PEMBINAAN NILAI-NILAI NASIONALISME MELALUI KEGIATAN HAUL BUNG KARNO DI KOTA BLITAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMBINAAN NILAI-NILAI NASIONALISME MELALUI KEGIATAN HAUL BUNG KARNO DI KOTA BLITAR"

Transkripsi

1 PEMBINAAN NILAI-NILAI NASIONALISME MELALUI KEGIATAN HAUL BUNG KARNO DI KOTA BLITAR THE TEACHING OF NATIONALISM VALUES BY HAUL BUNG KARNO EVENT IN BLITAR Vany Dismawati Prodi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Universitas Negeri Malang Jl. Semarang 5 Malang vanydisma@gmail.com ABSTRAK: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui (1) sejarah pelaksanaan Haul Bung Karno di Kota Blitar, (2) nilai-nilai nasionalisme yang terkandung dalam kegiatan Haul Bung Karno di Kota Blitar, (3) pelaksanaan pembinaan nilai-nilai nasionalisme dalam kegiatan Haul Bung Karno di Kota Blitar, (4) peran serta masyarakat dalam pembinaan nilai-nilai nasionalisme pada kegiatan Haul Bung Karno di Kota Blitar, (5) kendalakendala yang dihadapi pada pelaksanaan pembinaan nilai-nilai nasionalisme dalam kegiatan Haul Bung Karno di Kota Blitar, (6) upaya-upaya yang dilakukan dalam menanamkan nilai-nilai nasionalisme yang terkandung dalam kegiatan Haul Bung Karno di Kota Blitar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif.teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam dan dokumentasi. Jadi data yang digunakan berasal dari hasil wawancara dari informan didukung dokumen dari sekitar. Hasil penelitian adalah: (1) sejarah pelaksanaan Haul Bung Karno di Kota Blitar merupakan peringatan wafatnya sang Proklamator Kemerdekaan RI Ir. Soekarno yang jatuh pada tanggal 21 juni Setahun kemudian tepatnya pada tahun 1971 keluarga besar Bung Karno menyelenggarakan acara Haul untuk pertama kalinya yang dihadiri oleh lingkup internal keluarga besar Bung Karno dan warga sekitar dengan mengadakan Haul secara kecilkecilan. Setelah selama 7 tahun berturut-turut acara Haul Bung Karno hanya dilaksanakan oleh intern keluarga Bung Karno saja, maka tepatnya pada tahun 1978 Islan Gatot Imbata dan Sri Sukarno serta tokoh-tokohmasyarakat dan budayawan mencetuskan ide untuk mengadakan Haul Bung Karno secara terbuka dengan mengundang masyarakat umum. Acara ini dilaksanakan di kompeks Makam Bung Karno dan di Istana Gebang Kota Blitar. Peringatan Haul Bung Karno juga dihadiri oleh seluruh masyarakat Indonesia. Terbukti setelah tahun 1978, banyak warga masyarakat dari berbagai daerah di Indonesia berdatangan membanjiri Kota Blitar untuk melaksanakan peringatan Haul Bung Karno. Hal itu kemudian menjadi tradisi turun temurun hingga pada saat sekarang ini.(2) nilai-nilai nasionalisme yang terkandung dalam kegiatan Haul Bung Karno di Kota Blitar adanya rasa cinta tanah air, nilai persatuan dan kesatuan, nilai kepahlawanan, nilai sosial, nilai mencintai budaya lokal, dan nilai religius. (3) pelaksanaan pembinaan nilai-nilai nasionalisme dalam kegiatan Haul Bung Karno di Kota Blitar dilakukan dalam berbagai rangkaian acara. Ritus prosesi Haul Bung Karno ini dikemas dengan berbagai cara, mulai dari ziarah budaya

2 macapatan, orasi kebangsaan, ritual keagamaan (sema an alquran, doa lintas agama, tabaroq, manakib, yaasin dan tahlil). Acara puncaknya adalah pengajian akbar dan dilanjutkan ziarah ke makam Bung Karno. (4) bentuk peran serta masyarakat dalam pembinaan nilai-nilai nasionalisme pada kegiatan Haul Bung Karno di Kota Blitar terlihat dengan banyaknya masyarakat yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan Haul Bung Karno dan banyaknya warga masyarakat yang sukarela menyumbangkan tumpeng. Pelaksanaan Haul Bung Karno dikemas dalam nuansa yang lebih merakyat dan dilaksanakan dipinggir jalan.(5) kendala kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pembinaan nilai-nilai nasionalisme melalui kegiatan Haul Bung Karno di Kota Blitar adalah pengaturan lalu lintas karena lokasi pelaksanaan kegiatan terpusat di satu lokasi yang diakibatkan banyaknya pengunjung pada saat acara Haul Bung Karno. Keterbatasan sarana dan prasarana serta sumber daya manusia yang menangani kegiatan Haul Bung Karno yang sangat besar ini. Kendala lain adalah banyak generasi muda yang tidak tahu akan sejarah disebabkan putusnya komunikasi tentang pewarisan sejarah kepada generasi muda, dan kurangnya penanaman nilai-nilai nasionalisme di kalangan generasi muda. (6) Upaya-upaya yang dilakukan dalam menanamkan nilai-nilai nasionalisme yang terkandung dalam kegiatan Haul Bung Karno dengan mengikutsertakan warga masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan Haul Bung Karno guna mewujudkan dan mengembangkan nilai-nilai nasionalisme dan nilai-nilai kebangsaan serta jati diri bangsa Indonesia khususnya di Kota Blitar. Kata Kunci: Nilai-Nilai Nasionalisme, Haul Bung Karno Nasionalisme sangatlah penting peranannya bagi kelangsungan hidup dan kemajuan suatu bangsa dan Negara.Negara yang warga negaranya memiliki semangat kebangsaan dan rasa cinta tanah air yang tinggi, maka warga negaranya dapat diandalkan untuk diajak berjuang demi kemajuan dan kelangsungan hidup negaranya. Sebaliknya, negara yang warga negaranya tidak memiliki rasa nasionalisme tinggi, maka perilakunya mudah sekali untuk melakukan tindakan yang menghina nama bangsa, menjual harga diri bangsa, serta mencuri kekayaan bangsa dan negaranya. Dalam era globalisasi saat ini banyak konsekuensi yang harus dihadapi bangsa Indonesia, untuk itu perlunya rasa nasionalisme bangsa ini terutama bagi generasi muda.perubahan perkembangan dan kemajuan yang sangat pesat dalam berbagai bidang kehidupan menuntut bangsa ini untuk lebih giat dan lebih berhati-hati dalam upaya menanamkan dan meningkatkan rasa nasionalisme bagi generasi muda. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawan dan meneladani perjuannya, Dengan semakin berkembangnya teknologi dan modernisasi zaman saat ini ditambah lagi masuknya budaya asing ternyata berdampak pada degradasi moral serta semakin berkurangnya semangat nasionalisme masyarakat

3 Indonesia. Dengan adanya peringatan hari-hari bersejarah diharapkan nantinya dapat menumbuhkembangkan semangat nasionalisme Indonesia dan kecintaan masyarakat terhadap perjuangan para pahlawan khususnya Bung Karno di Kota Blitar. Hari wafatnya Sang Proklamator Ir. Soekarno alias Bung Karno pada tanggal 21 Juni diperingati masyarakat dengan acara ritual selamatan sesuai ritual Jawa. Bung Karno adalah milik seluruh rakyat Indonesia karena semangat perjuangan Bung Karno merupakan tonggak awal dari lahirnya bangsa ini. Sebagai seorang Proklamator yang mampu melahirkan bangsa ini maka sebagai generasi bangsa harus menghargainya dengan selalu mengenangnya. Haul berasal dari bahasa arab berarti telah lewat atau berarti tahun. Masyarakat Jawa menyebutnya (khol/selametane wong mati) yaitu suatu upacara ritual keagamaan untuk memperingati meninggalnya seorang yang ditokohkan dari para wali, ulama, kyai atau salah satu dari anggota keluarga. Haul dalam pembahasan ini diartikan dengan makna setahun. Jadi peringatan haul maksudnya ialah suatu peringatan yang diadakan setahun sekali bertepatan dengan wafatnya seseorang yang ditokohkan oleh masyarakat, baik tokoh perjuangan atau tokoh agama/ulama kenamaan (Amaliah Nu: diakses tanggal 5 April 2013). Makam Bung Karno terletak di jalan Ir. Soekarno Hatta Desa Sentul, Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sanan Wetan Kota Blitar. Sudah menjadi tradisi tiap tahun dalam peringatan hari wafatnya Bung Karno atau yang lebih dikenal dengan nama Haul Bung Karno. Pemerintah Kota Blitar selalu mengagendakan kegiatan rutin seperti orasi kebangsaan pada 18 Juni, ziarah budaya (macapatan) pada 19 Juni, sema,an alqur,an, doa lintas agama, tabaruq, manakib, yaasin dan tahlil pada 20 Juni, dan pada malam harinya diisi dengan pengajian akbar kenduri tumpeng. Serta pada tanggal 21 Juni akan digelar ziarah ke makam Bung Karno. Kegiatan Haul Bung Karno ini diikuti oleh keluarga Bung Karno, pimpinan daerah dan tokoh-tokoh masyarakat, pelajar, serta masyarakat Kota Blitar bahkan juga masyarakat dari luar kota seperti, Malang, Ponorogo, Madiun, Surabaya, Jakarta dll.

4 Acara Haul Bung Karno juga merupakan sarana peringatan untuk mengenang jasa-jasa beliau sebagai sosok tokoh pejuang The Founding Father, Penggali Pancasila, sekaligus sebagai salah seorang sosok Pemimpin Besar yang pernah ada dan terlahir bagi bangsa Indonesia. Dimana hampir sebagian besar perjalanan masa hidupnya, telah di abdikan sepenuhnya bagi kepentingan rakyat dan Republik tercinta Indonesia Raya ini dengan tulus tanpa pamrih. Selain itu, acara Haul Bung Karno ini juga merupakan wadah untuk mengenang dan memotivasi diri melalui perjalan hidup, semangat serta keteguhan dari perjuangan Bung Karno mulai dari zaman pergerakan, zaman penjajahan hingga zaman kemerdekaan. Diharapkan dari kegiatan Haul Bung Karno ini akan membangkitkan semangat membangun dan semangat berjuang pada diri kita untuk mengisi dan mempertahankan kemerdekaan Republik yang kita cintai ini. Berdasarkan uraiana diatas, penulis tuangkan dalam bentuk karya tulis yang berjudul Pembinaan Nilai-Nilai Nasionalisme Melalui Kegiatan Haul Bung Karno di Kota Blitar METODE Penelitian tentang Pembinaan Nilai-Nilai Nasionalisme dalam Kegiatan Haul Bung Karno di Kota Blitar ini menggunakan pendekatan kualitatif.bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2002: 3) menyatakan pendekatan kualitatif itu sebagai penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang atau pelaku yang diamati. Dalam pendekatan ini data yang diperoleh dalam bentuk kata-kata atau lisan yang bersumber dari manusia atau referensi. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif dimana penelitian bermaksud untuk membuat pencandraan berupa uraian dan paparan mengenai suatu kejadian (Suryabrata, 1998: 19). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya pemerintah dan masyarakat Kota Blitar dalam melestarikan nilai-nilai nasionalisme yang terkandung dalam kegiatan Haul Bung Karno guna melestarikan sejarah dan meneladani ajaran Bung Karno. Dalam penelitian ini peneliti mengadakan sendiri pengamatan dan wawancara terhadap objek dan subjek yang penelitian.untuk itu peneliti terjun langsung ke lokasi

5 penelitian dan terlibat langsung untuk mengadakan observasi dan wawancara terhadap objek dan subjek serta masyarakat sebagai informan dalam penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Makam Bung Karno yang terletak di jalan. Ir. Soekarno Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sananwetan, sekitar 2 kilometer sebelah utara pusat kota. Dan di Istana Gebang Jalan Sultan Agung 59 Blitar sebagai rumah tinggal orang tua Bung Karno. Lokasi ini sangat cocok bagi peneliti untuk mendapatkan data yang diinginkan karena masyarakat Kota Blitar yang masih sangat melestarikan sejarah guna meneladani perjuangan ajaran Bung Karno dan semangat nasionalisme yang berkembang pada masyarakat Kota Blitar. Teknik pengumpulan data yang digunakanadalah wawancara mendalam dan dokumentasi. Wawancara mendalam adalah tanya jawab yang terbuka untuk memperoleh data tentang maksud hati partisipan, bagaimana menggambarkan dunia mereka dan bagaimana menjelaskan atau menyertakan perasaanya tentang kejadiankejadian penting dalam hidupnya.(djam an,2009: 130). Wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak terstruktur dan bersifat terbuka dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah disusun. Peneliti melakukan wawancara dengan orang-orang yang memahami tentang kegiatan Haul Bung Karno, informan tersebut antara lain: (1) kepala Dinas Kominparda Kota Blitar, (2) panitia pelaksana Kegiatan Haul Bung Karno, (3) peserta kegiatan Haul Bung Karno, (4) juru kunci makam Bung Karno, (5) warga masyarakat Kota Blitar. Dokumentasi digunakan untuk melengkapi data atau informasi yang dikumpulkan dari wawancara kepada masyarakat. Pemilihan metode dokumentasi ini didasarkan pada alasan bahwa metode ini sesuai dengan pendekatan kualitatif karena sumber informasinya mampu menggambarkan peristiwa yang terjadi.studi dokumentasi antar laindokumen tertulis berupa catatan, transkrip, buku, majalah, artikel, dan agenda, selain itu foto-foto mengenai hasil wawancara beserta foto-foto pada saat pelaksanaan kegiatan Haul Bung Karno. Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data(data reduction, data display, dan conclution drawing). Tahap pengecekan keabsahan data dilakukan dengan: (1) perpanjangan keikutsertaan, (2)

6 ketekunan pengamatan, (3) triangulasi. Tahap-tahap penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: (1) tahap persiapan, (2) tahap pelaksanaan, (3) tahap penyelesaian. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sejarah Pelaksanaan Haul Bung Karno di Kota Blitar 1. Haul intern keluarga Bung Karno Pada tanggal 21 Juni diperingati sebagai tanggal wafatnya Bung Karno atau yang lebih dikenal dengan Haul Bung Karnoyang di pandang sebagai sebuah local genius dan budaya yang dianut oleh masyarakat jawa. Acara ini dimaksudkan untuk mengenang dan mengirim doa kepada arwah Bung Karno yang dilakukan dengan berbagai rangkaian acara. Makam Bung Karno yang terletak di Kota Blitar menjadi tempat peringatan Haul Bung Karno yang dihadiri oleh seluruh masyarakat Indonesia, pecinta Bung Karno, Universitas Bung Karno, keluarga Bung Karno, seluruh jajaran Pemerintah Kota Blitar, ormas-ormas yang ada di Kota Blitar, tokoh agama, politik, budayawan, seniman, pelajar, generasi muda dan masyarakat Kota Blitar. Bung Karno sebagai Presiden RI yang pertama lahir dan wafat pada bulan Juni tahun Setahun kemudian, tepatnya pada tahun 1971, keluarga besar Bung Karno menyelenggarakan acara Haul untuk pertama kalinya yang dihadiri oleh lingkup internal keluarga besar Bung Karnoyang diadakan di rumah Bung Karno di Istana Gebang. Dengan acara pengajian untuk mengirim doa kepada arwah Bung Karno. Pada saat Bung Karno menjadi presiden beliau sering menemui orang tuanya di Istana Gebang yaituayahanda R. Soekeni Sosrodihardjo dan ibunda Ida Ayu Nyoman Rai. Walaupun Bung Karno pernah meminta untuk dimakamkan di Istana Batu Tulis, Bogor. Namun pemerintahan Soeharto memilih Kota Blitar sebagai tempat pemakaman Bung Karno. Di dalam kompleks Makam Bung Karno terdapat makan ayahanda R. Soekeni Sosrodihardjo dan ibunda Ida Ayu Nyoman Rai.

7 Kompleks ini diberi nama Astono Mulyo dan selalu dijadikan tujuan utama bagi wisatawan yang berkunjung ke Blitar. 2. Haul terbuka bersama masyarakat Haul Bung Karno selalu rutin diadakan setiap tahunoleh Pemerintah Kota Blitar. Pada tahun 1980 kegiatan Haul Bung Karno sudah menjadi proyek kegiatan pemerintah Kota Blitar. Pemerintah Kota Blitar pada tahun 1999 membentuk kepanitiaan melalui SK Dinas Kominparda yang membidangi seni budaya. Karena Haul merupakankegiatan budaya/warisan budaya Kegiatan Haul Bung Karno ini tidak hanya diadakan dikota Blitar saja melainkan Keluarga Bung Karno di Jakarta, Solo dan Yogyakarta serta seluruh pecinta Bung Karno di berbagai daerah juga mengadakan kegiatan Haul Bung Karno akan tetapi gaung Haul besar-besaran tetap dilakukan di Blitar karena kebetulan rumah dan makam Bung Karno ada di Kota Blitar sekaligus Blitar sebagai pencetus pertama kegiatan Haul Bung Karno. Dahulunya kegiatan Haul Bung Karno ini dilarang untuk di peringati karena pada saat itu zaman orde baru hal-hal yang berbau dengan Bung Karno dilarang dan sulit untuk mendapatkan ijin dari pemerintah. Sehingga pihak keluarga dan warga sekitar mengadakan Haul secara kecil-kecilan. Karena Haul Bung Karno tersebut dilarang untuk diperingati akhirnya warga merasa simpatik dan mendapat tanggapan dari tokoh-tokoh masyarakat di Kota Blitar untuk mengadakan Haul Bung Karno secara besar-besaran bersama dengan masyarakat. Setelah tujuh tahun berturut-turut kegiatan Haul Bung Karno hanya diperingati oleh intern keluarga Bung Karno saja. Maka tepatnya pada tahun 1978 tokoh masyarakat dan budayawan Bapak Islan Gatot Imbata dan Sri Sukarni mencetuskan ide untuk mengadakan Haul Bung Karno secara terbuka dan besar-besaran dengan mengundang masyarakat umum Ternyata ide tersebut mendapat dukungan dari pemerintah Kota Blitar, tokoh agama, politik, budayawan, seniman yang ada di Kota Blitar. Maksud dicetuskannya ide Haul terbuka ini agar masyarakat bisa ikut berpartisipasi dengan memberikan sumbangan materiil maupun moril. Bisa dengan memberikan sumbangan tumpeng

8 maupun sumbangan sayur mayur. Terbukti setelah tahun 1978, banyak warga masyarakat dari berbagai daerah di Indonesia berdatangan membanjiri Kota Blitar untuk mengikuti peringatan Haul Bung Karno. Tujuannya untuk mendoakan Bung Karno dan mengenang jasa-jasa dan perjuangan Bung Karno.Hal itu kemudian menjadi tradisi turun temurun hingga pada saat sekarang ini. B. Nilai-Nilai Nasionalisme yang Terkandung dalam Kegiatan Haul Bung Karno di Kota Blitar Rangkaian acara pada kegiatan Haul mengandung banyak nilai-nilai nasionalisme yang dikemas dalam berbagai acara, mulai dari ziarah budaya, sema an al qur an, doa lintas agama, manakib, tabaroq, yaasin dan tahlil dan acara puncaknya adalah pengajian akbar kenduri tumpeng dan ziarah ke makam Bung Karno. 1. Rasa cinta tanah air Nilai-nilai nasionalisme yang terkandung dalam kegiatan Haul Bung Karno adalah kecintaan terhadap tanah air dengan mengingat kembali jasa-jasa beliau dengan tidak memandang perbedaan suku, ras, dan agama tetapi tetap memandang Bhineka Tunggal Ika. Walaupun banyak agama yang mendoakan beliau namun tujuan tetap sama yaitu mendoakan beliau, mengingat tentang ajaran, perjuangan dan jasa-jasa Bung Karno yang semuanya bermuara pada nationdan character Building. 2. Nilai persatuan dan kesatuan Nilai persatuan dan kesatuan diwujudkan dalam acara seribu tumpeng.warga mayarakat bersama-sama makan tumpeng duduk berjajar dari makam Bung Karno sampai ke Istana Gebang. Ini merupakan sebuah bentuk kebersamaan dan rasa cinta tanah air yang tinggi yang patut untuk kita banggakan. Selain itu acara doa lintas agama yang dihadiri oleh 6 agama yang ada di Indonesia yang berbeda-beda merupakan sebuah wujud toleransi antar umat beragama untuk saling bersatu tanpa ada perbedaan golongan. 3. Nilai kepahlawanan Bung Karno adalah Bapak Bangsa yang merupakan suri tauladan bagi semua orang. Bung Karno merupakan simbol nasionalisme dengan mendirikan partai

9 Marhaen (partai wong cilik). Selain itu perjuangan Bung Karno yang sangat luar biasa demi bangsa dan Negara Indonesia. 4. Nilai sosial Pada setiap rangkaian kegiatan Haul Bung Karno selalu melibatkan komponen masyarakat yang dengan sukarela ikut menyumbang pikiran dan tenaganya demi terlaksananya acara Haul. Agar warga ikut merasakan pentingnya perjuangan oleh Bung Karno juga untuk menumbuhkan rasa nasionalisme pada warga masyarakat. 5. Mencintai budaya lokal Dalam kegiatan ziarah budaya (macapatan) berisi tentang sejarah perjalanan hidupbung Karno yang dilantunkan dalam bentuk tembang jawa. Para peserta melantunkan tembang Jawa secara bergiliran. Para seniman tersebut menggunakan pakaian adat jawa. Acara ini setidaknya akan mengingatkan kepada generasi penerus bahwa peran besar Soekarno sebagai presiden sangat luar biasa. 6. Nilai religius Di dalam rangkaian Haul Bung Karno terdapat acara ritual keagamaan diantaranya sema an alqur an, doa lintas agama, tabaroq, manakib, yaasin dan tahlil pada 20 Juni di areal makam Bung Karno yang diikuti tokoh-tokoh agama, pondok pesantren, madrasah, perkumpulan pengajian dan ormas-ormas islam yang ada di Kota Blitar. Dengan tujuan untuk mendoakan arwah Bung Karno serta meneladani jasa-jasa dan perjuangan Bung Karno. 3. Pelaksanaan Pembinaan Nilai-Nilai Nasionalisme pada Kegiatan Haul Bung Karno di Kota Blitar Dalam pelaksanaannya acara Haul Bung Karno dibutuhkan beberapa persipan diantaranya dengan membentuk kepanitian, mengadakan rapat koordinasi antar SKPD, menyusun jadwal kegiatan, menyusun buku panduan Haul Bung Karno, menghubungi nara sumber (tokoh seniman, tokoh politik dan tokoh agama) sebagai pengisi acara pada saat acara Haul Bung Karno, mempersiapkan tempat,sarana dan prasarana. Pusat kegiatan Haul Bung Karno ini berada di kompleks areal makam

10 Bung Karno dan di Istana Gebang. Akan tetapi untuk 3 tahun terakhir ini pusat kegiatan berada di areal makam Bung Karno sedangkan di Istana Gebang hanya melestarikan Haul Bung Karno yang dilaksanakan oleh keluarga. Pemerintah Kota Blitar lalu membentuk kepanitiaan melalui SK Dinas Kominparda yang membidangi seni budaya.berikut kepanitiaan dalam kegiatan Haul Bung Karno merupakan lampiran keputusan bersama Walikota Blitar dan Bupati Blitar.Sedangkan susunan keanggotaan panitia penyelenggara kegiatan Haul Bung Karno adalah pelindung, penasehat, pengarah, ketua umum, ketua 1, ketua II, sekertaris, bendahara, seksi-seksi dan pembantu umum Seluruh komponen masyarakat diharapkan terlibat dalam kegiatan Haul Bung karnoini diantaranya seluruh jajaran pemerintah Kota Blitar, pelajar di Kota Blitar, warga masyarakat, generasi muda yang ada di Kota Blitar, para seniman dan budayawan, tokoh politik dan agama serta keluarga Bung Karno.Siapapun yang mau ikut boleh hadir dalam acara ini, karena acara Haul Bung Karno terbuka untuk umum baik yang diundang maupun yang tidak di undang boleh datang. Sedangkan rangkaian acaranya dimulai dari tanggal 18 Juni sampai dengan 21 Juni dari pagi hingga malam hari. Terbukti dengan acara Haul Bung Karno ini sudah banyak dikenal oleh masyarakat luas baik itu dari dalam kota maupun dari luar kota Blitar. Dan dari pihak keluarga pun tidak melarang apabila diadakan banyak kegiatan yang bertemakan Haul Bung Karno dengan begitu akan mendatangkan banyak peziarah yang datang untuk mendoakan Bung Karno. Adapun rangkaian acara yang ada pada kegiatan Haul Bung Karno sebagai berikut. 1.Orasi kebangsaan Acara ini dilaksanakan pada tanggal 18 Juniyang diikuti oleh para pelajar, generasi muda, tokoh-tokoh politik dan budayawan yang ada di Kota Blitar. Sebagai wujud peringatan hari wafatnya Bung Karno dalam menghargai ajaran dan jasa-jasa beliau agar bisa dijadikan suri tauladan bagi generasi penerus.

11 2.Ziarah budaya (macapatan) Acara ziarah budaya digelar di amphitheatre perpustakaan Bung Karno pada 19 Juni dimulai pukul WIB yang diikuti oleh seniman-seniman yang tergabung dalam komunitas Kota Blitar macapatan bertujuan untuk menceritakan sejarah perjalanan hidup Bung Karno dalam bentuk tembang jawa. 3. Ritual keagamaan Rangkaian acara ritual keagamaan diantaranya sema an alquran, doa lintas agama, tabaroq, manakib, yaasin dan tahlil pada tanggal 20 Juni di areal makam Bung Karno dimulai dari ba da subuh sampai dengan malam hari. Acara ini diikuti oleh tokoh-tokoh agama, pondok pesantren, madrasah, perkumpulan pengajian dan ormasormas islam yang ada di Kota Blitar. Dengan tujuan untuk mendoakan arwah Bung Karno serta meneladani jasa-jasa dan perjuangan Bung Karno. 4.Pengajian akbar Pengajian akbar merupakan acara puncak dari kegiatan Haul Bung Karno dengan pembacaan yaasin dan tahlil serta kenduri tumpeng di sepanjang areal makam Bung Karno sampai Istana Gebang pada tanggal 20 Juni mulai pukul WIB. Acara ini di ikuti oleh seluruh komponen masyarakat di kota Blitar. Kenduri tumpeng ini merupakan lambang kerukunan, gotong royong, dan saling memiliki di antara sesama. 5.Ziarah ke makam Bung Karno Ziarah kemakam Bung Karno dilaksanakan pada tanggal 21 Juni pagi yaitu acara berdoa di depan pusara sang ploklamator oleh perwakilan keluarga Bung Karno, pelajar, masyarakat dan para pejabat Kab/Kota Blitar, veteran dan tokoh agama serta para seniman. 4. Bentuk Peran Serta Masyarakat dalam Pembinaan Nilai-Nilai Nasionalisme pada Kegiatan Haul Bung Karno di Kota Blitar Peran masyarakat sangatlah penting dalam acara Haul Bung Karno bertujuan agar warga masyarakat ikut merasakan pentingnya perjuangan dan jasa-jasa Bung Karno. Selain itu untuk menumbuhkan rasa nasionalisme kepada warga masyarakat

12 Kota Blitar. Sehingga diharapkan bangsa Indonesia kembali pada jati diri bangsa, yaitu berpedoman kepada Pancasila dan UUD 1945 sesuai dengan cita-cita para pendiri Negara yang mencetuskan nilai luhur, berbangsa, dan bernegara. Peran masyarakat adalah ikut berpartisipasi dalam kegiatan Haul Bung Karno terlihat dengan banyaknya masyarakat yang sukarela menyumbangkan tumpeng. Bentuk peran serta warga masyarakat terlihat mulai dari kegiatan awal masyarakat di daerah sekitar makam sudah melakukan persiapan dengan menata dan membenahi rumah mereka selain itu masyarakat juga ikut mendoakan arwah Bung Karno di surau atau masjid sekitar rumah mereka. Karena banyaknya rangkaian kegiatan pada saat Haul Bung Karno maka diperlukan kerjasama antara masyarakat. Masyarakat secara antusias dan sukarelamembersihkan jalan dan gapura, para tukang becak membersihkan dan mengecat becak mereka. Ada juga yang ikut membenahi jalan-jalan yang rusak, ikut membantu mendirikan terop untuk acara dan menampung warga dari luar yang datang dengan memberi penginapan dan makanan secara sukarela. Warga masyarakat juga diberi kesempatan dalam memberi sumbangan makanan berupa snack, nasi dan minuman.masyarakat sendiri dengan sukarela dan ikhlas tanpa di beri komando ikutberpartisipasi. Sedangkan aparatur pemerintah seperti RT, RW, Lurah dan Camat bersatu memberikan sosialisasi kerjasama dengan sendirinya. Demi terlaksanya acara masyarakat dan pemerintah saling kerjasama dan membagi tugas dengan membentuk kepanitiaan agar pelaksanaan Haul Bung Karnodapat berjalan lancar.warga masyarakat bersama keluarga datang berduyunduyun membawa dan menyumbangkan makanan untuk kenduri. Masyarakat antusias dan sukalera untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan Haul Bung Karno ini. 5. Kendala Kendala yang Dihadapi pada Pelaksanaan Pembinaan Nilai-Nilai Nasionalisme dalam Kegiatan Haul Bung Karno di Kota Blitar Acara Haul Bung Karno di Kota Blitar merupakan salah satu asset potensi pariwisata edukasi nilai-nilai nasionalisme unggulan di Kota Blitar. Maka tak heran

13 jika banyak wisatawan yang berkunjung ke Kota Blitar pada saat acara Haul Bung Karno. Di dalam setiap rangkaian acara Haul Bung Karno dari tahun ke tahun selalu di kedapati kendala dalam pelaksanaannya. Namun hal tersebut tidak sampai menganggu sakralnya acara Haul Bung Karno. Kendala-kendala yang biasanya dihadapi pada saat pelaksanaan Haul Bung Karno adalah kendala teknis. Seperti kurang canggihnya jaringan operator yang digunakan untuk mengetahui prosesi pada saat kegiatan Haul Bung Karnoberlangsung. Kendala lain adalah saat makan tumpeng tidak dilakukan secara bersamaan karena kendala informasi dari pusat. Atau terop yang kurang akhirnya masyarakat membawa sendiri tikar dari rumah. Kendala teknis dilapangan pada saat pelaksanaan keduri tumpeng berlangsung kurang adanya petugas yang menertibkan acara, masalah parkir jalan yang ditutup untuk acara kegiatan sehingga jalan kurang representative karena kondisi infrastruktur, dan peziarah dan tamu yang datang tidak bisa diprediksi. Kendala yang biasa terjadi adalah kurangnya kedisiplinan untuk mematuhi jalannya rangkaian acara, sinkronisasi antara panitia dan pelaku-pelaku acara misalnya molornya acara, penataan ruang acara, pengaturan jalan dan lalu lintas oleh karena itu perlu untuk lebih ditingkatkan. Kendala yang dihadapi dalam menanamkan nilai-nilai nasionalisme adalah banyaknya generasi muda yang tidak tahu akan sejarah disebabkan putusnya komunikasi tentang pewarisan sejarah kepada generasi muda, dan kurangnya penanaman nilai-nilai nasionalisme di kalangan generasi muda. Para generasi muda yang masih acuh tak acuh dan tak mau peduli dengan adanya kegiatan ini dan hanya menikmati lalu lalang jalan tanpa menikmati bentuk perjuangan dan jasa dari Bung Karno. Untuk itu diperlukan penanamkan nilai-nilai nasionalisme kepada generasi muda dan warga masyarakat yang tidak tahu mengenai sejarah Bung Karno.

14 F.Upaya-Upaya yang Dilakukan dalam Menanamkan Nilai-Nilai Nasionalisme yang Terkandung dalam Pelaksanaan Kegiatan Haul Bung Karno Demi lancarnya kegiatan Haul Bung Karno dan untuk menanamkan nilai-nilai nasionalisme pada masyarakat Kota Blitar.Maka perlu dilakukan upaya-upaya baik itu dari pemerintah maupun warga masyarakat Kota Blitar. Upaya yang dilakukan dengan napak tilas Bung Karno mengunjungi situs-situs bersejarah Bung Karno yang ada di Kota Blitar dan mengikutsertakan generasi muda untuk ikut terjun lansung sebagai peserta kegiatan Haul Bung Karno. Sebagai bentuk penanaman nilai-nilai nasionalisme sikap rela berkorban, semangat juang dan semangat kepahlawanan. Upaya untuk melestarikan nilai-nilai nasionalisme dengan mengadakan pagelaran drama kolosal tentang kepahlawanan dan memeberikan buku panduan mengenai sejarah Bung Karno, mengadakan kegiatan seminar tentang nasionalisme dengan mendatangkan tokoh dan budayawan serta mengundang para pelajar untuk mengikuti kegiatan tersebut. Kegiatan Haul Bung Karno ini harus rutin diselenggarakan tiap tahun dan kedepan harus lebih baik dengan menonjolkan kegiatan yang berbau nasionalisme misalnya saja seminar dan pagelaran budaya dengan menyisipkan unsur nasionalisme dalam kegiatan tersebut. Salah satu cara juga dapat dilakukan dengan mengajak segenap warga masyarakat, instansi pemerintahan, Kelurahan, Kecamatan, dan perusahaanperusahaan yang ada di Kota Blitar untuk memasang gambar Bung Karno, selain itu mengadakan sosialisai di sekolah, instansi pemerintahan, warga masyarakat untuk memberi informasi mengenai pentingnya kegiatan Haul Bung Karno ini, serta mengajaknya untuk hadir dan ikut dalam kegiatan sebagai bentuk rasa nasionalisme dan rasa kebersamaan. PENUTUP Berdasarkan penelitian mengenai pembinaan nilai-nilai nasionlaisme melalui kegiatan Haul Bung Karno di Kota Blitar maka peneliti memberikan kesimpulan sebagai berikut.

15 Dengan diadakannya kegiatan Haul Bung Karno merupakan sebuah sarana bagi seluruh komponen masyarakat bersama-sama berkumpul dan bersatu guna mendoakan Bung Karno sekaligus meneladani pemikiran dan ajaran Bung Karno. Melalui kegiatan Haul Bung Karno merupakan sebuah wujud usaha meneladani kepedulian Bung Karno terhadap rakyat kecil (wong cilik). Meskipun Bung Karno adalah pemimpin besar dunia, tetapi beliau tetap bersahaja dan bergaul dengan rakyat kecil. Masyarakat secara otomatis akan mengenang kembali perjalanan sejarah dalam menghayati nilai-nilai luhur budaya bangsa, sekaligus menciptakan kedamaian yang tidak terperangkap dalam pengkotak-kotakan manusia berdasarkan suku, agama, profesi, status sosial, ekonomi serta tidak mudah hanyut dalam pengaruh derasnya arus globalisasi. Sehingga dapat merevitalisasikan nilai-nilai semangat kebangsaan, semangat kebersamaan, semangat gotong royong yang selalu bercermin kepada semangat perjuangan sekaligus mentransformasikan semangat perjuangan Bung Karno kepada generasi muda sebagai generasi penerus bangsa. Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat diajukan saran sebagai berikut. Berdasarkan temuan penelitian yang dikemukakan di atas dalam Pembinaan Nilai-Nilai Nasionalisme Melalui Kegiatan Haul Bung Karno di Kota Blitar disarankan kepada pemerintah dan masyarakat semoga kedepannya kegiatan Haul Bung Karno ini lebih baik, jangan hanya dilihat sebagai tontonan saja melainkan sedapat mungkin untuk dipakai sebagai tuntunan terutama bagi generasi muda yang perlu wawasan kebangsaan. Untuk itu khususnya bagi warga masyarakat Kota Blitar harus terus berusaha dengan sekuat tenaga agar dari Bumi Bung Karno ini, api perjuangan Bung Karno tetap berkobar dan bergelora. Pendirian dan pemikiran yang ditinggalkan Sang Proklamator harus tetap dijaga. Semoga kedepan acara Haul Bung Karno dapat mewujudkan atau memberikan daya tarik bagi pengunjung/wisatawan. Tidak hanya sekedar singgah untuk melihat acara Haul Bung Karno saja tetapi para wisatawan menuntut untuk bisa menikmati cerita perjuangan dan jasa-jasa Bung Karno. Dengan

16 diadakannya Haul Bung Karno ini Kota Blitar nantinya dapat menjadi laboratorium kebangsaan sekaligus dapurnya nasionalisme dan patriotisme Indonesia. DAFTAR RUJUKAN Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta. Aminuddin Kekuatan Islam dan Pergulatan Kekuasaan di Indonesia Sebelum dan Sesudah Runtuhnya Rezim. Universitas Michigan: Pusaka Belajar.. Dinas Komunikasi, Informatika, dan Pariwisata Kota Blitar Riwayat singkat Bung Karno. Blitar: Dinas Komunikasi, Informatika, dan Pariwisata Kota Blitar. Dinas Komunikasi, Informatika, dan Pariwisata Kota Blitar Buku Panduan dan Riwayat Singkat Haul Bung Karno. Blitar: Dinas Komunikasi, Informatika, dan Pariwisata Kota Blitar Herdiyanto dkk Banjaran Bung Karno. Blitar: Dinas Komunikasi, Informatika, dan Pariwisata Kota Blitar. Moleong, L. J Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya. Moleong, L. J Metode Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Nu, Amaliah Pengertian Haul. (Online),( pada 5 April Satori, Djam an Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfa Beta Setiabudi, Heri Ndalem Gebang Dulu, Kini Nanti dan Esok. Blitar: Dinas Komunikasi, Informatika, dan Pariwisata Kota Blitar. Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: CV. Alfabeta

PEMERINTAH KOTA BLITAR

PEMERINTAH KOTA BLITAR PEMERINTAH KOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PERINGATAN HARI HARI BERSEJARAH DI KOTA BLITAR WALIKOTA BLITAR, Menimbang : a. bahwa guna melestarikan nilai nilai budaya lokal

Lebih terperinci

memperlancar semua aktifitas yang menjadi program suatu pendidikan.

memperlancar semua aktifitas yang menjadi program suatu pendidikan. PERPUSTAKAAN KEPRESIDENAN (PRESIDENTIAL LIBRARY) BUNG KARNO DI BUTAR BAGIAN SATU PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Perpustakaan Buku adalah penemuan manusia yang sungguh hebat, sebab dengan diketemukannya

Lebih terperinci

KULIAH BUNG KARNO UNTUK KEBANGSAAN DAN TEHNOLOGI TAHUN

KULIAH BUNG KARNO UNTUK KEBANGSAAN DAN TEHNOLOGI TAHUN WALI KOTA BLITAR SAMBUTAN WALI KOTA BLITAR PADA ACARA KULIAH BUNG KARNO UNTUK KEBANGSAAN DAN TEHNOLOGI TAHUN 2012 SABTU, 30 JUNI 2012 Assalamu alaikum wr. Wb. Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI. A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI. A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi Bersyukur kepada sang pencipta tentang apa yang telah di anugerahkan kepada seluruh umat manusia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur di medan juang.

BAB I PENDAHULUAN. mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur di medan juang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap pemuda Indonesia wajib mempertahankan Negara dan memajukan bangsa maka dari itu pemuda wajib selalu ingat akan semangat patriotik yang telah ditunjukkan

Lebih terperinci

Kepala Pepustakaan Nasional RI Dalam Acara Hibah Koleksi Buku Buku dan Foto Foto Almarhum Pamoe Rahardjo

Kepala Pepustakaan Nasional RI Dalam Acara Hibah Koleksi Buku Buku dan Foto Foto Almarhum Pamoe Rahardjo Sambutan Kepala Pepustakaan Nasional RI Dalam Acara Hibah Koleksi Buku Buku dan Foto Foto Almarhum Pamoe Rahardjo Jakarta, 7 September 2006 Yth. Bapak Walikota Blitar beserta jajarannya Yth. Putra putri

Lebih terperinci

PENANAMAN NILAI PATRIOTISME (Analisis Isi Film Merdeka atau Mati Soerabaia 45 Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan)

PENANAMAN NILAI PATRIOTISME (Analisis Isi Film Merdeka atau Mati Soerabaia 45 Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan) PENANAMAN NILAI PATRIOTISME (Analisis Isi Film Merdeka atau Mati Soerabaia 45 Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna

Lebih terperinci

SAMBUTAN KETUA DPRD KABUPATEN KEBUMEN P A D A MALAM TASYAKURAN HARI ULANG TAHUN PROKLAMASI KE 72 TAHUNREPUBLIK INDONESIA Rabu, 16 Agustus 2017

SAMBUTAN KETUA DPRD KABUPATEN KEBUMEN P A D A MALAM TASYAKURAN HARI ULANG TAHUN PROKLAMASI KE 72 TAHUNREPUBLIK INDONESIA Rabu, 16 Agustus 2017 SAMBUTAN KETUA DPRD KABUPATEN KEBUMEN P A D A MALAM TASYAKURAN HARI ULANG TAHUN PROKLAMASI KE 72 TAHUNREPUBLIK INDONESIA Rabu, 16 Agustus 2017 Assalamu alaikum Wr. Wb. Selamat Malam, Salam Sejahtera bagi

Lebih terperinci

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Struktur masyarakat Indonesia yang majemuk menjadikan bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman adat istiadat, budaya, suku, ras, bahasa dan agama. Kemajemukan tersebut

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVlNSl KALIMANTAN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVlNSl KALIMANTAN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVlNSl KALIMANTAN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PERISTIWA MANDOR SEBAGAI HARI BERKABUNG DAERAH DAN MAKAM JUANG MANDOR SEBAGAI MONUMEN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PENANAMAN NILAI-NILAI KREATIF DAN CINTA TANAH AIR PADA SENI TARI. Polokarto Kabupaten Sukoharjo) NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

PENANAMAN NILAI-NILAI KREATIF DAN CINTA TANAH AIR PADA SENI TARI. Polokarto Kabupaten Sukoharjo) NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan PENANAMAN NILAI-NILAI KREATIF DAN CINTA TANAH AIR PADA SENI TARI (Studi Kasus Sanggar Seni Sekar Jagad Desa Kotakan Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

SAMBUTAN BUPATI BANTUL DALAM RANGKA TIRAKATAN PERINGATAN HUT KE-70 KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA DI KABUPATEN BANTUL

SAMBUTAN BUPATI BANTUL DALAM RANGKA TIRAKATAN PERINGATAN HUT KE-70 KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA DI KABUPATEN BANTUL SAMBUTAN BUPATI BANTUL DALAM RANGKA TIRAKATAN PERINGATAN HUT KE-70 KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA DI KABUPATEN BANTUL PADA HARI MINGGU TANGGAL 16 AGUSTUS 2015 Bismillahirahmanirrahim Assalamu alaikum Wr,Wb

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia di jajah oleh bangsa Eropa kurang lebih 350 tahun atau 3.5 abad, hal ini di hitung dari awal masuk sampai berakhir kekuasaannya pada tahun 1942. Negara eropa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa jasa para pahlawannya. Itulah

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa jasa para pahlawannya. Itulah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa jasa para pahlawannya. Itulah yang diungkapkan oleh Ir. Soekarno untuk mengenang dan menghargai jasa jasa

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan IMPLEMENTASI KARAKTER PEDULI SOSIAL DAN GOTONG ROYONG DALAM KOMUNITAS DI RUMAH SUSUN (RUSUN) (Studi Kasus di Rusunawa Kranggan Ambarawa Kabupaten Semarang) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nilai nasionalisme merupakan jiwa bangsa Indonesia yang akan terus melekat selama bangsa Indonesia masih ada. Nasionalisme bukanlah suatu pengertian yang sempit

Lebih terperinci

DISFUNGSIONAL PERAN KARANG TARUNA DALAM PELESTARIAN KEARIFAN LOKAL DI KAMPUNG CIREUNDEU

DISFUNGSIONAL PERAN KARANG TARUNA DALAM PELESTARIAN KEARIFAN LOKAL DI KAMPUNG CIREUNDEU 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemuda merupakan suatu elemen yang sangat penting dalam memajukan suatu bangsa dan juga perubahan bangsa di era globalisasi saat ini. Generasi mudalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia yang mempunyai ribuan pulau dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia yang mempunyai ribuan pulau dengan berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia yang mempunyai ribuan pulau dengan berbagai suku bangsa tentunya kaya akan budaya dan tradisi yang berbeda satu dengan yang lainnya. Situasi

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan IMPLEMENTASI NILAI GOTONG-ROYONG DAN SOLIDARITAS SOSIAL DALAM MASYARAKAT (Studi Kasus pada Kegiatan Malam Pasian di Desa Ketileng Kecamatan Todanan Kabupaten Blora) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

MITOS PESAREAN MBAH DAMARWULAN DALAM TRADISI SELAMETAN SURAN DI DESA SUTOGATEN KECAMATAN PITURUH KABUPATEN PURWOREJO

MITOS PESAREAN MBAH DAMARWULAN DALAM TRADISI SELAMETAN SURAN DI DESA SUTOGATEN KECAMATAN PITURUH KABUPATEN PURWOREJO MITOS PESAREAN MBAH DAMARWULAN DALAM TRADISI SELAMETAN SURAN DI DESA SUTOGATEN KECAMATAN PITURUH KABUPATEN PURWOREJO Oleh: Siti Nurfaridah program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa flowersfaragil@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk. Kemajemukan itu dapat dikenali dari keanekaragaman budaya, adat, suku, ras, bahasa, maupun agama. Kemajemukan budaya menjadi

Lebih terperinci

LAPORAN OBSERVASI SETING LOKAL UPACARA ADAT DISTRIKAN DANAU RANU GRATI DESA RANUKLINDUNGAN KECAMATAN GRATI KABUPATEN PASURUAN

LAPORAN OBSERVASI SETING LOKAL UPACARA ADAT DISTRIKAN DANAU RANU GRATI DESA RANUKLINDUNGAN KECAMATAN GRATI KABUPATEN PASURUAN LAPORAN OBSERVASI SETING LOKAL UPACARA ADAT DISTRIKAN DANAU RANU GRATI DESA RANUKLINDUNGAN KECAMATAN GRATI KABUPATEN PASURUAN NAMA : AHMAD ARIFIN NIM : 140711603936 OFFERING : C Tugas untuk memenuhi persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara kepulauan dengan ratusan suku bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara kepulauan dengan ratusan suku bangsa, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara kepulauan dengan ratusan suku bangsa, didalamnya memiliki keragaman budaya yang mencerminkan kekayaan bangsa yang luar biasa. Kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara ikut serta dalam memajukan kebudayaan nasional Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN. negara ikut serta dalam memajukan kebudayaan nasional Indonesia dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dengan banyaknya pulau tersebut Indonesia memiliki beragam budaya yang sangat banyak sekali. Perkembangan

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional, Jakarta, 7 November 2012 Rabu, 07 November 2012

Sambutan Presiden RI pada Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional, Jakarta, 7 November 2012 Rabu, 07 November 2012 Sambutan Presiden RI pada Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional, Jakarta, 7 November 2012 Rabu, 07 November 2012 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA UPACARA PENGANUGERAHAN GELAR PAHLAWAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN, PELESTARIAN, PERLINDUNGAN DAN PENGEMBANGAN ADAT ISTIADAT DAN LEMBAGA ADAT DESA/KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI

Lebih terperinci

Pemerintah Kabupaten Ende

Pemerintah Kabupaten Ende 1 / 11 FESTIVAL PARADE /PESONA KEBANGSAAN DALAM RANGKA MEMPERINGATI HARI LAHIRNYA PANCASILA 1 JUNI 2017 Pancasila Rumah Kita dari Untuk Indonesia Dalam Rangka memperingati hari lahirnya Pancasila 1 Juni

Lebih terperinci

PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP UPACARA MERTI DESA DI DESA CANGKREP LOR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO

PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP UPACARA MERTI DESA DI DESA CANGKREP LOR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP UPACARA MERTI DESA DI DESA CANGKREP LOR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO Oleh: Wahyu Duhito Sari program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa Wahyu_duhito@yahoo.com

Lebih terperinci

Contact Person: Ruhut Marhata S ( ) Afnaan Alanza ( )

Contact Person: Ruhut Marhata S ( ) Afnaan Alanza ( ) I. PENDAHULUAN Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sekelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari unsur-unsur ke-khas-an yang menjadi

Lebih terperinci

BUPATI KULONPROGO SAMBUTAN PADA ACARA UPACARA BENDERA TANGGAL 17 AGUSTUS 2012 TINGKAT KABUPATEN KULONPROGO Wates, 17 Agustus 2012

BUPATI KULONPROGO SAMBUTAN PADA ACARA UPACARA BENDERA TANGGAL 17 AGUSTUS 2012 TINGKAT KABUPATEN KULONPROGO Wates, 17 Agustus 2012 BUPATI KULONPROGO SAMBUTAN PADA ACARA UPACARA BENDERA TANGGAL 17 AGUSTUS 2012 TINGKAT KABUPATEN KULONPROGO Wates, 17 Agustus 2012 Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita semua. Yang saya hormati,

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERINGATAN HARI IBU (PHI) KE-89 TAHUN 2017

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERINGATAN HARI IBU (PHI) KE-89 TAHUN 2017 PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERINGATAN HARI IBU (PHI) KE-89 TAHUN 2017 KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK Jl. Medan Merdeka Barat Nomor 15, Jakarta 10110 Telepon/Faksimile (021) 3805542

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI KONSTRUKSI NILAI-NILAI NASIONALISME DAN PATRIOTISME PADA SYAIR LAGU PERJUANGAN INDONESIA

NASKAH PUBLIKASI KONSTRUKSI NILAI-NILAI NASIONALISME DAN PATRIOTISME PADA SYAIR LAGU PERJUANGAN INDONESIA NASKAH PUBLIKASI KONSTRUKSI NILAI-NILAI NASIONALISME DAN PATRIOTISME PADA SYAIR LAGU PERJUANGAN INDONESIA (Studi Hermeneutika pada Lagu-lagu Perjuangan Ciptaan C. Simanjuntak) Oleh: RIKA WULANDARI A220090128

Lebih terperinci

PENGANTAR (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN) MAKALAH KEWARGANEGARAAN : PENGANTAR (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN)

PENGANTAR (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN) MAKALAH KEWARGANEGARAAN : PENGANTAR (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN) PENGANTAR (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN) MAKALAH KEWARGANEGARAAN : PENGANTAR (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN) NAMA : HARRY FITRI USMANTO NPM : 38412209 KELAS : 1ID08 UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI-NILAI DALAM TRADISI BARITAN SEBAGAI PERINGATAN MALAM SATU SYURO DI DESA WATES KABUPATEN BLITAR

ANALISIS NILAI-NILAI DALAM TRADISI BARITAN SEBAGAI PERINGATAN MALAM SATU SYURO DI DESA WATES KABUPATEN BLITAR ANALISIS NILAI-NILAI DALAM TRADISI BARITAN SEBAGAI PERINGATAN MALAM SATU SYURO DI DESA WATES KABUPATEN BLITAR Wahyuningtias (Mahasiswa Prodi PGSD Universitas Jember, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Lebih terperinci

AMANAT MENTERI SOSIAL RI PADA UPACARA PERINGATAN HARI PAHLAWAN 10 NOVEMBER 2O16

AMANAT MENTERI SOSIAL RI PADA UPACARA PERINGATAN HARI PAHLAWAN 10 NOVEMBER 2O16 MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA AMANAT MENTERI SOSIAL RI PADA UPACARA PERINGATAN HARI PAHLAWAN 10 NOVEMBER 2O16 Assalamu alaikum. Wr. Wb. Salam Sejahtera bagi kita semua; Saudara - saudara para peserta

Lebih terperinci

Amanat Presiden RI pd acara Hari Pramuka ke-52 Th 2013, tgl. 14 Agustus 2013, Jakarta Rabu, 14 Agustus 2013

Amanat Presiden RI pd acara Hari Pramuka ke-52 Th 2013, tgl. 14 Agustus 2013, Jakarta Rabu, 14 Agustus 2013 Amanat Presiden RI pd acara Hari Pramuka ke-52 Th 2013, tgl. 14 Agustus 2013, Jakarta Rabu, 14 Agustus 2013 AMANAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PERINGATAN HARI PRAMUKA KE-52 TAHUN 2013 TANGGAL

Lebih terperinci

PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT Oleh : Falihah Untay Rahmania Sulasmono KELOMPOK E NIM. 11.11.5273 11-S1TI-09 Dosen Pembimbing : Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 ABSTRAKSI Pancasila

Lebih terperinci

S A M B U T A N GUBERNUR SUMATERA UTARA PADA UPACARA PERINGATAN HUT KE-72 KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2017 TINGKAT PROVINSI SUMATERA UTARA

S A M B U T A N GUBERNUR SUMATERA UTARA PADA UPACARA PERINGATAN HUT KE-72 KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2017 TINGKAT PROVINSI SUMATERA UTARA S A M B U T A N GUBERNUR SUMATERA UTARA PADA UPACARA PERINGATAN HUT KE-72 KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2017 TINGKAT PROVINSI SUMATERA UTARA KAMIS, 17 AGUSTUS 2017 ASSALAMU ALAIKUM WR. WB. SELAMAT

Lebih terperinci

WALI KOTA BLITAR SAMBUTAN WALI KOTA BLITAR PADA ACARA PEMBUKAAN PEKAN BUDAYA BLITAR TAHUN 2012 SELASA, 06 NOVEMBER 2012

WALI KOTA BLITAR SAMBUTAN WALI KOTA BLITAR PADA ACARA PEMBUKAAN PEKAN BUDAYA BLITAR TAHUN 2012 SELASA, 06 NOVEMBER 2012 WALI KOTA BLITAR SAMBUTAN WALI KOTA BLITAR PADA ACARA PEMBUKAAN PEKAN BUDAYA BLITAR TAHUN 2012 SELASA, 06 NOVEMBER 2012 Assalamu alaikum Wr. Wb. Selamat Pagi dan Salam Sejahtera Bagi Kita Semua, YTH. SDR.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa Indonesia memang sangat majemuk. Oleh karena itu lahir sumpah pemuda, dan semboyan bhineka

Lebih terperinci

RAKERNAS III JKPI TAHUN 2013 DI KOTA BLITAR

RAKERNAS III JKPI TAHUN 2013 DI KOTA BLITAR WALIKOTA BLITAR SAMBUTAN WALIKOTA BLITAR PADA ACARA RAKERNAS III JKPI TAHUN 2013 DI KOTA BLITAR Kamis, 20 juni 2013 Assalamu alaikum wr. Wb. Selamat Pagi Dan Salam Sejahtera Merdeka!!! YTH. SDR. BUPATI

Lebih terperinci

ANALISIS PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DAN DISIPLIN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR

ANALISIS PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DAN DISIPLIN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR ANALISIS PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DAN DISIPLIN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus pada SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar Gumpang Kartasura Tahun Pelajaran 2014/2015) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi

Lebih terperinci

SAMBUTAN PADA UPACARA PERINGATAN HUT KE 71 KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA

SAMBUTAN PADA UPACARA PERINGATAN HUT KE 71 KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA 1 SAMBUTAN PADA UPACARA PERINGATAN HUT KE 71 KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TANGGAL 17 AGUSTUS 2016 Assalamu'alaikum Wr. Wb. Salam Sejahtera bagi kita semua Merdeka!!! Yang saya hormati: - Yang Mulia Para

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perancangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perancangan Sejarah merupakan hal penting yang harus dipelajari turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya. Lewat sejarah generasi muda belajar untuk mengenal

Lebih terperinci

BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA. 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan

BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA. 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA A. Data Umum 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan Secara umum, letak desa Tahunan Baru adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang merupakan daerah yang memiliki potensi budaya yang masih berkembang secara optimal. Keanekaragaman budaya mencerminkan kepercayaan dan kebudayaan masyarakat setempat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian yang penulis lakukan merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif yaitu jenis penelitian yang menghasilkan data deskriptif. Yakni

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sebuah kalimat yang berasal dari lafadz hallala-yuhallilu-tahlilan yang berarti

I. PENDAHULUAN. sebuah kalimat yang berasal dari lafadz hallala-yuhallilu-tahlilan yang berarti 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kata Tahlil secara etimologi dalam tata bahasa Arab membahasnya sebagai sebuah kalimat yang berasal dari lafadz hallala-yuhallilu-tahlilan yang berarti mengucapkan

Lebih terperinci

PENANAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di MTs Negeri Surakarta II Tahun 2013)

PENANAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di MTs Negeri Surakarta II Tahun 2013) PENANAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di MTs Negeri Surakarta II Tahun 2013) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia pada dasarnya dilatarbelakangi oleh adanya suatu sejarah kebudayaan yang beragam. Keberagaman yang tercipta merupakan hasil dari adanya berbagai

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI KEPALA DESA DALAM MELESTARIKAN TRADISI GOTONG ROYONG DI DESA TABA PASEMAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI KEPALA DESA DALAM MELESTARIKAN TRADISI GOTONG ROYONG DI DESA TABA PASEMAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH EFEKTIVITAS KOMUNIKASI KEPALA DESA DALAM MELESTARIKAN TRADISI GOTONG ROYONG DI DESA TABA PASEMAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH Oleh: Evsa Wulan Suri ABSTRAKSI Gotong royong adalah ciri dari kehidupan bangsa

Lebih terperinci

MUATAN NILAI KARAKTER NASIONALISME PADA LAGU-LAGU SLANK (Analisis Isi untuk Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan)

MUATAN NILAI KARAKTER NASIONALISME PADA LAGU-LAGU SLANK (Analisis Isi untuk Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan) MUATAN NILAI KARAKTER NASIONALISME PADA LAGU-LAGU SLANK (Analisis Isi untuk Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian tradisional pada Masyarakat Banten memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian tradisional pada Masyarakat Banten memiliki berbagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Kesenian tradisional pada Masyarakat Banten memiliki berbagai keanekaragaman seperti yang terdapat di daerah lain di Indonesia. Kesenian tersebut di antaranya

Lebih terperinci

PENDIDIKAN NILAI NASIONALISME DI SD NEGERI 2 WATES KULON PROGO

PENDIDIKAN NILAI NASIONALISME DI SD NEGERI 2 WATES KULON PROGO Pendidikan Nilai Nasionalisme... (Sarah Atikah Tsamarah) 2.773 PENDIDIKAN NILAI NASIONALISME DI SD NEGERI 2 WATES KULON PROGO EDUCATION OF NATIONALISM VALUE IN SD NEGERI 2 WATES KULON PROGO Oleh: Sarah

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN PERINGATAN HARI IBU KE 86 TINGKAT PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2014

KERANGKA ACUAN PERINGATAN HARI IBU KE 86 TINGKAT PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2014 KERANGKA ACUAN PERINGATAN HARI IBU KE 86 TINGKAT PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2014 I. PENDAHULUAN Peringatan Hari Ibu (PHI) yang dilaksanakan pada tanggal 22 Desember setiap tahunnya, merupakan upaya bangsa

Lebih terperinci

PERANAN PEMUDA KARANG TARUNA DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN PANCASILA SILA KELIMA DI RT.07 RW

PERANAN PEMUDA KARANG TARUNA DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN PANCASILA SILA KELIMA DI RT.07 RW PERANAN PEMUDA KARANG TARUNA DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN PANCASILA SILA KELIMA DI RT.07 RW.03 DUSUN SEGULUNG, DESA SEGULUNG, KECAMATAN DAGANGAN, KABUPATEN MADIUN TAHUN 2015 Toni Susanto Abstrak Padakarang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jawa Barat dikenal sebagai Kota Parahyangan/Tatar Sunda, yang berarti tempat para Rahyang/Hyang bersemayam. Menurut cerita cerita masyarakat kuno, Tatar Parahyangan

Lebih terperinci

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Kebangsaan

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Kebangsaan Nama : UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Kebangsaan Kelas : 7 Waktu : 12.45-14.15 No.Induk : Hari/Tanggal : Jumat, 05 Desember 2014 Petunjuk Umum: Nilai :

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pd Silaturahim dg Paskibraka, di Jakarta, tgl.18 Agt 2014 Senin, 18 Agustus 2014

Sambutan Presiden RI pd Silaturahim dg Paskibraka, di Jakarta, tgl.18 Agt 2014 Senin, 18 Agustus 2014 Sambutan Presiden RI pd Silaturahim dg Paskibraka, di Jakarta, tgl.18 Agt 2014 Senin, 18 Agustus 2014 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA SILATURAHIM PRESIDEN RI DENGAN PASKIBRAKA, PASUKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha mewujudkan sumber daya manusia yang lebih baik. Pendidikan harus mampu dalam perbaikan dan pembaharuan

Lebih terperinci

C. Peran Tokoh Perumus UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

C. Peran Tokoh Perumus UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Tabel 2.3 Arti Penting UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 No Unsur Manfaat Akibat apabila tidak ada UUD 1 Warga Negara 2 Bangsa dan Negara Kesimpulan : C. Peran Tokoh Perumus UUD Negara Republik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunita, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunita, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesenian merupakan hasil dari kebudayaan manusia yang dapat didokumentasikan atau dilestarikan, dipublikasikan dan dikembangkan sebagai salah salah satu upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai salah satu proses perubahan pada pembentuk sikap, kepribadian dan keterampilan manusia untuk menghadapi masa depan. Dalam proses pertumbuhan

Lebih terperinci

SAMBUTAN BUPATI KARANGANYAR PADA ACARA MALAM TIRAKATAN DALAM RANGKA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN REPUBLIK INDONESIA KE 71 TAHUN 2016

SAMBUTAN BUPATI KARANGANYAR PADA ACARA MALAM TIRAKATAN DALAM RANGKA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN REPUBLIK INDONESIA KE 71 TAHUN 2016 SAMBUTAN BUPATI KARANGANYAR PADA ACARA MALAM TIRAKATAN DALAM RANGKA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN REPUBLIK INDONESIA KE 71 TAHUN 2016 Hari / tanggal : Selasa, 16 Agustus 2016 Waktu : 19.00 WIB Tempat :...

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA ACARA UPACARA BENDERA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN KE-69 PROKLAMASI KEMERDEKAAN RI TAHUN 2014 Hari/tgl : Minggu, 17 Agustus 2014 Pukul : 07.30 WIB Tempat : Lapangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian adalah semua kegiatan pencarian, penyelidikan dan percobaan secara alamiah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan fakta-fakta

Lebih terperinci

2015 PERKEMBANGAN KESENIAN BRAI DI KOTA CIREBON TAHUN

2015 PERKEMBANGAN KESENIAN BRAI DI KOTA CIREBON TAHUN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kesenian tradisional yang tumbuh dan berkembang di Jawa Barat memiliki jenis yang beragam. Keanekaragaman jenis kesenian tradisional itu dalam perkembangannya

Lebih terperinci

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D) 29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari berbagai keragaman sosial, suku bangsa, kelompok etnis, budaya, adat istiadat, bahasa,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SIKAP TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA DI KALANGAN REMAJA ( studi kasus kegiatan rohis di SMA Negeri 3 Surakarta tahun pelajaran 2012/2013)

PENGEMBANGAN SIKAP TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA DI KALANGAN REMAJA ( studi kasus kegiatan rohis di SMA Negeri 3 Surakarta tahun pelajaran 2012/2013) PENGEMBANGAN SIKAP TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA DI KALANGAN REMAJA ( studi kasus kegiatan rohis di SMA Negeri 3 Surakarta tahun pelajaran 2012/2013) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PELAKSANAAN SELEKSI PASKIBRA KABUPATEN SEMARANG TAHAP II TAHUN 2014

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PELAKSANAAN SELEKSI PASKIBRA KABUPATEN SEMARANG TAHAP II TAHUN 2014 1 BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PELAKSANAAN SELEKSI PASKIBRA KABUPATEN SEMARANG TAHAP II TAHUN 2014 TANGGAL 28 MEI 2014 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG 2 Assalamu alaikum

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN S A L I N A N PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PONOROGO, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yanti Nurhayati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yanti Nurhayati, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena yang terdapat dikalangan masyarakat seperti saat ini, telah menunjukan adanya penurunan budaya dan karakter bangsa. Hal ini terlihat dari gaya hidup,

Lebih terperinci

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan keanekaragaman budaya, hal ini dikarenakan Indonesia terdiri dari berbagai suku dan adat budaya. Setiap suku

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI Pd Pertemuan dg Veteran dan Pejuang Perang..., tgl 23 Mar 2014, di Bali Minggu, 23 Maret 2014

Sambutan Presiden RI Pd Pertemuan dg Veteran dan Pejuang Perang..., tgl 23 Mar 2014, di Bali Minggu, 23 Maret 2014 Sambutan Presiden RI Pd Pertemuan dg Veteran dan Pejuang Perang..., tgl 23 Mar 2014, di Bali Minggu, 23 Maret 2014 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERTEMUAN DENGAN VETERAN DAN PEJUANG PERANG

Lebih terperinci

2013 POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

2013 POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan makhluk yang memiliki keinginan untuk menyatu dengan sesamanya serta alam lingkungan di sekitarnya. Dengan menggunakan pikiran, naluri,

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA DISKUSI KEBANGSAAN TENTANG NILAI-NILAI LUHUR BUDAYA BANGSA

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA DISKUSI KEBANGSAAN TENTANG NILAI-NILAI LUHUR BUDAYA BANGSA 1 BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA DISKUSI KEBANGSAAN TENTANG NILAI-NILAI LUHUR BUDAYA BANGSA TANGGAL 28 MARET 2015 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG 2 Assalamu alaikum Wr.

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan ASPEK PENDIDIKAN NILAI RELIGIUS DALAM PROSESI LAMARAN PADA PERKAWINAN ADAT JAWA (Studi Kasus Di Dukuh Sentulan, Kelurahan Kalimacan, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi

Lebih terperinci

Oleh: LITA AYU SOFIANA A

Oleh: LITA AYU SOFIANA A IMPLEMENTASI KARAKTER KEPEDULIAN SOSIAL MELALUI KEGIATAN GOTONG ROYONG (Studi Kasus Pembangunan Jalan di Desa Widodaren Kecamatan Widodaren Kabupaten Ngawi) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Dalam menyelenggarakan Selikuran terdapat dua tahapan yaitu :

BAB V PENUTUP. 1. Dalam menyelenggarakan Selikuran terdapat dua tahapan yaitu : BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Dalam menyelenggarakan Selikuran terdapat dua tahapan yaitu : - tahap persiapan - Tahap pelaksanaan (a) Tahap Persiapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki makna sesuatu yang beragam, sesuatu yang memilik banyak perbedaan begitupun dengan masyarakat

Lebih terperinci

MENGEMBANGKAN RASA CINTA KEPADA TANAH AIR DAN BANGSA

MENGEMBANGKAN RASA CINTA KEPADA TANAH AIR DAN BANGSA TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA MENGEMBANGKAN RASA CINTA KEPADA TANAH AIR DAN BANGSA Nindita Erwanti - 11.12.5996 Kelompok I Dosen : Muhammad Idris P, DRS., MM. JURUSAN SISTEM INFORMASI SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

KURIKULUM Kompetensi Dasar. Mata Pelajaran PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN. Untuk KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2012

KURIKULUM Kompetensi Dasar. Mata Pelajaran PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN. Untuk KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2012 KURIKULUM 2013 Kompetensi Dasar Mata Pelajaran PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Untuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2012 PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang berbudaya, terdiri dari 33 propinsi yang membentang dari Sabang sampai Merauke. Kekayaan Indonesia ini merupakan aset penting bagi negara.

Lebih terperinci

PERANAN KEGIATAN PRAMUKA DALAM MEMBANGUN JIWA PERSATUAN DAN KESATUAN (Studi Kasus Madrasah Aliyah Negeri 2 Boyolali) NASKAH PUBLIKASI

PERANAN KEGIATAN PRAMUKA DALAM MEMBANGUN JIWA PERSATUAN DAN KESATUAN (Studi Kasus Madrasah Aliyah Negeri 2 Boyolali) NASKAH PUBLIKASI PERANAN KEGIATAN PRAMUKA DALAM MEMBANGUN JIWA PERSATUAN DAN KESATUAN (Studi Kasus Madrasah Aliyah Negeri 2 Boyolali) NASKAH PUBLIKASI Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan ERNA KURNIAWATI A.220090148

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan pembahasan hasil penelitian sebagaimana telah diuraikan dalam bab IV, maka pada bagian ini akan dikemukakan beberapa hal-hal penting sebagai kesimpulan, sebagai

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI LOKASI OBJEK PENELITIAN. Batang Hari. Candi ini merupakan peninggalan abad ke-11, di mana Kerajaan

BAB II DESKRIPSI LOKASI OBJEK PENELITIAN. Batang Hari. Candi ini merupakan peninggalan abad ke-11, di mana Kerajaan BAB II DESKRIPSI LOKASI OBJEK PENELITIAN A. Deskripsi Objek Wisata Candi Muaro Jambi Candi Muaro Jambi terletak di Kabupaten Muaro Jambi, tepatnya di Kecamatan Muaro Sebo, Provinsi Jambi. Lokasi candi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada

I. PENDAHULUAN. suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk. Hal ini terlihat dari keberagaman suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI KULONPROGO SAMBUTAN PADA ACARA UPACARA BENDERA BULAN JULI 2011 KABUPATEN KULONPROGO Wates, 18 Juli 2011

BUPATI KULONPROGO SAMBUTAN PADA ACARA UPACARA BENDERA BULAN JULI 2011 KABUPATEN KULONPROGO Wates, 18 Juli 2011 BUPATI KULONPROGO SAMBUTAN PADA ACARA UPACARA BENDERA BULAN JULI 2011 KABUPATEN KULONPROGO Wates, 18 Juli 2011 Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita semua. Yang saya hormati, Para Pimpinan

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah 1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Masalah Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah dipupuk sejak dini sehingga generasi penerus bangsa mampu menjadi pemimpin berdedikasi tinggi

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN UPACARA BENDERA HARI GURU NASIONAL TAHUN 2014 DAN HUT KE-69 PGRI

PEDOMAN PELAKSANAAN UPACARA BENDERA HARI GURU NASIONAL TAHUN 2014 DAN HUT KE-69 PGRI PEDOMAN PELAKSANAAN UPACARA BENDERA HARI GURU NASIONAL TAHUN 2014 DAN HUT KE-69 PGRI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KEMENTERIAN AGAMA PENGURUS BESAR PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan kepemimpinan

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan kepemimpinan 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan kepemimpinan transformasional dalam pembinaan toleransi budaya mahasiswa yang tinggal di Ma had al-jami

Lebih terperinci

TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 68 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 15 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN ORGANISASI LEMBAGA KETAHANAN MASYARAKAT KELURAHAN,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tari Putri Asrini, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tari Putri Asrini, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Panjalu merupakan sebuah kecamatan yang terletak di Ciamis Utara. Secara geografis Panjalu mempunyai luas wilayah sebesar 50,60 Km² dengan jumlah penduduk 46.991

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya yang

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya yang berhubungan dengan proses komunikasi dan informasi menyebabkan terjadinya pergeseran dan perubahan

Lebih terperinci

17. URUSAN WAJIB KEBUDAYAAN

17. URUSAN WAJIB KEBUDAYAAN 17. URUSAN WAJIB KEBUDAYAAN A. KEBIJAKAN PROGRAM Kebijakan Program Urusan Wajib Kebudayaan dititikberatkan pada pengembangan seni dan budaya sebagai daya tarik wisata. Hal tersebut didasarkan dengan pertimbangan

Lebih terperinci

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan cara untuk mencerdaskan bangsa yang sesuai dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai tujuan pendidikan nasional.

Lebih terperinci

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia Arsip Nasional Republik Indonesia LEMBAR PERSETUJUAN Substansi Prosedur Tetap tentang Layanan Pengunjung Diorama Sejarah Perjalanan Bangsa telah saya setujui. Disetujui di Jakarta pada tanggal Januari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. maupun dilestarikan. Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks yang

I. PENDAHULUAN. maupun dilestarikan. Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan merupakan salah satu kekayaan yang Indonesia miliki, kebudayaan yang beranekaragam ini merupakan aset negara yang harus tetap dipertahankan maupun dilestarikan.

Lebih terperinci