Indeks Massa Tubuh (IMT) Pra Hamil dan Kenaikan Berat Badan Ibu Selama Hamil Berhubungan dengan Berat Badan Bayi Lahir

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Indeks Massa Tubuh (IMT) Pra Hamil dan Kenaikan Berat Badan Ibu Selama Hamil Berhubungan dengan Berat Badan Bayi Lahir"

Transkripsi

1 ISSN Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia Tersedia online pada: JOURNAL NERS AND MIDWIFERY INDONESIA Indeks Massa Tubuh (IMT) Pra Hamil dan Kenaikan Berat Badan Ibu Selama Hamil Berhubungan dengan Berat Badan Bayi Lahir Eka Nurhayati 1 1 Universitas Alma Ata Yogyakarta Jalan Ringroad Barat Daya No 1 Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta eka890211@gmail.com Abstrak IMT pra hamil digunakan sebagai pedoman status gizi ibu sebelum hamil dan juga menentukan penambahan berat badan optimal pada kehamilan. Sedangkan, kenaikan berat badan selama kehamilan merupakan indikator menentukan status gizi ibu. Penelitian dengan desain retrospektif ini bertujuan untuk mengetahui hubungan IMT pra hamil dan kenaikan berat badan ibu selama hamil dengan berat lahir bayi. Sampel adalah 71 ibu yang mempunyai anak usia 0-6 bulan yang dipilih secara purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan Sebagian besar responden 67,6% dalam penelitian ini mempunyai IMT pra hamil normal dan 62% respoden mengalami kenaikan berat badan selama hamil sesuai rekomendasi. Ada hubungan signifikan antara IMT pra hamil dengan berat badan lahir p=0,006, begitu juga dengan kenaikan berat badan selama hamil mempunyai hubungan signifi kan dengan berat badan lahir dengan nilai p=0,024. Kata Kunci: IMT pra hamil, kenaikan berat badan, berat lahir Body Mass Index (BMI) of Pra Pregnant Women and Weight Gain During Pregnancy are Related with Infant Birth Weight Abstract Prepregnancy BMI (Body Mass Index) is used as a guide to the nutritional status of the mother before pregnancy and also determine the optimal weight gain in pregnancy. Meanwhile, weight gain during pregnancy is a decisive indicator of the nutritional status of the mother. This retrospective study design aimed to determine the relationship of pre-pregnant BMI and maternal weight gain during pregnancy with birth weight babies. The sample was 71 mothers with children aged 0-6 months were selected by purposive sampling. The results showed 67.6% most respondents in this study had pre-pregnant BMI normal and 62% of respondents experienced weight gain during pregnancy, according to the recommendations. There is a signifi cant relationship between pre-pregnant BMI birth weight (p=0.006), as well as weight gain during pregnancy had no signifi cant relationship with birth weight, with p= Keywords: pre-pregnancy BMI, weight gain, birth weight Info Artikel: Artikel dikirim pada 11 Januari 2015 Artikel diterima pada 11 Februari 2015 DOI : PENDAHULUAN Bagi ibu masa kehamilan merupakan salah satu masa penting dalam kehidupannya. Pada masa kehamilan, ibu harus mempersiapkan diri untuk menyambut kelahiran bayinya. Ibu yang sehat dapat melahirkan bayi yang sehat dan sempurna secara jasmaniah dengan berat badan yang cukup(1). Status gizi ibu pada kehamilan berpengaruh pada status gizi janin. Asupan makanan ibu dapat masuk ke janin melalui tali pusat yang terhubung kepada tubuh ibu. Kondisi terpenuhinya kebutuhan zat gizi janin terkait dengan perhatian asupan gizi dari makanan yang Indeks Massa Tubuh Pra Hamil dan Kenaikan Berat Badan Ibu Selama Hamil Berhubungan dengan Berat Badan Bayi Lahir 1

2 adekuat agar tumbuh kembang janin berlangsung optimal(2). Gangguan gizi pada awal kehidupan akan mempengaruhi kualitas kehidupan berikutnya(3). Berat lahir bayi merupakan prediktor penting kelangsungan hidup perinatal dan neonatal(4). Berat lahir bayi digunakan sebagai salah satu indikator untuk memprediksi pertumbuhan dan ketahanan hidup bayi di samping status gizi dan kesehatan bayi(5). Penurunan berat lahir rendah merupakan bentuk kontribusi penting terhadap Suitanable Development Goal s (SDG s) untuk mengurangi tingkat kematian neonatal setidaknya 12 per 1000 kelahiran hidup(6). Berat lahir bayi yang tidak normal akan memberikan risiko pada ibu dan bayi. Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) (<2.500 g) banyak dihubungkan dengan meningkatnya risiko kesakitan dan kematian bayi, terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan kognitif, dan selanjutnya menderita penyakit kronik di kemudian hari. BBLR mempunyai risiko kematian neonatal hampir 40 kali lebih besar dibandingkan dengan bayi dengan berat lahir normal(7), penurunan durasi menyusui(8) dan risiko untuk tubuh pendek (stunted) pada masa anak (5). Sebaliknya, berat lahir bayi yang besar (>4.000 g) juga berisiko karena banyak dikaitkan dengan peningkatan melahirkan caesar, perdarahan, komplikasi pada ibu, distosia pada bahu bayi, trauma saat melahirkan dan gangguan metabolik lainnya termasuk obesitas pada masa anak-anak(9). Berdasarkan data riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2013 angka kejadian BBLR diseluruh Indonesia sebesar 10,2%(10), persentase ini menurun dibandingkan hasil Riskesdas tahun 2007 yaitu sebesar 11,1%(11). Dalam hal ini menurunkan angka kejadian BBLR termasuk kedalam salah satu target rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) yaitu dari angka 10,2% pada tahun 2014 menjadi 8% pada tahun 2019(12). Sedangkan kejadian BBLR di Yogyakarta tidak mengalami perbedaan pada tahun 2007 ataupun tahun 2010 masih berkisar pada angka 10%. Bayi yang lahir di Kabupaten Bantul tahun 2013 dilaporkan 100% ditimbang, hasilnya adalah bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) sejumlah 3,49%. Kasus BBLR terdapat di semua wilayah kerja puskesmas Kabupaten Bantul termasuk puskesmas Sewon yang masih mempunyai bayi yang lahir BBLR dengan jumlah bayi setiap tahunnya(13). Rata-rata total pertambahan berat badan ibu hamil berkisar kg yaitu 1 kg pada trimester I dan selebihnya pada trimester II dan III. Mulai trimester II sampai III rata-rata pertambahan berat badan adalah 0,3-0,7 kg/minggu(14). Dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa untuk setiap kenaikan 1 kg di penambahan berat badan, berat lahir akan bertambah 16,7-22,6 gram(7). Menurut penelitian Irawati, menunjukkan IMT pra hamil merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap berat badan bayi lahir (RR=3,8), berarti ibu yang mempunyai pertambahan berat badan selama kehamilan kurang dari 9,1 kg berisiko melahirkan bayi dengan berat lahir <3.000 g dibanding ibu yang mempunyai pertambahan berat badan lebih dari 9,1 kg(15). Berat lahir khususnya BBLR merupakan masalah intergenerasi penting karena mempengaruhi kualitas kesehatan sepanjang daur kehidupan manusia. IMT pra hamil digunakan sebagai pedoman status gizi ibu sebelum hamil dan juga menentukan penambahan berat badan optimal pada kehamilan(7). Sedangkan, kenaikan berat badan selama kehamilan merupakan indikator menentukan status gizi ibu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan IMT pra hamil dan kenaikan berat badan ibu selama hamil dengan berat lahir bayi. BAHAN DAN METODE Penelitian ini menggunakan data sekunder dari penelitian untuk penyusunan tesis mahasiswa magister Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia(16). Sebagian data dari penelitian tersebut selanjutnya dianalisis ulang sesuai tujuan penulisan ini. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai Mei Populasi penelitian ini adalah ibu yang melahirkan bayi dalam rentang waktu dari bulan Desember 2014 sampai bulan Mei 2015 yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Sewon Bantul Yogyakarta. Sampel dalam penelitian ini ibu yang memiliki bayi usia 0 sampai dengan 6 bulan yang datanya berhasil dikumpulkan melalui KMS. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling yaitu sampel dipilih sesuai dengan persyaratan sampel dengan memenuhi kriteria inklusi yaitu ibu yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas sewon yang melahirkan bayi tunggal cukup bulan (>37 minggu). Sampel penelitian diperoleh dari daftar nama di Puskesmas Sewon. Alat pengumpulan data berupa buku KIA yang dimiliki oleh ibu. IMT pra hamil dan kenaikan berat badan hamil ibu dihitung dengan menggunakan formulasi estimasi berdasarkan dua data berat badan hamil dengan selang waktu pengukuran minimal 11 minggu. Data pertama diperoleh dari data berat badan ibu pada umur kehamilan 6 bulan dan data kedua dari pemeriksaan berat badan ibu pada umur kehamilan >6 bulan. Perhitungan estimasi telah banyak digunakan 2 Eka Nurhayati, JNKI, Vol. 4, No. 1, Tahun 2016, 1-5

3 dalam berbagai penelitian, seperti pada penelitian di Lombok(17) dan Jawa Tengah(18). Perhitungan IMT pra hamil diperoleh dari berat badan pra hamil (kg) dibagi tinggi badan (m 2 ). Data tinggi badan diperoleh dari informasi ibu dan observasi peneliti pada saat wawancara. Tabel rekomendasi dari Institute of Medicine (IOM) digunakan untuk membandingkan IMT prahamil dengan kenaikan berat badan hamil yang dicapainya(7). Selanjutnya, dilakukan analisis univariat, analisis bivariat terhadap data. HASIL DAN BAHASAN Populasi penelitian ini adalah ibu yang melahirkan bayi dalam rentang waktu dari bulan Desember 2014 sampai bulan Mei 2015 yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Sewon Bantul Yogyakarta berjumlah 71 responden. Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan IMT Pra Hamil IMT n % Kurang (<18,5) 5 7 Normal (18,5-24,9) 48 67,6 Lebih (25,0-29,9) Total Sumber: Data Primer Tahun 2015 Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu 48 orang (67,6%) mempunyai IMT pra hamil normal, serta responden dengan IMT lebih sebanyak 18 orang (25,4%) dan responden dengan IMT kurang berjumlah 5 orang (7%). Dalam penelitian ini tidak ada responden dengan IMT obesitas. Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu 44 orang (62%) mengalami kenaikan berat badan sesuai rekomendasi. Sedangkan sisanya 27 orang (38%) kenaikan berat badannya tidak sesuai rekomendasi. Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kenaikan Berat Badan Selama Hamil Kenaikan berat badan n % Sesuai Rekomendasi Tidak Sesuai Rekomendasi Total Sumber: Data Primer Tahun 2015 Tabel 3. Distribusi Frekuensi Berat Badan Lahir Berat Badan Lahir n % BBLR (<2.500 gram) 4 3,6 Berat Normal 67 60,4 (2.500 gram gram) Total Sumber: Data Primer Tahun 2015 Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian besar bayi yaitu 67 orang (60,4%) lahir dengan berat normal dan hanya sebagian kecil 4 (3,6%) lahir dengan berat badan lahir rendah. Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan bahwa dari hasil uji statistik menggunakan chi- square fisher exact terlihat bahwa hubungan signifikan antara IMT pra hamil dengan berat badan lahir dengan nilai p-value=0,006 dengan OR: 11,6 (95% CI:0,29-38,0) artinya ibu dengan IMT pra hamil rendah mempunyai peluang 11,6 untuk melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah dibanding dengan ibu yang mempunyai IMT sedang. IMT pra hamil digunakan untuk memonitor pertambahan BB selama kehamilan karena secara rasional wanita hamil yang kurus membuthkan pertambahan BB yang lebih banyak selama kehamilan dari pada wanita normal. IMT pra hamil juga dapat digunakan sebagai indikator baik atau buruknya status gizi wanita pra hamil. Hasil penelitian ini serupa dengan penelitian Erika yang melaporkan adanya hubungan signifikan berkorelasi positif antara IMT pra hamil ibu dengan berat lahir bayi(19). Tabel 4. Hubungan IMT Pra Hamil dan Kenaikan Berat Badan Selama Hamil dengan Berat Badan Bayi Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Sewon Yogyakarta Variabel Berat Badan Lahir Total p-value OR (95% CI) BBLR Normal n % n % n % IMT pra hamil Tinggi ,006 11,6 (0,29-38,0) Sedang 1 2, , Rendah Kenaikan Berat Badan selama Hamil Sesuai Rekomendasi Tidak Sesuai Rekomendasi 4 13, , ,024 3,3 (1,00-13,4) Sumber: Data Primer Tahun 2015 Indeks Massa Tubuh Pra Hamil dan Kenaikan Berat Badan Ibu Selama Hamil Berhubungan dengan Berat Badan Bayi Lahir 3

4 Hasil analisis kenaikan berat badan selama hamil dengan berat badan lahir juga menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dengan p-value=0,024 dengan OR:3,3 (95% CI: 1,00-13,4) yang artinya ibu yang mempunyai kenaikan berat badan tidak sesuai rekomendasi mempunyai peluang melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah dibandingkan dengan ibu yang mengalami kenaikan berat badan sesuai rekomendasi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian kohort (within family cohort study) yang dilakukan di Amerika Serikat yang melaporkan bahwa kenaikan berat badan ibu hamil berkorelasi dengan berat lahir bayi(20). Kenaikan berat badan sangat penting bagi ibu hamil karena sangat berpengaruh terhadap hasil outcome kelahiran yang baik. Ibu dengan IMT pra hamil kurang, seharusnya mengalami kenaikan berat badan lebih banyak dibandingkan dengan ibu yang mempunyai IMT normal sebelum kehamilan dikarenakan kebutuhan fi siologis yang lebih besar untuk mendukung kehamilan. Kenaikan berat badan yang tidak sesuai dapat berdampak buruk bagi ibu dan bayi. Ibu dapat mengalami anemia, persalinan sulit, perdarahan pada saat persalinan. Pada bayi dapat mengalami anemia pada bayi, bayi dengan berat badan lahir rendah, serta bayi baru lahir dengan status kesehatan yang rendah. Kenaikan berat badan yang berlebih dapat mengakibatkan proses kelahiran secara caesar, asfi ksia dan diabetes gestasional(6). Disisi lain, menurut Kramer kenaikan berat badan juga dapat berakibat pada kejadian disproportionately small for gestational age (dsga) dan proportionately small for gestational age (psga)(4). Pada penelitian Fajrina juga menunjukkan ibu dengan kenaikan BB yang kurang maka risiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah lebih tinggi(21). SIMPULAN DAN SARAN Sebagian besar responden 67,6% dalam penelitian ini mempunyai IMT pra hamil normal dan 62% respoden mengalami kenaikan berat badan selama hamil sesuai rekomendasi. Bayi yang lahir dengan berat badan lahir rendah sebanyak 4 bayi (3,6%). Ada hubungan signifikan antara IMT pra hamil dengan berat badan lahir (p-value= 0,006), begitu juga dengan kenaikan berat badan selama hamil mempunyai hubungan signifikan dengan berat badan lahir dengan nilai p-value=0,024. Hasil penelitian ini berguna bagi wanita yang berencana hamil agar mempunyai IMT yang normal (>18,5-24,9) agar persiapan kehamilan dari segi status gizi ibu bisa dipersiapkan semaksimal mungkin. RUJUKAN 1. Susiana IWS. Hubungan antara Kenaikan Berat Badan, Lingkar Lengan Atas dan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Trisemester III dengan Berat Bayi Lahir di Puskesmas Ampel I Boyolali Tahun Universitas Negeri Semarang; Indreswari M, Hardiansyah, Damanik MRM. Hubungan antara Intensitas Pemeriksaan Kehamilan, Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan Konsumsi Tablet Besi dengan Keluhan Selama Kehamilan. J Gizi dan Pangan. 2008;3(1): Departemen Kesehatan RI. Pedoman Umum Gizi Seimbang. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Direktorat Gizi Masyarakat; Kramer MS. Determinants of low birth Weight: Methodological Assesment and Meta-analysis. Bull WHO. 1987;65: ACC/SCN. 4th Report on the World Nutritionsituation throughout the life cycle. 4th ed. Geneva: United Nations; ICSU, ISSC. Review of the Suistanable Development Goals: The Science Perspective. Paris; Institute of Medicine. Weigt gain during Pregnancy: reexamining the guidelines. Washington DC: The National Academy Press; Li R, Jewell S, Grummer-Strawn L. Maternal obesity and breast-feeding practices. Am J Clin Nutr [Internet] Apr;77(4): Available from: pubmed/ FERBER A. Maternal Complications of Fetal Macrosomia. Clin Obstet Gynecol [Internet] Jun;43(2): Available from: wkhealth.com/linkback/openurl?sid=wkptlp:la ndingpage&an= Departemen Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS), Laporan Nasional. Jakarta; Departemen Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS), Laporan Nasional. Jakarta; Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional. Rancangan Tenokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Jakarta; Dinkes Bantul. Profi l Kesehatan Bantul Bantul; Aritonang, Evawany. Kebutuhan Gizi Ibu Hamil. Bogor: IPB Press; Eka Nurhayati, JNKI, Vol. 4, No. 1, Tahun 2016, 1-5

5 15. Irawati A, Triwinarto A, Salimar S, Raswanti I. Pengaruh Status Gizi Selama Kehamilan dan Menyusui terhadapa Keberhasilan Pemberian ASI. J Penelit Gizi dan Makanan [Internet]. 2003;26(2):10 9. Available from: litbang.depkes.go.id/index.php/pgm/article/ view/ Nurhayati E. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Persepsi Ketidakcukupan ASI pada Ibu yang Memiliki Bayi Usia 0-6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Bantul Yogyakarta. Universitas Indonesia; Helwiah U, Achadi EL, Muslimatun S, Utomo B, Shanker A. The pattern of weight gain of Pregnant Women in Lombok. In: International symposium on Nutrition Makassar. Makassar; p Winkvist A, Stenlund H, Hakimi M, Nurdiati DS, Dibley MJ. Weight-gain patterns from prepregnancy until delivery among women in Central Java, Indonesia. Am J Clin Nutr [Internet]. 2002;75(6): Available from: nutrition.org/cgi/content/long/75/6/ Ota E, Haruna M, Suzuki M, Anh DD, Tho LH, Tam NTT, et al. Maternal body mass index and gestational weight gain and their association with perinatal outcomes in Viet Nam. Bull World Health Organ [Internet] Feb 1;89(2): Available from: pubmed/ Ludwig DS, Currie J. The association between pregnancy weight gain and birthweight: a withinfamily comparison. Lancet (London, England) [Internet] Sep 18;376(9745): Available from: pubmed/ Fajrina, Adiba. Hubungan Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil dan Karakteristik ibu dengan Berat Lahir di Cibinong Tahun Indeks Massa Tubuh Pra Hamil dan Kenaikan Berat Badan Ibu Selama Hamil Berhubungan dengan Berat Badan Bayi Lahir 5

6 ISSN Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia Tersedia online pada: JOURNAL NERS AND MIDWIFERY INDONESIA Pendidikan Kesehatan dengan Media Slide Efektif dalam Meningkatkan Pengetahuan tentang Perawatan Vulva Hygiene pada Siswi Kelas VIII SMP 2 Sedayu Bantul Egi Ade S 1, Wahyuningsih 2, Kayat Haryani 3 1,2,3 Universitas Alma Ata Yogyakarta Jalan Ringroad Barat Daya No 1 Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta wahyuningsih.psik.aa@gmail.com Abstrak Kanker serviks merupakan salah satu penyebab utama kematian kaum wanita. Kebanyakan pasien datang berobat pada saat kanker pada stadium lanjut, padahal kanker serviks dapat kita cegah, dengan pengetahuan perawatan organ genetalia sejak dini khususnya vulva hygiene. Strategi yang tepat untuk meningkatkan pengetahuan tentang pencegahan kanker serviks adalah dengan memberikan pendidikan kesehatan. Tujuan penelitian untuk mengetahui efektifitas pendidikan kesehatan dengan media slide efektif dalam meningkatkan pengetahuan tentang perawatan vulva hygiene pada siswi SMP 2 Sedayu, Kabupaten Bantul Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian pra eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah siswi kelas VIII SMP 2 Sedayu Bantul berjumlah 69 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling. Data dianalisis menggunakan uji statistic Wilcoxon. Hasil menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan dengan media slide efektif meningkatkan pengetahuan siswi dengan nilai p=0,000. Kesimpulan pendidikan kesehatan dengan media slide efektif meningkatkan pengetahuan siswi SMP 2 Sedayu Bantul Yogyakarta. Kata Kunci: kanker serviks, pendidikan kesehatan, vulva hygiene Health Education with Media Slide Effective in Improving Knowledge of Vulva Hygiene Treatment Toward 8 th Grade Students of SMP 2 Sedayu, Bantul, Yogyakarta Abstract Cervical cancer is one of the main cause of the woman death. Most patients come for treatment is when cancer at an advanced stage, while cervical cancer can be prevented, with early knowledge of the vulva hygine treatment. Appropriate strategies to improve knowledge about cervical cancer prevention is to provide health education. The purpose of this research was to know effectiveness of health education with the media slide in increasing knowledge about vulva hygine treatment at Junior High School 2 Sedayu, Bantul Yogyakarta. The research was pre experiment research. The population in this study were 8 th grade students of SMP 2 Sedayu, Bantul amounted to 69 respondents. Samples were selected by total sampling technique. Data were analyzed using the Wilcoxon statistical test. The results showed that health education with media slide effective increase of knowledge students. In conclusion, health education with media slide was effectively improve the level of knowledge of 8 th grade students of Sedayu SMP 2 Sedayu, Bantul Yogyakarta. Keywords: cervical cancer, health education, vulva hygiene Info Artikel: Artikel dikirim pada 12 Desember 2015 Artikel diterima pada 18 Januari 2015 DOI : 6 Egi Ade S, Wahyuningsih, Kayat Haryani, JNKI, Vol. 4, No. 1, Tahun 2016, 6-10

7 PENDAHULUAN Kesehatan reproduksi merupakan unsur terpenting dan merupakan masalah vital dalam pembangunan kesehatan umumnya, baik pada perempuan ataupun pada laki-laki(1). Kesehatan reproduksi diartikan sebagai suatu kondisi yang menjamin bahwa fungsi reproduksi, khususnya proses reproduksi dapat berlangsung dalam keadaan sejahtera fisik, mental maupun sosial dan bukan sekedar terbebas dari penyakit atau gangguan fungsi alat reproduksi. Faktor infeksi pada alat reproduksi semakin meningkat serta kebersihan bagian alat reproduksi yang kurang mendapat perhatian sehingga menimbulkan terjadinya infeksi serta timbulnya penyakit alat reproduksi lainnya dan salah satunya adalah penyakit kanker serviks. World Health Organization (WHO) pada tahun 2008 melaporkan terdapat jiwa per tahun penderita kanker serviks baru di dunia dengan angka kematian jiwa per tahun(2). Di Indonesia, menurut yayasan kanker diperkirakan dalam setiap hari terjadi 41 kasus baru kanker serviks dan sekitar 20 orang setiap hari meninggal dunia(3). Penyakit kanker serviks di Yogyakarta merupakan penyakit yang menempati prevalensi tertinggi di Indonesia pada tahun 2011 yaitu sebanyak 9,6 per penduduk(3). Kanker serviks dan upaya pencegahannya masih merupakan masalah yang menarik perhatian para profesional kesehatan. Di sisi lain, upaya yang dilakukan oleh pemerintah adalah memberikan sosialisasi mengenai pencegahan kanker serviks karena hal ini sangat diperlukan untuk dapat mengubah perilaku wanita dalam menjaga kesehatan organ reproduksinya. Kanker serviks dapat ditularkan melalui beberapa hal yaitu hubungan seksual pada usia muda, berganti-ganti pasangan seksual, adanya keturunan kanker, serta kebersihan genetalia yang kurang, dapat menimbulkan infeksi dan berkembang biaknya kuman(4). Pengetahuan dan keterampilan dalam perawatan vulva hygiene merupakan salah satu upaya untuk mencegah dan mengontrol infeksi serta upaya untuk terhindar dari penyakit kanker serviks yang disebabkan oleh virus(5). Kebersihan genetalia dapat dilakukan dengan vulva hygiene yang baik dan benar. Vulva hygiene adalah membersihkan daerah kewanitaan atau kemaluan alat genital luar wanita. Vulva hygiene dapat dilakukan dengan cara: mengganti pakaian dalam 2 kali dalam sehari, melakukan cebok yang benar pada liang vagina dan anus. Masih banyak wanita yang tidak memiliki pengetahuan tentang cara melakukan vulva hygiene yang baik dan benar (6). Salah satu strategi untuk meningkatkan pengetahuan remaja tentang perawatan alat genitalnya adalah dengan memberikan pendidikan kesehatan karena pendidikan kesehatan merupakan metode yang tepat untuk memberikan informasi kepada remaja tentang perawatan alat genitalnya(7). Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pendidikan kesehatan dengan media slide terhadap tingkat pengetahuan tentang perawatan vulva hygiene pada siswi kelas VIII SMP 2 Sedayu Bantul. BAHAN DAN METODE Jenis penelitian ini adalah penelitian pra eksperiment sedangkan rancangan pada penelitian ini menggunakan one group pretest-posttest. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi kelas VIII SMP 2 Sedayu Bantul yang berjumlah 69 orang. Metode pengambilan sampel menggunakan nonprobaility sampling dengan teknik total sampling. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah siswi kelas VIII SMP 2 Sedayu Bantul dan siswi yang berumur tahun serta yang bersedia menjadi responden, sedangkan kriteria eksklusinya adalah siswi yang tidak berada di tempat saat penelitian. Pengambilan data menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitas. HASIL DAN BAHASAN Karakteristik responden dalam penelitian ini digambarkan berdasarkan umur, pendidikan orang tua, terpapar informasi, sumber informasi, tingkat pengetahuan responden sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan dan perbedaan pengetahuan setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan vulva hygiene. Karakteristik Responden berdasarkan Umur Usia yang dikategorikan di dalam penelitian ini terbagi menjadi empat kategori yang dijabarkan dalam Tabel 1 di bawah ini. Tabel 1. Karakteristik Responden berdasarkan Umur Umur f % ,7 53,6 21,7 2,9 Total Sumber: Data Primer Tahun 2015 Pendidikan Kesehatan dengan Media Slide Efektif dalam Meningkatkan Pengetahuan tentang Perawatan Vulva Hygiene 7

8 Pada Tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden berada pada usia 14 tahun yaitu sebanyak 37 responden (53,6%) sedangkan usia responden paling kecil yaitu usia 16 tahun yang berjumlah 2 responden (2,9%). Secara fisik pada masa usia ini terjadi perubahan organ seksual. Salah satu perubahan fisik yang dialami remaja putri adalah menstruasi pertama, yang menuntut remaja putri mampu merawat organ reproduksi dengan baik terutama dalam hal kebersihan organ reproduksi. Hal ini disebabkan oleh peristiwa menstruasi yang merupakan darah kotor, yang jika kurang dijaga kebersihannya akan berpotensi untuk menimbulkan infeksi pada organ reproduksi(8). Karakteristik Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan yang dikategorikan di dalam penelitian ini terbagi menjadi empat kategori yakni SD, SMP, SMA dan PT. Berdasarkan tingkat pendidikan yang telah dikategorikan dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Kategori Pendidikan Orang Tua Pendidikan f % SD SMP SMA PT ,8 18,8 58 4,3 Total Sumber: Data Primer Tahun 2015 Pada Tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian besar pendidikan orang tua responden SMP 2 Sedayu memiliki pendidikan SMA yaitu sebanyak 40 responden (58%). Pendidikan akan berpengaruh pada seluruh aspek kehidupan manusia baik pikiran, perasaan maupun sikapnya. Semakin tinggi tingkat pendidikan semakin tinggi pula kemampuan dasar yang dimiliki oleh seseorang(9). Apabila pendidikan orang tua semakin tinggi maka akan mampu memberikan informasi kepada anaknya khususnya dalam berperilaku yang baik. Berdasarkan kategori terpapar informasi dalam penelitian ini dikategorikan menjadi dua kategori yaitu pernah dan tidak pernah, dapat dilihat pada Tabel 3. Pada Tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian besar responden di SMP 2 Sedayu pernah terpapar informasi tentang perawatan vulva hygiene yaitu sebanyak 65 responden (94,2%). Internet dapat dijadikan pusat informasi segala hal termasuk dalam masalah kesehatan organ Tabel 3. Karakteristik Responden berdasarkan Kategori Pekerjaan Orang Tua Pekerjaan f % Pernah Tidak pernah ,2 5,8 Total Sumber: Data Primer Tahun 2015 reproduksi. Hal ini didukung dengan akses internet (warnet) yang semakin mudah karena banyaknya warung internet (warnet) di berbagai penjuru kota Yogyakarta. Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang adalah informasi dan pengalaman (10). Kategori sumber informasi di dalam penelitian ini terbagi menjadi tujuh yaitu, televisi, petugas kesehatan, orang tua, saudara, guru, teman dan tidak tahu, dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Karakteristik Responden berdasarkan Kategori Sumber Informasi Sumber Informasi f % Televisi Petugas Kesehatan Orang Tua Saudara Guru Teman Tidak Tau ,6 34,8 17,4 1,4 11,6 4,3 5,8 Total Sumber: Data Primer Tahun 2015 Pada Tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian besar sumber informasi yang didapatkan oleh responden berasal dari tenaga kesehatan yaitu sebanyak 24 responden (34,8%). Hal ini disebabkan pihak sekolah SMP 2 Sedayu bekerja sama dengan pihak Puskesmas Sedayu 2 sehingga para siswi pernah mendapatkan informasi yang bersumber dari tenaga kesehatan meskipun tidak terlalu khusus melainkan hanya dasar-dasarnnya saja terkait dengan kesehatan reproduksi khususnya perawatan alat kelamin. Seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak akan mempunyai tingkat pengetahuan yang lebih luas(11). Tingkat pengetahuan responden sebelum diberikan pendidikan kesehatan di dalam penelitian ini terbagi menjadi tiga kategori yaitu baik, cukup dan kurang, dapat dilihat pada Tabel 5. Pada Tabel 5 menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat pengetahuan responden tentang perawatan vulva hygiene sebelum diberikan pendidikan kesehatan berada dalam kategori 25 responden (36,2%), cukup 36 responden (52,2%) dan kategori kurang hanya 8 responden (11,6%). 8 Egi Ade S, Wahyuningsih, Kayat Haryani, JNKI, Vol. 4, No. 1, Tahun 2016, 6-10

9 Hasil dari tingkat pengetahuan responden sebelum diberikan pendidikan kesehatan di dukung dengan hasil penelitian sebelumnya yang meneliti tentang perbedaan pengetahuan tentang perawatan organ genetalia sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan pada siswa di MTS Al-Asror Gunung Pati Semarang(12). Tingkat pengetahuan responden setelah diberikan pendidikan kesehatan di dalam penelitian ini terbagi menjadi dua kategori baik dan cukup, dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Tingkat Pengetahuan Responden Setelah Diberikan Pendidikan Kesehatan Tingkat pengetahuan f % Baik Cukup Kurang ,4 11,6 0 Total Sumber: Data Primer Tahun 2015 Pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan responden setelah diberikannya pendidikan kesehatan dengan kategori baik sebanyak 61 responden (88,4%) dan kategori cukup hanya 8 responden (11,6%). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna tingkat pengetahuan tentang menstruasi sebelum dan sesudah pemberian pendidikan kesehatan reproduksi. Tabel 7. Perbedaan Tingkat Pengetahuan Responden Sebelum dan Setelah Pendidikan Kesehatan n Median (minimummaksimum) p-value Pengetahuan sebelum 69 (8-16) 0,000 pendidikan kesehatan Pengetahuan setelah pendidikan kesehatan 69 (11-18) Sumber: Data Primer Tahun 2015 Pada Tabel 7 di atas menunjukkan hasil uji statistik menggunakan uji wilcoxon didapatkan nilai p-value=0,000 (p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan dengan metode pendidikan kesehatan dengan media slide efektif meningkatkan pengetahuan siswi SMP 2 Sedayu. Maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak berarti ada perbedaan yang signifi kan pengetahuan responden sebelum dan setelah diberikan pendidikan kesehatan. Berdasarkan hasil analisis statistic wilcoxon terjadi peningkatan pengetahuan setelah diberikan pendidikan kesehatan, hal ini disebabkan karena adanya suatu perlakuan yang diberikan pada siswisiswi kelas VIII SMP 2 Sedayu Bantul yaitu pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan tentang perawatan vulva hygiene merupakan salah satu sumber informasi bagi siswi-siswi kelas VIII SMP 2 Sedayu Bantul tentang perawatan vulva hygiene. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan kesehatan yang sebenarnya bahwa pendidikan kesehatan adalah suatu upaya atau kegiatan untuk menciptakan perilaku masyarakat yang kondusif untuk kesehatan. Artinya pendidikan kesehatan berupaya agar masyarakat menyadari atau mengetahui bagaimana cara memelihara kesehatan mereka, bagaimana menghindari atau mencegah hal-hal yang merugikan kesehatan mereka, kesehatan orang lain, kemana seharusnya mencari pengobatan bilamana sakit, dan sebagainya(1). Tujuan akhir dari pendidikan adalah agar masyarakat dapat mempraktekkan hidup sehat bagi dirinya sendiri dan atau masyarakat dapat berperilaku hidup sehat bagi dirinya sendiri dan atau masyarakat dapat berperilaku hidup sehat (healthy life style)(1). Adapun penelitian terdahulu yang mendukung hasil penelitian ini yaitu penelitian tentang perbedaan pengetahuan dan sikap siswi sebelum dan sesudah pemberian pendidikan kesehatan tentang keputihan di SMA N 4 Semarang tahun Dalam penelitiannya menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan siswi tentang perawatan keputihan (p<0,05). Peningkatan yang signifikan dari yang berpengetahuan baik sebanyak 36,2% menjadi sebanyak 88,4% dengan menggunakan uji statistic wilcoxon didapatkan p-value 0,000 yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak dan dapat disimpulkan ada perbedaan tingkat pengetahuan setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang keputihan(13). Penelitian sebelumnya yang juga mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu penelitian tentang efektivitas pendidikan kesehatan menggunakan media audiovisual terhadap perilaku personal hygiene (genitalia) remaja putri dalam mencegah keputihan, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan terhadap perilaku sebelum diberikan pendidikan kesehatan dengan menggunakan media audiovisual dengan setelah diberikan pendidikan kesehatan dengan menggunakan media audiovisual(14). Media slide merupakan salah satu media atau alat bantu pendidikan kesehatan untuk menyampaikan bahan pendidikan atau ajaran. Slide merupakan media audiovisual yang sering digunakan. Tulisan Pendidikan Kesehatan dengan Media Slide Efektif dalam Meningkatkan Pengetahuan tentang Perawatan Vulva Hygiene 9

10 yang dapat dibaca dan gambar bergerak yang ditayangkan akan memudahkan seseorang untuk memahami materi yang disampaikan sehingga slide dapat dikatakan sebagai media pembelajaran yang efektif dalam meningkatkan pengetahuan kepada orang lain. SIMPULAN DAN SARAN Pengetahuan responden sebelum diberikannya pendidikan kesehatan sebagian besar berada pada katagori cukup, dan tingkat pengetahuan responden setelah diberikannya pendidikan kesehatan sebagian besar berada pada katagori baik. Pendidikan kesehatan dengan media slide efektif meningkatkan pengetahuan. Hasil penelitian ini berguna bagi siswi dan juga pihak sekolah agar dapat lebih memahami tentang pentingnya vulva hygine. Sehingga untuk media pembelajaran selanjutnya dapat menggunakan media slide. RUJUKAN 1. Emilia O. Promosi Kesehatan Reproduksi Wanita. Yogyakarta: Pustaka Cendekia; WHO. Cervical Cancer [Internet] [cited 2015 Mar 11]. Available from: int/reproductivehealth/topics/cancers/en/index. html. 3. YKI. Prevalensi kanker serviks [Internet] [cited 2015 Mar 15]. Available from: yki.2007/index/html. 4. Belle. Kanker Serviks [Internet] [cited 2015 Feb 19]. Available from: 5. Perry, Potter. Keterampilan dan Prosedur Dasar Keperawatan. In: Buku Kedokteran. 3rd ed. Jakarta: EGC; Khasananah A. Kesehatan Genetalia [Internet] [cited 2015 Jan 31]. Available from: kebersihandankesehatangenitalia.html 7. BKKBN. Kanker Serviks [Internet] [cited 2015 Feb 17]. Available from: html 8. Bobak. Kebersihan Organ Reproduksi. Jakarta: Salemba Medika; Mairusnita. Tingkat Pendidikan dan Tingkat Pengetahuan. Jakarta: EGC; Notoatmodjo. Pendidikan Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Yogyakarta: Fitramaya; Notoatmodjo. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta; Dewi. Perbedaan pengetahuan tentang perawatan organ genitalia sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan pada siswa di MTS AL- ASROR GUNUNG PATI SEMARANG. STIKES Ngudi Waluyo Semarang; Kustriyani M. Perbedaan pengetahuan dan sikap siswi sebelum dan sesudah pemberian pendidikan kesehatan tentang keputihan di SMAN 4 Semarang. STIKES Ngudi Waluyo Semarang; Yulistasari Y. Efektivitas Pendidikan Kesehatan Menggunakan Media Audiovisual terhadap Perilaku Personal Higyene (Genitalia) Remaja Putri dalam Mencegah Keputihan. Universitas Riau; Egi Ade S, Wahyuningsih, Kayat Haryani, JNKI, Vol. 4, No. 1, Tahun 2016, 6-10

11 ISSN Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia Tersedia online pada: JOURNAL NERS AND MIDWIFERY INDONESIA Tingkat Pendidikan PUS Berhubungan dengan Pemilihan Jenis Alat Kontrasepsi tetapi Tidak Berhubungan dengan Keikutsertaan KB di Desa Argomulyo, Sedayu, Bantul, Yogyakarta Beyna Handayani 1, Nur Indah Rahmawati 2 1,2 Universitas Alma Ata Yogyakarta Jalan Ring Road Barat Daya No 1 Tamantirto, Kasihan, Bantul Yogyakarta beyna1211@gmail.com Abstrak Data praktik komunitas pada tahun 2013 di Desa Argomulyo diketahui jumlah pasangan usia subur (PUS) adalah 900 pasangan dan yang mengikuti KB sejumlah 533 pasangan (59,22%). Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan PUS dengan keikutsertaan KB dan pemilihan jenis alat kontrasepsi pada PUS di Desa Argomulyo Sedayu Bantul Yogyakarta tahun Jenis penelitian observasional analitik dengan metode cross sectional. Populasinya adalah semua PUS di Dusun Puluhan, Kemusuk Kidul, Karang Lo, Pedes, Surobayan, Kali Berot di Desa Argomulyo, Sedayu Bantul, Yogyakarta sebanyak 916 pasangan. Sampel diambil menggunakan teknik total sampling dengan jumlah pasangan usia subur 907 pasangan dan 9 pasangan termasuk dalam kriteria eksklusi. Analisis data yang digunakan adalah chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 610 pasangan (67,3%) yang mengikuti KB dan 297 pasangan (32,7%) tidak mengikuti KB. Hasil chi-square χ 2 keikutsertaan KB istri 3,658 dan x 2 pemilihan jenis alat kontrasepsi istri 50,194, x 2 keikutsertaan KB suami 0,926 dan χ 2 pemilihan jenis alat kontrasepsi suami 53,862. Kesimpulan tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan pasangan usia subur dengan keikutsertaan KB dan ada hubungan antara tingkat pendidikan pasangan usia subur dengan pemilihan jenis alat kontrasepsi di Desa Argomulyo Sedayu Bantul Yogyakarta tahun Kata Kunci: tingkat pendidikan, keikutsertaan KB, jenis alat kontrasepsi The Education Level of Reproductive Age Couples had Relationship with Selection of Contraceptives but Had No Relation with FP Participation in Argomulyo Village, Sedayu, Bantul, Yogyakarta Abstract Based on data of community practices in 2013 at the Argomulyo village, total of reproductive age couples were 900 couples and 533 couples (59.22%) following family planning (FP). The purpose of this study was to know the relationship between the education level of reproductive age couples with FP participation and selection of contraceptives on reproductive age couples in the Argomulyo village, Sedayu, Bantul Yogyakarta. The study design was observational analytic with the cross sectional. The total population of reproductive age couples in hamlet of Kemusuk Kidul, Karang lo, Pedes, Surobayan, Kali Berot in the Argomulyo village, Sedayu Bantul were 916 couples. Samples were selected by total sampling technique which consisted of 907 couples and 9 couples included in the exclusion criteria. Data analysis was done by chi-square test. The results showed that 610 couples (67.3%) was following FP and 297 couples (32.7%) not following FP programs. The results of chi-square χ 2 of wife participation was and selection of contraceptives was 50,194, χ 2 of husband participation was and selection of contraceptives was In conclusion, there was no relationship between the education level of reproductive age couples with FP participation and there was a relationship between the education level of reproductive age couples with selection of contraceptives in Argomulyo village, Sedayu, Bantul, Yogyakarta. Keywords: levels of education, FP participation, contraceptives selection Info Artikel: Artikel dikirim pada 19 April 2015 Artikel diterima pada 29 Mei 2015 DOI : Tingkat Pendidikan PUS berhubungan dengan Pemilihan Jenis Alat Kontrasepsi tetapi Tidak Berhubungan dengan Keikutsertaan KB 11

12 PENDAHULUAN Perkembangan penduduk dunia saat ini terus mengalami peningkatan. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak ke 4 di dunia. Pada tahun 2012 urutan pertama ditempati oleh China dengan jumlah penduduk 1.354,8 juta jiwa, peringkat ke dua diduduki oleh India dengan jumlah penduduk 1.261,0 juta jiwa, peringkat ke tiga diduduki oleh Amerika Serikat dengan jumlah penduduk 315,8 juta jiwa dan penduduk Indonesia menempati urutan ke empat dunia yaitu sebesar 244,2 juta jiwa(1). Menurut Badan Kesejahteraan Keluarga Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BKKPPKB) dan United Nations Population Found (UNFPA, 2005) pelaksanaan program KB masih mengalami beberapa hambatan sehingga jumlah kelahiran masih tinggi. Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, masih sekitar 46% Pasangan usia subur (PUS) yang belum menjadi akseptor KB. Tingkat prevalensi pemakaian alat kontrasepsi atau Contraceptive Prevalence Rate (CPR), yang menunjukkan tingkat kesertaan ber-kb di antara PUS mencapai 61,9% (suatu cara). Sebanyak 57,9% di antaranya menggunakan cara KB modern, hanya meningkat sebesar 0,5% dari 57,4% dalam 5 tahun terakhir. Penggunaan kontrasepsi didominasi oleh alat kontrasepsi jangka pendek, terutama suntikan, yang mencapai 31,9%. Tingkat pemakaian metode KB jangka panjang (MKJP), yaitu IUD, implan, metode operasi pria (MOP/vasektomi) target MDG s tahun 2015 adalah 4,5% tetapi yang baru dicapai 0,27% (2). Untuk metode operasi wanita (MOW/tubektomi) hanya sebesar 10,6%. Kebutuhan ber-kb yang tidak terpenuhi (unmet need) sudah berhasil diturunkan menjadi 8,5% namun masih jauh dari sasaran yang telah ditetapkan(2). Berdasarkan hasil survey BKKPPKB pada tahun 2013 di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, jumlah PUS sebanyak jiwa dan yang menjadi peserta KB aktif sebanyak jiwa. Sedangkan khusus untuk Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, jumlah PUS sebanyak peserta, pasangan yang menjadi peserta KB aktif pada tahun 2013 sebanyak jiwa. Sementara pasangan usia subur yang bukan peserta keluarga berencana (KB) ada sebanyak (3). Dari data laporan pencapaian peserta KB dari 17 Kecamatan di Kabupaten Bantul untuk persentase pencapaian KB aktif di kecamatan Sedayu sebesar 83,46%(4). Dari hasil data praktik komunitas yang kemudian dijadikan sebagai data untuk studi pendahuluan pada 6 Dusun diketahui bahwa jumlah PUS pada tahun 2013 adalah 900 pasangan dan jumlah PUS yang mengikuti KB sejumlah 533 pasangan atau sekitar 59,22%. Jika dilihat dari persentase berdasarkan data tersebut maka akseptor KB di 6 Dusun di Desa Argomulyo masih rendah. Keikutsertaan KB pada PUS di pengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah pengetahuan, pendidikan, agama, jumlah anak, sosial ekonomi dan dukungan pasangan atau dukungan keluarga akan mempengaruhi perkembangan dan kemajuan program KB di Indonesia. Dari hasil informasi setiap Kepala Dusun mengatakan bahwa tingkat pendidikan masyarakat di sana bervariasi. Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan, variabel latar belakang pendidikan responden merupakan variabel yang sejak lama dianggap memiliki pengaruh terhadap keikutsertaan KB. Menurut Westoff dan Bankole dalam Ubaidiyah penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa variabel latar belakang pendidikan responden berpengaruh signifi kan terhadap keikutsertaan KB(5). Menurut Rizali et al. menuliskan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan akan jelas mempengaruhi pribadi seseorang berpendapat, berpikir, bersikap, lebih mandiri dan rasional dalam mengambil keputusan dan tindakan. Pendidikan juga akan meningkatkan kesadaran wanita terhadap manfaat yang dapat dinikmati bila ia mempunyai jumlah anak sedikit, sehingga akan mempengaruhi dalam mengambil keputusan dalam mengikuti program KB(6). Tingkat pendidikan tidak saja mempengaruhi kerelaan menggunakan keluarga berencana tetapi juga pemilihan suatu metode. Beberapa studi telah memperlihatkan bahwa metode kalender lebih banyak digunakan oleh pasangan yang lebih berpendidikan. Dikatakan bahwa wanita yang berpendidikan biasanya menginginkan keluarga berencana yang efektif, tetapi tidak rela untuk mengambil resiko yang terkait dengan efek samping dari metode kontrasepsi(7). Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan PUS dengan keikutsertaan KB dan pemilihan jenis alat kontrasepsi pada PUS di Desa Argomulyo Sedayu Bantul Yogyakarta tahun BAHAN DAN METODE Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan menggunakan rancangan cross sectional. Populasi penelitian semua pasangan usia subur (PUS) yang sudah menikah di Dusun Puluhan, Kemusuk Kidul, karang Lo, Pedes, Surobayan, Kali Berot, Desa Argomulyo, Sedayu Bantul, Yogyakarta yaitu sebanyak 916 pasangan. Sampel diambil menggunakan teknik total sampling dengan jumlah pasangan usia subur 907 responden dan 9 responden termasuk dalam kriteria eksklusi. 12 Beyna Handayani, Nur Indah Rahmawati, JNKI, Vol. 4, No. 1, Tahun 2016, 11-18

13 Tempat penelitian dilakukan di Desa Argomulyo, Sedayu, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, di Dusun Puluhan, Kemusuk Kidul, Karang Lo, Pedes, Surobayan dan Kali Berot. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni tahun Variabel independen dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan pasangan usia subur di enam Dusun di Desa Argomulyo, Sedayu, Bantul, Yogyakarta. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah keikutsertaan KB pada pasangan usia subur dan pemilihan jenis KB pada pasangan usia subur di enam Dusun di Desa Argomulyo, Sedayu, Bantul, Yogyakarta. Instumen penelitian menggunakan kuesioner hasil adopsi penelitian sebelumnya(8). Analisis bivariat dalam penelitian ini dengan uji statistik chi-square. HASIL DAN BAHASAN Karakteristik Responden Jumlah pasangan usia subur (PUS) yang mengikuti KB di Desa Argomulyo dalam 6 Dusun 610 dari 907 Pasangan Usia Subur yang menjadi responden. Hasil analisis data mengenai karakteristik responden dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Agama, Pendidikan di Desa Argomulyo Sedayu Bantul Yogyakarta Karakteristik Umur <20 tahun tahun >35 tahun Agama Islam Kristen Budha Hindu Khatolik Khonghucu Pendidikan Tidak tamat SD SD/sederajat SMP/sederajat SMA/sederajat Diploma/lebih tinggi Istri Suami f % f % ,4 52,5 47,1 97,9 1, , ,1 42,2 57,7 97,9 1, , ,0 9,0 16,5 60,4 13, ,1 8,6 14,0 62,1 14,2 Jumlah Sumber: Data Primer Tahun 2014 Berdasarkan Tabel 1 diketahui karakteristik umur responden istri sebagian besar berusia antara tahun yaitu sebanyak 476 (52,5%) responden dan responden suami sebagian berusia >35 tahun yaitu sebanyak 523 (57,7%) responden. Untuk karakteristik agama sebagian besar beragama Islam yaitu sebanyak 888 (97,9%) PUS. Untuk karakteristik pendidikan mayoritas pendidikan istri adalah SMA/ sederajat yaitu sebanyak 548 (60,4%) dan pendidikan suami juga mayoritas adalah SMA/sederajat yaitu sebanyak 563 (60,1%) responden. Keikutsertaan KB Hasil analisis data mengenai jumlah keikutsertaan KB di Desa Argomulyo, Sedayu, Bantul, Yogyakarta berdasarkan tingkat pendidikan istri dan suami disajikan dalam Tabel 2 dan Tabel 3. Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pendidikan Istri di Desa Argomulyo Sedayu Bantul Yogyakarta tahun 2014 dengan Keikutsertaan KB Tingkat Pendidikan Istri Tidak Tamat SD Ya 8 % 1,3 KB Tidak 1 % 0,3 SD 54 8,9 28 9,4 SMP , ,5 SMA , ,6 Diploma/PT 76 12, ,1 Jumlah , ,0 Sumber: Data Primer Tahun 2014 Tabel 3. Distribusi Frekuensi Pendidikan Suami di Desa Argomulyo Sedayu Bantul Yogyakarta tahun 2014 dengan Keikutsertaan KB Tingkat Pendidikan Suami Tidak Tamat SD Ya 7 % 1,1 KB Tidak 3 % 1,0 SD/sederajat 52 8,5 26 8,8 SMP/sederajat 90 14, ,5 SMA/sederajat , ,3 Diploma/PT 86 14, ,5 Jumlah , ,0 Sumber: Data Primer 2014 Berdasarkan Tabel 2 dan Tabel 3 menunjukkan sebagian besar PUS di Desa Argomulyo mengikuti KB yaitu sebanyak 610 responden (67,3%) dan yang tidak ikut KB sebanyak 297 responden (32,7%), dengan perincian tingkat pendidikan terbanyak yang mengikuti KB adalah dengan tingkat pendidikan menengah (tamat SMA/sederajat) responden istri sebanyak 365 (59,8%) responden dan suami 375 (61,5%) responden. Pemilihan Jenis Alat Kontrasepsi Hasil analisis data mengenai pemilihan jenis alat kontrasepsi dapat dilihat pada Tabel 4. Tingkat Pendidikan PUS berhubungan dengan Pemilihan Jenis Alat Kontrasepsi tetapi Tidak Berhubungan dengan Keikutsertaan KB 13

14 Tabel 4. Distribusi Frekuensi Pendidikan Istri dengan Pemilihan Jenis Alat Kontrasepsi di Desa Argomulyo Sedayu Bantul Yogyakarta tahun 2014 Tingkat Pendidikan Istri Jenis KB Tidak SD/ SMP/ SMA/ Diploma/ Jumlah Tamat SD sederajat Sederajat sederajat PT n % n % n % n % n % n % Tidak Memilih 1 0, , , , , ,70 PIL 1 0,10 7 0, , ,60 7 0, ,10 IUD 1 0,10 7 0, , , , ,50 Suntik 1 0, , , , , ,40 Implant 1 0,10 0 0,00 4 0, ,70 4 0, ,60 Kondom 2 0,20 2 0,20 8 0, , , ,30 Kontap 1 0,10 5 0,60 4 0, ,50 1 0, ,80 Kalender 1 0,10 2 0,20 2 0, ,10 7 0, ,40 Lain-Lain 0 0,00 1 0,10 2 0,20 7 0,80 0 0, ,10 Sumber: Data Primer Tahun 2014 Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan bahwa distribusi frekuensi pemilihan jenis alat kontrasepsi berdasarkan tingkat pendidikan istri adalah sebagian besar memilih alat kontrasepsi jenis suntik yaitu sebanyak 258 (28,4%) responden, sedangkan yang paling sedikit memilih alat kontrasepsi jenis lain-lain sebanyak 10 (1,1%) responden. Untuk tingkat pendidikan Diploma/PT jenis alat kontrasepsi yang dipilih hampir sama antara IUD dan suntik, sedangkan yang memutuskan untuk tidak memilih jenis KB apapun lebih banyak yaitu 42 (4,6%) responden. Berdasarkan Tabel 5 menunjukan bahwa distribusi frekuensi pemilihan jenis alat kontrasepsi berdasarkan tingkat pendidikan suami adalah sebagian besar memilih alat kontrasepsi jenis suntik yaitu sebanyak 258 (28,4%) responden, sedangkan yang paling sedikit memilih alat kontrasepsi jenis lain-lain sebanyak 10 (1,1%) responden. Untuk tingkat pendidikan Diploma/PT jenis alat kontrasepsi yang dipilih sama antara IUD dan suntik yaitu 23 (2,5%) responden, sedangkan yang memutuskan untuk tidak memilih jenis KB apapun lebih banyak yaitu 43 (4,7%) responden. Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan keikutsertaan KB di Desa Argomulyo Sedayu Bantul Yogyakarta Tabulasi silang dan hasil uji statistik hubungan antara tingkat pendidikan dengan keikutsertaan KB di Desa Argomulyo Sedayu Bantul Yogyakarta disajikan pada Tabel 6. Berdasarkan Tabel 6 menunjukkan bahwa responden istri dengan tingkat pendidikan tamat SMA/ sederajat lebih banyak mengikuti KB yaitu sebanyak 365 (66,6%) responden sedangkan yang tidak ikut sebanyak 183 (33,4%) responden. Keikutsertaan KB paling sedikit adalah responden dengan tingkat pendidikan tidak tamat SD yaitu 8 (88,9%) responden dan yang tidak mengikuti KB 1 (11,1%) responden. Tabel 5. Distribusi Frekuensi Pendidikan Suami dengan Pemilihan Jenis Alat Kontrasepsi di Desa Argomulyo Sedayu Bantul Yogyakarta tahun 2014 Tingkat Pendidikan Suami Jenis KB Tidak SD/ SMP/ SMA/ Diploma/ Jumlah Tamat SD sederajat Sederajat sederajat PT n % n % n % n % n % n % Tidak Memilih 3 0, , , , , ,70 PIL 1 0,10 6 0, , ,40 8 0, ,10 IUD 1 0,10 7 0, , , , ,50 Suntik 4 0, , , , , ,40 Implant 0 0,00 2 0,20 2 0, ,80 4 0, ,60 Kondom 1 0,10 1 0,10 9 1, , , ,30 Kontap 0 0,00 7 0,80 2 0, ,70 1 0, ,80 Kalender 0 0,00 3 0,30 2 0, ,90 9 1, ,40 Lain-Lain 0 0,00 1 0,10 2 0,20 5 0,60 2 0, ,10 Sumber: Data Primer Tahun Beyna Handayani, Nur Indah Rahmawati, JNKI, Vol. 4, No. 1, Tahun 2016, 11-18

Universitas Alma Ata Yogyakarta Jalan Ringroad Barat Daya No 1 Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta

Universitas Alma Ata Yogyakarta Jalan Ringroad Barat Daya No 1 Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta ISSN2354-7642 Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia Tersedia online pada: http://ejournal.almaata.ac.id/index.php/jnki JOURNAL NERS AND MIDWIFERY INDONESIA Pendidikan Kesehatan dengan Media Slide Efektif

Lebih terperinci

Indeks Massa Tubuh (IMT) Pra Hamil dan Kenaikan Berat Badan Ibu Selama Hamil Berhubungan dengan Berat Badan Bayi Lahir

Indeks Massa Tubuh (IMT) Pra Hamil dan Kenaikan Berat Badan Ibu Selama Hamil Berhubungan dengan Berat Badan Bayi Lahir ISSN2354-7642 Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia Tersedia online pada: http://ejournal.almaata.ac.id/index.php/jnki JOURNAL NERS AND MIDWIFERY INDONESIA Indeks Massa Tubuh (IMT) Pra Hamil dan Kenaikan

Lebih terperinci

Universitas Alma Ata Yogyakarta Jalan Ring Road Barat Daya No 1 Tamantirto, Kasihan, Bantul Yogyakarta

Universitas Alma Ata Yogyakarta Jalan Ring Road Barat Daya No 1 Tamantirto, Kasihan, Bantul Yogyakarta ISSN2354-7642 Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia Tersedia online pada: http://ejournal.almaata.ac.id/index.php/jnki JOURNAL NERS AND MIDWIFERY INDONESIA Tingkat Pendidikan PUS Berhubungan dengan Pemilihan

Lebih terperinci

Tingkat Pengetahuan PUS Tidak Berhubungan dengan Keikutsertaan KB di Desa Argomulyo, Sedayu, Bantul Yogyakarta

Tingkat Pengetahuan PUS Tidak Berhubungan dengan Keikutsertaan KB di Desa Argomulyo, Sedayu, Bantul Yogyakarta ISSN2354-7642 Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia JOURNAL NERS AND MIDWIFERY INDONESIA Tingkat Pengetahuan PUS Tidak Berhubungan dengan Keikutsertaan KB di Desa Argomulyo, Sedayu, Bantul Yogyakarta Ardhiyani

Lebih terperinci

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN : HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM KB KONDOM DI DESA BANGSALAN KECAMATAN TERAS KABUPATEN BOYOLALI The Relationship Between The Knowledge Level And Men s Participation In Family

Lebih terperinci

Dukungan Keluarga dalam Keikutsertaan KB pada Pasangan Usia Subur di Desa Argomulyo Sedayu Bantul Yogyakarta

Dukungan Keluarga dalam Keikutsertaan KB pada Pasangan Usia Subur di Desa Argomulyo Sedayu Bantul Yogyakarta ISSN2354-7642 Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia JOURNAL NERS AND MIDWIFERY INDONESIA Dukungan Keluarga dalam Keikutsertaan KB pada Pasangan Usia Subur di Desa Argomulyo Sedayu Bantul Yogyakarta Dwi Puspitasari

Lebih terperinci

Eva Dyah Pratiwi 1, Susiana Sariyati 2

Eva Dyah Pratiwi 1, Susiana Sariyati 2 ISSN2354-7642 Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia JOURNAL NERS AND MIDWIFERY INDONESIA Agama dengan Keikutsertaan Keluarga Berencana (KB) dan Pemilihan Jenis Alat Kontrasepsi pada Pasangan Usia Subur (PUS)

Lebih terperinci

Correlation Between Mother s Knowledge and Education On Use Of Contraceptive In Yukum Jaya Village Central Lampung In 2013

Correlation Between Mother s Knowledge and Education On Use Of Contraceptive In Yukum Jaya Village Central Lampung In 2013 Correlation Between Mother s Knowledge and Education On Use Of Contraceptive In Yukum Jaya Village Central Lampung In 2013 Ayuza, D 1), Sibero, HT 2), Karyus, A 3) Medical Faculty of Lampung University

Lebih terperinci

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH Liza Salawati Abstrak. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas dan disabilitas

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SUAMI DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE (IUD)

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SUAMI DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE (IUD) HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SUAMI DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE (IUD) DI PUSKESMAS POLOKARTO KABUPATEN SUKOHARJO PUBLIKASI ILMIAH Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG Anni Suciawati* *Fakultas Kesehatan Prodi Kebidanan Universitas Nasional Email Korespodensi:

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENDIDIKAN, PENGETAHUAN, USIA DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD DI DESA TANGGAN GESI SRAGEN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PENDIDIKAN, PENGETAHUAN, USIA DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD DI DESA TANGGAN GESI SRAGEN NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PENDIDIKAN, PENGETAHUAN, USIA DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD DI DESA TANGGAN GESI SRAGEN NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: Asri Septyarum 201310104217 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN KEJADIAN ANEMIA GIZI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KASSI-KASSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN KEJADIAN ANEMIA GIZI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KASSI-KASSI Media Gizi Pangan, Vol. X, Edisi, Juli Desember 00 HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN KEJADIAN ANEMIA GIZI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KASSI-KASSI A.Esse Puji ), Sri Satriani ), Nadimin

Lebih terperinci

PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Starta I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Starta I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan PENGARUH MEDIA LEAFLET TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN WUS (WANITA USIA SUBUR) DALAM PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD (INTRA UTERINE DEVICE) DI DESA TEGALREJO KECAMATAN SAWIT KABUPATEN BOYOLALI PUBLIKASI ILMIAH

Lebih terperinci

: LULUK ERDIKA GRESTASARI J

: LULUK ERDIKA GRESTASARI J HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN, PENGETAHUAN, DAN USIA IBU PUS DENGAN PEMILIHAN JENIS KONTRASEPSI DI DESA JETAK KECAMATAN SIDOHARJO KABUPATEN SRAGEN NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : LULUK ERDIKA GRESTASARI

Lebih terperinci

Pelaksanaan Antenatal Care Berhubungan dengan Anemia pada Kehamilan Trimester III di Puskesmas Sedayu I Yogyakarta

Pelaksanaan Antenatal Care Berhubungan dengan Anemia pada Kehamilan Trimester III di Puskesmas Sedayu I Yogyakarta ISSN2354-7642 Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia JOURNAL NERS AND MIDWIFERY INDONESIA Pelaksanaan Antenatal Care Berhubungan dengan Anemia pada Kehamilan Trimester III di Puskesmas Sedayu I Yogyakarta

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI MKJP PADA PUS DI PUSKESMAS TEMBILAHAN HULU

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI MKJP PADA PUS DI PUSKESMAS TEMBILAHAN HULU FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI MKJP PADA PUS DI PUSKESMAS TEMBILAHAN HULU Mia Rita Sari Akademi Kebidanan Husada Gemilang Mia.ritasari@yahoo.com Abstrak Cakupan preferensi

Lebih terperinci

Pengetahuan Berhubungan dengan Konsumsi Tablet Fe Saat Menstruasi pada Remaja Putri di SMAN 2 Banguntapan Bantul

Pengetahuan Berhubungan dengan Konsumsi Tablet Fe Saat Menstruasi pada Remaja Putri di SMAN 2 Banguntapan Bantul ISSN2354-7642 Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia JOURNAL NERS AND MIDWIFERY INDONESIA Pengetahuan Berhubungan dengan Konsumsi Tablet Fe Saat Menstruasi pada Remaja Putri di SMAN 2 Banguntapan Bantul Prasetya

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR (WUS) TENTANG KONTRASEPSI IUD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DANUREJAN 1 KOTA YOGYAKARTA

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR (WUS) TENTANG KONTRASEPSI IUD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DANUREJAN 1 KOTA YOGYAKARTA Media Ilmu Kesehatan Vol. 6, No. 2, Agustus 2017 155 GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR (WUS) TENTANG KONTRASEPSI IUD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DANUREJAN 1 KOTA YOGYAKARTA Dechoni Rahmawati 1 *, Siti

Lebih terperinci

Tingkat Ekonomi Keluarga Berhubungan dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi di Dukuh Manukan Sendangsari Pajangan Bantul

Tingkat Ekonomi Keluarga Berhubungan dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi di Dukuh Manukan Sendangsari Pajangan Bantul Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia JOURNAL NERS AND MIDWIFERY INDONESIA Tingkat Ekonomi Keluarga Berhubungan dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi di Dukuh Manukan Sendangsari Pajangan Bantul Diyah Intan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG Sri Rahayu Universitas Singaperbangsa Karawang 1,2 Jl. HS Ronggowaluyo Teluk Jambe

Lebih terperinci

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Jalan Ringroad Barat Daya No 1 Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta. Abstrak

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Jalan Ringroad Barat Daya No 1 Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta. Abstrak ISSN2354-7642 Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia JOURNAL NERS AND MIDWIFERY INDONESIA Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang HIV/AIDS dengan Perilaku Pemeriksaan Test PITC (Provider Initiated Test and

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata kunci : penyuluhan kesehatan, perilaku personal hygiene, menstruasi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata kunci : penyuluhan kesehatan, perilaku personal hygiene, menstruasi PERBEDAAN SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP PERILAKU PERSONAL HYGIENE SAAT MENSTRUASI PADA PELAJAR PUTRI DI SMP NEGERI 14 KOTA MANADO Novira Emanuela Bontong*, Sulaemana Engkeng*, Afnal

Lebih terperinci

Pengetahuan Akseptor tentang KB Suntik 3 Bulan Tidak Berhubungan dengan Ketepatan Waktu Kunjungan Ulang di BPRB Bina Sehat Kasihan, Bantul, Yogyakarta

Pengetahuan Akseptor tentang KB Suntik 3 Bulan Tidak Berhubungan dengan Ketepatan Waktu Kunjungan Ulang di BPRB Bina Sehat Kasihan, Bantul, Yogyakarta ISSN2354-7642 Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia JOURNAL NERS AND MIDWIFERY INDONESIA Pengetahuan Akseptor tentang KB Suntik 3 Bulan Tidak Berhubungan dengan Ketepatan Waktu Kunjungan Ulang di BPRB Bina

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG THE CORRELATION BETWEEN HUSBAND S SUPPORT WITH FREQUENCY OF PUERPERIAL REPEATED VISITATION IN

Lebih terperinci

Associated Factors With Contraceptive Type Selection In Bidan Praktek Swasta Midwife Norma Gunung Sugih Village

Associated Factors With Contraceptive Type Selection In Bidan Praktek Swasta Midwife Norma Gunung Sugih Village Associated Factors With Contraceptive Type Selection In Bidan Praktek Swasta Midwife Norma Gunung Sugih Village Arief AR, Dewiarti AN, Sibero HT Medical Faculty of Lampung University Abstract The rate

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PRAKTEK PENCEGAHAN KEHAMILAN USIA MUDA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PRAKTEK PENCEGAHAN KEHAMILAN USIA MUDA HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PRAKTEK PENCEGAHAN KEHAMILAN USIA MUDA (Survei Pada Ibu Usia Kurang 20 tahun di Desa Wonoharjo Wilayah Kerja Puskesmas Pangandaran Kabupaten Ciamis) Susi Aprilyanti 1) Nur Lina

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM KELUARGA BERENCANA DI LINGKUNGAN IV KELURAHAN TELING ATAS KOTA MANADO

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM KELUARGA BERENCANA DI LINGKUNGAN IV KELURAHAN TELING ATAS KOTA MANADO HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM KELUARGA BERENCANA DI LINGKUNGAN IV KELURAHAN TELING ATAS KOTA MANADO Fitri Wulandani Suikromo 1), Ardiansa Tucunan 1), Christian Tilaar

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 20 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : DINI ARIANI NIM : 20000445 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduk maka semakin besar usaha yang dilakukan untuk. mempertahankan kesejahteraan rakyat. Ancaman terjadinya ledakan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduk maka semakin besar usaha yang dilakukan untuk. mempertahankan kesejahteraan rakyat. Ancaman terjadinya ledakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah utama yang dihadapi oleh Indonesia di bidang kependudukan adalah pertumbuhan penduduk yang masih tinggi. Semakin tingginya pertumbuhan penduduk maka semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebuah negara kepulauan yang didiami oleh 222,6 juta jiwa, yang menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebuah negara kepulauan yang didiami oleh 222,6 juta jiwa, yang menjadikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organization (WHO), 2007 menyebutkan Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang didiami oleh 222,6 juta jiwa, yang menjadikan Indonesia menjadi negara

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PROFIL KB IUD PADA IBU PRIMIGRAVIDA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DONOROJO PACITAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PROFIL KB IUD PADA IBU PRIMIGRAVIDA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DONOROJO PACITAN PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PROFIL KB IUD PADA IBU PRIMIGRAVIDA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DONOROJO PACITAN NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Made Intan Wahyuningrum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lahir adalah Angka Kematian Bayi (AKB). Angka tersebut merupakan indikator

BAB I PENDAHULUAN. lahir adalah Angka Kematian Bayi (AKB). Angka tersebut merupakan indikator BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu indikator angka kematian yang berhubungan dengan bayi baru lahir adalah Angka Kematian Bayi (AKB). Angka tersebut merupakan indikator yang memiliki

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Rabiatunnisa 1610104257 PROGRAM STUDI BIDAN

Lebih terperinci

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DALAM PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI DESA PASIRANGIN KECAMATAN CILEUNGSI KABUPATEN BOGOR

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DALAM PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI DESA PASIRANGIN KECAMATAN CILEUNGSI KABUPATEN BOGOR GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DALAM PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI DESA PASIRANGIN KECAMATAN CILEUNGSI KABUPATEN BOGOR Yati Afiyanti!, Eka Ayu Nofyani ² 1. Program Studi Sarjana

Lebih terperinci

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU WUS DALAM DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI DESA GENUK KECAMATAN UNGARAN BARAT TAHUN 2015 JURNAL SKRIPSI

Lebih terperinci

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013. BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013 Bahtiar, Yusup Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan

Lebih terperinci

Jurnal Kesehatan Medika Saintika Volome 8 Nomor 1 jurnal.syedzasaintika.ac.id

Jurnal Kesehatan Medika Saintika Volome 8 Nomor 1  jurnal.syedzasaintika.ac.id FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS BELIMBING PADANG FACTORS RELATED TO CHRONIC ENERGY DEFICIENCY (CED) TO PREGNANT WOMAN IN BELIMBING HEALTH

Lebih terperinci

Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi IUD pada Wanita PUS di Desa Pasekan Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang

Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi IUD pada Wanita PUS di Desa Pasekan Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi IUD pada Wanita PUS di Desa Pasekan Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang Siti Sundari * ), Sigit Ambar Widyawati ** ), Auly Tarmali **

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN MP ASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU DALAM PEMBERIAN MP ASI DI PUSKESMAS SAMIGALUH I

PENGARUH PENYULUHAN MP ASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU DALAM PEMBERIAN MP ASI DI PUSKESMAS SAMIGALUH I PENGARUH PENYULUHAN MP ASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU DALAM PEMBERIAN MP ASI DI PUSKESMAS SAMIGALUH I NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Eka Fitriana 1610104422 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA

Lebih terperinci

HUBUNGAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA) DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) DENGAN BERAT BAYI LAHIR

HUBUNGAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA) DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) DENGAN BERAT BAYI LAHIR HUBUNGAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA) DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) DENGAN BERAT BAYI LAHIR Afif Maulidiyah & Ardiani Sulistiani Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali ABSTRAK Bayi dengan berat lahir rendah atau

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA KARANGJATI KABUPATEN SEMARANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA KARANGJATI KABUPATEN SEMARANG FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA KARANGJATI KABUPATEN SEMARANG Dessy Yunita Dewi Program Studi DIV Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG Nina Susanti * ) Wagiyo ** ), Elisa *** ) *) Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan

Lebih terperinci

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014 Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014 Enderia Sari Prodi D III KebidananSTIKesMuhammadiyah Palembang Email : Enderia_sari@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI PASANGAN USIA SUBUR DENGAN KEIKUTSERTAAN MENJADI AKSEPTOR KB PRIA. Darwel, Popi Triningsih (Poltekkes Kemenkes Padang )

PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI PASANGAN USIA SUBUR DENGAN KEIKUTSERTAAN MENJADI AKSEPTOR KB PRIA. Darwel, Popi Triningsih (Poltekkes Kemenkes Padang ) PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI PASANGAN USIA SUBUR DENGAN KEIKUTSERTAAN MENJADI AKSEPTOR KB PRIA Darwel, Popi Triningsih (Poltekkes Kemenkes Padang ) ABSTRACT This research was carried on in Nagari Koto Gaek

Lebih terperinci

HUBUNGAN INFORMASI DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI METODE OPERASI PRIA (MOP) PADA PRIA PASANGAN USIA SUBUR DI KECAMATAN PAKUALAMAN YOGYAKARTA ABSTRAK

HUBUNGAN INFORMASI DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI METODE OPERASI PRIA (MOP) PADA PRIA PASANGAN USIA SUBUR DI KECAMATAN PAKUALAMAN YOGYAKARTA ABSTRAK HUBUNGAN INFORMASI DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI METODE OPERASI PRIA (MOP) PADA PRIA PASANGAN USIA SUBUR DI KECAMATAN PAKUALAMAN YOGYAKARTA Susiana Sariyati Prodi DIII Kebidanan, Universitas Alma ata Yogyakarta

Lebih terperinci

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN Novita Dewi Iswandari 1, Mohdari 2, Maulida Putri* 1 Dosen, Stikes Sari Mulia

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J ARTIKEL ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MP-ASI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MP-ASI DAN STATUS GIZI BALITA USIA 6-24 BULAN DI POSYANDU PERMATA DESA BAKI PANDEYAN KABUPATEN SUKOHARJO Disusun

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERAN IBU SEBAGAI PENDIDIK DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE SISWI KELAS VII SMP NEGERI I TANGEN SRAGEN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PERAN IBU SEBAGAI PENDIDIK DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE SISWI KELAS VII SMP NEGERI I TANGEN SRAGEN NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PERAN IBU SEBAGAI PENDIDIK DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE SISWI KELAS VII SMP NEGERI I TANGEN SRAGEN NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : Mardikaning Tiyas Puji Lestari 201310104171 PROGAM STUDIBIDAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan salah satu masa penting di dalam kehidupan. seorang wanita, selama kehamilan akan terjadi proses alamiah berupa

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan salah satu masa penting di dalam kehidupan. seorang wanita, selama kehamilan akan terjadi proses alamiah berupa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kehamilan merupakan salah satu masa penting di dalam kehidupan seorang wanita, selama kehamilan akan terjadi proses alamiah berupa perubahan-perubahan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Visi Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas. Keluarga yang

BAB I PENDAHULUAN. Visi Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas. Keluarga yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Visi Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas. Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang

Lebih terperinci

Analsis Tingkat Pengetahuan Akseptor KB Tentang Alat Kontrasepsi di Puskesmas Sedayu I Tahun 2014

Analsis Tingkat Pengetahuan Akseptor KB Tentang Alat Kontrasepsi di Puskesmas Sedayu I Tahun 2014 ISSN2354-7642 Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia JOURNAL NERS AND MIDWIFERY INDONESIA Analsis Tingkat Pengetahuan Akseptor KB Tentang Alat Kontrasepsi di Puskesmas Sundari Mulyaningsih 1, Susiana Sariyati

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH Maria Novianti Nino a, Yohanes Dion S.Kep.,Ns.,M.Kes b, dan Maryati

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD PADA AKSEPTOR KONTRASEPSI IUD DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD PADA AKSEPTOR KONTRASEPSI IUD DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD PADA AKSEPTOR KONTRASEPSI IUD DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : Lutfia Khoirunnisa 201310104331 PROGRAM STUDI BIDAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA STATUS ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HALMAHERA, SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA STATUS ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HALMAHERA, SEMARANG HUBUNGAN ANTARA STATUS ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HALMAHERA, SEMARANG Hillary Meita Audrey 1, Aryu Candra 2 1 Mahasiswa Program Pendidikan

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMANFAATAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HARAPAN RAYA PEKANBARU

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMANFAATAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HARAPAN RAYA PEKANBARU Jurnal Kesmas Volume 1, No 1, Januari-Juni 2018 e-issn : 2599-3399 HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMANFAATAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HARAPAN RAYA PEKANBARU Yusmaharani Program Studi

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IUD DENGAN MINAT KB IUD DI DESA MOJODOYONG KEDAWUNG SRAGEN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IUD DENGAN MINAT KB IUD DI DESA MOJODOYONG KEDAWUNG SRAGEN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IUD DENGAN MINAT KB IUD DI DESA MOJODOYONG KEDAWUNG SRAGEN Hajar Nur Fathur Rohmah, Ida Fitriana Akademi Kebidanan YAPPI Sragen ABSTRAK Latar Belakang: Keluarga Berencana

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG CARA KONSUMSI TABLET Fe DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS PLERET BANTUL YOGYAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG CARA KONSUMSI TABLET Fe DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS PLERET BANTUL YOGYAKARTA HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG CARA KONSUMSI TABLET Fe DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS PLERET BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: GERI ANGGRENI 201410104154

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Asupan Energi, Frekuensi Antenatal Care, Ketaatan Konsumsi Tablet Fe, Anemia

ABSTRAK. Kata Kunci: Asupan Energi, Frekuensi Antenatal Care, Ketaatan Konsumsi Tablet Fe, Anemia ABSTRAK HUBUNGAN ASUPAN ENERGI, FREKUENSI ANTENATAL CARE, DAN KETAATAN KONSUMSI TABLET Fe DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS PANIKI BAWAH KOTA MANADO Tegar, P. P. Masloman*, Nita Momongan**,

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat

*Fakultas Kesehatan Masyarakat HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN PRAKTIK ISTERI DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM KELUARGA BERENCANA DI LINGKUNGAN IV KELURAHAN TELING ATAS KOTA MANADO Richard M. Haryanto*, B. S. Lampus*, Ardiansa Tucunan*. *Fakultas

Lebih terperinci

HUBUNGAN UKURAN LINGKAR LENGAN ATAS (LLA) IBU DAN PENINGKATAN BERAT BADAN SELAMA KEHAMILAN DENGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI DI KABUPATEN KARANGANYAR

HUBUNGAN UKURAN LINGKAR LENGAN ATAS (LLA) IBU DAN PENINGKATAN BERAT BADAN SELAMA KEHAMILAN DENGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI DI KABUPATEN KARANGANYAR HUBUNGAN UKURAN LINGKAR LENGAN ATAS (LLA) IBU DAN PENINGKATAN BERAT BADAN SELAMA KEHAMILAN DENGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI DI KABUPATEN KARANGANYAR ABSTRACT N. Kadek Sri Eka Putri 1, Hastutik 1 Dosen Prodi

Lebih terperinci

Faktor yang Berhubungan dengan Terjadinya Unmet Need KB pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota Yogyakarta

Faktor yang Berhubungan dengan Terjadinya Unmet Need KB pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota Yogyakarta ISSN2354-7642 Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia JOURNAL NERS AND MIDWIFERY INDONESIA Faktor yang Berhubungan dengan Terjadinya Unmet Need KB pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota Yogyakarta Susiana

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR PREDISPOSISI TERJADINYA ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS JETIS I BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2013

FAKTOR-FAKTOR PREDISPOSISI TERJADINYA ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS JETIS I BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2013 FAKTOR-FAKTOR PREDISPOSISI TERJADINYA ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS JETIS I BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : VERA ANDRIANI NIM: 201210104328

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. biasa (Moehji, 2003).Ibusehat akan melahirkan bayi yang sehat. Status gizi

BAB I PENDAHULUAN. biasa (Moehji, 2003).Ibusehat akan melahirkan bayi yang sehat. Status gizi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa hamil adalah masa dimana seorang wanita memerlukan berbagai unsur giziyang jauh lebih banyak daripada yang diperlukan dalam keadaan biasa (Moehji, 2003).Ibusehat

Lebih terperinci

Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Alat Kontrasepsi IUD di BPRB Bina Sehat Kasihan Bantul

Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Alat Kontrasepsi IUD di BPRB Bina Sehat Kasihan Bantul Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia JOURNAL NERS AND MIDWIFERY INDONESIA Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Alat Kontrasepsi IUD di BPRB Bina Sehat Ade Rindiarti 1, Tony Arjuna 2, Nindita Kumalawati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah anak dalam keluarga (WHO, 2009). Program KB tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. jumlah anak dalam keluarga (WHO, 2009). Program KB tidak hanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga Berencana (KB) merupakan tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kurang dari 70/ kelahiran hidup. 1. Secara global, Maternal mortality Ratio (MMR) selama 25 tahun terakhir terjadi

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kurang dari 70/ kelahiran hidup. 1. Secara global, Maternal mortality Ratio (MMR) selama 25 tahun terakhir terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sustainable Development Goals (SDG) tahun 2015-2030 terdiri dari 17 tujuan yang terbagi menjadi 169 target dan sekitar 300 indikator. Terjaminnya kehidupan yang sehat

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN TINGKAT EKONOMI DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI WILAYAH PUSKESMAS SEKAMPUNG KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN TINGKAT EKONOMI DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI WILAYAH PUSKESMAS SEKAMPUNG KABUPATEN LAMPUNG TIMUR HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN TINGKAT EKONOMI DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI WILAYAH PUSKESMAS SEKAMPUNG KABUPATEN LAMPUNG TIMUR Rosmadewi Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Tanjungkarang E-mail:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas adalah salah satu faktor yang paling umum menyebabkan umur harapan hidup (UHH) lebih pendek dan beberapa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas adalah salah satu faktor yang paling umum menyebabkan umur harapan hidup (UHH) lebih pendek dan beberapa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas adalah salah satu faktor yang paling umum menyebabkan umur harapan hidup (UHH) lebih pendek dan beberapa penyakit. Strategi untuk mencegah kenaikan berat badan

Lebih terperinci

Kepatuhan Kunjungan Posyandu dan Status Gizi Balita di Posyandu Karangbendo Banguntapan, Bantul, Yogyakarta

Kepatuhan Kunjungan Posyandu dan Status Gizi Balita di Posyandu Karangbendo Banguntapan, Bantul, Yogyakarta ISSN2354-7642 Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia JOURNAL NERS AND MIDWIFERY INDONESIA Kepatuhan Kunjungan Posyandu dan Status Gizi Balita di Posyandu Karangbendo Banguntapan, Bantul, Yogyakarta Retno

Lebih terperinci

GAMBARAN STATUS GIZI IBU HAMIL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD WONOSARI TAHUN 2014

GAMBARAN STATUS GIZI IBU HAMIL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD WONOSARI TAHUN 2014 142 Media Ilmu Kesehatan Vol. 4, No. 3, Desember 2015 GAMBARAN STATUS GIZI IBU HAMIL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD WONOSARI TAHUN 2014 1 Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta Choirul

Lebih terperinci

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT Puji Hastuti Poltekkes Kemenkes Semarang E-mail: pujih75@gmail.com Abstract: The purpose of this cross-sectional research

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN KEJADIAN BBLR DI RUMAH SAKIT DR. NOESMIR BATURAJA TAHUN 2014

HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN KEJADIAN BBLR DI RUMAH SAKIT DR. NOESMIR BATURAJA TAHUN 2014 HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN KEJADIAN BBLR DI RUMAH SAKIT DR. NOESMIR BATURAJA TAHUN 2014 Wachyu Amelia Dosen STIKES Al-Ma arif Baturaja Program Studi DIII Kebidanan Email: amelia.wachyu@yahoo.com

Lebih terperinci

HUBUNGAN USIA PARITAS DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD DI DUSUN GETASAN KAB. SEMARANG TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN USIA PARITAS DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD DI DUSUN GETASAN KAB. SEMARANG TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN USIA PARITAS DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD DI DUSUN GETASAN KAB. SEMARANG TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : Agustin Putri Pertiwi 201210104275 PROGRAM STUDI BIDAN

Lebih terperinci

ARTIKEL HUBUNGAN KARAKTERISTIK AKSEPTOR DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI MOP DI DUSUN TEKHELAN DESA BATUR KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG

ARTIKEL HUBUNGAN KARAKTERISTIK AKSEPTOR DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI MOP DI DUSUN TEKHELAN DESA BATUR KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL HUBUNGAN KARAKTERISTIK AKSEPTOR DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI DI DUSUN TEKHELAN DESA BATUR KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG OLEH DEWI PURNAMA SARI 040113A011 PRODI D III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEIKUTSERTAAN SUAMI PADA PROGRAM KB VASEKTOMI DI WILAYAH KECAMATAN BANJARMASIN TIMUR

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEIKUTSERTAAN SUAMI PADA PROGRAM KB VASEKTOMI DI WILAYAH KECAMATAN BANJARMASIN TIMUR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEIKUTSERTAAN SUAMI PADA PROGRAM KB VASEKTOMI DI WILAYAH KECAMATAN BANJARMASIN TIMUR Yuniarti 1, Rusmilawaty 2, Zakiah 3 1, 2, 3 Poltekkes Kemenkes Jurusan Kebidanan Email:

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS HALMAHERA SEMARANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS HALMAHERA SEMARANG FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS HALMAHERA SEMARANG ANGGIANI NURHASNA FURQI D11.2012.01525 PEMINATAN EPIDEMIOLOGI PEMBIMBING : KRISWIHARSI

Lebih terperinci

Eskalila Suryati 1 ; Asfriyati 2 ; Maya Fitria 2 ABSTRACT

Eskalila Suryati 1 ; Asfriyati 2 ; Maya Fitria 2 ABSTRACT HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MAGA KECAMATAN LEMBAH SORIK MARAPI KABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN 2015 Eskalila Suryati

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : AHMAD NASRULLOH J

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : AHMAD NASRULLOH J HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP, DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEIKUTSERTAAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DALAM BER-KB DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOSARI KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh :

Lebih terperinci

Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil tentang Anemia Defisiensi Besi terhadap Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi

Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil tentang Anemia Defisiensi Besi terhadap Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil tentang Anemia Defisiensi Besi terhadap Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi The Association between Knowledge of Iron Deficiency Anemia in Pregnant Women and the Compliance

Lebih terperinci

Oleh : Eti Wati ABSTRAK

Oleh : Eti Wati ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG PADA PUS DI DESA KANCANA WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIKIJING KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015 Oleh : Eti Wati ABSTRAK

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR USE OF CONTRACEPTION BY COUPLES OF CHILDBEARING AGE

PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR USE OF CONTRACEPTION BY COUPLES OF CHILDBEARING AGE PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR USE OF CONTRACEPTION BY COUPLES OF CHILDBEARING AGE Ika Wahyu Mayangsari 1, Retno Heru Setyorini 2, Cahyaning Setyo Hutomo 2 1 Mahasiswa Akademi Kebidanan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1 HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1 ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Izasah S1 Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Tentang KB Pasca Persalinan di Puskesmas Jetis Kota, Yogyakarta

Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Tentang KB Pasca Persalinan di Puskesmas Jetis Kota, Yogyakarta ISSN2354-7642 Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia JOURNAL NERS AND MIDWIFERY INDONESIA Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Tentang KB Pasca Persalinan di Puskesmas Jetis Kota, Yogyakarta Nining Kurnia

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL Oleh : MEIRINA MEGA MASTUTI 040112a028 PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

ABSTRACT PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN USIA KAWIN PERTAMA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI TERHADAP JUMLAH ANAK

ABSTRACT PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN USIA KAWIN PERTAMA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI TERHADAP JUMLAH ANAK 1 ABSTRACT PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN USIA KAWIN PERTAMA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI TERHADAP JUMLAH ANAK Nanik Oktavia ¹, Trisnaningsih ², Zulkarnain ³ This study aimed to determine the effect of education

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya (Prakarsa, 2013). meninggal selama atau setelah kehamilan dan persalinan.

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya (Prakarsa, 2013). meninggal selama atau setelah kehamilan dan persalinan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian Ibu (AKI) menjadi indikator penting untuk menilai derajat kesehatan suatu negara, tercatat dalam Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANEMIA DAN KEK PADA IBU HAMIL AKHIR TRIMESTER III DENGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember)

HUBUNGAN ANEMIA DAN KEK PADA IBU HAMIL AKHIR TRIMESTER III DENGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember) HUBUNGAN ANEMIA DAN KEK PADA IBU HAMIL AKHIR TRIMESTER III DENGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember) SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi

Lebih terperinci

MOTIVASI DAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

MOTIVASI DAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III MOTIVASI DAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III (Motivation and Obedience of Antenatal Care (ANC) Visit of 3rd Trimester Pregnant Mother) Ratna Sari Hardiani *, Agustin

Lebih terperinci

Rika herawati : Hubungan Berat Badan Ibu Dengan Pemakaian KB Hormonal Di Desa Pekan Tebih Wilayah Kerja Puskesmas Kepenuhan Hulu

Rika herawati : Hubungan Berat Badan Ibu Dengan Pemakaian KB Hormonal Di Desa Pekan Tebih Wilayah Kerja Puskesmas Kepenuhan Hulu Hubungan Berat Badan Ibu Dengan Pemakaian KB Hormonal Di Desa Pekan Tebih Wilayah Kerja Relationships Weight Loss Mother With Hormonal birth control usage Pekan Tebih In the village Rika Herawati* *Dosen

Lebih terperinci

Penyerapan Pengetahuan Tentang Kanker Serviks Sebelum Dan Sesudah Penyuluhan. The Knowledge Acceptance Of Cervical Cancer Before And After Counseling

Penyerapan Pengetahuan Tentang Kanker Serviks Sebelum Dan Sesudah Penyuluhan. The Knowledge Acceptance Of Cervical Cancer Before And After Counseling Penyerapan Pengetahuan Tentang Kanker Serviks Sebelum Dan Sesudah Romadhoni 1, Noor Yazid, Dian Aviyanti 3 1 Mahasiswa Program Pendidikan S-1, Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Semarang, Staf

Lebih terperinci

FAKTOR IBU YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAN IMPLANT (Studi pada akseptor KB Desa Arjasari, Kecamatan Leuwisari, Kabupaten Tasikmalaya 2014)

FAKTOR IBU YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAN IMPLANT (Studi pada akseptor KB Desa Arjasari, Kecamatan Leuwisari, Kabupaten Tasikmalaya 2014) FAKTOR IBU YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAN IMPLANT (Studi pada akseptor KB Desa Arjasari, Kecamatan Leuwisari, Kabupaten Tasikmalaya 2014) Mega Puspawibawa Siti Novianti dan Lilik Hidayanti Mahasiswa

Lebih terperinci

SIKAP IBU DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL

SIKAP IBU DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL SIKAP IBU DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL Arifah Istiqomah, Ari Sulistyawati, Dianata Nikmah Akademi Kebidanan Ummi Khasanah, Jl. Pemuda Gandekan

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KANKER PAYUDARA TERHADAP MOTIVASI MELAKUKAN SADARI PADA WANITA USIA SUBUR

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KANKER PAYUDARA TERHADAP MOTIVASI MELAKUKAN SADARI PADA WANITA USIA SUBUR EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KANKER PAYUDARA TERHADAP MOTIVASI MELAKUKAN SADARI PADA WANITA USIA SUBUR Ditya Yankusuma 1, Augustin Pramulya 2 Abstract The prevalence of breast cancer is quite

Lebih terperinci

Keywords: Anemia, Social Economy

Keywords: Anemia, Social Economy HUBUNGAN ANTARA SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI SMP NEGERI 5 KOTA MANADO *Angelia M. Sondey *Maureen I. Punuh *Dina V. Rombot Fakultas Kesehatan Masyarakat Abstrak Anemia pada umumnya

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG SADARI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN KADER KESEHATAN DI DESA GUNUNG SARI DAN DESA SINDANG SARI KECAMATAN CIANJUR.

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG SADARI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN KADER KESEHATAN DI DESA GUNUNG SARI DAN DESA SINDANG SARI KECAMATAN CIANJUR. PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG SADARI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN KADER KESEHATAN DI DESA GUNUNG SARI DAN DESA SINDANG SARI KECAMATAN CIANJUR. Tetti Solehati Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas

Lebih terperinci

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS PALIYAN GUNUNGKIDUL NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS PALIYAN GUNUNGKIDUL NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS PALIYAN GUNUNGKIDUL NASKAH PUBLIKASI Disusunoleh: Islamiatul Ismaini 201510104411 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG

Lebih terperinci

Siti Amallia 1, Rahmalia Afriyani 2, Yuni Permata Sari 3 1,2,3 STIK Siti Khadijah Palembang.

Siti Amallia 1, Rahmalia Afriyani 2, Yuni Permata Sari 3 1,2,3 STIK Siti Khadijah Palembang. PENGARUH KONSELING KONTRASEPSI HORMONAL TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA PASCA PERSALINAN DI WILAYAH KERJA BIDAN PRAKTIK MANDIRI LISMARINI PALEMBANG Siti Amallia 1, Rahmalia Afriyani

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN USIA PERTAMA KALI PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) PADA ANAK USIA 6-24 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBOKEN Giovanny V. Wereh*, Shirley E.S Kawengian**,

Lebih terperinci

Harto P. Simanjuntak 1, Heru Santosa 2, Maya Fitria 2. Abstract

Harto P. Simanjuntak 1, Heru Santosa 2, Maya Fitria 2. Abstract FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIPAHUTAR KECAMATAN SIPAHUTAR KABUPATEN TAPANULI UTARA TAHUN 2012 Harto P. Simanjuntak 1, Heru Santosa 2,

Lebih terperinci