LKPJ- AMJ Bupati Berau BAB I halaman 1

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LKPJ- AMJ Bupati Berau BAB I halaman 1"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Umum Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) harus segera di laporkan/disampaikan oleh kepala Daerah setelah berakhirnya tahun anggaran maupun pada akhir masa jabatannya. Adapun mekanisme dan tata cara pelaporan telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat. Berkenaan dengan berakhirnya Tahun anggaran 2014 dan akan berakhirnya masa jabatan bupati Berau Tahun 2015, maka Bupati Berau berkewajiban untuk menyampaikan LKPJ Akhir Masa Jabatan (LKPJ-AMJ) Materi yang dituangkan dalam LKPJ-AMJ sesuai dengan PP.03 Tahun 2007 merupakan ringkasan laporan tahun tahun sebelumnyadi tambah sisa masa jabatan yang belum dilaporkan. B. Dasar Hukum 1. Undang-undang darurat Republik Indonesia Nomor 03 Tahun 1953 Tentang Pembentukan (Resmi) D aerah Otonom Kabupaten/Daerah Istimewa Tingkat Kabupaten dan Kota Besar Dalam Lingkungan Propinsi Kalimantan. 2. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur; 3. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional ; 4. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; LKPJ- AMJ Bupati Berau BAB I halaman 1

2 5. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah ; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom ; 7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat. 8. Peaturan Daerah Kabupaten Berau Nomor: 9 Tahun 2008 Tentang Urusan Pemerintah Kabupaten Berau. 9. Peraturan Daerah Kabupaten Berau Nomor 2 Tahun 2006 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Berau Tahun Peraturan Daerah Kabupaten Berau Nomor 12 Tahun 2011 Tentang rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJPMD) Kabupaten Berau tahun Peraturan Daerah Kabupaten Berau Nomor 12 Tahun 2013 Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Peraturan daerah Kabupaten Berau Nomor 10 Tahun 2014 Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan Tahun Anggaran Peraturan Bupati Nomor 42 Tahun 2013 Tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran Peraturan Bupati Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perbahan Tahun Anggaran LKPJ- AMJ Bupati Berau BAB I halaman 2

3 A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah a. Wilayah Administrasi Daerah Kabupaten Berau merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Kalimantan Timur yang terbentuk pada tahun 1953 berdasarkan Undang-undang Darurat Republik Indonesia Nomor: 03 Tahun 1953 Tentang Pembentukan (Resmi) Daerah Otonom Kabupaten/Daerah Istimewa Tingkat Kabupaten dan Kota Besar Dalam Lingkungan Propinsi Kalimantan bersama sama dengan Kabupaten Kutai dan Kabupaten Bulungan. Pada awal terbentuknya, kabupaten Berau meliputi 2 (dua) wilayah Swapraja yakni Gunung Tabur dan Sambaliung. wilayah administrasi Kabupaten Berau dari tahun 2011, mengalami beberapa pemekaran wilayah kampong, dimana pada tahun 2011 jumlah kecamatan sebanyak 13 kecamatan dan 97 kampung, 10 kelurahan dan 2 UPT. Kemudian sampai dengan tahun 2014 wilayah administrasi terbagi dalam 13 Kecamatan, 10 Kelurahan dan 100 Kampung. Adapun wilayah-wilayah administrasi sampai dengan tahun 2014 adalah sebagai berikut: i. Kecamatan Tanjung Redeb Terdiri dari 6 Kelurahan yaitu; Kelurahan Tanjung Redeb Kelurahan Sei Bedungun Kelurahan Bugis Kelurahan Gunung panjang Kelurahan Karang Ambun Kelurahan Gayam ii. Kecamatan Sambaliung terdiri dari 1 Kelurahan dan 13 Kampung, yaitu; Kelurahan Sambaliung Kampung Long Lanuk Kampung Tumbit Dayak LKPJ- AMJ Bupati Berau BAB I halaman 3

4 iii. iv. Kampung Inaran Kampung Pegat Bukur Kampung Rantau Panjang Kampung Suaran Kampung Pilanjau Kampung Pesayan Kampung Sei Bebanir Kampung Sukan Tengah Kampung Tanjung Perangat Kampung Gurimbang Kampung Bena Baru Kecamatan Gunung Tabur terdiri dari 1 Kelurahan dan 10 Kampung, yaitu; Kelurahan Gunung Tabur Kampung Tasuk Kampung Birang Kampung Maluang Kampung Sembakungan Kampung Merancang Ulu Kampung Merancang Ilir Kampung Melati Jaya Kampung Batu-batu Kampung Samburakat Kampung Pulau Besing Kecamatan Teluk Bayur terdiri dari 2 Kelurahan dan 4 Kampung, yaitu; Kelurahan Teluk bayur Kelurahan Rinding LKPJ- AMJ Bupati Berau BAB I halaman 4

5 Kampung Labanan Makmur Kampung Labanan makarti Kampung labanan Jaya Kampung Tumbit Melayu v. Kecamatan Talisayan terdiri dari 10 Kampung, yaitu; Kampung Dumaring Kampung Talisayan Kampung Campur Sari Kampung Bumi Jaya Kampung Tunggal Bumi Kampung Sumber Mulya Kampung Suka Murya Kampung Purna Sari Jaya Kampung Eka Sapta Kampung Capuak vi. Kecamatan Kelay terdiri dari 14 Kampung, yaitu; Kampung Merabu Kampung Panaan Kampung Merapun Kampung Muara Lesan Kampung Merasa Kampung Lesan Dayak Kampung Long Beliu Kampung Long Duhun Kampung Long Lamin Kampung Long Keluh Kampung Long Pelay Kampung Mapulu LKPJ- AMJ Bupati Berau BAB I halaman 5

6 vii. viii. ix. Kampung Long Suluy Kampung Sido Bangen Kecamatan Segah terdiri dari 13 kampung, yaitu; Kampung Long La ai Kampung Long Ayap Kampung Long Ayan Kampung Punan malinau Kampung Punan Mahkam Kampung Punan Segah Kampung Gunung Sari Kampung Pandan Sari Kampung Bukit Makmur Kampung Harapan Jaya Kampung Tepian Buah Kampung Siduung Indah Kampung Batu Rajang Kecamatan Biduk-Biduk terdiri dari 6 Kampung, yaitu; Kampung Biduk-Biduk Kampung Pantai Harapan Kampung Tanjung Perapat Kampung Teluk Sumbang Kampung Giring-Giring Kampung Teluk Sulaiman Kecamatan Pulau Derawan terdiri dari 5 Kampung, yaitu; Kampung Pegat Batumbuk Kampung Teluk Semanting Kampung Tanjung Batu Kampung Pulau Derawan LKPJ- AMJ Bupati Berau BAB I halaman 6

7 Kampung Kasai x. Kecamatan Maratua terdiri dari 4 Kampung, yaitu; Kampung MA. Bohe Silian Kampung MA. Teluk Harapan Kampung MA. Teluk Alulu Kampung MA. Payung-Payung xi. Kecamatan Biatan terdiri dari dari 8 Kampung, yitu; Kampung Biatan Ulu Kampung Biatan Ilir Kampung Karangan Kampung Biatan Lempake Kampung Manunggal Jaya Kampung Biatan Bapinang Kampung Biatan Baru Kampung makmur Jaya xii. Kecamatan Baru Putih terdiri dari 7 Kampung, yaitu; Kampung Batu Putih Kampung Lobang Klatak Kampung Ampen Medan Kampung Balikukup Kampung Kayu Indah Kampung Tembudan Kampung Sumber Agung xiii. Kecamatan Tabalar terdiri dari 6 Kampung, yaitu; Kampung Tabalar Muara Kampung Tubaan Kampung Tabalar Ulu Kampung Semurut Darat LKPJ- AMJ Bupati Berau BAB I halaman 7

8 Kampung Buyung Buyung Kampung Harapan Maju b. Batas Administrasi Daerah dan Luas Wilayah Secara Geografis Letak Kabupaten Berau terletak pada 116 sampai dengan 119 Bujur Timur dan 1 sampai dengan 2 33' Lintang Utara, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: Wilayah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bulungan Provinsi Kalimantan Utara Wilayah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Kutai Timur Wilayah Timur dibatasi oleh laut Sulawesi Wilayah Barat berbatasan dengan Kabupaten Malinau Provinsi Kalimantan Utara, Kabupaten Kutai Kertanegara dan Kabupaten Kutai Barat Kabupaten Berau memiliki luas wialayah ± ,17 km². Keadaan topografi Kabupaten Berau bervariasi berdasarkan bentuk relief, kemiringan lereng dan ketinggian dari permukaan laut. Topografi wilayah daratan Kabupaten Berau banyak berbentuk gugusan bukit yang yang terdapat hampir diseluruh kecamatan, terutama Kecamatan Kelay yang membentang perbukitan Batu Kapur yang memiliki panjang hampir mencapai 100 KM. Dengan kondisi topografi seperti itu, maka Kabupaten Berau memiliki potensi sumber daya alam yang cukup kaya seperti; batu bara, batu kapur, kayu hutan, rotan, dan hasil hutan lainnya. Kabupaten Berau terbagi menjadi 13 (Tiga Belas) Kecam atan, yang terdiri dari 2 (Dua) Kecamatan Pedalaman, 7 (Tujuh) Kecamatan Pesisir dan 4 (Empat) Kecamatan sekitar Kota. LKPJ- AMJ Bupati Berau BAB I halaman 8

9 NO Tabel I.1 Kabupaten Berau Berdasarkan Luas Wilayah Kecamatan KECAMATAN LUAS wilayah (KM²) % 1 Kelay 6, Talisayan 1, Sambaliung 2, Segah 5, Tanjung Redeb Gunung tabur 1, Pulau Derawan 3, Biduk-Biduk Teluk Bayur Tabalar 2, Maratua Batu Putih 1, Biatan 1, Jumlah 34, Sumber : Berau Dalam Angka 2014 Kabupaten Berau memiliki 21 sungai besar dan 7 buah danau yang merupakan sumber vital bagi penduduk dan ekosistem sekitarnya. Sungai Kelay merupakan sungai terpanjang di Kabupaten Berau. Mengalir dari pegunungan sekitar Gunung Mantan, sepanjang 254 kilometer sampai pada pertemuan dengan Sungai Segah membentuk Sungai Berau di Tanjung Redeb. Sungai Segah sendiri panjangnya sekitar 152 kilometer. Hulu sungai berada di sekitar Gunung Kundas. Di Daerah Aliran Sungai (DAS) dan hulu-hulu Sungai Kelay terdapat hutan primer dataran rendah yang luas, dan yang masih tersisa di Kalimantan. Hutan ini merupakan ekosistem daratan yang paling beragam di dunia. Di DAS Kelay terdapat 11 jenis primata termasuk Orangutan dan Bekantan yang terancam punah. Daerah pesisir Kabupaten Berau terletak di Kecamatan Talisayan, Batu Putih, Biduk-Biduk dan Pulau Derawan serta Maratua yang secara LKPJ- AMJ Bupati Berau BAB I halaman 9

10 Pemerintah Kabupaten Berau geografis berbatasan langsung dengan laut Sulawesi. Kondisi seperti ini menjadikan Kabupaten Berau sebagai penghasil sektor perikanan yang cukup besar. Disamping itu pula Kabupaten Berau merupakan tujuan wisata bahari dunia. Khususnya Pulau Derawan, Pulau Sangalaki, Pulau Maratua dan Labuan Cermin terkenal sebagai daerah tujuan wisata dimana pantai dan ekosistem bawah lautnya memiliki panorama yang indah dan biota laut yang beraneka ragam. Peta Kabupaten Berau Tabel I.2 Kondisi Geografi Kabupaten Berau 1. Letak / Location 116 o BT : 119o BT 1 o LT 2 o33 LU Ibu Kota Tanjung Redeb : Batas-Batas / Borders a. Sebelah Utara / North Kabupaten: Bulungan/Prov. Kalimantan Utara b. Sebelah Timur / East Laut Sulawesi : c. Sebelah Selatan / South Kabupaten: Kutai Timur d. Sebelah Barat / West Kabupaten: Malinau, Kutai Barat dan Kutai Kartanegara 4. Terdiri dari / Concist of a. Kecamatan / District LKPJ- AMJ Bupati Berau (tiga belas) : BAB I halaman 10

11 b. Desa / Rural Village 100 (seratus) c. Kelurahan / Urban Village 10 (sepuluh) d. UPT - 5. Luas wilayah / area Km 2 Sumber: Berau Dalam Angka 2014 c. Iklim, Suhu dan Curah Hujan Seperti iklim wilayah Indonesia pada umumnya, Kabupaten Berau memiliki Iklim Tropis dan mempunyai dua musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Musim kemarau biasanya terjadi pada bulan Mei sampai dengan bulan Oktober. Sedangkan musim Penghujan terjadi pada bulan November sampai dengan bulan april. Suhu wilayah Kabupaten Berau secara umum beriklim panas dengan suhu rata rata berkisar antara 20 ºC pada bulan Maret sampai 36,2 ºC pada bulan September dan Oktober. Rata-rata suhu terendah adalah 26,2 ºC dan suhu tertinggi 27,7 ºC. Selain sebagai daerah tropis dengan hutan yang luas, rata rata kelembaban udara di Kabupaten Berau antara Persen. Tabel I.3 Rata Rata Suhu Udara Kabupaten Berau SUHU UDARA TEKANAN BULAN RATA- TERTINGGI TERENDAH UDARA RATA Januari 34, Februari 34, Maret 34, April Mei Juni Juli Agustus September Oktober LKPJ- AMJ Bupati Berau BAB I halaman 11

12 Nopember Desember Sumber: Badan Meteorologi dan Geofisika Kabupaten Berau Curah hujan di Kabupaten Berau sangat bervariasi menurut bulan. Rata rata curah hujan tertinggi pada bulan Nopember sebesar 254,2 mm dan terendah pada bulan Oktober yaitu 42,9 mm. Tabel I.4 Rata Rata Curah Hujan Kab. Berau BULAN CURAH HUJAN HARI HUJAN PENYINARAN MATAHARI Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Sumber: Badan Meteorologi dan Geofisika Kabupaten Berau Sumber: Berau Dalam Angka Gambaran Umum Demografis; Perkembangan Penduduk selalu terjadi disuatu daerah tak ubahnya Kabupaten Berau. Perkembangan terjadi melalui Kelahiran, kematian, datang dan pindah (Migrasi) yang disebut mutasi penduduk, yang terjadi di Kabupaten Berau menurut data tentang mutasi penduduk perkembangan yang terbanyak yaitu penduduk yang datang (Migrasi) dan dikuti oleh kelahiran. Perkembangan penduduk Kabupaten Berau dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 selalu mengalami peningkatan, baik dilihat dari jumlah pertumbuhan, persebaran, kepadatan maupun komposisi penduduk. Pada tahun 2011 jumlah penduduk , tahun dan pada tahun 2013 LKPJ- AMJ Bupati Berau BAB I halaman 12

13 sebesar jiwa. Sedangkan pada tahun 2014 proyeksi penduduk Kabupaten Berau berjumlah Jiwa Dalam hal ini berarti perkembangan penduduk pada tahun sebesar 9,35%. Jumlah penduduk Kabupaten Berau dari tahun dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini: Tabel I.5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kecamatan NO KECAMATAN JUMLAH JIWA Kelay , Talisayan , Sambaliung , Segah , Tanjung Redeb , Gunung tabur , Pulau Derawan , Biduk-Biduk , Teluk Bayur , Tabalar , Maratua , Batu Putih , Biatan , sumber data : BPS Kabupaten Berau Ket : *) Angka Sementara * Jumlah Penduduk Berdasar Jenis Kelamin PENDUDUK KECAMATAN LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH SEX RATIO (%) 010 Kelay , Talisayan , Tabalar , Biduk Biduk , Pulau Derawan , Maratua ,79 LKPJ- AMJ Bupati Berau BAB I halaman 13

14 050 Sambaliung , Tanjung Redeb , Gunung Tabur , Segah , Teluk Bayur , Batu Putih , Biatan ,80 Kabupaten Berau ,63 Sumber: BPS Kabupaten Berau Karakteristik penduduk berdasarkan angka sex ratio adalah 115,63. Angkat tersebut menunjukkan bawa pada tahun 2014 jumlah perbandingan penduduk laki laki dan penduduk perempuan adalah 115,63 penduduk laki laki maka terdapat 100 penduduk perempuan. Tingkat Kepadatan Penduduk antar Kecamatan di kabupaten Berau sangat timpang. Hal ini dikarenakan tidak meratanya persebaran penduduk. Selama tahun daerah pedalaman yang memiliki luas wilayah yang besar hanya dihuni oleh sedikit penduduk. Dilihat dari karakterisitik persebaran penduduk dari tahun wilayah kecamatan Kelay dan Maratu memiliki angka kepadatan penduduk yang paling kecil, dengan rata-rata 0.77 jiwa/km². Hal ini sangat berbeda bila dibanding dengan Kecamatan Tanjung Redeb dimana mulai tahun rata-rata kepadatan penduduknya adalah jiwa/km². Hal tersebut karena Kecamatan Tanjung Redeb merupakan ibu kota Kabupaten Berau dimana sarana dan prasarana kehidupan cenderung lebih lengkap daripada Kecamatan lainnya. Mata pencaharian penduduk Kabupaten Berau sangat beragam, dari tahun sektor pertanian (Tan aman pangan, Perkebunan, Perikanan, Peternakan dan kehutanan) merupakan sektor yang paling banyak menyerap LKPJ- AMJ Bupati Berau BAB I halaman 14

15 tenaga kerja. Sedangkan mata pencaharian terendah adalah listrik dan air minum. Selengkapnya diuraikan pada tabel berikut: Tabel I.6 Persentase Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Tahun No Sektor/sub sektor Pekerjaan Pertanian ( Pangan, Perkebunan, 39, ,93 34,66 36,15 Perikanan, Peternakan, dan Kehutanan) 2 Penggalian 7, ,64 15,67 16,87 3 Industri 4, ,50 3,12 2,58 4 Listrik & Air Minum 0, ,17 1,32 0,56 5 Bangunan 8, ,00 7,25 3,93 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 14, ,96 15,62 12,90 7 Angkutan & komunikasi ,69 2,47 3,71 8 Keuangan, Persewaan, dan Jasa ,69 4,15 2,25 Perusahaan 9 Jasa-jasa lainnya 17, ,42 15,72 21,04 J u m l a h 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Berau Pertumbuhan penyerapan tenaga kerja menurut lapangan usaha selama periode dari prosentase tenaga kerja menurut mata pencaharian pada sektor pertanian pada tahun 2011 sebesar 38,74% dan pada tahun 2012 menjadi 36.93%, ini menunjukkan komposisi pekerja disektor pertanian mengalami penurunan meskipun secara jumlah tenaga kerja mengalami peningkatan pada tahun Begitu juga untuk tahun 2013 dan 2014, komposisi pekerja disektor pertanian berada pada porsi 34,66% dan 36,15%. Lapangan pekerjaan yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah pertanian, penggalian, perdagangan, hotel dan restoran, jasa jasa dan industri pengolahan. Selama kurun waktu lima tahun, perkembangan penyerapan tenaga kerja di ketiga lapangan pekerjaan tersebut berfluktuasi. Namun begitu LKPJ- AMJ Bupati Berau BAB I halaman 15

16 hal ini tidak merubah komposisi lapangan pekerjaan tersebut di samping bekerja pada lapangan kerja formal, penyerapan di lapangan pekerjaan informal juga cukup besar, misalnya pada industri kecil dan kerajinan rumah tangga, pedagang asongan/kaki lima dan perseorangan di lapangan jasa jasa seperti reparasi/bengkel, penjahit, salon dan sebagainya. Selanjutnya untuk pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Berau, berdasarkan data BPS Kabupaten Berau angka IPM Kabupaten Berau tahun 2011 adalah 74,63, tahun 2012 adalah sebesar 75,05. Sedangkan pada tahun 2013 adalah sebesar 75,83. Hal ini menunjukkan peningkatan sebesar 0,78 Poin dari tahun Kondisi Ekonomi a. Potensi Unggulan Daerah 1) Sub Sektor Pertanian Tanaman Pangan Pertanian merupakan mata pencaharian dari sebagian besar masyarakat daerah ini. Sebagai daerah dengan luas wilayah yang besar dan bentuk serta ketinggian lahan yang khas maka pertanian dapat berkembang dengan baik di daerah ini. Sub sektor pertanian yang dikembangkan di Kabupaten Berau antara lain; Padi, Palawija dan Holtikultura Perkembangan Luas panen, Produksi Padi serta hasil perhektar di Kabupaten Berau pada Tahun 2013 mengalami peningkatan dari Tahun sebelumnya. Secara riil luas panen padi naik dari ha pada tahun 2012 menjadi ha pada tahun Kemudian untuk hasil per hektarnya meningkat menjadi 1,99 kwintal per hektar. Kecamatan yang memiliki luas panen dan produksi padi (sawah dan Ladang) terbesar adalah Kecamatan gunung tabur yang mencapai ha. LKPJ- AMJ Bupati Berau BAB I halaman 16

17 Grafik I.1 Luas Panen dan Produksi Padi (Sawah dan ladang) Tahun Sumber ; Badan Pusat Statistik Kabupaten Berau *)Angka Sementara Perkembangan luas panen dan produksi padi sawah berbeda dengan kondisi padi ladang. Pada padi sawah, luas panen mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, dari hektar pada 2013 menjadi pada tahun Walaupun luas panen mengalami penurunan, produksi padi sawah mengalami kenaikan, dari ton pada tahun 2013 menjadi ton pada Hal yang sebaliknya terjadi pada padi ladang. Luas panen padi ladang mengalami peningkatan, dari pada tahun 2013 menjadi pada tahun Walaupun luas panen mengalami peningkatan, akan tetapi produksi padi ladang mengalami penurunan, dari pada tahun 2013 menjadi pada tahun Tabel I.7 Luas Panen dan Produksi Padi Sawah dan Padi Ladang Per Kecamatan PADI SAWAH PADI LADANG TAHUN PRODUKSI LUAS PRODUKSI LUAS PANEN (Ha) (TON) PANEN (Ha) (TON) 2014 *) LKPJ- AMJ Bupati Berau BAB I halaman 17

18 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Berau *) Angka Sementara Tanaman palawija di Kabupaten Berau antara lain jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar. Selama periode tanaman- tanaman tersebut mengalami fluktuasi baik luas panen maupun produksinya. Grafik I.2 Luas Panen Tanaman Palawija Tahun Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Berau No Tabel I.8 Luas Panen (Ha) Palawija per Kecamatan TAHUN *) KOMODITAS 1. Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar Sumber ; Badan Pusat Statistik Kabupaten Berau LKPJ- AMJ Bupati Berau BAB I halaman 18

19 2) Sub Sektor Perkebunan Kabupaten Berau sebagai kabupaten yang memiliki luas wilayah yang cukup besar sangat potensial dalam pengembangan sektor perkebunan. Jenis tanaman perkebunan yang dikembangkan antara lain; coklat, lada, kopo, kalapa, kelapa sawit, nilam, pala dan kemiri. Secara keseluruhan perkebunan di Kabupaten Berau pada tahun 2013 adalah seluas ,15 ha dengan produksi ,67 ton. Wilayah terbesar dari sektor perkebunan adalah kelapa sawit yang mencapai luas tanaman sebesar ,2 ha dengan produksi sebesar ,9 ton. Kemudian perkebunan coklat seluas 4.057,03 ha dengan jumlah produksi sebesar 3.439,42 ton. Selanjutnya perkebunan kelapa seluas 3.004,3 ha dengan jumlah produksi sebesar 3.148,81 ton. Tabel I.9 Perkembangan Luas lahan dan Produksi Tanaman Perkebunan LUAS TANAM PRODUKSI TENAGA KERJA NO JENIS TANAMAN Kakao 4.116, , , , Kelapa , , Kelapa Sawit , , , Kopi 639,5 586,5 237,2 85, Karet , , Lada ,3 799, , Sumber : Dinas Perkebunan Kabupaten Berau 1) Sub Sektor Kehutanan Kawasan Hutan Kabupaten Berau berdasarkan SK Menteri Kehutanan Nomor 728/Menhut-II/2014 terbagi menjadi 5 (lima) jenis hutan yaitu hutan lindung, hutan produksi terbatas, hutan produksi tetap, hutan produksi yang dapat dikonversi, dan hutan pendidikan. Dari lima jenis hutan tersebut yang terluas adalah hutan produksi terbatas yakni ha, sedangkan hutan produksi tetap ha. LKPJ- AMJ Bupati Berau BAB I halaman 19

20 Tabel I.10 Luas Hutan Menurut tata Guna Hutan Kesepakatan TATA GUNA HUTAN KESEPAKATAN LUAS (Ha) Hutan Lindung ,9 Hutan Produksi Terbatas ,8 Hutan Produksi Tetap ,1 Hutan Produksi Yang Dapat Dikonversi ,4 Hutan Pendidikan/Penelitian 7.989,0 Sumber: Dinas Kehutanan Kabupaten Berau Terkait dengan pembentukan hutan HPH dan HTI juga program reboisasi dan rehabilitasi lahan hutan. Jumlah Hutan HPH di Kabupaten Berau sebanyak 17 perusahaan dengan luas ha konsesi hutan, sementara hutan tanaman Industri (HTI) pada tahun 2013 tercatat ha yang dikelola 5 perusahaan. Pada Tahun 2014 Luas Total kawasan hutan Kabupaten Berau seluas Ha, dengan jumlah lahan kritis ,43 Ha. Pemerintah kabupaten berau berupaya merehabilitasi lahan kritis tersebut dan sampai dengan tahun 2014 pemerintah Kabupaten Berau telah merehabilitasi hutan seluas Ha. 2) Sub Sektor Peternakan Populasi ternak sampai akhir 2014 adalah sebesar ekor yang terdiri dari Ternak Sapi, Kerbau, Kuda, Kambing, dan babi. Perkembangan populasi ternak di Kabupaten Berau mengalami peningkatan sebesar 15,26% dari tahun sebelumnya yang hanya ekor pada tahun Untuk jenis unggas, pada akhir tahun 2014 total populasinya sebesar ekor yang terdiri dari 4 jenis unggas yang di budidayakan yaitu; Itik, Ayam Kampung, Ayam Pedaging dan Ayam Petelur. Perkembangan populasi unggas di Kabupaten Berau mengalami LKPJ- AMJ Bupati Berau BAB I halaman 20

21 peningkatan yang signifikan sebesar 55,63% dari tahun sebelumnya yang hanya ekor pada tahun Tabel I.11 Populasi Ternak Menurut Kecamatan NO KECAMATAN SAPI KERBAU KUDA KAMBING BABI 1. KELAY TALISAYAN TABALAR BIDUK BIDUK PULAU DERAWAN MARATUA SAMBALIUNG TANJUNG REDEB GUNUNG TABUR SEGAH TELUK BAYUR BATU PUTIH BIATAN Total Sumber : Dinas Peternakan Kabupaten Berau Tabel I.12 Populasi Ternak Unggas Menurut Kecamatan NO KECAMATAN ITIK AYAM KAMPUNG AYAM RAS PEDAGING AYAM PETELUR 1. KELAY TALISAYAN TABALAR BIDUK BIDUK PULAU DERAWAN MARATUA SAMBALIUNG TANJUNG REDEB GUNUNG TABUR SEGAH TELUK BAYUR LKPJ- AMJ Bupati Berau BAB I halaman 21

22 12. BATU PUTIH BIATAN Total Sumber : Dinas Peternakan Kabupaten Berau Perkembangan produksi daging dan telur mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2014 produksi daging mencapai angka ,03 Kg, meningkat dari tahun 2013 sebesar Kg. Untuk produksi telur meningkat dari tahun sebelumnya sebesar ,35 Kg pada tahun 2013 menjadi ,88 Kg pada tahun Daging (Kg) 1. Sapi 2. Kerbau 3. Kambing 4. Babi 5. Ayam Kampung 6. Ayam Ras 7. Ayam Petelur 8. Itik Telur (Kg) 1. Ayam Kampung 2. Ayam Petelur 3. Itik Sumber: Dinas Peternakan Kabupaten Berau Tabel I.13 Perkembangan Produksi Daging dan Telur Menurut Jenisnya JENIS ) Sub Sektor Perikanan & Kelautan LKPJ- AMJ Bupati Berau BAB I halaman , , , , , , , , , , , , , , , ,12 Perikanan laut merupakan salah satu produk unggulan Kabupaten Berau. Beberapa kecamatan yang memiliki daerah perairan menjadikan perikanan sebagai mata pencaharian. Sektor Perikanan dibagi menjadi dua

23 perikanan laut dan darat. Produksi perikanan laut terus meningkat dari tahun ke tahun hal ini dapat dilihat dari hasil Produksi pada tahun 2014 mengalami kenaikan sebesar 1,19 % dari Tahun Pada tahun 2012 produksi ikan mencapai ,4 ton naik menjadi ton di tahun Tabel I.14 Produksi Perikanan Laut NO JENIS IKAN PRODUKSI NILAI (ton) (ribu rupiah) 1. Manyung 343, Bambangan 472, Kakap 511, Gulamah 340, Cucut 121, Bawal Hitam 474, Bawal Putih 522, Belanak 474, Senangin 386, Tembang 322, Kembung 724, Tenggiri 479, Kerapu 14, Ikan Lainnya 9.137, Udang Putih 719, Udang Lainnya 1.028, Total , , , , , , , Sumber : Dinas Perikanan Kabupaten Berau 4) Sektor Pertambangan Potensi sumberdaya alam dan sumber daya mineral yang cukup besar di Kabupaten Berau, dilihat dari segi geologi dan potensi bahan galian mempunyai daya tarik yang cukup tinggi di mata para investor LKPJ- AMJ Bupati Berau BAB I halaman 23

24 bidang pertambangan, namun masih banyak yang belum dimanfaatkan secara optimal. Hal ini terkait erat dengan masih perlunya secara terus menerus informasi geologi dan sumberdaya mineral dalam rangka mengelola sumberdaya mineral, energi, air tanah, pengelolaan lingkungan, mitigasi bencana alam, penggunaan lahan dan penataan ruang wilayah pertambangan. Hasil pertambangan di Kabupaten Berau mencakup pertambangan non migas, khususnya produksi batubara mengalami peningkatan setiap tahunnya : Grafik I.3 Grafik Perkembangan Produksi Tambang Batubara Sumber: Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Berau Tabel I.15 Produksi Batubara kabupaten Berau Tahun NO Tahun Produksi , , , , , ,44 Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Berau 2014 Disamping produksi dari perusahaan yang ijinnya dari pemerintah pusat, pemerintah Kabupaten Berau juga menerbitkan ijin Usaha Pertambangan (IUP), dengan jumlah izin yang telah di terbitkan Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Berau per 31 Desember 2010 ada sejumlah 95 Perusahaan pemegang ijin usaha pertambangan (IUP), yang LKPJ- AMJ Bupati Berau BAB I halaman 24

25 terdiri dari 76 IUP Eksplorasi dan 19 IUP Operasi Produksi. Sedangkan Sampai dengan tahun 2014, perusahaan yang mempunyai IUP sebanyak 85 Perusahaan, yang terdiri dari 64 IUP Eksplorasi dan 21 IUP Operasi Produksi. 5) Sektor Pariwisata Berdasarkan Peraturan pemerintah Nomor 50 tahun 2011 Tentang Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Nasional tahun 2011, diamana Kabupaten Berau telah ditetapkan sebagai salah satu Destinasi Unggulan Propinsi Kalimantan Timur dan Indonesia, karena potensi kekayaan dan keindahan alam serta ragam budaya di Kabupaten Berau, Keindahan bawah laut di Pulau Derawan, Sangalaki, Kakaban dan Maratua telah diakui secara nasional maupun internasional memiliki keunikan sejajar dengan keindahan bawah laut Kepulauan Raja Empat (Irian) dan Wakatobi (Sulawesi Tenggara). Paradigma pembangunan pariwisata melalui usaha kepariwisataan dapat mendorong pertumbuhan perekonomian daerah sehingga bidang kebudayaan dan Pariwisata yang semula termasuk dalam kegiatan bidang sosial, sekarang telah dirasakan peranannya dalam mendorong pertumbuhan sektor ekonomi, peranan tersebut telah dibuktikan dengan penerimaan PAD Kabupaten Berau dimana sektor pariwisata memberikan kontribusi urutan ke tiga setelah pertambangan dan pertanian perkebunan. Sampai dengan akhir bulan Desember 2013 jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara (wisman) ke Kabupaten Berau mencapai orang, sedangkan Wisatawan Nusantara mencapai orang, Jumlah tersebut mengalami peningkatan yang sangat signifikan apabila dibandingkan data kunjungan wisatawan tahun 2008 yang hanya mencapai 591 (wisman) dan (wisnu). LKPJ- AMJ Bupati Berau BAB I halaman 25

26 Tabel I.16 Perkembangan Kunjungan Wisatawan Ke Kabupaten Berau Tahun No Wisatawan Manca Negara Nusantara (Domestik) Sumber: Dinas Pariwisata Kabupaten Berau No Bulan Tabel I.17 Rekapitulasi Kunjungan Wisatawan Bulan Januari Desember 2014 Wisman/ Asing Wisnus/ Domestik Jumlah 1 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Jumlah Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Berau a. Pertumbuhan Ekonomi/PDRB Pembangunan suatu daerah dapat berhasil dengan baik apabila di dukung oleh suatu perencanaan yang mantap sebagai dasar penentuan strategi, pengambilan keputusan, dan evaluasi hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai termasuk pembangunan ekonomi. Salah satu indikator ekonomi makro yang biasanya digunakan untuk mengevaluasi hasil-hasil pembangunan ekonomi disuatu daerah adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Jumlah seluruh nilai tambah yang tercipta akibat kegiatan ekonomi (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan tahun 2000 di Kabupaten Berau pada tahun 2013 sebesar 5.761,19 Milyar rupiah lebih besar dari pada nilai PDRB pada tahun LKPJ- AMJ Bupati Berau BAB I halaman 26

27 2012 sebesar 5.364,33 Milyar rupiah. Sektor yang memberikan sumbangan terbesar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Berau adalah Sektor Pertambangan dan Penggalian, besarnya peranan Sektor Pertambangan dan Penggalian ini didukung oleh peranan Sub sektor Pertambangan Tanpa Migas (Batu Bara) yang kontribusinya dari sebesar 60,65 % pada tahun 2012 turun menjadi 61,43 % pada tahun Hal demikian juga terjadi pada tahun 2014 dimana kontribusi sektor tersebut mengalami penurunan menjadi 39,12 %. Hal ini disebabkan menurunnya produktivitas batu bara ada tahun tersebut Tabel I.18 PDRB Kabupaten Berau Atas Dasar Harga Konstan (PDRB-ADHK)Tahun (Dalam Milyar rupiah) NO Lapangan Usaha Tahun % *) 2013**) 2014***) Persektor 1. Pertanian 725,38 746,82 765, ,37 20,96 2. Pertambangan/Penggalian 2.955, , , ,69 39,12 3. Industri Pengolahan 768,99 413,55 412,57 697,37 11,30 4. Listrik dan Air Bersih 4,06 4,31 4,59 7,75 0,13 5. Bangunan 38,34 40,78 45,29 76,55 1,24 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 460,52 499,78 557,92 943,06 15,29 7. Pengangkutan dan Komunikasi 249,29 274,73 300,73 508,32 8,24 8. Keuangan dan Jasa Perusahaan 19,33 19,77 20,14 34,05 0,55 9. Jasa Jasa 100,81 109,73 115,76 195,66 3,17 Jumlah PDRB 5.332, , , Sumber data : Berau dalam angka 2014 Sektor dengan kontribusi PDRB Tahun 2013 terbesar kedua adalah Sektor Pertanian dengan kontribusi berkisar pada 13,28 % yang mengalami penurunan dari PDRB sektor pertanian tahun 2012 Sebesar 13,92 %. Pada tahun 2012 peranan Sektor Pertambangan dan Penggalian sebesar 60,65% dan menurun menjadi 61,43% pada tahun Sektor yang juga mengalami penurunan adalah Sektor Industri Pengolahan. Sektor Industri Pengolahan mengalami penurunan dari 7.71% tahun 2012 menjadi sebesar 7,16% di tahun Namun terjadi kenaikan pada tahun 2014 menjadi sebesar 11,30 %. Kontribusi sektoral juga terjadi pada Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran LKPJ- AMJ Bupati Berau BAB I halaman 27

28 mengalami kenaikan. Pada tahun 2012 peranan sektor ini sebesar 9,32% pada tahun menurun menjadi 9,68% di tahun Peningkatan kontribusi ini juga terjadi di hampir semua sektor. Namun kontribusi atau peranan dari sektor maupun subsektor lainnya, belum menunjukkan perubahan yang berarti selama tahun Kontribusi masing-masing sektor maupun subsektor tersebut masih di bawah 10% terhadap PDRB Kabupaten Berau. Dari gambaran diatas, sektor/sub sektor yang merupakan kegiatan ekonomi berbasis Sumber Daya Alam (SDA), yaitu Sektor Pertanian, Sektor Pertambangan dan Penggalian, serta Sektor Industri Pengolahan selama tahun telah memberikan sumbangan/kontribusi terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Berau mencapai di atas 70%. Ini berarti bahwa lebih dari 70 % ekonomi Kabupaten Berau berasal dari kegiatan-kegiatan ekonomi yang berbasis Sumber Daya Alam dan akibatnya pertumbuhan ekonomi Kabupaten Berau sangat bergantung pada kegiatan sektor-sektor tersebut. Pertumbuhan ekonomi dihitung berdasarkan pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan. Pertumbuhan ekonomi menunjukkan perkembangan produksi dari barang dan jasa pada periode tertentu dibandingkan periode sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Berau secara makro pada enam tahun terakhir ( ) cenderung mengalami pergerakan fluktuatif namun masih positif. Jika dilihat dari besaran Total PDRB Atas Dasar Harga Berlaku juga mengalami kenaikan atau peningkatan pada tahun 2013 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku sebesar ,78 milyar rupiah sedangkan tahun 2012 sebesar ,56 milyar rupiah yang berarti mengalami peningkatan sebesar 14,54 %. Pada tahun 2014 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku sebesar ,14 milyar rupiah. Sehingga perekonomian di Kabupaten Berau dapat dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi dan didorong oleh kenaikan harga serta roda perekonomian berjalan dengan baik LKPJ- AMJ Bupati Berau BAB I halaman 28

29 Tabel I.19 PDRB Kabupaten Berau Atas Dasar Harga Berlaku (PDRB-ADHB)Tahun (Dalam Milyar Rupiah) NO Lapangan Usaha Tahun % *) 2013**) 2014***) Persektor 1. Pertanian 1.092, , , ,89 21,38 2. Pertambangan/Penggalian 5.488, , , ,28 34,60 3. Industri Pengolahan 776,19 813,84 853, ,33 4. Listrik dan Air Bersih 14,11 15,98 17,01 30,07 0,21 5. Bangunan 102,68 116,47 129,36 228,75 1,57 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 1.028, , , ,33 18,42 7. Pengangkutan dan Komunikasi 530,08 618,01 696, ,82 8,43 8. Keuangan dan Jasa Perusahaan 52,47 57,67 59,48 105,182 0,72 9. Jasa Jasa 299,22 327,90 359,62 635,95 4,35 Jumlah PDRB 9.382, , , , Sumber data : Berau Dalam angka 2014 Ket : *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara ***) Angka sangat-sangat sementara PDRB Perkapita atas dasar harga berlaku pada setiap tahunnya selalu meningkat.pada tahun 2013 PDRB per kapita meningkat sebesar 10,38 % dari Tahun 2012, yakni sebesar Rupiah pada tahun 2012 meningkat menjadi Rupiah, kemudian meningkat lagi pada tahun 2014 menjadi ,13. Sedangkan Pendapatan perkapita juga mengalami pertumbuhan pada tahun 2013 yaitu sebesar 15,21 % dari tahun 2012, yakni pada tahun 2012 sebesar rupiah pada tahun 2012 meningkat menjadi rupiah pada tahun Pada tahun 2014 menjadi ,50 rupiah. Tabel I.19 Agregat Pendapatan Regional dan Pendapatan Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku NO RINCIAN *) 2103**) 2014***) 1. PDRB (Jutaan Rupiah) , , , ,77 2. PDRB Perkapita (Rp) ,13 3. Pendapatan Perkapita Rp) ,50 Sumber: Berau dalam Angka 2014 LKPJ- AMJ Bupati Berau BAB I halaman 29

Pemerintah Kabupaten Berau BAB I PENDAHULUAN

Pemerintah Kabupaten Berau BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Umum Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) harus segera di laporkan/disampaikan oleh kepala Daerah setelah berakhirnya tahun anggaran maupun pada akhir masa jabatannya.

Lebih terperinci

- 1 - BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN KAMPUNG DI KABUPATEN BERAU

- 1 - BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN KAMPUNG DI KABUPATEN BERAU - 1 - SALINAN 10 JANUARI 2015 BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN KAMPUNG DI KABUPATEN BERAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB I GEOGRAFI GEOGRAPHY

BAB I GEOGRAFI GEOGRAPHY BAB I GEOGRAFI GEOGRAPHY Berau Dalam Angka 2013 Page 1 Berau Dalam Angka 2013 Page 2 Kalimantan Timur Terdiri dari 4 Kota Madyah dan 10 Kabupaten diantaranya adalah Kabupaten Berau yang letaknya berada

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU TAHUN : 2005 NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN KECAMATAN BATU PUTIH DAN KECAMATAN BIATAN KABUPATEN BERAU DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Geografi Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi Lampung. Kabupaten Lampung Selatan terletak di ujung selatan Pulau Sumatera

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

Gambar 22. Peta Kabupaten Kutai Timur

Gambar 22. Peta Kabupaten Kutai Timur 71 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian 4.1.1 Kabupaten Kutai Timur Kabupaten Kutai Timur terdiri atas 18 Kecamatan dengan luas wilayah 3.877.21 ha. Luas wilayah tersebut

Lebih terperinci

Pelatihan Sistem Informasi dan Manajemen Keuangan Kampung (SIMKEUKAM) Roadshow Facilitation Report

Pelatihan Sistem Informasi dan Manajemen Keuangan Kampung (SIMKEUKAM) Roadshow Facilitation Report Pelatihan Sistem Informasi dan Manajemen Keuangan Kampung (SIMKEUKAM) Roadshow Facilitation Report BPMPK Berau Yayasan Komunitas Belajar Indonesia 10 Maret 2013, Berau, East Kalimantan Province Pelatihan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Atas dukungan dari semua pihak, khususnya Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai kami sampaikan terima kasih. Sei Rampah, Desember 2006

KATA PENGANTAR. Atas dukungan dari semua pihak, khususnya Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai kami sampaikan terima kasih. Sei Rampah, Desember 2006 KATA PENGANTAR Untuk mencapai pembangunan yang lebih terarah dan terpadu guna meningkatkan pembangunan melalui pemanfaatan sumberdaya secara maksimal, efektif dan efisien perlu dilakukan perencanaan, pelaksanaan

Lebih terperinci

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12 BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Konsekuensi logis sebagai negara kesatuan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN

BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN 2.1. Rona Kabupaten Berau 2.1.1. Letak Geografis Kabupaten Berau merupakan bagian dari propinsi Kalimantan Timur yang terletak dibagian utara dengan ibukotanya adalah Tanjung

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah 35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah Provinsi Lampung adalah 3,46 juta km 2 (1,81 persen dari

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan yang dititikberatkan pada pertumbuhan ekonomi berimplikasi pada pemusatan perhatian pembangunan pada sektor-sektor pembangunan yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG PENYESUAIAN TARIF ANGKUTAN UMUM DI JALAN DALAM DAERAH KABUPATEN BERAU

SALINAN PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG PENYESUAIAN TARIF ANGKUTAN UMUM DI JALAN DALAM DAERAH KABUPATEN BERAU SALINAN SALINAN PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG PENYESUAIAN TARIF ANGKUTAN UMUM DI JALAN DALAM DAERAH KABUPATEN BERAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BERAU, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

4.1. Letak dan Luas Wilayah

4.1. Letak dan Luas Wilayah 4.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Lamandau merupakan salah satu Kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Kotawaringin Barat. Secara geografis Kabupaten Lamandau terletak pada 1 9-3 36 Lintang Selatan dan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau

Lebih terperinci

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 27 Secara rinci indikator-indikator penilaian pada penetapan sentra pengembangan komoditas unggulan dapat dijelaskan sebagai berikut: Lokasi/jarak ekonomi: Jarak yang dimaksud disini adalah jarak produksi

Lebih terperinci

H. MUHARRAM, S.Pd., MM

H. MUHARRAM, S.Pd., MM PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN TAHUN 2018 Oleh Bupati Berau: H. MUHARRAM, S.Pd., MM Disampaikan pada : MUSRENBANG RKPD TAHUN 2017 SENIN 3 APRIL 2017, PLENARY HALL KOMPLEK STADION MADYA SEMPAJA SAMARINDA

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Lokasi dan Topografi Kabupaten Donggala memiliki 21 kecamatan dan 278 desa, dengan luas wilayah 10 471.71 kilometerpersegi. Wilayah ini

Lebih terperinci

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis 3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Penelitian dilakukan di dua kabupaten di Provinsi Jambi yaitu Kabupaten Batanghari dan Muaro Jambi. Fokus area penelitian adalah ekosistem transisi meliputi

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT. STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Statistik Daerah Kecamatan Air Dikit 214 Halaman ii STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Nomor ISSN : - Nomor Publikasi

Lebih terperinci

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah 2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur dengan ibukota Samarinda berdiri pada tanggal 7 Desember 1956, dengan dasar hukum Undang-Undang

Lebih terperinci

Profil Kabupaten Aceh Singkil

Profil Kabupaten Aceh Singkil Ibukota Batas Daerah Luas Letak Koordinat Profil Kabupaten Aceh Singkil : Singkil : Sebelah Utara berbatasan dengan Kota Subulussalam Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia Sebelah Barat

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN

BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN 24 BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN 3.1. Gambaran Umum Kabupaten Serdang Bedagai Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu Kabupaten yang berada di kawasan Pantai Timur Sumatera Utara. Secara geografis

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan KEADAAN UMUM LOKASI Keadaan Wilayah Kabupaten Jepara adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang terletak di ujung utara Pulau Jawa. Kabupaten Jepara terdiri dari 16 kecamatan, dimana dua

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105. IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 4.1.1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.14 sampai dengan 105, 45 Bujur Timur dan 5,15

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang

Lebih terperinci

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Kondisi Geografis Kota Makassar secara geografi terletak pada koordinat 119 o 24 17,38 BT dan 5 o 8 6,19 LS dengan ketinggian yang bervariasi antara 1-25 meter dari

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 36 BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Ngawi secara geografis terletak pada koordinat 7º 21 7º 31 LS dan 110º 10 111º 40 BT. Batas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BERAU

PEMERINTAH KABUPATEN BERAU PEMERINTAH KABUPATEN BERAU DRAFT RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR :. TAHUN 2015 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BERAU TAHUN 2014-2034 DRAFT RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai 49 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Penelitian Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara 4 0 14 sampai 4 0 55 Lintang Selatan dan diantara 103 0 22 sampai 104

Lebih terperinci

Selayang Pandang Kabupaten Musi Rawas Utara 1

Selayang Pandang Kabupaten Musi Rawas Utara 1 MAKMUR AMAN CERDAS DAN BERMARTABAT 1 Sambutan BUPATI Musi Rawas Utara Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas Berkat Rahmat dan Karunia-Nya jualah, buku dapat diselesaikan. Buku ini

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografi Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105,14 sampai dengan 105,45 Bujur Timur dan 5,15 sampai

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Situasi Wilayah Letak Geografi Secara geografis Kabupaten Tapin terletak antara 2 o 11 40 LS 3 o 11 50 LS dan 114 o 4 27 BT 115 o 3 20 BT. Dengan tinggi dari permukaan laut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian 1. Geografis Secara astronomis Kabupaten Bolaang Mongondow terletak antara Lintang Utara dan antara Bujur Timur. Berdasarkan posisi geografisnya,

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 34 IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 4.1 Gambaran Umum Provinsi Lampung Lintang Selatan. Disebelah utara berbatasan dengann Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu, sebelah Selatan

Lebih terperinci

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN A. Letak Geografis Kabupaten Sleman Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang mulai 110⁰ 13' 00" sampai dengan 110⁰ 33' 00" Bujur Timur, dan

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04" ' 27"

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04 ' 27 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis Kabupaten Bantul merupakan salah satu dari lima kabupaten di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kabupaten Bantul terletak di sebelah selatan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM 51 BAB IV GAMBARAN UMUM A. Keadaan Geografis 1. Keadaan Alam Wilayah Kabupaten Bantul terletak antara 07 o 44 04 08 o 00 27 Lintang Selatan dan 110 o 12 34 110 o 31 08 Bujur Timur. Luas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU TAHUN : 2005 NOMOR : 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN KECAMATAN TABALAR DAN KECAMATAN MARATUA KABUPATEN BERAU DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat Menurut Lampung Barat Dalam Angka (213), diketahui bahwa Kabupaten Lampung Barat

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang 70 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografis Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 53 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Selat Rupat merupakan salah satu selat kecil yang terdapat di Selat Malaka dan secara geografis terletak di antara pesisir Kota Dumai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM BAB I PENDAHULUAN Sesuai amanat Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah bahwa kepala daerah mempunyai kewajiban menyampaikan laporan penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 48 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Utara 1. Kondisi Geografis Kabupaten Lampung Utara merupakan salah satu dari 14 kabupaten/kota yang ada di Propinsi Lampung. Kabupaten

Lebih terperinci

IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian merupakan wilayah Kabupaten Lampung Tengah Propinsi Lampung yang ditetapkan berdasarkan Undang-undang No 12 Tahun 1999 sebagai hasil pemekaran Kabupaten

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau. Wilayahnya mencakup daratan bagian pesisir timur Pulau Sumatera dan wilayah kepulauan,

Lebih terperinci

Perekonomian Daerah. 1. KEGIATAN PRODUKSI 1.1. Pertanian

Perekonomian Daerah. 1. KEGIATAN PRODUKSI 1.1. Pertanian 1. KEGIATAN PRODUKSI 1.1. Pertanian Perekonomian Daerah Kegiatan pertanian sampai saat ini masih memberikan peran yang besar terhadap perekonomian Kabupaten Murung Raya. Kegiatan pertanian masih didominasi

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG

KEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG KEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG Geografis dan Administrasi Kabupaten Sintang mempunyai luas 21.635 Km 2 dan di bagi menjadi 14 kecamatan, cakupan wilayah administrasi Kabupaten Sintang disajikan pada Tabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 69 mengamanatkan Kepala Daerah untuk menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban

Lebih terperinci

Magrobis Journal 41 EVALUASI PEMBANGUNAN BIDANG PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2013 ABSTRAK BAB I. PENDAHULUAN

Magrobis Journal 41 EVALUASI PEMBANGUNAN BIDANG PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2013 ABSTRAK BAB I. PENDAHULUAN Magrobis Journal 41 EVALUASI PEMBANGUNAN BIDANG PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2013 Oleh : Thamrin 1), Sabran 2) dan Ince Raden 3) ABSTRAK Kegiatan pembangunan bidang pertanian di Kabupaten

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 31 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Geografis Wilayah Secara astronomis, wilayah Provinsi Banten terletak pada 507 50-701 1 Lintang Selatan dan 10501 11-10607 12 Bujur Timur, dengan luas wilayah

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak antara 116-117

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Letak Geografis Kabupaten Bandung terletak di Provinsi Jawa Barat, dengan ibu kota Soreang. Secara geografis, Kabupaten Bandung berada pada 6 41 7 19 Lintang

Lebih terperinci

Pemerintah Kabupaten Berau

Pemerintah Kabupaten Berau BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Hukum. Undangundang Nomor Tahun 96 tentang Pembentukan Daerahdaerah Otonomi Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan Berau;. Undangundang Nomor Tahun 004 tentang Sistem

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Geografi Kabupaten Bone Bolango secara geografis memiliki batas batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara : Kabupaten Bolaang Mongondow

Lebih terperinci

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar Bupati Murung Raya Kata Pengantar Perkembangan daerah yang begitu cepat yang disebabkan oleh semakin meningkatnya kegiatan pambangunan daerah dan perkembangan wilayah serta dinamisasi masyarakat, senantiasa

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Kabupaten Kulonprogo Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di propinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM LOKASI

4 GAMBARAN UMUM LOKASI 21 4 GAMBARAN UMUM LOKASI 4.1 Keadaan Geografis Kabupaten Bulukumba merupakan salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan yang terletak terletak di bagian selatan dengan jarak kurang lebih 153 kilometer dari

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tanggamus terbentuk atas dasar Undang-undang Nomor 2 tertanggal 3

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tanggamus terbentuk atas dasar Undang-undang Nomor 2 tertanggal 3 39 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kabupaten Tanggamus Kabupaten Tanggamus terbentuk atas dasar Undang-undang Nomor 2 tertanggal 3 Januari 1997 dan pada tanggal 21 Maret 1997 resmi menjadi salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tentang Pemerintahan Daerah, Pemerintahan Daerah telah diberikan kewenangan untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut

Lebih terperinci

Statistik Daerah. Kecamatan Andam Dewi. Katalog BPS : Sopo Godang Raja U

Statistik Daerah. Kecamatan Andam Dewi. Katalog BPS : Sopo Godang Raja U Katalog BPS : 1101002.1204.072 Statistik Daerah Kecamatan Andam Dewi Sopo Godang Raja U Badan Pusat Statistik Kabupaten Tapanuli Tengah Jalan N. Daulay No. Pandan, Telp. 371082 Email : bps1204@bps.go.id

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang 43 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Keadaan Umum Kecamatan Sragi a. Letak Geografis Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang ada di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyampaian laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD merupakan amanah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur Provinsi Kalimantan Timur terletak pada 113 0 44-119 0 00 BT dan 4 0 24 LU-2 0 25 LS. Kalimantan Timur merupakan

Lebih terperinci

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Perkembangan Sejarah menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi yang pertama dibentuk di wilayah Indonesia (staatblad Nomor : 378). Provinsi Jawa Barat dibentuk

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian memiliki peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Selain berperan penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat, sektor

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 39 KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Letak Geografis dan Administrasi Kabupaten Deli Serdang merupakan bagian dari wilayah Propinsi Sumatera Utara dan secara geografis Kabupaten ini terletak pada 2º 57-3º

Lebih terperinci

Penduduk / Population

Penduduk / Population BAB IV PENDUDUK POPULATION Berau dalam angka 2013 Page 43 Berau dalam angka 2013 Page 44 193.831 jiwa adalah merupakan Penduduk Kabupaten Berau tahun 2012 jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota 66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandarlampung 1. Letak Geografis Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota Bandarlampung memiliki luas wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum Dasar hukum penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2016, adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar..

DAFTAR ISI. Kata Pengantar.. DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar.. Daftar Isi. Daftat Tabel. Daftar Gambar i-ii iii iv-vi vii-vii BAB I PENDAHULUAN 1 I.1. Latar Belakang. 1 I.2. Dasar Hukum...... 4 I.3. Tujuan..... 5 I.4. Manfaat......

Lebih terperinci

V. DESKRIPSI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

V. DESKRIPSI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR 61 V. DESKRIPSI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR 5.1. Keadaaan Geografis dan Administrasi Daerah Provinsi NTT terletak antara 8 0-12 0 Lintang Selatan dan 118 0-125 0 Bujur Timur. Luas wilayah daratan 48 718.10

Lebih terperinci

STATISTIK KECAMATAN MAJE 2016 Statistik Daerah Kecamatan Maje 2016 Halaman i STATISTIK DAERAH KECAMATAN MAJE 2016 Nomor ISSN : Nomor Publikasi : 17040.1619 Katalog BPS : 1101002.1704020 Ukuran Buku : 25,00

Lebih terperinci

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5. 1. Letak Geografis Kota Depok Kota Depok secara geografis terletak diantara 106 0 43 00 BT - 106 0 55 30 BT dan 6 0 19 00-6 0 28 00. Kota Depok berbatasan langsung dengan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Jumlah petani di Indonesia menurut data BPS mencapai 45% dari total angkatan kerja di Indonesia, atau sekitar 42,47 juta jiwa. Sebagai negara dengan sebagian besar penduduk

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Kendari dengan Ibukotanya Kendari yang sekaligus Ibukota Propinsi

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Kendari dengan Ibukotanya Kendari yang sekaligus Ibukota Propinsi 70 V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1 Letak Geografis Kota Kendari dengan Ibukotanya Kendari yang sekaligus Ibukota Propinsi Sulawesi Tenggara, secara geografis terletak dibagian selatan garis katulistiwa

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO 2014 Statistik Daerah Kecamatan Air Manjunto 2014 Halaman i STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO 2014 Statistik Daerah Kecamatan Air Manjunto 2014 Halaman i

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan regional memiliki peran utama dalam menangani secara langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. Peranan perencanaan

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian ini meliputi wilayah Kota Palangkaraya, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Katingan, Kabupaten

Lebih terperinci

HASIL SENSUS PENDUDUK 2010

HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 Data Agregat Per kecamatan BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BERAU Sekapur Sirih Sebagai pengemban amanat Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang statistik dan sejalan dengan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti secara geografis terletak pada koordinat antara sekitar 0 42'30" - 1 28'0" LU dan 102 12'0" - 103 10'0" BT, dan terletak

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM KABUPATEN MAJALENGKA

GAMBARAN UMUM KABUPATEN MAJALENGKA 59 IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN MAJALENGKA 4.1. Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Majalengka yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografi, topografi, tanah

Lebih terperinci

LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG I BAB

LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG I BAB LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG 2009-203 I BAB I LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG 2009-203 A. DASAR HUKUM Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Akhir Masa Jabatan Bupati dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA KERJA SEKTOR SANITASI KABUPATEN

BAB II KERANGKA KERJA SEKTOR SANITASI KABUPATEN BAB II KERANGKA KERJA SEKTOR SANITASI KABUPATEN 2.1. Gambaran Umum Sanitasi Kabupaten Berau 2.1.1. Rona Wilayah A. Keadaan geografis dan Administrasi Secara geografis wilayah Kabupaten Berau berada antara

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Lokasi dan Kondisi Fisik Kecamatan Berbah 1. Lokasi Kecamatan Berbah Kecamatan Berbah secara administratif menjadi wilayah Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN UTARA 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN UTARA 2015 ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.041 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah :

Lebih terperinci

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016 PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DALAM MENGAKSELERASI PROGRAM PANGAN BERKELANJUTAN DAN PENINGKATAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah provinsi di Indonesia, yang terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO

STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO 2014 Nomor ISSN : Nomor Publikasi : 1706.1416 Katalog BPS : 4102004.1706040

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan

Lebih terperinci

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian Curah hujan Kecamatan Babulu rata-rata 242,25 mm pada tahun 2010 Kecamatan Babulu memiliki luas 399,46 km 2. Secara geografis berbatasan

Lebih terperinci