ETIKA PROFESIONAL KONSELING DENGAN PENDEKATAN AGAMA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ETIKA PROFESIONAL KONSELING DENGAN PENDEKATAN AGAMA"

Transkripsi

1 ETIKA PROFESIONAL KONSELING DENGAN PENDEKATAN AGAMA Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Konseling Agama Oleh: Aulia Rizka Noviyanti Semester 4 C PROGDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL 2016 KATA PENGANTAR Puji dan Syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-nya yang begitu besar, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Konseling Agama yang berjudul Etika Profesional Konseling Dengan

2 Pendekatan Agama ini dapat diselesaikan tepat pada waktu yang telah ditentukan. Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada Junjungan kita Rasulullah SAW yang mana telah membawa kita semua dari zaman jahiliyah menuju zaman yang terang benderang seperti saat ini. Kami mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kepada para pembaca kami mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan makalah yang kami buat selanjutnya. Semoga makalah ini benar-benar bermanfaat bagi para pembaca dan khususnya kami. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua yang membacanya dan dapat sedikit mewujudkan pengetahuan didalam lembaran ini Tegal, 14 Mei 2016 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i

3 DAFTAR ISI... ii BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah... 1 II. Rumusan Masalah... 2 III. Tujuan... 2 BAB II PEMBAHASAN I. Pengertian Etika... 3 II. Pengertian Profesi dan Profesional... 3 III. Etika Profesi... 4 IV. Konseling Agama... 5 V. Etika Profesional Konseling... 9 VI. Etika Konseling dalam Pendekatan Agama VII. Fungsi Etika Profesional Konseling dalam Pendekatan Agama BAB III PENUTUP I. Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA

4 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap profesi hakikatnya wajib dibarengi dengan etika dalam masingmasing profesi dan keahlian bidang profesi atau yang disebut profesional. Meskipun berbagai aturan telah mengikat tentang kode etik profesi yang disertai dengan hukuman jika terjadi pelanggaran, namun yang terjadi di lapangan masih sangat banyak pelanggaran-pelanggaran ataupun penyalahgunaan profesi. Adanya pelanggaran-pelanggaran ataupun penyalahgunaan profesi konselor di sekolah yang tidak sesuai dengan kode etik profesi konselor menyebabkan citra konselor di sekolah saat ini masih belum bisa dikatakan baik bahkan di beberapa tempat konselor masih dianggap sebagai polisi sekolah. Banyak hal yang melatar belakangi buruknya citra konselor di sekolah, mulai dari sikap konselor terhadap klien, konselor yang kurang melaksanakan tugas-tugas pokoknya di sekolah dan profesi konselor yang disalah gunakan oleh pihak sekolah tersendiri. Sebagaimana kita ketahui bahwa bimbingan konseling memiliki landasan religius, psikologi, budaya, filosofis, pedagogis, historis dan landasan legalistik. Setiap landasan memiliki peran yang sama pentingnya dalam proses bimbingan dan konseling. Sebagian besar masyarakat berpendapat bahwa klien atau siswa melakukan tindakan kenakalan karena kurangnya pengetahuan mengenai agama yang mana didalamnya terdapat landasan moral, sehingga petugas bimbingan konseling haruslah mengerti dan paham bagaimana penyampaian norma-norma agama kepada klien dan bagaimana membimbing klien kepada penyelesaian berdasarkan agama atau landasan religius. B. Rumusan Masalah

5 1. Apa pengertian dari Etika,Profesi dan Profesional? 2. Apa yang di maksud dengan Konseling Agama? 3. Bagaimana Etika (Kode Etik) Profesional Konseling? 4. Bagaimana Etika (Kode Etik) dalam Konseling Agama? 5. Apa saja yang harus di perhatikan dalam melakukan Konseling Agama? 6. Apa Fungsi Etika Professional Konseling dalam Pendekatan Agama? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui arti dari Etika, profesi dan profesional. 2. Untuk mengetahui dan memahami arti konseling agama. 3. Untuk mengetahui etika profesional konseling. 4. Untuk memahami bagaimana etika profesional dalam konseling agama. 5. Untuk memahami dan mencegah hal hal yang harus di perhatikan ketika kita melakukan konseling agama. 6. Untuk memahami fungsi etika professional konseling dalam pendekatan agama BAB II

6 PEMBAHASAN A. Pengertian Etika Etika menurut ABKIN merupakan suatu sistem prinsip moral, etika suatu budaya. Aturan tentang tindakan yang dianut berkenaan dengan perilaku suatu kelas manusia, kelompok, atau budaya tertentu. Sedangkan menurut bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata etika yaitu ethos dan bentuk jamaknya yaitu ta etha. Ethos mempunyai banyak arti yaitu: tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan/adat, akhlak, watak, perasaan, sikap dan cara berpikir. Sedangkan arti ta etha yaitu adat kebiasaan. Etika berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh individu atau masyarakat untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik. Pengertian etika secara umum adalah sebuah ilmu yang membahas tentang perbuatan-perbuatan baik dan perbuatan-perbuatan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa etika adalah suatu ilmu atau sistem moral manusia baik berupa perilaku atau perbuatan, cara berpikir dan perasaan. B. Pengertian Profesi dan Profesional 1. Pengertian Profesi Profesi merupakan suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian atau keterampilan dari pelakunya. Biasanya sebutan profesi selalu dikaitkan dengan pekerjaan atau jabatan yang dipegang oleh seseorang, akan tetapi tidak semua pekerjaan atau jabatan dapat disebut profesi karena profesi menuntut keahlian para pemangkunya. Hal ini mengandung arti bahwa suatu pekerjaan atau jabatan yang disebut profesi tidak dapat dipegang oleh sembarang orang, akan tetapi memerlukan suatu persiapan melalui pendidikan dan pelatihan yang dikembangkan khusus untuk profesi itu. Pekerjaan tidak sama dengan profesi. Istilah yang mudah dimengerti oleh masyarakat awam adalah sebuah profesi sudah pasti

7 menjadi sebuah pekerjaan, namun sebuah pekerjaan belum tentu menjadi sebuah profesi. Profesi memiliki mekanisme serta aturan yang harus dipenuhi sebagai suatu ketentuan, sedangkan kebalikannya, pekerjaan tidak memiliki aturan yang rumit seperti itu. Hal inilah yang harus diluruskan di masyarakat, karena hampir semua orang menganggap bahwa pekerjaan dan profesi adalah sama. 2. Pengertian Profesional Profesional merupakan komitmen para anggota suatu profesi untuk meningkatkan kemampuannya secara terus menerus. Profesional adalah sebutan yang mengacu kepada sikap mental dalam bentuk komitmen dari para anggota suatu profesi untuk senantiasa mewujudkan dan meningkatkan kualitas profesionalnya. Alam bekerja, setiap manusia dituntut untuk bisa profesional karena di dalam profesional tersebut terkandung kepiawaian atau keahlian dalam mengoptimalkan ilmu pengetahuan, skill, waktu, tenaga, sember daya, serta sebuah strategi pencapaian yang bisa memuaskan semua bagian/elemen. Profesional juga bisa merupakan perpaduan antara kompetensi dan karakter yang menunjukkan adanya tanggung jawab moral. C. Konseling Agama Konseling Agama adalah usaha pemberian bantuan kepada seseorang yang mengalami kesulitan baik lahiriah maupun batiniah yang menyangkut kehidupannya di masa kini dan di masa mendatang. Bantuan tersebut berupa pertolongan di bidang mental dan spiritual, agar orang yang bersangkutan mampu mengatasinya dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri maupun dorongan dari kekuatan iman dan takwa kepada Tuhan. D. Etika Profesional Konseling Etika Profesi Konselor menurut ABKIN adalah kaidah-kaidah perilaku yang menjadi rujukan bagi konselor dalam melaksanakan tugas

8 atau tanggung jawabnya memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada konseli. Kaidah-kaidah perilaku yang dimaksud yaitu sebagai berikut. 1. Setiap orang memiliki hak untuk mendapatkan penghargaan sebagai manusia; dan mendapatkan layanan konseling tanpa melihat suku bangsa, agama, atau budaya. 2. Setiap orang/individu memiliki hak untuk mengembangkan dan mengarahkan diri. 3. Setiap orang memiliki hak untuk memilih dan bertanggung jawab terhadap keputusan yang diambilnya. 4. Setiap konselor membantu perkembangan setiap konseli, melalui layanan bimbingan dan konseling secara profesional. 5. Hubungan konselor-konseli sebagai hubungan yang membantu yang didasarkan kepada kode etik (etika profesi). Dari etika profesi konselor tersebut, terdapat beberapa pelanggaran etika profesional konselor terhadap beberapa pihak yaitu sebagai berikut. 1. Pelanggaran Terhadap Konseli a) Menyebarkan/membuka rahasia konseli kepada orang yang tidak terkait dengan kepentingan konseli b) Melakukan perbuatan asusila (pelecehan seksual, penistaan agama, rasialis). c) Melakukan tindak kekerasan (fisik dan psikologis) terhadap konseli. d) Kesalahan dalam melakukan pratik profesional (prosedur, teknik, evaluasi, dan tindak lanjut). 2. Pelanggaran Terhadap Organisasi Profesi a) Tidak mengikuti kebijakan dan aturan yang telah ditetapkan oleh organisasi profesi. b) Mencemarkan nama baik profesi (menggunakan organisasi profesi untuk kepentingan pribadi dan atau kelompok). 3. Pelanggaran Terhadap Rekan Sejawat dan Profesi Lain yang Terkait a) Melakukan tindakan yang menimbulkan konflik (penghinaan, menolak untuk bekerja sama, sikap arogan) b) Melakukan referal kepada pihak yang tidak memiliki keahlian sesuai dengan masalah konseli.

9 Konselor wajib mematuhi kode etik profesi Bimbingan dan Konseling. Apabila terjadi pelanggaran terhadap kode etik Profesi Bimbingan dan Konseling maka kepadanya diberikan sangsi sebagai berikut. 1. Memberikan teguran secara lisan dan tertulis 2. Memberikan peringatan keras secara tertulis 3. Pencabutan keanggotan ABKIN 4. Pencabutan lisensi 5. Apabila terkait dengan permasalahan hukum/ kriminal maka akan diserahkan pada pihak yang berwenang. E. Etika Konseling dengan Pendekatan Agama Etika telah digunakan untuk mendukung konselor menangani agama dan spiritualitas dalam konseling (Morrison, Clutter, Pritchett & Demmitt, 2009). Tidak hanya pelaksanaan spiritualitas dan agama cenderung meningkatkan pertumbuhan klien dan kesejahteraan, tetapi agama dan spiritualitas sering tertanam dalam isu-isu yang membawa klien ke kantor konseling. Masalah agama atau spiritual menjadi daftar masalah klien yang membawa berlangsungnya konseling, hal ini menuntut kebutuhan konselor agar memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk menangani klien yang menderita masalah agama atau spiritual. Dalam Bagian A dari ACA Kode Etik 2005, konselor dituntut untuk menghindari semua Diskriminasi berdasarkan agama, diperlukan untuk secara aktif meningkatkan pemahaman mereka tentang klien dengan latar belakang budaya yang beragam, dan untuk merenungkan bagaimana identitas budaya / etnis / ras mereka sendiri memiliki berdampak pada keputusan dalam proses konseling (Asosiasi Konseling Amerika, 1995). Burke dkk. (1999) mengakui tiga standar CACREP yang menyoroti pentingnya agama dan spiritualitas dalam konseling : 1. Konselor diwajibkan untuk mempelajari isu-isu dan tren dalam masyarakat multikultural, dengan meningkatnya keragaman agama, termasuk agama dan spiritualitas.

10 2. Konselor memiliki pemahaman tentang dinamika kelompok. Pelatihan konselor untuk konseling kelompok, memerlukan instruksi tentang bagaimana untuk menangani keragaman agama dalam kelompok, reaksi terhadap diskusi, dan bagaimana menanggapi anggota kelompok perasaan kebutuhan untuk menahan identitas keagamaan, pengembangan dan strategi pemecahan masalah. 3. Spiritualitas dan agama berhubungan dengan bagaimana seseorang menciptakan makna dalam kehidupan seseorang, spiritualitas dan agama pengaruh pengembangan karir Pada tahun 1999, Asosiasi Spiritual, Etika, dan Agama Nilai dalam Konseling (ASERVIC) merilis sembilan kompetensi yang profesional konseling harus cukup terlatih yaitu sebagai berikut. 1. Konselor harus terampil dalam kemampuan mereka untuk menjelaskan arti kata spiritualitas dan agama, termasuk caracara yang dua konsep berbeda dan tumpang tindih. 2. Konselor diharapkan untuk menggambarkan keyakinan dan praktik dari konteks budaya. 3. Konselor harus memilki kepekaan yang tinggi terhadap klien, dan penerimaan sistem kepercayaan yang beragam. 4. Konselor harus memiliki pengetahuan tentang model pembangunan keagamaan atau spiritual di seluruh rentang kehidupan. 5. Konselor harus menunjukkan penerimaan ekspresi keagamaan atau spiritual dalam komunikasi.

11 6. Konselor harus menyadari batas mereka dalam kompetensi dan pemahaman, dan bersiaplah untuk merujuk klien ke sumber yang tepat bila diperlukan. 7. Konselor harus menilai pentingnya agama terhadap isu-isu terapeutik. 8. Konselor harus menerima tema religius atau spiritual dalam konseling. 9. Konselor harus menggunakan keyakinan agama atau spiritual menuju tujuan mencapai dalam konseling (Shuler & Durodoye, 2007). F. Hal hal yang Di perhartikan Dalam Konseling Agama 1) Konselor harus sadar akan nilai dan norma. Di dalam proses konseling, konselor harus sadar bahwa dia memiliki nilai dan norma yang harus dijunjung tinggi. Konselor harus sadar bahwa nilai dan norma yang dimilikinya itu akan terus dijunjung dan dipertahankannya. Di sisi lain, konselor harus menyadari bahwa klien yang akan dihadapinya adalah mereka yang mempunyai nilai-nilai dan norma yang berbeda dengan dirinya. 2) Konselor sadar terhadap karakteristik konseling secara umum. Konselor di dalam melaksanakan konseling sebaiknya sadar terhadap pengertian dan kaidah dalam melaksanakan konseling. Hal ini sangat perlu karena pengertian terhdap kaidah konseling akan membantu konselor dalam memecahkan masalah yang dihadapi oleh klien. 3) Konselor harus mengetahui pengaruh kesukuan, keagamaan dan mereka harus mempunyai perhatian terhadap lingkungan serta agamanya. Konselor dalam melaksanakan tugasnya harus tanggap terhadap perbedaan yang berpotensi untuk menghambat proses konseling. Terutama yang berkaitan dengan nilai, norma dan keyakinan yang dimiliki oleh suku agama tertentu. Terelebih apabila

12 konselor melakukan praktik konseling di Indonesia yang mempunyai lebih dari 357 etnis dan 5 agama besar serta penganut aliran kepercayaan. 4) Untuk mencegah timbulnya hambatan tersebut, maka konselor harus mau belajar dan memperhatikan lingkungan di mana dia melakukan praktik, baik agama maupun budayanya. Dengan mengadakan perhatian atau observasi, diharapkan konselor dapat mencegah terjadinya rintangan selama proses konseling. 5) Konselor tidak boleh mendorong klien untuk dapat memahami agama yang dianutnya. Untuk hal ini ada aturan main yang harus ditaati oleh setiap konselor. Konselor mempunyai kode etik konseling, yang secara tegas menyatakan bahwa konselor tidak boleh memaksakan kehendaknya kepada klien. Hal ini mengimplikasikan bahwa sekecil apapun kemauan konselor tidak boleh dipaksakan kepada klien. Klien tidak boleh diintervensi oleh konselor tanpa persetujuan klien. Untuk mengetahui kedudukan Bimbingan dan Konseling Agama, perlu diketahui beberapa, yaitu: 1) Bahwa kodrat kejiwaan membutuhkan bantuan psikologis Manusia. 2) Gangguan kejiwaan yang berbeda-beda membutuhkan terapi yang tepat. 3) Meskipun manusia memiliki fitrah kejiwaan yang cenderung kepada keadilan dan kebenaran, tetapi daya tarik keburukan lebih banyak sehingga motif lebih kepada keburukan cepat merespon stimulus keburukan, mendahului kepada stimulus kebaikan. 4) Keyakinan agama (keimanan) merupakan kepribadian, sehingga getar batin dapat dijadikan penggerak tingkah laku (motif) kepada kebaikan. 5) Konselor lintas agama harus sadar akan nilai dan norma Di dalam proses konseling, konselor harus sadar bahwa dia memiliki nilai dan norma yang harus dijunjung tinggi. Konselor harus sadar bahwa nilai dan norma yang dimilikinya itu akan terus dijunjung dan dipertahankannya. Di sisi lain, konselor harus menyadari

13 bahwa klien yang akan dihadapinya adalah mereka yang mempunyai nilai-nilai dan norma yang berbeda dengan dirinya. 6) Konselor sadar terhadap karakteristik konseling secara umum. 7) Konselor di dalam melaksanakan konseling sebaiknya sadar terhadap pengertian dan kaidah dalam melaksanakan konseling. Hal ini sangat perlu karena pengertian terhdap kaidah konseling akan membantu konselor dalam memecahkan masalah yang dihadapi oleh klien. 8) Konselor harus mengetahui pengaruh kesukuan, keagamaan dan mereka harus mempunyai perhatian terhadap lingkungan serta agamanya. 9) Konselor dalam melaksanakan tugasnya harus tanggap terhadap perbedaan yang berpotensi untuk menghambat proses konseling. Terutama yang berkaitan dengan nilai, norma dan keyakinan yang dimiliki oleh suku agama tertentu. Terelebih apabila konselor melakukan praktik konseling di Indonesia yang mempunyai lebih dari 357 etnis dan 5 agama besar serta penganut aliran kepercayaan. Untuk mencegah timbulnya hambatan tersebut, maka konselor harus mau belajar dan memperhatikan lingkungan di mana dia melakukan praktik, baik agama maupun budayanya. Dengan mengadakan perhatian atau observasi, diharapkan konselor dapat mencegah terjadinya rintangan selama proses konseling. 10) Konselor tidak boleh mendorong klien untuk dapat memahami agama dan budaya yang dianutnya. Untuk hal ini ada aturan main yang harus ditaati oleh setiap konselor. Konselor mempunyai kode etik konseling, yang secara tegas menyatakan bahwa konselor tidak boleh memaksakan kehendaknya kepada klien. Hal ini mengimplikasikan bahwa sekecil apapun kemauan konselor tidak boleh dipaksakan kepada klien. Klien tidak boleh diintervensi oleh konselor tanpa persetujuan klien. 11) Konselor lintas agama dan budaya dalam melaksanakan konseling harus mempergunakan pendekatan ekletik ini dilakukan

14 untuk membantu klien yang mempunyai perbedaan gaya dan pandangan hidup. G. Fungsi Etika Professional Konseling dalam Pendekatan Agama Pada dasarnya kode etik memiliki fungsi ganda yaitu sebagai perlindungan dan pengembangan bagi profesi. Gibson dan Michel (1945: 449) Fungsi yang sama yaitu lebih mementingkan pada kode etik sebagai pedoman pelaksanaan tugas prosefional dan pedoman bagi masyarakat sebagai seorang professional. yaitu: Biggs dan Blocher (1986: 10) mengemukakan tiga fungsi kode etik 1. Melindungi suatu profesi dari campur tangan pemerintah 2. Mencegah terjadinya pertentangan internal dalam suatu profesi 3. Melindungi para praktisi dari kesalahan praktik suatu profesi Sutan Zahri dan Syahmiar Syahrun (1992) mengemukakan empat fungsi kode etik guru bagi guru itu sendiri, antara lain sebagai berikut. 1. Agar guru terhindar dari penyimpangan tugas yang menjadi tanggung jawabnya. 2. Untuk mengatur hubungan guru dengan murid, teman sekerja, masyarakat dan pemerintah. 3. Sebagai pegangan dan pedoman tingkah laku guru agar lebih bertanggung jawab pada profesinya. 4. Pemberi arah dan petunjuk yang benar kepada mereka yang menggunakan profesinya dalam melaksanakan tugas. Kode etik guru sesungguhnya merupakan pedoman yang mengatur hubungan guru dengan teman kerja, murid dan wali murid, pimpinan dan

15 masyarakat serta dengan misi tugasnya. Menurut Oteng Sutisna (1986 : 364) bahwa pentingnya kode etik guru dengan teman kerjanya difungsikan sebagai penghubung serta saling mendukung dalam bidang mensukseskan misi dalam mendidik peserta didik. Etika hubungan guru dengan peserta didik menuntut terciptanya hubungan berupa helping relationship (Brammer, 1979), yaitu hubungan yang bersifat membantu dengan mengupayakan terjadinya iklim belajar yang kondusif bagi perkembangan peserta didik. Dengan ditandai adanya perilaku4 empati,penerimaan4dan penghargaan, kehangatan dan perhatian, keterbukaan dan ketulusan serta kejelasan ekspresi seorang guru. ABKIN mengeluarkan lima tujuan Kode etik Profesi Konselor Indonesia yaitu sebagai berikut. 1. Melindungi konselor yang menjadi anggota asosiasi dan konseli sebagai penerima layanan. 2. Mendukung misi Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia. 3. Kode etik merupakan prinsip-prinsip yang memberikan panduan perilaku yang etis bagi konselor dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling. 4. Kode etik membantu konselor dalam membangun kegiatan layanan yang profesional. 5. Kode etik menjadi landasan dalam menghadapi dan menyelesaikan keluhan serta permasalahan yang datang dari anggota asosiasi. Etika Hubungan garis konselor dengan pimpinan di sekolah terjalin menuntut adanya kepercayaan. Bahwa konselor percaya kepada pimpinan dalam memberi tugas dapat dan sesuai dengan kemampuan serta konselor percaya setiap apa yang telah dikerjakan mendapatkan imbalan dan sebaliknya bahwa pimpinan harus yakin bahwa tugas yang telah diberikan telah dapat untuk dilaksanakan. Konselor sangat perlu memelihara hubungan baik dengan masyarakat untuk berlangsungnya

16 program kerja BK. tanggung jawab tugasnya. juga harus menghayati apa saja yang menjadi BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan self control, karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan kelompok sosial (profesi) itu sendiri. Sedangkan Etika profesi dalam bimbingan dan konseling adalah kaidah-kaidah perilaku yang menjadi rujukan bagi konselor dalam melaksanakan tugas atau tanggung jawabnyan memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada konseli. Kaidahkaidah perilaku yang dimaksud seperti orang yang memiliki hak untuk mendapatkan penghargaan sebagai manusia, dan mendapatkan layanan konseling tanpa melihat suku bangsa, agama, atau budaya. Adapun kode etik

17 Konseling di Indonesia yaitu landasan moral dan pedoman tingkah laku profesional yang dijunjung tinggi, diamalkan dan diamankan oleh setiap profesional Bimbingan dan Konseling Indonesia. Sedangkan konselor dituntut untuk memiliki ketrampilan menangani klien yang mengalami masalah agama dan spiritual, karena agama dan spiritual menjadi salah satu daftar masalah klien dan pelaksanaannya harus sesuai dengan kode etik yang telah dituliskan diatas. B. Saran Diharapkan pada masa yang akan datang pelanggaran atau penyalahgunaan profesi konselor dapat diminimalisirkan dan citra konselor menjadi lebih baik. Sehingga diharapkan pembaca bisa memahami dengan baik bagaimana etika profesional dalam konseling agama, dan juga menerapkan etika tersebut ke dalam kehidupan sehari hari. DAFTAR PUSTAKA Tegal. Hartinah Siti & Khunaifi Agus. (2006). Konseling Agama. FKIP UPS Prayitno & Erman Amti. (2009). Dasar Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT Rineka Cipta. Diakses pada tanggal 10 mei 2016 pukul WIB Diakses pada tanggal 10 mei 2016 pukul WIB. pada tanggal 10 mei 2016 pukul WIB Diakses

18

ETIKA PROFESI BIMBINGAN DAN KONSELING

ETIKA PROFESI BIMBINGAN DAN KONSELING PPG DALAM JABATAN Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi 2018 Hak cipta Direktorat Pembelajaran, Dit Belmawa, Kemenristekdikti RI, 2018 ETIKA PROFESI BIMBINGAN DAN KONSELING Dr. Catharina Tri

Lebih terperinci

KODE ETIK PSIKOLOGI. Etika dan Moral, Kode Etik Psikologi, Psikolog dan ilmuwan psikologi, Layanan Psikologi, Etika dalam Eksperimen Psikologi

KODE ETIK PSIKOLOGI. Etika dan Moral, Kode Etik Psikologi, Psikolog dan ilmuwan psikologi, Layanan Psikologi, Etika dalam Eksperimen Psikologi Modul ke: KODE ETIK PSIKOLOGI Etika dan Moral, Kode Etik Psikologi, Psikolog dan ilmuwan psikologi, Layanan Psikologi, Etika dalam Eksperimen Psikologi Fakultas PSIKOLOGI Mistety Oktaviana, M.Psi., Psikolog

Lebih terperinci

KODE ETIK PSIKOLOGI. Mistety Oktaviana, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi PSIKOLOGI.

KODE ETIK PSIKOLOGI. Mistety Oktaviana, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi PSIKOLOGI. Modul ke: KODE ETIK PSIKOLOGI Fakultas PSIKOLOGI Mistety Oktaviana, M.Psi., Psikolog Program Studi PSIKOLOGI www.mercubuana.ac.id BAB I. PEDOMAN UMUM Pasal 1. Pengertian Kode Etik Psikologi: seperangkat

Lebih terperinci

KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM MUKADDIMAH Universitas Muhammadiyah Mataram disingkat UM Mataram adalah Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau pendidikan

Lebih terperinci

KODE ETIK DOSEN, TENAGA KEPENDIDIKAN & MAHASISWA UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

KODE ETIK DOSEN, TENAGA KEPENDIDIKAN & MAHASISWA UNIVERSITAS NGUDI WALUYO KODE ETIK DOSEN, TENAGA KEPENDIDIKAN & MAHASISWA UNIVERSITAS NGUDI WALUYO KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayahnya Kode Etik Dosen, Tenaga Kependidikan dan Mahasiswa

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PENGURUS BESAR ASOSIASI BIMBINGAN DAN KONSELING INDONESIA (PB ABKIN) Nomor: 010 Tahun 2006 Tentang

KEPUTUSAN PENGURUS BESAR ASOSIASI BIMBINGAN DAN KONSELING INDONESIA (PB ABKIN) Nomor: 010 Tahun 2006 Tentang KEPUTUSAN PENGURUS BESAR ASOSIASI BIMBINGAN DAN KONSELING INDONESIA (PB ABKIN) Nomor: 010 Tahun 2006 Tentang PENETAPAN KODE ETIK PROFESI BIMBINGAN DAN KONSELING ASOSIASI BIMBINGAN DAN KONSELING INDONESIA

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN ETIKA PROFESI

PERKEMBANGAN ETIKA PROFESI PERKEMBANGAN ETIKA PROFESI Apa yang dimaksud dengan Etika? Etika berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) berarti karakter, watak kesusilaan atau dapat juga berarti norma-norma, nilai-nilai, kaidahkaidah

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL, Menimbang : bahwa dalam

Lebih terperinci

ETIKA PROFESI KEBIDANAN OLEH HJ JULIANI, SST,MARS 1

ETIKA PROFESI KEBIDANAN OLEH HJ JULIANI, SST,MARS 1 ETIKA PROFESI KEBIDANAN OLEH HJ JULIANI, SST,MARS 1 KONSEP DASAR ETIKA Istilah,,etika berasal dari bahasa yunani kuno. Kata yunani ethos dlm bentuk tunggal mempunyai arti kebiasaan kebiasaan tingkah laku

Lebih terperinci

MENJADI KONSELOR PROFESIONAL : SUATU PENGHARAPAN Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd

MENJADI KONSELOR PROFESIONAL : SUATU PENGHARAPAN Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd MENJADI KONSELOR PROFESIONAL : SUATU PENGHARAPAN Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd A. PENDAHULUAN Banyak pertanyaan dari mahasiswa tentang, bagaimana menjadi konselor professional? Apa yang harus disiapkan

Lebih terperinci

2017, No tentang Kode Etik Pegawai Badan Keamanan Laut; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembara

2017, No tentang Kode Etik Pegawai Badan Keamanan Laut; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembara No.1352, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAKAMLA. Kode Etik Pegawai. PERATURAN KEPALA BADAN KEAMANAN LAUT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN KEAMANAN LAUT DENGAN

Lebih terperinci

Pembahasan 1. Norma 2. Etika 3. Moral 4. Pengertian Etika Profesi 5. Fungsi Kode Etik Profesi

Pembahasan 1. Norma 2. Etika 3. Moral 4. Pengertian Etika Profesi 5. Fungsi Kode Etik Profesi Pertemuan 1 Pembahasan 1. Norma 2. Etika 3. Moral 4. Pengertian Etika Profesi 5. Fungsi Kode Etik Profesi 1.1. Norma Norma (dalam sosiologi) adalah seluruh kaidah dan peraturan yang diterapkan melalui

Lebih terperinci

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH No. 397/F/Unbrah/VIII/2013 KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH No. 397/F/Unbrah/VIII/2013 KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH No. 397/F/Unbrah/VIII/2013 Tentang KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH Menimbang : a. bahwa Universitas Baiturrahmah

Lebih terperinci

Di-copy-paste dari: Rabu, 15 Oktober 2014

Di-copy-paste dari:  Rabu, 15 Oktober 2014 Di-copy-paste dari: http://alfianmuzaki.blogspot.co.id/2014/10/pengertian-etikaprofesi-etika-profesi.html Rabu, 15 Oktober 2014 Pengertian Etika, Profesi, Etika Profesi, Profesionalisme dan Etika Profesi

Lebih terperinci

PROFESI. A. Pengertian Profesi

PROFESI. A. Pengertian Profesi PROFESI A. Pengertian Profesi Profesi adalah kata serapan dari sebuah kata dalam bahasa Inggris "Profess", yang dalam bahasa Yunani adalah "Επαγγελια", yang bermakna: "Janji untuk memenuhi kewajiban melakukan

Lebih terperinci

BUKU KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN

BUKU KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN Kode Dokumen Nama Dokumen Edisi Disahkan Tanggal Disimpan di- KETK-AAYKPN Buku Kode Etik Tenaga Kependidikan 01-Tanpa Revisi 31 Agustus 2010 UPM-AAYKPN BUKU KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN AKADEMI AKUNTANSI

Lebih terperinci

ETIKA PROFESI Mia Fitriawati, M.Kom.

ETIKA PROFESI Mia Fitriawati, M.Kom. ETIKA PROFESI Mia Fitriawati, M.Kom. Seorang professional membutuhkan elaborasi dari keterampilan, wawasan, pengetahuan serta wajib mengetahui, memahami dan mengamalkan etika profesi (professional ethics).

Lebih terperinci

ETIKA PROFESI DAN KODE ETIK KONSULTAN PAJAK INDONESIA. Oleh Bambang Kesit PROGRAM MAKSI-PPAK FE-UII YOGYAKARTA 2010

ETIKA PROFESI DAN KODE ETIK KONSULTAN PAJAK INDONESIA. Oleh Bambang Kesit PROGRAM MAKSI-PPAK FE-UII YOGYAKARTA 2010 ETIKA PROFESI DAN KODE ETIK KONSULTAN PAJAK INDONESIA Oleh Bambang Kesit PROGRAM MAKSI-PPAK FE-UII YOGYAKARTA 2010 Bahasan 1. Pengantar 2. Pengertian Etika 3. Pengertian Profesi 4. Kode Etik Profesi Pengantar

Lebih terperinci

BUKU KODE ETIK DOSEN

BUKU KODE ETIK DOSEN Kode Dokumen Nama Dokumen Edisi Disahkan Tanggal Disimpan di- KED-AAYKPN Buku Kode Etik 01-Tanpa Revisi 31 Agustus 2010 UPM-AAYKPN Dosen BUKU KODE ETIK DOSEN AKADEMI AKUNTANSI YKPN YOGYAKARTA Disusun Oleh

Lebih terperinci

ARAH PENGEMBANGAN MATERI KURIKULUM : Program Pendidikan Sarjana (S-1) BK Program Pendidikan Profesi Konselor (PPK)

ARAH PENGEMBANGAN MATERI KURIKULUM : Program Pendidikan Sarjana (S-1) BK Program Pendidikan Profesi Konselor (PPK) ARAH PENGEMBANGAN MATERI KURIKULUM : Program Pendidikan Sarjana (S-1) BK Program Pendidikan Profesi Konselor (PPK) PENGANTAR Perkembangan dunia di tanah air mendapat momentum yang amat menentukan, yaitu

Lebih terperinci

KISI KISI UKG 2015 GURU BK/KONSELOR

KISI KISI UKG 2015 GURU BK/KONSELOR KISI KISI UKG 2015 GURU BK/KONSELOR No 1. Pedagogik 1 Menguasai teori dan praksis pendidikan 1.1 Menguasai ilmu pendidikan dan landasan keilmuannya 1.1.1 Guru BK atau konselor dapat mengaplikasikan ilmu

Lebih terperinci

PERATURAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG KODE ETIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG KODE ETIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG KODE ETIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PIMPINAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN Menimbang Mengingat : a. Bahwa Lembaga

Lebih terperinci

ETIKA. Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat.

ETIKA. Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat. PENGERTIAN ETIKA ETIKA Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat. Fungsi Etika Sebagai subjek : Untuk menilai apakah tindakan-tindakan

Lebih terperinci

ISIAN PENILAIAN KINERJA GURU (PKG) BP/BK TAHUN 2014 (Diisi Oleh Kepala Sekolah)

ISIAN PENILAIAN KINERJA GURU (PKG) BP/BK TAHUN 2014 (Diisi Oleh Kepala Sekolah) ISIAN PENILAIAN KINERJA GURU (PKG) BP/BK TAHUN 2014 (Diisi Oleh Kepala Sekolah) Petunjuk Pengisian : 1. Setiap Pertanyaan hanya bisa diisi satu pilihan 2. Pilihan ditandai dengan Membubuhkan tanda centang

Lebih terperinci

Manusia adalah makhluk sosial ( Zoon Politicon ) Kehidupan manusia diatur dalam : * Hukum * Kaidah agama * Kaidah sosial bukan hukum ( kebiasaan,

Manusia adalah makhluk sosial ( Zoon Politicon ) Kehidupan manusia diatur dalam : * Hukum * Kaidah agama * Kaidah sosial bukan hukum ( kebiasaan, Manusia adalah makhluk sosial ( Zoon Politicon ) Kehidupan manusia diatur dalam : * Hukum * Kaidah agama * Kaidah sosial bukan hukum ( kebiasaan, moral positif, kesopanan ) Kaidah yang bersifat : * Otonom

Lebih terperinci

KODE ETIK DOSEN STIKOM DINAMIKA BANGSA

KODE ETIK DOSEN STIKOM DINAMIKA BANGSA KODE ETIK DOSEN STIKOM DINAMIKA BANGSA STIKOM DINAMIKA BANGSA MUKADIMAH Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (STIKOM) Dinamika Bangsa didirikan untuk ikut berperan aktif dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan

Lebih terperinci

ETIKA PROFESI PURWATI

ETIKA PROFESI PURWATI ETIKA PROFESI PURWATI PENGERTIAN ETIKA PROFESI Etika Profesi adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk. Perkataan

Lebih terperinci

KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN STIKOM DINAMIKA BANGSA

KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN STIKOM DINAMIKA BANGSA KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN STIKOM DINAMIKA BANGSA STIKOM DINAMIKA BANGSA MUKADIMAH Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (STIKOM) Dinamika Bangsa didirikan untuk ikut berperan aktif dalam pengembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

KAJIAN BIMBINGAN DAN KONSELING

KAJIAN BIMBINGAN DAN KONSELING KAJIAN BIMBINGAN DAN KONSELING Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling Dosen pengampu Arie Rakhmat Riyadi, M.Pd. Oleh : Aulia Nur Farhah 1607921 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

KOMPETENSI KONSELOR. Kompetensi Konselor Sub Kompetensi Konselor A. Memahami secara mendalam konseli yang hendak dilayani

KOMPETENSI KONSELOR. Kompetensi Konselor Sub Kompetensi Konselor A. Memahami secara mendalam konseli yang hendak dilayani KOMPETENSI KONSELOR Kompetensi Konselor Sub Kompetensi Konselor A. Memahami secara mendalam konseli yang hendak dilayani 1. Menghargai dan menjunjung tinggi 1.1. Mengaplikasikan pandangan positif nilai-nilai

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI KONSELOR

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI KONSELOR SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI KONSELOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

Lebih terperinci

MENJADI KONSELOR MULTIKULTUR EFEKTIF

MENJADI KONSELOR MULTIKULTUR EFEKTIF MENJADI KONSELOR MULTIKULTUR EFEKTIF Keterkaitan Keyakinan dan Sikap (beliefs and attitude) dalam Pengembangan Keberbakatan YUYUS SUHERMAN yuyus@upi.edu MENJADI KONSELOR MULTIKULTUR TIGA ASPEK PENTING

Lebih terperinci

Pembahasan. 1. Pengertian Profesi 2. Etika Profesi 3. Etika Komputer 4. Profesional & Profesionalisme. seorang Profesional

Pembahasan. 1. Pengertian Profesi 2. Etika Profesi 3. Etika Komputer 4. Profesional & Profesionalisme. seorang Profesional Pertemuan 2 Pembahasan 1. Pengertian Profesi 2. Etika Profesi 3. Etika Komputer 4. Profesional & Profesionalisme 5. Prinsip-prinsip yang menjadi tanggung jawab seorang Profesional I. Pengertian Profesi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memadai saja yang dapat tumbuh dan bertahan. Setiap profesi dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. memadai saja yang dapat tumbuh dan bertahan. Setiap profesi dituntut untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini, persaingan menjadi semakin ketat dan hanya mereka yang siap dan mempunyai bekal serta sikap profesionalisme yang memadai saja yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Persepsi Persepsi menurut Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer adalah pandangan dari seseorang atau banyak orang akan hal atau peristiwa yang

Lebih terperinci

Tinjauan Umum Etika Profesi

Tinjauan Umum Etika Profesi ETIKA PROFESI IT Tinjauan Umum Etika Profesi 1.1. Norma Adalah seluruh kaidah dan peraturan yang diterapkan melalui lingkungan sosialnya. Menurut Sony Keraf (1991) ada dua macam norma : Norma Umum (Universal)

Lebih terperinci

Seorang pelaku profesi harus mempunyai sifat : 1. Menguasai ilmu secara mendalam di bidangnya 2. Mampu mengkonversikan ilmu menjadi keterampilan 3.

Seorang pelaku profesi harus mempunyai sifat : 1. Menguasai ilmu secara mendalam di bidangnya 2. Mampu mengkonversikan ilmu menjadi keterampilan 3. Pertemuan 2 Pengertian Profesi Bekerja merupakan kegiatan pisik dan pikir yang terintegrasi. Pekerjaan dapat dibedakan menurut kemampuan (fisik dan intelektual), kelangsungan (sementara dan terus menerus),

Lebih terperinci

KODE ETIK DAN PERATURAN DISIPLIN KARYAWAN IKIP VETERAN SEMARANG. BAB I Ketentuan Umum

KODE ETIK DAN PERATURAN DISIPLIN KARYAWAN IKIP VETERAN SEMARANG. BAB I Ketentuan Umum KODE ETIK DAN PERATURAN DISIPLIN KARYAWAN IKIP VETERAN SEMARANG BAB I Ketentuan Umum Pasal 1 1. Karyawan adalah setiap pegawai IKIP Veteran Semarang baik sebagai tenaga administrasi maupun tenaga penunjang.

Lebih terperinci

Landasan Agama Bimbingan dan Konseling

Landasan Agama Bimbingan dan Konseling Landasan Agama Bimbingan dan Konseling (Mata Kuliah Landasan BK, pertemuan ke-3) Oleh: Agus Basuki, M.Pd www.uny.ac.id Landasan agama membahas tentang kemuliaan manusia sebagaimana ditunjukkan oleh kaidah-kaidah

Lebih terperinci

PERBEDAAN ETIKA ETIKET MORAL DAN HUKUM

PERBEDAAN ETIKA ETIKET MORAL DAN HUKUM PERBEDAAN ETIKA ETIKET MORAL DAN HUKUM Disusun oleh : NURMA YUSNITA,AMK NIM SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAHARATU PRODI S1 KEPERAWATAN 2017 Jalan Kaswari Nomor 10 A-D Sukajadi Pekanbaru Telp/Fax (0761)24586

Lebih terperinci

KISI- KISI UJI KOMPETENSI GURU (UKG) Standar Kompetensi Konselor

KISI- KISI UJI KOMPETENSI GURU (UKG) Standar Kompetensi Konselor KISI- KISI UJI KOMPETENSI GURU (UKG) MATA PELAJARAN : BIMBINGAN DAN KONSELING JENJANG PENDIDIKAN : SMP/SMA/SMK Kompetensi Kopetensi Pedagogik 1. Menguasahi teori dan praksis pendidikan 1.1 Menguasahi ilmu

Lebih terperinci

KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH

KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH RIAU UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHH RIAU 2011 VISI Menjadikan Universitas Muhammadiyah Riau sebagai lembaga pendidikan tinggi yang bermarwah dan bermartabat dalam

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN AUDIT KEMAHASISWAAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK BADAN AUDIT KEMAHASISWAAN

PERATURAN BADAN AUDIT KEMAHASISWAAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK BADAN AUDIT KEMAHASISWAAN PERATURAN BADAN AUDIT KEMAHASISWAAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK BADAN AUDIT KEMAHASISWAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BADAN AUDIT KEMAHASISWAAN

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. 1. Peran organisasi profesi Notaris dalam melakukan pengawasan terhadap

BAB IV PENUTUP. 1. Peran organisasi profesi Notaris dalam melakukan pengawasan terhadap 111 BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Peran organisasi profesi Notaris dalam melakukan pengawasan terhadap Notaris di Kota Jambi adalah pengawasan secara internal yang dilakukan oleh INI Kota Jambi berkaitan

Lebih terperinci

EKSPEKTASI DARI ETIKA DOSEN. Oleh Eva Imania Eliasa,M.Pd*

EKSPEKTASI DARI ETIKA DOSEN. Oleh Eva Imania Eliasa,M.Pd* EKSPEKTASI DARI ETIKA DOSEN Oleh Eva Imania Eliasa,M.Pd* Etika berasal dari bahasa yunani kuno, yaitu ethos yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika berkaitan erat dengan perkataan

Lebih terperinci

KODE ETIK PESERTA DIDIK SMP NEGERI 12 KOTA SERANG

KODE ETIK PESERTA DIDIK SMP NEGERI 12 KOTA SERANG KODE ETIK PESERTA DIDIK SMP NEGERI 12 KOTA SERANG BAB I PENDAHULUAN A. PENGERTIAN UMUM Kode Etik [Standar Prilaku] Peserta didik SMP Negeri 12 Kota Serang adalah pedoman tertulis yang merupakan standar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat sekarang ini. Terjadinya krisis. Indonesia menyadarkan masyarakat untuk mengutamakan perilaku

BAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat sekarang ini. Terjadinya krisis. Indonesia menyadarkan masyarakat untuk mengutamakan perilaku 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Etika profesi menjadi topik pembicaraan yang sangat penting dalam masyarakat sekarang ini. Terjadinya krisis multidimensi di Indonesia menyadarkan masyarakat

Lebih terperinci

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH No. 365/F/Unbrah/VII/2013 KODE ETIK DOSEN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH No. 365/F/Unbrah/VII/2013 KODE ETIK DOSEN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH No. 365/F/Unbrah/VII/2013 Tentang KODE ETIK DOSEN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH Menimbang : a. bahwa Universitas Baiturrahmah merupakan

Lebih terperinci

Pertemuan 2 ETIKA PROFESI

Pertemuan 2 ETIKA PROFESI Pertemuan 2 ETIKA PROFESI Pembahasan 1. Pengertian Profesi 2. Etika Profesi 3. Etika Komputer 4. Profesional & Profesionalisme 5. Prinsip-prinsip yang menjadi tanggung jawab seorang Profesional I. Pengertian

Lebih terperinci

Sumpah Dokter SAYA BERSUMPAH BAHWA :

Sumpah Dokter SAYA BERSUMPAH BAHWA : Sumpah Dokter SAYA BERSUMPAH BAHWA : 1. Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan peri kemanusiaan. 2. Saya akan menjalankan tugas saya dengan cara yang terhormat dan bersusila, sesuai dengan martabat

Lebih terperinci

KODE ETIK DAN PROFESIONALISME PUSTAKAWAN. Oleh, MAIZUAR EFFENDI, S.Pd Pustakawan Madya

KODE ETIK DAN PROFESIONALISME PUSTAKAWAN. Oleh, MAIZUAR EFFENDI, S.Pd Pustakawan Madya KODE ETIK DAN PROFESIONALISME PUSTAKAWAN Oleh, MAIZUAR EFFENDI, S.Pd Pustakawan Madya UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2014 KODE ETIK DAN PROFESIONALISME PUSTAKAWAN Oleh: Maizuar Effendi, S.

Lebih terperinci

MUKADIMAH BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

MUKADIMAH BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 MUKADIMAH Universitas Muhammadiyah Surabaya adalah lembaga pendidikan tinggi milik Muhammadiyah yang disebut Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) penyelenggara pendidikan formal yang meliputi program profesi,

Lebih terperinci

KODE ETIK DOSEN MUKADIMAH BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

KODE ETIK DOSEN MUKADIMAH BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Lampiran : SURAT KEPUTUSAN SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI YASA ANGGANA GARUT Nomor : 001.A / STIE-YA.K/I/2007 Tentang Kode Etik Dosen STIE Yasa Anggana Garut KODE ETIK DOSEN MUKADIMAH STIE Yasa Anggana Garut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang memiliki peran penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang memiliki peran penting dalam 15 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang memiliki peran penting dalam membentuk pribadi siswa, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Pengembangan

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Pengertian Kode Etik

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Pengertian Kode Etik BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Pengertian Kode Etik 1. Kode Etik adalah sebuah pola aturan yang didasarkan pada nilai-nilai moral yang diharapkan selalu menuntun pelaksanaan tugas, kewajiban, dan pekerjaan.

Lebih terperinci

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Nomor : 61/KEP/UDN-01/VI/2007. tentang KODE ETIK DOSEN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Nomor : 61/KEP/UDN-01/VI/2007. tentang KODE ETIK DOSEN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Nomor : 61/KEP/UDN-01/VI/2007 tentang KODE ETIK DOSEN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Rektor Universitas Dian Nuswantoro Menimbang : bahwa untuk menjamin penyelenggaraan

Lebih terperinci

PROFESIONALITAS GURU BIMBINGAN DAN KONSELING OLEH: DRA. WIRDA HANIM M.PSI

PROFESIONALITAS GURU BIMBINGAN DAN KONSELING OLEH: DRA. WIRDA HANIM M.PSI PROFESIONALITAS GURU BIMBINGAN DAN KONSELING OLEH: DRA. WIRDA HANIM M.PSI PARADIGMA BIMBINGAN DAN KONSELING Hakikat dan Urgensi Bimbingan dan Konseling Layanan bimbingan dan konseling komprehensif pencapaian

Lebih terperinci

KODE ETIK GURU INDONESIA PEMBUKAAN

KODE ETIK GURU INDONESIA PEMBUKAAN KODE ETIK GURU INDONESIA PEMBUKAAN Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa guru Indonesia menyadari bahwa jabatan guru adalah suatu profesi yang terhormat dan mulia. Guru mengabdikan diri dan berbakti untuk

Lebih terperinci

KISI- KISI UJI KOMPETENSI GURU (UKG) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1.1 Menguasahi ilmu pendidikan dan landasan keilmuannya

KISI- KISI UJI KOMPETENSI GURU (UKG) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1.1 Menguasahi ilmu pendidikan dan landasan keilmuannya KISI- KISI UJI KOMPETENSI GURU (UKG) MATA PELAJARAN : BIMBINGAN DAN KONSELING JENJANG PENDIDIKAN : SMP/SMA/SMK Standar Kopetensi Pedagogik 1. Menguasahi teori dan praksis pendidikan 2. Mengaplikasikan

Lebih terperinci

KISI- KISI UJI KOMPETENSI GURU (UKG) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1.1 Menguasahi ilmu pendidikan dan landasan keilmuannya

KISI- KISI UJI KOMPETENSI GURU (UKG) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1.1 Menguasahi ilmu pendidikan dan landasan keilmuannya KISI- KISI UJI KOMPETENSI GURU (UKG) MATA PELAJARAN : BIMBINGAN DAN KONSELING JENJANG PENDIDIKAN : SMP/SMA/SMK Standar Kopetensi Pedagogik 1. Menguasahi teori dan praksis pendidikan 2. Mengaplikasikan

Lebih terperinci

PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK INSAN OMBUDSMAN KETUA OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK INSAN OMBUDSMAN KETUA OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA, 1 PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK INSAN OMBUDSMAN KETUA OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Mengingat : a. bahwa untuk mencapai tujuan Ombudsman, para

Lebih terperinci

Kode etik menjadi alat untuk menyusun standar praktik profesional serta memperbaiki dan memelihara standar tersebut.

Kode etik menjadi alat untuk menyusun standar praktik profesional serta memperbaiki dan memelihara standar tersebut. Pengertian kode etik keperawatan Kode etik keperawatan merupakan bagian dari etika kesehatan. Inti dari hal tersebut, yaitu menerapkan nilai etika terhadap bidang pemeliharaan atau pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

Kode Etik, Tata Tertib, Sistem Penghargaan dan Sanksi Tenaga Kependidikann Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Komputer Prabumulih

Kode Etik, Tata Tertib, Sistem Penghargaan dan Sanksi Tenaga Kependidikann Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Komputer Prabumulih 1 Lampiran : Kode Etik, Tata Tertib, Sistem Penghargaan dan Sanksi Tenaga Kependidikan STMIK Prabumulih Nomor : 018/STMIK-P/III/2014 Tanggal : 4 Maret 2014 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Kode Etik

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03/M-DAG/PER/3/2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERDAGANGAN

Lebih terperinci

MUKADIMAH BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Pengertian

MUKADIMAH BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Pengertian MUKADIMAH Universitas Muhammadiyah Surabaya adalah lembaga pendidikan tinggi milik Muhammadiyah yang disebut Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) penyelenggara pendidikan formal yang meliputi program profesi,

Lebih terperinci

Kajian Bimbingan dan Konseling di SD. Khairul Fahmi Hadi Dosen Pengampu mata kuliah Bimbingan dan Konseling : Arie Rakhmat Riyadi M.

Kajian Bimbingan dan Konseling di SD. Khairul Fahmi Hadi Dosen Pengampu mata kuliah Bimbingan dan Konseling : Arie Rakhmat Riyadi M. Kajian Bimbingan dan Konseling di SD Khairul Fahmi Hadi 1603397 Dosen Pengampu mata kuliah Bimbingan dan Konseling : Arie Rakhmat Riyadi M.Pd #1. Apa yang membedakan istilah Bimbingan dan Konseling? Pertama-tama

Lebih terperinci

KODE ETIK PSIKOLOGI MUKADIMAH

KODE ETIK PSIKOLOGI MUKADIMAH KODE ETIK PSIKOLOGI MUKADIMAH Berdasarkan kesadaran diri atas nilai-nilai luhur Pancasila dan UUD 1945, Ilmuwan Psikologi dan Psikolog menghormati harkat dan martabat manusia serta menjunjung tinggi terpeliharanya

Lebih terperinci

KODE ETIK DOSEN AKADEMI KEPERAWATAN HKBP BALIGE 2012 KEPUTUSAN DIREKTUR AKADEMI KEPERAWATAN TENTANG KODE ETIK DOSEN AKPER HKBP BALIGE MUKADIMAH

KODE ETIK DOSEN AKADEMI KEPERAWATAN HKBP BALIGE 2012 KEPUTUSAN DIREKTUR AKADEMI KEPERAWATAN TENTANG KODE ETIK DOSEN AKPER HKBP BALIGE MUKADIMAH KODE ETIK DOSEN KEPUTUSAN DIREKTUR AKADEMI KEPERAWATAN TENTANG KODE ETIK DOSEN AKPER HKBP BALIGE MUKADIMAH AKADEMI KEPERAWATAN HKBP BALIGE 2012 Akademi Keperawatan (AKPER) HKBP Balige adalah perguruan

Lebih terperinci

IKATAN KELUARGA ALUMNI STAR BPKP PERATURAN KETUA IKA STAR BPKP NOMOR. TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK IKA STAR BPKP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

IKATAN KELUARGA ALUMNI STAR BPKP PERATURAN KETUA IKA STAR BPKP NOMOR. TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK IKA STAR BPKP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA IKATAN KELUARGA ALUMNI STAR BPKP PERATURAN KETUA IKA STAR BPKP NOMOR. TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK IKA STAR BPKP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA IKA STAR BPKP, Menimbang Mengingat : bahwa untuk

Lebih terperinci

HERU SASONGKO, S.FARM.,APT.

HERU SASONGKO, S.FARM.,APT. HERU SASONGKO, S.FARM.,APT. PROFESI FARMASI DI MASYARAKAT 4/1/2013 2 SWOT ANALYSIS KEKUATAN : KECENDERUNGAN MAYORITAS WANITA BASIC KNOWLEDGE YANG DAPAT DIANDALKAN REGULASI YANG MENYANGKUT PROFESI FARMASI

Lebih terperinci

Teori dan Teknik Konseling. Nanang Erma Gunawan

Teori dan Teknik Konseling. Nanang Erma Gunawan Teori dan Teknik Konseling Nanang Erma Gunawan nanang_eg@uny.ac.id Konselor memiliki daya terapeutik Diri konselor adalah sebagai instrumen Memiliki pengetahuan mengenai: - teori kepribadian dan psikoterapi

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 8 Tahun 2015 Seri E Nomor 4 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 8 Tahun 2015 Seri E Nomor 4 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BOGOR Nomor 8 Tahun 2015 Seri E Nomor 4 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK DAN KODE PERILAKU PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BOGOR Diundangkan dalam

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO. POL. : 7 TAHUN 2006 TENTANG KODE ETIK PROFESI KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO. POL. : 7 TAHUN 2006 TENTANG KODE ETIK PROFESI KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Hsl Rpt (12) Tgl 19-05-06 PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO. POL. : 7 TAHUN 2006 TENTANG KODE ETIK PROFESI KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

KODE ETIK GURU INDONESIA

KODE ETIK GURU INDONESIA KODE ETIK GURU INDONESIA MUKADIMAH Guru Indonesia tampil secara profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan

Lebih terperinci

ETIKA PROFESI GURU. Oleh : Rita Mariyana, M.Pd PROGRAM PENDIDIKAN GURU PENDIDIK ANAK USIA DINI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2010

ETIKA PROFESI GURU. Oleh : Rita Mariyana, M.Pd PROGRAM PENDIDIKAN GURU PENDIDIK ANAK USIA DINI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2010 ETIKA PROFESI GURU Oleh : Rita Mariyana, M.Pd PROGRAM PENDIDIKAN GURU PENDIDIK ANAK USIA DINI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2010 PENGERTIAN PROFESI Suatu jabatan atau pekerjaan yang diperoleh melalui

Lebih terperinci

Etika, etika profesi Dan kode etik perekam medis

Etika, etika profesi Dan kode etik perekam medis Etika, etika profesi Dan kode etik perekam medis Pengertian Etika berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu Ethikos yang berati timbul dari kebiasaan, adalah cabang utama dari filsafat yang mempelajari nilai

Lebih terperinci

Model Hipotetik Bimbingan dan konseling Kemandirian Remaja Tunarungu di SLB-B Oleh: Imas Diana Aprilia 1. Dasar Pemikiran

Model Hipotetik Bimbingan dan konseling Kemandirian Remaja Tunarungu di SLB-B Oleh: Imas Diana Aprilia 1. Dasar Pemikiran Model Hipotetik Bimbingan dan konseling Kemandirian Remaja Tunarungu di SLB-B Oleh: Imas Diana Aprilia 1. Dasar Pemikiran Pendidikan bertanggungjawab mengembangkan kepribadian siswa sebagai upaya menghasilkan

Lebih terperinci

MEMBIMBING MAHASISWA. Agus Taufiq Jurusan PPB FIP UPI 2010

MEMBIMBING MAHASISWA. Agus Taufiq Jurusan PPB FIP UPI 2010 MEMBIMBING MAHASISWA MELALUI STATEGI KELOMPOK Agus Taufiq Jurusan PPB FIP UPI 2010 Hakikat Bimbingan kelompok merupakan suatu proses pemberian bantuan kepada individu melalui suasana kelompok yang memungkinkan

Lebih terperinci

Kode etik perawat. Profesi moral community : Cita-cita dan nilai bersama. Anggota profesi disatukan oleh latar belakang pendidikan yg sama Profesi mem

Kode etik perawat. Profesi moral community : Cita-cita dan nilai bersama. Anggota profesi disatukan oleh latar belakang pendidikan yg sama Profesi mem KODE ETIK PROFESI KEPERAWATAN Kode etik perawat. Profesi moral community : Cita-cita dan nilai bersama. Anggota profesi disatukan oleh latar belakang pendidikan yg sama Profesi memiliki keahlian yg tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat sekarang ini. Terjadinya krisis multidimensi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat sekarang ini. Terjadinya krisis multidimensi di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Etika profesi menjadi topik pembicaraan yang sangat penting dalam masyarakat sekarang ini. Terjadinya krisis multidimensi di Indonesia menyadarkan masyarakat

Lebih terperinci

TATA NILAI, BUDAYA KERJA, DAN KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENRISTEKDIKTI BIRO SUMBER DAYA MANUSIA KEMENRISTEKDIKTI JAKARTA 2018

TATA NILAI, BUDAYA KERJA, DAN KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENRISTEKDIKTI BIRO SUMBER DAYA MANUSIA KEMENRISTEKDIKTI JAKARTA 2018 TATA NILAI, BUDAYA KERJA, DAN KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENRISTEKDIKTI BIRO SUMBER DAYA MANUSIA KEMENRISTEKDIKTI JAKARTA 2018 DASAR HUKUM Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Peraturan Pemerintah Nomor

Lebih terperinci

ETIKA PERILAKU. Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo Guru Besar Emeritus FKM, UI Rektor Universitas Respati Indonesia

ETIKA PERILAKU. Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo Guru Besar Emeritus FKM, UI Rektor Universitas Respati Indonesia ETIKA PERILAKU Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo Guru Besar Emeritus FKM, UI Rektor Universitas Respati Indonesia 1. Pengertian Etika Berasal dari bahasa Yunani ethos (tunggal) atau etha (jamak), yang artinya

Lebih terperinci

Kode Etik Dokter, Perawat, dan Tenaga Kesehatan Lainnya di RS Tipe A

Kode Etik Dokter, Perawat, dan Tenaga Kesehatan Lainnya di RS Tipe A Kode Etik Dokter, Perawat, dan Tenaga Kesehatan Lainnya di RS Tipe A Oleh Auliyaa Rahmah Meyliana Primavita Asharie Pembimbing dr. Cort Darby Tombokan, SH, Sp.F Kode Etik Profesi Menurut Undang undang

Lebih terperinci

Pendekatan dan Teknik Bimbingan dan Konseling. Siti Fatimah, S.Psi., M.Pd

Pendekatan dan Teknik Bimbingan dan Konseling. Siti Fatimah, S.Psi., M.Pd Pendekatan dan Teknik Bimbingan dan Konseling Siti Fatimah, S.Psi., M.Pd Bimbingan Klasikal Bimbingan Kelompok Berkolaborasi dengan Guru Mata Pelajaran Berkolaborasi dengan Wali Kelas Berkolaborasi dengan

Lebih terperinci

PROGRAM I-MHERE. INDONESIA-Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) Project Sub Component B.2a DOKUMEN

PROGRAM I-MHERE. INDONESIA-Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) Project Sub Component B.2a DOKUMEN PROGRAM I-MHERE INDONESIA-Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) Project Sub Component B.2a DOKUMEN Pedoman Perilaku Mahasiswa Universitas Negeri Makassar Dokumen dihasilkan oleh:

Lebih terperinci

PERTEMUAN 10 ETIKA PENELITIAN

PERTEMUAN 10 ETIKA PENELITIAN PERTEMUAN 10 ETIKA PENELITIAN A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada pertemuan ini akan dijelaskan mengenai etika penelitian. Melalui ekspositori, Anda harus mampu: 10.1.Menjelaskan etika penelitian. 10.2.Menjelaskan

Lebih terperinci

PERTEMUAN 13 PENYELENGGARAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PADA JALUR PENDIDIKAN

PERTEMUAN 13 PENYELENGGARAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PADA JALUR PENDIDIKAN PERTEMUAN 13 PENYELENGGARAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PADA JALUR PENDIDIKAN FORMAL RAMBU-RAMBU PENYELENGGARAAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM JALUR PENDIDIKAN FORMAL DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN

Lebih terperinci

Pengertian etika = moralitas

Pengertian etika = moralitas Pengertian etika Meet-1 Creat By.Hariyatno.SE,Mmsi 1. Pengertian Etika Etika berasal dari dari kata Yunani Ethos (jamak ta etha), berarti adat istiadat Etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik,

Lebih terperinci

Sigit Sanyata

Sigit Sanyata #4 Sigit Sanyata sanyatasigit@uny.ac.id diperuntukkan bagi semua konseli sebagai proses individuasi. Setiap konseli bersifat unik (berbeda satu sama lainnya) menekankan hal yang positif merupakan usaha

Lebih terperinci

KODE ETIK GURU INDONESIA. Drs. H. Asep Herry Hernawan, M.Pd. Laksmi Dewi, M.Pd.

KODE ETIK GURU INDONESIA. Drs. H. Asep Herry Hernawan, M.Pd. Laksmi Dewi, M.Pd. KODE ETIK GURU INDONESIA Drs. H. Asep Herry Hernawan, M.Pd. Laksmi Dewi, M.Pd. MUKADIMAH Guru Indonesia tampil secara profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan bermasyarakat, bernegara hingga pergaulan hidup tingkat internasional diperlukan suatu sistem yang mengatur bagaimana seharusnya manusia bergaul.sistem

Lebih terperinci

Bismillahirrahmanirrahiim Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Aisyiyah Yogyakarta, setelah:

Bismillahirrahmanirrahiim Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Aisyiyah Yogyakarta, setelah: PERATURAN KETUA SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA No: 2/PK-STIKES/Au/V/2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA Bismillahirrahmanirrahiim Ketua Sekolah

Lebih terperinci

BUKU KODE ETIK DAN TATA TERTIB DOSEN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

BUKU KODE ETIK DAN TATA TERTIB DOSEN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO BUKU KODE ETIK DAN TATA TERTIB DOSEN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO TAHUN 2017 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayahnya Buku Kode Etik dan Tata tertib dosen Universitas

Lebih terperinci

RPSEP-82 MEMBANGUN BUDAYA ORGANISASI DAN KODE ETIK PUSTAKAWAN SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS DAN PROFESIONALISME.

RPSEP-82 MEMBANGUN BUDAYA ORGANISASI DAN KODE ETIK PUSTAKAWAN SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS DAN PROFESIONALISME. RPSEP-82 MEMBANGUN BUDAYA ORGANISASI DAN KODE ETIK PUSTAKAWAN SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS DAN PROFESIONALISME Yasir Riady UPBJJ UT Jakarta yasir@ut.ac.id Abstrak Salah satu bagian yang sangat

Lebih terperinci

KOMPETENSI KONSELOR DALAM MEMBERIKAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR KEPADA PESERTA DIDIK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

KOMPETENSI KONSELOR DALAM MEMBERIKAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR KEPADA PESERTA DIDIK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOMPETENSI KONSELOR DALAM MEMBERIKAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR KEPADA PESERTA DIDIK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Andika Ari Saputra 1), Agus Saputra 2), Indah Permatasari 3) Program Pascasarjana Universitas

Lebih terperinci

Pemetaan kompetensi dan sub kompetensi guru secara fomal seperti. berikut: SUB KOMPETENSI. PEDAGOGIK 1. Menguasai teori dan praksis pendidikan

Pemetaan kompetensi dan sub kompetensi guru secara fomal seperti. berikut: SUB KOMPETENSI. PEDAGOGIK 1. Menguasai teori dan praksis pendidikan Kompetensi utuh guru meliputi kemampuan: 1. Mengenal secara mendalam peserta didik yang akan dilayani, meliputi ragam perkembangan dan perbedaan individual peserta didik, 2. Mengusai bidang studi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kode etik akuntan. Kode etik akuntan, yaitu norma perilaku yang mengatur

BAB I PENDAHULUAN. kode etik akuntan. Kode etik akuntan, yaitu norma perilaku yang mengatur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam melaksanakan profesinya, seorang akuntan diatur oleh suatu kode etik akuntan. Kode etik akuntan, yaitu norma perilaku yang mengatur hubungan antara akuntan dengan

Lebih terperinci

KODE ETIK DOSEN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

KODE ETIK DOSEN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG KODE ETIK DOSEN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat dan karunianya, buku Kode Etik Dosen Politeknik Kesehatan

Lebih terperinci

ETIKA BISNIS DAN PROFESI PPAK

ETIKA BISNIS DAN PROFESI PPAK ETIKA BISNIS DAN PROFESI 1 PPAK Pengertian Etika Etika bisa berarti sama atau berbeda dengan moralitas. Pengertian 1: Etika = moralitas Etika berasal dari kata Yunani Ethos (jamak: ta etha) yang berarti

Lebih terperinci

BUKU KODE ETIK MAHASISWA

BUKU KODE ETIK MAHASISWA Kode Dokumen Nama Dokumen Edisi Disahkan Tanggal Disimpan di- KEM-AAYKPN Buku Kode Etik 01-Tanpa Revisi 31 Agustus 2010 UPM-AAYKPN Mahasiswa BUKU KODE ETIK MAHASISWA AKADEMI AKUNTANSI YKPN YOGYAKARTA Disusun

Lebih terperinci