BAB V KONSEP PERANCANGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V KONSEP PERANCANGAN"

Transkripsi

1 BAB V KONSEP PERANCANGAN A. Pendekatan Pola Pembinaan Feninim Terjadinya perubahan perlakuan yang dijalani oleh para narapidana dalam penjara merupakan suatu kejadian yang kemudian disintesiskan kembali menjadi suatu bentuk baru sebuah yaitu konsep Pemasyarakatan. Metoda penghukuman yang telah beralih tersebut menjasi suatu bentuk konsep beru yang dapat ditinjau guna menyempurnakan kembali konsep Pemasyarakatan yang telah ada dan berjalan sebelumnya. Gambar 5.1 Jenis Metoda Hukuman Narapidana dulu dan Sekarang Lembaga yang menjalankan konsep pemasyarakatan adalah Lembaga Pemasyarakatan. Bangunan Lembaga Pemasyarakatan Wanita merupakan suatu bentuk penyempurnaan dan pemenuhan kebutuhan narapidana wanita yang salah satunya terdapat pada area Provinsi D.I. Yogyakarta. Dengan terbentuknya suatu bentuk program ruang dan fasilitas penunjang tambahan baru diharapkan dapat mampu untuk memenuhi, mewadahi dan menunjang proses pembinaan narapidana agar dapat berjalan dengan lebih maksimal. 66

2 Unsur feminisme merupakan suatu kunci serta faktor utama dari pengoptimalan jalannya pembinaan pada Lembaga Pemasyarakatan Wanita yang selama ini belum banyak dipertimbangkan. Dengan menggabungkan pola pembinaan dengan konsep pemasyarakatan yang telah ada dan unsur feminisme sebagai karakteristik dasar dari seorang wanita diharapkan dapat muncul suatu konsep baru yang dapat menjadi penyempurnaan atas pola pembinaan yang telah ada sebelumnya. Gambar 5.2 Feminisme pada Narapidana Wanita Unsur feminise yang dilibatkan dalam konsep feminisme merupakan karakteristik dasar seorang wanita yang estetis, sensitif, dinamis dan lembut yang dipadukan dengan berbagai macam aktivitas harian yang biasa dilakukan oleh para wanita. Dari percampuran unsur feminisme dan konsep pembinaan tersebut akan muncul suatu konsep baru yang dapat diterapkan tidak hanya pada bangunan Lembaga Pemasyarakatan Wanita D.I.Yogyakarta sendiri namun juga dapat diaplikasikan sebagai dasar pengembangan Lembaga Pemasyarakatan Wanita pada propinsi lainnya. 67

3 B. Konsep Perancangan Konsep perancangan Lembaga Pemasyarakatan Wanita di Yogyakarta ini adalah Lembaga Pemasyarakatan yang tanggap akan kebutuhan Narapidana Wanita sebagai penyempurnaan dari tipologi bangunan Lembaga Pemasyarakatan Wanita yang telah ada sebelumnya. Sebagai dasar pendekatan penyusunan konsep Lembaga Pemasyarakatan Wanita yang akan digunakan bagi wilayah D.I.Yogyakarta dan sekitarnya ini berdasarkan pada karakteristik dasar seorang wanita yang kemudian diaplikasikan pada konsep pola pembinaan dan aplikasi pada bangunan. Secara skematik konsep Lembaga Pemasyarakatan Wanita Yogyakarta disampaikan pada gambaran konsep dibawah ini. Gambar 5.3 Konsep Lembaga Pemasyarakatan Wanita 68

4 1. Sirkulasi dan Orientasi Bangunan Gambar 5.4 Konsep Sirkulasi dan Orientasi Bangunan Sebagai bangunan yang memiliki fungsi publik dan dapat diakses oleh masyarakat umum maka pengaturan sirkulasi bangunan harus diatur sedemikian rupa agar tidak terjadi penumpukan serta percampuran antar pengguna bangunan, sehingga sirkulasi bangunan yang dinilai ideal untuk digunakan adalah jenis sirkulasi dengan 2 jalur yang memisahkan antara sirkulasi masuk dan keluar bangunan. Bangunan Lembaga Pemasyarakatan merupakan bangunan formal milik pemerintah yang dimanfaatkan oleh masyarakata umum sehingga arah orientasi bangunan yang dinilai ideal adalah orientasi langsung menuju bangunan dari arah jalan raya. Dengan area muka bangunan yang langsung terekspose menghadap jalan raya dapat bermanfaat pada akses menuju bangunan yang menjadi cukup mudah dijangkau karena entrance bangunan dapat langsung diketahui oleh masyarakat umum. 69

5 2. Tata Parkir dan Entrance Bangunan Gambar 5.5 Konsep Tata Parkir dan Entrance Bangunan Konsep tata parkir yang digunakan adalah area parkir yang menyebar. Dengan efektifitas yang baik karena area parkir dibagi menjadi 2 area, konsep ini juga memininalisir adanya percampuran area parkir antara petugas dan masyarakat umum pengunjung Lembaga Pemasyarakatan. Konsep entrance bangunan menggunakan 2 buah entrance. Tersedianya 2 buah entrance tempat berlangsungnya sirkulasi keluar masuk bangunan dinilai cukup efisien. Kemanan dibagi menjadi 2 area yang kebih terpusat pada jalur entrance masyarakat umum dan petugas karena memiliki sirkulasi kepadatan yang lebih tinggi. Untuk jalur entrance lain lain merupakan jalur sirkulasi keluar masuk yang dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan, baik untuk keadaan darurat serta sirkulasi kendaraan tertentu yang dibutuhkan area dalam bangunan. 70

6 3. Tata Landscape Gambar 5.6 Konsep Zonasi dan Vegetasi Zonasi bangunan adalah membagi 3 jenis zonasi bagunan yang disusun secara tertentu dan meletakkan zona semi privat dibagi menjadi 2 bagian pada area tengah bangunan. Ruang terbuka dan vegetasi dapat digunakan sebagai penyamar untuk menutupi area privat agar tidak dapat dilihat dan diakses oleh masyarakat umum. Kesan ruang yang didapatkan oleh para penghuni area privat sangat baik karena ada ruang terbuka yang cukup besar pada area depan zona privat. Selain itu adanya area vegetasi dan ruang terbuka yang berada pada bagian tengah bangunan dapat menjadi salah satu fasilitas dari aktivitas dan kegiatan sosial dari narapidana wanita yang kegiatan sosialnya cenderung lebih tinggi dibanding dengan narapidana laki-laki. Untuk penempatan area privat dipisahkan pada bagian paling belakang dari bangunan atas pertimbangan keamanan yang dapat lebih maksimal dan memiliki privasi yang tinggi. Konsep vegetasi yang digunakan adalah jenis vegetasi tanaman penutup tanah dengan ketinggian hingga 30cm, semak atau perdu dengan jenis pendek (30cm-1m) dan sedang (1m-2m), pohon dengan jenis pendek (2,5m-5m). Pada zona publik menggunakan jenis tanaman pohon yang dapat digunakan sebagai elemen dekorasi bangunan serta peneduh area parkir. Untuk area antara zona publik dan semi privat menggunakan jenis tanaman perdu dan pohon yang berfungsi sebagai penyamar, pembentuk serta pembatas ruang yang ada. 71

7 Sedangkan untuk area zona privat menggunakan jenis tanaman penutup tanah dan perdu karena pertimbangan segi keamanan, tanaman juga dapat memberikan efek relaksasi dan dekorasi, serta jenis tanaman yang digunakan adalah jenis tanaman yang bisa menjadi sumber daya dan dimanfaatkan untuk mengisi waktu luang dari para narapidana. Contoh tanaman yang dapat digunakan seperti dibawah ini. Tabel 5.1 Jenis Vegetasi Lembaga Pemasyarakatan Jenis Contoh Keterangan Pohon Gambar 5.7 Contoh Pohon 1 Sumber: com/ 2013/06/ belajar-tentang-pertimbanganilmiah.html diakses pada 19 April 2014 Gambar 5.8 Contoh Pohon 2 Sumber: com/ 2013/07/gadis-pemungut-kamboja.html diakses pada 19 April 2014 Jenis pohon yang digunakan pada area publik dapat berupa poho hingga ukuran sedang seperti pohon casia, pohon bunga kupu-kupu, pohon kamboja, bambu kuning, dan sebagainya. Sedangkan untuk pohon yang diletakkan pada area dalam bangunan terutama yang digunakan sebagai penyamar bangunan diletakkan dengan jarak tertentu dan tidak terlalu rapat agar tidak menghalangi pandangan dari sisi keamanan Lembaga Pemasyarakatan, serta ukuran pohon harus lebih termasuk pada pohon berukuran kecil. Gambar 5.9 Contoh Pohon 3 Sumber : diakses pada 19 April

8 Tabel 5.1 Jenis Vegetasi Lembaga Pemasyarakatan (Lanjutan) Jenis Contoh Keterangan Perdu Gambar 5.10 Contoh Perdu 1 Sumber: hills-semiprivate diakses pada 19 April 2014 Vegetasi perdu dapat diletakkan pada zona publik sebagai pagar bangunan dan elemen dekorasi, serta pada zona semi privat sebagai pembatas dan penyamar zonasi didalam bangunan. Jenis tanaman yang digunakan adalah jenis perdu yang memiliki berbagai macam jenis warna ataupun bunga seperti teh-tehan, bunga soka, bunga sepatu dan sebagainya.. Penutup Tanah Tanaman Rambat Gambar 5.11 Contoh Perdu 2 Sumber: /12 /20/ /Lebih.Hidup.dan.Lembut. dengan.pagar.hidup diakses pada 19 April 2014 Gambar 5.12 Contoh Penutup Tanah 1 Sumber: 01/berbagai-jenis-tanaman-hias-menurut.html diakses pada 19 April 2014 Gambar 5.13 Contoh Penutup Tanah 2 Sumber: /05/teknis- budidaya-tanaman-kacangpanjang.html diakses pada 19 April 2014 Pada area zona prvat tanaman yang digunakan adalah tanaman penutup tanah atas pertimbangan dari segi keamanan. Jenis tanaman yang digunakan dapat berupa tanaman toga, bunga-bungaan serta sayuran yang juga dapat menjadi sarana ketrampilan bagi para narapidana. Tanaman rambat merupakan tanaman selingan yang juga ditaman pada area zona privat. Contoh tanaman yang dapat diaplikasikan adalah tanaman sayur-sayuran, kacang-kacangan dan buahbuahan seperti kacang panjang, buncis, timun, pare, kacang ijo, melon, blewah, dan sebagainya. 73

9 Jenis tanaman yang digunakan adalah jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan dan dibudidayakan oleh penghuni Lembaga Pemasyarakatan terutama narapidana. Selain itu tanaman yang digunakan tidak hanya mempertimbangkan unsur fungsional saja namun juga memperhatikan aspek estetika bangunan agar bangunan lebih tercermin sebagai bangunan yang feminin. 4. Bentukan Bangunan Konsep bentukan bangunan yag digunakan adalah gabungan dari berbagai macam bentukan geometri. Konsep ini dapat menghasilkan pengalaman ruang sangat kaya, menarik dan tidak membosankan. Bangunan Lembaga Pemasyarakatan merupakan bangunan yang terdiri atas beberapa massa bangunan yang terdapat dalam suatu lingkungan sehingga penggunaan jenis massa dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kesan ruang yang akan diciptakan pada bangunan. Kecenderungan bentukan bangunan yang digunakan langsung oleh para narapidana adalah bangunan yang cenderung memiliki bentukan lengkung dan asimetris sesuai dengan kepribadian wanita yang dinamis dan tidak kaku. Sedangkan untuk bangunan kantor dan penunjang bangunan dapat menggunakan bangunan geometri agar tetap tercita kesan formal dan kaku karena fungsi bangunan yang merupakan bangunan formal milik pemerintah. Gambar 5.8 Konsep Bentuk Bangunan 74

10 5. Tata Massa, Ruang dan Bangunan Bangunan Lembaga Pemasyarakatan merupakan bangunan yang terdiri atas berbagai macam bangunan yang dipisahkan dan ditempakan pada gedung gedung tersendiri yang kemudian disatukan dan dibangun pada lahan tertentu, sehingga tata massa yang dibutuhkan adalah gabungan berbagai jenis tata massa. Konsep ini memiliki bentukan bangunan yang dinamis karena memiliki bentukan tata massa yang beragam, selain itu terdapat ruang terbuka hijau yang dapat menghasilkan banyak ruang pemicu interaksi sosial antar pengguna bangunan. Untuk massa pada bangunan kantor yang termasuk pada zona publik maupun semi privat menggunakan massa 2 lantai sebagai tambahan penyamar bangunan privat Lembaga Pemasyarakatan, sedangkan untuk bangunan hunian narapidana sesuai dengan Keputusan Menteri Kehakiman dan HAM Republik Indonesia No.M.01.PR Tahun 2003 tentang Pola Bangunan Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan Pasal 14 ayat 1b penataan blok memperhatikan aspek keamanan yang optimal dengan pengelompokkan bangunan membentuk huruf U dengan areal terbuka pada bagian tengahnya. Gambar 5.14 Konsep Tata Massa Bangunan Peletakan zonasi ruang mengacu kepada konsep pengaturan zonasi bangunan yang telah ada. Stelah ruang ruang ditempatkan sesuai zonasi bangunan, ruang kembali dipisahkan sesuai dengan kebutuhan, tingkat keamanan, dan jenis kegiatan yang terjadi pada aktivitas ruang. Pada area 75

11 depan yaitu pada bagian kantor zonasi dibagi menjadi 2 bagian yang penerapannya pada bangunan dapat dituangkan kedalam suatu bentuk bangunan 2 lantai karena aktivitas kantor saling berkaitan, berbeda dengan zona pembinaan dan penunjang yang terbagi menjadi 2 yang saling dipisahkan dengan penempatan lapangan pada bagian tengah. Pusat aktivitas terjadi pada area portir yang menjadi tempat pemeriksaan keamanan terhadap seluruh sirkulasi keluar dan masuk kedalam bangunan. Gambar 5.15 Zonasi Ruang Gambar 5.16 Tata Sirkulasi Antar Ruang dan Bangunan 76

12 6. Warna dan Material Bangunan Konsep warna dan material yang digunakan adalah warna pastel yang disesuaikan dengan jenis ruang dan kebutuhan yang ada pada bangunan. Penggunaan warna pastel sebagai salah satu aplikasi konsep feminisme pada bangunan dimana warna warna yang cocok dengan kepribadian seorang wanita adalah jenis jenis warna pastel. Jenis warna dasar dan material yang akan diaplikasikan pada bangunan disampaikan pada tabel dibawah ini. Tabel 5.2 Warna dan Material Bangunan Lembaga Pemayarakatan Wanita No Fasilitas Warna Material 1 Blok Orientasi Abu-abu, biru muda Beton 2 Blok Hunian Hijau muda Beton 3 Blok Ibu dan Anak Biru muda, merah Beton, wallpaper muda 4 Blok Pengasingan Abu-abu Beton 5 Blok Strapsel Abu-abu Beton 6 Ruang Kunjungan Biru muda 7 Ruang Konseling Merah muda 8 Ruang Belajar Kuning Beton, keramik 9 Ruang Aula Biru muda 10 Bengkel Kerja Kuning 11 Bimbingan Kerja Kuning Beton 12 Ibadah Putih, cokelat Beton, keramik, kayu 13 Perpustakaan Biru muda, putih Beton, keramik 14 Dapur Putih Beton 15 Poliklinik Putih Beton, keramik 1 Kalapas Cokelat, putih Beton, keramik, wallpaper 2 Bagian umum Putih 3 Bagian Keamanan Putih 4 Bagian Registrasi Putih dan Bimbingan Beton, keramik 5 Bagian Perawatan Putih 6 Bagian Latihan Putih Kerja dan Produksi 7 Portir Abu-abu 8 Pos Keamanan Abu-abu Beton 9 Lapangan Olahraga dan Apel - Rumput, batu, kayu 11 Pengolahan Limbah Putih 12 Pengolahan Sampah Putih Beton, kayu 13 Jalan Keliling Abu-abu Beton, paving 17 Parkir - Paving Fasade luar bangunan Abu-abu Beton, batu alam 77

13 8. Sistem Struktur Bangunan Lembaga Pemasyarakatan adalah jenis bangunan dengan sistem struktur yang khusus dimana seluruh bangunan menggunakan sistem struktur beton. Berdasarkan pada Keputusan Menteri Kehakiman dan HAM Republik Indonesia No.M.01.PR Tahun 2003 tentang Pola Bangunan Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan, area blok hunian narapidana menggunakan struktur beton bertulang pada semua sisinya, sedangkan untuk area lainnya tetap juga menggunakan sistem struktur beton bertulang dengan kualitas yang disesuaikan dengan kebutuhan masing masing. Untuk area bangunan penunjang seperti pengolahan limbah dan sampah dapat menggunakan struktur campuran atara kayu dan beton bertulang. 9. Sistem Utilitas a. Jaringan Air Bersih Sistem jaringan air bersih yang digunakan adalah jenis campuran up-feet dan down-feet yang bersumber dari sumber air tanah dan air PDAM. Asumsi kebutuhan air setiap orang sebanyak 150liter/hari. Air bersih yang masuk kedalam bangunan terlebih dahulu ditampung pada bak penampungan air pada bagian bawah bangunan yang kemudian dilakukan penyaringan dan dipompakan terlebih dahulu pada bak penampung air atas sebelum kemudian didistribusikan keseluruh isi bangunan. Bak penampung air bawah dan atas terletak pada setiap blok dan sisitem pendistribusian menggunakan bantuan pompa air. Gambar 5.17 Sistem Jaringan Air Bersih b. Jaringan Air Kotor Sistem jaringan air kotor dibagi menjadi 2 yaitu dengan memisahkan jenis air kotor yang dapat dilah dan tidak dapat diolah. Jenis air kotor yang tidak dapat diolah kembali adalah jenis buangan air tinja yang pembuangannya 78

14 dikumpulkan kedalam septictank dengan asumsi setiap orang menghasilkan 20liter/hari, sedangkan untuk air buangan jenis lain seperti air berlemak dan dari dapur terlebih dahulu dikumpulkan dan disaring dalam bak kontrol yang kemudian akan disatukan dengan air buangan hujan yang dapat diolah kembali untuk dapat dimanfaatkan sebagai air penyiram tanaman dan air penyiram toilet. Untuk letak bak kontrol dan penempatan septictank terletak diantara bagian belakang blok hunian dan pagar keliling. Gambar 5.18 Sistem Jaringan Air Kotor c. Jaringan Listrik Sistem jaringan air listrik menggunakan 2 jenis sumber jaringan listrik yaitu PLN dan genset. Jaringan listrik PLN merupakan sumber listrik utama dari bangunan Lembaga Pemasyaratan, sedangkan untuk kebutuhan aliran listrik cadangan menggunakan genset apabila sedang terjadi pemadaman listrik sementara dari pihak PLN. Asumsi kebutuhan aliran listrik diperkirakan membutuhkan daya 25watt/m 2. Aliran listrik yang berhubungan langsung ke kamar hunian dibuat dengan pengamanan sehingga tidak dapat dijangkau oleh narapidana. Untuk pemecahan arus aliran listrik yang masuk kedalam bangunan, arus listrik dipecah menjadi beberapa jalur yang pengaturannya dipusatkan pada titik tertentu. Gambar 5.19 Sistem Jaringan Listrik 79

15 d. Pemadam Kebakaran Sistem pemadam kebakaran yang digunakan adalah jenis pencegahan represif. Pada sistem ini penanggulangan api dilakukan dengan melakukan pemasangan alat alat tertentu yang dapat menunjang bangunan untuk dapat mencegah dan mendeteksi bangunan apabila terdapat sumber api yang muncul. Bentuk alat yang digunakan seperti fire detector, fire estinghuiser, fire hidrant dan fire escape plan yang dipasang seperti ketentuan dibawah ini. - Fire detector diletakkan pada setiap ruang yang terdapat pada bangunan - Fire extinghuiser dan fire alarm diletakkkan pada tempat tempat tertentu yang terjaga keamananannya dari kemungkinan penyalahgunaan. - Fire hydrant ditempatkan didalam dan diluar bangunan dengan lokasi yang aman, mudah dijangkau dan terjaga kemananannya dari kemungkinan penyalahgunaan. - Fire escape plan dipasang pada semua area pada bangunan. Gambar 5.20 Sistem Jaringan Pemadam Kebakaran e. Jaringan Komunikasi Sistem jaringan komunikasi yang digunakan untuk melayani kebutuhan komunikasi bagi para petugas. Sistem jaringan telepon menggunakan sistem central komunikasi dimana untuk komunikasi dalam bangunan memanfaatkan pembagian jaringan komunikasi central tanpa terhubung dengan penyedia provider telekomunikasi seperti sistem telepon central dan handy talky. Sedangkan untuk komunikasi keluar bangunan jaringan telepon dan fax menggunakan jasa provider telekomunikasi. Untuk jaringan internet disediakan dalam bentuk wifi maupun jaringan LAN yang hanya terdapat pada bangunan kantor Lembaga Pemasyarakatan. Gambar 5.21 Sistem Jaringan Telepon 80

16 f. Pengelolaan Sampah Sistem pengelolaan sampah menggunakan 2 jenis sarana yaitu alat pembakar sampah dan alat pembuatan kompos. Pengelolaan sampah dipusatkan pada satu bangunan dengan asumsu setiap orang memproduksi sebanyak 5liter/perhari. Sampah yang dihasilkan dipisahkan sejak dari pembuangan ditempat sampah dimana sampah dipisahkan menjadi sampah organik, anorganik dan bahan berbahaya beracun sehingga pengolahan sampah akan menjadi lebih mudah karena sampah sejak awal telah dipisahkan.sistem pengolahaan sampah ini melibatkan peran narapidana dan petugas dalam pengelolaannya, sehingga dapat menjadi salah satu sarana pembinaan ketampilan yang diberikan dan dijalankan dalam lingkungan Lembaga Pemasyarakatan. Gambar 5.22 Sistem Pengolahan Sampah Gambar 5.23 Contoh Tempat Sampah Sumber: diakses pada 20 April 2014 g. Sistem Keamanan Jenis sistem keamanan yang digunakan adalah sistem keamanan terpusat dengan menggunakan gabungan dari vibrator sensor, wireless magnetic 81

17 control, cctv, keypad reader, xray dan walk trough detector. Penjelasan penempatan dan kegunaan jenis sistem keamanan dijabarkan seperti dibawah ini. Tabel 5.3 Jenis Sistem Keamanan Jenis Gambar Keterangan Vibrator sensor Sistem Vibrator sensor diapilkasikan pada pagar pagar disekitar dan didalam lingkungan bangunan. Digunakan untuk mengamati adanya perubahan sensor gerak yang terjadi disekitar bangunan. Wireless magnetic control Cctv Gambar 5.24 Contoh Vibrator sensor Sumber: diakses pada 20 April 2014 Gambar 5.25 Contoh Wireless magnetic control Sumber: diakses pada 20 April 2014 Gambar 5.26 Contoh Cctv Sumber: diakses pada 20 April 2014 Sistem Wireless magnetic control diapilkasikan pada pagar pagar disekitar dan didalam lingkungan bangunan, sama seperti Vibrator sensor. Sistem ini merupakan sistem yang dapat menunjang sistem Vibrator sensor karena minim kemungkinan pemotongan kabel sensor dan kegagalan jaringan internet sebagai penghubung detector dengan sistem central. Sistem cctv diaplikasikan pada seluruh area bangunan baik dalam maupun luar lingkungan. Jenis cctv terdiri atas cctv diam dan yang dapat berputar, untuk penggunaannya tergantung pada kebutuhan lingkungan tempat pemasangan yang kemudian dihubungkan pada ruang kontrol central. 82

18 Tabel 5.3 Jenis Sistem Keamanan (Lanjutan) Jenis Gambar Keterangan Keypad reader Xray dan walk trough detector Gambar 5.27 Contoh Keypad Reader Sumber: Sun_Coast_Resources.htm diakses pada 20 April 2014 Sistem keypad reader diaplikasikan pada pintu pintu yang membutuhkan keamanan tinggi sebagai pengganti gembok seperti blok hunian dan cell. Pengaturan kode kunci diganti secara berkala untuk menghindari kemungkinan penyalahgunaan. Sistem Xray dan walk trough detector ditempatkan setelah pintu utama bangunan untuk memantau keamanan dari setiap orang dan barang yang keluar dan masuk kedalam bangunan Lembaga Pemasyarakatan. Gambar 5.28 Contoh Xray dan walk trough detector Sumber: /09/bandar-udara-muara-bungo-akan-memiliki.html diakses pada 20 April

Lapas Kelas I A Kedungpane

Lapas Kelas I A Kedungpane BAB V PROGRAM PERANCANGAN DAN PERENCANAAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN WANITA 5.1. Tapak Terpilih Lokasi tapak dipilih berdasarkan rencana pembangunan lapas wanita oleh Kemenkumham Kanwil Jawa Tengah, yaitu

Lebih terperinci

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

BAB V. KONSEP PERANCANGAN BAB V. KONSEP PERANCANGAN A. KONSEP MAKRO 1. Youth Community Center as a Place for Socialization and Self-Improvement Yogyakarta sebagai kota pelajar dan kota pendidikan tentunya tercermin dari banyaknya

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi

Lebih terperinci

Bab V Konsep Perancangan

Bab V Konsep Perancangan Bab V Konsep Perancangan A. Konsep Makro Konsep makro adalah konsep dasar perancangan kawasan secara makro yang di tujukan untuk mendefinisikan wujud sebuah Rest Area, Plasa, dan Halte yang akan dirancang.

Lebih terperinci

LEMBAGA SITE PEMASYARAKATAN WANITA KELAS II A MALANG T E M A METAMORFOSIS KONSEP K O N S E P

LEMBAGA SITE PEMASYARAKATAN WANITA KELAS II A MALANG T E M A METAMORFOSIS KONSEP K O N S E P KONSEP Tempat untuk melaksanakan pembinaan narapidana wanita yang berusia 21 tahun keatas atau sudah menikah, agar dapat hidup normal kembali di tengah masyarakat. KELAS II A ini berkapasitas 304 orang.

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Program Perencanaan Didasari oleh beberapa permasalahan yang ada pada KOTA Kudus kususnya dibidang olahraga dan kebudayaan sekarang ini, maka dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka

Lebih terperinci

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1. Konsep perencanaan 6.1.1. Pelaku dan kategori kebutuhan ruang, dan Besaran Ruang. 6.1.1.1. Pelaku Dan Kategori Kebutuhan Ruang Dari analisis yang telah dilakukan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik. BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tapak Setelah merangkum hasil dari analisa dan studi tema maka dijadikan acuan untuk mengeluarkan konsep tapak dengan pendekatan ruang publik dengan cara sebagai berikut: a. Memberikan

Lebih terperinci

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah Di Sidoarjo dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin menurun.

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERANCANGAN 6.1 Konsep Utama Perancanaan Youth Center Kota Yogyakarta ini ditujukan untuk merancang sebuah fasilitas pendidikan non formal untuk menghasilkan konsep tata ruang dalam dan luar

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan Konsep dari akuarium terumbu karang ini didasari dari karakteristik laut. Dalam perancangan akuarium terumbu karang ini diharapkan mampu menyampaikan kekayaan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar 5.1.1 Konsep Site Plan Dalam standarnya, area parkir pengunjung harus berada di bagian depan site agar terlihat langsung dari jalan. Untuk itu, area parkir diletakkan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil perancangan merupakan aplikasi dari konsep ekowisata pada pengembangan kawasan agrowisata sondokoro yang meliputi bebera aspek, diantaranya: 6.1. Dasar Pengembangan Dasar

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan dalam perancangan kembali pasar

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan dalam perancangan kembali pasar BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan yang digunakan dalam perancangan kembali pasar tradisional di Kabupaten Jember menggunakan konsep extending tradisional. Pada bab-bab sebelumnya telah dijelaskan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Fasilitas Pendukung Kawasan Kampung Inggris Pare

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Fasilitas Pendukung Kawasan Kampung Inggris Pare BAB VI HASIL PERANCANGAN Perancangan Fasilitas Pendukung Kawasan Kampung Inggris Pare berdasarkan tema ekowisata, konsep belajar dan bermain bersama alam dan wawasan keislaman menghasilkan perancangan

Lebih terperinci

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG V. KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam merancang sebuah sekolah mengengah luar biasa tunanetra ialah dengan cara membuat skenario perancangan pada desain yang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang. BAB V KONSEP V. 1. KONSEP DASAR PERENCANAAN Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di awal, maka konsep dasar perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Menciptakan sebuah ruang

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN 5.1 Program Dasar Perencanaan Program dasar perencanaan Tempat Istirahat KM 166 di Jalan Tol Cipoko-Palimanan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang didasarkan dengan perilaku manusia merupakan salah satu bentuk arsitektur yang menggabungkan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek wisma atlet ini menggunakan pendekatan behavior/perilaku sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP TAPAK DAN RUANG LUAR IV.1.1 Pengolahan Tapak dan Ruang Luar Mempertahankan daerah tapak sebagai daerah resapan air. Mempertahankan pohon-pohon besar yang ada disekitar

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERANCANGAN VI.1. Landasan Konseptual Sebagai sebuah planet kehidupan, Bumi memiliki beberapa lapisan penting yaitu: Atmosfer, Hidrosfer, Geosfer dan Biosfer. Dimana lapisanlapisan penting

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu

BAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu 153 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Rancangan Di dalam perancangan Sekolah Seni Pertunjukan Tradisi Bugis terdapat beberapa input yang dijadikan dalam acuan perancangan. Aplikasi yang diterapkan dalam

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 KONSEP DASAR Museum kereta api merupakan bangunan yang mewadahi aktivitas memajang / memamerkan lokomotif, dan menampung pengunjung museum dan aktivitas yang terjadi dalam

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN Konsep perancangan bangunan didapatkan dari hasil studi literatur dan lapangan berdasarkan topik terkait. Penjelasan pemikiran penulis pada pendekatan konsep yang telah

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan 5.1.1 Program Ruang Topik dari proyek ini adalah perilaku atlet, dengan tema penerapan pola perilaku istirahat atlet

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Umum Perancangan V.1.1. Dasar Perancangan Asrama Mahasiswa Binus University merupakan bangunan hunian yang bersifat sosial, edukatif dan tidak komersial.

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini memiliki sebuah konsep berasal dari obyek yang dihubungkan dengan baju muslim yaitu Libasuttaqwa (pakaian taqwa)

Lebih terperinci

by NURI DZIHN P_ Sinkronisasi mentor: Ir. I G N Antaryama, PhD

by NURI DZIHN P_ Sinkronisasi mentor: Ir. I G N Antaryama, PhD by NURI DZIHN P_3204100019 Sinkronisasi mentor: Ir. I G N Antaryama, PhD Kurangnya minat warga untuk belajar dan mengetahui tentang budaya asli mereka khususnya generasi muda. Jawa Timur memiliki budaya

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN AREA PENDIDIKAN R. PUBLIK. Gambar 3.0. Zoning Bangunan Sumber: Analisa Penulis

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN AREA PENDIDIKAN R. PUBLIK. Gambar 3.0. Zoning Bangunan Sumber: Analisa Penulis BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 4.1. Konsep Perencanaan 4.1.1. Konsep Zoning Tapak AREA PENDIDIKAN R. PUBLIK Gambar 3.0. Zoning Bangunan Sumber: Analisa Penulis Kawasan Sekolah Seni Rupa untuk

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REST AREA TOL SEMARANG BATANG. Tabel 5.1. Besaran Program Ruang

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REST AREA TOL SEMARANG BATANG. Tabel 5.1. Besaran Program Ruang BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REST AREA TOL SEMARANG BATANG 5.1 Program Dasar Perencanaan Program dasar perencanaan Rest Area Tol Semarang - Batang ini berisi mengenai hasil perhitungan program

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik mengaplikasikan konsep metafora gelombang yang dicapai dengan cara mengambil karakteristik dari gelombang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut :

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut : BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Bangunan Untuk mendukung tema maka konsep dasar perancangan yang digunakan pada Pasar Modern adalah mengutamakan konsep ruang dan sirkulasi dalam bangunannya,

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Tapak 5.1.1 Perletakan Bangunan Adapun konsep tapak diuraikan sebagai berikut: Bangunan RSO ini bermassa banyak Letak bangunan diberi jarak dengan jalan raya Rawat inap

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Seni Tradisi Sunda di Ciamis Jawa Barat menggunakan

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Seni Tradisi Sunda di Ciamis Jawa Barat menggunakan BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Rancangan Perancangan Pusat Seni Tradisi Sunda di Ciamis Jawa Barat menggunakan tema reinterpreting yaitu menginterpretasikan ulang terhadap nilai-nilai yang terdapat dalam

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. 5.1 Konsep Tapak Bangunan Pusat Pengembangan dan Pelatihan Mesin Industri Zoning

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. 5.1 Konsep Tapak Bangunan Pusat Pengembangan dan Pelatihan Mesin Industri Zoning Handrail diperlukan di kedua sisi tangga dan harus ditancapkan kuat ke dinding dengan ketinggian 84.64 cm. 6. Pintu Ruangan Pintu ruang harus menggunakan panel kaca yang tingginya disesuaikan dengan siswa,

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN STUDENT APARTMENT STUDENT APARTMENT DI KABUPATEN SLEMAN, DIY Fungsi Bangunan

BAB VI KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN STUDENT APARTMENT STUDENT APARTMENT DI KABUPATEN SLEMAN, DIY Fungsi Bangunan BAB VI KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN STUDENT APARTMENT 6.1. Fungsi Bangunan Fungsi dari bangunan Student Apartment ini sendiri direncanakan sebagai tempat untuk mewadahi suatu hunian yang dikhususkan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan merupakan proses pengambilan keputusan dalam melakukan desain pengembangan kawasan Agrowisata berdasarkan analisis perancangan. Konsep perancangan tersebut di

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. perancangan tapak dan bangunan. Dalam penerapannya, terjadi ketidaksesuaian

BAB VI HASIL RANCANGAN. perancangan tapak dan bangunan. Dalam penerapannya, terjadi ketidaksesuaian BAB VI HASIL RANCANGAN Hasil perancangan yang menggunakan konsep dasar dari prinsip teritorial yaitu privasi, kebutuhan, kepemilikan, pertahanan, dan identitas diaplikasikan dalam perancangan tapak dan

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Konsep dasar rancangan yang mempunyai beberapa fungsi antara lain: 1.

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Konsep dasar rancangan yang mempunyai beberapa fungsi antara lain: 1. BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Desain Konsep Dasar Konsep dasar rancangan yang mempunyai beberapa fungsi antara lain: 1. Primer sebagai pusat informasi dan edukatif, 2. Sekunder merupakan penjabaran fungsi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini menggunakan pendekatan sustainable design sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep program dasar perencanaan dan perancangan yang merupakan hasil dari pendekatan perencanaan dan perancangan, yang berupa segala sesuatu mengenai kebutuhan

Lebih terperinci

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Dasar Perancangan V.1.1. Luas Total Perancangan Total luas bangunan adalah 6400 m 2 Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Building form Bentuk dasar yang akan digunakan dalam Kostel ini adalah bentuk persegi yang akan dikembangkan lebih lanjut.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN 160 BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar yang di gunakan dalam perancangan ini adalah konsep yang berlandaskan pada tema sustainable building. Perancangan ini mengambil prinsip sustainable

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Analogy pergerakan air laut, dimana tema

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Analogy pergerakan air laut, dimana tema BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Hasil Rancangan Kawasan Perancangan Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Boom Di Kabupaten Tuban ini memakai konsep Sequence (pergerakan dari satu tempat ketempat lain sepanjang

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1. PROGRAM DASAR PERENCANAAN 6.1.1. Program Ruang Tabel 6.1. Program ruang SMA Boarding Al-Adzkar kota Tangerang Selatan Ruang Jumlah (unit) Total (m 2 ) R.

Lebih terperinci

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115 BAB I PENDAHULUAN Laporan perancangan ini sebagai tindak lanjut dari Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur dan menjadi satu rangkaian dengan perancangan fisik Rumah sakit Islam Madinah

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental, BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar perancangan Hasil perancangan sentra industri batu marmer adalah penerapan dari tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental, Social dan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Yang menjadi dasar dari perencanaan dan perancangan Mesjid di Kebon Jeruk adalah : Jumlah kapasitas seluruh mesjid pada wilayah

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Konsep Makro Konsep makro merupakan konsep dasar perancangan bangunan secara makro yang bertujuan untuk menentukan garis besar hotel bandara yang akan dirancang. Konsep makro

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya 165 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1. Dasar Rancangan Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep dan analisa yang terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya sebagai

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan 6.1.1 Bentuk Tata Massa Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo pada uraian bab sebelumnya didasarkan pada sebuah

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan Pusat Studi dan Budidaya Tanaman Hidroponik ini adalah Arsitektur Ekologis. Adapun beberapa nilai-nilai Arsitektur Ekologis

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan BAB VI HASIL RANCANGAN Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan perancangan. Batasan-batasan perancangan tersebut seperti: sirkulasi kedaraan dan manusia, Ruang Terbuka Hijau (RTH),

Lebih terperinci

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa OUT Sekolah Pembelajaran Terpadu SMP-SMA 45 BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk dari sebuah pendekatan dari arsitektur

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP DASAR Konsep dasar dalam perancangan hotel ini adalah menghadirkan suasana alam ke dalam bangunan sehingga tercipta suasana alami dan nyaman, selain itu juga menciptakan

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN 5.1 Program Perencanaan 5.1.1 Program Ruang Tabel 5.1 Program ruang Sumber : Analisa Jenis Ruang Luas Kegiatan Administrasi Kepala Dinas 42,00 Sekretariat

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN PINTAR DI KOTA SOLO DENGAN METAFORA ARSITEKTUR

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN PINTAR DI KOTA SOLO DENGAN METAFORA ARSITEKTUR BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN PINTAR DI KOTA SOLO DENGAN METAFORA ARSITEKTUR VI.I Konsep Dasar Permasalahan dalam dari perencanaan dan perancangan bangunana Taman Pintar ini adalah, bagaimana

Lebih terperinci

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN BAB 5 HASIL PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Bangunan yang baru menjadi satu dengan pemukiman sekitarnya yang masih berupa kampung. Rumah susun baru dirancang agar menyatu dengan pola pemukiman sekitarnya

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar yang digunakan dalam Perancangan Kembali Terminal Bus. Tamanan Kota Kediri mencangkup tiga aspek yaitu:

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar yang digunakan dalam Perancangan Kembali Terminal Bus. Tamanan Kota Kediri mencangkup tiga aspek yaitu: BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Perancangan Konsep dasar yang digunakan dalam Perancangan Kembali Terminal Bus Tamanan Kota Kediri mencangkup tiga aspek yaitu: Standar Perancangan Objek Prinsip-prinsip

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi. BAB V KONSEP V.1. KONSEP DASAR PERENCANAAN Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada awalnya, maka konsep dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. membuat suatu bangunan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Filosofi Dalam dunia fotografi terdapat sebuah konsep pemotretan mengenai kekontinuitasan foto. Yaitu merupakan rangkaian foto yang membentuk sebuah alur cerita, dimana

Lebih terperinci

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG 5.1 KONSEP DASAR PERENCANAAN Berdasarkan dari uraian bab sebelumnya mengenai analisis dan pemikiran didasarkan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP 4. 1 IDE AWAL 4. 2 KONSEP TAPAK

BAB IV KONSEP 4. 1 IDE AWAL 4. 2 KONSEP TAPAK BAB IV KONSEP 4. 1 IDE AWAL Kampung kota merupakan sebuah fenomena yang cukup unik, di samping memiliki karakteristik kampung, namun memiliki karakteristik perkotaan. Kampung memiliki sifat rasa kekeluargaan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari bangunan kostel ini adalah adanya kebutuhan akan hunian khususnya kos-kosan bertaraf

Lebih terperinci

BAB 5 Konsep Perancangan

BAB 5 Konsep Perancangan BAB 5 Konsep Perancangan 5.1 Konsep Perancangan Pusat Pengolahan Salak Pondoh Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Sosial-Ekonomi Petani Salak Sleman merupakan salah satu kabupaten yang berada di Daerah

Lebih terperinci

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. rancangan terdapat penambahan terkait dengan penerapan tema Arsitektur

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. rancangan terdapat penambahan terkait dengan penerapan tema Arsitektur BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Taman Pintar dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang publik yang semakin menurun, salah satunya adalah Taman Senaputra di kota Malang. Seperti

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Tujuan Perencanaan dan Perancangan Perencanaan dan perancangan Penataan PKL Sebagai Pasar Loak di Sempadan Sungai Kali Gelis Kabupaten Kudus

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN BAB 4 KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Makro Perancangan pasar tradisional bantul menerapkan pendekatan analogi shopping mall. Yang dimaksud dengan pendekatan analogi shopping mall disini adalah dengan mengambil

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Gumul Techno Park di Kediri ini menggunakan konsep

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Gumul Techno Park di Kediri ini menggunakan konsep BAB VI HASIL PERANCANGAN Perancangan Gumul Techno Park di Kediri ini menggunakan konsep Representasi Citra High Tech Architecture yang berkaitan erat dengan aspek teknologi kekinian atau modernisasi. konsep

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis 185 BAB VI HASIL PERANCANGAN Bab enam ini akan menjelaskan tentang desain akhir perancangan apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis tapak dan objek. 6.1 Tata Massa

Lebih terperinci

PUSAT MODIFIKASI MOBIL BAB V KONSEP PERANCANGAN KONSEP METAFORA PADA BANGUNAN Beban angin pada ban lebih dinamis.

PUSAT MODIFIKASI MOBIL BAB V KONSEP PERANCANGAN KONSEP METAFORA PADA BANGUNAN Beban angin pada ban lebih dinamis. PRODUCED BY AN AUTODESK EDUCATIONALPRODUCT PUSAT MODIFIKASI MOBIL BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. KONSEP METAFORA PADA BANGUNAN Beban angin pada ban lebih dinamis. Berangkat Dari Ide Ban Kendaraan yang Bersifat

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN E-NET AND GAMEDEV CORE DI YOGYAKARTA

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN E-NET AND GAMEDEV CORE DI YOGYAKARTA BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN E-NET AND GAMEDEV CORE DI YOGYAKARTA Pada bab ini akan dibahas mengenai konsep tampilan eksterior dan interior bangunan berdasarkan hasil temuan analisis yang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Berdasarkan dari tema yang di angkat yaitu Green Architecture maka

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Berdasarkan dari tema yang di angkat yaitu Green Architecture maka BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Berdasarkan dari tema yang di angkat yaitu Green Architecture maka konsep dasar yang diambil adalah konsep keterbukaan, hal ini didasarkan atas keterkaitan konsep

Lebih terperinci

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep perancangan mengacu pada karakteristik arsitektur organik, yaitu 1. Bukan meniru bentuk dari alam tapi mengembangkan prinsip yang ada di alam Mengembangkan

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN AGROBISNIS, KABUPATEN SEMARANG

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN AGROBISNIS, KABUPATEN SEMARANG BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN AGROBISNIS, KABUPATEN SEMARANG 5.. Program Dasar Perencanaan Konsep program perencanaan dan perancangan merupakan hasil dari pendekatan

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 28 Pusat Rehabilitasi Bagi Pengguna Narkoba Di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN A. Konsep Pelaku dan Kegiatan. Konsep Pelaku Pelaku kegiatan yang beraktivitas

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Rancangan Kawasan Setelah beberapa proses sebelumnya rancangan kawasan adalah salah satu hasil yang didapat dari proses perumusan masalah, analisis, dan konsep. Rancangan kawasan

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN 5.1. Program Dasar perencanaan Program dasar perencanaan pada kampus II Pondok Pesantren Futuhiyyah terdiri

Lebih terperinci

DESKRIPSI OBJEK STUDI

DESKRIPSI OBJEK STUDI BAB III DESKRIPSI OBJEK STUDI 3.1 Deskripsi Objek Studi Objek yang akan penulis redesain adalah sebuah Lembaga Pemasyaratan Sukamiskin Bandung. Lembaga Pemasyarakatan yang akan dirancang adalah salah satu

Lebih terperinci

Tabel 5.1 Perhitungan Besaran Program Ruang Gelanggang a. Pengelola. No Ruang Kapasitas Standar Ruang Luas Ruang Sumber

Tabel 5.1 Perhitungan Besaran Program Ruang Gelanggang a. Pengelola. No Ruang Kapasitas Standar Ruang Luas Ruang Sumber BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PENGEMBANGAN GELANGGANG FUTSAL UNDIP 5.1 Program Dasar Perencanan 5.1.1 Program Ruang Berdasarkan hasil analisa dan perhitungan, maka diperoleh hasil besaran ruang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Perancangan Makro V.1.1. Konsep Manusia Pelaku kegiatan di dalam apartemen adalah: 1. Penyewa meliputi : o Kelompok orang yang menyewa unit hunian pada apartemen yang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Batu adala Trade Eco Tourism (TET). Trade Eco Tourism (TET) market merupakan

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Batu adala Trade Eco Tourism (TET). Trade Eco Tourism (TET) market merupakan BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Perancangan Konsep dasar yang digunakan pada Perancangan Pasar Wisata Holtikultura Batu adala Trade Eco Tourism (TET). Trade Eco Tourism (TET) market merupakan penurunan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum

BAB V KONSEP. marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum BAB V KONSEP 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan sentra industri batu marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum dalam Three Dimension Sustainability:

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Filosofi Konsep Dasar BAB IV KONSEP PERANCANGAN Student Housing Kaku / Vertikal Arsitektur Hijau Humanis dan Ramah Lingkungan Interaksi dan Terpusat Berinteraksi Diagram 6. Filosof konsep dasar Kehidupan

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan 5.1.1 Aspek Fungsional Pengelompokan berdasarkan area aktivitas besar : Pelatihan pelatihan kerja (teori&praktek) uji sertifikasi,informasi

Lebih terperinci

BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA

BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA 1.1.1.1 Narasi dan Ilustrasi Skematik Hasil Rancangan Hasil yang akan dicapai dalam perancangan affordable housing dan pertanian aeroponik ini adalah memecahkan

Lebih terperinci

Lokasi terpilih sebagai lokasi perencanaan dan perancangan bangunan

Lokasi terpilih sebagai lokasi perencanaan dan perancangan bangunan 66 BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BANGUNAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI STRUKTUR BANGUNAN DI YOGYAKARTA TV.l Konsep Lokasi dan Site rv.1.1 Konsep lokasi Lokasi terpilih sebagai

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur,

BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur, BAB V KONSEP 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah sebagai tempat menerima pendidikan dan mengasah keterampilan yaitu mengambil

Lebih terperinci

Zona lainnya menjadi zona nista-madya dan utama-madya.

Zona lainnya menjadi zona nista-madya dan utama-madya. 6.1 KONSEP ZONASI 5.1.1 Zonasi Bangunan zona. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Zonasi pada bangunan mengikuti prinsip sanga mandala dan dibagi menjadi 9 Gambar 5. 2 Pembagian 9 Zona Sanga Mandala

Lebih terperinci

Bab V. PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG. No Kelompok Kegiatan Luas

Bab V. PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG. No Kelompok Kegiatan Luas Bab V PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG 5.1. Program Dasar Perencanaan 5.1.1. Program Ruang No Kelompok Kegiatan Luas 1 Kegiatan Administrasi ± 1.150 m 2 2 Kegiatan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Perancangan kembali kawasan wisata pantai Camplong, Sampang menggunakan racangan arsitektur yang bertema rekontekstualisasi arsitektur nusantara dengan penerapan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 47 BAB V KONSEP PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1. Program Dasar Perencanaan Program dasar perencanaan terdiri atas kelompok ruang, program ruang, dan tapak terpilih. Kelompok ruang merupakan kegiatan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DESAIN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PENGOMPOSAN SAMPAH

BAB V KONSEP DESAIN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PENGOMPOSAN SAMPAH BAB V KONSEP DESAIN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PENGOMPOSAN SAMPAH 5.1. Konsep Umum Konsep desain perencanaan dan perancangan Pusat Pengomposan Sampah (PPS) Kota Yogyakarta ini menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

Konsep Penataan Massa

Konsep Penataan Massa 5.2.1. Konsep Penataan Massa Pembagian Zona dan perletakan massa Vegetasi dan dinding masif berfungsi untuk menghalangi kebisingan dari jalan raya. Mebatasi antara rumah warga dan komplek pesantren Memberikan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SAKIT JIWA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SAKIT JIWA BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SAKIT JIWA V.1. Konsep Pengolahan Site Hal yang dibahas pada konsep pengolahan site adalah mengenai konsep penzoningan kelompok-kelompok ruang yang telah

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan pada Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center menggunakan tema Metafora Intangible Libasuttaqwa. Yang diperoleh dari hasil analisis yang kemudian disimpulkan(sintesis).

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari

Lebih terperinci