BAB I PENDAHULUAN. (archipelagic waters) yang berada di antara dan sekitar pulau-pulaunya yang luas
|
|
- Ridwan Gunawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan yang memiliki perairan kepulauan (archipelagic waters) yang berada di antara dan sekitar pulau-pulaunya yang luas kurang lebih sekitar km dan terletak pada posisi silang antara dua benua yaitu benua Asia dan benua Australia, dan antara dua samudra yaitu Hindia dan Pasifik. 1 Letak geografis yang strategis tersebut telah membawa keuntungan bagi Indonesia, paling tidak beberapa keuntungan tersebut adalah Pertama Indonesia menjadi persimpangan lalulintas perdagangan dunia. Kedua Letak Indonesia juga membawa pengaruh pada Iklim, yaitu iklim tropika dengan adanya curah hujan yang cukup setiap tahunnya menyebabkan beragamnya vegetasi yang dapat tumbuh dan berkembang. Ketiga letak strategis Indonesia dengan banyaknya gunung-gungung berapi maka juga berdampak pada keanekaragaman flora dan fauna, keragaman jenis tanah dan keragaman sumber daya mineral. Tentu kondisi ini sangat berpengaruh positif bagi negara dalam rangka meningkatkan produktivitas ekonomi, dan menambah sumber-sumber pembiayaan bagi pembangunan nasional. Sesuai dengan tujuan pembangunan nasional, sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional dua puluh tahun 1 Atje Misbach M, 1993, Status Hukum Perairan Kepulauan Indonesia dan Hak Lintas Kapal Asing, Alumni, Bandung, hal. 1-2.
2 2 kedepan, tahun 2005 sampai tahun 2025 yaitu mewujudkan bangsa yang maju, mandiri dan adil sebagai landasan bagi tahap pembangunan berikutnya menuju masyarakat adil dan makmur dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republic Indonesia Tahun 1945 maka Dalam rangka mewujudkan kesejahteraan tersebut perlu pembangunan ekonomi yang menekankan produktivitas yang berkelanjutan, untuk itulah diperlukan adanya peningkatan penanam modal baik oleh sektor pemerintah maupun sektor swasta, baik dalam maupun luar negeri dengan mengikutsertakan masyarakat luas dan pemerintah menciptakan iklim yang menggairahkan kegiatan investasi. 2 Berbagai kebijakan dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia untuk mengundang investor ke Indonesia. Pada tahap permulaan semua bidang usaha terbuka untuk semua modal asing kecuali yang menyangkut kepentingan Negara yang menguasai hajat hidup orang banyak seperti pelabuhan, tenaga listrik, air minum, telekomunikasi, pelayaran, penerbangan, kereta api, pembangkit listrik atom, dan media masa. 3 Pemerintah juga telah menyediakan berbagai perangsang di bidang perpajakan, transfer keuntungan, jaminan hukum terhadap kemungkinan nasionalisasi dan prosedur penyelesaian sengketa yang timbul di kemudian hari. Hal tersebut dapat diatur dalam Undang-undang No. 25 Tahun 2007 tentang 2 Sumantoro, 1984, Kerjasama Patungan Dengan Modal Asing( selanjutnya disebut Buku I), Alumni, Bandung, hal Rosyidah Rakhmawati, 2004, Hukum Penanaman Modal di Indonesia Dalam Menghadapi Era Global, Banyumedia, Malang, hal. 86.
3 3 Penanaman Modal (UUPM) khususnya dalam pasal 6,7,8,9,18,23,dan 32. Yang pada intinya menguraikan pemerintah menyediakan fasilitas yang menguntungkan dan kemudahan prosedur meski menurut berbagai pihak penananam modal harus terikat dan tunduk pada sekitar 180 peraturan. 4 Prosedur penanaman modal asing tersebut melalui beberapa tahapan seperti mempelajari bidang usaha yang terbuka dantentunya bagi investor asing yang telah diterapkan oleh Badan Penanaman Modal (BPM) yang mana selanjutnya di dalam penelitian manajemen bidang yang terbuka dan ketentuan lain yang bersangkutan dengan investor tersebut. Terhadap investor asing pemerintah akan memberikan kebijakan-kebijakan dalam hal keringanan atau pembebasan pajak, hak transfer, pemakaian tenaga kerja dan kemudian dalam pelayanan perijinan. Untuk menjamin ketenangan bekerja modal asing yang ditanam di Indonesia maka ditetapkan bahwa pemerintah tidak akan melakukan nasionalisasi dan wajib memberikan kompensasi terhadap perusahaan modal asing atau investor asing yang menanamkan modalnya di Indonesia yang diatur dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (UU PM) dalam pasal 7 ayat 1 dan 2. Pada saat ini Negara Indonesia mengalami krisis moneter dan stabilitas keamanan yang belum menentu, hal ini sangat berdampak pada investor yang menanamkan modalnya di Indonesia. Dengan demikian investor tentunya akan merasa takut untuk menanamkan modalnya di Indonesia kalau tidak ada perlindungan dan kepastian hukum. Tingkat persaingan bisnis hal Sumantoro, 1996, Hukum Ekonomi (selanjutnya disebut buku II), Universitas Indonesia,
4 4 akan makin ketat dengan negara-negara luar, sedangkan pengusaha dalam negeri dihadapkan pada tantangan keamanan, legalitas, dan kualitas. Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 yang merupakan Undang-Undang tentang Penanaman Modal, yang sudah barang tentu penanaman modal sebagai bentuk kegiatan usaha dengan cara penanaman modal baik oleh penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing untuk melakukan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia, yang mana modal asing yang dimiliki oleh Negara, perseorangan warga Negara asing, baik badan hukum asing maupun badan hukum Indonesia yang sebagian maupun seluruh modalnya dimiliki oleh pihak asing dalam bentuk aset baik dalam penanaman modal yang mempunyai nilai ekonomis. Dalam suatu perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA), baik yang dilakukan secara langsung dalam menggerakkan atau menjalankan perusahaan tersebut kemungkinan timbulnya perselisihan atau persengketaan antara pihak tidak boleh diabaikan, walaupun perselisihan itu sama sekali tidak diharapkan oleh semua pihak. Penyelesaian sengketa secara konvensional melalui jalur-jalur hukum formal atau litigasi dianggap kurang dapat menciptakan suasana konduksif bagi masyarakat bisnis termasuk penanaman modal asing di Indonesia, karena mengandung kelemahan yaitu : Masalah penegakan hukum mengenai adanya kepastian hukum yang diwujudkan hanya melalui kepatuhan terhadap kontrak atau kerjasama yang telah dibuat dan mekanisme penyelesaian sengketa yang terlalu panjang dan memerlukan biaya besar.
5 5 Pemilik modal dalam menjalankan investasinya terutama pemilik modal asing mengalami berbagai kendala baik dalam perizinan maupun masalah sosial. Di samping itu, ada juga persyaratan yang juga patut diperhatikan, yaitu persoalan budaya hukum. Persoalan ini menjadi sangat penting mana kala dikaitkan dengan perilaku birokrasi dan perilaku masyarakat tempat dimana investasi itu ditanamkan 5. Keluhan para investor muncul karena perilaku-perilaku birokrasi dan perilaku-perilaku masyarakat yang kurang kondusif, sehingga mereka mendapatkan kesulitan untuk menginvestasikan modalnya di Indonesia. Yang juga menjadi permasalahan adalah bahwa kehadiran investor asing ini sangat dipengaruhi oleh kondisi internal suatu negara, seperti stabilitas ekonomi, politik negara, penegakan hukum. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut selanjutnya penulis tertarik utnuk mengangkat masalah Perlindungan hukum terhadap pemodal asing dalam sengketa penanaman modal di Indonesia. Hal inilah yang kemudian menarik. 1.2 Rumusan masalah Berdasarkan pada latar belakang diatas, maka dapat ditarik beberapa permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah perlindungan hukum terhadap investor asing yang menanamkan modalnya menurut Undang-Undang Penanaman Modal? 5 D.Sidik Suraputra. Dalam Melda Kamil Aradno.(ed).Hukum Internasional dan berbagai permasalahannya (Suatu Kumpulan Karangan)., http/:oecd.org/dsti/sti/it/infosoc/, bahan diakses tanggal 29 Juli 2010.
6 6 2. Bagaimanakah penyelesaian sengketa jika pihak investor asing melanggar kewajiban menurut Undang-Undang Penanaman Modal? 1.3 Ruang Lingkup Masalah Untuk mendapatkan permasalahan yang terarah sehingga tidak menyimpang dari pokok permasalahan yang akan dibahas, maka dibatasi ruang lingkup permasalahannya sehingga pembahasan akan dapat diuraikan secara sistematis. Dalam hubungannya dengan permasalahan diatas maka akan dibahas dalam permasalahan pertama yaitu mengenai perlindungan hukum terhadap ivestor asing yang menanamkan modalnya di Inonesia menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal dan untuk permasalahan kedua akan dibahas mengengenai penyelesaian sengketa bila ada investor asing melanggar kewajiban menurut undang-undang Penanaman Modal. 1.4 Orisinalitas Penelitian Dalam penulisan penelitian ini berdasarkan hasil pemaparan dan pemikiran penulis demi orisinalitas penelitian yang dibuat dan dikembangkan sendiri oleh penulis. Walaupun ada beberapa pembahasan yang menyerupai dengan judul penelitian yang penulis buat tetapi dalam segi pembahasanya penelitian ini lebih khusus meneliti tentang pengaruh investor asing dalam penanaman modal di Indonesia dan dalam penelitian ini juga peneliti akan menampilkan 3 Skripsi terdahulu yang pembahasannya berkaitan dengan
7 7 Perlindungan Hukum Terhadap Penanaman Modal Asing Dalam Sengketa Hukum Penanaman Modal Di Indonesia Tabel 1.1. Daftar Penelitian Sejenis. No Judul Penulis Rumusan Masalah 1 Analisis Penanaman Thomas Budiman 1.Bagaimana faktor-faktor Modal Asing Di Syah (Mahasiswa yang mempengaruhi Indonesia Fakultas Hukum pertumbuhan ekonomi Universitas Indonesia) Islam Tahun pada sector Penanaman Modal Asing di Indonesia. 2. Bagaimana peran pemerintah dengan berkaitan keberadaan 2 Penanaman Modal Asing Dalam Rangka Investasi Di Indonesia Rachardy Andriyanto (Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Investor asing yang berinvestasi di Indonesia 1. Apa peranan penanaman modal asing bagi Negara berkembang. 2. Faktor-faktor apakah Jember). Tahun yang menyebabkan 2013 sebagian besar investor asing enggan masuk ke Indonesia atau juga enggan
8 8 untuk merealisasi rencana investasi mereka yang telah disetujui pemerintah. 3 Hubungan Antara Michael Janitra 1. Apakah peningkatan Penanaman Modal Wihardjo kesejahteraan penduduk Asing Dan (Mahasiswa Fakultas Indonesia disebabkan Kesejahteraan Hukum Universitas penanaman modal asing di Penduduk Indonesia. Surabaya). Tahun Indonesia Bagaimana tingkat kesejahteraan penduduk Indonesia dengan adanya penanaman modal asing di Indonesia. 1.5 Tujuan Penelitian Setiap penulisan yang sifatnya ilmiah, sudah tentu terkandung suatu tujuan yang dapat dipertanggungjawabkan. Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: Tujuan Umum Adapun tujuan Umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perlindungan hukum bagi investor asing yang menanamkan modalnya di Indonesia, disamping itu juga bertujuan memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana srtat 1 (S1) dalam Jurusan Ilmu Hukum Fakultas Hukum Uuniversitas Udayana
9 Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui perlindungan hukum terhadap investor asing yang menanamkan modalnya menurut undang-undang penanaman modal 2. Untuk mengetahui upaya- upaya hukum dalam penyelesaian sengketa apakah yang dapat ditempuh apabila pihak investor asing melanggar hak dan kewajiban menurut undang-undang penanaman modal 1.6 Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis 1. Bagi Mahasiswa a) Melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan mahasiswa dan merupakan kesempatan untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dibangku kuliah dengan kenyataan yang ada di masyarakat. b) Sebagai salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana hukum pada Fakultas Hukum Universitas udayana 2. Bagi Fakultas/Universitas Hasil penelitian ini merupakan salah satu dari penelitian untuk mengevaluasi kemampuan para mahasiswa dalam menganalisis serta memecahkan permasalahan secara ilmiah dalam rangka menerapkan ilmu di bangku kuliah serta sebagai bahan bacaan dalam perpustakaan.
10 Manfaat Praktis Untuk memberikan sumbangan pemikiran khususnya dalam perlindunganhukum bagi penanam modal asing (investor asing) yang mau menanamkan modalnya di indonesia bila terjadi sengketa penanaman modal. 1.7 Landasan Teoritis Perlindungan dalam kamus bahasa Indonesia artinya adalah menjaga, memelihara, memberi pertolongan. Dari arti perlindungan ini dapat dicari maknanya bahwa perlindungan itu tertuju kepada seseorang atau kelompok orang, karena ia memerlukan pertolongan dari seorang atau dari kekuasaandalam hal ini pemerintah 6. Istilah penanaman modal dilihat dari Kamus Umum Bahasa Indonesia merupakan suatu perbuatan, cara untuk menanamkan uang pokok, harta benda yang dapat dipergunakan untuk menghasilkan sesuatu yang berguna untuk manambahkan kekayaan. Sedangkan perlindungan berarti menjaga, memelihara, member pertolongan.dengan demikian, perlindungan ini dapat dicari maknanya bahwa tertuju kepada seseorang atau sekelompok orang yang terancam hakhaknya dari seseorang atau sekelompok orang. Dalam penanaman modal asing pemerintah wajib member perlindungan hukum terhadap investor asing termasuk melindungi kepentingan dan hak investor asing dalam menanamkan modalnya di Indonesia pada umumnya dan di Bali khususnya agar apa yang menjadi hak-hak investor asing tersebut didapatkan sesuai dengan aturan dalam Perundang-undangan No.25 Tahun 2007 tentang hal Poerwadarninta, W.J.S., 1984, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta,
11 11 Penanam Modal (UU PM). Untuk memperoleh perlindungan hukum bagi investor asing dalam menjalankan usahanya di Indonesia, maka diharapkan perusahaan yang terbentuk tersebut berkedudukan di Indonesia dan sebagai kesatuan. Perusahaan yang harus berbentuk badan hukum menurut hukum Indonesia. 7 Ketentuan tersebut diatur dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 khususnya dalam pasal 5 ayat 2 UU PM. Dengan mewajibkan bentuk badan hukum maka dengan demikian akan mendapat ketegasan status hukumnya, yaitu badan hukum Indonesia yang tunduk pada hukum Indonesia. Sebagai badan hukum terdapat ketegasan tentang modal yang ditanam oleh investor asing tersebut di Indonesia khususnya di Provinsi Bali. Badan hukum yang diwajibkan disini bagi investor asing tersebut berupa perseroan terbatas (PT). Dengan diatur dalam Undang-Undang No.3 Tahun 1982 (Undang-Undang Wajib Daftar Perusahaan) yang mempunyai tujuan sebagai control dari pihak pemerintah terhadap perusahaan yang ada, jenis usahanya dan tingkat solvabilitasnya. 8 Di samping itu pemerintah tidak akan melakukan nasionalisasi atau pengambilan hak kepemilikan kecuali dengan Undang-Undang dan apabila pemerintah melakukan tindakan nasionalisasi atau pengambilan hak kepemilikan, maka akan memberikan kompensasi berdasarkan harga pasar sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 khususnya dalam pasal 7 ayat 1 dan 2 (UU PM). 7 Sutantya, R.T. Hadikusuma R. Sumantoro, 1990, Pengertian Pokok-Pokok Hukum Perusahaan dan Bentuk-bentuk Perusahaan Yang bedaku di Indonesia, Rajawali Pers, Jakarta, hal Ibid, hal. 202.
12 12 Di dalam Undang-Undang No.25 Tahun 2007 khususnya pada pasal 1 disebutkan bahwa :Penanaman modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal, baik oleh penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing untuk melakukan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia (Ayat (1), sedangkan Penanaman modal dalam negeri adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri (Ayat (2) dan Penanam modal asing adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia yang dilakukan olah penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri (Ayat (3). Hubungan antar Negara penerima modal dengan penanam modal khususnya Penanam Modal (PM) itu sendiri mempunyai banyak variasi. Pendapat pertama dipelopori oleh Kari Mark dan Robert Mogdoff menunjukan adanya sikap yang ekstrim yakni tidak menginginkan timbulnya ketergantungan dari negara-negara terhadap penanam modal khususnya Penanam Modal Asing, sehingga dengan tegas menolak adanya Penanam Modal Asing karena dianggapnya sebagai kelanjutan dari proses kapitalisme. 9 Pendapat kedua menunjukkan sikap nasionalisme dan populisme yang pada dasarnya diliputi kekhawatiran akan adanya dominasi penanaman modal asing. Oleh sebab itu, menurut paham ini bahwa kehadiran penanam modal asing berakibat adanya 9 Kari Marx dan Robert Mogdoff dalam Aminuddin Ilmar, 2004, Hukum Penanaman Modal Di Indonesia, Edisi Pertama, Cetakan I, Fajar Interpratama Offset, Jakarta, hal. 41.
13 13 pembagian keuntungan yang tidak seimbang yang terlalu banyak ada pada pihak penanam modal asing, sehingga menyebabkan negara penerima modal asing membatasi kegiatan penanaman modal asing sedemikian rupa. Pendapat ini dipelopori oleh Streeten dan Stephen Hymer. 10 Hymer dalam Aminuddin Ilmar mengatakan ; Penanam modal asing adalah seorang monopolis atau bahkan seringkali oligopolies di pasar-pasar produksi suatu Negara dimana ia melakukan usahanya. Oleh karenanya bilamana penanam modal asing benar-benar menghancurkan kekuatan dalam pasar produksi suatu Negara, maka pemerintah harus siap melakukan pengawasan pada penanam modal asing tersebut. Dengan demikian bahwa untuk kegiatan demikian berlaku hukum pembangunan yang tidak seimbang (law of uneven developmenf) yakni pembangunan yang menghasilkan kemakmuran di satu pihak dan kemelaratan di lain pihak Pendapat ketiga dipelopori oleh Raymond Vernon dan Charles P. Kindleberger, melihat peranan penanam modal asing secara ekonomi tradisional dan meninjaunya dari segi kenyataan, di mana penanam modal asing dapat membawa pengaruh pada perkembangan dan modernisasi ekonomi Negara penerima modal asing. Proses tersebut dapat dilihat pada gejala perkembangan dan pertumbuhan ekonomi dunia dan mekanisme pasar yang dapat berlangsung 10 Hymer dalam Aminuddin Ilmar, 1990, Ibid, hal Ibid, hal. 42
14 14 baik dengan atau tanpa pengaturan dan fasilitas dari Negara penanam modal asing. 12 Penyelesaian sengketa dalam penanaman modal yang sifatnya efektif merupakan idaman setiap pihak yang terlibat dalam suatu transaksi penanaman modal asing. Salah satu alasan yang menjadi dasar pertimbangan adalah suatu sengketa selalu menjadi factor penghambat dalam melaksanakan penanaman modal. Pada dasarnya setiap sengketa penanaman modal dapat diselesaikan melalui peradilan nasional suatu negara ataupun melalui lembaga arbitrase Dalam praktek para investor asing lebih memilih menyerahkan masalah penyelesaian sengketa pada lembaga arbitrase karena peradilan nasional seringkah dianggap lebih berpihak pada kepentingan pihak nasional dan mengabaikan kepentingan investor asing Metode Penelitian Dalam rangka memperoleh dan mengumpulkan serta menganalisa setiap data atau informasi yang bersifat ilmiah, tentunya dibutuhkan metode dengan tujuan agar suatu karya tulis ilmiah mempunyai susunan yang sistematis, terarah,dan konsisten yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tersebut, kemudian mengusahakan suatu pemecahan terhadap permasalahanyang timbul dalam gejala yang bersangkutan RaymondVernom dan Charles P dalam Aminuddin Ilmer,Op.Cit, hal Rosyidah Rakhmawati, Op.Cit, hal Sugiyono, 2001, Metoda Penelitian Administrasi, alfabeta, Bandung, h.2.
15 Jenis Penelitian Jenis Penelitian yang digunakan didalam pembuatan Skripsi ini adalah Penelitian Hukum Normatif, 15 yaitu jenis penelitian yang didasarkan kepada data perpustakaan. Menurut Philipus M Hadjon penelitian hukum normatif yaitu suatu penelitian yang mengkaji ketentuan-ketentuan hukum positif maupun asas-asas hukum Jenis Pendekatan Adapun Jenis Pendekatan yang dipakai dalam Penelitian ini yaitu dengan Pendekatan Perundang-Undangan (the statute approach) dan Pendekatan konseptual (conceptual approach). Dimana dalam Pendekatan Perundang- Undangan dilakukan dengan menelaah semua Undang-Undang dan Regulasi yang bersangkut paut dengan sesuai Hukum yang ditangani, 16 sedangkan Pendekatan Konseptual pendekatan yang digunakan dalam mengkaji berbagai Konsep yang berkaitan dengan masalah perlindungan hukum, sengketa modal sehingga merupakan Bahan Hukum yang siap dianalisa Sumber Bahan Hukum Menurut Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji menyatakan bahwa suatu penelitian Hukum menggunakan penggunaan Bahan Hukum Primer (bahan Hukum yang bersifat mengikat), Bahan Hukum Skunder (bahan hukum yang memberikan penjelasan mengenai bahan Hukum primer) dan Bahan Hukum 15 Philipus M Hadjon, 1997, Pengkajian Ilmu Hukum, Makalah Penelitian Metode Penelitian Hukum Normatif, Universitas Airlangga, Surabaya, h.20. Jakarta, h Peter Mahmud Marzuki, 2005, Penelitian Hukum, Kencana Perdana Grup,
16 16 Tersier (bahan Hukum yang memberikan petunjuk atau penjelasan bahan Hukum Primer dan Skunder). Dalam Penelitian Hukum tersebut Bahan Primer yang memiliki kekuatan mengikat kedalam. 17 Adapun Bahan Hukum yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu: a. Bahan Hukum Primer diperoleh dari peraturan perundang-undangan yang berlaku seperti: Undang-Undang No 25 tahun 2007 tentang penanaman Modal. b. Bahan Hukum Skunder yaitu, Bahan-Bahan yang memberi penjelasan mengenai Bahan Hukum Primer yang berupa penelitian dan penulisan dibidang Hukum yang diperoleh dari Undang-Undang, Buku-Buku, Jurnal-Jurnal Hukum, dan sebagainya Teknik Pengumpulan Bahan Hukum Teknik pengumpulan Bahan Hukum primer dan sekunder dilakukan dengan pengumpulan bahan hukum melalui studi pencatatan dokumen yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas dengan menginterpretasikan dengan menafsir dan mengkaji peraturan perundang-undangan kemudian dituangkan dalam karya ilmiah dengan mengaitkan permasalahan yang dibahas Teknik Analisis Setelah bahan hukum primer dan dan bahan hukum sekunder terkumpul, maka bahan hukum tersebut diolah dan dianalisa dengan mempergunakan metode kualitatif, setelah melalui pengolahan dan analisis, kemudian bahan hukum tersebut disajikan secara deskriptif analisis. Deskriptif artinya pemamaparan hasil 17 Bambang Sunggono, 2006, Metoda Penelitian Hukum, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, h.113.
17 17 penelitian secara sistematis dan menyeluruh menyangkut fakta-fakta yang berhubungan dengan permasalahan penelitian. Sedangkan analisis artinya fakta yang berhubungan dengan penelitian dihubungkan secara cermat, sehingga didapatkan kesimpulan hasil penelitian.
TANGGUNG JAWAB INVESTOR ASING DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG PENANAMAN MODAL
TANGGUNG JAWAB INVESTOR ASING DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG PENANAMAN MODAL Oleh : Aditya Putra Thama I Gusti Ayu Puspawati Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT: The exposure
Lebih terperinciHAK DAN KEWAJIBAN INVESTOR ASING DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL
HAK DAN KEWAJIBAN INVESTOR ASING DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL Oleh Kadek Febby Sara Sitradewi Anak Agung Gede Agung Dharma Kusuma Bagian Hukum Perdata Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar guna melaksanakan pembangunan nasional. Kebutuhan dana yang besar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang besar guna melaksanakan pembangunan nasional. Kebutuhan dana yang besar tersebut diperlukan guna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai Negara berkembang tentu sedang giat-giatnya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai Negara berkembang tentu sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan demi menciptakan masyarakat yang makmur, yang dimana akan diwujudkan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
41 III. METODE PENELITIAN Penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran, secara sistematis, metodologis,
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1994 TENTANG PEMILIKAN SAHAM DALAM PERUSAHAAN YANG DIDIRIKAN DALAM RANGKA PENANAMAN MODAL ASING
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1994 TENTANG PEMILIKAN SAHAM DALAM PERUSAHAAN YANG DIDIRIKAN DALAM RANGKA PENANAMAN MODAL ASING PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciPERLINDUNGAN TERHADAP INVESTOR ASING APABILA TERJADI SENGKETA DI INDONESIA DITINJAU DARI UNDANG UNDANG PENANAMAN MODAL ASING. Oleh
1 PERLINDUNGAN TERHADAP INVESTOR ASING APABILA TERJADI SENGKETA DI INDONESIA DITINJAU DARI UNDANG UNDANG PENANAMAN MODAL ASING Oleh Nyoman Putra Suhambara Nyoman Mas Ariyani Bagian Hukum Bisnis Fakultas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menggali, mengelola dan merumuskan bahan-bahan hukum dalam menjawab
BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Metode dalam sebuah penelitian merupakan suatu sarana pokok dalam pengembangan disiplin ilmu pengetahuan, khususnya Ilmu hukum yang berusaha mengungkapkan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1994 TENTANG PEMILIKAN SAHAM DALAM PERUSAHAAN YANG DIDIRIKAN DALAM RANGKA PENANAMAN MODAL ASING
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1994 TENTANG PEMILIKAN SAHAM DALAM PERUSAHAAN YANG DIDIRIKAN DALAM RANGKA PENANAMAN MODAL ASING PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengungkapkan kebenaran secara sistematis, metodologis dan konsisten. 2 Jadi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode merupakan cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu, termasuk juga metode dalam sebuah penelitian. Menurut Peter R. Senn, 1 metode merupakan suatu prosedur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membutuhkan moda transportasi massal yang murah, efisien, dan cepat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Melihat dari gambaran Indonesia yang sangat luas dan menjadi salah satu penduduk terbanyak di dunia sudah pantas bila masyarakat Indonesia sangat membutuhkan moda transportasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemudian diiringi juga dengan penyediaan produk-produk inovatif serta. pertumbuhan ekonomi nasional bangsa Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan usaha di sektor jasa keuangan pada saat sekarang ini sedang mengalami perkembangan dan kemajuan, hal itu dapat terlihat dari besarnya antusias masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hewan tumbuan dan organisme lain namun juga mencangkup komponen abiotik
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang sangat kaya sumber daya, baik itu sumber daya manusia atau pun sumber daya alam. Dari aspek sumber daya alam, kekayaan yang dimiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang memiliki kelebihan dana dengan pihak-pihak yang kekurangan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bank Pembangunan Daerah dengan fungsinya meningkatkan pertumbuhan perekonomian dan pembangunan daerah, sebagai perantara pihakpihak yang memiliki kelebihan
Lebih terperinciUPAYA PENCAPAIAN IKLIM USAHA KONDUSIF BAGI PENANAMAN MODAL (INVESTASI) DALAM KEGIATAN BISNIS PARIWISATA
UPAYA PENCAPAIAN IKLIM USAHA KONDUSIF BAGI PENANAMAN MODAL (INVESTASI) DALAM KEGIATAN BISNIS PARIWISATA oleh Kezia Frederika Wasiyono I Ketut Sudiarta Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh orang pribadi ( natural person) ataupun badan hukum (juridical
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara yang sedang membangun. Untuk membangun diperlukan adanya modal atau investasi yang besar. Secara umum investasi atau penanaman modal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup umat manusia. Hubungan manusia dengan tanah bukan hanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah merupakan salah satu sumber daya alam yang terpenting untuk kelangsungan hidup umat manusia. Hubungan manusia dengan tanah bukan hanya sekedar tempat hidup,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berlanjut dengan krisis kepercayaan, krisis politik, krisis sosial, krisis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak terjadinya krisis ekonomi pada tahun 1997, yang kemudian berlanjut dengan krisis kepercayaan, krisis politik, krisis sosial, krisis budaya, krisis keamanan, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. antara satu negara dengan negara lainnya. Salah satu usaha yang selalu dilakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap negara selalu berusaha meningkatkan pembangunan, kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya. Usaha tersebut dilakukan dengan berbagai cara yang berbeda antara
Lebih terperinci(The Decentralization of Investment: a Legal Study based on the Law Number 25 of 2007 regarding the Investment)
DESENTRALISASI PENYELENGGARA PENANAMAN MODAL (SUATU TINJAUAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL) (The Decentralization of Investment: a Legal Study based on the Law Number 25
Lebih terperinciBUPATI KEPULAUAN SELAYAR
BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODAL DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN SELAYAR, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan satu macam
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Masalah Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan satu macam pendekatan, yaitu pendekatan yuridis normatif. Penelitian hukum normatif adalah
Lebih terperinciADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN EVITA KARINA PUTRI JATUHNYA PESAWAT AIR ASIA DENGAN NOMOR PENERBANGAN QZ8501
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terletak di Asia Tenggara. Melintang di khatulistiwa antara benua Asia dan Australia serta antara Samudera
Lebih terperinciKONSEP PENANAMAN MODAL MAKALAH. Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Aspek Hukum dalam Bisnis. Dosen Pengampu: Ahmad Munir, SH., MH.
KONSEP PENANAMAN MODAL MAKALAH Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Aspek Hukum dalam Bisnis Dosen Pengampu: Ahmad Munir, SH., MH. Oleh: Eka Yatimatul Fitriyah (15053005) M. Bagus Bahtian (15053016)
Lebih terperinciANALISIS PEMBERIAN INSENTIF KEPADA INVESTOR ASING MENURUT UU NO. 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL
ANALISIS PEMBERIAN INSENTIF KEPADA INVESTOR ASING MENURUT UU NO. 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL Oleh : Any Prima Andari I Wayan Wiryawan Desak Putu Dewi Kasih Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah telah membuktikan bahwa Negara Indonesia adalah negara bahari, yang kejayaan masa lampaunya dicapai karena membangun kekuatan maritim
Lebih terperinciBENTUK KEBIJAKAN YANG DIPEROLEH INVESTORDALAM PENANAMAN MODAL DI INDONESIA
BENTUK KEBIJAKAN YANG DIPEROLEH INVESTORDALAM PENANAMAN MODAL DI INDONESIA Oleh Dewa Gede Tisna Agung Mahadita Ni Ketut Sri Utari I Ketut Markeling Hukum Bisnis, Fakultas Hukum, Universitas Udayana ABSTRAK
Lebih terperinciAKIBAT HUKUM BAGI PENANAM MODAL ASING YANG MELAKUKAN PELANGGARAN KONTRAK DALAM BERINVESTASI DI INDONESIA
AKIBAT HUKUM BAGI PENANAM MODAL ASING YANG MELAKUKAN PELANGGARAN KONTRAK DALAM BERINVESTASI DI INDONESIA Oleh Komang Hendy Prabawa Marwanto Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manufaktur, dan lain sebagainya membutuhkan sarana dan prasarana yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan usaha di berbagai bidang baik bidang industri, pertanian, manufaktur, dan lain sebagainya membutuhkan sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Sampul Depan. 1. Daftar Isi Bab I : Pendahuluan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Pengertian...
DAFTAR ISI Sampul Depan. 1 Daftar Isi...... 2 Bab I : Pendahuluan..... 3 Bab II : pembahasan 1. Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) 5 1. Pengertian....... 5 2. Latar Belakang PMDN... 5 3. Faktor Faktor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional merupakan pembangunan yang meliputi berbagai aspek
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional merupakan pembangunan yang meliputi berbagai aspek dalam kehidupan di dalam masyarakat. Pembangunan ekonomi sebagai bagian dari pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang memiliki persaingan usaha yang sangat ketat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia usaha yang memiliki persaingan usaha yang sangat ketat menuntut para pelaku ekonomi untuk mempertahankan usahanya. Pelaku usaha yang mengikuti trend
Lebih terperinciII.TINJAUAN PUSTAKA. A. Karakteristik dan Macam-Macam tentang Penelitian Perbandingan Hukum. 1. Karakteristik Penelitian Perbandingan Hukum
8 II.TINJAUAN PUSTAKA A. Karakteristik dan Macam-Macam tentang Penelitian Perbandingan Hukum 1. Karakteristik Penelitian Perbandingan Hukum Menurut Sjahran Basah (1994: 7), perbandingan merupakan suatu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
64 BAB III METODE PENELITIAN Menurut Peter Mahmud, Penelitian hukum adalah suatu proses untuk menemukan aturan hukum, prinsip-prinsip hukum, maupun doktrin-doktrin hukum guna menjawab isu hukum yang dihadapi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tanah sebagai lahan untuk memperoleh pangan. untuk pertanian, maupun perkebunan untuk memperoleh penghasilan
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Manusia hidup, tumbuh besar, dan berkembangbiak, serta melakukan segala aktivitas di atas tanah, sehingga manusia selalu berhubungan dengan tanah. Manusia hidup dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang yang dilaksanakan secara terpadu dan terencana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia dalam era globalisasi ini sedang giatnya melakukan pembangunan disegala bidang yang dilaksanakan secara terpadu dan terencana diberbagai sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini penggunaan komputer sudah memasuki hampir semua. bidang kehidupan, baik di kalangan perguruan tinggi, perkantoran,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada saat ini penggunaan komputer sudah memasuki hampir semua bidang kehidupan, baik di kalangan perguruan tinggi, perkantoran, sampai ke rumah tangga. Sekarang
Lebih terperinciIII.METODE PENELITIAN. permasalahan-permasalahan yang timbul di dalam gejala bersangkutan. 1
43 III.METODE PENELITIAN Penelitian hukum pada dasarnya merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara tidak dapat dipisahkan dari peran para tenaga kerja itu sendiri. Pekerja dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah perburuhan pada dasarnya merupakan suatu masalah yang sangat penting dalam suatu negara. Karena bagaimanapun juga pembangunan dalam suatu negara tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara tegas tercantum dalam penjelasan umum Undang-Undang Dasar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia adalah Negara yang berdasar atas hukum (rechtsstaat), tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka (machtsstaat). Pernyataan tersebut secara tegas tercantum
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. hal. 2. diakses 06 September Universitas Indonesia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia dalam era globalisasi ini semakin menuntut tiap negara untuk meningkatkan kualitas keadaan politik, ekonomi, sosial dan budaya mereka agar
Lebih terperinciKEPASTIAN HUKUM PENANAMAN MODAL ASING DALAM BENTUK PERSEROAN TERBATAS (NAAMLOZE VENNOTSCHAP)
KEPASTIAN HUKUM PENANAMAN MODAL ASING DALAM BENTUK PERSEROAN TERBATAS (NAAMLOZE VENNOTSCHAP) Oleh : Komang Eva Jayanti Nyoman Mas Ariani Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Aliran sumber daya jenis ini entah dipakai atau tidak, terus menerus ada dan. diperbaharui ini dapat mengakibatkan kerugian.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya sumber daya alam itu dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok utama, yaitu kelompok sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui dan kelompok sumber
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. ilmiah adalah proses analisa yang meliputi metode-metode penelitian untuk
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis, Sifat, Lokasi Dan Waktu Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Hal yang cukup penting dalam penelitian hukum sebagai suatu kegiatan ilmiah adalah proses analisa yang meliputi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalan penelitian normatif empiris. Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalan penelitian normatif empiris. Penelitian hukum normatif empiris adalah penelitian hukum mengenai pemberlakuan ketentuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudaayaan-kebudayaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudaayaan-kebudayaan tradisional, karena indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku yang memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupannya memiliki berbagai macam kebutuhan, apabila melihat dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan daripada pembangunan nasional adalah untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa Indonesia, hal ini diwujudkan baik dalam materiil maupun spritual,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman, UUD 1945 telah empat kali mengalami perubahan. atau amandemen. Di dalam bidang hukum, pengembangan budaya hukum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) adalah hukum dasar di Negara Republik Indonesia. Seiring perkembangan zaman, UUD 1945 telah empat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bank menurut pengertian umum dapat diartikan sebagai tempat untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank menurut pengertian umum dapat diartikan sebagai tempat untuk menyimpan dan meminjam uang. Namun, pada masa sekarang pengertian bank telah berkembang sedemikian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Nasional merupakan upaya untuk mewujudkan masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional merupakan upaya untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Lebih terperinciPENYELESAIAN SENGKETA KASUS INVESTASI AMCO VS INDONESIA MELALUI ICSID
PENYELESAIAN SENGKETA KASUS INVESTASI AMCO VS INDONESIA MELALUI ICSID Oleh : Aldo Rico Geraldi Ni Luh Gede Astariyani Dosen Bagian Hukum Tata Negara ABSTRACT This writing aims to explain the procedure
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbankan merupakan lembaga keuangan yang sering muncul sengketa yang bersentuhan dengan hukum dalam menjalankan usahanya. Sengketa Perbankan bisa saja terjadi antar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki dimensi ekonomi, sosial, kultural, politik dan ekologis.
BAB I PENDAHULUAN Tanah adalah karunia Tuhan Yang Maha Esa kepada umat manusia di muka bumi. Tanah menjadi kebutuhan dasar manusia sejak lahir sampai meninggal dunia, manusia membutuhkan tanah untuk tempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saat ini adalah internet. Internet (interconnection networking) sendiri
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu media informasi dan telekomunikasi sangat pesat berkembang saat ini adalah internet. Internet (interconnection networking) sendiri adalah jaringan komunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia sebagai sebuah negara kepulauan yang sebagian besar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai sebuah negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya terdiri dari laut, memiliki potensi perikanan yang sangat besar dan beragam. Potensi perikanan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. normatif empiris adalah penelitian hukum mengenai pemberlakuan ketentuan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian hukum normatif empiris. Penelitian hukum normatif empiris adalah penelitian hukum mengenai pemberlakuan ketentuan hukum normatif
Lebih terperinciLD NO.14 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL I. UMUM
I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL 1. Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, sebagai upaya terus menerus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dikatakan sangat vital karena sebagai suatu penunjang penting dalam maju
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengangkutan merupakan bidang yang sangat vital dalam kehidupan masyarakat. Dikatakan sangat vital karena sebagai suatu penunjang penting dalam maju mundurnya perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makmur itu akan diwujudkan melalui pembangunan di berbagai bidang,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan dan arah pembangunan nasional sebagaimana ditetapkan dalam Program Pembangunan Nasional (Propenas) yakni berusaha mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara material maupun spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional Indonesia merupakan paradigma pembangunan yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata baik secara material maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mahkamah Konstitusi yang selanjutnya disebut MK adalah lembaga tinggi negara dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada mulanya terdapat tiga alternatif lembaga yang digagas untuk diberi kewenangan melakukan pengujian Undang-Undang terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Samosir, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : pada pertumbuhan produk Andaliman.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian serta pembahasan yang telah dilakukan terhadap penulisan yang berjudul Upaya Pelindungan Hukum Terhadap Andaliman (Merica Batak) sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, segala kebutuhan manusia semakin meningkat. Kebutuhan juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, segala kebutuhan manusia semakin meningkat. Kebutuhan juga saat ini semakin mahal. Masyarakat harus memiliki pekerjaan agar mendapat penghasilan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum normatif atau memiliki persamaan dengan penelitian doktrinal (doctrinal research).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara yaitu pada bagian Pembukaan (Preambule) Undang Undang Dasar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara berdasarkan hukum. Dalam dasar konstitusi negara yaitu pada bagian Pembukaan (Preambule) Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Lebih terperinciPERLINDUNGAN HUKUM BAGI INVESTOR TERHADAP PENGAMBILALIHAN PERUSAHAAN PENANAMAN MODAL ASING DI INDONESIA
PERLINDUNGAN HUKUM BAGI INVESTOR TERHADAP PENGAMBILALIHAN PERUSAHAAN PENANAMAN MODAL ASING DI INDONESIA Oleh I Gusti Made Wisnu Pradiptha I Ketut Westra Ni Putu Purwanti Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi, sebagai bagian dari pembangunan nasional, merupakan salah satu upaya untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu badan hukum ataupun Pemerintah pasti melibatkan soal tanah, oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah bagi kehidupan manusia mempunyai arti yang sangat penting, karena setiap kegiatan yang dilakukan baik perseorangan, sekelompok orang, suatu badan hukum ataupun
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. membandingkan dengan standar ukuran yang telah ditentukan. 1
BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah cara yang dipakai untuk mencapai tujuan. Metode penelitian merupakan suatu cara yang digunakan dalam mengumpulkan data penelitian dan membandingkan dengan standar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan mati, jadi wajar apapun yang terjadi di masa depan hanya dapat direka reka. itu tidak dapat diperkirakan kapan terjadinya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan ini tak ada seorangpun yang dapat memprediksi atau meramalkan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang dengan baik dan sempurna. Meskipun telah
Lebih terperincimerupakan masalah klasik yang telah menjadi isu internasional sejak lama. Sudah berabad-abad negara menerima dan menyediakan perlindungan bagi warga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengungsi internasional merupakan salah satu hal yang masih menimbulkan permasalahan dunia internasional, terlebih bagi negara tuan rumah. Negara tuan rumah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dewasa ini, perkembangan aktivitas bisnis merupakan fenomena yang sangat kompleks karena mencakup berbagai bidang baik hukum, ekonomi, dan politik. Dalam kehidupan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini kebutuhan masyarakat untuk kehidupan sehari-hari semakin
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Di era globalisasi saat ini kebutuhan masyarakat untuk kehidupan sehari-hari semakin meningkat sehingga, memberikan peluang bagi pelaku usaha sebagai produsen
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. menjawab permasalahan sesuai dengan fakta atau data yang ada dan dapat
III. METODE PENELITIAN Penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran, secara sistematis, metodologis,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari aktivitas yang dilakukan. Tetapi beberapa di antara resiko, bahaya, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia pada zaman modern ini, sarat dengan beragam macam resiko, bahaya, dan kerugian yang harus dihadapi. Sehingga kemungkinan resiko yang terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digunakan manusia dalam membantu kegiatannya sehari-hari.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat dilepaskan dengan arus lalu lintas transportasi. Semua kebutuhan dan kegiatan yang dilakukan dalam pekerjaan sehari-hari
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian hukum empiris normatif yaitu jenis penelitian yang merupakan gabungan dari jenis penelitian hukum empiris dan normatif.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. - Uang berfungsi sebagai alat tukar atau medium of exchange yang dapat. cara barter dapat diatasi dengan pertukaran uang.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di zaman sekarang semua kegiatan manusia tidak lepas dari yang namanya uang. Mulai dari hal yang sederhana, sampai yang kompleks sekalipun kita tidak dapat lepas dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Maha Esa. Tanah merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sangat absolute dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah sebagai salah satu sumber daya alam yang merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa. Tanah merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sangat absolute dan vital artinya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Suatu penelitian agar dapat dipercaya kebenarannya, harus disusun dengan menggunakan metode yang tepat. Sebuah penelitian, untuk memperoleh data yang akurat dan valid diperlukan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah normatif, yang dilakukan dengan cara meneliti bahan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah normatif, yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder belaka, dapat dinamakan penelitian hukum normatif
Lebih terperinciHAK ISTIMEWA BAGI INVESTOR ASING DALAM BERINVESTASI DI INDONESIA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL
HAK ISTIMEWA BAGI INVESTOR ASING DALAM BERINVESTASI DI INDONESIA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL Oleh : Melya Sarah Yoseva I Ketut Westra A.A Sri Indrawati Hukum Bisnis
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. yuridis normatif dan pendekatan yuridis empiris, pendekatan yuridis normatif
29 III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Masalah Pendekatan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan yuridis normatif dan pendekatan yuridis empiris, pendekatan yuridis normatif adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akumulasi modal yang diperlukan untuk pembangunan perekonomian.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi merupakan salah satu kunci dalam setiap pembicaraan tentang pertumbuhan ekonomi. Menurut penggunaannya investasi diartikan sebagai pembentukan modal
Lebih terperinciPENGATURAN BERINVESTASI ALAT PELEDAK DI INDONESIA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL
PENGATURAN BERINVESTASI ALAT PELEDAK DI INDONESIA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL Oleh Nyoman Arif Budiman Ni Nengah Adiyaryani Program Kekhususan Hukum Bisnis,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aktifitasnya yang berupa tanah. Tanah dapat berfungsi tidak saja sebagai lahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupannya, baik sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial, manusia tentu memerlukan lahan atau tempat sebagai fondasi untuk menjalankan aktifitasnya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGERTIAN, DASAR HUKUM PENANAMAN MODAL ASING DAN KESEJAHTERAAN TENAGA KERJA
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGERTIAN, DASAR HUKUM PENANAMAN MODAL ASING DAN KESEJAHTERAAN TENAGA KERJA 2.1. Pengertian dan Dasar Hukum Penanaman Modal Asing 2.1.1. Pengertian Penanaman Modal Asing Kegiatan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan kepada metode,
III. METODE PENELITIAN Penelitian hukum merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan kepada metode, sistematika dan pemikiran tertentu, dengan jalan menganalisanya. Selain itu juga, diadakan pemeriksaan yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Untuk memperoleh data atau bahan yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian hukum dengan metode yang lazim digunakan dalam metode penelitian hukum dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai usaha yang terus berkembang di segala bidang. Usaha yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ekonomi yang semakin maju harus menjamin perlindungan dalam dunia usaha. Perkembangan tersebut memunculkan berbagai usaha yang terus berkembang di segala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gelombang krisis ekonomi di dunia, bahkan berhasil menjadi negara yang meningkat di
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu dari segelintir negara yang berhasil menghadapi gelombang krisis ekonomi di dunia, bahkan berhasil menjadi negara yang meningkat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hukum pada dasarnya merupakan suatu kegiatan ilmiah yang
33 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian hukum pada dasarnya merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tergantung kepada nilai saham yang hendak diperjualbelikan di pasar modal. Undang-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal merupakan sarana investasi atau sarana pembiayaan bagi perusahaanperusahaan yang akan menjual sahamnya kepada masyarakat melalui proses penawaran umum (go
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bakar minyak yang berasal dan diolah dari bumi. Dimana pengertian Minyak. Bumi Pasal 1 angka 1 Menyebutkan bahwa :
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Migas atau sering disebut juga dengan Minyak dan Gas Bumi mempunyai suatu Lembaga / institusi yang bernama Perusahaan Migas, yang bergerak di bidang kegiatan pertambangan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konsumen di Indonesia. Menurut pasal 1 ayat (2) Undang-Undang No 8 tahun
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaku usaha dan konsumen adalah dua pihak yang saling memerlukan. Konsumen memerlukan barang dan jasa dari pelaku usaha guna memenuhi keperluannya. Sementara
Lebih terperinciBUPATI BANYUMAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI BANYUMAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS, Menimbang : a. bahwa penanaman modal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya melaksanakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan nasional disegala bidang, salah satunya dalam sektor ketenagakerjaan. Pelaksanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. musibah. Manusia dalam menjalankan kehidupannya selalu dihadapkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya dalam kehidupan ini manusia selalu dihadapkan dengan dua kejadian yaitu kejadian yang terjadi secara terencana dan kejadian yang muncul secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seperti: investasi dalam pembelian ternak, pembelian tanah pertanian, atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi secara harfiah diartikan sebagai aktifitas atau kegiatan penanaman modal, sedangkan investor adalah orang atau badan hukum yang mempunyai uang untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menerus berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang akhir-akhir ini terus berkembang di Indonesia serta derasnya arus transaksi keuangan yang di dorong dengan semakin canggihnya tekhnologi mau
Lebih terperinci