz Crystal Microbalance (DESIGN OF FREQUENCY COUNTER SYSTEM FOR QUARTZ CRYSTAL MICROBALANCE GAS SENSOR) Brilianda Adi WIcaksono 2209 100 014

Lebih terperinci

TSK304 - Teknik Interface dan Peripheral. Eko Didik Widianto

TSK304 - Teknik Interface dan Peripheral. Eko Didik Widianto TSK304 - Teknik Interface dan Peripheral Eko Didik Teknik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro Review Kuliah Sebelumnya, dibahas tentang desain mikrokomputer yang terdiri atas CPU, RAM dan ROM operasi

Lebih terperinci

REFS0-1 (Reference Selection Bits) REFS0-1 adalah bit-bit pengatur mode tegangan referensi ADC.

REFS0-1 (Reference Selection Bits) REFS0-1 adalah bit-bit pengatur mode tegangan referensi ADC. JOBSHEET VI MENGGUNAKAN ANALOG TO DIGITAL CONVERTER (ADC) DALAM MIKROKONTROLLER ATMEGA8535 1 TUJUAN Mengetahui dan memahami cara menggunakan ADC yang ada di dalam mikrokontroler. Mengetahui dan memahami

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan sistem dan realisasi perangkat keras dan perangkat lunak dari setiap modul yang mendukung alat secara keseluruhan.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Permasalahan Sistem Transmisi Data Sensor Untuk Peringatan Dini Pada Kebakaran Hutan Dalam perancangan sistem transmisi data sensor untuk peringatan dini

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 29 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Blok Diagram Sistem Blok diagram sistem absensi ini dapat dilihat pada gambar 3.1 di bawah ini. Gambar 3.1. Diagram Blok Sistem Fungsi fungsi dari blok diatas adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED 3.1. Rancang Bangun Perangkat Keras Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar 3.1. Sistem ini terdiri dari komputer, antarmuka

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. waktu tertentu. Dimana alat tersebut dapat dioperasikan melalui komputer serta

BAB IV PEMBAHASAN. waktu tertentu. Dimana alat tersebut dapat dioperasikan melalui komputer serta 41 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Proses Kerja Sistem Pencacah Nuklir Sistem Pencacah Nuklir adalah sebuah alat yang digunakan untuk mencacah intensitas radiasi yang ditangkap oleh detektor nuklir dalam selang

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN ALAT

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN ALAT BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN ALAT III.1. Analisa Permasalahan Perancangan Alat Ukur Kadar Alkohol Pada Minuman Tradisional Dalam melakukan pengujian kadar alkohol pada minuman BPOM tidak bisa mengetahui

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Pengertian Umum Sistem yang dirancang adalah sistem yang berbasiskan mikrokontroller dengan menggunakan smart card yang diaplikasikan pada Stasiun Kereta Api sebagai tanda

Lebih terperinci

Pengembangan RTU (Remote Terminal Unit) untuk Sistem Kontrol Jarak Jauh berbasis IP

Pengembangan RTU (Remote Terminal Unit) untuk Sistem Kontrol Jarak Jauh berbasis IP Pengembangan RTU (Remote Terminal Unit) untuk Sistem Kontrol Jarak Jauh berbasis IP Rika Sustika P2 Informatika-LIPI rika@informatika.lipi.go.id Oka Mahendra P2 Informatika-LIPI oka@informatika.lipi.go.id

Lebih terperinci

Intergrasi Arduino -OPC Server-Modem GSM pada Sistem Pengontrolan Lampu dan Air Conditioner Melalui Fasilitas HMI dan SMS

Intergrasi Arduino -OPC Server-Modem GSM pada Sistem Pengontrolan Lampu dan Air Conditioner Melalui Fasilitas HMI dan SMS Intergrasi Arduino -OPC Server-Modem GSM pada Sistem Pengontrolan Lampu dan Air Conditioner Melalui Fasilitas HMI dan SMS Abstrak Herdiawan, Parsaulian I. Siregar dan Agus Samsi Program Studi Teknik Fisika

Lebih terperinci

TUGAS MATAKULIAH APLIKASI KOMPUTER DALAM SISTEM TENAGA LISTRIK FINAL REPORT : Pengendalian Motor DC menggunakan Komputer

TUGAS MATAKULIAH APLIKASI KOMPUTER DALAM SISTEM TENAGA LISTRIK FINAL REPORT : Pengendalian Motor DC menggunakan Komputer TUGAS MATAKULIAH APLIKASI KOMPUTER DALAM SISTEM TENAGA LISTRIK FINAL REPORT : Pengendalian Motor DC menggunakan Komputer disusun oleh : MERIZKY ALFAN ADHI HIDAYAT AZZA LAZUARDI JA FAR JUNAIDI 31780 31924

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi adalah suatu sistim yang di ciptakan dan dikembangkan untuk membantu atau mempermudah pekerjaan secara langsung atau pun secara tidak langsung baik kantor,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Mikrokontroler AVR ATmega32

BAB II DASAR TEORI 2.1. Mikrokontroler AVR ATmega32 BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan menerangkan beberapa teori dasar yang mendukung terciptanya skripsi ini. Teori-teori tersebut antara lain mikrokontroler AVR ATmega32, RTC (Real Time Clock) DS1307,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. AVR(Alf and Vegard s Risc processor) ATMega32 merupakan 8 bit mikrokontroler berteknologi RISC (Reduce Instruction Set Computer).

BAB II DASAR TEORI. AVR(Alf and Vegard s Risc processor) ATMega32 merupakan 8 bit mikrokontroler berteknologi RISC (Reduce Instruction Set Computer). BAB II DASAR TEORI Bab ini menjelaskan konsep dan teori dasar yang mendukung perancangan dan realisasi sistem. Penjelasan ini meliputi mikrokontroler AVR, perangkat sensor, radio frequency, RTC (Real Time

Lebih terperinci

Organisasi Sistem Komputer. Port Serial

Organisasi Sistem Komputer. Port Serial Organisasi Sistem Komputer Port Serial Ditulis Oleh : Ria Anggraeni (10060204004) Taufik Saleh (10060207002) Fenny Maslia U (10060204006) Gita Rakhmalia (10060204015) Universitas Islam Bandung 2008 Pada

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 83 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1. Tujuan Pengujian Pengujian yang akan dilakukan untuk mengetahui apakah sistem sudah berjalan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Pengujian dilakukan pada beberapa

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

SISTEM AKUISISI DATA VIA WEBSITE BERBASISKAN MIKROKONTROLLER

SISTEM AKUISISI DATA VIA WEBSITE BERBASISKAN MIKROKONTROLLER SISTEM AKUISISI DATA VIA WEBSITE BERBASISKAN MIKROKONTROLLER Andri Eko Suwarno, Universitas Indonesia Pengukuran dan pengolahan data, di dalam dunia elektronika merupakan suatu hal yang penting. Pengukuran

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Perancangan dan pembuatan alat merupakan bagian yang terpenting dari seluruh pembuatan tugas akhir. Pada prinsipnya perancangan dan sistematik yang baik akan memberikan kemudahan-kemudahan

Lebih terperinci

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan sensor optik berbasis mikrokontroler ATMega 8535 dengan

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan sensor optik berbasis mikrokontroler ATMega 8535 dengan IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Telah direalisasikan alat ukur massa jenis minyak kelapa sawit menggunakan sensor optik berbasis mikrokontroler ATMega 8535 dengan tampilan ke komputer.

Lebih terperinci

Perancangan Serial Stepper

Perancangan Serial Stepper Perancangan Serial Stepper ini : Blok diagram dari rangakaian yang dirancang tampak pada gambar dibawah Komputer Antar Muka Peralatan luar Komputer Komputer berfungsi untuk mengendalikan peralatan luar,

Lebih terperinci

Rancang Bangun Master Slave Modbus Berbasis Mikrokontroler Untuk Mengendalikan Beberapa Subsistem

Rancang Bangun Master Slave Modbus Berbasis Mikrokontroler Untuk Mengendalikan Beberapa Subsistem Rancang Bangun Master Slave Modbus Berbasis Mikrokontroler Untuk Mengendalikan Beberapa Subsistem Dr. Ir. Arman D. Diponegoro 1, Ahmad Fahmi Arief 2 Departemen Teknik Elektro, Universitas Indonesia, Depok

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 34 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Dalam bab IV ini akan dibahas tentang analisis data dan pembahasan berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Rancangan alat indikator alarm ini digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Rancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Sistem Blok diagram dari sistem AVR standalone programmer adalah sebagai berikut : Tombol Memori Eksternal Input I2C PC SPI AVR

Lebih terperinci

= t t... (1) HASIL DAN PEMBAHASAN

= t t... (1) HASIL DAN PEMBAHASAN 10 bertujuan untuk melihat lama pengiriman data dari klien (perumahan) hingga ke pos pemantauan. Waktu respon sistem dihitung dengan menggunakan fungsi sebagai berikut: t respon = t t... (1) server klien

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI Dalam bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan pembuatan aplikasi dengan menggunakan metodologi perancangan prototyping, prinsip kerja rangkaian berdasarkan

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI TELMETRI SUHU BERBASIS ARDUINO UNO

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI TELMETRI SUHU BERBASIS ARDUINO UNO PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI TELMETRI SUHU BERBASIS ARDUINO UNO Emil Salim (1), Kasmir Tanjung (2) Konsentrasi Teknik Komputer, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU)

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 21 BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1 Gambaran umum Perancangan sistem pada Odometer digital terbagi dua yaitu perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perancangan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR LAMPIRAN... xi

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR LAMPIRAN... xi DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Identifikasi Masalah...

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM MIKROKONTROLER. program pada software Code Vision AVR dan penanaman listing program pada

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM MIKROKONTROLER. program pada software Code Vision AVR dan penanaman listing program pada BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM MIKROKONTROLER Pada tahap perancangan ini dibagi menjadi 2 tahap perancangan. Tahap pertama adalah perancangan perangkat keras (hardware), yang meliputi rangkaian rangkaian

Lebih terperinci

Blok sistem mikrokontroler MCS-51 adalah sebagai berikut.

Blok sistem mikrokontroler MCS-51 adalah sebagai berikut. Arsitektur mikrokontroler MCS-51 diotaki oleh CPU 8 bit yang terhubung melalui satu jalur bus dengan memori penyimpanan berupa RAM dan ROM serta jalur I/O berupa port bit I/O dan port serial. Selain itu

Lebih terperinci

BAB III MODIFIKASI PENINGKATAN PERFORMA

BAB III MODIFIKASI PENINGKATAN PERFORMA 34 BAB III MODIFIKASI PENINGKATAN PERFORMA 3.1 Metoda Pengumpulan Data Data dikumpulkan dari proyek baru green field project untuk industri oleokimia di dumai. Di dalam proyek tersebut ada pekerjaan yang

Lebih terperinci

Komunikasi Data SPI pada Mikrokontroler MCS51

Komunikasi Data SPI pada Mikrokontroler MCS51 Komunikasi Data SPI pada Mikrokontroler MCS51 Amin Mutohar Embedded System Laboratory Program Studi Fisika Institut Teknologi Bandung Copyleft 2008, Si Cicil Cicil (mutoharamin@gmail.com) SPI (serial peripheral

Lebih terperinci

DT-SENSE. IR Proximity Detector

DT-SENSE. IR Proximity Detector DT-SENSE IR Proximity Detector Trademarks & Copyright AT, IBM, and PC are trademarks of International Business Machines Corp. Windows is a registered trademark of Microsoft Corporation. Pentium is a trademark

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. oleh karenanya akan dibuat seperti pada Gambar 3.1.

BAB III METODE PENELITIAN. oleh karenanya akan dibuat seperti pada Gambar 3.1. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Penelitian Agar mendapatkan hasil yang diinginkan maka diperlukan suatu rancangan agar dapat mempermudah dalam memahami sistem yang akan dibuat, oleh karenanya akan

Lebih terperinci

TnEX ADC GPIO UART PWM I2C SPI GPIO

TnEX ADC GPIO UART PWM I2C SPI GPIO GPIO TnEX ADC UART I2C SPI GPIO PWM 2 Interfacing Programming Peripheral Devices MCU ICE (Nu-Link) PC IDE RS232 CAN2.0 USB2.0 to PC Speaker : Con3 earphone : J1 mic : J2 Reset SW Int VR LEDs Input only

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM Bab ini menjelaskan tentang pengujian sistem yang telah direalisasi. Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah sistem yang telah direalisasi sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. ruangan yang menggunakan led matrix dan sensor PING))). Led matrix berfungsi

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. ruangan yang menggunakan led matrix dan sensor PING))). Led matrix berfungsi BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Pengertian Umum Perancangan Media Penyampaian Informasi Otomatis Dengan LED Matrix Berbasis Arduino adalah suatu sistem media penyampaian informasi di dalam ruangan yang menggunakan

Lebih terperinci