BAB - II 2.1. ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB - II 2.1. ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH"

Transkripsi

1 GAMBARAN UMUM KONDISI BAB - II DAERAH Aspek Geografi dan Demografi Aspek Kesejahteraan Masyarakat Aspek Pelayanan Umum Aspek Daya Saing Daerah Dalam Bab ini diuraikan secara mendetail mengenai gambaran umum kondisi Kabupaten Bengkulu Tengah. Secara sistematis bahasan diurutkan berdasarkan sub bab aspek geografi dan demografi, aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum, dan aspek daya saing daerah ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI ASPEK GEOGRAFI Kabupaten Bengkulu Tengah memiliki posisi yang sangat strategis, karena selain berada pada jalur perlintasan antara Kota Bengkulu dan Kota Lubuk Linggau, juga merupakan kabupaten terdekat dan berbatasan langsung dengan Kota Bengkulu. Secara geografis Kabupaten Bengkulu Tengah terletak diantara koordinat BT dan LS. Sedangkan secara administrasi wilayah Kabupaten Bengkulu Tengah merupakan bagian dari wilayah Provinsi Bengkulu. Adapun batas-batas Kabupaten Bengkulu Tengah adalah sebagai berikut : Sebelah Utara : Kecamatan Air Napal, Kecamatan Kerkap Kabupaten Bengkulu Utara dan Kecamatan Curup Kabupaten Rejang Lebong; Sebelah Timur : Kecamatan Ujanmas, Kecamatan Kepahiang, dan Kecamatan Seberang Musi Kabupaten Kepahiang; Sebelah Selatan : Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma; dan 6

2 Sebelah Barat : Kecamatan Selebar, Kecamatan Sungai Serut, Kecamatan Muara Bangkahulu Kota Bengkulu dan Teluk Pering Samudera Hindia. Gambar 2.1 Peta Administrasi Kabupaten Bengkulu Tengah Kabupaten Bengkulu Tengah memiliki luas wilayah berdasarkan Geografic Information System (GIS) 1.429,14 Km2 (seribu empat ratus dua puluh sembilan koma empat belas kilometer persegi) terdiri atas luas daratan 1.223,94 Km2 (seribu dua ratus dua puluh tiga koma sembilan puluh empat kilometer persegi) dan wilayah laut dengan luas 205,2 (dua ratus lima koma dua kilometer persegi), yang meliputi 10 kecamatan 112 desa dan 1 kelurahan, dengan rincian masing masing luas wilayah kecamatan dibandingkan total luas wilayah keseluruhan diurutkan dari yang tertinggi, yaitu Kecamatan Pagar Jati (15%), Kecamatan Pondok Kelapa (13%), Kecamatan Taba Penanjung (12%), dan yang memiliki luas wilayah terkecil, yaitu Kecamatan Bang Haji (6%). Tabel 2.1 ini Memperlihatkan kecamatan kecamatan pada Kabupaten Bengkulu Tengah disertai dengan luas wilayah daratan serta jumlah desa/kelurahan masing masing kecamatan. 7

3 Tabel 2.1 Luas Wilayah Kecamatan dan Jumlah Desa No Nama Kecamatan Luas Wilayah Darat (Km 2 ) Prosentase (%) Luas Wilayah Laut (Km 2 ) Desa/kelurahan 1 Karang Tinggi 137, Talang Empat 93, Pondok Kelapa 165, Pematang Tiga 129, Pagar Jati 188, Taba Penanjung 148, desa/ 1 kelu 7 Pondok Kubang 70, Bang Haji 20, Merigi Kelindang 98, Merigi Sakti 99, TOTAL 1.223, ,2 142/1 Sumber : Bengkulu Tengah Dalam Angka, 2011 Penggunaan lahan di Kabupaten Bengkulu Tengah sebagian besar (>84%) merupakan kawasan kebun campuran yang dikelola oleh rakyat, dengan jenis komoditas antara lain : kelapa sawit, karet, pisang, rambutan, durian, dan berbagai jenis tanaman hortikultura buah-buahan lainnya. Selain kebun campuran pola penggunaan lahan lainnya adalah perkebunan kelapa sawit yang dikelola oleh perusahaan Perkebunan Besar Swasta Nasional (PBSN). Sedangkan pola sebaran menurut jenis penggunaan dapat dilihat pada tabel 2.2A dan 2.2B berikut ini : 8

4 Tabel 2.2A Luas Masing-masing Jenis Penggunaan Lahan menurut Kecamatan di Kabupaten Bengkulu Tengah No KECAMATAN Hutan Primer Hutan Sekunder Semak Belukar Kebun Campuran Perkebunan Rawa Ha % Ha % Ha % Ha % Ha % Ha % 1 Bang Haji ,02 5, ,22 1, Karang Tinggi ,03 0, ,94 14,49 959,84 0, Merigi Kelindang ,29 0, ,44 9, Merigi Sakti 669,18 0, ,41 9, Pagar Jati ,40 4,35 34,44 0, Pematang Tiga 1.148,84 0, ,32 1, ,59 6, ,77 0, Pondok Kelapa ,52 8, ,01 0, Pondok Kubang ,92 0, ,88 3, Taba Penanjung 3.014,02 2, ,29 1, ,05 19, Talang Empat ,68 0, ,85 2,50 258,67 0,21 47,86 0,04 TOTAL 4.832,04 3, ,58 1, ,94 1, ,10 84, ,95 4,75 47,86 0,04 Sumber : Bengkulu Tengah Dalam Angka,

5 Lanjutan... Tabel 2.2B No KECAMATAN Sawah Tegalan/Ladang Tambak/Empang Tanah Terbuka Pemukiman Tubuh Air TOTAL LUAS Ha % Ha % Ha % Ha % Ha % Ha % Ha % 1 Bang Haji ,29 0,03 8,68 0,01 19,78 0, ,99 7,84 2 Karang Tinggi ,40 0, ,56 0,14 120,94 0, ,72 15,63 3 Merigi Kelindang ,37 0, ,10 9,87 4 Merigi Sakti ,77 0,06 217,99 0, ,34 10,22 5 Pagar Jati ,00 0, ,84 4,38 6 Pematang Tiga ,93 0, ,45 9,44 7 Pondok Kelapa 525,66 0, ,55 0,01 236,99 0,19 958,09 0,78 164,29 0, ,12 10,70 8 Pondok Kubang ,81 0, ,61 3,81 9 Taba Penanjung ,42 0, ,05 0,80 76,63 0, ,47 24,90 10 Talang Empat ,83 0,03 27,47 0, ,36 3,20 TOTAL 525,66 0,43 347,83 0,28 16,55 0,01 352,04 0, ,33 2,09 409,12 0, ,00 100,00 Sumber : Bengkulu Tengah Dalam Angka,

6 Fungsi kawasan di Kabupaten Bengkulu Tengah didominasi Areal Penggunaan Lain ha (10,5%), kemudian hutan lindung ha (15,1%), kawasan suaka alam 5.619, dengan rincian Cagar Alam (CA) 4 ha (0,003%), Taman Hutan Raya (Tahura) 1,162 ha (0,9 %) dan Taman Buruh (TB) ha (3,6%). Data dapat dilihat pada tabel 2.3 dibawah : Tabel 2.3 Rencana Pola Ruang Kabupaten Bengkulu Tengah Tahun No. Rencana Pola Ruang Luas (hektar) (%) A. Kawasan Lindung ,2 1. Perlindungan bagi Kawasan Bawahannya a. Hutan Lindung ,1 b. Resapan Air 151 0,1 2. Perlindungan Setempat a. Sempadan Sungai ,5 b. Sempadan Pantai 419 0,3 c. Ruang Terbuka Hijau Hutan Suaka Alam a. Cagar Alam (CA) 4 0,003 b. Taman Hutan Raya (Tahura) ,9 c. Taman Buru (TB) ,6 B. Kawasan Budidaya ,4 1. Kawasan Hutan Produksi Tetap (HPT) ,4 2. Kawasan Hutan Produksi (HP) 357 0,3 3. Kawasan Peruntukan Pertanian a. Peruntukan Tanaman Pangan; ,3 b. Peruntukan Hortikultura ,6 c. Peruntukan Perkebunan ,8 d. Peruntukan Peternakan ,8 11

7 4. Kawasan Peruntukan Budidaya Perikanan 409 0,3 5. Kawasan Peruntukan Pertambangan Pertambangan Batubara ,1 6. Kawasan Peruntukan Permukiman a. Permukiman Perdesaan ,0 b. Permukiman Perkotaan ,4 c. Relokasi Lahan Permukiman Penduduk ,2 7. Kawasan Agropolitan Kawasan Peruntukan Perkantoran, Pendidikan, Kesehatan, Kebudayaan, Perdagangan dan Jasa ,5 Luas Darat ,64 Luas Laut ,36 Luas Total Darat + Laut Sumber : RTRW Kabupaten Bengkulu Tengah, Berdasarkan data statistik, potensi lahan pertanian, Kabupaten Bengkulu Tengah masih sangat baik sehingga tidaklah mengherankan kalau Kabupaten Bengkulu Tengah menjadi salah satu lumbung pangan di Provinsi Bengkulu. Di samping potensi di bidang pertanian Kabupaten Bengkulu Tengah merupakan daerah produksi tanaman perkebunan dan kehutanan, serta memiliki potensi pertambangan yang sangat baik di Kabupaten Bengkulu Tengah. Selain itu dengan bentangan pantai yang dimiliki sangat memungkinkan untuk pengembangan sumberdaya kelautan yang dapat dilakukan melalui berbagai upaya intensifikasi dan diversifikasi pengelolaan kawasan pantai dan wilayah perairan laut. Jenis tanah di Kabupaten Bengkulu Tengah dikelompokkan dalam 4 jenis, yaitu aluvial, podsolik merah kuning, latosol dan andosol dengan rincian seperti berikut ini : Tabel 2.4 Jenis Tanah dan Luas Di Kabupaten Bengkulu Tengah LUAS NO JENIS TANAH Ha % 1 Podsolik ,92 53,53 12

8 2 Kambisol ,61 10,91 Rancangan RPJMD Kab. Bengkulu Tengah 3 Latosol ,50 29,79 4 Aluvial 5.041,07 4,12 5 Koluvial 697,37 0,57 6 Litosol 559,67 0,46 7 Regosol 302,76 0,25 8 Organosol 491,10 0,4 Total ,00 100,03 Sumber : Bengkulu Tengah Dalam Angka, 2011 Kabupaten Bengkulu Tengah terletak pada ketinggian mdpl dengan bentuk wilayah beragam. Topografi wilayah bergelombang dan berbukit dengan derajat kelerengan antara 5 35%. Wilayah yang relatif datar dengan tingkat kelerengan rata-rata 5% terletak di wilayah Kecamatan Pondok Kelapa. Sedangkan wilayah lainnya sebagian besar merupakan wilayah yang berbukit. Lokasi titik tertinggi hingga 541 mdpl berada di kawasan hutan lindung di perbatasan dengan Kabupaten Kepahiang. Sedangkan daerah terendah terletak di wilayah Kecamatan Pondok Kelapa dengan ketinggian 0 15 mdpl. Jenis tanah yang dominan dijumpai di wilayah Kabupaten Bengkulu Tengah adalah : Podsolik (>53%) dan Latosol (>29%). Sedangkan lainnya adalah kambisol, aluvial, latosol, litosol, organosol, dan regosol. Podsolik, latosol, dan kambisol saat ini telah banyak dikembangkan untuk pertanian perkebunan, yakni kebun campuran dengan komoditas kelapa sawit dan karet. Secara ringkas uraian karakteristik satuan peta tanah pada wilayah Kabupaten Bengkulu Tengah sebagaimana tabel 2.5. Tabel 2.5 Jenis Tanah Per Kecamatan di Kabupaten Bengkulu Tengah No Nama Kecamatan Jenis Tanah Aluvial PMK Latosal Andosol 13

9 1 Karang Tinggi Talang Empat Pondok Kelapa Pematang Tiga Pagar Jati Taba Penanjung Pondok Kubang Bang Haji Merigi Kelindang Merigi Sakti Sumber : Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan, Tahun 2009 Kabupaten Bengkulu Tengah tergolong beriklim basah. Berdasarkan data hujan dan data iklim dari Stasiun Klimatologi Pulau Baai ( ), rata-rata curah hujan tahunan di wilayah ini tergolong tinggi, yakni mm (>2000 mm/tahun), dengan jumlah hari hujan rata-rata 118 hari/tahun. Terdapat 10 bulan basah (>200 mm), dengan curah hujan bulanan maksimum jatuh pada bulan Desember (499 mm/bulan), dan sepanjang tahun tidak dijumpai bulan kering (<100 mm/bulan). Curah hujan bulanan minimum jatuh pada bulan Juli (176 mm/bulan). Rata-rata data iklim wilayah Kabupaten Bengkulu Tengah disajikan pada tabel 2.6. Bulan Tabel 2.6 Rata-rata Data Iklim Wilayah Kabupaten Bengkulu Tengah Curah Hari Suhu Udara Kelemb. Kec. Hujan Hujan Min Ratarata Maks Udara Angin (mm) (hari) ( 0 C) ( 0 C) (%) (km/ja ( 0 C) m) Arah. Angin Januari ,53 26,37 30,75 85,4 3,6 W Pebruari ,72 26,58 30,97 83,8 2,8 W 14

10 Maret ,72 26,66 31,04 84,3 2,6 W April ,85 26,84 31,31 85,4 2,3 W Mei ,88 27,01 31,53 84,7 2,0 W Juni ,39 26,55 31,25 84,0 2,2 W Juli ,06 26,22 30,89 84,1 2,6 W Agustus ,36 25,97 30,79 83,5 3,5 S September ,25 26,08 30,76 84,9 3,6 SE Oktober ,52 26,17 30,56 86,2 3,1 W Nopember ,53 26,22 30,48 86,4 3,2 W Desember ,50 26,03 30,10 87,4 2,9 W Ratarata ,53 26,39 30,87 85,0 2,9 W Sumber : Stasiun Klimatologi Pulu Baai ( ) Suhu udara rata-rata daerah adalah 26,39ºC, sedang suhu minimum rata rata 23,53ºC; dan maksimum 30,87ºC. Kelembapan udara relatif rata - rata 85%. Kelembapan udara terendah terjadi pada bulan Agustus (83,5%), sedangkan kelembaban udara tertinggi dijumpai pada bulan Desember (87,4%). Berdasarkan Klasifikasi Agroklimat Oldeman (1975) dalam Handoko (1995), tipe iklim di Kabupaten Bengkulu Tengah tergolong tipe iklim A1, yakni daerah dengan bulan basah >9 bulan dan bulan kering <2 bulan. Menurut klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson (1951) dalam Handoko (1995), iklim di kawasan ini termasuk tipe iklim A (daerah sangat basah dengan vegetasi hutan hujan tropika), dengan perbandingan bulan kering (<60 mm/bulan) dan bulan basah (>100 mm/bulan) (Q) = 0,00% ASPEK DEMOGRAFI Jumlah penduduk kabupaten Bengkulu Tengah berdasarkan data 2011 adalah sebanyak jiwa dengan luas keseluruhan wilayah Kabupaten Bengkulu Tengah adalah 1.429,14 Km 2 terdiri atas luas daratan 1.223,94 Km 2 dan wilayah laut dengan luas 15

11 205,2 Km 2 yang terdiri dari atas 10 kecamatan yang meliputi Pematang Tiga, Merigi Sakti, Pondok Kubang, Pondok Kelapa, Bang Haji, Merigi Kelindang, Talang Empat, Taba Penanjung, Karang Tinggi dan Pagar Jati. Berdasarkan kepadatan penduduk per kecamatan menunjukan bahwa Kabupaten Bengkulu Tengah memiliki penyebaran penduduk yang belum merata. Hal ini terlihat dari adanya perbedaan tingkat kepadatan diantara kecamatan-kecamatan di Kabupaten Bengkulu Tengah. Kecamatan yang mempunyai kepadatan tertinggi adalah Kecamatan Talang Empat sebesar 162 jiwa/ha, sedangkan kepadatan penduduk terendah adalah pada Kecamatan Pagar Jati yakni sebesar 46 jiwa/ha. Kecamatan yang memiliki kepadatan yang lebih tinggi umumnya memiliki memiliki kelengkapan fasilitas sosial-ekonomi yang lebih lengkap dan tingkat perkembangan yang cukup tinggi terhadap kegiatan yang ada, hal ini berlaku pada kecamatan Talang Empat. Sedangkan kecamatan dengan kepadatan rendah memiliki kegiatan-kegiatan yang perkembangannya relatif rendah, kondisi demikian terlihat pada Kecamatan Pagar Jati, untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 2.7 di bawah ini : Tabel 2.7 Jumlah Kepadatan Penduduk Per Kecamatan di Kabupaten Bengkulu Tengah Tahun 2011 No Kecamatan Luas Wilayah (Km 2 ) Jumlah Penduduk (Jiwa) Kepadatan (Jiwa/ Km 2 ) 1 Talang Empat 93, Karang Tinggi 137, Taba Penanjung 148, Pagar Jati 188, Pondok Kelapa 165, Pematang Tiga 129, Merigi Kelindang 98, Merigi Sakti 99, Bang Haji 70,

12 10 Pondok Kubang Jumlah 1.223, Sumber : Bengkulu Tengah Dalam Angka, ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT KESEJAHTERAAN DAN PEMERATAAN EKONOMI Pada Kabupaten Bengkulu Tengah yang merupakan kabupaten baru, sektor dominan yang memegang peranan dalam perekonomian adalah sektor pertanian, pertambangan dan perdagangan. Sektor-sektor ini memberikan kontribusi terbesar terhadap PDRB dibanding sektor lain. Hal ini dapat terlihat dari prosentase Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Bengkulu Tengah tahun 2008 dari beberapa sektor yang dapat dilihat di bawah ini : Table 2.8 Prosentase Kontribusi Sektor Terhadap PDRB atas Dasar Berlaku Tahun No Sektor 2008 (%) 2009 (%) 2010 (%) 1 Pertanian 35,6 34,94 34,77 2 Pertambangan dan Penggalian 19,9 22,95 21,21 3 Industri Pengolahan 5,8 5,44 5,22 4 Bangunan 3 3,72 6,55 5 Perdagangan, Hotel dan Restoran 14,2 13,18 12,83 6 Jasa Jasa 10,8 10,71 10,76 7 Lain Lain 9,7 8,93 8,53 Sumber : Bengkulu Tengah Dalam Angka, 2011 Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kebupaten Bengkulu Utara, PDRB Kabupaten Bengkulu Tengah tahun 2008 atas dasar berlaku adalah sebesar Rp. 861,926 Juta dan PDRB atas dasar konstan sebesar Rp Juta. 17

13 Berdasarkan data tahun , maka sumber pendapatan daerah yang terbesar adalah dana perimbangan sebagaimana terlihat dalam tabel 2.9 dibawah. Tabel 2.9 Penerimaan Daerah tahun No Indikator Jumlah Pendapatan Asli Daerah 2,563,184,637 2,563,184,637 3,830,464,809 6,567,991,000 Pajak daerah , ,00 720,640,000 2,270,000,000 Retribusi daerah 815,845, ,845,000 1,389,031,000 1,135,000,000 1 Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan 1,638,219, Lain lain pendapatan daerah yang sah ,720,793,809 3,162,991,000 Dana Perimbangan 97,298,212, ,140,967, ,884,799,837 2 Bagi Hasil Pajak dan non Pajak 13,720,108, ,469,485,485 17,245,819,837 DAU 79,376,104, ,976,282, ,875,390,000 DAK 4,202,000, ,695,200,000 16,763,590,000 Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah 14,439,978, ,954,133,872 41,000,000,000 3 Pendapatan Hibah Bagi Hasil Pajak dari Pemprov dan Pemda Lain 5,340,638,470 3,500,000,000 7,379,188,792 10,000,000,000 Bantuan Keuangan dari Pemprov dan 4,000,000,

14 No Indikator Rancangan RPJMD Kab. Bengkulu Tengah Jumlah Pemda Lain Dana Penyesuaian dan Dana Otonomi Khusus ,270,443,000 11,000,000,000 Pendapatan Lainnya 99,340,000 45,533,887,622 13,304,502,080 20,000,000,000 Total Pendapatan 114,301,376, ,925,566, ,452,790,837 Sumber : APBD Bengkulu Tengah, Dengan melihat dominannya dana transfer sebagai sumber utama masuknya dana ke daerah Bengkulu Tengah maka perkembangan perekonomian di Kabupaten Kabupaten Bengkulu Tengah tidak terlepas dari perkembangan ekonomi nasional yang sangat dipengaruhi perekonomian dunia. Resesi ekonomi di berbagai belahan dunia berimbas pula ke termasuk Indonesia. Terdapat pengaruh bagi kondisi perekonomian Kabupaten Bengkulu Tengah meskipun tidak signifikan. Hal ini disebabkan kondisi perekonomian di Kabupaten Kabupaten Bengkulu Tengah lebih banyak ditopang oleh sektor riel. Krisis ekonomi yang terjadi tidak memberikan pengaruh langsung bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan koperasi. Di samping itu, kurangnya pengaruh disebabkan keterkaitan antara UMKM dan koperasi dengan perekonomian global yang masih sangat terbatas. Orientasi sebagian besar UMKM dan koperasi pada pasar lokal menyebabkan UMKM dan koperasi relatif lebih bisa bertahan dalam menghadapi badai krisis ekonomi. Sebagai ilustrasi pada sektor pertanian misalnya, yang masih memasarkan produknya hanya sebatas di dalam wilayah kabupaten. Sisanya memasarkan produknya antar provinsi dan antar negara. Kondisi ini terkait dengan jenis dan kualitas produk dan jasa yang disediakan oleh UMKM dan koperasi yang pada umumnya baru bisa menjangkau standar dan konsumen di pasar lokal dan regional. Angka kemiskinan di Kabupaten Bengkulu Tengah mengalami penurunan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Berdasarkan hasil Program Perlindungan Sosial (PPLS) tahun 2012, jumlah Rumah Tangga miskin di Kabupaten Kabupaten Bengkulu Tengah sebesar keluarga dengan jumlah penduduk miskin sebesar jiwa. 19

15 Dari sisi produksi, pertumbuhan ekonomi terutama didorong oleh Sektor Pertanian mempunyai peran sektoral PDRB yang paling besar mencapai diatas 35,6%, yang diikuti oleh diikuti Sektor Pertambangan dan Penggalian (19,9%). Oleh sebab itu pada kebijakan pemerintah Kabupaten Bengkulu Tengah dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat diletakkan pada prioritas utama untuk mendorong peningkatan produktivitas pertanian termasuk perikanan dan kelautan dengan didukung peningkatan nilai tambah yang lebih tinggi dari jasa perdagangan, hotel dan restoran. Dari sisi pengeluaran, investasi dan belanja daerah menjadi penggerak utama perekonomian dengan didorong oleh konsumsi masyarakat. Sedangkan dari sisi produksi, sektor pertanian dan perdagangan menjadi faktor yang sangat menentukan. Dari sisi kebijakan, pemerintah daerah terus mengupayakan serangkaian kebijakan sebagai upaya menjaga stabilitas ekonomi makro dan sistem keuangan sekaligus mencegah perlambatan pertumbuhan ekonomi. Peningkatan pendidikan dan pelatihan kerja terus diuapayakan agar masyarakat dapat memperoleh pekerjaan yang lebih baik. Pada saat yang sama, masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan dan yang sebagian besar penghasilannya berasal dari sektor pertanian, juga terus diuapayakan agar mempunyai pengetahuan yang tepat mengenai bagaimana memacu peningkatan produktivitas pertanian. Pembangunan yang besar di bidang infrastruktur telah dan perlu terus ditingkatkan ditunjang dengan layanan penyuluhan pertanian yang efektif. Upaya yang terus ditingkatkan untuk menghubungkan masyarakat khususnya yang berpenghasilan rendah dengan berbagai peluang. Pada sebagian penduduk di daerah pedesaan bukan hanya tidak memiliki kemampuan; mereka juga tidak memiliki sarana untuk terhubung dengan pertumbuhan. Kadang-kadang kaitan yang hilang itu bersifat fisik. Sebagai contoh, akses ke pasar di beberapa daerah pedesaan terkendala oleh kualitas jalan yang buruk di tingkat kecamatan. Berdasarkan tinjauan pembangunan wilayah, telah dilakukan berbagai upaya antara lain, pertama, daerah perkotaan yang telah dan terus dipersiapkan baik secara politik maupun ekonomi, untuk menyerap ekonomi di daerah-daerah sekitarnya (hinterland) yang sedang tumbuh pesat. Kedua, kendala-kendala atas pertumbuhan usaha non-pertanian di daerah pedesaan telah diatasi bagi daerah daerah yang belum terserap dalam pertumbuhan daerah perkotaan. Dengan kata lain, perbaikan kondisi perekonomian di pedesaan menjadi faktor penentu bagi pengurangan angka kemiskinan, meskipun pada akhirnya usaha-usaha pedesaan itu berubah menjadi usaha-usaha perkotaan. Peningkatan produktivitas pertanian menjadi jalan keluar penting dari peningkatan perekonomian di pedesaan. Namun demikian 20

16 kegiatan pedesaan nonpertanian juga dapat menjadi batu pijakan peningkatan perekonomian di wilayah pedesaan. Cukup banyak masyarakat yang meningkat kondisi ekonominya, meskipun tetap tinggal di daerah pedesaan dan oleh karena itu, kebijakan pemerintah daerah diarahkan mendorong proses transformasi pedesaan. Di daerah pedesaan, telah terjadi diversifikasi bertahap atas kegiatan-kegiatan ekonomi, yang ditandai dengan adanya ketergantungan pada sumber penghasilan nonpertanian. Proses diversifikasi pedesaan ini mencerminkan kesempatan yang lebih besar untuk pertumbuhan dalam kegiatan ekonomi nonpertanian yang dinamis dibandingkan dalam kegiatan pertanian itu sendiri, meskipun peningkatan produktivitas pertanian masih dipandang sebagai jalan keluar yang paling utama. Selain itu, kebijakan pemerintah daerah sangat berperan dalam usaha peningkatan usaha pertanian dan nonpertanian, dan juga dalam usaha menghubungkan masyarakat dengan pekerjaan yang lebih baik. Di samping itu, melakukan investasi untuk meningkatkan kemampuan masyarakat tampaknya telah dapat memberi hasil yang tinggi. Upaya pendidikan khususnya dengan memacu pendidikan tingkat dasar ke tingkat menengah serta meningkatkan jumlah dan kualitas sekolah menengah di daerah pedesaan, menjadi kunci untuk mendongkrak kemampuan masyarakat khususnya yang berpenghasilan rendah untuk berpartisipasi dalam pertumbuhan ekonomi. Perbaikan akses kursus informal dapat juga membantu peningkatan kemampuan produktif masyarakat, khususnya di daerah perkotaan. Menghubungkan masyarakat khususnya yang berpenghasilan rendah dengan peluang-peluang bagi pertumbuhan adalah upaya yang sangat penting. Dampak keterhubungan juga tinggi, khususnya bagi lapangan kerja sektor formal di luar pertanian. Akses terhadap jalan beraspal sama halnya dengan akses terhadap permodalan di beberapa wilayah. Bagi sebagian besar masyarakat bukan petani melihat bahwa kendala-kendala terpenting yang mereka hadapi terkait dengan: rendahnya permintaan terhadap barang dan jasa yang mereka produksi; kesulitan memperoleh kredit; dan masalah pemasaran akibat buruknya jalan, transportasi dan infrastruktur listrik. Selain itu, ada beberapa langkah kebijakan ekonomi mikro yang penting yang telah dilakukan untuk mendukung berbagai jalan keluar guna peningkatan perekonomian masyarakat. Pertama, upaya memacu produktivitas masyarakat khususnya yang berpenghasilan rendah yang bekerja di sektor pertanian di daerah pedesaan melalui peningkatan akses mereka terhadap pengetahuan dan teknologi pertanian serta upaya peningkatan layanan penyuluhan pertanian. Intervensi yang telah dilakukan antara lain melalui perbaikan jalan pedesaan, serta perbaikan akses terhadap listrik dan irigasi di sebagian kecamatan di Kabupaten Kabupaten Bengkulu tengah. Kedua, upaya memacu 21

17 produktivitas masyarakat khususnya yang berpenghasilan rendah yang bekerja di sektor nonpertanian. Yang perlu ditekankan di sini adalah upaya melalui peningkatan pendidikan yang lebih baik agar mereka dapat memperoleh pekerjaan yang lebih baik, serta peningkatan pelatihan kerja. Upaya memacu produktivitas masyarakat khususnya yang berpenghasilan rendah yang bekerja di sektor nonpertanian di daerah perkotaan juga memerlukan penekanan pada pendidikan dan pelatihan kejuruan. Namun, cara menghubungkan masyarakat khususnya yang berpenghasilan rendah di daerah perkotaan dengan pertumbuhan sedikit berbeda dengan cara di daerah pedesaan. Meskipun perbaikan infrastruktur masih cukup penting bagi peningkatan perekonomian di daerah perkotaan yang paling dibutuhkan adalah menghubungkan masyarakat khususnya yang berpenghasilan rendah perkotaan dengan pasar kerja formal. Upaya perbaikan akses kredit permodalan telah terbukti sangat membantu menghubungkan kelompok-kelompok masyarakat khususnya yang berpenghasilan rendah tersebut dengan berbagai peluang. Petani membutuhkan modal untuk membiayai berbagai sarana produksi pertanian; usaha non pertanian di daerah pedesaan mengalami kendala akses modal. Sedangkan usaha di daerah perkotaan, khususnya usaha mikro dan kecil yang melibatkan sebagian besar penduduk miskin juga mengalami kendala untuk mendapatkan kredit modal. Karena itu, langkah-langkah kongkrit harus dilakukan untuk meningkatkan akses kredit komersial yang merupakan bagian penting untuk merangsang pertumbuhan ekonomi. Stabilitas pertumbuhan ekonomi juga tidak lepas dari tantangan berat tingginya laju inflasi. Inflasi adalah suatu keadaan di mana harga barang-barang secara umum mengalami kenaikan dan berlangsung dalam kurun waktu tertentu secara terus-menerus. Harga barang yang ada mengalami kenaikan nilai dari waktu-waktu sebelumnya dan berlaku di setiap wilayah. Akibatnya, terjadi proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Sejak tahun 2005 hingga tahun 2007, laju inflasi mengalami fluktuasi dan kondisinya berada di atas 10%, tahun 2005 sebesar 13,43%, menurun pada tahun 2006 menjadi 10,46%, dan meningkat lagi tahun 2007 menjadi sebesar 11,27%. Laju inflasi ini kemudian dapat dikendalikan dan mengalami penurunan menjadi di bawah 10 % pada tahun 2008 tepatnya berada pada level 9,72%. Dengan inflasi pada kisaran tersebut, justru diharapkan mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian daerah lebih baik, yaitu membuat masyarakat bergairah untuk bekerja dan melaksanakan diversifikasi usaha, menabung dan mengadakan investasi yang dampaknya diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan daerah. Meskipun demikian kondisi ini (kisaran 10%) tetap terjaga dan tidak sampai terjadi inflasi yang tak terkendali (hiperinflasi). Yang 22

18 terakhir ini berpotensi menyebabkan gangguan pada stabilitas ekonomi di mana para pelaku ekonomi enggan untuk melakukan aktifitas dalam perekonomian serta menurunnya daya beli masyarakat secara umum akibat harga-harga yang naik. Tetapi, karena inflasi relatif terkendali, kecenderungan demikian dalam batas tertentu masih bisa dikendalikan KESEJAHTERAAN SOSIAL Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Bengkulu Tengah sebesar 68,51 pada tahun 2010 dan 68,83 di tahun 2011 (data dari BPS RI, 2012), Angka Kemsikinan di Kabupaten Bengkulu Tengah KK (22,35 %) dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada tahun 2010 sebesar 4,14 % dari jumlah Angkatan Kerja jiwa untuk tahun 2011 sebesar 2,67 % dari jumlah Angkatan Kerja jiwa Tingkat Kesejahteraan sosial masyarakat di Kabupaten Bengkulu Tengah secara umum belum memenuhi standar dan kehidupan yang layak. Hal ini dapat dilihat dari nilai nominal pendapatan perkapita dan jumlah masyarakat miskin. Pendapatan perkapita penduduk Kabupaten Bengkulu Tengah rata-rata di atas Rp ,-/tahun. Lebih dari 45 % Jumlah keluarga yang perlu mendapat perhatian pemerintah. Hal ini dilihat dari jumlah Keluarga yang mendapat bantuan sosial beras keluarga miskin. Untuk tahun 2010 jumlah Penduduk per kecamatan yang mendapat bantuan beras keluarga miskin dapat dilihat dalam Tabel Tabel 2.10 Jumlah Keluarga Yang Mendapat Beras Miskin No. Kecamatan Jumlah KK 1 Tabah Penanjung Karang Tinggi Talang Empat Pondok kelapa Pagar Jati Pematang Tiga

19 7 Merigi Kelindang Merigi Sakti Pondok Kubang Bang Haji 1056 Jumlah Sumber : Dinas Kependudukan dan catatan sipil, Juni SENI BUDAYA DAN OLAH RAGA Kabupaten Bengkulu Tengah memiliki kebudayaan dan adat istiadat yang beragam yang diwarnai oleh berbagai suku yang sudah lama menetap di Kabupaten Bengkulu Tengah. Penduduk asli Kabupaten Bengkulu Tengah adalah Suku Rejang dan Suku Lembak dan diperkaya oleh suku-suku pendatang lainnya yang menetap dan berusaha di Kabupaten Bengkulu Tengah. Tiga rumpun suku besar yang ada di Kabupaten Bengkulu Tengah adalah : Suku Rejang umumnya tinggal di Kecamatan Taba Penanjung, Kec. Karang Tinggi, Pagar Jati, dan Kecamatan Pematang Tiga sedangkan Suku Lembak umumnya tinggal di Kecamatan Talang Empat, Karang Tinggi dan Kec. Pondok Kelapa dan Suku Jawa umumnya tingal di Kecamatan pondok Kelapa, Pagar Jati dan Kecamatan Talang Empat. Bahasa yang digunakan dalam pergaulan sehari-hari untuk antar suku umumnya menggunakan bahasa Melayu Bengkulu sebagai bahasa komunikasi selain bahasa Indonesia. Untuk komunikasi sesama suku menggunakan bahasa daerah masing-masing suku, seperti Bahasa Rejang, Bahasa Lembak, Bahasa Serawai, Bahasa Jawa, Bahasa Sunda. Pengaruh Agama Islam dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Bengkulu Tengah masih sangat kental, hal ini terlihat seperti dalam upacara perkawinan, Kesenian Syarafal annam dan Kesenian Rebana dan nyanyian-nyanyian berirama padang pasir serta kegiatankegiatan dan ritual lainnya. Kabupaten Bengkulu Tengah memiliki beberapa obyek wisata yang potensial untuk dikembangkan dalam mendukung perkembangan kabupaten secara keseluruhan. Obyek wisata yang ada di Kabupaten Bengkulu Tengah saat ini adalah cagar budaya dan wisata alam yang amat perlu dipelihara dan dikembangkan. Obyek wisata cagar sejarah yang ada 24

20 adalah Benteng peninggalan Belanda di Cagar Alam Taba Penanjung. Sedangkan Obyek wisata alam yaitu Hutan Wisata Hutan Lindung Taba Penanjung, Hutan Raya Rajo Lelo, Pantai Sungai Suci di Kecamatan Pondok Kelapa,, Pendakian Puncak Gunung Bungkuk di Kecamatan Pagar Jati dan wisata arung jeram yang dapat dilakukan di beberapa sungai besar yang ada di Kabupaten Bengkulu Tengah. Gambar 2.2 Pantai Sungai Suci dan Bunga Rafflesia Arnoldi Obyek wisata yang potensial dikembangkan adalah Air terjun datar lebar di Taba Penanjung, Air terjun Curup Embun I dan II di Desa Lagan Bungin Kec. Talang Empat, air terjun di Desa Pagar Jati. Sedangkan pasilitas pendudung dalam pengembangan wisata yaitu Hotel Dianty, Tahura Hotel, Sungai Suci Hotel dan Batavia Hotel ASPEK PELAYANAN UMUM PEMANFAATAN RUANG 1. Pola Ruang Rencana pola ruang Kabupaten Bengkulu Tengah disusun dengan mempertimbangkan ketentuan penyusunan pola ruang, kebijakan pola ruang nasional dan provinsi, kebijakan pembangunan daerah, kondisi objektif wilayah, daya dukung kawasan, dan daya tampung, serta kebutuhan ruang untuk masa mendatang, maka dapat dirumuskan rencana pola ruang untuk Kabupaten Bengkulu Tengah sebagai berikut. 25

21 1. Rencana Pola Kawasan Lindung A. Kawasan yang Memberikan Perlindungan Kawasan Bawahannya 1) Kawasan Hutan Lindung Kawasan ini menempati daerah yang rentan terhadap perubahan, karena lereng terjal, salum tanah dangkal, dan struktur geologi yang labil. Kawasan Hutan Lindung ini antara lain Kawasan Lindung Bukit Daun, Bukit Barisan, Bukit Resam, Bukit Nipis dan Bukit Endu terletak di kawasan perbukitan di bagian utara dan timur berbatasan dengan Kabupaten Rejang Lebong dan Kabupaten Kepahiang. Kawasan hutan lindung yang ditetapkan termasuk dalam wilayah administrasi Kabupaten Bengkulu Tengah adalah kawasan hutan lindung Rindu Hati register 75 di Kecamatan Taba Penanjung dan Bukit Daun register 5 Kecamatan Merigi Kelindang dengan luas total (delapan belas ribu empat ratus dua puluh delapan) hektar. 2) Kawasan Resapan Air Kawasan ini terletak di daerah tangkapan air (chathment area) hulu sungai, yakni di seluruh kawasan hutan lindung dan kawasan di luar kawasan hutan lindung yang memiliki kelerengan lebih besar dari 40 persen. Kawasan dengan kelerengan lebih besar dari 40 persen diluar kawasan hutan lindung mencapai luas 151 hektar. Hasil super impose peta kelas lereng lebih besar dari 40 persen dengan peta rawan longsor menunjukkan bahwa hampir seluruh kawasan tersebut merupakan kawasan rawan longsor. Mengingat ancaman bencana alam di Kabupaten Bengkulu Tengah tidak saja dari potensi longsor, namun juga rawan gempa, untuk menghidari bencana yang lebih besar, maka seluruh kawasan yang berada pada kelerengan lebih besar dari 40 persen seyogyanya harus dipulihkan melalui penanaman tanaman yang memiliki fungsi konservasi. Rencana pengelolaan kawasan lebih besar dari 40 persen ini adalah dengan melakukan reboisasi pada kawasan yang sudah kritis dengan pendekatan partisipasi masyarakat lokal yang didukung oleh pemerintah dan lembaga peduli lingkungan lainnya. B. Kawasan Perlindungan Setempat 1) Kawasan Sempadan Sungai Arahan alokasi kawasan sempadan sungai di Kabupaten Bengkulu Tengah seluas hektar. Kawasan ini terletak di sepanjang kiri-kanan Air Lemau, Air Bengkulu, dan sungai-sungai lebih kecil lainnya. Beberapa ruas merupakan 26

22 kawasan hutan dan sebagian ruas lainnya berupa daerah pertanian dan permukiman perdesaan dan perkotaan. Ditinjau dari luasan DAS-nya, seluruh sungai di Kabupaten Bengkulu Tengah tidak ada yang tergolong sungai besar. 2) Kawasan Sempadan Pantai Kawasan tertentu sepanjang pantai yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi pantai. Kawasan ini terletak di sepanjang pantai barat daya Kabupaten Bengkulu Tengah. Beberapa ruas merupakan kawasan semak belukar dan sebagian ruas lainnya berupa permukiman dan perkebunan. Pada kawasan sempadan pantai ini juga terdapat Jalan Nasional Lintas Barat Sumatera. Beberapa ruas telah mengalami abrasi cukup kritis. Arahan alokasi kawasan sempadan pantai di Kabupaten Bengkulu Tengah sepanjang 37,7 kilometer, dengan total luas 419 hektar. Pelestarian kawasan ini perlu dilakukan sebagai daerah penyangga (buffer zone) untuk mengendalikan terjadinya abrasi, menahan gelombang, dan sebagai habitat serta berkembangnya flora dan fauna penting lainnya. Untuk itu pada kawasan ini perlu dilakukan pengendalian secara ketat dengan menghindarkan adanya aktivitas pembangunan secara intensif. Penghijauan kembali dengan jenis-jenis tanaman yang sesuai secara agroekosistem pantai seperti pandan dan dadap pantai perlu dilakukan. Untuk kawasan pantai yang telah dikembangkan dengan intensitas kegiatan yang tinggi seperti pantai Pondok Kelapa, maka perlu dilakukan pengelolaan lingkungan agar tidak terjadi pencemaran lingkungan dan kerusakan ekologi lainnya. 3) Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya Kawasan suaka alam di Kabupaten Bengkulu Tengah ini ada dua jenis yaitu: a. Taman Buru Semidang Bukit Kabu terletak di kawasan yang berbukit dan bergelombang di kawasan tenggara Kabupaten Bengkulu Tengah berbatasan dengan Kabupaten Seluma. Secara adminitrasi kawasan ini menempati wilayah Kecamatan Taba Penanjung dan Karang Tinggi; b. Taman Hutan Raya Raja Lelo terletak di kawasan dataran rendah di bagian baratdaya Kabupaten Bengkulu Tengah berbatasan dengan Kota Bengkulu. Secara adminitrasi kawasan tahura ini termasuk dalam wilayah Kecamatan Pondok Kubang Berdasarkan hasil super impose dengan peta tutupan lahan hasil interpretasi citra landsat (2009), maka disimpulkan bahwa seluruh kondisi hutan suaka alam 27

23 (Tahura Raja Lelo, Taman Buru Semindang Bukit Kabu, dan Cagar Alam) berada dalam keadaan yang rusak. Dari total luas hektar, seluruhnya telah berubah penggunaan, yakni seluas hektar berubah menjadi kebun campuran dan seluas 408 hektar berubah menjadi permukiman. Perubahan pola penggunaan ini telah menihilkan fungsi kawasan ini sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya. Selain telah berubah pola penggunaannya, terhadap kawasan ini sebagian telah dikeluarkan Ijin Usaha Pertambangan (IUP). Untuk kawasan suaka alam yang tidak dibebani IUP, maka perlu segera dilakukan usaha pengembalian fungsi ekologisnya, yakni melalui kegiatan penghijauan kembali dengan jenis-jenis tanaman yang endemis. 4) Kawasan Rawan Bencana Alam Di Kabupaten Bengkulu Tengah kawasan yang rawan longsor tanah berada di lereng-lereng curam (lebih besar dari 60 persen), pada umumnya di kawasan hutan lindung dan sebagian lainnya di kawasan budidaya. Beberapa kecamatan yang memiliki kerawanan tanah longsor adalah Kecamatan Pematang Tiga, Bang Haji, Merigi Sakti, Merigi Kelindang, Taba Penanjung, dan Karang Tinggi. Secara sosial ekonomi kawasan rawan longsor tanah di Kabupaten Bengkulu Tengah ini relatif tidak terlalu berbahaya, karena sebagian besar berada pada kawasan non budidaya (hutan lindung). Hanya beberapa kawasan rawan longsor tanah yang perlu memperoleh kewaspadaan antara lain yang berada di sekitar jalur jalan nasional menuju Kepahiang, terutama di dalam kawasan hutan lindung yang berbukit-bukit. Di Kabupaten Bengkulu Tengah, kawasan rawan bencana banjir berada di Kecamatan Pondok Kelapa, Talang Empat dan sebagian kecil Pondok Kubang, yang merupakan daerah hilir Air Lemau dan Air Bengkulu. Kawasan ini umumnya telah dimanfaatkan untuk areal persawahan dan permukiman. Sedangkan kawasan rawan gelombang pasang terletak di kawasan pesisir yaitu di Kecamatan Pondok Kelapa terutama di Desa Pedati dan Desa Pekik Nyaring. 5) Kawasan Lindung Geologi Beberapa kecamatan yang memiliki kerawanan gempa bumi adalah Kecamatan Pematang Tiga, Bang Haji, Merigi Sakti, Merigi Kelindang, dan Taba Penanjung. Secara sosial sosial ekonomi kawasan rawan longsor tanah di Kabupaten Bengkulu Tengah ini relatif tidak terlalu berbahaya, karena sebagian besar berada pada kawasan non budidaya (Hutan Lindung). Hanya beberapa kawasan rawan longsor tanah yang perlu memperoleh kewaspadaan antara lain yang berada di sekitar jalur jalan nasional menuju Kepahiang, terutama di dalam kawasan hutan lindung yang berbukit-bukit. Sedangkan kawasan rawan bencana tsunami di Kabupaten Bengkulu Tengah terletak di pesisir di Kecamatan Pondok Kelapa dan Pondok Kubang, terutama di Desa Pedati dan Desa Pekik Nyaring. 28

24 2. Rencana Pola Ruang Kawasan Budidaya A. Kawasan Hutan Produksi Di Kabupaten Bengkulu Tengah kawasan hutan yang ada berupa Kawasan Hutan Produksi (HP), yakni kawasan yang diperuntukkan bagi hutan produksi tetap di mana eksploitasinya hanya dapat dengan tebang pilih atau tebang habis dan tanam. Kawasan ini berada di wilayah Kecamatan Taba Penanjung. Pola pengelolaan kawasan hutan ini diarahkan untuk Hutan Tanaman Rakyat (HTR), yakni model pengelolaan hutan parstisipatif yang melibatkan masyarakat sekitar hutan secara berkelompok sebagai subyek pembangunan perhutanan. Ijin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu pada Hutan Tanaman Rakyat ini dapat diajukan kepada Kementerian Kehutanan atas nama badan hukum usaha rakyat (kelompok, koperasi, dan lainnya). B. Kawasan Peruntukan Pertanian 1) Kawasan Peruntukan Tanaman Pangan Kawasan peruntukan tanaman pangan diperuntukkan bagi tanaman pangan lahan basah dengan pengairan secara irigasi teknis. Kawasan ini sebagian besar menyebar di Kecamatan Pondok Kelapa. Kawasan ini berupa dataran datar dengan jenis tanah aluvial yang memiliki status kesuburan tanah tinggi dan dilengkapi infrastruktur irigasi teknis dan setengah teknis. 2) Kawasan Peruntukan Holtikultura Pengembangan kawasan ini ditujukan untuk menjaga agar kelestarian lahan dapat dipertahankan dan produktivitas lahan dapat ditingkatkan melalui pola pemanfaatan kebun campuran (talun kebun), dengan berbagai tanaman buahbuahan dikombinasikan tanaman kayu-kayuan dan tumpangsari dengan tanaman hotikulutur sayuran (kacang panjang, cabe, tomat, dan lainnya). Kawasan ini mencakup areal seluas hektar yang menyebar di seluruh kecamatan di wilayah Kabupaten Bengkulu Tengah, terutama Kecamatan Pagar Jati, Pondok Kelapa, Pondok Kubang, dan Taba Penanjung. 3) Kawasan Peruntukan Perkebunan Sejenis Kawasan yang diperuntukkan bagi tanaman perkebunan yang sejenis (bukan campuran). Perkebunan ini dikelola secara profesional dengan penerapan teknologi budidaya yang optimal. Varietas yang dikembangkan berasal dari jenis unggul dan penerapan teknologi pemupukan dan pemberantasan hama dan penyakit tanaman dilaksanakan secara intensif. Tingkat produktivitas per satuan 29

25 luas tergolong tinggi. Di Kabupaten Bengkulu Tengah, kawasan perkebunan sejenis ini terletak di Kecamatan Karang Tinggi, Taba Penanjung, dan Pondok Kelapa dengan luas kurang lebih hektar. 4) Kawasan Peruntukan Peternakan Pengembangan peternakan di Kabupaten Bengkulu Tengah terintegrasi dengan pengambangan pertanian lainnya. Limbah pertanian yang dihasilkan oleh kegiatan budidaya tanaman perkebunan dan tanaman hortikultura dapat difungsikan sebagai Hijauan Pakan Ternak (HPT). Biji-bijian produksi pertanian juga dapat dijadikan untuk pakan unggas. Untuk itu kawasan pengembangan peternakan dapat tetapkan untuk seluruh wilayah administrasi kabupaten. C. Kawasan Peruntukan Budidaya Perikanan 1) Kawasan Perikanan Tangkap Perairan pesisir untuk kegiatan perikanan tangkap komersil untuk perahu/kapal ikan gross ton penekanan pada kegiatan penangkapan udang, ikan pelagis dan ikan laut lainnya skala komersil pada jalur penangkapan lebih besar dari 4 mil dari garis pantai. Pengembangan kawasan minapolitan dibutuhkan guna mendukung pengembangan pembangunan perikanan. Di Pondok Kelapa perlu dikembangkan industri pengolahan hasil ikan guna meningkatkan nilai tambah bagi produk perikanan yang dihasilkan oleh kawasan ini, sehingga dapat memberikan peningkatan kesejahteraan nelayan dan masyarakat pada umumnya. 2) Kawasan Budidaya Perikanan Di Kabupaten Bengkulu Tengah, budidaya perikanan dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) jenis, yakni perikanan air tawar (sungai dan rawa) dan perikanan budidaya perikanan laut. Kawasan budidaya perikanan air tawar menyebar di perairan sungai dan rawa-rawa yang ada. Hingga saat ini pengembangan perikanan air tawar masih didominasi oleh penangkapan ikan di perairan umum (sungai dan rawa), dengan produktivitas 46,6 ton/tahun. Sedangkan pengembangan perikanan budidaya, yakni melalui kolam dan tambak masih tergolong belum berkembang, dengan produktivitas 9,43 ton/tahun. Kawasan budidaya perikanan tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Bengkulu Tengah, terutama Kecamatan Pondok Kelapa, Merigi Sakti, Pagar Jati, dengan luas total sekitar 409 hektar. 3) Kawasan Pengolahan Ikan 30

26 Kawasan peruntukan pengolahan ikan dialokasikan di Kecamatan Pondok Kelapa, sedangkan kawasan peruntukan perikanan dikembangkan kawasan minapolitan Pondok Kelapa. D. Kawasan Pertambangan Dalam mengelola usaha pertambangan, Pemerintah telah menetapkan Wilayah Pertambangan (WP), yang terdiri dari Wilayah Usaha Pertambangan (WUP), Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) dan Wilayah Pencadangan Negara (WPN). WUP adalah bagian dari WP yang telah memiliki ketersediaan data, potensi, dan/atau informasi geologi. WUP ditetapkan oleh pemerintah pusat melalui koordinasi dengan pemerintah provinsi. Hampir semua wilayah administrasi Kabupaten Bengkulu Tengah memiliki potensi pertambangan, namun kebijakan pembangunan pertambangan harus mempertimbangkan aspek kelestarian lingkungan. Oleh karena itu kawasan pertambangan diarahkan pada kawasan perbatasan hutan lindung. E. Kawasan Peruntukan Industri Kawasan peruntukan industri yang akan dikembangkan di wilayah Kabupaten Bengkulu Tengah, terdiri atas: a. kawasan industri, dialokasikan pada kawasan Kembang Seri di Kecamatan Talang Empat. b. Kawasan peruntukan industri kecil dan mikro, dialokasikan pada Kecamatan Talang Empat. F. Kawasan Pariwisata Potensi kawasan pariwisata di Kabupaten Bengkulu Tengah sangat beragam jenisnya, namun tidak dapat diplot secara khusus dalam Rencana Pola ruang karena arealnya terlalu kecil. Oleh sebab itu, masing-masing lokasi kawasan wisata di kecamatan dinilai berdasarkan parameter daya tarik lokasi, ketersediaan lahan untuk pengembangan, kelerengan lahan, kerawanan bencana dan aksesibilitas lokasi. Berdasarkan parameter tersebut, maka 3 kecamatan yang diprioritaskan untuk pembangunan pariwisata yaitu Kecamatan Talang Empat, Kecamatan Taba Penanjung, dan Kecamatan Karang Tinggi. G. Kawasan Permukiman Menunjukkan areal kawasan permukiman perdesaan. Kawasan ini menempati areal dengan bentuk wilayah datar-bergelombang (0-15 persen), jenis tanah kambisol, latosol, dan podsolik, dengan pola penggunaan lahan eksisting permukiman dan 31

27 pekarangan. Kawasan permukiman perdesaan teralokasi menyebar di tiap kecamatan seluas kurang lebih hektar. Kawasan permukiman perkotaan. Kawasan ini menempati areal dengan bentuk wilayah datar-berombak (0-8 persen), jenis tanah kambisol dan podsolik, dengan pola penggunaan lahan eksisting permukiman tingkat kepadatan tinggi dan pekarangan. Kawasan permukiman perkotaan ditetapkan meliputi permukiman di wilayah Kecamatan Karang Tinggi, Pondok Kubang, dan Pondok Kelapa dengan luas kurang lebih hektar. H. Kawasan Peruntukan Lainnya Kawasan peruntukan lainnya dialokaskan berupa kawasan perkantoran, pendidikan, kesehatan, kebudayaan, perdagangan dan jasa kabupaten. Secara keseluruhan, rencana pola ruang kabupaten bengkulu tengah sebagai berikut: Rencana Pola Ruang Kabupaten Bengkulu Tengah Tahun No. Rencana Pola Ruang Luas (hektar) (%) A. Kawasan Lindung ,2 1. Perlindungan bagi Kawasan Bawahannya a. Hutan Lindung ,1 b. Resapan Air 151 0,1 2. Perlindungan Setempat a. Sempadan Sungai ,5 b. Sempadan Pantai 419 0,3 c. Ruang Terbuka Hijau Hutan Suaka Alam a. Cagar Alam (CA) 4 0,003 b. Taman Hutan Raya (Tahura) ,9 c. Taman Buru (TB) ,6 B. Kawasan Budidaya ,4 32

28 1. Kawasan Hutan Produksi Tetap (HPT) ,4 2. Kawasan Hutan Produksi (HP) 357 0,3 3. Kawasan Peruntukan Pertanian a. Peruntukan Tanaman Pangan; ,3 b. Peruntukan Hortikultura ,6 c. Peruntukan Perkebunan ,8 d. Peruntukan Peternakan ,8 4. Kawasan Peruntukan Budidaya Perikanan 409 0,3 5. Kawasan Peruntukan Pertambangan Pertambangan Batubara ,1 6. Kawasan Peruntukan Permukiman a. Permukiman Perdesaan ,0 b. Permukiman Perkotaan ,4 c. Relokasi Lahan Permukiman Penduduk ,2 7. Kawasan Agropolitan Kawasan Peruntukan Perkantoran, Pendidikan, Kesehatan, Kebudayaan, Perdagangan dan Jasa ,5 Luas Darat ,64 Luas Laut ,36 Luas Total Darat + Laut Sumber : RTRW Kab. Bengkulu Tengah, Struktur Ruang 1. Rencana Sistem Jaringan Prasarana Wilayah a. Sistem Jaringan Transportasi Untuk melayani pergerakan barang dan orang secara efektif dan efisien diperlukan pembangunan, peningkatan dan perbaikan jalan yang menghubungkan antar pusat permukiman, peningkatan dan cakupan pelayanan kendaraan angkutan penumpang 33

29 dan barang serta pembangunan dan peningkatan terminal penumpang. Adapun progam utama yang diperlukan untuk mewujudkan sistem jaringan prasarana angkutan darat adalah: a. Pengembangan jaringan jalan Arteri Primer (Jalan Nasional) yaitu yang menghubungkan simpul-simpul: 1) Nakau - Batas Kota Kepahyang; 2) Kembang Seri - Air Sebakul; 3) Nakau - Air Sebakul; 4) Tugu Hiu - Simpang Nakau; 5) Pasar Pedati - Tugu Hiu; dan 6) Kerkap - Pasar Pedati (Sungai Hitam). b. Jalan Kolektor 3 (Jalan Provinsi) yaitu jalan yang menghubungkan simpulsimpul: 1) Lubuk Durian - Lubuk Sini; 2) Tugu Hiu - Taman Hutan Raya - Simpang Kroya; 3) Klindang - Susup. c. Pemeliharaan, Peningkatan dan Rehabilitasi Ruas-ruas jalan-jalan Kabupaten yaitu jalan yang menghubungkan simpul-simpul: 1) Karang Tinggi - Padang Tambak - Renah Semanek - Renah Lebar - Pelajau Kecamatan Karang Tinggi; 2) Karang Tinggi - Penanding - Dusun Baru 2 Kecamatan Karang Tinggi; 3) Penanding - Pagar Gunung Kecamatan Karang Tinggi; 4) Taba Lagan - Gaja Mati - Semidang-Karang Nanding - Pagar Gunung Kecamatan Karang Tinggi; 5) Karang Nanding - Padang Siring Kecamatan Karang Tinggi; 6) Taba Pasema - Margo Mulyo Kecamatan Talang Empat; 7) Lagan - Taba Lagan Kecamatan Talang Empat; 8) Taba Lagan - Bukit Kecamatan Talang Empat; 9) Taba Lagan - Pagar Jati Kecamatan Talang Empat; 10) Dusun Baru 1 - Taba Jambu Kecamatan Pondok Kubang; 11) Tanjung Terdana - Tahura Kecamatan Pondok Kubang; 12) Tanjung Terdana - Harapan Makmur - Margo Mulyo Kecamatan Pondok Kubang; 13) Pondok Kubang - Tanjung Dalam - Talang Tengah - Paku Haji Kecamatan Pondok Kubang; 34

30 14) Tanjung Dalam - Pondok Kubang - Dusun Anyar - Renah Lebar Kecamatan Pondok Kubang, Karang Tinggi; 15) Talang Tengah - Lingkar Galling Kecamatan Pondok Kubang; 16) Lubuk Sini - Karang Tengah Kecamatan Taba Penanjung; 17) Bajak - Padang Kedeper Kecamatan Taba Penanjung, Merigi Kelindang; 18) Bajak - Datar Lebar Kecamatan Taba Penanjung; 19) Taba Baru - Surau Kecamatan Taba Penanjung; 20) Taba Teret - Rindu Hati Kecamatan Taba Penanjung; 21) Sukarami - Tanjung Raman Kecamatan Taba Penanjung; 22) Tanjung Raman - Kota Niur Kecamatan Taba Penanjung; 23) Bajak 1 - Padang Kedeper - Jambu - Penembang Kecamatan Merigi Kelindang; 24) Padang Kedeper - Bajak Kecamatan Merigi Kelindang; 25) Pungguk Ketupat - Penembang Kecamatan Merigi Kelindang; 26) Taba Durian Sebakul - Komering Kecamatan Merigi Kelindang, Merigi Sakti; 27) Lubuk Unen Baru - Lubuk Unen - Taba Durian Sebakul - Talang Ambung Kecamatan Merigi Kelindang; 28) Sekayun Hilir - Taba Tengah - Talang Donok Kecamatan Bang Haji; 29) Sekayun - Sekayun Mudik - Sungkai Berayun - Padang Berunai - Air Napal - Talang Panjang - Genting Kecamatan Bang Haji; 30) Talang Panjang - Kembang Ayun Kecamatan Bang Haji; 31) Padang Betuah - Aturan Mumpo Kecamatan Pondok Kelapa; 32) Padang Betuah - Talang Panjang Kecamatan Pondok Kelapa; 33) Sunda Kelapa - Abu Sakin - Sidorejo - Sidodadi - Talang Pauh - Ds.Pondok Kelapa Kecamatan Pondok Kelapa; 34) Sidodadi - Bintang Selatan Kecamatan Pondok Kelapa; 35) Sidodadi - Talang Boseng - Pagar Dewa - Kembang Ayun Kecamatan Pondok Kelapa; 36) Pagar Dewa - Tamiang Kecamatan Pondok Kelapa; 37) Srikaton - Panca Mukti Kecamatan Pondok Kelapa; 38) Srikaton - Srikuncoro Kecamatan Pondok Kelapa; 39) Pasar Pedati - Srikaton Kecamatan Pondok Kelapa; 40) Pasar Pedati - Talang Pauh Kecamatan Pondok Kelapa; 41) Pasar Pedati - Jalan Pantai Sungai Suci Kecamatan Pondok Kelapa; 42) Pematang 3 Lama - Air Kotok Kecamatan Pematang Tiga; 35

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU

GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU 75 GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU Sumatera Barat dikenal sebagai salah satu propinsi yang masih memiliki tutupan hutan yang baik dan kaya akan sumberdaya air serta memiliki banyak sungai. Untuk kemudahan dalam

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-nya maka Buku Monografi Kabupaten Bengkulu Tengah 2011 ini dapat diterbitkan.

KATA PENGANTAR. Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-nya maka Buku Monografi Kabupaten Bengkulu Tengah 2011 ini dapat diterbitkan. KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-nya maka Buku Monografi Kabupaten Bengkulu Tengah 2011 ini dapat diterbitkan. Buku ini memuat kondisi Kabupaten Bengkulu Tengah pada

Lebih terperinci

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis 3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Penelitian dilakukan di dua kabupaten di Provinsi Jambi yaitu Kabupaten Batanghari dan Muaro Jambi. Fokus area penelitian adalah ekosistem transisi meliputi

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 53 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Selat Rupat merupakan salah satu selat kecil yang terdapat di Selat Malaka dan secara geografis terletak di antara pesisir Kota Dumai dengan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 31 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Geografis Wilayah Secara astronomis, wilayah Provinsi Banten terletak pada 507 50-701 1 Lintang Selatan dan 10501 11-10607 12 Bujur Timur, dengan luas wilayah

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian ini meliputi wilayah Kota Palangkaraya, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Katingan, Kabupaten

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak antara 116-117

Lebih terperinci

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

Lebih terperinci

Bab V POTENSI, MASALAH, DAN PROSPEK PENGEMBANGAN WILAYAH. 5.1 Potensi dan Kendala Wilayah Perencanaan

Bab V POTENSI, MASALAH, DAN PROSPEK PENGEMBANGAN WILAYAH. 5.1 Potensi dan Kendala Wilayah Perencanaan Bab V POTENSI, MASALAH, DAN PROSPEK PENGEMBANGAN WILAYAH 5.1 Potensi dan Kendala Wilayah Perencanaan Dalam memahami karakter sebuah wilayah, pemahaman akan potensi dan masalah yang ada merupakan hal yang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI 4.1 Keadaan Umum Provinsi Jambi secara resmi dibentuk pada tahun 1958 berdasarkan Undang-Undang No. 61 tahun 1958. Secara geografis Provinsi Jambi terletak antara 0º 45

Lebih terperinci

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian Penataan Ruang Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian Kawasan peruntukan hutan produksi kawasan yang diperuntukan untuk kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Letak Geografis Kabupaten Bandung terletak di Provinsi Jawa Barat, dengan ibu kota Soreang. Secara geografis, Kabupaten Bandung berada pada 6 41 7 19 Lintang

Lebih terperinci

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin 2.1 Tujuan Penataan Ruang Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten merupakan arahan perwujudan ruang wilayah kabupaten yang ingin dicapai pada masa yang akan datang (20 tahun). Dengan mempertimbangkan visi

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim Provinsi Banten secara geografis terletak pada batas astronomis 105 o 1 11-106 o 7 12 BT dan 5 o 7 50-7 o 1 1 LS, mempunyai posisi strategis pada lintas

Lebih terperinci

TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI

TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI 2.1. Tujuan Penataan Ruang Kota Bengkulu Tujuan penataan ruang wilayah kota dirumuskan berdasarkan: 1) visi dan misi pembangunan wilayah kota; 2) karakteristik wilayah kota;

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan 77 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada 104 552-105 102 BT dan 4 102-4 422 LS. Batas-batas wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat secara geografis

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.

Lebih terperinci

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah 2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur dengan ibukota Samarinda berdiri pada tanggal 7 Desember 1956, dengan dasar hukum Undang-Undang

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM WILAYAH

KEADAAN UMUM WILAYAH 40 IV. KEADAAN UMUM WILAYAH 4.1 Biofisik Kawasan 4.1.1 Letak dan Luas Kabupaten Murung Raya memiliki luas 23.700 Km 2, secara geografis terletak di koordinat 113 o 20 115 o 55 BT dan antara 0 o 53 48 0

Lebih terperinci

Bab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan....

Bab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan.... DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Gambar Daftar Grafik i ii vii viii Bab I Pendahuluan. 1.1. Dasar Hukum..... 1.2. Profil Wilayah Kabupaten Sijunjung... 1.2.1 Kondisi Fisik

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa ruang selain merupakan sumber alam yang penting artinya bagi

Lebih terperinci

Mata Pencaharian Penduduk Indonesia

Mata Pencaharian Penduduk Indonesia Mata Pencaharian Penduduk Indonesia Pertanian Perikanan Kehutanan dan Pertambangan Perindustrian, Pariwisata dan Perindustrian Jasa Pertanian merupakan proses untuk menghasilkan bahan pangan, ternak serta

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Letak dan Luas. Komponen fisik

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Letak dan Luas. Komponen fisik KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Letak dan Luas Daerah penelitian mencakup wilayah Sub DAS Kapuas Tengah yang terletak antara 1º10 LU 0 o 35 LS dan 109 o 45 111 o 11 BT, dengan luas daerah sekitar 1 640

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG

KEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG KEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG Geografis dan Administrasi Kabupaten Sintang mempunyai luas 21.635 Km 2 dan di bagi menjadi 14 kecamatan, cakupan wilayah administrasi Kabupaten Sintang disajikan pada Tabel

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. IV. GAMBARAN UMUM A. Kondisi Umum Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. Luas wilayah Kabupaten Lampung Tengah sebesar 13,57 % dari Total Luas

Lebih terperinci

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar Bupati Murung Raya Kata Pengantar Perkembangan daerah yang begitu cepat yang disebabkan oleh semakin meningkatnya kegiatan pambangunan daerah dan perkembangan wilayah serta dinamisasi masyarakat, senantiasa

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Situasi Wilayah Letak Geografi Secara geografis Kabupaten Tapin terletak antara 2 o 11 40 LS 3 o 11 50 LS dan 114 o 4 27 BT 115 o 3 20 BT. Dengan tinggi dari permukaan laut

Lebih terperinci

BAB VII KAWASAN LINDUNG DAN KAWASAN BUDIDAYA

BAB VII KAWASAN LINDUNG DAN KAWASAN BUDIDAYA PERENCANAAN WILAYAH 1 TPL 314-3 SKS DR. Ir. Ken Martina Kasikoen, MT. Kuliah 10 BAB VII KAWASAN LINDUNG DAN KAWASAN BUDIDAYA Dalam KEPPRES NO. 57 TAHUN 1989 dan Keppres No. 32 Tahun 1990 tentang PEDOMAN

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 39 KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Letak Geografis dan Administrasi Kabupaten Deli Serdang merupakan bagian dari wilayah Propinsi Sumatera Utara dan secara geografis Kabupaten ini terletak pada 2º 57-3º

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO 4.1. Keadaan Geografis Kabupaten Karo terletak diantara 02o50 s/d 03o19 LU dan 97o55 s/d 98 o 38 BT. Dengan luas wilayah 2.127,25 Km2 atau 212.725 Ha terletak pada ketinggian

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Kabupaten Tulang Bawang Barat. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak di bagian utara Provinsi Lampung.

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Kabupaten Tulang Bawang Barat. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak di bagian utara Provinsi Lampung. BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Kabupaten Tulang Bawang Barat Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak di bagian utara Provinsi Lampung. Kabupaten Tulang Bawang Barat berbatasan langsung dengan Provinsi

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Administrasi Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Selatan pada koordinat 6º56'49'' - 7 º45'00'' Lintang Selatan dan 107º25'8'' - 108º7'30'' Bujur Timur

Lebih terperinci

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG Menggantikan UU No. 24 Tahun 1992 gg Tentang Penataan Ruang 1 Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman

Lebih terperinci

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG Menggantikan UU No. 24 Tahun 1992 Tentang Penataan Ruang Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI. dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya;

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI. dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya; Lampiran III : Peraturan Daerah Kabupaten Bulukumba Nomor : 21 Tahun 2012 Tanggal : 20 Desember 2012 Tentang : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2012 2032 KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Otonomi daerah sudah dilaksanakan sejak tahun 2001. Keadaan ini telah memberi kesadaran baru bagi kalangan pemerintah maupun masyarakat, bahwa pelaksanaan otonomi tidak bisa

Lebih terperinci

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1. Kondisi Geografis Wilayah Provinsi Jawa Barat Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak antara 5 54' - 7 45' LS dan 106 22' - 108 50 BT dengan areal seluas 37.034,95

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

KAJIAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Kondisi Geografis

KAJIAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Kondisi Geografis 43 KAJIAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Kondisi Geografis Provinsi Banten dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 Tentang Pembentukan Provinsi Banten. Wilayah Provinsi Banten berasal dari sebagian

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat

IV. GAMBARAN UMUM Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat 51 IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat Sumatera Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di pesisir barat Pulau Sumatera dengan ibukota

Lebih terperinci

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN 2.1 Tujuan Penataan Ruang Dengan mengacu kepada Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, khususnya Pasal 3,

Lebih terperinci

Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 Tentang : Pengelolaan Kawasan Lindung

Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 Tentang : Pengelolaan Kawasan Lindung Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 Tentang : Pengelolaan Kawasan Lindung Oleh : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor : 32 TAHUN 1990 (32/1990) Tanggal : 25 JULI 1990 (JAKARTA) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Secara geografis Provinsi Sumatera Selatan terletak antara 1 0 4 0 Lintang Selatan dan 102 0-106 0 Bujur Timur dengan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI. Administrasi

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI. Administrasi KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI Administrasi Secara administrasi pemerintahan Kabupaten Sukabumi dibagi ke dalam 45 kecamatan, 345 desa dan tiga kelurahan. Ibukota Kabupaten terletak di Kecamatan

Lebih terperinci

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Kondisi Geografis Kota Makassar secara geografi terletak pada koordinat 119 o 24 17,38 BT dan 5 o 8 6,19 LS dengan ketinggian yang bervariasi antara 1-25 meter dari

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Kondisi Geografis Daerah Kota Bengkulu merupakan ibukota dari Provinsi Bengkulu dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan dititikberatkan pada pertumbuhan sektor-sektor yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Tujuan pembangunan pada dasarnya mencakup beberapa

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Kondisi Wilayah Letak Geografis dan Wilayah Administrasi Wilayah Joglosemar terdiri dari kota Kota Yogyakarta, Kota Surakarta dan Kota Semarang. Secara geografis ketiga

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 34 IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 4.1 Gambaran Umum Provinsi Lampung Lintang Selatan. Disebelah utara berbatasan dengann Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu, sebelah Selatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan 3 (tiga) lempeng tektonik besar yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik. Pada daerah pertemuan

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

IV. KONDISI UMUM WILAYAH 29 IV. KONDISI UMUM WILAYAH 4.1 Kondisi Geografis dan Administrasi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 50-7 50 LS dan 104 48-104 48 BT dengan batas-batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT. Provinsi Jawa Barat, secara geografis, terletak pada posisi 5 o 50-7 o 50

V. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT. Provinsi Jawa Barat, secara geografis, terletak pada posisi 5 o 50-7 o 50 5.1. Kondisi Geografis V. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT Provinsi Jawa Barat, secara geografis, terletak pada posisi 5 o 50-7 o 50 Lintang Selatan dan 104 o 48-108 o 48 Bujur Timur, dengan batas wilayah

Lebih terperinci

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 92 IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 4.1. Kota Bekasi dalam Kebijakan Tata Makro Analisis situasional daerah penelitian diperlukan untuk mengkaji perkembangan kebijakan tata ruang kota yang terjadi

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Wilayah Propinsi Lampung 1. Geografi Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau Sumatera dengan luas wilayah 35.288,35 Km 2. Propinsi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso KATA PENGANTAR Sebagai upaya mewujudkan perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang yang efektif, efisien dan sistematis guna menunjang pembangunan daerah dan mendorong perkembangan wilayah

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN

Lebih terperinci

STUDI EVALUASI PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH (TNBT) KABUPATEN INDRAGIRI HULU - RIAU TUGAS AKHIR

STUDI EVALUASI PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH (TNBT) KABUPATEN INDRAGIRI HULU - RIAU TUGAS AKHIR STUDI EVALUASI PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH (TNBT) KABUPATEN INDRAGIRI HULU - RIAU TUGAS AKHIR Oleh: HERIASMAN L2D300363 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

DATA MINIMAL YANG WAJIB DITUANGKAN DALAM DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH

DATA MINIMAL YANG WAJIB DITUANGKAN DALAM DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH Lampiran II. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : Tanggal : DATA MINIMAL YANG WAJIB DITUANGKAN DALAM DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH Tabel-1. Lindung Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hutan bagi masyarakat bukanlah hal yang baru, terutama bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Hutan bagi masyarakat bukanlah hal yang baru, terutama bagi masyarakat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hutan bagi masyarakat bukanlah hal yang baru, terutama bagi masyarakat yang masih memiliki nilai-nilai dan kultur tradisional. Sejak jaman dahulu, mereka tidak hanya

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. sebagai sebuah pulau yang mungil, cantik dan penuh pesona. Namun demikian, perlu

BAB I. PENDAHULUAN. sebagai sebuah pulau yang mungil, cantik dan penuh pesona. Namun demikian, perlu BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pulau Lombok memiliki luas 467.200 ha. dan secara geografis terletak antara 115 o 45-116 o 40 BT dan 8 o 10-9 o 10 LS. Pulau Lombok seringkali digambarkan sebagai

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis LS dan BT. Beriklim tropis dengan

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis LS dan BT. Beriklim tropis dengan III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Geografis Secara geografis Kabupaten Tebo terletak diantara titik koordinat 0 52 32-01 54 50 LS dan 101 48 57-101 49 17 BT. Beriklim tropis dengan ketinggian

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Pemanfaatan Hutan Areal konsesi hutan PT. Salaki Summa Sejahtera merupakan areal bekas tebangan dari PT. Tjirebon Agung yang berdasarkan SK IUPHHK Nomor

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen... I-7 1.4.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU - ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU - ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU - ISU STRATEGIS Perencanaan pembangunan antara lain dimaksudkan agar Pemerintah Daerah senantiasa mampu menyelaraskan diri dengan lingkungan. Oleh karena itu, perhatian kepada mandat

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 23 IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis dan Batas Wilayah Kabupaten Tabalong merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di Provinsi Kalimantan Selatan dengan ibukota Tanjung yang mempunyai

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1997 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1997 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1997 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa ruang wilayah negara kesatuan Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI II-1 BAB II 2.1 Kondisi Alam 2.1.1 Topografi Morfologi Daerah Aliran Sungai (DAS) Pemali secara umum di bagian hulu adalah daerah pegunungan dengan topografi bergelombang dan membentuk cekungan dibeberapa

Lebih terperinci

Dr. EDWARD Saleh FORUM DAS SUMATERA SELATAN 2013

Dr. EDWARD Saleh FORUM DAS SUMATERA SELATAN 2013 Disampaikan pada Seminar Nasional dan Kongres VIII MKTI Di Palembang 5-7 November 2013 Dr. EDWARD Saleh FORUM DAS SUMATERA SELATAN 2013 Permasalahan Pengelolaan SDA Sampah Pencemaran Banjir Kependudukan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian memiliki peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Selain berperan penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat, sektor

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Tabel SD-1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama Tabel SD-2 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status... 1

DAFTAR ISI. Tabel SD-1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama Tabel SD-2 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status... 1 DAFTAR ISI A. SUMBER DAYA ALAM Tabel SD-1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama... 1 Tabel SD-2 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status... 1 Tabel SD-3 Luas Kawasan Lindung berdasarkan RTRW dan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Atas dukungan dari semua pihak, khususnya Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai kami sampaikan terima kasih. Sei Rampah, Desember 2006

KATA PENGANTAR. Atas dukungan dari semua pihak, khususnya Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai kami sampaikan terima kasih. Sei Rampah, Desember 2006 KATA PENGANTAR Untuk mencapai pembangunan yang lebih terarah dan terpadu guna meningkatkan pembangunan melalui pemanfaatan sumberdaya secara maksimal, efektif dan efisien perlu dilakukan perencanaan, pelaksanaan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH KONDISI GEOGRAFIS Kota Batam secara geografis mempunyai letak yang sangat strategis, yaitu terletak di jalur pelayaran dunia internasional. Kota Batam berdasarkan Perda Nomor

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN... 1

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN... 1 1 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Dasar Hukum...... 2 1.3. Hubungan Antar Dokumen... 5 1.4. Sistematika Dokumen RKPD... 5 1.5. Maksud dan Tujuan... Hal BAB II EVALUASI HASIL

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN

BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN 24 BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN 3.1. Gambaran Umum Kabupaten Serdang Bedagai Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu Kabupaten yang berada di kawasan Pantai Timur Sumatera Utara. Secara geografis

Lebih terperinci

19 Oktober Ema Umilia

19 Oktober Ema Umilia 19 Oktober 2011 Oleh Ema Umilia Ketentuan teknis dalam perencanaan kawasan lindung dalam perencanaan wilayah Keputusan Presiden No. 32 Th Tahun 1990 Tentang : Pengelolaan Kawasan Lindung Kawasan Lindung

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN LOKASI DAN WILAYAH

BAB III TINJAUAN LOKASI DAN WILAYAH BAB III TINJAUAN LOKASI DAN WILAYAH 3.1. Tinjauan Kondisi Umum Pegunungan Menoreh Kulonprogo 3.1.1. Tinjauan Kondisi Geografis dan Geologi Pegunungan Menoreh Pegunungan Menoreh yang terdapat pada Kabupaten

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota 66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandarlampung 1. Letak Geografis Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota Bandarlampung memiliki luas wilayah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : 54 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Tata Guna Lahan Kabupaten Serang Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : a. Kawasan pertanian lahan basah Kawasan pertanian lahan

Lebih terperinci

2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik. A. Kondsi Geografis

2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik. A. Kondsi Geografis 2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik A. Kondsi Geografis Kabupaten Bolaang Mongondow adalah salah satu kabupaten di provinsi Sulawesi Utara. Ibukota Kabupaten Bolaang Mongondow adalah Lolak,

Lebih terperinci

KONDISI FISIK BAB I 1.1. LUAS WILAYAH DAN BATAS WILAYAH

KONDISI FISIK BAB I 1.1. LUAS WILAYAH DAN BATAS WILAYAH BAB I KONDISI FISIK 1.1. LUAS WILAYAH DAN BATAS WILAYAH Sebelum dilakukan pemekaran wilayah, Kabupaten Kampar merupakan salah satu Kabupaten yang memiliki wilayah terluas di Provinsi Riau dengan luas mencapai

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 45 KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Lokasi Administrasi Secara geografis, Kabupaten Garut meliputi luasan 306.519 ha yang terletak diantara 6 57 34-7 44 57 Lintang Selatan dan 107 24 3-108 24 34 Bujur Timur.

Lebih terperinci

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa sehingga Naskah Akademis untuk kegiatan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lamongan dapat terselesaikan dengan baik

Lebih terperinci

DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) WALANAE, SULAWESI SELATAN. Oleh Yudo Asmoro, Abstrak

DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) WALANAE, SULAWESI SELATAN. Oleh Yudo Asmoro, Abstrak DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) WALANAE, SULAWESI SELATAN Oleh Yudo Asmoro, 0606071922 Abstrak Tujuan dari tulisan ini adalah untuk melihat pengaruh fisik dan sosial dalam mempengaruhi suatu daerah aliran sungai.

Lebih terperinci

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12 BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Konsekuensi logis sebagai negara kesatuan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Kondisi Geografis Luas wilayah Kota Bogor tercatat 11.850 Ha atau 0,27 persen dari luas Propinsi Jawa Barat. Secara administrasi, Kota Bogor terdiri dari 6 Kecamatan, yaitu

Lebih terperinci

4. KEADAAN UMUM 4.1 Kedaan Umum Kabupaten Banyuwangi Kedaan geografis, topografi daerah dan penduduk 1) Letak dan luas

4. KEADAAN UMUM 4.1 Kedaan Umum Kabupaten Banyuwangi Kedaan geografis, topografi daerah dan penduduk 1) Letak dan luas 26 4. KEADAAN UMUM 4.1 Kedaan Umum Kabupaten Banyuwangi 4.1.1 Kedaan geografis, topografi daerah dan penduduk 1) Letak dan luas Menurut DKP Kabupaten Banyuwangi (2010) luas wilayah Kabupaten Banyuwangi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Hampir semua sektor pembangunan fisik memerlukan lahan,

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Hampir semua sektor pembangunan fisik memerlukan lahan, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahan merupakan sumber daya alam yang strategis bagi segala pembangunan. Hampir semua sektor pembangunan fisik memerlukan lahan, seperti sektor pertanian,

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN JOMBANG

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN JOMBANG I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN JOMBANG Sesuai dengan amanat Pasal 20 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang 70 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografis Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-5

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 20 BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 3.1. SITUASI GEOGRAFIS Secara geografis, Kota Bogor berada pada posisi diantara 106 derajat 43 30 BT-106 derajat 51 00 BT dan 30 30 LS-6 derajat 41 00 LS, atau kurang

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI. Gambaran Umum Kabupaten Cirebon

KONDISI UMUM LOKASI. Gambaran Umum Kabupaten Cirebon KONDISI UMUM LOKASI Gambaran Umum Kabupaten Cirebon Letak Administrasi Kabupaten Cirebon Kabupaten Cirebon merupakan salah satu wilayah yang terletak di bagian timur Propinsi Jawa Barat. Selain itu, Kabupaten

Lebih terperinci