NASKAH PUBLIKASI ANALISIS ISI KEKERASAN DALAM FILM INDONESIA BERGENRE KOMEDI PERIODE BULAN OKTOBER DESEMBER 2010

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "NASKAH PUBLIKASI ANALISIS ISI KEKERASAN DALAM FILM INDONESIA BERGENRE KOMEDI PERIODE BULAN OKTOBER DESEMBER 2010"

Transkripsi

1 NASKAH PUBLIKASI ANALISIS ISI KEKERASAN DALAM FILM INDONESIA BERGENRE KOMEDI PERIODE BULAN OKTOBER DESEMBER 2010 Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Gelar Sarjana Strata I (S-1) Program Studi Komunikasi dan Informatika Disusun oleh: RISKA PUTRI KUSWOYO L PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

2

3 ANALISIS ISI KEKERASAN DALAM FILM INDONESIA BERGENRE KOMEDI PERIODE BULAN OKTOBER DESEMBER 2010 Riska Putri Kuswoyo Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta ABSTRAK Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa frekuensi adegan kekerasan dalam film dan pemilihan sinematografi pada kemunculan adegan kekerasan dalam film. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat adegan kekerasan fisik yang didominasi dengan adegan memukul yaitu baik dengan benda maupun tangan kosong, sejumlah 215 variabel atau sebanyak 35% dari 612 variabel. Sedangkan dalam kekerasan psikis didominasi dengan adegan membentak dengan kemunculan sejumlah 63 variabel atau sejumlah 31% dari 205 variabel. Dari jumlah keseluruhan variabel yang mengandung kekerasan yaitu 1136 variabel. Secara keseluruhan terbukti bahwa pada film-film Indonesia bergenre komedi periode bulan Oktober-Desember 2010 terdapat banyak adegan kekerasan secara fisik maupun psikis. Dalam hasil uji reliabilitas, bahwasanya seluruh adegan kekerasan yang dimunculkan pada film Indonesia bergenre komedi periode bulan Oktober-Desember 2010 mencapai 91%. Jumlah tersebut sangat besar, jadi dapat mempengaruhi siapa saja yang menontonnya karena adegan-adegannya menggunakan angle medium shot (MS), yang cukup jelas terlihat penonton. Kata Kunci: Analisis Isi, Kekerasan, Komedi, Film Indonesia 1

4 ABSTRACT This research aims to know how many frequency of violence scene in film and cinematography election at apparition of violence scene in film. Method used in this research is content analysis. Result of this research indicate that there are scene of physical violence predominated with the scene beat that is with or use tool, is 215 variable or counted 35% from 612 variable. While in psychical violence predominated with the scene snap at with the apparition is 63 variable or counted 31% from 205 variable. From the totaly of variable the contains of violence is 1136 variabel. As a whole proven that on Indonesia s film in comedy s genre of Oktober-Desember 2010 there are a lot of violence scene in physical and also psychical. Result in reliabilitas test, that of all violence scene which is show at Indonesia s film in comedy s genre of Oktober-Desember 2010 reach 91%. The amount is huge, so it could affect anyone who watched it because its scenes use the angle of medium shot ( MS), selfexplanatory seen by the audiences. Keyword: Content Analysis, Violence, Comedy, Indonesia Film 2

5 PENDAHULUAN Pada era globalisasi ini film merupakan pilihan yang tepat dan praktis bagi khalayak ketika menginginkan suatu hiburan dan merupakan salah satu bentuk penyampaian pesan yang didalamnya lebih mudah dicerna dan dipahami isinya. Kekerasan merupakan salah satu formula dalam dunia tontonan dan merupakan perlakuan fisik secara kejam atau bengis dalam mencapai tujuan. Pada mulanya film-film bioskop dikutuk sebagai penyebar budaya kekerasan, yang belakangan ini dipercontohkan didunia perfilman, baik dalam film laga, drama, horror dan komedi. Film atau televisi hanya sebatas tontonan dan sebagai realitas media, bahkan sebagai realitas buatan, yaitu fiksi, yang perlu dibedakan dari realitas media berupa informasi faktual. Tetapi karena dipanggungkan dalam kaidah dramatisasi, realitas ini menjadi menonjol (Siregar, 2006: 21-22). Pada dasarnya jika sebuah film ada atau tidak ada, kekerasan merupakan hal yang termasuk biasa dalam lingkungan kehidupan umat manusia, yang mana peradaban menjadi sebuah gradasi kekerasan itu menjadi mencolok atau samar. Perang, pembunuhan, penyiksaan atas makhluk hidup, berlangsung sepanjang waktu dalam kehidupan umat manusia. Menurut Johan Galtung, kekerasan secara fisik adalah menyakiti tubuh manusia secara jasmani bahkan bisa sampai pada pembunuhan. Kekerasan secara psikis merupakan bentuk tekanan yang dimaksudkan meredusir kemampuan mental atau otak (Galtung dalam Windhu, 1992: 68). Menurut definisi diatas, maka kekerasan fisik merupakan perlakukan negatif secara jasmani: seperti 3

6 penyiksaan, pemukulan dengan atau tanpa benda-benda tertentu. Kemudian kekerasan psikis merupakan perlakukan negatif yang meliputi: penyampaian katakata kasar dan kotor. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Berapa frekuensi adegan kekerasan fisik dan psikis dalam film Indonesia bergenre komedi periode bulan Oktober Desember 2010? 2. Bagaimana kecenderungan pemilihan sinematografi pada kemunculan adegan kekerasan dalam film Indonesia bergenre komedi periode bulan Oktober Desember 2010? METODE PENELITIAN Kajian analisis isi kekerasan dalam film Indonesia bergenre komedi periode oktober desember 2010 ini menggunakan metodologi kuantitatif. Kuantitatif yaitu suatu metode untuk mendeskripsikan hasil penelusuran informasi ke fakta yang diolah menjadi data (Rakhmat, 1998: 24). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi. Analisis isi adalah metode yang digunakan untuk meriset atau menganalisis isi komunikasi secara sistematik, objektif, dan kuantitatif. Dan analisis isi kuantitatif lebih memfokuskan pada isi komunikasi yang tampak (manifest) (Kriyantono, 2006: 61-62). Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menyimak dan mencatat hal-hal yang penting yang berhubungan dengan aksi 4

7 kekerasan pada film tersebut. Menurut Berelson, analisis isi didefinisikan sebagai teknik penelitian untuk mendeskripsikan secara obyektif, sistematik dan kuantitatif isi komunikasi yang tampak (manifest) (Krippendorf, 1993 : 16). Dalam definisinya, Berelson hanya menekankan pada hal yang nampak (manifest) hanya agar pengkodean (coding) data terjamin kemudian dalam analisisnya dapat diverifikasi secara inter-subyektif dan handal. Definisinya telah mendapat kepercayaan dari banyak ilmuan bahwa isi yang tak tampak (latent) tidak perlu dianalisis. Menurut Sugiyono (2002: 55), menyebut bahwa populasi sebagai wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau objek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh periset untuk dipelajari, kemudian ditarik suatu kesimpulan (Sugiyono dalam Kriyantono, 2006: 149). Maka populasinya adalah film komedi Indonesia periode bulan Oktober Desember Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi yang harus memenuhi unsur representatif atau mewakili dari seluruh sifat-sifat yang diriset oleh peneliti. Maka sampel adalah seluruh adegan yang ada pada film Madame-X, Kabayan Jadi Milyuner, Mafia Insyaf, 3 Pejantan Tanggung, Perjaka Terakhir 2, dan Senggol Bacok. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Analisa data pada penelitian ini mendeskripsikan hasil data yang telah di koding pada lembar koding berdasarkan indikator-indikator yang telah ditentukan sebelumnya. Operasionalisasi lembar koding sebelumnya harus melalui tahap uji reliabilitas. Reliabilitas digunakan untuk menentukan sejauh mana suatu alat ukur 5

8 dapat dipercaya dan diandalkan, sehingga dapat dipakai lebih dari satu kali juga oleh orang lain selain peneliti untuk mengukur penelitian yang sama. Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan teknik interkoder reliability, yakni dengan cara membandingkan hasil koding yang akan dilakukan terhadap data penelitian oleh tiga pengkode yang berbeda. Masing-masing pengkoder melakukan perhitungan untuk kemudian dilakukan kesepakatan dari hasil perhitungan mereka yang mengetahui tingkat objektifitas dari hasil penelitian. Data yang diperoleh dari ketiga pengkoder atau dihitung dengan menggunakan rumus Holsty: 2M CR = N1 + N2 + N3 Keterangan: CR M : Coefficient Reliability (koefisien reliabilitas) : Jumlah pernyataan yang disetujui oleh ketiga orang pengkode N1 + N2 + N3 : Jumlah pernyataan yang diberi kode oleh pengkode Hasil tes uji reliabilitas yang mencapai antara 70% - 90% bisa dianggap sebagai presentase atau kesesuaian yang layak walaupun belum ada kesepakatan mengenai standart angka reliabilitas. Tabel 1 Prosentase Kemunculan Variabel Kekerasan Fisik Keseluruhan Film Variabel Coding Jumlah Prosentase Kekerasan Fisik 1. Menendang % 2. Memukul % 3. Menampar 34 6% 6

9 (Sumber: Pengkoder) 4. Menyiram 4 1% 5. Membanting 10 2% 6. Menusuk 17 3% 7. Melempar barang/ orang 31 5% 8. Mendorong 53 9% 9. Membenturkan 24 4% 10. Menginjak 8 1% 11. Mencekik 11 2% 12. Menarik Paksa 39 6% 13. Menghimpit 3 0% 14. Menabrak 6 1% 15. Menjegal 7 1% 16. Mencubit 5 1% TOTAL % Tabel diatas menunjukkan prosentase kemunculan variable kekerasan fisik pada Film Indonesia Bergenre Komedi periode bulan Oktober-Desember Pada variable kekerasan fisik yang paling banyak terdapat pada memukul, yaitu dengan prosentase sebanyak 35% atau sejumlah 215 variabel. Tabel 2 Prosentase Kemunculan Variabel Kekerasan Psikis Keseluruhan Film Variabel Coding Jumlah Prosentase Kekerasan Psikis 1. Mengancam 24 12% 2. Membentak 63 31% 3. Mencemooh 44 21% 4. Menggunjing 6 3% 5. Menakut-nakuti 7 3% 6. Memprovokasi 6 3% 7. Meremehkan 10 5% 8. Mengusir 8 4% 9. Mengatai 37 18% TOTAL % (Sumber: Pengkoder) 7

10 Tabel diatas menunjukkan prosentase kemunculan variable kekerasan fisik pada Film Indonesia Bergenre Komedi periode bulan Oktober-Desember Pada variable kekerasan fisik yang paling banyak terdapat pada memukul, yaitu dengan prosentase sebanyak 31% atau sejumlah 63 variabel. Tabel 3 Prosentase Pemilihan Angle Kamera Keseluruhan Film Variabel Coding Jumlah Prosentase Angle Camera 1. Bird view 0 0% 2. High angle 16 5% 3. Normal eye 1 0% 4. Low angle 8 3% 5. Extreme Close Up 6 2% (ECU) 6. Close Up (CU) 52 16% 7. Medium Close Up 86 27% (MCU) 8. Medium Shot (MS) % 9. Long shot 50 16% 10. Wide angle/landscape 0 0% TOTAL % (Sumber: Pengkoder) Dari tabel diatas, pemilihan angle kamera yang paling sering digunakan adalah medium shot, yaitu sebanyak 31% atau sejumlah 100 variabel kekerasan muncul. Tabel 4 Frekuensi Kemunculan Variabel Kekerasan Pada Film Indonesia Bergenre Komedi Periode Bulan Oktober-Desember

11 No. Judul Film Jumlah Variabel Prosentase 1. Perjaka Terakhir % 2. Mafia Insyaf % 3. Madame-X % 4. Kabayan Jadi Milyuner % 5. Senggol Bacok % 6. 3 Pejantan Tanggung 91 8% Jumlah Keseluruhan % (Sumber: Pengkoder) Berdasarkan hasil koding yang telah dilakukan peneliti dan juga telah disajikan dalam tabel dari perhitungan masing-masing film Indonesia bergenre komedi periode bulan Oktober-Desember Frekuensi kemunculan variabel kekerasan paling banyak ditemukan pada film Perjaka Terakhir 2, yaitu sejumlah 314 variabel atau sebanyak 28% dari keseluruhan variable kekerasan 6 film yang menjadi sampel penelitian yaitu sejumlah 1136 variabel. Sedangkan urutan kemunculan variable kekerasan dari masing-masing film dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 5 Frekuensi Kemunculan Variabel Kekerasan Pada Keseluruhan Film Indonesia Bergenre Komedi Periode Bulan Oktober-Desember 2010 No. Variabel Jumlah Prosentase 1. Kekerasan Fisik % 2. Kekerasan Psikis % 3. Angle Kamera % 9

12 TOTAL % (Sumber: Pengkoder) Pada penelitian ini yaitu Analisis Isi kekerasan dalam Film Indonesia Bergenre Komedi Periode Bulan Oktober-Desember 2010 dalam penelitian ini yaitu didominasi dengan kekerasan terutama pada kekerasan fisik. Maka dari itu, penelitian ini menemukan banyak adegan kekerasan yang dimunculkan akan berdampak buruk pada penontonnya. Kekerasan disini berupa kekerasan fisik sebanyak 612 atau senilai 54% dengan tingkatan tinggi, sedangkan pada kekerasan psikis sebanyak 205 atau senilai 18% dengan tingkatan rendah karena pada penelitian ini hasil temuan menunjukkan bahwa kekerasan yang paling banyak muncul adalah kekerasan fisik daripada kekerasan psikis. Menurut Haryatmoko, efek akan tayangan kekerasan bagi pemirsa sama atau bahkan lebih dasyat dari pertarungan tinju, karate, atau kontak fisik lain (Haryatmoko, 2007: 128). Menurut Burton, efek yang akan terjadi pada film tidak akan membuat banyak orang tidak lagi meyakini bahwa tidak baik orang-orang yang menonton film-film yang mengandung kekerasan (Burton, 2008: 195). Maka dari itu, filmfilm yang mengandung kekerasan akan berpengaruh besar terhadap kehidupan sehari-hari akan tindak kekerasan yang sudah menjadi hal biasa dan wajar di kalangan masyarakat. Pada adegan-adegan tersebut banyak memilih menggunakan angle medium shot (MS) dengan prosentase 28% sebanyak 319 variabel dan merupakan tingkatan sedang, yang mana bertujuan untuk memperlihatkan lebih dekat reaksi seseorang terhadap objek karena penggambilan 10

13 gambar yang dengan jarak antara kepala sampai pinggang. Bagi kalangan masyarakat, terutama para orangtua sebaiknya memberikan ajaran yang baik dan lebih selektif terhadap apa yang dikonsumsi oleh anak-anak mereka, yang baik maupun buruk. Pada penelitian ini terbukti bahwa film Indonesia bergenre komedi periode bulan Oktober-Desember 2010 ini hanya sebagai realitas media, atau sebagai realitas buatan. Kekerasan yang dimunculkan adalah kekerasan fiktif, yang mana kekerasan yang digambarkan dalam kisah fiktif yang tidak meninggalkan luka tetapi justru meninggalkan traumatisme dan perilaku agresif. Pada kisah tersebut yang dimunculkan justru melebihi kekerasan yang sesungguhnya. Kemunculan unsur kekerasan dengan repetisi yang diulang-ulang dan diambil dengan jarak antara kepala sampai pinggang yang cukup memperjelas objek dalam film Indonesia bergenre komedi menekankan bahwa perlakuan kekerasan itu sudah menjadi hal yang biasa dan wajar dalam kehidupan manusia terutama disekitar kita. Terlebih dalam film Indonesia bergenre komedi periode bulan Oktober- Desember 2010 terdapat kemunculan unsur kekerasan yang sangat tinggi. Maka film-film pada periode ini dapat menimbulkan pengaruh buruk yang sangat besar bagi penontonnya, baik dalam jangka waktu yang pendek maupun panjang. KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian terhadap kemunculan variable kekerasan yang paling banyak dalam film Indonesia bergenre komedi periode bulan Oktober-Desember 2010 adalah menampilkan adegan kekerasan secara fisik dan psikis. Terbukti dalam penelitian ini ditemukan banyak adegan kekerasan secara fisik, yaitu 11

14 berupa pemukulan, ditemukan juga banyak adegan kekerasan secara psikis, yaitu berupa membentak. Kemudian pada pemilihan sinematografi yaitu angle kamera pada kemunculan adegan kekerasan film Indonesia bergenre komedi periode bulan Oktober-Desember 2010 telah ditemukan bahwa penggunaan angle kamera yang paling sering digunakan untuk mengambil adegan yang mengandung variabelvariabel kekerasan adalah medium shot (MS). Apabila hasil uji reliabilitas mencapai 75% berarti sudah mencapai tingkat keterandalan atau keterpercayaan pada penelitian ini terbukti dalam hasil uji reliabilitas, bahwasanya seluruh adegan kekerasan yang dimunculkan pada film Indonesia bergenre komedi periode bulan Oktober-Desember 2010 mencapai 91%. Pada penelitian ini terbukti bahwa ternyata pada 3 bulan terakhir 2010 banyak film diproduksi, terutama film-film yang diteliti penulis bahwasanya filmfilm terebut mengandung unsur adegan-adegan kekerasan baik secara fisik maupun psikis yang mana adegan tersebut tidak layak ditayangkan karena akan berdampak negatif bagi penontonnya, terutama pada anak-anak maupun remaja mengingat film tersebut adalah film komedi yang mana film yang mengandalkan pada kelucuan semata. Para orang tua lebih mencermati jenis-jenis film yang beredar di pasaran dan di bioskop. Hal ini sangat penting dikarenakan menyangkut hal-hal kekerasan yang secara fisik atau psikis maupun pornografi yang sering muncul dalam beberapa film saat sekarang ini. Setidaknya para orang tua mengerti 12

15 perkembangan film saat ini, karena biasanya hal-hal apa saja yang mereka lihat akan mereka tiru. Maka permasalahan ini perlu diperhatikan, apabila anak-anak sudah ketagihan melihat dan menonton film-film dengan suguhan yang tidak mendidik takutnya akan berdampak pada kehidupan mereka sehari-hari nantinya. DAFTAR PUSTAKA Al-Firdaus, Iqra Buku Lengkap Tuntunan Menjadi Kameraman Profesional. Yogyakarta: Penerbit BukuBiru. Biagi, Shirley Media/ Impact: Pengantar Media Massa. Jakarta: Penerbit Salemba Humanika. Burton, Graeme Pengantar untuk Memahami: Media dan Budaya Populer. Yogyakarta: Jalasutra. Effendy, Onong Uchjana Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung: P.T Remaja Rosdakarya. Haryatmoko Etika Komunikasi Manipulasi Media, Kekerasan, dan Pornografi. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Irawan dan Laelasari Sinematografi Panduan Usaha Mandiri. Bandung: Penerbit Yrama Widya. Krahe, Barbara Perilaku Agresif. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar. Krippendorff, Klaus Analisis Isi: Pengantar Teori dan Metodologi. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Kriyantono, Rachmat Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana. 13

16 Littlejohn, S.W dan Foss, K.A Teori Komunikasi: Theories of Human Communication. Jakarta: Penerbit Salemba Humanika. Mc Quail, Denis Teori Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Jakarta: Penerbit Erlangga. Mulyana, Deddy Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Rakhmat, Jalaludin Metode Penelitian Komunikasi Dilengkapi Contoh Analisis Statistic. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Santoso, Thomas Teori-Teori Kekerasan. Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia. Siregar, Ashadi Etika Komunikasi. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher. Tri, D., dan Hudaniah Psikologi Sosial. Malang: UMM Press. UU No. 8 Tahun 1992 tentang Perfilman Widagdo, M. Bayu dan Gora S. Winastwan Bikin Sendiri Fim Kamu: Panduan Produksi Film Indonesia. Yogyakarta: Anindya. Windhu, I. Marsana Kekuasaan & Kekerasan Menurut Johan Galtung. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Zoebazary, Ilham Kamus Istilah Televisi & Film. Jakarta: P.T Gramedia Pustaka Utama. SKRIPSI Irianto, Agus Kekerasan dalam Serial Televisi (Studi Analisis Isi Tentang Adegan Kekerasan Dalam Serial Televisi Animasi Jepang 14

17 Naruto Shippunden Yang Ditayangkan Di Global TV Periode Bulan November 2010 ). Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Rahman, Ahmada Auliya Pornografi Dalam Film Horor: Analisis Isi Pornografi Dalam Film Horor Indonesia Periode Bulan Januari-Juni Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Wijaya, Stephanie Analisis Pesan kekerasan, Seks, dan Mistik dalam Film-film Indonesia Terlaris Surabaya: Universitas Kristen Petra Surabaya. WEBSITE diakses pada tanggal 11 Mei 2011, pukul: 10:44. diakses tanggal 19 Maret 2012, pukul 20:04. 15

DAFTAR PUSTAKA. Bungin, Burhan Pornomedia; Konstruksi Sosial Teknologi Telematika dan. Perayaan Seks di Media Massa. Jakarta: Prenada Media.

DAFTAR PUSTAKA. Bungin, Burhan Pornomedia; Konstruksi Sosial Teknologi Telematika dan. Perayaan Seks di Media Massa. Jakarta: Prenada Media. DAFTAR PUSTAKA Bungin, Burhan. 2003. Pornomedia; Konstruksi Sosial Teknologi Telematika dan Perayaan Seks di Media Massa. Jakarta: Prenada Media. Burton, Graeme. 2011. Membincangkan Televisi; Sebuah Pengantar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. isinya. Film merupakan media yang sangat efektif dalam pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. isinya. Film merupakan media yang sangat efektif dalam pembelajaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era globalisasi ini film merupakan pilihan yang tepat dan praktis bagi khalayak ketika menginginkan suatu hiburan dan merupakan salah satu bentuk penyampaian pesan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sifat penelitian ini adalah Deskriptif, penelitian deskriptif adalah jenis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sifat penelitian ini adalah Deskriptif, penelitian deskriptif adalah jenis BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Sifat penelitian ini adalah Deskriptif, penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian suatu keadaan sejelas mungkin

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. gejala atau fenomena. Hasil dari penelitian ini biasanya berupa tipologi atau pola-pola

BAB III METODOLOGI. gejala atau fenomena. Hasil dari penelitian ini biasanya berupa tipologi atau pola-pola 35 BAB III METODOLOGI 3.1. Tipe Penelitian Tipe penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian Deskriptif dilakukan untuk memberikan gambaran yang lebih detail mengenai suatu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Tipe penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Riset penelitian deskriptif ini dilakukan untuk memberikan gambaran yang lebih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pada penelitian ini menggunakan metode analisis isi yang secara umum, analisis isi kuantitatif dapat didefinisikan sebagai suatu teknik penelitian ilmiah yang

Lebih terperinci

MOTIF MOTIF YANG MENDORONG AUDIENCE UNTUK MENONTON ACARA INI TALK SHOW DI NET TV

MOTIF MOTIF YANG MENDORONG AUDIENCE UNTUK MENONTON ACARA INI TALK SHOW DI NET TV MOTIF MOTIF YANG MENDORONG AUDIENCE UNTUK MENONTON ACARA INI TALK SHOW DI NET TV (Studi pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. 55. Penelitian deskriptif ditujukan untuk :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. 55. Penelitian deskriptif ditujukan untuk : 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Sifat penelitian ini adalah deskriptif, dengan pendekatan kuantitatif. Penelitan deskriptif adalah penelitian yang hanya memaparkan situasi atau peristiwa

Lebih terperinci

KAJIAN TEORI NICHE TERHADAP RUBRIK BERITA PADA SURAT KABAR HARIAN SOLO POS DAN JOGLOSEMAR PERIODE JANUARI 2013

KAJIAN TEORI NICHE TERHADAP RUBRIK BERITA PADA SURAT KABAR HARIAN SOLO POS DAN JOGLOSEMAR PERIODE JANUARI 2013 96 KAJIAN TEORI NICHE TERHADAP RUBRIK BERITA PADA SURAT KABAR HARIAN SOLO POS DAN JOGLOSEMAR PERIODE JANUARI 2013 Riska Septiana Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi dan Informatika Universitas

Lebih terperinci

KEKERASAN VERBAL DAN NON VERBAL DALAM TAYANGAN CURHAT DENGAN ANJAS

KEKERASAN VERBAL DAN NON VERBAL DALAM TAYANGAN CURHAT DENGAN ANJAS KEKERASAN VERBAL DAN NON VERBAL DALAM TAYANGAN CURHAT DENGAN ANJAS (Analisis Isi Tayangan Curhat Dengan Anjas Di Tpi Tanggal 13-14 Agustus Tahun 2009) NASKAH PUBLIKASI Oleh Nama : Tetik Lestari Rachminingsih

Lebih terperinci

KAJIAN TEORI NICHE TERHADAP RUBRIK BERITA PADA SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS DAN JOGLOSEMAR PERIODE JANUARI 2013

KAJIAN TEORI NICHE TERHADAP RUBRIK BERITA PADA SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS DAN JOGLOSEMAR PERIODE JANUARI 2013 KAJIAN TEORI NICHE TERHADAP RUBRIK BERITA PADA SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS DAN JOGLOSEMAR PERIODE JANUARI 2013 NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1 Jurusan Ilmu

Lebih terperinci

UNSUR KEKERASAN DALAM TAYANGAN KOMEDI OPERA VAN JAVA (Studi Analisis Isi Tayangan Komedi Opera Van Java di Trans 7 Periode Bulan Desember 2012)

UNSUR KEKERASAN DALAM TAYANGAN KOMEDI OPERA VAN JAVA (Studi Analisis Isi Tayangan Komedi Opera Van Java di Trans 7 Periode Bulan Desember 2012) UNSUR KEKERASAN DALAM TAYANGAN KOMEDI OPERA VAN JAVA (Studi Analisis Isi Tayangan Komedi Opera Van Java di Trans 7 Periode Bulan Desember 2012) Naskah Publikasi Untuk memenuhi sebagai persyaratan guna

Lebih terperinci

PESAN PROSOSIAL DAN ANTISOSIAL DALAM FILM (Analisis Isi Pada Film Minggu Pagi di Victoria Park Karya Lola Amaria)

PESAN PROSOSIAL DAN ANTISOSIAL DALAM FILM (Analisis Isi Pada Film Minggu Pagi di Victoria Park Karya Lola Amaria) PESAN PROSOSIAL DAN ANTISOSIAL DALAM FILM (Analisis Isi Pada Film Minggu Pagi di Victoria Park Karya Lola Amaria) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berkembang secara pesat, selain media hiburan dan media

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berkembang secara pesat, selain media hiburan dan media BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pada zaman sekarang ini industri pertelevisian khususnya di Indonesia berkembang secara pesat, selain media hiburan dan media informasi, televisi juga bisa menjadi media

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sifat penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sifat penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Sifat Penalitian Sifat penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, yaitu memberikan gambaran atau penjabaran tentang kondisi empiris

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian deskriftif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini dirancang untuk analisis tayangan televisi

Lebih terperinci

Efek kognisi yang didapat dari apa yang mereka tonton, benar-benar. bermanfaat. Manfaat tersebut kiranya dapat berguna. Kegunaan yang diharapkan

Efek kognisi yang didapat dari apa yang mereka tonton, benar-benar. bermanfaat. Manfaat tersebut kiranya dapat berguna. Kegunaan yang diharapkan Efek kognisi yang didapat dari apa yang mereka tonton, benar-benar bermanfaat. Manfaat tersebut kiranya dapat berguna. Kegunaan yang diharapkan kiranya mampu diaplikasikan dalam keseharian mereka. Efek

Lebih terperinci

AHMAD ASAD AL JUFRI

AHMAD ASAD AL JUFRI KRITIK TERHADAP PEMERINTAHAN DALAM FILM DOKUMENTER Analisis Isi Pada Film Dokumenter Demi Goresan Kapur Karya Ari Trismana SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BERITA LITERASI MEDIA DAN WEBSITE KPI (ANALISIS ISI KUANTITATIF BERITA MENGENAI LITERASI MEDIA PADA WEBSITE KOMISI PENYIARAN INDONESIA)

BERITA LITERASI MEDIA DAN WEBSITE KPI (ANALISIS ISI KUANTITATIF BERITA MENGENAI LITERASI MEDIA PADA WEBSITE KOMISI PENYIARAN INDONESIA) BERITA LITERASI MEDIA DAN WEBSITE KPI (ANALISIS ISI KUANTITATIF BERITA MENGENAI LITERASI MEDIA PADA WEBSITE KOMISI PENYIARAN INDONESIA) Karina Pinem 100904046 Abstrak Penelitian ini berjudul Literasi Media

Lebih terperinci

meningkat, terlebih informasi terkini atau up to date, yang dapat diperoleh dengan

meningkat, terlebih informasi terkini atau up to date, yang dapat diperoleh dengan Abstrak Seiring berjalannya waktu, kebutuhan masyarakat akan informasi semakin meningkat, terlebih informasi terkini atau up to date, yang dapat diperoleh dengan cepat dan praktis. Kecil kemungkinan media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. film video laser setiap minggunya. Film lebih dahulu menjadi media hiburan

BAB I PENDAHULUAN. film video laser setiap minggunya. Film lebih dahulu menjadi media hiburan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Film adalah bentuk dominan dari komunikasi massa visual di belahan dunia. Lebih dari ratusan juta orang menonton film di bioskop, film televisi dan film video laser

Lebih terperinci

Adegan Erotis Pada Film Horor

Adegan Erotis Pada Film Horor Adegan Erotis Pada Film Horor (Analisis Isi Pada Film Jeritan Danau Terlarang Karya Wisnu Kuncoro) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai

Lebih terperinci

Kata istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal. dari bahasa Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti

Kata istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal. dari bahasa Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kata istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari bahasa Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang ditandai. hingga mampu menembus ruang dan waktu.

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang ditandai. hingga mampu menembus ruang dan waktu. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya bentuk komunikasi massa di era globalisasi ini, tidak lepas dari perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang ditandai dengan ditemukannya media

Lebih terperinci

Pengertian Camera Dan Jenis-Jenis Pengambilan Shoot

Pengertian Camera Dan Jenis-Jenis Pengambilan Shoot Pengertian Camera Dan Jenis-Jenis Pengambilan Shoot Muhammad Faisal faisalmuhammad734@yahoo.com Abstrak Camera merupakan suatu Alat yang digunakan untuk Merekam suatu kejadian atau mengabadikan suatu kejadian.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Dalam mengkaji sebuah penelitian terdapat dua pendekatan penelitian yaitu pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian ini, peneliti

Lebih terperinci

VISUALISASI BENTUK KEKERASAN PADA TAYANGAN KOMEDI PESBUKERS (Studi Analisis Isi Tayangan Komedi Pesbukers)

VISUALISASI BENTUK KEKERASAN PADA TAYANGAN KOMEDI PESBUKERS (Studi Analisis Isi Tayangan Komedi Pesbukers) VISUALISASI BENTUK KEKERASAN PADA TAYANGAN KOMEDI PESBUKERS (Studi Analisis Isi Tayangan Komedi Pesbukers) SKRIPSI Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata I Jurusan Ilmu Komunikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengetahuan tentang langkah-langkah sistematika dan logis tentang pencarian data

BAB III METODE PENELITIAN. pengetahuan tentang langkah-langkah sistematika dan logis tentang pencarian data BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Tipe Penelitian Dalam suatu penelitian karya ilmiah, terlebih dulu perlu dipahami metode penelitian, metodologi penelitian yang dimaksud merupakan seperangkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media massa memberikan kesempatan kepada manusia untuk mempublikasikan ide-ide kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. Media massa memberikan kesempatan kepada manusia untuk mempublikasikan ide-ide kreatif, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa merupakan sebuah karya dari peradaban manusia yang sangat bermanfaat. Media massa memberikan kesempatan kepada manusia untuk mempublikasikan ide-ide kreatif,

Lebih terperinci

ABSTRACT. advertisement exposure on SCTV with the buying interest s students of

ABSTRACT. advertisement exposure on SCTV with the buying interest s students of HUBUNGAN TERPAAN IKLAN BUKALAPAK DI SCTV DENGAN MINAT BELI MAHASISWA ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA ANGKATAN 2014 Oleh: Aji Setya Purnama, Bedjo Sukarno, Siswanta ABSTRACT Bukalapak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam dunia Ilmu komunikasi, komunikasi merupakan suatu proses

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam dunia Ilmu komunikasi, komunikasi merupakan suatu proses 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia Ilmu komunikasi, komunikasi merupakan suatu proses kegiatan dalam penyampain pesan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan

Lebih terperinci

Pengertian Videografy

Pengertian Videografy Videografy Pengertian Videografy Videografi adalah media untuk merekam suatu moment/kejadian yang dirangkum dalam sebuah sajian gambar dan suara yang dapat kita nikmati dikemudian hari baik sebagai sebuah

Lebih terperinci

KONTEN KEKERASAN DALAM FILM INDONESIA ANAK TERLARIS TAHUN

KONTEN KEKERASAN DALAM FILM INDONESIA ANAK TERLARIS TAHUN JURNAL E-KOMUNIKASI PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS KRISTEN PETRA, SURABAYA KONTEN KEKERASAN DALAM FILM INDONESIA ANAK TERLARIS TAHUN 2009-2011 Elita Primasari Hananta, Prodi Ilmu Komunikasi,

Lebih terperinci

Analisis Isi Perilaku Prososial dan Antisosial Dalam Film Arisan2 KARYA ILMIAH. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Analisis Isi Perilaku Prososial dan Antisosial Dalam Film Arisan2 KARYA ILMIAH. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Analisis Isi Perilaku Prososial dan Antisosial Dalam Film Arisan2 KARYA ILMIAH Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana dalam Bidang Ilmu Komunikasi Oleh ALMANDA KIRANA INDOMAN

Lebih terperinci

Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Dalam Film (Analisis Isi pada Film Preman In Love Karya Rako Prijanto) SKRIPSI

Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Dalam Film (Analisis Isi pada Film Preman In Love Karya Rako Prijanto) SKRIPSI Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Dalam Film (Analisis Isi pada Film Preman In Love Karya Rako Prijanto) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana pesan tersebut dicari

BAB I PENDAHULUAN. luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana pesan tersebut dicari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi pada satu sisi mengandung pengertian suatu proses dimana organisasi media memproduksi dan menyebarkan pesan kepada publik secara luas dan pada sisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan teknologi telah menjadi bagian terpenting dalam pembuatan film

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan teknologi telah menjadi bagian terpenting dalam pembuatan film BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi telah menjadi bagian terpenting dalam pembuatan film di berbagai belahan dunia, termasuk bangsa ini. Produksi film menjadi sangat mudah dan

Lebih terperinci

KEKERASAN VERBAL DAN NON VERBAL PADA TAYANGAN KOMEDI DI TELEVISI. (Analisis Isi Pada Tayangan Komedi Pesbukers Episode 23 Mei 2013 dan 23 Juli 2013)

KEKERASAN VERBAL DAN NON VERBAL PADA TAYANGAN KOMEDI DI TELEVISI. (Analisis Isi Pada Tayangan Komedi Pesbukers Episode 23 Mei 2013 dan 23 Juli 2013) KEKERASAN VERBAL DAN NON VERBAL PADA TAYANGAN KOMEDI DI TELEVISI (Analisis Isi Pada Tayangan Komedi Pesbukers Episode 23 Mei 2013 dan 23 Juli 2013) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Lebih terperinci

Bab III. Objek Penelitian

Bab III. Objek Penelitian Bab III Objek Penelitian 3.1 Pendekatan penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yang merupakan sebuah penyelidikan mengenai masalah sosial atau masalah manusia yang berdasarkan pada

Lebih terperinci

MODUL 7 SOSIOLOGI KOMUNIKASI. (3 SKS) Dosen: Drs. Ahmad Mulyana, M.Si.

MODUL 7 SOSIOLOGI KOMUNIKASI. (3 SKS) Dosen: Drs. Ahmad Mulyana, M.Si. FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI PERTEMUAN 7 UNIVERSITAS MERCU BUANA MODUL 7 (3 SKS) Dosen: Drs. Ahmad Mulyana, M.Si. POKOK BAHASAN: Pendekatan Analisis Sosiologi Komunikasi Massa DESKRIPSI: Materi berupa uraian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 3.2 Metode Penelitian

BAB III METODOLOGI. 3.2 Metode Penelitian 33 BAB III METODOLOGI 3.1 Tipe Penelitian Penelitian yang dilakukan penulis bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini dirancang sebagai analisis isi tayangan televisi, dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan hiburan menjadi begitu penting bagi kita. Hampir setiap orang selalu menyediakan waktunya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Film 2.1.1 Pengertian Film Kehadiran film sebagai media komunikasi untuk menyampaikan informasi, pendidikan dan hiburan adalah salah satu media visual auditif yang mempunyai jangkauan

Lebih terperinci

Nanda Agus Budiono/ Bonaventura Satya Bharata, SIP., M.Si

Nanda Agus Budiono/ Bonaventura Satya Bharata, SIP., M.Si Faktor-faktor Pendorong Orang Menonton Program Berita Liputan 6 di SCTV (Studi Eksplanatif-Kuantitatif Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Kampung Sudagaran Kelurahan Tegalrejo Yogyakarta Menonton Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk mengendalikan lingkungan fisik dan psikologi kita. 1. tersebar banyak tempat, anonym dan heterogen.

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk mengendalikan lingkungan fisik dan psikologi kita. 1. tersebar banyak tempat, anonym dan heterogen. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain lain (menurut Barelson and Stainer, 1964). Menurut Thomas M. Scheidel mengemukakan

Lebih terperinci

PENGARUH TERPAAN PEMBERITAAN KEKERASAN PELAJAR TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PELAJAR. : Herlina Kurniawati : D2C006040

PENGARUH TERPAAN PEMBERITAAN KEKERASAN PELAJAR TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PELAJAR. : Herlina Kurniawati : D2C006040 PENGARUH TERPAAN PEMBERITAAN KEKERASAN PELAJAR TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PELAJAR Nama NIM : Herlina Kurniawati : D2C006040 JURUSAN ILMU KOMUNIKASI REGULER FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Teknik Pengambilan Foto

Teknik Pengambilan Foto Pertemuan 9 Fotografi Teknik Pengambilan Foto ACHMAD BASUKI POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA Teknik Pengambilan Foto Camera Shot Dalam produksi video maupun film, jenis-jenis shot dalam pengambilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun televisi ini berkembang karena masyarakat luas haus akan hiburan

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun televisi ini berkembang karena masyarakat luas haus akan hiburan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia pertelevisian di Indonesia saat ini sangatlah pesat, salah satu buktinya adalah banyak stasiun televisi yang bermunculan. Stasiun televisi

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil peneliti pada proses pengambilan gambar secara langsung di Studio

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil peneliti pada proses pengambilan gambar secara langsung di Studio BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil peneliti pada proses pengambilan gambar secara langsung di Studio TA TV, dari pengamatan peneliti pada 6 episode program acara UNS Menyapa di TA TV, dan dari hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. film merupakan media massa yang digemari oleh masyarakat di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. film merupakan media massa yang digemari oleh masyarakat di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan film di Indonesia saat ini semakin pesat, hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah film setiap tahunnya yang ada di Indonesia. Dalam website

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan analisis isi deskriptif kuantitatif dipakai untuk mengukur aspek-aspek tertentu dari isi yang dilakukan secara kuantitatif.

Lebih terperinci

PESAN MORAL DALAM FILM DRAMA (Analisis Isi film Sang Pemimpi Karya Riri Riza) SKRIPSI. Oleh: Aminatul Mutmainah NIM:

PESAN MORAL DALAM FILM DRAMA (Analisis Isi film Sang Pemimpi Karya Riri Riza) SKRIPSI. Oleh: Aminatul Mutmainah NIM: PESAN MORAL DALAM FILM DRAMA (Analisis Isi film Sang Pemimpi Karya Riri Riza) SKRIPSI Oleh: Aminatul Mutmainah NIM: 07220329 JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sarana cerita itu, penonton secara tidak langsung dapat belajar merasakan dan

BAB I PENDAHULUAN. sarana cerita itu, penonton secara tidak langsung dapat belajar merasakan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Film merupakan produk karya seni dan budaya yang memiliki nilai guna karena bertujuan memberikan hiburan dan kepuasan batin bagi penonton. Melalui sarana cerita

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian reception analysis yang menggunakan model encodingdecoding

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian reception analysis yang menggunakan model encodingdecoding BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1. Kesimpulan Penelitian reception analysis yang menggunakan model encodingdecoding milik Stuart Hall ini melihat bagaimana penerimaan penonton remaja mengenai adegan kekerasan

Lebih terperinci

SKRIPSI. PEMAHAMAN PERAN PRODUSER FILM INDIE DALAM MANAJEMEN PRODUKSI (Studi Pada Produser Film Indie Rena Asih dan Lost After Lovv )

SKRIPSI. PEMAHAMAN PERAN PRODUSER FILM INDIE DALAM MANAJEMEN PRODUKSI (Studi Pada Produser Film Indie Rena Asih dan Lost After Lovv ) SKRIPSI PEMAHAMAN PERAN PRODUSER FILM INDIE DALAM MANAJEMEN PRODUKSI (Studi Pada Produser Film Indie Rena Asih dan Lost After Lovv ) Disusun Oleh : Afrianto (09220138) Dosen Pembimbing : 1. Nurudin M.Si

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kampanye Definisi kampanye memberi pengertian kampanye sebagai serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada sejumlah

Lebih terperinci

KRITIK SOSIAL DALAM FILM (Analisis Isi Film Tanah Air Beta Karya Ari Sihasale) S K R I P S I

KRITIK SOSIAL DALAM FILM (Analisis Isi Film Tanah Air Beta Karya Ari Sihasale) S K R I P S I KRITIK SOSIAL DALAM FILM (Analisis Isi Film Tanah Air Beta Karya Ari Sihasale) S K R I P S I Diajukan Sebagai Persyaratan untuk Mendapatkan Gelar Sarjana (S1) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Lebih terperinci

Universitas Krisnadwipayana Fakultas Teknik Program Studi Arsitektur 3D Animasi Arsitektur - 1

Universitas Krisnadwipayana Fakultas Teknik Program Studi Arsitektur 3D Animasi Arsitektur - 1 Fakultas Teknik Program Studi Arsitektur 3D Animasi Arsitektur - 1 Nama Mata Kuliah : 3D Animasi Arsitektur Kode Mata Kuliah : - Program Studi : Teknik Arsitektur Dosen : Apiet Rusdiyana, ST SMT/Jml SKS

Lebih terperinci

Produksi Media PR AVI

Produksi Media PR AVI Produksi Media PR AVI Modul ke: Simulasi Teknik Dasar Penggunaan Kamera AVI Fakultas Fakultas Ilmu KOmunikasi Hendrata Yudha S.sos, M.ikom Program Studi Public Relations www.mercubuana.ac.id Tugas Buatlah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. antara variabel. Analisis isi semata untuk deskripsi, menggambarkan aspek-aspek

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. antara variabel. Analisis isi semata untuk deskripsi, menggambarkan aspek-aspek 50 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis dan pendekatan penelitian ini adalah analisis isi deskriptif. Analisis isi deskriptif adalah analisis isi yang dimaksudkan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pula. Hal ini terlihat dari munculnya berbagai macam program yang disajikan

BAB I PENDAHULUAN. pula. Hal ini terlihat dari munculnya berbagai macam program yang disajikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi komunikasi saat ini, perkembangan industri televisi ikut mengalami perkembangan yang pesat pula. Hal ini terlihat dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tradisi baru dalam pola hidup masyarakat kita. televisi yang menghasilkan audio (suara) dan visualisasi (gambar

BAB I PENDAHULUAN. tradisi baru dalam pola hidup masyarakat kita. televisi yang menghasilkan audio (suara) dan visualisasi (gambar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Televisi menjadi media yang paling sering digunakan karena televisi adalah salah satu media massa yang paling mudah untuk diperoleh, selain itu setiap orang dari berbagai

Lebih terperinci

Metode Penelitian Komunikasi

Metode Penelitian Komunikasi Modul Mata Kuliah Metode Penelitian Komunikasi Disusun oleh: Yearry Panji, M.Si Modul II (Minggu 2) Pokok Bahasan: Pendekatan dalam Penelitian Sosial Sub Pokok Bahasan: Pendekatan Kuantitatif Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. merupakan suatu jenis penelitian di mana periset menghubungkan atau mencari

METODE PENELITIAN. merupakan suatu jenis penelitian di mana periset menghubungkan atau mencari 33 III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah eksplanatif. Tipe penelitian eksplanatif merupakan suatu jenis penelitian di mana periset menghubungkan atau mencari sebab

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, yaitu hanya memapaparkan situasi yang didapat atau peristiwa yang diperoleh dari data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, dan lain-lain yang berguna bagi masyarakat luas. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, dan lain-lain yang berguna bagi masyarakat luas. Melalui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada perkembangan teknologi serta era globalisasi saat ini, generasi muda semakin mempersiapkan diri untuk menjadi penerus-penerus bangsa dengan ketrampilan, kreasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui kawat maupun secara elektromagnetik tanpa kawat.

BAB I PENDAHULUAN. melalui kawat maupun secara elektromagnetik tanpa kawat. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi seperti yang dikatakan oleh Onong Uchyana Effendy adalah media komunikasi jarak jauh dengan penayangan gambar dan pendengaran suara, baik melalui

Lebih terperinci

PELANGGARAN NORMA SOSIAL DALAM PROGRAM ACARA SINETRON DI TELEVISI SKRIPSI

PELANGGARAN NORMA SOSIAL DALAM PROGRAM ACARA SINETRON DI TELEVISI SKRIPSI PELANGGARAN NORMA SOSIAL DALAM PROGRAM ACARA SINETRON DI TELEVISI (Analisis Isi Pada Sinetron Religi Islam KTP di SCTV) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

MAKNA KEKERASAN NON-VERBAL PADA TAYANGAN ANIMASI

MAKNA KEKERASAN NON-VERBAL PADA TAYANGAN ANIMASI MAKNA KEKERASAN NON-VERBAL PADA TAYANGAN ANIMASI (Studi pada Warga Perumahan Taman Landungsari Indah RT.05 / RW.06 Malang Terkait Tayangan Animasi Shaun The Sheep) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENONTON TAYANGAN KEKERASAN DI TELEVISI DENGAN PERILAKU AGRESI PADA SISWA SD N TRANGSAN 03 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENONTON TAYANGAN KEKERASAN DI TELEVISI DENGAN PERILAKU AGRESI PADA SISWA SD N TRANGSAN 03 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENONTON TAYANGAN KEKERASAN DI TELEVISI DENGAN PERILAKU AGRESI PADA SISWA SD N TRANGSAN 03 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

KEPEMIMPINAN DALAM FILM ACTION ASIA. (Analisis Isi pada Film Red Clif II Karya Terence Chang)

KEPEMIMPINAN DALAM FILM ACTION ASIA. (Analisis Isi pada Film Red Clif II Karya Terence Chang) KEPEMIMPINAN DALAM FILM ACTION ASIA (Analisis Isi pada Film Red Clif II Karya Terence Chang) SKRIPSI Tonny Agus Sukmono 04220138 KONSENTRASI AUDIO VISUAL JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN

Lebih terperinci

ANALISIS ISI PROGRAM TELEVISI LOKAL BERJARINGAN DI BANDUNG (STUDI PADA PROGRAM KOMPAS TV, TVRI, DAN IMTV)

ANALISIS ISI PROGRAM TELEVISI LOKAL BERJARINGAN DI BANDUNG (STUDI PADA PROGRAM KOMPAS TV, TVRI, DAN IMTV) ANALISIS ISI PROGRAM TELEVISI LOKAL BERJARINGAN DI BANDUNG (STUDI PADA PROGRAM KOMPAS TV, TVRI, DAN ) Fathania Pritami Prodi S1 Ilmu Komunikasi, Fakultas Komunikasi dan Bisnis, Universitas Telkom Jl. Telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk memberikan gambaran, menjelaskan dan menefsirkan hasil penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk memberikan gambaran, menjelaskan dan menefsirkan hasil penelitian 40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian dalam penelitian ini adalah deskripstif kualitatif yang memaparkan suatu situasi atau peristiwa. Tipe penelitian ini merupakan cara analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Siaran televisi saat ini telah menjadi suatu kekuatan yang sudah masuk ke dalam kehidupan masyarakat. Televisi sebagai media massa memiliki karakteristik tersendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. massa yang setiap hari selalu memberitakan mengenai kasus-kasus kejahatan dan

BAB I PENDAHULUAN. massa yang setiap hari selalu memberitakan mengenai kasus-kasus kejahatan dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini, kasus kejahatan begitu marak terjadi dalam hitungan detik dan meniti di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari pemberitaan di berbagai media massa

Lebih terperinci

PENGARUH TAYANGAN STAND UP COMEDY TERHADAP WAWASAN MAHASISWA MENGENAI MASALAH SOSIAL

PENGARUH TAYANGAN STAND UP COMEDY TERHADAP WAWASAN MAHASISWA MENGENAI MASALAH SOSIAL PENGARUH TAYANGAN STAND UP COMEDY TERHADAP WAWASAN MAHASISWA MENGENAI MASALAH SOSIAL (Studi Eksperimen Tentang Pengaruh Tayangan Stand Up Comedy Show Di Metro Tv Terhadap Wawasan Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Lebih terperinci

KEKERASAN RUMAH TANGGA DALAM FILM TELEVISI SINEMA INDOSIAR

KEKERASAN RUMAH TANGGA DALAM FILM TELEVISI SINEMA INDOSIAR KEKERASAN RUMAH TANGGA DALAM FILM TELEVISI SINEMA INDOSIAR (Analisis Isi Kekerasan dalam Rumah Tangga Dalam Film Televisi Sinema Indosiar Periode 27 Mei Hingga 2 Juni 2014) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satunya melalui media massa, seperti televisi, radio, internet dan surat kabar.

BAB I PENDAHULUAN. satunya melalui media massa, seperti televisi, radio, internet dan surat kabar. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini informasi menjadi hal utama yang sangat dibutuhkan oleh semua masyarakat. Semakin berkembangnya media komunikasi, masyarakat dapat semakin

Lebih terperinci

PESAN KESETIAAN DALAM FILM

PESAN KESETIAAN DALAM FILM PESAN KESETIAAN DALAM FILM (Analisis Isi Pada Film Animasi "UP" Karya Pete Docter, Disney-Pixar (2009)) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media sudah menjadi bagian kehidupan sehari-hari setiap orang pada umumnya, sehingga mereka sulit membayangkan hidup tanpa media, tanpa koran pagi, tanpa majalah

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. pada bab-bab sebelumnya khususnya mengenai pengaruh menonton program acara

BAB IV KESIMPULAN. pada bab-bab sebelumnya khususnya mengenai pengaruh menonton program acara BAB IV KESIMPULAN Berdasarkan uraian, uji statistik dan penjelasan yang sudah penulis paparkan pada bab-bab sebelumnya khususnya mengenai pengaruh menonton program acara BE A MAN di Global TV terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian, penulis ingin mengetahui Daya tarik dan Kepuasan menonton Program acara Talkshow Show Imah di Trans TV terhadap

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

BAB V PENUTUP. UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Kesimpulan hasil penelitian berdasarkan uraian-uraian dan penjelasan pada bab sebelumnya, khususnya pada bab IV tentang pembahasan dan hasil analisis penelitian data. Ditemukan

Lebih terperinci

PERSPEKTIF ANAK USIA SEKOLAH DASAR TERHADAP PROGRAM SIARAN TELEVISI DALAM MENDUKUNG KONSEP DIRI

PERSPEKTIF ANAK USIA SEKOLAH DASAR TERHADAP PROGRAM SIARAN TELEVISI DALAM MENDUKUNG KONSEP DIRI PERSPEKTIF ANAK USIA SEKOLAH DASAR TERHADAP PROGRAM SIARAN TELEVISI DALAM MENDUKUNG KONSEP DIRI Ismi Kulsumaning Ayu, Sihkabuden, Zainul Abidin Jurusan Teknologi Pendidikan FIP Universitas Negeri Malang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengolah unsur-unsur tadi, film itu sendiri mempunyai banyak unsur-unsur

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengolah unsur-unsur tadi, film itu sendiri mempunyai banyak unsur-unsur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia film, pada dasarnya juga bentuk pemberian informasi kepada masyarakat. Film juga memberi kebebasan dalam menyampaikan informasi atau pesan-pesan dari seorang pembuat

Lebih terperinci

HUBUNGAN MINAT BACA DAN KEPUASAN REMAJA TERHADAP RUBRIK THE YOUTH DI HARIAN RADAR MALANG. (Study pada pelajar SMA Laboratorium Malang) SKRIPSI

HUBUNGAN MINAT BACA DAN KEPUASAN REMAJA TERHADAP RUBRIK THE YOUTH DI HARIAN RADAR MALANG. (Study pada pelajar SMA Laboratorium Malang) SKRIPSI HUBUNGAN MINAT BACA DAN KEPUASAN REMAJA TERHADAP RUBRIK THE YOUTH DI HARIAN RADAR MALANG (Study pada pelajar SMA Laboratorium Malang) SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi

Lebih terperinci

Analisis: penyelidikan thd suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dsb) untuk mengetahui keadaan yg sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dsb).

Analisis: penyelidikan thd suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dsb) untuk mengetahui keadaan yg sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dsb). DAFTAR ISTILAH A Akurasi: kecermatan, ketepatan. Analisis: penyelidikan thd suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dsb) untuk mengetahui keadaan yg sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dsb). Analisis

Lebih terperinci

PRAKTIKUM 2. PENGAMBILAN GAMBAR

PRAKTIKUM 2. PENGAMBILAN GAMBAR PRAKTIKUM 2. PENGAMBILAN GAMBAR Tujuan praktikum : Mahasiswa dapat melakukan pengambilan gambar dalam berbagai ukuran, angle kamera dan pergerakan kamera. 2.1. UKURAN GAMBAR Ukuran pengambilan gambar selalu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Kata Paradigma berasal dari Bahasa yunani, paradeigma, yang bearti pola, Thomas Kuhn (1962) menggunakan kata paradigma untuk menunjukan kerangka konseptual

Lebih terperinci

PENGARUH TAYANGAN MANCING MANIA DI TRANS 7 TERHADAP MINAT KHALAYAK UNTUK MEMANCING

PENGARUH TAYANGAN MANCING MANIA DI TRANS 7 TERHADAP MINAT KHALAYAK UNTUK MEMANCING PENGARUH TAYANGAN MANCING MANIA DI TRANS 7 TERHADAP MINAT KHALAYAK UNTUK MEMANCING Aditya Muhara Putra Program Studi S1 Fakultas Marketing Communication, Binus University Jl. Beringin Raya B 10 Jatibening

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia saat ini, keberadaan televisi dengan fungsi dan karakteristiknya

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia saat ini, keberadaan televisi dengan fungsi dan karakteristiknya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi sudah menjadi alat komunikasi yang efektif didalam masyarakat Indonesia saat ini, keberadaan televisi dengan fungsi dan karakteristiknya membuat televisi

Lebih terperinci

Diaz Lambri. Binus University, Jakarta, Indonesia, 11480

Diaz Lambri. Binus University, Jakarta, Indonesia, 11480 KECENDERUNGAN KATEGORI BERITA YANG DIANGKAT PADA PROGRAM BERITA TV (ANALISIS ISI BERITA PADA SEGMEN 7 PILIHAN BERITA DALAM PROGRAM SUARA ANDA DI METRO TV) Diaz Lambri Binus University, Jakarta, Indonesia,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif,

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif, BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Metode penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif, yakni berupaya mendeskripsikan gejala atau fenomena dari satu variabel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Tipe penelitian deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang memandu peneliti untuk

Lebih terperinci

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PRODUCT PLACEMENT DALAM FILM BEBEK BELUR (Studi Pada Pengurus Kine Klub Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2009 Universitas Muhammadiyah Malang) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Lebih terperinci

KEPUASAN PENONTON TERHADAP PROGRAM JEJAK PETUALANG TRANS 7 (Studi tentang Kepuasan Anggota PALAWA UAJY terhadap Program Jejak Petualang Trans 7)

KEPUASAN PENONTON TERHADAP PROGRAM JEJAK PETUALANG TRANS 7 (Studi tentang Kepuasan Anggota PALAWA UAJY terhadap Program Jejak Petualang Trans 7) JUDUL SKRIPSI : KEPUASAN PENONTON TERHADAP PROGRAM JEJAK PETUALANG TRANS 7 (Studi tentang Kepuasan Anggota PALAWA UAJY terhadap Program Jejak Petualang Trans 7) OLEH : CHRISTINE, PEMBIMBING : BIROWO PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan manusia sehari-hari. Komunikasi mempunyai peran penting bagi manusia untuk berinteraksi dan saling berhubungan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Analisis Isi Status Twitter Artis Pada Masa Kampanye Periode 22 Juni s/d 5 Juli

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Analisis Isi Status Twitter Artis Pada Masa Kampanye Periode 22 Juni s/d 5 Juli BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian mengenai Opini Artis Pada Pasangan Capres & Cawapres 2014 (Analisis Isi Status Twitter Artis Pada Masa Kampanye Periode 22 Juni s/d 5 Juli 2014)

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. tanggungjawab sosial memiliki asumsi utama bahwa di dalam kebebasan terkandung

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. tanggungjawab sosial memiliki asumsi utama bahwa di dalam kebebasan terkandung BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Teori tanggungjawab sosial dapat diterapkan secara luas karena teori ini meliputi beberapa jenis media massa dan lembaga siaran publik, salah satunya yaitu media

Lebih terperinci