UNIVERSITAS MERCU BUANA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UNIVERSITAS MERCU BUANA"

Transkripsi

1 TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN SISTEM PENSORTIRAN BARANG BERDASARKAN TINGGI RENDAH BENDA BERBASIS PC ( Personal Computer ) Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Studi Teknik Elektronika Disusun Oleh : Nama : SUMANTRI EKO PRASTOWO Nim : JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2008

2 LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini: Nama : SUMANTRI EKO PRASTOWO NIM : Jurusan Fakultas Judul Skripsi : Teknik Elektro : Teknologi Industri : Rancang BangunSistem Pensortiran Barang Berdasarkan Tinggi Rendah Benda Berbasis PC Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan skripsi yang telah saya buat ini merupakan hasil karya sendiri dan keasliannya. Apabila ternyata dikemudian hari penulisan skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan sekaligus bersedia menerima sanksi berdasarkan aturan tata tertib di Universitas Mercu Buana. Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak dipaksa. Penulis i

3 LEMBAR PENGESAHAN RANCANG BANGUN SISTEM PENSORTIRAN BARANG BERDASARKAN TINGGI RENDAH BENDA BERBASIS PC (Personal Computer) Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Studi Teknik Elektronika Disusun Oleh: Nama : SUMANTRI EKO PRASTOWO NIM : Mengetahui dan Mengesahkan: Koordinator Tugas Akhir dan Dosen Pembimbing Tugas Akhir Ketua Juusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industi (Yudhi Gunardi, ST,MT.) (Ir. Budi Yanto Husodo, MSc.) ii

4 KATA PENGANTAR Puji Syukur Kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas akhir ini sebagai salah satu syarat guna menyelesaikan pendidikan terakhir di Universitas Mercu Buana. Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak dan Ibu sebagai orang tua penulis yang senantiasa memberikan dukungan dan doanya kepada penulis hingga tersusunya Tugas Akhir ini. Selama penyusunan Tugas Akhir ini penulis telah mendapat banyak bantuan dan dukungan yang sangat berarti dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Ir. Yudhi Gunardi, MT. ; selaku Dosen Pembimbing Jurusan Teknik Elektro yang merangkap Koordinator Tugas Akhir Serta Kepala Laboratorium PLC yang telah banyak memberikan bimbingan dan dukungannya dengan penuh kesabaran sehingga Tugas Akhir ini dapat terselesaikan. 2. Bapak Ir. Budi Yanto Husodo, MSc. ; selaku Kepala Jurusan Teknik Elektro yang turut memberikan masukan dan bantuan kepada penulis. 3. Bapak Jaja Kustija, MSc. ; selaku Kepala Laboratorium Teknik Elektro dan Dosen pengajar yag telah memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis. Sehingga penulis mendapatkan pengetahuan untuk dituangkan dalam penyusunan Tugas Akhir. 4. Bapak Ir. Eko Ihsanto, M.Eng. ; selaku Dosen pengajar untuk peminatan Teknik Elektronika yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis, sehingga penulis mendapatkan inspirasi untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini. 5. Segenap Dosen pengajar FTI Jurusan Teknik Elektro Universitas Mercu Buana yang telah memberikan kuliah dan membekali penulis dengan pengetahun yang bermanfaat. iii

5 6. Fardianto, Andi, dan Alif ; atas persahabatannya selama ini. 7. Juqni, Beni, Nani, Irma, Fitri ; selaku rekan mahasiswa peminatan Teknik Elektronika yang telah banyak memberikan dukungan selama masa kuliah. 8. Heri Setiawan, M. Rusli Sutiana, Leli Ambarwati, dan seluruh rekan-rekan mahasiswa peminatan Teknik Tenaga Listrik angkatan 2001 ; atas dukungan dan solidaritasnya. 9. Ageng Triadi, Ahmad Munadi, dan seluruh rekan-rekan mahasiswa Teknik Telekomunikasi angkatan 2001 ; yang juga telah banyak memberikan dukungan dan solidaritasnya. 10. Dana Sunandar, Rusmin Mulyadi,Ari Saputra serta segenap Staf dan karyawan CV. Partikhel ; yang telah banyak memberikan bantuan. 11. Tri Juniarto, Roby, Rama Baydilah, Dian Permana, Edo Malindo dan Martin W.S ; sahabat-sahabatku yang telah banyak membantu. Penulis menyadari bahwa penyusunan Tugas Akhir ini jauh dari kata sempurna, baik berupa penyusuna laporan Tugas Akhir Maupun dalam perancangan perangkat. Oleh karena itu penulis berharap kepada pihak-pihak terkait untuk dapat memberikan saran yang bersifat membangun, sehingga penulisan Tugas Akhir ini akan menjadi lebih baik dan bermanfaat. Akhir kata penulis mengharapkan agar Tugas Akhir ini dapat memberikan pengetahuan dan inspirasi yang bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan. Tangerang, Agustus 2008 Penulis iv

6 ABSTRAK Pada Tugas Akhir ini di bahas tentang perancangan sistem pengaturan sistem persortiran barang berdasarkan tinggi rendah benda berbasis PC (personal Computer). Perangkat keras pada alat ini terdiri dari rangkaian sensor infra merah yang perancangannya mengunakan Infrared. Benda yang sampai pada infrared akan memicu kuat lemahnya tegangan dari Infrared, serta rangkaian antarmuka Pararel Port Printer atau yang disebut juga sebagai DB-25 sebagai penghubung antara perangkat luar (peripheral) dengan komputer. Output dari Infrared merupakan input dari Pararel port printer. Sinyal yang diterima oleh sensor Infrared selanjutnya dikenali dan diproses melalui perangkat lunak Delphi 7.0. setiap input yang diterima mencerminkan suatu gerakan tertentu pada konveyor berjalan menurut ada tidaknya benda. Ketika Infrared1 mendeteksi bahwa benda ada maka selanjutnya konveyor akan berjalan dan infrarred2 akan mendeteksi lagi masuk golongan mana benda tersebut sesuai dengan tinggi rendah. Setelah benda terdeksi menurut tinggi rendah maka konveyor2 akan menentukan pengepakan barang berdasarkan tata letak benda. v

7 ABSTRACT This final assignment explain about design the regulate system of goods sorting system based on high low goods that have PC (Personal Computer) basic. This hardware Consist of infrared censor combination whichis designed by infrared, and also pallel port printer combination or usually called DB-25 as connection between outside ware with computer. Output from infrared is input from parallel port printer. The signal accepted by infrared censor then knowed and processed by the Delphi 7.0. software. Every input that accepted reflecting existence or non existence of the goods. When infrared detect that there is something, then konveyor will be take a stroll and infrared detecting again into which group of the goods match ith the low. After the goods detected by the high low, then konveyor packing based on the lay out. vi

8 DAFTAR ISI Lembar Pernyataan Lembar Pengesahan..... i ii Kata Pengantar..... iii Abstrak..... v Abstract.... vi Daftar Isi... vii Daftar Gambar xi Daftar Tabel......xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Penulisan Batasan Masalah Sistematika Penulisan... 2 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Mikroprosesor Tranceiver (74LS245) Pengiriman Data Parallel Komunikasi Data Pengenalan Delphi 13 vii

9 2.5.1 Konfigurasi Sistem Hardware Software Motor Stepper Tipe Motor Stepper Berdasarkan Magnet Yang Digunakan Tipe Motor Stepper Berdasarkan Perancangan Rangkaian Pengendali Tansistor Doida Kapasitor Rangkain Penyearah Sensor Inframerah Dioda Inframerah Photo Dioda.. 36 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Perancangan Sistem Keras Rangkaian Antar Muka Diagram Pin Parallel Port Printer Sinyal Parallel Port Printer Perancangan Perangkat Keras Rangkain Tranceiver viii

10 3.3.2 Rangkaian Multiplexer Rangkaian Catu Daya Rangkaian Sensor Infrared Motor Stepper Rangkaian Pengendali Motor Stepper Perancangan Perangkat Lunak BABIV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM 4.1 Pengujian Dan Analisa Sistem Pengukuran dan Pengujian Tegangan Catu Daya Pengukuran Tegangan Catu Daya Regulator LM Pengukuran Tegangan Catu Daya Regulator LM Pengujian Tranceiver Pengujian Driver Stepper Motor Pengujian Putaran Motor Stepper Pengujian Putaran Motor Stepper Tanpa Beban Dengan Kecepatan Tertentu Pengujian Putaran Motor Stepper Menggunakan Beban Dangan Kecepatan Sama BAB V PENUTUP ix

11 5.1 Keimpulan Saran-saran 73 Daftar Pustaka.. xvi Lampiran x

12 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Sistem Berdasarkan Mikroprosesor 4 Gambar 2.2 Diagram Pin IC 74LS245 9 Gambar 2.3 Ilustrasi Putaran Rotor Terhadap Stator. 18 Gambar 2.4 Variable Reluctance Motor. 19 Gambar 2.5 Motor Stepper Tipe Magnet Permanen 21 Gambar 2.6 Unipolar Stepper Motor Gambar 2.7 Bipolar Stepper Motor 24 Gambar 2.8 Simbol Dan Lapisan Semikonduktor Transistor.. 25 Gambar 2.9 a. Transistor Dengan Dioda Yang Saling Berhadapan. 26 b. Transistor Dengan Dioda Yang Saling Bertolak Belakang.. 26 Gambar 2.10 Grafik Karakteristik Transistor 28 Gambar 2.11 Transistor Dengan Rangkaian Luar.. 29 Gambar 2.12 Perpaduan Grafik Karakteristik Dan Garis Beban Gambar 2.13 Transistor Sebagai Switch Tertutup. 31 Gambar 2.14 Transistor Sebagai Switch Terbuka.. 32 Gambar 2.15 Simbol-simbol Dioda 33 Gambar 2.18 a. Simbol Kapasitor Non Elektrolit.. 34 b. Simbol Variable Kapasitor Gambar 2.17 Simbol Kapasitor Elektrolit.. 34 Gambar 2.18 Penyearah Setengah Gelombang Gambar 2.19 Penyearah Gelombang Dengan Transformator Center Tap. 36 xi

13 Gambar 3.1 Blok Diagram Perancangan Sistem.. 37 Gambar 3.2 Diagram Pin DB Gambar 3.3 Rangkaian Tranceiver Gambar 3.4 Multiplexer Dan Data Antara DB-25 Dengan IC 74LS Gambar 3.5 Rangkaian Catu Daya 5 Volt Dan 18 Volt Dengan IC Regulator LM7805 Dan LM Gambar 3.6 Simbol Led DiodaInfa Merah.. 47 Gambar 3.7 Photo Dioda. 47 Gambar 3.8 Cara Kerja Dioda Proteksi (Pengaman) Gambar 3.9 Rangkaian Pengendali Motor Stepper. 52 Gambar 3.10 Tampilan Form Program.. 53 Gambar 3.11 Diagram Alir Program. 54 Gambar 4.1 RAngkaian Bus Tranceiver Dengan Menggunakan 8 Led.. 61 xii

14 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Pemakaian Alamat I/O Port. 8 Tabel 2.2 Kebenaran Tranceiver... 9 Tabel 2.3 Pemberian Pulsa (data) Motor Stepper Tabel 2.4 Urutan Data Motor Stepper Tipe Unipolar (Torsi Normal) Tabel 2.5 Urutan Data Motor Stepper Tipe Unipolar (Torsi Besar) 23 Tabel 2.6 Urutan Data Motor Stepper Tipe Bipolar 25 Tabel 3.1 Fungsi Pin Konektor DB-25 Dan Centronics.. 40 Tabel 3.2 Gambar Sinyal Parallel Port Tabel 3.3Metode Operasi IC 74LS Tabel 4.1Pengukuran Regulator 5 Volt 57 Tabel 4.2Pengukuran Regulator 18 Volt.. 58 Tabel 4.3Data Pengujian Bit 0 Driver Motor Stepper.. 62 Tabel 4.4Data Pengujian Bit 1 Driver Motor Stepper Tabel 4.5Data Pengujian Bit 2 Driver Motor Stepper.. 63 Tabel 4.6Data Pengujian Bit 3 Driver Motor Stepper.. 63 Tabel 4.7Hasil Pengamatan Putaan Motor Stepper Tanpa Beban Tabel 4.8 Hasil Pengujian udut Rotasi Motor Stepper Dengan Beban. 67 xiii

15 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa sekarang kemajuan di bidang Teknik Elektronika tidak terlepas dari kemajuan pada bidang komputerisasi. Keduanya akan saling mendukung dan saling membutuhkan. Pengepakan dalam dunia industri sekarang ini menuntut sebuah sistem yang dapat bekerja secara otomatis. Dalam sebuah pengepakan dengan benda berbagai bentuk dan variasi, diperlukan sebuah sistem pensortiran berdasarkan bentuk benda atau barang tersebut. Tugas Akhir ini merancang sebuah alat berupa Rancang Bangun Sistem Pensortiran Barang Berdasarkan Tinggi Rendah Benda Berbasis PC (Personal Computer), yang diaplikasikan untuk mempermudah otomatisasi pensortiran benda berbagai bentuk, kelayakan kualitas jual dan meningkatkan produktifitas. 1.2 Tujuan penulisan Tujuan dari Tugas Akhir ini adalah untuk mengaplikasikan alat berupa Rancang bangun sistem pensortiran benda berdasarkan tinggi rendah benda dalam suatu industri pensortiran dan pengepakan barang secara otomatis. Dengan ini manusia akan mendapat banyak kemudahan, karena alat ini dapat di perintahkan untuk mengerjakan hal hal yang dapat membahayakan manusia. Karena dalam 1

16 dunia industri, suatu proses produksi ditentukan oleh suatu sistem dari mesin industri yang mampu bekerja secara maksimal untuk dapat memenuhi terget produksi dalam jangka waktu yang telah ditetapkan. 1.3 Batasan Masalah Masalah yang akan dibahas pada Tugas Akhir Rancang bangun sistem pensortiran benda berdasarkan tinggi rendah benda berbasis PC ini, dibatasi pada hal - hal sebagai berikut: 1. Kontruksi dan perancangan pensortiran barang 2. Cara kerja sistem alat pensortiran barang berdasarkan tinggi rendah barang secara otomatis. 3. Menerangkan proses alat pengantar barang sampai dikoordinat yang telah ditentukan 4. Perangkat lunak yang digunakan pada rancang bangun sistem ini adalah Delphi Sistimatika Penulisan Untuk memudahkan pemahaman dari penulisan tugas akhir ini, penulis membagi penulisan dalam lima bab yaitu; 2

17 Bab I PENDAHULUAN Pada bab ini berisikan latar belakang, tujuan, batasan masalah dan sistimatika penulisan. Bab II LANDASAN TEORI Pada Bab ini di bahas mengenai teori dasar tentang komponen pendung yang menunjang dengan perancangan alat serta dijelaskan mengenai komponen komponen penting dari alat yang akan dipakai. Bab III PEANCANGAN SISTEM Pada Bab ini perancangan merupakan inti dari penulisan tugas akhir ini. Dimana pada bab ini memaparkan tahap-tahap perancangan alat mulai dari tujuan, antar muka, perancangan sampai ketahap perakitan alat. Bab IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM Pada bab ini, merupakan pengujian dan analisa sistem. Bab V PENUTUP Bab ini berisikan kesimpulan akhir dari perancangan alat dan saran lebih lanjut untuk penyempurnaan alat. 3

18 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Mikroprosesor Istilah mikroprosesor berasal dari kata microprossesor, yang secara kasar dapat diterjemahkan sebagai pemroses mikro atau pengolah mikro. Secara fisik mikroprosesor adalah sebuah keping (chip) kecil, yang merupakan integrasi dari suatu rangkaian elektronika yang rumit, yang dirancang untuk mengerjakan pekerjaan pekerjaan yang kompleks. Mikroprosesor adalah piranti VLSI (Very Large-Scale Integration) yang dapat diprogram untuk melaksanakan sejumlah fungsi dan instruksi. Dalam sebuah sistem mikroprosesor chip disebut unit pengolah pusat (Central Processing Unit) atau CPU. Mikroprosesor yang biasa digunakan pada PC pribadi adalah mikroprosesor Mikroprosesor ini termasuk keluarga µp iapx86, diantaranya adalah 80286, 80386, Organisasi dasar dari sistem berdasarkan mikroprosesor 8-bit dapat dilihat pada gambar 2.1. Gambar 2.1. Sistem Berdasarkan Mikroprosesor 4

19 Gambar 2.1. menunjukan hubungan antara elemen yang satu dengan yang lain didalam sebuah sistem yang umum. Sistem ini terdiri dari: 1. Unit Pengolahan Pusat (CPU) CPU (Central Prosessing Unit), yang dianggap sebagai otak sebuahsistem komputer, mengorganisasikan semua operasi yang terjadi di dalam komputer. Operasi perpindahan data, operasi aritmatika dan logika dan pengendalian piranti masukan dan keluaran beserta seluruh sumber daya yang ada, dikendalikan oleh CPU. 2. Memori Chips (RAM dan ROM) Memori komputer digunakan untuk menyimpan data maupun instruksi intruksi program. Ada dua jenis memori yang digunakan dalam komputer, yaitu : RAM (Random Access Memory) dan ROM (Read Only Memory). RAM menyimpan data dan intruksi program yang sedang dijalankan oleh komputer, RAM ini bersifat sementara, yang berarti isinya akan hilang begitu catu daya dimatikan. Berbeda dengan ROM, ROM bersifat permanen, data data pada ROM tidak akan hilang meskipun catu daya komputer dimatikan ROMbiasanya digunakan untuk menyimpan instruksi intruksi initial boot Up, yaitu instruksi intruksi ini berfungsi untuk mempersiapkan komputer agar dapat digunakan sebagaimana mestinya. 3. Piranti masukan/keluaran (I/O devices) Piranti masukan/keluaran (I/O device) adalah piranti piranti eksternal yang dibutuhkan oleh komputer untuk menghubungkan dengan dunia luar. 5

20 Beberapa piranti yang dapat dikatagorikan sebagai piranti masukan/keluaran adalah sebagai berikut: a. Layar monitor (untuk keperluan penampilan suatu peroses dan hasil proses tersebut) b. Keyboard ( untuk pemasukan data berupa teks maupun baris baris perintah). c. Printer (untuk keperluan pencetakan) d. Mouse, dan lain - lain 4. Adress Decoder Chips Setiap lokasi memory chips mempunyai alamat unik 16-bit (dua byte) sehingga mempunyai range alamat 0000 FFFF (2 16 = byte = 64 Kbyte) alamat. Byte tertinggi dari alamat, bit A8 A15 (dua digit heksa desimal di sebelah kiri) disebut dengan halaman. 5. Input dan Out Put Interface Chips (PIO) PIO (Parallel Input Output) yang juga sering disebut PIA (Parallel Interface Adaptor) adalah antarmuka masukan/keluaran parallel yang dapat di-program dan bertindak sebagai antar muka parallel. Unit antarmuka I/O bersifat bidirectional, menyediakan sambungan ke sistem dengan piranti-piranti peripheral. Gerbang alamat akan memilih chip yang sesuai untuk dialamati CPU. 6. Struktur Bus Ada tiga jenis bus didalam system berdasarkan mikroprosesor: 6

21 Bus Data Digunakan untuk mentransfer data antara CPU dan elemen-elemen lain didalam sistem. Karena data harus dimasukkan dan dikeluarkan dari mikroprosesor, bus data harus bidirectional. Bus Alamat Digunakan untuk membawa alamat dari lokasi memori untuk mengambil data agar dapat dibaca, atau untuk menyimpan agar dapat di tulis. Bus alamat ini juga digunakan untuk mengamati elemen-elemen lain di dalam sistem seperti unit antar muka masukan/keluaran. Bus alamat adalah Unidirectional, yang mampu membawa informasi digital 16 bit secara bersamaan. Bus Kontrol Bus kontrol membawa semua isyarat kontrol dari CPU. Bus kontrol melakukan empat fungsi utama : 1. Penyesuaian memori 2. Penyesuaian masukan/keluaran 3. Penjadwalan CPU, misalnya interupsi 4. Tugas lain seperti reset dan detak 7

22 Tabel 2.1. Pemakaian Alamat I/O port Alamat Port IBM PC XT IBM PC AT 000H-00FH DMA Controller DMA Controller 010H-01FH Undocumented Reserve 020H-02FH Interup Controller Interup Controller 1 030H-03FH Undocumented Interup Controller 1 040H-05FH Timer Timer 060H-06FH Parallel Port Keyboard 070H-07FH Undocument RTC, NMI mask 080H-09FH DMA Page Registers DMA Page Registers 0A0H-0AFH NMI Mask Register Interup Controller 2 0B0H-0BFH Undocumented Interup Controller 2 0C0H-0CFH Reserve DMA Controller 2 0D0H-0DFH Undocument DMA Controller 2 0E0H-0EFH Reserved Reserved 0F0H-0FFH Undocument Math coprocessor 100H-1EFH Undocument Available for I/O channel 1F0H-1FFH Undocument Fixed disk 200H-20FH Game I/O adapter Game I/O adapter 210H-21FH Expansion uniter Reseved 220H-24FH Reseved Available for I/O channel 250H-26FH Undocumented Available for I/O channel 270H-27FH Parallel printer 2 Parallel printer 2 280H-2AFH Undocumented Available for I/O channel 2B0H-2DFH Alternate EGA Alternate EGA 2E0H-2EFH Undocumented GPIB 0,Data ecquistion 0 2F0H-2FFH Secondary asyn adapter Serial port 2 300H-31FH Prototype Card Prototype Card 320H-32FH Fixed disk adapter Available for I/O channel 330H-35FH Undocumented Available for I/O channel 360H-36FH Undocumented PC network 370H-37FH Parallel printer Parallel printer 1 380H-38FH Secondary bisyn controllel Secondary bisyn controllel 390H-39FH Undocumented Cluster adapter 3A0H-3AFH First bisyn controllel First bisyn controllel 3B0H-3BFH Monocrome display Monocrome display 3C0H-3CFH EGA EGA Adapter 3D0H-3DFH CGA CGA 3E0H-3EFH Reseved Available for I/O channel 3F0H-3FFH Floppy disk adapter Floppy disk adapter 8

23 2.2. Tranceiver (74LS245) 74LS245 adalah oktal bus transmitter atau receiver yang didesain untuk 8 jalur secara asynchronous, data komunikasi dua arah diantara data bus. Direction input (DR) mengontrol pengiriman data dari bus A ke bus B atau sebaliknya tergantung pada logic levelnya. Enable input (E) dapat digunakan untuk mengisolasi bus. Gambar 2.2. Diagram Pin IC 74LS245 Tabel 2.2. kebenaran Transceiver INPUT OUTPUT E DIR TRANSFER DATA A L L DARI BUS B KE BUS A L H DARI BUS A KE BUS B 9

24 2.3. Pengiriman Data Pararel Transfer data secara pararel merupakan transfer data yang relatif lebih mudah dan lebih cepat dibandingkan transfer data secara serial. Walaupun demikian, transfer data ini masih dapat dibagi menjadi empat tata cara komunikasi yaitu: A. Single I/O Contoh transfer data kelompok ini adalah Jika akan mengeluarkan data ke peraga Led (0 = mati, 1 = hidup), atau untuk memasukkan data dari thermostat sederhana, yang senantiasa ada dan siap digunakan. B. Simple Strobe I/O Pada kelompok ini sinyal hanya akan ada pada saat saat tertentu dan harus dibaca pada saat itu juga. Contohnya adalah data hanya akan ada jika keyboard ditekan. C. Single Handshake I/O Contoh data jenis ini adalah printer pararel. Mikroprosesor mengeluarkan sinyal strobe printer ke printer, seolah olah mengeluarkan ada data untukmu, terimalah. Jika siap, printer mengeluarkan sinyal pengakuan (acknowledge) telah menerima data dari mikroprosesor, dan seolah olah mengatakan data sudah saya terima, silahkan kirim yang lainnya. Percakapan antara mikroprosesor dan printer membentuk suatu protokol jabat tangan (Handshake). 10

25 D. Double handshake Data transfer Kelompok transfer data ini hampir sama dengan single handshake, tetapi lebih ditingkatkan dengan percakapan antara mikroprosesor dengan peripheral dan dapat diibaratkan sebagai percakapan antara pengirim dengan penerima. Pertama, pengirim mengatakan anda siap? (ditandai STB low). Penerima menjawab saya siap (sinyal ACK high), selanjutnya pengirim mengatakan inilah data untuk anda (yang ditandai sinyal STB high). Akhirnya penerima menutup pembicaraan dengan sinyal ACK low seraya mengatakan data andatelah saya terima, Terima kasih, saya siap menerima data yang lainnya. Setiap komputer menyajikan karakter karakter dalam bentuk data. Data yang akan dibawa pada umumnya melalui suatu kanal telekomunikasi. Semua sistem komunikasi data dianggap membawa data yang terdiri dari sederetan angka biner, atau bit (binary digital), dan setiap bit bernilai 1 dan 0. Komputer menyimpan informasi dalam bentuk byte yang masing masing terdiri dari 8 bit, cara yang mudah mengirimkan suatu byte informasi adalah dalam bentuk pararel. Pada pengiriman data pararel, bit bit data dikirimkan sekaligus atau secara bersamaan, misalnya 8 bit data dikirimkan serempak melalui 8 jalur komunikasi. Jalur komunikasi ini juga disebut antar muka pararel atau biasa juga disebut adapter parallel. Setiap rangkaian antar muka parallel selalu memiliki sebuah buffer dengan keluaran tiga keadaan. Antara muka pararel memiliki penahan (Latch), dan 11

26 penggerak transmisi (bus Driver) yang dilengkapi dengan sebuah buffer masukan serta buffer keluaran. Fungsi penahan (Latch), buffer masukan dan baffer keluaran ialah menahan sinyal sinyal data dari CPU selama beberapa saat, sampai diterima data baru yang dikirimkan oleh CPU. Antar muka pararel akan memindahkan data secara cepat dan relatif lebih mudah untuk dioperasikan. Pada siste pengiriman data secara pararel diperlukan sejumlah penghantar untuk mengirimkan data, oleh karena itu sistem pengiriman data secara pararel hanya ekonomis untuk jarak pendek Komunikasi Data Komunikasi data memegang peranan penting dewasa ini terutama yang berhubungan dengan teknik rekayasa. Di dalam komunikasi yang hendak disampaikan ialah sebuah informasi. Informasi ini dapat berupa suara, tulisan atau gambar. Walaupun semua bentuk informasi saat ini dapat dipandang sebagai data akan tetapi pada umumnya yang dianggap sebagai data adalah informasi atau sinyal yang dapat diolah lebih lanjut oleh perangkat pengolah data yang umumnya adalah komputer. Komunikasi data merupakan bentuk khusus dari komunikasi secara umum. Komunikasi data berkaitan dengan komunikasi antara media ke mesin, dan dalam pokok pembahasan makalah di sini yang dimaksudkan adalah komunikasi antara komputer ke peralatan pengendali melalui Pararel port printer melalui slot perluasan komputer pribadi. 12

27 Secara umum komunikasi data dapat dikatakan sebagai proses pengiriman data yang telah dirubah dalam suatu kode tertentu yang telah disepakati melalui media listrik atau optik (seperti; ASCH,BCD,EBCDIC dari suatu tempat lainnya. Komunikasi data memerlukan 3 komponen dasar untuk melakukan prosesnya, yaitu ; Sumber (source), penerima (Receiver) dan media penghubung (media transmisi). Sumber (source) adalah pihak yang mengirimkan informasi data, dalam hal ini komputer yang melakukan pengaturan dalam pengiriman data. Media Transmisi, yaitu tempat informasi tersebut disalurkan ke tempat tujuan, dalam pembahasan ini media transmisi yang digunakan adalah kabel yang dihungkan dari slot perluasan pada PC ke rangkaian pengendali. Penerima (Receiver), ialah alat yang menerima informasi yang dikirimkan, dalam pembahasan di sini alat yang dimaksudkan sebagai penerima ialah rangkaian saklar sebagai rangkaian pengendali Pengenalan Delphi Delphi adalah sebuah bahasa pemrograman visual didalam linhkungan Windows (under Windows) yang menggunakan bahasa pacal sebagai compiler. Keberadaan bahasa pemrograman Delphi tak dapat dipisahkan dari bahasa turbo pasal karena Delphi merupakan generasi dari turbo pascal yang diluncurkan pada 13

28 tahun 1983 oleh Borland Internasional Incorporation. Turbo pascal memang dirancang untuk dijalankan pada system operasi DOS yang merupakan system operasi yang banyak digunakan pada saat itu. Seiring dengan perkembangan jaman, dimana system operasi mulai bergeser ke system operasi windows, maka Borland International Incorporation merilis turbo pascal for windows yang dijalankan dibawah system operasi windows 3.x. Pada tahun 1992 muncul bahasa pemrograman baru bernama Borland Pascal versi 7 yang merupakan penggabungan dari turbo pascal for windows. Namun bahasa pemrograman baru terebut ternyata masih sulit digunakan. Trend penggunaan bahasa pemrograman visual untuk membangun sebuah aplikasi telah mendorong Borland membuat bahasa pemrograman baru. Pada tahun 1995 diperkenalkan ke pengguna computer sebuah pemrograman visual yang berbasis bahasa pascal. Bahas pemrograman bau tersebut diberi nama Borland Delphi, Borland Delphi berusaha menyempurnakan bahasa Delphi ini untuk emakin mempermudah penggunanya. Pemrograman Delphi dapat mempersingkat waktu pemrograman. Karena anda tidak perlu lagi menuliskan kode program yang rumit dan panjang untuk menggambar, meletakkan dan mengatur komponen. Selain itu Delphi juga dapat menyusun aplikasi yang lebih interaktif. Delphi menyediakan cukup banyak komponen interface aplikasi. 14

29 Konfigurasi Sistem Agar Delphi versi 7.0. atau lebih dapat diopeasikan dengan baik anda membutuhkan perangkat lunak dengan spesifikasi tertentu Hardware Delphi memerlukan perangkat keras (hardware) dengan ruang harddisk dan memori yang relative besar untuk menyimpan program dan run-time, spesifikasi minimal yang dibutuhkan antara lain: Processor 80586, tapi sangat disarankan menggunaan processor Pentium. Memori 16 Megabyte atau lebih untuk computer tunggal. Ruang harddisk untuk instalasi minimum sekitar 130 Megabyte Software Sedangkan untuk menjalankan bahasa pemrograman Borland Delphi 7.0. atau lebih, anda membutuhkan system operasi Windows 95 atau system operasi terbaru Motor stepper Motor stepper merupakan motor listrik yang tidak mempunyai komutator, dimana semua lilitannya merupakan bagian dari stator, dan pada rotornya hanya merupakan magnet permanen. Semua komputasi setiap lilitan harus dikontrol secara eksternal sehingga motor stepper ini dapat dikontrol. Prinsip kerja motor stepper sama seperti motor a.c, yaitu membangkitkan medan magnet berputar oleh arus yang melewati stator yang menyebabkan rotor bergerak. Perbedaan antara 15

30 motor a.c dengan motor stepper (motor d.c) adalah motor a.c memerlukan arus sinus untuk menghasilkan gerakan yang kontinyu, sedangkan motor stepper memerlukan gelombang berbentuk pulsa. Setiap pulsa akan menggerakan rotor kesuatu sudut tertentu, sehingga dapat berhenti pada posisi yang diinginkan atau bahkan berputar ke arah yang berlawanan. Motor stepper adalah perangkat elektromekanis yang bekerja dengan mengubah pulsa elektromekanis yang bekerja dengan mengubah pulsa elektronis menjadi gerakan mekanis diskrit. Motor stepper bergerak berdasarkan urutan pulsa yang diberikan kepada motor. Karena itu, untuk mengerakan motor stepper diperlukan pengendali motor stepper yang membangkitkan pulsa-pulsa periodik. Penggunaan motor stepper memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan pengunaan motor dc biasanya keunggulan antara lain adalah : Sudut rotasi motor proporsional dengan pulsa masukan sehingga lebih mudah diatur. Motor dapat langsung memberikan torsi pada saat mulai bergerak Posisi dan pergerakan repetisinya dapat ditentukan secara presisi. Memiliki respon yang sangat baik terhadap mulai, stop dan berbalik (purputaran) Sangat realibel karena tidak adanya sikat yang bersentuhan dengan rotor seperti pada motor dc Dapat menghasilkan perputaran yang lambat sehingga beban dapat dikopel langsung ke porosnya 16

31 Frekwensi perputaran dapat ditentukan secara bebas dan mudah pada range yang luas Seperti telah dijelaskan diatas bentuk dasar motor stepper yang paling sederhana terdiri atas sebuah rotor, yang merupakan magnet permanen dan sebuah stator yang dililiti kumparan sehingga dapat membentuk magnet listrik. Jika kutub magnet stator dan rotor sama, kedua motor akan saling tolak menolak sehingga mengakibatkan rotor berputar. Arah putaran ini dua arah, tergantung dari faktor mekanik motor stepper itu sendiri. Besarnya perputaran adalah Bentuk dasar seperti diperlihatkan pada Gambar 2.3 dari motor stepper terdiri atas: 1. Rotor yaitu bagian yang berputar dan terdiri dari magnet permanen dengan 2 kutub. 2. Stator yaitu bagian yang dililitkan kumparan sehingga membentuk medan magnet jika dialiri arus listrik. 17

32 Gambar 2.3. Ilustrasi Putaran Rotor terhadap Stator Tipe Motor Stepper Berdasarkan Magnet Yang Digunakan Berdasarkan magnet yang digunakan, motor stepper dibedakan menjadi tiga macam yaitu tipe permanen magnet, variabel reluktansi dan motor stepper tipe hybrid (HB). Pada umumnya motor stepper saat ini yang digunakan adalah motor stepper yang mempunyai variabel relukatansi. Cara yang paling mudah untuk membedakan antara tipe motor stepper di atas adalah dengan cara memutar rotor dengan tangan ketika tidak dihubungkan ke sumber tegangan searah (power supplay). Pada motor stepper yang mempunyai permanen magnet maka ketika diputar dengan tangan akan terasa lebih tersendat karena adanya gaya yang ditimbulkan oleh permanen magnet. Tetapi ketika menggunakan motor dengan variabel reluktansi maka ketika diputar akan lebih halus karena sisa reluktansinya cukup kecil. Berikut adalah penjelasan tipe motor stepper : 18

33 1. Motor Stepper Tipe Variabel Reluctance (VR) Pada motor stepper yang mempunyai variabel reluktansi seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2.4 terdapat 3 buah lilitan yang pada ujungnya dijadikan satu pada sebuah pin common. Untuk dapat menggerakkan motor ini maka aktivasi tiap-tiap lilitan harus sesuai urutannya. Gambar 2.4 merupakan gambar struktur dari motor stepper dengan variabel reluktansi dimana tiap step-nya adalah 30. Mempunyai 4 buah kutub pada rotor dan 6 buah kutub pada statornya yang terletak saling berseberangan. Gambar 2.4. Variabel Reluktance Motor Jika lilitan 1 dilewati oleh arus, lilitan 2 mati dan lilitan 3 juga mati maka kumparan 1 akan menghasilkan gaya tolakkan kepada rotor, dan rotor akan berputar sejauh 30 searah jarum jam sehingga kutub rotor dengan label Y sejajar dengan kutub dengan label 2. Jika kondisi seperti ini berulang terus menerus secara berurutan, lilitan 2 dilewati arus kemudian lilitan 3 maka motor akan berputar secara terus menerus. 19

34 Maka agar dapat berputar sebanyak 21 step, motor stepper perlu diberikan data dengan urutan seperti pada Tabel 2.3. Tabel 2.3. Pemberian Pulsa (Data) Motor Stepper Lilitan 1: Lilitan 2: Lilitan 3: pada Tabel 2.3 diartikan bahwa lilitan yang bersangkutan dilewati arus sehingga menghasilkan gaya tolak untuk rotor. Sedangkan 0 diartikan lilitan dalam kondisi off, tidak mendapatkan arus. 2. Motor Stepper tipe Magnet Permanen Motor stepper jenis ini memiliki rotor yang terdiri dari lapisan magnet permanen yang diselang-seling dengan kutub yang berlawanan (seperti terlihat pada Gambar 2.5) dengan adanya magnet permanen, maka intensitas fluks magnet dalam motor ini akan meningkat, sehingga dapat menghasilkan torsi yang lebih besar. Motor ini biasanya memiliki resolusi langkah (step) yang rendah, yaitu antara 7,5 O hingga 15 O per langkah. Berikut adalah gambar sederhana dari motor stepper tipe magnet permanen. 20

35 Gambar 2.5. Motor Stepper tipe Magnet Permanen 3. Motor Stepper tipe Hybrid Motor Stepper tipe hybrid memiliki struktur yang merupakan kombinasi dari kedua tipe motor stepper sebelumnya. Stepper motor tipe hybrid memiliki gigi-gigi seperti pada motor tipe Vr dan juga memiliki magnet permanent yang tersusun secara aksial pada batang porosnya seperti motor tipe PM. Motor tipe ini paling banyak digunakan dalam berbagai aplikasi karena kinerjanya lebih baik. Motor stepper tipe hybrid dapat menghasilkan resolusi langkah yang tinggi yaitu antara 3,6 O hingga 0,9 O per langkah atau langkah setiap putarnya. 21

36 Tipe Motor Stepper Berdasarkan Perancangan Rangkaian Pengedali 1. Unipolar Motor Stepper Motor stepper dengan tipe unipolar adalah motor stepper yang mempunyai 2 buah lilitan yang masing-masing lilitan ditengah-tengahnya diberikan sebuah tap seperti tampak pada Gambar 2.6 Gambar 2.6. Unipolar Stepper Motor Motor stepper ini mempunyai step tiap 30 O dan mempunyai dua buah liliatan yang didistribusikan berseberangan 180 O diantara kutub pada stator. Sedangkan pada rotonya menggunakan magnet permanen yang berbentuk silinder dengan mempunyai 6 buah kutub, 3 kutub selatan dan 3 buah kutub utara. Sehingga dengan konstruksi seperti ini maka jika dibutuhkan kepresisian dari motor stepper yang lebih tinggi dibutuhkan pula kutub-kutub pada stator dan rotor yang semakin banyak pula. Pada Gambar 2.6 motor tersebut akan bergerak setiap step sebesar 30 O dengan 4 bit urutan data (terdapat dua buah lilitan dengan tap, total lilitan menjadi 4 lilitan). Ketelitian dari magnet permanen di rotor dapat sampai 1.8 O untuk tiap step-nya. Ketika arus mengalir melalui tap tengah pada lilitan pertama akan 22

37 menyebabkan kutub pada stator bagian atas menjadi kutub utara sedangkan kutub stator pada bagian bawah menjadi kutub selatan. Kondisi akan menyebabkan rotor mendapat gaya tarik menuju kutub-kutub ini, dan ketika arus yang melalui lilitan 1 dihentikan dan lilitan 2 diberi arus maka rotor akan bergerak lagi menuju kutubkutub ini. Sampai disini rotor sudah berputar sampai 30 O atau 1 step. Tabel 2.4 menunjukan urutan data untuk motor stepper dengan tipe unipolar (torsi normal). Tabel 2.4. Urutan Data Motor Stepper Tipe Unipolar (Torsi Normal) Lilitan 1a: Lilitan 1b: Lilitan 2a: Lilitan 2b: Tabel 2.5. Urutan Data Motor Stepper Tipe Unipolar (Torsi Besar) Lilitan 1a: Lilitan 1b: Lilitan 2a: Lilitan 2b: Untuk meningkatkan torsi yang besar maka dapat digunakan urutan pemberian data seperti pada Tabel 2.5. Dimana terdapat dua buah lilitan yang di beri arus pada satu waktu. Dengan pemberian urutan data seperti ini akan menghasilkan torsi yang lebih besar. Dengan urutan data baik pada Tabel 2.4 atau Tabel 2.5 akan menyebabkan motor berputar sebanyak 24 step atau 4 putaran. 23

38 2. Bipolar Motor Stepper Motor dengan tipe bipolar ini mempunyai konstruksi yang hampir sama dengan motor stepper tipe unipolar namun tidak terdapat tap pada lilitannya, seperti tampak pada Gambar 2.7 Gambar 2.7. Bipolar Motor Stepper Penggunaan motor dengan tipe bipolar ini membutuhkan rangkaian yang sedikit lebih rumit untuk mengatur agar motor ini dapat berputar dalam dua arah. Biasanya untuk menggerakkan motor stepper jenis ini membutuhkan sebuah driver motor yang sering dikenal sebagai H Bridge. Rangkaian ini akan menontrol tiap-tiap lilitan secara independen termasuk dengan polaritasnya untuk tiap-tiap lilitan. Untuk mengontrol agar motor ini dapat berputar satu step maka perlu diberikan arus untuk tiap-tiap lilitan dengan polaritas tertentu pula. Urutan datanya dapat dilihat pada Tabel

39 Tabel 2.6 Urutan Data Motor Stepper tipe Bipolar 2.7. Transistor Transistor adalah komponen elektronik, yang paling umum adalah transistor yang terdiri dari tiga lapisan semikonduktor. Ada dua jenis yaitu NPN dan PNP seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2.8. Pada setiap transistor dan tiga terminal yang dihubungkan ke rangkaian, yaitu: Collector (C), Emiter (E), dan Base (B). C B N P N B C E E a. Transistor Tipe NPN C B P N P B C E E b. Transistor Tipe PNP Gambar 2.8. Simbol dan Lapisan Semikonduktor Transistor 25

40 Tegangan yang diberikan pada transistor dapat berupa dc atau ac. Namun yang dibahas pada bab ini hanyalah tegangan dc yang disebut juga tegangan bias. Transistor dapat dipandang sebagai dua buah dioda yang berhadapan atau bertolak belakang seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2.9. C C N C B P B B E N E E a. Transistor Tipe NPN C C P C B N B B E P E E b. Transistor Tipe PNP Gambar 2.9. a. Transistor dengan dioda yang saling berhadapan b. Transistor dengan dioda yang saling bertolak belakang Dengan pandangan ini, didefinisikan 3 daerah kerja transistor berdasarkan tegangan bias yang diberikan pada terminalnya. 26

41 1. Daerah Aktif Ini adalah daerah yang dipakai jika transistor berfungsi sebagai penguat (amplifier). Sering juga disebut daerah operasi normal. Disini dioda collector reverse bias sedangkan dioda Emiter forward bias. 2. Daerah Cutoff Pada daerah ini transistor dapat dianalogikan sebagai switch terbuka atau off. Karena arus yang mengalir kecil. Dioda collector maupun Emiter reverse bias. 3. Daerah Saturasi / Jenuh Pada daerah ini transistor dapat dianalogi kan sebagai switch tertutup atau on. Karena arus collector mengalir maksimum. Dioda collector maupun Emiter forward bias. Setelah mengetahui secara garis besar tentang daerah kerja transistor, berikut adalah grafik karakteristrik transistor dan letak daerah-daerah tersebut yang diperlihatkan pada Gambar

42 Gambar Garfik Karakteristik Transistor Grafik I C terhadap V CE adalah grafik karakteristik transistor yang paling sering digunakan. Grafik ini menyatakan karakteristik transistor menurut pabriknya (data sheet). Untuk menganalisa kerja trasistor, selain garfik karakteristik yang diperlihatkan pada Gambar 2.10 diatas juga dipakai grafik garis beban transistor, yang diperoleh dari rangkaian luar yang tersambung ke transistor. Setiap rangkaian mempunyai garis bebannya sendiri yang dapat dicari seperti pada analisa dibawah ini. 28

43 680 Ohm 5Volt 470 Ohm B C E LOOP 1 18Volt Gambar Transistor Dengan Rangkaian Luar Dari Gambar 2.11 diatas perhatikan loop I : 18 V + I C.680Ω + V = 0 CE V = 18V I C. 680Ω...1 CE 18V VCE I C = Ω Persamaan 1 dapat dianggap sebagai persamaan suatu garis dengan variabel V CE dan I C, dan persamaan 2 dapat dianalogikan dengan y = ax + b yaitu persamaan garis biasa. Untuk menggambarkan garis beban tersebut terlebih dahulu menghitung kedua titik dari persamaan garis diatas. 1. Perpotongan garis dengan sumbu V CE atau titik cut off : I C = 0 Sehingg mendapatkan V CE = 18 V. 29

44 2. Perpotongan garis dengan sumbu I C atau titik saturasi: V CE = 0V. Sehingga mendapatkan I C = 26.4 ma. Grafik diperoleh seperti Gambar 2.12 Garis beban ini menyatakan segala kemungkinan harga I C dan V CE untuk rangkaian yang bersangkutan. Grafik garis beban adalah grafik I C vs V CE seperti juga grafik daerah kerja transistor. Karena itu, kedua grafik dapat dijadikan satu seperti yang diperlihatkan pada Gambar Gambar Perpaduan Grafik Karakteristik Dan Garis Beban. Pada rangkaian pengendali peralatan listrik ini transistor difungsikan sebagai switch atau saklar. Transistor sebagai saklar bekerja secara bergantian di daerah saturasi dan cut off. Dalam hal ini, yang merupakan switch adalah terminal collector- emiter (konfigurasi common emiter) dengan arus I C ( I E ) yang melaluinya. Sedangkan arus I B merupakan pengontrol switch yang menentukan apakah switch tersebut tertutup atau terbuka. Keadaan switch tertutup adalah saat 30

45 transistor bekerja didaerah saturasi dan keadaan switch terbuka adalah saat transistor bekerja didaerah cutoff. Dalam rangkaian transistor sebagai switch diatur agar transistor memasuki daerah cutoff dan saturasi sesuai dengan keadaan switch yang dikehendaki, daerah aktif tidak dipakai (dilewati saja pada saat perpindahan antara switch terbuka dan tertutup yaitu antara cutoff dan saturasi). Sifat-sifat daerah kerja transistor sebagai switch: 1) Sifat-sifat daerah saturasi (switch) V CE 0 atau short sehingga seperti switch tertutup (lihat Gambar 2.12). I C = I C(max), yaitu arus yang melalui switch CE. I B I B(sat), yaitu arus pengontrol switch yang menentukan bahwa transistor memasuki daerah saturasi. C C I C = Max B B I Bsat V CE 0 I E I C E E Gambar Transistor sebagai switch tertutup 2) Sifat-sifat daerah cutoff V CE = max atau open (terbuka) sehingga seperti terbuka. (lihat Gambar 2.15) I C = I E 0, yaitu arus yang melewati switch tidak ada. 31

46 I B 0, yaitu arus pengontrol switch yang menentukan bahwa transistor memasuki daerah cutoff. C C I C = 0 B B I B = 0 I E = 0 E E Gambar Transistor sebagai switch terbuka 2.8. Dioda Dioda memiliki dua buah elektroda, yaitu Anoda dan Katoda. Anoda adalah elektroda yang positip, sedang Katoda elektroda yang negatip. Jika Anoda dihubungkan dengan positip batrai, sedangkan Katoda dihubungkan dengan negatip batrai, arus listrik akan mengalir dengan mudah dari Anoda ke Katoda. Dalam seperti ini dikatakan juga dioda mendapatkan tegangan panjar maju (Forward bias). Sebaliknya Katoda dihubungkan dengan positip batrai, sedangkan Anoda dihubungkan dengan negati batrai., arus listrik tidak dapat mengalir (sedikit sekali mengalir) dari Katoda ke Anoda. Dalam keadaan ini dioda mendapat panjar mundur (Reverse bias). Dari kejadiaan itu dapat diambil kesimpulan bahwa arus listrik pada dioda hanya dapat mengalir dari Anoda ke Katoda, tidak dapat mrngalir ke arah sebaliknya. 32

47 Anoda Katoda (a) Simbol Dioda b) Simbol Dioda Cahaya (LED) Gambar Simbol simbol Dioda Dioda ini dibuat dari bahan semi konduktor yang saling dipertemukan, bahan semikonduktor tersebut yang sering digunakan untuk pembuatan dioda diantaranya germanium, silikon dan selenium. Jenis- jenis dioda dan kegunaannya : Diode germanium, digunakan untuk penditeksi sinyal dan sering digunakan pada pesawat radio penerima. Dioda silikon dan silenium, digunakan sebagai penyearah. Diode Zener, digunakan untuk pensetabil tegangan. Dioda cahaya, digunakan untuk peraga Kapasitor Kapasitor banyak digunakan dalam rangkaian elektronika dan mempunyai berbagai macam fungsi. Pada dasarnya kapasitor merupakan alat menyimpan muatan listrik yang dibentuk dari dua permukaan (piringan) yang berhubungan. Tetapi dipisahkan oleh suatu peyekat. Bila electron berpisah dari satu plat ke plat yang lain, akan terdapat muatan diantara mereka pada medium penyekat tadi. 33

48 Muatan (bersimbol Q) diukur dengan satuan coulomb dan kapasitor yang memperoleh muatan listrik akan mempunyai tegangan antara terminal sebesar V volt. Kemampuan kapasitor dalam menyimpan muatan disebut kapasitansi yang dapat diukur berdasarkan muatan yang dapat disimpan pada suatu kenaikan tegangan. Kapasitansi, C = Muatan, Q Tegangan, V C = Q/V farad (F) Berikut gambar symbol kapasitor nonelektrolit dan variabel kapasitor : Gambar (a) Simbol kapasitas nonelektrolit (b) variabel kapasitas Gambar Simbol kapasitas elektrolit 34

49 2.10. Rangkaian Penyearah Rangkaian penyearah merupakan rangkaian yang mengkonversikan sinyal AC menjadi sinyal DC. Komponen terpenting dari rangkaian penyearah adalah dioda. Dioda berfungsi sebagai penyearah daya masukan AC menjadi daya keluaran DC. Penyearahan dengan menggunakan dioda mempunyai banyak keuntungan yaitu murah dan sederhana. Penyearah setengah gelombang Gambar 2.18 Penyearah setengah gelombang Rangkaian penyearah setengah gelombang hanya menggunakan satu buah dioda saja. Rangkaian ini hanya menghasilkan satu bentuk fasa positif atau fasa negatif saja. Gambar 2.18 memperlihatkan contoh rangkaian penyearah setengah gelombang dengan penyearahan positif. Penyearah Gelombang Penuh Penyearahan gelombang penuh dapat diperoleh dengan dua cara. Cara yang pertama memerlukan transformator jenis center tap (CT) dan dua buah dioda sebagai penyearah. Gambar 2.19 memperlihatkan penyearah gelombang penuh dengan cara ini. 35

50 Gambar 2.19 Penyearah gelombang penuh dengan transformator center tap Sensor Infra Merah Dioda Infra Merah LED (Light Emitting Diode) merupaka dioda yang memancarkan cahaya apabila diberi tegangan forward bias. Ketika LED diberi tegangan forward bias, electron pada bagian N pada dioda berpasangan dengan hole dari bagian P. Sewaktu proses penyatuan tersebut terjadi pemancaran energi dalam bentuk panas dan cahaya. Pada dioda silicon dan germanium, sebagian besar energi yang timbul dalam bentuk panas. Untuk bahan dioda yang lain seperti galium arsen phospida (GaAsP) atau galium Phospida(GaP), energi yang dipancarkan dalam bentuk energi photon atau cahaya. Bahan ini biasanya adalah yang digunakan untuk LED. Photo Dioda Photo dioda adalah salah satu foto detector, yaitu sebuah alat opto elektronika yang mengubah cahaya yang datang menjadi besaran listrik. Fungsi photo dioda adalah mengubah sejumlah kecil dari enegi cahaya yang diterima (photon0 kedalam sebuah signal elektris yang efisien. 36

51 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Diagram Blok Perancangan Sistem Keras Keseluruhan perangkat keras untuk Rancang Bangun Sistem Pensortiran Barang Berdasarkan Tinggi Rendah Benda Berbasis PC (Personal Computer) diperlihatkan pada blok diagram Gambar 3.1 dibawah ini. RANGKAIAN SENSOR INFRA RED TRANCEIVER 74LS245 MULTIPLEXER 74LS157 CPU PARALLEL PORT PRINTER DRIVER MOTOR STEPPER MOTOR STEPPER Gambar 3.1 Blok Diagram Perancangan Sistem Pembuatan suatu perangkat memerlukan suatu perancangan terlebih dahulu agar dapat memenuhi karakteristik kerja yang di kehendaki. Perangkat yang dibuat harus mengunakan komponen seminimal mungkin dengan tidak mengurangi fungsi dari alat tersebut. Perangkat yang dibuat terdiri dari dua bagian yaitu perangkat keras dan perangkat lunak, Perangkat keras pada Rancang bangun sistem pensortiran barang berdasarkan tinggi rendah benda berbasis PC ( Perconal Computer) terdiri dari antarmuka Pararel Port Printer, Fungsi dari pararel port printer disini sebagai 37

52 konektivitas antara komputer dengan keseluruhan rangkaian pada sistem. Dan Pin konektor pararel port disini mengunakan 25 Pin yang disebut dengan DB-25. Sedangkan perangkat lunak yang digunakan adalah Borland Delphi 5.0. Perangkat lunak ini dirancang untuk mendeteksi data input dari sensor infrared, mengontrol gerakan pada rancang bangun sistem pensortiran barang berdasarkan tinggi rendah benda berbasis PC untuk mengambil dan meletakkan benda menurut jenis ukuran. Jadi secara keseluruhan sinyal yang dikirim melalui Keyboard kemudian diproses melalui perangkat lunak Borland Delphi untuk selanjutnya dikirim ke DB-25 Pararel Port Printer. Perangkat lunak ini dirancang untuk mengendalikan satu buah motor stepper, yang di gunakan untuk mengambil dan meletakkan posisi benda. Serta mengendali sensor untuk mengetahui apakah terdapat hambatan yang menghalangi jalannya perangkat ini. Data dari tranceiver akan dikirim ke multiplexer 74LS157 secara bergantian tergantung dari tranceiver mana yang datanya akan dilewatkan terlebih dahulu dengan pedoman Enable Tranceiver berlogic 1. Data dari bus input selanjutnya akan dibaca oleh aplikasi (software) menggunakan 4 bit status dari pararel port printer secara bergantian, sehingga dapat mengaktifkan semua driver pada alat Si Rancang bangun sistem pensortiran barang berdasarkan tinggi rendah benda berbasis PC ( Perconal Computer). 38

53 3.2. Rangkaian Antar Muka Rangkaian antar muka yang dipakai adalah Pararel Port. Pararel Port disini berfungsi sebagai konektivitas antar komputer dengan keseluruhan rangkaian pada sistem. Pararel port dibagi menjadi 2 bagian yaitu pararel port 36 pin dan pararel port 25 pin atau disebut juga DB-25 dan yang digunakan disini pada rancang bangun sistem pensortiran barang berdasarkan tinggi rendah benda berbasis PC (personal Computer) adalah DB Diagram Pin Pararel Port printer Ada dua macam konektor pararel port yaitu 36 pin dan 25 pin. Konektor 36 pin dikenal dengan nama centronics dan konektor 25 pin dikenal dengan nama DB-25. Pada tugas akhir ini sebagai sarana konektivitas antara perangkat hardware dengan komputer memakai jenis konektor DB-25. dari 25 pin yang terdapat pada DB-25 hanya 17 pin yang digunakan untuk saluran pembawa data, sedangkan 8 pin yang lainnya berfungsi sebagai ground. Ketujuh belas saluran data tersebut terdiri dari tiga bagian yakni data 8 bit, status 5 bit, dan control 4 bit. Bit control dan bit status berfungsi dalam jabat tangan proses penulisan data ke pararel port. 39

54 Tabel 3.1. Fungsi Pin konektor DB-25 dan Centronics DB-25 Centronics In/Out Nama Sinyal Register Bit 1 1 Out nstrobe C0 2 2 Out Data 0 D0 3 3 Out Data 1 D1 4 4 Out Data 2 D2 5 5 Out Data 3 D3 6 6 Out Data 4 D4 7 7 Out Data 5 D5 8 8 Out Data 6 D6 9 9 Out Data 7 D In nack S In Busy S In PaperEnd S In Select S Out nautofeed C In nerror S Out ninit C Out nsclectin C Ground 40

55 Gambar 3.2. Diagram Pin DB Sinyal Pararel Port printer Gambar dari sinyal sinyal pada pararel port printer (Standard) adalah sebagai berikut : Tabel 3.2. Gambar Sinyal Pararel Port Nama Sinyal nstrobe Data 0 Data 1 Data 2 Data 3 Data 4 Data 5 Data 6 Data 7 nack Busy PaperEnd Gambar Sinyal SPP Set pulsa rendah 0.5µ detik untuk menyatakan data di D7:D0 adalah Valid Least SignificantBit (LBS) Data Bit 1 Data Bit 2 Data Bit 3 Data Bit 4 Data Bit 5 Data Bit 6 Most Significant bit (MSB) Pulsa rendah sampai dengan 5µ detik menunjukkan data sudah diterima; IRQ Bernilai tinggi jika printer sibuk/offline Bernilai tinggi jika printer kehabisan kertas 41

56 Select nautofeed nerror ninit nsclectin Ground Bernilai tinggi jika printer On-line Jika diset rendah printer akan pindah baris setiap menemui karakter carriage return Bernilai rendah jika printer error Pulsa rendah sampai dengan 50µ detik untuk inisialisasi atau mereset printer Bernilai tinggi jika printer dipilih (oleh computer) Ground 3.3. Perancangan Perangkat Keras Rancang sistem secara keseluruhan adalah merupakan penggabungan dari bagian bagian yang berhubungan satu dengan yang lainnya. Dimana dalam bab ini akan dibahas bagian perbagian dari sistem yang dirancang. Alat pengantar ini penulis rancang dengan menggunakan komponen yang mudah didapat dipasaran dan harganya yang terjangkau. Komponen utama pada pengontrolan ini adalah: Rangkaian Transceiver Agar data dari LPT (Port Printer pararel) dapat melanjutkan dari rangkaian catu daya, rangkaian motor steeper dan sensor infra Red. Maka disini digunakan IC dengan tipe IC74LS245 yang bersifat sebagai octal 3 state transceiver atau 3 state bidirectional. Keadaan atau bentuk dari IC74LS245 seperti pada gambar 3.3 dibawah ini 42

57 Gambar 3.3. Rangkaian Tranceiver Keadaan tingkat logika yang memberi pengaruh operasional dari IC74LS245 ditentukan pada masukan tingkat logika yang masuk pada pin 1 (DIR) dan pin 19 (GND) yang dimiliki oleh IC tersebut. Seperti terlihat pada tabel 3.1 dimana keadaan low pada pin 1 operasi yang dilakukan adalah dari B menuju A. sebaliknya jika kaeadaan high pada pin Dir dan low pada pin GND maka operasi yang dilakukan adalah dari A menuju B. Dan jika pada pin Dir don t care (x) dan pin GND high maka pengoperasiannya terhenti (isolation). 43

58 Tabel 3.3. Metode Operasi IC 74LS245 Control Input GND DIR Operation L L B A L H A B H X Isolation Keterangan H = Hight L = Low X = Don t care Rangkaian Multiplexer Gambar 3.4. Multiplexer dan data antara DB-25 dengan IC74LS157 44

59 Rangakaian multiplexer yang ditunjukkan pada gambar 3.4 bekerja dengan empat buah switch. jika input A/B (yang dihubungkan ke strobe) diberi nilai rendah maka input 1A disalurkan ke 1Y, input 2A ke 2Y dan seterusnya. Jika A/B bernilai tinggi maka dipindahkan ke Y adalah input B : 1B ke 1Y, 2B ke 2Y, dan seterusnya. Output 1Y sampai dengan 4Y dihubungkan ke pararel port via register status Rangkaian Catu Daya Gambar 3.5 rangkaian Catu daya 5 Volt dan 18 Volt dengan IC regulator LM7805 dan LM

60 Rangkaian catu daya yang digunakan terdiri dari trafo yang terhubung ke tegangan jala-jala 220 V AC yang berfungsi untuk mengubah besar tegangan. Kemudian penyearah dan kapasitor sebelum masuk ke IC regulator tegangan. Regulator yang digunakan pada perancangan alat ini adalah regulator yang mampu menghasilkan tegangan keluaran 5 volt dan 18 volt DC. Untuk keperluan tersebut dapat digunakan regulator 7805 yang akan menghasilkan keluaran 5 volt dan 7818 untuk keluaran 18 volt. Masukan dari rangkaian ini berasal dari trafo 3 A, dua buah dioda IN 5400 digunakan sebagai penyearah, dua buah kapasitor 3300µF/25 Volt dan dua buah kapasitor 2200µF/16 Volt digunakan sebagai penyaring (filter) serta penghalus ripple tegangan keluaran dari dioda. Resistor 470 Ohm digunakan sebagai pembatas arus agar arus yang mengalir pada indikator LED tidak terlalu besar Rangkaian Sensor Infra Merah 1. Dioda Infra Merah Rangkaian ini berfungsi untuk mendeteksi benda yang lewat dimana pada bagian pemancar dipergunakan sebuah dioda infra merah. Dioda infra merah akan memancarkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu jika diberi forward bias. Cahaya dari dioda infra merah tidak dapat terlihat oleh mata. Gambar 3.6 dibawah ini menunjukkan struktur dan simbol dari dioda infra merah. 46

61 Gambar 3.6. Simbol LED dioda infra merah Terjadinya pemancaran cahaya infra merah pada dioda ini adalah pada saat junction mendapat forward bias, dimana pada saat itu elektro dari bagian N pada dioda akan berpasangan pada hole dari bagian P. sewaktu pemerosesan penyatuan itu akan terjadi pemancaran energi dalam bentuk foton. Foton yang dipancarkan akan diserap oleh bahan pembungkus dari semi konduktor tersebut atau meninggalkan permukaan dari dioda dan menimbulkan radiasi dimana besar fluks yang timbul sebanding dengan forward bias. 2. Photo Dioda Photo dioda adalah salah satu foto detector, yaitu sebuah alat opto elekronika yang mengubah cahaya yang dating menjadi besaran listrik. Fungsi photo dioda adalah mengubah sejumlah kecil dari energi cahaya yang diterima (photon) ke dalam sebuah signal elektris yang efesien. Komponenini sangat peka terhadap cahaya. Caha yang mengenai sambungan p-n akan menaikkan arus balik dalam dioda Foto Dioda 47

62 Motor Stepper Sebelum melakukan pemasangan kabel data motor stepper, terlebih dahulu menentukan urutan kabel yang digunakan sebagai common dan kabel untuk mengatur putaran motor, untuk menentukan phasa 1 sampai phasa 4, penulis melakukan metode sebagai berikut: 1. Menentukan kabel common supply dengan mengunakan multitester digital. Kabel common supply ini satu satunya kabel yang mempunyai resistansi setengahnya dari kabel lainnya. 2. Setelah mengetahui kabel common supply, langkah selanjutnya adalah menetukan kabel menurut phasa-nya. Untuk melakukan hal tersebut penulis melakukan metode sebagai berikut : a. Pilih salah satu kabel dan ditanahkan. Asumsikan bahwa kabel tersebut tersambung pada koil ke 4; b. Tanahkan kembali satu buah kabel dan apabila motor sedikit bergerak searah dengan jarum jam, maka kabel tersebut dapat dipastikan tersambung pada koil ke 3; 48

63 c. Apabila ketika melakukan langkah b motor sedikit bergerak berlawanan dengan arah jarum jam maka dapat dipastikan bahwa kabel tersebut tersambung pada koil ke 1; d. Apabila ketika melakukan langkah b motor tidak bergerak, maka dapat dipastikan bahwa kabel tersebut tersambung pada koil ke2 ; 49

64 Rangkaian Pengendali Motor Stepper Sinyal keluaran dari Pararel Port tidak dapat langsung menggerakkan motor stepper dengan beban yang cukup besar, karena arusnya sangat kecil. Untuk itu diperlukan rangkaian pengendali motor stepper. Untuk menggerakkan motor stepper, dalam rangkaian ini digunakan komponen seperti resistor, dioda 1N4001, dan transistor tipe BC 547. Namun dalam rangkaian ini yang berperan penting adalah transistor karena fungsinya sebagai switch (saklar), dan dioda berfungsi sebagai sekring (pengaman). Pada saat logika 1 (sinyal keluaran dari Pararel Port) diumpankan ke transistor, transistor T 1 akan men-switch dan arus akan mengalir melewati kumparan pada motor stepper. Dioda D 1 yang diperlihatkan pada Gambar 3.8 adalah dioda pengaman yang disisipkan untuk mencegah timbulnya tegangan lebih pada transistor yang mungkin muncul pada kolektor (titik B). Hal ini disebabkan oleh gaya gerak listrik balik yang dibangkitkan oleh kumparan motor stepper pada saat transistor dalam keadaan mati (off). Tegangan lebih ini seringkali melebihi tegangan maksimum rata-rata kolektor, sehingga dapat merusak transistor. 50

65 +V CC = 18V D 1 A B Motor Stepper T 1 Gambar 3.8. Cara Kerja Diode Proteksi (Pengaman) Dioda yang mempunyai kemampuan balik akan menghantar tegangan (on) jika tegangan pada kolektor melebihi tegangan catu V CC 18V. Bila hal ini terjadi maka arus diode akan menghilangkan gaya gerak listrik. Gambar 3.9 merupakan rangkaian pengendali motor stepper yang memiliki prinsip yang sama dengan Gambar 3.8, dioda 1N4001 berfungsi sebagai pelindung transistor BC 547 dan tegangan induksi yang mungkin timbul dari lilitan motor stepper. Keluaran dari Pararel port dihubungkan kemasukkan transistor BC 547 tersebut melalui resistor 470 Ω. Jika masukan bernilai sinyal rendah, maka transistor akan berada pada keadaan cut-off sehingga arus dalam lilitan motor stepper tidak mengalir. Jika masukan bernilai tinggi, maka transistor akan on sehingga tegangan antara kolektor dengan emitor (V CE ) turun dan arus dapat mengalir ketanah (ground). 51

66 1N hm RES1 BC547 NPN DIODE 1N Ohm RES2 BC547 NPN DIODE 1N Ohm RES3 BC547 NPN Motor DIODE Stepper 1N Ohm RES4 BC547 NPN DIODE VCC 18 V 680 Ohm RES5 Gambar 3.9 Rangkaian Pengendali Motor Stepper Jika lilitan 1 dilewati oleh arus, lilitan 2 mati, lilitan 3 mati dan lilitan 4 juga mati, maka kumparan 1 akan menghasilkan gaya tarik kepada rotor, dan rotor akan berputar searah jarum jam. Jika kondisi seperti ini berulang terus menerus secara berurutan, lilitan 2 dilewati arus kemudian lilitan 3 dan lilitan 4 maka motor akan berputar secara terus menerus. 3.4 Perancangan Perangkat Lunak Untuk perancangan perangkat lunak digunakan Borland Delphi 7.0. Program ini dipilih karena mudah dan mendukung terhadap akses port serta tampilannya yang berbasis GUI (Graphically User Interface). Program antarmuka ini terdiri 52

67 dari satu form. Pada Gambar 3.10 terlihat tampilan form pada layar PC ketika program dijalankan. Gambar Tampilan Form Program Bentuk tampilan dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan dalam pengoperasiannya. Listing program selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. 53

JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI. Lembar Pengesahan

JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI. Lembar Pengesahan JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI Lembar Pengesahan Nama : Muhammad Nurdin Nim : 01400-060 Jurusan : Teknik Elektro Peminatan : Elektronika Judul Skripsi : SISTEM PENGATURAN INTENSITAS CAHAYA

Lebih terperinci

Pendahuluan. Prinsip Kerja Motor Stepper

Pendahuluan. Prinsip Kerja Motor Stepper Pendahuluan Motor stepper adalah perangkat elektromekanis yang bekerja dengan mengubah pulsa elektronis menjadi gerakan mekanis diskrit. Motor stepper bergerak berdasarkan urutan pulsa yang diberikan kepada

Lebih terperinci

DASAR MOTOR STEPPER. I. Pendahuluan.

DASAR MOTOR STEPPER. I. Pendahuluan. DASAR MOTOR STEPPER I. Pendahuluan Motor stepper adalah perangkat elektromekanis yang bekerja dengan mengubah pulsa elektronis menjadi gerakan mekanis diskrit. Motor stepper bergerak berdasarkan urutan

Lebih terperinci

MAKALAH MOTOR STEPPER DI BIDANG INDUSTRI

MAKALAH MOTOR STEPPER DI BIDANG INDUSTRI MAKALAH MOTOR STEPPER DI BIDANG INDUSTRI Oleh : Winji Dwi Margunani 4211413023 JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016 1.Motor Stepper Motor stepper

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Pengendalian Perangkat Listrik Melalui Port Paralel Menggunakan Bahasa Program Borland Delphi 7.0

TUGAS AKHIR. Pengendalian Perangkat Listrik Melalui Port Paralel Menggunakan Bahasa Program Borland Delphi 7.0 TUGAS AKHIR Pengendalian Perangkat Listrik Melalui Port Paralel Menggunakan Bahasa Program Borland Delphi 7.0 Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun

Lebih terperinci

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Definisi Komputer Komputer merupakan mesin elektronik yang memiliki kemampuan melakukan perhitungan-perhitungan yang rumit secara cepat terhadap data-data menggunakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler AT89S51 hanya memerlukan tambahan 3 kapasitor, 1 resistor dan 1

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler AT89S51 hanya memerlukan tambahan 3 kapasitor, 1 resistor dan 1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi AT89S51 Mikrokontroler AT89S51 hanya memerlukan tambahan 3 kapasitor, 1 resistor dan 1 kristal serta catu daya 5 Volt. Kapasitor 10 mikro-farad dan resistor 10 Kilo Ohm

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sudah menjadi trend saat ini bahwa pengendali suatu alat sudah banyak yang diaplikasikan secara otomatis, hal ini merupakan salah satu penerapan dari perkembangan teknologi dalam

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PENGENDALI MOTOR STEPPER UNTUK DETEKSI JUMLAH OBYEK PUTAR DENGAN MENGGUNAKAN KOMPUTER

RANCANG BANGUN PENGENDALI MOTOR STEPPER UNTUK DETEKSI JUMLAH OBYEK PUTAR DENGAN MENGGUNAKAN KOMPUTER Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol. 14, No. 1, Januari 2011, hal 17-22 RANCANG BANGUN PENGENDALI MOTOR STEPPER UNTUK DETEKSI JUMLAH OBYEK PUTAR DENGAN MENGGUNAKAN KOMPUTER Agus Sudarmanto 1, Sumariyah

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PROTOTYPE PORTAL PINTU OTOMATIS PADA JALUR BUSWAY DENGAN SISTEM RADIO FREQUENCY

TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PROTOTYPE PORTAL PINTU OTOMATIS PADA JALUR BUSWAY DENGAN SISTEM RADIO FREQUENCY TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PROTOTYPE PORTAL PINTU OTOMATIS PADA JALUR BUSWAY DENGAN SISTEM RADIO FREQUENCY Diajukan guna melengkapi sebagai syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan,

TINJAUAN PUSTAKA. Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan, 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem kontrol (control system) Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan, memerintah dan mengatur keadaan dari suatu sistem. [1] Sistem kontrol terbagi

Lebih terperinci

APLIKASI PLC PADA PENGENDALIAN MESIN BOR OTOMATIS DENGAN SISTEM MONITORING BERBASIS VISUAL BASIC 6.0

APLIKASI PLC PADA PENGENDALIAN MESIN BOR OTOMATIS DENGAN SISTEM MONITORING BERBASIS VISUAL BASIC 6.0 APLIKASI PLC PADA PENGENDALIAN MESIN BOR OTOMATIS DENGAN SISTEM MONITORING BERBASIS VISUAL BASIC 6.0 JUNIMAR TIKA AFFITRI 5223050346 ANGGI NURSANTI 5223053214 Tugas Akhir ini diajukan untuk memenuhi salah

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

Lebih terperinci

DETEKTOR JUMLAH BARANG DI MINIMARKET MENGGUNAKAN SENSOR INFRARED DAN PPI 8255 SEBAGAI INTERFACE

DETEKTOR JUMLAH BARANG DI MINIMARKET MENGGUNAKAN SENSOR INFRARED DAN PPI 8255 SEBAGAI INTERFACE DETEKTOR JUMLAH BARANG DI MINIMARKET MENGGUNAKAN SENSOR INFRARED DAN PPI 8255 SEBAGAI INTERFACE Oleh : Ovi Nova Astria (04105001) Pembimbing : Didik Tristanto, S.Kom., M.Kom. PROGRAM STUDI SISTEM KOMPUTER

Lebih terperinci

PERANCANGAN MINIATUR TRAFFIC LIGHT DENGAN MEMPERGUNAKAN PENGENDALI PORT PARALEL

PERANCANGAN MINIATUR TRAFFIC LIGHT DENGAN MEMPERGUNAKAN PENGENDALI PORT PARALEL PERANCANGAN MINIATUR TRAFFIC LIGHT DENGAN MEMPERGUNAKAN PENGENDALI PORT PARALEL Eka Wahyudi 1, Desi Permanasari 2 1,2 Program Studi Diploma III Teknik Telekomunikasi, Purwokerto 1 ekawahyudi@akatelsp.ac.id

Lebih terperinci

Rancang Bangun Alat Pengukur Tingkat Keolengan Benda Secara Digital

Rancang Bangun Alat Pengukur Tingkat Keolengan Benda Secara Digital Herny Februariyanti Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Stikubank Semarang email : herny@unisbank.ac.id Abstrak : Pemanfaatkan komputer sebagai pendukung alat ukur, akan memberikan kemudahan dalam

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori

Bab 2. Landasan Teori 6 Bab 2 Landasan Teori 2.1 Sistem Kontrol Kata kontrol atau pengendalian mempunyai arti mengatur, mengarahkan dan memerintah. Dengan kata lain bahwa sistem pengendalian adalah susunan komponen - komponen

Lebih terperinci

Motor Stepper. Nuryono S.W.,S.T.,M.Eng. Sistem Berbasis Mikroprosesor 1

Motor Stepper. Nuryono S.W.,S.T.,M.Eng. Sistem Berbasis Mikroprosesor 1 Motor Stepper Nuryono S.W.,S.T.,M.Eng. Sistem Berbasis Mikroprosesor 1 Motor Stepper Motor stepper adalah perangkat elektromekanis yang bekerja dengan mengubah pulsa elektronis menjadi gerakan mekanis

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan dan Implementasi Pemotong Rumput Lapangan Sepakbola Otomatis dengan Sensor Garis dan Dinding ini, terdapat beberapa masalah

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan dari hasil uji coba yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain :

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan dari hasil uji coba yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain : BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan dari hasil uji coba yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain : Komputer juga dapat digunakan untuk mengontrol lampu listrik rumah dengan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Uraian Umum Dalam perancangan alat akses pintu keluar masuk menggunakan pin berbasis mikrokontroler AT89S52 ini, penulis mempunyai pemikiran untuk membantu mengatasi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 39 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik Eskalator. Sedangkan untuk pembuatan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem deteksi keberhasilan software QuickMark untuk mendeteksi QRCode pada objek yang bergerak di conveyor. Garis besar pengukuran

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik robot. Sedangkan untuk pembuatan perangkat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Kendali Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Lampung yang dilaksanakan mulai dari bulan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN LAMPU SINYAL DAN PEMINDAH JALUR OTOMATIS PADA PERJALANAN KERETA API SATU SEPUR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89S51

RANCANG BANGUN LAMPU SINYAL DAN PEMINDAH JALUR OTOMATIS PADA PERJALANAN KERETA API SATU SEPUR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89S51 RANCANG BANGUN LAMPU SINYAL DAN PEMINDAH JALUR OTOMATIS PADA PERJALANAN KERETA API SATU SEPUR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89S51 ABDUL RIZAL NUGRAHA HARTONO SISWONO SETIYONO Jurusan Teknik Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

Bab VI. Motor Stepper

Bab VI. Motor Stepper Bab VI Motor Stepper 64 6.1. Pendahuluan Motor stepper adalah motor DC yang khusus berputar dalam suatu derajat yang tetap yang disebut step (langkah). Satu step antara 0,9 sampai 90. Motor stepper terdiri

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat Keras ( Hardware) Dalam pembuatan tugas akhir ini diperlukan penguasaan materi yang digunakan untuk merancang kendali peralatan listrik rumah. Materi tersebut merupakan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C.

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C. BAB II DASAR TEORI 2.1 ARDUINO Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Didalam merancang sistem yang akan dibuat ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelumnya, pertama-tama mengetahui prinsip kerja secara umum dari sistem yang akan dibuat

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN PESAWAT CENTRIFUGE BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89C51. Diajukan guna melengkapi sebagian syarat

TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN PESAWAT CENTRIFUGE BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89C51. Diajukan guna melengkapi sebagian syarat TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN PESAWAT CENTRIFUGE BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89C51 Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu ( S1 ) Disusun Oleh : Nama : Nanik Nur Apriyani

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 1.1 Blok Diagram Sensor Kunci kontak Transmiter GSM Modem Recivier Handphone Switch Aktif Sistem pengamanan Mikrokontroler Relay Pemutus CDI LED indikator aktif Alarm Buzzer Gambar

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Definisi Perancangan Perancangan adalah proses menuangkan ide dan gagasan berdasarkan teoriteori dasar yang mendukung. Proses perancangan dapat dilakukan dengan cara pemilihan

Lebih terperinci

Aktuator digunakan untuk mengerakkan mekanik pada robot. Slides from Braunl and Jussi Suomela

Aktuator digunakan untuk mengerakkan mekanik pada robot. Slides from Braunl and Jussi Suomela Aktuator digunakan untuk mengerakkan mekanik pada robot Slides from Braunl and Jussi Suomela 1 Aktuator adalah elemen yang mengkonversikan besaran listrik analog menjadi besaran lainnya misalnya kecepatan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pergerakan meja kerja digerakan oleh sebuah motor sebagai penggerak dan poros

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pergerakan meja kerja digerakan oleh sebuah motor sebagai penggerak dan poros 46 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penggerak Poros Ulir Pergerakan meja kerja digerakan oleh sebuah motor sebagai penggerak dan poros ulir sebagai pengubah gaya puntir motor menjadi gaya dorong pada meja kerja

Lebih terperinci

Mekatronika Modul 9 Motor Stepper

Mekatronika Modul 9 Motor Stepper Mekatronika Modul 9 Motor Stepper Hasil Pembelajaran : Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan karakteristik dari Motor Stepper Tujuan Bagian ini memberikan informasi mengenai karakteristik dan penerapan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 21 BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1 Gambaran umum Perancangan sistem pada Odometer digital terbagi dua yaitu perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perancangan

Lebih terperinci

Dioda-dioda jenis lain

Dioda-dioda jenis lain Dioda-dioda jenis lain Dioda Zener : dioda yang dirancang untuk bekerja dalam daerah tegangan zener (tegangan rusak). Digunakan untuk menghasilkan tegangan keluaran yang stabil. Simbol : Karakteristik

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. DESKRIPSI KERJA SISTEM Gambar 3.1. Blok diagram sistem Satelit-satelit GPS akan mengirimkan sinyal-sinyal secara kontinyu setiap detiknya. GPS receiver akan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KERUSAKAN KABEL

BAB III PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KERUSAKAN KABEL BAB III PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KERUSAKAN KABEL. Diagram Blok Diagram blok merupakan gambaran dasar membahas tentang perancangan dan pembuatan alat pendeteksi kerusakan kabel, dari rangkaian sistem

Lebih terperinci

Konsep dan Cara Kerja Port I/O

Konsep dan Cara Kerja Port I/O Konsep dan Cara Kerja Port I/O Pertemuan 3 Algoritma dan Pemrograman 2A Jurusan Sistem Komputer Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Gunadarma 2015 Parallel Port Programming Port

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. waduk, danau, atau tempat rekreasi. Kata bendungan dapat ditelusuri kembali ke

BAB II LANDASAN TEORI. waduk, danau, atau tempat rekreasi. Kata bendungan dapat ditelusuri kembali ke BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Bendungan Bendungan adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju airmenjadi waduk, danau, atau tempat rekreasi. Kata bendungan dapat ditelusuri kembali ke Inggris dan Belanda

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Kendali Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Lampung yang dilaksanakan mulai dari bulan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam merealisasikan suatu alat diperlukan dasar teori untuk menunjang hasil yang optimal. Pada bab ini akan dibahas secara singkat mengenai teori dasar yang digunakan untuk merealisasikan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS 3.1. Pendahuluan Perangkat pengolah sinyal yang dikembangkan pada tugas sarjana ini dirancang dengan tiga kanal masukan. Pada perangkat pengolah sinyal

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu

BAB III PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu Tangkis Indoor Pada lapangan bulu tangkis, penyewa yang menggunakan lapangan harus mendatangi operator

Lebih terperinci

APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK

APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK Dwi Aji Sulistyanto PSD III Teknik Elektro Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK Pada industri

Lebih terperinci

USER MANUAL PALANGAN KERETA API OTOMATIS MATA DIKLAT : SISTEM PENGENDALI ELEKTRONIKA

USER MANUAL PALANGAN KERETA API OTOMATIS MATA DIKLAT : SISTEM PENGENDALI ELEKTRONIKA USER MANUAL PALANGAN KERETA API OTOMATIS MATA DIKLAT : SISTEM PENGENDALI ELEKTRONIKA SISWA KELAS XII TAHUNAJARAN 2010/2011 JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 3 BOYOLANGU TULUNGAGUNG CREW 2

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Masalah Dalam perancangan sistem otomatisasi pemakaian listrik pada ruang belajar berbasis mikrokontroler terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT III.1. Diagram Blok Secara garis besar, diagram blok rangkaian pendeteksi kebakaran dapat ditunjukkan pada Gambar III.1 di bawah ini : Alarm Sensor Asap Mikrokontroler ATmega8535

Lebih terperinci

Bagan Kerja Handphone Beserta cara kerjanya

Bagan Kerja Handphone Beserta cara kerjanya 2012 Bagan Kerja Handphone Beserta cara kerjanya Telepon seluler atau yang lebih dikenal dengan ponsel dari duiu sampai sekarang telah mengalami perubahan baik teknologinya yang dulu hanya dapat untuk

Lebih terperinci

Struktur dan Fungsi Komputer

Struktur dan Fungsi Komputer Apa itu Komputer Istilah komputer mempunyai arti yang luas dan berbeda bagi setiap orang. Istilah komputer (computer) diambil dari bahasa Latin computare yang berarti menghitung (to compute atau to reckon).

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. eletronis dan software kontroler. Konstruksi fisik line follower robot didesain

BAB III PERANCANGAN ALAT. eletronis dan software kontroler. Konstruksi fisik line follower robot didesain BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Konstruksi Fisik Line Follower Robot Konstruksi fisik suatu robot menjadi dasar tumpuan dari rangkaian eletronis dan software kontroler. Konstruksi fisik line follower robot

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN BOR PCB OTOMATIS BERBASIS COMPUTER NUMERICAL CONTROL (CNC)

RANCANG BANGUN MESIN BOR PCB OTOMATIS BERBASIS COMPUTER NUMERICAL CONTROL (CNC) TUGAS AKHIR RE 1559 RANCANG BANGUN MESIN BOR PCB OTOMATIS BERBASIS COMPUTER NUMERICAL CONTROL (CNC) BAMBANG YUDHO HARYANTO NRP 2202100047 Dosen Pembimbing Ir.Djoko Purwanto,M.Eng,Ph.D JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

Lebih terperinci

ROBOT OMNI DIRECTIONAL STEERING BERBASIS MIKROKONTROLER. Muchamad Nur Hudi. Dyah Lestari

ROBOT OMNI DIRECTIONAL STEERING BERBASIS MIKROKONTROLER. Muchamad Nur Hudi. Dyah Lestari Nur Hudi, Lestari; Robot Omni Directional Steering Berbasis Mikrokontroler ROBOT OMNI DIRECTIONAL STEERING BERBASIS MIKROKONTROLER Muchamad Nur Hudi. Dyah Lestari Abstrak: Robot Omni merupakan seperangkat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Proses alur penelitian Dalam penelitian ini ada beberapa tahap atau langkah-langkah yang peneliti lakukan mulai dari proses perancangan model hingga hasil akhir dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Catu Daya / power supply Power supply adalah rangkaian elektronika yang berfungsi untuk memberikan tegangan listrik yang dibutuhkan oleh suatu rangkaian elektronika. Dalam

Lebih terperinci

SIMULASI PENYIRAMAN TANAMAN PADA RUMAH KACA MENGGUNAKAN SENSOR SUHU LM35 MELALUI PARALEL PORT DENGAN APLIKASI BAHASA PEMROGRAMAN DELPHI 7.

SIMULASI PENYIRAMAN TANAMAN PADA RUMAH KACA MENGGUNAKAN SENSOR SUHU LM35 MELALUI PARALEL PORT DENGAN APLIKASI BAHASA PEMROGRAMAN DELPHI 7. SIMULASI PENYIRAMAN TANAMAN PADA RUMAH KACA MENGGUNAKAN SENSOR SUHU LM35 MELALUI PARALEL PORT DENGAN APLIKASI BAHASA PEMROGRAMAN DELPHI 7.0 Budi Santoso, B.Eng Desy Aquarius Sustya Windy ABSTRAKSI Simulasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1. 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Blok Diagram Modul Baby Incubator Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1. PLN THERMOSTAT POWER SUPPLY FAN HEATER DRIVER HEATER DISPLAY

Lebih terperinci

Perkembangan Mikroprosesor

Perkembangan Mikroprosesor Perkembangan Mikroprosesor Setiap komputer yang kita gunakan didalamnya pasti terdapat mikroprosesor. Mikroprosesor, dikenal juga dengan sebutan Central Processing Unit (CPU) artinya unit pengolahan pusat.

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM INFORMASI SLOT PARKIR MENGGUNAKAN VISUAL BASIC BERBASIS ARDUINO UNO

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM INFORMASI SLOT PARKIR MENGGUNAKAN VISUAL BASIC BERBASIS ARDUINO UNO PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM INFORMASI SLOT PARKIR MENGGUNAKAN VISUAL BASIC BERBASIS ARDUINO UNO LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma 3 oleh

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN 3.1 Diagram Blok Rangkaian Secara Detail Pada rangkaian yang penulis buat berdasarkan cara kerja rangkaian secara keseluruhan penulis membagi rangkaian menjadi

Lebih terperinci

Disusun NIM JURUSAN

Disusun NIM JURUSAN RANCANG BANGUNN MODEL SISTEM TRANSPORTASI MASSAL MONORAIL OTOMATIS LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Syarat untuk Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma 3 oleh : EDY IRWAN SIDABUTAR NIM. 1005032062

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan

II. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Programmable Logic Controller (PLC) PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan rele yang dijumpai pada sistem kendali proses konvensional [1].

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini dibahas tentang pembuatan dan pengujian komponenkomponen sensor pada konveyor berbasis Mikrokontroler Arduino Uno. Pembahasan meliputi pembuatan sistem mekanik, pembuatan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras Perancangan perangkat keras pada sistem keamanan ini berupa perancangan modul RFID, modul LCD, modul motor. 3.1.1 Blok Diagram Sistem Blok diagram

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Perancangan Pengendali PID Berbasis Komputer

TUGAS AKHIR. Perancangan Pengendali PID Berbasis Komputer TUGAS AKHIR Perancangan Pengendali PID Berbasis Komputer Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : Jonathan Panggabean NIM : 41408110097

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. Perancangan tersebut mulai dari: blok diagram sampai dengan perancangan rangkaian elektronik, sebagai penunjang

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALIAN MOTOR SINKRON SATU FASA BERBASIS MIKROKONTROLER

SISTEM PENGENDALIAN MOTOR SINKRON SATU FASA BERBASIS MIKROKONTROLER SISTEM PENGENDALIAN MOTOR SINKRON SATU FASA BERBASIS MIKROKONTROLER Deni Almanda 1, Anodin Nur Alamsyah 2 1) 2) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta Jl. Cempaka Putih

Lebih terperinci

Sistem Komputer. Tiga komponen utama : CPU

Sistem Komputer. Tiga komponen utama : CPU PERTEMUAN Tiga komponen utama : CPU Sistem Komputer Memori (primer dan sekunder) Peralatan masukan/keluaran (I/O devices) seperti printer, monitor, keyboard, mouse, dan modem 1 Modul I/O Merupakan peralatan

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR Ditulis Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma 3

LAPORAN TUGAS AKHIR Ditulis Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma 3 RANCANG BANGUN PEMBUKA DAN PENUTUP PINTU GERBANG DAN GARASI MENGGUNAKAN REMOTE CONTROL BERBASIS ATMEGA8 LAPORAN TUGAS AKHIR Ditulis Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma 3 Oleh

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Sistem Perancangan Simulasi pengendali pintu gerbang Melalui media Bluetooth pada Ponsel bertujuan untuk membuat sebuah prototype yang membuka, menutup

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III DESKRIPSI MASALAH BAB III DESKRIPSI MASALAH 3.1 Perancangan Hardware Perancangan hardware ini meliputi keseluruhan perancangan, artinya dari masukan sampai keluaran dengan menghasilkan energi panas. Dibawah ini adalah diagram

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 21 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Rangkaian Keseluruhan Sistem kendali yang dibuat ini terdiri dari beberapa blok bagian yaitu blok bagian plant (objek yang dikendalikan), blok bagian sensor, blok interface

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR LAMPIRAN... xi

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR LAMPIRAN... xi DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Identifikasi Masalah...

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan secara umum perancangan sistem pengingat pada kartu antrian dengan memanfaatkan gelombang radio, yang terdiri dari beberapa bagian yaitu blok diagram

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN KERJA ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN KERJA ALAT BAB III PERANCANGAN DAN KERJA ALAT 3.1 DIAGRAM BLOK sensor optocoupler lantai 1 POWER SUPPLY sensor optocoupler lantai 2 sensor optocoupler lantai 3 Tombol lantai 1 Tbl 1 Tbl 2 Tbl 3 DRIVER ATMEGA 8535

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Minimum Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan mikrokomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar (market need) dan teknologi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAKSI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1

DAFTAR ISI ABSTRAKSI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 DAFTAR ISI Halaman ABSTRAKSI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN vii viii x xiv xv xviii xix BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM KENDALI. Kontrol Putaran Motor DC. Dosen Pembimbing Ahmad Fahmi

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM KENDALI. Kontrol Putaran Motor DC. Dosen Pembimbing Ahmad Fahmi LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM KENDALI Kontrol Putaran Motor DC Dosen Pembimbing Ahmad Fahmi Oleh: Andrik Kurniawan 130534608425 PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Teknologi teleoperasi atau teleotomatisasi merupakan teknologi yang

BAB II LANDASAN TEORI. Teknologi teleoperasi atau teleotomatisasi merupakan teknologi yang 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. TELEOPERASI 2.1.1. Definisi Dan Konsep Sistem Teleoperasi Teknologi teleoperasi atau teleotomatisasi merupakan teknologi yang berhubungan dengan interaksi antara manusia dengan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak ( Software). Pembahasan perangkat keras meliputi perancangan mekanik

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 sampai dengan

Lebih terperinci

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED 3.1. Rancang Bangun Perangkat Keras Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar 3.1. Sistem ini terdiri dari komputer, antarmuka

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka 59 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat Mulai Tinjauan pustaka Simulasi dan perancangan alat untuk pengendali kecepatan motor DC dengan kontroler PID analog

Lebih terperinci

SISTEM KONVERTER DC. Desain Rangkaian Elektronika Daya. Mochamad Ashari. Profesor, Ir., M.Eng., PhD. Edisi I : cetakan I tahun 2012

SISTEM KONVERTER DC. Desain Rangkaian Elektronika Daya. Mochamad Ashari. Profesor, Ir., M.Eng., PhD. Edisi I : cetakan I tahun 2012 SISTEM KONVERTER DC Desain Rangkaian Elektronika Daya Oleh : Mochamad Ashari Profesor, Ir., M.Eng., PhD. Edisi I : cetakan I tahun 2012 Diterbitkan oleh: ITS Press. Hak Cipta dilindungi Undang undang Dilarang

Lebih terperinci

OTOMATISASI PARKIR KENDARAAN BERBASIS MIKROKONTROLER DAN SISTEM PENGAWASAN MENGGUNAKAN CCTV BERBASIS HP 3G DAN KOMPUTER

OTOMATISASI PARKIR KENDARAAN BERBASIS MIKROKONTROLER DAN SISTEM PENGAWASAN MENGGUNAKAN CCTV BERBASIS HP 3G DAN KOMPUTER OTOMATISASI PARKIR KENDARAAN BERBASIS MIKROKONTROLER DAN SISTEM PENGAWASAN MENGGUNAKAN CCTV BERBASIS HP 3G DAN KOMPUTER TUGAS AKHIR Ditulis Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI LIFT 3 LANTAI MENGGUNAKAN PLC TWIDO

SISTEM KENDALI LIFT 3 LANTAI MENGGUNAKAN PLC TWIDO SISTEM KENDALI LIFT 3 LANTAI MENGGUNAKAN PLC TWIDO Tugas Akhir Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU Adhe Ninu Indriawan, Hendi Handian Rachmat Subjurusan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei 2012. Adapun tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di Laboratorium Elektronika Dasar

Lebih terperinci

APLIKASI PLC OMRON CPM 1 A 30 I/O UNTUK PROSES PELABELAN BOTOL SECARA OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK ABSTRAK

APLIKASI PLC OMRON CPM 1 A 30 I/O UNTUK PROSES PELABELAN BOTOL SECARA OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK ABSTRAK APLIKASI PLC OMRON CPM 1 A 30 I/O UNTUK PROSES PELABELAN BOTOL SECARA OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK ABSTRAK Programmable Logic Control atau lebih dikenal PLC dengan adalah suatu peralatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. telur,temperature yang diperlukan berkisar antara C. Untuk hasil yang optimal dalam

BAB II LANDASAN TEORI. telur,temperature yang diperlukan berkisar antara C. Untuk hasil yang optimal dalam BAB II LANDASAN TEORI Temperatur merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan mesin penetas telur,temperature yang diperlukan berkisar antara 38-39 0 C. Untuk hasil yang optimal dalam Pembuatan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SIMULATOR TRAFFIC LIGHT BERBASIS ARDUINO

PERANCANGAN SIMULATOR TRAFFIC LIGHT BERBASIS ARDUINO TUGAS AKHIR PERANCANGAN SIMULATOR TRAFFIC LIGHT BERBASIS ARDUINO Diajukan Oleh : EKO PAMBUDI 41406120110 PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2012 LEMBAR PERNYATAAN

Lebih terperinci

MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 TUGAS UTS MATA KULIAH E-BUSSINES Dosen Pengampu : Prof. M.Suyanto,MM

Lebih terperinci

SISTEM KONTROL LISTRIK MENGGUNAKAN MEDIA HANDPHONE BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51

SISTEM KONTROL LISTRIK MENGGUNAKAN MEDIA HANDPHONE BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 SISTEM KONTROL LISTRIK MENGGUNAKAN MEDIA HANDPHONE BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 Sun Purwandi 1) Haryanto 1) 1) Program Studi Sistem Komputer, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Narotama Surabaya Email:

Lebih terperinci

Desain Tracker Antena Parabola Berbasis Mikrokontroler

Desain Tracker Antena Parabola Berbasis Mikrokontroler Desain Tracker Antena Parabola Berbasis Mikrokontroler Sri Wahyuni Dali #1, Iskandar Z. Nasibu #2, Syahrir Abdussamad #3 #123 Teknik Elektro Universitas Negeri Gorontalo Abstrak Makalah ini membahas desain

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Rancangan Sistem Secara Keseluruhan Pada dasarnya Pengebor PCB Otomatis ini dapat difungsikan sebagai sebuah mesin pengebor PCB otomatis dengan didasarkan dari koordinat

Lebih terperinci

PERANTARAMUKAAN SENSOR BARCODE UNTUK SISTEM PRESENSI

PERANTARAMUKAAN SENSOR BARCODE UNTUK SISTEM PRESENSI Sendari; Atmadji, Perantaramukaan Sensor Barcode untuk Sistem Presensi 36 PERANTARAMUKAAN SENSOR BARCODE UNTUK SISTEM PRESENSI Siti Sendari, Tri Atmadji S. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk membuat

Lebih terperinci

ROBOT LINE FOLLOWER ANALOG

ROBOT LINE FOLLOWER ANALOG ROBOT LINE FOLLOWER ANALOG ABSTRAK Dalam makalah ini akan dibahas mengenai robot Line Follower. Robot ini merupakan salah satu bentuk robot beroda yang memiliki komponen utama diantaranya, seperti resistor,

Lebih terperinci