BAB I PENDAHULUAN. Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) adalah sebuah organisasi
|
|
- Handoko Halim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) adalah sebuah organisasi wadah berkumpulnya guru atau tenaga kependidikan untuk bekerja sama dan bersama-sama dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam mencapai tujuan mencerdasakan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, sangat dibutuhkan peran pendidik yang profesional. Profesionalisme guru dituntut agar terus menerus berkembang sesuai dengan perkembangan jaman, ilmu pengetahuan, teknologi serta kebutuhan masyarakat termasuk kebutuhan terhadap sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki kapabilitas untuk mampu bersaing baik di forum regional, nasional maupun internasional. Upaya pembangunan pendidikan nasional sangat diperlukan guru dalam jumlah yang memadai dan standar mutu kompetensi profesionalisme yang terjamin. Untuk mencapai jumlah guru profesional yang mencukupi dapat menggerakan dinamika kemajuan pendidikan nasional diperlukan proses yang berkesinambungan, tepat sasaran dan efektif. Proses menuju profesional perlu didukung oleh semua unsur yang terkait dengan guru. Unsur unsur tersebut dapat dipadukan untuk menghasilkan suatu system yang dapat dengan sendirinya bekerja menuju pembentukan guru-guru yang profesional dalam kualitas yang mencukupi. Era reformasi merupakan suatu kurun waktu yang ditandai dengan berbagai perubahan untuk membentuk suatu keseluruh tatanan baru yang lebih baik. Organisasi PGRI belum nampak atau membawa perubahan kompetensinya dalam meningkatkan guru profesional.
2 2 Guru sebagai komponen penting dalam pendidikan belum mendapat perhatian dan perlakuan yang benar. Manajemen guru di Indonesia masih gelap, penuh persoalan. Pembinaan guru baik profesi maupun karir di tingkat kabupaten atau kota belum dilakukan dengan baik. Guru belum optimal memperoleh pembinaan, termasuk peningkatan kompetensinya. Hujatan untuk guru tidak ada dasarnya, banyak guru yang jadi korban politik tempat tumpuhan kesalahan, sejauh mana organisasi PGRI dapat memberikan perlindungan terhadap guru sebagai anggotanya. Di era otonomi daerah, PGRI belum eksis penuh dan menyikapi berbagai permasalahan dan tantangan sesuai dengan tuntutan otonomi daerah, belum mampu menjadi pelopor, teladan dalam mengembangkan jiwa, semangat dan nilai otonomi melalui kinerja organisasi serta melakukan adaptasi dalam aspek struktur, kultur, subtansi dan sumber daya manusia. PGRI di era globalisasi harus membangun kerja sama dengan masyarakat internasional, bagaimana PGRI aktif menyetarakan setara internasional sebagai respons terhadap perkembangan global. Sesuai dengan dinamika dan perubahan-perubahan yang berlangsung, keberadaan PGRI harus dapat memberikan jawaban terhadap masalah-masalah yang timbul. Mampu menyikapi tantangan yang menghadang dan memberikan kontribusi terhadap tuntutan, pemenuhan kebutuhan yang dihadapi bangsa khususnya bidang pendidikan. PGRI mampu melakukan konsolidasi internal, misalnya pada tantangan global, tantangan guru agar dapat beradaptasi secara dinamis untuk menjamin kelangsungan kehidupannya. Tantangan nasional, PGRI dituntut untuk beradaptasi dengan melakukan reformasi secara dinamis dalam segi struktur, kultur, subtansi dan sumber daya
3 3 manusia, sehingga organisasi akan tetap lestari, tanggap terhadap kondisi serta perkembangannya. Pada masa sekarang ini masih sering dijumpai pihak yang memandang PGRI hanya sebagai aspek yang sempit, banyak berkembang persepsi atau pendapat-pendapat yang tidak kondusif terhadap PGRI. Tantangan organisasi harus mampu dijawab untuk mewujudkan dirinya sebagai organisasi pembelajaran, organisasi yang belajar secara berkesinambungan melakukan transformasi kearah yang lebih baik dalam pengelolaan mutu pendidikan. Menurut Ketua Umum PGRI (Sulistyo), jati diri PGRI merupakan urat nadi organisasi, perkembangan dan keberadaan organisasi guru dalam perjalanan bangsa untuk mewujudkan hak azasi guru, sebagai pribadi warga Negara dan pengembang profesi. Sebagaimana telah tercantum dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) PGRI pasal 3, bahwa jati diri PGRI adalah sebagai berikut : 1. PGRI Sebagai Organisasi Profesi. Sebagai organisasi profesi berarti organisasi yang terdiri dari guru dan tenaga kependidikan yang sejawat berkumpul dalam suatu wadah persatuan dan berjuang mewujudkan semua amanat keputusan organisasi, baik yang tersurat maupun yang tersirat sesuai dengan ketentuan atau aturannya. Sebagi organisasi profesi, PGRI mempunyai fungsi sebagai wadah kebersamaan, rasa kesejawatan dalam mewujudkan peningkatan keahlian atau karier untuk menjalankan tugas keprofesiannya secara profesional. 2. PGRI Sebagai Organisasi Perjuangan. Sebagai organisasi pejuangan dalam AD/ART tersirat mengemban amanat dan cita-cita Proklamsi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945,
4 4 menjamin, menjaga, mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan membudayakan nilai luhur Pancasila. Makna dari PGRI merupakan wadah bagi guru-guru dalam memperoleh, mempertahankan, meningkatkan dan membela hak-hak azasinya baik sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara, maupun pemangku profesi keguruan. 3. PGRI Sebagai Organisasi Ketenagakerjaan. Sebagai organisasi ketenagakerjaan adalah menyadari bahwa anggota mempunyai hak untuk bekerja, memilih tempat kerja secara bebas, memperoleh lingkungan kerja yang nyaman, aman serta dilindungi dari hak mendapat upah dan pekerjaan secara adil tanpa diskriminasi. Ketenagakerjaan atau organisasi serikat pekerja adalah suatu organisasi didirikan sendiri oleh anggotanya, dilaksanakan untuk kepentingan anggotanya sendiri tanpa intervensi dari pihak luar. Guru sebagai kelompok tenaga kerja profesional memerlukan jaminan yang pasti menyangkut hukum, kesejahteraan, hak-hak pribadi sebagai warga Negara. PGRI sangat ideal sebagai wadah solusi atas berbagai masalah yang dihadapi guru. PGRI merupakan wahana akselerasi kumpulan guru-guru, dalam upaya meningkatan profesionalisme, sarana perjuangan bersama untuk peningkatan kesejahteraan guru yang bermuara kepada peningkatan kualitas pendidikan nasional. Kualitas pendidikan bukan semata urusan negara, semua elemen bangsa harus turut terlibat dan berpartisipasi secara sinergis, berangkat dari suatu kesadaran serta tanggung jawab kolektif untuk membangun dunia pendidikan bermutu dan berdaya saing tinggi. Keberadaan organisasi PGRI merupakan salah satu elemen masyarakat profesi bidang pendidikan, berada pada suatu ranah strategis ikut berperan aktif
5 5 meningkatkan mutu pendidikan dengan sasaran pada upaya peningkatan profesioanlisme guru (Musaheri :2009). Guru sebagai tenaga pendidik merupakan ujung tombak dan garda terdepan dalam proses pendidikan. Guru dapat berperan secara maksimal menjalankan tugasnya apabila didukung, dibantu, diorganisasikan dalam wadah yang dinamis, independen, dan prospektif untuk menjawab berbagai persoalan serta tantangan masa depan. Namun ironi yang terjadi di kalangan guru dewasa ini, bahwa guru belum mengenal lebih dekat keberadaan PGRI secara umum. Persepsi guru tentang peningkatan derajat dan perubahan nasib guru selama ini, merupakan goodwill dari upaya pemerintah semata, tanpa keterlibatan PGRI. Pemahaman guru hanya sebatas pada potongan gaji setiap bulan sebagai iuran anggota, tanpa memahami atau perduli manfaaf menjadi anggota organisasi. Manfaat yang diperoleh seorang guru sangat substansial untuk kenyamanan dalam pelaksanaan tugas keprofesian guru. Namun hal ini masih belum disadari sebagian guru maupun anggota organisasi, hal tersebut tentu mengecilkan organisasi PGRI maupun bagi guru sendiri. Manfaat substansial yang diperoleh guru diantaranya sebagai berikut : 1. Terpenuhi kepentingan guru yang diamanatkan undang-undang bahwa guru harus tergabung dalam sebuah organisasi profesi independen guna melindungi hak-hak sekaligus wadah kreatif secara aktif bagi kemajuan guru maupun dunia pendidikan pada umumnya, 2. Tersedianya kesempatan luas terhadap akses dan jaringan komunikasi antar sesama guru dari berbagai tingkatan di daerah, sarana sharing
6 6 untuk berbagi pengalaman dalam upaya meningkatkan profesionalisme serta kinerja guru, 3. Tersedianya layanan bantuan hukum dari Lembaga Konsultasi Bantuan Hukum (LKBH), dapat dimanfaatkan ketika guru bersinggungan dengan masalah hukum, berkaitan tugas keprofesian tanpa dipungut biaya, 4. Adanya akses mendapat pesangon dari Yayasan Dana Setia Kawan Pensiun besar disesuaikan dengan pengabdian menjadi pengurus PGRI, 5. Kartu Tanda Anggota dan SK Kepengurusan bagi pengurus PGRI dapat dijadikan sebagai instrumen penambah angka kredit guru atau untuk kepentingan sertifikasi guru, 6. Makin luasnya kesempatan untuk mengikuti berbagai macam kegiatan peningkatan profesionalisme guru yang dilakukan organisasi dari tingkat kepengurusan kecamatan hingga tingkat pusat. Tanpa disadari kenyataan selama ini guru-guru telah menikmati berbagai peningkatan, perbaikan nasib, perkembangan dan kemajuan dunia pendidikan pada umumnya merupakan hasil kegigihan, kerja keras serta perjuangan ulet dilakukan PGRI. Namun belum nampak diimbangi dengan dengan peningktan profesionalnya. Jika ditelusuri lebih jauh, hasil perjuangan bukan guru semata yang memetik perubahan nasib, tetapi PNS lain juga ikut merasakan dampak positif dari regulasi pemerintah. kenaikan gaji untuk semua PNS pada tahun 1999, Lahirnya kebijakan secara bertahap terus berkelanjutan hingga nilainya lebih realistis dan membaik seperti sekarang. Kebijakan tunjangan beras dalam bentuk uang serta luasnya akses penggunaan Asuransi Kesehatan (ASKES) bagi Guru atau PNS pada rumah sakit pemerintah
7 7 maupun swasta, merupakan bukti sebagian hasil kinerjanya (Ichwan, 2010). Melalui berbagai bentuk komunikasi intensif dengan pemerintah pembuat regulasi kebijakan, disetujuhi realisasi peningkatan anggaran pendidikan hingga 20% dari APBN sebagaimana amanat undang-undang. Serta dalam pernyataan resmi Konkernas IV Tahun 2012, PB PGRI mendesak pemerintah untuk mengevaluasi masalah Ujian Nasional dan RSBI. Dalam rangka menjadikan guru profesional, sejahtera yang terlindungi, berbagai upaya telah dilakukan dibawah pimpinan Sulistyo, dengan menggalang kerjasama dan dukungan DPRRI, organisasi guru regional maupun internasional, Kemendikbud Kemenag, Menko Perekonomian, Mabes Polri, pendirian Bank Guru, maupun perusahaan swasta dan berbagai pihak lainnya. Nota kesepahaman (MoU) antara PGRI dengan jajaran direksi maskapai penerbangan Garuda, Merpati, serta Sriwijaya mampu memberikan kemudahan bagi anggota dengan menunjukkan KTA. Hal ini sangat membantu mobilisasi guru masa kini yang dituntut semakin aktif, tanggap, dan cepat dalam merespon dinamika masa depan. Terbitnya Undang- Undang Guru dan Dosen merupakan bentuk riil hasil perjuangannya. Kewajiban pemerintah dalam mengalokasikan anggaran untuk pendidikan sebesar 20% dari ABPN, cukup alot berulang kali diuji materikan oleh Makamah Kontitusi. Pelaksanaan Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan, implementasi Peraturan Pemerintah tentang Guru (nasib guru, peningkatan profesionalisme, dan perlindungan profesi), semua merupakan investasi perjuangan sangat berharga untuk pembangunan pendidikan. Perjuangan terusmenerus secara bertahap membawa dampak perubahan nasib, Permendiknas Nomor 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi Guru, bentuk bukti kepastian hukum
8 8 yang jelas. Kebijakan tersebut secara implementatif dapat dirasakan manfaatnya, melalui pengakuan profesional diiringi dengan tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok setiap bulan, merupakan konsekwensi logis guru bersertifikat pendidik, selalu dituntut untuk meningkatkan profesionalnya. Diakui atau tidak oleh guru, hal tersebut telah teralisasi berkat kegigihan perjuangan organisasi untuk menekan pemerintah. Kondisi riil di lapangan, persepsi guru terhadap keberadaan organisasi PGRI beraneka ragam, seperti Guru PNS maupun Guru Non PNS (Guru Tidak Tetap) atau Guru berstatus honorer, mempunyai persepsi bagaimana pengurus mengenalkan program kerjanya yang dapat menyentuh kepada semua guru di Kota Malang. Guru belum memahami sepenuhnya atau mengenal lebih dekat keberadaan organisasinya, tentu sebuah ironi yang perlu ditelaah lebih mendalam. Wajar jika keberadaan organisasi hanya mampu dikenal dan berdengung di level atas tetapi lemah pada tataran grassroot, yaitu kalangan guru sendiri. Berdasarkan latar belakang tersebut, penelti tertarik untuk melakukan kegiatan penelitian kualitatif diskriptif guna mengungkapkan fenomenafenomena persepsi guru sebagaimana diuraikan diatas. Permasalahan ini akan dirumuskan sebagai kajian menarik dengan harapan dapat memberikan masukan kepada pengurus mulai tingkat ranting hingga kota dalam mengembangkan program kerja dan kegiatan organisasi. B. Rumusan Masalah Keberadaan organisasi PGRI sebagai wadah berhimpunnya guru-guru, selain menjadi media dan alat daya perekat, pemersatu guru, diharapkan mampu menjadi konektor atau penghubung yang efektif dan bermanfaat bagi aspirasi
9 9 kepentingan profesionalieme guru. Dengan tertatanya organisasi yang baik, dapat dikenal oleh anggota baik program kerjanya maupun bentuk perlindungan kepada anggota untuk mewujudkan profesionalisme guru secara terarah, efektif dengan suasana nyaman dan kondusif. Guru berhimpun dalam wadah organisasi profesi merupakan wujud perlindungan jabatan guru. Sehingga guru ada jaminan bantuan hukum secara optimal bagi yang membutuhkan. Tuntutan dan tantangan harus mampu dijawab oleh pengurus organisasi PGRI secara serius dalam berbagai tingkat kepengurusan. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional serta Undang- Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, berimplikasi bukan semakin menguatkan positioning PGRI secara kelembagaan, namun diiringi makin tingginya harapan dan tuntutan masyarakat pendidikan atas peran strategis yang diemban oleh organisasi. Jaringan kepengurusan organisasi begitu luas, mulai kecamatan diseluruh wilayah Indonesia, tentu membutuhkan manajemen pengorganisasian yang tertata dengan rapi dan bersinergi, baik antar kepengurusan di pusat maupun daerah. Apabila tuntutan tersebut mampu dijawab secara implementatif, niscaya keberadaan organisasi PGRI akan memiliki potensi pemberdayaan yang luar biasa bagi kepentingan guru dan dunia pendidikan. Dalam kerangka menafsirkan soliditas PGRI sebagai organisasi wadah guru-guru, pertanyaan awal yang perlu dikemukakan adalah, bagaimana persepsi guru terhadap peran organisasi PGRI? Pertanyaan tersebut perlu diungkap melalui implementasi kinerja atau kegiatan pengurus agar dapat diterima dan dipahami oleh guru pada umumnya. Hal ini masih nampak manakala dijumpai guru menggerutu dan menganggap kegiatan organisasi hanya
10 10 sebatas pihak pemotong gaji mereka untuk iuran anggota. Cara pandang yang sederhana namun memberikan sinyalemen kuat atas rendahnya pemahaman persepsi guru terhadap PGRI dalam menaungi guru di Indonesia. Dengan mengacu pemaparan tersebut di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang perlu diungkapkan dalam penelitian ini, sebagai berikut : 1. Bagaimanakah persepsi guru di Kota Malang terhadap keberadaan PGRI dan program kerjanya? 2. Apakah yang menjadi harapan guru terhadap perjuangan Pengurus PGRI Kota Malang? 3. Bagaimanakah upaya yang dilakukan Pengurus PGRI Kota Malang dalam meningkatkan profesionalisme guru? 4. Bagaimana persepsi guru terhadap perlunya PGRI sebagai wadah untuk media pengembangan profesi guru? C. Tujuan Penelitian. Kemudian berdasarkan rumusan masalah sebagaimana di atas maka tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui persepsi guru di Kota Malang terhadap keberadaan PGRI dan program kerjanya. 2. Mengindentifikasikan yang menjadi harapan guru terhadap perjuangan Pengurus PGRI Kota Malang. 3. Mendiskripsikan upaya yang dilakukan Pengurus PGRI Kota Malang dalam meningkatkan profesionalisme guru. 4. Menguraikan persepsi guru terhadap perlunya PGRI sebagai wadah untuk media pengembangan profesi guru
11 11 D. Kegunaan Penelitian. Hasil kajian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap guru, khususnya pengurus PGRI Kota Malang terkait upaya peningkatan kualitas guru dan kegunaan bagi pihak-pihak sebagai berikut : 1. Penelitian ini dijadikan masukan terkait persepsi guru terhadap PGRI dalam menjalankan program kerjanya yang dapat menyentuh kersejahteraan dan meningkatkan profesionalisme guru. 2. Bagi para pemegang kebijakan, pemerintah dan para pengambil keputusan mempunyai tanggungjawab terhadap kualitas meningkatkan profesionalisme guru, sehingga dampak dari kebijakan dapat digunakan pendekatan pengurus untuk masa depan sesuai dengan perubahan zaman. 3. Bagi para peneliti terutama para pemerhati masalah pendidikan, diharapkan temuan penelitian ini bisa menjadi dasar pengembangan penelitian-penelitian sesuai dengan pendekatan berbeda dan kajian yang lebih mendalam sehingga problem persepsi negatip guru terhadap peran Pengurus PGRI Kota Malang selama ini dapat dipecahkan secara ilmiah. E. Penegasan Istilah Untuk mendapatkan pemahaman tentang Persepsi Guru Terhadap PGRI, perlu pembatasan masalah untuk menghindari kesalah-pahaman terhadap penelitian ini, maka perlu dikemukakan penegasan istilah. Batasan pengertian judul tesis tersebut adalah sebagai berikut :
12 12 1. Persepsi adalah kumpulan sebuah proses saat individu mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti atau pemaknaan atas lingkungan mereka. 2. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal. 3. Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian (expertise) dari para anggotanya. Artinya profesi tidak bisa dilakukan oleh sembarangan orang yang tidak dilatih dan tidak disiapkan secara khusus untuk melakukan pekerjaan itu. 4. Harapan adalah suatu keunginan yang akan dicapai dalam suatu perjuangan atau kebijakan sebagai suatu tujuan. Harapan merupakan pancaran suasana batin atau situasi kemanusiaan yang sedang menantinanti sesuatu yang disenanginya bakal menjadi kenyataan. 5. Kesiapan adalah suatu proses perencanaan langkah-langkah yang diambil dalam melakukan program kerja yang telah ditetapkan. 6. Profesional menunjuk pada dua hal pertama, orang yang menyandang suatu profesi, kedua penampilan seseorang dalam melakukan pekerjaannya yang sesuai dengan profesinya. 7. Guru Profesional adalah guru yang memiliki komoptensi yang disyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Kompetensi meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan profesional, baik bersifat pribadi, sosial maupun akademis.
13 13 8. Proposionalisme adalah paham yang mengajarkan bahwa setiap pekerjaan harus dilakukan oleh orang yang profesional dan yang memiliki profesi. Profesionalisme menunjuk kepada komitmen para anggota suatu profesi untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya dan terus menerus mengembangkan strategi-strategi yang digunakannya dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengan profesinya. 9. Profesionalitas mengacu kepada sikap para anggota profesi terhadap profesinya serta derajat pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki dalam rangka melakukan pekerjaannya. 10. Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) adalah sebuah organisasi wadah berkumpulnya guru atau tenaga kependidikan untuk bekerja sama atau bersama-sama dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. 11. Organisasi Profesi adalah wadah atau sarana perkumpulan yang anggotanya secara khusus memiliki keahlian tertentu, dimana tempat berlangsungnya interaksi dan kegiatan yang dilakukan secara bersamasama atau bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu yang telah disepakati secara kolektif. Dalam penelitian ini penulis, sengaja menfokuskan masalah pada program kerja pengurus PGRI dan aspek kesejahteraan guru, karena selama ini masalah kesejahteraan selalu dijadikan asumsi akan rendahnya kualitas pendidikan dalam hal ini peningkatan profesionalisme guru. Oleh karena itu masalah kesejahteraan guru adalah salah satu permasalahan yang paling esensial dalam meningkatkan kompetensi guru dan kualitas SDM sekaligus motivasi untuk meningkatkan profesionalisme guru.
BAB I PENDAHULUAN. diperlukan kegiatan pendidikan yang mempunyai kemampuan dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam usaha membangun dan mencerdaskan kehidupan bangsa, diperlukan kegiatan pendidikan yang mempunyai kemampuan dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas
Lebih terperinciPENGURUS BESAR IGPKhI SELAKU PIMPINAN MUNAS I IGPKhI Sekretaris Jenderal,
AD/ART IKATAN GURU PENDIDIKAN KHUSUS INDONESIA KEPUTUSAN MUNAS I IKATAN GURU PENDIDIKAN KHUSUS INDONESIA Nomor : 2/MUNAS I/ IGPKhI /I/ 2017 Tentang : ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IGPKhI DENGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adanya Undang-undang Guru dan Dosen. Guru bertanggung jawab mengantarkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beban tugas guru pada saat ini semakin berat, terutama jika dibandingkan sebelum adanya Undang-undang Guru dan Dosen. Guru bertanggung jawab mengantarkan siswanya untuk
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR KORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR KORPS PEGAWAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pembinaan jiwa korps bagi anggota Korps
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad 21 ini adalah bagaimana menyiapkan manusia Indonesia yang cerdas, unggul dan berdaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Hasanah Ratna Dewi, 2015
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Perjalanan sejarah hidup umat manusia tidak terlepas dari proses pendidikan yang menjadi salah satu kebutuhan dari setiap manusia. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di negara kita tidak ketinggalan dengan negara lain. anak didik agar mampu mengembangkan kemampuannya secara optimal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu bagian yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia, baik itu sebagai kebutuhan pribadi, kebutuhan sosial maupun dalam kehidupan
Lebih terperinci2017, No di bidang arsitektur, dan peningkatan mutu karya arsitektur untuk menghadapi tantangan global; d. bahwa saat ini belum ada pengaturan
No.179, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA ORGANISASI. Arsitek. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6108) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG
Lebih terperinciPROGRAM KERJA JANGKA PANJANG DAN JANGKA PENDEK POS BANTUAN HUKUM ADVOKAT INDONESIA (POSBAKUMADIN)
PROGRAM KERJA JANGKA PANJANG DAN JANGKA PENDEK 2015-2018 POS BANTUAN HUKUM ADVOKAT INDONESIA (POSBAKUMADIN) 1. PENGERTIAN : BAB I PENDAHULUAN a. Program Umum ini dibuat dengan tujuan antara lain bahwa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dunia pendidikan sedang diguncang oleh berbagai perubahan seperti
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia pendidikan sedang diguncang oleh berbagai perubahan seperti adanya tuntutan dan kebutuhan masyarakat, serta ditantang untuk dapat menjawab berbagai permasalahan
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG ARSITEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG ARSITEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa arsitek dalam mengembangkan diri memerlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan hal penting dalam komunikasi sosial. Manusia sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak sejarah manusia lahir mewarnai rutinitas kegiatan dunia ini, pendidikan merupakan hal penting dalam komunikasi sosial. Manusia sebagai khalifah yang menjadi pemimpin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan sekaligus membuka peluang-peluang baru bagi pembangunan ekonomi dan sumber daya manusia Indonesia
Lebih terperinciGARIS-GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER
GARIS-GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER I. PENDAHULUAN 1. Pengertian Garis-garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) adalah garis-garis besar sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. formal atau nonformal. Kedua pendidikan ini jika ditempuh dan dilaksanakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kunci untuk mencapai kesejahteraan, tentunya langkah utama harus diawali dengan belajar lebih giat baik melalui pendidikan formal atau
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. Republik Indonesia. Suasana keterbukaan pasca pemerintahan Orde Baru
1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Masalah Era reformasi membawa banyak perubahan pada hampir segala bidang di Republik Indonesia. Suasana keterbukaan pasca pemerintahan Orde Baru menyebabkan arus informasi
Lebih terperinciNUR ENDAH APRILIYANI,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fenomena globalisasi membuahkan sumber daya manusia yang menunjukkan banyak perubahan, maka daripada itu dalam menghadapi era globalisasi seperti sekarang
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLUNGKUNG, Menimbang : a. bahwa bidang pendidikan merupakan
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Dalam bab ini membahas hasil penelitian Peran dan Fungsi Komite Sekolah Dalam Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan di Sekolah (Studi Kasus di SMK Negeri 1 Terbanggi Besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nasional (RPJMN) tahun , program reformasi birokrasi dan tata kelola
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagaimana telah tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2010-2014, program reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor utama dalam membentuk pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif.
Lebih terperinciKEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Dalam dunia pendidikan, dua komponen yang tidak bisa dipisahkan agar dapat terjalin hubungan timbal balik yang baik, yakni pengajar yang dalam hal ini berperan guru/dosen dan
Lebih terperinci2017, No di bidang arsitektur, dan peningkatan mutu karya arsitektur untuk menghadapi tantangan global; d. bahwa saat ini belum ada pengaturan
No.179, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA ORGANISASI. Arsitek. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6108) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. antara lain dengan data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan ujung tombak dalam mempersiapkan generasi yang handal, karena pendidikan diyakini dapat mendorong memaksimalkan potensi siswa. Melalui
Lebih terperinciANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa Bangsa Indonesia telah berhasil merebut kemerdekaan dari penjajah, dan oleh karena itu adalah kewajiban segenap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Guru merupakan salah satu elemen penting dalam dunia pendidikan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Guru merupakan salah satu elemen penting dalam dunia pendidikan, mereka tidak hanya berperan memberikan pengajaran pada siswa tetapi juga menunjukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dinyatakan bahwa salah satu tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah mencerdaskan
Lebih terperinciUNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG KEPEMUDAAN Menimbang DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, : a. bahwa dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia sejak
Lebih terperinci3. Mewujudkan kesejahteraan, penghargaan, pengayoman dan perlindungan hukum untuk meningkatkan harkat dan martabat anggota 4.
Eksistensi KORPRI Dalam Meningkatkan Pelayanan Kepada Masyarakat Sejalan Dengan Amanat UU Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) Oleh : Failasufah, S.Pd Perkenalan pertama saya dengan KORPRI
Lebih terperinciPENERAPAN GOOD GOVERNANCE
PENERAPAN GOOD GOVERNANCE DALAM TATA KELOLA PENYELENGGARAAAN DAN PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI SWASTA YANG BERBASIS PELAYANAN Oleh Dr. I Nyoman Gede Remaja, S.H., M.H. 3 Abstrak: Dalam era globalisasi yang
Lebih terperinciETIKA PROFESI GURU TIK
ETIKA PROFESI GURU TIK Asep Herry Hernawan Prodi TP FIP UPI ETIKA (Ethics) Nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya SISTEM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang- Undang Dasar 1945 adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
Lebih terperinciPENGELOLAAN KKG DI GUGUS SULTAN AGUNG DABIN 6 KARANGRAYUNG
PENGELOLAAN KKG DI GUGUS SULTAN AGUNG DABIN 6 KARANGRAYUNG RINGKASAN TESIS Diajukan kepada Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Lebih terperinciBAB III VISI DAN MISI PEMBANGUNAN PROVINSI JAMBI TAHUN
BAB III VISI DAN MISI PEMBANGUNAN PROVINSI JAMBI TAHUN 2005 2025 3.1. Visi Pembangunan Dengan memperhatikan situasi dan kondisi Provinsi Jambi pada masa lalu dan saat ini, tantangan yang dihadapi dalam
Lebih terperinciKODE ETIK DAN PERATURAN DISIPLIN KARYAWAN IKIP VETERAN SEMARANG. BAB I Ketentuan Umum
KODE ETIK DAN PERATURAN DISIPLIN KARYAWAN IKIP VETERAN SEMARANG BAB I Ketentuan Umum Pasal 1 1. Karyawan adalah setiap pegawai IKIP Veteran Semarang baik sebagai tenaga administrasi maupun tenaga penunjang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kedudukan negara Indonesia yang terdiri dari banyak pulau dan Daerah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kedudukan negara Indonesia yang terdiri dari banyak pulau dan Daerah mengharuskan untuk diterapkannya kebijakan otonomi daerah. Meskipun dalam UUD 1945 disebutkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pendidikan yang dilakukan pemerintah saat ini sangatlah
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan pendidikan yang dilakukan pemerintah saat ini sangatlah pesat mengingat perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi dunia yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi sekarang ini terlihat sangat pesat. Perkembangan ini tidak hanya melahirkan era informasi global tetapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia merupakan suatu sistem pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
Lebih terperinciKEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH No. 397/F/Unbrah/VIII/2013 KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH No. 397/F/Unbrah/VIII/2013 Tentang KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH Menimbang : a. bahwa Universitas Baiturrahmah
Lebih terperinciPENDIDIKAN, GURU, DAN PAYUNG HUKUMNYA
PENDIDIKAN, GURU, DAN PAYUNG HUKUMNYA (Sumber: dokumen pribadi) Guru yang sedang-sedang saja memberitahukan. Guru yang baik menjelaskan. Guru yang ulung mendemonstrasikan. Dan mahaguru itu menginspirasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan sumber daya yang dimilikinya. Baik sumber daya materil
1 BAB I PENDAHULUAN A. Identifikasi Masalah 1. Latar Belakang Dalam menghadapi perkembangan abad 21 semua organisasi dituntut untuk meningkatkan sumber daya yang dimilikinya. Baik sumber daya materil dan
Lebih terperinciPEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KOORDINASI PENYULUHAN
- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KOORDINASI PENYULUHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,
Lebih terperinciASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA
Lampiran Keputusan Munas IV Asosiasi BP PTSI Nomor: 07/MUNAS-IV/2017 ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA ANGGARAN DASAR ASOSIASI BP PTSI PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya tugas mendidik
Lebih terperinciA. LATAR BELAKANG PENELITIAN
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh pelbagai faktor, dan salah satu yang paling menentukan ialah pendidikan. Kualitas pendidikan sangat berpengaruh terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi Bangsa Indonesia adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi Bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Teras, 2009), hlm Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam: Konsep, Strategi dan Aplikasi, (Yogyakarta:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan zaman, lembaga pendidikan menjadi semakin berkembang dan berkualitas, madrasah merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam di Indonesia.
Lebih terperinci1 Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan proses yang berkesinambungan dan mencakup seluruh aspek kehidupan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam proses pembangunan
Lebih terperinciKODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH
KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH RIAU UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHH RIAU 2011 VISI Menjadikan Universitas Muhammadiyah Riau sebagai lembaga pendidikan tinggi yang bermarwah dan bermartabat dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hanya manusia yang berkualitas saja yang mampu hidup di masa depan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bagi suatu bangsa, peningkatan kualitas pendidikan sudah seharusnya menjadi prioritas pertama. Kualitas pendidikan sangat penting artinya, sebab hanya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dasar sekaligus kekayaan suatu bangsa, sedangkan sumber-sumber modal dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah faktor penting untuk mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Pendidikan juga merupakan sarana strategis guna peningkatan mutu sumber
Lebih terperinci2. Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik.
A. Rasional Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 2 ayat (2) tentang Standar Nasional Pendidikan menyatakan bahwa penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan yang sesuai dengan Standar Nasional
Lebih terperinciSAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PEMBUKAAN SOSIALISASI PERKUATAN DAN PENGEMBANGAN WAWASAN KEBANGSAAN DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT
1 SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PEMBUKAAN SOSIALISASI PERKUATAN DAN PENGEMBANGAN WAWASAN KEBANGSAAN DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT Yang saya hormati: Tanggal, 19 Juni 2008 Pukul 08.30 W IB
Lebih terperinciBAB VI P E N U T U P
244 BAB VI P E N U T U P A. Kesimpulan Menyimak hasil penelitian dan setelah melalui langkah analisis berkenaan dengan Problematika Penyelenggaraan Supervisi Pendidikan Islam pada Madrasah di Era Otonomi
Lebih terperinciA. LATAR BELAKANG...1 B. LANDASAN HUKUM...1 C. TUJUAN...2 D. KERANGKA PROGRAM...2
PEDOMAN PELAKSANAAN PENYALURAN TUNJANGAN PROFESI TAHUN 2009 DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2009 KATA PENGANTAR Undang-Undang Republik
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,
PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 1 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DEWAN PENGURUS KORPS PEGAWAI NEGERI SIPIL REPUBLIK INDONESIA PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciKeputusan Rektor Universitas Sumatera Utara Nomor : 1180/H5.1.R/SK/SDM/2008 Tentang Kode Etik dan Peraturan Disiplin Pegawai Universitas Sumatera
i KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NOMOR: 1180/H5.1.R/SK/SDM/2008 TENTANG KODE ETIK DAN PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS SUMATERA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan
1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan Indonesia jangka panjang yaitu Indonesia yang maju dan mandiri, adil dan demokratis, serta
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan data penelitian dan hasil analisis yang
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan data penelitian dan hasil analisis yang diuraikan pada Bab IV, maka dapat diambil kesimpulan bahwa : 1. Terdapat hubungan positif yang erat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif.
Lebih terperinciPROGRAM I-MHERE. INDONESIA-Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) Project Sub Component B.2a DOKUMEN
PROGRAM I-MHERE INDONESIA-Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) Project Sub Component B.2a DOKUMEN Kode Etik dan Peraturan Disiplin Dosen Universitas Negeri Makassar Dokumen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah mempercepat pencanangan millenium development goals,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pemerintah telah mempercepat pencanangan millenium development goals, yang semula dicanangkan tahun 2020 dipercepat menjadi 2015. Millenium development
Lebih terperinciKeputusan Rektor Universitas Sumatera Utara Nomor : 1179/H5.1.R/SK/SDM/2008 Tentang Kode Etik dan Peraturan Disiplin Dosen Universitas Sumatera
i KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NOMOR: 1179/H5.1.R/SK/SDM/2008 TENTANG KODE ETIK DAN PERATURAN DISIPLIN DOSEN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS SUMATERA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemangku kepentingan (stakeholders), baik dari pihak pemerintah maupun
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama pendidikan adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia sebagai upaya untuk mencapai kesejahteraan lahir dan batin. Untuk itu masalah pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan proses perubahan kearah yang lebih baik, mencakup seluruh dimensi kehidupan masyarakat suatu daerah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan
Lebih terperinciLAPORAN SINGKAT PANJA RUU APARATUR SIPIL NEGARA KOMISI II DPR RI
TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri) LAPORAN SINGKAT PANJA RUU APARATUR SIPIL NEGARA KOMISI II DPR RI (Bidang Pemerintahan Dalam Negeri dan Otonomi Daerah, Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kepemiluan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa. Hal ini bersentuhan dengan Undang - undang Nomor 20 Tahun 2003
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor penting dalam proses kemajuan suatu bangsa. Hal ini bersentuhan dengan Undang - undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Lebih terperinciBAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN V.1. Visi Menuju Surabaya Lebih Baik merupakan kata yang memiliki makna strategis dan cerminan aspirasi masyarakat yang ingin perubahan sesuai dengan kebutuhan, keinginan,
Lebih terperinciANGGARAN DASAR HIMPUNAN PENGEMBANGAN JALAN INDONESIA MUKADIMAH
ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PENGEMBANGAN JALAN INDONESIA MUKADIMAH Bahwa sesungguhnya pengabdian kepada bangsa dan negara adalah kewajiban setiap warga negara Indonesia yang harus dilaksanakan dan dikembangkan
Lebih terperinciStrategi Pengembangan Sekolah Efektif untuk Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi
Strategi Pengembangan Sekolah Efektif untuk Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi Tjondro Indrasutanto Abstrak. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2012
1 PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PROVINSI SULAWESI SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Hampir semua negara
Lebih terperinciNo Indonesia. Selain itu, hasil karya Arsitektur dapat mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan. Dalam melakukan kegiat
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I No.6108 ORGANISASI. Arsitek. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 179) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG
Lebih terperinciBAB II PERENCANAAN KINERJA
BAB II PERENCANAAN KINERJA B adan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Probolinggo menjalankan amanat Misi Kedua dari RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2013 2018 yaitu MEWUJUDKAN MASYARAKAT
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA
PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA I. UMUM Dalam rangka mencapai tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam alinea ke-4 Pembukaan Undang-Undang
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGESAHAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGESAHAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan
Lebih terperinciTAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI
No. 5494 TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI ADMINISTRASI. Kepegawaian. Aparatur Sipil Negara. Manajemen. Pencabutan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG
Lebih terperinciPOSDAYA BERSERI DUSUN I
CONTOH ANGGARAN DASAR POSDAYA BERSERI DUSUN I DESA BAJONG, KEC. BUKATEJA, KAB. PURBALINGGA Logo Perguruan Tinggi Logo Pemerintah Daerah MUKADIMAH Keluarga sebagai bagian integral dari Masyarakat Indonesia
Lebih terperinciKONSEP DASAR PROFESIONALISME PENDIDIKAN BAGIAN 1. Oleh Hermi Yanzi, S.Pd., M.Pd.
KONSEP DASAR PROFESIONALISME PENDIDIKAN BAGIAN 1. Oleh Hermi Yanzi, S.Pd., M.Pd. Mengapa Semua Orang menginginkan layanan yang profesional Oleh Hermi Yanzi, S.Pd., M.Pd. PROFESI KEGURUAN DALAM MENGEMBANGKAN
Lebih terperinciPENTINGNYA PEMIMPIN BERKARAKTER PANCASILA DI KALANGAN GENERASI MUDA
PENTINGNYA PEMIMPIN BERKARAKTER PANCASILA DI KALANGAN GENERASI MUDA (Makalah Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas MK Pendidikan Pancasila) Dosen : Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma. Disusun Oleh: Nama : WIJIYANTO
Lebih terperinciKODE ETIK PNS TENAGA KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS ANDALAS SK REKTOR NOMOR : 24 TAHUN 2012)
KODE ETIK PNS TENAGA KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS ANDALAS SK REKTOR NOMOR : 24 TAHUN 2012) UNIVERSITAS ANDALAS PADANG OKTOBER, 2012 PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS ANDALAS NOMOR 24 TAHUN 20I2 TENTANG KODE ETIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lembaga pendidikan. Pendidikan bermutu di era global dituntut akrab dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dunia saat ini terkesan telah menjadi sebuah pasar global, bukan hanya untuk barang dan jasa melainkan juga untuk penyediaan modal dan teknologi. Globalisasi
Lebih terperinciPENGURUS PUSAT PERHIMPUNAN ERGONOMI INDONESIA INDONESIAN ERGONOMIC SOCIETY
ANGGARAN RUMAH TANGGA Mukadimah Bahwa hakikat pembangunan Nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. dan telah ditekadkan oleh bangsa Indonesia sebagai tujuan dasar dari upaya-upaya pembangunan
Lebih terperinciBUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG
BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG PENDIDIKAN GRATIS DAN MEKANISME PENGGALIAN SUMBANGAN SUKARELA DARI MASYARAKAT KATEGORI MAMPU DALAM IKUT MEMBANTU PEMBIAYAAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-21 dunia pendidikan Indonesia dibuat heboh. Hal tersebut bukan disebabkan kehebatan mutu pendidikan nasional tetapi lebih banyak disebabkan
Lebih terperinciPENDIDIKAN PROFESI GURU ( PPG ) SEBUAH CATATAN PENINGKATAN KUALITAS GURU
PENDIDIKAN PROFESI GURU ( PPG ) SEBUAH CATATAN PENINGKATAN KUALITAS GURU Oleh : Dwi Yunanto Abstrak Pendidikan di Indonesia pada umumnya di artikan sebagai sebuah proses untuk memanusiakan manusia, sebagaimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan sarana yang dapat mempersatukan setiap warga negara menjadi suatu bangsa. Melalui pendidikan setiap peserta didik difasilitasi, dibimbing
Lebih terperinciPROGRAM I-MHERE. INDONESIA-Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) Project Sub Component B.2a DOKUMEN
PROGRAM I-MHERE INDONESIA-Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) Project Sub Component B.2a DOKUMEN Kode Etik dan Peraturan Disiplin Pegawai Universitas Negeri Makassar Dokumen
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: Mengingat: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian Badan Usaha Milik Negara dalam Undang-Undang Nomor. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara, adalah badan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) a. Pengertian Badan Usaha Milik Negara Pengertian Badan Usaha Milik Negara dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebutkan bahwa Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kesehatan merupakan kebutuhan dasar manusia yang sangat penting untuk dapat hidup layak dan produktif. Keterjaminan pelayanan kesehatan merupakan salah satu hak dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aspek yang paling utama dalam menghadapi era globalisasi dimana keberhasilan suatu bangsa dalam melaksanakan
Lebih terperinciRAPAT PIMPINAN NASIONAL PERKUMPULAN ADVOKAT INDONESIA 2016
KEPUTUSAN RAPIMNAS DAN RAKERNAS PERKUMPULAN ADVOKAT INDONESIA (PERADIN) 2016 Nomor : 01/RAPIMNAS.RAKERNAS/PERADIN/IX/2016 tentang TERTIB ORGANISASI DAN ADMINISTRASI DALAM RANGKA PENEGAKAN DISIPLIN DAN
Lebih terperinciANGGARAN DASAR SERIKAT PEKERJA PT INDOSAT BAB I NAMA, SIFAT, JANGKA WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN. Pasal 1 Nama
ANGGARAN DASAR SERIKAT PEKERJA PT INDOSAT BAB I NAMA, SIFAT, JANGKA WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 Nama Serikat ini bernama Serikat Pekerja PT Indosat (Persero) Tbk disingkat SP Indosat. Pasal 2 Sifat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha secara sadar yang sengaja dirancang untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha secara sadar yang sengaja dirancang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas
Lebih terperinciGURU HONORER ANTARA TANTANGAN DAN HARAPAN
GURU HONORER ANTARA TANTANGAN DAN HARAPAN Menjadi guru adalah dambaan banyak orang, profil cerdas yang mengetahui banyak hal, gudangnya ilmu, sumber pengetahuan dan memiliki sifat baik hati, suka menolong,
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON
LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 3 SERI E TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIREBON, Menimbang Mengingat : a. bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan strategis dalam pembangunan nasional karena merupakan salah satu penentu kemajuan bagi suatu negara (Sagala, 2006).
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinci