BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODOLOGI PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Penelitian 1. Sistematikan Penelitian Persiapan Pembahasan TOR dan pembagian tugas di antara para tenaga ahli -Pengumpulan peraturan Perundang-undangan -Perumusan Lingkup Kegiatan & Metodoloi Perumusan kuessioner sesuai dengan lingkup kegiatan Inventarisasi Data Lap Pendahuluan Data Primer: - Permasalahan Pemenuhan SPM Bidang Perhubungan di Daerah - Permasalahan kebijakan bidang perhubungan di daerah. - Permasalahan kondisi SPM bidang perhubungan di daerah Data Sekunder: - Kebijakan bidang perhubungan di daerah - Ketersedian SPM di daerah - Pemetaan SPM bidang perhubungan yang Sudah ter penuhi di daerah - Profil SPM bidang perhubungan di daerah - Kondisi SPM bidang perhubungan di daerah Pendekatan pengumpulan Data: -Observasi -Hasil wawancara -Dokumenter Editing, coding dan tabulasi data -Klasifikasi, kualifikasi data SPM bidang perhubungan serta permasalahan yang dihadapi di daerah Lap Antara Melakukan Kajian -Pemetaan SPM bidang perhubungan yang sudah terpenuhi dan belum terpenuh. -Dapat diketahui SPM bidang perhubungan yang sudah terpenuhi dan belum terpenuhi Pendekatan kajian: -Komparatif - Peraturan - CSI - Literatur Gambar 3.1 Pendekatan dan jenis penelitian Lap Akhir Laporan Akhir III- 1

2 2. Persiapan Studi Evaluasi Standar Pelayanan Minimal Bidang Perhubungan di a. Pembahasan TOR Ketua Tim melakukan koordinasi terhadap para tenaga ahli termasuk para asisten tenaga ahli untuk pembahasan TOR/Kerangka Acuan sebagai acuan pelaksanaan kegiatan studi. Dalam hal ini, juga dilakukan pembagian tugas kepada masing masing tenaga ahli sesuai dengan kompotensi yang dimiliki. b. Pengumpulan Peraturan Perundang-Undangan dan Perumusan Lingkup Kegiatan serta Metodologi Peraturan perundang-undangan yang dikumpulkan adalah terkait dengan Standar Pelayanan Minimal ( SPM ) bidang Perhubungan di daerah meliputi; 1) SPM angkutan jalan: a) Jaringan pelayanan angkutan jalan ( Angkutan Umum yang melayani jaringan jalan propinsi ) b) Jaringan prasarana angkutan jalan ( Terminal Tipe A yang ada di Propinsi yang melayani angkutan dalam trayek ) c) Fasilitas perlengkapan jalan ( rambu, marka dan guardrill dan penerangan jalan umum ( PJU ) pada jalan propinsi d) Keselamatan ( standar keselamatan angkutan umum yang melayani trayek antar kota dalam propinsi ( AKDP ) e) Sumber Daya Manusia ( SDM ), yaitu SDM yang memiliki kompotensi sebagai pengawas kelaikan kendaraan bermotor pada perusahaan angkutan umum, pengelola terminal, dan perlengkapan jalan. Dengan kata lain meliputi: (1) SDM pengawas kelaikan kendaraan umum (2) SDM pengelola terminal (3) SDM pengelola perlengkapan jalan 2) Angkutan Sungai dan Danau: a) Jaringan pelayanan Angkutan Sungai dan Danau (Angkutan Sungai dan Danau yang melayani jaringan trayek antar kabupaten/kota dalam propinsi) b) Jaringan Prasarana Angkutan Sungai dan Danau ( Pelabuhan Sungai dan Danau yang melayani kapal sungai dan danau pada jaringan trayek antar kabupaten/kota dalam propinsi c) Keselamatan (Standar keselamatan kapal sungai dan danau yang beroperasi yang beroperasi pada trayek antar kabupaten/kota dalam propinsi ) d) SDM (Sumber Daya Manusia )/ SDM yang memiliki kompotensi sebagai awak kapal angkutan sungai dan danau 3) Angkutan Penyeberangan : a) Jaringan Pelayanan Angkutan Penyeberangan (tersedia kapal penyeberangan yang beroperasi pada lintas antar kabupaten/kota dalam propinsi b) Jaringan prasarana angkutan penyeberangan ( tersedianya pelabuhan pada setiap ibukota Kab/Kota yang memiliki pelayanan angkutan penyeberangan pada jaringan trayek antar kabupaten/kota dalam propinsi Laporan Akhir III- 2

3 c. Kuesioner Studi Evaluasi Standar Pelayanan Minimal Bidang Perhubungan di c) Keselamatan ( terpenuhinya standar keselamatan kapal dengan ukuran di bawah 7 GT yang beroperasi pada lintas penyeberangan antar kota/kabupaten dalam propinsi ) d) Sumber Daya Manusia ( SDM )/ tersedianya SDM yang memiliki kompotensi sebagai awak kapal penyeberangan di bawah ukuran 7 GT Dalam perumusan kuesioner akan dikelompokkan pada dua bagian yaitu kepada publik/masyarakat sebagai pengguna jasa transportasi, dan kepada pemerintah daerah termasuk pengelola pelayanan bidang perhubungn sebagai penyedia jasa transportasi.substansi masing-masing kuesioner secara makro adalah: 1) Kuessioner bagi publik Substansi kuessioner untuk publik pada hakekatnya adalah untuk mengetahui apakah sudah puas tentang pelayanan bidang perhubungan yang sudah ada sekarang ini?. Dengan demimikan, setiap aspek pelayanan di bidang perhubungan akan ditanyakan responden. Bilamana dari hasil kajian ternyata belum puas, tentunya perlu adanya peningkatan kualitas pelayanan bidang perhubungan. Dalam hal ini, bisa saja perlu adanya pengembangan prasarana dan sarana pelayanan bidang perhubungan seperti telah dijelaskan sebelumnya. 2) Kuessioner untuk pengelola pelayanan dan/atau Dinas Perhubungan bidang perhubungan Substansi bagi pengelola pelayanan bidang perhubungan akan mencerminkan beberapa hal yaitu; apakah SPM bidang perhubungan yang ada sekarang ini sudah cukup, b. di antara SPM tersebut, aspek pelayanan apa saja yang lebih diutamakan, dan apakah permasalahan yang cukup mendasar dalam pemenuhan SPM bidang perhubungan di daerah 3. Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan dilakukan beberapa tahapan yaitu; a. Tahap pertama meliputi; Melakukan pengumpulan data dan informasi dari lokasi studi/lapangan terkait dengan SPM bidang perhubungan meliputi; 1) SPM angkutan jalan: a) Jaringan pelayanan angkutan jalan ( Angkutan Umum yang melayani jaringan jalan propinsi ) b) Jaringan prasarana angkutan jalan ( Terminal Tipe A yang ada di Propinsi yang melayani angkutan dalam trayek ) c) Fasilitas perlengkapan jalan ( rambu, marka dan guardrill dan penerangan jalan umum ( PJU ) pada jalan propinsi d) Keselamatan ( standar keselamatan angkutan umum yang melayani trayek antar kota dalam propinsi ( AKDP ) e) Sumber Daya Manusia ( SDM ), yaitu SDM yang memiliki kompotensi sebagai pengawas kelaikan kendaraan bermotor pada Laporan Akhir III- 3

4 perusahaan angkutan umum, pengelola terminal, dan perlengkapan jalan. Dengan kata lain meliputi: (1) SDM pengawas kelaikan kendaraan umum (2) SDM pengelola terminal (3) SDM pengelola perlengkapan jalan 2) Angkutan Sungai dan Danau: a) Jaringan pelayanan Angkutan Sungai dan Danau ( Angkutan Sungai dan Danau yang melayani jaringan trayek antar kabupaten/kota dalam propinsi) b) Jaringan Prasarana Angkutan Sungai dan Danau ( Pelabuhan Sungai dan Danau yang melayani kapal sungai dan danau pada jaringan trayek antar kabupaten/kota dalam propinsi c) Keselamatan ( Standar keselamatan kapal sungai dan danau yang beroperasi yang beroperasi pada trayek antar kabupaten/kota dalam propinsi ) d) SDM ( Sumber Daya Manusia )/ SDM yang memiliki kompotensi sebagai awak kapal angkutan sungai dan danau 3) Angkutan Penyeberangan : a) Jaringan Pelayanan Angkutan Penyeberangan (tersedia kapal penyeberangan yang beroperasi pada lintas antar kabupaten/kota dalam propinsi b) Jaringan prasarana angkutan penyeberangan (tersedianya pelabuhan pada setiap ibukota Kab/Kota yang memiliki pelayanan angkutan penyeberangan pada jaringan trayek antar kabupaten/kota dalam propinsi c) Keselamatan ( terpenuhinya standar keselamatan kapal dengan ukuran di bawah 7 GT yang beroperasi pada lintas penyeberangan antar kota/kabupaten dalam propinsi ) d) Sumber Daya Manusia ( SDM )/ tersedianya SDM yang memiliki kompotensi sebagai awak kapal penyeberangan di bawah ukuran 7 GT b. Tahap kedua meliputi; 1) Melakukan wawancara kepada responden yang dalam hal ini kepada publik/pengguna jasa dan kepada pengelola pelayanan bidang perhubungan serta kepada Dinas Perhubungan di daerah. 2) Mengindentifikasi permasalahan dalam pemenuhan SPM di bidang perhubungan di daerah. 3) Pengumpulan data sekunder meliputi: a) Kebijakan SPM angkutan jalan: (1) Jaringan pelayanan angkutan jalan (Angkutan Umum yang melayani jaringan jalan propinsi ) (2) Jaringan prasarana angkutan jalan (Terminal Tipe A yang ada di Propinsi yang melayani angkutan dalam trayek ) (3) Fasilitas perlengkapan jalan (rambu, marka dan guardrill dan penerangan jalan umum (PJU) pada jalan propinsi Laporan Akhir III- 4

5 (4) Keselamatan ( standar keselamatan angkutan umum yang melayani trayek antar kota dalam propinsi ( AKDP ) (5) Sumber Daya Manusia (SDM), yaitu SDM yang memiliki kompotensi sebagai pengawas kelaikan kendaraan bermotor pada perusahaan angkutan umum, pengelola terminal, dan perlengkapan jalan. Dengan kata lain meliputi: (a) SDM pengawas kelaikan kendaraan umum (b) SDM pengelola terminal (c) SDM pengelola perlengkapan jalan b) Kebijakan Angkutan Sungai dan Danau: (1) Jaringan pelayanan Angkutan Sungai dan Danau ( Angkutan Sungai dan Danau yang melayani jaringan trayek antar kabupaten/kota dalam propinsi) (2) Jaringan Prasarana Angkutan Sungai dan Danau ( Pelabuhan Sungai dan Danau yang melayani kapal sungai dan danau pada jaringan trayek antar kabupaten/kota dalam propinsi (3) Keselamatan ( Standar keselamatan kapal sungai dan danau yang beroperasi yang beroperasi pada trayek antar kabupaten/kota dalam propinsi ) (4) SDM ( Sumber Daya Manusia )/ SDM yang memiliki kompotensi sebagai awak kapal angkutan sungai dan danau c) Angkutan Penyeberangan : (1) Jaringan Pelayanan Angkutan Penyeberangan ( tersedia kapal penyeberangan yang beroperasi pada lintas antar kabupaten/kota dalam propinsi (2) Jaringan prasarana angkutan penyeberangan ( tersedianya pelabuhan pada setiap ibukota Kab/Kota yang memiliki pelayanan angkutan penyeberangan pada jaringan trayek antar kabupaten/kota dalam propinsi (3) Keselamatan ( terpenuhinya standar keselamatan kapal dengan ukuran di bawah 7 GT yang beroperasi pada lintas penyeberangan antar kota/kabupaten dalam propinsi ) (4) Sumber Daya Manusia ( SDM )/ tersedianya SDM yang memiliki kompotensi sebagai awak kapal penyeberangan di bawah ukuran 7 GT 4) Melakukan editing, coding, klasifikasi data dan permasalahan SPM Bidang perhubungan di daerah. 5) Menelaah Rencana Tata Ruang Wilayah yang berkaitan dengan rencana pengembangan SPM bidang perhubungan meliputi; a) Angkutan Jalan b) Angkutan Sungai dan Danau c) Angkutan Penyeberangan Laporan Akhir III- 5

6 B. Lokasi Studi Studi Evaluasi Standar Pelayanan Minimal Bidang Perhubungan di 6) Melakukan kajian meliputi; a) Komparatif SPM bidang perhubungan yang direncanakan dan yang sudah ternyata ada ada di daerah meliputi; (1) Angkutan Jalan (2) Angkutan Sungai dan Danau (3) Angkutan Penyeberangan b) Tingkat kepuasan publik/ pengguna (user) jasa pelayanan bidang perhubungan di daerah c) Tingkat kepentingan aspek pelayanan bidang perhubungan di daerah bagi user/pengguna jasa pelayanan d) Tingkat pembobotan aspek pelayanan bidang perhubungan di daerah, yang respondennya adalah para stakeholder dan/atau pengelola fasilitas pelayanan bidang perhubungan di daerah. Dalam hal ini termasuk Dinas Perhubungan di daerah 7) Berdasarkan kajian tersebut pada point di atas, selanjutnya akan dapat diketahui Sejauh Mana Pemenuhan Standar Pelayanan Minimal ( SPM ) Perhubungan di daerah Lokasi studi di fokuskan kepada; 1. Bengkulu 2. NTT 3. Kalimantan Tengah 4. Sulawesi Tenggara 5. Papua Barat Gambar 4.2. Lokasi Studi Dalam Peta Indonesia PALANG BENGKULU KENDARI SORONG KUPANG Gambar 3.2. Lokasi Studi Dalam Peta Indonesia Laporan Akhir III- 6

7 C. Sumber dan Jenis data Yang Dibutuhkan Seperti telah dijelaskan sebelumnya, data yang dibutuhkan dalam melakukan kegiatan dan merumuskan maksud dan tujuan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh secara langsung dari beberapa responden di instansi terkait serta publik/penguna jasa pelayanan bidang perhubungan di lokasi studi. Rincian kebutuhan data yang dibutuhkan serta responden yang dijadikan sebagai sumber data primer adalah berbeda pada setiap pelayanan bidang perhubungan. Lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut. 1. SPM angkutan jalan: a. Jaringan pelayanan angkutan jalan (Angkutan Umum yang melayani jaringan jalan propinsi ). Data primer dalam hal ini diperoleh dari: 1) Publik sebagai pengguna angkutan umum tentang kepusan 2) Pengelola angkutan umum tentang permasalahan SPM dan pembobotan 3) Dinas perhubungan tentang permasalahan SPM bidang angkutan umum pada jaringan jalan dalam propinsi b. Jaringan prasarana angkutan jalan ( Terminal Tipe A yang ada di Propinsi yang melayani angkutan dalam trayek ). Data primer diperoleh dari: 1) Publik sebagai pengguna angkutan terminal tentang kepuasan 2) Operator angkutan sebagai pengguna jasa terminal Tipe A tentang kepuasan 3) Pengelola Terminal Tipe A tentang permasalahan dan pembobotan aspek pelayanan 4) Dinas perhubungan tentang permasalahan dan pembobotan aspek pelayanan terminal Tipe A c. Fasilitas perlengkapan jalan ( rambu, marka dan guardrill dan penerangan jalan umum ( PJU ) pada jalan propinsi. Dalam hal ini data primer diperoleh dari: 1) Sopir angkutan umum sebagai pengguna jalan tentang kepuasan 2) Dinas perhubungan tentang permasalahan d. Keselamatan ( standar keselamatan angkutan umum yang melayani trayek antar kota dalam propinsi ( AKDP ). Data primer diperoleh dari: 1) Publik/Penumpang sebagai pengguna jasa AKDP tentang kepuasan 2) Operator AKDP tentang permasalahan Standar Pelayanan Minimal 3) Operator tentang pembobotan SPM bidang AKDP e. Sumber Daya Manusia ( SDM), yaitu SDM yang memiliki kompotensi sebagai pengawas kelaikan kendaraan bermotor pada perusahaan angkutan umum, pengelola terminal, dan perlengkapan jalan. Dengan kata lain meliputi: 1) SDM pengawas kelaikan kendaraan umum, data yang diperlukan adalah tentang permasalahan kompotensi 2) SDM pengelola terminal, data yang diperlukan adalah permaslaahan tentang komptensi 3) SDM pengelola perlengkapan jalan, data yang dibutuhkan adalah permasalahan tentang kompotensi 2. Angkutan Sungai dan Danau: a. Jaringan pelayanan Angkutan Sungai dan Danau ( Angkutan Sungai dan Danau yang melayani jaringan trayek antar kabupaten/kota dalam propinsi). Dalam hal ini sumber data primer diperoleh dari: Laporan Akhir III- 7

8 1) Publik/penumpang sebagai pengguna jasa angkutan sungai dan danau tentang kepuasan 2) Operator Angkutan Sungai dan Danau tentang pembobotan aspek pelayanan dan permasalahan standar pelayanan angkutan sungai dan danau 3) Dinas Perhubungan, tentang pembobotan aspek pelayanan dan permasalahan standar pelayanan angkutan sungai dan danau b. Jaringan Prasarana Angkutan Sungai dan Danau ( Pelabuhan Sungai dan Danau yang melayani kapal sungai dan danau pada jaringan trayek antar kabupaten/kota dalam propinsi. Dalam hal ini data primer diperoleh dari: 1) Operator angkutan sungai dan danau sebagai pengguna jasa pelabuhan tentang kepuasan 2) Publik/penumpang sebagai pengguna jasa pelabuhan tentang kepuasan 3) Penglola pelabuhan tentang pemobobotan aspek pelayanan pelabuhan 4) Dinas Perhubungan tentang pembobotan aspek pelayanan pelabuhan c. Keselamatan ( standar keselamatan kapal sungai dan danau yang beroperasi pada trayek antar kabupaten/kota dalam propinsi ). Sumber data primer diperoleh dari: 1) Kapten dan/atau ABK kapal sungai dan danau, tentang standar keselamatan operasional 2) Kapten dan/atau ABK kapal sungai dan danau pembobotan aspek keselamatan kapal sungai dan danau 3) Publik/penumpang sebagai pengguna jasa kapal angkutan sungai dan danau d. SDM ( Sumber Daya Manusia )/ SDM yang memiliki kompotensi sebagai awak kapal angkutan sungai dan danau. Sumber data primer diperoleh dari: 1) Awak kapal angkutan sungai dan danau tentang permasalahan kompotensi 2) Awak kapal angkutan sungai dan danau tentang pembobotan kompotensi 3. Angkutan Penyeberangan : a. Jaringan Pelayanan Angkutan Penyeberangan ( tersedia kapal penyeberangan yang beroperasi pada lintas antar kabupaten/kota dalam propinsi. Sumber data primer diperoleh dari: 1) Publik/Penumpang tentang kepuasan penggunaan kapal penyeberangan 2) Operator kapal angkutan penyeberangan tentang permasalahan standar pelayanan 3) Operator kapal angkutan penyeberangan tentang pembobotan aspek pelayanan b. Jaringan prasarana angkutan penyeberangan ( tersedianya pelabuhan pada setiap ibukota Kab/Kota yang memiliki pelayanan angkutan penyeberangan pada jaringan trayek antar kabupaten/kota dalam propinsi. Data primer diperoleh dari: 1) Operator kapal angkutan penyeberangan sebagai pengguna tentang kepuasan 2) Publik/penumpang sebagai pengguna jasa pelabuhan penyeberangan 3) Operator kapal angkutan penyeberangan tentang pembobotan aspek pelayanan 4) Dinas Perhubungan tentang pembobotan aspek pelayanan serta permasalahan standar pelayanan c. Keselamatan (terpenuhinya standar keselamatan kapal dengan ukuran di bawah 7 GT yang beroperasi pada lintas penyeberangan antar kota/kabupaten dalam propinsi ). Dalam hal ini sumber data primer diperoleh dari: Laporan Akhir III- 8

9 1) Publik/penumpang sebagai pengguna jasa angkutan kapal di bawah 7 GT yang beroperasi pada lintas penyeberangan 2) Pengelola kapal dibawah ukuran 7 GT tentang permasalahan keselamatan dan pembobotan aspek keselamatan d. Sumber Daya Manusia ( SDM )/ tersedianya SDM yang memiliki kompotensi sebagai awak kapal penyeberangan di bawah ukuran 7 GT. Dalam hal ini, sumber data primer diperoleh dari: 1) Awak kapal di bawah ukuran 7 GT tentang permasalahan kompotensi 2) Awak kapal di bawah ukiuran 7 GT tentang pembobotan aspek kompotensi yang harus dimiliki Sementara data sekunder diperoleh dari: 1) Dinas Perhubungan Data yang dibutuhkan meliputi: a) Kebijakan SPM bidang perhubungan di daerah b) Rencana pemenuhan SPM bidang perhubungan 2) BAPEDA Data yang dibutuhkan adalah: a) Tata Ruang Wilayah tentang bidang perhubungan b) Jaringan jalan antar Kab/Kota dalam Propinsi c) Jaringan trayek angkutan sungai dan danau antar Kab/Kota dalam Propinsi d) Jaringan trayek angkutan penyeberangan antar Kab/Kota dalam Propinsi e) Jaringan jalan antar Kab/Kota dalam Propinsi yang sudah dilayani dan belum terlayani angkutan jalan f) Jaringan trayek angkutan sungai dan danau antar Kab/Kota dalam Propinsi yang sudah dilayani dan yang belum terlayani angkutan sungai dan danau g) Jaringan trayek angkutan penyeberangan antar Kab/Kota dalam Propinsi yang sudah dilayani dan yang belum terlayani angkutan penyeberangan D. Teknik Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data dan informasi berkaitan dengan SPM Bidang perhubungan di daerah diperlukan beberapa teknik pengumpulan data yaitu sebagai berikut; 1. Wawancara Ada dua teknik yang perlu dilakukan dalam pengumpulan data, yaitu yaitu wawancara tersrtruktur dan wawancara tidak terstruktur (Subagiyo, 2011: 138 ). Di dalam menggunakan wawancara terstruktur, sebelumnya telah dirumuskan kuessioner sebagai pedoman bagi responden dalam memberikan jawaban. Tentunya bentuk pertanyaannya ada yang bersifat tertutup dan ada yang terbuka. Dalam bentuk pertanyaan yang sifatnya tertutup, respondent diperkenankan hanya memilih salah satu bentuk jawaban yang telah tersedia. Sementara dalam wawancara tidak terstruktur, surveyor bebas mengajukan pertanyaan, namun sebelumnya surveyor sudah memiliki garis-garis besar menjadi dasar diskusi dan /atau pertanyaan menyangkut permasalahan SPM bidang perhubungan di daerah. Dua teknik wawancara (wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur) Laporan Akhir III- 9

10 akan diterapkan untuk mengetahui sejauh mana daerah menerapkan SPM bidang perhubungan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. 2. Kuessioner Sebelum melakukan pengumpulan data dan informasi ke beberapa respoden, langkah pertama yang perlu dirumuskan adalah merumuskan kuessioner. Di dalam kuessioner akan diformulasikan beberapa pertanyaan yang sifatnya tertutup maupun terbuka yang ada kaitannya untuk mengetahui SPM bidang perhubungan yang telah dicapai di daerah. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah responden dan surveyor dalam berdiskusi secara tatap muka ( face to face ) maupun di dalam membahas suatu permasalahan pelaksanaan SPM bidang perhubungan di daerah. Tentunya, dalam hal ini surveyor sudah mengetahui sasaran SPM angkutan jalan, SPM angkutan sungai dan danau, dan SPM angkutan penyeberangan. Di lain pihak, dengan salah satu pendekatan semacam ini akan lebih mempermudah melakukan evaluasi dan/atau penilaian pelaksanaan dan realisasi SPM di daerah melalui comparative SPM bidang perhubungan yang telah direncanakan dengan SPM bidang perhubungan yang sudah terlaksana. Perbandingan SPM bidang perhubungan yang telah direncanakan dengan SPM bidang perhubungan yang sudah terlaksana/dicapai, akan dapat diketahui berapa persen yang belum tercapai dan/atau sudah tercapai. Dari hasil perbandingan tersebut, selanjutnya dipertanyakan bagaimana kondisi keberadaan SPM bidang perhubungan yang sudah dicapai, apakah belum memedai atau perlu dikembangkan, dalam artian diperbaiki. Hal ini semacam inilah yang perlu dilakukan sehingga perkembangan pelaksanaan SPM di daerah dapat dievaluasi. Tetapi perlu diperhatikan, sebelum merumuskan kuessioner atau angket maka harus ditetapkan terlebih dahulu beberapa hal ( Suharsimi Arikunto, 2010: 268 ) meliputi; a. Tujuan yang akan dicapai dengan kuessioner b. Mengidentifikasi variabel yang akan dijadikan sasaran kuessioner c. Menjabarkan setiap variabel menjadi sub variabel yang lebih spesifik d. Berdasarkan sub variabel, selanjutnya dususunlah instrument atau kuesioner sebagai perangkat pengumpulan data di lapangan Dengan penetapan 4 (empat) faktor tersebut di atas, maka kuesioner yang telah disusun akan lebih baik mengakomodir data-data yang diperlukan dalam evaluasi SPM bidang perhubungan di daerah yang terdiri dari; a. SPM angkutan jalan: 1) Jaringan pelayanan angkutan jalan ( Angkutan Umum yang melayani jaringan jalan propinsi ) 2) Jaringan prasarana angkutan jalan ( Terminal Tipe A yang ada di Propinsi yang melayani angkutan dalam trayek ) 3) Fasilitas perlengkapan jalan ( rambu, marka dan guardrill dan penerangan jalan umum ( PJU ) pada jalan propinsi 4) Keselamatan ( standar keselamatan angkutan umum yang melayani trayek antar kota dalam propinsi ( AKDP ) 5) Sumber Daya Manusia (SDM ), yaitu SDM yang memiliki kompotensi sebagai pengawas kelaikan kendaraan bermotor pada perusahaan angkutan umum, pengelola terminal, dan perlengkapan jalan. Dengan kata lain meliputi: Laporan Akhir III- 10

11 a) SDM pengawas kelaikan kendaraan umum b) SDM pengelola terminal c) SDM pengelola perlengkapan jalan b. Kebijakan Angkutan Sungai dan Danau: 1) Jaringan pelayanan Angkutan Sungai dan Danau ( Angkutan Sungai dan Danau yang melayani jaringan trayek antar kabupaten/kota dalam propinsi) 2) Jaringan Prasarana Angkutan Sungai dan Danau ( Pelabuhan Sungai dan Danau yang melayani kapal sungai dan danau pada jaringan trayek antar kabupaten/kota dalam propinsi 3) Keselamatan ( Standar keselamatan kapal sungai dan danau yang beroperasi yang beroperasi pada trayek antar kabupaten/kota dalam propinsi ) 4) SDM ( Sumber Daya Manusia )/ SDM yang memiliki kompotensi sebagai awak kapal angkutan sungai dan danau c. Angkutan Penyeberangan : 3. Observasi 1) Jaringan Pelayanan Angkutan Penyeberangan ( tersedia kapal penyeberangan yang beroperasi pada lintas antar kabupaten/kota dalam propinsi 2) Jaringan prasarana angkutan penyeberangan ( tersedianya pelabuhan pada setiap ibukota Kab/Kota yang memiliki pelayanan angkutan penyeberangan pada jaringan trayek antar kabupaten/kota dalam propinsi 3) Keselamatan ( terpenuhinya standar keselamatan kapal dengan ukuran di bawah 7 GT yang beroperasi pada lintas penyeberangan antar kota/kabupaten dalam propinsi ) 4) Sumber Daya Manusia ( SDM )/ tersedianya SDM yang memiliki kompotensi sebagai awak kapal penyeberangan di bawah ukuran 7 GT Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu; participant observation ( observasi berperan serta ) dan observasi nonpertisipan ( non participant observation). Dari segi instrumentasi, observasi yang digunakan adalah observasi terstruktur dan tidak tersetruktur ( Subagiyo, 2011 : 145 ). Di antara jenis observasi tersebut, yang akan digunakan adalah observasi nonpartisipan, dimana dalam hal ini surveyor hanya sebagai pengamat independen. Surveyor mengamati dan mencatat data fenomena, serta kemajuan SPM ( Standar pelayanan Minimal ) bidang perhubungan di daerah yang meliputi: a. SPM Angkutan Jalan b. SPM Angkutan Sungai dan Danau c. SPM Angkutan Penyeberangan 4. Dokumentasi Metode dokumentasi adalah suatu cara untuk mencari data dan informasi dari catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat agenda, buku laporan dan sebagainya yang berkaitan dengan SPM bidang perhubungan yang dilasanakan di daerah. Data tersebut dapat diperoleh dari beberapa literatur berupa arsip, buku-buku tentang pendapat, teori, dalil/hukum, makalah, laporan dll yang berhubungan topik kegiatan Laporan Akhir III- 11

12 yang menjadi penyelidikan 1 Dalam konteks kegiatan ini, tentunya yang menjadi penyelidikan adalah bagaimana pelaksanaan dan/atau perkembangan SPM bidang perhubungan di daerah berikut kondisi yang ada sekarang. E. Teknik Penentuan Jumlah Sampel/Responden Menjadi alternatif penentuan sampel/respondet adalah sebagai berikut. Menurut pendapat Roscoe ( 1982; 253 ) dalam bukunya Sugiyono ( 2008:129 ) bahwa ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500 responden. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan menggunakan sampel 50 responden, sesuai dengan pendapat Frankel dan Wallen ( Lerbin R. Aritonang R, 2005:132 ) yang mengatakan bahwa untuk penelitian deskreptif, sampel sebanyak 50 subjek tergolong esensial. Penentuan jumlah sampel menggunakan rumus Bernaulli, yaitu dengan menyebarkan kuesioner sebanyak 60 buah. Apabila dalam kuesioner yang disebarkan terdapat 2 buah kuesioner gagal (contoh) dan hanya 58 buah kuesioner yang layak untuk diuji dengan menggunakan tingkat keyakinan 95 % dan tingkat ketelitian 5 %, maka dapat ditentukan ukuran sampelnya sebagai berikut : α = 5 % α/2 = 2,5 % = 0,025, maka (Zα/2) = 1,96 (tabel z), sehingga: n = ( Z α/ 2 )² pq e ² ( 1,96 ) = x 2 60 (0,05) ² = 49,51 = 50 Setelah dilakukan perhitungan, ternyata jumlah sampel minimum yang dibutuhkan berjumlah 50 buah, sehingga ukuran sampel tersebut sudah mencukupi. Sedangkan pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan seperti dijelaskan sebelumnya dengan teknik purposive sampling. Jumlah sampel yang telah ditetapkan akan digunakan pada setiap aspek pelayanan yang terdapat di bidang perhubungan. F. Metode Penetapan Jumlah Sampel Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: Kep/25/M.Pan/2/2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah Jumlah responden yang dipilih dilakukan secara acak dan ditentukan sesuai dengan cakupan wilayah masing-masing unit pelayanan. Teknis penetapan jumlah respondent ditentukan terlebih dahulu berdasarkan jumlah unsur pertanyaan. Misalnya jumlah unsur pertanyan adalah 10, maka jumlah respenden pada pada pelayanan angkutan AKDP misalnya, adalah jumlah unsure pertanyaan ditambah 1 dikali 10, sehingga menghasilkan jumlah responden 110 orang. Atau secara singkat adalah sebagai berikut; (Jumlah unsur pertanyaan + 1) x 10 = Jadi jumlah responden = (10 + 1) x 10 = 110 responden. Artinya, semakin banyak jumlah pertanyaan, maka jumlah respenden akan semakin banyak 1 H.Hadari Nawawi. Prof.Dr, Metode Penelitian Bidang Sosial. Gajah Mada University Press 1990 hal 133 Laporan Akhir III- 12

13 G. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Data 1. Uji Validitas (Kesahihan) Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Apabila pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang dilakukan dengan menggunakan kuesioner, maka kuesioner yang disusunnya harus mengukur apayang ingin diukurnya dengan melakukan uji validitas. Rumus yang digunakan adalah korelasi product moment. r N N x xy x y 2 x 2 y Dimana : r = angka korelasi N = jumlah responden x = responden untuk pernyataan y = total nilai responden Selanjutnya hasil perhitungan r dibandingkan dengan nilai r tabel. Jika r hitung >r tabel (angka kritik r) maka validitas diterima. Jika sebaliknya maka validitas ditolak (data yang dihasilkan tidak valid). Dalam pengujian instrumen pengumpulan data, pengujian validitas ini dilakukan dengan bantuan SPSS versi 19.0 untuk mengetahui keandalan alat ukur yang dilihat dari nilai Corrected Item-Total Correlation lebih besar atau sama dengan Uji Reliabilias (Keandalan) Uji Reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat pengukuran yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Untuk menguji reliabilitas pengukuran digunakan Cronbach Alpha yang tujuannya untuk melihat internal consistency, yaitu sejauhmana homogenitas itemitem yang menjadi indikator untuk mengukur variabel tersebut. Koefisien reliabilitas dianggap cukup memadai dan baik bila memiliki nilai koefisien lebih besar dari 0,5. 2 Rumus yang digunakan adalah Cronbach Alpha sebagai berikut : 1 k. r k 1 r Dimana : α = koefisien keandalan alat ukur r = koefisien rata-rata korelasi antar variabel k = jumlah variabel dari setiap faktor yang terbentuk Nilai koefisien keandalan ini terletak antara 0 sampai 1. Nilai yang mendekati 1 menunjukkan keandalan yang makin baik Laporan Akhir III- 13

14 Pola Pikir dan Pendekatan Dalam rangka melakukan evaluasi SPM bidang perhubungan di Propinsi dan Kabupaten/Kota, diperlukan adanya pendekatan dengan menggunakan berbagai instrumen. Instrumen yang akan dijadikan sebagai alat ukur penilaian adalah Standar Pelayanan Minimal ( SPM ) sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan. Di samping peraturan tersebut, juga digunakan dari beberapa literatur dan hasil studi terdahulu (studi yang sudah pernah dilakukan). Lebih jelasnya Pola pendekatan Pelaksanaan Kegiatan lihat gambar berikut. Laporan Akhir III- 14

15 Gambar 3.3 Pola Pendekatan Pelaksanaan kegiatan Studi Evaluasi SPM Bidang Perhubungan di Beberapa Daerah Propinsi Inventarisasi Data SPM Bidang Perhubungan di Lokasi Studi Identifikasi & Klasifikasi Data SPM Bidang Perhubungan di Lokasi Studi Rencana Pengembangan SPM Bidang Perhubungan di Lokasi Studi Profil SPM Bidang Perhubungan di Lokasi Studi Bandingkan Kinerja SPM Bidang Perhubungan di Lokasi Studi Dari Segi Output Membandingkan indicator dan Nilai bidang perhubungan yang ditetapkan dengan PERMENHUB 81/2011 TTG SPM Bidang Perhubungan di Propinsi a.spm kapal angkutan penyeberangan b.spm pelabuhan penyeberangan c. SPM kapal angkutan sungai & danau d.spm pelabuahan sungai & danau e. SPM kapal angkutan sungai & danau Penilaian Kualitas SPM Bidang Perhubungan di Lokasi Studi a.spm Terminal Tipe A b. SPM AKAP d. SPM Perambuan, Marka, Guardil e.spm SDM dalam mengelola pelabuhan -Tingkat Kepuasan Publik - Bobot aspek pelayanan -Literatur -Data dari lokasi studi -SPM yang sudah ada -Hasil kajian terdahulu Penyusunan SPM Bidang Perhubungan /Transportasi di Daerah Propinsi Laporan Akhir III- 15

16 Tahap Pertama: Studi Evaluasi Standar Pelayanan Minimal Bidang Perhubungan di Langkah awal/pertama yang perlu dilakukan adalah menginventarisasi dan identifikasi kondisi Standar Pelayanan Minimal ( SPM ) angkutan jalan, angkutan penyeberangan dan SPM angkutan Sungai dan Danau di lokasi studi Tahap Kedua: Mengidentifikasi rencana/program pengembangan SPM di daerah propinsi yang meliputi; SPM angkutan jalan, SPM angkutan Sungai dan Danau, dan SPM Angkutan penyeberangan Tahap Ketiga: Membandingkan capaian/realisasi SPM angkutan jalan, SPM angkutan penyeberangan dan SPM angkutan Sungai dan Danau terhadap rencana/program pengembangan SPM transportasi. Hasil perbandingan akan menghasilakn kinerja SPM bidang perhubungan/transportasi di daerah propinsi/lokasi studi. Tahap Keempat: Membandingkan capaian kinerja SPM angkutan jalan, SPM angkutan Sungai dan Danau dan SPM Angkutan Penyeberangan terhadap indikator sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan No.81 Tahun 2011 tentang SPM Bidang Perhubungan di Daerah Propinsi. Dari perbandingan tersebut akan menghasilkan capaian indikator dan/atau selisih indikator sesuai dengan peraturan seperti dijelaskan sebelumnya. Bilamana belum mencapai indikator sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam Permenhub No.81/2011, selanjutnya harus diperhatikan tahun yang telah ditetapkan sebagai batas capaian indicator. Jika capaian indicator ditetapkan dalam tahun 2014, maka masih ada peluang satu(1) tahun lagi untuk mengejar ketertinggalan. Lebih jelasnya indikator dan nilai yang harus diperhatikan dapat dilihat pada tabel berikut. Laporan Akhir III- 16

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN Nomor : PM. 81 Tahun 2011 Tanggal : 25 Agustus 2011 1. STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PERHUBUNGAN DAERAH PROVINSI No 1. Angkutan Jalan a. Jaringan Angkutan Jalan

Lebih terperinci

Angkutan Jalan a) Jaringan Pelayanan Angkutan Jalan

Angkutan Jalan a) Jaringan Pelayanan Angkutan Jalan 1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR : 40 Tahun 2013 TANGGAL : 4 Nopember 2013 I. Target Standar Minimal Bidang Perhubungan Daerah Banyuwangi Standar Minimal Batas NO. Jenis Dasar Waktu Keterangan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PERHUBUNGAN KABUPATEN BANYUWANGI

SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PERHUBUNGAN KABUPATEN BANYUWANGI 1 BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PERHUBUNGAN KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. genap tahun pelajaran 2013/2014 di SD Negeri 2 Labuhan Ratu Kota Bandar

BAB III METODE PENELITIAN. genap tahun pelajaran 2013/2014 di SD Negeri 2 Labuhan Ratu Kota Bandar BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2014, yaitu pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014 di SD Negeri 2 Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung.

Lebih terperinci

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG PERHUBUNGAN

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG PERHUBUNGAN GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PERHUBUNGAN KABUPATEN BELITUNG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PERHUBUNGAN KABUPATEN BELITUNG SALINAN BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PERHUBUNGAN KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG, Menimbang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Dalam penelitian ini metode deskriptif yang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif yaitu penelitian untuk mengetahui apakah antara dua atau lebih dari dua kelompok terdapat perbedaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2006:2). Metode penelitian yang digunakan

III. METODE PENELITIAN. tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2006:2). Metode penelitian yang digunakan 22 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2006:2). Metode penelitian yang

Lebih terperinci

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERIPERHUBUNGAN NOMOR: PM. 81 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PERHUBUNGAN DAERAH PROVINSI DAN DAERAH KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus yang dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega di Jalan Soekarno Hatta No 216,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah BMT Al Hijrah KAN Jabung yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah BMT Al Hijrah KAN Jabung yang 55 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah BMT Al Hijrah KAN Jabung yang beralamatkan di Jl. Suropati No. 4 Kemantren, Jabung, Malang. 3.2 Jenis Penelitian Jenis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. banyak menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. banyak menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang dalam prosesnya banyak

Lebih terperinci

PROFIL DAN TARGET SPM BIDANG PERHUBUNGAN KABUPATEN/KOTA : KOTA PONTIANAK KALIMANTAN BARAT

PROFIL DAN TARGET SPM BIDANG PERHUBUNGAN KABUPATEN/KOTA : KOTA PONTIANAK KALIMANTAN BARAT PROFIL DAN TARGET SPM BIDANG PERHUBUNGAN KABUPATEN/KOTA : KOTA PONTIANAK PROVINSI : KALIMANTAN BARAT No Jenis Pelayanan Dasar 1 Angkutan Jalan 1 Jaringan Pelayanan Angkutan Jalan Angkutan Jalan 1 Indikator

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian, Subjek Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di SMA Negeri 6 Bandung, yang beralamat di Jalan Pasirkaliki No.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 32 Agar bisa mendapatkan data

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 32 Agar bisa mendapatkan data 40 BAB III METODE PENELITIAN Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 32 Agar bisa mendapatkan data yang dibutuhkan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Akademi Keperawatan Karangnyar 17

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Akademi Keperawatan Karangnyar 17 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Akademi Keperawatan Karangnyar 17 Karanganyar pada bulan Juni - Agustus 2015. B. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Kerangka penelitian ini adalah langkah demi langkah dalam penyusunan Tugas Akhir mulai dari tahap persiapan penelitian hingga pembuatan dokumentasi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif (quantitative research) dengan desain survei deskriptif korelasional. Penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif karena penelitian ini mendeskripsikan variabel tunjangan kinerja

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian, jenis penelitian yang

III. METODE PENELITIAN. Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian, jenis penelitian yang III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Lokasi Penelitian Untuk membatasi permasalahan dan penelitian maka ditetapkan jenis dan lokasi penelitian yang akan dilakukan. 1. Jenis Penelitian Berdasarkan perumusan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah level of explanation yaitu penelitian deskriptif dan asosiatif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Siregar (2013, p.15)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yang menggunakan data yang sama dimana peneliti menjelaskan hubungan

III. METODE PENELITIAN. yang menggunakan data yang sama dimana peneliti menjelaskan hubungan III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji dua variabel sehingga menggunakan tipe penelitian kuantitatif dengan metode eksplanatori, yang artinya penelitian yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN. Objek penelitian Hubungan penggunaan mesin kantor dengan efektivitas

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN. Objek penelitian Hubungan penggunaan mesin kantor dengan efektivitas 47 BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian Hubungan penggunaan mesin kantor dengan efektivitas kerja pegawai pada Sub Kepegawaian dan Umum Dinas Pendidikan Provinsi Jawa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 9 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Variabel Penelitian 3.1.1 Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi literasi informasi terhadap hasil belajar siswa kelas XI mata

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, hal ini dikarenakan penelitian yang akan dilakukan menggunakan metode untuk mengeksplorasi dan memahami makna

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini dinyatakan dalam bentuk jumlah atau angka yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini dinyatakan dalam bentuk jumlah atau angka yang 44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Metode Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif. Data penelitian ini dinyatakan dalam bentuk jumlah atau angka

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. pada masalah-masalah atau fenomena-fenomena yang ada pada saat penelitian

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. pada masalah-masalah atau fenomena-fenomena yang ada pada saat penelitian BAB II METODOLOGI PENELITIAN.1 Bentuk Penelitian Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan menggunakan analisa kuantitatif yang menggambarkan kenyataan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penilitian ini adalah penelitian kuantitatif. Berdasarkan pada Variabel yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penilitian ini adalah penelitian kuantitatif. Berdasarkan pada Variabel yang 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penilitian ini adalah penelitian kuantitatif. Berdasarkan pada Variabel yang diteliti, masalah yang dirumuskan dan hipotesis yang diajukan, maka penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. a. Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di. lapangan oleh orang yang melakukan penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. a. Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di. lapangan oleh orang yang melakukan penelitian. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Menurut sumber perolehannya, data dapat dibagi menjadi dua yaitu: a. Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013. 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013. 3.2 Teknik Pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan untuk berbagai maksud penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan untuk berbagai maksud penelitian. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Stretegi Penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan strategi penelitian survey yaitu strategi untuk memperoleh data dari sampel suatu populasi dan angket atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan sumber daya manusia terhadap kinerja pegawai di Kantor. Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Medan.

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan sumber daya manusia terhadap kinerja pegawai di Kantor. Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Medan. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bentuk Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dikemukakan di depan, maka penelitian ini menggunakan rancangan atau desain penelitian deskriptif kualitatif

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Status Sosial Orang Tua (X2), dan variabel Prestasi Belajar (Y).

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Status Sosial Orang Tua (X2), dan variabel Prestasi Belajar (Y). BAB III METODELOGI PENELITIAN 1.1 Jenis Penelitian Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, karena peneliti akan mengetahui hubungan antara satu variabel dengan variabel

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. akibat. Menurut Sumadi Suryabrata, (2003:82). Tujuan penelitian korelasi adalah

METODE PENELITIAN. akibat. Menurut Sumadi Suryabrata, (2003:82). Tujuan penelitian korelasi adalah 25 III. METODE PENELITIAN A. Metode penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian korelasi. Menurut Iskandar (2008:63) penelitian korelasi yaitu penelitian hubungan sebab

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 35 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji suatu kebenaran pengetahuan dengan menggunakan cara atau metode yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada Bulan November 2015 di MI Walisongo Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada Bulan November 2015 di MI Walisongo Semarang. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1 Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif adalah jenis penelitian dimana data penelitiannya berupa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah penelitian asosiatif yaitu bentuk penelitian dengan

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah penelitian asosiatif yaitu bentuk penelitian dengan III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian ini adalah penelitian asosiatif yaitu bentuk penelitian dengan menggunakan minimal dua variabel yang dihubungkan. Metode asosiatif merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan ini merupakan penelitian korelasional, dengan metode kuantitatif. yaitu suatu proses menemukan pengetahuan yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Rajabasa Raya Kota Bandarlampung. Menurut Sugiyono (2012: 6) Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk

III. METODE PENELITIAN. Rajabasa Raya Kota Bandarlampung. Menurut Sugiyono (2012: 6) Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk 34 III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian akan dilaksanakan di SD Negeri 1 Rajabasa Raya Kecamatan Rajabasa Raya Kota Bandarlampung. 3.1.2 Waktu Penelitian

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN BAB II METODE PENELITIAN 2.1Bentuk Penelitian Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan menggunakan analisa kuantitatif yang menggambarkan kenyataan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

BAB III METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 3) penelitian deskriptif adalah suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 3) penelitian deskriptif adalah suatu 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif atau studi eksplorasi, karena bertujuan menggambarkan keadaan atau fenomena yang terjadi di lapangan. Menurut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Burhan Bungin (2005:119) jenis penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Burhan Bungin (2005:119) jenis penelitian ini adalah penelitian 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1.Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di BMT Fajar Bandar Lampung yang beralamat di jalan Ki Maja Way Halim Bandar Lampung 3.2. Jenis Penelitian Menurut Burhan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif, kuantitatif merupakan data yang berbentuk angka. Penelitian deskriptif adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan, yaitu penelitian yang dilakukan dengan terjun ke lapangan. Penelitian ini mengambil lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain

BAB III METODE PENELITIAN. terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan peneliti adalah Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Berdasarkan jenis penelitian diatas, tipe penelitian ini adalah penelitian asosiatif.

III. METODE PENELITIAN. Berdasarkan jenis penelitian diatas, tipe penelitian ini adalah penelitian asosiatif. III. METODE PENELITIAN A.Tipe Penelitian Berdasarkan jenis penelitian diatas, tipe penelitian ini adalah penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian 32 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional. Penelitian korelasional adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan tempat dilaksanakannya penelitian guna untuk memperoleh data yang diperlukan. Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. para karyawan, namun pencapaian tujuan belum tentu benar-benar efektif. Jadi pada

BAB I PENDAHULUAN. para karyawan, namun pencapaian tujuan belum tentu benar-benar efektif. Jadi pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Proses manajemen menghendaki adanya keteraturan dalam setiap aktivitas yang dilakukan. Tanpa adanya keteraturan pencapaian tujuan dapat saja diselesaikan oleh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian dalam hal ini adalah pengguna (Dosen dan Operator) Sistem Informasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian dalam hal ini adalah pengguna (Dosen dan Operator) Sistem Informasi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian adalah sesuatu yang menjadi pusat penelitian. Objek penelitian dalam hal ini adalah pengguna (Dosen dan Operator) Sistem Informasi Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan rancangan penelitian yang dianggap relevan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan rancangan penelitian yang dianggap relevan 27 BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan rancangan penelitian yang dianggap relevan dengan permasalahan yang diteliti, untuk menjelaskan hubungan antara minat mahasiswa dalam membaca buku

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan 30 BAB III METODOLOGI PEELITIA A. Metode Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 006: ). Penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. pokok yang harus diperhatikan yaitu dilaksanakan secara sistematis,

III. METODOLOGI PENELITIAN. pokok yang harus diperhatikan yaitu dilaksanakan secara sistematis, III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Suatu penelitian yang dilakukan dengan baik pada dasarnya ada tiga hal pokok yang harus diperhatikan yaitu dilaksanakan secara sistematis, berencana

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Suharsimi Arikunto (2006:118) objek penelitian adalah

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Suharsimi Arikunto (2006:118) objek penelitian adalah BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Pengertian objek penelitian secara umum merupakan permasalahan yang dijadikan topik penulisan dalam rangka menyusun suatu laporan penelitian. Menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional. Arikunto (2006:270) mengemukakan bahwa penelitian korelasional bertujuan untuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian survey. Menurut Singarimbun

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian survey. Menurut Singarimbun III. METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian survey. Menurut Singarimbun dan Effendi (2001: 6), penelitian survey adalah penelitian terhadap sekelompok manusia

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Menurut Jalaludin

III. METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Menurut Jalaludin III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Menurut Jalaludin Rahmat (000:4), Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan kerangka kerja untuk merinci hubungan hubungan antar variabel dalam satu kajian. Untuk menetapkan metode penelitian dalam praktek

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan III. METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang menggambarkan atau

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didik kelas VII di SMP Negeri 2 Pariaman, maka dalam penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didik kelas VII di SMP Negeri 2 Pariaman, maka dalam penelitian ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu ingin mengetahui hubungan signifikan keharmonisan keluarga Islami dengan penyesuaian diri pada peserta didik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain Penelitian merupakan rancangan penelitian yang menggambarkan pendekatan dan metode yang akan dipilih dalam penelitian yang akan dilakukan. Pada penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengetahuan baru. Dalam penelitian ini jenis peneliti menggunakan jenis. dianalisis menggunakan metode statistik.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengetahuan baru. Dalam penelitian ini jenis peneliti menggunakan jenis. dianalisis menggunakan metode statistik. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk mencari pengetahuan baru. Dalam penelitian ini jenis peneliti menggunakan jenis penelitian kuantitatif.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. B. Tempat dan waktu 1. Tempat : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Teknik Pengumpulan Data A. Pengumpulan Data a. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT AJC, yang berlokasi di Jl. Gelong Baru Utara No. 5-8 Jakarta

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Umumnya pengertian survey dibatasi. mewakili seluruh populasi Singarimbun, 1999:3)

III METODE PENELITIAN. sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Umumnya pengertian survey dibatasi. mewakili seluruh populasi Singarimbun, 1999:3) 38 III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey yaitu penelitian mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilaksanakan di SD Negeri 3 Gedung Air kecamatan. Tanjung Karang Barat Kota Bandar Lampung.

III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilaksanakan di SD Negeri 3 Gedung Air kecamatan. Tanjung Karang Barat Kota Bandar Lampung. 44 III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian akan dilaksanakan di SD Negeri 3 Gedung Air kecamatan Tanjung Karang Barat Kota Bandar Lampung.. Waktu Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 8 Agustus 015 sampai 8 September 015 yang berlokasi di Desa Kuo, Kecamatan Pangale, Kabupaten Mamuju,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Dan Lokasi penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis deskriptif korelasional. Deskriptif korelasional dipandang sesuai dengan penelitian ini

Lebih terperinci

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI JEPARA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI JEPARA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI JEPARA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN,SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN JEPARA DENGAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Pada hakekatnya penelitian merupakan wadah untuk mencari kebenaran atau untuk memberikan kebenaran. Usaha untuk mengejar kebenaran dilakukan oleh para

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sectional. Rancangan penelitian ini adalah cross sectional yaitu variabel pada obyek

BAB III METODE PENELITIAN. sectional. Rancangan penelitian ini adalah cross sectional yaitu variabel pada obyek BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancang Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Rancangan penelitian ini adalah cross sectional yaitu variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan model kolerasional. Deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menganalisis data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif, karena menggunakan data berupa angka angka yang kemudian dianalisa. Penelitian kuantitatif banyak dituntut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Variabel Bebas Variabel bebas (X) dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) jenis eksperimental. Penelitian jenis ini dilakukan sebagai upaya

Lebih terperinci

Bab III - Objek dan Metode Penelitian

Bab III - Objek dan Metode Penelitian 33 3.2. Metode Penelitian Berdasarkan pada topik penelitian ini, penulis melakukan pendekatan dengan metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni metode deskriptif analitis. Menurut Muhammad Nazir

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan tertentu. Jenis penelitian ini

III. METODE PENELITIAN. secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan tertentu. Jenis penelitian ini 38 III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian adalah suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan tertentu. Jenis penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. INDONESIA (PERSERO) Kantor Pos Malang, Jalan Merdeka selatan No. 5

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. INDONESIA (PERSERO) Kantor Pos Malang, Jalan Merdeka selatan No. 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Lokasi yang dijadikan tempat penelitian adalah pada PT. POS INDONESIA (PERSERO) Kantor Pos Malang, Jalan Merdeka selatan No. 5 Malang Kode Pos 65100,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan tipe penelitian eksplanatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu metode penelitian yang bersifat induktif,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan mengambil sampel pada karyawan PT. Kereta Api Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan mengambil sampel pada karyawan PT. Kereta Api Indonesia BAB III METODE PENELITIAN 3. Objek Penelitian Penelitian ini akan mengambil sampel pada karyawan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Sub Divre 3. Tanjung Karang Bandar Lampung 3. Jenis dan Sumber Data Adapun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Berikut ini merupakan diagram alur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Berikut ini merupakan diagram alur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Berikut ini merupakan diagram alur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Pemilihan subyek penelitian Penyusunan Instrumen Penelitian (kuesioner)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah jalan yang berkaitan dengan cara kerja dalam proses penelitian, sehingga dapat memahami objek sasaran yang dikehendaki dalam mencapai tujuan pemecahan masalah. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan untuk penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian langsung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data tersebut dan penampilan hasilnya (Arikunto, 2002).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data tersebut dan penampilan hasilnya (Arikunto, 2002). BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, suatu penelitian dituntut menggunakan angka mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. akan membahas mengenai metode pengambilan sampel. Bagian kelima akan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. akan membahas mengenai metode pengambilan sampel. Bagian kelima akan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas mengenai metode - metode yang dilakukan dalam penelitian. Pada bagian pertama akan membahas mengenai desain penelitian. Pada bagian kedua akan dibahas

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya 44 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Pada Bandung. Dalam penelitian ini terdapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif (ekplanasi),

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif (ekplanasi), 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif (ekplanasi), yaitu penelitian yang bermaksud untuk menggambarkan fenomena tentang apa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu: 1. Variabel terikat (Y): Motivasi Kerja Karyawan

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu: 1. Variabel terikat (Y): Motivasi Kerja Karyawan BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu: 1. Variabel terikat (Y): Motivasi Kerja Karyawan. Variabel bebas (X):

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian. Sesuai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tingkat pengetahuan dan status gizi balita. Variabel independen dan variabel

BAB III METODE PENELITIAN. tingkat pengetahuan dan status gizi balita. Variabel independen dan variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik dengan desain penelitian cross sectional untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Croos Sectional yaitu suatu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Croos Sectional yaitu suatu penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Jenis penelitian yang digunakan analitik,adalah survei atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi.(

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang dipakai merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek dan Ruang Lingkup Penelitian Penelitian skripsi ini dilakukan di BRI Syari ah Kantor Cabang Pembantu Serang yang beralamat di Jl. Ahmad Yani No. 165 Kelurahan Sumur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang bersifat korelasional dan kuantitatif. Penelitian lapangan merupakan suatu penelitian untuk memperoleh data-data

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN BAB II METODE PENELITIAN A. BENTUK PENELITIAN Bentuk penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksplanasi dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan eksplanasi dimaksudkan untuk menjelaskan suatu generalisasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah penelitian eksperimen. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Perlakuan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Perlakuan dalam A. Jenis dan Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Perlakuan dalam penelitian ini adalah penerapan pendekatan RME dengan strategi pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara atau jalan yang di tempuh sehubungan dengan penelitian yang dilakukan, memiliki langkah-langkah yang sistematis. Metode

Lebih terperinci