MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR LOGAM MESIN BIDANG REFRIGERASI DAN AC

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR LOGAM MESIN BIDANG REFRIGERASI DAN AC"

Transkripsi

1 MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR LOGAM MESIN BIDANG REFRIGERASI DAN AC MEMELIHARA DAN MEMPERBAIKI SISTEM DAN KOMPONEN PENDINGIN DI INDUSTRI BUKU INFORMASI KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 51 Lt. 6.A Jakarta Selatan

2 Bidang Refrigerasi dan AC Judul Modul: Memelihara Dan Memperbaiki Sistem Dan Komponen Halaman: 2 dari 65

3 Bidang Refrigerasi dan AC DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL (SKKNI) DAN SILABUS PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI (PBK) A. Standar Kompetensi Kerja Nasional (SKKNI) B. Unit Kompetensi Prasyarat C. Silabus Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) BAB II MEMELIHARA DAN MEMPERBAIKI SISTEM DAN KOMPONEN PENDINGIN DI INDUSTRI A. Latar Belakang B. Tujuan C. Ruang Lingkup D. Pengertian Istilah E. Diagram Alir Unjuk Kerja Pencapaian Kompetensi F. Materi Pelatihan Memelihara Dan Memperbaiki Sistem Dan Komponen. 1. Mempersiapkan perawatan mesin 2. Mengerjakan pemeriksaan/penyetelan pemeliharaan pencegahan pada sistem dan komponen pendinginan (yang digunakan) indusri. 3. Mengerjakan penemuan kesalahan pada sistem dan komponen pendinginan (yang digunakan) industri Memperbaiki/mengganti kesalahan komponen pendinginan (yang digunakan) industri Menservis kembali sistem dan komponen pendinginan (yang digunakan) industri BAB III SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI A. Sumber-sumber Perpustakaan Daftar Pustaka Buku Referensi B. Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan Daftar Peralatan/Mesin Daftar Bahan Judul Modul: Memelihara Dan Memperbaiki Sistem Dan Komponen Halaman: 3 dari 65

4 Bidang Refrigerasi dan AC BAB I STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL (SKKNI) DAN SILABUS PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI (PBK) A. Standar Kompetensi Kerja Nasional (SKKNI) 1. KODE UNIT : 2. JUDUL UNIT : Memelihara Dan Memperbaiki Sistem Dan Komponen 3. DESKRIPSI UNIT : Unit ini menggambarkan kegiatan Mengerjakan : * Mempersiapkan perawatan mesin * Mengerjakan pemeriksaan/penyetelan pemeliharaan pencegahan pada sistem dan komponen pendinginan (yang digunakan) indusri. * Mengerjakan penemuan kesalahan pada sistem dan komponen pendinginan (yang digunakan) industri * Memperbaiki /mengganti kesalahan komponen pendinginan dan kontrol kelistrikan (yang digunakan) industri. * Menservis kembali sistem dan komponen pendinginan (yang digunakan) industri sesuai dengan sistem operasi kerja yang standar. ELEMEN KOMPETENSI 01. Mempersiapkan perawatan mesin KRITERIA UNJUK KERJA 1. Semua proses perawatan dan perbaikan dilaksanakan sesuai prosedur dan SOP yang ditentukan. 2. Selalu bersifat koordinatif dengan pimpinan agar menghasilkan pekerjaan seefisien mungkin. 3. Jadual perawatan, jadual peralatan dan pemeriksaan spesifikasi alat disiapkan agar efektif sesuai kebutuhan. 4. Kelengkapan bahan yang akan dipakai : bahan cairan pembersih, lap pembersih ; bila perlu kompresor udara, diperiksa dan diurutkan sesuai prosedur perawatan. 5. Perkakas bongkar pasang dan alat ukur yang diperlukan diperiksa agar dapat bekerja dengan baik dan aman. Judul Modul: Memelihara Dan Memperbaiki Sistem Dan Komponen Halaman: 4 dari 65

5 Bidang Refrigerasi dan AC ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA 02. Mengerjakan pemeriksaan/penyetelan pemeliharaan pencegahan pada sistem dan komponen pendinginan (yang digunakan) indusri. 03 Mengerjakan penemuan kesalahan pada sistem dan komponen pendinginan (yang digunakan) industri 04 Memperbaiki /mengganti kesalahan komponen pendinginan (yang digunakan) industri 2.1. Perawatan komponen mesin pendingin sesuai prosedur SOP dan K-3 yang ditentukan Gambar denah ruang dan mesin dibaca dengan baik Pengkabutan air pada pembersih udara dibersihkan sesuai dengan ketentuan kerja 2.4. Jalur air pada pembersih udara sebelum masuk ke pompa pengkabut dibersihkan agar aliran air tidak terhambat. 2.5 Temperatur dan sifat medium yang terkontrol dicek untuk penyesuaian spesifikasi. 2.6 Tingkat kegaduhan/ getaran komponen sistem pendinginan (yang digunakan) industri dicek untuk penyesuaian ke spesifikasi Kesalahan kerja peralatan diperiksa dan dicari sumber kesalahan kerja alat. 2.7 Tugas pemeliharaan pencegahan dan pengecekan peralatan di ruangan mesin (plant room) yang aman ditunjukkan sesuai dengan spesifikasi pabrik menggunakan prinsip, teknik/praktik (kerja) pendinginan 3.1 Komponen sistem diidentifikasi dengan benar 3.2 Karakteristik dan operasi (kerja) setiap komponen dimengerti. 3.3 Fungsi operasional (kerja) setiap komponen diperiksa dan dites. 3.4 Operasi (kerja) yang benar setiap komponen dinilai menurut spesifikasi. 4.1 Komponen yang salah dilokalisasi (dipisahkan) dan kegagalan fungsi dikonfirmasi melalui pemeriksaan dan pengetesan menggunakan prinsip, prosedur dan persyaratan keamanan. 4.2 Refrigerant dipindahkan dengan aman dari sistem dan ditempatkan sesuai dengan prosedur operasi (kerja) yang terstandar dan persyaratan peraturan bilamana tepat. 4.3 Komponen yang salah dibongkar dan diperbaiki menurut spesifikasi pabrik sesuai kebutuhan. 4.4 Penggantian bagian yang dipilih dari katalog pabrik sesuai dengan spesifikasi yang diperlukan. Judul Modul: Memelihara Dan Memperbaiki Sistem Dan Komponen Halaman: 5 dari 65

6 Bidang Refrigerasi dan AC 05. Menservis kembali sistem dan komponen pendinginan (yang digunakan) industri 1.1 Selama pekerjaan berlangsung selalu diperiksa kualitas hasil pekerjaan agar tidak terjadi pengulangan pekerjaan. 1.2 Bila terjadi penyimpangan/masalah harus didiskusikan dengan poimpinan atau seorang ahli yang berwenang sesauai prosedur yang berlaku. 1.3 Hasil pekerjaan diperiksa dengan seksama di akhir pekerjaan untuk meyakinkan sesuai dengan yang diharapkan 1.4 Semua pelaksanaan pekerjaan diselesaikan sesuai dengan waktu yang ditentukan dalam kontrak kerja. BATASAN VARIABEL Unit ini menerapkan pemeliharaan dan perbaikan sistem pendinginan (yang digunakan) industri yang termasuk mesin / plant (amonia) berkapasitas besar, khususnya digunakan untuk produk/proses pengontrolan temperatur/lingkungan. Pekerjaan dilaksanakan secara sendiri (otonomi) atau dalam lingkungan tim, dan termasuk penterjemahan gambar dan diagram sistem pendinginan (yang digunakan) industri. Penggunaan prosedur penemuan kesalahan, beragam servis, dan peralatan tes untuk mengidentifikasi dan mendiagnosa kesalahan dalam sistem, untuk mengisolasi (memisahkan) komponen yang salah, membetulkan (ralat) kesalahan, menservis kembali, mengetes sistem dan melengkapi laporan servis. Pekerjaan juga termasuk penyesuaian kembali sistem pendinginan (yang digunakan) industri yang ada dan pengkondisian kembali komponen. Apabila penyesuaian kembali, atau perbaikan/penggantian komponen melibatkan pembuatan dan instalasi pipa / 'pipe work' dan pemasangan, unit LOG.OO (Memasang pipa kerja dan menggabungkan pipa kerja) Spesifikasi mesin pendingin,spesifikasi pabrik/komponen,sop perusahaan. Kode tempat kerja, Sistem perundang-undangan dan Metode perlindungan sebaiknya diambil. PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks penilaian Unit ini mungkin dinilai di tempat kerja, di luar tempat kerja atau kombinasi keduanya. Kompetensi yang tercakup di unit ini dapat didemonstrasikan oleh individu dengan bekerja sendiri atau sebagai bagian dari tim. Lingkungan (suasana) penilaian sebaiknya tidak merugikan calon (siswa yang akan dinilai). 2. Kondisi Penilaian Calon (siswa yang akan dinilai) akan menggunakan seluruh perkakas, peralatan, bahan dan dokumentasi yang diperlukan. Calon (siswa yang akan dinilai) diijinkan untuk menggunakan dokumen berikut : 2.1 Apapun prosedur tempat kerja yang relevan. 2.2 Apapun spesifikasi produk dan pabrik yang relevan. Judul Modul: Memelihara Dan Memperbaiki Sistem Dan Komponen Halaman: 6 dari 65

7 Bidang Refrigerasi dan AC 2.3 Apapun kode, standar, manual dan bahan referensi yang relevan. 2.4 Calon (siswa yang akan dinilai) di haruskan untuk : secara lisan atau metode komunikasi lainnya, menjawab pertanyaan yang diajukan penilai Mengidentifikasi teman sekerja yang bisa didekati untuk pengumpulan bukti kompetensi pada saat yang tepat Penyajian bukti berupa kredit (penghargaan) untuk apapun dari off the job training yang berhubungan dengan unit ini. Penilai harus yakin bahwa calon dapat menunjukkan dengan kompeten dan konsisten seluruh elemen unit seperti yang ditentukan oleh kriteria, termasuk pengetahuan yang diperlukan. 3. Aspek Kritis Unit ini dapat dinilai bersama dengan unit lainnya, seperti keselamatan, mutu, komunikasi, penanganan bahan, catatan dan laporan dihubungkan dengan pengukuran mekanik secara seksama atau unit lainnya yang memerlukan penggunaan keterampilan dan pengetahuan yang tercakup di unit ini. Kompetensi di unit ini tidak dapat diminta sampai seluruh prasyarat dipenuhi. 4. Catatan khusus Selama penilaian individu akan : 4.1 mendemonstrasikan kebiasaan bekerja yang aman setiap saat. 4.2 mengkomunikasikan informasi mengenai proses, kejadian atau tugas yang dikerjakan untuk memastikan lingkungan bekerja yang aman dan efisien. 4.3 bertanggung jawab untuk mutu pekerjaan mereka sendiri. 4.4 merencanakan tugas dalam seluruh situasi dan pengkajian prasyarat tugas yang sesuai. 4.5 menunjukkan seluruh tugas sehubungan dengan prosedur operasi (kerja) yang terstandar (SOP). 4.6 menunjukkan seluruh tugas menurut perencanaan yang terperinci. 4.7 menggunakan teknik mesin, proses kebiasaan dan prosedur tempat kerja yang bisa diterima. Tugas yang terlibat akan diselesaikan dalam kerangka waktu yang masuk akal dengan kegiatan yang khas terjadi di tempat kerja. 5. Pedoman penilaian 5.1 Peralatan pengukuran yang tepat dipilih dan digunakan untuk mengecek bahwa temperatur medium yang terkontrol sesuai dengan spesifikasi. Instrumen/peralatan pengukuran yang tepat dipilih dan digunakan untuk mengecek bahwa sifat medium yang terkontrol sesuai dengan spesifikasi. Seluruh pengukuran yang tidak sesuai diidentifikasi dengan benar. 5.2 Instrumen/peralatan pengukuran yang tepat untuk pengecekan temperatur dan sifat medium yang terkontrol bisa diidentifikasi. Spesifikasi tepat yang diperlukan untuk pengecekan temperatur dan sifat medium yang terkontrol bisa diidentifikasi. Prosedur untuk pelaporan non- penyesuian bisa diberikan. Sifat udara yang dikontrol oleh medium terkontrol bisa diidentifikasi. Judul Modul: Memelihara Dan Memperbaiki Sistem Dan Komponen Halaman: 7 dari 65

8 Bidang Refrigerasi dan AC 5.3 Peralatan pengukuran tepat yang dipilih dan digunakan untuk mengecek tingkat kegaduhan dan getaran komponen sistem dalam spesifikasi. Kegaduhan/getaran yang tidak normal, diidentifikasi dengan benar. 5.4 Instrumen/peralatan pengukuran tepat yang diperlukan untuk pengecekan komponen tingkat kegaduhan dan getaran bisa diidentifikasi. Prosedur untuk pelaporan kegaduhan/getaran yang tidak normal bisa diberikan. 5.5 Prosedur pemeliharaan pencegahan dan pengecekan peralatan di ruangan mesin(plant room) yang aman ditunjukkan sesuai dengan prosedur operasi (kerja) yang terstandar dan seluruh persyaratan hukum (legislatif) dan peraturan. 5.6 Prosedur dan urutan untuk penunjukkan pemeliharaan pencegahan pada sistem pengaturan suhu udara bisa diidentifikasi. Prosedur dan urutan untuk penunjukkan pengecekan peralatan di ruangan mesin (plant room) yang aman bisa diidentifikasi. 5.7 Komponen sistem diidentifikasi dengan benar dari spesifikasi. 5.8 Spesifikasi dan proses untuk pengidentifikasian komponen sistem bisa diberikan. 5.9 Karakteristik operasional (kerja) komponen sistem bisa diberikan Komponen sistem diperiksa dan dites sesuai dengan prosedur operasi (kerja) yang terstandar Prosedur yang tepat untuk pemeriksaan dan pengetesan komponen sistem bisa diidentifikasi Operasi (kerja) setiap komponen sistem dinilai menurut sistem spesifikasi sesuai dengan prosedur operasi (kerja) yang terstandar Prosedur yang tepat untuk penilaian bahwa operasi (kerja) komponen sistem memenuhi spesifikasi bisa diidentifikasi Komponen yang salah dilokalisasi (dipisahkan) dan kegagalan fungsi dikonfirmasi sesuai dengan prosedur operasi (kerja) yang terstandar Proses yang tepat untuk pemisahan dan pengkonfirmasian komponen yang salah bisa diberikan Refrigerant dipindahkan dengan aman sesuai dengan prosedur operasi (kerja) yang terstandar dan seluruh persyaratan hukum (legislatif) dan peraturan Prosedur dan seluruh persyaratan hukum (legislatif) dan peraturan untuk pemindahan refrigerant yang aman dari sistem bisa diidentifikasi 5.18 Prosedur dan seluruh persyaratan hukum (legislatif) dan peraturan untuk pemindahan refrigerant yang aman dari sistem bisa diidentifikasi 5.19 Prosedur yang tepat untuk pembongkaran dan perbaikan komponen yang salah bisa diidentifikasi 5.20 Prosedur untuk pemilihan penggantian bagian bisa diberikan 5.21 Komponen dipasang kembali dan dites sesuai dengan prosedur operasi (kerja) yang terstandar 5.22 Prosedur yang tepat untuk pemasangan kembali dan pengetesan komponen bisa diidentifikasi 5.23 Sistem diisi dengan refrigerant dengan benar dan aman sesuai dengan prosedur operasi (kerja) yang terstandar dan seluruh persyaratan hukum (legislatif) dan peraturan Prosedur dan seluruh persyaratan hukum (legislatif) dan peraturan untuk keamanan pengisian sistem bisa diidentifikasi. Judul Modul: Memelihara Dan Memperbaiki Sistem Dan Komponen Halaman: 8 dari 65

9 Bidang Refrigerasi dan AC 5.25 Operasi (kerja) setiap komponen sistem dinilai menurut spesifikasi peralatan sesuai dengan prosedur operasi (kerja) yang terstandar Prosedur yang tepat untuk penilaian bahwa operasi (kerja) komponen sistem memenuhi spesifikasi peralatan bisa diidentifikasi Catatan pemeliharaan/laporan servis dilengkapi dengan prosedur operasi (kerja) yang terstandar Prosedur yang tepat untuk kelengkapan catatan pemeliharaan/ laporan servis bisa diidentifikasi. KOMPETENSI KUNCI NO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT 1. Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa informasi 2. Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi 2 3. Merencanakan dan mengorganisir aktivitas-aktivitas 2 4. Bekerja dengan orang lain dan kelompok 2 5. Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 2 6. Memecahkan masalah 2 7. Menggunakan teknologi 1 3 Judul Modul: Memelihara Dan Memperbaiki Sistem Dan Komponen Halaman: 9 dari 65

10 Bidang Refrigerasi dan AC B. Unit Kompetensi Prasyarat Sebelum mengikuti pelatihan unit kompetensi memelihara dan memperbaiki sistem dan komponen pendingin di Industri peserta harus sudah kompeten untuk unit kompetensi sebagai berikut: 1. LOG.OO : Mengukur dengan menggunakan alat ukur 2. LOG.OO : Membaca gambar teknik 3. LOG.OO : Pengukuran listrik/elektronik 4. LOG.OO : Menggunakan perkakas tangan 5. LOG.OO : Mengggunakan perkakas bertenaga/operasi digenggam 6. LOG.OO : Membongkar/mengganti dan merakit komponen-komponen permesinan 7. LOG.OO : Menguji, mengosongkan dan mengisi sistem pendingin 8. LOG.OO : Memelihara dan memperbaiki sistem AC sentral Judul Modul: Memelihara Dan Memperbaiki Sistem Dan Komponen Halaman: 10 dari 65

11 Bidang Refrrigerasi dan AC C. Silabus Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) 1. Judul Unit Kompetensi : Memelihara Dan Memperbaiki Sistem dan Komponen 2. Kode Unit Kompetensi : 3. Deskripsi Unit Kompetensi : Unit ini menggambarkan kegiatan mengerjakan pemeriksaan/penyetelan pemeliharaan pencegahan pada peralatan pendingin/pengaturan suhu udara (yang digunakan) industri sesuai spesifikasi pabrik, mengerjakan penemuan kesalahan pada sistem dan komponen pendingin udara (yang digunakan) industri menurut spesifikasi sistem, memperbaiki/mengganti kesalahan komponen pendingin udara (yang digunakan) industri yang salah sesuai dengan spesifikasi pabrik dan menservis kembali peralatan pendingin udara (yang digunakan) industri dengan teknik aplikasi sistem, operasi (kerja) peralatan yang benar. 4. Perkiraan Waktu Pelatihan Menit Halaman: 11 dari 65

12 Bidang Refrrigerasi dan AC 2. Tabel Silabus Unit Kompetensi : Elemen Kompetensi 01.Memp ersiapkan perawatan mesin Kriteria Unjuk Kerja Indikator Unjuk Kerja 1. Semua proses perawatan dan Dapat menjelaskan: perbaikan dilaksanakan sesuai prosedur dan SOP yang ditentukan. 2. Selalu bersifat koordinatif dengan pimpinan agar menghasilkan pekerjaan seefisien mungkin. 3. Jadual perawatan, jadual peralatan dan pemeriksaan spesifikasi alat disiapkan agar efektif sesuai kebutuhan. 4. Kelengkapan bahan yang akan dipakai : bahan cairan pembersih, lap pembersih ; bila 1.1. Semua proses perawatan dan perbaikan dilaksanakan sesuai prosedur dan SOP yang ditentukan. 2.1 kondisi koordinatif dengan pimpinan agar menghasilkan pekerjaan seefisien mungkin. Jadual perawatan, jadual peralatan dan pemeriksaan spesifikasi alat disiapkan agar efektif sesuai kebutuhan. 3.1 Kelengkapan bahan yang akan dipakai bahan cairan pembersih, lap pembersih ; bila perlu kompresor udara, diperiksa dan diurutkan sesuai prosedur perawatan. perlu kompresor udara, 4.1 Perkakas bongkar pasang dan alat diperiksa dan diurutkan sesuai ukur yang diperlukan diperiksa agar prosedur perawatan. dapat bekerja dengan baik dan aman. Perkakas bongkar pasang dan alat ukur yang diperlukan diperiksa agar dapat bekerja dengan baik dan aman. Materi Pelatihan Pengetahuan Keterampilan Sikap - spesifikasi mesin - membaca gambar - jadwal perawatan - pemeliharaan peralatan - daftar alat - jadwal perawatan - pemeliharaan peralatan - daftar alat Membaca name plat Memebaca gambar. Menggunakan Alat perkakas Tangan dan mesin Cermat Teliti Sesuai SOP Perkiraan Waktu Pelatihan Pengetahuan Keterampilan 2 1 Halaman: 12 dari 65

13 Bidang Refrrigerasi dan AC Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja Indikator Unjuk Kerja Materi Pelatihan Pengetahuan Keterampilan Sikap Perkiraan Waktu Pelatihan Pengetahuan Keterampilan 2 Mengerjakan pemeriksaan /penyetelan pemeliharaan pencegahan pada sistem dan komponen pendinginan (yang digunakan) di industri 2.2 Komponen sistem diidentifikasi dengan benar Dapat memeriksa kerja sistem pendinginan dengan benar Mampu melakukan pengecekan dan penyetelan sistem pendingin. Dapat membedakan komponen yang rusak dan yang baik. Harus cermat, teliti dan sesuai dengan SOP Diagram kerja mesinmesin pendingin di industri Fungsi dan Cara kerja sistem pendinginan di industri. Memelihara dan memperbaiki mesin pending industri. Membaca gambar. Ilmu thermodinamika Komponen mesin pendingin di industri. Mengguna kan peralatan uji dan pera latan ukur untuk menentukanperf orma system system dan komponen refrigerasi industrial Cermat Teliti Sesuai SOP menetapk antindaka n pengujian berdasark an analisa data yang akurat Halaman: 13 dari 65

14 Bidang Refrrigerasi dan AC Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja 2.2 Tingkat kegaduhan/ getaran komponen sistem pendinginan (yang digunakan) industri dicek untuk penyesuaian ke spesifikasi. Indikator Unjuk Kerja Dapat menyebutkan seluruh informasi yang relevan pada sistem pendinginan Dapat menjelaskan seluruh informasi yang relevan pada sistem pendinginan Materi Pelatihan Pengetahuan Keterampilan Sikap Informasi yang relevan pada sistem pendinginan Memahami Fungsi,kontruksi dan spesifikasi dari komponen mesin pendingin. Cermat Teliti Sesuai SOP Perkiraan Waktu Pelatihan Pengetahuan Keterampilan Mampu melakukan pengecekan sistem pendinginan Harus cermat, teliti dan sesuai dengan SOP 03.Mengerjakan 3.1 Komponen penemuan kesalahan sistem pada sistem diidentifikasi dan komponen dengan benar pendinginan (yang digunakan) industri. Dapat menjelaskan cara menentukan dan mencatat tekanan dan temperature pada sistem pendinginan Mampu menjelaskan Fungsi,kontruksi dan spesifikasi dari komponen mesin pendingin. Harus cermat, teliti dan sesuai dengan SOP Tekanan dan temperatur pada sistem pendinginan. Fungsi,kontruksi dan spesifikasi dari komponen mesin pendingin. Menentukan kesalahan dan mencatat tekanan dan temperatur Menentukan dan memcatat kondisi dari komponen mesin pendingin. Cermat Teliti Sesuai SOP 2 16 Halaman: 14 dari 65

15 Bidang Refrrigerasi dan AC Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja 3.2.Karakteristik dan operasi (kerja) setiap komponen dimengerti. Indikator Unjuk Kerja Dapat menjelaskan cara pemisahan kesalahan dan cara menentukan tindakan korektif yang tepat pada sistem pendinginan Mampu memisahkan kesalahan dan menentukan tindakan korektif yang tepat pada sistem pendinginan Harus cermat, teliti dan sesuai dengan SOP Materi Pelatihan Pengetahuan Keterampilan Sikap Identifikasi kesalahan pada sistem pendinginan Identifikasi untuk memisahkan kesalahan pada sistem pendinginan Pemisahan kesalahan dan menentukan tindakan korektif sistem pendinginan Cermat Teliti Sesuai SOP Perkiraan Waktu Pelatihan Pengetahuan Keterampilan 3.3.Fungsi operasional (kerja) setiap komponen diperiksa dan dites. Dapat menjelaskan prosedur pengecekan untuk mendeteksi kelemahan pada komponen mesin pendingin. Mampu melakukan pengecekan sistem pendinginan untuk menemukan kerusakan. Harus teliti, cermat dan sesuai dengan SOP Cara pengecekan kebocoran. Cara pengecekan komponen mekanik. Cara pengecekan komponen kelistrikan. Cara pengecekan lajur pengendali. Pengecekan kebocoran Bongkar pasang komponen mekanik. Komisioning komponen listrik. Komisioning jalur pengendali Cermat Teliti Sesuai SOP Halaman: 15 dari 65

16 Bidang Refrrigerasi dan AC Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja 3.4 Operasi (kerja) yang benar setiap komponen dinilai menurut spesifikasi. Indikator Unjuk Kerja Dapat menjelaskan prosedur pengecekan untuk menemukan kontaminasi Mampu melakukan pengecekan sistem pendinginan untuk menemukan kontaminasi Materi Pelatihan Pengetahuan Keterampilan Sikap Cara untuk mengetahui kontaminasi pada refrigerant dan oli Persentasi terjadinya kontaminasi Pengecekan kontaminasi Pengecekan kontaminasi Cermat Teliti Sesuai SOP Perkiraan Waktu Pelatihan Pengetahuan Keterampilan Harus teliti, cermat dan sesuai dengan SOP 04 Memperbaiki /mengganti kesalahan komponen pendinginan (yang digunakan) industri. 4.1 Komponen yang salah dilokalisasi (dipisahkan) dan kegagalan fungsi dikonfirmasi melalui pemeriksaan dan pengetesan menggunakan prinsip, prosedur dan persyaratan keamanan. Dapat menentukan kesalahan dan kerusakan pada komponen sistem pendinginan Mampu mengetes komponen asistem pendinginan akibat kegagalan fungsi. Harus cermat, teliti dan sesuai dengan SOP Troble sulting sistem komponen mekanik mesin pendinginan di industri. Troble sulting sistem komponen kontrol mesin pendinginan di industri. Troble sulting sistem komponen kelistrikan mesin pendinginan di industri. Memelihara dan memperbaiki komponen mekanik mesin pendingin industri. Memelihara dan memperbaiki komponen kontrol dan kelistrikan mesin pendingin industri. Cermat Teliti Sesuai SOP 4 37 Halaman: 16 dari 65

17 Bidang Refrrigerasi dan AC Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja 4.2 Refrigerant dipindahkan dengan aman dari sistem dan ditempatkan sesuai dengan prosedur operasi (kerja) yang terstandar dan persyaratan peraturan bilamana tepat. Indikator Unjuk Kerja Dapat menjelaskan cara mengevakuasi refrigerant Mampu mengevakuasi refrigerant dari sistem pendinginan Harus cermat, teliti dan sesuai dengan SOP Materi Pelatihan Pengetahuan Keterampilan Sikap Cara mengevakuasi refrigerant Mengevakuasi refrigerant Cermat Teliti Sesuai SOP Perkiraan Waktu Pelatihan Pengetahuan Keterampilan 4.3 Komponen yang salah dibongkar dan diperbaiki menurut spesifikasi pabrik sesuai kebutuhan Dapat menjelaskan cara membongkar kompressor mesin pendinginan yang benar Dapat menjelaskan cara membongkar evaporator,condensing unit mesin pendinginan yang benar Harus cermat, teliti dan sesuai dengan SOP Memelihara dan memperbaiki mesin pendingn ukuran besar Membongkar dan memasang. Compressor,con densor,evaporat or,mesin expansi dan control kelistrikan Cermat Teliti Sesuai SOP 4.4 Penggantian bagian yang dipilih dari katalog pabrik sesuai dengan spesifikasi yang diperlukan Dapat menjelaskan cara penggantian komponen pada sistem pendinginan Mampu melakukan penggantian komponen pada sistem pendinginan Harus teliti, cermat dan sesuai dengan SOP Komponen utama dan komponen tambahan mesin pendingin di industri Membongkar dan memasang. Compressor,con densor,evaporat or,mesin expansi dan control kelistrikan Cermat Teliti Sesuai SOP Halaman: 17 dari 65

18 Bidang Refrrigerasi dan AC Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja 4.5 Komponen yang salah dibongkar dan diperbaiki menurut spesifikasi pabrik sesuai kebutuhan. Indikator Unjuk Kerja Dapat menjelaskan cara membongkar dan memperbaiki yang benar pada sistem pendinginan Mampu melakukan pembongkaran dan memperbaiki komponen pada sistem pendinginan Harus cermat, teliti dan sesuai dengan SOP Materi Pelatihan Pengetahuan Keterampilan Sikap Komponen utama dan komponen tambahan mesin pendingin di industri Membongkar komisioning dan memasang. Compressor,con densor,evaporat or,mesin expansi dan control kelistrikan Cermat Teliti Sesuai SOP Perkiraan Waktu Pelatihan Pengetahuan Keterampilan 4.4 Ppemasangan kembali bagian yang rusak dipilih dari katalog pabrik sesuai dengan spesifikasi yang diperlukan. Dapat menjelaskan cara pemasangan kembali komponen yang baru pada sistem pendinginan Harus teliti, cermat dan sesuai dengan SOP Cara pemasangan komponen sesuai dengan petunjuk pemasangan menurut spesifikasi yang ada. Membongkar dan memasang. Compressor,con densor,evapora tor,mesin expansi dan control kelistrikan Cermat Teliti Sesuai SOP Asesmen Halaman: 18 dari 65

19 Bidang Refrigerasi dan AC BAB II MEMELIHARA DAN MEMPERBAIKI SISTEM DAN KOMPONEN PENDINGIN DI INDUSTRI Latar Belakang Seperti telah kita ketahui, untuk Memelihara dan Memperbaiki Sistem Dan Komponen Pendingin diperlukan sebuah sistem refrigerasi. Sistem Kompresi uap mempunyai efisiensi tinggi. Oleh karena itu sistem kompresi gas lebih banyak pemakainya. Sistem Kompresi uap merupakan mesin refrigerasi yang berisi fluida penukar kalor (refrigeran) yang bersirkulasi terus menerus. Selama bersirkulasi di dalam unitnya maka refrigeran tersebut akan selalu mengalami perubahan wujud dari gas ke liquid dan kembali ke gas akibat proses perubahan suhu dan tekanannya karena adanya efek kompresi, kondensasi,ekspansi dan evaporasi refrigeran. Sesuai dengan proses yang terjadi di dalam siklus refrigerasinya maka sistem refrigerasi kompresi uap mempunyai 4 komponen yang saling berinteraksi satu sama lain, yaitu : 1. Evaporator untuk proses evaporasi liquid refrigeran. 2. Kompresor untuk meningkatkan tekanan gas refrigeran dari sisi tekanan rendah kompresor (kompresi). 3. Kondenser untuk proses kondensasi gas refrigeran. 4. Katub ekspansi untuk menurunkan tekanan liquid refrigeran yang akan di masuk ke evaporator. Adanya gangguan pada salah satu komponen dapat menggagalkan efek refrigerasi. Misalnya adanya kebocoran pada salah satu bagian sistem atau adanya saluran buntu dapat mengagalkan kerja sistem. Besarnya tekanan liquid refrigeran pada sistem kompresi gas akan menentukan besarnya suhu liquid mencapai titik pengannya. Oleh karena itu dalam sistem kompresi gas penentuan besarnya tekanan liquid refrigeran yang disalurkan ke bagian evaporator memegang peranan penting dalam upaya memperoleh suhu evaporasi yang diinginkan. Dalam sistem kompresi gas pengaturan tekanan liquid refrigeran yang akan dialirkan di evaporator dilakukan melalui katub ekspansi. Halaman: 19 dari 65

20 Bidang Refrigerasi dan AC Kebocoran pada sistem pemipaan refrigerasi merupakan penyebab gangguan yang dapat menggagalkan kerja sistem dan yang paling banyak dialami oleh unit refrigerasi/ac. Tanpa menghiraukan bagaimana dan penyebab terjadinya kebocoran pada sistem, yang sudah pasti, adalah bahaya yang dapat timbul yang disebabkan oleh bocornya unit refrigerasi/ac, yaitu : 1. Hilangnya sebagian atau bahkan mungkin seluruh isi refrigeran charge. 2. Memungkinkan udara dan uap air masuk ke dalam sistem pemipaan refrigerasi. Untuk mengatasi hal tersebut di atas diperlukan unit kompetensi menguji, mengosongkan dan mengisi sistem pendingin merupakan kegiatan yang tidak bisa dilepaskan pada perbaikan sistem pendingin. Tujuan Adapun tujuan Memelihara Dan Memperbaiki Sistem Dan Komponen adalah sebagai berikut : Memelihara, Memperbaiki system kontrol mesin pendingin pendingin. Memelihara kinerja sistem pendingin disesuaikan dengan spesifikasidan SOP. Memperbaiki sistem pendingin Fungsi Kontrol Sistem Refrigerasi dan Tata Udara Membuat laporan kegiatan komisioning pemeliharaan dan perbaikan. Ruang Lingkup Ruang lingkup kegiatan Memelihara dan Memperbaiki Sistem Dan Komponen Pendingin dalam unit kompetensi ini meliputi kegiatan pengecekan sistem pendingin dikerjakan dengan aman sesuai dengan prosedur operasi (kerja) yang terstandar, menentukan dan mencatat tekanan dan temperatur, memisahkan kesalahan dengan benar dari tingkat komponen dan menentukan tindakan korektif yang tepat, mengecek sistem pendinginan untuk menemukan kebocoran atau kontaminasi, mengosongkan sistem pendinginan dikosongkan sesuai dengan prosedur operasi (kerja) yang terstandar, kode dan peraturan, menempatkan/membuang refrigerant yang dikosongkan (dievakuasi) dari sistem pendinginan sesuai dengan kode dan peraturan yang sesuai, mengisi sistem pendinginan dengan refrigerant yang benar sesuai Halaman: 20 dari 65

21 Bidang Refrigerasi dan AC dengan prosedur operasi (kerja) yang terstandar, menambahkan minyak pelumas yang tepat ke sistem pendinginan sesuai dengan prosedur operasi (kerja) yang terstandar, dan mengecek kembali sistem pendinginan untuk menemukan kebocoran. Pengertian-Pengertian 1. Refrigerasi adalah pendinginan yang dititik beratkan pada produk (refrigeration) 2. Tata Udara adalah proses pengkondisian udara ruang (body comfort) 3. Refrigeran adalah bahan pendingin sebagai penukar kalor yang digunakan pada sistem refrijerasi dan AC 4. Sistem Absorbsi Refrijerasi yang diperoleh melalui penyerapan refrijeran oleh suatu zat kimia. 5. Sistem Kompresi Uap Sistem refrijerasi mekanik, menggunakan kompresor untuk memdapatkan uap refrijeran 6. Kelembaban Absolut Kandungan uap air di udara yang dinyatakan dalam satuan gr/kg 7. Kelembaban Relatif Perbandingan (ratio) antara jumlah kandungan uap air di udara dan jumlah uap air maksimal yang mungkin terjadi pada suhu yang sama 8. Tekanan Absolut Tekanan gauge ditambah dengan tekanan atmosfir 9. Tekanan gauge Tekanan yang diperoleh dari pengukuran menggunakan meter tekanan (gauge) 10. Kompresor Hermetik Kompresor dan motor penggeraknya dikemas dalam suatu kontainer yang kedap udara Halaman: 21 dari 65

22 Bidang Refrigerasi dan AC 11. Condensing Unit Istillah yang dikenakan pada susunan kompresor, kondensor dan liquid receiver yang dikemas menjadi satu kesatuan atau unit yang utuh 12. Udara kering kandungan udara atmosfir yang tidak dapat dikondensasikan di dalam sistem refrijerasi 13. Uap air kandungan udara atmosfir yang dapat dikondensasikan atau diembunkan 14. Gas Panas lanjut kondisi refrijeran dalam fasa gas, dengan suhu diatas suhu saturasi (superheat vapor) 15. Cairan Super dingin kondisi refrijeran dalam fasa cair, dengan suhu di bawah suhu saturasi (subcooled liquid) 16. Kompresor semi gabungan kompresor yang langsung Hermetik dikopel dengan motor penggeraknya dan ditempatkan dalam satu kontainer. 17. Kenyamanan Hunian kondisi udara yang bagus untuk kesehatan dan kenyamanan kerja manusia 18. Evakuasi Mengeluarkan zat kimia dari dalam sistem pendingin 19. Dehidrasi Mengeringkan uap air yang ada di dalam sistem, dengan menurunkan tekanan sampai vacuum tinggi, agar uap air dapat menguap pada suhu kamar 20. Service Manifold Peralatan ukur tekanan yang didesain khusus untuk keperluan service Halaman: 22 dari 65

23 Bidang Refrigerasi dan AC 21 Kandungan uap air salah satu unsur gas yang dimiliki udara atmosfir. 22 % RH: Perbandingan jumlah kandungan uap air di udara dengan jumlah uap air maksimal. 23 Suhu Titik Embun Batas Suhu permukaan di mana uap air mulai mengembun pada permukaannya. 24 Panas sensibel Jumlah energi panas yang diperlukan untuk merubah suhu 25 Panas Laten Jumlah energi panas yang diperlukan untuk merubah wujud 26 PSI Satuan tekanan imperial, pound per square inchies 27.kPa Satuan Tekanan, kilo Pascal 28 Tabung Bourbon instrumentasi fisik untuk mengukur tekanan 29.rpm Rotasi per menit 30. Condenseing Medium medium atau bahan yang digunakan 31.Compression Chamber 32.Clearance Space untukmendinginkan atau untuk membantu proses kondensasi di condenser. Ruang atau volume hisap/kompresi di dalam silinder kompresor. Volume sisa hasil kompresi torak di dalam kepala silinder kompresor yang tidak dapat disalurkan ke condenser. 33.Compressor Displacement Volume hisap yang dapat dilakukan oleh torak kompresor pada saat bergerak dari titik mati atas ke titik mati bawah. 34. In ward Leak Pengujian Kebocoran kompresi secara aktif, untuk 35.Out ward Leak mendeteksi adanya kebocoran akibat kerusakan pada sisi tekanan rendah kompresor, meliputi kebocoran pada gasket, service valve dan seal poros. Pengujian kebocoran secara pasif. 36.Condenser Bagian utama mesin refrigerasi uap yang berfungsi mengubah gas refrigerant menjadi liquid refrigerant. Halaman: 23 dari 65

24 Bidang Refrigerasi dan AC 37.Air Cooled Condenser Kondenser yang menggunakan udara sebagai cooling medium. 38.Water Cooled Condenser Kondenser yang menggunakan air sebagai cooling medium. 39.Evaporative Condenser Kondenser yang menggunakan udara dan air sebagai cooling medium. 40.Cooling Medium Bahan yang digunakan untuk mendinginkan refrigeran yang ada di condenser ( udara dan air) 41.Over Condensing Pendinginan di condenser berlebihan sehingga suhu dan tekanan condensing menjadi terlalu rendah. 42.Under Condensing Pendinginan di condenser tidak mencukupi kebutuhan sehingga suhu dan tekanan condensing menjadi terlalu tinggi. 43.Block Condenser Permukaan condenser kotor sehingga menurunkan kapasitas pembuangan panas refrigerant. 44.Cooling Tower : Sistem Pendinginan kembali air yang digunakan pada water cooled condenser Halaman: 24 dari 65

25 Bidang Refrigerasi dan AC DIAGRAM ALIR PERSIAPAN : 1. Mesin pendingin industri 2. Mesin 3R 3. peralatan tangan,alat ukur 4. Refrgerant 5. Alat & bahan lain MENILAI OPERASI SISTEM PENDINGIN : 1. mempersiapkan perawatan mesin. 2.Mengerjakan penemuan kesalahan pada sistem dan komp. pendinginan industri 3.mengerjakan penemuan kesalahan padasistem dan komponen pendingin industri 4.Memperbaiki /mengganti kesalahan komp. pendinginan industri 5.Menservis kembali sistem dan komp. pendinginan industri START Hasil pengujian 1. kondisi komponen mekanik 2. pengukuran suhu,tekanan dan RH. 3. Menemukan kesalahan pada peralatan kontrol dan mekanik Memperbaiki kesalahan 1. Memperbaiki dan menyetel comp.mekanik dan kontrol. 2. mengganti refrigerant,oli 3. Memasang kembali dan running test SISTEM PENDINGIN BERFUNGSI NORMAL FINISH Halaman: 25 dari 65

26 Bidang Refrigerasi dan AC Materi Pelatihan Memelihara Dan Memperbaiki Sistem Dan Komponen 1. Mempersiapkan perawatan mesin Sebelum melakukan kegiatan menilai operasi (kerja) sistem pendinginan, perlu dibahas dulu pengetahuan istilah-istilah yang digunakan dan prinsip operasi (kerja) sistem pendinginan serta seluruh informasi yang relevan. Pengetahuan yang diperlukan dalam menilai operasi (kerja) sistem pendinginan. Mesin pendingin industri Industri-industri pengolahan selalu menghasilkan panas, panas dikeluarkan dari produk yang di proses dengan menggunakan pemanasan, agar produk yang dihasilkan memperoleh barang yang sesuai standar maka di butuhkan perlakuan yang standar juga, salah satu perlakuan Proses pendinginan produk di industri sering dilakukan menggunakan media lain seperti (air dan garam, air dicampur gleecool, air dicampur dengan udara dan CO2) agar ketika terjadi proses produksi tidak merusak produk. Tentunya mesin-mesin yang di gunakan industri adalah mesin dengan kapasitas besar. Prinsip kerja mesin pendingin industri tidak jauh berbeda dengan mesin-mesin pendingin lainnya (seperti kulkas,freezer,ac.rumah tangga dan AC. Mobil), yang membedakannya adalah kapasitas pendinginan. Secara umum gambaran mengenai prinsip kerja mesin pendingin adalah: Penyerapan panas oleh evaporator Pemompaan panas oleh kompresor Pelepasan panas oleh kondensor Halaman: 26 dari 65

27 Bidang Refrigerasi dan AC Teknik penyerapan panas oleh evaporator di industri ada beberapa macam a. menggunakan udara. b. menggunakan air. c. menggunakan plat dingin d. menggunakan air dan udara e. menggunakan air dan bahan kimia. f. menggunakan mesin spesial. Gambar 1 mesin pendingin dengan penyerapan panas menggunakan udara. Halaman: 27 dari 65

28 Bidang Refrigerasi dan AC Gambar 2 Penyerapan Panas Menggunakan Udara. Halaman: 28 dari 65

29 Bidang Refrigerasi dan AC Gambar 3 mesin pendingin dengan penyerapan panas menggunakan air. Halaman: 29 dari 65

30 Bidang Refrigerasi dan AC Gambar 4 WATER CHILER Halaman: 30 dari 65

31 Bidang Refrigerasi dan AC Gambar 5. mesin pendingin industri dengan penyerapan panas menggunakan plat dingin. Halaman: 31 dari 65

32 Bidang Refrigerasi dan AC a.1.1 Gambar mesin pendingin dengan penyerapan panas menggunakan air dan udara. Halaman: 32 dari 65

33 Bidang Refrigerasi dan AC Gambar Diagram aliran refrigerant Halaman: 33 dari 65

34 Bidang Refrigerasi dan AC 2. Mengerjakan pemeriksaan/penyetelan pemeliharaan pencegahan pada sistem dan komponen pendinginan (yang digunakan) industri Mengerjakan pemeriksaan/penyetelan pemeliharaan pencegahan pada sistem dan komponen pendinginan (yang digunakan) industri terdiri atas : o Temperatur dan sifat medium yang terkontrol dicek untuk penyesuaian spesifikasi. o Refrigerant. o Pedoman penentuan dan pencatatan tekanan (pressure) dan temperatur. o Komponen kontrol listrik o Komponen mekanik. a. Temperatur dan sifat medium yang terkontrol dicek untuk penyesuaian spesifikasi. Dibagian ruang dalam yang udara di sekitarnya panas akan digantikan oleh udara yang telah didinginkan melalui kipas blower. Udara panas akan terserap masuk ke dalam kipas blower dan didinginkan didalam ruang kipas blower. Gambar Siklus aliran udara AC Halaman: 34 dari 65

35 Bidang Refrigerasi dan AC Di bagian luar ruangan terdapat kondensor yang melepas panas refrigeran setelah proses pemampatan kompresor. Untuk mempercepat proses pelepasan panas maka ditambahkan kipas. b. Refrigerant Proses pendinginan atau refrigerasi pada hakekatnya merupakan proses pemindahan energi panas yang terkandung di dalam ruangan tersebut. Sesuai dengan hukum kekekalan energi maka kita tidak dapat menghilangkan energi tetapi hanya dapat memindahkannya dari satu substansi ke substansi lainnya. Untuk keperluan pemindahan energi panas ruang, dibutuhkan suatu fluida penukar kalor yang selanjutnya disebut Refrigeran. Untuk keperluan mesin refrigerasi maka refrigeran harus memenuhi persyaratan tertentu agar diperoleh performa mesin refrigerasi yang efisien. Disamping itu refrigeran juga tidak beracun dan tidak mudah terbakar. Oleh karena itu, pada masa lalu pemilihan refrigeran hanya didasarkan atas sifat fisik, sifat kimiawi dan sifat thermodinamik. Sifat-sifat tersebut dapat memenuhi persyaratan refrigerant, yaitu : - Titik penguapan yang rendah - Kestabilan tekanan - Panas laten yang tinggi - Mudah mengembun pada suhu ruang - Mudah bercampur dengan oli pelumas dan tidak korosif - Tidak mudah terbakar - Tidak beracun Klasifikasi Refrigeran Menurut sifat penyerapan dan ekspansi panas yang dapat dilakukannya maka refrigeran dapat di bagi menjadi 2 klasifikasi yaitu: Kelas 1 : Refrigeran yang termasuk dalam kelasifikasi ini adalah refrigeran yang dapat memberikan efek pendinginan dengan menyerap pansa laten dari substansi yang didinginkan. Refrigeran yang termasuk dalam kelas ini ada beberapa jenis yang Halaman: 35 dari 65

36 Bidang Refrigerasi dan AC diperlihatkan dalam tabel 1. Refrigeran ini banyak digunakan pada unit refrigerasi kompresi uap. Kelas 2 : Refrigeran yang termasuk dalam klasifikasi ini adalah refrigeran yang hanya dapat menyerap panas sensibel dari substansi yang didinginkannya. Yang termasuk dalam kelasifikasi ini antara lain : udara, cairan calsium klorida, cairan sodium klorida dan alkohol. Tabel Karakteristik Refrigeran klasifikasi 1 Jenis Refrigeran sulfur Dioksida Metil klorida Ethil Klorida amonia Carbon Dioksida Isobutan CFC - 11 CFC - 12 CFC - 13 CFC - 21 HCFC - 22 CFC CFC CFC HCFC Titik penguapan Dalam F 14-10,6 55,6-28,0-110,5 10,0 74,8-21,7-114,6 48,0-41,4 117,6 38,4-37,7-50,1 Panas laten penguapan BTU/lb 172,3 177,8 177,0 554,7 116,0 173,5 78,31 71,04 63,85 104,15 100,15 63,12 58,53 54,1 76,46 Sifat yang dimiliki oleh refrigerant klas 1: - Sulfur Dioksida, tidak direkomendasikan sebagai refrigeran karena beracun dan mempunyai bau yang menyengat. - Metil Klorida, mudah terbakar dan sedikit beracun. - Amonia, banyak digunakan pada mesin refrigerasi berskala besar karena sifat panas latennya yang sangat tinggi, 555 BTU/Lb. Sehingga dengan ukuran mesin yang kecil tetapi dapat menghasilkan efek refrigerasi yang besar. Amonia tidak berwarna tetapi mempunyai bau menyengat, tetapi mudah larut dalam air. Disamping itu mudah terbakar dan meledak bila bercampur dengan udara dalam Halaman: 36 dari 65

37 Bidang Refrigerasi dan AC proporsi tertentu. Oleh karena itu diperlukan system pemipaan yang kuat dan kokoh. Tekanan kerja kondensing unitnya dapat mencapai 115 sampai 200 Psi dari jenis water cooled condenser. Untuk mendeteksi adanya kebocoran gas biasanya digunakan kertas khusus yang disebut : Phenolphathalein paper. Kertas ini bila terkena gas amonia akan berubah warna menjadi pink. - Carbon Dioksida, banyak digunakan pada keperluan industri dan kapal laut. Meskipun berbahaya bila terhirup oleh manusia, tetapi gas ini mempunyai tekanan kondensing yang tinggi (1000 Psi) maka menguntungkan dari segi penyediaan kompresornya, yakni ukuran kompresornya menjadi kecil disamping itu tidak mudah terbakar, tidak beracun dan tidak mudah terbakar. - Keluarga CFC, merupakan keluarga refrigeran yang paling banyak pemakainya. Mulai untuk keperluan rumah tangga sampai keperluan komersial dan industrial. Refrigeran ini mempunyai segala sifat yang disyaratkan di atas kecuali satu yaitu tidak ramah lingkungan, karena merusak ozon dan mempunyai kontribusi tinggi terhadap pemanasan global. CFC-11, digunakan pada mesin yang bertekanan rendah dengan kompresor sentrifugal, untuk keperluan water chiller. CFC-12, digunakan untuk keperluan domestik sampai komersial. HCFC-22, digunakan khusus untuk keperluan AC ruang, karena sifat thermodinamiknya yang bagus sehingga dapat memperkecil ukuran mesinnya. HCFC-502, merupakan campuran asetropika antara : 48% CFC-12 dan 52% CFC-115. Banyak digunakan pada instalasi supermarket untuk display cabinet dan pengawetan makanan. Halaman: 37 dari 65

38 Bidang Refrigerasi dan AC REFRIGERANT ALTERNATIVE. Tabel Karakteristik CFC, HFC dan HC Refrigeran Jenis CFC-12 HFC-134a HCFC22 HC-600 HC-600a HC-290 Suhu uap 0C - 29,8-26,2-40,7-0,5-11,7-42,1 Tekanan Uap Bar (550C) 13,7 14,8-5,6 7,8 19,1 Tekanan Uap Bar (-250C) 1,24 1,06-0,36 0,59 2,0 Enthalpi KJ/kg 120, , ,6 290 c. Pedoman penentuan dan pencatatan tekanan dan temperatur tekanan (pressure). Besarnya gaya yang bekerja pada satuan luas bidang disebut tekanan. Tekanan = Gaya tekan / luas bidang tekan. Satuannya : kgf / m 2, gf / cm 2, Ib / in 2 Satuan tekanan dalam sistem M K S : pascal (Pa) dan yang lebih besar kilo pascal (kpa). 1 pascal (Pa) = tekanan 1 newton (N) pada luas 1 meter persegi = 1 N / m 2 Semua benda padat, cair dan gas mempunyai tekanan. Benda padat memberikan tekanan kepada benda lain yang menunjangnya. Misalnya kaki lemari es memberikan tekanan kepada lantai. Cairan di dalam bejana memberikan tekanan kepada dinding dan alas bejana itu. Gas di dalam tabung memberikan tekanan kepada tabung. Tekanan gas dalam tabung dipengaruhi oleh suhu dan jumlah gasnya. Halaman: 38 dari 65

39 Bidang Refrigerasi dan AC Kerja suatu lemari es sebagian besar tergantung dari perbedaan tekanan di dalam sistem. Kita harus mengerti arti macam-macam tekanan yang berhubungan dengan refrigerasi. Tekanan tersebut ada tiga macam: c.1.tekanan atmosfir c.2tekanan manometer c.3tekanan absolut atau mutlak c.4 Hubungan suhu dan tekanan c.1 Tekanan atmosfir (Atmospheric pressure) Udara mempunyai berat karena ditarik oieh gaya tarik bumi. Berat ini menyebabkan suatu tekanan yang menuju ke segala arah clan disebut tekanan atsmosfir. Makin tinggi dari permukaan bumi lapisan udara makin tipis. Hal ini disebabkan karena gaya tarik bumi makin tinggi makin berkurang. Barometer adalah alat untuk mengukur tekanan udara. Besarnya tekanan atmosfir dapat diketahui dengan barometer (air) raksa. Sebagai standar tekanan atmosfir diambil tekanan pada permukaan air laut. 1 atmosfir (atm) pada barometer (air) raksa tinggi 760 mm = 29,92 inci. Pada setiap ketinggian tertentu, tekanan atmosfir tidak sama besarnya. Setiap kenaikan 10 meter dari permukaan air laut, (air) raksa dalam tabung barometer akan turun rata-rata 1 mm. Di atas gunung yang tingginya 3000 meter, barometer akan menunjukkan tekanan = 460 mm. Makin tinggi kita naik gunung, makin berkurang tekanan atmosfir yang kita alami. Sebaliknya makin dalam kita menyelam ke dalam laut, tekanan yang kita alami makin besar, karena kita alami tekanan atmosfir ditambah tekanan air. Tekanan yang kurang dari 1 atmosfir disebut vakum sebagian. Tekanan yang yang sudah tidak dapat diturunkan lagi adalah vakum 100 % = vakum 1 atmosfir = 0 pascal (Pa) = 0 mikron. Untuk mengukur satuan vakum, pascal (Pa) lebih banyak dipakai daripada kilo pascal (kpa). Halaman: 39 dari 65

40 Bidang Refrigerasi dan AC Vakum 100 % pada permukaan air laut adalah sebesar : Tekanan manometer -760 mm Hg - 1,033 kg/cm2-29,92 inch Hg -14,696 psi -101,325 kpa Tekanan absolut atau 0 mm Hg( torr ) atau 0 kg/cm 2 atau 0 inch Hg atau 0 psia atau 0 pascai(pa) c.2. Tekanan manometer ( Gauge pressure) Manometer adalah alat untuk mengukur tekanan uap air dalam ketel uap atau tekanan gas dalam suatu tabung. Tekanan yang ditunjukkan oleh jarum manometer disebut tekanan manometer. Sebagai standar tekanan manometer: tekanan atmosfir pada permukaan air iaut diambil sebagai 0, dengan satuan kg/cm 2 atau psig. Jadi pada permukaan air iaut: tekanan atmosfir 1,033 kg/cm 2 = 0 kg/cm 2 tekanan manometer. c.3. Tekanan absolute (Absolute pressure) Tekanan absolut adalah tekanan yang sesungguhnya. Jumlah tekanan manometer dan tekanan atmosfir pada setiap saat disebut tekanan absolut. Titik 0 pada tekanan absolut adalah vakum 100 % atau tidak ada tekanan sama sekali = 0 pascal = 0 psia. Tekanan 1 atmosfir pada tekanan absolut adalah 1,033 kg/cm 2 = 14,696 psia = 101,3 kpa. Tekanan absolut = Tekanan manometer + Tekanan atmosfir Halaman: 40 dari 65

41 Bidang Refrigerasi dan AC c.4. Hubungan suhu dan tekanan Umumnya benda-benda dalam wujud padat, cair maupun gas jika dipanasi, gerak molekul-molekulnya menjadi lebih kuat dan volumenya mengembang. Jika mengembangnya dibatasi, akan timbul gaya yang besar dari benda dalam usahanya untuk mengembang. Makin besar panas yang diberikan, makin besar tekanan yang ditimbulkan. Tekanan tersebut dapat diukur dengan manometer. Makin rendah tekanan pada permukaan cairan, makin rendah titik didih cairan itu. Hal ini pun berlaku untuk bahan pendingin di dalam evaporator. Makin rendah tekanan di atas permukaan bahan pendingin, makin rendah titik didihnya, sehingga suhu evaporator juga menjadi makin rendah. d. Pedoman pengecekan sistem komponen kontrol listrik dan pemisahan kesalahan dari tingkat komponen serta penentuan tindakan korektif yang tepat diantaranya: d.1 Kesalahan Pada Bagian Kelistrikan d.2 Kesalahan Pada Bagian Komponen mekanik d.1 Kesalahan Pada Bagian Kelistrikan Jika terjadi kesalahan pada salah satu bagian dari alat-alat listrik maka urutanurutan berikut ini harus dicoba untuk mendapatkan bagian yang rusak dan bagaimana memperbaikinya. Untuk melakukan pemeriksaan ini kita harus melepas tutup muka (decorative front grill) dan control panel. Pada pemeriksaan alat-alat listrik, untuk mengetahui adanya hubungan listrik dari alat-alat tersebut kita dapat menggunakan ohm meter, volt meter atau yang paling sederhana adalah lampu test. Kelistrikan Tegangan tidak sesuai Hubungan kabel-kabel Peralatan kontrol Halaman: 41 dari 65

42 Bidang Refrigerasi dan AC Halaman: 42 dari 65

43 Bidang Refrigerasi dan AC Kelistrikan Sebelum mencari kesalahan-kesalahan yang lain pada system pendingin, pertama kali yang dilakukan adalah memeriksa dengan volt meter atau lampu test, apakah ada aliran listrik pada stop kontak, jika tidak ada maka ada kemungkinan sekeringnya putus atau ada kabel-kabel yang putus atau lepas hubungannya. Tegangan Tidak Sesuai Dengan volt meter dilakukan pemeriksaan tegangan pada stop kontak. Kesalahan yang sering terjadi adalah tegangan terlalu rendah terutama pada daerah perumahan yang padat dan daerah industri. Juga kabel yang terlalu panjang atau diameternya terlalu kecil, jika pemakaian listriknya besar maka dapat menyebabkan penurunan tegangan yang besar. Pada sistem pendingin tidak dibenarkan sistem tersebut bekerja pada tegangan yang 10% lebih kecil atau lebih besar daripada tegangan kerjanya. Halaman: 43 dari 65

44 Bidang Refrigerasi dan AC Hubungan Kabel-Kabel Semua kabel-kabel harus diperiksa dan dipastikan bahwa hubungannya sesuai dengan wiring diagram dan memastikan sambungan-sambungan pada ujung kabel masih baik. Jika ada kabel-kabel yang hampir putus atau sambungannya kurang kuat maka segera lakukan perbaikan baik dengan cara mengganti kabel-kabel yang hampir putus tersebut atau dengan menguatkan sambungannya yang bisa dilakukan dengan penyolderan pada sambungan tersebut agar didapatkan sambungan yang bagus. Pemeriksaan kabel Peralatan control Pemeriksaan hubungan-hubungan dari selector switch yang menghubungkan sumber tegangan ke fan motor dan kompresor unit untuk memastikan hubungannya tidak terputus dapat dilakukan dengan menggunakan lampu test atau ohm meter. Jika pemeriksaan menggunakan ohm meter, jangan lupa sumber tegangan harus dilepaskan terlebih dahulu Halaman: 44 dari 65

45 Bidang Refrigerasi dan AC Speed control Motor control Halaman: 45 dari 65

46 Bidang Refrigerasi dan AC Presure control Proteksi arus 3 phase Halaman: 46 dari 65

47 Bidang Refrigerasi dan AC High low pressure control Oil pressure control Halaman: 47 dari 65

48 Bidang Refrigerasi dan AC Automatic defrost control Solonoid valve refrigerant Halaman: 48 dari 65

49 Bidang Refrigerasi dan AC Solonoid water valve Heat pump de-ice control Halaman: 49 dari 65

50 Bidang Refrigerasi dan AC Pressure controlled water valve Defrost timer electric Halaman: 50 dari 65

51 Bidang Refrigerasi dan AC Defrost control time switch Thermal bulp combination controlling defrost Halaman: 51 dari 65

52 Bidang Refrigerasi dan AC Electronic refrigerant defrost control Fan Motor Fan yang sedang berputar sangat berbahaya, oleh karena itu jika akan melakukan pemeriksaan pada fan motor ini, sumber tegangan harus dilepaskan terlebih dahulu. Putarlah porosnya untuk memastikan tidak macet dan daun kipas tidak menyentuh bagian lain, dorong kedua ujung poros motor Bergantian untuk mengetahui kelonggarannya dan keausannya. Jika kelonggarannya besar maka poros atau dudukan porosnya ada yang aus sehingga harus segera dilakukan perbaikan pada fan motor tersebut. Pemeriksaan fan motor juga dilakukan dengan mengukur arus yang masuk ke motor tersebut yaitu dengan menggunakan ampere meter. Jika motor tidak jalan dapat dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan ohm meter untuk mengetahui kondisi lilitan yang ada pada motor tersebut dengan terlebih dahulu memutuskan sumber tegangan yang masuk. Jika ada lilitan yang terputus maka segera lakukan perbaikan. Halaman: 52 dari 65

53 Bidang Refrigerasi dan AC Jika fan motor panas, tunggulah beberapa menit sampai fan motor dingin karena di dalam fan motor tersebut sudah ada internal overload protector yang akan memutuskan kontaknya pada lilitan dalam motor. Jika ada hubungan kabel ke fan motor yang putus segera lakukan perbaikan. Jika motor tetap tidak jalan sedangka seluruh hubungannya sudah dipastikan dalam kondisi baik maka harus dilakukan pemeriksaan pada run capacitor. Untuk melakukan pemeriksaan run capacitor berikut urutan yang dapat dilakukan adalah membuang muatan pada run capacitor dengan cara menghubungkan kedua kaki run capacitor dengan sepotong kabel, kemudian coba fan motor tersebut dengan menggunakan run capacitor yang lain. Jika motor jalan maka gantilah run capacitornya, tetapi jika masih tidak jalan maka seluruh kabel harus dilepas dan fan motor dicoba dengan dihubungkan langsung ke sumber tegangan. Jika tetap tidak jalan fan motor tersebut sudah rusak dan harus diperbaiki/diganti. Tetapi jika fan motor tersebut jalan namun arus yang mengalirnya tinggi maka dapat dipastikan ada kabel/lilitan yang kontak dengan body atau porosnya macet. Halaman: 53 dari 65

54 Bidang Refrigerasi dan AC Pengatur Suhu (Thermostat) Dengan sumber yang terhubung dan selector switch pada posisi cool, tombol pengatur suhu diputar searah jarum jam. Jika kompresor tidak jalan, lepaskan hubungan dengan sumber tegangan. Lakukan pemeriksaan hubungan antara kontak-kontak dari pengatur suhu dengan lampu test, jika kedua terminal dari pengatur suhu yang di test bergantian semuanya ada hubungan maka hubungan listrik dari pengatur suhu adalah baik. Pemeriksaan ini juga dapat dilakukan dengan ohm meter dengan cara mengukur ujung-ujung kabel pada pengatur suhu dengan catatan harus tidak ada tegangan yang mengalir pada system. Internal Overload Motor Protector Internal overload adalah suatu alat pengaman yang ditempatkan pada kumparan dari motor listrik yang disambung seri dengan sumber tegangan. Pada pemakaian arus yang besar atau suhu motor yang tinggi, kontak dari internal overload ini dapat terbuka. Setelah kumparan dari motor listrik kompresor menjadi dingin maka kontak akan menutup kembali. Untuk memeriksa internal overload dilakukan dengan mengukur hambatan pada kotak terminal dari kompresor kemudian lepaskan sumber tegangan dan lakukan pengukuran hubungan terminal-terminal yaitu 1 dan 3 untuk overload dengan 3 terminal atau 1 dan 2 untuk overload dengan 2 terminal menggunakan ohm meter. Jika pada terminal-terminal tersebut tidak ada hubungan maka kontak internal overload dalam keadaan terbuka, apabila internal overload tersebut panas maka biarkanlah sampai kondisinya dingin (+-30 menit. Setelah kondisinya dingin maka diukur kembali seperti prosedur di atas. Jika tetap tidak ada hubungan, kumparan motor harus di wekel ulang. Penyebab kerusakan internal overload dapat diidentifikasi kemungkinan penyebabnya adalah tegangan yang terlalu rendah atau tinggi, hilang 1 phasa, tekanan pada sisi tekanan tinggi terlalu tinggi, klem terminal kurang kuat/karat. Halaman: 54 dari 65

55 Bidang Refrigerasi dan AC Ciri-ciri internal overload yang baik adalah kontak-kontak akan terputus pada saat kompresor panas dan akan menyambung kembali setelah kompresor dingin. d.2 Kesalahan Pada Bagian Komponen mekanik Adalah bagian-bagian dari sistem pendingin yang mengandung bahan pendingin, atau bagian-bagian yang dialiri bahan pendingin yaitu kompresor, kondensor, saringan, pipa kapiler, evaporator, dan bahan pendingin sendiri. Kompresor Gangguan pada kompresor dapat disebabkan oleh motor listrik atau kompresornya sendiri. Untuk memeriksa gangguan pada motor listrik dilakukan dengan cara memeriksa hubungan antar terminal pada kompresor apakan ada penunjukkan nilai tahanan lilitan motornya dan memeriksa hubungan antar terminal dengan body compressor dengan menggunakan ohm meter. Jika dengan ada hubungan dengan body maka kompresor tersebut harus diganti. Halaman: 55 dari 65

56 Bidang Refrigerasi dan AC Evaporator Evaporator dibuat dari pipa-pipa yang disusun seri atau paralel. Pada evaporator yang disusun paralel ada kemungkinan salah satu dari pipa-pipa tersebut ada yang buntu seluruhnya atau buntu sebagian. Untuk mengetahui adanya pipa-pipa yang buntu dari evaporator maka penutup bagian atas evaporator dibuka dan biarkan udara mengalir keluar tanpa melalui evaporator. Setelah itu kompresor dijalankan pada posisi high cool dan dilihat bunga es (frost) yang terjadi pada evaporator yang parallel, apakah merata? Jika salah stu bagian dari pipa evaporator tidak timbul bunga es maka pipa tersebut buntu sama sekali, jika ada pipa yang kurang bunga es nya, maka pipa tersebt buntu sebagian. Dalam kondisi suhu bagaimanapun semua bengkokan pipa dari evaporator harus dingin dan mempunyai suhu yang hampir sama, jika ada beberapa bagian bengkokan pipa tersebut yang ada esnya atau kurang dingin, maka ini merupanan tanda dari buntu, bocor atau kurang bahan pendingin. Kondensor Kondensor gunanya untuk membuang panas dari bahan pendingin melalui pipapipa,sirip sirip alumunium ke udara dengan bantuan fan,maka kondensor harus bersih agar pertukaran panas tidak terganggu. Pipa-pipa kondensor disusun berbaris dari atas ke bawah yang biasanya terdiri dari dua baris pipa-pipa yang dihubungkan secara seri atau paralel. Pada sistem pendingin yang sedang bekerja, kondensor akan terasa panas yang merata pada seluruh bagiannya. Mesin Expansi * Thermostatic Expansion Valve (TXV) * Aotomatic Expansion Valve (AXV) * Hand Expasion Valve (HXV) * Float Expasion Valve * Pipa kapiler Halaman: 56 dari 65

57 Bidang Refrigerasi dan AC 1. Thermostatic Expansion Valve 2. Automatic Expansion Valve Schematic diagram of automatic expan sion valve automatic expansion valve Halaman: 57 dari 65

58 Bidang Refrigerasi dan AC 3. Float Expasion Valve Halaman: 58 dari 65

59 Bidang Refrigerasi dan AC 4.Pipa kapiler Pipa kapiler dibuat dari tembaga yang sangat kecil lubangnya dan mempunyai tahanan (gesekan) yang besar hingga bahan pendingin yang keluar dari pipa kapiler ini tekanannya turun sedangkan yang belum masuk ke pipa kapiler, pada kondensor dan saringan tekanannya naik. Maka dengan adanya pendinginan dari udara bahan pendingin gas di kondensor dengan suhu dan tekanan yang tinggi dapat berubah menjadi cair. Gangguan yang terjadi pada pipa kapiler disebabkan oleh buntu, pipa gepeng, atau bengkok, ada benda-benda lain di dalam pipa dari kotoran atau sisa pengelasan yang tertinggal atau uap air yang membeku dan membuntunya. Pipa kapiler yang buntu seluruhnya dapat diperiksa dengan mendegarkan suara yang masuk pada ujung evaporator dan kondensor tidak akan terasa panas. Jika dilakukan pengukuran arus yang mengalir pada sistem pada saat awal arus normal sedangkan selanjutnya akan terjadi penurunan arus. Untuk pipa kapiler yang buntu sebagian akan cukup sulit untuk dipastikan tetapi dengan memperhatikan waktu yang diperlukan untuk membuat tekanan menjadi sama setelah motor dimatikan. Pada sistem yang normal, setelah motor dimatikan akan start kembali dalam waktu 3 menit, tetapi pada pipa kapiler yang buntu sebagian atau buntu seluruhnya akan memerlukan waktu yang lebih lama agar motor dapat start kembali. Halaman: 59 dari 65

60 Bidang Refrigerasi dan AC Filter Drier(Strainer) Saringan gunanya untuk menyaring kotoran-kotoran yang ikut mengalir bersama bahan pendingin agar tidak masuk ke dalam pipa kapiler atau katup ekspansi. Gangguan pada saringan hanya disebabkan oleh buntu sebagian atau buntu seluruhnya akibat silicagel jenuh atau saringannya rusak. Filter Drier(Strainer) Receiver tank Tangki pengupul refrigerant hasil kondensasi gas yang di rubah fasa menjadi cair pada kondensor, gangguan yang sering terjadi ketika pelepasan panas di kondensor tidak berjalan semestinya. Kondisi ini biasanya Rpm kipas turun dari standar akibat kapasitor melemah atau sirip-sirip kondensor tertutup debu. Halaman: 60 dari 65

61 Bidang Refrigerasi dan AC Accumulator Gunanya untuk mendidihkan kembali refrigerant yang tidak sempat menguap di evaporator agar yang masuk ke kompresor berupa gas, gangguan yang sering terjadi aqumulator kropos dan bocor Oli saparator Gunanya untuk menampung oli compressor dan kembali ke kompresor agar tidak beredar ke evaporator, gangguan yang sering terjadi pada katup pelampung untuk leval oil dan sarinagn mampat. Halaman: 61 dari 65

62 Bidang Refrigerasi dan AC Bahan Pendingin Bahan pendingin yang dipakai di industri adalah R-22(407), R-404, R-717, Hidrokarbon. Gangguan yang terjadi pada bahan pendingin ada 4 macam yaitu : (1) Terlalu banyak isi bahan pendingin (over charged). (2) Kurang isi bahan pendingin (under charged). (3) Terkontaminasi udara/air. (4) Bocor. e. Pedoman pengecekan sistem pendinginan untuk (menemukan) kebocoran dan kontaminasi. Bocor pada sistem pemipaan refrigerasi merupakan penyebab gangguan yang dapat menggagalkan kerja sistem dan yang paling banyak dialami oleh unit refrigerasi/ac. Tanpa menghiraukan bagaimana dan penyebab terjadinya kebocoran pada sistem, yang sudah pasti, adalah bahaya yang dapat timbul yang disebabkan oleh bocornya unit refrigerasi/ac, yaitu : e.1 Hilangnya sebagian atau bahkan mungkin seluruh isi refrigerant charge. e.2 Memungkinkan udara dan uap air masuk ke dalam sistem pemipaan mesin pendingin. Halaman: 62 dari 65

63 Bidang Refrigerasi dan AC e.1 Hilangnya sebagian atau bahkan mungkin seluruh isi refrigerant charge. Suhu 0C Tabel Hubungan antara Suhu dan Tekanan Refrigeran dalam kondisi Jenuh R12 PSI -0,3 7,2 9, R22 PSI R502 PSI Udara dan uap air merupakan gas kontaminan yang sangat serius dan merupakan barang haram yang sangat berbahaya sebab disamping dapat mencemari kemurnian oli refrigeran juga berkontribusi terhadap timbulnya lumpur dan korosi. Dilain pihak uap air yang ada di dalam sistem dapat menjadi beku atau freeze up pada saat mencapai katub ekspansi. Oleh karena adanya kebocoran harus dapat dideteksi secara dini. Ada tiga metoda yang dapat digunakan untuk memeriksa kebocoran, yaitu : Pressure Test Method Buble Test method Vacuum Method Serbuk kimia Pressure Test Method Halaman: 63 dari 65

64 Bidang Refrigerasi dan AC Pada dasarnya, metoda melacak kebocoran menggunakan Pressure Test Method adalah mengisikan inert gas ke dalam system refrigerasi hingga mencapai tekanan tertentu dan kemudian melacak lokasi kebocoran dengan alat pendeteksi kebocoran. Gas yang digunakan untuk Pressure Test adalah refrigerant yang sesuai dengan sistemnya tetapi untuk ekonomisnya maka dapat dilakukan dengan menggunakan gas nitrogen kering atau campuran antara refrigeran dan gas nitrogen kering.pemeriksaan atau uji kebocoran dengan pressure test ini harus dilakukan khususnya untuk unit baru yang telah selesai dirakit atau unit lama yang baru selesai diperbaiki atau diganti salah satu komponen utamanya. Pressure Test harus dilakukan sebelum sistemnya diisi refrigeran. Untuk melakukan pressure test ini ada beberapa ketentuan yang harus diikuti dengan benar dan perlu mendapat perhatian khusus. Perhatian : Untuk unit mesin pendingin yang kompresornya jenis open type, maka tekanan gas yang diberikan atau diisikan ke dalam sistem tidak boleh melebihi 400 Kpa (60 PSI ) Hal ini dilakukan untuk mencegah agar seal crankcase kompresor tidak rusak. Untuk kompresor yang dilengkapi dengan service valve di kedua sisi inlet dan outletnya, maka pressure test dapat dilakukan hingga mencapai tekanan 150 PSI. Bila menggunakan gas nitrogen kering maka harus melalui regulator. Karena tekanan tabung gas nitrogen dapat mencapai 2000 PSI. Selanjutnya bila sistemnya telah terisi dengan gas maka pelacakan kebocoran dapat dilakukan dalam tiga cara, yaitu : Bubble Halide Method Halide Leak Detector Electronic Leak Detector Halaman: 64 dari 65

65 Bidang Refrigerasi dan AC Bubble Halide method Bubble test method adalah pelacakan lokasi kebocoran dengan menggunakan busa sabun. Halide Leak Detector adalah alat pelacak kebocoran dengan menggunakan halide torch. Biasanya halide torch ini menggunakan gas buatan yang berwarna biru. Bila ia mencium adanya gas bocor maka warnanya berubah menjadi kehijau-hijauan. Electronic leak detector adalah pelacak kebocoran secara elektronik. Bila ia mendeteksi adanya kebocoran gas maka ada indikator yang akan menunjukkan dapat berupa suara atau secara visual. Gambar Pengujian Kebocoran dengan busa sabun Gambar Leak Detektor Setelah pekerjaan pressure test selesai dikerjakan dan kebocoran yang terjadi juga sudah diperbaiki, maka pekerjaan pemeriksaan dilanjutkan dengan vacuum testing. Halaman: 65 dari 65

66 Bidang Refrigerasi dan AC Vacuum Test Method Kalau pada pressure test, uji kebocoran dilakukan dengan memberi tekanan positif ke dalam sistem maka pada vacuum test sistemnya dibuat menjadi bertekanan negatif (vacuum). Untuk membuat vacuum, digunakan alat khusus yang disebut : pompa vacuum atau vacuum pump. Pompa vakum ini akan menghisap gas yang ada didalam sistem sampai mencapai tingkat kevakuman tinggi. Kemudian sistemnya dibiarkan dalam keadaan tersebut selama lebih kurang 12 jam. Adanya kebocoran dalam salah satu lokasi akan menyebabkan tingkat kevakumannya turun. Bila menjumpai keadaan seperti itu maka sistemnya harus diperiksa dengan metoda pressure test lagi untuk memastikan lokasi bocornya. Selanjutnya bila sistemnya sudah terbebas dari gangguan bocor, maka pekerjaan dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya yaitu dehidrasi dan charging refrigerant. Permasalahan yang dihadapi oleh kompresor torak adalah masalah Efisiensi Kompresi dan masalah Kontaminasi. Uap air atau moisture merupakan musuh utama sistem refrigerasi. Masuknya uap air ke dalam sistem dapat disebabkan oleh pekerjaan perakitan atau repair yang tidak bagus. Uap air yang masuk ke dalam sistem akan bercampur dengan refrigerant dan lubricant. Selanjutnya bila ketiga bahan tersebut bercampur dan medapat pemanasan maka akan menghasilkan senyawa acid yang sangat korosif. Bila terjadi demikian maka yang fungsi oli refrigeran yang ada di dalam crankcase kompresor akan terganggu, disamping itu akumulasi acid yang berlebiahn pada kompresor akan berdampak timbulnya kerak acid yang menempel pada katub kompresor sehingga dapat mengakibatkan turunnya efisiensi kompresi. Bila terjadi demikian maka efek pendingian juga akan berkurang atau tidak optimal. Untuk mengatasi hal tersebut, maka perlu dilakukan serangkaian pengujian untuk mengetahui efisiensi kompresi dan kebocoran katub dan setiap 5 tahun oli kompresor harus diganti, pada saat melakukan pekerjaan overhaul. Halaman: 66 dari 65

67 Bidang Refrigerasi dan AC F. Mengerjakan penemuan kesalahan pada sistem dan komponen pendinginan (yang digunakan) industri Pada prinsipnya mesin refrigerasi mekanik terdiri dari 4 fungsi yaitu: Evaporasi, kompresi, Kondensasi dan ekspansi. Sesuai dengan fungsinya maka komponen sistem refrigerasi mekanik terdiri dari : Evaporator, Kompresor, Kondensor dan Katub ekspansi (katub pengontrol refrigerant). Disamping itu, agar keempat fungsi tersebut dapat beroperasi sesuai keinginan maka diperlukan sistem pengaturan (kontrol) baik secara elektrik, elektronik atau pneumatik. Komponen utama mesin refrigerasi adalah kompresor, kondensor, refrigerant flow control dan evaporator (cooling coil). Disamping itu terdapat komponen bantu yang jenisnya tergantung dari aplikasi dan kapasitas mesinnya, antara lain pipa penghubung pada sisi tekanan rendah dan tekanan tinggi, strainer, dryer, heat exchanger, fan, pompa, katub, regulator dan protector dan cooling tower. Bagian kontrol mesin refrigerasi terdiri dari berbagai komponen yang bekerja secara elektrik, pnumatik dan elektronik, antara lain : motor penggerak kompresor dan fan, kontaktor, relai, motor starter, over load protection, capasitor, pressure switch, thermostat, humidistat, timer serta berbagai alat bantu lain yang berupa regulator dan protector. Fungsi Kompresi Pada hakekatnya fungsi kompresi gas refrigerant dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa cara yaitu : Positive Displacemant, yaitu dengan menggunakan kompresor torak/piston. Gaya Centrifufal, yaitu dengan menggunakan kompresor centrifugal. Ejector, yaitu dengan menggunakan Steam-jet Absorbsi Halaman: 67 dari 65

68 Bidang Refrigerasi dan AC Positive Displacemant yaitu kompresor dengan menggunakan torak/piston. Dua cara yang paling populer saat ini adalah pemakaian kompresor torak untuk mesin refrigerasi berkapasitas rendah dan sedang dan kompresor centrifugal untuk mesin berkapasitas besar. Kompresor didesain dengan berbagai ukuran, disesuaikan dengan persyaratan yang berlaku dan diklasifikasikan menurut cara operasinya yaitu : (i). Reciprocating (ii). Centrifugal Fungsi utama kompresor adalah menaikkan tekanan gas refrigeran yang dihisap dari evaporator pada tingkatan tertentu dan selanjutnya mengirimkannya (discharge) ke condenser. Selanjutnya di kondenser gas bersuhu dan bertekanan tinggi dari discharge kompresor akan diembunkan (kondensasi) di kondenser. Prinsip kondensasi di kondenser adalah menjaga tekanan gas superheat refrigerant yang masuk ke kondenser pada tekanan tertentu kemudian suhu refrigeranya diturunkan dengan membuang sebagian kalornya ke medium pendingin yang digunakan di kondenser. Sebagai medium pendingin digunakan udara dan air atau gabungan keduanya. Halaman: 68 dari 65

69 Bidang Refrigerasi dan AC Pada mesin refrigerasi berkapasitas kecil biasanya hanya menggunakan udara (air cooled condenser) sebagai medium pendingin. Ada dua jenis air cooled condenser yaitu tanpa fan (static condenser) dan dengan memakai fan forced draft/induced fan condenser. Pada mesin yang agak besar digunakan fan atau blower untuk menaiikan kecepatan pendinginanya. Sedang pada mesin berkapasitas besar digunakan air ( water cooled condenser) dan digabung dengan cooling tower. Dilihat dari penempatan penggerak mulanya (motor listrik), maka kompresor dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu : a. Independent atau open type atau Belt Drive b. Semihermetic (Direct Drive), tetapi kompresor dan motor penggeraknya berada dalam housing yang berbeda. c. Hermetic (Direct Drive), kompresor dan motor penggeraknya berada dalam housing yang sama Kompresor Torak (Reciprocating Compressor) Kompresor torak bekerja secara resiprokasi (piston selalu bergerak bolak-balik dari titik mati atas ke titik mati bawah setiap saat). Kompresor ini cocok untuk menangani siklus refrigeran dimana refrigeran yang digunakan mempunyai berat jenis tinggi sehingga menyebabkan tekanan kondensingnya juga tinggi, misalnya R12, R22 dan R500. Kompresor dibuat dengan berbagai desain, yaitu Halaman: 69 dari 65

70 Bidang Refrigerasi dan AC hermetik, semi hermetik dan open type. Desain kapasitas kompresor hermetik dapat mencapai 100 ton refrigerasi. Sedang untuk kompresor semi hermetik dapat mencapai 150 ton refrigerasi. Kompresor hermetik tidak serviceable sedangkan kompresor semi hermetik serviceable. Keuntungan menggunakan kompresor hermetik adalah dapat terbebas dari kebocoran dan system pelumasannya lebih sederhana. Kerugiannya adalah disamping tidak mudah untuk direparasi juga terbatasnya kapasitas terpasang dan putaran motor penggeraknya. Kompresor ini mempunyai dua jenis katub (valve) yaitu Suction valve yang bertekanan rendah dan discharge valve lebih tinggi. Pendinginan kompresor dilakukan dengan dua cara yaitu untuk kompresor berkapasitas besar maka pendinginan piston dan silinder dilakukan dengan menggunakan air. Air pendingin disirkulasikan di dalam suatu jaket sekitar silinder dan kepala silinder. Sedang pelumasannya menggunakan dua cara yaitu simple splash untuk kompresor kecil dan dengan menggunakan pompa oli untuk kompresor berkapasitas besar. Tekanan dan suhu operasi kompresor ditentukan oleh 3 faktor, yaitu: (I) suhu yang diinginkan di evaporator, (ii) jenis refrigeran yang digunakan dan (iii) suhu media pendingin kondensor yang digunakan ( air atau udara). Biasanya suhu evaporator berkisar antara 34 o F sampai 45 o F tanpa memperhatikan cara yang digunakannya apakah langsung dengan menggunakan cooling coil atau secara tak langsung dengan menggunakan chilled water. Pengoperasian evaporator kurang dari 34 o F dapat menyebabkan timbulnya lapisan bunga es (frosting) di permukaan cooling coil atau pembekuan bila menggunakan chilled water. Sebagai contoh, berikut ini diberikan suatu kasus pemakaian R12 dan R22 pada suatu unit air conditioner, yaitu: R12, dengan water cooled condenser (pendinginan dengan menggunakan air), suhu kondensingnya 94 o F dan suhu evaporasinya 36 o F. Sedang tekanan kondensingnya 121 psia dan tekanan evaporasinya 48,1 psia. R22, dengan air colled condenser (pendinginan dengan menggunakan udara),suhu evaporasinya 40 o F dan suhu kondensingnya 130 o F. Sedang tekanan evaporasinya 83,2 psia Dn tekanan kondensingnya 311,5 psia.kompresor torak mempunyai beberapa keuntungan, yaitu:mempunyai positive displacement, Halaman: 70 dari 65

71 Bidang Refrigerasi dan AC sehingga perbandingan volume refrigeran (aktual/ sebenarnya) yang dapat dipompa oleh piston dan volume teoritik yang dapat dipompa oleh piston (efisiensi volumetrik) cukup tinggi. Mempunyai kecepatan putar yang relatif lebih rendah (dibandingkan dengan kompresor centrifugal) sehingga lebih aman. Mempunyai kemampuan untuk menangani refrigerant yang mempunyai berat jenis tinggi, sehingga memungkinkan mensirkulasikan refrigeran dalam volume yang banyak di dalam pipa yang kecil dan dalam jarak yang relatif lebih jauh dari kompresornya. Mempunyai kemampuan untuk menjaga kestabilan tekanan tinggi di sisi discharge. Hal ini memungkinkan penggunaan air-cooled condensor (udara sebagai medium pendingin) walaupun pada saat musim panas. Konstruksi lebih sederhana dan lebih murah pemeliharaannya. Kompresor torak paling tepat untuk mesin berkapasitas sampai 200 ton per unit mesin. Bila diperlukan kapasitas yang lebih besar maka dapat dilakukan dengan menggunakan dua atau lebih kompresor. Kapasitas mesin diatas 500 ton biasanya menggunakan kompresor centrifugal. Kekurangan kompresor torak akan muncul bila kapasitas mesin melebihi 200 ton, yaitu jumlah dan ukuran silinder menjadi berlebihan dan masalah pendinginan dan pelumasan dapat menjadi problem yang serius karena jarak yang terlalu jauh dari kompresor. Kompresor Centrifugal Sesuai dengan namanya, kompresor ini memanfaatkan gaya centrifugal untuk menaikkan atau mengkompresi gas refrigeran. Secara cepat rotor kompresor yang dirancang khusus dengan impeller blade menangkap gas refrigeran yang bertekanan sangat rendah dari evaporator (sisi suction) dan kemudian melemparkan molekul- molekul gas yang berada di lengan-lengan impeller blade dengan memanfaatkan putaran rotor yang sangat tinggi (4000 rpm sampai 8000 rpm), sehingga kecepatan tangensialnya akan memproduksi tekanan pada sisi discharge-nya. Kompresor centrifugal biasanya digunakan untuk mengkompresi gas refrigeran yang mempunyai berat jenis dan tekanan sangat rendah seperti R11dan R113. Pada sistem yang menggunakan refrigeran jenis ini tekanan Halaman: 71 dari 65

72 Bidang Refrigerasi dan AC suction (evaporasi) dan tekanan discharge (kondensasi) dapat berada di bawah tekanan atmosfir. Tekanan refrigeran yang rendah berkaitan dengan berat jenis yang rendah pula tetapi dengan volume spesific yang tinggi. Jadi kompresor centrifugal yang dirancang dengan kecepatan tinggi sesuai digunakan untuk keperluan penanganan siklus refrigeran yang mempunyai berat jenis rendah tetapi dalam volume yang tinggi. Inilah salah satu kelebihan kompresor centrifugal. Kecepatan kompresor centrifugal berkisar antara 4000 rpm sampai 8000 rpm. untuk mesin berskala besar 1000 ton sampai 2000 ton biasanya dirancang dengan kecepatan 4000 rpm sedang untuk mesin dengan kapasitas 50 ton sampai 100 ton dirancang dengan kecepatan 8000 rpm. Biasanya rotor blade dan motor penggeraknya dikopel melalui roda gigi untuk meningkatkan putaran rotor bladenya. Berikut ini diberikan contoh sutau unit mesin berkapasitas 500 ton yang digerakkan oleh motor listrik 3 phasa, 500 HP, 2300 volt, 60 Hz, 1770 rpm. Melalui roda gigi kecepatan rotor ditingkatkan hingga mencapai 4860 rpm. Keuntungan lain dari unit dengan kompresor centrifugal adalah kemampuan adaptasi yang sangat tinggi sehingga mesin ini dapat diadaptasikan kesuatu sistem yang berkapasitas 250 ton hingga 5000 ton. Mesin ini cocok untuk operasi suhu yang lebar, dari + 50 o F sampai o F. Mesin ini sangat fleksibel di berbagai variasi beban dan dapat beroperasi dengan efisiensi yang tinggi bahkan bila kebutuhan beban kurang dari 40% dari kapasitas terpasang. Mesin ini juga mempunyai bagian bergerak yang lebih sedikit bila dibandingkan dengan multi silinder pada kompresor torak sehingga sistem pelumasannya pun menjadi lebih sederhana. Berikut ini diberikan tipikal tekanan dan suhu operasi dari centrifugal condensing unit dengan R11. Suhu/tekanan evaporasi 40 o F / 7 psia suhu/tekanan kondensasi air (water chilled) leaving suhu air (water chilled) return air (water cooled condenser) on air (water cooled condenser) off 93 o F / 21 psia suhu 48 o F 58 o F suhu 85 o F suhu 95 o F Halaman: 72 dari 65

73 Bidang Refrigerasi dan AC Fungsi Kondensasi Pada proses pendinginan (cooling) baik secara langsung dengan menggunakan DX coil maupun secara tak langsung dengan menggunakan chiller water, maka liquid refrigeran yang menguap di dalam pipa-pipa cooling coil (evaporator) telah menyerap panas sehingga berubah wujudnya menjadi gas dingin dengan kondisi superheat pada saat meninggalkan cooling coil. Panas yang telah diserap oleh refrigeran ini harus dibuang atau dipindahkan ke suatu medium lain sebelum ia dapat kembali diubah wujubnya menjadi liquid untuk dapat mengulang siklusnya kembali. Menurut hukum kedua thermodinamika, maka panas yang dikandung gas dingin tersebut tidak dapat dibuang ke medium lainnya (udara atau air) yang mempunyai suhu lebih tinggi. Oleh karena itu harus ada upaya yang harus dilakukan untuk menaikkan suhu gas tersebut hingga mencapai titik suhu tertentu yang lebih besar dari suhu medium yang digunakan untuk keperluan transfer panas tersebut. Pada mesin refrigerasi mekanik digunakan kompresor yang berfungsi menaikkan suhu gas tersebut hingga titik suhu tertentu dan kemudian menyalurkannya ke dalam pipa-pipa kondenser. Dalam hal ini desain kondensernya harus mampu membuang jumlah panas yang dikandung gas panas akibat kerja kompresi oleh kompresornya dan akibat kerja evaporasi di evaporator. Fungsi condenser di dalam sistem Refrigerasi Kompresi Gas adalah untuk merubah wujud refrigeran dari gas yang bertekanan dan bersuhu tinggi dari discharge kompresor menjadi cairan refrigeran yang masih bersuhu dan bertekanan tinggi. Pada saat gas bergerak dari sisi discharge kompresor masuk ke dalam condenser, ia mengandung beban kalor yang meliputi : kalor yang diserap oleh evaporator untuk penguapan liquid refrigeran, kalor yang diserap untuk menurunkan suhu liquid refrigeran dari suhu kondensing ke suhu evaporating, kalor yang dihisap oleh silinder chamber dan kalor yang dipakai untuk mengkompresi gas dari evaporator. Kondenser harus mampu membuang kalor tersebut ke cooling medium yang digunakan oleh kondensernya Halaman: 73 dari 65

74 Bidang Refrigerasi dan AC Menurut jenis cooling medium yang digunakan, maka condenser dapat dikalasifikasikan menjadi 3 jenis, yaitu : Air Cooled Condenser (menggunakan udara sebagai cooling medium), Water Cooled Condenser (menggunakan air sebagai cooling medium) dan Evaporative Condenser (menggunakan kombinasi udara dan air) Gambar 1.1 Air Cooled Condenser Air Cooled Condenser Air Cooled Condenser adalah kondenser yang menggunakan udara sebagai cooling mediumnya, biasanya digunakan pada sistem berskala rendah dan sedang dengan kapasitas hingga 20 to n refrigerasi. Air Cooled Condenser merupakan peralatan AC standard untuk keperluan rumah tinggal (residental) atau digunakan di suatu lokasi di mana pengadaan air bersih susah diperoleh atau mahal. Untuk melayani kebutuhan kapasitas yang lebih besar biasanya digunakan multiple air colled condenser. Pemakaian air cooled condenser meningkat pesat untuk pemakaian unit berskala rendah dan sedang karena lebih mudah pemeliharaannya. Halaman: 74 dari 65

75 Bidang Refrigerasi dan AC Air colled condenser terdiri dari pipa tembaga yang dibentuk coil (continues tube coil) yang dilengkapi dengan rangkaian lembaran tipis alumunium yang disebut fin (finned tube) untuk mempertinggi luas permukaan transfer panas. Dalam operasinya, gas panas masuk melalui bagian atas coil, dan liquid refrigeran akan diperoleh di bagian bawah coil kemudian dialirkan menuju ke Liquid Receiver yang terletak di bagian bawah condenser. Air-cooled condenser harus selalu diletakkan pada ruangan yang mempunyai lubang ventilasi, untuk dapat membuang panasnya ke udara sekitarnya dan menggantinya dengan udara segar. Untuk membantu proses penukaran kalor tersebut, digunakan fan yang akan menarik udara menuju ke coil dan kemudian membuangnya ke udara atmosfir. Air cooled condenser biasanya didesain oleh pabrikannya agar suhu kondensingnya berkisar antara 30 sampai 40 derajad Fahrenheit di atas suhu ambien (udara sekitar). Salah satu kelemahan dari air cooled condenser adalah bila suhu ambien meningkat tinggi, misalnya mencapai 110 o F. Pada kondisi tersebut maka suhu kondensingnya menjadi katakanlah 150o F. Untuk sistem yang menggunakan R12 maka tekanan kondensingnya dapat mencapai 249 psia atau 369 psia bila menggunakan R22. Dibandingkan dengan pemakaian water cooled condenser, pada suhu ambien 110 o F maka suhu airnya katakanlah mencapai 75 o F, sehingga suhu dan tekanan kondensing untuk R12 adalah 100 o F dan 130 psia atau 210 psia untuk R22, sehingga komsumsi daya yang diambil kompresornya juga lebih rendah. Berikut ini diberikan sebuah contoh kasus untuk lebih memperjelas untung rugi menggunakan air cooled condenser. Water cooled condenser dengan suhu air 75 o F, memperlukan kompresor yang berkapasitas 5 Hp untuk menghasilkan efek refrigerasi sebesar 5 ton. Bila menggunakan air colled condenser maka untuk menghasilkan efek refrigerasi yang sama diperlukan kompresor yang berkapasitas 7,5 Hp. Keuntungan menggunakan water colled condenser adalah konsumsi daya yang lebih rendah dibandingkan dengan air colled condenser untuk kebutuhan setip ton refrigerasi sehingga dapat memperpanjang umur kompresor tetapi me merlukan pemeliharaan yang lebih mahal. Halaman: 75 dari 65

76 Bidang Refrigerasi dan AC Water Cooled Condenser Condeser dengan pendinginan air (water-cooled condenser) digunakan pada sistem yang berskala besar untuk keperluan komersial di lokasi yang mudah memperoleh air bersih. Water Cooled Condenser biasanya menjadi pilihan yang ekonomis bila terdapat suplai air bersih secara mudah dan murah. Faktor lain yang perlu mendapat pertimbangan adalah adanya tumpukan kotoran dan kerak air di dalam pipa-pipa air pendingin bila kualitas airnya tidak bagus. Dalam condenser jenis ini, suhu dan banyaknya air sebagai media pendingin kondenser akan menentukan suhu dan tekanan kondensing dari sistem refrigerasinya. Dan secara tidak langsung juga akan menetukan kapasitas kompresinya. Pada lokasi di mana air perlu dihemat karena kesulitan memperoleh air bersih), maka biasanya digunakan : Cooling Tower. Dengan cooling tower, maka air hangat yang keluar dari kondenser dapat didinginkan lagi sampai mendekati tingkat suhu wet bulb ambient temperatur. Hal ini memungkinkan untuk terus mensirkulasi air dan mengurangi komsumsi penggunaan air. Ada 3 jenis kontruksi water colled condenser yang banyak digunakan yaitu : (i) Shell and Tube Condenser, (ii) Shell and Coil Condenser dan (iii) Tubes and tube Condenser. Gambar (i) Halaman: 76 dari 65

77 Bidang Refrigerasi dan AC Gambar (ii) Gambar (iii) Halaman: 77 dari 65

78 Bidang Refrigerasi dan AC Penemuan kesalahan pada komponen kompressor. Kompresor didesain dan dirancang agar dapat memberikan pelayanan dalam jangka panjang walaupun digunakan secara terus menerus dalam sistem refrigerasi kompresi gas. Untuk dapat melakukan performa seperti yang diharapkan maka kompresor harus bekerja sesuai kondisi yang diharapkan, terutama kondisi suhu dan tekanan refrigeran pada saat masuk dan meninggalkan katub kompresor. Fungsi Kompresor Dalam pembahasan siklus refrigeran pada sistem refrigerasi kompresi gas telah diketahui operasi kompresor. Maksud dari operasi kompresor adalah untuk memastikan bahwa suhu gas refrigeran yang disalurkan ke kondenser harus lebih tinggi dari suhu condensing medium. Bila suhu gas refrigeran lebih tinggi dari suhu condensing medium ( udara atau air) maka energi panas yang dikandung refrigeran dapat dipindahkan ke condensing medium. akibatnya suhu refrigeran dapat diturunkan walaupun tekanannya tetap. Oleh karena itu kompresor harus dapat mengubah kondisi gas refrigeran yang bersuhu rendah dari evaporator menjadi gas yang bersuhu tinggi pada saat meninggalkan saluran discharge kompresor. Tingkat suhu yang harus dicapai tergantung pada jenis refrigeran dan suhu lingkungannya. Jenis Kompresor Dilihat dari prinsipoperasinya, maka kompresor dapat dibedakan menjadi dua yaitu Mechanical Action Yang termasuk dalam jenis ini adalah : Kompresor Torak KompresorRotary Kompresor Sekrup Halaman: 78 dari 65

79 Bidang Refrigerasi dan AC Kompresor Torak Pada mechanical action compressor, efek kompresi gas diperoleh dengan menurunkan volume gas secara reciprocating Gambar 1 Aksi Mekanik dari Kompressor Torak Halaman: 79 dari 65

80 Bidang Refrigerasi dan AC Rotary Action Pada rotary action compressor, efek kompresi diperoleh dengan menekan gas yang berasal dari ruang chamber menuju ke saluran tekan yang berdiameter kecil untuk menurunkan volume gas. Gambar 2 Aksi Mekanik Rotary Compressor Halaman: 80 dari 65

81 Bidang Refrigerasi dan AC Halaman: 81 dari 65

82 Bidang Refrigerasi dan AC Gambar 3 Aksi Mekanik Sekrup Compressor Kompresor Torak Sesuai dengan namanya, kompresor ini menggunakan torak atau piston yang diletakkan di dalam suatu tabung silinder. Piston dapat bergerak bebas turun naik untuk menimbulkan efek penurunan volume gas yang berada di bagian atas piston. Di bagian atas silinder diletakkan katub yang dapat membuka dan menutup karena mendapat tekanan dari gas. Jumlah silinder yang digunakan dapat berupa silinder tunggal misalnya yang banyak diterapkan pada unit domestik dan dapat berupa multi silinder. Jumlah silinder dapat Halaman: 82 dari 65

83 Bidang Refrigerasi dan AC mencapai 16 buah silinder yang diterapkan pada unit komersial dan industrial. pada sistem multi silinder maka susunan silinder dapat diatur dalam 4 formasi, yaitu : a. Vertical b. Bentuk V c. Bentuk W d. Bentuk X e. Bentuk Radial Gambar 1.3 Formasi Silinder kompresor Halaman: 83 dari 65

84 Bidang Refrigerasi dan AC Operasi Piston dan Siklus Diagram Gambar 4 memperlihatkan hubungan antara posisi piston(torak) dengan operasi katub-katub kompresor ( katub hisap dan katub tekan ). Gambar 1.4 Siklus Operasi Kompresor torak Katub Kompresor Katub kompresor yang digunakan pada kompresor refrigerasi lebih cenderung ke : Pressure Actuated daripada ke : Mechanical Actuated. Apa yang dimaksud dengan pernyataan di atas : Perhatikan lagi gambar 1.4 tentang siklus operasi kompresor torak. Pergerakan katubkatub kompresor baik katub pada sisi tekanan rendah (suction) dan katub pada sisi tekanan tinggi (discharge) semata-mata dipengaruhi oleh variasi tekanan yang bekerja pada kedua sisi tekanan tersebut. Bandingkan sistem kompresi pada silinder motor bensin. Pergerakan katubkatubnya lebih ke mechanical actuated daripada pressure actuated. Demikian pula pada sistem kompresi kompresor udara biasa. Jadi katub kompresor refrigerasi memang berbeda dengan katub kompresor pada Halaman: 84 dari 65

85 Bidang Refrigerasi dan AC umumnya dilihat dari actingnya. Oleh karena itu ada tuntutan khusus yang harus dipenuhi oleh katub kompresor refrigerasi. A.Karakteristik Ideal 1. Dapat memberikan efek pembukaan katub yang maksimum dengan sedikit hambatan untuk menimbulkan trotling gas 2. Katub dapat terbuka dengan menggunakan tenaga yang ringan 3. Katub harus dapat terbuka atau tertutup secara cepat untuk mengurangi kebocoran. 4. Katub tidak mempunyai efek menambah clearance volume 5. Katub harus kuat dan tahan lama B. Jenis Katub Untuk memenuhi karakteristik tersebut di atas maka telah didesain dan Dirancang secara khusus beberapa jenis katub yaitu : 1. Katub Plat Ring (Ring Plate Valve / Disk Valve ) Gambar 1.5 memperlihatkan katub kompresor dari jenis ring plate valve. Katub ini terdiri dari dudukan katub (valve seat), satu atau lebih plat ring (ring plate), satu atau lebih pegas katub (valve spring) dan retainer. Plat ring-nya dicekam kuat oleh dudukan katub melalui pegas katub, yang juga berfungsi lain membantu mempercepat penutupan katub. Sedang fungsi retainer adalah memegang pegas katub pada selalu pada posisi yang benar dan membatasi pergerakkannya. Katub plat ring ini dapat digunakan untuk kompresor kecepatan tinggi dan rendah. Dapat pula digunakan sebagai katub suction dan discharge. Halaman: 85 dari 65

86 Bidang Refrigerasi dan AC Gambar 1 Perakitan Katub Plat Ring untuk Discharge 2. Flexing Valve Desain flexing valve yang digunakan pada kompresor ukuran kecil adalah yang lazim disebut sebagai flapper valve. Katub flapper ini terbuat dari lempengan baja tipis, yang dicekap kuat pada salah satu ujungnya sedang ujung lainnya ditempatkan pada dudukan katub tepat di atas lubang katubnya (port valve). Di mana ujung katub yang bebas akan bergerak secara flexing atau flapping untuk membuka dan menutup katub. Seperti diperhatikan dalam gambar 1.6. Gambar 2 Prinsip Katub Flexing dari jenis Flapper Halaman: 86 dari 65

87 Bidang Refrigerasi dan AC Gambar 3 Perakitan Katub Flapper untuk Katub Discharge Seperti dierlihatkan dalam gambar 1.7, desain flapper biasanya digunakan untuk katub discharge dan sering disebut sebagai beam valve. Plat katubnya dipasang di atas lubang (port) melalui sebuah pegas yang terasang di tengah katub platnya sehingga plat katubnya dapat bergerak ke atas (membuka lubang katub). Gerakan turun dari plat katubnya semata-mata karena gaya pegas. Pegas katub ini juga berfungsi sebagai pengaman untuk mencegah bila ada cairan atau kotoran yang masuk ke lubang katub. Compressor Displacement Compressor Displacement adalah istilah yang diberikan untuk menentukan jumlah gas refrigeran yang dapat dikompresi dan dipindahkan oleh torak pada saat toraknya melangkah dari BDC ke TDC. Secara matematis ditulis : Vp = R 2 LNn Di mana : Vp : Compressor displacement R : Jari-jari piston L : Langkah Piston N : Jumlah piston n : putaran per detik Halaman: 87 dari 65

88 Bidang Refrigerasi dan AC Gambar 1.8 Langkah Piston Halaman: 88 dari 65

89 Langkah Piston Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Bidang Refrigerasi dan AC TDC Silinder Silinder BDC Halaman: 89 dari 65

90 Bidang Refrigerasi dan AC torak kompresor lebih kecil daripada kemampuan kompresor sebenarnya sesuai dengan volume langkah piston (compresor displacement). Volume Langkah piston sering disebut juga sebagai jumlah gas teoritis. Efisiensi Volumetrik didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah gas riil dan jumlah gas teoritis. Secara matematis ditulis sebagai berikut : volume riil Efisiensi Volumetrik ( VE) = x 100 volume teoritik Gambar 1.9 Grafik Perbandingan Volume Gas Kompresi Tekanan Volume Riel Volume Volume Teoritis tertentu. Seperti diketahui bahwa suhu evaporasi dan suhu kondensasi berbanding 18 Halaman: 18 dari 65

91 Sub Bidang Pendingin dan AC Perbandingan Kompresi Faktor lain yang berpengaruh terhadap efisiensi volumetrik adalah hubungan antaratekanan suction dan tekanan discharge. Untuk memperoleh efek refrigerasi yang memuaskan, maka suhu evaporasi dan suhu kondensasi harus dijaga pada tingkatan Efisiensi Volumetrik Karena efek ruang sisa (clearance volume) yaitu celah antara piston pada titik mati atas dan katub kompresor, maka mengakibatkan sebagian ekspansi gas tertahan di bagian atas silinder, sehinga jumlah gas riil (aktual) yang dapat dikompresi oleh lurus dengan tekanan suction dan tekanan discharge. Selanjutnya perbandingan tekanan discharge dan tekanan suction secara absolut disebut perbandingan kompresi. Tekanan Discharge (absolut) Perbandingan Kompresi (Rc) = Tekanan Suction (absolut) Pengaruh perbandingan kompresi terhadap efisiensi volumetrik diberikan dalam tabel 1.1 Judul Modul: Memelihara Dan Memperbaiki Sistem Dan Komponen Halaman: 19 dari 65

92 Sub Bidang Pendingin dan AC Tabel 1.1 Efisiensi Volumetrik Perbandingan Kompresi 2 2,2 2,4 2,6 2,8 3 3,2 3,4 3,6 3,8 4 4,2 4,4 4,6 4, Efisiensi Volumetrik ,9 83, ,8 79,5 78,3 77, ,9 73,7 72,5 71,3 70,1 69,0 63,3 58,2 53,5 49,0 44,9 Rangkuman Uraian Materi 1 1. Fungsi kompresor pada mesin refrigerasi adalah menjaga agar suhu gas refrigeran yang dipompa ke condenser selalu lebih tinggi dari pada condensing medium yang digunakan sebagai pendingin kondenser. 2. Beda relatif antara suhu gas refrigeran yang ada di kondenser dan suhu mediu kondensingnya berada disekitar 15 20K. 3. dilihat dari cara kompresinya, dibedakan menjadi dua, yaitu aksi mekanik dan aksi rotary. 4. Kompresor dengan aksi mekanik adalah kompresor torak, dan kompresor sekrup. 5. Aksi kompresi pada kompresor refrigerasi lebih condong kepada pengaruh tekanan (pressure actuated) daripada pengaruh mekanik (mechanical actuated) seperti halnya pada motor bensin. 6. Ada dua jenis katub yang lazim digunakan, yaitu Ring Plate dan Flapper Valve. 7. Karena adanya celah sisa antara kepala piston dan dudukan katub maka tidak semua gas yang dihisap oleh torak dapat dipompa semuanya menuju ke lubang discharge. Judul Modul: Memelihara Dan Memperbaiki Sistem Dan Komponen Halaman: 20 dari 65

93 Sub Bidang Pendingin dan AC 8. Efisienasi volumetric adalah perbandingan antara volume riel dan volume teoritik yang dapat dipompa oleh torak kompresor. 9. Perbandingan kompresi adalah perbandingan antara tekanan discharge dan tekanan suction dalam satua absolut. 10. Semakin besar perbandingan semakin kecil efisiensi volumetriknya. Uraian Materi 2 Unit ini membahas tentang permasalahan yang dihadapi kompresor saat beroperasi dan selanjutnya solusi yang dapat diterapkan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Pada unit anda akan belajar tentang sistem operasi kompresor pada unit refrigerasi kompresi gas dan permasalahan yang timbul serta solusinya. Pada umumnya beban evaporator bervariasi dengan tingkat yang berbeda-beda. Bila variasi beban evaporator tinggi yaitu pada saat bebrbeban dan kehilangan beban maka kondisi ini akan berpengaruh terhadap performa kompresor yang di dalam sistem refrigerasi kompresi gas berperan sebagai jantung sistem. Kondisi seperti itu akan berpengaruh terhadap suhu gas pada sisi suction valve yang akan dihisap oleh katub kompresor. Masalah Pembebanan Kompresor Bila sistem refrigerasi harus beroperasi secara terus menerus pada kondisi beban minimum, maka akan timbul masalah yang dapat berpengaruh terhadap umur kompresor. Pada kondisi demikian maka suhu dan tekanan suction sangat rendah, dalam keadaan yang paling buruk maka coil evaporator akan mengalami frost, yaitu menumpuknya lapisan es di permukaan coil. Dalam keadaan ini maka aliran gas refrigeran juga menurun yang dapat mengakibatkan terjadinya overheat pada motor kompresor karena berkurangnya pelumasan. Lapisan Es pada Coil Bila beban evaporator jatuh pada harga yang sangat rendah, maka suhu evaporatordapat turun hingga di bawah 32 derajad fahrenheit sebelum keseimbangan kapasitas antara coil - kompresor tercapai. Pada kondisi ini suhu akhir udara yang meninggalkan evaporator sangat rendah, Judul Modul: Memelihara Dan Memperbaiki Sistem Dan Komponen Halaman: 21 dari 65

94 Sub Bidang Pendingin dan AC yang dapat menyebabkan kandungan uap air mengembun dan membeku di permukaan coil, membentuk lapisan es. Formasi lapisan es ini akan menghambat aliran udara ke coil yang berarti mengambat penyerapan kalor udara. Over heating Dalam sistem hermetik maka motor kompresor didinginksan oleh aliran gas refrigeran yang masuk melewati gulungan motor. Oleh karen itu bila terjadi penurunan aliran gas refrigeran dapat menyebabkan kenaikan suhu motor. Bila batas suhu aman terlampaui maka dapat menyebabkan kerusakan pada motor kompresornya, Untuk mencegah hal tersebut terjadi maka biasanya pada gulungan motor dilengkapi dengan internal protector. Sirkulasi Oli Memburuk Selama kompresor bekerja maka oli refrigeran juga ikut bersirkulasi di sepanjang sistem pemipaannya dan kembaliu ke kompresor. Pergerakan kecepatan oli dari dan kembali ke kompresor dipengaruhi oleh kecepatan laju aliran refrigeran. Pada kondisi beban minimum, Pergerakan refrigeran menurun dengan sangat drastis, hal ini dapat mempengaruhi pergerakan oli. Pada kondisi yang buruk maka akan mengakibatkan terjadinya trapping oil di evaporator dan di saluran lainnya. Akibatnya lama kelamaan dapat mengurangi oil level di kompresor. Apa Yang akan terjadi selanjutnya? Pentingnya mengatur kapasitas mesin Seperti telah diuraikan, bahwa kinerja kompresor sangat dipengaruhi oleh sistembeban evaporator dan dapat berakibat buruk pada kompresornya. Oleh karena itu maka pengontrolan kerja komp resor mutlak diperlukan untuk menjamin keselamatan sistemnya. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengontrol kapasitas kompresor yaitu : on-off control, multi speed, cylinder unloading dan hot gas bypass. Judul Modul: Memelihara Dan Memperbaiki Sistem Dan Komponen Halaman: 22 dari 65

95 Sub Bidang Pendingin dan AC ON-OFF Control On-off control biasanya digunakan pada room AC, di mana starting dan stopping systemnya dikontrol oleh room thermostat. On-off control juga diterapkan pada sistem yang besar yang menggunakan kompresor semi hermetik dan open type. Sistem ini hanya direkomendasikan untuk beban yang relatif konstan dan tidak sesuai untuk sistem yang mempunyai fluktuasi beban besar dan cepat. Multi Speed Compressor Karena kapasitas kompresor berbanding lurus dengan kecepatannya maka untuk mengontrol kapasitas kompresor dapat dilakukan dengan mengatur kecepatan kompresor melalui motor penggerak nya yang di desain mempunyai dua kecepatan. Hot Gas By Pass Control Hot gas By pass merupakan solusi untuk banyak permasalahan yang dihadapi sistem refrigerasi yang beroperasi secara kontinyu dengan beban yang berfuktuasi secara cepat dan dalam taraf tinggi. Katakanlah respon untuk falling system suatu kompresor yang berkapasitas maksimal 20 ton melalui silinder unloading berkurang hingga mencapai 5 ton. Bila bebanya jatuh pada harga tidak kurang dari 5 ton maka suhu dan tekanan suction berada dalam batas aman. Tetapi bila beban jatuh di bawah 5 ton, maka suhu dan tekanan suction jatuh di bawah batas amannya dan dapat berakibat buruk pada kompresornya. Salah satu solusi yang paling dianggap memuaskan adalah mencegah jangan sampai bebanya jatuh di bawah batas amannya yaitu dengan membuat beban tiruan melalui hot gas by pass. Hot gas by pass control pada prinsipnya menyalurkan tambahan energi panas beban pada Judul Modul: Memelihara Dan Memperbaiki Sistem Dan Komponen Halaman: 23 dari 65

96 Sub Bidang Pendingin dan AC sistem ke sisi tekanan rendah sehingga diharapkan suhu dan tekanan suction menjadi konstan pada saat beban sistem menjadi minimum. Pada saat hot gas berlangsung, maka kebutuhan tekanan kondensing harus dipertimbangkan. Pengontrolan tekanan kondensing harus dipertimbangkan mengingat harus disediakan tekanan yang cukup untuk menghasilkan tingkat hot gas yang memadai. Biasanya bila tekanan kondensing tidak jatuh di bawah 168 psi atau setara dengan 90 derajad fahrenheit Pengujian Kompresor Gangguan yang sering timbul pada bagian mekanik kompresor dapat terjadi pada katub kompresor atau bagian laiinya yang berakibat penurunan kapasitas kompresor atau bahkan gagal bekerja (no capacity). Pada tingkatan yang paling buruk maka kompresor gagal mengkompresi gas dan tidak terjadi sirkulasi refrigeran. Evaporator menjadi panas dan kondensernya dingin demikian juga komsumsi listriknya turun. Pada tingkatan yang agak ringan kompresor dapat mensirkulasi refrigeran tetapi tidak dapat mencapai tekanan kondensing yang diharapkan. Untuk mengidentifikasi gangguan yang terjadi pada kompresor perlu dilakukan serangkaian pengujian. Gangguan pada bagian elektrikalnya juga dapat berpengaruh pada performa kompresor. Misalnya pada motor penggeraknya, pada sistem startingnya atau pada sistem proteksinya. Hal ini juga memerlukan serangkaian pengujian. Pengujian pada bagian elektrikal ini akan dikaji lebih lanjut pada modul Sistem Pengontrolan gudang pendingin. Pengujian kompresor secar mekanik dipusatkan pada efisiensi kompresi karena melemahnya katub, kebocoran, stuck kompresor dan pencemaran oli atau kekurangan oli kompresor. Judul Modul: Memelihara Dan Memperbaiki Sistem Dan Komponen Halaman: 24 dari 65

97 Sub Bidang Pendingin dan AC Uraian materi 3 1.Untuk alasan keamanan maka kondisi kerja mesin refrigerasi yang memikul beban minimum dalam jangka waktu lama secara terus menerus harus dicegah karena menyebabkan tekanan suction terlalu rendah 2. Tekanan suction yang terlalu rendah dapat membahayakan kompresor. 3. Lapisan es tebal pada permukaan evaporator harus dicegah karena dapat menghalangi proses evaporasi di evaporator, karena proses penyerapan kalornya terhalang oleh palisan es. Sehingga terjadi kompresi basah. 4. Pada beban minimum, pergerakan refrigeran menurun sehingga dapat berpengaruh terhadap pergerakan oil. Hal ini menyebabkan sirkulasi oli kompresor memburuk yang dapat menimbulkan panas lebih. 5. Kapasitas mesin perlu diatur disesuaikan dengan beban pendinginannya 6. Cara pengontrolan kapasitas antara lain, melalui On/Off Control, Multi Speed compressor, dan hot gas defrost 7. Kompresor harus selalu dipelihara untuk memastikan kompresor Bekerja dalam kondisi aman, melalui serangkaian pengujian dan pemeriksaan. Judul Modul: Memelihara Dan Memperbaiki Sistem Dan Komponen Halaman: 25 dari 65

98 Sub Bidang Pendingin dan AC. Lembaran Tugas Praktek Pengujian Kompresor Tujuan Setelah melaksanakan tugas praktek ini diharapkan petarar mampu melakukan pemeriksaan katub kompresor. Petunjuk Setelah kompresor selesai diperbaiki, misalnya penggantian katub atau perbaikan motor penggeraknya (untuk sistem hermetik) maka harus dilakukan serangkaian pemeriksaan dan pengujian terhadap adanya kebocoran dan efisiensi kompresi. Kegiatan ini dapat dibedakan dalam 3 jenis pekerjaan yaitu : Pengujian inward leak Pengujian Outward leak Pengujian Efisiensi kompresi Alat & Bahan 1. Gauge manifold. 2. kompresor 3. Kunci pas 4. Trainer Set A. Pengujian inward Leak 1. Pendahuluan Pengujian inward leak adalah pengujian kebocoran pada sisi tekanan rendah kompresor, misalnya kebocoran gasket, suction service valve atau pada seal poros. Judul Modul: Memelihara Dan Memperbaiki Sistem Dan Komponen Halaman: 26 dari 65

99 Sub Bidang Pendingin dan AC 2. Prosedur 1. Front seat SSV dan pasang gauge manifold. 2. Front seat DSV dan pasang housing (cooper line) 3. Operasikan kompresor dan tunggu sampai compoun gauge menunjukkan vacuum tinggi. Kemudian ujung housing dimasukkan ke tanki oli refrigeran. Adanya bubles yang muncul pada ujung housing menunjukkan adanya kebocoran pada sisi tekanan rendah kompresor. Bila tidak ada kebocoran maka buble akan berhenti setelah kompresor distarting. Untuk melokalisir letak kebocoran, letakkan oli pada suatu titik sambungan. Bila ada udara bocor melalui titik tersebut maka akan muncul gelembung udara (bubles) 3. Gambar Kerja B. Pengujian Outward Leak 1. Pendahuluan Pengujian outward leak adalah pengujian kebocoran yang dilakukan secara pasif yaitu kompresornya tidak beropeasi (off). Judul Modul: Memelihara Dan Memperbaiki Sistem Dan Komponen Halaman: 27 dari 65

100 Sub Bidang Pendingin dan AC 2. Prosedur 1. Hubungkan tanki nitrogen kering ke SSV. Dan lakukan pengisian nitrogen kering ke dalam kompresor hingga tekanannya mencapai : 400 sampai 500 Kpa, agar tiak merusak katub kompresor. 2. Masukkan kompresor ke dalam tanki air hangat dan biarkan kira-kira 10 menit. Adanya kebocoran akan ditunjukkan dengan keluarnya gelembung-gelembung udara. 3. Lakukan pengujian outward leak dengan mengisikan refrigeran ke dalam kompresor sampai tekanannya mencapai Kpa dan cari kebocoran dengan mengunakan Leak detector. 4. Gambar Kerja C. Pengujian Efisiensi Kompresi 1. Pendahuluan Kompresor yang mempunyai kompresi bagus akan dapat melakukan : 1. Memompa gas hingga mencapai tekanan tertentu 2. Memvacum hingga tekanan minus tertentu 3. Menjaga kondisi kedua tekanan tersebut pada saat kompresor off. Judul Modul: Memelihara Dan Memperbaiki Sistem Dan Komponen Halaman: 28 dari 65

101 Sub Bidang Pendingin dan AC 2. Prosedur 1. Pasangkan compound gauge ke SSV. 2. Pasang High pressure gauge ke DSV. Kemudian hubungkan DSV ke Silinder refrigeran dengan menggunakan penyambung sependek mungkin. 3. Operasikan kompresor dan biarkan kompresor menghisap udara dan memampatkannya ke tabung silinder hingga tekanan tertentu. 4. Pada saat kompresor masih berjalan front SSV. Amati penunjukan meter. 3. Gambar Kerja Hal-hal yang perlu diperhatikan Memperbaiki /mengganti sistem pendinginan yang meliputi antara lain yaitu : Seluruh gambar, petunjuk, spesifikasi, prosedur, codes dan peraturan yang relevan diperoleh sesuai dengan prosedur tempat kerja.. Sistem pendinginan diperiksa dengan aman sesuai dengan prosedur operasi standar, peraturan teknik dan hukum yang relevan. Tekanan dan temperatur ditentukan dan dicatat dengan benar sesuai dengan prosedur operasi standar. Judul Modul: Memelihara Dan Memperbaiki Sistem Dan Komponen Halaman: 29 dari 65

102 Sub Bidang Pendingin dan AC Komponen sistem pendingin diperiksa untuk operasi yang benar sesuai dengan prosedur operasi standar. Sistem pendingin diperiksa untuk menemukan kebocoran dengan aman menggunakan perkakas, teknik dan peralatan yang tepat sesuai dengan prosedur operasi standar. Sistem pendingin diperiksa untuk menemukan pencemaran sesuai dengan prosedur operasi standar. Tes kebocoran Monitor menampilkan pesan TES KEBOCORAN sama seperti sisa waktu tes kebocoran. Pada akhir dari waktu ini unit akan mengeluarkan sinyal yang berbunyi sebentar-sebentar dan pesan HASIL POSITIF TES KEBOCORAN? akan ditampilkan untuk mengingatkan operator untuk memeriksa sistim melalui alat ukur vakum. Jika hasilnya positif, anda dapat menampilkan pesan TUTUP KRAN ALAT UKUR VAKUM, tekan ENTER untuk menghindari tekanan merusak alat. Lalu anda dapat berpindah ke fungsi selanjutnya dengan menekan ENTER. PENGISIAN PENDINGIN Gas akan secara otomatis terisi kedalam sistim. Monitor menampilkan ukuran gram yang telah diisi. Pada akhir program unit akan mengeluarkan sinyal yang berbunyi sebentar-sebentar untuk mengingatkan operatorbahwa proses telah selesai. Pendingin yang dimasukan ditampilkan sebagai PENDINGIN YANG DIISI: XXXXX g. jika anda ingin menjalankan program yang baru, anda dapat menampilkan menu yang memperbolehkan anda memilih fungsi-fungsi dengan menekan ENTER, jika tidak, tekan tombol ESC, anda dapat kembali ke menu sebelumnya sampai anda menemukan tahap menimbang. Mengisi sistem pendinginan Sebelum melakukan kegiatan mengisi sistem pendingin, perlu dibahas dulu pengetahuan tentang cara-cara melakukan pengisian sistem pendinginan. Pengetahuan yang diperlukan dalam mengisi sistem pendingin. a. Prosedur pengisian sistem pendinginan dengan refrigerant yang benar sesuai dengan prosedur operasi (kerja) yang terstandar Judul Modul: Memelihara Dan Memperbaiki Sistem Dan Komponen Halaman: 30 dari 65

103 Sub Bidang Pendingin dan AC Charging refrigerant ke dalam sistem bukan masalah berat bila telah tersedia peralatan untuk charging yang memadai dan memenuhi standard. Pekerjaan charging refrigerant akan menjadi lebih mudah bila kita mempunyai satu set peralatan charging yang disebut : Charging Board. Charging Board telah dilengkapi dengan Vacumm Pump, Glass kalibrasi, peralatan ukur tekanan (Pressure Gauge) serta katub-katub yang memenuhi standard. Masalah yang sering muncul di kalangan teknisi refrigerasi adalah berapa banyak refrigerant yang harus dimasukkan ke dalam sistem. Yang perlu selalu diingat oleh para personil yang sedang menangani perbaikan peralatan refrigerasi dengan sistem pipa kapiler adalah : Sistem refrigerasi dengan pipa kapiler sering disebut sebagai equilibrim system artinya pada saat mesinnya dimatikan maka kedua sisi sistem, sisi suction dan sisi discharge akan mempunyai tekanan yang sama setelah beberapa saat kemudian. Bila keseimbangan tekanan ini tidak tercapai setelah beberapa menit maka berarti ada gangguan. Untuk mendapatkan keseimbangan sistem ini maka syarat yang harus dipenuhi adalah : refrigerant yang dimasukkan ke dalam sistem harus tepat, sesuai desain pabrikannya. Cara yang paling mudah adalah mengikuti anjuran pabrikannya. Biasanya isi (biasanya diukur dalam satuan berat) dan jenis refrigerant telah dicantumkan oleh pabrikannya. Ikuti saja petunjuk pabrikan dengan mengisikan refrigerant ke dalam sisitem secara gradual hingga mencapai berat yang dianjurkan oleh pabrikannya. Dan kemudian observasi suhu di evaporator harus uniform. Untuk keperluan charging ini ada alat khusus yang disebut : Dial-A-Charge charging cilinder. Dial-A-Charge charging silinder didesain untuk dapat mengukur jumlah refrigeran tertentu dalam satuan berat. Pada dinding silinder terdapat skala yang sudah dikalibrasi untuk beberapa variasi tekanan dan suhu, sehingga pengukuran jumlah refrigeran dapat lebih presisi. Charging refrigerant ke dalam sistem dilakukan melalui sisi tekanan rendah (suction). Dalam hal ini charging dilakukan dalam bentuk gas. Bila charging Judul Modul: Memelihara Dan Memperbaiki Sistem Dan Komponen Halaman: 31 dari 65

104 Sub Bidang Pendingin dan AC dilakukan dalam bentuk liquid harus dilakukan melalui sisi tekanan tinggi pada outlet kondenser. Gambar Pengisian Refrijeran gas melalui sisi tekanan rendah Gambar Pengisian refrijeran cair melalui sisi tekanan tinggi Prosedur Charging Refrigeran 1. Mengisi gas refrigeran ke dalam system Hubungkan tabung refrigeran ke port E Buka katub A dan tutup katub B Crack open katub D perlahan-lahan 2. Membuang udara yang terjebak di dalam kondeser Tutup katub A dan buka katub B Cracking open katub C 3. Mengisi liquid refrigeran ke dalam sistem Hubungkan silinder refrigeran (dibalik) ke E Tutup katub A dan buka tutup B Mid seated katub C Judul Modul: Memelihara Dan Memperbaiki Sistem Dan Komponen Halaman: 32 dari 65

SISTEM REFRIGERASI. Gambar 1. Freezer

SISTEM REFRIGERASI. Gambar 1. Freezer SISTEM REFRIGERASI Sistem refrigerasi sangat menunjang peningkatan kualitas hidup manusia. Kemajuan dalam bidang refrigerasi akhir-akhir ini adalah akibat dari perkembangan sistem kontrol yang menunjang

Lebih terperinci

BAB II. Prinsip Kerja Mesin Pendingin

BAB II. Prinsip Kerja Mesin Pendingin BAB II Prinsip Kerja Mesin Pendingin A. Sistem Pendinginan Absorbsi Sejarah mesin pendingin absorbsi dimulai pada abad ke-19 mendahului jenis kompresi uap dan telah mengalami masa kejayaannya sendiri.

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Refrigerant Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau mesin pengkondisian udara

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Refrigerant Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau mesin pengkondisian udara BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Refrigerant Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau mesin pengkondisian udara (AC). Zat ini berfungsi untuk menyerap panas dari benda/media

Lebih terperinci

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur BAB II MESIN PENDINGIN 2.1. Pengertian Mesin Pendingin Mesin Pendingin adalah suatu peralatan yang digunakan untuk mendinginkan air, atau peralatan yang berfungsi untuk memindahkan panas dari suatu tempat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Simulator Pengertian simulator adalah program yg berfungsi untuk menyimulasikan suatu peralatan, tetapi kerjanya agak lambat dari pada keadaan yg sebenarnya. Atau alat untuk melakukan

Lebih terperinci

Penggunaan Refrigeran R22 dan R134a pada Mesin Pendingin. Galuh Renggani Wilis, ST.,MT

Penggunaan Refrigeran R22 dan R134a pada Mesin Pendingin. Galuh Renggani Wilis, ST.,MT Penggunaan Refrigeran R22 dan R134a pada Mesin Pendingin Galuh Renggani Wilis, ST.,MT ABSTRAKSI Pengkondisian udara disebut juga system refrigerasi yang mengatur temperature & kelembaban udara. Dalam beroperasi

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Dispenser Air Minum Hot and Cool Dispenser air minum adalah suatu alat yang dibuat sebagai alat pengkondisi temperatur air minum baik air panas maupun air dingin. Temperatur air

Lebih terperinci

PERAWATAN DAN PERBAIKAN AC MOBIL

PERAWATAN DAN PERBAIKAN AC MOBIL M O D U L PERAWATAN DAN PERBAIKAN AC MOBIL Oleh: Drs. Ricky Gunawan, MT. Ega T. Berman, S.Pd., M.Eng. BIDANG KEAHLIAN TEKNIK REFRIGERASI DAN TATA UDARA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya BAB II DASAR TEORI 2.1 Hot and Cool Water Dispenser Hot and cool water dispenser merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengkondisikan temperatur air minum baik dingin maupun panas. Sumber airnya berasal

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC NPM : NPM :

LAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC NPM : NPM : LAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC Nama Praktikan : Utari Handayani NPM : 140310110032 Nama Partner : Gita Maya Luciana NPM : 140310110045 Hari/Tgl Percobaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Mesin Pendingin Untuk pertama kali siklus refrigerasi dikembangkan oleh N.L.S. Carnot pada tahun 1824. Sebelumnya pada tahun 1823, Cagniard de la Tour (Perancis),

Lebih terperinci

MEMELIHARA/SERVIS SISTEM A/C (AIR CONDITIONER) OTO.KR

MEMELIHARA/SERVIS SISTEM A/C (AIR CONDITIONER) OTO.KR MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR OTOMOTIF SUB SEKTOR KENDARAAN RINGAN MEMELIHARA/SERVIS SISTEM A/C (AIR CONDITIONER) BUKU KERJA DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

SISTEM AIR CONDITIONER (AC)

SISTEM AIR CONDITIONER (AC) SISTEM AIR CONDITIONER (AC) KOMPETENSI Setelah mempelajari materi ini, siswa diharapkan dapat : 1. Menjelaskan prinsip terjadinya pendinginan pada sistem AC. 2. Menjelaskan Fungsi AC pada mobil. 3. Menjelaskan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu mesin refrigerasi akan mempunyai tiga sistem terpisah, yaitu:

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu mesin refrigerasi akan mempunyai tiga sistem terpisah, yaitu: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendahuluan Refrigerasi adalah proses pengambilan kalor atau panas dari suatu benda atau ruang tertutup untuk menurunkan temperaturnya. Kalor adalah salah satu bentuk dari energi,

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Data data yang diperoleh dari penulisan Tugas Akhir ini : pendingin dengan refrigeran R-22 dan MC-22.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Data data yang diperoleh dari penulisan Tugas Akhir ini : pendingin dengan refrigeran R-22 dan MC-22. BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Data data yang diperoleh dari penulisan Tugas Akhir ini : 1. Data dari hasil pengujian Data diperoleh dari hasil pengujian alat praktikum mesin pendingin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 ALAT PENGKONDISIAN UDARA Alat pengkondisian udara merupakan sebuah mesin yang secara termodinamika dapat memindahkan energi dari area bertemperatur rendah (media yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Pada penelitian ini refrigeran yang digunakan adalah Yescool TM R-134a.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Pada penelitian ini refrigeran yang digunakan adalah Yescool TM R-134a. 3.1. Lokasi Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Motor Bakar Jurusan Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3.2. Bahan Penelitian Pada penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyejuk udara atau pengkondisi udara atau penyaman udara atau erkon atau AC (air conditioner) adalah sistem atau mesin yang dirancang untuk menstabilkan suhu udara

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Pendinginan Tidak Langsung ( Indirect Cooling System 2.2 Secondary Refrigerant

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Pendinginan Tidak Langsung ( Indirect Cooling System 2.2 Secondary Refrigerant BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Pendinginan Tidak Langsung (Indirect Cooling System) Sistem pendinginan tidak langsung (indirect Cooling system) adalah salah satu jenis proses pendinginan dimana digunakannya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Refrigerasi Refrigerasi merupakan suatu kebutuhan dalam kehidupan saat ini terutama bagi masyarakat perkotaan. Refrigerasi dapat berupa lemari es pada rumah tangga, mesin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Refrigeran merupakan media pendingin yang bersirkulasi di dalam sistem refrigerasi kompresi uap. ASHRAE 2005 mendefinisikan refrigeran sebagai fluida kerja

Lebih terperinci

Sistem pendingin siklus kompresi uap merupakan daur yang terbanyak. daur ini terjadi proses kompresi (1 ke 2), 4) dan penguapan (4 ke 1), seperti pada

Sistem pendingin siklus kompresi uap merupakan daur yang terbanyak. daur ini terjadi proses kompresi (1 ke 2), 4) dan penguapan (4 ke 1), seperti pada Siklus Kompresi Uap Sistem pendingin siklus kompresi uap merupakan daur yang terbanyak digunakan dalam daur refrigerasi, pada daur ini terjadi proses kompresi (1 ke 2), pengembunan( 2 ke 3), ekspansi (3

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Umum Mesin pendingin atau kondensor adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan panas dari dalam ruangan ke luar ruangan. Adapun sistem mesin pendingin yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Umum Air Conditioning (AC) atau alat pengkondisian udara merupakan modifikasi pengembangan dari teknologi mesin pendingin. Alat ini dipakai bertujuan untuk mengkondisikan

Lebih terperinci

PELATIHAN PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN MESIN PENDINGIN. Oleh : BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERIKANAN TEGAL

PELATIHAN PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN MESIN PENDINGIN. Oleh : BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERIKANAN TEGAL PELATIHAN PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN MESIN PENDINGIN Oleh : BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERIKANAN TEGAL PRINSIP PENDINGINAN PROSES MEMINDAHKAN ATAU MENAMBAHKAN PANAS DARI SUATU BENDA ATAU TEMPAT KE

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Cooling Tunnel

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Cooling Tunnel BAB II DASAR TEORI 2.1 Cooling Tunnel Cooling Tunnel atau terowongan pendingin merupakan sistem refrigerasi yang banyak digunakan di industri, baik industri pengolahan makanan, minuman dan farmasi. Cooling

Lebih terperinci

Basic Comfort Air Conditioning System

Basic Comfort Air Conditioning System Basic Comfort Air Conditioning System Manual Book (CAC BAC 09K) 5 PERCOBAAN 32 5.1. KOMPONEN KOMPONEN UTAMA DALAM SISTEM PENDINGIN TUJUAN: Setelah melakukan percobaan ini siswa akan dapat : 1. Memahami

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2012

BAB II DASAR TEORI 2012 BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Sistem Brine Sistem Brine adalah salah satu sistem refrigerasi kompresi uap sederhana dengan proses pendinginan tidak langsung. Dalam proses ini koil tidak langsung mengambil

Lebih terperinci

REFRIGERAN & PELUMAS. Catatan Kuliah: Disiapakan Oleh; Ridwan

REFRIGERAN & PELUMAS. Catatan Kuliah: Disiapakan Oleh; Ridwan REFRIGERAN & PELUMAS Persyaratan Refrigeran Persyaratan refrigeran (zat pendingin) untuk unit refrigerasi adalah sebagai berikut : 1. Tekanan penguapannya harus cukup tinggi. Sebaiknya refrigeran memiliki

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Air Conditioner Air Conditioner (AC) digunakan untuk mengatur temperatur, sirkulasi, kelembaban, dan kebersihan udara didalam ruangan. Selain itu, air conditioner juga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menggunakan jenis laporan eksperimen dan langkah-langkah sesuai standar. Mitshubisi Electrik Room Air Conditioner

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menggunakan jenis laporan eksperimen dan langkah-langkah sesuai standar. Mitshubisi Electrik Room Air Conditioner BAB III METODOLOGI PENELITIAN Menggunakan jenis laporan eksperimen dan langkah-langkah sesuai standar operasi prosedur : 3.1 Data-Data Penelitian Spesifikasi : Mitshubisi Electrik Room Air Conditioner

Lebih terperinci

MAKALAH PRAKTIK PENSINGIN DAN TATAUDARA

MAKALAH PRAKTIK PENSINGIN DAN TATAUDARA MAKALAH PRAKTIK PENSINGIN DAN TATAUDARA AC SENTRAL ( CENTRAL ) Disusun Oleh: Asto Nur Wimantoro 11501244013 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014 BAB

Lebih terperinci

Gambar 2.21 Ducting AC Sumber : Anonymous 2 : 2013

Gambar 2.21 Ducting AC Sumber : Anonymous 2 : 2013 1.2.3 AC Central AC central sistem pendinginan ruangan yang dikontrol dari satu titik atau tempat dan didistribusikan secara terpusat ke seluruh isi gedung dengan kapasitas yang sesuai dengan ukuran ruangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara Sistem pengkondisian udara adalah suatu proses mendinginkan atau memanaskan udara sehingga dapat mencapai temperatur dan kelembaban yang sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Pengertian Sistem Tata Udara

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Pengertian Sistem Tata Udara BAB II TEORI DASAR 2.1 Pengertian Sistem Tata Udara Sistem tata udara adalah suatu sistem yang digunakan untuk menciptakan suatu kondisi pada suatu ruang agar sesuai dengan keinginan. Sistem tata udara

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem refrigerasi kompresi uap Sistem refrigerasi yang umum dan mudah dijumpai pada aplikasi sehari-hari, baik untuk keperluan rumah tangga, komersial dan industri adalah sistem

Lebih terperinci

TUGAS TEKNIK DAN MANAJEMEN PERAWATAN SISTEM PEMELIHARAAN AC CENTRAL

TUGAS TEKNIK DAN MANAJEMEN PERAWATAN SISTEM PEMELIHARAAN AC CENTRAL TUGAS TEKNIK DAN MANAJEMEN PERAWATAN SISTEM PEMELIHARAAN AC CENTRAL Disusun Oleh: KELOMPOK 9 Angga Eka Wahyu Ramadan (2113100122) Citro Ariyanto (2113100158) Ahmad Obrain Ghifari (2113100183) INSTITUT

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori. 2.1 AC Split

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori. 2.1 AC Split BAB II DASAR TEORI 2.1 AC Split Split Air Conditioner adalah seperangkat alat yang mampu mengkondisikan suhu ruangan sesuai dengan yang kita inginkan, terutama untuk mengkondisikan suhu ruangan agar lebih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. temperatur di bawah 123 K disebut kriogenika (cryogenics). Pembedaan ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. temperatur di bawah 123 K disebut kriogenika (cryogenics). Pembedaan ini BAB II TINJAUAN PUSTAKA 21 Mesin Refrigerasi Secara umum bidang refrigerasi mencakup kisaran temperatur sampai 123 K Sedangkan proses-proses dan aplikasi teknik yang beroperasi pada kisaran temperatur

Lebih terperinci

Lampiran : Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 02 Tahun 2007 Tanggal : 8 Pebruari 2007

Lampiran : Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 02 Tahun 2007 Tanggal : 8 Pebruari 2007 Lampiran : Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 02 Tahun 2007 Tanggal : 8 Pebruari 2007 A. UMUM Refrigerasi adalah suatu proses penyerapan energi ( panas atau kalor ) dari suatu ruang atau

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM. Disusun Oleh: MUHAMMAD NADJIB, S.T., M.Eng. TITO HADJI AGUNG S., S.T., M.T.

MODUL PRAKTIKUM. Disusun Oleh: MUHAMMAD NADJIB, S.T., M.Eng. TITO HADJI AGUNG S., S.T., M.T. MODUL PRAKTIKUM Disusun Oleh: MUHAMMAD NADJIB, S.T., M.Eng. TITO HADJI AGUNG S., S.T., M.T. PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016 i ii KATA PENGANTAR Assalaamu

Lebih terperinci

Bab III. Metodelogi Penelitian

Bab III. Metodelogi Penelitian Bab III Metodelogi Penelitian 3.1. Kerangka Penelitian Analisa kinerja AC split 3/4 PK dengan mengunakan refrigeran R-22 dan MC-22 variasi tekanan refrigeran dengan pembebanan terdapat beberapa tahapan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI LAPORAN TUGAS AKHIR. 2.1 Blast Chiller

BAB II DASAR TEORI LAPORAN TUGAS AKHIR. 2.1 Blast Chiller BAB II DASAR TEORI 2.1 Blast Chiller Blast Chiller adalah salah satu sistem refrigerasi yang berfungsi untuk mendinginkan suatu produk dengan cepat. Cara pendinginan produk pada Blast Chiller ini dilakukan

Lebih terperinci

Cara Kerja AC dan Bagian-Bagiannya

Cara Kerja AC dan Bagian-Bagiannya Cara Kerja AC dan Bagian-Bagiannya Di era serba maju sekarang ini, kita pasti sudah sangat akrab dengan air conditioner. Kehidupan modern, apalagi di perkotaan hampir tidak bisa lepas dari pemanfaatan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Heat pump

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Heat pump BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Sistem Heat pump Heat pump adalah pengkondisi udara paket atau unit paket dengan katup pengubah arah (reversing valve) atau pengatur ubahan lainnya. Heat pump memiliki

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA BAB II STUDI PUSTAKA.1 Teori Pengujian Sistem pengkondisian udara (Air Condition) pada mobil atau kendaraan secara umum adalah untuk mengatur kondisi suhu pada ruangan didalam mobil. Kondisi suhu yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Desalinasi Desalinasi merupakan suatu proses menghilangkan kadar garam berlebih dalam air untuk mendapatkan air yang dapat dikonsumsi binatang, tanaman dan manusia.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Dasar Perpindahan Kalor 2.1.1. Umum Penukaran Kalor sering dipergunakan dalam kehidupan sehari hari dan juga di gedung dan industri. Contoh kegiatan penukaran kalor dalam

Lebih terperinci

DASAR TEKNIK PENDINGIN

DASAR TEKNIK PENDINGIN DASAR TEKNIK PENDINGIN Oleh : Agus Maulana Praktisi Mesin Pendingin HP. 0813 182 182 33 PT Mitra Lestari Bumi Abadi Jl.Gading Indah Raya Blok C No. 25 Kelapa Gading - Jakarta, 14240 Siklus Sistem Mesin

Lebih terperinci

SISTEM PENGKONDISIAN UDARA (AC)

SISTEM PENGKONDISIAN UDARA (AC) Pertemuan ke-9 dan ke-10 Materi Perkuliahan : Kebutuhan jaringan dan perangkat yang mendukung sistem pengkondisian udara termasuk ruang pendingin (cool storage). Termasuk memperhitungkan spatial penempatan

Lebih terperinci

Program pemeliharaan. Laporan pemeliharaan

Program pemeliharaan. Laporan pemeliharaan 29 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 PROSES KERJA PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN Berikut diagram alir proses perawatan dan pemeliharaan Jadwal pemeliharaan Program pemeliharaan Pemeliharaan Mingguan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.1 Latar Belakang Pengkondisian udaraa pada kendaraan mengatur mengenai kelembaban, pemanasan dan pendinginan udara dalam ruangan. Pengkondisian ini bertujuan bukan saja sebagai penyejuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengeringan Pengeringan adalah proses mengurangi kadar air dari suatu bahan [1]. Dasar dari proses pengeringan adalah terjadinya penguapan air ke udara karena perbedaan kandungan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI... xi Rumusan Masalah...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI... xi Rumusan Masalah... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR NOTASI... xi BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah...

Lebih terperinci

TUJUAN PEMBELAJARAN. Setelah mempelajari modul ini anda dapat :

TUJUAN PEMBELAJARAN. Setelah mempelajari modul ini anda dapat : TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari modul ini anda dapat : 1. Menjelaskan prinsip kerja air conditioner system. 2. Mengidentifikasi komponen air conditioner system. 3. Menjelaskan cara kerja air conditioner

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI

BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI 4.1 In Service / Visual Inspection 4.1.1 Pengertian Merupakan kegiatan inspeksi atau pengecekan yang dilakukan dengan menggunakan 5 sense (panca

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Tugas Akhir Rancang Bangun Sistem Refrigerasi Kompresi Uap untuk Prototype AHU 4. Teknik Refrigerasi dan Tata Udara

BAB II DASAR TEORI. Tugas Akhir Rancang Bangun Sistem Refrigerasi Kompresi Uap untuk Prototype AHU 4. Teknik Refrigerasi dan Tata Udara BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Refrigerasi Kompresi Uap Sistem Refrigerasi Kompresi Uap merupakan system yang digunakan untuk mengambil sejumlah panas dari suatu barang atau benda lainnya dengan memanfaatkan

Lebih terperinci

Materi Kuliah Teknik Pendingin dan Tata Udara SISTEM PENDINGIN AC MOBIL. Hartoyo

Materi Kuliah Teknik Pendingin dan Tata Udara SISTEM PENDINGIN AC MOBIL. Hartoyo Materi Kuliah Teknik Pendingin dan Tata Udara SISTEM PENDINGIN AC MOBIL Hartoyo PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA A. PENDAHULUAN Dilihat dari fungsinya, AC Mobil memiliki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Pengkondisian Udara/AC Sistem Pengkondisian udara atau yang lebih dikenal dengan Sistem pendingin adalah suatu proses dimana mengkondisikan udara suatu ruangan sehingga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Perencanaan pengkondisian udara dalam suatu gedung diperlukan suatu perhitungan beban kalor dan kebutuhan ventilasi udara, perhitungan kalor ini tidak lepas dari prinsip perpindahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Refrigerasi merupakan suatu kebutuhan dalam kehidupan saat ini terutama bagi masyarakat perkotaan. Sistem refrigerasi kompresi uap paling umum digunakan di antara

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. perpindahan kalor dari produk ke material tersebut.

BAB II DASAR TEORI. perpindahan kalor dari produk ke material tersebut. BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Refrigerasi Refrigerasi adalah suatu proses penarikan kalor dari suatu ruang/benda ke ruang/benda yang lain untuk menurunkan temperaturnya. Kalor adalah salah satu bentuk

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PERKULIAHAN

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PERKULIAHAN GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PERKULIAHAN Fakultas : Teknik Program Studi : Teknik otomotif Mata Kuliah & kode : SISTEM AC ; OTO 330 SKS : Teori 2, Praktik 1 Semester : IV (D3), VI (S1) Mata Kuliah prasyarat

Lebih terperinci

Refrigerant. Proses pendinginan atau refrigerasi pada hakekatnya merupakan proses pemindahan energi panas yang terkandung di dalam ruangan tersebut.

Refrigerant. Proses pendinginan atau refrigerasi pada hakekatnya merupakan proses pemindahan energi panas yang terkandung di dalam ruangan tersebut. TEKNIK PENDINGIN Refrigerant Proses pendinginan atau refrigerasi pada hakekatnya merupakan proses pemindahan energi panas yang terkandung di dalam ruangan tersebut. Untuk keperluan pemindahan energi panas

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Tabel 2.1 Daya tumbuh benih kedelai dengan kadar air dan temperatur yang berbeda

BAB II DASAR TEORI. Tabel 2.1 Daya tumbuh benih kedelai dengan kadar air dan temperatur yang berbeda BAB II DASAR TEORI 2.1 Benih Kedelai Penyimpanan benih dimaksudkan untuk mendapatkan benih berkualitas. Kualitas benih yang dapat mempengaruhi kualitas bibit yang dihubungkan dengan aspek penyimpanan adalah

Lebih terperinci

BAB V MENGENAL KOMPONEN SISTEM PENDINGIN

BAB V MENGENAL KOMPONEN SISTEM PENDINGIN BAB V MENGENAL KOMPONEN SISTEM PENDINGIN Pada bab ini, sistem pendingin dibagi dalam dua kategori yaitu sistem pemipaan dan sistem kelistrikan. Komponen dalam sistem pemipaan terdiri dari; kompresor, kondenser,

Lebih terperinci

HUBUNGAN TEGANGAN INPUT KOMPRESOR DAN TEKANAN REFRIGERAN TERHADAP COP MESIN PENDINGIN RUANGAN

HUBUNGAN TEGANGAN INPUT KOMPRESOR DAN TEKANAN REFRIGERAN TERHADAP COP MESIN PENDINGIN RUANGAN HUBUNGAN TEGANGAN INPUT KOMPRESOR DAN TEKANAN REFRIGERAN TERHADAP COP MESIN PENDINGIN RUANGAN Eko Budiyanto Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyan Metro Jl. KH. Dewantara No.

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN Tahapan-tahapan pengerjaan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Tahap Persiapan Penelitian Pada tahapan ini akan dilakukan studi literatur dan pendalaman

Lebih terperinci

PEMAHAMAN TENTANG SISTEM REFRIGERASI

PEMAHAMAN TENTANG SISTEM REFRIGERASI PEMAHAMAN TENTANG SISTEM REFRIGERASI Darwis Tampubolon *), Robert Samosir **) *) Staf Pengajar Teknik Mesin, Politeknik Negeri Medan **) Staf Pengajar Teknik Mesin, Politeknik Negeri Medan Abstrak Refrigerasi

Lebih terperinci

PENGARUH KECEPATAN UDARA PENDINGIN KONDENSOR TERHADAP KOEFISIEN PRESTASI AIR CONDITIONING

PENGARUH KECEPATAN UDARA PENDINGIN KONDENSOR TERHADAP KOEFISIEN PRESTASI AIR CONDITIONING Marwan Effendy, Pengaruh Kecepatan Udara Pendingin Kondensor Terhadap Kooefisien Prestasi PENGARUH KECEPATAN UDARA PENDINGIN KONDENSOR TERHADAP KOEFISIEN PRESTASI AIR CONDITIONING Marwan Effendy Jurusan

Lebih terperinci

TUGAS 2 REFRIGERASI DASAR (TEORI)

TUGAS 2 REFRIGERASI DASAR (TEORI) TUGAS 2 REFRIGERASI DASAR (TEORI) Ketentuan : Jawablah pertanyaan atau tugas berikut (termasuk soal-soal latihan), dan kumpulkan pada minggu ke -15 (tanggal 26 Juni 2009) Ditulis pada kertas A4. Tugas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Refrigerasi adalah suatu proses penyerapan panas dari suatu zat atau produk sehingga temperaturnya berada di bawah temperatur lingkungan. Mesin refrigerasi atau disebut juga mesin

Lebih terperinci

PENGARUH MEDIA PENDINGIN AIR PADA KONDENSOR TERHADAP KEMAMPUAN KERJA MESIN PENDINGIN

PENGARUH MEDIA PENDINGIN AIR PADA KONDENSOR TERHADAP KEMAMPUAN KERJA MESIN PENDINGIN PENGARUH MEDIA PENDINGIN AIR PADA KONDENSOR TERHADAP KEMAMPUAN KERJA MESIN PENDINGIN Kemas. Ridhuan 1), I Gede Angga J. 2) Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Metro Jl. Ki Hjar

Lebih terperinci

UTS- SISTEM TATA UDARA (Tugas Kelompok) Kelompok 10 TUGAS : Buatlah narasi/uraian tentang gambar yang tertera dibawah ini!

UTS- SISTEM TATA UDARA (Tugas Kelompok) Kelompok 10 TUGAS : Buatlah narasi/uraian tentang gambar yang tertera dibawah ini! UTS- SISTEM TATA UDARA (Tugas Kelompok) Kelompok 10 TUGAS : Buatlah narasi/uraian tentang gambar yang tertera dibawah ini! Penjelasan Umum Gambar di atas merupakan gambar rangkaian mesin pendingin yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Refrigerasi merupakan suatu media pendingin yang dapat berfungsi untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Refrigerasi merupakan suatu media pendingin yang dapat berfungsi untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Refrigerasi Refrigerasi merupakan suatu media pendingin yang dapat berfungsi untuk menyerap kalor dari lingkungan atau untuk melepaskan kalor ke lingkungan. Sifat-sifat fisik

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH D4 REFRIGERASI DASAR KURIKULUM 2011 tahun ajaran 2010/2011. Materi Tujuan Ket.

SILABUS MATA KULIAH D4 REFRIGERASI DASAR KURIKULUM 2011 tahun ajaran 2010/2011. Materi Tujuan Ket. SILABUS MATA KULIAH D4 REFRIGERASI DASAR KURIKULUM 2011 tahun ajaran 2010/2011 No Minggu ke 1 1-2 20 Feb 27 Feb Materi Tujuan Ket. Pendahuluan, Jenis dan Contoh Aplikasi system Refrigerasi Siswa mengetahui

Lebih terperinci

ROTASI Volume 7 Nomor 3 Juli

ROTASI Volume 7 Nomor 3 Juli ROTASI Volume 7 Nomor 3 Juli 2005 25 PENGARUH PERUBAHAN TEMPERATUR EVAPORATOR TERHADAP PRESTASI AIR COOLED CHILLER DENGAN REFREGERAN R-134a, PADA TEMPERATUR KODENSOR TETAP Bambang Yunianto 1) Abstrak Pengujian

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR LOGAM MESIN BIDANG REFRIGERASI DAN AC MENGUJI, MENGOSONGKAN DAN MENGISI SISTEM PENDINGIN LOG.OO

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR LOGAM MESIN BIDANG REFRIGERASI DAN AC MENGUJI, MENGOSONGKAN DAN MENGISI SISTEM PENDINGIN LOG.OO MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR LOGAM MESIN BIDANG REFRIGERASI DAN AC MENGUJI, MENGOSONGKAN DAN MENGISI SISTEM PENDINGIN BUKU INFORMASI KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT

Lebih terperinci

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KARAKTERISTIK MESIN FREEZER DENGAN PANJANG PIPA KAPILER 190 CM TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Teknik Program Studi Teknik Mesin Diajukan Oleh: STEFANUS TRI

Lebih terperinci

AC (AIR CONDITIONER)

AC (AIR CONDITIONER) AC (AIR CONDITIONER) AC adalah suatu jenis mesin pendingin yang berfungsi sebagai penyejuk ruangan. Ditinjau dari konstruksi, AC bias dibagi menjadi dua bagian, yakni sisi luar dan sisi dalam. Sisi luar

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. pengembangan dari teknologi mesin pendingin. Alat ini dipakai bertujuan untuk

BAB II DASAR TEORI. pengembangan dari teknologi mesin pendingin. Alat ini dipakai bertujuan untuk BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Umum Air Conditioning (AC) atau alat pengkondisi udara merupakan modifikasi pengembangan dari teknologi mesin pendingin. Alat ini dipakai bertujuan untuk memberikan udara

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISA MESIN PENDINGIN

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISA MESIN PENDINGIN BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISA MESIN PENDINGIN 4.1. Analisis data Analisis data yang di gunakan dalam pembuatan laporan kerja praktek kerja nyata ini adalah analisa kualitatif sebuah analisa data yang berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Air Conditioner Split Air Conditioner (AC) split merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengkondikan udara didalam ruangan sesuai dengan yang diinginkan oleh penghuni.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Penyimpanan Energi Termal Es merupakan dasar dari sistem penyimpanan energi termal di mana telah menarik banyak perhatian selama beberapa dekade terakhir. Alasan terutama dari penggunaan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Batasan Rancangan Untuk rancang bangun ulang sistem refrigerasi cascade ini sebagai acuan digunakan data perancangan pada eksperiment sebelumnya. Hal ini dikarenakan agar

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Prinsip Kerja Mesin Refrigerasi Kompresi Uap

BAB II DASAR TEORI Prinsip Kerja Mesin Refrigerasi Kompresi Uap 4 BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Pengkondisian Udara Pengkondisian udara adalah proses untuk mengkondisikan temperature dan kelembapan udara agar memenuhi persyaratan tertentu. Selain itu kebersihan udara,

Lebih terperinci

STUDI SPESIFIKASI TEKNIK WATER CHILLER VAC IEBE

STUDI SPESIFIKASI TEKNIK WATER CHILLER VAC IEBE ISSN 0854-5561 Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 STUDI SPESIFIKASI TEKNIK WATER CHILLER VAC IEBE Tonny Siahaan ABSTRAK STUDI SPESIFIKASI TEKNIK WATER CHILLER VAC IEBE. Telah dilakukan studi terhadap

Lebih terperinci

Komponen mesin pendingin

Komponen mesin pendingin Komponen mesin pendingin Berdasarkan fungsi atau kegunaannya komponen mesin pendingin sistem kompresi dibedakan menjadi 2 bagian yaitu : A. Komponen pokok Yang dimaksud dengan komponen pokok adalah komponen

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori. Gambar 2.1 Florist Cabinet (Sumber Gambar: Althouse, Modern Refrigeration and Air Conditioning Hal.

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori. Gambar 2.1 Florist Cabinet (Sumber Gambar: Althouse, Modern Refrigeration and Air Conditioning Hal. BAB II DASAR TEORI 2.1 Florist Cabinet Florist cabinet merupakan suatu alat yang digunakan untuk proses pendinginan bunga. Florist cabinet beragam dalam ukuran dan konstruksi. Biasanya florist cabinet

Lebih terperinci

KISI-KISI PENGEMBANGAN SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN PADA PROGRAM STUDI TEKNIK PENDINGIN DAN TATA UDARA.

KISI-KISI PENGEMBANGAN SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN PADA PROGRAM STUDI TEKNIK PENDINGIN DAN TATA UDARA. 1 KISI-KISI PENGEMBANGAN SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN PADA PROGRAM STUDI TEKNIK PENDINGIN DAN TATA UDARA A. Kompetensi Pedagogik No Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PERAWATAN & PERBAIKAN CHILLER WATER COOLER DI MANADO QUALITY HOTEL. Oleh : RIVALDI KEINTJEM

LAPORAN AKHIR PERAWATAN & PERBAIKAN CHILLER WATER COOLER DI MANADO QUALITY HOTEL. Oleh : RIVALDI KEINTJEM LAPORAN AKHIR PERAWATAN & PERBAIKAN CHILLER WATER COOLER DI MANADO QUALITY HOTEL Oleh : RIVALDI KEINTJEM 13021024 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL POLITEKNIK NEGERI MANADO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO 2016 BAB

Lebih terperinci

BAB III PERBAIKAN ALAT

BAB III PERBAIKAN ALAT L e = Kapasitas kalor spesifik laten[j/kg] m = Massa zat [kg] [3] 2.7.3 Kalor Sensibel Tingkat panas atau intensitas panas dapat diukur ketika panas tersebut merubah temperatur dari suatu subtansi. Perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem refrigerasi telah memainkan peran penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem refrigerasi telah memainkan peran penting dalam kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Sistem refrigerasi telah memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya terbatas untuk peningkatan kualitas dan kenyamanan hidup, namun juga telah

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN 3.1.1 Pengertian AC Air Conditioner(AC) merupakan sebuah alat yang mampu mengkondisikan udara. Dengan kata lain,ac berfungsi sebagai penyejuk udara. Penggunaan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Adsorption nomenclature [4].

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Adsorption nomenclature [4]. BAB II DASAR TEORI 2.1 ADSORPSI Adsorpsi adalah fenomena fisik yang terjadi saat molekul molekul gas atau cair dikontakkan dengan suatu permukaan padatan dan sebagian dari molekul molekul tadi mengembun

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Waktu dan Tempat Pengujian dilakukan pada bulan Desember 2007 Februari 2008 bertempat di Laboratorium Energi dan Elektrifikasi Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) yang

Lebih terperinci

= Perubahan temperatur yang terjadi [K]

= Perubahan temperatur yang terjadi [K] BAB II DASAR TEORI 2.1 KALOR Kalor adalah salah satu bentuk energi. Jika suatu zat menerima atau melepaskan kalor, maka ada dua kemungkinan yang akan terjadi. Yang pertama adalah terjadinya perubahan temperatur

Lebih terperinci

Bab III Metodelogi Penelitian

Bab III Metodelogi Penelitian Bab III Metodelogi Penelitian 3.1. Kerangka Penelitian Dalam pengujian analisa kinerja AC split merk TCL 3/4 PK mengunakan refrigeran R-22 dan MC-22 dengan variasi tekanan tanpa pembebanan terdapat beberapa

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 diagram blok siklus Sistem Refrigerasi Kompresi Uap

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 diagram blok siklus Sistem Refrigerasi Kompresi Uap BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Refrigerasi Kompresi Uap Sistem refrigerasi kompresi uap merupakan suatu sistem yang menggunakan kompresor sebagai alat kompresi refrigeran, yang dalam keadaan bertekanan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Dasar tentang Beban Pendinginan Kita ketahui bahwa tujuan utama dalam melakukan pentataan udara, adalah agar kenyamanan dalam suatu ruang dapat dicapai, sehingga manusia

Lebih terperinci