BAB III KOMPONEN DAN ASPEK TEKNIS BUILDING AUTOMATION SYSTEM (BAS) A. Pendekatan Sistematik dalam Perancangan Sistem Kontrol Proses

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III KOMPONEN DAN ASPEK TEKNIS BUILDING AUTOMATION SYSTEM (BAS) A. Pendekatan Sistematik dalam Perancangan Sistem Kontrol Proses"

Transkripsi

1 BAB III KOMPONEN DAN ASPEK TEKNIS BUILDING AUTOMATION SYSTEM (BAS) A. Pendekatan Sistematik dalam Perancangan Sistem Kontrol Proses Sistem kontrol proses terdiri atas sekumpulan piranti-piranti dan peralatanperalatan elektronik yang mampu menangani kestabilan, akurasi, dan mengeliminasi transisi status yang berbahaya dalam proses produksi. Masingmasing komponen dalam sistem kontrol proses tersebut memegang peranan yang penting, tidak perduli ukurannya. Untuk merancang suatu sistem kontrol adapun pendekatan sistematiknya sebagai berikut : 1. Memilih suatu instrumen atau sistem yang hendak dikontrol. Sistem yang terotomasi bisa berupa sebuah mesin atau suatu proses yang disebut sebagai sistem kontrol proses. Fungsi dari sistem kontrol proses ini secara terus menerus akan mengamati sinyal-sinyal yang berasal dari piranti-piranti masukan (sensor) dan tanggapannya berupa suatu sinyal yang diberikan ke piranti keluaran eksternal yang secara langsung mengontrol bagaimana suatu sistem beroperasi atau bekerja. 2. Menentukan suatu instrumen masukan dan keluaran yang akan dihubungkan ke perangkat pengendali. Piranti masukan dapat berupa saklar, sensor, dan sebagainya. Sedangkan piranti keluaran dapat berupa solenoida, kran elektromagnetik, motor, relay, starter magnet begitu juga dengan instrumen lain yang bisa menghasilkan suara atau cahaya dan lain sebagainya. 26

2 27 3. Membuat program yang sesuai dengan jalannya proses yang diinginkan. Dalam hal ini dapat menggunakan terminal konsol yang langsung berhubungan dengan perangkat pengendali yang bersangkutan atau melalui komputer yang memiliki saluran komunikasi yang dibutuhkan untuk mentransfer program dari komputer ke perangkat pengendali maupun sebaliknya. 4. Program disimpan dalam perangkat pengendali, baik dilakukan secara langsung melalui komputer. B. Building Automation System (BAS) Building Automation System (BAS) merupakan suatu sistem kontrol yang terpusat pada suatu tempat dimana semua peralatan listrik dan mekanik yang terdapat pada gedung atau bangunan tersebut dapat dipantau dan dikontrol melelui komputer maupun mimik panel yang terdapat pada tempat itu. Sistem Building Automation System (BAS) ini terdiri dari beberapa komponen antara lain : 1. Human Machine Interface (HMI) Pada perangkat Human Machine Interface menggunakan suatu komputer yang dilengkapi dengan printer, dan juga monitor untuk menampilkan grafik maupun teks yang dapat dilakukan pada satu monitor yang sama. Komputer merupakan penghubung antara operator dengan sistem, jadi apabila komputer dimatikan, maka sistem dapat berfungsi penuh artinya sistem dapat menjalankan kerja tanpa perintah dari seorang operator.

3 28 Pemasukan (download) controlling operating system, dapat dilakukan melalui komputer dan tidak memerlukan peralatan tambahan. Untuk penyetingan hardware dan pemberian alamat dapat dilakukan pada setiap slave. 2. Controller Unit Perangkat pada suatu controller unit terdiri atas : a. Master Controller Master Controller merupakan perangkat utama yang berfungsi sebagai pusat pengendali dan menjadi pusat dari suatu sistem. Perangkat master controller harus memiliki memori yang tidak hilang (non volatile) apabila terjadi gangguan listrik. Perangkat keras (hardware) yang digunakan pada master controller harus sama dengan yang digunakan pada slave controller, hal ini bertujuan agar jika salah satu dari hardware yang rusak dapat saling dipertukarkan. Pada master controller dapat dipasang komputer dan printer. b. Branch Controller Pada suatu sistem BAS branch controller dapat bekerja sebagai titik pemasangan sensor-sensor (masukan) dan aktuator-aktuator (keluaran). Sama halnya dengan master controller, branch controller juga harus memiliki memori yang tidak hilang (non volatile) apabila terjadi gangguan listrik. 3. Jaringan komunikasi (networking communication) Terdapat beberapa jenis komunikasi dalam suatu controller unit antara lain : a. Antara komputer dan master controller Komunikasi antara komputer dan master controller terjadi secara serial menggunakan serial port RS232. Sistem komunikasi seperti ini merupakan

4 29 perlengkapan yang standard pada komputer, tanpa tambahan suatu interface card ataupun gateway card. b. Antara controller dengan controller Komunikasi antara perangkat controller dengan controller menggunakan 2 wire twisted shielded cable jenis AWG 18. c. Industrial local area network Sistem harus mampu dikembangkan untuk dihubungkan dengan standard industrial local area network ethernet dengan kecepatan minimum 10MB dan dapat dijalankan dari workstation yang terhubung. 4. Perangkat Lunak (software) Program yang dibutuhkan untuk Building Automation System (BAS) dapat dibuat menggunakan software PG-5 yang sudah disertakan dalam pembelian sedangkan untuk menampilkan perangkat HMI (Human Machine Interface) dapat menggunakan program Visiplus yang memang khusus digunakan untuk produkproduk dari SAIA Burgess. a. Programming Blok programming tidak berbentuk statemen-statemen, tetapi pada blok programming telah tersedia blok-blok untuk bermacam-macam fungsi seperti misalnya untuk pengaturan AHU, run time totalization, alarm/report block, schedule, sequencer, dan lain-lain. b. Kemampuan multitasking

5 30 Sistem harus mampu menjalankan program-program lain, selain program BAS, pada saat menjalankan program lain tersebut sistem BAS harus tetap berfungsi. c. Pelaporan adanya kelainan / alarm (Methode of Alarm Anuciation) Bila tejadi kelainan / alarm pada sistem, maka alarm printer secara otomatis akan mencetak titik-titik kesalahan, bentuk-bentuk kesalahan dan waktu terjadinya kesalahan. d. Hubungan antara Building Automation System dengan office automation system. Data-data yang diperlukan untuk pemrosesan lebih lanjut, misalnya perhitungan biaya untuk keperluan statistik dan selanjutnya dapat diproses sebagai office automation system. 5. Sensor Sensor dapat digunakan untuk proses monitoring, controlling, dan proteksi. Harus terdapat kecocokan antara sensor dan sistem BAS. Biasanya sensor yang digunakan antara lain : sensor suhu, sensor tekanan, sensor level tetapi tidak menutup kemungkinan sensor-sensor yang lain sesuai dengan kebutuhan dan permintaan. 6. Relay MY2 coil 24 VDC Pada sistem BAS relay digunakan pada panel untuk menghubung dan memutus arus pada saklar automatic. Relay ini diaplikasikan untuk menghidupkan maupun mematikan peralatan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Relay akan menerima tegangan 24 VDC dari PCD sehingga relay yang tadinya NO (normally open) akan terhubung NC (normally closed).

6 31 C. SAIA Burgess Electronics SAIA Burgess Electronics adalah sebuah sistem kontrol yang cocok digunakan untuk gedung dengan ukuran kecil, sedang, atau gedung yang berukuran besar. Hal ini dikarenakan SAIA Burgess Electronics mempunyai modul-modul yang fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan, mulai dari modul dengan kapasitas kecil (32 points) sampai dengan kapasitas besar (5100 points). Modul-modul ini dikenal dengan nama SAIA PCD (Process Control Device). Tipe-tipe SAIA PCD yang ada yaitu tipe PCD 1 dengan kapasitas terkecil yaitu 32 points sampai dengan PCD6 dengan kapasitas terbesar yaitu 5100 points. Istilah points yang digunakan pada PCD merupakan jumlah masukan maupun keluaran yang akan diproses oleh PCD. Dalam hal ini masukan berupa status atau keadaan sedangkan output berupa proses kontrol (on/off). Teknologi kendali yang ada pada SAIA Burgess Electronics dinamakan DDC. Sistem DDC merupakan sebuah piranti pengontrol pada sistem otomatisasi dengan multifungsi. DDC terbagi menjadi dua jenis yaitu PCD dan PCS. Baik PCD maupun PCS memiliki prinsip yang hampir sama dengan teknologi yang ada pada piranti-piranti kontrol lainnya seperti PLC. Secara umum kesamaan antara teknologi DDC dari SAIA Burgess Electronics dibandingkan dengan teknologi kendali lainnya yang sudah terlebih dahulu dikenal adalah teknologi kendali ini dapat diprogram sesuai dengan keinginan dengan menggunakan perangkat khusus melalui komputer, program yang di-

7 32 download (diisikan) ke dalam memori bersifat non permanen artinya program sebelumnya akan hilang apabila memori diisikan dengan program yang baru. Teknologi kendali DDC pada saat ini banyak digunakan pada sektor-sektor yang memiliki peranan penting dalam kehidupan sehari-hari seperti bandara, pusat perbelanjaan, jalan raya, rumah sakit, pabrik, dan lain-lain. PCD1 mempunyai kapasitas sampai 32 points (masukan/keluaran). Ini bisa dikombinasikan antara digital atau analog dan menggunakan memori sampai 140 Kbytes, dan juga serial port RS232 atau RS485. Sedangkan untuk kapasitas yang lebih besar dapat menggunakan PCD2 yang mempunyai kapasitas sampai 64 points (masukan/keluaran) dan memiliki expansion unit yang menyediakan space untuk 4 atau 8 penambahan masukan/keluaran modul, dan seterusnya PCD6 dengan kapasitas sampai 5100 points (masukan/keluaran). Untuk gedung-gedung dengan ukuran kecil dapat digunakan sistem SAIA tanpa menggunakan komputer, dimana sistem ini dapat melakukan fungsi-fungsi Building Automation System (BAS). Sistem ini dapat dibaca hasilnya pada display yang ditambahkan pada modul yang dianggap sebagai master. Sistem seperti ini juga bisa menghemat biaya karena tidak diperlukan perangkat lunak dan operator yang mengerti komputer. Struktur modular menjamin sistem SAIA ini bisa ditingkatkan atau diperluas, dan cara pengoperasiannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Peralatan dan sistem lain bisa digabungkan dengan sistem secara optimal. Untuk jenis PCD2 dengan tipe M110 biasa dipakai pada sistem BAS. PCD ini mempunyai kapasitas sampai 64 points (masukan/keluaran) dan memiliki

8 33 expansion unit yang menyediakan space untuk 4 atau 8 penambahan masukan/keluaran modul. Gambar 3.1 Bentuk PCD2 tipe M110 Gambar 3.2 Ukuran dimensi PCD2

9 34 Gambar 3.3 Tampak dalam dari PCD2 tipe M110 Blok diagram dari PCD2 adalah sebagai berikut : Gambar 3.4 Blok diagram PCD2

10 35 Berikut ini adalah komponen-komponen utama dari suatu PCD : 1. CPU (Central Processing Unit) CPU merupakan pusat pemrosesan semua instruksi-instruksi atau perintahperintah yang diberikan ke PCD. Saat suatu perintah diberikan ke unit ini maka perintah itu akan diterima, diterjemahkan, kemudian dipecahkan dalam kodekodenya, kemudian kode-kode tersebut diteruskan ke unit-unit lain sebagai perintah untuk melaksanakan tugas yang diterimanya. 2. Memori Memori dengan teknologi Flash digunakan oleh PCD untuk sistem kontrol proses. Selain berfungsi menyimpan sistem operasi, juga biasa digunakan untuk menyimpan program yang dibuat oleh pengguna atau pemrogram yang nantinya akan dijalankan. Isi dari memori Flash dapat berubah (bahkan dapat dikosongkan maupun dihapus) jika memang dikehendaki seperti itu. Tetapi yang jelas, dengan penggunaan teknologi Flash, proses penghapusan dan pengisian kembali memori dapat dilakukan dengan mudah dan cepat. Download program dari PCD biasanya dilakukan melalui serial port dari komputer. Memori user dibagi menjadi beberapa blok yang memiliki fungsi khusus. Beberapa bagian memori digunakan untuk menyimpan status masukan dan keluaran sedangkan bagian lain dari memori digunakan untuk menyimpan isi variabel-variabel yang digunakan dalam program yang dituliskan. Kapasitas memori pada PCD2 adalah 128 Kbytes RAM untuk basic assembly yang dapat ditambah sampai 640 Kbytes RAM dengan perincian 128 Kbytes RAM Kbytes EPROM atau ditambah 448 Kbytes Flash EPROM.

11 36 Tabel 3.1 Jenis memori PCD Type Jenis Kapasitas RAM 128 Kbytes RAM 512 Kbytes EPROM 128 Kbytes EPROM 512 Kbytes Flash EPROM 128 Kbytes Flash EPROM 512 Kbytes PCD7.R400 Flash Card 1 Mbytes 3. Pemrograman PCD dapat diprogram melalui komputer dengan perangkat lunak (software) PG5 yang disertakan dalam pembelian. Program PG5 dapat dijalankan pada semua perangkat SAIA PCD. Program PG5 menyediakan beberapa macam jenis pemrograman untuk PCD antara lain : a. FUPLA (FBD) Merupakan suatu fungsi digram blok khusus dari SAIA. File FUPLA dapat terdiri dari berbagai macam diagram blok saling berhubungan membentuk suatu program khusus. b. GRAFCET (SFC) Suatu metode grafis berbentuk diagram runtun yang menggambarkan suatu sistem secara sekuensial. c. S-Edit (Instruction List) Berisi daftar instruksi-instruksi yang fleksibel yang dapat digunakan untuk memprogram suatu PCD. Program yang telah dibuat dapat di download melalui Programming Unit (PGU) atau RS232 serial data port.

12 37 4. Input / Output Module Terminal masukan akan mengirimkan sinyal dari kabel yang dihubungkan dengan masukan sensor dan transducer, sedangkan keluaran menyediakan tegangan keluaran untuk aktuator atau indikator alat. Hal yang penting dalam masukan / keluaran adalah tegangan module dan nilai arus. Input module bernilai 24 VDC dan tidak diperbolehkan bekerja pada tegangan 120 VAC atau 220VAC, tegangan ini akan membuat kerusakan pada PCD. Pada PCD SAIA masukan / keluaran module menggunakan card dengan tipe-tipe yang dapat disesuaikan berdasarkan kebutuhan. a. Digital input module PCD2 E110 Card digital input modules tipe PCD2 E110 digunakan untuk membaca status ON / OFF dan trip pada suatu alat yang dimonitor. Terdapat 8 buah input dengan input berupa tegangan 24 VDC dan arus yang mengalir sebesar 6 ma pada kondisi tersebut dan mempunyai input delay sebesar 8 ms. Gambar 3.5 Penampang card digital input module PCD2 E110

13 38 Terdapat dua macam masukan sinyal yaitu masukan sinyal low pada -30 V sampai +5 V dan masukan sinyal high pada +15 V sampai +30 V. b. Digital output module PCD2 E110 Card digital output modules tipe PCD2 A400 digunakan untuk memberikan perintah menghidupkan (on) atau mematikan (off) suatu alat yang akan dikendalikan. Terdapat 8 buah keluaran yang dapat dihubung ke peralatan. Card ini dapat menghasilkan tegangan keluaran dengan range 10 V sampai 25 V dan arus keluaran sebesar 500 ma. Gambar 3.6 Penampang card digital output module A400 Mempunyai output delay sebesar 10 µs untuk perintah ON dan 50 µs untuk perintah OFF. c. Analog input module PCD2 W210 Card analog input modules tipe PCD2 W210 digunakan untuk menerima masukan berupa sinyal analog misalnya perubahan suhu dan kelembaban relatif pada suatu ruangan yang di monitor. Mempunyai 8 buah terminal masukan dan dapat menerima arus dengan range 0 sampai 20 ma.

14 39 Gambar 3.7 Penampang card analog input module PCD2 W210 d. Analog output module PCD2 W410 Card analog output modules tipe PCD2 W410 digunakan untuk menghasilkan keluaran berupa sinyal analog (misalnya perubahan tegangan untuk pengendalian motor secara teregulasi linier sehingga diperoleh kecepatan putar tertentu). Card ini akan menghasilkan tegangan dengan range 0 sampai 10 VDC. Gambar 3.8 Penampang card analog output module PCD2 W410

15 40 5. Protokol Agar dapat terjalin suatu komunikasi antara PCD yang satu dengan PCD yang lainnya yang ditempatkan jauh dari lokasi yang akan dikontrol maka dibutuhkan suatu protokol yang dapat digunakan untuk mengirimkan dan memerima berbagai macam informasi. Protokol S-Bus merupakan sistem protokol yang khusus digunakan untuk komunikasi oleh SAIA PCD. Protokol ini dapat digunakan oleh semua jenis PCD dan dirancang untuk pertukaran data serta pemrograman PCD melalui program PG-5. Protokol S-Bus pada dasarnya dapat digunakan untuk dua level aplikasi yaitu : a. Transfer data Protokol ini digunakan untuk transfer data (write and read) antar PCD serta dapat membaca status informasi. Jenis data yang dapat ditransfer antara lain : 1. PCD data meliputi input, output, flag, register, timer, counter, data blok, dan hardware clock. 2. Status informasi yang meliputi CPU number, tipe dan status, S- Bus station number. b. Programming ang Commisioning S-Bus protokol dapat digunakan untuk membantu pemrograman, serta menjalin komunikasi dengan sistem-sistem protokol lain.

16 41 6. Catu Daya Catu daya listrik digunakan untuk memberikan pasokan catu daya ke seluruh bagian PCD dengan catu daya 24 VDC ± 20% atau 19 VAC ± 15% full wave rectifier. PCD menggunakan catu daya yang terpisah (sebagai modul tersendiri). Pengguna harus menentukan berapa besar arus yang diambil dari modul masukan / keluaran untuk memastikan catu daya yang akan digunakan menyediakan sejumlah besar arus listrik yang berbeda. Gambar 3.9 Instalasi pemasangan catu daya Catu daya listrik ini biasanya tidak digunakan untuk memberikan catu daya langsung ke masukan maupun keluaran, artinya masukan dan keluaran murni merupakan saklar. Pengguna harus menyediakan sendiri catu daya terpisah untuk masukan dan keluaran PCD. Dengan demikian, maka lingkungan industri dimana PCD digunakan tidak akan merusak PCD-nya itu sendiri karena memiliki catu daya terpisah antara PCD dengan jalur-jalur masukan dan keluaran. D. Instalasi Dalam instalasi sistem BAS dibutuhkan kabel untuk menghubungkan masing-masing komponen. Terdapat 3 jenis kabel dalam sistem instalasi BAS antara lain :

17 42 1. Kabel NYA 3 x 1.5 mm Kabel ini berfungsi sebagai kabel point yang digunakan untuk menghubungkan PCD dengan point yang terdapat pada gedung. 2. Kabel AWG 18 Shielded Twisted Pair Kabel jenis ini digunakan untuk komunikasi antar controller PCD. Kabel ini mempunyai 3 inti dengan pelindung diluarnya serta dapat lebih tahan terhadap interferensi. Untuk penggunaan jarak yang cukup jauh maka dibutuhkan suatu perangkat pengulang (repeater). 3. Kabel NYM Kabel ini digunakan untuk menghubungkan paenel dengan PDTR (Panel Distribusi Tegangan Rendah) sebagai sumber tegangan. Penggunaan utama kabel ini sebagai kebel tembaga adalah untuk instalasi industri di dalam gedung maupun di alam terbuka, di saluran kabel dan dalam lemari hubung bagi, apabila dapat diperkirakan tidak akan ada gangguan mekanis. E. Peralatan Peralatan yang dapat dikontrol maupun dimonitor melalui sistem BAS antara lain : 1. AHU (Air Handling Unit) AHU merupakan seperangkat peralatan yang digunakan untuk proses pemanasan (heating), ventilating, dan pengaturan udara (air conditioning) atau biasa dikenal dengan HVAC system.

18 43 Pada umumnya AHU berbentuk kotak yang besar yang komponen didalamnya terdiri dari peniup (blower), filter, serta peredam suara. Cara kerjanya adalah udara keluaran dari AHU akan dihubungkan ke duckwork yang nantinya akan didistribusikan ke seluruh bagian ruangan. AHU dapat digunakan untuk mendistribusikan udara dingin dari perangkat pendingin (chiller) ataupun sesuai dengan kebutuhan pada gedung tersebut. Gambar 3.10 Bagian-bagian AHU Berdasarkan gambar 3.10 aliran udara berasal dari arah kanan menuju kiri. Sesuai dengan nomor yang terdapat pada gambar bagian-bagian AHU adalah sebagai berikut : 1. Supply duct Berfungsi sebagai saluran pendistribusian. 2. Fan compartment Bagian ini merupakan kipas yang berfungsi untuk mendistribusikan udara ke ruangan. 3. Vibration insulator Bagian ini berfungsi untuk mengurangi getaran yang ditimbulkan kipas dengan perangkat yang lain.

19 44 4. Heating / cooling oil AHU dapat digunakan untuk memanaskan serta mendinginkan sesuai dengan kebutuhan, bagian inilah yang mengatur jenis udara yang akan didistribusikan. 5. Filter compartment Bagian ini berfungsi sebagai penyaring udara yang akan masuk ke dalam perangkat yang lain setelah dimasukkan ke dalam AHU. 6. Mixed (recirculated + outside) air duct Bagian ini merupakan masukan udara yang dapat berasal dari luar maupun udara yang kembali lagi setelah dilewatkan / didistribusikan ke ruangan. 2. Chiller Dalam sistem HVAC perangkat chiller digunakan untuk mendinginkan udara yang selanjutnya didistribusikan ke ruangan oleh AHU. Prinsip kerjanya adalah chiller akan mendinginkan air dan udara akan dilewatkan pada air yang telah didinginkan tersebut sehingga suhu udara tersebut akan turun / dingin. Gambar 3.11 Perangkat Chiller

20 45 Kapasitas beban pendingin dipantau dengan parameter suhu yang terpasang pada sisi luar dari chiller tersebut yang biasanya dengan jangkauan pengukuran (6ºC-12ºC). Jika suhu air sudah mencapai 6ºC maka chiller akan berhenti beroperasi. Tetapi pompa sirkulasi air dingin akan tetap beroperasi dengan berlangsungnya pertukaran panas pada evaporator maka akan mengalami kenaikan suhu air. Jika suhu air yang keluar dari chiller sudah mencapai 12ºC maka chiller akan kembali beroperasi dan proses operasional chiller akan berlangsung secara terus menerus seperti tahapan tersebut. 3. Boiler Boiler pada dasarnya mempunyai cara kerja yang hampir sama dengan perangkat chiller hanya saja media yang dihasilkan adalah pemanasan. Boiler juga digunkan pada sistem HVAC untuk proses heating baik udara maupun air yang disesuaikan dengan kebutuhan. 4. Tangki Sistem BAS juga dapat memonitor serta mengontrol dari suatu tangki melalui pembacaan status dari tangki tersebut, tentunya menggunakan sensor yang sesuai dengan jenis tangki tersebut misalnya water tank, solar tank, feeder tank. 5. STP STP merupakan tangki limbah pada suatu gedung dapat dipantau ketinggian high / low melalui pembacaan sensor yang masuk kedalam sistem BAS.

21 46 6. Generator set Generator set digunakan apabila terjadi gangguan pada sistem kelistrikan pada gedung tersebut. Pada sistem BAS generator set dapat dibaca status maupun start / stop nya. F. Kemampuan dan Keunggulan Sistem Building Automation System memiliki kemampuan dan keunggulan sebagai berikut yaitu : 1. Sistem mampu memantau (memonitoring), mengatur, dan merekam kegiatan peralatan listrik dan mekanik yang berada dalam gedung agar dapat bekerja secara tepat guna. Dengan demikian akan diperoleh penghematan energi dan memperpanjang umur dari peralatan. 2. Sistem mampu dikembangkan tanpa harus mengganti peralatan yang sudah terpasang. 3. Sistem mampu memebrikan laporan terjadinya kelainan pada peralatan, yang mencakup nama peralatan, letak peralatan, waktu terjadinya, dan bentuk kesalahan. Laporan kesalahan ini harus tercetak pada alarm printer dan juga terekam sebagai kumpulan data (logging) pada hard disk. 4. Sistem dapat melaporkan peralatan-peralatan yang telah tiba saat perawatan berkalanya (preventive maintenance). 5. Sistem mampu memantau jaringan komunikasi antara peralatan-peralatan dalam sistem BAS itu sendiri.

22 47 6. Sistem memiliki sandi (password) yang bertingkat dan dapat disesuaikan untuk masing-masing operator yang bertugas. 7. Apabila terjadi gangguan pada sistem BAS, maka secara mudah peralatan harus dapat dioperasikan secara manual.

BAB IV PEMBAHASAN BUILDING AUTOMATION SYSTEM (BAS) DI GEDUNG LABORATORIUM DEPKES JAKARTA A. PENDAHULUAN

BAB IV PEMBAHASAN BUILDING AUTOMATION SYSTEM (BAS) DI GEDUNG LABORATORIUM DEPKES JAKARTA A. PENDAHULUAN BAB IV PEMBAHASAN BUILDING AUTOMATION SYSTEM (BAS) DI GEDUNG LABORATORIUM DEPKES JAKARTA A. PENDAHULUAN Untuk pembahasan ini penulis menganalisa data dari lapangan yang berupa peralatan meliputi PCD, jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang handal dan efisien namun mudah dalam pengoperasiannya semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang handal dan efisien namun mudah dalam pengoperasiannya semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi khususnya dalam bidang otomatisasi kontrol mengalami kemajuan yang cukup pesat mengingat kebutuhan akan sistem kontrol yang handal dan efisien

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Programmable Logic Controller Proses di berbagai bidang industri manufaktur biasanya sangat kompleks dan melingkupi banyak subproses. Setiap subproses perlu dikontrol secara seksama

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan

II. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Programmable Logic Controller (PLC) PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan rele yang dijumpai pada sistem kendali proses konvensional [1].

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Sebelum membuat suatu alat atau sistem, hal yang paling utama adalah

BAB III PERANCANGAN. Sebelum membuat suatu alat atau sistem, hal yang paling utama adalah BAB III PERANCANGAN 3.1. Perancangan Sistem Sebelum membuat suatu alat atau sistem, hal yang paling utama adalah melakukan perancangan dengan memahami cara kerja alat atau sistem tersebut serta sifat dan

Lebih terperinci

BAB II SISTEM KENDALI, DIAGRAM TANGGA & PLC. Sejarah Perkembangan Sistem Kendali dan Otomtisasi Industri

BAB II SISTEM KENDALI, DIAGRAM TANGGA & PLC. Sejarah Perkembangan Sistem Kendali dan Otomtisasi Industri BAB II SISTEM KENDALI, DIAGRAM TANGGA & PLC 2.1 Sejarah Perkembangan Sistem Kendali dan Otomtisasi Industri Pada awalnya, proses kendali mesin-mesin dan berbagai peralatan di dunia industri yang digerakkan

Lebih terperinci

BAB III TEORI DASAR. o Lebih mudah untuk menemukan kesalahan dan kerusakan karena PLC memiliki fasilitas self diagnosis.

BAB III TEORI DASAR. o Lebih mudah untuk menemukan kesalahan dan kerusakan karena PLC memiliki fasilitas self diagnosis. BAB III TEORI DASAR 3.1 Programmable Logic Controller (PLC) Programmable logic controller (PLC) adalah sebuah perangkat yang dirancang untuk menggantikan sistem control elektrik berbasis relai yang mulai

Lebih terperinci

PENGERTIAN PLC UNY-PLC-THT 2

PENGERTIAN PLC UNY-PLC-THT 2 PENGERTIAN PLC PLC merupakan suatu piranti basis kontrol yang dapat diprogram bersifat logik, yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan relay yang dijumpai pada sistem kontrol proses konvensional.

Lebih terperinci

APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK

APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK Dwi Aji Sulistyanto PSD III Teknik Elektro Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK Pada industri

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN REALISASI BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI

PERANCANGAN DAN REALISASI BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI Perancangan merupakan sebuah proses yang sangat menentukan untuk merealisasikan alat tersebut. Proses perancangan dapat dilakukan dengan cara mempelajari karakteristik

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SUATU PEMAHAMAN DASAR PERALATAN PENGENDALI DI INDUSTRI BAGI MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SUATU PEMAHAMAN DASAR PERALATAN PENGENDALI DI INDUSTRI BAGI MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SUATU PEMAHAMAN DASAR PERALATAN PENGENDALI DI INDUSTRI BAGI MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI Pengenalan PLC PLC merupakan sistem operasi elektronik digital yang dirancang untuk

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun

BAB III LANDASAN TEORI. lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Waste Water Treatment Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara kelestarian lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun industri

Lebih terperinci

Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN:

Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN: SISTEM MONITORING SUHU MELALUI SISTEM KOMUNIKASI PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER TO PERSONAL COMPUTER Triyanto Pangaribowo, Hibnu Yulianda Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana

Lebih terperinci

Programmable Logic Controller (PLC) Pendahuluan

Programmable Logic Controller (PLC) Pendahuluan Modul 7 Programmable Logic Controller (PLC) Pendahuluan Numerical Control & Industrial Robotics menekankan pada pengendalian gerakan (proses kontinu) pengendalian gerakan (proses kontinu) Sedangkan untuk

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Dalam bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perancangan sistem pemanasan air menggunakan SCADA software dengan Wonderware InTouch yang terdiri dari perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

BAB II SISTEM PEMANASAN AIR

BAB II SISTEM PEMANASAN AIR BAB II SISTEM PEMANASAN AIR Konsep dasar sistem pemanasan air ini memiliki 3 tahapan utama yang saling berhubungan. Tahapan pertama, yaitu operator menjalankan sistem melalui HMI InTouch. Operator akan

Lebih terperinci

Bab 3 PLC s Hardware

Bab 3 PLC s Hardware Bab 3 PLC s Hardware Sasaran Mahasiswa mampu : o Memahami definisi PLC o Menyebutkan jenis jenis PLC o Menyebutkan bagian bagian hardware PLC o Menjelaskan prinsip kerja bagian bagian hardware PLC 3.1

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. kelembaban di dalam rumah kaca (greenhouse), dengan memonitor perubahan suhu

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. kelembaban di dalam rumah kaca (greenhouse), dengan memonitor perubahan suhu BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah cara mengatur suhu dan kelembaban di dalam rumah kaca (greenhouse), dengan memonitor

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Programmable Logic Controller (PLC) diperkenalkan pertama kali pada tahun

BAB II LANDASAN TEORI. Programmable Logic Controller (PLC) diperkenalkan pertama kali pada tahun BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah PLC Programmable Logic Controller (PLC) diperkenalkan pertama kali pada tahun 1969 oleh Richard E.Morley yang merupakan pendiri Modicon Coorporation. PLC pertama yang

Lebih terperinci

BAB III FUNGSI BAGIAN PLC. Processor. Catu Daya. Gambar 2. Block Diagram Perangkat Keras PLC

BAB III FUNGSI BAGIAN PLC. Processor. Catu Daya. Gambar 2. Block Diagram Perangkat Keras PLC BAB III FUNGSI BAGIAN PLC Programming Devices Processor Modul Input Modul Output Catu Daya Gambar 2. Block Diagram Perangkat Keras PLC Dari gambar diatas, bagian bagian tersebut mempunyai fungsi yang saling

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Dalam merancang sistem pengendali sepeda motor berbasis android ini, terdapat beberapa masalah yang harus dicermati dan dipecahkan. Permasalahan tersebut

Lebih terperinci

Apa Itu PLC? Gambar 1.1 Penggunaan PLC di industri

Apa Itu PLC? Gambar 1.1 Penggunaan PLC di industri Apa Itu PLC? PLC atau diterjemahkan sebagai kontroler yang dapat diprogram (Programmable Logic Controller), adalah sebuah komputer khusus yang banyak digunakan untuk otomatisasi proses produksi di industri.

Lebih terperinci

t o l e a r n t o k n o w P L C BASIC I Instruktur : TOTOK NUR ALIF S.Pd NIP

t o l e a r n t o k n o w P L C BASIC I Instruktur : TOTOK NUR ALIF S.Pd NIP t o l e a r n t o k n o w P L C BASIC I Instruktur : TOTOK NUR ALIF S.Pd NIP. 19720101 200312 1 011 1 SELAMAT DATANG DI DUNIA PLC ( PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER ) SERI OMRON CPM 2 A PRODUKSI TAHUN 2003

Lebih terperinci

BAB 7. PLC = Programmable Logic Controller

BAB 7. PLC = Programmable Logic Controller DIKTAT KULIAH Elektronika Industri & Otomasi (IE-204) BAB 7. PLC = Programmable Logic Controller Diktat ini digunakan bagi mahasiswa Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Kristen Maranatha

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Programmable Logic Controller (PLC) Programmable logic controller singkatnya PLC merupakan suatu bentuk khusus pengendalian berbasis mikroprossesor yang memanfaatkan memori

Lebih terperinci

Konsep Dasar dan Sejarah PLC

Konsep Dasar dan Sejarah PLC Pertemuan ke-1 Konsep dasar dan sejarah PLC Kekurangan dan Kelebihan PLC Komponen, fungsi, dan aplikasi PLC Pengenalan perangkat Keras ( Hardware) Pengenalan perangkat Lunak ( Software) Konsep Dasar dan

Lebih terperinci

Sortasi BAB II TEORI DASAR 2.1 PROSES PENYORTIR OBJEK. Proses penyortiran merupakan sebuah proses pemisahan atau penyeleksian

Sortasi BAB II TEORI DASAR 2.1 PROSES PENYORTIR OBJEK. Proses penyortiran merupakan sebuah proses pemisahan atau penyeleksian BAB II TEORI DASAR 2.1 PROSES PENYORTIR OBJEK Proses penyortiran merupakan sebuah proses pemisahan atau penyeleksian objek sesuai dengan ukuran, berat, bentuk, warna, dan bahan dasar seperti yang diperlihatkan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 62 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Umum Untuk mengetahui apakah suatu program yang telah dibuat dapat berjalan sesuai dengan fungsinya, maka dilakukan pengujian. Pengujian ini dilakukan langsung pada

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Teknik Elektro Jurusan. Teknik Elektro Universitas Lampung

III. METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Teknik Elektro Jurusan. Teknik Elektro Universitas Lampung III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu : November 2011 Maret 2013 Tempat : Laboratorium Teknik Kendali Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung B. Alat dan Bahan

Lebih terperinci

BAB I SISTEM KONTROL TNA 1

BAB I SISTEM KONTROL TNA 1 BAB I SISTEM KONTROL Kata kontrol sering kita dengar dalam pembicaraan sehari-hari. Kata kontrol disini dapat diartikan "mengatur", dan apabila kita persempit lagi arti penggunaan kata kontrol dalam teknik

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2014 sampai dengan Desember 2014.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2014 sampai dengan Desember 2014. III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2014 sampai dengan Desember 2014. Perancangan dan pembuatan dilaksanakan di Laboratorium Teknik Kendali

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 PLC (Programmable Logic Controller) Pada sub bab ini penulis membahas tentang program PLC yang digunakan dalam system ini. Secara garis besar program ini terdiri

Lebih terperinci

Pengembangan RTU (Remote Terminal Unit) untuk Sistem Kontrol Jarak Jauh berbasis IP

Pengembangan RTU (Remote Terminal Unit) untuk Sistem Kontrol Jarak Jauh berbasis IP Pengembangan RTU (Remote Terminal Unit) untuk Sistem Kontrol Jarak Jauh berbasis IP Rika Sustika P2 Informatika-LIPI rika@informatika.lipi.go.id Oka Mahendra P2 Informatika-LIPI oka@informatika.lipi.go.id

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Tempat dan waktu penelitian yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah

III. METODELOGI PENELITIAN. Tempat dan waktu penelitian yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah III. METODELOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat dan waktu penelitian yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 3.1.1 Tempat penelitian Penelitian dan pengambilan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung, dari bulan Februari 2014 Oktober 2014. 3.2. Alat dan Bahan Alat

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Dalam bidang teknologi, orientasi produk teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan manusia adalah produk yang berkualitas, hemat energi, menarik, harga murah, bobot ringan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri menggunakan PLC (Programmable Logic Controller) sebagai sistem

BAB I PENDAHULUAN. industri menggunakan PLC (Programmable Logic Controller) sebagai sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini kebutuhan manusia akan energi semakin berkembang seiring dengan semakin pesatnya perkembangnya teknologi, berbagai penemuan terbaru yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III DESKRIPSI MASALAH BAB III DESKRIPSI MASALAH 3.1 Perancangan Hardware Perancangan hardware ini meliputi keseluruhan perancangan, artinya dari masukan sampai keluaran dengan menghasilkan energi panas. Dibawah ini adalah diagram

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Politeknik Negeri Sriwijaya 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi SCADA SCADA (Supervisory Control And Data Acquisition) adalah sistem yang mengacu pada kombinasi telemetri dan akuisisi data. Ini terdiri

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PERANCANGAN

BAB III METODE DAN PERANCANGAN BAB III METODE DAN PERANCANGAN 1.1 Metode Metode yang digunakan dalam pembuatan modul ini adalah modifikasi rancang bangun yang dilakukan dengan eksperimen. Hasil dari penyusunan tugas akhir ini berupa

Lebih terperinci

BAB IV. SISTEM KONTROL SENSOR PROXIMITI PADA MESIN BUILDING BTU DENGAN MENGGUNAKAN PLC DI PT GAJAH TUNGGAL Tbk.

BAB IV. SISTEM KONTROL SENSOR PROXIMITI PADA MESIN BUILDING BTU DENGAN MENGGUNAKAN PLC DI PT GAJAH TUNGGAL Tbk. BAB IV SISTEM KONTROL SENSOR PROXIMITI PADA MESIN BUILDING BTU DENGAN MENGGUNAKAN PLC DI PT GAJAH TUNGGAL Tbk. 4.1 Sensor Proximiti Sensor Proximiti adalah alat pendeteksi yang bekerja berdasarkan jarak

Lebih terperinci

PERTEMUAN 2 APLIKASI KOMPUTER. Sistem Operasi. Rangga Rinaldi, S.Kom, MM. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk

PERTEMUAN 2 APLIKASI KOMPUTER. Sistem Operasi. Rangga Rinaldi, S.Kom, MM. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk APLIKASI KOMPUTER Modul ke: PERTEMUAN 2 Sistem Operasi Fakultas Desain dan Seni Kreatif Rangga Rinaldi, S.Kom, MM Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id PERTEMUAN 2 Sistem Komputer Struktur dan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. pabrik PT. Boma Bisma Indra. Mesin ini digunakan untuk pelebaran lobang

BAB IV PEMBAHASAN. pabrik PT. Boma Bisma Indra. Mesin ini digunakan untuk pelebaran lobang BAB IV PEMBAHASAN 4.1 PLC Vertical Boring Mesin Vertical Boring adalah mesin pembubutan yang digunakan pada pabrik PT. Boma Bisma Indra. Mesin ini digunakan untuk pelebaran lobang silindris dan digunakan

Lebih terperinci

BAB V PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

BAB V PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER 5 1 BAB V PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER 5.1 Pengantar Pada aplikasi industri, banyak dibutuhkan implementasi pengontrol proses yang akan beraksi menghasilkan output sebagai fungsi dari state, perubahan

Lebih terperinci

Yudha Bhara P

Yudha Bhara P Yudha Bhara P. 2208 039 004 1. Pertanian merupakan pondasi utama dalam menyediakan ketersediaan pangan untuk masyarakat Indonesia. 2. Pertanian yang baik, harus didukung dengan sistem pengairan yang baik

Lebih terperinci

SIMULASI MODEL KONTROL MESIN MIXER MENGGUNAKAN PLC DAN PROGRAM KOMPUTER INTELLUTION FIX

SIMULASI MODEL KONTROL MESIN MIXER MENGGUNAKAN PLC DAN PROGRAM KOMPUTER INTELLUTION FIX SIMULASI MODEL KONTROL MESIN MIXER MENGGUNAKAN PLC DAN PROGRAM KOMPUTER INTELLUTION FIX 6.1 Darminto 1, M. Facta, ST, MT 2, Iwan Setiawan, ST, MT 3 Teknik Elektro Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu

BAB III PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu Tangkis Indoor Pada lapangan bulu tangkis, penyewa yang menggunakan lapangan harus mendatangi operator

Lebih terperinci

PENDETEKSI LOGAM UNTUK INDUSTRI MAKANAN BERBASIS PLC. Oleh : Atmiasri dan Sagita Rochman*)

PENDETEKSI LOGAM UNTUK INDUSTRI MAKANAN BERBASIS PLC. Oleh : Atmiasri dan Sagita Rochman*) PENDETEKSI LOGAM UNTUK INDUSTRI MAKANAN BERBASIS PLC Oleh : Atmiasri dan Sagita Rochman*) Abstrak Perkembangan teknologi dan industri saat ini menunjukkan peningkatan yang sangat pesat seiring dengan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menerapkan Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menerapkan Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai implementasi dan evaluasi pada saat menerapkan Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan Controller Board ARM2368.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar 28 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar dan Laboratorium Pemodelan Jurusan Fisika Universitas Lampung. Penelitian

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI OMRON SYSMAC CPM1A PADA SISTEM OTOMATISASI POMPA AIR UNTUK PENGISIAN WATER TANK DI APARTEMENT GRIYA PRAPANCA

PERANCANGAN APLIKASI OMRON SYSMAC CPM1A PADA SISTEM OTOMATISASI POMPA AIR UNTUK PENGISIAN WATER TANK DI APARTEMENT GRIYA PRAPANCA PERANCANGAN APLIKASI OMRON SYSMAC CPM1A PADA SISTEM OTOMATISASI POMPA AIR UNTUK PENGISIAN WATER TANK DI APARTEMENT GRIYA PRAPANCA Disusun Oleh: Nama :Widhi Setya Wardani NPm :26409372 Jurusan : Teknik

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN. simulator HMI berbasis PLC. Simulator ini memiliki beberapa bagian penting yaitu

BAB IV PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN. simulator HMI berbasis PLC. Simulator ini memiliki beberapa bagian penting yaitu BAB IV PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diterangkan secara detail mengenai perancangan trainer simulator HMI berbasis PLC. Simulator ini memiliki beberapa bagian penting yaitu perancangan hardware

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

1. IED berkomunikasi dengan Gateway menggunakan protokol standard

1. IED berkomunikasi dengan Gateway menggunakan protokol standard T.Wisnu Wardhana JKT0413/JF/S1/ELE/0296 I. BENAR SALAH (15 Soal) 1. IED berkomunikasi dengan Gateway menggunakan protokol standard 2. IED berfungsi untuk melakukan remote control, telemetering, telesignal,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Kontrol Sistem kontrol adalah proses pengaturan ataupun pengendalian terhadap satu atau beberapa besaran (variabel, parameter) sehingga berada pada suatu harga atau dalam

Lebih terperinci

PEMODELAN SIMULASI KONTROL PADA SISTEM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN PLC

PEMODELAN SIMULASI KONTROL PADA SISTEM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN PLC PEMODELAN SIMULASI KONTROL PADA SISTEM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN PLC Badaruddin 1, Endang Saputra 2 1,2 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana, Jakarta, Indonesia

Lebih terperinci

MODUL PEMANFAATAN JALUR KOMUNIKASI RS 485 UNTUK SIMULASI KENDALI JARAK JAUH PLC MASTER K 10S1

MODUL PEMANFAATAN JALUR KOMUNIKASI RS 485 UNTUK SIMULASI KENDALI JARAK JAUH PLC MASTER K 10S1 MODUL PEMANFAATAN JALUR KOMUNIKASI RS 485 UNTUK SIMULASI KENDALI JARAK JAUH PLC MASTER K 10S1 Edhy Andrianto L2F 303438 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro ABSTRAK Pengaturan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan dari hasil uji coba yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain :

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan dari hasil uji coba yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain : BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan dari hasil uji coba yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain : Komputer juga dapat digunakan untuk mengontrol lampu listrik rumah dengan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL

BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL Pada awalnya sistem pompa transmisi menggunakan sistem manual dimana dalam menyalakan atau mematikan sistem diperlukan dua operator lebih. Tugas para

Lebih terperinci

BAB III TEORI PENUNJANG. a. SILO 1 Tujuannya untuk pengisian awal material dan mengalirkan material menuju silo 2 secara auto / manual.

BAB III TEORI PENUNJANG. a. SILO 1 Tujuannya untuk pengisian awal material dan mengalirkan material menuju silo 2 secara auto / manual. BAB III TEORI PENUNJANG 3.1 MESIN AUTOMATIC MIXING Mesin Automatic mixing berguna untuk proses pencampuran bahan mentah menjadi bahan jadi yang di gunakan untuk membuat pipa paralon atau pipa PVC. adapun

Lebih terperinci

BAB VI MENGENAL TRAINER " BATO - 05 "

BAB VI MENGENAL TRAINER  BATO - 05 BAB VI MENGENAL TRAINER " BATO - 05 " Perangkat PLC ini telah di set sedemikian rupa sehingga mudah dalam penginstalan dan pengoperasian program control system dari suatu rangkaian. Adapun modul trainer

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE

BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE 3.1 TUJUAN PERANCANGAN Pada prinsipnya tujuan dari perancangan alat dan program adalah untuk mempermudah didalam merealisasikan perakitan atau pembuatan alat dan program yang

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1. Spesifikasi Sistem Sebelum merancang blok diagram dan rangkaian terlebih dahulu membuat spesifikasi awal rangkaian untuk mempermudah proses pembacaan, spesifikasi

Lebih terperinci

Sistem Operasi dalam bahasa Inggrisnya disebut Operating System, atau biasa di singkat dengan OS.

Sistem Operasi dalam bahasa Inggrisnya disebut Operating System, atau biasa di singkat dengan OS. DASAR SISTEM OPERASI Sistem Operasi Sistem Operasi dalam bahasa Inggrisnya disebut Operating System, atau biasa di singkat dengan OS. Sistem operasi merupakan sebuah penghubung antara pengguna dari komputer

Lebih terperinci

Web SCADA untuk Mengendalikan Miniatur Pintu Air

Web SCADA untuk Mengendalikan Miniatur Pintu Air Web SCADA untuk Mengendalikan Miniatur Pintu Air Iwan Handoyo Putro 1), Handy Wicaksono 2), Abdinata Payung Allo 3) 1,2,3) Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra Surabaya Siwalankerto 121-131

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas perencanaan dan pembuatan dari alat yang akan dibuat yaitu Perencanaan dan Pembuatan Pengendali Suhu Ruangan Berdasarkan Jumlah Orang ini memiliki 4 tahapan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN [Type text] BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen (uji coba). Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah membuat suatu kontrol rumah cerdas yang terhubung

Lebih terperinci

SISTEM MONITORING DAN KONTROL OTOMATIS INKUBATOR BAYI DENGAN VISUAL BASIC 6.0 BERBASIS ARDUINO

SISTEM MONITORING DAN KONTROL OTOMATIS INKUBATOR BAYI DENGAN VISUAL BASIC 6.0 BERBASIS ARDUINO SISTEM MONITORING DAN KONTROL OTOMATIS INKUBATOR BAYI DENGAN VISUAL BASIC 6.0 BERBASIS ARDUINO Oleh : Rayzah Nur Ilmiyati Pembimbing : Dr. Ir. Andi Adriansyah, M. Eng ABSTRAK Saat ini perkembangan teknologi

Lebih terperinci

Pengantar Programable Logic Control. Dr. Fatchul Arifin, MT

Pengantar Programable Logic Control. Dr. Fatchul Arifin, MT Pengantar Programable Logic Control Dr. Fatchul Arifin, MT fatchul@uny.ac.id Definisi Secara mendasar PLC adalah suatu peralatan kontrol yang dapat diprogram untuk mengontrol proses atau operasi mesin.

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan BAB III PEMBUATAN ALAT 3.. Pembuatan Dalam pembuatan suatu alat atau produk perlu adanya sebuah rancangan yang menjadi acuan dalam proses pembuatanya, sehingga kesalahan yang mungkin timbul dapat ditekan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 21 BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1 Gambaran umum Perancangan sistem pada Odometer digital terbagi dua yaitu perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perancangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. a. Sistemnya dapat berperan sebagai manual ataupun otomatis. d. Mampu menangani kondisi-kondisi industri yang sulit.

BAB II LANDASAN TEORI. a. Sistemnya dapat berperan sebagai manual ataupun otomatis. d. Mampu menangani kondisi-kondisi industri yang sulit. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Latar belakang Penggunaan PLC Pada tahun 1968, para ahli devisi General Motor Corporations Hydramatic menghendaki bahwa sistem-sistem kendali yang digunakan hendaknya lebih fleksibel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas III. METODE PENELITIAN 3.1.Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung, dari bulan Maret 2015 Juli 2015. 3.2.Alat dan Bahan Adapun alat

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. mudah digunakan (user friendly) yang memiliki fungsi kendali untuk berbagai tipe

BAB III LANDASAN TEORI. mudah digunakan (user friendly) yang memiliki fungsi kendali untuk berbagai tipe BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Programmable Logic Controller (PLC) Programmable Logic Controller (PLC) adalah komputer elektronik yang mudah digunakan (user friendly) yang memiliki fungsi kendali untuk berbagai

Lebih terperinci

BAB II RESISTANCE TEMPERATURE DETECTOR. besaran suatu temperatur/suhu dengan menggunakan elemen sensitif dari kawat

BAB II RESISTANCE TEMPERATURE DETECTOR. besaran suatu temperatur/suhu dengan menggunakan elemen sensitif dari kawat BAB II RESISTANCE TEMPERATURE DETECTOR Resistance Temperature Detector (RTD) atau dikenal dengan Detektor Temperatur Tahanan adalah sebuah alat yang digunakan untuk menentukan nilai atau besaran suatu

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. Perancangan tersebut mulai dari: blok diagram sampai dengan perancangan rangkaian elektronik, sebagai penunjang

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGOLAHAN AIR BERSIH BERBASIS PLC OMRON CPM 2A

PERANCANGAN SISTEM PENGOLAHAN AIR BERSIH BERBASIS PLC OMRON CPM 2A PERANCANGAN SISTEM PENGOLAHAN AIR BERSIH BERBASIS PLC OMRON CPM 2A Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Semarang email : assaffat@yahoo.com Abstrak : Air sebagai unsur utama

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Uraian Umum Dalam perancangan alat akses pintu keluar masuk menggunakan pin berbasis mikrokontroler AT89S52 ini, penulis mempunyai pemikiran untuk membantu mengatasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era modern ini, laju perkembangan teknologi semakin hari semakin bertambah maju, dengan mengedepankan digitalisasi suatu perangkat, maka akan berdampak pada kemudahan

Lebih terperinci

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Definisi Komputer Komputer merupakan mesin elektronik yang memiliki kemampuan melakukan perhitungan-perhitungan yang rumit secara cepat terhadap data-data menggunakan

Lebih terperinci

PENGENALAN PLC. - Mengidentifikasi peralatan sistem kendali PLC. - Menjelaskan cara kerja sistem kendali PLC

PENGENALAN PLC. - Mengidentifikasi peralatan sistem kendali PLC. - Menjelaskan cara kerja sistem kendali PLC PENGENALAN PLC a. Tujuan Pemelajaran Setelah pemelajaran Siswa dapat: - Mengidentifikasi peralatan sistem kendali PLC - Menjelaskan cara kerja sistem kendali PLC - Menjelaskan keunggulan PLC - Menyebutkan

Lebih terperinci

Sistem Monitoring Tinggi Muka Air Sungai Terpasang di seluruh Kaltim dengan Pusat Monitor di Samarinda menggunakan komunikasi satelit RTU LOGGER

Sistem Monitoring Tinggi Muka Air Sungai Terpasang di seluruh Kaltim dengan Pusat Monitor di Samarinda menggunakan komunikasi satelit RTU LOGGER Sistem Monitoring Tinggi Muka Air Sungai Terpasang di seluruh Kaltim dengan Pusat Monitor di Samarinda menggunakan komunikasi satelit RTU LOGGER Blok diagram Hardware RTU LOGGER Spesifikasi Teknis RTU

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN Konsep dasar sistem monitoring tekanan ban pada sepeda motor secara nirkabel ini terdiri dari modul sensor yang terpasang pada tutup pentil ban sepeda

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Mesin Pon Rung Mesin PON berfungsi untuk membentuk atau melubangi dengan cara memukul benda kerjanya, benda kerjanya berupa lempengan pelat dengan ketebalan tergantung dari kekuatan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam pembuatan suatu alat, produk, atau sistem perlu adanya sebuah

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam pembuatan suatu alat, produk, atau sistem perlu adanya sebuah BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Perancangan Dalam pembuatan suatu alat, produk, atau sistem perlu adanya sebuah rancangan yang menjadi acuan dalam proses pembuatanya, sehingga kesalahan yang mungkin timbul

Lebih terperinci

BASIC PLC TWIDO. PENGANTAR PLC (Programmable Logic Controller)

BASIC PLC TWIDO. PENGANTAR PLC (Programmable Logic Controller) BASIC PLC TWIDO PENGANTAR PLC (Programmable Logic Controller) PLC Programmable Logic Controller diperkenalkan pertama kali pada 1969 oleh Richard E.Morley yang merupakan pendiri Modicon Corporation. Modicon

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini akan dijabarkan mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras dan perangkat lunak dari setiap modul yang menjadi bagian dari sistem ini.

Lebih terperinci

Perangkat Keras Komputer dan Perangkat Input Output

Perangkat Keras Komputer dan Perangkat Input Output Perangkat Keras Komputer dan Perangkat Input Output Komputer Komputer adalah sebuah mesin hitung elektronik yang secara cepat menerima informasi masukan digital dan mengolah informasi tersebut menurut

Lebih terperinci

BAB III TEORI PENUNJANG

BAB III TEORI PENUNJANG BAB III TEORI PENUNJANG 3.1 AUTOMATIC MIXING Automatic mixing adalah mesin yang bertugas untuk pencampurkan material dan nantinya campuran tersebut akan menjadi bahan baku pembuatan pipa PVC. adapun tahapan

Lebih terperinci

Simulator Otomatisasi Chilled Water Pump pada Sistem Pendingin Terpusat

Simulator Otomatisasi Chilled Water Pump pada Sistem Pendingin Terpusat Simulator Otomatisasi Chilled Water Pump pada Sistem Pendingin Terpusat Nama : NRP : 0522011 Faustus Yulius Waiz Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha, Jl. Prof.Drg.Suria

Lebih terperinci

BAB III PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL)

BAB III PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL) BAB III PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL) A. Pengertian PLC Programmable Logic Controllers (PLC) adalah komputer elektronik yang mudah digunakan (user friendly) yang memiliki fungsi kendali untuk berbagai

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O, BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino Uno R3 adalah papan pengembangan mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISEM 3.1. Perancangan Perangkat Keras Blok diagram yang dibuat pada perancangan tugas akhir ini secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar 3.1. Keypad Sensor 1 Sensor 2 Sensor 3

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemrograman. Pemrogramannya akan di deskripsikan berupa flowchart yang akan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemrograman. Pemrogramannya akan di deskripsikan berupa flowchart yang akan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Perancangan Alat Pada BAB pembuatan alat ini akan dibahas perencanaan dan realisasi pemrograman. Pemrogramannya akan di deskripsikan berupa flowchart yang akan dibuat.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Proses alur penelitian Dalam penelitian ini ada beberapa tahap atau langkah-langkah yang peneliti lakukan mulai dari proses perancangan model hingga hasil akhir dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Proteksi Sistem Tenaga Listrik Proteksi terhadap suatu sistem tenaga listrik adalah sistem pengaman yang dilakukan terhadap peralatan- peralatan listrik, yang terpasang pada sistem

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM Pada bab ini penulis akan menguraikan mengenai persiapan komponenkomponen dan peralatan yang digunakan serta langkah-langkah praktek, kemudian menampilkan data hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah dari penelitian, perumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini, tujuan dan manfaat dari penelitian yang dilakukan,

Lebih terperinci