BAB II KONSEP DASAR. Mastoiditis adalah inflamasi mastoid yang disebabkan oleh suatu infeksi
|
|
- Susanto Lie
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Mastoiditis adalah inflamasi mastoid yang disebabkan oleh suatu infeksi telinga tengah, jika tidak diobati dapat terjadi osteomilitis (Brunner dan Suddarth, 2000). Mastoiditis adalah peradangan pada mastoid yaitu tulang yang terletak dibelakang dan bawah telinga (Boles, 1997). Mastoiditis adalah peradangan pada tulang mastoid biasanya berasal dari cavum timpany yang umumnya merupakan komplikasi dari otitis media yang tidak baik (RSUD Dr. Soetomo, 1994). Jadi, dapat disimpulkan bahwa mastoiditis adalah suatu peradangan pada telinga tengah yang merupakan komplikasi dari otitis media supurative chronis. B. Anatomi dan Fisiologi Anatomi dan fisiologi telinga menurut (Syaifudin, 1997) adalah : 1. Telinga Bagian Luar (Auris Eksterna) a.. Aurikula (Daun Telinga) Menampung gelombang suara yang datang dari luar masuk ke dalam telinga.
2 b.. Meatus Akustikus Eksterna Saluran penghubung aurikula dengan membrane timpani, panjangnya ± 2,5 cm terdiri dari tulang rawan dan tulang keras. Saluran ini mengandung rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat khususnya menghasilkan sekret-sekret berbentuk serum. c.. Membrane Timpany Antara telinga luar dan telinga tengah terdapat selaput gendang telinga yang disebut membrane timpany. Gambar 2.1 (Sumber : 7 Mei 2007) 2. Telinga Bagian Tengah (Auris Media) a.. Cavum Timpany Rongga di dalam tulang temporalis terdapat tiga buah tulang pendengaran yang terdiri dari malleus, inkus, dan stapes yang melekat pada bagian dalam membrane timpany dan bagian dasar tulang stapes membuka pada fenestra ovalise. 6
3 b.. Antrum Timpany Merupakan rongga tidak teratur yang agak luas terletak di bagian bawah samping dari cavum timpani. Antrum timpany dilapisi oleh mukosa merupakan lanjutan dari lapisan mukosa cavum timpany, rongga ini berhubungan dengan beberapa rongga kecil yang disebut sellula mastoid yang terdapat di belakang bawah antrum di dalam tulang temporalis. Dan adanya hubungan ini dapat mengakibatkan menjalarnya proses radang. c.. Tuba Auditiva Eustaki Saluran tulang rawan yang panjangnya ± 3,7 cm berjalan miring ke bawah agak ke depan, dilapisi oleh lapisan mukosa. 3. Telinga Bagian Dalam (Auris Interna) Serangkaian saluran bawah dikelilingi oleh cairan dinamakan perilimfe. a. Vestibulum Bagian tengah labirintus osseous pada vestibulum ini membuka fenestra ovale dan venestra rotundum dan pada bagian belakang atas menerima muara canalis semisirkularis. b. Cochlea Berbentuk seperti rumah siput, pada koklea ini ada tiga pintu yang menghubungkan cochlea dengan vestibulum, cavum timpany dan dengan canalis cochlearis. c. Labirintus Membranosus 1). Utrichulus 7
4 Bentuknya seperti kantong lonjong dan agak gepeng terpaut pada tempatnya oleh jaringan ikat, di sini terdapat saraf (nervus akustikus) pada bagian depan dan sampingnya ada daerah yang lonjong disebut makula akustica utriculo. 2). Sachulus 3). Duktus Semi Sircularis 4). Duktus Cochlearis Gambar 2.2 Anatomi telinga (Sumber : 7 Mei 2007). C. Etiologi Penyebab mastoiditis menurut ( Sakti/Lain - lain/tarakan/tht/omsk, 7 Mei 2007) adalah : 8
5 Penyebab terbesar otitis media supurative chronis yang berkembang menjadi mastoiditis adalah infeksi campuran bakteri dari meatus auditoris eksternal, kadang berasal dari nasofaring melalui tuba eustachius saat infeksi saluran nafas atas. Organisme-organisme dari meatus auditoris eksternal termasuk staphylococcus, pseudomonas aeruginosa, B.proteus, B.coli dan aspergillus. Organisme dari nasofaring diantaranya streptococcus viridans (streptococcus A hemolitikus, streptococcus B hemolitikus dan pneumococcus. Suatu teori patogenesis mengatakan terjadinya otititis media nekrotikans akut menjadi awal penyebab mastoiditis yang merupakan hasil invasi mukoperiusteum organisme yang virulen, terutama berasal dari nasofaring terbesar pada masa kanak-kanak, atau karena rendahnya daya tahan tubuh penderita sehingga terjadinya nekrosis jaringan akibat toxine nechrotik yang dikeluarkan oleh bakteri kemudian terjadi perforasi pada membrane timpani setelah penyakit akut berlalu membrane timpani tetap berlubang atau sembuh dengan membran atrofi. Pada saat ini kemungkinan besar proses primer untuk terjadinya mastoiditis adalah tuba eustachius, telinga tengah dan sel-sel mastoid. Faktor yang menyebabkan penyakit infeksi telinga tengah supuratif menjadi kronis yang menjadi mastoiditis sangat majemuk, antara lain : 1. gangguan fungsi tuba eustachius yang kronis akibat : Infeksi hidung dan tenggorok yang kronis atau berulang dan obstruksi anatomic tuba eustachius parsial atau total. 2. perforasi membrane timpany yang menetap 9
6 3. terjadinya metaplasia skuamosa / perubahan patologik menetap lainnya pada telinga tengah 4. obstruksi terhadap aerasi telinga tengah atau rongga mastoid 5. terdapat daerah dengan skuester atau otitis persisten di mastoid 6. faktor konstitusi dasar seperti alergi kelemahan umum atau perubahan mekanisme pertahanan tubuh. Mastoiditis timbul sebagai akibat terapi otitis media supurative akut yang tidak adekuat. Penyebab otitis media supurative adalah akibat infeksi bakteri Streptococcus B. Hemoliticus, Pneumococcus, dan Hemophilus Influenzae (Thane, 1993). D. Patofisiologi Patofisiologi menurut (Adam, 1997) adalah : Infeksi dimulai dari infeksi telinga tengah yang kemudian menjalar mengenai tulang mastoid dan sel-sel di dalamnya, hal ini mengakibatkan terjadinya proses nekrosis tulang mastoid serta merusak struktur tulang. Bila tidak segera dilakukan pengobatan terhadap infeksinya maka dapat mengakibatkan terjadinya abses sub peritoneal pada mastoid. Apabila infeksi merusak tulang disekitarnya sampai nanah dapat keluar mungkin terjadi: 1. keluar melalui permukaan luar dan prosesus mastoid, sehingga terjadi abses sub peritoneal pada mastoid. 2. ke bawah mulai ujung prosesus masuk leher. 10
7 3. ke depan mulai dinding belakang liang telinga 4. ke atas melalui pegmen (atap) ronnga telinga masuk fosa chranial media 5. ke belakang melalui fosa chranial posterior Kebanyakan mastoiditis akut sehingga ditemukan pada pasien yang tidak mendapatkan perawatan telinga yang memadai dan yang mengalani infeksi telinga yang tidak cepat ditangani. Mastoiditid kronis ini dapat mengakibatkan terjadinya pembentukan kolestetoma yang merupakan pertumbuhan kulit ke dalam (epitel skuamosa) dari lapisan luar membrane timpani ke telinga tengah. Kulit dari membrane timpany laterale membentuk kantong luar berisi kulit yang rusak dan bahan sebaseus, kantong dapat melekat ke struktur telinga dan mastoid. Bila tidak ditangani, kolesteatoma dapat tumbuh terus dan menyebabkan paralysis nervus facialis, kehilangan pendengaran sensori neural dan atau gangguan keseimbangan (akibat erosi telinga dalam) dan abses otak. Pembedahan pada mastoid yang mengalami kelainan peradangan ditunjukkan untuk mengangkat kolesteatoma mencapai struktur yang sakit dan dapat mencapai kondisi telinga yang aman, kering, dan sehat. Mastoidektomy biasanya dilakukan melalui insisi post aurikular dan infeksi dihilangkan dengan mengambil sel udara mastoid. Begitu pasien bangun, pembiusan harus diperhatikan setiap tanda paries fanalis yang harus segera dilaporkan ke dokter bila terjadi kelemahan fasial balutan pada mastoid harus dilonggarkan dan pasien dikembalikan ke meja operasi. Luka dibuka dan nervus fasialis 11
8 didekompresi untuk melonggarkan kanalis tulang yang mengelilingi nervus fasialis. E. Manifestasi Klinik Manifestasi klinik dari mastoiditis adalah nyeri telinga, otore (keluar cairan dari dalam telinga), demam, nyeri tekan, kemerahan dan penebalan sekitar prosesus mastoideus, dan biasanya pada pemeriksaan telinga menunjukkan banyak sekret purulen dari perforasi membrane timpany (Thane, 1993). F. Komplikasi Komplikasinya adalah meningitis, paralisis wajah, abses otak, gangguan pendengaran sensori neural (Thane, 1993). G. Penatalaksanaan Penatalaksanaan menurut (Thane, 1993) yaitu : 1. Pengobatan radang mastoid dengan antibiotik intravena seperti pennisilin, ceftriaxone (rhocepin), dan metronidazole (flogil) selama 14 hari. 2. Jika pasien tidak membaik dengan antibiotic maka dilakukan operasi mastoidektomy. Tindakan ini untuk menghilangkan sel-sel tulang mastoid yang terinfeksi dan untuk mengalirkan nanah. Beberapa struktur telinga bagian (incus dan malleus) mungkin juga perlu dipotong. 3. Tympanoplasty yang merupakan pembedahan rekontruksi telinga bagian tengah untuk memelihara pendengaran 12
9 4. Radang mastoid kronis membutuhkan mastoidektomy radikal (menghilangkan dinding posterior dari kanal telinga, disisakannya gendang telinga, dan dua tulang telinga (incus dan malleus). Mastoidektomy radikal jarang dilakukan sebab merupakan terapi antibiotic, tidak secara drastic memperbaiki pendengaran seseorang. H. Pengkajian Fokus Data yang muncul saat pengkajian menurut (Long, 1996) adalah : 1. Data Subyektif Tanda dan gejala utama infeksi telinga adalah nyeri dan hilangnya pendengaran. Data harus disertai pernyataan mulai serangan, lamanya, tingkat nyerinya. Rasa nyeri timbul karena adanya tekanan kepada kulit dinding saluran yang sangat sensitif dan kepada membrane timpany oleh cairan getah radang yang membentuk di dalam telinga tengah. Saluran eksterna yang penuh dan cairan di telinga tengah mengganggu lewatnya gelombang suara hal ini menyebabkan pendengaran berkurang. Penderita dengan infeksi telinga perlu ditanya apakah ia mengerti tentang cara pencegahannya. 2. Data Obyektif Telinga eksterna dilihat apakah ada cairan yang keluar dan bila ada harus diterangkan. Palpasi pada telinga luar menimbulkan nyeri. Gendang telinga sangat penting dalam pengkajian telinga, karena merupakan jendela untuk melihat proses penyakit pada telinga tengah. Membrane 13
10 timpani yang normal memperlihatkan warna yang sangat jelas, terlihat keabu-abuan. Untuk visualisasi telinga luar dan gendang telingadigunakan otoskop, bagian yang masuk ke telinga disebut spekulum (corong) dan dengan ini gendang telingadapat terlihat. Untuk pengkajian yang lebih cermat dapat dipakai kaca pembesar. 3. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang menurut (Thane, 1993) adalah : a. audiometric akan menunjukkan tuli konduktif b. rontgenogram akan memperlihatkan sklerosis nyata pada prosesus mastoideus dan sering dapat terlihat kolesteatoma. c. pemeriksaan laboratorium, contoh nanah harus diambil untuk kultur dan tes sensitifitas antibiotika. d. tes garpu tala menunjukkan adanya kurangnya pendengaran. I. Pathway Keperawatan Terlampir J. Fokus Intervensi Intervensi yang dapat diambil menurut (Carpenito, 2001) adalah : 1. Nyeri akut berhubungan dengan retraksi membrane timpany Tujuan : nyeri klien berkurang / hilang. Intervensi : Kaji lokasi, tipe, durasi, dan frekuensi nyeri, kaji intensitas nyeri dengan menggunakan skala nyeri 0 10, kaji faktor yang memperberat dan 14
11 memperingan nyeri. Diskusikan tindakan penghilang nyeri yang efektif / tak efektif pada masa lalu, kaji keefektifan tindakan penghilang nyeri. Kemudian beri posisi nyaman, anjurkan teknik reduksi nyeri dengan kompres dingin, teknik relaksasi, sentuhan. Kolaborasi pemberian analgetik dan antibiotic, beri makanan lunak/cair dan hindari mengunyah, diskusikan alternatif intervensi seperti umpan balik biologis, prosedur control nyeri sendiri, anjurkan dukungan keluarga / orang terdekat. Evaluasi : Klien mengungkapkan pemahaman tentang faktor penyebab nyeri dan klien mendemonstrasikan kemampuan untuk mengurangi atau mengontrol nyeri. 2. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakseimbangan labirin Ditandai dengan : pening, mual, muntah, nafsu makan menurun. Tujuan : Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi. Intervensi : Kaji status nutrisi, pola makan yang lalu dan obat obatan, kaji makanan yang lebih disukai, disukai dan tidak disukai. Menyediakan makanan dalam lingkungan yang tenang dan menganjurkan klien makan dengan perlahandan mengunyah dengan baik, beri posisi yang nyaman selama makan, anjurkan keluarga, anggota keluarga lain yang terlibat selama makan, makan dengan klien, membawa makanan dari rumah, pelihara lingkungan yang bersih untuk mencegah mual, anoreksia. Diskusi dan 15
12 ajarkan klien/anggota keluarga lain mengenai petunjuk nutrisi, pentingnya makan yang teratur dan termasuk makanan. Evaluasi : Klien mengungkapkan pengertian kekurangan nutrisi dan memperlihatkan pengetahuan masukan nutrisi yang adekuat dan klien mampu memenuhi kebutuhan nutrisinya. 3. Gangguan persepsi sensori pendengaran berhubungan dengan hantaran suara / udara yang diterima berkurang. Ditandai dengan : tinitus, menurunnya fungsi pendengaran, tuli konduktif ringan, Intervensi : Observasi tingkat penurunan pendengaran. Tunjukkan cara berkomunikasi yaitu pertama dengan membaca bibir, bicara dengan perlahan dan mengucapkannya dengan baik, jangan kuatkan suara, hanya satu orang yang bicara dalam satu waktu, berdiri sehingga klien melihat bibir perawat saat bicara, berbicaralah dengan kalimat sederhana, tunjukan obyek percakapan bila perlu, hindari mengunyah permen waktu bicara dengan klien, ulangi pernyataan yang tidak jelas bagi klien. Kedua dengan bahasa isyarat, dalam berkomunikasi dengan klien gunakan pensil dan kertas untuk mengganti bahasa isyarat, dapatkan kerjasama keluarga dalam berkomunikasi, alat bantu pendengaran, kaji kemampuan klien untuk menggunakan dan merawat alat alat, tentukan alat Bantu pada tempatnya dan hidupkan sebelum bicara, buat tekanan nada nyaman untuk klien, 16
13 hindari berteriak. Dan yang ketiga dengan menggunakan catatan dan pensil, tuliskan pesan secara jelas, singkat, susunan kata kata sederhana, kembangakan susunan kata kata yang sering kali digunakan dan instruksikan pasien untuk meneliti ulang, sediakan waktu buat klien untuk memahami dan menjawab. Evaluasi : Klien mengungkapkan pengertian tentang penurunan sensori pendengaran dan klien mampu menggunakan alat bantu pendengaran. 4. Perubahan body image berhubungan dengan keluar cairan dalam telinga ; Otore. Ditandai dengan : sekret berbau dan keluar dari telinga. Tujuan : : body image klien tidak mengalami perubahan dan klien bisa menerima keadaannya. Intervensi : Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang perubahan body image, kaji mekanisme penanganan sebelumnya yang telah berhasil, sediakan waktu untuk klien mengungkapkan perasaannya, demonstrasikan penerimaan perasaan klien. Beri lingkungan yang tenang dan memfasilitasi, berikan penghargaan dan dorongan. Tingkatkan dukungan melalui orang terdekat, bantu klien dalam diskusi untuk menerima perubahan body image. Evaluasi : Klien mengungkapkan penerimaan terhadap perubahan fungsi tubuhnya, klien mengungkapkan minat dan keinginan untuk melanjutkan aktivitas 17
14 dan interaksi sosial, dan klien menggunakan sistem pendukung rumah sakit dan keluarga. 5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang OMA yang tepat. Tujuan : pengetahuan klien tentang penatalaksanaan OMA meningkat. Intervensi : Kaji tingkat pengetahuan klien, berikan informasi berkenaan dengan kebutuhan klien, susun bersama hasil yang diharapkan dalam bentuk kecil dan realistic untuk memberikan klien tentang keberhasilan, beri upaya penguatan pada klien, gunakan bahasa yang mudah dipahami. Dapatkan umpan balik selama diskusi dengan klien, pertahankan kontak mata selama diskusi dengan klien. Berikan informasi langkah demi langkah dan lakukan demonstrasi ulang bila mengajarkan prosedur, berikan pujian atau reinforcement positif pada klien. Evaluasi : Klien menyatakan pemahaman tentang pemberian informasi dan klien mampu mendemonstrasikan prosedur dengan tepat. 18
memfasilitasi sampel dari bagian tengah telinga, sebuah otoscope, jarum tulang belakang, dan jarum suntik yang sama-sama membantu. 4.
KONSEP MEDIK A. Pengertian Mastoiditis Mastoiditis adalah inflamasi mastoid yang diakibatkan oleh suatu infeksi pada telinga tengah, jika tak diobati dapat terjadi osteomielitis. Mastoiditis adalah segala
Lebih terperinciTahun : Sistem Sensoris Pendengaran dan Keseimbangan Pertemuan 23
Matakuliah Tahun : 2009 : L0044/Psikologi Faal Sistem Sensoris Pendengaran dan Keseimbangan Pertemuan 23 TELINGA saraf kranial VIII (n. auditorius) terdiri dari 3 bagian : telinga luar, tengah dan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. inflamasi kronik telinga tengah yang ditandai dengan perforasi membran timpani
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Otitis media supuratif kronik (OMSK) merupakan salah satu penyakit inflamasi kronik telinga tengah yang ditandai dengan perforasi membran timpani dan sekret yang keluar
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) atau yang biasa disebut congek adalah
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) atau yang biasa disebut congek adalah infeksi kronis di telinga tengah dengan adanya lubang
Lebih terperinci11/29/2013 PENGINDERAAN ADALAH ORGAN- ORGAN AKHIR YANG DIKHUSUSKAN UNTUK MENERIMA JENIS RANGSANGAN TERTENTU
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PENGINDERAAN PENGINDERAAN ADALAH ORGAN- ORGAN AKHIR YANG DIKHUSUSKAN UNTUK MENERIMA JENIS RANGSANGAN TERTENTU BEBERAPA KESAN TIMBUL DARI LUAR YANG MENCAKUP PENGLIHATAN, PENDENGARAN,
Lebih terperinciBAB I KONSEP DASAR. Selulitis adalah infeksi streptokokus, stapilokokus akut dari kulit dan
1 BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Selulitis adalah infeksi streptokokus, stapilokokus akut dari kulit dan jaringan subkutan biasanya disebabkan oleh invasi bakteri melalui suatu area yang robek pada kulit,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Farmasi dalam kaitannya dengan Pharmaceutical Care harus memastikan bahwa
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pharmaceutical Care adalah salah satu elemen penting dalam pelayanan kesehatan dan selalu berhubungan dengan elemen lain dalam bidang kesehatan. Farmasi dalam kaitannya
Lebih terperinci1. Pria 35 tahun, pekerja tekstil mengalami ketulian setelah 5 tahun. Dx a. Noise Induced HL b. Meniere disease c. Labirintis d.
THT [TELINGA] Jumlah soal : 30 soal 1. Pria 35 tahun, pekerja tekstil mengalami ketulian setelah 5 tahun. Dx a. Noise Induced HL b. Meniere disease c. Labirintis 2. Tuli Konductive berapa db?? a. > 75
Lebih terperinciLaporan Problem Based Learning Makassar, 23 Maret 2009 Sistem Indera Khusus TULI. Disusun oleh: KELOMPOK 5B
Laporan Problem Based Learning Makassar, 23 Maret 2009 Sistem Indera Khusus TULI Disusun oleh: KELOMPOK 5B Herawati Tjongi 110.206.126 Asnita 110.206.127 Berry Erida Hasbi 110.206.128 Nurliah 110.206.129
Lebih terperinciBAB I ANATOMI DAN FISIOLOGI TELINGA
BAB I ANATOMI DAN FISIOLOGI TELINGA Telinga merupakan salah satu panca indera yang penting bagi manusia yang mempunyai dua fungsi yaitu untuk pendengaran dan keseimbangan. Telinga, menurut anatominya dibagi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anatomi Telinga 2.1.1 Anatomi telinga luar Telinga luar terdiri dari daun telinga (aurikula), liang telinga (meatus acusticus eksterna) sampai membran timpani bagian lateral.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Definisi Otitis Media Supuratif Kronis
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Otitis Media Supuratif Kronis Suatu radang kronis telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan riwayat keluarnya sekret dari telinga (otorea) lebih dari 2 bulan,
Lebih terperinciLAPORAN OPERASI TIMPANOMASTOIDEKTOMI. I. Data data Pasien Nama : Umur : tahun Jenis Kelamin : Alamat : Telepon :
Lampiran 1 LAPORAN OPERASI TIMPANOMASTOIDEKTOMI I. Data data Pasien Nama : Umur : tahun Jenis Kelamin : Alamat : Telepon :. Agama : No. M R : Tanggal : II. Keluhan Utama : III. Keluhan tambahan : - Sakit
Lebih terperinciBAB II. Kepustakaan. 2.1 Anatomi telinga luar
BAB II Kepustakaan 2.1 Anatomi telinga luar Secara anatomi, telinga dibagi atas 3 yaitu telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam. Telinga luar berfungsi mengumpulkan dan menghantarkan gelombang bunyi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anatomi Telinga Dan Mekanisme Mendengar Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh daun telinga dalam bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau
Lebih terperinciTelinga. Telinga tersusun atas tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.
Telinga Telinga adalah alat indra yang memiliki fungsi untuk mendengar suara yang ada di sekitar kita sehingga kita dapat mengetahui / mengidentifikasi apa yang terjadi di sekitar kita tanpa harus melihatnya
Lebih terperinciBAB V. Fungsi Indera Pendengaran
BAB V Fungsi Indera Pendengaran A. STRUKTUR ANATOMI TELINGA Secara anatomis, telinga manusia dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu: 1. Telinga bagian luar Telinga bagian luar terdiri dari aurikula
Lebih terperinciTelinga Luar. Dalam kulit kanal auditorius eksterna. Glandula seminurosa. Sekresi substansi lilin. serumen. tertimbun. Kanalis eksternus.
Gangguan pendengaran Kelainan telinga dapat menyebabkan tuli konduktif, tuli sensorineural/saraf/perseptif, atau tuli campur. 1. Tuli konduktif disebabkan kelainan di telinga luar atau telinga tengah.
Lebih terperinciBIOAKUSTIK. Akustik membahas segala hal yang berhubungan dengan bunyi,
BIOAKUSTIK Akustik membahas segala hal yang berhubungan dengan bunyi, Bioakustik membahas bunyi yang berhubungan dengan makhluk hidup, terutama manusia. Bahasan bioakustik: proses pendengaran dan instrumen
Lebih terperinciSENSES ORGAN. Syarofina Pratiniyata
SENSES ORGAN Syarofina Pratiniyata Senses organ merupakan suatu kumpulan organ tubuh, baik pada tubuh manusia maupun pada tubuh hewan, yang mempunyai fungsi-fungsi khusus yang penting bagi kehidupannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun. Data rekam medis RSUD Tugurejo semarang didapatkan penderita
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi pada tonsil atau yang biasanya dikenal masyarakat amandel merupakan masalah yang sering dijumpai pada anak- anak usia 5 sampai 11 tahun. Data rekam medis RSUD
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah telinga, hidung, dan tenggorokan merupakan masalah yang sering terjadi pada anak anak, misal otitis media akut (OMA) merupakan penyakit kedua tersering pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemampuan mendengar dan berkomunikasi dengan orang lain. Gangguan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telinga adalah organ penginderaan yang berfungsi ganda untuk pendengaran dan keseimbangan dengan anatomi yang kompleks. Indera pendengaran berperan penting dalam
Lebih terperinciKEPERAWATAN DEWASA. Otitis Media Akut dan Kronik. Oleh: KELOMPOK VIIII. Fitriani 023. A. Usmianti. Khumaerah PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
Tugas kelompok Dosen pembimbing: Abdul Majid, S.Kep., Ns., M.Kep. KEPERAWATAN DEWASA Otitis Media Akut dan Kronik Oleh: KELOMPOK VIIII Fitriani 023 A. Usmianti Khumaerah PROGRAM STUDI KEPERAWATAN FAKULTAS
Lebih terperinci4.3.1 Identifikasi Variabel Definisi Operasional Variabel Instrumen Penelitian
DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... iv PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... v ABSTRAK... vi ABSTRACT... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyebarannya sangat cepat. Penyakit ini bervariasi mulai dari hiperemia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konjungtivitis merupakan penyakit mata paling umum didunia. Penyakit konjungtivitis ini berada pada peringkat no.3 terbesar di dunia setelah penyakit katarak dan glaukoma,
Lebih terperinciasuhan keperawatan Tinnitus
asuhan keperawatan Tinnitus TINNITUS A. KONSEP DASAR PENYAKIT 1. DEFINISI Tinnitus adalah suatu gangguan pendengaran dengan keluhan perasaan mendengar bunyi tanpa rangsangan bunyi dari luar. Keluhannya
Lebih terperinciASKEP GANGGUAN PENDENGARAN PADA LANSIA
ASKEP GANGGUAN PENDENGARAN PADA LANSIA I. PENGERTIAN Berkurangnya Pendengaran adalah penurunan fungsi pendengaran pada salah satu ataupun kedua telinga. Tuli adalah penurunan fungsi pendengaran yang sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Otitis media adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tubaeustachius, antrum mastoid, dan sel-sel mastoid. otitis media terbagi atas otitis mediasupuratif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Apendisitis adalah peradangan pada apendiks vermiforis, biasanya
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Apendisitis adalah peradangan pada apendiks vermiforis, biasanya disebabkan oleh sumbatan lumen apendiks, obstruksi limfoid, fekalit, benda asing, dan striktur karena
Lebih terperinciA PLACEBO-CONTROLLED TRIAL OF ANTIMICROBIAL TREATMENT FOR ACUTE OTITIS MEDIA. Paula A. Tahtinen, et all
A PLACEBO-CONTROLLED TRIAL OF ANTIMICROBIAL TREATMENT FOR ACUTE OTITIS MEDIA Paula A. Tahtinen, et all PENDAHULUAN Otitis media akut (OMA) adalah penyakit infeksi bakteri yang paling banyak terjadi pada
Lebih terperinciStruktur dan Mekanisme Pendengaran Pada Manusia
Struktur dan Mekanisme Pendengaran Pada Manusia Lodowina Eresyen Rumaratu Nim : 102011092 Email : dewirumaratu@yahoo.co.id Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Pendahuluan Manusia
Lebih terperinciSERUMEN PROP. Angga Rizky Permana Dina Nurfadhilah Khairi Maulana Azhari Isnaini Syakira
SERUMEN PROP Angga Rizky Permana Dina Nurfadhilah Khairi Maulana Azhari Isnaini Syakira Anatomi telinga DEFINISI Serumen adalah hasil produksi kelenjar sebasea, kelenjar seruminosa, epitel kulit yang terlepas
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI A. PENGERTIAN Chikungunya berasal dari bahasa Shawill artinya berubah bentuk atau bungkuk, postur penderita memang kebanyakan membungkuk
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID
ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID Definisi: Typhoid fever ( Demam Tifoid ) adalah suatu penyakit umum yang menimbulkan gejala gejala sistemik berupa kenaikan suhu dan kemungkinan penurunan kesadaran. Etiologi
Lebih terperinciDefinisi Vertigo. Penyebab vertigo
Definisi Vertigo Vertigo adalah perasaan yang abnormal mengenai adanya gerakan penderita terhadap lingkungan sekitarnya atau lingkungan sekitar terhadap penderita, dengan gambaran tiba-tiba semua terasa
Lebih terperinciSMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 3. Sistem Koordinasi dan Alat InderaLatihan Soal 3.2
1. Perhatikan gambar mata berikut! Image not readable or empty assets/js/plugins/kcfinder/upload/image/alat%20indrpng SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 3. Sistem Koordinasi dan Alat InderaLatihan Soal 3.2 Bagian
Lebih terperinciAsuhan Keperawatan Anak Preschool dengan ISPA A. Definisi Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah radang akut saluran pernafasan atas maupun bawah yang disebabkan oleh infeksi jasad renik atau bakteri,
Lebih terperinciKeywords : P. aeruginosa, gentamicin, biofilm, Chronic Supurative Otitis Media
Keywords : P. aeruginosa, gentamicin, biofilm, Chronic Supurative Otitis Media xv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Otitis media supuratif kronik (OMSK) adalah dampak dari episode otitis media akut
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi Telinga BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Telinga dapat dibahagi menjadi 3 bahagian iaitu telinga luar, tengah dan dalam. Telinga luar adalah bagian telinga yang tampak. Itu termasuk keseluruhan bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui suatu defek pada fasia dan muskuloaponeuretik dinding perut, secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hernia merupakan suatu penonjolan isi perut dari rongga yang normal melalui suatu defek pada fasia dan muskuloaponeuretik dinding perut, secara kongenital yang memberi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan sekret yang keluar terus-menerus atau hilang timbul yang terjadi lebih dari 3
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Otitis media supuratif kronik (OMSK) merupakan salah satu penyakit inflamasi kronik telinga tengah yang ditandai dengan perforasi membran timpani dan sekret yang keluar
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anatomi telinga Gambar 1 anatomi telinga (Sumber: Kaneshiro N K,2011) 2.1.1. Anatomi telinga luar Anatomi luar terdiri dari, heliks, lipatan heliks, kanal heliks,kanalis auditorius
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (40 60%), bakteri (5 40%), alergi, trauma, iritan, dan lain-lain. Setiap. (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2013).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang disebabkan oleh virus (40 60%), bakteri (5 40%), alergi, trauma, iritan, dan lain-lain. Setiap tahunnya ± 40 juta
Lebih terperinci1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan
PANCA INDERA Pengelihatan 1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan (tembus cahaya) yang disebut
Lebih terperinciAlat Indera Manusia 1. Mata Bulu mata Alis mata Kelopak mata 2. Telinga
Alat Indera Manusia 1. Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Yang dilakukan mata yang paling sederhana tak lain hanya mengetahui apakah lingkungan sekitarnya adalah terang atau gelap. Mata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada usus kecil yang disebabkan oleh kuman Salmonella Typhi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam Typhoid atau Typhus Abdominalis adalah suatu infeksi akut yang terjadi pada usus kecil yang disebabkan oleh kuman Salmonella Typhi. Typhi dengan masa tunas 6-14
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN
4 BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Anatomi Telinga Tengah 1. Membran timpani 2. kavum timpani 3. prossesus mastoideus 4. tuba eustachius Gambar 2.1 Anatomi Telinga Tengah Gambar ini dikutip dari Netter
Lebih terperinciBAB I KONSEP DASAR. Berdarah Dengue (DBD). (Aziz Alimul, 2006: 123). oleh nyamuk spesies Aedes (IKA- FKUI, 2005: 607 )
BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue, sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk ke tubuh penderita melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti betina.
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095
LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 NAMA NIM : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095 PROGRAM S1 KEPERAWATAN FIKKES UNIVERSITAS MUHAMMADIAH SEMARANG 2014-2015 1 LAPORAN
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Eustachius dan prosessus mastoideus (Dhingra, 2007).
20 BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Anatomi telinga tengah Telinga tengah terdiri dari membran timpani, kavum timpani, tuba Eustachius dan prosessus mastoideus (Dhingra, 2007). 2.1.1. Membran Timpani Membran
Lebih terperinciBAB I KONSEP DASAR. saluran usus (Price, 1997 : 502). Obserfasi usus aiau illeus adalah obstruksi
BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Obstruksi usus atau illeus adalah gangguan aliran normal isi usus sepanjang saluran usus (Price, 1997 : 502). Obserfasi usus aiau illeus adalah obstruksi saluran cerna
Lebih terperinciaureus, Stertococcus viridiansatau pneumococcus
Analisis Data No Data Etiologi Masalah 1. Data Subjektif : Gangguan sekresi saliva Nyeri Penghentian/Penurunan aliran Nyeri menelan pada rahang saliva bawah (kelenjar submandibula) Nyeri muncul saat mengunyah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Otitis media supuratif kronis (OMSK) merupakan peradangan dan infeksi kronis pada telinga tengah dan rongga mastoid yang ditandai dengan adanya sekret yang keluar terus
Lebih terperinciSENSASI PENDENGARAN Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Umum I yang dibina oleh Ibu Dyah Sulistyorini, M, Psi. Oleh
SENSASI PENDENGARAN Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Umum I yang dibina oleh Ibu Dyah Sulistyorini, M, Psi Oleh Diar Arsyianti ( 406112402734) Universitas Negeri Malang Fakultas Ilmu
Lebih terperinciMembahas bio-akustik berarti berusaha mengurai keterkaitan antara bunyi. gelombang bunyi, getaran dan sumber bunyi dengan kesehatan.
_Bio Akustik_01 Membahas bio-akustik berarti berusaha mengurai keterkaitan antara bunyi gelombang bunyi, getaran dan sumber bunyi dengan kesehatan. Apa sih yang dimaksud gelombang itu? dan apa hubungannya
Lebih terperinciGangguan Eustachius Sebabkan Infeksi Telinga. Herlina Arsyadi
Gangguan Eustachius Sebabkan Infeksi Telinga Herlina Arsyadi Sudah beberapa hari ini Dita (2 tahun) rewel. Makannya sedikit dan sulit, minum susunya juga bolong-bolong. Kadang mau kadang tidak. Reni (29
Lebih terperinciKESEHATAN MATA DAN TELINGA
KESEHATAN MATA DAN TELINGA Oleh Erwin Setyo Kriswanto PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA MATA DAN TELINGA INDERA PENGLIHAT ( MATA ) Mata adalah indera penglihatan,
Lebih terperinciPemeriksaan Pendengaran
Komang Shary K., NPM 1206238633 Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia LTM Pemicu 4 Modul Penginderaan Pemeriksaan Pendengaran Pendahuluan Etiologi penurunan pendengaran dapat ditentukan melalui pemeriksaan
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN TRAUMA PADA KORNEA DI RUANG MATA RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA. Trauma Mata Pada Kornea
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN TRAUMA PADA KORNEA DI RUANG MATA RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA I. Pengertian Ulkus kornea adalah hilangnya sebagian permukaan kornea akibat kematian jaringan kornea. Sedang
Lebih terperinciANGKA KEBERHASILAN MIRINGOPLASTI PADA PERFORASI MEMBRANA TIMPANI KECIL, BESAR, DAN SUBTOTAL PADA BULAN JUNI 2003 SAMPAI JUNI 2004
ANGKA KEBERHASILAN MIRINGOPLASTI PADA PERFORASI MEMBRANA TIMPANI KECIL, BESAR, DAN SUBTOTAL PADA BULAN JUNI 2003 SAMPAI JUNI 2004 Shinta Fitri Boesoirie, Thaufiq S. Boesoirie Bagian Ilmu Kesehatan Telinga,
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN. SISTEM IMUNITAS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN. SISTEM IMUNITAS Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan Sistem Immunitas Niken Andalasari Sistem Imunitas Sistem imun atau sistem kekebalan tubuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai 6 gram. Ovarium terletak dalam kavum peritonei. Kedua ovarium melekat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ovarium merupakan kelenjar kelamin (gonad) atau kelenjar seks wanita. Ovarium berbentuk seperti buah almond, berukuran panjang 2,5 sampai 5 cm, lebar 1,5 sampai 3 cm
Lebih terperinciImplementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Dx. Tindakan dan Evaluasi
Lampiran 1 Senin/ 17-06- 2013 21.00 5. 22.00 6. 23.00 200 7. 8. 05.00 05.30 5. 06.00 06.30 07.00 3. Mengkaji derajat kesulitan mengunyah /menelan. Mengkaji warna, jumlah dan frekuensi Memantau perubahan
Lebih terperinciASKEP GANGGUAN PENDENGARAN PADA LANSIA
ASKEP GANGGUAN PENDENGARAN PADA LANSIA I. PENGERTIAN Berkurangnya Pendengaran adalah penurunan fungsi pendengaran pada salah satu ataupun kedua telinga. Tuli adalah penurunan fungsi pendengaran yang sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang menderita penyakit ini adalah Amerika Serikat dengan penderita
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut survei WHO, angka mortalitas peritonitis mencapai 5,9 juta per tahun dengan angka kematian 9661 ribu orang meninggal. Negara tertinggi yang menderita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Apendisitis paling sering terjadi pada usia remaja dan dewasa muda. Insidens
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Apendisitis merupakan penyakit bedah mayor yang sering terjadi. Apendisitis paling sering terjadi pada usia remaja dan dewasa muda. Insidens apendisitis akut di Negara
Lebih terperinciKaviti hidung membuka di anterior melalui lubang hidung. Posterior, kaviti ini berhubung dengan farinks melalui pembukaan hidung internal.
HIDUNG Hidung adalah indera yang kita gunakan untuk mengenali lingkungan sekitar atau sesuatu dari aroma yang dihasilkan. Kita mampu dengan mudah mengenali makanan yang sudah busuk dengan yang masih segar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gangguan pada sistem pernafasan merupakan penyebab utama
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan pada sistem pernafasan merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas. Infeksi pada saluran pernafasan jauh lebih sering terjadi dibandingkan dengan infeksi
Lebih terperinciAPPENDISITIS. Appendisitis tersumbat atau terlipat oleh: a. Fekalis/ massa keras dari feses b. Tumor, hiperplasia folikel limfoid c.
APPENDISITIS I. PENGERTIAN Appendisitis adalah inflamasi akut pada appendisits verniformis dan merupakan penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat (Brunner & Suddart, 1997) II. ETIOLOGI Appendisitis
Lebih terperinci(Assessment of The Ear)
Pengkajian Pada Telinga (Assessment of The Ear) RIWAYAT KESEHATAN Keluhan Utama Riwayat Kesehatan Masa Lalu Pola Hidup dan Psikososial Review System 1. Keluhan Utama Kehilangan Pendengaran Nyeri Drainase
Lebih terperinciBAB 2 TINJUAN KEPUSTAKAAN
BAB 2 TINJUAN KEPUSTAKAAN 2. 1. OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK 2.1.1. DEFINISI OMSK adalah stadium dari penyakit telinga tengah dimana terjadi peradangan kronis dari telinga tengah dan mastoid dan membran
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Anatomi Organ Pendengaran Telinga adalah organ yang berfungsi dalam pendengaran dan juga keseimbangan tubuh. Telinga dapat dibagi menjadi
Lebih terperincicairan berlebih (Doenges, 2001). Tujuan: kekurangan volume cairan tidak terjadi.
I. Rencana Tindakan Keperawatan 1. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan berlebih (Doenges, 2001). Tujuan: kekurangan volume cairan tidak terjadi. a. Tekanan darah siastole
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Telinga tengah terdiri dari membran timpani, kavum timpani, tuba Eustachius
BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Anatomi telinga tengah Telinga tengah terdiri dari membran timpani, kavum timpani, tuba Eustachius dan prosessus mastoideus (Dhingra, 2007). 2.1.1. Membran Timpani Membran
Lebih terperinciSMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 3. Sistem Koordinasi dan Alat InderaLatihan Soal 3.3
SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 3. Sistem Koordinasi dan Alat InderaLatihan Soal 3.3 1. Kelainan pada mata yang menurun dan dikarenakan terjadinya kerusakan pada sel kerucut akan menyebabkan... Buta warna Rabun
Lebih terperinci1. TES BATAS ATAS BATAS BAWAH
TES GARPU TALA Tes garpu tala adalah suatu tes untuk mengevaluasi fungsi pendengaran individu secara kualitatif dengan menggunakan alat berupa seperangkat garpu tala frekuensi rendah sampai tinggi 128
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anatomi Telinga 2.1.1. Anatomi Telinga Luar Telinga luar terdiri dari aurikula dan kanalis auditorius eksternus dan dipisahkan dari telinga tengah oleh membrana timpani. Aurikula
Lebih terperinciKekurangan volume cairan b.d kehilangan gaster berlebihan, diare dan penurunan masukan
F. KEPERAWATAN Kekurangan volume cairan b.d kehilangan gaster berlebihan, diare dan penurunan masukan Kaji TTV, catat perubahan TD (Postural), takikardia, demam. Kaji turgor kulit, pengisian kapiler dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kecil) atau appendiktomi. Appendiktomi adalah pembedahan untuk mengangkat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Apendiks adalah makanan yang mengosongkan diri secara teratur kedalam sekum.apendisitis adalah peradangan pada apendiks vermiformis (manjoer, 2000), karena tidak efektif,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kanker kepala dan leher adalah penyebab kematian akibat kanker tersering
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kanker kepala dan leher adalah penyebab kematian akibat kanker tersering kedelapan di seluruh dunia. Insiden penyakit ini memiliki variasi pada wilayah dan ras yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. biasanya didahului dengan infeksi saluran nafas bagian atas, dan sering dijumpai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bronchopneumonia merupakan penyakit saluran nafas bagian bawah yang biasanya didahului dengan infeksi saluran nafas bagian atas, dan sering dijumpai dengan gejala awal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan adalah modal utama bagi manusia, kesehatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah modal utama bagi manusia, kesehatan merupakan bagian yang terpenting dalam menjaga kelangsungan hidup seseorang. Jika seseorang sedang tidak dalam kondisi
Lebih terperinciPENGERTIAN Peradangan mukosa hidung yang disebabkan oleh reaksi alergi / ransangan antigen
RSU. HAJI MAKASSAR RINITIS ALERGI PENGERTIAN Peradangan mukosa hidung yang disebabkan oleh reaksi alergi / ransangan antigen TUJUAN Menembalikan fungsi hidung dengan cara menghindari allergen penyebab,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. otitis media dibagi menjadi bentuk akut dan kronik. Selain itu terdapat sistem
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Otitis media merupakan peradangan mukosa telinga tengah yang terdiri atas otitis media non supuratif dan supuratif. Berdasarkan durasi waktu otitis media dibagi menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saluran pencernaan (gastrointestinal, GI) dimulai dari mulut sampai anus. Fungsi saluran pencernaan adalah untuk ingesti dan pendorongan makanan, mencerna makanan, serta
Lebih terperinciDefinisi Bell s palsy
Definisi Bell s palsy Bell s palsy adalah penyakit yang menyerang syaraf otak yg ketujuh (nervus fasialis) sehingga penderita tidak dapat mengontrol otot-otot wajah di sisi yg terkena. Penderita yang terkena
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN OTITIS EXTERNA
A. Konsep Medik Definisi ASUHAN KEPERAWATAN OTITIS EXTERNA Otitis eksterna adalah radang telinga bagian luar yang di sebabkan oleh jamur parasitic, ditandai dengan pengerasan struktur telinga. (Dongoes,
Lebih terperinciASKEP OTITIS MEDIA AKUT
ASKEP OTITIS MEDIA AKUT Pengertian Otitis media akut (OMA) adalah peradangan akut sebagian atau seluruh periosteum telinga tengah (Kapita selekta kedokteran, 1999). Yang paling sering terlihat ialah :
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN OMSK 1. Membersihkan liang telinga dan kavum timpani (aural toilet)
PENATALAKSANAAN OMSK OMSK Tipe Aman Pengobatan OMSK tipe aman berprinsip pengobatan konservatif atau dengan medikamentosa. Pengobatan OMSK tipe aman secara konservatif, yaitu : 1. Membersihkan liang telinga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Referat Serumen 1
BAB I PENDAHULUAN Serumen dapat ditemukan pada kanalis akustikus eksternus. Serumen merupakan campuran dari material sebaseus dan hasil sekresi apokrin dari glandula seruminosa yang bercampur dengan epitel
Lebih terperinciSistem Saraf Tepi (perifer)
SISTIM SYARAF TEPI Sistem Saraf Tepi (perifer) Sistem saraf tepi berfungsi menghubungkan sistem saraf pusat dengan organ-organ tubuh Berdasarkan arah impuls, saraf tepi terbagi menjadi: - Sistem saraf
Lebih terperinciFISIK DIAGNOSTIK THT Dody Novrial
FISIK DIAGNOSTIK THT Dody Novrial A. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah menjalani praktikum fisik diagnostik kepala leher, mahasiswa diharapkan mampu : 1. Melakukan pemeriksaan fisik telinga dengan benar 2. Melakukan
Lebih terperinciFrekuensi suara Frekuensi suara yang dapat didengar adalah antara 20 dan Hz. Orangtua hanya dapat mendengar sampai frekuensi 10 khz. Diatas 20
Bunyi,telinga dan pendengaran. Gelombang bunyi adalah suatu getaran mekanis dalam suatu gas,cairan dan benda padat yang merambat/berjalan menjauhi sumber. Kita dapat melihat pada gambar tentang diafragma
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Gangguan Pendengaran Menurut World Health Organization (WHO), gangguan pendengaran adalah istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan kehilangan pendengaran di
Lebih terperinciMANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN PENDAHULUAN Seorang ibu akan membawa anaknya ke fasilitas kesehatan jika ada suatu masalah atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kanker adalah penyakit keganasan yang ditandai dengan pembelahan sel
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker adalah penyakit keganasan yang ditandai dengan pembelahan sel yang tak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan lainnya, baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang banyak dialami oleh manusia. Meskipun bukan merupakan
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Penyakit gastrointestinal (saluran pencernaan) merupakan masalah kesehatan yang banyak dialami oleh manusia. Meskipun bukan merupakan penyebab terbanyak kematian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Apendiks merupakan organ berbentuk tabung, panjangnya kira-kira 10 cm
13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Apendiks merupakan organ berbentuk tabung, panjangnya kira-kira 10 cm (kisaran 3-15 cm), dan berpangkal di sekum. Lumennya sempit di bagian proksimal dan melebar
Lebih terperinciMorfologi dan Anatomi Dasar Kelinci
Modul Praktikum Biologi Hewan Ternak 2017 6 Morfologi dan Anatomi Dasar Kelinci Petunjuk Umum Praktikum - Pada praktikum ini digunakan alat-alat bedah dan benda-benda bersudut tajam. Harap berhati-hati
Lebih terperinci