PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PENERBITAN SERTIFIKAT KESEHATAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PENERBITAN SERTIFIKAT KESEHATAN"

Transkripsi

1 1

2 2

3 3

4 LAMPIRAN I KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 59/KEP-BKIPM/2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS SERTIFIKASI KESEHATAN HASIL PERIKANAN PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PENERBITAN SERTIFIKAT KESEHATAN 1. Pendahuluan Sistem sertifikasi tumbuh karena adanya perkembangan tuntutan akan jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan yang semakin ketat, yang tidak hanya sekedar mutu dan keamanan dari produk akhir. Jaminan sebuah proses adalah kata kunci tuntutan dan penerimaan masyarakat dunia akan pangan, termasuk hasil perikanan yang aman untuk dikonsumsi. Perkembangan dunia informasi, perdagangan dan kecenderungan efisiensi di segala lini melahirkan tuntutan akan pelayanan sertifikasi yang cepat dan efisien (on-time and on-line) untuk mendorong dan mengembangkan ekspor hasil perikanan Indonesia. Disamping itu, tuntutan akan transparansi dan ketertelusuran produk harus diimplementasikan dan terintegrasi dalam sistem sertifikasi hasil perikanan. Implementasi jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan yang dipersyaratkan oleh negara importir, harus dipenuhi oleh seluruh negara yang mengekspor produk perikanannya, secara nyata tercermin pada sertifikat kesehatan yang menyertai setiap produk yang diekspor, sehingga sertifikat kesehatan merupakan dokumen negara sebagai jaminan yang otentik. Sertifikat Kesehatan (Health Certificate) atau yang disingkat HC merupakan bukti pengendalian penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan yang diterbitkan apabila suatu produk/hasil perikanan telah memenuhi persyaratan atau standar yang berlaku sehingga aman untuk dikonsumsi manusia. Dengan berkembangnya sistem manajemen mutu berdasarkan konsepsi Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP), maka penerbitan HC didasarkan pada hasil surveilan terhadap konsistensi penerapan HACCP selama proses produksi di Unit Pengolahan Ikan (UPI) dan hasil pengujian. 1

5 Untuk ekspor tujuan negara Uni Eropa, proses sertifikasi menggunakan Trade Control and Expert System (TRACES) yaitu aplikasi online multilingual untuk pengendalian dan sertifikasi pada perdagangan hewan hidup, produk asal hewan dan non hewan yang diekspor ke Uni Eropa. Dengan sistem ini UPI dan Otoritas Kompeten dapat menelusuri ataupun mendapatkan informasi pergerakan produk sehingga apabila ada ancaman/bahaya terkait consignment dapat ditanggapi dengan cepat, tepat dan dengan cara yang terkoordinasi. 2. Ruang Lingkup Petunjuk teknis ini mengatur tata cara penerbitan HC dalam rangka pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan mulai dari permohonan sampai dengan pendistribusian dan pelaporan. 3. Tujuan Petunjuk teknis ini disusun sebagai pedoman bagi UPT KIPM dalam rangka menerbitkan HC. 4. Acuan Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2015 Tentang Sistem Jaminan Mutu Dan Keamanan Hasil Perikanan Serta Peningkatan Nilai Tambah Produk Hasil Perikanan; Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 19/MEN/2010 tentang Pengendalian Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan; Peraturan Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan selaku Otoritas Kompeten No. 03/BKIPM/2011 Tentang Pedoman Teknis Penerapan Sistem Jaminan Mutu Dan Keamanan Hasil Perikanan; 5. Definisi 5.1. Otoritas Kompeten yang selanjutnya disingkat OK adalah unit organisasi dilingkungan Kementerian yang diberi mandat oleh Menteri untuk melakukan pengendalian sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan; 2

6 5.2. UPT KIPM adalah UPT Badan KIPM yang ditugaskan oleh Kepala Badan KIPM sebagai Otoritas Kompeten untuk menerbitkan Sertifikat Kesehatan Hasil Perikanan yang memenuhi persyaratan; 5.3. Sertifikasi adalah rangkaian kegiatan untuk menerbitkan sertifikat oleh UPT KIPM terhadap hasil perikanan sesuai dengan sistem manajemen yang telah ditetapkan dan disahkan oleh Otoritas Kompeten; 5.4. Hazard Analysis and Crtitical Control Point (HACCP) adalah suatu konsepsi manajemen mutu yang diterapkan untuk memberikan jaminan mutu dari produk yang diolah di UPI; 5.5. Sertifikat Kesehatan (Health Certificate) adalah sertifikat yang menyatakan bahwa ikan dan hasil perikanan telah memenuhi persyaratan mutu dan keamanan untuk konsumsi manusia; 5.6. Surveilan adalah kegiatan penilaian kesesuaian terhadap UPI yang dilakukan secara sistematis dan berulang dalam kurun waktu tertentu (sesuai rating) sebagai dasar untuk memelihara validitas pernyataan kesesuaian dengan sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan; 5.7. Unit Penanganan dan Pengolahan Ikan yang selanjutnya di singkat UPI adalah tempat yang digunakan untuk menangani dan atau mengolah ikan, baik yang dimiliki oleh perorangan, kelompok maupun badan usaha; 5.8. In Process Inspection (IPI) adalah suatu proses inspeksi dengan melakukan pengamatan sepanjang rantai proses produksi hingga siap untuk didistribusikan; 5.9. Pengambilan contoh terjadwal adalah pengambilan contoh yang dilakukan pada saat surveilan untuk konfirmasi bahwa bahaya dalam penerapan HACCP di suatu UPI berada dalam kendali atau mengecek bahwa produk memenuhi standar nasional maupun standar negara tujuan; Pengambilan contoh tidak terjadwal adalah pengambilan contoh yang dilakukan terhadap produk pada suatu tahapan proses karena kondisi tertentu yang dicurigai; adanya potensi bahaya kontaminasi; adanya keluhan konsumen; informasi/peringatan bahaya pada produk; penolakan produk; perusahaan, produk atau proses baru; atau permintaan UPI; 3

7 5.11. Status Pelayanan Sertifikasi Status pelayanan sertifikasi dilihat dari rekomendasi penerbitan HC terakhir dan riwayat UPI apakah sedang dikenakan suspend atau kondisi lainnya. 6. Sarana 6.1. Peralatan dan bahan kerja 6.2. Ruang pelayanan 7. Persyaratan Umum 7.1. Setiap produk perikanan yang dipasarkan untuk konsumsi manusia wajib disertai dengan Sertifikat Kesehatan yang diterbitkan berdasarkan hasil inspeksi dalam rangka surveilan dan hasil pengujian selama proses produksi; 7.2. Sertifikat Kesehatan hanya dapat diterbitkan terhadap hasil perikanan yang berasal dari UPI yang telah mendapatkan Sertifikat Penerapan HACCP; 7.3. Format Sertifikat Kesehatan harus sesuai dengan format yang ditetapkan oleh Otoritas Kompeten; 7.4. Sertifikat Kesehatan ditandatangani oleh Pejabat Penandatangan yang ditetapkan oleh Otoritas Kompeten dan dibubuhi stempel BKIPM; 7.5. Sertifikat Kesehatan harus memuat data dan informasi yang sesuai dengan produk yang disertifikasi; 7.6. Sertifikat Kesehatan harus diterbitkan sebelum hasil perikanan didistribusikan; 7.7. Produk hasil perikanan yang akan didistribusikan perorangan tidak untuk tujuan komersial atau dalam bentuk tentengan menggunakan Surat Keterangan sesuai form 8, dengan ketentuan maksimal 25 kg dan atau nilai nominal maksimal sebesar Rp ,-; 7.8. Produk hasil perikanan yang akan didistribusikan lebih dari 1 (satu) ruang lingkup produk dapat menggunakan 1 (satu) HC dengan ketentuan berat maksimal per ruang lingkup 250 kg dengan berat total Kg dengan melampirkan rincian jenis dan volume produk; 4

8 7.9. Apabila diperlukan, Sertifikat Kesehatan dapat dilampiri dengan Test Result (TR) sesuai form Ruang Lingkup Sertifikat Kesehatan Mutu Ruang lingkup Sertifikasi kesehatan mutu dan keamanan hasil perikanan mencakup seluruh produk perikanan untuk tujuan konsumsi dengan rincian sbb: 8.1. Ikan Segar / Beku / Hidup apabila diminta HC bebas HPIK oleh negara tujuan maka dilengkapi dengan Sertifikat bebas Hama Penyakit Ikan Produk Olahan : pengolahan ikan dengan suhu tinggi, asap, fermentasi, kering-asin, communited (fish jelly products, value added products). 9. Prosedur 9.1. Permohonan Penerbitan Sertifikat Kesehatan (HC) UPI mengajukan permohonan penerbitan HC kepada UPT KIPM sesuai wilayah kerja (Form 01) dengan melampirkan sekurang kurangnya dokumen spesifikasi produk yang akan didistribusikan yaitu : Packing List (PL) Identitas Produk atau batch code yaitu dokumen muat barang yang berisi keterangan tentang spesifikasi barang yang dimuat, kode/tanggal produksi, tujuan, tanggal dan alat pengangkutan Invoice yaitu dokumen muat barang yang berisi keterangan tentang spesifikasi harga barang yang dimuat Identitas Sertifikat adalah satu kesatuan data/informasi yang menerangkan produk yang akan diekspor dari sisi isian format sertifikat kesehatan yang akan diterbitkan sesuai negara tujuan Surat Rekomendasi dari Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan, Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, khusus untuk ekspor ikan/produk perikanan yang dilarang, dibatasi dan dilindungi. 5

9 9.2. Penerimaan Permohonan Penerbitan Sertifikat Kesehatan (HC) Petugas administrasi mengagendakan surat permohonan serta melakukan pengecekan terhadap kelengkapan permohonan Hasil pengecekan dicatat dalam Formulir hasil evaluasi kecukupan dokumen (Form 02). Apabila dokumen permohonan dinyatakan belum lengkap, maka Petugas administrasi menginformasikan hal tersebut kepada UPI yang bersangkutan dengan menggunakan form Pengembalian Permohonan ke UPI (Form 03) Permohonan yang sudah lengkap dan sesuai disampaikan kepada kepala UPT KIPM atau pejabat yang ditunjuk yang selanjutnya menugaskan verifikator untuk melakukan evaluasi terhadap permohonan Evaluasi Permohonan Verifikator melakukan evaluasi terhadap permohonan dengan melakukan : a. Pengecekan terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan, misalnya : nama dan alamat UPI, kesesuaian nomor registrasi dan tipe produk dengan negara tujuan ekspor, kesesuaian tgl permohonan dengan tanggal keberangkatan, dan dokumen lain yang dipersyaratkan; b. Sertifikat Penerapan HACCP pada Unit Produksi: jenis produk, grade, masa berlaku; c. Evaluasi laporan/rekaman hasil surveilan minimal laporan terakhir; d. Evaluasi laporan hasil pengujian contoh dari kegiatan pengambilan contoh yang terjadwal maupun yang tidak terjadwal ; e. Kesesuaian dengan seluruh ketentuan otoritas kompeten; f. Status Pelayanan Sertifikasi Hasil evaluasi direkam dalam Formulir Hasil Evaluasi Permohonan (Form 04) yang memuat rekomendasi hasil evaluasi. a. Dapat diterbitkan apabila hasil evaluasi menunjukkan kesesuaian dengan seluruh persyaratan/ketentuan. 6

10 b. Tidak dapat diterbitkan apabila hasil evaluasi menunjukkan adanya ketidaksesuaian dengan persyaratan/ketentuan Tindak lanjut Hasil Evaluasi Verifikator melaporkan hasil evaluasi permohonan kepada kepala UPT KIPM atau pejabat yang ditunjuk untuk selanjutnya disampaikan ke bagian administrasi pelayanan sesuai rekomendasi verifikator Apabila dalam Formulir Hasil Evaluasi Permohonan menunjukkan hasil evaluasi telah memenuhi persyaratan dan rekomendasi Dapat diterbitkan, maka bagian tata pelayanan melakukan pencetakan HC Apabila dalam Formulir Hasil Evaluasi Permohonan menunjukkan hasil rekomendasi Tidak dapat diterbitkan maka bagian tata pelayanan menyampaikan hasil evaluasi tersebut ke UPI Pencetakan Sertifikat Kesehatan (HC) Pencetakan HC dilakukan sesuai dengan Pedoman Pengisian Sertifikat Kesehatan untuk masing-masing negara tujuan ekspor Petugas pencetakan bertanggungjawab terhadap kebenaran dan kejelasan hasil cetakan : a. Kesesuaian data HC dengan permohonan; b. Kesesuaian jenis sertifikat berdasarkan negara tujuan, nomor registrasi negara mitra dan tipe dan jenis produk; c. Pemberian nomor HC dan form HC yang sesuai dengan negara tujuan ekspor; d. Kesesuaian permintaan tanggal cetak HC, apabila diperlukan Petugas pencetakan dapat mencetak draft HC terlebih dahulu untuk disampaikan kepada UPI agar diperiksa kebenaran dari data HC tersebut dan di paraf Verifikasi lapangan dan Pengujian Organoleptik Produk Akhir (end product testing) Untuk memastikan kebenaran dan kesesuaian data yang tercantum pada draft HC dengan produk yang dikirim, maka inspektur mutu 7

11 atau petugas yang kompeten harus melakukan inspeksi pada saat pemuatan. Pada saat verifikasi lapangan dilakukan pengujian organoleptik dengan menggunakan score sheet terhadap produk yang akan dikirim. Hasil verifikasi lapangan dan uji organoleptik didokumentasikan Tindaklanjut dari Verifikasi Lapangan Hasil menunjukkan kebenaran dan kesesuaian dengan data pada draft HC serta hasil uji organoleptik sesuai persyaratan maka dapat dilakukan pencetakan HC; Hasil tidak menunjukkan kebenaran dan kesesuaian dengan data pada draft HC serta hasil uji organoleptik tidak sesuai persyaratan maka HC tidak dapat diterbitkan Verifikasi dan Penandatanganan HC Verifikator melakukan verifikasi terhadap HC yang sudah dicetak; Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan kesesuaian seperti yang tercantum pada butir dengan membubuhkan paraf pada lembar HC untuk arsip UPT KIPM; Pejabat penandatangan HC menandatangi HC yang sudah diverifikasi dan dibubuhi stempel BKIPM dengan warna tinta yang berbeda dari bagian lain sertifikat (warna ungu). Tanda tangan harus sesuai dengan spesimen yang dikirimkan ke negara mitra dan menggunakan tinta warna hijau; Apabila HC atau lampiran HC terdiri dari lebih dari satu halaman, maka setiap halaman HC harus diberi nomor halaman dengan format hal... dari... dan ditandatangani dengan posisi untuk halaman yang tidak disediakan tempat, maka ditandatangani disebelah kanan paling bawah dan halaman akhir dilakukan ditempat yang telah ditentukan Penyerahan dan Pendistribusian HC Verifikator melakukan pengecekan ulang terhadap HC yang sudah ditandatangani dan menyerahkan ke bagian administrasi untuk menginformasikannya kepada pihak UPI untuk dapat segera diambil. Bukti penyerahan HC direkam dalam log book; 8

12 9.9.2 Pengambilan HC dan dokumen diatas hanya bisa dilakukan oleh petugas resmi yang ditunjuk oleh UPI pemohon atau seorang yang dikuasakan mengambil dengan surat kuasa; Petugas pengambil HC harus melakukan pengecekan kebenaran kesesuian HC dengan permohonannya yang diajukan; Pendistribusian lembar HC sesuai dengan Pedoman Pengisian Sertifikat Kesehatan. 10. Amandemen UPT KIPM dapat melakukan amandemen terhadap HC apabila ada permohonan perubahan secara tertulis dari UPI sesuai form 11; Apabila amandemen dilakukan hanya pada sebagian kecil data (misalnya perubahan alamat UPI) maka amandemen dilakukan dengan cara mencoret data yang lama dan mencantumkan data baru serta dibubuhkan paraf dan stempel koreksi; Apabila HC yang sudah diterbitkan perlu diganti dengan HC yang baru, maka diterbitkan HC dengan Nomor Ref HC dan tanggal yang baru diterbitkan, dokumen lama ditarik dan didokumentasikan; (HC yang baru harus ada keterangan menggantikan HC yang lama); Amandemen tidak dapat dilakukan : a) Apabila volume ekspor lebih besar daripada volume yang tertulis pada HC; b) Apabila terjadi perubahaan terhadap jenis ikan/produk; c) Apabila produk sudah sampai dinegara tujuan Khusus untuk produk hidup dan segar, apabila terjadi perubahan pemberangkatan dalam kurun waktu 1 (satu) hari maka UPT KIPM harus menerbitkan HC baru sebagai pengganti; Jika terjadi pembatalan pengiriman produk yang sudah diterbitkan HC dalam kurun waktu 3(tiga) hari, maka UPT KIPM harus menarik HC tersebut. 11. Laporan UPT KIPM wajib menyampaikan laporan bulanan dalam bentuk soft copy, paling lambat tanggal 5 bulan berikutnya ke Pusat Sertifikasi 9

13 Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan melalui yang mencakup : Rekapitulasi Penerimaan dan Persediaan Blanko HC (form 05); Rekapitulasi Penggunaan Blanko HC (form 06) dengan melampirkan HC yang rusak/batal; Rekapitulasi data HC (Form 07). 12. Audit Penerbitan HC BKIPM melakukan audit terhadap proses penerbitan sertifikat HC minimal 1 kali setahun. 13. Surat Persetujuan Muat (SPM) Surat Persetujuan Muat (SPM) sebagai legalitas pemberangkatan produk hasil perikanan diterbitkan berdasarkan HC; SPM hanya berlaku untuk 1 (satu) kali pemuatan dan hanya dapat digunakan paling lambat 3 (tiga) hari sejak diterbitkan; Pengecekan kesesuaian jumlah dan jenis produk apabila terjadi penggantian kontainer/stuffing dilakukan oleh UPT KIPM yang mengeluarkan SPM Produk perikanan dengan pelabuhan embarkasi tidak di wilayah UPI tersebut, maka kepala UPT KIPM yang menerbitkan HC dapat menerbitkan Surat Keterangan HC sesuai form.9 apabila HC belum diterbitkan karena menunggu kepastian kapal atau container. 14. TRACES (Trade Control and Expert System) UPI membuat Sertifikat Kesehatan pada sistem TRACES dan menyampaikannya untuk proses lebih lanjut oleh Otoritas Kompeten secara Online UPI menginformasikan permohonan Sertifikat Kesehatan tersebut kepada UPT KIPM melalui telepon untuk mendapatkan validasi Verifikator melakukan evaluasi terhadap permohonan dengan melakukan : a. Pengecekan terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen permohonan, misalnya : nama dan alamat UPI, kesesuaian Approval Number ke UE, jenis produk dll; 10

14 b. Sertifikat Penerapan HACCP pada Unit Produksi; c. Evaluasi laporan/rekaman hasil surveilan minimal yang terakhir; d. Evaluasi laporan hasil pengujian contoh dari kegiatan surveilan maupun pengambilan contoh khusus; e. Pengecekan terhadap seluruh ketentuan dari otoritas kompeten; f. Status pelayanan sertifikasi Administrator UPT KIPM melakukan pencetakan HC sesuai dengan kebutuhan negara tujuan ekspor Pejabat penandatangan HC menandatangi HC yang sudah divalidasi dan dibubuhi stempel BKIPM dengan warna tinta yang berbeda dari bagian lain sertifikat (ungu). Tanda tangan harus sesuai dengan spesimen yang dikirimkan ke Uni Eropa dan menggunakan tinta warna hijau Setiap halaman HC harus ditandatangani dengan posisi tandatangan di bawah bagian kanan dan halaman terakhir ditandatangan ditempat yang telah ditentukan, kecuali ada permintaan lain Verifikator melakukan pengecekan ulang terhadap HC yang sudah ditandatangani dan menyerahkan ke bagian administrasi untuk menginformasikannya kepada pihak UPI sesuai dengan butir Lampiran Form 01 Permohonan penerbitan Sertifikat HC; Form 02 Hasil evaluasi kecukupan dokumen; Form 03 Pengembalian Permohonan ke UPI; Form 04 Hasil Evaluasi Permohonan; Form 05 Rekapitulasi Penerimaan dan Persediaan Blanko HC; Form 06 Rekapitulasi Penggunaan Blanko HC; Form 07 Rekapitulasi data HC; Form 08 Surat Keterangan untuk Produk dalam bentuk Tentengan ; Form 09 Surat Keterangan Health Certificate (SKHC); Form 10 Test Result (TR) Form 11 Surat Permohonan Amandemen HC 11

15 PETUNJUK TEKNIS PENERBITAN HC Permohonan penerbitan Sertifikat HC Edisi / Revisi : 1/0 Halaman : 1 dari 1 No. Dokumen : Form 1 Validasi Tanggal : 23 Mei 2016 KOP UPI..., Kepada Yth. Nomor : Kepala (UPT KIPM sesuai nama...) Lampiran : Di Perihal : Surat Permohonan Penerbitan HC... Dengan ini kami mengajukan permohonan penerbitan Health Certificate (HC) dengan rincian data sebagai berikut : 1 Nama Produk Product Name :... 2 Nama Species Species Name :... 3 Jenis Olahan Processed types :... 4 Kemasan / Jumlah Kemasan Packaging / Total Packaging :... 5 Jumlah Tonase (kg) Total Tonnage (kg) :... 6 Tanggal /kode Produksi Date of Production :... 7 Nama & Alamat UPI Name & Address UPI :... 8 Nomor HACCP/ Regristrasi/FDA/Approval Number HACCP/ Regristrasi / FDA / Approval :... 9 Negara Tujuan Ekspor Export Destination Countries : Number PSPL *) No. PSPL : Nama dan Alamat Importir Name and Address of Importer : Nama Pelabuhan Muat Major port of loading : Nama Pelabuhan Tiba Arriving Port Name : Alat Transportasi Means of transport : Nomor Container/Seal No. Container / Seal : Tanggal keberangkatan Date of Delivery :... Ket : * ) Surat Rekomendasi dari UPT Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan untuk ikan yang dilindungi (UPT KIPM sesuai nama...). Diterima Oleh : Tanggal : No. Agenda : Cap dan Tanda Tangan Cap dan Tanda Tangan Perusahaan 12

16 PETUNJUK TEKNIS PENERBITAN HC Hasil Evaluasi Kecukupan Dokumen / Desk Audite Edisi / Revisi : 1/0 Halaman : 1 dari 1 No. Dokumen : Form 2 Validasi Tanggal : 23 Mei 2016 Tanggal Permohonan : No Agenda : Nama UPI : Alamat : Jenis Produk : FORM EVALUASI KECUKUPAN DOKUMEN No. Kelengkapan Dokumen Ada Tidak ada Ket 1 Packing List (PL) Identitas Produk atau batch code 2 Invoice Surat Rekomendasi PSPL (Khusus Ekspor ikan/produk 3 perikanan yg dilarang, dibatasi dan dilindungi ) Keterangan : Beri tanda pada kolom pilihan CATATAN : 1. Di Proses lebih lanjut 2. Belum lengkap & dikembalikan ke UPI Petugas Penerima : Permohonan Tanggal : Paraf : 13

17 PETUNJUK TEKNIS PENERBITAN HC Pengembalian Permohonan ke UPI Edisi / Revisi : 1/0 Halaman : 1 dari 1 No. Dokumen : Form 3 Validasi Tanggal : 23 Mei 2016 Tanggal Permohonan : No Agenda : Nama UPI : Alamat : Jenis Produk : FORM PENGEMBALIAN PERMOHONAN KE UPI Dengan ini dikembalikan Permohonan Penerbitan HC ke UPI dengan alasan ketidaklengkapan dokumen sebagai berikut : Packing List (PL) Identitas Produk atau batch code Invoice Nama UPI Alamat UPI (yang terdaftar di negara mitra) Nomor Registrasi negara tujuan ekspor Sertifikat Penerapan HACCP (Masa berlaku, Jenis produk, Nomor sertifikat) Lain-lain Keterangan : Beri tanda pada kolom...,...,20 Petugas Penerima Permohonan Perwakilan Unit Pengolahan Ikan (...) (...) 14

18 PETUNJUK TEKNIS PENERBITAN HC Hasil Evaluasi Permohonan Edisi / Revisi : 1/0 Halaman : 1 dari 1 No. Dokumen : Form 4 Validasi Tanggal : 23 Mei 2016 FORM EVALUASI PERMOHONAN Tanggal Permohonan : No Agenda : Nama UPI : Alamat : Jenis Produk : No. Kesesuaian Dokumen Permohonan Sesuai 1 Nama UPI 2 Alamat UPI (yang terdaftar di negara mitra) 3 Nomor Registrasi dengan tujuan ekspor Tidak sesuai Keterangan 4 Jenis produk yang terdaftar di negara mitra 5 Sertifikat Penerapan HACCP (Masa berlaku, Jenis produk, Nomor sertifikat) 6 Laporan/rekaman hasil surveilan Diisi identifikasi atau tanggal surveilan 7 Laporan hasil pengujian contoh Identifikasi LHU Keterangan : Beri tanda pada kolom pilihan REKOMENDASI : 1. Dapat diterbitkan 2. Tidak dapat diterbitkan Petugas Verifikator : Tanggal : Paraf : 15

19 PETUNJUK TEKNIS PENERBITAN HC Rekapitulasi Penerimaan dan Persediaan Blanko HC Edisi / Revisi : 1/0 Halaman : 1 dari 1 No. Dokumen : Form 5 Validasi Tanggal : 23 Mei 2016 Kode HC Bulan/Tahun : REKAPITULASI PENERIMAAN & PERSEDIAAN BLANKO HC UPT KIPM... Penerimaan HC Persediaan/ Stok HC Tanggal Jumlah No. Seri Sebelum Sesudah 16

20 Bulan/Tahun : Kode HC Persediaan/Stok HC Jumlah (eksemplar) Edisi / Revisi : 1/0 PETUNJUK TEKNIS PENERBITAN HC Halaman : 1 dari 1 No. Dokumen : Form 6 Rekapitulasi Realisasi Penggunaan Blanko HC Validasi Tanggal : 23 Mei 2016 REKAPITULASI REALISASI PENGGUNAAN BLANKO HC UPT KIPM... Jumlah Penerbitan/Pemakaian (eksemplar) Jumlah (eksemplar) Batal/Rusak *) No. Seri Jenis Kesalahan Jumlah Sisa Stok (eksemplar) 17

21 PETUNJUK TEKNIS PENERBITAN HC Rekapitulasi Data HC Edisi / Revisi : 1/0 Halaman : 1 dari 1 No. Dokumen : Form 7 Validasi Tanggal : 23 Mei 2016 Bulan/Tahun :... REKAPITULASI DATA HC UPT KIPM... NO. NAMA PERUSAHAAN NO. SERTIFIKAT HC NO. SERI TANGGAL PENERBITAN JENIS RODUK NAMA LATIN / SPESIES ASAL BAHAN BAKU (BUDIDAYA / TANGKAP / IMPOR) NEGARA TUJUAN PELABUHAN MASUK PELABUHAN KELUAR VOLUME (KG) NILAI USD ($) HS CODE PNBP

22 PETUNJUK TEKNIS PENERBITAN HC Surat Keterangan Untuk Produk Dalam Bentuk Tentengan Edisi / Revisi : 1/0 Halaman : 1 dari 1 No. Dokumen : Form 8 Validasi Tanggal : 23 Mei 2016 LETTER OF FISH AND FISHERIES PRODUCTS FOR PERSONAL HAND CARRY SURAT KETERANGAN UNTUK IKAN DAN PRODUK PERIKANAN UNTUK TENTENGAN Number :.../.../SKT/.../... Base on the application of : 1. Name / Nama : 2. Address / Alamat : 3. Pasport Number / Nomor Paspor : 4. Occupation / Pekerjaan : 5. Nationality / Kewarganegaraan : 6. Country of Destination / Negara tujuan : 7. Indentification of means of transport / : Identifikasi jenis transportasi 8. Date of Departure / Tanggal berangkat : 9. Objective of Exportation / : Tujuan Penggunaan 10. Name and Quantity of the Product / : Nama dan Jumlah Produk NO FISH or FISHERIES PRODUCT / Ikan atau Produk Perikanan QUANTITY / Jumlah VALUE / Nilai I, the undersigned, Certify that the Fish and / or Fisheries Products have been reported and have been Inspected for Species, Size and number that appropriate and not prohibited, be obtained brought exit from Indonesia for non-commercial purpose. / Saya, yang bertandatangan di bawah ini, menyatakan bahwa ikan dan / atau Produk Perikanan telah dilaporkan dan telah diperiksa untuk Jenis, Ukuran dan jumlah yang tepat dan tidak dilarang, diperbolehkan dibawa keluar dari Indonesia untuk tujuan tidak diperdagangkan. Issued at / diterbitkan di... on/tanggal... Name and Address of Fish Quarantine and Inspection Agency Office / Nama dan Alamat UPT KIPM : Signature / Tandatangan: 19

23 PETUNJUK TEKNIS PENERBITAN HC Surat Keterangan Health Certificate Edisi / Revisi : 1/0 Halaman : 1 dari 1 No. Dokumen : Form 9 Validasi Tanggal : 23 Mei 2016 KOP SURAT UPT KIPM SURAT KETERANGAN HEALTH CERTIFICATE No. :.../SKHC / (No. Ref HC) Yang bertanda tangan di bawah ini, dengan ini memberikan Surat Keterangan Health Certificate (SKHC) dengan data sebagai berikut : 1. Nama Pengirim / Perusahaan : 2. Alamat Pengirim : 3. Nama Penerima : 4. Alamat Penerima : 5. Nama Komoditas / Produk : 6. HS Code : 7. Jumlah Kemasan / Berat Netto : / Kgs 8. Tujuan Ekspor : 9. Nama Kapal / Tanggal berangkat : / 10. Nomor Pengajuan : 11. Nomer Urut HC : 12. Nomer Seri HC : 13. Tanggal terbit HC : Demikian Surat Keterangan HC ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya...., Pejabat Penanda tangan HC ( ) 20

24 PETUNJUK TEKNIS PENERBITAN HC Test Result / Hasil Uji Edisi / Revisi : 1/0 Halaman : 1 dari 1 No. Dokumen : Form 10 Validasi Tanggal : 23 Mei 2016 THE REPUBLIC OF INDONESIA REPUBLIK INDONESIA MINISTRY OF MARINE AFFAIRS AND FISHERIES KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TEST RESULT HASIL UJI No. This is to certify that / : Menyatakan bahwa 1. Name of sample / : 1.. Nama sampel Customer / :.. Pelanggan 3. No Reff HC :.. No Referensi HC NO SCOPE PARAMETER METHOD RESULT REQUIREMENT SAMPLE Sampel 1 ORGANOLEPTIC Organoleptik 2 MICROBIOLOGY Mikrobiologi 3 CHEMICAL Kimia 4 PHYSIC Fisik This Test result is valid from the date of issued Hasil uji ini berlaku sejak tanggal dikeluarkan..., Regional Fish Quarantine And Inspection Agency... (...) 21

25 PETUNJUK TEKNIS PENERBITAN HC Permohonan Amandemen / Revisi HC Edisi / Revisi : 1/0 Halaman : 1 dari 1 No. Dokumen : Form 11 Validasi Tanggal : 23 Mei , Kepada Yth. Nomor : Kepala (UPT KIPM sesuai nama...) Lampiran : Di Perihal : Surat Permohonan Amandemen HC... Dengan ini kami mengajukan permohonan amandemen Health Certificate (HC) dengan rincian data sebagai berikut : No Sebelum Revisi Sesudah Revisi Alasan Demikian kami sampaikan atas perhatian dan perkenan Bapak kami sampaikan terimakasih. Cap dan Tanda Tangan Perusahaan Lembar Pengesahan No. Nama Pejabat Paraf 1 Sekretaris BKIPM 2 Kepala Pusat Sertifikasi Mutu dan KHP 3 Kepala Bagian Hukum, Humas dan Informasi 4 Kepala Subbag Hukum KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN, ttd. RINA Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Hukum, Humas dan Informasi, Sugiman 22

26 LAMPIRAN II KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 59/KEP-BKIPM/2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS SERTIFIKASI KESEHATAN HASIL PERIKANAN PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN SURVEILAN KE UNIT PENGOLAHAN IKAN (UPI) DALAM RANGKA PENERBITAN SERTIFIKAT KESEHATAN 1. Pendahuluan Keamanan hasil perikanan merupakan persyaratan utama dan terpenting dari seluruh parameter mutu pangan mengingat dewasa ini konsumen semakin menyadari bahwa mutu pangan khususnya keamanan pangan tidak dapat hanya dijamin dengan hasil uji produk akhir dari laboratorium. Produk yang aman didapat dari bahan baku yang ditangani dengan baik, diolah dan didistribusikan dengan baik sehingga akan menghasilkan produk akhir yang baik. Langkah untuk mengantisipasi hal tersebut, serta adanya tuntutan dalam pasar bebas, Kementerian Kelautan dan Perikanan telah mengembangkan suatu sistem jaminan mutu berdasarkan konsep HACCP yang harus diterapkan oleh pelaku usaha perikanan mulai bahan baku hingga produk akhir. Untuk memastikan bahwa suatu unit pengolahan ikan menerapkan sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan berdasarkan prinsip-prinsip HACCP sesuai persyaratan yang telah ditentukan, maka Otoritas Kompeten melakukan pengendalian melalui kegiatan inspeksi. Inspeksi dilakukan baik dalam rangka persetujuan oleh Otoritas Kompeten melalui sertifikasi penerapan HACCP maupun dalam rangka pengecekan efektifitas dan penerbitan sertifikat kesehatan melalui surveilan. Surveilan merupakan kegiatan inspeksi yang harus dilakukan oleh lembaga inspeksi dan sertifikasi untuk memastikan bahwa penerapan HACCP oleh Unit Penanganan dan pengolahan Ikan (UPI) berjalan secara konsisten dan efektif. Hasil dari surveilan menjadi dasar bagi lembaga inspeksi dan sertifikasi dalam menerbitkan Sertifikat Kesehatan (Health Certificate/HC). 23

27 2. Ruang Lingkup Petunjuk teknis ini mengatur tata cara Surveilan ke Unit Pengolahan Ikan untuk melakukan verifikasi apakah suatu UPI konsisten dalam menerapkan HACCP. Ruang lingkup petunjuk teknis ini mulai dari penyusunan program sampai pelaporan hasil surveilan. 3. Tujuan Petunjuk teknis ini disusun sebagai pedoman bagi inspektur mutu di Lembaga Inspeksi dan Sertifikasi dalam melakukan inspeksi dalam rangka surveilan di UPI. 4. Acuan 4.1. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 19/MEN/2010 tentang Pengendalian Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan; Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 052A/KEPMEN- KP/2013 tentang Persyaratan Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan pada Proses Produksi, Pengolahan dan Distribusi; Peraturan Kepala Badan KIPM No. 03/BKIPM/2011 Tentang Pedoman Teknis Penerapan Sistem Jaminan Mutu Dan Keamanan Hasil Perikanan. 5. Definisi Otoritas Kompeten yang selanjutnya disingkat OK adalah unit organisasi dilingkungan Kementerian yang diberi mandat oleh Menteri untuk melakukan pengendalian sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan; Lembaga Inspeksi dan Sertifikasi adalah UPT Badan yang ditugaskan oleh Kepala Badan untuk menerbitkan sertifikat kesehatan hasil perikanan yang menyatakan kesesuaian dengan persyaratan Surveilan adalah kegiatan penilaian kesesuaian terhadap UPI yang dilakukan secara sistematis dan berulang dalam kurun waktu tertentu (sesuai rating) sebagai dasar untuk memelihara validitas pernyataan kesesuaian dengan sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan. 24

28 5. 4. Inspeksi adalah pemeriksaan terhadap suatu unit produksi/pengolahan dan manajemennya termasuk sistem produksi, dokumen, pengujian produk, asal dan tujuan produk, input dan output dalam rangka melakukan verifikasi Unit Penanganan dan Pengolahan Ikan yang selanjutnya disingkat UPI adalah tempat yang digunakan untuk mengolah ikan, baik yang dimiliki oleh perorangan, kelompok maupun badan usaha Inspektur Mutu adalah Pegawai Negeri yang mempunyai kompetensi melakukan kegiatan inspeksi, verifikasi, surveilan dan pengambilan contoh dalam rangka pengendalian sistem jaminan mutu dan kemanan hasil perikanan yang ditunjuk oleh Kepala BKIPM selaku otoritas kompeten. 6. Sarana Sumber Daya Manusia; Peralatan inspeksi (Laptop, Printer, Kamera, Thermometer, Testkit, dll); Sarana komunikasi. 7. Program Surveilan 7.1. UPT KIPM wajib membuat program tahunan surveilan paling lambat tiga bulan sebelum tahun berikutnya Program tersebut direview/dikaji ulang setiap awal tahun oleh penanggungjawab pengendalian mutu untuk memastikan seluruh UPI yang mempunyai sertifikat Penerapan HACCP dan melakukan ekspor termasuk dalam program surveilan. 8. Persyaratan Umum 8.1. Setiap UPI pemegang Sertifikat Penerapan HACCP wajib dilakukan surveilan oleh inspektur mutu dari Lembaga Inspeksi dan Sertifikasi HC Frekuensi surveilan dilaksanakan berdasarkan grade Sertifikat Penerapan HACCP yaitu sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sekali untuk grade A, 2 (dua) bulan sekali untuk grade B dan 1 (satu) bulan sekali untuk grade C. 25

29 8.3. Jadwal surveilan harus disesuaikan dengan keberadaan proses produksi pada Unit Pengolahan Ikan. 9. Prosedur 9.1. Informasi kepada Unit Pengolahan Ikan Kepala UPT KIPM menginformasikan rencana surveilan kepada Penanggung Jawab UPI minimal 1 minggu sebelum tanggal pelaksanaan dan memastikan pada saat surveilan UPI melakukan proses produksi 9.2. Persiapan Surveilan Kepala UPT KIPM menugaskan inspektur mutu untuk melakukan inspeksi dalam rangka surveilan sesuai dengan program surveilan tahunan yang telah dibuat Inspektur mutu membuat perencanaan surveilan yang didisain fleksibel untuk memungkinkan adanya perubahan selama inspeksi, antara lain melakukan: a) Identifikasi tujuan dan ruang lingkup b) Identifikasi pihak yang bertanggung jawab langsung yang berkaitan dengan tujuan dan ruang lingkup c) Identifikasi dokumen yang digunakan sebagai acuan d) Identifikasi tim inspektur mutu e) Identifikasi bahasa yang akan digunakan f) Waktu dan tempat pelaksanaan g) Identifikasi organisasi unit pengolahan ikan yang akan disurveilan h) Perkiraan waktu dan lamanya i) Jadwal pertemuan dengan pihak manajemen Inspektur mutu menyiapakan dokumen yang mencakup: a) Juknis surveilan/inspeksi b) Dokumen acuan/standar/regulasi c) Surat penugasan surveilan (Form 1) d) Form Audit Kecukupan (Form 2) e) Daftar isian (cheklist) (Form 3) f) Daftar hadir pertemuan pembukaan dan /penutupan (Form 4) g) Laporan temuan ketidaksesuaian (Form 5) 26

30 h) Laporan Verifikasi tindakan perbaikan temuan ketidaksesuaian (Form 6) 9.3. Persiapan inspeksi dalam rangka Surveilan Review dokumen (Desk Audit) a. Sebelum melakukan surveilan Inspektur mutu melakukan review terhadap informasi yang berkaitan dengan UPI yang akan dikunjungi mencakup: Rekaman 2 (dua) laporan surveilan terakhir dan Panduan mutu HACCP untuk menentukan apakah sistem yang terdokumentasi telah memenuhi persyaratan; Riwayat penerapan HACCP di UPI (misalnya apakah pernah terkena kasus penolakan produk, turun grade, dll) Hasil inspeksi dalam rangka validasi dan verifikasi penerapan HACCP UPI oleh Otoritas Kompeten. b. Inspektur Mutu harus mencatat hasil review sesuai form 2 terhadap dokumen misalnya ketidaksesuaian panduan mutu dengan ketentuan, data dan informasi tentang defisiensi/kekurangan dari hasil surveilan terakhir, temuan yang belum selesai ditindak lanjuti, dll Pelaksanaan Inspeksi Pertemuan Pembukaan Ketua tim surveilan memimpin pertemuan pembukaan antara tim inspektur mutu dan manajemen UPI dengan tujuan: a. Memperkenalkan tim inspektur mutu; b. Pengisian daftar hadir; c. Konfirmasi tujuan dan ruang lingkup; d. Identifikasi pihak yang bertanggungjawab langsung yang terkait dengan tujuan dan ruang lingkup surveilan; e. Konfirmasi bahasa yang digunakan; f. Konfirmasi agenda inspeksi yang mencakup pemeriksaan lapangan, peninjauan dokumen, perumusan temuan inspeksi (Caucus meeting) dan pertemuan penutupan ; g. Konfirmasi petugas pendamping dan ruangan khusus untuk bekerja; h. Konfirmasi ketersediaan dokumen dan rekaman; 27

31 i. Konfirmasi bahwa inspektur mutu diwajibkan mengambil foto sebagai bukti ketidak sesuaian; j. Konfirmasi kesehatan dan keselamatan Tim Inspeksi; k. Pernyataan Tim Inspeksi menjamin kerahasiaan auditee; l. Penjelasan dari pihak UPI mengenai status penerapan HACCP termasuk adanya perubahan; m. Konfirmasi aktivitas surveilan (inplant, on desk dan pengambilan contoh Inspeksi Lapangan a. Ketua tim Inspektur mutu mengatur pelaksanaan inspeksi lapangan untuk memverifikasi apakah UPI menerapkan HACCP sesuai dengan peraturan dan dokumen yang sudah dibuat. b. Inspeksi mencakup keseluruhan elemen sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan termasuk pengecekan terhadap penerapan persyaratan dasar (SSOP/GMP) dan HACCP, termasuk hasil pengujian laboratorium internal sesuai checklist inspeksi. c. Inspektur mutu mencatat dan merekam bukti-bukti objektif yang ditemukan pada saat inspeksi secara benar dan tepat berdasarkan prinsip PLOR. d. Inspektur mutu memberitahukan wakil UPI tentang temuan ketidaksesuaian pada waktu peninjauan lapangan dan memberikan kesempatan UPI memberikan argumentasi/sanggahan. Inspektur mutu harus memastikan bahwa suatu ketidaksesuaian adalah temuan yang sudah pasti tidak memenuhi persyaratan Pembahasan Hasil Temuan (Caucus Meeting) dan pembuatan laporan ketidak sesuaian a. Sebelum dilakukan pertemuan akhir dengan manajemen UPI, tim inspektur mutu mengadakan pertemuan tertutup untuk mendiskusi temuan dan evaluasi ketidaksesuaian yang disampaikan oleh setiap anggota inspektur mutu; b. Tim Inspektur mutu melakukan analisa terhadap sistem yang diterapkan dan membuat laporan ketidaksesuaian; 28

32 c. Temuan ketidaksesuaian ditulis dalam form temuan ketidaksesuaian berdasarkan PLOR (Problem, Location, Objective Efidience dan Reference) dan dituliskan secara jelas dan tidak merupakan saran tentang tindakan yang perlu diambil, tidak membingungkan atau ragu-ragu Pertemuan Akhir a. Ketua tim inspeksi memimpin pertemuan akhir dengan manajemen UPI dan menyampaikan hal-hal sebagai berikut : Terimakasih kepada UPI atas bantuan dan kerjasama mereka; Presentasi temuan ketidaksesuaian; Ringkasan keseluruhan dan kesimpulan dari ketua tim; Memberikan kesempatan kepada pihak UPI untuk memberikan tanggapan, mendiskusikan, menyampaikan komentar pertanyaan, klarifikasi dll; meminta UPI untuk menyampaikan rencana dan tanggal pelaksanaan tindakan perbaikan yang akan dilakukan serta di sepakati oleh tim inspektur mutu; Menyampaikan prosedur tindakan perbaikan sesuai ketentuan. b. Ketua tim inspeksi dan penanggungjawab UPI menandatangani Daftar Temuan Ketidaksesuaian Verifikasi Tindakan Perbaikan UPI melakukan tindakan perbaikan dan melaporkannya kepada kepala UPT sesuai dengan form Inspektur Mutu melakukan verifikasi terhadap tindakan perbaikan yang disampaikan oleh UPI dan membuat laporan hasil verifikasi pada form verifikasi tindakan perbaikan (form 7) Apabila UPI tidak melakukan tindakan perbaikan sampai batas waktu yang telah disepakati, maka kepala UPT KIPM memberikan surat peringatan sesuai form 8. 29

33 9.6. Pembekuan Sementara Ekspor Apabila setelah diberikan surat peringatan, UPI tetap tidak melakukan tindakan perbaikan, maka kepala UPT KIPM melakukan Pembekuan Sementara sesuai form Kepala UPT KIPM juga dapat memberikan Pembekuan Sementara terhadap UPI apabila temuan ketidaksesauain hasil surveilan tidak sesuai dengan Grade HACCP Pembekuan sementara dapat dicabut apabila UPI sudah melakukan tindakan perbaikan sesuai dengan form Pelaporan dan Rekaman Hasil Inspeksi Ketua tim inspeksi melaporkan hasil inspeksi kepada kepala UPT KIPM Apabila hasil inspeksi telah memenuhi persyaratan, maka Kepala UPT menerbitkan Surat Keterangan Hasil Surveilan sesuai form Berkas kegiatan hasil surveilan setiap UPI di dokumentasikan dengan baik untuk digunakan sebagai bahan desk audit pada kegaiatan surveilan selanjutnya Kepala UPT KIPM menyampaikan laporan pelaksanaan surveilan termasuk hasil pengujian contoh kepada Kepala Pusat Sertifikasi Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan setiap 3 bulan melalui akreditasi_monitoring@yahoo.com dan pusatskk.bkipm@gmail.com atau dikirim hard copy sesuai dengan form 12 dan form

34 PETUNJUK TEKNIS SURVEILAN DALAM RANGKA PENERBITAN HC Surat Penugasan Surveilan Edisi / Revisi : 1/0 Halaman : 1 dari 1 No. Dokumen : Form 1 Validasi Tanggal : 23 Mei 2016 Nomor : Lampiran : 1 (Satu) Lembar Hal : Surveilan dalam rangka Penerbitan Sertifikat Kesehatan Yth. Pimpinan PT... Di... Dalam rangka penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan yang tertuang dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor per.19/men/2010 tentang Pengendalian Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan, maka kami menugaskan Inspektur Mutu UPT KIPM... untuk melakukan kegiatan inspeksi dalam rangka surveilan sebagai dasar penerbitan sertifikat kesehatan di PT... pada tanggal... s/d , dengan nama sebagai berikut : NO NAMA KEGIATAN (ketua tim) Inspeksi dalam rangka surveilan... (anggota) UPI dalam rangka penerbitan Sertifikat Kesehatan Demikian disampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih. Kepala UPT KIPM... (...) 31

35 PETUNJUK TEKNIS SURVEILAN DALAM RANGKA PENERBITAN HC Audit Kecukupan (Desk Audit) Edisi / Revisi : 1/0 Halaman : 1 dari 1 No. Dokumen : Form 2 Validasi Tanggal : 23 Mei 2016 OTORITAS KOMPETEN BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN FORM AUDIT KECUKUPAN (Desk audit) Nama UPI : Alamat : Jenis Produk : NO KELENGKAPAN KESESUAIAN KETERANGAN Ada Tidak A Administrasi 1 Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) 2 Akta Notaris Pendirian Perusahaan 3 Ijin Usaha Perikanan (IUP); dan/atau Tanda daftar Usaha Perikanan 4 Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) 5 Nomor Induk Kepabeanan (NIK) 6 Sertifikat Kelayakan Pengolahan 7 Manual HACCP yang sudah divalidasi 8 Sertifikat HACCP Personil 9 Persyaratan lainnya... B TEKNIS UTAMA 1 Diskripsi Produk 2 Alur Proses 3 Analisa Bahaya (Bahaya Potensial dan Penyebab Bahaya) 4 Identifikasi CCP 5 Prosedur Monitoring/Pemantauan CCP 6 Dokumen GMP dan SSOP C TEKNIS PENUNJANG 1 Prosedur pelacakan dan penarikanan produk 2 Prosedur pengaduan konsumen 3 Label atau spesifikasi 4 Prosedur verifikasi 5 ProsedurTraceability D CATATAN Inspektur Mutu : No. Reg : Tanggal : Tanda Tangan : 32

36 PETUNJUK TEKNIS SURVEILAN DALAM RANGKA PENERBITAN HC Cheklist Edisi / Revisi : 1/0 Halaman : 1 dari 4 No. Dokumen : Form 3 Validasi Tanggal : 23 Mei KEAMANAN AIR DAN ES CHECKLIST PENERAPAN GMP, SSOP DAN HACCP DI UNIT PENGOLAHAN IKAN KRITERIA MIN MAJ SER CR ACUAN 1.1 Pasokan air tidak memadai dan tidak aman untuk digunakan 1.2 Memungkinkan terjadinya kontaminasi antara air potable dan non potable 1.3 Suplai air panas tidak ada, kalau ada tidak mencukupi* (bila digunakan) 1.4 Es tidak dibuat, ditangani atau digunakan dengan cara yang higienis Kep 052.A/MEN/2013 Idem Kep 052.A/MEN/ PERMUKAAN YANG KONTAK LANGSUNG DENGAN PRODUK Peralatan, perlengkapan dan fasilitas yang kontak langsung dengan produk memungkinkan terjadinya kontaminasi. MAJ SER CR ACUAN Kep 052.A/MEN/ PENCEGAHAN KONTAMINASI SILANG MIN MAJ SER CR ACUAN 1.1. Cara penanganan tidak mencegah terjadinya kontaminasi silang (3.2) 3.2 Limbah tidak ditangani dengan baik dan dapat menyebabkan kontaminasi silang. (3.3) 3.3 Konstruksi & lay out tidak dirancang untuk mencegah kontaminasi silang (3.1) Kep 052.A/MEN/2013 Kep 052.A/MEN/ FASILITAS SANITASI MIN MAJ SER CR ACUAN 4.1 Jumlah, desain dan fasilitas toilet tidak memadai dan berhubungan langsung dengan ruang proses 4.2 Jumlah, lokasi, desain dan fasilitas pencuci tangan tidak memadai dan tidak menggunakan air bersih 4.3 Bak cuci kaki tidak tersedia, tidak sesuai, tidak menggunakan air bersih dan tidak didesinfeksi ***) Idem Idem 5. PELABELAN, PENYIMPANAN DAN PENGGUNAAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA 5.1 Bahan-bahan kimia berbahaya tidak diberi label dengan benar 5.2 Bahan bahan kimia tidak disimpan di tempat khusus dan tidak terkunci serta digunakan atau ditangani dengan cara yang tidak benar MIN MAJ SER CR ACUAN Kep 052.A/MEN/2013 Idem 33

37 PETUNJUK TEKNIS SURVEILAN DALAM RANGKA PENERBITAN HC Cheklist Edisi / Revisi : 1/0 Halaman : 2 dari 4 No. Dokumen : Form 3 Validasi Tanggal : 23 Mei KESEHATAN dan KEBERSIHAN KARYAWAN MIN MAJ SER CR ACUAN 6.1 Tingkah laku karyawan yang menangani produk tidak menjaga kebersihan individu (personal cleaness) dan tidak menggunakan pakaian kerja yang sesuai. 6.2 UPI tidak mempunyai sistem yang dapat mencegah karyawan berpenyakit menangani produk Kep 052.A/MEN/ PENGENDALIAN PEST (pest control) MIN MAJ SER CR ACUAN 7.1 UPI tidak mempunyai tindakan pencegahan terhadap masuknya hewan pengganggu 7.2 Tidak memiliki tindakan menghilangkan hewan pengganggu dari unit pengolahan Kep 052.A/MEN/2013 Kep 052.A/MEN/ PENGENDALIAN PROSES MIN MAJ SER CR ACUAN 8.1 Tidak dilakukan pengendalian dan pemantauan terhadap mutu dan keamanan bahan baku, bahan tambahan dan bahan penolong selama penanganan /pengolahan 8.2 Tidak dilakukan pengendalian dan pemantauan terhadap suhu selama penanganan /pengolahan 8.3 Penanganan/pengolahan tidak dilakukan dengan teknologi yang sesuai Kep 052.A/MEN/2013 Idem Idem 9. PENGEMASAN MIN MAJ SER CR ACUAN 9.1 Bahan pengemas terbuat dari bahan yang dapat mencemari, tidak dapat melindungi dan dapat Kep 052.A/MEN/2013 merubah karakteristik produk 9.2 Pengemasan tidak dilakukan secara higienis 10. PENYIMPANAN MIN MAJ SER CR ACUAN 10.1 Penyimpanan produk akhir tidak mampu menjamin suhu sesuai dengan spesifikasi Kep 052.A/MEN/2013 produk 10.2 Penyimpanan produk tidak bisa menjamin terjadinya kontaminasi silang 11. DISTRIBUSI / TRANSPORTASI MIN MAJ SER CR ACUAN Pengangkutan produk tidak mampu menjamin suhu sesuai dengan spesifikasi produk Kep 052.A/MEN/ KETERTELUSURAN MIN MAJ SER CR ACUAN UPI tidak dapat menjamin ketertelusuran produk 34

38 PETUNJUK TEKNIS SURVEILAN DALAM RANGKA PENERBITAN HC Cheklist Edisi / Revisi : 1/0 Halaman : 3 dari 4 No. Dokumen : Form 3 Validasi Tanggal : 23 Mei PELATIHAN MIN MAJ SER CR ACUAN UPI tidak memiliki dan melaksanakan program dan prosedur pelatihan karyawan sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya KEPATUHAN TERHADAP RENCANA HACCP A. RANCANGAN HACCP MIN MAJ SER CR Acuan 1. Dokumen rancangan HACCP tidak tersedia Manual HACCP 2. Dokumen rancangan HACCP tidak sesuai Manual HACCP 3. Dokumen rancangan HACCP belum divalidasi Manual HACCP 4. Dokumen rancangan HACCP tidak mutakhir Kep 052.A/MEN/ Tidak ada personil yang memiliki sertifikat HACCP di bidang perikanan PER.03/BKIPM/ B. MONITORING MIN MAJ SER CR Acuan 1. Monitoring tidak diterapkan Kep 052.A/MEN/ Tindakan koreksi tidak dilakukan Idem 2.1 C. REKAMAN MIN CR Acuan MAJ SER 1. Rekaman tidak mutakhir Kep 052.A/MEN/ Rekaman tidak akurat Idem 3. Rekaman yang diperlukan untuk pemeriksaan tidak ada Idem D. VERIFIKASI INTERNAL MIN 1. Verifikasi monitoring gmp, ssop, ccp tidak dilakukan sesuai rencana 2. Audit internal tidak dilakukan sesuai dengan rencana 3. Kaji ulang manajemen tidak dilakukan sesuai yang direncanakan CR Acuan MAJ SER Kep 052.A/MEN/2013 Idem Idem E. LAIN-LAIN MIN CR Acuan MAJ SER 1. Manajemen tidak memiliki komitmen Kep 052.A/MEN/2013 CATATAN : *) Berdasarkan peluang kontaminasi dan jenis/cara penyajian **) Untuk unit pengalengan bila tidak memiliki operator yang bersertifikat, penyimpangan kritis ***) Untuk produk kering tidak diwajibkan tersedia bak cuci kaki, tetapi harus ada untuk menjamin bahwa alas kaki dari luar tidak digunakan di ruang proses 35

39 PETUNJUK TEKNIS SURVEILAN DALAM RANGKA PENERBITAN HC Cheklist Edisi / Revisi : 1/0 Halaman : 4 dari 4 No. Dokumen : Form 3 Validasi Tanggal : 23 Mei 2016 Penyimpangan total SUMMARY Min Maj Ser cr Tanda tangan auditor dan tanggal Tanda tangan auditi dan tanggal Frekuensi Audit Rating Frekuensi Audit Fasilitas Grade A Setiap 3 (tiga) Bulan Grade B Setiap 2 (dua) Bulan Grade C Setiap 1 (satu) Bulan *NA= Not Applicable Jumlah Penyimpangan Minor Mayor Serius Kritis NA* Catatan : Untuk fasilitas yang mempunyai rating level b, tidak boleh ada penyimpangan yang lebih dari 10 kombinasi MAJOR dan SERIUS. apabila kombinasi MAJOR dan SERIUS penyimpangannya lebih dari 10, maka fasilitas tersebut akan dirating menjadi level C. Simbol *) : Simbol untuk produk beresiko tinggi Simbol untuk produk beresiko rendah 36

40 PETUNJUK TEKNIS SURVEILAN DALAM RANGKA PENERBITAN HC Daftar Hadir Pertemuan Pembukaan/Penutupan Edisi / Revisi : 1/0 Halaman : 1 dari 1 No. Dokumen : Form 4 Validasi Tanggal : 23 Mei 2016 KOP UPT KIPM DAFTAR HADIR PEMBUKAAN/PENUTUPAN* Nama UPI : Alamat : Tanggal : No. Nama Instansi/Jabatan /No. Hp Paraf * Coret Sesuai Kegiatan Pertemuan 37

41 PETUNJUK TEKNIS SURVEILAN DALAM RANGKA PENERBITAN HC Daftar Temuan Ketidaksesuaian UPI Edisi / Revisi : 1/0 Halaman : 1 dari 1 No. Dokumen : Form 5 Validasi Tanggal : 23 Mei 2016 KOP UPT KIPM LAPORAN TEMUAN KETIDAKSESUAIAN (NON-CONFORMITIES) Nama : Tanggal Inspeksi : UPI Laporan No : dari Alamat : No. Tlp : No. Fax : Jenis Produk : Pimpinan UPI : Tim Inspeksi Ketua : No. Reg /Insp/ Anggota : No. Reg /Insp/ No. Reg /Insp/ No. Reg /Insp/ Temuan Ketidaksesuaian (Problem, Location, Objective, Reference) A. Pelaksanaan GMP-SSOP Acuan Keterangan B. Penerapan HACCP Rencana Penyelesaian Tindakan Perbaikan, Tanggal :... Ketua Tim Inspeksi Pimpinan UPI * Coret yang tidak perlu 38

42 PETUNJUK TEKNIS SURVEILAN DALAM RANGKA PENERBITAN HC Laporan Tindakan Perbaikan Temuan Ketidaksesuaian Edisi / Revisi : 1/0 Halaman : 1 dari 2 No. Dokumen : Form 6 Validasi Tanggal : 23 Mei 2016 No KOP UPI LAPORAN TINDAKAN PERBAIKAN UNIT PENGOLAHAN IKAN (UPI) Nama UPI : Alamat UPI : Jenis Produk : Tanggal Inspeksi : Nama Inspektur Mutu : 1. (Inspektur Mutu) 3. (Inspektur Mutu) 2. (Inspektur Mutu) 4. (Inspektur Mutu) Temuan dan Tindakan Perbaikan 1 Temuan : Tindakan Perbaikan : Lampiran : Tgl Penyelesaian Perbaikan : Gb. Sebelum Perbaikan Gb. Sesudah Perbaikan 2 Temuan : Tindakan Perbaikan : Lampiran : Tgl Penyelesaian Perbaikan : Gb. Sebelum Perbaikan Gb. Sesudah Perbaikan 3 Temuan : Tindakan Perbaikan : Lampiran : Tgl Penyelesaian Perbaikan : Gb. Sebelum Perbaikan Gb. Sesudah Perbaikan Tgl, Bulan, Tahun Pimpinan UPI (.....) 39

43 PETUNJUK TEKNIS SURVEILAN DALAM RANGKA PENERBITAN HC Laporan Tindakan Perbaikan Temuan Ketidaksesuaian Edisi / Revisi : 1/0 Halaman : 2 dari 2 No. Dokumen : Form 6 Validasi Tanggal : 23 Mei 2016 PROSEDUR PELAPORAN TINDAKAN PERBAIKAN UPI 1. Unit pengolahan ikan (UPI) yang sudah diinspeksi wajib menyampaikan hasil tindakan perbaikan sesuai dengan kesepakatan tanggal rencana penyelesaian perbaikan yang tertera di dalam daftar temuan ketidaksesuaian (non-conformities) yang sudah ditandatangani antara inspektur mutu dan pihak upi. 2. Perbaikan yang dilakukan oleh UPI baik yang bersifat fisik maupun operasional mengikuti format laporan tindakan perbaikan upi (Form 5). 3. Pihak UPI menyampaikan surat mengenai tindakan perbaikan yang sudah dilakukan oleh UPI (dengan melampirkan laporan tindakan perbaikan UPI dan berkas pendukung lainnya) yang ditujukan kepada kepala lembaga inspeksi dan sertifikasi dengan alamat : Tel :... Fax : Kepala lembaga inspeksi dan sertifikasi selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah menerima laporan tindakan perbaikan UPI, menugaskan inspektur mutu melakukan verifikasi tindakan perbaikan. 5. Inspektur Mutu melapoorkan hasil verifikasi tindakan perbaikan UPI kepada Kepala lembaga inspeksi dan sertifikasi. 40

44 PETUNJUK TEKNIS SURVEILAN DALAM RANGKA PENERBITAN HC Verifikasi Tindakan Perbaikan Temuan Ketidaksesuaian Edisi / Revisi : 1/0 Halaman : 1 dari 1 No. Dokumen : Form 7 Validasi Tanggal : 23 Mei 2016 KOP UPT KIPM Laporan Verifikasi Tindakan Perbaikan Temuan Ketidaksesuaian Nama UPI : Alamat : Produk : Tanggal Inspeksi : Jenis Kegiatan : Nama Inspektur : Jumlah Ketidaksesuaian : Kategori Kritis - Kategori Serius - Kategori Mayor - Kategori Minor - No Ketidaksesuaian Tindakan Perbaikan Status Diselesaikan Uraian Acuan Kategori Uraian Tanggal SKP HACCP KEP 052.A/KEPM EN-KP/2013 KEP 052.A/KEPM EN-KP/2013 (memuaskan/tidak memuaskan) / Alasan Ketua Tim Inspeksi (..) 41

45 PETUNJUK TEKNIS SURVEILAN DALAM RANGKA PENERBITAN HC Surat Peringatan Tindak Lanjut Surveilan Edisi / Revisi : 1/0 Halaman : 1 dari 1 No. Dokumen : Form 8 Validasi Tanggal : 23 Mei 2016 KOP UPT KIPM Nomor :... Tanggal... Lampiran :... Perihal : Surat Peringatan Tindak Lanjut Hasil Surveilan Menindaklankjuti kegitan surveilan dalam rangka memverifikasi konsistensi penerapan sistem Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP) di Unit Pengolahan Ikan (UPI) PT/CV/UD..., pada tanggal..., maka bersama ini kami sampaikan beberapa hal sebagai berikut : 1. Sesuiai Peraturan Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan No. PER.03/BKIPM/2011 bahwa UPI yang telah dilakukan surveilan harus melaporkan tindakan perbaikan terhadap temuan ketidaksesuaian sesuai dengan batas waktu yang telah disepakati. Namun sampai batas waktu yang telah disepakati yaitu tanggal... kami belum menerima laporan tindakan perbaikan dimaksud. 2. Berkaitan dengan hal tersebut, kami mohon kepada pimpinan PT/CV/UD... untuk menindaklanjuti temuan ketidaksesuaian dan melaporkannya kepada UPT KIPM (disesuaikan) dalam waktu selambat-lambatnya 2 (dua) minggu, terhitung sejak surat ini ditandatangani. Apabila hingga waktu yang ditentukan UPI belum melaporkan tindakan perbaikan, maka UPI PT/CV/UD... tidak dapat dilayani penerbitan HC atau (Temporary Suspend). 3. Hasil tindakan perbaikan yang dilakukan UPI harus mampu menyelesaikan permasalahan ketidaksesuaian dan dapat memastikan bahwa tindakan perbaikan tersebut telah memenuhi persyaratan. Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasama Saudara kami ucapkan terima kasih. Kepala UPT KIPM

46 PETUNJUK TEKNIS SURVEILAN DALAM RANGKA PENERBITAN HC Surat Pembekuan Sementara (Temporary Suspend) Edisi / Revisi : 1/0 Halaman : 1 dari 1 No. Dokumen : Form 9 Validasi Tanggal : 23 Mei 2016 KOP UPT KIPM Nomor :... Tanggal... Lampiran :... Perihal : Surat Pembekuan Sementara (Temporary Suspend) Menindaklankjuti hasil kegitan surveilan dalam rangka memverifikasi konsistensi penerapan sistem Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP) di Unit Pengolahan Ikan (UPI) PT/CV/UD..., pada tanggal... maka bersama ini kami sampaikan beberapa hal sebagai berikut : 1. Unit Pengolahan Ikan belum sesuai dengan Peraturan Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan No. PER.03/BKIPM/2011, dikarenakan : a) UPI Belum melakukan tindakan perbaikan sesuai batas waktu yang telah ditetapkan*) b) UPI mengalami penurunan Grade HACCP dari hasil surveilan*) c) Hasil Uji melebihi ambang batas persyaratan standar*) 2. Berkaitan dengan hal tersebut, maka bersama ini kami informasikan bahwa PT/CV/UD.... tidak dapat dilayani penerbitan HC atau dikenakan Temporary Suspend terhitung sejak surat ini ditandatangani. 3. Surat Pembekuan Sementara (Temporary Suspend) ini dapat dicabut apabila UPI Saudara sudah memberikan laporan tindakan perbaikan dan hasil tindakan perbaikan mampu menyelesaikan permasalahan ketidaksesuaian serta dapat memastikan bahwa tindakan perbaikan tersebut telah memenuhi persyaratan. Demikian Surat Pembekuan ini kami sampaikan atas perhatiannya terima kasih. Kepala UPT KIPM... Keterangan :... *) Coret yang tidak perlu Tembusan : Kepala Pusat Sertifikasi Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan 43

47 PETUNJUK TEKNIS SURVEILAN DALAM RANGKA PENERBITAN HC Surat Pencabutan Pembekuan Sementara (Temporary Suspend) Edisi / Revisi : 1/0 Halaman : 1 dari 1 No. Dokumen : Form 10 Validasi Tanggal : 23 Mei 2016 KOP UPT KIPM Nomor :... Tanggal... Lampiran :... Perihal : Surat Pencabutan Pembekuan Sementara (Temporary Suspend) Sehubungan dengan telah dilakukannya tindakan perbaikan terhadap hasil surveilan PT./CV./UD...., pada tanggal... maka bersama ini kami sampaikan beberapa hal sebagai berikut : 1. Surat Pembekuan Sementara (Temporary Suspend) Nomor...tanggal... terhadap PT./CV./UD.... kami nyatakan DICABUT. 2. Berkaitan dengan hal tersebut, maka terhitung sejak ditandatanganinya surat ini PT/CV/UD.... DAPAT DILAYANI PENEBITAN HC. Demikian kami sampaikan atas perhatian dan kerjasama Saudara kami ucapkan terima kasih. Kepala UPT KIPM... Tembusan : Kepala Pusat Sertifikasi Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan... 44

48 PETUNJUK TEKNIS SURVEILAN DALAM RANGKA PENERBITAN HC Surat Keterangan Hasil Surveilan Edisi / Revisi : 1/0 Halaman : 1 dari 1 No. Dokumen : Form 11 Validasi Tanggal : 23 Mei 2016 KOP UPT KIPM SURAT KETERANGAN HASIL SURVEILAN Diberikan Kepada : (nama UPI) (Alamat) Dinyatakan memenuhi persyaratan sesuai Laporan Hasil Surveilan No...yang mencakup penerapan GMP, SSOP dan HACCP serta berhak mendapatkan pelayanan Health Certificate (HC) untuk jenis produk : Sertifikat ini berlaku selama...(disesuaikan grade)...bulan, dari tanggal...s/d... Pelaksanaan Surveilan berikutnya dijadwalkan tanggal...s/d (tempat dikeluarkan, tanggal/bulan/ tahun) Kepala UPT KIPM (...) 45

49 PETUNJUK SURVEILAN DALAM RANGKA PENERBITAN HC Edisi / Revisi : 1/0 Halaman : 1 dari 1 Rekapitulasi Hasil Surveilan No. Dokumen : Form 12 Validasi Tanggal : 23 Mei 2016 Rekapitulasi Hasil Surveilan Nama UPT KIPM: Sertifikat HACCP Tanggal Ketidaksesuaian Tanggal Stastus Tindakan Perbaikan No Nama UPI Keterangan Nomor Grade Ruang Lingkup Suveilan Kritis Serius Mayor Minor Perbaikan Memuaskan Tidak Suspend

50 PETUNJUK SURVEILAN DALAM RANGKA PENERBITAN HC Edisi / Revisi : 1/0 Halaman : 1 dari 1 Rekapitulasi Hasil Uji No. Dokumen : Form 13 Validasi Tanggal : 23 Mei 2016 Rekapitulasi Hasil Uji Nama UPT KIPM: No Nama UPI Jenis Contoh Tgl Pengambilan Contoh Jenis Pengujian Tgl Pengujian Organoleptik Mikrobiologi Kimia Lainnya Yang diperlukan Score Sheet TPC E. Colli Coliform Salmonella Enterococci S.aureus Vibrio cholerae V. parahaemoliticus Pb Cd Hg Chorampenicol formalin Keterangan Lembar Pengesahan No. Nama Pejabat Paraf 1 Sekretaris BKIPM 2 Kepala Pusat Sertifikasi Mutu dan KHP 3 Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Hukum, Humas dan Informasi, Kepala Bagian Hukum, Humas dan Informasi 4 Kepala Subbag Hukum KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN, ttd. RINA Sugiman 47

51 LAMPIRAN III KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 59/KEP-BKIPM/2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS SERTIFIKASI KESEHATAN HASIL PERIKANAN PETUNJUK TEKNIS PENGAMBILAN CONTOH DALAM RANGKA PENERBITAN SERTIFIKAT KESEHATAN 1. Pendahuluan Dalam kegiatan surveilan, selain melakukan inspeksi terhadap penerapan GMP/SSOP, dapat sekaligus dilakukan pengambilan contoh baik secara terjadwal maupun tidak terjadwal. Pengambilan contoh merupakan proses pemilihan produk/unit contoh dari suatu lot untuk keperluan inspeksi (pemeriksaan) dan/atau pengujian. Dari hasil suatu pengambilan contoh dapat diperoleh keterangan mengenai penafsiran keadaan mutu suatu lot apakah dapat di terima, ditolak atau perlu ditindaklanjuti (ditangguhkan). 2. Ruang Lingkup Petunjuk teknis ini mengatur tata cara Pengambilan Contoh yang meliputi metode pengambilan contoh, prosedur pelaksanaan pengambilan contoh, waktu pengambilan contoh, jumlah contoh, pengujian contoh, laporan hasil uji, dan cuplikan contoh. 3. Tujuan Sebagai pedoman bagi inspektur mutu dalam melaksanakan pengambilan contoh. 4. Acuan 4.1. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 19/MEN/2010 tentang Pengendalian Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan; 4.2. Peraturan Kepala Badan KIPM No. 03/BKIPM/2011 Tentang Pedoman Teknis Penerapan Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan; 4.3. SNI No. 2326:2010 tentang Metode Pengambilan Contoh Produk Perikanan; 48

52 4.4. Commission Regulation (EC) No. 1881/2006 tanggal 19 Desember 2006 tentang Setting Maximum Level for Certain Contaminants in Foodstuffs; 4.5. Commission Regulation (EC) No. 2073/2005 tanggal 15 November 2005 tentang On Microbial Criteria for Foodstuffs. 5. Definisi 5.1. Otoritas Kompeten yang selanjutnya disingkat OK adalah unit organisasi dilingkungan Kementerian yang diberi mandat oleh Menteri untuk melakukan pengendalian sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan 5.2. Unit Penanganan dan Pengolahan Ikan yang selanjutnya disingkat UPI adalah adalah tempat yang digunakan untuk mengolah ikan, baik yang dimiliki oleh perorangan, kelompok maupun badan usaha Pengambilan Contoh (sampling) adalah suatu pengumpulan satu atau lebih unit contoh yang dipilih dari lot yang diinspeksi. Contoh terdiri atas semua unit yang ditarik untuk tujuan penilaian atau pengujian Pengambilan contoh terjadwal adalah pengambilan contoh yang dilakukan pada saat surveilan untuk konfirmasi bahwa bahaya dalam penerapan HACCP di suatu UPI berada dalam kendali atau mengecek bahwa produk memenuhi standar nasional maupun standar negara tujuan; 5.5. Pengambilan contoh tidak terjadwal adalah pengambilan contoh yang dilakukan terhadap produk pada suatu tahapan proses karena kondisi tertentu yang dicurigai; adanya potensi bahaya kontaminasi; adanya keluhan konsumen; informasi/peringatan bahaya pada produk; penolakan produk; perusahaan, produk atau proses baru; atau permintaan UPI Pengambilan contoh yang ditargetkan (targeted sampling) adalah pengambilan contoh berdasarkan kondisi yang dicurigai atau untuk menjawab pertanyaan suatu hipotesa Surveilan adalah kegiatan penilaian kesesuaian terhadap UPI yang dilakukan secara sistematis dan berulang dalam kurun waktu tertentu sebagai dasar untuk memelihara validitas pernyataan 49

53 kesesuaian dengan sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan Sertifikat Kesehatan (Health Certificate) adalah sertifikat yang menyatakan bahwa ikan dan hasil perikanan telah memenuhi persyaratan jaminan mutu dan keamanan untuk konsumsi manusia 5.9. Contoh adalah sejumlah unit contoh yang digunakan untuk pemeriksaan; Unit contoh adalah kemasan terkecil sebagian isi kemasan terkecil atau komposit contoh dari produk yang diperiksa atau diuji sebagai unit tunggal; Rancangan pengambilan contoh (sampling plan) adalah program pengambilan contoh meliputi : jumlah contoh, tingkat pemeriksaan, jumlah contoh yang diterima dan atau ditolak sehingga dapat diputuskan untuk menerima atau menolak lot atau produksi berdasarkan hasil pemeriksaan atai pengujian contoh; Lot atau Lot Inspeksi adalah sekelompok kemasan terkecil atau unit contoh yang mempunyai ukuran, jenis, cara dan waktu proses dalam kondisi yang sama Cuplikan contoh (retained sample) adalah contoh arsip yang disimpan dalam waktu tertentu yang dapat digunakan untuk pengujian ulang apabila diperlukan. 6. Sarana 6.1. Alat pengambilan contoh (sendok, garpu, bor listrik, pinset dan pisau); 6.2. Lap steril; 6.3. Pengemas steril (kantong, botol, dll); 6.4. Alat penanda ( label); 6.5. Termometer; 6.6. Alat untuk menjamin suhu selama transportasi ( cool box); 6.7. Pakaian kerja laboratorium (Jas Lab, sarung tangan, masker); 6.8. Cairan aseptis, alkohol; 6.9. Alat swab test; Dan lain-lain. 50

54 7. Frekuensi Pengambilan Contoh Dalam rangka surveilan frekuensi pengambilan contoh ditetapkan sebagai berikut : 7.1. Grade A, pengambilan contoh yang diambil minimal 2 kali satu tahun 7.2. Grade B, pengambilan contoh yang diambil minimal 3 kali satu tahun 7.3. Grade C, minimal contoh yang diambil 4 kali satu tahun 8. Metode Pengambilan Contoh Metode pengambilan contoh dalam rangka official control terdiri dari pengambilan contoh terjadwal dan pengambilan contoh tidak terjadwal. Pengambilan contoh dilakukan dengan menggunakan rancangan pengambilan contoh yang ditargetkan (targetted sampling) atau tidak menggunakan rancangan acak lengkap 9. Jumlah dan Jenis Contoh 9.1. Jumlah/berat dan volume contoh diambil tergantung pada jumlah parameter uji yang menjadi target atau target yang dicurigai dan berat contoh yang dibutuhkan untuk masing-masing parameter uji tersebut; 9.2. Untuk pengujian organoleptik sebagai end produk testing hasil perikanan yang akan di ekspor jumlah contoh sesuai dengan tabel pada lampiran Jumlah contoh produk akhir untuk produk perikanan yang akan dikirim ke Uni Eropa: Mikrobiologi 5 contoh, Histamin 9 Contoh, Logam berat 3 contoh yang dikomposit; 9.4. Jumlah contoh produk akhir untuk produk perikanan yang akan dikirim ke negara selain Uni Eropa: untuk uji mikrobiologi 3 contoh, histamin 3 contoh dan logam berat 1 contoh 9.5. Jumlah pengambilan contoh bahan baku, tahapan pengolahan atau titik pengendalian kritis atau sanitasi peralatan adalah 1 contoh sesuai dengan jenis produk dan bahaya potensial pada tahapan tersebut. 51

55 9.6. Jumlah dan jenis contoh juga harus disesuaikan dengan jenis uji dan persyaratan nasional maupun negara tujuan ekspor, seperti pada lampiran Prosedur Pelaksanaan Pengambilan Contoh Persiapan Pengambilan Contoh. a) Pengambilan contoh dilakukan oleh inspektur mutu yang melakukan surveilan. b) Inspektur mutu yang bertugas melakukan surveilan atau pengambilan contoh ke UPI menyiapkan bahan dan peralatan pengambilan contoh sesuai poin Titik pengambilan contoh tergantung dari resiko/faktor bahaya potensial dalam tahapan proses, seperti pada : a) Penerimaan bahan baku b) Alur proses c) Tahap proses yang menyimpang d) Titik pengendalian kritis e) Produk akhir (End Product); f) Air dan es; g) Sanitasi peralatan dan personil Apabila diperlukan laporan hasil uji (Test Result) yang akan dilampirkan pada dokumen sertifikat kesehatan maka dapat dilakukan dengan mencantumkan data uji dari kegiatan surveilan, atau apabila harus mewakili lot produk yang dikirim, maka harus dilakukan pengambilan contoh dengan jumlah contoh sesuai butir 9.3 atau Pengambilan contoh air dan es dilakukan sesuai dengan Petunjuk Teknis Persyaratan Air dan Es Untuk Penanganan dan Pengolahan Hasil Perikanan Dalam pengambilan contoh, inspektur mutu harus meminimalisasikan potensi kontaminasi misalnya dengan menggunakan tutup kepala, jas laboratorium tanpa saku, tidak makan, minum, merokok selama pengambilan contoh dan menghindari kebiasaan yang dapat menimbulkan kontaminasi bakteri 52

56 10.6. Contoh yang diambil dimasukan dalam wadah steril dan disimpan dalam cool box yang berisi es curah dan diberi identitas tanggal, lokasi pengambilan dan nama UPI. 11. Penanganan Contoh 11.1 Untuk produk segar a) Produk segar disimpan pada suhu 0 5 C, hindari suhu beku dan di analisa segera, atau disimpan maks 36 jam setelah pengambilan contoh, b) Produk dalam kemasan harus disimpan pada suhu atau dibawah suhu yang tercantum pada label dan apabila pengujian tertunda, maka sampel harus disimpan pada suhu yang tercantum pada label Untuk produk beku a) Analisa segera atau disimpan pada suhu atau dibawah suhu yang tercantum pada label (untuk produk beku disimpan pada suhu 20 C atau lebih rendah) b) Apabila pengujian tertunda, maka sampel harus disimpan pada suhu yang tercantum pada label Produk kaleng / kering harus disimpan pada suhu ruang 11.4 Untuk contoh air dan es harus dianalisa paling lambat 6 jam setelah pengambilan contoh. 12. Transportasi Contoh Transportasi contoh dilakukan dalam kondisi aman dan mampu mempertahankan kondisi contoh sesuai dengan kondisi semula Contoh dipastikan disimpan dan dibawa dalam kondisi baik sampai ke UPT dan diserahkan kepada petugas penerima contoh dengan berita acara penyerahan contoh; Petugas penerima contoh mengecek kondisi contoh, memberi kode dan mengagendakannya pada buku agenda penerimaan contoh Petugas penerima contoh memberi kode contoh agar asal contoh/identitas UPI tidak diketahui oleh laboratorium penguji Contoh yang akan diuji di laboratorium subkontrak, segera dikirim ke laboratorium subkontrak dalam kondisi tetap terjaga sesuai 53

57 dengan kondisi semula dilengkapi dengan surat permohonan pengujian. 13. Pengujian Contoh Jenis parameter uji untuk pengujian contoh terjadwal atau tidak terjadwal sesuai dengan SNI dan atau persyaratan negara Importir sesuai pada lampiran Metode pengujian yang digunakan harus sesuai metoda uji SNI atau ISO yang sudah diverifikasi. 14. Laporan Hasil Uji Laporan hasil uji diterbitkan berdasarkan hasil pengujian contoh yang di uji dan diserahkan kepada bagian pengendalian Laporan hasil uji dievaluasi apakah memenuhi standar nasional maupun negara importir, apabila hasil uji tidak memenuhi standar maka harus segera disampaikan kepada UPI untuk dilakukan investigasi dan tindakan perbaikan Apabila UPI tidak melakukan tindakan perbaikan, maka Kepala UPT melakukan temporary suspend sampai UPI melakukan perbaikan ketidaksesuaian. 15. Cuplikan Contoh Untuk mengantisipasi keperluan pengujian ulang apabila terjadi kesalahan dalam pengujian atau ada sanggahan terhadap hasil uji, maka perlu dilakukan penyimpanan cuplikan contoh di laboratorium pengujian. Cuplikan contoh disimpan produk diterima di pasaran 16. Lampiran Form 1. Laporan Pengambilan Contoh; Form 2. Berita Acara Serah Terima Contoh Form 3. Jumlah sampel uji Organoleptik; Form 4. Standar Mutu Negara Mitra. 54

58 PETUNJUK TEKNIS PENGAMBILAN CONTOH DALAM RANGKA PENERBITAN HC Laporan Pengambilan Contoh Edisi / Revisi : 1/0 Halaman : 1 dari 1 No. Dokumen : Form 1 Validasi Tanggal : 23 Mei 2016 KOP UPT KIPM LAPORAN PENGAMBILAN CONTOH NAMA UPI :... NO. KENDALI :... TANGGAL :... NO JENIS PRODUK 1. KODE CONTOH KONDISI CONTOH TITIK PENGAMBILAN CONTOH PARAMETER UJI TUJUAN PENGAMBILAN CONTOH ,...20 Inspektur Mutu QC (...) (...) 55

59 PETUNJUK TEKNIS PENGAMBILAN CONTOH DALAM RANGKA PENERBITAN HC Berita Acara Serah Terima Contoh Edisi / Revisi : 1/0 Halaman : 1 dari 1 No. Dokumen : Form 2 Validasi Tanggal : 23 Mei 2016 KOP UPT KIPM BERITA ACARA SERAH TERIMA CONTOH No... Yang bertandatangan di bawah ini : Nama :... Jabatan : Inspektur Mutu No Reg :... Telah menyerahkan contoh sebagaimana data terlampir kepada : Nama :... Jabatan : Petugas Penerima Contoh Demikian berita acara ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya...,...,20 Inspektur Mutu Petugas Penerima Contoh (...) (...) 56

60 PETUNJUK TEKNIS PENGAMBILAN CONTOH DALAM RANGKA PENERBITAN HC Jumlah Sampel Uji Organoleptik dalam rangka End Product Testing Edisi / Revisi : 1/0 Halaman : 1 dari 1 No. Dokumen : Form 3 Validasi Tanggal : 23 Mei 2016 JUMLAH CONTOH BERDASARKAN SATUAN KEMASAN TERKECIL PRODUK PERIKANAN BESARNYA LOT (SATUAN KEMASAN JUMLAH CONTOH UJI TERKECIL) JUMLAH CONTOH IKAN HIDUP BERDASARKAN SATUAN TERKECIL EKOR JUMLAH IKAN (EKOR) JUMLAH CONTOH UJI

61 PETUNJUK TEKNIS PENGAMBILAN CONTOH DALAM RANGKA PENERBITAN HC Standar Pengujian Negara Mitra Edisi / Revisi : 1/0 Halaman : 1 dari 20 No. Dokumen : Form 4 Validasi Tanggal : 23 Mei UNI EROPA Berdasarkan Commission Regulation (EC) No. 1881/2006 tanggal 19 Desember 2006 tentang Setting Maximum Level for Certain Contaminants in Foodstuffs No. Parameter Satuan Batas maksimal A Logam Berat 1) Merkuri (Hg) a. Anglerfish (Lophius species) Atlantic catfish (Anarhichas lupus) Bonito (Sarda sarda), Eel (Anguilla species), Emperor, orange, roughly, rosy soldierfish (Hoplostethus species) Grenadier (Coryphaenoides rupestris) Halibut (Hippoglossus hippoglossus) Kingklip (Genypterus capensis) Marlin (Makaira species ), Megrim (Lepidorhombus species) Mullet (Mullus species) Pink cusk eel (Genypterus blacodes) Pike (Esox lucius) Plain bonito ( Orcynopsis unicolor) Poor cod (Tricopterus minutes) Portuguese dogfish (Centroscymnus coelolepis) Rays (Raja species) Redfish (Seabastes marinus, S. mentella, S. viviparus), Sail fish (Istiophorus platypterus) scabbard fish ( Lepidopus caudatus, Aphanopus carbo) Seabream, pandora (Pagellus species) Shark (semua spesies), Snacke Mackerel atau butterfish (Lepidocybium flavobrunneum, Ruvettus pretiosus, Gempylus serpens), Sturgeon ( Acipenser species) Swordfisfh (Xiphias gladius), Tuna (Thunnus species, Euthynnus species, Katsuwonus pelamis) mg/kg 1,00 b. Produk perikanan selain (a), crustacea tidak termasuk daging coklat dari crab dan daging kepala serta thorax dari lobster, dan crustacea besar (Nephropidae dan Palinuridae) mg/kg 0,50 58

62 2) Cadmium (Cd) a. Eel (Anguilla anguilla), bonito (Sarda sarda), grey mg/kg 0,10 mullet (Mugil labrosus labrosus), horse mackerel atau scad (Trachurus species), louvar or louvar (Luvarus imperialis), mackerel (Scomber species), sardin ( Sardine pilchardus), sardinop (Sardinops species) common two-banded seabream (Diplodus vulgaris), tuna (Thunus species, Euthynnus species dan Katsuwonus pelamis), wedge sole (Dicologoglossa cuneata) b. Produk perikanan selain (a) mg/kg 0,05 Bullet tuna (Auxis species) mg/kg 0,20 c. Anchovy (Engraulis species) mg/kg 0,30 Swordfish/Meka (Xiphias gladius) d. Crustacea tidak termasuk daging coklat dari crab dan daging kepala serta thorax dari lobster, dan crustacea besar (Nephropidae dan Palinuridae). mg/kg 0,50 e. Bivalve Molluscs mg/kg 1,0 f. Cephalopoda (tanpa jeroan) mg/kg 1,0 3) Timbal (Pb) a. Daging ikan mg/kg 0,30 b. Crustacea tidak termasuk daging coklat dari crab mg/kg 0,50 dan daging kepala serta thorax dari lobster dan crustacea besat (Nephropidae dan Palinuridae) c. Bivalve Molluscs mg/kg 1,5 d. Cephalopoda (tanpa jeroan) mg/kg 1,0 4) Arsenik (As) a. Udang beku, udang kupas mentah beku, ikan beku, mg/kg 0,1 ikan segar, tuna segar, tuna loin beku, ikan kemasan dalam kaleng, surimi, ikan asap b. Tuna slice beku, tuna ground meat beku, belut mg/kg 0.25 beku dan agar-gar kertas c. Semi refind carragenan mg/kg 3,0 B Pestisida 1) Organochlorin termasuk PCBs, Organophosphat* a. Semua produk perikanan kecuali eel. Crustacea tidak termasuk daging coklat dari crab dan daging kepala serta thorax dari lobster dan crustacea besat (Nephropidae dan Palinuridae) b. Eel (Anguilla Anguilla )dan produk yang berasal dari eel c. Minyak ikan (minyak dari daging, hati, dan bagian lain dari produk perikanan untuk konsumsi manusia) pg/g berat basah 2) Dioksin* a. Semua produk perikanan kecuali eel. pg/g berat basah b. Eel (Anguilla Anguilla )dan produk yang berasal dari eel 8,0 pg/g berat 12,0 basah pg/g lemak 10,0 pg/g berat basah 4,0 4,0 59

63 c. Minyak ikan (minyak dari daging, hati, dan bagian lain dari produk perikanan untuk konsumsi manusia) 3) Polycyclic aromatic hydrocarbons (PAH) - Benzopyrene)* a Daging ikan dari ikan asap dan produk perikanan yang diasap kecuali bivalve molluscs. Crustaceans asap tidak termasuk daging coklat dari crab dan daging kepala serta thorax dari lobster dan crustacea besat (Nephropidae dan Palinuridae) pg/g lemak 2,0 µg/kg berat basah b Daging ikan selain yang diasap µg/kg berat basah c Crustaceans, cephalopods selain asap. Crustaceans µg/kg berat tidak termasuk daging coklat dari crab dan daging basah kepala serta thorax dari lobster dan crustacea besat (Nephropidae dan Palinuridae) d. Bivalve Molluscs µg/kg berat 10,0 basah C Tin: Timah ( inorganik) produk ikan kaleng mg/kg 200 5,0 2,0 5,0 Berdasarkan Commission Regulation (EC) No. 2073/2005 tanggal 15 November 2005 tentang On Microbial Criteria for Foodstuffs 60

64 2. KANADA Bacteriological Guidelines for Fish and Fish Products (end product) Table of bacteriological levels with organism, product and acceptance numbers Test Organism 1 Product Type Number of sample units Acceptance number (c) 2 m/g 2 M/g 2 Criteria for action Escherichia coli Cooked or ready-toeat products Raw bivalve molluscs All other types Reject if 2 or more units exceed m, or if any unit exceeds M /100g 330/100g Reject if 2 or more units exceed m, or if any unit exceeds M Reject if 3 or more units exceed m, or if 61

65 any unit exceeds M Coagulase- PositiveStaphyloco cci All types Reject if 2 or more units exceed m, or if any unit exceeds M Salmonella spp. All types 5 Absent in each 25 g sample or in pooled samples of 125g. - - Reject if Salmonellas pp is detected Vibrio cholerae Cooked or ready-toeat products 5 Absent in each 25 g sample or in pooled samples of 125g - - Reject if Vibrio cholerae is detected. Vibrio parahaemolyticus 7 Raw Oyster Reject if 2 or more units exceed m, or if any unit exceeds M Listeria monocytogenes Policy on Listeria monocytogenes in Ready-to-Eat Foods Product Type / Category 3 RTE Fish products in which the growth of L. monocytogenes can occur and could exceed 100 CFU/g before the end of the stated shelf-life. Includes all products that do not fall in either below-mentioned product types. (Equivalent to Category 1 foods in the HC Listeria policy) * RTE Fish products in which the growth of L. monocytogenes can occur but is limited to levels no greater than 100 CFU/g over the course of their stated shelf-life. RTE products that have a refrigerated shelf-life of 5 days or less fall under this category. Other products require validation data 4 demonstrating growth cannot exceed 100 CFU/g 5. (Equivalent to Category 2A foods in the HC Listeria policy * ) RTE Fish products in which growth of L. monocytogenes can not occur over the course of the stated shelf-life. Products with the following characteristics fall under this category: Laboratory method to be applied Presence/absence in 125g (MFHPB-30 6 ) on 5 sample units of 25 g each Enumeration in 50 g (MFLP-74 6 ) on 5 sample units of 10 g each Enumeration in 50 g(mflp-74 6 ) on 5 sample units of 10 g each Action Level Detected > 100CFU/g 5 > 100CFU/g 5 62

66 products that are frozen, or have a ph < 4.4 regardless of the a w, or have an a w < 0.92 regardless of the ph, or have a ph < 5.0 and an a w < 0.94 For products that don't meet the above characteristics, validation data 4 demonstrating the absence of growth is required. (Equivalent to Category 2B foods in the HC Listeria policy * ) Notes: 1 The analysis of all fish or fishery products shall be conducted in accordance with approved methods 2 m - number of bacteria per gram separating acceptable from marginally acceptable samples, c - number of samples that may exceed this number of bacteria per gram, M - no sample can exceed this number of bacteria per gram 3 For further guidance on the determination of a product category, see Figure 1 Classification Of Ready-to Eat Foods in the Health Canada document Validation of Ready-to-Eat Foods for Changing the Classification of a Category 1 into a Category 2A or 2B Food - in relation to Health Canada's Policy on Listeria monocytogenes in Ready-to-Eat Foods (2011) 4 See HC's guide on "Listeria monocytogenes Challenge Testing of Ready-to-Eat Refrigerated Foods" for information on challenge testing as part of validation. 5 Counts between 5 and 100 CFU/g can be an indication of a possible loss of control and should prompt the processor to verify and/or re-evaluate his process controls. 6 Or any other method published in the Health Canada's Compendium of Analytical Methods for Listeria monocytogenes in which the "application" section is appropriate for the intended purpose (e.g., MFHPB-methods and MFLP-methods). 7 An interim adjustment to the bacteriological guideline (end-product) for Vp apply to British Columbia oysters intended for raw consumption. The updated guideline is found in the Notice to Industry - Enhancement to the management of the risks ofvibrio parahaemolyticus in Raw Oysters. * Health Canada's "Policy on Listeria monocytogenes in Ready-to-Eat Foods" will be referred to as the "HC ListeriaPolicy" validation. 63

67 Cemaran Note: Sampling: Samples to consist of a minimum of 5 units representative of the lot. Analysis may be carried out on a composite of all sample units. Criteria for Action: A lot of fish will be considered reject if the sample value exceeds the action level. Fish or fish products exceeding these guidelines may be permitted for export if they do not violate regulations of the importing country. 64

68 Toxin Keterangan tambahan: 2 Histamine Samples are collected according to Sampling Plan 1 (AQL 6.5) for initial inspection and Sampling Plan 2 (AQL 6.5) for reinspection. See the Sampling Policy and Procedures. Any sample exceeding 50 mg/100 g will result in the lot being rejected with no right to reinspection. The acceptance number is that corresponding to the number for decomposition. 3 PSP, ASP and DSP (Paralytic Shellfish Poisoning, Amnesic Shellfish Poisoning Diarrhetic Shellfish Poisoning) Procedures for closure of shellfish areas, and possible recall of product due to samples of shellfish containing toxin levels equal to or greater than the above action levels can be found in Chapter 11 of the Canadian Shellfish Sanitation program. The minimum acceptable sample is that which when shucked will produce 100 g of drained meats from 5 pooled sub-samples. Depending on the size of animals, the total number of shellfish required varies from 3 (geoduck) to 25 (pink scallops). 65

69 Additive Keterangan: 4 The compounds listed in this table are food additives; however some background levels may occur naturally in some foods. See Division 16 of the Food and Drug Regulations. 5 See Division 21 of the Food and Drug Regulations. 6 When the additive is not permitted, then the action level is the background level or detection limit; when the additive is permitted, then the action level is the background level or detection limit plus the permitted amount. 7 Marine mammals, including seals are included in the definition of "fish" as per the Canadian Food and Drug Regulations. Sodium nitrite is permitted in marine mammal meats at the maximum level of 200 ppm. 8 Calculated as sulphur dioxide. 9 Calculated as sodium phosphate, dibasic. 66

70 3. CHINA Maximum Level of Contaminants in Fish and Fishery Product No Cemaran dan Jenis Produk Maximum Level Lead Calculated as Pb (mg/kg) 1. Fresh and frozen aquatic animals (excluding fish, crustacean, bivalves) a. Fish, crustacean b. Bivalves Aquatic products (excluding jellyfish products) a. Jellyfish products 1.0 (eviscerated) Cadmium 2. Fresh and frozen aquatic animals a. Fish b. Crustaceans c. Bivalves, gastropods, cephalopods, echinoderms Aquatic products a. Canned fish (excluding canned anchovies, swordfish) b. Canned anchovies, swordfish c. Other fish products (except anchovy and swordfish products) d. Anchovy and swordfish products Mercury 3. Aquatic animals and their products (excluding predatory fish and their products) a. Predatory fish and their products Arsenic 4. Aquatic animals and their products (excluding fish and their products) a. Fish and their products Chromium Calculated as Cd (mg/kg) (eviscerated) Calculated as Hg (mg/kg) Total Mercury Methyl Mercury Calculated as As (mg/kg) Total Arsenic Inorganic Arsenic Calculated as Cr (mg/kg) 5. Aquatic animals and their products 2.0 Benzo(a)pyrene Maximum level (µg/kg) 6. Aquatic animals and their products a. Barbecued or grilled aquatic products 5.0 N-nitrosamines Maximum level (µg/kg) 7. Aquatic animals and their products a. Aquatic products (excluding canned aquatic 4.0 products) Polychlorinated Biphenyls Maximum level a (mg/kg) 8. Aquatic animals and their products 0.5 a Polychlorinated biphenyls are calculated as the sum of PCB28, PCB52, PCB101, PCB118, PCB138, PCB153 and PCB180 67

71 4. RUSIA STANDAR MUTU RUSIA UNTUK PRODUK IKAN, NON IKAN DAN PRODUK OLAHANNYA Nama Produk Parameter Maks level mg/kg, Keterangan Tuna, swordfish, meka, beluga, Kimia Timbal (Pb) 2.0 mackerel Kadmium (Cd) 0.2 segar/beku, Arsen (As) 5.0 * Merkuri (Hg) 1.0 Histamin nitrosamines: jumlah nitrosomethylamine dan nitrosodiethylamine * Dioxins *diuji bila ada kecurigaan yang cukup tentang kemungkinan adanya pada bahan baku Mikrobiologi Bakteri aerob mesofilik dan fakultatif anaerob, CFU/g 1х10 5 CGB (coliforms), dalam Tidak 0.001g diperbolehkan S. aureus, dalam 0.01g Tidak diperbolehkan Bakteri pathogen termasuk Tidak salmonella dan diperbolehkan L.monocytogenes, dalam 25 g V. parahaemolyticus, CFU/g, 100 sulfite-reducing clostridia dalam 1.0g Pesticida**: HCCH (α, β, γ - isomers) 0.2 DDT dan metabolitnya 0.2 Polychlorinated biphenyls 2.0 Termasuk E,coli Bakteri pathogen lain sesuaikan dengan SNI Tuna Produk dalam kemasan vacuum Radionuklida: Cesium-137, Bq/kg(l) 130 Strontium-90, Bq/kg(l) 100 Parasit Anisakis Tidak diperbolehkan visual Ikan laut lainnya Kimia Timbal (Pb) 1.0 Arsen (As) 5.0 Bila memungkinkan Kadmium (Cd) 0.2 Merkuri (Hg) 0.5 nitrosamines: jumlah nitrosomethylamine dan nitrosodiethylamine Dioxins diuji bila ada kecurigaan yang cukup tentang kemungkinan adanya pada bahan baku Pesticida**: HCCH (α, β, γ - isomers) 0.2 DDT dan metabolitnya 0.2 Polychlorinated biphenyls 2.0 Radionuklida: 68

72 Ikan hasil budidaya Cesium-137, Bq/kg(l) 130 Strontium-90, Bq/kg(l) 100 Mikrobiologi Bakteri aerob mesofilik dan 1х10 5 fakultatif anaerob, CFU/g CGB (coliforms), dalam 0.001g Tidak diperbolehkan S. aureus, dalam 0.01g Tidak Bakteri patogen termasuk salmonella dan L.monocytogenes, dalam 25 g diperbolehkan Tidak diperbolehkan V. parahaemolyticus, CFU/g, 100 ikan laut sulfite-reducing clostridia dalam 1.0g Parasit Scombroidae, octopus, scallops : Anisakis Antibiotik: Grup tetrasiklin Tidak diperbolehkan <0.01 mg/kg Termasuk E,coli Bakteri pathogen lain sesuaikan dengan SNI produk Produk dalam kemasan vacuum visual Ikan kaleng (Tuna, beluga, swordfish, mackerel salmon, herring) Ikan kaleng (gelas, aluminium dan tin) Kimia Timbal (Pb) 2.0 Arsen (As) 5.0 Bila memungkinkan Kadmium (Cd) 0.2 Merkuri (Hg) 1.0 stannum 200 prefabricated tin tare chrome 0.5 chromium-plated tare Histamin Nitrosamines: jumlah nitrosomethylamine dan nitrosodiethylamine benzapyrene Ikan asap Dioxins*** diuji bila ada kecurigaan yang cukup tentang kemungkinan adanya pada bahan baku Pesticida**: HCCH (α, β, γ - isomers) 0.2 DDT dan metabolitnya 0.2 Polychlorinated biphenyls 2.0 Radionuklida: Cesium-137,Bq/kg(l) 130 Strontium-90, Bq/kg(l) 100 Mikrobiologi: Bakteri aerob mesofilik dan fakultatif anaerob, CFU/g 5 х 104 CGB (coliforms) dalam 1.0g Tidak diperbolehkan S. aureus, dalam 1.0g Tidak diperbolehkan sulfite-reducing clostridia Tidak dalam 1.0g diperbolehkan Bakteri patogen termasuk Tidak salmonella dan diperbolehkan L.monocytogenes, dalam 25 g Termasuk E,coli Bakteri pathogen lain sesuaikan dengan SNI produk Harus memenuhi persyaratan sterilisasi komersil untuk produk kaleng Group A sesuai Annex 1 Bagian 1 Bab II Persyaratan sanitary dan epidemiologi serta hygiene untuk produk yang dikenakan pengawasan Sanitary dan epidemiologi 69

73 pasteurisasi dalam wadah gelas Ikan Kering non ikan: moluska, krustasea dan invertebrate lain, algae dan grasswracks) dan produk olahannya: - moluska, krustacea dan invertebrate lain - algae and grasswracks - moluska dan krustasea Harus memenuhi persyaratan sterilisasi komersil untuk produk kaleng Group E sesuai Annex 1 Bagian 1 Bab II Persyaratan sanitary dan epidemiologi serta hygiene untuk produk yang dikenakan pengawasan Sanitary dan epidemiologi Kimia: (bahan baku dan produk akhir) Timbal (Pb) 1.0 Arsen (As) 5.0 Bila memungkinkan Kadmium (Cd) 0.2 Merkuri (Hg) 0.5 Nitrosamine:jumlah dari nitrosomethylamine dan nitrosodiethylamine Dioxins (diuji bila ada kecurigaan yang cukup tentang kemungkinan adanya pada bahan baku) Radionuklida: Cesium-137, Bq/kg(l) 130 Strontium-90, Bq/kg(l) 100 Pesticida**: HCCH (α, β, γ - isomers) 0.2 DDT dan metabolitnya fillet ikan, herring benzapyrene ikan asap Polychlorinated biphenyls 2.0 (bahan baku dan produk akhir) Mikrobiologi: Bakteri aerob mesofilik dan fakultatif anaerob, CFU/g 5х104 CGB (coliforms) dalam 0.1g Tidak diperbolehkan sulfite-reducing clostridia dalam 1.0g Tidak diperbolehkan Bakteri pathogen termasuk salmonella dalam 25g Tidak diperbolehkan Bakteri pathogen lain sesuaikan dengan SNI produk Kapang, CFU/g, 50 Ragi, CFU/g, 100 Indikator Parasit: Indikator keamanan Parasit untuk ikan, krustasea, moluska, ampibi, reptile dan produk olahannya harus memenuhi persyaratan pada Bagian 1 Bab II Annex 2 Persyaratan sanitary dan epidemiologi serta hygiene untuk produk yang dikenakan pengawasan Sanitary dan epidemiologi Bahan beracun: Timbal (Pb) Arsen (As) Kadmium (Cd) merkuri (Hg) Bahan beracun Timbal (Pb) 0.5 Arsen (As) 5.0 Kadmium (Cd) 1.0 merkuri (Hg) 0.1 Antibiotik (untuk ikan hasil budidaya): Grup tetrasiklin Tidak Phycotoxin paralyzant of mollusks (saxitoxin) <0.01 mg/kg diperbolehkan 0.8 Moluska 70

74 non ikan clams (mussels, oysters, scallop dll.): dingin, beku Telur ikan terbang (other fish caviar ) amnesic poison of mollusks (domoic acid) diarrheal poison of mollusks (okadaic acid) CGB (coliforms) dalam 0.1g 20 Moluska 30 Crab internals 0.16 moluska Tidak diperbolehkan S. aureus, dalam 0.1g Tidak diperbolehkan Bakteri patogen,termasuk Tidak salmonella dan diperbolehkan L.monocytogenes dalam 25g V. parahaemolyticus, CFU/g, 100 ikan laut Bakteri aerob mesofilik dan fakultatif anaerob, CFU/g 2х104 Bahan beracun lead 1.0 arsen 1.0 Kadmium 1.0 mercury 0.2 Pesticida**: HCCH (α, β, γ - isomers) 0.2 DDT dan metabolitnya 2.0 Polychlorinated biphenyls 2.0 Mikrobiologi Bakteri aerob mesofilik dan fakultatif anaerob, CFU/g CGB (coliforms) in 0.1g 1х105 sulfite-reducing clostridia dalam 1.0g Bakteri patogen,termasuk salmonella dalam 25g Kapang, CFU/g, 50 Ragi, CFU/g, 300 Tidak diperbolehkan Tidak diperbolehkan Tidak diperbolehkan 71

75 5. KOREA 72

76 73

77 74

78 75

79 6. VIETNAM 76

80 77

OTORITAS KOMPETEN BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN UPT KIPM...

OTORITAS KOMPETEN BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN UPT KIPM... Form 1 : Surat Penugasan Inspeksi OTORITAS KOMPETEN BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN UPT KIPM... NOMOR : LAMPIRAN : 1 (SATU) LEMBAR HAL : INSPEKSI CPIB PADA UNIT PENGUMPUL/SUPLIER

Lebih terperinci

PROSEDUR. Sertifikasi Cara Penanganan Ikan Yang Baik (CPIB) Berdasarkan Konsepsi HACCP : AM/OK/SM/01 : - : - : 1 / 9

PROSEDUR. Sertifikasi Cara Penanganan Ikan Yang Baik (CPIB) Berdasarkan Konsepsi HACCP : AM/OK/SM/01 : - : - : 1 / 9 : 1 / 9 No. Copy : Tanggal diedarkan : Tanda Tangan : DISIAPKAN OLEH DIPERIKSA OLEH DISAHKAN OLEH NAMA BAG POSISI TT TANGGAL LEMBAR DISTRIBUSI : 2 / 9 DAFTAR RIWAYAT PERUBAHAN DOKUMEN Tanggal Perubahan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN PERATURAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SELAKU OTORITAS

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017

- 1 - PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 - 1 - PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENERBITAN SERTIFIKAT PENERAPAN PROGRAM MANAJEMEN MUTU TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM. peraturan..

BAB I KETENTUAN UMUM. peraturan.. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.19/MEN/2010 TENTANG PENGENDALIAN SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN

Lebih terperinci

PEDOMAN TEKNIS SERTIFIKASI CARA KARANTINA IKAN YANG BAIK

PEDOMAN TEKNIS SERTIFIKASI CARA KARANTINA IKAN YANG BAIK PEDOMAN TEKNIS SERTIFIKASI CARA KARANTINA IKAN YANG BAIK KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME, karena atas rahmat dan hidayahnya, penyusunan Pedoman Teknis Sertifikasi Cara Karantina

Lebih terperinci

Standar Pelayanan Penerbitan HC (Sertifikat Kesehatan) Mutu Ikan Untuk Ekspor Berbasis e HC

Standar Pelayanan Penerbitan HC (Sertifikat Kesehatan) Mutu Ikan Untuk Ekspor Berbasis e HC Standar Pelayanan Penerbitan HC (Sertifikat Kesehatan) Mutu Ikan Untuk Ekspor Berbasis e HC A. Standar Pelayanan Jenis Pelayanan Sertifikasi Kesehatan Mutu Ikan Untuk Lalulintas Ekspor berbasis e HC NO

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93

2016, No Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2154, 2016 KEMEN-KP. Sertifikat Kelayakan Pengolahan. Penerbitan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72/PERMEN-KP/2016 TENTANG

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 369/KEP-BKIPM/2014 TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 369/KEP-BKIPM/2014 TENTANG KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN JALAN MEDAN MERDEKA TIMUR NO.16, JAKARTA 10110, KOTAK POS 4130 JKP 10041 TELP. : (021) 3519070 (HUNTING),

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS INSPEKSI PENERAPAN CARA KARANTINA IKAN YANG BAIK DI UNIT USAHA PEMBUDIDAYAAN IKAN

PETUNJUK TEKNIS INSPEKSI PENERAPAN CARA KARANTINA IKAN YANG BAIK DI UNIT USAHA PEMBUDIDAYAAN IKAN PETUNJUK TEKNIS INSPEKSI PENERAPAN CARA KARANTINA IKAN YANG BAIK DI UNIT USAHA PEMBUDIDAYAAN IKAN PUSAT KARANTINA IKAN BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN TAHUN 2014 K

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 01/MEN/2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 01/MEN/2007 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 01/MEN/2007 TENTANG PENGENDALIAN SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.13/MEN/2012 TENTANG SERTIFIKASI HASIL TANGKAPAN IKAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.13/MEN/2012 TENTANG SERTIFIKASI HASIL TANGKAPAN IKAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.13/MEN/2012 TENTANG SERTIFIKASI HASIL TANGKAPAN IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2016 TENTANG PENERAPAN SISTEM KETERTELUSURAN (TRACEABILITY) PADA PRODUK PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR.../PERMEN-KP/2017 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENERBITAN SERTIFIKAT CARA PENANGANAN IKAN YANG BAIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Persyaratan Pengajuan HACCP

Persyaratan Pengajuan HACCP Persyaratan Pengajuan HACCP 1. Setiap UPI baik yang dimiliki oleh perorangan maupun badan usaha wajib memiliki Sertifikat Penerapan HACCP; 2. Ruang lingkup UPI meliputi tempat/unit yang melakukan sebagian

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG SERTIFIKASI PRODUK HASIL KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG SERTIFIKASI PRODUK HASIL KELAUTAN DAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG SERTIFIKASI PRODUK HASIL KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MASA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI DALAM RANGKA PENERBITAN DOKUMEN V-LEGAL

PEDOMAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI DALAM RANGKA PENERBITAN DOKUMEN V-LEGAL PEDOMAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI DALAM RANGKA PENERBITAN DOKUMEN V-LEGAL PERMOHONAN VERIFIKASI Pemegang izin atau pemegang hak pengelolaan mengajukan permohonan verifikasi kepada LVLK GRS memuat sekurang-kurangnya

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK HASIL PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK HASIL P

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK HASIL P LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.181, 2015 LINGKUNGAN HIDUP. Perikanan. Hasil. Jaminan Mutu. Keamanan. Sistem. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5726). PERATURAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 74 /KEP-BKIPM/2015 TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 74 /KEP-BKIPM/2015 TENTANG KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN JALAN MEDAN MERDEKA TIMUR NO. 16 JAKARTA 10110, KOTAK POS 4130 JKP 10041 TELEPON (021) 3519070 (LACAK),

Lebih terperinci

MANUAL SISTEM JAMINAN HALAL [PERUSAHAAN ]

MANUAL SISTEM JAMINAN HALAL [PERUSAHAAN ] MANUAL SISTEM JAMINAN HALAL [PERUSAHAAN ] Disiapkan oleh, Disahkan oleh, (Ketua Tim Manajemen Halal) (Perwakilan Manajemen) Daftar Isi... 1 Halaman Pengesahan... 2 1. Pendahuluan...3 1.1 Informasi Umum

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 66/KEP-BKIPM/2017 TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 66/KEP-BKIPM/2017 TENTANG KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 66/KEP-BKIPM/2017 TENTANG SKEMA SERTIFIKASI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI PENGENDALI HAMA PENYAKIT DAN MUTU IKAN

Lebih terperinci

SOP AUDIT MUTU INTERNAL

SOP AUDIT MUTU INTERNAL UNIVERSITAS ISLAM MALANG SOP AUDIT MUTU INTERNAL UNIVERSITAS ISLAM MALANG Kode : UNISMA- PPM.03.05.15 Tanggal : 25 Mei 2015 Revisi : 1 Halaman : 1 dari 9 SOP AUDIT MUTU INTERNAL Proses Penanggungjawab

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN KOMPETENSI LABORATORIUM LINGKUNGAN

PETUNJUK PELAKSANAAN KOMPETENSI LABORATORIUM LINGKUNGAN PETUNJUK PELAKSANAAN KOMPETENSI LABORATORIUM LINGKUNGAN DEPUTI BIDANG PEMBINAAN SARANA TEKNIS DAN PENINGKATAN KAPASITAS KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP 2010 KATA PENGANTAR Perlindungan dan pengelolaan

Lebih terperinci

A. CONTOH FORMULIR PERMOHONAN NOTARIS UNTUK DITUNJUK DALAM PENDAFTARAN WAJIB PAJAK BADAN SECARA ELEKTRONIK

A. CONTOH FORMULIR PERMOHONAN NOTARIS UNTUK DITUNJUK DALAM PENDAFTARAN WAJIB PAJAK BADAN SECARA ELEKTRONIK LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-17/PJ/2017 TENTANG : TATA CARA PENDAFTARAN WAJIB PAJAK BADAN SECARA A. CONTOH FORMULIR PERMOHONAN NOTARIS UNTUK DITUNJUK DALAM PENDAFTARAN WAJIB

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR KEP 11/KEP-DJPB/2015 TENTANG

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR KEP 11/KEP-DJPB/2015 TENTANG KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR KEP 11/KEP-DJPB/2015 TENTANG TATA CARA PENILAIAN DAN PEMERIKSAAN LAPANG DALAM RANGKA PENERBITAN SERTIFIKAT CARA PEMBUATAN OBAT IKAN YANG BAIK DENGAN

Lebih terperinci

Format Laporan Evaluasi Hasil Penilaian Instalasi Karantina Ikan KOP SURAT UPT

Format Laporan Evaluasi Hasil Penilaian Instalasi Karantina Ikan KOP SURAT UPT Lampiran 1. Format Laporan Evaluasi Hasil Penilaian Instalasi LAPORAN EVALUASI HASIL PENILAIAN INSTALASI KARANTINA IKAN Nomor :... Dokumen Tanggal :... Halaman : 1/3 Sesuai dengan ketentuan pada Pedoman

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.15/MEN/2011 TENTANG PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN YANG MASUK KE DALAM WILAYAH NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7/PERMEN-KP/2013 TENTANG SERTIFIKAT ASAL RUMPUT LAUT

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7/PERMEN-KP/2013 TENTANG SERTIFIKAT ASAL RUMPUT LAUT PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 7/PERMEN-KP/2013 TENTANG SERTIFIKAT ASAL RUMPUT LAUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENERAPAN MANAJEMEN MUTU LABORATORIUM PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS DI BIDANG TEKNIK KESEHATAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 32/KEP-BKIPM/2018 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN UJI TERAP INSPEKSI CARA KARANTINA IKAN YANG BAIK PADA INSTALASI

Lebih terperinci

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK PT. ANUGERAH GLOBAL SUPERINTENDING DOKUMEN PENDUKUNG KETENTUAN DAN TATA CARA SERTIFIKASI PRODUK Depok, 22 Juni 2016 Disahkan oleh, Nurhayati Syarief General Manager Edisi : A No. Revisi : 0 Halaman : 1

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.15/MEN/2011 TENTANG PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN YANG MASUK KE DALAM WILAYAH NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

SISTEM INSPEKSI DAN SERTIFIKASI PRODUK PERIKANAN TUJUAN EKSPOR. Sentul, 12 April 2017

SISTEM INSPEKSI DAN SERTIFIKASI PRODUK PERIKANAN TUJUAN EKSPOR. Sentul, 12 April 2017 SISTEM INSPEKSI DAN SERTIFIKASI PRODUK PERIKANAN TUJUAN EKSPOR Sentul, 12 April 2017 RUANG LINGKUP I. Definisi Internasional (Based on Codex Alimentarius Commission/CAC) II. Sistem Inspeksi dan Sertifikasi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.26/MEN/2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.26/MEN/2008 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.26/MEN/2008 TENTANG KEWENANGAN PENERBITAN, FORMAT, DAN PEMERIKSAAN SERTIFIKAT KESEHATAN DI BIDANG KARANTINA IKAN DAN SERTIFIKAT KESEHATAN

Lebih terperinci

Standard Operating Procedure Audit Internal Mutu

Standard Operating Procedure Audit Internal Mutu Standard Operating Procedure Audit Internal Mutu Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Brawijaya Malang 2017 LEMBAR IDENTIFIKASI Nama Dokumen : Audit Internal Mutu Kode

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGUATAN DAYA SAING PRODUK KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 120/KEP-DJPDSPKP/2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGUATAN DAYA SAING PRODUK KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN SISTEM SERTIFIKASI INSTALASI KARANTINA IKAN (IKI) DAN CARA KARANTINA IKAN YANG BAIK (CKIB) ONLINE. http : //ckib.bkipm.

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN SISTEM SERTIFIKASI INSTALASI KARANTINA IKAN (IKI) DAN CARA KARANTINA IKAN YANG BAIK (CKIB) ONLINE. http : //ckib.bkipm. PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN SISTEM SERTIFIKASI INSTALASI KARANTINA IKAN (IKI) DAN CARA KARANTINA IKAN YANG BAIK (CKIB) ONLINE http : //ckib.bkipm.id PUSAT KARANTINA DAN KEAMANAN HAYATI IKAN BADAN KARANTINA

Lebih terperinci

Kode Dokumen 00008 04004 Revisi 2 Tanggal 02 Nop 2012. Manual Prosedur Audit Internal Mutu

Kode Dokumen 00008 04004 Revisi 2 Tanggal 02 Nop 2012. Manual Prosedur Audit Internal Mutu Kode Dokumen 00008 04004 Revisi Tanggal 0 Nop 01 Manual Prosedur Audit Internal Mutu LEMBAGA PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN (LP3) Universitas Brawijaya Malang 01 Manual Prosedur Audit Internal

Lebih terperinci

- 1 - RANCANGAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG

- 1 - RANCANGAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG - 1 - RANCANGAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG TINDAKAN KARANTINA IKAN UNTUK PENGELUARAN MEDIA PEMBAWA HAMA DAN PENYAKIT IKAN KARANTINA DENGAN

Lebih terperinci

REPUBLIC OF INDONESIA MINISTRY OF MARINE AFFAIRS AND FISHERIES CENTRE FOR FISH QUARANTINE

REPUBLIC OF INDONESIA MINISTRY OF MARINE AFFAIRS AND FISHERIES CENTRE FOR FISH QUARANTINE Lampiran 1 REPUBLIC OF INDONESIA MINISTRY OF MARINE AFFAIRS AND FISHERIES CENTRE FOR FISH QUARANTINE (Serial Code) HEALTH CERTIFICATE FOR FISH AND FISH PRODUCTS Number: I. DESCRIPTION ON THE CONSIGNMENT

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERJANJIAN SERTIFIKASI PERATURAN SERTIFIKASI

LAMPIRAN PERJANJIAN SERTIFIKASI PERATURAN SERTIFIKASI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BALAI BESAR BAHAN DAN BARANG TEKNIK Jl. Sangkuriang No. 14 Bandung 40135 JAWA BARAT INDONESIA Telp. 022 2504088, 2510682, 2504828 Fax. 022 2502027 Website : www.b4t.go.id

Lebih terperinci

2016, No diberlakukan Standar Nasional Indonesia dan/atau Persyaratan Teknis secara wajib; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaks

2016, No diberlakukan Standar Nasional Indonesia dan/atau Persyaratan Teknis secara wajib; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaks No.565, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAG. Standadisasi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24/M-DAG/PER/4/2016 TENTANG STANDARDISASI BIDANG PERDAGANGAN DENGAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.36/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2017 TENTANG TATA CARA REGISTRASI DAN NOTIFIKASI BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG 1 PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG AKREDITASI LEMBAGA PENILAIAN KESESUAIAN PENYEDIA JASA DI BIDANG INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN

Lebih terperinci

Penerapan skema sertifikasi produk

Penerapan skema sertifikasi produk LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK CHEMPACK BALAI BESAR KIMIA DAN KEMASAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI E-mail : lspro_chempack@yahoo.com LSPr-021-IDN Penerapan skema sertifikasi produk Sub kategori

Lebih terperinci

TATA CARA PEMERIKSAAN SARANA PRODUKSI PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA

TATA CARA PEMERIKSAAN SARANA PRODUKSI PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA 5 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.03.1.23.04.12.2207 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN SARANA PRODUKSI PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA TATA CARA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.17/MEN/2010 TENTANG PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN YANG MASUK KE DALAM WILAYAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN

Lebih terperinci

FORMULIR PERMOHONAN REGISTRASI BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)

FORMULIR PERMOHONAN REGISTRASI BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) FORMULIR PERMOHONAN REGISTRASI BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) A. CARA PENYAMPAIAN DOKUMEN PERMOHONAN 1. Pemohon registrasi B3 harus menyampaikan surat pengantar permohonan registrasi B3 sebagaimana format

Lebih terperinci

SYARAT DAN ATURAN SERTIFIKASI B4T - QSC

SYARAT DAN ATURAN SERTIFIKASI B4T - QSC A. JASA SERTIFIKASI B4T QSC LINGKUP SERTIFIKASI B4T QSC Lingkup sertifikasi B4T QSC meliputi sertifikasi : 1. Sertifikasi sistem manajemen mutu ( ISO 9001:2008 ) 2. Sertifikasi sistem manajemen lingkungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri Farmasi adalah badan usaha yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri Farmasi adalah badan usaha yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Farmasi 2.1.1 Pengertian Industri Farmasi Industri farmasi menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri Farmasi adalah badan

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS VERIFIKASI PENDARATAN IKAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS VERIFIKASI PENDARATAN IKAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORATJENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN Jl. Medan Merdeka Timur No.16 Lt.15 Gd.Mina Bahari II, Jakarta Pusat 10110 Telp (021) 3519070 ext 1524/1526,

Lebih terperinci

REPUBLIC OF INDONESIA MINISTRY OF MARINE AFFAIRS AND FISHERIES CENTRE FOR FISH QUARANTINE. HEALTH CERTIFICATE FOR FISH AND FISH PRODUCTS Number:

REPUBLIC OF INDONESIA MINISTRY OF MARINE AFFAIRS AND FISHERIES CENTRE FOR FISH QUARANTINE. HEALTH CERTIFICATE FOR FISH AND FISH PRODUCTS Number: KI-D1 REPUBLIC OF INDONESIA MINISTRY OF MARINE AFFAIRS AND FISHERIES CENTRE FOR FISH QUARANTINE HEALTH CERTIFICATE FOR FISH AND FISH PRODUCTS Number: Name and Quantity of the Product*): I. DESCRIPTION

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46/PERMEN-KP/2014 TENTANG PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN YANG MASUK KE DALAM WILAYAH NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA ETPIK NON-PRODUSEN

PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA ETPIK NON-PRODUSEN Lampiran 3.8. Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor : P.5/VI-BPPHH/2014 Tanggal : 14 Juli 2014 Tentang : Standar dan Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari

Lebih terperinci

Penerapan skema sertifikasi produk

Penerapan skema sertifikasi produk LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK CHEMPACK BALAI BESAR KIMIA DAN KEMASAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI E-mail : lspro_chempack@yahoo.com LSPr-021-IDN Penerapan skema sertifikasi produk Sub kategori

Lebih terperinci

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR 0027 TAHUN 2005 TENTANG

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR 0027 TAHUN 2005 TENTANG MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0027 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA PEMBUBUHAN TANDA SNI DAN TANDA KESELAMATAN Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 24 ayat

Lebih terperinci

Pedoman KAN KLASIFIKASI KETIDAKSESUAIAN

Pedoman KAN KLASIFIKASI KETIDAKSESUAIAN Pedoman KAN KLASIFIKASI KETIDAKSESUAIAN 1. Pendahuluan Untuk mengharmonisasikan hasil asesmen laboratorium yang dilaksanakan oleh KAN, diperlukan Pedoman tentang Klasifikasi Ketidaksesuaian. Pedoman KAN

Lebih terperinci

REVIEW SERTIFIKASI CARA PENANGANAN IKAN YANG BAIK (CPIB) BAGI SUPPLIER

REVIEW SERTIFIKASI CARA PENANGANAN IKAN YANG BAIK (CPIB) BAGI SUPPLIER REVIEW SERTIFIKASI CARA PENANGANAN IKAN YANG BAIK (CPIB) BAGI SUPPLIER Disampaikan pada: Temu Teknis Lembaga Ispeksi dan Sertifikasi Pusat Pengendalian Mutu Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG SERTIFIKASI HASIL TANGKAPAN IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG SERTIFIKASI HASIL TANGKAPAN IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG SERTIFIKASI HASIL TANGKAPAN IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

Standar Pelayanan Penerbitan Sertifikat Cara Penanganan Ikan Yang Baik (CPIB) Di Tingkat Suplier

Standar Pelayanan Penerbitan Sertifikat Cara Penanganan Ikan Yang Baik (CPIB) Di Tingkat Suplier Standar Pelayanan Penerbitan Sertifikat Cara Penanganan Ikan Yang Baik (CPIB) Di Tingkat Suplier A. Standar Pelayanan Jenis Pelayanan Sertifikasi Cara Penanganan Ikan Yang Baik (CPIB) NO KOMPONEN URAIAN

Lebih terperinci

2016, No tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073);

2016, No tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073); No.2156, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-KP. Hasil Perikanan. Pengendalian Mutu dan Keamanan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74/PERMEN-KP/2016

Lebih terperinci

DOKUMEN PROSEDUR PENERBITAN IZIN PERIKANAN

DOKUMEN PROSEDUR PENERBITAN IZIN PERIKANAN 1 2 DOKUMEN PROSEDUR PENERBITAN IZIN PERIKANAN 1. Tujuan Prosedur ini bertujuan untuk memastikan bahwa Izin-izin Perikanan yang diterbitkan dapat dijamin keabsahan dan keakurasiannya. 2. Ruang Lingkup

Lebih terperinci

FORMULIR PERMOHONAN PERPANJANGAN REGISTRASI BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)

FORMULIR PERMOHONAN PERPANJANGAN REGISTRASI BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) FORMULIR PERMOHONAN PERPANJANGAN REGISTRASI BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) A CARA PENYAMPAIAN DOKUMEN PERMOHONAN 1 Pemohon registrasi B3 harus menyampaikan surat pengantar permohonan perpanjangan registrasi

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN, KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 251/KEP-BKIPM/2013 TENTANG PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR DAN SERVICE LEVEL ARRANGEMENT UNTUK IMPOR KOMODITAS IKAN

Lebih terperinci

PEDOMAN KNAPPP 01:2005. Kata Pengantar

PEDOMAN KNAPPP 01:2005. Kata Pengantar Kata Pengantar Pertama-tama, kami mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT yang atas izinnya revisi Pedoman Komisi Nasional Akreditasi Pranata Penelitian dan Pengembangan (KNAPPP), yaitu Pedoman KNAPPP

Lebih terperinci

RINGKASAN PROSEDUR PENERBITAN V-LEGAL

RINGKASAN PROSEDUR PENERBITAN V-LEGAL RINGKASAN PROSEDUR PENERBITAN V-LEGAL Pengajuan Pendaftaran Jasa Penerbitan Dokumen V-Legal (PPDVL) 1.1 Organisasi mengisi Form Pengajuan Pendaftaran Jasa Penerbitan Dokumen V-Legal dan dilengkapi dengan

Lebih terperinci

MANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL

MANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL MANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL POLITEKNIK LP3I JAKARTA TAHUN 2016 ii iii DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv Bab I Penjelasan Umum... 2 A. Definisi dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Industri farmasi diwajibkan menerapkan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. No.43/MENKES/SK/II/1988 tentang CPOB dan Keputusan

Lebih terperinci

Terbitan Nomor : 4 Desember 2012

Terbitan Nomor : 4 Desember 2012 KAN 02 SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI PENYELENGGARA UJI PROFISIENSI (PUP) Terbitan Nomor : 4 Desember 2012 Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung Manggala W anabakti,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan 1. Jaminan Mutu Mutu didefinisikan sebagai keseluruhan gabungan karakteristik produk dan jasa dari pemasaran, rekayasa, pembuatan, dan pemeliharaan

Lebih terperinci

- 1 - KEPUTUSAN PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 92/KEP-BKIPM/2016 TENTANG

- 1 - KEPUTUSAN PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 92/KEP-BKIPM/2016 TENTANG - 1 - KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 92/KEP-BKIPM/2016 TENTANG STANDAR PELAYANAN PUBLIK BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA TPT

PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA TPT Lampiran 3.8. Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor : P. /VI-BPPHH/2013 Tanggal : 2013 Tentang : Standar dan Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA PEMILIK HUTAN HAK

PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA PEMILIK HUTAN HAK Lampiran 3.3. Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor : P.5/VI-BPPHH/2014 Tanggal : 14 Juli 2014 Tentang : Standar dan Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari

Lebih terperinci

DOKUMENTASI

DOKUMENTASI DOKUMENTASI PENDAHULUAN Dokumentasi adalah suatu bukti yang dapat dipercaya pada penerapan/pemenuhan CPOTB. Mutu yang direncanakan adalah satu-satunya solusi untuk mengatasi keluhan yang terkait dengan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1532, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN KKP. Hasil Perikanan. Wilayah Negara RI. Keamanan. Mutu. Pengendalian. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.669,2012 PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.13/MEN/2012 TENTANG SERTIFIKASI HASIL TANGKAPAN IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERSYARATAN PERMOHONAN REKOMENDASI IMPORTIR TERDAFTAR (IT) BAHAN PERUSAK OZON JENIS HCFC

PERSYARATAN PERMOHONAN REKOMENDASI IMPORTIR TERDAFTAR (IT) BAHAN PERUSAK OZON JENIS HCFC PERSYARATAN PERMOHONAN REKOMENDASI IMPORTIR TERDAFTAR (IT) BAHAN PERUSAK OZON JENIS HCFC A. CARA PENYAMPAIAN DOKUMEN PERMOHONAN 1. Setelah melakukan permohonan melalui aplikasi online, pemohon harus datang

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN SERTIFIKASI KESEHATAN IKAN UNTUK LALULINTAS EKSPOR

STANDAR PELAYANAN SERTIFIKASI KESEHATAN IKAN UNTUK LALULINTAS EKSPOR STANDAR PELAYANAN SERTIFIKASI KESEHATAN IKAN UNTUK LALULINTAS EKSPOR A. Standar Pelayanan Jenis Pelayanan Sertifikasi Kesehatan Ikan Untuk Lalulintas Ekspor NO KOMPONEN URAIAN 1. Dasar Hukum 1. Undang-Undang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32/PERMEN-KP/2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 46/PERMEN-KP/2014 TENTANG PENGENDALIAN MUTU DAN

Lebih terperinci

AUDIT MUTU INTERNAL (AMI)

AUDIT MUTU INTERNAL (AMI) PERENCANAAN, PELAKSANAAN, DAN IMPLEMENTASI AUDIT MUTU INTERNAL (AMI) Selasa - Rabu, 5-6 September 2017 Kantor Penjaminan Mutu Perencanaan 1. Semua kegiatan yang dilakukan sebelum audit mutu internal dilakukan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.26/MEN/2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.26/MEN/2008 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.26/MEN/2008 TENTANG KEWENANGAN PENERBITAN, FORMAT, DAN PEMERIKSAAN SERTIFIKAT KESEHATAN DI BIDANG KARANTINA IKAN DAN SERTIFIKAT KESEHATAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72/PERMEN-KP/2016 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENERBITAN SERTIFIKAT KELAYAKAN PENGOLAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN NOMOR : KEP.076/DJ-P2HP/2011 TENTANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PEINDUSTRIAN. SNI. Industri.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PEINDUSTRIAN. SNI. Industri. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.308, 2009 DEPARTEMEN PEINDUSTRIAN. SNI. Industri. PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 86/M-IND/PER/9/2009 TENTANG STANDAR NASIONAL INDONESIA BIDANG

Lebih terperinci

SISTEM JAMINAN HALAL (S J H)

SISTEM JAMINAN HALAL (S J H) SISTEM JAMINAN HALAL (S J H) 2014 MANUAL SISTEM JAMINAN HALAL [PERUSAHAAN ] Disiapkan oleh, Disahkan oleh, (Ketua Tim Manajemen Halal) (Perwakilan Manajemen) DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 Halaman Pengesahan...

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.29/MEN/2008 TENTANG PERSYARATAN PEMASUKAN MEDIA PEMBAWA BERUPA IKAN HIDUP

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.29/MEN/2008 TENTANG PERSYARATAN PEMASUKAN MEDIA PEMBAWA BERUPA IKAN HIDUP PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.29/MEN/2008 TENTANG PERSYARATAN PEMASUKAN MEDIA PEMBAWA BERUPA IKAN HIDUP MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN BAB XV PENGENDALIAN MUTU SELAMA PROSES KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN, - 1 - PERATURAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 9/PER-BKIPM/2018 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN DI SENTRA PENYEDIA

Lebih terperinci

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DAN LEMBAGA INSPEKSI

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DAN LEMBAGA INSPEKSI KAN 01 Rev. 5 SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DAN LEMBAGA INSPEKSI Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung I BPPT, Lt. 14 Jl. MH Thamrin No. 8, Kebon Sirih,

Lebih terperinci

188/72/KPTS/211.1/2012. Nomor SOP Tgl Pembuatan Tgl revisi Tgl Pengesahan Disahkan oleh Nama SOP 1 OKTOBER OKTOBER 2012

188/72/KPTS/211.1/2012. Nomor SOP Tgl Pembuatan Tgl revisi Tgl Pengesahan Disahkan oleh Nama SOP 1 OKTOBER OKTOBER 2012 Dasar Hukum 1. UU No 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Publik 2. PerKI No 1 tahun 2010 tentang Standar Layanan Publik 3. Permenpan No. PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan SOP Administrasi Pemerintahan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM.63/UM.001/MPEK/2013 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM.63/UM.001/MPEK/2013 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM.63/UM.001/MPEK/2013 TENTANG PENGELOLAAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN NOMOR : PER.09/DJ-P2HP/2010 TENTANG

Lebih terperinci

0 Master 17 Desember 2014

0 Master 17 Desember 2014 0 Master 17 Desember 2014 DAFTAR ISI BAGIAN Halaman LEMBAR PENGESAHAN 1 DAFTAR ISI 2 1 TUJUAN 3 2 RUANG LINGKUP 3 3 DEFINISI 3 4 ACUAN 3 5 PENANGGUNG JAWAB 3 6 6.1 6.2 6.3 6.4 PROSEDUR Penambahan Ruang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.851, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTANIAN. SNI. Gula Putih Pemberlakuan. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68/Permentan/OT.140/6/2013 TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI PERSONEL SPESIALIS SUPLAI AIR & ADVANCED SPESIALIS SUPLAI AIR

SKEMA SERTIFIKASI PERSONEL SPESIALIS SUPLAI AIR & ADVANCED SPESIALIS SUPLAI AIR Approved by RD Page 1 of 6 I. STANDAR ACUAN PT IAPMO Group Indonesia menggunakan beberapa acuan untuk mengembangkan menetapkan skema sertifikasi personel, di mana standar acuan tersebut digunakan sebagai

Lebih terperinci

Penerapan Skema Sertifikasi Produk

Penerapan Skema Sertifikasi Produk Penerapan Skema Sertifikasi Produk Barang Rumah Tangga Lainnya dan Peralatan Komersiel (21.06) Daftar isi 1 Ruang lingkup 2 Acuan Normatif 3 Sistem sertifikasi 4 Definisi 5 Proses sertifikasi 6 Persyaratan

Lebih terperinci

S O P PEMBERIAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

S O P PEMBERIAN SERTIFIKAT KOMPETENSI Halaman : 1 / 10 1 Tujuan : Melakukan pengendalian dan memastikan terlaksananya proses sertifikasi kompetensi sampai dengan pemberian sertifikasi kompetensi kepada peserta 2 Ruang lingkup : Meliputi prosedur

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN PERATURAN NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA SERTIFIKASI CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. bahwa dalam rangka melindungi

Lebih terperinci

REVIEW SISTEM SERTIFIKASI KESEHATAN HASIL PERIKANAN

REVIEW SISTEM SERTIFIKASI KESEHATAN HASIL PERIKANAN Sentul, 12 April 2017 REVIEW SISTEM SERTIFIKASI KESEHATAN HASIL PERIKANAN PUSAT PENGENDALIAN MUTU BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN RUANG LINGKUP I. PENDAHULUAN II. PENERBITAN

Lebih terperinci